PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal,...

111
PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN AWAL, KONDISI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DAN SOSIOEKONOMI LOKAL TERHADAP REBUDGETING PADA PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA (Studi Informasi Website Pemerintah Daerah) TESIS Digunakan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: BERTHA ABADIARTI NIM: S431208006 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Transcript of PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal,...

Page 1: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN AWAL,

KONDISI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DAN

SOSIOEKONOMI LOKAL TERHADAP REBUDGETING

PADA PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

(Studi Informasi Website Pemerintah Daerah)

TESIS

Digunakan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

BERTHA ABADIARTI

NIM: S431208006

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan untuk :

Jesus Christ

Bapak dan Ibu Tercinta

Kakak dan Adik Tersayang

Sahabat-sahabat Tersayang

Almamaterku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

vi

HALAMAN MOTTO

Tetapi dalam semuanya itu

Kita lebih daripada orang-orang yang menang,

Oleh Dia yang mengasihi kita.

( Roma 8: 37 )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan tesis ini sebagai tugas akhir untuk melengkapi syarat-syarat guna

mencapai derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, penulis

berusaha semaksimal mungkin agar tesis ini bermanfaat dan menambah

pengetahuan pembaca. Penulisan tesis ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan

berbagai pihak, oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dr. Wisnu Untoro, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dr. Payamta, M.Si., Ak., CPA., selaku Ketua Program Studi Magister

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

5. Dra. Y. Anni Aryani, M.Prof.Acc., Ph.D., Ak., selaku Sekretaris Program

Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

viii

6. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com,.Ak., selaku pembimbing tesis dan yang

telah mengikhlaskan serta membagi waktu, ilmu, ide dan tenaganya untuk

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan tesis ini.

7. Bapak Ibu Dosen beserta staf di Program Magister Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Surakarta.

8. Keluarga tercinta, bapak, ibu, adik dan kakakku, terima kasih atas

dukungan dan doanya selama ini.

9. Teman-teman Maksi angkatan 17 dan 18 yang berjuang bersama

menyelesaikan tugas-tugas di bangku kuliah

10. Pihak-pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu

Penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kritik,

saran serta masukan senantiasa penulis harapkan untuk kemajuan bersama.

Terimakasih.

Surakarta, Juli 2014

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............ ......................................................... v

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

ABSTRAK ...................................................................................................... xv

ABSTRACT ....................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 9

B. Penelitian Sebelumnya ........................................................................... 15

C. Pengembangan Hipotesis ....................................................................... 17

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

x

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ................................................................................... 23

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............................. 23

C. Data dan Sumber Data ........................................................................... 24

D. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 25

1. Rebudgeting .................................................................................... 25

2. Tingkat Inkremental Penganggaran Awal ...................................... 25

3. Kondisi Keuangan Kota/Kabupaten ............................................... 26

4. Sosioekonomi lokal ......................................................................... 28

E. Analisis Data .......................................................................................... 29

1. Statistik Deskriptif .......................................................................... 29

2. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 29

3. Uji Regresi Linier Berganda ........................................................... 31

4. Uji Hipotesis ................................................................................... 33

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Populasi dan sampel .............................................................................. 36

B. Data dan Pengumpulan data .................................................................. 37

C. Analisis Deskriptif ................................................................................. 38

D. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 42

1. Uji Normalitas ................................................................................ 42

2. Uji Autokorelasi ............................................................................. 43

3. Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 44

4. Uji Multikolinearitas ...................................................................... 46

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

xi

E. Uji Hipotesis .......................................................................................... 47

1. Uji Regresi Linier Berganda ........................................................... 47

2. Pengujian Ketepatan Perkiraan (R2) ............................................... 49

3. Pengujian Koefisien Regresi Simultan (Signifikansi-F) ................ 50

4. Pengujian Koefisien Regresi Individual (Signifikansi-t) ................ 50

F. Pembahasan ........................................................................................... 51

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................................ 55

B. Keterbatasan .......................................................................................... 56

C. Saran ...................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58

LAMPIRAN .................................................................................................... 61

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Pengambilan Sampel ............................................................ 36

Tabel 2 Statistik Deskritif ........................................................................... 39

Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Data .............................................................. 42

Tabel 4 Hasil Runs Test .............................................................................. 43

Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 45

Tabel 6 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................. 46

Tabel 7 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Tingkat Inkremental

Penganggaran Awal, Kondisi Keuangan Pemerintah Daerah Dan

Sosioekonomi Lokal Terhadap Rebudgeting .................................. 48

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur APBD ............................................................................. 13

Gambar 2 Kerangka Teoritis Pengaruh Tingkat Inkremental Penganggaran

Awal, Kondisi Keuangan dan Sosioekonomi Lokal Terhadap

Rebudgeting ................................................................................. 22

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Website Kabupaten/Kota Se Indonesia ........................ 62

Lampiran 2 Tabulasi Data Penelitian .......................................................... 77

Lampiran 3 Rebudgeting ............................................................................. 78

Lampiran 4 Tingkat Inkremental Penganggaran Awal ............................... 79

Lampiran 5 Kondisi Keuangan .................................................................... 81

Lampiran 6 Sosioekonomi ........................................................................... 85

Lampiran 7 Analisis Data Statistik ............................................................. 86

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

xv

ABSTRAK

BERTHA ABADIARTI

NIM. S431208006

PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN AWAL,

KONDISI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DAN

SOSIOEKONOMI LOKAL TERHADAP REBUDGETING

PADA PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

(Studi Informasi Website Pemerintah Daerah)

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh

tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan dan sosioekonomi lokal

terhadap rebudgeting pada pemerintah daerah di Indonesia. Untuk tujuan tersebut,

penulis menggunakan sampel 64 pemerintah daerah kota/kabupaten tahun 2011

dan 2012. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan metode purposive

sampling. Untuk pengujian penelitian ini menggunakan model regresi berganda

(multiple regresion model) dengan bantuan software komputer SPSS versi 16.0.

Analisis data membuktikan bahwa variabel kondisi keuangan yang

diwakili oleh akumulasi surplus, aliran surplus, revisi surplus tahun sebelumnya

dan sosioekonomi yang diwakili oleh area geografis berpengaruh terhadap

rebudgeting. Tanda koefisien regresi untuk variabel akumulasi surplus dan aliran

surplus adalah negatif, dan tanda koefisien regresi untuk revisi surplus tahun

sebelumnya dan area geografis adalah positif. Sedangkan untuk variabel tingkat

inkremental dalam proses penganggaran awal yang diwakilkan oleh perubahan

belanja, perubahan belanja modal, dan perubahan belanja operasional, variabel

kondisi keuangan yang diwakilkan oleh otonomi keuangan dan rigiditas

pengeluaran, serta variabel sosioekonomi lokal yang diwakilkan oleh Pendapatan

Domestik Regional Bruto (PDRB) tidak berpengaruh terhadap rebudgeting.

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, diantaranya periode yang

cukup singkat dan pengambilan sampel dari website masing-masing pemerintah

daerah dapat menyebabkan kemungkinan terbatasnya jumlah sampel. Untuk

penelitian berikutnya dapat mengembangkan penelitian dengan menambah

periode dan variabel penelitian seperti variabel politik dan fitur organisasi.

Kata kunci: budgeting dan rebudgeting

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

xvi

ABSTRACT

BERTHA ABADIARTI

NIM. S431208006

THE EFFECT OF INCREMENTAL LEVELS IN THE INITIAL BUDGETING,

FINANCIAL CONDITION AND LOCAL SOCIOECONOMIC TO

REBUDGETING ON LOCAL GOVERNMENTS IN INDONESIA

(Local Government Websites Information Studies)

The aims of this research is to get empirical evidence related to the

effect of incremental levels in the initial budgeting, financial condition and local

socioeconomic to rebudgeting on local governments in Indonesia. For this

purpose, the authors used a sample of 64 local government kota/kabupaten in

2011 and 2012. Watchfulness sample is determined by using method purposive

sampling. For this watchfulness testing uses doubled regression model (multiple

regression model) constructively computer software spss version 16.0.

Data analysis proves that the financial condition represented by the

accumulation surplus, the current surplus, revision of past surplus and

socioeconomic represented by geographical area variables affect rebudgeting.

The coefficient regressions of accumulation surplus and current surplus variables

are negative, and the coefficient regressions for there vision of past surplus and

geographic area are positive. As for the incremental level in the initial budgeting

process variable, which is represented by changes in spending, changes in capital

expenditures, and changes in operational expenditure, financial condition

variables are represented by the financial autonomy and rigidity expenditure, as

well as local socioeconomic variables are represented by Pendapatan Domestik

Regional Bruto (PDRB) no effect on rebudgeting.

This research is done with a few variable related limitedness, including

a fairly short period and sampling of websites each local government can lead to

the possibility of the limited number of samples. For subsequent research can

develop and research by increasing the period of the study variables such as

political variables and organizational features.

Keywords: budgeting and rebudgeting

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan, yaitu karena

anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan

sosial ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup

masyarakat, anggaran juga diperlukan karena adanya masalah keterbatasan

sumber daya sedangkan keinginan masyarakat yang tak terbatas dan terus

berkembang, dan anggaran juga diperlukan untuk menyakinkan bahwa

pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat (Mardiasmo, 2002).

Sehingga anggaran dapat diinterpretasikan sebagai suatu paket yang

menyangkut penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan terjadi dalam satu

periode yang akan datang. Logika bersaing dalam praktek pengganggaran dan

teorisasi makna dapat mempengaruhi hasil dari pengganggaran (Ezzamel et al,

2012). Lain halnya dengan Serritzlew (2005) berpendapat bahwa anggaran

merupakan salah satu keputusan yang paling penting dilakukan setiap tahun

yang dipengaruhi oleh politik kelembagaan dan ekonomi. Selain itu

penganggaran merupakan mekanisme penting untuk memastikan akuntabilitas

publik (Ma dan Hou, 2009). Di banyak negara sedang berusaha untuk

mengurangi anggaran sektor publik dengan melibatkan para pembuat kebijakan.

Namun hal ini akan menantang prinsip-prinsip struktural yang lebih luas dari

sektor publik. Teori struktural anggaran sektor publik menawarkan pilihan yang

lebih interpretatif yang kuat dan berubah (Seal dan Ball, 2011).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

2

Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting dan

kompleks, kemungkinan akan menimbulkan dampak fungsional dan disfungsional

terhadap sikap dan perilaku aggota organisasi (Nordiawan dan Hertianti, 2007).

Untuk mencegah dampak disfungsional anggaran tersebut, kontribusi terbesar dari

kegiatan penganggaran terjadi jika bawahan diperbolehkan untuk berpartisipasi

dalam penyusunan anggaran. Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya

dan menentukan bidang-bidang masalah dalam suatu organisasi dengan

membandingkan hasil kinerja yang telah di anggarkan secara periodik. Penelitian

yang dilakukan oleh Bifulco dan Duncombe (2010) yang dilakukan di New York

ditemukan bahwa anggaran lebih diarahkan untuk dapat mengatasi kekurangan

anggaran. Keseimbangan fiskal jangka panjang dan peningkatan tarif pajak

penghasilan bagi mereka yang berpenghasilan tinggi cenderung meningkatkan

volatilitas pendapatan. Jika volitilitas menurun, kebutuhan untuk rebudgeting bisa

menurun juga (Forrester dan Daniel, 1992). Agar anggaran itu tepat sasaran dan

sesuai dengan tujuan, maka diperlukan proses penyusunan yang baik dengan

adanya kerjasama antara bawahan dan atasan, pegawai dan manajer dalam

penyusunan anggaran. Penganggaran merupakan pengambilan keputusan rasional

dan politik resmi, suatu proses yang membuat pilihan tentang layanan pemerintah

/ barang publik yang masuk akal, tidak ada rumus pasti untuk membuat pilihan

belanja yang masuk akal (Mikesell dan Daniel, 2011). Dengan demikian

diharapkan bahwa kebijakan-kebijakan yang diambil adalah semata untuk

kepentingan publik bukan untuk kepentingan organisasi atau golongan orang

tertentu saja.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

3

Penyusunan anggaran selalu diikutsertakan data pemerimaan dan

pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pemerintah berperan dalam

penyusunan anggaran melalui kebijakan fiskal yang dilakukan sebagai usaha

pemerintah untuk mempengaruhi keadaan ekonomi melalui sistem pengeluaran

atau sistem perpajakan untuk mencapai tujuan tertentu. Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara/Daerah (APBN/APBD) yang dipresentasikan setiap tahun oleh

eksekutif, memberikan informasi rinci kepada anggota DPR/DPRD dan

masyarakat tentang program-program apa yang direncanakan pemerintah untuk

meningkatkan kualitas kehidupan rakyat dan bagaimana program-program

tersebut dibiayai (Mardiasmo,2002). Sebelum anggaran diajukan kepada

parlemen, di Amerika Serikat anggaran tersebut diperdebatkan dahulu selama

proses alokasi tahunan (Jones, 2012) sehingga kebijakan yang dikeluarkan

pemerintah merupakan kebijakan yang benar-benar merupakan inspirasi

masyarakat. Cara baru ditawarkan oleh Mullen (2011) yaitu pengganggaran

berbasis kinerja, dengan The Office of Management and Budgeted (OMB) yang

merancang Program Assesment Rating Tool (PART) dengan hasil sesuai harapan

penentu kebijakan.

