Pengaruh Disiplin Kerja Dan Bu - 10311632 - Risang Galih Hapsar_3661
-
Upload
recca-damayanti -
Category
Documents
-
view
34 -
download
0
description
Transcript of Pengaruh Disiplin Kerja Dan Bu - 10311632 - Risang Galih Hapsar_3661
PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD)
PENDIDIKAN SE-EKS KAWEDANAN JATINOM
SKRIPSI
Ditulis Oleh :
Nama : Risang Galih Hapsari Nomor Mahasiswa : 10311632 Jurusan : Manajemen Bidang Konsentrasi : Sumber Daya Manusia
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI YOGYAKARTA
2014
ii
PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD)
PENDIDIKAN SE-EKS KAWEDANAN JATINOM
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar sarjana strata-1 di Jurusan Manajemen,
Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia
Oleh :
Nama : Risang Galih Hapsari Nomor Mahasiswa : 10311632 Jurusan : Manajemen Bidang Konsentrasi : Sumber Daya Manusia
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA 2014
iii
iv
v
vi
Halaman Persembahan
Rasa syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT
Skripsi ini kupersembahkan dengan tulus hati dan rasa cinta kasih yang mendalam
Untuk :
Bapak dan Alm. Ibunda tercinta, serta Keluarga Besarku
Terima Kasih atas kasih sayang yang sangat luar biasa, untaian doa dari jauh yang tak pernah
putus, curahan perhatian yang tak terhingga besarnya, dan semangat yang tak henti diberikan.
Aku sangat menyayangi kalian.
vii
MOTTO
"Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan".
(Al‐Insyirah:6)
"Allahlah pelindungmu yang sesungguhnya. Dialah sebaik-baiknya penolong".
(Ali Imran:150)
Keberhasilan datang dari niat dan usaha keras seseorang. Jangan pernah
berhenti berusaha, keberhasilan menanti didepan mata.
viii
ABSTRACT
This research relates to how the influence of disciplinary of work and organizational culture on the performance of the employee of education office in Jatinom. The aim of this research is: to know the influence of disciplinary work toward the employee's performance of education office in Jatinom, to know the influence of organizational culture toward the employee's performance of education office in Jatinom, to know the influence of disciplinary of work and organizational culture toward the employee's performance of education office in Jatinom, and to know which one is greater between the influence of disciplinary of work toward the employee's performance of education office in Jatinom and the influence of organizational culture toward the employee's performance of education office in Jatinom. Respondents of this research are 56 employee's of education office in Jatinom. The method of collecting the data used in this research is questionnaire and then followed by analyzing the data using data analysis technique which includes analysis of multiple linear regression, T-test, F-test, coefficient of determination (R2).
The result of this research shows that: there is positive and significant influence of the disciplinary work toward the employee's performance of education office in Jatinom, there is positive and significant influence of organizational culture toward the employee's performance of education office in Jatinom, there is positive and significant influence of disciplinary of work and organizational culture toward the employee's performance of education office in Jatinom, and the influence of organizational culture toward the employee's performance of education office in Jatinom is greater than the influence of disciplinary of work toward the employee's performance of education office in Jatinom.
Keywords: Disciplinary of Work, Organizational Culture, and Performance
ix
ABSTRAK
Penelitian ini terkait dengan bagaimana pengaruh disiplin kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom, mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom, mengetahui pengaruh disiplin kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom, dan mengetahui lebih besar mana pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom dengan pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom. Responden dalam penelitian ini adalah 56 orang pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuisioner dan dalam menganalisis datanya menggunakan teknis analisis data yang meliputi analisis regresi linier berganda, uji t, uji F, koefisien determinasi (R2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan dari disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom, ada pengaruh positif dan signifikan dari budaya organisasi terhadap kinerja pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom, ada pengaruh positif dan signifikan dari disiplin kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom, dan pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom lebih besar daripada pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom. Keywords: Disiplin Kerja, Budaya Organisasi dan Kinerja
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirobil'alamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
berkat limpahan rahmat, inayah dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir skripsi dengan baik yang berjudul “Pengaruh Disiplin Kerja dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD)
Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom” ditulis sebagai salah satu syarat kelulusan di
Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia. Tak lupa penulis haturkan shalawat dan
salam ke hadirat junjungan Nabi Besar kita Muhammad SAW, yang telah membawa kita
keluar dari jaman jahilliyah menuju jaman yang penuh dengan limpahan cahaya ilmu.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan berbagai pihak yang telah banyak membantu. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT atas segala kekuatan, pertolongan, dan izin-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan tugas akhir skripsi ini.
2. Nabi Muhammad SAW sebagai tauladan dan panutan seluruh insan.
3. Bapak Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M,Ec selaku Rektor Universitas Islam Indonesia.
4. Bapak Prof. Hadri Kusuma, MBA, DBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Indonesia.
5. Bapak Arif Hartono, S.E., MHRM., Ph.D. selaku dosen pembimbing skripsi dan
dosen metopel yang bersedia memberikan beragam ilmu dan pengetahuan, arahan,
serta perhatian dan kepeduliannya untuk menyemangati penulis disaat mengalami
xi
kendala dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Segenap Dosen dan Staff Pengajaran Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia
atas semua bantuan selama kuliah hingga selesainya skripsi ini.
7. Kedua orangtua, Bapak Sayono Dharmo Saputro dan Alm. Ibunda tercinta Ratmi,
terimakasih atas segala lantunan doa dari jauh yang tak pernah putus, ribuan ucapan
semangat dan kasih sayang yang tak henti diberikan hingga saat ini. Alhamdulillah
ini kado galih buat ulang tahun bapak.
8. Semua keluarga besar, Papa Mama dan kakak-kakak serta keponakan tercinta (Mbak
Novy, Mas Agus, Mas Defry, Mbak Dian, Mbak Mala, Mas Didik, Dek Ara, Dek
Qila, Baby Al), terimakasih atas segala doa, kasih sayang, support serta rangkaian
motivasi disetiap langkah untuk meraih cita-cita demi membahagiakan kalian semua.
9. Seseorang istimewa dan terbaik, Pratama Blya Munawir Fadly, abang ganteng yang
selalu jadi moodbooster dalam keadaan apapun, serta terimakasih atas perhatian dan
dorongan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabatku sekaligus teman seperjuangan kuliah dan skripsi, Lisa, Afis, Raisa,
Devi, Dita yang kurang lebih 3,5 tahun sama-sama berjuang demi gelar Sarjana
Ekonomi, serta banyak cerita yang bisa dibagi dalam suka maupun duka. Sahabat
terbaikku Eka Marliya dan Nanda, yang tidak pernah bosan memberikan semangat
dan bantuannya ketika penulis banyak mengalami kesulitan, serta selalu menjadi
tempat berbagi cerita yang paling nyaman selama ini, dan akhirnya kita bertiga bisa
maju sidang di bulan yang sama. Terimakasih sudah bisa mengenal kalian selama ini,
sukses terus kariernya girls, smooch!
xii
11. Keluarga besar LWN-48 (Fara, Mutek, Leony, Aya, Rossy, Yodi, Fachrian, Tomo,
Apep, Ahong, Ardana, Bagas, Kaje, Ardi, Duwek), terimakasih sudah banyak
menghadirkan banyak tawa dan banyak cerita menjadi layaknya keluarga baru. I miss
you guys!
12. Teman-teman KKN Unit 47 Jerengan-Dagaran (Kak Berrina, Teteh Dita, Mami
Marta, Uda Erik, Pakde Agi, Om Gama, Simbah Nero) yang meskipun sudah jarang
bertemu, tetapi saling mendoakan dari jauh untuk kesuksesan kita semua.
13. Bapak dan Ibu pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan
Se-Eks Kawedanan Jatinom yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
menjadi responden sehingga penelitian ini bisa berjalan lancar.
14. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dan doanya
yang terlalu banyak sehingga tak bisa disebutkan satu persatu. Penulis hanya bisa
berdoa semoga semua kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT. Amin.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak
dalam proses menerapkan ilmu yang penulis dapatkan di bangku kuliah, semoga skripsi
ini mampu membantu kemajuan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari bahwa penulisan
skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk lebih menyempurnakan skripsi ini di masa
mendatang, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak dengan harapan agar
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Yogyakarta, 14 Maret 2014
Penulis
Risang Galih Hapsari
xiii
DAFTAR ISI
......................................................................................................................... Halaman
Halaman Sampul Depan Skripsi ..................................................................... i
Halaman Judul Skripsi ................................................................................... ii
Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme ........................................................ iii
Halaman Pengesahan Skripsi ......................................................................... iv
Halaman Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................... v
Halaman Persembahan ................................................................................... vi
Motto .............................................................................................................. vii
Abstract .......................................................................................................... viii
Abstraksi ......................................................................................................... ix
Kata Pengantar ............................................................................................... x
Daftar Isi ......................................................................................................... xiii
Daftar Tabel .................................................................................................... xvii
Daftar Gambar ................................................................................................ xviii
Daftar Lampiran ............................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka .......................................................................................... 8
2.1.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 8
2.2 Landasan Teori ......................................................................................... 14
2.2.1 Manajemen SDM ........................................................................... 14
2.2.1.1 Pengertian MSDM ................................................................. 14
2.2.1.2 Peranan MSDM .................................................................. 15
2.2.1.3 Pendekatan MSDM ............................................................ 16
xiv
2.2.1.4 Fungsi-fungsi Utama MSDM ............................................. 18
2.2.1.5 Pendekatan dalam MSDM .................................................. 19
2.2.2 Disiplin Kerja ................................................................................. 20
2.2.2.1 Pengertian Disiplin Kerja ...................................................... 20
2.2.2.2 Macam-macam Disiplin Kerja ........................................... 22
2.2.2.3 Bentuk-bentuk Disiplin Kerja ............................................ 23
2.2.2.4 Tipe Kegiatan Pendisiplinan ............................................... 24
2.2.2.5 Dimensi Disiplin Kerja ....................................................... 26
2.2.3 Budaya Organisasi ......................................................................... 28
2.2.3.1 Definisi Budaya Organisasi ................................................ 28
2.2.3.2 Manfaat Budaya Organisasi ............................................... 29
2.2.3.3 Pengukuran Budaya Organisasi .......................................... 30
2.2.4 Kinerja ........................................................................................... 32
2.2.4.1 Definisi Kinerja .................................................................. 32
2.2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ......................... 34
2.2.4.3 Elemen-elemen Sistem Penilaian Kinerja .......................... 35
2.2.4.4 Jenis-jenis Penilaian Kinerja .............................................. 38
2.2.4.5 Metode Penilaian Kinerja ................................................... 38
2.2.4.6 Upaya Peningkatan Kinerja ................................................ 39
2.2.4.7 Indikator Kinerja ................................................................ 40
2.2.5 Hubungan Antar Variabel .............................................................. 42
2.2.5.1 Hubungan antara Disiplin Kerja terhadap Kinerja ............. 42
2.2.5.2 Hubungan antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja ...... 43
2.2.5.3 Hubungan antara Disiplin Kerja dan Budaya Organisasi
terhadap Kinerja ................................................................. 46
2.2.6 Kerangka Pikir Penelitian .............................................................. 47
2.2.7 Hipotesis Penelitian ....................................................................... 48
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................... 50
3.2 Objek Penelitian ....................................................................................... 50
3.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................................ 50
xv
3.2.2 Gambaran Umum Organisasi ......................................................... 51
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................... 51
3.3.1 Variabel Penelitian .......................................................................... 51
3.3.2 Definisi Operasional dan Indikator ................................................ 52
3.3.2.1 Disiplin Kerja (X1) ............................................................. 52
3.3.2.2 Budaya Organisasi (X2) ...................................................... 54
3.3.2.3 Kinerja (Y) ......................................................................... 55
3.4 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data .............................................. 57
3.4.1 Jenis Data ....................................................................................... 57
3.4.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 58
3.5 Uji Analisis Pengukuran Data .................................................................. 59
3.5.1 Uji Validitas .................................................................................... 59
3.5.2 Uji Reliabilitas ................................................................................ 61
3.6 Populasi dan Sampel ................................................................................ 62
3.7 Metode Analisis Data ............................................................................... 62
3.7.1 Regresi Linier Berganda ................................................................. 62
3.7.2 Uji t ................................................................................................. 63
3.7.3 Uji F ................................................................................................ 64
3.7.4 Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 64
3.7.4.1 Uji Normalitas .................................................................... 64
3.7.4.2 Uji Multikolinieritas ........................................................... 65
3.7.4.3 Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 65
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 66
4.1.1 Uji Validitas .................................................................................... 66
4.1.2 Uji Reliabilitas ................................................................................ 69
4.2 Analisis Deskripsi ..................................................................................... 70
4.2.1 Deskripsi Responden Penelitian ..................................................... 70
4.3 Analisis Data ............................................................................................. 75
4.3.1 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian .......................................... 75
4.3.2 Pengujian Hipotesis ........................................................................ 82
xvi
4.3.2.1 Persamaan Regresi ............................................................. 83
4.3.2.2 Uji t ..................................................................................... 84
4.3.2.3 Uji F .................................................................................... 86
4.3.2.4 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis ........................................ 87
4.3.2.5 Koefisien Determinasi (R2) ................................................ 88
4.3.3 Pengujian Asumsi Klasik ............................................................... 88
4.3.3.1 Uji Normalitas .................................................................... 88
4.3.3.2 Uji Multikolinieritas ........................................................... 89
4.3.3.3 Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 90
4.4 Hasil dan Pembahasan .............................................................................. 91
4.4.1 Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai ...................... 92
4.4.2 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai ............... 95
4.4.3 Pengaruh Disiplin Kerja dan Budaya Organisasi
terhadap Kinerja Pegawai ............................................................. 98
4.4.4 Budaya Organisasi Mempunyai Pengaruh yang Lebih Besar terhadap
Kinerja Pegawai ............................................................................. 101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 103
5.2 Saran ......................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 106
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. 109
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel ........................................................................................................... Halaman
3.1 Rentang Skala Jawaban Kuisioner ....................................................... 59
4.1 Hasil Uji Validitas Disiplin Kerja ......................................................... 66
4.2 Hasil Uji Validitas Budaya Organisasi ................................................. 67
4.3 Hasil Uji Validitas Kinerja ................................................................... 68
4.4 Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner ........................................................... 70
4.5 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 71
4.6 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia ............................................. 72
4.7 Klasifikasi Responden Berdasarkan Masa Kerja ................................. 72
4.8 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan .................................. 73
4.9 Klasifikasi Responden Berdasarkan Golongan .................................... 74
4.10 Analisis Deskriptif Terhadap Variabel Disiplin Kerja ........................ 76
4.11 Analisis Deskriptif Terhadap Variabel Budaya Organisasi ................. 78
4.12 Analisis Deskriptif Terhadap Variabel Kinerja ................................... 80
4.13 Rekapitulasi Analisis Deskriptif ......................................................... 81
4.14 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................................. 82
4.15 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis ........................................................ 87
4.16 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 89
4.17 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................. 90
4.18 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 91
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar ....................................................................................................... Halaman
1.1 Kerangka Pikir Penelitian ..................................................................... 48
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
LAMPIRAN I
1.1 Kuisioner Penelitian .......................................................................... 112
LAMPIRAN II
2.1 Uji Validitas Terhadap Variabel Disiplin Kerja ................................. 117
2.2 Uji Validitas Terhadap Variabel Budaya Organisasi ......................... 117
2.3 Uji Validitas Terhadap Variabel Kinerja ............................................ 118
LAMPIRAN III
3.1 Uji Reliabilitas Terhadap Variabel Disiplin Kerja ............................ 119
3.2 Uji Reliabilitas Terhadap Variabel Budaya Organisasi ..................... 119
3.3 Uji Reliabilitas Terhadap Variabel Kinerja ....................................... 120
LAMPIRAN IV
4.1 Frekuensi Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......... 121
4.2 Frekuensi Klasifikasi Responden Bedasarkan Usia .......................... 121
4.3 Frekuensi Klasifikasi Responden Bedasarkan Masa Kerja .............. 121
4.4 Frekuensi Klasifikasi Responden Bedasarkan Pendidikan ............... 122
4.5 Frekuensi Klasifikasi Responden Bedasarkan Golongan ................. 122
LAMPIRAN V
5.1 Analisis Deskriptif Terhadap Variabel Disiplin Kerja ....................... 123
5.2 Analisis Deskriptif Terhadap Variabel Budaya Organisasi ............... 125
5.3 Analisis Deskriptif Terhadap Variabel Kinerja ................................. 127
LAMPIRAN VI
6.1 Analisis Regresi Linier Berganda ..................................................... 131
6.2 Uji t ................................................................................................... 131
6.3 Uji F .................................................................................................. 131
6.4 Koefisien Determinasi (R2) ............................................................... 132
LAMPIRAN VII
7.1 Uji Normalitas ................................................................................... 133
7.2 Uji Multikolinieritas .......................................................................... 133
xx
7.3 Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 134
LAMPIRAN VIII
8.1 Data Responden ................................................................................ 135
8.2 Data Penelitian Variabel Disiplin Kerja ............................................ 138
8.3 Data Penelitian Variabel Budaya Organisasi .................................... 139
8.4 Data Penelitian Variabel Kinerja ....................................................... 141
LAMPIRAN IX
Surat Permohonan Ijin Penelitian ........................................................... 143
LAMPIRAN X
Surat Keterangan Penelitian .................................................................... 147
LAMPIRAN XI
Biodata Peneliti ....................................................................................... 151
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era yang maju seperti sekarang ini, persaingan yang terjadi di dunia
perkembangan ekonomi masyarakat dan tehnologi sudah sangat pesat. Di
Indonesia telah banyak berdiri organisasi baik yang kecil, menengah, maupun
besar, sehingga organisasi tersebut juga harus ikut bersaing secara ketat agar
dapat mempertahankan kelangsungan hidup organisasi serta meningkatkan
produktivitasnya. Oleh karena itu keberhasilan suatu organisasi dalam
melaksanakan kegiatan operasionalnya, tidak akan terlepas dari kualitas sumber
daya manusia yang dimilikinya. Sejalan dengan pentingnya sumber daya
manusia dalam organisasi, Hasibuan (2002:10) menyatakan bahwa sumber daya
manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi,
karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan
organisasi. Tujuan tersebut tidak akan terwujud tanpa adanya peran aktif dari
pegawai, meskipun alat-alat yang dimiliki organisasi begitu canggih. Alat-alat
canggih yang dimiliki tidak ada manfaatnya, jika peran aktif pegawai tidak
diikutsertakan.
Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam upaya mencapai
tujuan organisasi, sehingga peningkatan kualitas sumber daya manusia harus
dilakukan agar kinerja setiap pegawai bisa maksimal. Kinerja adalah hasil kerja
2
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya (Mangkunegara, 2009:67). Dalam hal ini kinerja pegawai menjadi
ukuran yang sangat penting karena terdapat hubungan yang erat antara kinerja
perorangan dengan kinerja organisasi. Dengan kata lain, apabila kinerja pegawai
baik, maka kemungkinan besar kinerja organisasi juga akan baik. Oleh karena
itu peningkatan kinerja pegawai menjadi fokus utama dalam usaha pencapaian
tujuan organisasi.
Untuk meningkatkan kinerja pegawai, salah satu caranya bisa ditempuh
dengan ditegakkannya disiplin kerja pada suatu organisasi. Disiplin kerja adalah
suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan pegawai
agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan
yang ada dalam suatu organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku (Rivai,
2004:444).
Disiplin kerja itu sangat penting keberadaannya dalam kelangsungan hidup
suatu organisasi. Disiplin kerja yang tinggi mencerminkan besarnya tanggung
jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini juga
akan mendorong gairah kerja, semangat kerja serta terwujudnya tujuan
organisasi. Terciptanya disiplin kerja juga dapat digunakan sebagai sarana untuk
pegawai tidak melakukan atau mengurangi tindakan yang dapat merugikan suatu
organisasi. Jadi disiplin kerja sangat mutlak dibutuhkan agar seluruh kegiatan
3
atau aktivitas dapat berjalan sesuai dengan mekanisme yang sudah
ditentukan pada suatu organiasasi.
Sementara itu, dalam usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai fungsi
budaya organisasi juga mempunyai peranan yang sangat penting. Budaya
organisasi yang didefinisikan sebagai pola keyakinan dan nilai-nilai organisasi
yang dipahami, dijiwai dan dipraktekkan oleh organisasi sehingga pola tersebut
memberikan arti tersendiri dan menjadi dasar aturan perilaku dalam organisasi
(Lako 2005:29, dalam Waspodo dan Sutarno, 2009, 40-46). Dalam suatu
organisasi, budaya organisasi selalu diharapkan menjadi yang terbaik karena
baik buruknya pertumbuhan budaya organisasi akan berhubungan dengan
berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang ingin dicapai. Budaya organisasi
yang tumbuh menjadi kuat mampu memacu organisasi kearah perkembangan
yang lebih baik. Hal ini berarti bahwa setiap adanya perbaikan pada budaya
organisasi ke arah yang lebih kondusif, maka akan memberikan sumbangan yang
sangat berarti bagi peningkatan kinerja pegawai.
Hal ini seperti pendapat Schneider (1987: 111, dalam Widiyanto dan
Sutarno, 2011:76-88) bahwa penciptaan lingkungan kerja sangat erat kaitannya
dengan budaya organisasi yang dianut oleh suatu organisasi. Penciptaan budaya
organisasi yang baik dan nyaman tersebut akan memberikan daya tarik bagi
seseorang yang kemudian mereka merasa cocok dengan budaya tersebut
sehingga timbul niat untuk bergabung pada suatu organisasi. Artinya jika
seseorang sudah memiliki niat kemudian memutuskan untuk bergabung pada
4
suatu organisasi, maka orang tersebut harus dapat menyelaraskan antara
visi misi pribadi dengan visi misi yang sudah ditetapakan organisasi untuk
mencapai tujuan. Sehingga dengan begitu masing-masing individu akan
bersungguh-sungguh dan mencurahkan daya upaya untuk pekerjaannya,
kemudian akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kinerjanya
serta berperan aktif atau berkontribusi penuh dalam usaha pencapaian tujuan
organisasi.
