Penyakit Computer Visioan Syndrom

25
PENYAKIT COMPUTER VISIOAN SYNDROM (CVS) MAKALAH diajukan untuk memenuhi tugas harian mata kuliah kesehatan dan keselamatan kerja semester II Disusun Oleh : KELOMPOK NAMA : NIM : 1. INDAH WULAN ANGGRIANI 133313010014 2. NICO DELTA GINTING 133313010015 3. ASMARODHI 133313010013 4. IRMA YULIANA PANJAITAN 133313010016 UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

description

public health

Transcript of Penyakit Computer Visioan Syndrom

PENYAKIT COMPUTER VISIOAN SYNDROM (CVS)MAKALAHdiajukan untuk memenuhi tugas harian mata kuliah kesehatan dan keselamatan kerja semester II

Disusun Oleh :KELOMPOK

NAMA :NIM :1. INDAH WULAN ANGGRIANI 1333130100142. NICO DELTA GINTING1333130100153. ASMARODHI1333130100134. IRMA YULIANA PANJAITAN133313010016

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIAFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT2014

Kata PengantarPuji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena berkat lim pahan dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang ini .Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Prima Indonesia khususnya mata kuliah kesehatan dan keselamatan kerja.Dengan selesainya makalah ini, tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut memberikan pemikiran dan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya..Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis berharap masukan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah ini dan menjadi pelajaran bagi penulis sehingga mampu menyajikan yang lebih baik untuk masa yang akan datang.Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini ada manfaatnya baik itu bagi penulis dan para mahasiswa/i yang membaca serta membutuhkan informasi tentang judul makalah ini.

DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR .i2. DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATARBELAKANG 11.2 TUJUAN..11.3 MANFAAT.2BAB II LANDASAN TEORI2.1 LANDASAN TEORY TENTANG K332.2 LANDASAN TEORY PAK5

BAB IIIPEMBAHASAN3.1 PENGERTIAN COMPUTER VISIOAN SYNDROM (CVS).73.2 GEJALA CVS83.3 PENCEGAHAN CVS.93.4 ORANG YANG RENTANG TERKENA CVS.93.5 DIAGNOSIS93.6 PENYEBAB TERKENA CVS.11 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN4.1 KESIMPULAN .134.2 SARAN 13DAFTAR PUSTAKA .14

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGDi Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung pada tanggal 27 Oktober tercatat ada 24.993 penderita Computer vision Syndrom, atau iritasi mata akibat sering menggunakan computer. Gejala yang timbul adalah mata merah, berair, atau mata kering, yang kemudian akan terjadi kelelahan mata, yaitu mata terasa letih, kelopak mata atau dahi terasa berat, selain itu sulit focus, dan diiringi dengan sakit kepala.Iritasi tersebut disebabkan karena frekuensi berkedip yang menurun akibat menggunakan computer dalam waktu yang sangat lama, dan pengaturan cahaya pada computer yang salah.Selain itu juga dipengaruhi oleh sinar yang berbahaya untuk mata pada cahaya computer. Penyakit akibat kerja ini banyak diderita pada pekerja yang selalu berinteraksi dengan computer.Oleh karena itu dengan tema penyakit akibat kerja, penulis membahas tentang iritasi mata yang di sebabkan selalu mengoperasikan computer, terutama pekerja yang berinteraksi dengan computer.

1.2 TUJUAN 1. Untuk Mengetahui definisi dari Penyakit Akibat Kerja2. Untuk mengetahui gejala gejala CVS3. Untuk mengetahiu siapa saja dapat terjadi penyakit akibat kerja.4. Untuk Mengetahui Tindakan yang harus dilakukan pada pencegahan, pengobatan,5. pemulihan pada penyakit akibat kerja.

