PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN...

121
PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN JENIS KELAMIN TERHADAP SOCIAL LOAFING PADA MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi) Oleh : Raditio Andaru NIM: 11150700000137 Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1441 H / 2019

Transcript of PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN...

Page 1: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF

EFFICACY DAN JENIS KELAMIN TERHADAP

SOCIAL LOAFING PADA MAHASISWA UIN

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)

Oleh :

Raditio Andaru

NIM: 11150700000137

Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

1441 H / 2019

Page 2: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan
Page 3: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan
Page 4: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan
Page 5: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“KESULITAN AKAN TUNDUK PADA ORANG YANG

BERJUANG”

“DON’T STOP UNTIL YOU’RE PROUD”

Skripsi ini dipersembahkan untuk kedua orang tua saya, Mama & Papa, serta

keluarga dan sahabat terdekat yang selalu mendoakan dan menyemangati di balik

layar perjuangan saya.

Page 6: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

B) Juli 2019

C) Raditio Andaru

D) Pengaruh Kohesivitas Kelompok, Self Efficacy, dan Jenis Kelamin terhadap

Social Loafing pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

E) xii + 79 halaman + Lampiran

F) Social loafing merupakan pengurangan kinerja individu selama bekerjasama

dalam lingkup kelompok dibandingkan pada saat individu bekerja sendiri.

Pengurangan kinerja individu dalam kelompok akan berdampak negatif baik bagi

kelompok maupun individu yang melakukannya. Penelitian ini bertujuan untuk

menguji signifikansi pengaruh kohesivitas kelompok, self efficacy, dan jenis

kelamin secara bersama-sama terhadap social loafing.

Populasi dalam penelitian ini merupakan mahasiswa program studi strata

satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengambilan

sampel pada penelitian ini menggunakan teknik convenience non probability

sampling dengan sampel sebanyak 311 responden. Penelitian ini menggunakan

instrumen pengumpulan data dengan skala model Likert untuk mengukur

keseluruhan variabel. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel social

loafing menggunakan skala social loafing, variabel kohesivitas kelompok

menggunakan skala Group Environment Questionnaire (GEQ),variabel self

efficacy menggunakan skala self efficacy. Pengujian validitas tiap-tiap item

kuesioner menggunakan teknik CFA (Confirmatory Factor Analysis), sedangkan analisis data untuk uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik multiple

regression.

Hasil yang diperoleh menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel kohesivitas kelompok, self efficacy dan jenis kelamin terhadap social

loafing dengan sumbangan nilai sebesar 58.2%. Secara rinci dijelaskan bahwa

dimensi yang berpengaruh secara signifikan terhadap social loafing adalah

individual attraction to group task, individual attraction to group social, dan

generality, sedangkan dimensi lainnya tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap social loafing. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah menggunakan

independent variabel lain di luar penelitian ini yang didasarkan dengan penelitian

sebelumnya, seperti motivasi berprestasi. Pengambilan sampel juga disarankan

untuk meneliti sampel yang memiliki karakteristik yang berbeda seperti karyawan

perusahaan, dan tim olahraga. G) Daftar Bacaan: 51; buku: 16 + jurnal: 34 + internet: 1.

Page 7: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology, Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta

B) July 2018

C) Raditio Andaru

D) The Effect of Group Cohesion, Self efficacy, and Gender on Social loafing on

Students of Syarif Hidayatulah State Islamic Univeristy Jakarta.

E) xii + 79 pages + Appendix

F) Social loafing is a reduction in individual performance during collaboration in

the scope of a group (collective) compared to when individuals work alone.

Reducing individual performance in groups will have a negative impact on both

groups and individuals who do it. This research aims to examine the significance

of the influence of group cohesion, self efficacy, and gender on social loafing of

students. The population in this study was a student of Syarif Hidayatullah State Islamic

University Jakarta. Sampling in this study used a convenience non-probability sampling

technique with a sample of 311 respondents. This study used a data collection instrument

with a Likert scale model to measure all variables. The questionnaire used to measure

social loafing variable used a social loafing scale, group cohesion variable used a Group

Environment Questionnaire (GEQ) scale, the self efficacy variable used the self efficacy

scale. The validity of each item questionnaire tested using the CFA (Confirmatory Factor

Analysis) technique, while the data analysis for testing the hypothesis in this study used

multiple regression techniques.

The result of this study show that there was a significant effect of group

cohesion, self efficacy and gender on social loafing with a contribution value of

58.2%. In detail, it is explained that the dimensions that significantly influence

social loafing are individual attraction to group task, individual attraction to

social groups, and generality, while other dimensions do not significantly

influence social loafing. The suggestion for further research is to use other

independent variables outside of this study which are based on previous research,

such as achievement motivation. Sampling is also recommended to examine

samples that have different characteristics such as company employees, and

sports teams.

G) Reading List: 52; books: 16 + journal: 34 + internet: 1.

Page 8: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala

karunia, rahmat, hidayah dan kekuatan yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Kohesivitas Kelompok, Self

Efficacy, dan Jenis Kelamin terhadap Social Loafing pada Mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.” Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan

kepada Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan seluruh umat

yang senantiasa mencintainya.

Proses yang telah penulis lalui untuk terwujudnya skripsi ini tidak lepas

dari bantuan, bimbingan, arahan, dukungan, dan doa yang diberikan kepada

penulis dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si selaku Dekan, dan Bambang Suryadi, Ph.D

selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.

2. Drs. Akhmad Baidun, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi, terima kasih

penulis ucapkan atas kesabaran, arahan, bimbingan, dan juga dukungan dari

segi waktu dan tenaga yang diberikan selama proses pembuatan skripsi ini.

Banyak hal yang penulis dapatkan selama proses bimbingan berlangsung

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

3. Dr. Achmad Syahid, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik, terima kasih

atas bimbingan dan juga masukan yang telah diberikan kepada penulis

sehingga penulis terus termotivasi untuk meningkatkan nilai di setiap

semesternya selama perkuliahan.

4. Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak

memberikan ilmu dan pemahaman kepada penulis baik dalam bidang

akademis maupun non-akademis.

5. Responden yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini, penulis ucapkan

terima kasih telah meluangkan waktu dan pikiran untuk mengisi kuesioner

sehingga penulis mendapat informasi dengan sangat baik.

6. Kedua orang tua yang sangat penulis banggakan, cintai, dan hormati teruntuk

mama dan papa. Terima kasih doa mama dan papa yang selama ini selalu

mendukung dengan banyak cara yang dilakukan agar penulis terus semangat

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih selalu mendukung di saat suka

maupun duka, di saat penulis lelah mama dan papa tidak pernah merasa lelah

untuk terus memberi semangat. Terima kasih telah menjadi kekuatan dan

inspirasi penulis untuk tetap semangat dan kuat menjalani kehidupan dan juga

menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga penulis yang selalu mensupport dalam keadaan suka dan duka, saat

penulis merasa down keluarga selalu ada di belakang penulis untuk membantu

Page 9: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

ix

bangkit kembali. Terimakasih untuk Yangkung, Yangti, dan Mbahti dan sanak

saudara lainnya yang telah memberi semangat serta memfasilitasi penulis

dengan kebahagiaan tidak terbatas.

8. Sahabat Cenil, untuk Michael, Windi, Yudhistira, Femmylia, Ken, Hany,

Putra, Raafi, dan Iqbal yang selalu memberikan keseruan selama ini.

9. Mahasiswa/i Psikologi UIN Jakarta yang selalu memberi semangat, motivasi,

dan inspirasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih

untuk Dwi, Soffa, Ryan, Nadiva, Nadia, Metsa, Niki, Tirta, Kindy, Indira, Kak

Ibnu, Kak Khansa, Kak Tina dan teman-teman lainnya yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu. Terimakasih telah membantu penulis dalam

banyak hal untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu, terima kasih atas

bantuan, kebaikan, dan doa yang telah diberikan kepada penulis. Semoga

selalu dalam lindungan dan rahmat Allah, dan kebaikan yang telah diberikan

dibalas dengan kebaikan yang akan Allah SWT berikan dengan sebaik-

baiknya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan

keterbatasan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat

dibutuhkan sangat diharapkan demi perbaikan dalam penelitian di masa

mendatang. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua kalangan baik orang tua,

mahasiswa/i, pekerja, maupun masyarakat umum.

Jakarta, 29 Juli 2019

Penulis

Page 10: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

x

DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v ABSTRAK ............................................................................................................ vi ABSTRACT .......................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

BAB 1 ...................................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1 1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah ....................................................................... 8

1.2.1 Pembatasan masalah ......................................................................................... 8 1.2.2 Rumusan masalah ............................................................................................. 9

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................. 10 1.3.1 Tujuan penelitian ............................................................................................ 10 1.3.2 Manfaat penelitian .......................................................................................... 10

BAB 2 .................................................................................................................... 11 2.1 Social loafing ............................................................................................................ 11

2.1.1 Definisi social loafing ..................................................................................... 11 2.1.2 Dimensi social loafing .................................................................................... 12 2.1.3 Faktor yang mempengaruhi social loafing ...................................................... 13 2.1.4 Pengukuran social loafing ............................................................................... 16

2.2 Kohesivitas Kelompok ............................................................................................ 18 2.2.1 Definisi kohesivitas kelompok ........................................................................ 18 2.2.2 Dimensi kohesivitas kelompok ....................................................................... 19 2.2.3 Pengukuran kohesivitas kelompok.................................................................. 20

2.3 Self Efficacy .............................................................................................................. 22 2.3.1 Definisi self efficacy ........................................................................................ 22 2.3.2 Dimensi self efficacy ...................................................................................... 24 2.3.3 Pengukuran self efficacy ................................................................................. 25

2.4 Jenis Kelamin .......................................................................................................... 26 2.4.1 Definisi jenis kelamin ..................................................................................... 26 2.4.2 Skoring variabel jenis kelamin ........................................................................ 28

2.5 Kerangka Berpikir .................................................................................................. 28 2.6 Hipotesis Penelitian ................................................................................................. 33

BAB 3 .................................................................................................................... 35 3.1 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .......................................................... 35 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional....................................................... 35 3.3 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................................... 37 3.4 Uji Validitas Konstruk ............................................................................................ 39

3.4.1. Uji validitas konstruk social loafing ............................................................... 42

Page 11: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

xi

3.4.2. Uji validitas konstruk kohesivitas kelompok .................................................. 43 3.4.3. Uji validitas konstruk self efficacy ................................................................. 48

3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................................... 51 3.6 Prosedur Penelitian ................................................................................................. 52

BAB 4 .................................................................................................................... 55 4.1 Gambaran Subjek Penelitian ................................................................................. 55 4.2 Hasil Analisis Deskriptif ......................................................................................... 56 4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian .................................................................. 57 4.4 Uji Hipotesis Penelitian ........................................................................................... 59

4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian............................................................... 59 4.5 Proporsi Varian ....................................................................................................... 64

BAB 5 .................................................................................................................... 68 5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 68 5.2 Diskusi ...................................................................................................................... 68 5.3 Saran......................................................................................................................... 73

5.3.1 Saran Teoritis .................................................................................................. 73 5.3.2 Saran Praktis ................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76 LAMPIRAN .......................................................................................................... 81

Page 12: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blueprint Skala Social loafing …………………………….….… 38

Tabel 3.2 Blueprint Skala Kohesivitas Kelompok ..………………..……… 38

Tabel 3.3 Blueprint Skala Self Efficacy …...……………………….……… 39

Tabel 3.4 Coding Variabel Jenis kelamin …………………………………. 39

Tabel 3.5 Muatan faktor item Social loafing ………………………....…… 43

Tabel 3.6 Muatan faktor item group integration task ……………...……… 44

Tabel 3.7 Muatan faktor group integration social …………….……..…… 45

Tabel 3.8 Muatan faktor item individual attraction to group task ….…..… 46

Tabel 3.9 Muatan faktor item individual attraction to group social.….……. 47

Tabel 3.10 Muatan faktor item magnitude ..………………………...……. 49

Tabel 3.11 Muatan faktor item generality ………………………………… 50

Tabel 3.12 Muatan faktor item strength..……………….……………….… 51

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek……...…………….……………….…..55

Tabel 4.2 Tabel Analisis Deskirptif……….…………….……………….… 56

Tabel 4.3 Norma Kategorisasi Skor Variabel Penelitian..……………….… 57

Tabel 4.4 Persentase Kategori Skor Tiap Variabel..…….……………….… 58

Tabel 4.5 Model Summary Analisis Regresi…………….……………….… 60

Tabel 4.6 ANOVA Pengaruh Keseluruhan IV Terhadap DV…………….… 61

Tabel 4.7 Koefisien Regresi…………………………….……………….…. 62

Tabel 4.8 Model Summary Proporsi Varians IV Terhadap DV………….… 65

Page 13: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ……………………………….... 33

Page 14: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Social loafing merupakan suatu fenomena yang seringkali terjadi pada mahasiswa

dalam dunia perguruan tinggi. Partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan belajar

mengajar dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab yang diemban sebagai

konsekuensinya menjadi tingkatan pelajar tertinggi. Bentuk dari partisipasi aktif

mahasiswa yang dimaksud ialah dengan mengerjakan tugas perkuliahan. Tugas

dapat dibagi menjadi dua, diantaranya yaitu tugas individu dan tugas kelompok

(Sutanto & Simanjuntak, 2015). Tugas individu dalam pelaksanaannya hanya

mengandalkan usaha individu sendiri, sedangkan tugas kelompok dilakukan

dengan menggabungkan usaha dari setiap individu dalam kelompok demi

tercapainya kemudahan dalam menyelesaikan tugas.

Baron dan Byrne (2005) mengungkapkan bahwa tugas kelompok

merupakan tugas yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih yang di dalamnya

terdapat interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama. Individu yang

kurang dapat bekerjasama dengan baik atau mengandalkan orang lain dalam

pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan membuat individu menjadi bergantung

pada orang lain sehingga menimbulkan kecemasan ketika tidak dapat mengatasi

masalah yang timbul dalam penugasan kelompok dan merasa kurang percaya diri.

Selain itu, mengandalkan pengerjaan tugas kelompok pada orang lain juga

menunjukkan individu kurang mampu untuk memecahkan masalah sendiri

Page 15: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

2

(problem solving), kurang mampu berpikir kritis, dan kurang mampu bertanggung

jawab atas pekerjaannya.

Pada umumnya, bekerja dalam ruang lingkup kelompok sering dikaitkan

dengan dampak positif mengenai upaya dan kinerja individu (Hoigaard,

Safvenbom & Tonnessen, 2006). Menurut Santrock (2009), manfaat dari tugas

kelompok ialah terciptanya interaksi dan interdependensi antar siswa yang

semakin baik, motivasi untuk belajar yang meningkat dan pembelajaran yang

lebih baik melalui pengajaran materi kepada sesama anggota kelompok. Dalam

mengerjakan tugas kelompok setiap individu dituntut untuk berpartisipasi aktif

dan dapat bekerja sama dengan teman sekelompoknya demi terciptanya

kemudahan dalam proses mengerjakan tugas. Namun, pada kenyataannya tidak

semua pengerjaan tugas kelompok berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan,

seringkali dalam kelompok terdapat individu yang mengurangi usahanya dalam

bekerja dan mengalami penurunan motivasi ketika mengerjakan tugas kelompok

dibandingkan ketika bekerja secara individu, fenomena ini dikenal degan istilah

social loafing (Williams, Harkin, & Latane, 1981).

Menurut Ying, Jiang, Peng & Lin (2014), bekerja secara berkelompok

kenyataannya dapat menurunkan motivasi dan usaha pada individu. Sangatlah

mungkin individu mengurangi motivasi dan usahanya ketika mengerjakan tugas

secara kelompok, karena individu dapat mengandalkan individu lain dalam

kelompok untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Dampak yang

ditimbulkan dari mengurangnya motivasi dan usaha individu ini dapat membuat

Page 16: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

3

kinerja kelompok menjadi tidak efektif, seperti menurunnya produktivitas dan

buruknya kinerja anggota kelompok.

Secara individual, mahasiswa pelaku social loafing akan mengurangi

kesempatan bagi dirinya sendiri untuk mengembangkan kemampuan serta

pengetahuan yang dimilikinya terkait tugas yang seharusnya dikerjakan (Welter,

Canale, Fiola, Sweeney, & Larmand, 2002). Social loafing yang terjadi secara

berkepanjangan dapat menghilangkan fungsi kelompok sebagai wadah kinerja

yang efektif dan efisien (Anggraeni dan Alfian, 2015). Oleh karena itu, social

loafing penting untuk diteliti karena permasalahan ini menimbulkan kerugian bagi

individu, institusi sosial, dan masyarakat (Karau dan Williams, 1993).

Studi terdahulu mengenai fenomena social loafing pertama kali dilakukan

oleh Ringelmann (dalam Latane, Williams, & Harkins 1980) dalam

eksperimennya pada kegiatan tarik tambang, menemukan bahwa individu yang

berada dalam kelompok mengeluarkan usahanya 50% lebih sedikit dibandingkan

dengan total usaha yang dikeluarkannya saat bekerja sendirian. Sedangkan dalam

studi lain Latane, Williams, & Harkins (1979), menemukan bahwa pada kegiatan

bertepuk tangan dalam kelompok, individu mengurangi 65% usahanya, dan pada

kegiatan berteriak dalam kelompok diketahui terdapat individu mengurangi

usahanya sebanyak 82% dibandingkan ketika melakukannya sendirian. Selain itu,

social loafing tidak terbatas hanya pada kegiatan secara fisik tetapi juga

ditemukan pada kegiatan kolektif yang membutuhkan kemampuan berpikir atau

kognitif (Latane, Williams, & Harkins 1980).

