Pengmbangan Berbicara
Transcript of Pengmbangan Berbicara
-
7/28/2019 Pengmbangan Berbicara
1/15
MAKALAH
PENGEMBANGAN BERBICARA
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Berbicara 2
Disusun Oleh :
NAMA : TUBAGUS AGI ARDIANSYAH
NIM : D.08100002
KELAS : 2 B
PROGRAM STUDI DIKSATRASIADAFAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATHLAUL ANWARBANTEN2010/2011
KATA PENGANTAR
i
-
7/28/2019 Pengmbangan Berbicara
2/15
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan
akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebihmudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya saya ucapkan kepada Dosen mata kuliah
Berbicara 2 serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa
moriil maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan.
Saya menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun
dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala
hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan saya jika ada kritik dan saran
yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah saya dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan
apa yang saya susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain
yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini
(Pengembangan Berbicara ) sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah
ada.
Pandeglang, Mei 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
-
7/28/2019 Pengmbangan Berbicara
3/15
HALAMAN JUDUL .... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .. 1
BAB II PENGEMBANGAN BERBICARA
A. Pengertian Berbicara . 2
B. Tujuan berbicara 2
C. Dasar-Dasar Pengembangan Keterampilan Berbicara . 4
D. Mengembangkan Dan Penilaian Kompetensi Berbicara 6
E. Model Model Pembelajaran Keterampilan Berbicara 7
BAB III PENUTUP
A. Simpulan . 11
DAFTAR PUSTAKA 12
iii
-
7/28/2019 Pengmbangan Berbicara
4/15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai sebuah keterampilan, berbicara yang baik memerlukan syarat yang harus
dipenuhi oleh pembicara agar maksud dan tujuan berbicara dapat diterima oleh
pendengar secara tepat tanpa ada persepsi yang menyimpang sedikit pun. Syarat itu
terdiri atas (1) syarat isi pembicaraan, (2) syarat bahasa yang digunakan (saluran pesan),
(3) syarat artikulasi dan kinestetik (mimik, bahasa tubuh, kode budaya), (4) syarat
konteks, dan (5) syarat penggayaan pembicaraan. Syarat tersebut haruslah terintegrasi
secara simultan sehingga didapatkan keterampilan bicara yang padu, apik, dan bermutu.
Lalu, secara rinci, bagaimanakah uraian syarat-syarat tersebut? Mengapa banyak
orang merasa gagal dalam berbicara? Kemudian, apakah kekuatan bicara seseorang
mencerminkan kecerdasan orang tersebut? Jawaban semua itu akan memperkuat
seseorang dalam berbicara.
Ketika seseorang mencoba berkali-kali untuk berbicara di depan umum, komentar
mereka rata-rata menyebutkan bahwa berbicara yang baik ternyata memerlukan
perjuangan, sekali mencoba belum dapat dirasakan perubahannya, dan musuh utama
adalah rasa kurang percaya diri yang berdampak pada tubuh yang gemetar. Kalau Anda
sendiri yang melakukan kegiatan berbicara di depan umum, apa komentar Anda?
Alangkah baiknya komentar itu dijabarkan agar dapat menjadi bahan pelajaran bagi
orang lain.
B.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Pengertian Berbicara ?
2. Apa Tujuan berbicara ?
3. Bagaimana Dasar-Dasar Pengembangan Keterampilan Berbicara ?
4. Bagaimana Mengembangkan Dan Penilaian Kompetensi Berbicara ?
5. Apa Model Model Pembelajaran Keterampilan Berbicara ?
BAB II
1
-
7/28/2019 Pengmbangan Berbicara
5/15
PENGEMBANGAN BERBICARA
A. Pengertian Berbicara
Terdapat beberapa pengertian mengenai berbicara, di antaranya sebagai berikut
ini. Berbicara adalah beromong, bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran,
melisankan sesuatu yang dimaksudkan (Depdiknas, 2005:165).
Menurut Tarigan, Martini, dan Sudibyo (1998:34), berbicara adalah
Keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Dalam pengertian ini, pesan
yang diterima oleh pendengar tidaklah dalam wujud asli, tetapi dalam bentuk lain yaitu
bunyi bahasa. Pendengar kemudian mengalihkan pesan dalam bentuk bunyi bahasa itu
menjadi suatu bentuk pesan yang bermakna.
Menurut Tarigan (1983:15), berbicara adalah Kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan dan perasaan.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah
keterampilan menyampaikan pesan dengan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata secara lisan untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasan dan perasaan.
