HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN … · kohesivitas kelompok memiliki rerata empirik...

12
i HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN AGRESIVITAS PADA PESERTA DIDIK PSHT (PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE) KOTA SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Oleh: HUTOMO PRIAMBODO F.100130123 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Transcript of HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN … · kohesivitas kelompok memiliki rerata empirik...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN … · kohesivitas kelompok memiliki rerata empirik (RE) sebesar 79,74 yang termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan variabel Agresivitas

i

HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN

AGRESIVITAS PADA PESERTA DIDIK PSHT (PERSAUDARAAN

SETIA HATI TERATE) KOTA SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Oleh:

HUTOMO PRIAMBODO

F.100130123

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN … · kohesivitas kelompok memiliki rerata empirik (RE) sebesar 79,74 yang termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan variabel Agresivitas

i

HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN

AGRESIVITAS PADA PESERTA DIDIK PSHT (PERSAUDARAAN

SETIA HATI TERATE) KOTA SURAKARTA

LAMAN PERSETUJU

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

HUTOMO PRIAMBODO

F100130123

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen pembimbing

Setiyo Purwanto, S.Psi, M.Si, Psi

NIP. 878/0625107401

HALAMAN PENGESAHAN

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN … · kohesivitas kelompok memiliki rerata empirik (RE) sebesar 79,74 yang termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan variabel Agresivitas

ii

HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN

AGRESIVITAS PADA PESERTA DIDIK PSHT (PERSAUDARAAN

SETIA HATI TERATE) KOTA SURAKARTA

Oleh:

HUTOMO PRIAMBODO

F100130109

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Jum’at 2 Februari 2018

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Setiyo Purwanto, S.Psi., M.Si., Psi ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Drs. Mohammad Amir, M.Si., Psi ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Achmad Dwityanto O., S.Psi., M.Si. ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Moordiningsih, M.Si, Psi

NIK/NIDN. 876/0615127401

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN … · kohesivitas kelompok memiliki rerata empirik (RE) sebesar 79,74 yang termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan variabel Agresivitas

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya diatas,

maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 31 Januari 2018

Penulis

HUTOMO PRIAMBODO

F100130123

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN … · kohesivitas kelompok memiliki rerata empirik (RE) sebesar 79,74 yang termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan variabel Agresivitas

1

HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN

AGRESIVITAS PADA PESERTA DIDIK PSHT (PERSAUDARAAN

SETIA HATI TERATE)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kohesivitas kelompok

dengan agresivitas, tingkat kohesivitas kelompok, tingkat agresivitas, sumbangan

efektif kohesivitas kelompok dengan agresivitas. Subjek penelitian ini adalah 50

peserta didik PSHT kota surakarta. Metode pengambilan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah jenis population sampling. Metode yang digunakan

dalam pnelitian ini adalah metode kuantitatif dengan alat ukur berupa skala

kohesivitas kelompok dengan agresivitas. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah korelasi Product Moment dari Carl Pearson yang

dihitung menggunakan SPSS 16 for windows. Berdasarkan hasil analisis data

diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,310 dan sig. (p) sebesar 0,029 (p < 0,05)

artinya ada hubungan negatif antara kohesivitas kelompok dengan agresivitas

pada peserta didik PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) kota surakarta. Variabel

kohesivitas kelompok memiliki rerata empirik (RE) sebesar 79,74 yang termasuk

dalam kategori tinggi, sedangkan variabel Agresivitas memiliki rerata empirik

(RE) sebesar 44,88 yang termasuk dalam kategori rendah. Sumbangan efektif

kohesivitas kelompok dengan agresivitas sebesar 9,6% sehingga terdapat 90,4%

dipengaruhi oleh faktor lain.

Kata Kunci: Kohesivitas kelompok, Agresivitas, PSHT (Persaudaraan Setia

Hati Terate)

Abstract

The aims of this research is to find the correlation between the group cohesivity

with agressivity, the level of group cohesivity, the level of agressivity, and the

effective contribution of group cohesivity to the aggresivity. The participant of this

research are 50 members of the PSHT city of Surakarta . The sample collection

technique in this research is population sampling. This research used quantitative

method and using measuring scale of group cohesivity and scale of aggresivity.

