Setiap Muslim Akan Menghadapi Ujian Dan Cobaan

9
SETIAP MUSLIM AKAN MENGHADAPI UJIAN DAN COBAAN Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar- benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan [Âli 'Imrân/3 : 186] SEBAB TURUNNYA Ayat ini diturunkan berhubungan dengan kisah yang terjadi di pemukiman al-Hârits bin al-Khazraj (Madinah) sebelum perang Badar. Kaum Muslimin ketika itu sedang berkumpul dengan kaum musyrikin dan orang-orang Yahudi. Datanglah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke tempat itu dan memberi salam. Di majlis tersebut, ada 'Abdullâh bin Ubai bin Salûl, dia berkata, "Janganlah kalian mengotori kami!" Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengajak mereka untuk masuk ke dalam Islam dan membacakan al-Qur'ân kepada mereka. 'Abdullâh bin Ubai menyahut, "Wahai lelaki! Apa yang engkau katakan bukanlah sesuatu yang bagus. Jika itu adalah sesuatu yang haq, maka janganlah kamu mengganggu kami dengan perkataan itu! Kembalilah ke hewan tungganganmu! Barang siapa mendatangimu, maka ceritakanlah perkataan itu!" Perkataan itu sangat menyakitkan hati kaum Muslimin, sehingga terjadilah pertengkaran di majlis itu antara mereka dengan orang-orang kafir. Akhirnya, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menenangkan mereka. Setelah mereka tenang, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun kembali ke tunggangannya dan pergi. Setelah itu, Allâh Azza wa Jalla menurunkan ayat ini yang berisi perintah untuk bersabar atas gangguan-gangguan orang-orang kafir.[1] TAFSIR RINGKAS Syaikh 'Abdurrahmân as-Sa'di rahimahullah berkata, "Allâh Azza wa Jalla mengabarkan dan mengatakan kepada kaum Mukminin bahwa mereka akan diuji pada harta mereka

description

ujian dalam islam

Transcript of Setiap Muslim Akan Menghadapi Ujian Dan Cobaan

SETIAP MUSLIM AKAN MENGHADAPI UJIAN DAN COBAAN

Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan [li 'Imrn/3 : 186]

SEBAB TURUNNYAAyat ini diturunkan berhubungan dengan kisah yang terjadi di pemukiman al-Hrits bin al-Khazraj (Madinah) sebelum perang Badar. Kaum Muslimin ketika itu sedang berkumpul dengan kaum musyrikin dan orang-orang Yahudi. Datanglah Raslullh Shallallahu alaihi wa sallam ke tempat itu dan memberi salam. Di majlis tersebut, ada 'Abdullh bin Ubai bin Sall, dia berkata, "Janganlah kalian mengotori kami!" Raslullh Shallallahu alaihi wa sallam pun mengajak mereka untuk masuk ke dalam Islam dan membacakan al-Qur'n kepada mereka. 'Abdullh bin Ubai menyahut, "Wahai lelaki! Apa yang engkau katakan bukanlah sesuatu yang bagus. Jika itu adalah sesuatu yang haq, maka janganlah kamu mengganggu kami dengan perkataan itu! Kembalilah ke hewan tungganganmu! Barang siapa mendatangimu, maka ceritakanlah perkataan itu!"Perkataan itu sangat menyakitkan hati kaum Muslimin, sehingga terjadilah pertengkaran di majlis itu antara mereka dengan orang-orang kafir. Akhirnya, Raslullh Shallallahu alaihi wa sallam menenangkan mereka. Setelah mereka tenang, Raslullh Shallallahu alaihi wa sallam pun kembali ke tunggangannya dan pergi. Setelah itu, Allh Azza wa Jalla menurunkan ayat ini yang berisi perintah untuk bersabar atas gangguan-gangguan orang-orang kafir.[1]

TAFSIR RINGKASSyaikh 'Abdurrahmn as-Sa'di rahimahullah berkata, "Allh Azza wa Jalla mengabarkan dan mengatakan kepada kaum Mukminin bahwa mereka akan diuji pada harta mereka melalui (perintah untuk) mengeluarkan nafkah-nafkah wajib dan yang sunat serta terancam hilang harta untuk (berjuang) di jalan Allh Azza wa Jalla . (Mereka juga akan diuji) pada jiwa-jiwa mereka dengan diberi berbagai beban berat bagi banyak orang, seperti jihad di jalan Allah atau tertimpa penyakit.

(Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati) berupa celaan terhadap kalian, agama, Kitab dan Rasul kalian oleh karena itu, Allh Azza wa Jalla berkata, 'Jika kamu bersabar dan bertakwa' maksudnya, jika kalian bersabar atas segala kejadian pada harta dan diri kalian berupa ujian, cobaan dan gangguan dari orang-orang zhalim, serta kalian dapat bertakwa kepada Allh Azza wa Jalla dalam kesabaran itu dengan niat mengharap wajah Allh Azza wa Jalla dan mendekatkan diri kepada-Nya, dan kalian tidak melampaui batas kesabaran yang ditentukan oleh syariat, maksudnya tidak boleh bersabar atau menahan diri pada saat syariat mengharuskan membalas perlakuan musuh-musuh Allh Azza wa Jalla . (Maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan) artinya itu termasuk perkara yang harus didahulukan dan dimeraihnya dengan berlomba-lomba. Tidak ada yang diberi taufik untuk dapat melakukan ini kecuali orang-orang yang memiliki tekad kuat dan semangat tinggi. Allah k berfirman, (artinya): 'Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.[2][3]' ."Ujian Adalah Sunnah Kauniyah Pada Setiap Muslim Allh Azza wa Jalla berfirman:Kamu benar-benar akan diuji pada hartamu dan dirimu [li 'Imrn/3: 186]

Ujian adalah sunnah kauniyah (ketetapan Allh Azza wa Jalla yang pasti terjadi) bagi setiap Muslim. Seorang Muslim tidak mungkin mengelak dari ujian tersebut. Oleh karena itu, Allh memberi penekanan pada firman-Nya dengan menggunakan dua huruf (yaitu huruf lam dan nun yang bertasydid, sehingga makna kalimat tersebut, kamu sungguh sungguh atau benar-benar akan diuji)."[4]

Imam Ibnu Katsr rahimahullah berkata, "Firman Allh (yang artinya), Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu seperti firman-Nya (yang artinya) : Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan 'Inna lillhi wa inn ilaihi rji'n'[5] .

Seorang Mukmin pasti akan diuji pada harta, jiwa, anak dan keluarganya."[6] Allh Azza wa Jalla juga berfirman:

Demikianlah, apabila Allh menghendaki niscaya Allh akan membinasakan mereka, tetapi Allh hendak menguji sebagian kamu dengan sebagian yang lain [Muhammad/47: 4]

Raslullh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Demi yang jiwaku berada di tangannya! Dunia ini tidak akan fana, kecuali setelah ada seseorang yang melewati sebuah kuburan dan merenung lama di dekatnya seraya berkata, 'Seandainya aku dulu seperti penghuni kubur ini. Bukan agama yang mendorong dia melakukan ini namun hanya ujian saja" [7]

Kekokohan Iman Dan Kadar Ujian Selalu Berbanding LurusSemakin kuat iman seseorang, maka ujian yang akan diberikan oleh Allh akan semakin besar. Raslullh Shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya oleh Sa'd bin Ab Waqqsh Radhiyallahu anhu :

KENAPA AKU DIUJI?Surah Al-Ankabut ayat 2-3Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.KENAPA UJIAN SEBERAT INI?Surah Al-Baqarah ayat 286Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.ketika nikmat(ujian) Allah datang menghampiri kita.beruntunglah bagi seorang Muslim itu, jika diberi ujian ia bersabar dan jika diberi nikmat ia bersyukurObyek-obyek Ujian Ilahi dalam al-Quran1. Pelbagai Kesulitan dan KepelikanAllah Swt menguji manusia dengan perantara pelbagai kesulitan dan kepelikan. Allah Swt berfirman, Dan sungguh Kami akan berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Qs. Al-Baqarah [2]:155)2. Keburukan dan KebaikanSebagaimana al-Quran menyatakan, Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan. (Qs. Al-Anbiya [21]:35)3. Melimpahnya KaruniaUjian-ujian Ilahi tidak selamanya dalam bentuk pelbagai peristiwa pelik dan susah melainkan terkadang Tuhan menguji para hamba-Nya dengan karunia yang banyak dan melimpah[4] sebagaimana al-Quran menarasikan kisah Nabi Sulaiman, Tetapi) seseorang yang mempunyai sebuah ilmu dari kitab (samawi) berkata, Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata, Ini termasuk karunia Tuhan-ku untuk mencobaku apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhan-ku Maha Kaya lagi Maha Mulia. (Qs. Al-Naml [27]:40)

4. Anak-anakAl-Quran menyebutkan, Dan ketahuilah bahwa harta dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (Qs. Al-Anfal [8]:28) 5. Iman dan KafirAl-Quran mengingatkan tentang penjaga neraka dan menyebut jumlah mereka sebanyak sembilan belas malaikat kemudian mengimbuhkan, Kami tidak menjadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan sebagai cobaan bagi orang-orang kafir supaya ahli kitab (Yahudi dan Kristen) menjadi yakin, supaya iman orang yang beriman bertambah, supaya ahli kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu, dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir berkata, Apakah yang dikehendaki Allah dengan menjelaskan sifat-sifat neraka Saqar itu? Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhan-mu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tidak lain hanyalah peringatan bagi manusia. (Qs. Al-Mudattsir [74]:31) 6. Ornamen dan Hiasan di Muka BumiPada sebuah ayat al-Quran disebutkan tentang apa yang terdapat di bumi dipandang sebagai sebuah ujian. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (Qs. Al-Kahf [18]:7)

BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPINYA?Surah Al-Imran ayat 200Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.Surah Al-Baqarah ayat 45Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu,APA YANG AKU DAPAT DARI SEMUA INI?Surah At-Taubah ayat 111Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mumin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.Mengapa Allh Azza wa Jalla Mengabarkan Bahwa Ujian Ini Pasti Akan Terjadi?Ada beberapa faedah yang bisa dipetik dari berita tentang kepastian ujian pada kita, di antaranya:

1. Kita akan mengetahui bahwa ujian tersebut mengandung hikmah Allh Azza wa Jalla . Yakni, dapat dibedakan siapa Muslim yang imannya benar dengan yang tidak.2. Kita akan mengetahui bahwa Allhlah yang menakdirkan semua ini.3. Kita bisa bersiap-siap untuk menghadapi ujian itu dan akan bisa bersabar serta akan merasa lebih ringan dalam menghadapinya.[10]

Ujian Tidak Hanya Dengan Sesuatu Yang BurukAllh Azza wa Jalla tidak hanya menguji seseorang dengan sesuatu yang buruk. Akan tetapi, juga menguji seseorang dengan sesuatu yang baik. Allh Azza wa Jalla berfirman:

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan [al-Anbiy'/21 : 35]

Terkadang seorang Muslim apabila ditimpa dengan musibah dan kesusahan, ia sanggup bersabar.Namun, begitu diberi kenikmatan yang berlebih, terkadang ia tidak bisa lulus dari ujian tersebut. 'Abdurrahmn bin 'Auf Radhiyallahu anhu pernah berkata:

Kami diuji dengan kesusahan-kesusahan (ketika) bersama Raslullh Shallallahu alaihi wa sallam dan kami dapat bersabar. Kemudian kami diuji dengan kesenangan-kesenangan setelah beliau wafat dan kami pun tidak dapat bersabar[11]

Ujian Adalah Rahmat Dari Allh Azza Wa JallaUjian yang diberikan oleh Allh Azza wa Jalla adalah rahmat (kasih sayang) Allah Azza wa Jalla kepada seluruh manusia terlebih lagi untuk kaum Muslimin.

Allh Azza wa Jalla berfirman:

Dan sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan yang bersabar di antara kamu, dan agar kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu [Muhammad/47:31]

Dengan adanya ujian itu, akan tampak orang yang benar-benar beriman dengan yang tidak. Ini adalah rahmat dari Allh Azza wa Jalla . Allh Azza wa Jalla berfirman:

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: 'Kami Telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi? [al-'Ankabt/29:2]

Ujian Lain Yang Lebih BeratTernyata ada ujian yang lebih berat dari ujian pada harta dan jiwa. Allh Azza wa Jalla berfirman:

Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar gangguan yang banyak yang menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allh [li 'Imrn/3 : 186]

Dengan penggalan ayat di atas, dapat diketahui ujian yang lebih berat daripada ujian yang telah disebutkan. Ujian yang lebih berat dari hal-hal tersebut adalah ujian yang menimpa agama (keyakinan) kita. Kalau kita memperhatikan makna ayat yang kita bahas ini, maka kita akan menemukan bahwa Allh Azza wa Jalla telah mengurutkan ujian-ujian tersebut mulai dari yang cobaan yang lebih ringan dan dilanjutkan ke cobaan yang lebih berat. Ujian pada harta lebih ringan daripada ujian pada jiwa. Ujian pada jiwa lebih ringan daripada ujian pada agama. Seseorang bisa saja memiliki harta yang melimpah dan badan yang sehat, tetapi jika dia keluar dari agama Islam karena tidak tahan menghadapi cemoohan, gangguan serta teror orang-orang kafir. Ini merupakan satu bentuk kerusakan yang sangat besar baginya, baik di dunia maupun di akhirat.

