DD Mata Merah

78
Galing chandika Mikail mukti n Amrit phal Preseptor: , Dr, SpM, MKes , dr, SpM, MKes

Transcript of DD Mata Merah

Page 1: DD Mata Merah

Galing chandika Mikail mukti n Amrit phal

Preseptor:, Dr, SpM, MKes, dr, SpM, MKes

Page 2: DD Mata Merah

Mata merah merupakan keluhan utama yang paling sering muncul pada penderita penyakit mata.

Keluhan mata merah bervariasi mulai dari yang ringan sampai yang disertai dengan penurunan visus.

Dalam beberapa kasus, keluhan mata merah merupakan tanda serius dari kondisi yang mengancam penglihatan.

Penegakan diagnosis yang tepat dan evaluasi dini merupakan hal yang sangat penting pada keluhan mata merah agar penanganan yang diberikan efektif, tepat dan efisien.

Page 3: DD Mata Merah

A. konjungtiva posterior konjungtiva bulbiA.siliar anterior atau episklera

A.sirkular mayor/a.pleksus siliar iris dan badan siliar A. perikornea kornea A. episklera di atas sklera perdarahan dalam bola mata

Pelebaran pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah tsb

MATA MERAH

Page 4: DD Mata Merah

Mata merah dibagi atas dasar :letak injeksinya :

Injeksi Konjungtival Injeksi Siliar Injeksi Episklera

proses yang mendasarinya: Fisiologis

setelah menangis, bangun tidur Patologis

Karena pecahnya pembuluh darah, iritasi, proses inflamasi, infeksi, dan sumbatan pembuluh darah

Page 5: DD Mata Merah

Injeksi Konjungtival

Injeksi Siliar/ Perikorneal

Injeksi Episkleral

Asal a. Konjungtiva posterior

a. siliar a. Siliar longus

Memperdarahi K. Bulbi Kornea segmen anterior

Intraokular

Lokalisasi Konjungtiva Dasar konjungtiva Episklera

Warna Merah Ungu Merah gelapArah aliran/ lebar Ke perifer Ke sentral Ke sentral

Konjungtiva digerakkan

Ikut bergerak Tidak bergerak Tidak ikut bergerak

Penyakit konjungtiva Kornea, iris, glaukoma

Glaukoma, endoflamitis, panoftalmitis

Sekret + - -Penglihatan Normal Turun Sangat menurun

Page 6: DD Mata Merah
Page 7: DD Mata Merah
Page 8: DD Mata Merah
Page 9: DD Mata Merah

Tanpa Penurunan Tanpa Penurunan VisusVisus Merah tidak merataMerah tidak merata

Episkleritis dan skleritis Perdarahan

subkonjungtiva Pterigium Pseudopterigium Konjungtivitis flikten Pinguekula iritans

Merah merataMerah merata 1. konjungtivitis akut 2. konjungtivitis kronis

Dengan visus menurunDengan visus menurun KeratitisKeratitis Ulkus korneaUlkus kornea Iritis, iridosiklitisIritis, iridosiklitis EndoftalmitisEndoftalmitis PanoftalmitisPanoftalmitis UveitisUveitis PanuveitisPanuveitis

Page 10: DD Mata Merah

Merah tidak merata

Page 11: DD Mata Merah

Merupakan reaksi radang jaringan ikat vascular yang terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera

Anamnesis : mata merah, nyeri, fotofobia, pedih dan lakrimasi, biasanya pada satu mata

Pemeriksaan : Hiperemia terbatas sehingga mata berwarna merah muda atau ungu. Terdapat injeksi episklera. Infiltrasi, kongesti dan sembab pada episklera, konjungtiva yang ada diatasnya dan kapsul tenon yang terletak di bawahnya.

Penatalaksanaan:Biasanya sembuh sendiri dalam waktu 1 sampai 2 minggu. Namun sering kambuh sampai betahun-tahun,. Keadaannya akan membaik dengan kortikosteroid topical (deksametasone 0,1%) dalam 3-4 hari.

Page 12: DD Mata Merah
Page 13: DD Mata Merah

Merupakan reaksi peradangan dari sklera, biasanya disebabkan kelainan atau penyakit sistemik. Biasa mengenai kedua mata. Lebih sering disebabkan penyakit jaringan ikat, pasca herpes, sifilis dan gout.

