PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

78
PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO CAESAREA TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RS PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Disusun oleh: SUTRISNO NIM. ST 161040 PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2018

Transcript of PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

Page 1: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO

CAESAREA TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PASIEN

PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RS PKU

MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Disusun oleh:

SUTRISNO NIM. ST 161040

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH

TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2018

Page 2: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyeatakan bahwa Skripsi Keperawatan yang

berjudul:

PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO

CAESAREA TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN

PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RS PKU

MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

Oleh:

Sutrisno

NIM.ST 161040

Telah dipertahankan di dapan penguji pada tanggal 31 Januari 2018 dan dinyatakan

telah memenuhi syarat untuk mendapat gelar Sarjana Keperawatan

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Wahyuningsih Safitri, S.Kep., Ns., M.Kep Gatot Suparmanto, S.Kep., M.Sc

NIK. 200679022 NIK. 201689153

Penguji

Yunita Wulandari, S.Kep., Ns., M.Kep

NIK. 201185088

Surakarta, 31 Januari 2018

Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan

Atiek Murharyati, S.Kep., Ns., M.Kep

NIK. 200680021

Page 3: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : SUTRISNO

NIM : ST 161 040

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1) Karya tulis saya, Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKES Kusuma Husada

Surakarta maupun perguruan tinggi lain.

2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim Penguji.

3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dan jelas dicantumkan dalam

daftar pustaka.

4) Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh

karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di

perguruan tinggi ini.

Surakarta, 31 Januari 2018

Yang membuat Pernyataan

SUTRISNO

Page 4: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang senantiasa

melimpahkan rahmat-Nya, memberi kekuatan serta petunjuk sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya, banyak sekali dukungan, bimbingan dan dorongan

dari semua pihak yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul “Pengaruh Edukasi Kesehatan Dengan Video Sectio Caesarea

Terhadap Penurunan Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruang Bedah RS PKU

Muhammadiyah Karanganyar”

. Atas bantuan, arahan dan motivasi yang senantiasa diberikan selama

penyusunan skripsi ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ns. Wahyu Rima Agustin, M.Kep., selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ns. Atiek Murhayati, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Keperawatan STIKes

Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Ns. Wahyuningsih Safitri, M.Kep., selaku Pembimbing Utama yang telah banyak

memberikan masukan, nasehat dan kemudahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

4. Ns. Gatot Suparmanto, M.Sc, selaku Pembimbing Pendamping yang telah banyak

memberikan bimbingan dan pengarahan bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Direktur RS. PKU Muhammadiyah Karanganyar yang telah berkenan

memberikan ijin dalam menyelesaikan skripsi.

Page 5: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

v

6. Pasien RS. PKU Muhammadiyah Karanganyar yang telah bersedia menjadi

responden dan membantu kelancaran penelitian.

7. Teman-teman S1 Keperawatan, terima kasih atas persahabatan yang tak mungkin

terlupakan, terima kasih atas masukan dan diskusi-diskusinya.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak bisa

disebutkan satu persatu.

Akhir kata, sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan

kekurangan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

tetapi penulis tetap menaruh harapan besar bahwa skripsi ini akan bermanfaat. Amien.

Surakarta, 31 Januari 2018

Penulis

Page 6: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN.................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

DAFTAR ISI................ ....................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 6

1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori ........................................................................... 9

2.1.1. Sectio Caesarea ............................................................. 9

2.1.2. Edukasi Kesehatan ........................................................ 13

2.1.3. Kecemasan Pre Operasi ................................................. 19

2.2. Keaslian Penelitian .................................................................... 32

2.3. Kerangka Teori.......................................................................... 33

Page 7: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

vii

2.4. Kerangka Konsep ...................................................................... 34

2.5. Hipotesis .................................................................................... 34

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 35

3.2. Populasi dan Sampel ................................................................. 36

3.3. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 37

3.4. Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ............. 38

3.5. Alat dan Cara Pengumpulan Data ............................................. 38

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 42

3.7. Etika Penelitian ......................................................................... 45

BAB IV. HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Responden ................................................................. 47

4.2. Analisis Univariat...................................................................... 49

BAB V. PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Responden………………………………………… 52

5.2. Kecemasan Pasien Pre Operasi………………………………. 56

BAB VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan .............................................................................. 62

6.2. Saran ………………………………………………………... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 8: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu Menurut Beberapa Peneliti ........................... 32

3.1. Definisi Operasional ................................................................................ 38

4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ............................... 47

4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ......... 47

4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ................ 48

4.4. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Sebelum Intervensi ................ 49

4.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Sesudah Intervensi ................. 50

4.6. Hasil Uji Independent-Sample t-test ........................................................ 51

4.7. Hasil Rerata (Mean) Kecemasan sebelum dan sesudah Intervensi .......... 51

Page 9: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Kerangka Teori........................................................................................ 33

2.2. Kerangka Konsep……………………………………………………… 34

Page 10: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. F.01 Usulan Topik Penelitian

Lampiran 2. F.02 Pernyataan Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 3. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Penelitian

Lampiran 4. Surat Jawaban Studi Pendahuluan

Lampiran 5. Lembar Konsultasi

Lampiran 6. Lembar Opponent Ujian Sidang Skripsi Skripsi

Lampiran 7. Lembar Audience Ujian Sidang Skripsi Skripsi

Lampiran 8. Surat Pengajuan Penelitian

Lampiran 9. Surat Jawaban Penelitian

Lampiran 10. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 11. Surat Pesetujuan Menjadi Responden

Lampiran 12. Kwasioner

Lampiran 13. Validasi HRS-A

Lampiran 14. Hasil Analisa Penelitian

Lampiran 15. Vidio Intrumen Penelitian Sectio Caesarea

Lampiran 16. Spo Sectio Caesarea

Lampiran 17. SOP Edukasi Kesehatan dengan Menggunakan Audio Visual Video

Operasi Sectio Caesarea

Page 11: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

xi

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2018

Sutrisno

PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO CAESAREA

TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI

DI RUANG BEDAH RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH

KARANGANYAR

ABSTRAK

Tindakan operasi sectio caesarea merupakan tindakan yang dapat

menyebabkan ketegangan. Ibu yang akan dilakukan tindakan sectio caesarea

umumnya mengalami ansietas (kecemasan) yang bervariasi dari tingkat ringan

sampai berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan

dengan video sectio caesarea terhadap penurunan kecemasan pasien pre operasi di

ruang bedah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan rancangan eksperimen

menggunakan one group pre and post test design. Sampel dalam peneitian ini adalah

pasien pre operasi Sectio caesarea berjumlah 26 responden.

Berdasarkan hasil uji Independent Sample t-test diketahui nilai thitung sebesar

3,820 dengan Sign. 0,000 < 0,05. Nilai rerata (mean) tingkat kecemasan pre-test

sebesar 20,42 dan rerata post test sebesar 14,65. yang artinya ada pengaruh yang

signifikan edukasi dengan video operasi sectio caesarea terhadap penurunan

kecemasan pasien pre operasi.

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah ada pengaruh edukasi kesehatan dengan video

sectio caesarea terhadap penurunan kecemasan pasien pre operasi di ruang bedah

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar dimana tingkat kecemasan

responden yang telah diberi edukasi menggunakan video sectio caesarea diketahui

mengalami penurunan.

Kata Kunci : edukasi kesehatan, video sectio caesarea, kecemasan pre operasi

Page 12: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

xii

BACHELOR OF NURSING PROGRAM

SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2018

Sutrisno

EFFECTS OF HEALTH EDUCATION WITH SECTIO CAESAREA’S VIDEO ON

DECREASE ANXIETY OF PRE OPERATION PATIENTS

IN MEDICAL WARD RS PKU MUHAMMADIYAH

KARANGANYAR

ABSTRACT

Cesareanean surgery is an act that can cause tension. Mothers who will do

sectio caesarea actions generally experience anxiety that varies from mild to severe

levels. This study aims to determine the effect of health education with sectio

caesarea’s video to decrease anxiety preoperative patients in medical ward RS PKU

Muhammadiyah Karanganyar.

The research belongs to descriptive correlative with experiment design using

one group pre and post test design. Samples in this study were pre-operative patients

of Sectio caesarea totaling 26 respondents.

Based on the results of the Independent Sample t-test is known tvalue of 3.820

with Sign. 0,000 <0.05. The mean value of the pre-test anxiety level was 20.42 and

the post test average was 14.65. which means there is a significant effect of edukation

with video sectio caesarea surgery to decrease anxiety preoperative patients.

The conclusion of this research is the effect of health education with video

sectio caesarea to decreasing anxiety of preoperative patients in medical ward RS

PKU Muhammadiyah Karanganyar where the anxiety level of respondents who have

been educated using video sectio caesarea is known to decrease.

Keywords: health education, sectio caesarea video, preoperative anxiety

Page 13: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Pembedahan merupakan suatu usaha penyembuhan dengan

melakukan pengirisan, pemotongan, pengeratan untuk peniadaan penyakit,

memperbaiki jaringan yang rusak dan mengubah bentuk tubuh

(Tjokronegoro, et al, 2014). Prosedur pembedahan akan memberikan suatu

reaksi emosional bagi pasien, seperti kecemasan pre operasi. Kecemasan

dapat menimbulkan adanya perubahan secara fisik maupun psikologis

(Muttaqin dan Sari, 2009).

Data pasien pre operatif di seluruh penjuru dunia mencapai angka

peningkatan yang sangat signifikan. Pada tahun 2011 terdapat 140 juta jiwa

pasien di seluruh rumah sakit di dunia pernah menjadi pasien pre operatif,

sedangkan tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 148 juta jiwa. Pasien

preoperatif di kawasan Asia mencapai angka 77 juta jiwa pada tahun 2012,

sedangkan di Indonesia data pasien pre operatif mencapai angka 1,2 juta

jiwa (Sartika, dkk, 2013).

Menurut Stuart (2007), banyak pasien yang mengalami gangguan

preoperasi, keluhan yang dirasakan pasien sebelum dilakukan tindakan

operasi antara lain peningkatan tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh dan

penurunan daya tahan tubuh. Keluhan-keluhan tersebut dapat menyebabkan

penundaan atau pembatalan tindakan operasi yang sudah disetujui

sebelumnya. Dampak yang akan ditimbulkan dengan penundaan atau

Page 14: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

2

pembatalan operasi tersebut akan berimbas pada bertambahnya lama

perawatan, meningkatnya biaya administrasi, memperburuk kondisi

kesehatan pasien dan tidak kooperatifnya perilaku pasien (Majid, dkk,

2011).

Kecemasan preoperasi merupakan suatu respons antisipasi terhadap

suatu pengalaman yang dapat dianggap pasien sebagai suatu ancaman

terhadap perannya dalam hidup, integritas tubuh atau bahkan kehidupannya

itu sendiri (Smeltzer, S, & Bare, 2008). Reaksi kecemasan pasien yang

sering muncul sebelum dilakukan operasi dapat mempengaruhi respon

fisiologis tubuh yang ditandai dengan timbulnya perubahan-perubahan fisik

seperti meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, telapak tangan yang

lembab, menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur dan

gelisah (Rompas, dkk, 2013).

Berdasarkan data medical record dari RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar menunjukkan selama bulan Maret 2017 telah dilakukan

beberapa tindakan operasi untuk membantu proses penyembuhan pasien,

diantaranya : sectio caesarea sebanyak 63 pasien. Operasi yang paling

banyak dilakukan adalah persalinan dengan sectio caesarea. Pada bulan

April 2017, kasus persalinan dengan sectio caesarea mengalami

peningkatan yaitu sebanyak 69 pasien, baik elektif maupun emergency.

