PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOHESIVITAS...
Transcript of PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOHESIVITAS...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOHESIVITAS
KELOMPOK TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh:
M. Akbar Rafli Barley
NIM: 1113070000075
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOHESIVITAS
KELOMPOK TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh :
M. Akbar Rafli Barley
1113070000075
Pembimbing
Dr. Gazi, M.Si
NIP. 19711214 200701 1 014
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOHESIVITASKELOMPOK TERHADAP KOMITNIEN ORGANISASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi PersyaratanMemperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh :
M. Akbar Rafli Barley1113070000075
Pembimbing
NIP. 19711214 200701 1 014
FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIqHIDAYATULLAH
JAKARTA1440H t2018
LEMBAR PENGESAIIAN
Skripsi yang berjudul *PENGARUII GAYA KEPEMIMPTNAN DAN
KOHESIVITAS KELOMPOK TERIIADAP KOMITMEN ORGANISASI,, tclAh
diaiukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 7 November 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi (S.Psi) pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, 7 November 2018
Sidang Munaqasyah
DekarVKetua Merangkap Alggota
100I
Lianv Luzvinda. M.SiNIP. 19780216 200710 2 001
Wakil DekarV /S ekreiais Mey'n gkap Anggota
$/Dr. Abdul Rahman Shaleh. M.SiNIP. 19720823 199903 1 002
Anggota
Nia Tresniasari. M. SiNIP. 19841026 200972 2 004
Prof. Dr. Abdul MuiibNIP. 19680614 199704
Dr. Gazi. M.Si79711214 200701
lI
1014
2.
J.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ir.ri saya menyatakan bahr'va:
1. Skripsi ini merupakan l-rasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di Fakultas Psikologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakafia.
Semua surnber yang saya gunakan dalam penulisarr ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Jika di keniudian hari terbuki bahrva karya rni bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, :raka saya bclsedia r.neueri:na
sanksi yang berlaku di UIN Syaril Hidayatullah Jakarta.
iv
NIM:111307000007s
v
MOTTO
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-
buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar.
Surah Al-Baqarah: 155
THE IMPORTANT THING IS PROGRESS,
NOT PERFECTION!!!
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua dan sahabat-sahabat yang
selalu mendukung dan selalu menjadi motivasi agar saya dapat menjadi insan yang
lebih baik dalam hal dunia maupun akhirat
vi
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi
B) September 2018
C) Muhammad Akbar Rafli Barley
D) Pengaruh gaya kepemimpinan dan kohesivitas kelompok terhadap komitmen
organisasi
E) XIV + 128 halaman + lampiran
F) Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh gaya kepemimpinan dan
kohesivitas kelompok terhadap komitmen organisasi. Selain itu, pada penelitian ini
diharapkan mengungkap seberapa besaran pengaruh masing-masing gaya
kepemimpinan dan kohesivitas kelompok (independent variable) terhadap
komitmen organisasi (dependent variable).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis regresi
berganda pada taraf signifikansi 0.05 atau 5%. Sampel berjumlah 233 anggota
Himpunan Mahasiswa Islam cabang Ciputat yang diambil dengan teknik non-
probability sampling, yakni accidental sampling. Instrument pengumpulan data
menggunakan Organtizational Commitment Questionnaire (OCQ) Allen dan
Meyer (1991), Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ) Form 5x-Short yang
dikembangkan Bass dan Avolio (1996), dan Group Environment Questionnaire
(GEQ) dari Carron, Widmeyer, dan Brawley (1985).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel gaya kepemimpinan dan kohesivitas kelompok terhadap komitmen
organisasi, sebesar 80.3% sedangkan 19.7% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain
diluar penelitian. Jadi, hipotesis mayor dalam penelitian ini diterima. Hasil uji
hipotesis minor yang menguji pengaruh dari tiga belas independent variable, hanya
ada tiga dimensi yang signifikan, yaitu active management by exception, group
integration social, dan individual attraction to group social. Sedangkan idealized
influence attributed, idealized influence behavioral, inspirational motivation,
intellectual stimulation, individualized consideration, contingent reward, passive
management by exception, laissez faire, group integration task dan individual
attraction to group task tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
komitmen organisasi.
G) Bahan bacaan: 31; buku: 2 + jurnal: 29 + internet: 1
vii
ABSTRACT
A) Faculty of Psychology
B) September 2018
C) Muhammad Akbar Rafli Barley
D) Leadership Styles and Group Cohesion as Predictors of Organizational
Commitment
E) XIV + 128 pages + appendix
F) This study aims to determine the effect of source of leadership styles and group
cohesion on the cinderella complex tendency. In addition, this research is expected
to reveal how far the effect of each of leadership styles and group cohesion
(independent variables) on organizational commitment (dependent variable).
This study uses a quantitative approach with the multiple regression analysis
method at significance level of 0.005 or 5%. The sample is 233 member of
Association Of Islamic University Student taken with non-probability sampling
technique, that is accidental sampling. The data collection instrument uses the
Organtizational Commitment Questionnaire (OCQ) by Allen and Meyer (1991),
Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ) Form 5x-Short by Bass and Avolio
(1996), and Group Environment Questionnaire (GEQ) by Carron, Widmeyer, and
Brawley (1985).
The results showed that there was a significant effect from the variables source of
leadership styles and group cohesion of organizational commitment is 80,3% while
the remaining 19.7% is influenced by other variables outside this study. Thus, the
major hypothesis in this study is accepted. The results of minor hypothesis test that
examines the effect of thirteen independent variables, there are only three
independent variable significant effect to organizational commitment, that is the
active management by exception, group integration social, dan individual
attraction to group social. While significant other, idealized influence attributed,
idealized influence behavioral, inspirational motivation, intellectual stimulation,
individualized consideration, contingent reward, passive management by
exception, laissez faire, group integration task dan individual attraction to group
task does not affect the organizational commitment.
G) References: 31; books: 2 + jurnal: 29 + internet: 1
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan penulis berbagai macam nikmat di antaranya nikmat
iman dan islam serta sehat wal afaiat sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
ini dengan lancar dan tepat pada waktunya.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam
penyusunan skripsi ini tentunya penulis dibantu oleh berbagai pihak sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M. Ag, M. Si, Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Bapak Dr. Abdul Rahman Shaleh,
M. Si, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dan jajaran yang telah memfasilitasi mahasiswa dalam
rangka menciptakan lulusan yang berkualitas.
2. Bapak Dr. Gazi, M. Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis dari awal hingga akhir, memberikan ilmu,
mengarahkan, memberi saran serta ide-ide kepada penulis agar mampu
menghasilkan skripsi yang bermutu dan berkualitas.
3. Ibu Dr. Risatianti Kolopaking, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik, dan
seluruh dosen yang telah mengajar dan memberikan ilmu yang begitu berharga
kepada penulis selama perkuliahan, dan juga staff Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
4. Seluruh responden yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner
penelitian. Terima kasih banyak penulis ucapkan, semoga ketulusan dan kejujuran
ix
kalian dalam mengisi kuesioner di balas oleh Allah SWT dengan kebaikan yang
lebih.
5. Kepada kedua orangtua penulis, Papa (Adella Barley) dan Mama (Julia Quartina)
yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil serta doa-doa yang selalu
dipanjatkan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Kepada kakak-
kakak tercinta, Rangga Barley, Reggie Barley dan adik Rasya Barley terima kasih
atas perhatian dan semangat yang selalu diberikan membuat penulis lebih tegar dan
semangat dalam menjalani keluh kesah untuk penyelesaian skripsi ini.
6. Teruntuk kawan seperjuangan Fitri Aulia, Raudah Sabila, Syifa Shafira, Salma
Afifah, Hanifah Hikmat, dan Redo Tridinata Wijaya, yang telah memberikan
semangat, motivasi dan doa kepada penulis. Terima kasih atas kebersamaannya
selama lima tahun kehidupan berproses di Ciputat ini, kalian yang telah
memberikan warna di masa-masa kuliah penulis. Yakin, Usaha, Sampai.
7. Kak Suhaimi, Kak Fadhli, Kak Muja, Kak Anjar, Kak Ade, Kak Sae dan senior-
senior lain yang telah memberikan ilmunya dalam berproses selama di Ciputat,
terima kasih banyak.
8. Seluruh teman-teman angkatan 2013 khususnya Arafat, Tata, Yasmin, Huda,
Wahyu dan teman-teman kelas B yang telah membantu memberikan dukungan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Terima kasih kepada sahabat-sahabat penulis. Paguyuban BTC, Wahyu Firdaus,
Magdarita Haris, Chintya Septiyani, Lokavita Utami Suad, Venta Verina, Maya
Eva Anggelia, Ivan Zamora, Fahmy Surya Idris yang selalu memberi motivasi
kepada penulis untuk segera menyelesikan skripsi.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. terima kasih telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga segala bantuan, dukungan, dan
do’anya kepada saya, dibalas Allah dengan kebaikan yang berlimpah.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini terdapat banyak sekali
kekurangan dan kesalahan, oleh karenanya penulis mengharapkan dapat disampaikan
kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan penelitian ini. Semoga
x
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri ataupun orang lain, dan pihak yang
berkepentingan.
Jakarta, September 2018
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN ...........................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................v
ABSTRAK .........................................................................................................vi
ABSTRACT .......................................................................................................vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xv
BAB 1 : PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Perumusan dan Batasan Masalah........................................................... 11
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 14
BAB 2 : LANDASAN TEORI ............................................................................ 15
2.1 Komitmen Organisasi ............................................................................ 15
2.1.1 Definisi Komitmen Organisasi ................................................... 15
2.1.2 Dimensi Komitmen Organisasi .................................................... 16
2.1.3 Faktor yang mempengaruhi Komitmen Organisasi ..................... 18
2.1.4 Pengukuran Komitmen Organisasi .............................................. 20
2.2 Gaya Kepemimpinan .............................................................................. 21
2.2.1 Definisi Gaya Kepemimpinan ..................................................... 21
2.2.2 Dimensi Gaya Kepemimpinan .................................................... 24
2.2.3 Pengukuran Gaya Kepemimpinan ............................................... 27
2.3 Kohesivitas Kelompok ........................................................................... 28
2.3.1 Definisi Kohesivitas Kelompok................................................... 28
2.3.2 Dimensi Kohesivitas Kelompok .................................................. 29
2.3.3 Pengukuran Kohesivitas Kelompok ............................................ 30
2.4 Kerangka Berpikir .................................................................................. 30
2.5 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 36
xii
BAB 3 : METODE PENELITIAN .................................................................... 38
3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............................. 38
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ......................... 38
3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data ............. 42
3.4 Instrumen Penelitian............................................................................... 43
3.5 Uji Validitas Konstruk ........................................................................... 45
3.5.1 Uji Validitas Konstruk Komitmen Organisasi............................. 48
3.5.2 Uji Validitas Konstruk Idealized Influence Attributed ................ 49
3.5.3 Uji Validitas Konstruk Idealized Influence Behavior .................. 50
3.5.4 Uji Validitas Konstruk Inspirational Motivation ........................ 51
3.5.5 Uji Validitas Konstruk Intellectual Stimulation .......................... 52
3.5.6 Uji Validitas Konstruk Individualized Consideration ................. 53
3.5.7 Uji Validitas Konstruk Contingent Reward ................................ 54
3.5.8 Uji Validitas Konstruk Active Management by Exception .......... 55
3.5.9 Uji Validitas Konstruk Passive Management by Exception ........ 56
3.5.10 Uji Validitas Konstruk Laissez Faire ........................................ 57
3.5.11 Uji Validitas Konstruk Group Integration Task ....................... 58
3.5.12 Uji Validitas Konstruk Group Integration Social ..................... 59
3.5.13 Uji Validitas Konstruk Individual Attraction to Group Task .... 60
3.5.14 Uji Validitas Konstruk Individual Attraction to Group Social . 61
3.6 Metode Analisis Data ............................................................................. 63
BAB 4 : HASIL PENELITIAN .......................................................................... 65
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ...................................................... 65
4.2 Analisis Deskriptif ................................................................................. 66
4.2.1 Kategorisasi Variabel .................................................................. 68
4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ................................................................ 70
4.4 Analisis Proporsi Varians ....................................................................... 77
BAB 5 : KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ......................................... 81
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 81
5.2 Diskusi ................................................................................................... 81
5.3 Saran ....................................................................................................... 86
5.3.1 Saran Teoritis.................................................................................86
5.3.2 Saran Praktis..................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89
LAMPIRAN......................................................................................................... 93
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skor untuk Pernyataan Favorable dan Unfavorable Skala Likert ........ 42
Tabel 3.2 Blueprint Skala Komitmen Organisasi ................................................. 43
Tabel 3.3 Blueprint Skala Gaya Kepemimpinan ................................................... 44
Tabel 3.4 Blueprint Skala Kohesivitas Kelompok ................................................ 45
Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Konstruk Komitmen Organisasi........................... 48
Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Konstruk Idealized Influence Attributed .............. 50
Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Konstruk Idealized Influence Behavior................ 51
Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Konstruk Inspirational Motivation ...................... 52
Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Konstruk Intellectual Stimulation ........................ 53
Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Konstruk Individualized Consideration ............. 54
Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Konstruk Contingent Reward............................. 55
Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Konstruk Active Management by Exception ...... 56
Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Konstruk Passive Management by Exception .... 57
Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Konstruk Laissez Faire ...................................... 58
Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Konstruk Group Integration Task ...................... 59
Tabel 3.16 Muatan Faktor Item Konstruk Group Integration Social ................... 60
Tabel 3.17 Muatan Faktor Item Konstruk Individual Attraction to Group Task .. 61
Tabel 3.18 Muatan Faktor Item Konstruk Individual Attraction to Group Social 62
Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ..................................................... 65
Tabel 4.2 Skor Variabel Penelitian ....................................................................... 67
Tabel 4.3 Rumus Kategorisasi .............................................................................. 69
Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel ................................................................... 69
Tabel 4.5 Tabel R-Squre ....................................................................................... 71
Tabel 4.6 Tabel Anova .......................................................................................... 72
Tabel 4.7 Tabel Koefisien Regresi ........................................................................ 73
Tabel 4.8 Tabel Proporsi Varians Masing-masing Variabel ................................. 78
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir............. .................................................... 35
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ........................................................................93
Lampiran 2 Path Diagram dan Syntax Uji Validitas ...........................................102
Lampiran 3 Output Statistik ................................................................................116
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pentingnya kemajuan dan perkembangan sebuah organisasi salah satunya ditentukan
dari komitmen yang dimiliki anggota organisasi. Seperti yang dikemukakan oleh
Nehmeh (2009), bahwa komitmen adalah sesuatu yang sangat berharga bagi suatu
organisasi. Hal tersebut disebabkan seseorang yang sangat berkomitmen kepada
organisasinya akan mengidentifikasi dirinya dengan tujuan dan nilai-nilai organisasi
sehingga mampu mempertahankan keanggotaan dan organisasi (Robbins & Judge,
2013).
Menurut Mowday, Steers dan Porter (1979) adanya komitmen seseorang
terhadap organisasi membuat seseorang bersedia memberikan sesuatu dari diri
mereka sendiri untuk berkontribusi terhadap kesejahteraan organisasi. Semakin
berkomitmen seseorang terhadap organisasi, semakin besar pula usaha yang
dilakukan oleh orang tersebut dalam melakukan tugasnya. Seseorang yang
berkomitmen tinggi ingin tetap berhubungan dengan organisasi dan memajukan
organisasi. Oleh karena itu, komitmen membuat kecenderungan sesorang tidak pergi
dari organisasinya (Nehmeh, 2009).
Berdasarkan artikel yang diunggah oleh Handayani (2015) bahwa komitmen
seorang individu sangat penting karena individu dapat menjadi lebih bertanggung
jawab terhadap tugas-tugas dalam organisasi dibanding individu yang tidak memiliki
2
komitmen. Seorang karyawan yang memiliki komitmen akan bekerja secara optimal
sehingga apa yang dikerjakan sesuai dengan harapan organisasi.
Rendahnya komitmen organisasi pada karyawan dapat menyebabkan
karyawan untuk turnover atau pindah kerja, malas-malasan dalam bekerja, penurunan
produktivitas, kualitas kerja, kepuasan, tidak mengindahkan peraturan, absensi,
sebaliknya komitmen yang tinggi sangat mempengaruhi kondisi yang positif dalam
bekerja. Komitmen organisasi yang tinggi juga menimbulkan kepuasan kerja,
semangat kerja, prestasi kerja yang baik dan keinginan untuk tetap bekerja di
perusahaan. Tinggi atau rendahnya komitmen karyawan terhadap organisasi atau
perusahaan dapat mempengaruhi keputusan karyawan untuk bertahan atau memilih
tempat kerja lain yang dianggap lebih menjanjikan (Trihapsari dan Nashori, 2011).
Salah satu masalah yang ditimbulkan dari komitmen organisasi sesuai yang
sudah disebutkan adalah turnover atau pindah kerja. Dalam sebuah contoh kasus dari
studi yang dilakukan Satwari, Musadieq dan Afrianty (2016) memperlihatkan data
dari hotel Swiss Belinn pada tahun 2014 di kota Malang selama periode Juni 2015
hingga Mei 2016 telah terjadi turnover karyawan sebesar 29 % dari total karyawan
sebanyak 77 orang. Ini tergolong tinggi karena umumnya turnover selama satu tahun
biasanya tidak lebih dari 10%.
Menurut Satwari, Musadieq dan Afrianty (2016) turnover perlu diperhatikan
karena akan berdampak pada aktivitas dan jalannya sebuah perusahaan. Tingginya
tingkat turnover berarti suatu perusahaan harus mengeluarkan biaya perekrutan dan
3
pelatihan kembali. Selain itu dampak negatif lainnya yang ditimbulkan dari tingginya
turnover karyawan adalah terganggunya kenyamanan karyawan lain, adanya produksi
yang hilang selama masa pergantian karyawan, dan perlunya kerja lembur agar tidak
terjadi penundaan pekerjaan.
Tingginya turnover yang menjadi satu faktor dari komitmen organisasi bukan
satu satunya masalah yang ditumbulkan. Masalah lain yang timbul dari kurangnya
komitmen organisasi adalah absensi atau ketidakhadiran yang tinggi. Dalam lingkup
organisasi masalah absensi ini sangat mengganggu karena bisa mengahambat
pekerjaan dan juga bisa timbul masalah lain seperti kecemburuan dari karyawan atau
anggota lain karena mau tidak mau karyawan lain harus menutupi atau menggantikan
tugas dari karyawan yang tidak datang.
Berdasarkan hasil wawancara dalam penelitian Diatmika & Suwandana
(2016) kepada pimpinan dan HRD pada salah satu Resort di Bali mengatakan
persentase tingkat ketidakhadiran karyawan mencapai hampir 4 persen setiap
tahunnya dari rentang 2013-2015. Dan ini sudah tergolong tingkat absensi yang tinggi
dibandingkan dengan standar rata-rata persentase yang dimiliki perusahaan yaitu 1.00
persen. Memang salah satu masalahnya adalah rendahnya komitmen organisasi dan
motivasi para karyawan disamping karena adanya faktor lain seperti sakit dan izin.
Salah satu fenomena menarik yang peneliti amati dan alami secara langsung
terjadi pada komitmen organisasi terjadi pada Himpunan Mahasiswa Islam cabang
Ciputat yang memiliki beberapa komisariat yang dinaunginya. Pada komisariat-
komisariat tersebut penulis menemukan masalah komitmen yang hampir serupa, yaitu
4
menurunnya komitmen organisasi pada anggota yang aktif dikomisariat mereka.
Padahal saat melakukan perekrutan mereka dapat mengajak orang untuk mengikuti
pelatihan untuk menjadi anggota organisasi dengan jumlah yang tidak sedikit. Namun
saat sudah menjadi anggota dan seiring berjalannya waktu banyak dari mereka yang
sudah tidak terlihat lagi di kegiatan-kegiatan organisasi.
Menurunnya komitmen anggota Komisariat Himpunan Mahasiswa Islam
Cabang Ciputat dirasakan yaitu kurang pedulinya anggota bila terjadi sesuatu pada
organisasi. Seperti bila organisasi mengalami kesulitan seperti dana maupun tenaga.
Para anggota yang dinilai mengalami penurunan komitmen ini cenderung untuk
menghindar bila dimintai tolong atau mencari alasan agar tidak terlibat dalam
masalah organisasi. Adapun juga anggota yang walaupun mau membantu organisasi
namun menunda dalam pelaksanaannya. Sehingga melaksanakan tugas dari
organisasi seakan bukan prioritas dirinya.
