Aktivitas Biokimia

84
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Mikroorganisme sama halnya juga dengan makhluk hidup yang lainnya, memerlukan energi untuk kelangsungan hidupnya. Energi ini diperoleh dari lungkungan sekitarnya dalam bentuk senyawa kimia tertentu yang dapat diurai. Kemampuan mikroorganisme untuk mengurai senyawa tertentu dan mensintesa senyawa yang baru merupakan sifat khas masing-masing mikroorganisme. Mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dengan menggunakan berbagai bahan yang terdapat di sekitar lingkungannya. Zat hara yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya tersedia disekitarnya, seperti molekul sederhana hydrogen sulfide, dan ion ammonium atau molekul organik yang kompleks.

Transcript of Aktivitas Biokimia

Page 1: Aktivitas Biokimia

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Mikroorganisme sama halnya juga dengan makhluk hidup yang lainnya,

memerlukan energi untuk kelangsungan hidupnya. Energi ini diperoleh dari lungkungan

sekitarnya dalam bentuk senyawa kimia tertentu yang dapat diurai. Kemampuan

mikroorganisme untuk mengurai senyawa tertentu dan mensintesa senyawa yang baru

merupakan sifat khas masing-masing mikroorganisme.

Mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dengan menggunakan berbagai

bahan yang terdapat di sekitar lingkungannya. Zat hara yang dibutuhkan untuk

kelangsungan hidupnya tersedia disekitarnya, seperti molekul sederhana hydrogen

sulfide, dan ion ammonium atau molekul organik yang kompleks.

Penggunaan zat hara tergantung aktivitas dari mikroba dalam melakukan suatu

metabolisme. Pengamatan ini mencakup beberapa uji untuk mengetahui aktivitas mikroba

dalam melakukan suatu metabolisme yang diketahui dari kemampuan sel mikroba untuk

menggunakan dan menguraikan molekul kompleks.

Percobaan ini penting untuk dilakukan untuk mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi

didalam sel mikroorganisme dengan menggunakan pereaksi-pereaksi yang dianggap

dapat membantu sel bereaksi menghasilkan senyawa organik sebagai hasil dari reaksi

yang dapat diinginkan untuk mengidentifikasi mikroorganisme.

Page 2: Aktivitas Biokimia

I.2 Maksud dan Tujuan

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami proses aktivitas biokimia yang terjadi pada

mikroorganisme.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Menentukan ada tidaknya aktivitas biokimia beberapa jenis bakteri melalui

beberapa uji yaitu uji katalase, uji penggunaan sitrat, uji MR, uji motilitas, uji

oksidasi fermentasi, uji VP, fermentasi karbohidrat, hidrolisis polisakarida, produksi

H2S, produksi indol, pencairan gelatin, dan deaminasi asam amino.

I.3 Prinsip Percobaan

1. Deaminase asam amino

Berdasarkan pada kemampuan bakteri untuk memecah asam amino pada

gugus amino yang menghasilkan asam, amino keto dan NH3 yang ditandai dengan

perubahan warna menjadi kuning setelah ditetesi 1 tetes reagen Nessler dengan

menggunakan medium pepton cair 4 % dan diinkubasikan selama 5-7 x 24 jam pada

suhu 37 0C.

2. Fermentasi karbohidrat

Berdasarkan kemampuan bakteri untuk memfermentasi karbohidrat yang

ditandai dengan perubahan warna dari hijau menjadi kuning dan terbentuknya

gelembung gas pada tabung durham sebagai hasil fermentasi dengan menggunakan

medium LB dan diinkubasikan selama 2 x 24 jam pada suhu 37 0C.

3. Hidrolisis Polisakarida

Page 3: Aktivitas Biokimia

Berdasarkan kemampuan bakteri untuk menghidrolisis polisakarida menjadi

disakarida atau monosakarida yang memberikan hasil positif jika terbentuk zona

bening dan negatif jika terbentuk warna biru setelah ditetesi dengan 1-2 tetes iod

dengan mnggunakan medium starch agar dan diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada

suhu 37 0C.

4. Pencairan gelatin

Berdasarkan kemampuan bakteri untuk menghidrolisis gelatin dengan adanya

enzim gelatinase yang dimiliki oleh bakteri dimana enzim tersebut bersifat proteolitik

(memecah protein) yang ditandai dengan tetap mencairnya gelatin pada suhu

memadatnya, dengan menggunakan medium gelatin dan diinkubasikan selama 1-3 x

24 jam pada suhu 37 0C.

5. Produksi H2S

Berdasarkan kemampuan bakteri untuk memfermentasi glukosa, sukrosa, dan

laktosa serta memproduksi H2S yang ditandai dengan perubahan warna slunt dan butt

serta terbentuknya warna hitam dengan bau merangsang pada daerah tusukan

dengan menggunakan medium TSIA (Triple Sugar Iron Agar ) dan diiniubasi selama

7 x 24 jam pada suhu 37 0C.

6. Produksi indol

Berdasarkan kemampuan bakteri untuk menghidrolisis triptofan menghasilkan

senyawa indol yang ditandai dengan terbentuknya warna merah tua pada permukaan

medium dengan penambahan 1-3 tetes reagen Ehrlich atau Kovac, dengan

menggunakan medium triptofan cair 1 % dan diinkubasikan selama 1-3 x 24 jam pada

suhu 37 0C.

Page 4: Aktivitas Biokimia

7. Uji katalase

Berdasarkan pada kemampuan bakteri untuk menghidrolisis H2O2 menjadi

molekul H2O dan O2 menggunakan enzim katalase yang ditandai dengan adanya

gelembung-gelembung O2 dalam tetesan H2O2 3 % dengan menggunakan medium

H2O2 3 % dan langsung diamati.

8. Uji metil merah

Berdasarkan kemampuan bakteri untuk memfermentasi bahan untuk

menghasilkan asam campuran yang memberikan hasil positif jika berwarna merah

dan negatif jika berwarna kuning dengan penambahan indikator metil merah, dengan

mengunakan medium metil merah dan diinkubasikan selama 5-7 x 24 jam pada suhu

kamar.

9. Uji motilitas

Berdasarkan kemampuan bakteri untuk menghasilkan energi atau

menguraikan ATP yang ditandai dengan adanya area garis hitam sebagai deposit

senyawa timbal nitrat yang tidak larut dengan menggunakan medium motility / SIM

dan diinkubasikan selama 1-2 x 24 jam pada suhu 370C.

10. Uji Oksidasi Fermentasi

Berdasarkan kemampuan bakteri melakukan fermentasi dalam kondisi

anaerob dan oksidasi dalam kondisi aerob dengan menggunakan medium OF dan

diinkubasikan selama 7-14 x 24 jam pada suhu 370C.

11. Uji pengguanan sitrat

Berdasarkan kemampuan bakteri untuk menggunakan sitrat sebagai satu-

satunya sumber karbon dan energi yang ditandai dengan perubahan warna hijau

Page 5: Aktivitas Biokimia

menjadi biru dengan penambahan indikator bromtimol biru dengan menggunakan

medium SCA ( Simmon’s Citrate Agar ) dan diinkubasikan selama 2-3 x 24 jam pada

suhu 370C.

