DD Mata Merah
-
Upload
mikail-mukti-mikail -
Category
Documents
-
view
287 -
download
46
Transcript of DD Mata Merah
Galing chandika Mikail mukti n Amrit phal
Preseptor:, Dr, SpM, MKes, dr, SpM, MKes
Mata merah merupakan keluhan utama yang paling sering muncul pada penderita penyakit mata.
Keluhan mata merah bervariasi mulai dari yang ringan sampai yang disertai dengan penurunan visus.
Dalam beberapa kasus, keluhan mata merah merupakan tanda serius dari kondisi yang mengancam penglihatan.
Penegakan diagnosis yang tepat dan evaluasi dini merupakan hal yang sangat penting pada keluhan mata merah agar penanganan yang diberikan efektif, tepat dan efisien.
A. konjungtiva posterior konjungtiva bulbiA.siliar anterior atau episklera
A.sirkular mayor/a.pleksus siliar iris dan badan siliar A. perikornea kornea A. episklera di atas sklera perdarahan dalam bola mata
Pelebaran pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah tsb
MATA MERAH
Mata merah dibagi atas dasar :letak injeksinya :
Injeksi Konjungtival Injeksi Siliar Injeksi Episklera
proses yang mendasarinya: Fisiologis
setelah menangis, bangun tidur Patologis
Karena pecahnya pembuluh darah, iritasi, proses inflamasi, infeksi, dan sumbatan pembuluh darah
Injeksi Konjungtival
Injeksi Siliar/ Perikorneal
Injeksi Episkleral
Asal a. Konjungtiva posterior
a. siliar a. Siliar longus
Memperdarahi K. Bulbi Kornea segmen anterior
Intraokular
Lokalisasi Konjungtiva Dasar konjungtiva Episklera
Warna Merah Ungu Merah gelapArah aliran/ lebar Ke perifer Ke sentral Ke sentral
Konjungtiva digerakkan
Ikut bergerak Tidak bergerak Tidak ikut bergerak
Penyakit konjungtiva Kornea, iris, glaukoma
Glaukoma, endoflamitis, panoftalmitis
Sekret + - -Penglihatan Normal Turun Sangat menurun
Tanpa Penurunan Tanpa Penurunan VisusVisus Merah tidak merataMerah tidak merata
Episkleritis dan skleritis Perdarahan
subkonjungtiva Pterigium Pseudopterigium Konjungtivitis flikten Pinguekula iritans
Merah merataMerah merata 1. konjungtivitis akut 2. konjungtivitis kronis
Dengan visus menurunDengan visus menurun KeratitisKeratitis Ulkus korneaUlkus kornea Iritis, iridosiklitisIritis, iridosiklitis EndoftalmitisEndoftalmitis PanoftalmitisPanoftalmitis UveitisUveitis PanuveitisPanuveitis
Merah tidak merata
Merupakan reaksi radang jaringan ikat vascular yang terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera
Anamnesis : mata merah, nyeri, fotofobia, pedih dan lakrimasi, biasanya pada satu mata
Pemeriksaan : Hiperemia terbatas sehingga mata berwarna merah muda atau ungu. Terdapat injeksi episklera. Infiltrasi, kongesti dan sembab pada episklera, konjungtiva yang ada diatasnya dan kapsul tenon yang terletak di bawahnya.
Penatalaksanaan:Biasanya sembuh sendiri dalam waktu 1 sampai 2 minggu. Namun sering kambuh sampai betahun-tahun,. Keadaannya akan membaik dengan kortikosteroid topical (deksametasone 0,1%) dalam 3-4 hari.
Merupakan reaksi peradangan dari sklera, biasanya disebabkan kelainan atau penyakit sistemik. Biasa mengenai kedua mata. Lebih sering disebabkan penyakit jaringan ikat, pasca herpes, sifilis dan gout.
Anamnesis: mata merah, nyeri hebat (lebih hebat daripada
episkleritis) yang dapat menyebar ke dahi, alis dan dagu. Dapat disertai fotofobia, pedih dan lakrimasi
Pemeriksaan: Hiperemis terbatas Penatalaksanaan:
NSAID: Indomethacin 75mg/hari Ibuprofen 600mg/hari
Setelah 1-2 minggu tidak ada respon, berikan Prednisolone 80 mg/hari, tapering off.
Dapat terjadi pada keadaan dimana pembuluh darah rapuh (umur, hipertensi, arteriosklerosis, konjungtivitis hemoragik, anemia, pemakaian antikoagulan, dan batuk rejan).
