PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK...

106
i PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP SOCIAL LOAFING MAHASISWA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh : Ahmad Faqih Ramadhani NIM : 11140700000102 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H /2019 M

Transcript of PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK...

Page 1: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

i

PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS

KELOMPOK TERHADAP SOCIAL LOAFING MAHASISWA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh :

Ahmad Faqih Ramadhani

NIM : 11140700000102

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H /2019 M

Page 2: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

ii

Page 3: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

iii

Page 4: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

iv

Page 5: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

v

motto

YANG TERBURUK

BISA MENJADI

YANG TERBAIK

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan khusus untuk Orang Tua saya terutama Ibu Saya

yang memberikan doa sehingga mempermudah penulis dalam menyelesaikan

tugas akhir, serta selalu menanykan saya kapan lulus dan keluarga tercinta yang

selalu memberikan doa, semangat, dan cinta yang tak lekang oleh waktu.

Page 6: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

B) Agustus2019

C) Ahmad Faqih Ramadhani

D) Pengaruh Kepribadian dan Kohesivitas Kelompok Terhadap Social

Loafing Mahasiswa.

E) xv + 92 halaman + lampiran

F) Tugas kelompok merupakan salah satu cara untuk melatih mahasiswa agar

dapat bekerjasama dalam kelompok. Fenomena dimana individu mengurangi

usahanya lebih sedikit ketika bekerja dengan orang lain dibanding saat

individu bekerja sendiri.perilaku inilah yang dinamakan social loafing.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh kepribadian (honesty-

humility, emotionally, extraversion, agreeableness, conscientiousness dan

openness to experience) dan kohesivitas kelompok (individual attractions to

the group–task , individual attraction to the Group–social, group integration–

task and group integration–social) terhadap social loafing Mahasiswa. Subjek

penelitian berjumlah 232 mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel yang signifikan

pengaruhnya terhadap social loafing, yaitu honesty-humility, emotionally, dan

extraversion. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melihat besarnya jumlah

kelompok dan lebih mengontrol jenis tugas tertentu.

G) Bahan bacaan : 41 ; jurnal: 34 + buku: 5 + skripsi: 1 + tesis: 1

Page 7: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) August 2019

C) Ahmad Faqih Ramadhani

D) The Effect of Personality and Group Cohesiveness on Social Loafing

Students

E) xv + 92 pages + appendix

F) Group working is one way to train students to be understood in groups. The

phenomenon where individuals reduce their efforts less when working with

others than when individuals work alone called social loafing. This research

measures the impacts of the personality (honesty-humility, emotionally,

extraversion, agreeableness, conscientiousness, and openness to experience),

and group cohesiveness (individual attractions to the group–task, individual

attraction to the group–social, group integration–task and group integration–

social) for student social loafing. The research subjects is 232 students of UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta college. The results of the study show the fact that

three variables have significant influence on the social, namely honesty,

humility, emotionally and extraversion. For further research was approved to

see the size of groups and more specific types of tasks

G) Reading materials: 41 ; journals: 34 + books: 5 + essay: 1 + thesis: 1

Page 8: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah yang telah menciptakan kita dalam

keadaan mencintai agamanya dan berpegang pada syariat-Nya. Shalawat dan

salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad yang telah

berjihad untuk menyiarkan ajaran-ajaran Islam yang agung dalam akhlak beliau

yang mulia, dan semoga kesejahteraaan dan rahmat senantiasa juga tercurah untuk

keluarganya dan para sahabatnya terkasih yang senantiasa mengikuti petunjuknya,

sehingga mereka beruntung dengan mendapat ridha dan pahala dari sisi Allah.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa terselesaikannya

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,

perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Orang tua penulis, H. Abdul Qodir dan Hj. Muhibah, serta kakak dan adik

saya yang memotivasi saya untuk menyelesaikan tugas akhir saya.

2. Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Psikologi (2019-2024) beserta jajarannya.

3. Miftahuddin M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi. Penulis mengucapkan

Terima kasih atas arahan, masukan, motivasi, kritik, serta koreksi dalam

pengerjaan skripsi ini.

4. Desi Yustari Muchtar, M.Psi, Psikolog selaku penguji I dan Liany

Luzvinda, M.Si selaku penguji II yang telah meluangkan waktu untuk

menguji, memberikan kritik, saran, dan bimbingannya agar skripsi ini siap

dipublikasikan.

5. Drs. Rachmat Mulyono M.Si selaku Dosen pembimbing akademik. Terima

kasih atas kemudahan yang diberikan dalam menyelesaikan penelitian ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

selalu memberikan bimbingan, nasihat, semangat, dan pelajaran kepada

penulis selama menempuh studi.

Page 9: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

ix

7. Seluruh Staff kepegawaian Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta wabil khusus Mba Ida dan Mas Miftah yang memberikan

kemudahan dalam hal pengurusan akademik kepada penulis selama

menempuh studi.

8. Kawan-kawan penulis, semua anak-anak KOMPSI wabil khusus bang Ade

Iskandar, Saepudin, Edwin, Hasan Basri dan Mahdi Munif dan kawan-

kawan lainnya Terimakasih atas canda tawa, air mata, dukungan, serta

motivasinya.

9. Teman seperjuangan, serta keluarga Psikologi 2014 khususnya kelas D,

yang memberikan bantuan, dukungan, canda tawanya kepada penulis.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

berkontribusi dalam penelitian ini. Pencapaian ini tidak akan terwujud tanpa

bantuan darikalian semua.

Penulis menyadari bahwa segala bentuk kekurangan yang disengaja maupun tidak

disengaja akan menjadi bahan perbaikan untuk menjadi lebih baik. Penulis

berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada setiap

pembaca.

Jakarta,14 Agustus 2019

Peneliti

Page 10: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS..................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1-8 1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................. 6

1.2.1 Pembatasan Masalah Penelitian ............................................... 6

1.2.2 Perumusan Masalah Penelitian ................................................. 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ..................................................................... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian ................................................................... 8

BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................................. 9-27

2.1 Social loafing .................................................................................... 9

2.1.1 Definisi Social Loafing ............................................................ 9

2.1.2 Dimensi Social Loafing ............................................................ 10

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi Social Loafing .............................. 11

2.1.4 Pengukuran Social Loafing ...................................................... 13

2.2 Kepribadian ....................................................................................... 13

2.2.1 Definisi Kepribadian ................................................................ 13

2.2.2 Dimensi Hexaco ...................................................................... 14

2.2.3 Pengukuran Hexaco ................................................................. 15

2.3 Kohesivitas kelompok ....................................................................... 16

2.3.1 Definisi Kohesivitas Kelompok ............................................... 16

2.3.2 Dimensi Kohesivitas Kelompok ............................................... 17

2.3.3 Pengukuran Kohesivitas Kelompok ......................................... 18

2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................. 18

2.5 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 26

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 28-50 3.1 Populasi dan sampel .......................................................................... 28

3.2 Teknik dan Cara Pengambilan Sampel ............................................... 28

3.3 Variabel Penelitian ............................................................................ 28

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................... 29

Page 11: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

xi

3.5 Pengumpulan Data............................................................................. 31

3.6 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 32

3.6.1 Alat ukur Social Loafing .......................................................... 33

3.6.2 Alat ukur Hexaco ..................................................................... 33

3.6.3 Alat ukur Kohesivitas kelompok .............................................. 34

3.7 Uji Validitas Konstruk ....................................................................... 35

3.7.1 Uji validitas Social Loafing ...................................................... 37

3.7.2 Uji validitas Hexaco................................................................. 38

3.7.3 Uji validitas Kohesivitas kelompok .......................................... 44

3.8 Metode Analisis Data ........................................................................ 48

BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................................................. 51-63

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian .................................................. 51

4.2 Analisis Deskriptif ............................................................................. 52

4.2.1 Kategorisasi variabel ................................................................ 55

4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ............................................................ 56

4.4 Analisis Proporsi Varians ................................................................. 60

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN .............................................. 64-71

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 64

5.2 Diskusi .............................................................................................. 64

5.3 Saran ................................................................................................ 69

5.3.1 Saran Teoritis .......................................................................... 69

5.3.2 Saran Praktis ............................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 72

LAMPIRAN ......................................................................................................... 82

Page 12: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor nilai skala likert .............................................................................. 32

Tabel 3.2 Blue print skala social loafing ................................................................ 33

Tabel 3.3 Blue print skala kepribadian hexaco ....................................................... 34

Tabel 3.4 Blue print skala kohesivitas kelompok .................................................... 35

Tabel 3.5 Muatan faktor item social loafing ........................................................... 38

Tabel 3.6 Muatan faktor item honesty-humility ...................................................... 39

Tabel 3.7 Muatan faktor item emotionally .............................................................. 40

Tabel 3.8 Muatan faktor item extraversion ............................................................. 41

Tabel 3.9 Muatan faktor item agreeableness .......................................................... 42

Tabel 3.10 Muatan faktor item conscientiousness ................................................... 43

Tabel 3.11 Muatan faktor item openess to experience ............................................ 44

Tabel 3.12 Muatan faktor item individual attractions to the group-task .................. 45

Tabel 3.13 Muatan faktor item individual attractions to the group-social ............... 46

Tabel 3.14 Muatan faktor item group integration-task ........................................... 47

Tabel 3.15 Muatan faktor item group integration-social ........................................ 48

Tabel 4.1 Gambaran umum subjek penelitian umum .............................................. 51

Tabel 4.2 Analisis deskrpitif .................................................................................. 54

Tabel 4.3 Rumus kategorisasi................................................................................. 55

Tabel 4.4 Kategorisasi skor variabel ....................................................................... 56

Tabel 4.5 Model summary analisis Regresi ............................................................ 57

Tabel 4.6 Anova pengaruh keseluruhan IV terhadap DV ........................................ 57

Tabel 4.7 Koefisien regresi .................................................................................... 58

Tabel 4.8 Model summary proporsi tiap IV terhadap DV ....................................... 61

Page 13: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ilustrasi Kerangka Berfikir .................................................................. 25

Page 14: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner penelitian............................................................................ 76

Lampiran 2 Lampiran analisis CFA........................................................................ 81

Lampiran 3 Lampiran Output Regresi .................................................................... 91

Page 15: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perguruan tinggi adalah salah satu tahap awal menuju dunia kerja atau sebagai

profesional. Selama perkuliahan mahasiswa dituntut untuk bisa belajar beradaptasi

dengan lingkungan sebelum menuju dunia nyata. Dunia kerja menuntut agar

individu bisa bekerja sama dengan tim atau orang lain. Banyaknya tugas dalam

kehidupan kita membutuhkan upaya kolektif kelompok secara umum, kerja tim

paling sering dikaitkan dengan efek positif mengenai upaya dan kinerja individu

(Høigaard, Säfvenbom, & Tønnessen, 2006).

Bekerja sama dalam tim membuat individu belajar mengenai adaptasi,

produktivitas dan kreativitas yang lebih besar daripada mengerjakan pekerjaaan

secara individu dan menyediakan solusi yang komprehensif, inovatif, dan

komprehensif untuk masalah organisasi (Salas, Sims & Burk, 2005). Dalam

kegiatan perkuliahan, dosen biasanya memberikan tugas kelompok terhadap

mahasiswanya agar bisa bekerjasama dengan orang lain ataupun bisa beradaptasi

dengan lingkungan. Tugas kelompok itu sendiri merupakan tugas yang dikerjakan

dua orang atau lebih yang didalamnya terjadi interaksi dan tujuan yang sama.

Banyak tugas-tugas penting dalam hidup yang hanya dapat dicapai

melalui kerja kelompok. Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan

penyatuan hasil individu anggota. Tim olahraga, dan organisasi adalah beberapa

contoh dari kelompok yang menyatukan usaha individu anggotanya menjadi

sebuah hasil. Banyak tugas yang bisa lebih efisien dan mudah jika dikerjakan

Page 16: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

2

secara berkelompok. Ketika usaha dari setiap individu digabungkan dengan usaha

individu yang lain dalam proses mencapai tujuan yang diinginkan maka proses

penyelesaiannya akan lebih cepat dan hasil yang akan didapatkan akan lebih

maksimal (Aulia dan Saloom, 2013). Tugas kelompok juga bisa meningkatkan

performansi seseorang dimana menurut Floyd Allport (1920; Hogg, 2011; Aulia

dan Saloom, 2013) efek dari kelompok pada performa seseorang adalah social

facilitation, yaitu peningkatan performa yang disebabkan oleh kehadiran orang

lain.

Namun kenyataan yang terjadi berbeda, tidak setiap individu akan

memberikan usaha yang lebih besar ketika ada orang lain atau ketika mereka berada

dalam kelompok. Beberapa individu cenderung memberikan usaha yang lebih

sedikit ketika mereka berada dalam kelompok dan menjadikan kerja kelompok

bisa tidak efektif ketika semua individu tidak mau memberikan kontribusi

terhadap tugas yang diberikan. Individu mungkin telah memutuskan untuk

bermalas-malasan dalam kelompok karena mereka ingin menghemat energi

mereka untuk bekerja sebagai individu (Harkins, Latane, & Williams, 1980).

Kurangnya usaha individu dalam berkelompok dibandingkan mereka sendiri

disebut social loafing.

Berdasarkan hasil survey oleh Wildanto (2016) dengan menggunakan

angket terbuka pada 50 anggota organisasi mahasiswa Fakultas Psikologi UMS,

menunjukkan masalah yang muncul akibat terjadinya social loafing pada

mahasiswa diantaranya sering mengakibatkan tugas tidak maksimal, terdapat

anggota yang mengundurkan diri, kesalahan komunikasi antar anggota dan

Page 17: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

3

konflik antar kelompok itu sendiri. Taylor, Peplau, dan Sears (2006) dalam

bukunya Social Physchology menjelaskan bahwa social loafing menyebabkan

tidak bertanggung jawab dan melemahkan upaya individu dikarenakan individu

berkerja kurang keras sebagai anggota kelompok ketimbang bekerja secara

individual, karena kurang diakui dalam kelompok. Social loafing dapat

menyebabkan produktivitas rendah dan kinerja kelompok yang buruk (Ying, Li,

Jiang, Peng, & Lin, 2014)

Menurut Karau dan Williams (1993), social loafing yaitu pengurangan

motivasi dan usaha yang terjadi ketika individu bekerja secara kolektif dalam

kelompok dibandingkan ketika mereka bekerja secara individu. Social loafing

menurut Chidambaram dan Tung (2005) merupakan fenomena dimana individu

mengurangi usahanya lebih sedikit ketika bekerja dengan orang lain dibanding

saat individu bekerja sendiri. Social loafing akan menghilangkan kesempatan

individu untuk melatih keterampilan dan mengembangkan diri (Liden et al.,

2003).

Penelitian Ringelman (Kravitz & Martin, 1986) dalam tarik tambang,

ditemukan bahwa usaha kolektif tim tarik tambang hanya setengah dari jumlah

keseluruhan usaha individu yang terlibat. Ini didukung hasil penelitian Bib Latane,

Kipling Williams, dan Stephen Harkins (1979) yang melakukan penelitian

terhadap kelompok yang terdiri dari 6 orang. Ketika mereka diarahkan untuk

berteriak dan bertepuk tangan “sekeras mungkin” hasilnya kurang dari tiga kali

yang dihasilkan ketika mereka sendiri.

Social loafing dapat diakibatkan karena adanya ketidakinginan dalam

Page 18: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

4

merespon sebuah kelompok, bukan dipandang sebagi sebuah ketidakmampuan.

Ketidakinginan individu dalam merespon tugas salah satunya diakibatkan oleh

karakter dari individu itu sendiri. Kepribadian merupakan pola,sifat, atribut, dan

karakteristik yang relatif konsisten yang membuat seseorang berperilaku secara

berkelanjutan (Ziapour et al., 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Ziapour et al. (2014) bahwa ciri-ciri

individu terutama big five personality efektif dalam hal efisiensi kelompok.

