PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN, KINERJA SOSIAL DAN TATA KELOLA TERHADAP...
Transcript of PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN, KINERJA SOSIAL DAN TATA KELOLA TERHADAP...
PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN, KINERJA SOSIAL
DAN TATA KELOLA TERHADAP PENINGKATAN NILAI
PERUSAHAAN
(Studi Empiris PadaSeluruh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013 – 2017)
SKRIPSI
Oleh :
STEPHEN SANJAYA
20160100024
JURUSAN AKUNTANSI
KONSENTRASI AKUNTANSI KEUANGAN DAN PERPAJAKAN
FAKULTAS BISN
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
ii
PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN, KINERJA SOSIAL
DAN TATA KELOLA DALAM PENINGKTAN NILAI
PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada Seluruh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013 – 2017)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma Tangerang
Jenjang Pendidikan Strata 1
Oleh :
STEPHEN SANJAYA
20160100024
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
iii
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA
TANGERANG
LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Stephen Sanjaya
NIM : 20160100024
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Perpajakan
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Bisnis
Judul Skripsi :Pengaruh Kinerja Lingkungan, Kinerja Sosial dan Tata
Kelola Terhadap Peningkatan Nilai Perusahaan Pada
Seluruh Perusahaan Yang Terdaftar di BEI periode 2013-
2017.
Usulan Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam
pembuatanSkripsi.
Tangerang, 03 September2019
Menyetujui, Mengetahui,
Pembimbing, Ketua Jurusan,
Rina Aprilyanti, S.E., M.Akt. Susanto Wibowo, S.E., M.Akt.
NIDN : 0408048601 NIDN : 0401016810
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA
TANGERANG
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Judul Skripsi :Pengaruh Kinerja Lingkungan, Kinerja Sosial dan Tata Kelola
Terhadap Peningkatan Nilai Perusahaan Pada Seluruh
Perusahaan Yang Terdaftar di BEI periode 2013-2017.
Disusun oleh,
Nama Mahasiswa : Stephen Sanjaya
NIM : 20160100024
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Perpajakan
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Bisnis
Skripsi ini kami setujui untuk dipertahankan di depan tim penguji Universitas Buddhi
Dharma sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi
(S.Ak).
Tangerang, 22 Desember 2019
Menyetujui, Mengetahui,
Pembimbing, Ketua Jurusan,
Rina Aprilyanti, S.E., M.Akt. Susanto Wibowo, S.E., M.Akt.
NIDN : 0408048601 NIDN : 0401016810
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA
TANGERANG
REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Rina Aprilyanti, S.E., M.Akt.
Kedudukan :Pembimbing
Menyatakan bahwa,
Nama Mahasiswa : Stephen Sanjaya
NIM : 20160100024
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Perpajakan
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Bisnis
Judul Skripsi :Pengaruh Kinerja Lingkungan, Kinerja Sosial dan Tata Kelola
Terhadap Peningkatan Nilai Perusahaan Pada Seluruh
Perusahaan Yang Terdaftar di BEI periode 2013-2017.
Telah layak untuk mengikuti Sidang Skripsi.
Tangerang, 22 Desember 2019
Menyetujui, Mengetahui,
Pembimbing, Ketua Jurusan,
Rina Aprilyanti, S.E., M.Akt. Susanto Wibowo, S.E., M.Akt.
NIDN : 0408048601 NIDN : 0401016810
ii
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA
TANGERANG
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : Stephen Sanjaya
NIM : 20160100024
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Perpajakan
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Bisnis
Judul Skripsi :Pengaruh Kinerja Lingkungan, Kinerja Sosial dan Tata
Kelola Terhadap Peningkatan Nilai Perusahaan Pada
Seluruh Perusahaan Yang Terdaftar di BEI periode 2013-
2017.
Telah dipertahankan dan dinyatakan LULUS pada Yudisium dalam Predikat
“SANGAT MEMUASKAN” oleh Tim Penguji pada hari Kamis, tanggal 23
Januari 2020.
Nama Penguji
Tanda Tangan
Ketua Penguji :Andy, S.E., M.M.
NIDN : 0427068101
Penguji I :Sutandi, S.E., M.Akt.
NIDN : 0424067806
Penguji II :Tjong Se Fung, S.E., M.M.
NIDN : 0405096805
Dekan Fakultas Bisnis,
Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si.
NIDN : 0427047303
iii
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Dibuat oleh,
NIM : 20160100024
Nama : Stephen Sanjaya
Jenjang Studi : Strata 1 (S1)
Jurusan : Akuntansi
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Perpajakan
Dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Universitas
Buddhi Dharma, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty-Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: “Pengaruh Kinerja Lingkungan,
Kinerja Sosial dan Tata Kelola Terhadap Peningkatan Nilai Perusahaan
Pada Seluruh Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2017.”
Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini pihak Universitas Buddhi
Dharma berhak menyimpan, mengalih media atau formatkan, mengelola dalam
pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan atau
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta karya ilmiah tersebut.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan
Universitas Buddhi Dharma, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas
pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya. Demikian pernyataan ini saya
buat dengan sebenarnya.
Tangerang, 20 Desember 2019
Penulis,
Stephen Sanjaya
iv
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Karya tulis, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik Sarjana di Universitas Buddhi Dharma
ataupun di Universitas lain.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan original. Penelitian saya
sendiri tanpa bantuan pihaklain, kecuali arahan dosen pembimbing.
3. Dalam karya tulis tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
dengan jelas dan dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan
jelas dan dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan
nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Karya tulis, skripsi ini tidak terdapat pemalsuan atau kebohongan, seperti:
buku, artikel, jurnal, data sekunder, pengolahan data, dan pemalsuan tanda
tangan dosen atau Ketua Program Studi atau Pembantu Ketua Bidang
Akademik atau Rektor Universitas Buddhi Dharma yang telah dibuktikan
dengan Keasliannya.
5. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dana apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang
telah saya peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan
norma yang berlaku di Universitas Buddhi Dharma.
Tangerang, 07 Januari 2019
Yang membuat pernyataan,
Stephen Sanjaya
NIM: 2016010002
i
PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN , KINERJA SOSIAL DAN
TATA KELOLA TERHADAP PENINGKATAN NILAI
PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada seluruh Perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2013-2017)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kinerja lingkungan, kinerja
sosial dan tata kelola terhadap peningkatan nilai perusahaan pada penelitian ini
adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-
2017.
Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling
dengan jumlah sampel yang dipakai sebanyak 15 sampel perusahaan selama periode
5 tahun pengamatan berturut-turut sehingga total sampel yang diperoleh sebanyak
75. Penelitian ini menggunakan Eviews 9, teknik analisis yang digunakan adalah
analisis regresi data panel.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan, kinerja sosial tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan,
kepemilikan saham institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, dan
kepemilikan saham publik berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, yang
artinya tata kelola berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara uji
simultan (uji F) menyatakan bahwa ke tiga variabel independen tersebut berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci : Kinerja Lingkungan, Kinerja Sosial, Tata Kelola ( Komisaris
Independen, Kepemilikan Saham Institusional, Kepemilikan
Saham Publik, Nilai Perusahaan.
ii
INFLUENCE OF ENVIRONMENTAL PERFORMANCE, SOCIAL
PERFORMANCE AND GOVERNANCE ON INCREASING
COMPANY VALUE
(Empirical Study of all companies listed on the Indonesia Stock
Exchange Period 2013 to 2017)
ABSTRACT
This study aims to determine the role of environmental performance, social
performance and governance to increase corporate value in this study are all
companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2013-2017.
The samples in this study using purposive sampling with the number of
samples used as many as 15 samples of the company during the observation period
of 5 years in a row so that the total sample were obtained as many as 75. This study
uses Eviews 9, analytical techniques used panel data regression analysis.
These results indicate that the performance of lingkungan negatively affect
the value of the company, social performance does not affect the value of the
company, an independent commissioner has no effect on the value of the company,
stock ownership institutional positive effect on the value of the company, and public
ownership has a positive effect on firm value, which means governance affect the
value of the company , While the simultaneous test (F test) stating that all three
independent variables that affect the value of the company.
Keywords: Environmental Performance, Social Performance, Governance
(Independent Commissioner, Institutional Shareholding, Shareholding
Public and Corporate Values.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Kinerja Lingkungan, Kinerja Sosial dan Tata Kelola Terhadap
Peningkatan Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Seluruh Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017)”. Skripsi ini dibuat untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Akuntansi
Fakultas Bisnis Universitas Buddhi Dharma Tangerang.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan
dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuannya baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Sofian Sugioko, M.M, CPMA selaku Rektor Universitas Buddhi
Dharma Tangerang.
2. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E, M.Si selaku Dekan Fakultas Bisnis Universitas
Buddhi Dharma Tangerang
3. Bapak Susanto Wibowo, S.E., M.Akt selaku Ketua Jurusan Akuntansi (S1)
Fakultas Bisnis Universitas Buddhi Dharma Tangerang
4. Ibu Rina Aprilyanti, S.E., M.Akt selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
5. Seluruh dosen pengajar dan staff Universitas Buddhi Dharma yang telah
memberikan bekal pengetahuan yang bermanfaat bagi peneliti.
iv
6. Mama, Papa dan Adik, yang telah memberikan dukungan, saran, doa, dan
bantuan saat penyusunan skripsi.
7. Tiara Apriliya, Venny Hanafi S.Akt, Felik Naga Tyas Perkasa, Calvin Rudyarta,
Frisca Giovani, Hani, Bunga Laras dan Budi Setiadi selaku teman kampus yang
selalu memberikan semangat dan dukungan dalam penyusunan skripsi.
8. Teman-teman bimbingan Ibu Rina, S.E., M.Akt yang juga membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi.
9. Teman kampus, teman sekolah, teman kantor dan teman-teman lainnya yang
tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah memberikan doa dan
dukungan dalam penyusunan skripsi.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekukrangan, maka dari itu
peneliti mengaharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat sebagaimana mestinya. Demikian yang dapat peneliti sampaikan.
Tangerang, 7 Januari 2019
Penulis
Stephen Sanjaya
v
DAFTAR ISI
JUDUL LUAR
JUDUL DALAM
LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTARCT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 7
C. Rumusan Masalah....................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan ................................................................. 9
vi
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 11
A. Gambaran Umum Teori ............................................................ 11
1. Grand Theory ..................................................................... 11
a. Teori Persinyalan (Signaling Theory) .......................... 11
b. Teori Legitimasi .......................................................... 12
c. Teori Stakeholders ........................................................ 13
d. Teori Keagenan ............................................................ 15
2. Sustainability Report ......................................................... 16
a. Definisi sustainability report ....................................... 16
b. Manfaat Pengungkapan sustainability report .............. 17
c. Prinsip-prinsip Pengungkapan sustainability report .... 18
3. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) ............. 19
a. Definisi Corporate Governance ................................... 19
b. Prinsip-prinsip Pengungkapan Corporate Governance 20
4. Nilai Perusahaan .............................................................. 22
B. Hasil Penelitian Terdahulu ....................................................... 23
C. Kerangka Pemikiran ................................................................. 27
D. Perumusan Hipotesa ................................................................ 34
BAB III METODE PENELITIAN............................................................. 35
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 35
B. Objek Penelitian ....................................................................... 35
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 36
D. Populasi dan Sampel ................................................................. 36
vii
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 37
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................ 37
1. Variabel Independen (X1) ................................................... 37
2. Variabel Independen (X2) ................................................... 38
3. Variabel Independen (X3) .................................................. 39
4. Variabel Dependen (Y) ..................................................... 41
5. Variabel Kontrol ................................................................. 42
G. Teknik Analisis Data ............................................................... 44
1. Uji Statistik Deskriptif ....................................................... 44
2. Uji Statistik ........................................................................ 44
a. Uji R2 atau Koefisien Determinasi ............................... 44
b. Uji Regresi Data Panel ................................................. 44
c. Pendekatan Pembuatan Regresi Data Panel ................. 46
d. Pemilihan Model Estimasi ............................................ 47
1. Uji Chow................................................................... 48
2. Uji Hausman ............................................................. 48
3. Uji Lagrange Multiplier ............................................ 49
3. Uji Hipotesis ...................................................................... 50
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .................. 50
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) ........................ 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 52
A. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................... 52
a. Hasil Variabel Dependen (Y) ....................................... 55
viii
b. Hasil Variabel Independen (X1) ................................... 55
c. Hasil Variabel Independen (X2) ................................... 57
d. Hasil Variabel Independen (X3) ................................... 58
e. Hasil Variabel Kontrol .................................................. 64
B. Analisis Hasil Penelitian ........................................................... 67
1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................ 67
a. Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif ......................... 67
2. Hasil Uji Statistik................................................................ 70
a. Hasil Uji R2 atau Koefisien Determinasi ..................... 70
b. Hasil Uji Chow ............................................................. 71
c. Hasil Uji Hausman........................................................ 72
d. Hasil Uji Lagrange Multiplier ...................................... 73
C. Pengujian Hipotesis ................................................................. 75
1. Hasil Uji Simultan (Uji Statistik F) ................................... 75
2. Hasil Uji Parsial (Uji Statistik t) ........................................ 76
D. Pembahasan ........................................................................... 78
1. Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Nilai Perusahaan ...
............................................................................................ 78
2. Pengaruh Kinerja Sosial Terhadap Nilai Perusahaan ......... 78
3a. Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Nilai Perusahaan
............................................................................................ 79
3b. Pengaruh Kepemilikan Saham Institusional Terhadap Nilai
Perusahaan ........................................................................ 80
3c. Pengaruh Kepemilikan Saham Publik Terhadap Nilai
Perusahaan ........................................................................ 80
ix
4. Pengaruh Kinerja Lingkungan, Kinerja Sosial dan Tata Kelola
Terhadap Nilai Perusahaan .................................................. 81
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 82
A. Kesimpulan ............................................................................... 82
B. Implikasi .................................................................................. 83
C. Saran ......................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
SURAT KETERANGAN RISET
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel II.I Hasil-hasil penelitian terdahulu .................................................................. 24
Tabel III.1 Operasional Variabel ................................................................................. 45
Tabel IV.1 Kriteria pemilihan sampel ......................................................................... 54
Tabel IV.2 Daftar perusahaan yang menjadi sampel ................................................. 55
Tabel IV.3 Hasil data nilai perusahaan ....................................................................... 56
Tabel IV.4 Hasil data kinerja lingkungan………………………………………………………………….57
Tabel IV.5 Hasil data kinerja sosial ............................................................................. 59
Tabel IV.6 Hasil data komisaris independen .............................................................. 61
Tabel IV.7 Hasil data kepemilikan saham institusional .............................................. 63
Tabel IV.8 Hasil data kepemilikan saham publik ........................................................ 65
Tabel IV.9 Hasil data ukuran perusahaan .................................................................. 66
Tabel IV.10 Hasil data leverage .................................................................................. 68
Tabel IV.11 Hasil uji statistic deskriptif ...................................................................... 70
Tabel IV.12 Hasil Uji R² atau Koefisien Determinasi ........................................ 73
Tabel IV.13 Hasil Uji Chow ......................................................................................... 74
Tabel IV.14 Hasil Uji Hausman ................................................................................... 75
Tabel IV.15 Hasil Uji Lagrange Multiplier ................................................................... 76
Tabel IV.16 Hasil Pemilihan Model Estimasi Regresi Data Panel ............................... 77
Tabel IV.17 Hasil Uji Simultan (Uji Statistik F) ............................................................ 78
Tabel IV.18 Hasil Uji Parsial (Uji Statistik t) ................................................................ 79
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Model Kerangka Pemikiran .................................................................. 35
Gambar IV.1 Histogram Uji Normalitas Error ............................................................ 77
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 data daftar sampel perusahaan
Lampiran 2 data Indikator Pengungkapan Informasi Lingkungan & Sosial
Lampiran 3 data hasil uji chow
Lampiran 4 data hasil uji hausman
Lampiran 5 data hasil uji lagrange multiplier
Lampiran 6 data hasil uji Random Effect Model
Lampiran 7 data hasil Uji R2 atau koefisien determinasi
Lampiran 8 data hasil uji siginifikansi simultan (uji statistik F)
Lampiran 9 data hasil uji signifikansi parsial (uji statistik t)
Lampiran 10 data hasil uji normalitas error
Lampiran 11 hasil olah data common effect model
Lampiran 12 hasil uji statistik deskriptif
Lampiran 13 hasil uji fixed effect model
Lampiran 14 hasil uji variabel (Y) Nilai Perusahaan
Lampiran 15 hasil uji variabel (X1) Kinerja Lingkungan
Lampiran 16 hasil uji variabel (X2) Kinerja Sosial
Lampiran 17 hasil uji komisaris independen
Lampiran 18 hasil uji kepemilikan saham institusional
Lampiran 19 hasil uji kepemilikan saham publik
Lampiran 20 hasil uji ukuran perusahaan
Lampiran 21 hasil uji leverage
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi
semakin kompetitif yang ditandai dengan adanya perdagangan antar negara
yang berakibat setiap perusahaan akan saling berkompetisi dalam
perdagangan global. Seiring perkembangan dan pertumbuhan perusahaan-
perusahaan di setiap negara, maka tingkat kerusakan lingkungan dan
kesenjangan sosial menjadi masalah yang cukup serius (Kusumadilaga,
2010). Sasaran utama suatu perusahaan adalah memperoleh laba yang
maksimum sehingga perusahaan akan melakukan berbagai cara untuk
mencapai tujuan tersebut, salah satunya dengan menggunakan sumber daya
dan masyarakat sosial secara tidak terkendali sehingga mengganggu
keseimbangan lingkungan dan pada akhirnya mengganggu kehidupan
manusia, khususnya masyarakat dimana perusahaan beroperasi.
Dalam menjalankan operasional bisnisnya, perusahaan perlu
memperhatikan tanggung jawab sosial dan kepeduliannya terhadap
lingkungan dengan tujuan memperoleh dukungan serta kepercayaan dari
masyarakat. Dukungan dan kepercayaan dari masyarakat dapat
memberikan dampak positif bagi kelangsungan hidup perusahaan di masa
yang akan datang (Grey et al., 1995). Pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan atau biasa yang disebut dengan corporate social responsibility
2
(CSR) didasarkan pada konsep Triple Bottom Line yang diperkenalkan oleh
Elkington (1998).Konsep Triple Bottom Line memasukkan tiga pengukuran
kinerja sekaligus, yaitu profit, planet, dan people atau istilah
umumnya “3P”.Melalui konsep triple bottom linetersebut, Elkington
menganjurkan agar dunia usaha tidak hanya menilai kinerja suatu perusahaan
melalui kinerja keuangan saja, namun juga perlu melihat pengaruhnya
terhadap lingkungan dan masyarakat dimana mereka beroperasi. Jika
perusahaan ingin usahanya dapat diterima oleh masyarakat maka mereka
perlu memperhatikan “3P” tersebut dengan turut berkontribusi dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat (people), turut berkontribusi dalam
menjaga kelestarian lingkungan (planet), serta mengejar laba (profit).
Tanggung jawab sosial dan lingkungan ini bukan lagi bersifat
sukarela yang dilakukan oleh perusahaan, melainkan menjadi suatu hal yang
penting untuk dilakukan oleh perusahaan.Pernyataan tersebut dibuktikan
dengan adanya peraturan yang diterbitkan oleh pemerintah melalui Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT). Dalam
UU PT Pasal 74 Ayat (1) dijelaskan bahwa perusahaan yangmenjalankan
kegiatan usahanya di bidang berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, yang mana kewajiban
tersebut akan dibebankan dan diperhitungkan sebagai biaya perusahaan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
Bagi perusahaan yang tidak menjalankan kewajiban tersebut akan
3
diberlakukan sanksi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
Pasal 74 Ayat (3).
Kesadaran akan pentingnya penerapan CSR sudah menjadi tren
global yang dibuktikan dengan tingginya kepedulian masyarakat terhadap
produk-produk yang ramah lingkungan. Berdasarkan survey Cone
Communications yang terdapat pada website resmi www.conecomm.com
pada tahun 2017 menunjukkan bahwa sebanyak 78% konsumen
menginginkan perusahaan untuk mengatasi masalah-masalah keadilan sosial
yang penting, 87% konsumen akan membeli produk karena perusahaan
memberikan solusi atas masalah yang mereka pedulikan, dan sebanyak 76%
konsumen cenderung menolak untuk membeli produk yang tidak sesuai
dengan keyakinan mereka.
Dalam memenuhi pelaporan tanggung jawab sosial dan lingkungan
yang memadai terhadap stakeholder, maka munculah laporan keberlanjutan
(sustainability report).Melaluisustainability report perusahaan mampu untuk
mengungkapkan aspek-aspek yang tidak hanya bersifat ekonomis namun juga
aspek-aspek lain seperti aspek sosial dan aspek lingkunganyang
memungkinkan perusahaan bisa tumbuh secara berkesinambungan (Caesaria
dan Basuki, 2017).
