Coca-cola Company RIA
-
Upload
richo-diana-aviyanti -
Category
Documents
-
view
230 -
download
5
description
Transcript of Coca-cola Company RIA
BAB I
DISKRIPSI PERUSAHAAN
1.1 Profil Perusahaan
Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth
Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama
kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M.
Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat
bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama
dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia.
Dr. Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di apotiknya dan
mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon yang dapat ditukarkan untuk
mencicipi satu minuman cuma-cuma. Pada tahun tersebut ia menghabiskan US$46 untuk
biaya periklanan. Pada tahun 1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G.
Chandler yang kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892.
Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat
berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda-benda tersebut
kemudian dibagi-bagi di lokasi-lokasi penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya
periklanan yang inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca,
serta serangkaian cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk
memasyarakatan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.
Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya tidak mendorong
penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan kata-
kata berikut: “Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan
mendorong penggantian produk dengan kata lain”. Tetapi konsumen tetap saja menghendaki
Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu
juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola,
dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.
Coca-Cola Amatil Indonesia, sebagai perusahaan minuman ringan terkemuka di
Indonesia yang memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berlisensi dari The Coca-
Cola Company, selalu ingin memberikan layanan terbaik kepada seluruh pelanggan dan
konsumen.
1.2 Kegiatan Operasi
a. Sumber Dana
1
Pada awal mula perusahaan Coca Cola berdiri semua modal atau pembiayaan di mulai
dangan menggunakan modal pribadi ( modal sendiri ) yaitu modal dari pemilik atau pendiri
perusahaan itu sendiri (Frank Robinson), Dan dipasarkan pertama kali dengan iklan dari
spanduk dengan tulisan dari cat minyak bertuliskan “drink Coca Cola”, Formula Coca Cola
lalu dibeli oleh Asa Chandler yang gencar melakukan promosi sehingga mengalami
keuntungan besar. Coca cola semakin mendunia berkat penjualan kepada perusahaaan
pembotolan independen dengan adanya lisensi ke negara lain, dari situlah awal mula berjalan
hingga bisa terus berkembang sampai dengan bisa menjadi perusahaan Perseroan Terbatas
( P.T. ) yang terkenal tidak hanya di dalam negeri tetapi sudah ke manca negara, meskipun
telah melewati berbagai macam halangan,dan banyak kendala yang di hadapi tetapi berkat
kematangan manajemen keuangan yang di terapkan pada perusahaan tersebut.
Dengan semakin berkembangnya perusahaan PT. Coca Cola ini sampai membuka
cabang atau pabrik hamper seluruh dunia termasuk indonesia, untuk memenuhi kebutuhan
modal atau keuangan PT. Coca Cola Amatil Indonesia tim manajemen keuangan mengambil
langkah dengan pengadaan modal asing dengan jenis pinjaman dari Bank, yaitu pinjaman
dengan jangka panjang dan cara pembayarannya setelah modal yang di dapat itu dibuat untuk
proses peroduksi maka hasil dari produksi tersebut baru di buat untuk mengembalikan
pinjaman sesuai dengan perjanjian dan juga melakukan investasi
b. Produk dan Jasa
Inovasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia
semakin besar, dikenal luas, serta memberikan kontribusi bagi masyarakat dan bangsa
Indonesia. Melalui riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus
berinovasi untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan
penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri.
Dengan memahami kebutuhan dan perilaku konsumen, serta potensi kekayaan alam
Indonesia, Coca-Cola berinovasi dengan menciptakan produk-produk baru yang menjadikan
produk minuman cepat saji Coca-Cola mempunyai rasa dan pilihan yang beragam. Untuk
memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih spesifik, pada tahun 2002 Coca-Cola
meluncurkan AQUARIUS, minuman isotonik yang diperuntukkan bagi mereka yang aktif dan
gemar berolahraga. Pada tahun yang sama, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea, teh
dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003, Fanta
menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut “Fanta Oranggo”,
setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Pada tahun ini pula, Coca-
Cola Indonesia meluncurkan Sunfill – produk minuman Sirup dan Serbuk instan rasa buah.
2
Dengan inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan mampu
memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia.