Page 17: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

4

Data mengenai social loafing dalam penelitian yang dilakukan oleh Piezon

dan Ferree (2008), ditemukan bahwa dari 227 siswa yang menjadi responden

penelitian, 35.7% diantaranya melaporkan diri mengalami social loafing dalam

kelompok. Sebanyak 8% mahasiswa Navy War College (Akademi Angkatan

Laut) melaporkan diri melakukan social loafing dan 77.4% dari mahasiswa

perguruan tinggi lainnya melaporkan diri melakukan social loafing. Laporan diri

terkait social loafing ini menunjukkan adanya pengakuan secara pribadi dari siswa

yang terlibat dalam social loafing.

Berdasarkan wawancara pada 16 mahasiswa yang dilakukan pada tanggal

21 Desember 2018 di kampus satu dan dua UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

terdiri dari delapan orang laki-laki dan delapan orang perempuan, diperoleh hasil

bahwa 12 orang diantaranya menyatakan pernah melakukan tindakan social

loafing ketika mengerjakan tugas kelompok yang telah diberikan dosen. Ketika

diwawancarai lebih lanjut, ke-12 orang interviewee mengatakan lebih nyaman

mengerjakan tugas secara individu. Terdapat beberapa alasan yang interviewee

ungkapkan, antara lain karena pembagian tugas dalam kelompok tidak begitu

jelas, tanggung jawab milik bersama, dan kurang dekat dengan anggota

kelompoknya. Hal ini dapat membuktikan bahwa social loafing memang benar

terjadi di lingkungan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Berdasarkan beberapa penelitian terkait social loafing yang telah

dilakukan sebelumnya, ditemukan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

terjadinya social loafing antara lain hilangnya motivasi dalam mengerjakan tugas

(Kerr, 1983), rendahnya tingkat self esteem seseorang (Nursalim, 2014),

Page 18: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

5

Kepribadian (Ulke dan Bilgic, 2011), tidak adanya evaluasi kinerja dalam

kelompok (Harkins & Szymanski, 1989), ketidakjelasan tugas (George, 1992),

ukuran kelompok (Latane, Williams, & Harkins, 1979), kohesivitas kelompok

(Karau & Williams, 1997; Anggareini & Alfian, 2015), self efficacy (Aulia, H., &

Saloom, G., 2013), dan jenis kelamin (Kugihara, 1999; Kerr, 1983).

Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi social loafing antara

lain ialah kohesivitas kelompok. Menurut Carron dan Brawley (2012), kohesivitas

kelompok merupakan proses dinamis yang tercermin dalam kelompok untuk tetap

bersama dan menjaga kebersamaan dalam mengejar tujuan dasar kelompok

dan/atau untuk pemenuhan kebutuhan afektif anggota kelompok. Forsyth (2009)

berpendapat bahwa kohesivitas kelompok dapat terbentuk dari ikatan di antara

anggota kelompok. Tingkat kohesivitas yang tinggi akan bermanfaat bagi

kelompok dalam melaksanakan fungsi dan tujuannya, karena kohesivitas

kelompok juga diartikan sebagai kekuatan, baik positif maupun negatif, yang

menjadi penyebab anggota tetap bertahan dalam kelompoknya (Taylor, Peplau, &

Sears, 2009).

Menurut teori model konseptual yang dikemukakan oleh Carron,

Widmeyer, & Brawley (1985), terdapat empat dimensi utama yang meliputi

kohesivitas kelompok, yaitu group integration task (GI-T), group integration

social (GI-S), individual attraction to group task (ATG-T), individual attraction

to group social (ATG-S). Kohesivitas kelompok telah lama diketahui sebagai

variabel penting yang berpengaruh terhadap social loafing (Mudrack, 1989).

Penelitian berbasis eksperimen yang dilakukan oleh Karau dan Williams (1997)

Page 19: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

6

mengenai pengaruh dari kohesivitas kelompok terhadap social loafing dan

kompensasi sosial, menunjukkan bahwa ketika seseorang mengerjakan tugas

kelompok yang memiliki tingkat kohesivitas tinggi maka terjadinya social loafing

dapat dikurangi maupun dihilangkan.

Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh Anggraeni dan Alfian (2015),

menunjukkan adanya nilai korelasi antara kohesivitas kelompok dan social

loafing sebesar -0,724 dengan p sebesar 0,000. Hal ini dapat menunjukkan adanya

hubungan negatif yang signifikan antara kohesivitas kelompok dan social loafing.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Lam (2015), menunjukkan komunikasi dan

kohesi dalam tugas kelompok secara signifikan mengurangi social loafing sebesar

53%. Sedangkan Hoigaard, Safvenbom, & Tonnessen (2006), lebih spesifik

mengungkapkan bahwa hanya ada satu dimensi dari keempat dimensi kohesivitas

kelompok yang secara signifikan mempengaruhi terjadinya social loafing, yaitu

dimensi ketertarikan individu pada tugas kelompok (individual attraction to group

task/ ATG-T). Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitriana &

Saloom (2018) yang menunjukkan bahwa seluruh dimensi kohesivitas kelompok

tidak berpengaruh signifikan terhadap social loafing.

Penelitian terdahulu mengenai pengaruh kohesivitas kelompok terhadap

social loafing dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental (Karau,

Williams, & Harkins, 1997; Hoigaard, Savenbom, & Tonnesen, 2006). Selain itu,

responden penelitian yang digunakan penelitian terdahulu juga merupakan tim

olahraga. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah pada metode

penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, sedangkan pada responden yang

Page 20: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

7

digunakan dalam penelitian ini merupakan kelompok tugas mahasiswa yang

memiliki perbedaan karakteristik mengenai tugas dan kinerjanya jika

dibandingkan dengan tim olahraga.

Selain kohesivitas kelompok yang berfungsi sebagai faktor eksternal yang

dapat mempengaruhi social loafing, faktor internal dalam diri individu juga

merupakan hal penting yang tidak boleh diabaikan, yaitu self efficacy. Self efficacy

dapat menjadi pertimbangan bagi individu untuk menentukan tingkah lakunya

dalam kelompok. Menurut Bandura (1995), self efficacy merupakan keyakinan

seseorang/ ekspektasi mengenai kemampuan diri untuk `menyusun tindakan yang

dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas khusus yang `dihadapi sehingga dapat

mempengaruhi cara berpikir, perasaan, motivasi, terhadap diri dan tindakan yang

dilakukan. Self efficacy memiliki tiga dimensi yaitu, magnitude, generality, dan

strength (Bandura, 1997).

Penelitian yang dilakukan oleh Susman dan Sanna (1992) menghasilkan

bahwa individu yang memiliki tingkat self efficacy tinggi pada setiap kondisi

evaluasi akan bekerja lebih baik dalam kelompok. Sedangkan individu dengan

tingkat self efficacy rendah akan tampil lebih buruk dalam kelompok. Hasil

penelitian terebut dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan tindakan

social loafing pada kelompok.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Aulia & Saloom (2013) pada anggota

organisasi kedaerahan menunjukkan bahwa self efficacy diketahui memiliki

pengaruh signifikan terhadap social loafing. Selain itu, hanya ada satu dimensi

saja yang terbukti secara signifikan mempengaruhi social loafing, yaitu dimensi

Page 21: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

8

generality. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Auliya dengan penelitian ini

berada pada objek dan responden penelitian, dimana penelitian ini menggunakan

tugas kelompok mahasiswa.

Selain dua faktor di atas, faktor lain yang memiliki peranan yang cukup

penting pada social loafing ialah jenis kelamin. Menurut Hegelson (2012) jenis

kelamin mengacu pada kategori biologis laki-laki dan perempuan, yang dibedakan

berdasarkan gen, kromosom, dan hormon seseorang. Penelitian berbasis

eksperimen yang dilakukan oleh Kugihara (1999) menyatakan bahwa laki-laki

memiliki potensi yang lebih besar untuk melakukan social loafing dibandingkan

perempuan. Penelitian Kerr (1983) menemukan bahwa jenis kelamin laki-laki

lebih cenderung melakukan social loafing dari perempuan. Hal ini dikarenakan

pada umumnya perempuan berorientasi pada pemeliharaan dan koordinasi

‘kelompok. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Auliya & Saloom

(2013) yang menghasilkan bahwa jenis kelamin terbukti tidak berpengaruh

signifikan terhadap social loafing.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan, penelitian ini tertarik

untuk meneliti masalah yang terjadi, sehingga penelitian ini diberi judul

“Pengaruh kohesivitas kelompok, self efficacy dan jenis kelamin terhadap social

loafing pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.”

1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Masalah yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah pengaruh kohesivitas

kelompok, self efficacy dan jenis kelamin terhadap social loafing pada mahasiswa

Page 22: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk menghindari ketidakjelasan dan

melebarnya masalah penelitian, maka pada penelitian ini perlu memberikan

penjelasan mengenai batasan penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Social loafing dalam penelitian ini adalah pengurangan kinerja individu selama

bekerjasama dengan kelompok dibandingkan pada saat individu bekerja sendiri

(Latane, Williams, dan Harkins, 1979).

2. Kohesivitas kelompok dalam penelitian ini adalah proses dinamis yang

tercemin dalam kecenderungan kelompok untuk tetap bersama dan menjaga

kebersamaan dalam mengejar tujuan dasar kelompok dan/atau untuk

pemenuhan kebutuhan afektif anggota kelompok (Carron dan Brawley, 2012).

3. Self efficacy dalam penelitian ini adalah keyakinan atau ekspektasi mengenai

kemampuan diri untuk menyusun tindakan yang dibutuhkan dalam

menyelesaikan tugas khusus yang dihadapi sehingga dapat mempengaruhi cara

berpikir, perasaan, motivasi, terhadap diri dan tindakan yang dilakukan

(Bandura, 1995).

4. Jenis kelamin dalam penelitian ini adalah kategori biologis yang membedakan

laki-laki dan perempuan berdasarkan gen, kromosom, dan hormon seseorang

(Hegelson, 2012).

5. Populasi dan sampel yang diteliti ialah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

1.2.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi :

Page 23: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

10

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan kohesivitas kelompok, self efficacy,

dan jenis kelamin terhadap social loafing?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan kohesivitas kelompok terhadap

social loafing?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan self efficacy terhadap social loafing?

4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap social

loafing?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji signifikansi pengaruh

kohesivitas kelompok, self efficacy, dan jenis kelamin secara bersama-sama

terhadap social loafing.

1.3.2 Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritik bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan untuk memperkaya khasanah ilmu psikologi khususnya

psikologi sosial karena hasil penelitian ini memberi penjelasan lebih lanjut

mengenai social loafing.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada mahasiswa

mengenai social loafing sehingga bisa mencegah atau mengurangi dampak

negatifnya

Page 24: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Social loafing

2.1.1 Definisi social loafing

Latane, Williams, dan Harkins (1979) mengartikan social loafing sebagai

pengurangan kinerja individu selama bekerjasama dalam lingkup kelompok

dibandingkan pada saat individu bekerja sendiri. Social loafing merupakan salah

satu variabel penting yang dapat dipengaruhi oleh perbedaan individual dalam

kelompok. Latane juga berpendapat bahwa social loafing merupakan satu bentuk

penyakit sosial, yang memiliki konsekuensi negatif baik terhadap individu,

maupun institusi sosial dan masyarakat.

Secara umum definisi social loafing menurut Karau dan Williams (1993)

merupakan pengurangan motivasi `dan usaha yang terjadi ketika individu bekerja

dalam lingkup kelompok dibandingkan ketika individu bekerja dalam lingkup

individu/mandiri. Ketika bekerja secara berkelompok, individu cenderung untuk

mengurangi motivasinya yang dapat menurunkan kinerjanya dalam mengerjakan

tugas. Oleh karena itu, Social loafing dapat dikenal sebagai fenomena `hilangnya

produktifitas baik dari individu maupun kelompok.

Myers (2008) berpendapat bahwa social loafing merupakan

kecenderungan bagi individu untuk mengeluarkan usaha yang lebih sedikit ketika

individu mengumpulkan usaha demi mencapai suatu tujuan bersama (kelompok),

dibandingkan jika individu meraih tujuannya sendiri. Hal ini dikarenakan individu

akan lebih cenderung melakukan usaha seperlunya saja hanya untuk menunjukkan

Page 25: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

12

kinerja yang baik atau dibandingkan dengan tidak bekerja sama sekali. Secara

tidak langsung, individu yang melakukan tindakan social loafing tidak bekerja

sesuai dengan potensi yang dimiliki (Baron dan Byrne, 2005).

Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini

menggunakan teori social loafing yang dikemukakan oleh Latane, Williams, dan

Harkins (1979), sehingga pengertian social loafing ialah pengurangan kinerja

individu selama bekerjasama dengan kelompok dibandingkan pada saat individu

bekerja sendiri.

2.1.2 Dimensi social loafing

Dimensi social loafing yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan teori

dampak sosial yang dikemukakan oleh Latane (dalam Chidambaram dan Tung,

2005). Latane mempercayai bahwa teori dampak sosial dapat membantu dalam

menjelaskan mengapa kehadiran orang lain terkadang menimbulkan social

facilitation ataupun social loafing. Menurut teori dampak sosial yang

dikemukakan oleh Latane, social loafing dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu :

1. Dilution effect

Semakin besar jumlah individu dalam suatu kelompok, semakin menurun

motivasi individu untuk berkontribusi pada usaha kelompok. Menurunnya

motivasi individu dalam kelompok disebabkan karena merasa kontribusinya tidak

berarti pada kelompoknya, dan menyadari penghargaan yang diberikan kepada

setiap anggota dalam kelompok kurang besar dibandingkan dengan usaha dan

kontribusi yang telah individu berikan.

Page 26: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

13

2. Immediacy gap

Adanya kesenjangan jarak (fisik maupun psikologis) diantara individu yang saling

berhubungan. Individu akan menjadi sangat terisolasi dan karena kurang dekat

dengan anggota lain, partisipasi dan kontribusi individu pada aktivitas kelompok

menjadi berkurang. Ini menyebabkan adanya jarak atau merasa semakin jauhnya

individu dengan individu lain dalam kelompok, dan juga kontribusi terhadap tugas

kelompok menurun.

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi social loafing

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi terjadinya social loafing, yaitu sebagai berikut:

1. Motivasi

Kehilangan motivasi dalam mengerjakan tugas kelompok merupakan salah satu

penyebab terjadinya tindakan social loafing (Kerr, 1983). Selain itu, Individu

yang memiliki tingkat motivasi berprestasi yang rendah juga cenderung akan

melakukan social loafing. Hal ini dikarenakan motivasi untuk berprestasi pada

individu rendah sehingga menimbulkan penurunan upaya dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

2. Self Esteem

Penelitian berbasis eksperimen yang dilakukan oleh Nursalim (2014) pada

responden mahasiswa, menghasilkan bahwa responden dangan tingkat self esteem

yang tinggi cenderung akan mengeluarkan usaha yang lebih besar dalam group

kolektif, sehingga akan meminimalisir atau menghilangkan tindakan social

loafing.

Page 27: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

14

3. Kepribadian

Faktor prediktif yang dapat mempengaruhi terjadinya social loafing adalah dengan

mempertimbangkan kepribadian individu. Ulke dan Bilgic (2011) dalam

penelitiannya menghasilkan bahwa individu yang memiliki kepribadian

neuroticism lebih mungkin untuk melakukan tindakan social loafing dibandingkan

dengan individu yang memiliki kepribadian conscientiousness.

4. Tidak adanya evaluasi kinerja

Seseorang akan lebih cenderung untuk melakukan social loafing apabila

kinerjanya tidak dievaluasi oleh kelompoknya, baik itu dari orang yang

memberikan tugas maupun dari rekan kerjanya (Harkins & Szymanski, 1989).

Tugas yang tidak dievaluasi akan memunculkan perasaan dalam diri individu,

yaitu berupa kurangnya mendapatkan penghargaan walaupun telah berusaha

dalam mengerjakan tugas, sebaliknya individu juga tidak akan mendapatkan

hukuman ketika individu sama sekali tidak mengerjakan tugas.

5. Ketidakjelasan tugas

Ketidakjelasan tugas dapat mempengaruhi social loafing (George, 1992). Hal ini

dapat terjadi karena jika tugas yang diberikan kepada individu tidak jelas

pembagiannya atau instruksinya maka individu akan cenderung mengalami

penurunan motivasi dan semangat dalam mengerjakan tugas. Penurunan motivasi

dalam mengerjakan tugas akan menurunkan usaha individu yang berakibat pada

timbulnya social loafing.

Page 28: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

15

6. Ukuran kelompok

Jumlah anggota kelompok yang semakin banyak dan besar akan menyebabkan

tingginya social loafing pada individu. Hal ini juga akan mempersulit penilaian

kontribusi pada tiap individu. Latane, Williams dan Harkins (1979) menjelaskan

kemungkinan seseorang melakukan social loafing ini dikarenakan individu

merasa tugas akan tetap selesai, karena terdapat terdapat anggota lain yang

mampu dan akan mengerjakan tugas kelompok yang telah diberikan.

7. Kohesivitas kelompok

Kohesivitas kelompok merupakan keterikatan serta kedekatan anggota di dalam

kelompok. Kurangnya tingkat kohesivitas antar anggota kelompok dapat

mempengaruhi social loafing (Karau & Williams, 1997). Ketika anggota

kelompok saling tidak menyukai dan tidak memiliki keterikatan antar satu orang

dengan yang lainnya, maka akan terdapat kecenderungan untuk melakukan

tindakan social loafing.

8. Self efficacy

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aulia dan Saloom (2013), menunjukkan

bahwa self efficacy dapat berpengaruh signifikan terhadap social loafing. Tidak

hanya itu, dimensi magnitude pada self efficacy memiliki pengaruh dengan arah

positif pada social loafing. Selain itu, dimensi strength dan generality pada self

efficacy memiliki pengaruh dangan arah yang negatif pada social loafing.