1.3 MANFAAT PENYAKIT AKIBAT KERJADapat memberikan penjelasan yang lebih jelas kepada pekerja di sector mana saja, apa yang dimaksud dengan penyakit akibat kerja. Pekerja atau kariyawan di perusaah atau instansi lain dapat melakukan pencegahan, pengobatan, dan pemulihan pada penyakit akibat kerja. Pekerja atau kariyawan lebih mengetahui tentang apa saja yang haus dipakai saat bekerja dimulai, sebagai alat pelindung diri Pekerja atau kariyawan lebih tau apakah pekerjaannya dapat menimbulkan sebuah penyakit akibat kerja,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Secara Umum

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Industri

Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.Keselamatan kerja sama dengan Hygiene Perusahaan.Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut : a. Sasarannya adalah manusiab. Bersifat medis.Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1993).Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :a. Sasarannya adalah lingkungan kerjab. b. Bersifat teknik.Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya) bermacam- macam ; ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational Safety and Health. 3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah SakitKeselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumahsakit dan fasilitas medis lainnya perlu di perhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja disana perlu dilaksanakan, seperti misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga concern keselamatan dan hak-hak pasien, yang masuk kedalam program patient safety.

2.2 LANDASAN TEORI PENYAKIT AKIBAT KERJAPenyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease.Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (UU Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23). WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja:1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma Bronkhogenik.3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya, misalnya asma.

Pada simposium internasional mengenai penyakit akibat hubungan pekerjaan yang diselenggarakan oleh ILO (International Labour Organization) di Linz, Austria, dihasilkan definisi menyangkut Penyakit Akibat Kerja sebagai berikut:

Penyakit Akibat Kerja Occupational DiseaseAdalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui.

Penyakit yang Berhubungan dengan Pekerjaan Work Related DiseasAdalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi kompleks

Penyakit yang Mengenai Populasi Kerja Disease of Fecting Working PopulationsAdalah penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab ditempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatanKeberhasilan identifikasi Penyakit Akibat Kerja diberbagai kelompok pekerjaan tergantung dari riwayat pasien secara keseluruhan. Untuk mempertegas diperlukan pemeriksaan laboratorium (bio monitoring dan tes klinik), penilaian paparan lingkungan secara tepat dengan memperhatikan legalitas, etika dan faktor sosioekonomi.

Beberapa penyakit akibat kerja adalah sebagai berikut :1. Penyakit Saluran Pernafasan2. Penyakit Kulit3. Kerusakan Pendengaran4. Gejala pada Punggung dan Sendi.5. Kanker6. Coronary Artery Disease 7. Penyakit Liver8. Masalah NeuropsikiatrikPenyebab beberapa penyakit tersebut timbul karena suatu faktor, tergantung pada bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja, sehingga tidak mungkin disebutkan satu per satu. Pada umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan:1. Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.2. Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas, larutan, awan atau kabut.3. Golongan biologis : bakteri, virus atau jamur4. Golongan fisiologis : biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan cara kerja

