PERAN DUTA MEREK GRUP MUSIK WANITA KOREA ...repositori.buddhidharma.ac.id/574/1/COVER NURMA -...
Transcript of PERAN DUTA MEREK GRUP MUSIK WANITA KOREA ...repositori.buddhidharma.ac.id/574/1/COVER NURMA -...
PERAN DUTA MEREK GRUP MUSIK WANITA KOREA
BLACKPINK UNTUK BRAND AWARENESS SHOPEE
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)
Nama : Nurmawati
NIM : 20150400004
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA
TANGERANG
2019
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang
dikutip, maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Nama : Nurmawati
NIM : 20150400004
Tanda Tangan :
*materai Rp 6000
Tanggal : 18 Juli 2019
iii
iv
v
ABSTRAK
Dunia bisnis mengalami perkembangan yang pesat. Segala kebutuhan dan keinginan manusia yang meningkat dan beragam membuat perusahaan harus mampu mengikuti pergeseran budaya dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini. Salah satunya kegiatan belanja daring melalui aplikasi mobile, yaitu platform e-commerce Shopee. Penelitian ini membahas mengenai “Peran Duta Merek Grup Musik Wanita Korea Blackpink Untuk Brand Awareness Shopee”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran duta merek grup musik wanita Blackpink untuk kesadaran merek Shopee. Penelitian ini menggunakan teori komunikasi pemasaran, duta merek, kesadaran merek dan keputusan AIDA. Penyusunan penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif, yang berusaha menjabarkan kutipan fakta secara sistematis. Proses pengumpulan data, dilakukan melalui observasi online, tinjauan pustaka, dokumentasi dan wawancara dengan 6 (enam) narasumber. Hasil penelitian ini menyatakan Shopee berhasil memberikan diferensiasi produknya dengan pesaing lainnya, seperti Shopee mall, fitur live chat, free ongkir. Peran Blackpink sebagai duta merek Shopee telah sesuai dan memenuhi syarat dalam indikator transference, kesesuaian, kredibilitas, daya tarik dan power.. Berdasarkan kategori kesadaran merek, Shopee telah berada di tahap pemanggilan merek (brand recall) dengan keberhasilan dalam melibatkan Blackpink sebagai duta merek untuk mengingat brand Shopee. Sikap pengguna Shopee juga menyatakan bahwa pemilihan dan peran Blackpink sebagai duta merek dinilai efektif karena membentuk perilaku pengguna dalam memperoleh informasi dan pesan yang disampaikan oleh Shopee, khususnya dalam menggunakan dan melakukan aktivitas jual-beli produk.
Kata Kunci : Komunikasi Pemasaran, Kesadaran Merek, Duta Merek
vi
ABSTRACT
The business world have growth rapid. All human needs and desires that increase and diverse make the company must be able to follow the shifting culture and development of information and communication technology. One of the online shopping activities through mobile application, is Shopee e-commerce platform. This research is about “The Role of Brand Ambassador Korean Girlband for Shopee Brand Awareness”. This research is for to know the role of of Korean girlband brand ambassador which is Blackpink as Shopee brand awareness. This research use theory of marketing communication, brand ambassador, brand awareness and AIDA (in order to make decisions). The research preparation is use qualitative method with descriptive analysis, which seeks to describe fact quotes systematically.In collecting data, through online observation, literature review, documentation, and interviews with 6 (six) peoples. The results of this study states that Shopee managed to provide product differentiation with other competitors, such as Shopee mall, live chat features, free shipping. The role of Blackpink's as Shopee brand ambassador is appropriate and meets the requirements in the transference indicator, suitability, credibility, attractiveness and power. Based on the brand awareness category, Shopee has been at stage off the brand recall which has a large impact on consumers to be easier to remember this company's brand. Shopee’s consumen behavior states that the selection and role of Blackpink as brand ambassador are considered effective because it forms the consumen behavior in obtaining and processing information and messages conveyed by the company, especially in using and carrying out product trading activities.
Keywords: Marketing Communication, Brand Awareness, Brand Ambassador
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunia-Nya yang senantiasa melimpahi berkat kepada penulis dan seluruh tugas
beserta tanggung jawab, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ”Peran Duta Merek Grup Musik Wanita Korea Blackpink Untuk
Brand Awareness Shopee”. Penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi
semua kalangan atau semua orang yang membacanya.
Penyusunan skripsi ini menjadi salah satu syarat bagi penulis dalam mencapai
gelar sarjana (S-1) jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Sosial dan Humaniora
Universitas Buddhi Dharma. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh
dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan dikarenakan oleh segala
keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki. Namun, penulis berusaha
menyajikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya agar dapat bermanfaat bagi berbagai
pihak. Untuk itu, penulis sangat menerima segala kritik dan saran yang membangun
dalam perbaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini dengan ketulusan yang paling dalam, penulis
mengucapkan terima kasih yang begitu besar kepada:
1. Dr. Sofian Sugioko, MM, CPMA selaku rektor Univeritas Buddhi Dharma
yang memberikan dukungan kepada penulis
2. Dr. Lilie Suratminto, M.A selaku dekan Fakultas Sosial dan Humaniora
3. Iwan, S.Pd., MM, M.Pd. selaku wakil dekan Fakultas Sosial dan Humaniora
4. Muhamad Husni Mubarok S.Pd., M.IKom selaku Ketua Prodi Ilmu
Komunikasi Univesitas Buddhi Dharma yang telah berkenan memberikan
pengarahan dan semangat agar penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
5. Ubed Abdilah Syarif, S.Fil., M.A selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan pengetahuan,
bimbingan, saran dan dukungan untuk penulis agar dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
viii
6. Kedua orang tua dan kakak adik saya yang senantiasa memberikan saran,
dorongan motivasi yang tinggi serta mendukung penulis baik secara
material dan non-material serta tidak lupa memberikan doa untuk penulis
dalam menyelesaikan Tugas Akhir
7. Kristover Setawan dan Seluruh teman-teman ILKOM angkatan 2015 yang
senantiasa memberikan berbagai bantuan, ide, dan motivasinya selama tiga
tahun lebih ini.
8. Dan seluruh dosen Ilmu Komunikasi Universitas Buddhi Dharma yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, karena senantiasa memberikan pengetahuan,
petunjuk, dan semangat kepada penulis disaat menjalani masa pembelajaran
selama tiga tahun ini.
Akhir kata penulis sangat berterima kasih dan mengharapkan agar skripsi ini
dapat berguna untuk penerus dan menjadi referensi yang baik bagi yang
membutuhkan.
Tangerang, 10 Juli 2019
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian .................................................................. 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ................................................. 11
1.3 Fokus Penelitian .............................................................................. 11
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................. 11
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Penelitian Terdahulu ............................................................ 13
2.2 Kerangka Teoritis ............................................................................ 18
2.2.1 Komunikasi ........................................................................... 18
2.2.2.1 Komunikasi Pemasaran ............................................. 21
2.2.2 Merek .................................................................................... 23
2.2.3 Duta Merek ........................................................................... 26
2.2.4 Kesadaran Merek .................................................................. 30
2.2.5 Keputusan AIDA .................................................................. 32
2.2.6 Media Baru ............................................................................ 34
2.2.7 Perdagangan Elektronik / E-commerce .................................. 36
x
2.2.8 Gelombang Budaya Populer Korea ...................................... 38
2.3 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian .................................................................... 47
3.2 Pendekatan Penelitian .................................................................... 48
3.3 Metode Penelitian ............................................................................. 50
3.4 Objek Penelitian .............................................................................. 50
3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 51
3.5.1 Data Primer ............................................................................ 51
3.5.1.1 Wawancara ................................................................. 51
3.5.1.2 Observasi Online ....................................................... 54
3.5.2 Data Sekunder ........................................................................ 55
3.5.2.1 Studi Pustaka .............................................................. 55
3.5.2.2 Dokumentasi .............................................................. 55
3.6 Teknik Analisis Data ....................................................................... 56
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 59
3.8 Validitas Data .................................................................................. 59
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ............................................... 61
4.1.1 Profil Perusahaan PT Shoppe Internasional Indonesia .......... 61
4.1.1.1 Logo Shopee ............................................................. 62
4.1.1.2 Visi Misi Shopee ....................................................... 62
4.1.1.3 Value Shopee ............................................................ 63
4.1.1.4 Shopee bekerja sama dengan Blackpink .................... 64
4.1.1.5 Kampus Shopee ........................................................ 72
4.1.2 Profil Grup Musik Wanita Korea Blackpink ......................... 73
4.2. Hasil Penelitian ................................................................................ 77
4.2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran Shopee ............................... 78
4.2.2. Penggunaan Media Baru dalam Branding Company ............ 82
xi
4.2.3 Peran Duta Merek Blackpink di Shopee ................................ 85
4.2.4 Kesadaran Merek (Brand Awaraness) .................................. 90
4.2.5 Duta Merek dalam Kesadaran Merek ..................................... 92
4.2.5 Perilaku Pengguna Shopee dalam keputusan AIDA .............. 96
4.2.5.1 Attention/ Perhatian .................................................... 97
4.2.5.2 Interest/ Ketertarikan ................................................. 98
4.2.5.3 Desire/ Minat ............................................................. 98
4.2.5.4 Action/ Tindakan ........................................................ 99
4.3 Pembahasaan .................................................................................... 100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 105
5.2 Saran ................................................................................................. 106
5.2.1 Saran Teoritis ......................................................................... 107
5.2.2 Saran Praktis ........................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 109
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 115
LAMPIRAN ...................................................................................... 116
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Narasi Petisi Ibu Maimon Boikot Iklan Shopee Blackpink ......... 9
Gambar 2.1 Alur Proses Komunikasi ............................................................. 20
Gambar 2.2 Skema Piramida Terbalik Pemasaran Hermawan ........................ 22
Gambar 2.3 Proses Perkembangan Merek ....................................................... 24
Gambar 2.4 Bagan Manajemen Ekuitas Merek ............................................... 31
Gambar 2.5 Data Tren Internet dan Media Sosial 2019 .................................. 36
Gambar 2.6 Diagram Ketertarikan Masyarakat Asing dalam Korean Wave ... 41
Gambar 2.7 Poster Grup Wanita Blackpink Menjelang Debut ........................ 42
Gambar 2.8 Penampilan Blackpink di panggung Coachella 2019 .................. 43
Gambar 2.9 Kerangka Pemikiran Penelitian Data ........................................... 44
Gambar 3.1 Komponensial Analisis Model Interaktif .................................... 58
Gambar 4.1 Logo Perusahaan Shopee ............................................................. 62
Gambar 4.2 Penampilan Situs Shopee ............................................................. 64
Gambar 4.3 Hasil Survey E-commerce yang sering dikunjungi ...................... 67
Gambar 4.4 Shopee Road to 12.12 Birthday Sale with Blackpink ................... 68
Gambar 4.5 Tampilan Iklan Komersial Shopee – Blackpink (Rose) ............... 69
Gambar 4.6 Contoh Kategori Black Product ................................................... 70
Gambar 4.7 Peneliti menghadiri Ngupee (Buyer Engagement) ....................... 73
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Statistik Popularitas Blackpink di beberapa Negara ............... 5
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ............................................................. 13
Tabel 4.1 Daftar Kategori Produk Shopee ....................................................... 65
Tabel 4.2 Data Kategori Pencarian Aplikasi Shopee ....................................... 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang semakin pesat.
Perkembangan ini membuat persaingan antar perusahaan bisnis di Indonesia
saling berlomba dalam mengendalikan operasionalnya dan menjaga reputasi
perusahaannya di masyarakat. Apalagi saat ini, masyarakat Indonesia cenderung
memiliki kebiasaan untuk memperoleh segala kebutuhan mereka yang serba cepat
dan instan. Hal ini mendorong setiap perusahaan bisnis lainnya untuk melakukan
berbagai strategi komunikasi pemasaran yang kreatif, efektif dan inovatif agar
terhindar dari masalah-masalah yang timbul dikarenakan persaingan bisnis
tersebut. Kebutuhan dan keinginan manusia yang semakin meningkat dan
beragam membuat perusahaan harus mampu mengikuti pergeseran budaya secara
berkelanjutan. Apalagi hadirnya perkembangan teknologi dan komunikasi sudah
memiliki kaitan erat dalam kehidupan masyarakat dan tidak mudah untuk
dilepaskan begitu saja, contohnya saja belanja daring. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia Daring, kata daring memiliki makna jaringan, terhubung
melalui jaringan komputer, internet dan sebagainya (diakses dari situs
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Daring, pada tanggal 17 Febuari 2019).
Belanja daring merupakan kegiatan transaksi jual-beli suatu barang yang
dilakukan secara daring dengan menggunakan jaringan internet. Sebagian
masyarakat memanfaatkan kehadiran belanja daring dalam memenuhi segala
kebutuhan mereka, mulai dari kebutuhan makanan, minuman, pakaian, dan
2
lainnya. Kegiatan belanja daring ini mudah dan dapat digunakan oleh berbagai
kalangan usia, melalui aplikasi berbasis mobile (berjalan). Dalam memberikan
kemudahan bagi calon pembeli, setiap perusahaan bisnis menerapkan penjualan
secara daring melalui berbagai media online untuk menjangkau target pasar yang
luas dan biasanya disebut situs pasar. Situs pasar merupakan sarana terjadinya
transaksi antara pembeli dan penjual yang dilakukan secara daring, serta berperan
sebagai pihak kedua yang membantu dalam memudahkan transaksi yang
berlangsung dengan memberikan beberapa media atau tempat agar kegiatan jual-
beli dapat terlaksanakan.
Bagi perusahaan bisnis, keberlangsungan tingkat pembelian adalah sasaran
dan target utama dalam menentukan perkembangan dan pertahanan dari
perusahaan tersebut. Dengan mengandalkan fitur serta fasilitas yang dilakukan
secara online diharapkan sebagai strategi andalan dalam menarik perhatian dan
minat konsumen di berbagai lapisan. Tidak hanya mengenai fitur dam fasilitas,
terbentuknya sebuah iklan juga sangatlah penting bagi setiap perusahaan bisnis.
Saat ini, masyarakat Indonesia telah dihadirkan berbagai macam iklan produk
yang tayang melalui media televisi, internet dan media lainnya. Iklan adalah
sarana yang sangat membantu masyarakat sebagai alat untuk memberikan
informasi suatu produk dan jasa dari produsen. Tanpa iklan, masyarakat akan sulit
untuk tahu produk atau jasa mana yang cocok dan berguna bagi dirinya (Dendy
Triadi, 2010, p. 3).
Dengan kata lain, iklan merupakan salah satu alat promosi yang kuat.
Kemampuan iklan dan metode promosi lainnya dalam menyampaikan pesan
kepada konsumen menjadikan kedua bidang tersebut memegang peran sangat
3
penting bagi keberhasilan perusahaan (Morrisan, 2010, p. 1). Saat ini, penggunaan
seniman hiburan sebagai duta merek (brand ambassador) adalah salah satu cara
yang harus diterapkan oleh perusahaan bisnis dalam melakukan strateginya.
Biasanya hal ini berkaitan dengan komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran
terpadu merupakan upaya untuk menjadikan seluruh kegiatan pemasaran dan
promosi perusahaan dapat menghasilkan citra yang bersifat satu dan konsisten
bagi konsumen. Upaya ini menuntut agar setiap pesan yang keluar harus berasal
dari sumber yang sama sehingga segala informasi yang diumumkan perusahaan
memiliki kesamaan tema serta positioning yang sama di mata konsumen
(Morrisan, 2010, p. 9). Salah satunya adalah media berbasis elektronik yaitu
Shopee.
Shopee telah berdiri sejak tahun 2009 oleh Forest Li di Singapura dan
diresmikan tahun 2015. Dalam rangka memperluas jangkauannya, kini Shopee
telah membuka cabangnya di 7 negara, yaitu: Indonesia, Singapura, Malaysia,
Taiwan, Thailand, Filipina dan Vietnam. Kehadiran Shopee sempat menjadi
perbincangan hangat di masyarakat Indonesia, mereka dikenal sebagai e-
commerce yang memiliki rekan kerjasama yang cukup luas dan 70 penyedia
layanan kurir di seluruh pasar. Segala produk yang ditawarkan meliputi kategori
kebutuhan dan merek-merek ternama, sehingga masyarakat tidak perlu meragukan
kualitas produk yang ditawarkan aplikasi berbasis digital ini. Dalam rentang
waktu setahun selanjutnya, Shopee terus mengalami perkembangan yang begitu
cepat melalui iklan yang kreatif dalam menjangkau konsumennya yang luas.
Sebagai salah satu media berbasis elektronik terbesar di Indonesia. Shopee
berusaha hadir melalui nuansa yang baru dengan mengikuti perkembangan
4
budaya. Pada tanggal 19 November 2018 lalu, Shopee mengumumkan telah
melakukan jalinan kerja sama dengan grup musik wanita Korea, yaitu Blackpink
sebagai duta merek Shopee dalam acara “Road to 12.12 Birthday Sale with
Special Performance Blackpink” yang diselenggarakan di SSIC Sentul, Jawa
Barat (diakses dari situs https://hot.detik.com/kpop/d-4308838/blackpink-resmi-
jadi-brand-ambassador-shopee pada tanggal 22 Februari 2019).
Grup yang terdiri dari empat personil ini telah menjadi sorotan masyarakat
luas sejak tahun 2018 - 2019, dari berbagai kalangan usia, jenis kelamin dan
pekerjaan. Sebagian masyarakat mengenal sosok Blackpink sebagai wanita grup
musik Korea yang memiliki wajah yang berparas cantik dan cara berbusana yang
keren dan elegan. Tidak heran jika mereka selalu mendapatkan pujian serta
pendukung yang banyak.
Pertumbuhan jumlah angka penonton selebritas Korea terus mengalami
pertumbuhan yang pesat. Terlihat data statistik terbaru Youtube, menunjukkan
bahwa popularitas artis Korea Blackpink mengalami pertumbuhan yang luar biasa
ditahun 2018. Mulai dari negara Indonesia, Jepang, Brazil, Amerika dan negara
lainnya. Perolehan data tersebut menyatakan bahwa Indonesia berada diperingkat
pertama yang memiliki antusias penonton Blackpink sebanyak 496,000,000
orang. Kemudian disusul dengan Thailand, Filipina dan lainnya (diakses dari
https://today.line.me/id/pc/article/BLACKPINK+Paling+Terkenal+di+Indonesia+
YouTube+Tunjukkan+Popularitas+Grup+K+Pop+di+Dunia-m31o6e pada tanggal
22 Maret 2019).
5
Tabel 1.1 Data Statistik Popularitas Blackpink di beberapa Negara
Sumber
https://today.line.me/id/pc/article/BLACKPINK+Paling+Terkenal+di+Indonesia+YouTube+Tunjukkan+Popularitas+Grup+K+Pop+di+Dunia-m31o6e
Korea Selatan merupakan negara yang terkenal dengan selera tata busananya.
Selain itu, negara ginseng ini juga dikenal dengan tata riasan wajah yang populer
seperti dari dewy makeup, glowing makeup, peachy makeup dan gradient lip. Hal
ini menyebabkan segala produk kecantikan Korea selalu berhasil menembus
target pasar di seluruh dunia termasuk Indonesia seperti Mamonde, Banila Co,
Etude House, Laneige, Sulwhasoo, Nature Republic, The Face Shop dan lainnya.
Oleh karena itu, banyak masyarakat Indonesia khususnya para remaja yang selalu
berusaha untuk memperoleh tampilan deretan artis Korea populer ini, terutama
mengenai tata busana dan riasan wajahnya.
6
Melibatkan Blackpink sebagai duta merek merupakan salah satu peluang
emas bagi Shopee dalam memanfaatkan hadirnya fenomena gelombang Korea
yang menjadi sorotan dunia. Shopee berusaha memberikan identitasnya dengan
menegaskan branding mereka melalui posisi yang diberikan kepada Lisa dan
kawan-kawan. Apalagi saat ini, Blackpink menjadi sorotan publik mengenai
selera tata busana mereka yang unik dan stylist. Dengan personal branding yang
dimiliki keempat personil ini, Shopee berharap dapat meningkatkan popularitas
perusahaan dan kesadaran merek bagi pelanggan terutama dalam menarik
perhatian konsumen agar membeli dan memilih produk yang ditawarkan oleh
perusahaan.
Sebagai duta merek, Blackpink akan melakukan berbagai komunikasi
persuasif melalui iklan kepada konsumen atau kegiatan lainnya. Strategi
pemasaran akan sangat menarik jika duta merek dapat mempromosikan serta
mengenalkan perusahaan kepada masyarakat mengenai produk tersebut. Kegiatan
branding ini terlihat dari salah satunya acara Shopee Road to 12.12 Birthday Sale
with Special Perfomance with Blackpink. Dalam acara konferensi pers tersebut,
Jisoo mewakili anggota grup Blackpink lainnya mengungkapkan antusias dan rasa
senang mereka dalam bekerja sama dengan Shopee.
"Sangat senang bisa jadi brand ambassador. Nggak cuma di Indonesia aja, tapi juga di 7 negara lain. Senang bisa jadi bagian dari Road to 12.12 Shopee Birthday Sale. Semoga bisa shopping dengan bahagia ya," ungkapnya. (diakses dari situs https://hot.detik.com/kpop/d-4308838/blackpink-resmi-jadi-brand-ambassador-shopee pada tanggal 23 Maret 2019). Dalam menjelang acara tersebut, Shopee menawarkan berbagai barang
aksesoris yang dapat digunakan selama acara tersebut berlangsung melalui
7
platform Shopee, seperti lighstick, pin bross, masker, totebag, wristband rubber,
keychain rubber, sweater, dan lainnya. Tidak hanya menarik perhatian penggemar
Blackpink (Blinks), Shopee juga berusaha menarik perhatian masyarakat pencinta
budaya populer Korea populer yang sudah merajalela di berbagai lapisan
masyarakat Indonesia. Untuk itu peran Blackpink diharapkan dapat membina
hubungan yang baik dengan calon pembeli. Melalui acara ini, Shopee juga
berupaya menarik minat calon konsumen di berbagai belahan dunia melalui iklan
dan promosi, seperti televisi, media online dan media sosial lainnya.
PT Sigi Kaca Pariwara melalui produk monitoring iklan televisinya,
Adstensity menjabarkan bahwa Iklan kreatif Shopee yang bertajuk promo hari
belanja nasional 12.12, pada periode 7 November hingga 16 Desember 2018, total
belanja iklan Shopee-Blackpink di 11 stasiun televisi nasional mencapai Rp 93,25
miliar dengan jumlah titik iklan sebanyak 2.590 titik. Dalam kurun Januari- 16
Desember 2018, Shopee berada di posisi pertama dalam hal jumlah titik iklan
dengan total 24.596 titik dengan total belanja mencapai 765,11 miliar. (diakses
dari situs https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/21/115556526/belanja-iklan-
shopee-blackpink-diperkirakan-capai-rp-9325-miliar, pada tanggal 24 Maret
2019).
Country Brand Manager Shopee, Reski Yanuar menjelaskan, Blackpink telah
menjalani proses pengambilan gambar iklan Shopee yang langsung dilakukan di
negara asalnya yaitu Korea Selatan. Hal ini bertujuan untuk mengambil tema dan
konsep yang sama dengan tampilan musik video klip lagu Blackpink yang
berjudul Ddu-Du-Ddu-Du. Akhir bagian iklan ini menampilkan sosok Lisa yang
mengucapkan slogan Shopee yang berisi : “Belanja Semua di Shopee” dengan
8
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bentuk penghargaan mereka kepada para
penggemarnya di Indonesia, khususnya Blinks (penggemar Blackpink) (diakses
dari situs https://lifestyle.sindonews.com/read/1356209/166/blackpink-resmi-
menjadi-brand-ambassador-platform-belanja-online-1542720001 pada tanggal 24
Maret 2019).
Dalam penelitian ini, penulis menyadari pentingnya akan peran selebritas
ternama dalam memperkenalkan, mempertahankan kesadaran merek bagi
pelanggan terhadap suatu perusahaan, terlebih lagi jika artis tersebut telah
internasional dan dikenal oleh berbagai lapisan masyarakat di dunia, salah satunya
grup musik wanita Korea yaitu Blackpink. Peran Blackpink sebagai duta merek
bagi Shopee melalui iklan “Shopee road to 12.12” telah menjadi sorotan
masyarakat khususnya di Indonesia. Sukses menjadi sorotan di berbagai media
sosial dan televisi, tayangan iklan Blackpink-Shopee juga menuai beragam
komentar bahkan kontroversi dari sebagian masyarakat Indonesia yang menilai
iklan tersebut tidak bermoral. Penayangan iklan yang awalnya digunakan sebagai
promosi dalam menyambut rangkaian ulang tahun Shopee ini, harus berhadapan
dengan hadirnya petisi boikot iklan Shopee Blackpink yang diajukan oleh seorang
ibu sekaligus dosen di Universitas Padjajaran, yaitu ibu Maimon Herawati,
dengan menuliskan narasi petisi yang ia terbitkan disitus Change.org dengan
tujuan memberhentikan tayangan iklan tersebut.
Ibu Maimon dan puluhan ribu penandatangan petisi ini menilai tayangan
iklan itu tidak sesuai dengan cerminan Pancasila yang beradab serta penayangan
iklan tersebut ditemukan pada waktu program tayangan anak. Pengaduan petisi ini
diberikan kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang mengatur dan
9
bertanggung jawab mengenai Pedoman Perilaku dan Standar Program Siaran KPI
tahun 2012 (diakses dari https://www.hipwee.com/feature/paha-blackpink-
kelihatan-di-iklan-shopee-jadi-perdebatan-panas-sampai-suruh-boikot-shopee-lo/
pada tanggal 20 April 2019. Petisi tersebut diketahui sudah ditanda tangani lebih
dari 60.000 masyarakat Indonesia.
