Pengmbangan Berbicara

download Pengmbangan Berbicara

of 15

Transcript of Pengmbangan Berbicara

  • 7/28/2019 Pengmbangan Berbicara

    1/15

    MAKALAH

    PENGEMBANGAN BERBICARA

    Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Berbicara 2

    Disusun Oleh :

    NAMA : TUBAGUS AGI ARDIANSYAH

    NIM : D.08100002

    KELAS : 2 B

    PROGRAM STUDI DIKSATRASIADAFAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS MATHLAUL ANWARBANTEN2010/2011

    KATA PENGANTAR

    i

  • 7/28/2019 Pengmbangan Berbicara

    2/15

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita

    berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu

    membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan

    akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebihmudah dan penuh manfaat.

    Terima kasih sebelum dan sesudahnya saya ucapkan kepada Dosen mata kuliah

    Berbicara 2 serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa

    moriil maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah

    ditentukan.

    Saya menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

    kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun

    dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala

    hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan saya jika ada kritik dan saran

    yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah saya dilain waktu.

    Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan

    apa yang saya susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain

    yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini

    (Pengembangan Berbicara ) sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah

    ada.

    Pandeglang, Mei 2011

    Penyusun

    DAFTAR ISI

    ii

  • 7/28/2019 Pengmbangan Berbicara

    3/15

    HALAMAN JUDUL .... i

    KATA PENGANTAR... ii

    DAFTAR ISI iii

    BAB 1 PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .. 1

    BAB II PENGEMBANGAN BERBICARA

    A. Pengertian Berbicara . 2

    B. Tujuan berbicara 2

    C. Dasar-Dasar Pengembangan Keterampilan Berbicara . 4

    D. Mengembangkan Dan Penilaian Kompetensi Berbicara 6

    E. Model Model Pembelajaran Keterampilan Berbicara 7

    BAB III PENUTUP

    A. Simpulan . 11

    DAFTAR PUSTAKA 12

    iii

  • 7/28/2019 Pengmbangan Berbicara

    4/15

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sebagai sebuah keterampilan, berbicara yang baik memerlukan syarat yang harus

    dipenuhi oleh pembicara agar maksud dan tujuan berbicara dapat diterima oleh

    pendengar secara tepat tanpa ada persepsi yang menyimpang sedikit pun. Syarat itu

    terdiri atas (1) syarat isi pembicaraan, (2) syarat bahasa yang digunakan (saluran pesan),

    (3) syarat artikulasi dan kinestetik (mimik, bahasa tubuh, kode budaya), (4) syarat

    konteks, dan (5) syarat penggayaan pembicaraan. Syarat tersebut haruslah terintegrasi

    secara simultan sehingga didapatkan keterampilan bicara yang padu, apik, dan bermutu.

    Lalu, secara rinci, bagaimanakah uraian syarat-syarat tersebut? Mengapa banyak

    orang merasa gagal dalam berbicara? Kemudian, apakah kekuatan bicara seseorang

    mencerminkan kecerdasan orang tersebut? Jawaban semua itu akan memperkuat

    seseorang dalam berbicara.

    Ketika seseorang mencoba berkali-kali untuk berbicara di depan umum, komentar

    mereka rata-rata menyebutkan bahwa berbicara yang baik ternyata memerlukan

    perjuangan, sekali mencoba belum dapat dirasakan perubahannya, dan musuh utama

    adalah rasa kurang percaya diri yang berdampak pada tubuh yang gemetar. Kalau Anda

    sendiri yang melakukan kegiatan berbicara di depan umum, apa komentar Anda?

    Alangkah baiknya komentar itu dijabarkan agar dapat menjadi bahan pelajaran bagi

    orang lain.