Dalam tiga atau empat dekade ini, komitmen organisasi telah menjadi salah
satu variabel yang banyak dipelajari (Suma & Lesha, 2013). Sebagian besar
penelitian tentang komitmen organisasi berfokus pada keterikatan emosional dengan
organisasi dan juga keterikatan terhadap nilai-nilai yang ada dalam organisasi
(Robbins & Judge, 2013).
Menurut Widyastuti (2009), hadirnya komitmen dalam diri individu akan
memberikan keuntungan bagi organisasi, seperti mendapat dukungan optimal dari
para anggota. Mayer, Stanley, Herscovitch, Topolnytsky (2002) juga telah mengakui
5
bahwa komitmen organisasi sebagai faktor utama yang mempengaruhi tingkat
pencapaian di banyak organisasi.
Pendapat terdahulu dari Mowday, Steers dan Porter (1979) mengatakan
bahwa komitmen organisasi adalah sebuah keterikatan kepada organisasi, ditandai
dengan niat untuk tetap tinggal di organisasi tersebut, sebuah identifikasi dengan
nilai-nilai dan tujuan organisasi, dan kemauan untuk mengerahkan usaha ekstra pada
kepentingan organisasinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa individu yang berada
dalam organisasi terlibat secara emosional dengan organisasinya dan keterlibatan
emosional tersebut membuat individu mengerahkan kemampuannya untuk
organisasinya.
Hubungan inter-personal dalam organisasi harus dijaga agar organisasi dapat
bertahan. Karena di dalam organisasi terdapat struktur jadi salah satu hubungan inter-
personal terpenting adalah antara pemimpin dan bawahannya. Kepemimpinan ini bisa
berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin untuk mengajak, mempengaruhi dan
menggerakkan orang-orang lain guna melakukan sesuatu, demi pencapaian satu
tujuan tertentu (Budiarto, 2004).
Setelah peneliti menjabarkan beberapa penjelasan yang melatarbelakangi
masalah yang ditimbulkan dari komitmen organisasi. Selanjutnya terdapat beberapa
pendapat yang menunjukan beberapa faktor yang mempengaruhi komitmen
organisasi. Berbagai penelitian dijelaskan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi komitmen organisasi adalah gaya kepemimpinan. Menurut
Schermerhorn, Hunt & Osborn (dalam Ampofo, 2014), kepemimpinan adalah jantung
6
dari setiap organisasi karena menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi
tersebuut. Mills (dalam Ampofo, 2014) mengatakan bahwa tanpa kepemimpinan,
pelaksanaan tugas dan pencapaiannya tidak mungkin dilakukan.
Kepemimpinan dalam suatu perusahaan merupakan hal yang bersifat sentral
dalam usaha pencapaian tujuan dan sasaran (Budiarto, 2004). Ini sejalan dengan
pendapat Santoso (2014) bahwa dalam kelangsungan berjalannya sebuah organisasi,
Kepemimpinan merupakan kunci utama dan memiliki peran penting dalam menjaga
dan mengatur anggota.
Peran seorang pemimpin sangat dibutuhkan dan kepemimpinan yang efektif
menjadi hal penting dalam memelihara komitmen organisasi anggota. Karena
kepemimpinan yang baik dan efektif dapat membantu organisasi untuk menghadapi
situasi yang tak terduga di masa yang akan datang (Desianty, 2005).
Menurut Dongoran (dalam Koesmono, 2007) semakin tinggi kepercayaan
seorang manajer kepada bawahannya dapat meningkatkan komitmen organisasi dan
tingkat kepuasan individu. Raharjo & Nafisah (2006) yang terinspirasi dari hasil
penelitian Mc Nesse-Smith mengatakan bahwa adanya hubungan yang positif antara
sikap pimpinan dan perilaku pimpinan dengan komitmen organisasi. Raharjo juga
mengatakan bahwa tugas penting seorang pemimpin untuk mengenal anggotanya
secara baik, selain tugasnya untuk menjalankan tugas. Karena dengan mengenal
angotanya dengan baik, maka pemimpin dapat menjaga atau meningkatkan komitmen
anggota terhadap organisasinya.
7
Sementara Menurut Robbins dan Judge (2013) bila seorang pemimpin ingin
menjadi pemimpin yang efektif maka pemimpin tersebut harus bisa dekat dengan
anggotanya secara emosional maka itu akan membantu pemimpin tersebut dalam
menyampaikan arahan kepada anggota dan anggotanya pun akan lebih mudah
menerima arahan pemimpinnya.
Desianty (2005) menyatakan lewat hasil penelitiannya bahwa gaya
kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap komitmen oraganisasi dengan besar
pengaruh yang berbeda. Kepemimpinan transformasional mempunyai pengaruh yang
lebih besar terhadap komitmen organisasi dibandingkan dengan kepemimpinan
transaksional. Namun dalam penelitian ini tidak menjelaskan besarnya pengaruh yang
diberikan gaya kepemimpinan terhadap masing-masing dimensi komitmen organisasi.
Hasil penelitian Ampofo (2014) menyatakan bahwa perilaku kepemimpinan
transformasional secara signifikan dan positif terkait dengan semua tiga komponen
komitmen organisasi (afektif, berkelanjutan dan normatif). Namun, untuk
kepemimpinan transaksional hanya signifikan dengan komitmen normatif.
Suryanto dan Prihatiningsih (2016) memberikan hasil yang berbeda dalam
penelitiannya. Hasil yang didapat yaitu gaya kepemimpinan transformasional
berpengaruh positif terhadap komitmen afektif dan tidak berpengaruh pada komitmen
normatif, sementara gaya kepemimpinan transaksional tidak berpengaruh terhadap
komitmen berkelanjutan.
8
Hasil berbeda lainnya dikemukakan oleh Ahmadi, Ahmadi, & Zohrabi (2012)
pada penelitiannya bahwa yang lebih berpengaruh terhadap komitmen organisasi
adalah gaya kepemimpinan transaksional dibanding transformasional. Perbedaan
pendapat dintara para peneliti ini menimbulkan pertanyaan dalam diri peneliti,
mengapa beberapa penelitian yang menyatakan lebih berpengaruh gaya
kepemimpinan transformasional terhadap komitmen organisasi dibandingkan dengan
gaya kepemimpinan transaksional. Namun ada juga yang menyatakan sebaliknya
gaya kepemimpinan transaksional lebih berpengaruh terhadap komitmen organisasi.
Sehingga pada penelitian ini peneliti menggunakan gaya kepemimpinan sebagai
prediktor komitmen organisasi.
Faktor lain yang mempengaruhi komitmen organisasi yaitu kohesivitas
kelompok. Kohesivitas kelompok atau group cohesion adalah sebuah proses faktor
yang membuat individu memiliki kecenderungan untuk tetap bertahan dalam
organisasi untuk mencapai tujuannya (Carron, Widmeyer, dan Brawley, 1985).
Mereka juga menambahkan kohesivitas secara langsung memiliki kontribusi terhadap
pemeliharaan kelompok dan secara tidak langsung menggerakan roda organisasi.
Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan Kohesivitas mengikat anggota
organisasi agar tetap berada dalam organisasi dan menangkal segala bentuk
pengaruhyang membuat individu ingin keluar dari organisasi. Organisasi yang yang
kohesif terdiri dari individu yang saling memiliki ketertarikan dan keterikatan.
Kohesivitas kelompok memiliki hubungan yang erat dengan komitmen
organisasi. Karena semakin individu merasa kohesif dengan anggota-anggota di
9
organisasinya maka semakin tinggi keinginan individu untuk bertahan dalam
organisasi dan melakukan pengorbanan demi organisasi. Didukung dengan penelitian
Wismanto dan Suharsono (2012) bahwa organisasi dengan kohesivitas yang rendah
maka organisasi tersebut tidak memiliki ketertarikan interpersonal antar anggotanya.
Ini menunjukan bahwa kelompok yang kohesif merupakan sebuah kesatuan dimana
anggota-anggotanya menikmati interaksi antar sesama anggota dan bertahan dalam
waktu yang lama.
Kohesivitas kelompok dan komitmen terhadap organisasi sangat besar
pengaruhnya bagi individu dan kelangsungan hidup organisasi. Individu yang
memiliki komitmen terhadap organisasi yang tinggi akan memandang kerja memiliki
nilai yang tinggi pula, sehingga individu dengan sukarela menyatukan dirinya dengan
pekerjaannya, menginvestasikan waktu, kemauan dan energinya untuk pekerjaan.
Komitmen terhadap organisasi terkait dengan kekuatan identifikasi individu dan
keterlibatannya dalam organisasi tertentu. Kohesivitas dan komitmen terhadap
organisasi yang kuat akan menghindarkan gejala-gejala pemogokan, penurunan
tingkat kehadiran dan turnover serta ketidakpuasan kerja. Tentu saja hal ini yang
diharapkan oleh setiap organisasi karena itu organisasi seharusnya dapat menciptakan
suatu situasi yang dapat mendorong timbulnya rasa memiliki, loyalitas,
kesetiakawanan, rasa aman, rasa diterima dan dihargai serta perasaan berhasil dalam
diri karyawan yang pada gilirannya dapat menumbuhkan rasa memiliki keterikatan.
(Wismanto & Suharsono, 2012)
10
Trihapsari dan Nashori (2011) mengatakan dalam literaturnya tentang
karyawan asuransi “X” di Yogyakarta dengan menggunakan skala kohesivitas dari
Forsyth bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kohesivitas
kelompok dengan komitmen organisasi. Hasil menunjukan semakin tinggi
kohesivitas maka komitmen organisasi semakin tinggi, begitupun semakin rendah
kohesivitas dalam kelompok maka komitmen organisasinya semakin rendah pula.
Mossholder, Bedeian dan Armenakis (dalam Gibson, Ivancevich, Donnelly &
Konopaske, 2003) melaporkan adanya hubungan antara tingkat kohesivitas kelompok
dengan komitmen organisasi. Mereka melakukan penelitian terhadap para perawat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kohesivitas kelompok berpengaruh
positif terhadap komitmen karyawan terhadap organisasi yang digambarkan dengan
menurunnya tekanan kerja dan kecenderungan meninggalkan pekerjaan serta
meningkatnya prestasi kerja.
Menurut Dwityanto dan Amalia (2012) memberi pendapat bila individu dapat
senang berada dalam organisasi maka individu bukan hanya akan menetap pada
organisasi dalam waktu yang lama, namun juga bersedia memberikan yang terbaik
bagi organisasinya. Hal ini menunjukan bahwa seseorang yang kohesivitasnya tinggi,
diyakini mempunyai komitmen yang tinggi pula untuk mempertahankan organisasi
tersebut.
Dan dari hasil penelitiannya, Dwityanto dan Amalia (2012) menggunakan
skala kohesivitas dari Zanden dan mendapat hasil bahwa ada hubungan positif yang
11
sangat signifikan antara kohesivitas kelompok dengan komitmen organisasi pada
karyawan sebuah perusahaan di Pekalongan.
Peneliti menggunakan variabel kohesivitas karena peneliti memilih untuk
menggunakan skala kohesivitas yang berbeda dengan yang digunakan penelitian
sebelumnya yaitu menggunakan skala kohesivitas kelompok dari Carron, Widmeyer,
dan Brawley (1985). Sehingga diharapkan penelitian ini menjadi sumbangan terbaru
bagi psikologi industri dan organisasi.
Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan
transformasional, gaya kepemimpinan transasksional dan kohesivitas kelompok
terhadap komitmen organisasi merupakan suatu fenomena yang menarik untuk dikaji
lebih lanjut dari tinjauan Psikologi. Untuk itulah penelitian ini diadakan, yaitu untuk
menguji “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kohesivitas Kelompok Terhadap
Komitmen Organisasi.”
1.2. Perumusan dan Batasan Masalah
1.2.1. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dipaparkan, perumusan masalah yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada gaya kepemimpinan
(transformasional: idealized influence attributed, idealized influence
behavioral, inspirational motivation, intellectual stimulation, individual
consideration dan transaksional: contingent reward, active management by
12
exception, passive management by exception, laissez-faire) dan kohesivitas
kelompok (group integration task, group integration social, individual
attraction to group task, individual attraction to group social) terhadap
komitmen organisasi?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada gaya kepemimpinan
(transformasional: idealized influence attributed, idealized influence
behavioral, inspirational motivation, intellectual stimulation, individual
consideration dan transaksional: contingent reward, active management by
exception, passive management by exception, Laissez-faire) terhadap
komitmen organisasi?
3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada kohesivitas kelompok (group
integration task, group integration social, individual attraction to group task,
individual attraction to group social) terhadap komitmen organisasi?
1.2.2. Pembatasan Masalah
Masalah yang menjadi fokus penulis adalah pengaruh gaya kepemimpinan, dan
kohesivitas kelompok terhadap komitmen organisasi Himpunan Mahasiswa Islam
Cabang Ciputat. Untuk menghindari ketidak jelasan dan melebarnya permasalahan
penelitian, maka penulis perlu memberikan penjelasan tentang batasan-batasan
penelitian, yaitu sebagai berikut :
a) Komitmen organisasi adalah keberadaan psikologis yang mencirikan hubungan
antara individu dengan organisasinya yang berimbas pada keputusan individu
13
untuk melanjutkan keanggotaannya dalam organisasi tersebut (Allen dan Meyer,
1990).
b) Gaya kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang membuat
anggota merasa mempunyai dorongan untuk melakukan sesuatu yang lebih dari
yang diharapkan untuk organisasinya, karena anggota merasa percaya, hormat,
loyal, dan kagum kepada pemimpinnya (Bass dan Avolio, 1996). Dimensi-
dimensi yang menentukan gaya kepemimpinan transformasional antara idealized
influence attributed, idealized influence behavioral, inspirational motivation,
intellectual stimulation, individual consideration.
c) Gaya kepemimpinan transaksional adalah pertukaran yang terjadi antara pemimpin
dan anggota organisasi (Bass dan Avolio, 1996) yang ditentukan oleh dimensi-
dimensi yaitu contingent reward, active management by exception, passive
management by exception, dan laissez-faire.
d) Kohesivitas Kelompok adalah kedekatan emosional dengan anggota kelompok
yang lain, dan merasa nyaman berada didalam organisasi dan sulit meninggalkan
organisasinya (Carron, Widmeyer, dan Brawley, 1985). Dimensi-dimensi yang
membentuk kohesivitas kelompok antara lain group integration task, group
integration social, individual attraction to group task, individual attraction to
group social.
e) Sampel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah anggota Himpunan
Mahasiswa Islam Cabang Ciputat.
14
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan
kohesivitas kelompok terhadap komitmen organisasi pada anggota Himpunan
Mahasiswa Islam Cabang Ciputat
1.3.2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat berupa:
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini merupakan sumbangan bagi perkembangan teori
psikologi industri dan organisasi serta dapat memberikan informasi untuk
penelitian – penilitian selanjutnya dibidang yang sama.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi landasan bagi organisasi dalam
mengambil kebijakan untuk meningkatkan atau menjaga komitmen organisasi
anggotanya.
15
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Komitmen Organisasi
2.1.1 Definisi Komitmen Organisasi
Banyak tokoh yang mengemukakan pendapat mereka tentang pengertian dari
komitmen organisasi. Mowday, Strees, dan Porter (1979) bahwa komitmen organisasi
adalah sebuah keterikatan kepada organisasi, ditandai dengan niat untuk tetap tinggal
di organisasi tersebut, sebuah identifikasi dengan nilai-nilai dan tujuan organisasi, dan
kemauan untuk mengerahkan usaha ekstra pada kepentingan organisasinya.
Konseptualisasi dari komitmen ini dapat dikarakteristikan menjadi 3 faktor yaitu
memiliki keyakinan kuat terhadap nilai dan tujuan organisasi, bersedia mengerahkan
upaya demi organisasi, keinginan untuk terus mempertahankan keanggotaannya dalam
organisasi (Mowday et al, 1979).
Mayoritas dari pendapat tokoh terhadap komitmen organisasi adalah
bagaimana ikatan antara individu dalam organisasinya yang berimplikasi pada bertahan
atau tidaknya individu pada organisasi tersebut. Seperti yang dikemukakan Allen dan
Meyer (1991) komitmen organisasi adalah keberadaan psikologis yang mencirikan
hubungan antara individu dengan organisasinya yang berimbas pada keputusan
individu untuk melanjutkan keanggotaannya dalam organisasi tersebut.
Chairy (2002) berpendapat bahwa individu dengan komitmen organisasi yang
tinggi lebih termotivasi untuk aktif dalam kegiatan organisasi dan berusaha membantu
organisasi mencapai tujuannya. Sedangkan menurut Robbins dan Judge (2013)
16
komitmen organisasi adalah sejauh mana seorang anggota memihak sebuah organisasi
serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan kenaggotaannya dalam
organisasi tersebut.
Desianty (2005) memberi pendapat mengenai definisi komitmen organisasi
sebagai kekuatan relatif dari indentifikasi perilaku dan keterlibatan-keterlibatan
individu dalam organisasinya. Seperti percaya kepada organisasi, memberi dukungan
terhadap nilai-nilai yang ada dalam organisasi, memiliki keinginan yang kuat untuk
mencapai tujuan dan kepentingan organisasi. Widyastuti (2009) mengatakan bahwa
komitmen terhadap organisasi merupakan penerimaan tujuan dan nilai–nilai organisasi,
dimana derajat dari komitmen didefinisikan sebagai kesediaan untuk mendedikasikan
diri pada nilai dan tujuan organisasi.
Berdasarkan dari beberapa pengertian dan definisi yang sudah dipaparkan
sebelumnya, dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada definisi komitmen organisasi
yang dikemukakan Allen dan Meyer (1991) yaitu komitmen organisasi merupakan
keberadaan psikologis yang mencirikan hubungan antara individu dengan
organisasinya yang berimbas pada keputusan individu untuk melanjutkan
keanggotaannya dalam organisasi tersebut.
2.1.2 Dimensi Komitmen Organisasi
Menurut Mowday, Porter dan Steers (1979) berpendapat bahwa ada faktor-faktor yang
membuat timbulnya komitmen organisasi antara lain, yaitu kesiapan dan kesediaan
individu untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama organisasi dan indivividu
menerima nilai-nilai dari tujuan organisasi.
17
Pendapat dari Mowday, Strees, dan Porter ini menekankan komitmen
organisasi pada ranah afektif, dimana komitmen sebagai kesinambungan antara nilai
dan tujuan yang ada dalam diri karyawan dengan nilai dan tujuan yang ada dalam
organisasi. Maka bila organisasi bisa meyakinkan anggota apa yang menjadi nilai dan
tujuan organisasi maka semakin tinggi komitmen organisasi dari anggotanya.
Namun Allen dan Meyer tidak hanya melihat komitmen hanya dari segi afektif,
namun dari segi perasaan emosional untuk organisasi dan keyakinan dalam nilai-nilai
yang terdapat dalam organisasi. Allen dan Meyer (1991) mempunyai 3 aspek atau
dimensi yang menjadi bagian dalam menjelaskan komitmen organisasi. Secara
keseluruhan Allen dan Meyer (1991) menyatakan bahwa terdapat 3 komponen
komitmen individu terhadap organisasi, yaitu:
1) Komitmen Afektif (Affective Commitment)
Allen dan Meyer (1991) berpendapat Komitmen afektif adalah komitmen yang ada
pada diri individu didasari oleh afektif, individu akan terus aktif dalam organisasi
karena memang ada kehendak dalam diri individu tersebut yang menginginkannya.
Allen dan Meyer pun menambahkan bahwa individu harus memiliki ikatan
emosional dan adanya ikatan antara anggota dengan organisasi. Individu dengan
komitmen afektif yang kuat akan mengidentifikasikan dirinya dan aktif dalam
organisasi. Karena dia senang menjadi anggota atau bagian dari organisasi.
2) Komitmen Berkelanjutan (Continuance Commitment)
Allen dan Meyer (1991) menjelaskan bahwa komitmen berkelanjutan mengacu pada
kerugian yang didapat bila meninggalkan organisasi. Anggota organisasi yang
18
komitmen kelanjutan ini akan tetap setia pada organisasi karena memiliki kebutuhan
untuk menjadi anggota organisasi tersebut.
Komitmen berkelanjutan berasal dari persepsi bahwa jika individu
meninggalkan organisasi maka akan mengakibatkan kerugian bagi individu. Bila
individu merasa telah melakukan suatu pengorbanan dengan melakukan investasi baik
berupa waktu, tenaga, pikiran maupun financial akan merasa sangat merugi apa yang
telah diberikannya selama ini akan sia-sia.