Penelitian yang dilakukan oleh Amir et al. (2014) mengatakan bahwa sifat-sifat

kepribadian harus dipertimbangkan dalam pembentukan kelompok, karena

individu akan memiliki efek terhadap kinerja kelompok. Ketika mereka dapat

berkolaborasi dengan baik tentunya akan akan mengurangi terjadinya social

loafing. Hasil penelitian oleh Ulke dan Bilgic pada tahun 2011 bahwa dua dimensi

dari big five yang mempunyai hubungan signifikan yaitu extraversion dan

neuroticism. Penelitian oleh Ziapour et al. pada tahun 2014 menyatakan empat

dari lima dimensi big five yang berkolerasi signifikan. Dalam penelitian tersebut

hanya agreeableness yang berkolerasi tidak signifikan.

Tidak semua penelitian menggunakan kelima faktor kepribadian dalam big

five personality, dan tidak semua dimensi mempunyai korelasi signifikan dengan

social loafing. Penelitian yang dilakukan oleh Klehe dan Anderson (2007), hanya

mengambil tiga dimensi yaitu openess, conscientiousness, agreeableness dan

tidak satupun yang menunjukkan hasil yang signifikan dengan social loafing.

Penelitian Schippers (2014) hanya menggunakan conscientiousness dan

agreeableness hasilnya keduanya berpengaruh negatif signifikan. Karena alasan

Page 19: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

5

inilah peneliti ingin melakukan penelitian ulang. Namun dalam kesempatan kali

ini penulis akan melakukan penelitian menggunakan kepribadian dimana hexaco

merupakan pengembangan dari big five. Hexaco merupakan model kepribadian

yang terdiri dari enam dimensi (Ashton et al., 2007). Empat dimensi hexaco

memiliki kesamaan dengan big five yaitu extraversion, conscientiousness,

agreeableness dan openness to experience. Perbedaan antara big five dan hexaco

yaitu terdapat penambahan dimensi honesty-humanity serta diubahnya

neuroticism ke emotionally.

Terdapat faktor eksternal merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

terjadinya tindakan social loafing. Salah satu faktor eksternal tersebut yaitu

kohesivitas kelompok. Dampak dari social loafing dapat memunculkan

kesenjangan dalam kelompok, menurunkan potensi individu, mempengaruhi

perfoma individu, kehadiran dan kepuasan kelompok (Duffy & Shaw, 2000).

Kohesivitas keompok atau kelekatan antar kelompok telah lama dikenal sebagai

variabel penting sehubungan dengan social loafing (Mudrack, 1989). Hampir

semua penelitian mengenai kohesivitas kelompok selalu dikaitkan dengan

performa kelompok berhubungan positif signifikan dengan kinerja kelompok dan

memiliki korelasi negatif terhadap social loafing (Fitriana, 2017).

Peneltian yang dilakukan oleh Lam (2015) yang menggunakan dimensi

kohesivitas tugas (task cohesion) menunjukkan bahwa kualitas komunikasi dan

model task cohesion secara signifikan mengurangi social loafing. Jika individu

tidak menyukai anggota yang lain dan tidak merasa kelekatan yang kuat mereka

lebih mungkin untuk terlibat dalam social loafing. Social loafing hanya terjadi

Page 20: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

6

pada kelompok yang tidak kohesif atau berkohesivitas rendah. Hal ini didukung

oleh penelitian oleh (Karau & Williams, 1997) bahwa anggota kelompok

noncohesive cenderung mengurangi upaya kolektif mereka dan melakukan social

loafing. Artinya bahwa kelompok non-kohesif melakukan tugasnya dengan buruk,

sehingga menunjukkan social loafing. Berbeda dengan kelompok yang

nonkohesif, kelompok yang kohesif cenderung mampu bekerja sama. Individu

mampu bekerja sama seperti mereka bekerja secara individual.

Berdasarkan uraian diatas, bahwa penelitian ini cukup penting untuk

dilakukan. Terjadinya social loafing saat mengerjakan tugas dikalangan

mahasiswa tentunya akan merugikan seluruh pihak, akan menghilangkan

kesempatan individu untuk melatih keterampilan dan tentunya akan berimbas

pada performance seseorang yang nantinya akan memasuki dunia kerja. Jika

sebelumnya penelitian–penelitian terdahulu hanya melakukan penelitian eksternal,

sehingga peneliti ingin menambahkan aspek internal yang dapat mempengaruhi

social loafing. Maka penulis ingin meneliti tentang “Pengaruh Kepribadian dan

Kohesivitas Kelompok terhadap Social Loafing”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar peneliti lebih terfokus, terarah dalam

membahas pokok bahasan. Oleh karena itu, peneliti memfokuskan pada

pembahasan atas beberapa masalah pokok yang dibatasi dalam konteks

permasalah yang terdiri dari :

Page 21: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

7

1. Social loafing

Social loafing yaitu fenomena dimana individu mengurangi usahanya lebih

sedikit ketika bekerja dengan orang lain dibanding saat individu bekerja

sendiri Chidambaram dan Tung (2005).

2. Kepribadian

Kepribadian merupakan pola sifat dan karakteristik tertentu, yang relatif

permanen, baik konsistensi maupun individualitas pada perilaku seseorang

Feist dan Feist (2010).

3. Kohesivitas Kelompok

Menurut Carron, Brawley, dan Widemeyer (1985) kohesivitas kelompok

adalah keadaan individu merasa ia mempunyai kedekatan emosional

dengan anggota kelompok yang lain, dan merasa nyaman berada didalam

organisasi dan sulit meninggalkan organisasinya.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh yang siginifikan kepribadianh dan kohesivitas

kelompok terhadap social loafing?

2. Variabel manakah yang paling besar pengaruhnya terhadap pada social

loafing?

3. Berapakah proporsi varians yang diberikan oleh masing-masing dimensi

dari variabel bebas?

Page 22: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

8

1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka

tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh kepribadian hexaco dan

kohesivitas kelompok terhadap social loafing.

2. Mengetahui variabel mana yang memiliki pengaruh paling besar terhadap

social loafing.

3. Mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing variabel bebas

kepribadian hexaco dan kohesivitas kelompok terhadap social loafing.

1.3.2. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan pemahaman lebih dalam perilaku

social loafing khususnya berkaitan dengan variabel yang diteliti.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi atau saran ntuk

pengajar (guru atau dosen) dalam memberikan tugas kelompok agar tugas kelompok

dapat maksimal. Selain itu diharapkan agar penelitian ini juga dapat mengurangi

atau mencegah perilaku social loafing pada kalangan mahasiswa, agar mahasiswa

dapat melakukan kerja kelompok dengan maksimal.

Page 23: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Social Loafing

2.1.1 Definisi Social Loafing

Pertama kali Latane et al. (1979) mendefinisikan social loafing sebagai penurunan

upaya individu ketika tampil/bekerja dalam kelompok dibandingkan dengan

ketika mereka melakukannya sendiri. Definisi Latane et al sebenarnya berawal

dari penelitian Maximilian Ringelmann pada 1927 ketika dia melakukan

penelitian terhadap sekelompok orang yang menarik tali. Ketika jumlah orang

yang menarik tali bertambah, usaha untuk menarik tali tersebut lebih besar (David

& Barbara 1986). Namun Ringelmann menemukan usaha yang dikeluarkan

masing-masing orang berkurang. Menurut Ringelmann (dalam Latane et al.,

1979) social loafing berarti penurunan usaha individu atau seseorang ketika ia

bekerja dalam kelompok dibandingkan dengan ketika ia bekerja seorang diri.

Pengertian lain dari social loafing adalah kecenderungan untuk

mengurangi upaya yang dikeluarkan individu ketika bekerja dalam kelompok

dibandingkan ketika bekerja secara individual (Karau & Williams, 1993). Adapun

istilah yang digunakan untuk social loafing adalah social laziness (kemalasan

sosial), sloth (kemalasan), loserly (kehilangan semangat atau motivasi, inaction

(ketidakgiatan/lamban), inegligence (kelalaian) (Ziapour et al., 2014). Kemudian

menurut Chidambram dan Tung (2005) social loafing mengacu pada perilaku

dimana seorang individu cenderung untuk mengerahkan usaha yang lebih sedikit

ketika bekerja dengan orang lain daripada ketika bekerja sendiri. Menurut Ying,

Page 24: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

10

Li, Jiang, Peng, dan Lin (2014) social loafing fenomena dimana individu

mengurangi usahanya ketika bekerja dalam kelompok dibanding saat individu

bekerja sendiri. Social loafing didefinisikan sebagai kecenderungan untuk

mengurangi motivasi dan usaha yang muncul ketika individu bekerja secara

kolektif dalam kelompok daripada ketika mereka bekerja sendirian (Aulia &

Saloom, 2013)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa social loafing individu

cenderung akan mengurangi keahlian atau kemampuan ketika mengerjakan tugas

berkelompok ketimbang saat mereka mengerjakan tugas secara individu. Dalam

kajian literatur yang telah dilakukan, hampir semua mengacu dan berpegang pada

penelitian pertama yang dilakukan oleh Latane, Williams dan Harkins (1979)

dalam mendefinisikan social loafing. Namun dalam penelitian kali ini penulis

akan memilih definisi social loafing menurut Chidambaram dan Tung (2005)

yaitu fenomena dimana individu mengurangi usahanya lebih sedikit ketika bekerja

dengan orang lain dibanding saat individu bekerja sendiri.

2.1.2 Dimensi social loafing

Menurut Chidambaram dan Tung (2005) social loafing memiliki 2 aspek yaitu :

1. Dillution effect

Individu akan mengurangi usahanya dalam kelompok karena merasa

kontribusinya kecil dalam kelompok atau karena mereka merasa penghargaan

untuk kelompok bukan hasil dari pekerjaan mereka. Artinya kurangnya

motivasi individu berpengaruh dalam social loafing. Jika motivasi dalam

berkelompok kurang maka individu akan mengurangi keterlibatan dalam

Page 25: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

11

bekerja dalam kelompok. Dapat disimpulkan jika individu mengangganggap

kontribusinya tak berdampak bagi kelompok atau kelompok menganggap

kurang kontribusinya, maka individu cenderung akan melakukan social

loafing.

2. Immediacy gap

Individu akan melakukan social loafing jika merasa dirinya terasing dari

kelompok. Immediacy gap menjelaskan bahwa semakin jauh jarak individu

dengan pekerjaannya maka di sisi lain jarak individu dengan anggota

kelompok yang lain juga semakin jauh. Hal ini didasari dari kedekatan

kelompok dan interaksi antar kelompok. Jika individu kurang memiliki

kedekatan dengan kelompok atau terisolasi dan kelompok juga kurang

mengajak individu untuk terlibat dalam tugas kelompok.

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi social loafing

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya social loafing berdasarkan

penelitian-penelitian sebelumnya baik faktor internal dan eksternal.

Faktor Internal

1. Mempertimbangkan karakteristik individu (Ziapour et al., 2014) dalam hal

ini berkaitan dengan kepribadian seseorang.

2. Kehilangan motivasi dalam mengerjakan tugas kelompok merupakan salah

satu terjadinya social loafing (Kerr, 1993). Semakin tinggi motivasi

individu, maka tingkat social loafingnya rendah.

3. Jenis Kelamin merupakan salah satu faktor penyebab social loafing. Laki-

laki memiliki potensi yang lebih besar untuk melakukan social loafing

Page 26: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

12

dibandingkan perempuan. Hal ini dikarenakan perempuan umumnya

berorientasi pada menjaga koordinasi kelompok (kugihara, 1999).

4. Komunikasi merupakan salah satu faktor penyebab social loafing (Lam,

2015). Pentingnya komunikasi antar kelompok mempunyai peran penting

mencegah terjadinya social loafing.

Faktor Eksternal

1. Mudahnya tugas kelompok dan jenis tugas akan memicu terjadinya

tindakan social loafing (Liden et al., 2003). Semakin sulit tugas kelompok,

individu akan cenderung bahu-membahu untuk membahu untuk

menyelesaikan tugas.

2. Evaluasi kinerja, seseorang akan lebih mungkin untuk melakukan social

loafing apabila kinerjanya didalam tidak dievaluasi, baik itu dari rekan

kerja atau pemberi tugas (Harkins & Szymanski, 1989).

5. Semakin banyak anggota kelompok akan meningkatkan kecenderungan

seseorang untuk melakukan social loafing (Latane, Williams & Harkins,

1979). Banyaknya jumlah kelompok menyebabkan pembagian tugas yang

tidak jelas.

6. Tujuan kelompok yang tidak dibuat maksimal menyebabkan sesorang

melakukan social loafing karena menganggap kelompok akan mudah

menyelesaikan tugas, dan individu tidak perlu mengeluarkan usaha lebih

banyak (Latane, Williams & Harkins, 1979).

7. Ketidaklekatan antar anggota kelompok atau kelompok yang tidak kohesif

juga dapat mempengaruhi social loafing (Karau & Williams, 1997).

Page 27: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

13

Berbanding terbalik jika kelomppok mempunyai kohesivitas tinggi,

individu akan bekerja sama secara optimal untuk menegerjakan tugas

kelompok.

8. Ketidakjelasan dalam pembagian tugas (George, 1992). Tidak adanya

pembagian tugas yang spesifik akan membuat anggota dalam kelompok

mudah untuk melakukan social loafing.

2.1.4 Pengukuran social loafing

Terdapat beberapa macam alat ukur yang digunakan untuk mengukur social

loafing seperti (SRSLQ) Social Loafing Questionnaire yang dikembangkan oleh

Høigaard et al. (2010) yang menjadi sampel adalah atlet. Terdapat juga alat ukur

Social Loafing Tendency Questionnaire (SLTQ) yang dikembangkan oleh Ying,

Li, Jiang, Peng, dan Lin (2014). Selama ini banyak terdapat pengukuran social

loafing menggunakan alat ukur dari George (1992) yang terdiri dari 10 item.

Mempunyai dimensi yang sama namun sampel penelitian yang berbeda.

Maka dari itu penulis akan menggunakan alat ukur yang digunakan oleh

George (1992) yang diadaptasi dalam jurnal Extrinsic and Intrinsic Origins of

Perceived Social Loafing in Organizations. Terdiri dari 10 item dan dalam

penelitiannya menggunakan sample mahasiswa. Penulis akan menggunakan Skala

Likert 4 point dimana pernyataan 1=sangat tidak sesuai sampai 4=sangat sesuai.

2.2 Kepribadian

2.2.1 Definisi Kepribadian

Kepribadian atau personality dalam bahasa Latine persona diartikan sebagai

topeng yang dikenakan oleh aktor drama yunani kuno. Menurut Allport

Page 28: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

14

(Suryabrata, 2002) kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai

sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri

terhadap lingkungan. Feist dan Feist (2010), dalam bukunya megungkapkan

bahwa kepribadian (personality) adalah pola sifat dan karakteristik tertentu, yang

relatif permanen, baik konsistensi maupun individualitas pada perilaku seseorang.

Menurut Pervine, Corvone dan John (2010) kepribadian adalah

karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi perasaan,

pemikiran dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Kepribadian merupakan

pola,sifat, atribut, dan karakteristik yang relatif konsisten yang membuat

seseorang berperilaku secara berkelanjutan (Ziapour et al., 2014). Terdapat cukup

banyak struktur kepribadian yang telah dikonstruk oleh banyak penulis, salah

satunya adalah kepribadian hexaco. Hexaco merupakan pengembangan dari

struktur kepribadian big five yang terdapat penambahan satu dimensi (enam

dimensi) yaitu honesty-humility serta diubahnya dimensi big five yaitu

neuroticism menjadi emotionally (Ashton & Lee, 2007). Penulis akan

menggunakan struktur kepribadian hexaco dalam penelitian kali ini.

2.2.2 Dimensi hexaco

Ashton dan Lee (2007) Hexaco terdiri dari enam dimensi atau faktor pada

individu, ke-enam dimensi yang dimaksud adalah :

1. Dimensi Honesty-humility (H) biasanya didefinisikan oleh kejujuran, keadilan,

rendah hati dan tulus dalam bekerja sama (Ashton & Lee, 2007). Penambahan

dimensi Honesty-humility adalah salah satu yang terpenting dalam karakteristik

model HEXACO, dan merupakan salah satu perbedaan utama dari kepribadian

Page 29: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

15

Big Five atau Model Lima Faktor atau Five Factor Model (FFM).