    B.Rumusan Masalah

    1. Apa yang dimaksud Pengertian Berbicara ?

    2. Apa Tujuan berbicara ?

    3. Bagaimana Dasar-Dasar Pengembangan Keterampilan Berbicara ?

    4. Bagaimana Mengembangkan Dan Penilaian Kompetensi Berbicara ?

    5. Apa Model Model Pembelajaran Keterampilan Berbicara ?

    BAB II

    1

  • 7/28/2019 Pengmbangan Berbicara

    5/15

    PENGEMBANGAN BERBICARA

    A. Pengertian Berbicara

    Terdapat beberapa pengertian mengenai berbicara, di antaranya sebagai berikut

    ini. Berbicara adalah beromong, bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran,

    melisankan sesuatu yang dimaksudkan (Depdiknas, 2005:165).

    Menurut Tarigan, Martini, dan Sudibyo (1998:34), berbicara adalah

    Keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Dalam pengertian ini, pesan

    yang diterima oleh pendengar tidaklah dalam wujud asli, tetapi dalam bentuk lain yaitu

    bunyi bahasa. Pendengar kemudian mengalihkan pesan dalam bentuk bunyi bahasa itu

    menjadi suatu bentuk pesan yang bermakna.

    Menurut Tarigan (1983:15), berbicara adalah Kemampuan mengucapkan bunyi-

    bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan

    pikiran, gagasan dan perasaan.

    Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah

    keterampilan menyampaikan pesan dengan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau

    kata-kata secara lisan untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,

    gagasan dan perasaan.

    B. Tujuan Berbicara

    Djuanda (2008:55) mengemukakan bahwa tujuan utama berbicara adalah untuk

    berkomunikasi. Oleh karena itu, agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, sudah

    seharusnya pembicara memahami makna segala yang ingin dikemukakannya.

    Tarigan (Djuanda, 2008:55) mengemukakan lima tujuan berbicara, antara lain sebagai

    berikut ini.

    1. Berbicara untuk menghibur.

    Berbicara untuk menghibur para pendengar ini lebih difokuskan pada kegiatan

    berbicara untuk menyenangkan pendengar dengan berbagai cara. Berbicara

    tentang kisah-kisah jenaka, humor, atau kisah yang lucu kepada pendengar

    merupakan berbicara dengan tujuan menghibur yang biasanya dilakukan oleh

    2

  • 7/28/2019 Pengmbangan Berbicara

    6/15

  • 7/28/2019 Pengmbangan Berbicara

    7/15

    demonstrasi tersebut. Sehingga akhirnya pendengar tergerak untuk mengerjakan

    apa-apa yang dikehendaki pembicara.

    4. Berbicara untuk meyakinkan.

    Tujuan utama berbicara untuk meyakinkan adalah meyakinkan pendengarnya

    akan sesuatu agar apa yang dibicarakan dapat dituruti dan dipahami

    kebenarannya. Dengan berbicara meyakinkan, sikap pendengar dapat diubah dari

    yang tadinya menolak bisa jadi menerima, yang tidak setuju atau ragu-ragu

    menjadi setuju.

    5. Berbicara untuk menggerakan.

    Berbicara dengan tujuan menggerakkan merupakan kelanjutan dari berbicara

    meyakinkan. Melalui kepintaran membakar semangat, meyakinkan pendengarnya,

    memanfaatkan situasi, serta ditambah penguasaan ilmu jiwa masa, pembicara

    dapat menggerakkan pendengarnya.

    C. Dasar-Dasar Pengembangan Keterampilan Berbicara

    Untuk dapat mengembangkan materi keterampilan berbicara pengajar perlu

    mengenal tipe-tipe latihan yang dapat membantunya membuat latihan yang sesuai.

    Piepho (1987, dalam neuner dan hans, 1981) membagi tipe-tipe latihan menjadi 3 bagian,

    yaitu (1). Latihan untuk persiapan pengembangan keterampilan berbicara, (2) latihan

    untuk mengembangkan keterampilan berbicara, (3) latihan untuk menyusun kemampuan

    berbicara, dan (4) latihan untuk melakukan simulasi komunikasi secara lisan.