Di Indonesia sendiri, penerbitan sustainability report telah menjadi
tren yang ditandai dengan melalui banyaknya pemberian penghargaan
tahunan atas sustainability report, seperti Indonesia Corporate Social
Responsibility Award(ICSRA), Indonesia’s Best Corporate Socail Initiatives,
4
dan lain sebagainya. Namun, jika dibandingkan dengan kesadaran perusahaan
akan pelaporan berkelanjutan, Indonesia masih dikatakan sangat kurang
terbukti melalui riset dan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sampai
akhir tahun 2016, hanya 9% atau sebanyak 49 dari 539 perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menerbitkan laporan
keberlanjutan. Antusiasme yang cukup rendah dari penerbitan laporan
keberlanjutan tersebut menunjukkan bahwa laporan tersebut masih bersifat
sukarela bukan suatu kewajiban.
Jika perusahaan mampu menerbitkan sustainability report,
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi investor dalam hal mengetahui
bagaimana perusahaan mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, dan tata
kelola yang baik, serta diharapkan mampu memenuhi kebutuhan informasi
yang dibutuhkan para pemangku kepentingan sehingga dapat meningkatkan
hubungan stakeholders, layanan pelanggan yang lebih baik, loyalitas
pelanggan, inovasi produk, citra pasar yang lebih baik, meningkatkan
semangat kerja karyawan, retensi karyawan, menghindari risiko, akses yang
lebih mudah untuk modal, memperkuat lisensi untuk beroperasi,
penghematan biaya, produktivitas, dan lain-lain (Warren & Thomsen, 2012).
Menurut Fridagustina (2013), pengungkapan informasi tanggung
jawab sosial perusahaan dapat memberikan respon positif bagi perusahaan
yang kemudian akan mempengaruhi tingkai nilai perusahaan. Hal ini
konsisten dengan ‘doing well by doing good theory’ yang menyatakan bahwa
peningkatan kinerja lingkungan dan sosial dapat meningkatkan hubungan
5
antara perusahaan dan masyarakat sehingga dapat meningkatkan kinerja
keuangan sebuah perusahaan (Serafeim, 2013). Dengan mendapat respon
yang baik dari para investor, maka akan meningkatkan minat investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan yang melakukan tanggung jawab
sosial.Auliya(2018) juga menyimpulkan bahwa kinerja lingkungan yang
diungkapkan oleh perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap nilai
perusahaan.Berbeda dengan Auliya (2018), Mareta, et al. (2017) berpendapat
bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Selain menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan,
pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik atau dikenal dengan istilah
good corporate governance(GCG) merupakan faktor penting dalam
mengukur tingkat kesuksesan sebuah perusahaan. Konsep GCG lebih
menekankan kepada pentingnya hak pemegang saham untuk mendapatkan
informasi dengan benar, akurat, dan tepat waktu. Dengan melaksanakan
GCG, dapat menciptakan hubungan yang kondusif di antara semua elemen
dalam perusahaan, meliputi Dewan Direksi, Dewan Komisaris dan para
investor dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan (Elisetiawati dan
Budi, 2016).
Menurut Maristi (2013), investor individual dalam mengambil
keputusan tidak hanya melihat nilai perusahaan yang direfleksikan melalui
kondisi keuangan suatu perusahaan, namun juga akan melihat informasi
lingkungan, sosial, bahkan tata kelolanya yang dilaporkan dalam laporan
tahunan maupun laporan keberlanjutan.Salah satu penelitian Onasis & Robin
6
(2016) mengenai GCG menyimpulkan bahwa GCG memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap nilai perusahaan yang bergerak di sektor keuangan.
Penelitian ini merupakan gabungan dari penelitian yang dilakukan
oleh Auliya (2018) dan Onasis & Robin (2016).Pembeda antara penelitian ini
dengan kedua penelitian sebelumnya adalah (1) peneliti menambahkan satu
variabel independen dalam penelitian ini, yaitu variabel kinerja sosial,(2)
peneliti menggunakan proporsi komisaris independen, kepemilikan saham
institusional, dan kepemilikan saham publik sebagai ukuran dalam mengukur
kinerja tata kelola perusahaan dalam penelitian ini, (3) peneliti menggunakan
seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel
penelitian dengan periode penelitian dari tahun 2013-2017 sedangkan Auliya
(2018) menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebagai
sampel penelitian, dan Mareta, et al. (2016) menggunakan perusahaan di
sektor keuangan sebagai sampel penelitian.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas serta pentingnya
penerapan program CSR dan GCG yang dilakukan oleh perusahaan, maka
akan dilakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KINERJA
LINGKUNGAN, KINERJA SOSIAL DAN TATA KELOLA
TERHADAP PENINGKATAN NILAI PERUSAHAAN”.
7
B. Identifikasi Masalah
Nilai perusahaan merupakan sebuah persepsi investor terhadap
tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan sumber daya
alam dan harga saham:
1) Apakahsemua perusahaan telah berantusias terhadap masalah-masalah
lingkungan?
2) Apakah semua perusahaan telah berantusias terhadap masalah-masalah
sosial?
3) Apakah kedua masalah tersebut dapat mempengaruhi tata kelola dan nilai
perusahaan ?
4) Apakah pengungkapan kinerja lingkungan, kinerja sosial dan tata kelola
dapat mempengaruhi nilai perusahaan
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Apakah pengungkapan kinerja lingkungan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
2) Apakah pengungkapan kinerja sosial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
3) Apakah pengungkapan kinerja tata kelola berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
4) Apakah pengungkapan kinerja lingkungan, kinerja sosial dan tata kelola
berperngaruh terhadap nilai perusahaan ?
8
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan
dan dapat menjawab perumusan masalah di atas, yaitu :
1) Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan kinerja lingkungan yang
dilakukan oleh perusahaan terhadap nilai perusahaan.
2) Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan kinerja sosial yang dilakukan
oleh perusahaan terhadap nilai perusahaan.
3) Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan tata kelola yang dilakukan
oleh perusahaan terhadap nilai perusahaan.
4) Untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan, kinerja sosial, dan tata
kelola yang dilakukan perusahaan terhadap nilai perusahaan.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi lima pihak yang terkait, yaitu bagi
perusahaan investor, investor dan calon investor, masyarakat, akademisi, dan
bagi penulis sendiri. Berikut uraian manfaatnya :
1) Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi
perusahaan untuk melakukan program yang berkaitan dengan pembangunan
berkelanjutan, seperti corporate social responsibilityserta tata kelola
perusahaan karena memberikan manfaat bagi perusahaan.
2) Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif tambahan
bagi para calon investor dalam rangka mengambil keputusan investasi
dengan mempertimbangkan pengungkapan informasi keberlanjutan dan tata
kelola yang dilakukan oleh perusahaan.
9
3) Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
pengontrol atas tindakan-tindakan perusahaan serta meningkatkan kesadaran
masyarakat akan hak-hak yang harus diperoleh.
4) Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
memberikan informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang
pengaruh pengungkapan informasi keberlanjutan terhadapdan tata kelola
perusahaan terhadap nilai perusahaan.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini akan terbagi menjadi lima
bagian, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan
yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan landasan teori yang menjadi dasar
dari penelitian ini. Landasan teori diperoleh melalui berbagai studi
literature yang berkaitan dengan topik penelitian. Bab ini juga akan
memaparkan beberapa penelitian terdahulu dan kerangka
pemikiran, yang berlandaskan teori, peraturan, dan penelitian –
penelitian sebelumnya.
10
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini akan menjabarkan metode penelitian yang meliputi
rancangan penelitian, definisi operasional variabel dan pengukuran,
populasi dan penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan
metode analisis data yang digunakan.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan membahas deskripsi objek penelitian, analisis
hasil penelitian yang memberikan uraian atas deskripsi objek
penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V : PENUTUP
Bab ini akan menjabarkan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengolahan dan analisis data pada pembahasan sebelumnya,
keterbatasan dalam penelitian, dan saran apa yang sebaiknya
dilakukan oleh peneliti selanjutnya sehingga penelitian selanjutnya
dapat lebih disempurnakan.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Gambaran Umum Teori
Dalam sub bab ini akan dijabarkan teori dan konsep yang
mendukung serta memperjelas pemahaman akan penelitian yang nantinya
akan membantu dalam memecahkan masalah penelitian serta perumusan
hipotesis. Pada bab ini, akan dibagi menjadi empat bagian besar. Bagian
pertama akan membahas mengenai grand theory yang mendukung penelitian,
yaitu teori persinyalan (signalling theory), teori legitimasi, teori
stakeholders, dan teori keagenan. Bagian kedua akan membahas mengenai
konsep sustainability report yang meliputi definisi, manfaat dari
pengungkapan sustainability report, dan prinsip-prinsip dalam
pengungkapan sustainability report. Bagian ketiga akan membahas
mengenai konsep tata kelola perusahaan (corporate governance) yang
meliputi definisi dan manfaat pengungkapan tata kelola perusahaan.
Selanjutnya pada bagian keempat akan membahas mengenai konsep nilai
perusahaan.
1. Grand Theory
a. Teori Persinyalan (Signaling Theory)
Teori persinyalan yang dikembangkan oleh Ross (1977)
menekankan pada pentingnya suatu informasi yang
dikeluarkan oleh suatu entitas kepada pihak luar, khususnya
bagi investor dalam rangka membuat keputusan investasi.
Teori persinyalan menjelaskan bahwa entitas secara sukarela
12
menyajikan laporan keuangan yang baik ke pasar modal agar
investor mau menginvestasikan dananya sehingga nilai saham
meningkat (Irfan, 2002 dalam Ansor, 2009). Jika perusahaan
melaporkan laba meningkat pada laporan keuangan, maka
informasi tersebut menjadi sinyal baik karena akan mendorong
investor untuk membeli saham perusahaan tersebut sehingga
harga saham meningkat. Sebaliknya, apabila perusahaan
melaporkan laba menurun, dapat diartikan kondisi perusahaan
sedang tidak baik sehingga informasi tersebut dikategorikan
sebagai sinyal yang buruk.
b. Teori Legitimasi
Dalam buku Scott (2015) tentang teori akuntansi, teori
legitimasi menyatakan bahwa suatu entitas akan terus berlanjut
keberadaannya apabila masyarakat menyadari bahwa suatu
sistem nilai perusahaan telah sejalan dengan norma dan aturan
yang berlaku. Retno dan Denies (2012) berpendapat bahwa
legitimasi merupakan sistem pengelolaan bagi perusahaan
yang berfokus pada keberpihakan terhadap masyarakat dan
pemerintah individu. Perusahaan dianjurkan untuk meyakinkan
masyarakat bahwa aktivitas dan kinerjanya telah sesuai dengan
aturan yang berlaku melalui laporan tahunan mereka yang
merefleksikan kesan tanggung jawab lingkungan, sehingga
keberadaan mereka dapat diterima oleh masyarakat.
13
Salah satu cara pengaplikasian legitimasi dalam dunia
bisnis adalah penyajian laporan terkait kinerja lingkungan dan
sosial yang dilakukan oleh perusahaan (Sari et al., 2017).
Pengungkapan kinerja lingkungan dan sosial menjadi sarana
untuk melegitimasi aktivitas operasional perusahaan di mata
masyarakat karena dapat menggambarkan tingkat kepatuhan
suatu perusahaan terhadap aturan yang berlaku dalam
masyarakat.
c. Teori Stakeholders
Stakeholders (pemangku kepentingan) didefinisikan
oleh Global Reporting Initiatives (GRI) sebagai individu atau
entitas yang diharapkan mampu memberi pengaruhi secara
signifikan terhadap aktivitas, produk, dan jasa-jasa organisasi,
serta individu atau entitas yang perilakunya diharapkan mampu
mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menjalankan
strategi guna mencapai tujuannya, termasuk di dalamnya yang
memiliki hak sah terhadap organisasi berdasarkan hukum atau
konvensi internasional (GRI, 2002: 10).
Stakeholders memiliki peran penting dalam mendukung
keberlangsungan hidup perusahaan. Syafrullah dan Harjum
(2017) berpendapat suatu organisasi atau perusahaan
menjalankan aktivitas bisnisnya bukan hanya semata-mata
untuk kepentingan dirinya sendiri, melainkan juga harus
memberikan kontribusi dan bertanggung jawab kepada
14
stakeholders perusahaan, yang meliputi investor, kreditor,
konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, dan pihak lain.
Perusahaan harus mengakomodasi kebutuhan stakeholders,
khususnya stakeholders yang memiliki power atas aktivitas
operasional perusahaan dengan tujuan untuk menjaga
hubungannya dengan stakeholdesrs.
Teori stakeholders yang dikemukakan oleh Freeman
(1984) bertujuan untuk membantu manajemen perusahaan
dalam meningkatkan nilai perusahaan sebagai dampak dari
kegiatan-kegiatan operasional yang dijalankan perusahaan
serta meminimalkan kerugian yang muncul bagi stakeholders.
Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk dapat
menjaga hubungan dengan para stakeholders-nya adalah
dengan menerbitkan Sustainability Report.
Penerbitan Sustainability Report menjadi salah satu
strategi aktif yang dapat dilakukan perusahaan dengan
mengungkapkan aspek-aspek yang tidak hanya bersifat
ekonomis namun juga aspek-aspek lain seperti aspek sosial dan
aspek lingkungan (Caesaria dan Basuki, 2017). Pengungkapan
ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan informasi yang
dibutuhkan para pemangku kepentingan sehingga para
stakeholders akan selalu memberikan dukungan kepada
perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan.
15
d. Teori Keagenan
Teori keagenan yang dicetuskan pertama kali oleh
Jensen dan Meckling (1976) merupakan teori yang melandasi
bahasan tata kelola perusahaan. Teori ini muncul ketika
pemegang sahah mempekerjakan pihak lain untuk mengelola
perusahaan yang dimilikinya.
Fatchan dan Rina (2016) menjelaskan bahwa teori
keagenan merupakan suatu kontrak antara pemilik (principal)
dengan pengelola (agent) yaitu manajer perusahaan dalam
mengelola perusahaan. Pemilik akan mendelegasikan
wewenang pengambilan keputusan kepada manajer dalam
menjalankan dan mengelola perusahaan. Pada umumnya,
seorang pemilik akan menghendaki bertambahnya
kemakmuran, namun seorang manajer cenderung akan
melakukan suatu tindakan untuk memaksimalkan kepentingan
pribadi dan mengorbankan kepentingan pemegang saham.
Dengan adanya hal ini, munculah masalah keagenan.
Permasalahan keagenan dapat diatasi dengan
diterapkannya GCG. GCG memberikan jaminan kepada
pemegang saham bahwa dana yang diinvestasikannya pada
perusahaan akan dikelola dengan baik dan dengan adanya
penerapan GCG, diharapkan pihak manajemen dapat
memenuhi tanggung jawabnya sehubungan dengan
kepentingan pemegang saham.
16
2. Sustainability Report
a. Definisi Sustainability Report
Pada umumnya, perusahaan akan melaporkan
penerapan CSR yang telah dilakukannya melalui laporan
tahunan (annual report) dan laporan keberlanjutan
(sustainability report). Sustainability report merupakan bentuk
laporan keberlanjutan yang dikembangkan oleh sebuah
organisasi independen yang didirikan pada tahun 1997 di
Amerika Serikat yaitu Global Reporting Initiative (GRI). GRI
sendiri mendefinisikan sustainability report sebagai suatu alat
dalam menggambarkan dan mengukur aktivitas perusahaan
sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada stakeholders terkait
kinerja organisasi guna mewujudkan tujuan pembangunan
berkelanjutan.
Elkington (1997) mendefinisikan sustainability report
sebagai suatu laporan yang tidak hanya menyajikan informasi
kinerja keuangan perusahaan tetapi juga menyajikan informasi
non-keuangan yang memungkinkan perusahaan bisa
bertumbuh secara berkelanjutan.
Berdasarkan kedua pengertian di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa sustainability report merupakan suatu
laporan yang tidak hanya melaporkan informasi kinerja
keuangan perusahaan tetapi juga kinerja non-keuangan sebagai
17
bentuk tanggung jawabnya kepada para pemangku kepentingan
guna mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
b. Manfaat Pengungkapan Sustainability Report
Menurut World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD) pada tahun 2002, manfaat yang
diperoleh dari pengungkapan sustainability report antara lain:
1) Sustainability report dapat mewujudkan transparansi karena
memberikan informasi kepada stakeholder perusahaan
seperti investor, pemerintah, kreditor, dll sehingga propek
perusahaan meningkat.
2) Sustainability report sebagai sarana yang dapat memberikan
kontribusi untuk meningkatkan nilai perusahaan, harga
pasar, dan customer loyalty dalam jangka panjang.
3) Sustainability report dapat menjadi cerminan perusahaan
dalam mengelola risikonya.
4) Sustainability report dapat menjadi stimulasi leadership
thinking dan performance yang didukung dengan semangat
kompetisi.
5) Sustainability report dapat memfasilitasi
pengimplementasian dari sistem manajemen yang lebih baik
dalam mengelola dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi.
18
6) Sustainability report dapat menjadi cerminan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi keinginan para investor untuk
jangka panjang.
7) Sustainability report dapat membangun ketertarikan para
investor serta membantu meningkatkan nilai perusahaan
yang terkait dengan isu sosial dan lingkungan.
c. Prinsip-Prinsip Pengungkapan Sustainability report
Menurut Global Report Initiative (GRI) G4 tahun 2013,
prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengungkapan
sustainability report yaitu:
1) Keseimbangan
Sebuah laporan perlu menggambarkan aspek-aspek
positif dan negatif dari kinerja perusahaan untuk menilai
kinerja perusahaan secara keseluruhan.
2) Komparabilitas
Perusahaan perlu melaporkan informasi secara
konsisten sehingga stakeholders dapat melakukan analisis
terhadap perubahan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu
serta dapat mendukung analisis relatif terhadap perusahaan
lain.
19
3) Akurasi
Sebuah laporan harus menampilkan informasi yang
lengkap dan akurat sehingga stakeholders dapat menilai
kinerja perusahaan dengan baik.
4) Ketepatan Waktu
Sebuah laporan harus disajikan tepat waktu artinya
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan guna memenuhi
kebutuhan stakeholders dalam membuat keputusan yang
tepat.
5) Kejelasan
Laporan yang disajikan oleh perusahaan harus mudah
dimengerti serta mudah diakses oleh stakeholders yang
menggunakan laporan.
3. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)
a. Definisi Corporate Governance
Istilah Corporate Governance (CG) pertama kali
dicetuskan oleh Cadbury Committee tahun 1992. Cadbury
Committee menjelaskan CG sebagai suatu alat untuk
mengendalikan dan mengarahkan entitas guna mencapai
keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan
perusahaan dalam menjamin kelangsungan eksistensinya dan
pertanggungjawabannya kepada para pemangku kepentingan.
Sudana dan Putu (2011) mendefinisikan corporate
governance sebagai suatu sistem untuk mengarahkan dan
20
mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan. Struktur corporate
governance mengatur pembagian hak dan tanggung jawab di
antara berbagai pihak yang terlibat di dalam perusahaan,
seperti dewan direksi, manajer, pemegang saham, dan
pemangku kepentingan lainnya.
Dalam melindungi kepentingan para investor sebagai
pemilik perusahaan dan kreditur sebagai penyedia dana
eksternal, GCG menjadi suatu bentuk pengelolaan perusahaan
yang baik dikarenakan GCG dapat mengatur hubungan antara
investor, manajemen perusahaan, kreditur, pemerintah,
karyawan, serta para pemangku kepentingan lainnya yang
berkaitan dengan hak dan kewajiban mereka (Sukamulja,
2014).
b. Prinsip-Prinsip Pengungkapan Corporate Governance
Berikut beberapa prinsip dalam pengungkapan
corporate governance menurut KNKG (2006):
1) Keterbukaan Informasi (Transparency)
Perusahaan dituntut untuk mengemukakan informasi
materiil dan relevan mengenai perusahaan kepada
stakeholders-nya. Pengungkapan informasi yang dimaksud
adalah kondisi keuangan, kinerja keuangan, dan
pengelolaan perusahaan. Pengungkapan informasi ini
bertujuan agar investor dan para pemangku kepentingan lain
mengetahui kondisi perusahaan.
21
2) Akuntabilitas (Accountability)
Terdapat kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan
pertanggungjawaban antara pemegang saham, dewan
komisaris, dan dewan direksi sehingga pengelolaan
perusahaan dapat terlaksana secara efektif.
3) Pertanggungjawaban (Responsibility)
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan harus
mematuhi dan telah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, seperti kepatuhan dalam membayar
pajak, perlindungan terhadap lingkungan hidup, memelihara
lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat dan
sebagainya.
4) Kemandirian (Independency)
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan
secara profesional mengelola bisnisnya dan tanpa ada
benturan kepentingan atau intervensi dari pihak manapun
yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Perusahaan dituntut untuk tetap memberikan pengakuan
terhadap hak-hak stakeholdersyang ditentukan dalam
undang-undang maupun peraturan perusahaan.