Anamnesis: mata merah, nyeri hebat (lebih hebat daripada

episkleritis) yang dapat menyebar ke dahi, alis dan dagu. Dapat disertai fotofobia, pedih dan lakrimasi

Pemeriksaan: Hiperemis terbatas Penatalaksanaan:

NSAID: Indomethacin 75mg/hari Ibuprofen 600mg/hari

Setelah 1-2 minggu tidak ada respon, berikan Prednisolone 80 mg/hari, tapering off.

Page 14: DD Mata Merah
Page 15: DD Mata Merah

Dapat terjadi pada keadaan dimana pembuluh darah rapuh (umur, hipertensi, arteriosklerosis, konjungtivitis hemoragik, anemia, pemakaian antikoagulan, dan batuk rejan).

Dapat juga terjadi akibat trauma. Anamnesis :

mata merah spontan, biasanya monokuler. Terasa mengganjal, tidak ada nyeri. Kadang didahului serangan batuk berat atau bersin yang terlalu kuat.

Pemeriksaan:Hiperemis terbatas

Penatalaksanaan:Tidak diperlukan pengobatan, perdarahan akan hilang terabsorpsi dalam waktu 2-3 minggu.

Page 16: DD Mata Merah
Page 17: DD Mata Merah

Merupakan pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif. Diklasifikasikan menjadi 3 grade.

Anamnesis: terdapat selaput berbentuk segitiga pada mata dengan apeks di kornea, biasanya pterigium terdapat di daerah nasal

Pemeriksaan: Pada konjungtiva bulbi tampak pterigium yang tumbuh abnormal, menyebar ke arah kornea.

Penatalaksanaan: Jika mencapai pupil: operatif. Pencegahan rekurensi: penderita menggunakan

kacamata untuk mengurangi paparan. Operasi eksisi pterigium dengan autograf konjungtiva juga menurunkan angka kekambuhan.

Page 18: DD Mata Merah
Page 19: DD Mata Merah

Merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat.

Anamnesis : terdapat kelainan kornea sebelumnya, seperti ulkus kornea.

Pemeriksaan : Perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat,

sering terjadi pada proses penyembuhan ulkus kornea.

Letak pseudopterigium pada daerah konjungtiva yang terdekat dengan proses kornea sebelumnya.

Pada pseudopterigium dapat diselipkan sonde dibawahnya.

Page 20: DD Mata Merah
Page 21: DD Mata Merah

Anamnesis:Mata merah mengelilingi lesi kecil, keras, merah, menonjol disertai lakrimasi. Flikten kornea selalu disertai fotofobia. Terdapat riwayat blefaritis aktif, konjungtivitis bakteri akut dan defisiensi dietetic (factor pencetus).Terdapat penyakit yang mendasari: tuberculosis, infeksi Staphylococcus aureus.

Pemeriksaan :Pada konjungtiva bulbi terdapat fliktenulosis dikelilingi injeksi konjungtiva.

Penatalaksanaan: Fliktenulosis e.c tuberkuloprotein : kortikosteroid topical, hasilnya

sangat berkurang dalam 24 jam dan hilang dalam 24 jam berikutnya. Fliktenulosis e.c protein stafilokok : ditujukan pada penyakit yang

mendasarinya. Pada parut kornea berat: mungkin memerlukan cangkok mata.

Page 22: DD Mata Merah
Page 23: DD Mata Merah

Pinguekula merupakan benjolan pada konjungtiva bulbi yang ditemukan pada orang tua terutama yang matanya sering mendapat rangsang sinar matahari, debu, dan angin. Pinguekula sering ditemukan di sisi nasal.

AnamnesisBenjolan kecil kuning pada kedua sisi kornea di daerah fissure palpebra yang ukurannya tetap dan mengalami iritasi.

PemeriksaanKonjungtiva bulbi banyak pinguekula disertai injeksi konjungtiva.