Selain berinovasi pada produk-produk baru, Coca-Cola juga mencoba
mengembangkan desain kemasan minuman, serta meningkatkan kualitasnya. Setelah
meluncurkan Frestea dalam kemasan botol, pada akhir tahun 2002, Coca-Cola Indonesia
meluncurkan Frestea dalam kemasan Tetra Wedge yang lebih mudah dan praktis untuk
dibawa. Pada akhir 2003, Coca-Cola, Sprite, dan Fanta hadir dalam kemasan kaleng ramping
baru yang unik. Pada tahun 2004 ini, Coca-Cola hadir dengan inovasi terbaru yaitu botol gelas
berbobot lebih ringan 30 % dengan desain mungil, imut, tapi kuat. Inovasi kemasan produk
akan terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru.
Selain berinovasi dalam produk, kemasan, dan strategi pemasaran; perlengkapan
penjualan baru juga dikembangkan ke arah yang lebih baik. Berkaitan dengan inovasi ini,
Coca-Cola Indonesia menciptakan jenis krat baru yang lebih ringan, dibuat dari bahan yang
ramah lingkungan.
c. Pangsa Pasar
Pangsa pasar coca cola amatil Indonesia adalah seluruh masyarakat Indonesia. CCAI
berusaha mendekatkan produknya ke konsumen dengan meningkatkan sektor
pemasarannya.Paling tidak, harapannya masih bergantung pada 10 ribu karyawan serta 400
ribu outlet khusus yang dimiliki industri ini, dan tentunya dukungan dari 120 pusat penjualan
yang menyebar di seluruh pelosok Nusantara. Lebih dari itu, Coca-Cola juga mencoba
mendekatkan diri dengan konsumen. Di antaranya dengan membangun 11 pabrik yang
tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Ujung
Pandang, Manado, Medan, Padang, Lampung, dan Banjarmasin. Untuk meraih pasar, tidak
ada cara lain kecuali mendekatkan diri dengan calon pelanggan
1.3 Kondisi Industri
a. Kompetisi
Coca Cola mempunyai dua pesaing utama yaitu : Pepsi Co dan Cadbury Schweppes
PLC. Pepsi Co mempunyai jumlah karyawan dua kali lebih banyak dibandingkan Coca Cola.
Sedangkan Cadbury Scweppes PLC mempunyai diversivikasi produk yang mana tidak
dimiliki oleh dua pesaingnya. Diversivikasi itu meliputi industri minuman coklat dan permen
karet.
Selain dua pesaing utama tesebut, Coca Cola juga memiliki tiga pesaing lainnya, yaitu
PT. Sinar Sosro , PT Ultra Jaya Milk dan PT Unilever. Keterangan pesaing Coca Cola
selanjutnya terdapat di lampiran.
3
b. Struktur Organisasi
Untuk memenuhi tujuan perusahaan diperlukan struktur organisasi yang baik. Yang
dimaksud struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antar bagian dalam
perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi maka semua krayawan dapat mengetahui
dengan jelas tugas, wewenang dan tanggung jawab mereka sehingga dapat terjalin kerjasama
yang efektif dan efisien untuk menuju tujuan perusahaan.
Coca cola sebagai perusahaan global dan bergerak dalam bidang minuman ringan, telah
menetapkan struktur organisasi perusahaan yang dipimpin oleh direktur utama dibantu oleh
para meneger, staf, dan karyawannya. Organisasi ini dapat diketahui melalui tata hubungan
antar bagian satu dengan bagian lainnya.
Keterangan dibawah ini merupakan tugas struktur organisasi Coca Cola :
Managing Director
Bertanggung jawab kepada pemegang saham dan menjalankan perusahaan menuju
tujuan akhir, membuat kebijaksanaan dalam mencapai tujuannya dengan mengambil
keputusan dari laporan dan analisa para director secara cepat dan tepat
Marketing Director
Bertanggung jawab kepada managing director terhadap aktivitas marketing manager
dalam menangani sub devisi coca cola, diet coke, fresh tea, fanta, spite,dan ades.
Marketing diretor ini yang seharusnya bertanggung jawab terhadap masalah yang
terjadi dalam departemen pemasaran maupun untuk produksinya. Dimana produk – produk
yang sudah kadaluarsa beredar, yang menyebabkan kerugian pada konsumen. Pada bagian
produksi ditemukan adanya takaran yang kurang sesuai dalam memproduksi produk, sehingga
masa kadaluarsa yang tercantum dalam kemasan tidak sesuai dengan masa kadaluarsa bahan
sesungguhnya.
Brand Manager Coca Cola
Bertanggung jawab terhadap marketing manager dalam menangani produk coca cola
dari segi pemasaran, promosi distribusi, finansial dan strategi pemasaran lainnya.
