PENGELOLAAN PENGADUAN - rb.pom.go.idrb.pom.go.id/sites/default/files/pokja/Laporan Monev...
Transcript of PENGELOLAAN PENGADUAN - rb.pom.go.idrb.pom.go.id/sites/default/files/pokja/Laporan Monev...
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI
PENGELOLAAN
PENGADUAN
MASYARAKAT
TRIWULAN III 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
terselesaikannya Laporan Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Pengaduan
Masyarakat Badan Pengawas Obat dan Makanan Triwulan III Tahun 2018.
Terselenggaranya pengelolaan pengaduan masyarakat yang baik memberikan
indikasi membaiknya kinerja Badan POM, disisi lain menunjukan adanya perubahan
pola pikir yang berpengaruh terhadap perubahan yang lebih baik terhadap sikap
mental dan perilaku aparat pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik.
Tidak kalah pentingnya, pelayanan publik yang baik akan berpengaruh untuk
menurunkan atau mempersempit terjadinya KKN di semua lini ranah pelayanan
publik, serta dapat menghilangkan diskriminasi dalam pemberian pelayanan.
Pada tahun 2015 Badan Pengawas Obat dan Makanan telah menetapkan Peraturan
Kepala Badan POM No.15 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala
Badan POM Nomor 39 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Publik di lingkungan
Badan POM yang memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan proses standar
pelayanan permohonan penerbitan Surat Keterangan Ekspor Obat dan Makanan
perlu disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi
informasidi Lingkungan Badan POM.
Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi secara handal dan akurat atas
seluruh kemajuan pelaksanaan pengelolaan pengaduan masyarakat yang efektif
sebagai kontrol sosial dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang ditangani
secara cepat, tepat, efektif, efisien dan dapat dipertanggungjawabkan.
Jakarta, Oktober 2018
Inspektur II,
Dra.Zulaimah, Apt., M.Si
NIP.19611011 199191 2 001
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum terbit Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
banyak instansi pemerintah kurang partisipatif di dalam pengelolaan pengaduan
masyarakat. Namun setelah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik disahkan dan diberlakukan, penyelenggara pelayanan publik
diamanatkan untuk terus meningkatkan kualitas dalam rangka menjamin
kesederhanaan, kemudahan, keterjangkauan, dan memberikan manfaat bagi
masyarakat. Untuk menjamin peningkatan kualitas pelayanan publik yang terus
menerus dan berkelanjutan diperlukan manajemen pengelolaan pengaduan. Ada
2 (dua) aspek yang dapat dilihat dari pengaduan ini, yaitu pertama, aspek
kepentingan penyelenggara (service providers) dan kedua, aspek kepentingan
penerima layanan (customers).
Dari aspek kepentingan penyelenggara, pengelolaan pengaduan merupakan
sarana memperbaiki kualitas penyelenggara pelayanan publik. Sebaliknya, dari
aspek kepentingan penerima pelayanan dan masyarakat merupakan sarana
menyampaikan pengaduan untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik. Pasal
36 dan 37 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
mengamanatkan penyelenggara wajib memberikan akses seluas luasnya kepada
masyarakat untuk memberikan masukan kepada penyelenggara atas pemberian
layanannya. Oleh karena itu, pengelolaan pengaduan harus dikelola dengan baik
yaitu antara lain menyediakan sarana pengaduan, menugaskan pelaksana yang
berkompeten, menangani pengaduan dan menindaklanjuti pengaduan.
Sebagai tindak lanjut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik dan dalam rangka upaya peningkatan kualitas pelayanan publik melalui
pengelolaan pengaduan masyarakat, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan
Presiden Nomor 76 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Pengaduan Pelayanan
Publik yang mengisyaratkan dibentuknya Sistem Pengelolaan Pengaduan
Pelayanan Publik Nasional (SP4N) yang merupakan integrasi pengelolaan
pengaduan pelayanan publik secara berjenjang pada setiap penyelenggara dalam
kerangka sistem informasi pelayanan publik. Dengan adanya SP4N ini diharapkan
pengaduan masyarakat mengenai pelayanan publik dapat ditangani dengan
cepat, transparan, dan akuntabel sesuai dengan kewenangan masing-masing
penyelenggara dan mendorong peningkatan kinerja penyelenggara dan
pelaksana pelayanan publik dalam pengelolaan pengaduan pelayanan publik.
