PENGARUH IKLAN-IKLAN COCA COLA ZERO DI TELEVISI … · PENGARUH IKLAN-IKLAN COCA COLA ZERO DI...
Transcript of PENGARUH IKLAN-IKLAN COCA COLA ZERO DI TELEVISI … · PENGARUH IKLAN-IKLAN COCA COLA ZERO DI...
PENGARUH IKLAN-IKLAN COCA COLA ZERO DI TELEVISI TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
Studi kasus : Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya
Yogyakarta
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajeman
Oleh: Titus Febriandri Prasetyo
NIM : 052214077
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2009
i
PENGARUH IKLAN-IKLAN COCA COLA ZERO DI TELEVISI TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
Studi kasus : Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya
Yogyakarta
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajeman
Oleh: Titus Febriandri Prasetyo
NIM : 052214077
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2009
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kehidupan Berubah Saat Aku Berubah
(Krisnamurti)
Jika Ada kemauan pasti ada jalan bila belum
ketemu jalan buatlah jalan
No pain no game
Skripsi ini kupersembahkan bagi :
Jesus Christus Sang Juru Selamat
Bokap, Nyokap, kedua Mbakku dan
keluarga Tercinta
my girlfren Eugenia Rithea Lovista
vii
ABSTRAK
PENGARUH IKLAN IKLAN COCA COLA ZERO DI TELEVISI TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
Studi Kasus: Mahasiswa Universitas Atma Jaya Kampus I Mrican Yogyakarta
Titus Febriandri Prasetyo Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah informasi iklan (X1),
bentuk/format iklan (X2), isi iklan (X3), dan durasi iklan (X4) berpengaruh secara simultan terhadap minat beli (Y). Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Data dikumpulkan dengan teknik kuesioner. Sampel sebanyak 100 mahasiswa Universitas Atma Jaya Kampus I Mrican Yogyakarta. Adapun variabel penelitiannya adalah informasi iklan (X1), bentuk/format iklan (X2), isi iklan (X3), durasi iklan (X4),dan minat beli konsumen (Y). Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, dan uji F. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa informasi iklan (X1), bentuk/format iklan (X2), isi iklan (X3), dan durasi iklan (X4) berpengaruh secara simultan terhadap minat beli konsumen (Y), hal ini ditunjukkan dari nilai Fhitung (20,017) > Ftabel (2,467). Koefisien determinasi (R2) sebesar 45,7% mempunyai arti variabel informasi iklan (X1), bentuk/format iklan (X2), isi iklan (X3), dan durasi iklan (X4) mempunyai pengaruh terhadap minat beli konsumen sebesar 45,7%, sedangkan 54,3% minat beli konsumen dipengaruhi oleh variabel lain.
viii
ABSTRACT
THE EFFECT OF COCA COLA ZERO ADVERTISES ON TELEVISON TO
CONSUMER PURCHASE INTEREST A Case study on Students of Atma Jaya University, Mrican, Yogyakarta
Titus Febriandri Prasetyo Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
The Purpose of the research was to figure out whether information of
advertisement (X1), the form of advertisement (X2), the content of advertisement (X3), and time duration of advertisement (X4) simultaneously affected consumer purchase interest. The research was a case study. Samples technique was accidental sampling. Data were collected using questionnaires. Sample were 100 students of Atma Jaya University on Campus I Mrican. Research variables were information of advertisement (X1), the form of advertisement (X2), the content of advertisement (X3), duration of advertisement (X4), and consumer purchase interest (Y). Data analysis technique in the research used classic assumtion test, multiple linear regression, and F test. Results show that : information of advertisement , the form of advertisement , the content of the advertisement , and duration of advertisement , simultaneously effected consumer purchase interest (F = 20.017; p 0.05), Fcalculate (20.017) > Ftable (2.467). Determinant coefficient (R2) is 45.7%, which shows that the variables explain 45.7% of the variance.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Gusti Yesus Kristus yang telah melimpahkan segala
berkat, rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul Pengaruh Iklan Iklan Coca Cola Zero di televisi Terhadap Minat
Beli Konsumen yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan
dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat terwujud. Oleh karena itu melalui
kesempatan ini penulis ingin secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir. P. Wiryono P,S.J selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Y.P Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma
3. Bapak V. Mardi Widyatmono, S.E M.B.A., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma
4. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
begitu baik bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
memberikan bimbingannya, masukan dan kritik yang sangat berharga, dengan
penuh perhatian dan kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
x
5. Ibu M.Th. Ernawati, S.E., MA. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan
yang sangat teliti, memberikan kritik, saran dan masukan serta nasehat-
nasehatnya yang sangat berarti sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen yang telah
membagikan ilmunya dan membantu penulis.
7. Seluruh responden Mahasiswa Universitas Atma Jaya Kampus I, Mrican,
Yogyakarta yang telah membantu penulis dengan mengisi kuesioner guna
melengkapi data yang penulis butuhkan.
8. Bokap, Nyokap, mbak Eka, mbak Dani, mas Anton dan seluruh keluarga yang
saya sayangi dan hormati terima kasih atas dukungan, semangat serta doa
yang tidak ternilai harganya.
9. Andi, Hesti, Intan, Bayu, Phyta, Ariana, Guruh, Komang, Adit, Tomi, Dora,
Wibi, Mat, Lukas, mas Ribut beserta rentalannya, terima kasih atas bantuan,
doa dan dukungannya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.. Bagi yang ga ketulis jangan marah yaaa, SUKSES SELALU!!!
10. Buat semua anak Manajeman 05, yang selalu ngajak touring, karokean,
waterboom, ngopi, futsal, hangout, jalan bareng, belanja, wisata kuliner,
pokoknya nikmatnya dunia dahh...! thanx buat semuanya.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu
xi
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penulisan skripsi ini, karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari
berbagai pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.
Yogyakarta, 30 November 2009
Titus Febriandri Prasetyo
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ........................................... iv ABSTRAK....................................................................................................... v KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 9
A. Pemasaran........................................................................... ................ 9
B. Konsep Pemasaran .............................................................................. 10
C. Proses Komunkasi ............................................................................... 12
D. Bauran Promosi ................................................................................. 18
E. Periklanan dan Iklan ........................................................................... 21
F. Fungsi Fungsi Periklanan ................................................................. 23
G. Televisi Sebagai Media Iklan .............................................................. 24
H. Pengaruh Iklan terhadap Minat ........................................................... 27
I. Minat Beli Konsumen ........................................................................ 29
J. Kerangka Pemikiran teoretis ............................................................... 30
K. Hipotesis.............. ............................................................................... 34
xiii
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 35
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 35
C. Subjek dan Objek Penelitian............................................................. .. 35
D. Variabel Penelitian .............................................................................. 36
E. Pengukuran Variabel.......................................................................... 37
F. Definisi Operasional ........................................................................... 39
G. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 41
H. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 41
I. Populasi dan Sampel ........................................................................... 42
J. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ............................................ 43
K. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ............................................. 43
L. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 45
M. Teknik Analisis Data........................................................................... 50
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................ 52
A. Gambaran Umum Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya
Yogyakarta .......................................................................................... 54
B. Gambaran Umum PT Coca Cola Company Indonesia ....................... 57
C. Gambaran Umum Produk Coca Cola Zero ......................................... 61
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ....................................... 64
A. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 65
B. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 67
C. Analisis Data ...................................................................................... 71
D. Pembahasan ........................................................................................ 78
xiv
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ..................... 80
A. Kesimpulan ........................................................................................ 80
B. Saran ................................................................................................... 82
C. Keterbatasan penelitian ..................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 84
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman III.1 Tabel Pengukuran Variabel........................................................................ 37
V.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian 65
V.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ............. 67
V.3 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas .... 68
V.4 Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi.............................................. 71
V.5 Karakteristik Responden berdasarkan angkatan mahasiswa............. 72
V.6 Karakteristik Responden berdasarkan usia ...................... 72
V.7 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis kelamin..... 73
V.8 Karakteristik Responden berdasarkan uang saku perbulan.. 73
V.9 Karakteristik Responden berdasarkan frekuensi menonton TV
dalam 3 bulan terakhir.............................................................................. 74
V.10 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda........................... 75
V.11 Hasil Uji F.......................................................... 77
V.12 Hasil Koefisien Determinasi (R2)....... 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman II.1 Model Kerangka Konseptual.... 31
IV.1 Beberapa Produk Coca Cola Zero............................................................... 61
V.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas.. 71
V.2 Hasil Uji Normalitas Histogram.. 72
V.3 Hasil Uji Normalitas Probability Plot. 73
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Lampiran Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Print out hasil olah data kuesioner
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini kondisi pasar terus menunjukkan perkembangan yang
demikian cepatnya, hal ini disebabkan oleh semakin baiknya konsumen
terinformasikan, dimana keberadaan dan informasi tentang produk dapat
diketahui dengan cepat lewat saluran saluran informasi yang seperti
diketahui juga mengalami perkembangan yang pesat pula. Fakta yang
demikian ini mengakibatkan perusahaan perlu terus memikirkan kembali
strategi dalam memasarkan produknya secara terus menerus dan
berkesinambungan.
