Pengembangan jejaring Perguruan Tinggi, Pemerintah ...zoonosis.ipb.ac.id/pdf_file/Presentasi seminar...

35
Pengembangan Jejaring Perguruan Tinggi, Pemerintah, Pemangku Kepentingan dalam Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis di Hewan dan Manusia Direktorat Jenderal PP-PL Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 4/27/2012 1 Disampaikan pada Seminar Nasional Zoonosis, 19 April 2012, di IPB International Convention Center, Bogor

Transcript of Pengembangan jejaring Perguruan Tinggi, Pemerintah ...zoonosis.ipb.ac.id/pdf_file/Presentasi seminar...

Pengembangan Jejaring Perguruan Tinggi, Pemerintah, Pemangku Kepentingan dalam

Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis

di Hewan dan Manusia

Direktorat Jenderal PP-PL

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

4/27/2012 1

Disampaikan pada Seminar Nasional Zoonosis, 19 April 2012,

di IPB International Convention Center, Bogor

TERMINOLOGI

ZOONOSES ADALAH PENYAKIT PADA HEWANBERDARAH PANAS DALAM KONDISI ALAMIAHDAPAT MENULAR PADA MANUSIA ATAUSEBALIKNYA/ VISA VERSA

4/27/2012 2

Mengenai Sumber infeksi

1. ANTHROPOZOONOSESHewan vertebrata Manusia :Rabies, Leptospirosis, Taeniasis, Toxoplasmosis

2. ZOOANTHROPONOSESHewan vertebrata Manusia : Tuberkulosis, Cysticercosis bovis

3. AMPIXENOSES:Hewan vertebrata Manusia: Influenza, Mycosis, Schistosomiasis

4.PARAZOONOSESHewan vertebrata Manusia: Cysticercosis cellulosae,Incidental / Accidental Toxocariasis

4/27/2012 3

Mengenai lingkaran hidup yang menginfeksi

1. ZOONOSES YG LANGSUNG: Ditularkan pada manusia dari hewan vertebrata tanpa perubahan sedikitpun pada yang menyebabkan infeksi : Rabies, Anthrax, Brucellosis

2. CYCLO ZOONOSES: Memerlukan lebih dari 1 hewan vertebrata sebagai hospes untuk menyempurnakan lingkaran pertumbuhan yang menyebabkan infeksi /agen: Taeniasis bovis / cellulosae

3. META ZOONOSES: Disamping dua vertebrata, hewan non vertebrata diperlukan untuk menularkan agen/yang menyebabkan infeksi : Pes/Plague, Schistosomiasis, Malayan filariasis, Simian malaria

4. SAPRO ZOONOSES: Hospes vertebrata + reservoir, atau materi organik, tanah, tanaman: Mycosis, Larva migrans, amoeba yang hidup bebas

4/27/2012 4

- PES/PLAGUE- ANTHRAX- RABIES- JAPANESE B ENCEPHALITIS- LEPTOSPIROSIS - SCRUB TYPHUS- VISCERAL LEISHMANIASIS- YELLOW FEVER- EBOLA HAEMORRHAGIC FEVER

- HANTA VIROSIS- SIMIAN MALARIA - MALAYAN FILARIASIS- SCHISTOSMIASIS- CONGO HAEMOR. FEVER - BOVINE SPONGIFORM

ZOONOSES DG POTENTIAL

EPIDEMIK

4/27/2012 5

- CREUTZFELDT JACOBENCEPHALOPATHY DISEASE

- KURU - NIPAH / HENDRA VIROSIS- S.A.R.S - AVIAN INFLUENZA- BRUCELLOSIS- TOXOPLASMOSIS- CHIKUNGUNYA - EXOTIC ARBOVIROSES

ZOONOSES DI INDONESIA

1. Ada sekitar 50 dari 150 lebih

2. Zoonoses yang ada program pengendalian Zoonoses di Indonesia (Kemenkes) :

FLU BURUNG, RABIES, PLAGUE, ANTHRAX, TAENIASISSOLIUM/CYSTICERCOSIS CELLULOSAE,,

JAPANESE B ENCEPHALITIS, SCHISTOSOMIASIS,

CHIKUNGUNYA, LEPTOSPIROSIS AND FILARIASIS

4/27/2012 6

Faktor-faktor yang memunculkanZOONOSES

1. Peningkatan jumlah hewan dan produknya.

2. Habitat hewan yang terganggu

3. Konsumsi produk hewan yang eksotik.

4. Urbanisasi yang tak terkendali.

5. Resistensi obat anti mikroba.

6. Vektor-vektor yag resisten terhadap insektisida.

7. Perdagangan produk hewan yang meningkat takterkendali.

8. Perpindahan penduduk wisata/tourism

9. Kemiskinan

10.Migrasi hewan/unggas.