12. Uji Voges Prokauer

Berdasrakan kemampuan bakteri untuk memfermentasi glukosa untuk

menghasilkan senyawa asetil karbonil atau 2,3-butanadiol yang dengan

menggunakan KOH dan larutan alfa naftol menghasilkan warna merah muda dengan

menggunakan medium VP dan diinkubasikan selama 5-7 x 24 jam pada suhu kamar.

Page 6: Aktivitas Biokimia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Makanan yang disukai manusia, pada umumnya juga disukai oleh

mikrorganisme. Dengan demikian maka mikrorganisme itu pada dasarnya merupakan

saingan bagi manusia (1).

Senyawa utama yang menyusun bahan makanan terdiri dari protein, karbohidrat

dan lemak/lipida, sangat cepat diuraikan oleh kegiatan mikroba yang terkandung di

dalamnya (melalui proses enzimatik). Dalam proses penguraian itu dihasilkan senyawa-

senyawa baru yang berhubungan dengan proses yang terjadi. Proses enzimatik ini dapat

berlangsung dengan dua cara (2) :

a. Secara anaerobik (tanpa kehadiran oksigen)

b. Secara aerobik (dengan kehadiran oksigen).

Karena kemampuan putrefaksi, fermentasi, dan sintesanya, organisme

mendapatkan tempat yang berguna dalam banyak proses industri, meliputi pembuatan

atau pengolahan makanan, pakaian dan obat-obatan (3).

Makanan yang telah dihinggapi mikroorganisme itu mengalami penguraian,

sehingga dapat berkurang nilai gizi dan kelezatannya, bahkan makanan yang telah dalam

keadaan terurai itu dapat menyebabkan sakit sampai matinya seseorang yang

memakannya.

Page 7: Aktivitas Biokimia

Keracunan karena makanan dapat terjai dimana-mana, dan sampai sekarang

pun jumlah korban akibat keracunan makanan itu relatif tinggi, terlebih-lebih di daerah-

daerah yang penduduknya miskin.

Sebaliknya, ada beberapa jenis makanan dan minuman yang perlu ditumbuhi

mikroorganisme terlebih dahulu supaya jadi dan lezatnya bertambah. Pembuatan keju,

tempe, tape, minuman anggur, tuak dan lain-lainnya lagi akan tidak berhasil jika tidak

dengan pertolongan mikrorganisme (1).

Berbagai penyakit dan infeksi yang berbeda-beda mungkin terjadi karena

memakan makanan yang terkontaminasi dengan organisme patogen. Hal ini khususnya

benar untuk infeksi usus seperti E.coli enterotoksigen, kolera, disentri dan tifus. Infeksi

makanan terjadi karena memakan makanan yang mengandung organisme hidup yang

mampu sembuh atau bersporulasi dalam usus, yang menimbulkan penyakit. Organisme

penting yang menimbulkan C.perfringens, Vibrio parahaemolyticus dan sejumlah jenis

Salmonella yang berlainan. Sebaliknya, peracunan makanan tidak disebabkan oleh

menelan organisme hidup melainkan dengan kemasukan toksin atau substansi beracun

yang disekresi ke dalam makanan, tetapi apabila toksin itu sendiri tidak dimusnahkan,

peracunan makanan yang hebat dapat terjadi dengan memakan makanan tersebut.

Organisme yang menyebabkan peracunan makanan mencakup S.aureus, C.botulinum,

dan B.cereus (3).

Kehadiran mikroba di dalam bahan makanan, dapat mendatangkan

keuntungan, dapat pula mendatangkan kerugian. Yang dimaksud dengan mendatangkan

keuntungan kalau akibat kehadirannya baik secara langsung ataupun secara tidak

langsung, mikroba tersebut akan mendatangkan keuntungan dalam bentuk :

Page 8: Aktivitas Biokimia

a. Berperan di dalam proses

b. Berperan di dalam peningkatan nilai gizi/nutrisi makanan

c. Berperan di dalam pengadaan bau dan rasa yang diperlukan

d. Berperan di dalam perubahan warna yang dikehendaki

e. Secara langsung berperan di dalam pengadaan sumber protein, vitamin, lemak atau

karbohidrat baru.

Yang dimaksud dengan mendatangkan kerugian, kalau kehadiran mikroba

tersebut di dalam bahan makanan, justru akan (2) :

a. Merubah bau, rasa dan warna yang tidak dikehendaki

b. Menurunkan berat atau volume

c. Menurunkan nilai gizi/nutrisi

d. Merubah bentuk dan susunan senyawa

e. Menghasilkan toksin (senyawa racun) yang membahayakan.

Bakteri yang tumbuh di dalam makanan kita mengubah makanan tersebut

menjadi zat-zat organik yang kurang energinya. Didalam pengubahan itu bakteri beroleh

energi yang dibutuhkannya. Hasil metabolisme spesies-spesies tertentu digemari oleh

manusia, misalnya, alkohol sebagai hasil metabolisme Saccharomyces cerevisies, cuka

sebagai hasil fermentasi Acetobacter sp. Akan tetapi ada beberapa spesies yang hasil

metabolismenya merupakan eksotoksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika

toksin itu masuk dalam alat pencernaan manusia, dapatlah timbul gejala-gejala keracunan

seperti perut sakit, muntah-muntah, diare (buang air besar berkali-kali, sedang faeces

encer).

Page 9: Aktivitas Biokimia

Beberapa spesies dari bakteri saproba dan dari bakteri patogen dapat tumbuh

serta berkembang biak dengan baiknya, jika makanan yang dihinggapinya itu mempunyai

pH, kelembaban, dan temperatur yang menguntungkan kehidupan mereka. Toksin yang

mereka hasilkan dapat berupa neurotoksin, yaitu toksin yang mengganggu urat saraf kita.

Dapat juga toksin yang mereka hasilkan itu berupa enterotoksin, yaitu toksin yang

mengganggu alat

Pencernaan kita. Keracunan oleh enterotoksin menimbulkan gejala-gejala yang

lain daripada keracunan oleh neurotoksin. Diantara racun-racun yang dihasilkan oleh

bakteri-bakteri saproba yang paling banyak disebut-sebut ialah racun yang dihasilkan

Clostridium botulinum. Makanan yang telah dipasteurisasikan, kemudian terus-menerus

disimpan di dalam kaleng pada temperatur kamar, dapat mengandung racun yang berasal

dari C.botulinum (1).

Page 10: Aktivitas Biokimia

II.2 Uraian Bahan

1. Agar (FI III : 74)

Nama resmi : Agar

Nama lain : Agar-agar

Pemerian : Berkas potongan memanjang, tipis seperti selaput dan

berlekatan, atau berbentuk keeping, serpih atau butiran; jingga

lemah kekuningan, abu-abu kekuningan sampai kuning pucat

atau tidak berwarna; tidak berbau atau berbau lemah; rasa

berlendir; jika lembab liat; jika kering rapuh.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam air mendidih.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai komposisi medium.

2. Air suling (FI III : 96)

Nama resmi : Aqua Destillata.

Nama lain : Air suling/aquades.

RM/BM : H2O/18,02.

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai

rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai pelarut.