Pemasaran merupakan aktivitas strategis dan suatu disiplin yang berfokus
pada tujuan akhir untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan yang lebih
sering membeli produk sehingga perusahaan menghasilkan lebih banyak uang
( Zyman, 2004:15 ). Pemasaran juga sering kali diartikan sebagai suatu sistem
total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang / jasa yang dapat
memuaskan keinginan para konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
Konsep inti dari pemasaran adalah pertukaran yaitu bahwa seluruh
aktivitas yang dilakukan oleh satu individu dengan individu lainnya
merupakan pertukaran, tidak ada seorang pun yang mendapatkan sesuatu
tanpa memberikan sesuatu baik langsung maupun tidak langsung. Yang
memegang peranan penting dalam proses pertukaran adalah komunikasi,
2
dimana komunikasi dapat menginformasikan dan membuat konsumen
menyadari atas keberadaan produk yang ditawarkan, komunikasi juga
bermanfaat untuk membedakan ( differentiating) produk yang ditawarkan oleh
suatu perusahaan dengan produk perusahaan lain.
Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud
dengan komunikasi pemasaran adalah usaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, atau mengingatkan pasar sasaran atas produk
perusahaannya agar bersedia menerima, membeli dan loyal terhadap produk
yang ditawarkan perusahaan bersangkutan ( Tjiptono, 1998:219 ). Dalam
promosi tersebut perusahaan mencoba membuat suatu iklan yang akan
menyampaikan pesan kepada konsumen mengenai produknya sehingga
konsumen mengetahui dan menerima informasi produk bersangkutan dengan
jelas.
Iklan merupakan salah satu variabel promotional mix, iklan bukanlah
sekedar pesan yang menginformasikan suatu produk atau jasa kepada
khalayak melalui suatu media, tetapi iklan diarahkan untuk membujuk orang
supaya membeli produk atau jasa yang di iklankan tersebut. Pentingnya iklan
bagi konsumen adalah iklan dapat membuat pembeli menerima dan
membanding bandingkan pesan yang disampaikan pesaing, iklan bersifat
terbuka sehingga konsumen bisa tahu keunggulan atau kelemahan produk
yang diiklankan ( Kotler dan Armstrong, 2001 : 156). Iklan menunjukkan cara
penggunaan barang dan jasa dapat bermanfaat bagi konsumen sehingga
konsumen bisa tahu fungsi dari produk atau jasa tersebut ( Sumartono, 2002:
3
78 -79 ). Variabel iklan antara lain isi pesan, informasi, bentuk dan format
iklan, dan durasi / waktu iklan.
Konsep kepercayaan, sikap, minat dan perilaku konsumen adalah saling
berhubungan erat. Mowen dan Minor menyatakan bahwa hubungan itu
didominasi oleh atribut produk. Atribut adalah sebuah fitur produk dimana
konsumen membentuk kepercayaan. Sedangkan definisi sikap menurut
Thurstone yang dikutip Mowen dan Minor adalah afeksi atau perasaan untuk
atau terhadap rangsangan. Minat adalah sumber motivasi yang mendorong
orang untuk melakukan apa yang diinginkan, bila mereka memilihnya secara
bebas dan bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan dan
mendatangkan kepuasan. Minat juga diartikan sebagai suatu kecenderungan
yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu hal,
dengan kata lain perasaan senang orang lain akan menimbulkan sikap positif
pada seseorang dan akhirnya akan menimbulkan minat (Winkel, 1991: 533).
Ketertarikan pada sebuah produk dapat diawali pada sebuah iklan, iklan yang
ditampilkan dapat memberikan minat yang besar terhadap calon konsumen
sehingga mereka berminat dan ingin tahu lebih jauh serta lebih rinci ( Kasali,
1993: 84).
Produk minuman berkarbonasi merupakan minuman yang cukup familiar
di Indonesia, biasanya minuman ini mengandung berbagai rasa seperti rasa
cola, rasa lemon, rasa strawberi dan rasa lainnya. PT Coca Cola Indonesia
merupakan produsen dan pemasar produk minuman berkarbonasi dan pelopor
keberadaan minuman berkarbonasi di Indonesia. Coca Cola merupakan
4
minuman bersoda kola yang dijual di berbagai restoran, toko, dan mesin
pengecer di lebih dari 200 negara, saingan utamanya adalah Pepsi
(www.id.wikipedia.web/coca-cola). Produk Coca Cola Company lainnya
adalah Sprite, Fanta, Raspberry Coke, Vanilla Coke dan lainnya. Pada tanggal
22 Februari 2008, PT Coca Cola Indonesia meluncurkan varian baru dari
produk minuman bersoda yaitu Coca-Cola Zero. Coca-Cola Zero merupakan
terobosan baru yang diperuntukkan bagi mereka yang menggemari rasa asli
dan kesegaran mantap Coca-Cola, tetapi tanpa gula. Produk ini menyasar
konsumen laki-laki dan perempuan kalangan muda-dewasa (usia 20-29 tahun)
yang mencari rasa mantap atau real taste dari Coca-Cola itu sendiri. Dengan
desain kemasan yang trendi yang didominasi warna hitam, dan tersedia baik
dalam kemasan kaleng maupun botol, Coca-Cola Zero cocok bagi kaum urban
muda-dewasa di Indonesia yang berani menantang kepercayaan-kepercayaan
konvensial dan berusaha menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin
adanya (anything is possible). Di Indonesia, produk ini tersedia di seluruh lini
penjualan sektor modern maupun tradisional, termasuk supermarket, toserba,
restoran, pujasera, hotel dan tempat hiburan, serta hypermarket terkemuka.
Coca-Cola Zero tersedia dalam berbagai kemasan mulai dari kemasan kaleng
250 ml dan 330 ml, serta kemasan botol PET 500 ml dan 1500 ml.
Iklan Coca Cola Zero yang ditampilkan di televisi salah satunya
menceritakan dua orang sahabat dikisahkan sedang melakukan perjalanan
keluar kota melewati daerah perbukitan yang meliuk-liuk dengan jurang di
sana-sini. Sewaktu berhenti di toko, salah seorang dari mereka membeli
http://www.id.wikipedia.web/coca-cola
5
minuman untuk bekal di perjalanan dan dia membagi minuman kepada
temannya yang mengendarai mobil mereka. Si supir ini berterimakasih kepada
temannya telah membagi Coca Cola tetapi temannya menampik, bahwa yang
diminum bukan Coca Cola. Si supir heran dan kembali bertanya, kok bisa?
Karena rasanya mirip sekali dengan Coca-Cola. Kemudian dijawab oleh
temannya, "It tastes like Coca-Cola but it has zero sugar" Mendengar
jawaban seperti ini si supir kaget. "What? Zero sugar? No way!"...dan
mengalihkan perhatian dari jalan sehingga mobil pun masuk jurang! Di dasar
jurang, dalam keadaan terbalik, si teman akhirnya bilang kalau itu benar Coca-
Cola tapi zero sugar dan dijawab dengan sebal oleh teman yang
disampingnya.
Dalam iklan tersebut Coca Cola Zero ingin menyasar konsumen laki-laki
dan perempuan kalangan muda-dewasa yang ingin mencari rasa mantap dari
Coca Cola itu sendiri sehingga ada kesempatan yang signifikan untuk
mengembangkan pasar minuman siap saji dengan memenuhi kebutuhan
konsumen yang senantiasa terus berkembang. Coca-Cola Zero akan semakin
memperkuat posisi perusahaan Coca-Cola sebagai perusahaan minuman yang
menawarkan lebih banyak pilihan untuk memenuhi kebutuhan konsumen
dengan gaya hidup yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dengan berbagai
alasan dan penjelasan yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul:
6
Pengaruh Iklan - Iklan Coca Cola Zero Di Televisi terhadap Minat Beli
Konsumen Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Hukum Atma Jaya
Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis
dapat merumuskan suatu masalah pokok sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik responden produk minuman Coca-Cola Zero?
2. Apakah informasi, bentuk atau format, isi, dan durasi/waktu iklan iklan
Coca Cola Zero di televisi (X) secara simultan berpengaruh terhadap minat
beli konsumen (Y)?
C. Pembatasan Masalah
Responden penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Atma Jaya yang pernah melihat iklan TV Coca-Cola Zero (semua TV swasta)
dan belum pernah mengkonsumsi Coca-Cola Zero.
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah informasi, bentuk atau format, isi, dan durasi
waktu iklan TV (X) berpengaruh secara simultan terhadap minat beli
konsumen (Y).
7
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemasang iklan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan
masukan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan dan
memperbaiki cara penyampaian iklan yang baik.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan
referensi dan acuan untuk penelitian bagi peneliti selanjutnya.
3. Bagi Penulis
Sebagai bahan penambah pengetahuan dan perbandingan antara
praktek yang ada dan teori yang didapat di bangku kuliah.
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang landasan teori
yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
dalam penelitian itu dan hipotesis.
8
BAB III Metode Penelitian
Bab ini mengemukakan tentang jenis penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel
penelitian, definisi operasional, jenis dan sumber data,
teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik
pengambilan sampel penelitian, teknik pengujian instrumen
penelitian, uji asumsi klasik, dan teknik analisis data.
BAB IV Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Perusahaan
Bab ini berisi tentang uraian gambaran umum lokasi
penelitian dan perusahaan.
BAB V Analisis Data dan Pembahasan
Dalam bab ini dikemukakan tentang proses penganalisaan
data dengan menggunakan alat analisis Regresi berganda
dan pembahasannya dari hasil analisis tersebut.
BAB VI Kesimpulan Saran dan Keterbatasan
Dalam bab ini dimuat kesimpulan dari analisis data, saran
yang diusulkan penulis kepada perusahaan dan keterbatasan
penulisan.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Banyak orang yang mengidentifikasikan secara keliru antara
penjualan dan pemasaran, karena itu banyak juga orang terutama
mahasiswa yang telah mempelajari pemasaran menjadi heran bahwa
bagian dari berbagai fungsi pemasaran seringkali bukan menjadi bagian
yang terpenting.