Penelitian Waspodo dan Sutarno (2009) menemukan hasil bahwa variabel
bimbingan, kedisiplinan, budaya organisasi dan kepemimpinan secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di lingkungan
Kantor Departemen Agama Kabupaten Karanganyar. Hal ini berarti bahwa
besarnya sumbangan pengaruh variabel bimbingan, kedisiplinan, budaya
organisasi dan kepemimpinan terhadap kinerja pegawai sangat kuat, dan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini seperti kesejahteraan dan
pembagian kerja instansi.
Demikian halnya pada organisasi Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom, para pegawainya dituntut
untuk memberikan kontribusi yang maksimal terhadap kinerjanya. Seperti yang
sudah kita ketahui bahwa banyak ditemukan kasus pegawai kantor atau PNS
mangkir ketika jam kerja dan datang terlambat pada saat dilaksanakannya apel
pagi, maka hal-hal tersebut dapat memicu penurunan kinerja dari masing-masing
pegawai itu sendiri. Mengingat adanya kasus tersebut, maka organisasi sangat
5
penting dalam memperhatikan tingkat disiplin kerja dan menciptakan budaya
organisasi yang baru sehingga akan memberikan dampak yang positif dalam
proses peningkatan kinerja pegawai. Pada dasarnya disiplin kerja itu sudah
menjadi bagian dari budaya organisasi, jadi apabila disiplin kerja pegawai
terhadap pekerjaannya tinggi, maka akan menciptakan budaya kerja yang baik
kemudian akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai yang semakin meningkat.
Dengan latar belakang yang menarik inilah maka penulis merasa tertarik
untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul "Pengaruh Disiplin
Kerja dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Unit
Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom".
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Kantor Unit
Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom?
2. Apakah ada pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai Kantor
Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan
Jatinom?
3. Apakah ada pengaruh disiplin kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja
pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks
Kawedanan Jatinom?
6
4. Lebih besar mana pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Kantor
Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom
dengan pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai Kantor Unit
Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Kantor Unit
Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom.
2. Mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai Kantor
Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan
Jatinom.
3. Mengetahui pengaruh disiplin kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja
pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks
Kawedanan Jatinom.
4. Mengetahui lebih besar mana pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja
pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks
Kawedanan Jatinom dengan pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks
Kawedanan Jatinom.
7
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak terkait, seperti :
1. Bagi Kantor UPTD Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom :
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang positif pada Kantor
Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom
dalam mencari pemecahan masalah yang dihadapi berkaitan dengan disiplin
kerja, budaya organisasi dan kinerja pegawai.
2. Bagi Penulis :
Sebagai tambahan pengetahuan tentang keadaan yang sebenarnya dalam
organisasi dan diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
selama masa perkuliahan, sehingga dapat menerapkan teori-teori yang didapat
dalam kehidupan nyata.
3. Bagi Pihak Lain :
Sebagai bahan bacaan dan literature bagi semua pihak yang
membutuhkan dalam rangka menambah khasanah ilmu manajemen sumber
daya manusia khususnya mengenai disiplin kerja, budaya organisasi dan
kinerja pegawai.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan berdasarkan penelitian terdahulu yang telah
dilakukan sebelumnya mengenai pengaruh disiplin kerja dan budaya
organisasi terhadap kinerja pegawai yaitu sebagai berikut :
Harlie (2012) dalam jurnalnya mengenai "Pengaruh Disiplin Kerja,
Motivasi dan Pengembangan Karier terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil
pada Pemerintah Kabupaten Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan",
menyatakan bahwa variabel disiplin kerja (X1), motivasi (X2), dan
pengembangan karier (X3) berpengaruh nyata secara parsial dan simultan
terhadap Kinerja Pegawai (Y) Pemerintah Kabupaten Tabalong di Tanjung
Kalimantan Selatan. Beda penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
oleh penulis adalah pada penelitian ini terdapat perbedaan variabel yaitu
Motivasi dan Pengembangan Karier, kemudian dilakukannya penelitian ini
pada Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah Kabupaten Tabalong di Tanjung
Kalimantan Selatan. Persamaannya yaitu sama-sama
Waspodo dan Sutarno (2009) dalam jurnalnya mengenai "Pengaruh
Bimbingan, Kedisiplinan, Budaya Organisasi dan Kepemimpinan terhadap
Kinerja Pegawai pada Kantor Departemen Agama", ditemukan hasil bahwa
9
melalui perhitungan Uji-t dan Uji F faktor bimbingan, variabel
kedisiplinan, variabel budaya organisasi dan variabel kepemimpinan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di lingkungan Kantor
Departemen Agama Kabupaten Karanganyar. Hal ini berarti bahwa besarnya
sumbangan pengaruh variabel bimbingan, kedisiplinan, budaya organisasi dan
kepemimpinan terhadap kinerja pegawai sangat kuat, dan sisanya dipengaruhi
oleh variabel lain di luar penelitian ini seperti kesejahteraan dan pembagian
kerja instansi. Pada penelitian ini terdapat penambahan variabel yaitu
Bimbingan dan Kepemimpinan, sehingga variabel tersebut yang membedakan
antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, serta
tempat penelitian pada penelitian ini adalah Kantor Departemen Agama
Kabupaten Karanganyar.
Suwardi dan Wahyudi (2010) dalam jurnalnya mengenai "Pengaruh
Komunikasi, Kedisiplinan, dan Tanggung Jawab Terhadap Kinerja Pegawai di
UPT Dinas Pendidikan Polokarto Sukoharjo", menyatakan bahwa komunikasi
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai UPT
Dinas Pendidikan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo, akan tetapi
kedisiplinan pengaruhnya tidak signifikan terhadap Kinerja Pegawai UPT
Dinas Pendidikan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Hal ini
mengindikasikan bahwa kedisiplinan terhadap kinerja Pegawai UPT Dinas
Pendidikan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo masih jauh dari
harapan.
10
Kemudian variabel tanggung jawab pengaruhnya juga tidak signifikan
terhadap Kinerja Pegawai UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Polokarto
Kabupaten Sukoharjo. Hal ini juga mengindikasikan bahwa tanggung jawab
yang mendukung Kinerja Pegawai UPT Dinas Pendidikan Kecamatan
Polokarto Kabupaten Sukoharjo juga masih jauh dari harapan. Perbedaan yang
ada dalam penelitian ini yaitu terdapat dua variabel yang berbeda, variabel
Komunikasi dan Tanggung Jawab, serta ditemukannya hasil yang berbeda
bahwa kedisiplinan pengaruhnya tidak signifikan terhadap Kinerja Pegawai
UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.
Yasrie (2013) dalam jurnalnya mengenai "Pengaruh Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan",
menyatakan bahwa faktor budaya organisasi memberikan kontribusi yang
bermakna dalam meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan
Provinsi Kalimantan Selatan. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai. Hasil dari pengujian statistik ini menunjukkan bahwa budaya
organisasi merupakan faktor yang cukup menentukan baik buruknya kinerja
pegawai.
Sebagai aparatur pemerintah maka budaya organisasi dapat digunakan
dalam organisasi dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
memperbaiki kinerja dan perubahan. Hal ini juga berguna untuk melindungi
organisasi dengan membangun rintangan untuk membantu organisasi dalam
11
pencapai tujuan strategis. Oleh karena itu, bagi seorang yang ingin bergabung
dalam suatu organisasi dan kemudian dapat berprestasi tinggi dan
mendapatkan promosi tentu sangat di pengaruhi oleh kecocokan individu
dengan organisasi, artinya apakah sikap dan perilaku pegawai tersebut sesuai
dengan budaya organisasi itu. Tingkat kesesuaian inilah yang akan
menentukan karier seorang pegawai di masa yang akan datang. Dalam
penelitian ini yang diuji hanya variabel Budaya Organisasi terhadap Kinerja
pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan saja. Hasilnya
memiliki kesamaan dengan penelitian penulis bahwa budaya organisasi
merupakan faktor yang cukup menentukan baik buruknya kinerja pegawai dan
budaya organisasi dapat digunakan dalam organisasi dengan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk memperbaiki kinerja dan perubahan.
Rahadhini dan Suweno (2010) dalam jurnalnya mengenai "Efek
Moderasi Budaya Organisasi Pada Pengaruh Kepemimpinan Transformasional
Terhadap Kinerja Pegawai", berdasarkan penelitian tersebut ditemukan hasil
bahwa kepemimpinan transformasional mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai. Penerapan kepemimpinan
transformasional yang semakin efektif, ditunjukkan dari kepuasan kerja dan
kepercayaan bawahan yang semakin tinggi, loyalitas dan rasa hormat kepada
atasan, serta semakin tingginya motivasi bawahan untuk meningkatkan
prestasi kerja.
12
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Kuat atau
lemah budaya organisasi dalam penelitian ini diukur dari beberapa indikator
yaitu : keputusan penting dibuat secara kelompok, kepercayaan terhadap
orang yang mengerjakan, pengakuan pegawai berprestasi, perubahan
tugas-tugas organisasi berdasarkan surat keputusan pimpinan, adanya
petunjuk yang jelas bagi pegawai baru, kebersamaan, dan kepedulian terhadap
masalah pribadi pegawai.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi memoderasi
pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai. Pegawai
akan meningkat kinerjanya apabila pemimpin memahami dan mampu
menerapkan gaya kepemimpinan transformasional secara efektif serta
mengedepankan pentingnya human relation. Untuk itu atasan perlu
meningkatkan kepercayaan terhadap kemampuan kerja bawahan dan
memberikan kesempatan untuk berkreasi di tempat kerja. Dari penelitian ini
terdapat variabel yang berbeda dengan penelitian penulis, yaitu variebel
Kepemimpinan Transformasional. Serta dalam penelitian ini juga terdapat
adanya perbedaan penggunaan pengukuran indikator variabel budaya
organisasi dengan yang digunakan oleh penulis.
Dengan adanya beberapa penelitian terdahulu tersebut, dapat
disimpulkan bahwa terdapat beberapa variabel yang berbeda dengan variabel
penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu variabel Motivasi,
13
Pengembangan Karier, Bimbingan, Kepemimpinan Transformasional,
Komunikasi, dan Tanggung Jawab. Serta ditemukannya perbedaan hasil
penelitian dengan yang dilakukan oleh penulis bahwa pada variabel
kedisiplinan pengaruhnya tidak signifikan terhadap Kinerja Pegawai UPT
Dinas Pendidikan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Perbedaan
dalam penelitian ini juga terdapat pada beberapa tempat penelitiannya yang
berbeda dengan tempat penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu kantor
Pemerintah Kabupaten Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan dan pada
kantor Departemen Agama Kabupaten Karanganyar.
Sumbangan dari penelitian ini yaitu dengan semakin memperhatikan
tingkat disiplin kerjanya, maka kinerja pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom dapat mencapai hasil
yang lebih maksimal. Serta dengan tingginya tingkat disiplin kerja para
pegawai akan berdampak pada berkurangnya tindakan yang dapat merugikan
baik pada pegawai maupun organisasi itu sendiri. Selanjutnya sumbangan lain
yang dapat diberikan pada penelitian ini yaitu dengan terciptanya budaya
organisasi yang positif, maka akan memicu pegawai mampu untuk
meningkatkan kinerjanya. Dengan terwujudnya kinerja pegawai yang baik
pada organisasi, maka pegawai tersebut juga akan merasakan keberhasilan
mereka dalam bekerja.
14
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia
2.2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) atau human resources dalam konteks
bisnis, adalah orang yang bekerja dalam suatu organisasi yang sering pula
disebut karyawan atau employee. Manajemen SDM berkaitan dengan
kebijakan (policy) dan praktek-praktek yang perlu dilaksanakan oleh manajer
mengenai aspek-aspek SDM dari manajemen kerja (job management) (Alwi,
2001:6).
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan salah satu bidang dari
manajemen yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian. Proses ini terdapat dalam fungsi atau bidang
produksi, pemasaran, keuangan, maupun kepegawaian. Karena SDM dianggap
semakin penting perannya dalam pencapaian tujuan, maka berbagai
pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang SDM dikumpulkan secara
sistematis dalam apa yang disebut Manajemen Sumber Daya Manusia (Rivai,
2004:1).
Amstrong (1994, dalam Alwi, 2001:6), mendefinisikan Manajemen
Sumber Daya Manusia secara sederhana yaitu bagaimana orang-orang dapat
dikelola dengan cara yang terbaik dalam kepentingan organisasi. Sedangkan
menurut Kenooy (1990) yang dikutip oleh Alwi (2001:6), mengemukakan
bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu metode
15
memaksimumkan hasil dari sumber daya tenaga kerja dengan
mengintegrasikan Manajemen Sumber Daya Manusia ke dalam strategi bisnis.
Definisi yang dikemukakan oleh Storey (1995, dalam Alwi, 2001:6),
terlihat mengandung pengertian yang lebih kompleks. Manajemen Sumber
Daya Manusia adalah pendekatan yang khas, terhadap manajemen tenaga
kerja yang berusaha mencapai keunggulan kompetitif melalui pengembangan
strategi dari tenaga kerja yang mampu dan memiliki komitmen tinggi dengan
menggunakan tatanan kultur yang integrated, struktural dan teknik-teknik
personel.
Menurut Hasibuan (2002:10) Manajemen Sumber Daya Manusia
adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif
dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan
masyarakat.
2.2.1.2 Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia mengatur dan menetapkan
program kepegawaian yang mencakup masalah-masalah sebagai berikut
(Hasibuan, 2002:14) :
1. Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang
efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job
description, job specification, job requirement, dan job evaluation.
2. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan
berdasarkan asas the right man in the right place and the right man
16
in the right job.
3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan
pemberhentian.
4. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada
masa yang akan datang.
5. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan
perkembangan perusahaan pada khususnya.
6. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan
kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis.
7. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.
8. Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi karyawan.
9. Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.
10. Mengatur pensiun, pemberhentian, dan pesangonnya.
2.2.1.3 Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia
Beranjak dari perkembangan historis dari berbagai faktor yang secara
spesifik mempengaruhi Manajemen Sumber Daya Manusia, diperlukan
berbagai pendekatan untuk memahami bagaimana praktek sumber daya
manusia dalam konteks pencapaian tujuan yang diharapkan organisasi dapat
dilakukan. Ada lima pendekatan menurut Keith Davis (1996:23-24, dalam
Alwi, 2001:17-18) yang dapat digunakan, diantaranya yaitu :
17
1. Pendekatan Strategis
Manajemen sumber daya manusia harus memberikan kontribusi
dalam pelaksanaan strategi organisasi. Apabila kegiatan manajemen
sumber daya manusia tidak mendukung pencapaian strategik
perusahaan maka sumber daya manusia tidak dapat digunakan
secara efektif.
2. Pendekatan Manajemen
Manajemen sumber daya manusia merupakan tanggung jawab
setiap manajer. Dengan demikian pencarian, pengembangan, dan
pemeliharaan kualitas sumber daya manusia tidak hanya menjadi
tanggung jawab manajer departemen sumber daya manusia
melainkan juga tanggung jawab dari semua manajer lini.
3. Pendekatan Sistem
Sumber daya manusia harus dievaluasi bagaimana
kontribusinya terhadap produktivitas organisasi. Harus diakui
bahwa manajemen sumbe daya manusia dalam praktek diberbagai
negara, merupakan open system di mana suatu bagian mempunyai
hubungan timbal balik dengan bagian lain dalam organisasi. Setiap
bagian mempengaruhi bagian lain dan tidak lepas kaitannya dengan
pengaruh lingkungan.
18
4. Pendekatan Proaktif
Manajemen sumber daya manusia dapat meningkatkan
kontribusinya terhadap kepentingan karyawan dan organisasi
dengan cara mengantisipasi tantangan yang mungkin muncul dan
peluang yang dapat diraih.
5. Pendekatan SDM
Pendekatan SDM dibangun atas dasar anggapan bahwa
motivasi kerja dan kepuasan karyawan akan meningkat bila
kebutuhan mereka diperhatikan. Dengan kata lain kebutuhan
organisasi (organizational needs) harus seimbang dengan kebutuhan
karyawan (individual needs).
2.2.1.4 Fungsi-fungsi Utama Manajemen Sumber Daya Manusia
Pada perusahaan besar, umumnya fungsi-fungsi itu menyangkut
sasaran-sasaran yang lebih luas dan strategik. Secara umum fungsi atau
aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia meliputi tiga elemen pokok
(Schermerhorn, 1996:286, dalam Alwi, 2001:25) diantaranya yaitu :
1. Pencarian tenaga kerja berkualitas. Kegiatannya meliputi
perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi dan penempatan.
2. Pengembangan tenaga kerja berkualitas. Kegiatannya meliputi
program orientasi jabatan, pelatihan dan pengembangan,
perencanaan, dan pengembangan karir.
19
3. Pemeliharaan tenaga kerja. Kegiatannya meliputi pengelolaan
retensi dan turnover, performance appraisal (penilaian hasil kerja),
kompensasi, kesejahteraan dan hubungan manajemen dengan
tenaga kerja (labor and management relations).
2.2.1.5 Pendekatan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
Ada dua pendekatan besar dalam pengembangan MSDM yaitu
pendekatan lunak (soft approach) dan pendekatan keras (hard approach).
Orientasi pendekatan keras cenderung bersifat instrumental dan terfokus
pada penggunaan SDM dan bukan pada identifikasi dan pengembangan
SDM sebagaimana pendekatan lunak. Pengelolaan karyawan berdasarkan
pendekatan keras, manajemen melakukan pengawasan dan pelaksanaan
melalui sumber luar (external means) seperti, desain jabatan, pengukuran
kinerja, upah yang terkait dengan kinerja dan penilaian staf (Alwi, 2001:22).
Bila manajemen menggunakan pendekatan lunak, maka fokus dari
pengelolaan karyawan tertuju pada sumber internal seperti, pengembangan
komitmen individu, shared values, kepentingan bersama dan pengawasan
sendiri, misalnya melalui quality circle. Kedua pendekatan ini dihubungkan
oleh faktor kultur yang dikembangkan dalam organisasi. Sesungguhnya
pendekatan apapun yang digunakan dalam pengelolaan SDM, hasil yang
diinginkan adalah terbentuknya kemampuan SDM yang dapat diandalkan
sebagai sumber keunggulan kompetitif.
20
2.2.2 Disiplin Kerja
2.2.2.1 Pengertian Disiplin Kerja
Pengertian disiplin kerja yang bermacam-macam dikemukakan oleh
para ahli untuk memberikan batasan terhadap apa saja yang dimaksud dengan
disiplin kerja, sesuai dari sudut mana mereka memandangnya. Menurut
Handoko (1989:208) mengemukakan disiplin adalah kegiatan manajemen
untuk menjalankan standar-standar organisasional.
Pendapat yang dikemukakan oleh Siagian (2006:305) bahwa disiplin
adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk
sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela
berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan lain serta
meningkatkan prestasi kerjanya. Sedangkan menurut Panggabean (2002:86)
menegaskan bahwa disiplin berkaitan dengan sikap dan perilaku yang sesuai
dengan prinsip-prinsip dan aturan organisasi.
Kedisiplinan merupkan fungsi operatif Manajemen Sumber Daya
Manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin
tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang
baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal (Hasibuan,
2002:193).
Shadely (2000:256) (dalam Sujiono dan Mulyanto, 2012:72-81), tiga
pengertian disiplin adalah suatu bentuk latihan yang bertujuan untuk
memperbaiki, membenarkan, menguatkan atau menyempurnakan. Selanjutnya
21
Hikmat (dalam Wulan, 2013:141-147) berpendapat bahwa, disiplin adalah
suatu kondisi yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
ketenteraman, keteraturan dan ketertiban. Dari pandangan yang telah
disebutkan tadi, maka semua aspek tersebut dirasa penting. Dengan adanya
pendisiplinan dari seluruh anggota organisasi, maka organisasi akan dapat
dengan mudah dalam mencapai tujuannya.
Menurut Rivai (2004:444), disiplin kerja adalah suatu alat yang
digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan pegawai agar mereka
bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan
yang ada dalam suatu organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku.
Disiplin kerja, pada dasarnya dapat diartikan sebagai bentuk ketaatan
dari perilaku seseorang dalam mematuhi ketentuan-ketentuan ataupun
peraturan-peraturan tertentu yang berkaitan dengan pekerjaan dan
diberlakukan dalam suatu organisasi atau perusahaan (Subekti (dalam Sutrisno
dan Desanti, 2011:96-105)). Menurut pendapat Pariata (2001:121) (dalam
Suwardi dan Wahyudi, 2010:99-108) memberikan pengertian disiplin kerja
sebagai keadaan tertib di mana orang-orang yang bergabung dalam organisasi,
tunduk pada peraturan yang telah ada dengan senang hati.
Menurut Nitisemito (1986) (dalam Sutrisno dan Desanti, 2011:96-105),
masalah kedisiplinan kerja, merupakan masalah yang perlu diperhatikan,
sebab dengan adanya kedisiplinan, dapat mempengaruhi efektivitas dan
22
efisiensi pencapaian tujuan organisasi.