3. Alkohol (FI III : 65)

Page 11: Aktivitas Biokimia

Nama resmi : Aethanolum

Sinonim : Etanol, alcohol

RM / BM : C2H6O / 46,06

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah

bergerak, bau busuk, rasa panas. Mudah terbakar dengan

memberikan nyala biru yang tidak berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P, dan dalam

eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat

sejuk, jauh dari nyala api.

Kegunaan : Sebagai antiseptik

4. Biru Brom Timol (FI III : 661)

Nama resmi : Brom Tymol Blue

Pemerian : Serbuk kemerahan atau kecoklatan

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol (95%) P, dan

dalam alkali encer

Kegunaan : Sebagai Indikator

Trayek pH : 6,0 – 7,6

P. warna : Dari kuning menjadi biru

5. Dekstrosa (FI IV : 300)

Nama resmi : Dextrosum

Page 12: Aktivitas Biokimia

Nama lain : Dekstrosa, Glukosa

RM/BM : C6H12O6 / 180,16

Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih;

tidak berbau; rasa manis.

Kelarutan : Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih;

larut dalam etanol mendidih; sukar larut dalam etanol.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagian komposisi medium.

6. Gelatin (FI III : 265)

Nama resmi : Gelatinum

Nama lain : Gelatin

Pemerian : Lembaran, keping atau potongan, atau serbuk kasar sampai

halus, kuning lemah atau coklat terang, warna variasi tergantung

ukuran partikel, larutannya berbau lemah seperti kaldu jika kering

stabil diudara, tetapi mudah terurai oleh mikroba jika lembab atau

dalam bentuk larutan.

Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin, mengembang dan lunak bila dicelup

dalam air, laurt dalam air panas.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai zat penggumpal

7. Glukosa (FI III : 268)

Nama resmi : Glucosum

Nama lain : Glukosa

Page 13: Aktivitas Biokimia

RM ? BM : C6H12O6.H2O / 198,17

Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran putih, tidak

berbau dan rasa manis

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih,

agak sukar larut dalam etanol 95% P mendidih.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai bahan pembuat medium

8. Hidrogen peroksida (FI III : 296)

Nama resmi : Hydrogen peroxydum

Nama lain : Hidrogen peroksida

RM ? BM : H2O2 / 34,02

Pemerian : Cairan, tidak berwarna, hamper tidak berbau, mudah terurai jika

berhubungan dengan zat organik yang mudah teroksidasikan

dengan logam tertentu dari senyawanya atau dengan alkali.

Penyimpanan : Dalam botol bersumbat kaca atau bersumbat plastic cocok

dilengkapi dengan lubang udara, ditempat terlindung dari

cahaya.

Kegunaan : Pengoksidasi bakteri pada uji katalase

9. Kalium Hiroksida (FI III : 689)

Nama resmi : Kalii Hydroxydum

Sinonim : Kalium Hidroksida

RM / BM : KOH / 56,11

Page 14: Aktivitas Biokimia

Pemerian : Massa berbentuk batang, pelet atau bongkahan putih, sangat

mudah larut dalam etanol mutlak P mendidih.

Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air, dalam 3 bagian etanol (95%) P, sangat

mudah larut dalam etanol mutlah P mendidih.

Kegunaan : Sebagai pereaksi pada uji VP

10. Laktosa (FI III : 338)

Nama resmi : Lactosum

Nama lain : Laktosa

Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai bahan pembuat medium

11. Larutan Iodium (FI III : 684)

Nama Resmi : Iodum

Sinonim : Iod

RM / BM : I / 126, 90

Pemerian : Keping / granul, berat hitam keabuan, bau khas, berkilauan

seperti metal

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam karbon sulfida,

dalam kloroform, dalam karbon tetraklorida dalam eter larut

dalam etanol, agak sukar larut dalam gliserin

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Pereaksi

12. Magnesium sulfat (FI III : 354)

Page 15: Aktivitas Biokimia

Nama resmi : Magnesii Sulfas

Nama lain : Magnesium sulfat, garam inggris

RM ? BM : MgSO4.7H2O / 246,47

Pemerian : Hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa dingin, asin dan pahit.

Dalam udara kering dan panas merapuh.

Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam etanol P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai bahan pembuat medium SCA

13. Metil Merah (FI III : 705)

Nama resmi : Asam 4-dimetilamina benzena-2-karboksilat

Sinonim : Metil merah

RM : C15H15N3O2

Pemerian : Serbuk merah tua atau hablur lembayung.

Kelrutan : Agak sukar larut dalam air, larut dalam etanol (95%) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai indikator

14. Natrium klorida (FI III : 403)

Nama resmi : Natrii Chloridum

Nama lain : Natrium klorida

RM / BM : NaCl / 58,44

Pemerian : Hablur heksahedral, tidak berwarna atau serbuk hablur putih,

tidak berbau, rasa asin

Page 16: Aktivitas Biokimia

Kelarutan : Larut dalam 2,6 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih, dan

dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P . sukar larut dalam

etanol.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sumber ion klorida dan ion natrium dalam medium

15. Natrium Sitrat (FI III : 406)

Nama resmi : Natrii citras

Nama lain : Natrium citrate

RM / BM : C6H5Na3O7.H2O / 294,10

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk halus putih

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih,

praktis dan tidak larut dalam etanol (95%)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai bahan pembuat medium SCA

16. Pepton (FI III : 721)

Pemerian : Serbuk; kuning kemerahan sampai coklat; bau khas tidak busuk.

Kelarutan : Larut dalam air; memberikan larutan berwarna coklat kekuningan

yang bereaksi agak asam; praktis tidak larut dalam etanol (95%)

P dan dalam eter P.

Kegunaan : Sebagai komposisi medium.

17. Sukrosa (FI IV : 762)

Page 17: Aktivitas Biokimia

Nama resmi : Sucrosum

Nama lain : Sakarosa

RM/BM : C12H22O11/ 342,30

Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna; massa hablur atau berbentuk

kubus, atau serbuk hablur putih; tidak berbau, rasa manis, stabil

di udara. Larutannya netral terhadap lakmus.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah larut dalam air

mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform

dan dalam eter.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai komposisi medium.

18.α – Naftol (FI III : 708)

Nama resmi : Alfa naftol

Nama lain : 1,1-naftol

RM : C10H7OH

Pemerian : Tidak berwarna atau putih atau serbuk halus putih, bau khas

Kelarutan : Larut dalam 5 bagian etanol (95%) P, membentuk larutan, tak

lebih dari agak keruh, tidak berwarna atau hampir tidak

berwarna.

Page 18: Aktivitas Biokimia

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pereaksi

Page 19: Aktivitas Biokimia

II.3 Klasifikasi Mikroba (1 : 126-135, 169)

1. Proteus vulgaris

Regnum : Protista

Divisi : Protophyta

Kelas : Schizomycetes

Ordo : Eubacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Proteus

Spesies : Proteus vulgaris

Morfologi : Proteus vulgaris sering menyebabkan infeksi tractus urinarius pada

nosocomial infections. Pencegahannya, hindari terjadinya

“nosocomial” infection melalui penggunaan catheter urina.