2. Emotionality (E) didefinisikan oleh karakteristik seperti kegelisahan, ketakutan

dan ketergantungan (Ashton & Lee, 2009). Selain itu menunjukkan pribadi

yang sering menolak (Ashton & Lee, 2007).

3. Extraversion (X) adalah individu menyukai hal-hal berbau sosial seperti

bersosialisasi, kepemimpinan dan hiburan (Ashton & Lee, 2007). Individu ini

terkait dengan sifat ekspresif, banyak bicara, ramah dan ceria (Ashton & Lee,

2009).

4. Agreeableness (A) adalah individu yang mempunyai kecenderungan untuk

memaafkan dan toleran terhadap orang lain, dapat bekerja sama dengan orang

lain walau ia merasa telah dimanfaatkan (Ashton & Lee, 2007).

5. Conscientiousness (C) Individu ini menyukai hal-hal yang berhubungan

dengan tugas seperti pekerjaan, perencanaan dan organisasi (Ashton & Lee,

2007). Dikonseptualisasikan sebagai memiliki empat segi yaitu teratur, rajin,

perfeksionis, dan bijaksana (Ashton & Lee, 2009).

6. Openness to Experience (O) memiliki karakteristik, yaitu mencintai keindahan,

memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, kreatif, dan tidak konvensional. Individu

ini menyukai hal-hal berkaitan dengan ide seperti belajar, berfikir dan imajinasi

(Ashton & Lee, 2007).

2.2.3 Pengukuran Hexaco

Dalam mengukur kepribaidan hexaco terdapat alat ukur Hexaco Inventory Revised

(HEXACO–PI– R). HEXACO–PI–R memiliki tiga bentuk: 200 item, 100 item

dan 60 item. Namun penulis dalam penelitian kali ini akan menggunakan Brief

Page 30: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

16

Hexaco Inventory (BHI), karena banyaknya item yang terdapat dalam HEXACO–

PI–R mencapai ratusan item. Alat ukur BHI hanya memiliki 24 item dengan 4

item untuk masing-masing aspek yang dimiliki. BHI merupakan kuesioner

pertama yang mengoperasionalkan enam model kepribadian hexaco (Vries, 2013).

Skala ini disusun berdasarkan indikator tertentu yang terdapat pada aspek–aspek

tipe kepribadian yaitu: honestly-humanity, emotionally, extraversion,

agreeableness, conscientiousness dan openness to experience.

2.3 Kohesivitas Kelompok

2.3.1 Definisi Kohesivitas Kelompok

Menurut Carron, Brawley, dan Widemeyer (1985) kohesivitas kelompok adalah

keadaan individu merasa ia mempunyai kedekatan emosional dengan anggota

kelompok yang lain, dan merasa nyaman berada didalam organisasi dan sulit

meninggalkan organisasinya. Kohesivitas kelompok sendiri berkorelasi positif

dengan kinerja kelompok. Goodman et al. (1987; Hoigard et al., 2006)

menyatakan bahwa kohesivitas menyatukan energi dan upaya individu yang akan

dialokasikan anggota ke tugas kelompok. Kohesivitas adalah sifat dasar dari suatu

kelompok yang menyebabkan “keterikatan bersama” dengan keseragaman

perilaku, dukungan timbal balik antara anggota, solidaritas, semangat khusus,

semangat tim dan moral (Hogg & Vaughan, 2011).

Menurut Taylor et al. (2006) mendefinisikan kohesivitas kelompok adalah

karakteristik dari kelompok secara keseluruhan, dan berasal dari tingkat komitmen

dari individu dalam kelompok. Baron dan Byrne (2005) mengungkapkan bahwa

kohesivitas kelompok merupakan faktor-faktor yang menyebabkan anggota

Page 31: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

17

kelompok bertahan dalam kelompok. Dalam penelitian kali ini, penulis akan

menggunakan definisi menurut Carron, Brawley, dan Widemeyer (1985)

2.3.2 Dimensi kohesivitas kelompok

Menurut Carron, Brawley, dan Widemeyer (dalam Eys, Lougheed, Bray, Carron

2009) kohesivitas kelompok mempunyai empat dimensi yaitu :

1. Individual Attractions to The Group–Task (daya tarik individu pada kelompok

tugas) ketertarikan individu masing – masing anggota pada kelompok dan

melibatkan pribadinya dalam aspek tugas kelompok. Setiap individu dalam

kelompok merasa kelompok adalah sebuah keluarga, tim, dan komunitasnya

serta memiliki kesamaan dalam menyelesaikan tugas – tugas kelompok.

2. Individual Attraction to The Group–Social (daya tarik individu pada kelompok

sosial) ketertarikan individu masing – masing anggota pada kelompok dan

melibatkan pribadinya dalam aspek hubungan sosial. Dorongan yang

menjadikan anggota kelompok selalu berhubungan.

3. Group Integration–Task (integrasi kelompok tugas) keterpaduan anggota

kelompok dari tingkat kelompok yang melakukan kesatuan individu yang

meliputi aspek tugas. Individu melakukan kerjasama dalam melaksanakan

tugas – tugas kelompok sebagai upaya untuk mencapai tujuan.

4. Group Integration–Social (integrasi kelompok sosial) keterpaduan anggota

kelompok dari tingkat kelompok yang melakukan kesatuan individu meliputi

aspek sosial. Individu memiliki keinginan yang lebih besar untuk bekerja sama

dalam kelompok sosil untuk mencapai tujuan kelompok.

Page 32: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

18

2.3.3 Pengukuran kohesivitas kelompok

Skala kohesivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Group

Evironment Questionnaire (GEQ) yang dikembangkan oleh Carron et al. pada

tahun 2002, namun dikembangkan kembali pada tahun 2009 pada kelompok

olahraga. Alasan menggunakan alat ukur ini adalah karena dimensi – dimensi

yang digunakan sangat berkaitan erat dengan tindakan social loafing. Skala terdiri

dari 18 item, Item – item tersebut diadaptasi dan akan disesuaikan dengan konteks

penelitian yang ada di Indonesia. Pada skala yang telah diadaptasi, mahasiswa

diminta untuk memberikan tanggapan berupa respon jawaban dimana mahasiswa

akan diberikan empat jawaban (Skala Likert) 4 point dimana pernyataan 1 = sangat

tidak sesuai sampai 4 = sangat sesuai.

2.4 Kerangka Berpikir

Adanya tugas kelompok bertujuan untuk meringankan tugas individu karena

beban tugas bisa dibagi – bagi pada tiap anggota kelompok sehingga tidak

memberatkan tiap individu. Ada juga yang beranggapan banyak tangan makan

semakin cepat atau gampang menyelesaikan tugas. Pada kenyataanya tidak semua

anggota kelompok berkontribusi secara totalitas dalam tugas kelompok.

Penyebab dari social loafing sendiri bermacam–macam. Adapun beberapa

penyebab social loafing sendiri yaitu ketidak jelasan pembagian tugas yang

menyebabkan individu dalam kelompok merasa sudah ada yang mengerjakan. Hal

itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh George pada 1992 yaitu

ketidakjelasan dalam pembagian tugas. Penelitian lain menyebutkan bahwa

komunikasi mempengaruhi social loafing (Lam, 2015), sifat-sifat dalam

Page 33: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

19

kepribadian sesorang mempengaruhi banyak aspek kinerja (Ziapour et al., 2014).

Social loafing cenderung terjadi karena kinerja kelompok tidak dievaluasi, baik

dari pemberi tugas ataupun rekan satu kelompok (Harkins & Szymanski, 1989),

adanya ketidaklekatan antar kelompok noncohesiveness (Mudrack, 1989), adanya

ketidakjelasan pembagian tugas (George, 1992), adanya perbedaan gender dimana

laki-laki cenderung melakukan social loafing (Kugihara, 1999), dan besarnya

jumlah anggota dalam kelompok (Latane, Williams, & Harkins, 1979).

Salah satu faktor prediktif utama dalam social loafing adalah

mempertimbangkan karakteristik individu (Ziapour et al. 2014) dalam hal ini

berkaitan dengan kepribadian seseorang. Dalam penelitian yang berjudul

“Investigating the Role of the big five on the Social Loafing of Information

Technology Workers” oleh Ulke dan Bilgic dilakukan pada tahun 2011 yang

dilakukan di Turki, menggunakan kelima dimensi big five yaitu Openness,

Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, dan Neuroticism namun hanya

dua dimensi saja yang memiliki hubungan yang signifikan, yaitu dimensi

extraversion dan neuroticism. Dalam penelitian lain yang dilakukan pada tahun

2014 oleh Ziapour et al. yang dilakukan di Iran dengan Judul Penelitian

”Association between Personality Traits and Social Laziness” menyatakan hanya

4 dari 5 dimensi big five yang berkorelasi signifikan.

Salah satu hipotesis penulis terhadap penelitian ini adalah bahwa social

loafing dipengaruhi oleh kepribadian. Karena penulis menganggap bahwa dalam

setiap pemilihan anggota kelompok, individu cenderung memilih anggotanya

berdasarkan kepribadian yang akan berpengaruh pada hasil kelompok. Perbedaan

Page 34: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

20

hasil penelitian diatas membuat peneliti tertarik dalam melakukan penelitian

menggunakan kepribadian. Namun penelitian kali ini, penulis menggunakan hexaco

sebagai independent variable dalam mengukur kepribadian, yang memiliki enam

dimensi yang membedakan mahasiswa berdasarkan kecenderungan dalam

berperilaku, yaitu honesty-humility, emotionality, extraversion, agreeableness,

conscientiousness dan openness to experience.

Mahasiswa dengan trait kepribadian honesty-humility (H) memiliki

karakteristik tulus, adil, tidak serakah dan sopan (Ashton & Lee, 2007) sehingga

penulis menduga bahwa dimensi honesty-humility memiliki arah pengaruh yang

negatif signifikan dengan perilaku social loafing. Maksudnya dimensi honesty-

humility rendah maka mahasiswa cenderung melakukan social loafing. Mengakui

bahwa pekerjaan orang lain adalah menjadi pekerjaannya (tidak jujur), seolah-

olah mahasiswa tersebut ikut berperan dalam mengerjakan tugas kelompok.

Kelompok atau organisasi akan runtuh karena praktik yang tidak jujur (Rafi et al.,

2013). Apabila dimensi honesty-humility yang mendominasi dalam diri individu,

maka semakin kecil kemungkinan individu tersebut melakukan perilaku social

loafing. Individu yang memiliki tipe kepribadian honesty-humlity tanggung jawab

sebagai anggota kelompok. Inidvidu dengan trait ini akan mengedepankan

kejujuran dalam kelompok dan ketulusan membantu kelompok.

Trait kepribadian emotionality (E) memiliki karakteristik seperti

kegelisahan, ketakutan, sentimentalitas, ketergantungan, dan reaktivitas emosional

(Ashton & Lee, 2007). Mahasiswa yang sering gelisah dan memiliki rasa takut

yang besar, akan lebih mudah menyerah pada saat bekerja dalam kelompok.

Page 35: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

21

Individu akan merasakan ketergantungan dalam bekerja kelompok untuk

kepentingan semata-mata untuk menenangkan dirinya. Individu yang memiliki

tipe kepribadian emotionality tinggi diprediksi akan melakukan perilaku social

loafing. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian menggunakan big five oleh Ulke

dan Bilgic pada 2011 yang menemukan bahwa kepribadian neuroticism

berkolerasi positif signifikan dengan social loafing.

Mahasiswa dengan kepribadian extraversion (X) memiliki kepribadian

senang berbicara, suka menjadi pusat perhatian, ramah dan suka bersosialisasi

(Ashton & Lee, 2007). Hal ini tentu disebabkan karena, pada umumnya orang

yang senang berbicara (banyak omong) dengan memberikan saran atau masukan

namun tidak disertai tindakan yang mengakibatkan hasil tugas tidak maksimal.

Hal ini didukung dengan penelitian Ulke dan Bilgic (2011) yang menyebutkan

tipe kerpibadian extraversion memiliki hubungan positif signifikan dengan social

loafing. Individu yang memiliki tipe kepribadian extraversion diprediksi

melakukan social loafing.

Trait kepribadian agreeablenes (A) memiliki sifat pemaaf, mudah percaya,

toleran, serta merupakan pribadi yang penuh kehangatan (Ashton & Lee, 2007).

Trait ini memiliki faktor penting dalam performa kelompok dikarenakan memiliki

sifat yang hangat dan kooperatif dalam kelompok, hal ini tentunya akan sangat

membantu dalam menyelesaikan tugas. Individu yang memiliki tipe kepribadian

agreeableness cenderung enggan untuk melakukan perilaku social loafing. Hal

tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Schippers (2014) bahwa

kepribadian agreeableenes berkorelasi negatif signifikan dengan social loafing.

Page 36: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

22

Trait kepribadian conscientiousness (C) memiliki karakteristik teliti, hati-

hati, berambisi dan tekun (Ashton & Lee, 2007). Mahasiswa yang teliti cenderung

akan menunjukkan produktivitas yang lebih besar daripada mahasiswa yang tidak

teliti. Hal ini tentunya akan sangat membantu dalam menyelesaikan tugas dan

mencegah terjadinya melakukan social loafing. Individu yang memiliki tipe

kepribadian conscientiousness, cenderung enggan melakukan social loafing. Hal

tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Schippers (2014) bahwa

kepribadian conscientiousness berkorelasi negatif signifikan dengan social

loafing.

Trait kepribadian openness to experience (O) memiliki karakteristik pribadi

yang terbuka, imajinasi yang tinggi, fleksibel, dan memiliki rasa ingin tahu yang

tinggi (Ashton & Lee, 2007). Individu ini sering digambarkan sebagai orang yang

menyukai hal - hal baru dan out of the box. Mahasiswa dengan kecenderungan

tinggi pada kepribadian openness to experience dapat mudah beradaptasi dengan

lingkungannya. Individu tersebut menyukai bekerja dalam kelompok karena akan

mendapatkan pengalaman belajar baru dalam kelompok tersebut yang menjadikan

berpartisipasi aktif dalam tugas. Individu yang memiliki tipe kepribadian

openness to experience akan cenderung enggan melakukan perilaku social

loafing. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ziapour et al.

(2014) bahwa kepribadian openness berkorelasi negatif signifikan dengan social

loafing.

Selain faktor diatas, masih terdapat penyebab terjadinya social loafing yaitu

tidak adanya kelekatan anggota kelompok atau noncohesiveness. Variabel ini

Page 37: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

23

cukup kuat dalam mempengaruhi perilaku social loafing, salah satu penelitian

menurut Høigaarda, Ingve Toftelanda dan Yngvar Ommundsenb (2006) yang

berjudul “The Effect of Team Cohesion on Social Loafing in Relay Teams”.

Adapun penelitian pertama yang dilakukan pada variabel ini oleh Karau dan Hart

(1998) yang berjudul “Group Cohesiveness and Social Loafing: Effect of a Social

Interaction Manipulation on Individual Motivation Within Groups”.

Penelitian mengenai kohesivitas kelompok, erat kaitannya dengan olahraga

tim. Karena dalam olahraga tim, mereka membutuhkan kekompakan. Hampir

semua penelitian olahraga kohesivitas kelompok yang dikaitkan dengan performa

kelompok berhubungan positif signifikan Carron et al. (2002; Hoigaard,

Safvenbom, dan Tonnesen (2014). Kohesivitas kelompok yang tinggi sangat

membantu dalam kinerja yang lebih baik. Karau dan Hart (1998) menyatakan

bahwa jika individu tidak menyukai anggota yang lain dan tidak merasa kelekatan

yang kuat, mereka lebih mungkin untuk terlibat dalam social loafing. Social

loafing ditemukan hanya terjadi pada kelompok – kelompok yang tidak kohesif

atau berkohesivitas rendah.