    Selain itu munkel dan roland (1994) membagi kriteria tindak tutur menjadi dua bagian

    dari tindak tutur, yaitu (1) kontruksi, transformasi, dan ekskusi bukan hanya berhubungan

    dengan metodik tetapi juga bagian dari komunikasi nyata. Di dalam mengembangkan

    latihan sebaiknya pebelajar memulai dengan tahapan eksekusi (latihan menirukan),

    kemudian lanjut pada latihan transformasi dan pada akhirnya pebelajar diharapkan dapat

    mengontruksi sendiri isi pembicaraanya, (2) cara lain yang ditawarkan adalah dengan

    menggunakan gambar. Munkel dan roland (1994) membandingkan susunan dari materi

    keterampilan berbicara sama dengan susunan dari sebuah rumah. untuk menyusun materi

    keterampilan berbicara, yang di perlukan tidak hanya materi dan bagian-bagiannya.

    Melainkan juga alat untuk menyusun percakapan.

    4

  • 7/28/2019 Pengmbangan Berbicara

    8/15

    Untuk dapat mengembangkan latihan-latihan keterampilan berbicara disarankan

    untuk memperhatikan hal-hal berikut ini (dalam seminar handbuck untuk multiplikator,

    2002):

    1. Menyimak

    latihan berbicara dapat dikembangkan dengan kombinasi latihan mendengar.

    2. Memperhatikan

    adalah hal yang tidak mungkin jika pebelajar dapat mendengarkan semua hal jika

    orang berbicara terlalu cepat. Selain itu sering didapati suara-suara gangguan di

    sekeliling yang dapat mengganggu konsentrasi, karena dengan konsentrasi yang

    baik pebelajar dapat memahami bentuk, isi, dan gramatika dari sebuah teks.

    Tetapi jika pebelajar sudah mempunyai informasi awal mengenai tema tertentu,

    dia akan dapat memahami teks dengan lebih baik.

    3. Rutinitas

    berbicara sempurna adalah hal yang tidak mungkin, sekalipun oleh seorang

    penutur asli. Dalam kehidupan sehari-hari orang akan berbicara berdasarkan

    kebiasaan yang ada dan disesuaikan dengan konteks keseharian, oleh sebab itu

    pebelajaran akan lebih mudah mempelajari kosa kata baru yang berhubungan

    dengan kehidupan nyata dan minat pada bidang tertentu.

    4. Itensi Bahasa dan Mengunakan yang Kreatif

    belajar berbicara yang terbaik adalah dengan berbicara. Latihan berbicara tidak

    hanya dilakukan secara individu, tetapi dengan parter dan dalam kolompok. Suatu

    hal yang harus diperhatikan untuk menghadapi kelas yang besar adalah gengan

    kerja kelompok atau partner. Meskipun demikian kerja kelompok tidak menjamin

    pebelajaran dapat berlatih berbicara dengan bebas.

    5. Kombinasi pada Beberapa Latihan Keterampilan Berbicara

    latihan yang dikembangkan untuk keterampilan bebicara sebaiknya dipersiapkan

    sebaik mungkin, beberapa kombinasi yang mungkin adalah :

    Dari keterampilan mendengar ke keterampilan berbicara

    Dari keterampilan membaca ke keterampilan menulis

    Dari keterampilan berbicara ke keterampilan menulis

    Hindari memulai dengan keterampilan membaca ke keterampilan berbicara

    5

  • 7/28/2019 Pengmbangan Berbicara

    9/15

    6. Pembelajaran yang Mengakibatkan Esmosi

    untuk membuat pembelajaran menarik diperlukan pemilihan tema yang disukai

    oleh pebelajar, yaitu tema yang berhubungan dengan pebelajar dan sesuai dengan

    budaya yang berlaku. Selain itu sebaiknya dihindari rasa takut untuk berbicara.

    Hal itu dapat diantisipasi dengan latihan dalam kolompok kecil, dan pebelajar

    sebaiknya tidak memaksa pebelajar untuk berbicara dan mengoreksi setiap

    kesalahan yang dilakukan. Koreksi sebaiknya dilakukan pada tahap refleksi dan

    evaluasi.