Selain marketing director, brand manager juga bertanggung jawab atas kelalainnya segmen
pemasaran dalam distribusi produk.
BAB II
ANALISIS PEST
2.1 Politik
1. Perubahan dalam Hukum dan Peraturan seperti, Perubahan Standar Akuntansi yang
akan berpengaruh terhadap penyusunan laporan keuangan, persyaratan perpajakan
4
(perubahan tarif pajak atau masuknya undang-undang pajak baru), dan hukum
terhadap lingkungan baik di dalam maupun luar negeri pemerintah.
2. Adanya peraturan bisnis tentang bisnis tanpa adanya alkohol sehingga masyarakat
Indonesia masih berpikir untuk mengonsumsi Coca Cola dan Coca Cola Amatil
Indonesia pun harus memperkirakan berapa Coca Cola yang harus diproduksi dan
dipasarkan agar tidak terjadi kadaluarsa akibat tidak lakunya produk tersebut.
2.2 Ekonomi
Dalam tahun 2012 ketika masih banyak negara-negara yang terkena dampak krisi
Eropa, Indonesia masih dikatakan sebagai negara yang tahan terhadap dampak krisis Eropa.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik tidak mengurangi tingkat konsumsi
masyarakat Indonesia sehingga Coca Cola Amatil Indonesia tidak perlu khawatir kehilangan
konsumennya karena konsumsi masyarakat masih stabil bahkan meningkat.
2.3 Sosial
Kondisi masyarakat Indonesia yang konsumtif akan membuat produk coca cola diminati
oleh masyarakat Indonesia dengan desain botol dan kemasan lainnya yang mudah untuk
dibawa. Selain itu, yang mendorong peningkatan penjualan di tahun 2012 adalah cuaca
kemarau yang sangat panjang sehingga mereka akan sering mengonsumsi minuman dingin
dan cepat saji untuk mengurangi rasa panas mereka. Hal itu dapat meningkatkan produksi dan
penjualan coca cola karena coca cola sudah tersebar di seluruh Indonesia dilengkapi dengan
lemari es yang menarik perhatian konsumen.
2.4 Teknologi
Coca cola mempunyai tekhnologi yang sangat baik dengan mesin-mesin canggih yang
setiap melakukan produksi selalu dilakukan pemeriksaan agar produk yang diproduksi
berkualitas baik dan memuaskan konsumen.
BAB III
ANALISIS SWOT
3.1 Strengths (Kekuatan)
1. Menguasai pangsa pasar Indonesia melalui brand image yang sudah dikenal
masyarakat luas karena dengan brand image maka menyebabkan kesetiaan pelanggan
terhadap produk tersebut.
2. Ramuan rahasia yang tidak dimiliki produk lain. Lisensi Sari rasa unuk “coca cola”
dari The Coca-Cola Company hingga kini tetap merupakan rahasia dagang terbesar
di dunia begitu juga diIndonesia.
5
3. Memiliki sumber daya manusia yang besar dan terlatih dengan memiliki tim khusus
yang bertugas meningkatkan fungsi teknis, bidang manajemen, dan kepemimpinan
karyawan.
4. Adanya pelayanan terhadap pelanggan dan konsumen untuk layanan pelanggan yang
mencakup permohonan menjadi pelanggan, alat pendingin, pemesanan produk baik
dari outlet tradisional maupun modern, serta hal lain yang terkait dengan distribusi
atau penjualan, selain itu adanya layanan konsumen yang mencakup informasi produk,
kualitas produk dan kemasan, serta kegiatan promosi produk
5. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan dengan berkomitmen untuk senantiasa
memahami, mencegah dan memperkecil setiap dampak buruk terhadap lingkungan
sehubungan dengan kegiatan produksi minuman ringan, serta terus berupaya
memberikan pelayanan dan produk berkualitas yang diharapkan konsumen maupun
pelanggan, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi seluruh karyawan.
6. Strategi pemasaran coca cola mempunyai ciri khas tersendiri yang unik dan kreatif.
Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung,
baik melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan,
maupun iklan TV.