Faktor-faktor yang menjadi ukuran dalam disiplin kerja menurut
Martoyo (2000, dalam Junita, 2012) adalah absensi, sikap dan perilaku,
tanggung jawab. Absensi atau pendataan kehadiran adalah suatu hal yang
paling mudah untuk melihat sejauh mana seorang karyawan telah mematuhi
paraturan yang berlaku dalam perusahaan. Sikap dan perilaku adalah tingkat
penyesuaian diri seorang karyawan terhadap peraturan yang berlaku di
perusahaan. Tanggung jawab merupakan hasil maupun konsekuensi seorang
karyawan atas tugas yang dibebankan kepadanya.
2.2.2.2 Macam-macam Disiplin Kerja
Menurut Alvin (1996) ada dua macam disiplin kerja, yaitu disiplin diri
(self-dicipline) dan disiplin kelompok (group-dicipline).
1. Disiplin Diri
Disiplin diri adalah disiplin yang dikembangkan atau
dikontrol oleh diri sendiri dan juga sebagai manifestasi atau
aktualisasi dari tanggung jawab pribadi yang berarti menerima dan
mengakui nilai nilai yang ada diluar dirinya. Melalui disiplin
pribadi karyawan merasa bertanggung jawab dan dapat mengatur
diri sendiri untuk kepentingan organisasi. Disiplin diri sangat besar
perannya dalam mencpai tujuan organisasi. Melalui disiplin diri
seorang karyawan selain menghargai dirinya sendiri juga
menghargai orang lain. Misalnya jika karyawan mengerjakan tugas
23
dan wewenang tanpa adanya pengawasan atasan, pada dasarnya
karyawan telah sadar akan tanggung jawabnya.
2. Disiplin Kelompok
Disiplin kelompok didasarkan atas pandangan bahwa di
dalam kelompok kerja terdapat standar ukuran prestasi yang telah
ditentukan. Dapat dikatakan bahwa ukuran standar prestasi, salah
satunya melalui disiplin yang diterapkan oleh pihak organisasi.
Disiplin kelompok akan tercapai jika disiplin diri telah tumbuh
dalam diri karyawan. Disiplin kelompok juga memberikan andil
bagi disiplin pribadi, jika hasil dari disiplin kelompok dapat
mencapai tujuan yang diinginkan dan karyawan mendapat
penghargaan maka disiplin kelompok yang diterapkan akan
memberikan pengetahuan yang mendalam kepada karyawan akan
pentingnya disiplin pribadi.
2.2.2.3 Bentuk-bentuk Disiplin Kerja
Menurut Rivai (2004, 444), terdapat empat perspektif daftar yang
menyangkut disiplin kerja yaitu :
1. Disiplin Retributif (Retributive Discipline), yaitu berusaha
menghukum orang yang berbuat kesalahan.
2. Disiplin Korektif (Corrective Discipline), yaitu berusaha
membantu karyawan mengoreksi perilakunya yang tidak tepat.
24
3. Perspektif Hak-hak Individu (Individual Rights Perspective), yaitu
berusaha untuk melindungi hak-hak dasar individu selama
tindakan-tindakan disipliner.
4. Perspektif Utilitarian (Utilitarian Perspective), yaitu lebih
berfokus kepada penggunaan disiplin hanya pada saat
konsekuensi-konsekuensi tindakan disiplin melebihi
dampak-dampak negatifnya.
2.2.2.4 Tipe Kegiatan Pendisiplinan
Tipe kegiatan pendisiplinan kerja dibagi menjadi 3, diantaranya yaitu
(Handoko, 1989:208-2011) :
1. Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan
aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah.
Sasaran pokoknya adalah untuk mendorong disiplin diri di antara
para karyawan. Dengan cara ini para karyawan menjaga disiplin diri
mereka bukan semata-mata karena dipaksa manajemen. Manajemen
mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan suatu iklim disiplin
preventip di mana berbagai standar diketahui dan dipahami. Bila
para karyawan tidak mengetahui standar-standar apa yang harus
dicapai, mereka cenderung menjadi salah arah.
25
2. Disiplin Korektif
Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk
menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk
menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan
korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan
pendisiplinan (disciplinary action). Sasaran-sasaran tindakan
pendisiplinan hendakanya positif, bersifat mendidik dan mengoreksi,
bukan tindakan negatif yang menjatuhkan karyawan yang berbuat
salah. Maksud pendisiplinan adalah untuk memperbaiki kegiatan di
waktu yang akan datang bukan menghukum kegiatan di masa lalu.
Pendekatan negatif yang bersifat menghukum biasanya mempunyai
berbagai pengaruh sampingan yang merugikan, seperti hubungan
emosional terganggu, absensi meningkat, apati atau kelesuan, dan
ketakutan pada penyelia. Berbagai sasaran tindakan pendisiplinan
secara ringkas, adalah sebagai berikut :
a) Untuk memperbaiki pelanggar.
b) Untuk menghalangi para karyawan yang lain melakukan
kegiatan-kegiatan yang serupa.
c) Untuk menjaga berbagai standar kelompok tetap konsisten
dan efektif.
26
3. Disiplin Progresif
Disiplin Progresif adalah suatu kebijaksanaan disiplin progresif,
yang berarti memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat
terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Tujuannya adalah
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengambil
tindakan korektif sebelum hukuman yang lebih serius dilaksanakan.
Disiplin progresif juga memungkinkan manajemen untuk membantu
karyawan memperbaiki kesalahan. Contoh sistem disiplin progresif
secara ringkas dapat ditunjukkan sebagai berikut :
a) Teguran secara lisan oleh penyelia.
b) Teguran tertulis, dengan catatan dalam file personalia.
c) Skorsing dari pekerjaan satu sampai tiga hari.
d) Skorsing satu minggu atau lebih lama.
e) Diturunkan pangkatnya (demosi).
f) Dipecat.
2.2.2.5 Dimensi Disiplin Kerja
Menurut Siagian (2006:305) bahwa disiplin adalah suatu bentuk
pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk sikap dan perilaku
karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja
secara kooperatif dengan para karyawan lain serta meningkatkan prestasi
kerjanya. Kemudian disiplin kerja diterapkan dalam dimensi sebagai berikut :
27
1. Sikap merupakan unsur disiplin dalam diri karyawan yang
didalamnya terdapat beberapa komponen sikap yaitu komponen
kognitif (kemampuan terhadap obyek tertentu), komponen afektif
(perasaan seseorang yang ditujukan kepada obyek), dan komponen
konatif (kecenderungan seseorang untuk bertindak). Indikator
variabel sikap ini adalah :
Komponen Kognitif :
- Sikap dalam menghadapi kendala-kendala teknis.
- Adanya faktor non teknis dalam bekerja.
- Pekerjaan rumit mempengaruhi kinerja.
Komponen Afektif :
- Suka mengerjakan pekerjaan yang menantang.
- Mengharapkan bantuan rekan sekerja.
Komponen Konatif :
- Dalam bekerja sama pencapaian tujuan wajib ditaati.
- Menegur teman yang tidak mentaati peraturan.
2. Perilaku disiplin yang dimiliki dalam diri seorang karyawan dan hal
ini berkaitan dengan ketaatan pada tata tertib dalam organisasi.
Adapun indikator-indikatornya adalah :
- Perilaku untuk beradaptasi dengan peraturan yang ada.
- Tingkat kehadiran.
- Penggunaan pakaian (seragam) kerja.
28
- Sanksi yang tegas akan membuat tertib dalam bekerja.
2.2.3 Budaya Organisasi
2.2.3.1 Definisi Budaya Organisasi
Pada dasarnya ada banyak ahli yang mendefinisikan mengenai
budaya organisasi, disesuaikan dari sudut pandang mana mereka
mengasumsikannya. Menurut Robbins (2006:279), budaya organisasi
merupakan persepsi bersama atau sistem dari makna bersama yang dianut
oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dengan organisasi
lain. Sedangkan Sudarmanto (2009:33), budaya organisasi merupakan nilai,
sikap-sikap yang telah diyakini pegawai, sehingga telah menjadi perilaku
pegawai dalam keseharian.
Budaya organisasi merupakan suatu kekuatan sosial yang tidak
tampak, yang dapat menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi
untuk melakukan aktivitas kerja. Secara tidak sadar tiap-tiap orang di dalam
suatu organisasi mempelajari budaya yang berlaku di dalam organisasinya
(Sutrisno, 2011:2).
Davis dalam Lako (2005:29) (dalam Waspodo dan Sutarno,
2009:40-46) menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan pola
keyakinan dan nilai-nilai organisasi yang dipahami, dijiwai dan
dipraktekkan oleh organisasi sehingga pola tersebut memberikan arti
tersendiri dan menjadi dasar aturan perilaku dalam organisasi.
29
Budaya organisasi adalah pola asumsi dasar diciptakan atau
dikembangkan oleh kelompok tertentu saat mereka menyesuaikan diri
dengan masalah-masalah eksternal dan integrasi internal yang telah bekerja
cukup baik serta dianggap berharga, dan karena itu diajarkan pada anggota
baru sebagai cara yang benar untuk menyadari, berpikir dan merasakan
hubungan dengan masalah tersebut (Luthans, 2006, dalam Trang,
2013:208-216).
Menurut Sutrisno (2010, dalam Trang, 2013:208-216),
mengemukakan budaya organisasi sebagai perangkat sistem nilai-nilai
(values), keyakinan-keyakinan (believes) atau norma-norma yang telah
lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi
sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah organisasi.
Ndraha (2003:134, dalam Rahadhini dan Suweno, 2010:20-26)
menjelaskan nilai-nilai budaya organisasi untuk kondisi Indonesia dapat
diukur dengan adanya kebersamaan dan keterbukaan. Budaya organisasi
yang berorientasikan orang atau kebersamaan di dalamnya terdapat unsur
memanusiakan manusia, yang dapat membentuk sikap, harapan, dan
komitmen pegawai untuk bekerja dengan sepenuh hati sehingga
kontribusinya terhadap organisasinya juga akan positif.
2.2.3.2 Manfaat Budaya Organisasi
Budaya organisasi juga dapat dijadikan sebagai rantai pengikat
untuk menyamakan persepsi atau arah pandang anggota organisasi terhadap
30
suatu permasalahan sehingga akan menjadi satu kesatuan untuk mencapai
suatu tujuan. Beberapa manfaat budaya organisasi dikemukakan oleh
Robins (1993, dalam Sutrisno, 2011:27), antara lain sebagai berikut :
1. Membatasi peran yang membedakan antara organisasi yang satu
dengan organisasi yang lain.
2. Menimbulkan rasa memiliki identitas bagi para anggota
organisasi. Dengan budaya organisasi yang kuat, anggota
organisasi akan merasa memiliki identitas yang merupakan ciri
khas organisasi.
3. Mementingkan tujuan bersama dari pada mengutamakan
kepentingan individu.
4. Menjaga stabilitas organisasi. Kesatuan komponen-komponen
organisasi yang direkatkan oleh pemahaman budaya yang sama
akan membuat kondisi organisasi relatif stabil.
2.2.3.3 Pengukuran Budaya Organisasi
Budaya organisasi juga dapat diukur melalui
karakteristik-karakteristik yang nampak dalam sebuah organisasi. Robbins
(2006:279) memberikan karakteristik-karakteristik budaya organisasi
sebagai berikut :
1. Inovasi (Inovation), adalah sejauh mana organisasi mendorong
para pegawai bersikap inovatif.
31
2. Keberanian mengambil resiko (Risk taking), adalah sejauh mana
organisasi mendorong para pegawai untuk berani mengambil
resiko.
3. Perhatian terhadap detail (Attention to detail), adalah sejauh
mana organisasi mengharapkan pegawai memperlihatkan
kecermatan, analisis dan perhatian kepada rincian.
4. Berorientasi kepada hasil (Outcome orientation), adalah sejauh
mana organisasi lebih memusatkan perhatian pada hasil
dibandingkan pada proses yang digunakan untuk mencapai hasil
tersebut.
5. Berorientasi kepada manusia (People orientation), adalah sejauh
mana pimpinan dalam memperhatikan hasil kerja individu di
dalam organisasi.
6. Berorientasi Tim (Team orientation), adalah sejauh mana
kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim tidak hanya pada
individu-individu untuk mendukung kerjasama.
7. Agresifitas (Aggressiveness), adalah sejauh mana orang-orang
dalam organisasi itu agresif untuk menjalankan budaya
organisasi sebaik-baiknya.
8. Kemantapan (Stability), adalah dimana organisasi menekankan
untuk dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.
32
2.2.4 Kinerja
2.2.4.1 Definisi Kinerja
Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan
karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak
mereka memberikan kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk
kuantitas keluaran, kualitas keluaran, jangka waktu keluaran, kehadiran di
tempat kerja, dan sikap kooperatif (Mathis dan Jackson, 2002:71, dalam
Murwani dan Mulyanto, 2012:150-160).
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya ( Mangkunegara, 2009:67). Sedangkan
Miner (1990, dalam Sutrisno, 2011:170) berpendapat bahwa kinerja adalah
bagaimana sesorang diharakan dapat berfungsi dan berperilaku sesuai dengan
tugas yang telah dibebankan kepadanya. Setiap harapan mengenai bagaimana
seseorang harus berperilaku dalam melaksanakan tugas, berarti menunjukkan
suatu peran dalam organisasi.
Prawirosentono (1999, dalam Sutrisno, 2011:170), mengemukakan
bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai
dengan moral maupun etika.
33
Selanjutnya menurut Cormick & Tiffin (1980, dalam Sutrisno,
2011:172), mendefinisikan kinerja sebagai kuantitas, kualitas, dan waktu
yang digunakan dalam menjalankan tugas, dimana kuantitas adalah hasil
yang dapat dihitung sejauh mana seseorang dapat berhasil mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, kemudian kualitas adalah bagaimana seseorang
dalam menjalankan tugasnya, yaitu mengenai banyaknya kesalahan yang
dibuat, kedisiplinan dan ketepatan, sedangkan waktu kerja adalah mengenai
jumlah absen yang dilakukan, keterlambatan, dan lamanya masa kerja
dalam tahun yang telah dijalani.
Kinerja adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan (Istiningsih,
2006:24, dalam Sriwidodo dan Budhi, 2010:47-57). Pendapat lain Irianto
(2001, dalam Sutrisno, 2011:171) mengungkapkan bahwa kinerja karyawan
adalah prestasi yang diperoleh seseorang dalam melakukan tugas.
Dalam pernyataannya Mahsun (2006:25, dalam Sujiono dan
Mulyanto, 2012:72-81) mendefinisikan kinerja adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang
dalam rencana strategi suatu organisasi.
Selanjutnya Rivai dan Basri (2005:14, dalam Sujiono dan Mulyanto,
2012:72-81) mendefinisikan kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam
34
melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti
standar hasil kerja, target, sasaran atau yang telah ditentukan terlebih
dahulu dan telah disepakati bersama.
2.2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan diantaranya
adalah sebagai berikut (Prawirosentono dalam Sutrisno, 2011:176) :
1. Efektivitas dan Efisien
Dalam hubungannya dengan kinerja organisasi, maka
ukuran baik buruknya kinerja diukur oleh efektivitas dan
efisiensi. Dikatakan efektif apabila mencapi tujuan, dikatakan
efisien bila hal itu memuaskan sebagai pendorong mencapai
tujuan, terlepas apakah efektif atau tidak.
2. Otoritas dan Tanggung Jawab
Dalam organisasi yang baik wewenang dan tanggung
jawab telah didelegasikan dengan baik, tanpa adanya tumpang
tindih tugas. Masing-masing karyawan yang ada dalam
organisasi mengetahui apa yang menjadi haknya dan tanggung
jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
3. Disiplin
Secara umum, disiplin menunjukkan suatu kondisi atau
sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan
dan ketetapan perusahaan. Disiplin juga berkaitan erat dengan
35
sanksi yang perlu di jatuhkan kepada pihak yang melanggar.
4. Inisiatif
Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas
dalam bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan
dengan tujuan organisasi. Setiap inisiatif sebaiknya mendapat
perhatian atau tanggapan positif dari atasan, kalau memang dia
atasan yang baik.
2.2.4.3 Elemen-elemen Sistem Penilaian Kinerja
Menurut Rivai (2004:321-322), penilaian dilaksanakan tidak hanya
sekedar untuk mengetahui kinerja yang lemah, hasil yang baik dan bisa
diterima, juga harus diidentifikasi sehingga dapat dipakai untuk penilaian
lainnya. Untuk itu dalam penilaian kinerja perlu memiliki :
1. Standar Kerja
Sistem penilaian memerlukan standar kinerja yang mencerminkan
seberapa jauh keberhasilan sebuah pekerjaan telah dicapai. Agar efektif,
standar perlu berhubungan dengan hasil yang diinginkan dari tiap
pekerjaan. Hal tersebut dapat diuraikan dari analisis pekerjaan dengan
menganalisis hubungannya dengan kinerja karyawan saat sekarang.
Untuk menjaga akuntabilitas karyawan, harus ada peraturan-peraturan
tertulis dan diberitahukan kepada karyawan sebelum dilakukan evaluasi.
Idealnya, penilaian setiap kinerja karyawan harus didasarkan pada
kinerja nyata dari unsur yang kritis yang diidentifikasi melalui analisis
36
pekerjaan.
2. Ukuran Kinerja
Evaluasi kinerja juga memerlukan ukuran atau standar kinerja yang
dapat diandalkan yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja. Agar
terjadi penilaian yang kritis dalam menentukan kinerja, ukuran yang
handal juga hendaknya dapat dibandingkan dengan cara lain dengan
standar yang sama untuk mencapai kesimpulan sama tentang kinerja
sehingga dapat menambah reliabilitas sistem penilaian.
Sistem penilaian prestasi kinerja yang baik sangat tergantung pada
persiapan yang benar-benar baik dan memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a) Praktis. Keterkaitan langsung dengan pekerjaan seseorang adalah
bahwa penilaian ditujukan pada perilaku dan sikap menentukan
keberhasilan menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.
b) Kejelasan standar. Standar adalah merupakan tolak ukur seorang
dalam melaksanakan pekerjaannya. Agar memperoleh nilai tinggi,
standar itu harus pula mempunyai nilai kompetitif, dalam arti bahwa
dalam penerapannya harus dapat berfungsi sebagai alat pembanding
antara prestasi kerja seorang karyawan dengan karyawan lainnya
yang melakukan pekerjaan yang sama.
c) Kriteria yang objektif. Kriteria yang dimaksud adalah berupa
ukuran-ukuran yang memenuhi persyaratan seperti mudah
37
digunakan, handal, dan memberikan informasi tentang perilaku
kritikal yang menentukan keberhasilan dalam melaksanakan
pekerjaan. Dengan demikian efektifnya suatu penilaian kinerja maka
instrumen penilaian kinerja tersebut harus memenuhi syarat-syarat
berikut ini, yaitu :
Reliability, ukuran kinerja harus konsisten. Mungkin yang
paling penting adalah konsistensi suatu ukuran kinerja. Jika ada
dua penilai mengevaluasi pekerja yang sama, mereka perlu
menyimpulkan hal serupa menyangkut hasil mutu pekerja.
Relevance, ukuran kinerja harus dihubungkan dengan output riil
dari suatu kegiatan yang secara logika itu mungkin.
Sensitivity, ukuran kinerja harus mampu mencerminkan
perbedaan antara penampilan nilai tinggi dan rendah.
Penampilan tersebut harus dapat membedakan dengan teliti
tentang perbedaan kinerja.
Practically, kriteria harus dapat diukur, dan kekurangan
pengumpulan data tidak terlalu mengganggu atau tidak
in-efisien.
38
2.2.4.4 Jenis-jenis Penilaian Kinerja
Ada beberapa jenis penilaian kinerja yang dikemukakan oleh Rivai
(2004:323), diantaranya yaitu :
1. Penilaian hanya oleh atasan.
2. Penilaian oleh kelompok lini.
3. Penilaian oleh kelompok staf.
4. Penilaian melalui keputusan komite.
5. Penilaian berdasarkan peninjauan lapangan.
6. Penilaian oleh bawahan dan sejawat.
2.2.4.5 Metode Penilaian Kinerja
Menurut Usmara (2002, dalam Sutrisno, 2011:183), agar penilaian
kinerja dapat dilaksanakan dengan baik maka diperlukan metode yang
memenuhi persyaratan seperti berikut ini, yaitu :
1. Yang diukur adalah benar-benar prestasi dan bukan faktor lain,
seperti yang menyangkut pribadi seseorang.
2. Menggunakan tolok ukur yang jelas dan yang pasti menjamin
bahwa pengukuran itu bersifat objektif.
3. Dimengerti, dipahami, dan dilaksanakan sepenuhnya oleh semua
anggota organisasi yang terlibat.
4. Dilaksanakan secara konsisten, dan didukung sepenuhnya oleh
pimpinan puncak organisasi.
39
2.2.4.6 Upaya Peningkatan Kinerja
Terdapat beberapa cara untuk peningkatan kinerja karyawan. Menurut
Stoner (dalam, Sutrisno, 2011:184-185) mengemukakan adanya 4 cara
yaitu :
1. Diskriminasi
Dalam konteks penilaian kinerja memang harus ada
perbedaan antara karyawan yang berprestasi dengan karyawan yang
tidak berprestasi. Oleh karena itu, dapat diambil keputusan yang adil
dalam berbagai bidang.
2. Pengharapan
Dengan memperhatikan bidang tersebut diharapkan bisa
meningkatkan kinerja karyawan. Karyawan yang memiliki nilai
kinerja tinggi mengharapkan pengakuan dalam bentuk berbagai
pengharapan yang diterimanya dari organisasi.
3. Pengembangan
Bagi yang bekerja di bawah standar, skema untuk mereka
adalah mengikuti program pelatihan dan pengembangan. Sedangkan
yang diatas standar, misalnya dapat dipromosikan kepada jabatan
yang lebih tinggi.