PenatalaksanaanSteroid lemah topikal (Prednisolon 0,12% ) atau NSAID topikal

Page 24: DD Mata Merah
Page 25: DD Mata Merah

B. Mata merah dengan visus normal, merah merata

1. konjungtivitis akut konjungtivitis bakterial konjungtivitis blenore konjungtivitis gonore konjungtivitis akut viral keratokonjungtivitis epidemic demam faringokonjungtiva keratokonjungtivitis herpetic keratokonjungtivitis New Castle konjungtivitis hemoragik akut konjungtivitis jamur konjungtivitis alergi konjungtivitis vernal konjungtivitis flikten

2. Konjungtivitis kronis

Page 26: DD Mata Merah

Anamnesa : Mata merah Perasaan seperti ada

benda asing Pedih dan panas Gatal-gatal Banyak keluar air mata dan

eksudasi Fotofobia (jika kornea ikut

terkena)

Page 27: DD Mata Merah

Pemeriksaan : palpebra superior : pseudoptosis (pada

trachoma, keratokonjungtivitis epidemik) Konjungtiva tarsalis superior/inferior :

hiperemis, hipertrofi papil, folikel Apparatus lakrimalis : lakrimasi (+) Adenopati preaurikuler

Page 28: DD Mata Merah

Perbedaan jenis-jenis konjungtivitis Penemuan

klinis dan sitologis

Virus Bakteri Klamidia Alergi

Gatal-gatal minimal minimal minimal berat

Hiperemia menyeluruh menyeluruh menyeluruh menyeluruh

Lakrimasi amat banyak sedang sedang sedang

Eksudasi minimal amat banyak amat banyak minimal

Adenopati aurikuler

biasanya ada langka biasanya hanya ada pada konjungtivitis inklusi

tidak ada

Page 29: DD Mata Merah

pewarnaan kerokan konjungtiva dan eksudat

monosit bakteri PMN

sel PMN, plasma, badan inklusi

eosinofil

kaitan dengan sakit kerongkongan dan demam

kadang ada kadang ada tidak pernah ada

tidak pernah ada

Page 30: DD Mata Merah

Etiologi Stafilokokus, Streptokokus, Corynebacterium

diphtheriae, Pseudomonas aeruginosa, Neis seria gonorrhoea, dan Haemophilus injluenzae.

Manifestasi Klinis Konjungtiva bulbi hiperemis, lakrimasi, eksudat

dengan sekret mukopurulen terutama di pagi hari, pseudoptosis akibat pembengkakan kelopak,

kemosis, hipertrofi papil, folikel, membran, pseudomembran, granulasi, flikten, mata terasa seperti ada benda asing, dan limfadenopati preaurikular

Page 31: DD Mata Merah
Page 32: DD Mata Merah

Konjungtivitis gonore

sekret yang purulen padat, perdarahan subkonjungtiva dan kemosis

orang dewasa kelopak mata bengkak sukar dibuka dan konjungtiva yang kaku disertai sakit pada perabaan; pseudomembran pada konjungtiva tarsal superior; konjungtiva bulbi merah, kemosis, dan menebal; gambaran hipertrofi papilar besar; juga tanda-tanda infeksi umum. Sekret serosa kuning kental

Page 33: DD Mata Merah

Pemeriksaan penunjang sediaan langsung pewamaan Gram atau Giemsa

kuman penyebab dan uji sensitivitas. D/ pasti konjungtivitis gonore sekret Metilen

Biru Diplokokus di dalam sel leukosit. Gram Diplokokus Gram negatif intra dan

ekstraseluler. Komplikasi Stafilokokus dapat menyebabkan

blefarokonjungtivitis, Gonokokus menyebabkan perforasi komea dan endoftalmitis, dan Meningokokus dapat menyebabkan septikemia atau meningitis.

Page 34: DD Mata Merah
Page 35: DD Mata Merah

Etiologi Adenovirus, Herpes simpleks, Herpes zoster,

Klamidia, New castle, Pikorna, Enterovirus, dan sebagainya.

Manifestasi Klinis sedikit kotoran pada mata, lakrimasi, sedikit gatal,

injeksi, nodul preaurikular bisa nyeri atau tidak, serta kadang disertai sakit tenggorok dan demam

Konjungtivitis herpes simpleks anak kecil, injeksi unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, dan fotofobia ringan

Page 36: DD Mata Merah
Page 37: DD Mata Merah

Pemeriksaan Penunjang Pada pemeriksaan sitologi ditemukan sel

raksasa dengan pewarnaan Giemsa, kultur virus, dan sel inklusi intranuklear.