9. Jenis kelamin

Jenis kelamin laki-laki memiliki potensi yang lebih besar untuk melakukan social

loafing dibandingkan perempuan (Kugihara, 1999). Hal ini dapat terjadi karena

Page 29: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

16

perempuan umumnya berorientasi pada pemeliharaan koordinasi kelompok

sedangakan laki-laki tidak. Penelitian lain yang dilakukan oleh Kerr (1983) juga

menemukan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih cenderung melakukan social

loafing dari perempuan.

Berdasarkan beberapa faktor penyebab terjadinya social loafing yang telah

dipaparkan di atas, penelitian ini lebih memfokuskan pada faktor kohesivitas

kelompok, self efficacy, dan jenis kelamin sebagai penyebab terjadinya social

loafing.

2.1.4 Pengukuran social loafing

Berdasarkan penelitian terdahulu, terdapat beberapa instrumen untuk mengukur

variabel social loafing, yaitu :

1. PSLQ (Perceived social loafing questionnaire), merupakan alat ukur yang

dikembangkan oleh Hoigaard (2006) untuk memungkinkan para atlet

mengukur persepsi tentang social loafing dalam rekan satu tim. Kuesioner

menggunakan skala model Likert yang terdiri dari lima item total. Nilai

koefisien alpha Cronbach pada alat ukur ini sebesar 0,74.

2. George (1992) mengembangkan alat ukur social loafing untuk mengukur

sejauh mana karyawan mengeluarkan usaha berjualan lebih sedikit

dibandingkan saat ada karyawan lain yang ikut berjualan. Kuesioner

menggunakan skala model Likert yang terdiri dari 10 item total. Nilai koefisien

alpha Cronbach pada alat ukur ini sebesar 0,89.

3. Mulvey (1998) mengembangkan alat ukur social loafing untuk mengukur

pengaruh social loafing kelompok mengenai motivasi personal anggota

Page 30: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

17

kelompok. Kuesioner menggunakan skala model Likert yang terdiri dari 13

item total. Nilai koefisien alpha Cronbach pada alat ukur ini sebesar 0,89.

4. Jassawalla (2009) mengembangkan alat ukur social loafing untuk mengukur

perspektif social loafing dari mahasiswa. Kuesioner terdiri dari 22 item total

dengan nilai koefisien alpha cronbach pada alat ukur ini sebesar 0,87.

Pengukuran social loafing seharusnya diukur secara spesifik berdasarkan

kelompok kerja tertentu. Pengukuran social loafing yang diukur secara umum

dapat menjelaskan dan dapat memprediksi tingkat social loafing seseorang,

namun tetap memiliki tingkat kompetensi yang berbeda. Oleh karena itu,

pengukuran social loafing harus disesuaikan dengan fungsi dan mempresentasikan

gradasi dari karakteristik kelompok kerja tertentu, yang dalam penelitian ini yaitu

kelompok tugas mahasiswa.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur social loafing dalam penelitian

ini yaitu dengan menggunakan kuesioner dibuat sendiri dengan bentuk skala

model Likert. Alat ukur disusun berdasarkan indikator variabel social loafing

berisikan 20 item pernyataan yang merupakan karakteristik perilaku yang akan

diteliti. Hasil uji realibilitas alat ukur ini memperoleh nilai alpha cronbach

sebesar 0.831. Indikator perilaku social loafing dibuat sesuai dengan dua dimensi

social loafing yang diambil berdasarkan teori dampak sosial Latane (dalam

Chidambaram dan Tung, 2005).

Page 31: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

18

2.2 Kohesivitas Kelompok

2.2.1 Definisi kohesivitas kelompok

Kohesivitas kelompok menurut Baron dan Byrne (2005) merupakan suatu

ketertarikan yang dirasakan `oleh individu terhadap kelompok yang diikutinya.

Kohesivitas kelompok dapat ditunjukkan melalui kekuatan dari ikatan yang

menghubungkan anggota kelompok secara keseluruhan, perasaan saling memiliki

dan perasaan ketertarikan yang dimiliki setiap anggota kelompok. Dalam banyak

kasus, semakin tinggi tingkat kohesivitas, semakin tinggi pula motivasi anggota

untuk mengejar tujuan kelompok yang telah direncanakan.

Carron dan Brawley (2012), mendefinisikan kohesivitas kelompok sebagai

`proses dinamis yang tercermin dalam kecenderungan kelompok untuk tetap

bersama `dan menjaga kebersamaan dalam mengejar tujuan dasar kelompok

dan/atau untuk pemenuhan `kebutuhan afektif anggota kelompok. Tiap anggota

kelompok memiliki dinamika yang berbeda dalam memenuhi tujuan kelompok.

Meskipun tiap anggota kelompok memiliki perbedaan dalam dinamikanya, tiap

anggota harus tetap memikul tanggung jawab dalam menciptakan kebersamaan

yang akan membantu dalam proses pencapaian tujuan kelompok.

Berdasarkan perspektif social cognition, kohesivitas kelompok

didefinisikan sebagai besarnya kekuatan yang berada pada setiap anggota

kelompok, bersumber dari daya tarik kelompok dalam mencapai tujuan bersama

(Hogg, 1998). Anggota kelompok menjalankan segala konsekuensi yang

diperlukan untuk mengerjakan tugas. Konsekuensi tersebut dipikul secara bersama

sehingga tercapai apa yang ditujukan dalam kelompok.

Page 32: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

19

Sedangkan menurut Myers (2008), kohesivitas kelompok merupakan suatu

perasaan, tingkat di mana anggota dari `suatu kelompok terikat `satu sama lain.

Anggota saling terikat satu sama lain untuk menunjang terciptanya tujuan

kelompok. Lalu, definisi lain juga mengartikan kohesivitas kelompok sebagai

daya tarik baik positif maupun `negatif yang menyebabkan anggota `tetap bertahan

dalam kelompok (Taylor, Peplau, dan Sears, 2009). Daya tarik antar anggota

kelompok merefleksikan keinginan tiap anggota untuk tetap bersama dalam

kelompok, yang merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang

keberhasilan kelompok.

Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini

menggunakan teori kohesivitas kelompok yang dikemukakan oleh Carron dan

Brawley (2012), sehingga pengertian kohesivitas kelompok ialah proses dinamis

yang tercemin dalam kecenderungan kelompok untuk tetap bersama dan menjaga

kebersamaan dalam mengejar tujuan dasar kelompok dan/atau untuk pemenuhan

kebutuhan afektif anggota kelompok.

2.2.2 Dimensi kohesivitas kelompok

Menurut Carron et al. (1985) terdapat dua perspektif utama dari kohesivitas

kelompok, pertama integrasi kelompok (group integration) mencerminkan

persepsi individu tentang kedekatan, kesamaan dan ikatan dalam kelompok secara

keseluruhan, serta tingkat penyatuan kelompok. Sedangkan yang kedua ialah

ketertarikan individu terhadap kelompoknya (individual attractions to the group)

merupakan ketertarikan personal masing-masing `anggota pada kelompok yang

diikutinya. Ketertarikan individu terhadap kelompok merepresentasikan interaksi

Page 33: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

20

dari perasaan masing-masing anggota kelompok terhadap kelompoknya,

keterlibatan peran pribadi anggota kelompok, dan keterlibatan dengan anggota

kelompok lain.

Selanjutnya, dari dua kategori (Group integration & individual attractions

to the group) dijabarkan lagi kedalam dua orientasi mendasar yang berbeda, yaitu

orientasi tugas dan orientasi sosial. Orientasi pada tugas merupakan sejauh mana

setiap indivudu tertarik dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan kelompok

yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan orientasi pada sosial merupakan

dorongan untuk mengembangkan dan memelihara hubungan sosial dan kegiatan

dalam kelompok, dan ini lebih bersifat ketertarikan interpersonal, sehingga

terdapat empat dimensi terkait kohesivitas kelompok, antara lain:

1. Group integration task (GI-T); merupakan refleksi ketertarikan anggota

kelompok terhadap persamaan dan kedekatan kelompok dalam menyelesaikan

tugas.

2. Group integration social (GI-S); merupakan refleksi ketertarikan anggota

kelompok terhadap kedekatan dan keakraban kelompok dalam aktivitas sosial.

3. Individual attraction to group task (ATG-T); merupakan refleksi ketertarikan

anggota kelompok terhadap keterlibatan diri pada tugas kelompok.

4. `Individual attraction to group social (ATG-S); merupakan refleksi ketertarikan

anggota kelompok terhadap keterlibatan interaksi sosial dalam kelompok.

2.2.3 Pengukuran kohesivitas kelompok

Berdasarkan penelitian terdahulu, terdapat beberapa instrumen untuk mengukur

variabel kohesivitas kelompok, yaitu :

Page 34: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

21

1. GEQ (Group Environment Questionnaire), merupakan alat ukur yang

dikembangkan oleh Carron et al. (1985) untuk mengukur kohesivitas kelompok

olahraga GEQ terdiri dari 18 item yang mengukur empat aspek, meliputi

group integration task/ GI-T (5 item), group integration social/ GI-S (4 item),

individual attraction to group task/ ATG-T (4 item) dan individual attraction

to group social/ ATG-S (5 item). Alat ukur ini menggunakan skala model likert

untuk memperoleh hasil responnya. Nilai koefisien alpha cronbach pada setiap

aspek yaitu, GI-T sebesar 0.70, GI-S sebesar 0.76, ATG-T sebesar 0.75, dan

ATG-S sebesar 0.64.

2. GCS-R (Group Cohesion Scale-Revised), merupakan alat ukur yang

dikembangkan oleh Treadwell (2001) untuk mengukur kohesivitas pada

mahasiswa. Alat ukur ini terdiri dari 25 item total yang mengukur 5 aspek yaitu

komunikasi dan interaksi antar anggota kelompok, vulnerability antar anggota

kelompok, member retention, decision making, dan konsistensi antara tujuan

individu dan kelompok. Nilai koefisien alpha cronbach pada alat ukur ini

berkisar dari 0,49 sampai 0,89 dalam pre-test dan 0,77 sampai 0.90 dalam post-

test.

3. MSCI (Multidimensional Sport Cohesion Instrument) merupakan alat ukur

yang dikembangkan oleh Yukelson et al. (1984) untuk mengukur kohesivitas

pada pemain basket Amerika. Versi akhir pada alat ukur ini memiliki 22 item

total yang diukur dengan menggunakan 11 poin skala model Likert. Nilai

koefisien alpha cronbach pada alat ukur ini sebesar 0,93.

Page 35: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

22

Alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur kohesivitas kelompok

pada penelitian ini ialah dengan mengadaptasi Group Environment Questionnaire

(GEQ) yang dikembangkan oleh Carron et al. (1985). GEQ merupakan alat ukur

berbentuk kuesioner berisikan 18 item pernyataan yang mengungkapkan perasaan

dan pendapat seseorang dalam kaitannya dengan kelompok tempat seseorang

bergabung. GEQ pada awalnya didesain untuk mengukur variabel kohesivitas

pada kelompok olahraga, tetapi sejumlah penelitian telah mengadaptasinya `untuk

mengukur kohesivitas pada berbagai jenis kelompok. Oleh karena itu, penelitian

ini mengadaptasi kuesioner GEQ dan mengubah kata demi kata pada setiap item

agar merefleksikan lingkungan kelompok mahasiswa. Hasil uji realibilitas alat

ukur ini memperoleh nilai alpha cronbach sebesar 0.823.

2.3 Self Efficacy

2.3.1 Definisi self efficacy

Self efficacy merupakan konstruk yang dikemukakan oleh Bandura berdasarkan

teori sosial kognitif. Dalam teorinya, Bandura (1995) berpendapat bahwa tindakan

yang dilakukan oleh seseorang merupakan suatu hubungan timbal balik antara

individu, lingkungan dan perilaku. Self efficacy dapat `mempengaruhi bagaimana

individu berpikir, merasa, memotivasi diri dan perilakunya. Bandura (1995)

mendefinisikan self efficacy sebagai keyakinan seseorang/ ekspektasi mengenai

kemampuan diri untuk menyusun tindakan yang dibutuhkan dalam melaksanakan

tugas khusus yang dihadapi.

Alwisol (2009), menyebutkan bahwa self efficacy merupakan penilaian

diri, apakah dapat melakukan `tindakan baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau

Page 36: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

23

tidak bisa mengerjakan sesuai `dengan yang dipersyaratkan. Menurut Alwisol, self

efficacy dapat diperoleh, ditingkatkan, diubah, atau diturunkan, melalui kombinasi

atau salah satu dari empat sumber, yaitu pengalaman performansi (performance

accomplishment) yang diperoleh dari prestasi masa lalu, persuasi sosial (social

persuation) yang merupakan rasa percaya kepada pemberi persuasi, pengalaman

vikarius (vicarious experiences) yang diperoleh melalui model sosial, dan

pembangkitan emosi (emotional/ psychological states).

Bosscher & Smit (1998) self efficacy adalah keyakinan seseorang dalam

memahami kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan perilaku tertentu

yang diperlukan untuk menghasilkan pencapaian dari tugas yang dimiliki. Sejalan

dengan definisi yang diungkapkan oleh Ormrod (2008) yang mendefinisikan self

efficacy sebagai keyakinan seseorang untuk mampu menjalankan perilaku `tertentu

atau mencapai tujuan tertentu. Dalam situasi yang sulit, individu dengan tingkat

self efficacy rendah cenderung mudah menyerah, sedangkan individu dengan self

efficacy tinggi akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi tantangan

yang ada.

Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini

menggunakan teori self efficacy yang dikemukakan oleh Bandura (1995),

sehingga pengertian self efficacy ialah keyakinan seseorang/ ekspektasi mengenai

kemampuan diri untuk `menyusun tindakan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan

tugas khusus yang `dihadapi sehingga dapat mempengaruhi cara berpikir,

perasaan, motivasi, terhadap diri dan tindakan yang dilakukan.

Page 37: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

24

2.3.2 Dimensi self efficacy

Dalam penelitian ini dimensi Self efficacy yang digunakan dikemukakan oleh

Bandura (1997) yang berjumlah tiga dimensi, yaitu:

1. Magnitude

Merupakan dimensi yang mengacu pada tingkat/ taraf kesulitan tugas yang

diyakini individu akan mampu untuk melaksanakannya. Setiap individu memiliki

pandangan yang berbeda mengenai tingkat kesulitan tugas yang diberikan.

Tingkatan kesulitan tugas yang sulit atau mudah akan menentukan self efficacy

seseorang. Terdapat individu yang memiliki tingkat self efficacy tinggi hanya

pada tugas yang dirasakan mudah dan sederhana, dan ada pula individu yang

memiliki tingkat self efficacy tinggi pada tugas yang dirasakan sulit dan rumit.

Selain itu, individu yang memiliki self efficacy tinggi cenderung akan

berpandangan optimis dalam mengerjakan tugas, dan merasa yakin dapat

menyelesaikan tugas, terlepas apakah tugas yang akan dilakukan mudah, sedang,

ataupun sulit.

2. Generality

Berkaitan dengan keyakinan seseorang akan kemampuannya terhadap berbagai

kondisi. Individu dapat menilai dirinya apakah individu memiliki self efficacy

pada banyak `aktivitas atau pada aktivitas tertentu saja. Semakin banyak `self

efficacy yang dapat diterapkan pada `berbagai kondisi, seperti mencoba tantangan

baru, dan mampu mengatasi segala situasi dengan efektif, maka akan semakin

tinggi self efficacy seseorang.

Page 38: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

25

3. Strength

Dimensi ini berkaitan dengan `tingkat kekuatan dari keyakinan yang dimiliki

`individu mengenai kemampuannya, tercermin melalui besarnya daya tahan dalam

menghadapi hambatan saat melaksanakan tugas. Individu dengan strength self

efficacy yang tinggi akan memiliki `keyakinan kuat yang akan membuat individu

memiliki komitmen dan memiliki kegigihan dalam menyelesaikan tugas meskipun

menjumpai beberapa pengalaman yang dapat memperlemah nya. Sedangkan

individu `dengan strength self efficacy yang rendah akan mudah `digoyahkan oleh

beberapa pengalaman yang dapat memperlemah nya.

2.3.3 Pengukuran self efficacy

Berdasarkan penelitian terdahulu, terdapat beberapa instrumen untuk mengukur

variabel self efficacy, yaitu :

1. GSE (General Self Efficacy Scale), merupakan alat ukur yang dikembangkan

oleh Schwarzer (1995). Alat ukur ini terdiri dari 10 item total dengan format

respon menggunakan skala model Likert. Skala ini dapat digunakan untuk

seseorang yang berus diatas 12 tahun. Nilai koefisien alpha cronbach pada alat

ukur ini berkisar dari 0,71 sampai 0,91.

2. Computer Self Efficacy Measure, merupakan alat ukur yang dikembangkan

oleh Compeau dan Higgins (1995). Skala ini terdiri dari 10 item total dengan

respon jawaban merangking skor dari 1 sampai 7 dan juga melingkari pilihan

jawaban yes atau no. Nilai koefisien alpha Cronbach sebesar 0.80.

3. Social Self Efficacy Scale, merupakan alat ukur yang dikembangkan oleh

Sherer et al. (1982). Alat ukur ini terdiri dari 17 item total yang mengukur

Page 39: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

26

keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk mengatasi hambatan. Nilai

koefisien alpha cronbach pada alat ukur ini sebesar 0.71.

