PENGARUH TRASS DAN PUPUK FOFOR TERHADAP … · 2 Perlakuan Trass dan Trass Bakar terhadap Al-dd ,...

31
PENGARUH TRASS DAN PUPUK FOFOR TERHADAP PRODUKSI PADI SERTA PERUBAHAN SIFAT KIMIA TANAH SAWAH TENGKU ALAMSYAH DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016

Transcript of PENGARUH TRASS DAN PUPUK FOFOR TERHADAP … · 2 Perlakuan Trass dan Trass Bakar terhadap Al-dd ,...

PENGARUH TRASS DAN PUPUK FOFOR TERHADAP

PRODUKSI PADI SERTA PERUBAHAN SIFAT KIMIA

TANAH SAWAH

TENGKU ALAMSYAH

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Trass dan

Pupuk Fosfor terhadap Produksi Padi serta Perubahan Sifat Kimia Tanah Sawah

adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor,Agustus 2016

Tengku Alamsyah

NIM A14110004

ABSTRAK

TENGKU ALAMSYAH. Pengaruh Trass dan Pupuk Fosfor terhadap Produksi

Padi serta Perubahan Sifat Kimia Tanah Sawah. Dibimbing oleh BUDI

NUGROHO dan SYAIFUL ANWAR.

Indonesia adalah salah satu negara yang mengkonsumsi beras tertinggi di

dunia. Lahan sawah sebagai sumber utama penghasil beras saat ini semakin

berkurang akibat konversi lahan pertanian ke non pertanian. Banyak unsur hara

dari dalam tanah sawah yang keluar melalui panen, salah satunya adalah Si.Trass

adalah salah satu bahan yang mengandung banyak silika sehingga berpotensi

sebagai bahan yang dapat meningkatkan silika di dalam tanah. Percobaan dalam

rancangan Acak Lengkap Faktoral dua faktor telah dilakukan dengan faktor

pertama adalah Trass/Trass Bakar sebagai sumber Si dan faktor kedua adalah

pupuk P dengan sumber SP36. Trass/Trass Bakar diberikan dalam 3 taraf yaitu

tanpa Trass/Trass Bakar, 1.25% bobot tanah (90 g/pot) dan 2.5% bobot tanah (180

g/pot) dengan pot berberat 7 kg tanah BKM. Fosfor diberikan dalam 3 taraf yaitu

tanpa P, 0,45 g/pot dan 0,9 g/pot dalam bentuk SP36. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa perlakuan Trass dan Trass Bakar serta pemberian pupuk P

dengan SP36 nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan dan bobot

gabah. Serapan Si padi tergantung pada sumber Si yang ditambahkan.

Penambahan Si ke dalam tanah meningkatkan serapan P diduga, akibat

peningkatan ketersediaan P.

Kata kunci:Trass, fosfor, silikon, padi

ABSTRACT

TENGKU ALAMSYAH. The Effect of Trass and Phophorus Fertilizer on Rice

Yield and Change Chemical Properties of Paddy Soil. Supervised by BUDI

NUGROHO and SYAIFUL ANWAR.

Indonesia is one of the highest rice consumer in the world. Rice field as the

major producer of the rice is getting diminished as a result of the conversion of

agricultural land to non agricultural, and decrease ability of Indonesia to self

supportif for rice. Many nutrients transported out of agricultural land such as rice

field, including Si. Trass is one of natural material that contains a lot of silica,

potentially as a material that may improve the silica in the soil. Two sets of pot

experiment to study the effects of Trass and P fertilizer has been done in

completely randomized factorial design with two factors. The first factor was

Trass/ Burnt Trass as source of Si, and the second factor SP36 fertilizer as source

of P. Experimental unit was planting pot containing 7 kg (absolute dry weight)

soil. Trass/ Burnt Trass was given in three levels, i.a. without, 1.25 and 2.5

percent of planting media weight. SP36 fertilizer was also given in three levels,

i.a. without, 0.45 g/ pot, and 0.9 g/ pot. The results showed that Trass/ Burnt Trass

increased plant height, tiller number, and grain weight. Addition of Trass/ Burnt

Trass increased Si uptake as well as P uptake.

Keyword:Trass,phosphor, silicon, rice

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

PENGARUH TRASS DAN PUPUK FOSFOR PADA PRODUKSI

PADI SAWAH SERTA PERUBAHAN SIFAT KIMIA TANAH

SAWAH

TENGKU ALAMSYAH

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2016

PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala atas segala karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tidak

lupa pula penulis haturkan ke hadirat Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya

dan suri tauladan yang baik. Penelitian yang dilaksanakan sejak Juni 2015 hingga

Maret 2016 ini memiliki tema pengaruh kombinasi Trass, Trass Bakar dan pupuk

fosfor pada padi sawah, dengan judul Pengaruh Trass dan Pupuk Fosfor terhadap

Produksi Padi serta Perubahan Sifat Kimia Tanah Sawah. Terima kasih penulis

ucapkan kepada:

1. Dr Ir Budi Nugroho, MSi dan Dr Ir Syaiful Anwar, MSc selaku

pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan bimbingan hingga

skripsi ini selesai.

2. Mama, ayi, fahrul, farah, fuad dan seluruh keluarga atas segala doa,

dukungan dan kasih sayangnya.

3. Para pegawai Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu

Tanah dan Sumberdaya Lahan

4. Penjaga Kebun Percobaan Cikabayan.

5. Semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini bermanfaat, amin.

Bogor, Agustus 2016

Tengku Alamsyah

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2 Tanah Sawah 2

Silikon 2

Trass 3

METODE PENELITIAN 4

Tempat dan Waktu Penelitian 4

Bahan dan Alat 4

Rancangan Penelitian 4

Pelaksanaan 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Hasil Analisis Tanah Awal 7

Tinggi Tanaman dan Jumlah Anakan 7

Bobot Gabah 8

Kadar Si Sekam dan Serapan P Jerami 10

Sifat Tanah Setelah Percobaan 10

SIMPULAN DAN SARAN 12

Simpulan 13

Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 13

LAMPIRAN 16

DAFTAR TABEL

1 Perbandingan Unsur-unsur Kimia Pada Trass 3

2 Rancangan perlakuan dosis Trass, SP36 dan pupuk dasar yang dicobakan 5

3 Pengaruh pemberian Trass Natural, Trass Bakar dan SP36 terhadap tinggi

tanaman Padi

7

4 Pengaruh pemberian Trass Natural, Trass Bakar dan SP36 terhadap jumlah

anakan

8

5 Pengaruh pemberian Trass Natural, Trass Bakar dan SP36 terhadap Bobot

gabah padi

9

DAFTAR GAMBAR

1 Pengaruh Trass dan Trass Bakar terhadap kadar Si sekam dan serapan P

jerami

10

2 Perlakuan Trass dan Trass Bakar terhadap Al-dd , K-dd, P2O5 Bray 1 11

3 Perlakuan Trass dan Trass Bakar terhadap Mg-dd dan Ca-dd pada tanah 12

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kriteria penilaian sifat kimia tanah (PPT 1983) 16

2

3

Sifat kimia Trass Desa Cibungbulang, Kecamatan Ciampea Kabupaten

Bogor, Jawa Barat

Sifat Kimia Awal Tanah Sawah Ciampea

16

17

4 Tinggi Tanaman pada umur 11 MST 17

5 Pengaruh pemberian Trass, Trass Bakar dan SP36 terhadap jumlah anakan

produktif tanaman padi

18

6 Pengaruh pemberian Trass, Trass Bakar dan SP36 terhadap bobot gabah 18

7 Pengaruh pemberian Trass, Trass Bakar dan SP36 terhadap kadar Si sekam

padi

19

8 Daftar sidik ragam pengaruh pemberian Trass, Trass Bakar dan SP36

terhadap produksivitas padi

19

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang mengkonsumsi beras tertinggi di dunia.

Laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2000-2010 sebesar rata-rata 1,49%

pertahun (BPS 2016). Peningkatan jumlah penduduk tersebut diikuti dengan

meningkatnya kebutuhan pangan terutama beras, yang merupakan bahan pangan

utama di Indonesia. Konsumsi beras Indonesia pada tahun 2015 mencapai angka

28 juta ton per tahun (Bappenas 2015).

Pemenuhan kebutuhan beras yang dikemukakan di atas dilakukan melalui

produksi dalam negeri dan sisanya dipenuhi melalui impor. Produksi beras dalam

negeri terutama bertumpu pada produksi padi di lahan sawah. Namun demikian

lahan sawah sebagai sumber utama penghasil beras saat ini semakin berkurang

akibat konversi lahan pertanian ke non pertanian, yang membuat Indonesia sulit

untuk memenuhi kebutuhan berasnya.

Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baik

terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija

(Hardjowigeno et al 2005). Banyak unsur hara di dalam tanah sawah akan keluar

pada saat panen diantaranya adalah Silikon (Si). Silikon merupakan unsur yang

menguntungkan (beneficial element) bagi padi dan diserap dalam jumlah yang

jauh lebih besar dibandingkan unsur lainnya. Walaupun silikon bukan unsur hara

utama, tetapi kekurangan silikon akan mempengaruhi hasil. Pengaruh Si pada

pada padi antara lain dapat menguatkan jaringan epidermis, dan lapisan kutikula

yang lebih tebal, daun-daun lebih tegak dan luas daun bertambah, sehingga

kapasitas fotosintesis meningkat (Tjondronegoro 1978). Darmawan et al (2006),

menunjukkan bahwa dalam kurun waktu selama 33 tahun, kandungan Si yang

tersedia di dalam tanah berkurang sekitar 20%. Selama ini perhatian terhadap Si

pada padi sawah kurang karena adanya tambahan Si melalui air irigasi, sehingga

pengangkutan melalui panen yang dikemukakan di atas terkompensasi sebagian,

sehingga gejala kekurangan tidak terlihat.

Terdapat berbagai macam sumber Si yang dapat ditambahkan sebagai

pupuk ke dalam tanah, baik yang ditemukan di alam yang berbentuk mineral,

maupun hasil aktivitas manusia seperti limbah pabrik besi/baja. Salah satu sumber

pupuk silikat alamiah yang dapat digunakan adalah Trass. Menurut van

Bemmelen (1949) dalam Rosyida (2007) Trass umumnya terbentuk dari tufa

volkanik yang berisi partikel-partikel berukuran debu. Trass terbentuk dari batuan

volkanik yang memiliki kandungan unsur kalsium dan silikat. Selain berpotensi

untuk pengapuran, Trass juga berpotensi sebagai bahan pupuk silikat karena

memiliki kandungan silikat yang cukup tinggi. Penelitian aplikasi Trass sebagai

sumber Si pada tanah sawah sangat jarang, oleh karena itu perlu di teliti

penggunaan Trass pada tanah sawah

2

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh Trass, Trass Bakar dan SP36 terhadap pertumbuhan,

produksi dan kadar hara padi.

2. Mengetahui pengaruh Trass, Trass Bakar dan SP36 terhadap sifat kimia tanah

sawah.

TINJAUAN PUSTAKA

Tanah Sawah

Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baik

terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija.

Istilah tanah sawah bukan merupakan istilah taksonomi, tetapi merupakan istilah

umum seperti halnya tanah hutan, tanah perkebunan, tanah pertanian dan

sebagainya. Segala macam jenis tanah dapat disawahkan asalkan air cukup

tersedia. Kecuali itu padi sawah juga ditemukan pada berbagai macam iklim yang

jauh lebih beragam dibandingkan dengan jenis tanaman lain. Karena itu tidak

mengherankan bila sifat tanah sawah sangat beragam sesuai dengan sifat tanah

asalnya (Hardjowigeno dan Rayes 2005).

Penggenangan selama pertumbuhan padi dan pengolahan tanah pada tanah

kering yang disawahkan, dapat menyebabkan berbagai perubahan sifat tanah, baik

sifat morfologi, fisika, kimia, mikrobiologi maupun sifat-sifat lain, sehingga sifat-

sifat tanah dapat sangat berbeda dengan sifat-sifat tanah asalnya. Koenigs (1950),

orang yang pertama kali melakukan penelitian sifat morfologi tanah sawah sekitar

Bogor, mengemukakan adanya profil tanah sawah yang khas, pada tanah kering

yang disawahkan di daerah tersebut. Namun demikian, karena perbedaan berbagai

faktor yang berpengaruh dalam proses pembentukan tanah sawah, ternyata profil

tanah sawah yang khas tersebut tidak selalu dapat terbentuk. Pada tanah rawa

yang disawahkan, atau pada tanah dengan air tanah yang dangkal, tidak terlihat

adanya profil tanah yang khas seperti yang dikemukakan oleh Koenigs.

Tanah sawah dapat berasal dari tanah kering yang diairi kemudian

disawahkan, atau dari tanah rawa-rawa yang “dikeringkan” dengan membuat

saluran-saluran drainase. Sawah yang airnya berasal dari air irigasi disebut sawah

irigasi, sedang yang menerima langsung dari air hujan disebut sawah tadah hujan.

Di daerah pasang surut ditemukan sawah pasang surut, sedangkan yang

dikembangkan di daerah rawa-rawa lebak disebut sawah lebak (Hardjowigeno dan

Rayes 2005).

Silikon

Silikon adalah salah satu unsur kimia dalam tabel periodic termasuk dalam

golongan IV (empat) yang memiliki lambang Si dan nomor atom 14 dan memiliki

4 electron terluar. Silikon memiliki berat atom 28.0855 g.mol-1

, massa jenis 2.33

g.cm-3

, titik didih 3265 0C dan titik lebur 1414

0C. Silikon ditemukan tidak secara

bebas di alam, tetapi dalam bentuk oksidanya atau silikon dioksida. Silikon

dioksida dalam keadaan murni berbentuk bubuk putih. Silikon dioksida

3

merupakan senyawa tidak reaktif dan hanya dapat dilarutkan dalam HF dan

NaOH.

Padi dan tebu telah lama dilaporkan memerlukan Silika sebagai unsur hara

penting (Epstein 1999; Matichenkov and Calvert 2002). Silikon dikenal sebagai

beneficial element untuk tanaman padi (Epstein 1999). Silikon merupakan elemen

kedua terbanyak di kerak bumi, yaitu sekitar 28%. Keberadaan silikon di dalam

tanah berkisar antara 23-35% dari bobot tanah, kecuali tanah berpasir bias

mengandung sampai 40% (Yukamgo dan Nasih 2007; Acosta et al 2010).

