Pengkajian Analisa Pada PD Apendiksitis

30
1 MAKALAH SISTEM PENCERNAAN I “ ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN APENDIKSITIS“ DISUSUN OLEH : CAHYO SANG WAHYU WALUYO DWI OKTAVIANTO FLORI JULIANT PELLO ARIF DWI KURNIAWAN ANGGA JULIANTO ANINDYA PARAMITA

description

askep

Transcript of Pengkajian Analisa Pada PD Apendiksitis

MAKALAHSISTEM PENCERNAAN I ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN APENDIKSITIS

DISUSUN OLEH :CAHYO SANG WAHYUWALUYO DWI OKTAVIANTOFLORI JULIANT PELLOARIF DWI KURNIAWANANGGA JULIANTOANINDYA PARAMITA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANPATRIA HUSADA BLITAR2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang Asuhan Keperawatan Pasien Apendiksitis ini dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pencernaan I. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Blitar, September 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR2DAFTAR ISI3BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang41.2 Rumusan Masalah41.3 Tujuan5BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN APENDIKSITIS2.1 Pengkajian 62.2 Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Pathway 102.3 Diagnosa Keperawatan Yang Sering Muncul 122.4 Intervensi Keperawatan Dan Rasional 13BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan203.2 Saran20DAFTAR PUSTAKA21CATATAN22

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangApendiks merupakan organ yang berbentuk tabung panjang dan sempit. Panjangnya kira-kira 10cm (kisaran 3-15cm) dan berpangkal di sekum. Apendiks menghasilkan lendir 1-2ml per hari. Lendir itu secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya dialirkan ke sekum. Adanya hambatan dalam pengaliran tersebut, tampaknya merupakan salah satu penyebab timbulnya appendisits. Di dalam apendiks juga terdapat immunoglobulin sekretoal yang merupakan zat pelindung efektif terhadap infeksi (berperan dalam sistem imun). Dan immunoglobulin yang banyak terdapat di dalam apendiks adalah IgA.Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan penyingkiran umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh peritonitis dan shock ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur. Terjadinya apendisitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun terdapat banyak sekali faktor pencetus terjadinya penyakit ini. Apendisitis dapat mengenai semua umur, baik laki-laki maupun perempuan, lebih sering menyerang laki-laki berusia 10-30 tahun. 1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah yang dapat diangkat dalam makalah ini adalah bagaimana asuhan keperawatan terhadap pasien dengan kasus apendiksitis?1.3 Tujuan PenulisanAdapun tujuan yang diharapkan dari penyusunan makalah ini, yaitu :a. Tujuan UmumSecara umum tujuan penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pencernaan I.

b. Tujuan KhususAdapun tujuan secara langsung penyusunan makalah ini adalah :1. Agar memahami pengertian, etiologi, dan penatalaksanaan dari apendiksitis.2. Agar bisa memahami asuhan keperawatan pada klien dengan ganguan apendik.

BAB IIASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN DENGAN APENDIKSITIS

2.1 Pengkajian Tanggal pengkajian: 25 Agustus 2013Jam : 08.00 WIBTanggal MRS : 25 Agustus 2013Jam : 08.00 WIBNo. RM: 050501Ruang / kelas: 1Diagnose masuk: Apendiksitis

2.1.1 Identitas Kliena. Nama : Ny. Susib. Umur: 29 thc. Jenis kelamin: Perempuand. Suku/bangsa : Jawa / Indonesiae. Agama: Islamf. Alamat: Sanan Wetan, Blitarg. Pendidikan: SMAh. Pekerjaan: ibu rumah tanggai. Status perkawinan: menikahj. Penanggung jawab: keluargak. Penanggungan biaya: ASKES

2.1.2 Riwayat Kesehatan1. Keluhan utamaNyeri perut bagian kanan bawah.2. Riwayat penyakit sekarangNy. S sejak 1 mingg u yang lalu mengeluhkan nyeri perut, di kira HAID tetapi tidak kunjung datang, selama nyeri hanya minum kunir asam. Mulai jam 05.00 Ny. S mengeluhnyeri tidak tertahankan serta mual dan muntah,dan dibawa ke RS. Aminah.3. Riwayat penyakit dahuluTidak ada4. Riwayat penyakit keluargaPasien mengatakan bahwa keluarganya tidak mempunyai riwayat penyakit yang berhubungan dengan gangguan apendiksitis maupun gangguan saluran cerna.5. Riwayat AlergiPasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat obatan maupun makanan.6. Riwayat psiko, social, spirituala. Psiko: Konsep diri terganggu, merasa dirinya tidak dapat menjalankan perannya sebagai ibu selama sakit.b. Social: orang terdekatnya adalah suaminya, hubungan dengan teman dan lingkungan sekitar terjaga dengan baik.c. Spiritual: sebagai muslim kegiatan ibadah seperti sholat dan jamaah tahlil dengan baik.