4. Komunikasi
Para manajer bertanggung jawab untuk mengevaluasi
kinerja para karyawan dan secara akurat mengkomunikasikan
40
penilaian yang dilakukannya.
2.2.4.7 Indikator Kinerja
Menurut Mangkunegara (2009:67) kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Pengukuran kinerja diukur dengan indikator-indikator sebagai
berikut :
1. Kualitas kerja, menunjukkan kerapihan, ketelitian, keterkaitan hasil
kerja dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan. Adanya kualitas
kerja yang baik dapat menghindari tingkat kesalahan dalam
penyelesaian suatu pekerjaan yang dapat bermanfaat bagi kemajuan
organisasi. Parameternya adalah :
- Tingkat kerapihan mengerjakan tugas.
- Tingkat ketelitian mengerjakan tugas.
- Tingkat kesesuaian hasil kerja dengan perintah.
2. Kuantitas kerja, menunjukkan banyaknya jumlah jenis pekerjaan
yang dilakukan dalam satu waktu sehingga efisiensi dan efektivitas
dapat terlaksana sesuai dengan tujuan organisasi. Parameternya
adalah :
- Tingkat kecepatan dalam menyelesaikan tugas.
- Tingkat kemampuan mengerjakan tugas sesuai target.
41
3. Tanggung jawab, menunjukkan seberapa besar karyawan dalam
menerima dan melaksanakan pekerjaannya, mempertanggung
jawabkan hasil kerja serta sarana dan prasarana yang digunakan dan
perilaku kerjanya setiap hari. Parameternya adalah :
- Tingkat rasa tanggung jawab pada hasil kerja.
- Tingkat tanggung jawab pada saat mengambil keputusan.
4. Kerja sama, kesediaan karyawan untuk berpartisipasi dengan
karyawan yang lain secara vertikal dan horizontal baik didalam
maupun diluar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin
baik. Parameternya adalah :
- Tingkat menjalin kerja sama dengan pimpinan.
- Tingkat menjalin kerja sama dengan rekan kerja.
- Tingkat kekompakan dalam bekerja sama dengan pegawai
lainnya.
5. Inisiatif, adanya inisiatif dari dalam diri anggota organisasi untuk
melakukan pekerjaan serta mengatasi masalah dalam pekerjaan
tanpa menunggu perintah dari atasan atau menunjukan tanggung
jawab dalam pekerjaan yang sudah menjadi kewajiban seorang
pegawai. Parameternya adalah :
- Tingkat kemampuan untuk memiliki inisiatif dalam
menyelesaikan masalah.
- Kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan.
42
- Menemukan inovasi dalam pekerjaan.
2.2.5 Hubungan Antar Variabel
2.2.5.1 Hubungan antara Disiplin Kerja terhadap Kinerja
Disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh,
dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis
maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak
untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan
wewenang yang diberikan kepadanya (Siswanto, 2003:291, dalam Haryani,
2013:205-461).
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Siagian (2000, dalam Iriani,
2010) yang mengungkapkan bahwa disiplin kerja pegawai adalah suatu
bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan,
sikap dan perilaku pegawai sehingga para pegawai tersebut secara sukarela
berusaha bekerja secara kooperatif dengan para pegawai yang lain untuk
meningkatkan prestasi kerjanya.
Artinya disiplin kerja sangat penting diterapkan dalam suatu
organisasi, karena dengan setiap pegawai patuh dan taat terhadap peraturan
atau norma yang berlaku pada suatu organisasi, serta secara sukarela dalam
memegang peranan tanggung jawab terhadap pekerjaannya maka secara
langsung akan mempunyai hubungan dengan peningkatan kinerja pegawai
tersebut.
43
Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Rinoldy (2013), peneliti
menemukan hasil bahwa disiplin kerja memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini berarti bahwa disiplin kerja
dari para pegawai mampu untuk untuk meningkatkan kinerja para pegawai
mereka. Jadi kedisiplinan pegawai selama ini dianggap memiliki akibat
positif terhadap kinerja pegawai itu sendiri.
2.2.5.2 Hubungan antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja
Budaya organisasi didefinisikan sebagai sebuah corak dari
asumsi-asumsi dasar yang ditemukan atau dikembangkan oleh sebuah
kelompok tertentu untuk belajar mengatasi problem-problem kelompok dari
adaptasi eksternal dan internal yang telah bekerja dengan baik (Makmuri,
2005:531).
Budaya organisasi bagai suatu norma yang menginformasikan
anggota organisasi mengenai apa yang dapat diterima dan apa yang tidak
dapat diterima, nilai-nilai dominan yang dihargai organisasi di atas yang
lainnya, asumsi dasar dan kepercayaan yang dianut oleh semua anggota
organisasi termasuk adanya peraturan yang mengikat di dalamnya. Dalam
budaya organisasi terjadi sosialisasi nilai-nilai dan menginternalisasi dalam
diri para anggota, menjiwai orang per orang di dalam organisasi. Dengan
demikian, maka budaya organisasi merupakan jiwa organisasi dan jiwa para
anggota organisasi (Kilman, 1988, dalam Sutrisno, 2011:2).
44
Budaya yang kuat dan positif sangat berpengaruh terhadap perilaku
dan efektivitas kinerja organisasi sebagaimana dinyatakan oleh Deal &
Kennedy (1982), Miner (1990), Robbins (1990), karena menimbulkan
antara lain sebagai berikut (Sutrisno, 2011:3-4) :
1. Nilai-nilai kunci yang saling menjalin, tersosialisasikan,
menginternalisasi, menjiwai pada para anggota, dan meerupakan
kekuatan yang tidak tampak.
2. Perilaku pegawai secara tidak disadari terkendali dan terkoordinasi oleh
kekuatan yang informal atau tidak tampak.
3. Para anggota merasa komit dan loyal pada organisasi.
4. Adanya musyawarah dan kebersamaan atau kesertaan dalam hal-hal yang
berarti sebagai bentuk partisipasi, pengakuan dan penghormatan terhadap
pegawai.
5. Semua kegiatan berorientasi atau diarahkan kepada misi atau tujuan
organisasi.
6. Para pegawai merasa senang, karena diakui dan dihargai martabat dan
kontribusinya, yang sangat rewarding.
7. Adanya koordinasi, integrasi, dan konsistensi yang menstabilkan
kegiatan-kegiatan organisasi.
8. Berpengaruh kuat terhadap organisasi dalam tiga aspek, yaitu pengarahan
perilaku dan kinerja organisasi, dan kekuatannya, yaitu menekan para
anggota untuk melaksanakan nilai-nilai budaya.
45
9. Budaya berpengaruh terhadap perilaku individual maupun kelompok.
Budaya organisasi merupakan "ruh" organisasi, karena disana
bersemayam filosofi, visi dan misi organisasi yang akan menjadi kekuatan
penting bagi suatu organisasi untuk berkompetisi. Budaya organisasi
tersebut mampu membentuk perilaku sesuai yang diharapkan oleh
organisasi terkait dengan kinerja pegawainya. Perilaku yang selaras dengan
kebijakan organisasi akan mampu menciptakan kepuasan kerja bagi pegawai
sehingga kepuasan kerja itu dapat menjadi pemicu kinerja pegawai yang
berkualitas sesuai harapan dan tujuan organisasi. Pada dasarnya semakin
positif perilaku kerja organisasi maka semakin besar pula kepuasan kerjanya,
sehingga memberikan dampak pada pegawai untuk mampu meningkatkan
kinerjanya. Pegawai yang sudah memahami keseluruhan nilai-nilai
organisasi akan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai kepribadian
organisasi. Nilai dan keyakinan tersebut akan diwujudkan menjadi perilaku
keseharian mereka dalam bekerja, sehingga akan menjadi kinerja individual
dan masing-masing kinerja individu yang baik akan menimbulkan kinerja
organisasi yang baik pula. Kemudian dengan terwujudnya kinerja pegawai
yang baik pada organisasi, maka pegawai tersebut juga akan merasakan
keberhasilan mereka dalam bekerja.
46
2.2.5.3 Hubungan antara Disiplin Kerja dan Budaya Organisasi terhadap
Kinerja
Dalam kaitannya untuk meningkatkan kinerja pegawai, disiplin kerja
dan budaya organisasi mempunyai kontribusi yang positif. Wyckoff dan
Unel (1990:124, dalam Sutrisno, 2013) mendefinisikan disiplin sebagai
suatu proses yang bekerja dan mengarah kepada ketertiban dan
pengendalian diri. Ditegaskan pula bahwa disiplin kerja adalah kesadaran,
kemauan dan kesediaan kerja orang lain agar dapat taat dan tunduk terhadap
semua peraturan dan norma yang berlaku.
Dengan demikian disiplin kerja merupakan hal yang sangat penting
dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai. Dengan kata lain
ketidakdisplinan juga dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Disiplin kerja
pegawai merupakan tindakan seseorang untuk mematuhi peraturan-peraturan
yang telah disepakati bersama. Tindakan ini bila dilakukan secara benar dan
terus-menerus akan menjadi kebiasaan yang tertanam dalam perilaku
pegawai dan akan membantu tercapainya tujuan organisasi yang telah
ditentukan. Berdasarkan uraian di atas diduga terdapat hubungan antara
disiplin kerja dengan kinerja pegawai. Artinya semakin tinggi disiplin kerja,
maka semakin tinggi pula kinerjanya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa hubungan disiplin kerja dengan kinerja pegawai adalah positif.
Selanjutnya untuk meningkatkan kinerja pegawai, suatu organisasi
akan berusaha untuk membuat lingkungan kerja yang kondusif bagi
47
pegawainya. Ini dapat ditempuh antara lain melalui penciptaan budaya
organisasi yang baik. Hal ini seperti pendapat Schneider (1987: 111, dalam
Widiyanto dan Sutarno, 2011:76-88) bahwa penciptaan lingkungan kerja
sangat erat kaitannya dengan budaya organisasi yang dianut oleh suatu
organisasi. Penciptaan budaya organisasi yang baik dan nyaman tersebut
akan memberikan daya tarik bagi seseorang yang kemudian mereka merasa
cocok dengan budaya tersebut sehingga timbul niat untuk bergabung.
Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor disiplin kerja
dan budaya organisasi secara bersama-sama juga berpengaruh terhadap
kinerja pegawai. Ada hubungan antara kedua variabel tersebut, karena
disiplin kerja pada intinya adalah bagian dari budaya organisasi yaitu budaya
disiplin. Disiplin kerja pegawai yang rendah akan menjadi budaya kerja yang
buruk sehingga akan berpengaruh terhadap menurunnya kinerja, begitu pula
sebaliknya, jika disiplin kerja pegawai terhadap pekerjaannya tinggi maka
dapat menciptakan budaya kerja yang baik dan akan memberikan dampak
yang positif atau terjadinya peningkatan kinerja pegawai.
2.2.6 Kerangka Pikir Penelitian
Untuk menganalisis variabel yang dominan pengaruhnya terhadap
kinerja pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan
Se-Eks Kawedanan Jatinom. Atas dasar kerangka pemikiran yang telah
diuraikan di atas, maka kerangka konseptual yang menggambarkan hubungan
48
dan pengaruh antara disiplin kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja
pada pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan
Se-Eks Kawedanan Jatinom sebagai berikut :
Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian
2.2.7 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2008), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan baru pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
1. H1 : Diduga adanya pengaruh positif dan signifikan dari disiplin
kerja (X1) terhadap kinerja (Y) pegawai Kantor Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks
Kawedanan Jatinom.
Disiplin Kerja (X1) (Siagian, 2006)
Budaya Organisasi (X2) (Robbins, 2006)
Kinerja (Y) (Mangkunegara, 2009)
49
2. H2 : Diduga adanya pengaruh positif dan signifikan dari budaya
organisasi (X2) terhadap kinerja (Y) pegawai Kantor Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks
Kawedanan Jatinom.
3. H3 : Diduga adanya pengaruh positif dan signifikan dari disiplin
kerja (X1) dan budaya organisasi (X2) terhadap kinerja (Y)
pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom.
4. H4 : Diduga pengaruh budaya organisasi (X2) terhadap kinerja
(Y) pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom lebih besar daripada
pengaruh disiplin kerja (X1) terhadap kinerja (Y) pegawai
Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan
Se-Eks Kawedanan Jatinom.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis kuantitatif, yaitu
penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu
pengumpulan data dengan menggunakan instrument penelitian, dan analisis
data bersifat kuantitatif atau statistik yang bertujuan menguji hipotesis yang
sudah ditetapkan (Sugiyono, 2009). Untuk mendapatkan data primer melalui
penyebaran kuesioner yang dibagikan kepada 56 pegawai Kantor Unit
Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom.
Responden diminta menanggapi pertanyaan yang diberikan dengan cara
menjawab daftar pertanyaan yang disediakan. Jenis kuesioner yang akan
digunakan adalah kuesioner terbuka dimana responden diminta untuk
menjawab pertanyaan dengan memilih jawaban yang telah disediakan dengan
Skala Likert.
3.2 Objek Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Peneliti mengambil lokasi penelitian di Kantor Unit Pelaksana Teknik
Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom.
51
3.2.2 Gambaran Umum Organisasi
Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks
Kawedanan Jatinom merupakan kantor dinas pendidikan yang terdiri dari 4
wilayah, yaitu Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Jatinom, Kantor UPTD
Pendidikan Kecamatan Karanganom, Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan
Tulung, dan yang terakhir Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Polanharjo.
Sesuai peraturan Bupati Klaten Nomor 25 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten,
UPTD Pendidikan merupakan UPTD yang dipimpin oleh seorang Kepala
yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
UPTD mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang dinas bidang pendidikan.
Susunan Organisasi UPTD pendidikan sesuai pasal 6 terdiri dari, Kepala, Sub
Bagian Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan Fungsional. Masing-masing dari
Sub Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh
seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
UPTD Pendidikan.
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.3.1 Variabel Penelitian
Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel
diukur untuk mengetahui baik buruknya pengukuran dalam penelitian.
52
Menurut Sekaran (2006:115), yang dimaksud dengan variabel adalah apapun
yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Variabel penelitian
adalah variabel yang menunjukkan segala sesuatu yang ditetapkan oleh
meneliti untuk di pelajari. Beberapa variabel dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. Variabel Bebas ( Independent variable )
Adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat, entah
secara positif atau negatif (Sekaran, 2006:117). Dalam penelitian ini
variabel bebasnya adalah Disiplin Kerja (X1) dan Budaya Organisasi
(X2).
2. Variabel Terikat ( Dependent variable )
Adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel bebas. (Sekaran, 2006:117). Dalam penelitian ini yang
digunakan sebagai variabel terikat adalah Kinerja (Y).
3.3.2 Definisi Operasional dan Indikator
3.3.2.1 Disiplin Kerja (X1)
Pendapat yang dikemukakan oleh Siagian (2006:305) bahwa disiplin
adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk
sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara
sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan lain serta
meningkatkan prestasi kerjanya. Variabel disiplin kerja diukur dengan
53
indikator-indikator sebagai berikut :
a) Sikap merupakan unsur disiplin dalam diri karyawan yang
didalamnya terdapat beberapa komponen sikap yaitu komponen
kognitif (kemampuan terhadap obyek tertentu), komponen afektif
(perasaan seseorang yang ditujukan kepada obyek), dan komponen
konatif (kecenderungan seseorang untuk bertindak). Indikator
variabel sikap ini adalah :
Komponen Kognitif :
- Sikap dalam menghadapi kendala-kendala teknis.
- Adanya faktor non teknis dalam bekerja.
- Pekerjaan rumit mempengaruhi kinerja.
Komponen Afektif :
- Suka mengerjakan pekerjaan yang menantang.
- Mengharapkan bantuan rekan sekerja.
Komponen Konatif :
- Dalam bekerja sama pencapaian tujuan wajib ditaati.
- Menegur teman yang tidak mentaati peraturan.
b) Perilaku disiplin yang dimiliki dalam diri seorang karyawan dan hal
ini berkaitan dengan ketaatan pada tata tertib dalam organisasi.
Adapun indikator-indikatornya adalah :
- Perilaku untuk beradaptasi dengan peraturan yang ada.
- Tingkat kehadiran.
54
- Penggunaan pakaian (seragam) kerja.
- Sanksi yang tegas akan membuat tertib dalam bekerja.
3.3.2.2 Budaya Organisasi (X2)
Menurut Robbins (2006:279), budaya organisasi merupakan persepsi
bersama atau sistem dari makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota
yang membedakan organisasi itu dengan organisasi lain. Variabel budaya
organisasi diukur dengan indiktor-indikator sebagai berikut :
- Inovasi (Inovation), adalah sejauh mana organisasi mendorong para
pegawai bersikap inovatif.
- Keberanian mengambil resiko (Risk taking), adalah sejauh mana
organisasi mendorong para pegawai untuk berani mengambil resiko.
- Perhatian terhadap detail (Attention to detail), adalah sejauh mana
organisasi mengharapkan pegawai memperlihatkan kecermatan,
analisis dan perhatian kepada rincian.
- Berorientasi kepada hasil (Outcome orientation), adalah sejauh
mana organisasi lebih memusatkan perhatian pada hasil
dibandingkan pada proses yang digunakan untuk mencapai hasil
tersebut.
- Berorientasi kepada manusia (People orientation), adalah sejauh
mana pimpinan dalam memperhatikan hasil kerja individu di dalam
organisasi.
55
- Berorientasi Tim (Team orientation), adalah sejauh mana kegiatan
kerja diorganisasikan secara tim-tim tidak hanya pada
individu-individu untuk mendukung kerjasama.
- Agresifitas (Aggressiveness), adalah sejauh mana orang-orang
dalam organisasi itu agresif untuk menjalankan budaya organisasi
sebaik-baiknya.
- Kemantapan (Stability), adalah dimana organisasi menekankan
untuk dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.
3.3.2.3 Kinerja (Y)
Menurut Mangkunegara (2009:67) kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Variabel kinerja diukur dengan indikator-indikator sebagai
berikut :
a) Kualitas kerja, menunjukkan kerapihan, ketelitian, keterkaitan
hasil kerja dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan.
Adanya kualitas kerja yang baik dapat menghindari tingkat
kesalahan dalam penyelesaian suatu pekerjaan yang dapat
bermanfaat bagi kemajuan organisasi. Indikatornya adalah :
- Tingkat kerapihan mengerjakan tugas.
- Tingkat ketelitian mengerjakan tugas.
- Tingkat kesesuaian hasil kerja dengan perintah.
56
b) Kuantitas kerja, menunjukkan banyaknya jumlah jenis
pekerjaan yang dilakukan dalam satu waktu sehingga efisiensi
dan efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan organisasi.
Indikatornya adalah :
- Tingkat kecepatan dalam menyelesaikan tugas.
- Tingkat kemampuan mengerjakan tugas sesuai target.
c) Tanggung jawab, menunjukkan seberapa besar karyawan
dalam menerima dan melaksanakan pekerjaannya,
mempertanggung jawabkan hasil kerja serta sarana dan
prasarana yang digunakan dan perilaku kerjanya setiap hari.
Indikatornya adalah :
- Tingkat rasa tanggung jawab pada hasil kerja.
- Tingkat tanggung jawab pada saat mengambil
keputusan.
d) Kerja sama, kesediaan karyawan untuk berpartisipasi dengan
karyawan yang lain secara vertikal dan horizontal baik didalam
maupun diluar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan
semakin baik. Indikatornya adalah :
- Tingkat menjalin kerja sama dengan pimpinan.
- Tingkat menjalin kerja sama dengan rekan kerja.
- Tingkat kekompakan dalam bekerja sama dengan
pegawai lainnya.
57
e) Inisiatif, adanya inisiatif dari dalam diri anggota organisasi
untuk melakukan pekerjaan serta mengatasi masalah dalam
pekerjaan tanpa menunggu perintah dari atasan atau
menunjukan tanggung jawab dalam pekerjaan yang sudah
menjadi kewajiban seorang pegawai. Indikatornya adalah :
- Tingkat kemampuan untuk memiliki inisiatif dalam
menyelesaikan masalah.
- Kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan.
- Menemukan inovasi dalam pekerjaan.
3.4 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh pengumpul data
dari objek (Sumarsono, 2004). Data primer penelitian ini berasal dari
kuesioner yang dibagikan kepada pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknik
Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang disusun berdasarkan literatur dan teori tentang
disiplin kerja, budaya organisasi dan kinerja karyawan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah semua data yang diperoleh secara tidak langsung
dari objek yang diteliti (Sumarsono, 2004). Data ini bersifat sebagai
58
pelengkap data primer. Untuk data sekunder penelitian ini berasal referensi
berupa literatur, jurnal, skripsi maupun tesis.
3.4.2 Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner. Kuesioner adalah alat bantu yang penting dalam sebuah riset.
Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan disiplin kerja,
budaya organisasi, dan kinerja pegawai yang disusun untuk diberikan kepada
responden untuk dijawab. Skala yang digunakan dalam kuesioner penelitian
ini adalah skala Likert. Menurut Kinnear, Skala Likert ini berhubungan
dengan pernyataan tentang sikap terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak
setuju, senang-tidak senang, dan baik-tidak baik (Umar, 2004:132).
Berikut adalah model skoring menurut Likert :
Bobot nilai = 4 → Sangat setuju/Sangat baik
Bobot nilai = 3 → Setuju/Baik
Bobot nilai = 2 → Tidak setuju/Tidak baik
Bobot nilai = 1 → Sangat tidak setuju/Sangat tidak baik
Jawaban yang telah diberikan bobot dijadikan skor penilaian terhadap
variabel-variabel yang akan diteliti. Rentang skala penilaian digunakan untuk
menentukan posisi tanggapan responden dengan mengunakan nilai skor.