The data analyse technique of this research is correlation of Product Moment

from Carl Pearson using SPSS 16 for windows program. By the outcome of data

analysis, showed the value of correlation coefficient -0,310 with sig. (p) 0,029 (p

< 0,05) it means that there is a significant negative relation between group

cohesivity and aggresivity to the members of the PSHT city of Surakarta. The

mean empirical (ME) of variable group cohesivity is as big as 79,74 is included in

high category, while the mean empirical (ME) of discipline is as big as 44,88 is

included in low category. The effective contribution of group cohesivity with

aggresivity is 9,6% so there is 90,4% that influenced by another factors.

Keywords : Group Cohesivity, Aggresivity, Members of the PSHT

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN … · kohesivitas kelompok memiliki rerata empirik (RE) sebesar 79,74 yang termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan variabel Agresivitas

2

1. PENDAHULUAN

Secara umum, olahraga Bela diri adalah suatu akifitas gerak yang

digunakan untuk membela diri dari serangan musuh. Bela diri sendiri sering

didefinisikan sebagai sistem pertarungan menyerang dan bertahan, baik yang

melibatkan latihan tangan kosong maupun menggunakan senjata. Bela diri juga

memiliki berbagai macam seni yang berasal gerakan maupun jurus. Salah satunya

yakni seni beladiri pencak silat yang merupakan olahraga beladiri yang sangat

familiar di Indonesia bahkan sampai ke mancanegara. Seni beladiri pencak silat

memiliki berbagai macam aliran seperti Tapak Suci, Pagar Nusa, Kera Sakti,

Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), dan lain sebagainya. Sebagian besar

individu atau kelompok menganggap olahraga beladiri sebagai stigma yang

negative seperti halnya agresivitas dimana stigma tersebut sering terjadi dalam

ranah latihan maupun pertandingan sehingga agresivitas sendiri dipandang

sebagai suatu hal yang umum dalam olahraga beladiri. (Brown, 2009). Menurut

Chaplin (2011) dalam konteks bahasa Indonesia berpendapat bahwa agresivitas

dapat diartikan sebagai suatu kecendrungan perilaku yang mengarah pada kontak

secara fisik sehingga diranah masyarakat, perilaku agresi sering muncul dalam hal

yang berkaitan dengan permusuhan, pertikaian, tawuran, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan subjek berinisial AR yang

seorang anggota warga PSHT tingkat 1 mengungkapkan bahwa saat dirinya

melihat salah seorang anggotanya diejek perguruan lain, reaksi subjek AR merasa

tidak terima. Akan tetapi AR mengatakan bahwa dirinya memilih diam dengan

alasan selama perguruan lain tidak memulai masalah dengan cara fisik. Selain itu,

apabila subjek AR mengetahui anggota rekannya mengalami suatu masalah

seperti terlibat perkelahian dengan masyarakat baik preman maupun oknum-

oknum tertentu, maka AR memilih untuk bersikap netral dimana dirinya tidak

menggunakan fisik. Namun AR lebih memilih menyelesaikan masalah tersebut

dengan cara mencari tahu sebab akibat dari kejadian yang dialami oleh anggota

rekannya. Bahkan ketika AR ditanya terkait bagaimana reaksi dirinya saat melihat

anggota rekannya sakit akibat terlibat perkelahian dengan perguruan lain, AR

menjawab bahwa dirinya lebih memilih untuk menjenguk rekannya. Dalam hal

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN … · kohesivitas kelompok memiliki rerata empirik (RE) sebesar 79,74 yang termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan variabel Agresivitas

3

lain pewawancara juga menanyakan kepada AR terkait bagaimana perasaan para

rekan-rekannya saat berada di kompetisi atau pertandingan. Subjek AR

mengatakan bahwa secara emosional teman-temannya merasa senang dan tidak

tertekan. Dari realita-realita yang ada dalam kehidupan nyata, Agresivitas sering

terjadi dalam keseharian masyarakat seperti fenomena yang sudah lama terjadi

sekitar 9 tahun yang lalu di daerah bojonegoro yakni kasus bentrok antara KS

(kera sakti) dengan PSHT yang dipicu oleh perkataan saling ejek. (Detik, 2008).