Di Bahrain, perubahan administrasi dan reformasi besar telah dilakukan

untuk tujuan efisiensi, efektivitas, transparasi, kinerja, akuntabilitas dan anggaran

suatu manajemen secara keseluruhan. Ini merupakan suatu paket perubahan yang

dilakukan pemerintah dalam reformasi dalam penyusunan anggaran dengan

melibatkan seluruh pemerintahan yang ada dengan membuat anggaran sendiri

dengan dokumen pendukung yang lengkap. Temuan dari penelitian yang dilakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

4

oleh Ramadhan (2009) ini adalah rekomendasi untuk pengembangan dan

perbaikan dalam penyusunan anggaran. Pelaksanaan kinerja yang komprehensif

dan pendaan program yang utama harus menjadi perhatian dan menjadi kontrol

yang efektif, terutama pada pengeluaran, efisiensi dan akuntabilitas. Lain halnya

dengan penelitian yang dilakukan Rodriguez, et al (2010) di Spanyol bahwa suatu

pengendalian anggaran lebih dipengaruhi oleh bagaimana dalam penyusunan

anggaran. Inkremental dalam penganggaran sangat penting dilakukan dengan

melihat beberapa unsur rasional dan informasi keuangan dalam pengambilan

keputusan. Semakin tinggi defisit suatu negara, semakin tinggi juga biaya bunga

pinjaman (Marks dan Benson, 2007).

Ma dan Hou (2009) mengadakan penelitian mengenai reformasi

penganggaran di Amerika Serikat selama era progresif dibandingan dengan

kontemporer di China. Hasilnya menunjukan adanya persamaan yang signifikan

antara reformasi anggaran mereka. Di amerika Serikat, akuntabilitas pemilu saja

tidak menjamin akuntantabilitas pemerintah secara keseluruhan jikan lembaga

anggaran tidak berperan secara masimal. Sedangakan di China reformasi anggaran

baru-baru ini dikembangan akuntabilitas, absen pemilu terbuka dengan

keterbatasan dan kendala.

Dalam satu periode anggaran yang telah disusun tidak sepenuhnya dapat

menangkap kebutuhan suatu organisasi sehingga dimungkinkan dan rebudgeting.

Di Indonesia rebudgeting lebih dikenal dengan revisi anggaran. Revisi anggaran

adalah perubahan Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat yang telah

ditetapkan berdasarkan APBN Tahun Anggaran 2014, Surat Penetapan Rencana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

5

Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (SP RKA-K/L) Tahun Anggaran

2014 dan/atau Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2014

(PMK 7 / PMK 02 / 2014). Revisi anggaran terdiri atas; a. Perubahan rincian

anggaran yang disebabkan penambahan atau pengurangan pagu anggaran belanja

termasuk pergeseran rincian anggaran belanja, b. Perubahan atau pergeseran

rincian anggaran dalam hal pagu anggaran tetap; dan / atau, c. Perubahan / ralat

karena kesalahan administrasi. Anggaran yang telah disusun perlu direvisi

kembali agar tepat tujuan dan sasaran sehingga tercipta anggaran yang efektif.

Revisi anggaran ini dapat dikurangi dengan cara menggabungkan langkah-

langkah risiko dan ketidakpastian dalam proses penganggaran dan mengurangi

beberapa efek samping dari revisi anggaran setelah tahun berjalannya anggaran (Gary

et al, 2004). Rebudgeting menjadi faktor umum dan signifikan dalam proses

penganggaran di banyak kota (Forrester dan Daniel, 1992). Cara untuk menggurangi

beberapa efek samping dari rebudgeting yaitu dengan menggabungkan secara

eksplisit langkah-langkah risiko dan ketidakpastian pendapatan dalam proses

penganggaran (Gary et al, 2004).

Budgeting dan Rebudgeting merupakan komponen dari proses yang

memiliki karakteristik yang sama. Rebudgeting memiliki kualitas yang unik,

meskipun tidak signifikan dengan kebijakan publik (Forrester dan Daniel, 1992).

Hal ini menjadikan ketidakpastian karena merasionalkan anggaran di saat yang

tidak menentu. Anesssi-Pessina et al, (2012) berpendapat bahwa budgeting dan

rebudgeting merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Mereka

menggunakan data dari sampel kota di Italia untuk menguji hipotesis tentang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

6

penyebab utama dari revisi anggaran. Hasilnya rebudgeting sangat dipengaruhi

oleh tingkat inkremental dalam proses penyusunan anggaran awal, serta oleh

beberapa faktor penentu internal dan eksternal, seperti variabel politik, fitur

oragnisasi, kondisi keuangan, dan lingkungan sosioekonomi setempat.

Penelitian ini mengadopsi dari penelitian yang dilakukan Anessi-Pessina

et al (2012) yang menguji mengenai rebudgeting yang dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal dengan sampel penelitian yang dilakukan di Italia.

Sedangkan penelitian ini menggunakan sampel seluruh pemerintah daerah

kota/kabupaten dengan karakteristik yang disesuaikan dengan kondisi yang ada di

Indonesia dengan waktu pengambilan data tahun 2011 dan 2012. Variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat inkremental

penganggaran awal, kondisi keuangan dan sosioekonomi lokal sesuai dengan data

yang tersedia dalam website masing-masing pemerintah daerah kota/kabupaten di

Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Rebudgeting memiliki kualitas yang unik, meskipun tidak signifikan

dengan kebijakan publik (Forrester dan Daniel, 1992). Hal ini menjadikan

ketidakpastian karena merasionalkan anggaran di saat yang tidak menentu.

Anesssi-Pessina et al (2012) berpendapat bahwa budgeting dan rebudgeting

merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Mereka menggunakan data dari

sampel kota di Italia untuk menguji hipotesis tentang penyebab utama dari revisi

anggaran. Hasilnya rebudgeting sangat dipengaruhi oleh tingkat inkremental

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

7

dalam proses penyusunan anggaran awal, serta oleh beberapa faktor penentu

internal dan eksternal, seperti variabel politik, fitur oragnisasi, kondisi keuangan,

dan lingkungan sosioekonomi setempat. Berdasarkan latar belakang masalah

tersebut, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Apakah tingkat inkremental penganggaran awal mempengaruhi rebudgeting

pada pemerintah daerah kota/kabupaten di Indonesia?

2. Apakah kondisi keuangan mempengaruhi rebudgeting pada pemerintah

daerah kota/ kabupaten di Indonesia?

3. Apakah sosioekonomi lokal mempengaruhi rebudgeting pada pemerintah

daerah kota/ kabupaten di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor yang

mempengaruhi rebudgeting. Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat

diketahui tujuan penelitian adalah sebagai berikut ini.

1. Memperoleh bukti empiris bahwa tingkat inkremental penganggaran awal

mempengaruhi rebudgeting pada pemerintah daerah kota/kabupaten di

Indonesia.

2. Memperoleh bukti empiris bahwa kondisi keuangan mempengaruhi

rebudgeting pada pemerintah daerah kota/ kabupaten di Indonesia.

3. Memperoleh bukti empiris bahwa sosioekonomi lokal mempengaruhi

rebudgeting pada pemerintah daerah kota/ kabupaten di Indonesia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

8

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa

pihak dibawah ini.

1. Pemerintah sebagai penentu kebijakan

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana bagi para penentu

kebijakan mengenai fenomena yang ada terkait dengan rebugeting pada

pemerintah daerah kota/kabupaten, sehingga dapat memberikan masukan agar

lebih bijaksana dalam mengelola anggaran yang ada.

2. Masyarakat pengguna informasi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat mengenai penganggaran yang ada, sehingga masyarakat dapat

mengkritisi semua kegiatan yang dilakukan pemerintah terkait dengan

penggunaan anggaran.

3. Peneliti selanjutnya

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan peneliti

yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai budgeting dan rebudgeting pada

pemerintah daerah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Budgeting

Jones (2012) menyebutkan bahwa anggaran merupakan suatu kerja

pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk uang (rupiah) selama masa periode

tertentu (1 tahun). Anggaran tersebut digunakan sebagai alat untuk menentukan

besarnya pengeluaran, membantu pengambilan keputusan, dan perencanaan

pembangunan, otorisasi pengeluaran di masa-masa yang akan datang, sumber

pengembangan ukuran-ukuran standar untuk evaluasi kinerja, dan sebagai alat

untuk memotivasi para pegawai dan alat koordinasi bagi semua aktivitas dari

berbagai unit kerja.

Halim dan Damayanti (2007) menyebutkan bahwa anggaran merupakan

informasi atau pernyataan mengenai rencana atau kebijakan bidang keuangan dari

suatu organisasi atau badan usaha untuk jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun)

berupa perkiraan penerimaan dan pengeluaran negara yang diharapkan akan

terjadi pada suatu periode tertentu. Sedangkan anggaran sektor publik berisi

rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam suatu bentuk perolehan

pendapatan dan belanja dalam satuan moneter (Mardiasmo, 2002). Dalam bentuk

yang paling sederhana anggaran publik merupakan suatu dokumen yang

menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi

pendapatan, belanja dan aktifitas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

10

Anggaran berisi estimasi mengenai apa yang akan dilakukan organisasi di

masa yang akan datang. Anggaran sektor publik berisi rencana kegiatan yang

direpresentasikan dalam suatu bentuk perolehan pendapatan dan belanja dalam

satuan moneter (Mardiasmo, 2002). Dalam bentuk yang paling sederhana

anggaran publik merupakan suatu dokumen yang menggambarkan kondisi

keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi pendapatan, belanja dan

aktifitas. Anggaran berisi estimasi mengenai apa yang akan dilakukan organisasi

di masa yang akan datang. Bastian (2001) berpendapat bahwa anggaran

diinterpretasikan sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran

yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang.

Bastian (2010) menyebutkan terdapat tiga tujuan dari anggaran sektor

publik. Yang pertama anggaran digunakan sebagai alat perencana yang

menetapkan kehendak pemerintah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat

(public welfare), dengan jalan memanfaatkan sumber daya dan dana untuk

mendukung kegiatan pembangunan jangka panjang dalam bentuk anggaran

tahunan (annual budget). Kedua, anggaran digunakan sebagai alat pengendalian

yang efetif, yang harus dilakukan secara melekat (built in control), dalam tubuh

organisasi atas berlangsungnya pelaksanaan kegiatan. Tujuan yang terakhir

disebutkan bahwa anggaran digunakan sebagai alat evaluasi, kinerja setiap

pelaksanaan kegiatan dapat diukur dan dievaluasi secara periodik maupun

insidental.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

11

2. Anggaran Daerah (APBD)

Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) merupakan rencana keuangan

tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD dan ditetapkan dengan

peraturan daerah (Nordiawan et al, 2007).

