PENINGKATAN PELAYANAN PRIMER UNTUK KESEHATAN FISIK DAN … · 2020. 5. 21. · KERJA SAMA BPJS...
Transcript of PENINGKATAN PELAYANAN PRIMER UNTUK KESEHATAN FISIK DAN … · 2020. 5. 21. · KERJA SAMA BPJS...
PENINGKATAN PELAYANAN PRIMER
UNTUK KESEHATAN FISIK DAN PSIKIS
DALAM PENANGANAN COVID 19
JAKARTA 16 MEI 202 Dr M SAPTADJI
TANTANGAN YANG DIHADAPI
LAYANAN KESEHATAN PRIMER
UNTUK
PERCEPATAN PENGOBATAN DAN
PENCEGAHAN
COVID - 19
PENGUATAN FKTP DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
COVID 19
DATA TERAKHIR
FKTP DI INDONESIA
• Dari 27.694 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
yang ada di Indonesia, saat ini sebanyak 21.763 FKTP
telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Tahun 2018
kami menargetkan jumlah FKTP yang menjadi 80% dari
total FKTP yang tersedia di Indonesia. Harapan kami,
FKTP dapat mengoptimalkan fungsinya sebagai
gatekeeper yang bisa mengendalikan rujukan dan
mengefisienkan biaya pelayanan kesehatan,” kata
Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan Maya Amiarny
Rusady, Senin (05/02).
KERJA SAMA BPJS KESEHATAN05 FEBRUARI 2018
• Hingga saat ini, FKTP yang telah bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan terdiri atas 9.842 Puskesmas, 4.883
Dokter Praktik Keluarga, 4.603 Klinik Pratama, 1.188
Dokter Gigi, 669 Klinik TNI, 562 Klinik Polri, dan 16 RS D
Pratama. Sementara itu, di tingkat rujukan, dari sekitar
2.733 rumah sakit yang teregistrasi di seluruh Indonesia,
sebanyak 2.268 RS telah menjadi mitra BPJS Kesehatan
dan siap memberikan pelayanan kepada peserta JKN-KIS.
Goal and Strategy (lessons learnt from China)
Containment
Strategies
Screening and isolation of Case
Quarantine of Contacts
Travel-related
Measures
Increase
Social Distance
Detection, Isolation
Quarantine
Suspending public transport
for Wuhan, Entry and exit
screening
Avoiding crowding;
Extending holiday
Hand hygiene
Face masks
Personal
Protective
Measures
Infection
Prevention &
Control
Routine cleaning, Reducing public goods
sharing, Increased ventilation
Social
Mobilization
Health Education
Risk Communication
Environmental
Measures
Nosocomial infection
control;
Preview and triage
Restriction of visitors
zero cases
Sporadic
cases
Clusters
of cases
Community
transmission
1
2
3
4
5
FOURDefense Lines
• 1st Line-win the battle in Wuhan and Hubei
• 2nd Line-prevent a major outbreak in Beijing
• 3rd Line-stop the spread of the disease Hubei's surrounding regions
• 4th Line-contain the spread of the epidemic nationwide
FOUREarly
Measures
• Early Detection
• Early Reporting
• Early Isolation
• Early Treatment
For thePeople,
By thePeople
• Community engagement,e.g. temperature check,medical observationmanagement
• Community healtheducation
• Hygiene & Disinfection in Public Space in Communities and Rural Areas
Key
Experiences
PERAN FKTP
TRACE
Penyelidikan
epidemiologi
1.Identifikasi kasus
2.Identifikasi faktor risiko
Identifikasi kontak erat
3.Pengambilan
spesimen di rumah sakit
rujukan
4.Penanggulangan awal
TEST
1. Pemeriksaan
laboratorium PCR
2. Pemeriksaan rapid
test
3. Konseling
TREAT
1. Edukasi pencegahan
2. Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
untuk Isolasi di
Rumah (Perawatan di
Rumah
3. Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di
Fasyankes Pra Rujukan
4. Pemberdayaan
masyarakat
DENGAN DUKUNGAN KUAT DARI SELURUH SEKTOR DAN MASYARAKAT
PEDOMAN
16
STAY HOME STOP THE SPREAD SAVE LIVES
Kewenangan Klinik Pratama
Era Covid 19
ATURAN PRAKTEK
KEDOKTERAN
UU PRAKTEK
KEDOKTERAN
UU TENTANG RS
UU TENTANG
KESEHATAN
ATURAN KKI
ATURAN IDI
ATURAN KEMENKES
ATURAN
KHUSUS
ATURAN
PELAKSANA
ATURAN
PELENGKAP
KUHP,KUHPERD
ATURAN PRAKTEK KEDOKTERAN
ATURAN BPJS/JKN
RESIKO PRAKTEK KEDOKTERAN
Disiplin Pidana Perdata Etika
MKDKI
Pencabutan STR/
SIP
Polisi,jaksa
hakim
Denda/Kurungan
PenjaraGanti Rugi
Hakim IDI
Cabut Reko
mendasi
DOKTER
UU No 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran
• Pasal 35
1. Dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi
mempunyai wewenang melakukan praktik kedokteran sesuai dengan
pendidikan dan kompetensi yang dimiliki, yang terdiri atas:
a. mewawancarai pasien;
b. memeriksa fisik dan mental pasien;
c. menentukan pemeriksaan penunjang;
d. menegakkan diagnosis;
e. menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien
f. melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi;
g. menulis resep obat dan alat kesehatan;
h. menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi;
i. menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan; dan
j. meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang
praktik di daerah terpencil yang tidak ada apotek.
2. Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ,
kewenangan lainnya diatur dengan Peraturan Konsil Kedokteran
Indonesia.
Surat Izin Praktik
PASAL 36
• SETIAP DOKTER DAN DOKTER GIGI YANG MELAKUKAN PRAKTIK KEDOKTERAN DI INDONESIA WAJIB MEMILIKI SURAT IZIN PRAKTIK
Praktek Tanpa SIP
TIDAK MEMERLUKAN SIP DI TEMPAT TERSEBUT DIBAWAH :
– DIMINTA OLEH SUATU FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DALAM RANGKA PEMENUHANPELAYANAN KEDOKTERAN YANG BERSIFAT KHUSUS, YANG TIDAK TERUS MENERUS ATAU TIDAKBERJADWAL TETAP;
– DALAM RANGKA MELAKUKAN BAKTI SOSIAL/KEMANUSIAAN;
– DALAM RANGKA TUGAS KENEGARAAN;
– DALAM RANGKA MELAKUKAN PENANGANAN BENCANA ATAU PERTOLONGAN DARURAT LAINNYA;
– DALAM RANGKA MEMBERIKAN PERTOLONGAN PELAYANAN KEDOKTERAN KEPADA KELUARGA,TETANGGA, TEMAN, PELAYANAN KUNJUNGAN RUMAH DAN PERTOLONGAN MASYARAKAT TIDAKMAMPU YANG SIFATNYA INSIDENTIL
– MENGGANTI PRAKTEK KEDOKTERAN , TETAPI MEMPUNYAI SIP DITEMPAT LAIN
SIP/STR HABIS MASA BERLAKU
• Pasal 14
1. SIP berlaku sepanjang STR masih berlaku dan tempat praktik masih sesuai
dengan yang tercantum dalam SIP, dan dapat diperpanjang selama
memenuhi persyaratan.
2. Perpanjangan SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sudah
diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat
lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum masa berlaku SIP berakhir.
3. DALAM KEADAAN STR HABIS MASA BERLAKUNYA, SIP DAPAT
DIPERPANJANG APABILA PERMOHONAN PERPANJANGAN STR TELAH
DIPROSES YANG DIBUKTIKAN DENGAN TANDA TERIMA PENGURUSAN
YANG DIKELUARKAN OLEH ORGANISASI PROFESI DENGAN MASA
BERLAKU PALING LAMA 6 (ENAM) BULAN.
