Pengertian Etos Kerja

3
Etos Kerja dalam Islam ~latar belakang kerja. Knp org bekerja?~ Etos Kerja Hadis : dunia penjara bagi orang mukmin, surga bagi orang kafir kalo kerja jgn kedunyan soalnya dunia ibarat penjara inget ibadah jumuah : hentikan dagang kalau adzan, menyebar ke dimuka bumi setelah solat Hadis : bekerja seakan akan hidup 1000 tahu lagi, beribadah seakan” akan mati besok pagi Ethos berasal dari bahasa Yunani yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Ethos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh, budaya serta sistem nilai yang diyakininya. Nilai-nilai etika yang berkaitan dengan etos kerja seperti rajin, bekerja, keras, berdisplin tinggi, menahan diri, ulet, tekun dan nilai-nilai etika lainnya. Dari kata etos ini dikenal pula kata etika yang mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk moral sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang amat kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal dan berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sempurna. Kerja dalam pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi maupun non- materi, intelektual atau fisik maupun hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniawian atau keakhiratan. Kamus besar bahasa Indonesia susunan WJS Poerdarminta mengemukakan bahwa kerja adalah perbuatan melakukan sesuatu. Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Etos kerja seorang muslim adalah semangat untuk menapaki jalan lurus dalam bekerja.

description

semoga bermanfaat

Transcript of Pengertian Etos Kerja

Page 1: Pengertian Etos Kerja

Etos Kerja dalam Islam

~latar belakang kerja. Knp org bekerja?~

Etos Kerja

Hadis : dunia penjara bagi orang mukmin, surga bagi orang kafir kalo kerja jgn kedunyan soalnya dunia ibarat penjara inget ibadah

jumuah : hentikan dagang kalau adzan, menyebar ke dimuka bumi setelah solat

Hadis : bekerja seakan akan hidup 1000 tahu lagi, beribadah seakan” akan mati besok pagi

Ethos berasal dari bahasa Yunani yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Ethos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh, budaya serta sistem nilai yang diyakininya. Nilai-nilai etika yang berkaitan dengan etos kerja seperti rajin, bekerja, keras, berdisplin tinggi, menahan diri, ulet, tekun dan nilai-nilai etika lainnya. Dari kata etos ini dikenal pula kata etika yang mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk moral sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang amat kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal dan berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sempurna.

Kerja dalam pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi maupun non-materi, intelektual atau fisik maupun hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniawian atau keakhiratan. Kamus besar bahasa Indonesia susunan WJS Poerdarminta mengemukakan bahwa kerja adalah perbuatan melakukan sesuatu. Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah.

Etos kerja seorang muslim adalah semangat untuk menapaki jalan lurus dalam bekerja.

Seruan akan etos kerja dalam Islam sebenarnya sudah banyak diungkapkan brebagai ayat Al Quran atau diuraikan hadis. Kini saatnya menyadari makna al ihsan itu sehingga dari kesadaran yang berdasarkan pengetahuan itu akan lahir sebuah budaya yang melihat pekerjaan sebagai manifestasi pengabdian kepada Allah SWT.

Bagaimana etos kerja putra-putri Indonesia? Di republik ini, Jansen Sinamo menyajikan 8 Etos Kerja Professional dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Kerja adalah Rahmat2. Kerja adalah Amanah3. Kerja adalah Panggilan4. Kerja adalah Aktualisasi

Page 2: Pengertian Etos Kerja

5. Kerja adalah Ibadah6. Kerja adalah Seni7. Kerja adalah Kehormatan8. Kerja adalah Pelayanan

Namun demikian, di website ini disodorkan etos kerja baru, yaitu etos kerja Pancasila, untuk membedakannya dari istilah-istilah yang ada.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dunia itu penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim)

Imam an-Nawawi rahimahullahu ta’ala berkata, “Maksudnya, setiap mukmin itu terpenjara di dunia, karena dia dilarang mengikuti hawa nafsunya dan mengerjakan yang haram dan makruh, bahkan diwajibkan menaati perintah Allah jalla wa ‘ala yang merupakan perkara berat bagi dirinya, tetapi apabila dia telah meninggal dunia, hatinya tenang karena akan memperoleh imbalan dari Allah subhanahu wa ta’ala.” (Syarah Muslim 18/93)

Dikisahkan bahwa Imam Ibnu Hajar rahimahullahu ta’ala dulu adalah seorang hakim besar Mesir di masanya. Beliau jika pergi ke tempat kerjanya berangkat dengan naik kereta yang ditarik oleh kuda-kuda atau keledai- keledai dalam sebuah arak-arakan.

Pada suatu hari beliau dengan keretanya melewati seorang yahudi Mesir. Si yahudi itu adalah seorang penjual minyak. Sebagaimana kebiasaan tukang minyak, si yahudi itu pakaiannya kotor. Melihat arak-arakan itu, si yahudi itu menghadang dan menghentikannya.

Si yahudi itu berkata kepada Imam Ibnu Hajar :“Sesungguhnya Nabi kalian berkata:“Dunia itu penjaranya orang yang beriman dan Surganya orang kafir.” (HR. Muslim)

Namun kenapa engkau sebagai seorang beriman menjadi seorang hakim besar di Mesir, dalam arak-arakan yang mewah, dan dalam kenikmatan seperti ini. Sedang aku -yang kafir dalam penderitaan dan kesengsaran seperti ini.”

Maka Imam Ibnu Hajar menjawab : “Aku dengan keadaanku yang penuh dengan kemewahan dan kenimatan dunia ini bila dibandingkan dengan kenikmatan Surga adalah seperti sebuah penjara. Sedang penderitaan yang kau alami di dunia ini dibandingkan dengan yang adzab Neraka itu seperti sebuah Surga.”

Maka si yahudi itupun kemudian langsung mengucapkan syahadat : “Asyhadu anlailaha illallah. Wa asyhadu anna Muhammad rasulullah.” tanpa berpikir panjang langsung masuk Islam.

Subhanallah, sangat menakjubkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kisah ini…

Jakarta, 16 Rabi’ul Awwal 1432 H