Setiap skor alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkatan
terdiri dari kisaran antara 1 hingga 4, kemudian dihitung rentang skala dengan
59
menggunakan rumus sebagai berikut :
Maka dari skala tersebut diperoleh rentang skala sebesar 0,75.
Tabel 3.1
Rentang Skala Jawaban Kuesioner
Rentang Skala Pernyataan Jawaban
1,00 – 1,75 Sangat baik
1,76 – 2,50 Baik
2,51 – 3,25 Tidak baik
3,26 – 4,00 Sangat tidak baik
Sumber : Umar, 2004:132.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari organisasi dan internet yang berupa data
tentang visi, misi dan sejarah organisasi.
3.5 Uji Analisis Pengukuran Data
3.5.1 Uji Validitas
Validitas menguji seberapa baik suatu instrumen dibuat mengukur
konsep tertentu yang ingin diukur (Sekaran, 2006:39). Uji validitas digunakan
untuk memilih item-item pertanyaan yang relevan untuk dianalisis. Uji
validitas dengan melihat korelasi antar skor masing-masing item pertanyaan
dengan skor total (item total corelatiaon). Perhitungan validitasini dilakukan
60
dengan rumus teknik korelasi product moment peron, dengan rumus sebagai
berikut (Azwar, 2000:19) :
( ) ( )( )( ){ } ( ){ }2222 yyNxxN
yxxyNrxy∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi X dan Y
n : banyaknya sampel penelitian
Y : skor total
X : skor item
ΣXY : jumlah dari hasil perkalian antara skor X dam skor Y
ΣX : jumlah dari skor X
ΣY : jumlah dari skor Y
ΣX2 : jumlah pengkuadratan skor-skor X
ΣY2 : jumlah pengkuadratan skor-skor Y
Syarat minimum dianggap valid adalah :
- Menghasilkan r hitung yang positif
- Besarnya r hitung lebih besardari r tabel.
Kedua syarat tersebut dipenuhi dalam uji validitas, sehingga dapat
dikatakan valid. Pengujian validitas daftar pertanyaan dilakukan dengan
mengkorelasikan skor pada masing-masing item dengan skor totalnya. Teknik
korelasi seperti ini dikenal dengan teknik korelasi product moment. Untuk
mengetahui apakah nilai korelasinya signifikan atau tidak, maka diperlukan
61
tabel signifikan nilai r product moment.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Keandalan (reliabilitas) suatu pengukuran menunjukan sejauh mana
pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan) dan karena itu menjamin
pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam
instrument. Dengan kata lain, keandalan suatu pengukuran merupakan
indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi di mana instrument mengukur
konsep dan membantu menilai ketepatan sebuah pengukuran (Sekaran,
2006:40).
Rumus formula umm koefisien alpha adalah sebagai berikut (Azwar, 2000:
78) :
K Σ sj2
α = 1 – k – 1 Sx
Dimana :
K = Banyaknya belahan tes
Sj2 = Varians belahan j ; j = 1,2,…,k
Sx2 = Varians skor tes
Syarat minimum dianggap reliabel adalah :
- Menghasilkan r hitung yang positif
- Besarnya r hitung lebih besar dari r tabel
62
3.6 Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2012:80), populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Sugiyono (2012:80), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Pada penelitian ini, populasi dari jumlah seluruh pegawai Kantor Unit
Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom
sampai dengan tahun 2014 ada 56 orang. Namun karena jumlah elemen
populasi yang ada tidak terlalu banyak, maka peneliti mempertimbangkan
untuk tidak menggunakan metode sampling melainkan metode sensus, yaitu
meneliti semua elemen populasi yang ada (Supriyanto, 2009:121).
3.7 Metode Analisis Data
3.7.1 Regresi Linier Berganda
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
(X) terhadap variabel tergantungnya (Y). Persamaan regresi yang digunakan
dalam penelitian ini (Sugiyono, 1999).
63
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y : Kinerja
X1 : Disiplin Kerja
X2 : Budaya Organisasi
e : Galat sisa
Uji regresi yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan teknik
regresi linier berganda, yaitu dengan variabel bebas : disiplin kerja (X1) dan
budaya organisasi (X2), serta variabel terikat : kinerja (Y). Dari perhitungan
dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service
Solution) v16 for windows (2007).
3.7.2 Uji t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh dari
variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Apabila koefisien
regresi signifikan pada t-signifikan ≤ 0,05 atau 5 persen, artinya variabel
independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
secara parsial. Sebaliknya, jika lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen secara parsial
(Sugiyono, 1999: 63).
Selanjutnya untuk mengetahui besar kecilnya sumbangan variabel bebas
terhadap variabel terikat, dapat diketahui dari nilai koefisien beta. Variabel
bebas yang memiliki nilai beta paling besar, berarti variabel tersebut
64
mempunyai pengaruh paling dominan atau dengan kata lain variabel bebas
tersebut mempunyai pengaruh atau sumbangan besar kepada variabel terikat.
3.7.3 Uji F
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh-pengaruh variabel independen
(variabel bebas) terhadap variabel dependen (terikat) secara bersama-sama
(simultan/serentak) (Sugiyono, 1999:73).
Pengujian ini perlu dilakukan untuk menguji linieritas atau keabsahan
persamaan regresi. Hasil uji F akan menunjukan tingkat F signifikan <0,05,
artinya apabila signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima, yakni terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel
dependen secara simultan. Sebaliknya, jika tingkat signifikansi Fatau F
signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak, yakni tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara
simultan.
3.7.4 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik atas persamaan regresi barganda yang
digunakan. Pengujian ini terdiri atas uji normalitas dan uji heteroskedastisitas.
3.7.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh terdistribusi normal atau tidak. Apabila data terdistribusi normal
65
maka menggunakan statistik parametrik, sedangkan jika data terdistribusi
tidak normal maka menggunakan statistik non parametrik. Data yang
terdistribusi normal dapat memperkecil kemungkinan terjadinya bias
(Ghozali, 2005:83).
3.7.4.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan linear yang sempurna di antara variabel-variabel bebas dalam
regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat
dari besarnya nilai tolerence dan VIF (Varians Inflation Factor) melalui
program SPSS. Kriteria yang dipakai adalah apabila nilai tolerence>0,1 atau
nilai VIF<5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, 2010:136).
3.7.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini untuk mengetahui keadaan dimana seluruh faktor pengguna
tidak memiliki varians yang sama untuk seluruh pengamatan atas seluruh
independen. Heteroskedastisitas berarti penyabaran titik data populasi pada
bidang regresi tidak konstan. Gejala ini ditimbulkan dari perubahan situasi
yang tidak tergambarkan dalam model regresi. Uji heteroskedastisitas dalam
penelitian ini menggunakan uji Gleijser (Ghozali, 2008:77).
66
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.1.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji tingkat kesahihan butir
pertanyaan masing-masing variabel. Menurut sebuah butir pertanyaan
dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang di inginkan dan dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Jika r hitung
lebih besar dari pada r tabel maka butir-butir pertanyaan tersebut dikatakan
valid atau sahih. Sebaliknya jika harga r perhitungan lebih kecil daripada r
pada tabel berarti butir-butir pertanyaan dinyatakan tidak valid.
Uji validitas dilakukan terhadap seluruh butir pertanyaan dalam
instrumen, yaitu dengan cara menkorelasikan skor tiap butir dengan skor
totalnya pada masing-masing konstruk. Teknik korelasi yang digunakan
adalah korelasi product moment Pearson. Hasil uji validitas dijabarkan dalam
Tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Disiplin Kerja
Butir r hitung r tabel Keterangan
DK_1 0,319 0,266 Valid
DK _2 0,385 0,266 Valid
DK _3 0,406 0,266 Valid
67
Lanjutan Tabel 4.1
DK _4 0,316 0,266 Valid
DK _5 0,370 0,266 Valid
DK _6 0,303 0,266 Valid
DK _7 0,301 0,266 Valid
DK _8 0,398 0,266 Valid
DK _9 0,382 0,266 Valid
DK _10 0,412 0,266 Valid
DK _11 0,519 0,266 Valid
Sumber: Data primer, diolah tahun 2014 (Lampiran 2, hal 117)
Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 4.1, menunjukkan bahwa
semua nilai rhitung lebih besar dari rtabel (0,266) pada taraf signifikansi 5 persen.
Dapat disimpulkan seluruh butir pertanyaan pada variabel disiplin kerja
dinyatakan valid.
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Budaya Organisasi
Butir r hitung r tabel Keterangan
BO_1 0,428 0,266 Valid
BO _2 0,536 0,266 Valid
BO _3 0,297 0,266 Valid
BO _4 0,601 0,266 Valid
68
Lanjutan Tabel 4.2
BO _5 0,579 0,266 Valid
BO _6 0,451 0,266 Valid
BO _7 0,419 0,266 Valid
BO _8 0,600 0,266 Valid
Sumber: Data primer, diolah tahun 2014 (Lampiran 2, hal 117)
Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 4.2, menunjukkan bahwa
semua nilai rhitung lebih besar dari rtabel (0,266) pada taraf signifikansi 5 persen.
Dapat disimpulkan seluruh butir pertanyaan pada variabel budaya organisasi
dinyatakan valid.
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Kinerja
Butir r hitung r tabel Keterangan
KN_1 0,428 0,266 Valid
KN _2 0,497 0,266 Valid
KN _3 0,501 0,266 Valid
KN _4 0,465 0,266 Valid
KN _5 0,626 0,266 Valid
KN _6 0,466 0,266 Valid
KN _7 0,557 0,266 Valid
KN _8 0,566 0,266 Valid
69
Lanjutan Tabel 4.3
KN _9 0,632 0,266 Valid
KN_10 0,496 0,266 Valid
KN_11 0,349 0,266 Valid
KN_12 0,618 0,266 Valid
KN_13 0,610 0,266 Valid
Sumber: Data primer, diolah tahun 2014 (Lampiran 2, hal 118)
Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 4.3, menunjukkan bahwa
semua nilai rhitung lebih besar dari rtabel (0,266) pada taraf signifikansi 5
persen. Dapat disimpulkan seluruh butir pertanyaan pada variabel kinerja
dinyatakan valid.
4.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat
pengukur dipercaya atau dapat diandalkan dan tetap konsisten jika dilakukan
dua kali pengukuran atau lebih pada kelompok yang sama dengan alat ukur
yang sama. Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan rumus Alfa Cronbach.
Instrument dikatakan reliabel apabila nilai koefisien reliabilitasnya >0,6. Hasil
uji reliabilitas instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
70
Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Disiplin kerja 0,721 Reliabel
Budaya organisasi 0,785 Reliabel
Kinerja 0,859 Reliabel
Sumber: Data primer, diolah tahun 2014 (Lampiran 3, hal 119-120)
Hasil dari uji reliabilitas memperoleh nilai koefisien reliabilitas (r11)
yang lebih besar dari 0,6. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008) bahwa
instrumen dinyatakan reliabel jika nilai Crobach Alpha lebih besar dari 0,6.
Dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian ini reliabel (dapat
diandalkan).
4.2 Analisis Deskripsi
4.2.1 Deskripsi Responden Penelitian
Deskripsi karakteristik responden menjelaskan tentang profil pegawai
Kantor Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan
Jatinom sampai dengan tahun 2014 ada 56 orang. Deskripsi karakteristik
subyek penelitian akan disajikan meliputi jenis kelamin, usia, masa kerja,
pendidikan dan golongan. Hasil analisis deskriptif karakteristik responden
penelitian ini adalah sebagai berikut.
71
1. Jenis Kelamin
Berdasarkan data angket yang telah disebarkan, diperoleh hasil
klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin seperti terlihat pada
Tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5
Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Keterangan Frekuensi %
Laki-laki 35 62,5
Perempuan 21 37,5
Total 56 100
Sumber: Data primer, diolah tahun 2014 (Lampiran 4, hal 121)
Tabel 4.5, menunjukkan bahwa responden yang merupakan
pegawai UPTD Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom, sebagian besar
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 62,5 persen sedangkan 36,5
persen sisanya adalah berjenis kelamin perempuan.
2. Usia
Berdasarkan data angket yang telah disebarkan, diperoleh hasil
klasifikasi responden berdasarkan usia seperti terlihat pada Tabel 4.6
berikut ini :
72
Tabel 4.6
Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia
Keterangan Frekuensi %
31 < 40 tahun 4 7,1
41 – 50 tahun 10 17,9
> 50 tahun 42 75,0
Total 56 100
Sumber: Data primer, diolah tahun 2014 (Lampiran 4, hal 121)
Tabel 4.6, menunjukkan bahwa sebanyak 7,1 persen pegawai
berusia 31<40 tahun, sebanyak 17,9 persen pegawai berusia 41-50 tahun
sedangkan sisanya sebanyak 75 persen berusia > 50 tahun. Hal ini
menunjukkan mayoritas pegawai berusia > 50 tahun.
3. Masa Kerja
Berdasarkan data angket yang telah disebarkan, diperoleh hasil
klasifikasi responden berdasarkan masa kerja seperti terlihat pada Tabel
4.7 berikut ini :
Tabel 4.7
Klasifikasi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Keterangan Frekuensi %
4 < 10 tahun 4 7,1
11 – 20 tahun 1 1,8
73
Lanjutan Tabel 4.7 21 – 30 tahun 13 23,2
> 30 tahun 38 67,9
Total 56 100
Sumber: Data primer, diolah tahun 2014 (Lampiran 4, hal 121)
Tabel 4.7, menunjukkan klasifikasi responden berdasarkan masa
kerja diketahui sebanyak 7,1 persen pegawai mempunyai masa kerja 4 <
10 tahun, sebanyak 1,8 persen pegawai mempunyai masa kerja 11-20
tahun. Pegawai dengan masa kerja 21-30 tahun sebanyak 23,2 persen dan
sisanya sebanyak 67,9 persen telah bekerja selama > 30 tahun. Hal ini
menunjukkan mayoritas pegawai mempunyai masa kerja > 30 tahun.
4. Pendidikan
Berdasarkan data angket yang telah disebarkan, diperoleh hasil
klasifikasi responden berdasarkan pendidikan seperti terlihat pada Tabel
4.8 berikut ini :
Tabel 4.8
Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan
Keterangan Frekuensi %
SMA 5 8,9
Diploma 4 7,1
Sarjana 39 69,6
74
Lanjutan Tabel 4.8 Master 8 14,3
Total 56 100
Sumber: Data primer, diolah tahun 2014 (Lampiran 4, hal 122)
Tabel 4.8, menunjukkan klasifikasi responden berdasarkan
pendidikan diketahui sebanyak 8,9 persen pegawai berpendidikan SMA,
sebanyak 7,1 persen pegawai berpendidikan diploma. Pegawai dengan
pendidikan sarjana sebanyak 69,6 persen dan sisanya sebanyak 14,3
persen bependidikan master. Hal ini menunjukkan mayoritas pegawai
berpendidikan sarjana.
5. Golongan
Berdasarkan data angket yang telah disebarkan, diperoleh hasil
klasifikasi responden berdasarkan golongan seperti terlihat pada Tabel
4.9 berikut ini :
Tabel 4.9
Klasifikasi Responden Berdasarkan Golongan
Keterangan Frekuensi %
II B 2 3,6
III A 3 5,4
III B 9 16,1
III C 2 3,6
75
Lanjutan Tabel 4.9 III D 2 3,6
IV A 36 64,3
IV B 2 3,6
Total 56 100
Sumber: Data primer, diolah tahun 2014 (Lampiran 4, hal 122)
Tabel 4.9, menunjukkan klasifikasi responden berdasarkan
golongan diketahui sebanyak 3,6 persen pegawai golongan IIB, sebanyak
5,4 persen adalah pegawai golongan IIIA dan 16,1 persen merupakan
pegawai golongan III B. Pegawai dengan golongan III C sebanyak 3,6
persen, golongan III D sebanyak 3,6 persen, golongan IV A sebanyak
64,3 persen dan sisanya 3,6 persen adalah golongan IV B. Hal ini
menunjukkan mayoritas responden merupakan pegawai golongan IV A.
4.3 Analisis Data
4.3.1 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan mengenai data
penelitian. Analisis dilakukan menggunakan kategori berdasarkan nilai
distribusi frekuensi, nilai maksimum dan nilai rata-rata. Nilai distribusi
frekuensi dilakukan dengan menggunakan kategori jawaban sebagai berikut :
76
0,754
14Interval
intervalJumlah terendahnilai- tertinggiNilaiInterval
=−
=
=
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh batasan kategori
penilaian data sebagai berikut :
1,00 - 1,75 = Penilaian sangat tidak baik
1,76 - 2,50 = Penilaian tidak baik
2,51 - 3,25 = Penilaian baik
3,26 - 4,00 = Penilaian sangat baik
1. Analisis Deskriptif Data Disiplin Kerja
Variabel disiplin kerja diukur menggunakan 11 butir pertanyaan yang
ditunjukkan pada Tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10
Analisis Deskriptif Terhadap Variabel Disiplin Kerja (X1)
No Indikator Mean % Kategori
1 Saya mampu menghadapi
kendala-kendala teknis dalam bekerja. 3.13 78,13 Baik
2 Saya selalu memperhatikan faktor non
teknis dalam bekerja. 3.21 80.36 Baik
3 Saya bersungguh-sungguh dalam
bekerja meskipun pekerjaannya rumit. 3.55
88.84
Sangat
baik
4 Saya suka pekerjaan yang menantang. 3.21
80.36
Baik
77
Lanjutan Tabel 4.10
5
Saya mengharapkan bantuan rekan
sekerja.
3.04
75.89
Baik
6
Dalam mengerjakan pekerjaan tim,
saya mengutamakan pada pencapaian
tujuan.
3.41 85.27
Sangat
baik
7 Saya sering menegur teman yang tidak
mentaati peraturan. 3.02 75.45 Baik
8 Saya berusaha beradaptasi dengan
peraturan yang ada. 3.38 84.38
Sangat
baik
9 Saya selalu hadir tepat waktu. 3.45 86.16
Sangat
baik
10 Saya selalu mengenakan seragam kerja
sesuai hari yang telah ditentukan. 3.48 87.05
Sangat
baik
11 Saya bersedia dikenakan sanksi yang
tegas jika melanggar peraturan. 3.30 82.59 Sangat
baik
Rata-rata 3.29 82.22
Sangat
baik
Sumber: Data primer, diolah tahun 2014 (Lampiran 5, hal 123)
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa dari 56 responden,
mayoritas pegawai telah mempunyai disiplin kerja sangat baik dengan
rata-rata skor sebesar 3,29, yaitu pada interval antara 3,26 - 4,00 yang dapat
dikategorikan sangat baik. Penilaian tertinggi pada indikator saya
bersungguh-sungguh dalam bekerja meskipun pekerjaannya rumit sebesar
78
3,55. Penilaian terendah pada indikator saya sering menegur teman yang tidak
mentaati peraturan, dengan nilai rata-rata 3,02.
2. Analisis Deskriptif Data Budaya Organisasi
Variabel budaya organisasi diukur menggunakan 8 butir pertanyaan
yang ditunjukkan pada Tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11
Analisis Deskriptif Terhadap Variabel Budaya Organisasi (X2)
No. Indikator Mean % Kategori
1 Organisasi mendorong para pegawai untuk
bersikap inovatif. 3.23 80.80 Baik
2 Organisasi mendorong para pegawai untuk
berani mengambil resiko. 3.02 75.45 Baik
3
Organisasi mengharapkan agar pegawai
dalam bekerja memperlihatkan kecermatan,
analisis dan perhatian yang lebih rinci.
3.55 88.84
Sangat
baik
4
Organisasi lebih memusatkan perhatiannya
pada hasil kerja pegawai dibandingkan
dengan proses untuk mencapai hasil
tersebut.
2.63 65.63 Baik
5 Pimpinan memperhatikan hasil kerja
individu di dalam organisasi. 2.95 73.66 Baik
6 Organisasi menekankan pegawainya untuk
bekerja secara tim. 3.18 79.46 Baik
7 Organisasi menuntut pegawai untuk
bersikap agresif dalam menjalankan budaya
organisasi.
3.00 75.00
Baik
79
Lanjutan Tabel 4.11
8
Organisasi menekankan pada pegawai untuk
mempertahankan budaya organisasi yang
sudah baik.
3.30 82.59
Sangat
baik
Rata-rata 3.11
77.68
Baik
Sumber: Data primer, diolah tahun 2014 (Lampiran 5, hal 125)
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas diketahui mayoritas pegawai telah
memberikan penilaian baik atau setuju terhadap variabel budaya organisasi
dengan rata-rata skor sebesar 3,11, yaitu pada interval antara 2,51-3,25 yang
dapat dikategorikan baik. Penilaian tertinggi pada indikator organisasi
mengharapkan agar pegawai dalam bekerja memperlihatkan kecermatan,
analisis dan perhatian yang lebih rinci sebesar 3,55, sedangkan penilaian
terendah pada indikator organisasi lebih memusatkan perhatiannya pada hasil
kerja pegawai dibandingkan dengan proses untuk mencapai hasil tersebut
sebesar 2,63.
3. Analisis Deskriptif Data Kinerja
Variabel kinerja diukur menggunakan 13 butir pertanyaan yang
ditunjukkan pada Tabel 4.12 berikut:
80
Tabel 4.12
Analisis Deskriptif Terhadap Variabel Kinerja (Y)
No.