Keterkaitan antara kohesivitas kelompok dengan tindakan social loafing

dapat ditemukan beberapa penelitian terdahulu. Penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Hoigard, Safvenbom, dan Tonnessen (2006) yang menyatakan

bahwa individual attarction to group-task (ATG-T) merupakan variabel yang

secara signifikan mempengaruhi social loafing. Hal ini disebabkan oleh

peningkatan motivasi intrinsik dari para anggota organisasi kedaerahan sehingga

mengurangi anggapan bahwa rekan kerjanya akan melakukan social loafing.

Page 38: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

24

Penelitian yang dilakukan oleh (Aulia dan Saloom, 2013) menggunakan empat

dimensi kohesivitas kelompok dan hanya dua dimensi yang memiliki pengaruh

signifikan terhadap social loafing yaitu individual attarction to group-social

(ATG-S) dan individual attraction to group-task (ATG-T),

Penelitian yang dilakukan oleh Hoigaard, Safvenbom, dan Tonnesen (2014)

yang berjudul “The Relationships Between Group Cohesion, Group Norms and

Perceived Social Loafing in Soccer Teams”. Lalu penelitian yang dilakukan oleh

Lam (2015) dengan judul penelitian “The Role of Communication and Cohesion

in Reducin Social Loafing in Group Projects. Business and Proffesional

Communication Quarterly”. Hasil penelitian Hoigaard, Safvenbom, dan Tonnesen

(2014) dan Lam (2015) menyatakan bahwa kohesivitas kelompok memiliki

hubungan yang signifikan dengan social loafing.

Atas dasar inilah penulis ingin melihat apakah Dimensi Kepribadian dan

Kohesivitas Kelompok Mempengaruhi Social Loafing Mahasiswa. Secara

singkatnya kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Page 39: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

25

Gambar 2.1 Ilustrasi Kerangka Berfikir

Social

Loafing

Group Integration–

Social

Group Integration–

Task

Individual Attraction to

The Group–Social

Individual Attractions

to The Group–Task

Kohesivitas Kelompok

Openeness to Experience

Conscientiousness

Agreableness

Extraversion

Emotionally

Honesty-Humility

Hexaco

Page 40: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

26

2.5 Hipotesis Penelitian

H1 : Ada pengaruh yang signifikan kepribadian (honesty-humility, emotionally,

extravertion, agreeableness, conscientiouness dan openness) dan kohesivitas

kelompok (individual attractions to the group – task, individual attraction to the

group – social, group integration – task dan group integration – social) terhadap

social loafing mahasiswa.

H2 : Ada pengaruh yang signifikan kepribadian honesty-humility terhadap social

loafing

H3 : Ada pengaruh yang signifikan kepribadian emotionally terhadap social

loafing.

H4 : Ada pengaruh yang signifikan kepribadian extravertion terhadap social

loafing.

H5 : Ada pengaruh yang signifikan kepribadian agreeableness terhadap social

loafing.

H6 : Ada pengaruh yang signifikan kepribadian conscientiousness terhadap

social loafing.

H7 : Ada pengaruh yang signifikan kepribadian openness to experience terhadap

social loafing.

H8 : Ada pengaruh yang signifikan kohesvitas kelompok (individual attractions

to the group–task) terhadap social loafing.

H9 : Ada pengaruh yang signifikan kohesvitas kelompok (individual attraction to

the group–social) terhadap social loafing.

Page 41: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

27

H10 : Ada pengaruh yang signifikan kohesvitas kelompok ( group integration-

task) terhadap social loafing.

H11 : Ada pengaruh yang signifikan kohesvitas kelompok (group integration–

social) terhadap social loafing.

Page 42: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

28

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif di 11 fakultas

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 33.291

orang. Terdiri dari fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan (FITK), fakultas adab dan

humaniora (FAH), fakultas ushuluddin dan filsafat (FUF), fakultas syariah dan

hukum (FSH), fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi (FIDKOM), fakultas

dirasat islamiyah (FDI), fakultas psikologi (FPSI), fakultas ekonomi dan bisnis

(FEB), fakultas sains dan teknologi (FST), fakultas kedokteran dan ilmu

kesehatan (FKIK), fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP). Total penelitian

ini membagikan 360 instrumen, namun jumlah yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah 232 orang.

3.2 Teknik dan Cara Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-

probability sampling dimana seluruh anggota populasi tidak memiliki peluang

yang sama untuk menjadi sampel.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang bervariasi dari satu kasus ke kasus yang lain.

Adapun variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel terikat (dependent variabel) dalam penelitian ini adalah Social

Loafing pada Mahasiswa (Y).

2. Variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini adalah:

Page 43: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

29

Kepribadian hexaco

1) Honesty-humility (X1)

2) Emotionally (X2)

3) Extravertion (X3)

4) Agreeableness (X4)

5) Conscientiouness (X5)

6) Openness to experience (X6)

Kohesivitas Kelompok

1) Individual Attractions to The Group – Task (X7)

2) Individual Attraction to The Group – Social (X8)

3) Group Integration – Task (X9)

4) Group Integration – Social (X10)

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat dalam penelitian kali ini adalah social loafing yaitu berkrangnya

usaha individu ketika bekerja dengan orang lain dibanding saat individu bekerja

sendiri.

2. Kepribadian (independent variable)

Kepribadian adalah pola sifat dan karakteristik tertentu, yang relatif permanen,

baik konsistensi maupun individualitas pada perilaku seseorang. Hexaco

merupakan pengembangan dari struktur kepribadian big five yang terdapat

penambahan satu dimensi (enam dimensi) yaitu honesty-humility serta diubahnya

dimensi big five yaitu neuroticism menjadi emotionally. Penulis akan

Page 44: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

30

menggunakan struktur kepribadian hexaco dalam penelitian kali ini.:

1. Dimensi Honesty-humility (H) biasanya didefinisikan oleh kejujuran,

keadilan, rendah hati dan tulus dalam bekerja sama. Penambahan dimensi

Honesty-humility adalah salah satu yang terpenting dalam karakteristik

model HEXACO, dan merupakan salah satu perbedaan utama dari

kepribadian Big Five atau Model Lima Faktor atau Five Factor Model

(FFM).

2. Emotionality (E) didefinisikan oleh karakteristik seperti kegelisahan,

ketakutan dan ketergantungan. Selain itu menunjukkan pribadi yang sering

menolak.

3. Extraversion (X) adalah individu menyukai hal-hal berbau sosial seperti

bersosialisasi, kepemimpinan dan hiburan. Individu ini terkait dengan sifat

ekspresif, banyak bicara, ramah dan ceria.

4. Agreeableness (A) adalah individu yang mempunyai kecenderungan untuk

memaafkan dan toleran terhadap orang lain, dapat bekerja sama dengan

orang lain walau ia merasa telah dimanfaatkan.

5. Conscientiousness (C) Individu ini menyukai hal-hal yang berhubungan

dengan tugas seperti pekerjaan, perencanaan dan organisasi.

Dikonseptualisasikan sebagai memiliki empat segi yaitu teratur, rajin,

perfeksionis, dan bijaksana.

6. Openness to Experience (O) memiliki karakteristik, yaitu mencintai

keindahan, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, kreatif, dan tidak

konvensional. Individu ini menyukai hal-hal berkaitan dengan ide seperti

Page 45: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

31

belajar, berfikir dan imajinasi.

3. Kohesivitas Kelompok (independent variable)

Kohesivitas kelompok adalah kekuatan ikatan yang menghubungkan anggota

kelompok secara keseluruhan, perasaan belongingness dan perasaan ketertarikan

bagi anggota kelompok tertentu dan kelompok itu sendiri yang dialami oleh

individu dalam tugas kelompok. Kohesivitas kelompok terdiri dari empat dimensi

yaitu :

1) Individual Attractions to The Group–Task (daya tarik individu pada

kelompok tugas). Setiap individu dalam kelompok merasa kelompok

adalah sebuah keluarga, tim, dan komunitasnya serta memiliki kesamaan

dalam menyelesaikan tugas – tugas kelompok.

2) Individual Attraction to The Group–Social (daya tarik individu pada

kelompok sosial). Dorongan yang menjadikan anggota kelompok selalu

berhubungan.

3) Group Integration–Task (integrasi kelompok tugas). Individu melakukan

kerjasama dalam melaksanakan tugas – tugas kelompok sebagai upaya

untuk mencapai tujuan.

4) Group Integration–Social (integrasi kelompok sosial). Individu memiliki

keinginan yang lebih besar untuk bekerja sama dalam kelompok sosial

untuk mencapai tujuan kelompok.

3.5 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket. Angket (kuesioner)

adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu

Page 46: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

32

masalah atau bidang yang akan diteliti yang disebarkan kepada responden.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah skala likert dengan

enam pilihan jawaban yaitu 1=sangat tidak sesuai, 2=tidak sesuai, 3=sesuai,

4=sangat sesuai. Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-

item instrumen yang dapat berupa pernyataan. Pernyataan terdiri dari peryataan

positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Jawaban setiap

instrumen ini memiliki tingkat dari yang tertinggi (sangat positif) dan terendah

(sangat negatif) dan diukur melalui item dengan empat skala jawaban sebagai

berikut:

Tabel 3.1

Skor skala likert

Alternatif Pilihan Jawaban Pernyataan

Favorable Unfavorable

Sangat tidak sesuai/ Sangat sesuai 1 4

Tidak sesuai/ Sesuai 2 3

Sesuai/ Tidak sesuai 3 2

Sangat sesuai / Sangat tidak sesuai 4 1

3.6 Instrumen Pengumpulan Data

Metode yang akan digunakan untuk melakukan pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan skala likert. Instrumen pengumpulan

data dalam penelitian ini terdiri dari tiga alat ukur, yaitu alat ukur social loafing,

alat ukur kepribadian hexaco dan alat ukur kohesivitas kelompok. Peneliti akan

menggunakan empat pilihan jawaban berskalakan 1 sampai dengan 4 dengan

rincian Sangat Tidak Sesuai (STS) hingga Sangat Sesuai (SS).

Page 47: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

33

3.6.1 Alat ukur social loafing

Instrumen akan menggunakan alat ukur yang digunakan diambil dari alat ukur

George (1992). Terdiri dari 10 item dan dalam penelitiannya menggunakan

sample mahasiswa.

Tabel 3.2

Blue print skala social loafing

3.6.2 Alat ukur kepribadian hexaco

Penulis dalam penelitian kali ini akan menggunakan Brief Hexaco Inventory

(BHI), karena banyaknya item yang terdapat dalam HEXACO–PI–R mencapai

ratusan item. Alat ukur BHI hanya memiliki 24 item dengan 4 item untuk masing-

masing aspek yang dimiliki. BHI merupakan kuesioner pertama yang

mengoperasionalkan enam model kepribadian hexaco (Vries, 2013). Skala ini

disusun berdasarkan indikator tertentu yang terdapat pada aspek-

Dimensi Indikator Nomor

Item

Jumlah Contoh Item

Dillution Effect Tidak dihargai dalam

kelompok tugas,

Menunda atau melalaikan

tugas, tidak mau terikat

dalam pengerjaan tugas

1,2,7

3*,6*

5 2. Saya mengurangi usaha dalam

tugas kelompok ketika ada teman

lain yang mengerjakannya

Immediacy Gap Kurangnya interaksi atau

hubungn dalam

kelompok, merasa asing

dalam kelompok,

Mempunyai kontribusi

yang kecil dalam tugas,

terisolasi dalam kelompok

4,8,9,

10,5*

5 10. Dalam beberapa tugas, saya

meminta teman untuk mengerjakan

tugas kelompok saya karena ada

kepentingan yang lebih mendesak

Total 10

Keterangan:*Unfavorabe

Page 48: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

34

aspek tipe kepribadian yaitu : openness, conscientiousness, extraversion,

agreeableness, emotionally dan honesty-humiliity.

Keterangan : *unfavorable

3.6.3 Alat ukur Kohesivitas Kelompok

Penelitian akan ini menggunakan skala Group Evironment Questionnaire (GEQ)

yang dikembangkan oleh Carron et. al. pada tahun 2002, namun dikembangkan

kembali pada tahun 2009 pada tim olahraga. Alasan menggunakan alat ukur ini

adalah karena dimensi–dimensi yang digunakan sangat berkaitan erat dengan

perilaku social loafing. Skala terdiri dari 18 item. Item – item tersebut diadaptasi

dan akan disesuaikan dengan konteks penelitian yang ada di Indonesia.

Tabel 3.3

Blue print skala kepribadian hexaco

Dimensi Indikator Nomor

Item

Jumlah Contoh Item

Honesty-Humility

Emotionally

Extraversion

Agreeableness

Ketulusan, Keadilan,

Menghindari Keserakahan,

Kesederhanan

Rasa takut, Kecemasan,

Ketergantungan,

Sentimental

Ekspresi, Keberanian

Sosial, Keramahan,

Keaktifan

Memaafkan, Kelembutan,

Fleksibel, Kesabaran.

6, 12*, 18*,

24*

5, 11*, 17*,

23

4*, 10, 16,

22*

3*, 9*, 15,

21

4

4

4

4

6. Saya sulit berbohong

5. Saya takut merasakan

sakit

4. Tidak ada seorang pun

yang suka berbicara dengan

saya

3. Saya tidak dapat

bersahabat dengan orang

yang jahat kepada saya

Conscientiousness

Openness to

Experience

Total

Organisasi, Ketekunan,

Perfeksionis, Kebijaksanaan

Keindahan, Rasa Ingin

tahu, Kreatifitas, Tidak

Konvensional

2, 8*, 14,

20*

1, 7*, 13,

19

4

4

24

2. Saya memastikan sesuatu

berjalan seperti seharusnya

1. Saya bisa melihat sebuah

gambar/lukisan dalam

waktu yang lama

Page 49: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

35

Tabel 3.4

Blue Print Skala Kohesivitas Kelompok

Dimensi Indikator Nomor

Item

Jumlah Contoh Item

Individual

Attractions to The

Group – Task

Percaya kelompok akan

memberikan pengalaman

yang baik secara individu,

Mempunyai kepercyaan

terhadap kinerja kelompok

5,10,14,6* 4 10. Tim memberi

kesempatan bagi saya untuk

meningkatkan kinerja

Individual

Attraction to The

Group – Social

Tertarik terdahap kelompok

secara utuh, Ingin

berkumpul bersama

kelompok

2, 4, 9 ,11,

13, 16

6 2. Saya mengajak anggota

kelompok untuk melakukan

berbagai hal bersama

Group Integration

– Task

Senang bekerjasama dengan

anggota kelompok,

Menyelesaikan masalah

bersama

1, 3, 8,

18,12*

5 3. Tim memiliki tujuan

yang sama

Group Integration

– Social

Menjaga perpecahan antar

anggota, Rasa memiliki

terhadap kelompok

7, 15, 17 3 7. Kami pergi bersama

kapanpun saat ada

kesempatan

Total 18

Keterangan: *Unfavorable

3.7 Uji Validitas Konstruk

Untuk menguji validitas konstruk alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) terdiri dari tiga

langkah. Tiga langkah yang dilakukan pada CFA (Umar, 2012) yaitu:

1. Menguji apakah hanya satu faktor saja yang menyebabkan item-item

saling berkorelasi (hipotesis uni-dimensional item). Hipotesis ini diuji

dengan chi-square. Untuk memutuskan apakah memang tidak ada

perbedaan antara matriks korelasi yang diperoleh dari data dengan matriks

korelasi yang dihtung menurut teori/model. Jika hasil chi-square tidak

signifikan (p>0.05), maka hipotesis nihil yang menyatakan “tidak ada

Page 50: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

36

perbedaan antara matriks korelasi yang diperoleh dari data dan model”

tidak ditolak yang artinya item yang diuji mengukur satu faktor saja (uni-

dimensional). Sedangkan, jika nilai chi-square signifikan (p<0.05) maka

hipotesis nihil tersebut ditolak yang artinya item-item yang diuiji ternyata

mengukur lebih dari satu faktor (multidimensional). Dalam keadaan

demikian maka peneliti melakukan modifikasi terhadap model dengan cara

memperbolehkan kesalahan pengukuran pada item-item saling berkorelasi

tetapi dengan tetap menjaga bahwa item hanya mengukur satu faktor (uni-

dimensional). Jika sudah diperoleh model yang fit(tetapi tetap uni-

dimensional maka dilakukan langkah selanjutnya.