Selain itu bila individu mencari organisasi lain itu akan memakan waktu lagi
bagi individu baik untuk memilih organisasi baru maupun untuk beradaptasi dalam
organisasi baru sehingga akan sangat menyayangkan bila dia harus keluar dari
organisasi yang lama.
3) Komitmen Normatif (Normative Commitment)
Komitmen normatif adalah keinginan yang kuat dalam diri individu untuk bertahan
dalam organisasi karena ada perasaan yang mencerminkan kewajiban untuk tetap
bertahan dalam organisasi (Allen dan Meyer, 1997). Komitmen ini biasa digunakan
untuk melihat sejauh mana loyalitas dan tanggung jawab individu terhadap organisasi.
Individu dengan komitmen normatif yang tinggi akan bertahan dalam organisasi karena
memang dia merasa harus begitu.
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi
Allen dan Meyer (1991) memberikan penjelasan adanya variabel yang menjadi
penyebab dari komitmen organisasi. Mereka membuat identifikasi terhadap pola yang
sering muncul dari literatur untuk menggambarkan perbedaan antara ketiga aspek
19
komitmen (Allen dan Meyer).
Allen dan Meyer (1990) mengungkapkan anteseden dari komitmen afektif yaitu
karakter diri, karakteristik jabatan, pengalaman kerja, dan karakteristik strukural.
Karakteristik struktural meliputi berkaitan dengan besarnya atau tidaknya organisasi,
ada atau tidaknya serikat pekerja, kontrol yang luas dan juga sentralisasi dalam otoritas.
Terutama pengalaman dalam kerja menjadi antesenden yang paling
berpengaruh dari antesenden yang lain. Terutama pengalaman dalam bentuk
pengalaman psikologis seperti merasa nyaman dalam organisasi dan menjalankan
pekerjaan dengan baik.
Komitmen berkelanjutan diasosiasikan gambaran kerugian yang terjadi bila
individu meninggalkan organisasi, antesenden dapat dipertimbangkan dari hal-hal yang
mempengaruhi persepsi kerugian tersebut. (Allen & Meyer, 1991). Anteseden dari
komitmen berkelanjutan terdiri dari besarnya atau jumlah investasi yang diberikan
individu selama ia berada dalam organisasi, juga adanya persepsi mengenai keraguan
akan tersedianya alternatif pekerjaan bila ia berniat mencari pekerjaan lain.
Anggota akan merasa akan mendapat kerugian keluar dari organisasi apa bila
ia merasa telah melakukan pengorbanan atau investasi yang cukup besar terhadap
organisasi. Juga anggota yang tidak memiliki alternatif kegiatan yang akan ia lakukan
bila ia keluar organisasi akan merasa rugi karena adanya ketidakpastian apakah ia akan
memperoleh sesuatu yang lebih baik ketika keluar dari organisasi.
Allen & Meyer (1990) berpendapat bahwa anteseden komitmen normatif
terbentuk dari pengalaman individu sebelum individu tersebut masuk ke dalam
20
organisasi. Pengalaman tersebut bisa pengalaman yang dialami di lingkungan keluarga,
di dalam lingkungan sosial budaya, maupun sosialisasi individu dalam organisasi.
Individu dapat memiliki komitmen normatif tinggi, misal bila orang tua
individu yang pernah berada dalam organisasi menekankan bahwa penting untuk setia
dan loyal kepada organisasi. Individu juga dapat menunjukan komitmen normatif yang
tinggi bila organisasi menanamkan bahwa organisasi mengaharapkan para anggotanya
untuk loyal kepada organisasi.
2.1.4 Pengukuran Komitmen Organisasi
Mowday, Porter dan Steers (1979) telah membuat skala untuk mengukur komitmen
organisasi yang memiliki 9 item. Namun Allan dan Meyer (1990) membuat skala
dalam mengukur komitmen organisasi menggunakan kuesioner yang diberi nama
dengan Organizational Commitment Questionnaire (OCQ) yang terdiri dari 24 item.
OCQ memusatkan perhatian pada 3 aspek, yaitu Affective Commitment Scale (ACS),
Continuance Commitment Scale (CSS) dan Normative Commitment Scale (NCS).
Beberapa kali Allen dan Meyer melakukan pembaruan terhadap alat ukurnya ini.
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan pengukuran Organizational
Commitment Quistionnaire (OCQ) yang dibuat oleh Allen dan Meyer (1990) yang
mengukur 3 aspek dari komitmen yaitu affective commitment, continuance
commitment, dan normative commitment yang masing-masing memiliki 8 buah item,
sehingga total ada 24 item dengan menggunakan skala likert. Alasan peneliti
menggunakan pengukuran ini dikarenakan sesuai dengan teori yang penulis gunakan
21
ditambah lagi instrumen ini sudah sering digunakan pada penelitian-penelitian
terdahulu.
2.2 Gaya Kepemimpinan
2.2.1 Definisi Gaya Kepemimpinan
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan zaman, secara ilmiah
kepemimpinan mulai berkembang dengan hadirnya ilmu tentang memimpin. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya literatur yang mengkaji dan meneliti tentang leadership
yang hadir dengan berbagai sudut pandang. Pemimpin tidak lagi hanya dipandang
sebagai pengambil keputusan tetapi pemimpin dipandang sebagai elemen yang mampu
menentukan berhasil atau tidaknya sebuah organisasi untuk meraih tujuannya.
Seorang pemimpin dipilih biasanya karena individu memiliki sifat-sifat yang
sesuai dengan tujuan-tujuan yang organisasi ataupun sifat-sifat tersebut membuat
anggota yang lain merasa percaya untuk dipimpin oleh individu tersebut. Namun
terdapat teori gaya kepemimpinan yang banyak digunakan dalam berbagai literatur
yaitu gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional. Bass dan Avolio banyak
mengembangkan mengenai teori ini. Teori ini juga menjadi acuan penulis dalam
penelitian ini.
1. Gaya Kepemimpinan Transformasional
Podsakoff, Mackenzie dan Bommer (1996) memberikan pendapat berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Bryman yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
transformational berpengaruh positif terhadap kepuasan karyawan, self report, dan
performa dalam kerja. Bass dan Avolio (1996) dalam penelitiannya bahwa pemimpin
22
transformasional adalah gaya kepemimpinan yang membuat anggota merasa
mempunyai dorongan untuk melakukan sesuatu yang lebih dari yang diharapkan untuk
organisasinya, karena anggota merasa percaya, hormat, loyal, dan kagum kepada
pemimpinnya.
Gaya kemimpinan transformasional adalah tipe gaya kepemimpinan dimana
hubungan antara pemimpin dengan para pengikutnya atau manajer dengan bawahannya
memiliki hubungan saling ketergantungan yang tidak seimbang. Umumnya bawahan
lebih merasa tergantung kepada pemimpinnya dibandingkan sebaliknya. dalam
meningkatkan prduktivitas bawahan, proses mempengaruhi gaya kepemimpinan
transformasional adalah pemimpin berupaya mempengaruhi bawahannya untuk
berperilaku sesuai yang diharapkan oleh pemimpin.
Robbins dan Judge (2013) menyatakan bahwa pemimpin dengan gaya
transformational lebih efektif dalam memimpin dan mengelola jenis kelompok yang
beragam. Pemimpin dengan gaya transformasional memiliki visi yang kuat dan bisa
menangkap komitmen dari anggotanya lalu memotivasi mereka untuk mengerahkan
kemampuan mereka dan memberi mereka peran ekstra diluar deskripsi pekerjaan
mereka (Pradhan dan Pradhan, 2015).
2. Gaya Kepemimpinan Transaksional
Bass dan Avolio (1996) memberi definisi kepemimpinan transaksional menekankan
pada transaksi atau pertukaran yang terjadi antar pemimpin, rekan kerja dan
bawahannya. Pertukaran ini didasarkan pada diskusi pemimpin dengan pihak-pihak
terkait untuk menentukan apa yang dibutuhkan dan bagaimana spesifikasi kondisi dan
23
upah/hadiah jika bawahan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
Gaya kepemimpinan transaksional berbeda dengan gaya kepemimpinan
transformasional, individu yang memiliki gaya kepemimpinan transaksional
menekankan pada pertukaran yang terjadi antara pemimpin dan anggotanya (Gibsons
et. all, 2003). Pertukaran yang dimaksud dan dijadikan kunci dalam hubungan
pemimpin dan anggotanya ini biasanya dalam bentuk penghargaan. Pemimpin
transaksional tidak memperhatikan kebutuhan dan tidak fokus mengembangkan
personal anggotanya. Pemimpin transaksional kurang memperhatikan hubungan
emosionalnya dengan anggota mereka hanya fokus mengidentifikasi keinginan
anggota dan meningkatkan kinerja atau komitmen mereka dengan memberikan apa
yang mereka inginkan atau butuhkan (Gibsons et. all, 2003).
Menurut O’Shea, Foti, dan Neil (2009) pemimpin transaksional bergantung
pada pertukaran dengan bawahan untuk memenuhi tujuan organisasi yang diinginkan,
dan memberi bawahan dengan apa yang mereka hargai (yang bisa menjadi gaji,
pengakuan, pujian, feedback, atau promosi) sebagai imbalan atas apa yang menjadi
nilai pemimpin (biasanya motivasi bawahan dan kinerja efektif) .
Menurut Van Wart (2013) berpendapat bahwa seorang pemimpin transaksional
pada umumnya mendorong agar tingkat partisipasi dan delegasi yang tinggi dari
anggotanya. Dan juga pemimpn transaksional perlu memastikan bahwa pengikut
memiliki apa yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan seperti arahan dan
pelatihan, dorongan dan dukungan, partisipasi, motivasi berprestasi, dan kemandirian
saat tingkat kompetensi yang tinggi tercapai.
24
2.2.2 Dimensi Gaya Kepemimpinan
Menurut Bass dan Avolio (1996), memberi pendapat mengenai dimensi gaya
kepemimpinan transformasional dan transaksional, yaitu:
1) Gaya Kepemimpinan transformasional
a. Idealized Influence Attributed
Antonakis, Avolio dan Sivasubramaniam (2003) memberi pengertian bahwa
idealized influence attributed mengacu pada kharisma pemimpin yang
diperlihatkan kepada anggota, seperti sikap pemimpin percaya diri dan berkuasa,
atau pemimpin memusatkan perhatian pada cita-cita dan etika tingkat tinggi.
b. Idealized Influence Behavior
Menurut Antonakis, Avolio dan Sivasubramaniam (2003) Idealized influence
behavior mengacu pada tindakan karismatik pemimpin yang berpusat pada nilai,
kepercayaan, dan tugas. Pemimpin membicarakan nilai-nilai dan keyakinan
yang dianggap penting baginya.
c. Inspirational Motivation
Menurut Bass dan Avolio (1996) inspirational motivation pemimpin dipandang
sebagai inspirasional, memberikan simbol dan daya tarik emosional untuk
meningkatkan kesadaran dan pemahaman pengikut mengenai tujuan yang saling
diinginkan. Pemimpin mengkomunikasikan kepada anggota harapan yang
tinggi, menggunakan simbol untuk memfokuskan upaya, menuntut optimisme,
memberi dukungan dan mengekspresikan tujuan penting dengan cara yang
sederhana.
25
d. Intellectual Stimulation
Intellectual stimulation menurut Bass dan Avolio (1996) pemimpin yang
merangsang secara intelektual memindahkan pengikut mereka untuk
mempertanyakan "cara lama dalam melakukan sesuatu", melakukan pendekatan
masalah dari berbagai sudut, dan dari perspektif alternatif. Mereka mendorong
pengikut untuk menjadi kreatif dalam memecahkan masalah
Pemimpin dapat memberikan stimulan kepada anggota agar anggota
menjadi semakin kreatif dan inovatif, intelegensi dan rasionalitas meningkat,
juga teliti dalam penyelesaian masalah. Pemimpin juga mendukung anggota
yang ingin selalu mencoba hal-hal baru dalam organisasi.
e. Individualized Consideration
Bass dan Avolio (1996) memberikan gambaran individualized consideration
yaitu pemimpin mengenali dan meningkatkan kebutuhan pengikut dan
mendorong mereka ke tingkat potensi yang lebih tinggi. Pemimpin berfokus
pada identifikasi cara untuk mendorong pengikut dalam meningkatkan
kemampuan mereka dan untuk mencapai tujuan yang lebih menantang dan lebih
banyak peluang. Mereka menunjukkan empati dan perhatian terhadap kebutuhan
masing-masing anggota mereka.
Pemimpin dapat menjadi penyedia suasana yang kondusif dan dapat
mendengarkan apa keinginan anggotanya. Pemimpin melihat anggota sebagai
individu yang unik dan memiliki karakteristik antara satu dan yang lainnya.
Pemimpin memperlakukan anggota sesuai porsi kebutuhan masing-masing
26
anggota. pemimpin juga dapat membantu sebagai mentor atau pemberi saran
anggotanya untuk meraih tujuan mereka dalam organisasi.
Dalam kepemimpinan transformasional, pemimpin memberi motivasi
anggota agar dapat memberikan kemampuan individu dengan maksimal kepada
organisasi. Pemimpin juga memberikan arahan dan pengertian kepada individu
bahwa visi dan misi dalam organisasi lebih penting dari pada keinginan bahkan
kebutuhan pribadi sekalipun.
2) Gaya Kepemimpinan Transaksional
a. Contingent Reward
Menurut Bass dan Avolio (1996) dalam contingent reward pemimpin
melakukan pertukaran dengan anggota, dimana hasil dari usaha yang dilakukan
anggota akan ditukar oleh pemimpin dengan satu penghargaan yang spesifik.
Dalam elemen ini, pemimpin membuat semacam perjanjian dengan anggota
mengenai hal-hal apa yang harus dilakukan dan diraih oleh anggota, juga
pemimpin mencatat imbalan apa yang diperoleh anggota setelah melakukan
perjanjian tersebut.
b. Active Management by Exception
Menurut Bass dan Avolio (1996) pemimpin model active management by
exception mengambil tindakan bila terjadi penyimpangan yang dilakukan
anggota setelah melakukan pengamatan yang tujuannya adalah memastikan
bahwa standar terpenuhi.
27
c. Passive Management by Exception
Passive management by exception menurut Bass dan Avolio (1996) adalah
melakukan intervensi hanya jika standar yang sudah diberlakukan menemukan
sebuah kendala yang mengaharuskan pemimpin untuk memperbaikinya.
d. Laissez-Faire
Pemimpin memberikan seluruh tugasnya untuk diselesaikan oleh bawahannya
tanpa pengawasan darinya. Pemimpin ini bisa dikatakan lepas tangan dari
tugasnya memimpin organisasi. Menurut Bass dan Avolio (1996) laissez faire
ini menunjukkan tidak adanya kepemimpinan, dimana pemimpin menghindari
intervensi.
Disini para pemimpin tidak melakukan sebuah koreksi atau konstruksi
terhadap kinerja dari anggota. Tidak ada usaha untuk melibatkan atau
memotivasi anggota, atau untuk mengidentifikasi atau mengenali kebutuhan
masing-masing anggota. Segala Mutu dan hasil pekerjaan seluruhnya
merupakan tanggung jawab dari anggotanya. Nilai yang ditanamkan
berdasarkan pada adanya kepercayaan yang besar. Sehingga pemimpin berani
memberi keleluasaan kepada anggotanya.
2.2.4 Pengukuran Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional
Gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan Multifactor Leadership Queastionnaire (MLQ) 5x-Short yang
dibuat oleh tokoh Bernard M. Bass dan Bruce J. Avolio. Gaya transformasional (
attributed idealized influence, behavior idealized influence, inspirational motivation,
28
individualized consideration) dan gaya transaksional (contingent reward, active
management by exception, passive management by exception, dan laissez faire) bahwa
dimensi-dimensi yang terdapat pada variabel tersebut berpengaruh terhadap komitmen
organisasi, pengukuran menggunakan 4 skala jawaban, lampiran mengenai item yang
digunakan akan dibahas dalam bab selanjutnya.
2.3 Kohesivitas Kelompok
2.3.1 Definisi Kohesivitas Kelompok
Menurut Festinger, Schachter, Back (1950) kohesivitas kelompok adalah
keseluruhan aspek yang menyebabkan individu untuk tetap bertahan dalam organisasi.
Carron, Widmeyer, dan Brawley (1985) berpendapat kohesivitas kelompok adalah
keadaan individu merasa ia mempunyai kedekatan emosional dengan anggota
kelompok yang lain, dan merasa nyaman berada didalam organisasi dan sulit
meninggalkan organisasinya. Bila individu hidup dalam lingkungan yang serasi dan
tepat, maka setiap individu dapat mengembangkan potensi dengan baik dan maksimal
(Ahmadi, 1999). Ini menunjukan bahwa individu memerlukan kelompok untuk dapat
meningkatkan kemampuan dirinya. Agar dapat bertahan dalam waktu yang lama,
penting untuk anggota merasa nyaman dan kompak antara sesama anggota.
Anggota dengan kohesivitas kelompok yang tinggi memiliki keinginan yang
lebih besar untuk mempertahankan keanggotaan mereka dibanding mereka yang
memiliki kohesivitas kelompok yang rendah (Franzoi, 2003). Kohesivitas dapat
dijadikan gambaran kuatnya individu untuk tetap mempertahankan keanggotaannya
dalam kelompok. Kohesivitas adalah sejauh mana anggota dalam kelompok saling
29
bekerja sama, saling percaya, mempuyai kedekatan emosional, dan memberikan
support antara satu dengan lainnya (Robbins dan Judge, 2013).
2.3.2 Dimensi Kohesivitas Kelompok
Carron, Widmeyer, dan Brawley (1985) mengembangkan model konseptual
kohesivitas kelompok yang terinspirasi dari teori kohesivitas kelompok yang
dikemukakan Festinger et al. (1950) dimana kohesivitas kelompok adalah keseluruhan
aspek yang mempengaruhi anggota untuk tetap bertahan dalam organisasi. Kohesivitas
ini memiliki 2 dimensi utama yaitu integrasi kelompok (group Integration) yang
mengacu pada persepsi anggota terhadap kelompok sebagai totalitas. Kedua adalah
ketertarikan individu dalam kelompok (individual attractions to the group) yang
menjelaskan apakah ada ketertarikan antar masing-masing anggota organisasi. Dan
dari dua dimensi tersebut terbagi lagi menjadi dua berdasarkan orientasinya, yaitu
orientasi sosial dan orientasi tugas. Dengan begitu terdapat empat dimensi dalam model
konseptual, yaitu:
1) Group integration task (GI-T); persepsi anggota dalam organisasi terhadap
persamaan dan kedekatan kelompok bila dalam menyelesaikan tugas.
2) Group integration social (GI-S) merupakan persepsi kedekatan anggota dalam
organisasi bila dalam melakukan aktivitas sosial.
3) Individual attraction to group task (ATGT) merupakan perasaan ketertarikan
anggota organisasi untuk terlibat dalam melakukan tugas kelompok.
4) Individual attraction to group social (ATGS) merupakan perasaan ketertarikan
anggota organisasi untuk terlibat dalam interaksi sosial kelompok.
30
2.3.3 Pengukuran Kohesivitas Kelompok
Alat ukur yang penulis gunakan untuk mengukur kohesivitas kelompok dalam
penelitian ini adalah menggunakan Group Environment Questionnaire (GEQ) dari
Caron, Widmeyer, dan Brawley (1985). GEQ terdiri dari 18 item dengan 4 dimensi,
yaitu Group Integration Task (GI-T; 5 item), Group Integration Social (GI-S; 4 item),
Individual Attraction to Group Task (ATG-T; 4 item), dan Individual Attraction to
Group Social (ATG-S; 5 item). Alat ukur ini dipilih penulis karena penulis menilai
item pernyataan dari Group Environment Questionnaire ini dinilai menggambarkan
bagaimana individu dengan anggota dalam organisasinya.
