AKTIVITAS DAKWAH RADIO REPUBLIK INDONESIA PRO 1 93,75...
Transcript of AKTIVITAS DAKWAH RADIO REPUBLIK INDONESIA PRO 1 93,75...
AKTIVITAS DAKWAH RADIO REPUBLIK INDONESIA
PRO 1 93,75 FM BOGOR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh :
AHMAD HAFIDH ADLI
NIM. 108051000003
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
A.I(TIVTTAS DAKWAII RADIO REPT'BLIK IITDOI\TESIA
PRO 193,75 F'M BOGOR
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwatr dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh
Ahmad Hafrdh AdliNIM: 108051000003
Pembimbing
JTJRUS$I KOMUI\IIKASI I}AI\I PEhTYIARAN ISLAM
FAKTIL'TAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMT]NIKASI
T]NIYERSITAS ISLAM NEGERI SYARIT IIIDAYATULLAH
JAKARTA
1436H/2015M
PENGESAHAN PAI\IITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "AKTIVITAS DAKWAH RADIO REPIIBLIK
INDOI\IESIA PRO I 93,75 FM BOGOR', telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada 29 Juni 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I ) pada jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta 29 Juni 2015
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggotq
Z\Dr. Sihabudin Noor. MANIP. 19690221 199703 | 001
Saprudin" S. PdNIP. 19680609 199108 l00r
Anggota
NIP. 19720807 200312 I 003
Penguji II
6 997A32002
l.
LEMBAR PER}IYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan menperoleh gelar strata I di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di tlIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya omng lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullatr Jakarta.
aJ.
i
ABSTRAK
Ahmad Hafidh Adli
Aktivitas Dakwah Radio Republik Indonesia Pro 1 93,75 FM Bogor
Dakwah merupakan usaha untuk menyampaikan Islam dan merealisasikan
ajarannya di tengah-tengah kehidupan manusia. Dakwah pada dasarnya menyampaikan
pesan-pesan keagamaan kepada masyarakat luas. Dalam hal ini dakwah bisa dilaksanakan
dengan menggunakan berbagai media yang ada termasuk dakwah harus menggunakan
media-media mutakhir untuk bisa dimanfaatkan sebagai media dakwah. Salah satunya
melalui media radio. RRI Bogor merupakan radio yang cukup lama berdiri di Indonesia.
Sebagai lembaga penyiaran publik tentunya pesan-pesan dakwah yang disampaikan bisa
tersebar lebih luas dan cepat. Karena RRI Bogor sendiri bukan radio yang
berlatarbelakang radio dakwah dan mengingat mayoritas masyarakat Kota Bogor
beragama Islam, maka kajian dan penelitian tentang aktivitas dakwah radio RRI di Kota
Bogor tentunya sangat penting dikaji untuk mengungkap sejauh mana peran RRI Pro 1
93,75 FM dalam upaya melakukan pengembangan dakwah di Kota Bogor.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana bentuk aktivitas
dakwah RRI Pro 1 93,75 FM Bogor? Lantas, Bagaimana faktor pendukung dan faktor
penghambat aktivitas dakwah di RRI Pro 1 93,75 FM Bogor?
Metodologi yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini,
pendekatan yang digunakan bersifat deskriptif analisis yaitu melukiskan variabel
demi variabel, satu demi satu, sebagai prosedur pemecahan yang diselidiki
dengan menggambarkan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga,
masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau sebagaimana adanya.
Temuan yang dapat dikemukakan meliputi 1) Aktivitas dakwah yang
dilakukan oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1 93,75 FM Bogor ini
meliputi dakwah bil lisan dan dakwah bil qolam.Di kemas dalam bentuk program
siaran radio diantaranya Hikmah Fajar dengan format live dialog interaktif,
Mimbar Islam, Tafsir Al Qur’an dan Pelajaran Baca Al Qur’an. Program spesial
ramadhan seperti Kuliah Subuh, Ngabuburit dan Tadarasul Qur’an. Dan didukung
dengan siaran keagamaan lain seperti pemutaran mutiara-mutiara hadits, musik
Islami, mengudarakan waktu-waktu adzan sholat seperti Dzuhur, Ashar dan
Maghrib yang rutin. Sedangkan untuk dakwah bil qolam, RRI Pro 1 Bogor sendiri
memanfaatkan jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan audio streaming. 2)
dukungan dari pihak luar dalam hal ini BKMI dan Pemerintah Kota maupun
Pemerintah Kabupaten. Kemudian jangkauan siar yang cukup luas. Selain itu
pemanfaatan jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan audio streaming. Serta
didukung dengan alat-alat yang cukup memadai. 3) Faktor penghambat yang
dihadapi RRI Pro 1 Bogor diantaranya terbatasnya dana khusus yang
diperuntukkan untuk Narasumber, karena tidak semua mereka memiliki
kendaraan. Kemudian dari sumber daya manusia sulitnya BKMI menyeleksi
narasumber yang akan mengisi di RRI Pro 1 Bogor. Selain itu hambatan lainnya
adalah dari segi teknis ketika mati listrik dan pemancar drop, maka siaran
keagamaan pun menjadi terganggu. Serta gangguan alam seperti hujan deras
disertai angin kencang.
Keywords: Aktivitas, Dakwah, Radio, RRI Pro1 93,75 FM Bogor
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan begitu banyak
nikmat, karunia, beserta hidayah-Nya kepada setiap makhluk ciptaan-Nya
sehingga berkat seizin-Nya pula akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat beserta salam tidak lupa pula selalu tercurah kepada Baginda
Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan Insya Allah semoga
kita termasuk umatnya yang tetap istiqomah mengikuti dan menjalankan Sunah-
sunah beliau.
Penulisan skripsi ini merupakan proses yang relatif panjang bagi penulis,
menyita segenap tenaga dan pikiran. Tetapi dengan segenap kesabaran, kerja
keras, dan do’a, akhirnya penulis sanggup menjalani tahap demi tahap dalam
kehidupan akademik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini, walaupun cukup banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi.
Sungguh sebuah anugrah terindah yang diberikan Allah SWT sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Semua ini dapat terwujud karena banyaknya
dukungan serta motivasi kepada penulis.
iii
Selanjutnya penulis juga mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi beserta Bapak Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan
I, Ibu Dr. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Dr.
Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III.
2. Drs. Masran, MA, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Fita Fathurokhmah, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Nunung Khoiriyah, MA, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
bersedia meluangkan waktu dalam setiap bimbingan dan mendorong
penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.
5. Seluruh Ibu/Bapak Dosen beserta staf Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan dedikasinya sebagai pengajar, dan
memberikan berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada
penulis selama masa perkuliahan.
6. Bagian administrasi dan tata usaha yang telah banyak membantu
memberikan kelancaran pada penulis dalam penyelesaian administrasi.
Serta pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Umum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
iv
IlmuKomunikasi yang telah memfasilitasi penulis untuk mempelajari dan
mencari bahan untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Nurlita, Ibu Metty, Bapak Budi Hendrajaya dan Mbak Rani selaku
pengelola Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1 93,75 FM Bogor yang
telah mengizinkan penulis melakukan penelitian dan membantu
memberikan informasi atau data-data demi terselesainya skripsi ini.
8. Bapak KH. Djudjih Jaya Sumpena, MA selaku Ketua BKMI Bogor dan
Narasumber Program Keagamaan di RRI Pro 1 Bogor yang juga telah
membantu penulis memberikan informasi demi selesainya skripsi ini.
9. Orangtua penulis, Ayahanda Jihadi Surya dan Ibunda Nena Yunaena, yang
dengan penuh kesabaran membesarkan dan merawat penulis dengan kasih
sayang, serta memberikan motivasi baik dengan moril dan materiil. Selain
itu telah banyak pula memberikan doa’a, ridho, dan semangat sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
10. Adik-adikku tersayang, Rifky Hamdani, Lisanul Fikri dan Mukmin Alwan
yang tak hentinya juga selalu memberi support, tawa, canda dan semangat
untuk terus berjuang menyelesaikan studi.
11. Nenek-nenek dan Kakek tercinta, Enong Eyi Amriyah, Hadsiah, dan
Zulkarnaini Hamid yang tak kunjung henti memberikan support,
dukungan, motivasi dan menghantarkan doa di dalam setiap sujud mereka.
Serta keluarga besar lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu
namun tidak mengurangi rasa hormat penulis.
v
12. Om Chairullah dan Uni Riza, yang telah rela meluangkan waktunya untuk
membantu penulis dalam memberikan pencerahan bertukar ide dan
gagasan dalam proses menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman seperjuangan KPI A angkatan 2008, Rasyid, Danar, Eni Wibowo,
Enny Khurniasari, Halimah, Linda, Ditya, Badri, Fajar dan teman-teman
lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang sudah ada menemani
masa-masa perkuliahan dantak pernah henti menawarkan persahabatan
bahkan hingga raga saling terpisah oleh jarak, ruang dan waktu. Semoga
kalian bahagia dan sukses dalam menggapai mimpi-mimpi.
14. Keluarga Besar RDK 107,9 FM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya Angkatan 2009 Azis, Iqi, Eko, Zaldy, Iit, Ade, Puni, dan Dora
yang telah sama-sama berjuang bertukar pikiran, cerita, canda dan tawa
membawa RDK FM menjadi lebih baik dan selalu sabar untuk terus
memberikan dukungan, motivasi dan semangatnya kepada penulis tanpa
mengenal kata lelah.
15. Teman KKN Progress 2011 Yasser, Fahmi, Zein, Iril, Tohir, Syifa,
Husnul, Afina, Lia, Laila, Gadis dan Upi yang telah membagi ruang di hati
kalian masing-masing untuk menerima penulis dalam keakraban tak
berujung.
16. Teman Flamboyan, Danang, Farhan, Fadhila, Adnan dan Devi. Terima
kasih untuk selalu ada, selalu bersedia meluangkan waktu mengungkap
mimpi, berbagi suka dan duka.
vi
17. Teman-teman Penggalan MTsN Pamulang, Tangerang Selatan angkatan
2002 yang tak henti-hentinya juga selalu memberikan support, motivasi
dan semangatnya kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih jauh dari sempurna
baik dalam hal bentuk maupun isinya.Oleh karena itu, penulis sangat berharap
kritikan dan masukan dalam rangka perbaikan penulisan skripsi ini. Penulis juga
berharap penelitian ini bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pihak
yang membutuhkan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang berlipat ganda atas
segala bantuan dan motivasi dari berbagai pihak dalam penulisan skripsi ini.
Aamiin ya Rabbal Alamin.
Jakarta, April 2015
Penulis
Ahmad Hafidh Adli
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7
E. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 8
F. Metode Penelitian ................................................................................. 10
G. Sistematika Penulisan ........................................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Aktivitas dan Dakwah..................................... .................... 16
1. Pengertian Aktivitas ........................................................................ 16
2. Pengertian Dakwah ......................................................................... 17
B. Media Dakwah……………………………………………………….. 19
1. Pengertian Media Dakwah.............................................................. 19
2. Jenis Media Dakwah....................................................................... 20
C. Bentuk-Bentuk Dakwah……………………………………………… 25
viii
1. Dakwah Bil Lisan............................................................................ 25
2. Dakwah Bil Hal................................................................................ 26
3. Dakwah Bil Qolam........................................................................... 26
D. Radio dan Ruang Lingkupnya……………………………………….. 27
1. Pengertian Radio ............................................................................. 27
2. Pengertian Program Radio .............................................................. 28
3. Jenis Program Radio....................................................................... 29
E. Dakwah Melalui Media Radio.............................................................. 33
BAB III GAMBARAN UMUM RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI) BOGOR
A. Sejarah Radio Republik Indonesia Bogor ............................................. 36
B. Visi dan Misi Radio Republik Indonesia Bogor ................................... 38
C. Tri Prasetya Radio Republik Indonesia Bogor ..................................... 40
D. Struktur Organisasi LPP Radio Republik Indonesia Bogor .................. 40
E. Program Acara Keagamaan Islam RRI Pro 1 93,75 FM Bogor ........... 42
F. Program Acara RRI Pro 1 93,75 FM Bogor...... ................................... 43
BAB IV ANALISIS DAN HASIL TEMUAN
A. Bentuk Aktivitas Dakwah di Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1
93,75 FM Bogor .................................................................................... 51
B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Aktivitas Dakwah di Radio
Republik Indonesia Pro 1 93,75 FM Bogor……................................ . 57
1. Faktor Pendukung.......................................................................... . 58
2. Faktor Penghambat ......................................................................... 61
ix
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 66
B. Saran ..................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 69
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Media komunikasi baik visual ataupun audio visual pada saat sekarang
ini menjadi suatu kebutuhan mendasar bagi manusia. Komunikasi dengan
menggunakan media dewasa ini menurut para ahli komunikasi cukup besar
pengaruhnya dalam membentuk dan merubah masyarakat. Hampir setiap
waktu kita selalu bersentuhan dengan berbagai macam media komunikasi.
Era transformasi dan informasi seperti saat ini, memungkinkan kita
untuk mendapatkan segala sesuatu dengan mudah. Pesatnya pertumbuhan
teknologi modern, menandakan bahwasanya kehidupan manusia semakin
bertambah canggih dan telah memasuki peradaban baru. Salah satu bidang
yang sangat pesat laju pertumbuhannya yakni dibidang komunikasi dan
informasi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya media massa yang secara
langsung memberitakan berbagai kejadian dari segala penjuru dunia.
Pada zaman yang modern seperti sekarang ini nilai agama yang sudah
tertanam dalam diri masyarakat mulai tergeser dengan adanya budaya-
budaya asing yang dapat merusak tingkah laku moral bangsa. Disana sini
terdengar macam-macam kenakalan, penyalahgunaan narkotika,
perkelahian, pembunuhan, kehilangan semangat belajar, ketidakpatuhan
terhadap orang tua, dan sebagainya. Dalam pergaulan pada saat ini sudah
tidak memandang lagi akan nilai-nilai moral, karena pergaulan yang bebas
dalam masyarakat sehingga akhlak dalam masyarakat itu sendiri sedikit
demi sedikit mulai menurun.
2
Begitupun informasi yang disampaikan melalui media komunikasi
tentang tindakan-tindakan sadisme seperti pembunuhan, penyimpangan
seksual, penganiayaan dan penyalahgunaan obat terlarang terkadang kita
saksikan secara langsung. Tindakan-tindakan tersebut nampaknya hampir
tidak pernah dirasakan sebagai kesalahan apalagi disesalkan. Pikiran dan
hati nurani bahkan iman telah dikesampingkan, kini banyak manusia yang
telah ditundukkan oleh hawa nafsu.
Agama merupakan pondasi dari setiap perbuatan manusia. Realitas di
atas menunjukkan bahwa betapa pentingnya agama sebagai sumber nilai
yang berperan untuk mengantar manusia menuju Khaiyr „ummah. Nilai-
nilai Islam harus dipahami secara sistematik dengan membangun
kesadaran untuk dapat mengaplikasikan dengan amal saleh.1 Untuk
merealisasikan nilai – nilai itu maka diperlukan kegiatan dakwah baik
berupa lisan maupun tulisan.
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Ali Imran ayat 104,
yang berbunyi :
ة يدعىن إلى ولتكه نكم أم ئك ٱلمنكر وينهىن عه ٱلمعروف ويأمرون ب ٱلخير م وأول
٤٠١ ٱلمفلحىن هم
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar. Sesungguhnya merekalah orang-orang yang beruntung”.
Dakwah merupakan usaha untuk menyampaikan Islam dan
merealisasikan ajarannya di tengah-tengah kehidupan manusia. Dakwah
pada dasarnya menyampaikan pesan-pesan keagamaan kepada masyarakat
1 M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Komunikasi
Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h. 6.
3
luas. Dalam hal ini dakwah bisa dilaksanakan dengan menggunakan
berbagai media yang ada termasuk dakwah harus menggunakan media-
media mutakhir untuk bisa dimanfaatkan sebagai media dakwah.
Media penyiaran pada saat ini berperan sangat besar bagi kehidupan
masyarakat. Melalui media penyiaran masyarakat banyak mengetahui
informasi yang berkaitan dengan aspek kehidupan. Mulai dari ekonomi,
sosial, politik, hukum, bahkan sampai kepada ranah keagamaan. Hal inilah
yang dinilai efektif agar pesan-pesan keagamaan dapat sampai kepada
masyarakat dan kegiatan dakwah Islam bisa terus berjalan.
Perkembangan teknologi elektronika telah membawa dampak kepada
perkembangan di bidang komunikasi massa. Berkat perkembangan
teknologi elektronika ini arus informasi dapat berjalan cepat dan simultan,
sehingga mampu menembus ruang dan waktu antara dua tempat yang
berbeda. Kehadiran berbagai produk teknologi elektronika seperti medium
radio dan televisi telah memberikan nuansa baru dalam berkomunikasi.2
Hubungan antar manusia berubah dari yang sifatnya tradisional (lisan)
menjadi hubungan bermedia yang sekaligus mampu mempercepat proses
komunikasi, karena pada umumnya ciri khas media komunikasi massa
modern menjanjikan kecepatan, ketepatan, dan bahkan kepraktisan dalam
hal menyampaikan dan meyajikan informasi kepada khalayak dan
khalayak hanya menikmati saja, sambil mungkin melakukan pekerjaan
lainnya secara bersamaan.3
2 Tommy Suprapto, MS, Berkarir di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media
Pressindo, 2006) h. 5 3 Tommy Suprapto, MS, Berkarir di Bidang Broadcasting, h. 5-6.
4
Salah satu media penyiaran seperti radio merupakan bentuk media
massa yang cukup efektif dan efisien menjangkau audiennya dalam jumlah
yang sangat banyak. Kemampuan media penyiaran khususnya radio dalam
menyampaikan pesan kepada khalayak luas menjadikan media penyiaran
sebagai objek penelitian terutama di bidang komunikasi. Selain itu media
radio adalah salah satu media penyiaran yang banyak digandrungi oleh
para remaja dan pemuda. Oleh karena itu, media radio dinilai cukup efektif
dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan kepada para remaja dan
pemuda.
Sejak awal pemunculannya, radio telah menjadi media komunikasi
massa yang powerfull. Bahkan, radio pernah disebut-sebut sebagai the fifth
estate atau kekuatan kelima setelah Koran.4 Hal ini disebabkan radio
siaran juga dapat melakukan fungsi kontrol sosial seperti surat kabar, di
samping empat fungsi lainnya yakni memberi informasi, menghibur,
mendidik, dan melakukan persuasi. Kekuatan radio siaran dalam
memengaruhi khalayak sudah dibuktikan dari masa ke masa di berbagai
negara.5
Radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi telinga atau
pendengaran sehingga isi siarannya bersifat sepintas lalu dan tidak dapat
diulang. Pendengar tidak mungkin mengembalikan apa yang sudah
dibicarakan sang penyiar seperti membalikkan halaman koran atau
majalah. Karena bersifat sepintas lalu, informasi yang disampaikan
4 Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio Teori dan Praktik, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2008) h. 11. 5 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007) h. 128.
5
penyiar radio harus jelas dengan bahasa yang mudah dicerna oleh
pendengar. 6
Radio identik dengan musik atau lagu sehingga dijadikan media utama
dalam memperdengarkan musik atau lagu. Umumnya, musik merupakan
kekuatan yang dimiliki sebuah stasiun radio untuk menyedot pendengar.
Misalnya, sebuah stasiun radio sengaja memilih format lagu pop agar para
penikmat musik satu itu menjadi pendengar setianya. Satu lagi, radio
menciptakan gambar dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan kata dan
suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar
melalui kata dan suara, yang disebut dengan theatre of mind. Pendengar
hanya bisa membayangkan apa yang dikemukakan termasuk sosok sang
penyiar radio. 7
Radio merupakan salah satu media massa yang jangkauannya paling
luas di muka bumi. Dengan ciri khas utamanya yang auditif, radio mampu
menjadi media massa yang menarik bagi siapa saja. Kepraktisan dan
keanekaragaman program siarannya menjadikan radio sebagai media
paling popular dalam sejarah. Popularitasnya kian kuat, ketika radio
memasuki wilayah jurnalistik dengan menyajikan berita.
Salah satu bentuk pelaksanaan dakwah bisa melalui media radio ini,
seperti halnya yang dilakukan oleh radio RRI Bogor. Radio RRI Bogor
awalnya dikenal dengan Radio Daerah Bogor, kemudian pada tahun 1965
6 Fatmasari Ningrum, Sukses Menjadi Penyiar, Scriptwriter, & Reporter Radio, (Jakarta:
Penebar Swadaya, 2007) h. 6. 7 Fatmasari Ningrum, Sukses Menjadi Penyiar, Scriptwriter, & Reporter Radio, (Jakarta:
Penebar Swadaya, 2007) h. 6.
6
berubah menjadi Radio Republik Indonesia Bogor atau disebut juga
dengan RRI Bogor. RRI Bogor sendiri memiliki 2 (dua) stasiun programa,
diantaranya programa 1 untuk pendengar dewasa di wilayah Kota dan
Kabupaten Bogor sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan programa
2 untuk pendengar remaja dan pemuda sebagai pusat kreatifitas anak
muda.
Pada kedua programa RRI Bogor itu terdapat program siaran
keagamaan, namun pada stasiun programa 1 program keagamaannya lebih
dominan dibandingkan dengan stasiun programa 2. Pada stasiun programa
1 memiliki program – program keagamaan seperti Hikmah Fajar, Mimbar
Islam, Tafsir Al – Quran dan Pel. Baca Al – Quran.
Awal kemunculan program – program keagamaan ini mendapat respon
yang positif dari pendengar khususnya masyarakat Kota Bogor. Hal ini
bisa terjadi tentu disebabkan oleh peran RRI Bogor terhadap masyarakat
dibidang dakwah. Sejauh mana peran RRI Bogor itu dalam
mengembangkan dakwah dan mendapat respon yang baik dari masyarakat
Kota Bogor tentu perlu dilakukan penelitian secara mendalam. Karena
RRI Bogor sendiri bukan radio yang berlatarbelakang radio dakwah dan
mengingat mayoritas masyarakat Kota Bogor beragama Islam, maka
kajian dan penelitian tentang aktivitas dakwah radio RRI di Kota Bogor
tentunya sangat penting dikaji untuk mengungkap sejauh mana peran
Radio Republik Indonesia Pro 1 93,75 FM dalam upaya melakukan
pengembangan dakwah di Kota Bogor.