7. Kemasan produk yang menarik dan harga kompetitif, hal ini dilakukan dengan
mengembangkan desain kemasan minuman, serta meningkatkan kualitasnya. Setelah
meluncurkan frestea dalam kemasan botol, pada akhir tahun 2002, Coca Cola
Indonesia meluncurkan Frestea dalam kemasan Tetra Wedge yang lebih mudah dan
praktis untuk dibawa. Pada akhir 2003, Coca Cola, Sprite, dan Fanta hadir dalam
kemasan kaleng ramping baru yang unik. Pada tahun 2004 ini, Coca Cola hadir
dengan inovasi terbaru yaitu botol gelas berbobot lebih ringan 30% dengan desain
mungil, imut, tapi kuat. Innovasi kemasan produk akan terus dikembangkan sesuai
dengan perkembangan teknologi.
3.2 Weakness (Kelemahan)
1. Coca Cola Amatil Indonesia tidak menghasilkan produk organik padahal produk
organik merupakan peluang bisnis yang potensial.
2. Softdrink tidak baik untuk kesehatan. Softdrink tidak punya nilai gizi (dalam hal
vitamin dan mineral). Mereka punya kandungan gula lebih tinggi, lebih asam, dan
banyak zat aditif seperti pengawet dan pewarna. Sementara orang suka meminum soft
drink dingin setelah makan. Akibatnya, tubuh kita mempunyai suhu optimum 37
supaya enzim pencernaan berfungsi. Suhu dari soft drink jauh di bawah 37, terkadang
6
mendekati 0. Hal ini mengurangi keefektifan dari enzim dan memberi tekanan pada
sistem pencernaan kita, mencerna lebih sedikit makanan. Bahkan makanan tersebut
difermentasi. Makanan yang difermentasi menghasilkan bau, gas, sisa busuk dan
racun, yang diserapoleh usus, di edarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Penyebaran
racun ini mengakibatkan pembentukan macam-macam penyakit
3. Coca Cola hanya berbasis pada kategori minuman dan belum merambah ke sektor
lain, sehingga dengan tidak adanya diversifikasi maka jika dalam minuman coca cola
ada masalah, perusahaan tersebut akan langsung bangkrut dan tidak dipercaya lagi
oleh konsumen.
3.3 Opportunity (Peluang)
1. Meningkatnya gaya hidup beberapa konsumen akan softdrink, dengan softdrink yang
bisa dikonsumsi secara mudah dan bisa di bawa ke mana-mana akan membuat
softdrink disukai masyarakat.
2. Pendistribusian produk yang mudah ke berbagai daerah karena luasnya jaringan
sehingga distribusinya akan merata ke seluruh Indonesia
3. Kerjasama dengan berbagai pihak pengelola makanan lainnya yang bisa
memperkenalkan adanya coca cola sebagai minuman mudah dikonsumsi
3.4 Threat (Tantangan)
1. Banyak konsumen yang mulai meninggalkan minuman berkarbonasi sehingga akan
membuat berkurangnya penjualan Coca Cola
2. Sebagian pengecer mempunyai kontrak eksklusif dengan pepsiCo misalnya dengan
KFC, Mac D, dan lainnya sehingga Coca Cola tidak bisa masuk ke area tersebut
BAB IV
PROGRAM AUDIT
Pada dua minggu pertama, kami akan memeriksa pengendalian internal terkait siklus
produksi pada PT Coca-cola Amatil Indonesia. Kami akan memeriksa struktur organisasi dan
Standar Operating Procedure (SOP) terkait dengan fungsi produksi dengan bukti yang berupa
struktur organisasi dan Standar Operating Procedure (SOP), hal ini dilakukan untuk
mengetahui siapa yang bertanggungjawab atas proses produksi produk coca-cola serta untuk
mengetahui alur penentuan produksi sampai barang jadi.
Pada tiga minggu selanjutnya, kami akan memeriksa apakah Bahan baku yang
digunakan sesuai standart kesehatan. Ini bertujuan untuk memeriksa apakah bahan baku yang
digunakan dalam pembuatan minuman coca-cola sudah sesuai standart kesehatan. Tahap
pertama kami memeriksa daftar bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk coca-
7
cola oleh fungsi produksi untuk memeriksa apakah bahan baku yang digunakan sudah sesuai
dan lolos dari uji standar kesehatan dan takaran atau komposisi yang digunakan sudah sesuai
aturan. Tahap selanjutnya kami akan memeriksa sertifkat standart lolos uji kesehatan bahan.