2.4 Kerangka Berpikir
Dalam berorganisasi, penting memiliki anggota-anggota dengan komitmen organisasi
yang tinggi. Komitmen organisasi merupakan faktor penting untuk mencapai tujuan
organisasi. Komitmen organisasi yang dimiliki individu memiliki efek yang potensial
terhadap kinerja organisasi dan dapat menjadi prediktor penting dari keefektifan
organisasi (Allen, 1990). Penelitian yang dilakukan oleh Ahmadi, Ahmadi dan Zohrabi
(2012) pada 190 anggota organisasi, juga penelitian yang dilakukan Suryanto dan
Prihatiningsih (2016) yang dilakukan pada karyawan UKM di wilayah Depok, Jawa
Barat yang menghubungkan antara munculnya komitmen dalam organisasi muncul
karena gaya kepemimpinan. Menggunakan teori gaya kepemimpinan yang mereka
gunakan dalam penelitian mereka sama-sama menggunakan teori dari Bass dan Avolio
(1996) dimana terbagi menjadi dua yaitu gaya kepemimpinan transformasional dan
transaksional.
31
Gaya kepemimpinan transformasional memiliki 5 aspek yaitu idealized
influence attributed, idealized influence behavior, inspirational motivation, intellectual
stimulation, dan individualized consideration. Sementara gaya kepemimpinan
transaksional memiliki 4 aspek yang terdiri dari contingent reward, active management
by exception, passive management by exception, dan laissez faire.
Mengenai gaya kepemimpinan transformasional, aspek pertama yaitu idealized
influence attributed mengacu pada kharisma pemimpin yang diperlihatkan kepada
anggota. Biasanya pemimpin yang memiliki aspek ini terlihat sikap pemimpin yang
percaya diri dan berkuasa. Idealized influence behavior mengacu pada tindakan
karismatik pemimpin yang berpusat pada nilai, kepercayaan, dan tugas. Pemimpin
yang memiliki aspek ini biasanya ditunjukan dengan pemimpin yang menunjukkan
keyakinan dan menekankan rasa percaya pada anggota, berani menghadapi isu-isu
sulit, menekankan pentingnya komitmen dan tujuan, dan sadar terhadap konsekuensi
etis dari keputusan. Dengan adanya kedua aspek ini komitmen organisasi meningkat
karena anggota mempunya sosok yang dikagumi dalam organisasi.
Inspirational motivation, pemimpin dapat memberikan suntikan motivasi dan
semangat terhadap anggotanya sehingga terbangun antusiasme dan optimisme anggota
untuk meraih tujuan organisasi. Dengan adanya karakteristik ini komitmen anggota
akan meningkat karena pemimpin dapat memberikan bantuan moril saat anggota
adalam masalah dan anggota merasa diperhatikan oleh organisasi.
Intellectual stimulation dimana pemimpin memberikan dukungan kepada
anggota bila anggota melakukan hal-hal baru dalam organisasi, dengan adanya aspek
32
intellectual stimulation ini, antara pemimpin maupun anggota tercipta kepedulian
terhadap hal-hal yang terjadi dalam organisasi, juga mereka memiliki pembelajaran
dalam mengatasi dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama. Pemimpin mampu
merangsang pengikutnya untuk berusaha inovatif dan kreatif dengan mempertanyakan
asumsi-asumsi, membingkai ulang masalah, dan mendekati situasi lama dengan cara
yang baru sehingga selalu ada penyegaran dalam organisasi dan membuat anggota
tidak jenuh sehingga komitmen terhadap organisasi meningkat.
Individualized consideration, dimana pemimpin memiliki kemampuan
menciptakan suasana nyaman dan kondusif karena pemimpin mengetahui kebutuhan
anggotanya. Pemimpin yang memiliki karakteristik ini dapat menjadi mentor maupun
hanya sekedar memberi saran pada anggotanya. Pemimpin pun dapat sebagai mediator
bagi anggota untuk mencapai tujuan pribadi anggota dalam organisasi tersebut.
Komitmen organisasi dapat meningkat karena pemimpin dapat membuat dorongan
dalam diri anggota untuk terus menjadi bagian dalam organisasi.
Lewat aspek-aspek yang telah disebutkan, terlihat pemimpin dengan gaya
transformasional menjadikan pemimpin tidak hanya mengenali dan memenuhi
kebutuhan anggota, tetapi meningkatkan kebutuhan mereka dan memaksimalkan juga
mengembangkan tujuan anggota dalam beraktualisasi dalam organisasi.
Berbeda dengan gaya kepemimpinan transformasional, gaya kepemimpinan
transaksional menjadikan fokus hubungan pemimpin dan anggota adalah lewat
pertukaran yang terjadi diantara keduanya. Adapun dimensi dalam kepemimpinan
transaksional yang pertama yaitu contingent reward, dimana aspek ini mejelaskan
33
setiap usaha yang diberikan anggota dan keberhasilan kinerja anggota akan diberikan
sebuah penghargaan yang khusus dari pemimpin. Dengan penghargaan tersebut
membuat anggota akan melaksanakan setiap tugas yang diberikan kepadanya dan
membuat anggota memiliki keinginan yang kuat untuk berusaha demi tercapainya
tujuan organisasi.
Active management by exception dimana pemimpin memberikan pengawasan
yang ketat terhadap kesalahan dan pelanggaran yang dilakukan anggota, lalu pemimpin
mengambil tindakan untuk memperbaikinya dan jika perlu menciptakan peraturan yang
bertujuan untuk menghindari masalah. Semantara passive management by exception
terjadi bila ketika pemimpin sudah mentapkan suatu standar namun belun mencapai
hasil yang diinginkan. Dengan adanya aspek active dan passive management by
exception komitmen organisasi meningkat terserapnya nilai-nilai dan tujuan organisasi
dalam diri anggota dan menjadikan anggota bagian dari organisasi.
Laissez faire dimana pemimpin tidak menggunakan otoritas mereka dan
memberikan seluruh kewenangan tugas kepada anggota tanpa adanya pengawasan dari
anggota. Dengan gaya laissez faire anggota dituntut sangat aktif dalam hampir
pengambilan keputusan sehingga komitmen organisasi meningkat karena anggota tidak
merasa terkekang dan memiliki keleluasaan.
Selain gaya kepemimpinan, terdapat faktor lain yang dapat melihat komitmen
anggota terhadap organisasinya yaitu kohesivitas kelompok. Dari penelitian yang
dilakukan oleh Puswaningtyastuti, Wismanto, & Suharsono (2012) pada karyawan di
Universitas Semarang. Hasil dari penelitian tersebut yaitu terdapat korelasi signifikan
34
antara kohesivitas kelompok dengan komitmen organisasi di tempat tersebut.
Aspek pembentuk kohesivitas kelompok yang pertama yaitu group integration
task yaitu persepsi kedekatan antar anggota terhadap keakraban dalam organisasi lewat
penyelesaian tugas. Lewat aspek ini anggota akan merasa menjadi bagian dalam
organisasi karena memiliki banyak teman karena melakukan penyelesaian tugas dalam
organisasi dengan anggota yang lain.
Kemudian group integration social dimana persepsi anggota mengenai
keakrabannya dalam organisasi terbentuk lewat aktivitas sosial yang dilakukan dalam
organisasi. Lewat aspek ini komitmen anggota akan tinggi karena anggota akan merasa
semakin dekat dengan anggota lain karena komunikasi yang terjadi saat melakukan
aktivitas sosial sehingga membuat anggota nyaman dalam organisasi.
Aspek selanjutnya yaitu individual attraction to group task dimana perasaan
keterlibatan anggota organisasi melakukan tugas kelompok. Lewat aspek ini anggota
merasa dirinya benar-benar dibutuhkan oleh organisasi dan membuat dirinya merasa
lebih berharga dan berguna karena terlibat dalam penyelsaian tugas-tugas organisasi
dan meningkatkan komitmen terhadap organisasi.
Terakhir aspek individual attraction to group social merupakan perasaan
keterlibatan anggota dalam interaksi sosial kelompok. Lewat aspek ini komitmen
organisasi meningkat karena anggota akan merasa dirinya nyaman berada dalam
organisasi karena terlibat dalam interaksi-interaksi dalam organisasi dengan anggota
maupun dengan pemimpin. Dari definisi dan dimensi, maka kerangka berpikir dapat
diilustrasikan dalam gambar 2.1 berikut:
35
Gaya Kepemimpinan
Transformasional
Transaksional
Kohesivitas Kelompok
Gambar 2.1 Skema kerangka berpikir
Contingent Reward
Active Management by Exception
Passive Management by Exception
Laissez-Faire
Inspirational Motivation
Intellectual Stimulation
Individualized Consideration
Group Integration Task
Group Integration Social
Individual Attraction to Group Task
Individual Attraction to Group Social
Idealized Influence Attributed
Idealized Influence Behavior
Komitmen
Organisasi
36
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian diatas maka ditetapkan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
Hipotesis Mayor
Terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan dan kohesivitas kelompok
terhadap komitmen organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat.
Hipotesis minor
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan idealized influence attributed terhadap
komitmen organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat.
H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan idealized influence behavior terhadap
komitmen organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat.
H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan inspirational motivation terhadap
komitmen organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat.
H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan intellectual stimulation terhadap
komitmen organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat.
H5 : Terdapat pengaruh yang signifikan individualized consideration terhadap
komitmen organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat.
H6 : Terdapat pengaruh yang signifikan contingent reward terhadap komitmen
organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat.
H7 : Terdapat pengaruh yang signifikan active management by exception terhadap
komitmen organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat.
H8 : Terdapat pengaruh yang signifikan passive management by exception
terhadap komitmen organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat.
37
H9 : Terdapat pengaruh yang signifikan laissez-faire terhadap komitmen
organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat.
H10 : Terdapat pengaruh yang signifikan group integration task terhadap komitmen
organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat.
H11 : Terdapat pengaruh yang signifikan group integration social terhadap
komitmen organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat.
H12 : Terdapat pengaruh yang signifikan individual attraction to group task kepada
orang lain terhadap komitmen organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Cabang
Ciputat.
H13 : Terdapat pengaruh yang signifikan individual attraction to group social
terhadap komitmen organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat.
38
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Himpunan Mahasiswa Islam Cabang
Ciputat. Populasi sebesar 8.602 anggota per 28 Desember 2017 berdasarkan data dari
pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat. Sampel yang akan diambil
dalam penelitian ini yaitu sebanyak 233 orang. Jumlah tersebut disesuaikan dengan
kemampuan peneliti berdasarkan waktu, tenaga, dan dana penelitian.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling.
Dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, yaitu teknik
penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja dari populasi yang
ditemui serta bersedia menjadi responden dalam penelitian ini atau bersedia mengisi
kuesioner yang telah disebar secara online melalui link Google Form.
Adapun karakteristik sampel yang akan dipilih adalah anggota yang telah
menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat selama satu tahun atau
lebih. Karakteristik tersebut dipilih karena dianggap telah memiliki waktu
beraktualisasi yang cukup untuk menciptakan makna komitmen terhadap
organisasinya.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel terikat ( dependet variable )
dan variabel bebas ( independent variable ). Adapun kedua variabel tersebut adalah:
1. Variabel terikat ( dependent variable ) : Komitmen organisasi
39
2. Variabel bebas ( independent variable ): gaya kepemimpinan dan kohesivitas
kelompok. Adapun gaya kepemimpinan terbagi menjadi gaya kepemimpinan
transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional. Terdapat 5 aspek pada
gaya kepemimpinan transformasional yaitu idealized influence attributed, idealized
influence behavior, inspirational motivation, intellectual stimulation, individual
consideration. Sementara gaya kepemimpinan transaksional sendiri memiliki 4
aspek yaitu contingent reward, active management by exception, passive
management by exception dan laissez faire. Sedangkan kohesivitas kelompok
memiliki 4 aspek yaitu group integration task, group integration social, individual
attraction to group task, individual attraction to group social.
Definisi operasional dari variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Komitmen Organisasi adalah keinginan individu dalam mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi, serta identifikasi individu terhadap nilai-nilai dan
tujuan organisasi serta mau berjuang untuk melaksanakan dan mewujudkannya.
Komitmen organisasi ini terwujud dalam skor yang diperoleh dari pengisian skala
komitmen organisasi yaitu Organizational Commitment Questionnaire yang
dikembangkan oleh Allen dan Meyer (1991). Adapun komitmen organisasi
memiliki 3 dimensi yaitu:
1) Komitmen afektif, komitmen yang ada pada diri individu didasari oleh perasaan
emosional, yang membuat individu akan terus aktif dalam organisasinya karena
kehendak dari individu itu yang menginginkannya.
40
2) Komitmen berkelanjutan, komitmen yang terbentuk karena ada kerugian yang
didapat individu jika ia meninggalkan organisasinya.
3) Komitmen normatif, komitmen terbentuk karena adanya alasan-alasan moral dan
etis bila meninggalkan organisasi.
2. Gaya kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan dimana
pemimpin dapat atau berupaya untuk mentransformasikan sumber daya yang
dimiliki organisasi dalam hal ini anggota organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi. Variabel ini diukur dengan alat ukur Multifactor Leadership
Questionnaire (MLQ) Form 5x-Short yang dikembangkan oleh Bass dan Avolio
(1996) yaitu yang terdiri dari:
1) Idealized influence attributed, kharisma pemimpin yang diperlihatkan kepada
anggota, seperti sikap pemimpin percaya diri dan berkuasa, atau pemimpin
memusatkan perhatian pada cita-cita dan etika tingkat tinggi
2) Idealized influence behavior, mengacu pada tindakan karismatik pemimpin yang
berpusat pada nilai, kepercayaan, dan tugas.
3) Inspirational motivation, pemimpin memberi motivasi kepada bawahannya agar
dapat berkomitmen dengan organisasi.
4) Intellectual stimulation, pemimpin memberi stimulasi agar anggotanya semakin
kreatif dan inovatif.
5) Individual consideration, pemimpin dapat menimbulkan suasana yang kondusif
dengan mendengarkan kebutuhan anggotanya
41
3. Gaya kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan dimana anggota
telah ditentukan apa yang harus dikerjakan oleh pemimpin agar dapat mencapai
tujuan organisasi atau tujuan pribadi dan memberikan kepercayaan kepada anggota
untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Sama dengan gaya kepemimpinan
transformasional, variabel gaya kepemimpinan transaksional diukur dengan
menggunakan alat ukur Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ) Form 5x-
Short yang dikembangkan Bass dan Avolio (1996), dimana dimensinya terdiri dari:
1) Contingent Reward, proses pertukaran antara pemimpin dengan anggota.
Dimana anggota diberikan penghargaan yang spesifik terhadap usahanya.
2) Active management by exception, pemimpin membuat peraturan yang ketat
untuk menghindari kesalahan.
3) Passive management by exception, intervensi yang digunakan bila standar
yang sudah ditetapkan belum berhasil tercapai.
4) Laissez-faire, pemimpin melepaskan tanggung jawab dan menghindar dalam
pengambilan keputusan.
4. Kohesivitas kelompok, dimana individu merasa ia mempunyai kedekatan emosional
dengan anggota kelompok yang lain, dan merasa nyaman berada didalam organisasi
dan sulit meninggalkan organisasinya tersebut (Carron, Widmeyer, dan Brawley,
1985). Variabel kohesivitas kelompok diukur menggunakan Group Environment
Questionnaire (GEQ) dari Carron, Widmeyer, dan Brawley (1985) dimana
dimensinya sebagai berikut:
1) Group integration task (GI-T); anggota memiliki rasa kedekatan bila
42
melaksanakan tugas secara kelompok.
2) Group integration social (GI-S); anggota memiliki rasa kedekatan dengan
organisasinya dalam kegiatan-kegiatan sosial.
3) Individual attraction to group task (ATGT); anggota merasa harus terlibat
dalam tugas kelompok.
4) Individual attraction to group social (ATGS); anggota merasa harus terlibat
dalam kegiatan interaksi sosial organisasi.
3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa kuisioner. Kuisioner yang akan
digunakan penulis pada penelitian ini adalah skala likert, yakni SS (sangat setuju), S
(setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Subjek diminta untuk
memilih salah satu dari pernyataan yang diberikan. Pernyataan yang dipilih merupakan
pernyataan yang paling dirasa sesuai dengan diri subjek. Dalam penelitian ini, skala
likert dipakai di semua alat ukur variabel penelitian. Skor untuk alternatif pilihan
jawaban dalam pernyataan favorable dan unfavorable dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1
Skor Untuk Pernyataan Favorable dan Unfavorable Dalam Skala Likert Kategori Favorable Unfavorable
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga alat ukur,
yaitu Organizational Commitment Quistionnaire (OCQ), Multifactor Leadership
43
Questionnaire (MLQ) Form 5x-Short, dan Group Environment Questioannaire (GEQ).
Ketiga alat tersebut merupakan adaptasi dari alat ukur penelitian sebelumnya.
3.4 Instrumen Penelitian
1) Komitmen Organisasi
Dalam penelitian ini pengukuran variabel komitmen organisasi menggunakan
Organizational Commitment Quistionnare (OCQ) oleh Allan dan Meyyer (1990) yang
mengukur 3 dimensi komitmen yaitu affective commitment, continuance commitment,
dan normative commitment yang masing – masing terdiri dari delapan buah pernyataan,
dan total pernyataan sebanyak 24 item. dengan menggunakan skala likert 4-point
dengan jarak label : 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, 4 = sangat
setuju
Tabel 3.2
Blueprint Skala Komitmen Organisasi
No Dimensi Indikator Item
Favorable
Item
Unfavorable
Jumlah
1 Affective
commitment
Anggota merasa
organisasi adalah bagian
dari dirinya
1, 2, 6, 7 3, 4, 5, 21 8
2 Continuance
commitment
Takut meninggalkan
organisasi karena
konsekuensi yang
dihadapi
12, 15, 19,
16, 22, 23
17, 24 8
3 Normative
commitment
Bertahan dalam
organiasi meskipun
mendapat tawaran dari
organisasi lain
8, 9, 11, 13,
18
10, 14, 20 8
Total 24 Item
2) Gaya Kepemimpinan
Dalam penelitian ini pengukuran variabel gaya kepemimpinan menggunakan dimensi-
dimensi gaya kepemimpinan yang dikemukakan oleh Bass dan Avolio (1996). Dan
44
dimensi-dimensi tersebut juga diukur menggunakan pengukuran dari Bass dan Avolio
(1996) yaitu Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ) form 5x-Short, dengan
menggunakan skala likert 4-point dengan jarak label : 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak
setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju. Adapun dimensi-dimensi gaya kepemimpinan
transformasional terbagi menjadi 5 yaitu idealized influence attributed, idealized
influence behavior, inspirational motivation, intellectual stimulation dan individual
consideration, dan kepemimpinan transaksional terbagi 4 yaitu contingent reward,
active management by exception, passive management by exception dan laissez-faire.
Tabel 3.3
Blueprint Skala Gaya Kepemimpinan
No. Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah
1 Idealized Influence
Attributed
Pemimpin membangun
rasa hormat anggota
kepadanya
10, 18, 21, 25 4
Idealized Influence
Behavior
Pemimpin memperbaiki
kesalahan yang
dilakukan anggota
6, 14, 23, 34 4
Inspirational Motivation Pemimpin bijaksana
dalam menyikapi
masalah
9, 13, 26, 36 4
Intellectual Stimulation Pemimpin mendorong
pengikut untuk menjadi
kreatif
2, 8, 30, 32 4
Individual Consideration Pemimpin berusaha
meningkatkan potensi
anggota
15, 19, 29, 31 4
2 Contingent Reward Pemimpin memberikan
imbalan yang sesuai
dengan kinerja anggota
1, 11, 16, 35 4
Active Management by
Exception
Pemimpin mengambil
tindakan korektif
sebelum terjadi masalah
4, 22, 24, 27 4
Passive Management by
Exception
Pemimpin
menyelesaikan masalah
ketika sudah parah
3, 12, 17, 20 4
Laissez-Faire Pemimpin menghindar
dalam pengambilan
keputusan
5, 7, 28, 33 4
Total 36 Item
45
3) Kohesivitas Kelompok
Dalam penelitian ini pengukuran variabel kohesivitas kelompok menggunakan
dimensi-dimensi kohesivitas yang dikemukakan oleh Carron, Widmeyer, dan
Brawley (1985). Dimensi-dimensi tersebut juga diukur menggunakan pengukuran
dari Carron, Widmeyer, dan Brawley (1985) yaitu Group Environment
Questionnaire (GEQ), dengan menggunakan skala likert 4-point dengan jarak label
: 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju.
Adapun dimensi-dimensi kohesivitas kelompok terbagi menjadi 4 yaitu group
integration task, group integration social, individual attraction to group task,
individual attraction to group social.