2.1.3 Pola Fungsi Kesehatana. Pola Nutrisi dan MetabolismNafsu makan menurun, porsi makan tidak habis.b. Pola AktivitasAktivitas klien sedikit terbatasi karena rasa nyeri pada perut bagian kanan bawah.c. Pola Personal HygeneMandi 2x/hari, keramas 1x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti pakaian 2x/hari, memotong kuku 2x/hari dilakukan secara mandiri.d. Pola Istirahat dan TidurPola tidur klien tetap 8 jam/hari tidak ada gangguan untuk pola istirahat dan tidur.

e. Pola EliminasiSeseorang yang menderita apendiksitis mengalami kesulitan dalam pola eliminasi karena nyeri yang diderita dan adanya peradangan pada salurah GIT terutama pada daerah apendik.f. Pola Hubungan PeranHubungan dan peran klien dalam keluarga mengalami perubahan karena adanya perubahan kenyamanan pada klien terutama pada aktivitas yang terganggu karena nyeri pada perut bagian kanan bawah.g. Pola Penanggulangan StresBiasanya klien merasa cemas atau stres karena keadaanya rasa nyeri yang tak kunjung reda akibat kurangnya pengetahuan terhadap apa yang diderita.h. Pola Tata Nilai dan KepercayaanDalam hal beribadah klien sedikit terganggu dengan adanya nyeri didaerah perut kanan bawah (apendiks).i. Pola Fungsi SeksualitasReproduksi klien dalam batas normal.

2.1.4 Observasi Dan Pemeriksaan Fisik1. Tanda-tanda vitalKeadaan umum dalam kondisi sedang.Nadi: 100x/menitSuhu: 38oC, suhu tubuh hangat jika terkena infeksi,TD: 180/90 mmHgRR: 24x/menit

2. Review of system1) Pernafasan (B1 : Breathing)Pola nafas: teraturSesak: tidakBunyi tambahan: tidak ada

2) Kardiovascular (B2 : Blood)Irama jantung : reguler Suara jantung: normal.Nyeri dada: tidak ada.Edema: tidak ada.CRT: < 2 dtAkral: dingin basah

3) Persyarafan (B3: Brain)Kesadaran: compos mentis.GCS: E= 4 V=5 M= 6. Total nilai : 15Skala nyeri : 8.Nyeri perut bagian kanan bawah berkurang jika kaki kanan ditekuk.Mata: Sklera: icterus (-). Pupil: isokor.Pendengaran: normalPenciuman: normalPerabaan: normal

4) Perkemihan- Eliminasi Uri (B4: Bladder)Sistem perkemihan normal tidak ada gangguan.

5) Pencernaan Eliminasi Alvi (B5: Bowel)Mukosa bibir kering.Pristaltik : 3x/menitAbdomen: nyeri pada kuadrat 4, perut kanan bawah.Rectum: normalBAB: 1x/hari, ketika BAB tidak ada masalah. Diet: - 6) Tulang Otot Integumen (B6: Bone)Kemampuan pergerakan sendi : bebas.Kekuatan otot :55

55

Extremitas : Atas: tidak ada kelainan. Bawah: tidak ada kelainan.Kulit: Warna kulit: pucat. Akral: dingin. Turgor: baik.