B. Tujuan Berbicara
Djuanda (2008:55) mengemukakan bahwa tujuan utama berbicara adalah untuk
berkomunikasi. Oleh karena itu, agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, sudah
seharusnya pembicara memahami makna segala yang ingin dikemukakannya.
Tarigan (Djuanda, 2008:55) mengemukakan lima tujuan berbicara, antara lain sebagai
berikut ini.
1. Berbicara untuk menghibur.
Berbicara untuk menghibur para pendengar ini lebih difokuskan pada kegiatan
berbicara untuk menyenangkan pendengar dengan berbagai cara. Berbicara
tentang kisah-kisah jenaka, humor, atau kisah yang lucu kepada pendengar
merupakan berbicara dengan tujuan menghibur yang biasanya dilakukan oleh
2
-
7/28/2019 Pengmbangan Berbicara
6/15
-
7/28/2019 Pengmbangan Berbicara
7/15
demonstrasi tersebut. Sehingga akhirnya pendengar tergerak untuk mengerjakan
apa-apa yang dikehendaki pembicara.
4. Berbicara untuk meyakinkan.
Tujuan utama berbicara untuk meyakinkan adalah meyakinkan pendengarnya
akan sesuatu agar apa yang dibicarakan dapat dituruti dan dipahami
kebenarannya. Dengan berbicara meyakinkan, sikap pendengar dapat diubah dari
yang tadinya menolak bisa jadi menerima, yang tidak setuju atau ragu-ragu
menjadi setuju.
5. Berbicara untuk menggerakan.
Berbicara dengan tujuan menggerakkan merupakan kelanjutan dari berbicara
meyakinkan. Melalui kepintaran membakar semangat, meyakinkan pendengarnya,
memanfaatkan situasi, serta ditambah penguasaan ilmu jiwa masa, pembicara
dapat menggerakkan pendengarnya.
C. Dasar-Dasar Pengembangan Keterampilan Berbicara
Untuk dapat mengembangkan materi keterampilan berbicara pengajar perlu
mengenal tipe-tipe latihan yang dapat membantunya membuat latihan yang sesuai.
Piepho (1987, dalam neuner dan hans, 1981) membagi tipe-tipe latihan menjadi 3 bagian,
yaitu (1). Latihan untuk persiapan pengembangan keterampilan berbicara, (2) latihan
untuk mengembangkan keterampilan berbicara, (3) latihan untuk menyusun kemampuan
berbicara, dan (4) latihan untuk melakukan simulasi komunikasi secara lisan.
Selain itu munkel dan roland (1994) membagi kriteria tindak tutur menjadi dua bagian
dari tindak tutur, yaitu (1) kontruksi, transformasi, dan ekskusi bukan hanya berhubungan
dengan metodik tetapi juga bagian dari komunikasi nyata. Di dalam mengembangkan
latihan sebaiknya pebelajar memulai dengan tahapan eksekusi (latihan menirukan),
kemudian lanjut pada latihan transformasi dan pada akhirnya pebelajar diharapkan dapat
mengontruksi sendiri isi pembicaraanya, (2) cara lain yang ditawarkan adalah dengan
menggunakan gambar. Munkel dan roland (1994) membandingkan susunan dari materi
keterampilan berbicara sama dengan susunan dari sebuah rumah. untuk menyusun materi
keterampilan berbicara, yang di perlukan tidak hanya materi dan bagian-bagiannya.
Melainkan juga alat untuk menyusun percakapan.
4
-
7/28/2019 Pengmbangan Berbicara
8/15
Untuk dapat mengembangkan latihan-latihan keterampilan berbicara disarankan
untuk memperhatikan hal-hal berikut ini (dalam seminar handbuck untuk multiplikator,
2002):
1. Menyimak
latihan berbicara dapat dikembangkan dengan kombinasi latihan mendengar.
2. Memperhatikan
adalah hal yang tidak mungkin jika pebelajar dapat mendengarkan semua hal jika
orang berbicara terlalu cepat. Selain itu sering didapati suara-suara gangguan di
sekeliling yang dapat mengganggu konsentrasi, karena dengan konsentrasi yang
baik pebelajar dapat memahami bentuk, isi, dan gramatika dari sebuah teks.
Tetapi jika pebelajar sudah mempunyai informasi awal mengenai tema tertentu,
dia akan dapat memahami teks dengan lebih baik.