Ini dilakukan untuk memeriksa tentang kepastian uji kesehatan bahan baku yang dilaksanakan
pihak fugsi produksi. Kemudian kami melakukan Konfirmasi kepada laboratorium yang
bersangkutan. Konfirmasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa proses penelitian bahan
baku sudah dilakukan dan hasilnya pun sudah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Tiga minggu berikutnya, kami melakukan pemeriksaan terhadap Proses produksi,
apakah sudah dilaksanakan berdasarkan SOP. Tahap pertama kami memeriksa langkah-
langkah proses produksi. Bukti yang digunakan dalam tahap ini adalah daftar proses produksi
dari penentuan bahan baku, pencampuran bahan baku, pengolahan produk sampai produk
selesai. Tahap ini digunakan untuk memastikan langkah- langkah proses produksi sudah
sesuai dengan yang ditentukan perusahaan.Tahap selanjutnya uji langsung ke lapangan. Hal
ini digunakan untuk memeriksa apakah langkah-langkah yang sudah diatur dilaksanakan
dengan benar dan tepat. Ini melipui takaran yang sesuai pada bahan baku proses pengolahan
yang teratur dan sama. Tahap terakhir Konfirmasi kepada para pegawai produksi. Konfirmasi
ini dilakukan salah satunya untuk memeriksa apakah para pegawai sudah benar-benar megerti
tentang takaran bahan baku yang digunakan. Sehingga kemungkinan akan melampau takaran
bahan baku yang sudah ditentukan bisa diminimalisasi.
Pada empat minggu terakhir akan digunakan untuk mendiskusikan temuan-temuan
yang diperoleh oleh auditor, atau mencari bukti tambahan agar memadai. Hasil dari temuan
ini akan disimpulkan untuk memperoleh rekomendasi dan selanjutnya akan dilaporakan
kepada manajer puncak untuk dilakukan tindak lanjut.
BAB V
TAHAP-TAHAP AUDIT
5.1 Survei Pendahuluan
Kami telah melakukan survei pada perusahaan Coca-cola Amatil Indonesia untuk
memperoleh informasi sebagai kelengkapan proses audit, informasi tersebut sebagai berikut,
PT Coca-cola Amatil Indonesia merupakan perusahaan yang berbentuk dalam badan
perseroan terbatas yang bergerak dalam bidang produksi minuman diantaranya coca-cola,
fanta, sprite, ades, minute maid, A&W, powerade isotonik, frestea. Coca-Cola diciptakan
pertama kalinya di Atlanta, Georgia oleh Dr. John S. Pemberton. Pertama kali terdaftar
sebagai merek dagang di tahun 1887, di tahun 1895 Coca-Cola telah terjual di seluruh
8
wilayah Amerika Serikat. Kini Coca-Cola telah tersedia di seluruh dunia dan menjadi merek
minuman ringan terpopuler dan paling laris.
Semua produk yang dijual dan didistribusikan oleh Coca-Cola Amatil Indonesia
diproduksi langsung di Indonesia. Produk coca-cola berasal dari bahan baku pilihan
berkualitas tinggi dan diproses melalui beberapa tahap: penyiapan bahan, pencampuran,
pencucian, pengisian dan penutupan, pengkodean, pemeriksaan, pengemasan, dan
pengangkutan. Selama ini pabrik-pabrik coca-cola di Indonesia telah menerima berbagai
penghargaan dari The Coca-Cola Company atas pencapaian standar yang melampaui pabrik-
pabrik sejenis di dunia.
Berikut ini juga kami temukan tentang pembuatan Coca-Cola besera pendisribusianya
Pembuatan Coca-Cola
Minuman Coca-Cola sebelum sampai ke tangan konsumen berawal dari bahan baku
pilihan berkualitas tinggi yang diproses melalui beberapa tahapan.
1. Tahap pertama untuk menhasilkan Coca-Cola sangat sederhana, yaitu membuat sirup
yang terdiri dari gula dan air. Airnya disaring dengan seksama karena bagi "Coca-
Cola" bahan baku berkualitas tinggi sangat mutlak diperlukan.
2. Untuk memastikan bahwa air yang digunakan untuk produk botol dan kaleng benar-
benar bersih dan murni, air tersebut disaring. Para teknisi pengawasan mutu menguji
air tersebut berkali-kali sebelum digunakan untuk membuat produk akhir.
3. Pemeriksaan dan pengujian berlanjut. Perangkat canggih membantu para teknisi
memeriksa segala segi proses, mulai dari kondisi tiap kemasan hingga kadar
karbondioksida, rasa dan kandungan sirup. Pada tahap ini, campuran sirup diperiksa.