2
Selanjutnya untuk memperbaiki kualitas penyelenggara pelayanan publik telah
ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan
Masyarakat bagi Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pedoman Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik dengan Partisipasi Masyarakat.
Reformasi birokrasi yang dicanangkan Badan Pengawas Obat dan Makanan
merupakan upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean goverment) dan
baik (good goverment) akan memberikan dampak positif dalam meningkatkan
citra Badan Pengawas Obat dan Makanan. Reformasi birokrasi dilaksanakan
melalui penataan organisasi, penataan proses bisnis, dan peningkatan sumber
daya manusia pada masing-masing unit kerja di lingkungan Badan Pengawas
Obat dan Makanan, dengan harapan dapat memberikan pelayanan yang terbaik
kepada masyarakat.
1.2 Peraturan Perundang-undangan yang terkait
Adapun peraturan perundang-undangan yang terkait sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang PelayananPublik
(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5357);
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2013 tentang
Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik. (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 191);
5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
Per/05/M.PAN/4/2009 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Pengaduan
Masyarakat Bagi Instansi Pemerintah
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan
Pengaduan Pelayanan Publik Secara Nasional
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 3 Tahun 2015 tentang Road Map Pengembangan Sistem Pengelolaan
Pengaduan Pelayanan Publik Nasional
8. Peraturan Badan POM Nomor 27 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Publik di Lingkungan Badan POM.
3
1.3 Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Bidang Penguatan Pengawasan
Pengaduan masyarakat merupakan bentuk penerapan dari pengawasan
masyarakat yang disampaikan oleh masyarakat ke Badan POM, mengandung
informasi atau adanya indikasi terjadinya penyimpangan atau penyalahgunaan
wewenang yang mengakibatkan kerugian masyarakat/Negara dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan.
Dengan adanya pedoman penyelenggaraan pengelolaan pengaduan pelayanan
publik dan/atau yang berkadar pengawasan bermaksud untuk:
1. Memberikan panduan kepada Penyelenggara dalam pengelolaan pengaduan
pelayanan publik dan/atau yang berkadar pengawasan yang disampaikan oleh
seluruh pihak baik warga negara, penduduk, orang perseorangan termasuk
yang berkebutuhan khusus, kelompok maupun badan hukum.
2. Membangun sistem pengelolaan pengaduan pelayanan publik yang
terintegrasi dengan SP4N.
Pedoman pengelolaan pengaduan pelayanan publik dan/atau yang berkadar
pengawasan bertujuan agar:
1. Penyelenggara dapat mengelola pengaduan dari masyarakat sebagai
pengguna layanan secara sederhana, cepat, tepat, tuntas, dan terkoordinasi
dengan baik.
2. Penyelenggara memberikan akses untuk partisipasi masyarakat dalam
menyampaikan pengaduan.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik.
4
BAB II
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BIDANG PENGUATAN
PENGAWASAN
2.1 Road Map Periode 2015-2019
1. Kebijakan Pengaduan Masyarakat telah ditetapkan.
2. Penanganan Pengaduan Masyarakat telah diimplementasikan.
3. Hasil penanganan Pengaduan Masyarakat telah ditindaklanjuti.
4. Penanganan Pengaduan Masyarakat dimonitor dan dievaluasi secara berkala.
5. Hasil evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti.
2.2 Road Map Periode 2018
1. Kebijakan Pengaduan Masyarakat telah ditetapkan dan dituangkan dalam:
a. Peraturan Badan POM Nomor 27 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Publik di Lingkungan Badan POM.
b. SOP Badan POM:
1) POM 06.SOP.04 tentang pengaduan konsumen.
2) POM 06.SOP.01 tentang layanan informasi.