Proses pelahiran dapat dilakukan melalui jalan lahir ( vaginam atau

persalinan pervaginam ) dan persalinan melalui sayatan dinding perut dan

dinding Rahim atau dikenal dengan bedah saecar ( sectio caesarea ) bedah

besar umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui vaginan

Page 15: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

3

tidak memungkinkan karena beresiko komplikasi medis lainya ( rina

tywahyuni, 2012 )

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan anak lewat

insisi pada dinding abdomen dan uterus, kelahiran ini akan lebih aman bagi

ibu anak, ataupun keduanya ( liu, 2007 )..

Tindakan operasi sectio caesarea merupakan tindakan yang dapat

menyebabkan ketegangan. Ibu yang akan dilakukan tindakan sectio

caesarea umumnya mengalami ansietas (kecemasan) yang bervariasi dari

tingkat ringan sampai berat. Hasil penelitian Pawatte dkk (2013) tentang

perbedaan kecemasan pre operasi sectio caesarea di RSIA Kasih Ibu dan

RSUP Prof. Dr. R.D. Kandau Manado menunjukkan bahwa di RSUP Prof.

Dr. R.D. Kandau Manado diketahui dari 15 orang terdapat 40% mengalami

kecemasan kategori ringan dan 26,7% mengalami kecemasan kategori

sedang; sementara di RSIA Kasih Ibu dari 15 orang terdapat 6,7%

mengalami kecemasan kategori ringan. Tingkat kecemasan yang mayoritas

tergolong ringan pada kedua rumah sakit tersebut erat kaitannya dengan

tingkat pendidikan pasien dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah

sakit yang bersangkutan.

Suliswati (2011) kecemasan adalah kekhawatiran pada suatu yang

akan terjadi penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan

tidak menentu dan tidak berdaya. Kecemasan merupakan respons terhadap

situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang normal terjadi

menyertai perkembangan, perubahan dalam menentukan indentitas diri dan

arti hidup. Seringkali kecemasan juga ditandai dengan perasaan mudah

Page 16: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

4

marah, cemas, perasaan tegang, mudah gugup, kewasapadaan berlebih, dan

terkadang menyebabkan keringat pada telapak tangan. Terkadang dampak

yang terjadi pada kecemasan dapat berupa dampak yang positif atau

negative. Dampak positif terjadi jika kecemasan muncul pada tingkat

moderat dan memberikan kekuatan untuk melakukan sesuatu, membantu

individu membangun pertahanan dirinya agar rasa cemas dirasakan dapat

berkurang sedikit demi sedikit. Sedangkan dampak negative yang terjadi

jika kecemasan muncul pada tingkat tinggi dan menimbulkan simtom-

simtomnfisik yang dapat menghalangi individu untuk berfungsi efektif

dalam kehidupan sehari-hari seperti meningkatkan detak jantung,dan

menegangnya otot-otot tubuh sehingga sehingga sering terlihat sebagai

suatu reaksi panik. Pada saat cemas individu akan sangat sulit untuk

menyesuaikan diri baik dengan dirinya sendiri, orang lain maupun

lingkungan sekitarnya.

Penggunaan audio visual sangat efektif untuk meningkatkan

pemahaman dan pengetahuan individu. Audio visual akan melibatkan

banyak alat indra untuk menerima dan mengolah informasi sehingga

semakin besar isi informasi maka semakin mudah pula informasi tersebut

dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan. Kelebihan lain metode ini

adalah pesan yang disampaikan lebih mudah dimengerti dan dipahami serta

akan berpengaruh nyata terhadap hasil pengetahuan baik pada ranah

kognitif, afektif maupun psikomotorik (Wulandari, 2014).

Hasil penelitian yang berkaitan dengan pemberian informasi

menunjukkan 58% (7 responden) mengalami penurunan tingkat kecemasan

Page 17: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

5

dari sedang menjadi ringan setelah dilakukan pemberian informasi dan 42%

(5 responden ) yang mengalami penurunan tingkat kecemasan dari

kecemasan berat menjadi kecemasan sedang setelah diberikan informasi

praoperasi.

Pemberian informasi pada pasien preoperatif perlu dilakukan untuk

meminimalkan dampak kecemasan yang muncul seperti sulit

berkonsentrasi, bingung, khawatir, perasaan tidak menentu, jantung

berdebar-debar, gemetar, tekanan darah meningkat yang akan mengganggu

proses pembedahan (Kasana, 2014). Salah satu tindakan untuk mengurangi

tingkat kecemasan adalah dengan cara mempersiapkan mental dari pasien.

Persiapan mental tersebut salah satunya dapat dilakukan melalui pendidikan

kesehatan (Health education). Pendidikan kesehatan pra operasi dapat

membantu pasien dan keluarga mengidentifikasi kekhawatiran yang

dirasakan (Kurniawan, dkk, 2013).

Hasil wawancara peneliti dengan 6 pasien pre operasi sectio caesarea

di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar diketahui bahwa 3 orang

mengalami ketakutan dalam menghadapi proses operasi sectio caesarea,

terutama ketakutan bila nanti merasakan sakit dan nyeri sesudah efek

anestesi habis, 1 orang mengalami kekhawatiran akan kesalahan prosedur

saat proses operasi dan 2 orang merasa takut bila nantinya tidak dapat

melakukan persalinan secara normal untuk kehamilan berikutnya dan harus

menjalani operasi sectio caesarea.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang:

“Pengaruh edukasi kesehatan video operasi sectio caesarea terhadap

Page 18: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

6

Penurunan Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruang Bedah Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Karanganyar”.

1.2 Perumusan Masalah

Kecemasan merupakan emosi subyektif yang membuat individu

tidak nyaman, ketakutan yang tidak jelas dan gelisah, dan disertai respon

otonom. Kecemaan juga merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan

menyebar berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak pada pasien

preoperasi SECTIO CAESAREA penyebabnya bisa karena takut terhadap

nyeri atau kematian, takut tentang ketidaktahuan atau takut tentang

deformitas atau ancaman lain terhadap citra tubuh. Selain itu pasien pasien

juga sering mengalami kecemasan lain seperti finansial, tanggung jawab

terhadap keluarga keluarga dan kewajiban pekerjaan atau ketakutan akan

pronogsa yang buruk dan probabilitas kecacatan dimasa datang. Kecemasan

pada pasien preoperasi harus diatasi karena dapat menimbulakan perubahan

– perubahan fisiologis yang akan menghambat dilakukannya tindakan

operasi ( Smeltzer 2007 )

Penggunaan audio visual sangat efektif untuk meningkatkan

pemahaman dan pengetahuan individu. Audio visual akan melibatkan

banyak alat indra untuk menerima dan mengolah informasi sehingga

semakin besar isi informasi maka semakin mudah pula informasi tersebut

dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan. Kelebihan lain metode ini

adalah pesan yang disampaikan lebih mudah dimengerti dan dipahami serta

akan berpengaruh nyata terhadap hasil pengetahuan baik pada ranah

kognitif, afektif maupun psikomotorik (Wulandari, 2014).

Page 19: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

7

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang peneliti ajukan

adalah sebagai berikut: “Apakah ada pengaruh edukasi kesehatan video

operasi sectio caesarea terhadap penurunan kecemasan pasien pre operasi di

Ruang Bedah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi

kesehatan dengan video operasi sectio caesarea terhadap penurunan

kecemasan pasien pre operasi di Ruang Bedah Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Karanganyar.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1. Mendeskripsikan kecemasan pasien pre operasi sebelum

Diberikan edukasi kesehatan dengan video operasi sectio

caesarea di Ruang Bedah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Karanganyar.

1.3.2.2. Mendeskripsikan kecemasan pasien pre operasi sesudah diberikan

edukasi kesehatan dengan video operasi sectio caesarea di Ruang

Bedah

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar

1.3.2.3. Menganalisis pengaruh edukasi kesehatan dengan video

operasi sectio caesarea terhadap penurunan kecemasan pasien

pre operasi di Ruang Bedah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Karanganyar

Page 20: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

8

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam upaya

mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu keperawatan

pada khususnya tentang pengaruh edukasi kesehatan dengan video operasi

sectio caesarea terhadap penurunan kecemasan pasien pre operasi.

1.4.2 Bagi rumah sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam upaya peningkatan

pelayanan rumah sakit tentang pengaruh edukasi kesehatan dengan video

operasi sectio caesarea terhadap penurunan kecemasan pasien pre operasi

dalam melakukan intervensi pada pasien yang mengalami kecemasan

dalam menghadapi persalinan.

1.4.3 Bagi peneliti selanjutnya

Menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya dalam pengembangan

penelitian tentang pengaruh edukasi kesehatan dengan video operasi

sectio caesarea terhadap penurunan kecemasan pasien pre operasi.

1.4.4 Bagi peneliti

Menambah wawasan tentang pengaruh edukasi kesehatan dengan video

operasi sectio caesarea terhadap penurunan kecemasan pasien pre operas

Page 21: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1. Sectio Caesarea

a. Pengertian

Istilah sectio caesarea berasal dari bahasa latin caedere yang

berarti memotong atau menyayat. Dalam ilmu obstetrik, istilah tersebut

mengacu pada tindakan pembedahan yang bertujuan melahirkan bayi

dengan membuka dinding perut dan rahim ibu. Sectio caesarea adalah

suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding

abdomen dan uterus (Oxorn & Forte, 2010).

b. Keuntungan Sectio caesarea

Menurut Harry dan William tahun 1990 keuntungan yang

didapatkan pada tindakan Sectio caesarea adalah sebagai berikut:

1. Operasi yang modern terutama transperitonealis profunda adalah

yang aman

2. Bila dikerjakan pada waktunya, sebelum bayi terluka oleh

persalinan macet yang lama, hasilnya untuk anak adalah baik

c. Kerugiuan Sectio caesarea

Menurut Harry dan William tahun 1990 kerugian yang

didapatkan pada tindakan Sectio caesarea adalah sebagai berikut:

1. Sectio caesarea adalah prosedur operasi besar dan menyebabkan

mordibitas yang lebih tinggi

Page 22: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

10

2. Kehamilan berikutnya sebagian besar ditangani dengan sectio

caesarea ulang. Hal ini akan membatasi jumlah anak

3. Sectio caesarea bukan merupakan pemecahan untuk setiap

masalah obstetrik

d. Tipe-tipe Sectio caesarea

Tipe-tipe sectio caesarea meliputi (Oxorn & Forte, 2010)

1) Sectio caesarea segmen bawah

Insisi melintang dilakukan pada segmen bawah uterus.

Segmen bawah uterus tidak bagitu banyak mengandung pembuluh

darah dibandingkan segmen atas sehingga risiko perdarahan lebih

kecil karena segmen bawah terletak di luar kavum peritoneum,

kemungkinan infeksi juga tidak begitu besar. Di samping itu, risiko

ruptura uteri pada kehamilan dan persalinan berikutnya akan lebih

kecil bilamana jaringan parut hanya terbatas pada segmen bawah

uterus. Kesembuhan luka biasanya baik karena segmen bawah

merupakan bagian uterus yang tidak begitu aktif.

2) Sectio caesarea klasik

Insisi klasik hanya kadang-kadang dilakukan. Cara ini

dikerjakan kalau segmen bawah tidak terjangkau karena adanya

perlengketan atau jaringan plasenta, kalau terdapat vena varikosa

pada segmen bawah dan kadang-kadang juga dilakukan bagi janin

yang letaknya melintang serta untuk melakukan histerektomi

caesarea.