Tabel 3.4
Blueprint skala kohesivitas kelompok
Dimensi Indikator Item
Favorable
Item
Unfavorable Jumlah
Group Integration
Task
Kedekatan individu terhadap
tugas yang ada dalam
kelompok
10, 12, 16 14, 18 5
Group Integration
Social
Anggota sering menghabiskan
waktu bersama-sama
15
11, 13, 17 4
Individual
Attraction to
Group Task
Anggota merasa dapat
mengembangkan diri dalam
organisasi
- 2, 4, 6, 8 4
Individual
Attraction to
Group Social
Anggota senang bila berkumpul
satu sama lain
5, 9 1, 3, 7 5
Total 18 Item
3.5 Uji Validitas Konstruk
Dalam rangka pengujian validitas alat ukur, peneliti melakukan uji validitas konstruk
instrumen. Oleh karena itu, peneliti menggunakan CFA (Confirmatory Faktor
Analysis) untuk pengujian validitas instrumen, yaitu instrumen job satisfaction, budaya
46
organisasi, dan komitmen Organisasi. Umar (2014) menjelaskan langkah – langkah
yang dilakukan untuk mendapatkan kriteria hasil CFA yang baik, yaitu:
1) Bahwa ada sebuah konsep atau trait yang di definisikan secara operasional
sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk mengukurnya. Konsep
ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap faktor ini dilakukan melalui
analisis terhadap respon atas item–itemnya.
2) Diteorikan setiap item hanya mengukur satu hal saja dan semua item dalam satu
subtes hanya mengukur satu faktor atau subtes dimana seluruh subtes bersifat
unidimensional.
3) Berdasarkan model unidimensional. Pada butir diatas, dapat disusun untuk
himpunan persamaan matematis. Persamaan tersebut dapat digunakan untuk
memprediksi (dengan data yang tersedia) matriks korelasi antar item (yang
seharusnya diperoleh), jika korelasi antar item tersebut (unidimensional) benar.
Matriks korelasi ini dinamakan sigma (∑). Kemudian, matriks ini akan
dibandingkan dengan matriks korelasi yang diperoleh empiris dari data (disebut
matriks S). Jika teori tersebut benar (unidimensional), maka seharusnya tidak ada
perbedaan yang signifikan antara elemen matriks ∑ dengan elemen matrik S,
secara matematis dapat dituliskan S - ∑ = 0
4) Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi-
square. Jika hasil chi-square tidak signifikan p > 0.05, maka disimpulkan bahwa
hipotesis nilai yang menyatakan “tidak ada perbedaan antara matriks S dan ∑”
yaitu tidak ditolak ( diterima). Teori yang menyatakan bahwa seluruh item
47
mengukur hal yang sama, dapat diterima kebenarannya (didukung oleh data).
Sebaliknya, jika nilai Chi-square yang diperoleh signifikan, maka nihil S - ∑=0
ditolak. Artinya, teori tersebut tidak didukung oleh data. Dengan kata lain, analisis
faktor konfirmatori merupakan pengujian terhadap hipotesis nihil (H0) : S - ∑ = 0
atau tidak ada perbedaan antara matriks korelasi yang diperoleh dari hasil
observasi.
5) Jika telah diperoleh model yang fit, maka dilakukan analisis item dengan melihat
apakah muatan faktor suatu item lebih besar dari 1,96. Uji hipotesis ini dilakukan
dengan t-test, jika nilai t menunjukan hasil yang signifikan (t > 1,96), berarti item
yang bersangkutan signifikan dalam mengukur apa yang hendak diukur (tidak di
drop). Dengan cara seperti ini, dapat dinilai butir item mana yang valid dan mana
yang tidak valid dalam konteks validitas konstruk
6) Setelah itu dilihat apakah ada item yang muatannya negatif. Apabila dari hasil
CFA terdapat item yang koefisien muatan faktonya negatif, maka item tersebut
harus di drop karena tidak sesuai dengan pengukuran.
7) Terakhir, apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkolerasi, maka
item yang demikian selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur
hal lain.
Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan bantuan software
LISREL 8.70
48
3.5.1 Uji Validitas Konstruk Komitmen Organisasi
Penulis menguji apakah 24 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya
mengukur komitmen organisasi.
Tabel 3.5
Muatan faktor komitmen organisasi
No Item Lambda Error T-Value Signifikan
1 0.73 0.06 12.82 V
2 0.78 0.06 14.11 V
3 0.15 0.07 2.28 V
4 0,50 0,06 8,18 V
5 0,47 0,06 7,54 V
6 0,32 0,06 5,22 V
7 0,77 0,06 13,84 V
8 0,78 0,06 13,97 V
9 0,76 0,06 13,29 V
10 0,11 0,06 1,79 X
11 0,68 0,06 11,83 V
12 0,40 0,07 6,01 V
13 0,47 0,06 7,49 V
14 0,10 0,06 1,55 X
15 0,60 0,06 9,91 V
16 0,77 0,06 13,94 V
17 0,36 0,06 5,65 V
18 0,50 0,07 7,62 V
19 0,38 0,07 6,12 V
20 0,00 0,06 0,05 X
21 0,42 0,06 6,49 V
22 0,53 0,06 8,69 V
23 0,41 0,06 6,44 V
24 0,17 0,06 2,66 V
Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit,
dengan chi-square = 2585.28, P-value = 0.00000, dan nilai RMSEA==0.200. Oleh
sebab itu penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran
pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh model
fit dengan chi-square = 144.34, P-value = 0.07277, dan nilai RMSEA= 0.029.
49
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu
faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu
komitmen organisasi
Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak
diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop
atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan
faktor, seperti pada tabel 3.5 diatas.
Berdasarkan tabel 3.5, nilai t bagi koefisien muatan faktor item 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8 dan 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24 adalah signifikan karena t >
1.96. Dengan demikian secara keseluruhan item nomor 10, 14, dan 20 di drop karena
memiliki nilai t < 1.96 ataupun bernilai negatif. Artinya bobot nilai pada item tersebut
tidak akan ikut dianalisis dalam perhitungan factor score.
3.5.2 Uji Validitas Konstruk Idealized Influence Attributed
Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya
mengukur idealized influence attributed. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata fit, dengan chi-square = 2.48, P-value = 0.11558,
dan nilai RMSEA= 0.
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu
faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu idealized
influence attributed. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor
yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut
50
perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.6 dibawah ini.
Tabel 3.6
Muatan faktor idealized influence attributed
No Item Lambda Error Nilai t Signifikan
1 0.81 0.06 14.32 V
2 0.95 0.05 18.40 V
3 0.75 0.06 12.95 V
4 0.80 0.06 14.31 V
Berdasarkan tabel 3.6, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item
signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor
dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat
item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa
yang hendak diukur.
3.5.3 Uji validitas konstruk Idealized Influence Behavior
Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya
mengukur idealized influence behavior. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan chi-square = 10.04 , P-value =
0.00661, dan nilai RMSEA= 0.132. Oleh sebab itu penulis melakukan modifikasi
terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan
berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh model fit dengan chi-square = 0,08 P-
value = 0.77865, dan nilai RMSEA= 0.000.
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu
faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu idealized
51
influence behavior. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor
yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.8 dibawah ini:
Tabel 3.7
Muatan faktor idealized influence behavior
No Item Lambda Error Nilai t Signifikan
1 0.29 0.7 4.17 V
2 0.42 0.7 5.93 V
3 0.68 0.08 8.69 V
4 0,97 0.9 10.76 V
Berdasarkan tabel 3.7 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan
karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item,
apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item yang
muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa yang
hendak diukur.
3.5.4 Uji Validitas Konstruk Inspirational Motivation
Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya
mengukur inspirational motivation. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan
model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan chi-square = 28.87 , P-value = 0.00000,
dan nilai RMSEA= 0.241. Oleh sebab itu penulis melakukan modifikasi terhadap
model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu
sama lainnya. Maka, diperoleh model fit dengan chi-square = 0.65 P-value = 0.41884
dan nilai RMSEA= 0.000.
52
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu
faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu
inspirational motivation. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item
tersebut perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi
setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.8 dibawah ini:
Tabel 3.8
Muatan faktor inspirational motivation
No Item Lambda Error Nilai t Signifikan
1 0.93 0.06 16.76 V
2 0.75 0.06 12.97 V
3 0.78 0.06 13.60 V
4 0.87 0.06 14.81 V
Berdasarkan tabel 3.8 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan
karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item,
apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item yang
muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa yang
hendak diukur.
3.5.5 Uji validitas konstruk Intellectual Stimulation
Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya
mengukur intellectual stimulation. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan
model satu faktor, ternyata fit, dengan chi-square = 1.18, P-value = 0.55307, dan nilai
RMSEA= 0.000.
53
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu
faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu
intellectual stimulation. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item
tersebut perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi
setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.9 dibawah ini:
Tabel 3.9
Muatan faktor intellectual stimulation
No Item Lambda Error Nilai t Signifikan
1 0.80 0.06 13.79 V
2 0.46 0.06 7.03 V
3 0.95 0.05 17.59 V
4 0.73 0.06 12.27 V
Berdasarkan tabel 3.9 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena
t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item, apakah ada
yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item yang muatan
faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa yang hendak diukur.
3.5.6 Uji validitas konstruk Individualized Consideration
Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya
mengukur individualized consideration. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata fit, dengan chi-square = 2.27 P-value = 0.32106,
dan nilai RMSEA= 0.024.
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu
faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu
54
individualized consideration. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan
apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat
nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.10 dibawah ini.
Tabel 3.10
Muatan faktor individualized consideration
No Item Lambda Error Nilai t Signifikan
1 0.88 0.06 14.56 V
2 0.64 0.06 10.03 V
3 0.57 0.07 8.63 V
4 0.72 0.06 11.59 V
Berdasarkan tabel 3.10 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item
signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor
dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat
item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa
yang hendak diukur.
3.5.7 Uji validitas konstruk Contingent Reward
Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya
mengukur contingent reward. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model
satu faktor, ternyata fit, dengan chi-square = 0.57, P-value = 0.44840, dan nilai
RMSEA= 0.000.
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu
faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu
contingent reward. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor
55
yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.11 dibawah ini:
Tabel 3.11
Muatan faktor contingent reward
No Item Lambda Error Nilai t Signifikan
1 0.56 0.06 8.77 V
2 0.89 0.05 16.30 V
3 0.91 0.05 16.66 V
4 0.72 0.06 12.13 V
Berdasarkan tabel 3.11 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item
signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor
dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat
item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa
yang hendak diukur.
3.5.8 Uji validitas konstruk Active Management by Exception
Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya
mengukur active management by exception. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata fit, dengan chi-square = 4.12, P-value = 0.12774,
dan nilai RMSEA= 0.68.
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu
faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu active
management by exception. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item
56
tersebut perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi
setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.12 dibawah ini
Tabel 3.12
Muatan faktor active management by exception
No Item Lambda Error Nilai t Signifikan
1 0.26 0.07 3.92 V
2 0.61 0.06 9.65 V
3 0.99 0.06 16.74 V
4 0.74 0.06 12.02 V
Berdasarkan tabel 3.10 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item
signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor
dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat
item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa
yang hendak diukur.
3.5.9 Uji validitas konstruk Passive Management by Exception
Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya
mengukur passive management by exception. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata fit, dengan chi-square = 1.65, P-value = 0.43746,
dan nilai RMSEA= 0.000.
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu
faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu passive
management by exception. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item
57
tersebut perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi
setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.14 dibawah ini
Tabel 3.13
Muatan faktor passive management by exception
No Item Lambda Error Nilai t Signifikan
1 0.41 0.07 5.91 V
2 0.45 0.07 6.34 V
3 0.49 0.07 6.83 V
4 0.99 0.09 11.30 V
Berdasarkan tabel 3.14 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item
signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor
dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat
item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa
yang hendak diukur.
3.5.10 Uji validitas konstruk Laissez Faire
Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya
mengukur laissez faire. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu
faktor, ternyata fit, dengan chi-square = 5.61, P-value = 0.6050, dan nilai RMSEA=
0.088.
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu
faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu laissez
faire. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak
diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop
58
atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan
faktor, seperti pada tabel 3.15 dibawah ini
Tabel 3.14
Muatan faktor laissez faire
No Item Lambda Error Nilai t Signifikan
1 0.22 0.09 2.50 V
2 0.62 0.11 5.50 V
3 0.54 0.10 5.21 V
4 0.37 0.09 4.12 V
Berdasarkan tabel 3.15 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item
signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor
dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat
item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa
yang hendak diukur.
3.5.11 Uji validitas konstruk Group Integration Task
Penulis menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya
mengukur group integration task. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan
model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan chi-square = 52.75, P-value = 0.00000,
dan nilai RMSEA= 0.202. Oleh sebab itu penulis melakukan modifikasi terhadap
model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu
sama lainnya. Maka, diperoleh model fit dengan chi-square = 1.68, P-value = 0.64101,
dan nilai RMSEA= 0.000.
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu
faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu group
59
integration task. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor
yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.16 dibawah ini.
Tabel 3.15
Muatan faktor group integration task
No Item Lambda Error Nilai t Signifikan
1 0.81 0.06 13.09 V
2 0.80 0.06 13.62 V
3 0.63 0.06 9.97 V
4 0.77 0.06 12.18 V
5 0.22 0.07 3.24 V
Berdasarkan tabel 3.14 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item
signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor
dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat
item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa
yang hendak diukur.
3.5.12 Uji validitas konstruk Group Integration Social
Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya
mengukur group integration social. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan
model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan chi-square = 46.54, P-value = 0.00000,
dan nilai RMSEA= 0.310. Oleh sebab itu penulis melakukan modifikasi terhadap
model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu
sama lainnya. Maka, diperoleh model fit dengan chi-square = 0.00, P-value = 0.94446,
dan nilai RMSEA= 0.000.
60
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu
faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu group
integration social. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor
yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.14 dibawah ini.
Tabel 3.16
Muatan faktor group integration social
No Item Lambda Error Nilai t Signifikan
1 0.55 0.08 7.33 V
2 0.07 0.08 0.86 X
3 0.71 0.08 9.14 V
4 0.67 0.08 8.76 V
Berdasarkan tabel 3.17, nilai t bagi koefisien muatan faktor item 1, 3 dan 4
adalah signifikan karena t > 1.96. Dengan demikian secara keseluruhan item nomor 2
di drop karena memiliki nilai t < 1.96 ataupun bernilai negatif. Artinya bobot nilai pada
item tersebut tidak akan ikut dianalisis dalam perhitungan factor score.
3.5.13 Uji validitas konstruk Individual Attraction to Group Task
Penulis menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya
mengukur individual attraction to group task. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan chi-square = 81.05, P-value =
0.0000, dan nilai RMSEA= 0.413. Oleh sebab itu penulis melakukan modifikasi
terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan
61
berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh model fit dengan chi-square = 0.00, P-
value = 1.00000, dan nilai RMSEA= 0.000.
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu
faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu
individual attraction to group task. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan
apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat
nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.14 dibawah ini
Tabel 3.17
Muatan faktor individual attraction to group task
No Item Lambda Error Nilai t Signifikan
1 0.81 0.08 10.71 V
2 0.94 0.08 11.94 V
3 0.30 0.07 4.02 V
4 0.37 0.07 5.50 V
Berdasarkan tabel 3.14 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item
signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor
dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat
item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa
yang hendak diukur.
3.5.14 Uji validitas konstruk Individual Attraction to Group Social
Penulis menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya
mengukur individual attraction to group social. Dari hasil analisis CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan chi-square = 89.79, P-
62
value = 0.00000, dan nilai RMSEA= 0.270. Oleh sebab itu penulis melakukan
modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item
dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh model fit dengan chi-
square = 2.27, P-value = 0.32172, dan nilai RMSEA= 0.024.
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu
faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu
individual attraction to group social. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan
apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat
nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.19 dibawah ini
Tabel 3.18
Muatan faktor individual attraction to group social
No Item Lambda Error Nilai t Signifikan
1 0.52 0.08 6.13 V
2 1.13 0.14 8.23 V
3 0.84 0.13 6.53 V
4 0.39 0.08 5.02 V
5 0.31 0.07 4.42 V
Berdasarkan tabel 3.19 nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item
signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor
dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat
item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid untuk mengukur apa
yang hendak diukur.
63
3.6 Metode Analisis Data
Dalam rangka menguji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan metode analisis
regresi berganda yaitu suatu metode untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh
dari sekumpulan variabel indipenden terhadap variabel dependen. Adapun persamaan
umum analisis regresi berganda ini yaitu:
Keterangan:
Y = Komitmen Organisasi
a = koefisien
b = koefisien regresi untuk masing-masing X
X1 = Idealized influence attributed
X2 = Idealized influence behavior
X3 = Inspirational motivation
X4 = Intellectual stimulation
X5 = Individualized Consideration
X6 = Contingent Reward
X7 = Active management by exception
X8 = Passive management by exception
X9 = Laissez faire
X10 = Group integration task
X11 = Group integration social
X12 = Individual attraction to group task
X13 = Individual attraction to group social
e = residu
Adapun data yang dianalisis dengan persamaan diatas adalah hasil dari
pengukuran yang sudah ditransformasi ke dalam true score. Dalam hal ini, true score
adalah faktor yang dihitung dengan menggunakan software SPSS dengan
menggunakan item yang valid. Tujuan dari true score adalah agar koefisien regresi
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X 4+ b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + b8 X8 + b9 X9 + b10 X10 + b11 X 11+ b12
X12 + b13 X13 + e
64
tidak mengalami atenuasi atau underestimated (koefisien regresi yang terhitung lebih
rendah dari yang seharusnya sehingga tidak signifikan).
Dalam analisis regresi berganda, besarnya proporsi varians komitmen organisasi
yang dipengaruhi oleh bervariasinya seluruh IV bisa diukur dengan rumus R², dimana:
Keterangan:
R² : koefisien determinan berganda
SS reg : jumlah kuadrat regresi
SS y : jumlah kuadrat dari variable y
Selanjutnya R² dapat diuji signifikan atau tidak dengan uji F (F test), adapun rumus uji
F adalah sebagai berikut:
Dimana k adalah jumlah independent variabel dan N adalah jumlah sampel. Dari
hasil uji F yang dilakukan nantinya, dapat dilihat apakah variabel-variabel independent
yang diujikan memiki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap dependent
variabel.
R2 = SSreg SSy
65
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang menjadi anggota organisasi
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat yang berjumlah 233 orang. Gambaran
umum subjek penelitian digambarkan berdasarkan ciri-ciri demografi, seperti jenis
kelamin, usia, komisariat, jabatan, dan semester.
Tabel 4.1
Gambaran umum subjek penelitian
Sampel Penelitian Frekuensi Presentase (%)
Gender
Laki-laki 93 40%
Perempuan 140 60%
Komisariat
Psikologi 40 17.2%
Adab dan Humaniora 24 10.3%
Kedokteran 12 5.15%
Ekonomi dan Bisnis 23 9.87%
Ushuluddin 22 9.44%
Sosial dan Ilmu Politik 26 11.2%
Syariah dan Hukum 32 13.7%
Dakwah dan Komunikasi 25 10.7%
Tarbiyah dan Keguruan 29 12.4%
Jabatan
Pengurus 45 19%
Anggota Biasa 188 81%
Berdasakan tabel 4.1 responden laki-laki berjumlah 93 orang (40%) dan
responden perempuan berjumlah 140 orang (60%). Dengan demikian, responden
yang terdapat dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin perempuan.
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa
responden dari mahasiswa anggota komisariat psikologi berjumlah 40 orang
(17.2%), responden mahasiswa anggota komisariat adab dan humaniora berjumlah
66
24 orang (10.3%), responden mahasiswa anggota komisariat kedokteran berjumlah
12 orang (5.1%), responden mahasiswa anggota komisariat ekonomi dan bisnis 23
orang (9.8%) , responden mahasiswa anggota komisariat Ushuluddin berjumlah 22
orang (9.4%), responden mahasiswa anggota komisariat sosial dan ilmu politik
berjumlah 26 orang (11.2%), responden mahasiswa anggota komisariat syariah dan
hukum berjumlah 32 orang (13.7%), responden mahasiswa anggota komisariat
dakwah dan komunikasi berjumlah 25 orang (10.7%), responden mahasiswa
anggota komisariat tarbiyah dan keguruan berjumlah 29 orang (12.4%). Dengan
demikian, responden yang terdapat dalam penelitian ini sebagian besar adalah
mahasiswa Fakultas Psikologi.