5) Kesetaraan atau Kewajaran (Fairness)
Prinsip ini menuntut perlakuan yang adil dan setara di
dalam pemenuhan hak-hak stakeholders yang timbul
berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang
22
berlaku. Pelaksanaan prinsip ini di perusahaan akan
meminimalkan praktik-praktik tercela yang dilakukan oleh
orang dalam yang merugikan pihak lain.
4. Nilai Perusahaan
Firm value atau nilai perusahaan merupakan persepsi para
pemegang saham terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang
biasanya dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi
membuat nilai perusahaan tinggi dan meningkatkan kepercayaan pasar
terhadap prospek perusahaan di masa mendatang.
Menurut Retno dan Denies (2012), nilai perusahaan
merupakan nilai jual perusahaan atau nilai tumbuh bagi investor,
dimana nilai perusahaan akan tercemin melalui harga pasar sahamnya.
Jika harga pasar saham mengalami peningkatan, maka nilai
perusahaan akan meningkat juga yang artinya meningkat pula
kemakmuran para investor. Dalam mencapat nilai perusahaan, para
investor menyerahkan pengelolaan bisnis perusahaan kepada para
profesional yang diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris.
23
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang mengkaji tentang pengaruh kinerja
lingkungan, sosial, dan tata kelola terhadap nilai perusahaan dapat dilihat
dalam tabel II.1.
Tabel II.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Peneliti
(Tahun) Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Arbi
(2010)
Variabel Independen :
Kepemilikan
Institusional dan
Kepemilikan Publik
Variabel Dependen :
Nilai Perusahaan
Kepemilikan
institusional
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan.
Kepemilikan publik
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan.
Retno dan
Denies
(2012).
Variabel Independen:
Good Corporate
Governance
&Pengungkapan CSR
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Kontrol:
Ukuran Perusahaan,
dan Leverage
GCG memiliki
pengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan
CSR tidak memiliki
pengaruh
terhadap nilai
perusahaan.
Suparjan &
Ali
(2012)
Variabel Independen :
Kinerja Sosial dan
Kinerja Keuangan
Variabel Dependen :
Nilai Perusahaan
Variabel Intervening :
Corporate Social
Responsibility
Kinerja sosial tidak
memiliki pengaruh
terhadap nilai
perusahaan.
24
Rosiana
dan Gede
(2013)
Variabel Independen:
Pengungkapan CSR
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Pemoderasi:
Profitabilitas
Pengungkapan CSR
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan.
Dewi dan
Yeterina
(2014)
Variabel Independen :
Struktur Kepemilikan
dan Dewan Komisaris
Variabel Dependen :
Nilai Perusahaan
Kepemilikan
institusional tidak
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Dewan komisaris
independen
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan.
Hariati dan
Yeney
(2014)
Variabel Independen :
Tata Kelola
Perusahaan dan
Kinerja Lingkungan
Variabel Dependen :
Nilai Perusahaan
Kepemilikan
institusional dan
ukuran komite audit
berpengaruh negatif
terhadap nilai
perusahaan.
Dewan komisaris
independen
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan.
Kinerja lingkungan
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan.
Muryati
dan Made
(2014)
Variabel Independen :
Corporate
Governance
Variabel Dependen :
Nilai Perusahaan
Kepemilikan
institusional
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan.
Dewan komisaris
independen
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Prayoga
(2015)
Variabel Independen :
Kinerja Sosial dan
Kinerja Lingkungan
Variabel Dependen :
Kinerja Perusahaan
Kinerja sosial dan
kinerja lingkungan
berpengaruh positif
terhadap kinerja
perusahaan.
Rosyid Variabel Independen : Kinerja sosial dan
25
(2015) Kinerja Sosial dan
Kinerja Lingkungan
Variabel Dependen :
Nilai Perusahaan
kinerja lingkungan
tidak berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
Onasis dan
Robin
(2016)
Variabel Independen :
Tata Kelola
Perusahaan
Variabel Dependen :
Nilai Perusahaan
Ukuran direksi,
dewan independen,
komite audit, dan
rapat komite audit
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan.
Kepemilikan publik
dan kepemilikan asing
tidak berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan.
Fadillah
(2017)
Variabel Independen :
Dewan Komisaris
Independen,
Kepemilikan
Manajerial, dan
Kepemilikan
Institusional
Variabel Dependen :
Nilai Perusahaan
Dewan komisaris
independen tidak
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Kepemilikan
institusional
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan.
Lestari.
(2017)
Variabel Independen :
Kepemilikan
Institusional dan
Struktur Modal
Variabel Dependen :
Nilai Perusahaan
Kepemilikan
Institusional memiliki
pengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Maryanti
dan Wildah
(2017)
Variabel Independen :
CSR, GCG, Kinerja
Lingkungan
Variabel Dependen :
Nilai Perusahaan
Kinerja lingkungan,
Kepemilikan institusi,
dan komite audit
tidak berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
Santoso
(2017)
Variabel Independen :
Good Corporate
Governance
Variabel Dependen :
Nilai Perusahaan
Variabel Intervening :
Kinerja Keuangan
GCG yang
diproksikan melalui
kepemilikan
institusional
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan.
26
Sari, et al.
(2017)
Variabel Independen:
Sustainability Report
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Kontrol:
Ukuran Perusahaan,
dan Pertumbuhan
Penjualan
Aspek lingkungan dan
sosial tidak
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Yuslirizal
(2017)
Variabel Independen :
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional, Growth,
Likuiditas, dan Size
Variabel Dependen :
Nilai Perusahaan
Kepemilikan
institusional
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan.
Auliya
(2018)
Variabel Independen :
Kinerja Lingkungan
Variabel Dependen :
Nilai Perusahaan
Variabel Intervening :
Corporate Social
Responsibility
Pengungkapan kinerja
lingkungan
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan.
Kurniawan,
et.al.
(2018)
Variabel Independen :
Sustainability Report
Variabel Dependen :
Nilai Perusahaan
Kinerja ekonomi
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan.
Kinerja lingkungan
berpengaruh negatif
terhadap nilai
perusahaan.
Kinerja sosial tidak
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
27
C. Kerangka Pemikiran
1. Pengaruh Pengungkapan Kinerja Lingkungan Terhadap Nilai
Perusahaan
Investor di Indonesia telah mempertimbangkan sustainability
report perusahaan sehingga kebutuhan akan informasi CSR
merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan investasi. Perusahaan dapat mengungkapkan informasi
lingkungan sebagai suatu keunggulan dan sarana untuk meningkatkan
nilai perusahaan, serta diharapkan akan mendapatkan respon positif
dari masyarakat atas kinerja lingkungan yang telah dilakukan (Rosiana
& Gede, 2013).
Menurut Auliya (2018), pengungkapan kinerja lingkungan
yang dilakukan perusahaan akan direspon positif oleh masyarakat
sehingga meningkatkan citra perusahaan. Investor akan lebih tertarik
pada perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat, karena
berdampak pada tingginya loyalitas konsumen terhadap produk
perusahaan. Meningkatkan loyalitas konsumen akan membuat
penjualan dalam jangka panjang penjualan membaik sehingga
profitabilitas perusahaan akan meningkat. Semakin tinggi
profitabilitas perusahaan, semakin menarik niat investor untuk
menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut yang pada
akhirnya akan mendorong naik harga saham. Meningkatnya harga
saham berarti meningkat pula nilai perusahaan. Selain itu, Prayoga
28
(2015) juga menyatakan bahwa kinerja lingkungan memberikan
pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
2. Pengaruh Pengungkapan Sosial Terhadap Nilai Perusahaan
Setiawati (2013) menyimpulkan bahwa kinerja sosial memiliki
pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian lain yang
sejalan dengan penelitian Setiawati (2013) adalah penelitian yang
dilakukan oleh Astuti (2013). Astuti (2013) melakukan pengujian
kinerja sosial dan kinerja lingkungan perusahaan terhadap kinerja
perusahaan, dan hasilnya menyatakan bahwa kinerja sosial yang
diungkapkan oleh perusahaan memiliki pengaruh siginifikan positif
terhadap kinerja perusahaan.
3. Pengaruh Pengungkapan Tata Kelola Terhadap Nilai
Perusahaan
a. Pengaruh Pengungkapan Komisaris Independen
Terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Onasis dan Robin (2016), perusahaan yang
memiliki dewan independen yang banyak akan semakin
dipercaya oleh pasar karena perusahaan dianggap semakin
mandiri dan memiliki tingkat transparasi yang lebih besar.
Komisaris merupakan salah satu organ perusahaan yang
bertugas untuk melakukan pengawasan secara umum maupun
khusus serta memberikan nasihat kepada dewan direksi dalam
menjalankan perusahaan (UU Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 1
Ayat 6 tentang Perseroan Terbatas). Onasis & Robin (2016)
menambahkan semakin besar proporsi dewan independen,
29
maka kemampuan dewan komisaris dalam mengambil
keputusan akan semakin objektif. Pengambilan keputusan yang
lebih objektif ini dapat mempengaruhi harga saham perusahaan
sehingga berdampak pula pada meningkatnya nilai perusahaan.
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Dewi dan
Yeterina (2014) bahwa dengan adanya dewan komisaris
independen akan mengurangi kecurangan dalam pelaporan
keuangan dan diharapkan dapat meningkatkan efektifitas
pengawasan. Dengan adanya pengawasan yang baik, akan
meminimalisasikan tindakan kecurangan yang dilakukan oleh
manajemen sehingga kualitas laporan keuangan perusahaan
akan semakin baik dan membuat investor percaya untuk
menanamkan modalnya di perusahaan tersebut, yang nantinya
akan membuat harga saham perusahaan meningkat dan nilai
perusahaan semakin meningkat.
b. Pengaruh Pengungkapan Kepemilikan Saham
Institusional Terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Santoso (2017), kepemilikan saham
institusional akan mempengaruhi kinerja perusahaan dimana
para investor menuntut untuk mendapatkan tingkat
pengembalikan dari investasi yang sudah dilakukan dan
mereka menuntut manajemen untuk memaksimalkan laba
sehingga kinerja keuangan perusahaan akan semakin baik dan
menguntungkan bagi para investor. Dengan semakin baiknya
30
kinerja keuangan perusahaan maka semakin menarik
perusahaan tersebut di mata investor. Peningkatan daya tarik
perusahaan di mata investor, akan meningkatkan harga saham
perusahaan yang ujungnya akan meningkatkan nilai
perusahaan.
Muryati dan I Made (2014) juga menyimpulkan bahwa
kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusi dianggap
mampu menjadi mekanisme pemantauan yang efektif dalam
setiap keputusan manajer. Tingginya kepemilikan institusional
akan memberikan pengaruh pada proses laporan keuangan,
sehingga dapat memberikan reaksi positif kepada calon
investor dalam menilai perusahaan. Investor institusional juga
dapat menjadi pemilik yang efektif karena memiliki sumber
daya dan kemampuan untuk memantau keputusan manajemen.
c. Pengaruh Pengungkapan Kepemilikan Saham Publik
Terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Arbi (2010) : “Keberadaan kepemilikan publik
mendorong perusahaan untuk lebih transparan, memberikan
akses terhadap masyarakat luas sehingga mendorong
pengawasan secara lebih mendetail dan ketat, menjaga
tindakan yang mampu merugikan sehingga investor akan
merasa lebih aman menanamkan modalnya pada perusahaan
tersebut. Dengan meningkatnya kepercayaan investor dalam
menanamkan modalnya pada perusahaan, akan meningkatkan
31
harga saham perusahaan yang nantinya akan meningkatkan
nilai perusahaan.”
Menurut Putri dan Nila (2018) : “Kepemilikan saham
publik memudahkan kinerja pengawasan manajemen sehingga
manajer bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang
saham. Kepemilikan saham publik mampu membatasi masalah
agensi yang muncul dalam perusahaan yang mungkin terjadi
karena adanya perbedaan kepentingan antara pemegang saham
dan manajer perusahaan. Dengan sedikitnya masalah agensi
yang terjadi diharapkan nilai perusahaan akan meningkat.
4. Pengaruh Pengungkapan Kinerja Lingkungan, Sosial dan Tata
Kelola Terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Auliya (2018), pengungkapan kinerja lingkungan yang
dilakukan perusahaan akan direspon positif oleh masyarakat sehingga
meningkatkan citra perusahaan. Investor akan lebih tertarik pada
perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat, karena
berdampak pada tingginya loyalitas konsumen terhadap produk
perusahaan. Meningkatkan loyalitas konsumen akan membuat
penjualan dalam jangka panjang penjualan membaik sehingga
profitabilitas perusahaan akan meningkat. Semakin tinggi
profitabilitas perusahaan, semakin menarik niat investor untuk
menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut yang pada
akhirnya akan mendorong naik harga saham. Meningkatnya harga
saham berarti meningkat pula nilai perusahaan. Selain itu, Prayoga
32
(2015) juga menyatakan bahwa kinerja lingkungan memberikan
pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Setiawati (2013) menyimpulkan bahwa kinerja sosial memiliki
pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian lain yang
sejalan dengan penelitian Setiawati (2013) adalah penelitian yang
dilakukan oleh Astuti (2013). Astuti (2013) melakukan pengujian
kinerja sosial dan kinerja lingkungan perusahaan terhadap kinerja
perusahaan, dan hasilnya menyatakan bahwa kinerja sosial yang
diungkapkan oleh perusahaan memiliki pengaruh siginifikan positif
terhadap kinerja perusahaan.
Onasis & Robin (2016) menambahkan semakin besar proporsi
dewan independen, maka kemampuan dewan komisaris dalam
mengambil keputusan akan semakin objektif. Pengambilan keputusan
yang lebih objektif ini dapat mempengaruhi harga saham perusahaan
sehingga berdampak pula pada meningkatnya nilai perusahaan.
Menurut Santoso (2017), kepemilikan saham institusional akan
mempengaruhi kinerja perusahaan dimana para investor menuntut
untuk mendapatkan tingkat pengembalikan dari investasi yang sudah
dilakukan dan mereka menuntut manajemen untuk memaksimalkan
laba sehingga kinerja keuangan perusahaan akan semakin baik dan
menguntungkan bagi para investor. Dengan semakin baiknya kinerja
keuangan perusahaan maka semakin menarik perusahaan tersebut di
mata investor. Peningkatan daya tarik perusahaan di mata investor,
33
akan meningkatkan harga saham perusahaan yang ujungnya akan
meningkatkan nilai perusahaan.
Muryati dan I Made (2014) juga menyimpulkan bahwa
kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusi dianggap
mampu menjadi mekanisme pemantauan yang efektif dalam setiap
keputusan manajer. Tingginya kepemilikan institusional akan
memberikan pengaruh pada proses laporan keuangan, sehingga dapat
memberikan reaksi positif kepada calon investor dalam menilai
perusahaan. Investor institusional juga dapat menjadi pemilik yang
efektif karena memiliki sumber daya dan kemampuan untuk
memantau keputusan manajemen.
Menurut Santoso (2017), kepemilikan saham institusional akan
mempengaruhi kinerja perusahaan dimana para investor menuntut
untuk mendapatkan tingkat pengembalikan dari investasi yang sudah
dilakukan dan mereka menuntut manajemen untuk memaksimalkan
laba sehingga kinerja keuangan perusahaan akan semakin baik dan
menguntungkan bagi para investor. Dengan semakin baiknya kinerja
keuangan perusahaan maka semakin menarik perusahaan tersebut di
mata investor. Peningkatan daya tarik perusahaan di mata investor,
akan meningkatkan harga saham perusahaan yang ujungnya akan
meningkatkan nilai perusahaan.
34
Gambar II.I Model Kerangka Pemikiran
Variabel - variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengungkapan kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan
sebagai variabel independen, sedangkan kinerja perusahaan yang
meliputi nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Penelitian ini
juga memasukkan ukuran perusahaan dan leverage sebagai variabel
kontrol. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dirumuskan pada
Gambar di atas.
D. Perumusan Hipotesa
Berdasarkan dari latar belakang, rumusan masalah, grand theory dan
kerangka penelitian di atas, maka dapat diajukan suatu hipotesis sebagai
berikut :
H1 : Kinerja Lingkungan berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
H2 : Kinerja sosial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
H2
Ukuran Perusahaan
Leverage
Nilai
Perusahaan
- Kepemilikan Saham Institusional
- Kepemilikan Saham Publik
H3b
H3c
Kinerja Lingkungan
Kinerja Sosial
Kinerja Tata Kelola :
- Komisaris IndependenH3 a
H1
35
H3a : Komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
H3b : Kepemilikan saham institusional berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
H3c : Kepemilikan saham public berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
H4 : Kinerja Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pengujian hipotesis
untuk menjelaskan hubungan antar variabel.Hubungan antar variabel yang
diuji dalam penelitian ini adalah hubungan sebab akibat dari
pengungkapankinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola sebagai variabel
independen terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data
sekunder, yaitu laporan keberlanjutan (sustainability report) dan laporan
tahunanseluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai
dari tahun 2013-2017.
B. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang akan menjadi objek penelitian adalah laporan
keberlanjutan (sustainability report) dan laporan tahunan seluruh
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2017.
Faktor-faktor yang diuji pengaruhnya terhadap Nilai perusahaan terdiri dari
3 variabel bebas yaitu kinerja lingkungan, kinerja sosial dan tata
kelola.Laporan keberlanjutan (sustainability report) dan laporan tahunan
dikumpulkan dengan diunduh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia
(BEI) yaitu www.idx.co.iddan situs www.sahamok.com.
36
C. Jenis dan Sumber Data
Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari website resmi Bursa Efek
Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.iddan situs www.sahamok.compada
seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Tempat
pengambilan data penelitian ini dipilih berdasarkan karakteristik penelitian
untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.Waktu
pengumpulan data dilaksanakan dari Oktober 2019 sampai dengan
selesainya penelitian ini.
D. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari semua objek penelitian,
yang mana objek tersebut memiliki karakteristik tertentu dan jelas.Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dimana
sampel-sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan suatu kriteria
tertentu yang telah dipenuhi. Proses pengambilan sampel yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1) Seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2) Mempublikasikan laporan tahunan (annual report) selama periode 2013-
2017di Bursa Efek Indonesia.
3) Mempublikasikan laporan keberlanjutan (sustainability report) selama
periode 2013-2017pada website perusahaan.
37
4) Menyediakan data-data terkait corporate governance (proporsi komisaris
independen, kepemilikan saham institusional, dan kepemilikan saham
publik) yang dibutuhkan dalam menunjang penelitian ini.
5) Proporsi komisaris independen perusahaan memenuhi ketentuan jumlah
minimum yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 30%
6) Menyediakan data-data lain yang mendukung dalam perhitungan nilai
perusahaan, ukuran perusahaan, dan DER.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data dari laporan tahunan dan
laporan keberlanjutan perusahaan. Laporan keberlanjutan dapat diakses dari
website resmi perusahaan.Laporan tahunan dapat diakses melalui website
resmi perusahaan, situs Bursa Efek Jakarta di www.idx.co.id dan situs
www.sahamok.com.