Pengukuran self efficacy seharusnya diukur secara spesifik berdasarkan

bidang tertentu. Pengukuran self efficacy yang diukur secara umum dapat

menjelaskan dan dapat memprediksi tingkat self efficacy seseorang, namun tetap

memiliki tingkat kompetensi yang berbeda. Oleh karena itu, pengukuran self

efficacy harus disesuaikan dengan fungsi dan mempresentasikan gradasi dari

tuntutan tugas di dalam bidang tersebut. Alat ukur yang digunakan untuk

mengukur self efficacy dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan kuesioner

yang dikembangkan sendiri dengan bentuk skala model likert. Alat ukur disusun

berdasarkan indikator variabel self efficacy yang merupakan karakteristik perilaku

yang akan diteliti, berisikan 24 item pernyataan yang akan dijawab oleh

responden penelitian sesuai dengan individu yang bersangkutan. Hasil uji

realibilitas alat ukur ini memperoleh nilai alpha cronbach sebesar 0.923.

Indikator perilaku self efficacy dibuat sesuai dengan tiga dimensi self efficacy

yang dikemukakan oleh Bandura (1997).

2.4 Jenis Kelamin

2.4.1 Definisi jenis kelamin

Hegelson (2012) mengemukakan bahwa jenis kelamin mengacu pada kategori

biologis perempuan dan laki-laki, kategori ini dibedakan berdasarkan gen,

kromosom, dan hormon seseorang. Budaya tidak memiliki pengaruh pada jenis

kelamin seseorang. Jenis kelamin merupakan kategori yang relatif stabil, tidak

mudah diubah, meskipun teknologi terbaru telah memungkinkan orang untuk

Page 40: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

27

mengubah jenis kelamin biologis mereka. Jenis kelamin juga dapat dibedakan

satu sama lain oleh serangkaian fitur psikologis dan atribut peran yang telah

ditetapkan masyarakat pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Beckwith (dalam Baron 2004) mendefinisikan jenis kelamin sebagai istilah

biologis berdasarkan perbedaan anatomi dan fisik antara laki-laki dan perempuan.

Jenis kelamin berkaitan dengan tubuh laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki

memproduksi sperma, sementara perempuan menghasilkan sel telur dan secara

biologis mampu menstruasi, hamil dan menyusui. Perbedaan biologis dan fungsi

biologis dari setiap jenis kelamin tidak dapat dipertukarkan diantara laki-laki dan

perempuan.

Jenis kelamin menurut Baron, et al (2005) merujuk pada aspek biologis

dasar kelaki-lakian atau keperempuanan yang telah ditentukan pada saat konsepsi,

dan jenis kelamin merujuk pada semua atribut, karakteristik kepribadian, tingkah

laku, dan harapan yang dihubungkan dengan jenis kelamin dalam sebuah budaya

yang ada. Sedangkan Jamil (2003) berpendapat bahwa jenis kelamin merupakan

pensifatan atau pembagian laki-laki dan perempuan yang ditentukan secara

biologis, secara permanen tidak berubah atau sering dikatakan sebagai kodrat atau

ketentuan tuhan.

Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini

menggunakan teori jenis kelamin yang dikemukakan oleh Hegelson (2012),

sehingga pengertian jenis kelamin mengacu pada kategori biologis perempuan dan

laki-laki, yang dibedakan berdasarkan gen, kromosom, dan hormon seseorang.

Page 41: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

28

2.4.2 Skoring variabel jenis kelamin

Pengukuran variabel jenis kelamin pada penelitian ini terdapat pada identitas

dalam kuesioner penelitian. Responden diwajibkan mengisi identitas jenis

kelamin dalam kuesioner yang diberikan. Jenis kelamin dalam penelitian ini

termasuk dalam independent variable, sehingga perlu diikutsertakan dalam

analisis data yang menggunakan software SPSS. Caranya dengan menggunakan

dummy coding. Jenis kelamin laki-laki dibuat menjadi angka 1 dan perempuan

menjadi angka 0.

2.5 Kerangka Berpikir

Dalam dunia perkuliahan, terdapat beberapa tugas yang merupakan tanggung

jawab yang harus diemban oleh mahasiswa. Tugas perkuliahan yang ada

diantaranya ialah tugas kelompok. Dalam mengerjakan tugas kelompok masing-

masing individu menggabungkan setiap kemampuan yang dimiliki demi

tercapainya tujuan yang telah direncanakan. Secara tersirat tugas kelompok

seharusnya akan lebih cepat selesai dan juga mendapatkan hasil yang memuaskan

jika setiap anggota melakukannya bersama-sama. Akan tetapi, ada pula individu

yang malah memberikan usaha yang lebih sedikit dan kurang dapat bekerjasama

ketika melakukan pekerjaan tugas dalam lingkup kelompok, fenomena ini disebut

dengan social loafing.

Individu yang kurang dapat bekerjasama dengan baik atau mengandalkan

orang lain dalam pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan membuat individu

menjadi bergantung pada orang lain sehingga menimbulkan kecemasan ketika

tidak dapat mengatasi masalah yang timbul dalam penugasan kelompok dan

Page 42: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

29

merasa kurang percaya diri. Selain itu, mengandalkan pengerjaan tugas kelompok

pada orang lain juga menunjukkan individu kurang mampu untuk memecahkan

masalah sendiri (problem solving), kurang mampu berpikir kritis, dan kurang

mampu bertanggung jawab atas pekerjaannya.

Menurut teori social loafing, individu cenderung akan memberikan usaha

yang lebih sedikit dari kemampuan yang sebenarnya dimiliki ketika bekerja dalam

lingkup kelompok, karena individu merasa kurang termotivasi, dan merasa bahwa

kontribusi yang telah diberikan tidak akan dinilai ataupun tidak sesuai dengan

apresiasi yang diharapkannya. Social loafing yang terjadi pada mahasiswa ketika

mengerjakan tugas kelompok, cenderung akan memperburuk kinerja pada

kelompoknya, yaitu dapat mengurangi produktivitas, keefektifan dan kualitas

tugas yang dihasilkan kelompok. Oleh karena itu, social loafing berperan penting

dalam kinerja kelompok. Selain itu, individu yang melakukan tindakan social

loafing akan mengurangi potensi perkembangan dirinya terkait tugas yang

seharusnya ia kerjakan. Dalam penelitian ini ada beberapa faktor yang

mempengaruhi social loafing yaitu kohesivitas kelompok, self efficacy dan jenis

kelamin.

Kohesvitas kelompok merupakan salah salah satu hal penting yang

mempengaruhi keberhasilan tujuan kelompok. Apabila setiap anggota saling aktif

berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik, maka akan lebih mudah dalam

melaksanakan tugas kelompok yang telah direncanakan agar memperoleh hasil

yang memuaskan. Jika sudah seperti itu, maka kelompok dapat dikatakan kohesif,

Dalam kohesivitas kelompok terdapat empat dimensi yaitu group integration task

Page 43: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

30

(GI-T), group integration social (GI-S), individual attraction to group task

(ATG-T) dan individual attraction to group social (ATG-S). Apabila seseorang

berada dalam kelompok yang kohesif, maka seharusnya terjadinya social loafing

ialah sangat kecil, karena masing-masing anggota memiliki semangat

kebersamaan, rasa saling menghargai dan juga memiliki kepentingan bersama

yang menyebabkan individu termotivasi sehingga mengerahkan kemampuan yang

dimilikinya secara maksimal.

Dimensi group integration task (GI-T) pada variabel kohesivitas

kelompok dapat diukur melalui indikator kedekatan kelompok dalam

menyelesaikan tugas kelompok. Kelompok yang memiliki kedekatan yang tinggi

dalam menyelesaikan tugas kelompok akan secara bersama memikul beban dan

tanggung jawab tugas, yang akan meminimalisir tindakan social loafing. Dimensi

group integration social (GI-S) pada variabel kohesivitas kelompok dapat diukur

melalui indikator kedekatan kelompok terhadap aktivitas sosial dalam kelompok.

Kelompok yang memiliki kedekatan yang tinggi mengenai aktivitas sosial dalam

kelompoknya akan membuat suatu kelompok semakin solid dan utuh, yang akan

mengurangi tindakan social loafing.

Dimensi individual attraction to group task (ATG-T) pada variabel

kohesivitas kelompok dapat diukur melalui indikator ketertarikan individu

terhadap tugas kelompok. Individu yang memiliki ketertarikan terhadap tugas

kelompok yang tinggi akan mempunyai semangat motivasi untuk dapat

menyelesaikan tugas kelompok, sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan

tindakan social loafing. Dimensi individual attraction to group social (ATG-S)

Page 44: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

31

pada variabel kohesivitas kelompok dapat diukur melalui indikator ketertarikan

individu terhadap aktivitas sosial dalam kelompok. Individu yang memiliki

ketertarikan terhadap aktivitas sosial dalam kelompok yang tinggi akan membuat

kelompok semakin dekat dan solid, sehingga dapat mengurangi atau

menghilangkan tindakan social loafing.

Selain itu, terdapat faktor internal dalam diri individu yang diketahui

dapat menyebabkan terjadinya social loafing, yaitu self efficacy. Self efficacy

merupakan keyakinan/ ekspektasi mengenai kemampuan diri untuk melakukan

tugas tertentu dan dalam situasi apapun. Apabila seseorang memiliki keyakinan

yang rendah mengenai kemampuan dirinya, maka akan sangat sulit ataupun tidak

mau mengerjakan tugas yang menurutnya sulit ataupun tidak memungkinkan

untuk dilakukannya, sehingga seseorang yang memiliki self efficacy rendah

cenderung akan melakukan social loafing. Hal ini dapat terjadi karena selain

sudah menganggap dirinya tidak akan bisa melakukannya, tugas kelompok akan

tetap selesai walaupun individu tidak berkontribusi dalam penyelesaiannya,

karena adanya kehadiran individu lain yang akan mengerjakan tugas kelompok.

Self efficacy memiliki tiga dimensi yaitu magnitude, strength, dan

generality. Dimensi magnitude dapat diukur melalui indikator optimis dalam

mengerjakan tugas dan merasa yakin dapat menyelesaikan tugas. Individu yang

optimis dan merasa yakin dapat menyelesaikan tugas akan membuatnya berusaha

semaksimal mungkin untuk mengerjakan tugas yang diberikan sampai selesai,

sehingga tindakan social loafing dapat dihindari.

Page 45: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

32

Dimensi generality dapat diukur melalui indikator mencoba tantangan

baru dan mampu mengatasi segala situasi dengan efektif. Individu yang memiliki

keberanian untuk mencoba tantangan baru dan mampu mengatasi segala situasi

dengan efektif akan berupaya untuk dapat menyelesaikan tugas baik itu mudah

maupun sulit dengan efektif, sehingga tindakan social loafing dapat dihindari.

Dimensi strength dapat diukur melalui indikator komitmen dalam menyelesaikan

tugas dan gigih dalam menyelesaikan tugas. Individu yang berkomitmen dan gigih

untuk dapat menyelesaikan tugas akan memiliki tanggung jawab yang tinggi

untuk menyelesaikan tugas baik itu mudah maupun sulit, sehingga dapat

mengurangi kecenderungan untuk melakukan tindakan social loafing.

Dalam hal lain, perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan

juga diketahui dapat mempengaruhi terjadinya social loafing. Dari beberapa

penelitian terdahulu ditemukan bahawa jenis kelamin laki-laki cenderung

melakukan social loafing dibandingkan perempuan. Hal ini dapat terjadi karena

perempuan cenderung memiliki orientasi pada pemeliharaan koordinasi kelompok

yang membuatnya tetap berusaha melakukan kinerja dengan baik pada situasi

apapun.

Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini bertujuan untuk melihat

pengaruh kohesivitas kelompok, self efficacy dan jenis kelamin terhadap social

loafing. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, maka dalam penelitian ini

perlu membuat kerangka pemikiran guna mengetahui variabel yang berpengaruh

serta hubungan dari masing-masing variabel. Di samping itu dapat digunakan

Page 46: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

33

untuk mengetahui arah penelitian ini. Secara singkat kerangka berpikir penelitian

ini dapat diilustrasikan pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Kerangka berpikir penelitian

2.6 Hipotesis Penelitian

Penelitian ini dibuat untuk melihat pengaruh independent variable yang

ditentukan terhadap dependent variabel. Adapun independent variable dalam

penelitian ini adalah kohesivitas kelompok (group integration task, group

integration social, individual attraction to task, dan individual attraction to

group), Self efficacy (magnitude, generality, strength), dan jenis kelamin.

Sedangkan dependent variable pada penelitian ini ialah social loafing.

Page 47: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

34

Hipotesis Mayor

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan kohesivitas kelompok (group

integration task, group integration social, individual attraction to group

task, dan individual attraction to group social), Self efficacy (magnitude,

generality, dan strength), dan jenis kelamin secara bersama-sama terhadap

social loafing.

Hipotesis Minor

H2: Terdapat pengaruh yang signifikan group integration task pada variabel

kohesivitas kelompok terhadap social loafing.

H3: Terdapat pengaruh yang signifikan group integration social pada variabel

kohesivitas kelompok terhadap social loafing.

H4: Terdapat pengaruh yang signifikan individual attraction to group task

pada variabel kohesivitas kelompok terhadap social loafing.

H5: Terdapat pengaruh yang signifikan individual attraction to group social

pada variabel kohesivitas kelompok terhadap social loafing.

H6: Terdapat pengaruh yang signifikan magnitude pada variabel self efficacy

terhadap social loafing.

H7: Terdapat pengaruh yang signifikan generality pada variabel self efficacy

terhadap social loafing.

H8: Terdapat pengaruh yang signifikan strength pada variabel self efficacy

terhadap social loafing.

H9: Terdapat pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap social loafing.

Page 48: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

35

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari seluruh mahasiswa

program studi strata satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang berdasarkan data PDDIKTI (2019) tahun 2018/2019 berjumlah

33.291 orang. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

mahasiswa yang masih aktif kuliah dan mengerjakan tugas akademik (semester 2-

8), semester sepuluh dan seterusnya tidak termasuk populasi karena sudah tidak

aktif kuliah dan hanya mengerjakan tugas akhir. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 311 orang, jumlah tersebut diperoleh untuk melengkapi

ketersebaran data penelitian dari setiap fakultas.

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik convenience

non probability sampling, yaitu teknik pemilihan partisipan penelitian

berdasarkan kemudahan perekrutan partisipan pada saat pelaksanaan penelitian

(Howitt & Cramer, 2011). Pengambilan data dalam penelitian ini dengan cara

mendatangi masing-masing kelas saat sebelum atau sesudah melakukan sesi

pembelajaran mata kuliah, serta mendatangi mahasiswa yang berada di

lingkungan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian yang terdapat pada penelitian ini yaitu:

1. Dependent Variable: Social loafing

2. Independent Variable: Kohesivitas kelompok (group integration task, group

Page 49: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

36

integration social, individual attraction to group task,

dan individual attraction to group social), Self efficacy

(magnitude, generality, dan strength), dan Jenis

kelamin

Setelah menentukan variabel mana yang menjadi dependent variable dan

independent variable, selanjutnya dinentukan definisi operasional dari variabel

penelitian yang kemudian akan digunakan dalam penelitian ini. Penjelasan

definisi operasional variabel adalah sebagai berikut:

1. Social loafing

Social loafing merupakan pengurangan kinerja individu selama bekerjasama

dalam lingkup kelompok dibandingkan pada saat bekerja sendiri. Konsep social

loafing dapat diukur melalui komponen dilution effect dan immediacy gap. Data

social loafing diperoleh melalui alat ukur social loafing berdasarkan dimensi yang

dikemukakan oleh Latane (dalam Chidambaram dan Tung, 2005).

2. Kohesivitas Kelompok

Kohesivitas kelompok merupakan keterikatan serta kedekatan anggota di dalam

kelompok. Konsep tersebut digunakan untuk mengukur empat komponen yaitu

group integration task, group integration social, individual attraction to group

task, dan individual attraction to group social. Data (skor) kohesivitas kelompok

diperoleh dari alat ukur Group Environment Questionnaire (GEQ) yang

dikembangkan oleh Carron et al. (1985).

Page 50: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

37

3. Self efficacy

Self efficacy merupakan keyakinan seseorang/ ekspektasi mengenai kemampuan

diri untuk menyusun tindakan yang dilakukan. Konsep tersebut digunakan untuk

mengukur tiga komponen yaitu magnitude, generality, dan strength. Data (skor)

self efficacy diperoleh dari alat ukur Self efficacy berdasarkan dimensi yang

dikemukakan oleh bandura (1997).

4. Jenis kelamin

Jenis kelamin yang dimaksud dalam penelitian ini adalah status yang

membedakan antara laki-laki dengan perempuan secara biologis berdasarkan gen,

kromosom dan hormon. Data (skor) jenis kelamin diukur dengan menggunakan

dummy coding pada saat analisis menggunakan software SPSS.

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa

kuesioner. Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala

model Likert, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat

tidak setuju (STS). Subjek diminta untuk memilih salah satu dari pernyataan yang

masing-masing pernyataan yang diberikan menujukkan kesesuaian dengan

keadaan yang dirasakan oleh subjek. Skala model Likert ini terdiri dari pernyataan

positif dan pernyataan negatif. Perhitungan skor tiap pilihan jawaban dengan

rentangan 1 sampai 4. Adapun instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini

terdiri dari empat alat ukur, yaitu alat ukur social loafing, kohesivitas kelompok,

dan self efficacy. Keempat alat ukur dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Page 51: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

38

1. Skala Social loafing

Skala social loafing didapat dari alat ukur yang dibuat berdasarkan dimensi yang

dikemukakan oleh Latane (dalam Chidambaram dan Tung, 2005). Blueprint skala

ini sebagai berikut:

Tabel 3.1

Blueprint skala social loafing

Dimensi Indikator No. item Jml

Dilution effect - Merasa kontribusinya tidak berarti 1, *5, 9, 13, *17 5

- Merasa kurang dihargai *2, 4, 12, *14,

*20

5

Immediacy gap

- Kontribusi terhadap tugas kelompok

menurun

*3, 7, *8, *11, 15,

*16

6

- Adanya jarak dengan anggota lain 6, 10, 18, *19 4

Total 20

Keterangan : (*) merupakan item negatif (reverse item)

2. Skala Kohesivitas Kelompok

Kohesivitas kelompok diadaptasi dari alat ukur yang dibuat oleh Carron et al.

