Pengamatan struktur dan sifat fisik serealia
description
Transcript of Pengamatan struktur dan sifat fisik serealia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yang dimaksud dengan serealia yaitu biji-bijian dari famili rumput-
rumputan (gramine) yang kaya akan karbohidrat sehingga dapat menjadi
makanan pokok manusia, pakan ternak, industri yang menggunakan karbohidrat
sebagai bahan baku. Jenis biji-bijian yang mengandung minyak misalnya jagung,
merupakan bahan baku industri minyak nabati..
Struktur umum biji-bijian serealia terdiri dari tiga bagian besar yaitu kulit
biji, butir bji (endosperm) dan lembaga. Serealia merupakan sumber karbohidrat
pertama di dunia. Di indonesia beras dipakai sebagai sumber protein sebanyak 45-
55% dan sumber kalori 60-80%. Kacang-kacangan biasa dipakai sebagai sumber
protein nabati, meskipun beberapa diantaranya dipakai sebagai sumber
minyakkedelai dan kacang tanah. Kadar minyak pada kedua kacang ini cukup
besar, lebih dari 30%.
Bagi sebagian besar masyarakat indonesia, peranan lemak dan protein nabati
sangat penting. Hal ini disebabkan karena pola konsumsinya masih
mengandalkan bahan pangan nabati. Penetapan kadar air dan kadar abu kacang-
kacangan biasanya dilakukan masing-masing dengan metode pengeringan atau
pengabuan
Daya serap air tepung perlu diketahui dalam penyusunan formula adonan.
Penambahan air pada pembuatan adonan roti disesuaikan dengan daya serap air
dari terigunya. Penetapan daya serap air terigu juga dapat digunakan untuk
menilai mutu tepung terigu. Daya serap ais sekitar 60% dianggap baik. Makin
rendah daya serap terigu, makin rendah mutu terigu tersebut..
Pada kadar air yang lebih tinggi terjadi fermentasi karbohidrat. Aktivitas ini
menghasilkan alkohol atau asam asetat dan dihasilkan bau asam yang khas.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah percobaan ini untuk
mengetahui lebih lahjut mengenai serealia dan kacang-kacangan.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui sifat fisik meliputi warna, tekstur, bentuk serealia dan Umbi-
umbian.
2. Mengetahui berat dan densitas kamba serealia dan kacang-kacangan.
3. Mengetahui daya serap air pada suhu 80° C dan rasio pengembangan
serealia dan kacang-kacangan.
C. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Beaker glass 1) Beras
2. Hot Plate 2) Jagung
3. Jangka Sorong 3) Kacang Hijau
4. Neraca analitik 4) Kacang Kedelai
5. Penjepit Tabung 5) Kacang Merah
6. Tabung reaksi 6) Kacang tanah
7. Timbangan 7) Ketan hitam
8) Ketan putih
D. Cara Kerja
Cara kerja praktikum serealia dan kacang-kacangan ini adalah :
1. Warna dan Bentuk
1. Catat warna tiap-tiap bahan.
2. Gambar bentuknya secara utuh.
3. Sebutkan bagian-bagian yang terlihat.
2. Ukuran
1. Ukur panjang, lebar, dan tebal masing-masing bahan menggunakan
micrometer.
3. Berat
1. Timbang sebanyak 100 butir bahan dan nyatakan berat dalam gram /
100 butir.
4. Densitas kamba
1. Bahan dimasukan kedalam gelas ukur sampai volumenya 100 ml.
2. Keluarkan semua bahan dari gelas ukur dan timbang beratnya dalam
gram/ml.
5. Daya serap air pada suhu 80° C
1. 20 ml air dimasukan kedalam tabung reaksi 100 ml.
2. Tabung reaksi diletakan di dalam beker glass berisi air bersuhu 80° C.
3. Bahan ditimbang sebanyak 2 gram dan dimasukan kedalam tabung
reaksi dan dipanaskan selama 15 menit.
4. Tiriskan bahan dan timbang bahan menggunakan neraca analitik.
6. Rasio pengembangan
1. 20 ml air dimasukan ke dalam tabung reaksi 100 ml.
2. Tabung reaksi diletakkan di dalam beaker glass berisi air bersuhu
80°C.
3. Bahan ditimbang sebanyak 2 gram dan dimasukan kedalam tabung
reaksi dan dipanaskan selama 15 menit.
4. Ukur panjang, lebar dan tebal bahan setelah dimasak.
7. Daya serap air tepung terigu
1. Timbang 25 gram terigu lalu di tempatkan ke dalam mangkok.
2. Tambahkan air sebanyak 10-20 ml melalui buret, lalu uleni sampai
menjadi adonan menggunakan tangan.
3. Tambahkan air melalui buret sedikit demi sedikit sambil terus diuleni
sampai terbentuk adonan yang tidak lengket di tangan.