SANKSI
• DENGAN SENGAJA PRAKTEK KEDOKTERAN TANPA SIP ; PIDANA
DENDA 100 JUTA
• DENGAN SENGAJA PRAKTEK KEDOKTERAN TANPA STR : PIDANA
DENDA 100 JUTA
• DENGAN SENGAJA MEMPEKERJAKAN DOKTER TANPA SIP/STR ;
PIDANA PENJARA 10 TAHUN ATAU DENDA 300 JUTA
KEWAJIBAN PRAKTEK KEDOKTERAN (ALUR
PRAKTEK KEDOKTERAN) (UUPK)
a. MEMBERIKAN PELAYANAN MEDIS SESUAI DENGAN STANDAR PROFESI DAN STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL SERTA KEBUTUHAN MEDIS PASIEN;
b. MERUJUK PASIEN KE DOKTER ATAU DOKTER GIGI LAIN YANG MEMPUNYAI KEAHLIAN ATAU
KEMAMPUAN YANG LEBIH BAIK, APABILA TIDAK MAMPU MELAKUKAN SUATU
PEMERIKSAAN ATAU PENGOBATAN;
c. MERAHASIAKAN SEGALA SESUATU YANG DIKETAHUINYA TENTANG PASIEN, BAHKAN JUGA
SETELAH PASIEN ITU MENINGGAL DUNIA;
d. MELAKUKAN PERTOLONGAN DARURAT ATAS DASAR PERIKEMANUSIAAN, KECUALI
BILA IA YAKIN ADA ORANG LAIN YANG BERTUGAS DAN MAMPU MELAKUKANNYA; DAN
e. MENAMBAH ILMU PENGETAHUAN DAN MENGIKUTI PERKEMBANGAN ILMU KEDOKTERAN
ATAU KEDOKTERAN GIGI
REKAM MEDIS (ALUR PRAKTEK KEDOKTERAN)( UUPK)
• PASAL 46
1. SETIAP DOKTER ATAU DOKTER GIGI DALAM MENJALANKAN PRAKTIK
KEDOKTERAN WAJIB MEMBUAT REKAM MEDIS.
2. REKAM MEDIS SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1) HARUS SEGERA
DILENGKAPI SETELAH PASIEN SELESAI MENERIMA PELAYANAN
KESEHATAN.
3. SETIAP CATATAN REKAM MEDIS HARUS DIBUBUHI NAMA, WAKTU, DAN
TANDA TANGAN PETUGAS YANG MEMBERIKAN PELAYANAN ATAU
TINDAKAN.
• Pasal 45 (UU PK)
1. Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau
dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan.
2. Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya
Mencakup :
a.Diagnosis dan tata cara tindakan medis;
b.Tujuan tindakan medis yang dilakukan;
c. Alternatif tindakan lain dan risikonya;
d.Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan
e.Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara tertulis
maupun lisan.
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus
diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan.
PERSETUJUAN
TINDAKAN MEDIS
HAK PASIEN
• PASAL 52 (UUPK)
PASIEN, DALAM MENERIMA PELAYANAN PADA PRAKTIK KEDOKTERAN,
MEMPUNYAI HAK:
a. MENDAPATKAN PENJELASAN SECARA LENGKAP TENTANG TINDAKAN MEDIS
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 45 AYAT (3);
b. MEMINTA PENDAPAT DOKTER ATAU DOKTER GIGI LAIN;
c. MENDAPATKAN PELAYANAN SESUAI DENGAN KEBUTUHAN MEDIS;
d. MENOLAK TINDAKAN MEDIS; DAN
e. MENDAPATKAN ISI REKAM MEDIS
TELEMEDICINE( PERKONSIL 74 TH 2020)
• DAPAT DILAKUKAN SELAMA MENGIKUTI KAIDAH UU PRAKTEK KEDOKTERAN
• DILAKUKAKAN DI FASYANKES
• PASIEN YANG BEROBAT MELALUI TELEMEDICINE WAJIB MEMBERIKAN PERSETUJUAN (GENERAL/ INFORMED CONSENT) SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• DOKTER DAN DOKTER GIGI YANG MELAKUKAN PRAKTIK KEDOKTERAN MELALUI TELEMEDICINE WAJIB MEMBUAT REKAM MEDIS.
• REKAM MEDIS DAPAT BERUPA REKAM MEDIS MANUAL DALAM BENTUK TULISAN ATAU REKAM MEDIS ELEKTRONIK DALAM BENTUK TRANSKRIP UNTUK SETIAP PASIEN DAN DISIMPAN DI FASYANKES SESUAI KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.