Silikon merupakan unsur yang inert (sangat tidak larut) sehingga sering

dianggap tidak memiliki arti penting bagi proses-proses biokimia dan kimia.

Dikarenakan jumlahnya melimpah dalam tanah, Si seringkali perannya tidak

terlalu diperhatikan (Yukamgo dan Nasih 2007). Si dapat menguatkan jaringan

epidermis serta membuat lapisan kutikula lebih tebal dan daun lebih tegak dan

luas daun bertambah, sehingga kapasitas fotosintesis meningkat (Tjondronegoro

1978).

Trass

Trass mengandung kalsium dan silikat sehingga berpotensi sebagai bahan

amelioran dan dapat meningkatkan kadar silikat pada tanah. Ma dan Takahashi

(2002) dalam Mitani dan Ma (2005) menyatakan bahwa silikat dapat mengurangi

efek dari cekaman abiotik seperti keracunan logam, cekaman kekeringan,

kerusakan akibat radiasi, temperatur yang tinggi dan pembekuan. D’Hoore (1972)

mengatakan bahwa efek menguntungkan silikat adalah silikat mempunyai

kemampuan untuk mengontrol keracunan mangan. Selain itu, Yoshida (dalam

Brady 1978) menyatakan bahwa silikat meningkatkan ketahanan tanaman akan

hama dan penyakit, mengatur keseimbangan air di dalam tanaman,

mempertahankan ketegangan daun dan meningkatkan aktivitas fotosintesis.

Terdapat beberapa macam sumber silikat telah diteliti penggunaannya,

antara lain terak alkalin, gel silika, Ca-silikat, wallastonit, dan semen (Suharto

1980). Selain itu terdapat pula sumber pupuk silikat yang dapat digunakan yaitu

Trass. Trass adalah batuan gunung api yang telah mengalami perubahan

komposisi kimia yang disebabkan oleh pelapukan dan pengaruh kondisi air bawah

tanah. Bahan galian ini berwarna putih kekuningan hingga putih kecoklatan,

kompak dan padu dan agak sulit digali dengan alat yang sederhana

(http://www.garut.go.id /static/sda/pertambangan. php). van Bemmelen (1949)

dan Dinas Pertambangan Popinsi Jawa Tengah (1991) dalam Rosyida (2007)

masing-masing menyebutkan pada Tabel 1 berikut adalah unsur-unsur yang

terkandung di dalam Trass yang berasal dari Gunung Muria:

Menurut Van Bemmelen (1949) dalam Rosyida (2007) Trass alami

umumnya terbentuk dari tufa volkanik yang berisi partikel-partikel dari debu.

Indonesia memiliki banyak wilayah yang menyimpan potensi Trass, diantaranya

adalah Nagrek, Pekalongan, Yogyakarta, dan Bogor. Selain itu Trass juga dapat

diperoleh dibeberapa tempat di luar Pulau Jawa seperti Lampung dan Bukit

Tinggi di Pulau Sumatera; Kabupaten Klungkung, Gianyar, dan Bangli di Pulau

Bali; di wilayah Sulawesi Tenggara dan Minahasa di Pulau Sulawesi; serta di

Pulau Flores, Nusa Tenggara ( dalam Rosyida 2007).

4

Tabel 1. Perbandingan Unsur-unsur Kimia Pada Trass

Unsur-Unsur Pokok A B

...%... ...%...

SiO2 50.13 52.70

P2O5 - 0.05

Al2O3 30.36 28.60

Fe2O3 3.89 4.33

MnO 0.37 0.20

MgO 0.14 0.02

CaO 0.29 0.50

Na2O 1 1.29

K2O 5.20 1.64

SO3 0.16 0.98 Ket : A merupakan hasil analisis Van Bemmelen dan B adalah hasil analisis Dinas Pertambangan

Jawa Tengah

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampus IPB Dramaga, Bogor. Percobaan rumah

kaca dilakukan di Kebun Percobaan Cikabayan IPB. Analisis tanah dan tanaman

dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah

dan Sumberdaya Lahan IPB. Penelitian berlangsung selama bulan Juni 2015

hingga Maret 2016.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi bahan tanah sawah

dari ciampea, Trass dari Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, SP36, Urea dan

KCl.Varietas yang digunakan adalah varietas IPB 3S. Peralatan yang digunakan

di rumah kaca meliputi pot, plastik, timbangan, kertas label, kamera. dan

serangkaian alat laboratorium untuk analisis tanah dan tanaman.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis bahan Trass yaitu Trass (T) dan Trass

Bakar (TB). Sebagai faktor kedua adalah pupuk P yang diberikan dalam bentuk

pupuk SP36. Dua set percobaan masing-masing terdiri dari 27 pot percobaan

disusun dalam Rancangan Acak Lengkap Faktorial. Adapun model matematika

rancangan percobaan ini adalah sebagai berikut :

5

Yij

= μ + αi + β

j +(αβ)

ij + E

ijk i = 0, 1, 2, 3 j = 0, 1, 2

Dimana

Yij = hasil pada faktor perlakuan α(Trass) ke -i, β (Pupuk P) ke- j

µ = rata- rata umum

α i = pengaruh Trass ke- i

βj = pengaruh SP36 ke- j

αβij = interaksi antara Trass dan pupuk P, pada Trass ke- i, SP36 ke- j

Eijk = galat

Rancangan perlakuan yang dicobakan disajikan pada Tabel 1. Variabel

yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot gabah, kadar Si

sekam dan serapan hara P jerami. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap

parameter yang diamati dilakukan analisis ragam. Pada perlakuan yang

berpengaruh nyata selanjutnya dilakukan analisis lanjut dengan uji Duncan.

Tabel 2. Rancangan perlakuan dosis Trass, SP36 dan pupuk dasar yang dicobakan

Kode

Perlakuan

Perlakuan Kode

Perlakuan

Perlakuan Pupuk Dasar

Trass SP36 Trass

Bakar SP36 Urea KCl

.........................................................g/pot......................................................

Trass Trass Bakar

T0P0 0 0 TB0P0 0 0 1.2 0.3

T0P1 0 0.45 TB0P1 0 0.45 1.2 0.3

T0P2 0 0.9 TB0P2 0 0.9 1.2 0.3

T1P0 90 0 TB1P0 90 0 1.2 0.3

T1P1 90 0.45 TB1P1 90 0.45 1.2 0.3

T1P2 90 0.9 TB1P2 90 0.9 1.2 0.3

T2P0 180 0 TB2P0 180 0 1.2 0.3

T2P1 180 0.45 TB2P1 180 0.45 1.2 0.3

T2P2 180 0.9 TB2P2 180 0.9 1.2 0.3

Keterangan: T= Trass , TB= Trass Bakar

Pelaksanaan

1. Penghalusan Trass dan Pembuatan Trass Bakar Persiapan penelitian dilakukan dengan mengeringkan udarakan bahan Trass,

lalu dihaluskan dengan cara ditumbuk dan diloloskan dengan saringan 2 mm,

untuk membuat Trass Bakar, ditimbang seberat 100 g Trass yang sudah disaring 2

mm tambahkan 13.5 g KCl dicampurkan dan dilembabkan dengan aquades 200

ml, selanjutnya ditanur dalam suhu 700°C selama 2 jam. Selanjutnya bahan trass

yang sudah ditanur dihaluskan kembali hingga lolos saringan 2 mm.

