PENGARUH KONSUMSI SARI KEDELAI TERHADAP SKALA NYERI ...
Transcript of PENGARUH KONSUMSI SARI KEDELAI TERHADAP SKALA NYERI ...
76
PENGARUH KONSUMSI SARI KEDELAI TERHADAP SKALA NYERI
DISMINOREA PRIMER MAHASISWA KELAS 7.1 PROGRAM STUDI DIV BIDAN
PENDIDIK FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI
Yeni Erna Novianti, Eko Winarti, Rahma Kusuma D.
Program Studi DIV Bidan Pendidik, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri
Jln. Selomangleng No.1 Kota Kediri
A B S T R A K
Dismenorea merupakan kram dan nyeri menusuk yang terasa di perut bagian bawah dan
paha, punggung bawah, mual muntah diare, kram yang nyeri selama menstruasi, lemah, dan
berkeringat. Tujuan penelitian ini adalah ntuk mengetahui pengaruh konsumsi sari kedelai
terhadap skala nyeri dismenorea primer.
Desain penelitian yang digunakan adalah inferensial dengan eksperimen menggunakan
one-group pre test-post test design dengan besar sampel berjumlah 16 mahasiswa dari hasil
penelitian mahasiswa Kelas 7.1 Program Studi Bidan Pendidik (D.IV) Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Kadiri 2015 dengan menggunakan teknik purposive sampling uji
statistik menggunakan uji statistic wilcoxon. Didapatkan data bahwa sebelum dilakukan
konsumsi sari kedelai hampir sebagian 43,8% mengalami nyeri sedang dan setelah dilakukan
konsumsi sari kedelai hampir sebagian 37,5 % terjadi penurunan nyeri ringan. Berdasarkan
hasil uji statistik menggunakan uji statistic wilcoxon, diketahui bahwa besarnya nilai
signifikan ρ = 0,003 dengan tingkat kepercayaan (α = 0,05). Nilai signifikansi p < α maka
dapat dikatakan H0ditolak dan H1 diterima. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada
Pengaruh Konsumsi Sari Kedelai Terhadap Skala Nyeri Disminorea Primer.
Disarankan untuk mahasiswa agar lebih mewaspadai terjadinya dismenorea primer
denganan cara meningkatkan aktivitas fisik seperti olahraga, minuman yang bergizi tinggi,
terutama kandungan kalsiumnya, susu kedelai mengandung lemak, karbohidrat, kalsium,
fosfor, zat besi, provitamin A, terutama kandungan k tamin B 1, B6, mineral dan minuman
kalsiumnya dan mehindari timbulnya faktor stress, kekurangan kalsium.
Kata Kunci : Konsumsi Sari Kedelai, Skala Nyeri, Dismenorea Primer, Mahasiswa
77
PENDAHULUAN
Nyeri haid atau yang biasa disebut
dengan dismenorea merupakan kram dan nyeri
menusuk yang terasa di perut bagian bawah
dan paha, punggung bawah, mual muntah
diare, kram yang nyeri selama menstruasi,
lemah, dan berkeringat. Menurut Bobak
(2005) bahwa, dismenorea bukanlah suatu
penyakit, melainkan gejala yang timbul akibat
adanya kelainan dalam rongga panggul dan
mengganggu aktifitas perempuan, bahkan
sering kali mengharuskan penderita
beristirahat dan meninggalkan pekerjaannya
selama berjam- jam akibat dismenorea.
Dismenorea primer dimulai saat perempuan
setelah menarche 2-3 tahun dan mencapai
maksimalnya pada usia 15-25 tahun.
Di Indonesia angka kejadian
dismenorea sebesar 64,25 % yang terdiri dari
54,89% dismenorea primer dan 9,36 %
dismenorea sekunder (Santoso, 2008).
Berdasarkan data menunjukkan bahwa
dismenorea primer tersebut dialami oleh 60-75
% perempuan muda. Dan tiga perempat
jumlah tersebut mengalami dismenorea
dengan intensitas ringan atau sedang.
Sedangkan seperempat lainnya mengalami
dismenore dengan tingkat berat dan terkadang
menyebabkan penderita tidak berdaya dalam
menahan nyerinya tersebut (Hendrik, 2006).
Berdasarkan hasil survey awal pada
tanggal 29 Januari 2015 mahasiwa di program
studi DIV bidan pendidik di universitas kadiri
didapatkan data dari 18 mahasiswa yang
mengalami disminorea primer ketika
menstruasi dengan penanganan minum air
putih banyak terdapat 3mahasiswa, pemberian
obat analgesik 5 mahasiswa, kompres hangat 2
mahasiswa, Pijat (massase) 1 mahasiswa,
minuman herbal 3 mahasiswa dan istirahat 4
mahasiswa.