• DAPAT MENGELUARKAN RESEP DAN SURAT SAKIT
• TIDAK DAPAT MENGELUARKAN SURAT SEHAT
• TDK DAPAT MELAKUKAN TINDAKAN INVASIF
Permenkes RI Nomor 20 tahun 2019 Tentang
Penyelenggaraan pelayanan telemedicine antar fasilitas
pelayanan kesehatan
SE Nomor Hk.02.01/Menkes/303/2020 ttg Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Melalui Pemanfaatan Teknologi
Informasi Dan Komunikasi Dalam Rangka Pencegahan
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 74 Tahun
2020 Tentang Kewenangan Klinis Dan Praktik Kedokteran
Melalui Telemedicine PADA MASA PANDEMI CORONA
VIRUS DISEASE 2O19 (Covid 19) Di Indonesia
Klinik merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik.
Hubungan kerja antara Klinik dengan Puskesmas bersifat pembinaan, koordinasi
dan/atau rujukan di bidang upaya kesehatan → Puskesmas sebagai pembina dan
koordintor FKTP lainnya di wilayah kerjanya.
KLINIK
PENGUATAN PERAN KLINIK PRATAMA SEBAGAI JEJARING
PUSKESMAS DALAM PENANGGULANGAN COVID-19
33
PERAN FKTP DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19
DETEKSI
RESPON
Sumber: Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19), Rev. 4
Termasuk FKTP dalam hal ini adalahPuskesmas, Klinik Pratama, PraktikPerseorangan, bersama sama melakukandeteksi, prevensi, dan respon penangananCOVID-19
PREVENSI
1. Surveilans ILI dan pneumonia melalui SKDR2. Surveilans aktif/pemantauan terhadap pelaku perjalanan dari
wilayah/negara terjangkit3. Membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan
pemangku kewenangan, LS dan tokoh masyarakat
1. Tata laksana klinis sesuai kondisi pasien2. Melakukan rujukan ke RS sesuai indikasi medis3. Memperhatikan prinsip PPI4. Notifikasi kasus 1x24 jam secara berjenjang5. Melakukan penyelidikan epidemiologi berkoordinasi dengan Dinkes Kab/kota6. Mengidentifikasi kontak erat yang berasal dari masyarakat & petugas kesehatan7. Melakukan pemantauan kesehatan PDP ringan, ODP, OTG8. Mencatat dan melaporkan hasil pemantauan secara rutin9. Edukasi pasien untuk isolasi diri di rumah10. Melakukan komunikasi risiko kepada keluarga dan masyarakat11. Pengambilan spesimen dan berkoordinasi dengan Dinkes setempat terkait pengiriman
spesimen
1.Melakukan komunikasi risiko termasuk penyebarluasan media KIE
COVID-19 kepada masyarakat
2.Pemantauan ke Tempat-Tempat Umum
PREVENSIDETEKSI
RESPON
PELAYANAN KLINIK PADA MASA PANDEMI
COVID-19
36
Tetap berjalan dengan memperhatikan prinsip pencegahan
dan pengendalian COVID-19 seperti:
1.Pengaturan jadwal kunjungan, alur pelayanan, triage
2.Physical distancing
3.Penerapan PPI
4.Integrasi progam dan sumber daya untuk pencegahan dan
pengendalian COVID-19
Kegiatan Deteksi Dini dan Respon Cepat di
Klinik
INSTANSI DETEKSI
RESPON
PDP OTG
Fasyankes lain (RS,
Klinik)
• Melakukan pemantauan dan
analisis kasus ILI dan
pneumonia dan ISPA Berat
• Mendeteksi kasus dengan
demam dan gangguan
pernafasan serta memiliki
riwayat bepergian ke
wilayah/negara terjangkit
dalam waktu 14 hari sebelum
sakit (menunjukkan HAC)
• Melakukan komunikasi risiko
termasuk penyebarluasan
media KIE mengenai COVID-
19 kepada pengunjung
• Tatalaksana sesuai kondisi:
- Ringan: Isolasi diri di rumah
- Sedang: Rujuk ke RS Darurat
- Berat: Rujuk ke RS Rujukan
• Saat melakukan rujukan berkoordinasi
dengan RS
• Rujukan pasien menggunakan ambulans
yang telah disiapkan dan memperhatikan
prinsip PPI
• Notifikasi 1x24 jam ke
Puskesmas/Dinkes Kesehatan Setempat
menggunakan formulir (lampiran 4 dan 5)
• Mengidentifikasi kontak erat yang berasal
dari pengunjung maupun petugas
kesehatan
• Berkoordinasi dengan puskesmas/
dinkes setempat terkait pemantauan
kontak erat
• Mencatat dan melaporkan hasil
pemantauan kontak secara rutin harian
menggunakan formulir (lampiran 2 dan 3)
• Melakukan komunikasi risiko baik kepada
pasien, keluarga
• Melakukan pendataan kontak erat
(OTG) menggunakan form (lampiran
13)
• Notifikasi kasus dalam waktu 1x24
jam ke Dinkes Kab/Kota
menggunakan formulir (lampiran 4
dan 5)
• Melakukan komunikasi risiko baik
kepada pasien, keluarga dan
pengunjung lainnya
• Edukasi pasien untuk isolasi diri di
rumah. Bila gejala mengalami
perburukan segera ke fasyankes
• Pengambilan spesimen dan
berkoordinasi dengan Dinkes
setempat terkait pengiriman
spesimen.