6

2. Persiapan Tanah Persiapan dilakukan dengan mengering udarakan tanah, lalu di haluskan

dengan saringan 5 mm. Selanjutnya bahan tanah di timbang setara 7 kg BKM atau

8.5 kg BKU.

3. Persiapan pot percobaan, perlakuan dan inkubasi

Seberat 7 kg BKM tanah ditimbang dan dimasukkan dalam ember ukuran

1.5 galon dan digunakan sebagai pot percobaan. Jumlah pot percobaan sesuai

dengan perlakuan adalah sebanyak 54 pot. Selanjutnya ke dalam pot percobaan

diberikan perlakuan Trass, sesuai dengan rancangan perlakuan, dengan cara Trass

dimasukkan dalam tanah dan diaduk hingga merata selanjutnya diinkubasi dalam

tergenang ± 5 cm selama 1 bulan.

4. Persemaian

Varietas padi yang digunakan sebagai tanaman indikator adalah varietas

IPB 3S. Benih padi disemai pada media kompos dan tanah mineral dengan

perbandingan 1 : 5 sampai berumur 21 hari.

5. Penanaman dan pemeliharaan Padi Pada setiap pot percobaan dibuat dua lubang tanam dan masing-masing

lubang ditanami tiga bibit padi. Pupuk SP36 diberikan seluruhnya pada saat

tanam, sedangkan Urea dan KCl diberikan dua kali, setengah bagian pada saat

tanam dan setengah bagian pada saat tanaman berumur 35 hari. Setiap dua

minggu pot-pot tersebut diacak. Kadar air tergenang ± 5 cm dipertahankan

selama percobaan berlangsung dengan cara dilakukan penambahan air setiap 2-4

kali/minggu.

6. Pengamatan, pemanenan dan pengambilan contoh tanah dan tanaman Pengamatan tinggi tanaman dilakukan setiap minggu hingga minggu 11

MST yang dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman dari permukaan tanah sampai

dengan ujung daun tertinggi setelah diluruskan. Selanjutnya jumlah anakan diamati

pada 8 MST hingga 13 MST. Padi dipanen saat berumur 13 MST. Selanjutnya

gabah dan batang dipisahkan lalu ditimbang bobot basah dan keringnya.

Pengambilan contoh tanah menggunakan alat berbentuk tabung memanjang dan

diambil 7 titik dari masing-masing pot.

7. Analisis tanah dan tanaman Analisis tanah yang dilakukan meliputi, P-tersedia (Bray 1), Si-tersedia

(Blue Silicomolybdous Acid Procedure, pengekstrak NH4OAc 1 N pH 4.8,

spectrophotometer), Al-dd (N KCl), K-dd, Ca-dd, Mg-dd (N NH4OAc pH 7.0).

Analisis tanaman dilakukan pada jerami dan sekam padi. Jerami dan sekam

kering yang telah dioven dihaluskan untuk selanjutnya dianalisis. Analisis yang

dilakukan pada jerami meliputi kadar K (pengabuan basah, flamephotometer), P

(pengabuan basah, kalorimetri), dan N (destruksi dan destilasi), sedangkan pada

sekam dilakukan analisis kadar Si (gravimetri).

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis Tanah Awal

Sifat kimia awal tanah sawah dari Ciampea, Bogor disajikan di Lampiran 3.

Berdasarkan kriteria sifat kimia tanah menurut Pusat Penelitian Tanah (1983)

(Lampiran 1), termasuk tanah sangat masam (pH 3.7), dengan kadar N-total

sangat rendah serta KTK rendah dengan C-organik tergolong sangat rendah.

Kandungan Basa-basa seperti Ca, Mg, K dan Na tergolong rendah sehingga

diperlukan pemupukan yang lengkap.

Tinggi Tanaman dan Jumlah Anakan

Berdasarkan analisis ragam perlakuan Trass, Trass Bakar dan Pupuk Fosfor

terhadap tinggi tanaman (Lampiran 8), terlihat bahwa pada percobaan Trass hanya

perlakuan Trass dan P secara tunggal yang berpengaruh nyata pada tinggi padi

sedangkan pada Trass Bakar perlakuan Trass Bakar dan P tunggal atau

kombinasinya berpengaruh nyata. Hasil uji lanjut Trass (Tabel 3) menunjukkan

bahwa perlakuan T1 dan T2 nyata lebih tinggi dibandingkan dengan T0.

Sedangkan perlakuan P terlihat bahwa P1 dan P2 nyata lebih tinggi dibandingkan

dengan P0.

Tabel 3. Pengaruh pemberian Trass dan Pupuk Fosfor terhadap Tinggi Tanaman

Padi

Perlakuan P0 P1 P2

Rata-

rata Perlakuan P0 P1 P2

Rata-

rata

..............cm/pot.............. ..............cm/pot..............

Trass * Trass Bakar**

T0 129 133 131 131b TB0 130e 134ed 132e 132.1b

T1 140 146 143 143a TB1 142c 152b 149b 147.4a

T2 142 148 148 146a TB2 137d 153b 160a 150a

Rata-rata 137b 142.3a 140.6a Rata-rata 136.2b 146.3a 146.8a

Keterangan: *angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama menujukkan tidak

berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf α = 5%

**angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf α = 5%

Hasil uji lanjut Trass Bakar pada Tabel 2 terlihat bahwa semua perlakuan

TB1 dan TB2 berkombinasi dengan P0, P1 dan P2 nyata lebih tinggi

dibandingkan TB0 dalam kombinasi P0, P1 dan P2 yang saling tidak berbeda

nyata. Perlakuan TB2P2 nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan kombinasi

TB1P0, TB1P1, TB1P2, TB2P0 dan TB2P1.

Hasil penelitian ini menunjukkan pemberian Trass, Trass Bakar dan SP36

baik tunggal maupun berkombinasi dapat meningkatkan tinggi tanaman. Hal ini

diduga karena padi mendapatkan pasokan P dan Si yang cukup. Pertumbuhan yang

8

cukup baik setelah diberikan perlakuan disebabkan oleh adanya kandungan SiO2 yang

tinggi pada daun padi yang berfungsi mempertegak daun serta meningkatkan klorofil

daun (Yoshida 1981). Hasil analisis ragam perlakuan Trass, Trass Bakar dan SP36 terhadap

jumlah anakan (Lampiran 8), terlihat bahwa pada percobaan Trass hanya

perlakuan P dan Trass secara tunggal yang berpengaruh nyata pada jumlah anakan

sedangkan pada Trass Bakar perlakuan Trass Bakar dan P tunggal atau kombinasi

berpengaruh nyata.Hasil uji lanjut perlakuan Trass pada Tabel 4 menunjukkan

bahwa perlakuan T1 dan T2 nyata lebih tinggi dibandingkan dengan T0,

sedangkan perlakuan P1 dan P2 berbeda nyata lebih tinggi dibandingkan dengan

P0.

Hasil uji lanjut Trass Bakar pada Tabel 4 terlihat bahwa kombinasi Trass

Bakar dan P yaitu perlakuan TB1 dan TB2 dalam kombinasi dengan P1 dan P2

nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Perlakuan TB2P0 nyata lebih

rendah dari TB1P0 tetapi tidak berbeda dengan perlakuan TB0 dalam kombinasi

dengan P0, P1 dan P2. Perlakuan TB1 dan TB2 dalam kombinasi dengan P1 dan

P2 tidak berbeda antara satu dan lainnya.