Penangganan untuk menguragi
dismenorea terdapat dua tindakan yaitu secara
Korespondensi penulis.
Alamat E-mail: [email protected]
farmakologis dan non farmakologis. Prosedur
secara farmakologis dapat dilakukan dengan
menggunakan obat analgesik dan anti
peradangan non- steroid (NSAID) sedangkan
prosedur non farmakologi dapat dilakukan
dengan relaksasi, hipnoterapi, kompres air
hangat, olahraga teratur, meningkatkan
konsumsi kalsium, serat, makanan dari
kedelai, buah-buahan dan sayur-sayuran, serta
mengonsumsi suplemen, seperti magnesium,
vitamin E dan vitamin B6 sehingga dapat
membantu mengurangi dismenorea (Tran,
2001). Susu kedelai dikenal sebagai alternatif
minuman sehat karena kandungan proteinnya
yang hampir setara dengan susu sapi dan
manfaatnya bagi kesehatan.
Sari kedelai terdapat kandungan gizi
yang tinggi didalam sari kedelai (susu kedelai)
sebagian besar adalah kalsium, ketika
mengalami dismenorae, kalsium berfungsi
untuk mengaktifkan saraf dan kontraksi otot,
mengurangi keluhan saat haid, penurunan
nyeri terletak pada fisiologi sistem saraf
otonom yang merupakan bagian dari sistem
saraf perifer yang mempertahankan
homeostatis. Pada saat terjadi pelepasan
mediator seperti bradikilin, prostagandin dan
substansi p, akan merangsang saraf simpatis
sehingga menyebabkan vasokonstriksi yang
akhirnya meningkatkan tonus otot, spasme otot
sehingga melancarkan peredaran darah,
mengatasi kram, sakit pinggang, serta menjaga
keseimbangan cairan tubuh mengurangi
ketegangan otot sehingga nyeri berkurang
(Bobak, 2005). Wanita yang mengonsumsi
500 ml kalsium perhari terdapat manfaat
mengalami penurunan nyeri saat haid hingga
30%, kalsium yang mudah diserap dapat
membantu mengurangi dismenorea
(Wulandari, 2011).
Berdasarkan latar belakang diatas
peneliti tertarik melakulam penelitian dengan
judul “Pengaruh Konsumsi Sari Kedelai
Terhadap Skala Nyeri Dismenorea Primer
Mahasiswa Kelas 7.1 Program Studi Bidan
Pendidik (D.IV) Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kadiri 2015.
78
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini adalah penelitian pre-
eksperimental dengan one grup pretest-
posttest dan rancangan cross sectional.
Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Kadiri pada bulan April
sampai dengan Mei 2015, dengan sampel 16
mahasiswi yang dipilih dengan teknik
purposive sampling dan memenuhi kriteria
inklusi eksklusi. Bahan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan NRS (Numeric
Rating Scale). Instrumen penelitian data dalam
penelitian ini menggunakan lembar Observasi
pada responden yang diteliti. Seluruh
responden diobservasi skala nyerinya sebelum
dan sesudah diberikan intervensi, kemudian
dimasukkan kedalam lembar observasi.
Prosedur penelitian adalah pertama
peneliti mengobservasi nyeri dismenorea
sebelum diberikan konsumsi sari kedelai.
Kemudian responden diberikan sari
kedelai secara bertahap yaitu dimulai dari
pemberian sari kedelai sebanyak 250 ml
setiap tiga jam sekali sampai
menghabiskan 1000 ml keluhan sakit yang
dirasakan. Setelah itu peneliti
mengobservasi nyeri dismenorea setelah
diberikan konsumsi sari kedelai dan
melakukan pemeriksaan nyeri dismenorea.