7
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik
untuk mengangkat judul skripsi tentang: “AKTIVITAS DAKWAH
RADIO REPUBLIK INDONESIA PRO 1 93,75 FM BOGOR”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Sesuai latar belakang masalah diatas, agar penelitian ini lebih terfokus,
maka masalah hanya akan dibatasi pada aktivitas dakwah yang dilakukan
Radio Republik Indonesia Pro 1 93,75 FM di Kota Bogor.
Dari pembatasan masalah tersebut, maka peneliti merumuskan
masalahnya sebagai berikut:
a. Bagaimana bentuk aktivitas dakwah di Radio Republik Indonesia Pro 1
93,75 FM Bogor?
b. Bagaimana faktor pendukung dan faktor penghambat aktivitas dakwah
Radio Republik Indonesia Pro 1 93,75 FM Bogor?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bentuk aktivitas dakwah di Radio Republik
Indonesia Pro 1 93,75 FM Bogor.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat aktivitas
dakwah di Radio Republik Indonesia Pro 1 93,75 FM Bogor.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Akademis
8
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan konstribusi yang
positif bagi para akademisi untuk mengembangkan ilmu komunikasi
massa, ilmu dakwah dan ilmu penyiaran di media elektronik
khususnya media radio mengenai peran sebuah radio.
2. Praktis
Penelitian ini diharapkan sebagai masukan baru untuk menambah
wawasan khususnya bagi penulis dan berbagai kalangan seperti
mahasiswa, pelajar, mubaligh, masyarakat luas yang memiliki bakat
dan ketertarikan di dunia penyiaran radio, khususnya bagi mereka yang
ingin terjun ke dunia penyiaran radio dan berdakwah melalui media
radio ini.
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan tinjauan
pustaka untuk melihat pembahasan yang sama mengenai peran, dan
setelah itu menjadikan judul skripsi terdahulu tersebut sebagai perbedaan
dan perbandingan, seperti:
1. “Aktivitas Dakwah Majelis Ta’lim Khair Insya Allah Dalam Membina
Keagamaan Karyawan PT Synergi First Logistics” yang dibuat oleh
Aryo Bimo Lukito Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan
NIM 109051000182 pada tahun 2014. Dalam penelitian ini lebih
ditekankan kepada aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Majelis
Ta’lim dalam membina keagamaan Karyawan.8
8 Aryo Bimo Lukito, Aktivitas Dakwah Majelis Ta‟lim Khair Insya Allah Dalam
Membina Keagamaan Karyawan PT Synergi First Logistics , (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,
2014)
9
2. “Aktivitas Dakwah Ustadzah Hj. Romlah Hasan” yang dibuat oleh H.
Sulaeman Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dengan NIM
207051000096 pada tahun 2013. Dalam penelitian ini lebih ditekankan
kepada Aktivitas dakwah yang dilakukan oleh seorang Ustadzah dalam
hal ini Hj. Romlah Hasan meliputi dakwah bil lisan dan dakwah bil
hal.9
3. “Aktivitas Dakwah DR. Ali An Sun Geun di Jakarta” yang dibuat oleh
Ika Kartika Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan NIM
207051000557 pada tahun 2013. Dalam penelitian ini lebih ditekankan
kepada aktivitas dakwah yang dilakukan oleh seorang Muslim yang
berasal dari Korea Selatan yaitu DR. Ali An Sun Geun.10
4. “Aktivitas Dakwah KH. A. Hayatin Kauni S. Ag di Majlis Ta’lim
Halqoh El Istighotsah Cikarang Utara Bekasi ” yang dibuat oleh Rifan
Nur Asikin Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan NIM
108051000128 pada tahun 2013. Dalam penelitian ini lebih ditekankan
kepada aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Majlis Ta’lim di daerah
Cikarang Utara Bekasi.11
Dari tinjauan pustaka yang peneliti lakukan, maka penelitian yang
berjudul “Aktivitas Dakwah Radio Republik Indonesia Pro 1 93,75 FM
Bogor” berbeda dengan judul penelitian yang ditemukan. Dalam penelitian
yang peneliti lakukan, penelitiannya lebih ditekankan kepada aktivitas
9 H. Sulaeman, Aktivitas Dakwah Ustadzah Hj. Romlah Hasan, (Jakarta, UIN Syarif
Hidayatullah, 2013) 10
Ika Kartika, Aktivitas Dakwah DR. Ali An Sun Geun di Jakarta, (Jakarta: UIN syarif
Hidayatullah,2013) 11
Rifan Nur Asikin, Aktivitas Dakwah KH. A. Hayatin Kauni S. Ag Di Majlis Ta‟lim
Halqoh El Istighotsah Cikarang Utara Bekasi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2013)
10
dakwah yang dilakukan oleh radio pemerintah RRI Pro 1 93,75 FM di kota
Bogor. Jadi sangat berbeda sekali dengan beberapa judul penelitian yang
peneliti temukan dalam tinjauan pustaka ini.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam
pengumpulan dan menganalisis data yang diperlukan guna menjawab
permasalahan yang diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian kualitatif, menurut Bogdan dan Taylor yaitu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.12
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan bersifat
deskriptif analisis yaitu melukiskan variabel demi variabel, satu demi
satu, sebagai prosedur pemecahan yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga,
masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tampak atau sebagaimana adanya. Pada umumnya penelitian
deskriptif merupakan penelitian non hipotesa. 13
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah radio RRI Pro 1 93,75 FM
Bogor. Adapun objek dalam penelitian ini adalah aktivitas dakwah
yang dilakukan Radio Republik Indonesia Pro 1 93,75 FM di Kota
12
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007) h. 4. 13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: PT Bina Aksara, 1985), cet. Ke-2, h.
139.
11
Bogor. Dan sumber data adalah mereka yang dapat memberikan
informasi tentang objek penelitian dan referensi yang mendukung
penelitian ini, dalam penelitian ini yang menjadi narasumber adalah
pengelola Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1 93,75 FM Bogor
yaitu Ibu Nurlita, Ibu Metty, Mbak Rani dan Bapak Budi Hendrajaya
dan Kiai yang mengisi program keagamaan di Radio Republik
Indonesia (RRI) Pro 1 93,75 FM Bogor yaitu Bapak KH. Djudjih Jaya
Sumpena.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Radio RRI Pro 1 93,75 FM
Bogor yang beralamat di Jalan Pangrango No. 34 Kota Bogor, Jawa
Barat. Dan waktu penelitian kurang lebih memakan waktu 1 tahun.
4. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research),
maka instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data sebagai
berikut:
a. Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan langsung untuk
memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan pengamatan langsung dengan mengadakan kunjungan
ke Radio Republik Indonesia Pro 1 93,75 FM Bogor.
b. Wawancara
12
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan proses tanya jawab secara langsung antara pewawancara
dengan informan atau responden. Wawancara dilakukan dengan
beberapa pihak yang dianggap berwenang dan mengetahui masalah
yang diteliti. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pengelola
radio RRI Pro 1 93,75 FM Bogor yaitu Ibu Nurlita selaku Kepala
Sub Seksi Programa 1, Ibu Metty selaku Kepala Siaran RRI Bogor,
Mbak Rani selaku Penyiar program keagamaan dan Bapak Budi
Hendrajaya selaku Kepala Sub Seksi Pengembangan Usaha dan
pihak-pihak lain yang dianggap perlu dalam penelitian ini yaitu
Ustadz yang menjadi narasumber dalam program keagamaan yaitu
KH. Djudjih Jaya Sumpena.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah proses pengumpulan data mengenai hal-hal
yang akan diteliti dan juga berhubungan dengan objek penelitian.
Dengan cara mengumpulkan data melalui buku-buku, internet,
hasil wawancara, arsip-arsip dan lain sebagainya. Bahan-bahan
dokumentasi ini nantinya akan sangat dibutuhkan sebagai bahan
penguat atas kebenaran data yang diperoleh melalui observasi dan
wawancara.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul. Dan
untuk menganalisis data menggunakan pendekatan deskriptif analisis
yaitu dengan cara mendeskripsikan data-data yang diperoleh dari hasil
13
observasi, wawancara, dokumentasi dan juga temuan lainnya secara
jelas dan apa adanya, sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.
6. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data yaitu usaha peneliti untuk meningkatkan derajat
kepercayaan data dalam penelitian kualitatif. Dalam keabsahan data
ada tujuh teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu: perpanjangan
keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pemeriksaan sejawat
melalui diskusi, analisis kasus negatif, pengecekan anggota, kecukupan
referensial. Tapi dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi
dalam keabsahan data yang diteliti.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui
sumber lainnya. Denzin (1978) membedakan empat macam triangulasi
sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber,
metode, penyidik, dan teori. 14
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
Pada triangulasi dengan metode, menurut Patton terdapat dua
strategi, yaitu (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil
14
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007) h. 330.
14
penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan
derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
Teknik triangulasi yang ketiga ialah dengan jalan memanfaatkan
peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali
derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu
mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data.
Triangulasi dengan teori, menurut Lincoln dan Guba (1981:307),
berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat
kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Di pihak lain, Patton
(1987:327) berpendapat lain, yaitu bahwa hal itu dapat dilaksanakan
dan hal itu dinamakannya penjelasan banding (rival explanation).15
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu peneliti menyusun
dengan membagi menjadi lima bab:
BAB I PENDAHULUAN: Dalam bab ini membahas mengenai latar
belakang masalah, batasan dan rumusan penelitian, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II KAJIAN TEORITIS: Dalam bab ini membahas tentang aktivitas
dakwah, yaitu pengertian aktivitas, pengertian dakwah dan pengertian
aktivitas dakwah kemudian pengertian media dakwah, jenis media
dakwah, bentuk-bentuk dakwah, dakwah melalui radio, pengertian radio,
pengertian program radio, dan jenis program radio,.
15
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 330-331
15
BAB III GAMBARAN UMUM: Dalam bab ini membahas mengenai
sejarah radio RRI Pro 1 93,75 FM Bogor, tri prasetya radio RRI, visi dan
misi radio RRI Pro 1 93,75 FM Bogor, struktur radio RRI Pro 1 93,75 FM
Bogor, program acara Radio RRI Pro 1 93,75 FM Bogor, dan program
keagamaan Islam Radio RRI Pro 1 93,75 FM Bogor.
BAB IV ANALISIS DAN HASIL TEMUAN DATA: Dalam bab ini
membahas mengenai bentuk aktivitas dakwah di radio RRI Pro 1 93,75
FM Bogor, dan faktor pendukung maupun faktor penghambat pelaksanaan
aktivitas dakwah di RRI Pro 1 93,75 FM Bogor.
BAB V PENUTUP: Berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang
dilakukan, sebagai kesimpulan jawaban masalah yang telah dirumuskan
secara singkat, kemudian ditambah dengan saran-saran yang berkaitan
dengan hasil temuan dalam penelitian.
16
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Aktivitas dan Dakwah
1. Pengertian Aktivitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas dapat diartikan
segala bentuk keaktifan dan kegiatan.1 Aktivitas adalah keaktifan,
kegiatan-kegiatan, kesibukan atau bisa juga berarti kerja atau salah
satu kegiatan kerja yang dilaksanakan tiap bagian dalam suatu
organisasi atau lembaga.2
Kemudian dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan aktivitas berasal
dari Bahasa Inggris yaitu activity, dan Bahasa Latin yaitu activus yang
berarti aktif, tindakan. Yakni berupa tindakan pada diri setiap makhluk
yang menghasilkan sesuatu, dengan aktivitas dapat memadai hubungan
khusus antara manusia dengan dunia.3
Ada dua jenis aktivitas, eksternal dan internal. Eksternal, jika
operasi manusia terhadap objek-objek yang menggunakan lengan,
tangan, jari-jari dan kaki. Sedangkan aktivitas internal menggunakan
tindakan mental dalam bentuk gambaran-gambaran dinamis, aktivitas
internal merencanakan eksternal.4
1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1997), cet-9, h. 20 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 20.
3 Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara, 1997), cet-1, h. 25 4 Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, cet-1, h. 26
17
Dalam sosiologi, aktivitas dapat diartikan segala bentuk kegiatan
yang ada di masyarakat seperti gotong royong atau kerja bakti yang
disebut sebagai kekerabatan.5
Dari definisi diatas penulis menyimpulkan, bahwa aktivitas adalah
kegiatan, kesibukan, atau bisa juga kerja atau salah satu kegiatan kerja
yang dilaksanakan dalam setiap bagian yang tidak terlepas baik yang
bersifat individu atau bersifat kelompok.
2. Pengertian Dakwah
Secara bahasa atau etimologi kata dakwah berasal dari Bahasa
Arab, yaitu da’a - yad’u - da’watan, yang mempunyai arti mengajak,
menyeru, dan memanggil.6
Sedangkan secara terminologi dakwah merupakan suatu proses
penyampaian pesan-pesan tertentu yang berupa ajaran atau seruan
dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.7
Dakwah juga mengandung pengertian menyeru kepada kebajikan
dan mencegah daripada perbuatan munkar, sebagaimana firman Allah
SWT dalam surat Ali Imron ayat 104:
ة يدعىن إلى ولتكه نكم أم ٱلمنكر وينهىن عه ٱلمعروف ويأمرون ب ٱلخير م
ئك هم ٤٠١ ٱلمفلحىن وأول
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan. Menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah
5Sujogyo dan Pujiwati Soyogyo, Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan, (Yogyakarta:
Gajah Mada Universitas Press, 1999), cet-12 jilid 1, h. 28 6 Hasanuddin Ibnu Hibban, Manajemen Dakwah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.
39 7 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaga Media Pratama, 1997), h. 31
18
dari yang mungkar. Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang
beruntung.”
Sedangkan pengertian dakwah menurut istilah atau terminologi
sangat beragam, hal ini dikarenakan setiap ahli dakwah memberikan
pengertian dari sudut pandang yang berbeda namun tidak jarang juga
ditemui beberapa kesamaan.
Menurut Quraish Shihab, dakwah adalah seruan atau ajakan kepada
keinsyafan atas usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik
dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.8
Menurut KH. Isa Anshary, dakwah adalah mengajak dan
memanggil umat manusia agar menerima serta mempercayai
keyakinan dan pandangan hidup Islam, yang artinya memprogram
suatu keyakinan, menyerukan suatu pandangan iman dan agama.9
Menurut Syekh Ali Mahfudz, dakwah adalah mengajak manusia
untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh
mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan buruk, agar
mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.10
Setelah mengetahui berbagai makna dan definisi dakwah
berdasarkan bahasa, istilah dan menurut para ahli ulama, sebenarnya
masih banyak lagi definisi dakwah yang dikemukakan oleh para ulama
8 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat, (Bandung: 1999), cet-19, h. 194. 9 Isa Anshary, Mujahid Dakwah, Pembimbing Mubaligh Islam, (Bandung: CV
Diponegoro, 1999), h. 17. 10
Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2003),
cet-1, h. 7.
19
lainnya, akan tetapi beberapa definisi diatas sudah cukup mewakili
gambaran definisi mengenai dakwah.
Berdasarkan penjelasan di atas, aktivitas dakwah adalah segala
sesuatu bentuk aktivitas atau kegiatan yang dilakukan dengan sadar,
mengajak manusia ke jalan kebaikan yang mulia di sisi Allah SWT,
serta meluruskan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari ajaran
Islam.
B. Media Dakwah
1. Pengertian Media Dakwah
Media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
perantara, tengah atau pengantar. Dalam bahasa Inggris media
merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti tengah, antara, rata-
rata. Dari pengertian ini ahli komunikasi mengartikan media sebagai
alat yang menghubungkan pesan komunikasi yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan (penerima pesan). Dalam bahasa Arab
media sama dengan wasilah atau dalam bentuk jamak, wasail yang
berarti alat atau perantara.11
Pengertian semantiknya media berarti segala sesuatu yang dapat
dijadikan alat (perantara) untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dengan demikian media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah
ditentukan.12
11
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-2, h. 403. 12
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al Ikhlas, 1983) h.
163.
20
2. Jenis Media Dakwah
Banyak alat yang bisa dijadikan media dakwah. Secara lebih luas,
dapat dikatakan bahwa alat komunikasi apa pun yang halal bisa
digunakan sebagai media dakwah. Alat tersebut dapat dikatakan
sebagai media dakwah bila ditujukan untuk berdakwah. Semua alat itu
tergantung tujuannya.
1. Media Auditif
a. Radio
Begitu kuatnya media ini sampai dijuluki the fifth estate
(kekuasaan kelima) setelah surat kabar sebagai kekuasaan keempat
(the fourth estate) pada sebuah bangsa. Itulah sebabnya setiap
kudeta terjadi di sebuah Negara, radio selalu dikuasai terlebih
dahulu untuk mengumumkannya kepada rakyat.
Media ini amat penting dijadikan media dakwah sebab media
ini memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1) Bersifat langsung. Untuk menyampaikan dakwah melalui radio,
tidak harus melalui proses yang kompleks sebagaimana
penyampaian pesan dakwah melalui pers, majalah, dan
sebagainya. Dengan mempersiapkan secarik kertas, pendakwah
dapat langsung meyampaikan pesannya di depan mikrofon.
2) Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan. Faktor lain yang
menyebabkan radio dianggap memiliki kekuasaan ialah bahwa
siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan. Selain waktu,
21
ruang pun bagi radio siaran tidak merupakan masalah, bagaimana
pun jauhnya sasaran yang dituju.
3) Radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat. Daya tarik ini
disebabkan berkat tiga unsur yang ada di dalamnya, yakni: musik,
kata-kata, dan efek suara.
4) Biayanya relatif murah.
5) Mampu menjangkau tempat-tempat terpencil.
6) Tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis.
b. Cassete/Tape Recorder
Media yang dapat merekam suara pendakwah ini telah
berkembang lebih canggih. Tidak lagi menggunakan kaset yang
susah dimasukkan ke saku. Sekarang cukup dengan alat sebesar
jari kelingking semacam MP3 sudah dapat merekam pesan-pesan
dakwah berpuluh-puluh jam.
Dakwah dengan rekaman harus dipersiapkan lebih matang baik
isi pesan maupun intonasi suara. Tidak sedikit pendengar lebih
menyukai suara pendakwah daripada performa orangnya. Perlu di
perhatikan bahwa pendakwah harus melakukan pengecekan
persiapan berkali-kali, sebab kesalahan mengemukakan dalil
berarti kesalahan yang berulang-ulang.
2. Media Visual
a. Majalah
Majalah juga memiliki kekuatan pengaruh sebagaimana surat
kabar. Saat ini telah banyak majalah yang secara khusus
22
menyatakan sebagai majalah dakwah Islam. Penulis keagamaan
juga bisa memanfaatkan majalah non dakwah untuk
memublikasikan tulisannya asalkan disesuaikan dengan spesifikasi
majalah yang bersangkutan.
Menulis pesan dakwah di majalah juga tidak lepas dari visi
redakturnya. Islam dapat dilihat dari sudut pandang mana pun dan
bisa dikaji dengan pendekatan apa pun. Pandangan dan pendekatan
sebuah majalah atau jurnal harus terlebih dahulu dipelajari oleh
penulis keagamaan.
b. Buku
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid
menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau
gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut
sebuah halaman.
Dakwah dengan buku adalah investasi masa depan. Boleh jadi
penulisnya telah wafat, tetapi ilmunya terus dibaca lintas generasi
dan memberikan pahala yang mengalir. Semua pendakwah saat ini
tidak akan bisa mengetahui apalagi mengutip ucapan Rasulullah
SAW, jika tidak ada pendakwah melalui buku pada masa
sebelumnya.
Pendakwah melalui karya tulis buku memiliki beban psikologis
lebih ringan daripada pendakwah lisan. Pendakwah yang terakhir
ini dilihat audiensi dalam segala tingkah lakunya. Karena
seringkali audiensi mengharapkan pendakwah lisan berperilaku
23
seperti Nabi dan tidak boleh melakukam satu kekeliruan pun, maka
pendakwah sangat terbebani untuk berpenampilan, berbusana,
bersikap, dan bertindak lengkap seperti Nabi. Satu kesalahan sikap
dan perilaku saja bisa menurunkan kredibilitas pendakwah.
c. Internet
Internet berasal dari kepanjangan International Connection
Networking. International berarti global atau seluruh dunia;
connection berarti hubungan komunikasi, dan networking berarti
jaringan. Dengan demikian, Internet adalah suatu sistem jaringan
komunikasi (berjuta computer) yang terhubung di seluruh dunia.
Saat ini perkembangan Internet mulai merambah dan
menempatkan posisi yang kuat di deretan media massa yang lebih
dulu ada. Ketika Internet mulai dikenal masyarakat sepuluh tahun
yang lalu, sudah dapat diramalkan bahwa media ini akan menjadi
sangat populer di kemudian hari. Hal itu pun terlihat ketika
perangkat-perangkat komputer baik hardware dan software terus
berkembang, terus disempurnakan.
Seharusnya dengan media inilah dakwah memainkan perannya
dalam menyebarkan informasi tentang Islam ke seluruh penjuru
tanpa mengenal waktu dan tempat. Kegiatan dakwah dapat
dilakukan dengan membuat jaringan-jaringan tentang Islam atau
yang sering disebut dengan cybermuslim, atau cyberdakwah.
Masing-masing cyber tersebut menyajikan dan menawarkan
24
informasi Islam dengan berbagai fasilitas dan metode yang
beragam variasinya.13
3. Media Audio Visual
a. Televisi
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata
televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti
masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti
tampak atau dapat melihat dari jarak jauh.
Televisi bagi kebanyakan masyarakat Indonesia dijadikan
sarana hiburan dan sumber informasi utama. Di beberapa daerah
pedesaan, masyarakat banyak menghabiskan waktunya di depan
televisi. Kalau dakwah Islam dapat memanfaatkan media ini
dengan efektif, maka secara otomatis jangkauan dakwah akan lebih
luas dan kesan keagamaan yang ditimbulkan akan lebih mendalam.
b. Film
Film atau gambar hidup juga sering disebut movie. Film, secara
kolektif, sering disebut „sinema‟. Gambar hidup adalah bentuk
seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis. Film dihasilkan
dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur
palsu dengan kamera, dan/atau oleh animasi).
Kalau pers bersifat visual semata dan radio bersifat auditif
semata, maka film dapat dijadikan media dakwah dengan
13
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-2, h. 411 – 424.