Tabel 4. Pengaruh pemberian Trass Natural, Trass Bakar dan SP36 terhadap

jumlah anakan

Perlakuan P0 P1 P2

Rata-

rata Perlakuan P0 P1 P2

Rata-

rata

..........batang/pot.......... ..........batang/pot.........

Trass * Trass Bakar**

T0 16.3 15.6 16 16b TB0 16.3bdc 15.6dc 16dc 16b

T1 17 19 20.3 18.7a TB1 20bac 22,6a 21ba 21.2a

T2 16.3 21,6 23,6 20.5a TB2 13.3d 23.3a 24.6a 20.4a

Rata-rata 16.5b 18,7ba 20a Rata-rata 16.5b 20.5a 20.5a

Keterangan: *angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama menujukkan tidak

berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf α = 5%

**angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf α = 5%

Hasil percobaan ini menunjukkan pemberian Trass, Trass Bakar dan SP36

dapat meningkatkan jumlah anakan. Hal ini diduga karena Trass dan Trass Bakar

dapat memenuhi kebutuhan Si. Peningkatan jumlah anakan makin tinggi bila

Trass dibakar dikombinasikan dengan pupuk P. Selain itu, peningkatan tinggi

padi, jumlah anakan produktif, bobot jerami, dan bobot gabah akibat perlakuan P

karena P berperan dalam pembelahan sel (Leiwakabessy dan Sutandi 2004).

Dapat disimpulkan bahwa pemberian Trass, Trass Bakar dan SP36 dapat

meningkatkan tinggi tanaman serta jumlah anakan.

Bobot Gabah

Hasil analisis ragam perlakuan Trass, Trass Bakar dan SP36 terhadap bobot

gabah (Lampiran 8), terlihat bahwa pada percobaan Trass hanya perlakuan P dan

Trass secara tunggal yang berpengaruh nyata pada bobot gabah sedangkan pada

9

percobaan Trass Bakar perlakuan Trass Bakar dan P tunggal atau kombinasi

berpengaruh nyata. Hasil uji lanjut percobaan Trass pada Tabel 5 menunjukkan

bahwa perlakuan T1 dan T2 mempunyai bobot gabah lebih tinggi daripada T0,

sedangkan perlakuan P terlihat bahwa P1 dan P2 mempunyai bobot gabah nyata

lebih tinggi dibandingkan dengan P0.

Hasil uji lanjut Trass Bakar pada Tabel 4 terlihat bahwa perlakuan TB1 dan

TB2 dalam kombinasi dengan P0, P1 dan P2 dan perlakuan TB0 dalam kombinasi

dengan P2 mempunyai bobot gabah yang nyata lebih tinggi dibandingkan

perlakuan TB0 dalam kombinasi dengan P0 dan P1. Pelakuan TB2 dalam

kombinasi dengan P1 dan P2 mempunyai bobot gabah yang nyata lebih tinggi

dibandingkan TB2 dalam kombinasi P0 dan TB1 dalam kombinasi P0,P1 dan P2

dan TB0 dalam kombinasi dengan P2.

Tabel 5. Pengaruh pemberian Trass, Trass Bakar dan SP36 terhadap Bobot gabah

padi

Perlakuan P0 P1 P2

Rata-

rata Perlakuan P0 P1 P2

Rata-

rata

..............g/pot.............. ..............g/pot..............

Trass* Trass Bakar**

T0 44.6 48 63.5 52.1b TB0 45.8d 48.7d 64.8cb 53.1b

T1 61.5 70.7 62.8 65a TB1 66.2b 70b 67.5b 67.9a

T2 62.4 68.2 67.9 66.2a TB2 60.2c 78a 79.3a 72.5a

Rata-rata 56.2b 62.3a 64.7a Rata-rata 57.4b 65.5a 70.5a

Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada lajur yang sama tidak berbeda nyata

menurut uji DMRT pada taraf α = 5%

Hasil percobaan ini menunjukkan perlakuan Trass, Trass Bakar dan SP36

dapat mempengaruhi bobot gabah. Hal ini diduga karena Trass sebagai sumber Si

dapat meningkatkan ketersedian P didalam tanah, sehingga hanya dengan

perlakuan Trass (TB1P0 dan TB2P0) bobot gabah meningkat.

Di dalam jaringan tanaman unsur P berperan dalam hampir semua reaksi

biokimia. Peran P yang penting adalah proses penangkapan energi matahari dan

kemudian mengubahnya menjadi energi biokimia. Selanjutnya Soepardi (1983)

menegaskan peranan P antara lain penting untuk pertumbuhan sel, pembentukan

akar halus dan rambut akar, memperkuat jerami agar tanaman tidak mudah rebah,

memperbaiki kualitas tanaman, pembentukan bunga, buah, dan biji, serta

memperkuat daya tahan terhadap penyakit. Selain itu Ma dan Takahashi (2002)

dalam Mitani dan Ma (2005) menyatakan bahwa silikat dapat mengurangi efek

dari cekaman abiotik seperti keracunan logam, cekaman kekeringan, kerusakan

akibat radiasi, temperatur yang tinggi dan pembekuan.

Dapat disimpulkan bahwa pemberian Trass, Trass Bakar dan SP36 dapat

meningkatkan bobot gabah.

10

Kadar Si Sekam dan Serapan P Jerami

Hasil analisis ragam perlakuan Trass, Trass Bakar dan SP36 terhadap kadar

Si sekam (Lampiran 8), menunjukkan hanya perlakuan Si tunggal yang

berpengaruh nyata terhadap kadar Si dalam sekam. Gambar 1(a) menunjukkan

bahwa pengaruh perlakuan Trass nyata menaikkan serapan Si sekam padi, terlihat

pada T1 dan T2 mempunyai serapan Si nyata lebih tinggi dari T0. Dosis 180 g/pot

Trass (T2) mempunyai kadar SiO2 yang nyata lebih tinggi dibandingkan dosis 90

g/pot (T1) dan tanpa Trass (T0). Pada perlakuan Trass Bakar menunjukkan

pengaruh yang sama.

Hasil analisis kadar P jerami dan kadar Si sekam padi setelah penelitian

menunjukkan perlakuan Trass dan Trass bakar memiliki pola yang jelas. Gambar

1(b) menunjukkan bahwa serapan P jerami padi meningkat karena pengaruh

perlakuan Trass yaitu T1 dan T2 masing-masing sebesar 4.02% dan 10.01%, dari

nilai 0.062 ke nilai 0.068 dan 0.098 g/ pot, sedangkan pada pengaruh Trass Bakar

yaitu TB1 dan TB2 masing-masing sebesar 10.76% dan 21.02%, dari nilai 0.068

ke nilai 0.085 dan 0.105 g/ pot.

Dapat disimpulkan bahwa serapan Si padi tergantung pada sumber Si yang

ditambahkan yaitu Trass atau Trass Bakar. Penambahan Si kedalam tanah

meningkatkan serapan P, diduga akibat peningkatan ketersediaan P seperti

dikemukakan sebelumnya.