Page 23: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

11

e. Indikasi

Sectio caesarea elektif dilakukan kalau sebelumnya sudah

diperkirakan bahwa kelahiran per vaginam yang normal tidak cocok

atau tidak aman. kelahiran dengan Sectio caesarea dilakukan untuk:

1) Plasenta previa

2) Letak lintang

3) Riwayat obstetrik yang jelek

4) Malposisi presentasi bokong

5) Cepalo pelvik disproportion

6) Lilitan tali pusat

7) Janin besar diatas 4000 gram

8) Kehamilan gemeli

9) Kehamilan dengan penyakit tertentu ( jantung, tumor yang

menghalangi jalan lahit, hipertensi, diabetes mellitus )

10) Oligohidramion

11) Penyakit fetal atau maternal

12) Permintaan pasien sendiri

13) Ketuban pecah dini

14) Usia pasien diatas 40 tahun

15) Kehamilan serotinus

16) Riwayat Sectio caesarea

Sectio caeasarea emergensi dilakukan untuk:

1) Induksi persalinan yang gagal

2) Partes tak maju

Page 24: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

12

3) Pre-eklamsia yang berat

4) Persalinan macet

5) Denyut jantung janin kurang dari 100 kali permenit

6) Denyut jantung janin diatas 180 kali permenit

7) Perdarahan hebat dalam persalinan

Indikasi Sectio caesarea bisa indikasi absolut atau relatif.

Setiap keadaan yang membuat kelahiran lewat jalan tidak mungkin

terlaksana merupakan indikasi absolut untuk sectio abdominal.

Diantaranya adalah kesempitan panggul yang sangat berat dan

neoplasma yang menyumbat jalan lahir. Pada indikasi relatif, kelahiran

lewat vagina bisa terlaksana tetapi keadaan adalah sedemikian rupa

sehingga kelahiran lewat Sectio caesarea akan lebih aman bagi ibu,

anak ataupun keduanya (Oxorn & Forte, 2010).

f. Resiko Persalinan Sectio Caesarea

Persalinan melalui sectio caesarea memiliki beberapa bahaya

yang cukup umum dalam dunia kedokteran. Hal ini, tidak terlepas dari

penggunaan anestesi ketika operasi yang bisa terjadi pada ibu dan bayi

yang dilahirkan. Secara umum resiko ini meliputi (Dewi, 2007):

1) Hipoksia akibat sindroma hipotensi telentang.

2) Depresi pernafasan akibat anastesi.

3) Sindroma gawat pernafasan, lazimnya pada bayi dilahirkan dengan

sectio caesarea.

Page 25: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

13

Resiko ibu akibat sectio caesarea haruslah dianggap lebih

serius, karena mereka berhubungan langsung dengan tindakan

operasi. Komplikasi diantaranya:

a. Infeksi yang didapat di rumah sakit, terutama setelah dilakukan

sectio caecarea.

b. Ileus, terutama karena peritonitis dan kurang sering sering karena

dasar obstruksi.

c. Pembiusan ketika operasi atau yang lebih dikenal dengan

anestesi, dianggap sebagai alternatif untuk menghilangkan rasa

sakit ketika operasi tapi perlu pula diperhatikan bahwa

penggunaan anestesi tertentu dapat menimbulkan efek pada ibu

dan bayi seperti syok, trauma dan mual-mual serta hilang nafsu

makan. Pada bayi yang baru dilahirkan akan terlihat lemah akibat

pengaruh anestesi.

2.1.2. EdukasiKesehatan

a. Pengertian

Secara etimologis, edukasi adalah usaha memberikan

keterangan, penjelasan, petunjuk, bimbingan, jalan dan arah yang

harus ditempuh oleh setiap orang sehingga dapat memecahkan

masalah yang dihadapinya dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Menurut Dermawan dan Setiawati (2008) edukasikesehatan

merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi

orang lain, mulai dari individu, kelompok, keluarga dan masyarakat

agar terlaksananya perilaku hidup sehat.

Page 26: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

14

Edukasikesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk

menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh

komunikator. Edukasikesehatan sebagai suatu bentuk intervensi atau

upaya yang ditujukan kepada perilaku agar perilaku tersebut kondusif

untuk kesehatan. Edukasikesehatan mengupayakan agar perilaku

individu, kelompok atau masyarakat mempunyai pengaruh positif

terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (Notoatmodjo,

2010).

b. Media EdukasiKesehatan

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar

yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan

(Kholid, 2012). Media edukasikesehatan adalah semua sarana atau

upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin

disampaikan oleh komunikator, sehingga sasaran dapat meningkat

pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya

ke arah positif terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

Berikut ini adalah beberapa contoh media yang pada saat

sekarang dapat digunakan sebagai sarana edukasi(Kholid, 2012) yaitu:

1) Media Cetak:

a) Poster

Merupakan suatu bentuk media cetak berisi pesan-pesan atau

informasi kesehatan, yang biasanya ditempel di tembok-

tembok, di tempat-tempat umum, atau di kendaraan umum.

Page 27: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

15

b) Leaflet

Umumnya berupa lembar yang dilipat, isi pesan bisa gambar

atau tulisan ataupun keduanya.

c) Booklet

Digunakan untuk menyampaikan pesan dalam bentuk buku,

baik tulisan maupun gambar.

d) Flyer (selebaran)

Seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.

e) Flip chart (lembar Balik)

Merupakan pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk

lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembar

(halaman) berisi gambar peragaan dan di baliknya berisi

kalimatsebagai pesan atau informasi berkaitan dengan gambar

tersebut.

f) Rubrik atau tulisan-tulisan

Umumnya terdapat pada surat kabar atau majalah, mengenai

bahasan suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan

dengan kesehatan.

g) Foto

Digunakan untuk mengungkapkan informasi-informasi

kesehatan.

Page 28: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

16

2) Media Audiovisual:

a) Televisi: dapat dalam bentuk sinetron, sandiwara, forum

diskusi atau tanya jawab, pidato/ceramah, TV, quiz, atau cerdas

cermat.

b) Radio: bisa dalam bentuk obrolan atau tanya jawab, ceramah.

c) Video Compact Disectio caesarea (VCD)

d) Slide: digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi

kesehatan.

e) Film strip: digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan.

3) Internet

a) Jejaring Sosial

b) Website/Blog/Wordpress

c. EdukasiKesehatan dengan Media Audio Visual

Media audio visual adalah media yang dihasilkan melalui

proses mekanik dan elektronik dengan menyajikan informasi atau

pesan secara audio dan visual. Media ini memberikan stimulus

terhadap pandangan dan pendengaran dengan bercirikan; menyajikan

visual dinamis, dirancang dan disiapkan terlebih dahulu, representatif

fisik dan gagasan, memegang prinsip (psikologis, behavioristik dan

kognitif) (Setiawati dan Dermawan, 2008).

Penggunaan audio visual sangat efektif untuk meningkatkan

pemahaman dan pengetahuan individu. Audio visual akan melibatkan

banyak alat indra untuk menerima dan mengolah informasi sehingga

semakin besar isi informasi maka semakin mudah pula informasi

Page 29: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

17

tersebut dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan. Kelebihan lain

metode ini adalah pesan yang disampaikan lebih mudah dimengerti

dan dipahami serta akan berpengaruh nyata terhadap hasil

pengetahuan baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik

(Wulandari, 2014).

Jenis-jenis media audio visual menurut Suiraoka dan Supariasa

(2012) antara lain, yaitu:

1) Media Audiovisual Tidak Bergerak

Adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh

indera pendengaran dan penglihatan, akan tetapi gambar yang

dihasilkan adalah gambar tidak bergerak atau sedikit memiliki

unsur gerak. Jenis media ini antara lain media sound slide(slide

suara) dan film strip bersuara.

2) Film (Motion Pictures)

Yaitu serangkaian gambar diam (still pictures) yang meluncur

secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup

dan bergerak.

Kekuatan Film:

a) Merupakan suatu denomitor belajar yang umum

b) Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses

c) Film dapat menampilkan kembali masa lalu

d) Film dapat menyajikan teori dan praktik dari yang bersifat

umum ke khusus dan sebaliknya

e) Film dapat mendatangkan seorang ahli ataupun tokoh

Page 30: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

18

f) Film dapat menggunakan teknik-teknik seperti suara, animasi,

dan sebagainya

g) Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan, dan

sebagainya sesuai kebutuhan

h) Film dapat mengatasi ketebatasan indera penglihatan

i) Film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan

Kelemahan Film:

a) Daya jangkauannya terbatas

b) Biaya produksinya relatif mahal

c) Penggunaanya perlu ruangan gelap

3) Televisi (TV)

Adalah media yang dapat menampilkan pesan secara audiovisual

dan gerak (sama dengan film).

Kekuatan TV:

a) TV dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau

membatasi semua bentuk media yang lain

b) TV merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap

c) diterima

d) TV dapat memikat perhatian sepenuhnya

e) TV mempunyai realitas dan juga immediacy

f) Sifatnya langsung dan nyata.

Kelemahan TV:

a) Sifat komunikasinya satu arah

b) Besarnya gambar di layar lebih kecil daripada film

Page 31: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

19

2.1.3. Kecemasan Pre Operasi

a. Pengertian

Menurut KBBI (2016), kecemasan berasal dari kata cemas

yang artinya tidak tentram hati, merasa gelisah dan takut. Kecemasan

atau anxiety berasal dari bahasa Jerman dari kata angst yang artinya

ketakutan. Secara konseptual, kecemasan berarti suatu perasaan

emosional seperti rasa takut. Kata kecemasan berasal dari Bahasa

Yunani “ango” berarti sempit, berkaitan dengan rasa sesak, tercekik

yang dialami penderita pada saat mendapat serangan berat.

Kecemasan adalah respon atau sinyal yang menyadarkan atau

memperingatkan terhadap ancaman yang sumbernya tidak diketahui,

internal samar-samar atau konflitual sehingga memungkinkan

seseorang mengambil tindakan atau mengatasi ancaman (Sutandoyo,

2008).

Kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea merupakan

kecemasan yang spesifik yakni kekhawatiran terhadap prosedur

operasi, prosedur anestesi, defisit informasi atau kesalahpahaman

konsep, kekhawatiran tentang masalah finansial keluarga,

kekhawatiran terhadap diri dan bayi yang akan dilahirkannya (Gant &

Cunningham, 2010).

b. Fisiologi Kecemasan

Menurut Atkinson, R.L (2008 ) Fisiologi cemas dapat

dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu:

1) Interpretasi stimuli oleh otak

Page 32: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

20

Respon fisiologi terhadap stressor merupakan mekanisme protektif

dan adaptif untuk memelihara keseimbangan oleh hipotalamus

yang berpusat di otak dan dikelilingi oleh sistem limbik dan

hemisfer serebri. Hipotalamus ini mengintgrasikan mekanisme

sistem saraf otonom yang memelihara kestabilan kimia internal

tubuh. Hipotalamus ini mengatur emosi dan beberapa kegiatan

viseral yang diperlukan untuk bertahan hidup.

2) Respon neuroendokrin

Jalur neural dan neuroendokrin di bawah kontrol hipotalamus akan

diaktifkan dalam respon stres, akan disekresi oleh saraf simpati

diikuti oleh sekresi simpati adrenal modular dan sistem

hipotalamus pituitary akand iaktifkan. Respon ini bersifat cepat

dan singkat. Kerjanya norepineprin akan dikeluarkan pada ujung

saraf yang berhubungan langsung dengan ujung organ yang dituju.