Analisis data dilakukan dengan uji
wilcoxon signed rank test dengan α = 0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Olahraga
Mahasiswa kelas 7.1 Program Studi Bidan Pendidik
(D.IV) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri
Kategori F P(%)
Sering 2 12,5 %
Kadang 7 43,8 %
Tidak pernah 7 43,8 %
Jumlah 16 100
Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Anemia
Mahasiswa kelas 7.1 Program Studi Bidan Pendidik
(D.IV) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri
Kategori F P(%)
Anemia 1 6,2 %
Tidak anemia 15 93,8 %
Jumlah 16 100
Tabel 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Munculnya
Haid Mahasiswa kelas 7.1 Program Studi Bidan
Pendidik (D.IV) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Kadiri
Kategori F P(%)
Sebelum haid 0 0 %
Saat haid 11 68,8 %
Pertengahan haid 5 31,2 %
Jumlah 16 100
Tabel 4
Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya
Haid Mahasiswa kelas 7.1 Program Studi Bidan
Pendidik (D.IV) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Kadiri
Kategori F P(%)
< 3 hari 0 0 %
3-7 hari 12 75%
> 7 hari 4 25 %
Jumlah 16 100
Tabel 5
Karakteristik Responden Berdasarkan Dismenorea
Primer Sebelum Konsumsi Sari Kedelai Mahasiswa
kelas 7.1 Program Studi Bidan Pendidik (D.IV)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri
Tingkatan Nyeri F P(%)
Tidak Nyeri 0 0
Nyeri Ringan 5 31,2
Nyeri Sedang 7 43,8
Nyeri Berat 3 18,8
Nyeri Tak Tertahankan 1 6,2
Jumlah 16 100
Tabel 6
Karakteristik Responden Berdasarkan Dismenorea
Primer Sesudah Konsumsi Sari Kedelai Mahasiswa
kelas 7.1 Program Studi Bidan Pendidik (D.IV)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri
Tingkatan Nyeri F P(%)
Tidak Nyeri 4 25,0
Nyeri Ringan 6 37,5
Nyeri Sedang 4 25,0
Nyeri Berat 2 10,5
Nyeri Tak Tertahankan 0 0
Jumlah 16 100
79
Tabel 7
Karakteristik Responden Berdasarkan Dismenorea
Primer Sebelum dan Sesudah Konsumsi Sari Kedelai
Mahasiswa kelas 7.1 Program Studi Bidan Pendidik
(D.IV) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri
Tingkatan
Nyeri
Perlakuan
Sebelum Sesudah
N % N %
Tidak Nyeri 0 0 4 25,0
Nyeri Ringan 5 31,2 6 37,5
Nyeri Sedang 7 43,8 4 25,0
Nyeri Berat 3 18,8 2 10,5
Nyeri Tak
Tertahankan
1 6,2 0 0
Jumlah 16 100 16 100
Z= -2972 ρ=0,003 α= 0,05
Berdasarkan tabel 7 dapat
diinterpretasikan bahwa ada pengaruh
konsumsi sari kedelai terhadap skala nyeri
dismenorea primer Mahasiswa Kelas 7.1
Program Studi Bidan Pendidik (D.IV) Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri 2015
sebelum dan sesudah konsumsi sari kedelai
yaitu hampir sebagian Mahasiswa Kelas 7.1
mengalami nyeri sedang dan nyeri sedang
sebelum konsumsi sari kedelai sebesar 31,2 %
dan beberapa mahasiswa kelas 7.1 yang masih
nyeri ringan sesudah konsumsi sari kedelai
sebesar 37,5%.
Berdasarkan hasil Uji Statistik dengan
menggunakan dari uji Wilcoxon Sign Ragn
Test dengan SPSS 16,0 ternyata didapatkan
nilai Z = -2972 dan ρ = 0,003 dimana α= 0,05
didapatkan p < 0,05 maka H0 ditolak dan HI
diterima artinya Ada Pengaruh Konsumsi Sari
Kedelai Terhadap Skala Nyeri Dismenorea
Primer Mahasiswa Kelas 7.1 Program Studi
Bidan Pendidik (D.IV) Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Kadiri 2015.
Sedangkan nilai Z skor sebesar -2,972, hal ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan skala
nyeri dismenorea primer sebelum dan sesudah
konsumsi sari kedelai. pengaruh dapat
menurunkan dismenorea primer pada
mahasiswa. Nyeri semakin meningkat
sebelum konsumsi sari kedelai dan nyeri
semakin menurun sesudah konsumsi sari
kedelai. Sari kedelai mempengaruhi
penurunan skala nyeri dismenorea primer.
Kandungan dari sari kedelai memiliki
terdapat kandungan didalam sari kedelai
adalah protein, fosfor, zat besi, vitamin A,
vitmin B1, vitamin C, air, karbohidrat,
lemak, kalori dan sebagian besar adalah
kalsium, salah satunya adalah kalsium
dapat membantu merelaksasi otot dan
melancarkan peredaran darah, sehingga
keluhan dismenore dapat berkurang (Devi,
2012).