Menurut Gitosudarmo (1994 : 10) pemasaran adalah suatu kegiatan
bisnis yang merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
manusia, organisasi ataupun masyarakat luas. Businessman akan selalu
melihat adanya kebutuhan masyarakat, baik perorangan, rumah tangga
ataupun kebutuhan organisasi dan kemudian mencoba untuk melayaninya
secara baik sehingga masyarakat menjadi puas dan senang karenanya. Dari
kepuasan masyarakat itulah maka pengusaha akan mendapatkan
keuntungan dan kemudian keuntungan tersebut akan digunakannya untuk
mengembangkan bisnis atau usahanya agar menjadi luas lagi sehingga
dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas ataupun untuk membuka
bisnis baru bagi kebutuhan golongan masyarakat yang lain lagi.
10
2. Manajeman Pemasaran
Menurut Kotler (1999 : 19) definisi dari manajemen pemasaran
adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari
program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan
memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran
untuk mencapai tujuan pemasaran. Manajemen pemasaran meliputi
mengatur permintaan yang selanjutnya mencakup mengatur hubungan
dengan pelanggan.
Banyak orang beranggapan bahwa manajemen pemasaran adalah
mencari pelanggan yang cukup banyak untuk output perusahaan saat itu
juga, namun pandangan ini terlalu sempit. Perusahaan memiliki suatu
tingkat harapan permintaan atas produk-produknya. Pada suatu saat
tertentu mungkin saja tidak ada permintaan, permintaan memadai,
permintaan tidak teratur, atau terlalu banyak permintaan dan manajemen
pemasaran harus mencari tahu untuk menghadapi permintaan yang
berbeda-beda.
B. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan
organisasi adalah menjadi lebih efektif dari pada para pesaing dalam
memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Konsep pemasaran bersandar pada
11
empat pilar yaitu: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu
dan profitabilitas (Kotler 1997 : 17 - 22):
1. Pasar Sasaran
Untuk mengetahui pasar sasaran yang ada merupakan hal yang
sangat penting bagi perusahaan, karena dengan mengetahui pasar
sasaran, maka mereka dapat menyiapkan program yang sesuai.
2. Kebutuhan Pelanggan
a. Kebutuhan yang diutarakan
b. Kebutuhan nyata
c. Kebutuhan yang tidak diutarakan
d. Kebutuhan kegembiraan (delight)
e. Kebutuhan rahasia
Secara umum perusahaan dapat menanggapi permintan pelanggan
dengan memberikan apa yang mereka inginkan, apa yang mereka
butuhkan, atau apa yang benar-benar mereka butuhkan. Kunci
pemasaran professional adalah memahami kebutuhan riil pelanggan
dan memenuhinya dengan lebih baik dari pada yang dilakukan
pesaing.
3. Pemasaran Terpadu
Kegiatan ini dapat berjalan apabila semua departemen perusahaan
bekerja sama melayani kepentingan pelanggan. Pemasaran terpadu
berjalan dalam dua tahap yaitu secara eksternal maupun internal,
pemasaran eksternal adalah pemasaran yang ditujukan terhadap orang-
12
orang di luar perusahaan. Pemasaran internal merupakan kegiatan
menerima, melatih dan memotivasi pegawai yang memiliki
kemampuan dan ingin melayani pelanggan dengan baik.
4. Profitabilitas
Sebagian besar perusahaan-perusahaan swasta mempunyai tujuan
utama yaitu meraih laba atau keuntungan. Namun organisasi nirlaba
atau kemasyarakatan lebih cenderung bertahan hidup dan
mengumpulkan dana untuk melaksanakan kegiatan mereka.
Kebanyakan perusahaan tidak benar-benar menjalankan atau menganut
konsep pemasaran sampai mereka dipaksa oleh keadaan yang
mendesak antara lain:
a. Penjualan menurun
b. Pertumbuhan yang lambat
c. Pola pembelian yang berubah
d. Persaingan yang meningkat
e. Meningkatnya belanja pemasaran
C. Proses Komunikasi
Komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang
dilakukan oleh penjual dan pembeli dan merupakan kegiatan yang
membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran, serta
mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan
semua pihak untuk berbuat lebih baik (Swasta & Irawan, 2002 : 345).
13
Sebelum menentukan bauran promosi sebuah produk dan jasa,
pemasar harus memahami proses komunikasi, dimana unsur-unsur
terpentingnya adalah sumber/penyampai informasi (source),
pesan/sekumpulan simbol-simbol (message), dan tanggapan/sekumpulan
reaksi (response).
Setelah audiens sasaran ditentukan, komunikator pemasaran harus
memutuskan respon apa yang dicari. Tentu saja pada umumnya respon
akhir yang diinginkan adalah pembelian. Tetapi membeli adalah hasil dari
proses panjang yang dilakukan oleh konsumen dalam pengambilan
keputusan. Komunikator pemasaran perlu mengetahui dimana audiens
sekarang berdiri dan sampai sejauh mana mereka harus dipengaruhi.
Sasaran mungkin berada di salah satu dari enam tahap kesiapan-membeli
(buyer-readiness stages), tahap-tahap ini meliputi kesadaran, pengetahuan,
rasa suka, preferensi (keberpihakan), keyakinan, dan pembelian.
Pada pasar sasaran, konsumen sasaran mungkin sama sekali tidak
sadar akan adanya produk, hanya mengetahui namanya, atau mengetahui
satu atau sedikit hal saja tentang produk. Konsumen sasaran pertama-tama
harus membangun kesadaran dan pengetahuan. Sebagai contoh ketika
perusahaan mengenalkan produknya, perusahaan tersebut mengawali
usahanya dengan menampilkan iklan penggoda yang terus-menerus agar
masyarakat terbiasa dengan nama itu. Iklan awal produk ini menciptakan
keingintahuan dan kesadaran melalui nama produk bukan produknya.
Iklan sesudahnya menciptakan pengetahuan dengan cara memberi tahu
14
calon pembeli betapa tingginya kualitas produk tersebut dan unsur-unsur
inovatif yang dimilikinya.
Dengan asumsi konsumen sasaran mengetahui produk, bagaimana
pendapat mereka akan produk tersebut? Begitu pembeli potensial
mengetahui produk tersebut, para pemasar ingin membuat mereka lebih
tergerak lagi dengan menerapkan serangkaian tahap dimana perasaan
konsumen terhadap produk tersebut semakin lama semakin kuat. Tahap-
tahap ini mencakup rasa suka (merasa menyukai produk tersebut),
preferensi (lebih memilih produk tersebut daripada merk produk lain), dan
keyakinan (percaya bahwa produk tersebut adalah produk yang terbaik
untuk mereka). Pemasar mengkombinasikan alat-alat bauran pemasaran
untuk menciptakan pendapat positif dan keyakinan. Iklan mengangkat
keunggulan produk tersebut dibanding merk pesaing. Siaran pers dan
aktivitas hubungan masyarakat lainnya menonjolkan unsur inovatif produk
tersebut serta performanya. Pembeli potensial produk tersebut mungkin
memutuskan untuk menunggu informasi lebih lanjut, atau menunggu
membaiknya perekonomian. Komunikator sebaiknya melakukan tindakan
yaitu bisa berupa harga promosi khusus, rabat, atau hadiah.
Tentu saja komunikasi pemasaran semata tidak dapat
menciptakan pendapat positif dan pembelian produk tersebut. Produk itu
sendiri harus memiliki nilai superior bagi pelanggan. Sesungguhnya,
komunikasi pemasaran yang menonjol dapat mempercepat jatuhnya
produk yang jelek. Semakin cepat pembeli potensial mengetahui produk
15
jelek tersebut, semakin cepat mereka menyadari keburukannya. Jadi,
komunikasi pemasaran yang baik menuntut tindakan yang baik diikuti
dengan kata-kata yang baik. Hal-hal yang perlu dilakukan agar dapat
menghasilkan pesan yang baik (Kotler & Amstrong, 2001 : 115-121)
adalah:
1. Merancang pesan
Setelah menetapkan respon audiens yang dikehendaki,
komunikator beralih ke pembuatan pesan yang efektif. Pesan harus
mengundang perhatian (attention), mempertahankan minat (interest),
membangkitkan keinginan (desire), dan memperoleh tindakan
(action). Kerangka ini dikenal dengan model AIDA. Dalam
praktiknya, beberapa pesan dapat membawa kosumen dari tahap
kesadaran sampai ke tahap pembelian, tetapi kerangka AIDA
menyajikan kualitas yang dikehendaki dari suatu pesan yang baik.
2. Isi pesan
Ada tiga tipe daya tarik: rasional, emosional, dan moral. Daya
tarik rasional berkaitan dengan minat pribadi audiens. Daya tarik ini
menunjukkan bahwa produk akan menghasilkan manfaat yang di
kehendaki. Beberapa contohnya adalah pesan yang menunjukkan
kualitas, harga, nilai, atau kinerja produk. Daya tarik emosional
bertujuan untuk menggugah emosi negatif maupun positif yang dapat
memotivasi pembelian. Komunikator dapat menggunakan daya tarik
positif seperti cita rasa, bangga, keceriaan, dan humor. Daya tarik
16
moral ditujukan untuk apa yang dipandang audiens sebagai benar
dan layak. Daya tarik ini sering dipakai untuk mendorong orang
agar mendukung gerakan-gerakan sosial seperti lingkungan yang
bersih, hubungan antar ras yang harmonis, persamaan hak untuk
kaum perempuan, dan bantuan bagi penyandang cacat.