Akibatnya fungsi organ vital frekuensi jantung meningkat, terjadi

vasokonstrisi perifer sehingga tekanan darah meningkat, glukosa

meningkat dan sumber energi yang siap lebih banyak, pupil

berdilatasi, aktifitas mental meningkat. Secara subjektif akan

merasa kaki dingin, kulit dan tangan lembab, menggigil, berdebar

dan kejang perut. Secara khas akan merasa tegang pada otot leher,

punggung atas dan bahu menegang, nafas dangkal dan cepat

dengan diafragma yang menegang.

Page 33: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

21

3) Stres dan sistem imun

Glukosa akan mendepresi sistem imun. Bila konsentrasi cukup

tinggi dan terjadi penurunan respon inflamasi terhadap infeksi.

Tahap infeksi akan terhambat, limposit akan dihancurkan dalam

jaringan limpoid dan produksi antibodi akan menurun, akibatnya

seseorang akan menahan infeksi berkurang.

c. Mekanisme terjadinya kecemasan

Pengaturan ansietas berhubungan dengan aktivitas dari

neurotransmmiter Gamma Aminobutyric Acid (GABA), yang

mengontrol aktifitas neuron di bagian otak yang berfungsi untuk

pengeluaran ansietas. Mekansime kerja terjadinya ansietas diawali

dengan penghambatan neurotransmmiter di otak oleh GABA.

Ketika bersilangan di sinaps dan mencapai atau mengikat ke

reseptor GABA di membran postsinaps, maka saluran reseptor

terbuka, diikuti oleh pertukaran ion-ion. Akibatnya terjadi

penghambatan atau reduksi sel yang dirangsang dan kemudian sel

beraktifitas dengan lamban. Mekanisme biologis ini menunjukkan

bahwa ansietas terjadi karena adanya masalah terhadap efisiensi

proses neurotransmmiter. Neurotransmiter sendiri adalah utusan

kimia khusus yang membantu informasi bergerak dari sel saraf ke

sel saraf. Jika neurotransmitter keluar dari keseimbangan, pesan

tidak bisa melalui otak dengan benar. Hal ini dapat mengubah cara

otak bereaksi dalam situasi tertentu, yang menyebabkan

kecemasan. (Ghufron M. Nur dan Wati. S. Rini, 2012)

Page 34: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

22

d. Tingkat atau Derajat Kecemasan

Kecemasan diidentifikasikan menjadi 4 tingkat yaitu ringan,

sedang, berat dan panik (Stuart & Laraia, 2010). Semakin tinggi

tingkat kecemasan individu maka akan mempengaruhi kondisi fisik

dan psikis. Kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang merupakan

penilaian intelektual terhadap bahaya.

Kecemasan merupakan masalah psikiatri yang paling sering

terjadi, tahapan tingkat kecemasan akan dijelaskan sebagai berikut

(Stuart 2007):

1) Kecemasan Ringan

Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan

menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan

persepsinya. Individu terdorong untuk belajar yang akan

menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Pada kecemasan ringan

terdapat respon-respon sebagai berikut:

a) Respon Fisiologis: Sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan

darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan

bibir bergetar.

b) Respon Kognitif: lapang persegi meluas, mampu menerima

ransangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah dan

menyelesaikan masalah secara efektif.

c) Respon perilaku dan emosi: tidak dapat duduk tenang, tremor

halus pada tangan dan suara kadang-kadang meninggi.

Page 35: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

23

2) Kecemasan Sedang

Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang

penting pada saat itu dan mengesampingkan yang lain, sehingga

seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat

melakukan sesuatu yang lebih terarah. Pada kecemasan sedang

terdapat respon-respon sebagai berikut:

a) Respon Fisiologis: sering nafas pendek, tekanan darah naik,

mulut kering, anorexia, diare atau konstipasi, dan gelisah.

b) Respon Kognitif: lapang persepsi menyempit, rangsang luar

tidak mampu diterima, dan berfokus pada apa yang menjadi

perhatiannya.

c) Respon Prilaku dan Emosi: gerakan tersentak-sentak (meremas

tangan), bicara banyak dan lebih cepat, dan perasaan tidak

nyaman.

3) Kecemasan Berat

Pada kecemasan berat lahan persepsi menjadi sempit. Individu

cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-

hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan

membutuhkan banyak pengarahan/tuntutan. Pada kecemasan berat

terdapat respon-respon sebagai berikut:

a) Respon Fisiologis: sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah

naik, berkeringat dan sakit kepala dan penglihatan kabur

b) Respon Kognitif: lapang persepsi sangat menyempit, dan tidak

mampu menyelesaikan masalah.

Page 36: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

24

c) Respon Prilaku dan Emosi: perasaan ancaman meningkat,

verbalisasi cepat dan blocking.

4) Panik

Pada tingkat ini persepsi sudah terganggu sehingga individu sudah

tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan

apa-apa walaupun sudah diberi pengarahan/tuntunan. Pada keadaan

panik terdapat respon-respon sebagai berikut:

a) Respon Fisiologis: nafas pendek, rasa tercekik dan berdebar,

sakit dada, pucat, dan hipotensi.

b) Respon Kognitif: lapang persepsi menyempit, dan tidak dapat

berfikir lagi

c) Respon Prilaku dan Emosi: Agitasi, mengamuk dan marah,

ketakutan, berteriak-teriak, blocking, dan persepsi kacau.

d) Respon Fisiologis:

(1) Kardiovaskuler: Palpitasi berdebar, tekanan darah

meningkat/menurun, nadi meningkat/menurun.

(2) Saluran Pernafasan: Nafas cepat dangkal, rasa tertekan di

dada, rasa seperti tercekik.

(3) Gastrointestinal: Hilang nafsu makan, mual, rasa tak enak

pada epigastrium, diare.

(4) Neuromuskuler: Peningkatan refleks, wajah tegang,

insomnia, gelisah, kelelahan secara umum, ketakutan,

tremor.

(5) Saluran Kemih : Tak dapat menahan buang air kecil.

Page 37: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

25

(6) Sistem Kulit: Muka pucat, perasaan panas/dingin pada

kulit, rasa terbakar pada muka, berkeringat setempat atau

seluruh tubuh dan gatal-gatal.

(7) Respon Kognitif: konsentrasi menurun, pelupa, raung

persepsi berkurang atau menyempit, takut kehilangan

kontrol, obyektifitas hilang.

(8) Respon emosional: Kewaspadaan meningkat, tidak sadar,

takut, gelisah, pelupa, cepat marah, kecewa, menangis dan

rasa tidak berdaya

e. Faktor penyebab kecemasan

Kecemasan yang dialami oleh seseorang dapat ditimbulkan dari

adanya sebuah ancaman yang dapat menimbulkan rasa ketakutan dan

akhirnyanya merasa cemas atau khawatir. Kecemasan atau ansietas

dapat ditimbulkan oleh bahaya dari luar dan dari dalam diri seseorang

yang sifat ancamannya itu samar-samar. Bahaya dari dalam bisa timbul

bila ada sesuatu hal yang tidak dapat diterimanya, misalnya pikiran,

perasaan, keinginan, dan dorongan (Gunarsa, 2008).

f. Tanda dan gejala kecemasan

Menurut Semiun (2010) kecemasan memiliki beberapa simtom

antara lain:

1) Simtom suasana hati

Simtom-simtom suasana hati dalam gangguan-gangguan

kecemasan adalah kecemasan, tegangan, panik, dan kekhawatiran.

Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan

Page 38: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

26

adanya hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber

tertentu yang tidak diketahui. Simtom-simtom suasana hati yang

lain adalah depresi dan sifat mudah marah. Depresi dapat terjadi

karena individu mungkin tidak melihat suatu pemecahan terhadap

masalahnya serta cepat menyerah dan mengaku bersalah. Orang

yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur dan dengan demikian

dapat menyebabkan sifat mudah marah. Deperesi dan sifat mudah

marah dilihat sebagai simtom-simtom sekunder karena keduanya

disebabkan oleh kecemasan yang merupakan simtom primer.

2) Simtom kognitif

Simtom-simtom kognitif dalam gangguan-gangguan

kecemasan menunjukkan kekhawatiran dan keprihatinan mengenai

bencana yang diantisipasi oleh individu. Misalnya seseorang

individu yang merasa takut berada di tengah khalayak ramai

(agorafobia) menghabiskan banyak waktu untuk khawatir

mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan (mengerikan) yang

mungkin terjadi dan kemudian dia merencanakan bagaimana dia

harus menghindari hal-hal tersebut. Perhatian yang dipusatkan

hanya pada masalah-masalah tersebut menyebabkan seseorang

tidak fokus terhadap masalah-masalah nyata yang ada sehingga

seseorang merasa sering tidak bekerja atau belajar secara efektif

dan akhirnya merasa cemas.

Page 39: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

27

3) Simtom somatik

Simtom-simtom somatik dari kecemasan dapat dibagi

menjadi dua kelompok. Pertama adalah simtom-simtom langsung

yang terdiri dari keringat, mulut kering, bernafas pendek, denyut

nadi cepat, tekanan darah meningkat, kepala terasa berdenyut-

denyut, dan otot terasa tegang. Simtom-simtom ini menunjukkan

tingkat rangsangan dari saraf otonomi tinggi dan respon-respon

yang sama juga terjadi pada ketakutan. Simtom-simtom tambahan

dapat terjadi karena orang tersebut mulai bernafas terlalu cepat

(hiperventilasi). Hiperventilasi menyebabkan kepala pusing,

jantung berdenyut dengan cepat, dada terasa sakit dan kehabisan

nafas. Kedua, apabila kecemasan itu berkepanjangan maka

simtom-simtom tambahan seperti tekanan darah meningkat secara

kronis, sakit kepala, otot melemah, dan gangguan fungsi usus

(kesulitan pencernaan dan rasa nyeri pada perut) mungkin dapat

rerjadi. Tidak semua orang yang mengalami kecemasan akan

mengalami simtom-simtom fisik yang sama karena perbedaan-

perbedaan individual dalam pemolaan reaktivitas otonomi.

g. Pengukuran Kecemasan

1) HARS

Kecemasan dapat diukur menggunakan skala HARS (Hamilton

Anxiety Rating Sectio caesareaale). Skala HARS merupakan

pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya simtom pada

individu yang mengalami kecemasan. Menurut skala HARS terdapat

Page 40: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

28

14 simtom yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan.

Dimana setiap simton terdapat gejala yang lebih spesifik. (Rahmy,

2013).

Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959, yang

diperkenalkan oleh Max Hamilton dan sekarang telah menjadi standar

dalam pengukuran kecemasan terutama pada penelitian trial clinic.

Skala HARStelah dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas cukup

tinggi untuk melakukan pengukuran kecemasan pada penelitian trial

clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Kondisi ini menunjukkan bahwa

pengukuran kecemasan denganmenggunakan skala HARS akan

diperoleh hasil yang valid dan reliable (Rahmy, 2013).

Skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Sectio caesareaale)

penilaian kecemasan terdiri dan 14 item, meliputi gejala perasaan

cemas, gejala ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan

kecerdasan, perasaan depresi, gejala somatic otot, gejala somatik

sensorik, gejala kardiovaskuler dan pembuluh darah, gejala respiratori,

gejala gastrointestinal, gejala urogenital, gejala autonom, sikap dan

tingkah laku.

Selain HARS, kecemasan dapat diukur menggunakan TMAS.

TMAS (Taylor Manifest Anxiety Sectio caesareaale) disusun dan

dikembangkan oleh Janet Taylor pada tahun 1953 di Universitas

Northwestern. Alat ukur ini TMAS ini terdiri dari 50 item dengan

bentuk-bentuk pernyataan yang menggambarkan kecenderungan

mengalami kecemasan. Tinggi atau rendahnya kecemasan ditentukan

Page 41: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

29

oleh tinggi rendahnya total nilai yang diperoleh. Semakin tinggi nilai

yang diperoleh maka tingkat kecemasan yang dialami semakin tinggi.