F. Operasional Variabel Penelitian
1.Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau karena timbulnya variabel dependen
(terikat). Yang termasuk variabel independen dalam penelitian ini
sebagai berikut;
a. Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan merupakan kinerja perusahaan dalam
mewujudkan lingkungan yang baik sebagai bentuk tanggung jawab
dan kepeduliannya terhadap lingkungan. Pengukuran kinerja
38
lingkungan dalam penelitian ini akan menggunakan Sustainability
Reporting Disclosure Index (SRDI) yang didasari pada pedoman
Global Reporting Initiative (GRI) G4. Perhitungan SRDI akan
dilakukan dengan memberikan nilai 1 pada item lingkungan yang
diungkapkan oleh perusahaan dan nilai 0 pada item kategori
lingkungan yang tidak diungkap oleh perusahaan. Selanjutnya, nilai-
nilai tersebut akan dijumlahkan dan dibagi dengan total kategori yang
seharusnya diungkap oleh perusahaan. Total item pada kategori
lingkungan yang terdapat dalam GRI-G4 adalah sebanyak 34 indikator
(Kurniawan, et al., 2018) yang dapat digunakan sebagai penilaian
dalam pelaporan keberlanjutan. Rumus yang dapat dibentuk dalam
menghitung nilai kinerja lingkungan (ENV) adalah sebagai berikut:
𝐸𝑁𝑉 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑡𝑒𝑚𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛
34
Sumber : Jurnal Penelitian Terdahulu
b. Kinerja Sosial
Kinerja sosial berkaitan dengan keberlanjutan sebuah perusahaan
yang berdampak terhadap sistem sosial dan hubungan perusahaan
dalam bermasyarakat. Pengukuran kinerja sosial dalam penelitian ini
akan menggunakan Sustainability Reporting Disclosure Index
(SRDI)yang didasari pada pedoman Global Reporting Initiative (GRI)
G4. Perhitungan SRDI akan dilakukan dengan memberikan nilai 1
pada item sosial yang diungkapkan oleh perusahaan dan nilai 0 pada
item sosialyang tidak diungkap oleh perusahaan. Selanjutnya, nilai-
39
nilai tersebut akan dijumlahkan dan dibagi dengan total kategoriyang
seharusnya diungkap oleh perusahaan. Total item pada kategori sosial
yang terdapat dalam GRI-G4 adalah sebanyak 48 indikator
(Kurniawan, et al., 2018) yang dapat digunakan sebagai penilaian
dalam pelaporan keberlanjutan. Rumus yang dapat dibentuk dalam
menghitung kinerja sosial (SOC) adalah sebagai berikut :
𝑆𝑂𝐶 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑡𝑒𝑚𝑠𝑜𝑠𝑖𝑎𝑙𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛
48
Sumber : Jurnal Penelitian Terdahulu
c. Kinerja Tata Kelola
Data mengenai kinerja tata kelola akan diperoleh melalui laporan
tahunan (annual report) perusahaan dengan melihat informasi-
informasi di bawah ini :
1. Komposisi Komisaris Independen
Komisaris independen (KOMIND) dapat didefinisikan
sebagai anggota dewan komisaris yang independen, artinya tidak
tergabung dalam dewan direksi, anggota dewan komisaris lainnya,
dan pemegang saham mayoritas yang berfungsi untuk menilai
kinerja perusahaan secara keseluruhan. Pengukuran komposisi
dewan komisaris dalam penelitian akan membandingkan jumlah
anggota dewan komisaris independen dengan total anggota dewan
komisaris di perusahaan. Menurut POJK Nomor 57/POJK.04/2017
Pasal 19 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Efek yang
Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan
40
Perantara Pedagang Efek, jumlah komisaris independen minimum
adalah 30% dari jumlah seluruh anggota dewan komisaris. Secara
rumus, proporsi komisaris independen dapat dihitung sebagai
berikut :
𝐾𝑂𝑀𝐼𝑁𝐷 =∑ 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠𝑖𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛
∑ 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛𝑥 100%
Sumber : Jurnal Penelitian Terdahulu
2. Kepemilikan Saham Institusional
Kepemilikan saham institusional (INST) dapat didefinisikan
sebagai kepemilikan jumlah saham suatu perusahaan oleh institusi
pendiri perusahaan dan bukan institusi pemegang saham
publik.Konflik keagenan dapat diminimalisasi dengan adanya
kepemilikan institusional karena dianggap mampu menjadi alat
pengawasan yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh
manajer.Kepemilikan institusional dapat dilihat melalui proporsi
saham yang dimiliki oleh institusi pada akhir tahun yang diukur
dalam persentase. Secara rumus, kepemilikan institusional dapat
dihitung sebagai berikut:
𝐼𝑁𝑆𝑇 =∑ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖
∑ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚𝑦𝑎𝑛𝑔𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟𝑥 100%
Sumber : Jurnal Penelitian Terdahulu
3. Kepemilikan Saham Publik
Kepemilikan saham publik (SMIN) merupakan jumlah saham
yang dimiliki oleh publik dimana jumlah kepemilikan sahamnya
41
terbatas atau sedikit sehingga pemegang saham publik tidak
memiliki kedudukan dalam perusahaan (Nurcahyo,
2014).Kepemilikan saham public dapat dilihat melalui proporsi
saham yang dimiliki oleh publik pada akhir tahun yang diukur
dalam persentase. Secara rumus, proporsi kepemilikan saham
publik dapat dihitung sebagai berikut :
𝑆𝑀𝐼𝑁 =∑ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖𝑝𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘
∑ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚𝑦𝑎𝑛𝑔𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟𝑥 100%
Sumber : Jurnal Penelitian Terdahulu
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Penelitian ini menggunakan nilai perusahaansebagai variabel
terikat.Nilai perusahaan tercermin dari harga pasar sahamnya dimana
nilai pasar tersebut memberikan indikasi bagi manajemen mengenai
penilaian investor terhadap kinerja perusahaan di masa lalu dan
prospeknya di masa mendatang (Sukamulja, 2014).Dalam penelitian ini,
nilai perusahaan diwakili oleh Tobin’s Q atau Tobin’s Ratio.Semakin
tinggi rasio Tobin’s Q maka menunjukkan prospek pertumbuhan
perusahaan yang semakin baik. Perhitungan rasio Tobin’s Q dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑇𝑄 =𝐾𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 + 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝑏𝑢𝑘𝑢𝑑𝑎𝑟𝑖𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑎𝑠𝑒𝑡
Sumber : Jurnal Penelitian Terdahulu
42
3. Variabel Kontrol
Penelitian ini menggunakan dua variabel kontrol, yaitu ukuran
perusahaan dan leverage.
a) Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan (SIZE) menggambarkan seberapa besar total
aset yang dimiliki oleh perusahaan. Pengukuran untuk ukuran
perusahaan adalah sebagai berikut :
𝑆𝐼𝑍𝐸 = ln (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑎𝑠𝑒𝑡)
Sumber : Jurnal Penelitian Terdahulu
b) Leverage
Leverage (LEV)merupakan rasio yang menjelaskan besarnya
sumber pendanaan jangka pendek maupun jangka panjang terhadap
ekuitas perusahaan. Dalam penelitian ini, leverage akan diukur dengan
membandingkan antara total utang terhadap ekuitas perusahaan atau
yang disebut dengan debt to equity ratio (DER). Secara rumus,
perhitungan DER adalah sebagai berikut :
DER =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛𝑥100%
Sumber : Jurnal Penelitian Terdahulu
Ringkasan untuk setiap variabel dan pengukurannya dapat
dilihat pada tabel III.1 berikut.
43
Tabel III.1
Operasional Variabel
Variabel Keterangan Pengukuran Skala
ENV
Indeks pengungkapan sustainability report aspek lingkungan
Jumlah item lingkungan yang diungkapkan oleh perusahaan dengan total indikator lingkungan berdasarkan GRI-G4
Rasio
SOC
Indeks pengungkapan sustainability report aspek sosial
Jumlah item sosial yang diungkapkan oleh perusahaan dengan total indikator sosial berdasarkan GRI-G4
Rasio
GOV
Indeks pengungkapan annual report aspek tata kelola perusahaan
Proporsi dewan komisaris independen perusahaan, kepemilikan saham institusional, dan kepemilikan saham publik.
Rasio
TQ Nilai perusahaan
Perbandingan antara nilai pasar perusahaan terhadap total aset perusahaan
Rasio
SIZE Ukuran perusahaan
Natural logaritma (ln) dari total aset
Rasio
LEV Leverage perusahaan
Perbandingan antara total utang terhadap total ekuitas perusahaan
Rasio
44
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah teknik
analisis regresi data panel, yaitu penggabungan antara cross section dan time
seriesyang nantinya data tersebut akan diolah melalui Eviews 9. Adapun
pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1) Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran
mengenai deskripsi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
yaitu pengungkapan kinerja lingkungan, sosial, tata kelola, dan nilai
perusahaan.Nilai pada statistik deskriptif yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai rata-rata (mean), standar deviasi, dan varian
dari masing-masing variabel.
2) Uji Statistik
a. Uji R² atau Koefisien Determinasi
Uji R2 digunakan untuk menentukan proporsi atau persentase
seberapa jauhvariabel independen menerangkan variabel dependen
dalam suatu model. Dalam penelitian ini, akan digunakan adjustedR2
yang berkisar antara 0 dan 1 dalam menguji koefisien determinasi.
Jika nilai adjustedR2 mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa
variabel independen mampu dengan baik menerangkan variabel
dependen.
b. Uji Regresi Data Panel
Data panel merupakan gabungan antara data runtun waktu
(time series) dan data silang (cross section). Data runtun waktu
biasanya meliputi satu objek tetapi meliputi beberapa periode,
45
sedangkan data silang terdiri dari beberapa atau banyak
objek.Kelebihan dari penggunaan data panel menurut Gujarati (2003)
yaitu:
a) Estimasi data panel dapat mempertimbangkan heterogenitas
dan memperkenalkan variabel-variabel individu yang lebih
spesifik.
b) Data panel dapat memberikan data yang lebih informatif,
lebih berkualitas, kurang kolinearitas antar variabel, derajat
bebas yang lebih besar, dan lebih efisien.
c) Data panel lebih sesuai untuk mempelajari dinamika
perubahan.
d) Data panel dapat lebih baik dalam mendeteksi dan mengukur
efek yang tidak dapat diamati dalam data cross section dan time
series.
e) Data panel dapat digunakan untuk mempelajari model-
model perilaku yang kompleks.
f) Data panel dapat meminimalisir bias yang mungkin
ditimbulkan oleh agregasi data individu.
Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel karena
data yang digunakan dalam penelitian ini berupa gabungan antara data
runtun waktu dan data silang. Model persamaan regresi pada
penelitian ini adalah sebagai berikut.
46
𝑇𝑄𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝛽1𝐸𝑁𝑉𝑖𝑡 + 𝛽2𝑆𝑂𝐶𝑖𝑡 + 𝛽3𝐾𝑂𝑀𝐼𝑁𝐷𝑖𝑡 + 𝛽4𝐼𝑁𝑆𝑇𝑖𝑡 +
𝛽5𝑆𝑀𝐼𝑁𝑖𝑡 + 𝛽4𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖𝑡 + 𝛽5𝐿𝐸𝑉𝑖𝑡 + 𝑒
Keterangan variabel :
𝑇𝑄𝑖𝑡 :Nilai perusahaan i pada tahun t
𝐸𝑁𝑉𝑖𝑡 : Kinerja lingkungan perusahaan i pada tahun t
𝑆𝑂𝐶𝑖𝑡 : Kinerja sosial perusahaan i pada tahun t
𝐾𝑂𝑀𝐼𝑁𝐷𝑖𝑡:Komposisi komite independen perusahaan i pada
tahun t
INSTit :Kepemilikan saham institusionalperusahaan i pada tahun
t
SMINit : Kepemilikan saham publik perusahaan i pada tahun t
SIZEit : Ukuran perusahaan i pada tahun t
LEVit : Leverage perusahaan I pada tahun t
𝑒 :Error
c. Pendekatan Pembuatan Regresi Data Panel
1. Common Effect Model (CEM)
Menurut Gujarati (2005), model tanpa pengaruh
(common effect) adalah pendugaan yang menggabungkan
seluruh data time series dan cross section dengan
menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) untuk
menduga parameternya.
47
2. Fixed Effect Model (FEM)
Pendugaan parameter regresi panel dengan Fixed Effect
Model menggunakan teknik penambahan variabel dummy,
sehingga metode ini dikenal dengan nama Least Square
Dummy Variable Model. Gujarati (2003) mengatakan bahwa
pada Fixed Effect Model diasumsikan bahwa koefisien slope
bernilai konstan tetapi intercept bersifat tidak konstan.
3. Random Effect Model (REM)
Dalam pendetakan Random Effect Model antar waktu
dan individu dari variabel penelitian diakomodasi
menggunakan error.Error dalam pendetakan ini terbagi
menjadi 3, yaitu error komponen individu, error komponen
waktu, dan error gabungan.Penelitian ini menggunakan
metode Generalized Least Square (GLS).
d. Pemilihan Model Estimasi
Metode yang dapat digunakan dalam regresi data panel yaitu
Common Effect Model, Fixed Effect Model, dan Random Effect
Model. Untuk menentukan model yang tepat untuk
diinterpretasikan, perlu dilakukan tiga tahap pengujian.Tahap
pertama untuk menguji apakah Common Effect Model lebih baik
dari Fixed Effect Model.Tahap kedua dilakukan jika hasil
pengujian pertama menyatakan bahwa Common Effect Model
lebih baik dari Fixed Effect Model.Pada tahap kedua ini dilakukan
48
untuk menguji apakah Common Effect Model lebih baik dari
Random Effect Model.Tahap ketiga adalah dilakukan untuk
menguji apakah Random Effectt Model lebih baik dari pada Fixed
Effect Model. Prosedur pengujian yang akan dilakukan untuk
menentukan model regresi yang terbaik adalah sebagai berikut.
1. Uji Chow
Uji Chow digunakan untuk menentukan model mana yang
lebih tepat digunakan diantara Common Effect Model dan
Fixed Effect Model.Dalam pengujian ini dilakukan dengan
hipotesis sebagai berikut.
H0: Model yang tepat adalah Common Effect Model
H1: Model yang tepat adalah Fixed Effect Model
Dasar pengambilan keputusannya adalah :
a) Jika 𝛼 ≤ 0.05 maka H0 ditolak, sehingga terbukti bahwa
Fixed Effect Model lebih tepat daripada Common Effect
Model.
b) Jika 𝛼> 0.05 maka H0 diterima, sehingga tidak cukup bukti
bahwa Fixed Effect Model lebih tepat daripada Common
Effect Model, yang berarti Common Effect Model lebih tepat
daripada Fixed Effect Model.
2. Uji Hausman
Uji Hausman dilakukan untuk menentukan model yang
tepat diantara Fixed Effect Model dan Random Effect Model.
Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai
berikut.
49
H0: Model yang tepat adalah Random Effect Model
H1: Model yang tepat adalah Fixed Effect Model
Dasar pengambilan keputusannya adalah:
a) Jika 𝛼< 0.05 maka H0 ditolak, sehingga terbukti bahwa Fixed
Effect Model lebih tepat daripada Random Effect Model.
b) Jika 𝛼 ≥ 0.05 maka H0 diterima, sehingga tidak cukup bukti
bahwa Fixed Effect Model lebih tepat daripada Random Effect
Model, yang berarti Random Effect Model lebih tepat daripada
Fixed Effect Model.
3. Uji Lagrange Multiplier (LM)
Uji LM dilakukan apabila hasil uji chow menghasilkan
Common Effect Model merupakan model yang tepat daripada
Fixed Effect Model.Jika hasil uji Chow menghasilkan Fixed
Effect Model merupakan model yang tepat, maka uji LM tidak
diperlukan.Uji LM digunakan untuk menentukan model yang
tepat antara Common Effect Model dan Random Effect
Model.Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai
berikut.
H0: Model yang tepat adalah Common Effect Model
H1: Model yang tepat adalah Random Effect Model
Dasar pengambilan keputusannya adalah:
a) Jika 𝛼 ≤ 0.05 maka H0 ditolak, sehingga terbukti bahwa
Random Effect Model lebih tepat daripada Common Effect
Model.
50
b) Jika 𝛼 ≥ 0.05 maka H0 diterima, sehingga tidak cukup bukti
bahwa Random Effect Model lebih tepat daripada Common
Effect Model, yang berarti Common Effect Model lebih tepat
daripada Random Effect Model.
3) Uji Hipotesis
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Ghozali (2011) menjelaskan bahwa uji signifikansi simultan
atau yang uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
independen yang dimasukkan dalam model berpengaruh terhadap
variabel dependennya jika diuji secara bersamaan.Kriteria
pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut.
a) Jika probabilitas nilai F atau signifikansi < 0,05, maka dapat
dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel independen
dengan variabel dependen secara simultan.
b) Jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05, maka dapat
dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel independen
dengan variabel dependen secara simultan.
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik T)
Menurut Ghozali (2011), uji signifikansi parameter individual
atau uji statistik t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh
variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel
dependen. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut.
51
a) Jika probabilitas nilai T atau signifikansi < 0,05, maka dapat
dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel independen
dengan variabel dependen secara parsial.
b) Jika probabilitas nilai T atau signifikansi > 0,05, maka dapat
dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel
independen dengan variabel dependen secara parsial.
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah Laporan
Tahunan dan Laporan Keberlanjutan perusahaan yang konsisten terdaftar di
BEI selama periode 2013 sampai 2017 dan data yang tersedia dalam situs
resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
purposive sampling yaitu mengambil sampel sesuai dengan kriteria-kriteria
yang telah ditentukan agar relevan dengan tujuan penelitian.
Tabel IV.1
Kriteria Pemilihan Sampel
No. Kriteria Sampel Jumlah
Perusahaan
1. Perusahaan yang terdaftar dalam
Bursa Efek Indonesia dan
menerbitkan Sustainability Report.
45
2. Annual Report dan Sustainability
Report tidak selalu tersedia selama
periode pengamatan tahun 2013
sampai tahun 2017.
(30)
Total sampel perusahaan 15
Jumlah observasi selama tahun
2013-2017
75
Sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah perusahaan yang
selalu menerbitkan sustainability report selama periode 2013 sampai 2017.
53
Setelah melalui beberapa pemilihan sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan, perusahaan yang masuk dalam purposive sampling sebanyak 15
perusahaan dengan jumlah observasi terpilih sebanyak 75 observasi. Berikut
merupakan daftar perusahaan yang dipilih sebagai sampel penelitian dari
penelitian ini :
Tabel IV.2
Daftar Perusahaan yang menjadi sampel
No Kode Nama Perusahaan
1 ANTM Antam (Persero) Tbk., PT.
2 ASII Astra International Tbk., PT.
3 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT.
4 BEKS Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., PT
5 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
6 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk., PT.
7 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk. PT.
8 EXCL XL Axiata Tbk., PT.
9 INCO Vale Indonesia Tbk., PT
10 INDY Indika Energy Tbk., PT.
11 ITMG Indo Tambang Raya Megah Tbk., PT
12 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk
13 PTBA Bukit Asam (Persero) Tbk., PT.
14 PTRO Petrosea Tbk., PT.
15 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT.
Penelitian ini menguji pengaruh kinerja lingkungan, sosial dan tata
kelola terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2013–2017. Dalam melakukan penelitian ini penulis
mengolah data menggunakan bantuan Program Eviews 9.
54
1. Variabel Dependen ( Nilai Perusahaan)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai
perusahaan yang diukur menggunakan nilai kapitalisasi pasar
dengan total utang dibagi total asset.
Tabel IV.3
KODE 2013 2014 2015 2016 2017
ANTM 0,84 0,84 0,65 1,10 0,90
ASII 1,79 1,76 1,47 1,75 1,61
BNGA 0,99 0,97 0,94 0,95 0,99
BNII 1,05 1,00 0,97 1,02 0,98
BMRI 0,94 0,96 0,93 0,92 1,12
BEKS 0,91 0,91 0,91 0,91 0,92
BBRI 0,93 0,95 0,93 1,14 1,25
PTBA 0,74 0,79 0,56 0,74 1,66
INDY 0,70 0,69 0,63 0,74 1,02
ITMG 2,31 1,39 0,69 1,40 1,53
JSMR 1,77 2,16 1,63 1,28 1,35
PTRO 0,80 0,75 0,63 0,70 0,87
INCO 0,45 0,66 0,32 0,48 0,50
WIKA 1,46 2,01 1,55 1,06 0,98
EXCL 1,71 1,42 1,28 1,06 1,18
Tabel diatas menunjukan nilai perusahaan tahun 2013
memiliki nilai tertinggi sebesar 2,31 yang dimiliki oleh PT. Indo
Tambang Raya Megah Tbk (ITMG) sedangkan nilai perusahaan
tahun 2013 terendah sebesar 0,45 yang dimiliki oleh PT. Vale
Indonesia Tbk (INCO), pada tahun 2014 nilai perusahaan memiliki
nilai tertinggi sebesar 2,16 dimiliki oleh Jasa Marga (Persero) Tbk
(JSMR) sedangkan nilai perusahaan tahun 2014 terendah sebesar
0,66 yang dimiliki oleh PT. Vale Indonesia Tbk (INCO), pada
tahun 2015 nilai perusahaan memiliki nilai tertinggi sebesar 1,63
yang dimiliki oleh Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) sedangkan
55
nilai perusahaan tahun 2015 terendah sebesar 0,32 yang dimiliki
oleh PT. Vale Indonesia Tbk (INCO), pada tahun 2016 nilai
perusahaan memiliki nilai tertinggi sebesar 1,75 yang dimiliki oleh
PT. Astra Internasional Tbk (ASII) sedangkan nilai perusahaan
tahun 2016 terendah sebesar 0,48 yang dimiliki oleh PT. Vale
Indonesia Tbk (INCO), pada tahun 2017nilai perusahaan memiliki
nilai tertinggi sebesar 1,66 yang dimiliki oleh Bukit Asam (Persero)
Tbk (PTBA) sedangkan nilai perusahaan tahun 2017 terendah
sebesar 0,50 yang dimiliki oleh PT. Vale Indonesia Tbk (INCO).
2. Variabel Independen
1) Kinerja Lingkungan
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah kinerja
lingkungan yang diukur menggunakan jumlah item lingkungan
yang diungkapkan oleh perusahaan dengan total indikator
lingkungan berdasarkan GRI-G4.