BAB IIIPEMBAHASAN3.1 Pengertian Computer Vision Syndrome (CVS)Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh The Journal of Epidemiology and Community Health mengambil sample basil pemeriksaan mata 10.000 pekerja. Pekerjaan ini dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan waktu yang dihabiskan didepan komputer pada saat bekerja maupun pada saat berada di rumah. Hal lain yang juga dipertimbangkan adalah lamanya pemakaian komputer dalam tahun. Hasilnya adalah pengguna berat komputer memiliki kelainan penglihatan, termasuk didalamnya miopi dan glaucoma, sehingga dapat diketahui penggunaan komputer yang berat memiliki hubungan langsung dengan timbulnya miopi dan glaucoma.Saat komputer beroperasi, terdapat sinar biru yang memancar bersama cahaya dari monitor computer. Sinar tersebut adalah sinar biru. Sinar biru adalah sinar dengan panjang gelombang 400-500 nm (nanometer). Sumber terdekatnya adalah lampu neon, layar televisi serta computer. Jika seorang pekerja yang tempat kerjanya di bagian yang selalu berinteraksi dengan computer, maka secara tidak langsung pekerja tersebut selalu terkontaminasi dengan sinar biru dari pancaran cahaya layar computer. Dan bagian tubuh pekerja yang pertama terkena sinar biru tersebut adalah mata pekerja. Bagian mata, yaitu pupil.Yang bertugas untuk mengatur ketajaman cahaya yang masuk ke mata, jika secara terus- menerus pupil tidak akan mampu untuk mengatur cahaya yang masuk. Jika sudah terjadi seperti itu, maka cahaya yang masuk ke dalam mata mengandung sinar biru, yang sangat membahayakan mata.Jika mata pekerja secara terus-menerus terkontaminasi sinar biru , maka pekerja akan merasa panas, kerning, sakit punggu. Keluhan itu merupakan keluhan dari penyakit radiasi yang berefek pada mata.radiasi sendiri adalah salah satu aspek dari pencemaran fisik yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan mahkluk hidup lainnya.

COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) adalah dampak negatif akibat pemakaian komputer yang berlebihan. 75% pengguna komputer (rata-rata 6-9 jam sehari) mengalami CVS (America Optometric Association)Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh The Journal of Epidemiology and Community Health mengambil sample basil pemeriksaan mata 10.000 pekerja. Pekerjaan ini dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan waktu yang dihabiskan didepan komputer pada saat bekerja maupun pada saat berada di rumah. Hal lain yang juga dipertimbangkan adalah lamanya pemakaian komputer dalam tahun. Hasilnya adalah pengguna berat komputer memiliki kelainan penglihatan, termasuk didalamnya miopi dan glaucoma, sehingga dapat diketahui penggunaan komputer yang berat memiliki hubungan langsung dengan timbulnya miopi dan glaucoma.3.2 Gejala :

Gejala ComputerVision Syndrome

1. Gangguan Mata (terasa panas, penglihatan buram, lambat perubahan fokus mata, sensitif karena silau, mata gatal, mata kering, mata merah, iritasi mata, mata lelah/astenopia)2. Sakit Kepala (terutama dahi dan kiri/kanan kepala)3. Nyeri otot punggung, leher, bahu atas, dan lengan atas4. Kehilangan keseimbangan5. Jari tangan terasa kaku

3.3 Pencegahan :

Istirahat berkala (max tiap 4 jam) guna merelaksasi akomodasi mata Lakukan lubrikasi saat mata terasa kering Penderita kelainan refraksi (pengguna kacamata) pilih ukuran dan bentuk kacamata yang sesuai Atur cahaya ruangan untuk memperjelas tampilan pada layar komputer Posisi monitor komputer ditata secara ergonomis (Posisi atas monitor sejajar / horizontal dengan pandangan mata) Jarak layar dengan mata 30-70 cm Letak bagian tengah layar 10-20 derajat (5-6 inci) di bawah garis pandang mata Duduk tegak dan nyaman3.4 Orang yang rentan terkena CVSCVS biasanya dialami oleh pekerjaan (profesi) yang tidak terlepas dari penggunaan komputer misalnya sekretaris, operator (termasuk Admin Kompasiana nih) dan programmer komputer. Selain itu penggemar internet (blogger/netizen), dan kalangan pelajar atau mahasiswa juga rentan mengalami sindrom ini.3.5 DiagnosisComputer Vision Syndrome dapat didiagnosis melalui pemeriksaan mata yang komprehensif. Pengujian, dengan penekanan khusus pada persyaratan visual pada jarak komputer bekerja, mungkin termasuk: Riwayat Pasien untuk menentukan gejala pasien mengalami dan adanya masalah kesehatan umum, obat-obatan yang diambil, atau faktor lingkungan yang mungkin berkontribusi terhadap gejala yang berhubungan dengan penggunaan komputer. Pengukuran ketajaman visual untuk menilai sejauh mana visi mungkin akan terpengaruh. Kelainanrefraksi untuk menentukan kekuatan lensa yang sesuai yang diperlukan untuk mengkompensasi kesalahan bias (rabun jauh, rabun dekat atau astigmatisme). Pemeriksaan fokus mata, bergerak dan bekerja sama. Dalam rangka untuk mendapatkan gambar, jelas tunggal apa yang sedang dilihat, mata efektif harus mengubah fokus, bergerak dan bekerja bersama-sama. Tes ini akan mencari masalah yang menjaga mata Anda dari fokus secara efektif atau membuat sulit untuk menggunakan kedua mata bersama-sama. Tes ini dapat dilakukan tanpa menggunakan obat tetes mata untuk menentukan bagaimana mata merespon dalam kondisi melihat normal. Dalam beberapa kasus, seperti ketika beberapa kekuatan mata fokus mungkin tersembunyi, tetes mata dapat digunakan. Mereka sementara menjaga mata dari mengubah fokus saat uji coba dilakukan. Menggunakan informasi yang diperoleh dari tes ini, bersama dengan hasil tes lain, dokter mata Anda dapat menentukan apakah Anda memiliki gejala Computer Vision Syndrome dan memberitahu Anda tentang pilihan pengobatan.