2. Escherchia coli

Dunia : Procaryotae

Divisi : Schizophyta

Kelas : Schizomycetes

Ordo : Eubacterials

Famili : Enetrobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia coli

Morfologi : Bakteri ini merupakan bakteri gram negatif berbentuk dengan

cemetri, tanpa spora. Bakteri ini aerob fakultatif memiliki hemin yang

Page 20: Aktivitas Biokimia

mampu memperoleh energi, baik secara respirasi maupun secara

peragian. Bakteri ini terdapat di usus.

3. Salmonella thyposa

Dunia : Procaryotae

Divisi : Schizophyta

Kelas : Schizomycetes

Ordo : Eubacterials

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Salmonella

Spesies : Salmonella thyposa

Morfologi : Bakteri genus salmonella ini merupakan bakteri garam negatif

berbentuk batang dan bersifat anaerob fakultatif. Salmonella

merupakan bakteri penghuni usus, sehingga di kelompokkan dalam

Enterobakteriaceae bakteri ini terdiri bercirikan oleh produk

peragiannya dan mengeskresikan asam organik.

4. Staphylococcus aureus

Divisi : Protophyta

Divisi : Schizophyta

Kelas : Schizomycetes

Ordo : Eubacterials

Famili : Micrococcaceae

Genus : Staphilococcus

Spesies : Staphylococcus aureus

Page 21: Aktivitas Biokimia

Morfologi : Bakteri ini mempunyai bentuk bulat dengan penataan sel

berpasangan dan bergerombol, tidak mempunyai kapsul tidak

berspora, bersifat aerobik atau anaerobik fakultatif katalase positif,

famili non motif dan perolehan energinya terjadi secara fermentatif.

Bakteri ini merupakan bakteri yang patogen dengan habitat pada

kulit membran mukosa, udara debu dan nanah.

5. Bacillus subtilis

Dunia : Eucaryotae

Divisi : Schizophyta

Kelas : Schizomycetes

Ordo : Eubacteriales

Famili : Bacillaceae

Genus : Bacillus

Spesies : Bacillus subtilis

Morfologi : Batang kurus 1-1,5 mm x 2-6 mm, metil dengan flagellum. Pada

kultur tampak koloni putih abu-abu tepi liks hair tidak hemdisis pada

agar darah.

6. Pseudomonas aeruginosa

Regnum : Procaryotae

Divisi : Schizophyta

Kelas : Schizomycetes

Page 22: Aktivitas Biokimia

Ordo : Pseudamonadales

Family : Pseudamonodaceae

Genus : Pseudomonas

Spsies : Pseudomonas aeruginosa

Morfologi : Sel tunggal, batang lurus, atau melengkung, namun tidak berbentuk

heliks. Pada umumnya berukuran 0,5 mm – 0,1 mm x 1,5 - 4,0. motil

dengan flagellum polza, monotikus dan multitrikus, dan tidak

menghasilkan selongsong prosroslea. Tidak dikenal adanya stadium

istirahat, biasanya dalam bentuk pasangan dan rantai pendek.

7. Enterobacter aerogenes

Regnum : Procaryotae

Divisi : Schizophyta

Kelas : Schizomycetes

Ordo : Eubacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Enterobacter

Spsies : Enterobacter aerogenes

Morfologi : Berbentuk basil, gram negatif, mampu menguraikan glukosa.

Page 23: Aktivitas Biokimia

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Botol pengenceran

Cawan Petri

Deck glass

Erlenmeyer

Hand sprayer

Inkubator

Kulkas

Lampu spiritus

Ose bulat dan ose lurus

Otoklaf

Oven

Plat tetes

Rak tabung

Spoit

Tabung reaksi

Page 24: Aktivitas Biokimia

III.1.2 Bahan

Air suling

Alfa naftol

Alkohol

Biakan bakteri Escherichia coli, Salmonella thyposa, P. aerogenosa, Proteus

vulgaris dan Bacillus subtilis

Brom timol biru

Indikator BTB

Indikator metil merah

Iodin

Iodium

Kapas

Karet gelang

KOH

Korek api

Larutan H2O2 3 %

Medium Motility

Medium NA

Medium TSIA

Medium Gelatin

Medium LB

Medium Metil Merah

Medium MR

Page 25: Aktivitas Biokimia

Medium NA

Medium OF

Medium Pepton cair

Medium SB

Medium SCA

MediumGB

MediumVP

Parafin

Reagen Erlich/Kovach

Reagen Nessler

Tripton

Page 26: Aktivitas Biokimia

III.2 Cara Kerja

1. Deaminase asam amino

Disiapkan alat dan bahan

Dimasukkan peptone cair 4 % dalam 3 buah tabung reaksi dimana salah satunya

adalah kontrol

Diinokulasikan biakan bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis dengan

menggunakan ose bulat

Diinkubasikan selama 5-7 x 24 jam pada suhu 370C

Diamati dengan menambahkan reagen Nessler pada sampel diplat tetes, (+) jika

terbentuk warna kuning.

2. Fermentasi karbohidrat

Disiapkan alat dan bahan

Dinokulasikan dengan mikroorganisme uji yaitu Bacillus subtilis, Escherichia coli,

Staphylococcus aureus dan proteus vulgaris pada 4 tabung reaksi yang masing-

masing telah berisi 9 ml medium LB dan didalam tabung reaksi terdapat tabung

durham.

Dibuat satu kontrol tabung dimana tabung tersebut hanya berisi medium tidak

diinokulasikan bakteri .

Diulang perlakuan yang sama untuk medium GB dan SB

Diinkubasikan selama 2 x 24 jam pada suhu 370C

Diamati, + jika terjadi pembentukan gelembung udara dan warna medium kuning

dan - jika sebaliknya.

3. Hidrolisis Polisakarida

Page 27: Aktivitas Biokimia

Disiapkan alat dan bahan

Disiapkan cawan petri yang diberi tanda diantara 2 bagian dengan tipe X

Diisi dengan medium NA secara aseptis

Diinokulasikan bakteri pada daerah yang berbeda

Diinkubasukan selama 1 x 24 jam pada suhu 370C

Diamati dengan penambahan iodium (+) jika terbentuk zona bening pada medium

4. Pencairan gelatin

Disiapkan alat dan bahan

Medium gelatin dicairkan dan dimasukkan dalam 3 buah tabung reaksi dimana

salah satunya adalah kontrol

Diinokulasikan biakan bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis dengan ose

bulat

Diinkubasikan selama 1-3 x 24 jam pada suhu 370C

Diamati, dimasukkan kedalam lemari es selama 10-15 menit, (+) jika setelah

didinginkan tetap mencair

5. Produksi H2S

Disiapkan alat dan bahan

Disiapkan 2 buah tabung yang berisi medium TSIA miring membentuk slunt dan

butt

Diinokulasikan biakan Escherichia coli dan proteus vulgaris ke dalam medium

dengan cara ditusuk lalu digoreskan

Diinkubasikan selama 7 x 24 jam pada suhu 370C

Page 28: Aktivitas Biokimia

Dilakukan pengamatan disekitar daerah goresan, positif bila medium menjadi

warna hitam dengan bau merangsang disekitar zona.