Serupa dengan fenomena tersebut, juga muncul kasus yang melibatkan konflik

antara PSHT dengan Dewan Muda Complex (DMC) yang diduga oleh adanya

provokasi dari pihak ketiga terkait dalam kasus pembunuhan salah seorang

anggota PSHT yang notabennya adalah mahasiswa UNISRI. (Kompasiana, 2014).

Fenomena diatas terbukti dan sesuai dengan Berkowitz (1995) bahwa agresivitas

secara umum bisa dilakukan kapanpun oleh individu maupun kelompok guna

untuk melukai orang lain baik secara fisik atau psikis dengan maksud dan tujuan

tertentu. Selain agresivitas dipengaruhi oleh keberadaan kelompok. Maka

pengaruh anggota kelompok dapat berperan andil terhadap diri individu atau

dikenal dengan istilah kohesivitas (Cohesiveness) atau secara harafiahnya adalah

ketertarikan individu dengan suatu kelompok yang timbul dari interaksi antara

individu dengan anggota kelompok. Menurut Festinger (dalam Sarwono, 2005),

kohesivitas adalah Keterikatan individu dalam kelompok (group cohesiveness)

yang didasari oleh rasa ketertarikan individu dengan anggota kelompoknya.

Hal ini didukung oleh penelitian Wicaksono & Prabowo (2010), bahwa

kohesivitas muncul karena indikasi dari latar belakang kelompok (jumlah anggota,

latar belakang atau tempat tinggal, teman sebaya, dan tujuan yang sama), kegiatan

kelompok (mengikuti kompetisi atau pertandingan), dan kebersamaan kelompok

(proses menumbuhkan kebersamaan kelompok, saling bantu membantu saat

pertandingan atau keseharian). Hal ini pun juga sejalan dengan teori Buss (dalam

Morgan, 1989) bahwa agresivitas dikategorikan menjadi 8 jenis yaitu agresivitas

fisik aktif langsung dan tak langsung, agresivitas fisik pasif langsung dan tak

langsung, agresivitas verbal aktif langsung dan tak langsung, dan agresivitas

verbal pasif langsung dan tak langsung. Oleh sebab itu Ravn (2007) dalam

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN … · kohesivitas kelompok memiliki rerata empirik (RE) sebesar 79,74 yang termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan variabel Agresivitas

4

penelitiannya, berpendapat bahwa terdapat pengaruh antara kohesivitas kelompok

terhadap kecendrungan individu dalam melakukan agresi.

Menurut Bush & Perry (1992) mengklasifikasikan Agresi dalam empat

aspek, antara lain: 1. Agresi secara fisik (Physical Agression). 2. Agresi secara

Verbal (Verbal Agression). 3. Kemarahan (Anger). 4. Permusuhan (Hostility).

Menurut Forsyth (2006) juga menambahkan aspek-aspek lain dalam kohesivitas

meliputi: 1. Kekuatan Sosial. 2. Kesatuan dalam kelompok. 3. Daya Tarik

kelompok. 4. Kerja sama kelompok.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel

tergantung. Variabel bebas adalah kohesivitas kelompok, dan variabel tergantung

adalah agresivitas. Metode pengumpulan data menggunakan skala kuesioner atau

angket yang bertujuan untuk mengungkap indikator perilaku subjek (Azwar,

2005). Metode pengambilan sampel dengan teknik population sampling. Metode

analisis data dengan metode product moment carl pearson. Uji normalitas

digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak.

Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas, yaitu p>0,05. Uji linieritas

bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel yang akan dikenai prosedur

analisis korelasional menunjukkan hubungan yang linier (garis lurus) atau tidak.

Hubungan antara dua variabel yang linier adalah apabila p>0,05 (Priyatno, 2010).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kohesivitas kelompok

dengan agresivitas pada peserta didik PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menggunakan teknik analisis product moment dari Carl

Pearson telah didapat koefisien korelasi (rxy) sebesar -0,310 dan signifikansi (p)

sebesar 0,029 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan negative antara

kohesivitas kelompok dengan agresivitas pada peserta didik PSHT kota Surakarta.