Komplikasi Keratitis. Virus herpetik dapat

menyebabkan jaringan parut pada kelopak; neuralgia; katarak; glaukoma; kelumpuhan saraf IlI, IV, VI; atrofi saraf optik; dan kebutaan.

Page 38: DD Mata Merah

Etiologi hipersensitivitas tipe cepat atau lambat, atau

reaksi antibodi humoral terhadap alergen bagian dari sindrom Steven Johnson

Manifestasi Klinis Mata merah, sakit, bengkak, panas, berair,

gatal, dan silau berulang dan menahun riwayat atopi sendiri atau dalam keluarga Pemfis : injeksi ringan pada konjungtiva

palpebra dan bulbi serta papil besar pada konjungtiva tarsal

Page 39: DD Mata Merah

                              

Mild Allergic Reaction

                              

Severe Allergic Reaction

                              

Vernal Keratoconjunctivitis

Page 40: DD Mata Merah

1. konjungtivitis bakterial antibiotik tergantung hasil pemeriksaaan

kuman sambil menunggu hasil laboratorium, bisa

dimulai pengobatan topikal dengan sulfonamid atau antibiotik berdasar gambaran klinis

pada konjungtivitis kataral akut, kantung konjungtiva sebaiknya dibilas dengan larutan garam fisiologis untuk melarutkan sekret

untuk mencegah penularan, diberi penyuluhan higienis perorangan pada penderita dan keluarga

Page 41: DD Mata Merah

Untuk konjungtivitis gonore, pasien dirawat serta diberi penisilin salep dan suntikan.

Untuk bayi dosisnya 50.000 unit/kg BB selama 7 hari.

Sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air rebus bersih atau garam fisiologis setiap 15 menit dan diberi salep penisilin.

Dapat diberikan penisilin tetes mata dalam bentuk larutan penisilin G 10.000-20.000 unit/ml setiap menit selama 30 menit, dilanjutkan setiap 5 menit selama 30 menit berikut, kemudian diberikan setiap I jam selama 3 hari. Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokok.

Page 42: DD Mata Merah

2. Konjungtivitis virus demam faringokonjungtiva : sembuh sendiri dalam 10

hari keratokonjungtivitis epidemika : mencegah penularan

saat pemeriksaaan, berlangsung 3-4 minggu konjungtivitsi virus herpes simpleks : sembuh sendiri,

debridement kornea atau diberi salep mata idosuridin 4x/hari selama 7-10 hari atau salep Acyclovir 3% 5x/hari selama 10 hari

konjungtivitis New Castle : sembuh sendiri kurang dari 7 hari

konjungtivitis hemoragik akut : sembuh dalam 5-7 hari

Page 43: DD Mata Merah

3. Konjungtivitis jamur Amphotericin B (3-8 mg/mL) dalam air (bukan

larutan garam fisiologis) Krem Nistatin (100000 U/gr) 4-6 x/hari4. Konjungtivitis alergi a. Konjungtivitis vernal

Sembuh sendiri. Pengobatan sistemik merugikan untuk jangka panjang b. Konjungtivitis fliktenKortikosteroid topikal tuberkuloprotein atau protein infeksi sistemik

Page 44: DD Mata Merah
Page 45: DD Mata Merah

Radang kornea Kornea avaskular pertahanan pada waktu

peradangan tidak dapat segera datang bdn kornea pd stroma bfungsi sbg makrofag dilatasi pbuluh darah di limbus sel2 radang infiltrasi & kekeruhan kornea

Page 46: DD Mata Merah

                               SIGNS AND SYMPTOMS

KERATITIS BAKTERIALIS

Page 47: DD Mata Merah

                              Signs and Symptoms

KERATITIS HERPES SIMPLEKS

Page 48: DD Mata Merah

Berdasar lapisan kornea :1. Keratitis superfisial2. Keratitis profunda/interstitial

Berdasarkan kausanya :1. Keratitis bakterial strept.hemolitikus2. Keratitis viral herpes simpleks3. Keratitis jamur fusarium4. Keratitis lagoftalmus mata tidak dapat

menutup sempurna kornea menjadi kering dan mudah terkena trauma. Dapat dikarenakan parese Nervus VII.