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa
responden yang sudah menjadi pengurus berjumlah 45 orang (19%) dan anggota
biasa 188 (81%). Data diambil melalui kuesioner online dan offline.
4.2 Analisis Deskriptif
Pada penelitian ini, skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor yang
dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran yang
merupakan hasil proses konversi raw score, skor ini disebut true score. Proses ini
dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan perbandingan antara skor hasil
penelitian variabel-variabel yang diteliti.
Dengan demikian, raw score pada setiap variabel harus diletakan pada skala
yang sama. Untuk memperoleh deskripsi statistik, dihitung item-item yang valid
dan positif, sehingga didapatkan faktor skor. Jadi, penghitungan skor faktor ini
tidak menunjukan item-item variabel seperti pada umumnya, tetapi dihitung true
67
score pada tiap skala. Skor faktor yang dianalisis adalah skor faktor yang bermuatan
positif dan signifikan.
T-Score= (skor faktor x 10) + 50
Setelah didapatkan skor faktor yang telah dirubah menjadi true score, nilai
baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Hal
tersebut berlaku juga untuk semua variabel pada penelitan ini. Skor tersebut
disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Skor variabel penelitian
Variabel N Min Max Mean Std.
Deviation
Komitmen Organisasi 233 25.55 69.13 50 9.45653
Idealized Influence Attributed 233 23.10 65.74 50 9.37395
Idealized Influence Behavior 233 8.90 66.43 50 8.58066
Inspirational Motivation 233 10.27 64.08 50 9.05109
Intellectual Stimulation 233 14.57 65.11 50 9.08852
Individualized Consideration 233 20.29 65.07 50 8.79802
Contingent Reward 233 12.15 64.66 50 9.04956
Active Management by
Exception
233 21.00 62.43 50 9.23382
Passive Management by
Exception
233 16.16 64.41 50 8.05968
Laissez Faire 233 36.01 71.96 50 5.85762
Group Integration Task 233 22.85 63.08 50 8.74911
Group Integration Social 233 30.73 66.23 50 8.03590
Individual Attraction to Group
Task
233 26.09 66.07 50 9.33328
Individual Attraction to Group
Social
233 27.06 64.65 50 8.80461
Berdasarkan data pada tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa nilai
minimum dari variabel komitmen organisasi adalah 25.55, nilai maksimum 69.13,
mean 50.00, dan standar deviasi 9.45653. idealized influence attributed memiliki
nilai minimum 23.10, nilai maksimum 65.74, mean 50.00, dan standar deviasi
68
9.37395. Idealized influence behavior memiliki nilai minimum 8.90, nilai
maksimum 66.43, mean 50.00, dan standar deviasi 8.58066. Inspirational
motivation memiliki nilai minimum 10.27, nilai maksimum 64.08, mean 50.00,
serta standar deviasi 9.05109. Intellectual stimulation memiliki nilai minimum
14.57, nilai maksimum 65.11, mean 50.00, serta standar deviasi 9.08852.
Individualized consideration memiliki nilai minimum 20.29, nilai maksimum
65.07, mean 50.00, serta standar deviasi 8.79802. Contingent reward memiliki nilai
minimum 12.15, nilai maksimum 64.66, mean 50.00, serta standar deviasi 9.04956.
Active management by exception memiliki nilai minimum 21.00, nilai maksimum
62.43, mean 50.00, serta standar deviasi 9.23382. Passive management by
exception memiliki nilai minimum 16.16, nilai maksimum 64.41, mean 50.00, serta
standar deviasi 8.05968. Laissez-faire memiliki nilai minimum 36.01, nilai
maksimum 71.96, mean 50.00, serta standar deviasi 5.85762. Group integration
task memiliki nilai minimum 22.85, nilai maksimum 63.08, mean 50,00, serta
standar deviasi 8.74911. Group integration social memiliki nilai minimum 30.73,
nilai maksimum 66.23, mean 50,00, serta standar deviasi 8.03590. Individual
Attraction to group task memiliki nilai minimum 26.09, nilai maksimum 66.07,
mean 50,00, serta standar deviasi 9.33328. Attraction to group social memiliki nilai
minimum 27.06, nilai maksimum 64.65, mean 50,00, serta standar deviasi 8.80461.
4.2.1 Kategorisasi variabel
Peneliti menggunakan informasi tersebut sebagai acuan untuk membuat norma
ketegorisasi dalam penelitian ini yang datanya bukan menggunakan raw score
tetapi merupakan true score yang skalanya telah dipindah menggunakan rumus T-
69
score yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Nilai tersebut menjadi batas
peneliti untuk menentukan kategorisasi rendah dan tinggi dari masing-masing
variabel penelitian. Pedoman interpretasi skor adalah sebagai berikut.
Tabel 4.3
Rumus kategorisasi
Kategorisasi Rumus
Rendah X < Mean
Tinggi X ≥ Mean
Uraian mengenai gambaran kategori skor variabel berdasarkan tinggi dan
rendahnya tiap variabel disajikan pada tabel 4.4 dibawah ini:
Tabel 4.4
Kategorisasi skor variabel
Variabel Frekuensi Persentase
Rendah Tinggi Rendah Tinggi
Komitmen Organisasi 131 102 56.2% 43.8%
Idealized Influence Attributed 76 157 32.6% 67.4%
Idealized Influence Behavior 155 78 66.5% 33.5%
Inspirational Motivation 118 115 50.6% 49.4%
Intellectual Stimulation 154 79 66.1% 33.9%
Individualized Consideration 107 126 45.9% 54.1%
Contingent Reward 139 94 59.7% 40.3%
Active Management by Exception 139 94 59.7% 40.3%
Passive Management by Exception 152 81 65.2% 34.8%
Laissez Faire 130 103 55.8% 44.2%
Group Integration Task 135 98 57.9% 42.1%
Group Integration Social 124 109 53.2% 46.8%
Individual Attraction to Group
Task
75 158 32.2% 67.8%
Individual Attraction to Group
Social
114 119 48.9% 51.1%
Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa dari 233 responden, terlihat
pada variabel komitmen organisasi memilliki skor rendah sebesar 56.2% dan 43.8%
skor tinggi. Pada variabel idealized influence attributed memiliki skor rendah
70
sebesar 32.6% dan 67.4% skor tinggi. Pada variabel idealized influence behavior
memiliki skor rendah sebesar 66.5% dan 33.5% skor tinggi. Pada inspirational
motivation kemudahan penggunaan memiliki skor rendah sebesar 50.6% dan
49.4% skor tinggi. Pada variabel intellectual stimulation memiliki skor rendah
66.1% dan 33.9% skor tinggi.Pada variabel individualized consideration memiliki
skor rendah sebesar 45.9% dan 54.1% skor tinggi. Pada variabel contingent reward
skor rendah sebesar 59.7% dan 40.3% skor tinggi. Pada variabel active
management by exception memiliki skor rendah sebesar 59.7% dan 40.3% skor
tinggi. Pada variabel passive management by exception skor rendah sebesar 65.2%
dan 34.8% skor tinggi. Pada variabel laissez-faire memiliki skor rendah 55.8% dan
44.2% skor tinggi.Pada variabel group integration task memiliki skor rendah
sebesar 57.9% dan 42.1% skor tinggi.Pada variabel group integration social skor
rendah sebesar 53.2% dan 46.8% skor tinggi. Pada variabel individual Attraction
to group task memiliki skor rendah sebesar 32.2% dan 67.8% skor tinggi.Pada
variabel individual attraction to group social skor rendah sebesar 48.9% dan 51.1%
skor tinggi.
4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Selanjutnya, uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh masing-masing independent
variable terhadap dependent variable dalam penelitian ini, analisisnya dengan
menggunakan multiple regression. Data yang dianalisis yaitu true score yang
diperoleh dari hasil analisis faktor. Pada tahapan ini penulis menguji hipotesis
dengan teknik analisis regresi berganda dengan menggunakan software SPSS 20.0.
Dalam analisis regresi, terdapat tiga hal yang dilihat, yaitu melihat besaran R-
71
square untuk mengetahui berapa persen (%) varians dependent variable yang
dijelaskan oleh independent variable, kedua apakah secara keseluruhan
independent variable berpengaruh secara signifikan terhadap dependent variable,
ketiga melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari independent variable.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan beberapa tahapan. Langkah pertama penulis
melihat besaran R-square untuk mengetahui berapa persen (%) varians dependent
variable yang dijelaskan oleh independent variable. Lihat tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Tabel R-square
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .896a .803 .791 4.32581
Berdasarkan data pada tabel 4.5 diketahui bahwa perolehan R2 sebesar
0.803 atau 80.3%. Artinya, proporsi varians dari komitmen organisasi yang
dijelaskan oleh gaya kepemimpinan transformasional (idealized influence
attributed, idealized influence behavior, inspirational motivation, intellectual
stimulation, individual consideration), gaya kepemimpinan transaksional
(contingent reward, active management by exception, passive management by
exception, laissez faire), dan kohesivitas kelompok (group integration task, group
integration social, individual attraction to group task, individual attraction to
group social) adalah sebesar 80.3% sedangkan 19.7% sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain diluar penelitian ini. Langkah kedua, peneliti menganalisis dampak
dari seluruh independent variable terhadap komitmen organisasi. Adapun hasil uji
F dapat dilihat pada tabel 4.6.
72
Tabel 4.6
Tabel anova
a. Independent Variable: (Constant), Idealized Influence Attributed, Idealized
Influence Behavior, Inspirational Motivation, Intellectual Stimulation, Individual
Consideration, Contingent Reward, Active Management by Exception, Passive
Management by Exception, Laissez Faire, Group Integration Task, Group
Integration Social, Individual Attraction to Group Task, Individual Attraction to
Group Social,
b. Dependent Variable: Komitmen organisasi
Berdasarkan data pada tabel 4.6 diketahui bahwa nilai sig pada kolom
paling kanan adalah sebesar 0.000. Dengan demikian diketahui bahwa nilai Sig. <
0.05, maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan
dari variabel gaya kepemimpinan transformasional (idealized influence attributed,
idealized influence behavior, inspirational motivation, intellectual stimulation,
individual consideration), gaya kepemimpinan transaksional (contingent reward,
active management by exception, passive management by exception, laissez faire),
dan kohesivitas kelompok (group integration task, group integration social,
individual attraction to group task, individual attraction to group social) terhadap
komitmen organisasi ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari gaya
kepemimpinan dan kohesivtas kelompok terhadap komitmen organisasi.
Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi dari masing-masing IV
untuk mengetahui signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan, dapat
dilihat melalui kolom Sig. (Sig < 0.05). Adapun besarnya koefisien regresi dari
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression
Residual
Total
16657.538
4098.057
20755.595
13
219
232
1281.349
18.713
68.475 .000a
73
masing-masing IV terhadap komitmen organisasi dapat dilihat pada tabel 4.7
berikut.
Tabel 4.7
Koefisien regresi
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 9.866 3.861 2.555 .011
Idealized Influence
Attributed
-.080 .075 -.080 -1.076 .283
Idealized Influence
Behavior
-.080 .061 -.073 -1.321 .188
Inspirational
Motivation
.009 .072 .009 .125 .901
Intellectual
Stimulation
.072 .055 .069 1.305 .193
Individualized
Consideration
.110 .063 .103 1.758 .080
Contingent Reward .058 .080 .055 .721 .472
Active
Management by
Exception
.707 .038 .691 18.545 .000*
Passive
Management by
Exception
.041 .061 .035 .666 .506
Laissez Faire -.020 .057 -.012 -.348 .728
Group Integration
Task
-.004 .050 -.004 -.087 .931
Group Integration
Social
.182 .050 .154 3.619 .000*
Individual
Attraction to
Group Task
.066 .065 .066 1.026 .306
Individual
Attraction to
Group Social
.136 .064 .127 2.146 .033*
a. Dependent Variable: Komitmen Organisasi
74
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui persamaan regresi sebagai berikut:
komitmen organisasi′ = 9.866 – 0.080 idealized influence attributed – 0.080
idealized influence behavior + 0.009 inspirational motivation + 0.072 intellectual
stimulation + 0.110 individualized consideration + 0.058 contingent reward +
0.707 active management by exception + 0.41 passive management by exception –
0.020 laissez faire – 0.004 group integration task + 0.182 group integration social
+ 0.066 individual attraction to group task + 0.136 individual attraction to group
social.
Dari persamaan regresi tersebut, dapat dijelaskan bahwa dari tiga belas
independent variable, hanya active management by exception, group integration
social dan individual attraction to group social yang signifikan. Penjelasan dari
nilai koefisien regresi yang diperoleh dari masing-masing IV adalah sebagai
berikut:
1. Nilai koefisien regresi idealized influence attributed sebesar -0.080 dengan
nilai signifikan 0.283 (sig > 0.05), yang berarti bahwa hipotesis nihil yang
menyatakan tidak ada pengaruh dari idealized influence attributed terhadap
komitmen organisasi “diterima”. Dengan demikian, idealized influence
attributed tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen
organisasi.
2. Nilai koefisien regresi idealized influence behavior sebesar -0.080 dengan
nilai signifikan 0.188 (Sig > 0.05), yang berarti bahwa hipotesis nihil yang
menyatakan tidak ada pengaruh dari idealized influence behavior terhadap
komitmen organisasi “diterima”. Dengan demikian, idealized influence
75
behavior tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen
organisasi.
3. Nilai koefisien regresi inspirational motivation sebesar 0.009 dengan nilai
signifikan 0.901 (sig > 0.05), yang berarti bahwa hipotesis nihil yang
menyatakan tidak ada pengaruh dari inspirational motivation terhadap
komitmen organisasi “diterima”. Dengan demikian, inspirational motivation
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi
4. Nilai koefisien regresi intellectual stimulation sebesar 0.072 dengan nilai
signifikan 0.193 (Sig > 0.05), yang berarti bahwa hipotesis nihil yang
menyatakan tidak ada pengaruh dari intellectual stimulation terhadap
komitmen organisasi “diterima”. Dengan demikian, intellectual stimulation
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi.
5. Nilai koefisien regresi individualized consideration sebesar 0.110 dengan
nilai signifikan 0.080 (sig > 0.05), yang berarti bahwa hipotesis nihil yang
menyatakan tidak ada pengaruh dari individualized consideration terhadap
komitmen organisasi “diterima”. Dengan demikian, individualized
consideration tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen
organisasi.
6. Nilai koefisien regresi contingent reward sebesar 0.058 dengan nilai
signifikan 0.472 (sig > 0.05), yang berarti bahwa hipotesis nihil yang
menyatakan tidak ada pengaruh dari contingent reward terhadap komitmen
organisasi “diterima”. Dengan demikian, contingent reward tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi.
76
7. Nilai koefisien regresi active management by exception sebesar 0.707 dengan
nilai signifikan 0.000 (sig < 0.05), yang berarti bahwa hipotesis nihil yang
menyatakan tidak ada pengaruh dari active management by exception
terhadap komitmen organisasi “ditolak”. Dengan demikian, active
management by exception memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
komitmen organisasi. Arah positif menunjukan bahwa semakin tinggi active
management by exception, maka semakin tinggi komitmen organisasi.
8. Nilai koefisien regresi passive management by exception sebesar 0.041
dengan nilai signifikan 0.506 (Sig > 0.05), yang berarti bahwa hipotesis nihil
yang menyatakan tidak ada pengaruh dari passive management by exception
terhadap komitmen organisasi “diterima”. Dengan demikian, passive
management by exception tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
komitmen organisasi.
9. Nilai koefisien regresi laissez-faire sebesar -0.020 dengan nilai signifikan
0.728 (Sig > 0.05), yang berarti bahwa hipotesis nihil yang menyatakan tidak
ada pengaruh dari laissez-faire terhadap komitmen organisasi “diterima”.
Dengan demikian, laissez-faire tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap komitmen organisasi.
10. Nilai koefisien regresi group integration task sebesar -0.004 dengan nilai
signifikan 0.931 (Sig > 0.05), yang berarti bahwa hipotesis nihil yang
menyatakan tidak ada pengaruh dari group integration task terhadap
komitmen organisasi “diterima”. Dengan demikian, group integration task
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi.
77
11. Nilai koefisien regresi group integration social sebesar 0.182 dengan nilai
signifikan 0.000 (Sig < 0.05), yang berarti bahwa hipotesis nihil yang
menyatakan tidak ada pengaruh dari group integration social terhadap
komitmen organisasi “ditolak”. Dengan demikian, group integration social
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi. Arah
positif menunjukan bahwa semakin tinggi group integration social, maka
semakin tinggi komitmen organisasi.
12. Nilai koefisien regresi individual attraction to group task sebesar 0.066
dengan nilai signifikan 0.306 (Sig > 0.05), yang berarti bahwa hipotesis nihil
yang menyatakan tidak ada pengaruh dari individual attraction to group task
terhadap komitmen organisasi “diterima”. Dengan demikian, individual
attraction to group task tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
komitmen organisasi.
13. Nilai koefisien regresi individual attraction to group social sebesar 0.136
dengan nilai signifikan 0.033 (Sig < 0.05), yang berarti bahwa hipotesis nihil
yang menyatakan tidak ada pengaruh dari individual attraction to group
social terhadap komitmen organisasi “ditolak”. Dengan demikian, individual
attraction to group social memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
komitmen organisasi. Arah positif menunjukan bahwa semakin individual
attraction to group social, maka semakin tinggi komitmen organisasi.
4.4 Analisis Proporsi Varians
Selanjutnya peneliti ingin mengetahui sumbangan proporsi varians dari masing-
masing independent variable terhadap komitmen organisasi. Maka dari itu, peneliti
78
melakukan analisis regresi berganda dengan cara menambahkan satu independent
variable setiap melakukan regresi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8
Proporsi varians untuk masing-masing independent variable
Model R Square
Change Statistics
R Square Change Sig. F Change
1 .053 .053 .000*
2 .313 .260 .000*
3 .355 .042 .000*
4 .402 .047 .000*
5 .403 .001 .511
6 .410 .008 .087
7 .785 .375 .000*
8 .785 .000 .969
9 .787 .001 .251
10 .787 .000 .475
11 .798 .011 .001*
12 .798 .000 .553
13 .803 .004 .033*
Predictors: (Constant), idealized influence attributed, idealized influence
behavior, inspirational motivation, intellectual stimulation, individual
consideration, contingent reward, active management by exception, passive
management by exception, laissez-faire, group integration task, group integration
social, individual attraction to group task, individual attraction to group social.
Berdasarkan data dari tabel 4.8 dapat disampaikan informasi sebagai berikut:
1. Variabel idealized influence attributed memberikan sumbangan sebesar
5.3% terhadap varians komitmen organisasi. Sumbangan tersebut signifikan
dengan Sig. F Change = 0.000 (Sig. F Change < 0.05).
2. Variabel idealized influence behavior memberikan sumbangan sebesar 26%
terhadap varians komitmen organisasi. Sumbangan tersebut signifikan
dengan Sig. F Change = 0.000 (Sig. F Change < 0.05).
79
3. Variabel inspirational motivation memberikan sumbangan sebesar 4.2%
terhadap varians komitmen organisasi. Sumbangan tersebut signifikan
dengan Sig. F Change = 0.000 (Sig. F Change < 0.05).
4. Variabel intellectual stimulation memberikan sumbangan sebesar 4.7%
terhadap varians komitmen organisasi. Sumbangan tersebut signifikan
dengan Sig. F Change = 0.000 (Sig. F Change < 0.05).
5. Variabel individual consideration memberikan sumbangan sebesar 0.1%
terhadap varians komitmen organisasi. Sumbangan tersebut tidak signifikan
dengan Sig. F Change = 0.511 (Sig. F Change > 0.05).
6. Variabel contingent reward memberikan sumbangan sebesar 0.8% terhadap
varians komitmen organisasi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan
Sig. F Change = 0.87 (Sig. F Change > 0.05).
7. Variabel active management by exception memberikan sumbangan sebesar
37.5% terhadap varians komitmen organisasi. Sumbangan tersebut
signifikan dengan Sig. F Change = 0.000 (Sig. F Change < 0.05).
8. Variabel passive management by exception memberikan sumbangan sebesar
0.0% terhadap varians komitmen organisasi. Sumbangan tersebut tidak
signifikan dengan Sig. F Change = 0.969 (Sig. F Change > 0.05).
9. Variabel laissez faire memberikan sumbangan sebesar 0.1% terhadap
varians komitmen organisasi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan
Sig. F Change = 0.251 (Sig. F Change > 0.05).