Arti penting anggaran daerah menurut Halim dan Damayanti (2007) dapat

dilihat dari aspek-aspek seperti: a. Anggaran merupakan alat bagi Pemda untuk

mengarahkan dan menjamin kesinambungan pembangunan serta meningkatkan

kualitas hidup masyarakat, b. Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan

keinginan masyarakat yang tak terbatas dan terus berkembang sedangkan sumber

daya yang ada terbatas.

Fungsi APBD menurut Halim dan Damayanti (2007) adalah sebagai

berikut ini.

a. Fungsi otorisasi yaitu APBD merupakan dasar untuk melaksanakan

pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.

b. Fungsi perencanaan yaitu APBD merupakan pedoman bagi manajemen dalam

merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

c. Fungsi pengawasan yaitu APBD merupakan pedoman untuk menilai apakah

kegiatan penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan yang

telah ditetapkan.

d. Fungsi alokasi yaitu APBD harus diarahkan untuk menciptakan lapangan

kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta

meningkatkan efisien dan efektivitas perekonomian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

12

e. Fungsi distribusi yaitu APBD merupakan kebijakan anggaran daerah yang

harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan.

f. Fungsi stabilisasi yaitu APBD merupakan anggaran pemerintah daerah yang

menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan

fundamental perekonomian daerah.

Struktur anggaran pemerintah (APBD) seperti dijelaskan oleh Halim dan

Damayanti (2007) adalah sebagai berikut ini.

a. Pendapatan daerah: semua penerimaan daerah dalam periode tahun anggaran

tertentu menjadi hak daerah.

1) Pendapatan Asli Daerah

2) Dana Perimbangan

3) Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

b. Belanja Daerah: semua pengeluaran daerah dalam periode tahun anggaran

tertentu yang menjadi beban daerah.

1) Belanja pegawai

2) Belanja barang dan Jasa

3) Belanja modal

4) Bunga

5) Subsidi

6) Hibah

7) Bantuan sosial

8) Belanja bagi hasildan bantuan keuangan

9) Belanja tidak terduga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

13

c. Pembiayaan: transaksi keuangan daerah yang dimaksudan untuk menutup

selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah.

1) Penerimaan

2) Pengeluaran

Gambar 1 menjelaskan secara rincimengenai struktur Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Sumber: Mardiasmo (2006)

Gambar 1

Struktur APBD

APBD

Pendapatan Daerah Belanja Daerah Pembiayaan Daerah

PAD

Dana Perimbangan

Lain-Lain

pendapatan daerah

yang sah

Klasifikasi belanja

menurut Organisasi

Klasifikasi belanja

menurut fungsi

Klasifikasi belanja

menurut program dan

kegiatan

Klasifikasi belanja

menurut jenis belanja

Penerimaan

pembiayaan

Pengeluaran

pembiayaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

14

3. Rebudgeting

Di Indonesia rebudgeting lebih dikenal dengan revisi anggaran. Revisi

anggaran adalah perubahan Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat yang

telah ditetapkan berdasarkan APBN Tahun Anggaran 2014, Surat Penetapan

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (SP RKA-K/L) Tahun

Anggaran 2014 dan/atau Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun

Anggaran 2014 (PMK 7 / PMK 02 / 2014). Revisi anggaran terdiri atas; a.

Perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan atau pengurangan

pagu anggaran belanja termasuk pergeseran r ian anggaran belanja, b. Perubahan

atau pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu anggaran tetap; dan / atau, c.

Perubahan / ralat karena kesalahan administrasi. Anggaran yang telah disusun

perlu direvisi kembali agar tepat tujuan dan sasaran sehingga tercipta anggaran

yang efektif.

Revisi anggaran ini dapat dikurangi dengan cara menggabungkan langkah-

langkah risiko dan ketidakpastian dalam proses penganggaran dan mengurangi

beberapa efek samping dari revisi anggaran setelah tahun berjalannya anggaran

(Gary et al, 2004). Rebudgeting menjadi faktor umum dan signifikan dalam

proses penganggaran di banyak kota (Forrester dan Daniel, 1992). Kegunaan

evaluasi perkiraan pendapatan dan pengeluaran anggaran tahun berjalan sebagai

titik awal untuk menentukan anggaran untuk tahun yang akan datang (Bastian,

2001). Perubahan diharapkan tidak terlalu banyak. Jumlah perubahan yang terlalu

banyak menunjukan kelemahan fundamental proses penganggaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

15

4. Laporan Realisasi Anggaran

Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 struktur laporan realisasi

anggaran adalah informasi pendapatan-LRA, belanja dan transfer, surplus/defisit-

LRA, dan pembiayaan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya

dalam satu periode. Suatu entitas pelaporan menyajikan Laporan Realisasi

Anggaran selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah berakhirnya tahun

anggaran.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 juga menyebutkan bahwa

akuntansi anggaran merupakan tehnik pertanggungjawaban pengendalian

manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja,

transfer dan pembiayaan.

B. Penelitian sebelumnya

Penganggaran publik terus menyeimbangkan pengambilan keputusan

rasional dan politik murni. Hal ini merupakan suatu proses yang membuat tentang

layanan / barang publik lebih demokrasi. Reformasi penganggaran publik atas

setengah abad di United State memiliki beragam catatan. Catatan ini menunjukan

perbaikan dalam memberikan informasi yang lebih baik yang telah

diklasifikasikan, mengidentifikasi implikasi dari instrumen fiskal tersembunyi,

sehingga masyarakat lebih jeli dalam melihat proses penganggaran dan transparasi

anggaran (Mikesell dan Daniel, 2011).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

16

Gary et al (2004) mengadakan penelitian mengenai perencanaan fiskal,

budgeting dan rebudgeting dengan menggunakan pendapatan semaphore.

Semaphore yang diusulkan adalah prosedur dimana ketidakpatian pendapatan

secara langsung mempengaruhi perencanaan. Tujuannya bukan untuk membuat

perkiraan yang lebih akurat, akan tetapi untuk membuat diskusi anggaran dan

alternatif pendapatan yang lebih komprehensif. Secara eksplisit menggabungkan

langkah-langkah resiko dan ketidakpatian dalam proses penganggaran

meningkatkan derajat real-time penganggaran dan mengurangi beberapa efek

samping dari revisi anggaran setelah tahun fiskal dimulai.

Penelitian Forrester dan Daniel (1992) menemukan bahwa proses

rebudgeting mempengaruhi kebijakan anggaran di tahun fiskal maupun di masa

yang akan datang. Hal ini mencerminkan peran perangkat pemerintah daerah

dalam memainkan anggaran dasar. Budgeting dan rebudgeting merupakan dua

komponen yang memiliki karakteristik yang sama. Meskipun rebudgeting

mungkin tidak signifikan mengorientasikan kebijakan publik, tetapi menawarkan

nilai lindung terhadap ketidakpastian dan merasionalkan anggaran secara tidak

menentu. Hal serupa disampaikan oleh Anessi-Pessina et al (2012) yang meneliti

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rebudgeting. Mereka menggunakan

data kota/kabupaten di Italia untuk menunjukkan hubungan yang saling

melengkapi antara budgeting dan rebudgeting. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa rebudgeting merupakan faktor yang signifikan yang memperngaruhi

anggaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

17

C. Pengembangan Hipotesis

1. Tingkat Inkremental Penganggaran Awal

Forrester dan Daniel (1992) menemukan adanya pengaruh tingkat

inkremental dalam penganggaran awal terhadap aktivitas rebudgeting. Penelitian

Chan (2004) menyebutkan bahwa dalam keputusan penggaran modal melibatkan

seluruh aspek dalam pengambilan kebijakan sehingga aplikasi sumber daya lebih

efektif dalam pemerintah kota. Halim dan Damayanti (2007) menjelaskan

mengenai penerapan sistem anggaran inkremental ini adalah bahwa seluruh

kegiatan yang dilaksanakan pada tahun anggaran yang sebelumnya merupakan

kegiatan yang harus diteruskan pada tahun berikutnya. Menurut Anessi-Pessina

et al (2012) pendekatan inkremental yang dilakukan dalam penganggaran awal

tidak sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan organisasi sehingga semakin

besar rebudgeting yang dilakukan selama tahun berjalan. Dengan kebijakan-

kebijakan yang banyak dilakukan di penganggaran awal maka semakin sedikit

rebudgeting yang dilakukan selama tahun berjalan. Anggaran tradisional bersifat

inkremental yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-

item anggaran yang sudah ada pada tahun sebelumnya sehingga tidak menjamin

terpenuhinya kebutuhan riil. Anessi-Pessina et al (2012) mengemukakan bahwa

penganggaran tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan organisasi dan akibatnya

akan memerlukan lebih banyak rebudgeting selama tahun fiscal. Dengan

demikian diharapkan adanya hubungan positif antara penganggaran inkremental

di satu sisi dan di sisi lain rebudgeting.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

18

Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai

berikut ini.

H1a: Perubahan belanja berpengaruh positif terhadap rebudgeting pada

pemerintah daerah kota/kabupaten di Indonesia.

Berdasarkan jenis aktivitasnya, anggaran dibagi menjadi anggaran

operasional dan anggaran modal. Anggaran operasional digunakan untuk

merencanakan kebutuhan dalam menjalankan operasi sehari-hari dalam kurun

waktu satu tahun. Anggaran operasional ini juga sering dikelompokkan sebagai

pengeluaran pendapatan (revenue expenditure), yaitu jenis pengeluaran yang

bersifat rutin dan jumlahnya kecil serta tidak menambah fungsi suatu aset.

Anggaran modal (capital budget) menunjukkan rencana jangka panjang dan

pembelanjaan atas aktiva tetap, seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan

sebagainya. Belanja modal adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung

melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah jumlah aset atau kekayaan

organisasi sektor publik, yang selanjutnya akan menambah anggaran operasional

untuk biaya pemeliharaannya.

H1b: Perubahan belanja operasional berpengaruh positif terhadap rebudgeting

pada pemerintah daerah kota/kabupaten di Indonesia.

H1c: Perubahan belanja modal berpengaruh positif terhadap rebudgeting pada

pemerintah daerah kota/kabupaten di Indonesia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

19

2. Kondisi Keuangan Pemerintah Daerah

Salah satu tujuan utama dari pelaporan keuangan di pemerintah daerah

adalah untuk memberikan informasi tentang posisi dan kondisi keuangan suatu

organisasi. Analisis kondisi keuangan harus disajikan dengan cara yang

meningkatkan kemungkinan bahwa informasi tersebut akan digunakan untuk

membuat keputusan kebijakan (Rivenbark dan Roenigk, 2011). Salah satu

variabel yang mempengaruhi rebudgeting adalah posisi keuangan pemerintah dan

sumber daya yang lemah (Lu dan Facer, 2004). Surplus yang terakumulasi di

tahun-tahun sebelumnya lebih besar dalam penentuan penganggaran awal

sehingga membutuhkan rebudgeting yang lebih besar pula. Hal yang sama juga

berlaku, semakin tinggi aliran surplus semakin rendah rebudegting, semakin

tinggi otonomi keuangan yang berupa pajak dan retribusi maka semakin sedikit

rebudgeting, semakin kecil rigiditas pengeluaran maka semakin kecil pula

rebudegting, semakin tinggi revisi tahun sebelumnya maka semakin rendah

rebudgeting. Keganjilan yang ada adalah penganggaran dilakukan jauh sebelum

laporan realisasi anggaran dibuat (Anessi-Pessina et al, 2012). Oleh karena itu

muncul surplus anggaran tahun lalu pada pertengahan tahun berjalan. Munculnya

surplus ini akan merangsang adanya rebudgeting.

H2a: Akumulasi surplus berpengaruh positif terhadap rebudgeting pada

pemerintah daerah kota/kabupaten di Indonesia.

H2b: Aliran Surplus berpengaruh negatif terhadap rebudgeting pada pemerintah

daerah kota/kabupaten di Indonesia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

20

H2c: Otonomi Keuangan berpengaruh negatif terhadap rebudgeting pada

pemerintah daerah kota/kabupaten di Indonesia.

H2d: Rigiditas Pengeluaran berpengaruh positif terhadap rebudgeting pada

pemerintah daerah kota/kabupaten di Indonesia.

H2e: Revisi Tahun sebelumnya berpengaruh negatif terhadap rebudgeting pada

pemerintah daerah kota/kabupaten di Indonesia.