(1985). Kohesivitas kelompok diukur dengan Group Environment Questionnaire

(GEQ) berdasarkan empat dimensi kohesivitas kelompok. Blueprint skala ini

sebagai berikut:

Tabel 3.2

Blueprint skala kohesivitas kelompok

Dimensi Indikator No. item Jml

Group integration

task

- Bekerjasama menyelesaikan

masalah tugas.

1, *5, 9, 13,

*17

5

Group integration

social

- Kelompok sering menghabiskan

waktu bersama.

*4, *7, 12, *16 4

Individual attraction

to group task

- Berkontribusi mengerjakan tugas

kelompok.

*3, *8, *11, 15 4

Individual attraction

to group social

- Tertarik terhadap aktivitas sosial

dalam kelompok.

*2, 6, *10,

*14, 18

5

Total 18

Keterangan : (*) merupakan item negatif (reverse item)

Page 52: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

39

3. Skala Self efficacy

Skala self efficacy didapat dari alat ukur yang dibuat berdasarkan dimensi yang

dikemukakan oleh Bandura (1997). Adapun Blueprint skala ini sebagai berikut:

Tabel 3.3

Blueprint skala Self efficacy

Dimensi Indikator No. item Jml

Magnitude - Optimis dalam mengerjakan

tugas

1, *7, *19, 13 4

- Merasa yakin dapat

menyelesaikan tugas

4, *10, 16, *22 4

Generality - Mencoba tantangan baru 2, *8, 14, *20 4

- Mampu mengatasi segala situasi

dengan efektif

5, *11, 17, *23 4

Strength - Komitmen dalam menyelesaikan

tugas

3, *9, 15, *21 4

- Gigih dalam menyelesaikan

tugas

6, *12, 18, *24 4

Total 24

Keterangan : (*) merupakan item negatif (reverse item)

4. Pengukuran Jenis Kelamin

Jenis kelamin dalam penelitian ini termasuk dalam independent variable, sehingga

perlu diikutsertakan dalam analisis data yang menggunakan software SPSS.

Caranya dengan menggunakan dummy coding yang dapat dilihat dalam tabel 3.4.

Tabel 3.4

Coding Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Coding

Laki-laki 1

Perempuan 0

3.4 Uji Validitas Konstruk

Sebelum melakukan analisis data, penelitian ini melakukan pengujian terhadap

validitas konstruk dari ketiga instrumen yang digunakan, yaitu social loafing,

kohesivitas kelompok, dan self efficacy. Pengujian validitas konstruk instrumen

Page 53: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

40

pengukuran dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis faktor berupa

confirmatory factor analysis (CFA). Pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan

dengan bantuan software LISREL 8.70. Suryadi, et al. (2014) menjelaskan

langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

1. Melakukan pengujian model satu faktor (unidimensional) dengan melihat

nilai Chi-Square yang dihasilkan. Pengujian ini dilakukan untuk melihat

apakah hanya satu faktor saja yang menyebabkan item-item saling berkorelasi

(hipotesis unidimensional item). Jika hasil Chi-Square tidak signifikan (P-

value > 0.05), menunjukkan item yang diuji mengukur satu faktor saja

(unidimensional). Sedangkan, jika nilai Chi-Square signifikan (P-value <

0.05) menunjukkan item-item yang diuji mengukur lebih dari satu faktor

(multidimensional).

2. Jika nilai Chi-Square signifikan (P-value < 0.05), maka dilakukan modifikasi

model pengukuran dengan cara membebaskan parameter. Dalam keadaan

demikian maka peneliti melakukan modifikasi terhadap model dengan cara

memperbolehkan kesalahan pengukuran pada item-item saling berkorelasi

tetapi dengan tetap menjaga bahwa item hanya mengukur satu faktor

(unidimensional).

3. Setelah diperoleh model pengukuran yang fit (unidimensional) maka dilihat

apakah ada item yang muatan faktornya negatif. Jika ada, item tersebut harus

dieliminasi atau tidak diikutsertakan dalam analisis perhitungan factor score.

Kriteria item yang baik pada CFA adalah:

Page 54: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

41

1. Melihat signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktornya dengan melihat

nilai t bagi koefisien muatan faktor item. Perbandingannya adalah t > 1,96

maka item tersebut signifikan dan sebaliknya, apabila item tersebut tidak

signifikan (t < 1,96) maka item akan dieliminasi.

2. Melihat koefisien muatan faktor dari item. Jika item tersebut sudah diskoring

dengan favorable (pada skala likert 1-4), maka nilai koefisien muatan faktor

pada item harus bermuatan positif, dan sebaliknya. Apabila item tersebut

favorable, namun koefisien muatan faktor item bernilai negatif maka item

tersebut dieliminasi dan sebaliknya.

3. Sebagai kriteria tambahan (optional) dapat dilihat juga banyaknya korelasi

partial antar kesalahan pengukuran, yaitu kesalahan pengukuran pada suatu

item yang berkorelasi dengan kesalahan pengukuran pada item lain. Jika pada

suatu item terdapat terlalu banyak korelasi seperti ini (misalnya lebih dari

tiga), maka item tersebut juga akan dieliminasi. Alasannya adalah karena item

yang demikian selain mengukur apa yang ingin diukur juga mengukur hal lain

(multidimensional item).

Dapat disimpulkan, dalam penelitian ini terdapat 3 syarat untuk melihat

validitas konstruk alat ukur:

1. Root Mean Square Error of Approximation (RMESEA). RMSEA adalah

ukuran kesalahan yang dipakai oleh SEM untuk mengukur tingkat kesalahan

model terhadap data. Model konstruk dapat dinyatakan fit apabila RMSEA <

0.05 (Browne & Cudeck, 1992).

Page 55: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

42

2. P- value. P- value adalah nilai kesalahan yang didapat dalam konstruk alat

ukur. Dengan nilai a (alpha) yaitu batas kesalahan maksimal sebesar 0.05.

Sehingga model konstruk dapat dikatakan fit (unidimensional) apabila p-

value > 0.05 (Browne & Cudeck, 1992).

3. T- value. T- value adalah nilai yang diperoleh melalui uji t, yang bertujuan

untuk mnguji signifikansi terhadap koefisien faktor dari masing-masing item.

Item dapat dikatakan valid apabila T- value > 1.96 dan memiliki arah faktor

loading yaitu positive (+) (Hair et.al, 2014).

3.4.1. Uji validitas konstruk social loafing

Pada uji validitas social loafing, dilakukan pengujian dengan melihat apakah 20

item dari skala social loafing bersifat unidimensional, artinya seluruh item benar-

benar hanya mengukur social loafing. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =

1164.33, df = 170, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.137. Setelah dilakukan

modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran di beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square =

128.75, df = 105, P-value = 0.05766, dan RMSEA = 0.027. Artinya model satu

faktor dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu

social loafing.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya dalam

mengukur apa yang hendak diukur dan menentukan apakah item tesebut perlu

dieliminasi atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

muatan faktor, jika nilai t > 1.96, maka item tersebut signifikan dan begitu

Page 56: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

43

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item social loafing dapat dilihat dalam

tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5

Muatan faktor item social loafing

No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 1 0.68 0.02 33.15 √

Item 2 0.26 0.02 10.50 √

Item 3 0.46 0.02 18.74 √

Item 4 0.66 0.02 29.66 √

Item 5 0.19 0.02 7.70 √

Item 6 0.49 0.02 21.99 √

Item 7 0.54 0.02 24.91 √

Item 8 0.24 0.02 10.51 √

Item 9 0.87 0.02 36.44 √

Item 10 0.64 0.02 26.59 √

Item 11 0.12 0.02 4.64 √

Item 12 0.35 0.02 14.36 √

Item 13 0.66 0.02 29.96 √

Item 14 0.62 0.02 27.03 √

Item 15 0.59 0.02 24.25 √

Item 16 0.46 0.03 17.65 √

Item 17 0.43 0.02 20.00 √

Item 18 0.18 0.03 7.14 √

Item 19 0.64 0.04 15.31 √

Item 20 0.65 0.03 21.06 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.5, nilai t untuk koefisien seluruh item memenuhi

signifikansi t > 1.96. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh item dapat disertakan

dalam pengolahan selanjutnya.

3.4.2. Uji validitas konstruk kohesivitas kelompok

1. Group Integration Task (GI-T)

Pada uji validitas group integration task, dilakukan pengujian dengan melihat

apakah 5 item dari skala group integration task bersifat unidimensional, artinya

seluruh item benar-benar hanya mengukur group integration task. Dari hasil awal

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan

Page 57: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

44

Chi-Square = 9.65, df = 5, P-value = 0.08570, RMSEA = 0.055. Setelah

dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran di beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square = 6.05, df = 4, P-value = 0.19547, dan RMSEA = 0.041. Artinya model

satu faktor dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja

yaitu group integration task.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya dalam

mengukur apa yang hendak diukur dan menentukan apakah item tesebut perlu

dieliminasi atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

muatan faktor, jika nilai t > 1.96, maka item tersebut signifikan dan begitu

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item group integration task dapat

dilihat dalam tabel 3.6 sebagai berikut:

Tabel 3.6

Muatan faktor item group integration task

No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 1 0.71 0.06 12.22 √

Item 5 0.29 0.05 6.15 √

Item 9 0.54 0.05 10.76 √

Item 13 0.66 0.05 12.53 √

Item 17 0.60 0.05 11.73 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.6, nilai t untuk koefisien seluruh item memenuhi

signifikansi t > 1.96. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh item dapat disertakan

dalam pengolahan selanjutnya.

2. Group Integration Social (GI-S)

Pada uji validitas group integration social, dilakukan pengujian dengan melihat

apakah 4 item dari skala group integration social bersifat unidimensional, artinya

seluruh item benar-benar hanya mengukur group integration social. Dari hasil

Page 58: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

45

awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit

dengan Chi-Square = 8.10, df = 2, P-value = 0.01745, RMSEA = 0.099. Setelah

dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran di beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square = 1.75, df = 1, P-value = 0.18542, dan RMSEA = 0.049. Artinya model

satu faktor dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja

yaitu group integration social.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya dalam

mengukur apa yang hendak diukur dan menentukan apakah item tesebut perlu

dieliminasi atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

muatan faktor, jika nilai t > 1.96, maka item tersebut signifikan dan begitu

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item group integration social dapat

dilihat dalam tabel 3.7 sebagai berikut:

Tabel 3.7

Muatan faktor item group integration social

No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 4 0.61 0.06 10.64 √

Item 7 0.64 0.07 8.72 √

Item 12 0.74 0.07 10.62 √

Item 16 0.60 0.07 8.36 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.7, nilai t untuk koefisien seluruh item memenuhi

signifikansi t > 1.96. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh item dapat disertakan

dalam pengolahan selanjutnya.

3. Individual Attraction to Group Task (ATG-T)

Pada uji validitas individual attraction to group task, dilakukan pengujian dengan

melihat apakah 4 item dari skala individual attraction to group task bersifat

Page 59: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

46

unidimensional, artinya seluruh item benar-benar hanya mengukur individual

attraction to group task. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 10.38, df = 2, P-value =

0.00557, RMSEA = 0.116. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model,

kesalahan pengukuran di beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya,

maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 1.02, df = 1, P-value = 0.31143,

dan RMSEA = 0.009. Artinya model satu faktor dapat diterima, bahwa seluruh

item hanya mengukur satu faktor saja yaitu individual attraction to group task.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya dalam

mengukur apa yang hendak diukur dan menentukan apakah item tesebut perlu

dieliminasi atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

muatan faktor, jika nilai t > 1.96, maka item tersebut signifikan dan begitu

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item individual attraction to group task

dapat dilihat dalam tabel 3.8 sebagai berikut:

Tabel 3.8

Muatan faktor item individual attraction to group task

No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 3 0.76 0.07 11.58 √

Item 8 0.68 0.05 12.91 √

Item 11 0.77 0.06 12.89 √

Item 15 0.65 0.06 11.02 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.8, nilai t untuk koefisien seluruh item memenuhi

signifikansi t > 1.96. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh item dapat disertakan

dalam pengolahan selanjutnya.

Page 60: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

47

4. Individual Attraction to Group Social (ATG-S)

Pada uji validitas individual attraction to group social, dilakukan pengujian

dengan melihat apakah 5 item dari skala individual attraction to group social

bersifat unidimensional, artinya seluruh item benar-benar hanya mengukur

individual attraction to group social. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 69.71, df = 5,

P-value = 0.00000, RMSEA = 0.204. Setelah dilakukan modifikasi terhadap

model, kesalahan pengukuran di beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 2.20, df = 3, P-value =

0.53186, dan RMSEA = 0.000. Artinya model satu faktor dapat diterima, bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu individual attraction to group

social.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya dalam

mengukur apa yang hendak diukur dan menentukan apakah item tesebut perlu

dieliminasi atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

muatan faktor, jika nilai t > 1.96, maka item tersebut signifikan dan begitu

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item individual attraction to group

social dapat dilihat dalam tabel 3.9 sebagai berikut:

Tabel 3.9

Muatan faktor item individual attraction to group social

No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 2 0.70 0.05 12.83 √

Item 10 0.97 0.08 12.71 √

Item 6 0.22 0.05 4.22 √

Item 14 0.55 0.04 12.67 √

Item 18 0.43 0.04 9.84 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Page 61: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

48

Berdasarkan tabel 3.9, nilai t untuk koefisien seluruh item memenuhi

signifikansi t > 1.96. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh item dapat disertakan

dalam pengolahan selanjutnya.

3.4.3. Uji validitas konstruk self efficacy

1. Magnitude

Pada uji validitas magnitude, dilakukan pengujian dengan melihat apakah 8 item

dari skala magnitude bersifat unidimensional, artinya seluruh item benar-benar

hanya mengukur magnitude. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 257.12, df = 20, P-

value = 0.00000, RMSEA = 0.196. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model,

kesalahan pengukuran di beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya,

maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 20.01, df = 12, P-value =

0.06690, dan RMSEA = 0.046. Artinya model satu faktor dapat diterima, bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu magnitude.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya dalam

mengukur apa yang hendak diukur dan menentukan apakah item tesebut perlu

dieliminasi atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

muatan faktor, jika nilai t > 1.96, maka item tersebut signifikan dan begitu

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item magnitude dapat dilihat dalam

tabel 3.10 sebagai berikut:

Page 62: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

49

Tabel 3.10

Muatan faktor item magnitude

No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 1 0.72 0.03 20.72 √

Item 4 0.85 0.03 26.52 √

Item 7 0.30 0.04 8.53 √

Item 10 0.63 0.04 15.28 √

Item 13 0.79 0.03 22.52 √

Item 16 0.77 0.04 21.24 √

Item 19 0.47 0.03 15.03 √

Item 22 0.68 0.03 21.10 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.10, nilai t untuk koefisien seluruh item memenuhi

signifikansi t > 1.96. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh item dapat disertakan

dalam pengolahan selanjutnya.

2. Generality

Pada uji validitas generality, dilakukan pengujian dengan melihat apakah 8 item

dari skala generality bersifat unidimensional, artinya seluruh item benar-benar

hanya mengukur generality. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 239.11, df = 20, P-

value = 0.00000, RMSEA = 0.188. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model,

kesalahan pengukuran di beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya,

maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 14.46, df = 12, P-value =

0.27221, dan RMSEA = 0.026. Artinya model satu faktor dapat diterima, bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu generality.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya dalam

mengukur apa yang hendak diukur dan menentukan apakah item tesebut perlu

dieliminasi atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

muatan faktor, jika nilai t > 1.96, maka item tersebut signifikan dan begitu

Page 63: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

50

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item generality dapat dilihat dalam

tabel 3.11 sebagai berikut:

Tabel 3.11

Muatan faktor item generality

No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 2 0.81 0.06 13.28 √

Item 5 0.60 0.03 17.68 √

Item 8 0.66 0.04 15.63 √

Item 11 0.56 0.03 16.33 √

Item 14 0.54 0.04 15.37 √

Item 17 0.59 0.04 14.34 √

Item 20 0.67 0.04 18.81 √

Item 23 0.78 0.05 17.21 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.11, nilai t untuk koefisien seluruh item memenuhi

signifikansi t > 1.96. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh item dapat disertakan

dalam pengolahan selanjutnya.

3. Strength

Pada uji validitas strength, dilakukan pengujian dengan melihat apakah 8 item

dari skala strength bersifat unidimensional, artinya seluruh item benar-benar

hanya mengukur strength. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 154.49, df = 20, P-

value = 0.00000, RMSEA = 0.147. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model,

kesalahan pengukuran di beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya,

maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 18.32, df = 12, P-value =

0.10625, dan RMSEA = 0.041. Artinya model satu faktor dapat diterima, bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu strength.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya dalam

mengukur apa yang hendak diukur dan menentukan apakah item tesebut perlu

Page 64: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

51

dieliminasi atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

muatan faktor, jika nilai t > 1.96, maka item tersebut signifikan dan begitu

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item strength dapat dilihat dalam tabel

3.12 sebagai berikut:

Tabel 3.12

Muatan faktor item strength

No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 3 0.65 0.04 16.70 √

Item 6 0.56 0.04 15.92 √

Item 9 0.63 0.04 17.75 √

Item 12 0.49 0.04 13.39 √

Item 15 0.73 0.05 14.73 √

Item 18 0.45 0.04 10.11 √

Item 21 0.80 0.04 20.82 √

Item 24 0.76 0.04 20.48 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.12, nilai t untuk koefisien seluruh item memenuhi

signifikansi t > 1.96. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh item dapat disertakan

dalam pengolahan selanjutnya.