5. Keratitis neuroparalitik kerusakan Nervus V

Page 49: DD Mata Merah

Anamnesa :1. Mata merah2. Sakit3. Fotofobia4. Penglihatan menjadi kabur t.u bila kerusakan

pada sentral kornea5. Lakrimasi (+)/(-)

Page 50: DD Mata Merah

Pemeriksaan : Visus menurun Konjungtiva bulbi : injeksi siliar Kornea : infiltrat, Flouresin Test (+)/(-), ulkus,

plak hipopion, descementocel COA : sedang, flare (-), sel (-) Pupil, iris dan lensa dalam batas normal Pada etiologi virus : sensibilitas kornea

menurun Pada etiologi bakteri : sekret (+)

Page 51: DD Mata Merah

Terapi : Sesuai hasil pemeriksaan laboratorium

Page 52: DD Mata Merah

Trias :1. Peningkatan tekanan intraokular2. Gangguan lapang pandang3. Kerusakan saraf optikus

Page 53: DD Mata Merah

PRIMARY OPEN ANGLE GLAUCOMA (POAG)

                               SIGNS AND SYMPTOMS

Page 54: DD Mata Merah

Anamnesa :1. Penglihatan kabur

mendadak2. Mata merah3. Nyeri hebat4. Penampakan lingkaran

warna pelangi disekitar benda bercahaya

5. Mual dan muntah.

Page 55: DD Mata Merah

Pemeriksaan :1. Visus menurun (kadang sampai 1/~)2. Konjungtiva : Injeksi siliar3. Kornea : edema4. COA : dangkal atau sedang5. Pupil : middilatasi / iridoplegi6. Iris : sinekia (-)7. Lensa : glaukoma flicken8. Tekanan intraokular sangat tinggi9. Gangguan lapang pandang10. Funduskopi : papil hiperemis.

Page 56: DD Mata Merah

Terapi : Glaukoma sudut tertutup merupakan keadaan

darurat bedah mata. Pemberian obat-obatan untuk menurunkan TIO

pre-operasi :1. Gliserin gliserol oral 1 ml/kgBB 2. Pilokarpin 2%, 2 tetes tiap 15 menit selama

beberapa jam3. Manitol hipertonis 20% I.V 1,5-3 gram/kgBB bila

gliserol tidak berhasil4. Bila mual diberi asetazolamid 500 mg I.M5. Untuk nyeri bila perlu meperidin 100 mg I.M atau

analgetik lain.6. Operatif tetap diperlukan bila tekanan intraokular

sudah bisa diturunkan

Page 57: DD Mata Merah

Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata, biasanya akibat infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis.

Anamnesis: Mata merah, nyeri, penglihatan kabur

Page 58: DD Mata Merah

Pemeriksaan: visus sangat menurun (1/300 sampai

1/~) sekret (+/-) konjungtiva bulbi /; hiperemis, injeksi

siliaris, injeksi konjungtiva, kemosis kornea : keruh COA : hipopion Pupil, iris dan lensa biasanya sulit dinilai Funduskopi sulit dinilai USG : gambaran endoltalmitis TIO meningkat

Page 59: DD Mata Merah

Terapi : dirawat dan tenangkan pasien indikasi : eviscerasi dan enukleasi

Page 60: DD Mata Merah

Panoftalmitis merupakan peradangan seluruh bola mata termasuk sklera dan kapsul Tenon sehingga bola mata merupakan rongga abses.

Anamnesis :Mata merah, nyeri, penglihatan kabur, nyeri atau sukar menggerakkan bola mata.

Page 61: DD Mata Merah
Page 62: DD Mata Merah

Pemeriksaan: visus sangat menurun (1/300 sampai 1/~) sekret (+/-) konjungtiva bulbi /tarsal: hiperemis, injeksi

siliaris, injeksi konjungtiva, kemosis kornea : keruh COA : hipopion Pupil, iris dan lensa biasanya sulit dinilai Funduskopi sulit dinilai USG : gambaran endoltalmitis TIO meningkat

Page 63: DD Mata Merah

terapi infeksi ditenangkan dijadikan endolftamitis indikasi : eviscerasi atau enukleasi

Page 64: DD Mata Merah

Perbedaan endoftalmitis dengan panoftalmitis

Endoftalmitis Panoftalmitis

Radang Intraokular Intraokular Intraorbita

Demam Tidak nyata Nyata Sakit bola mata Ada Berat Pergerakan Masih dapat Sakit,tidak

bola mata bergerak Eksotalmos Tidak ada Mata menonjol Bedah Enukleasi Eviserasi bulbi