Hasil analisis terhadap variabel agresivitas memiliki hasil rerata empirik (RE)

sebesar 44,88 % dan rerata hipotetil (RH) sebesar 60 yang berarti variabel

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN … · kohesivitas kelompok memiliki rerata empirik (RE) sebesar 79,74 yang termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan variabel Agresivitas

5

agresivitas termasuk dalam kategori rendah. Dari data tersebut menunjukkan

bahwa persentase dari jumlah terbanyak variabel agresivitas berada pada posisi

rendah. Berdasarkan hasil kategori variable agresivitas diperoleh hasil sebanyak

26% (13 orang) memiliki agresivitas yang tergolong sangat rendah, 52% (26

orang) memiliki agresivitas yang tergolong rendah, dan 22% (11 orang) memiliki

agresivitas yang tergolong sedang. Hal ini menunjukkan bahwa persentase dari

jumlah terbanyak variabel agresivitas berada pada posisi rendah. Hasil analisis

terhadap variabel kohesivitas kelompok memiliki rerata empirik (RE) sebesar

79,74 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 60 yang berarti variabel kohesivitas

kelompok termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil kategorisasi variabel

kohesivitas kelompok diperoleh hasil bahwa sebanyak 8% (4 orang) memiliki

kohesivitas kelompok yang tergolong sedang, 52% (26 orang) memiliki

kohesivitas kelompok yang tergolong tinggi; 40% (20 orang) memiliki kohesivitas

kelompok yang tergolong sangat tinggi. Dari data tersebut menunjukkan bahwa

persentase dari jumlah terbanyak variabel kohesivitas kelompok berada pada

posisi tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa persentase dari jumlah terbesar pada

variabel kohesivitas kelompok termasuk dalam kategori tinggi.

Sumbangan efektif peserta didik PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate)

kota Surakarta sebesar 9,6% ditunjukkan dengan hasil koefisien determinasi (r2)

atau nilai dari R Squared sebesar 0,096. Hal ini menunjukkan bahwa masih

terdapat 90,4% faktor lain yang mempengaruhi agresivitas. Menurut Koeswara

(1988) mengatakan bahwa terdapat factor lain yang memicu terjadinya

Agresivitas seperti deindividuasi, kekuasaan, efek senjata, provokasi, alcohol,

obat-obatan, frustasi, & lingkungan sosial. Selain itu Baron & Byrne (2003)

menekankan bahwa kondisi lingkungan bisa memberikan stimulus bagi individu

baik kondisi internal (Kepribadian dan hubungan interpersonal), dan kondisi

eksternal (Frustasi, Provokasi, dan model yang tidak baik bagi lingkungan). Jadi

dapat disimpulkan bahwa kondisi pada masing-masing individu atau anggota

kelompok tidaklah sama. Maka yang menyebabkan suatu kelompok mudah

menyikapi ancaman dengan cara yang dilakukan oleh kelompok lain adalah

individu maupun anggota kelompok telah berada dalam kondisi lingkungan yang

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN … · kohesivitas kelompok memiliki rerata empirik (RE) sebesar 79,74 yang termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan variabel Agresivitas

6

menekan atau bisa dikatakan belum bisa menyikapi perlakuan dari kelompok lain

dengan cara yang benar. Artinya tekanan tersebut muncul dari sesuatu yang dirasa

sama oleh setiap anggota kelompok. Hal ini didukung oleh penelitian Asch

(Dalam Engel, 2001) yang mengatakan jika subjek secara personal bisa

mengalami tekanan yang cukup besar meskipun tekanan tersebut tidak terlihat.

Berdasarkan data lain juga diperoleh hasil wawancara dengan salah

seorang pelatih PSHT pusat cabang kota Surakarta berinisial AM yang

mengatakan bahwa factor yang mengindikasikan tingginya kohesivitas dalam

kelompok dan rendahnya berperilaku agresi karena mungkin mayoritas peserta

didik PSHT kota Surakarta mampu mengendalikan dirinya melalui proses

pelatihan-pelatihan fisik yang keras. Biasanya proses penekanan mental dan fisik

dalam latihan juga diiringi oleh adanya pemanasan khusus mulai dari tahap

pemanasan biasa sampai ke tahap pengolahan jiwa dan raga melalui teknik

pernafasan dada dan perut. Tujuannya agar peserta didik PSHT kota Surakarta

mampu mengatasi berbagai keadaan baik secara internal maupun di lingkungan

masyarakat.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi (rxy) sebesar -0,310 dan

signifikansi (p) sebesar 0,029 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan

negative antara kohesivitas kelompok dengan agresivitas pada peserta didik PSHT

kota Surakarta.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan

sebelumnya dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan

antara kohesivitas kelompok dengan agresivitas pada peserta didik PSHT

(Persaudaraan Setia Hati Terate) kota Surakarta. Tingkat kohesivitas kelompok

pada peserta didik PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) Kota Surakarta

tergolong tinggi. Tingkat agresivitas pada peserta didik PSHT (Persaudaraan Setia