4. Sirup kemudian ditambahkan dengan konsentrat "Coca-Cola". Sari rasa untuk "Coca-
Cola ini dibuat di pabrik-pabrik The Coca-Cola Company dan hingga kini tetap
merupakan rahasia dagang terbesar di dunia. Teknisi kemudian mencicipi, memeriksa
dan mencatat campuran setiap batch sirup dengan seksama. Setelah pencampuran,
cairan siap untuk diberi tambahan karbondioksida. Pengawasan mutu yang amat ketat
adalah alas an mengapa "Coca-Cola" dikenal sebagai minuman yang memiliki kadar
soda yang paling sempurna.
5. Rangkaian botol dari gelas atau plastik PET (Polyethelyne terephthalate) maupun
kaleng sekarang dalam jumlah sangat besar siap untuk diisi dengan produk akhir.
Botol-botol pun harus melalui pemeriksaan yang amat teliti. Pertama-tama dicuci dan
dibasuh kemudian diperiksa secara elektronik dan manual. Barulah boto-botol tersebut
siap untuk diisi dengan minuman ringan paling popular di dunia saat ini. 6.
9
6. Botol demi botol diletakkan di atas ban berjalan agar dapat terisi secara otomatis. Cara
tersebut menjamin jumlah dalam tiap botol akurat, dan penutupan botol secara
otomatis menjamin kadar higienis yang sempurna pula.
7. Akhirnya, botol-botol diberi label, kode produksi dan dikemas dalam karton-karton
atau dimasukkan ke dalam krat.
Distribusi coca cola di Indonesia diantaranya :
Sebagian besar produk-produk coca-cola didistribusikan melalui lebih dari 120 pusat
penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia. Produk-produk tersebut diangkut ke pusat-pusat
penjualan tersebut oleh armada truk berukuran besar dan kemudian didistribusikan ke
pedagang-pedagang eceran oleh kendaraan distribusi yang lebih kecil.
Diperkirakan lebih dari 80% produk-produk coca-cola dijual melalui para pengecer
dan grosir dimana 90% diantaranya termasuk dalam kategori pengusaha usaha kecil, dan
mereka mempekerjakan kurang dari lima karyawan dengan omset penjualan per tahun kurang
dari Rp. 1 milyar.
Tim penjualan cocacola yang sangat besar tidak saja menjual produk-produk coca-cola
kepada para pelanggan, tetapi mereka juga memberikan saran bagaimana sebaiknya mereka
menjual produk-produk Coca-Cola. Supervisor penjualan cocacola juga teratur mengunjungi
para pelanggan dan memberikan bimbingan, serta menampung masukan yang disampaikan
para pelanggan.
Kami juga mendapatkan beberapa informasi dari bagian pemasaran tentang
Manajemen Pemasaran Coca Cola, Coca-Cola memiliki beberapa program untuk mendukung
penjualan dan pemasaran produk-produknya. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kepuasan dan loyalitas konsumen, yaitu:
ProgramPromosi
Mereka mempunyai program promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk
meningkatkan penjualan dan pemasaran, tetapi juga meningkatkan loyalitas konsumen
terhadap produk.
LayananKonsumen
Di Coca-Cola, Customer Service System (CSS), sistem pelayanan pelanggan, didesain
untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara terus-menerus terhadap
produk-produk Coca-Cola dengan menyediakan pelayanan yang optimal kepada
seluruh pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing
AreaMarketingContractor
Terbatasnya sumberdaya dan kemampuan untuk melakukan pengembangan daerah
10
tertentu, sekaligus komitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas di sektor
informal, mendorong Coca-Cola untuk secara serius dan berkesinambungan
mengembangkan jaringan Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution) berbasis
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. Sistem Distribusi ini mengandalkan
dua kelompok usaha kecil dan menengah yang terbagi dalam dua kelompok besar:
Area Marketing Contractor (AMC) dan Street Vending.
LayananProdukPendingin
Riset membuktikan bahwa 90% konsumen Coc-Cola ebih menyukai membeli produk
dalam keadaan dingin. Hal ini menunjukkan bahwa peranan Cold Drink Equipment
(peralatan pendingin) sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan dan
mendorong tingkat keuntungan para pelanggan.