3.5 Teknik Analisis Data

Sebelum melakukan analisis data, penelitian ini melakukan uji Confirmatory

Factor Analysis (CFA) untuk melihat validitas konstruk setiap item serta menguji

struktur faktor yang diturunkan secara teoritis. Analisis faktor merupakan metode

analisis statistik yang digunakan untuk mengukur faktor yang mempengaruhi

suatu variabel menjadi beberapa set indikator saja tanpa mengurang informasi

yang berarti. Jika ada item yang tidak valid, maka akan disingkirkan dan yang

valid akan dihitung dan digunakan dalam penelitian. Uji CFA dilakukan dengan

menggunakan bantuan software Lisrel 8.70.

Page 65: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

52

Sedangkan teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data

penelitian dalam rangka menguji kebenaran hipotesis ialah dengan menggunakan

metode multiple regression analysis sebab penelitian ini menggunakan lebih dari

satu independent variable untuk mengetahui pengaruhnya terhadap dependent

variable. Pada penelitian ini terdapat delapan independent variable dan satu

dependent variable. Dengan menggunakan rumus persamaan garis regresi, yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + e

Keterangan:

Y = Social loafing

a = Konstan

b = Koefisien regresi untuk masing-masing X

X1 = Group Integration Task/ GI-T

X2 = Group Integration Social/ GI-S

X3 = Individual Attraction to Group Task/ ATG-T

X4 = Individual Attraction to Group Social/ ATG-S

X5 = Magnitude

X6 = Generality

X7 = Strength

X8 = Jenis Kelamin

e = Residual

3.6 Prosedur Penelitian

Dalam proses pengumpulan data, penelitian ini dilakukan melalui beberapa

tahapan, yaitu sebagai berikut:

1. Persiapan

Dimulai dengan perumusan masalah, menentukan variabel yang akan diteliti,

melakukan kajian teori untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan yang tepat

tentang variabel penelitian. Kemudian menentukan, menyusun, dan menyiapkan

alat ukur yang akan digunakan. Setelah alat ukur siap, penelitian ini lanjut ke

tahap selanjutnya, yaitu tahap Pelaksanaan Penelitian

Page 66: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

53

2. Pelaksanaan Penelitian

Skala social loafing, skala kohesivitas kelompok, dan skala self efficacy yang

telah disusun dengan jumlah total 62 item pernyataan ini diberikan kepada 311

orang mahasiswa aktif yang mengikuti program studi strata satu (S1) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Tahap pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan membuat

surat izin penelitian pada tanggal 16 Mei 2019. Setelah itu penelitian ini

melakukan pengambilan data penelitian selama tiga hari dimulai dari tanggal 23

Mei – 25 Mei 2019.

Pengambilan data penelitian hari pertama (23 Mei 2019) dimulai dengan

menyebarkan kuesioner fisik di area kampus satu UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yaitu di Perpustakaan Utama, FSH, dan FITK. Selanjutnya, pada hari

kedua (24 Mei 2019) penelitian ini melanjutkan penyebaran kuesioner di luar area

kampus satu yaitu di FKIK, gedung baru FEB, gedung baru FAH, FISIP dan

FPSI. Setelah itu karena pada hari ketiga (25 Mei 2019) sudah memasuki jadwal

libur hari raya Idul Fitri, pengambilan data pada penelitian ini dilanjutkan dengan

menyebarkan kuesioner secara online melalui Google forms. Total jumlah

responden pada penelitian ini ialah 311 orang, dengan rincian sebanyak 160

responden mengisi kuesioner fisik secara offline, dan 151 responden mengisi

kuesioner online.

Pengambilan data penelitian secara langsung dilakukan dengan

memberikan kuesioner fisik, disertai dengan menanyakan perihal apakah

mahasiswa tersebut mahasiswa semester dua sampai delapan atau bukan, selain itu

juga meminta bantuan teman agar teman yang lain mau mengisi kuesioner fisik

Page 67: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

54

yang saya berikan. Kuesioner fisik ini penulis berikan reward berupa pulpen

sebagai tanda terima kasih penulis karena sudah membantu dalam mengisi

kuesioner penelitian penulis.

3. Pengolahan Data

Setelah data 311 responden terpenuhi, penelitian ini kemudian memulai tahap

pengolahan data. Untuk setiap variabel penelitian, pertama dilauan menghitung

true score (faktor skor) dengan menggunakan CFA (confirmatory factor analysis).

Dalam hal ini hanya item yang tidak didrop yang akan dianalisis dalam

perhitungan faktor skor pada SPSS. Selajutnya, penelitian ini menganalisis data

dengan menggunakan metode statistik dan menguji hipotesis yang telah

dijabarkan dalam bab dua.

Page 68: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

55

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Subjek Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah mahasiswa program studi

strata satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Subjek

dalam penelitian ini berjumlah 311 orang. Gambaran umum subjek penelitian

berdasarkan demografi meliputi jenis kelamin, usia, dan semester. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Gambaran Umum Subjek (N=311)

No. Karakteristik Subjek Jumlah Persentase

1. Jenis Kelamin

Laki-laki 91 29.3%

Perempuan 220 70.7%

2. Fakultas

FSH 24 7.71%

FITK 21 6.75%

FKIK 47 15.11%

FIDKOM 7 2.25%

FU 9 2.89%

FST 13 4.18%

FISIP 31 9.96%

FPSI 66 21.22%

FEB 38 12.21%

FAH 55 17.68%

2. Usia

18 48 15.43%

19 80 25.72%

20 83 26.68%

21 63 20.25%

22 28 9%

23 9 2.89%

3. Semester

2 111 35.69%

4 80 25.72%

6 69 22.18%

8 51 16.39%

Berdasarkan data pada tabel 4.1, dapat diketahui bahwa responden dalam

penelitian ini didominasi oleh jenis kelamin perempuan sebesar 70.7%, sedangkan

Page 69: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

56

laki-laki dalam penelitian ini berjumlah 29.3%. Berdasarkan usia, responden

terbanyak berada pada usia 20 tahun sebanyak 83 (26.68%). Berdasarkan fakultas,

responden terbanyak berada pada FPSI yaitu sebanyak 66 (21.22%). Responden

pada penelitian ini sebagian besar terdiri dari mahasiswa semester dua yang

berjumlah 111 (35.69%).

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Hasil analisis deskriptif meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum,

mean (rata-rata), dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Selanjutnya

nilai mean akan digunakan untuk menentukan kategorisasi skor variabel

penelitian. Untuk lebih jelasnya nilai tersebut disajikan dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2

Tabel Analisis Deskriptif

Variabel N Min. Max. Mean Std.

Deviasi

Social loafing 311 28.23 94.48 50.00 10.000

Group Integration Task 311 17.98 75.33 50.00 10.000

Group Integration Social 311 25.08 75.63 50.00 10.000

Individual attraction to group task 311 11.45 66.88 50.00 10.000

Individual attraction to group

social

311 12.13 76.49 50.00 10.000

Magnitude 311 4.58 69.62 50.00 10.000

Generality 311 10.41 73.44 50.00 10.000

Strength 311 7.42 71.01 50.00 10.000

Valid N (listwise) 311

Berdasarkan data pada tabel 4.2, dapat dilihat bahwa jumlah subjek

penelitian sebanyak 311. Mean pada penelitian ini dibuat konstan yakni 50 dengan

tujuan menghilangkan skor negatif pada data penelitian. Variabel social loafing

memiliki skor terendah sebesar 28.23, skor tertinggi sebesar 94.48. Variabel

group integration task (GIT) memiliki skor terendah sebesar 17.98, skor tertinggi

sebesar 75.33. Variabel group integration social (GIS) memiliki skor terendah

Page 70: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

57

sebesar 25.08, skor tertinggi sebesar 75.63. Variabel individual attraction to

group task (ATGT) memiliki skor terendah sebesar 11.45, skor tertinggi sebesar

66.88.

Variabel individual attraction to group social (ATGS) memiliki skor

terendah sebesar 12.13, skor tertinggi sebesar 76.49. Variabel magnitude memiliki

skor terendah sebesar 4.58, skor tertinggi sebesar 69.62. Variabel generality

memiliki skor terendah sebesar 10.41, skor tertinggi sebesar 73.44. Variabel

strength memiliki skor terendah sebesar 7.42, skor tertinggi sebesar 71.01.

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Kategorisasi skor variabel penelitian memiliki tujuan untuk menempatkan atau

mengelompokkan individu ke dalam kelompok-kelompok terpisah secara

berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Kontinum

jenjang yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari rendah sampai dengan

tinggi. Jenjang kontinum ini akan digunakan dalam kategorisasi skor variabel

penelitian. Norma kategorisasi skor dapat dilihat dalam tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Norma Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Kategorisasi Norma

Rendah X < Mean

Tinggi X > Mean

Setelah norma kategorisasi didapatkan, selanjutnya akan dijelaskan

perolehan nilai persentase kategorisasi untuk variabel social loafing, group

integration task, group integration social, individual attraction to group task,

individual attraction to group social, magnitude, generality, dan strength

(sebagaimana tabel 4.4 terlampir).

Page 71: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

58

Tabel 4.4

Persentase Ketegori Skor Tiap Variabel

Variabel Frekuensi Persentasi

Rendah Tinggi Rendah Tinggi

Social loafing 145 166 46.6% 53.4%

Group Integration Task 135 176 43.4% 56.6%

Group Integration Social 160 151 51.4% 48.6%

Individual attraction to group task 169 142 54.3% 45.7%

Individual attraction to group

social

174 137 55.9% 44.1%

Magnitude 184 127 59.2% 40.8%

Generality 150 161 48.2% 51.6%

Strength 176 135 56.6% 43.4%

Berdasarkan data pada tabel 4.4, dapat diketahui bahwa variabel social

loafing memiliki nilai yang besar pada kategorisasi tinggi yaitu 166 (53.4%), yang

berarti tingkat social loafing responden cenderung tinggi. Pada variabel group

integration task memiliki nilai yang besar pada kategorisasi tinggi yaitu 176

(56.6%), yang berarti group integration task responden cenderung tinggi. Pada

variabel group integration social memiliki nilai yang besar pada kategorisasi

rendah yaitu 160 (51.4%), yang berarti group integration social responden

cenderung rendah. Pada variabel individual attraction to group task memiliki nilai

yang besar pada kategorisasi rendah yaitu 169 (54.3%), yang berarti individual

attraction to group task responden cenderung rendah.

Pada variabel individual attraction to group social memiliki nilai yang

besar pada kategorisasi rendah yaitu 174 (55.9%), yang berarti individual

attraction to group social responden cenderung rendah. Pada variabel magnitude

memiliki nilai yang besar pada kategorisasi rendah yaitu 184 (59.2%), yang

berarti magnitude responden cenderung rendah. Pada variabel generality memiliki

nilai yang besar pada kategorisasi tinggi yaitu 161 (51.6%), yang berarti

generality responden cenderung tinggi. Pada variabel strength memiliki nilai yang

Page 72: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

59

besar pada kategorisasi rendah yaitu 176 (56.6%), yang berarti strength responden

cenderung rendah.

4.4 Uji Hipotesis Penelitian

4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian

Pada tahap ini, dijelaskan tahapan pengujian hipotesis penelitian dengan

menggunakan teknik analisis regresi berganda (multiple regression analysis).

Pengujian analisis regresi berganda dilakukan dengan software SPSS versi 17.

Pada analisis regresi berganda, terdapat tiga hal yang akan dilihat. Hal pertama

yang dilihat adalah nilai koefisien determinasi atau R Square (R2) untuk

mengetahui persentase (%) pengaruh independent variable (IV) terhadap

dependent variable (DV). Hal kedua yakni nilai signifikansi (Sig.), yaitu nilai

yang menunjukkan bahwa keseluruhan independent variable (IV) mempengaruhi

dependent variable (DV) secara signifikan atau tidak. Hal ketiga yakni koefisien

regresi, yaitu nilai dan signifikansi dari masing-masing independent variable (IV)

beserta arah pengaruhnya terhadap dependent variable (DV). Adapun independent

variable dalam penelitian ini yaitu pengaruh yang ada signifikan. Artinya,

independent variable dalam penelitian ini yaitu kohesivitas kelompok (group

integration task, group integration social, individual attraction to group task, dan

individual attraction to group social), self efficacy (magnitude, generality, dan

strength), dan jenis kelamin, sedangkan dependent variable yaitu social loafing

Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah melihat nilai koefisien

determinasi atau R Square (R2) untuk mengetahui besar proporsi pengaruh

independent variable (IV) yaitu group integration task, group integration social,

Page 73: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

60

individual attraction to group task, individual attraction to group social,

magnitude, generality, strength, dan jenis kelamin terhadap dependent variable

(DV) yaitu social loafing. Nilai R Square dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Model Summary Analisis Regresi

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .763a .582 .571 6.54719 .582 52.649 8 302 .000

a. Predictors: (Constant), group integration task, group integration social, individual

attraction to group task, individual attraction to group social, magnitude, generality, strength, jenis kelamin

Pada tabel 4.5. dapat dilihat bahwa nilai R Square yang diperoleh dalam

penelitian ini sebesar .582 atau 58,2%. Artinya, proporsi pengaruh independent

variable pada penelitian ini yaitu kohesivitas kelompok (group integration task,

group integration social, individual attraction to group task, individual attraction

to group social), self efficacy (magnitude, generality, strength) dan jenis kelamin

terhadap dependent variable yaitu social loafing sebesar 58.2%. Sisanya yakni

41.8% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Langkah kedua yang dilakukan peneliti adalah melihat hasil dari uji F

untuk mengetahui pengaruh independent variable dalam penelitian ini yaitu

kohesivitas kelompok (group integration task, group integration social, individual

attraction to group task, dan individual attraction to group social), self efficacy

(magnitude, generality, dan strength), dan jenis kelamin terhadap dependent

variable yaitu social loafing signifikan atau tidak. Adapun hasil dari uji F terdapat

pada tabel 4.6 berikut:

Page 74: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

61

Tabel 4.6

ANOVA Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 18054.543 8 2256.818 52.649 .000b

Residual 12945.457 302 42.866

Total 31000.000 310

a. Dependent Variable: Social loafing

b. Predictors: (Constant), group integration task, group integration social, individual

attraction to group task, individual attraction to group social, magnitude, generality,

strength, jenis kelamin

Pada tabel 4.6, terdapat nilai signifikansi dari keseluruhan independent

variable terhadap dependent variable. Nilai signifikansi dilihat dari kolom Sig.

sebesar 0.000. Nilai Sig. < 0.05 menunjukkan bahwa pengaruh yang ada

signifikan. Artinya, independent variable dalam penelitian ini yaitu kohesivitas

kelompok (group integration task, group integration social, individual attraction

to group task, dan individual attraction to group social), self efficacy (magnitude,

generality, dan strength), dan jenis kelamin berpengaruh signifikan terhadap

dependent variable yaitu social loafing. Dengan demikian, hipotesis mayor dalam

penelitian ini yang menyatakan bahwa “Terdapat pengaruh yang signifikan

kohesivitas kelompok (group integration task, group integration social, individual

attraction to group task, dan individual attraction to group social), Self efficacy

(magnitude, generality, dan strength), dan jenis kelamin secara bersama-sama

terhadap social loafing” dapat diterima.

Langkah ketiga yang dilakukan peneliti adalah melihat nilai koefisien

regresi masing-masing independent variable. Adapun nilai koefisien regresi pada

tiap-tiap variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Page 75: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

62

Tabel 4.7

Koefisien Regresi

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 96.440 2.588 37.258 .000

Group Integration Task -.099 .051 -.099 -1.950 .052

Group Integration Social .019 .049 .019 .385 .701

Individual Attraction to Group Task -.437 .056 -.437 -7.820 .000*

Individual Attraction to Group Social -.127 .052 -.127 -2.461 .014*

Magnitude .031 .069 .031 .456 .649

Generality -.202 .062 -.202 -3.271 .001*

Strength -.116 .075 -.116 -1.556 .121

Jenis Kelamin .404 .833 .018 .485 .628

a. Dependent Variable: Social loafing

Keterangan : (*) signifikan (< 0.05)

Berdasarkan data pada tabel 4.7, persamaan regresi dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Social loafing = 96.440 – 0.099 (group integration task) + 0.019 (group

integration social) – 0.437 (individual attraction to group

task*) – 0.127 (individual attraction to group social*) + 0.031

(magnitude) – 0.202 (generality*) – 0.116 (strength) + 0.404

(jenis kelamin).

Berdasarkan tabel 4.7, signifikansi masing-masing independent variable

dilihat dari nilai Sig. Apabila nilai Sig. < 0.05 menunjukkan bahwa koefisien

regresi yang dihasilkan signifikan. Hasil yang terdapat dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel memiliki koefisien regresi yang

signifikan, yaitu variabel individual attraction to group task, individual attraction

to group social, dan generality. Sedangkan lima variabel lainnya yaitu group

integration task, group integration social, magnitude, strength, dan jenis kelamin

tidak menunjukkan nilai koefisien regresi yang signifikan. Adapun penjelasan dari

Page 76: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

63

nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing independent variable adalah

sebagai berikut:

1. Variabel Group Integration Task

Nilai koefisien regresi group Integration Task sebesar – 0.099 dengan nilai

signifikansi 0.052 (sig. > 0.05). Artinya, variabel group integration task

pengaruhnya terhadap social loafing tidak signifikan.