    D. Mengembangkan Dan Penilaian Kompetensi Berbicara

    Menurut munkel dan roland (1994) latihan-latihan yang diperlukan untuk

    membangun komunikasi sebaiknya memenuhi aspek-aspek berikut ini:

    1. Latihan-latihan tersebut dapat mengarahkan pebelajaran untuk berbicara dengan

    menggunakan gramatika yang benar.

    2. Memerankan dialog berdasarkan model dialog dan kata-kata kunci yang

    diberikan. Sebaiknya pebelajar tidak membacakan dialog yang telah dibuat, tetapi

    memerankannya dengan bebas dengan tambahan variasi.

    3. Sebagai lanjutan dari no 2, pebelajar di harapkan mengontruksi dialog dari tes

    basis yang diberikan tidak hanya berdasarkan isi dan jalannya dialog, tetapi juga

    harus memperhatikan ungkapan yang sesuai dengan situasi dan

    memformulasikannya secara konkrit.

    4. Dalam latihan model latihan berkomunikasi seperti yang dijelaskan di atas.

    Diharapkan pebelajar juga mempunyai kesempatan untuk mengemukakan

    pendapat dan berdiskusi.

    5. Semua jenis bentuk latihan diatas sebaiknya dapat digunakan sebagai jembatan

    untuk masuk ke dalam suatu tema atau untuk menceritakan gambar dan

    menggambarkan sebuah grafik.

    Apabila aspek-aspek di atas sudah terpenuhi, latihan-latihan yang telah dibuat

    diharapkan benar-benar dapat membatu pebelajar berbicara bahasa jerman dengan bebas

    tanpa rasa takut. Disamping itu sebagai umpan balik bagi pebelajar, apakah proses belajar

    mengajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan mengetahui sejauh mana

    6

  • 7/28/2019 Pengmbangan Berbicara

    10/15

    kemampuan berbicara pebelajar diperlukan cara penilaian yang benar.

    Tschirner (dalam seminarhandbuch untuk multiplikator, 2002) mengemukakan bahwa

    untuk nilai kemampuan berbicara pembelar sebaiknya memberikan penilaian yang jelas

    dan mudah di pahami.

    Selain itu kegiatan penilaian seharusnya dilakukan didalam proses belajar. Hal ini

    berarti bahwa tes adalah sebagian dari akrivitas berbicara di kelas. Karena pembelajar

    berpusat pada pebelajar, pembelajar sebaiknya dapat memotivasi pebelajar untuk dapat

    melakukan evaluasi sendiri terhadap proses belajar yang dialaminya sehingga koreksi

    kesalahan tidak haya dari pembelajar.

    E. Model Model Pembelajaran Keterampilan Berbicara

    Sudrajat (2008) mengemukakan bahwa model pembelajaran pada dasarnya

    merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan

    secara khas oleh guru. Dari pernyataan tersebut, maka dalam melaksanakan tugasnya

    secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan

    yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif

    dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan

    Pendidikan.

    Adapun model-model pembelajaran keterampilan berbicara yang dikemukakan

    oleh Tarigan (Resmini,dkk.,2006), antara lain sebagai berikut.

    1. Model Ulang Ucap

    Model pembelajaran Ulang Ucap merupakan pembelajaran tingkat awal/pertama

    pada model pembelajaran berbicara. Model ucapan di sini adalah suara guru atau

    rekaman dari tape recorder atau kaset yang diperdengarkan di depan kelas, lalu

    siswa mendengarkan dengan teliti dan mengucapkannya lagi sesuai dengan yang

    diperdengarkannya tersebut.

    2. Model Lihat-Ucapkan

    Model pembelajaran Lihat Ucapkan merupakan suatu model pembelajaran

    dimana siswa tidak mendengarkan ucapan kata/kalimat baik dari guru ataupun

    siswa lainnya, melainkan melihat suatu benda, gambar, atau kartu yang berisi

    7

  • 7/28/2019 Pengmbangan Berbicara

    11/15

    tulisan kata/kalimat. Selanjutnya, siswa mengucapkan nama benda, gambar, atau

    kata/kalimat dalam kartu tersebut dengan benar.