3. Sosioekonomi Lokal

Sosioekonomi lokal digambarkan dengan Pendapatan Domestik Regional

Bruto (PDRB). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai

tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perkonomian

diseluruh daerah dalam tahun tertentu atau periode tertentu dan biasanya satu

tahun. Dalam Penelitian ini menggunakan Produk Domestik Regional Bruto

berdasarkan harga yang berlaku yang diambil dari data yang dipublikasikan oleh

Badan Pusat Statistik. Semakin tinggi PDRB suatu Kota/Kabupaten maka

dimungkinkan semakin kecil rebudgeting di suatu daerah.

H3a: Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh negatif

terhadap rebudgeting pada pemerintah daerah kota/kabupaten di

Indonesia.

Selain Pendapatan Domestik Regional Bruto untuk mewakili

sosioekonomi lokal, area geografis juga dapat memberikan gambaran faktor yang

mempengaruhi rebudgeting (Anessi-Pessina, 2012). Area geografis dalam

penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu Jawa dan Luar Jawa. Diharapkan terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

21

hubungan negatif yang dipengaruhi area geografis terhadap rebudgeting. Semakin

jauh dengan pulau jawa maka rebudgeting semakin kecil. Untuk kota/kabupaten

yang berada di pulau Jawa lebih banyak rebudgeting dibadingkan dengan di luar

Jawa. Hal ini disebabkan karena di Jawa akan terdapat banyak kebutuhan yang

akan mempengaruhi anggaran pemerintah daerah selain itu mayoritas penduduk

Indonesia banyak yang berdomisili di Jawa dibandingkan di luar Jawa.

H3b: Area geografis berpengaruh negatif terhadap rebudgeting pada pemerintah

daerah kota/kabupaten di Indonesia.

Dari uraian pengembangan hipotesis diatas dapat digambarkan kerangka

teoritis. Gambar 2 menjelaskan rerangka teoritis pengaruh tingkat inkremental

penganggaran awal yang dilihat dari perubahan belanja, yang lebih lanjut lagi

dilihat melalui perubahan belanja operasional dan perubahan belanja modal,,

kondisi keuangan pemerintah daerah yang diwakilkan melalui akumulasi surplus,

aliran surplus, otonomi keuangan, rigiditas keuangan dan revisi tahun sebelumnya

dan sosioekonomi lokal yang dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto

(PDRB) dan area geografis terhadap rebudgeting pada Pemerintah Daerah

di Indonesia. Kerangka teoritis yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan

pada beberapa penelitian terdahulu. Perubahan yang dilakukan bertujuan untuk

menyesuaikan dengan kondisi penelitian yang akan dilakukan dan agar mendapat

prespektif yang berbeda dibandingkan dengan penelitian yang ada.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

22

Gambar 2

Kerangka Teoritis Pengaruh Tingkat Inkremental Penganggaran Awal,

Kondisi Keuangan dan Sosioekonomi Lokal Terhadap Rebudgeting

_

_

_

_

+

_

+

+

+

+

+ Perubahan Belanja (PrbB)

Perubahan Belanja Operasional

(PrbBO)

Perubahan Belanja Modal

(PrbBM)

Akumulasi Surplus (AkmS)

Aliran Surplus (AlrS)

Otonomi Keuangan (OtoK)

Rigiditas Pengeluaran (RgdP)

Revisi Surplus Tahun sebelumnya

(RvsSB)

Pendapatan Domestik Regional

Bruto (PDRB)

Area Geografis (AREA)

Rebudgeting

_

Tingkat Inkremental Penganggaran Awal

Kondisi Keuangan Pemerintah Daerah

Sosioekonomi Lokal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan menggunakan

data sekunder yang telah dipublikasikan oleh masing – masing daerah ditambah

dengan informasi dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK)

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Data yang diambil web masing –

masing daerah, www.bps.go.id dan www.djpk.kemenkeu.go.id. Penelitian ini

merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) dengan menguji hipotesis

yang telah ditentukan sebelumnya.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintah daerah

kabupaten/kota seluruh Indonesia yang memberikan informasi APBD secara

lengkap dalam website masing-masing daerahnya. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu dengan

menggunakan kriteria tertentu sesuai dengan kebijakan peneliti. Kriteria yang

digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai

berikut ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

24

1. Pemerintah daerah kabupaten / kota seluruh Indonesia yang memberikan

informasi mengenai APBD, Perubahan APBD, dan Laporan Realisasi

Anggaran Tahun 2012 secara rinci dan dipublikasikan melalui Peraturan

Daerah atau Peraturan Walikota dalam website masing-masing daerah.

2. Pemerintah daerah Kabupaten / kota seluruh Indonesia yang memberikan

informasi mengenai Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2011 secara rinci dan

dipublikasikan melalui Peraturan Daerah atau Peraturan Walikota dalam

website masing-masing daerah.

3. APBD, Perubahan APBD, dan Laporan Realisasi Anggaran tahun 2011 dan

2012 yang mencantumkan seluruh data dan informasi yang dibutuhkan dalam

pengukuran variabel dan analisis data untuk pengujian hipotesis dalam

penelitian.

C. Data dan Sumber Data

Data sekunder dalam penelitian ini adalah Peraturan Daerah atau

Peraturan Walikota yang memberikan informasi secara rinci mengenai APBD,

Perubahan APBD dan Laporan Realisasi Anggaran tahun 2012 dan Laporan

Realisasi Anggaran tahun 2011. Data yang digunakan dalam penelitian ini

dikumpulkan dari catatan atau basis data baik berupa hardcopy maupun softcopy

yang telah didownload pada website masing-masing daerah dan sumber lain

yang terkait.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

25

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dari setiap variabel dikutip dari Anessi-Pessina

et al (2012). Adapun rincian definisi operasional dari setiap variabel dijelaskan

dalam uraian sebagai berikut ini.

1. Rebudgeting

Di Indonesia rebudgeting dikenal dengan revisi anggaran. Rebudgeting

merupakan selisih antara anggaran tahun berjalan dengan anggaran tahun

berjalan yang telah direvisi. Dalam penelitian rebudgeting digunakan sebagai

variabel dependen, dengan perubahan yang digunakan adalah belanja, karena di

pemerintahan daerah anggaran belanja relatif lebih banyak berubah. Rebugeting

diperoleh dengan menghitung selisih antara anggaran belanja tahun 2012

dikurangi dengan anggaran belanja tahun 2012 yang telah direvisi, kemudian

hasilnya dibagi dengan anggaran belanja tahun 2012 untuk menghasilkan rasio

rebudgeting.

2. Tingkat inkremental penganggaran awal

Incremental budgeting adalah sistem anggaran belanja dan pendapatan yang

memungkinkan revisi selama tahun berjalan, sekaligus sebagai dasar penentuan

usulan anggaran periode yang akan datang (Bastian, 2010). Tingkat inkremental

penganggaran awal dilihat dari perubahan anggaran belanja, kemudian lebih jauh

lagi perubahan anggaran belanja tersebut dilihat berdasarkan perubahan anggaran

REBUDGETING = (Anggaran Belanja Tahun 2012 – Anggaran Belanja

Tahun 2012 yang telah direvisi) / Anggaran Belanja

Tahun 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

26

belanja operasional dan perubahan anggaran modal. Tingkat inkremental dalam

pengganggaran awal dapat dilihat dari selisih antara anggaran belanja tahun

berjalan dikurangi dengan realisasi belanja tahun berjalan, hasilnya dibagi dengan

anggaran tahun berjalan.

a. Perubahan Anggaran Belanja (PrbB)

b. Perubahan Anggaran Belanja Berdasarkan Anggaran Operasional (PrbBO)

c. Perubahan Anggaran Belanja Berdasarkan Anggaran Modal (PrbBM)

3. Kondisi Keuangan Kabupaten / Kota

a. Akumulasi Surplus (AkmS)

Akumulasi surplus dihitung dari akumulasi surplus/defisit dibagi dengan

realisasi pendapatan. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah tahun 2011

dan tahun 2012, sehingga akumulasi surplus dihitung dari surplus/defisit tahun

2011 ditambah dengan surplus/defisit tahun 2012, hasilnya dibagi dengan

realiasasi pendapatan tahun 2012.

PrbB = (Anggaran Belanja Tahun 2012 – Realisasi Belanja Tahun 2012) /

Anggaran Belanja Tahun 2012

PrbBM = (Anggaran Belanja Modal Tahun 2012 – Realisasi Belanja Modal

Tahun 2012) / Anggaran Belanja Modal Tahun 2012

PrbBO = (Anggaran Belanja Operasional Tahun 2012 – Realisasi Belanja

Operasional Belanja Tahun 2012) / Anggaran Belanja

Operasional Tahun 2012

AkmS = (Surplus / Defisit Tahun 2011 + Surplus / Defisit Tahun 2012) /

Realisasi pendapatan Tahun 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

27

b. Aliran Surplus(AlrS)

Aliran surplus merupakan penjumlahan dari anggaran pendapatan tahun

berjalan, anggaran belanja tahun berjalan dan anggaran pinjaman tahun berjalan

dibagi dengan pendapatan tahun berjalan.

c. Otonomi Keuangan (OtoK)

Otonomi keuangan merupakan penjumlah pendapatan pajak dan retribusi

tahun berjalan dibagi dengan realisasi pendapatan tahun berjalan.

d. Rigiditas Pengeluaran(RgdP)

Rigiditas pengeluaran merupakan penjumlahan dari realisasi belanja

pegawai dan realisasi bunga pinjaman tahun berjalan dibagi dengan realisasi

pendapatan tahun berjalan.

AlrS = (Anggaran Pendapatan Tahun 2012 + Anggaran Belanja Tahun

2012 + Anggaran Pembayaran Pinjaman Tahun 2012) / Anggaran

pendapatan Tahun 2012

OtoK = (Pendapatan Pajak Tahun 2012 + Pendapatan Retribusi Tahun 2012)

/ Realisasi Pendapatan Tahun 2012

RgdP = (Realisasi Belanja Pegawai Tahun 2012 + Realisasi Bunga

Pinjaman Tahun 2012) / Realisasi Pendapatan Tahun 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

28

e. Revisi Tahun Lalu (RvsSB)

Revisi tahun lalu merupakan selisih perubahan surplus/deficit dengan

anggaran surplus/defisit tahun berjalan dibagi dengan perubahan anggaran tahun

2012.

4. Sosioekonomi Lokal

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah

barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perkonomian diseluruh

daerah dalam tahun tertentu atau perode tertentu dan biasanya satu tahun.

Penghitungan PDRB menggunakan dua macam harga yaitu harga berlaku dan

harga konstan. PDRB harga atas harga berlaku merupakan nilai tmabah barang

dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku padatahun yang

bersangkutan sementara atas harga konstan dihitung dengan menggunakan harga

pada tahun tertentu sebagai tahun dasar. Dalam Penelitian ini menggunakan

Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga yang berlaku yang diambil

dari data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik.

b. Area Geografis

Area geografis menggunakan variabel dummy. Untuk area di jawa diberi

angka 1 sedangkan di luar jawa diberi angka 0.

RvsSB = (Perubahan Surplus/Defisit Tahun 2012 – Anggaran Surplus /

Defisit Tahun 2012) / Perubahan Anggaran Tahun 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

29

E. Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

diliat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011). Uji

normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov dengan cara

membandingkan nilai probabilitas (p-value) yang diperoleh dengan taraf

signifikansi yang sudah ditentukan yaitu 0,05.

1) Jika nilai probabilitas (p-value) masing-masing variabel independen lebih

besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal.

2) Jika nilai probabilitas (p-value) masing-masing variabel independen lebih

kecil dari 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sam lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

30

runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada individu atau kelompok yang

sama pada periode berikutnya. Pada data cross section (silang waktu), masalah

autokorelasi relatif jarang terjadi karena gangguan pada observasi yang berbeda

berasal dari individu atau kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2005). Untuk menguji ada

tidaknya masalah autokorelasi, peneliti akan menggunakan alat uji run test.