4/27/2012 7

Indikator-indikator sistemperingatan dini

1. Banjir

2. Letus gunung berapi

3. Gempa bumi

4. Pemotongan hewan secara illegal

5. Konsumsi produk hewan yang eksotik

6. Konstruksi waduk dan jalan.

7. Festival

8. Musim

9. Perang

10.Perpindahan penduduk : pengungsi dll.4/27/2012 8

Pengamatan/surveilans Zoonoses

1. Program pelayanan kesehatan publik dan hewan yang terintegrasi.

2. Pertukaran data yang reguler.

3. Pelatihan surveilans yang terintegrasi.

4. Pengembangan pencatatan dan pelaporan.

5. Pengembangan sistem informasi

6. Kesehatan publik dan hewan yang terkoordinasi dalam perencanaan, kerja lapangan dan diagnostik laboratorium.

4/27/2012 9

PENGENDALIAN ZOONOSIS

Men

uru

nkan

Fakto

r

ris

iko

Ko

lab

ora

si

pe

ne

liti

an

Ko

ord

ina

siR

es

po

n

Su

rveilan

ste

rpad

u&

sh

ari

ng

In

form

asi

Penyakit Zoonosa :

Pengendalian Zoonosis Terpadu (Lintas Multi Sektor)

Mekanisme Koordinasi

1. Menurunkan angka kesakitan dan

kematian akibat zoonosis

2. Mencegah/membatasi/menanggulangi

Kejadian Luar Biasa/wabah zoonosis

3. Mencegah masuknya

KLB/Wabah/Pandemi zoonosis ke

Indonesia

ARAH KEBIJAKAN NASIONAL PENGENDALIAN ZOONOSIS

70% EID (Emerging infectious diseases) adalah

zoonosis

Mortality EID tinggi (50-90%), menyerang otak dan

organ tubuh lainnya.

Dampak Ekonomi EID

Ancaman terhadap kehidupan, keselamatan umat

manusia

Ancaman terhadap kesejahteraan manusia

Batas/sekat wilayah : tidak ada lagi

Sudah menjadi kebutuhan/tuntutan

internasional/PHEIC

Ancaman bioterorisme dan bioweapon dari zoonosis(contoh Antraks)

SITUASI ZOONOSIS

DI INDONESIA

Ancaman Zoonosis Meningkat :

Kedekatan manusia dengan hewan (hobby, ekonomi,dll)

Kebutuhan protein hewani meningkat

Semakin dekatnya manusia denganlingkungan/satwa liar (pembukaan hutan, pemukiman mendekati hutan, dll)

Climate change (vektor meningkat, adaptasi/mutasi mahluk hidup menjadi lebihpatogen dll)

Pola Migrasi , transportasi antar wilayah/antar negara, pariwisata ,dll

Lanjutan

Distribusi Kasus Flu Burung Pada Manusia

Di Indonesia Tahun 2005 – April 2012

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

kasus 20 55 42 24 21 9 12 5

meninggal 13 45 37 20 19 7 10 5

CFR (%) 65 81.82 88.10 83.33 90.48 77.78 83.33 100.00

0

20

40

60

80

100

120

0

10

20

30

40

50

60

Situasi Rabies Di Indonesia 2008 sd 15 Maret 2012

Rabies

tersebar di 24

Prov, 9 Provinsi

Bebas yaitu

Babel, Kep

Riau, DKI

Jateng, DI

yogya, Jatim

, NTB, Papua

Barat dan

Papua.