25
kelebihannya sebagai audio visual. Keunikan film sebagai media
dakwah ini antara lain:
1) Secara psikologis, penyuguhan secara hidup dan tampak yang
dapat berlanjut dengan animation memiliki keunggulan daya
efektifnya terhadap penonton. Banyak hal yang abstrak dan samar-
samar dan sulit diterangkan dengan kata-kata dapat disuguhkan
kepada khalayak lebih baik dan efisien dengan media ini.
2) Media film yang menyuguhkan pesan hidup dapat mengurangi
keraguan yang disuguhkan, lebih mudah diingat dan mengurangi
kelupaan.14
C. Bentuk – Bentuk Dakwah
1. Da’wah Bil Lisan
Da’wah bil lisan, yaitu dakwah yang dilaksanakan melalui lisan,
yang dilakukan antara lain dengan ceramah-ceramah, khutbah, diskusi,
nasihat, dan lain-lain. Metode ceramah ini tampaknya sudah sering
dilakukan oleh para juru dakwah, baik ceramah di majelis taklim,
khutbah Jum‟at di masjid-masjid atau pengajian-pengajian. Dari aspek
jumlah barangkali dakwah melalui lisan (ceramah dan yang lainnya)
ini sudah cukup banyak dilakukan oleh para juru dakwah di tengah-
tengah masyarakat.
Dalam perkembangan berikutnya da’wah bil lisan dapat
menggunakan teori komunikasi modern dengan mengembangkan
14
Moh. Ali Aziz. Ilmu Dakwah, h. 424 – 426.
26
melalui publikasi penyiaran (broadcasting publication) antara lain
melalui radio penyiaran, televisi, dan lain-lain.
2. Da’wah Bil Hal
Da‟wah bil hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata di mana
aktivitas dakwah dilakukan dengan melalui keteladanan dan tindakan
amal nyata. Misalnya dengan tindakan amal karya nyata yang dari
karya nyata tersebut hasilnya bisa dirasakan secara konkret oleh
masyarakat sebagai objek dakwah.
Da‟wah bil hal saat ini bisa dilakukan dengan karya nyata sebagai
solusi kebutuhan masyarakat banyak, misalnya membangun sekolah-
sekolah Islam, perguruan-perguruan tinggi Islam, membangun
pesantren, membangun rumah-rumah sakit, membangun poliklinik,
dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lainnya.
3. Da’wah Bil Qalam
Da’wah bil qalam, yaitu dakwah melalui tulisan yang dilakukan
dengan keahlian menulis di surat kabar, majalah, buku, maupun
internet. Jangkauan yang dapat dicapai oleh da’wah bil qalam ini lebih
luas daripada melalui media lisan, demikian pula metode yang
digunakan tidak membutuhkan waktu secara khusus untuk
kegiatannya. Kapan saja dan dimana saja mad’u atau objek dakwah
dapat menikmati sajian da‟wah bil qalam ini.
Dalam da’wah bil qalam ini diperlukan kepandaian khusus dalam
hal menulis, yang kemudian disebarkan luas melalui media cetak
(printed publications). Bentuk tulisan da’wah bil qalam antara lain
27
dapat berbentuk artikel keislaman, Tanya jawab hukum Islam, rubrik
dakwah, rubrik pendidikan agama, kolom keislaman, cerita religius,
cerpen religius, puisi keagamaan, publikasi khutbah, famlet keislaman,
buku-buku, dan lain-lain.15
D. Radio dan Ruang Lingkupnya
1. Pengertian Radio
Radio adalah sesuatu yang menghasilkan bunyi atau suara, karena
dipancarkan oleh gelombang atau frekuensi melalui udara (air wave).
Menurut H. A. Widjaja radio adalah “keseluruhan sistem gelombang
suara yang dipancarkan dari stasiun pemancar dan diterima oleh
pesawat penerima di rumah, mobil, dan dilepas dimana saja”. Radio
adalah alat komunikasi massa, dalam arti saluran pernyataan manusia
yang umum atau terbuka dan menyalurkan lambang yang berbunyi,
berupa program-program yang teratur, yang isinya aktual dan meliputi
segi perwujudan kehidupan masyarakat.
Radio dalam pengertian radio siaran atau lembaga penyiaran radio
adalah sebuah institusi atau perusahaan yang bergerak di bidang media
penyiaran. Dalam pengertian lain radio siaran adalah media
komunikasi yang memiliki efektifitas tinggi dalam menyampaikan
pesan, meski disisi lain memiliki kelemahan.16
Radio adalah buah
15
Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, h. 10-12. 16
Pengertian Radio, http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-
studies/2203973-pengertian-radio/, di akses pada tanggal 16 Desember 2014
28
perkembangan teknologi yang memungkinkan suara ditransmisikan
secara serempak melalui gelombang radio di udara.17
2. Pengertian Program Radio
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia program adalah
rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan.18
Sedangkan secara etimologis kata program berasal dari bahasa Inggris,
programme atau program yang artinya acara atau rencana.19
Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata
program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang
didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam
berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam
dunia penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu
kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan
stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. 20
Istilah program di radio dapat dianalogikan sebagai barang atau
pelayanan yang dijual pada bentuk bisnis lain. Menurut John R. Bittner
yang dikutip Masduki, program atau kerap dikenal dengan istilah acara
adalah barang yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia
mendengarkannya.21
17
Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio Teori dan Praktek, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2008), h. 5. 18
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka 2007), h. 897. 19
Morrisan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi (Tangerang:
Ramdina Prakarsa, 2005), cet. Ke-1, h. 97. 20
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
(Jakarta: Kencana, 2008) h. 199-200. 21
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS
Yogyakarta, 2004) h. 35.
29
3. Jenis Program Radio
a. Musik
Lima besar radio terbanyak pendengarnya di Indonesia sejak
sepuluh tahun terakhir adalah radio dengan menu siaran musik. Sejarah
radio siaran identik sebagai medium sosialisasi musik ke indra telinga.
Radio adalah media hiburan dan musik menjadi menu utamanya.22
b. Berita
Berita radio merupakan laporan atas suatu peristiwa atau pendapat
yang penting atau menarik. Siaran berita dibedakan dengan siaran
informasi. Siaran berita adalah sajian fakta yang diolah kembali
menurut kaidah jurnalistik radio. Sedangkan siaran informasi tidak
selalu bersumber dari fakta di lapangan namun tetap dikerjakan
menurut kaidah jurnalistik. Salah satu bentuk siaran informasi populer
di radio adalah informasi aktual yang diambil dari surat kabar atau
Internet.23
Berita kian menjadi program dominan di radio seiring makin
terbukanya iklim ekonomi dan politik yang mengakibatkan kesadaran
kritis di kalangan pendengar. Dua model kemasan berita di radio yang
pertama adalah langsung (live report) dari lokasi peristiwa, baik untuk
acara hiburan maupun peristiwa politik dan kriminal; dan yang kedua
direkam sebelumnya kemudian disiarkan secara khusus di radio pada
jam tertentu. Bentuk kemasan berita yang popular di Indonesia adalah
22
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, h.
225. 23
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi h.
225.
30
berita pendek berdurasi sekitar 60 sampai 120 detik dan berita bulletin
berdurasi sekitar 10 sampai 30 detik yang dikerjakan oleh tim khusus
pemberitaan. Alasannya karena berita radio sifatnya sepintas lalu dan
tidak bisa diulang. Oleh karena itu, berita radio harus simple dan
langsung kepada inti pemberitaan.24
c. Infotainment
Infotainment merupakan singkatan dari information dan
entertainment yang berarti suatu kombinasi sajian siaran informasi dan
hiburan atau sajian informasi yang bersifat menghibur. Infotainment
dalam kemasan yang lebih lengkap kerap disebut majalah udara yaitu
suatu acara yang memadukan musik, lagu, tuturan informasi, berita,
dan iklan.
Tema yang dibahas dalam program ini antara lain: wawancara artis
penyanyi membahas album barunya, interaktif dengan pendengar
membahas suatu tema tertentu, kilas balik penyanyi lama atau album
lagu lama, dan sebagainya. Tiga bentuk infotainment radio yang
populer di Indonesia adalah:
1) Info-entertainment: penyampaian informasi dari dunia
hiburan dengan diselingi pemutaran lagu.
2) Infotainment: penyampaian informasi, promosi, dan
sejenisnya dari dunia hiburan yang topiknya menyatu atau
senada dengan lagu-lagu atau musik yang diputar.
24 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, h. 39.
31
3) Information dan entertainment: sajian informasi khususnya
berisi berita-berita aktual dilengkapi perbincangan yang
tidak selalu dari khazanah dunia hiburan, diselingi
pemutaran lagu, iklan, dan sebagainya.25
d. Diskusi Publik/Talkshow (Perbincangan Radio)
Perbincangan radio (talkshow) pada dasarnya adalah kombinasi
antara seni berbicara dan seni wawancara. Program perbincangan
biasanya diarahkan oleh seorang pemandu acara (host) bersama satu
atau lebih narasumber untuk membahas sebuah topik yang sudah
dirancang sebelumnya. Tiga bentuk program perbincangan yang
banyak digunakan stasiun radio adalah:
1) One-on-one-show, yaitu bentuk perbincangan saat penyiar
(pewawancara) dan narasumber mendiskusikan suatu topik
dengan dua posisi mikrofon terpisah di ruang studio yang
sama.
2) Panel discussion, pewawancara sebagai moderator hadir
bersama sejumlah narasumber.
3) Call in show, program perbincangan yang hanya
melibatkan telepon dari pendengar. Topik ditentukan lebih
dahulu oleh penyiar di studio, diberikan contoh
berdasarkan pengalaman penyiar, kemudian pendengar
diminta untuk memberikan respons berdasarkan
pengalaman masing-masing ke stasiun radio. Tidak semua
25
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, h. 228.
32
respons audien layak disiarkan sehingga perlu petugas
penyeleksi telepon masuk sebelum diudarakan.26
Bagi kalangan pendengar dewasa, radio menjadi arena untuk
menyampaikan gagasan dan kritik terhadap situasi sosial, ekonomi,
dan politik. Perencana siaran yang cerdik menangkap peluang ini
dengan menyuguhkan beragam acara debat publik seputar masalah
kesehatan, seksualitas, isu narkoba, dinamika politik elit, problem
lingkungan hidup, dan penataan kota. Program talkshow baik yang
disiarkan dari radio maupun dari luar radio makin diminati, tentu
dengan teknik mengemas yang sesuai dengan format stasiun radio
setempat.27
e. Jinggel Radio
Jinggel atau radio air promo adalah gabungan musik dan kata yang
mengidentifikasi keberadaan sebuah stasiun radio. Tujuan produksi
jinggel bagi radio adalah untuk mempromosikan keberadaan radio
baru ditengah masyarakat, memberikan informasi simbol atau
identitas terpenting dari radio agar selalu diingat pendengar,
membentuk citra radio di benak pendengar, pada saat disiarkan
berfungsi sebagai jeda, selingan, dan sejenisnya.
Ada tiga jenis jinggel, yaitu: pertama, jinggel untuk stasiun radio
(radio expose); kedua, jinggel untuk acara radio (programme expose);
dan ketiga, jinggel untuk penyiar radio (announcer expose). Prinsip
produksi jinggel adalah ia harus mewakili citra radio yang ingin
26
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, h.
226-227. 27 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, h. 42.
33
dibentuk di benak pendengar, memiliki kekhasan materi dan kemasan
dibandingkan radio lain, dan dapat disiarkan berulang-ulang terutama
saat pergantian acara.28
E. Dakwah Melalui Media Radio
Salah satu media yang bisa digunakan dalam kegiatan dakwah adalah
radio. Hampir seluruh radio siaran yang menyelenggarakan siaran di
Indonesia menyajikan informasi, edukasi, dan hiburan. Siaran keagamaan
termasuk fungsi edukasi.
Dakwah melalui radio dan televisi itu cukup efektif karena besarnya
jumlah pendengar dan pemirsa yang mengikuti acara Kuliah Subuh itu
dengan nomen klatur yang beraneka, seperti “Hikmah Fajar”, “Di Ambang
Fajar”. Semuanya membawa pesan dakwah yang dibawakan oleh para da‟i
yang terkemuka. Bentuk acaranya ada yang bersifat dialogis (berbincang-
bincang) ada juga yang bersifat monologis (seorang da‟i sendirian tampil
di corong radio atau di depan kamera televisi).
Dalam hal ini, da‟i sebagai seorang komunikator dalam melakukan
aktifitas dakwahnya menyampaikan pesan-pesan ajaran agama (massage),
harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik radio
yang dipergunakan sebagai media untuk menyampaikan pesannya.
Karakteristik radio siaran, dapat disebutkan sebagai berikut.
a. Sifat siaran radio hanya untuk didengar (audial hearable).
b. Bahasa yang dipergunakan haruslah bahasa tutur.
28
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, h.
228-229.
34
c. Pendengar radio dalam keadaan santai, bisa sambil mengemudi mobil,
sambil tiduran, sambil bekerja di kantor dan sebagainya.
d. Siaran radio mampu mengembangkan daya reka.
e. Siaran radio hanya bersifat komunikasi satu arah.
Sebagai media komunikasi, radio siaran dapat dikatakan efektif dalam
menyampaikan pesan-pesan komunikasi kepada pendengar. Hal ini
karena:
1. Memiliki Daya Langsung
Pesan dakwah dapat disampaikan secara langsung kepada khalayak.
Proses penyampaiannya tidak begitu kompleks. Dari ruangan siaran di
studio melalui saluran modulasi diteruskan ke pemancar lalu sampai ke
pesawat penerima radio. Pesan dakwah langsung diterima di mana saja, di
kantor, di kamar, di sawah, di dalam mobil, dan lain-lain.
2. Memiliki Daya Tembus
Siaran radio menjangkau wilayah yang luas. Semakin kuat
pemancarnya semakin jauh jaraknya. Pemancar yang bergelombang
pendek (short wave) dengan kekuatan 500 – 1000 kW dengan arah antena
tertentu dapat menjangkau seluruh dunia.
3. Memiliki Daya Tarik
Daya tarik media radio siaran ialah terpadunya suara manusia, suara
musik, dan bunyi tiruan (sound effect) sehingga mampu mengembangkan
daya reka pendengarnya. Sebuah sandiwara radio yang dikemas secara
35
baik akan mampu menarik pendengarnya. Berdakwah dengan
mempergunakan paket produksi sandiwara radio cukup efektif.29
29
Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta: Amzah, 2008),
h. 189-192.
36
BAB III
GAMBARAN UMUM RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI) BOGOR
A. Sejarah Radio RRI
Radio Republik Indonesia, secara resmi didirikan pada tanggal 11
September 1945 oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan
beberapa stasiun radio Jepang di 6 kota. Rapat utusan 6 radio di rumah
Adang Kadarusman Jalan Menteng Dalam Jakarta, menghasilkan
keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia dengan memilih Dokter
Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama.
Rapat tersebut juga menghasilkan suatu deklarasi yang dikenal
dengan sebutan Piagam 11 September 1945, yang berisi 3 butir komitmen
tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI.
Butir Tri Prasetya yang ketiga merefleksikan komitmen RRI untuk
bersikap netral tidak memihak kepada salah satu aliran/keyakinan partai
atau golongan. Hal ini memberikan dorongan serta semangat kepada
broadcaster RRI pada era reformasi untuk menjadikan RRI sebagai
lembaga penyiaran public yang independen, netral dan mandiri serta
senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat.
Likuidasi Departemen Penerangan oleh Pemerintah Presiden
Abdurahman Wahid dijadikan momentum dari sebuah proses perubahan
Government Owned Radio ke arah Public Service Broadcasting dengan
didasari Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2000 yang ditandatangani
Presiden RI tanggal 7 Juni 2000. Pembenahan organisasi dan manajemen
dilakukam seiring dengan upaya penyamaan visi (shared vision)
37
dikalangan pegawai RRI yang berjumlah sekitar 8500 orang yang semula
berorientasi sebagai pemerintah yang melaksanakan tugas-tugas yang
cenderung birokratis.
Besarnya tugas dan fungsi RRI yang diberikan oleh Negara melalui
UU No.32 tahun 2002 tentang penyiaran, PP 11 tahun 2005 tentang
Lembaga Penyiaran Publik serta PP 12 tahun 2005, RRI dikukuhkan
sebagai satu-satunya lembaga penyiaran yang dapat berjaringan secara
nasional dan dapat bekerjasama dengan lembaga penyiaran asing. RRI
adalah satu-satunya radio yang menyandang nama Negara yang siarannya
ditujukan untuk kepentingan bangsa dan Negara.
RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral
dan tidak komersial yang berfungsi memberikan pelayanan siaran
informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial, serta menjaga
citra positif bangsa di dunia Internasional. Di Tahun 2012, LPP RRI
memiliki kekuatan 62 stasiun penyiaran termasuk siaran luar negeri dan
lima satuan kerja (satker) lainnya yaitu Pusat Pemberitaan, Pusat
Penelitian dan Pengembangan (Puslitbangdiklat), Satuan Pengawasan
Intern (SPI) serta diperkuat 16 studio produksi serta 11 perwakilan RRI di
luar negeri.1
RRI Bogor sendiri awal kemunculannya ini dikelola oleh satu
institusi kemudian berkembang dengan nama Radio Daerah Bogor.
Kemudian sekitar tahun 1965 Radio Daerah Bogor berubah nama menjadi
Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor. Di RRI Bogor sendiri terdapat 2
1 http://www.rribogor.co/profil, di akses pada tanggal 28 Desember 2014
38
Programa yaitu Programa 1 untuk pendengar dewasa di wilayah Kota dan
Kabupaten Bogor sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan Programa
2 untuk segment pendengar remaja dan pemuda sebagai pusat kreatifitas
anak muda.2
B. Visi dan Misi
1. Visi
Mewujudkan Lembaga Penyiaran Publik RRI sebagai radio
berjaringan terluas, pembangun karakter bangsa, dan berkelas dunia.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan informasi yang terpercaya yang dapat
menjadi acuan dan sarana kontrol sosial masyarakat dengan
memperhatikan kode etik jurnalistik/kode etik penyiaran.
b. Mengembangkan siaran pendidikan untuk mencerahkan,
mencerdaskan, dan memberdayakan serta mendorong kreatifitas
masyarakat dalam kerangka membangun karakter bangsa.
c. Menyelenggarakan siaran yang bertujuan menggali, melestarikan,
dan mengembangkan budaya bangsa, memberikan hiburan yang
sehat bagi keluarga, membentuk budi pekerti dan jati diri bangsa di
tengah arus globalisasi.
d. Menyelenggarakan program siaran berperspektif gender yang
sesuai dengan budaya bangsa dan melayani kebutuhan kelompok
minoritas.
2 Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak Budi Hendrajaya (Bogor, 15 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor
39
e. Memperkuat program siaran di wilayah perbatasan untuk menjaga
kedaulatan NKRI.
f. Meningkatkan kualitas siaran luar negeri dengan program siaran
yang mencerminkan politik Negara dan citra positif bangsa.
g. Meningkatkan partisipasi publik dalam proses penyelenggaraan
siaran mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi
program siaran
h. Meningkatkan kualitas audio dan memperluas jangkauan siaran
secara nasional dan internasional dengan mengoptimalkan
sumberdaya teknologi yang ada dan mengadaptasi perkembangan
teknologi penyiaran serta mengefisienkan pengelolaan operasional
maupun pemeliharaan perangkat teknik.
i. Mengembangkan organisasi yang dinamis, efektif, dan efisien
dengan sistem manajemen sumber daya (SDM, keuangan, asset,
informasi, dan operasional) berbasis teknologi informasi dalam
rangka mewujudkan tata kelola lembaga yang baik (good
corporate governance).
j. Memperluas jejaring dan kerjasama dengan berbagai lembaga di
dalam dan luar negeri yang saling memperkuat dan
menguntungkan.
k. Memberikan pelayanan jasa-jasa yang terkait dengan penggunaan
dan pemanfaatan asset Negara secara professional dan akuntabel
40
serta menggali sumber-sumber penerimaan lain untuk mendukung
operasional siran dan meningkatkan kesejahteraan pegawai.3
C. Tri Prasetya RRI
Kita harus menyelamatkan segala alat siaran radio dari siapapun
juga yang hendak menggunakan alat tersebut untuk menghancurkan
Negara kita. Dan membela alat itu dengan segala jiwa raga dalam keadaan
bagaimanapun juga.
Kita harus mengemudikan siaran RRI sebagai alat perjuangan dan
alat revolusi seluruh bangsa Indonesia, dengan jiwa kebangsaan yang
murni, hati yang bersih dan jujur serta budi yang penuh kecintaan dan
kesetiaan kepada tanah air dan bangsa.
Kita harus berdiri diatas segala aliran dan keyakinan partai atau
golongan, dengan mengutamakan persatuan bangsa dan keselamatan
Negara, serta berpegang pada jiwa-jiwa Proklamasi 17 Agustus 1945.4
D. Struktur Organisasi LPP RRI Bogor
STRUKTUR ORGANISASI
LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK
INDONESIA BOGOR
Kepala LPP RRI Bogor : Dra. Ni Made Sri Widari,
MM
Kepala Sub Bagian Tata Usaha : Mulyadi, S. Sos
Kepala Urusan Sumber Daya Manusia : Sumarsi
3 http://rribogor.co/profil/visi-dan-misi-lpp-rri, di akses pada tanggal 26 Desember 2014
4 http://rribogor.co/profil/visi-dan-misi-lpp-rri, di akses pada tanggal 26 Desember 2014
41
Kepala Urusan Keuangan : Ilham S.H
Kepala Urusan Umum : Timbul Sarono
Kepala Seksi Siaran : Yuliana Marta Doky, S. Sos
Kepala Seksi Pemberitaan : Asih Supeni, S.H
Kepala Seksi Teknologi dan Media Baru : Nandang Supriadi, ST, MM
Kepala Seksi Layanan dan Pengembangan
Usaha : Muh. Nurdin, S.PT
Kepala Sub Seksi Perencanaan Dan
Evaluasi Programa : Rinto Mari Dewanto
Kepala Sub Seksi Berita Ulasan Dan
Dokumentasi : H. Azwar, B.A.
Kepala Sub Seksi Teknik Studio Dan
Media Baru : Basarudin
Kepala Sub Seksi Layanan Publik : Asti Madyaningsih, S.E.