4. Catat jumlah air yang ditambahkan.
5. Hitung daya serap air pada terigu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perubahan biokimia yang paling penting selama penyimpanan adalah
respirasi. Biji - bijian adalah organisme yang hidup oleh karena itu, biji akan tetap
bernafas sesudah dipanen. Proses ini akan mengakibatkan metabolisme
karbohidrat dan lemak akan menghasilkan karbondioksida, air dan panas. Suhu
yang lebih tinggi (sampai pada suhu hilangnya aktivitas enzim) cenderung
mempercepat pernafasan, demikian pula dengan kadar air yang tinggi mempunyai
akibat yang sama. Air dan panas yang ditimbulkan oleh pernafasan akan
memudahkan tumbuhnya mikroorganisme dan hama di samping meningkatkan
kecepatan pernafasan..
Komponen kimia yang utama pada serealia adalah karbohidrat (terutama
pati, kira-kira 80% dari bahan kering), protein (kira-kira 15% dari bahan kering),
dan lemak (kira-kira 5% dari bahan kering) dan air. Selain itu mineral (kira-kira
2%), vitamin.
Biji-bijian serealia terbagi menjadi 2 kelas tergantung apakah sekamnya
tetap tinggal pada biji sewaktu ditumbuk. Gandum, rye dan jagung cenderung
untuk kehilangan sekamnya selama penumbukan dan merupakan kariopsis
telanjang, sedangkan padi, oat dan barley merupakan kariopsis terbungkus.
Kadar air biji - bijian dan produk-produknya penting karena empat hal yaitu:
1. Berat biji - biijian dilihat dari segi pengangkutan dan penyimpanan.
2. Harga karena biji - bijian sering dijual berdasarkan berat.
3. Akibatnya pada sifat-sifat kekambaan dan pemindahan dalam jumlah besar.
4. Akibatnya pada sifat - sifat penyimpanan.
Perubahan-perubahan dapat terjadi pada komponen karbohidrat biji serealia
selama penyimpanan:
1. Hidrolisa pati, karena kegiatan enzim amilase.
2. Kurangnya glukosa.
3. Terbentuknya bau asam dan bau apek dari karbohidrat karena kegiatan
mikroorganisme.
4. Reaksi kecoklatan bukan karena enzim (non-enzymic browning).
Struktur umum biji-bijian serealia terdiri dari tiga bagian besar yaitu kulit
biji, butir biji (endosperm) dan lembaga (embrio). Kulit biji padi disebut sekam,
sedangkan butir biji dan embrio dinamakan butir beras. Lapisan terluar disebut
perikarp kemudian tegmen, lapisan aleuron dan bagian yang dalam adalah
endosperm. Butiran beras pecah kulit (brown rice) disusun perikarp 1-2 %,
aleuron + testa 4-6%, embrio 2-3% dan endosperm 89-94%. Sekam mempunyai
berat 18-28% dari berat butir gabah pada tingkat kadar air 13% berat basah.
Lema dan palea merupakan sel epidermis terluar yang berisi sel memanjang
sampai mendekati persegi dengan panjang 100 µm. Pada bagian ini terdapat
rambut dengan panjang 150-250 µm. perikarp yang merupakan lapisan biji terdiri
dari sel isodiametris yang berdinding tebal dan memanjang. Lapisan ini disusun
oleh 6 lapis sel. Perikarp terdiri dari epikarp (yang paling luar), kemudian
mesokarp dan tegmen (seed coat). Bagian terakhir ini terdiri dari dua lapis sel
yaiitu spermoderm dan periperm yang mengandung lemak.
Serealia adalah biji-bijian yang diperoleh dari tabaman
padi-padian/rumput--umputan (gramine), yang termasuk ke dalam serealia dan
banyak ditanam di seluruh dunia adalah gandum, beras, jagung, jewawut, jail, oat
dan barley.
Mutu protein dinilai dari perbandingan asam-asam amino yang terkandung
dalam protein tersebut. Asam-asam amino yang biasanya sangat kurang dalam
bahan makanan disebut asam amino pembatas. Dalam serealia asam amino
pembatasnya adalah lisin, sedang leguminosa (kacang-kacangan) biasanya asam
amino metionin.Kedua protein tersebut tergolong bermutu rendah, sedang protein
yang berasal dari hewani seperti daging, telur, dan susu dapat menyediakan asam-
asam amino esensial dan karenya disebut protein dengan mutu tinggi.
Selama penyimpanan serealia terjadi perubahan protein, nitrogen total
sebagian besar tidak mengalami perubahan, akan tetapi nitrogen dari protein
sedikit menurun. Jumlah total asam amino bebas menunjukkan perubahan yang
berarti hanya tingkat kerusakan meningkat lebih lanjut akibat dari kegiatan
proteotik. Pada gandum terjadi penurunan mutu gluten selama penyimpanan yang
disebabkan karena turunnya kadar gliadin dan protein yang larut dalam air. Hal ini
menyebabkan berkurangnya mutu untuk pembuatan roti. Enzim asam glutamat
dekarboksilase dapat aktif jika kadar air tinggi dan mengubah glutamat menjadi
asam aminobutirat. Jadi meskipun terdapat kenaikan jumlah asam amino bebas
secara keseluruhan, sebenarnya asam glutamat menurun selama penyimpanan.