6. Produksi indol

Disiapkan alat dan bahan

Disiapkan 4 buah tabung reaksi, masing-masing diisi dengan medium tripton cair

1 %

Diinokulasikan biakan Salmonella thyposa, Pseudomanas aeruginosa, Escherchia

coli dan Proteus vulgaris dengan mengguanakan ose bulat

Diinkubasikan selama 3 x 24 jam pada suhu 370C

Pada saat pengamatan, ditetesi reagen kovach. Positif jika terbentuk cincin pada

permukaan

7. Uji katalase

Disiapkan alat dan bahan

Diteteskan 3-5 tetes larutan H2O2 3 % pada objek glass, lalu ditambahkan biakan

murni bakteri E.coli.

Diamati perubahan yang terjadi

Diulangi perlakuan dengan menggunakan biakan murni Bacillus subtilis dan

Staphylococcua aureus.

Page 29: Aktivitas Biokimia

8. Uji metil merah

Disiapkan alat dan bahan

Disiapkan 2 buah tabung yang berisi medium MR

Diinokulasikan bakteri ke dalam medium

Diinkubasi selama 3 x 24 jam pada suhu 370C

Diamati dengan menambahkan 5 tetes indikator metil merah, positif jika medium

berubah menjadi merah.

9. Uji motilitas

Disiapkan alat dan bahan

Disiapkan 2 buah tabung yang berisi medium motility

Diinokulasikan bakteri dalam medium

Diinkubasikan selama 3 x 24 jam pada suhu 370C

Diamati daerah bekas tusukan, (+) jika terdapat endapan melayang.

10. Uji Oksidasi Fermentasi

Disiapkan alat dan bahan

Disiapkan 2 buah tabung yang berisi medium OF

Dinokulasikan bakteri yang digunakan dan diinkubasikan selama 3 x 24 jam pada

suhu 370C

Diamati dimana tabung I ditutup dengan kapas dan tabung II ditutup dengan

kapas

Jika kedua tabung berwarna kuning berarti terjadi fermentasi , jika tabung I

berwarna kuning dan tabung II berwarna hijau berarti terjadi oksidasi dan jika

kedua tabung berwarna hijau tidak terjadi fermentasi maupun oksidasi.

Page 30: Aktivitas Biokimia

11. Uji pengguanan sitrat

Disiapkan alat dan bahan

Disiapkan 4 buah tabung reaksi dan masing-masing diisi dengan medium SCA

miring

Diinokulasikan biakan bakteri Salmonella thyposa, Staphylocoocus aureus,

Escherichia coli dan Bacillus subtilis dengan mengguanakn ose bulat

Diinkubasikan selama 2-3 x 24 jam pada suhu 370C

Diamati, positif jika terjadi perubahan warna biru pada medium SCA

12. Uji Voges Prokauer

Disiapkan alat dan bahan

Diinokulasikan biakan Escherichia coli dan Aerobacter aerogenes pada 2 buah

tabung reaksi yang telah berisi medium Vp

Diinkubasikan selama 5-7 x 24 jam pada suhu kamar

Diamati dengan menambahkan larutan KOH 10 tetes dan larutan alfa naftol 15

tetes

Dikocok dan biarkan 30 menit . positif jika terjadi perubahan menjadi merah.

Page 31: Aktivitas Biokimia

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1Data Pengamatan

No Uji Bakteri Hasil

1 Hidrolisis polisakarida Escherichia coli

Bacillus subtilis

-

+

2 Fermentasi Karbohidrat

GB

SB

LB

Proteus vulgaris

Escherichia coli

Bacillus subtilis

Staphylococcus aureus

Proteus vulgaris

Escherichia coli

Bacillus subtilis

Staphylococcus aureus

Proteus vulgaris

Escherichia coli

Bacillus subtilis

Staphylococcus aureus

+

+

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

3 Produksi H2S Escherichia coli

Proteus vulgaris

-

-

4 Produksi indol Salmonella typhosa

Proteus vulgaris

Pseudomonas aeruginosa

Escherichia coli

+

+

-

+

5 Pencairan gelatin Escherichia coli +

Page 32: Aktivitas Biokimia

Bacillus subtilis +

6 Uji katalase Escherichia coli

Bacillus subtilis

Staphylococcus aureus

-

+

++

7 Deaminasi asam amino Escherichia coli

Bacillus subtilis

+

+

8 Penggunaan sitrat Salmonella typhosa

Bacillus subtilis

Escherichia coli

Staphylococcus aureus

+

-

+

+

9 Uji metal merah Escherichia coli

Pseudomonas aeruginosa

-

-

10 Uji motilitas Bacillus subtilis

Escherichia coli

Pseudomonas aeruginosa

-

-

-

11 Oksidasi-Fermentasi Escherichia coli

Pseudomonas aeruginosa

-

-

12 Voges-Proskauer Escherichia coli

Enterobacter aerogenes

+

+

Page 33: Aktivitas Biokimia

IV.2 Gambar Pengamatan

Keterangan :

1. Cawan Petri

2. Medium

1. Escherichia coli

2. Bacillus subtilis

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium : Starch Agar (SA)

Uji : Hidrolisis polisakarida

Page 34: Aktivitas Biokimia

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium : Glukosa Broth (GB)

Uji : Fermentasi karbohidrat

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium : Laktosa Broth (LB)

Uji : Fermentasi karbohidrat

Keterangan :

1. Sumbat kapas

2. Tabung reaksi

3. Tabung durham

4. Gelembung gas

A. Bacillus subtilis

B. Escherichia coli

C. Stapylococcus

aureus

D. Proteus vulgaris

Keterangan :

3. Sumbat kapas

4. Tabung reaksi

5. Tabung durham

A. Bacillus subtilis

B. Escherichia coli

C. Stapylococcus aureus

D. Proteus vulgaris

Page 35: Aktivitas Biokimia

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium : Sukrosa Broth (SB)

Uji : Fermentasi karbohidrat

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium : Laktosa Broth (LB)

Uji : Fermentasi karbohidrat

Keterangan :

1. Sumbat kapas

2. Tabung reaksi

3. Tabung durham

A. Bacillus subtilis

B. Escherichia coli

C. Stapylococcus

aureus

D. Proteus vulgaris

Keterangan :

1. Objek glass

2. Gelembung gas

E. Bacillus subtilis

F. Escherichia coli

G. Stapylococcus aureus

Page 36: Aktivitas Biokimia

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium : Pepton cair 4 %

Uji : Deaminasi asam amino

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium : TSIA

Uji : Produksi H2S

Keterangan :

1. Plat tetes

A. Bacillus subtilis

B. Escherichia coli

Keterangan :

1. Sumbat kapas

2. Tabung reaksi

H. Escherichia coli

I. Proteus vulgaris

Page 37: Aktivitas Biokimia

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium : Tripton cair 1 %

Uji : Produksi indol

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium : Simmon’s Citrate Agar (SCA)

Uji : Penggunaan sitrat

Keterangan :

1. Sumbat kapas

2. Tabung reaksi

A. Escherichia coli

B. Proteus vulgaris

C. Salmonella typhosa

D. Pseudomonas aureginosa

Keterangan :

1. Sumbat kapas

2. Tabung reaksi

A. Bacillus

subtilis

B. Escherichia

coli

C. Stapylococcus

aureus

D. Salmonella

typhosa

Page 38: Aktivitas Biokimia

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium : Metil merah

Uji : Methyl red

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium : Motility / SIM

Uji : Motilitas

Keterangan :