3) POM-06.SOP.04.IK.01.(06) Instruksi Kerja Penanganan Pengaduan
Masyarakat.
c. Keputusan Inspektur Badan POM No. HK.06.02.6.01.15.0009 tentang
Pembentukan Tim Monev TL, SPIP, Anti Korupsi WBK Badan POM Tahun
2015 tanggal 5 Januari 2015.
d. Keputusan Inspektur Badan POM No. HK.06.02.6.01.16.084 Tahun 2015
tentang Tim Pelaksana Pengawasan Intern Inspektorat Badan POM TA
2016 tanggal 14 Januari 2015 telah dibentuk Tim I Penanggungjawab
Kegiatan Penelusuran Pengaduan Masyarakat yang berkadar
pengawasan.
2. Penanganan Pengaduan Masyarakat telah diimplementasikan dengan data
sebagai berikut:
a. ULPK-Unit Layanan Pengaduan Konsumen (terdapat laporan harian,
bulanan, triwulanan dan tahunan) menggunakan aplikasi SIMPELLPK
(Sistem Pelaporan Layanan Pengaduan Konsumen). Data Pengaduan
ULPK pada semester I tahun 2018 terdapat 179 pengaduan yang masuk ke
Badan POM. 133 pengaduan telah closed dan 46 pengaduan dalam proses
tindak lanjut.
b. Contact Center Halo BPOM 1500533.
c. PIOM:
1) Layanan Informasi Keracunan oleh Sentra Informasi Keracunan
Nasional (SIKerNas) menggunakan aplikasi SPIMKer (Sistem
Pelaporan Informasi Masyarakat Keracunan).
5
2) Aplikasi Layanan PIONas (Pusat Informasi Obat Nasional).
3) Media sosial (Facebook dan Twitter).
d. Inspektorat : Laporan pengaduan.
e. Kotak saran pada unit layanan publik.
f. Evaluasi terhadap pengaduan yang masuk (umpan balik pelanggan) di
masing-masing unit pelayanan publik.
g. Permintaan data mengenai status pengaduan yang telah ditindaklanjuti ke
seluruh unit layanan publik, berupa laporan hasil evaluasi dan analisisnya.
3. Hasil penanganan Pengaduan Masyarakat telah ditindaklanjuti dan dituangkan
dalam.
a. Laporan penanganan pengaduan oleh Inspektorat.
b. Laporan Tahunan Penanganan Pengaduan Masyarakat dari Unit Layanan
Pengaduan Konsumen.
c. Rekomendasi tindak lanjut hasil penanganan pengaduan, sebagai contoh
adalah penerapan sanksi pelanggaran disiplin pegawai.
4. Penanganan Pengaduan Masyarakat dimonitor dan dievaluasi secara berkala
dan dituangkan dalam:
a. Laporan hasil monev atas penanganan pengaduan masyarakat tahun 2018
(Triwulan I dan II).
b. Laporan hasil monev atas penanganan pengaduan masyarakat tahun 2018
(dari ULPK dan kompilasi data dari semua balai).
c. Laporan hasil monev atas penanganan pengaduan masyarakat tahun 2018
(dari unit layanan publik di Badan POM pre market dan post market).
5. Hasil evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti
dengan beberapa tindakan antara lain:
a. Pelaksanaan monev untuk memonitor progress penanganan pengaduan
masyarakat yang diterima melalui aplikasi Lapor! di lingkungan Badan
POM.
b. Update webreg.
c. Perbaikan pelayanan (pengambilan nomor antrian, teguran kepada
pegawai, dsb).
6
BAB III
MONITORING REFORMASI BIROKRASI
BIDANG PENGUATAN PENGAWASAN
3.1 Pencapaian Tahun 2018
Pengaduan Masyarakat terkait Pelayanan Publik dan/atau yang berkadar
pengawasan merupakan pemberian informasi pelanggaran yang disampaikan baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada Kepala Badan POM atau melalui
saluran pengaduan yang difasilitasi oleh Inspektorat. Objek pengaduan adalah
pelanggaran berupa perbuatan yang melanggar perundang-undangan,
peraturan/standar, kode etik, dan kebijakan, serta tindakan lain yang sejenis
berupa ancaman langsung atas kepentingan umum, serta korupsi, kolusi, dan
nepotisme yang terjadi di lingkungan Badan POM. Dalam perkembangannya,
pengaduan tidak hanya berasal dari masyarakat (eksternal), namun juga berasal
dari pegawai (internal) dan pengaduan tersebut tetap ditindaklanjuti sesuai
ketentuan yang berlaku.