Kepala Sub Seksi Programa 1 : Nurlita Sari, S. PT
Kepala Sub Seksi Liputan Berita Dan
Olahraga : Maryani Mangunsong, B.A.
Kepala Sub Seksi Teknik Transmisi Dan
Distribusi : Hardi Andjar Kusuma
Kepala Sub Seksi Pengembangan Usaha : Budi Hendrajaya, SE
Kepala Sub Seksi Programa 2 : Helfianty, A. Md.
Kepala Sub Seksi Pengembangan Berita : Agus Djunaedi
Kepala Sub Seksi Sarana Dan Prasarana
Siaran : Ir. Sihabudin, M. Si.
42
Kepala Sub Seksi Komunikasi Publik : Yuni Purwanti
Kelompok Jabatan Fungsional5
E. Program Acara Keagamaan Islam Pro 1 93.75 FM RRI Bogor
1. Hikmah Fajar (Senin s.d Minggu, 05.00 – 06.00 WIB)
Dialog Interaktif berupa Siraman Rohani Islam mengungkapkan
berbagai permasalahan ajaran agama Islam serta pemecahannya oleh
Narasumber dari Badan Koordinasi Mimbar Islam (BKMI) Bogor.
Awalnya program ini mengudara lebih kepada dialog antara presenter
dengan narasumber saja. Program ini dulu belum hits seperti sekarang,
karena dulu belum ada line SMS dan telepon. Dan yang melalui
telepon pun juga terbatas hanya orang-orang tertentu saja. Jadi hanya
dialog antara presenter dan narasumbernya.
Kemudian untuk merespon pembahasan pada program Hikmah
Fajar, pendengar Pro 1 93,75 FM RRI Bogor meresponnya dengan
mengirim surat ataupun melalui kartu pos yang dikirim ke Kantor RRI
Bogor. Bahkan ada pula yang langsung datang ke studio dan bertemu
langsung dengan narasumbernya. Jadi sebelum dibuka line SMS
maupun telepon, interaktifnya seperti itu.
Ketika dilakukan survey banyak yang merespon ketika program ini
tidak live, tapi rekaman. Pendengar sempat merasa kehilangan kalau
rekaman tidak bisa interaktif langsung. Walaupun ada beberapa
pendengar yang mereka tidak aktif bertanya tapi mereka setia
mendengarkan, dan merespon program ini ketika tidak live.
5 Company Profile Pola Acara Programa 1 LPP RRI Bogor tahun 2014
43
Berdasarkan respon yang tinggi dari mayarakat inilah akhirnya
program Hikmah Fajar pun merubah formatnya menjadi dialog
interaktif live. Sehingga pendengar pun bisa berinteraksi langsung
dengan narasumber melalui line SMS atau telepon. Dan kekuatan
itulah yang membuat program Hikmah Fajar bertahan sampai
sekarang.
2. Mimbar Islam (Kamis, 16.30 – 17.00 WIB)
Siaran Pendidikan Agama, dengan menghadirkan Narasumber yaitu
Ibu Hj. Fauziah Muslim S. Pd. I dan Ibu Yuni Salmon. Program ini
hanya pemaparan saja (monolog) uraian selama setengah jam dan
mereka mengisi secara bergantian.
3. Tafsir Al Quran ( Jum’at, 16.30 – 17.00 WIB)
Siaran Pendidikan Agama Islam dengan menghadirkan Narasumber
yaitu penyampaian ayat – ayat Al Quran dengan mengupasnya melalui
arti dan pemahamannya. Dan sekarang program ini di isi oleh Ustad
Dani.
4. Pel. Baca Al-Qur’an (Jum’at, 16.30 – 17.30 WIB)
Siaran pendidikan Agama, cara bagaimana membaca Al Qur’an yang
baik dan benar menghadirkan Narasumber.
F. Program - program Acara Pro 1 93,75 FM RRI Bogor
5. Lintas Bogor Raya (Senin s.d Minggu, 06.30 – 07.00 WIB)
Program berita – berita daerah local content yang berbentuk buletin
berita.
44
6. Warta Berita (Senin s.d Minggu, 07.00 – 07.30 WIB)
Berisi program berita nasional disiarkan secara sentral dari RRI Pro 3
Jakarta.
7. Dinamika Bogor (Senin s.d Sabtu, 08.00 – 09.00 WIB)
Dialog interaktif membahas tuntas masalah IPOLEKSOSBUD
menghadirkan Narasumber yang telah ditentukan terkait topik yang
diangkat.
8. Dialog Publik (Sabtu, ke IV, 09.00 – 11.00 WIB)
Dialog interaktif membahas tuntas masalah IPOLEKSOSBUD
menghadirkan beberapa Narasumber yang telah ditentukan dengan
topik yang sedang hangat dibicarakan.
9. Ruang Sosialisasi (Senin s.d Sabtu, 09.00 – 10.00 WIB)
Berupa dialog interaktif sosialisasi/promosi dengan Narasumber yang
telah ditentukan oleh LU.
10. Goyang Dangdut (Senin s.d Jum’at, 10.10 – 11.00 WIB)
Kirim – kirim salam request lagu – lagu dangdut sesuai permintaan
pendengar.
11. Musik Menemani Aktivitas (Senin s.d Jum’at, 11.30 – 13.00 WIB)
Menyajikan lagu – lagu easy listening menemani makan siang dan
istirahat melepas kepenatan, diselingi info siang.
12. Info siang (Senin s.d Sabtu, 12.00 – 12.30 WIB)
Berbentuk infotainment dengan mengetengahkan info – info terkini,
disiarkan local di Bogor dengan selingan lagu, ROS, commercial
break, iklan dan ILM.
45
13. Jabar News (Setiap Hari, 13.30 – 14.00 WIB)
Berbentuk buletin berita berisi siaran berita berjaringan RRI Bandung,
RRI Bogor dan RRI Cirebon.
14. Skor (Senin s.d Minggu, 15.00 – 15.30 WIB)
Penyajian berita – berita olahraga disiarkan berjaringan Bandung,
Bogor, dan Cirebon. Dipandu langsung dari Bandung dan disiarkan
secara live oleh penyiar dinas.
15. Irama Keroncong (Senin s.d Jum’at, 14.00 – 15.00 WIB)
Hiburan siang hari menyajikan irama – irama pop keroncong diselingi
info ringan, comersial break, adlib, spot yanmas dan jingle.
16. Puspa Indonesia (Senin s.d Sabtu, 15.30 – 16.00 WIB)
Dialog Interaktif yang berisi pembahasan seputar ruang wanita dan
keluarga, mengetengahkan berbagai topik/masalah wanita dan
keluarga bersama Narasumber yang telah ditentukan dengan materi:
Senin: Boga, Selasa: Kesehatan, Rabu: Kecantikan, Kamis: Psikologi,
Jum’at: Etika, dan Sabtu: Perempuan Sukses.
17. Taman Anak Indonesia (Senin & Rabu, 16.00 – 16.30 WIB)
Siaran pendidikan untuk anak TK dengan menghadirkan TK yang ada
di Bogor, Kab. Bogor dan Depok. Sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
18. Siaran Pedesaan (Selasa & Kamis, 19.30 – 20.00 WIB)
Siaran pendidikan mengetengahkan berbagai topik seputar pertanian,
kesehatan, peternakan, perkebunan, kehutanan, dan lain sebagainya
46
yang berkaitan dengan masalah perekonomian, sosial budaya, HAM
dan HANKAM dengan atau tanpa Narasumber.
19. Pel. Bahasa Sunda (Sabtu, 16.00 – 16.30 WIB)
Siaran pendidikan belajar bahasa Sunda yang baik dan benar
menghadirkan Narasumber.
20. English Service (Minggu, 16.00 – 17.00 WIB)
Siaran Pendidikan pelajaran bahasa Inggris menggunakan bahasa
Inggris dengan baik dan benar, menghadirkan Narasumber.
21. Cerpen (Senin & Rabu, 16.00 – 16.30 WIB)
Siaran apresiasi seni budaya membacakan cerita – cerita pendek dalam
bahasa Indonesia dan Sunda yang diangkat dari kiriman pendengar
atau majalah – majalah.
22. Stella /Senandung Tembang Lama (Setiap hari, 17.00 – 19.00 WIB)
Siaran hiburan dengan menyajikan lagu – lagu nostalgia atau oldiest
menemani istirahat sore menjelang malam diselingi info – info ringan,
ROS, adzan maghrib, warta berita daerah, human interest, commercial
break, adlib dan iklan.
23. Sandiwara Radio (Minggu, 20.00 – 21.00 WIB)
Penyajian drama, musik dan sound effeck menjadi suatu cerita yang
menghasilkan berbagai cerita kehidupan manusia atau legenda.
24. Anjangsana TNI (Senin, 20.00 – 21.00 WIB)
Sosialisasi program kerja serta kegiatan TNI AD dan AU demi
peningkatan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat dengan
menghadirkan Narasumber.
47
25. Dokter Menyapa (Selasa, 20.00 – 21.00 WIB)
Menghadirkan profil dan biografi seorang yang sukses dan
menceritakan pengalamannya untuk dijadikan contoh yang baik dalam
menggapai cita – cita.
26. Patroli Udara (Rabu, 20.00 – 21.00 WIB)
Sosialisasi program kerja serta kegiatan Polri demi peningkatan kinerja
dan pelayanan kepada masyarakat dengan menghadirkan Narasumber.
27. Hukum dan Masalahnya (Kamis, 20.00 – 21.00 WIB)
Sosialisasi dan konsultasi tentang hal – hal yang terkait dengan hokum
dan masalahnya, bersama Narasumber.
28. Galindeng Pakusaran (Senin, 21.00 – 22.30 WIB)
Mengetengahkan lagu – lagu tradisional sunda Cianjuran diselingi
dengan apresiasi seni sunda, menggunakan Bahasa Sunda 50 % dan
Bahasa Indonesia 50%.
29. Pasombu Sihol (Selasa, 21.00 – 22.30 WIB)
Penyajian lagu – lagu Batak Sumatra Utara diselingi dengan apresiasi
seni budaya Batak.
30. Baguro Di Udaro (Rabu, 21.00 – 22.30 WIB)
Penyajian lagu – lagu Padang Sumatra Barat diselingi dengan apresiasi
seni budaya Padang.
31. Campur Sari (Kamis, 21.00 – 22.30 WIB)
Penyajian lagu – lagu Jawa diselingi apresiasi seni budaya Jawa.
48
Program Spesial Akhir Pekan/Sabtu – Minggu
32. Bogor Kiwari Akhir Pekan (Sabtu & Minggu, 07.30 – 09.00 WIB)
Menyajikan lagu – lagu hiburan menemani akhir pekan dengan
diselingi info lalu lintas, cuaca, info wisata, kuliner, serta kiriman
selamat ulang tahun.
33. Warung Pojok (Minggu, 08.00 – 08.30 WIB)
Obrolan serius tapi santai Mang Opik dan Ceu Ijah dengan atau tanpa
Narasumber tentang topik atau masalah yang sedang hangat
dibicarakan.
34. Rundayan Katresnan (Minggu, 11.30 – 13.00 WIB)
Penyajian lagu-lagu tradisional Sunda Degung/kacapi suling diselingi
info siang dan apresiasi seni Sunda, menggunakan Bahasa Sunda 50 %
dan Bahasa Indonesia 50 %.
35. Rundayan Kaheman (Sabtu, 11.30 – 13.00 WIB)
Penyajian lagu – lagu tradisional Sunda Jaipongan, diselingi dengan
apresiasi seni Sunda menggunakan Bahasa Sunda 50 % dan Bahasa
Indonesia 50 %.
36. Medar Sejarah (Minggu, 15.30 – 16.00 WIB)
Acara yang mengetengahkan topik seputar sejarah (membuka sejarah)
yang ada di Jawa Barat khususnya di daerah Bogor dengan pemandu
seorang budayawan.
37. Pentas Anak Indonesia (Minggu, 10.10 – 11.00 WIB)
49
Siaran Hiburan dan Pendidikan mengetengahkan anak2 berbakat yang
ada di kota dan kabupaten Bogor, saling sapa via udara melalui sms
atau telepon.
38. Group Band Legendaris (Minggu, 14.00 - 15.00 WIB)
Mengetengahkan musik group band legendaris dan biografi
penyanyi/musisinya.
39. Radio Café (Sabtu, 20.00 – 21.00 WIB)
Memutarkan lagu-lagu pilihan yang dinyanyikan oleh pendengar
melalui telepon dengan sistem karaoke Minggu ke 1 dan 3 Pop,
Minggu ke 2 Dangdut dipandu oleh presenter.
40. Keroncong Live (Sabtu, 20.00 – 22.00 WIB)
Minggu terakhir live keroncong atau hahaleuangan. Helaran music dan
lagu keroncong/daerah/pop sunda diselingi dialog dengan narasumber
dan disiarkan secara live.
41. Katong Basodaro ( Minggu, 21.00 – 22.30 WIB )
Penyajian lagu – lagu Indonesia Timur diselingi dengan apresiasi seni
budaya Indonesia bagian Timur secara keseluruhan.
42. Musik Jenjang Malam (Setiap Hari kecuali Sabtu, 22.30 – 24.00 WIB)
Penyajian lagu – lagu pilihan pengantar tidur diselingi dengan mutiara
hadits dan renungan malam.
50
43. Dialog Budaya ( Sabtu, 21.00 – 23.00 WIB )
Dialog yang mengetengahkan topik – topik menarik seputar seni
budaya, adat kebiasaan dan sebagainya dengan diselingi musik/lagu
daerah.6
6 Company Profile Pola Acara Programa 1 LPP RRI Bogor tahun 2014.
51
BAB IV
ANALISIS DAN HASIL TEMUAN
A. Bentuk Aktivitas Dakwah Di RRI Pro 1 93,75 FM Bogor
Pada hakikatnya dakwah merupakan aktualisasi iman yang
dimanifestasikan dalam suatu pelaksanaan aktivitas dakwah secara teratur
untuk memengaruhi cara merasa, bersikap, dan bertindak manusia pada
dataran individual dan sosio-kultural.
Aktivitas dakwah Islam saat ini tidak hanya cukup dengan media
tradisional, seperti melalui ceramah dan pengajian yang masih
menggunakan media komunikasi oral atau komunikasi tutur. Penggunaan
media-media komunikasi modern sesuai dengan taraf perkembangan daya
fikir manusia harus dimanfaatkan sedemikian rupa, agar dakwah Islam
mengena kepada sasaran dan tidak ketinggalan zaman.
Salah satu media komunikasi yang dapat dimanfaatkan dalam
kegiatan dakwah Islam adalah radio. Seiring dengan perkembangan
zaman, radio banyak berperan dalam berbagai bidang salah satunya adalah
bidang dakwah ini. Radio dapat digunakan sebagai media penyampaian
informasi ataupun sarana khutbah yang bersifat Islami. Walaupun banyak
media yang berkembang pesat saat ini, namun media radio mampu
bertahan sampai sekarang dan banyak penggunanya. Ini menjadi salah satu
alasan kenapa media radio dipilih sebagai media dakwah.
52
Salah satunya yaitu dakwah yang dilakukan oleh Radio Republik
Indonesia (RRI) Pro 1 93,75 FM Bogor. Sejauh ini dakwah yang
dilakukan secara garis besar meliputi: Dakwah Bil Lisan dan Dakwah Bil
Qolam.
1. Dakwah Bil Lisan
Dakwah Bil Lisan yang dilakukan RRI Pro 1 Bogor dikemas dalam
bentuk program siaran radio. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Program Hikmah Fajar
Awal mulanya program keagamaan ini bukan bernama Hikmah
Fajar, melainkan sudah pernah berganti judul acaranya sebanyak tiga
kali salah satunya bernama Kuliah Subuh. Awalnya format program ini
lebih kepada dialog antara presenter dengan narasumber dan belum
membuka line SMS ataupun telepon. Namun demikian meskipun
dalam program siarannya belum membuka line SMS ataupun telepon,
para pendengar meresponnya dengan melalui surat, kartu pos, bahkan
ada yang hadir langsung untuk bertemu dengan narasumber di studio
RRI Pro 1 Bogor.1
Salah satu narasumber yang mengisi program ini adalah Bapak
KH. Djudjih Jaya Sumpena. Yang memotivasi beliau untuk berdakwah
1 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Nurlita (Bogor, 12.17 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor
53
melalui radio ini karena melihat latar belakang dari motto Kota Bogor
sebagai Kota Beriman. Maka beliau merasa bahwa masyarakatnya pun
perlu ditingkatkan juga keimanannya. Agar sesuai dan selaras dengan
motto Kota Bogor tersebut. Selain itu, beliau juga merasa dengan
berdakwah melalui RRI Bogor ini dengan satu kali bicara dapat
merangkul ribuan orang. Sehingga pesan dakwahnya pun dapat dengan
cepat sampai kepada masyarakat.
Mengenai materi yang disampaikan tidak jauh-jauh dari apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Diantaranya seputar syari’ah, aqidah,
mu’amalah, tauhid dan tarikh (sejarah) dan disesuaikan dengan situasi
dan kondisi yang ada. Seperti ketika Bulan Rabi’ul Awal materi yang
disampaikan salah satunya mengenai Kelahiran Nabi atau ketika
memasuki Bulan Rajab maka materi yang disampaikan salah satunya
mengenai Isra’ Mi’raj Nabi. Sumber referensi materi yang diambil
oleh Bapak KH. Djudjih Jaya Sumpena diantaranya mengambil dari
tujuh tafsir, hadits-hadits shohih, internet, koran dan majalah.2
Jadi dahulu format program ini lebih kepada dialog. Diawal
pemaparan yang disampaikan oleh narasumber, kemudian diikuti oleh
pertanyaan penyiar yang dirasa sudah mewakili pertanyaan umum
masyarakat yang ingin mengetahuinya.3 Materinya sendiri yang
menentukan adalah BKMI, diantaranya seputar syari’ah, aqidah,
2 Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak KH. Djudjih Jaya Sumpena, MM (Bogor, 07.00
WIB, 6 Februari 2015), RS. Islam Bogor. 3 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Nurlita (Bogor, 12.17 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor
54
mu’amalah, tauhid dan tarikh (sejarah) yang mana materi-materi
tersebut memang dibutuhkan oleh masyarakat Bogor. Mengenai materi
yang disampaikan oleh narasumber mereka mengambil referensi dari
tujuh tafsir, hadits-hadits shohih, internet, koran dan majalah.4
Materi-materi tersebut juga diharapkan oleh pengelola Radio
Republik Indonesia (RRI) Pro 1 Bogor agar tidak keluar aqidah.
Kemudian tidak menimbulkan hal-hal yang bisa membuat Islam
terpecah belah dan mengarah kepada satu aliran. RRI Pro 1 Bogor
sendiri mempunyai patokan-patokan dalam program siaran
keagamaannya harus bersifat netral lebih ke masyarakat luas mulai dari
kalangan bawah sampai atas dapat mengikuti acara ini.5
Seiring berjalannya waktu program ini semakin mendapat respon
yang positif dan animo pendengar sangat antusias. Format program
keagamaan ini pun saat ini berubah menjadi live dialog interaktif.
Dengan membuka line telepon ataupun line SMS, pendengar dapat
dengan leluasa berinteraksi langsung dengan narasumber.
b. Mimbar Islam
Format program ini hanya pemaparan saja (monolog). Disiarkan
setiap hari Kamis dari jam 16.30-17.00, dengan narasumber Ibu Hj.
4 Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak KH. Djudjih Jaya Sumpena MM (Bogor, 07.00
WIB, 6 Februari 2015), RS. Islam Bogor. 5 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Nurlita (Bogor, 12.17 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor
55
Fauziah Muslim, S. Pd. I dan yang kedua Ibu Yuni Salmon mereka
mengisi secara bergantian.
c. Tafsir Al Quran
Siaran Pendidikan Agama Islam dengan menghadirkan
Narasumber yaitu penyampaian ayat – ayat Al Quran dengan
mengupasnya melalui arti dan pemahamannya. Dan sekarang program
ini di isi oleh Ustad Dani. Disiarkan setiap hari Jum’at jam 17.00 WIB.
d. Pelajaran Baca Al Qur’an
Siaran pendidikan Agama Islam, cara bagaimana membaca Al
Qur’an dengan baik dan benar. Disiarkan setiap hari Jum’at jam 16.30
samapai dengan jam 17.00 WIB. Namun untuk sementara ini belum
aktif kembali terkait dengan narasumber yang tidak bisa siaran secara
live. 6
Setiap tahun program keagamaan di Radio Republik Indonesia (RRI)
Pro 1 Bogor selalu ada. Bahkan selalu bertambah ketika memasuki Bulan
Ramadhan. Tidak hanya itu jam siar pun menjadi bertambah juga. Kalau
biasanya mulai mengudara jam 5 pagi, tapi di Bulan Ramadhan mulai
mengudara jam 2 pagi pada saat orang sahur.7
Program spesial Ramadhan tersebut diantaranya adalah Kuliah Sahur,
mulai mengudara jam 03.00 sampai dengan jam 04.00 WIB. Format
program ini live dialog interaktif, dimana para pendengar bisa berinteraksi
6 Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak Budi Hendrajaya (Bogor, 13.24 WIB, 15
Januari 2015), Kantor RRI Bogor. 7 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Nurlita (Bogor, 12.17 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor
56
langsung dengan narasumber. Kemudian ada juga Ngabuburit, mulai
mengudara menjelang waktu berbuka puasa. Format program ini sama
yaitu live dialog interaktif. Yang dibahas pun berkaitan dengan masalah-
masalah keagamaan di bulan puasa. Kemudian malam harinya ada
program Tadarasul Qur’an, mulai mengudara pada jam 23.30 sampai
dengan jam 24.00 WIB.8
Di Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1 Bogor sendiri selain
menyajikan program keagamaan berupa diskusi yang melibatkan
pendengar, ada juga program siaran pendukung lain. Seperti mutiara-
mutiara hadits, musik Islami, mengudarakan waktu-waktu adzan sholat
seperti dzuhur, ashar dan maghrib yang rutin. Kemudian jika ada event
hari besar Islam seperti Maulid Nabi Muhammad, Idul Fitri, Idul Adha dan
acara hari-hari besar Islam lainnya Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1
Bogor biasanya membuat paket langen ( lahan suara) isinya mengungkap
tentang sejarah hari-hari besar Islam tersebut.9
2. Dakwah Bil Qolam
Adapun dakwah yang dilakukan yaitu pengelola Radio Republik
Indonesia menggunakan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan
Audio Streaming. Jadi bagi pendengar yang kurang puas atau mereka tidak
dapat memonitor siaran secara live bisa bertanya melalui facebook, twitter
ataupun audio streaming. Dan pertanyaan mereka nanti akan dijawab oleh
narasumber yang bersangkutan melalui jejaring sosial tersebut.