Sifat Tanah Setelah Percobaan

Pada Gambar 2 menunjukkan perlakuan Trass dan Trass Bakar memiliki

pola yang jelas terhadap Al-dd , K-dd, P2O5 Bray 1 dan Si tersedia. Hasil analisis

tanah setelah percobaan terhadap Al-dd , K-dd, P2O5 Bray 1 dan Si tersedia

disajikan pada gambar 2.

20.7c

26.1b 28.2a

20.7c

26b

29.9a

0

5

10

15

20

25

30

35

T0 T1 T2 TB0 TB1 TB2

Ka

da

r S

i S

eka

m (

%)

Dosis Trass dan Trass Bakar

0.062 0.068

0.098

0.068

0.085

0.105

0,000

0,020

0,040

0,060

0,080

0,100

0,120

T0 T1 T2 TB0TB1TB2

S

era

pa

n P

Jer

am

i (g

/po

t)

Dosis Trass dan Trass Bakar

Gambar 1. Pengaruh Trass dan Trass Bakar terhadap kadar Si sekam dan serapan P

jerami

(a) (b)

11

Gambar 2(a) menunjukkan bahwa Al-dd menurun karena pengaruh

perlakuan Trass yaitu T1 dan T2 masing-masing sebesar 14.24% dan 25.96%. dari

nilai 11.09 ke nilai 9.51 dan 8.21 me/100g, sedangkan pada pengaruh Trass

Bakar yaitu TB1 dan TB2 masing-masing sebesar 17.87% dan 32.53% dari 10.91

ke nilai 8.96 dan 7.36 me/100 g. Nilai penurunan ini relatif kecil.

Gambar 2(b) menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis Trass dan Trass

Bakar, kadar Si tersedia tanah semakin meningkat. Peningkatan kadar Si tersedia

didalam tanah dari pelakuan T0 ke T1 dan T2, secara berturut-turut sebesar

47.18% dan 63.14%, dari nilai 17.8 ke nilai 33.7 dan 48.3 ppm, sedangkan pada

perlakuan Trass Bakar yaitu TB0 ke TB1 dan TB2 meningkat sebesar 52.47% dan

67.78% dari nilai 17.3 ke nilai 36.4 dan 53.7 ppm.

Mengingat bahwa Trass diaplikasikan dalam bentuk padat sedangkan Si

diserap tanaman berupa senyawa H4SiO4 atau Si(OH)4, jadi penambahan Trass

diduga meningkatkan Si larut dalam bentuk asam monosilikat. Bentuk Si larut

tersebut terukur pada analisis Si tersedia, sehingga Si tersedia meningkat dengan

meningkatnya dosis Trass. Trass yang tidak larut bersama dengan Si yang terlarut

terukur dalam analisis Si total tanah.

Gambar 2(c) menunjukkan bahwa peningkatan P2O5 karena pengaruh

perlakuan Trass yaitu T1 dan T2 masing-masing sebesar 1.24% dan 6.13%. dari

11,09

9,51

8,21

10,91

8,96

7,36

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

T0 T1 T2 TB0TB1TB2

Al-

dd

( m

e/1

00

g)

Dosis Trass dan Trass Bakar

17,83

33,73

48,30

17,30

36,40

53,70

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

T0 T1 T2 TB0TB1TB2

Si

terse

dia

( p

pm

)

Dosis Trass dan Trass Bakar

16,67 16,88

17,76

16,25

17,36

18,40

15,00

15,50

16,00

16,50

17,00

17,50

18,00

18,50

19,00

T0 T1 T2 TB0TB1TB2

P2O

5 B

ray

1 (p

pm

)

Dosis Trass dan Trass Bakar

0,19

0,35

0,57

0,20

0,40

0,66

0,00

0,10

0,20

0,30

0,40

0,50

0,60

0,70

T0 T1 T2 TB0TB1TB2

K-d

d

(me/

10

0 g

)

Dosis Trass dan Trass Bakar

Gambar 2. Perlakuan Trass dan Trass Bakar terhadap Al-dd , Si tersedia, P2O5

Bray 1, dan K-dd

(a) (b)

(c) (d)

12

nilai 16.67 ke nilai 16.88 dan 17.76 ppm, sedangkan pada pengaruh Trass Bakar

yaitu TB1 dan TB2 masing-masing sebesar 6.39% dan 11.68% dari 16.25 ke nilai

17.36 dan 18.40 ppm. Hal ini terjadi diduga akibat penukaran ion fosfat oleh ion

silikat sehingga ketersediaan P didalam tanah meningkat. Menurut Hanafiah

(2004) sumber silikat didalam tanah dapat berasal dari pupuk-pupuk yang

mengandung silika, yang dapat meningkatkan ketersediaan P tanah.

Gambar 2(d) menunjukkan bahwa peningkatan K-dd karena pengaruh

perlakuan Trass yaitu T1 dan T2 masing-masing sebesar 45.71% dan 66.66%. dari

nilai 0.19 ke nilai 0.35 dan 0.57 me/100g, sedangkan pada pengaruh Trass Bakar

yaitu TB1 dan TB2 masing-masing sebesar 50% dan 69.69% dari 0.20 ke nilai

0.40 dan 0.66 me/100 g. Hal ini diduga karena Trass mengandung kalium, dan

pada pembuatan Trass Bakar menggunakan KCl sehingga kadar kalium didalam

tanah meningkat.

Gambar 3(a) menunjukkan bahwa peningkatan Ca-dd karena pengaruh

perlakuan Trass yaitu T1 dan T2 masing-masing sebesar 43.90% dan 46.51%. dari

nilai 4.43 ke nilai 5.33 dan 7.73 me/100g, sedangkan pada pengaruh Trass Bakar

yaitu TB1 dan TB2 masing-masing sebesar 34.74% dan 37.14% dari 4.51 ke nilai

6.14 dan 9.18 me/100 g.

Gambar 3(b) menunjukkan bahwa peningkatan Mg-dd karena pengaruh

perlakuan Trass yaitu T1 dan T2 masing-masing sebesar 19.89% dan 49.12%. dari

nilai 1.15 ke nilai 2.05 dan 2.15 me/100g, sedangkan pada pengaruh Trass Bakar

yaitu TB1 dan TB2 masing-masing sebesar 26.54% dan 50.87% dari 1.54 ke nilai

2.36 dan 2.45 me/100 g. Hal ini diduga karena Trass mengandung Mg dan Ca,

sehingga meningkatkan kandungan magnesium dan kalsium didalam tanah.

1,15

2,05 2,15

1,54

2,36 2,45

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

T0 T1 T2 TB0 TB1 TB2

Mg

-dd

(m

e/1

00

g)

Dosis Trass dan Trass Bakar

4,43

5,53

7,73

4,51

6,14

9,18

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

T0 T1 T2 TB0 TB1 TB2

Ca

-dd

(m

e/1

00

g)

Dosis Trass dan Trass Bakar

Gambar 3. Perlakuan Trass dan Trass Bakar terhadap Ca-dd dan Mg-dd pada tanah

(a) (b)

13

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil percobaan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Perlakuan Trass dan Trass Bakar serta pemupukan P dengan SP36 nyata

meningkatkan tinggi tanaman serta jumlah anakan dan bobot gabah

2. Serapan Si padi tergantung pada sumber Si yang ditambahkan.

Penambahan Si ke dalam tanah meningkatkan serapan P diduga akibat

peningkatan ketersediaan P.