2. Variabel Group Integration Social

Nilai koefisien regresi group integration social sebesar 0.019 dengan nilai

signifikansi 0.701 (sig. > 0.05). Artinya, variabel group integration social

pengaruhnya terhadap social loafing tidak signifikan.

3. Variabel Individual Attraction to Group Task

Nilai koefisien regresi individual attraction to group task sebesar – 0.437

dengan nilai signifikansi 0.000 (sig. < 0.05). Artinya, variabel individual

attraction to group task berpengaruh secara signifikan dengan arah negatif

terhadap social loafing. Hal ini berarti semakin tinggi individual attraction to

group task, maka semakin rendah social loafing. Sebaliknya, semakin rendah

individual attraction to group task, maka semakin tinggi social loafing.

4. Variabel Individual Attraction to Group Social

Nilai koefisien regresi individual attraction to group social sebesar – 0.127

dengan nilai signifikansi 0.014 (sig. < 0.05). Artinya, variabel individual

attraction to group social berpengaruh secara signifikan dengan arah negatif

terhadap social loafing. Hal ini berarti semakin tinggi individual attraction to

Page 77: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

64

group social, maka semakin rendah social loafing. Sebaliknya, semakin rendah

individual attraction to group social, maka semakin tinggi social loafing.

5. Variabel Magnitude

Nilai koefisien regresi magnitude sebesar 0.031 dengan nilai signifikansi 0.649

(sig. > 0.05). Artinya, variabel magnitude pengaruhnya terhadap social loafing

tidak signifikan.

6. Variabel Generality

Nilai koefisien regresi generality sebesar – 0.202 dengan nilai signifikansi

0.001 (sig. < 0.05). Artinya, variabel generality berpengaruh secara signifikan

dengan arah negatif terhadap social loafing. Hal ini berarti semakin tinggi

generality, maka semakin rendah social loafing. Sebaliknya, semakin rendah

generality, maka semakin tinggi social loafing.

7. Variabel Strength

Nilai koefisien regresi strength sebesar – 0.116 dengan nilai signifikansi 0.121

(sig. > 0.05). Artinya, variabel strength pengaruhnya terhadap social loafing

tidak signifikan.

8. Variabel Jenis Kelamin

Nilai koefisien regresi Jenis kelamin sebesar 0.404 dengan nilai signifikansi

0.628 (sig. > 0.05). Artinya, variabel jenis kelamin pengaruhnya terhadap

social loafing tidak signifikan.

4.5 Proporsi Varian

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana proporsi varian dari masing-masing

independent variabel (IV) yang berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap

Page 78: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

65

dependent variabel (DV) yiaitu social loafing. Besarnya proporsi varian pada

pengaruh terhadap partisipasi politik dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Model Summary Proporsi Varians Setiap IV terhadap DV

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .481a .232 .229 8.77863 .232 93.261 1 309 .000*

2 .491b .241 .236 8.74214 .009 3.585 1 308 .059

3 .724c .524 .519 6.93379 .283 182.604 1 307 .000*

4 .729d .531 .525 6.89442 .007 4.516 1 306 .034*

5 .744e .554 .547 6.73110 .023 16.030 1 305 .000*

6 .761f .579 .570 6.55438 .024 17.668 1 304 .000*

7 .763g .582 .572 6.53892 .003 2.439 1 303 .119

8 .763h .582 .571 6.54719 .000 .235 1 302 .628

Predictors: (Constant), group integration task, group integration social, individual attraction to

group task, individual attraction to group social, magnitude, generality, strength, jenis kelamin

Keterangan: (*) signifikan (< 0.05)

Berdasarkan tabel 4.8, proporsi varians masing-masing independent

variable dan signifikansinya dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel group integration task memberikan sumbangan varians sebesar 0.232

atau 23.2% dengan Sig. F Change = 0.000 (sig. < 0.05). Sumbangan varians

group integration task signifikan.

2. Variabel group integration social memberikan sumbangan varians sebesar

0.009 atau 0.9% dengan Sig. F Change = 0.059 (sig. > 0.05). Sumbangan

varians group integration social tidak signifikan.

3. Variabel individual attraction to group task memberikan sumbangan varians

sebesar 0.283 atau 28.3% dengan Sig. F Change = 0.000 (sig. < 0.05).

Sumbangan varians individual attraction to group task signifikan.

Page 79: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

66

4. Variabel individual attraction to group social memberikan sumbangan varians

sebesar 0.007 atau 0.7% dengan Sig. F Change = 0.034 (sig. < 0.05).

Sumbangan varians individual attraction to group social signifikan.

5. Variabel magnitude memberikan sumbangan varians sebesar 0.023 atau 2.3%

dengan Sig. F Change = 0.000 (sig. < 0.05). Sumbangan varians magnitude

signifikan.

6. Variabel generality memberikan sumbangan varians sebesar 0.024 atau 2.4%

dengan Sig. F Change = 0.000 (sig. < 0.05). Sumbangan varians generality

signifikan.

7. Variabel strength memberikan sumbangan varians sebesar 0.003 atau 0.3%

dengan Sig. F Change = 0.119 (sig. > 0.05). Sumbangan varians strength tidak

signifikan.

8. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan varians sebesar 0.00 atau 0%

dengan Sig. F Change = 0.628 (sig. > 0.05). Sumbangan varians jenis kelamin

tidak signifikan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dari masing-masing

independent variable yang memiliki proporsi varian signifikan pengaruhnya

terhadap social loafing sebagai dependent variable yaitu pada variabel group

integration task, individual attraction to group task, individual attraction to group

social, magnitude, dan generality. Sumbangan varians terbesar adalah variabel

individual attraction to group task yakni 28.3%, sedangkan variabel yang

memberikan sumbangan terkecil yakni variabel jenis kelamin sebesar 0%. Jumlah

Page 80: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

67

keseluruhan R Square Change yakni sebesar 58.2% sesuai dengan nilai R Square

yang didapatkan.

Page 81: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

68

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan pada bab 4, diperoleh hasil

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan independent variable (IV) pada

penelitian ini yaitu kohesivitas kelompok (group integration task, group

integration social, individual attraction to group task, dan individual attraction to

group social), Self efficacy (magnitude, generality, dan strength), dan jenis

kelamin terhadap dependent variable (DV) yaitu social loafing. Nilai signifikansi

yang diperoleh sebesar 0.000 dan nilai kontribusi pengaruh IV terhadap DV

sebesar 0.582 atau 58.2%. Artinya, kohesivitas kelompok, self efficacy, dan jenis

kelamin berpengaruh terhadap social loafing sebesar 58.2% dan sisanya yakni

41.8% dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan hasil uji hipotesis minor dari

signifikansi masing-masing koefisien regresi terhadap dependent variable (DV),

terdapat tiga independent variable (IV) yang nilai koefisien regresinya signifikan,

yaitu individual attraction to group task, individual attraction to group social, dan

generality. Sedangkan IV yang koefisien regresinya tidak signifikan yaitu gorup

integration task, group integration social, magnitude, strength dan jenis kelamin.

5.2 Diskusi

Pada bagian ini akan dibahas diskusi mengenai pengaruh independent variable

(IV) terhadap dependent variable (DV). Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor

yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dapat ditemukan independent variable

(IV) dalam penelitian ini yaitu kohesivitas kelompok, self efficacy,dan jenis

Page 82: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

69

kelamin secara bersama-sama berpengaruh yang signifikan terhadap dependent

variable (DV) yaitu social loafing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi

individual attraction to group task, individual attraction to group social, dan

generality memberikan pengaruh yang signifikan terhadap social loafing.

Hasil penelitian ini melengkapi beberapa penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya oleh Sanna (1992) dan Hoigard, dkk. (2006) bahwa semakin

tingginya kohesivitas kelompok dan self efficacy maka semakin rendah

kemungkinan individu untuk melakukan tindakan social loafing. Hal ini dapat

terjadi karena keberadaan individu dalam kelompok yang kohesif menjadikan

setiap anggota kelompok untuk lebih banyak mengemban tanggung jawab untuk

mencapai hasil yang maksimal dan bersedia berkorban demi kepentingan

kelompok. Selain itu, individu yang memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat

melakukan tugas kelompok dalam situasi apapun, baik itu sulit maupun mudah

akan cenderung mengurangi tindakan social loafing.

Dimensi group integration task pada variabel kohesivitas kelompok dalam

penelitian ini terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap social loafing. Hasil

yang serupa juga ditemukan dalam penelitian terdahulu (Hoigard, dkk., 2006)

yang berjudul “The Relationship Between Group Cohesion, Group Norms, and

Perceived Social loafing in Soccer Teams”. Artinya, ketertarikan dan kedekatan

kelompok dalam menyelesaikan tugas bukan merupakan penyebab yang dapat

mempengaruhi terjadinya social loafing. Hal ini dapat terjadi karena responden

dalam penelitian ini merupakan kelompok tugas mahasiswa yang kurang memiliki

Page 83: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

70

pembagian tugas dengan spesifikasi yang jelas, sehingga menyebabkan tidak

signifikanya pengaruh group integration task terhadap social loafing.

Dimensi group integration social pada variabel kohesivitas kelompok dalam

penelitian ini terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap social loafing. Hasil

yang serupa juga ditemukan dalam penelitian terdahulu (Hoigard, dkk., 2006)

yang berjudul “The Relationship Between Group Cohesion, Group Norms, and

Perceived Social loafing in Soccer Teams”. Artinya, ketertarikan dan kedekatan

kelompok mengenai aktivitas sosial dalam kelompok bukan merupakan penyebab

yang dapat mempengaruhi terjadinya social loafing. Hal ini dapat terjadi karena

responden dalam penelitian ini merupakan kelompok tugas mahasiswa yang lebih

sering mengerjakan tugas kelompok secara individual, sehingga menyebabkan

tidak signifikannya pengaruh group integration social terhadap social loafing.

Dimensi individual attraction to group task pada variabel kohesivitas

kelompok terbukti berpengaruh yang signifikan dengan arah negatif terhadap

social loafing. Artinya, semakin tinggi tingkat ketertarikan individu mengenai

keterlibatannya dalam mengerjakan tugas kelompok maka semakin rendah

individu untuk melakukan social loafing. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hoigard, dkk. (2006) yang menyatakan

bahwa individual attraction to group task merupakan variabel yang secara

signifikan mempengaruhi social loafing. Hal ini disebabkan oleh adanya

peningkatan motivasi intrinsik dari para anggota kelompok yang kohesiv sehingga

dapat mengurangi anggapan bahwa rekan kelompoknya akan melakukan tindakan

social loafing ketika mengerjakan tugas kelompok.

Page 84: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

71

Dimensi individual attraction to group social pada variabel kohesivitas

kelompok terbukti berpengaruh yang signifikan dengan arah negatif terhadap

social loafing. Artinya, semakin tinggi tingkat ketertarikan individu mengenai

keterlibatannya dalam aktivitas sosial kelompok maka semakin rendah individu

untuk melakukan social loafing. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Hoigard, dkk. (2006) yang menyatakan bahwa

individual attraction to group social merupakan variabel yang tidak berpengaruh

signifikan terhadap social loafing. Pengaruh ini disebabkan karena dampak dari

kedekatan setiap anggota satu sama lain/ interaksi sosial yang terjalin dengan baik

akan menjadikan kekuatan untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih baik,

sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan tindakan social loafing.

Dimensi magnitude pada variabel self efficacy dalam penelitian ini terbukti

tidak berpengaruh signifikan terhadap social loafing. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Aulia, dkk. (2013) yang

menyatakan dimensi magnitude tidak berpengaruh signifikan terhadap social

loafing Artinya, keyakinan individu atas kemampuannya mengerjakan berbagai

tingkat kesulitan tugas baik itu mudah maupun sulit bukan merupakan penyebab

yang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan social loafing.

Hal ini dapat disebabkan karena tugas kelompok mahasiswa cenderung memiliki

tingkat kesulitan yang mudah, sehingga individu dapat dengan mudah

mengerjakan tugas kelompok yang membuat tidak signifikannya pengaruh

magnitude terhadap social loafing.

Page 85: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

72

Dimensi generality pada variabel self efficacy terbukti berpengaruh yang

signifikan dengan arah negatif terhadap social loafing. Artinya, semakin tinggi

tingkat keyakinan individu mengenai kemampuannya dalam mengerjakan tugas

pada berbagai aktivitas atau dalam situasi apapun, maka semakin rendah individu

untuk melakukan social loafing. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Holladay,

dkk. (2003) menyatakan bahwa generality terbukti dapat mempengaruhi kinerja

individu, sehingga anggota kelompok memiliki kemungkinan kecil untuk

melakukan tindakan social loafing. Hal ini dapat disebabkan karena tingkat

keyakinan tinggi yang dimiliki individu untuk mengerjakan tugas kelompok

dalam berbagai macam aktivitas dan situasi akan mengurangi individu untuk

melakukan tindakan social loafing.

Dimensi strength pada variabel self efficacy dalam penelitian ini terbukti

tidak berpengaruh signifikan terhadap social loafing. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Aulia, dkk. (2013) yang

menyatakan dimensi strength tidak berpengaruh yang signifikan terhadap social

loafing. Artinya, keyakinan individu mengenai kekuatannya dalam menghadapi

tugas bukanlah hal yang berpengaruh dalam menentukan kinerja seseorang untuk

dapat melakukan atau menghindari tindakan social loafing. Hal ini dapat terjadi

disebabkan karena tugas kelompok mahasiswa tergolong mudah dan kurang

menantang, sehingga individu dapat dengan mudah mengerjakan tugas kelompok

yang membuat tidak berpengaruhnya social loafing.

Variabel jenis kelamin dalam penelitian ini diketahui tidak berpengaruh

signifikan terhadap social loafing. Hal ini berarti baik individu yang memiliki

Page 86: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

73

jenis kelamin laki-laki maupun perempuan tidak berpengaruh untuk melakukan

atau mengurangi tindakan social loafing. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kugihara (1999) yang menyatakan jenis

kelamin laki-laki lebih cenderung melakukan tindakan social loafing dibanding

dengan perempuan. Hal ini dapat terjadi karena subjek penelitian ini merupakan

tugas kelompok mahasiswa yang memiliki anggota sedikit, sehingga tugas

kelompok mudah dikerjakan secara bersama dan tidak menimbulkan social

loafing.

Secara keseluruhan, hasil penelitian ini perlu dikembangkan agar

mendapatkan hasil yang lebih komprehensif. Adapun keterbatasan yang dalam

penelitian ini yaitu menggunakan subjek penelitian yang merupakan mahasiswa

umum yang sering mendapatkan tugas kelompok dalam perkuliahan, pembagian

tugas dalam kelompok kurang spesifik, dan tergolang dalam tugas yang mudah

dikerjakan, sehingga memungkinkan dapat menyebabkan beberapa independent

variable dalam penelitian ini tidak berpengaruh signifikan.

5.3 Saran

Saran dalam penelitian ini terdiri dari saran teoritis dan saran praktis. Saran dalam

penelitian ini dapat dijadikan sebuah pertimbangan bagi penelitian selanjutnya

dalam melakukan proses penelitian yang terkait dengan variabel social loafing.

5.3.1 Saran Teoritis

Saran teoritis ditujukan untuk penelitian selanjutnya agar dapat menutupi

kekurangan dalam penelitian ini, diantaranya:

Page 87: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

74

1. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kohesivitas kelompok, self efficacy,

dan jenis kelamin berpengaruh terhadap social loafing dengan kontribusi

sebesar 58.2% dan sisanya yakni 41.8% dipengaruhi oleh variabel lain. Oleh

karena itu, penelitian selanjutnya disarankan agar meneliti variabel lainnya

yang diduga berpengaruh terhadap social loafing, seperti motivasi berprestasi,

self esteem, kepribadian, evaluasi kinerja, dan ukuran kelompok.

2. Populasi dan subjek pada penelitian ini merupakan mahasiswa yang sering

mengerjakan tugas kelompok. Penelitian selanjutnya disarankan untuk

meneliti social loafing dengan menggunakan responden yang berbeda seperti

karyawan perusahaan yang memang memiliki pembagian tugas yang jelas

dan spesifik.

3. Penelitian ini hanya menggunakan metode kuantitatif, apabila memungkinkan

perlu adanya penelitian yang lebih komprehensif dengan mengkombinasikan

metode kuantitatif dan eksperimen secara bersamaan sehingga mendapatkan

hasil yang lebih representatif.

5.3.2 Saran Praktis

Berdasarkan proses dan hasil penelitian yang telah dilakukan, saran praktis

ditujukan diantaranya:

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel individual attraction to

group task dalam variabel kohesivitas kelompok memberikan sumbangan

pengaruh sebesar 28.3% terhadap social loafing dengan arah yang negatif.

Saran praktisnya ialah diharapkan tiap kelompok memiliki pembagian tugas

yang jelas kepada setiap anggotanya demi meningkatkan ketertarikan dan

Page 88: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

75

motivasi individu terhadap tugas kelompok. Hal ini akan meningkatkan

kinerja individu dalam kelompok yang akan menurunkan bahkan

menghilangkan tindakan social loafing.

2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel individual attraction to

group social dalam variabel kohesivitas kelompok memberikan sumbangan

pengaruh sebesar 0.7% terhadap social loafing dengan arah yang negatif.

Saran praktisnya ialah diharapkan tiap kelompok mengerjakan tugas secara

langsung (bertemu tatap muka) demi meningkatkan ketertarikan dan motivasi

individu terhadap aktivitas sosial dalam kelompok. yang akan menurunkan

bahkan menghilangkan tindakan social loafing. Hal ini akan meningkatkan

kelekatan antar individu dalam kelompok yang akan menurunkan bahkan

menghilangkan tindakan social loafing.