    3. Model Memerikan

    Model pembelajaran Memerikan merupakan pembelajaran tingkat lanjutan yang

    menuntut siswa untuk menjelaskan, menerangkan, melukiskan atau

    mendeskripsikan sesuatu.

    4. Model Menjawab Pertanyaan

    Model pembelajaran Menjawab Pertanyaan merupakan pembelajaran tingkat

    lanjut yang mempunyai tujuan agar siswa dapat menyampaikan pesan secara lisan

    (berbicara) melalui stimulus pertanyaan dari orang lain/guru.

    5. Model Bertanya

    Model pembelajaran Bertanya merupakan model pembelajaran kebalikan dari

    model pembelajaran Menjawab Pertanyaan karena pada model pembelajaran ini

    siswa dilatih untuk menguasai kemampuan bertanya bukan menjawab pertanyaan.

    6. Model Pertanyaan Menggali

    Model Pertanyaan Menggali ini hampir sama dengan model Bertanya, namun

    yang membedakannya yaitu pertanyaan menggali bertujuan untuk merangsang

    siswa banyak berfikir dan banyak berbicara. Disamping itu, pertanyaan menggali

    juga dapat digunakan untuk menilai kedalaman dan keluasan pemahaman siswa

    terhadap suatu masalah.

    7. Model Melanjutkan Cerita

    Model pembelajaran Melanjutkan Cerita merupakan pembelajaran dalam rangka

    melatih siswa dalam berbicara dan bercerita dengan cara melanjutkan sepenggal

    cerita yang belum selesai. Cerita tersebut terlebih dahulu disampaikan oleh guru

    lalu para siswa melanjutkannya. Pada bagian akhir kegiatan, guru memeriksa

    jalan cerita apakah sistematis, logis atau padu.

    8. Model Menceritakan Kembali

    Model pembelajaran Menceritakan Kembali merupakan suatu model

    pembelajaran yang menuntut siswa menceritakan kembali isi cerita yang telah

    dibacanya atau yang disimak sebelumnya. Dalam hal ini, para siswa diharapkan

    8

  • 7/28/2019 Pengmbangan Berbicara

    12/15

    sudah mulai belajar mandiri merangkai kata-kata dengan kalimat sendiri

    mengenai bahan bacaan yang telah dibaca atau yang disimaknya tersebut.

    9. Model Percakapan

    Model pembelajaran Percakapan merupakan suatu model pembelajaran dimana

    dua atau lebih siswa melakukan pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu

    topik. Dalam percakapan ini, terjadi dua kegiatan yang saling berhubungan yaitu

    menyimak dan berbicara silih berganti. Untuk topik pembicarannya yaitu hal-hal

    yang menarik dan diminati oleh para siswa.

    10. Model Parafrase

    Parafrase berarti mengubah bentuk, misalnya mengubah bentuk puisi ke bentuk

    prosa/narasi. Dalam hal ini, guru ataupun siswa dapat membacakan suatu puisi

    dengan suara jelas, intonasi yang tepat, dan kecepatan normal di depan kelas

    kemudian siswa yang menyimak menceritakan isi puisi dengan kata-katanya

    sendiri.

    11. Model Reka Cerita Gambar

    Model pembelajaran Reka Cerita Gambar di sini merupakan pembelajaran

    bercerita berdasarkan gambar, bisa gambar satuan (terpisah) dan bisa pula gambar

    berseri/berurutan. Apabila gambar tersebut berseri/berurutan, maka siswa harus

    mengurutkannya terlebih dahulu menjadi urutan yang sesuai lalu menyusun

    sebuah cerita berdasarkan gambar tersebut.