3. Struktur pesan
Komunikator juga harus memutuskan bagaimana mengenai tiga
permasalahan yang berkenaan dengan struktur pesan. Yang pertama
adalah apakah ia harus menarik kesimpulan atau membiarkan
audiens melakukannya. Permasalahan kedua mengenai struktur
pesan adalah apakah penampilan argumentasi satu sisi (hanya
menyebutkan keunggulan produk), atau argumentasi dua sisi
(menceritakan keunggulan produk sekaligus juga mengakui
kekurangannya). Biasanya, argumentasi satu sisi lebih efektif dalam
presentasi penjualan terkecuali audiens berasal dari kalangan
berpendidikan tinggi atau lebih ingin mendengar pernyataan yang
berlawanan, atau si komunikator harus mengatasi asosiasi negatif.
Permasalahan struktur pesan ketiga adalah apakah penyampaian
argumen terkuat di depan atau di belakang. Penyampaian argumen-
argumen tersebut di depan akan menarik banyak perhatian namun
bisa bermuara pada akhir yang anti klimaks.
17
4. Format Pesan
Bila pesan akan dipancarkan lewat televisi atau secara pribadi,
maka semua elemen ini plus bahasa tubuh harus terencana. Presenter
merencanakan ekspresi wajah, gerakan badan, pakaian, postur tubuh,
dan tata rambut mereka. Bila pesan ditempelkan pada produk atau
kemasannya, komunikator harus mengawasi tekstur, aroma, warna,
ukuran, dan bentuk.
5. Memilih Media
a. Saluran komunikasi pribadi
Dalam saluran komunikasi pribadi (personal communication
channels), dua orang atau lebih saling berkomunikasi langsung.
Mereka bisa berkomunikasi melalui tatap muka, lewat telepon, lewat
surat, atau bahkan chating lewat internet. Saluran komunikasi pribadi
efektif karena di dalamnya terjadi pertemuan dan umpan balik
pribadi.
b. Saluran komunikasi nonpribadi
Saluran komunikasi nonpribadi (nonpersonal communication
chanels) adalah media yang membawa pesan tanpa mengadakan
kontak atau umpan balik pribadi. Yang termasuk dalam kelompok
ini adalah media utama, atmosfer, dan acara. Media utama meliputi
media cetak (koran, majalah, surat) dan media tampilan (billboard,
papan iklan, poster). Atmosfer adalah lingkungan yang dirancang
18
secara khusus demi menciptakan atau meningkatkan kecenderungan
pembeli untuk membeli produk. Acara adalah suatu program yang
dirancang khusus untuk mengenalkan suatu produk kepada
konsumen yang bertujuan untuk menciptakan kecenderungan
pembeli untuk membeli produk.
D. Bauran Promosi
Promosi atau promotion (Stanton dkk, 1991 : 410) adalah:
The element in an organizations marketing mix that serve to inform,
persuade, and remind the market of the organization and or its
products.
Promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah
yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada
tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran
(Swastha,1984:237).
Promotional mix didefinisikan sebagai kombinasi strategi yang
paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat
promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai
tujuan program penjualan (Swastha,1984:238).
Variabel-variabel promotion mix dijelaskan sebagai berikut
(Stanton dkk,1991 : 410) :
1. Personal selling
Personal selling is the presentation of a product to a prospective
customer by representative of the selling organization. Di antara
19
promotional mix, personal selling membutuhkan lebih banyak
uang dibandingkan dengan variabel promotional mix lainnya.
Pengertian personal selling sebagai interaksi antar individu,
saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan,
memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan
pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain
(Swastha, 1984 : 260).
2. Advertising
Advertising is a paid-for type of impersonal mass
communication in which the sponsor is clearly identified. Bentuk
yang paling umum adalah iklan TV dan radio, atau gambar dan
tulisan di koran dan majalah.
Periklanan adalah komunikasi non individu, dengan sejumlah
biaya memlalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan,
lembaga non laba serta individu-individu (Swasta, 1984 : 245).
3. Publicity (publisitas)
Publicity is similar to advertising in that it is a mass
communication type of demand stimulation. Publisitas biasanya
terdiri dari berita-berita yang menarik tentang produk atau
organisasi yang dipresentasikan dalam berbagai media. Keunikan
dari publisitas tidak memerlukan biaya dan mempunyai
kredibilitas.
20
Maka publisitas dapat didefinisikan sebagai sejumlah informasi
tentang seseorang, barang, atau organisasi yang disebarluaskan ke
masyarakat melalui berbagai media tanpa dipungut biaya atau
tanpa pengawasan dari sponsor. Sehingga orang tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk memperoleh informasi.
4. Public Relation (Humas)
Public relation is more targeted than publicity. It is a planned
effort by an organization to influence the attitudes and opinions of
a specific group. Targetnya bisa jadi adalah pelanggan, pemegang
saham, agen-agen pemerintah, atau kelompok-kelompok khusus
yang berkepentingan (Stanton 1991 : 410).
Menurut Swastha (1984 : 279), humas dapat didefinisikan
sebagai fungsi manajemen yang memberikan penilaian tentang
sikap masyarakat, identitas kebijaksanaan, dan prosedur dari
industri atau organisasi dengan keinginan masyarakat dan
melakukan program tindakan untuk mendapatkan pengertian serta
pengakuan masyarakat
5. Sales Promotion (Promosi Penjualan)
Sales Promotion is designed to supplement advertising and
coordinate personal selling (Stanton, 1991 : 410).
Promosi penjualan yaitu kegiatan-kegiatan pemasaran selain
personal selling, periklanan, dan publisitas, yang mendorong
efektivitas pembelian konsumen dan pedagang dengan
21
menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi,
dan sebagainya. Beberapa metode promosi penjualan antara lain
melalui pemberian contoh barang, kupon, hadiah, undian dan
peragaan (Swastha, 1984 : 279).
E. Periklanan dan Iklan
1. Pengertian Periklanan
Periklanan merupakan salah satu dari variabel kegiatan promosi
yang sering dilakukan oleh perusahaan atau individu yang ditujukan
untuk mencapai pasar. Menurut beberapa para ahli, periklanan dapat
didefinisikan sebagai berikut :
a. Menurut William G. Nickels ( Swasta, 1984 : 245 ).
Periklanan adalah komunikasi non individu, dengan sejumlah
biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan,
lembaga non laba, serta individu-individu.
b. AMA ( American Marketing Association )
Any paid form of non personal presentation and promotion of
ideas, goods or service by an identified sponsor
( Kasali, 1992 : 10).
c. Masyarakat Periklanan Indonesia (Kasali, 1992 : 11)
Periklanan adalah keseluruhan proses yang meliputi penyiapan,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan,
sedangkan iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu
22
produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada
sebagian atau seluruh masyarakat.
d. Iklan/advertising adalah penyajian informasi non personal
tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang
dilakukan dengan bayaran tertentu (Peter dan Olson, 1999 :
181).
e. Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang
sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan
ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti
televisi, radio, koran, majalah, direct mail ( pengeposan
langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum ( Monle
Lee dan Carla Johnson, 2004 : 3).
2. Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan yang utama adalah menjual atau meningkatkan
penjualan barang, jasa atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering
mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak
juga penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang. Dari segi lain,
tujuan periklanan yang riil adalah mengadakan komunikasi yang efektif.
Selain itu masih ada beberapa tujuan lain dari periklanan (Swastha,1984
: 248) :
Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi
lain.
23
Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh tenaga
penjual atau salesman dalam jangka waktu tertentu.
Mengadakan hubungan dengan para penyalur, misalnya dengan
mencantumkan nama dan alamatnya.
Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan
baru.
Memperkenalkan produk baru.
Menambah penjualan.
Mencegah timbulnya barang tiruan.
F. Fungsi - Fungsi Periklanan
Beberapa fungsi periklanan antara lain (Swastha, 1984 : 246) :
1. Memberikan informasi
Iklan dapat memberikan informasi lebih banyak baik tentang
barangnya, harganya ataupun informasi lain yang mempunyai
kegunaan bagi konsumen. Nilai yang berguna dari periklanan
tersebut dinamakan faedah informasi.
2. Membujuk atau mempengaruhi
Periklanan sering juga tidak hanya memberi tahu saja tetapi
juga bersifat membujuk terutama pembeli-pembeli potensial
dengan menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik dari
produk lainnya.
24
3. Menciptakan kesan ( image )
Dengan sebuah iklan, orang akan mempunyai pesan tertentu
tentang apa yang diiklankan, dalam hal ini pemasang iklan
selalu berusaha untuk menciptakan iklan yang sebaik-baiknya,
misal dengan menggunakan warna, ilustrasi, bentuk, dan
layout yang menarik.
4. Memuaskan keinginan
Sebelum memilih dan membeli produk, kadang-kadang orang
ingin diberi tahu lebih dahulu, bahkan juga ingin dibujuk untuk
melakukan yang baik bagi mereka atau bagi masyarakat. Jadi,
periklanan merupakan suatu alat yang dapat dipakai untuk
mencapai tujuan, dan tujuan itu sendiri berupa pertukaran yang
saling memuaskan.
5. Sebagai alat komunikasi
Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua
arah antara penjual dan pembeli sehingga keinginan mereka
dapat terpenuhi secara efisien dan efektif.