GHPR : Gigitan Hewan Penular Rabies

PET : Post Exposure Treatment (cuci luka dan pemberian VAR)

2008 2009 2010 2011 2012

Ks GHPR 21245 45466 78574 82908 7539

VAR 14683 35316 63658 71053 5617

Lyssa 122 195 206 175 7

-

50

100

150

200

250

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

90000

Distribusi kasus leptospirosis di Indonesia Tahun 2004 – 2011

0

100

200

300

400

500

600

700

800

0

2

4

6

8

10

12

14

16

KASUS

MENINGGAL

CFR

KASUS 166 115 146 664 426 335 409 690

MENINGGAL 25 16 14 57 22 23 45 62

CFR 15 12.2 9.5 8 5.2 5.2 11 9.1

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Melampau KLB

2007

Kasus Antrak tahun 2010 : Kab Gowa Sulsel ( K3;M0) , Kab Maros Sulsel (K3;M0)

, Kota Makassar Sulsel (K1,M0) Kab. Sragen Jateng (K24;M1),

Kasus Antrak tahun 2011 : Kab. Boyolali ( K14;M0), Sragen (K 13; M0), Pati

(K1;M0)

2007 2008 2009 2010 2011

KASUS 74 20 17 31 28

MENINGGAL 5 0 2 1 0

CFR 7 0 12 3.2 0

0

10

20

30

40

50

60

70

80

SITUASI ANTRAKS DI INDONESIA TAHUN 2007 -2011

KASUS

MENINGGAL

CFR

Grafik Kasus Pes Manusia, tahun 2002 - 2007

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Positif 1 1 0 11 4 71

Diperiksa 142 154 200 166 207 665

2002 2003 2004 2005 2006 2007

Hasil Surveilans Rodent Pes, tahun 2002 - 2007

2690

1

1907

1

3183

4

692

1

4762

3

2998

4

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

2002 2003 2004 2005 2006 2007

Positif

Diperiksa

0

200

400

600

800

SITUASI SPESIMEN YANG DIPERIKSA PADA MANUSIA TAHUN

2004 - 2010

DIPERIKSA 254 166 207 775 5 40 0

POSITIF 7 11 4 82 0 0 0

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Kemanusiaan menghadapi banyak tantangan yang membutuhkan solusi/penyelesaian global

22

Salah satu dari tantangan yang banyak ini

adalah penyebaran sejumlah penyakit menular

yang muncul atau kembali muncul dari

perhadap-hadapan ( interfaces) Hewan-

Manusia- yang tumpang tindih dan sejumlah

ekosistem dimana mereka hidup.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

PENGENDALIAN ZOONOSIS.

.

23

PERPRES ini penting sekali dalam upaya Indonesia mengantisipasi pandemi yang akan datang

Strategi Pengendalian Zoonosismenurut Perpres 30, 2011

1. Mengutamakan prinsip pencegahan penularankepada manusia dengan meningkatkan upayapengendalian zoonosis pada sumber penularan;

2. Penguatan koordinasi lintas sektor dalam rangkamembangun sistem pengendalianzoonosis, sinkronisasi, pembinaan, pengawasan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaankebijakan, strategi dan program;

3. Perencanaan terpadu dan percepatanpengendalian melaluisurveilans, pengidentifikasian, pencegahan, tatalaksana kasus dan pembatasanpenularan, penanggulangan Kejadian LuarBiasa/wabah dan pandemi serta pemusnahansumber zoonosis pada hewan apabila diperlukan;

4. penguatan perlindungan wilayah yangmasih bebas terhadap penularanzoonosis baru;

5. peningkatan upaya perlindunganmasyarakat dari ancaman penularanzoonosis;

6. penguatan kapasitas sumber daya yangmeliputi sumber dayamanusia, logistik, pedomanpelaksanaan, prosedur teknispengendalian, kelembagaan dan anggaranpengendalian zoonosis;

Strategi Pengendalian Zoonosismenurut Perpres 30, 2011

7. penguatan penelitian dan pengembanganzoonosis;

8. pemberdayaan masyarakat denganmelibatkan dunia usaha, perguruantinggi, lembaga swadayamasyarakat, dan organisasi profesi, sertapihak-pihak lain.