Radiasi dari sinar biru computer. yang berefek pada mata salah satunya adalah, gejala Computer Vision Syndrome (CVS). CVS adalah keluhan-keluan atau gejala pada mata, kepala, dan tulang punggung yang disebabkan oleh efek penyinaran pada aktivitas computer empat sampai enam jam setiap harinya. Sudut pandangan kearah computer yang tidak pas, bagian atas layar computer yang tidak sejajar dengan mata, tidak sesuainya tingkat terang gelap layar, dan biasanya ada pantulan yang menyilaukan dari sumber cahaya lain, merupakan hal lain yang juga mengontribusi adanya CVS. Lingkungan kerja juga sangat memicu gejala CVS. Misalnya, posisi layar computer yang terlalu tinggi, kursi kerja yang tidak ergonomis.Pekerja yang mengharuskan untuk selalu bernteraksi dengan computer, dapat mencegah terjadinya CVS, salah satunya adalah menggunakan alat pelindung diri saat bekerja. Alat dari pelindung diri untuk pekerja yang menghadapi layar computer, bisa dengan menggunakan kacamata anti radiasi, atau kacamata biasa, yang dapat mencega banyak sinar biru yang masyk ke mata. Selalin itu masih ada beberapa langkah, yaitu : Istirahat 10 menit setiap jam Mengalahkan pandangan dari monitor setiap 15 menit dengan melihat objek yang jauh kurang lebih 10 menit.

Melakukan variasi kegiatan untuk menghindari melihat buyar Mengatur pencahayaan ruangan Menggunakan lampu pijar yang tidak terlalu terang computer terus- menerus Memasang filter pada layar computer Menggunakan kursi yang dapat diatur posisisnya dan disertai sandaran Duduk tegak dengan posisi keyboard sedekit lebih rendah pada siku dan lengan Layar computer sebaiknya berjarak 50-57 cm Posisi miring kebelakan 5-20 derajat dari posisi tegak.