80
10. Variabel group integration task memberikan sumbangan sebesar 0.0%
terhadap varians komitmen organisasi. Sumbangan tersebut tidak signifikan
dengan Sig. F Change = 0.475 (Sig. F Change > 0.05).
11. Variabel group integration social memberikan sumbangan sebesar 1.1%
terhadap varians komitmen organisasi. Sumbangan tersebut signifikan
dengan Sig. F Change = 0.001 (Sig. F Change < 0.05).
12. Variabel individual attraction to group task memberikan sumbangan
sebesar 0.0% terhadap varians komitmen organisasi. Sumbangan tersebut
tidak signifikan dengan Sig. F Change = 0.553 (Sig. F Change > 0.05).
13. Variabel individual attraction to group social memberikan sumbangan
sebesar 0.4% terhadap varians komitmen organisasi. Sumbangan tersebut
tidak signifikan dengan Sig. F Change = 0.033 (Sig. F Change > 0.05).
81
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan uji hipotesis yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara simultan, independent variable yang
diteliti pengaruhnya dalam penelitian ini memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap komitmen organisasi. Dengan demikian, hipotesis mayor diterima.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan dan kohesivitas
kelompok terhadap komitmen organisasi.
Hasil penelitian ketika dilihat secara parsial melalui koefisien regresi
menghasilkan kesimpulan bahwa hanya tiga dimensi yang berpengaruh signifikan
terhadap komitmen organisasi, sedangkan beberapa dimensi lainnya tidak
berpengaruh secara signifikan. Dimensi gaya kepemimpinan yang memberikan
pengaruh signifikan dan positif terhadap komitmen organisasi adalah active
management by exception. Kemudian, dimensi kohesivitas kelompok yang
memberikan pengaruh signifikan dan positif terhadap komitmen organisasi adalah
group integration social dan individual attraction to group social.
5.2 Diskusi
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hal-hal yang mempengaruhi komitmen
organisasi. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahawa dari tiga belas IV yang
diteliti terdapat tiga variabel yang mempengaruhi komitmen organisasi secara
signifikan. Ketiga variabel tersebut ialah active management by exception, group
integration social, dan individual attraction to group social.
82
Berdasarakan hasil pada bab 4, diperoleh hasil, ada pengaruh yang signifikan
antara gaya kepemimpinan transformasional (idealized influence attributed,
idealized influence behavioral, inspirational motivation, intellectual stimulation,
individual consideration), gaya kepemimpinan transaksional (contingent reward,
active management by exception, passive management by exception, laissez faire),
dan kohesivitas kelompok (group integration task, group integration social,
individual attraction to group task, individual attraction to group social).
Berdasarkan hasil penelitian variabel gaya kepemimpinan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap komitmen organisasi. Menurut hasil penelitian variabel
gaya kepemimpinan yang total meliputi sembilan dimensi yaitu, gaya
kepemimpinan transformasional idealized influence attributed, idealized influence
behavioral, inspirational motivation, intellectual stimulation, individual
consideration dan gaya kepemimpinan transaksional contingent reward, active
management by exception, passive management by exception, laissez faire secara
keseluruhan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Desianty (2005) bahwa gaya
kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap komitmen oraganisasi.
Adapun variabel gaya kepemimpinan active management by exception
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi. Dimana gaya
kepemimpinan active management by exception yang tinggi mempengaruhi
tingginya komitmen organisasi. Ini sejalan dengan penelitian Nguni, Sleegers dan
Denessen (2006) dan Sayadi (2016) bahwa semakin tinggi gaya kepemimpinan
83
active management by exception, maka semakin tinggi kecenderungan individu
untuk bertahan pada organisasi.
Active management by exception disini adalah pemimpin membuat peraturan
yang ketat untuk menghindari kesalahan.Penulis melakukan wawancara singkat
dengan salah satu anggota Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat. Mereka
mempunyai pendapat yang sama bahwa gaya kepemimpinan active management by
exception ini memang penting karena anggota merasa pengawasan yang diberikan
ketua ketika anggota membuat kesalahan dilihat sebagai sebuah perhatian juga
membuat anggota semakin berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.
Variabel gaya kepemimpinan idealized influence attributed, idealized
influence behavioral, inspirational motivation tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap komitmen organisasi. Sehingga tinggi rendahnya gaya
kepemimpinan idealized influence attributed, idealized influence behavioral,
inspirational motivation tidak terlalu berpengaruh terhadap komitmen organisasi.
Vairabel gaya kepemimpinan intellectual stimulation, tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini sejalan dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nguni, Sleegers dan Denessen (2006)
namun tidak sejalan dengan penelitian Sayadi (2016) bahwa ada pengaruh yang
signifikan intellectual stimulation terhadap komitmen organisasi.
Vairabel gaya kepemimpinan individualized consideration, tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini tidak sejalan
dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nguni, Sleegers dan Denessen
84
(2006) dan Sayadi (2016) bahwa ada pengaruh yang signifikan individualized
consideration terhadap komitmen organisasi.
Variabel gaya kepemimpinan contingent reward, tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini tidak sejalan dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan Nguni, Sleegers dan Denessen (2006) dan
Sayadi (2016) bahwa ada pengaruh yang signifikan contingent reward terhadap
komitmen organisasi.
Variabel gaya kepemimpinan passive management by exception, tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini tidak
sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Nguni, Sleegers dan Denessen
(2006) dan Sayadi (2016) bahwa ada pengaruh yang signifikan passive
management by exception terhadap komitmen organisasi.
Variabel gaya kepemimpinan laissez faire tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan Nguni, Sleegers dan Denessen (2006) dan Sayadi (2016)
bahwa ada pengaruh yang signifikan passive management by exception terhadap
komitmen organisasi
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian variabel kohesivitas kelompok
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi. Menurut hasil
penelitian kohesivitas kelompok yang terdiri dari empat dimensi yaitu, group
integration task, group integration social, individual attraction to group task,
individual attraction to group social, secara keseluruhan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap komitmen organisasi.
85
Adapun variabel kohesivitas kelompok group integration social dan
individual attraction to group social memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
komitmen organisasi. Dimana kohesivitas kelompok group integration social dan
individual attraction to group social yang tinggi mempengaruhi tingginya
komitmen organisasi. Group integration social adalah anggota memiliki rasa
kedekatan dengan organisasi dalamm kegiatan social. Individual attraction to
group social adalah anggota merasa harus terlibat dalam kegiatan interaksi sosial
organisasi.
Penulis juga melakukan wawancara singkat kepada salah satu anggota
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat mengenai pengaruh kohesivitas
kelompok group integration social dan individual attraction to group social
terhadap komitmen organisasi dirinya. Dari wawancara singkat, anggota tersebut
mengatakan bahwa kohesivitas kelompok group integration social mempengaruhi
komitmennya dalam organisasi karena dia merasa dekat dengan para anggota-
anggota lain yang ada dalam organisasi karena komunikasi yang mereka lakukan
dalam aktivitas sosial organisasi. begitupun kohesivitas kelompok individual
attraction to group social juga mempengaruhi komitmennya dalam organisasi
karena komunikasi dengan pemimpin dan anggota yang terjadi terus menerus
membuat dia memiliki rasa kebersamaan yang berat bila harus dia lepaskan begitu
saja.
Sedangkan variabel kohesivitas kelompok group integration task dan
individual attraction to group task tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap komitmen organisasi. Sehingga tinggi rendahnya kohesivitas kelompok
86
group integration task dan individual attraction to group task tidak terlalu
berpengaruh terhadap komitmen organisasi.
5.3 Saran
Berdasarkan pemaparan diatas, terdapat berbagai keterbatasan pada penelitian ini.
Maka untuk perkembangan skripsi selanjutnya peneliti perlu memberikan saran
sebagai pertimbangan dan penyempurnaan penelitian selanjutnya yang terkait
dengan penelitian serupa. Saran tersebut berupa saran teoritis dan saran praktis.
5.3.1 Saran teoritis
Bagi peneliti yang tertarik dan berminat pada permasalahan yang sama, disarankan
untuk :
1. Pada penelitian ini ditemukan bahwa proporsi varians dari komitmen
organisasi yang dijelaskan oleh semua independent variable adalah sebesar
80,3% sedangkan sisanya 19.7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar
penelitian ini. Penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti
serta menganalisis pengaruh variabel lain. Untuk mendapatkan proporsi
varians lainnya disarankan untuk meneliti dan menganalisis variabel lain yang
diduga mempengaruhi komitmen organisasi seperti: budaya organisasi,
kepuasan kerja, dan leader member exchange.
2. Pada penelitian ini ditemukan ada 3 variabel yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap penyesuaian diri, yaitu active management by exception,
group integration social, dan individual attraction to group social sehingga
penulis menyarankan agar variabel tersebut dapat dijadikan referensi dalam
penelitian selanjutnya.
87
3. Penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel
yang bukan hanya berasal dari organisasi mahasiswa atau organisasi non-
profit, tetapi juga organisasi lain seperti perusahaan negeri/swasta. sehingga
hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi yang lebih luas dan
diperoleh hasil yang lebih beragam dan komprehensif.
5.3.2 Saran praktis
Terkait dengan hasil penelitian, variabel yang memiliki pengaruh terhadap
komitmen organisasi adalah active management by exception, group integration
social, dan individual attraction to group social, sehingga dapat disarankan sebagai
berikut:
1. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa active management by exception
memiliki pengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi. Dalam hal ini,
active management by exception memang dibutuhkan, karena dengan adanya
active management by exception yang tinggi membuat anggota merasa dekat
dengan ketua karena selalu memberikan masukan bila terjadi kesalahan yang
dilakukan anggota. Sehingga anggota merasa diperhatikan sebagai anggota
organisasi.
2. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa group integration social memiliki
pengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi. Disarankan bagi setiap
organisasi untuk memperbanyak kegiatan yang melatih kebersamaan dan
tenggang rasa antar anggota. Karena dengan banyaknya kegiatan-kegiatan
tersebut diharapkan semua anggota organisasi menjadi semakin dekat dan
merasa tidak ada batasan satu sama lain. Bahkan lebih bagus lagi bila antar
88
anggota sudah merasa seperti keluarga. Ini sangat menguntungkan bagi
organisasi karena anggota akan sulit meninggalkan organisasi karena
organisasi sudah menjadi bagian dari individu. Sehingga bila meninggalkan
organisasi seperti ada yang hilang dari diri individu.
3. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa individual attraction to group social
memiliki pengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi. Disarankan
kepada anggota organisasi untuk menjaga komunikasi yang baik kepada
anggota yang lainnya sehingga menimbulkan rasa nyaman anggota. Dengan
komunkasi yang baik juga tidak timbul prasangka-prasangka buruk antar
anggota karena setiap bila ada prasangka buruk terjadi, anggota bias langsung
menanyakan untuk menkonfirmasi dan langsung melakukan penyelesaian
masalah sehingga masalah tidak berlarut-larut.
89
Daftar Pustaka
Ahmadi, S. A. A., Ahmadi, F., & Zohrabi, M. (2012). Effect of the leadership styles on
the organizational commitment given the staff personality traits (the case study:
Iran's state retirement organization). Interdisciplinary Journal of Contemporary
Research in Business, 4(1), 247-264.
Antonakis, J., Avolio, B. J., & Sivasubramaniam, N. (2003). Context and leadership:
An examination of the nine-factor full-range leadership theory using the
Multifactor Leadership Questionnaire. The leadership quarterly, 14(3), 261-
295.
Amopofo, E. A. (2014). Leadership style as a predictor of job satisfaction and
organizational commitment: empirical evidence from unilever ghana.
University Of Ghana Business School.
Bass, B. M., & Avolio, B. J. (1996). Multifactor leadership questionnaire. Mind
Garden.
Budiarto, Y., & Indonusa, S. D. F. P. U. (2004). Komitmen Karyawan Pada Perusahaan
Ditinjau Dari Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional. Jurnal
Psikologi, 2(2), 121-141.
Carron, A. V., Widmeyer, W. N., & Brawley, L. R. (1985). The development of an
instrument to assess cohesion in sport teams: The Group Environment
Questionnaire. Journal of sport psychology, 7(3), 244-266.
Desianty, S. (2005). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Komitmen Organisasi
Pada PT Pos Indonesia (Persero) Semarang. Jurnal Studi Manajemen &
Organisasi.
Diatmika, I. N. C. Y., & Suwandana, I. G. M. (2016). Pengaruh komitmen organisasi
dan motivasi kerja terhadap organizational citizenship behavior di alam puri. E-
Jurnal Manajemen Unud, 11 (5), 7128-7155
Dwityanto, A., & Amalia, P. A. (2012). Hubungan antara Kohesivitas Kelompok
dengan Komitmen Organisasi pada Karyawan. Prosiding Seminar Nasional
Psikologi Islami hal (pp. 270-276).
Festinger, L., Schachter, S., & Back, K. (1950). Social pressures in informal groups; a
study of human factors in housing.
90
Gavan O'Shea, P., Foti, R. J., Hauenstein, N. M., & Bycio, P. (2009). Are the Best
Leaders Both Transformational and Transactional? A Pattern-oriented
Analysis. Leadership, 5(2), 237-259.
Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., Donnelly, J. H., & Konopaske, R. (2003).
Organizations: Behavior, Structure, Process. 11th eds.
Koesmono, H. T. (2007). Pengaruh kepemimpinan dan tuntutan tugas terhadap
komitmen organisasi dengan variabel moderasi motivasi perawat rumah sakit
swasta Surabaya. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 9(1), 30-40.
Handayani, Y. (2013). Pentingnya Komitmen dalam Suatu Perusahaan atau Organisasi.
Diunduh tanggal 29 Juli 2013 dari
https://www.kompasiana.com/yenie/552b8d966ea83449168b4569/pentingnya
-komitmen-dalam- suatu-perusahaan-atau-organisasi
Meyer, J. P., & Allen, N. J. (1991). A three-component conceptualization of
organizational commitment. Human resource management review, 1(1), 61-89.
Meyer, J. P., Stanley, D. J., Herscovitch, L., & Topolnytsky, L. (2002). Affective,
continuance, and normative commitment to the organization: A meta-analysis
of antecedents, correlates, and consequences. Journal of vocational behavior,
61(1), 20-52.
Mowday, R. T., Steers, R. M., & Porter, L. W. (1979). The Measurement of
Organizational Commitment. Journal of Vocational Behavior, 226.
Nehmeh, R. (2009). What is Organizational commitment, why should managers want
it in their workforce and is there any cost effective way to secure it? Swiss
Management Center, 3.
Nguni, S., Sleegers, P., & Denessen, E. (2006). Transformational and transactional
leadership effects on teachers' job satisfaction, organizational commitment, and
organizational citizenship behavior in primary schools: The Tanzanian case.
School effectiveness and school improvement, 17(2), 145-177.
Podsakoff, P. M., MacKenzie, S. B., & Bommer, W. H. (1996). Transformational
leader behaviors and substitutes for leadership as determinants of employee
satisfaction, commitment, trust, and organizational citizenship behaviors.
Journal of management, 22(2), 259-298.
91
Pradhan, S., & Pradhan, R. K. (2015). An empirical investigation of relationship among
transformational leadership, affective organizational commitment and
contextual performance. Vision, 19(3), 227-235.
Raharjo, S. T., & Nafisah, D. (2006). Analisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kepuasan kerja, komitmen organisasi dan kinerja karyawan (studi empiris pada
Departemen Agama Kabupaten Kendal Dan Departemen Agama Kota
Semarang). Jurnal Studi Manajemen Organisasi, 3(2), 69-81.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2013). Organizational Behavior. New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Satwari, T., Al Musadieq, M., & Afrianty, T. W. (2016). Pengaruh Komitmen
Organisasional Terhadap Turnover Intention (Survei Pada Karyawan Hotel
Swiss-Belinn Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, 40(2), 177-186.
Santoso, M. H. (2014). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Komitmen
Organisasional Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada PT
Mitra Cimalati Cilacap. AGORA.
Sayadi, Y. (2016). The effect of dimensions of transformational, transactional, and
non-leadership on the job satisfaction and organizational commitment of
teachers in Iran. Management in Education, 30(2), 57-65.
Suma, S., & Lesha, J. (2013). Job satisfaction and organizational commitment: the case
of shkodra municipality. European Scientific Journal, 43.
Suryanto, D., & Prihatiningsih, W. (2016). Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
komitmen organisasi karyawan UKM di wilayah Depok Jawa Barat. Jurnal
Vokasi Indonesia, 4(1).
Trihapsari, V.R. & Nashori, F. (2011). Kohesivitas kelompok dan komitmen organisasi
pada financial advisor asuransi ‘X’ Yogyakarta. Jurnal Proyeksi, 2(6) , 12 – 20.
Van Wart, M. (2013). Lessons from leadership theory and the contemporary challenges
of leaders. Public Administration Review, 73(4), 553-565.
Widyastuti, H. C. (2009). Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Komitmen
Organisasi Pada Perawat Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.
Diponegoro University Institutional Repository, 3.
92
Wismanto, Y. B., & Suharsono, M. (2012). Kohesivitas Kelompok Ditinjau Dari
Komitmen Terhadap Organisasi dan Kelompok Pekerjaan. Prediksi, 1(2), 179.
93
LAMPIRAN
1. Lampiran Skala
Informed Consent (Persetujuan Menjadi Responden)
KUESIONER PENELITIAN
PROGRAM SARJANA (S1)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERISTAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan Hormat,
Saya, M. A. Rafli Barley mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sedang melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian skripsi.
Saya mengharapkan kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini,
dengan mengisi beberapa pernyataan dalam kuisioner ini.
Dalam hal ini tidak ada jawaban benar atau salah. Adapun informasi atau data yang
saudara berikan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan dipergunakan
untuk kepentingan penelitian. Atas perhatian dan kesediaan dari saudara/i saya
ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Peneliti,
M. A. Rafli Barley
94
PERNYATAAN KESEDIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama/Inisial :
Usia :
Komisariat :
Jabatan :
Angkatan/Semester :
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2. Perempuan
Menyatakan bahwa:
1. Saya bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh M. A.
Rafli Barley (Mahasiswa/i Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta)
2. Saya bersedia memberikan data sesuai dengan yang saya ketahui
3. Saya mengharapkan agar data dalam kuesioner ini dijamin
kerahasiannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian
Jakarta, 2018
(………………………………)
95
PETUNJUK PENGISIAN
Kuesioner ini berisi pernyataan yang tidak ada jawaban benar atau salah.
Sebelum mengisi pernyataan tersebut, baca dan pahami terlebih dahulu,
kemudian berikan tanda checklist (✓) pada salah satu dari keempat kolom
disamping kanan pernyataan.
Adapun pilihan kolom disamping pernyataan sebagai berikut:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Contoh:
Jika jawaban anda Setuju menggambarkan diri anda
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya mudah berteman dengan orang lain ✓
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa:
Saya Setuju dengan pernyataan “Saya mudah berteman dengan orang
lain”
96
BAGIAN I
Petunjuk
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Saudara diminta untuk
mengemukakan apakah pernyataan tersebut menggambarkan diri saudara,
dengan cara memberi tanda checklist (✓) pada salah satu kolom pilihan
jawaban yang tersedia, (STS) Sangat Tidak Setuju, (TS) Tidak Setuju),
(S) Setuju, (SS) Sangat Setuju.