HoReCa
Dengan bekerjasama dengan berbagai Hotel, Restaurant, dan Café ternama, Coca-Cola
memberikan beragam penawaran menarik melalui program HoReCa ini
Terkait dengan munculnya masalah pada produk coca-cola yang mengakibatkan
keracunan di daerah..........................divisi sementara yang diperikasa adalah fungsi produksi,
maka perlu dilakukan komunikasi awal pada fungsi produksi sebagai langkah identifikasi
masalah yang akan dilakukan dengan melakukan pertemuan awal auditor dengan Direktur
Fungsi Produksi. Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui secara terperinci kasus
yang terjadi pada sebagian masayarakat yang keracunan akibat meminum produk coca-cola,
khususnya tentang bahan baku yang digunakan dan proses pembuatan coca-cola.
Sehingga tujuan audit sementara kami adalah memeriksa apakah fungsi produksi sudah
melakuakn proses produksi sesuai dengan SOP
Ruang lingkup kegiatan audit manajemen mencakup :
Penelaahan terhadap bagian bahan baku, dilakukan penelaahan karena masalah yang
timbul diakibatkan adanya produk yang mengakibatkan keracunan sehingga indikasi
pertaama adalah pada bagian produksi khususnya pada bahan baku.
Penelaahan bagian proses produksi, dilakukan penelaahan karena untuk mengetahui
apakah proses produksi sudah sesuai aturan yang berlaku dan bahan baku yang
digunakan sesuai takaran atau tidak.
Pemeriksaan laporan hasil laboratorium standart kesehatan bahan baku. Dilakukan
pemeriksaan karena dalam laporan tersebut terdapat informasi mengenai bahan baku
tersebut sudah lolos uji kesehatan dan terbukti aman dikonsumsi.
Kriteria-kriteria :
11
Dalam
Standar Operating Procedure (SOP) No. 200 tentang pengujian bahan baku dan proses
produksi.
Daftar bahan baku dan ukuran serta cara penyimpanan bahan baku harus sesuai
dengan Standar Operating Procedure (SOP) No.200
Struktur organisasi, dimana harus ada yang bertanggung jawab jika terjadi
ketidaksesuaian pada bagian produksi.
5.2 Perencanaan Audit
a. Jumlah dan job description auditor
Proses audit ini membutuhkan 5 auditor, dan akan dibagi ke beberapa tugas yakni :
1. Ika Susilawati sebagai ketua tim.
2. Mufliha Wildaty dan Yuliana bertanggung jawab dalam mengaudit bagian produksi.
3. Dian Nur Rani dan Aulia Azzardina bertanggung jawab dalam mengaudit bagian
pemasaran.
b. Jangka waktu pelaksanaan audit
Waktu dan pelaksanaan audit akan dilakukan pada September 2012 sampai November
2012. Penetapan tujuan audit, lingkup pekerjaan dan resiko bisnis pada PT Coca-cola Amatil
Indonesia dengan mencari informasi tentang aktivitas sistem produksi dan pemasaran. Dengan
rumusan masalah “Apakah proses produksi telah dilakukan sesuai SOP”. Informasi ini
diperoleh dari bagian produksi. Dalam waktu tiga bulan, dua minggu pertama digunakan
untuk mengaudit sistem pengendalian internal terkait produksi , tiga minggu kemudian
memeriksa penentuan bahan baku, tiga minggu selanjutnya memeriksa proses produksi. Pada
4 minggu terakhir digunakan untuk mendiskusikan hasil temuan sehingga dapat disimpulkan
dan memberikan rekomendasi kepada pihak manajemen.
5.3 Instrumen pengumpulan data
Bukti adalah fakta dan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan
kesimpulan audit, oleh karena itu berbagai tenik dan kegiatan dilaksanakan untuk
memperoleh bukti yang objektif dan relevan. Pengumpulan bukti dan data informasi audit ini
dilakukan dengan cara wawancara, analisis catatan, uji lapangan, serta mengumpulkan
beberapa informasi dari eksternal, dengan rincian sebagai berikut :
a. Bukti dokumen
Kami meminta pihak produksi untuk meng-print out-kan semua rincian bahan baku
yang menjadi komposisi dalam pembuatan coca-cola. Kami meminta pihak kepegawaian
untuk mem-print out-kan bukti hasil tes laboratorium mengenai semua bahan baku yang
12
digunakan, yang menunjukkan bahwa bahan tersebut sudah memenuhi standar kesehatan yang
berlaku di Indonesia. Bukti tersebut yang akan kami teliti dan kami konfirmasikan kepada
pihak yang terkait.
b. Bukti konfirmasi.