3. Rutinitas
berbicara sempurna adalah hal yang tidak mungkin, sekalipun oleh seorang
penutur asli. Dalam kehidupan sehari-hari orang akan berbicara berdasarkan
kebiasaan yang ada dan disesuaikan dengan konteks keseharian, oleh sebab itu
pebelajaran akan lebih mudah mempelajari kosa kata baru yang berhubungan
dengan kehidupan nyata dan minat pada bidang tertentu.
4. Itensi Bahasa dan Mengunakan yang Kreatif
belajar berbicara yang terbaik adalah dengan berbicara. Latihan berbicara tidak
hanya dilakukan secara individu, tetapi dengan parter dan dalam kolompok. Suatu
hal yang harus diperhatikan untuk menghadapi kelas yang besar adalah gengan
kerja kelompok atau partner. Meskipun demikian kerja kelompok tidak menjamin
pebelajaran dapat berlatih berbicara dengan bebas.
5. Kombinasi pada Beberapa Latihan Keterampilan Berbicara
latihan yang dikembangkan untuk keterampilan bebicara sebaiknya dipersiapkan
sebaik mungkin, beberapa kombinasi yang mungkin adalah :
Dari keterampilan mendengar ke keterampilan berbicara
Dari keterampilan membaca ke keterampilan menulis
Dari keterampilan berbicara ke keterampilan menulis
Hindari memulai dengan keterampilan membaca ke keterampilan berbicara
5
-
7/28/2019 Pengmbangan Berbicara
9/15
6. Pembelajaran yang Mengakibatkan Esmosi
untuk membuat pembelajaran menarik diperlukan pemilihan tema yang disukai
oleh pebelajar, yaitu tema yang berhubungan dengan pebelajar dan sesuai dengan
budaya yang berlaku. Selain itu sebaiknya dihindari rasa takut untuk berbicara.
Hal itu dapat diantisipasi dengan latihan dalam kolompok kecil, dan pebelajar
sebaiknya tidak memaksa pebelajar untuk berbicara dan mengoreksi setiap
kesalahan yang dilakukan. Koreksi sebaiknya dilakukan pada tahap refleksi dan
evaluasi.
D. Mengembangkan Dan Penilaian Kompetensi Berbicara
Menurut munkel dan roland (1994) latihan-latihan yang diperlukan untuk
membangun komunikasi sebaiknya memenuhi aspek-aspek berikut ini:
1. Latihan-latihan tersebut dapat mengarahkan pebelajaran untuk berbicara dengan
menggunakan gramatika yang benar.
2. Memerankan dialog berdasarkan model dialog dan kata-kata kunci yang
diberikan. Sebaiknya pebelajar tidak membacakan dialog yang telah dibuat, tetapi
memerankannya dengan bebas dengan tambahan variasi.
3. Sebagai lanjutan dari no 2, pebelajar di harapkan mengontruksi dialog dari tes
basis yang diberikan tidak hanya berdasarkan isi dan jalannya dialog, tetapi juga
harus memperhatikan ungkapan yang sesuai dengan situasi dan
memformulasikannya secara konkrit.
4. Dalam latihan model latihan berkomunikasi seperti yang dijelaskan di atas.
Diharapkan pebelajar juga mempunyai kesempatan untuk mengemukakan
pendapat dan berdiskusi.
5. Semua jenis bentuk latihan diatas sebaiknya dapat digunakan sebagai jembatan
untuk masuk ke dalam suatu tema atau untuk menceritakan gambar dan
menggambarkan sebuah grafik.
Apabila aspek-aspek di atas sudah terpenuhi, latihan-latihan yang telah dibuat
diharapkan benar-benar dapat membatu pebelajar berbicara bahasa jerman dengan bebas
tanpa rasa takut. Disamping itu sebagai umpan balik bagi pebelajar, apakah proses belajar
mengajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan mengetahui sejauh mana
6
-
7/28/2019 Pengmbangan Berbicara
10/15
kemampuan berbicara pebelajar diperlukan cara penilaian yang benar.
Tschirner (dalam seminarhandbuch untuk multiplikator, 2002) mengemukakan bahwa
untuk nilai kemampuan berbicara pembelar sebaiknya memberikan penilaian yang jelas
dan mudah di pahami.
Selain itu kegiatan penilaian seharusnya dilakukan didalam proses belajar. Hal ini
berarti bahwa tes adalah sebagian dari akrivitas berbicara di kelas. Karena pembelajar
berpusat pada pebelajar, pembelajar sebaiknya dapat memotivasi pebelajar untuk dapat
melakukan evaluasi sendiri terhadap proses belajar yang dialaminya sehingga koreksi
kesalahan tidak haya dari pembelajar.