8 Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak Budi Hendrajaya (Bogor, 13.24 WIB, 15
Januari 2015), Kantor RRI Bogor. 9 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Nurlita (Bogor, 12.17 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor
57
Untuk para pendengar yang ingin memonitor melalui audio
streaming, bisa membuka website RRI Pro 1 Bogor di www.rribogor.co.id
tinggal pilih saja Pro 1 atau Pro 2.
Dari pemaparan diatas dapat sedikit dianalisa sejauh ini Radio
Republik Indonesia (RRI) Pro 1 Bogor sudah berperan dalam melakukan
pengembangan dakwah di Kota Bogor. Ini ditandai dengan respon dan
antusiasme yang sangat tinggi dari para pendengar. Terutama untuk
program yang formatnya live dialog interaktif. Pendengar juga
mendapatkan informasi, edukasi dan hiburan tentang keagamaan.
Terlebih lagi ketika Bulan Ramadhan tiba, mereka juga membuat
program keagamaan spesial ramadhan. Format program-program tersebut
juga live dialog interaktif dan tidak mengurangi antusiasme dari
pendengar.
Meskipun Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1 Bogor bukan
merupakan radio yang berlatar belakang dakwah, namun mereka tetap
mengutamakan program siaran yang berisi dakwah harus ada dalam siaran
mereka. Karena sesuai dengan pedoman yang harus mereka capai sebesar
10 % memuat siaran pendidikan keagamaan.
B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Aktivitas Dakwah di
Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1 93,75 FM Bogor
58
1. Faktor Pendukung
Beberapa faktor pendukung yang menunjang Radio Republik
Indonesia (RRI) Pro 1 93,75 FM Bogor dalam melakukan
pengembangan dakwah di Kota Bogor diantaranya adalah:
a. Dukungan dari pihak luar
Untuk melancarkan misi dakwahnya Radio Republik Indonesia
(RRI) 93,75 FM Bogor melakukan kerja sama dengan Institusi
terkait yaitu BKMI (Badan Koordinasi Mimbar Islam) dan
pemerintah kota maupun daerah. Narasumber yang dihadirkan di
RRI Bogor sendiri merupakan Kiai-kiai atau Ustadz-ustadz yang
ada dibawah naungan BKMI. Mereka yang mengisi di RRI Bogor
ini juga tidak sembarangan, melainkan telah melalui proses seleksi.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bapak KH. Djudjih
Jaya Sumpena, MM selaku Ketua BKMI Bogor dan Narasumber
program keagamaan:
“Dan kita pun selektif mengambilnya, jadi setiap Kiai yang
kita ambil diseleksi dulu terutama RRI ini kan tidak berpolitik, lalu
tidak juga terpaut kepada satu madzhabu arba’ah jadi semuanya
kita ambil. Sebab masyarakat ini juga berbeda tapi kita lebih fokus
kepada Al Qur’an, Sunnah dan juga Ijma’, Qiyas. Jadi hal-hal yang
bersifat furu’ itu ya kita tidak angkat. Walaupun di dalam tanya
jawab kadang-kadang ada yang memancing, kita tetap memberikan
kepada pendengar itu tidak memfokuskan kepada salah satu
madzhab dan disitu kita berpegang yang penting bisa
melaksanakan syari’ah secara baik.”10
10
Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak KH. Djudjih Jaya Sumpena MM (Bogor,
07.00 WIB, 6 Februari 2015), RS. Islam Bogor.
59
Pernyataan diatas diperkuat oleh Kepala Sub Seksi Pengembangan
Usaha Bapak Budi Hendrajaya:
“Ya faktor pendukungnya kita bekerjasama dengan pihak
luar ya, salah satunya dengan BKMI. BKMI ini memang yang
mengelola itu di luar RRI, tapi kemarin juga sempat saya dengar
ada yang masuk di dalamnya orang RRI tapi sudah tidak di RRI
Bogor begitu. Kalau kita sendiri saja ya mungkin agak sulit ya, tapi
kita juga minta bantuan orang yang betul-betul mau, bisa dan
mampu. Mau dalam artian ya dia punya waktu, bisa ya dia
memang punya kemampuan untuk menyampaikan syiar Islamnya
dengan baik seperti itu. Saya pikir begitu jadi kita tidak bisa
berjalan sendiri jadi kita juga harus mendapat dukungan dari pihak-
pihak lain dan kebetulan BKMI ini berada di RRI begitu jadi inilah
yang salah satu membantu.”11
Berdasarkan uraian diatas, cukup jelas bahwa Kiai atau Ustadz
yang dihadirkan Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor melalui
BKMI ini bukanlah yang sembarangan. Melainkan telah melalui
proses seleksi yang matang oleh BKMI. Mereka tidak terpaut
terhadap satu madzhab tertentu, memiliki kemampuan untuk
menyampaikan syiar Islam dengan baik dan harus bersikap netral
tidak berpihak kepada satu golongan apa pun. Selain itu juga
adanya dukungan dari pemerintah kota maupun daerah, ketika ada
hal-hal yang berhubungan dengan masalah kegamaan mereka
menunjuk RRI Bogor untuk melakukan siaran langsung.12
b. Jangkauan Siar
Salah satu faktor lain yang mendukung Radio Republik Indonesia
(RRI) Pro 1 93,75 FM dalam upaya pengembangan dakwah di
11
Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak Budi Hendrajaya (Bogor, 13.24 WIB, 15
Januari 2015), Kantor RRI Bogor. 12
Hasil Wawancara Pribadi dengan Mbak Rani (Bogor, 11.17 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor.
60
Kota Bogor adalah jangkauan siar yang cukup jauh. Tidak hanya di
wilayah Kota, namun jangkauan siar RRI Bogor pun sampai
menyentuh Kabupaten. Selain itu siaran keagamaan RRI Bogor
pun bisa di monitor melalui saluran AM (Amplitude Modulation)
channel 1242. 13
c. Pemanfaatan Jejaring Sosial
Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, Radio
Republik Indonesia (RRI) Pro 1 93,75 FM juga memanfaat kan
jejaring sosial. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh
Kepala Siaran RRI Bogor Ibu Metty:
“Kalo kita tentunya dengan media kita yang ada ya. Dengan
narasumber makanya kita sudah dibicarakan sebelumnya. Jadi kita
bekerjasama yaitu dengan BKMI, MUI dengan Departemen
Agama. Dengan fasilitas RRI yang ada dan supaya lebih tersebar
luas dakwah itu ya kita memanfaatkan media jejaring sosial itu
seperti facebook, twitter dan audio streaming. Karena kalo kita
hanya mengandalkan pemancar kita yang 93,75 FM dan AM 1242
itu kan hanya di wilayah Bogor baik Kota, Kabupaten, sebagian
Sukabumi, sebagian Cianjur, kemudian Jakarta juga tidak
semuanya. Nah, tetapi untuk saat ini pendengar kita yang di luar
Bogor, yang di Irian pokoknya seluruh dunialah mereka bisa
mendengarkan RRI karena jejaring sosial itu yang kita manfaatkan
mereka bisa mensearch kita lewat audio streaming.”14
Berdasarkan uraian diatas Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1
93,75 FM juga memanfaatkan jejaring sosial agar penyebaran
dakwah lebih tersebar luas. Jejaring sosial seperti facebook, twitter,
dan audio streaming dinilai cukup efektif untuk mendukung upaya
13
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Metty (Bogor, 13.00 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor. 14
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Metty (Bogor, 13.00 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor
61
mereka dalam melakukan pengembangan dakwah. Sehingga pesan-
pesan dakwah pun dapat diterima dengan mudah oleh pendengar
dengan fasilitas yang ada tersebut.
d. Segi Teknis
Dari segi teknis sendiri Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1
93,75 FM Bogor sendiri didukung dengan fasilitas alat-alat yang
memadai. Namun terkadang alat-alat tersebut memiliki
keterbatasan dan terjadi trouble dikarenakan buatan sendiri. Seperti
misalnya terjadi gangguan pada line telepon, line SMS, pemancar
dan elemen-elemen komputer. Namun sejauh ini alat-alat tersebut
berfungsi dengan baik dan jarang terjadi gangguan seperti yang
dikhawatirkan oleh para pengelola Radio Republik Indonesia
(RRI) Pro 1 93,75 FM Bogor.15
2. Faktor Penghambat
Dalam melakukan proses kegiatan dakwahnya, Radio Republik
Indonesia tidak selalu berjalan dengan lancar. Banyak hambatan juga
yang dialami oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1 93,75 FM
Bogor diantaranya masalah Dana, Sumber Daya Manusia, Gangguan
Teknis dan Gangguan Alam.
15
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Nurlita (Bogor, 12.17 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor
62
a. Dana dan Transportasi
Dana yang dimaksud disini adalah terkait dengan biaya transportasi
para Kiai atau Ustadz yang menjadi narasumber pada program
keagamaan di Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1 93,75 FM
Bogor. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bapak Budi
Hendrajaya selaku Kepala Sub Seksi Pengembangan Usaha:
“Kalau saya melihatnya begini orang pagi-pagi datang.
Paling tidak jam 05.00 sudah harus disini karena 20 menit dia
harus siaran sebelum jam 05.20, ya paling masalah transportasi
ajalah terkait dengan biaya transportasinya. Ya kan pagi-pagi sudah
bagus dia sudah bangun untuk mengisi acara disini ya mungkin
masalah transportasi juga menjadi kendala, karena memang Pak
Kiai yang mengisi acara disini juga lokasinya tidak berdekatan
dengan RRI dengan studio maksud saya. Ada yang di luar kota
maksudnya dari kabupaten ada juga yang di dalam kota, ada yang
punya kendaraan ada juga yang tidak punya kendaraan mungkin itu
faktor kendalanya.”16
Pernyataan diatas juga diperkuat oleh Bapak KH. Djudjih Jaya
Sumpena selaku Ketua BKMI Bogor dan Narasumber Program
Keagamaan:
“Ya salah satu penghambatnya yg tadi saya katakan
pemancarnya kurang luas, yang kedua kadang-kadang situasi
Bogor ini cuaca atau udaranya hujan, yang ketiga ongkos kali ya
ini harus ada dana khusus untuk pendakwah ini mencukupi, karena
kita ini disana tidak digaji.”17
Berdasarkan uraian diatas bahwa yang menjadi kendala adalah
terkait dengan dana khusus yang diperuntukkan untuk para Kiai
atau Ustadz yang mengisi program siaran keagamaan di Radio
16
Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak Budi Hendarajaya (Bogor, 13.24 WIB, 15
Januari 2015), Kantor RRI Bogor. 17
Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak KH. Djudjih Jaya Sumpena, MM (Bogor,
07.00 WIB, 6 Februari 2015), RS. Islam Bogor.
63
Republik Indonesia (RRI) Pro 1 Bogor. Kiai atau Ustadz yang
mengisi program keagamaan tersebut tidak semuanya memiliki
kendaraan dan tempat tinggal mereka pun juga ada yang jaraknya
cukup jauh dari Kantor Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1
Bogor. Oleh karena itu, pengelola Radio Republik Indonesia (RRI)
Pro 1 Bogor lebih memperhatikan hal tersebut agar program siaran
keagamaan yang membutuhkan konstribusi mereka bisa terus
berjalan dengan lancar.
b. Sumber Daya Manusia
Salah satu yang menjadi faktor penghambat adalah sulitnya BKMI
menyeleksi para pendakwah yang akan mengisi di Radio Republik
Indonesia (RRI) Bogor ini. Karena pendakwah yang mengisi disini
tidak bisa pendakwah yang sembarangan, harus dilihat latar
belakang dan keahlian tentang keilmuan agama dari si pendakwah
tersebut.18
Selain itu juga pendakwah yang mengisi di Radio
Republik Indonesia (RRI) Pro 1 Bogor ini juga masih sedikit.
Ketika mereka berhalangan hadir tidak ada pengganti yang mengisi
sehingga hanya diputar siaran keagamaan rekaman. Dan
kesempatan untuk pendengar berinteraksi secara live menjadi
terhambat.19
Oleh karena itu, ada baiknya pihak Radio Republik
Indonesia (RRI) Pro 1 Bogor bisa menjalin kerjasama dengan
18
Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak KH. Djudjih Jaya Sumpena, MM (Bogor,
07.00 WIB, 6 Februari 2015), RS. Islam Bogor. 19 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Nurlita (Bogor, 12.17 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor.
64
Institusi lain yang berkaitan selain dengan BKMI sehingga masalah
yang terkait dengan Narasumber atau Kiai maupun Ustadz yang
mengisi pada salah satu program keagamaan bisa teratasi dengan
baik dan kesempatan pendengar untuk berinteraksi secara live
dengan para Kiai atau Ustadz bisa berjalan juga dengan lancar
sesuai dengan harapan mereka.
c. Gangguan teknis
Beberapa gangguan teknis diantaranya adalah ketika terjadi mati
listrik, maka siaran pun menjadi terganggu.20
Selain itu juga ketika
pemancar drop para pendengar yang memonitor siaran tidak
melalui audio streaming tidak dapat mengikuti jalannya siaran.21
d. Gangguan Alam
Gejala alam merupakan gangguan yang dialami oleh setiap radio
dan tidak dapat dihindarkan. Gangguan yang merupakan gejala
alam misalnya seperti hujan deras yang disertai kilat dan angin
kencang. Hal ini pula yang terjadi di Radio Republik Indonesia
(RRI) Pro 1 Bogor. Apalagi Kota Bogor terkenal dengan julukan
Kota Hujannya. Jadi hampir cukup sering Kota Bogor diguyur
hujan deras disertai angin kencang. Dan hal ini berdampak kepada
kegiatan siaran yang dilakukan Radio Republik Indonesia (RRI)
Pro 1 Bogor ini. Akibat dari cuaca yang kurang bersahabat
20
Hasil Wawancara Pribadi dengan Mbak Rani (Bogor, 11.17 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor. 21
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Metty (Bogor, 13.00 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor.
65
tersebut, pernah di satu waktu pemancar Radio Republik Indonesia
(RRI) Pro 1 Bogor ini tersambar oleh petir dan kegiatan siaran pun
menjadi terganggu.22
22 Hasil Wawancara Pribadi dengan Mbak Rani (Bogor, 11.17 WIB, 13 Januari 2015),
Kantor RRI Bogor.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian penulis tentang aktivitas dakwah Radio
Republik Indonesia (RRI) Pro 1 93,75 FM di Kota Bogor pada bab-bab
sebelumnya, maka pembahasan skripsi ini dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Radio Republik Indonesia
(RRI) Pro 1 93,75 FM Bogor ini secara umum meliputi dakwah bil
lisan dan dakwah bil qolam. Di kemas dalam bentuk program siaran
radio diantaranya Hikmah Fajar dengan format live dialog interaktif.
Kemudian Mimbar Islam, Tafsir Al Qur’an dan Pelajaran Baca Al
Qur’an. Selain itu juga ada beberapa program spesial ramadhan seperti
Kuliah Subuh, Ngabuburit dan Tadarasul Qur’an dikemas dengan
format live dialog interaktif juga. Dan didukung dengan siaran
keagamaan lain seperti pemutaran mutiara-mutiara hadits, musik
Islami, mengudarakan waktu-waktu adzan sholat seperti dzuhur, ashar
dan maghrib yang rutin. Kemudian jika ada event hari besar Islam
seperti Maulid Nabi Muhammad, Idul Fitri, Idul Adha dan acara hari-
hari besar Islam lainnya Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1 Bogor
biasanya membuat paket langen ( lahan suara) isinya mengungkap
tentang sejarah hari-hari besar Islam tersebut. Sedangkan untuk
dakwah bil qolam, Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1 Bogor
67
sendiri memanfaatkan jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan
audio streaming.
2. Faktor pendukung yang dialami diantaranya adalah dukungan dari
pihak luar dalam hal ini Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1 93,75
FM Bogor bekerjasama dengan Institusi seperti BKMI dan Pemerintah
Kota maupun Pemerintah Kabupaten. Kemudian jangkauan siar yang
cukup luas tidak hanya di wilayah kota, namun sampai menyentuh
kabupaten dan bisa di monitor melalui saluran AM 1242. Selain itu
pemanfaatan jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan audio
streaming. Serta didukung dengan alat-alat yang cukup memadai.
3. Faktor penghambat yang dihadapi Radio Republik Indonesia (RRI) Pro
1 Bogor diantaranya terbatasnya dana khusus yang diperuntukkan
untuk Narasumber, karena tidak semua mereka memiliki kendaraan.
Kemudian dari sumber daya manusia sulitnya BKMI menyeleksi
narasumber yang akan mengisi di RRI Pro 1 93,75 FM Bogor. Akibat
hal ini proses siaran menjadi terganggu, ketika narasumber
berhalangan hadir tidak ada narasumber lain yang menggantikan
sehingga hanya diputar rekaman siaran. Selain itu hambatan lainnya
adalah dari segi teknis ketika mati listrik dan pemancar drop, maka
siaran keagamaan pun menjadi terganggu. Serta gangguan alam seperti
hujan deras disertai kilat dan angin kencang.
68
B. Saran-saran
1. Untuk pengelola Radio Republik Indonesia Pro 1 Bogor hendaknya
lebih diperhatikan lagi terkait dengan dana khusus yang diperuntukkan
untuk para narasumber yang mengisi program keagamaan demi
kelancaran pesan dakwah kepada masyarakat Kota Bogor.
2. Untuk pengelola Radio Republik Indonesia Pro 1 Bogor agar terus
meningkatkan kualitas siaran keagamaannya baik dari isi ataupun
sumber daya manusianya. Serta menambah jam siaran dikarenakan
respon yang cukup tinggi dari pendengar.
3. Untuk pengelola Radio Republik Indonesia supaya bisa menjalin
kerjasama dengan Institusi lain tidak hanya dengan BKMI dan
Pemerintah Kota maupun Pemerintah Daerah saja. Agar Narasumber
yang mengisi di Radio Republik Indonesia Pro 1 Bogor ini lebih
banyak yang berkompeten demi mengatasi masalah kekosongan
narasumber pada program keagamaan live dialog interaktif seperti
Hikmah Fajar.
69
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, Jakarta: Amzah,
2008.
Anshary, Isa. Mujahid Dakwah, Pembimbing Mubaligh Islam, Bandung: CV
Diponegoro, 1999.
Ardianto, Elvinaro, Lukiato Komala & Siti Karlinah. Komunikasi Massa Suatu
Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007.
Arifin, M. Psikologi Dakwah, Jakarta: Bumi Aksara, 1997.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Bina Aksara, cet. Ke-2,
1985.
Astuti, Santi Indra. Jurnalisme Radio Teori dan Praktik, Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2008.
Aziz, Moh. Ali. Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2009.
Ghazali, M. Bahri. Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar
Komunikasi Dakwah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997.
Hefni, Harjani dan Munzier Suparta. Metode Dakwah, Jakarta: Prenada Media,
2003.
Ibnu Hibban, Hasanuddin. Manajemen Dakwah, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
Jalaluddin, Psikologi Agama Edisi Revisi 2005, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005.
M. Dagun, Save. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara, 1997.
Masduki. Menjadi Broadcaster Profesional, Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS
Yogyakarta, 2004.
Morrisan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Tangerang:
Ramdina Prakarsa, Cet. Ke-1, 2005.
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
Jakarta: Kencana, 2008.
MS, Tommy Suprapto. Berkarir di Bidang Broadcasting, Yogyakarta: Media
Pressindo, 2006.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007.
70
Nasuhi, Hamid, Ismatu Ropi, Oman Fathurahman, M. Syairozi Dimyati, Netty
Hartati, Syopiansyah Jaya Putra. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
(Skripsi, Tesis, dan Disertasi), Ciputat: CeQDA (Center for Quality
Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.
Ningrum, Fatmasari. Sukses Menjadi Penyiar, Scriptwriter, & Reporter Radio,
Jakarta: Penebar Swadaya, 2007.
Shihab, Quraish. Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat, Bandung: 1999.
Soyogyo, Pujiwati dan Sujogyo. Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan,
Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press, 1999.
Syukir, Asmuni. Dasar – Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al Ikhlas,
1983.
Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaga Media Pratama, 1997.
Kamus:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1997), cet-9, h. 20
Skripsi:
Aktivitas Dakwah Majelis Ta’lim Khair Insya Allah Dalam Membina Keagamaan
Karyawan PT Synergi First Logistics yang dibuat oleh Aryo Bimo Lukito
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan NIM 109051000182
pada tahun 2014
Aktivitas Dakwah Ustadzah Hj. Romlah Hasan yang dibuat oleh H. Sulaeman
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dengan NIM 207051000096 pada
tahun 2013
Aktivitas Dakwah DR. Ali An Sun Geun di Jakarta yang dibuat oleh Ika Kartika
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan NIM 207051000557
pada tahun 2013
Aktivitas Dakwah KH. A. Hayatin Kauni S. Ag di Majlis Ta’lim Halqoh El
Istighotsah Cikarang Utara Bekasi yang dibuat oleh Rifan Nur Asikin
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan NIM 108051000128
pada tahun 2013
71
Internet:
Pengertian Radio, http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-
studies/2203973-pengertian-radio/
http://www.rribogor.co/profil
http://rribogor.co/profil/visi-dan-misi-lpp-rri,
Dokumen:
Company Profile Pola Acara Programa 1 LPP RRI Bogor Tahun 2014.
I(EMENTERIAN AGAMA
.j,ffi*iilfu, y-NIyERSITAS ISLAM NEGERI (uIN)': .;;,,t
1:,ii.r:!1ir,*,a I sYARIF HIDAYATULLAH JAI(ARTAa :.": I
Telepon/Fax : (021) 7 432728 / 7 4703580
Ji. Ir. H. Juanda No. 95 CiputatT54l,2Indonesia Website: n'u,r,.fdkuinjakarta.ac.id, E-mail : clakn,[email protected]
ry;""-".e*@
Nomor : Un 01/F5/I(M.01 .3151 Ba6 D0l3Lamp :1(satu)bundelHal : Bimbingan Skripsi
I(epada Yth.Nunung Khoiriyah, MADosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUiN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu' alaikum Wr. Wb.