Tabel IV.4
KODE 2013 2014 2015 2016 2017
ANTM 0,76 0,71 0,85 0,44 0,50
ASII 0,35 0,18 0,35 0,29 0,29
BNGA 0,06 0,09 0,09 0,06 0,03
BNII 0,09 0,09 0,03 0,03 0,09
BMRI 0,09 0,26 0,29 0,32 0,00
BEKS 0,53 0,29 0,03 0,26 0,24
BBRI 0,35 0,32 0,18 0,00 0,00
PTBA 0,44 0,21 0,97 0,44 0,12
INDY 0,29 0,06 0,06 0,12 0,12
ITMG 0,35 0,44 0,47 0,38 0,21
JSMR 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12
PTRO 0,74 0,21 0,18 0,35 0,18
INCO 0,38 0,53 0,56 0,12 0,21
56
WIKA 0,06 0,18 0,21 0,00 0,03
EXCL 0,53 0,09 0,12 0,35 0,06
Tabel diatas menunjukan kinerja lingkungan tahun 2013
memiliki nilai tertinggi sebesar 0,76 yang dimiliki oleh PT.
Antam (Persero) Tbk (ANTM) sedangkan kinerja lingkungan
tahun 2013 terendah sebesar 0,06 yang dimiliki oleh PT. Bank
CIMB Niaga Tbk (BNGA) dan PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
(WIKA), pada tahun 2014kinerja lingkungan memiliki nilai
tertinggi sebesar 0,71 dimiliki oleh PT. Antam (Persero) Tbk
(ANTM) sedangkan kinerja lingkungan tahun 2014 terendah
sebesar 0,06 yang dimilikioleh PT. Indika Energy Tbk (INDY),
pada tahun 2015 kinerja lingkungan memiliki nilai tertinggi
sebesar 0,95 yang dimiliki oleh PT. Bukit Asam (Persero) Tbk
(PTBA) sedangkan kinerja lingkungan tahun 2015 terendah
sebesar 0,03 yang dimiliki oleh PT. Bank Internasional
Indonesia Tbk (BNII) dan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten Tbk (BEKS), pada tahun 2016 kinerja
lingkungan memiliki nilai tertinggi sebesar 0,44 yang dimiliki
oleh PT. Antam (Persero) Tbk (ANTM) dan PT. Bukit Asam
(Persero) Tbk (PTBA) sedangkan kinerja lingkungan tahun 2016
terendah sebesar 0,00 yang dimiliki oleh PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT. Wijaya Karya
(Persero) Tbk (WIKA), pada tahun 2017 kinerja lingkungan
57
memiliki nilai tertinggi sebesar 0,50 yang dimiliki oleh PT.
Antam (Persero) Tbk (ANTM) sedangkan kinerja lingkungan
tahun 2017 terendah sebesar 0,00 yang dimiliki oleh Bank
Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk (BBRI).
2) Kinerja Sosial
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah kinerja
sosial yang diukur menggunakan jumlah item sosial yang
diungkapkan oleh perusahaan dengan total indikator sosial
berdasarkan GRI-G4.
Tabel IV.5
KODE 2013 2014 2015 2016 2017
ANTM 0,31 0,40 0,88 0,25 0,29
ASII 0,21 0,25 0,19 0,21 0,17
BNGA 0,25 0,40 0,44 0,25 0,19
BNII 0,25 0,31 0,19 0,27 0,15
BMRI 0,17 0,46 0,54 0,83 0,06
BEKS 0,77 0,35 0,19 0,44 0,21
BBRI 0,71 0,38 0,38 0,13 0,10
PTBA 0,56 0,08 0,94 0,60 0,19
INDY 0,17 0,13 0,10 0,13 0,08
ITMG 0,23 0,29 0,21 0,19 0,08
JSMR 0,33 0,29 0,27 0,27 0,10
PTRO 0,38 0,13 0,13 0,19 0,33
INCO 0,21 0,50 0,44 0,06 0,10
WIKA 0,27 0,46 0,23 0,10 0,13
EXCL 0,71 0,17 0,15 0,40 0,25
Tabel diatas menunjukan kinerja sosial tahun 2013 memiliki
nilai tertinggi sebesar 0,77 yang dimiliki oleh PT. Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BEKS)
sedangkan kinerja sosial tahun 2013 terendah sebesar 0,17 yang
58
dimiliki oleh Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT.
Indika Energy Tbk (INDY) , pada tahun 2014kinerja sosial
memiliki nilai tertinggi sebesar 0,50 dimiliki oleh PT. Vale
Indonesia Tbk (INCO) sedangkan kinerja sosial tahun 2014
terendah sebesar 0,08 yang dimiliki oleh PT. Bukit Asam
(Persero) Tbk (PTBA), pada tahun 2015kinerja sosial memiliki
nilai tertinggi sebesar 0,94 yang dimiliki oleh PT. Bukit Asam
(Persero) Tbk (PTBA) sedangkan kinerja sosial tahun 2015
terendah sebesar 0,10 yang dimiliki oleh PT. Indika Energy Tbk
(INDY), pada tahun 2016kinerja sosial memiliki nilai tertinggi
sebesar 0,83 yang dimiliki oleh Bank Mandiri (Persero) Tbk
(BMRI) sedangkan kinerja sosial tahun 2016 terendah sebesar
0,06 yang dimiliki oleh PT. Vale Indonesia Tbk (INCO), pada
tahun 2017 kinerja sosial memiliki nilai tertinggi sebesar 0,33
yang dimiliki oleh PT. Petrosea Tbk (PTRO) sedangkan kinerja
sosial tahun 2017 terendah sebesar 0,06 yang dimiliki oleh Bank
Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
3) Komisaris Independen
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah komisaris
independen yang diukur menggunakan total komisaris
independen dibagi total dewan komisaris perusahaan dikali
100%.
59
Tabel IV.6
KODE 2013 2014 2015 2016 2017
ANTM 33% 33% 33% 33% 33%
ASII 33% 33% 33% 33% 36%
BNGA 50% 50% 50% 50% 50%
BNII 50% 50% 33% 40% 50%
BMRI 50% 50% 50% 50% 50%
BEKS 80% 50% 50% 80% 80%
BBRI 50% 63% 63% 56% 56%
PTBA 33% 33% 33% 33% 33%
INDY 33% 33% 33% 50% 50%
ITMG 33% 33% 33% 40% 29%
JSMR 33% 57% 33% 33% 33%
PTRO 43% 40% 40% 40% 40%
INCO 30% 30% 30% 30% 30%
WIKA 33% 43% 43% 33% 33%
EXCL 43% 43% 38% 40% 40%
Tabel diatas menunjukan komisaris independen tahun 2013
memiliki nilai tertinggi sebesar 80% yang dimiliki oleh PT.
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BEKS)
sedangkan komisaris independen tahun 2013 terendah sebesar
30% yang dimiliki oleh PT. Vale Indonesia Tbk (INCO), pada
tahun 2014komisaris independen memiliki nilai tertinggi sebesar
63% dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
(BBRI) sedangkan komisaris independen tahun 2014 terendah
sebesar 30% yang dimiliki oleh PT. Vale Indonesia Tbk
(INCO), pada tahun 2015 komisaris independen memiliki
nilai tertinggi sebesar 63% yang dimiliki oleh PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sedangkan komisaris
60
independen tahun 2015 terendah sebesar 30% yang dimiliki oleh
PT. Vale Indonesia Tbk (INCO), pada tahun 2016 komisaris
independen memiliki nilai tertinggi sebesar 80% yang dimiliki
oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten
Tbk (BEKS) sedangkan komisaris independen tahun 2016
terendah sebesar 30% yang dimiliki oleh PT. Vale Indonesia
Tbk (INCO), pada tahun 2017 komisaris independen memiliki
nilai tertinggi sebesar 80% yang dimiliki oleh PT. Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BEKS)
sedangkan komisaris independen tahun 2017 terendah sebesar
29% yang dimiliki oleh PT. Indo Tambang Raya Megah Tbk
(ITMG).
4) Kepemilikan Saham Institusional
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah
kepemilikan saham institusional yang diukur menggunakan total
saham yang dimiliki institusi dibagi total saham beredar dikali
100%.
Tabel IV.7
KODE 2013 2014 2015 2016 2017
ANTM 65% 65% 65% 65% 65%
ASII 50% 50% 50% 50% 50%
BNGA 97% 97% 91% 91% 91%
BNII 97% 97% 97% 97% 97%
BMRI 60% 60% 60% 60% 60%
BEKS 75% 75% 75% 75% 75%
BBRI 57% 57% 57% 57% 57%
PTBA 65% 65% 65% 65% 65%
INDY 63% 63% 69% 68% 68%
ITMG 65% 65% 65% 65% 65%
61
JSMR 72% 70% 73% 73% 73%
PTRO 70% 70% 70% 70% 70%
INCO 80% 80% 80% 80% 80%
WIKA 65% 65% 65% 65% 65%
EXCL 66% 66% 66% 66% 66%
Tabel diatas menunjukan kepemilikan saham institusional
tahun 2013 memiliki nilai tertinggi sebesar 97% yang dimiliki
oleh PT. Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dan PT. Bank
Internasional Indonesia Tbk (BNII) sedangkan kepemilikan
saham institusional tahun 2013 terendah sebesar 50% yang
dimiliki oleh PT. Astra Internasional Tbk (ASII), pada tahun
2014 kepemilikan saham institusional memiliki nilai tertinggi
sebesar 97% dimiliki oleh PT. Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA)
dan PT. Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) sedangkan
kepemilikan saham institusional tahun 2014 terendah sebesar
50% yang dimiliki oleh PT. Astra Internasional Tbk (ASII),
pada tahun 2015 kepemilikan saham institusional memiliki nilai
tertinggi sebesar 97% yang dimiliki oleh PT. Bank Internasional
Indonesia Tbk (BNII) sedangkan kepemilikan saham
institusional tahun 2015 terendah sebesar 50% yang dimiliki
oleh PT. Astra Internasional Tbk (ASII), pada tahun 2016
kepemilikan saham institusional memiliki nilai tertinggi sebesar
97% yang dimiliki oleh PT. Bank Internasional Indonesia Tbk
(BNII) sedangkan kepemilikan saham institusional tahun2016
terendah sebesar 50% yang dimiliki oleh PT. Astra Internasional
62
Tbk (ASII), pada tahun 2017 kepemilikan saham institusional
memiliki nilai tertinggi sebesar 97% yang dimiliki oleh PT.
Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) sedangkan
kepemilikan saham institusional tahun 2017 terendah sebesar
50% yang dimiliki oleh PT. Astra Internasional Tbk (ASII).
5) Kepemilikan Saham Publik
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah
kepemilikan saham publik yang diukur menggunakan total
saham yang dimiliki publik dibagi total saham beredar dikali
100%.
Tabel IV.8
KODE 2013 2014 2015 2016 2017
ANTM 35% 35% 35% 35% 35%
ASII 50% 50% 50% 50% 50%
BNGA 2% 2% 8% 8% 8%
BNII 3% 3% 3% 3% 3%
BMRI 40% 40% 40% 40% 40%
BEKS 25% 25% 25% 25% 25%
BBRI 43% 43% 43% 42% 42%
PTBA 21% 29% 26% 26% 26%
INDY 30% 30% 25% 30% 30%
ITMG 35% 35% 30% 32% 32%
JSMR 28% 30% 27% 27% 27%
PTRO 22% 20% 20% 19% 19%
INCO 20% 20% 20% 20% 20%
WIKA 35% 35% 35% 35% 35%
EXCL 34% 34% 34% 34% 34%
Tabel diatas menunjukan kepemilikan saham publik tahun
2013 memiliki nilai tertinggi sebesar 50% yang dimiliki oleh
PT. Astra Internasional Tbk (ASII) sedangkan kepemilikan
63
saham publik tahun 2013 terendah sebesar 2% yang dimiliki
oleh PT. Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), pada tahun 2014
kepemilikan saham publik memiliki nilai tertinggi sebesar 50%
dimiliki oleh PT. Astra Internasional Tbk (ASII) sedangkan
kepemilikan saham publik tahun 2014 terendah sebesar 2% yang
dimiliki oleh PT. Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), pada tahun
2015 kepemilikan saham publik memiliki nilai tertinggi sebesar
50% yang dimiliki oleh PT. Astra Internasional Tbk (ASII)
sedangkan kepemilikan saham publik tahun 2015 terendah
sebesar 3% yang dimiliki PT. Bank Internasional Indonesia Tbk
(BNII), pada tahun 2016 kepemilikan saham publik memiliki
nilai tertinggi sebesar 50% yang dimiliki oleh PT.Astra
Internasional Tbk (ASII) kepemilikan saham publik tahun 2016
terendah sebesar 3% yang dimiliki oleh PT. Bank Internasional
Indonesia Tbk (BNII), pada tahun 2017 kepemilikan saham
publik memiliki nilai tertinggi sebesar 50% yang dimiliki oleh
PT.Astra Internasional Tbk (ASII) sedangkan kepemilikan
saham publik tahun 2017 terendah sebesar 3% yang dimiliki
oleh PT. Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII).
64
3. Variabel Kontrol
1) Ukuran Perusahaan
Natural logaritma (ln) dari total asset.
Tabel IV.9
KODE 2013 2014 2015 2016 2017
ANTM 10,00 10,00 10,32 10,31 10,43
ASII 12,27 12,37 12,41 12,48 12,60
BNGA 12,30 12,36 12,38 12,39 12,49
BNII 11,85 11,87 11,97 12,02 12,06
BMRI 13,51 13,66 13,72 13,85 13,93
BEKS 11,17 11,24 11,39 11,54 11,65
BBRI 13,35 13,59 13,69 13,82 13,93
PTBA 9,37 9,61 9,73 9,83 10,00
INDY 10,25 10,26 10,30 10,11 10,80
ITMG 9,69 9,70 9,70 9,70 9,82
JSMR 10,24 10,37 10,51 10,89 11,28
PTRO 8,73 8,67 8,68 8,57 8,69
INCO 10,23 10,28 10,36 10,31 10,30
WIKA 9,44 9,68 9,89 10,35 10,73
EXCL 10,60 11,06 10,98 10,91 10,94
Tabel diatas menunjukan ukuran perusahaan tahun 2013
memiliki nilai tertinggi sebesar 13,51 yang dimiliki oleh Bank
Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sedangkan ukuran perusahaan
tahun 2013 terendah sebesar 8,73 yang dimiliki oleh PT.
Petrosea Tbk (PTRO), pada tahun 2014 ukuran perusahaan
memiliki nilai tertinggi sebesar 13,66 dimiliki oleh Bank
Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sedangkan ukuran perusahaan
tahun 2014 terendah sebesar 8,67 yang dimiliki oleh PT.
Petrosea Tbk (PTRO), pada tahun 2015 ukuran perusahaan
memiliki nilai tertinggi sebesar 13,72 yang dimiliki oleh Bank
Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sedangkan ukuran perusahaan
65
tahun 2015 terendah sebesar 8,68 yang dimiliki PT. Petrosea
Tbk (PTRO), pada tahun 2016 ukuran perusahaan memiliki nilai
tertinggi sebesar 13,85 yang dimiliki oleh Bank Mandiri
(Persero) Tbk (BMRI) sedangkan ukuran perusahaan tahun 2016
terendah sebesar 8,57 yang dimiliki sedangkan oleh PT.
Petrosea Tbk (PTRO), pada tahun 2017 ukuran perusahaan
memiliki nilai tertinggi sebesar 13,93 yang dimiliki oleh Bank
Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk (BBRI)sedangkan ukuran perusahaan tahun 2017
terendah sebesar 8,69 yang dimiliki oleh PT. Petrosea Tbk
(PTRO).
2) Leverage
Perbandingan antara total utang terhadap total ekuitas
perusahaan.
Tabel IV.10
KODE 2013 2014 2015 2016 2017
ANTM 0,79 0,83 0,66 0,63 0,84
ASII 1,02 0,96 0,94 0,87 0,89
BNGA 7,45 7,20 7,33 6,06 6,21
BNII 10,50 8,89 9,01 7,65 7,34
BMRI 4,38 4,41 4,23 3,85 3,75
BEKS 9,54 9,71 10,43 9,58 10,38
BBRI 6,87 7,21 6,76 5,84 5,73
PTBA 0,54 0,74 0,82 0,76 0,59
INDY 1,44 1,51 1,59 1,46 2,26
ITMG 0,48 0,48 0,41 0,33 0,42
JSMR 1,66 1,89 1,97 2,27 3,31
PTRO 1,58 1,43 1,39 1,31 1,45
INCO 0,33 0,31 0,25 0,21 0,20
WIKA 3,01 2,25 2,58 1,46 2,12
66
EXCL 1,63 3,53 3,18 1,59 1,60
Tabel diatas menunjukan leverage tahun 2013 memiliki
nilai tertinggi sebesar 10,50 yang dimiliki oleh PT. Bank
Internasional Indonesia Tbk (BNII) sedangkan leverage tahun
2013 terendah sebesar 0,33 yang dimiliki oleh PT. Vale
Indonesia Tbk (INCO), pada tahun 2014 leverage memiliki nilai
tertinggi sebesar 9,71 dimiliki oleh PT. Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BEKS) sedangkan leverage
tahun 2014 terendah sebesar 0,31 yang dimiliki oleh PT. Vale
Indonesia Tbk (INCO), pada tahun 2015 leverage memiliki nilai
tertinggi sebesar 10,43 yang dimiliki oleh PT. Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BEKS)
sedangkan leverage tahun 2015 terendah sebesar 0,25 yang
dimiliki PT. Vale Indonesia Tbk (INCO), pada tahun 2016
leverage memiliki nilai tertinggi sebesar 9,58 yang dimiliki oleh
PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
(BEKS) sedangkan leverage tahun 2016 terendah sebesar 0,21
yang dimiliki sedangkan oleh PT. Vale Indonesia Tbk (INCO),
pada tahun 2017 leverage memiliki nilai tertinggi sebesar 10,38
yang dimiliki oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten Tbk (BEKS) sedangkan leverage tahun 2017
terendah sebesar 0,20 yang dimiliki oleh PT. Vale Indonesia
Tbk (INCO).
67
B. Analisis Hasil Penelitian
a. Analisis Statistik Deskriptif
Dalam analisis statistik deskriptif ini, peneliti akan menjelaskan
hasil perhitungan nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum,
standar deviasi, kurtosis, skewness (kemencengan distribusi), dan sum
dari seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut
adalah hasil analisis deskriptif untuk masing-masing variabel dalam
penelitian:
Tabel IV.11
Hasil Uji Statistik Deskriptif
ENV SOC KOMIND INST SMIN ROA TOBINS WACC SIZE LEV
Mean 0.266338 0.306620 0.415775 0.703521 0.277183 0.035341 1.074366 0.027340 10.96390 3.215597
Median 0.210000 0.250000 0.400000 0.660000 0.300000 0.017400 0.950000 0.027957 10.60356 1.603717
Maximum 0.970000 0.940000 0.800000 0.970000 0.498500 0.203600 2.310000 0.058831 13.85349 10.49632
Minimum 0.030000 0.060000 0.290000 0.500000 0.020000 -0.055700 0.320000 0.003214 8.572828 0.200725
Std. Dev. 0.210749 0.197614 0.117591 0.123301 0.124685 0.056916 0.421815 0.012539 1.377505 3.189866
Skewness 1.226371 1.410670 1.562908 0.813896 -0.434671 0.946830 0.870421 -0.092270 0.410329 1.038478
Kurtosis 4.251130 4.634825 5.580512 3.224323 2.854689 3.538051 3.265914 2.462073 2.363627 2.653558
Jarque-Bera 22.42793 31.45480 48.60471 7.987582 2.298240 11.46487 9.174496 0.956786 3.190420 13.11655
Probability 0.000013 0.000000 0.000000 0.018430 0.316916 0.003239 0.010181 0.619779 0.202866 0.001418
Sum 18.91000 21.77000 29.52000 49.95000 19.68000 2.509200 76.28000 1.941142 778.4371 228.3074
Sum Sq. Dev. 3.109048 2.733589 0.967932 1.064220 1.088237 0.226762 12.45495 0.011006 132.8264 712.2670
Observations 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
(Sumber : Olah Data Penulis Eviews 9).
Dari hasil tabel statistik diatas yang merupakan data 15
perusahaan yang menerbitkan sustainability report dari tahun 2013
sampai dengan 2017, diperoleh informasi bahwa rata-rata skor
pengungkapan indikator lingkungan (variabel ENV) adalah sebesar
0,266338. Tingkat pengungkapan indikator lingkungan tertinggi adalah
sebesar 0,97 yang dicatat oleh PT. Bukit Asam Tbk pada tahun 2015.
68
Sedangkan tingkat pengungkapan indikator lingkungan yang terendah
adalah sebesar 0.03yang dicatat oleh PT. Bank International Indonesia
Tbk pada tahun 2015 dan 2017 serta PT. Bank CIMB Niaga Tbk pada
tahun 2017.