2. Menganalisis item mana yang menjadi sumber tidak fit, terdapat beberapa

hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui item mana yang menjadi

sumber tidak fit, yaitu :

1) Melakukan uji signifikansi terhadap koefisien muatan faktor dari

masing- masing item dengan menggunakan t-test, jika nilai t yang

diperoleh pada sebuah item tidak signifikan (t<1.96) maka item

tersebut akan di drop karena dianggap tidak signifikan sumbangannya

terhadap pengukuran yang sedang dilakukan.

2) Melihat arah dari koefisien muatan faktor (faktor loading). Jika suatu

item memiliki muatan faktor negatif, makan item tersebut di drop

karena tidak sesuai dengan pengukuran (berarti semakin tinggi nilai

pada item tersebut semakin rendah nilai pada faktor yang diukur).

3) Sebagai kriteria tambahan (optional) dapat dilihat juga banyaknya

Page 51: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

37

korelasi parsial antar kesalahan pengukuran, yaitu kesalahan

pengukuran pada suatu item yang berkorelasi dengan kesalahan

pengukuran pada item lain. Jika pada suatu item terdapat terlalu

banyak korelasi seperti ini (misalnyalebih dari tiga), maka item

tersebut juga akan di drop. Alasannya adalah karena item yang

demikian selain mengukur apa yang ingin di ukur juga mengukur hal

lain (multidemensional item).

4) Menghitung faktor skor.Jika langkah langkah di atas telah dilakukan,

maka diperoleh item-item yang valid untuk mengukur apa yang ingin

di ukur (Umar, 2012).

3.7.1 Uji validitas konstruk skala perilaku social loafing

Uji validitas konstruk skala perilaku social loafing dilakukan menggunakan

software Lisrel untuk menguji 10 item yang bersifat unidimensional, artinya

hanya mengukur perilaku social loafing. Berdasarkan pengujian diperoleh chi-

square sebesar 364.02; degree of freedom (df) sebanyak 35; p-value sebesar

0.0000; dan RMSEA sebesar 0.202. Karena p-value>0.05 dan RMSEA<0.05

maka model dinyatakan tidak fit.

Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model dengan

memperbolehkan error antar item yang saling berkorelasi. Untuk dapat

memodifikasi model dengan melihat output Lisrel dan mencari nilai error antar

item yang paling besar. Setelah melakukan modifikasi model sebanyak 21 kali,

diperoleh nilai chi-square sebesar 32.66; degree of freedom (df) sebanyak 23; p-

value sebesar 0.08716; dan RMSEA sebesar 0.043. Nilai p-value>0.05 dan nilai

Page 52: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

38

RMSEA<0.05 sudah sesuai dengan kriteria model fit. Selanjutnya, peneliti ingin

melihat item mana yang memang mengukur apa yang hendak diukur atau valid

dan mana yang tidak valid dengan kriteria item valid yaitu memiliki nilai t-

value>1.96. Adapun factor loading, standard error, dan t-value dari masing-

masing item tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Muatan Faktor item Social Loafing

Berdasarkan tabel 3.5, dari total 10 item terdapat satu item yang kriteria nilai t-

value<1.96 yaitu item 3, maka item tersebut harus di eliminasi.

3.7.2 Uji validitas alat ukur hexaco

1. Honesty-humility

Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur honesty-humility. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, diperoleh nilai chi-square sebesar 0.57; degree of freedom (df)

sebanyak 2; p-value sebesar 0.75345; dan RMSEA sebesar 0.0000.

Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu honesty- humility.

Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak

No.Item. Lambda Std.Error t- value Signifikan

1 0.44 0.07 6.73 v

2 0.49 0.07 7.22 v

3 -0.10 0.06 -1.58 x

4 0.38 0.07 5.09 v

5 0.53 0.06 8.33 v

6 0.62 0.09 6.75 v

7 0.72 0.06 11.3 v

8 0.70 0.07 9.81 v

9 0.53 0.06 8.33 v

10 0.71 0.07 9.86 v

Page 53: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

39

diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.6 dibawah ini.

Tabel 3.6

Muatan Faktor item Honesty-Humility

No.Item Lambda Std.Error t-value Signifikan

6 0.10 0.07 1.48 x

12 0.19 0.10 1.98 v

18 1.21 047 2.58 v

24 0.34 0.15 2.33 v

Berdasarkan tabel 3.6 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan

karena t>1.96 atau t <-1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item,

apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item

yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa

yang hendak diukur.

2. Emotionality

Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur emotionally. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, diperoleh nilai chi-square=2.14, df=2, P-value=0.34279,

RMSEA=0.017.

Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu emotionally.

Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak

diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t>1.96, maka item tersebut signifikan dan

Page 54: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

40

begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item ekspresi diri dapat

dilihat pada tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7

Muatan Faktor item Emotionally

No.Item Lambda Std.Error t-value Signifikan

5 0.55 0.12 4.54 v

11 0.44 0.10 4.19 v

17 -0.04 0.09 -0.39 x

23 0.46 0.11 4.29 v

Berdasarkan tabel 3.7 diatas terlihat bahwa hanya satu item yang mengukur

emotionally signifikan, tiga item yang signifikan dengan t>1.96 dan bertanda

positif. Artinya, berdasarkan hasil pengujian ini hanya satu item yang di drop

dengan t<1.96.

3. Extraversion

Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur extraversion. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit, diperoleh nilai chi-square=42.02, df=2, P-

value=0.00000, RMSEA=0.294. Oleh sebab itu penulis melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh model fit dengan chi-square =

0.96, df = 1, P-value=0.32693, RMSEA=0.000.

Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu extraversion.

Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak

diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

Page 55: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

41

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.8 dibawah ini.

Tabel 3.8

Muatan Faktor item Extraversion

No.Item Lambda Std.Error t-value Signifikan

4 0.60 0.10 6.20 v

10 0.38 0.08 4.69 v

16 0.33 0.08 4.14 v

22 0.78 0.11 6.85 v

Berdasarkan tabel 3.8 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan

karena t>1.96 atau t<-1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item,

apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item

yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa

yang hendak diukur.

4. Agreeablenes

Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur agreeablenes. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit, diperoleh nilai chi-square=18.96, df=2,

P-value=0.00008, RMSEA=0.192. Oleh sebab itu penulis melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh model fit dengan chi-

square=0.00, df=0, P-value=1.00000, RMSEA=0.000. Artinya seluruh item hanya

mengukur satu faktor yaitu agreeablenes.

Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

Page 56: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

42

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.9

Muatan Faktor item Agreeablenes

No.Item Lambda Std.Error t-value Signifikan

3 0.76 0.16 4.81 v

9 0.48 0.11 4.28 v

15 -0.04 0.14 -0.26 x

21 0.33 0.09 3.65 v

Berdasarkan tabel 3.9 diatas terlihat bahwa hanya satu item yang mengukur

agreeablenes signifikan, tiga item yang signifikan dengan t>1.96 dan bertanda

positif. Artinya, berdasarkan hasil pengujian ini hanya satu item yang di drop

dengan t<1.96.

5. Conscientiousness

Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur conscientiousness. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, diperoleh nilai chi-square=2.78, df=2, P-

value=0.24909, RMSEA=0.041.

Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu conscientiousness.

Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak

diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t>1.96, maka item tersebut signifikan dan

begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item ekspresi diri dapat

dilihat pada tabel 3.10 berikut.

Page 57: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

43

Tabel 3.10

Muatan Faktor item Conscientiousness

No.Item Lambda Std.Error t-value Signifikan

2 0.79 0.09 9.16 v

8 0.65 0.08 8.10 v

14 0.48 0.07 6.38 v

20 0.20 0.08 2.66 v

Berdasarkan tabel 3.10 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan

karena t>1.96 atau t <-1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item,

apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item

yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa

yang hendak diukur.

6. Openess to Experience

Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur openness to experience. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, diperoleh nilai chi- square = 6.16,

df=2, P-value=0.04586, RMSEA=0.095. Oleh sebab itu penulis melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh model fit dengan chi-

square=0.05, df = 1, p-value=0.81909, RMSEA=0.000

Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu openness to

experience. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t>1.96, maka item tersebut signifikan dan

Page 58: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

44

begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item ekspresi diri dapat

dilihat pada tabel 3.11 berikut.

Tabel 3.11

Muatan Faktor item Openess to Experience

No.Item Lambda Std.Error t-value Signifikan

1 0.20 0.11 1.83 x

7 0.46 0.11 4.16 v

13 0.49 0.12 4.27 v

19 0.47 0.11 4.19 v

Berdasarkan tabel 3.11 diatas terlihat bahwa hanya satu item yang mengukur

agreeablenes signifikan, tiga item yang signifikan dengan t>1.96 dan bertanda

positif. Artinya, berdasarkan hasil pengujian ini hanya satu item yang di drop

dengan t<1.96.

3.7.3 Uji validitas alat ukur kohesivitas kelompok

1. Individual Attraction to The Group – Task

Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur individual attraction to the group–task. Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, diperoleh nilai chi-

square=21.36, df=2, P-value=0.00002, RMSEA=0.205. Oleh sebab itu penulis

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh model

fit dengan chi-square = 0.00 df = 0, P-value = 1.00000, RMSEA=0.000.

Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu individual

attraction to the group–task. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan

Page 59: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

45

apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t>1.96, maka item

tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk

item ekspresi diri dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut.

Tabel 3.12

Muatan Faktor Individual Attraction to The Group–Task

No.Item Lambda Std.Error t-value Signifikan

5 0.41 0.09 4.46 v

6 0.58 0.08 7.06 v

10 0.52 0.08 6.59 v

14 0.75 0.09 8.16 v

Berdasarkan tabel 3.13 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan

karena t>1.96 atau t<-1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item,

apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item

yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa

yang hendak diukur.

2. Individual Attraction to The Group–Social

Penulis menguji apakah 6 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur individual attraction to the group-social. Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, diperoleh nilai chi-

square=59.98, df=9, P-value=0,00000, RMSEA=0.157. Oleh sebab itu penulis

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh model

fit dengan chi-square=4.57, df=4, P-value=0.33382, RMSEA=0.025.

Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu individual

Page 60: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

46

attraction to the group–task. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan

apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t>1.96, maka item

tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk

item ekspresi diri dapat dilihat pada tabel 3.13 berikut.

Tabel 3.13

Muatan Faktor Individual Attraction to The Group – Social

Berdasarkan tabel 3.13 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan

karena t>1.96 atau t <-1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item,

apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item

yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa

yang hendak diukur.

3. Group Integration – Task

Penulis menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur group integration–task. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, diperoleh nilai chi- square=54.36,

df=5, P-value=0.00000, RMSEA=0.207. Oleh sebab itu penulis melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

No.Item Lambda Std.Error t-value Signifikan

2 0.73 0.07 9.79 v

4 0.59 0.07 8.29 v

9 0.61 0.08 8.67 v

11 0.39 0.08 5.14 v

13 0.50 0.08 5.87 v

16 0.50 0.08 6.51 v

Page 61: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

47

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh model fit dengan chi-

square=2.36 df=3, P-value=0.50058, RMSEA=0.000.

Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu group integration–

task. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t>1.96, maka item tersebut signifikan dan

begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item ekspresi diri dapat

dilihat pada tabel 3.14 berikut.

Tabel 3.14

Muatan Faktor Group Integration–Task

No.Item Lambda Std.Error t-value Signifikan

1 0.58 0.07 8.86 v

3 0.64 0.08 8.37 v

8 0.73 0.06 11.53 v

12 0.47 0.07 7.26 v

18 0.89 0.06 14.21 v

Berdasarkan tabel 3.14 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan

karena t>1.96 atau t <-1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item,

apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item

yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa

yang hendak diukur.

4. Group Integration – Social

Penulis menguji apakah 3 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur group integration–sosial. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor dan diperoleh nilai chi-square=0.00, df=0, P-

Page 62: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

48

value=1.00000, RMSEA=0.000.

Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu group integration–

social. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t>1.96, maka item tersebut signifikan dan

begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item ekspresi diri dapat

dilihat pada tabel 3.15 berikut.

Tabel 3.15

Muatan Faktor Group Integration–Social

No.Item Lambda Std.Error t-value Signifikan

1 0.50 0.08 6.58 v

15 0.85 0.09 9.26 v

17 0.60 0.08 7.56 v

Berdasarkan tabel 3.15 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan

karena t>1.96 atau t <-1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item,

apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item

yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa

yang hendak diukur.

3.8 Metode Analisis Data

Dalam rangka menguji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan metode analisis

regresi berganda yaitu suatu metode untuk menguji signifikan atau tidaknya

pengaruh dari sekumpulan variabel indipenden terhadap variabel dependen.

Adapun persamaan umum analisis regresi berganda ini yaitu:

𝒀 = 𝒂 + 𝒃𝟏𝑿𝟏 + 𝒃𝟐𝑿𝟐 + 𝒃𝟑𝑿𝟑 + 𝒃𝟒𝑿𝟒 + 𝒃𝟓𝑿𝟓 + 𝒃𝟔𝑿𝟔 + 𝒃𝟕𝑿𝟕 + 𝒃𝟖𝑿𝟖 + 𝒃𝟗𝑿𝟗 +

Page 63: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

49

𝒃𝟏𝟎𝑿𝟏𝟎 + 𝒆

Keterangan:

Y = Dependent Variabel (social loafing) a = konstan

b = koefisien regresi untuk masing-masing X

X1 = Honesty-Humility

X2 = Emotionally

X3 = Extraversion

X4 = Agreeableness

X5 = Conscientiousness

X6 = Openess to Experience

X7 = Individual Attractions to The Group –Task

X8 = Individual Attraction to The Group –Social

X9 = Group Integration–Task

X10 = Group Integration–Social

e = residu

Adapun data yang dianalisis dengan persamaan diatas adalah hasil dari

pengukuran yang sudah ditransformasi ke dalam true score. Dalam hal ini, true

score adalah faktor yang dihitung dengan menggunakan software SPSS dengan

menggunakan item yang valid. Tujuan dari true score adalah agar koefisien

regresi tidak mengalami atenuasi atau underestimated (koefisien regresi yang

terhitung lebih rendah dari yang seharusnya sehingga tidak signifikan).

Dalam analisis regresi berganda, besarnya proporsi varians resiliensi yang

dipengaruhi oleh bervariasinya seluruh IV bisa diukur dengan rumus R², dimana:

Page 64: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

50

Keterangan:

R² : koefisien determinan berganda

SS reg : jumlah kuadrat regresi

SS y : jumlah kuadrat dari variable y

Selanjutnya R² dapat diuji signifikan atau tidak dengan uji F (F test),

adapun rumus uji F adalah sebagai berikut:

Dimana k adalah jumlah independent variabel dan N adalah jumlah

sampel. Dari hasil uji F yang dilakukan nantinya, dapat dilihat apakah variabel-

variabel independent yang diujikan memiki pengaruh yang signifikan atau tidak

terhadap dependent variabel.

Page 65: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

51

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa UIN Jakarta Strata Satu Semester

1-11 atau mahasiswa semester 1, 3, 5, 9 dan 11 yang berjumlah 232 mahasiswa.

Gambaran umum subjek penelitian digambarkan berdasarkan ciri-ciri demografi,

seperti jenis kelamin, usia, semester, daerah asal, tempat tinggal dan fakultas.