2) TMAS

Alat ukur TMAS ini terdiri dari pernyataan-pernyataan negatif

(unfavorable) dan positif (favorable). Jawaban yang diberikan

berbentuk dikotomi, yaitu “Ya” dan “Tidak”. Dalam penilaian item

favorable, jawaban “Ya” mendapat nilai 1 dan jawaban “Tidak”

mendapat nilai 0, sedangkan pada penilaian item unfavorable, jawaban

“Ya” mendapat nilai 0 dan jawaban “Tidak” mendapat nilai 1 ( Aswar,

2012 )

Pemilihan item-item dalam alat ukur ini menggambarkan reaksi-

reaksi kecemasan yang dikemukakan oleh Cameron yang kemudian

dikelompokkan oleh Taylor dalam bentuk gejala-gejala kecemasan

yang dimasukkan ke dalam Taylor Manifest Anxiety Sectio

caesareaale (TMAS), yaitu:

1) Menjadi gelisah ketika sesuatu tidak sesuai dengan harapan

2) Sering mengalami kesulitan bernapas, sakit perut, keringat

berlebihan

3) Merasa takut pada banyak hal

4) Sulit tidur pada malam hari, jantung berdebar-debar, mengalami

mimpi buruk

5) Sulit berkonsentrasi, selalu merasa sendiri, mudah marah dan

tersinggung.

Page 42: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

30

h. Cara menurunkan cemas

1. Dengan mendengarkan music klasik

Dengan terapi musik klasik akan dapat menstimulasi otak,

meningkatkan imunitas tubuh karena suasana yang ditimbulkan

oleh musik akan mempengaruhi system kerja hormon manusia.

Jika kita mendengar musik yang baik atau positif maka hormone

yang meningkatkan imunitas tubuh juga akan berproduksi

2. Dengan menggunakan edukasikesehatan

Pendidikan kesehatan terhadap pasien merupakan salah satu cara

untuk mengatasi tingakat kecemasan pasien yang akan menjalani

operasi. Dengan adanya pengetahuan prosedur pembedahan dapat

membantu mengurangi dampak kecemasan dimana pasien yang

seharusnya menjalani operasi pada hari yang yang ditentukan harus

tertunda karena kondisi pasien yang tidak memungkinkan

dilakukannya operasi.

3. Dengan relaksasi

Relaksasi adalah suatu tehnik dalam terapi prilaku yang

dikembangkan dapat mengurangi ketegangan dan kecemasan

Macam macam relaksasi untuk pengendalian kecemasan

1. Relaksasi pernafasan

Relaksasi ini dipandang sebagai cara mudah dan murah untuk

mengubah stress menjadi gairah hidup, dan dapat

mengendalikan emosi dan menunda kemarahan sebelum

memutuskan tindakan yang lebih bijak.

Page 43: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

31

2. Relaksasi untuk mengendalikan kecemasan dan stress

Relaksasi yang terdiri atas dua puluh wilayah otot, yang

dimulai dengan otot-otot tangan secara dominan,dari sini terus

kewilayah badan dan sampai wilayah kaki.

4. Dengan dukungan keluarga

Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat

membantu anak dalam mengkoping stressor. dukungan keluarga

dapat menimbulkan efek penyangga yaitu dukungan menahan efek-

efek negatif dari stress terhadap kesehatan dan efek utama keluarga

yang secara langsung mempengaruhi peningkatan kesehatan.

Page 44: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

32

2.2. Keaslian Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dari penelitian

terdahulu yang pernah dilakukan oleh:

Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu Menurut Beberapa Peneliti

No. Peneliti Judul Metode Hasil

1 Sartika

Jovina

Rompas,

dkk (2013

Efektivitas

Konseling dan

Musik Religi Kristen

terhadap Tingkat

Kecemasan Pasien

pre operasi di

ruangan Irina A

BLU RSUP prof. Dr.

R.D.Kandou

Manado

Quasi

Experimental

dengan

rancangan

the static group

comparism

design

Tidak ada

perbedaan

efektivitas antara

konseling dan

musik religi

Kristen terhadap

tingkat kecemasan

pasien pre operasi

(p = 0,630 atau

sign > 0,05)

2 Inggriet

Pawatte,

dkk (2013)

Perbedaan Tingkat

Kecemasan pada Ibu

Pre Sectio Caesarea

di RSIA Kasih Ibu

dan RSUP Prof. Dr.

R.D.1 Kandau

Manado

Metode analitik

dengan disain

crossectional

Ada perbedaan

tingkat kecemasan

pada Ibu Pre

Sectio Caesarea di

RSIA Kasih Ibu

dan RSUP Prof.

Dr. R.D. Kandau

Manado

(thitung=7,217; p =

0,000)

3 Mufti A.

Dunggio

(2014)

Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Terhadap

Tingkat Kecemasan

Pada Pasien Pra

Operatif Apendicitis

di Ruang Bedah Atas

RSUD1 Prof. Dr. H.

Aloei Saboe Kota

Gorontalo

Pre-Experimen

(one group pre-

post test design).

Pendidikan

kesehatan

dengan cara

penyuluhan

ada pengaruh

pendidikan

kesehatan

terhadap pasien

pra operatif

Apendicitis (p =

0,000 atau sign <

0,05)

Page 45: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

33

2.3. Kerangka Teori

Keterangan:

: diteliti

: tidak diteliti

Gambar 2.1. Kerangka Teori

(Dewi, 2007; Wulandari, 2014)

penyuluhan dengan

audio visual video

Faktor eksternal:

� Komunikasi

� Dukungan

keluarga

� Kondisi sosial

ekonomi

Faktor internal:

� Pengetahuan

� Religiusitas

� Kematangan

emosional

� Motivasi

Sectio Caesarea

(SC)

Risiko SC:

o Hipoksia

o Depresi pernafasan

o Perdarahan

o Infeksi

o Illeus

o Shock akibat anestesi

Cemas

Indikasi SC:

o Induksi gagal

o Presentasi bokong

o Disproporsi sefalopelvik

o Riwayat sc

o Perslainan macet

o Partus tak maju

o Perdarahan hebat

o Penyakit fetal/maternal

Sectio Caesarea

segemen bawah

Sectio Caesarea

klasik

Cara menurunkan cemas

Relaksasi dengan

mendengarkan musik

penyuluhan

kesehatan

Bimbingan

rohani

Page 46: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

34

2.4. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

2.5. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan tentang apa yang kita amati dalam upaya

untuk memahaminya (Nasution, 2011). Hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

Ho : Tidak ada pengaruh edukasi kesehatan dengan video operasi sectio

caesarea terhadap penurunan kecemasan pasien pre operasi di Ruang

Bedah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar.

Ha : Ada pengaruh edukasi kesehatan dengan video operasi sectio

caesarea terhadap penurunan kecemasan pasien pre operasi di Ruang

Bedah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar.

Kecemasan

Penyuluhan dengan

Audio Visual Sectio

Caesarea

Page 47: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelatif yang bertujuan

menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian

hipotesa (Sugiyono, 2017). Penelitian ini menggunakan rancangan

eksperimen dengan one group pre and post test design. Penelitian ini

dilakukan dengan mengukur kecemasan pasien pre dan post operasi sectio

caesarea dengan intervensi edukasikesehatan menggunakan video.

Pengukuran variabel penelitian dilakukan sebelum dan sesudah intervensi.

Pengaruh intervensi penelitian didapatkan dari perbedaan kedua hasil

pengukuran (Nasution, 2011).

Model Rancangan :

O

X O1

Keterangan :

X : Edukasikesehatan dengan video tentang operasi sectio caesarea

setelah pre test

O : Pre test kecemasan sebelum diberikan edukasikesehatan dengan

video tentang operasi sectio caesarea

O1 : Post test kecemasan setelah diberikan penyuluhankesehatan dengan

video tentang operasi sectio caesarea

Page 48: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

36

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah subyek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan (Nursalam, 2014). Populasi dalam penelitian ini yaitu pasien

pre operasi Sectio caesarea di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Karanganyar. .

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai responden penelitian melalui sampling

(Nursalam, 2014). Sampel inilah yang dikenai perlakuan untuk

memperoleh data dan akhirnya mengambil kesimpulan dari sampel

yang dikenakan terhadap populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah

pasien pre operasi Sectio caesarea pada bulan November 2017 di

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. .

Sampel yang digunakan peneliti sebanyak 26 pasien yang akan

melakukan tindakan Sectio caesarea pada bulan November 2017 di

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar.

3.2.3. Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk

dapat mewakili populasi (Nursalam, 2014). Teknik pengambilan

sampel dengan non probability sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan yang sama bagi setiap

unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono,

2017). Teknik pengambilan sampling ini menggunakan Insidental

Page 49: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

37

sampling. Menurut Sugiyono (2017), bahwa teknik insidental sampling

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang

secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan

sebagai sampel, bila sesuai dengan kriteria yang diinginkan peneliti.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien pre

operasi Sectio caesarea pada bulan November 2017 di Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Karanganyar yang diperkirakan berjumlah 26

orang.

Kriteria inklusi sampel dalam penelitian ini adalah :

a) Pasien pre operasi sectio caesarea elektif

b) Pasien sectio caesarea pertama

c) Bersedia menjadi responden.

Sedangkan kriteria eksklusi yaitu:

a) Pasien pre operasi sectio caesarea emergenci

b) Pasien yang menolak menjadi responden

c) Pasien yang pernah operasi sectio caesarea

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2017 di

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar.

Page 50: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

38

3.4. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala

Variabel independen:

Edukasi dengan

video

Memberikan

informasi tentang

operasi sectio

caesarea dengan

menggunakan media

audio visual video

yang meliputi

pengertian , tujuan,

keuntungan sectio

caesarea mulai dari

persiapan sampai

keluarnya bayi.

- -

Variabel dependen:

kecemasan

Perasaan tidak

menyenangkan

yang ditandai

dengan gejala

denyut jantung

bertambah

cepat, nafas

yang cepat,

keringat

dingin,gemetar,

lemas dan lelah.

Alat Ukur : Hamilton

Anxiety Rating Sectio

caesareaale (HARS)

Penilaian skor tingkat

kecemasan:

Tidak Ada : < 14

Ringan : 14 – 20

Sedang : 21 –27

Berat : 28 – 41

Panik : 42 – 56

Ordinal

3.5. Alat dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1. Alat Penelitian

Alat atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Video tentang operasi sectio caesarea yang meliputi dari persiapan

sampai keluarnya bayi. Media audio visual video ini disusun sendiri

dan mendownload yang berdurasi antara 5 – 7 menit.

Page 51: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

39

2) Hamilton Rating Sectio caesareaale for Anxiety (HRS-A) yang mencakup

14 gejala psikis kecemasan, yaitu perasaan cemas (ansietas), ketegangan,

ketakutan, gangguan tidur, perasaan depresi (murung), gejala

somatik/fisik (otot), gejala somatik/fisik (sensorik), gejala kardiovaskuler

(jantung dan pembuluh darah), gejala respiratori (pernafasan), gejala

gastrointestinal (pencernaan), gejala urogenital (perkemihan dan

kelamin), gejala autonom, dan tingkah laku (sikap) pada wawancara. Alat

ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing kelompok dirinci

lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik.

3) Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Pengujian

validitas kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

teknik korelasi Product Moment dari Pearson (Azwar, 2007), dengan

rumus sebagai berikut:

−=

∑∑

∑∑

∑∑ ∑

N

YY

N

XX

N

YXXY

rXY2

2

2

2)()(

))((

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara skor butir dan skor total

∑X : Jumlah nilai skor butir

∑Y : Jumlah nilai skor total

∑XY: Jumlah hasil kali antara skor butir dan skor total

Page 52: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

40

∑X2 : Jumlah kuadrat skor butir

∑Y2 : Jumlah kuadrat skor total

N : Jumlah subjek

Keputusan mengenai butir item yang valid dengan cara

membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel, jika rhitung > rtabel maka

butir item dinyatakan valid.

Berdasarkan hasil uji validitas kuesioner HRS-A diketahui

bahwa item yang diujikan semuanya valid dengan nilai koefisien

validitas (rxy) terendah sebesar 0,208 dan tertinggi 0,589 pada taraf

signifikan 5%.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauhmana hasil pengukuran dapat

menunjukkan hasil yang relatif sama dalam beberapa kali pengukuran

terhadap kelompok subjek yang sama. Tingkat reliabilitas kuesioner

diukur dengan reliabilitas Alpha Cronbach dengan rumus Alpha sebagai

berikut (Azwar, 2007):

k Σ σ i2 r = 1 – k –1 σ 2

Keterangan:

r : Koefisien reliabilitas seluruh item

k : Jumlah butir pertanyaan (soal)

Σσi2: Varians butir-butir pertanyaan soal

σ2 : Varians skor tes

Page 53: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

41

Keputusan mengenai instrumen atau alat ukur yang andal /

reliabel dengan cara membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel, jika

rhitung > rtabel maka instrumen atau alat ukur penelitian dinyatakan andal

atau reliabel.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas kuesioner HRS-A diperoleh

nilai Alpha sebesar 0,793. Karena koefisien Alpha kuesioner HRS-A

lebih besar dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner HRS-A

dinyatakan andal atau reliabel.

Alat ukur atau instrumen untuk mengetahui kecemasan dalam

penelitian ini menggunakan kuesioner HRS-A yang sudah baku sehingga

tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

3.5.2. Prosedur atau Cara Pengumpulan Data

Prosedur atau cara pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan

dengan cara:

1) Peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian dari institusi

kepada Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar.

2) Setelah mendapatkan surat persetujuan dari Direktur Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Karanganyar, peneliti berkoordinasi dengan

kepala ruang instalasi bedah sentral tentang penelitian yang akan

dilakukan.

3) Penelitian dilakukan 30 menit sebelum dilakukan tindakan

pembedahan Sectio Caesarea.

4) Peneliti melakukan penelitian dengan menemui calon responden

Page 54: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

42

dan menjelaskan tentang tujuan penelitian. Peneliti memberikan

informed consent sebagai pernyataan bersedia menjadi responden.

Calon responden yang setuju akan menandatangani informed

consent.

5) Responden diberikan lembar kuesioner Hamilton Rating Sectio

caesareaale for Anxiety (HRS-A) untuk mengisi kuesioner tentang

kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea.

6) Peneliti memberikan edukasitentang operasi Sectio Caesarea

kepada responden dengan menggunakan media audio visual video

selama kurang lebih 7 – 10 menit.

7) Peneliti memberikan kuesioner HRS-A kepada responden untuk

mengetahui kecemasan setelah dilakukan edukasitentang Sectio

Caesarea dengan media audio visual video.

8) Analisa hasil kuesioner HRS-A dilakukan setelah semua kuesioner,

baik sebelum maupun sesudah dilakukan edukasidengan

menggunakan audio visual video dikembalikan oleh responden.

Peneliti selanjutnya mengkaji hasil pengisian kuesioner untuk

mengetahui tingkat kecemasan responden yang akan melakuka

operasi Sectio Caesarea.

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.6.1. Pengolahan Data

Pengolahan data bertujuan untuk menyederhanakan seluruh data

yang terkumpul dan menyajikannya dalam susunan yang baik dan rapi.

Page 55: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

43

Adapun tahapan pengolahan data meliputi:

1) Editing

Editing dilakukan untuk meneliti kembali apakah isian dalam lembar

tabel sudah lengkap. Editing dilakukan di tempat pengumpulan data

sehingga jika ada data yang kurang dapat segera dilengkapi.

2) Coding

Coding dilakukan dengan memberikan tanda pada masing-masing

jawaban dengan kode berupa angka dari 0 – 4 untuk mengetahui

tingkat kecemasan pasien yang selanjutnya dimasukkan ke dalam

lembaran tabel kerja.

Kode tingkat kecemasan

a) Tidak cemas bila tanda gejala spesifik < 14 ( Kode 0)

b) Cemas ringan bila tanda gejala spesifik 14 – 20 ( Kode 1)

c) Cemas sedang bila tanda gejala spesifik 21 – 27 ( Kode 2)

d) Cemas berat bila tanda gejala spesifik 28 – 41 ( Kode 3)

e) Cemas berat sekali bila tanda gejala spesifik 42 – 56 ( Kode 4)

3) Tabulating

Tabulating adalah langkah memasukkan data hasil penelitian ke dalam

tabel-tabel kriteria. Tabulasi data dilakukan dengan tujuan untuk

mempermudah penyajian data dalam bentuk distribusi frekeunsi

(Arikunto, 2010).

Page 56: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

44

3.6.2. Analisa Data

1) Analisa univariat

Analisa univariat adalah menganalisis variabel-variabel yang ada secara

deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsi

kecemasan responden sebelum dan sesudah diberikan edukasitentang

Sectio Caesarea dengan media audio visual video.

2) Analisa bivariat

Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji t-

dependent (paired sample t test). Paired-sample t-Test merupakan

prosedur yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel

dalam satu group. Artinya analisis ini berguna untuk melakukan

pengujian terhadap satu sampel yang mendapatkan suatu treatment atau

perlakuan yang kemudian akan dibandingkan rata-rata dari sampel

tersebut antara sebelum dan sesudah perlakuan, yaitu pemberian

edukasitentang Sectio Caesarea dengan media audio visual video.

Rumus perhitungan manual Paired-sample t-Test adalah sebagai berikut

(Nasution, 2011):

2

2

1

1

2

2

2

1

hitung

2n +

n

x-x t

21

21

n

s

n

sr

ss

=

Keterangan:

perlakuansebelumsampelrataratax −=1

perlakuansesudahsampelrataratax −=2

perlakuansebelumbakusimpangans =1

perlakuansesudahbakusimpangans =2

Page 57: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

45

perlakuansebelumsampeljumlahn =1

perlakuansesudahsampeljumlahn =2

Keputusan uji adalah menolak Ho bila nilai Sign. (p-value) lebih

kecil dari 0,05; artinya ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan

sesudah diberikan edukasikesehatan tentang sectio caesarea dengan

video dan menerima Ho bila nilai Sign. (p-value) lebih besar dari 0,05;

artinya tidak ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah

diberikan edukasikesehatan tentang sectio caesarea dengan video.

3.7. Etika Penelitian

Secara umum prinsip etika dalam penelitian dibedakan menjadi

tiga yaitu (Nursalam, 2016):

1) Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilakukan tanpa mengakibatkan penderitaan pada

subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.

b. Bebas dari eksploitasi

Subjek harus dihindarkan dari keadaan yang tidak menguntungkan

dan harus diyakinkan bahwa partisipasinya atau informasi yang

diberikan tidak akan digunakan untuk hal-hal yang dapat

merugikan subjek dalam bentuk apapun.

c. Risiko (benefits ratio)

Peneliti harus hati-hati mempertimbangan risiko dan keuntungan

yang akan berakibat terhadap subjek pada setiap tindakan.

Page 58: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

46

2) Prinsip menghargai hak-hak subjek (respect human dignity)

a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden (right to self

determination)

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan

(right to full disectio caesarealosure)

c. Informed consent tentang kesediaan pasien untuk menjadi

responden setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap

mengenai tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.

3) Prinsip keadilan (right to justice)

a. Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan

sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya

diskriminasi apabila ternyata subjek tidak bersedia atau

dikeluarkan dari penelitian (right fair treatment).

b. Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan

harus dirahasiakan sehingga perlu adanya anonymity dan

confidentiality.

Page 59: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Responden

4.1.1. Karakteristik responden berdasarkan umur

Pengelompokan responden berdasarkan umur dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

Tahun 2017

Umur Jumlah Persentase (%)

20 – 29 tahun 17 orang 65,4

30 – 39 tahun 9 orang 34,6

26 orang 100

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, jumlah responden terbanyak yaitu

umur 20 – 29 tahun sebanyak 17 orang dengan persentase 65,4%, dan

umur 30 – 39 tahun sebanyak 9 orang dengan persentase 34,6%.

4.1.2. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Pengelompokan responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat

dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Page 60: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

48

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

Tahun 2017

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

SMP 6 orang 23,1

SMA/sederajat 16 orang 61,5

Akademi/diploma 2 orang 7,7

Sarjana/S1 2 orang 7,7

26 orang 100

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, jumlah responden terbanyak

yaitu dengan tingkat pendidikan SMA/sederajat sebanyak 16 orang

dengan persentase 61,5%, kemudian SMP sebanyak 6 orang dengan

persentase 23,1% serta Akademi/Diploma dan Sarjana/S1 masing-

masing sebanyak 2 orang dengan persentase 7,7%.

4.1.3. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan

Pengelompokan responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat

dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

Tahun 2017

Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

PNS 1 orang 3,8

Pegawai Swasta 15 orang 57,7

Wiraswasta 1 orang 3,8

Ibu Rumahtangga 9 orang 34,6

26 orang 100

Sumber : Data primer diolah

Page 61: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

49

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, jumlah responden terbanyak

yaitu pegawai swasta sebanyak 15 orang dengan persentase 57,7%,

kemudian ibu rumahtangga sebanyak 9 orang dengan persentase

34,6%, serta PNS dan wiraswasta masing-masing sebanyak 2 orang

dengan persentase 3,8%.

4.2. Analisis Univariat (Kecemasan Pasien Pre Operasi)

4.2.1. Tingkat kecemasan pasien pre operasi sebelum intervensi Edukasi

kesehatan dengan video

Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio

caesarea sebelum intervensi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan sebelum Intervensi

Kategori Jumlah Prosentase (%)

Tidak ada gejala 0 orang 0

Ringan 13 orang 50,0

Sedang 10 orang 38,5

Berat 3 orang 11,5

Panik 0 orang 0

Jumlah 26 orang 100

Sumber : output SPSS, 2017

Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden

mempunyai tingkat kecemasan yang tergolong ringan, yaitu sebanyak 13

responden (50%). Sedangkan tingkat kecemasan yang tergolong sedang

sebanyak 10 responden (38,5%) dan tingkat kecemasan berat sebanyak 3

responden (11,5%).

Page 62: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

50

4.2.2. Tingkat kecemasan pasien pre operasi sesudah intervensi Edukasi

kesehatan dengan audio visual video

Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio

caesarea sesudah intervensi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan sesudah Intervensi

Kategori Jumlah Prosentase (%)

Tidak ada gejala 13 50,0

Ringan 5 19,2

Sedang 7 26,9

Berat 1 3,8

Panik 0 0

Jumlah 26 100

Sumber : output SPSS, 2017

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa setelah dilakukan intervensi

pemberian Edukasi menggunakan audio visual video, mayoritas responden

menunjukkan tidak ada gejala kecemasan yaitu sebanyak 13 responden

(50%). Sedangkan tingkat kecemasan yang tergolong sedang sebanyak 7

responden (26,9%), kecemasan ringan sebanyak 5 responden (19,2%) dan

tingkat kecemasan berat sebanyak 1 responden (3,8%).