G. Televisi Sebagai Media Iklan
Iklan televisi telah menciptakan karakteristiknya sendiri, dan hal
tersebut menambah daya pengulangan dan keseimbangan pengaruhnya
sebagai suatu bentuk media iklan. Hampir tidak ada rumah di Indonesia
yang tidak punya televisi. Televisi sudah merupakan barang umum yang
25
mudah dijumpai dimana saja. Karena itu, potensinya sebagai wahana
iklan sangat besar, karena ia mampu menjangkau begitu banyak
masyarakat atau calon konsumen (Jefkins, 1995 : 109).
Karena televisi merupakan sarana hiburan utama bagi keluarga,
maka produk-produk yang banyak diiklankan di televisi adalah barang-
barang konsumsi, baik yang dikonsumsi setiap hari maupun yang tahan
lama seperti alat-alat rumah tangga, namun dalam beberapa tahun
terakhir produk-produk barang dan jasa yang bernilai tinggi seperti
mobil, motor, handphone, dan property semakin sering diiklankan di
televisi (Jefkins, 1995 : 108).
Beberapa keunggulan iklan di televisi akan dipaparkan sebagai
berikut (Jefkins, 1995 : 108):
1. Memberi kesan realistis karena sifatnya yang visual dan merupakan
kombinasi warna-warna, suara dan gerakan, maka iklan-iklan televisi
nampak begitu hidup dan nyata.
2. Membuat masyarakat lebih tanggap, karena iklan di televisi disiarkan
di rumah-rumah dalam suasana yang serba santai atau rekreatif,
maka masyarakat lebih siap untuk memberikan perhatian
(dibandingkan iklan poster yang di pasang di tengah jalan:
masyarakat yang sibuk memikirkan sesuatu, menuju suatu tempat
atau tengah bergegas ke kantor tentunya tidak akan sempat
memperhatikannya).
26
3. Adanya repetisi atau pengulangan, iklan televisi bisa ditayangkan
hingga beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup
bermanfaat yang memungkinkan sejumlah masyarakat untuk
menyaksikan, dan dalam frekuensi yang cukup sehingga pengaruh
iklan itu akan terasa manfaatnya. Saat ini para pembuat iklan dalam
menentukan durasi iklan tidak begitu lama. Mereka justru membuat
iklan televisi yang singkat namun semenarik mungkin, agar ketika
ditayangkan berulang-ulang, para pemirsa tidak segera menjadi
bosan karenanya.
4. Adanya pemilihan area siaran (zoning) dan jaringan kerja
(networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat.
Seorang pengiklan dapat menggunakan satu atau kombinasi banyak
stasiun televisi sekaligus untuk memuat iklannya, bahkan ia bisa saja
membuat jaringan kerja dengan semua stasiun televisi, sehingga
iklannya akan ditayangkan oleh semua stasiun televisi secara
serentak.
5. Ideal bagi para pedagang eceran, iklan televisi dapat menjangkau
kalangan pedagang eceran sebaik ia menjangkau konsumen, karena
para pedagang eceran juga suka menonton televisi.
6. Terkait erat dengan media lain, tayangan iklan televisi mungkin saja
terlupakan begitu cepat, tetapi kelemahan ini bisa diatasi dengan
memadukannya pada wahana iklan lain.
Tiga kekuatan dari media periklanan televisi, yaitu (Kasali, 1993 : 121):
27
1. Efisiensi biaya
Banyak pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling
efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya. Salah satu
keunggulan televisi adalah kemampuan menjangkau khalayak
sasaran yang dapat maupun yang tidak dapat dicapai oleh media
lainnya. Jangkauan yang luas ini menimbulkan efisiensi biaya.
2. Dampak yang kuat
Keunggulan lainnya adalah kemampuan menimbulkan dampak yang
kuat terhadap konsumen, dengan tekanan sekaligus pada dua indera,
yaitu indera penglihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu
menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan
mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, dan lain-lain.
3. Pengaruh yang kuat
Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi
persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan
waktunya di depan televisi, sebagai sumber berita, hiburan dan
sarana pendidikan. Kebanyakan calon pembeli lebih percaya pada
perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada tidak
sama sekali.
H. Pengaruh Iklan Terhadap Minat
Para pemasang iklan sering kali memilih nama merek sehingga
namanya sendiri dapat membantu mengarahkan perhatian audiens yang
28
menjadi sasaran secara langsung, serta menentukan cirri khas merek
yang mudah diingat. Literatur psikologi mengatakan bahwa orang akan
lebih memahami sesuatu yang familiar. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika merek-merek yang familiar itu sangat mudah diingat.
Mengekspos iklan merek dan kemasan dapat menjadikan merek lebih
familiar dan mudah diingat. Pikiran manusia seringkali
menginterpretasikan berbagai atribut secara positif atau negatif, menurut
Sutherland dan Sylvester setiap orang memiliki sikap dan cara pandang
yang berbeda dalam melihat daging sapi yang dipasarkan, tergantung
pada bagaimana label itu, apakah diberi label 75% tidak berlemak atau
25% berlemak. Dengan kata lain, segala sesuatu yang ada di dunia ini
selalu memiliki sisi positif dan negatif tidak terkecuali merek (Sutherland
dan Sylvester, 2004 : 28).
Jenis produk dapat dibagi ke dalam berbagai kelompok. Namun
dilihat dari tingkat risiko yang harus ditanggung oleh konsumen, produk
dibagi dua yaitu produk berisiko tinggi dan produk berisiko rendah.
Produk dikatakan berisiko tinggi, bila produk tersebut menimbulkan
kerugian yang relatif besar bagi konsumen bila konsumen salah dalam
mengambil keputusan dalam membeli. Sedangkan produk yang
dikatakan berisiko rendah, apabila produk tersebut tidak menimbulkan
kerugian yang relatif besar bila konsumen salah dalam mengambil
keputusan dalam membeli.
29
Bagi sebagian besar konsumen, mereka harus berhati-hati memilih
ketika mereka berminat untuk membeli produk yang berisiko tinggi.
Sehingga, produk seperti ini akan lebih sesuai bila diiklankan di media
cetak. Sedangkan untuk produk yang berisiko rendah, seorang konsumen
tidak perlu aktif mencari informasi ketika memutuskan untuk membeli
produk. Mereka cukup melihat iklan televisi sebagai sebagai sarana
untuk mendapatkan informasi. Bagi konsumen, ketertarikan pada suatu
produk memang dapat diawali pada sebuah iklan, iklan yang ditampilkan
dapat memberikan minat yang besar terhadap calon konsumen sehingga
mereka berminat dan ingin lebih jauh serta timbul rasa ingin tahu secara
lebih rinci (Kasali, 1993 : 84).
I. Minat Beli Konsumen (Purchase Intention)
Minat adalah sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan
apa yang diinginkan, bila mereka memilihnya secara bebas dan bila
mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan dan mendatangkan
kepuasan.
Minat beli juga diartikan sebagai suatu kecenderungan konsumen untuk
membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan
pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan
pembelian.
Minat menurut Winkel (1991 : 533) adalah suatu kecenderungan yang
agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu hal, dengan
30
kata lain perasaan senang orang lain akan menimbulkan sikap positif pada
seseorang yang pada akhirnya akan menimbulkan minat.
Banyak perusahaan yang telah menggunakan media iklan untuk
menunjang pemasarannya, agar pemasaran suatu perusahaan tersebut
berhasil, mereka rela mengeluarkan biaya relatif besar demi tujuan mereka
tercapai. Sering dijumpai tingginya persaingan-persaingan yang
ditampilkan dalam beberapa iklan untuk menonjolkan sebuah produk,
tetapi bagaimanapun juga sebuah iklan harus dapat memberikan perbedaan
dari yang lain. Iklan yang ditayangkan di televisi membentuk pernyataan
sikap konsumen yang mempengaruhi minat beli konsumen. Pembentukan
sikap terhadap iklan dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap iklan.
Sikap terhadap iklan ini diawali cara konsumen berfikir mengenai sebuah
iklan. Assael (2001 : 368) mendefinisikan sikap terhadap iklan adalah
kecenderungan konsumen untuk menjawab dengan baik atau tidak baik
terhadap iklan itu.
J. Kerangka Pemikiran Teoretis
Kerangka pemikiran teoritis dari penelitian ini adalah bagaimana
iklan ditinjau dari informasi, bentuk/format, isi, dan durasi iklan dapat
mempengaruhi minat beli konsumen. Dalam hal ini yang dijadikan studi
kasus adalah Mahasiswa/i Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya
Yogyakarta. Penulis ingin meneliti apakah minat beli Mahasiswa/i
Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta terhadap Coca Cola
31
Zero dipengaruhi oleh iklan Coca Cola Zero. Berikut ini gambar dari
kerangka pemikiran teoritis pengaruh iklan-iklan Coca Cola Zero di TV
terhadap minat beli konsumen:
Gambar II.1
Model Kerangka Konseptual
Mengacu pada gambar II.1 bahwa kerangka konseptual penelitian
dapat di jelaskan sebagai berikut:
Input dari kerangka pemikiran teoritis ini adalah iklan televisi
(dalam hal ini iklan iklan Coca Cola Zero). Input yang dimaksudkan
adalah variabel bebas yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur
berapa besar pengaruh variabel bebas tersebut terhadap minat beli
konsumen, iklan televisi yang dimaksudkan adalah iklan iklan Coca
Cola Zero.