Tabel 4.1

Gambaran Umum Subjek Penelitian

Karakteristik sampel Jumlah Persentase

Jenis Kelamin Laki-laki 78 33.6%

Perempuan 154 66.4%

Usia 17 tahun 2 0.9%

18 tahun 16 6.9%

19 tahun 29 12.5%

20 tahun 56 24.1%

21 tahun 70 30.2%

22 tahun 46 19.8%

23 tahun 10 4.3%

24 tahun 3 1.3%

Semester Semester 1 20 8.6%

Semester 3 45 19.4%

Semester 5 35 15.1%

Semester 7 118 50.9%

Semester 9 10 4.3%

Semester 11 4 1.7%

Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) 31 13.4%

Ilmu Dirasat Islamiyah (FDI) 14 6%

Ekonomi dan Bisnis (FEB) 18 7.8%

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

(FIDKOM)

18 7.8%

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP)

17 7.3%

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

(FKIK)

32 13.8%

Tarbiyah dan Keguruan (FITK) 28 12.1%

Psikologi (FPSI) 14 6%

Syariah dan Hukum (FSH) 19 8.2%

Sains dan Teknologi (FST) 27 11.6%

Ushuluddin dan Filsafat (FUF) 14 6%

Page 66: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

52

Berdasakan tabel 4.1 responden laki-laki berjumlah 78 orang (33,6%) dan

responden perempuan berjumlah 154 orang (66,4%). Dengan demikian,

responden yang terdapat dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin

perempuan. Kemudian responden berusia 17 terdapat 2 orang (0,9%),

responden berusia 18 terdapat 16 orang (6,9%), responden berusia 19 terdapat 29

orang (12,5%), responden berusia 20 terdapat 56 orang (24,1%), responden

berusia 21 terdapat 70 orang (30,2%), responden berusia 22 terdapat 46 orang

(19,8%), responden berusia 23 terdapat 10 orang (4,3%), dan responden berusia

24 terdapat 3 orang (1,3%).

Responden semester 1 berjumlah 20 orang (8,6%), responden semester 3

berjumlah 45 orang (19,4%), responden semester 5 berjumlah 35 orang (15,1%),

responden semester 7 berjumlah 118 orang (50,9%), responden semester 9

berjumlah 10 orang (4,3%), dan responden semester 11 berjumlah 4 orang (1,7%).

Responden yang paling banyak yaitu mahasiswa semester 7 dengan setengah dari

totakl responden atau 118 mahasiswa (50.9%).

Responden berdasarkan 11 fakultas, dapat dilihat bahwa responden

mahasiswa Fakultas Adab Humaniora berjumlah 31 orang (13,4%), responden

mahasiswa Fakultas Dirasat Islam berjumlah 14 orang (6%), responden responden

mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis berjumlah 18 orang (7,8%), mahasiswa

Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi berjumlah 18 orang (7,8%), responden

mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik berjumlah 17 orang (7,3%),

responden mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kedokteran berjumlah 32

orang (13,8%), responden mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Page 67: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

53

berjumlah 28 orang (12,1%), responden mahasiswa Fakultas Psikologi berjumlah

14 orang (6%), responden mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum berjumlah 19

orang (8,2%), responden mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi berjumlah 27

orang (11,6%), responden mahasiswa Fakultas Ushuluddin berjumlah 14 orang

(6%), Dengan demikian, responden yang terdapat dalam penelitian ini sebagian

besar adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran.

4.2 Analisis Deskriptif

Pada penelitian ini, skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor yang

dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran yang

merupakan hasil proses konversi raw score, skor ini disebut true score. Proses ini

dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan perbandingan antara skor hasil

penelitian variabel-variabel yang diteliti.

Dengan demikian, raw score pada setiap variabel harus diletakan pada

skala yang sama. Untuk memperoleh deskripsi statistik, dihitung item-item yang

valid dan positif, sehingga didapatkan faktor skor. Jadi, penghitungan skor faktor

ini tidak menunjukan item-item variabel seperti pada umumnya, tetapi dihitung

true score pada tiap skala. Skor faktor yang dianalisis adalah skor faktor yang

bermuatan positif dan signifikan.

T-Score= (skor faktor x 10) + 50

Setelah didapatkan skor faktor yang telah dirubah menjadi true score, nilai

baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Hal

tersebut berlaku juga untuk semua variabel pada penelitan ini. Skor tersebut

disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini:

Page 68: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

54

Tabel 4.2

Analisis deskripstif

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui deskripsi statistik pada seluruh variabel

independen maupun variabel dependen dengan masing-masing nilai mean 50 dan

SD 10. Nilai minimum untuk variabel social loafing yaitu 20.27 dan nilai

maksimumnya yaitu 78.04.

Kedua, nilai minimum honesty-humility yaitu 35.22 dan nilai

maksimumnya 74.78. Ketiga, nilai minimum emotionally yaitu 31.06 dan nilai

maksimumnya 65.93.Keempat, nilai minimum extraversion yaitu 34.90 dan nilai

maksimumnya 74.80. Kelima, nilai minimum agreeableness yaitu 17.78 dan

nilai maksimumnya 60.24. Keenam, nilai minimum conscientiousness

yaitu 23.19 sedangkan nilai maksimumnya 62.93. Ketujuh, nilai minimum

openess to experience yaitu 31.59 dan nilai maksimumnya 63.32. Kedelapan, nilai

minimum nilai minimum individual attractions to the group-task yaitu 13.98 dan

Variabel N Min Max Mean Std. D

Social Loafing 232 20.27 78.04 50 10.00000

Honesty-Humility 232 35.22 74.78 50 8.87109

Emotionally 232 31.06 65.93 50 6.57527

Extraversion 232 34.90 74.80 50 8.89175

Agreeableness 232 17.78 60.24 50 7.48602

Conscientiousness 232 23.19 62.93 50 8.16178

Openess to Experience 232 31.59 63.32 50 5.83604

Individual Attractions to The

Group-Task

232 13.98 68.28 50 8.89012

Individual Attractions to The

Group-Social

232 21.71 72.03 50 8.23069

Group Integration-Task 232 13.54 68.69 50 8.92871

Group Integration-Social 232 35.32 67.03 50 8.14053

Page 69: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

55

nilai maksimumnya 68.28. Kesembilan individual attractions to the group-social

yaitu 21.71 dan nilai maksimumnya 72.03. Kesepuluh, group integration-task

yaitu 13.54 dan nilai maksimumnya 68.69. Kesebelas, nilai minimum group

integration-social yaitu 35.32 dan nilai maksimumnya 67.03.

4.2.1 Kategorisasi variabel

Peneliti menggunakan informasi tersebut sebagai acuan untuk membuat norma

ketegorisasi dalam penelitian ini yang datanya bukan menggunakan raw score

tetapi merupakan true score yang skalanya telah dipindah menggunakan rumus T-

score yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Nila tersebut menjadi

bataspeneliti untuk menentukan kategorisasi rendah dan tinggi dari masing-

masing variabel penelitian. Pedoman interpretasi skor adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3

Rumus kategorisasi

Kategorisasi Rumus

Rendah <M -1SD

Sedang M – SD < x < M + SD

Tinggi >M -1SD

Uraian mengenai gambaran kategori skor variabel berdasarkan tinggi dan

rendahnya tiap variabel disajikan pada tabel 4.4 berikut.

Page 70: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

56

Tabel 4.4

Kategorisasi Skor Variabel

Variabel Frekuensi Persentase

Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi

Social Loafing 33 157 42 14.2% 67.7% 18.1%

Honesty-Humility 33 154 45 14.2% 66.4% 19.4%

Emotionally 13 199 20 5.6% 85.8% 8.6%

Extraversion 37 152 43 15.9% 65.5% 18.5%

Agreeableness 13 206 13 5.6% 88.8% 5.6%

Conscientiousness 32 174 26 13.8% 75% 11.2%

Openess to Experience 8 211 13 3.4% 90.9% 5.6%

Individual Attractions to

The Group-Task

33 179 20 14.2% 77.2% 8.6%

Individual Attractions to

The Group-Social

23 183 26 9.9% 78.9% 11.2%

Group Integration-Task 29 173 30 12.5% 74.6% 12.9%

Group Integration-Social 30 181 21 12.9% 78% 9.1%

4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

berganda dengan menggunakan software SPSS 20.0. Seperti yang sudah

disebutkan pada Bab 3, dalam regresi ada tiga hal yang dilihat, yaitu melihat

besaran R square untuk mengetahui varians dependent variable yang dijelaskan

oleh independent variable, kedua apakah secara keseluruhan independent variable

berpengaruh secara signifikan terhadap dependent variable, kemudian terakhir

melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing independent

variable. Langkah pertama peneliti melihat besaran R square untuk melihat berapa

persen (%) varians dependent variable yang dijelaskan oleh independent variable

Selanjutnya untuk tabel R square dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :

Page 71: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

57

Tabel 4.5

Model Summary Analisis Regresi

Model Summary

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

Model R R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig.F

Change

1 .360a .129 .090 9.53951 .129 3.284 10 221 .001

a. Predictors: (Constant), Honesty-Humility, Emotionally, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness,

Openess to Experience, TGT,TGS,GIT,GIS

b. Dependent Variable: SL

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa peroleh R2 sebesar 0.129 atau

12,9%. Artinya proporsi varians dari social loafing yang dijelaskan oleh

independent variabel (honesty-humility, emotionally, extraversion, agreeableness,

conscientiousness, openess to experience, individual attractions to the group-task,

individual attractions to the group-social, group integration-task, dan group

integration-social) adalah sebesar 12,9% sedangkan 87,1% sisanya dipengaruhi

oleh variabel lain diluar penelitian ini. Langkah kedua peneliti menganalisis

dampak dari seluruh independent variable terhadap social loafing. Adapun hasil

uji F dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6

Anova Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2988.505 10 298.850 3.284 .001b

Residual 20111.495 221 91.002

Total 23100.000 231

a. Predictors: (Constant), Honesty-Humility, Emotionally, Extraversion, Agreeableness,

Conscientiousness, Openess to Experience, TGT,TGS,GIT,GIS

b. Dependent Variable: SL

Jika melihat tabel 4.8 di atas dari kiri diketahui bahwa (p < 0,05), maka hipotesis

nihil ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari variabel honesty-

Page 72: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

58

humility,emotionally,extraversion,agreeableness,conscientiousness, openess to

experience, individual attractions to the group- task , individual attractions to the

group-social, group integration-task, dan group integration-social terhadap social

loafing. Langkah terakhir adalah melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi

dari masing-masing independent variable. Adapun penyajiannya ditampilkan

pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.7

Koefisien Regresi

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 79.047 11.189 7.068 .000

Honesty-Humility -3.725 1.209 -3.304 -3.082 .002*

Emotionally .268 .097 -.176 -2.756 .006*

Extraversion 3.794 1.208 3.373 3.141 .002*

Agreeableness -.095 .092 -.071 -1.032 .303

Conscientiousness .054 -.054 -0.44 -0.640 .523

Openess to Experience -.099 .112 .058 -.891 .374

Individual Attractions to

The Group-Task

-.133 .075 -.118 -1.761 .080

Individual Attractions to

The Group-Social

.013 .093 .010 .136 .892

Group Integration- Task -.127 .080 -.113 -1.578 .116

Group Integration-

Social

.113 .084 .092 1.346 .180

a. Dependent Variable: Social Loafing

Dari tabel 4.7, untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang

dihasilkan, kita cukup melihat sig pada kolom paling kanan (kolom keenam), jika

p<0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan, signifikan pengaruhnya terhadap

social loafing dan sebaliknya. Dari hasil di atas hanya honesty-humility,

Page 73: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

59

emotionally, dan extraversion yang signifikan, sedangkan sisanya tidak. Hal ini

berarti dari 10 hipotesis hanya terdapat dua yang signifikan. Penjelasan dari nilai

masing-masing koefisien regresi IV adalah sebagai berikut :

1. Nilai koefisien regresi dimensi honesty-humility sebesar -3.725 dan angka

signifikan sebesar 0.002 (p<0,05) yang berarti variabel honesty-humility

mempengaruhi secara signifikan terhadap social loafing. Artinya semakin

tinggi kecenderungan kepribadian honesty-humility maka social loafing

semakin rendah dan sebaliknya semakin rendah honesty- humility maka

social loafing semakin tinggi .

2. Nilai koefisien regresi emotionally sebesar .268 dan angka signifikan

sebesar 0.006 (p<0,05) yang berarti variabel emotionally mempengaruhi

secara positif signifikan terhadap social loafing. Artinya semakin tinggi

kecenderungan kepribadian emotionally maka social loafing semakin

tinggi.

3. Nilai koefisien extraversion sebesar 3.794 dan angka signifikan sebesar

0.002 (p<0,05) yang berarti variabel extraversion mempengaruhi secara

positif signifikan terhadap social loafing. Artinya orang dengan

kepibadian extraversion lebih cenderung melakukan social loafing.

4. Nilai koefisien agreeableness sebesar -0.095 dan angka signifikan sebesar

0.303 (p>0.05) yang berarti variabel agreeableness tidak mempengaruhi

secara signifikan terhadap social loafing.

5. Nilai koefisien conscientiousness sebesar 0.054 dan angka signifikan

sebesar 0.523 (p>0.05) yang berarti variabel conscientiousness tidak

Page 74: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

60

mempengaruhi secara signifikan terhadap social loafing.

6. Nilai koefisien regresi openess to experience -.099 dan angka signifikan

sebesar 0.374 (p>0.05) yang berarti variabel openess to experience tidak

mempengaruhi secara signifikan terhadap social loafing.

7. Nilai koefisien individual attractions to the group- task sebesar -0.133 dan

angka signifikan sebesar 0.080 (p>0.05) yang berarti variabel individual

attractions to the group-task tidak mempengaruhi secara signifikan

terhadap social loafing.

8. Nilai koefisien individual attractions to the group- social sebesar 0.013

dan angka signifikan sebesar 0.892 (p>0.05) yang berarti variabel

individual attractions to the group-social tidak mempengaruhi secara

signifikan terhadap social loafing.

9. Nilai koefisien group integration-task sebesar -0.127 dan angka signifikan

sebesar 0.116 (p>0.05) yang berarti variabel group integration-task tidak

mempengaruhi secara signifikan terhadap social loafing.

10. Nilai koefisien regresi group integration-social sebesar 0.113 dan angka

signifikan sebesar 0.180 (p>0.05) yang berarti variabel group integration-

social tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap social loafing.

4.4 Analisis Proporsi Varians

Pada pembahasan sebelumnya telah diketahui hanya terdapat dua IV yang

dampaknya signifikan terhadap social loafing. Namun, peneliti juga ingin melihat

varian dari masing-masing IV yang memiliki kontribusi paling tinggi terhadap

social loafing. Oleh karena itu, peneliti melakukan analisis regresi secara

Page 75: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

61

hirarkial. Awalnya peneliti memasukkan satu IV kemudian memasukkan satu IV

lagi dan begitu seterusnya sehingga seluruh masing- masing IV dimasukkan.

Berdasarkan hasil hitungan menggunakan program SPSS 20.0, berikut ini adalah

tabel proporsi varian social loafing untuk berubah yang terkait dengan IV, yaitu :

Tabel 4.8

Model Summary Proporsi Varians Tiap IV Terhadap DV

Model Summary

Change Statistics

Model R Square R Square Change Sig. F Change

1 .008 .008 .180

2 .046 .039 .003*

3 .090 .043 .001*

4 .097 .008 .170

5 .098 .001 .718

6 .099 .001 .584

7 .112 .014 .066

8 .112 .000 .972

9 .122 .010 .118

10 .129 .007 .180

Predictors: (Constant), HON, EMO, EXT, AGR, CON, OPE, TGT, TGS, GIT, GIS

Pada tabel 4.8 diatas, kolom pertama ada IV yang dianalisis satu per satu, kolom

kedua merupakan penambahan varians DV dari tiap IV yang dianalisis satu per

satu tersebut, kolom ketiga merupakan nilai murni varians DV dari tiap IV yang

dimasukan satu per satu, kolom keempat adalah nilai F hitung dari IV yang

bersangkutan. Dari tabel di atas dapat diperoleh informasi sebagai berikut :

1. Variabel honesty-humility memberikan sumbangan sebesar 0.8% terhadap

varians social loafing. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik

karena nilai sig F Change=0.180 ( p>0,05).