Dari pengujian ini dapat dilihat apakah terjadi autokorelasi atau tidak

didasarkan pada nilai asymp.sig dalam uji runs test. Apabila asymp. sig. lebih

besar dari 5%, maka tidak terjadi gejala autokorelasi dan sebaliknya jika asymp.

sig. lebih kecil 5% maka terjadi gejala aoutokorelasi dalam model regresi yang

digunakan dalam penelitian ini menurut Ghozali (2005) apabila terjadi gejala

autokorelasi pada model regresi, maka dapat dihilangkan dengan melakukan

transformasi data dan menambah data observasi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedaktisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau

tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung

siatuasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili

berbagai ukuran (kecil, sedang, atau besar) (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

31

ada atau tidaknya heterokedastisitas dalam model, peneliti akan menggunakan uji

Glejser dengan bantuan program SPSS 16.0. Apabila koefisien parameter beta >

0.05 maka tidak ada masalah heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).

d. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2006).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara independen.

Jika variabel independen saling korelasi, maka variabel-variabel ini tidak

orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi

antar sesama variabel sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinieritas di dalam model, peneliti akan melihat Tolerence dan Variance

Infaltion Factors (VIF) dengan alat bantu program Statistical Product and Service

Solution (SPSS) 16.0. Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang

terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerence

yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerence). Nilai

cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah

nilai Tolerence< 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

3. Uji regresi linier berganda

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan

variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen. Tujuan analisis ini

adalah untuk mengestimasi dan/ atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

32

rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang ingin

diketahui (Ghozali, 2011).

Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian

ini menggunakan metode analisis regresi liner berganda (multiple regression

analysis) dengan menggunakan bantuan program statistik (SPSS Ver.16.0).

Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh perubahan variabel

independen terhadap variabel dependen baik secara sendiri-sendiri (partial)

maupun secara bersama-sama (simultan). Untuk menguji hubungan variabel

independen penelitian ini dengan variabel dependennya disusun dengan

persamaan regresi seperti berikut ini.

Keterangan:

REBUDGETING = Variabel depeden

= Konstanta

β1,β2,β3,β4, ...dst = Koefisien Regresi

PrbB = Perubahan Belanja

PrbBO = Perubahan Belanja Operasional

PrbBM = Perubahan Belanja Modal

AkmS = Akumulasi Surplus

AlrS = Aliran Surplus

REBUDGETING = + β1PrbB+ β2PrbBO + β3 PrbBM+ β4 AkmS +

β5AlrS + β6OtoK + β7RgdP+ β8RvsSB + β9PDRB+

β10AREA + ε1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

33

OtoK = Otonomi Keuangan

RgdP = Rigiditas Pengeluaran

RvsSB = Revisi Surplus Tahun Sebelumnya

PDRB = Pendapatan Domestik Regional Bruto

AREA = Area Geografis

εi = Error term

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah

seperti berikut ini.

a. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Uji R2)

Pengujian ini untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel independen. Tingkat ketepatan regresi dinyatakan

dalam koefisien determinasi majemuk (R2) yang nilainya antara 0 sampai dengan

1. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan

hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

independen. Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua variabel independen,

maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R2 (Ghozali, 2011).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap

tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tanpa dipengaruhi

apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen atau tidak. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

34

menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi. Tidak

seperti R2, Adjusted R

2 dapat naik ataupun turun apabila suatu variabel

independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2005).

b. Pengujian Koefisien Regresi Simultan (Uji signifikansi-F)

Pengujian ini bertujuan mengetahui apakah model regresi yang digunakan

dalam penelitian layak untuk digunakan sebagai model pengujian data dan

hipotesis yang diajukan. Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah,

apabila sig lebih kecil dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa model penelitian

layak untuk digunakan sebagai model pengujian dalam penelitian, sebaliknya,

apabila sig lebih besar dari 0,05, maka model tidak layak untuk digunakan sebagai

model pengujian dalam penelitian.

c. Pengujian Koefisien Regresi Individual (Uji Signifikansi-t)

Untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau

simultan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2005). Peneliti

menggunakan uji signifikansi-t dengan alat bantu program SPSS 16.0. Dalam uji

signifikasi t dilakukan dasar pemikiran dengan hipotesis sebagai berikut ini.

H0: Suatu parameter sama dengan nol, atau dapat diartikan variabel independen

bukan merupakan penjelas terhadap variabel dependen.

Ha: Suatu parameter tidak sama dengan nol, atau dapat diartikan variabel

independen merupakan penjelas terhadap variabel dependen.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

35

Pada penelitian ini, dalam pengujian statistik t digunakan kriteria dalam

pengambilan keputusan sebagai berikut ini.

1. Jika t hitung > t Tabel dengan tingkat signifikasi (α) < 0,10 maka H0 ditolak.

Kesimpulan yang dapat diambil yaitu secara parsial variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika t hitung < t Tabel dengan tingkat signifikasi (α) > 0,10 maka H0 diterima.

Kesimpulan yang dapat diambil yaitu secara parsial variabel independen

tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Pada dasarnya uji signifikasi-t menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.

Artinya apakah variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan atau tidak

terhadap variabel dependen. Pada uji t, nilai t-hitung akan dibandingkan dengan

tingkat signifikasinya. Apabila tingkat signifikasi yang dihasilkan lebih kecil dari

10%, maka H0 ditolak dan Ha diterima, demikian pula sebaliknya (Ghozali,

2005).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

36

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini menggunakan populasi seluruh Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kotamadya di Indonesia. Sampel dalam penelitian ditentukan dengan

menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria sampel yang

ditetapkan oleh peneliti sebagaimana dalam bab sebelumnya. Atas dasar kriteria

pengambilan sampel yang telah ditetapkan, jumlah sampel penelitian dan

observasi dalam penelitian ini dapat dipaparkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 1

Hasil Pengambilan Sampel

Kriteria Sampel Jumlah

Jumlah Pemerintah kota/kabupaten 2011 dan 2012 994

Pemerintah Kota/Kabupaten yang tidak mempublikasikan

informasi lengkap mengenai APBD Tahun 2012 417

Pemerintah Kota/Kabupaten yang tidak mempublikasikan

informasi lengkap mengenai APBD Tahun 2011 432

Pemerintah Kota/Kabupaten yang menyajikan data dan informasi

secara tidak lengkap 81

Jumlah Observasi dalam Penelitian 64

Dari tabel 1 diketahui bahwa jumlah pemerintah kota/kabupaten tahun

2011 dan 2012 adalah 994. Dari jumlah tersebut sebanyak 417 pemerintah

kotamadya/kabupaten tidak mempublikasikan informasi mengenai APBD,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

37

Perubahan APBD dan Realisasi anggaran tahun 2012 dan sebanyak 432

pemerintah kotamadya/kabupaten tidak mempublikasikan informasi mengenai

APBD, Perubahan APBD dan Realisasi anggaran tahun 2011. Informasi

mengenai APBD, perubahan APBD dan Realisasi Anggaran yang dipublikasikan

oleh kotamadya/ kabupaten harus secara lengkap. Terdapat 81 kotamadya/

kabupaten tidak menyajikan data dan informasi secara lengkap. Jumlah data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 64 kota/kabupaten. Selengkapnya sampel

dalam penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran.

B. Data dan Pengumpulan data

Data dalam penelitian ini adalah APBD tahun 2012, perubahan APBD

tahun 2012 dan Laporan realisasi anggaran tahun 2011 dan tahun 2012 yang

disajikan secara lengkap. Data dari penelitian ini diambil dari website masing-

masing daerahdilengkapi data Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

(DJPK) Kementrian Keuangan Republik Indonesia yang diambil dari

www.djpk.kemenkeu.go.id dan www.bps.go.id. Data APBD dan Perubahan APBD

tahun 2012 digunakan untuk menghitung rasio variabel depeden. Data APBD

tahun 2012, Perubahan APBD tahun 2012 dan Laporan realisasi Anggaran Tahun

2011 dan tahun 2012 yang disajikan secara lengkap digunakan untuk menghitung

rasio variabel independen yang dilengkapi data dari Direktorat Jenderal

Perimbangan Keuangan (DJPK) Kementrian Keuangan Republik Indonesia dan

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia untuk mengambil data PDRB

kotamadya/ kabupaten.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

38

C. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif memberikan gambaran umum mengenai variabel

penelitian berupa rasio yang dihitung dari APBD, Perubahan APBD dan realisasi

APBD. Variabel yang dimaksud adalah Rebugeting, tingkat inkremental dalam

penganggaran awal, kodisi ekonomi dan kondisi sosial ekonomi lokal pemerintah

daerah kotamadya/kabupaten di Indonesia. Variabel tersebut berupa rasio- rasio

yang meliputi: Rebugeting (REBUGETING), Perubahan Belanja (PrbB),

Perubahan Belanja OPerasional (PrbBO), Perubahan Belanja Modal (PrbBM),

Akumulasi Surplus (AkmS), Aliran Surplus (AlrS), Otonomi Keuangan (OtoK),

Rigiditas Pengeluaran (RgdP), dan Revisi Surplus Tahun Sebelumnya (RvsSB).

Selain rasio-rasio tersebut penelitian ini menggunakan data nominal yaitu variabel

PDRB dan variabel dummy yaitu AREA. Gambaran mengenai data penelitian

yang dimaksud dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

39

Tabel 2

Statistik Deskriptif

Variabel N Min Max Mean St. Dev

REBUDGETING 64 0,00 0,38 0,1205 0,07577

PrbB 64 -0,09 0,34 0,1395 0,07704

PrbBO 64 -0,15 0,31 0,988 0.09197

PrbBM 64 -0,69 1,00 0,2419 0,35707

AkmS 64 -0,07 0,73 0,1239 0,14872

AlrS 64 -0.59 0,07 -0,0838 0,09912

OtoK 64 0,00 0,67 0,0880 0,11374

RgdP 64 0,11 0,94 0,5119 0,13879

RvsSB 64 -0,33 0,52 -0,0241 0,010980

PDRB 64 27,75 33,21 30,0894 1,20206

AREA 64 0,00 1,00 0,5781 0,49776

Valid N (listwise) 64

REBUDGETING : Variabel Dependen

PrbB : Perubahan Belanja

PrbBO : Perubahan Belanja Operasional

PrbBM : Perubahan Belanja Modal

AkmS : Akumulasi Surplus

AlrS : Aliran Surplus

OtoK : Otoritas Keuangan

RgdP : Rigiditas Pengeluaran

RvsSB : Revisi Surplus Tahun Sebelumnya

PDRB : Pendapatan Domestik Regional Bruto

AREA : Area Geografis

Tabel 2 di atas menyajikan ringkasan statistik deskriptif secara

keseluruhan untuk setiap variabel yang digunakan dalam penelitian yang berupa

nilai minimum, nilai maximum, nilai mean, dan standar deviasi. Rata-rata nilai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