Penjelasan berbagai variabel bebas yaitu: informasi iklan (X1),
bentuk format iklan (X2), isi iklan (X3), dan durasi iklan (X4) adalah
sebagai berikut:
Informasi iklan (X1)
Bentuk/Format iklan (X2)
Minat Beli
Konsumen (Y)
Variabel bebas
Variabel terikat
Durasi iklan (X4)
Isi Iklan (X3)
Variabel-Variabel
Iklan Coca Cola Zero di
Televisi
32
Informasi iklan (X1
Bentuk/format iklan (X
) adalah suatu bentuk informasi dalam penayangan
iklan yang memberikan keterangan/informasi yang jelas bagi calon
konsumen. Pada produk yang berisiko tinggi melalui media cetak sering
kali lebih jelas dalam memberikan detail informasi. Sedangkan produk
yang berisiko rendah, yang penayangannya dengan media televisi dengan
durasi waktu yang relatif singkat diharapkan dapat memberikan informasi
yang memadai bagi konsumen, meskipun informasi tersebut bukan
merupakan sebuah detail, namun informasi yang memadai kemungkinan
dapat berpengaruh terhadap minat beli konsumen. Iklan sering
dibicarakan untuk mendapatkan informasi, konsumen banyak memakai
iklan TV untuk mencari informasi mengenai model dan desain.
2
Isi Iklan (X
) adalah metode yang bertujuan untuk membujuk
pemirsa. Ada beberapa metode atau format penyampaian pesan yang
bertujuan membujuk audiens. Metode-metode penyampaian pesan
tersebut adalah argumentasi/claim, drama, humor, berita, syair,
pendidikan dan kombinasi. Masing masing metode mempunyai
pemeran/tokoh, moto/slogan, dan pesan iklan sendiri.
3) merupakan bagian yang penting dalam iklan, isi iklan dapat
berupa pemeran/tokoh, moto/slogan, dan pesan iklan itu sendiri. Kata dan
gambar yang digunakan sebagai label dapat menggambarkan sebuah
merek dan dapat pula mengarahkan kita pada aspek-aspek yang berbeda
dari sesuatu yang sama.
33
Durasi iklan (X4
Output dari kerangka pemikiran teoritis ini adalah ingin mengetahui
minat beli dari mahasiswa/i Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, setelah melalui proses yang berupa persepsi tentang isi
iklan, informasi iklan, bentuk/format iklan, dan durasi iklan.
) adalah lamanya iklan tersebut ditayangkan, iklan yang
berdurasi 60 detik saat ini sudah umum digunakan. Namun iklan yang
efektif biasanya memiliki durasi yang lebih pendek, sehingga penonton
diharapkan mampu memahami isi dari iklan tersebut. Waktu adalah
musuh sekaligus tantangan bagi iklan, namun dalam waktu yang terbatas
sebuah iklan harus mampu menjelaskan sebuah situasi dalam waktu yang
bersamaan konsumen mendapatkan penjelasan yang disampaikan.
Peneliti ingin meneliti pengaruh iklan-iklan Coca Cola Zero di
televisi ditinjau dari variabel-variabelnya berupa isi, informasi,
bentuk/format dan durasi iklan terhadap minat beli. Hal ini sesuai dengan
literatur yang ada, yang berkesimpulan bahwa iklan yang ditayangkan di
media televisi membentuk pernyataan sikap konsumen yang
mempengaruhi minat beli (Assael, 2001 : 368). Dalam gambar tersebut
dijelaskan bahwa inputnya adalah iklan-iklan Coca Cola Zero di televisi
yang dijabarkan melalui beberapa variabelnya yang kemudian disebut
variabel bebas dan kemudian menghasilkan output minat beli, dengan
kata lain peneliti ingin menyampaikan apakah dari berbagai variabel
bebas tersebut berpengaruh secara simultan terhadap minat beli
konsumen.
34
K. Hipotesis
1. Rumusan masalah yang pertama tidak ada hipotesis.
2. Rumusan hipotesis untuk menjawab rumusan masalah yang kedua :
informasi iklan, bentuk/format iklan, isi iklan dan durasi iklan Coca
Cola Zero di televisi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
terhadap minat beli konsumen.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Penelitian ini hanya
dilakukan pada objek tertentu dan kesimpulan yang ditarik hanya
berlaku pada objek yang diteliti.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya
Yogyakarta
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2009
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah
mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya yang pernah
melihat iklan-iklan Coca Cola Zero dan belum pernah mengkonsumsi
Coca Cola Zero.
36
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah data atau informasi yang dibutuhkan untuk
menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesis penelitian.
Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah iklan-iklan Coca Cola
Zero yang berdasar pada informasi iklan, bentuk atau format iklan, isi
iklan, durasi iklan dan minat beli.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
(Sugiyono, 1999 : 31).
Variabel terbagi atas variabel independen (variabel bebas) dan
variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen (variabel
bebas) adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau
terpengaruhnya variabel dependen (Umar, 2002 : 129). Variabel
dependen (variabel terikat) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi
oleh variabel independen. Dalam penelitian ini variabel independennya
adalah informasi iklan (X1), bentuk/format iklan (X2), isi iklan (X3),
dan durasi iklan (X4
). Dalam penelitian ini, variabel dependennya
adalah minat beli konsumen (Y).
37
E. Pengukuran Variabel
Pengukuran Variabel dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial. Skala
Likert digunakan untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam kuesioner
yang mempunyai tingkatan dari yang sangat positif sampai dengan yaang
sangat negatif. Pertanyaan-pertanyaan tersebut di beri alternatif jawaban 5
kategori dengan skor jawaban 1 sampai 5 .
Tabel III. 1
Pengukuran Variabel
Konsep Variabel Indikator Pengukuran
IKLAN
informasi iklan Coca Cola Zero
Informasi lengkap Informasi jujur dan
jelas Informasi yang
menarik Informasi yang
mudah dimengerti dan dipahami
Skala Likert (interval)
bentuk/format iklan Coca Cola
Zero
Bentuk/format iklan dengan percakapan/cerita yang unik
Bentuk/ format iklan yang enak ditonton dan dinikmati
Bentuk/format iklan yang menampilkan guyonan yang humoris
Skala Likert (interval)
isi iklan Coca Cola Zero
Menampilkan isi iklan dengan skenario yang menarik
Menampilkan slogan
Skala Likert (interval)
38
yang menarik Anything is Possible
Menyampaikan pesan iklan yang sesuai dengan tema iklan
durasi iklan Coca Cola Zero
Durasi yang tidak begitu lama
Durasi yang tidak mengganggu acara TV
Durasi yang tidak membosankan
Skala Likert (interval)
MINAT BELI KONSUMEN
minat beli konsumen
Konsumen ingin membeli produk Coca Cola Zero karena penyampaian iklannya menarik, unik, dan lucu
Konsumen lebih tertarik untuk membeli Coca Cola Zero daripada merek lain
Konsumen akan membeli Coca Cola Zero tanpa mempertimbangkan harga
Konsumen akan membeli Coca Cola Zero karena iklannya memberikan informasi yang sesuai dengan produknya
Konsumen akan membeli Coca Cola Zero karena kemasan Coca Cola Zero yang menarik
Skala Likert (interval)
39
F. Definisi Operasional
1. Informasi iklan (X1
2. Bentuk/format iklan (X
) adalah informasi mengenai iklan Coca Cola
Zero yang ingin disampaikan kepada konsumen. Informasi diukur
dengan menggunakan item-item pernyataan, seperti iklan Coca
Cola Zero memberikan informasi yang lengkap, memberikan
informasi yang jujur, mudah dimengerti, dan mudah dipahami
sehingga menarik bagi calon konsumen.
2
3. Isi iklan (X
) adalah model atau bentuk penyajian suatu
iklan. Bentuk/format iklan diukur dengan menggunakan item-item
pernyataan, seperti iklan Coca Cola Zero berbentuk
percakapan/cerita antara 2 orang yang enak ditonton dan
menampilkan humor yang khas sehingga menarik perhatian.
Karakter-karakter dalam iklan Coca Cola Zero sesuai dengan
tujuan iklan tersebut yaitu produk untuk anak muda dan cerita iklan
Coca Cola Zero yang mengilustrasikan seorang anak muda yang
menyatakan ketidakpercayaan Coca Cola tanpa gula.
3) adalah unsur-unsur yang terdapat dalam suatu iklan,
sehingga iklan tersebut menjadi efektif (Sutherland &
Sylvester,2004:26). Isi iklan diukur dengan menggunakan item-
item pernyataan, seperti iklan yang menampilkan sketsa yang
menarik, menampilkan slogan yang berbunyi Anything is
Possible, menampilkan pesan iklan yang tidak bertele-tele,
menyampaikan pesan iklan sesuai tema iklan, dan menampilkan
40
situasi cerita yang menarik, contohnya cerita anak muda yang
mimpi terjun payung dan cerita anak muda yang kaget setelah
minum Coca Cola Zero sehingga mobil mereka masuk jurang.
4. Durasi iklan (X4
5. Minat beli (Y) adalah keinginan konsumen sebelum melakukan
pembelian terhadap suatu produk. Apa yang akan dilakukan
konsumen setelah melihat iklan, apakah mencari informasi tentang
produk Coca Cola Zero dan memberikan perhatian khusus terhadap
produk itu, setelah informasi diperoleh tindakan apa yang
dilakukan, apakah tertarik untuk membeli produk itu.