2. Variabel emotionally peran memberikan sumbangan sebesar 3.9%

terhadap varians social loafing. Sumbangan tersebut signifikan secara

Page 76: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

62

statistik karena nilai sig F Change=0.003 ( p<0,05).

3. Variabel extraversion memberikan sumbangan sebesar 4.3% terhadap

varians social loafing.. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik

karena nilai sig F Change=0.001 ( p <0,05).

4. Variabel agreeableness memberikan sumbangan sama sekali atau sebesar

0.8% terhadap varians social loafing. Sumbangan tersebut tidak signifikan

secara statistik karena nilai sig F Change=0.170 ( p>0,05).

5. Variabel conscientiousness memberikan sumbangan sebesar 0.1%

terhadap varians social loafing. Sumbangan tersebut tidak signifikan

secara statistik karena nilai sig F Change=0.718 ( p>0,05).

6. Variabel openess to experience memberikan sumbangan sebesar 0.1%

terhadap varians social loafing. Sumbangan tersebut tidak signifikan

secara statistik karena nilai sig F Change=0.584 ( p>0,05).

7. Variabel individual attractions to the group-task memberikan sumbangan

sebesar 1.4% terhadap varians social loafing. Sumbangan tersebut tidak

signifikan secara statistik karena nilai sig F Change=0.066 ( p>0,05).

8. Variabel individual attractions to the group-social tidak memberikan

sumbangan kerena memiliki nilai 0% terhadap varians social loafing.

Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik karena nilai sig F

Change=0.972 ( p>0,05).

9. Variabel group integration-task memberikan sumbangan sebesar 1%

terhadap varians social loafing. Sumbangan tersebut tidak signifikan

secara statistik karena nilai sig F Change=0.118 ( p>0,05).

Page 77: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

63

10. Variabel group integration-social memberikan sumbangan sebesar 0.7%

terhadap varians social loafing. Sumbangan tersebut tidak signifikan

secara statistik karena nilai sig F Change=0.180 ( p>0.05).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat variabel honesty- humility,

emotionally, extraversion, agreeableness, conscientiousness, openess to

experience, individual attractions to the group-task , individual attractions to the

group-social, group integration-task, dan group integration-social jika dilihat dari

besarnya pertambahan R Square yang dihasilkan setiap kali dilakukan

penambahan variabel independen (sumbangan proporsi varian yang diberikan).

Dari keseluruhan variabel independen tersebut yang memberikan sumbangan

paling besar terhadap variabel dependen dilihat dari besarnya pertambahan R

Square yaitu variabel extraversion yang memberikan sumbangan sebesar 4.3%

terhadap social loafing.

Page 78: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

64

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan uji hipotesis yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Hexaco

(honesty-humility, emotionally, extraversion, agreeableness, conscientiousness, dan

openess to experience) dan kohesivitas kelompok (individual attractions to the

group-task , individual attractions to the group-social, group integration-task, dan

group integration-social) terhadap social loafing. Dengan hasil penelitian, proporsi

varians terhadap social loafing sebesar 12.9%.

Hasil penelitian ketika dilihat secara parsial melalui koefisien regresi

menghasilkan kesimpulan bahwa hanya tiga dimensi yang berpengaruh signifikan

terhadap social loafing, sedangkan beberapa dimensi lainnya tidak berpengaruh

secara signifikan. Hanya dimensi hexaco yang memberikan pengaruh signifikan

terhadap social loafing adalah honesty-humility, emotionally dan extraversion.

5.2 Diskusi

Perilaku social loafing dapat merugikan sebuah kelompok. Hasil uji F dalam

penelitian kali ini mempunyai nilai Sig 0.001 yang berarti bahwa secara keseluruhan

indenpendent variable mempengaruhi dependent variable secara bersama-sama.

Hexaco merupakan faktor yang dominan menjadi prediktor terhadap social loafing

Hanya dua dimensi dari hexaco (emotionally dengan nilai 3,9% dan extraversion

dengan nilai 4,3%) yang mempunyai sumbangan signfikan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Amir et al. (2014) mengatakan bahwa

Page 79: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

65

sifat-sifat kepribadian harus dipertimbangkan dalam pembentukan kelompok,

karena individu akan memiliki efek terhadap kinerja kelompok. Serta para

mahasiswa cenderung lebih memilih bekerjasama dengan orang yang sudah

dikenal. Pada tiga dimensi hexaco yaitu honesty-humility, emotionally dan

extraversion memiliki pengaruh yang signifikan terhadap social loafing.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa honesty-humility memiliki pengaruh

negatif signifikan sebesar .002. Seseorang dengan kepribadian honesty-humility

menurut Ashton (2007) memiliki sifat yang baik, jujur, rendah hati dan bersikap apa

adanya. Nilai negatif signifikan artinya semakin rendah nilai honesty-humility maka

kecenderungan orang akan melakukan social loafing. Mahasiswa yang memiliki

skor rendah honesty-humility cenderung melakukan social loafing misalnya dengan

mengakui bahwa pekerjaan orang lain adalah menjadi pekerjaannya, seolah-olah

mahasiswa tersebut ikut berperan dalam mengerjakan tugas kelompok. Berbeda

dengan mahasiswa yang memiliki nilai honesty-humility yang tinggi, semakin tinggi

nilai honesty-humility maka semakin mahasiswa enggan melakukan social loafing.

Mahasiswa dengan skor tinggi memiliki sifat jujur dalam mengerjakan tugas

kelompok yang tentunya akan merasa bersalah jika tidak terlibat dalam tugas

kelompok.

Hasil penelitian selanjutnya yaitu emotionally memiliki pengaruh positif

signifikan sebesar .006. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Ulke dan Bilgic

(2011) yang menemukan bahwa neuroticism memiliki pengaruh postif signifikan

terhadap social loafing. Walaupun penelitian sebelumnya menggunakan teori big

five, namun definisi neuroticism dan emotionally tidak jauh berbeda. Seseorang

Page 80: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

66

dengan kepribadian emotionally menurut Ashton dan Lee (2009) memiliki sifat

yang mudah cemas, takut dan ketergantungan. Nilai positif signifikan diartikan

semakin tinggi nilai emotionally semakin tinggi pula kecenderungan mahasiswa

melakukan social loafing. Hal ini disebabkan bahwa mahasiswa dengan skor tinggi

ini cenderung tidak percaya diri dengan kemampuannya sehingga mengandalkan

orang lain dalam mengerjakan tugas kelompoknya. Hal tersebut membuat

mahasiswa yang memiliki emotionally cenderung kesulitan dalam bekerja sama

karena sering mengandalakan orang lain dalam menyelesaikan tugasnya.

Dimensi terakhir yang memiliki nilai positif signifikan adalah extraversion

dengan nilai sifgnifikan .002 terhadap social loafing. Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulke dan Bilgic (2014) yang menemukan

bahwa extraversion memiliki nilai positif signifikan dengan social loafing.

Seseorang dengan kepribadian extraversion menurut Ashton dan Lee (2009) senang

berbicara, merasa percaya diri dan mudah bersosialisasi. Mahasiswa yang memiliki

skor tinggi pada extraversion semakin tinggi pula tingkat mahasiswa melakukan

social loafing. Hal ni disebabkan individu ini hanya memberikan komentar atau

masukkan namun cenderung tidak melakukan tugas tersebut atau lebih banyak

bicara dibandingkan bekerja untuk meyelesaikan tugas kelompok. Hal tersebut

membuat individu extraversion cenderung melakukan social loafing karena tidak

adanya tindakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kelompok.

Terdapat aspek-aspek hexaco yang tidak signifikan berpengaruh terhadap

social loafing yaitu agreeableness, conscientiousness dan openess to experience.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian Ulke dan Bilgic (2014) yang

Page 81: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

67

menghasilkan bahwa hanya dua dimensi dari big five personality yaitu neuroticism

dan extraversion yang memiliki pengaruh signifikan terhadap social loafing,

sedangkan dimensi lainnya agreeableness, conscientiousness dan openess tidak

signifikan.

Hubungan agreeableness tidak signifkan dengan social loafing, hasil ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulke dan Bilgic (2014). Alasan

agreeablenes tidak signifikan dikarenakan interaksi pribadi yang berkurang diantara

anggota kelompok. Saat awal pembentukan kelompok ada interaksi yang tinggi

antara individu, setelah beberapa saat, tugas individu akan dibagi dan tersegmentasi

menyebabkan interaksi pribadi berkurang.

Dimensi selanjutnya yang tidak memiliki hubungan social loafing adalah

conscientiousness dan hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulke

dan Bilgic (2014). Alasan conscientiousness tidak signifikan dikarenakan individu

dengan kecenderungan conscientiousness akan menyelesaikan tugas dengan teliti

dan tekun untuk mendapakan hasil maksimal dalam tugas kelompok.

Terakhir dimensi hexaco yang tidak memiliki hubungan social loafing

adalah openess to experience dan hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Ulke dan Bilgic (2014). Alasan openess to experience tidak signifikan

dikarenakan interaksi memiliki keterbukaan tinggi akan bersedia mengambil

tanggung jawab baru dan mereka akan menerima setiap tugas dalam kelompok

sebagai kesempatan belajar.

Beberapa faktor-faktor yang mengakibatkan penelitian tersebut tidak

signifikan mempengaruhi social loafing adalah keterbaatasan peneliti pada sampel

Page 82: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

68

dan belum menemukan penelitian tentang kepribadian hexaco terhadap social

loafing. Terdapat kebiasaan-kebiasaan dalam budaya ini bisa menjadi prediktor lain

dar social loafing. Klehe dan Anderson (2007) menyatakan orang-orang hidup

dalam budaya kolektif (timur) lebih memiliki motivasi yang tinggi dalam kinerja

kelompok karena memegang nilai-nilai tradisional, sedangkan budaya individual

(barat) lebih memungkinkan individu melakukan social loafing.

Hasil Penelitian berikutnya yaitu kohesivitas kelompok tidak terbukti secara

statistik dalam mempengaruhi social loafing. Hampir semua jurnal yang melakukan

penelitian menggunakan kohesivitas kelompok terhadap social loafing menyatakan

keduanya mempunyai pengaruh negatif signifikan. Artinya jika kohesivitas

kelompok memiliki nilai yang tinggi maka social loafing semakin rendah (Karau &

Hart, 1989: Karau & Williams, 1997; Hoigaard, Safvenbom & Tonnesen, 2014;

Lam, 2015). Untuk penelitian ini, penulis tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap social loafing baik positif ataupun negatif.

Tidak adanya hasil yang signifikan terjadi karena penelitian- penelitian

sebelumnya sebagian besar menggunakan subyek yang berasal dari karyawan, tim

olahraga dan organisasi sehingga kerjasama tim dan kekompakan sangat

diperlukan. Mengenai kasus penelitian ini, kerja kelompok adalah gabungan dari

hasil kerja secara individual. Tugas kelompok yang dikerjakan secara individu tanpa

adanya komunikasi lalu dikumpulkan pada satu orang yang ditugaskan untuk

menggabungkannya. Jelas sekali interaksi dan komunikasi antar anggota sangat

kurang, padahal tugas kelompok itu sendiri merupakan tugas yang dikerjakan oleh

dua orang atau lebih dan didalamnya terdapat komunikasi atau interaksi satu sama

Page 83: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

69

lain (Baron & Bryne, 2003) hal tersebut menyebabkan tidak adanya pengaruh

kohesivitas kelompok terhadap social loafing terhadap penelitain ini.

5.3 Saran

Berdasarkan pemaparan diatas, terdapat berbagai keterbatasan pada penelitian ini.

Maka untuk perkembangan skripsi selanjutnya peneliti perlu memberikan saran

sebagai pertimbangan dan penyempurnaan penelitian selanjutnya yang terkait

dengan penelitian serupa. Saran tersebut berupa saran teoritis dan saran praktis.

5.3.1 Saran teoritis

Bagi peneliti yang tertarik dan berminat pada permasalahan yang sama, disarankan

untuk :

1. Penelitian selanjutnya dapat meneliti social loafing dengan independent

variabel yang berbeda salah satunya group size. Menurut hasil observasi

jumlah kelompok yang terlalu besar dapat menimbulkan terjadinya social

loafing. Hal ini didukung oleh penelitauin Maximilian Ringelmann (1927)

ketika dia melakukan penelitian terhadap sekelompok orang yang menarik

tali. Ketika jumlah orang yang menarik tali bertambah, usaha untuk menarik

tali tersebut lebih besar. Namun Ringelmann menemukan usaha yang

dikeluarkan masing-masing orang berkurang.

2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk mengontrol jenis tugas

kelompok saat pengisian kuesioner atau penelitian agar subyek penelitian

bisa lebih membayangkan keberadaannya dalam satu kelompok tertentu.

Mengontrol jenis tugas perlu karena tidak semua tugas kelompok memiliki

anggota yang sama dan tingkat kesulitan yang sama. Jenis tugas juga

Page 84: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

70

mempengaruhi minat individu terhadap tugas itu sendiri, karena tiap

individu memiliki minat yang berbeda atau keahlian yang berbeda (Fitriana,

2017).

5.3.2 Saran praktis

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa saran yang dapat diajukan kepada pihak-

pihak yang berkepentingan berkaitan dengan penelitai, yaitu :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa social loafing dipengaruhi oleh

honesty-humility dengan nilai signifikan sebesar 0,002. Sehingga salah satu

cara untuk mengurangi tingkat social loafing pada mahasiswa dengan

mengembangkan sifat kepribadian honesty-humility dengan cara dosen

memberikan konsekuensi bagi mahasiswa yang tidak mengerjakannya.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa social loafing dipengaruhi oleh

emotionally dengan nilai positif signifikan sebesar 0,006. Salah satu cara

menghindari atau mengurangi perilaku social loafing dengan cara dosen dapat

memberikan pengertian dan manfaat melakukan tugas kelompok dalam

dunia profesional kelak agar mahasiswa yang emotionally tinggi tidak

bergantung pada orang lain.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa social loafing dipengaruhi oleh

extraversion dengan nilai signifikan sebesar 0,002. Sehingga salah satu cara

untuk mengurangi tingkat social loafing pada mahasiswa dengan

kecenderungan kepribadian extraversion adalah dengan dosen memberikan

arahan pentingnya action dalam tugas kelompok. Jika kelompok hanya

mengungkapakan ide tanpa ada yang menjalankan maka kelompok seperti

Page 85: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

71

halnya berjalan di tempat dan tidak kunjung menyelasaikan tugas kelompok.

Page 86: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

72

Daftar Pustaka

Amir F., Naz F., Hafeez S.Q., Ashfaq A. & Dogar Y. H. (2014). Measuring the

effect of five factor model of personality on team performance with

Moderating Role of employee engagement. Journal of Psychology and

Behavioral Science 2 (2), 221-255.

Asthon, M. C. (2013). Individual differences and personality. Academic Press:

Elsevier.

Ashton, M. C., & Lee, K. (2007). Empirical, theoretical, and practical advantages

of the HEXACO model of personality structure. Personality and Social

Psychology Review, 11, 150-166.

Ashton, M. C., & Lee, K. (2009). The HEXACO–60: a short measure of the major

dimensions. Journal of Personality Assessment , 340-344.

Aulia H. & Saloom G. (2013). Pengaruh kohesivitas kelompok dan self efficacy

terhadap social loafing pada anggota organisasi kedaerahan di lingkungan

Uin Syarif Hidayatullah. TAZKIYA Journal of Psychology , 18(1), 79-88.

Baron, R. A.,& Byrne, D.(2003). Social psychology. 10th Ed. USA: Allyn &

Bacon.

Carron, A. V., Eys, M., Loughead, T., & Bray, S. R. (2009). Development of a

cohesion questionnaire for youth: the youth sport environment

questionnaire. Journal of Sport and Exercise Psychology, 31(3), 390-408.