Dapat juga terjadi akibat trauma. Anamnesis :
mata merah spontan, biasanya monokuler. Terasa mengganjal, tidak ada nyeri. Kadang didahului serangan batuk berat atau bersin yang terlalu kuat.
Pemeriksaan:Hiperemis terbatas
Penatalaksanaan:Tidak diperlukan pengobatan, perdarahan akan hilang terabsorpsi dalam waktu 2-3 minggu.
Merupakan pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif. Diklasifikasikan menjadi 3 grade.
Anamnesis: terdapat selaput berbentuk segitiga pada mata dengan apeks di kornea, biasanya pterigium terdapat di daerah nasal
Pemeriksaan: Pada konjungtiva bulbi tampak pterigium yang tumbuh abnormal, menyebar ke arah kornea.
Penatalaksanaan: Jika mencapai pupil: operatif. Pencegahan rekurensi: penderita menggunakan
kacamata untuk mengurangi paparan. Operasi eksisi pterigium dengan autograf konjungtiva juga menurunkan angka kekambuhan.
Merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat.
Anamnesis : terdapat kelainan kornea sebelumnya, seperti ulkus kornea.
Pemeriksaan : Perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat,
sering terjadi pada proses penyembuhan ulkus kornea.
Letak pseudopterigium pada daerah konjungtiva yang terdekat dengan proses kornea sebelumnya.
Pada pseudopterigium dapat diselipkan sonde dibawahnya.
Anamnesis:Mata merah mengelilingi lesi kecil, keras, merah, menonjol disertai lakrimasi. Flikten kornea selalu disertai fotofobia. Terdapat riwayat blefaritis aktif, konjungtivitis bakteri akut dan defisiensi dietetic (factor pencetus).Terdapat penyakit yang mendasari: tuberculosis, infeksi Staphylococcus aureus.
Pemeriksaan :Pada konjungtiva bulbi terdapat fliktenulosis dikelilingi injeksi konjungtiva.
Penatalaksanaan: Fliktenulosis e.c tuberkuloprotein : kortikosteroid topical, hasilnya
sangat berkurang dalam 24 jam dan hilang dalam 24 jam berikutnya. Fliktenulosis e.c protein stafilokok : ditujukan pada penyakit yang
mendasarinya. Pada parut kornea berat: mungkin memerlukan cangkok mata.
Pinguekula merupakan benjolan pada konjungtiva bulbi yang ditemukan pada orang tua terutama yang matanya sering mendapat rangsang sinar matahari, debu, dan angin. Pinguekula sering ditemukan di sisi nasal.
AnamnesisBenjolan kecil kuning pada kedua sisi kornea di daerah fissure palpebra yang ukurannya tetap dan mengalami iritasi.
PemeriksaanKonjungtiva bulbi banyak pinguekula disertai injeksi konjungtiva.
PenatalaksanaanSteroid lemah topikal (Prednisolon 0,12% ) atau NSAID topikal
B. Mata merah dengan visus normal, merah merata
1. konjungtivitis akut konjungtivitis bakterial konjungtivitis blenore konjungtivitis gonore konjungtivitis akut viral keratokonjungtivitis epidemic demam faringokonjungtiva keratokonjungtivitis herpetic keratokonjungtivitis New Castle konjungtivitis hemoragik akut konjungtivitis jamur konjungtivitis alergi konjungtivitis vernal konjungtivitis flikten
2. Konjungtivitis kronis
Anamnesa : Mata merah Perasaan seperti ada
benda asing Pedih dan panas Gatal-gatal Banyak keluar air mata dan
eksudasi Fotofobia (jika kornea ikut
terkena)
Pemeriksaan : palpebra superior : pseudoptosis (pada
trachoma, keratokonjungtivitis epidemik) Konjungtiva tarsalis superior/inferior :
hiperemis, hipertrofi papil, folikel Apparatus lakrimalis : lakrimasi (+) Adenopati preaurikuler
Perbedaan jenis-jenis konjungtivitis Penemuan
klinis dan sitologis
Virus Bakteri Klamidia Alergi
Gatal-gatal minimal minimal minimal berat
Hiperemia menyeluruh menyeluruh menyeluruh menyeluruh
Lakrimasi amat banyak sedang sedang sedang
Eksudasi minimal amat banyak amat banyak minimal
Adenopati aurikuler
biasanya ada langka biasanya hanya ada pada konjungtivitis inklusi
tidak ada
pewarnaan kerokan konjungtiva dan eksudat
monosit bakteri PMN
sel PMN, plasma, badan inklusi
eosinofil
kaitan dengan sakit kerongkongan dan demam
kadang ada kadang ada tidak pernah ada
tidak pernah ada
Etiologi Stafilokokus, Streptokokus, Corynebacterium
diphtheriae, Pseudomonas aeruginosa, Neis seria gonorrhoea, dan Haemophilus injluenzae.