1. Sumbat kapas

2. Tabung reaksi

A. Escherichia coli

B. Pseudomonas

aureginosa

Keterangan :

1. Sumbat kapas

2. Tabung reaksi

A. Bacillus subtilis

B. Escherichia coli

C. Stapylococcus aureus

Page 39: Aktivitas Biokimia

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium : Oksidasi-Fermentasi (OF)

Uji : Oksidasi-Fermentasi

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium : Voges-Proskauer (VP)

Uji : Voges-Proskauer

Keterangan :

1. Tabung reaksi

A. Escherichia coli

B. Pseudomonas aureginosa

Keterangan :

1. Sumbat kapas

2. Tabung reaksi

A. Escherichia coli

B. Acetobacter aerogenes

Page 40: Aktivitas Biokimia

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium : Gelatin

Uji : Pencairan gelatin

Keterangan :

1. Sumbat kapas

2. Tabung reaksi

A. Escherichia coli

B. Bacillus subtilis

Page 41: Aktivitas Biokimia

BAB V

PEMBAHASAN

Mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dengan menggunakan berbagai

bahan yang terdapat di lingkungannya yang terdiri dari molekul sederhana seperti H2S dan

NH4+, atau molekul organik yang kompleks seperti protein dan polisakarida. Mikroba

memetabolisme zat hara ini untuk memperoleh energi dan senyawa pemula untuk sintesis

dinding sel, membrane sel dan flagella.

Pengamatan aktivitas bikomia atau metabolisme mikroorganisme diketahui dari

kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan dan menguraikan molekul yang kompleks

seperti Karbohidrat, lemak, protein dan asam nukleat. Selain itu pengamatan juga dilakukan

pada molekul yang sederhana seperti asam amino dan monoksida.

Pada uji fermentasi karbohidrat, digunakan medium LB, SB dan GB untuk melihat

adanya pembentukan asam piruvat dan gas CO2 sebagai hasil dari fermentasi karbohidrat

bakteri yang dapat diamati dengan menggunakan indikator bromtimol biru ke dalam medium

yang memberikan warna hijau pada medium, dan jika bakteri menghasilkan asam akan

bereaksi positif maka medium akan berubah warna menjadi berwarna kuning dan timbul

gelembung gas. Perubahan warna terjadi karena sifat dari indikator bromtimol biru. Pada

suasana asam bromtimol biru akan memberikan warna kuning sedangkan pada suasana basa

akan berwarna biru. Mula-mula bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Proteus

vulgaris dan Bacillus subtilis diinokulasikan kedalam tabung reaksi yang berisi tabung durham

dan medium sebanyak 10 ml. Setelah itu diinkubasikan selama 3 x 24 jam pada suhu 37 0C.

Dari hasil pengamatan, diperoleh medium SB dan LB tidak mengalami perubahan. Pada

Page 42: Aktivitas Biokimia

medium GB terjadi perubahan warna menjadi kuning dan timbul gelembung gas oleh bakteri

Escherichia coli dan Proteus vulgaris, sedangkan Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus

tidak memberikan perubahan. Perubahan ini disebabkan karena bakteri Escherichia coli dan

Proteus vulgaris memiliki enzim yang bisa memfermentasikan glukosa dalam medium GB

menjadi asam piruvat dan menghasilkan gas CO2.

Uji metil merah merah dilakukan untuk menentukan adanya hasil fermentasi bakteri

berupa asam campuran, dengan menggunakan medium MR (Metil red), karena metil merah

merupakan salah satu indikator asam basa. Hasil fermentasi bakteri akan menghasilkan suatu

asam campuran sehingga menurunkan pH lingkungan sekitarnya. Pada lingkungan dengan

pH 6,2 metil merah akan memberikan warna kuning dan pada pH 4,0 akan berwarna merah.

Uji ini menggunakan bakteri Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes yang diinokulasikan

ke dalam medium dengan menggunakan ose bulat, lalu diinkubasikan selama 3 x 24 jam. Dari

hasil yang diperoleh, ternyata kedua bakteri memberikan hasil yang negatif yang ditandai

dengan media berwarna kuning. Hal ini terjadi karena, kedua bakteri tersebut tidak dapat

memfermentasikan glukosa sehingga tidak menghasilkan berbagai produk asam..

Uji Voges-Proskauer (VP) digunakan untuk melihat kemampuan dari bakteri untuk

memfermentasi asam butirat ( 2,3 butanadiol) sebagai produk utama yang akan menyebabkan

penumpukan bahan tersebut dalam medium sehingga dapat diamati adanya asetoin dengan

penambahan KOH atau alfa naftol. Uji ini menggunakan bakteri Escherichia coli dan

Enterobacter aerogenes yang diinokulasikan ke dalam medium dengan menggunakn ose

bulat, lalu diinkubasikan selama 3 x 24 jam. Ternyata, dari hasil percobaan ini kedua bakteri

tersebut memberikan hasil yang positif yang ditandai dengan perubahan warna medium

menjadi merah setelah penambahan KOH dan alfa naftol. Penambahan KOH 40% dan alfa-

Page 43: Aktivitas Biokimia

naftol 5% bertujuan untuk menentukan adanya asetoin yaitu suatu senyawa pemula dalam

mensintesis 2,3 butanadiol, lalu dikocok dan biarkan 30 menit. Tujuan pengocokan adalah

untuk meningkatkan aerasi sehingga terjadi peningkatan oksidasi 2,3 butanadiol menjadi

asetoin, dan menyebabkan adanya perubahan warna.

Dalam uji produksi indol, protein yang mengandung asam amino triptofan digunakan

sebagai sumber karbon oleh bakteri dengan enzim triptofanaseakan mengkatalis peruraian

indol yang terdapat dalam triptofan,. Digunakan medium tripton yang kemudian diinokulasikan

dengan bakteri Proteus vulgaris, Escherichia coli, Enterobacter aerogenes dan Salmonella

thyposa lalu diinkubasikan selama 3 x 24 jam. Medium tripton yang digunakan merupakan

medium cair yang kaya akan triptofan yaitu senyawa asam amino yang memiliki gugus indol.

Pengamatan dilakukan dengan menambahakan reagen Kovac ke dalam medium. Ternyata uji

ini positif pada bakteri Proteus vulgaris, Escherichia coli dan Salmonella thyposa dimana pada

permukaan medium terbentuk cincin merah setelah ditetesi dengan reagen Kovac. Hal ini

terjadi karena, protein yang mengandung asam amino triptofan sebagai sumber karbon oleh

gugus bakteri diatas yang dengan enzim triptofanase mengkatalis penguraian gugus indol dari

triptofan. Indol yang terbentuk kemudian akan bereaksi dengan reagen Kovac yang

mengandung p-dimetilbenzaldehid, sehingga akan membentuk cincin merah.

Pada uji produksi H2Sini digunakan medium miring TSIA (Triple Sugar Iron Agar).