Setelah melihat bukti-bukti bahan baku dan hasil laboraorium tersebut, kami
mengkonfirmasi langsung kepada pihak manajemen terkait penentuan bahan baku. Ternyata
tidak ada masalah dalam bahan baku.
c. Bukti representasi
Kami mewawancarai pihak produksi terkait permasalah keracunan pada............... Dan
menurut kesaksian dari produksi bahan baku sudah di ditentukan sesuai standart dan
memperoleh lolos uji kesehatan.
Kami melakukan wawancara terhadap pegawai, dan hasilnya adalah bahwa semua ketentukan
mengenai takaran bahan baku dan proses produksi sudah dilakukan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
5.4 Program audit
Program audit dibahas dalam Bab IV syndicate assignment ini.
5.5 Analisis dan Penyelidikan Deviasi
Berdasarkan bukti dan informasi yang telah diperoleh pada tahap audit sebelumnya,
tim auditor menganalisis bukti-bukti tersebut untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi,
penyebab penyimpangan dan akibat yang harus ditanggung perusahaan sehubungan dengan
penyimpangan tersebut. Selanjutnya, tim auditor mengelompokkan temuan-temuan tersebut
ke dalam kondisi dan kriteria. Setelah melihat kriteria dan kondisi yang ada, tim auditor
menentukan penyebab, akibat, dan rekomendasi, yang akan dibahas pada bab selanjutnya.
Kriteria Kondisi Sebab Akibat Rekomendasi
Coca-cola
amatil
Indonesia
melakukan
produksi
minuman
coca-cola
Keracunan
setelah
meminum
coca-cola
Bagian
produksi lalai
dalam
penentuan
bahan baku
Terjadi
kesalahan
dalam
takaran
bahan baku
dan salah
dalam
proses
produksi
Lakukan pelatihan
= kenyataan pihak produksi sudah
sesuai dalam takaran dan proses
produksi
13
Bagian
pemasaran
melakuakan
distribusi
keberbagai
penjuru
Indonesia
Keracunan
setelah
meminum
coca-cola
Adanya
pergantian
karyawan
bagian
distribusi
yang sangat
sering
Bagian
pemasaran
lalai tidak
menarik
produk
yang sudah
kadaluarsa
Periksa bagian perekrutan
Bagian
operasional
merekrut
karyawan .......
..............
Keracunan
setelah
meminum
coca-cola
Perekrutan
pegawai tidak
sesuai standart
dan tanpa
komunikasi
dari
pemasaran
Pegawai
kurang
tanggap
dan kurang
mengerti
tugasnya
Perekrutan harus dilaksanakan
sesuai dengan standart dan harus
dilakukan pelatihan sebelum bekerja
dilapangan serta harus ada
komunikasi antara operasional
dengan pemasaran mengenai
kriteria pegawai
BAB VI
PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
5.3 Permasalahan
Dari keseluruhan tahap-tahap audit yang telah dilakukan oleh tim auditor, maka tim
auditor dapat menemukan beberapa kondisi yang mengalami penyimpangan kriteria, beserta
penyebab, akibat dan rekomendasi yang diberikan untuk mengatasi kondisi-kondisi yang
menyimpang dari kriteria tersebut.
Permasalah yang terjadi adalah keracunan di daerah............................ disebabkan oleh adanya
produk coca-cola yang kadaluarsa tidak ditarik oleh bagian pemasaran. Bagian pemasaran
tidak menarik produk yag kadaluarsa karena adanya pegawai baru setiap...................dan
pegawai perekrutan pegawai tidak tidak melibatkan pihak pemasaran dan juga tidak dilakukan
pelatihan dengan baik sehingga banyak pegawai yang tidak tau akan tugasnya secara
menyeluruh.
6.2 Rekomendasi
Dari masalah yang ditemukan, rekomendasi yang diberikan adalah dengan melakukan
perekrutan karyawan secara benar dan tepat sasaran, yaitu dengan menentukan berbagai
persyaratan yang harus dibuat oleh fungsi operasional dan mengkonfirmasikan dengan fungsi
14
pemasaran. Terutama pada kasus ini yaitu perekrutan sales. Hal ini dilakukan supaya tidak
terjadi kesalahan penentuan karyawan yang diinginkan oleh fungsi pemasaran. Selain itu
pihak operasional juga harus melakukan pelatihan terhadap karyawan baru agar ketika terjun
langsung di lapangan sudah bisa melakukan pekerjaannya dengan benar dan tepat. Dan
sebaiknya diberlakukan kegiatan lapor setiap selesai memeriksa dan memantau produk di
agen-agen agar tidak terjadi masalah seperti ini dikemudian hari.
15