Gambar 1.1 Narasi Petisi Ibu Maimon Boikot Iklan Shopee Blackpink
Sumber https://www.change.org/p/komisi-penyiaran-indonesia-hentikan-iklan-blackpink-shopee
Menjawab keresahan masyarakat Indonesia, Shopee memberikan klarifikasi
bahwa iklan yang sesungguhnya sudah disetujui oleh Lembaga Sensor Film
(LSF), karena setiap iklan di televisi harus lulus sensor LSF. Meskipun sempat
terlibat kasus mengenai iklan Shopee-Blackpink yang dianggap tidak baik dan
tidak bermoral. Tampaknya perusahaan bisnis ini mampu mengatasi serta menjaga
citra dan posisi Shopee di hati masyarakat Indonesia. Selain itu, Shopee juga
memberikan pernyataan bahwa paket iklan itu tersebut akan berakhir pada 11
Desember, tepat saat Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) meminta stasiun televisi
10
untuk menghentikan tayangan iklan tersebut. (diakses dari situs
https://beritagar.id/artikel/telatah/iklan-blackpink-shopee-tantangan-rok-pendek-
dalam-budaya-indonesia, pada tanggal 21 April 2019).
Sukses sebagai salah satu pasar terbesar, Shopee berusaha melakukan
berbagai aktivitas dalam meningkatkan kesadaran merek mereka serta
mendapatkan visibilitas maksimal mereka di mata pelanggan di Indonesia. Shopee
diketahui telah memperoleh sebanyak lebih dari 15 juta dan lebih dari 55 juta
active listings per Mei 2017 yang tersebar diberbagai daerah di Indonesia. Head
Operations Shopee Indonesia, yaitu Handika Jahja melalui wawancara dengan
Marketeers mengatakan jika kesadaran merek sangat berperan penting bagi
mereka dalam pertumbuhan bisnis ini. Handika juga mengatakan bahwa
community-building, Media Out-of-Home dan digital marketing adalah tiga kunci
utama Shopee dalam membangun kesadaran merek yang berdampak pada
visibilitas merek. Community building menciptakan diskusi viral mengenai merek
Shopee (diakses dari situs https://marketeers.com/gencar-kampanye-shopee-
dorong-brand-awareness-demi-visibilitas/ pada tanggal, 29 April 2019)
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis merasa termotivasi untuk
melakukan penelitian terkait perannya grup wanita musik Korea Blackpink yang
diresmikan menjadi duta merek sebuah perusahaan ternama di Indonesia untuk
kesadaran merek. Adapun judul yang telah penulis tentukan sebagai berikut:
“Peran Duta Merek Grup Musik Wanita Korea Blackpink Untuk Brand
Awareness Shopee”.
11
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan oleh penulis
diatas, maka penulis dapat mengidentifikasikan rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana Blackpink sebagai duta merek Shopee?
2. Bagaimana peran Blackpink untuk meningkatkan brand awareness Shopee?
3. Kegiatan apa saja yang dilakukan Shopee dengan keterlibatan Blackpink?
1.3 Fokus Penelitian
Adapun fokus penelitian ini adalah mengenai peran Blackpink sebagai duta
merek Shopee
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penyusunan penelitian ini antara lain: Untuk mengetahui
peran duta merek grup wanita Blackpink untuk kesadaran merek Shopee
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memiliki kegunaan diantaranya:
1. Kegunaan Teoritis
• Hasil penyusunan penelitian ini dapat digunakan untuk menambah
wawasan, memberikan referensi bagi mahasiswa/I Universitas Buddhi
Dharma jurusan Ilmu Komunikasi kedepannya.
12
• Sebagai sarana media dalam menguji kemampuan penulis dalam
merealisasikan ilmu yang telah diperoleh sesuai studi mata kuliah yang
diberikan.
2. Kegunaan Praktis
• Sebagai sarana pembelajaraan dalam membuat penelitian berikutnya bagi
penulis
• Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca untuk lebih
membuka, menyadari wawasan penting mengenai peran grup wanita
Blackpink sebagai duta merek Shopee dalam komunikasi pemasaran.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Penelitian Terdahulu
Dalam proses penyusunan dapat dikatakan baik dan sesuai, maka penulis
melakukan pencarian penelitian terdahulu sebagai sumber referensi tambahan
serta dukungan untuk melengkapi penyusunan. Hal ini mempermudah penulis
dalam menentukan langkah-langkah tersusunnya penelitian agar menjadi
sistematis dari teori yang penulis gunakan. Berikut ini adalah daftar penelitian
terdahulu yang penulis dapatkan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Judul, Nama Penulis, Tahun
Teori Yang Digunakan
Metodologi Hasil Penelitian
1 Analisis Peran Brand
Ambassador Untuk
Brand Awareness
Pada Sebuah Produk
Tas Dikalangan
Target Market
Dalam Meningkatkan
Citra Perusahaan
(Kasus: JanSport
Indonesia).
Rani Indrayani, 2016.
Fakultas
Administrasi Bisnis
dan Ilmu Komunikasi
Universitas Katolik
Teori strategi
komunikasi,
public
relations,
citra,
kesadaran
merek,
Menggunakan
metode
kualitatif,
dengan jenis
penelitian
deskriptif.
Melalui
wawancara
responden
dan observasi
Strategi Jansport
Campus Ambassador
secara keleuruhan
berhasil dan baik,
termasuk dalam
implementasi peran
brand ambassador
dalam meningkatkan
kesadaran merek.
Peran brand
ambassadornya
terkait target market
juga baik
14
Atma Jaya Jakarta.
2 Analisis Pengaruh
Citra Merek dan
Kepercayaan
Terhadap Keputusan
Pembelian dengan
Electronic Service
Quality Sebagai
Variabel Moderasi
(Studi Kasus:
Konsumen E-
Commerce Shopee).
Ferdian Elfenso,
2019. Program Studi
Administrasi Bisnis
Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya
Jakarta.
Teori E-
commerce, E-
marketplace,
persepsi,
keputusan
pembelian,
tipologi
pembeli
online, merek,
electronic
service quality
Penelitian ini
menggunakan
penelitian
kuantitatif
yang bersifat
sebab akibat
(cause effect
research)
Service Shopee
sediakan seperti
design web, respon
yang cepat,
keandalan situs,
interaksi dan
keamanan, tidak
mempengaruhi citra
merek Shopee untuk
konsumen oembelian
di Shopee.
Kemudian E-service
quality dianggap
sebagai variabel
moderasi
memperkuat
pengaruh
kepercayaan
terhadap keputusan
pembelian
menunjukkan hasil
yang signifikan atau
dengan kata lain e-
service quality
merupakan variabel
moderasi dan
independen pada
pengaruh
kepecayaan terhadap
keputusan pembelian
di Shoppe
3 Analisis Strategi
Branding Melalui
Komunikasi
Pemasaran,
Penelitian
deskriptif
merupakan media
15
Media Sosial
Instagram (Studi:
Clothing Brand
Faithsight). Handika
Oktavian Harisen,
2018. Program Studi
Ilmu Komunikasi
Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya
Jakarta.
Strategi
komunikasi
pemasaran,
Positioning,
Branding,
Media Sosial
dan intagram
kualitatif sosial yang memiliki
traffic paling tinggi
di Indonesia. Hal ini
juga yang membuat
Instagram sebagai
branding Faitsight
Dalam variabel yang
terdapat di penelitian
ini antara kelebihan
media sosial
Instagram, kemuidan
identitias merek
yang tidak terlihat,
konten yang
mewakili brand dan
distribusi brand.
Berdasarkan tabel penelitian terdahulu diatas, penulis ingin meringkas lebih
rinci mengenai hasil pembahasan dari ketiga penelitian dengan tujuan sebagai
sumber referensi tambahan bagi penulis dalam mengumpulkan, mengolah dan
menyusun penelitian ini secara sistematis dan berjalan sesuai harapan. Adapun
penjabarannya sebagai berikut ini:
1. Analisis Peran Brand Ambassador Untuk Brand Awareness Pada Sebuah
Produk Tas Dikalangan Target Market Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan
(Kasus: JanSport Indonesia). Rani Indrayani, 2016. Fakultas Administrasi
Bisnis dan Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta. Penelitian
ini membahas mengenai peran duta merek dalam meningkatkan kesadaran
merek dikalangan target market Jansport Indonesia, melalui program yang
16
terbentuk dengan judul JanSport Campus Ambassador. Teori yang digunakan
berfokus kepada hubungan konsumen dimana duta merek bertugas sebagai
jembatan antara pihak JanSport dan anak muda. Kemudian juga terdapat teori
pendukung lainnya, seperti teori komunikasi, publik relations dan kesadaran
merek untuk menghubungkan dan menyesuaikan keselarasan topik penelitian.
Metode yang digunakan adalah penelitiasan secara kualitatif. Dengan teknik
pengambilan data melalui proses wawancara mendalam serta observasi.
Hasilnya menunjukkan bahwa implementasi penggunaan duta merek dengan
strategi yang dilakukan oleh pihak JanSport telah sesuai dan sebagian besar
dikatakan berhasil dan berdampak baik.
2. Analisis Pengaruh Citra Merek dan Kepercayaan Terhadap Keputusan
Pembelian dengan Electronic Service Quality Sebagai Variabel Moderasi
(Studi Kasus: Konsumen E-Commerce Shopee). Ferdian Elfenso, 2019.
Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Jakarta. Penelitian ini berusaha menganalisis pengaruh citra merek dan
kepercayaan terhadap keputusan pembelian konsumen Shopee dengan
electronic service quality yang menjadi variabel moderasi. Penelitian ini
menggunakan penelitian kuantitatif yang bersifat sebab akibat (cause effect
research).
Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen yang
pernah membeli di Shopee baik di aplikasi maupun situs web Shopee, sampel
diambil secara acak. Teknik analisis data yang digunakan adalah Moderated
Regression Analysis (MRA) dengan melihat jenis moderasi yang ditentukan
terhadap hubungan tersebut, dan analisis nilai selisih mutlak untuk melihat
17
apakah e-service quality merupakan variabel moderasi pada hubungan tersebut.
Hasil analisis ini menunjukan bahwa citra merek dan kepercayaan konsumen
Shopee memiliki pengaruh secara signifikan dalam keputusan pembelian, dan
e-service quality bukan variabel moderasi pada hubungan antara citra merek
dengan keputusan pembelian melaiknkan menjadi variabel yang indenpenden.
3. Analisis Strategi Branding Melalui Media Sosial Instagram (Studi: Clothing
Brand Faithsight). Handika Oktavian Harisen, 2018. Program Studi Ilmu
Komunikasi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta. Penelitian ini
berusaha untuk mengetahui strategi branding yang dilakukan oleh Faithsight
melalui media sosial Instagram. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif secara deskriptif. Data yang diperoleh oleh penulis tersebut melalui
tinjauan pustaka, dokumentasi dan observasi, pengecekan keabsahan data
menggunakan triangulasi sumber dimana penulis melakukan wawancara
terhadap ahli bidang media sosial dan mewawancarai salah satu narasumber
pengikut akun @faithsight.id.
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa Instagram saat ini menjadi media
sosial yang sangat cocok digunakan sebagai media branding. Hal ini
dikarenakan pengguna Instagram yang semakin meningkat dan banyak.
Pemanfaatan Instagram sebagai media branding mengharuskan brand harus
mampu mempresentasikan personality, value, story, segmentasi dan targeting
brand melalui konten yang diunggah.
18
2.2 Kerangka Teoritis
Kerangka teori ini digunakan sebagai landasan teori atau dasar pemikiran
dalam penelitian yang dilakukan, karena itu adalah sangat penting bagi seorang
penulis untuk menyusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pemikiran
yang akan menggambarkan dari sudut mana suatu masalah akan disoroti
(Nawawi, 2001). Berikut teori-teori yang penulis gunakan sebagai berikut:
2.2.1 Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang berarti
‘pemberitahuan’ atau ‘pertukaran pikiran’. Dengan kata lain suatu proses
komunikasi diharuskan memiliki unsur-unsur kesamaan makna agar dapat terjadi
suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator yang berperan
sebagai penyebar pesan dan komunikan sebagai penerima pesan. Proses ini dapat
diartikan sebagai ‘transfer informasi’ dari pengirim pesan sebagai komunikator
dan kepada penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut
bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua
pihak yang terlibat dalam proses komunikasi (Suprapto, 2009, p. 5).
Berger dan Chaffee (1983:17) menerangkan bahwa ilmu komunikasi adalah
“Communication science seeks to understand the production, processing and
effect of symbol and signal system by developing testable theories containing
lawful generalization, that explain phenomena associated with production,
processing and effect.” (Ilmu komunikasi itu mencari untuk memahami mengenai
produksi, pemrosesan dan efek dari simbol serta sistem signal, dengan
mengembangkan pengujian teori-teori menurut hukum generalisasi guna
19
menjelaskan fenomena yang berhubungan dengan produksi, pemrosesan dan
efeknya) (Wiryanto, 2004, p. 3).
Esensi dalam proses komunikasi adalah untuk memperoleh kesamaan
makna yang terjadi di antara orang yang terlibat dalam proses komunikasi
tersebut. Dalam buku (Suprapto, 2009, p. 9), menurut pandangan Ruesch dan
Bateson dalam Liliweri (1994) mengungkapkan bahwa pada tingkatan yang paling
penting dalam sebuah proses komunikasi manusia adalah komunikasi pribadi,
yang diartikan sebagai relasi individual dengan orang lain dalam konteks sosial.
Melalui proses ini, individu akan menyesuaikan dirinya dengan orang lain melalui
proses yang disebut pengiriman (transmitting) dan penerimaan (receiving).
Dalam buku (Mutialela, 2017, p. 2) menjabarkan bahwa kegiatan
komunikasi tidak hanya berfungsi dalam memberikan informasi saja melainkan
juga merupakan adanya kegiatan persuasif yaitu kegiatan yang dilakukan dalam
membujuk dan mempengaruhi seseorang dengan tujuan agar orang lain bersedia
menerima suatu pemahaman dan keyakinan mengenai sesuatu. Proses komunikasi
ini biasanya dilakukan dengan tujuan agar orang lain mau melakukan suatu
tindakan yang sesuai diharapkan oleh pemberi pesan atau komunikator, biasanya
hal ini diperankan oleh perusahaan.
Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa komunikasi dapat berjalan
dan berperan dengan baik, apabila telah memenuhi unsur-unsur komunikasi
didalamnya. Dikutip dari buku (Yetty Oktarina, 2017, p. 11) menguraikan bahwa
Aristoteles, ahli filsafat Yunani Kuno dalam bukunya yang berjudul Rhetorica
menyebutkan bahwa suatu proses komunikasi setidaknya memerlukan tiga unsur
yaitu siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan dan siapa yang mendengarkan.
20
Pandangan ini dinilai lebih tepat untuk mendukung kegiatan proses komunikasi
public. Selain Shannon, Berlo, juga tercatat Charles Osgood, Gerald Miller dan
Melvin L.De Fleur menambahkan lagi, unsur efek dan umpan balik (feedback)
sebagai pelengkap dalam membangun komunikasi yang sempurna. Kedua unsur
tersebut lebih banyak dikembangkan pada proses komunikasi antar pribadi dan
komunikasi massa. Berikut skema alurnya:
Gambar 2.1 Alur Proses Komunikasi Sumber dari (Yetty Oktarina, 2017, p. 12)
Berdasarkan skema alur proses komunikasi diatas, jika dikaitkan dengan
topik penulis mengenai perusahaan bisnis dapat disimpulkan bahwa proses
komunikasi perusahaan dapat berjalan dengan baik jika memiliki sumber
komunikator yang hendak mengirimkan pesannya, biasanya ini dilakukan oleh
sebuah lembaga atau perusahaan lainnya. Sebagai komunikator, perusahaan bisnis
yaitu Shopee hendak memberikan pesan dan informasi (mengenai produk, event
dan lainnya) dengan menggunakan saluran media, baik itu media massa, media
online dan media cetak agar dapat tersampaikan kepada masyarakat sebagai
penggunanya. Proses komunikasi tersebut dilakukan dengan harapan dapat
menimbulkan tanggapan dan tindakan pelanggan Shopee dengan melakukan
transaksi pembelian produk atau jasa yang ditawarkan dan mengakui keberadaan
Shopee di sekitarnya. Hal inilah menjadi salah satu efek dari terpaparnya
informasi yang disajikan oleh Shopee sebagai sumber pesan.
21
2.2.2.1 Komunikasi Pemasaran
Terobosan dan pengembangan komunikasi pemasaran melahirkan konsep
komunikasi pemasaran terpadu atau Integrated Marketing Communication (IMC).
Dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong (2001:138), mengungkapkan bahwa
komunikasi pemasaran merupakan sebuah kegiatan yang berusaha dalam
memadukan adanya unsur periklanan dengan alat komunikasi pemasaran lainnya,
seperti hubungan masyarakat (humas), pemasaran langsung, promosi penjualan
dan lainnya yang digunakan untuk mempengaruhi konsumen. Konsumen
pemasaran terpadu ini membentuk suatu identitas merek yang kuat dengan
mengikat bersama citra dan pesan yang hendak ingin disampaikan oleh
perusahaan kepada masyarakat (Bambang D Prasetyo, 2018, pp. 12-13).
Proses komunikasi bagi perusahaan dapat dikatakan berjalan dengan baik
apabila mereka saling mengolah simbol-simbol dengan baik. Proses pertukaran
simbol-simbol itu juga terjadi dalam mengkomunikasikan sebuah produk merek
atau jasa. Ketika suatu merek dikomunikasikan kepada masyarakat, maka terjadi
proses komunikasi seperti yang dikatakan oleh Al Big, bahwa brand digunakan
sebagai simbol yang dikomunikasikan oleh pemilik brand mengalami proses
komunikasi (Bungin, 2015, p. 45). Strategi pemasaran tidak dapat dikatakan
efektif jika hanya dalam menggunakan promosi, atau penjualan saja. Namun
semua kegiatan pemasaran harus saling berkaitan satu dengan lainnya, karena
penentuan pelanggan dalam mengonsumsi suatu produk biasanya dilihat dan
diamati melalui keberhasilan strategi pemasaran suatu perusahaan.
Fokus utama dari pemasaran adalah menjual produk ke konsumen, karena
dengan semua saluran penjualan yang ada, seorang penjual (marketer) harus dapat
22
menjual produk kepada orang. Untuk mencapai penjualan yang berhasil, di dalam
pemasaran kita mengenal konsep 4P, yang merupakan singkatan dari Product,
Price, Place, dan promotion (produk, harga, tempat, dan promosi) (Bungin, 2015,
p. 54). Hermawan (2009) mengatakan bahwa unsur terpenting dari kegiatan
adanya pemasaran adalah sebuah brand, positioning dan diferensiasi. Positioning
adalah strategi pemasaran yang bertujuan untuk membuat produk menempati
posisi yang berbeda, relatif terhadap produk saingan, di benak konsumen.
Positioning penting sebagai investasi masa depan, positioning akan mendorong
orang membeli produk itu ketika ia membutuhkannya (Bungin, 2015, pp. 67-69).
Selain itu, Hermawan juga menekankan pentingnya diferensiasi produk,
agar orang lain dapat mengenal produk kita, maka produk kita harus berbeda
dengan produk lainnya yang sejenis. Banyak pakar mendefinisikan diferensiasi
sebagai semua upaya merek atau perusahaan untuk menciptakan perbedaan
diantara para pesaing dalam rangka memberikan value terbaik kepada pelanggan.
Sedangkan merek memiliki sifat untuk diberitahukan kepada publik, dengan
demikian merek memiliki sifat publisitas dan hanya hidup didalam ruang
komunikasi (Bungin, 2015, pp. 67-69). Berikut skema piramida terbalik
pemasaran Hermawan, yaitu:
Gambar 2.2 Skema Piramida Terbalik Pemasaran Hermawan
Sumber: (Bungin, 2015, p. 67)
Secara umum, komunikasi pemasaran dilakukan bertujuan untuk
memberikan informasi kepada konsumen dengan bersifat mempengaruhi agar
23
konsumen mau menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan, memberikan
gambaran secara rinci dan jelas mengenai produk yang ditawarkan kepada
konsumen dan membentuk hubungan yang baik antara perusahaan dan konsumen
agar dapat berjalan dengan baik dikemudian hari. Tujuan komunikasi dapat
menjadi salah satu alasan bagi seorang konsumen untuk bertindak dalam
menentukan keputusan pembelian suatu produk atau jasa.
Berdasarkan uraian diatas, bauran komunikasi pemasaran merupakan teori
yang sering digunakan oleh penulis lainnya, terutama penelitian yang berkaitan
dengan merek, promosi dan lainnya. Ketiga hal inti ini sangat memiliki
keterkaitan erat dengan tahapan bauran komunikasi pemasaran, yang bertujuan
untuk menciptakan dan mencapai keberhasilan dalam memperoleh keberadaaan
dan kesadaraan suatu produk dan jasa di tengah masyarakat atau dikenal dengan
istilah brand awareness. Melalui tahapan teori ini, penulis berusaha menjabarkan
mengenai pentingnya perannya dan manfaat penggunaan strategi komunikasi
pemasaran bagi suatu perusahaan bisnis, dengan tujuan meningkatkan dan
mempertahankan loyalitas konsumen dalam mempergunakan produk atau jasa
yang ditawarkan tersebut. Oleh karena itu, teori ini dianggap sangat berguna dan
relevan bagi penulis sebagai materi pendukung yang sangat dibutuhkan agar
segala informasi dan data yang disajikan sudah sesuai dan tepat.
2.2.2 Merek
Menurut Susanto dan Wijanarko (2004), merek merupakan identifikasi hal
yang berupa nama atau simbol yang mempengaruhi konsumen dalam proses
pemilihan suatu produk atau jasa, yang membedakannya dengan produk pesaing
serta memiliki nilai bagi para pembeli dan perjualannya. Sementara itu, secara
24
harfiah branding adalah sebuah proses atau kata kerja. Berbeda halnya dengan
pakar marketing dunia, Philip Kotler yang mendefinisikan “Branding sebagai
sebuah nama, istilah, tanda, simbol, desain hingga kombinasi dari semua itu yang
bertujuan untuk mengidentifikasikan sebuah barang atau jasa yang akhirnya dapat
membedakannya dengan lainnya”. (Tamimy, 2017, p. 2).
Bagi suatu perusahaan bisnis merek berperan penting dalam memudahkan
dan membedakan kehadiran berbagai produk dan jasa yang tersedia bagi
masyarakat. Apalagi jika merek tersebut sudah dikenal dan memiliki nilai yang
baik bagi masyarakat sebagai konsumen. Menciptakan merek yang kuat dapat
memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan. Merek mempunyai banyak
pengertian, secara sederhana yaitu merek merupakan sebuah indikator yang
digunakan dalam menggambarkan seberapa kokoh dan solid-nya nilai yang
ditawarkan kepada para pelanggan dan karena merek menggambarkan nilai yang
ditawarkan maka ia menjadi alat kunci bagi pelanggan dalam menetapkan pilihan
pembelian (Kartajaya, 2005, p. 184).
Berikut gambaran proses perkembangan merek dikutip dari sebagai berikut:
Gambar 2.3 Proses Perkembangan merek
Sumber (Susanto, 2004)
25
Bagi perusahaan bisnis merek sangat berperan penting dan menjadi salah
satu kata yang populer yang digunakan untuk mempublikasikan produk dalam
upaya mempertahankan posisi perusahaan di hati masyarakat. Hal ini berguna
untuk menjangkau dan meningkatkan pelanggan setianya. Biasanya pengenalan
merek dapat dilakukan diberbagai media cetak, media massa dan media sosial.
Hadirnya nama merek diharapkan memiliki peranan yang signifikan agar produk
perusahaan mudah diingat dan dikenali. Sebagai konsumen kita akan lebih mudah
dalam melakukan perbandingan satu merek dengan merek lainnya, apalagi jika
merek tersebut sudah mendapatkan pengakuan merek yang baik. Kehadiran merek
senantiasa memunculkan adanya pertimbangan untuk membeli atau tidaknya
produk atau jasa merek tersebut.
Umumnya, perusahaan bisnis perlu merencanakan, dan mengolah suatu
merek dengan bijak, pandai dan teliti agar ekuitas merek tersebut dapat seimbang
dan sesuai dengan harapan perusahaan. Biasanya pengenalan merek ini
membutuhkan adanya kesadaran merek para pengguna sebagai konsumen agar
perusahaan bisa memaksimalkan untuk menyakinkan konsumen dalam melakukan
tindakan keputusan pembelian yang diyakini benar. Ekuitas merek merupakan
salah satu tolak ukur yang digunakan sebagai perbandingan mengenai produk
yang terdapat di pasaran. Menurut Kotler, “ekuitas merek adalah nilai suatu merek
berdasarkan seberapa kuat merek tersebut mempunyai loyalitas merek, kesadaran
konsumen akan nama merek, kualitas yang dipersepsikan, asossiasi merek dan
berbagai aset lainnya seperti paten, merek dagang dan hubungan jaringan
distribusi”. (Kotler, 2003, p. 350).
26
2.2.3 Duta Merek
Setiap perusahaan bisnis akan selalu berusaha menjaga dan
mempertahankan posisi perusahannya kepada konsumen. Salah satunya dengan
menggunakan brand ambassador atau duta merek. Menurut Royan, duta merek
adalah seseorang yang dipercaya untuk mewakili produk tertentu. Biasanya
penggunaan brand ambassador ini dilakukan oleh perusahaan untuk
mempengaruhi atau mengajak konsumen dalam menggunakan sebuah produk
tersebut (Royan, 2004). Dengan kata lain, duta merek merupakan penyebutan bagi
seorang yang dianggap mampu mewakili citra perusahaan di mata masyarakat.