) adalah seberapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk menampilkan suatu stimuli yang berupa iklan. Iklan yang
membutuhkan waktu yang lama, akan direspon biasa karena
membutuhkan perhatian ekstra dari pemirsa. Durasi iklan diukur
menggunakan item-item pernyataan, seperti iklan Coca Cola Zero
yang durasinya sekitar 10 detik sehingga tidak begitu lama, tidak
mengganggu acara TV, dan dengan waktu sekitar 10 detik tersebut
tidak menimbulkan kebosanan.
Minat beli diukur menggunakan item-item pernyataan, seperti
keinginan konsumen membeli Coca Cola Zero karena penyampaian
iklan yang menarik, unik, dan lucu, ketertarikan membeli Coca
Cola Zero daripada produk lain, keinginan membeli tanpa
mempertimbangkan harga, tertarik karena Coca Cola Zero
41
memberikan informasi yang sesuai dengan produknya, dan tertarik
membeli Coca Cola Zero karena kemasannya.
G. Jenis dan Sumber data
Jenis data dalam penelitian adalah data primer. Data primer
merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu
perseorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner
( Umar,2000:130). Data primer dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dari hasil pengisian kuesioner pada saat penelitian, dalam
penelitian ini adalah data tentang variabel-variabel iklan Coca Cola
Zero di televisi terhadap minat beli konsumen.
H. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Peneliti menyusun dan mengedarkan kuesioner yang berisi
daftar pertanyaan kepada para responden untuk mendapatkan
pernyataan dan tanggapan mereka, kemudian kuesioner dikembalikan
pada peneliti untuk diubah menjadi bentuk angka menggunakan Skala
Likert. Dalam hal ini tingkat setuju atau tidak setuju atas berbagai
pernyataan yang berhubungan dengan variabel yang diteliti diberi skor
berupa:
42
Jawaban Skor
Sangat setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak setuju (TS) 2
Sangat tidak setuju (STS) 1
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang didapat dari sumber
baik secara langsung ataupun tidak langsung yaitu untuk memperoleh
data mengenai Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya, dan untuk
mengetahui gambaran umum perusahaan dapat dilakukan melalui
pencarian di situs internet.
I. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 1999:72-73). Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh mahasiswa-mahasiswi Fakultas Hukum Universitas
Atma Jaya Yogyakarta, dan sampling population-nya adalah
mahasiswa-mahasiswi yang pernah melihat/menonton iklan Coca Cola
Zero dan belum pernah mengkonsumsi Coca Cola Zero.
43
J. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang dipilih adalah Sampling
Accidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 1999 : 77). Jadi
dalam penelitian ini pertimbangannya adalah reponden yang bertemu
dengan peneliti akan ditanyai dahulu apakah mahasiswa/mahasiswi
tersebut pernah menonton/melihat iklan Coca Cola Zero di televisi dan
belum pernah mengkonsumsi Coca Cola Zero, jika pernah
menonton/melihat iklan Coca Cola Zero di televisi dan belum pernah
mengkonsumsi Coca Cola Zero maka responden tersebut akan
dijadikan sampel, jika diluar kriteria tidak dijadikan sampel.
Penentuan besarnya sampel yang dibutuhkan dalam penelitian
adalah 100 sampel yang harus berdasarkan kriteria responden yaitu
harus pernah melihat iklan Coca Cola Zero dan belum pernah
mengkonsumsi Coca Cola Zero, bila diketemukan responden diluar
kriteria tersebut maka responden tersebut tidak akan dijadikan sampel,
jadi 100 sampel yang berdasarkan kriteria tersebut akan disebut
sebagai sample frame, sehingga sample frame inilah yang akan
digunakan dalam penelitian.
44
K. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Uji Validitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur itu dapat mengukur apa yang diukur. Uji
validitas dilakukan dengan menggunakan Korelasi Product
Moment. Rumusnya sebagai berikut:
r ( )( )( ){ } ( ){ }
2222 YYnXXn
YXXYnxy =
Keterangan:
rxy
n : Jumlah sampel yang diuji
: Korelasi Product Moment
X : Skor total dari semua item
Y : Skor faktor/skor dari setiap item
Kuesioner dikatakan valid bila r hitung r tabel, karena
dalam pengujian validitas jumlah responden yang digunakan 30
responden maka r tabelnya 0,361. Bila hasil pengujian
menunjukkan tidak valid maka kemungkinan ada kesalahan dalam
membuat pernyataan yang kurang mengarah ke topik skripsi atau
kurangnya pernyataan, sehingga perlu diperbaiki struktur
pernyataan atau penambahan pernyataan hingga pengujian itu
valid.
45
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau
kekuatan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran
(Umar,2002:57). Mencari reliabilitas instrumen yang skornya
bukan 0-1, tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai
misalnya 0-10 atau 0-100 atau bentuk skala 1-3, 1-5, atau 1-7 dapat
menggunakan koefisien dari Cronbach. Rumus ini dapat ditulis
sebagai berikut:
r
2
2
11 t
bk
k
tt =
Keterangan:
rtt
k : banyaknya butir instrumen
: reliabilitas instrumen
t2
b
: Varians total
2
Kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai Alpha > r kritis product
moment. Atau kita bisa menggunakan batasan tertentu seperti 0,6.
Reliabilitas < 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima
dan di atas 0,8 adalah baik (Priyatno,2008:26).
: Jumlah varian butir
46
L. Uji Asumsi Klasik
1. Kenormalan
Asumsi linear normal klasik menyatakan bahwa tiap iu
didistribusiakan secara normal dengan
Rata-rata : ( ) 0=iuE
Varians : ( ) 22 =iuE
( ) ( ) 0:cov , =jiji uuEuu i j
Asumsi ini secara ringkas bisa dinyatakan sebagai
iu ~ ( )2,0 N
Di mana ~ berarti didistribusikan sebagaidan di mana N
berarti distribusi normal,unsur dalam tanda kurung menyatakan
dua parameter distribusi normal, yaitu, rata-rata dan varians.
Dengan asumsi kenormalan, penaksiran OLS 0 , 1 , dan
2 mempunyai sifat-sifat statistik berikut :
a. penaksiran tidak bias.
b. penaksiran tadi mempunyai varians minimum. Digabungkan
dengan a, ini berarti penaksiran tadi tak bias dengan varians
yang minimum, atau penaksiran yang efisien.
c. konsisten yaitu dengan meningkatnya ukuran sampel secara tak
terbatas, penaksiran mengarah ke (converge) nilai populasi
yang sebenarnya.
d. 0 didistribusikan secara normal dengan
47
0 ~ ( )200 , N
e. 1 didistribusikan secara normal dengan
1 ~ ( )211 , N
f. ( ) 22 /2 N didistribusikan secara distribusi 2x (chi-
kuadrat) dengan derajat kebebasan (df) N-2
g. ( )10 , didistribusikan secara bebas dari 2 h. 0 dan 1 mempunyai varians minimum dalam seluruh kelas
penaksiran tak bias, baik linier maupun bukan
Butir penting untuk dicatat adalah bahwa asumsi kenormalan
memungkinkan kita untuk memperoleh distribusi probabilitas dari
0 (normal), 1 (normal), dan 2 (chi-kuadrat).
Alat uji yang digunakan dalam uji Kenormalan menggunakan
analisa histogram serta PP-Plots. Data terdistribusi normal bila
grafik histogram mengikuti bentuk atau hampir sama dengan
bentuk distribusi normal. Jika data tidak berbentuk seperti kurva
normal maka data diperkirakan tidak terdistribusi secara normal.
Jika menggunakan analisa PP-Plots, data terdistribusi normal jika
nilai PP-Plots terletak di sekitar garis diagonal atau tidak
menyimpang jauh dari garis diagonal, jika menyimpang terlalu
jauh berarti data kemungkinan tidak terdistribusi secara normal.
48
2. Multicollinierity
Multicollinierity digunakan untuk menunjukkan adanya
hubungan linier di antara variabel-variabel bebas dalam model
regresi. Bila variabel-variabel bebas berkorelasi dengan sempurna,
maka disebut multikolinieritas sempurna.
Bila terjadi multicollinierity maka konsekuensi yang akan
diperoleh adalah:
a. Koefisien regresi dari variabel bebas (X) tidak bisa diestimasi.
b. Rentang dari tingkat keyakinan menjadi semakin lebar,
sehingga probabilitas menerima hipotesa pada hal hipotesa itu
salah semakin besar.
c. Jika koefisien determinasi tinggi, tetapi tidak ada atau hanya
sedikit sekali koefisien regresi yang signifikan, maka variabel
bebas tersebut berpengaruh terhadap Y.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi
ada tidaknya kolinieritas ganda antar variabel bebas, yaitu:
Dengan melihat besarnya koefisien determinasi.
Dengan melihat koefisien korelasi sederhana antar
variabel
Dengan melihat koefisien korelasi parsial.
Dengan meregresi tiap Xi atas sisa variabel X dan
menghitung R2
yang cocok.
49
Untuk mengatasi adanya kolinieritas ganda yang
dilakukan adalah:
Menggabungkan data time series dengan data cross
section yang disebut dengan pooling data.
Membuang atau menghilangkan salah satu atau lebih
variabel bebas.
Transformasi variabel.
Mencari informasi sebelumnya mengenai variabel yang
berkolinieritas ganda.
Dengan menambah data baru.
Alat uji yang digunakan dalam uji Multikolinearitas adalah
dengan menganalisa nilai VIF. Pada umumnya jika VIF lebih
besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan
multikolinearitas dengan variabel lainnya, tetapi jika nilai VIF
lebih kecil dari 5 maka bisa diduga bahwa antar variabel
independen tidak terjadi persoalan multikolinearitas
(Priyatno,2008:39).