3.2 Pencapaian sampai dengan Triwulan III Tahun 2018
Pada Triwulan III Tahun 2018 tidak terdapat pengaduan yang masuk ke
Inspektorat nihil
No.
Tgl
Surat
Agenda
a.Pelapor
b.Terlapor
Substansi
Pengaduan
Masyarakat
Status Tindak Lanjut Sanksi
Dalam
Proses
Selesai
PP
53/2010 TP/TGR Pidana
Lain-lain
(teguran,
feedback,
surat,
dsb) Benar
Tidak
Benar
- - - - - - - - - - -
3.3 Resume Pencapaian Tahun 2018 Triwulan II
1. Selama tahun 2018 Triwulan II Inspektorat menerima pengaduan sejumlah 0
laporan (nihil).
7
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
4.1 Analisis
1. Pengaduan Masyarakat terbagi atas:
a. Pengaduan atas pelayanan publik adalah permintaan klarifikasi, konfirmasi
atau terkait penyimpangan pelayanan publik di lingkungan Badan POM
antara lain:
1) Pengaduan masyarakat yang mengandung informasi atau adanya
indikasi terjadinya penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang oleh
aparatur Badan POM RI yang dapat mengakibatkan kerugian
masyarakat/negara dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang
baik (good governance).
2) Pengaduan masyarakat yang mengandung permintaan klarifikasi,
konfirmasi, atau pengaduan terkait penyimpangan pelayanan publik
Badan POM RI, produksi (mutu), distribusi (sarana ilegal dan produk
ilegal) dari produk Obat dan Makanan yang diawasi oleh Badan POM
RI.
b. Pengaduan berkadar pengawasan adalah pengaduan yang berisi informasi
adanya indikasi terjadinya penyimpangan/penyalahgunaan wewenang
yang dilakukan oleh aparatur sehingga mengakibatkan kerugian
masyarakat/negara.
c. Pengaduan yang tidak berkadar pengawasan adalah pengaduan
masyarakat yang berisi informasi berupa sumbang saran, kritik konstruktif,
permintaan sumbangan, dan lain sebagainya sehingga bermanfaat bagi
perbaikan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat.
2. Pengaduan masyarakat yang identitas pelapor tidak jelas dan atau tidak ada
data yang layak serta menunjang informasi yang diadukan dan atau
pengaduan yang berupa keinginan pelapor yang secara normatif tidak sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pemerintah tidak
mungkin memenuhinya, tidak perlu dilakukan penanganan lebih lanjut
(deponir) tetapi cukup dicatat sebagai bahan dokumentasi/arsip.
3. Penerimaan penyampaian pengaduan dugaan penyimpangan dan
penyalahgunaan wewenang oleh petugas pelayanan melalui:
a. Datang Langsung
Pelapor dapat datang langsung menemui petugas pengaduan, ke
Inspektorat Badan POM, Gedung I Lantai 2, Jalan Percetakan Negara no.
23, Jakarta Pusat
8
b. Melalui Surat
Alamat surat ditujukan kepada Inspektur BADAN POM, d/a Inspektorat
Badan POM, Gedung I Lantai 2, Jl. Percetakan Negara no. 23, Jakarta
Pusat
c. Melalui Email
Alamat email : [email protected]
d. Melalui telpon/ fax
Telp : (021) 4246726
4. Pengaduan berupa permintaan klarifikasi, konfirmasi, atau pengaduan terkait
penyimpangan pelayanan publik Badan POM RI disampaikan langsung kepada
organisasi penyelenggara pelayanan publik Badan POM melalui kotak
pengaduan yang ditempatkan di masing-masing unit pelayanan Badan POM.
5. Pengaduan yang telah diterima dari masyarakat yang berupa penyimpangan
atau penyalahgunaan wewenang oleh petugas pelayanan, didokumentasikan
oleh petugas penerima pengaduan dan dilaporkan kepada Inspektur untuk
dilakukan proses pembuktian dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Inspektur akan menunjuk tim yang terdiri dari auditor Inspektorat untuk
melakukan penelaahan/ analisis. Penelaahan pengaduan dilakukan
dengan menghubungkan materi pengaduan dengan peraturan yang
relevan.
b. Hasil penelaahan pengaduan masyarakat dilanjutkan dengan proses
pembuktian dengan melakukan kegiatan:
1) Konfirmasi dan klarifikasi.