Strategi Pengendalian Zoonosismenurut Perpres 30, 2011

Perpres No.30/2011Ketua : Menko KesraWakil ketua : Mendagri, Mentan dan MenkesSekretaris : Deputi III Menko KesraAnggota : 17 K/L

PergubKetua : GubernurWakil ketua : *Sekretaris : *pejabat yang memiliki fungsi koordinasi lintas sektorAnggota : SKPD pelaksana teknis terkait

Perbup/PerwalikotaKetua : Bupati/WalikotaWakil ketua : *Sekretaris : *pejabat yang memiliki fungsi koordinasi lintas sektorAnggota : SKPD pelaksana teknis terkait

Komisi Nasional

Komisi Provinsi

Komisi Kabupaten/

Kota

Komisi Kabupaten/

Kota

* Sesuaikan dengan pergub/perbup/perwalikota

Mekanisme koordinasi

28

Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis

mempunyai tugas :

a. mengoordinasikan dan menyinkronkan perumusan kebijakan dan program nasional pengendalian zoonosis;

b. mengoordinasikan dan menyinkronkan pelaksanaan dan pengawasan pengendalian zoonosis

c. memberikan arahan pelaksanaan kebijakan dan program pengendalian zoonosis kepada Komisi Provinsi Pengendalian Zoonosis dan Komisi Kabupaten/Kota Pengendalian Zoonosis;

d. evaluasi pelaksanaan pengendalian zoonosis secara nasional.

Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis

Komisi Provinsi, Kabupaten dan Kota

Komisi tingkat daerah bertugas untuk :1. Komisi Provinsi Pengendalian Zoonosis

mempunyai tugas mengoordinasikan danmenyinkronkan penyusunankebijakan, program, pelaksanaan, danpengawasan pengendalian zoonosis diwilayah Provinsi.

2. Komisi Kabupaten/Kota PengendalianZoonosis Menyinkronkan penyusunankebijakan danprogram, pelaksanaan, dan pengawasanpengendalian zoonosis di wilayahkabupaten/ kota

30

KERANGKA KERJA RENCANA MULTI SEKTOR TANGGAP PANDEMI

31

• Kerangka strategis yang memfokuskan padapenyakit baru atau kembali muncul pada perhadap-hadapan (interfaces) Hewan-Manusia yang tumpangtindih dan sejumlah ekosistem dimana merekahidup karena ada sejumlah epidemi dan pandemipotensial yang dapat menimbulkan dampak yangluas pada tingkat negara, regional dan internasional

• Pendekatan yang ditelusuri dalam kerangkastrategis itu dibangun dari sejumlah pengalamanyang merupakan pelajaran dari respon terhadapinfeksi H5N1 HPAI yang sedang berlangsung

Satu Dunia, Satu Kesehatan

Objektif keseluruhan

32

• Mengurangi ancaman dan meminimalkan dampak global dari penyakit asal hewan, termasuk penyakit zoonoses dan yang dengan potensial pandemik.

• Dengan mengkonsolidasikan sejumlah upaya yang ada sekarang ini tentang sistem kesehatan masyarakat dan hewan pada tingkat negara serta memperkuat kerjasama mereka dalam bidang-bidang yang memiliki kepentingan bersama , didukung oleh tingkat regional dan internasional serta mengikuti standar IHR dan OIE.

PRAKARSA “SATU KESEHATAN” adalah suatuGerakan untuk membentuk dengan kesetaraansemua kerjasama inklusif antara paradokter, dokter hewan, dokter gigi, para perawatdan disiplin kesehatan dan disiplin lingkunganyang terkait

Prakarsa “Satu Kesehatan” akan

menyatukan kedokteran hewan dan

manusia

33

“Era Satu Dunia Satu Kesehatan yang sedang menuju era Satu Kesehatan ”

4/27/2012 34

1. Masalah zoonosis yang sudah ada dan yang diperkirakan

akan muncul dengan melibatkan semua pihak yang terkait

baik dalam pemerintahan maupun dalam masyarakat

termasuk Perguruan tinggi dan semua pemangku

kepentingan lainnya seperti perusahaan dll dibawah

koordinasi Komisi Nasional Pengendalian Zoonoses.

2.Prakarsa Satu kesehatan perlu mengembangkan jejaring

yang harus merupakan bagian yang tak

terpisahkan/integral dari keseluruhan jejaring

pengendalian zoonosis yang sedang

dikembangkan, ditingkatkan menuju jejaring yang betul-

betul efektif dan efisien.

Pengembangan jejaring PerguruanTinggi, Pemerintah, Pemangku kepentingan dalamPencegahan dan Pengendalian Zoonosis di Hewandan Manusia perlu dirancang berdasarkan:

35

TERIMAH KASIH