Orang-Orang Kafir Tidak Akan Berhenti Mengganggu Kaum MusliminGangguan dari orang-orang kafir, baik berupa ejekan maupun gangguan fisik, pasti akan terus ada. Allh Azza wa Jalla berfirman:

Sebagian besar Ahli kitab karena kedengkian mereka menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, setelah nyata bagi mereka kebenaran. [al-Baqarah/2:109] [12]

Cara Menghadapi Segala UjianAllh Azza wa Jalla tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya terbengkalai, tidak terurus. Oleh karena itu, Allh Azza wa Jalla mengajarkan kepada kaum Muslimin bagaimana cara menghadapi ujian tersebut. Allh Azza wa Jalla berfirman:

Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan [li 'Imrn/3 : 186]

Menghadapi semua ujian harus dengan kesabaran dan ketakwaan. Hukum bersabar dan bertakwa dalam menghadapi ujian bukan sunat, tetapi sesuatu yang wajib dikerjakan oleh seluruh orang Muslim. Setidaknya, dalam al-Qur'n ada enam tempat di mana Allh Azza wa Jallak menggabungkan kata kesabaran dan ketakwaan dalam konteks yang sama. Yaitu, dalam surat Ali 'Imrn ayat 118, 125, dan 186, dalam surat Ysuf ayat 90, dalam surat an-Nahl ayat 125 hingga 128 dan surat Thh ayat 132.[13] Ini menunjukkan bahwa kesabaran memiliki hubungan yang sangat erat dengan ketakwaan.

Hasil Yang Didapatkan Dengan BersabarOrang yang dapat bersabar menghadapi semua ujian akan memperoleh hal-hal yang terpuji, di antaranya [14] :

1. Dia akan mendapatkan pahala seperti para nabi yang memiliki keteguhan hati (ulul-'azm).[15]

2. Dia akan mendapatkan keberkatan yang sempurna, rahmat dan petunjuk dari Allah. Allh Azza wa Jalla berfirman yang artinya: "Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." [al-Baqarah/2:157]

3. Dia akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Allh Azza wa Jalla berfirman yang artinya: "Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar" [Fushshilat/41: 35]

4. Dia akan mendapatkan pahala tanpa batas. Allh Azza wa Jalla berfirman yang artinya: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." [az-Zumar/39 : 10]

5. Dosa-dosanya akan diampuni oleh Allh Azza wa Jalla. Raslullh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Ujian itu akan selalu menimpa seorang hamba sampai Allh membiarkannya berjalan di atas bumi dengan tidak memiliki dosa [16]

KESIMPULAN DAN FAIDAH DARI AYAT1. Ujian pada harta, diri dan agama adalah sunnah kauniyahpada setiap Muslim.

2. Orang-orang kafir akan selalu mengganggu kaum Muslimin, baik dengan perkataan ataupun perbuatan

3. Allh Azza wa Jalla memerintahkan kaum Muslimin agar mereka bersabar dan bertakwa untuk menghadapi seluruh ujian tersebut.

4. Ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) berbeda dengan kaum musyrikin. Meski demikian, mereka memiliki kesamaan, yaitu kekufuran dan tempat kembali mereka di akhirat nanti adalah neraka. Na'dzu billh min dzlik.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XIV/1431H/2010M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]_______Footnote[1]. Penulis meringkas dengan bahasa bebas dari Shahh al-Bukhri no. 4577 (Kitabut Tafsr, surat li 'Imrn)[2]. Fushshilat/41 : 35[3]. Taisrul Karmir Rahmn f Tafsr Kalmil Mannn hlm. 160[4]. Syaikh Ibnu 'syr rahimahullah berkata, "Allah Azza wa Jalla memberi penekanan pada kata kerja ini dengan lm al-qasam dan nn at-taukd asy-syaddah untuk menunjukkan bahwa ujian itu akan benar-benar terjadi. Karena nn at-taukd asy-syaddah (bertasydid) lebih kuat dari segi pendalilan daripada (nn) at-taukd alkhaffah (yang sukun)." (at-Tahrr wat Tanwr IV/189)[5]. al-Baqarah/2:155-156[6]. Tafsr al-Qur'n al-'Azhm II/179[7]. HR. Muslim no. 7302[8]. HR. at-Tirmidzi no. 2398, an-Nasi no. 7482, Ibnu Mjah no. 4523 (ash-Shahhah no. 143)[9]. HR. at-Tirmidzi no. 2396 dan Ibnu Mjah no. 4031 (Ash-Shahhah no. 146).[10]. Lihat Taisr Al-Karm Ar-Rahmn f Tafsr Kalm Al-Mannn hal. 160.[11]. HR. at-Tirmidzi no. 2464 (Hadits hasan. Shahih wa Dha'f Sunan at-Tirmidzi V/464)[12]. Lihat juga surat al-Baqarah/2:120[13]. Lihat Daqiqut Tafsr al-Jmi' li Tafsr Ibni Taimiyah II/299-300.[14]. Poin ke-2 sampai ke-4 dari Adhw'ul Bayn I/187[15]. Lihat at-Tahrr wat Tanwr IV/190[16]. HR. at-Tirmidzi no.2398 , an-Nas'i di as-Sunan al-Kubr no. 7482 dan Ibnu Mjah no. 4523 (Hadits shahh. Ash-Shahhah no. 143)