Page 65: DD Mata Merah

Proses peradangan intraokular yang kompleks, melibatkan jaringan uvea (iris, koroid, dan korpus silier)

Uveitis anterior dapat dibagi menjadi iritis dan iridosiklitis

Uveitis anterior juga dapat dibagi menjadi akut (durasi 3 bulan atau kurang) dan kronis (adanya peradangan persisten yang kambuh <3 bulan setelah terapi selesai)

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya uveitis anterior adalah trauma, infeksi, penyakit autoimun, neoplasma, dan idiopatik.

Page 66: DD Mata Merah
Page 67: DD Mata Merah

Uveitis anterior akut mata merah, nyeri unilateral, fotofobia, bisa

disertai lakrimasi, visus turun,

Uveitis anterior kronis gejala muncul perlahan dan kurang dari tiga bulan setelah dihentikannya terapi, sering bilateral, sebagian besar gejala asimptomatis, dapat datang dengan komplikasi katarak atau keratopati,

Page 68: DD Mata Merah

Uveitis anterior akut injeksi silier, miosis, kp, flare dan sel di COA, hipopion, sinekia posterior, blefarospasm, dapat terjadi perubahan TIO

Uveitis anterior kronis sklera putih kadang merah muda, sel dan flare di COA, kp, pembuluh darah iris terdilatasi, nodul

iris, atrofi iris

Page 69: DD Mata Merah

• Hanya diindikasikan pada uveitis anterior dengan keadaan peradangan granulomatosa, uveitis berulang, penyakit yang melibatkan mata bilateral, manifestasi sistemik tanpa diagnosis spesifik

• Pemeriksaan yang dapat dilakukan: Skin test, pemeriksaan serologi, radiologi

Page 70: DD Mata Merah

Steroid topikal. Diberikan bila tidak ada defek epitel, ruptur bola mata bila ada riwayat trauma, infeksi herpes simpleks atau herpes zoster

Midriatikum. Dapat digunakan midriatikum kerja pendek (tropikamid, siklopentolat, feliefrin) dan kerja panjang (homatropin, atropine)

Terapi antimetabolit. Dapat diberikan pada uveitis yang mengancam penglihatan.

Penyekat kalsineurin. Dapat diberikan siklosporin atau takrolimus.

Page 71: DD Mata Merah

Pemeriksaan : visus menurun (tidak hebat) konjungtiva : injeksi siliar Kornea : keratik presipitat putih halus COA : flare (-) Pupil : kecil ireguler Iris : sinekia +/- kadang ada nodul-nodul

iris. Lensa : jernih

Page 72: DD Mata Merah

ANTERIOR UVEITIS

                               SIGNS AND SYMPTOMS

Page 73: DD Mata Merah

Terapi:Simptomatik : kompres panas 10 menit 3-4x/hari analgetik sistemik bila diperlukan kacamata gelap untuk mengurangi

fotofobi atropin untuk mencegah spasme siliar siklopentolat bila keadaan sudah reda

pengganti atropin steroid topikal

Page 74: DD Mata Merah

Merupakan diskontinuitas jaringan kornea akibat terjadinya defek epitel

Dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur

Berdasarkan lokasinya, dibagi menjadi sentral dan marginal

Ulkus kornea sentral hampir selalu disebabkan oleh infeksi. Sikatriks yang terbentuk merupakan salah satu penyebab utama kebutaan dan penurunan penglihatan

Page 75: DD Mata Merah
Page 76: DD Mata Merah

Anamnesis: Mata merah dan berair, nyeri hebat, terasa seperti ada benda asing, kelopak mata bengkak, fotofobia, terdapat sekret

Pemeriksaan:visus, TIO, slit-lamp (hipopion, infiltrat), sensibilitas kornea, tes fluoresens, tes fistel, pemeriksaan oftalmoskop, penilaian tingkat keparahan ulkus, pemeriksaan Gram, KOH 10%, kultur

Page 77: DD Mata Merah

Tatalaksana: Sesuai dengan etiologinya. Beri agen antiglaukoma jika ulkus melewati 1/3 stroma. Adanya perforasi merupakan indikasi bedah.

Page 78: DD Mata Merah

Terima Kasih