Statistik variabel SOC atau tingkat pengungkapan indikator sosial
pada sustainability report, menunjukkan bahwa rata-rata selama periode
2013 - 2017 adalah sebesar 0,306620. Tingkat pengungkapan sosial
terbesar adalah PT. Bukit Asam Tbk pada tahun 2015 yaitu sebesar
0,94. Sedangkan tingkat pengungkapan terendah adalah PT. Vale
Indonesia Tbk pada tahun 2016 dan PT Bank Mandiri Tbk pada tahun
2017 yaitu sebesar 0,06.
Statistik variabel KOMIND atau Komisaris Independen,
menunjukkan bahwa rata-rata proporsi komisaris independen untuk 15
perusahaan periode 2013 - 2017 adalah sebesar 0,415775 atau 41,57%.
Perusahaan dengan proporsi komisaris independen tertinggi adalah
PT.Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk dimana
pada tahun 2013, 2016 dan 2017 tercatat 80% dewan komisaris
merupakan komisaris independen. Sedangkan yang terendah adalah
sebesar 0,29 atau 29% yang dicatat oleh PT.Indo Tambang Raya Megah
Tbk pada tahun 2017.
Statistik variabel INST atau persentase kepemilikan institusional,
menunjukkan bahwa rata-rata kepemilikan institusional untuk 15
perusahaan periode 2013 - 2017 adalah 0,703521 atau 70,35%.
69
Kepemilikan institusional terbesar adalah 97% yang dimiliki oleh
PT.Bank Internasional Indonesia Tbk. Sedangkan persentase
kepemilikan institusional paling kecil adalah 50% yang banyak dimiliki
oleh perusahaan yang menjadi sampel.
Statistik variabel PUB atau persentase kepemilikan saham
minoritas atau publik, menunjukkan bahwa rata-rata kepemilikan
minoritas untuk 15 perusahaan sampel dalam penelitian ini adalah
0,277183 atau 27,71%. Kepemilikan minoritas terbesar adalah 49.85%
yang dicatat oleh PT. Astra Interantional Tbk. Sedangkan perusahaan
dengan tingkat kepemilikan minoritas paling kecil adalah PT. Bank
CIMB Niaga Tbk dimana pada tahun 2013 dan 2014 mencatat
kepemilikan minoritas sebesar 2%.
Statistik variabel TOBINSQ atau nilai perusahaan, menunjukkan
bahwa rata-rata nilai perusahaan untuk 15 perusahaan sampel penelitian
adalah 1,074366. Perusahaan dengan nilai terbesar adalah PT.Indo
Tambang Raya Megah Tbk dimana pada tahun 2013 tercatat memiliki
nilai sebesar 2,31. Sedangkan nilai perusahaan paling kecil adalah
PT.Vale IndonesiaTbk dimana pada tahun 2015 tercatat memiliki nilai
sebesar 0,32.
Statistik variabel Size atau Ukuran Perusahaan, menunjukkan
bahwa rata-rata ukuran perusahaan untuk 15 perusahaan yang menjadi
sampel dalam penelitian adalah 10,96390. Perusahaan dengan ukuran
terbesar adalah PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk dimana pada tahun
70
2016 tercatat memiliki ukuran sebesar 13,85349. Sedangkan ukuran
perusahaan paling kecil adalah PT.PetroseaTbk dimana pada tahun
2016 tercatat memiliki ukuran sebesar 8,572828.
Terakhir statistik variabel LEV atau rasio leverage, menunjukkan
bahwa rata-rata leverage untuk sampel dalam penelitian ini adalah
3,215597. Perusahaan dengan leverage tertinggi adalah PT.Bank
Internasional Indonesia Tbk dimana pada tahun 2013 tercatat memiliki
rasio leverage sebesar 10,49632. Sedangkan perusahaan dengan
leverage paling kecil adalah PT.Vale Indonesia Tbk dimana pada tahun
2017 tercatat memiliki rasio leverage sebesar 0,200725.
b. Uji Statistik
Uji statistik terdiri dari uji R2 atau koefisien determinasi, uji
chow, uji hausman, uji lagrange multiplier, dan uji normalitas error.
a) Uji R² atau Koefisien Determinasi
Pengukuran koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar variabel pengungkapan kinerja lingkungan, sosial,
dan tata kelola memberikan kontribusi terhadap variabel nilai
perusahaan. Hasil uji R² atau Koefisien Determinasi dari variabel
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel IV.12
Hasil Uji R² atau Koefisien Determinasi
Weighted Statistics
R-squared 0.290152
Adjusted R-squared 0.215989
Sumber: data diolah eviews
71
Tabel IV.12 menunjukkan bahwa nilai adjusted R-squared
adalah sebesar 0,215, sehingga dapat diketahui bahwa
pengungkapan kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola memiliki
pengaruh terhadap nilai perusahaan sebesar 0,215 atau 21%,
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini.
b) Uji Chow
Uji Chow dilakukan untuk menentukan model yang lebih tepat
digunakan antara Common Effect Model dan Fixed Effect
Model.Hasil uji Chow terhadap model persamaan yang digunakan
dalam penelitian ini dengan menggunakan software eviews 9 dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.13
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 7.074174 (14,53) 0.0000
Cross-section Chi-square 79.038109 14 0.0000
Sumber: data diolah eviews
Hasil uji chow menunjukkan nilai prob Cross-SectionF<5%
atau signifikan, sehingga keputusannya adalah menolak H0 yang
artinya Fixed Effect Model lebih baik dibanding Common Effect
Model.
72
Oleh karena hasil uji chow menyatakan bahwa Fixed Effect
Model lebih baik dibandingkan Common Effect Model, maka perlu
dilakukan uji Hausman untuk menentukan model yang lebih baik
diantara Fixed Effect Model atau Random Effect Model.
c) Uji Hausman
Uji Hausman dilakukan untuk menentukan model yang lebih
tepat digunakan antara Fixed Effect Model dan Random Effect
Model. Hasil uji Hausman terhadap model persamaan yang
digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan software
eviews9 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.14
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 6.050440 7 0.5339
Sumber: data diolah eviews
Hasil uji hausman menunjukkan nilai prob Chi Square>5%
atau tidak signifikan, sehingga keputusannya adalah menerima H0
yang artinya Random Effect Model lebih baik disbanding Fixed
Effect Model. Oleh karena hasil uji Chow menyatakan bahwa Fixed
Effect Model lebih baik dibandingkan Common Effect Model dan
hasil uji Hausman menyatakan bahwa Random Effect Model lebih
baik dibandingkan Fixed Effect Model, maka perlu dilakukan uji
73
Lagrange Multiplier untuk menentukan model yang lebih baik
diantara Common Effect Model atau Random Effect Model.
d) Uji Lagrange Multiplier
Uji Langrange Multiplier dilakukan untuk menentukan model
yang lebih tepat digunakan antara Common Effect Model dan
Random Effect Model. Hasil uji Lagrange Multiplier terhadap
model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan software eviews 9 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.15
Hasil Uji Lagrange Multiplier
Lagrange Multiplier Tests for Random Effects
Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided
(all others) alternatives
Test Hypothesis
Cross-section Time Both
Breusch-Pagan 35.17798 0.005464 35.18344
(0.0000) (0.9411) (0.0000)
Sumber: data diolah eviews
Hasil uji Langrange Multiplier menunjukkan nilai
probabilitas Breusch-Pagan 0,0000< 5%, maka H0 ditolak dan
menerima H1 sehingga Random Effect Model lebih baik
dibandingkan Common Effect Model.
Ringkasan hasil pengujian model regresi data panel yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
74
Tabel IV.16
Hasil Pemilihan Model Estimasi Regresi Data Panel
Metode Pengujian Hasil
Uji Chow Common Effect vs Fixed Effect
Fixed Effect
Uji Hausman Fixed Effect vs Random Effect
Random Effect
Uji Langrange Multiplier
Common Effect vs Random Effect
Random Effect
Dari hasil ketiga pengujian model regresi data panel yang telah
dilakukan dengan menggunakan metode uji Chow, uji Hausman,
dan uji Langrange Multiplier menghasilkan model yang paling
tepat digunakan dalam penelitian ini adalah Random Effect Model.
e) Uji Normalitas Error
Gambar IV.1
Histogram normalitas error
0
2
4
6
8
10
12
-0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Series: Standardized Residuals
Sample 2013 2017
Observations 75
Mean 1.43e-15
Median -0.052145
Maximum 0.960995
Minimum -0.651013
Std. Dev. 0.341176
Skewness 0.356424
Kurtosis 2.687919
Jarque-Bera 1.892334
Probability 0.388226
75
Dari hasil uji diatas nilai probability Jarque-Bera menunjukkan
nilai sebesar 0,388226 yang artinya tidak signifikan pada alpha 5%,
sehingga dapat disimpulkan bahwa error terdistribusi normal.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan program eviews 9 yang
menghasilkan 2 output hasil uji yaitu output uji signifikansi simultan atau
uji F dan output signifikansi parsial atau uji t. Berikut hasil data uji tersebut:
1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji signifikansi simultan dilakukan untuk membuktikan apakah
pengungkapan kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola berpengaruh
terhadap nilai perusahaan atau tidak jika diuji secara simultan. Hasil uji F
dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel IV.17
Hasil Uji Simultan (Uji Statistik F)
Weighted Statistics
F-statistic 3.912348
Prob(F-statistic) 0.001243
Sumber: data diolah eviews
Hasil uji diatas menunjukkan bahwa probabilitas F sebesar 0,001 <
0,05, maka keputusannya adalah menerima H1 dan menolak H0 sehingga
hasil pengujian tersebut menyatakan bahwa pengungkapan kinerja
lingkungan, sosial, dan tata kelola berpengaruh terhadap nilai perusahaan
jika diuji secara simultan.
76
2. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Uji signifikansi parsial dilakukan untuk menganalisa pengaruh
variabel pengungkapan kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam
menerangkan nilai perusahaan. Hasil uji T dari variabel yangdigunakan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.18
Hasil Uji Parsial (Uji Statistik t)
Dependent Variable: TQ
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Variable Coefficient Prob. Α Hasil
C -2.736860 0.1425 0,05
ENV -0.923049 0.0024 0,05 H1 diterima
SOC 0.428133 0.0880 0,05 H0 diterima
KOMIND 0.802567 0.0787 0,05 H 0 diterima
INST 5.035530 0.0149 0,05 H1 diterima
PUB 6.740039 0.0010 0,05 H1 diterima
SIZE -0.163192 0.0206 0,05 H1 diterima
LEV -0.010477 0.7608 0,05 H0 diterima
Sumber : data diolah eviews
Angka yang dihasilkan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
ENV, dengan nilai beta sebesar -0,923049 artinya jika terdapat
kenaikan pada tingkat pengungkapan lingkungan (ENV) sebesar
0,923049 satu satuan, ceteris paribus maka rata-rata nilai perusahaan
akan turun sebesar 0,923049 satuan, atau sebaliknya jika terjadi
penurunan.
INST, dengan nilai Beta sebesar 5,035530 artinya jika terdapat
kenaikan pada persentase kepemilikan institusional dalam perusahaan
77
sebesar 5,035530 satu satuan, ceteris paribus maka rata-rata nilai
perusahaan akan naik sebesar 5,035530 satuan, atau sebaliknya jika
terjadi penurunan.
PUB, dengan nilai Beta sebesar 6,740039 artinya jika terdapat
kenaikan pada persentase kepemilikan saham publik sebesar 6,740039
satu satuan, ceteris paribus maka rata-rata nilai perusahaan akan naik
sebesar 6,740039 satuan, atau sebaliknya jika terjadi penurunan.
SIZE, dengan nilai Beta sebesar -0,163192 artinya jika terdapat
kenaikan pada ukuran perusahaan sebesar 0,163192 satu satuan, ceteris
paribus maka rata-rata nilai perusahaan akan turun sebesar 0,163192
satuan, atau sebaliknya jika terjadi penurunan.
3. Hasil Uji Signikansi Parsial (Uji t)
Dari tabel IV.18 terlihat bahwa variabel kinerja lingkungan (ENV),
kepemilikan saham institusional (INST), kepemilikan saham publik
(SMIN), dan ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, sedangkan kinerja sosial (SOC), proporsi komisaris
independen (KOMIND), dan leverage (LEV) tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Dari hasil pengujian signifikansi parsial yang telah
dilakukan, maka persamaan regresi yang dapat dibentuk adalah sebagai
berikut.
TQ = -2.736860 –0.923049ENV + 0.428133SOC + 0.802567KOMIND
+ 5.035530INST + 6.740039SMIN – 0.163192SIZE – 0.010477LEV +
e
78
D. Pembahasan Hipotesis
Setelah melakukan analisis regresi data panel dan analisis data secara
statistik, yaitu uji signifikansi parsial (Uji T) dan uji signifikansi simultan
(Uji F), maka diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian terhadap H1, variabel kinerja
lingkungan memiliki nilai sig. 0.0024 dengan koefisien sebesar -
0.923049, yang artinya variabel kinerja lingkungan berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan, sehingga hipotesis H1 diterima. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa setiap penurunan variabel kinerja lingkungan
sebesar satu akan meningkatkan nilai perusahaan sebesar 0,923049. Hasil
penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Auliya (2018), Prayoga (2015), Rosiana dan Gede (2013), serta Hariati
dan Yeney (2014).
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Rosyid (2015), Sari, et al. (2017) yang menemukan bahwa kinerja
lingkungan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2. Pengaruh Kinerja Sosial terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian terhadap H2, variabel kinerja sosial
memiliki nilai sig. 0,0880 dengan koefisien sebesar 0,428133, yang
artinya variabel kinerja sosial tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, sehingga hipotesis H2 ditolak. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari, et al. (2017), Suparjan & Ali
(2012), Rosyid (2015), dan Kurniawan, et al. (2018). Kurniawan, et al.
79
(2018) juga berpendapat bahwa penelitiannya melihat dari sudut pandang
investor sehingga mungkin ini merupakan salah satu faktor mengapa
pengungkapan kinerja sosial tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Setiawati
(2013), Prayoga (2015) yang menemukan bahwa pengungkapan kinerja
sosial berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan.
3a. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian terhadap H3a, variabel komisaris
dengan penelitian yang dilakukan oleh Fadillah (2017) yang juga
menemukan bahwa ketentuan minimal dewan komisaris independen
independen memiliki nilai sig. 0,0787 dengan koefisien 0,80257, yang
artinya variabel komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, sehingga hipotesis H3a ditolak. Hasil penelitian ini sejalan
sebesar 30% masih belum cukup tinggi untuk membuat komisaris
independen dapat mendominasi kebijakan yang diambil oleh dewan
komisaris sehingga dewan komisaris independen belum dapat
menjalankan fungsi pengawasannya secara efektif.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Dewi dan
Yeterina (2014), Hariati dan Yeney (2014), Muryati dan Made (2014),
Onasis dan Robin (2016) yang menemukan bahwa keberadaan komisaris
independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
80
3b.Pengaruh Kepemilikan Saham Institusional terhadap Nilai
Perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian terhadap H3b, variabel kepemilikan
saham institusional memiliki nilai sig. 0,0149 dengan koefisien
5,035530, yang artinya kepemilikan saham institusional berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan sehingga hipotesis H3b diterima. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santoso
(2017), Muryati dan Made (2014) yang juga menemukan bahwa
kepemilikan institusional memiliki peran penting dalam memonitor
manajemen. Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan
menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor
institusional sehingga dapat menghalangi perilaku oportunistik manajer
sehingga proses pengambilan keputusan dapat berjalan lebih baik.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Dewi dan
Yeterina (2014), Maryanti dan Wildah (2017) yang menemukan bahwa
kepemilikan saham institusional tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Penelitian lain yang bertentangan dengan hasil penelitian ini
adalah penelitian Hariati dan Yeney (2014) yang menemukan bahwa
kepemilikan saham institusional berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan.
3c.Pengaruh Kepemilikan Saham Publik terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian terhadap H3c, variabel kepemilikan
saham publik memiliki nilai sig. 0,0010 dengan koefisien 6,740039, yang
artinya kepemilikan saham publik berpengaruh positif terhadap nilai
81
perusahaan sehingga hipotesis H3c diterima. Hasil penelitian sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Arbi (2010), Putri dan Nila (2018)
yang juga menemukan bahwa kepemilikan saham publik memudahkan
dalam pengawasan kinerja manajemen sehingga manajer bertindak sesuai
dengan kepentingan pemegang saham sehingga mampu meningkatkan
nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Onasis dan
Robin (2016) yang menemukan bahwa kepemilikan saham publik tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
4.Pengaruh Kinerja Lingkungan, Kinerja Sosial, dan Tata Kelola
terhadap Nilai Perusahaan.
Berdasarkan hasil Uji F pada tabel IV.17 bahwa probabilitas F
sebesar 0,001 < 0,05, maka keputusannya adalah menerima H1 dan
menolak H0 sehingga hasil pengujian tersebut menyatakan bahwa
pengungkapan kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengujian statistika atas pengaruh pengungkapan kinerja
lingkungan, sosial,dan tata kelola perusahaan terhadap nilai perusahaan
dengan sampel sebanyak 15 perusahaan yang terdaftar di BEI selama 5
tahun dari tahun 2013 hingga 2017, dengan total sampel 75 perusahaan,
didapatkan hasil simpulan sebagai berikut:
1. Pengungkapan kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap
nilaiperusahaan.
2. Pengungkapan kinerja sosial tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
3. Pengungkapan proporsi komisaris independen tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
4. Pengungkapan kepemilikan saham institusional berpengaruh
positifterhadap nilai perusahaan.
5. Pengungkapan kepemilikan saham publik berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
6. Dari tiga pengukuran kinerja tata kelola di atas, dua pengukuran
terbukti berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sehingga
disimpulkan bahwa pengungkapan kinerja tata kelola
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
83
B. Implikasi
Implikasi penelitian adalah metode untuk membandingkan penelitian
yang lalu dengan hasil penelitian yang terbaru. Ada terdapat tiga jenis
implikasi yang banyak digunakan untuk kebutuhan penelitian diantaranya :
a. Implikasi teoritis
Teori yang digunakan dalam penelitian ini dan menggunakan
sumber-sumber yang mewakili vaiabel-variabel yang diteliti
diharapkan dapat memberikan kontribusi dan juga dapat digunakan
sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
b. Implikasi manajerial
Bagi manajemen perusahaan, hasil penelitian yang
membuktikan adanya danpengaruh positifterhadap pengungkapan
kinerja lingkungan dan kinerja tata kelola terhadap nilai perusahaan
dengan periode penelitian 5 tahun, sehingga dapat dijadikan dasar
pertimbangandalam mengungkapkan kinerja lingkungan dan tata
kelola, karena pengungkapan kedua kinerja tersebut dapat
memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan, khususnya
peningkatan nilai perusahaan.
c. Implikasi metodelogi
Pada implikasi metodelogi peneliti ini menggunakan teknik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan alat uji analasis statistik deskriptif, uji statistik, uji t, dan uji
fdengan menggunakan data yang diolah kembali oleh peneliti.
Dari data yang telah diolah oleh peneliti merupakan jawaban
84
atas permasalahan yang ada dalam penelitian ini dengan didukung
oleh beberapa teori yang sudah peneliti cantumkan.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, kesimpulan serta
keterbatasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka saran untuk
akademisi dan penelitian selanjutnya adalah:
1. Masih terdapat banyak hal yang dapat lebih dimaksimalkan
sebelum melakukan pengujian kembali seperti jumlah sampel
perusahaan yang menerbitkan laporan keberlanjutan, dimana tren
pelaporan sustainability report dan annual report untuk
perusahaan yang terdaftar di BEI semakin lama semakin
meningkat.
2. Dikarenakan variabel kinerja lingkungan, sosial, dan tata
kelolahanya mampu menjelaskan variabel nilai perusahaan
sebesar 23%, maka pada penelitian selanjutnya dapat
menambahkan variabel-variabel lain yang belum termasuk dalam
penelitian ini, seperti variabel Earning per Share (EPS), Price to
Book Value (PBV).
DAFTAR PUSTAKA
Arbi, Fanny Hanadi (2010). Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan
Publik terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Universitas Sebelas Maret:
Surakarta.
Auliya, M Rifqi (2018). Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Corporate Social ResponsibilitySebagai Variabel Intervening.
Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
Cadbury Committee (1992). Report of The Committee on The Financial Aspects of
Corporate Governance. London: Gee.
Caesaria dan Basuki (2017). The Study of Sustainability Report Disclosure Aspects
and Their Impact on The Companies’ Performance.
Cone Communications (2017). Cone Communications CSR Studydi
www.conecomm.com (diakses 29 November 2018).
Dewi, Laurensia Chintia dan Yeterina Widi N. (2014). Pengaruh Struktur
Kepemilikan dan Dewan Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan.
Kinerja, Vol. 18, 64-80.
Elisetiawati, Eva dan Budi Artinah (2016). Pengaruh Pelaksanaan Good Corporate
Governance, Kepemilikan Institusional, dan Leverage Terhadap Kinerja
Keuangan. Journal of Management, Vol. 17.