Manifestasi Klinis Konjungtiva bulbi hiperemis, lakrimasi, eksudat
dengan sekret mukopurulen terutama di pagi hari, pseudoptosis akibat pembengkakan kelopak,
kemosis, hipertrofi papil, folikel, membran, pseudomembran, granulasi, flikten, mata terasa seperti ada benda asing, dan limfadenopati preaurikular
Konjungtivitis gonore
sekret yang purulen padat, perdarahan subkonjungtiva dan kemosis
orang dewasa kelopak mata bengkak sukar dibuka dan konjungtiva yang kaku disertai sakit pada perabaan; pseudomembran pada konjungtiva tarsal superior; konjungtiva bulbi merah, kemosis, dan menebal; gambaran hipertrofi papilar besar; juga tanda-tanda infeksi umum. Sekret serosa kuning kental
Pemeriksaan penunjang sediaan langsung pewamaan Gram atau Giemsa
kuman penyebab dan uji sensitivitas. D/ pasti konjungtivitis gonore sekret Metilen
Biru Diplokokus di dalam sel leukosit. Gram Diplokokus Gram negatif intra dan
ekstraseluler. Komplikasi Stafilokokus dapat menyebabkan
blefarokonjungtivitis, Gonokokus menyebabkan perforasi komea dan endoftalmitis, dan Meningokokus dapat menyebabkan septikemia atau meningitis.
Etiologi Adenovirus, Herpes simpleks, Herpes zoster,
Klamidia, New castle, Pikorna, Enterovirus, dan sebagainya.
Manifestasi Klinis sedikit kotoran pada mata, lakrimasi, sedikit gatal,
injeksi, nodul preaurikular bisa nyeri atau tidak, serta kadang disertai sakit tenggorok dan demam
Konjungtivitis herpes simpleks anak kecil, injeksi unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, dan fotofobia ringan
Pemeriksaan Penunjang Pada pemeriksaan sitologi ditemukan sel
raksasa dengan pewarnaan Giemsa, kultur virus, dan sel inklusi intranuklear.
Komplikasi Keratitis. Virus herpetik dapat
menyebabkan jaringan parut pada kelopak; neuralgia; katarak; glaukoma; kelumpuhan saraf IlI, IV, VI; atrofi saraf optik; dan kebutaan.
Etiologi hipersensitivitas tipe cepat atau lambat, atau
reaksi antibodi humoral terhadap alergen bagian dari sindrom Steven Johnson
Manifestasi Klinis Mata merah, sakit, bengkak, panas, berair,
gatal, dan silau berulang dan menahun riwayat atopi sendiri atau dalam keluarga Pemfis : injeksi ringan pada konjungtiva
palpebra dan bulbi serta papil besar pada konjungtiva tarsal
Mild Allergic Reaction
Severe Allergic Reaction
Vernal Keratoconjunctivitis
1. konjungtivitis bakterial antibiotik tergantung hasil pemeriksaaan
kuman sambil menunggu hasil laboratorium, bisa
dimulai pengobatan topikal dengan sulfonamid atau antibiotik berdasar gambaran klinis
pada konjungtivitis kataral akut, kantung konjungtiva sebaiknya dibilas dengan larutan garam fisiologis untuk melarutkan sekret
untuk mencegah penularan, diberi penyuluhan higienis perorangan pada penderita dan keluarga
Untuk konjungtivitis gonore, pasien dirawat serta diberi penisilin salep dan suntikan.
Untuk bayi dosisnya 50.000 unit/kg BB selama 7 hari.
Sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air rebus bersih atau garam fisiologis setiap 15 menit dan diberi salep penisilin.
Dapat diberikan penisilin tetes mata dalam bentuk larutan penisilin G 10.000-20.000 unit/ml setiap menit selama 30 menit, dilanjutkan setiap 5 menit selama 30 menit berikut, kemudian diberikan setiap I jam selama 3 hari. Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokok.