Biasanya duta merek ini meliputi, tokoh publik, seniman, selebritas dan
lainnya. Penggunaan duta merek merupakan cara perusahaan dalam
memperkenalkan produk mereka secara luas kepada calon konsumen, terlebih lagi
jika duta merek perusahaan tersebut berasal dari selebritas internasional, sehingga
target pemasaran produk dapat berjalan dengan sangat baik. Menurut Royan, duta
merek dalam fungsinya untuk mempromosikan suatu produk mempunyai peranan
sebagai berikut:
1. Memberikan kesaksian atau testimonial. Dalam hal ini biasanya personal
selebritas akan diminta untuk menggunakan produk tersebut, dengan
harapan mampu memberikan kesaksian mengenai kualitas maupun
manfaat yang diperoleh melalui produk atau merek yang di iklankan
tersebut.
2. Memberikan dorongan dan penguatan. Disaat tertentu terkadang selebritas
diminta untuk membintangi iklan produk dimana dia secara pribadi tidak
ahli dalam bidang tersebut.
27
3. Bertindak sebagai aktor dalam iklan yang diwakilinya. Dalam hal ini, pada
umumnya seorang selebritas akan diminta untuk mempromosikan suatu
produk atau merek tertentu melalui sebuah tayangan (iklan) terkait dengan
peran yang sedang ia bintangi. Dalam iklan ini, selebritas tersebut
memiliki peran penting atau peran utama.
4. Bertindak sebagai juru bicara perusahaan. Selebritas yang mempromosikan
produk, merek suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu masuk dalam
kelompok peran spoke person. Penampilan mereka akan diasosiasikan oleh
perusahaan dengan merek atau produk yang mereka wakili.
Dalam membentuk sebuah identitas perusahaan melalui merek, hadirnya
kepribadian merek juga berperan penting dalam memasarkan merek tersebut
kepada masyarakat. Dikutip dari (A. B. Susanto, 2004, p. 113), mengungkapkan
bahwa kepribadian merek menurut Aaker (1996) memiliki arti sebagai
serangkaian karakteristik seorang individu yang diasosiasikan dengan sebuah
merek. Karakteristik produk tersebut dapat menjadi pendorong utama bagi
kepribadian merek. Menurut Lea Greenwood, adapun indikator Brand
Ambassador antara lain sebagai berikut (Abdillah, 2014):
1. Transference adalah ketika seorang selebritas mendukung sebuah merek
yang terkait dengan latar belakang pekerjaan atau profesi mereka.
2. Congruence (kesesuaian) adalah konsep kunci pada brand ambassador
yakni memastikan bahwa ada kecocokan dan ketepatan antara merek dan
selebritas.
3. Kredibilitas adalah tingkatan dimana konsumen dapat melihat adanya suatu
sumber yaitu ambassador memiliki wawasan, pengetahuan, keahlian dan
28
pengalaman yang relevan dan sumber tersebut dapat dipercaya untuk
memberikan informasi yang objektif dan tidak biasa.
4. Daya Tarik, adalah tampilan non fisik yang menarik yang menunjang suatu
produk atau iklan, sehingga tayangan iklan tersebut mampu menarik
perhatian konsumen.
5. Power, adalah karisma yang dipancarkan oleh selebritas dalam upaya
mempengaruhi konsumen untuk melakukan hal yang diinginkan oleh
perusahaan, seperti memutuskan dan menentukan untuk membeli maupun
menggunakan produk tersebut.
Penunjukan duta merek biasanya dilakukan untuk simbiolisasi yang dapat
mewakili keinginan, hasrat atau kebutuhan dapat diterima dengan mudah oleh
konsumen. Biasanya diwakili oleh maskot, tokoh professional dan tokoh agama
(E. Kennedy, 2006, p. 135). Oleh sebab itu, tidak heran jika perusahaan bisnis di
Indonesia saling berusaha mengunggulkan citra perusahaan mereka melalui
adanya peran duta merek tersebut. Pemilihan duta merek merupakan salah satu hal
yang sangat berperan penting bagi perusahaan bisnis untuk mencapai target dan
fungsinya sebagai perwakilan citra perusahaan di masyarakat.
Biasanya perusahaan bisnis di Indonesia cenderung menggunakan selebritas
sebagai duta mereknya, hal ini dikarenakan orang tersebut sudah tersohor dan
dikenal masyarakat luas. Untuk itu dalam merepresentasikan produk kepada
masyarakat, perusahaan bisnis akan menonjolkan dan mempergunakan daya tarik
yang dimiliki oleh selebritas tersebut dengan menjadikannya sebagai duta merek
mereka. Menjangkau target pasaran yang luas akan sangat menguntungkan
perusahaan bisnis, terlebih lagi saat mereka menggunakan selebritas mendunia
29
sebagai duta mereknya. Sama halnya, yang dilakukan oleh Shopee. Selain bekerja
sama dengan selebritas tanah air, seperti Prilly Latunconsina, Syahrini dan
lainnya. Shopee juga menggandeng selebritas internasional untuk meningkatkan
popularitasnya dikalangan masyarakat melalui grup musik wanita asal Korea yaitu
Blackpink. Sesuai dengan uraian diatas, teori duta merek memiliki keterkaitan
yang sangat relevan dengan tema penelitian penulis.
Terpilihnya Blackpink sebagai duta merek Shopee dikarenakan Blackpink
memenuhi syarat dalam indikator duta merek seperti yang dikemukakan oleh Lea-
Greenwood, jika dikaitkan maka penjabarannya sebagai berikut:
a) Transference: Blackpink merupakan grup wanita penyanyi yang
internasional. Dengan profesi sebagai selebritas, dan popularitas yang tinggi
maka peran Blackpink sebagai duta merek memiliki kesesuaian dengan
profesi mereka.
b) Kesesuaian: Blackpink mampu mewakili Shopee, dikarenakan Blackpink
menjadi sorotan dunia dalam berbagai aspek bidang, mulai dari kecantikan,
busana, gaya hidup dan lainnya. Sesuai dengan fitur yang disediakan
Shopee dalam bentuk berbagai kategori.
c) Kredibilitas: nama Blackpink sudah tidak asing di masyarakat Indonesia,
dan di negara lainnya. Segala keahlian dan pengalaman mereka sudah
terekam dan tercatat di berbagai dunia, khususnya dalam jejaring internet
dan media sosial lainnya.
d) Daya tarik : Penampilan Blackpink yang berparas cantik dan ideal menjadi
keunggulan Blackpink dalam menunjang iklan dan produk.
30
e) Kekuatan : Setiap personal Blackpink memberikan aura karisma yang begitu
kuat, seperti feminis, anggun dengan karakter yang terkesan kuat.
2.2.4 Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Brand Awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk
mengenali, mengingat kembali suatu merek dalam bagian dari suatu kategori
produk tertentu. Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena
memiliki hubungan yang kuat antara kategori produk dan merek yang dilibatkan
(Sitinjak, 2004, p. 54). Kesadaran merek merupakan tujuan dari dilakukannya
strategi komunikasi pemasaran, hal ini dikarenakan dengan adanya strategi
pemasaran diharapkan mampu membuat kesadaran merek sebuah perusahaan
dapat dijadikan sebagai pertimbangan alternatif untuk pengguna dalam
mengambil tindakan pembelian dan pemakaian suatu produk sebagai bentuk hasil
keputusan, dengan mengingat kembali bahwa merek perusahaan tersebut.
Berikut gambaran piramida kesadaran merek dari tingkat terendah sampai
tingkat tertinggi (Budiman, 2004):
1. Unware of Brand (tidak menyadari merek) adalah tingkat paling rendah
dalam piramida kesadaran merek, di mana konsumen tidak menyadari adanya
suatu merek
2. Brand Recognition (pengenalan merek) adalah tingkat minimal kesadaran
merek, di mana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan
pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall)
3. Brand Recall (pengingatan kembali terhadap merek) adalah pengingatan
kembali terhadap merek tanpa bantuan (unaided recall)
31
4. Top of Mind (puncak pikiran) adalah merek yang disebutkan pertama kali
oleh konsumen atau yang pertama kali muncul dalam benak konsumen.
Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai
merek yang ada dalam benak konsumen.
Gambar 2.4 Bagan Manajemen Ekuitas Merek
Sumber (Budiman, 2004)
Biasanya kesadaran merek dapat diciptakan melalui kegiatan komunikasi
pemasaran, yaitu periklanan. Melalui iklan, sebuah merek dapat dikenal dan
disebarluaskan diberbagai kalangan konsumen, sehingga merek tersebut selalu
diingat. Mengutip buku (Bungin, 2015, pp. 73-74), Komunikasi pemasaran harus
menyampaikan pesan dan memotivasi target pelanggan sebagai pihak konsumen
dengan memberi pengetahuan dan informasi kebutuhan, kategori kebutuhan
pelanggan maupun yang belum disadari pelanggan.
Peran kesadaran merek menentukan seberapa jauh merek kita dikenal oleh
masyarakat. Jika kesadaran merek menyatakan tinggi maka itu berarti bahwa
merek kita telah berhasil melekat di masyarakat dan keberadaan kita dirasakan
oleh konsumen. Meningkatkan kesadaran merek, dapat dilakukan dengan cara
mengiklankan merek tersebut dimasyarakat dan menjangkau distribusi secara
luas, hal ini berguna agar masyarakat dapat menjangkau produk yang kita
Top OfMind
Brand Recall
Brand Recognition
Unware of Brand
32
tawarkan. Dari keseluruhan diatas, hal terpenting dalam peningkatan kesadaran
merek adalah strategi pemasaran yang baik dan kualitas produk yang baik menjadi
salah satu cara agar merek kita diingat dan dijadikan alternatif bagi konsumen
dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
2.2.5 Keputusan AIDA
Menurut Kotler dan Keller (2009) formula AIDA merupakan formula yang
paling sering digunakan untuk membantu perencanaan suatu iklan secara
menyeluruh dan formula itu dapat diterapkan pada suatu iklan. Untuk itu, strategi
komunikasi menggunakan model AIDA (Attention, Interest, Desire, Action)
sangat dibutuhkan, agar komunikasi yang hendak disampaikan dapat berjalan
dengan baik dan sesuai (Keller, 2009, p. 179).
1. Attention/ Perhatian
Tahap yang berusaha untuk mendapatkan perhatian para konsumen. Bagi
sebuah perusahaan bisnis, tahap ini merupakan keharusan agar konsumen
menyadari keberadaan produk mereka. Perusahaan bisnis harus mampu
menyajikan segala informasi melalui media yang ada dengan kemasan yang
unik dan jelas untuk memikat daya tarik konsumen. Penyajian informasi ini
dapat berupa kata-kata, gambar atau video animasi yang menarik perhatian
konsumen. Biasanya tayangan informasi tersebut dapat kita jumpai dalam
iklan, postingan dan lainnya.
2. Interest / Minat
Tahap ketika perusahaan bisnis berhasil menyajikan informasi melalui
media yang telah ditentukan. Perusahaan harus memikirkan dengan teliti
dan bijak apakah informasi yang ditayangkan sudah sesuai dengan minat
33
para konsumennya atau tidak. Dalam tahap ini, perusahaan berusaha untuk
menimbulkan rasa ketertarikan para konsumen untuk mengenal informasi
terkait produk perusahaan. Biasanya tahapan ini mengharapkan adanya
minat konsumen untuk mempelajari dan mengenal lebih jauh produk yang
disajikan oleh perusahaan.
3. Desire/ Keinginan
Tahap selanjutnya adalah bagaimana perusahaan bisnis harus berhasil dalam
memunculkan adanya rasa keinginan mencoba dan memiliki yang
diciptakan untuk konsumen. Biasanya perusahaan harus pintar dalam
menyakini konsumen bahwa produk perusahaan merekalah yang paling baik
untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidup para konsumen.
4. Action/ Tindakan
Selanjutnya adalah tindakan yang merupakan sebagai penentuan apakah
perusahaan bisnis sudah dinilai baik dan efektif dalam menyakini konsumen
untuk memiliki dan menggunakan produk yang disajikan. Biasanya tahapan
ini berupa tindakan konsumen dalam melakukan transaksi pembelian.
Sesuai dengan tahap AIDA, penulis menghubungkan konteks antara strategi
yang dilakukan Shopee dalam menciptakan AIDA tersebut. Shopee menggunakan
grup wanita musik Blackpink sebagai bentuk keinginan mereka dalam
mendapatkan perhatian konsumen, kemudian berusaha membangun perhatian
masyarakat dengan disajikan manfaat secara logik dan emosional, seperti
memenuhi kebutuhan, sehingga menimbulkan adanya keinginan masyarakat
untuk mengenal lebih dekat mengenai Shopee. Dengan tujuan agar masyarakat
34
termotivasi untuk membeli dan menggunakan produk yang ditawarkan melalui
media perdagangan digital mereka yang berupa aplikasi Shopee.
2.2.6 Media Baru
Kehadiran media baru saat ini terus mengalami perkembangan pesat dari
tahun ke tahun. Berawal dari media konvensional hingga akhirnya di era digital
ini. Salah satunya adalah media online. Media yang terhubung dengan jejaring
internet agar para penggunanya dapat mudah berpatisipasi, dan berbagi informasi
satu sama lain. Media populer dikalangan masyarakat Indonesia saat ini adalah
media sosial. Hadirnya media sosial memberikan kemudahan bagi penggunanya
dalam melakukan komunikasi dalam penyampaiannya sebuah informasi dengan
jangkauan yang lebih luas, seperti: Line, Facebook, We-Chat, Instagram, Twitter,
dan lain sebagainya.
Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat konten
media secara pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi
informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook,
Instagram, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan
media elektronik, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial
mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi
dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam
waktu yang cepat dan tak terbatas. Dalam (Hidayat, 2014, pp. 114-115)
menjabarkan informasi dari Kompas.com yang menyatakan bahwa Indonesia
berada pada peringkat ketiga setelah negara Amerika dan India, dari 213 negara
pengguna facebook lainnya. Masing-masing Indonesia mencapai angka sebanyak
35
43.061.840, Sedangkan India 43.497.980 dan Amerika Serikat 155.701.708 untuk
kategori pengguna media sosial Facebook se dunia.
Salah satu media yang dinilai membantu kerja public relations adalah media
baru. Media yang dinilai efektif dalam penyampaian informasi. Dengan media
baru ini, perusahaan dapat melakukan branding company secara cepat dan luas
untuk dapat diterima oleh publik. (Hidayat, 2014, p. 110). Pada dasarnya strategi
yang sering dilakukan perusahaan bisnis adalah memanfaatkan keberadaan media,
baik itu media massa dan media sosial. Sesuai dengan fungsinya, penggunaan
media sosial ini berperan sebagai sarana yang bertugas dan berfungsi dalam
menjembatani antar perusahaan dan publik dalam memberikan informasi,
membangun hubungan antara produsen dan konsumen.
Melalui data tren Internet dan Media sosial tahun 2019 di Indonesia yang
dilakukan oleh Hootsuite, menjelaskan bahwa total populasi penduduk Indonesia
berada di angka 268,2 juta (56%) dengan jumlah pengguna mobile sebanyak
355,5 juta (133%), pengguna internet 150 juta (56%), pengguna media sosial aktif
150 juta (56%) dan pengguna media sosial mobile (berjalan) sebanyak 130 juta
(48%). Dari hasil survey ini, menyatakan bahwa penduduk Indonesia merupakan
pengguna media sosial yang sangat aktif dalam menggunakan jejaring internet
dengan jangka waktu yang cukup lama dalam mengakses media tersebut. Rata-
rata pengguna media sosial ini terdiri dari berbagai kalangan, baik itu kalangan
remaja dan dewasa. Peningkatan penggunaan internet ini merupakan salah satu
faktor penyebab munculnya toko daring melalui platform e-commerce dan
lainnya.
36
Gambar 2.5 Data Tren Internet dan Media Sosial 2019
Sumber https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2019/
Perkembangan internet dan teknologi menjadi sebuah peluang emas bagi
perusahaan bisnis di Indonesia, untuk memanfaatkan semaksimal mungkin dalam
menciptakan ide kreatif dan strategi terbaru agar perusahaannya dapat
berkembang dengan pesat. Contohnya toko berbasis online atau yang dikenal
dengan sebutan E-commerce. Kemunculan Electronic Commerce merupakan
konsep baru yang bisa digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada
World Wide Web Internet atau proses jual beli, pertukaran produk, jasa dan
informasi melalui jaringan informasi termasuk internet (Suyanto, 2003, pp. 10-
11). Melalui e-commerce pengguna dapat mengakses proses jual-beli kapan saja
dan dimana saja.
2.2.7 Perdagangan Elektronik / E-commerce
Menurut Turban dan kawan kawan berpendapat bahwa e-commerce
merupakan proses membeli dan menjual: tukar menukar produk, jasa atau
informasi melalui komputer. Sedangkan menurut Laudon, E-commerce ialah
penggunaan internet dan web untuk transaksi bisnis (Jonathan Sarwono, 2012, p.
2). Aktivitas perusahaan bisnis akan selalu terikat dengan strategi dan cara
37
publikasi produk atau jasa yang hendak ingin diperkenalkan kepada masyarakat,
dan biasanya dapat diakses melalui aplikasi berbasis e-commerce. Aplikasi e-
commerce meliputi bidang saham, pekerjaan, keuangan, asuransi, mall,
pemasaran, dan periklanan online, pelayanan pelanggan, lelang, travel, hardware,
software PC, hiburan, pakaian, ritel dan publikasi online (Suyanto, 2003, p. 14).
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi memungkinkan
berbagai perusahaan bisnis di Indonesia melakukan inovasi-inovasi baru dengan
pemanfaatan e-commerce dalam melakukan transaksi bisnis secara online.
Hadirnya e-commerce merupakan salah satu hasil adanya perkembangan
teknologi informasi dan software (perangkat lunak) yang awalnya hanya bisa
melakukan transaksi secara konvensional, namun kini bisa dilakukan secara
elektronik.
Situs website e-commerce mencakup berbagai fungsi seperti etalase produk,
pemesanan online dan inventarisasi stok produk, untuk menjalankan fungsi utama
sebagai e-commerce. Software yang digunakan terpasang pada server e-commerce
dan bekerja secara simultan dengan sistem pembayaran online untuk memproses
transaksi. (diakses dari situs https://www.progresstech.co.id/blog/pengertian-e-
commerce/, pada tanggal 19 Juni 2019). Penggunaan e-commerce dapat dilakukan
melalui platform yang berupa aplikasi, seperti Shopee, Lazada, Tokopedia,
Bukalapak dan lainnya.
Perkembangan teknologi dan informasi membuat beragam perusahaan bisnis di
Indonesia berupaya menarik perhatian konsumen melalui berbagai cara, dengan
menggunakan promosi, seperti iklan, media sosial dan lainnya. Kelebihan dari e-
38
commerce adalah pengguna dapat melakukan proses transaksi dengan cepat,
tersedianya fitur yang menjamin keamanan transaksi, pembeli mengetahui
informasi akan ketersediaan produk tersebut, dapat melakukan interaksi dengan
penjual, terhubung dengan media sosial sehingga mudah diakses dan yang pasti
produk yang ditawarkan lengkap.
Namun disisi lain, e-commerce juga memiliki kekurangan, yaitu pengguna e-
commerce atau konsumen tidak dapat melihat dan merasakan secara langsung
mengenai kualitas produk yang ditawarkan, sehingga sering terjadi adanya tidak
kesesuaian dengan harapan konsumen yang akhirnya berujung dengan kecewa
dan tidak puas. Padahal faktor ini adalah hal penting untuk meningkatkan
loyalitas konsumen, oleh sebab itu sebagian masyarakat Indonesia lebih
cenderung memperhatikan kualitas gambar, detail konten yang tertera serta
reputasi toko daring yang terdapat di platform tersebut, karena hal ini menjadi
faktor utama bagi konsumen dalam menentukan dan memutuskan untuk membeli
atau tidaknya produk tersebut.
2.2.8 Gelombang Budaya Populer Korea atau Korean Wave
Pada dasarnya fenomena budaya populer Korea merupakan hal yang
disebabkan oleh adanya pergeseran budaya yang ada. Menurut Malinowski (1983)
mengungkapkan budaya yang lebih tinggi dan aktif akan mempengaruhi budaya
yang lebih rendah dan pasif melalui kontak budaya. Teori ini mengungkapkan
bahwa Indonesia telah mengalami pergeseran nilai budaya yang lebih mengarah
ke Barat, dimana budaya Barat cenderung dikenal dengan gaya hidup yang
modernitas (modernisasi) dan budaya timur yang dikenal dengan tradisional atau
39
konvensional (diakses dari http://walidrahmanto.blogspot.com/2011/06/teori-
teori-budaya-perspektif-dampak.html, pada tanggal 20 Juni 2019).
Gelombang Korea pertama kali dipopulerkan para jurnalis di Beijing terkait
dengan merebaknya popularitas Korean populer dengan cepat di negeri Tirai
Bambu. Hal ini berawal pada tahun 1997 dilakukannya pemutaran seri Korea
drama atau disingkat K-drama dengan judul “What Is Love About” yang
ditayangkan oleh stasiun televisi China Central Television (CCTV). Dikarenakan
adanya permintaan dari pemirsa televisi, drama tersebut kemudian menayangkan
kembali di tahun 1998. Pada tahun 2000, kemudian stasiun televisi Republik
Rakyat China (RRC) menayangkan 24 serial K-drama lainnya (Muhamad
Hisyam, 2016, p. 203).
Penyebab fenomena gelombang Korea ini disebabkan karena penyebaran
budaya Korea yang masuk ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Hal ini
berawal dari hadirnya tayangan drama romantis Asia yang mulai memasuki jam
tayang di Indonesia, khususnya drama Korea atau disingkat Drakor. Tidak hanya
melalui tayangan dramanya, fenomena gelombang Korea juga dikenal melalui
dunia musiknya yaitu Korea pop atau K-pop, yang kemudian menghadirkan
beberapa seniman hiburan seperti aktris, aktor, boyband dan girlband.
Keberadaaan para deretan selebritas Korea Selatan ini tidak terlepas dari
peranan agensi musik yang menaungi mereka. Seperti Girls Generation, Super
Junior, 2NE1, Miss A, Red Velvet, EXO, BIGBANG, TWICE, Blackpink dan
lainnya. Mereka merupakan penggemblengan yang dilakukan oleh agensinya.
Namun diantara agensi yang berdiri di Korea Selatan, terdapat 3 agensi ternama
40
yang dikenal dengan sebutan “The Big 3” dalam dunia musik K-pop, yaitu SM
Entertainment, YG Entertainment dan JYP Entertainment (Anda, 2012, p. 2).
Nama-nama mereka telah dikenal oleh seluruh lapisan penggemar Korea di
Indonesia. Banyak komunitas penggemar K-pop di Indonesia, khususnya
kalangan remaja.
Imperialisme budaya Korea di Indonesia itu menyentuh tiga aspek: artefak,
makna bersama dan perilaku sosial. Proses fandominasi dimulai dari tingkat
individu, kelompok lalu masyarakat, diawali dengan pengenalan idola,
pembangunan emosi, koleksi teks, keterlibatan struktur dan kemunculan subkultur
atau penggemar budaya K-Pop (Deddy Mulyana, 2017, p. 55). Seiringnya
kehadiran grup musik pria dan grup musik wanita Korea juga menjadi nuansa
baru yang meramaikan industri musik di Indonesia. Sebagian masyarakat
Indonesia menilai bahwa hadirnya grup wanita di Indonesia dianggap meniru grup
musik asal Korea.
Industri hiburan Korea semakin diakui dan dikenal oleh mancanegara,
seperti serial drama, film dan musik yang mampu menarik perhatian masyarakat.
Organisasi Pariwisata Korea merilis hasil jajak pendapat mereka yang diadakan
pada situs web www.visitkorea.or.kr dari tanggal 11 hingga 31 Mei 2011 melalui
demografi usia paling umum adalah orang berusia 20 tahun. Survey ini
menanyakan kepada 12.085 masyarakat asing yang berasal dari 102 negara,
dengan memberikan tujuh pertanyaan terkait gelombang Hallyu melalui jejaring
sosial dan internet. Adapun hasil survey yang diberikan antara lain 53,5%
memilih kategori Korean Pop 33,2% memilih televisi drama, 6,2% film dan 7,1%
lainnya. Hadirnya tayangan Korea tersebut menjadi salah satu awal masuknya
41
perkembangan gelombang Hallyu di berbagai negara termasuk di Indonesia.
Dilansir dari situs https://www.soompi.com/article/364137wpp/the-korean-
tourism-organization-researches-the-hallyu-wave-overseas pada tanggal 15 April
2019.
Gambar 2.6 Diagram Ketertarikan Masyarakat Asing dalam Korean Wave Sumber https://www.soompi.com/article/364137wpp/the-korean-tourism-organization-
researches-the-hallyu-wave-overseas
Kehadiran artis-artis Korea ini telah berbaur di sejumlah masyarakat, mulai
dari anak sekolah, mahasiswa bahkan ibu-ibu rumah tangga di seluruh Indonesia.
Mulai dari kategori riasan wajah, model potongan rambut dan cara berbusana.
Sehingga banyak individu yang berusaha untuk mengubah cara berpenampilan
mereka agar terlihat persis dengan artis Korea tersebut. Budaya Korean pop juga
secara langsung mendongkrak citra popularitas negara Korea. Akhirnya jutaan
masyarakat luar tertarik berkunjung ke Korea, termasuk Pulau Nami yang terletak
di Provinsi Gangwon-do. Tempat dilakukannya lokasi shooting Winter Sonata,
drama Korea yang sangat populer pada ditahun 2002. Choi Jung-eun, staf
pengelola Pulau Nami, mengatakan bahwa dulu pulau ini sangatlah kecil dan sepi,
hanya dikunjungi sekitar 200.000 turis per tahunnya. Namun kini pengunjungnya
bertambah dengan nilai rata-rata 1,6 juta turis setahun (diakses dari situs
42
https://entertainment.kompas.com/read/2012/01/15/18035888/.Gelombang.Korea.