E. Model Model Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Sudrajat (2008) mengemukakan bahwa model pembelajaran pada dasarnya
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan
secara khas oleh guru. Dari pernyataan tersebut, maka dalam melaksanakan tugasnya
secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan
yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif
dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
Adapun model-model pembelajaran keterampilan berbicara yang dikemukakan
oleh Tarigan (Resmini,dkk.,2006), antara lain sebagai berikut.
1. Model Ulang Ucap
Model pembelajaran Ulang Ucap merupakan pembelajaran tingkat awal/pertama
pada model pembelajaran berbicara. Model ucapan di sini adalah suara guru atau
rekaman dari tape recorder atau kaset yang diperdengarkan di depan kelas, lalu
siswa mendengarkan dengan teliti dan mengucapkannya lagi sesuai dengan yang
diperdengarkannya tersebut.
2. Model Lihat-Ucapkan
Model pembelajaran Lihat Ucapkan merupakan suatu model pembelajaran
dimana siswa tidak mendengarkan ucapan kata/kalimat baik dari guru ataupun
siswa lainnya, melainkan melihat suatu benda, gambar, atau kartu yang berisi
7
-
7/28/2019 Pengmbangan Berbicara
11/15
tulisan kata/kalimat. Selanjutnya, siswa mengucapkan nama benda, gambar, atau
kata/kalimat dalam kartu tersebut dengan benar.
3. Model Memerikan
Model pembelajaran Memerikan merupakan pembelajaran tingkat lanjutan yang
menuntut siswa untuk menjelaskan, menerangkan, melukiskan atau
mendeskripsikan sesuatu.
4. Model Menjawab Pertanyaan
Model pembelajaran Menjawab Pertanyaan merupakan pembelajaran tingkat
lanjut yang mempunyai tujuan agar siswa dapat menyampaikan pesan secara lisan
(berbicara) melalui stimulus pertanyaan dari orang lain/guru.
5. Model Bertanya
Model pembelajaran Bertanya merupakan model pembelajaran kebalikan dari
model pembelajaran Menjawab Pertanyaan karena pada model pembelajaran ini
siswa dilatih untuk menguasai kemampuan bertanya bukan menjawab pertanyaan.
6. Model Pertanyaan Menggali
Model Pertanyaan Menggali ini hampir sama dengan model Bertanya, namun
yang membedakannya yaitu pertanyaan menggali bertujuan untuk merangsang
siswa banyak berfikir dan banyak berbicara. Disamping itu, pertanyaan menggali
juga dapat digunakan untuk menilai kedalaman dan keluasan pemahaman siswa
terhadap suatu masalah.
7. Model Melanjutkan Cerita
Model pembelajaran Melanjutkan Cerita merupakan pembelajaran dalam rangka
melatih siswa dalam berbicara dan bercerita dengan cara melanjutkan sepenggal
cerita yang belum selesai. Cerita tersebut terlebih dahulu disampaikan oleh guru
lalu para siswa melanjutkannya. Pada bagian akhir kegiatan, guru memeriksa
jalan cerita apakah sistematis, logis atau padu.
8. Model Menceritakan Kembali
Model pembelajaran Menceritakan Kembali merupakan suatu model
pembelajaran yang menuntut siswa menceritakan kembali isi cerita yang telah
dibacanya atau yang disimak sebelumnya. Dalam hal ini, para siswa diharapkan
8
-
7/28/2019 Pengmbangan Berbicara
12/15
sudah mulai belajar mandiri merangkai kata-kata dengan kalimat sendiri
mengenai bahan bacaan yang telah dibaca atau yang disimaknya tersebut.
9. Model Percakapan
Model pembelajaran Percakapan merupakan suatu model pembelajaran dimana
dua atau lebih siswa melakukan pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu
topik. Dalam percakapan ini, terjadi dua kegiatan yang saling berhubungan yaitu
menyimak dan berbicara silih berganti. Untuk topik pembicarannya yaitu hal-hal
yang menarik dan diminati oleh para siswa.
10. Model Parafrase
Parafrase berarti mengubah bentuk, misalnya mengubah bentuk puisi ke bentuk
prosa/narasi. Dalam hal ini, guru ataupun siswa dapat membacakan suatu puisi
dengan suara jelas, intonasi yang tepat, dan kecepatan normal di depan kelas
kemudian siswa yang menyimak menceritakan isi puisi dengan kata-katanya
sendiri.