2) Penelitian dan pemeriksaan berupa peninjauan fisik/ lapangan (bila
diperlukan).
c. Pelaporan dari hasil pembuktian kepada Inspektur, kemudian diteruskan
kepada Kepala Badan POM.
d. Rekomendasi tindak lanjut.
6. Proses tindak lanjut pengaduan masyarakat yang berupa permintaan
konfirmasi atau klarifikasi dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
setiap organisasi penyelenggara pelayanan di Badan POM.
7. Tindak lanjut pengaduan masyarakat sebagai berikut:
a. Terhadap Pelapor:
1) Apabila hasil pemeriksaan pengaduan tidak terbukti kebenarannya,
maka Kepala Badan POM atau pejabat yang diberi wewenang
menyampaikan informasi tersebut kepada pelapor.
2) Apabila hasil pemeriksaan terbukti kebenarannya, maka Kepala Badan
POM atau pejabat yang diberi wewenang menyampaikan surat ucapan
terima kasih kepada pelapor.
3) Kepala Badan POM dan pejabat yang berwenang berkewajiban
melindungi:
a) Pelapor, sebagaimana dimaksud pasal 11 ayat (2) huruf a pada
Peraturan Kepala Badan POM tentang Standar Pelayanan Publik di
Badan Pengawas Obat dan Makanan, diberikan perlindungan
9
dengan menjaga identitas pelapor dan hanya dapat mengungkapkan
identitas pelapor untuk keperluan penyidikan dan persidangan; dan
b) Pelapor, sebagaimana dimaksud pasal 11 ayat (2) huruf b pada
Peraturan Kepala Badan POM tentang Standar Pelayanan Publik di
Badan Pengawas Obat dan Makanan, diberikan perlindungan
selama pengaduan masih dalam proses penanganan.
b. Terhadap Terlapor:
1) Apabila hasil pemeriksaan tidak mengandung kebenaran, maka Kepala
Badan POM atau pejabat yang diberi wewenang segera mengembalikan
nama baik terlapor.
2) Apabila hasil pemeriksaan mengandung kebenaran, maka Kepala
Badan POM atau pejabat yang diberi wewenang segera mengambil
tindakan terhadap terlapor sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undanagan yang berlaku.
c. Laporan hasil penanganan pengaduan masyarakat ditindaklanjuti sesuai
dengan sistem dan prosedur yang berlaku.
4.2 Kendala
Dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2018, Inspektorat Badan POM masih
menemui hambatan baik dari internal maupun dari eksternal. Hambatan yang
terjadi menyebabkan pengawasan internal kurang optimal sebagaimana yang
diharapkan. Beberapa hambatan yang dapat diidentifikasi antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Hambatan internal
Meningkatnya peran dan tugas Inspektorat dalam fungsi pengawasan secara
luas belum didukung dengan jumlah sumber daya manusia (SDM) yang
memadai. Hal ini secara langsung berdampak pada kinerja pengawasan.
2. Hambatan eksternal
a. Pelapor tidak/kurang memahami ketentuan yang berlaku dalam
kapasitasnya sebagai subjek hukum yang terikat perjanjian/kontrak dengan
Pihak Ketiga sehingga muncul kecenderungan menyalahkan Badan POM.
b. Adanya entitas yang salah menangkap makna dan esensi sesungguhnya
terhadap tugas-tugas pengawasan dan adanya persepsi beberapa pihak
bahwa pengawasan dimaksudkan hanya untuk mencari-cari kesalahan,
mejadi kendala serius dalam menjalankan fungsi pengawasan internal
secara efektif dan efisien. Anggapan dan persepsi negatif semacam ini
terutama menyebabkan entitas menjadi lebih resisten terhadap tugas
pengawasan bahkan dapat berlanjut hingga pada tataran pembatasan
akses terhadap data pengaduan yang akan diperiksa. Hal ini menjadi
kendala tersendiri saat tugas pengawasan dimaksudkan untuk menggali
informasi dalam rangka menilai kondisi dan sistem pengendalian entitas,
sehingga sulit untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya. Bagi pihak
10
pengawas, adanya persepsi negatif ini juga dapat menimbulkan
ketidaknyamanan bagi auditor saat melaksanakan tugas pengawasan.