2. Konjungtivitis virus demam faringokonjungtiva : sembuh sendiri dalam 10
hari keratokonjungtivitis epidemika : mencegah penularan
saat pemeriksaaan, berlangsung 3-4 minggu konjungtivitsi virus herpes simpleks : sembuh sendiri,
debridement kornea atau diberi salep mata idosuridin 4x/hari selama 7-10 hari atau salep Acyclovir 3% 5x/hari selama 10 hari
konjungtivitis New Castle : sembuh sendiri kurang dari 7 hari
konjungtivitis hemoragik akut : sembuh dalam 5-7 hari
3. Konjungtivitis jamur Amphotericin B (3-8 mg/mL) dalam air (bukan
larutan garam fisiologis) Krem Nistatin (100000 U/gr) 4-6 x/hari4. Konjungtivitis alergi a. Konjungtivitis vernal
Sembuh sendiri. Pengobatan sistemik merugikan untuk jangka panjang b. Konjungtivitis fliktenKortikosteroid topikal tuberkuloprotein atau protein infeksi sistemik
Radang kornea Kornea avaskular pertahanan pada waktu
peradangan tidak dapat segera datang bdn kornea pd stroma bfungsi sbg makrofag dilatasi pbuluh darah di limbus sel2 radang infiltrasi & kekeruhan kornea
SIGNS AND SYMPTOMS
KERATITIS BAKTERIALIS
Signs and Symptoms
KERATITIS HERPES SIMPLEKS
Berdasar lapisan kornea :1. Keratitis superfisial2. Keratitis profunda/interstitial
Berdasarkan kausanya :1. Keratitis bakterial strept.hemolitikus2. Keratitis viral herpes simpleks3. Keratitis jamur fusarium4. Keratitis lagoftalmus mata tidak dapat
menutup sempurna kornea menjadi kering dan mudah terkena trauma. Dapat dikarenakan parese Nervus VII.
5. Keratitis neuroparalitik kerusakan Nervus V
Anamnesa :1. Mata merah2. Sakit3. Fotofobia4. Penglihatan menjadi kabur t.u bila kerusakan
pada sentral kornea5. Lakrimasi (+)/(-)
Pemeriksaan : Visus menurun Konjungtiva bulbi : injeksi siliar Kornea : infiltrat, Flouresin Test (+)/(-), ulkus,
plak hipopion, descementocel COA : sedang, flare (-), sel (-) Pupil, iris dan lensa dalam batas normal Pada etiologi virus : sensibilitas kornea
menurun Pada etiologi bakteri : sekret (+)
Terapi : Sesuai hasil pemeriksaan laboratorium
Trias :1. Peningkatan tekanan intraokular2. Gangguan lapang pandang3. Kerusakan saraf optikus
PRIMARY OPEN ANGLE GLAUCOMA (POAG)
SIGNS AND SYMPTOMS
Anamnesa :1. Penglihatan kabur
mendadak2. Mata merah3. Nyeri hebat4. Penampakan lingkaran
warna pelangi disekitar benda bercahaya
5. Mual dan muntah.
Pemeriksaan :1. Visus menurun (kadang sampai 1/~)2. Konjungtiva : Injeksi siliar3. Kornea : edema4. COA : dangkal atau sedang5. Pupil : middilatasi / iridoplegi6. Iris : sinekia (-)7. Lensa : glaukoma flicken8. Tekanan intraokular sangat tinggi9. Gangguan lapang pandang10. Funduskopi : papil hiperemis.
Terapi : Glaukoma sudut tertutup merupakan keadaan
darurat bedah mata. Pemberian obat-obatan untuk menurunkan TIO
pre-operasi :1. Gliserin gliserol oral 1 ml/kgBB 2. Pilokarpin 2%, 2 tetes tiap 15 menit selama
beberapa jam3. Manitol hipertonis 20% I.V 1,5-3 gram/kgBB bila
gliserol tidak berhasil4. Bila mual diberi asetazolamid 500 mg I.M5. Untuk nyeri bila perlu meperidin 100 mg I.M atau
analgetik lain.6. Operatif tetap diperlukan bila tekanan intraokular
sudah bisa diturunkan
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata, biasanya akibat infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis.
Anamnesis: Mata merah, nyeri, penglihatan kabur
Pemeriksaan: visus sangat menurun (1/300 sampai
1/~) sekret (+/-) konjungtiva bulbi /; hiperemis, injeksi
siliaris, injeksi konjungtiva, kemosis kornea : keruh COA : hipopion Pupil, iris dan lensa biasanya sulit dinilai Funduskopi sulit dinilai USG : gambaran endoltalmitis TIO meningkat
Terapi : dirawat dan tenangkan pasien indikasi : eviscerasi dan enukleasi
Panoftalmitis merupakan peradangan seluruh bola mata termasuk sklera dan kapsul Tenon sehingga bola mata merupakan rongga abses.
Anamnesis :Mata merah, nyeri, penglihatan kabur, nyeri atau sukar menggerakkan bola mata.