Medium ini digunakan untuk mengidentifikasi bakteri gram negatif. Mula-mula bakteri

Escherichia coli dan Proteus vulgaris diinokulasikan ke dalam medium dengan cara ditusuk

dengan menggunakan ose lurus. Setelah diinokulasikan, lalu diinkubasi selama 3 x 24 jam

pada suhu 37oC. TSIA adalam medium yang mengandung 3 macam gula yaitu glukosa,

laktosa, sukrosa, indikator merah fenol dan FeSO4.. Dengan adanya indikator merah fenol,

Page 44: Aktivitas Biokimia

maka dapat diketahui adanya pembentukan H2S oleh bakteri dengan endapan hitam FeS.

Pembentukan H2S oleh mikroorganisme menunjukkan adanya penguraian asam amino yang

mengandung sulfur seperti sistein dan methionin dan reduksi senyawa-senyawa belerang

organik, seperti tiosulfat,sulfat dan sulfite. Hal ini terjadi karena mikroorganisme menggunakan

O2 dari hasil reduksi tersebut. Pengamatan dapat dilakukan dengan mengamati pembentukan

warna merah dan kuning pada lereng dan isi medium, serta danya endapan. Jika pada isi

medium berwarna kuning dan pada lereng berwarna merah, maka glukosa yang

difermentasikan. Jika seluruh media berwarna kuning, maka laktosa atau sukrosa atau

keduanya difermentasikan. Jika seluruh media berwarna merah, maka ketiga gula tidak

difermentasikan. Jika terdapat endapan hitam pada bagian isi, maka terjadi pembentukan H2S.

Dari hasil percobaan, ternyata diperoleh untuk bakteri Escherichia .coli seluruh media

berwarna merah, berarti tidak ada gula yang difermentasikan. Sedangkan Proteus vulgaris

membuat medium berwarna merah pada bagian lereng dan berwarna kuning pada bagian isi

medium dan ini berarti glukosa yang difermentasikan. Hal ini juga menunjukkan bahwa kedua

bekteri tersebut tidak dapat memproduksi H2S, yang terlihat dari tidak adanya warna hitam

disekitar zona tusukan.

Pada uji deaminasi asam amino, digunakan medium peptone cair yang kedalamnya

diinokulasikan dengan bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis menggunakan ose bulat.

Lalu diinkubasikan selama 3 x 24 jam pada suhu 37oC. Uji dikatakan positif jika medium

menjadi kuning. Deaminasi adalah proses penghilangan gugus NH3 dari asam amino. Uji ini

dilakukan untuk melihat kemampuan bakteri untuk memecah asam amino pada gugus amina

menghasilkan asam amino keto dan NH3. Penggunaan medium peptone cair karena

didalamnya terkandung banyak asam amino. Dari hasil pengamatan yang dilakukan setelah

Page 45: Aktivitas Biokimia

inkubasi, dilakukan dengan menambahkan medium dengan regen Nessler sebanyak 2 tetes,

ternyata memberikan hasil positif. Dengan terjadinya deaminasi, medium menjadi berwarna

kuning. Hal ini terjadi karena asam amino mengalami reaksi peruaraian dengan adanya enzim

tertentu sehingga membebaskan NH3 dan asam alfa ketoglutarat. NH3 yang dihasilkan akan

bereaksi dengan reagen Nessler dan memberikan warna kuning kecoklatan. Ini menunjukkan

bahwa kedua bakteri tersebut mampu menguraikan asam amino menjadi NH3 dan asam alfa

ketoglutarat.

Uji penggunaan sitrat digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme

menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Uji ini menggunakan

medium SCA (Simon citrate agar) yang mengandung natrium sitrat (sumber C), NH4+ (sumber

N), dan indikator bromtimol biru. Percobaan ini menggunakan bakteri Bacillus subtilis,

Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Proteus vulgaris. Dari hasil pengamatan yang

dilakukan, bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Proteus vulgarismemberikan

hasil positif yang ditandai dengan terbentuknya warna biru pada medium. Hal ini terjadi karena

menghilangnya asam akibat penggunaan sitrat oleh bakteri tersebut untuk sumber karbon dan

energi, sehingga pH meningkat mnjadi suasana basa. Indikator bromtimol biru memberikan

warna biru pada suasana basa. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga bakteri tersebut mampu

menggunakan sitrat sebagai sumber karbon.

Uji pencairan gelatin bertujuan untuk melihat adanya enzim proteolitik (gelatinase)

yang dihasilkan oleh mikroba tertentu, yang menyebabkan gelatin berbentuk cair pada suhu

padatnya. Uji ini menggunakan medium gelatin yang berbentuk padat pada suhu kamar dan

dingin, dimana mengandung sedikit asam amino esensial tetapi tidak mengandung triptofan.

Bakteri yang digunakan pada uji ini adalah Escherichia coli dan Bacillus subtilis, yang

Page 46: Aktivitas Biokimia

diinkubasikan selama 2 x 24 jam, kemudian dimasukkan dalam lemari es 15-20 menit.

Pengamatan dikatakan positif jika medium tetap mencair setelah didinginkan. Dari hasil

pengamatan diperoleh bahwa kedua bakteri tersebut memiliki enzim eksoensim proteolitik

(gelatinase) yang mampu mengkatalis proses hidrolisis gelatin dan mencegah pemadatan

gelatin. Hal ini terlihat dari keadaan medium gelatin yang tetap mencair pada suhu padatnya.

Uji hidrolisis polisakarida adalah uji yang dilakukan untuk melihat kemampuan

bakteri memecah polisakarida menjadi disakarida atau monosakarida. Uji ini menggunakan

cawan Petri yang berisi medium Starch Agar (SA) yang mengandung amilum, peptone,

ekstrak beef dan agar.. Uji ini menggunakan bakteri Bacillus subtillis dan Escherichia coli.

Pengamatan dikatakann positif jika terbentuk zona bening pada medium sekitar bakteri dan

negatif jika terbentuk warna biru setelah ditambahkan larutan iodine.Jika bereaksi dengan pati,

maka iodine akan membentuk warna biru sedangkan jika bereaksi dengan hasil hidrolisis pati,

maka akan membentuk zona putih. Pada percobaan ini, reaksi negatif untuk bakteri

Escherichia coli, sedangkan positif untuk bakteri Bacillus subtillis. hal ini disebakan karena

bakteri Bacillus subtillis menghidroisi polisakarida dalam medium SA menjadi glukosa. Bakteri

Bacillus subtillis mengandung enzim amylase yang mampu memecah polisakarida.

Uji motilitas dilakukan untuk melihat pergerakan/motilitas mikroorganisme yang

merupakan salah satu cirri mahluk hidup. Uji ini menggunakan medium motility yang ke

dalamnya diinokulasikan dengan bakteri Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis. bakteri

yang positif dengan uji ini akan menghasilkan endapan yang melayang pada medium. Hal ini

disebabkan karena bakteri melakukan motilitas dengan menggunakan energi yang diperoleh

dari ATP yang diuraikan dengan koenzim ATP-ase membentuk fosfat anorganik. Dari hasil

Page 47: Aktivitas Biokimia

percobaan ini, kedua bakteri menghasilkan reaksi yang negatif, karena tidak terlihat adanya

pergerkan bakteri kearah samping ataupun menjauhi zona tusukan.