4.2.3. Analisis Bivariat Pengaruh Edukasi kesehatan dengan video operasi sectio

caesarea terhadap Penurunan Kecemasan Pasien Pre Operasi

Pengaruh Edukasi kesehatan dengan video operasi sectio caesarea terhadap penurunan kecemasan

pasien pre operasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6

Hasil Uji

Page 63: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

51

Independent-samples t-test

Variabel thit . Sign.

Kecemasan 3,820 0,000

Sumber : output SPSS, 2017

Berdasarkan hasil uji Independent Sample t-test diketahui nilai thitung sebesar 3,820 dengan Sign.

0,000 < 0,05 yang artinya ada pengaruh yang signifikan Edukasi dengan video operasi sectio caesarea terhadap

penurunan kecemasan pasien pre operasi.

Tabel 4.7

Hasil Rerata (Mean) Kecemasan

Sebelum dan Sesudah Intervensi

Variabel N Mean

Pre-test 26 20,42

Post-test 26 14,65

Sumber : output SPSS, 2017

Nilai rerata (mean) tingkat kecemasan pre-test sebesar 20,42 dan rerata post test sebesar 14,65.

Perbandingan nilai rerata sebelum dan sesudah intervensi menunjukkan bahwa tingkat kecemasan responden

yang telah diberi Edukasi kesehatan menggunakan audio visual video sectio caesarea diketahui mengalami

penurunan.

Page 64: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

52

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Responden

5.1.1. Karakteristik responden berdasarkan umur

Berdasarkan hasil penelitian diketahui jumlah responden terbanyak

yaitu umur 20 – 29 tahun sebanyak 17 orang dengan persentase 65,4%.

Wanita sehat diusia 20-30 tahun lebih mudah untuk hamil dan

memiliki resiko keguguran yang kecil karena pada umur ini merupakan

dasawarsa terbaik untuk mengandung dan melahirkan seseorang hamil

diusia 20-30 tahun ada pada saat wanita memiliki kesuburan yang tinggi ..

Menurut Sustiaty ( Tahun 2012 ) ibu berusia 31-40 tahun memiliki

tingkat kecemasan lebih tinggi tinggi dari pada ibu yang berusia 20-30

tahun. Usia diatas 30 tahun sebagai dianggap fase untuk menghentikan

kehamilan, karena usia diatas 30 tahun merupakan usia rawan hamilan

termasuk kategori kehamilan beresiko tinggi.

Hasil penelitian Nurhasannah (2010) di RSU Bhakti Yudha Depok

menunjukkan sebanyak 78% kasus terjadi pada usia 20-35 tahun. Hasil

tersebut disebabkan oleh perkembangan indikasi baik dari indikasi medis

yaitu faktor ibu dan janin maupun indikasi sosial.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Milka dkk

(2013) yang menunjukkan bahwa dari 35 responden diketahui jumlah

responden yang terbanyak berada pada golongan umur 20-30 tahun yaitu

Page 65: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

53

sebanyak 26 responden (74,3%). Hasil penelitian Khodijah, dkk (2014)

juga menunjukkan bahwa umur yang mempengaruhi kejadian sectio

caesarea mayoritas umur 20 – 35 tahun sebanyak 184 ibu (80%).

Umur yang paling aman menjalani kehamilan dan persalinan

adalah umur > 20 tahun dan <35 tahun. Direntang usia ini kondisi fisik

wanita dalam keadaan prima. Rahim sudah mampu memberi perlindungan,

mental pun siap untuk merawat dan menjaga kehamilannya secara hati-

hati.

5.1.2. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui jumlah responden terbanyak

yaitu dengan tingkat pendidikan SMA/sederajat sebanyak 16 orang dengan

persentase 61,5%.

Tingkat pendidikan yang tinggi akan memperluas pandangan dan

ruang ruang lingkup pergaulan, sehingga tingkat pendidikan yang lebih

tinggi akan mempermudah responden untuk menerima informasi tentang

kesehatan sehinngga akan menurunkan tingkat kecemasan. Semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi

sehingga akan cepat mengerti akan kondisi dan keparahan penyakitnya.

Prawirohardjo (2013) Semakin tinggi pendidikan seseorang maka

semakin mudah baginya untuk untuk mengerti dan memahami tentang

resiko – resiko yang akan dialami pada proses persalinan yang akan

dihadapi, dengan demikian mereka akan cepat pergi kepelayanan

kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit.. Orang-orang yang

Page 66: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

54

memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki wawasan dan

pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan orang – orang yang

memiliki pendidikan yang lebih rendah ( Notoatmojo, 2013 )

Pasaribu (2014) semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka

akan besar peluang untuk mencari pengobatan ketenaga kesehatan.

Sebaliknya, semakin rendahnya pendidikan seseorang akan menyebabkan

seseorang mengalami stress, dimana stress dan kecemasan yang terjadi

disebabkan kurangnya informasi yang didapat orang tersebut.. Tingkat

pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi

seseorang untuk mudah menerima ide teknologi baru.

Astria et al. (2009) menyatakan bahwa responden yang

berpendidikan dasar dan menengah cenderung lebih banyak mengalami

kecemasan dari pada ibu yang berpendidikan tinggi. Semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah seseorang untuk

menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang

dimiliki.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

Dunggio dkk (2014) yang menunjukkan bahwa mayoritas responden

mempunyai tingkat pendidikan SMA sebanyak 12 dari 24 orang (50%)

dan ini merupakan persentase terbesar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori lain yang menyatakan

bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka mereka dapat berfikir

Page 67: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

55

secara rasional dan mampu menahan emosi mereka dengan baik sehingga

dapat menurunkan kecemasan mereka sendiri (Inggriet et al. 2013).

5.1.3. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian diketajumlah responden terbanyak

yaitu pegawai swasta sebanyak 15 orang dengan persentase 57,7%.

Pekerjaan dapat mempengaruhi kecemasan dalam menjalani operasi,

karena orang yang tidak bekerja seolah –olah menjadi beban tanggungan

kelaurga, dan merasa cemas karena tidak dapat langsung melakukan

langsung melakukan aktivitas pekerjaan.

Menurut Maryaningtyas (Tahun 2012) diketahui bahwa pekerjaan

berpengaruh terhadap kecemasan. Bahwa faktor pekerjaan adalah salah

satu faktor yang dapat berkontribusi terhadap timbulnya kecemasan.

Rahmatiah (2014) jenis pekerjaan akan mempengaruhi tingkat kecemasan

seseorang sebelum mnjalani operasi.hal ini erat kaitannya dengan dengan

pendapatan yang biasanya berupa uang yang mempengaruhi seseorang

dalam memenuhi kebutuhanakan kesehatan dimana tersedianya biaya

untuk melakukan operasi. Pendapatan merupakan faktor yang paling

menentukan kuntitas maupun kualitas kesehatan sehingga ada hubungan

yang erat antara pendapatan dengan keadaan kesehatan seseorang.

Kusmajathi ( 2014 ) bahwa jenis pekerjaan diswasta yang

mempunyai penghasilan tidak menentu dapat mempengaruhi prilaku

responden dalam menentukan pengobatan, membeli obat, biaya perawatan

dirumah sakit, dan biaya yang tinggi dapat menambah tingkat kecemasan

Page 68: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

56

responden. Pekerjaan dapat mempengarui tingkat kecemasan hal ini

mungkin dipengarui oleh beberaa hal, misalnya pengalaman kerja serta

wawasan tentang pengetahuan yang berhubungan dengan faktor

kecemasan

5.2. Kecemasan Pasien Pre Operasi

5.2.1. Tingkat kecemasan pasien pre operasi sebelum intervensi Edukasi

kesehatan video

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan intervensi

pemberian Edukasi kesehatan dengan audio visual video mayoritas

responden mempunyai tingkat kecemasan yang tergolong ringan sebanyak

13 responden ( 50% ).

Pada saat pengambilan data meskipun sudah diberikan informasi

tentang pendidikan tindakan sectio caesarea ternyata pasien masih

mengalami kecemasan karena informasi pendidikan lebih sulit dipahami

dan dimengerti oleh responden. responden yang mengalami kecemasan

menunjukkan gejala mudah tersinggung, susah tidur, gelisah, lesu, mudah

menangis dan tidur tidak nyenyak.

Sundari (2012) Pasien yang akan menjalani operasi atau

pembedahan dapat mengalami kecemasan yang merupakan reaksi umum

terhadap kondisi yang dirasakan sebagai suatu ancaman terhadap perannya

dalam hidup, integritas tubuh, atau bahkan kehidupannya itu sendiri.

Kecemasan pra operasi seringkali dikaitkan dengan pemahaman –

pemahaman yang salah tentang tindakan pembedahan atau keterbatasan

Page 69: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

57

informasi tentang kejadian yang akan dialami pasien, sebelum , selama

bahkan setelah prosedur operasi. Hasil penelitian Rivani ( 2013 )

menunjukkan hubungan negative dan signifikan antara pengetahuan pasien

tentang informasi pra operasi dengan kecemasan pasien pra operasi. Dan

menunjukkan arah korelasi yang terbalik, yang berarti semakin tinggi

tingkat pengetahuan seseorang maka tingkat kecemasannya akan semakin

rendah, atau sebaliknya.

Tingkat kecemasan responden yang mayoritas tergolong ringan ini

dapat dipengaruhi antara lain oleh faktor usia, dimana responden

terbanyak dengan rentang usia 20 – 29 tahun. Hal ini sebagaimana

dikemukakan oleh Kaplan dan Saddock (2012) bahwa gangguan

kecemasan lebih sering terjadi pada usia dewasa dan lebih banyak dialami

oleh wanita.

Kecemasan pasien pre operasi yang paling banyak berada pada

kecemasan ringan, namun ada sebagian yang mengalami kecemasa sedang

dan berat. Hal in serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan Santoso (

2012 ) dengan sample 38 responden sebagian besar pasien mengalami

tingkat kecemasan ringan ( 44,7 % ). cemas dalam kategori ringan hal ini

dikarenakan respon cemas seseorang tergantung pada kematangan pribadi,

pemahaman dalam menghadapi tantangan, harga diri, mekanisme koping

yang digunakan

Kecemasan dan ketakutan pada ibu melahirkan bisa terjadi

meskipun tetap dalam batas normal. Menurut Klossner & Hotfield (2006),

Page 70: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

58

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi psikis ibu adalah pengalaman

kehamilan sekarang, pengalaman melahirkan yang lalu, harapan terhadap

persalinan, persiapan/kesiapan melahirkan, dukungan dan budaya

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Yuliza (2012) yang

menunjukkan bahwa sebelum intervensi responden mengalami kecemasan

pre operasi sectio caesarea dari tingkat kecemasan ringan (60%) .

Menurut qulsum ( 2012 ) menyatakan bahwa kecemasan pasien pre

operasi sebelum diberilkan intervensi terbanyak adalah kecemasan ringan,

ini disebabkan oleh umur responden yang rata-rata sudah dewasa. Selain

itu, ibu yang akan bersalin mempunyai emosi berlebihan yang dapat

menimbulkan kecemasan, tingkat kecemasan orang pun berbeda- beda

meskipun menghadapi permasalahn yang sama.

Kecemasan pada ibu hamil di karenakan persepsi ibu yang kurang

tepat mengenai proses persalinan. Persalinan dipersepsikan sebagai proses

yang menakutkan dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Hal ini

membuat ibu hamil merasakan kecemasan yang hebat menjelang kelahiran

bayinya (lmiasih & Susanti, 2010).