Indikator Mean % Kategori
1 Saya mampu mengerjakan tugas dengan
rapi. 3.32 83.04
Sangat
baik
2 Saya mengerjakan tugas dengan teliti. 3.38 84.38
Sangat
baik
3 Saya mampu menyesuaikan hasil kerja
dengan yang diperintahkan. 3.25 81.25 Baik
4 Saya mempunyai tingkat kecepatan yang
tinggi dalam menyelesaikan tugas. 2.93 73.21 Baik
5 Saya mampu mengerjakan tugas sesuai
target. 3.29 82.14
Sangat
baik
6 Saya mempunyai rasa tanggung jawab
yang tinggi pada setiap hasil pekerjaan. 3.41 85.27
Sangat
baik
7 Saya bertanggungjawab terhadap setiap
keputusan yang saya ambil. 3.46 86.61
Sangat
baik
8 Saya mampu menjalin kerja sama dengan
pimpinan. 3.48 87.05
Sangat
baik
9 Saya mampu menjalin kerja sama dengan
rekan kerja. 3.39 84.82
Sangat
baik
10
Saya mengedepankan kekompakan dalam
bekerja sama dengan pegawai lainnya. 3.41
85.27
Sangat
baik
11
Saya memiliki inisiatif untuk
menyelesaikan masalah dalam pekerjaan. 3.18 79.46
Baik
81
Lanjutan Tabel 4.12
12 Saya memiliki kreativitas dalam
menyelesaikan pekerjaan. 3.29 82.14
Sangat
baik
13 Saya mampu menemukan inovasi-inovasi
dalam pekerjaan. 3.16 79.02 Baik
Rata-rata 3.30 82.59 Sangat
baik
Sumber: Data primer, diolah tahun 2014 (Lampiran 5, hal 127)
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa dari 56 responden,
mayoritas pegawai telah mempunyai kinerja sangat baik dengan rata-rata skor
sebesar 3,30, yaitu pada interval antara 3,26 - 4,00 yang dapat dikategorikan
sangat baik. Penilaian tertinggi pada indikator saya mampu menjalin kerja
sama dengan pimpinan t sebesar 3,48. Penilaian terendah pada indikator saya
mempunyai tingkat kecepatan yang tinggi dalam menyelesaikan tugas, dengan
nilai rata-rata sebesar 2,93.
4. Rekapitulasi Analisis Deskriptif Variabel
Tabel 4.13
Rekapitulasi Analisis Deskriptif
Sumber : Data Primer, diolah tahun 2014 (Lampiran 5, hal 123-127)
Pernyataan Mean (%) Keterangan
Disiplin Kerja (X1) 3,29 82,22 Sangat Baik
Budaya Organisasi (X2) 3,11 77,68 Baik
Kinerja (Y) 3,30 82,59 Sangat Baik
82
Tabel 4.13 diatas menunjukkan rekapitulasi hasil analisi deskriptif.
Berdasarkan tabel rangkuman diatas maka variabel disiplin kerja
dikategorikan sangat baik, sedangkan variabel budaya organisasi
dikategorikan baik. Jadi kinerja pegawai Kantor UPTD Se-Eks Kawedanan
Jatinom berdasarkan perspektif di atas adalah sangat baik.
4.3.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan melakukan analisis
regresi linier berganda. Uji regresi linier berganda dilakukan dengan variabel
bebas : Disiplin kerja (X1) dan Budaya Organisasi (X2) dengan variabel
terikat Kinerja (Y). Rangkuman hasil analisis regresi linier berganda untuk
pengujian hipotesis penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut :
Tabel 4.14
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Sumber: Data primer diolah, 2014 (Lampiran 6, hal 131)
Variabel Koefisien
Regresi
t-hitung Sig. Kesimpulan
Disiplin kerja 0,378 4,970 0,000 Ha diterima
Budaya organisasi 0,614 8,067 0,000 Ha diterima
Konstanta : 5,418
R2 : 0,823
F hitung : 123,604
Sig. : 0,000
83
4.3.2.1 Persamaan Regresi
Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut, maka didapatkan
persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 5,418 + 0,378 X1 + 0,614 X2
Berdasarkan persamaan regresi mengenai variabel-variabel yang
mempengaruhi kinerja maka dapat diberikan intepretasi sebagai berikut :
a) Konstanta
Nilai konstanta sebesar 5,418, artinya jika tidak ada variabel
disiplin kerja dan budaya organisasi yang mempengaruhi kinerja, maka
nilai kinerja hanya sebesar 5,418 satuan.
b) Koefisien Disiplin Kerja (β1)
Disiplin kerja (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja
pegawai, dengan koefisien regresi sebesar 0,378, yang artinya apabila
disiplin kerja meningkat sebesar 1 satuan, maka kinerja pegawai juga
akan meingkat sebesar 0,378 skala, dengan asumsi bahwa variabel
budaya organisasi (X2) dalam kondisi konstan. Adanya pengaruh positif
ini, berarti bahwa antara disiplin kerja dan kinerja menunjukkan
hubungan yang searah. Disiplin kerja yang semakin meningkat maka
kinerja juga akan meningkat, demikian pula sebaliknya.
c) Koefisien Budaya Organisasi (β2)
Budaya organisasi (X2) mempunyai pengaruh positif terhadap
kinerja pegawai, dengan koefisien regresi sebesar 0,614, yang artinya
84
apabila budaya organisasi meningkat sebesar 1 satuan, maka kinerja
pegawai juga akan meingkat sebesar 0,614 skala, dengan asumsi bahwa
variabel disiplin kerja (X1) dalam kondisi konstan. Adanya pengaruh
positif ini, berarti bahwa antara budaya organisasi dan kinerja
menunjukkan hubungan yang searah. Penilaian pegawai terhadap
budaya organisasi yang semakin meningkat maka kinerja juga akan
meningkat, demikian pula sebaliknya.
4.3.2.2 Uji t
Uji t ini merupakan pengujian untuk menunjukkan pengaruh secara
individu variabel bebas yang ada didalam model terhadap variabel terikat.
Apabila nilai t hitung > t tabel dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat.
a) Pengaruh Disiplin Kerja dengan Kinerja
Hipotesis :
Ho : Ada pengaruh positif tetapi tidak signifikan dari disiplin kerja
terhadap kinerja pegawai kantor UPTD se-eks kawedanan
Jatinom.
Ha : Ada pengaruh positif dan signifikan dari disiplin kerja terhadap
kinerja pegawai kantor UPTD se-eks kawedanan Jatinom.
Berdasarkan Tabel 4.14, perhitungannya adalah t hitung sebesar 4,970.
Taraf signifikansi 0,000 dan derajat bebas (DB) dengan ketentuan :
85
DB=n-2, atau 56-2=54. Dari ketentuan tersebut diperoleh angka t tabel
sebesar 2,000.
Kriteria Uji Hipotesis :
Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka t hitung sebesar 4,970 > t
tabel sebesar 2,000 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya
Hipotesis pertama "Ada pengaruh positif dan signifikan dari disiplin
kerja terhadap kinerja pegawai kantor UPTD se-eks kawedanan Jatinom"
terbukti.
b) Pengaruh Budaya Organisasi dengan Kinerja
Hipotesis :
Ho : Ada pengaruh positif tetapi tidak signifikan dari budaya organisasi
terhadap kinerja pegawai kantor UPTD se-eks kawedanan Jatinom.
Ha : Ada pengaruh positif dan signifikan dari budaya organisasi terhadap
kinerja pegawai kantor UPTD se-eks kawedanan Jatinom.
Berdasarkan Tabel 4.14, perhitungannya adalah t hitung sebesar 8,067.
Taraf signifikansi 0,000 dan derajat bebas (DB) dengan ketentuan :
DB=n-2, atau 56-2=54. Dari ketentuan tersebut diperoleh angka t tabel
sebesar 2,000.
86
Kriteria Uji Hipotesis :
Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka t hitung sebesar 8,067 > t
tabel sebesar 2,000 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya
Hipotesis kedua "Ada pengaruh positif dan signifikan dari budaya
organisasi terhadap kinerja pegawai kantor UPTD se-eks kawedanan
Jatinom" terbukti.
4.3.2.3 Uji F
( Pengaruh Disiplin Kerja dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja )
Hipotesis :
Ho : Ada pengaruh positif tetapi tidak signifikan dari disiplin kerja dan
budaya organisasi terhadap kinerja pegawai kantor UPTD se-eks
kawedanan Jatinom.
Ha : Ada pengaruh positif dan signifikan dari disiplin kerja dan budaya
organisasi terhadap kinerja pegawai kantor UPTD se-eks kawedanan
Jatinom.
Kriteria Uji Hipotesis :
Jika sig penelitian < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika sig penelitian > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
87
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan angka signifikansi sebesar 0,000<0,05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Artinya Hipotesis ketiga "Ada pengaruh positif dan
signifikan dari disiplin kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai
kantor UPTD se-eks kawedanan Jatinom" terbukti.
4.3.2.4 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis
Tabel 4.15
Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis Bunyi Hiptesis Keterangan
H1 Ada pengaruh positif dan signifikan dari disiplin kerja
terhadap kinerja pegawai Kantor Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan
Jatinom.
Terbukti
H2 Ada pengaruh positif dan signifikan dari budaya
organisasi terhadap kinerja pegawai Kantor Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks
Kawedanan Jatinom.
Terbukti
H3 Ada pengaruh positif dan signifikan dari disiplin kerja
dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai
Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom.
Terbukti
H4 Ada pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom lebih besar
daripada pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja
pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom.
Terbukti
88
4.3.2.5 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan suatu alat untuk mengukur besarnya
persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Besarnya
koefisien determinasi berkisar antara angka 0 sampai dengan 1, semakin
mendekati nol besarnya koefisien determinansi suatu persamaan regresi,
maka semakin kecil pengaruh semua variabel independen terhadap variabel
dependen. Sebaliknya semakin besar koefisien determinasi mendekati angka
1, maka semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap
variabel dependen.
Dari Tabel 4.14 diatas, diperoleh hasil analisis nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,823. Hal ini menunjukkan bahwa 82,3% variasi
dari kinerja dapat dijelaskan oleh variabel disiplin kerja dan budaya
organisasi, sedangkan sekitar 17,7% lainnya dijelaskan oleh variabel lain
diluar model penelitian.
4.3.3 Pengujian Asumsi Klasik
4.3.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji apakah
data penelitian mempunyai sebaran data yang normal. Pengujian normalitas
data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Pembacaan hasil menggunakan
standar signifikansi 5 persen atau 0,05. Nilai signifikansi hasil perhitungan
dibandingkan dengan 0,05, jika p>0,05, maka data berkontribusi normal.
89
Hasil pengujian normalitas data panelitian dapat dilihat pada Tabel 4.16
berikut :
Tabel 4.16
Hasil Uji Normalitas
Variabel Kolmogorov-
Smirnov Z
p-value Keterangan
Disiplin kerja 0,840 0,480 Normal
Budaya organisasi 1,060 0,211 Normal
Kinerja 0,807 0,532 Normal
Sumber : Data primer, diolah tahun 2014 (Lampiran 7, hal 133)
Berdasarkan hasil perhitungan yang dicantumkan pada Tabel 4.16
diatas, uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov, dapat diketahui
bahwa p-value dari variabel penelitian ternyata lebih besar 0,05 (p>0,05),
sehingga dapat disimpulkan seluruh data penelitian dinyatakan memiliki
distribusi normal atau memiliki sebaran data yang normal.
4.3.3.2 Uji Multikolinieritas
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah diantara variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini terdapat korelasi erat
ataukah tidak. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi gejala
multikolinearitas karena dapat menyebabkan kesalahan standar estimasi
akan cenderung meningkat. Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat
secara ringkas ditunjukkan Tabel 4.17 berikut ini :
90
Tabel 4.17
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel
Tolerance VIF Keterangan
Disiplin Kerja
0,575
1,740 Tidak terjadi
multikolinieritas
Budaya Organisasi
0,575
1,740 Tidak terjadi
multikolinieritas
Sumber : Data Primer, diolah tahun 2014 (Lampiran 7, hal 133)
Berdasarkan analisis diperoleh hasil tidak terjadi gejala
mulkolinearitas dibuktikan dengan nilai tolerance hasil perhitungan lebih
besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 5.
4.3.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas bisa
dilakukan dengan menggunakan metode Glejser Test, yaitu dengan cara
meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independent. Hasil
pengujian heteroskedastisitas dari Glejser Test dapat dilihat secara ringkas
ditunjukkan Tabel 4.18 berikut :
91
Tabel 4.18
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig. Keterangan
Disiplin kerja 0,457 Tidak terkena heteroskedastisitas
Budaya organisasi 0,151 Tidak terkena heteroskedastisitas
Sumber : Data Primer, diolah tahun 2014 (Lampiran 7, hal 134)
Berdasarkan hasil perhitungan yang dicantumkan pada Tabel 4.18
tersebut menunjukkan tidak ada gangguan heteroskedastisitas yang terjadi
dalam proses estimasi parameter model penduga, dimana nilai signifikan
(sig.) lebih dari 0,05 (p>0,05). Jadi secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas.
4.4 Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa disiplin kerja dan budaya
organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Pegawai yang mempunyai
disiplin kerja maka akan lebih berkomitmen terhadap pekerjaannya. Pegawai
menjadi lebih bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah
menjadi tugasnya. Disiplin kerja akan membentuk sikap kerja pegawai
menjadi rajin, datang tepat waktu, bersemangat, dan memiliki motivasi yang
tinggi. Sikap kerja pegawai tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi cara
kerja mereka sehingga dapat dicapai kinerja yang semakin baik. Sebaliknya
jika pegawai tidak mempunyai disiplin kerja, maka komitmen kerja menjadi
92
rendah, pekerjaan tidak selesai tepat waktu, semangat dan tanggung jawab
yang rendah sehingga kinerjanya menjadi buruk.
Pencapaian kinerja pegawai juga dipengaruhi oleh budaya organisasi.
Peranan budaya organisasi dalam suatu organisasi yang sangat penting dalam
mengintegrasikan berbagai kegiatan kerja dalam organisasi. Budaya
organisasi mampu menjadi alat yang ampuh dalam membentuk perilaku
pegawai, sehingga dapat memberi dorongan bagi pegawai dalam
melaksanakan tugas serta pekerjaannya. Budaya organisasi yang baik akan
menciptakan iklim kerja yang efektif untuk mengarahkan dan membimbing
pegawai untuk mencapai atau mensukseskan tujuan organisasi secara
bersama. Ndraha (2003:134, dalam Rahadhini dan Suweno, 2010:20-26)
menyebutkan budaya organisasi dapat membentuk sikap, harapan, dan
komitmen pegawai untuk bekerja dengan sepenuh hati sehingga kontribusinya
terhadap organisasinya juga akan positif melalui hasil kerja yang dicapainya.
4.4.1 Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai
Hasil pengujian hipotesis 1 diperoleh hasil bahwa disiplin kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini dapat
diartikan bahwa pegawai yang mempunyai disiplin kerja yang baik akan
berdampak pada termotivasinya mereka untuk bekerja dengan baik dan
memiliki komitmen yang tinggi pada organisasi. Disiplin kerja yang tinggi
akan mempengaruhi kinerja menjadi lebih maksimal. Hipotesis 1
menunjukkan adanya pengaruh disiplin kerja yang positif dan signifikan
93
terhadap kinerja yang dapat didukung oleh hasil penelitian.
Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Harlie (2012) dengan hasil penelitian terdapat pengaruh yang
signifikan pada variabel disiplin kerja terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil
pada Pemerintah Kabupaten Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan.
Disiplin kerja membuat pegawai akan membentuk sikap kerja yang semakin
baik. Pegawai cenderung bekerja dengan semangat dan tanggung jawab pada
pekerjaanya.
Akan tetapi penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian dari Suwardi
dan Wahyudi (2010), berdasarkan hasil dari penelitian ini ditemukan hasil
bahwa tidak adanya pengaruh signifikan antara kedisiplinan terhadap kinerja
pegawai di UPT Dinas Pendidikan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Hal ini
mengindikasikan bahwa kedisiplinan terhadap kinerja Pegawai UPT Dinas
Pendidikan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo masih jauh dari
harapan.
Namun sebenarnya semakin baik disiplin kerja pegawai, semakin
tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa adanya disiplin kerja
pegawai yang baik, sulit bagi organisasi mencapai hasil yang optimal. Hal ini
dikuatkan juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rinoldy (2013),
dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa disiplin kerja memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pertanian Peternakan
Perikanan dan Kehutanan Kota Jambi. Hal ini berarti bahwa disiplin kerja dari
94
para pegawai mampu untuk untuk meningkatkan kinerja para pegawai mereka.
Jadi kedisiplinan pegawai selama ini dianggap memiliki akibat positif
terhadap kinerja pegawai itu sendiri.
Hasil penelitian ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan
Junita (2012). Hasil penelitian ini menemukan bahwa tingkat disiplin kerjanya
tinggi. Hal ini didukung dengan rata-rata responden merasa puas atas dimensi
lingkungan kerja, pekerjaan itu sendiri, rekan kerja dan puas terhadap atasan.
Mayoritas pegawai menampilkan perilaku kerja dalam berbagai dimensi
disiplin kerja antara lain disiplin terhadap waktu, perbuatan dan tingkah laku,
disiplin diri serta disiplin kelompok.
Kesamaan hasil penelitian diatas diartikan bahwa disiplin kerja
pegawai merupakan salah satu kunci pokok tercapainya kinerja. Sinambela
(2012) mengungkapkan bahwa disiplin kerja dapat mempengaruhi kinerja,
terbukti dari semakin tinggi disiplin kerja seseorang maka akan semakin
tinggi juga kinerja orang tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa disiplin
merupakan sikap ketaatan seseorang atau sekelompok orang terhadap
peraturan-peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis. Hal demikian
membuktikan bila kedisiplinan pegawai memiliki pengaruh terhadap kinerja
pegawai. Disiplin kerja pegawai juga dapat diwujudkan dalam bentuk
tanggung jawab terhadap tugas, gairah dan semangat kerja yang tinggi, serta
terciptanya hubungan baik antara rekan kerja dan atasannya. Disiplin kerja
meminimalkan pegawai dalam melakukan tindakan yang merugikan dan
95
pegawai juga dapat bekerja sesuai dengan mekanisme aturan kerja yang sudah
ada di organisasi terebut. Pegawai yang bekerja dengan disiplin kerja yang
tinggi maka akan lebih mudah dalam mencapai kinerja nya secara maksimal.
4.4.2 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai
Pengujian hipotesis 2 menunjukkan ada pengaruh positif dan
signifikan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai. Hal ini dapat
dijelaskan bahwa budaya organisasi yang baik akan mampu mendorong
pegawai untuk melaksanakan tugas serta pekerjaannya. Budaya organisasi
juga mempengaruhi terhadap iklim kerjanya. Pegawai akan lebih senang dan
nyaman untuk bekerja pada iklim kerja yang kondusif sehingga kinerjanya
menjadi lebih maksimal.
Suatu organisasi biasanya dibentuk untuk mencapai suatu tujuan
tertentu melalui kinerja segenap sumber daya manusia yang ada dalam
organisasi. Namun, kinerja sumber daya manusia sangat ditentukan oleh
kondisi lingkungan internal maupun eksternal organisasi, termasuk budaya
organisasi. Karenanya, kemampuan menciptakan suatu organisasi dengan
budaya yang mampu mendorong kinerja adalah suatu kebutuhan (Wibowo,
2010:363).
Dengan adanya budaya organisasi akan memudahkan pegawai untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan organisasi, dan membantu pegawai
untuk mengetahui tindakan apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan
nilai-nilai yang ada di dalam organisasi dan menjunjung tinggi nilai-nilai
96
tersebut sebagai pedoman pegawai untuk berperilaku yang dapat dijalankan
dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya (Riani, 2011:109).
Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Yasrie (2013) dengan hasil bahwa faktor budaya organisasi
memberikan kontribusi yang bermakna dalam meningkatkan kinerja pegawai
pada Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan. Budaya organisasi dapat
menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi untuk melakukan aktivitas
kerja yang dapat membentuk sikap, harapan, dan komitmen pegawai untuk
bekerja dengan sepenuh hati sehingga kontribusinya terhadap organisasi akan
menjadi positif.
Hasil penelitian Yunanto dan Mulyanto (2014) juga mendukung
penelitian ini, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa koefisien pengaruh
langsung budaya organisasi terhadap kinerja pegawai Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) Kabupaten Klaten lebih kecil di bandingkan pengaruh tidak
langsung, sehingga untuk meningkatkan kinerja lebih efektif melalui jalur
tidak langsung yakni dengan meningkatkan motivasi kerja pegawai. Apabila
motivasi kerja bagi para pegawai dapat dimaksimalkan tentu akan
meningkatkan hasil kerja dan kinerja pegawai.
Namun penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Widiyanto dan Sutarno (2011), berdasarkan penelitian tersebut
ditemukan perbedaan hasil bahwa terdapat pengaruh tidak signifikan budaya
organisasi terhadap kinerja pegawai, atau budaya organisasi tidak mempunyai
97
pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
Selanjutnya hasil penelitian ini masih didukung dari penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Rahadhini dan Suweno (2010) dengan hasil
penelitian budaya organisasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai. Budaya organisasi yang baik dan kuat akan dapat
memicu perkembangan organisasi menjadi semakin meningkat prestasinya.
Budaya organisasi membentuk iklim kerja yang semakin kondusif sehingga
akan dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi peningkatan
kinerja pegawai.
Hasil penelitian ini telah membuktikan bahwa budaya organisasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Hasil penelitian didukung dan
dikuatkan oleh penelitian sebelumnya yang mempunyai hasil yang sama. Hal
ini dapat diartikan bahwa budaya organisasi merupakan faktor penting dalam
pencapaian kinerja pegawai. Menurut Tunggal (2002:9, dalam Widiyanto dan
Sutarno, 2011), bahwa budaya yang kuat di mana organisasi-organisasi akan
memegang teguh nilai-nilai dan diikuti secara luas akan mempunyai pengaruh
yang lebih besar terhadap pegawai, semakin pegawai menerima nilai-nilai
organisasi tersebut dan semakin besar keterlibatan mereka dengan nilai-nilai
organisasi, semakin kuatlah budaya tersebut. Sebaliknya budaya organisasi
yang lemah di mana organisasi-organisasi tidak memegang teguh terhadap
nilai-nilai organisasi dan tidak mempunyai pengaruh terhadap pegawai,
semakin pegawai tidak menerima nilai-nilai organisasi tersebut dan semakin
98
besar tidak ada keterlibatan mereka dengan nilai-nilai organisasi, maka
lemahlah budaya organsasi.