Pada percobaan ini beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil percobaan

diantaranya yaitu :

1. Pengerjaan yang kurang aseptis.

2. Medium yang digunakan telah terkontaminasi dengan bakteri lain.

3. Proses yang dilakukan mikroba belum sempurna sehingga hjasilnya belum dapat diamati.

Page 48: Aktivitas Biokimia

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari pewrcobaan ini adalah :

1. Pada uji fermentasi KH, bakteri menghasilkan gas CO2 dan membentuk asam

2. Pada uji MR, bakteri tidak dapat memfermentasikan glukosa dan tidak menghasilkan

asam.

3. Pada uji VP, bakteri dapat memfermentasikan glukosa dan menghasilkan 2,3

butanadiol dengan warna merah pada medium.

4. Pada uji indol, bakteri dapat menguraikan gugus indol dari asam amino sebagai

sumber karbonnya denganmembentuk cincin merah pada permukaan kecuali

P.aerogenosa.

5. Pada uji H2S, bakteri tidak dapat memfermentasikan gula

6. Pada uji penggunaan sitrat, bakteri menggunakan sitrat medium sebagai sumber C

dan energi dengan ditandai warna biru

7. Pada uji hidrolisis gelatin, bakteri dapat menghidrolisis gelatin menggunakan enzim

eksoenzim proteolitik

8. Pada Hidrolisis polisakarida, bakteri E.coli tidak dapat menguraikan pati menjadi

glukosa yang ditandai adanya zona bening sedangkan B subtilis dapat.

9. Pada uji MR, bakteri tidak dapat memfermentasikan glukosa dan menghasilkan

produk asam .

10. Pada uji motilitas, tidak dapat melakukan gerak karena medium padat.

Page 49: Aktivitas Biokimia

11. Pada uji deaminase asam amino, bakteri mengalami reaksi penguraian dengan

adanya enzim sehingga membebaskan NH3 dan asam alfa ketoglutarat

12. Pada uji gelatin, bakteri bakteri dapat mencairkan gelatin pada suhu memadatnya

karena enzim proteolitik.

VI.2 Saran

Sebaiknya asisten hadir saat praktikum agar apabila terjadi kekeliruan agar bila

ada kesalahan dapat diingatkan.

Page 50: Aktivitas Biokimia

DAFTAR PUSTAKA

1. Djiwoseputro, D., (1964), “Dasar-Dasar Mikrobiologi”, Penerbit Djambatan, Malang, 196-198

2. Suriawiria, U., (1985), “Pengantar Mikro Biologi Umum”, Penerbit Angkasa, Bandung, 167, 170

3. Volk, Wheeler., (1990), “Mikrobiologi Dasar”, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta

4. Djide, N., Sartini., (1998), “Instrumentasi Mikrobiologi Farmasi”, Laboratorium Mikrobiologi Farmasi F-MIPA UNHAS, Makassar, 21-22

5. Fardiaz, S., (1993), “Mikrobiologi Pangan I”, Penerbit PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

6. Pelczar, M.J., Chan, E.C.S., (1988), “Dasar-Dasar Mikrobiologi 2”, UI-Press, Jakarta, 873

7. Burrows, W., (1973), ”Textbook of Microbiology”, 22nd edition, W.B.Saunders Co., USA, 448

Page 51: Aktivitas Biokimia

LAMPIRAN

Komposisi Medium

1. Medium Starch Agar (SA)

Pepton 5 gr

Beef akstrak 3 gr

Soluble search 2 gr

Agar 15 gr

Air suling 1 lt

2. Methyil red medium

Pepton 5 gr

Glukosa 5 gr

Aie suling 1 lt

3. Gelatin

Gelatin 150 gr

Air suling 1 lt

4. Medium LB

Beef ekstrak 3 gr

Pepton 5 gr

Laktosa 5 gr

Air suling 1 lt

5. Medium GB

Beef ekstrak 3 gr

Pepton 5 gr

Page 52: Aktivitas Biokimia

Glukosa 5 gr

Air suling 1 lt

6. Medium SB

Beef ekstrak 3 gr

Pepton 5 gr

Sukrosa 5 gr

Air suling 1 lt

7. OF medium

Pepton 2 gr

NaCl 5 gr

K2HPO4 0,3 gr

BTB 0,2 % 15 ml

Air suling 1 lt

Page 53: Aktivitas Biokimia

Skema Kerja

1. Hidrolisis polisakarida

2. Fermentasi Karbohidrat

3. Produksi H2S

Dicairkan

10 ml

Cawan Petri steril

Dipadatkan

I II

Biakan bakteri

Inkubasi 1 x 24 jam pada 37 0C+ indikator iod 1-2 tetesAmati warna

yang terbentuk

III III IV Kontrol

Inokulasi dengan biakan

m.o. uji

Inkubasi 2 x 24 jam pada 37 0C

Amati adanya gas dan perubahan warna

Biakan bakteri

Medium LB

Medium starch agar

Page 54: Aktivitas Biokimia

4. Produksi Indole

5. Pencairan gelatin

Inkubasi 7 x 24 jam pada 37 0CAmati warna yang

dihasilkan

Medium TSIA

Inkubasi 2 x 24 jam pada 37 0C

+ reagen Ehrlich / Kovac

Biakan bakteri

Medium Tripton cair 1 %

Amati warna permukaan medium

Kontrol

I II

I II

Biakan bakteriKontrol

Page 55: Aktivitas Biokimia

6. Uji Katalase

7. Deaminasi asam amino

Inkubasi 1-3 x 24 jam pada 37 0C

Dimasukkan dalam kulkas 10 - 15 menit

Medium Gelatin

Amati kekentalan gelatin

I II

Biakan bakteri

Larutan H2O2 3 %

Ditetesi2-3 tetes

Diteteskan pada H2O2 3 %

Amati gelembung udara pada tetesan

H2O2 3 %

Medium

Pepton cair 4 %

Biakan bakteriKontrol

I II

Page 56: Aktivitas Biokimia

8. Uji penggunaan sitrate

Inkubasi 5-7 x 24 jam pada 37 0C

Diteteskan pada plat tetes

+ reagen Nessler

Amati perubahan warna

Biakan bakteriKontrol

Page 57: Aktivitas Biokimia

9. Uji metil merah

10. Uji motilitas / pergerakan

Inkubasi 2-3 x 24 jam pada 37 0C

Amati perubahan warna

Medium SCA

I II

III

Inokulasi dengan biakan

m.o. uji

Inkubasi 5-7 x 24 jam

pada suhu kamar

+ indikator metil merah

Tabung medium

Amati perubahan warna

Kontrol

I II

Inokulasi dengan biakan

m.o. uji

Inkubasi 1-2 x 24 jam

pada 37 0C

Page 58: Aktivitas Biokimia

11. Uji Oksidasi Fermentasi

Medium dibuat 2 seri :

Seri I : Tutup dengan parafin oil setinggi 1 cm

Seri II : Tanpa tutup

12. Uji VP

Amati

Kontrol

I II

Inokulasi dengan biakan

m.o. uji

Inkubasi 7-14 x 24 jam

pada 37 0C

Amati

Medium seri I

Kontrol

I II

Inokulasi dengan biakan

m.o. uji

Inkubasi 5-7 x 24 jam

pada suhu kamar

Amati warna yang terbentuk

Page 59: Aktivitas Biokimia