Pemeriksaan: visus sangat menurun (1/300 sampai 1/~) sekret (+/-) konjungtiva bulbi /tarsal: hiperemis, injeksi
siliaris, injeksi konjungtiva, kemosis kornea : keruh COA : hipopion Pupil, iris dan lensa biasanya sulit dinilai Funduskopi sulit dinilai USG : gambaran endoltalmitis TIO meningkat
terapi infeksi ditenangkan dijadikan endolftamitis indikasi : eviscerasi atau enukleasi
Perbedaan endoftalmitis dengan panoftalmitis
Endoftalmitis Panoftalmitis
Radang Intraokular Intraokular Intraorbita
Demam Tidak nyata Nyata Sakit bola mata Ada Berat Pergerakan Masih dapat Sakit,tidak
bola mata bergerak Eksotalmos Tidak ada Mata menonjol Bedah Enukleasi Eviserasi bulbi
Proses peradangan intraokular yang kompleks, melibatkan jaringan uvea (iris, koroid, dan korpus silier)
Uveitis anterior dapat dibagi menjadi iritis dan iridosiklitis
Uveitis anterior juga dapat dibagi menjadi akut (durasi 3 bulan atau kurang) dan kronis (adanya peradangan persisten yang kambuh <3 bulan setelah terapi selesai)
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya uveitis anterior adalah trauma, infeksi, penyakit autoimun, neoplasma, dan idiopatik.
Uveitis anterior akut mata merah, nyeri unilateral, fotofobia, bisa
disertai lakrimasi, visus turun,
Uveitis anterior kronis gejala muncul perlahan dan kurang dari tiga bulan setelah dihentikannya terapi, sering bilateral, sebagian besar gejala asimptomatis, dapat datang dengan komplikasi katarak atau keratopati,
Uveitis anterior akut injeksi silier, miosis, kp, flare dan sel di COA, hipopion, sinekia posterior, blefarospasm, dapat terjadi perubahan TIO
Uveitis anterior kronis sklera putih kadang merah muda, sel dan flare di COA, kp, pembuluh darah iris terdilatasi, nodul
iris, atrofi iris
• Hanya diindikasikan pada uveitis anterior dengan keadaan peradangan granulomatosa, uveitis berulang, penyakit yang melibatkan mata bilateral, manifestasi sistemik tanpa diagnosis spesifik
• Pemeriksaan yang dapat dilakukan: Skin test, pemeriksaan serologi, radiologi
Steroid topikal. Diberikan bila tidak ada defek epitel, ruptur bola mata bila ada riwayat trauma, infeksi herpes simpleks atau herpes zoster
Midriatikum. Dapat digunakan midriatikum kerja pendek (tropikamid, siklopentolat, feliefrin) dan kerja panjang (homatropin, atropine)
Terapi antimetabolit. Dapat diberikan pada uveitis yang mengancam penglihatan.
Penyekat kalsineurin. Dapat diberikan siklosporin atau takrolimus.
Pemeriksaan : visus menurun (tidak hebat) konjungtiva : injeksi siliar Kornea : keratik presipitat putih halus COA : flare (-) Pupil : kecil ireguler Iris : sinekia +/- kadang ada nodul-nodul
iris. Lensa : jernih
ANTERIOR UVEITIS
SIGNS AND SYMPTOMS
Terapi:Simptomatik : kompres panas 10 menit 3-4x/hari analgetik sistemik bila diperlukan kacamata gelap untuk mengurangi
fotofobi atropin untuk mencegah spasme siliar siklopentolat bila keadaan sudah reda
pengganti atropin steroid topikal
Merupakan diskontinuitas jaringan kornea akibat terjadinya defek epitel
Dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur
Berdasarkan lokasinya, dibagi menjadi sentral dan marginal
Ulkus kornea sentral hampir selalu disebabkan oleh infeksi. Sikatriks yang terbentuk merupakan salah satu penyebab utama kebutaan dan penurunan penglihatan
Anamnesis: Mata merah dan berair, nyeri hebat, terasa seperti ada benda asing, kelopak mata bengkak, fotofobia, terdapat sekret
Pemeriksaan:visus, TIO, slit-lamp (hipopion, infiltrat), sensibilitas kornea, tes fluoresens, tes fistel, pemeriksaan oftalmoskop, penilaian tingkat keparahan ulkus, pemeriksaan Gram, KOH 10%, kultur
Tatalaksana: Sesuai dengan etiologinya. Beri agen antiglaukoma jika ulkus melewati 1/3 stroma. Adanya perforasi merupakan indikasi bedah.
Terima Kasih