Budaya organisasi yang baik adalah mampu mendorong dan
memahami pegawai untuk melaksanakan tugas serta pekerjaannya,
mendorong pegawai untuk selalu berpegang teguh pada nilai-nilai dalam
organisasi dan memberikan kesempatan bagi pegawai untuk mengembangkan
potensi diri. Budaya organisasi akan mengarahkan dan membimbing pegawai
untuk mencapai tujuan bersama sehingga kinerja pegawai akan dapat dicapai
secara optimal.
4.4.3 Pengaruh Disiplin Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja
Pegawai
Pengujian hipotesis 3 diketahui bahwa ada pengaruh positif dan
signifikan disiplin kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai.
Pegawai yang memiliki disiplin kerja tinggi dan didukung dengan budaya
organisasi yang baik di instansi maka akan lebih mampu bekerja dengan baik,
karena terbentuk rasa nyaman, tanggung jawab dan berkomitmen dalam
bekerja sehingga kinerja kerjanya dapat tercapai dengan maksimal. Sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Siagian (1994, dalam Soejaya, 2013),
yang menyatakan bahwa disiplin kerja adalah pendisiplinan pegawai ke dalam
suatu bentuk pelatihan yaitu berusaha memperbaiki dan membentuk
pengetahuan, sikap dan perilaku pegawai sehingga para pegawai tersebut
secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para pegawai yang
99
lain serta meningkatkan prestasi kerja. Oleh karena itu menegakkan disiplin
pegawai dilingkungan kerja dalam suatu organisasi adalah penting, sebab
dengan adanya kedisiplinan itu dapat diharapkan sebagian besar dari
peraturan-peraturan ditaati oleh para pegawai. Dengan demikian adanya
kedisiplinan tersebut dapat diharapkan pekerjaan akan dilakukan seefisien dan
seefektif mungkin. Bilamana kedisiplinan tidak dapat ditegakkan maka
kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai.
Selanjutnya sesuai dengan pendapat Schneider (1987: 111, dalam
Widiyanto dan Sutarno, 2011:76-88) bahwa penciptaan lingkungan kerja
sangat erat kaitannya dengan budaya organisasi yang dianut oleh suatu
organisasi. Penciptaan budaya organisasi yang baik dan nyaman tersebut akan
memberikan daya tarik bagi seseorang yang kemudian mereka merasa cocok
dengan budaya tersebut sehingga timbul niat untuk bergabung.
Hasil penelitian ini didukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Waspodo dan Sutarno (2009) dengan hasil terdapat pengaruh signifikan antara
variabel kedisiplinan dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai pada
Kantor Departemen Agama. Artinya disiplin kerja yang tinggi tersebut
menyadarkan pegawai untuk mengejar kesempurnaan hasil sehingga akan ada
tuntutan peningkatan mutu, menimbulkan kesungguhan dan ketelitian kerja,
memiliki ketekunan dan ketabahan yaitu sifat tidak mudah putus asa atau puas
sampai hasil tercapai dan adanya kebulatan pikiran serta perbuatan sehingga
akan menciptakan efektivitas kerja yang tinggi dan akan berpengaruh pada
100
peningkatan kinerja pegawai. Disamping itu budaya organisasi yang kuat juga
akan meningkatkan kinerja individu secara keseluruhan dan berpengaruh
positif pada perilaku pegawai, sehingga akan menimbulkan kinerja yang baik
dan merangsang disiplin kerja yang tinggi. Pemahaman pegawai terhadap
budaya organisasi membawa pengaruh yang besar bagi pencapaian tujuan
organisasi dan disiplin kerja pegawai itu sendiri. Dengan kata lain, pegawai
yang memahami budaya organisasi secara mendalam akan merangsang
disiplin kerja yang tinggi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu dan didukung
oleh penelitian sebelumnya dengan kesimpulan bahwa disiplin kerja dan
budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Disiplin
kerja dan budaya organisasi mempunyai kedudukan yang saling melengkapi
dalam pencapaian kinerja. Disiplin kerja merupakan bentuk sikap kerja yang
ada dalam diri pegawai dalam melaksanakan tugas serta pekerjaannya,
sedangkan budaya organisasi merupakan faktor eksternal bagi pegawai yang
akan mendukungnya dalam mencapai kinerja. Disiplin kerja pegawai akan
semakin maksimal apabila didukung dengan adanya budaya organisasi yang
baik, sehingga akan memberikan sumbangan yang berarti bagi peningkatan
kinerja pegawai.
101
4.4.4 Budaya Organisasi Mempunyai Pengaruh yang Lebih Besar terhadap
Kinerja Pegawai
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui budaya organisasi
mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja pegawai dibandingkan
dengan disiplin kerja. Hal ini dapat dijelaskan karena budaya organisasi akan
membangun iklim kerja yang kondusif sehingga mampu merangsang pegawai
untuk bekerja lebih produktif. Hasilnya dapat dicapai kinerja yang lebih
optimal.
Sesuai dengan pendapat Schneider (1987: 111, dalam Widiyanto dan
Sutarno, 2011:76-88) bahwa penciptaan lingkungan kerja sangat erat
kaitannya dengan budaya organisasi yang dianut oleh suatu organisasi.
Penciptaan budaya organisasi yang baik dan nyaman tersebut akan
memberikan daya tarik bagi seseorang yang kemudian mereka merasa cocok
dengan budaya tersebut sehingga timbul niat untuk bergabung.
Budaya organisasi didalamnya mengatur cara dan aturan kerja dalam
organisasi. Budaya organisasi terdapat komponen inovasi dimana organisasi
mendorong pegawai untuk bersikap inovatif dalam bekerja sehingga pegawai
terdorong untuk kreatif yang menghasilkan pekerjaan yang lebih baik. Dalam
budaya organisasi juga terdapat dorongan organisasi dalam hal keberanian
mengambil resiko bagi para pegawai untuk berani mengambil resiko,
memperhatikan detail kerja, berorientasi pada hasil kerja, berorientasi pada
102
manusia, berorientasi pada tim, agresivitas dan kemantapan organisasi dalam
mempertahankan budaya organisasi yang baik.
Seluruh komponen yang ada dalam budaya organisasi semuanya
mendorong pegawai untuk maju, berkembang dan menghasilkan produktivitas
kerja yang tinggi. Organisasi tidak hanya menekankan konsep budaya
organisasi tersebut, tetapi juga memfasilitasi pegawai dengan sarana yang
memadai untuk mencapai tujuan organisasi. Hasilnya terbentuk iklim kerja
yang kondusif, produktivitas yang tinggi sehingga dapat tercapai kinerja yang
optimal.
103
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh disiplin kerja dan
budaya organisasi terhadap kinerja pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknik Dinas
(UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Hasil analisis H1 didapatkan hasil ada pengaruh disiplin kerja terhadap
kinerja pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan
Se-Eks Kawedanan Jatinom dengan hasil diperoleh t hitung sebesar 4,970.
Hasil ini menunjukkan nilai t hitung > t tabel (4,970>2,000) dan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka hipotesis (Ha) diterima.
Hal ini berarti semakin baik disiplin kerja, maka kinerja pegawai akan
semakin meningkat.
2. Hasil analisis H2 didapatkan hasil ada pengaruh budaya organisasi terhadap
kinerja pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan
Se-Eks Kawedanan Jatinom dengan hasil diperoleh t hitung sebesar 8,067.
Hasil ini menunjukkan nilai t hitung > t tabel (8,067>2,000) dan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka hipotesis (Ha) diterima.
Hal ini berarti semakin baik budaya organisasi, maka kinerja pegawai akan
semakin meningkat.
104
3. Hasil analisis H3 didapatkan hasil ada pengaruh disiplin kerja dan budaya
organisasi terhadap kinerja pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknik Dinas
(UPTD) Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom dengan hasil diperoleh F
hitung sebesar 123,604. Hasil ini menunjukkan nilai F hitung > F tabel
(123,604>2,000) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka
hipotesis (Ha) diterima. Hal ini berarti semakin baik disiplin kerja dan
budaya organisasi, maka kinerja pegawai akan semakin meningkat.
4. Variabel yang lebih dominan mempengaruhi kinerja adalah budaya
organisasi. Dapat dilihat dari nilai beta budaya organisasi (0,614) lebih
besar dibandingkan nilai beta disiplin kerja (0,378).
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, pembahasan dan
kesimpulan yang telah diambil, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Bagi Kantor UPTD Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom, hendaknya
mempertahankan disiplin kerja dan budaya organisasi yang baik pada
pegawai agar dapat terwujud kinerja yang maksimal.
2. Penelitian mendatang hendaknya melakukan penelitian pada populasi dan
sampel yang lebih luas tidak terbatas pada satu instansi, sehingga diperoleh
tingkat generalisasi yang lebih luas.
105
3. Penelitian mendatang hendaknya menyempurnakan instrument penelitian
menggunakan alat ukur yang lebih mendalam dengan indikator pengukuran
yang lebih lengkap, sehingga diperoleh data yang lebih baik.
106
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Syafaruddin. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 1.
Yogyakarta:BPFE Yogyakarta.
Avin, H, F. (1996). Disiplin Kerja: Edisi Desember, Buletin Psikologi. Fakultas
Psikologi UGM, Jogjakarta.
Azwar, Saifuddin. (2000). Relibilitas dan Validitas. Penerbit Pustaka Pelajar :
Yogyakarta
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS,
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. (2008). Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan
Partial Least Square. Semarang: Badan Penerbit-Undip.
Handoko, T. H. (1989). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta:Liberty.
Harlie, M. (2012). Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Pengembangan Karier
terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah Kabupaten
Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan. Jurnal Aplikasi Manajemen, 10
(4), Desember 2012.
Haryani, R. (2013). Disiplin Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Kota Padang. Jurnal
Administrasi Pendidikan, 1 (1), Oktober 2013:204-461.
Hasibuan, M. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:Bumi Aksara.
107
Iriani, N.I. (2010). Motivasi Intrinsik, Motivasi Ekstrinsik dan Disiplin Kerja
Pengaruhnya terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan
Kabupaten Sambas. Jurnal Aplikasi Manajemen, 8 (2), Mei 2010.
Junita, A. (2012). Faktor-faktor Kepuasan Kerja dan Pengaruhnya terhadap Disiplin
Kerja Pegawai Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan. Jurnal
Keuangan & Bisnis, 4 (1), Maret 2012.
Makmuri, M. (2005). Perilaku Organisasi, Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Mangkunegara, A.P. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia,
Bandung:Refika Aditama.
Murwani, L.S dan Mulyanto. (2012). Pengaruh Kepemimpinan dan Kompetensi
Terhadap Kinerja Pegawai di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten Dengan
Motivasi Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Manajemen Sumberdaya
Manusia, 6 Desember 2012:150-160.
Panggabean, M. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:Ghalia
Indonesia.
Rahadhini, M.D dan Suweno. (2010). Efek Moderasi Budaya Organisasi Pada
Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Pegawai.
Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia, 4 (1), Desember 2010:20-26.
Riani, Asri Laksmi. (2011). Budaya Organisasi. Yogyakarta: Graham Ilmu.
Rinoldy, Z. (2013). Pengaruh Disiplin Kerja dan Kemampuan Kerja terhadap Kinerja
Pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Jambi.
Jurnal Dinamika Manajemen, 1 (1), Januari-April 2013.
108
Rivai, Veithzal. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari
Teori Ke Praktik, Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Robbins, S. (2006). Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi-Aplikasi. Jilid 2 Edisi
Bahasa Indonesia. Jakarta:Prenhallindo.
Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta:Salemba Empat.
Siagian, S.P. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Bina Aksara.
Sinambela, L.P. (2012). Kinerja Pegawai. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Situmorang, Syafrizal Helmi. (2010). Analisis Data:Untuk Riset Manajemen dan
Bisnis. Medan: USU Press.
Soejaya, R.E. (2013). Peran Pendidikan dan Pelatihan, Budaya Organisasi, Motivasi
serta Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Kediri. Jurnal Otonomi,
13 (1), Januari 2013.
Sriwidodo, U dan Agus, B.H. (2010). Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Komunikasi
dan Kesejahteraan Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan. Jurnal
Manajemen Sumberdaya Manusia, 4 (1), Juni 2010:47-57.
Sudarmanto. (2009). Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM,
Yogyakarta:Pustaka Belajar.
Sugiyono. (1999). Statistika untuk Penelitian. Cetakan kedua. Bandung:CV Alfabeta.
Sugiyono. (2008). Metoda Penelitian Bisnis. Bandung:CV Alfabeta.
109
Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
CV Alfabeta.
Sujiono, E dan Mulyanto. (2012). Pengaruh Kepemimpinan dan Disiplin Kerja
terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Kabupaten Pati. Jurnal Manajemen
Sumberdaya Manusia, 6 (1), Juni 2012:72-81.
Sumarsono, Sonny. (2004). Metode Riset Sumber Daya Manusia, Jember: Graha
Ilmu.
Sutrisno, E. (2011). Budaya Organisasi, Jakarta:Kencana.
Supriyanto. (2009). Metodologi Riset Bisnis, Jakarta:PT Indeks.
Sutrisno, E dan Novi Desanti. (2011). Perkembangan Kecerdasan Emosi dan Iklim
Organisasi Pengaruhnya Terhadap Disiplin Kerja (Studi Pada Staf Pengajar
Jurusan Administrasi Bisnis). Jurnal Eksos, 7 (1), Januari 2011:96-105.
Sutrisno, S. (2013). Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai Negeri Sipil (Studi di Kantor Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah).
Jurnal Ilmiah Dinamika Ekonomi dan Bisnis, 1 (1) April 2013.
Suwardi dan Amin Wahyudi. (2010). Pengaruh Komunikasi, Kedisiplinan, dan
Tanggung Jawab Terhadap Kinerja Pegawai Di UPT Dinas Pendidikan
Polokarto Sukoharjo. Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia, 4 (2),
Desember 2010:99-108.
110
Trang, D.S. (2013). Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Utara). Jurnal EMBA, 1 (3), September 2013:208-216.
Umar, Husein. (2004). Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Waspodo, T dan Sutarno. (2009). Pengaruh Bimbingan, Kedisiplinan, Budaya
Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor
Departemen Agama. Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia, 3 (1), Juni
2009:40-46.
Wibowo. (2010). Budaya Organisasi: Sebuah Kebutuhan Untuk Meningkatkan
Kinerja Jangka Panjang. Jakarta:Rajawali Pers.
Widiyanto, B dan Sutarno. (2011). Pengaruh Perilaku Kepemimpinan
Transformasional dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai yang
Dimoderasi Motivasi Kerja. Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia, 5 (1),
Juni 2011:76-88.
Wulan, S. (2013). Hubungan Disiplin dengan Kinerja Guru (Studi Kasus di SMA
Negeri di 3 Kecamatan Kota Depok). Jurnal Ilmiah WIDYA, 1 (2),
Juli-Agustus 2013:141-147.
Yasrie, A. (2013). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai
DinasPendidikan Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Socioscientia, 5
(2), Juni 2013.
111
Yunanto, A dan Mulyanto. (2014). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya
Organisasi, Komitmen Organisasi Terhadap Motivasi Kerja dan
Kinerja Pegawai BKD Klaten. Jurnal Advance, 1 (2), Februari 2014.
112
LAMPIRAN I
Kuisioner Penelitian
Kepada Yth :
Bapak/Ibu/Saudara/i
Pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan Se-Eks
Kawedanan Jatinom
Di tempat
Assalamualaikum Wr.Wb.
Bapak/Ibu/Saudara/i yang saya hormati, dalam rangka penelitian tugas akhir,
saya mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner yang saya buat
dengan memberikan jawaban yang sesuai dengan keadaan/pengalaman
Bapak/Ibu/Saudara/i sebagai Pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD)
Pendidikan Se-Eks Kawedanan Jatinom. Kuesioner ini bertujuan murni untuk
penelitian dalam rangka penyelesaian tugas akhir dan bukan untuk tujuan lainnya.
Sebelum Bapak/Ibu/Saudara/i menjawab, bacalah pernyataan dengan baik.
Semua jawaban yang dipilih adalah benar, asalkan sesuai dengan
keadaan/pengalaman Bapak/Ibui/Saudara/i. Saya sangat menghargai kesungguhan
dan kejujuran Bapak/Ibui/Saudara/i. Kerahasiaan identitas dan jawaban insya Allah
saya jamin.
Selamat mengerjakan dan terima kasih atas kesediaan dan kesungguhan
Bapak/Ibu/Saudara/i dalam mengisi kuesioner ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Hormat saya,
Risang Galih Hapsari
Peneliti
113
A. DISIPLIN KERJA
PETUNJUK: Silahkan bubuhkan tanda silang (X) pada salah satu diantara angka 1 sampai 4 yang sesuai dengan kondisi yang Bapak/Ibu/Saudara/i alami. Jawaban dinyatakan dengan: 1 = Sangat tidak setuju (STS) 3 = Setuju (S) 2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Sangat Setuju (SS)
No. Pertanyaan STS TS S SS Sikap a. Komponen Kognitif 1. Saya mampu menghadapi kendala-kendala teknis
dalam bekerja. STS TS S SS
2. Saya selalu memperhatikan faktor non teknis dalam bekerja.
STS TS S SS
3. Saya bersungguh-sungguh dalam bekerja meskipun pekerjaannya rumit.
STS TS S SS
b. Komponen Afektif 1. Saya suka pekerjaan yang menantang. STS TS S SS 2. Saya mengharapkan bantuan rekan sekerja. STS TS S SS c. Komponen Konatif 1. Dalam mengerjakan pekerjaan tim, saya
mengutamakan pada pencapaian tujuan. STS TS S SS
2. Saya sering menegur teman yang tidak mentaati peraturan.
STS TS S SS
Perilaku 1. Saya berusaha beradaptasi dengan peraturan yang
ada. STS TS S SS
2. Saya selalu hadir tepat waktu. STS TS S SS 3. Saya selalu mengenakan seragam kerja sesuai hari
yang telah ditentukan. STS TS S SS
4. Saya bersedia dikenakan sanksi yang tegas jika melanggar peraturan.
STS TS S SS
114
B. BUDAYA ORGANISASI
PETUNJUK: Silahkan bubuhkan tanda silang (X) pada salah satu diantara angka 1 sampai 4 yang sesuai dengan kondisi yang Bapak/Ibu/Saudara/i alami. Jawaban dinyatakan dengan: 1 = Sangat tidak setuju (STS) 3 = Setuju (S) 2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Sangat Setuju (SS)
No. Pertanyaan STS TS S SS 1. Organisasi mendorong para pegawai untuk bersikap
inovatif. STS TS S SS
2. Organisasi mendorong para pegawai untuk berani mengambil resiko.
STS TS S SS
3. Organisasi mengharapkan agar pegawai dalam bekerja memperlihatkan kecermatan, analisis dan perhatian yang lebih rinci.
STS TS S SS
4. Organisasi lebih memusatkan perhatiannya pada hasil kerja pegawai dibandingkan dengan proses untuk mencapai hasil tersebut.