Elkington, John (1998). Accounting for The Triple Bottom Line. Measuring Business
Excellence, Vol.2, 18-22.
Fadillah, AdilRidlo (2017).
AnalisisPengaruhDewanKomisarisIndependen,KepemilikanManajerial,
danKepemilikanInstitusionalterhadap Nilai Perusahaan yang Terdaftar di
LQ45. JurnalAkuntansi, Vol.12.
Fatchan, Ilham Nuryana dan RinaTrisnawati (2016). Pengaruh Good Corporate
Governance padaHubunganantara Sustainability Report danNilai Perusahaan.
Freeman, R.E. (1984). Strategic Management: A Stakeholder Approach. Pitman:
Boston.
Ghozali, Imam (2011). AplikasiAnalisisMultivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Global Reporting Initiatives (2002). Sustainability Reporting Guidelines, Global
Reporting Initiativedi www.globalreporting.org(diakses26 November 2018).
Global Reporting Initiatives (2013). G4 Sustainability Reporting Guidelines –
Reporting Principles and Standard Disclosure di
www.globalreporting.org(diakses27 November 2018).
Gray, et al. (1995). Corporate Social and Environmental Reporting: A Review of
Literature and a Longitudinal Study of UK Disclosure. Accounting, Auditing,
and Accountability Journal, Vol.8 No. 2: 47-76.
Gujarati, Damodar (2003). Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain. Jakarta:
Erlangga.
Hariati, Isnin dan Yeney W. Rihatiningtyas (2014). Pengaruh Tata Kelola
Perusahaan danKinerjaLingkunganterhadapNilai Perusahaan.
JurnalAkuntansi.
Jensen and Meckling (1976). The Theory of The Firm: ManajerialBehaviour, Agency
Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial and Economics, Vol. 3,
305-360.
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) (2006). Pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia.
Kurniawan, Tedy, HafiezSofyani, dan Evi Rahmawati (2018). Pengungkapan
Sustainability Report dan Nilai Perusahaan: Studi Empiris di Indonesia dan
Singapura. JurnalIlmiahAkuntansi, Vol. 16, 1-20.
Kusumadilaga, Rimba (2010). PengaruhCorporate Social Responsibility
TerhadapNilai Perusahaan denganProfitabilitassebagaiVariabel Moderating
(StudiEmpirispada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Skripsi. UniversitasDiponegoro, Semarang.
Lestari (2017). PengaruhKepemilikan InstitusionaldanStruktur Modal terhadapNilai
Perusahaan. JurnalRisetManajemendanBisnis, Vol. 2, 293-306.
Mareta, Azridan Fury KhristiantyFitriyah (2017).
PengaruhKinerjaLingkungandanKepemilikanAsingterhadapNilai Perusahaan.
JurnalAkuntansi.
Maristi, Annisa (2013). PengaruhCorporate Social Responsibility Disclosure dan
Kebijakan Dividen Terhadap Reaksi Investor. Jurnal Ekonomi.
Maryanti, Eni dan Wildah Nihayatul F. (2017). Corporate Social Responsibility,
Good Corporate Governance, dan Kinerja Lingkungan terhadap Nilai
Perusahaan. Journal of Accounting Science, Vol. 1.
Muryati, Ni Nyoman Tri Sariri dan I Made Sadha Suardikha (2014). Pengaruh
Corporate Governance pada Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi.
Nurcahyo, DidikIndra. PengaruhStrukturKepemilikanSahamdanUkuran Perusahaan
TerhadapKinerja Perusahaan (StudiEmpirispada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Tahun 2010-2013). Skripsi. UniversitasDiponegoro,
Semarang.
Onasis, Kristie and Robin (2016). Pengaruh Tata Kelola Perusahaan terhadapNilai
Perusahaan pada Perusahaan SektorKeuangan yang Terdaftar di BEI.
JurnalEkonomi, Vol 20.
OtoritasJasaKeuangan (2017). InfograsisLembagaJasaKeuangandanEmitenPenerbit
Sustainability di www.ojk.go.id (diakses 11 Januari 2019).
Prayoga, Dion (2015).
PengaruhKinerjaSosialdanKinerjaLingkunganterhadapKinerjaKeuangan
Perusahaan. JurnalEkonomi.
Putri, Nelly S. dan Nila Firdausi N. (2018). Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan
Publik terhadap Investasi Research and Development serta dampaknya
terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Administras iBisnis, Vol. 55.
Republik Indonesia, PeraturanOtoritasJasaKeuanganNomor 57/POJK.04/2017
tentangPenerapan Tata Kelola Perusahaan Efek yang MelakukanKegiatan
Usaha sebagaiPenjaminEmisiEfekdanPerantaraPedagangEfek.
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, Jakarta.
Retno, Reny Dyah dan Denies Priantinah (2012). Pengaruh Good Corporate
Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap
Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2007-2010). Jurnal Nominal, Vol. 1.
Rosiana, Gusti Ayu Ervina dan Gede Juliarsa (2013). Pengaruh Pengungkapan CSR
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel
Pemoderasi. Journal of Accounting, 723-738.
Ross, Stephen A. (1977). The Determinants of Financial Structure : The Incentive
Signalling Approach.Journal of Economics, Vol.8.
Santoso, Agus (2017). PengaruhGood Corporate Governance terhadapNilai
Perusahaan denganKinerjaKeuangansebagaiVariabelIntervening.
JurnalEkonomidanBisnis,hal. 67-77.
Sari, Nur Astri, Budi Artinah, dan Safriansyah (2017). Sustainability ReportdanNilai
Perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
Scott, R. William (2015). Financial Accounting Theory. Seventh Edition. Pearson
Prentice Hall: Toronto.
Setiawati, Lina (2013). PengaruhKinerjaSosial Perusahaan terhadapNilai Perusahaan
denganAktivitasPenelitiandanPengembangan Perusahaan sebagaiVariabel
Moderating.
Sudana, I Made & Putu Ayu Arlindania W. (2011). Corporate Governance dan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Go-Public
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan.
Sukamulja, Sukmawati (2014). Good Corporate Governance di Sektor Keuangan:
Dampak GCG Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Ekonomi, Vol. 8.
Suparjan, Andika dan Ali Sandy Mulya (2012). Pengaruh Kinerja Sosial dan Kinerja
Keuangan Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility
sebagai Variabel Intervening terhadap Nilai Perusahaan. Media Riset
Akuntansi, Vol. 12.
Syafrullah, Saddek dan Harjum Muharam (2017). Analisis Pengaruh Kinerja
Environmental, Social, dan Governance (ESG) Terhadap Abnormal Return.
Journal of Management, Vol 6, 1-14.
Warren, J. and Thomsen, M. (2012). The Case For Corporate Responsibility
Reporting: Valuing and Communicating the Intangibles. White Paper. VT:
OneReport, Inc.
World Business Council for Sustainable Development (2002). Corporate Social
Responsibility: The WBCSD’s journey.
Yuslirizal, Andhika (2017). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Growth, Likuiditas, dan Size terhadap Nilai Perusahaan pada
Industri Tekstil dan Garmen di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Katalogid, Vol.
5, 116-126.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi:
Nama : Stephen Sanjaya
Tempat, Tanggal Lahir :Tangerang, 25 April 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Buddha
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl.Iskandar Muda, Rt.03/Rw.01,
Kel.Kedaung Baru, Kec.Neglasari, Tangerang, Banten.
Nomor Handphone : 085921566700
Email : [email protected]
IPK Terakhir : 3.41
Riwayat Pendidikan:
TK : TK Bina Anugerah
SD : SD Dharma Widya
SMP/MTS : SMP Dharma Widya
SMA/SMK/MA : SMK Dharma Widya
Universitas : Universitas Buddhi Dharma
Riwayat Pekerjaan:
1. PT. SUBUR MAKMUR SENTOSA (Januari 2017 s/d Juli 2019)
2. PT. ALAM LESTARI UNGGUL (Agustus 2019 s/d Sekarang).
Tangerang, 20 Desember 2019
STEPHEN SANJAYA
LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Sampel Perusahaan
No Kode Nama Perusahaan
1 ANTM Antam (Persero) Tbk., PT.
2 ASII Astra International Tbk., PT.
3 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT.
4 BEKS Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., PT
5 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
6 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk., PT.
7 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk. PT.
8 EXCL XL Axiata Tbk., PT.
9 INCO Vale Indonesia Tbk., PT
10 INDY Indika Energy Tbk., PT.
11 ITMG Indo Tambang Raya Megah Tbk., PT
12 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk
13 PTBA Bukit Asam (Persero) Tbk., PT.
14 PTRO Petrosea Tbk., PT.
15 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT.
Lampiran 2
Indikator Pengungkapan Informasi Lingkungan & Sosial
KATEGORI LINGKUNGAN
Bahan
EN1 Bahan yang digunakan berdasarkan berat atau volume
EN2 Persentase bahan yang digunakan yang merupakan
bahan input daur ulang
Energi
EN3 Konsumsi energi dalam organisasi
EN4 Konsumsi energi diluar organisasi
EN5 Intensitas Energi
EN6 Pengurangan konsumsi energi
Air
EN7 Konsumsi energi diluar organisasi
EN8 Total pengambilan air berdasarkan sumber
EN9 Sumber air yang secara signifikan dipengaruhi oleh
pengambilan air
EN10 Persentase dan total volume air yang didaur ulang dan
digunakan kembali
Keanekaragaman Hayati
EN11 Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki, disewa,
dikelola didalam, atau yang berdekatan dengan,
kawasan lindung dan kawasan dengan nilai
keanekaragaman hayati tinggi diluar kawasan lindung
EN12 Uraian dampak signifikan kegiatan, produk, dan jasa
terhadap keanekaragaman hayati di kawasan lindung
dan kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati
tinggi diluar kawasan lindung
EN13 Habitat yang dilindungi dan dipulihkan
EN14 Jumlah total spesies dalam iucn red list dan spesies
dalam daftar spesies yang dilindungi nasional dengan
habitat di tempat yang dipengaruhi operasional,
berdasarkan tingkat risiko kepunahan
Emisi
EN15 Emisi gas rumah kaca (GRK) langsung (Cakupan 1)
EN16 Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak langsung
(Cakupan 2)
EN17 Emisi gas rumah kaca (GRK) tidak langsung lainnya
(Cakupan 3)
EN18 Intensitas emisi gas rumah kaca (GRK)
EN19 Pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK)
EN20 Emisi bahan perusak ozon (BPO)
EN21 NOX, SOX, dan emisi udara signifikan lainnya
Efluen dan Limbah
EN22 Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan tujuan
EN23 Bobot total limbah berdasarkan jenis dan metode
pembuangan
EN24 Jumlah dan volume total tumpahan signifikan
EN25 Bobot limbah yang dianggap berbahaya menurut
ketentuan konvensi Basel2 Lampiran I, II, III, dan VIII
yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah, dan
persentase limbah yang diangkut untuk pengiriman
internasional
EN26 Identitas, ukuran, status lindung, dan nilai
keanekaragaman hayati dari badan air dan habitat
terkait yang secara signifikan terkena dampak dari
pembuangan dan air limpasan dari organisasi
Produk dan Jasa
EN27 Tingkat mitigasi dampak terhadap dampak lingkungan
produk dan jasa
EN28 Persentase produk yang terjual dan kemasannya yang
direklamasi menurut kategori
Kepatuhan
EN29 Nilai moneter denda signifikan dan jumlah total sanksi
non-moneter atas ketidakpatuhan terhadap undang-
undang dan peraturan lingkungan
Transportasi
EN30 Dampak lingkungan signifikan dari pengangkutan
produk dan barang lain serta bahan untuk operasional
organisasi, dan pengangkutan tenaga kerja
Lain-Lain
EN31 Total pengeluaran dan investasi perlindungan
lingkungan berdasarkan jenis
Asesmen Pemasok Atas Lingkungan
EN32 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan
kriteria lingkungan
EN33 Dampak lingkungan negatif signifikan aktual dan
potensial dalam rantai pasokan dan tindakan yang
diambil
Mekanisme Pengaduan Maslaah Lingkungan
EN34 Jumlah pengaduan tentang dampak lingkungan yang
diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui
mekanisme pengaduan resmi
KATEGORI SOSIAL
SUB-KATEGORI: PRAKTEK KETENAGAKERJAAN DAN
KENYAMANAN BEKERJA
Kepegawaian
LA1 Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru dan
turnover karyawan menurut kelompok umur, gender,
dan wilayah
LA2 Tunjangan yang diberikan bagi karyawan purnawaktu
yang tidak diberikan bagi karyawan sementara atau
paruh waktu, berdasarkan lokasi operasi yang
signifikan
LA3 Tingkat kembali bekerja dan tingkat retensi setelah cuti
melahirkan, menurut gender
Hubungan Industrial
LA4 Jangka waktu minimum pemberitahuan mengenai
perubahan operasional, termasuk apakah haltersebut
tercantum dalam perjanjian bersama
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
LA5 Persentase total tenaga kerja yang diwakili dalam
komite bersama formal manajemen-pekerja yang
membantu mengawasi dan memberikan saran program
kesehatan dan keselamatan kerja
LA6 Jenis dan tingkat cedera, penyakit akibat kerja, hari
hilang, dan kemangkiran, serta jumlah total kematian
akibat kerja, menurut daerah dan gender
LA7 Pekerja yang sering terkena atau berisiko tinggi terkena
penyakit yang terkait dengan pekerjaan mereka
LA8 Topik kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam
perjanjian formal dengan serikat pekerja
Pelatihan dan Pendidikan
LA9 Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan menurut
gender, dan menurut kategori karyawan
LA10 Program untuk manajemen keterampilan dan
pembelajaran seumur hidup yang mendukung
keberkelanjutan kerja karyawan dan membantu mereka
mengelola purna bakti
LA11 Persentase karyawan yang menerima reviuw kinerja
dan pengembangan karier secara reguler, menurut
gender dan kategori karyawan
Keberagaman dan Kesetaraan Peluang
LA12 Komposisi badan tata kelola dan pembagian karyawan
per kategori karyawan menurut gender, kelompok usia,
keanggotaan kelompok minoritas, dan indikator
keberagaman lainnya
Kesetaraan Remunerasi Perempuan dan Laki-Laki
LA13 Rasio gaji pokok dan remunerasi bagi perempuan
terhadap laki-laki menurut kategori karyawan
berdasarkan lokasi operasional yang signifikan
Asesmen Pemasok Terkait Praktik Ketenagakerjaan
LA14 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan
kriteria praktik ketenagakerjaan
LA15 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan
terhadap praktik ketenagakerjaandalam rantai pasokan
dan tindakan yang diambil
LA16 Jumlah pengaduan tentang praktik ketenagakerjaan
yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui
mekanisme pengaduan resmi
SUB-KATEGORI: HAK ASASI MANUSIA
Investasi
HR1 Jumlah total dan persentase perjanjian dan kontrak
investasi yang signifikan yang menyertakan klausul
terkait hak asasi manusia atau penapisan berdasarkan
hak asasi manusia
HR2 Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan
atau prosedur hak asasi manusia terkait dengan Aspek
hak asasi manusia yang relevan dengan operasi,
termasuk persentase karyawan yang dilatih
Non-Diskriminasi
HR3 Jumlah total insiden diskriminasi dan tindakan korektif
yang diambil
Kebebasan Berserikat dan Perjanjian Kerja Bersama
HR4 Operasi pemasok teridentifikasi yang mungkin
melanggar atau berisiko tinggi melanggar hak untuk
melaksanakan kebebasan berserikat dan perjanjian
kerja bersama, dan tindakan yang diambil untuk
mendukung hak-hak tersebut
Pekerja Anak
HR5 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi
melakukan eksploitasi pekerja anak dan tindakan yang
diambil untuk berkontribusi dalam penghapusan
pekerja anak yang efektif
Pekerja Paksa Atau Wajib Kerja
HR6 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi
melakukan pekerja paksa atau wajib kerja dan tindakan
untuk berkontribusi dalam penghapusan segala bentuk
pekerja paksa atau wajib kerja
Praktik Pengamanan
HR7 Persentase petugas pengamanan yang dilatih dalam
kebijakan atau prosedur hak asasi manusia di organisasi
yang relevan dengan operasi
Hak Adat
HR8 Jumlah total insiden pelanggaran yang melibatkan hak-
hak masyarakat adat dan tindakan yang diambil
Asesmen
HR9 Jumlah total dan persentase operasi yang telah
melakukan reviu atau asesmen dampak hak asasi
manusia
Asesmen Pemasok Atas Hak Asasi Manusia
HR10 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan
kriteria hak asasi manusia
HR11 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan
terhadap hak asasi manusia dalam rantai pasokan dan
tindakan yang diambil
Mekanisme Pengaduan Masalah Hak Asasi Manusia
HR12 Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap hak asasi
manusia yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan
melalui mekanisme pengaduan formal
SUB-KATEGORI: MASYARAKAT
Masyarakat Lokal
SO1 Persentase operasi dengan pelibatan masyarakat lokal,
asesmen dampak, dan program pengembangan yang
diterapkan
SO2 Operasi dengan dampak negatif aktual dan potensial
yang signifikan terhadap masyarakat lokal
Anti Korupsi
SO3 Jumlah total dan persentase operasi yang dinilai
terhadap risiko terkait dengan korupsi dan risiko
signifikan yang teridentifikasi
SO4 Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan
prosedur anti-korupsi
SO5 Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang
diambil
Kebijakan Publik
SO6 Nilai total kontribusi politik berdasarkan negara dan
penerima/penerima manfaat
Anti Persaingan
SO7 Jumlah total tindakan hukum terkait Anti Persaingan,
anti-trust, serta praktik monopoli dan hasilnya
Kepatuhan
SO8 Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah total
sanksi non-moneter atas ketidakpatuhan terhadap
undang-undang dan peraturan
Asesmen Pemasok Atas Dampak Terhadap Masyarakat
SO9 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan
kriteria untuk dampak terhadap masyarakat