11. Model Reka Cerita Gambar
Model pembelajaran Reka Cerita Gambar di sini merupakan pembelajaran
bercerita berdasarkan gambar, bisa gambar satuan (terpisah) dan bisa pula gambar
berseri/berurutan. Apabila gambar tersebut berseri/berurutan, maka siswa harus
mengurutkannya terlebih dahulu menjadi urutan yang sesuai lalu menyusun
sebuah cerita berdasarkan gambar tersebut.
12. Model Bermain Peran
Model pembelajaran Bermain Peran adalah suatu model yang menuntut siswa
untuk bertindak, berlaku, dan berbahasa seperti orang yang diperankannya. Dalam
model pembelajaran ini, campur tangan guru hampir tidak ada. Dalam praktiknya,
Bermain Peran ini menyerupai sandiwara atau drama, hanya saja dalam bentuk
yang lebih kecil/sederhana. Oleh sebab itulah, maka peserta didik akan
memperoleh peran dan teks dialog yang harus dihafalkan untuk ditampilkan di
depan kelas nanti.
13. Model Wawancara
Model pembelajaran Wawancara adalah suatu percakapan yang dilakukan oleh
siswa dalam bentuk tanya jawab. Dalam pembelajarannya, pewawancara yaitu
9
-
7/28/2019 Pengmbangan Berbicara
13/15
siswa dapat melakukan wawancara terhadap orang lain seperti pejabat, tokoh,
pedagang, dan pakar dalam bidang tertentu. Dengan adanya model ini, diharapkan
siswa dapat mengembangkan keterampilan berbicaranya.
14. Model Memperlihatkan dan Bercerita (Show and Tell)
Model Memperlihatkan dan Bercerita merupakan suatu model dimana siswa
disuruh membawa benda-benda atau mainan yang mereka sukai dari rumah dan
membawanya ke sekolah lalu bercerita mengenai benda-benda tersebut dengan
kata-katanya sendiri.
Adapun dorongan yang dapat guru lakukan dalam model pembelajaran ini, yaitu :
membantu siswa dalam merencanakan apa yang akan diceritakannya dan
menyuruh siswa lainnya untuk membuat 5 pertanyaan yang menggunakan kata
tanya, seperti : apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana terkait
dengan benda yang dibawa siswa tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.Simpulan
Menurut Tarigan, Martini, dan Sudibyo (1998:34), berbicara adalah
Keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Dalam pengertian ini,
10
-
7/28/2019 Pengmbangan Berbicara
14/15
pesan yang diterima oleh pendengar tidaklah dalam wujud asli, tetapi dalam
bentuk lain yaitu bunyi bahasa. Pendengar kemudian mengalihkan pesan dalam
bentuk bunyi bahasa itu menjadi suatu bentuk pesan yang bermakna
Untuk dapat mengembangkan materi keterampilan berbicara pengajar perlu
mengenal tipe-tipe latihan yang dapat membantunya membuat latihan yang
sesuai. Piepho (1987, dalam neuner dan hans, 1981) membagi tipe-tipe latihan
menjadi 3 bagian, yaitu (1). Latihan untuk persiapan pengembangan keterampilan
berbicara, (2) latihan untuk mengembangkan keterampilan berbicara, (3) latihan
untuk menyusun kemampuan berbicara, dan (4) latihan untuk melakukan simulasi
komunikasi secara lisan.
DAFTAR PUSTAKA
Boovee, Courlan. 1997.Business Communication today. Prentice Hall: New York.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. PermendiknasNomor22TahTentang Standar
Isi. Jakarta: Depdiknas.
11
-
7/28/2019 Pengmbangan Berbicara
15/15
Ibrahim, Abdul Syukur. 2001. Pengantas Sosiolingustik, Sajian Bunga Rampai. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Mulyati, yeti dkk.2007. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD Modul. Jakarta:Universitas Terbuka
Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra edisi III.
Yogyakarta: BPFE Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan, Jakarta : BNSP.
Tarigan, Henry Guntur. 1981. Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa.Bandung: Angkasa.
Tarigan, Djago dkk.1998.Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta : Depdikbud,
Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D III.
Utari, Sri dan Subyakto Nababan. 1993.Metodologi PengajaranBahasa. Jakarta
Thomson, N. 2003. Communication and Language.New York: Palgrave Macmillan.
dan Lilis Siti Sulistyaningsih. 1997. Analisis Kesalahan Berbahasa.
Jakarta: Depdikbud Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D III
12