Carron, A. V., Widmeyer, W. N., & Brawley, L. R. (1985). The development of

an instrument to assess cohesion in sport teams: the group environment

questionnaire. Journal of sport psychology, 7(3), 244-266.

Chidambaram, L., &, Tung L. L. (2005). Is out of sight, out of mind? an empirical

study of social loafing in technology-supported group. Information system

research, 16, 149-168.

David A. K. & Barbara M. (1986). Ringelmann Rediscovered: the original article.

Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 50, No. 5, 936-941.

De Vries, R. E. (2013). The 24-item Brief HEXACO Inventory (BHI). Journal of

Research in Personality, 47, 871-880.

Duffy, M.K. & Shaw, J. D. (2000). The Salieri syndrome: Consequences of envy

in groups. Small Group Research, 31(1), 3-23.

Page 87: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

73

Carron, A. V., Eys, M., Loughead, T., & Bray, S. R. (2009). Development of a

cohesion questionnaire for youth: the youth sport environment

questionnaire. Journal of Sport and Exercise Psychology, 31(3), 390-408.

Feist J., & Feist G. J. (2010). Teori kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.

Fitriyana H. (2017). Prediktor social loafing pada tugas berkelompok mahasiswa.

Tesis. Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

George, J. M. (1992). Extrinsic and intrinsic origins of perceived social loafing in

organizations. Academy of Management Journal. 35, 191-202.

Harkins, S.G., & Szymanski, K. 1(989). Social loafing and group evaluation.

Journal of Personality and Social Psychology, 56:934-941.

Høigaard, R., Säfvenbom, R., & Tønnessen, F. E. (2014). The relationship between

group cohesion, group norms, and perceived social loafing in soccer team.

Small group research, 37(3), 217-232.

Høigaard, R., Tofteland, I., & Ommundsen, Y. (2006). The effect of team

cohesion on social loafing in relay teams. International Journal of Applied

Sport Sciences, 18(1), 59-73.

Hogg, M.A., & Vaughan, G.M., (2011). Social Psychology (6th Ed). England:

Pearson Eduucation Limited.

Karau, S. J., & Hart, J. W. (1989). Group cohesiveness and social loafing: Effects

of a social interaction manipulation on individual motivation within

groups. Group Dynamics: Theory, Research, and Practice. 2(3),185-191.

Karau, S. J., & Williams, K. D. (1993). Social loafing: A meta-analytic review

and theoretical integration. Journal of Personality and Social Psychology,

65: 681 706.

Karau, S. J., & Williams, K. D. (1997). The effects of group cohesiveness on

social loafing and social compensation. Educational Publishing

Foundation. 1(2),56-168

Kerr, N. L. (1983).Motivation losses in small groups: A social dilemma analysis.

Journal of Personality and Social Psychology. 45(4),819-828

Kidwell, R. E., & Bennett, N. (1993). Employee propensity to withhold effort: A

conceptual model to intersect three avenues of research. Academy of

Management Review, 18: 429–456.

Page 88: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

74

Klehe, U. C., & Andersen, N. (2007). The moderating influence of personality

and culture on social loafing in typical versus maximum performance

situations. International Journal of Selection and Assessment. 15(2), 250-

262.

Kravitz D. A., & Martin B. (1986) Ringelman rediscovered : the original article.

Journal of Personality and Social Psychology. 50 (5), 936-941.

Kugihara, N. (1999). Gender and social loafing in Japan. The Journal of Social

Psychology, 139: 516-526.

Lam, C. (2015). The role of communication and cohesion in reducing social

loafing in group projects. Business and Professional Communication

Quarterly. Online first.

Latané, B., Williams, K. D., & Harkins, S. (1979). Many hands make light the

work: The causes and consequences of social loafing. Journal of

Personality and Social Psychology, 37: 822–832.

Liden, R.C., Wayne, S.J., Jaworski, R.A., & Bennett, N. (2003). Social loafing: A

Field Investigation. Journal of Management, 30(2), 285-304.

Mudrack, P. E. (1989). Group cohesiveness and productivity: A closer look.

Human Relations, 42: 771–785.

Pervine L. A., Cervone D. & John O. P. (2015). Psikologi kepribadian : Teori dan

Penelitian, Edisi Kesembilan. Jakarta: Prenadamedia Group

Rafi A., Arzu F., Waqar, Khan A., Haq I. U., & Kashif A. R. (2013). HEXACO

model of personality traits and considerations with respect to

entrepreneurial performance. Asian Journal of Business Management 5(3):

320-325, 2013

Schippers, M.C., (2014). Social loafing tendencies and team performance: The

compensating effect of agreeableness and conscientiousness. Academy of

Management Learning & Education. 13(1), 62-81.

Salas, E., Sims, D.E., & Burke, C.S. (2005). Is there a “big five” in teamwork?.

Journal Small Group Research, 36(5),555-59

Szymanski, K. & Harkins, S. (1989). Social loafing and group evaluation. Journal

of Personality and Social Psychology. 53(5), 934-941.

Page 89: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

75

Ulke, H. E., & Bilgic., R. (2011). Investigating the role of the big five on the

social loafing of information technology workers. International Journal

of Selection and Assessment. 19(3), 301-312.

Umar, J. (2012). Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, 2(2),

115-116.

Wildanto E. (2016). Social loafing pada anggota organisasi mahasiswa fakultas

psikologi UMS. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ying, X., Li, H., Jiang, S., Peng, F., & Lin, Z. (2014). Group laziness: the effect

of social loafing on group performance. Social Behavior and Personality,

42(3), 465–472.

Ziapour, A., Zokaei, A.H., Javid, N. M., Javid P. M., Javid N, N. M., & Pour,

B.H. (2014). Association between personality traits and social laziness:

(Case study: Staff of Kermanshah University of medical sciences in 2014).

TJEAS Journal, 5 (1), 49-54

Page 90: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

76

PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASI

Dengan ini saya secara sukarela menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini: (WAJIB DI ISI)

Nama/Inisial :

Jenis Kelamin :

Usia :

Semester :

Fakultas/Jurusan :

Memiliki Pekerjaan : Ya/Tidak

Tinnggal di : (Kosan/ Tidak Kos)

Suku Bangsa : a. Jawa

b. Sunda

c. Betawi

d. Minang

e. Batak

f. Bugis

g. Lainnya .....

*coret yang tidak perlu

TTD

( )

Page 91: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

77

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan. Berilah tanda checklist (√) pada setiap

jawaban yang Anda anggap paling menggambar diri Anda yang Anda pilih dari

keempat alternatif jawaban yang tersedia pada tiap-tiap pertanyaan, yaitu:

STS : Sangat Tidak Sesuai

TS : Tidak Sesuai

S : Sesuai

SS : Sangat Sesuai

Contoh:

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya pernah menangguhkan tanggung jawab

tugas saya kepada orang lain yang juga satu

kelompok dengan saya (dalam tugas kuliah)

X

Page 92: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

78

Skala 1

No Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1

Saya pernah menangguhkan tanggung jawab

tugas saya kepada orang lain yang juga satu

kelompok dengan saya (dalam tugas kuliah)

2 Saya mengurangi usaha dalam tugas kelompok

ketika ada teman lain yang mengerjakannya

3 Saya hampir mengerjakan semua tugas dalam

kelompok, bahkan yang bukan tugas saya

4 Saya menghabiskan sedikit waktu waktu untuk

mengerjakan tugas kelompok ketika ada temen

lain yang mengerjakannya

5 Saya merasa mengeluarkan usaha lebih banyak

dibandingkan anggota lainnya

6 Sebisa mungkin saya ikut berpartisipasi dalam

mengerjakan tugas-tugas kelompok

7 Saya pernah meninggalkan tugas untuk

dikerjakan oleh anggota lainnya yang saya

anggap mampu mengerjakan tugas lainnya

8 Saya kurang tertarik untuk mengerjakan tugas

kelompok jika anggota kelompok lain bisa

mengerjakannya

9 Saya bersikap santai ketika anggota kelompok

lain mengerjakan tugas

10 Dalam beberapa tugas, saya meminta teman

untuk mengerjakan tugas kelompok saya

karena ada kepentingan yang lebih mendesak

Page 93: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

79

Skala 2

No Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1 Saya bisa melihat sebuah gambar/lukisan

dalam waktu yang lama

2 Saya memastikan sesuatu berjalan seperti seharusnya

3 Saya tidak dapat bersahabat dengan orang yang jahat kepada saya

4 Tidak ada seorang pun yang suka berbicara dengan saya

5 Saya takut merasakan sakit

6 Saya sulit berbohong

7 Saya pikir bahwa ilmu pengetahuan itu membosankan

8 Saya menunda tugas sulit selama mungkin

9 Saya senang menyampaikan kritik

10 Saya mudah dekat dengan orang yang baru dikenal

11 Dibandingkan dengan orang lain, saya tidak mudah

khawatir

12 Saya ingin mengetahui cara mencari banyak uang dengan cara tidak jujur

13 Saya memiliki banyak imajinasi

14 Saya bekerja dengan teliti

15 Saya cepat setuju dengan orang lain

16 Saya suka berbicara dengan banyak orang

17 Saya dapat dengan mudah menyelesaikan masalah

dengan kemampuan saya sendiri

18 Saya ingin menjadi terkenal

19 Saya menyukai orang dengan ide yang unik

Page 94: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

80

20 Saya melakukan hal tanpa banyak berpikir

21 Meskipun diperlakukan dengan buruk saya tetap tenang

22 Saya jarang ceria

23 Saya menangis ketika menonton film romantis maupun film sedih

24 Saya berhak diperlakukan secara khusus

Skala 3

No Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1

Dalam kelompok tugas kuliah kami semua

memberikan komitmen yang sama terhadap

tujuan kelompok

2 Saya mengajak anggota kelompok untuk

melakukan berbagai hal bersama

3 Tim memilik tujuan yang sama (tugas kuliah)

4 Beberapa teman saya ada dalam kelompok

5 Saya suka cara kami bekerja sama sebagai tim

6 Saya tidak cocok bekerja sama dalam kelompok

7 Kami pergi bersama kapanpun saat ada

kesempatan

8 Sebagai anggota kelompok, kami merupakan

satu kesatuan

9 Saya sering menghubungi anggota kelompok

melalui telepon, pesan atau internet

10 Tim memberi kesempatan bagi saya untuk

meningkatkan kinerja

11 Saya sering menghabiskan waktu dengan rekan

kelompok diluar aktivitas kuliah

Page 95: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

81

Periksa kembali jawaban anda jangan sampai ada yang terlewat.

Terima kasih atas partisipasinya.

12 Kelompok kami tidak dapat bekerja sama

dengan baik

13 Saya tetap berkomunikasi dengan rekan

kelompok setelah tugas kuliah berakhir

14 Saya senang dengan keinginan kelompok saya

menjadi yang terbaik

15 Kami selalu bersama diluar tugas kelompok

16 Saya memiliki cara bermain yang sama dengan

rekan kelompok (ex: hobi, tempat nongkrong

dll)

17 Kami sering berhubungan satu sama lain

melalui telepon, pesan atau internet

18 Kami senang dengan cara kerja kami

Page 96: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

82

LAMPIRAN ANALISIS CFA

1.) Syntax CFA Social Loafing

UJI VALIDITAS KONSTRUK SOCIAL LOAFING

DA NI =10 NO=232 MA=PM

LA

X1 X2 X7 X3 X6 X4 X8 X9 X10 X5

PM SY FI=SL.COR

MO NX=10 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

SOC.LOA

FR TD 10 8 TD 6 1 TD 5 3 TD 9 5 TD 6 2 TD 9 7 TD 7 6 TD 6 5 TD 3 1 TD 9 2

TD 7 5 TD 2 1

PD

OU SS TV MI

Page 97: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

83

2.) Syntax CFA Honesty-Humility

UJI VALIDITAS KONSTRUK SOCIAL LOAFING

DA NI =4 NO=232 MA=PM

LA

X6 X12 X18 X24

PM SY FI=HH.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

HH

PD

OU SS TV MI AD=OFF

3.) Syntax CFA Emotionality

Page 98: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

84

UJI VALIDITAS KONSTRUK

DA NI =4 NO=232 MA=PM

LA

X5 X11 X17 X23

PM SY FI=EMO.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

EMO

PD

OU SS TV MI

4.) Syntax CFA Extraversion

UJI VALIDITAS KONSTRUK

DA NI =4 NO=232 MA=PM

LA

X4 X10 X16 X22

PM SY FI=EX.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

EXTRAV

FR TD 3 2

PD

OU SS TV MI

Page 99: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

85

5.) Syntax CFA Agreeableness

UJI VALIDITAS KONSTRUK

DA NI =4 NO=232 MA=PM

LA

X3 X9 X15 X21

PM SY FI=AG.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

AGRE

FR TD 4 3 TD 3 1

PD

OU SS TV MI

Page 100: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

86

6.) Syntax CFA Conscientiousness

UJI VALIDITAS KONSTRUK

DA NI =4 NO=232 MA=PM

LA

X2 X8 X14 X20

PM SY FI=CN.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

CON

PD

OU SS TV MI

7.) Syntax CFA Openess to Experience

Page 101: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

87

UJI VALIDITAS KONSTRUK

DA NI =4 NO=232 MA=PM

LA

X1 X7 X13 X19

PM SY FI=OP.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

OPEN

FR TD 4 1

PD

OU SS TV MI

8.) Syntax CFA Individual Attractions to The Group – Task

UJI VALIDITAS KONSTRUK

DA NI =4 NO=232 MA=PM

LA

X5 X10 X14 X6

PM SY FI=T.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

TASK

FR TD 4 1 TD 2 1

PD

OU SS TV MI

Page 102: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

88

9.) Syntax CFA Individual Attractions to The Group – Social

UJI VALIDITAS KONSTRUK

DA NI =6 NO=232 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6

PM SY FI=SOC.COR

MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

SOC

FR TD 5 4 TD 6 4 TD 6 2 TD 5 1 TD 6 5

PD

OU SS TV MI

Page 103: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

89

10.) Syntax CFA Group Integration – Task

UJI VALIDITAS KONSTRUK

DA NI =5 NO=232 MA=PM

LA

X1 X3 X8 X18 X12

PM SY FI=GIT.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

GIT

FR TD 4 2 TD 2 1

PD

OU SS TV MI

Page 104: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

90

11.) Syntax CFA Group Integration – Social

UJI VALIDITAS KONSTRUK

DA NI =3 NO=232 MA=PM

LA

X1 X2 X3

PM SY FI=GIS.COR

MO NX=3 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

GIS

PD

OU SS TV MI

Page 105: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

91

LAMPIRAN OUTPUT REGRESI

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SOCIAL_LOAFING 232 20.27 78.04 50.0000 10.00000

AGREEABLENES 232 17.78 60.24 50.0000 7.48602

CONSCIENTIOUSNESS 232 23.19 62.93 50.0000 8.16178

EMOTIONALLY 232 31.06 65.93 50.0000 6.57527

EXTRAVERSION 232 34.90 74.80 50.0000 8.89175

HONESTY_HUMILITY 232 35.22 74.78 50.0000 8.87109

OPENNESS 232 31.59 63.32 50.0000 5.83604

GROUP_INTEGRATION_

TASK 232 13.54 68.69 50.0000 8.92871

GROUP_INTEGRATION_

SOCIAL 232 35.32 67.03 50.0000 8.14053

INDIVIDUAL_ATTRACTI

ON_SOCIAL 232 21.71 72.03 50.0000 8.23069

INDIVIDUAL_ATTRACTI

ON_TASK 232 13.98 68.28 50.0000 8.89012

Valid N (listwise) 232

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 2988.505 10 298.850 3.284 .001b

Residual 20111.495 221 91.002

Total 23100.000 231

a. Dependent Variable: SOCIAL_LOAFING

b. Predictors: (Constant), Honesty-Humility, Emotionally, Extraversion, Agreeableness,

Conscientiousness, Openess to Experience, TGT,TGS,GIT,GIS

Page 106: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48716/1/AHMA… · Tugas kelompok adalah tugas kolektif yang memerlukan penyatuan

92