Menerjang.Dunia, pada tanggal 15 April 2019).
Meskipun masih terhitung sebagai pendatang baru di industri musik Korean
Pop, ternyata popularitas Blackpink sebagai grup wanita Korea Selatan sangat
sukses menjadi untuk menjadi grup papan atas di Korea Selatan. Grup yang
beranggotakan empat wanita cantik ini dinilai sebagai grup wanita yang menonjol
pada kualitas koreografi, jenis musik, suara dan penampilan mereka yang
menarik. Sebelum adanya Blackpink, agensi YG ini dikenal melalui grup wanita
dan pria, seperti BIGBANG dan 2NE1. Blackpink merupakan grup wanita kedua
yang didebutkan oleh YG setelah 2NE1 dan kini menjadi satu-satunya grup wanita
di YG entertainment.
Gambar 2.7 Poster Grup Wanita Blackpink Menjelang Debut
Sumber Akun Instagram /fromyg
Awalnya grup wanita ini diberikan nama Pinkpunk, namun seiring diskusi
yang cukup panjang dari pihak agensi dan memutuskan untuk mengubah menjadi
Blackpink, yang berarti grup yang memiliki sisi, yaitu Black (hitam) dalam
mewakili kuat dan berkarisma dan pink melambangkan feminis dan anggun.
Terpilihnya nama Blackpink juga disertai dengan parasnya personil grup yang
terlihat cantik dan menggemaskan.
43
Faktanya Blackpink menjadi grup Korean pop pertama yang berhasil
memuncaki tangga lagu Billboard’s World Digital Song dengan lagu debut.
Hanya dalam waktu lima bulan, video Boombayah telah ditonton lebih dari 100
juta kali di Youtube. Setelah sukses dengan Square One, pada tanggal 1
November, Blackpink meluncurkan single album keduanya bertajuk Square Two,
dengan single Playing with Fire dan Stay. Mengulang kesuksesan sebelumnya,
single dalam album ini juga berhasil masuk daftar Canadian Hot 100. Lewat
Playing with Fire, lagu ini berhasil menempati posisi ke-92 (diakses dari
https://www.kepogaul.com/seleb/biodata-blackpink/ pada tanggal 21 April 2019).
Tampil sebagai salah satu daftar artis teratas di Festival Musik Coachella
2019, kehadiran Blackpink kini semakin memberikan dampak banyak bagi
popularitas mereka di dunia perkembangan gelombang Korea Selatan. Faktanya
Sepanjang pergelaran Coachella yang dimulai sejak 1991, inilah kali pertama bagi
artis perempuan Korean Pop masuk dalam daftar penampil. Mereka akan
dijadwalkan akan tampil pada 12 dan 19 April 2019 (diakses dari situs
https://entertainment.kompas.com/read/2019/01/03/164924310/blackpink-akan-
tampil-dalam-festival-coachella-ini-3-fakta-menariknya pada tanggal 21 April
2019).
Gambar 2.8 Penampilan Blackpink di panggung Coachella 2019
Sumber Akun Instagram @Blackpinkofficial
44
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan kajian tentang bagaimana hubungan teori
dengan berbagai konsep yang ada dalam perumusan masalah (Kriyantono, 2006,
p. 81).
Gambar 2.9 Kerangka Pemikiran Penelitian
Melesatnya fenomena gelombang korea diberbagai belahan dunia sudah
sangat meningkat dengan cepat, termasuk Indonesia. Salah satunya hadirnya fans
Blackpink atau disebut Blinks. Hadirnya Grup wanita Korea ini terdiri dari 4
perempuan cantik, yaitu Jisoo, Jennie, Lisa dan Rose dibawah naungan YG
Entertainment. Popularitas Blackpink kini menjadi pusat perhatian nomor satu di
kalangan masyarakat, baik itu anak-anak, remaja dan orang dewasa. Penampilan
dan gaya busana grup wanita ini selalu menjadi sorotan publik dan idaman semua
wanita. Karakteristik mereka yang dikenal trendy, mempersona, elegant dan keren
selalu menjadikan mereka sebagai grup wanita terfavorit se-Asia.
45
Popularitas yang dimiliki Blackpink mampu membuat para personal
didalamnya dilibatkan dan digandeng menjadi duta merek sebuah produk
kecantikan dan busana. Salah satunya Jennie sebagai duta merek terkenal dunia
yaitu Channel, dan Lisa menjadi duta merek kecantikan produk Moonshot. Aura
superstar yang terpancar digrup ini telah mampu menarik perhatian masyarakat
bahkan perusahaan bisnis lainnya, baik perusahaan luar negeri dan dalam negeri.
Blackpink dijadikan salah satu peluang yang baik bagi setiap perusahaan bisnis
dalam mempromosikan penjualan produk atau jasanya dengan melibatkan mereka
sebagai duta merek, khususnya perusahaan Shopee.
Shopee berfokus kegiatan belanja daring dengan berbasis teknologi
melalui konsep proses jual beli barang atau jasa pada Internet, yaitu E-commerce.
Sebagai layanan e-commerce terbesar di Indonesia, Shopee berusaha untuk
memberikan pelayanan terbaik beserta kemudahan bagi pengguna dalam
mengakses dan menggunakan platform Shopee untuk proses jual-beli kapan saja
dan dimana saja. Platform yang penulis maksudkan adalah aplikasi Shopee, yang
kini sudah tersedia diberbagai aplikasi store di android dan iOS. Mellaui aplikasi
ini, pengguna disajikan berbagai penawaran terbaik mengenai kategori produk
yang terdapat di aplikasi Shopee tersebut.
Sebagai perusahaan e-commerce ternama di Indonesia, Shopee berupaya
melakukan segala strategi komunikasi pemasaran untuk memikat, menarik dan
menjaga konsisten pandangan masyarakat kepada perusahaan tersebut. Salah
satunya dengan menekankan pembentukkan adanya merek, posisi dan
diferensiasi. Shopee membentuk layanan berupa fitur dan fasilitas, seperti Shopee
Mall, Live chat, free ongkir dan lainnya sebagai salah satu ciri khas dan identitas
46
Shopee dalam perbandingan dengan e-commerce lainnya. Selain itu, Shopee juga
melakukan berbagai kegiatan branding dalam mempromosikan dan
menyebarluaskan identitas mereka kepada masyarakat Indonesia.
Dalam proses ini orang menginvestasikan uang, waktu, energi dan emosi
dalam komoditas budaya tidak hanya untuk mendapat kenikmatan, melainkan
juga membuat makna atas apa yang dikonsumsi. Pemaknaan inilah yang
memungkinkan munculnya subkebudayaan yang menyegarkan dinamika budaya
populer pada tingkat personal, kelompok, bangsa, regional dan global. Situasi ini
yang memungkinkan orang menerima Korea pop dengan produk kebudayaan
yang ditawarkan (Muhamad Hisyam, 2016, p. 210). Keberadaan Blackpink
menjadi peluang emas bagi Shopee dalam meningkatkan kesadaran merek
perusahaan, hal ini terlihat dari postingan berbagai promosi yang dilakukan
melalui akun media sosial Shopee khususnya aplikasi digital Shopee.
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penyusunan penelitian ini, proses pengumpulan, pengolahan, serta
menganalisis data perlu dilakukan untuk memecahkan rumusan masalah dalam
penelitian. Kata metodologi berasal dari kata yang terbentuk dari “metodos”
berarti cara, teknik, atau prosedur dan “logos” berarti ilmu. Jadi metodologi
adalah ilmu yang memperlajari prosedur atau teknik-teknik tertentu (Kriyantono,
2006, p. 49). Pada sub bab ini, penulis menjelaskan mengenai metode penelitian
yang digunakan dalam memperoleh jawaban dari rumusan masalah yang telah
diuraikan pada sub bab sebelumnya. Peran metodologi penelitian ini diharapkan
mampu menjadi panduan dan acuan bagi penulis dalam pelaksanaan proses
penyusunan penelitian, sehingga dapat berjalan sesuai dengan prosedur dan cara
yang dibutuhkan untuk melengkapi data dan informasi dalam penelitian ini.
3.1 Paradigma Penelitian
Dalam buku (Morrisan, 2009, p. 107), Teori konstruktivisme adalah
pendekatan secara teoritis untuk komuikasi yang dikembangkan oleh Jesse Deli
dan rekan-rekan sejawatnya pada tahun 1970. Teori ini mengungkapkan bahwa
setiap individu melakukan interpretasi dan bertindak berdasarkan berbagai
kategori konseptual yang ada dalam pikirannya. Menurut teori ini, sebuah realitas
tidak menunjukkan dirinya dalam bentuknya yang kasar, tetapi harus disaring
terlebih dahulu melalui bagaimana cara seseorang melihat sesuatu.
48
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma konstruktivisme
dengan upaya mengembangkan pemahaman terkait pengetahuan penulis dalam
menyesuaikan sebuah realitas yang ada secara objektif dan sebagaimana adanya.
Dalam perspektif ini, realitas disikapi sebagai gejala yang sifatnya tidak tetap dan
memiliki pertalian hubungan dengan masa lampau, sekarang dan yang akan
datang (Albi Anggito, 2018, p. 15).
Penggunaan paradigma ini membantu penulis dalam menganalisa data dan
memahami adanya informasi baru berdasarkan pengumpulan data yang diperoleh
nantinya untuk dijadikan sebagai bahan referensi dalam menunjang penyusunan
penelitian ini. Selain itu, perspektif ini juga berusaha mengolah informasi
mengenai fenomena sosial yang terjadi disekitar guna membentuk suatu
pengetahuan yang berisikan pengalaman dan fakta yang ada.
3.2 Pendekatan Penelitian
Dalam buku (Mulyana, 2001:5), Becker mendefinisikan perspektif sebagai
“perangkat gagasan yang melukiskan karakter sesuai yang memungkinkan
pengambilan tindakan”, sedangkan menurut Wimmer dan Domminick (2000:102)
menyebut pendekatan dengan paradigma, yaitu seperangkat teori, prosedur dan
asumsi yang diyakini tentang bagaimana penulis melihat dunia. (Kriyantono,
2006, p. 48). Pendekatan ini berperan penting bagi penulis dalam menentukan
jenis penelitian yang akan dilakukan dan sesuai dengan prosedur. Tujuan
penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena dari sudut pandang
partisipan, konteks sosial dan instituisional dengan tujuan utama menjelaskan
suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi (Albi Anggito, 2018, pp. 15-16)
49
Penelitian kualitatif berisi kutipan-kutipan data (fakta) yang diungkap di
lapangan untuk memberikan dukungan terhadap apa yang disajikan dalam
laporannya, selain itu penelitian ini lebih memfokuskan cara mencari informasi
setelah itu bergeser pada hasil penelitian (Albi Anggito, 2018, p. 11). Biasanya
penelitian ini bersifat menelusuri segala wawasan informasi yang tersebar
mengenai permasalahan yang masih kurang lengkap. Jadi penelitian ini sangat
sesuai untuk penulis dalam memaknai sebuah data yang didapatkan.
Dalam penyusunan penelitian ini, penulis aktif memilih dan menentukan jenis
data yang diinginkan untuk diolah, diseleksi dan disusun secara sistematis
berdasarkan teori yang telah dijabarkan oleh penulis. Penelitian kualitatif
ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif
partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi,
diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya (Syaodih, 2010, p.
94). Hadirnya partisipan dalam metode kualitatif sangatlah penting, dikarenakan
infromasi yang diberikan oleh partisipan bernilai sangat penting dan memberikan
jawaban dari perumusan masalah yang ada. Biasanya sumber data informasi
tersebut berupa sebuah pendapat, pikiran dan ide.
Menurut Nasution (2013) bahwa penggunaan pendekatan kualitatif adalah
untuk menghasilkan grounded theory. Grounded theory adalah pendekatan
penelitian yang awalanya dikembangkan oleh Glaser dan Strauss pada tahun
1960-an. Maksud pokok dari grounded theory adalah untuk mengembangkan teori
tentang minat terhadap fenomena (Albi Anggito, 2018, p. 14).
50
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian bersifat deksriptif analisis
dengan pendekatan kualitatif untuk memperoleh dan menjawab segala rumusan
masalah penelitian mengenai peran Blackpink sebagai duta merek Shopee dalam
brand awaraness. Metode ini berupaya menjelaskan isi dan menggambarkan
suatu objek penelitian sebagaimana adanya. Biasanya penelitian ini dilakukan
dengan cara mengumpulkan dan merekap suatu data melalui penjabaran secara
mendalam. Untuk memahami dan menjabarkan penelitian ini, penulis hendak
melakukan analisis dokumen, seperti artikel, laporan tertulis lainnya.
3.4 Objek Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, penulis melakukan penelitian terkait peran grup
wanita Blackpink sebagai duta merek Shopee untuk kesadaran merek Shopee.
Adapun objek dalam penelitian ini adalah PT. Shopee Internasional Indonesia.
Sebuah perusahaan ternama yang bergerak dalam bidang perdagangan berbasis
elektronik digital. Popularitas Shopee terus mengalami peningkatan, dari berbagai
aspek, mulai dari kepercayaan konsumen, loyalitas pelanggan bertambah dan citra
Shopee yang positif yang meningkat. Hal ini tidak terlepas dari hadirnya para duta
merek yang digandeng oleh Shopee untuk mewakili citra perusahaannya. Adapun
duta merek yang dinaungi oleh Shopee antara lain: Prilly Latuncosina, Syahrini,
Via Vallen, dan Rizky Febian. Keterlibatannya artis tanah air yang merupakan
generasi milenial ini membuat nama Shopee mengalami peningkatan.
Shopee menarik poin baru dari pasarnya yang hampir seluruhnya didominasi
oleh generasi milenial, hal ini terlihat dari cara transaksi dan produk yang
51
dijadikan favorit di aplikasi Shopee. Penjualan tertinggi ada di kategori pakaian
wanita, perawatan dan kecantikan, serta pakaian muslim. Untuk kategori yang
mengalami peningkatan tertinggi adalah tas pria, otomotif, juga barang elektronik.
Untuk menarik perhatian masyarakat, kini Shopee berusaha melakukan inovasi
terbaru dengan melibatkan artis yang merambah dunia internasional, yaitu
Blackpink, grup musik wanita yang berasal dari Korea. Penelitian ini berfokus
mengenai bagaimana strategi pihak Shopee perihal jalinan kerja sama yang
diberikan kepada Blackpink sebagai duta merek untuk meningkatkan kesadaran
merek perusahaan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Metode merupakan salah satu cara bagi setiap penulis penelitian yang
digunakan untuk mengetahui sesuatu agar dapat tersusun secara sistematis dan
baik. Teknik pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan penulis dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Biasanya
pengumpulan data sudah menjadi keharusan bagi penulis. Proses pengumpulan
data membutuhkan suatu instrumen, baik itu dalam penelitian kuantitatif maupun
kualitatif.
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Arikunto, 2010, p. 203). Proses melengkapi data dan informasi dapat dilakukan
berbagai cara, antara lain melalui pengamatan, observasi, wawancara, dan lainnya.
52
Sebuah penelitian dikatakan baik apabila segala informasi yang disajikan bisa
dipertanggung jawabkan dan sesuai dengan fakta yang ada. Untuk itu teknik
pengumpulan data dijadikan sebagai acuan keharusan bagi setiap penulis dalam
menyusun serta mengolah suatu penelitian. Berikut teknik pengumpulan data
yang penulis gunakan dalam penyusunan penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:
3.5.1 Data Primer
Data yang diperoleh oleh penulis secara langsung dalam mencari sumber
informasi dan data yang dicari.
3.5.1.1 Wawancara
Dalam buku (Kriyantono, 2006, p. 100), Berger (2000) menjabarkan bahwa
wawancara adalah percakapan antara periset (seseorang yang berharap
mendapatkan informasi) dan informan (seseorang yang diasumsikan mempunyai
informasi penting tentang suatu objek. Melalui wawancara, penulis dapat
mengetahui dan memperoleh informasi secara langsung. Proses ini dilakukan
secara tatap muka dengan tujuan menggali dan mencari informasi lebih dalam
terkait penelitian. Menurut (Bungin, 2007) berpendapat bahwa informan
penelitian di dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana langkah yang
ditempuh penulis agar data atau informasi dapat diperoleh.
Dalam proses pengumpulan informasi ini, penulis membutuhkan adanya
narasumber yang berperan aktif agar dapat berjalan dengan baik dan melengkapi
informasi. Dengan harapan proses wawancara dapat berjalan dengan baik,
wawancara ini dilakukan secara terbuka. Penulis akan mewawancarai satu
narasumber pihak internal Shopee yang memiliki keterkaitan dan pengetahuan
53
menyeluruh mengenai perusahaan Shopee. Sebagai responden dinilai sangat
efektif dan sesuai untuk menjawab segala pertanyaan yang dapat menunjang
kelengkapan penyusunan penelitian ini. Berikut ini daftar pihak responden yang
akan dilakukan wawancara oleh penulis.
1. Narasumber Shopee
Nama Lengkap : Kak Maria
Usia : 28 Tahun
Jabatan : Pihak Shopee divisi marketing
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi dan data mengenai
strategi komunikasi pemasaran dan hasil tingkat pengguna Shopee dalam
melibatkan duta merek Blackpink untuk meningkatkan kesadaran merek
perusahaan bagi pengguna. Kemudian untuk mengetahui secara dalam
tujuan Shopee dalam menggandeng grup wanita tersebut.
2. Narasumber pengguna Shopee
Nama Lengkap : Ovita Pattari (21thn) - Pembeli
: Achan (19thn) - Pembeli
: Irvan Karnawi (23thn) - Penjual
: Wahyu Ramadhan (28 thn) - Penjual
Wawancara dengan pengguna Shopee dilakukan untuk memperoleh data
beserta informasi mengenai sistem cara kerja duta merek Blackpink dalam
meningkatkan kesadaran merek Shopee
54
3. Narasumber dengan anggota Kampus Shopee Tangerang
Nama Lengkap : Agus Nur ( 27 thn)
Wawancara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan mengenai alasan
keterlibatan pengguna bergabung di dalam komunitas Kampus Shopee
Tangerang yang memiliki jabatan sebagai Bendahara berdasarkan kehadiran
duta merek Blackpink dalam meningkatkan kesadaran merek perusahaan.
3.5.1.2 Observasi Online
Proses pengamatan juga dibutuhkan oleh setiap penulis dalam melihat
situasi penelitian yang diambilnya. Teknik ini biasanya dilakukan untuk
mempelajari interaksi yang terjadi antara kegiatan, objek dan perbuatan
individu yang terlibat. Perkembangan jaringan internet yang pesat, membuat
segala kebutuhan masyarakat mengenai informasi dapat diperoleh dengan
mudah. Terlebih lagi hadirnya media online memberikan banyak manfaat
bagi masyarakat termasuk penulis dalam menulusuri data-data dan informasi
yang diberikan.
Adapun observasi yang penulis lakukan melalui media online seperti
website, YouTube, aplikasi berbasis perdagangan elektronik dan media sosial
lainnya. Segala jejak rekaman perjalanan konten penulis mengenai Blackpink
telah terdapat di berbagai media online dan media sosial. Sehingga segala
informasi mengenai grup wanita ini dapat diperoleh secara mudah melalui
situs online yang ada.
55
3.5.2 Data Sekunder
Segala informasi dan data yang diperoleh oleh penulis bersifat tidak langsung,
dikarenakan informasi tersebut didapatkan melalui pihak lain.
3.5.2.1 Studi Pustaka
Pada umumnya studi pustaka merupakan salah satu proses pengumpulan
data yang akan selalu dilakukan oleh seluruh penulis, karena kegunaannya untuk
melengkapi informasi dan data yang dibutuhkan. Informasi ini biasanya
didapatkan melalui buku, literatur, catatan, jurnal, karya ilmiah dan laporan
lainnya yang memiliki hubungan dengan konteks penelitian. Sama halnya dengan
penulis lainnya, penulis juga menggunakan studi pustaka seperti buku, jurnal, dan
laporan skripsi dengan tujuan sebagai panduan penulis dalam mengetahui
sistematika penulisan yang baik serta mengenali sumber teori-teori yang
digunakan agar sesuai dengan keabsahan data antara fenomena yang penulis teliti
terhadap teori yang digunakan.
3.5.2.2 Dokumentasi
Teknik pengumpulan informasi melalui dokumentasi juga sangatlah penting
untuk memberikan kemudahan bagi penulis dalam mencari informasi. Biasanya
informasi ini berupa dalam bentuk gambaran, arsip, jurnal dan lainnya.
Pengumpulan data ini digunakan untuk memperkuat hasil analisis yang akan
penulis lakukan.
Dokumentasi yang penulis lakukan antara lain: melalui artikel pemberitaan
media online, media sosial, dan aplikasi berbasis digital Shopee. Data ini biasanya
berupa tangkapan layar, foto dan lainnya. Selain menjadi bahan pendukung bagi
56
penulis, data ini juga sebagai tolak ukur bagi penulis dalam mempermudahkan
menjabarkan materi yang hendak penulis sampaikan.
3.6 Teknik Analisis Data
Dalam penyusunan penelitian ini, dibutuhkan adanya sumber data-data yang
mendukung sebagai bahan referensi bagi penulis. Analisis data adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja data, mengorganisasikan data, memilah-milah
menjadi suatu yang dapat diolah, mensintesikan-nya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan orang lain (Moleong L. J., 2007, p. 264). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa analisis data merupakan salah satu proses atau cara untuk
mengatasi permasalahan serta menjawab pertanyaan dari hal yang akan diteliti.
Agar mendapatkan hasil penelitian yang baik, dapat menjawab permasalahan serta
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka kegiatan analisis sangat dibutuhkan
dan tidak dapat diabaikan, apalagi untuk memperoleh hasil penelitian yang
memiliki kadar kualitas yang memadai.
Menurut Miles dan Huberman kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan
yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Terjadi secara bersamaan berarti ketiga alur tersebut merupakan
proses siklus dan interaksi pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan
data dalam bentuk sejajar yang membangun wawasan umum yang disebut analisis
(Silalahi, 2009, p. 399) .
Lebih jauh Miles dan Hubberman mengemukakan mengenai ketiga kegiatan
tersebu sebagai berikut (Yusuf, 2014, pp. 407-409):
57
1. Reduksi Data (Data reduction): Reduksi data adalah kegiatan yang tidak
terpisahkan dari analisis data. Dengan bentuk analisis yang mempertajam,
memilih, memfokuskan, membuang dan mengorganisasikan data dalam satu
cara, dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.
Tahapan yang menunjuk kepada proses pemilihan, pemfokusan,
penyederhanaan, pemisahan dan pentransformasian data mentah yang
terlihat dalam catatan tertulis lapangan. Tahapan ini biasanya dilakukan
sebelum pengumpulan data di lapangan yaitu waktu penyusunan penelitian,
menentukan kerangka pemikiran, tempat perumusan dan pengumpulan data.
2. Penyajian Data (Data display): Kegiatan utama kedua dalam tata alir
kegiatan analisis data adalah data display, Display yang dimaksud adalah
kumpulan informasi yang telah tersusun yang membolehkan penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Biasanya dalam berupa teks naratif
dan bersifat kejadian yang terjadi di masa lampau .
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion drawing): Kegiatan utama ketiga dalam
analisis data. Dimana penarikan kesimpulan harus dilakukan sejak awal,
inisiatif berada di tangan penulis dan tahap demi tahap kesimpulan telah
dimulai sejak awal. Ini berarti proses yang sudah benar dan data yang
dianalisis telah memenuhi standar kelayakan dan konformitas, maka
kesimpulan awal yang diambil akan dapat dipercayai
58
Gambar 3.1 Komponensial Analisis Model Interaktif
Sumber (Yusuf, 2014, pp. 407-409):
Dikutip dari (Raco, 2010, p. 76) dalam metode kualitatif, perolehan data
biasanya diperoleh melalui wawancara. Data yang telah dikumpulkan kemudian
dianalisis dengan pertama-tama membaca kembali keseluruhan teks yang ada
dengan meringkas dan menghilangkan duplikasi-duplikasi. Kemudian dilanjutkan
dengan membuat peng-kode-an (coding) atau klasifikasi.
Berdasarkan gambar diatas, proses analisis data dilakukan apabila sumber
informasi data lapangan seperti observasi, wawancara, pita rekaman, artikel dan
studi literatur telah terlaksanakan dengan baik. Kemudian data tersebut disusun
melalui pencatatan, penyuntingan dan pengetikan dalam bentuk teks yang telah
dijabarkan secara sistematis. Kemudian proses ini diikuti dengan memberikan
penjabaran deskripsi, pola dan tema yang didapatkan. Teknik analisis dapat
dilakukan apabila keseluruhan data telah di kumpulkan secara lengkap dan
terperinci. Dengan mengetahui dan menentukan teknik analisis data yang
digunakan akan mempermudahkan penulis dalam menyusun serta menjabarkan
segala informasi yang diperoleh menjadi sebuah pengetahuan tambahan dalam
menjawab rumusan masalah.
59
Ketepatan dan keakuratan data yang terkumpul sangat dibutuhkan, namun
tidak dapat dihindari bahwa sumber informasi yang berbeda akan memberikan
informasi yang berbeda pula. Reduksi dan penyajian data sangat penting
dilakukan dalam menganalisis data sehingga sesuai dengan bagaimana kondisi
fenomena yang sesunggunya dalam konteksnya (Yusuf, 2014, p. 401).