PUSKESMAS BERPERAN DALAM MENGOPTIMALKAN JEJARING
DI WILAYAH KERJANYA
Hubungan kerja Puskesmas - RS bersifat koordinasi dan rujukan untuk kasus COVID-19
Hubungan kerja Puskesmas – Klinik, DPM, faskes lainnya dan UKBM: pembinaan, koordinasi dalam penangan COVID-19
Hubungan kerja Puskesmas – Lintas sektor: koordinasi dalam penangan COVID-19
Kita akan dapat mengalahkan
pandemi COVID-19 dengan
disiplin dan gotong royong
(Presiden Joko Widodo)
39
MENGELOLA STRES
DI LAYANAN PRIMER
SELAMA MASA PANDEMI COVID 19
Kecemasan (32%)
Permasalahan Psikologis lama di rumah (20%)
Kekhawatiran (16%)
Ketakutan (16%)
Stres (8%)
Permasalahan Psikologis Konflik Keluarga (8%)
Stressor
• Nyata
• Tidak Nyata
Stres
Adaptasi
• Mampumengatasi
• MenerimaKondisi
Koping
Maladaptasi
• Tidak mampumengatasi
• Timbul Distress
• GejalaGangguan Jiwa
Reaksi Stres Akut
Gangguan Stres Paska Trauma
Gangguan Penyesuaian
Gangguan Cemas
Gangguan Panik
Gangguan Depresi
Gangguan Psikosomatik
Gangguan Psikotik dan Skizofrenia
Adiksi Napza/Narkoba
Kekerasan dan Bunuh Diri
To be kind
To be caring
To be generous
To be supportive
To be patient
To be responsible
What Where When
Who Why How
Sikap Reaktif → Responsif
Minimalkan kegiatan yang membuat stres
Saling memuji/menghargai
Memberi apresiasi
Saling menyapa
Memberi harapan
Mematuhi aturan
Layanan secara telemedicine sesuai dengan tuntutan keadaan dalam mengantisipasi penularan Covid-19
melalui WFH→ Kanal 119 ext 8
Telp Pelayanan Sosial Anak (TePSA) : 1500771
erdas intelektual, emosional
dan spiritual
mpati dalam berkomunikasi
efektif
ajin beribadah sesuai agama
dan keyakinan
nteraksi yang bermanfaat bagi
kehidupan
sah, Asih dan Asuh Tumbuh
Kembang dalam Keluarga &
Masyarakat
KESIMPULAN
• Klinik menjadi jejaring Puskesmas yang dapat mendukung keberhasilan
penanggulangan Covid-19.
• Klinik dengan segala sumber daya yang ada dapat memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar dan peraturan perundangan yang berlaku.
• Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di jejaring Puskesmas selalu
menerapkan prinsip pre-cautions yang akan melindungi baik tenaga kesehatan
yang bertugas maupun masyarakat yang dilayani.
• Klinik harus selalu berkoordinasi dengan Puskesmas Pembina Wilayah kerja
dimana mereka beroperasional, melakukan upaya promotive dan preventif secara
berkesinambungan serta melakukan pencatatan dan pelaporan yang diperlukan
ke Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kab/Kota.
• Klinik bekerjasama dengan Organisasi Profesi (IDI) dan lintas sektor terkait
seperti perangkat pemerintah, TNI/POLRI, dll akan sangat membantu dalam
penanggulangan Covid-19
REFERENSI