7) Sistem EndokrinTidak ada gangguan pada sistem endokrinnya.2.1.5 Pemeriksaan DiagnosticHb: 13 mg/dlLeukosit: 29000 mg/dlUSG: Ada peradangan pada apendik

2.1.6 TerapiKetorolaxKonsul untuk pembedahan

2.2 Diagnosa Keperawatan Berdasarkan PathwayNo.DataMasalahKemungkinan Penyebab

1DS : Pasien mengeluh nyeri perut bagian kanan bawah sejakseminggu yang lalu.DO : TD 180/90mmHg Nadi 100x/menit RR 24x/menit Pasien nampak sedang USG : Apendiksitis Skala nyeri : 8Nyeri

invasi dan multiplikasi bakteri

apendiksitis

secresi mucus berlebih pada lumen apendik

apendik teregang

spasme dinding apendik

nyeri

2DS : Pasien mengungkapkan selama dirumah mual dan muntahDO : Suhu 380C RR 24x/menit Pasien nampak sedang Mukosa bibir keringResiko kekurangan volume cairanDistensi abdomen

Mual dan muntah

Resiko kekurangan volume cairan

3DS : Pasien mengungkapkan selama dirumah mual dan muntahDO : Suhu 380C Apendiksitis Pasien nampak sedang Ketidakseimabangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhDistensi abdomen

Mual dan muntah

Anoreksia

Ketidakseimabangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4DS : Pasien mengungkapkan badannya terasa panas tapi tepalak tangan dan kaki dinginDO : Suhu 380C RR 24x/menit USG : Apendiksitis Leukosit : 29000mg/dl Pasien nampak sedang

Hipertermi karena inflamasiInvasi dan multiplikasi bakteri

Apendiksitis

Peradangan pada jaringan

Kerusakan kontrol suhu terhadap inflamasi

Febris

Hipertermi

5DS : Pasien mengungkapkan dirinya tidak bisa menjalankan perannya sebagai ibu selama sakitDO: Pasien nampak sedang Apendiksitis Intoleransi aktivitas

Distensi abdomen

Gangguan rasa nyaman

Intoleransi aktivitas

2.3 Diagnosa Keperawatan Yang Sering Muncul1. Nyeri akut b.d inflamasi dan infeksi2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif, mekanisme kerja peristaltic usus menurun.3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d factor biologis, ketidakmampuan untuk mencerna makanan.4. Hipertermia b.d respon sistemik dari inflamasi gastrointestinal5. Intoleransi aktivitas b.d gangguan rasa nyaman.

19

2.4 Intervensi Keperawatan Dan RasionalNo. DataDiagnose keperawatanTujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional

1DS : Pasien mengeluh nyeri perut bagian kanan bawah sejakseminggu yang lalu.DO : TD 180/90mmHg Nadi 100x/menit RR 24x/menit Pasien nampak sedang USG : Apendiksitis Skala nyeri : 8Nyeri akut b.d inflamasi dan infeksiTujuan : Skala nyeri berkurang Nyeri terkontrol Tingkat kenyamanan bertambah

Kriteria Hasil:1. Mampu mengontrol nyeri2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajement nyeri3. Mampu mengenali nyeri4. Menyatakn rasa nyaman setelah nyeri berkurang1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehnshif termasuk lokasi, katrateristik,durasi, frekuensi, dan kualitas dan faktor presipitasi2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan3. Gunakan teknik komunikasi terepeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien.4. Kurangi faktor presipitasi nyeri 5. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakalogi, nonfarmakologi, dan interpersonal).6. Tingkatkan istirahat.1. Pengkajian nyeri secara komperenshif dilakukan untuk memonitoring hal-hal yang berkaitan dengan nyeri.2. Dilakukan untuk mengetahui skala nyeri.3. Komunikasi tereupetik dilakukan untuk mengetahui pengalaman nyeri,dan memberikan rasa aman pada pasien.4. Untuk mengurangi rasa nyeri.5. Menurunkan rasa nyeri disesuaikan dengan therapy yang dibutuhkan.Kolaborasi : terapi farmakologi dengan pemberian ketorolax untuk meredakan nyeri.Pembedahan : bila kondisi mengkawatirkan konsulkan kepada pasien untuk melakukan terapi bedah pada apendiksitis.6. Istrihat membantu pasien mengurangi nyeri.

2DS : Pasien mengungkapkan selama dirumah mual dan muntahDO : Suhu 380C RR 24x/menit Pasien nampak sedang Mukosa bibir keringKekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif, mekanisme kerja peristaltic usus menurun.