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat yang dipergunakan oleh seorang
penulis dalam melakukan penelitiannya. Adapun tempat penelitian yang
dilakukan oleh penulis adalah perusahaan yang bergerak dan berfokus dalam
bidang aplikasi perdagangan elektronik secara digital yaitu PT Shopee
Internasional Indonesia atau dikenal dengan singkatan Shopee. Waktu yang
digunakan oleh penulis dalam penyusunan penelitian ini terhitung sejak bulan
Januari hingga pertengahan Juni akhir 2019 (selama 6 bulan). Dimulai dari
menentukan rumusan masalah yang ditetapkan oleh penulis sampai penulis
memperluas dan memperdalam topik penelitian dengan pengumpulan data dan
informasi.
3.8 Validitas Data
Untuk menjaga kesesuaian data yang ada dalam penyusunan penelitian ini,
penulis menggunakan metode validitas melalui teknik triangulasi data, atau
biasanya dikenal dengan triangulasi sumber. Dalam buku (Lubis, 2018, p. 47).
menjabarkan triangulasi merupakan sebuah teknik pemeriksaan keabsahan data
dengan memanfaatkan sesuatu lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan
60
atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Teknik ini merupakan teknik
yang paling banyak digunakan dalam pemeriksaan melalui sumber lainnya.
Triangulasi data menunjuk pada upaya penulis dalam mengakses sumber-
sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh data berkenaan dengan persoalan
yang sama. Hal ini bermaksud untuk menguji data yang penulis dapatkan dari satu
sumber (untuk dibandingkan) dengan sumber lainnya. Dengan tujuan agar sampai
pada salah satu kemungkinan data yang diperoleh penulis ternyata konsisten, tidak
konsisten atau berlawanan (Pawito, 2007, p. 99). Penggunaan triangulasi ini
dilakukan penulis untuk mendapatkan adanya sudut pandangan yang berbeda dari
narasumber dalam memberikan tanggapan mengenai rumusan masalah dalam
penelitian ini, dengan harapan mampu menjadi referensi dan pendukung data yang
lebih lengkap. Metode ini dijadikan sebagai alat untuk menguji kevalidan data
yang telah dikumpulkan dan dianalisiskan.
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
4.1.1 Profil Perusahaan PT Shopee Internasional
PT Shopee Internasional Indonesia atau disingkat dengan Shopee
merupakan perusahaan yang bergerak dan berfokus dalam bidang aplikasi
perdagangan elektronik digital. Berdirinya Shopee dimulai pada awal tahun 2015
di Singapura dan akhir tahun 2015, dan sejak itu, Shopee memperluas
jangkauannya di 7 negara Asia Tenggara: Malaysia, Thailand, Vietnam, dan
Filipina, dan satu negara di Taiwan. Di Indonesia, Shopee berkantor pusat di
Wisma 77 Tower 2 Lantai 11, Jl Letjen S. Parman Kavling 77 Slipi Palmerah,
Jakarta Barat 11410.
Kehadiran Shopee di Indonesia bertujuan untuk mempermudahkan
masyarakat Indonesia untuk melakukan belanja daring dengan aman bagi penjual
dan pembeli. Awalnya, Shopee dibentuk dengan model bisnis pelanggan untuk
pelanggan (C2C), namun dengan seiring perkembangan aplikasi ini yang
kemudian menghadirkan fitur baru yaitu Shopee Mall, kini Shopee membentuk
model bisnis secara bisnis untuk pelanggan (B2C). Shopee sendiri telah bekerja
sama dengan lebih dari 70 penyedia layanan kurir diseluruh pasarnya..
Perkembangan Shopee sangat begitu cepat, Shopee menerima “The
Indonesian Netizan Brand Choice Award 2017” untuk kategori belanja daring
62
pada Maret 2017. Penghargaan ini merupakan bagian dari komitmen Warta
Ekonomi untuk mengapresiasi perusahaan dan brand di seluruh negeri yang telah
menunjukkan dampak positif signifikan pada platform digital, khususnya di media
sosial (diakses dari situs https://id.wikipedia.org/wiki/Shopee pada tanggal 21 April
2019).
Tidak hanya itu, Shopee juga menerima penghargaan sebagai salah satu
pemenang “The Best in Marketing Campaign” di ajang penghargaan bergengsi
Marketing Award 2017 yang dipersembahkan oleh Majalah Marketing pada
September 2017 lalu. Terpilihnya Shopee merupakan pengakuan atas suksesnya
kampanye pemasaran yang terpusat pada pengguna pada tahun sebelumnya,
seperti Mobile Shopping Day 2016 dan Kampanye Ulang Tahun “Paling Murah”
yang memberikan kontribusi signifikan terhadap performa bisnis Shopee dan
industri perdagangan elektronik secara umum (diakses dari situs
https://selular.id/2017/09/shopee-indonesia-raih-penghargaan-best-marketing-
campaign/, pada tanggal 21 April 2019).
4.1.1.1 Logo Shopee
Gambar 4.2 Logo Perusahaan Shopee
Sumber google
4.1.1.2 Visi, Misi Shopee
Visi Shopee adalah menjadi tempat berbelanja online nomor satu di Asia
Tenggara. Misi Shopee adalah mengembangkan jiwa kewirausahaan bagi para
63
penjual di Indonesia. Dengan tujuan untuk terus meningkatkan platform dalam
memberikan pengalaman berbelanja mudah, dan menyenangkan bagi semua
penggunanya secara aman dan cepat dengan sistem pembayaran dan dukungan
logistik yang kuat dan menjadi pilihan platform e-commerce di Asia Tenggara dan
Taiwan.
4.1.1.3 Value Shopee
a. We serve: Pelanggan kami adalah satu-satunya penentu dari nilai produk dan
layanan kami. Kami berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang belum
terpenuhi dan melayani yang tak terlayani.
b. We run: Kami berada dalam perlombaan konstan untuk sukses. Kami
bergerak lebih cepat, lebih baik dan dengan lebih tepat setiap harinya.
c. We stay humble: Kami telah menempuh perjalanan jauh dari usaha awal
kami yang sederhana. Namun, kami tidak pernah kehilangan kerendahan
hati kami dalam pencarian perkembagan demi mencapai kesuksesan yang
lebih besar.
d. We adapt: Perubahan yang cepat adalah satu-satunya hal konstan dalam era
digital ini. Kami merangkul perubahan, merayakannya dan selalu berusaha
untuk menjadi pemikir terdepan yang mempengaruhi hal itu.
e. We commit: Pekerjaan kami adalah komitmen kami. Kami berkomitmen
terhadap nilai, institusi, pelanggan dan mitra kami. Kami saling
berkomitmen. Yang terpenting, kami berkomitmen untuk melakukan yang
terbaik dan menjadi yang terdepan (sumber dari pihak Shopee).
64
4.1.1.4 Shopee bekerja sama dengan Blackpink
Tren penggunaan aplikasi berbasis digital menjadi salah satu kebutuhan
pokok bagi masyarakat Indonesia. Contohnya saja aplikasi Shopee yang
merupakan salah satu dominasi penggunaan seluler genggam, yang kini mampu
mengubah pola perilaku konsumen dalam konteks berbelanja melalui situs
perdagangan berbasis digital. Aplikasi ini digunakan sebagai tempat interaksi
antara penjual daring dan konsumen dengan tujuan membuat suatu keputusan
bersama mengenai transaksi produk yang telah ditawarkan dari aplikasi tersebut.
Aplikasi Shopee dilengkapi dengan beberapa fitur yang mempermudahkan
pengguna dalam melakukan akses belanja, seperti sistem pembayaran yang aman,
kemudian kerja sama dengan pengiriman yang sudah intregitas (JNE, Tiki,
Wahana dan lainnya), ada sistem tawar menawar, aplikasi responsif dan terdapat
fitur sosial yang dapat terhubung dengan elemen media sosial seperti Instagram,
twitter, facebook dan lainnya.
Gambar 4.4 Penampilan Situs Shope
Sumber Pribadi diakses dari https://shopee.co.id
65
Elemen media sosial ini dijadikan peluang bagi Shopee untuk memberikan
penawaran terbaik dengan menjalin pendekatan unik antara penjual dan pembeli
yang terhubung di aplikasi Shopee tersebut. Dengan elemen media sosial ini, para
pengguna dapat melakukan aktivitas untuk mengikuti rekomendasi toko online
agar dapat muncul di lini masa aplikasi mereka, sehingga pengguna dapat
mengikuti perkembangan informasi terbaru dari pengguna yang diikuti. Tidak
hanya itu, Shopee juga menghadirkan tampilan menu utama dengan daftar
kategori. Kategori ini mempermudahkan pengguna dalam mencari dan
mendapatkan kebutuhan yang mereka inginkan berdasarkan ketagori yang telah
disediakan oleh pihak Shopee. Berikut ini list kategori berdasarkan kebutuhan
yang terdapat dimenu utama aplikasi Shopee:
Tabel 4.1 Daftar Kategori Produk Shopee
No Kategori No Kategori
1 Pakaian Pria 13 Fashion Muslim
2 Pakaian Wanita 14 Elektronik dan Jam Tangan
3 Handphone dan Aksesoris 15 Aksesori dan Fashion
4 Kecantikan 16 Kesehatan
5 Komputer dan Aksesoris 17 Otomotif
6 Perlengkapan Rumah 18 Olahraga dan outdoor
7 Fashion bayi dan anak 19 Hobi dan Koleksi
8 Ibu dan Bagi 20 Minuman dan Makanan
9 Sepatu Pria 21 Voucher
10 Sepatu Wanita 22 Buku dan alat tulis
11 Tas Pria 23 Serba Serbi
12 Tas Wanita 24 Souvenir dan pesta
66
Selain daftar kategori berdasarkan kebutuhan, Shopee juga menyajikan
beragam fitur kolom pencarian per-kategori dan berdasarkan event yang
berlangsung. Tujuannya untuk memberikan kemudahan bagi pengguna Shopee
sebagai konsumen dan pelanggan dalam mencari segala produk yang mereka
inginkan berdasarkan penilaian yang tertinggi, terlaris dan sesuai dengan event
yang sedang berlangsung. Contoh: dalam menyambut bulan suci Ramadhan,
Shopee mengeluarkan fitur kolom berdasarkan event terbaru mereka yang
bertajuk Big Ramadhan Sale dengan menawarkan segala produk yang
berhubungan dengan tema bulan puasa dan lebaran, seperti mukena, sarung, peci,
alat makanan dan lainnya. Adapun daftar kolom pencarian sesuai kategori dan
event sebagai berikut:
Tabel 4.2 Daftar Kategori Pencarian Aplikasi Shopee
Kolom Pencarian per-kategori Kolom kategori berdasarkan event
1. Produk Terlaris 1. Flash Sale
2. Pencarian Populer 2. Brand Flash Sale
3. Koleksi Pilihan 3. Shopee Live
4. Rekomendasi 4. Big Ramadhan Sale (Hot Products, koleksi pilihan dan promo Brand)
5. Produk Digital 5. 22.2 MEN Sale
6. Shopee Mall 6. 9.9 Super Shopping Day 50%
Dikenal sebagai e-commerce pendatang baru di Indonesia, Shopee berhasil
menarik perhatian masyarakat Indonesia dalam menyediakan kegiatan transaksi
jual-beli secara online yang diapresiasikan oleh banyak penggunanya. Dengan
jumlah tingkat pengguna layanan beli online yang semakin meningkat, Shopee
67
berupaya untuk terus melakukan perkembangan dalam memberikan kemudahan
yang akan diperoleh pengguna saat menggunakan situs web dan aplikasi Shopee
tersebut melalui akses internet.
Popularitas Shopee didukung oleh pernyataan dari perolehan hasil studi
Polling Indonesia yang bekerja sama Asosiasi Penyelangara Jasa Internet
Indonesia (APJII) dalam menyatakan tahun 2018 sudah ada 171,17 juta yang
setara dengan 64,8% dari total penduduk Indonesia yaitu 264,16 juta jiwa. Hasil
perolehan ini menyatakan bahwa toko online yang paling sering dikunjungi oleh
penduduk Indonesia, adalah Shopee yang berada diperingkat pertama dengan
11,2%, disusul oleh Bukalapak dengan 8,4%, Lazada 6,7%, Tokopedia 4,3%,
Traveloka 2,3% dan lainnya. Berdasarkan keseluruhan hasil tersebut, diketahui
bahwa saat ini, keberadaan Shopee menjadi pusat pertama sebagai toko online e-
commerce yang sering dikunjungi oleh pengguna internet Indonesia. (diakses dari
situs https://www.cnbcindonesia.com/fintech/20190516203654-37-73077/ini-
toko-online-yang-paling-sering-dikunjungi-orang-ri, pada tanggal 25 Juni 2019)
Gambar 4.3 Hasil Survey E-commerce yang sering dikunjungi
Sumber https://www.cnbcindonesia.com/fintech/20190516203654-37-73077/ini-toko-online-yang-paling-sering-dikunjungi-orang-ri
68
Mengikuti perkembangan budaya yang terus mengalami perubahan, Shopee
memulai dengan nuansa baru dengan mengumumkan kabar gembira mengenai
terpilihnya grup musik wanita Korea Blackpink sebagai duta merek mereka dalam
acara Road to 12.12 Birthday Sale. Menyambut kehadirannya di Indonesia,
#ShopeeBlackpink sempat menjadi trending topik di berbagai media sosial
khususnya twitter. Dikarenakan antusias para penggemar yang tinggi, Shopee
berhasil menghadirkan sosok empat personil ini secara langsung di Sentul
International Convention Center (SSIC), Jawa Barat pada tanggal 19 November
tahun lalu. Penayangan kabar gembira ini juga dapat disaksikan oleh masyarakat
dirumah melalui stasiun televisi, antara lain: ANTV, SCTV, GTV, dan lainnya.
Gambar 4.4 Shopee Road to 12.12 Birthday Sale with Blackpink
Sumber Instagram @Shopee_id
Dengan mengusung kemiripan melalui video klip Blackpink yang
bertajuk ddu-ddu-ddu-ddu. Iklan ini disuguhkan dengan latar belakang yang
sangat sama dengan video aslinya, hanya perbedaannya terdapat dalam segi warna
dari keseluruhan video yang diubah dengan bernuansa orange. Untuk
menyesuaikan dengan logo dan identitas Shopee.
69
Gambar 4.5 Tampilan iklan komersial Shopee – Blackpink (Rose)
Sumber google
Meraih kesuksesan dalam menggelar Road to 12.12 Birthday Sale, Shopee
lagi-lagi menjadi pusat perhatian masyarakat Indonesia disaat mengetahui bahwa
pelantun Kill This Love ini akan menyelenggarakan konser dunia di Jakarta.
Sebagai salah satu mitra yang berpatisipasi dalam konser ini, Shopee mengadakan
kompetisi bagi pengguna aplikasi Shopee dalam merebutkan undangan Konser
Blackpink yang bertajuk 2019 World Tour Blackpink: In Your Area Jakarta pada
20 Januari 2019 berlokasi di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD
Tangerang.
Untuk mendapatkan tiket konser tersebut, Shopee membagikan kedalam 3
kategori: Black Product, Pink Product dan Orange Product. Masing-masing
setiap kategori ini memiliki isi produk yang berbeda-beda dengan harga yang
beragam. Pengguna diharuskan melakukan transaksi pembelian sesuai dengan
produk yang telah ditawarkan, kemudian para pembeli akan diacak secara adil
untuk menentukan siapa pemenang dari tiket dengan kategori Black Product, Pink
Product dan Orange product. Pemberitahuan pemenang akan diumumkan oleh
Shopee melalui notifikasi akun aplikasi Shopee selama 1 x 24 jam.
70
Untuk menyaksikan penampilan Lisa dan kawan-kawan, Shopee dan
Blackpink menawarkan pembelian tiket yang unik, yaitu pengguna diharuskan
melakukan proses pembelian produk dalam YG Official Shop yang berkisar dari
harga Rp. 280 ribu hingga Rp 2,7 juta dengan periode waktu mulai 1 November
hingga 14 November 2018. Bagi 2.400 fans pertama yang membeli Black Product
secara otomatis akan langsung mendapatkan undangan, untuk menyaksikan
penampilan Blackpink. Bagi fans yang membeli Pink Product, akan mendapatkan
1 pink coupon. Dari 15.000 produk yang tersedia, 5.500 akan pemenang
beruntung diundi pada 12 November untuk mendapatkan undangan (diakses dari
situs http://www.herworld.co.id/article/2018/11/10506-7-Fakta-Menarik-Seputar-
Shopee-Blackpink, pada tanggal 21 Juni 2019).
Gambar 4.6 Contoh Kategori Black Product
Sumber Instagram @Shopee_id
Awalnya jalinan kerja sama antara Shopee dengan YG (perusahaan hiburan
Korea Selatan yang menaungi Blackpink), bermula dari kesepakatan bersama
kedua belah pihak untuk bekerjasama dalam peresmian akun YG Official Shopee
melaui platform Shopee. Penandatangan kontrak ini diwakili oleh Director of
Business Development YG Group, Hae Min Yoo dan CEO Shopee, Chris Feng.
71
Berlakunya kontrak ini tidak hanya dilakukan untuk Shopee Indonesia melainkan
juga berlaku di keenam negara lainnya. Kerjasama ini dilanjuti dengan agenda
mempromosikan berbagai produk merchandise Blackpink di akun YG Official
Store, yang kini sudah bisa diakses oleh masyarakat Indonesia di platform
Shopee.
Dalam acara ini, Shopee menghadirkan Lisa Manoban, anggota Blackpink
pada tanggal 9 Agustus 2018, pukul 2 siang berlokasi di The Kasablanka Hall,
Jakarta. Adapun syarat utama untuk memperoleh tiket ini, pertama pengguna
harus mengunduh aplikasi Shopee untuk mendapatkan informasi selengkapnya.
Acara meet and greet ini memberikan peluang bagi 3000 pembeli pertama yang
akan mendapatkan satu tiket meet and greet Lisa Blackpink. (diakses dari situs
https://www.antaranews.com/berita/747993/shopee-jalin-kerjasama-dengan-
peurusahaan-hiburan-yg-group, pada tanggal 20 Juni 2019)
Selain sukses sebagai e-commerce Indonesia yang menarik perhatian
masyarakat, ternyata pihak Shopee juga berhasil dalam mencapai potensi pangsa
pasar yang sangat besar. Hai ini berdasarkan hasil survey yang diselenggarakan
oleh MarkPlus Inc terkait brand awareness bagi pemain e-commerce di
Indonesia, survey ini menyatakan bahwa responden mengaku menggunakan e-
commerce minimal 4x dalam 3 bulan terakhir dan dinyatakan bahwa brand
Shopee mencapai angka 31%, Lazada 20,3% dan disusul oleh Tokopedia
sebanyak 17,9%. Hal ini menyatakan bahwa Shopee telah berhasil dalam
menciptakan top of mind brand di responden tersebut (diakses dari situs
https://dailysocial.id/post/riset-e-commerce-markplus, pada tanggal 15 Juni 2019).
72
4.1.1.5 Kampus Shopee
Sebagai perusahaan e-commerce terdepan dikawasan Asia Tenggara dan
Taiwan, Shopee berkomitmen untuk memberikan edukasi dan mendukung kepada
Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia melalui program Roadshow Kampus
Shopee yang menjangkau lebih dari 40 kota di tanah air. Kampus Shopee adalah
komunitas resmi yang dikhususkan untuk seluruh penjual Shopee di seluruh
Indonesia, dimana menjadi tempat berbagi wawasan dan pengalaman dengan
Shopee. Terbentuknya Kampus Shopee merupakan inisiatif Shopee dalam upaya
membantu menyukseskan pengusaha lokal di industri e-commerce.. Komunitas ini
merupakan bentuk program Shopee yang akan dilakukan secara berkelanjutan
dalam mempertemukan para penjual baik secara online maupun offline untuk
meningkatkan kebersamaan dan solidaritas melalui partisipasi di komunitas
tersebut.
Shopee dengan terbuka mengajak siapapun yang berperan sebagai seller
untuk ikut berpatisipasi dalam komunitas Kampus Shopee yang bisa diikuti
berdasarkan kota dimana para seller tinggal. Contoh penulis adalah seller dari
Tangerang, untuk bergabung dengan jarak yang mudah penulis bisa bergabung di
Kampus Shopee Tangerang. Melalui komunitas ini, para seller akan diberikan
wawasan pelatihan seputar bisnis dan marketing yang baik. Adapun misi
terbentuknya kampus Shopee antara lain guna mencapai Indonesia sebagai Digital
Energy of Asia di tahun 2020 mendatang. (diakses dari situs
https://jogja.tribunnews.com/2018/07/23/shopee-gelar-kampus-shopee-annual-
leadership-camp-2018, pada tanggal 27 Juni 2019).
73
Gambar 4.8 Penulis menghadiri Ngupee (Buyer Engagement)
Sumber dokumentasi pribadi
Pertemuan antara seller Shopee diadakan diberbagai wilayah Indonesia
dengan waktu bersamaan, namun dilokasi yang berbeda-beda, seperti Bekasi,
Pontianak, Solo, Jambi, Tasikmalaya, Tangerang dan lainnya. Selain itu,
pertemuan Ngupee (Ngumpul-Ngumpul Penjual Shopee) akan diadakan
dibeberapa event dalam jangka waktu yang beragam, misalnya Ngupee special
Big Ramadhan dan Ngupee Mandiri di bulan Mei lalu, kemudian acara Ngupee
bareng Seller Shopee yang diadakan 29 Juni 2019 kemaren berlokasi di Hotel
Novotel Tangerang City Mall. Untuk mengetahui informasi mengenai acara
Kampus Shopee dapat diakses melalui akun instagram @kampusshopee.id atau
melalui situs website di https://shopee.co.id/ngupee
4.1.2 Profil Grup Musik Wanita Korea Blackpink
Blackpink merupakan grup wanita satu-satunya yang kini menunjang
popularitas diberbagai negara termasuk Indonesia. Grup wanita ini dinaungi
agensi musik Korea ternama, yaitu YG Entertainment. YG Entertainment adalah
74
perusahaan hiburan Korea Selatan yang didirikan oleh Yang Hyun Suk, selaku
pendiri dan direktur eksekutif. Dikenal sebagai rumah sejumlah penyanyi Korean
pop ternama, kini YG kembali menghadirkan grup wanita kedua mereka setelah
2NE1 pada tahun 2016, dengan nama Blackpink. Dengan mengusung aliran
musik kebarat-baratan dan hip-hop. Blackpink secara resmi debut pada tanggal 08
Agustus 2016 dengan meriliskan album perdana mereka yang berjudul SQUARE
ONE.
Pemilihan nama Black-pink, terdiri dari dua kosakata, yaitu Black atau hitam
berarti sisi lain, yang memberikan kesan kuat dan karismatik. Sedangkan Pink
memiliki makna feminim dan anggun. Secara kesimpulan nama Blackpink
memiliki arti bahwa kecantikan bukanlah segalanya melainkan kecantikan para
personil melalui bakatnya dalam menyanyi maupun menari. Peresmian nama grup
wanita ini ditentukan pada tanggal 29 Juni 2016. Awalnya grup ini beranggotakan
9 orang, namun pihak agensi mengurangi dengan alasan tertentu hingga akhirnya
dibentuk dengan 4 member saja, yaitu Jisoo, Jennie, Lisa dan Rose yang
tergabung dari audisi global di berbagai negara.
Mengenal sedikit mengenai empat personil Blackpink. Pertama ada, Kim Ji-
Soo atau dikenal Jisoo, perempuan cantik yang lahir pada tanggal 3 Januari 1996
di Seoul, Korea Selatan. Jisoo merupakan anggota Blackpink tertua. Ia bergabung
dengan YG pada Agustus di tahun 2011. Sebelum memulai karirnya menjadi
anggota Blackpink, Jisoo diketahui sudah mengikuti beberapa model iklan, video
klip dan peran figuran di drama Korea, salah satunya Producer, yang dimainkan
oleh Kim Soo Hyun, Gong Hyo Jin dan IU. Menurut Blinks, Jisoo merupakan
anggota Blackpink yang sangat ramah dan selalu ceria. Posisi Jisoo di grup ini
75
adalah visual, face of group dan lead vocal. (diakses dari situs
https://bacaterus.com/fakta-jisoo-blackpink/, pada tanggal 20 Juni 2019).
Sedangkan Kim Jennie atau Jennie, lahir pada 16 Januari 1996 di Anyang,
Korea Selatan. Ia merupakan orang asli Korea Selatan, namun dia sempat tinggal
di Auckland, Selandia Baru. Untuk itu tidak heran jika Jennie pandai berbahasa
Inggris. Saat dirinya berada diusia 14 tahun, dia diterima di YG entertainment dan
kembali ke Korea Selatan untuk menjalani masa trainnernya. Diantara anggota
Blackpink lainnya, Jennie dikenal sebagai sosok yang fashionista, karena Jennie
memiliki kemampuan dalam memadukan berbagai aksesoris dan pakiannya
menjadi terlihat sempurna. Jennie merupakan penggemar brand Gucci, untuk itu
Jennis mendapatkan julukan Human Gucci. Posisi Jennie digrup ini adalah main
rapper, lead vocal dan center. (diakses dari situs https://bacaterus.com/fakta-
jennie-blackpink/, pada tanggal 20 Juni 2019).