Kesimpulannya sari kedelai mampu
mengurangi dismenorea primer, sari
kedelai memiliki kandungan sebagian
besar kandungan sari kedelai adalah
kalsium berfungsi untuk mengaktifkan
saraf dan kontraksi otot, mengurangi
keluhan saat haid, penurunan nyeri terletak
pada fisiologi sistem saraf otonom yang
merupakan bagian dari sistem saraf perifer
yang mempertahankan homeostatis. Pada
saat terjadi pelepasan mediator seperti
bradikilin, prostagandin dan substansi p,
akan merangsang saraf simpatis sehingga
menyebabkan vasokonstriksi yang
akhirnya meningkatkan tonus otot, spasme
otot sehingga melancarkan peredaran
darah, mengatasi kram, sakit pinggang,
serta menjaga keseimbangan cairan tubuh
mengurangi ketegangan otot sehingga
nyeri berkurang (Bobak, 2005).
KESIMPULAN
Pada penelitian ini didapatkan
bahwa ada pengaruh konsumsi sari kedelai
terhadap skala nyeri disminorea primer
Mahasiswa Kelas 7.1 Program Studi Bidan
Pendidik (D.IV) Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Kadiri karena
terdapat perbedaan skala nyeri sebelum
dan sesudah diberikan sari kedelai.
Didapatkan hasil ρ = 0,003 dimana α= 0,05
didapatkan p < 0,05 maka H0 ditolak dan HI
diterima.
80
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih disampaikan
kepada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Kadiri Kediri yang menjadi tempat penelitian,
serta para responden yang telah berpartisipasi
dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aman dan Harjo. (2007). Perbaikan Mutu
Susu Kedelai di dalam Botol.
Bandung: EGC
Anurogo, D & Wulandari, A. (2011). Cara
mengatasi nyeri haid. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
epartemen Perindustrian Bogor
Bobak, I. M. Jensen,M. D &Lowdermilk,
D. L. (2005). Buku ajar
keperawatan maternitas
Jakarta:EGC.
Brunner,L. S. &Suddarth,D. S. (2007).
Buku ajar keperawatan medical
bedah. Jakarta: EGC
Devi, N. (2012). Gizi Saat Sindrom
Menstruasi. Jakarta : PT Bhuana
Ilmu Populer Kelompok Gramedia.
French L. (2005). Dysmenorrhea.
American Family Physician. 71 (2)
Hillard P. A. J. (2008). Dysmenorrhea.
Pediatrics in Review.
Hudson T. (2002). Menstrual Cramps, ;
An alternative approach -
Dysmenorrhea -Women's Health
Update. (2 februari 2015).
Lie, S. (2004). Terapi vegetarian untuk
penyakit kewanitaan. Jakarta:
Prestasi Pustakaraya.
Mansjoer, A. dkk. (2010). Kapita Selekta
Kedokteran. Media Aeskualipius
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta.
Manuaba, Candradinata. (2008). Gawat
Darurat Obstetrik Ginekologi Dan
Obstetrik
Ginekologi Social Untuk Profesi
Bidan. Jakarta : EGC
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan.
Jakarta. Salemba medika.
Santoso, (2008). Angka Kejadian Nyeri
Haid pada Remaja Indonesi.
Journal of Obstretics &
Gynecology
Simanjuntak P. (2008). Gangguan Haid
dan Siklusnya. In: Winkjosastro H.,
Saifuddin A.B., Rachimhadhi T. (eds.).
Ilmu Kandungan. 2nded. Jakarta:
PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Smith R.P. (2003). Dysmenorrhea:
Etiology, Diagnosis, and Therapy.
http://www.womenshealthapta.org/
csm2003/4654.pdf. (18 januari
2015).
Syaifudin. (2008). Buku Acuan Pelayanan
Kesehatan maternal dan
neonatal.
Yogyakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Http://www.indomedia.com/intisari/diet.ht
m
Perry & Potter. (2006). Buku ajar
fundamental keperawatan. Jakarta
: EGC
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu kebidanan.
Jakarta :yayasan bina pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
81
Purwaningsih, W. & Fatmawati, S. (2010).
Asuhan keperawatan maternitas.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Soegiono. (2008). Statistika untuk
penelitian. Bangung : Alfabeta
Sugiyono. (2006). Statistika untuk
penelitian. Bangung : Alfabeta
Thaina P.Tungcharoen P. Wongnawa M.,
Reanmongkol W. and
Subhadhirasakul S. (2009).
Uterine relaxant effects of
Curcuma aeruginosa Roxb.
Rhizome
extracts. Journal of
Ethnopharmacology.
Wilson, L. M. & Price, S.A. (2006).
Patofisologi: konsep klinis proses
penyakit. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.