4.3 Evaluasi
Evaluasi pengelolaan pengaduan pelayanan publik secara berjenjang pada tingkat
penyelenggara oleh Inspektorat dan pada tingkat nasional oleh Kepala Badan
POM. Evaluasi dilakukan secara berkala minimal 6 bulan sekali dalam setahun.
Hasil evaluasi digunakan sebagai bahan untuk perbaikan pelayanan publik.
11
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk Pengelolaan Pengaduan
Pelayanan Publik, diharapkan akan diperoleh kemudahan akses bagi masyarakat
pengguna layanan, sekaligus sebagai alat kontrol pemantauan terhadap kinerja
dan kepatuhan dalam Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik.
5.2 Saran
Dalam rangka mengimplementasikan pedoman Pengelolaan Pengaduan
Pelayanan Publik dan/atau yang berkadar pengawasan guna akuntabilitas,
transparansi, dan partisipasi masyarakat maka:
1. Penyelenggara pengaduan pelayanan publik wajib melaksanakan prinsip
akuntabilitas, transparansi dan partisipasi.
2. Penyelenggara pengaduan pelayanan publik wajib menyelenggarakan
pengaduan sesuai dengan ketentuan.
3. Penyelenggara wajib menyampaikan informasi mengenai status
penyelesaian pengaduan kepada masyarakat baik berupa solusi maupun
rencana perbaikan.
4. Penyelenggara wajib memberi akses kepada masyarakat untuk
menyampaikan pengaduan dan memperoleh informasi penyelesaian
pengaduan.
5. Penyelenggara wajib memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
terlibat dalam proses penyusunan kebijakan, penyelenggaraan, pemantauan
dan evaluasi pengelolaan pengaduan.
6. Partisipasi masyarakat dapat dilakukan melalui antara lain forum pemangku
kepentingan, saluran komunikasi antara pemerintah dan warga serta sarana
lainnya.
7. Penyelenggara memfasilitasi terbentuknya kelompok masyarakat madani
yang secara khusus dibentuk untuk mengawasi penyelesaian pengaduan.
8. Penyelenggara wajib meningkatkan kapasitas masyarakat untuk memahami
hak dan berani melakukan pengaduan pelayanan publik sehingga
masyarakat sudah mempunyai kesadaran akan partisipasi dan pentingnya
pengaduan, berani menyampaikan pengaduan, dan mempunyai sikap bahwa
pengaduan berguna bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain
dan untuk pemerintah.
5.3 Rencana Tindak Lanjut
1. Badan POM akan memperbaiki dan mengefektifkan sistem pengendalian intern
sejak perencanaan, pelaksanaan, pengawasan hingga serah terima akhir
pekerjaan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak dikehendaki.
12
2. Mengintensifkan koordinasi dengan Satuan Kerja/Unit Kerja terkait dalam
pemantauan Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik dan/atau yang
berkadar pengawasan. Pemantauan dilakukan secara terus menerus dan
berjenjang oleh Inspektorat untuk melihat perkembangan pengelolaan
pengaduan antara lain jumlah pengaduan yang diterima, penyebab
permasalahan, serta penyelesaian pengaduan. Hasil pemantauan digunakan
sebagai bahan untuk perbaikan pelayanan publik.
3. Meningkatkan kemampuan SDM Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik
dan/atau yang berkadar pengawasan sehingga sumber daya manusia yang
mengelola pengaduan pelayanan publik telah terlatih dan kompeten dalam
pengelolaan pengaduan pelayanan publik.
4. Seluruh Penyelenggara mengimplementasikan pengelolaan pengaduan
pelayanan publik yang terintegrasi berbasis teknologi informasi dengan
LAPOR, baik pengaduan pelayanan publik antar instansi, lintas instansi,
maupun secara dari unit terbawah sampai dengan unit tertinggi.