Anggota selanjutnya adalah Roseanne atau kerap dipanggil Rose. Gadis yang
dikenal memiliki tubuh mungil ini lahir pada tanggal 11 Febuari 1997, di
Auckland, New Zeeland. Ia merupakan orang Korea yang lahir dan dibesarkan di
Australia, pada tahun 2012 Rose menjadi juara pertama dalam audisi YG di
Australia dan memulai masa pelatihannya sebagai seorang trainee (istilah untuk
anggota yang akan didebutkan). Diantara member lain, Rose paling dikenal
dengan kemampuan berbicaranya dalam menggunakkan banyak Bahasa, yaitu
Bahasa Inggris, Korea dan Jepang. Dalam grup Blackpink, Rose menempati posisi
sebagai main vocal dan lead dancer. Selain karena vokalnya yang unik, Rose
sering membuat orang terkagum-kagum dengan ukuran pinggangnya yang sangat
76
langsing. (diakses dari situs https://bacaterus.com/fakta-rose-blackpink/ pada
tanggal 20 Juni 2019).
Anggota terakhir adalah Lalisa Manoban, ia lahir pada tanggal 27 Maret
1997di Bangkok, Thailand. Lisa merupakan anggota Blackpink termuda dan
mempunyai postur yang tinggi (167cm). Diantara anggota lainnya, Lisa
merupakaan kebangaan para anggota Blackpink dalam kemampuan dan bidang
menari. Posisi Lisa sebagai lead rapper, sub-vocal, maknae dan main dancer. Lisa
mengikuti audisi YG di Thailand pada tahun 2010, diaudisi ini Lisa berhasil
menjadi juara pertama dan dirinya merupakan anggota pertama YG yang non-
Korea. Tidak kalah dengan Rose, Lisa juga menguasai beberapa Bahasa yaitu
Bahasa Korea, Inggris, Thailand dan Jepang. (diakses dari situs
https://bacaterus.com/fakta-lisa-blackpink/, pada tanggal 21 Juni 2019).
Sejak awal debut, Lisa dan kawan-kawan sudah banyak mendapatkan
tawaran, mulai dari menjadi bintang iklan, model video klip, pemain drama Korea
dan lainnya. Awalnya grup ini dikenal oleh masyarakat Asia, dan mulai menyebar
ke negara lainnya disaat mereka mendulang kesuksesan besar melalui perilisan
dua single yaitu Boombayah dan Whistle melalui album pertama mereka yang
bertajuk Square One pada tanggal 8 Agustus 2016, dan mereka berhasil
memperoleh penghargaan pertamanya di acara musik Korea, salah satunya SBS
Inkigayo pada 21 Agustus 2016 untuk kategori musik pop pendatang baru.
Sukses sebagai grup wanita musik populer pendatang baru di Korea Selatan
dan di Indonesia, Blackpink ternyata menjadi salah satu grup wanita yang berhasil
menembus wilayah Amerika Serikat. Hal ini terbukti bahwa Blackpink diketahui
77
menjadi grup wanita pertama yang akan tampil di “Coachella Valley Music and
Arts Festival”. Mereka akan tampil bersama musisi internasional seperti Ariana
Grande, The 1975, Diplo, Khalid, dan masih banyak lagi. Partisipasi ini menjadi
istimewa, lantaran pendiri Coachella mengunjungi Korea tahun lalu dan
mengundang langsung Blackpink untuk mengisi acaranya. Dalam gelaran festival
musik tersebut, Blackpink akan membawakan lagu-lagu yang ada di mini album
terbaru mereka Kill This Love. Penampilan mereka di Coachella ini akan menjadi
awal dari kegiatan Blackpink di Amerika Utara untuk tur dunia mereka bertajuk
“Blackpink In Your Area”. Terdapat enam kota di Amerika Utara yang akan
dikunjungi pelantun lagu “ddu-du-ddu-du” tersebut. Mulai dari Los Angeles,
Chicago, Hamilton, Newark, Atlanta dan Fort Worth. (diakses dari situs
https://tirto.id/blackpink-rilis-teaser-comeback-5-april-dengan-album-kill-this-
love-dkc4, pada tanggal 21 Juni 2019).
4.2 Hasil Penelitian
Sub bab ini berusaha untuk menjelaskan hasil penelitian secara terperinci
mengenai peran duta merek Blackpink untuk meningkatkan brand awaraness
Shopee. Hasil ini didapatkan melalui teknik pengumpulan data dan analisis data
yang telah dilakukan. Agar perolehan data yang penulis dapatkan memiliki
kredibilitas yang tinggi dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai kebenaran yang
ada, maka penulis menggunakan teknik triangulasi berdasarkan sumber data, yaitu
melalui wawancara dan observasi. Hal ini bertujuan untuk memeriksa kebenaran
informasi tersebut melalui hadirnya dan perannya informan yang berbeda, guna
memperoleh pandangan mengenai fenomena yang diteliti.
78
Melalui teknik triangulasi data, awalnya penulis melakukan observasi
terlebih dahulu dalam menentukan informan yang sesuai melalui pengamatan
berbagai artikel dan berita terkait jalinan kerja sama Shopee dengan Blackpink.
Hal ini berguna untuk penulis sebagai sumber referensi tambahan bagi dalam
memperkaya ilmu secara mendasar mengenai konteks yang akan dijabarkan lebih
dalam. Selain itu, proses pengumpulan data juga dilakukan melalui tahap
wawancara dengan 6 (enam narasumber) berdasarkan waktu yang berbeda. Hal ini
bertujuan agar penulis bisa mendapatkan informasi semaksimal mungkin. Adapun
daftar narasumber yang pertama adalah pihak Shopee internal, lalu kedua adalah 4
(empat) pengguna Shopee yang memiliki peran di aplikasi Shopee sebagai
pembeli dan penjual toko daring, dan ketiga yaitu anggota kampus Shopee
Tangerang yang diwakili oleh kak Agus.
4.2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran Shopee
Di tengah banjirnya informasi saat ini, menyebabkan munculnya beragam
ribuan produk di lingkungan masyarakat dengan menawarkan berbagai pilihan
dalam menentukan produk mana yang akan mereka gunakan. Hal ini merupakan
salah satu tantangan dari pesaingan ketat bagi Shopee. Untuk meminimalisirkan
hal tersebut, Shopee berupaya melakukan dan menyusun rancangan strategi sebaik
mungkin agar dapat memperhitungkan dan memprediksikan dalam konteks
menghadapi masyarakat yang memiliki persepsi yang beragam serta bagaimana
perusahaan tersebut bisa memenuhi kebutuhan mereka.
Sejalan dengan visinya, Shopee memperkenalkan diri dengan
menyediakan aktivitas jual-beli produk secara online melalui 25 produk kategori
79
andalannya. Daftar produk tersebut disusun dan dibagi berdasarkan kategori,
seperti: pakaian wanita, kecantikan, otomotif, olahraga, fotografi dan masih
banyak lainnya. Dengan harapan bahwa layanan yang diberikan tersebut, dapat
menjadikan Shopee sebagai tempat pilihan utama bagi konsumen dalam upaya
menjadi tempat berbelanja online nomor satu di Asia Tenggara.
Shopee menjadi e-commerce ternama di tanah air dengan fitur dan
fasilitasnya yang memudahkan masyarakat Indonesia dalam berinteraksi melalui
kegiatan jual beli suatu produk yang disajikan melalui situs dan aplikasi berbasis
mobile mereka. Tidak hanya itu, kini Shopee telah berhasil dalam melebarkan
sayapnya di 7 negara di Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Taiwan, Thailand,
Filipina, Malaysia, Singapura, dan Vietnam.
“Sebenarnya kami adalah aplikasi mobile e-commerce pertama yang menerapkan sistem pelanggan ke pelanggan aja, tapi karena ikutin perkembangan jaman yang ada, yah kita memutuskan untuk beralih ke hybrid C2C (pelanggan ke pelanggan) lalu B2C (bisnis ke pelanggan) juga disertai peluncurannya shopee mall pada Juli 2017. Saat ini Shopee juga udah menjangkau tujuh negara, makanya kita berharap sistem strategi kita bisa sukses dan terlaksana dengan baik di tujuh negara tersebut”. (Informan 1: Pihak internal Shopee)
Dari hasil wawancara diatas, terlihat bahwa Shopee mengklaim
perusahaan bisnisnya merupakan aplikasi mobile e-commerce pertama yang
menerapkan sistem C2C, kemudian menerapkan juga sistem B2C dan
meresmikan Shopee mall. Hal ini merupakan salah satu inovasi mereka dalam
memberikan pelayanan yang unik diantara e-commerce e lainnya. Shopee mall
merupakan toko online yang bekerja sama dan distribusi merek ternama, contoh :
Asus, Olay, The Executive, Unilever dan lainnya. Peran Shopee juga tidak hanya
sebagai penyedia tempat toko saja, melainkan mereka juga melakukan adanya
kegiatan transaksi jual produk melalui situs atau aplikasi tersebut.
80
Sejalan dengan tanggapan yang diberikan pihak Shopee, narasumber kedua
mengungkapkan bahwa ia menyadari jika kehadiran Shopee mall merupakan salah
satu upaya Shopee dalam membentuk identitas mereka agar berbeda dengan e-
commerce Indonesia lainnya. Bahkan ia mengungkapkan bahwa pemberian nama
Shopee mall memberikan pesan tersembunyi bahwa mereka (Shopee) juga
berperan dan memiliki fungsi dalam melakukan kegiatan jual-beli.
“Kalau perbedaannya Shopee dengan e-commerce lain, kayanya mereka itu identik sama Shopee mall ya, dari namanya aja udah terlihat kalau Shopee secara gak langsung juga jadi peran sebagai penjual...yang saya tau, Shopee mall itu, kita bisa membeli produk barang yang branded.” (informan 2: Ovita, pengguna sebagai pembeli).
Namun terdapat juga tanggapan lainnya yang diungkapkan informan 3, 4 dan 6
yang berpendapat bahwa Shopee memiliki perbedaan melalui kelebihan dalam
fasilitas gratis ongkos kirim, garansi termurah, fitur live chat.
“Shopee itu ada free ongkir sama fitur live chat. Lewat fitur live chat-nya itu mempermudahkan kita kalau mau beli barang, karena saya bisa interaksi langsung sama penjual. Biasanya kan kadang kita suka iseng nanya masalah nego atau diskon.” (informan 3: Achan, pengguna sebagai pembeli)
“Perbedaanya mereka ada fasilitas free ongkir. Karena saya sebagai pengguna Shopee sejak tiga tahun lalu, dan nyadar banget fasilitas ini tuh masih ada aja, bahkan awalnya saya sampai heran kok bisa Shopee menggratiskan layanan ongkir ke seluruh Indonesia, itu pelayanan yang unik sih.. dan bahkan itu salah satu pilihan saya kenapa menggunakkan Shopee untuk membuka bisnis saya disini. Soalnya menguntungkan saya sebagai penjual”. (informan 4: Irvan karnawi, pengguna sebagai penjual)
“Dia itu ada sistem hagstag yang memudahkan opsi pencarian, lalu free ongkir sama garansi termurah se-Indonesia, bahkan dia juga ada live chat-nya, itu yang bikin Shopee beda dari yang lain, semacam komplit lengkap buat sih pembeli dan penjual kaya kita”. (informan 6: Kak Agus, Anggota kampus Shopee)
Dengan pernyataan informan ke 3, 4, dan 6 tersebut, penulis melihat
bahwa Shopee telah berhasil dalam upaya membentuk sebuah penekanan terhadap
81
diferensiasi Shopee diantara pesaingnya. Hal ini diketahui oleh para penggunanya
yang menilai bahwa Shopee memiliki ciri khas yang berbeda dengan e-commerce
lainya. Namun penekanan yang produk dimaksudkan adalah berupa fitur dan
fasilitas yang diciptakan oleh Shopee.
Sejalan dengan pemaparan Hermawan (2009) mengenai skema piramida
terbalik pemasaran yang terdapat di bab 2 sebelumnya, bahwa unsur terpenting
dalam pemasaran adalah perusahaan harus membuat produknya menempati posisi
yang berbeda dan menekankan pentingnya diferensiasi produk hingga membentuk
sebuah ingatan merek tersebut dan Shopee berhasil menempati posisi yang
berbeda dengan e-commerce (pesaing) lainnya, melalui hadirnya Shopee mall,
fitur live chat, layanan gratis ongkos kirim menjadi suatu perbedaan dan
perbandingan untuk konsumen dalam mengenal dan akhirnya membentuk suatu
ingatan dalam rangka memberikan penilaian terbaik terhadap merek tersebut.
Keberhasilan Shopee dalam melebarkan sayapnya di tujuh negara, sangat
terlihat di Indonesia, hal ini diungkapkan bahwa Shopee Indonesia mengalami
perkembangan yang begitu cepat dan bahkan berperan besar dalam menjangkau
pembeli dan penjual diantara ketujuh negara lainnya. Hal ini pun dinyatakan oleh
pihak internal Shopee yang menjelaskan bahwa Indonesia menjadi salah satu
negara yang berkembang dengan pesat dibandingkan keenam negara lainnya.
“Diantara yang lain Indonesia tuh udah yang bisa dibilang maju banget sih, karna kita mencapai sekitar lebih 40% dari 7 negara itu. Disini kita juga udah punya 1 juta lebih penjual yang udah tersebar di 500an kota di seluruh Indonesia. Kebanyakan penjual kita berada di kalangan anak-anak muda, milenial gitu. Kedepannya sih kayanya kita beranggapan bahwa presentase anak milenial jaman sekarang untuk berbisnis lewat toko online gini sih kayanya bakalan growing terus. Yah doakan saja mudah mudahan seperti itu hehee….” (Informan 1: Pihak internal Shopee)
82
Dengan angka mencapai 40% dari 7 negara regional lainnya, Shopee telah
sukses melibatkan 1 juta lebih pengguna yang berperan sebagai seller (penjual).
Pernyataan tersebut menyatakan bahwa kemungkinan besar produk yang
ditawarkan dan disajikan dalam aplikasi Shopee telah berhasill melakukan
transaksi jual-beli dalam upaya mengembangkan jiwa kewirausahaan bagi para
penjual di Indonesia. Shopee berhasil menjangkau target pengguna yang sesuai
dengan misi yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan fokus utama dari pemasaran
adalah menjual produk ke konsumen dengan melalui saluran penjualan yang ada,
dan seorang penjual harus menjual produknya kepada orang.
4.2.2 Penggunaan Media Baru dalam Branding Company
Dalam sub bab ini mengenalkan adanya upaya branding company Shopee
yang dilakukan di kalangan masyarakat Indonesia, Shopee berusaha
memaksimalkan strategi dalam menjangkau target sasaran yang luas, khususnya
dalam meningkatkan basis pengguna yang kuat (dalam aplikasi dan situs).
Shopee mengungkapkan bahwa keseluruhan konsumennya didominasi oleh
kalangan perempuan dan kalangan usia yang berada di 20 tahun hingga 30 tahun
keatas.
“Mayoritas kita itu kebanyakan 65% nya dari kalangan perempuan dan sisanya itu pria, tapi kalau dilihat dari segi usianya kebanyakan konsumen kita disekitar hmm..hampir kita yakin 50% nya generasi millennials, yah dari usia 20 tahunan sampai 30 tahun lebih lah, sisanya baru anak remaja gitu.” (Infoman 1 : pihak Shopee) Jika diamati lebih dalam, pernyataan informan 1 secara tidak langsung
menyatakan bahwa hal ini sejalan dengan visi Shopee yang berupaya menjadi
tempat berbelanja online nomor satu di Asia Tenggara. Didominasi dengan
rentang usia yang berada diantara 20 tahun dan 30 tahun, Hal ini sesuai dengan
83
survey yang diselenggarakan Hootsuite mengenai penggunaan data internet yang
menyatakan bahwa masyarakat Indonesia cenderung berperan aktif dalam
menggunakan gadget dan akses internet, dan kemungkinan diantara mereka
adalah kalangan millennials.
Meraih target pasar merupakan suatu keberhasilan bagi Shopee, namun
penggunaan media baru juga merupakan perhatian khusus bagi perusahaan yang
memungkinkan menjadi salah satu media dalam menentukan berhasil atau
tidaknya perusahaan dalam melakukan promosi dan pengenalan merek mereka.
Melalui ini, Shopee diketahui melakukan berbagai kegiatan promosi yang melalui
media sosial, televisi dan lainnya. Meningkatnya pengguna akses jejaring internet
di Indonesia merupakan salah satu awal terbentuknya ide kehadiran Shopee di
Indonesia. Shopee melihat hal ini sebagai peluang baru dalam dunia e-commerce.
Media yang dulunya berfungsi sebagai media penyampaian informasi dan
interaksi sosial, kini sudah menjadi tempat peluang bagi pengguna gadget dalam
berjualan.
“Kalau berbicara strategi, kami melakukan pemasaran secara digital, ya tujuannya untuk melakukan pemasaran brand Shopee di seluruh media sosial yang ada. Kita tentu tau ya kalau sekarang itu medsoc bukan hanya sebagai tempat untuk berkomunikasi saja, lalu mencari relasi teman dan lainnya, tapi sekarang juga bisa jadi peluang untuk berbisnis bagi siapapun penggunanya. Selain itu kami juga melakukan pendekatan pengguna melalui komunitas, dan media untuk menyentuh para pengguna, seperti iklan televisi, billboard, dan banner” (Informan 1: Pihak internal Shopee)
Pernyataan pihak Shopee didukung oleh pernyataan pengguna Shopee yang
mengungkapkan bahwa sebagian dari mereka mengenal Shopee dari media sosial
seperti Instagram, iklan televisi dan komunitas.
“Oh, kenal Shopee dari dia tahun 2016 dan itu juga karena media sosial, sering muncul iklan Shopee gitu di beranda Instagram,lalu karena tertarik
84
coba lihat akunnya dan unduh aplikasinya. Dari situ jadi ketagihan dan suka sama produk yang ditawarkan sampai sekarang.” (Informan 2: Ovita, pembeli) “Hm seingatku dari medsoc sama iklan televisi sih. Soalnya kebanyakan saat lagi scroll postingan Instagram kadang muncul iklan Shopee. Kenalnya dari situ sih”. (Informan 3: Achan, pembeli)
“Oh jadi saya baru bergabung di Shopee akhir-akhir ini, karena liat iklan televisi yang goyang shopee seingat saya, ditambah lagi adik saya ikut bergabung di komunitas kampus Shopee, lalu banyak sharing sama dia dan ada ketertarikan sendiri jadi ingin bergabung dan buka usaha di Shopee.” (Informan 5: Wahyu, penjual)
Pernyataan – pernyataan di atas terlihat sebagaimana mestinya bahwa
umumnya memanfaatkan keberadaan media, baik itu media massa dan media
sosial adalah peran dan fungsinya sebagai sarana dalam menjembatani antar
perusahaan dan publik dalam memberikan informasi, membangun hubungan
antara produsen dan konsumen. Disisi lain, penggunaan media baru ini memang
diakui dan sudah dijadikan sebuah keharusan perusahaan bisnis untuk membentuk
citra dan mereknya di masyakarat luas.
Seperti yang diungkapkan (Hidayat, 2014, p. 110) mengenai kehadiran
media baru di bab sebelumnya. Bahwa dengan media baru ini, perusahaan dapat
melakukan branding company secara cepat dan luas dapat diterima oleh publik.
Oleh sebab itu, penulis melihat Shopee telah berhasil melakukan strategi
marketing yang baik dalam membentuk branding company. Pemanfaatan
penggunaan media baru adalah strategi yang sesuai dan tepat. Guna
menyebarluaskan informasi, memperkenalkan dan mempromosikan merek
perusahaannya merupakan jalan yang benar dan sesuai. Karena hal ini didukung
oleh fakta bahwa mayoritas masyarakat Indonesia saat ini sudah beralih dengan
85
penggunaan media jejaring internet yang dianggap mudah, dapat diakses dimana
saja dan kapan saja.
4.2.3 Peran Duta Merek Blackpink di Shopee
Melesatnya selebritas internasional negara ginseng ini telah menduduki situs
pencarian terbanyak di internet, diantaranya Blackpink. Grup wanita Korea yang
beranggotakan 4 (empat) wanita cantik yang bernama Jisoo, Jennie, Rose dan
Lisa. Kehadiran mereka berhasil memikat perhatian masyarakat Indonesia, mulai
dari kalangan anak dibawah umur, remaja hingga orang dewasa. Terbius dengan
pesona dan penampilannya, nama Blackpink begitu mudah tersebar dan diakui
oleh seluruh penjuru dunia. Melalui aksi panggung perdananya, Blackpink
menjadi trending topik diberbagai media massa dan sosial. Tingkat
popularitasnya, membawa Lisa dan kawan-kawan menjadi incaran utama berbagai
perusahaan ternama untuk untuk dijadikannya model bahkan duta merek
perusahaannya, khususnya perusahaan bisnis e-commerce Indonesia.
Shopee menyadari bahwa fenomena gelombang Korea memiliki dampak
dan pengaruh yang cukup baik untuk perusahaannya. Terlebih lagi jika selebritas
tersebut memiliki basis masa yang besar dan memiliki tingkat popularitas yang
cukup tinggi dan mampu mewakili perusahaannya di pandangan masyarakat
Indonesia bahkan di keenam negara lainnya. Dalam wawancara ini, informan
pihak internal Shopee menjabarkan sedikit faktor penyebab dibalik alasannya
terpilihnya Blackpink sebagai duta merek mereka.
“Kami menilai gelombang Korea itu sebagai peluang konstribusi bisnis yang sangat baik dan dapat berlangsung dengan jangka waktu yang panjang. Ciri kami adalah selalu mencari momentum yang pas dan baru. Kita melihat popularitas Blackpink pantut diancungin jempol, mereka
86
memiliki basis masa yang besar banget sebagai public figure. Saya rasa mereka sudah dikenal di penjuru dunia. Nah oleh karena itu, kami juga ingin menjadikan momentum dan fenomena itu menjadi peluang bagi kami, dengan melibatkan dan menggandeng Blackpink menjadi duta merek kami. Khususnya dalam acara ulang tahun Shopee kemaren yang diadakan di Sentul, 19 November tahun lalu.”. (informasi 1)
Pernyataan tersebut didukung oleh sebagaimana yang dinyatakan oleh informan
pengguna dari ke 2, 3 dan 4 yaitu:
“Menurut saya, mereka cocok sih jadi brand ambassador Shopee. Apalagi kan mereka itu stylist banget, terutama Jennie kan. Nah cocok sama Shopee yang didalamnya terdapat kategori pakaian..lalu juga mereka lagi naik daun banget sekarang” (informan 2: Ovita, pembeli)
“Wah iya, saya itu salah satu anggota blinks Indonesia, pas tau Shopee jadiin mereka brand ambassador, saya senang banget. Artinya Indonesia sudah bisa berani menjangkau selebritas go internasional untuk memajukan bisnisnya. Dan itu hebat sih.” (infoman 2: Achan, pembeli)
“Shopee merupakan salah satu yang unik sih dibanding lain. Soalnya dia termasuk yang berani keluar zona aman gitu,, dengan penggemar yang banyak, seharusnya Blackpink bisa mewakili Shopee, karena Shopee-kan punya cabang di 7 negara ya. Apalagi ditambah mereka juga berparas cantik, lalu trendy.” (informan 4: Irvan, penjual)
Melalui pernyataan tersebut, dapat dilihat bahwa fenomena gelombang
budaya Korea sudah menjadi sorotan publik dan nuansa baru yang meramaikan
industri musik di Indonesia. Bahkan mereka menilai Blackpink mampu untuk
dijadikan duta merek perusahaan bisnis di Indonesia. Keterlibatannya Lisa dan
kawan-kawan juga mendapatkan sambutan baik dari masyarakat Indonesia, salah
satunya Blinks (sebutan penggemar Blackpink).
Pada umumnya, konsumen merasa tertarik untuk membeli dan
menggunakan suatu produk dikarenakan rekomendasi yang diberikan oleh teman
dekatnya atau tokoh yang dikaguminya. Oleh karena itu, perusahaan bisnis
Indonesia melibatkan selebritas papan atas bahkan internasional untuk dijadikan
sebagai duta merek, yang dianggap sebagai cara yang paling efektif untuk
87
memberikan kesaksian secara langsung mengenai kualitas produk atau layanan
jasa yang diberikan oleh perusahaan tersebut, dan biasanya hal ini diyakini
memberikan dampak pengaruh yang cukup besar bagi perusahaan bisnis dalam
melakukan perluasan target konsumen dan pasar.
“Melibatkan tokoh populer memberikan dampak yang baik buat kita sebagai perusahaan bisnis. Masyarakat saat ini, punya kecenderungan mengikuti sosok yang dia kagumi, yah seperti istilah direkomendasiin sama tokoh yang dia sukai. Di Indonesia kita ada Prilly, kalau diluar Indonesia kita ada Blackpink hehee… Karena biasanya kalau udah melibatkan artis, konsumen lebih yakin aja, karena artis ini kan berperan sebagai kesaksian gitu.” (Informan 1)
Pernyataan ini sejalan dengan informan ke 1 yang menjelaskan sebagai
berikut:
“Peran duta merek penting sih, Soalnya biasanya aku cenderung lihat iklan di tv atau medsoc, lalu kadang liat isi konten iklannya tuh gimana, yah kalau dengan penggunaan brand ambassador biasanya lebih gampang kepincut sih aku, karena yah gimana ya.. ibaratkan aku jadi ikut-ikutan, yang dia pakai aku juga mau pakai, gitu sih hehee”. (informan 1: Ovita, pembeli)
Informan 2 mengungkapkan bahwa peran duta merek dinilai memiliki
kemampuan untuk merekomendasikan produk atau jasa untuk konsumen dalam
memilih tindakan untuk membeli produk atau jasa yang diinginkan. Terlebih lagi
peran Blackpink memenuhi fungsinya sebagai duta merek untuk memberikan
kesaksian, memberikan dorongan, bertindak sebagai perwakilan perusahaan
(dalam iklan) dan bertindak sebagai juru bicara perusahaan. Mendukung informan
2, informan ke 3 memberikan pernyataan yang serupa
“Penting sih, kan mereka itu mewakili brand Shopee. Di iklan kemaren aja kan Lisa ada ngomong slogannya Shopee yang berisi beli semua di Shopee, dan itu aja menurutku sebenarnya emang tugas brand ambassador. Bagaimanapun caranya mereka harus bisa membawa nama brand perusahaan. Karenakan fungsinya mereka itu sebagai perwakilan dan sebagian identitas perusahaan”. (Informan 3: Achan, pembeli)
88
Menentukan dan memilih duta merek bukanlah hal yang mudah, karena
setiap perusahaan harus cerdas dan teliti dalam menyesuaikan citra perusahaan
mereka dengan berdasarkan gaya hidup, pengetahuan, sikap perilaku yang
terdapat dalam diri seorang duta merek. Hal ini dijadikan sebagai bahan
pertimbangan perusahaan untuk menyesuaikan kriteria dalam memilih duta
merek, sama halnya dengan Shopee.