3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel generality dalam variabel

kohesivitas kelompok memberikan sumbangan pengaruh sebesar 2.4%

terhadap social loafing dengan arah yang negatif. Saran praktisnya ialah

diharapkan individu dapat memotivasi diri untuk meyakinkan dirinya

mengenai kemampuan dalam mengerjakan tugas pada berbagai aktivitas atau

dalam situasi apapun. Hal ini dapat meningkatkan keyakinan individu untuk

dapat menyelesaikan setiap tugas kelompok yang diberikan yang akan

menurunkan bahkan menghilangkan tindakan social loafing.

Page 89: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

76

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2009). Psikologi kepribadian edisi revisi. Malang UMM Press

Anggraeni, F., & Alfian, I. N. (2015). Hubungan kohesivitas dan social loafing

dalam pengerjaan tugas berkelompok pada mahasiswa psikologi universitas

airlangga. Jurnal Psikologi Kepribadian Dan Sosial, 4(2), 81–87.

Aulia, H., & Saloom, G. (2013). Pengaruh kohesivitas kelompok dan self efficacy

terhadap social loafing pada anggota organisasi kedaerahan di lingkungan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Journal of Psychology, 18(1), 79–88.

Bandura, A. (1995). Self efficacy in changing societies. USA: Cambridge

University Press.

Bandura, A. (1997). Self-efficacy, the exercise of control. New York: W.H.

Freeman and Company

Baron, R. A. & Byrne, D. (2004). Psikologi sosial (edisi kesepuluh: jilid 1).

Jakarta: Erlangga.

Baron, R.A. dan Byrne, D. (2005). Psikologi sosial. Edisi kesepuluh: jilid 2.

Jakarta: Erlangga.

Bosscher, R. J., & Smit, J. H. (1998). Confirmatory factor analysis of the general

self efficacy scale. Behaviour Research and Therapy, 36, 339-343.

Browne, M. W., Cudeck, R. (1992). Alternative ways of assesing model fit.

Sociological Methods & Research, vol. 21, No.2, 230-258.

Carron, A. V., & Brawley, L. R. (2012). Cohesion: Conceptual and Measurement

Issues. Small Group Research.

Carron, A. V., Widmeyer, W. N., & Brawley, L. R. (1985). The development of

an instrument to assess cohesion in sport teams: the group environment

questionnaire. Journal of Sport Psychology. DOI: 10.1123/jsp.7.3.244

Chidambaram, L & Tung, L.L. (2005). Is out of sight, out of mind? An empirical

study of Social loafing in technology supported groups. Journal Information

System Research, 16(2), 149-168, DOI:10.1287/isre1050.0051.

Compeau, D.R., & Higgins, C. A. (1995). Computer self-efficacy: development of

a measure and initial test. MIS Quarterly, 19 (2), 189-211.

Ferree.,W, Piezon., S. (2008). Perceptions of social loafing in online learning

groups: a study of public University and U.S. Naval War College students.

Page 90: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

77

International Review of Research in Open and Distance Learning (Vol 9),

112126

Fitriana, H. Saloom, G. (2018). Prediktor social loafing dalam konteks pengerjaan

tugas kelompok pada mahasiswa. Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental,

Vol. 3(1), 13-22

Forsyth, D.R. 2009. Group Dynamics 4th Edition. United State of America:

Wadsworth Cengage Learning.

George, J.M. (1992). Extrinsic and intrinsic origins of perceived social loafing in

organizations. Academy of Management Journal, 35(1), 191-202.

Hair, J.F., Black, W.C., Babin, J.B., Anderson, E.R. (2014). Multivariate Data

Analysis. London: Pearson Education Limited.

Harkins, S. G., & Szymanski, K. (1989). Social loafing and group evaluation.

Journal of Personality and Social Psychology. DOI: 10.1037/0022-

3514.56.6.934

Hegelson, S. V. (2012). The Psychology of Gender (fourth edition). USA: Pearson

Education, Inc.

Hogg, M. A., & Abrams, D. (1998). Social identifications: A social psychology of

intergroup relations and group processes. Florence, KY, US: Taylor &

Frances/Routledge.

Hoigaard, R., Safvenbom, R., & Tønnessen, F. E. (2006). The relationship

between group cohesion, group norms, and perceived social loafing in

soccer teams. Small Group Research. 37(3), 217-232.

Holladay, C. L., & Quiñones, M. A. (2003). Practice variability and transfer of

training: the role of self-efficacy generality. Journal of Applied Psychology,

88(6), 1094-1103.

Howitt, D., & Cramer, D. (2011). Introduction to Research Methods in

Psychology. U.K: Pearson Education Limited.

Jamil, A., & Lubis, A. (2003). Pengantar Kajian Gender. Pusat Studi Wanita UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jassawalla, A., Sashittal, H., & Sashittal, A. (2009). Students’ perceptions of

social loafing: its antecedents and consequences in undergraduate business

classroom teams. Academy of Management Learning & Education, 8(1),

42–54.

Page 91: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

78

Karau, S.J & Williams, K. D. (1993). Social loafing: a meta-analytic review and

theoretical integration. Journal of Personality and Social Psychology, 65,

681-706.

Karau, S.J., & Williams, K.D. (1997). The effects of group cohesiveness on social

loafing and social compensation. Group Dynamics: Theory, Research, and

Practice, 1(2), 156-168.

Kerr, N.L. (1983). Motivation losses in small groups: A social dilemma analysis.

Journal of Personality and Social Psychology, 45(4), 819-828.

Kugihara, N. (1999). Gender and social loafing in Japan. The Journal of social

psychology, 139(4), 516- 526

Latane, B., Williams, K., & Harkins, S. (1979). Many hands make light the work:

The causes and conse quences of social loafing. Journal of Personality and

Social Psychology, 37, 823-832.

Latane, B., Williams, K., & Harkins, S. (1980). Social loafing: Allocating effort

or taking it easy?. Journal of Experimental Social Psychology, 16, 457-465.

Mudrack, P. E. (1989). Group cohesiveness and productivity: A closer look.

Human Relations, 42: 771–785.

Mulvey, P. W., Bowes-Sperry, L., & Klein, H. J. (1998). The effects of perceived

loafing and defensive impression management on group effectiveness. Small

Group Research, 29(3), 394–415

Myers, D. G. (2008). Social Psychology (9th Edition). New York: Mc Grawhill.

Nursalim, M. T. (2014). Dampak Self Esteem Terhadap Perilaku Kemalasan

Sosial. Depok: FPsi UI.

Ormrod, Jeanne Ellis. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi keenam). Jilid-2

Jakarta: ERLANGGA.

PDDIKTI. (2019). Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Kementerian Riset,

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Diakses pada tanggal 10 Januari 2019

dari

https://forlap.ristekdikti.go.id/perguruantinggi/detail/NEEwMTc4NTgtMD

U5RS00NkY1LUI3QzEtMzY5NjUwMURGQTA0

Sabin, S. I. Marcel, P. (2014). Group cohesion important factor in sport

performance. European Scientific Journal.

Sanna, L. J. (1992). Self efficacy theory: Implication for social facilitation and

social loafing. Journal of personality and social psychology, 62, 149- 168.

Page 92: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

79

Santrock, J. W. (2009). Psikologi Pendidikan (Edisi ke-3), Buku ke-2. Jakarta:

Salemba Humanika.

Schwarzer, R., & Jerusalem, M. (1995). General Self Efficacy scale. Diunduh

pada tanggal 13 Februari 2019 dari http://userpage.fu-

berlin.de/health/selfscal.htm

Sherer, M., Maddux, J. E., Mercandante, B., Prentice-Dunn, S., Jacobs, S. &

Rogers, R. W. (1982). The self-efficacy scale: construction and validation.

Psychological reports. 20(10), 1-24.

Suryadi, B., Diana, M., Miftahuddin., Mulia., S. D., Desi, Y. M., &amp; Nia., T.

(2014). Metodologi penelitian. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2014.

Susman, E. B., & Sanna, L. J. (1992). Self efficacy, self-evaluation and social

loafing. Paper presented at the annual convention of the American

Psychological Association.

Sutanto, S., & Simanjuntak, E. (2015). Intensi social loafing pada tugas kelompok

ditinjau dari adversity quotient pada mahasiswa. Jurnal Experientia.

Volume 3, nomor 1.

Taylor, S.E., Peplau, L.A., & Sears, D.O. (2009). Psikologi Sosial Edisi Kedua

Belas. Jakarta: Prenada Media Group

Treadwell, T., Lavertue, N., Kumar, V. K., & Veeraraghavan, V. (2001). The

group cohesion scale-revised: reliability and validity. International Journal

of Action Methods: Psychodrama, Skill Training, and Role Playing, 54(1),

3-12.

Ulke. H. E., & Bilgic, R. (2011). Investigating the role of the big five on the social

loafing of information technology workers.International Journal of

Selection and Assessment. 19 (3), 301-312.

Welter, W., Canale, S., Fiola, C., Sweeney, K., & L’Armand, K. (2002). Effects

of social loafing on individual satisfaction and individual productivity. Psi

Chi Journal of Undergraduate Research, 7, 142-144.

Williams, K., Harkin, S., & Latané, B. (1981). Identifiability as deterrent to social

loafing: Two cheering experiments. Journal of Personality and Social

Psychology, 40, 303-311.

Ying, X., Li, H., Jiang, S., Peng, F., & Lin, Z. (2014). Group Laziness: The Effect

of Social loafing on Group Performance. Social Behavior and Personality:

An International Journal, 42(3), 465–471.

Page 93: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

80

Yukelson, D., Weingberg, R., & Jackson, A. (1984). A multidimensional group

cohesion instrument for intercollegiate basketball teams. Journal of Sport

Psychology, 6(1), 103-117.

Page 94: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

81

LAMPIRAN

1. Lampiran Skala

KUESIONER PENELITIAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, saat ini sedang melakukan penelitian mengenai Social loafing pada

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam rangka memenuhi persyaratan

untuk menyelesaikan pendidikan sarjana psikologi, saya membutuhkan sejumlah

data yang hanya akan dapat saya peroleh dengan adanya kerjasama dari Anda

dalam mengisi kuesioner ini.

Anda diminta untuk memilih jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda

dan jawaban yang diberikan adalah jawaban yang sejujurnya dan paling

menggambarkan diri Anda. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dan

setiap jawaban yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya

dipergunakan untuk keperluan penelitian ini.

Bacalah petunjuk pengisian terlebih dahulu. Setelah selesai mengisi

kuesioner ini mohon diteliti kembali jawaban Anda agar tidak ada pernyataan

yang tidak terjawab atau terlewati. Bantuan Anda dalam menjawab pertanyaan

pada kuesioner ini merupakan bantuan yang amat besar dan berarti bagi

keberhasilan penelitian ini. Saya mengucapkan terima kasih atas kerjasama Anda.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Hormat Saya,

Raditio Andaru

Page 95: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

82

DATA RESPONDEN

Nama/ Inisial :

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Usia :

Fakultas :

Jurusan :

Semester :

Isilah pertanyaan berikut ini!

1) Apakah anda pernah mendapatkan tugas kelompok dalam kegiatan

perkuliahan?

a) Sering

b) Kadang

c) Tidak pernah

2) Apakah anda pernah mengalami penurunan motivasi dalam mengerjakan tugas

kelompok dibandingkan ketika mengerjakan tugas secara individu?

a) Sering

b) Kadang

c) Tidak pernah

3) Apakah anda lebih sering mengandalkan teman/anggota kelompok lain dalam

mengerjakan tugas kelompok?

a) Sering

b) Kadang

c) Tidak pernah

Tanda tangan

( )

Page 96: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

83

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat beberapa pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan

apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dengan memberi

tanda checklist (√) pada kotak yang memiliki makna sebagai berikut:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya bersemangat mengerjakan tugas perkuliahan.

Dengan pengisian seperti contoh di atas, artinya Anda setuju bahwa Anda

bersemangat mengerjakan tugas perkuliahan.

SKALA 1

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya cenderung lebih memilih diam ketika diminta

pendapat saat kerja kelompok.

2 Apresiasi kelompok pada saya melebihi perkiraan.

3 Tugas kelompok dapat saya kerjakan dengan baik.

4 Keberadaan saya kurang diakui padahal saya telah

berkontribusi dalam tugas kelompok.

5 Saya bersemangat saat bekerja kelompok bahkan bila

perlu dikerjakan sendiri.

6 Saat bertemu dengan anggota kelompok, saya enggan

bertegur sapa.

7 Saya kurang termotivasi untuk mengerjakan tugas

kelompok.

8 Saya lebih bersemangat saat diberi tugas baru.

9 Saya enggan menghadiri pertemuan dalam kerja

kelompok, karena kehadiran saya kurang berarti.

10 Hubungan saya dengan anggota kelompok kurang

baik.

11 Motivasi saya semakin meningkat untuk mengerjakan

tugas kelompok yang baru.

12 Apresiasi atas hasil kerja saya belum sesuai harapan.

13 Kehadiran saya kurang dibutuhkan dalam kelompok

karena ada anggota lain lebih rajin.

14 Saya diikutsertakan dalam setiap pengambilan

keputusan kelompok.

15 Saya enggan menyelesaikan tugas kelompok.

Page 97: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

84

16 Saya bersemangat mengerjakan tugas kelompok.

17 Kehadiran saya dibutuhkan dalam kelompok, bila

saya belum hadir diskusi belum dimulai.

18 Saya berbeda pendapat dengan anggota kelompok.

19 Saya selalu bersama anggota kelompok.

20 Keberadaan saya diakui anggota kelompok karena

kontribusi yang telah saya berikan.

SKALA 2

No Pernyataan STS TS S SS

1 Anggota kelompok kompak mengerjakan tugas.

2 Saya kurang tertarik ngobrol bareng anggota

kelompok.

3 Saya kurang tertarik berkontribusi dalam tugas

kelompok.

4 Setelah mengerjakan tugas anggota kelompok sibuk

dengan urusan masing-masing.

5 Saya berbeda pendapat dengan anggota lain dalam

mengerjakan tugas.

6 Saya enggan berpisah dengan semua anggota

kelompok.

7 Kelompok kami jarang menghabiskan waktu bersama.

8 Tugas kelompok sering saya abaikan.

9 Saya selalu bersama kelompok dalam menghadapi

setiap masalah.

10 Saya kurang tertarik berbicara dengan anggota

kelompok.

11 Saya kurang tertarik mengerjakan tugas kelompok.

12 Kelompok kami sering menghabiskan waktu bersama.

13 Jika ada anggota kelompok yang mengalami masalah,

semua siap membantu.

14 Berkumpul bersama kelompok kurang membuat saya

nyaman.

15 Saya semangat dalam menyelesaikan tugas kelompok.

16 Di luar sesi diskusi tugas, kelompok kami kurang

menyatu.

17 Kelompok kami kurang berkomunikasi saat

mengerjakan tugas.

18 Anggota kelompok segalanya bagi saya.

Page 98: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

85

SKALA 3

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya optimis mampu mengerjakan tugas kelompok.

2 Saya menyukai hal-hal baru yang menantang.

3 Saya akan menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu.

4 Saat ada tugas kelompok, insyaallah saya dapat

menyelesaikannya.

5 Saya mampu mengatasi setiap kesulitan saat

mengerjakan tugas kelompok.

6 Saya tetap semangat dalam menyelesaikan tugas

kelompok meskipun sulit.

7 Ketika saya diberikan amanah saya ragu untuk

mengerjakannya.

8 Saya kurang menyukai hal-hal yang menantang.

9 Saya melimpahkan tugas kelompok pada anggota lain.

10 Saya ragu dapat menyelesaikan setiap tugas yang

diberikan kelompok.

11 Saya lambat menyelesaikan tugas kelompok.

12 Saya mengutamakan kegiatan lain dibanding tugas

kelompok.

13 Saya yakin dapat mengerjakan tugas kelompok dengan

baik

14 Saya mencoba mengerjakan tugas kelompok yang

sulit.

15 Saya bertanggung jawab menyelesaikan tugas

kelompok.

16 Saya merasa yakin dapat menyelesaikan setiap tugas

dalam kelompok.

17 Saya sigap mengatasi setiap kesulitan saat

mengerjakan tugas kelompok.

18 Saya mampu menyelesaikan tugas kelompok dalam

waktu yang singkat.

19 Saya enggan mengerjakan tugas yang diberikan karena

saya kurang mengerti.

20 Saya enggan mengerjakan tugas kelompok yang

menantang.

21 Saya enggan menyelesaikan tugas kelompok.

22 Saya ragu untuk menyelesaikan tugas dari dosen.

23 Saya sulit mengatasi kesulitan saat mengerjakan tugas

kelompok

24 Saya mudah menyerah saat menghadapi kesulitan

menyelesaikan tugas kelompok.

Page 99: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

86

2. Lampiran Surat Izin Penelitian

Page 100: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

87

Page 101: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

88

Page 102: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

89

Page 103: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

90

Page 104: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

91

Page 105: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

92

Page 106: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

93

Page 107: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

94

Page 108: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

95

Page 109: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

96

Page 110: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

97

Page 111: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

98

3. Lampiran Hasil Uji Realibilitas SPSS

Social loafing

Kohesivitas Kelompok

Self Efficacy

Page 112: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

99

4. Lampiran Syntax dan Path Diagram Lisrel

Social loafing

Page 113: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

100

Group Integration Task

Page 114: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

101

Group Integration Social

Page 115: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

102

Individual Attraction to Group Task

Page 116: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

103

Individual Attraction to Group Social

Page 117: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

104

Magnitude

Page 118: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

105

Generality

Page 119: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

106

Strength

Page 120: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

107

5. Lampiran Hasil Uji Hipotesis

Page 121: PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK, SELF EFFICACY DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.6 Hipotesis Penelitian ... pengerjaan tugas kelompok, tentunya akan

108