40

REBUDGETING sebesar 0,1205 nilai minimum sebesar 0,00 dan nilai

maksimun sebesar 0,38 dengan standar deviasi sebesar 0,07577 maka distribusi

data variabel REBUDGETING berkisar antara 0,1205 – 0,07577 sampai dengan

0,1205 + 0,07577. Rata-rata nilai PrbB sebesar 0,1395, nilai minimum sebesar –

0,09 dan nilai maksimun sebesar 0,34 dengan standar deviasi sebesar 0,07704

maka distribusi data variabel PrbB berkisar antara 0,1395 - 0,07704 sampai

dengan 0,1395 + 0,07704. Rata-rata nilai PrbBO sebesar 0,0988, nilai minimum

sebesar -0,15 dan nilai maksimum sebesar 0,31 dengan standar deviasi sebesar

0,09197 maka distribusi data variabel PrbBO berkisar antara 0,0988 - 0,09197

sampai dengan 0,0988 + 0,09197. Rata-rata nilai PrbBM sebesar 0,2419, nilai

minimum sebesar -0,69 dan nilai maksimum sebesar 1,00 dengan standar

deviasi sebesar 0,35707 maka distribusi data variabel PrbBM berkisar antara

0,2419 - 0,35707 sampai dengan 0,2419 + 0,35707. Rata-rata nilai AkmS

sebesar 0,1239, nilai minimum sebesar -0,07, dan nilai maksimum sebesar 0,73

dengan standar deviasi sebesar 0,14872 distribusi data variabel AkmS berkisar

antara 0,1239 - 0,14872 sampai dengan 0,1239 + 0,14872. Rata-rata nilai AlrS

sebesar -0,0838, nilai minimum sebesar -0,59, dan nilai maksimum sebesar 0,07

dengan standar deviasi sebesar 0,09912 maka distribusi data variabel AlrS

berkisar antara -0,0838- 0,09912 sampai dengan -0,0838 + 0,09912. Rata-rata

nilai OtoK sebesar 0,0880, nilai minimum sebesar 0,00 dan nilai maksimun

sebesar 0,67 dengan standar deviasi sebesar 0,11374, maka distribusi data

variabel OtoK berkisar antara 0,0880 - 0,11374 sampai dengan 0,0880+

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

41

0,11374. Rata-rata nilai RgdP sebesar 0,5119, nilai minimum sebesar 0,11 dan

nilai maksimum sebesar 0,94 dengan standar deviasi sebesar 0,13879 maka

distribusi data variabel RgdP berkisar antara 0,5119 - 0,13879 sampai dengan

0,5119 + 0,13879. Rata-rata nilai RvsSB sebesar -0,0241, nilai minimum sebesar

-0,33, dan nilai maksimum sebesar 0,52 dengan standar deviasi sebesar 0,10980

maka distribusi data variabel RvsSB berkisar antara -0,0241 - 0,10980 sampai

dengan -0,0241 + 0,10980. Rata-rata nilai PDRB sebesar 30,0894, nilai

minimum sebesar 27,75, dan nilai maksimum sebesar 33,21 dengan standar

deviasi sebesar 1,20206 maka distribusi data variabel PDRB berkisar antara

30,0894 - 1,20206 sampai dengan 30,0894 + 1,20206. Rata-rata nilai AREA

sebesar 0,5781, nilai minimum sebesar 0,00, dan nilai maksimum sebesar 1,00

dengan standar deviasi sebesar 0,49776 maka distribusi data variabel AREA

berkisar antara 0,5781- 0,49776 sampai dengan 0,5781+ 0,49776.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear

untuk menguji pengaruh Perubahan Belanja (PrbB), Perubahan Belanja

Operasional (PrbBO), Perubahan Belanja Modal (PrbBM), Akumulasi Surplus

(AkmS), Aliran Surplus (AlrS), Otonomi Keuangan (OtoK), Rigiditas

Pengeluaran (RgdP), dan Revisi Surplus Tahun Sebelumnya (RvsSB),

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Area Geografis (AREA)

terhadap Rebudgeting (REBUDGETING) pada pemerintah daerah kota/ kabupaten

di Indonesia. Namun sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

42

D. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam analisi regresi dikenakan terhadap nilai residual.

Dalam penelitian ini pengujian terhadap normalitas nilai residual tersebut

dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Menurut

metode ini, jika statistik Kolmogorov-Smirnov (KS) tidak signifikan atau

memiliki nilai p>α maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual regresi

tersebut memiliki distribusi normal. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh

hasil sebagai berikut ini.

Tabel 3

Hasil Uji Normalitas Data

Unstandardized Residual

N 64

Normal Parametersa Mean 0,0000000

Std. Deviation 0,05825916

Most Extreme Differences Absolute 0,096

Positive 0,096

Negative -0,048

Kolmogorov-Smirnov Z 0,771

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,592

Tabel 3 merupakan hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov dengan residual

dapat diketahui p-value lebih besar dari 5% (p > α), maka dapat dinyatakan bahwa

seluruh data memiliki sebaran data normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

syarat model regresi dapat terpenuhi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

43

2. Uji Autokorelasi

Pada penelitian ini menggunakan alat uji runs test. Dari pengujiaan ini

dapat dilihat apakah terjadi autokorelasi atau tidak didasarkan pada nilai

asymp.sig dalam uji run test. Apabila asymp. Sig. lebih besar dari 5%, maka tidak

terjadi gejala autokorelasi dan sebaliknya jika asymp. Sig. Lebih kecil 5% maka

terjadi gejala autokorelasi dalam model regresi yang digunakan dalam penelitian

ini. Berikut ini disajikan hasil uji runs test untuk mengindikasikan asumsi

autokorelasi dalam model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4

Hasil Runs Test

Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai asymp sig dalam run test sebesar 0.614

yang lebih besar dari 5% sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi gejala

autokorelasi dalam model regresi yang digunakan dalam penelitian.

Unstandardized Residual

Test Valuea -0,00859

Cases < Test Value 32

Cases >= Test Value 32

Total Cases 64

Number of Runs 31

Z -0,504

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,614

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

44

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedaktisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Kebanyakan data

crossection seperti yang digunakan dalam penelitian ini mengandung situasi

heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam

penelitian ini dengan menggunakan kriteria, jika nilai probabilitas value lebih besar dari

5%, maka dapat dinytakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dan sebaliknya jika

nilai probabilitas lebih kecil dari 5%, maka dapat dinyatakan terdapat gejala

heteroskedastisitas dalam model penelitian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

45

Tabel 5

Hasil Uji Heteroskedaktisitas

Variabel Sig Kriteria Simpulan

PrbB 0,490 Sig>0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas

PrbBO 0,836 Sig>0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas

PrbBM 0,791 Sig>0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas

AkmS 0,203 Sig>0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas

AlrS 0,650 Sig>0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas

OtoK 0,696 Sig>0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas

RgdP 0,963 Sig>0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas

RvsSB 0,337 Sig>0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas

PDRB 0,060 Sig>0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas

AREA 0,090 Sig>0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas

PrbB : Perubahan Belanja

: Perubahan Belanja Operasional PrbBO

PrbBM : Perubahan Belanja Modal

: Akumulasi Surplus

: Aliran Surplus

: Otoritas Keuangan

: Rigiditas Pengeluaran

: Revisi Surplus Tahun Sebelumnya

: Pendapatan Domestik Regional Bruto

: Area Geografis

AkmS

AlrS

OtoK

RgdP

RvsSB

PDRB

AREA

Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai sig untuk seluruh variabel independen

dalam penelitian adalah di atas 0,05. Hasil uji tersebut mengindikasikan bahwa

tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan dalam

penelitian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

46

4. Uji Multikolonieritas

Pengujian multikolinieritas dimaksudkan untuk mengidentifikasi ada

tidaknya hubungan antara variabel independen dalam regresi. Pengujian terhadap

nultikolinearitas dilakukan dengan menggunakan nilai Varians Inflating Factor

(VIF) dan Tolerance. Kriteria yang digunakan dalam uji multikolinearitas adalah

VIF kurang dari 10 (sepuluh) dan nilai tolerance lebih dari 0.10. Model regresi

yang baik adalah model yang tidak terdapat korelasi antara variabel independen

atau korelasinya rendah. Hasil uji multikolinearitas tersaji pada tabel berikut ini.

Tabel 6

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

PrbB 0,260 3,850 Tidak terdapat multikolinearitas

PrbBO 0,436 2,293 Tidak terdapat multikolinearitas

PrbBM 0,355 2,815 Tidak terdapat multikolinearitas

AkmS 0,558 1,793 Tidak terdapat multikolinearitas

AlrS 0,572 1,747 Tidak terdapat multikolinearitas

OtoK 0,564 1,774 Tidak terdapat multikolinearitas

RgdP 0,544 1,837 Tidak terdapat multikolinearitas

RvsSB 0,818 1,223 Tidak terdapat multikolinearitas

PDRB 0,447 2,235 Tidak terdapat multikolinearitas

AREA 0,638 1,568 Tidak terdapat multikolinearitas

Tabel 6 hasil pengujian multikolinearitas menunjukkan bahwa semua variabel

independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 (10%), tidak ada korelasi antar

variabel bebas yang nilainya lebih dari 90%. Hasil penghitungan juga menunjukkan

bahwa semua variabel bebas memiliki VIF kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam model regresi yang digunakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

47

E. Uji Hipotesis

1. Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel

dependen dengan satu atau lebih variabel independen. Tujuan analisis ini adalah

untuk mengestimasi dan/ atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata

variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang ingin diketahui

(Ghozali, 2011).

Berdasarkan uji asumsi klasik yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa

data penelitian telah terdistribusi secara normal, tidak ada autokorelasi, tidak

terjadi multikolinearitas, dan tidak terdapat gejala heterokedastisitas. Oleh karena

itu data yang tersedia telah memenuhi syarat untuk digunakan dalam analisis

regresi linear berganda. Perhitungannya dilakukan dengan bantuan program SPSS

16.0 dengan hasil sebagai berikut ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

48

Tabel 7

Hasil Uji Regresi Linier Berganda Tingkat Inkremental Penganggaran Awal,

Kondisi Keuangan Pemerintah Daerah Dan Sosioekonomi Lokal

Terhadap Rebudgeting

Variabel Exp. Sig B Std Error T Sig.

(constant) -0,062 0,295

PrbB + -0.250 0,204 -1,224 0,226

PrbBO + -0,189 0,132 -1,434 0,157

PrbBM + -0,002 0,038 -0,043 0,966

AkmS + 0,125 0,072 1,737 0,088

AlrS - -0,195 0,107 -1,828 0,073

OtoK - 0,130 0,094 1,390 0,170

RgdP + -0,079 0,078 -1,010 0,317

RvsSB - -0,292 0,081 -3,623 0,001

PDRB - 0,008 0,010 0,832 0,409

AREA - -0,040 0,020 -1,986 0,052

R 0,639

R Square 0,409

Adjusted R Square 0,279

Std.Error of The Estimate 0,06352

F-Hitung 3,665

Sig 0,001

Variabel Dependen : Rebudgeting

PrbB : Perubahan Belanja

PrbBO : Perubahan Belanja Operasional

PrbBM : Perubahan Belanja Modal

AkmS : Akumulasi Surplus

AlrS : Aliran Surplus

OtoK : Otoritas Keuangan

RgdP : Rigiditas Pengeluaran

RvsSB : Revisi Surplus Tahun Sebelumnya

PDRB : Pendapatan Domestik Regional Bruto

AREA : Area Geografis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

49

Tabel 7 menunjukkan hasil analisis data dengan model regresi pengaruh

tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan

sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting.

2. Pengujian Ketepatan Perkiraan (R2)

Pengujian ini untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel independen. Tingkat ketepatan regresi dinyatakan

dalam koefisien determinasi majemuk (R2) yang nilainya antara 0 sampai dengan

1. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

independen. Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua variabel independen,

maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R2.

Hasil uji ketepatan perkiraan model regresi dalam penelitian ini

ditunjukkan dalam tabel 7 yang mengindikasikan bahwa nilai Adjusted R2 sebesar

0,279 yang menunjukkan bahwa 27,9% variasi dari REBUDGETING yang dapat

dijelaskan oleh Perubahan Belanja (PrbB), Perubahan Belanja Operasional

(PrbBO), Perubahan Belanja Modal (PrbBM), Akumulasi Surplus (AkmS), Aliran

Surplus (AlrS), Otonomi Keuangan (OtoK), Rigiditas Pengeluaran (RgdP), dan

Revisi Surplus Tahun Sebelumnya (RvsSB), Pendapatan Domestik Regional

Bruto (PDRB) dan Area Geografis (AREA). Sementara itu, variabilitas

REBUDGETING sebesar 72,1% jelaskan dengan variabel lain diluar model

penelitian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

50

3. Pengujian Koefisien Regresi Simultan (Signifikansi F)

Pengujian ini bertujuan mengetahui apakah model regresi yang digunakan

dalam penelitian layak untuk digunakan sebagai model pengujian data dan

hipotesis yang diajukan. Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah,

apabila sig lebih kecil dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa model penelitian

layak untuk digunakan sebagai model pengujian dalam penelitian, sebaliknya,

apabila sig lebih besar dari 0,05, maka model tidak layak untuk digunakan sebagai

model pengujian dalam penelitian.