3. Pemberian Trass dan Trass Bakar menurunkan aluminium dapat

dipertukan (Al-dd) tanah, meningkatkan P tersedia, Ca dapat

dipertukarkan, Mg dapat dipertukarkan dan K dapat dipertukarkan dan

Si tersedia dalam tanah.

Saran

Perlu dilakukan dengan dosis yang lebih bervariasi. Selain itu perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap jenis umbi-umbian

DAFTAR PUSTAKA

Acosta JA, Martinez-Martinez S, Faz A, and Arocena, J. 2011. Accumulations of

major and trace elements in particle size fractions of soils on eight

different parent materials. Geoderma. 161:30-42

BAPPENAS. 2015. Medium Term National Development Plan (RPJMN) 2015-

2019 (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2015-2019).

Brady, NC. 1978. Soils and Rice. International Rice Reaserch Institute. Los

Banos. Philippines.

BPS. 2016. Data Produksi Padi Nasional. http://www.bps.go.id/tab_sub/ [19juli

2016].

Darmawan, Kyuma K, Saleh A, Subagjo H, Masunaga T, and Wakatsuki T. 2006.

Effect of long-term intensive rice cultivation on the available silica

content of sawah soils: Java Island, Indonesia. Soil Sci Plant Nutr. 52:

745-753.

D’Hoore JD, Coulter JK. 1972. Soil Silicon and Plant Nutrition. In A.J Hanson.

Ed. Soils of The Humid Tropics. National Academy Of Soils Science

USA.

Epstein E. 1999. Silicon in plants: Facts vs concepts. Pp 1-5. In Datnoff et al.

(Eds.). Silicon in Agriculture, Elsevier Science, Amsterdam.

14

Hardjowigeno S dan Rayes M L. 2005. Tanah Sawah- Karakteristik, Kondisi, dan

Permasalahan Tanah Sawah di indonesia. Penerbit Bayumedia Publishng.

Jatim.208 hal

Hardjowigeno S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Hanafiah KA. 2004. Dasar-Dasar ilmu Tanah. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Hariyanto AD, Iman S, Widiasmoro. 2009. Pemanfaatan Tras dari Samigaluh

kulon Progo sebagai bahan pozolan untuk campuran mortar. Forum

Teknik Sipil. 19(1):1065-1077

Kamprath EJ. 1972. Soil Acidity and Liming. In Hanson. Soils of The Humid

Tropics. National Academy Of Soils Science USA.

Koenings FFFR. 1950. A sawah profile near Bogor (java). Contr. General Agric.

Reseach Station, Bogor, No. 15.

Leiwakabessy FM dan Sutandi A. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Departemen

Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mitami N and Ma JF. 2005. Uptake system of silicon in different plant species. J.

Experimen. Bot, 56(414):1255-1261.

Matichenkov VV, Calvert DV, and Snyder GH. 2002. Prospective of Si

Fertilization for Reduction of P and N Leaching From Cultivate Areas.

Second Silicon in Agriculture Conference.22-26 Agustus 2002.

Pusat Penelitian Tanah. 1983. Kriteria Penilaian Data Sifat Analisis Kimia Tanah.

Bogor: Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen

Pertanian

Rosyida MD. 2007. Pengaruh Penambahan Tras Muria Pada Bata Beton

Berlubang Ditinjau Terhadap Kuat Tekan Dan serapan Air. Fakultas

Teknik, Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: Jurusan Ilmu Tanah dan

Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Snyder GH, Vladimir VM, Lawrence ED. 2006. Silicon. Handbook of Plant

Nutrition: 551—562

Soepraptohardjo M. 1961. Tanah Merah di Indonesia. Contr. Gen. Agric. Res. Sta.

No. 161. Bogor.

Suharto NR. 1980. Pengaruh Penggunaan Berbagai Sumber Silikat Pada Tanah

Podsolik Merah Kuning Baturaja, Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi

Padi (Oriza Sativa) Varietas IR 30.[Skripsi]. Departemen Ilmu Tanah,

Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Tjondronegoro P. 1978. Silikat dalam pertanian (silikat terlarut dalam tanah).

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Yukamgo E, Nasih WY. 2007. Peran silikon sebagai unsur bermanfaat pada

tanaman tebu. Fakultas Pertanian, UGM (ID). Jurnal Ilmu Tanah dan

Lingkungan 7(2):103-117

15

16

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah (PPT 1983)

Sifat Kimia Tanah sangat

rendah Rendah sedang Tinggi

Sangat

Tinggi

C-Organik (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.00

Nitrogen (%) < 0.10 0.10-0.20 0.21-0.50 0.51-0.75 >0.75

C/N < 5 5-10 11-15 16-25 > 25

P2O5 HCl (mg/100g) < 10 10-20 21-40 41-60 > 60

P2O5 Bray 1 (ppm) < 10 10-15 16-25 26-35 >35

P2O5 Olsen (ppm) < 10 10-25 26-45 46-60 >60

K2O HCl 25% (me/100g) < 10 10-20 21-40 41-60 >60

KTK (me/100 g) < 5 5-16 17-24 25-40 >40

Basa-basa yang dapat dipertukarkan

K (mg/100 g) < 0.1 0.1-0.2 0.3-0.5 0.6-1.0 > 5.00

Na (mg/100 g) < 0.1 0.1-0.3 0.4-0.7 0.8-1.0 > 0.75

Mg (mg/100 g) < 0.4 0.4-1.0 1.1-2.0 2.1-8.0 > 25

Ca (mg/100 g) < 2 2-5 6-10 11-20 > 60

Kejenuhan Basa (%) < 10 10-20 21-30 31-60 > 5.00

Kejenuhan Al (%) < 20 20-35 36-50 51-70 > 0.75

Reaksi

Tanah Sangat Masam

Masam Agak

Masam Netral

Agak

Alkalin Alkalin

PH < 4.5 4.5-5.5 5.6-6.5 6.6-7.5 7.6-8.5 > 8.5

Lampiran 2. Sifat kimia Trass Desa Cibungbulang, Kecamatan Ciampea

Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Sifat Kimia Nilai Satuan

SiO2 53.38 %

Ca 1.61 %

Mg 28.80 Ppm

K 455.50 Ppm

pH 6.40 -

17

Lampiran 3. Sifat kimia awal Tanah Sawah Ciampea

Lampiran 4. Tinggi Tanaman pada Umur 11 MST

Perlakuan

Ulangan

Rata-rata I II III

…cm… T0P0 127 130 129 128.7

T0P1 130 135 135 133.3

T0P2 133 131 129 131.0

T1P0 140 140 141 140.3

T1P1 145 146 146 145.7

T1P2 143 146 140 143.0

T2P0 148 140 138 142.0

T2P1 148 149 147 148.0

T2P2 148 149 148 148.3

TB0P0 130 131 129 130.0

TB1P0 142 140 143 141.7

TB1P1 150 155 151 152.0

TB1P2 147 149 150 148.7

TB2P0 132 137 142 137.0

TB2P1 154 150 155 153.0 TB2P2 160 160 159 159.7

Sifat Tanah Nilai Metode Kelas

pH H2O 1:1 3.7 pH meter Sangat Masam

P-tersedia P2O5 (ppm) 10 Bray 1 Rendah

Si-tersedia (ppm) 18.7 Blue Silicomolybdous Acid -

KTK (me/100g) 14.69 N NH4OAc pH 7.0 Rendah

Basa-basa(me/100g);

Cadd 3.77 N NH4OAc pH 7.0 Rendah

Mgdd 1.01 N NH4OAc pH 7.0 Rendah

Kdd 0.17 N NH4OAc pH 7.0 Rendah

Nadd 0.29 N NH4OAc pH 7.0 Rendah

Aldd (me/100g) 11.6 N KCl Tinggi

Hdd (me/100g) 0.41 N KCl Sangat Rendah

C-organik (%) 0.24 Walkley & Black Sangat Rendah

N-total (%) 0.04 Kjeldahl Sangat Rendah

18

Lampiran 4. Pengaruh pemberian Trass dan SP36 terhadap Jumlah Anakan

Produktif

Perlakuan

Ulangan Rata-rata

I II III

….batang/pot…..