Tujuan : Keseimbangan cairan terkontrol Tidak mengalami Dehidrasi Status nutrisi intake cairan dan makanan terkontrolKriteria Hasil :1. Mmpertahankan urine out put sesuai usia dan BB, berat jenis urin normal.2. TD, nadi, suhu tubuh dalam batas normal.3. Tidak ada tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus berlebihan.1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.2. Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi kuat).3. Monitor vital sign4. Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian.5. Dorong pasien untuk menambah intake oral.1. Memonitoring intake dan output.2. Mengetahui status kebutuhan cairan.3. Meminalis terjadinya syok hipovolemik4. Sesuaikan kebutuhan cairan dengan kebutuhan kalori harian.5. Mengurangi terjadinya mukosa kering.

3DS : Pasien mengungkapkan selama dirumah mual dan muntahDO : Suhu 380C Apendiksitis Pasien nampak sedang Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d factor biologis, ketidakmampuan untuk mencerna makanan.

Tujuan : Status nutrisi: intake makanan dan cairan. Status nutrisi, intake nutria. BB terkontrol.

Kriteria Hasil:1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.2. BB ideal sesuai dengan TB.3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi,5. Tidak ada penurunan BB yang berarti.1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.2. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C3. Yakinkan diet yang dikonsumsi mengandung tinggi serat untuk mencegah kontispasi.4. Monitoring mual dan muntah.5. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.1. menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. 2. Mempertahankan sistem imun dan daya tahan tubuh.3. Mengurangi rasa nyeri saat BAB4. Mengontrol output cairan dan nutrisi.5. Pasien bisa mengontrol pola makan.

4DS : Pasien mengungkapkan badannya terasa panas tapi tepalak tangan dan kaki dinginDO : Suhu 380C RR 24x/menit USG : Apendiksitis Leukosit : 29000mg/dl Pasien nampak sedang

Hipertermia b.d respon sistemik dari inflamasi gastrointestinal

Tujuan : Termoregulasi Kriteria Hasil:1. Suhu tubuh dalam rentang normal.2. Nadi dan RR dalam rentang normal.3. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing.1. Monitor suhu sesering mungkin.2. Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam..3. Monitoring intake dan output.4. Kolaborasi pemberian cairan IV5. Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi.1. Kontrol perkembangan suhu.2. Mengetahui penyebab demam dan memberikan pengobatan sesuai kebutuhan.3. Meminilmakan respon sistemik dari inflamasi gastrointenstinal.4. Mengurangi resiko kekurangan cziran yang berlebihan.5. Mengantisipasi adanya syok hipovolemik.

5DS : Pasien mengungkapkan dirinya tidak bisa menjalankan perannya sebagai ibu selama sakitDO: Pasien nampak sedang Apendiksitis Intoleransi aktivitas b.d gangguan rasa nyaman

Tujuan : Kecemasan Tingkat kecemasan Gangguan pola istirahat dan tidur Kenyamanan

Kriteria hasil : Mampu mengontrol kecemasan Status lingkungan yang nyaman Mengontrol nyeri Kualitas tidur dan istirahat adekuat Respon terhadap pengobatan. Control gajala Status kenyamanan meningkat Dapat mengontrol ketakutan Dukungan sosial

1. Gunakan pendekatan yang menenangkan.2. Pahami perseptif pasien terhadap situasi stress.3. Temani pasien untuk memberikan kenyamanan dan mengurangi takut.4. Instruksikan pasien menggunakan tehnik relaksasi 5. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan.1. Pendekatan yang memebikan rasa aman dan nnyaman terhadapa pasien mampu meningkatkan rasa nyaman.2. Ikut merasakan apa yang diarsakan pasien.3. Meningkatkan dukungan dan perlindungan terhadapa pasien secara psikologi.4. Bantu pasien untuk dapat mengontrol rasa cemas.5. Bantu mengurangi tingkat kecemasan pasien.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanApendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan penyingkiran umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh peritonitis dan shock ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur. Terjadinya apendisitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Apendiks merupakan organ yang berbentuk tabung panjang dan sempit. Panjangnya kira-kira 10cm (kisaran 3-15cm) dan berpangkal di sekum. Terapi yang digunakan pada pasien dengan gangguan apendiksitis disesuaikan dengan kebutuhan.

3.2 SaranSemoga dalam pembuatan makalah ini kami sebagai penyusun makalah ini serta pembaca dapat memahami apa apendiksitis itu dan berbagai hal yang berkaitan dengan tindakan tersebut, serta dapat memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien gangguan apendik ini dengan tepat, pada akhirnya saran beserta kritik guna penyempurnaan makalah selanjutnya semoga makala ini dapat bermanfaat

DAFTAR PUSTAKA

CATATAN