Tabel 7 menunjukkan uji signifikansi-F (ANOVA). Hasil yang signifikan

berarti variabel independen Perubahan Belanja (PrbB), Perubahan Belanja

Operasional (PrbBO), Perubahan Belanja Modal (PrbBM), Akumulasi Surplus

(AkmS), Aliran Surplus (AlrS), Otonomi Keuangan (OtoK), Rigiditas

Pengeluaran (RgdP), dan Revisi Surplus Tahun Sebelumnya (RvsSB), Pendapatan

Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Area Geografis (AREA) berpengaruh

secara simultan terhadap Rebudgeting.

4. Pengujian Koefisien Regresi Individual (Signifikansi-t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara

individual mempengaruhi variabel terikat dengan asumsi variabel independen

lainnya konstan.

Tabel 7 menunjukkan bahwa variabel Perubahan Belanja (PrbB),

Perubahan Belanja Operasional (PrbBO), Perubahan Belanja Modal (PrbBM),

Otonomi Keuangan (OtoK), Rigiditas Pengeluaran (RgdP), dan Pendapatan

Domestik Regional Bruto (PDRB) mempunyai p-value yang lebih besar dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

51

tingkat signifikansi penelitian 0,10 sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis 1a,

1b, 1c, 2c, 2d, dan 3a dalam penelitian ini tidak didukung oleh data penelitian.

Sedangkan variabel Akumulasi Surplus (AkmS), Aliran Surplus (AlrS), Revisi

Surplus Tahun Sebelumnya (RvsSB), dan Area Geografis (AREA) mempunyai p-

value yang lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian 0,10 sehingga dapat

dinyatakan bahwa hipotesis 2a, 2b, 2e, dam 3b dalam penelitian ini didukung

oleh data penelitian.

F. Pembahasan

Analisis data penelitian yang telah dilakukan dan dipaparkan seperti tersaji

di atas menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan yaitu perubahan

anggaran belanja, perubahan anggaran belanja operasional, perubahan anggaran

modal, akumulasi surplus, aliran surplus, otonomi financial, rigiditas pengeluaran,

revisi surlus tahun sebelumnya, Pendapatan Domestik Regional Bruto (BDRB),

dan area geografis berpengaruh terhadap rebudgeting pada pemerintah daerah

kota/kabupaten di Indonesia studi informasi pada website masing-masing daerah.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai signifikansi variabel

perubahan anggaran belanja (PrbB) sebesar 0,226 lebih besar dari 0.10, artinya

bahwa variabel perubahan anggaran belanja (PrbB) tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap variabel rebudgeting. Nilai signifikansi variabel

perubahan anggaran belanja operasional (PrbBO) sebesar 0,157 lebih besar dari

0,10, artinya bahwa variabel perubahan anggaran belanja Operaional (PrbBO)

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel rebudgeting. Nilai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

52

signifikansi variabel perubahan anggaran belanja modal (PrbBM) sebesar 0,966

lebih besar dari 0,10, artinya bahwa variabel perubahan anggaran belanja modal

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel rebudgeting. Hasil

tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Forrester dan Daniel (1992). Hal

ini dapat terjadi karena penetapan anggaran di Indonesia biasanya lebih lama dari

jadwal. Anggaran didasarkan tingkat inkremental dari realisasi anggaran tahun

sebelumnya. Padahal laporan tersebut paling lambat bulan ke 6 (enam). Sehingga

tingkat inkremental yang digunakan dalam penganggaran awal yang bersumber

dari realisasi anggaran tahun sebelumnya bersifat sementara.

Hasil penelitian juga menunjukkan nilai signifikansi variabel akumulasi

surplus (AkmS) sebesar 0,088 kecil besar dari 0,10, artinya bahwa variabel

akumulasi surplus mempunyai pengaruh terhadap variabel rebudgeting. Tanda

koefisien regresi untuk variabel akumulasi surplus sebesar 1,737, maka terdapat

hubungan positif antara variabel akumulasi surplus terhadap variabel rebudgeting.

Semakin tinggi akumulasi surplus dalam keuangan daerah, maka semakin tinggi

rebudgeting. Hasil penelitian juga menunjukkan nilai signifikansi variabel aliran

surplus (AlrS) sebesar 0,073 lebih kecil dari 0,10, artinya bahwa variabel aliran

surplus mempunyai pengaruh terhadap variabel rebudgeting. Tanda koefisien

regresi untuk variabel aliran surplus sebesar – 1,828, maka terdapat hubungan

negatif antara variabel aliran surplus terhadap rebudgeting. Semakin tinggi aliran

surplus dalam keuangan daerah, maka semakin rendah rebudgeting. Hasil

penelitian juga menunjukkan nilai signifikansi variabel revisi surplus tahun

sebelumnya (RvsSB) sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,10, artinya bahwa variabel

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

53

revisi surplus tahun sebelumnya mempunyai pengaruh terhadap variabel

rebudgeting. Tanda koefisien regresi untuk variabel revisi surplus tahun

sebelumnya sebesar – 3,623, maka terdapat hubungan negatif antara variabel

revisi tahun sebelumnya terhadap variabel rebudgeting. Semakin tinggi aliran

surplus dalam keuangan daerah, maka semakin tinggi rebudgeting. Hasilnya

konsisten dengan penelitian Annessi-Pessina et al (2012). Nilai signifikansi

variabel finansial otonomi (OtoK) sebesar 0,170 lebih besar dari 0,10, artinya

bahwa variabel financial otonomi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel rebudgeting. Hasilnya inkonsisten dengan penelitian Annessi-

Pessina et al (2012) karena otonomi daerah melalui pajak dan retribusi belum

sepenuhnya dapat memenuhi target yang ada. Nilai signifikansi variabel rigiditas

pengeluaran (RgdP) sebesar 0,317 lebih besar dari 0,10, artinya bahwa variabel

rigiditas pengeluaran tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel rebudgeting. Hasilnya inkonsisten dengan penelitian Annessi-Pessina et

al (2012) karena pengeluaran yang dihitung menggunakan bunga pinjaman,

padahal belum tentu semua kota/kabupaten mempunyai pinjaman daerah.

Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikasi variabel area geografis

(AREA) sebesar 0,052 lebih kecil dari 0,10, artinya bahwa variabel akumulasi

surplus mempunyai pengaruh terhadap variabel rebudgeting. Tanda koefisien

regresi untuk variabel area geografis sebesar -0,040, maka terdapat hubungan

negatif antara variabel area geografis dengan variabel rebudgeting. Hasilnya

konsisten dengan penelitian Annessi-Pessina et al (2012) yang menyatakan bahwa

area geografis berpengaruh negatif terhadap rebudgeting. Semkin jauh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

54

kota/kabupaten dengan pulau jawa maka semakin sedikit rebudgeting. Hasil

penelitian menunjukkan nilai signifikasi variabel Pendapatan Domestik Regional

Bruto (PDRB) sebesar 0,409 lebih besar dari 0,10, artinya bahwa variabel

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel rebudgeting. Hal ini inkonsisten dengan peelitian

Annessi-Pessina et al (2012) karena data Pendapatan Domestik Regional Bruto

(PDRB) kota/kabupaten yang diambil dari Badan Pusat Statistik bersifat

sementara. PDRB merupakan penjumlahan nilai output bersih perekonomian yang

ditimbulkan oleh seluruh kegiatan ekonomi, di suatu wilayah tertentu (kabupaten)

dan dalam satu kurun waktu tertentu (satu tahun kalender). Kegiatan ekonomi

yang dimaksud mulai kegiatan pertanian, pertambangan, industri pengolahan,

sampai dengan jasa-jasa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

55

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Analisis data yang telah dilakukan memperoleh hasil penelitian tentang

pengaruh tingkat inkremental dalam penganggaran awal, kondisi keuangan, dan

sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting. Hasil penelitian tersebut menjadi dasar

pengambilan simpulan yang dapat dinyatakan sebagai berikut ini.

1. Tingkat Inkremental pengganggaran awal yang diwakilkan oleh perubahan

anggaran belanja, perubahan anggaran belanja operasional dan perubahan

anggaran belanja modal tidak berpengaruh terhadap rebudgeting.

Penganggaran awal biasa melihat dari tingkat inkremental dari tahun ke tahun

tetapi tidak mempengaruhi rebudgeting. Hasil yang sama juga ditunjukan

ketika perubahan anggaran belanja tersebut dipisahkan antara anggaran

belanja operasional dan anggaran belanja modal.

2. Kondisi keuangan pemerintah daerah yang diwakili oleh aliran surplus dan

otonomi keuangan berpengaruh secara negatif terhadap rebudgeting. Artinya

semakin tinggi aliran surplus atau otonomi keuangan suatu pemerintah daerah

kota/kabupaten maka semakin kecil rebudgeting. Kondisi keuangan yang

diwakili oleh revisi surplus tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap

rebudgeting, yang berarti bahwa semakin besar revisi surplus tahun

sebelumnya semakin besar pula rebugeting. Sedangkan kondisi keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

56

yang diwakili otonomi keuangan dan rigiditas pengeluaran tidak berpengaruh

terhadap rebudgeting.

3. Sosioekonomi yang diwakilkan oleh area geografis berpengaruh positif

terhadap rebudgeting. Artinya, bahwa semakin dekat kota/kabupaten dengan

pulau Jawa maka semakin besar rebudegting. Sosioekonomi yang diwakilkan

oleh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tidak berpengaruh terhadap

rebudgeting.

B. Keterbatasan

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat digunakan

sebagai sebuah kemungkinan bagi peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian

lebih lanjut. Keterbatasan tersebut adalah penelitian ini hanya menggunakan tahun

periode 2011 dan 2012, periode yang cukup singkat dapat menyebabkan

kemungkinan terbatasnya jumlah sampel dan mempengaruhi hasil

penelitian.Selain itu sampel dalam penelitian ini sangat terbatas karena diambil

dari web masing-masing daerah. Keterbatasan sampel ini kurang mewakili kondisi

yang sesungguhnya ada.

C. Saran

Atas dasar hasil penelitian, maka penulis dapat mengajukan saran bagi

penelitian berikutnya. Peneliti berikutnya dapat menambah jumlah periode

penelitian sehingga dapat diperoleh jumlah sampel yang lebih representatif agar

dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih baik secara statistik. Peneliti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

57

berikutnya dapat menambah jumlah sampel selain dari website masing-masing

daerah informasi juga dapat diperoleh secara langsung ke pemerintah

kota/kabupaten sehingga dapat mengetahui juga bagaimana transparasi dalam

pelaporan keuangannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

58

DAFTAR PUSTAKA

Anessi-Pessina, A., Mariafrancesca, S dan Ileana, S. 2012. Budgeting and

Rebudgeting In Local Governments: Siamese Twins? Public

Administration Review, 72(6), 875 – 884.

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Erlangga.

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Penerbit

Erlangga.

Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. BPFE: Fakultas

Ekonomi Universitas Gajah Mada.

Bifulco, R dan Wlliam, D. 2010. Budget Deficits in the States: New York. Public

Budgeting & Finance, Spring, 59-79.

Chan, L, Y. 2004. Use of Capital Budgeting Techniques and an Analytic

Approach to Capital Investment Decisions in Canadian Municipal

Governments. Public Budgeting & Finance, Summer, 40-58.

Ezzamel, M,.Keith, R dan Pam, S 2012. The Logics of Budgeting: Theorization

and Practice Variation in the Educational Field. Accounting, Organization

and Society, 37, 281-303.

Forrester, J, P dan Daniel, R, Mullins. 1992. Rebudgeting: The Serial Nature of

Munidipal Budgetary Processes. Public Administration Review, 52(5),

467-474.

Gary, C, C,.Nelson, R, D,. dan Wilko, A. 2004. Fiscal Planning, Budgeting, and

Rebudgeting Using Revenue Semaphores. Public Administration Review,

64(2), 164 – 179.

Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan

Penerbit Univeritas Diponegoro.

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.

Badan Penerbit Univesitas Diponegoro.

Halim, A dan Damayanti, T. 2007. Pengelolaan Keuangan Daerah. UPP STIM

YKPN.

Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 7 PMK 2 Tahun 2014 Tentang

Tata Cara Revisi Anggaran tahun 2014.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

59

Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 Tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan. Komite Standar Akuntasi Pemerintahan.