3. Otokorelasi
Otokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi di antara
anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam
rangkaian waktu (seperti pada data runtun waktu atau time series
data) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang (seperti pada data
silang waktu atau cross-sectional data). Dalam model regresi
50
klasik mensyaratkan tidak ada otokorelasi antara ie dan je . Jika
terjadi otokorelasi maka konsekuensinya adalah estimator masih
tidak efisien dan varian kesalahan penggangu menjadi
underestimate yang pada akhirnya penggunaan uji t dan F tidak
lagi bisa digunakan.
Alat uji yang digunakan dalam uji Autokorelasi adalah:
Uji Durbin Watson, dengan rumus:
=
=
= n
t
n
ttt
e
eed
1
2
2
21 )(
Uji ini menghasilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel
(dL dan dU
Jika (4-d
). Ketentuan Uji Durbin Watson sebagai berikut:
L) < d < dL
Jika d
maka terdapat autokorelasi.
U < d < (4-dU
Jika d
), maka tidak ada autokorelasi.
L < d < dU atau (4-dU) < d < (4-dL
4. Heteroskedastisitas
), maka tidak
menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Asumsi lain yang penting dari model regresi linier klasik
adalah kesalahan pengganggu mempunyai varian sama untuk
semua pengamatan. Jika asumsi ini tidak terpenuhi maka sekalipun
sampel diperbesar standar error tidak lagi minimum. Sehingga
51
estimasi OLS tidak lagi efisien dan kita akan membuat kesimpulan
yang tidak tepat.
Cara mendeteksi kondisi heteroskedastisitas dilakukan dengan
melihat penyebaran residual, jika penyebaran residual tersebut
tidak membentuk pola tertentu maka tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas dalam regresi.
M. Teknik Analisis Data
1. Analisis persentase
Analisis ini digunakan untuk menjawab masalah pertama,
yaitu bagaimana karakteristik responden produk minuman Coca
Cola Zero. Rumus yang digunakan :
%100..NxnP =
Keterangan :
P = Jumlah persentase
n.x = Jumlah responden untuk karakteristik tertentu
N = jumlah responden
2. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk menjawab
masalah kedua, yaitu apakah informasi, bentuk/format, isi dan
durasi iklan secara simultan berpengaruh terhadap minat beli.
Persamaannya sebagai berikut (Djarwanto dan Pangestu,1993:309):
52
Y = b0 + b 1X1+ b2X 2+ b3X3 +b4X4
Keterangan:
Y : Minat beli
X1
X
: Informasi iklan
2
X
: Bentuk/format iklan
3
X
: Isi iklan
4
b
: Durasi iklan
1 b4 : koefisien Regresi Variabel Independen
b
0
3. Uji F
: konstanta
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel terikat.
H0 : informasi, bentuk/format, isi, dan durasi iklan-iklan Coca
Cola Zero di televisi (X) secara simultan tidak berpengaruh
terhadap minat beli konsumen (Y) atau H0 : b0=b1=b2=b3=b4
H
=0
a : informasi, bentuk/format, isi, dan durasi iklan-iklan Coca
Cola Zero di televisi (X) secara simultan berpengaruh terhadap
minat beli konsumen (Y) atau Ha : paling tidak salah satu koefisien
regresi (bi
dimana i = 1,2,3,4.
) 0
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
a. Menentukan persamaan regresi dengan menggunakan
SPSS
53
b. Menentukan tingkat signifikansi () = 5% dengan df1=k-
1,df2=n-k.
c. Menentukan F hitung dengan menggunakan SPSS atau
rumus F hitung (Sugiyono,1999:190):
( )( )11/
2
2
=
knRKRFhitung
Keterangan :
R2
K = banyaknya variabel bebas
= koefisien determinasi
N = jumlah sampel
d. Menentukan F
F
tabel
tabel
e. Menentukan kriteria pengujian
= ();df1(k-1);df2(n-k)
H0 ditolak dan Ha diterima jika F hitung > F
H
tabel
0 diterima dan Ha ditolak jika F hitung F
f. Menarik kesimpulan
tabel
Jika H0
Jika H
diterima maka informasi, bentuk/format, isi dan
durasi iklan-iklan Coca Cola Zero di televisi (X) secara
simultan tidak berpengaruh terhadap minat beli
konsumen (Y).
a diterima maka informasi, bentuk/format, isi dan
durasi iklan-iklan Coca Cola Zero di televisi (X) secara
simultan berpengaruh terhadap minat beli konsumen (Y).
54
BAB IV
GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS DAN PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Fakultas Hukum Universitas Atmajaya
1. Sejarah
Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta merupakan salah satu
fakultas tertua di lingkungan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, karena fakultas
ini sudah ada sejak Universitas Atma Jaya Yogyakarta berdiri pada tahun 1965.
Pada awalnya, Fakultas Hukum memiliki 145 mahasiswa. Sejak tahun 1998,
Fakultas Hukum telah terakreditasi dengan sistem akreditasi yang dilakukan oleh
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Pada saat ini Fakultas
Hukum memiliki lebih kurang 1.600 mahasiswa.
Visi Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta adalah menjadi
lembaga pendidikan tinggi hukum yang berfungsi sebagai mediator dalam proses
transformasi sosial untuk menghasilkan lulusan yang mampu menghadapi
tantangan jaman, memiliki kepekaan dan moralitas tinggi dalam semangat
kerasulan yang dijiwai oleh iman kristiani.
Misi Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta adalah
menghasilkan lulusan yang profesional di bidang hukum serta memiliki integritas
moral yang tinggi dengan dijiwai oleh semangat pelayanan dalam cahaya
kebenaran, melalui:
55
a. Penyelenggaraan perkuliahan yang berkualitas dengan berorientasi
pada terwujudnya keseimbangan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik segenap civitas akademika;
b. Penyelenggaraan penelitian yang berorientasi pada terwujudnya
perubahan tatanan dalam masyarakat yang lebih baik dan sejahtera;
c. Penyelenggaraan pengabdian masyarakat yang berorientasi pada
pemberdayaan (empowering) masyarakat.
Dengan melihat visi dan misi tersebut maka Fakultas Hukum selalu berusaha
memberdayakan setiap insan fakultas dalam bidang akademik agar mampu
menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan tinggi dalam memecahkan
masalah-masalah hukum (the power of solving legal problems) dalam tataran
lapisan ilmu hukum yaitu dogmatika hukum.
2. Program Studi Ilmu Hukum
a. Tujuan Pendidikan
Perkembangan global menuntut tersedianya Sarjana Hukum yang
berkualitas. Hal ini berarti sarjana hukum dituntut memiliki dasar teori ilmu
hukum yang memadai dan memiliki wawasan global. Fakultas Hukum Universitas
Atma Jaya Yogyakarta (FH UAJY) dalam menyelenggarakan pendidikan hukum
telah menangkap dan mengantisipasi kebutuhan tersebut. FH UAJY memberikan
bekal sehingga lulusannya diharapkan :
- Memiliki integritas keilmuan yang tinggi dalam bidang ilmu hukum yaitu
profesional dan memiliki semangat pelayanan dalam cahaya kebenaran, dengan
dukungan kemampuan akademik yang tinggi sehingga mampu bersaing dalam
56
dunia kerja di era globalisasi dengan tetap peka terhadap persoalan keadilan dan
kesejahteraan yang dihadapi masyarakat;
- Menghasilkan penelitian, ide, gagasan, pemikiran-pemikiran yang berkualitas
guna pengembangan ilmu hukum, perubahan, penegakan hukum serta perubahan
tatanan masyarakat yang lebih berkeadilan dan sejahtera;
- Melaksanakan tanggung jawab sosial untuk ikut menegakkan supremasi hukum
serta ikut mengatasi persoalan keadilan dan kesejahteraan yang dihadapi
masyarakat melalui berbagai bentuk pengabdian masyarakat, guna
memberdayakan masyarakat.
Dengan demikian lulusan FH UAJY akan mampu berpikir yuridis, analitik dan
kreatif dalam menghadapi tantangan masyarakat global.
b. Kurikulum
Dengan mempertimbangkan kebutuhan sarjana pada era global yang
diwarnai dengan perkembangan bisnis global, Fakultas Hukum Universitas Atma
Jaya Yogyakarta mengembangkan Pola Ilmiah Pokok (PIP) Hukum Ekonomi dan
Bisnis. Oleh karena itu, kurikulum yang berbasis kompetensi didesain untuk
adaptif terhadap perkembangan bisnis global dan kebutuhan pasar kerja serta
perkembangan teknologi informasi. Kurikulum dengan penekanan pada PIP
Hukum Ekonomi dan Bisnis ditindaklanjuti dengan kuliah-kuliah praktek yang
sangat dekat dengan dunia bisnis senyatanya dan diberikan oleh dosen yang pakar
dalam bidangnya.
Empat Program Kekhususan yang diselenggarakan yaitu :
1) Progran Kekhususan Hukum Ekonomi dan Bisnis,
57
2) Program Kekhususan Peradilan dan Penyelesaian Sengketa
Hukum,
3) Program Kekhususan Hukum Pertanahan, Pembangunan dan
Lingkungan Hidup,
4) Program Kekhususan Hukum Kenegaraan, Pemerintahan dan
Hubungan Internasional.
B. Gambaran Umum PT Coca Cola Company Indonesia
Rasa menyegarkan Coca Cola pertama kali diperkenalkan pada
tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari
Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur
sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca Cola. Frank M.
Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca Cola
karena berpendapat bahwa dua huru