Bersama ini kami sampaikan sebuah out line sklipsi yang diajukan oleh mahasiswa
Fakultas Ilnu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai
berikut,
Ahmad Hafidh Adli1 0805 1 000003Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) / IXPeran Radio RRI Pro 193,75 FM Bogor dalamPengembangan Dakwah di Kota Bogor
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalam
penyusunan dan penyelesaian skripsinya pada waktu yang tidak terlalu lama.
Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.
Wass alamu' alaikum lltr. Wb.
Dekan Bidang emik2
n Saputra, A3 199603 r0011
Tembusan :
1. Dekan2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)Fakultas ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jakarta, // f"aruuri 2013
NamaNIMJurusanlSemesterJudul Skripsi
iwwww\wwww
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH IAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKI^/AH DAN ILMU KOMUNIKASITelepon/ Fax : (027) 7 432728 / 7 47U3580
Website : m.fdkuinjakarta.ac.id, E-mail : [email protected]
Nomor : Un.0l/F5/KM.01 3l ?-DLZ DOl3
Hal : Penelitian/Wawancara
Tembusan:1. Pembantu Dekan Bidang Akademik2. I(etua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu I(omunikasi
Jakarta, Lf Maret 2013
Kepada Yth.I(epala LPP RRI Bogordi Tempat
As salamu' alaikum Wr. Wb.
Dengan hormat bersama ini kami sampaikan bahwa mahasiswa Fakultas IlmuDakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di bawah ini,
Nama : Ahmad Hafidh AdliNomor Pokok : 10805 1000003
Jurusan/Semester : Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) / X
bermaksud melaksanakan penelitian/wawancara untuk bahan penulisan skripsi yang
berjudtrl Peran Radio RRI Prol 93,75 FM Bogor dalatn Pengembangan Daku,ah di Kota
Bogor.
Sehubungan dengan itu, kami memohon kepada BapaUlbu/Sdr. kiranya berkenan
menerima mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan penelitiarVwawancara dirnaksud"
Demikian, atas perhatian dan perkenannya kami mengucapkan terima kasih.
lVas salamu' alaikum Wr. lltb.
ubhan, MA110 199303 t 004-y
LAMPIRAN
Bersama Ibu Nurlita Kepala Seksi Programa 1 dan Ibu Metty Kepala Seksi Siaran RRI
Bogor
Ruang Siaran Program Keagamaan di RRI Pro 1 93,75 FM Bogor
Transkrip Wawancara
Lokasi : Kantor RRI Bogor,
Waktu : 12.17 WIB, 13 Januari 2015
Narasumber : Ibu Nurlita
Jabatan : Kepala Seksi Programa 1
1. Sejak kapan program keagamaan Pro 1 RRI Bogor ini muncul?
Sejak RRI ada, karena itu termasuk salah satu program acara yang sifatnya wajib karena
memang seperti yang kita ketahui bahwa agama di Indonesia itu kan walaupun tidak
hanya Islam, tapi mayoritas Islam. Dan sesuai juga dengan penduduk yang ada di wilayah
Bogor ini mayoritas kan masih Islam juga. Bahkan salah satu Narasumber kami yang
sekarang masih mengisi juga istilahnya adalah angkatan pertama yang menjadi
Narasumber di RRI Bogor pada masa RRI Bogor ini baru berdiri atau mengudara dan itu
sekitar tahun 1968. Karena pada awalnya itu ada istilah Radio TNI AU (Angkatan Udara)
kemudian menjadi radio RRI Bogor, dan Narasumbernya itu adalah bapak KH. Djudjih
Jaya Sumpena beliau salah satu Narasumber yang dari awal RRI Bogor ini mengudara
sudah hadir. Cuma mungkin dari rangkaian sejarah nama judul acaranya dulu tidak
Hikmah Fajar, melainkan Kuliah Subuh, ada lagi pernah cuma sya agak lupa kalo tidak
salah sudah 3 kali berganti judul acara.
2. Bagaimana awal mulanya program keagamaan tersebut mulai mengudara?
Kalo pertamanya sepengetahuan saya, karena kebetulan saya juga bisa dibilang dari tahun
1990an baru sampai disini, tapi juga pernah mendengar sebelumnya. Awalnya lebih
kepada dialog antara presenter dengan narasumber, karena dulu acara ini belum hits
seperti sekarang ya, jadi artinya dulu belum ada SMSan, telepon juga terbatas hanya
orang –orang tertentu saja, dan kita awalnya belum langsung membuka line telepon jadi
hanya dialog antara presenter dengan narasumbernya. Kemudian kirim surat biasanya,
masih ada via surat respon dari pendengar, ada yang pake kartu pos, ada yang pake surat,
bahkan ada yang langsung datang ya itu paling nilai plusnya ketika mereka bisa hadir
langsung ketemu dengan narasumber jadi interaktifnya seperti itu. Tapi lebih sering
adalah dialog, jadi biasanya diawal pengantar dulu, pemaparan, kemudian ada pertanyaan
dari si presenter sendiri yang merasa itu adalah pertanyaan yang juga mewakili pada
umumnya masyarakat yang ingin mengetahuinya, jadi memang sebelumnya biasanya
materi disampaikan kepada kami dan kemudian kami pelajari dan terutama kepada para
presenternya baru nanti dipersiapkan untuk poin – poin pertanyaannya, jadi
mengembangkan pertanyaan dari skrip awal yang disampaikan oleh narasumber,
walaupun topiknya biasanya ada istilahnya topik2 itu ditentukan oleh narasumber setelah
ada pembicaraan dengan tim juga sebelumnya bahwa yang kita harapkan adalah satu
topik yang tidak keluar aqidah, kemudian tidak menimbulkan hal – hal yang bisa
membuat Islam terpecah belah. Jadi bedanya kalau RRI itu meskipun syiar Islamnya
banyak dan variatif, tapi kita punya patokan – patokan dimana itu membuat acara kita
lebih netral tidak mengarah kepada suatu aliran misalnya, kemudian sifatnya lebih ke
masyarakat luas mulai dari kalangan bawah sampai atas itu bisa mengikuti acara ini.
3. Bagaimana ide awal munculnya Program Keagamaan di Pro 1 RRI Bogor sendiri?
Apakah pernah dilakukan survey sebelumnya?
Sepengetahuan saya awalnya kurang begitu yakin persisnya seperti apa tapi memang dari
berdirinya RRI Bogor ini memang sudah ada acara keagamaan yang kemudian di respon
positif oleh masyarakat. Kalo survey secara khusus sudah kita lakukan, cuma saya lupa
waktu itu timnya siapa saja. Waktu itu survey dilakukan mengenai program Hikmah Fajar
itu bagaimana, dan hanya ada tanggapan ketika program Hikmah Fajar ini sempat tidak
live, tapi rekaman. Mereka sempat merasa kehilangan kalo rekaman tidak bisa interaktif
langsung, walaupun ada beberapa pendengar yang memang tidak aktif, artinya dia
pendengar setia tidak aktif bertanya tapi dia setia mendengarkan jadi dia merespon ketika
tidak live. Jadi bisa dibilang berdasarkan respon dari pendengar, program Hikmah Fajar
ini tetap ada bahkan sekarang ini lebih ke interaktif live yang ditunggu – tunggu yang
menjadi acara ini tetap disiarkan di RRI Bogor
4. Sejak tahun berapa grafik pendengar ini meningkat khususnya pada program
keagamaan?
Yang pasti setiap tahun siaran pendidikan khususnya program keagamaan itu tetap ada,
bahkan selalu bertambah ketika memasuki bulan ramadhan. Selain masalah kaitannya
dengan acara-acara yang ditambah atau acara-acara di bulan ramadhan jam siar kami
soalnya juga bertambah pada bulan ramadhan. Biasanya kita mengudara jam 5 pagi, tapi
kalau pada bulan ramadhan kita mulai mengudara pada jam 2 dinihari pada saat orang
bangun sahur. Disitu juga bukan sekedar hiburan, tetapi ada tausiahnya dan bahkan
interaktif secara langsung (live). Sehingga narasumber bisa hadir dan berinteraksi dengan
pendengar secara langsung pula melalui telepon. Dan ini yang menjadi kelebihan siaran
keagamaan setiap tahunnya yaitu pada bulan ramadhan.
5. Bagaimana format atau bentuk program keagaaman di Pro 1 sendiri?
Yang menjadi idola sekarang ini adalah dialog interaktif, kemudian masih ada yang
sifatnya tausiah monolog, kemudian ada juga yang seperti kapsul program atau renungan
tadi hanya sekilas entah itu hadits, atau renungan secara umum tapi yang menyentuh
kepada agama dan pendukungnya adalah lagu-lagu Islami. Kalau lagu – lagu Islami dulu
kita pernah mau mengadakan semacam lomba nasyid, tapi karena berbarengan dengan
acara lain sehingga tidak jadi lomba tapi lebih kepada tampilan mereka di studio dan itu
berlangsung ketika bulan ramadhan. Beberapa waktu yang lalu kita pernah mengadakan
talkshow di luar, formatnya adalah penggabungan off air dan on air. Jadi ketemu
langsung dan di on air kan pula.
6. Apa saja program keagamaan Islam yang ada di Pro 1 RRI Bogor sendiri?
Yang pertama ada hikmah fajar, kemudian mimbar agama islam, ada tafsir Al Quran
yaitu penyampaian ayat – ayat Al Quran dengan arti dan pemahamannya, kemudian
pelajaran membaca Al Quran cuma untuk sementara ini belum aktif kembali terkait
dengan narasumber kami yang agak kesulitan untuk live. Dulu pernah secara live, dan
mereka pun mengaji lewat telepon, baru setelah itu ustadz yang menjadi narasumber kami
yang mengoreksi benar, salah dan kurangnya. Dan itu sempat berlangsung seperti itu,
kemudian ada lagi ustadz yang lebih muda dan segmentasinya lebih kepada remaja waktu
itu, tapi Alhamdulillah karena beliau juga terbentur dengan waktu yang gak bisa berlanjut
jadi sementara ini kita belum ketemu lagi dengan narasumber yang bisa secara live.
Kemudian juga renungan-renungan tadi seperti mutiara hadits dan kalo ada event acara
hari besar Islam seperti Maulid, Idul Fitri, Idul Adha dan acara hari-hari besar Islam
lainnya kita biasanya membuat paket langen (lahan suara) isinya mengungkap tentang
sejarah hari-hari besar Islam tersebut.
7. Program apa saja yang masih mengudara saat ini selain program Hikmah Fajar?
Iya selain Hikmah Fajar program yang masih kita siarkan yaitu Sholat Jum’at secara
langsung dengan mendatangi Masjid -masjid yang memang sebelumnya kita telah
melakukan kerjasama khususnya Masjid – masjid besar yang ada di Kota Bogor sesuai
dengan jadwal yang telah kita susun. Dan untuk sementara hanya program pelajaran
membaca Al Quran yang belum aktif kembali tapi acaranya masih tetap ada, dan
insyaAllah bulan ramadhan ini akan di tambah beberapa program special seperti Taman
Anak Baca Al Quran itu lebih kepada mereka yang telah belajar d Madrasah atau tempat
ngajinya secara bergiliran anak – anak tersebut yang sudah bisa datang ke studio bersama
gurunya kemudian langsung on air. Ada juga yang memang ingin ikut bergabung kami
membuka line telepon. Kemudian kalau acara Agama lain yang khusus Ramadhan lebih
kepada dialog seputar ramadhan menjelang berbuka puasa, dan khusus topiknya
membahas berkaitan dengan ramadhan. Dan selain itu menjelang sahur juga ada yaitu
dialog interaktif di tambah frekuensi dan durasinya. Selain itu juga tadi ada mutiara –
mutiara hadits dan musik islami sebagai pendukung dan wajib ada. Kemudian juga
mengudarakan waktu – waktu adzan sholat, seperti dzuhur, ashar dan maghrib yang rutin.
8. Bagaimana kebijakan RRI Pro 1 Bogor dalam menentukan penyiar, narasumber
dan materi siaran?
Iya memang tugas kami salah satunya adalah selain RRI bekerja sama dengan instansi
terkait, juga kami di bagian perencanaan bertugas mengundang Narasumber. Nah,
mengundang Narasumber ini juga diawali dengan kegiatan kami dengan Departemen
Agama, kemudian memberikan surat untuk mengundang narasumber nanti kepala atau
ketua lembaga tersebut menugaskan orang – orang yang bisa menjadi narasumber.
Kemudian yang lainnya kami memang mendapat kewenangan untuk mengundang
narasumber yang sifatnya lebih ke organisasi atau individu tapi dengan ketentuan –
ketentuan yang ada, jadi artinya balik lagi kami tidak boleh mengundang misalnya
sepertinya aliran ahmadiyah atau aliran – aliran tertentu. Jadi tetap RRI itu independen,
netral dan kita tidak boleh justru dengan siaran kita yang memicu hal – hal yang sifatnya
membuat orang – orang untuk perselisihan atau perdebatan. Jadi ada sebenarnya selain
tugas itu adalah kewenangan tapi tentu saja kami di bagian perencanaan menyampaikan
dulu masukan kepada atasan setelah ada persetujuan baru kami meneruskan untuk
mengundang kehadirannya, dan selain itu di evaluasi karena evaluasi itu menentukan juga
apakah ini memang tidak sesuai seperti yang kita harapkan, diterima oleh pendengar dan
tidak menimbulkan efek negatif tadi misalnya atau tidak melenceng. Karena ada juga
beberapa dari organisasi Islam mereka kan kalo datang insyaAllah selalu mengedepankan
dan kalau ketahuan mengarah kepada aliran tertentu ya kita stop, dan kita sebelumnya
sudah sampaikan jadi kalau dianggap sudah melenceng ya kita dengan baik – baik mohon
maaf kita disini tidak bisa meneruskan karena tidak sesuai dengan pedoman kita.
Dan kalau untuk penyiar sendiri di Pro 1 itu bisa di bilang sudah senior semua, sementara
ini untuk regenerasi masih sedikit sekali meskipun ada. Dan memang untuk menjadi
pemandu acara khususnya di Hikmah Fajar itu tidak mudah selain mereka ini adalah
muslim yang pertama di harapkan tentunya muslim. Kemudian kita bekali atau kita
berikan contoh kemudian dibekali bagaimana kita harus bisa walaupun secara singkat
bisa menguasai materi itu. Justru mereka keliatannya kebanyakan jadi ajang mereka untuk
berdialog atau bertanya banyak dan konsultasi juga, tapi tentu tidak boleh
mengedepankan kepentingan mereka sendiri, karena setiap menitnya istilahnya untuk
publik ya. Tapi ketika ada space waktu belum ada interaktif secara langsung dari
pendengar mereka bisa menanyakan dari pertanyaan mereka sendiri, dan Alhamdulillah
selama ini keliatannya nyambung aja, Cuma ada beberapa yang mungkin belum sering
jadi agak beda.
9. Apakah ada protes atau komplain dari pendengar selama siaran keagamaan
berlangsung terkait dengan tema yang dibahas ataupun dari bahasa penyiar yang
sulit dipahami?
Ya pernah ada, hanya penekanannya pada waktu itu ada komplain ketika Narasumber
dianggap oleh pendengar kurang puas dengan jawabannya. Jadi pendengar merasa si
Narasumber ini kurang menguasai tema yang diangkat. Dan kalo dari penyiarnya sendiri
ada beberapa penyiar yang terkesan hanya lebih kepada iya gitu ya, kadang-kadang
penyiar juga harus berakting kan artinya mungkin dia tidak bisa berakting pada saat itu
bisa jadi moodnya lagi kurang bagus sehingga dia lebih terkesan kepada iya jadi tidak ada
improvisasi atau pengembangan dari materinya. Jadi kalau secara umum semuanya sudah
bagus, Cuma pada saat-saat tertentu mungkin
10. Bagaimana respon dari pendengar sendiri terhadap program keagamaan ini?
Nah kalo respon mungkin itu tadi ya d monitor kemudian ada penilaian sendiri. Sejauh ini
Alhamdulillah respon dari pendengar sendiri selalu ada ketika live bukan rekaman dan
sering juga ada satu hal yang menjadi banyaknya acara membuat sedikit bergeser
durasinya karena begitu padatnya pertanyaan sehingga si penyiar ini terpaksa harus
sedikitnya ada yang dibaca dulu sms yang masuk, kemudian di jawab lagi dan akhirnya
durasinya agak terlewat sedikit. Jadi Alhamdulillah selalu ada, terutama kalau Hikmah
Fajar lebih banyak yang telepon daripada sms. Jadi begitu diberi kesempatan untuk
interaktif silahkan telepon atau sms itu sudah ada.
11. Menurut Ibu dakwah melalui radio apakah masih efektif?
Alhamdulillah, Oo…iya salah satu yang pernah disampaikan oleh pemerhati RRI.
Pemerhati RRI itu adalah masyarakat Bogor sendiri yang juga setia mendengarkan RRI
yang juga memang sebagai tim pemerhati. Jadi tim pemerhati itu juga diberi PR istilahnya
untuk mengevaluasi siaran kami. Dan Alhamdulillah salah satu yang memang dianggap
paling eksis dan jangan sampai dihilangkan atau dikurangi durasinya adalah Hikmah
Fajar. Jadi program Hikmah Fajar istilahnya udah kudu aja atau harus tetap ada ya itulah
respon dari pemerhati. Jadi kami membuat programa siaran kita itu yang eksis salah
satunya adalah Hikmah Fajar dan acara-acara keagamaan lainnya. Hanya kalo dari acara
keagamaan lainnya seperti Pelajaran Baca Al Quran ada yang tidak penting jadi kita harus
mengundang ulang Narasumber itu ya mungkin orangnya ganti.
12. Bagaimana perkembangan program keagamaan di Pro 1 RRI Bogor sendiri?
Ya kalau kami mungkin menilainya hanya sebatas respon pendengar tadi ya. Kalau
respon pendengar ya Alhamdulillah yang bisa kami pantau itu walaupun tidak terlalu
signifikan itu bertambah. Kemudian narasumber yang ada sekarang ini kan juga ada yang
berganti walaupun ada yang senior seperti Pak KH. Djudjih yang dari awal RRI ada
sampe sekarang, ada juga yang baru-baru. Dan yang baru-baru ini ternyata juga gak
sembarangan jadi Narasumber, artinya mereka memang Narasumber yang berkompeten
dan selain itu juga pas dengan yang diinginkan oleh pendengar, terbukti dengan
interaktifnya itu tema masalah di pendengar itu berkembang juga pertanyaannya jadi
semakin cerdas kalau menurut pendengaran kami evaluasi internlah gitu ya. Nanti kalau
misalnya seneng ada mungkin rekamannya bisa didengar juga seperti apa mereka
bertanya, seperti apa mereka mungkin juga mengulang pertanyaannya kembali. Ada
soalnya pendengar yang memang setia di acara Hikmah Fajar ini, dengan semua
Narasumber yang ada pun dia selalu ingin mengikuti kan beda-beda topiknya ada Fiqih,
ada tentang Mua’rifan, Tauhid, Akhlak, dan juga yang secara umum misalnya apa saja
yang berkaitan dengan kehidupan sekarang ini yang terjadi. Dan mereka seperti sarapan
pagi dan harus mendengarkan Hikmah Fajar. Dan itu yang membuat kita senang, dan
pertanyaannya pun bagus-bagus kalau menurut kami jadi secara tidak langsung menurut
kami itu adalah peningkatan dari segi acara kami karena respon pendengar walaupun
tidak terlalu terlihat bertambah baik yang aktif maupun pasif karena ada juga yang pasif
artinya pada saat dia mendengarkan dia tidak muncul suaranya, tapi ketika ditanya
terutama pada saat hari radio itu “acara apa yang suka di dengar? Hikmah Fajar ini,
ini….”nah itu. Jadi ketahuan disitu bahwa Hikmah Fajar banyaklah pendengarnya.
13. Apa upaya yang dilakukan agar program keagamaan tersebut tetap menarik dan
diminati pendengar?
Ya selain kita terus bina kerjasama dengan Narasumber tetap, ya kita juga kan selalu ada
evaluasi. Evaluasi itu kan ada yang sifatnya lebih intern ke kita dulu sendiri, kemudian
evaluasi bersama pendengar RRI dan para pemerhati RRI nah disitu biasanya ada saja
masukan yang bagus mungkin karena media elektronik sekarang ini sudah sedemikian
canggih artinya bersaing banget apalagi audio visual media seperti TV, ada masukan-
masukan yang diinginkan ya itu tadi seperti on off air. Kalau bisa on off air, ketemu juga
on air juga. Cuma kami masih punya keterbatasan dalam hal ini tidak hanya dari segi
teknik penyelenggaraannya tapi juga dari Narasumber kami Alhamdulillah selain disini
mereka juga mempunyai jadwal yang padat untuk tausiah atau ceramah di berbagai
tempat. Nah, jadi upaya yang pernah kita lakukan sesekali kita adakan on off air
istilahnya hanya yang belum terealisasi adalah Hikmah Fajar live berinteraksi dan
bertemu langsung dengan Narasumber di waktu Hikmah Fajar pagi atau subuh
mengudara secara live dan bisa berjaringan dengan Cirebon Bandung dan itu adalah
keinginan dari pendengar dan kita juga. Terkait juga dengan Narasumber, rupanya masih
juga dengan Narasumber yang ada, masih ada keinginan untuk menghadirkan
Narasumber atau ustadz-ustadz yang top. Itu juga salah satu harapan pendengar sekali
sekali katanya seperti Ustadz Yusuf Mansur. Satu hal ketika ada acara yang tidak bisa
live itu kan kita putarkan rekaman diantaranya ada Ustadz Yusuf Mansur, Arifin Ilham itu
karena bentuknya rekaman otomatis pendengar akan senang, tapi sayang rekaman tidak
bisa interaktif. Nah, dengan begitu mereka berkeinginan juga kalau bisa live dengan
mengundang Ustadz Yusuf Mansur ataupun Ustadz-ustadz kondang lainnya lah baik yang
di Bogor atau bahkan Nasional. Nah itu yang menjadi keinginan yang InsyaAllah
diupayakan nanti.
14. Bagaimana cara Pro 1 RRI Bogor mensiasati Narasumber ketika berhalangan
hadir untuk mengisi acara?