3.5 PENYEBAB TERKENA CVSAda beberapa faktor yang bisa menyebabkan munculnya CVS, antara lainjenis atau karakteristik monitor komputerdan adanya kelainan refraksi atau pembiasan pada pengguna. Karekteristik monitor dengan resolusi rendah termasuk yang menyebabkan gangguan ini. Selain itu, pemakaian kacamata yang tidak pas atau melepas kacamata saat di hadapan monitor baik minus, plus, maupun silindris akan memperburuk CVS yang terjadi. Sudut pandang ke komputer yang tidak pas, misalnya bagian atas layar komputer yang tidak sejajar dengan mata, tidak sesuainya tingkat terang gelap layar, dan adanya pantulan yang menyilaukan dari sumber cahaya lain, merupakan hal lain yang juga berkontribusi terhadap timbulnya CVS.Tak hanya itu, lingkungan kerja juga dapat memicu gejala CVS. Misalnya, posisi layar komputer yang terlalu tinggi, kursi kerja yang tidak ergonomis (desain suatu produk yang disesuaikan dengan ortopedi tubuh), bisa memunculkan gejala CVS. Kebiasaan yang sering dilakukan oleh pengguna komputer adalah jika layar komputer terlalu tinggi, subjek harus mendongakkan kepala untuk mendapatkan sudut pandang yang nyaman. Sebaliknya, jika layar komputer terlalu rendah, kepala dan leher harus lebih fleksibel. Hal ini menyebabkan sakit kepala dan punggung, serta masalah pada pergelangan tangan.Letak layar komputer yang baik adalah 10 derajat di bawah sudut pandang mata.Saat seseorang melihat suatu objek, maka melibatkan enam otot penggerak pada setiap mata. Bukan hanya otot bagian luar saja, tetapi juga otot bagian dalam. Keenam otot tersebut terdiri dari empat otot rektus dan dua otot obliqus yang berperan dalam memfokuskan bayangan benda, serta mencapai stereokopis atau binokularitas. Otot-otot ini juga menjadi penyebab kelelahan mata (astenopia) bila orang dengan kelainan refraksi tidak menggunakan kacamata. Apabila matanya minus sekaligus silindris, maka kemungkinan pertambahan jumlah minus-nya lebih besar. Namun, bila kacamata dipakai, mata akan lebih rileks dan fokusnya tidak terlalu kuat, sehingga keenam otot tadi tidak terlalu berat untuk melihat layar komputer yang rata-rata hurufnya kecil-kecil.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Penyakit akibat kerja yang terjadi pada pekerja kantor, atau yang lebih umum pada pekerja atau karyawan yang selalu berinteraksi dengan computer adalah Computer Vision Syndrome. Atau sering disebut sebagai CVS, yang disebabkan karena radiasi oleh sinar biru yang ada pada cahaya computer, saat computer sedang dijalankan oleh pekerja tersebut.Adapun salah satu pencegahan CVS adalah selalu beristirahat atau mengalihkan pandangan dari computer setiap satu jam sekali selama sepuluh menit.

4.2 SARAN

Selain yang ada pada landasan teori atau pada pembahasan, pencegahan Computer Vision Syndrome yang paling mudah dilakukan oleh pekerja adalah selalu mengkonsumsi buah dan sayur yang alami, karena mengandung banyak vitamin yang dapat mennyehatkan mata, sehingga mata lebih kebal dengan sinar biru yang ada pada cahaya computer. Tak tertinggal pula untuk selalu menggunakan alat pelindung diri, saat berinteraksi dengan computer.

DAFTAR PUSTAKA

http://anggaswangi.blogspot.com/2009/06/computer-vision-syndrome-cvs.htmlhttp://anysundari.wordpress.com/artikel/ http://jabar.tribunnews.com/read/artikel/114391/hati-hati-kelelahan-mata-di-depan-komputerhttp://jefrigc.blogspot.com/2011/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.htmlhttp://kellyanggoro.wordpress.com/2010/06/27/penyakit-akibat-kerja-di-rumah-sakit-dan-pencegahannya/http://republika.co.id:8080/koran/106/23021/Penyakit_Akibat_Kerjahttp://www.surabaya-ehealth.org/artikel/penyakit-akibat-kerjaMukono. 2000. Epidemiologi Lingkungan. Surabaya : Airlangga University PressMukono. 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya : Airlangga University Press http://iptek-4u.blogspot.com/2012/08/penyakit-yang-disebabkan-oleh-komputer.html#ixzz31x4bCqZ2