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya senang menjalani karir saya dengan
organisasi ini
2. Organisasi ini mempunyai arti yang besar bagi
saya
3. Saya tidak memiliki kedekatan emosional
dalam organisasi ini
4. Saya merasa organisasi ini bukan bagian dari
hidup saya
5. Saya merasa organisasi ini bukan bagian dari
keluarga
6. Saya merasa masalah di organisasi ini sebagai
masalah saya juga
7. Saya senang membahas organisasi ini pada
orang lain
8. Salah satu alasan utama mengapa saya terus
aktif dalam organisasi ini karena saya percaya
bahwa kesetiaan itu penting dan oleh sebab itu
saya merasa ada kewajiban moral untuk tetap
di organisasi ini
9. Saya diajarkan untuk meyakini nilai-nilai
loyalitas pada suatu organisasi
10. Saya tidak percaya bahwa seseorang harus
selalu setia kepada organisasinya
11. Saya yakin jika bertahan dalam satu organisasi
karir saya akan baik
97
12. Saya merasa tidak memiliki alternatif
organisasi lain untuk dapat meninggalkan
organisasi ini
13. Jika saya mendapat tawaran dari organisasi
lain, saya tidak akan meninggalkan organisasi
saya
14. Saya pikir seseorang yang pindah dari satu
organisasi ke organisasi lain adalah hal yang
wajar
15. Ada banyak hal yang terganggu dalam hidup
saya jika saya memutuskan untuk
meninggalkan organisasi ini
16. Saya merasa rugi jika meninggalkan
organisasi ini karena organisasi ini
memberikan banyak manfaat bagi hidup saya
17. Tidak rugi bagi saya untuk meninggalkan
organisasi ini sekarang
18. Pindah dari satu organisasi ke organisasi lain
merupakan hal yang tidak sesuai dengan nilai
yang saya yakini
19. Sulit bagi saya meninggalkan organisasi ini,
meskipun saya menginginkannya
20. Saya tidak berpikir untuk menjadi pengurus di
organisasi ini
21. Saya bisa dengan mudah aktif diorganisasi
lain seperti saya aktif di organisasi ini
22. Tetap berada dalam organisasi ini merupakan
suatu kebutuhan, seperti yang saya inginkan
23. Saya memiliki sedikit pilihan dalam
pertimbangan meninggalkan organisasi ini
24. Saya tidak takut dengan apa yang terjadi jika
keluar dari organisasi ini
98
BAGIAN II
Petunjuk
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Saudara diminta untuk
mengemukakan apakah pernyataan tersebut menggambarkan diri saudara,
dengan cara memberi tanda checklist (✓) pada salah satu kolom pilihan
jawaban yang tersedia, (STS) Sangat Tidak Setuju, (TS) Tidak Setuju),
(S) Setuju, (SS) Sangat Setuju.
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Ketua memberi timbal balik yang sesuai
dengan usaha yang saya berikan
2. Ketua meninjau kembali asumsi dari
bawahan dalam menyelesaikan masalah
3. Ketua tidak mengintervensi masalah sampai
hal tersebut menjadi masalah yang serius
4. Ketua hanya berfokus pada kesalahan-
kesalahan dan penyimpangan dari standar
kerja
5. Ketua menghindari keterlibatan dalam isu-
isu penting dalam organisasi
6. Ketua membicarakan nilai-nilai dan
keyakinan yang dianggap penting baginya
7. Ketua sering tidak ada saat dibutuhkan 8. Ketua mencari perspektif berbeda ketika
menyelesaikan masalah
9. Ketua berbicara dengan optimis tentang
masa depan
10. Ketua menanamkan kebanggan dalam diri
saya karena memiliki hubungan kerja sama
dengan beliau
11. Ketua mendiskusikan hal-hal yang spesifik
tentang tanggung jawab tiap-tiap individu
dalam mencapai target organisasi
12. Ketua baru mengambil tindakan setelah hal
buruk terjadi
99
13. Ketua berbicara dengan penuh semangat
tentang apa yang harus dilakukan
14. Ketua menekankan pentingnya memiliki
rasa kebersamaan terhadap tujuan organisasi
15. Ketua meluangkan waktu untuk mengajari
dan membimbing anggota
16. Ketua menjelaskan target apa yang ingin
dicapai
17. Ketua memiliki keyakinan bahwa jika
sesuatu belum rusak tidak perlu diperbaiki
18. Ketua mementingkan kepentingan
kelompok dibandingkan kepentingan sendiri
19. Ketua memperlakukan saya secara personal
dibanding hanya sebagai anggota kelompok
20. Ketua memberi gambaran masalah-masalah
yang akan muncul, sebelum mengambil
tindakan
21. Perilaku ketua membangun rasa hormat
saya kepada beliau
22. Ketua perhatiannya terfokus pada urusan
tentang kesalahan, keluhan dan kegagalan
23. Ketua mempertimbangkan konsekuensi dari
keputusannya secara moral dan etika
24. Ketua terus mencatat semua kesalahan 25. Ketua memperlihatkan perasaan berkuasa
dan kepercayaan diri kepada anggota
26. Ketua menjelaskan sebuah visi untuk masa
depan organisasi
27. Ketua mengarahkan saya dalam bekerja
sehingga terhindar dari kesalahan dan dapat
bekerja sesuai standar kerja
28. Ketua menghindar dalam pengambilan
keputusan
29. Ketua menganggap saya memiliki
pemikiran, kemampuan dan aspirasi berbeda
dengan orang lain
100
30. Ketua membantu saya untuk melihat
permasalahan dari berbagai sisi
31. Ketua membantu saya untuk
mengembangkan kelebihan saya
32. Ketua menyarankan cara pandang yang baru
dalam menyelesaikan tugas-tugas
33. Ketua sering menunda dalam menjawab
pertanyaan penting
34. Ketua menekankan pentingnya memiliki
misi kolektif
35. Ketua mengekspresikan kepuasan saat saya
meraih apa yang saya harapkan
36. Ketua mengungkapkan keyakinan bahwa
tujuan organisasi akan tercapai
BAGIAN III
Petunjuk
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Saudara diminta untuk
mengemukakan apakah pernyataan tersebut menggambarkan diri saudara,
dengan cara memberi tanda checklist (✓) pada salah satu kolom pilihan
jawaban yang tersedia, (STS) Sangat Tidak Setuju, (TS) Tidak Setuju),
(S) Setuju, (SS) Sangat Setuju.
No. Pernyataan STS TS S SS 1. Saya tidak senang menjadi bagian dari
aktivitas sosial organisasi ini
2. Saya tidak senang dengan pembagian waktu
bekerja dalam organisasi ini
3. Saya tidak rindu dengan teman satu
organisasi saat masa liburan
4. Saya tidak senang dengan tingkat
kemampuan organisasi saya terhadap
keinginan untuk mencapai tujuan
101
5. Beberapa teman baik saya ada didalam
organisasi ini
6. Organisasi ini tidak memberikan saya
kesempatan untuk mengembangkan diri
dan kemampuan
7. Saya lebih senang berada dikelompok lain
dibanding organisasi ini
8. Saya tidak menyukai cara kerja kelompok
dalam organisasi ini
9. Bagi saya organisasi ini adalah grup sosial
yang paling penting yang saya miliki
10. Organisasi kami kompak untuk memberikan
yang terbaik guna mecapai tujuan
11. Beberapa orang dalam organisasi lebih
senang pergi sendiri dibanding pergi
bersama anggota organisasi
12. Kami semua bertanggung jawab atas
kesalahan dan dalam organisasi
13. Anggota organisasi kami jarang melakukan
acara atau perayaan Bersama
14. Anggota organisasi memiliki perbedaan
pendapat dalam menilai kinerja organisasi
15. Organisasi ini selalu meluangkan waktu
bersama saat libur
16. Ketika salah satu anggota organisasi
mempunyai kesulitan saat melakukan suatu
tugas, anggota tim yang lain saling
membantu sehingga kami bisa
melakukannya bersama-sama
17. Anggota organisasi tidak menghabiskan
waktu bersama diluar agenda acara
organisasi
18. Pengurus tidak berkomunikasi secara bebas
tentang tanggung jawab anggota selama
menjadi pengurus
102
2. Lampiran Path Diagram dan Syntax Uji Validitas
2.1 Output CFA Komitmen Organisasi
UJI VALIDITAS KONSTRUK KOMITMEN ORGANISASI
DA NI=24 NO=233 MA=PM
LA
ITEM_1 ITEM_2 ITEM_3 ITEM_4 ITEM_5 ITEM_6 ITEM_7 ITEM_8 ITEM_9
ITEM_10
ITEM_11 ITEM_12 ITEM_13 ITEM_14 ITEM_15 ITEM_16 ITEM_17 ITEM_18
ITEM_19 ITEM_20
ITEM_21 ITEM_22 ITEM_23 ITEM_24
PM SY FI= AC.COR
MO NX=24 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
KOMITMEN_ORGANISASI
103
FR TD 2 1 TD 5 4 TD 20 6 TD 9 8 TD 24 17 TD 23 3 TD 18 3 TD 20 10 TD 4 1 TD
19 17 TD 13 10 TD 12 4 TD 15 1 TD 18 15 TD 14 1 TD 13 1 TD 10 6 TD 6 2 TD 10
9 TD 14 10 TD 17 2 TD 18 2 TD 24 14 TD 19 8 TD 17 12 TD 21 12 TD 6 1 TD 6 5
TD 6 4 TD 16 14 TD 16 4 TD 17 16 TD 16 10 TD 19 14 TD 24 20 TD 22 10 TD 17
8 TD 11 8 TD 17 13 TD 17 14 TD 16 8 TD 9 6 TD 15 7 TD 7 5 TD 7 6 TD 15 3 TD
10 4 TD 13 4 TD 21 20 TD 21 10 TD 21 6 TD 16 11 TD 15 9 TD 23 8 TD 13 3 TD
10 3 TD 5 3 TD 4 3 TD 18 4 TD 14 3 TD 18 6 TD 23 6 TD 15 6 TD 11 6 TD 21 4
TD 21 2 TD 24 18 TD 20 18 TD 19 18 TD 20 3 TD 20 15 TD 24 2 TD 18 14 TD 18
5 TD 23 20 TD 23 10 TD 23 14 TD 22 3 TD 24 3 TD 9 4 TD 16 1 TD 23 19 TD 10 8
TD 19 11 TD 13 11 TD 18 1 TD 15 2 TD 9 7 TD 21 5 TD 12 5 TD 12 7 TD 12 8 TD
17 1 TD 24 1 TD 15 4 TD 16 15 TD 12 9 TD 23 12 TD 3 1 TD 17 3 TD 18 17 TD 17
9 TD 6 3 TD 12 1 TD 13 12 TD 15 5 TD 23 17 TD 24 23 TD 22 11 TD 21 1 TD 22
16 TD 22 12 TD 22 6 TD 24 11 TD 24 22 TD 14 13 TD 20 17 TD 17 5 TD 17 4 TD
17 6 TD 24 8 TD 14 8 TD 24 19 TD 18 8
FR TD 21 15 TD 11 7 TD 21 8 TD 21 13 TDF 14 2 TD 16 12 TD 20 19
PD
OU SS TV MI AD=OFF
2.2 Output CFA Idealized Influence Attributed
UJI VALIDITAS KONSTRUK IDEALIZED INFLUENCE DA NI=4 NO=233 MA=PM LA ITEM_1 ITEM_2 ITEM_3 ITEM_4 PM SY FI= IIN.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
104
LK IIN FR TD 3 1 PD OU SS TV MI
2.3 Output CFA Idealized Influence Behavioral
UJI VALIDITAS KONSTRUK IDEALIZED INFLUENCE BEHAVIORAL
DA NI=4 NO=233 MA=PM
LA
ITEM_1 ITEM_2 ITEM_3 ITEM_4
PM SY FI= IIB.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
IDEALIZED_INFLUENCE_BEHAVIORAL
FR TD 3 1
PD
OU SS TV MI
105
2.4 Output CFA Inspirational Motivation
UJI VALIDITAS KONSTRUK INSPIRATIONAL MOTIVATION
DA NI=4 NO=233 MA=PM
LA
ITEM_1 ITEM_2 ITEM_3 ITEM_4
PM SY FI= IM.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
INSPIRATIONAL_MOTIVATION
FR TD 4 1
PD
OU SS TV MI
106
2.5 Output CFA Intellectual Stimulation
UJI VALIDITAS KONSTRUK INTELLECTUAL STIMULATION
DA NI=4 NO=233 MA=PM
LA
ITEM_1 ITEM_2 ITEM_3 ITEM_4
PM SY FI= IS.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
Intel.Stim
PD
OU SS TV MI
107
2.6 Output CFA Individualized Consideration
UJI VALIDITAS KONSTRUK INDIVIDUAL CONSIDERATION
DA NI=4 NO=233 MA=PM
LA
ITEM_1 ITEM_2 ITEM_3 ITEM_4
PM SY FI= IC.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
Ind.Con
PD
OU SS TV MI
108
2.7 Output CFA Contingen Reward
UJI VALIDITAS KONSTRUK CONTINGEN REWARD
DA NI=4 NO=233 MA=PM
LA
ITEM_1 ITEM_2 ITEM_3 ITEM_4
PM SY FI= CR.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
Con.Reward
FR TD 4 1
PD
OU SS TV MI
109
2.8 Output CFA Active Management by Exception
UJI VALIDITAS KONSTRUK ACTIVE MANAGEMENT BY EXCEPTION
DA NI=4 NO=233 MA=PM
LA
ITEM_1 ITEM_2 ITEM_3 ITEM_4
PM SY FI= MEA.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
Man.Ex.Actv
PD
OU SS TV MI
110
2.9 Output CFA Passive Management by Exception
UJI VALIDITAS KONSTRUK PASSIVE MANAGEMENT BY EXCEPTION
DA NI=4 NO=233 MA=PM
LA
ITEM_1 ITEM_2 ITEM_3 ITEM_4
PM SY FI=MEP.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
Man.Ex.Passive
PD
OU SS TV MI
111
2.10 Output CFA Laissez Faire
UJI VALIDITAS KONSTRUK LAISSEZ FAIRE
DA NI=4 NO=233 MA=PM
LA
ITEM_1 ITEM_2 ITEM_3 ITEM_4
PM SY FI= LF.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
Laiz.Fair
PD
OU SS TV MI
112
2.11 Output CFA Group Integration Task
UJI VALIDITAS KONSTRUK GROUP INTEGRATION TASK
DA NI=5 NO=233 MA=PM
LA
ITEM_1 ITEM_2 ITEM_3 ITEM_4 ITEM_5
PM SY FI= GIT.COR
MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
GIT
FR TD 5 3 TD 4 1
PD
OU SS TV MI
113
2.12 Output CFA Group Integration Social
UJI VALIDITAS KONSTRUK GROUP INTEGRATION SOCIAL
DA NI=5 NO=233 MA=PM
LA
ITEM_1 ITEM_2 ITEM_3 ITEM_4 ITEM_5
PM SY FI= GIT.COR
MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
GIT
FR TD 5 3 TD 4 1
PD
OU SS TV MI
114
2.13 Output CFA Individual Attraction to Group Task
UJI VALIDITAS KONSTRUK INDIVIDUAL ATTRACTION TO GROUP TASK
DA NI=5 NO=233 MA=PM
LA
ITEM_1 ITEM_2 ITEM_3 ITEM_4 ITEM_5
PM SY FI= ATGS.COR
MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
ATGS
FR TD 5 4 TD 5 3 TD 3 2
PD
OU SS TV MI
115
2.14 Output CFA Individual Attraction to Group Social
UJI VALIDITAS KONSTRUK INDIVIDUAL ATTRACTION TO GROUP
SOCIAL
DA NI=4 NO=233 MA=PM
LA
ITEM_1 ITEM_2 ITEM_3 ITEM_4
PM SY FI= ATGT.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
ATGT
FR TD 4 3 TD 3 2
PD
OU SS TV MI
116
3. Lampiran Output Statistik
Tabel SPSS
Tabel Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KOMITMEN_ORGANISASI 233 25.55 69.13 50.0072 9.45853
CONTINGEN_REWARD 233 12.15 64.66 50.0000 9.04956
IDEALIZED_INFLUENCE_ATT 233 23.10 65.74 50.0000 9.37395
IDEALIZED_INFLUENCE_BEHAV 233 8.90 66.43 50.0000 8.58066
INDIVIDUAL_CONSIDERATION 233 20.29 65.07 50.0000 8.79802
INSPIRATIONAL_MOTIVATION 233 10.27 64.08 50.0000 9.05109
INTELLECTUAL_STIMULATION 233 14.57 65.11 50.0000 9.08852
LAISSES_FAIRE 233 36.01 71.96 50.0000 5.85762
MANAGEMENT_BY_EXCEPTION
_ACTIVE
233 21.00 62.43 50.0000 9.23382
MANAGEMENT_BY_EXCEPTION
_PASIVE
233 16.16 64.41 50.0000 8.05968
ATGS 233 27.06 64.65 50.0000 8.80461
ATGT 233 26.09 66.07 50.0000 9.33328
GIS 233 30.73 66.23 50.0000 8.03590
GIT 233 22.85 63.08 50.0000 8.74911
Valid N (listwise) 233
117
KOMITMEN ORGANISASI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1.00 131 56.2 56.2 56.2
2.00 102 43.8 43.8 100.0
Total 233 100.0 100.0
CONTINGEN REWARD
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1.00 139 59.7 59.7 59.7
2.00 94 40.3 40.3 100.0
Total 233 100.0 100.0
IDEALIZED_ATT
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1.00 76 32.6 32.6 32.6
2.00 157 67.4 67.4 100.0
Total 233 100.0 100.0
IDEALIZED_BEH
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1.00 155 66.5 66.5 66.5
2.00 78 33.5 33.5 100.0
Total 233 100.0 100.0
118
IND_COS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1.00 107 45.9 45.9 45.9
2.00 126 54.1 54.1 100.0
Total 233 100.0 100.0
INS_MOT
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1.00 118 50.6 50.6 50.6
2.00 115 49.4 49.4 100.0
Total 233 100.0 100.0
INT_STIM
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1.00 154 66.1 66.1 66.1
2.00 79 33.9 33.9 100.0
Total 233 100.0 100.0
LAIS_FAI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1.00 130 55.8 55.8 55.8
2.00 103 44.2 44.2 100.0
Total 233 100.0 100.0
119
MBE_ACT
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1.00 139 59.7 59.7 59.7
2.00 94 40.3 40.3 100.0
Total 233 100.0 100.0
MBE_PAS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1.00 152 65.2 65.2 65.2
2.00 81 34.8 34.8 100.0
Total 233 100.0 100.0
ATGS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1.00 114 48.9 48.9 48.9
2.00 119 51.1 51.1 100.0
Total 233 100.0 100.0
ATGT
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1.00 75 32.2 32.2 32.2
2.00 158 67.8 67.8 100.0
Total 233 100.0 100.0
120
GIS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1.00 124 53.2 53.2 53.2
2.00 109 46.8 46.8 100.0
Total 233 100.0 100.0
GIT
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1.00 135 57.9 57.9 57.9
2.00 98 42.1 42.1 100.0
Total 233 100.0 100.0
Tabel R-Square
Model Summary
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .896a .803 .791 4.32581 .803 68.475 13 219 .000
a. Predictors: (Constant), GIT, LAISSES_FAIRE, GIS, MANAGEMENT_BY_EXCEPTION_ACTIVE,
ATGT, MANAGEMENT_BY_EXCEPTION_PASIVE, INTELLECTUAL_STIMULATION, ATGS,
INDIVIDUAL_CONSIDERATION, IDEALIZED_INFLUENCE_BEHAV,
INSPIRATIONAL_MOTIVATION, IDEALIZED_INFLUENCE_ATT, CONTINGEN_REWARD
121
Tabel Anova
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 16657.538 13 1281.349 68.475 .000a
Residual 4098.057 219 18.713
Total 20755.595 232
a. Predictors: (Constant), GIT, LAISSES_FAIRE, GIS,
MANAGEMENT_BY_EXCEPTION_ACTIVE, ATGT, MANAGEMENT_BY_EXCEPTION_PASIVE,
INTELLECTUAL_STIMULATION, ATGS, INDIVIDUAL_CONSIDERATION,
IDEALIZED_INFLUENCE_BEHAV, INSPIRATIONAL_MOTIVATION,
IDEALIZED_INFLUENCE_ATT, CONTINGEN_REWARD
b. Dependent Variable: KOMITMEN_ORGANISASI
122
Tabel Koefisien Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -9.866 3.861 -2.555 .011
CONTINGEN_REWARD .058 .080 .055 .721 .472
IDEALIZED_INFLUENCE_ATT -.080 .075 -.080 -1.076 .283
IDEALIZED_INFLUENCE_BEHAV -.080 .061 -.073 -1.321 .188
INDIVIDUAL_CONSIDERATION .110 .063 .103 1.758 .080
INSPIRATIONAL_MOTIVATION .009 .072 .009 .125 .901
INTELLECTUAL_STIMULATION .072 .055 .069 1.305 .193
LAISSES_FAIRE -.020 .057 -.012 -.348 .728
MANAGEMENT_BY_EXCEPTION_ACTIVE .707 .038 .691 18.545 .000
MANAGEMENT_BY_EXCEPTION_PASIVE .041 .061 .035 .666 .506
ATGS .136 .064 .127 2.146 .033
ATGT .066 .065 .066 1.026 .306
GIS .182 .050 .154 3.619 .000
GIT -.004 .050 -.004 -.087 .931
a. Dependent Variable: KOMITMEN_ORGANISASI