Ya itu memang idealnya kita sebelumnya sudah konfirmasi, karena sudah ada jadwal kan
baik Narasumber itu sudah ada koordinatornya anak buahnya itu Pak KH Djudjih. Kalau
kebetulan tidak sempat ke Pak KH. Djudjih, mereka ada yang telepon langsung ke studio
jadi lebih terkesan mendadak. Ada juga yang kami di tim perencanaan yang mengabari
sebelumnya, jadi preparenya lebih awal lagi ketika tidak bisa hadir. Kalo memungkinkan
kita change dengan Narasumber yang lain jadi tuker tempat sementara beliau ini gak bisa,
ada yang bisa maka kita hadirkan yang bisa. Jika itupun tidak memungkinkan maka
terpaksa kita putarkan rekaman, tapi interaktif juga cuma berbentuk rekaman. Selain
ustad yang nasional ada juga ustad lokal yang kita putar. Hanya sekarang rekaman sudah
jarang karena lebih sering live. Dari sebulan itu sekitar 24 hari narasumber hadir untuk
live, hanya sekitar 6 hari yg tidak live atau berbentuk rekaman.
15. Apakah Pro 1 RRI Bogor sudah berperan dalam membantu pengembangan dakwah
di kota Bogor dan sesuaikah dengan visi dan misi RRI Bogor sendiri?
Ya InsyaAllah, kita bisa tau itu karena salah satunya kita bekerjasama dengan
Departemen Agama Kota Kabupaten, kemudian dengan MUI. Jadi beliau-beliau ini
sebagai Narasumber kami menurut informasi yang kami terima salah satu dakwah yang
istilahnya wajib gitu ya, karena memang sifatnya wajib itu jadi harus mereka laksanakan
walaupun mungkin tidak oleh satu orang melainkan bergiliran itu adalah di RRI. Ya
mereka tentu saja melihat RRI ini bukan radio yang baru kemaren kemudian kalau dulu
memang disebutnya radio pemerintah sekarang radio publik jadi lebih kepada publik dan
Alhamdulillah dengan siaran di RRI mereka juga merasa lebih dekat dan lebih banyak
lagi masyarakat yang dirangkulnya. Kemudian terkait dengan visi misi RRI, ya sangat
mendukung dan sesuai dengan visi misi RRI karena disini kita kan mencerdaskan ya, jadi
pendidikan islam juga bagaimana khususnya kaum muslim itu cerdas, cerdas itu tidak
hanya dalam ilmu exact atau apa tapi juga cerdas dalam berpikir keimanan dan ketaqwaan
nah itu yang gak boleh gak ada di RRI manapun harus ada.
16. Apa saja faktor pendukung dalam menjalankan aktivitas dakwah di Kota Bogor?
Kalo kami dari RRI ya otomatis dengan siarannya. Ya artinya yang paling secara spontan
disampaikan oleh Narasumber ya itu, walaupun tidak sampai satu jam dipotong oleh
pengajian ayat suci Al Quran, kemudian mutiara hadits, kemudian juga ada lagu-lagu
islami sekitar 35 menit mungkin itu, dengan 35 menit ini mereka merasa kalau dakwah
melalui RRI itu sudah merangkul sejuta umat juga istilahnya kan kita siaran RRI sesuai
dengan daya jangkau siar kita terutama Pro 1 ada di wilayah kota dan kabupaten. Dan
Alhamdulillah bahkan sekarang sudah ada audio streaming. Dengan audio streaming itu
jadi kalau ibarat dakwah langsung di masyarakat kan sebatas orang yang hadir, kemudian
juga ada pengeras suara yang memungkinkan suara bisa terdengar jauh, tapi kalau dengan
RRI walaupun hanya setengah jam lebih katakanlah mereka sudah aktif atau tidak aktif,
pasif ataupun aktif pendengar mereka sudah mendengarkan jadi sudah sangat banyak
dimana dakwahnya itu atau tausiahnya itu di dengar. Kemudian dari segi teknis didukung
juga dengan alat-alat, kadang memang namanya juga alat dan buatan kita sendiri punya
keterbatasan, kadang-kadang juga ada trouble berkaitan dengan alat-alat di studio, entah
itu dengan line telepon, komputer juga, kadang-kadang sms nya yang mungkin ada
trouble tetapi itu hanya sesekali tidak sering dan kemudian pemancar kalo yang
mendengarkan radio. Tapi sekarang ada juga radio streaming jadi masih bisa terbagi
pendengar yang pake audio streaming. Tapi kalau pemancar biasanya ini ada kaitannya
dengan cuaca juga. Kadang-kadang kita juga masih merasa khawatir ketika ada
gangguan-gangguan iklim. Tapi Alhamdulillah kalau daya jangkau siar kita kalau sedang
bagus tidak ada masalah cukup luas. Ya namanya alat kadang ada trouble walaupun
sedikit hanya sesekali tidak menjadi prinsip, tapi seringnya siaran kita tetap berlangsung
hanya di dengarnya tidak sempurna itu saja.
17. Apa pula faktor penghambat dalam menjalankan upaya aktivitas dakwah di Kota
Bogor?
Mungkin lebih kepada narasumber, maksudnya dengan hadirnya narasumber acara itu
terselenggara sesuai dengan yang direncanakan oleh kami dan diharapkan oleh
pendengar, tapi kalau narasumber tidak hadir secara live, nah itu sedikit mengurangi
kesempatan untuk mereka berinteraksi dengan narasumber yang tidak hadir itu.
Pewawancara Narasumber
(Ahmad Hafidh Adli) ( Ibu Nurlita)
Transkrip Wawancara
Lokasi : Kantor RRI Bogor
Waktu : 13.00 WIB, 13 Januari 2015
Narasumber : Ibu Mety
Jabatan : Kepala Seksi Siaran
1. Sejauh ini perkembangan program keagamaan di RRI sendiri seperti apa bu?
Sepanjang tahun alhamdulillah lancar – lancar saja khususnya acara Hikmah Fajar yang
setiap pagi itu kita siarkan mulai jam 5.15 - 06.00. Kemudian juga animo dari para
pendengar sendiri sangat antusias terhadap program ini, walaupun mereka hanya
mendengarkan melalui media radio, tetapi mereka terlibat secara interaktif dengan
narasumber kita yang mana bekerjasama dengan MUI Kota Bogor sebagai pengisi
acaranya dimana mereka sudah ada jadwalnya. Jadi setiap hari itu bergantian yang
mengisi acara Hikmah Fajar juga dengan BKRMI dan itu rutin. Dan hal itu berjalan sudah
cukup lama bahkan sejak RRI ada dan ini juga menjadi tanggung jawab RRI sebagai
radio publik bagaimana kita memberikan informasi – informasi tidak saja yang bersifat
umum namun juga yang bersifat kerohanian ini juga menjadi tugas dan kewajiban RRI.
2. Menurut ibu apakah dakwah melalui radio masih efektif ?
Oo….Kalo menurut saya sangat efektif, karena kan tidak semua dakwah itu dilakukan
secara face to face atau lewat media televisi. Karena dakwah melaui radio itu, walaupun
mungkin saat ini kita sambil bekerja, kita tetap melakukan aktifitas tapi telinga kita kan
bisa mendengar dakwah yang disampaikan melalui radio. Kemudian juga pagi hari kan
masyarakat sedang sibuk sibuknya mempersiapkan apa sih yang harus dilaksanakan
setiap hari. Tapi, walaupun harus beraktifitas di pagi hari tetap ada siraman rohani yang
mereka terima.
3. Apakah Pro 1 RRI Bogor sudah berperan dalam membantu pengembangan dakwah
dan sudah sesuaikah dengan visi dan misi RRI Bogor sendiri?
Ya, karena acara – acara kami itu ada patokannya sesuai dengan buku pedoman. Kita
disini siaran agama prosentasenya pun sudah ada. Jadi dimana kita berharap dengan
adanya prosentase dari setiap materi yang kita berikan kepada pendengar ini juga bisa
memberikan pemahaman kepada pendengar. Dan selama ini sejak berdirinya RRI Bogor
sampai saat ini prosentase itu tidak kita kurangi malah akan lebih efektif lagi ketika bulan
ramadhan. Nah itu bisa di dengar dimana kita ada tambahan jam siar, kalau biasanya
efektif itu jam siar kita 19 jam kemudian disitu ada siaran pendidikan, kebudayaan. Kalau
agama itu dia masuk kedalam siaran pendidikan dan kebudayaan. Dari 19 jam itu ada 228
menit itu untuk siaran pendidikan dan kebudayaan dimana di dalamnya ada siaran agama.
Sehingga disini untuk prosentase klasifikasi siaran RRI Bogor dan bahkan RRI seluruh
Indonesia itu sudah ditentukan prosentasenya seperti apa. Kalo seperti kita disini siaran
pengajian kemudian ada hikmah fajar, siaran rohani islam dan juga ada siraman rohani
agama – agama lain yang ada di Indonesia khususnya Bogor. RRI pun memfasilitasi
semuanya.
4. Apa upaya yang dilakukan RRI Pro 1 Bogor agar program – program keagamaan
ini tetap menarik dan diminati pendengar?
Yang kita lakukan adalah berusaha dikemas lebih kreatif lagi, jadi tidak monolog. Kalau
monolog pendengar akan cenderung merasa bosan karena mereka hanya mendengar saja
sang penceramah. Tapi yang kita lakukan adalah kita buat semenarik mungkin dan
interaktif, jadi bagaimana sang penceramah ini menyampaikan materi dan dipandu oleh
seorang penyiar atau presenter kemudian kita membuka sesi sharing dialog interaktif
dimana mereka bisa bertanya melalui SMS, telepon, facebook atau juga twitter karena
kita juga memanfaatkan jejaring sosial sehingga pendengar bisa lebih leluasa dalam
bertanya. Selain itu RRI Bogor sudah bisa dimonitor melalui audio streaming jadi
pendengar tinggal buka saja website RRI Bogor di www.rribogor.co.id tinggal pilih saja
Pro 1 atau Pro 2. Kalau mereka pilih Pro 1, mereka bisa staytuned mulai pagi jam 4.50
WIB kita sudah mulai buka siaran diawali dengan musik penanti sunda karena kita berada
d tataran sunda baru kita masuk ke pengajian dan setelah itu baru masuk ke acara Hikmah
Fajar. Jadi memang kita buat semenarik dan sekreatif mungkin. Bagaimana seorang
penyiar atau presenter dia memandu acara itu dengan baik, karena kalau penyiar tidak
bisa memandu acara itu dengan menarik, orang akan tidak tertarik untuk interaktif di
dalamny. Jadi kalo dikemas secara menarik orang pun akan tertarik dan si penyiar juga
bisa bekerjasama dengan si narasumber.
5. Siapa saja yang terlibat dalam menetukan kemasan program keagamaan? Apakah
penyiar dan Narasumber juga ikut terlibat?
Kalau untuk judul atau topik yang kita angkat itu memang dari narasumber. Kita
mempunyai fasilitas, kita mempunyai tanggungjawab moral kepada masyarakat oleh
karena itu RRI juga bekerjasama dengan BKMI dan MUI, mereka sebagai narasumber
dan mereka juga yang menentukan topik. Tetapi mereka juga sampaikan kepada kita
jangan sampai topik yang di angkat ini mengandung SARA, kita harus netral dan
independen. Dan kita bisa memberikan kesejukan, tidak saja untuk umat muslim tapi
untuk seluruh pendengar, karena pendengar RRI kan tidak hanya umat muslim melainkan
juga ada non muslim mereka mendengarkan siaran RRI walaupun itu Hikmah Fajar dan
mereka merasakan kesejukan kenapa tidak.
6. Apakah pernah ada request/permintaan dari pendengar mengenai tema yang mau
mereka konsultasikan? Ataukah tema itu dari narasumber saja kemudian
pendengar mengikuti?
Cukup sering terkadang di dalam perjalanan 45 menit atau 30 menit itu kan memang
sudah ditentukan seperti misalnya bicara mengenai zakat kemudian warisan. Tapi
terkadang ada sesi sharing mereka bertanya kemudian narasumber menjawab, ada
masukan juga “ Pak Ustad bagaimana kalo nanti untuk siaran selanjutnya mengangkat
tema ini……?” itu ada juga dari masukan – masukan pendengar. Kemudian dari BKMI
maupun MUI sendiri itu juga mereka diskusikan lagi apakah ini bisa diangkat karena
permintaan dari pendengar dan nanti tinggal dilakukan.
7. Apa saja yang menjadi faktor pendukung RRI Pro 1 Bogor dalam menjalankan
perannya melakukan aktivitas dakwah?
Kalo kita tentunya dengan media kita yang ada ya. Dengan narasumber makanya kita
sudah dibicarakan sebelumnya. Jadi kita bekerjasama yaitu dengan BKMI, MUI dengan
Departemen Agama. Dengan fasilitas RRI yang ada dan supaya lebih tersebar luas
dakwah itu ya kita memanfaatkan media jejaring sosial itu seperti facebook, twitter dan
audio streaming. Karena kalo kita hanya mengandalkan pemancar kita yang 93,75 FM
dan AM 1242 itu kan hanya di wilayah Bogor baik Kota, Kabupaten, sebagian Sukabumi,
sebagian Cianjur, kemudian Jakarta juga tidak semuanya. Nah, tetapi untuk saat ini
pendengar kita yang di luar Bogor, yang di Irian pokoknya seluruh dunialah mereka bisa
mendengarkan RRI karena jejaring sosial itu yang kita manfaatkan mereka bisa
mensearch kita lewat audio streaming.
8. Apa saja yang menjadi Faktor Penghambatnya?
Kalo faktor penghambat sendiri lebih kepada teknik. Kalo misalnya tiba – tiba pemancar
drop, mereka yang memonitor siaran tidak melalui audio streaming otomatis tidak bisa
mengikuti jalannya siaran. Tapi kalo mereka yang memonitor lewat audio streaming ya
aman – aman saja, karena kan siaran tetap jalan walaupun pemancar drop, siaran di Pro 1
tetap berlangsung/mengudara karena kita menggunakan jejaring/streaming itu. Kemudian
juga ketika tiba – tiba Narasumber berhalangan. Sementara kita sudah dapat informasi
bahwa topiknya ini, itu tadi akhirnya acara kita hanya siaran rekaman. Terkadang juga
karena pengaruh cuaca atau iklim yang kurang bersahabat, siaran pun terkadang
terganggu.
Pewawancara Narasumber
(Ahmad Hafidh Adli) (Ibu Metty)
Transkrip Wawancara
Lokasi : Kantor RRI Bogor,
Waktu : 11.17 WIB, 13 Januari 2015
Narasumber : Rani
Jabatan : Penyiar Program Keagamaan
1. Sudah berapa lama menjadi penyiar?
Bekerja di RRI sejak tahun 1995. Menjadi Penyiar tidak langsung menjadi penyiar,
melainkan dengan pelatihan selama beberapa tahun dengan ikut nimbrung di beberapa
acara. Kemudian menjadi penyiar professional dan punya jam kerja sejak tahun 2000.
2. Sebelum siaran di radio Pro 1 RRI Bogor, pernahkah siaran di radio lain?
Belum pernah, Cuma karena suka dengan radio ya paling hanya mendengarkan radio-
radio lain saja. Kebetulan ketika ada penerimaan menjadi penyiar saya sudah bekerja di
RRI Bogor dan pada waktu itu memang berharap kita di khususkan menjadi penyiar di
RRI Bogor ini.
3. Adakah kendala selama menjadi penyiar program keagamaan?
Kalau kita memandu acara keagamaan tentu saja kita harus melihat dulu latar belakang
pendidikannya, kemudian cara berhadapan dengan narasumber seperti apa, kemudian
juga materi-materi yang akan disampaikan juga seperti apa, tentunya harus punya
persiapan.
4. Bagaimana respon dari pendengar sendiri terhadap program keagamaan ini?
Alhamdulillah respon atau animo dari pendengar sendiri terhadap program keagamaan ini
cukup antusias dan banyak sekali. Padahal waktu siaran hanya diberikan batas selama 30
menit, namun sering sekali lewat pada batas waktu yang telah ditentukan karena respon
yang sangat baik dari pendengar.
5. Selama menjadi penyiar program keagamaan, apakah pernah ada protes dari
pendengar terkait dengan materi dan cara penyampaian dalam siaran?
Ketika menjalankan tugas pasti ada pro dan kontra terhadap sesuatu hal seperti misalnya
perkataan kita tidak sesuai pasti kita mendapatkan komentar. Cara kita menanggapinya ya
kita berusaha menerimanya sebagai bahan evaluasi dan perbaikan dalam setiap pekerjaan
kita juga.
6. Bagaimana juga bentuk protes dari pendengar? Apakah langsung atau melalui
kotak saran?
Ketika di akhir pekerjaan saya khususnya ketika di akhir siaran, saya akan
menyampaikan saran dan kritik. Dan kadangkala kritik itu bisa melalui telepon
langsung ke saya atau juga melalui sms dan hal itu sering saya hadapi dan temui.
7. Bagaiamana kebijakan RRI Bogor khususnya Pro 1 dalam menentukan penyiar,
narasumber dan temanya?
Kebijakan dalam menentukan penyiar, narasumber dan tema yang akan diangkat pasti
ada. Khususnya dalam menentukan penyiar tentunya harus ada kebijakan dan kalau
diceritakan panjang sekali. Kemudian dalam menentukan materi ketika ada acara
yang dadakan, materi kita yang menentukan (RRI Bogor), tapi selama ini karena
memang kita sudah bekerja sama dengan BKMI yaitu wadah dibawah naungan MUI
Kota Bogor ada beberapa materi yang harus disampaikan yang berkaitan dengan
kehidupan keseharian masyarakat.
8. Biasanya tema yang sering disampaikan terkait dengan apa?
Karena disini kita beragam, seperti contoh dari dunia pendidikan bagaimana cara
memberikan pembelajaran sejak dini kepada anak- anak secara hukum islam, selain
itu juga tentang zakat, tauhid, waris intinya yang berkaitan dengan kehidupan
keseharian kita aja.
9. Tema apa yang biasanya membuat antusiasme dari pendengar tinggi?
Tergantung tema yang disampaikan oleh narasumber, klo temanya ini mungkin terlalu
berbelit-belit mereka juga bingung. Biasanya tema yang kita sampaikan berkaitan
dengan keseharian saja.Untuk memberikan materi atau pemahaman dalam ilmu
agama kita tidak terlalu berbelit, tetapi dipahami dan bisa diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari perubahan perilakunya.
10. Dan terkait dengan materinya sumbernya darimana saja?
Materi siaran yang bertanggung jawab menyiapkan adalah dari nasumber kami.
Karena mereka yang memang ahlinya sudah memiliki ketentuan dengan
menyesuaikan situasi saat ini misalnya sepeti rajab di bulan rajab berbicaranya apa,
maulid di bulan maulid berbicaranya apa, jadi merekalah yang menentukan materi
ceramahnya.
11. Untuk penentuan narasumber sendiri apakah ada kerjasama dengan pihak lain?
Ini sudah ada penunjukan dengan BKRMI, walaupun mungkin ada kekosongan kita
tidak sembarangan untuk menerima narasumber lain, tetapi kita menghargai waktu
mereka yang sudah mau mengisi materi (ceramah) di RRI. Tapi yang jelas ini sudah
ada penunjukkan dari BKRMI.
12. Apakah berdakwah melalui radio masih efektif?
Saya rasa masih efektif, karena dengan terbuktinya pendengar melalui telepon,
kemudian melalui sms, kemudian ketika si narasumber atau ustadz ini membuka
telepon pribadinya ternyata di luar acara ini mereka juga sering berkomunikasi.
13. Apakah Radio RRI Pro 1 Bogor sudah berperan melakukan upaya
pengembangan dakwah di Kota Bogor?
Saya rasa sudah berperan.
14. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam melakukan aktivitas dakwah di
Kota Bogor?
Tentunya faktor pendukung pasti ada diantaranya yaitu jangkauan kita yang luas
melalui AM, audio streaming, FM ini beberapa faktor yang menurut saya merupakan
dukungan besar kemudian juga ketika kita ada di luar mungkin dari pemerintah
daerah ada hal2 yang berhubungan dengan masalah keagamaan mereka menunjuk kita
untuk siaran langsung,itu juga merupakan salah satu faktor pendukung dari
pemerintah daerah maupun kota.
15. Kemudian apa saja yang menjadi faktor penghambat?
Yang menjadi faktor penghambat diantaranya ketika siaran kita mati listrik, kemudian
juga ketika tiba-tiba saja cuaca alam kurang bersahabat seperti misalnya pemancar
yang tersambar petir. Tapi Alhamdulillah sejauh ini hal itu jarang terjadi, ketika
memang cuaca alam kurang bersahabat seperti misalnya hujan lebat, kita bukan harus
mematikan pemancar justru yang terjadi adalah pemancar kita malah menangkap
dengan bersih dan tidak mengganggu siaran.
16. Apakah upaya yang dilakukan agar program keagamaan ini tetap menarik dan
diminati pendengar?
Diantaranya adalah masalah pengemasan, kemudian juga materi-materi yang harus
disesuaikan
Pewawancara Narasumber
(Ahmad Hafidh Adli) ( Rani )
Transkrip Wawancara
Lokasi : Kantor RRI Bogor
Waktu : 13.24 WIB, 15 Januari 2015
Narasumber : Pak Budi Hendrajaya
Jabatan : Kepala Seksi Pengembangan Usaha
1. Sejak kapan program keagamaan di Pro 1 RRI Bogor ini muncul?
Seingat saya sejak munculnya BKMI, BKMI itu adalah Badan Koordinasi Mimbar Islam
dan pertama itu ketuanya bapak Yusuf Ibrahim sudah almarhum dan kemudian di
estafetkan sekarang ini ketuanya adalah Bapak Drs. KH. Djudjih Jaya Sumpena.
Kemudian latar belakang munculnya ini karena RRI Bogor sendiri mempunyai sejarah
yang panjang, karena sejak pertama berdiri ini dikelola oleh satu institusi kemudian
berkembang dengan nama radio daerah bogor kemudian berubah menjadi Radio Republik
Indonesia Bogor sekitar tahun 1965-1966 lah kurang lebih seperti itu. Dan awalnya ini
seperti yang saya sampaikan tadi Pak KH. Yusuf Ibrahim almarhum mantan ketua BKMI
ini adalah orang militer dan beliau sering memberikan pencerahan kepada prajurit-prajurit
dari majlis-majlis atau masjid-masjid yang berada di Bogor di bidang keagamaannya.