SO10 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan
terhadap masyarakat dalam rantai pasokan dan tindakan
yang diambil
Mekanisme Pengaduan Dampak Terhadap Masyarakat
SO11 Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap
masyarakat yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan
melalui mekanisme pengaduan resmi
SUB-KATEGORI:
TANGGUNGJAWAB
ATAS PRODUK
Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan
PR1 Persentase kategori produk dan jasa yang signifikan
dampaknya terhadap kesehatan dan keselamatan yang
dinilai untuk peningkatan
PR2 Total jumlah insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan
dan koda sukarela terkait dampak kesehatan dan
keselamatan dari produk dan jasa sepanjang daur hidup,
menurut jenis hasil
Pelabelan Produk dan Jasa
PR3 Jenis informasi produk dan jasa yang diharuskan oleh
prosedur organisasi terkait dengan informasi dan
pelabelan produk dan jasa, serta persentase kategori
produk dan jasa yang signifikan harus mengikuti
persyaratan informasi sejenis
PR4 Jumlah total Insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan
dan koda sukarela terkait dengan informasi dan
pelabelan produk dan jasa, menurut jenis hasil
PR5 Hasil survei untuk mengukur kepuasan pelanggan
Komunikasi Pemasaran
PR6 Penjualan produk yang dilarang atau disengketakan
PR7 Jumlah total Insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan
dan koda sukarela tentang komunikasi pemasaran,
termasuk iklan, promosi, dan sponsor, menurut jenis
hasil
Privasi Pelanggan
PR8 Jumlah total keluhan yang terbukti terkait dengan
pelanggaran privasi pelanggan dan hilangnya data
pelanggan
Kepatuhan
PR9 Nilai moneter denda yang signifikan atas
ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan
terkait penyediaan dan penggunaan produk dan jasa
Sumber: GRI G4
Lampiran 3
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 7.074174 (14,53) 0.0000
Cross-section Chi-square 79.038109 14 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: TOBINSQ
Method: Panel Least Squares
Date: 11/22/19 Time: 21:37
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 75
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -2.024020 1.293103 -1.565243 0.1222
ENV -1.054409 0.309261 -3.409447 0.0011
SOC 0.482878 0.304066 1.588067 0.1170
KOMIND -0.111088 0.586456 -0.189423 0.8503
INST 4.086002 1.408208 2.901561 0.0050
PUB 5.711418 1.394277 4.096330 0.0001
SIZE -0.108332 0.045094 -2.402351 0.0191
LEV 4.04E-05 0.029585 0.001364 0.9989
R-squared 0.359985 Mean dependent var 1.078000
Adjusted R-squared 0.293118 S.D. dependent var 0.410856
S.E. of regression 0.345433 Akaike info criterion 0.812499
Sum squared resid 7.994686 Schwarz criterion 1.059698
Log likelihood -22.46873 Hannan-Quinn criter. 0.911203
F-statistic 5.383573 Durbin-Watson stat 0.755557
Prob(F-statistic) 0.000063
Lampiran 4
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 6.050440 7 0.5339
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
ENV -0.860742 -0.923049 0.016049 0.6228
SOC 0.332279 0.428133 0.011897 0.3795
KOMIND 0.958630 0.802567 0.030642 0.3726
INST 4.304342 5.035530 6.881850 0.7805
PUB 7.068676 6.740039 3.265711 0.8557
SIZE -0.315824 -0.163192 0.013912 0.1957
LEV -0.009553 -0.010477 0.001898 0.9831
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: TOBINSQ
Method: Panel Least Squares
Date: 11/22/19 Time: 21:38
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 75
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.685587 2.987155 -0.229512 0.8194
ENV -0.860742 0.318288 -2.704291 0.0092
SOC 0.332279 0.270308 1.229263 0.2244
KOMIND 0.958630 0.482328 1.987505 0.0520
INST 4.304342 3.307864 1.301245 0.1988
PUB 7.068676 2.663846 2.653560 0.0105
SIZE -0.315824 0.136560 -2.312712 0.0247
LEV -0.009553 0.055437 -0.172329 0.8638
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.776893 Mean dependent var 1.078000
Adjusted R-squared 0.688492 S.D. dependent var 0.410856
S.E. of regression 0.229311 Akaike info criterion 0.131991
Sum squared resid 2.786916 Schwarz criterion 0.811788
Log likelihood 17.05033 Hannan-Quinn criter. 0.403427
F-statistic 8.788305 Durbin-Watson stat 1.937377
Prob(F-statistic) 0.000000
Lampiran 5
Uji Lagrange Multiplier
Lagrange Multiplier Tests for Random Effects
Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided
(all others) alternatives
Test Hypothesis
Cross-section Time Both
Breusch-Pagan 35.17798 0.005464 35.18344
(0.0000) (0.9411) (0.0000)
Honda 5.931103 0.073916 4.246189
(0.0000) (0.4705) (0.0000)
King-Wu 5.931103 0.073916 2.861136
(0.0000) (0.4705) (0.0021)
Standardized Honda 8.064103 0.385255 2.111626
(0.0000) (0.3500)
(0.0174)
Standardized King-Wu 8.064103 0.385255 0.765659
(0.0000) (0.3500) (0.2219)
Gourierioux, et al.* -- -- 35.18344
(< 0.01)
*Mixed chi-square asymptotic critical values:
1% 7.289
5% 4.321
10% 2.952
Lampiran 6
Random Effect Model
Dependent Variable: TOBINSQ
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 11/22/19 Time: 21:38
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 75
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -2.736860 1.844426 -1.483854 0.1425
ENV -0.923049 0.291990 -3.161235 0.0024
SOC 0.428133 0.247324 1.731061 0.0880
KOMIND 0.802567 0.449443 1.785694 0.0787
INST 5.035530 2.014973 2.499056 0.0149
PUB 6.740039 1.957132 3.443834 0.0010
SIZE -0.163192 0.068822 -2.371213 0.0206
LEV -0.010477 0.034282 -0.305618 0.7608
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.300695 0.6323
Idiosyncratic random 0.229311 0.3677
Weighted Statistics
R-squared 0.290152 Mean dependent var 0.347968
Adjusted R-squared 0.215989 S.D. dependent var 0.257136
S.E. of regression 0.227680 Sum squared resid 3.473152
F-statistic 3.912348 Durbin-Watson stat 1.539430
Prob(F-statistic) 0.001243
Unweighted Statistics
R-squared 0.310431 Mean dependent var 1.078000
Sum squared resid 8.613681 Durbin-Watson stat 0.620719
Lampiran 7
Uji R2 atau Koefisien Determinasi
Weighted Statistics
R-squared 0.290152 Mean dependent var 0.347968
Adjusted R-squared 0.215989 S.D. dependent var 0.257136
S.E. of regression 0.227680 Sum squared resid 3.473152
F-statistic 3.912348 Durbin-Watson stat 1.539430
Prob(F-statistic) 0.001243
Lampiran 8
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Weighted Statistics
R-squared 0.290152 Mean dependent var 0.347968
Adjusted R-squared 0.215989 S.D. dependent var 0.257136
S.E. of regression 0.227680 Sum squared resid 3.473152
F-statistic 3.912348 Durbin-Watson stat 1.539430
Prob(F-statistic) 0.001243
Lampiran 9
Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik T)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -2.736860 1.844426 -1.483854 0.1425
ENV -0.923049 0.291990 -3.161235 0.0024
SOC 0.428133 0.247324 1.731061 0.0880
KOMIND 0.802567 0.449443 1.785694 0.0787
INST 5.035530 2.014973 2.499056 0.0149
PUB 6.740039 1.957132 3.443834 0.0010
SIZE -0.163192 0.068822 -2.371213 0.0206
LEV -0.010477 0.034282 -0.305618 0.7608
Lampiran10
Uji Normalitas Error
0
2
4
6
8
10
12
-0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Series: Standardized Residuals
Sample 2013 2017
Observations 75
Mean 1.43e-15
Median -0.052145
Maximum 0.960995
Minimum -0.651013
Std. Dev. 0.341176
Skewness 0.356424
Kurtosis 2.687919
Jarque-Bera 1.892334
Probability 0.388226
Lampiran 11
COMMON EFFECT MODEL
Dependent Variable: TOBINSQ
Method: Panel Least Squares
Date: 11/22/19 Time: 21:17
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 75 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -2.024020 1.293103 -1.565243 0.1222
ENV -1.054409 0.309261 -3.409447 0.0011
SOC 0.482878 0.304066 1.588067 0.1170
KOMIND -0.111088 0.586456 -0.189423 0.8503
INST 4.086002 1.408208 2.901561 0.0050
PUB 5.711418 1.394277 4.096330 0.0001
SIZE -0.108332 0.045094 -2.402351 0.0191
LEV 4.04E-05 0.029585 0.001364 0.9989 R-squared 0.359985 Mean dependent var 1.078000
Adjusted R-squared 0.293118 S.D. dependent var 0.410856
S.E. of regression 0.345433 Akaike info criterion 0.812499
Sum squared resid 7.994686 Schwarz criterion 1.059698
Log likelihood -22.46873 Hannan-Quinn criter. 0.911203
F-statistic 5.383573 Durbin-Watson stat 0.755557
Prob(F-statistic) 0.000063
Lampiran 12
Statistik Deskriptif
ENV SOC KOMIND INST SMIN ROA TOBINSQ WACC SIZE LEV
Mean 0.266338 0.306620 0.415775 0.703521 0.277183 0.035341 1.074366 0.027340 10.96390 3.215597
Median 0.210000 0.250000 0.400000 0.660000 0.300000 0.017400 0.950000 0.027957 10.60356 1.603717
Maximum 0.970000 0.940000 0.800000 0.970000 0.498500 0.203600 2.310000 0.058831 13.85349 10.49632
Minimum 0.030000 0.060000 0.290000 0.500000 0.020000 -0.055700 0.320000 0.003214 8.572828 0.200725
Std. Dev. 0.210749 0.197614 0.117591 0.123301 0.124685 0.056916 0.421815 0.012539 1.377505 3.189866
Skewness 1.226371 1.410670 1.562908 0.813896 -0.434671 0.946830 0.870421 -0.092270 0.410329 1.038478
Kurtosis 4.251130 4.634825 5.580512 3.224323 2.854689 3.538051 3.265914 2.462073 2.363627 2.653558
Jarque-Bera 22.42793 31.45480 48.60471 7.987582 2.298240 11.46487 9.174496 0.956786 3.190420 13.11655
Probability 0.000013 0.000000 0.000000 0.018430 0.316916 0.003239 0.010181 0.619779 0.202866 0.001418
Sum 18.91000 21.77000 29.52000 49.95000 19.68000 2.509200 76.28000 1.941142 778.4371 228.3074
Sum Sq. Dev. 3.109048 2.733589 0.967932 1.064220 1.088237 0.226762 12.45495 0.011006 132.8264 712.2670
Observations 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
Lampiran 13
FIXED EFFECT MODEL
Dependent Variable: TOBINSQ
Method: Panel Least Squares
Date: 11/22/19 Time: 21:32
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 75 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.685587 2.987155 -0.229512 0.8194
ENV -0.860742 0.318288 -2.704291 0.0092
SOC 0.332279 0.270308 1.229263 0.2244
KOMIND 0.958630 0.482328 1.987505 0.0520
INST 4.304342 3.307864 1.301245 0.1988
PUB 7.068676 2.663846 2.653560 0.0105
SIZE -0.315824 0.136560 -2.312712 0.0247
LEV -0.009553 0.055437 -0.172329 0.8638 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.776893 Mean dependent var 1.078000
Adjusted R-squared 0.688492 S.D. dependent var 0.410856
S.E. of regression 0.229311 Akaike info criterion 0.131991
Sum squared resid 2.786916 Schwarz criterion 0.811788
Log likelihood 17.05033 Hannan-Quinn criter. 0.403427
F-statistic 8.788305 Durbin-Watson stat 1.937377
Prob(F-statistic) 0.000000
Lampiran 14
NILAI PERUSAHAAN
KODE 2013 2014 2015 2016 2017
ANTM 0,84 0,84 0,65 1,10 0,90
ASII 1,79 1,76 1,47 1,75 1,61
BNGA 0,99 0,97 0,94 0,95 0,99
BNII 1,05 1,00 0,97 1,02 0,98
BMRI 0,94 0,96 0,93 0,92 1,12
BEKS 0,91 0,91 0,91 0,91 0,92
BBRI 0,93 0,95 0,93 1,14 1,25
PTBA 0,74 0,79 0,56 0,74 1,66
INDY 0,70 0,69 0,63 0,74 1,02
ITMG 2,31 1,39 0,69 1,40 1,53
JSMR 1,77 2,16 1,63 1,28 1,35
PTRO 0,80 0,75 0,63 0,70 0,87
INCO 0,45 0,66 0,32 0,48 0,50
WIKA 1,46 2,01 1,55 1,06 0,98
EXCL 1,71 1,42 1,28 1,06 1,18
Lampiran 15
KINERJA LINGKUNGAN
Lampiran 16
KINERJA SOSIAL
KODE 2013 2014 2015 2016 2017
ANTM 0,31 0,40 0,88 0,25 0,29
ASII 0,21 0,25 0,19 0,21 0,17
BNGA 0,25 0,40 0,44 0,25 0,19
BNII 0,25 0,31 0,19 0,27 0,15
BMRI 0,17 0,46 0,54 0,83 0,06
BEKS 0,77 0,35 0,19 0,44 0,21
BBRI 0,71 0,38 0,38 0,13 0,10
PTBA 0,56 0,08 0,94 0,60 0,19
INDY 0,17 0,13 0,10 0,13 0,08
ITMG 0,23 0,29 0,21 0,19 0,08
JSMR 0,33 0,29 0,27 0,27 0,10
PTRO 0,38 0,13 0,13 0,19 0,33
KODE 2013 2014 2015 2016 2017
ANTM 0,76 0,71 0,85 0,44 0,50
ASII 0,35 0,18 0,35 0,29 0,29
BNGA 0,06 0,09 0,09 0,06 0,03
BNII 0,09 0,09 0,03 0,03 0,09
BMRI 0,09 0,26 0,29 0,32 0,00
BEKS 0,53 0,29 0,03 0,26 0,24
BBRI 0,35 0,32 0,18 0,00 0,00
PTBA 0,44 0,21 0,97 0,44 0,12
INDY 0,29 0,06 0,06 0,12 0,12
ITMG 0,35 0,44 0,47 0,38 0,21
JSMR 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12
PTRO 0,74 0,21 0,18 0,35 0,18
INCO 0,38 0,53 0,56 0,12 0,21
WIKA 0,06 0,18 0,21 0,00 0,03
EXCL 0,53 0,09 0,12 0,35 0,06
INCO 0,21 0,50 0,44 0,06 0,10
WIKA 0,27 0,46 0,23 0,10 0,13
EXCL 0,71 0,17 0,15 0,40 0,25
Lampiran 17
KOMISARIS INDEPENDEN
KODE 2013 2014 2015 2016 2017
ANTM 33% 33% 33% 33% 33%
ASII 33% 33% 33% 33% 36%
BNGA 50% 50% 50% 50% 50%
BNII 50% 50% 33% 40% 50%
BMRI 50% 50% 50% 50% 50%
BEKS 80% 50% 50% 80% 80%
BBRI 50% 63% 63% 56% 56%
PTBA 33% 33% 33% 33% 33%
INDY 33% 33% 33% 50% 50%
ITMG 33% 33% 33% 40% 29%
JSMR 33% 57% 33% 33% 33%
PTRO 43% 40% 40% 40% 40%
INCO 30% 30% 30% 30% 30%
WIKA 33% 43% 43% 33% 33%
EXCL 43% 43% 38% 40% 40%
Lampiran 18
Kepemilikan Saham Institusional
KODE 2013 2014 2015 2016 2017
ANTM 65% 65% 65% 65% 65%
ASII 50% 50% 50% 50% 50%
BNGA 97% 97% 91% 91% 91%
BNII 97% 97% 97% 97% 97%
BMRI 60% 60% 60% 60% 60%
BEKS 75% 75% 75% 75% 75%
BBRI 57% 57% 57% 57% 57%
PTBA 65% 65% 65% 65% 65%
INDY 63% 63% 69% 68% 68%
ITMG 65% 65% 65% 65% 65%
JSMR 72% 70% 73% 73% 73%
PTRO 70% 70% 70% 70% 70%
INCO 80% 80% 80% 80% 80%
WIKA 65% 65% 65% 65% 65%
EXCL 66% 66% 66% 66% 66%
Lampiran 19
Kepemilikan Saham Publik
KODE 2013 2014 2015 2016 2017
ANTM 35% 35% 35% 35% 35%
ASII 50% 50% 50% 50% 50%
BNGA 2% 2% 8% 8% 8%
BNII 3% 3% 3% 3% 3%
BMRI 40% 40% 40% 40% 40%
BEKS 25% 25% 25% 25% 25%
BBRI 43% 43% 43% 42% 42%
PTBA 21% 29% 26% 26% 26%
INDY 30% 30% 25% 30% 30%
ITMG 35% 35% 30% 32% 32%
JSMR 28% 30% 27% 27% 27%
PTRO 22% 20% 20% 19% 19%
INCO 20% 20% 20% 20% 20%
WIKA 35% 35% 35% 35% 35%
EXCL 34% 34% 34% 34% 34%
Lampiran 20
Ukuran Perusahaan
KODE 2013 2014 2015 2016 2017
ANTM 10,00 10,00 10,32 10,31 10,43
ASII 12,27 12,37 12,41 12,48 12,60
BNGA 12,30 12,36 12,38 12,39 12,49
BNII 11,85 11,87 11,97 12,02 12,06
BMRI 13,51 13,66 13,72 13,85 13,93
BEKS 11,17 11,24 11,39 11,54 11,65
BBRI 13,35 13,59 13,69 13,82 13,93
PTBA 9,37 9,61 9,73 9,83 10,00
INDY 10,25 10,26 10,30 10,11 10,80
ITMG 9,69 9,70 9,70 9,70 9,82
JSMR 10,24 10,37 10,51 10,89 11,28
PTRO 8,73 8,67 8,68 8,57 8,69
INCO 10,23 10,28 10,36 10,31 10,30
WIKA 9,44 9,68 9,89 10,35 10,73
EXCL 10,60 11,06 10,98 10,91 10,94
Lampiran 21
Leverage
KODE 2013 2014 2015 2016 2017
ANTM 0,79 0,83 0,66 0,63 0,84
ASII 1,02 0,96 0,94 0,87 0,89
BNGA 7,45 7,20 7,33 6,06 6,21
BNII 10,50 8,89 9,01 7,65 7,34
BMRI 4,38 4,41 4,23 3,85 3,75
BEKS 9,54 9,71 10,43 9,58 10,38
BBRI 6,87 7,21 6,76 5,84 5,73
PTBA 0,54 0,74 0,82 0,76 0,59
INDY 1,44 1,51 1,59 1,46 2,26
ITMG 0,48 0,48 0,41 0,33 0,42
JSMR 1,66 1,89 1,97 2,27 3,31
PTRO 1,58 1,43 1,39 1,31 1,45
INCO 0,33 0,31 0,25 0,21 0,20
WIKA 3,01 2,25 2,58 1,46 2,12
EXCL 1,63 3,53 3,18 1,59 1,60
Lampiran 22
KODE PERUSAHAAN
Tahun KINERJA LINGKUNGAN
ENV TOTAL ENV ENV
ANTM 2013 26 34 0,76
2014 24 34 0,71
2015 29 34 0,85
2016 15 34 0,44
2017 17 34 0,50
ASII 2013 12 34 0,35
2014 6 34 0,18
2015 12 34 0,35
2016 10 34 0,29
2017 10 34 0,29
BNGA 2013 2 34 0,06
2014 3 34 0,09
2015 3 34 0,09
2016 2 34 0,06
2017 1 34 0,03
BNII 2013 3 34 0,09
2014 3 34 0,09
2015 1 34 0,03
2016 1 34 0,03
2017 3 34 0,09
BMRI 2013 3 34 0,09
2014 9 34 0,26
2015 10 34 0,29
2016 11 34 0,32
2017 0 34 -
BEKS 2013 18 34 0,53
2014 10 34 0,29
2015 1 34 0,03
2016 9 34 0,26
2017 8 34 0,24
BBRI 2013 12 34 0,35
2014 11 34 0,32
2015 6 34 0,18
2016 0 34 -
2017 0 34 -
PTBA 2013 15 34 0,44
2014 7 34 0,21
2015 33 34 0,97
2016 15 34 0,44
2017 4 34 0,12
INDY 2013 10 34 0,29
2014 2 34 0,06
2015 2 34 0,06
2016 4 34 0,12
2017 4 34 0,12
ITMG 2013 12 34 0,35
2014 15 34 0,44
2015 16 34 0,47
2016 13 34 0,38
2017 7 34 0,21
JSMR 2013 4 34 0,12
2014 4 34 0,12
2015 4 34 0,12
2016 4 34 0,12
2017 4 34 0,12
PTRO 2013 25 34 0,74
2014 7 34 0,21
2015 6 34 0,18
2016 12 34 0,35
2017 6 34 0,18
INCO 2013 13 34 0,38
2014 18 34 0,53
2015 19 34 0,56
2016 4 34 0,12
2017 7 34 0,21
WIKA 2013 2 34 0,06
2014 6 34 0,18
2015 7 34 0,21
2016 0 34 -
2017 1 34 0,03
EXCL 2013 18 34 0,53
2014 3 34 0,09
2015 4 34 0,12
2016 12 34 0,35
2017 2 34 0,06
Lampiran 23
KODE PERUSAHAAN
Tahun KINERJA SOSIAL
SOC TOTAL SOC SOC
ANTM 2013 15 48 0,31
2014 19 48 0,40
2015 42 48 0,88
2016 12 48 0,25
2017 14 48 0,29
ASII 2013 10 48 0,21
2014 12 48 0,25
2015 9 48 0,19
2016 10 48 0,21
2017 8 48 0,17
BNGA 2013 12 48 0,25
2014 19 48 0,40
2015 21 48 0,44
2016 12 48 0,25
2017 9 48 0,19
BNII 2013 12 48 0,25
2014 15 48 0,31
2015 9 48 0,19
2016 13 48 0,27
2017 7 48 0,15
BMRI 2013 8 48 0,17
2014 22 48 0,46
2015 26 48 0,54
2016 40 48 0,83
2017 3 48 0,06
BEKS 2013 37 48 0,77
2014 17 48 0,35
2015 9 48 0,19
2016 21 48 0,44
2017 10 48 0,21
BBRI 2013 34 48 0,71
2014 18 48 0,38
2015 18 48 0,38
2016 6 48 0,13
2017 5 48 0,10
PTBA 2013 27 48 0,56
2014 4 48 0,08
2015 45 48 0,94
2016 29 48 0,60
2017 9 48 0,19
INDY 2013 8 48 0,17
2014 6 48 0,13
2015 5 48 0,10
2016 6 48 0,13
2017 4 48 0,08
ITMG 2013 11 48 0,23
2014 14 48 0,29
2015 10 48 0,21
2016 9 48 0,19
2017 4 48 0,08
JSMR 2013 16 48 0,33
2014 14 48 0,29
2015 13 48 0,27
2016 13 48 0,27
2017 5 48 0,10
PTRO 2013 18 48 0,38
2014 6 48 0,13
2015 6 48 0,13
2016 9 48 0,19
2017 16 48 0,33
INCO 2013 10 48 0,21
2014 24 48 0,50
2015 21 48 0,44
2016 3 48 0,06
2017 5 48 0,10
WIKA 2013 13 48 0,27
2014 22 48 0,46
2015 11 48 0,23
2016 5 48 0,10
2017 6 48 0,13
EXCL 2013 34 48 0,71
2014 8 48 0,17
2015 7 48 0,15
2016 19 48 0,40
2017 12 48 0,25