“Kalau pemilihan brand ambassador gitu, biasanya kita selalu diskusi panjang sih dengan tim internal dan pihak Shopee, untuk memilih dan menentukan siapa aja artis yang ingin dilibatkan dan diajak kerja sama, tapi yang pasti Shopee itu ingin dikenal dengan istilah yang penuh semangat, memiliki kredibilitas yang baik, tech adequate, gaya hidup yang baik dan memiliki wawasan yang baik. Kami berusaha mencari artis yang populer, punya semangat yang tinggi, serta mampu mewakili perusahaan kami di berbagai aspek. Tapi diantara itu semua yang pasti sesuai sama nilai kita we serve, we adapt, we run, we commit, we stay humble.” (Informan 1)
Melalui diskusi panjang antara tim internal dan pihak perusahaan, Shopee
mengungkapkan berusaha mencari selebritas yang diyakininnya mampu mewakili
perusahaannya berdasarkan karakteristik yang diterapkan oleh Shopee. Adapun
beliau menjelaskan sedikit harapannya dan upaya Shopee mengenai keterlibatan
Blackpink sebagai berikut:
“Kita paham kalau brand ambassador itu susah susah gampang. Mereka itu dituntut harus bisa memperbarui diri dengan trend yang ada, sama halnya dengan Blackpink, mereka diminta untuk aktif dalam menggunakan media sosial untuk mengkampanyekan merek kita Shopee, yah itu kan bisa jadi cara mempromosikan Shopee secara tidak langsung ke berbagai negara, apalagi kita tau bahwa Blackpink itu pengikutnya banyak gitu, jadi biar tidak hanya lewat mulut ke mulut tapi kita memang butuh brand ambassador yang mempunyai kemampuan dalam menjangkau audiens yang banyak dan luas, yah biasanya sih ini kita fokuskan ke situs, media sosial dan lainnya” (lanjutan informan 1).
Berdasarkan keseluruhan pernyataan yang diungkapkan diatas, penulis
menyimpulkan bahwa keterlibatan peran Blackpink sebagai duta merek Shopee
89
telah sesuai dan memenuhi syarat dalam indikator duta merek yang kemukakan
oleh Lea Greenwood dalam buku (Abdillah, 2014) melalui penjelasan bahwa duta
merek harus memiliki indikator transference, kesesuaian, kredibilitas, daya tarik
dan power.
Jika dikaitkan dengan teori tersebut, dapat dilihat bahwa Blackpink dikenal
sebagai selebritas Internasional, mereka dianggap mampu mewakili Shopee,
dikarenakan sesuai berdasarkan strategi dan produk yang disajikan oleh Shopee
(gaya hidup, busana, kecantikan dan lainnya). Lisa dan kawan-kawan diyakini
memiliki kemampuan dan pengalaman yang dapat dipercaya oleh masyarakat
luas. Daya tarik yang dipancarkan oleh personal branding mereka menjadi
keunggulannya dalam menunjang iklan dan merek Shopee. Terakhir aura karisma
yang dimiliki anggota Blacpink dapat menjadi sebuah kekuatan dalam
mempengaruhi konsumen untuk membeli dan menggunakkan Shopee.
“Strategi Shopee mengenai Blackpink sebagai brand ambassador itu karena kita punya target pasar utama yaitu penggemar Korea di Indonesia. Terutama kaum millennials-nya. Fokus utama kita kan sebagai e-commerce dari awal tentang kebutuhan perempuan, jadi berdasarkan diskusi kami secara internal sih, ya kami melihatnya bahwa fenomena K-pop dan popularitas Blackpink pas banget untuk wakilin brand kami. Apalagi kami sangat menyadari bahwa Blackpink punya paras yang cantik, powerfull dalam menari, cara mereka berpakaian juga keliatan modis dan stylist, lalu pas datang menemui kami, mereka ramah banget dan ceria. Dari situ kami klop dan merasa mereka sesuai sama brand dan value kami”. (Informan 1: Pihak Shopee)
Pernyataan tersebut dapat dijabarkan bahwa Shopee memiliki target pasar
yang jelas, ia menggunakkan keterlibatan Blackpink untuk menarik perhatian
penggemar K-pop yang merupakan masyarakat Indonesia, tidak hanya itu, peran
Lisa dan kawan-kawan diharapkan mampu mewakili brand Shopee yang lebih
mengutamakan kebutuhan perempuan dalam kategori produk kecantikan, pakaian
90
dan lainnya. Tidak hanya itu, popularitas Blackpink dianggap sesuai dengan
pengguna e-commerce Indonesia yang cenderung didominasikan oleh kalangan
perempuan.
Berdasarkan pernyataan diatas, penulis menyimpulkan bahwa peran
Blackpink sebagai duta merek Shopee sangat tepat dan telah sesuai. Dikarenakan
terdapatnya faktor pendukung bahwa pengguna aktif e-commerce Indonesia
berada di mayoritas kalangan perempuan yang berada direntang usia 20 hingga 30
tahun, dengan harapan memberikan daya tarik serta minat kepada pengguna untuk
mengakses aplikasi Shopee dalam melakukan transaksi jual-beli produk di
kategori fashion dan kecantikan.
4.2.4 Kesadaran Merek (Brand Awaraness)
Dalam meraih target pasar dan konsumen dengan angka yang tinggi
merupakan salah satu tantangan bagi Shopee. Oleh karena itu, Shopee melakukan
strategi komunikasi yang efektif sangat dibutuhkan terutama dalam meningkatkan
kesadaraan konsumen mengenai keberadaan brand mereka. Pada sub bab ini
penulis akan membagi kedalam beberapa kategori yaitu tahap merek tidak terlihat
(unware of brand) merupakan situasi kondisi dimana konsumen tidak menyadari
bahkan mengetahui adanya keberadaan suatu merek tersebut. Tahap pengenalan
merek (brand recognition) yaitu situasi dimana konsumen hanya sebatas
mengenal dan mengetahui merek secara sekilas. Selanjutnya ada pemanggilan
merek (brand recall) yaitu suatu kondisi dimana konsumen berupaya mengingat
kembali adanya merek tersebut, yang kemudian berujung dengan dimana sebuah
91
merek dapat diingat dan dikenal secara mendalam oleh konsumen yang disebut
sebagai tahap puncak pikiran (top of mind).
Dalam perihal mengetahui kesadaran merek akan brand Shopee bagi
penggunanya. Penulis melakukan proses wawancara yang diajukan kepada 6
informan melalui beberapa pertanyaan mengenai seberapa jauh mereka mengenal
dan mengetahui keberadaan Shopee. Hal ini terlihat dari jawaban para informan
yang menjabarkan pengetahuan dan wawasan yaitu:
“Setau aku, strategi Shopee itu salah satunya jadi promotor event gitu, hmm kaya kemaren penggelaran konser Blackpink, lalu baru beberapa bulan lalu juga mereka ngadain ekslusif online fanmeeting bersama Red Velvet. Tapi mereka lebih sering sih melakukan iklan di media sosial sama televisi dengan kemasan yang berbeda-beda” (Informan 3: Achan-pembeli)
“Strategi perusahaan Shopee ya…. Oh, aku ingat banget, mereka itu jadi patner konsernya Blackpink kemaren, lalu juga sekarang lagi gencar di media sosial hadirnya kampus Shopee gitu. Udah itu mereka lagi banyak promo gitu di aplikasinya kaya gratis ongkir, potongan harga, flash sale dan banyak sih setau aku dan menurutku itu strategi marketingnya bagus banget. Karena saling nguntungin seller sama Shopee.” (Informan 4: Wahyu- penjual)
Dari pernyataan keseluruhan tersebut, terlihat bahwa informan pengguna
Shopee telah memiliki pemahaman yang baik mengenai Shopee. Keberadaan
Shopee dikenal dan diakui oleh masyarakat sekitar. Salah satunya upaya Shopee
menjalin kerja sama sebagai patner sponsorship event-event. Kegiatan branding
mereka ternyata berhasil diketahui oleh konsumennya. Secara tidak langsung
Shopee juga melakukan upaya dalam menjalin dan mempererat hubungannya
dengan perusahaan bisnis lainnya yang dapat memberikan keuntungan satu sama
lainnya dalam jangka waktu kedepannya, demi keberhasilan bersama. Dan hal ini
disadari oleh informan (pengguna Shopee).
92
Selain itu, penulis juga mencoba menanyakan kemungkinan pilihan jawaban
brand yang disebutkan oleh pengguna. Pertanyaan yang diungkapkan berisikan
“Sebutkan e-commerce yang berada di Indonesia?”.
“Shopee dan Lazada.” (informan 2)
“Shopee, Tokopedia, Lazada” (Informan 3)
“Shopee, Tokopedia, Olx” (informan 4)
“Tokopedia, Shopee, Zalora” (informan 5)
Pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa penulis mendapatkan respon
yang baik oleh keseluruhan informan (mulai dari informan 2 sampai 5).
Keseluruhan 4 informan tersebut menyebutkan dan mengingat brand Shopee
dibenaknya, karena saat pertanyaan tersebut kemungkinan memicu urutan
penyebutan brand Shopee bisa berada dipertama, kedua dan bahkan terakhir
pengucapan, namun ternyata Shopee berada diurutan pertama kali yang di ingat
dan tertanam dibenak pengguna. Berbeda dengan informan lainnya, informan ke 5
justru mengingat Shopee diucapan kedua setelah e-commerce lainnya.
Berdasarkan pernyataan diatas, jika dikaitkan kesuksesan Shopee dalam
meningkatkan kesadaran pengguna dapat dikategorikan berhasil karena mencapai
tingkat tahapan puncak pemikiran atau Top of mind brand. Karena hampir seluruh
informan pengguna Shopee mengetahui program dan aktivitas yang dilakukan
oleh Shopee, disisi lain brand Shopee menjadi keputusan alternatif yang diingat
dan dikenal oleh konsumen, bahkan brand tersebut sudah tertanam dibenaknya.
Hal ini terlihat ketika ke 3 dari 4 informan menyebutkan urutan Shopee paling
awal diantara e-commerce lainnya.
93
4.2.5 Duta Merek dalam Kesadaran Merek
Kolaborasi antara Shopee dan agensi Korea ternama (YG Entertainment)
akan memberikan akses baru bagi para pecinta Korean Populer atau K-Pop di
Indonesia. Shopee mendatangkan dan melibatkan selebritas internasional sebagai
duta merek mereka, yaitu grup musik wanita Blackpink. Hal ini merupakan
inovasi terbaru untuk Shopee dalam melakukan promosi merek mereka dengan
cara yang berbeda dari sebelumnya. Shopee menyadari bahwa brand personal
yang terpancar dari seorang tokoh publik dapat dimanfaatkan dalam
meningkatkan kesadaran merek. Selain itu, pendekatan semacam ini merupakan
salah satu kunci utama bahkan peluang terbesar untuk Shopee, agar produk
mereka dapat dikenal dan meningkatkan loyalitas para konsumennya.
Keberadaan duta merek diyakini dapat membantu perusahaan dalam
membangun dan menyebarkan identitas produk mereka kepada masyarakat luas di
Indonesia sebagai konsumen. Dan hal ini diungkapkan oleh pihak Shopee yang
merasa bahwa keterlibatan Blackpink menjadi duta merek Shopee.
“Sebagai duta merek, kinerja mereka berhasil. Mereka mengikuti segala strategi yang kami ajukan selama proses kerja sama terjalin. Keterlibatan mereka ternyata juga menimbulkan berbagai respon yang positif dari masyarakat. Lalu juga mereka berhasil banget mendongkrak brand image nya Shopee, apalagi waktu penjualan tiket konser mereka (Blackpink 2019 World Tour “In Your Area), kami itu jadi patner utamanya yang bekerja sama dengan agensinya dan tiketnya itu ludes semua. Bahkan keuntungannya bisa beberapa kali lipat gitu. It works sih menurut saya” (informan 1: pihak Shopee)
Jika dikaitkan dengan keterlibatan Blackpink menjadi duta merek Shopee
dalam meningkatkan kesadaran merek Shopee. Pernyataan informan ke 2 yang
menyatakan bahwa keterlibatan Lisa dan kawan-kawan saat menjadi duta merek
94
diingat olehnya melalui tayangan iklan kreatif Shopee dan Blackpink yang terlibat
kontroversi di tengah masyarakat selang beberapa hari perilisan tayangan tersebut.
“Ya saya ingat, iklan Shopee yang sempat di boikot karena cara pakaian Blackpink kan.” (informan 2)
Informan 2 mengungkapkan bahwa munculnya petisi yang meminta KPI
untuk menghentikan tayangan iklan tersebut dikarenakan dianggap menyimpang
norma dalam berpakaian. Namun ternyata hal ini menjadi ingatan khusus bagi
pengguna. Pernyataaan informan 2 ternyata memiliki kesamaan dengan apa yang
diungkapkan oleh informan 1, pihak Shopee yang menganggap bahwa kontroversi
tersebut menjadi peluang Shopee sebagai batu loncatan bagi perusahaannya
“Yah masalah boikot iklan Blackpink. sebenarnya cuman berupa pendapat masyarakat aja, jadi kami juga menghargai dan akan terus berupaya mengevaluasi diri kami. Tapi kalau masalah prosedur periklanan, kami yakin sudah mengikuti prosedur yang sesuai. Segala isi konten yang diperankan Blackpink itu jugakan kita sesuaikan dengan tema Shopee yang dikenal bersemangat dan menarik daya minat masayarkat melalui lagu ddu-ddu-ddu itu…. Nah sebenarnya masalah mau diblokir dan dihentikan yah kami sih gak begitu mikirin karena emang munculnya petisi itu bertepatan sama bulan dimana masa akhir kontrak kami dalam penayangan iklan Shopee-Blackpink juga habis. Malahan justru buat kami ini sebenarnya kan jadi viral dan booming. Yah seperti batu loncatan buat kami ditahun ini (2018) agar dikenal masyarakat secara gak langsung hehee…” (informan 1, Pihak Shopee)
Namun meskipun begitu, informan ke 3, 4 dan 5 memberikan tanggapan
yang berbeda. Mereka mengungkapkan bahwa iklan Blackpink yang unik tersebut
menjadi pemicu utama dalam mengingat kembali keberadaan brand Shopee.
Bahkan informan 3 menyatakan bahwa kegiatan branding yang dilakukan Shopee
dalam menyelenggarakan Konser Blackpink yang bertajuk 2019 World Tour
Blackpink: In Your Area Jakarta pada 20 Januari 2019 berlokasi di Indonesia
Convention Exhibition (ICE) BSD Tangerang.
95
“Setiap lihat konser Blackpink saya keingat dengan konser 2019 World Tour Blackpink: In Your Area Jakarta yang diselenggarain Shopee waktu di ICE BSD.” (Informan 3: Achan)
“Kalau lihat MV Blackpink yang ddu-ddu-ddu-ddu saya sih ingat iklan Shopee sih, soalnya konsepnya sama banget kan. Lalu terakhir lisa ngomong tagline Shopee.” (Informan 4: Irvan)
“Iya benar, kalau dengar lagu Blackpink (ddu-ddu-ddu-ddu), keingat Shopee sih.” (Informan 5: Wahyu)
Berdasarkan pernyataan informan diatas, Informan 2 mengingat Shopee
melalui kasus kontroversi yang menimpanya melalui petisi boikot iklan
Blackpink. Meski begitu, secara tidak langsung bahwa Shopee masih dapat
dikatakan berhasil memberikan pengguna mengingat brand mereka, meskipun
melalui berita negatif. Namun disisi lain, informan 3, 4 dan 5 menyatakan bahwa
mereka dapat mengingat brand Shopee dengan sendirinya ketika mereka melihat
dan menyaksikan video klip dan lagu Blackpink yang bertajuk ddu-ddu-ddu-ddu.
Berdasarkan keseluruhan proses wawancara yang telah penulis lakukan,
dalam mengetahui seberapa jauh tingkatan kesadaraan merek pengguna Shopee
mengenai keterlibatan Blackpink sebagai duta merek, Penulis mengaitkan dengan
teori piramida kesadaran merek yang diungkapkan melalui buku (Budiman,
2004). Kesadaran merek merupakan tujuan dari dilakukannya strategi komunikasi
pemasaran, dengan harapan menjadi bahan pertimbangan alternatif untuk
konsumen dalam menentukan dan memilih tindakannya dengan melakukan
transaksi pembelian dan pemakaian suatu produk tersebut, dengan mengingat
kembali bahwa merek perusahaan tersebut dianggap mampu memenuhi
kebutuhannya.
96
Alhasil secara keseluruhan, penulis menyimpulkan bahwa Blackpink telah
menjalankan perannya dengan baik dan berhasil untuk memberikan kesadaran
bagi pengguna dalam mengingat brand perusahaan mereka (Shopee) melalui
keterlibatan Lisa dan kawan-kawan dalam penayangan iklan tersebut. Iklan yang
terlihat mirip dengan video klip mereka, menjadi kunci utama dalam mengingat
brand Shopee dibenak pengguna. Oleh itu, jika dikategorikan dalam tingkatakn
kesadaran merek, Shopee berada ditahap brand recall atau pemanggilan merek,
kondisi dimana konsumen dapat mengingat kembali adanya merek tersebut tanpa
adanya bantuan, seperti pengenalan merek terlebih dahulu, membahas sedikit isi
pesan tayangan tersebut dan lainnya.
4.2.6 Perilaku Pengguna Shopee dalam Keputusan AIDA
Kategori ini akan membahas mengenai keterlibatan Blackpink sebagai
duta merek Shopee dalam faktor penentuan keputusan perilaku konsumen Shopee
berdasarkan AIDA (Attention, Interest, Desire, Action). Konteks ini berkaitan erat
dengan penyelenggaraannya Shopee Road to 12.12 Birthday Sale with Blackpink
yang dilaksanakan pada 19 November 2018 tahun lalu di SICC, Sentul.
Kerjasama ini dilanjuti dengan agenda mempromosikan berbagai produk
merchandise Blackpink di akun YG Official Store, yang kini sudah bisa diakses
oleh masyarakat Indonesia di platform Shopee.
Melalui event tersebut, Shopee memberikan penawaran menarik untuk
konsumen (terutama penggemar Blackpink) untuk memperoleh tiket tersebut,
melalui transaksi pembelian yang telah dibagi menjadi 3 kategori, yaitu : Black
97
Product, Pink Product dan Orange Product. Masing-masing setiap kategori ini
memiliki isi produk yang berbeda-beda dengan harga yang beragam.
4.2.5.1 Attention/ Perhatian
Penulis melihat bahwa ke 3 narasumber dari 5 narasumber menyatakan
mereka menyadari segala informasi yang disajikan oleh Shopee melalui media
yang ada telah berhasil menarik perhatian konsumen Shopee. Penyajian informasi
ini berupa postingan kata-kata dan video (iklan). Hal ini didukung oleh pernyataan
informan ke 2, 3 dan 4:
“Iya saya lihat postingan di Ig Story Shopee, tertera kalau untuk pembelian tiket bisa dilakukan melalui situs aplikasi mereka dengan kategori yang ditentukan dan harganya juga gak begitu terlalu mahal kayanya”. (informan 2: Ovita)
Pernyataan ini juga didukung oleh informan ke 2 dan ke 3 yang mengungkapkan
melakukan hal yang sama, yaitu mencari informasi mengenai harga tiket.
“Waktu itu saya lihat dari iklan televisi kalau ada Info, Shopee bakalan datengin Blackpink ke Indonesia. Dengar hal itu, saya antusias banget lalu langsung cepat-cepat cari informasi tentang transaksinya dan harganya. gimana caranya biar bisa nonton mereka secara langsung”. (informan 3: Achan)
“Saya sih lihat dari berita gitu lalu sama situs aplikasi langsung Shopee-nya, jadi setiap buka aplikasi gitu, ada notifikasi terbaru kan dari Shopee dan isi informasinya ya ngumumin gitu kalau Shopee bakalan datangin Blackpink di acara ulang tahunnya, lalu karena adik saya suka banget sama Blackpink, yah saya iseng-iseng cari tahu harga tiketnya”. (informan 4: Irvan)
Pernyataan informan 2, 3 dan 4 menyatakan bahwa dengan melihat adanya
tayangan iklan dan informasi yang disajikan Shopee melalui media online dan
televisi tersebut telah berhasil menarik perhatian mereka sebagai konsumen.
98
4.2.5.2 Interest/ Ketertarikan
Selanjutnya mengenai ketertarikan yang dirasakan oleh konsumen, penulis
melihat bahwa sebagian narasumber memang sudah memiliki ketertarikan
terhadap Shopee sejak dulu sebelum adanya keterlibatan Blackpink sebagai duta
merek Shopee. Disini penulis melihat peran 2 narasumber yang menyatakan
bahwa mereka menggunakkan Shopee sudah 3 tahun yang lalu.
“Saya dari dulu menggunakkan Shopee sudah dari tahun 2016an, itu karena memang saya suka berbelanja ditambah sepengalaman saya, Shopee paling murah diantara e-commerce lainnya, jadi misalkan saya mau beli barang jepitan nih yang lain 25 ribu , tapi di Shopee bisa aja cuman 10 atau 15ribuan. Jadi emang dari dulu udah tertarik sama Shopee. Kalau ditanya berapa kali transaksi kayanya udah ratusan kali” (informan 2: Ovita, pembeli) Pernyatannya informan ke 2 sejalan dengan informan ke 3 yang menyatakan
hal yang sama:
“Saya download Shopee udah dari dulu sih.. karena emang jiwa shopping, soalnya dari dulu itu Shopee kan dikenal sama harganya yang murah, dan gratis ongkir dari dulu. Itu yang ngebuat saya tertarik dan bahkan membeli produk di Shopee. Kalau berapa kali, saya lupa lupa ingat tapi kayanya puluhan ada” (informan 3: Achan, pembeli). Hal ini menyatakan kedua informan ini sudah menggunakan Shopee dengan
jangka waktu yang cukup lama, bahkan mereka telah melakukan transaksi yang
cukup banyak dalam masa penggunaan Shopee. Informan ke 2 mengungkapkan
ratusan dan informan ke 3 mengungkapkan puluhan telah melakukan transaksi
melalui platform Shopee.
4.2.5.3 Desire/ Minat
Dalam konteks ini, penulis melihat salah satu informan dari ke 5 narasumber
merupakan konsumen yang benar-benar memiliki rasa keinginan yang cukup
99
tinggi dalam menggunakkan Shopee sebagai pilihan alternatifnya. Hal ini
didukung oleh pernyataan informan ke 2 yang mengungkapkan
“Karena udah cinta dan nyaman sama Shopee, jadi kalau beli barang apapun, pasti saya pakainya Shopee, karena lebih murah dan free ongkir juga. Pas dapat info beli tiket Blackpink saya juga udah standby di Shopee, jadi kaya ikutin notifikasinya terus menerus dan follow akun YG, jadi sewaktu dia posting info terbaru, saya bisa dengan cepat tau.. ya kaya gitu pokoknya”. (Informan 2: Ovita, pembeli)
Berdasarkan pernyataan tersebut membuktikan bahwa adanya keinginan untuk
terus menerus dan berkelanjutan sebagai konsumen Shopee dalam mengakses
platform tersebut, khususnya melakukan aktivitas transaksi jual-beli produk.
4.2.5.4 Action/ Tindakan
Pencapaian yang baik bagi perusahaan adalah mampu mengjangkau konsumen
untuk mengikuti tindakan yang diinginkannya. Melalui peran duta merek, Shopee
berharap dapat mempengaruhi target penggunanya untuk mengunduh dan
menggunakan aplikasi Shopee yang berujung dengan melakukan aktivitas
pembelian di platform tersebut. Hal ini terlihat dari ungkapan informan ke 5 yang
menjelaskan bahwa
“Waktu itu saya lihat iklan Blackpink di Shopee, karena saya tau banget teman saya itu pecinta K-pop semua bahkan kakak dan adik saya juga suka sama Blackpink. Saya mikir kayanya saya jualan pernak-pernik tentang Korea bisa jadi peluang bagus. Setelah berpikir secara panjang, Januari 2019 akhirnya saya buka toko di Shopee dengan berfokus menjual produk-produk merchandise artis Korea, gak hanya Blackpink, tapi BTS, IKON, Twice, EXO dan lainnya juga saya jualin, dari baju, poster, totebag dan lainnya” (informan 5: Wahyu, penjual).
Dari pernyataan tersebut secara keseluruhan, penulis menyatakan bahwa
sikap perilaku konsumen Shopee berdasarkan keputusan AIDA, menyimpulkan
bahwa pemilihan dan peran Blackpink sebagai duta merek dinilai efektif dalam
100
membentuk perilaku konsumen dalam memperoleh dan mengolah informasi dan
pesan yang disampaikan oleh perusahaan (Shopee).