T0P0 18 12 19 16

T0P1 16 15 16 16

T0P2 17 14 17 16

T1P0 21 17 13 17

T1P1 19 19 19 19

T1P2 20 21 20 20

T2P0 16 18 15 16

T2P1 24 21 20 22

T2P2 24 23 24 24

TB0P0 17 18 16 17

TB1P0 23 15 22 20

TB1P1 23 25 20 23

TB1P2 21 22 20 21 TB2P0 18 9 13 13 TB2P1 24 23 23 23

TB2P2 25 25 24 25

Lampiran 5. Pengaruh pemberian Trass dan SP36 terhadap bobot Gabah

Perlakuan Ulangan

Rata-rata I II III

….g/pot…..

T0P0 44.3 43.7 45.8 44.6

T0P1 46.2 48.5 49.4 48.03

T0P2 59.5 65.3 65.8 63.53

T1P0 55.6 53.5 75.4 61.5

T1P1 64.8 70.2 77.2 70.73

T1P2 60.7 64.1 63.8 62.86

T2P0 54.8 56.6 75.8 62.4

T2P1 66.1 68 70.7 68.26

T2P2 66.7 63.6 73.6 67.96

TB0P0 45.4 44.8 47.3 45.83

TB1P0 73.2 63.3 62.3 66.26

TB1P1 66 73.6 70.2 69.93

TB1P2 66.5 63.2 72.8 67.5

TB2P0 62.1 59.8 58.9 60.26

TB2P1 77.9 78.6 77.7 78.06

TB2P2 79.4 78.7 79.8 79.3

19

Lampiran 6. Pengaruh pemberian Trass dan SP36 terhadap kadar Si sekam padi

Perlakuan Ulangan

Rata-rata I II III

......% Si02......

T0P0 20.19 21.17 19.97 20.44

T0P1 19.78 21.64 19.88 20.43

T0P2 21.98 20.56 21.34 21.29

T1P0 25.86 26.98 24.69 25.84

T1P1 27.97 23.84 25.84 25.88

T1P2 25.74 26.18 27.89 26.6

T2P0 27.59 25.93 28.65 27.39

T2P1 28.44 30.11 29.34 29.29

T2P2 27.67 26.73 29.99 28.13

TB0P0 21.17 22.21 19.76 21.04

TB1P0 25.74 25.74 26.32 25.93

TB1P1 24.59 27.43 26.45 26.15

TB1P2 27.38 25.87 24.68 25.97

TB2P0 29.87 30.01 30.86 30.24

TB2P1 30.49 30.23 31.67 30.79

TB2P2 28.68 27.12 30.44 28.74

Lampiran 7. Daftar sidik ragam pengaruh pemberian Trass dan SP36 terhadap

produksivitas padi

Variabel

yang

diamati

Sumber

Keragaman Db JK RJK F-hit

F Tabel

0.01 0.05

Trass (T)

Tinggi

tanaman

FK 1 529480.04

T 2 1146.07 573.04 96.10** 3.55 6.01

P 2 135.41 67.70 11.35** 3.55 6.01

T*P 4 16.15 4,04 0,68 2.93 4.58

Galat 18 107.33 5,96

Trass Bakar (TB)

FK 1 550408.33

TB 2 1899.55 949.78 145.71** 3.55 6.01

P 2 662.00 331.00 50.78** 3.55 6.01

TB*P 4 351.78 87.94 13.49** 2.93 4.58

Galat 18 117.33 6.52

20

Lampiran 8. lanjutan

jumlah

anakan

Trass (T)

FK 1 9185.33

T 2 94.89 47.44 10.41** 3.55 6.01

P 2 54.89 27.44 6.02** 3.55 6.01

T*P 4 48.89 12.22 2.68 2.93 4.58

Galat 18 82.00 4.55

Trass Bakar (TB)

FK 1 9976.33

TB 2 142.89 71.44 9.89** 3.55 6.01

P 2 96.00 48.00 6.65** 3.55 6.01

TB*P 4 145.78 36.44 5.05** 2.93 4.58

Galat 18 130.00 7.22

Trass (T)

Bobot gabah

FK 1 100796.67

T 2 1110.57 555.28 13.45** 3.55 6.01

P 2 355.45 177.72 4.31* 3.55 6.01

T*P 4 469.56 117.39 2.84 2.93 4.58

Galat 18 742.78 41.26

Trass Bakar (TB)

FK 1 111168.75

TB 2 2077.24 1038.62 99.44** 3.55 6.01

P 2 787.05 393.52 37.68** 3.55 6.01

TB*P 4 524.98 131.24 12.56** 2.93 4.58

Galat 18 188.00 10.44

Trass (T)

Kadar Si

sekam padi

FK 1 16922.53

T 2 272 136.02 85.79** 3.55 6.01

P 2 3.15 1.57 0.99 3.55 6.01

T*P 4 4.95 1.23 0.78 2.93 4.58

Galat 18 28.53 1.58

Trass Bakar (TB)

FK 1 17637.42

TB 2 384 192.16 178.90** 3.55 6.01

P 2 0.94 0.47 0.43 3.55 6.01

TB*P 4 7.35 1.84 1.71 2.93 4.58

Galat 18 19.33 1.07

Keterangan: Angka yang di ikuti tanda (*) nyata pada α< 0.05, sedangkan yang diikuti

dengan tanda (**) nyata pada α< 0.01

21

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kec. Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara

pada tanggal 13 Oktober 1993 dari pasangan Bapak Alm Tengku Othmansyah dan

Ibu Ningsih Wati. Penulis adalah anak Pertama dari lima bersaudara. Tahun 2005

penulis lulus dari sekolah dasar di SDN060834 Medan dan melanjutkan

pendidikan di SMP Plus Shafiyyatul Amaliyyah Medan dengan kelulusan pada

tahun 2008. Tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Plus

Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai

mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui SNMPTN jalur undangan sebagai

mahasiswa di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas

Pertanian, IPB.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi mahasiswa daerah

IMMAM (Ikatan Mahasiswa Muslim Asal Medan). Penulis juga aktif dalam

organisasi mahasiswa HMIT (Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah). Selain itu

penulis pernah menjadi Kordinator Kabupaten untuk wilayah Kabupaten Tegal

pada saat KKP. Penulis juga aktif dalam kepanitian PORTAN (Pekan Olahraga

Tanah) sebagai Ketua Panitia.