Hati Terate) kota Surakarta tergolong rendah. Sumbangan efektif peserta didik

PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) kota Surakarta sebesar 9,6% ditunjukkan

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN … · kohesivitas kelompok memiliki rerata empirik (RE) sebesar 79,74 yang termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan variabel Agresivitas

7

dengan hasil koefisien determinasi (r2) atau nilai dari R Squared sebesar 0,096.

Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat 90,4% faktor lain yang mempengaruhi

agresivitas yaitu lamanya waktu dalam kelompok, penerimaan di masa awal,

ukuran kelompok, ancaman eksternal, dan produktivitas kelompok.

4.2 Saran

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang agresivitas pada

peserta didik PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) cabang Surakarta disarankan

untuk mempertimbangkan faktor lain yang dapat memengaruhi agresivitas selain

kohesivitas kelompok, selain itu diharapkan untuk menggunakan referensi dari

penelitian sebelumnya apabila ada.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2005. Metode Penelitian (Edisi Pertama). Yogyakarta: PT Eresco.

Baron, R.A and Byrne, D. 2003.Psikologi Sosial, Jilid 2. Jakarta. Erlangga.

Brown, H. S. L. (2009). A Study of Attitudes toward Violence and Aggression.

Paper. Diunduh dari

www.lagrange.edu/resources/pdf/citations/2009/29Psychology_ Brown.pdf

Diakses 8 Juni 2010.

Berkowitz, L.1995. Agresi Sebab dan Akibatnya. Jakarta: PT. Pustaka Binaman

Pressindo

Buss, H. B (1989). Social Behaviour and Personality. London: Lawrence Erlbaum

Association.

Buss, A.H., & Perry, M (1992). The Aggression Questionare. Journal Personality

and Social Psychology, 63, 452-459.

Chaplin, J. P. 2011. Kamus Lengkap Psikologi Cetakan ke-14. (Alih Bahasa

Kartini Kartono). Jakarta : CV. Rajawali Press.

Detik.com (2008) perseteruanantara KS & PSHT. Retrieved from

http://www.detik.surabaya.com/ rusuh-dibojonegoro-pesilat-dengan-

pesilat.

Engel, F.J., (2001), Consumen Behaviour, 9th

Edition. Harcourt, Orlando.

Diunduh dari www.ejournal/psikologi/fisip/unmul/org/pdf/citations/2015.

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN … · kohesivitas kelompok memiliki rerata empirik (RE) sebesar 79,74 yang termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan variabel Agresivitas

8

Forsyth, D. R (2006).Group Dynamics 4th

Edition United States of America

Thomson Learning, Inc.

Koeswara, E. 1988. Agresi Manusia. Bandung : PT Eresco.

Kompasiana.com (2014) Bentrok antara PSHT & DMC. Retrieved from

http://www.kompasiana.com/girilu/solo-mencekam-pesilat-organisasi-

pemuda-bentrok_54f3cd797455137c2b6c8057.

Priyatno, D. (2010). Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data

Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran.

Yogyakarta: Gava Media.

Ravn, T.M. (2007). Relational Aggression and Team Cohesion among Female

Adolescent Athletic Team. The Graduate School University of Wisconsin-

Stout Menomonie, WI. Diunduh dari http://repository.uksw.edu/bitstream/

123456789/8818//2/T1_802009075_Full%20text.pdf.

Sarwono, S.W. (2005). Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi

Terapan. Jakarta : Balai Pustaka.

Wicaksono, Bayu dan Prabowo, Hendro (2010). Kohesivitas Tim Pendukung

Sepakbola Persija. Jurnal Psikologi, Volume 3, No. 2. Diunduh dari https://media.neliti.com/98331-ID-kohesivitas-tim-pendukung-sepakbola-

persija.pdf.