4. 3 Pembahasaan
Dalam mendongkrak pertumbuhan bisnisnya, Shopee memiliki peran dan
tugas yang penting sebagai e-commerce, yaitu Shopee berfokus dan
mengutamakan dalam mencari konsumen potensial (penggunaan internet dan web
dalam transaksi bisnis) yang sesuai dengan target pasarnya, hal ini sejalan dengan
pendapat Laudon, E-commerce ialah penggunaan internet dan web untuk transaksi
bisnis. Mutialela (2017) menjabarkan sedikit di bab 2, bahwa kegiatan
komunikasi tidak hanya berfungsi memberikan informasi melainkan juga
merupakan kegiatan persuasif, artinya suatu kegiatan yang dilakukan untuk
membujuk dan bertujuan agar orang lain bersedia menerima suatu pemahaman
dan keyakinan mengenai sesuatu. Sebagai perusahaan e-commerce ternama,
Shopee berusaha untuk melakukan penyampaian informasi kepada konsumen
dalam melalui strategi marketing (promosi dan iklan), guna dalam
mempertimbangkan dan memutuskan melakukan transaksi jual-beli produk atau
jasa bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhannya.
Hidayat (2014) menganggap bahwa media sebagai media kontemporer dan
dinilai efektif dalam penyampaian informasi. Dengan media baru ini, perusahaan
dapat melakukan branding company secara cepat dan luas dapat diterima oleh
publik. Faktanya strategi ini juga diterapkan oleh perusahaan Shopee. Dalam
memperkenalkan keberadaanya ditengah pengguna internet Indonesia, Shopee
mengandalkan adanya pemanfaatan media baru baik melalui media massa, dan
media online. Sesuai dengan fungsi dan perannya sebagai sarana dalam
101
menjembatani perusahaan Shopee dengan konsumen dalam proses
penyampaiannya informasi, Shopee melakukan segala kegiatan branding
company dengan secara cepat dan luas diterima oleh publik, khususnya melalui
iklan televisi dan media sosial seperti: Instagram.
Berdasarkan survey yang diselenggarakan Hootsuite mengenai penggunaan
data internet yang menyatakan bahwa masyarakat Indonesia cenderung berperan
aktif dalam menggunakan gadget dan akses internet, dan kemungkinan diantara
mereka adalah kalangan millennials. Oleh itu Shopee menggunakkan media yang
tepat dalam memfokuskan peluang bisnisnya melalui penggunaan aplikasi digital
sebagai pelopor aktivitas belanja daring.
Dalam menjaga dan mempertahankan citra perusahaan bagi konsumennya,
Shopee melakukan nuansa baru dengan menggiring grup musik wanita Korea
Selatan, Blackpink sebagai duta merek mereka didalam acara Road to 12.12
Birthday Sale with Blackpink. Kabar gembira ini dirilis dengan hadirnya tayangan
iklan komersial Lisa dan kawan-kawan di stasiun televisi Indonesia bahkan di ke
enam negara regional lainnya. Menurut Royan (2004), duta merek adalah
seseorang yang dipercaya untuk mewakili produk tertentu. Penggunaan brand
ambassador dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi atau mengajak
konsumen untuk menggunakan sebuah produk. Oleh sebab itu, keterlibatan
Blackpink dipergunakan Shopee untuk mempengaruhi atau mengajak konsumen
dalam memilih perusahaannya sebagai pilihan alternatif untuk melakukan
transaksi jual-beli.
Tidak hanya itu, keberhasilan Shopee dalam memanfaatkan fenomena K-
pop dapat disaksikan melalui antusias masyarakat Indonesia yang menyebabkan
102
hadirnya #Shopeeblackpink di media sosial dan menjadi menjadi trending topik.
Tagar ini bermunculan ketika konten iklan yang memuat Lisa berbicara slogan
Shopee “Beli semua di Shopee” berhasil menarik perhatian masyarakat terutama
seluruh penggemar Korea dan Blinks. Dimana iklan komersial ini diketahui,
diingat banyak orang, relatable dan tepat sampai ke target sasaran yang tepat.
Secara tidak langsung Blackpink sukses menjadi pendorong utama dalam
memasarkan brand Shopee kepada masyarakat. Apalagi Blackpink memiliki
kepribadian merek yang tepat, sesuai dengan tanggapan Aaker (1996)
mendefinisikan kepribadian merek sebagai serangkaian karakteristik manusiawi
yang diasosiasikan dengan merek.
Selain itu, Shopee juga sangat memperhatikan dalam upaya memberi
layangan kualitas produk terbaik dan situasi pasar yang tepat. Hal ini dilakukan
agar segala strategi branding yang Shopee lakukan dapat berjalan dengan baik.
Hermawan (2009) mengatakan bahwa unsur terpenting dari pemasaran adalah
brand, positioning dan diferensiasi. Pernyataan tersebut ternyata didukung oleh
jawaban ketiga informan mengungkapkan bahwa mereka dapat merasakan strategi
Shopee dalam menekankan terhadap diferensiasi produk mereka diantara
pesaingnya. Dimana para penggunanya menilai hal ini menjadi sebuah keunikan
khas Shopee. Melalui hadirnya fitur live chat, Shopee mall, gratis ongkir dan
garansi termurah se-Indonesia menjadi kunci utama kesuksesan Shopee. Ciri khas
tersebut menjadi suatu perbedaan dan perbandingan bagi konsumen baik penjual
dan pembeli dalam mengenal, mengakui bahkan mengingat yang akhirnya
membentuk suatu ingatan dalam rangka memberikan penilaian terbaik terhadap
merek tersebut.
103
Selanjutnya, Deddy Mulyana (2017) menjabarkan bahwa imperialisme
budaya Korea di Indonesia itu menyentuh tiga aspek: artefak, makna bersama dan
perilaku sosial. Proses fandominasi dimulai dari tingkat individu, kelompok lalu
masyarakat, diawali dengan pengenalan idola, pembangunan emosi, koleksi teks,
keterlibatan struktur dan kemunculan subkultur atau penggemar budaya K-Pop.
Ini menjadi penjelas bahwa munculnya fenomena gelombang Korea di Indonesia
merupakan salah satu hal yang dipicu oleh penyebaran budaya Korea populer,
yang berawal melalui tayangan drama romantis Asia hingga musik hiburan yang
menyebabkan hadirnya lapisan penggemar Korea di Indonesia dengan
terbentuknya fansbase sebagai kemunculan suatu subkultur, seperti Blackpink,
yaitu Blinks. Peluang ini menjadi kesempatan terbesar bagi Shopee dalam
meningkatkan kesadaran merek, citra perusahaan dan menjaga posisi
perusahaannya di persaingan antar e-commerce yang semakin ketat.
Dengan ini maka Shopee telah mendapatkan citra yang baik dari
konsumennya. Mereka dikenal sebagai e-commerce yang berani keluar zona aman
untuk melakukan strategi marketing dan inovasi terbaru untuk menujukkan ciri
khas yang menjadikannya sebagai sebuah perbandingan. Tidak hanya sekedar
produk dan pelayanan saja, namun Shopee berupaya banyak hal untuk
mempromosikan brandnya melalui berbagai cara, salah satunya terpilihnya
Blackpink sebagai duta mereknya.
Keberhasilan yang ditempuh oleh Shopee dalam meningkatkan kesadaran
konsumen merupakan hasil strategi marketing yang tepat dalam memilih
Blackpink sebagai perwakilan perusahannya di masyarakat Indonesia, khususnya
104
penggemar Korea. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil kinerja keras Shopee
bahwa keberadaan mereknya telah berada di top of mind (puncak pikiran) dan
menjadi salah satu pilihan alternatif pengguna yang telah tertanam dibenaknya.
Sitinjak (2004) berpendapat jika bagian dari suatu kategori produk perlu
ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk dan
merek yang dilibatkan. Untuk mendapatkan hubungan tersebut, Shopee
melakukan strategi pengenalan merek dan ekuitas mereknya melalui peran
Blackpink sebagai duta merek untuk meningkatkan loyalitas merek, kesadaran
konsumen akan nama merek dan menyakinkan konsumen dalam melakukan
tindakan keputusan pembelian yang diyakini benar.
Sejalan dengan pemaparan Budiman (2004) yang menjelaskan gambaran
piramida kesadaran merek sebagai pertimbangan alternatif untuk konsumen dalam
mengambil tindakan pembelian dan pemakaian suatu produk sebagai bentuk hasil
keputusan. Shopee menyatakan melalui kekuatan basis media massanya,
Blackpink berhasil berperan sangat baik dan berhasil. Iklan yang terlihat mirip
dengan video klip ddu-ddu-ddu-ddu menjadi kunci utama bagi konsumen dalam
memberikan kesadaran dan mengingat brand Shopee dibenaknya. Oleh itu,
keberhasilan ini berada dalam tingkatan tahap pemanggilan merek (brand recall),
dimana konsumen mengingat Shopee secara sekilas dan cepat ketika melihat
Blackpink atau mendengar lagu Blackpink - ddu-ddu-ddu-ddu.
105
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dari pembahasan yang telah penulis lakukan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari analisis Shopee berhasil membentuk sebuah penekanan terhadap
diferensiasi mereka diantara pesaingnya. Shopee menempati posisi yang berbeda
dengan e-commerce lainnya, melalui hadirnya Shopee mall, fitur live chat,
layanan gratis ongkos kirim menjadi suatu perbedaan dan perbandingan bagi
konsumen dalam mengenalnya dan akhirnya membentuk suatu ingatan dalam
rangka memberikan penilaian terbaik terhadap merek tersebut.
2. Dalam upaya melakukan brand company, Shopee mengambil tindakan yang
tepat dalam memanfaatkan penggunaan media, guna menyebarluaskan informasi,
memperkenalkan dan mempromosikan Shopee merupakan jalan yang benar dan
sesuai. Karena hal ini didukung oleh fakta bahwa mayoritas masyarakat Indonesia
saat ini sudah beralih dengan penggunaan media jejaring internet yang dianggap
mudah, dapat diakses dimana saja dan kapan saja.
3. Keterlibatan peran Blackpink sebagai duta merek Shopee telah sesuai dan
memenuhi syarat. Mereka dianggap mampu mewakili Shopee, dikarenakan sesuai
berdasarkan strategi dan produk yang disajikan oleh Shopee (gaya hidup, busana,
kecantikan dan lainnya). Lisa dan kawan-kawan diyakini memiliki kemampuan
106
dan pengalaman yang dapat dipercaya oleh masyarakat luas. Daya tarik yang
dipancarkan oleh personal branding mereka menjadi keunggulannya dalam
menunjang iklan dan merek Shopee.
4. Blackpink telah menjalankan perannya dengan baik dan berhasil untuk
memberikan kesadaran bagi pengguna dalam mengingat brand perusahaan
mereka (Shopee) melalui keterlibatan Lisa dan kawan-kawan dalam penayangan
iklan tersebut. Iklan yang terlihat mirip dengan video klip mereka, menjadi kunci
utama dalam mengingat brand Shopee dibenak pengguna. Oleh itu, jika
dikategorikan dalam tingkatan kesadaran merek, Shopee berada ditahap brand
recall atau pemanggilan merek, kondisi dimana konsumen dapat mengingat
kembali adanya merek tersebut tanpa adanya bantuan, seperti pengenalan merek
terlebih dahulu, membahas sedikit isi pesan tayangan tersebut dan lainnya.
5. Berdasarkan model AIDA, penulis menyimpulkan bahwa pemilihan Blackpink
sebagai duta merek dinilai efektif membentuk perilaku konsumen dalam
memperoleh, mengolah informasi dan pesan yang disampaikan oleh Shopee. Hal
ini terlihat dari keberhasilan Blackpink yang mampu mengajak dan
mempengaruhi masyarakat untuk melakukan aktivitas jual beli barang melalui
platform Shopee, melalui kegiatan branding.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran yang kiranya
dapat menjadi masukkan. Saran tersebut dibagi menjadi dua jenis saran yaitu
saran teoritis dan saran praktis, yaitu:
107
5.2.1 Saran Teoritis
a) Disarankan bagi penulis selanjutnya yang mengambil topik yang sama
akan lebih baik jika bisa memperoleh lebih dari satu narasumber dari
subjek penelitian yang ditentukan. Hal ini akan mempermudah penulis
untuk mendapatkan sudut pandang lain yang dapat dijadikan informasi
pelengkap.
b) Disarankan untuk penulis selanjutnya akan lebih baik jika menggunakan
metode pendekatan penelitian yang berbeda, dikarenakan sumber
referensi dan penelitian terdahulu cukup terbatas sehingga untuk
memperoleh data dan informasi agak sulit.
d) Disarankan untuk penulis selanjutnya dalam proses pengajuan
wawancara dengan narasumber yang berada didalam perusahaan,
sebaiknya dilakukan lebih awal 1 (Satu) bulan sebelumnya untuk
menyesuaikan waktu dan tempat yang narasumber diinginkan dan agar
proses wawancara berjalan dengan baik.
5.2.2 Saran Praktis
a) Disarankan kepada mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Buddhi
Dharma angkatan kedua dan seterusnya untuk lebih bersikap aktif dan
komitmen dalam menyusun tugas akhir melalui bantuan dosen
pembimbing dalam memberikan arahan, petunjuk dan wawasan untuk
dapat mempermudah penulis disaat mengalami kegelisahan.
108
b) Disarankan untuk pihak perusahaan Shopee agar lebih mempermudahkan
dan bersedia dalam hal, menjadi narasumber bagi penelitian mahasiswa/I
lainnya.
109
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Adriza. (2015). Membangun Citra Lembaga Perguruan Tinggi Yang Berbasis
Vokasi. Yogyakarta: Deepublish Publisher
Albi Anggito, J. S. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. Sukabumi: CV Jejak.
Anda, A. R. (2012). Jalan-Jalan K-pop. Jakarta: Gagas Media.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Pendekatan Suatu Penelitian. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Bambang D Prasetyo, d. (2018). Komunikasi Pemasaran Terpadu: Pendekatan
Tradisional Hingga Era Media Baru. Malang: UB Press.
Budiman, Budiarto, D, dkk. (2004). Brand Equity Ten Strategi Memimpin Pasar.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Bungin, B. (2007). Penelitian kualitatif: komunikasi, ekonomi, kebijakan publik,
dan ilmu sosial lainnya, 2nd end. Jakarta: Prenada Media Group.
-------, (2015). Komunikasi Pariwisata Tourism Communication Pemasaran
dan Brand Destinasi. Jakarta: Prenadamedia Group.
Deddy Mulyana, I. P. (2017). Membongkar Budaya Komunikasi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Dendy Triadi, A. S. (2010). Ayo Bikin Iklan: Memahami Teori & Praktek Iklan
Media Lini Bawah. Jakarta: PT Elex Media Komputido.
Didin Fatihudin, A. F. (2019). Pemasaran Jasa: (Strategi, Mengukur Kepuasan
Dan Loyalitas Pelanggan). Yogyakarta: CV Budi Utama.
E. Kennedy, R. D. (2006). Marketing Communication: Taktik dan Strategi.
Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
110
Hidayat, D. (2014). Media Public Relations: Pendekatan Studi Kasus Cyber
Public Relations Sebagai Metode Kerja PR Digital. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Jonathan Sarwono, K. P. (2012). Perdagangan Online: Cara Bisnis di Internet.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Kartajaya, H. (2005). Positioning Deferensiasi Brand. Jakarta: Prenada Group.
Keller., Kotler (2009). Manajemen Pemasaran, Jilid I edisi ke 13. Jakarta: Erlangga
Kotler, A. d. (2003). Manajemen Perusahaan, Edisi Kesembilan. Tangerang: PT
Indeks Gramedia.
Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi . Jakarta: Prenada Media
Group.
Lubis, M. S. (2018). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Deepublish.
Moleong, L. J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Morissan, M. (2009). Teori Komunikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
-------. (2010). Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Muhamad Hisyam, C. P. (2016). Indonesia, Globalisasi, dan Global Village.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Mutialela, R. (2017). Konsep dan Aplikasi Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Nawawi, H. (2001). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Pawito, P. h. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS
Yogyakarta.
Raco, Jozef. (2010). Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, karakteristik dan
keunggulannya. Jakarta: Grasindo.
111
Royan, F. M. (2004). Marketing Selebrities, Selebriti Dalam Iklan dan Strategi
Selebriti Memasarkan Diri Sendiri. Jakarta: Media Komputindo.
Silalahi, U. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
Sitinjak, Darmadi, D, dkk. (2004). Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset
Ekuisitas & Perilaku Merk. Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama.
Suprapto, T. (2009). Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta:
Media Pressindo.
Susanto, H. W. (2004). Power Branding: Membangun Merek Unggul dan
Organisasi Pendukungnya. Jakarta: PT Mizan Publika.
Suyanto, M. (2003). Strategi periklanan pada e-commerce perusahaan top dunia.
Yogyakarta: Andi Offset.
Syaodih, N. (2010). Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tamimy, M. F. (2017). Sharing-mu, Personal Branding-mu : Menampilkan Image
Diri dan Karakter di Media Sosial. Jakarta : Visimedia.
Wertime, K. (2003). Building Brands & Believers: membangun merek dan
pengikutnya. Jakarta: Erlangga.
Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.
Yetty Oktarina, Y. A. (2017). Komunikasi dalam Perspektif Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Deepublish.
Yusuf, A Muri. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sumber Internet:
Andi.link. (2019, Februari 9). Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital
Report 2019. Retrieved April 19, 2019, from https://andi.link/hootsuite-
we-are-social-indonesian-digital-report-2019/
Antaranews.com. (2018, December 13). Shopee jalin kerjasama dengan
peurusahaan hiburan YG Group. (Subagyu, Editor). Retrieved June 20,
2019, from https://www.antaranews.com/berita/747993/shopee-jalin-
kerjasama-dengan-peurusahaan-hiburan-yg-group
112
Baca Terus. (2019, Maret 8). 10 Fakta Jisoo BLACKPINK yang Membuat BLINK
Terpesona!. (Fauziah, J, Editor). Retrieved June 20, 2019, from
https://bacaterus.com/fakta-jisoo-blackpink/
-------, (2019, Mei 25). 10 Fakta Jennie BLACKPINK, Rapper Imut yang
Multitalenta!. (Listiorini, Editor). Retrieved June 20, 2019, from
https://bacaterus.com/fakta-jennie-blackpink/
-------, (2019, April 19). 10 Fakta Rosé BLACKPINK yang Bakal Bikin BLINK
Jatuh Hati. (Syuri, Editor). Retrieved June 20, 2019, from
https://bacaterus.com/fakta-rose-blackpink/
-------, (2019, April 19). 10 Fakta Lisa BLACKPINK yang Bikin BLINK
Tercengang. (Syuri, Editor). Retrieved June 20, 2019, from
https://bacaterus.com/fakta-lisa-blackpink/
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). KBBI Daring. Retrieved
Febuari 17, 2019, from https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Daring
Beritagar.id. (2018, Desember 15). Iklan BlackPink Shopee: Tantangan "rok
pendek" dalam budaya Indonesia . Retrieved April 21, 2019, from
https://beritagar.id/artikel/telatah/iklan-blackpink-shopee-tantangan-rok-
pendek-dalam-budaya-indonesia
CNBC Indonesia. (2019, May 16). Ini Toko Online yang Paling Sering
Dikunjungi Orang RI. (Franedya, R, Editor). Retrieved June 25, 2019 from
https://www.cnbcindonesia.com/fintech/20190516203654-37-73077/ini-
toko-online-yang-paling-sering-dikunjungi-orang-ri
Daily Social.co.id. (2018, November 13). Survei MarkPlus: Shopee Jadi Platform
E-commerce Paling Populer Saat ini. (Eka, R, Editor). Retrieved June 15,
2019, from https://dailysocial.id/post/riset-e-commerce-markplus
Detik.com (2018, November 19). BLACKPINK Resmi Jadi Brand Ambassador
Shopee. (D. A. Larasati, Editor) Retrieved Febuari 22, 2019, from
https://hot.detik.com/kpop/d-4308838/blackpink-resmi-jadi-brand-
ambassador-shopee
Line Today. (2019, January 09). BLACKPINK Paling Terkenal di Indonesia,
YouTube Tunjukkan Popularitas Grup K-Pop di Dunia. (Zia, Editor)
Retrieved Maret 22, 2019, from
113
https://today.line.me/id/pc/article/BLACKPINK+Paling+Terkenal+di+Ind
onesia+YouTube+Tunjukkan+Popularitas+Grup+K+Pop+di+Dunia-
m31o6e
Herworld. (2018, November 19). 7 Fakta Menarik Seputar Shopee Blackpink.
(Indra, R, Editor). Retrieved June, 21 2019, from
http://www.herworld.co.id/article/2018/11/10506-7-Fakta-Menarik-
Seputar-Shopee-Blackpink
HIPWEE. (2019). Paha Blackpink Kelihatan di Iklan Shopee Jadi Perdebatan
Panas! Sampai Suruh Boikot Shopee. Retrieved April 20, 2019, from
https://www.hipwee.com/feature/paha-blackpink-kelihatan-di-iklan-
shopee-jadi-perdebatan-panas-sampai-suruh-boikot-shopee-lo/
Kepogaul. (n.d.). Profil & Biodata BLACKPINK. Retrieved April 21, 2019, from
https://www.kepogaul.com/seleb/biodata-blackpink/
Kompas.com. (2012, January 15). “Gelombang Korea Menerjang Dunia".
Retrieved April 15, 2019, from
https://entertainment.kompas.com/read/2012/01/15/18035888/.Gelombang
.Korea.Menerjang.Dunia.
------- . (2018, 12 21). Belanja Iklan Shopee-Blackpink Diperkirakan Capai Rp
93,25 Miliar. (A. N. Kemala, Editor) Retrieved Maret 24, 2019, from
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/21/115556526/belanja-iklan-
shopee-blackpink-diperkirakan-capai-rp-9325-miliar
-------, (2019, April 01). Blackpink Akan Tampil dalam Festival Coachella, ini 3
Fakta Menariknya. Retrieved April 21, 2019, from
https://entertainment.kompas.com/read/2019/01/03/164924310/blackpink-
akan-tampil-dalam-festival-coachella-ini-3-fakta-menariknya
Marketeers. (2017, Oktober 11). Gencar Kampanye, Shopee Dorong Brand
Awareness Demi Visibilitas. Retrieved April 29, 2019, from
https://marketeers.com/gencar-kampanye-shopee-dorong-brand-
awareness-demi-visibilitas/
Progresstech. (2018,08 2). Pengertian E-Commerce (Perdagangan Elektronik).
(Rebecca, Editor) Retviered Juni, 19, 2019, from
https://www.progresstech.co.id/blog/pengertian-e-commerce/
114
Selular.id. (2017, September 17). Shopee Indonesia Raih Penghargaan The Best
in Marketing Campaign. Retrieved April 21, 2019, from
https://selular.id/2017/09/shopee-indonesia-raih-penghargaan-best-
marketing-campaign/
Sindonews.com. (2018, 11 20). BlackPink Resmi Menjadi Brand Ambassador
Platform Belanja Online. (D. Rafikasari, Editor) Retrieved Maret 24,
2019, from https://lifestyle.sindonews.com/read/1356209/166/blackpink-
resmi-menjadi-brand-ambassador-platform-belanja-online-1542720001
Soompi. (2011, Juni 15). The Korean Tourism Organization Researches the
Hallyu Wave Overseas. Retrieved April 15, 2019, from
https://www.soompi.com/article/364137wpp/the-korean-tourism-
organization-researches-the-hallyu-wave-overseas
Tirto.id. (2019, Maret 25). "BLACKPINK Rilis Teaser Comeback 5 April dengan
Album Kill This Love", (Ulfa, M, Editor). Retrieved June 21, 2019, from
https://tirto.id/blackpink-rilis-teaser-comeback-5-april-dengan-album-kill-
this-love-dkc4
Tribun Jogja.com. (2018, Juli 23). Shopee Gelar Kampus Shopee Annual
Leadership Camp 2018, (Nugroho, A, Editor). Retrieved June 27, 2019,
from https://jogja.tribunnews.com/2018/07/23/shopee-gelar-kampus-
shopee-annual-leadership-camp-2018.
Walidrahmanto.blogspot.com. (2011). Teori-Teori Budaya (Perspektif Dampak
Perubahan Budaya di Indonesia). Retrieved June, 20 2019, from
http://walidrahmanto.blogspot.com/2011/06/teori-teori-budaya-perspektif-
dampak.html
Wikipedia. (2019, Maret 9). Prestasi dan Penghargaan Shopee. Retrieved April
21, 2019, from https://id.wikipedia.org/wiki/Shopee
Sumber Jurnal :
Abdillah, M. I. (2014). Pengaruh Brand Ambassador Terhadap Brand Image Serta
Dampaknya Terhadap Keputusan Pembelian. (Survey pada pengguna LINE di
Asia
115
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi:
Nama Lengkap : Nurmawati
Tempat Tanggal Lahir : Pontianak, 12 August 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Buddha
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Perumahan Sari Bumi Indah Blok BD 6 No 24 Binong Curug – Tangerang
Nomor Telepon : 081282481480
Email : [email protected]
IPK Terakhir : 3.89
Riwayat Pendidikan:
SD PERSATUAN
SMP PGRI 400 TANGERANG
SMK ATISA DIPAMKARA JURUSAN MULTIMEDIA
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA
Riwayat Pekerjaan:
• Melaksanakan praktek magang SMK di Koperasi Yayasan Dian Mandiri
Victoria Park selama 3 bulan dibagian Finance dan Accounting
• Bekerja part-time selama 5 bulan (Desember – Mei 2017) bersama PT Puri
Sukses Cemerlang sebagai bagian tim desain brosur
• Melakukan praktek magang di Stasiun Televisi Swasta, PT Duta Anugerah
Indah (DAAI TV) bagian divisi creative pada tahun 2018