Jones, R. 2012. Budgetary Accounting in National Governments: Anglo versus

American Accounting. Financial Accountability & Management, 28(3),

286-305.

Lu, H dan R, L, Facer. 2004. Budget Change in Georgia Counties: Examining

Patterns and Practise. American Review of Public Administration, 34(1),

67-93.

Ma, J dan Yil, I, H. 2009. Budgeting for Accounting: A Comparative Study of

Budget Reforms In the United States during the Progressive Era and In

Comtemporary China. Public Administration Review, Special Issue,

S53-S59.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi.

Marks, R, B dan Earl, D, B. 2007. Structural Deficits and State Borrowing Costs. Public Budgeting & Finance, Fall, 1-18.

Mikesell, J dan Daniel, R, M. 2011. Reform for Improved Effienciency in Public

Budgeting and Finance: Improvements, Disappointments, and Work-in-

Progress. Public Budgeting & Finance, Winter, 1-30.

Mullen, R,P. 2011. Performance-Based Budgeting: The Contribution of the

Program Assessment Rating Tool. Public Budgeting & Finance, Winter,

79 – 88.

Nordiawan, D dan Hertianti, A. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat.

Nordiawan, D., Putra, Iswahyudi dan Rahmawati, M. 2007. Akuntansi

Pemerintahan. Salemba Empat.

Ramadhan, S. 2009. Budgetary Accounting and Reporting Practices in Bahraini

Governmental Units: An Empirical Study. International Business Review,

18, 168-183.

Rivenbark, C, W dan Roenigk, J, D. 2011. Implementation of Financial Condition

Analysis in Local Government. Public Administration Quarterly, 35(2),

128-134.

Rodriguez, V, J., Javier, D, L dan Jose, A, D. 2010. Models of Municipal Budget

Allocation: Empirical Data from Spanish Municipalities. Public Budgeting

& Finance, Summer, 24-46.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

60

Seal, W dan Amanda, B. 2011. Interpretating the Dynamics of Public Sektor

Budgeting: A Dialectic of Control Approach. Financial Accountability &

Management, 27 (4), 409-436.

Serritzlew, S. 2005. Breaking Budgets: An Empirical Examination of Danish

Municipalities. Financial Accountability & Management, 21(4), 413-435.

www.bps.go.id

www.djpk-kemenkeu.go.id

Website masing-masing daerah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

61

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

62

58

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

63

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

64

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

65

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

66

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

67

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

68

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

69

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

70

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

71

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

72

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

73

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

74

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

75

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

76

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

77

58

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

78

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

79

58

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

80

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

81

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

83

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

84

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

85

58

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

86

Lampiran 7

Analisis Data Statistik

1. Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

REBUDGETING 64 .00 .38 .1205 .07577

PrbB 64 -.09 .34 .1395 .07704

PrbBO 64 -.15 .31 .0988 .09197

PrbBM 64 -.69 1.00 .2419 .35707

AkmS 64 -.07 .73 .1239 .14872

AlrS 64 -.59 .07 -.0838 .09912

OtoK 64 .00 .67 .0880 .11374

RgdP 64 .11 .94 .5119 .13879

RvsSB 64 -.33 .52 -.0241 .10980

PDRB 64 27.75 33.21 30.0894 1.20206

AREA 64 .00 1.00 .5781 .49776

Valid N (listwise) 64

2. Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize

d Residual

N 64

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .05825916

Most Extreme Differences Absolute .096

Positive .096

Negative -.048

Kolmogorov-Smirnov Z .771

Asymp. Sig. (2-tailed) .592

a. Test distribution is Normal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

87

Lanjutan Lampiran 7

Analisis Data Statistik

3. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .639a .409 .297 .06352

a. Predictors: (Constant), AREA, RvsSB, AkmS, OtoK, PrbBO, PrbBM,

AlrS, RgdP, PDRB, PrbB

b. Dependent Variable: REBUDGETING

4. Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.062 .295 -.209 .835

PrbB -.250 .204 -.254 -1.224 .226 .260 3.850

PrbBO -.189 .132 -.229 -1.434 .157 .436 2.293

PrbBM -.002 .038 -.008 -.043 .966 .355 2.815

AkmS .125 .072 .246 1.737 .088 .558 1.793

AlrS -.195 .107 -.255 -1.828 .073 .572 1.747

OtoK .130 .094 .196 1.390 .170 .564 1.774

RgdP -.079 .078 -.145 -1.010 .317 .544 1.837

RvsSB -.292 .081 -.423 -3.623 .001 .818 1.223

PDRB .008 .010 .131 .832 .409 .447 2.235

AREA -.040 .020 -.263 -1.986 .052 .638 1.568

a. Dependent Variable: REBUDGETING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

88

Lanjutan Lampiran 7

Analisis Data Statistik

5. Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.272 .172 -1.575 .121

PrbB -.083 .119 -.169 -.695 .490 .260 3.850

PrbBO -.016 .077 -.039 -.208 .836 .436 2.293

PrbBM -.006 .022 -.056 -.266 .791 .355 2.815

AkmS .054 .042 .214 1.288 .203 .558 1.793

AlrS .028 .062 .075 .456 .650 .572 1.747

OtoK .022 .055 .065 .393 .696 .564 1.774

RgdP -.002 .046 -.008 -.047 .963 .544 1.837

RvsSB -.046 .047 -.133 -.969 .337 .818 1.223

PDRB .011 .006 .356 1.919 .060 .447 2.235

AREA -.020 .012 -.269 -1.727 .090 .638 1.568

a. Dependent Variable: ABS_RES_1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

89

Lanjutan Lampiran 7

Analisis Data Statistik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

90

Lanjutan Lampiran 7

Analisis Data Statistik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

91

Lanjutan Lampiran 7

Analisis Data Statistik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

92

Lanjutan Lampiran 7

Analisis Data Statistik

6. Uji Regresi Linier Berganda

Regression

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 AREA, RvsSB,

AkmS, OtoK,

PrbBO,

PrbBM, AlrS,

RgdP, PDRB,

PrbBa

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: REBUDGETING

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .639a .409 .297 .06352

a. Predictors: (Constant), AREA, RvsSB, AkmS, OtoK,

PrbBO, PrbBM, AlrS, RgdP, PDRB, PrbB

b. Dependent Variable: REBUDGETING

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .148 10 .015 3.665 .001a

Residual .214 53 .004

Total .362 63

a. Predictors: (Constant), AREA, RvsSB, AkmS, OtoK, PrbBO, PrbBM, AlrS,

RgdP, PDRB, PrbB

b. Dependent Variable: REBUDGETING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

93

Lanjutan Lampiran 7

Analisis Data Statistik

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.062 .295 -.209 .835

PrbB -.250 .204 -.254 -1.224 .226 .260 3.850

PrbBO -.189 .132 -.229 -1.434 .157 .436 2.293

PrbBM -.002 .038 -.008 -.043 .966 .355 2.815

AkmS .125 .072 .246 1.737 .088 .558 1.793

AlrS -.195 .107 -.255 -1.828 .073 .572 1.747

OtoK .130 .094 .196 1.390 .170 .564 1.774

RgdP -.079 .078 -.145 -1.010 .317 .544 1.837

RvsSB -.292 .081 -.423 -3.623 .001 .818 1.223

PDRB .008 .010 .131 .832 .409 .447 2.235

AREA -.040 .020 -.263 -1.986 .052 .638 1.568

a. Dependent Variable: REBUDGETING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

94

Lanjutan Lampiran 7

Analisis Data Statistik

Coefficient Correlationsa

Model AREA RvsSB AkmS OtoK PrbBO PrbBM AlrS RgdP PDRB PrbB

1 Correlations AREA 1.000 .195 .056 .136 .217 .035 -.065 .095 -.458 .031

RvsSB .195 1.000 .124 .268 .212 .096 .086 .073 -.328 -.120

AkmS .056 .124 1.000 .260 .050 -.137 .016 .488 -.210 -.137

OtoK .136 .268 .260 1.000 .084 -.027 -.238 .295 -.504 -.209

PrbBO .217 .212 .050 .084 1.000 .581 .064 -.020 -.083 -.597

PrbBM .035 .096 -.137 -.027 .581 1.000 -.020 -.253 -.183 -.687

AlrS -.065 .086 .016 -.238 .064 -.020 1.000 -.231 .119 .330

RgdP .095 .073 .488 .295 -.020 -.253 -.231 1.000 .009 .078

PDRB -.458 -.328 -.210 -.504 -.083 -.183 .119 .009 1.000 .167

PrbB .031 -.120 -.137 -.209 -.597 -.687 .330 .078 .167 1.000

Covariances AREA .000 .000 8.171E-5 .000 .001 2.635E-5 .000 .000 -9.183E-5 .000

RvsSB .000 .006 .001 .002 .002 .000 .001 .000 .000 -.002

AkmS 8.171E-5 .001 .005 .002 .000 .000 .000 .003 .000 -.002

OtoK .000 .002 .002 .009 .001 -9.415E-5 -.002 .002 .000 -.004

PrbBO .001 .002 .000 .001 .017 .003 .001 .000 .000 -.016

PrbBM 2.635E-5 .000 .000 -9.415E-5 .003 .001 -8.030E-5 .000 -6.832E-5 -.005

AlrS .000 .001 .000 -.002 .001 -8.030E-5 .011 -.002 .000 .007

RgdP .000 .000 .003 .002 .000 .000 -.002 .006 6.993E-6 .001

PDRB -9.183E-5 .000 .000 .000 .000 -6.832E-5 .000 6.993E-6 9.906E-5 .000

PrbB .000 -.002 -.002 -.004 -.016 -.005 .007 .001 .000 .042

a. Dependent Variable: REBUDGETING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: PENGARUH TINGKAT INKREMENTAL PENGANGGARAN … filepengaruh tingkat inkremental penganggaran awal, kondisi keuangan pemerintah daerah dan sosioekonomi lokal terhadap rebudgeting pada

95

Lanjutan Lampiran 7

Analisis Data Statistik

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dim

ensi

on Eigenvalue

Condition

Index

Variance Proportions

(Constant) PrbB PrbBO PrbBM AkmS AlrS OtoK RgdP RvsSB PDRB AREA

1 1 6.855 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00

2 1.070 2.531 .00 .00 .00 .01 .02 .03 .01 .00 .50 .00 .00

3 .854 2.833 .00 .00 .08 .06 .00 .04 .08 .00 .01 .00 .04

4 .742 3.040 .00 .00 .00 .06 .06 .03 .00 .01 .25 .00 .05

5 .495 3.723 .00 .00 .03 .01 .09 .00 .42 .00 .05 .00 .07

6 .435 3.968 .00 .00 .00 .18 .28 .00 .07 .01 .00 .00 .05

7 .302 4.766 .00 .00 .02 .00 .21 .59 .00 .00 .04 .00 .15

8 .178 6.200 .00 .01 .37 .08 .03 .14 .03 .02 .02 .00 .39

9 .049 11.809 .00 .89 .48 .45 .04 .11 .03 .02 .01 .00 .00

10 .020 18.722 .01 .05 .00 .11 .25 .04 .12 .93 .01 .01 .06

11 .000 138.165 .99 .04 .01 .04 .03 .01 .23 .01 .10 .99 .18

a. Dependent Variable: REBUDGETING

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value .0331 .2893 .1205 .04844 64

Std. Predicted Value -1.803 3.486 .000 1.000 64

Standard Error of Predicted

Value .014 .053 .025 .009 64

Adjusted Predicted Value -.0486 .4211 .1195 .06311 64

Residual -.12233 .16955 .00000 .05826 64

Std. Residual -1.926 2.669 .000 .917 64

Stud. Residual -2.252 3.215 .006 1.076 64

Deleted Residual -.19112 .24591 .00097 .08336 64

Stud. Deleted Residual -2.346 3.549 .016 1.116 64

Mahal. Distance 2.184 42.452 9.844 8.641 64

Cook's Distance .000 .567 .051 .120 64

Centered Leverage Value .035 .674 .156 .137 64

a. Dependent Variable: REBUDGETING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user