STS TS S SS
5. Pimpinan memperhatikan hasil kerja individu di dalam organisasi.
STS TS S SS
6. Organisasi menekankan pegawainya untuk bekerja secara tim.
STS TS S SS
7. Organisasi menuntut pegawai untuk bersikap agresif dalam menjalankan budaya organisasi.
STS TS S SS
8. Organisasi menekankan pada pegawai untuk mempertahankan budaya organisasi yang sudah baik.
STS TS S SS
115
C. KINERJA
PETUNJUK: Silahkan bubuhkan tanda silang (X) pada salah satu diantara angka 1 sampai 4 yang sesuai dengan kondisi yang Bapak/Ibu/Saudara/i alami. Jawaban dinyatakan dengan: 1 = Sangat tidak setuju (STS) 3 = Setuju (S) 2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Sangat Setuju (SS)
No. Pertanyaan STS TS S SS Kualitas kerja 1. Saya mampu mengerjakan tugas dengan rapi. STS TS S SS 2. Saya mampu mengerjakan tugas dengan teliti. STS TS S SS 3. Saya mampu menyesuaikan hasil kerja dengan yang
diperintahkan. STS TS S SS
Kuantitas kerja 4. Saya mempunyai tingkat kecepatan yang tinggi
dalam menyelesaikan tugas. STS TS S SS
5. Saya mampu mengerjakan tugas sesuai target. STS TS S SS Tanggung jawab 6. Saya mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi
pada setiap hasil pekerjaan. STS TS S SS
7. Saya bertanggungjawab terhadap setiap keputusan yang saya ambil.
STS TS S SS
Kerjasama 8. Saya mampu menjalin kerja sama dengan pimpinan. STS TS S SS 9. Saya mampu menjalin kerja sama dengan rekan
kerja. STS TS S SS
10. Saya mengedepankan kekompakan dalam bekerja sama dengan pegawai lainnya.
STS TS S SS
Inisiatif 11. Saya memiliki inisiatif untuk menyelesaikan masalah
dalam pekerjaan. STS TS S SS
12. Saya memiliki kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan.
STS TS S SS
13. Saya mampu menemukan inovasi-inovasi dalam pekerjaan.
STS TS S SS
116
D. IDENTITAS RESPONDEN
1. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
2. Usia :
a. kurang dari sama dengan 20 tahun d. 41 – 50 tahun
b. 21 – 30 tahun e. Lebih dari 50 tahun
c. 31 – 40 tahun
3. Masa kerja :
a. kurang dari 5 tahun d. 20 – 30 tahun
b. 6 – 10 tahun e. lebih dari 30 tahun
c. 11 – 20 tahun
4. Pendidikan terakhir :
a. SD d. Diploma (D1/D2/D3)
b. SMP e. Sarjana (S1)
c. SMA f. Master (S2)
5. Golongan :
a. II A e. III A i. IV A
b. II B f.. III B j. IV B
c. II C g. III C k. IV C
d. II D h. III D l. IV D
117
LAMPIRAN II
Hasil Uji Validitas
2.1 Uji Validitas Terhadap Variabel Disiplin Kerja
Item-Total Statistics
33.0536 9.106 .319 .70732.9643 8.835 .385 .69832.6250 8.857 .406 .69532.9643 9.053 .316 .70833.1429 8.088 .370 .70632.7679 9.091 .303 .71033.1607 8.865 .301 .71232.8036 9.033 .398 .69832.7321 9.036 .382 .69932.6964 8.943 .412 .69532.8750 8.657 .519 .681
DK_1DK_2DK_3DK_4DK_5DK_6DK_7DK_8DK_9DK_10DK_11
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
2.2 Uji Validitas Terhadap Variabel Budaya Organisasi
Item-Total Statistics
21.6250 8.639 .428 .77221.8393 7.701 .536 .75421.3036 9.015 .297 .78822.2321 7.272 .601 .74221.9107 7.465 .579 .74621.6786 8.331 .451 .76821.8571 8.052 .419 .77521.5536 7.670 .600 .744
BO_1BO_2BO_3BO_4BO_5BO_6BO_7BO_8
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
118
2.3 Uji Validitas Terhadap Variabel Kinerja
Item-Total Statistics
39.6250 15.184 .428 .85539.5714 15.158 .497 .85139.6964 14.870 .501 .85140.0179 15.072 .465 .85339.6607 14.483 .626 .84339.5357 15.235 .466 .85339.4821 14.872 .557 .84739.4643 14.835 .566 .84739.5536 14.470 .632 .84339.5357 15.126 .496 .85139.7679 15.381 .349 .86139.6607 14.337 .618 .84339.7857 14.717 .610 .844
KN_1KN_2KN_3KN_4KN_5KN_6KN_7KN_8KN_9KN_10KN_11KN_12KN_13
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
119
LAMPIRAN III
Hasil Uji Reliabilitas
3.1 Uji Reliabilitas Terhadap Variabel Disiplin Kerja
Case Processing Summary
56 100.00 .0
56 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.721 11
Cronbach'sAlpha N of Items
3.2 Uji Reliabilitas Terhadap Variabel Budaya Organisasi
Case Processing Summary
56 100.00 .0
56 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.785 8
Cronbach'sAlpha N of Items
120
3.3 Uji Reliabilitas Terhadap Variabel Kinerja
Case Processing Summary
56 100.00 .0
56 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.859 13
Cronbach'sAlpha N of Items
121
LAMPIRAN IV
Klasifikasi Responden
4.1 Frekuensi Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gender
35 62.5 62.5 62.521 37.5 37.5 100.056 100.0 100.0
Laki-lakiPerempuanTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
4.2 Frekuensi Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia
Usia
4 7.1 7.1 7.110 17.9 17.9 25.042 75.0 75.0 100.056 100.0 100.0
31-40 tahun41-50 tahun> 50 tahunTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
4.3 Frekuensi Klasifikasi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja
4 7.1 7.1 7.11 1.8 1.8 8.9
13 23.2 23.2 32.138 67.9 67.9 100.056 100.0 100.0
6-10 tahun11-20 tahun21-30 tahun> 30 tahunTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
122
4.4 Frekuensi Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
5 8.9 8.9 8.94 7.1 7.1 16.1
39 69.6 69.6 85.78 14.3 14.3 100.0
56 100.0 100.0
SMADiplomaSarjanaMasterTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
4.5 Frekuensi Klasifikasi Responden Berdasarkan Golongan
Golongan
2 3.6 3.6 3.63 5.4 5.4 8.99 16.1 16.1 25.02 3.6 3.6 28.62 3.6 3.6 32.1
36 64.3 64.3 96.42 3.6 3.6 100.0
56 100.0 100.0
II BIII AIII BIII CIII DIV AIV BTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
123
LAMPIRAN V
Hasil Analisis Deskriptif Variabel
5.1 Analisis Deskriptif Terhadap Variabel Disiplin Kerja
Saya mampu menghadapi kendala-kendala teknis dalam bekerja.
5 8.9 8.9 8.939 69.6 69.6 78.612 21.4 21.4 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Saya selalu memperhatikan faktor non teknis dalam bekerja.
4 7.1 7.1 7.136 64.3 64.3 71.416 28.6 28.6 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Saya bersungguh-sungguh dalam bekerja meskipun pekerjaannya rumit.
1 1.8 1.8 1.823 41.1 41.1 42.932 57.1 57.1 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Saya suka pekerjaan yang menantang.
4 7.1 7.1 7.136 64.3 64.3 71.416 28.6 28.6 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
124
Saya mengharapkan bantuan rekan sekerja.
17 30.4 30.4 30.420 35.7 35.7 66.119 33.9 33.9 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Dalam mengerjakan pekerjaan tim, saya mengutamakan pada pencapaiantujuan.
2 3.6 3.6 3.629 51.8 51.8 55.425 44.6 44.6 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Saya sering menegur teman yang tidak mentaati peraturan.
11 19.6 19.6 19.633 58.9 58.9 78.612 21.4 21.4 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Saya berusaha beradaptasi dengan peraturan yang ada.
35 62.5 62.5 62.521 37.5 37.5 100.056 100.0 100.0
SetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Saya selalu hadir tepat waktu.
31 55.4 55.4 55.425 44.6 44.6 100.056 100.0 100.0
SetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
125
Saya selalu mengenakan seragam kerja sesuai hari yang telah ditentukan.
29 51.8 51.8 51.827 48.2 48.2 100.056 100.0 100.0
SetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Saya bersedia dikenakan sanksi yang tegas jika melanggar peraturan.
1 1.8 1.8 1.837 66.1 66.1 67.918 32.1 32.1 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
5.2 Analisis Deskriptif Terhadap Variabel Budaya Organisasi
Organisasi mendorong para pegawai untuk bersikap inovatif.
2 3.6 3.6 3.639 69.6 69.6 73.215 26.8 26.8 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Organisasi mendorong para pegawai untuk berani mengambil resiko.
1 1.8 1.8 1.89 16.1 16.1 17.9
34 60.7 60.7 78.612 21.4 21.4 100.056 100.0 100.0
Sangat tidak setujuTidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
126
Organisasi mengharapkan agar pegawai dalam bekerja memperlihatkankecermatan, analisis dan perhatian yang lebih rinci.
25 44.6 44.6 44.631 55.4 55.4 100.056 100.0 100.0
SetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Organisasi lebih memusatkan perhatiannya pada hasil kerja pegawaidibandingkan dengan proses untuk mencapai hasil tersebut.
29 51.8 51.8 51.819 33.9 33.9 85.7
8 14.3 14.3 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pimpinan memperhatikan hasil kerja individu di dalam organisasi.
15 26.8 26.8 26.829 51.8 51.8 78.612 21.4 21.4 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Organisasi menekankan pegawainya untuk bekerja secara tim.
5 8.9 8.9 8.936 64.3 64.3 73.215 26.8 26.8 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
127
Organisasi menuntut pegawai untuk bersikap agresif dalam menjalankan budayaorganisasi.
1 1.8 1.8 1.810 17.9 17.9 19.633 58.9 58.9 78.612 21.4 21.4 100.056 100.0 100.0
Sangat tidak setujuTidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Organisasi menekankan pada pegawai untuk mempertahankan budayaorganisasi yang sudah baik.
5 8.9 8.9 8.929 51.8 51.8 60.722 39.3 39.3 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
5.3 Analisis Deskriptif Terhadap Variabel Kinerja
Saya mampu mengerjakan tugas dengan rapi.
2 3.6 3.6 3.634 60.7 60.7 64.320 35.7 35.7 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Saya mampu mengerjakan tugas dengan teliti.
35 62.5 62.5 62.521 37.5 37.5 100.056 100.0 100.0
SetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
128
Saya mampu menyesuaikan hasil kerja dengan yang diperintahkan.
3 5.4 5.4 5.436 64.3 64.3 69.617 30.4 30.4 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Saya mempunyai tingkat kecepatan yang tinggi dalam menyelesaikan tugas.
10 17.9 17.9 17.940 71.4 71.4 89.3
6 10.7 10.7 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Saya mampu mengerjakan tugas sesuai target.
2 3.6 3.6 3.636 64.3 64.3 67.918 32.1 32.1 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Saya mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi pada setiap hasil pekerjaan.
33 58.9 58.9 58.923 41.1 41.1 100.056 100.0 100.0
SetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Saya bertanggungjawab terhadap setiap keputusan yang saya ambil.
30 53.6 53.6 53.626 46.4 46.4 100.056 100.0 100.0
SetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
129
Saya mampu menjalin kerja sama dengan pimpinan.
29 51.8 51.8 51.827 48.2 48.2 100.056 100.0 100.0
SetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Saya mampu menjalin kerja sama dengan rekan kerja.
1 1.8 1.8 1.832 57.1 57.1 58.923 41.1 41.1 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Saya mengedepankan kekompakan dalam bekerja sama dengan pegawailainnya.
33 58.9 58.9 58.923 41.1 41.1 100.056 100.0 100.0
SetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Saya memiliki inisiatif untuk menyelesaikan masalah dalam pekerjaan.
5 8.9 8.9 8.936 64.3 64.3 73.215 26.8 26.8 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Saya memiliki kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan.
3 5.4 5.4 5.434 60.7 60.7 66.119 33.9 33.9 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
130
Saya mampu menemukan inovasi-inovasi dalam pekerjaan.
3 5.4 5.4 5.441 73.2 73.2 78.612 21.4 21.4 100.056 100.0 100.0
Tidak setujuSetujuSangat setujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
131
LAMPIRAN VI
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
6.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Variables Entered/Removedb
BudayaOrganisasi, DisiplinKerja
a. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Kinerjab.
6.2 Uji t
Coefficientsa
5.418 2.702 2.005 .050.487 .098 .378 4.970 .000.801 .099 .614 8.067 .000
(Constant)Disiplin KerjaBudaya Organisas
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Kinerjaa.
6.3 Uji F
ANOVAb
782.974 2 391.487 123.604 .000a
167.866 53 3.167950.839 55
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Disiplin Kerjaa.
Dependent Variable: Kinerjab.
132
6.4 Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
.907a .823 .817 1.77968Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, DisiplinKerja
a.
133
LAMPIRAN VII
Hasil Uji Asumsi Klasik
7.1 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
56 56 5636.1786 24.8571 42.94643.23114 3.18764 4.15788
.112 .142 .108
.107 .142 .108-.112 -.126 -.090.840 1.060 .807.480 .211 .532
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Disiplin KerjaBudaya
Organisasi Kinerja
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
7.2 Uji Multikolinieritas
Variables Entered/Removedb
BudayaOrganisasi, DisiplinKerja
a. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Kinerjab.
Coefficientsa
5.418 2.702 2.005 .050.487 .098 .378 4.970 .000 .575 1.740.801 .099 .614 8.067 .000 .575 1.740
(Constant)Disiplin KerjaBudaya Organisas
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIF
CollinearityStatistics
Dependent Variable: Kinerjaa.
134
7.3 Uji Heteroskedastisitas
Variables Entered/Removedb
BudayaOrganisasi, DisiplinKerja
a. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Absolut Residualb.
Coefficientsa
5.227 1.704 3.069 .003-.046 .062 -.127 -.749 .457-.091 .063 -.248 -1.459 .151
(Constant)Disiplin KerjaBudaya Organisasi
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Absolut Residuala.
135
LAMPIRAN VIII
Data Mentah Kuisioner
8.1 Data Responden pegawai Kantor UPTD Pendidikan Se-Eks Kawedanan
Jatinom
No. Kecamatan Gender Usia Masa Kerja Pendidikan Golongan
1 Tulung Perempuan > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
2 Tulung Perempuan > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
3 Tulung Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
4 Tulung Perempuan > 50 tahun
21-30 tahun Sarjana IV A
5 Tulung Laki-laki 31-40 tahun
6-10 tahun Sarjana III B
6 Tulung Perempuan > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana III D
7 Tulung Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
8 Tulung Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
9 Tulung Laki-laki > 50 tahun
21-30 tahun Sarjana IV A
10 Tulung Perempuan 31-40 tahun
> 30 tahun Diploma III B
11 Tulung Laki-laki 41-50 tahun
21-30 tahun Diploma III A
12 Tulung Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun SMA III B
13 Tulung Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun SMA III C
14 Tulung Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
15 Tulung Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
16 Polanharjo Laki-laki 41-50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
17 Polanharjo Perempuan > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
136
18 Polanharjo Perempuan > 50 tahun
> 30 tahun Master IV A
19 Polanharjo Laki-laki 41-50 tahun
6-10 tahun Sarjana III B
20 Polanharjo Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
21 Polanharjo Perempuan > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
22 Polanharjo Laki-laki 41-50 tahun
21-30 tahun Sarjana IV A
23 Polanharjo Perempuan > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
24 Polanharjo Laki-laki > 50 tahun
21-30 tahun Master IV A
25 Polanharjo Perempuan > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
26 Polanharjo Laki-laki > 50 tahun
21-30 tahun Sarjana III C
27 Polanharjo Perempuan 41-50 tahun
21-30 tahun Sarjana III B
28 Polanharjo Perempuan > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
29 Karanganom Laki-laki 41-50 tahun
21-30 tahun Sarjana III D
30 Karanganom Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV B
31 Karanganom Laki-laki 31-40 tahun
6-10 tahun Sarjana II B
32 Karanganom Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
33 Karanganom Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
34 Karanganom Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
35 Karanganom Perempuan 41-50 tahun
21-30 tahun Diploma III A
36 Karanganom Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
37 Karanganom Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun Master IV A
38 Karanganom Perempuan > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
39 Karanganom Perempuan > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
137
40 Karanganom Laki-laki 41-50 tahun
21-30 tahun Sarjana IV A
41 Karanganom Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun Master IV A
42 Karanganom Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun Master IV B
43 Jatianom Perempuan > 50 tahun
> 30 tahun Master IV A
44 Jatianom Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
45 Jatianom Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
46 Jatianom Perempuan 31-40 tahun
11-20 tahun Sarjana III B
47 Jatianom Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun SMA III A
48 Jatianom Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
49 Jatianom Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
50 Jatianom Perempuan 41-50 tahun
21-30 tahun Master IV A
51 Jatianom Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun Sarjana IV A
52 Jatianom Laki-laki > 50 tahun
21-30 tahun Diploma III B
53 Jatianom Laki-laki > 50 tahun
> 30 tahun SMA III B
54 Jatianom Perempuan > 50 tahun
21-30 tahun SMA III B
55 Jatianom Perempuan 41-50 tahun
6-10 tahun Sarjana II B
56 Jatianom Perempuan > 50 tahun
> 30 tahun Master IV A
138
8.2 Data Penelitian Variabel Disiplin Kerja
No Sikap Perilaku Total Kognitif Afektif Konatif
1 2 3 1 2 1 2 1 2 3 4 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 31 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 30 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 31 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 33 5 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 35 6 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 41 7 3 2 4 3 2 4 2 4 4 3 3 34 8 3 2 4 3 2 4 2 4 4 3 3 34 9 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 33 10 4 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3 37 11 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 40 12 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 41 13 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 41 14 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 41 15 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 40 16 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 41 17 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 40 18 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 41 19 3 4 4 3 2 4 3 4 3 3 3 36 20 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 36 21 3 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 39 22 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 39 23 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 41 24 4 3 4 4 2 4 2 4 3 4 3 37 25 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 40 26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 27 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 32 28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 29 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 35 30 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 36 31 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 37 32 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 38 33 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 39 34 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 37 35 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 36
139
36 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 37 37 4 4 3 3 2 4 3 3 4 3 4 37 38 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 34 39 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 34 40 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 39 41 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 35 42 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 37 43 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 37 44 4 2 4 3 2 4 3 3 4 4 3 36 45 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 39 46 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 40 47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 48 3 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3 36 49 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32 50 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 31 51 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 34 52 3 3 3 2 3 4 2 3 3 4 3 33 53 3 3 4 2 3 4 2 3 3 4 3 34 54 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 30 55 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 36 56 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 34
8.3 Data Penelitian Variabel Budaya Organisasi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Total 1 3 2 3 2 2 2 2 2 18 2 3 3 3 2 3 4 3 3 24 3 3 2 3 2 2 3 3 3 21 4 3 3 3 2 3 4 3 3 24 5 2 1 3 2 3 3 1 2 17 6 4 3 4 4 4 3 3 4 29 7 3 3 4 2 3 2 4 3 24 8 3 3 4 2 3 2 4 3 24 9 3 3 3 2 2 3 2 2 20
10 4 3 4 3 4 3 3 3 27 11 4 4 4 2 3 3 2 4 26 12 3 4 4 3 4 4 3 4 29 13 4 3 4 3 4 4 4 4 30 14 4 3 4 4 4 3 4 4 30
140
15 4 4 3 4 3 4 4 4 30 16 3 4 4 4 4 4 3 4 30 17 3 4 4 4 3 4 2 4 28 18 4 3 4 4 4 3 4 4 30 19 3 4 4 3 3 3 2 3 25 20 3 3 3 2 3 2 3 3 22 21 3 2 4 2 2 3 3 4 23 22 3 4 4 3 3 3 3 3 26 23 3 3 3 3 3 3 3 3 24 24 3 3 4 4 3 4 4 3 28 25 4 4 4 3 4 4 4 4 31 26 3 3 3 2 2 3 3 3 22 27 3 3 3 2 2 3 3 3 22 28 3 3 3 3 3 3 3 3 24 29 3 3 4 2 3 3 3 3 24 30 3 2 4 2 3 3 3 4 24 31 4 3 4 2 3 3 2 4 25 32 4 3 4 3 2 4 4 4 28 33 3 3 4 2 4 3 3 3 25 34 4 4 3 3 3 3 2 4 26 35 3 2 3 2 2 2 2 2 18 36 4 2 4 2 2 3 3 4 24 37 4 4 3 3 4 4 4 3 29 38 4 3 4 3 3 3 3 4 27 39 2 3 4 3 4 3 4 3 26 40 3 3 3 3 3 3 4 3 25 41 3 4 3 3 4 4 3 4 28 42 3 3 4 3 3 3 2 3 24 43 3 3 3 2 3 4 3 3 24 44 3 3 4 2 2 4 3 3 24 45 3 3 3 2 3 3 3 3 23 46 3 4 3 4 3 4 3 3 27 47 3 3 3 3 3 3 3 3 24 48 3 2 4 2 2 3 3 3 22 49 3 3 4 2 3 3 3 4 25 50 3 3 3 3 3 3 3 3 24 51 3 3 3 2 3 3 3 4 24 52 4 2 4 2 2 3 3 3 23 53 3 2 4 2 2 3 3 4 23 54 3 3 3 2 2 3 2 2 20
141
55 3 3 4 2 3 3 3 4 25 56 3 3 3 3 2 3 3 3 23
8.4 Data Penelitian Variabel Kinerja
No Kualitas
Kerja Kuantitas
Kerja Tanggung
Jawab Kerja Sama Inisiatif Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 36 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 36 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 39 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 39 5 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 42 6 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 49 7 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 42 8 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 42 9 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 37
10 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 46 11 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 47 12 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 49 13 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 49 14 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 49 15 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 49 16 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 17 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 47 18 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50 19 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 41 20 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 21 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 43 22 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 43 23 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 45 24 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 48 25 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 49 26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 29 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 43 30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 40 31 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 43
142
32 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 47 33 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 45 34 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 45 35 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 33 36 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 42 37 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 48 38 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 46 39 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 46 40 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 45 41 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 47 42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 40 43 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 44 44 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 42 45 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 42 46 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 46 47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 48 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 41 49 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 40 50 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 51 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 52 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 42 53 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 42 54 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 36 55 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 56 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 41
143
LAMPIRAN IX
Surat Permohonan Ijin Penelitian
9.1 Surat Permohonan Ijin Penelitian Ditujukan Kepada Kantor UPTD
Pendidikan Kecamatan Karanganom
144
9.2 Surat Permohonan Ijin Penelitian Ditujukan Kepada Kantor UPTD
Pendidikan Kecamatan Jatinom
145
9.3 Surat Permohonan Ijin Penelitian Ditujukan Kepada Kantor UPTD
Pendidikan Kecamatan Tulung
146
9.4 Surat Permohonan Ijin Penelitian Ditujukan Kepada Kantor UPTD
Pendidikan Kecamatan Polanharjo
147
LAMPIRAN X
Surat Keterangan Penelitian
10.1 Surat Keterangan Penelitian dari Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan
Karanganom
148
10.2 Surat Keterangan Penelitian dari Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan
Jatinom
149
10.3 Surat Keterangan Penelitian dari Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan
Tulung
150
10.4 Surat Keterangan Penelitian dari Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan
Polanharjo
151
LAMPIRAN XI
Biodata Peneliti
Nama : Risang Galih Hapsari
Tempat, tanggal lahir : Klaten, 18 Juni 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
NIM : 10311632
Perguruan Tinggi : Universitas Islam Indonesia
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia
Alamat Yogyakarta : Jl. Lawu Raya no 36, Puluhdadi Anyar, Seturan, Catur
Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Alamat asal : Gemamol, Blanceran, Karanganom, Klaten.
Email : [email protected]