Kemudian juga beliau menyampaikan syiar Islam melalui corong Radio Daerah Bogor
pada waktu itu dan kemudian berkembang menjadi RRI Bogor. Dan memang RRI ini
awalnya saya mendengar dari Pak Djudjih yang sekarang ketua BKMI Bogor ini awalnya
memang dipegang oleh seorang yang bernama Pak Ello almarhum beliau adalah orang
angkatan udara dari Atang Sanjaya Semplak. Jadi begitulah perkembangannya karena Pak
Ello ini orang militer sedangkan Pak Yusuf Ibrahim ketua BKMI yang dulu ini adalah
bagian rohani di militer jadi agak nyambung begitu.
2. Bagaimana bentuk program keagamaan di Pro 1 RRI Bogor sendiri?
Yang ada sekarang ini adalah pagi Hikmah Fajar mulai jam 05.20 sampai jam 06.00
karena diawali dengan pengajian ayat suci Al Quran itu setiap hari dan Pak djudjih ini
mengisi acaranya setiap Minggu pagi. Nah Pak Djudjih ini dari BKMI berkoordinasi
dengan MUI Kota Bogor dan pengisi-pengisinya dari MUI yang sudah terseleksi, karena
memang kan acara ini interaktif misalnya hari Senin Pak Suyuf Arif ini orang UIK
menjelaskan tentang waris, sepuluh menit pemaparan kemudian interaktif buka telepon
nah ini harus yang menjawabnya kan orang-orang yang memang sudah matang sekali di
bidang waris mewaris dan lain sebagainya itu salah satu contohnya. Jadi orang yang
mengisi acara Hikmah Fajar di RRI Bogor Pro 1 ini boleh dikatakan dalam tanda kutip
bukan sembarang orang, tapi orang yang sudah melalui seleksi untuk menjawab. Dan juga
ada mantan rektor UIK setiap hari Juma’t Pak Prof. Dr. Didin S Buchori beliau juga salah
satu orang yang cukup paham di salah satu bidang keagamaan itu. Jadi bentuk program
keagamaannya yaitu pemaparan kemudian dialog interaktif. Kemudian ada juga Mimbar
Islam Kamis sore jam 16.30 sampai jam 17.00 ini ada dua pengisinya secara bergantian
yang pertama ada Ibu Hj. Fauziah Muslim S. Pd. I yang kedua Ibu Yuni Salmon dan ini
hanya pemaparan saja uraian selama setengah jam. Kemudian jam 17.00 ini ada acara
keagamaan juga yaitu Tafsir Al Quran yang sekarang diisi oleh Pak Ustad Dani jadi
mengupas tentang Al Quran seperti itu dan itu hari Jum’at sore. Dan acara-acara lain yang
berkaitan dengan keagamaan ya seperti adzan lah kita masuk dzuhur, ashar, dan maghrib.
Kemudian kalo hari ramadhan biasanya kita tutup siaran ini jam 12 malam dan jam 5
pagi, tapi kalo ramadhan kita buka lagi siaran RRI ini jam 2 dini hari jadi itu ada variasi
keagamaannya kalau bulan ramadhan itu sore yang biasanya STELLA (Senandung
Tembang Lama) diganti oleh ngabuburit, jadi ada narasumber dari MUI bercerita tentang
masalah-masalah yang berkaitan dengan keagamaan di bulan puasa bergantian ada
akhlak, fiqih, dan sebagainya seperti itu. Kemudian malam itu biasanya kita Musik
Jenjang Malam tapi ini Tadarasul Qur’an setengah jam, jam 23.30 sampai jam 24.00.
Kemudian jam 03.00 sampai jam 04.00 Kuliah Sahur, tetap jam 05.20 sampai jam 06.00
itu Hikmah Fajar seperti itu.
3. Bagaimana perkembangan program keagamaan tersebut sampai saat ini?
Ya cukup bagus, terutama acara Hikmah Fajar itu banyak sekali telepon, sms yang masuk
untuk berdialog pagi karena mungkin orang masih fresh pagi-pagi seperti itu. Kalau yang
Mimbar Islam tadi hanya monolog/uraian. Acara Pak Ustad Dani yang Tafsir Al Qur’an
hari Jum’at itu juga cukup bagus ada yang bertanya juga, kan itu mengupas ayat demi
ayat seperti itu. Kemudian juga ada acara Ngabuburit spesialis bulan Ramadhan itu juga
bagus jadi pendengar banyak bertanya by phone ataupun sms, kemudian juga acara pagi
Kuliah Sahur itu juga bagus kita buka dengan line telepon seperti itu. Jadi memang
perkembangannya cukup bagus.
4. Apakah dakwah melalui radio ini masih efektif?
Menurut saya masih, karena radio ini berbeda ya dengan yang ada gambar. Kalau radio
kan audio di dengar, kalau yang ada gambar audio visual dia mendengar dia juga melihat
gambar. Tapi saya masih yakin ini masih efektif dan kedepannya juga masih cukup
efektif, karena saya dengar informasi walaupun saya belum pernah ke Negara Barat
disana orang lebih menyukai radio, karena radio tidak perlu konsentrasi khusus mata kita
dalam artian, tapi kita sambil makan kita bisa mendengarkan radio tidak perlu menatap ke
layar seperti itu. Jadi kembali lagi ke pertanyaan tadi menurut saya masih efektif dan
mungkin formatnya saja sedikit di poles supaya orang itu tidak jenuh kalo mendengarkan
secara monolog seperti itu.
5. Apakah Pro 1 RRI Bogor sudah berperan dalam membantu pengembangan dakwah
di Kota Bogor dan sudah sesuaikah dengan visi dan misi RRI sendiri?
Saya piker sudah. Ya tentunya kita juga tidak menutup mata bahwa radio-radio lain juga
punya siaran keagamaan siaran dakwah juga, apalagi yang spesialis lah di Bogor ini
seperti radio Wadi itu kan memang spesialis dari mulai teng buka siaran sampai tutup
siaran ya masalah keagamaan. Tapi kita di RRI ini tidak, terutama di Pro 1 itu ibarat
swalayan. Swalayan itu disana kita bisa dapatkan mau beli sabun ada, mau beli odol ada,
mau beli cukur jenggot ada, mau beli buah ada, mau beli snack ada, ibaratnya seperti itu.
Jadi kalau kita di Pro 1 ini ibarat swalayan yang saya bilang tadi dari mulai TK sampai
Orangtua itu bisa mendengarkan kita dalam artian anak TK ya siaran kanak-kanak, ya
remaja, dewasa dan orangtua lebih banyak ke masalah dakwahnya ya seperti itulah.
6. Apa yang menjadi faktor pendukung RRI Pro 1 dalam melakukan aktivitas dakwah
di Kota Bogor?
Ya faktor pendukungnya kita bekerjasama dengan pihak luar ya, salah satunya dengan
BKMI. BKMI ini memang yang mengelola itu di luar RRI, tapi kemarin juga sempat saya
dengar ada yang masuk di dalamnya orang RRI tapi sudah tidak di RRI Bogor begitu dan
masih masuk didalamnya. Kalau kita sendiri saja ya mungkin agak sulit ya, tapi kita juga
minta bantuan orang yang betul-betul mau, bisa dan mampu. Mau dalam artian ya dia
punya waktu, bisa ya dia memang punya kemampuan untuk menyampaikan syiar
Islamnya dengan baik seperti itu. Saya pikir begitu jadi kita tidak bisa berjalan sendiri
jadi kita juga harus mendapat dukungan dari pihak-pihak lain dan kebetulan BKMI ini
berada di RRI begitu jadi inilah yang salah satu membantu. Dan kita juga tidak menutup
yang lainnya sepanjang itu se jalan, jangan kita juga menyiarkan agama kemudian kita
menyimpang dari yang seharusnya, kita mencoba lurus sesuai dengan yang seharusnya
lah seperti itu. Jadi supaya orang atau umat islam itu juga tidak tersesat seperti itu.
7. Apa juga yang menjadi faktor penghambat RRI Pro 1 dalam melakukan aktivitas
dakwah di Kota Bogor?
Kalau saya melihatnya begini orang pagi-pagi datang. Paling tidak jam 05.00 sudah harus
disini karena 20 menit dia harus siaran sebelum jam 05.20, ya paling masalah transportasi
ajalah terkait dengan biaya transportasinya. Ya kan pagi-pagi sudah bagus dia sudah
bangun untuk mengisi acara disini ya mungkin masalah transportasi juga menjadi
kendala, karena memang Pak Kiai yang mengisi acara disini juga lokasinya tidak
berdekatan dengan RRI dengan studio maksud saya. Ada yang di luar kota maksudnya
dari kabupaten ada juga yang di dalam kota, ada yang punya kendaraan ada juga yang
tidak punya kendaraan mungkin itu faktor kendalanya. Tapi memang dalam beberapa
tahun terakhir ini sudah ada anggaran dan biasanya kita berikan juga dalam bentuk hadiah
lebaran.
Pewawancara Narasumber
(Ahmad Hafidh Adli) (Budi Hendajaya)
Transkrip Wawancara
Lokasi : Rumah Sakit Islam Bogor
Waktu : 07.00 WIB, 6 Februari 2015
Narasumber : Pak KH. Djudjih Jaya Sumpena, MM
Jabatan : Ketua BKMI Bogor dan Narasumber Program Keagamaan
1. Sudah berapa lama Bapak menjadi narasumber program keagamaan di radio RRI
Pro 1 Bogor?
Saya menjadi narasumber sejak dari tahun 1965, ketika G 30S PKI waktu itu dan saya
masih kuliah. Kemudian masyarakat Bogor ini perlu berita tentang Bung Karno dan pada
waktu itu tidak ada kan, sedangkan RRI belum ada waktu itu. Maka kami waktu itu dari
Satuan Aksi Mahasiswa dengan KODIM Bogor mendirikan RRI yang sekarang itu,
kebetulan ada ahlinya dari AURI namanya Erier Yevelo mulai mendirikan pemancar
disitu. Terus masyarakat membutuhkan tentang berita berita Negara, lalu juga
membutuhkan ketenangan bathin. Nah saya waktu itu kerja sama dengan Usroh Qorem
(……………..) tapi bidang agama namanya Kiai Yusuf sekarang sudah meninggal,
kemudian saya masih dibawahnya waktu itu masih mahasiswa dia sudah Qorem itu
meninggal, saya dengan KH. Khaeri Saleh beliau sudah meninggal juga sekarang tinggal
saya dan dibentuklah di RRI ini BKMI (Badan Koordinasi Mimbar Islam) dan kebetulan
Kiai Yusuf ini mengamanahkan ke saya dan sampai sekarang saya menjadi Ketua BKMI
itu. Kemudian disamping RRI saya juga mengisi di Radio BBC 4 tahunan, terus juga di
Ciawi dan waktu itu masih banyak waktu. Lalu kenapa kita melangkah seperti itu? Nah
tahun 2000 ada undang undang bahwa pegawai negeri tidak boleh berpolitik, saya waktu
itu di DPRD jadi saya awalnya guru di SMA 1. Lalu tahun 2000 persis meraih gelar guru
teladan, tahun 1997 nya itu diminta mewakili guru-guru di DPRD kota Bogor sampai
tahun 2000. Karena tidak boleh berpolitik pegawai negeri saya keluar dari DPRD. Di
pemerintahan ini ada motto Kota Bogor ini adalah Kota Beriman. Kota beriman ini ada
dua sasaran. Satu, beriman secara fisik bersih, indah dan nyaman. Jadi harus bersih
begitu, dan pernah Kota Bogor menjadi Kota terbersih dan mendapat Adipura lima kali.
Disamping itu yang kedua beriman disitu adalah memperkokoh keyakinan/keimanan. Dan
di Bogor ini umat Islamnya 96,8 %. Jadi dengan motto beriman inilah kita di RRI
memperkokoh masyarakat Kota Bogor dan Kabupaten. Oleh karena itu, kami dari BKMI
dan RRI ini mengambil langkah satu minggu itu setiap jam 5 sampe jam 6 setiap hari itu
ada pengisi dari BKMI, kemudian yang di materikan ada syari’ah, akidah, mu’amalah dan
tarikh (sejarah). Dan ini dibagi dalam 6 hari ada tafsir, fiqih, tasawuf, ada zakat kemudian
juga tentang mu’amalah dan lain sebagainya itu dibagi setiap pagi beda materi, karena itu
yang dibutuhkan oleh masyarakat Bogor. Kemudian kendalanya banyak, yang pertama ini
kita mengisi acara ini karena Allah saja tidak ditentukan gaji, tapi suka ada dari RRI
memberikan tips tapi sesekali saja. Nah, kendalanya itu para Kiai yang diambil dari
BKMI itu yang tidak punya kendaraan, maksudnya tidak semua punya kendaraan. Nah
kalo hujan juga itu menjadi kendala, dan mungkin kalau mereka tidak punya ongkos ya
tidak datang. Makin kesini kita meminta perhatiannya dari RRI untuk teman teman yang
rumahnya jauh. Dan kita pun selektif mengambilnya, jadi setiap Kiai yang kita ambil
diseleksi dulu terutama RRI ini kan tidak berpolitik, lalu tidak juga terpaut kepada satu
madzhabu arba’ah jadi semuanya kita ambil, sebab masyarakat ini juga berbeda tapi kita
lebih fokus kepada Al Qur’an, Sunnah dan juga Ijma’, Qiyas. Jadi hal-hal yang bersifat
furu’ itu ya kita tidak angkat. Walaupun di dalam tanya jawab kadang-kadang ada yang
memancing, kita tetap memberikan kepada pendengar itu tidak memfokuskan kepada
salah satu madzhab dan disitu kita berpegang yang penting bisa melaksanakan syari’ah
secara baik. Jadi setiap hari itu ada jam 5 sampe jam 6, kebetulan saya mengisi hari
Minggunya.
2. Selain menjadi narasumber di radio RRI Pro 1 Bogor ini, apakah sebelumnya
pernah menjadi narasumber di radio lain?
Baik, selain di Pro 1 RRI Bogor seperti yang sudah saya katakan tadi saya juga mengisi di
Radio BBC 4 tahunan, selain itu juga di Ciawi.
3. Mengapa Bapak memilih berdakwah melalui radio RRI Pro 1 Bogor ini?
Latar belakangnya bahwa masyarakat Bogor perlu peningkatan keimanan, karena sesuai
dengan motto Kota Bogor yaitu Kota Beriman. Selain daripada fisik bersihnya juga,
orang Bogornya ini penduduknya imannya juga perlu ditingkatkan. Dan kalo RRI kan
satu kali bicara kita, ribuan orang mendengarkan.
4. Bagaimana respon dari pendengar radio RRI Pro 1 Bogor ini mengenai program
keagamaan tersebut?
Justru responnya luar biasa. Malah satu jam itu kurang. Sehingga kita kadang-kadang
kalo mereka smsnya banyak, jawabannya minggu depannya sayang sekali, dari kaum tua
dan kaum muda. Saya juga melihat rupanya sekarang masyarakat sudah jenuh dengan
televisi ya karena diliat barangkali begitu. Nah sekarang ini sudah mulai mereka kepada
radio lagi, di pasar, di mobil, di mall-mall, di rumah. Jadi pagi-pagi itu mereka banyak
bertanya ternyata tidak melihat televisi, rupanya jenuh barangkali ya. Jadi banyak sekali
pertanyaan-pertanyaan kepada kita tentang Syari’ah Islam. Jadi itu untuk memperkuat
handle pemerintahan kota beriman, kita di RRI membopong itu supaya pemberitaan pun
bagus.
5. Sebelum mengisi acara apakah Bapak menyiapkan konsep materinya terlebih
dahulu?
Ya saya siapkan materi ini banyak sekali. Jadi setiap maju itu kalo tidak bersenjata ya
kalah pertahanan kita. Kita siapkan semua materi disesuaikan dengan situasi, misalnya
sekarang bulan Rabi’ul Awal dengan Maulidan ya kita berbicara tentang kelahiran Nabi,
perjuangan Nabi dan penguatan Hadits. Nanti masuk setelah bulan Rabi’ul Awal ada
bulan Rajab mengenai Isra’ Mi’raj, bulan Ramadhan mengenai puasa, seterusnya begitu
ya kita sesuaikan dengan bulan dan kondisi yang ada.
6. Mengenai materi sumber referensinya dari mana saja?
Saya terutama melihat dan membaca dari tujuh tafsir, kita kaji begitu jadi tidak hanya
satu tafsir melainkan banyak tafsir yg kita lihat sebab setiap tafsir arahnya kan lain.
Begitupun hadits-hadits yang shohih kita angkat, jadi banyak sekali referen yang lain juga
kita lihat di Internet kadang-kadang bgtu bagaimana dunia maya tentang agama Islam,
juga dari Koran dan Majalah itu diramu disitu lalu kita sajikan kepada masyarakat. Sebab
kalo tidak begitu juga ketinggalan zaman kita, masyarakat yang sudah jauh sedangkan
kitanya masih dibawah, makanya kita imbangi dengan memperbanyak referensi.
7. Terkait dengan tema yang dibahas setiap harinya, Apakah dari pihak RRI atau dari
Narasumber sendiri yang menentukan tema?
Yang menentukan tema adalah dari Narasumber kita. Jadi kita setiap sebulan atau 3 bulan
sekali semua narasumber itu kumpul atau rapat begitu kemudian dievaluasi apa yang
muncul dipertanyaan masyarakat dan apa kesulitannya, sehingga nanti setiap Narasumber
ini punya pegangan dan kita sekarang sedang fokus sentralisir kepada waris.
8. Hal apa saja biasanya yang ditanyakan pendengar?
Hal yang antusias itu yang pertama kenapa umat islam itu tidak bersatu?, dan kenapa
miras ini kok berbahaya terhadap remaja dan munculnya itu di kantong-kantong umat
Islam?, dan juga tentang banyak yang mengaku Nabi. Jadi hal hal yang aktual sekarang
ini muncul.
9. Apakah ada keluhan atau protes dari pendengar selama menjadi narasumber di
radio RRI Pro 1 Bogor ini terhadap program keagamaan yang dibawakan?
Bukan saya tapi teman begitu terpancing oleh penanya bahwa baca Yasin itu tidak sampe
dikubur, sedangkan masyarakat dikita baca Yasin ini kan setiap malam Jum’at
membacanya. Ini juga terkait pernah ada terpancing bid’ah-bid’ah, jadi itu yang kita
redam. Jadi arah yang dikatakan bid’ah ini oleh kita bid’ah yang langsung kepada
mutaqodat ya, jadi pembaharuan-pembaharuan yang bersifat baik ya kita tidak perdalam
karena itu akan menimbulkan perpecahan di masyarakat.
10. Sejauh mana menurut Bapak radio RRI Pro 1 Bogor ini berperan dalam
melakukan pengembangan dakwah?
Justru dengan adanya RRI ini ada komunitas masyarakat bergabung para pendengar RRI
khusus program dakwah maksudnya dan kita undang di aula RRI. Kadang-kadang
rajaban, muludan. Selain bertemu dengan kita sebagai pembicara, yang kedua adalah
mereka banyak usulan, yang paling sulit dikita adalah peningkatan kekuatan pemancar.
Sampai Cigombong dan Puncak sudah hilang pemancar kita ini. Jadi sudah diusulkan
berkali kali agar pemancar di RRI ini ditingkatkan volumenya. Karena masyarakat di
Jawa Barat ini tidak semuanya mendapatkan channel kita lemah barangkali begitu dan itu
adalah kendala juga bagi kita. Tapi suka ada kita pembahasan gabungan antara Bogor,
Bandung dan Cirebon.
11. Menurut Bapak apakah dakwah melalui radio masih efektif untuk waktu sekarang
ini?
Saya rasa masih sangat efektif ya. Rupanya orang ini sudah jenuh dengan televisi ya,
capek barangkali melihat terus. Sebab SMS yang masuk saja tidak semua terjawab, belum
lagi yang telepon. Mereka mengatakan “ saya ini susah sekali masuknya” berarti kan
memang susah masuknya dan waktunya sedikit.
12. Menurut Bapak apa upaya yang harus dilakukan agar program-program
keagamaan ini tetap menarik dan diminati pendengar radio rri Pro 1 Bogor?
Ya yang pertama diperluas kekuatan pemancarnya. Kemudian waktu di udara barangkali
ditambah tidak satu jam mungkin bisa dua jam. Kemudian juga harus ada anggaran
khusus tentang peningkatan kualitas program dan segala macamnya.
13. Apa saja faktor pendukung dalam upaya melakukan aktivitas dakwah di Kota
Bogor melalui radio RRI Pro 1 Bogor?
Ya faktor pendukungnya karena pemerintahan Bogor ini punya motto Kota Beriman itu.
Jadi kita ini merealisasikan Kota Beriman yang berguna di masyarakat nah ini faktor yang
sangat mendukung sekali. Dan kita juga kadang-kadang di riley oleh radio swasta. Jadi
banyak faktor pendukung dakwah di RRI ini, diantaranya itu pemerintah memperhatikan
setiap pemerintah mempunyai motto Kota Beriman walaupun sasarannya fisik bersih,
indah dan nyaman mungkin dibalik itu penguatan keimanan.
14. Apa saja faktor penghambat dalam upaya melakukan aktivitas dakwah di Kota
Bogor melalui radio RRI Pro 1 93,75 FM ini?
Ya salah satu penghambatnya yg tadi saya katakan pemancarnya kurang luas, yang kedua
kadang-kadang situasi Bogor ini cuaca atau udaranya hujan, yang ketiga ongkos kali ya
ini harus ada dana khusus untuk pendakwah ini mencukupi, karena kita ini disana tidak
digaji. Kemudian sulitnya menyeleksi pendakwah ini, jadi BKMI juga sulit
menentukannya karena tidak sembarangan pendakwah bisa di RRI. Pertama ya kita liat
dia ini keluaran mana, pesantrennya pesantren mana begitu. Yang kedua latar
belakangnya gimana. Yang ketiga bobotnya ini dia dimana, apakah di tauhid, fiqih,
tasawuf, apa di sejarah, atau d tafsir ada ahli-ahlinya. Dan untuk mengambil orang-orang
ahli seperti ini agak sulit saya kira.
Pewawancara Narasumber
(Ahmad Hafidh Adli) (KH.Djudjih Jaya S.)