    12. Model Bermain Peran

    Model pembelajaran Bermain Peran adalah suatu model yang menuntut siswa

    untuk bertindak, berlaku, dan berbahasa seperti orang yang diperankannya. Dalam

    model pembelajaran ini, campur tangan guru hampir tidak ada. Dalam praktiknya,

    Bermain Peran ini menyerupai sandiwara atau drama, hanya saja dalam bentuk

    yang lebih kecil/sederhana. Oleh sebab itulah, maka peserta didik akan

    memperoleh peran dan teks dialog yang harus dihafalkan untuk ditampilkan di

    depan kelas nanti.

    13. Model Wawancara

    Model pembelajaran Wawancara adalah suatu percakapan yang dilakukan oleh

    siswa dalam bentuk tanya jawab. Dalam pembelajarannya, pewawancara yaitu

    9

  • 7/28/2019 Pengmbangan Berbicara

    13/15

    siswa dapat melakukan wawancara terhadap orang lain seperti pejabat, tokoh,

    pedagang, dan pakar dalam bidang tertentu. Dengan adanya model ini, diharapkan

    siswa dapat mengembangkan keterampilan berbicaranya.

    14. Model Memperlihatkan dan Bercerita (Show and Tell)

    Model Memperlihatkan dan Bercerita merupakan suatu model dimana siswa

    disuruh membawa benda-benda atau mainan yang mereka sukai dari rumah dan

    membawanya ke sekolah lalu bercerita mengenai benda-benda tersebut dengan

    kata-katanya sendiri.

    Adapun dorongan yang dapat guru lakukan dalam model pembelajaran ini, yaitu :

    membantu siswa dalam merencanakan apa yang akan diceritakannya dan

    menyuruh siswa lainnya untuk membuat 5 pertanyaan yang menggunakan kata

    tanya, seperti : apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana terkait

    dengan benda yang dibawa siswa tersebut.

    BAB III

    PENUTUP

    A.Simpulan

    Menurut Tarigan, Martini, dan Sudibyo (1998:34), berbicara adalah

    Keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Dalam pengertian ini,

    10

  • 7/28/2019 Pengmbangan Berbicara

    14/15

    pesan yang diterima oleh pendengar tidaklah dalam wujud asli, tetapi dalam

    bentuk lain yaitu bunyi bahasa. Pendengar kemudian mengalihkan pesan dalam

    bentuk bunyi bahasa itu menjadi suatu bentuk pesan yang bermakna

    Untuk dapat mengembangkan materi keterampilan berbicara pengajar perlu

    mengenal tipe-tipe latihan yang dapat membantunya membuat latihan yang

    sesuai. Piepho (1987, dalam neuner dan hans, 1981) membagi tipe-tipe latihan

    menjadi 3 bagian, yaitu (1). Latihan untuk persiapan pengembangan keterampilan

    berbicara, (2) latihan untuk mengembangkan keterampilan berbicara, (3) latihan

    untuk menyusun kemampuan berbicara, dan (4) latihan untuk melakukan simulasi

    komunikasi secara lisan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Boovee, Courlan. 1997.Business Communication today. Prentice Hall: New York.

    Departemen Pendidikan Nasional. 2006. PermendiknasNomor22TahTentang Standar

    Isi. Jakarta: Depdiknas.

    11

  • 7/28/2019 Pengmbangan Berbicara

    15/15

    Ibrahim, Abdul Syukur. 2001. Pengantas Sosiolingustik, Sajian Bunga Rampai. Malang:

    Universitas Negeri Malang.

    Mulyati, yeti dkk.2007. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD Modul. Jakarta:Universitas Terbuka

    Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra edisi III.

    Yogyakarta: BPFE Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

    Nasional Pendidikan, Jakarta : BNSP.

    Tarigan, Henry Guntur. 1981. Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa.Bandung: Angkasa.

    Tarigan, Djago dkk.1998.Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta : Depdikbud,

    Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D III.

    Utari, Sri dan Subyakto Nababan. 1993.Metodologi PengajaranBahasa. Jakarta

    Thomson, N. 2003. Communication and Language.New York: Palgrave Macmillan.

    dan Lilis Siti Sulistyaningsih. 1997. Analisis Kesalahan Berbahasa.

    Jakarta: Depdikbud Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D III

    12