5.2.2. Tingkat kecemasan pasien pre operasi sesudah intervensi Edukasi

kesehatan dengan video

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan intervensi

pemberian Edukasi menggunakan audio visual video, mayoritas responden

menunjukkan tidak ada gejala kecemasan sebanyak 13 responden ( 50 % ).

Page 71: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

59

Pada saat pengambilan data pemberian informasi dalam penelitian

ini dilakukan melalui audiovisual yaitu dengan menggunakan video proses

persalinan dengan maksud untuk menunjukkan kepada calon ibu

bagaimana proses kelahiran itu terjadi. Video melahirkan dapat mendidik

para calon ibu tentang proses persalinan sehingga dapat mengurangi

kecemasan ibu dalam menghadapi proses persalinan.

Meskipun pasien sudah diberikan edukasi kesehatan dengan

menggunakan vidio sectio caesarea ada beberapa pasien cemasnya

bertambah hal ini dikarenakan keterbatasn pengetahuan pasien tentang

operasi sectio caesarea, takut melihat darah, takut melihat saat dilakukan

irisan pada kulit abdomen, takut saat melihat bayi keluar dari perut ibu,

takut melihat situasi ruangan kamar operasi dan takut alat – alat operasi

Menurut Notoadmojo (2012) audio visual adalah alat bantu lihat

dan dengar untuk menstimulasi indra mata dan pendengaran waktu proses

penyampaian bahan pengajaran. Media audio visual yang digunakan dapat

merangsang dua indra yaitu mata dan telinga secara bersamaan sehingga

responden lebih fokus pada materi yang diberikan.

Aprilia (2013) menyatakan ketika seorang ibu telah mendapat

informasi atau mengetahui apa yang akan terjadi pada dirinya, cenderung

akan mengurangi rasa cemas yang dialaminya. Hal ini didukung pendapat

Musbikin (2006) bahwa mempersiapkan diri dengan berbagai informasi

tentang hal-hal yang menyangkut persalinan merupakan salah satu cara

terbaik untuk menghadapi persalinan.

Page 72: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

60

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Mustafa ( 2011) yang

meneliti tentang penggunaan vidioterapi untuk meningkatkan motivasi

internal pada siswa kelas IXB di SMPN 1 Kasembon malang tahun 2010-

2011, didapatkan hasil bahwa ada pengaruh menonton video berisi terapi

motivasi internal pada siswa kelas IXB. Selain itu, hasil penelitian

Wijayanti (2010) juga menunjukkan ada perbedaan efek media cetak

dengan audiovisual video terhadap peningkatan pengetahuan pasien.

5.2.3. Pengaruh Edukasi kesehatan dengan video operasi sectio caesarea

terhadap Penurunan Kecemasan Pasien Pre Operasi

Penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh Edukasi

kesehatan dengan video operasi sectio caesarea terhadap penurunan

kecemasan pasien.

Penggunaan audio visual sangat efektif untuk meningkatkan

pemahaman dan pengetahuan individu. Audio visual akan melibatkan

banyak alat indra untuk menerima dan mengolah informasi sehingga

semakin besar isi informasi maka semakin mudah pula informasi tersebut

dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan. Kelebihan lain metode ini

adalah pesan yang disampaikan lebih mudah dimengerti dan dipahami

serta akan berpengaruh nyata terhadap hasil pengetahuan baik pada ranah

kognitif, afektif maupun psikomotorik (Wulandari, 2014).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Arafah & Aizar

(2013) yang menunjukkan ada penurunan tingkat kecemasan ibu dalam

menghadapi persalinan setelah menonton video proses persalinan. Selain

Page 73: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

61

itu, hasil penelitian Wijayanti (2010) juga menunjukkan ada perbedaan

efek Edukasi kesehatan menggunakan media cetak dengan media

audiovisual terhadap peningkatan pengetahuan pasien.

Page 74: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

62

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

1. Tingkat kecemasan pasien pre operasi sebelum pemberian Edukasi

kesehatan dengan video sectio caesarea mayoritas tergolong ringan,

yaitu sebanyak 13 orang (50%).

2. Tingkat kecemasan pasien pre operasi sesudah pemberian Edukasi

kesehatan dengan video sectio caesarea mayoritas tidak terdapat gejala

kecemasan, yaitu sebanyak 13 orang (50%).

3. Terdapat pengaruh Edukasi kesehatan dengan video operasi sectio

caesarea terhadap penurunan kecemasan pasien pre operasi di ruang

bedah RS Pku Muhammadiyah Karanganyar, ditunjukkan oleh nilai

thitung sebesar 3,820 dengan Sign. 0,000 < 0,05.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisa data dan kesimpulan, ada beberapa

saran yang penulis sampaikan yaitu:

1. Bagi Institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi

bahwa pemberian Edukasi kesehatan dengan video dapat menurunkan

tingkat kecemasan.

Page 75: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

63

2. Bagi pihak rumah sakit

Rumah sakit diharapkan dapat menerapkan Edukasi kesehatan dengan

vidio sectio caesarea dirunag bedah agar pasien tidak cemas atau takut,

sehingga pasien dapat memperoleh pelayanan yang komprehensif, baik

fisik maupun psikis.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti lain diharapkan meneliti variabel lain yang belum diteliti,

dengan menggunakan media lain: misalnya Edukasi dengan

menggunakan musik jawa terhadap penurunan kecemasan pasien,

sehingga penelitian lain dapat menjelaskan hasil penelitian yang lebih

luas dan dapat melengkapi hasil penelitian yang dilakuan saat ini.

4. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat memotivasi peneliti dan menjadi kepuasan

tersendiri dapat meneliti tentang pengaruh Edukasi kesehatan dengan

video sectio caesarea terhadap penurunan kecemasan pasien pre operasi

dan kedepannya mungkin dapat melakukan peneliatian tentang tentang

perbedaan antara Edukasi kesehatan dengan video dan terapi musik

terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pre operasi.

Page 76: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. 2007. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Atkinson, R.L.2008.Pengantar Psikilogi, Jakarta: erlangga

Astria, Y. 2009 Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Trimester III Dengan

Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan Dipoliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati Tahun 2009.

Aprilia, Y. (2013) Sipa Bilang Melahirkan Itu Sakit, Yogyakarta C.V Andi Offset

Dermawan, A.C. dan Setiawati, S. 2008. Proses Pembelajaran dalam Pendidikan

Kesehatan. Jakarta: Trans info media.

Dewi, Y. 2007. Manajemen Stres, Cemas: Pengantar Dari A Sampai Z. Jakarta:

Edsa Mahkota.

Dunggio,AR 2014. Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Perawat Dengan

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD

TulehuGlobal Health Science ISSN 2503-5088 Vol 1 No 4

Fareer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Gunarsa. 2008. Psikologi Keperawatan. Jakarta: Gunung Mulia.

Ghufron, M. Nur dan Wati, S. R. Rini 2012. Cara tepat menghilangkan kecemasan

anda Yogyakarta

Hall, C.S. & Lindsey, G. 2009. Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta:

Kasinius

Handayani, W., Al Ummah, B., Yuniar, I. 2010. Evaluasi Proses Preoperasi Pada

Pasien Sectio Caesaria (SC) di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Jurnal

Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 2 Juni.

Ilmiasih, R, & Susanti, H (2010). Pengaruh Tehnik Hypnobirthing Terhadap

Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Pada Masa Persiapan

menghadapi Persalinan. Malang Universitas Muhammadiyah.

Kasana, N. 2014. Hubungan antara Komunikasi Terapeutik dengan Tingkat

Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea di Ruang Ponek

RSUD Karanganyar. Skripsi. Surakarta: Stikes Kusuma Husada.

Page 77: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

Kholid, A. 2012. Promosi Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Kurniawan, A., dkk. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pre Operasi terhadap

Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Hernia di RSUD Kudus.

Fikkes Jurnal Keperawatan. Vol. 6 No. 2 Oktober , 139-148.

Kaplan and Sadock.2012. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI

Khodijah, Dodoh, Sibunan, Yessika Rouli & Sinaga, R 2014 Hubungan

Karakteristik Ibu Dengan Sectio Caesarea di Rumah Sakit TK IV 01 07

001 KESDAM VBBPematang siantar. Jurnal Ilmiah PANNMED ISSN

1907-3046 Vol 9. No 1

Lia, X., Zhua, J., Dai, L., Li, M., Miao, L., Liang, J. and Wang, Y. 2010. Trends

in Maternal Mortality Due to Obstetric Hemorrhage in Urban, and Rural

China, 1996–2005. J. Perinat. Med. 39: 35–41.

Liu, D. 2007. Manual Persalinan. Jakarta: EGC

Muttaqin, A. dan Sari, K. 2009. Asuhan Keperawatan Perioperatif:

Konsep,Proses dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Majid, A., Judha, M., Istianah, U. 2011. Keperawatan Perioperatif. Yogyakarta:

Gosyen Publishing

Mustafa, A. (2011). Penggunaa Vidioterapi untuk Meningkatkan Motivasi

Internal Pada Siswa Kelas IXB Di SMP Negeri 1.

Musbikin, I (2006) Persiapan Menghadapi Persalinan Dari perencanaan kehamilan

Sampai mendidik Anak. Yogyakarta Mitra pustaka

Milka, MV, Hasifah & Suryani, S 2013 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu

Post Sectio Caesarea terhadap Mobilisasi Dini di RSIA Pertiwi

Makasar2013 Jurnal Ilmiah Vol 4 No 3 ISSN 2302-1721

Nasution. S.A. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Notoatmojo, S2013 pendidikan dan prilaku kesehatan, Jakarta : rineka cipta

Page 78: PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN VIDEO SECTIO …

Oxorn, H. & Forte, W. R. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi Persalinan.

Yogyakarta: Yem & Andi Offset.

Rompas, S.J., dkk. 2013. Efektivitas konseling dan musik religi kristen terhadap

tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruangan Irina A BLU RSUP

Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. E-journal Keperawatan (e-Kp) Volume

1. Nomor 1. Agustus 2013

Pawatte, I., dkk. 2013. Perbedaan Tingkat Kecemasan pada Ibu Pre Sectio

Caesarea di RSIA Kasih Ibu dan RSUP Prof. Dr. R.D. Kandau Manado.

Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik. Vol.1 No.3. Agustus.

Pasaribu, (2014) hubungan paritas dan usia dengan tingkat kecemasan ibu hamil

trimester III dalam menghadapi persalinan dipuskesmas sipea –pea

kecamatan sorkam barat. Jurnal penelitian. STIKES Nauli Husada

Sibolga.

Prawiroharjo, S 2013. Ilmu Kebidanan Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Qulsum dkk. ( 2012 ). Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi

Sebelum Dan Sesudah Pemeberian Terapi Music Klasik DI RSUD Tugu

Rejo Semarang

Rahayu, A., dkk. 2014. Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat Kecemasan

Pasien Pre Operasi Sectio Caesaria. Jurnal Husada Mahakam. Volume III

No.7, Mei 2014, hal.319-387.

Rahmi,C.2013 Hubungan Tingkat Kecemasan dengan kelancaran proses

persalinan ibu primigravida di RS Ibu dan Anak banda aceh. Laporan

Penelitian D3 Kebidanan, STIKes U’Budiyah Banda Aceh

Semiun, Y. 2010. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kasinius.

Sundari, Siti ( 2012 ). Kesehatan mental Dalam kehidupan. Jakarta; PT Asdi

Mahastya.

Rivani, B. (2013). Hubugan Pengetahuan Pasien Tentang Informasi Pra Operasi

Dengan Kecemasan Pasien Prs Operasi Di RS OMNI International Alam

Sutera Tangerang.

Smeltzer, S.C., dan Bare, B. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & Suddarth vol 1. Jakarta: EGC.