Aktivitas enzim dalam semua biji-bijian merupakan cirri daripada fase
perkembangan, tetapi enzim dapat juga aktif selama penyimpanan biji yang
berkadar air tinggi walau perkecambahan tidak terjadi.
Selama penyimpanan biji serealia, ada dua macam kerusakan yang mungkin
terjadi yaitu perubahan hidrolitik dan oksidatif. Sementara biji mengandung
antioksidan yang cukup efektif, perubahan hidrolitik sebagai akibat kegiatan
enzim lipase akan dipercepat oleh suhu dan kadar air yang tinggi. Beras juga
mempunyai aktivitas enzim lipase yang tinggi. Kerusakan hidrolitik lemak juga
dipercepat oleh jamur karena aktivitas lipolitiknya yang tinggi. Kerusakan gliko
dan fosfolipid polar lebih cepat dari pada kerusakan trigliserida. Perbedaan
kecepatan kerusakan untuk lipid bebas dan terikat telah diamati selama
penyimpanan gandum, dimana lipid bebas lebih cepat rusak.
Penyimpanan biji cenderung mengurangi kemampuan berkecambah.
Pengaruh ini meningkat karena penyimpanan dengan suhu dan kadar air yang
tinggi. Pencemaran kapang juga menambah hilangnya daya berkecambah ini.
Hilangnya daya berkecambah ini penting sekali bila biji itu akan dipakai sebagai
benih. Hal ini juga penting bila kegunaan akhir daripada biji ini adalah untuk
pembuatan bir.
Perubahan gizi yang terjadi selama penyimpanan serealia ialah perubahan
karbohidrat. Daya cerna beras yang baru dipanen kurang dapat dicerna disbanding
beras yang telah disimpan untuk beberapa saat. Hal ini disebabkan karena
kegiatan enzim α-amilase. Mineral jarang hilang atau meningkat selama
penyimpanan kecuali fosfor. Fosfor yang terikat pada asam fitat tidak seluruhnya
mempunyai nilai gizi dan diekskresi tanpa perubahan. Akan tetapi selama
penyimpanan, kegiatan enzim fitase melepas fosfor dari asam fitat menjadi fosfat
bebas yang dapat diasimilasi dengan mudah sehingga menyebabkan perbaikan
nilai gizi.
Protein mengalami banyak perubahan selama penyimpanan biji. Daya larut
dan daya cerna protein gandum, jagung dan kedelai oleh enzim pepsin dan tripsin
menurun selama penyimpanan. Dalam percobaan pemberian makan pada tikus,
ditemukan hilangnya daya cerna dan rasa enak/ palatabilitas jagung yang
disimpan hasil yang sama juga terlihat pada barley, oats, beras, buckwheat,
kacang polong dan jewawut. Masalah biji yang dirusak oleh jamur bahkan lebih
parah lagi.
Kacang-kacangan juga mempunyai struktur yang hampir sama dengan
serealia. Bagian-bagian dari biji yaitu perikarp, embrio dan endosperm. Pada
umumnya presentase kulit biji lebih tinggi pada kacang-kacangan daripada
serealia. Demikian pula tiap jenis berbeda persentasenya misalnya kulit kedelai 6-
8%, kacang gude 10,5-15,5% dan lebih banyak lagi untuk kulit yang lebih tebal
misalnya kara benguk. Bagian terluar dari kulit biji berupa epidermis yang
tersusun oleh sel palisade, sedangkan di bawahnya ada testa yang terdiri dari sel
parenkim. Bagian terluar endosperm adalah lapisan aleuron. Pada kacang tanah
hanya ada satu lapis sel yang berisi tetesan minyak seperti halnya pada serealia.
Pada kedelai terlihat jelas lapisan aleuron yang berbeda dibandingkan dengan
jenis kacang-kacangan yang lain.
Kacang- kacangan termasuk family leguminosae atau disebut juga polongan
(berbunga kupu-kupu) mempunyai bentuk agak bulat, berat dan jenisnya
bervariasi. Berbagai kacang-kacangan yang telah dikenal seperti kacang kedelai,
kacang hijau, kacang merah, kacang kapri, dan lain sebagainya.
Kacang-kacangan memberikan sekitar 135 kkal per 100 gram bagian yang
dapat dimakan. Jika kita mengkonsumsi kacang-kacangan sebanyak 100 gram (1
ons), maka jumlah itu akan mencukupi sekitar 20 % kebutuhan protein dan 20
persen kebutuhan serat per hari. Menurut ketentuan pelabelan internasional, jika
suatu bahan/produk pangan dapat menyumbangkan lebih dari 20 % dari
kebutuhan suatu zat gizi per hari, maka dapat dinyatakan sebagai bahan atau
produk pangan yang tinggi (high) akan zat gizi tersebut.
Dengan teknologi pengolahan yang semakin maju, kacang-kacangan tidak
hanya diolah dengan cara-cara konvensional, misalnya direbus, dikukus, disangrai
atau digoreng, tetapi dapat dibuat dalam bentuk ingredient, seperti tepung,
konsentrat atau isolat protein. Jika dicampurkan dengan tepung beras atau
gandum, produk ingredien dari kacang-kacangan tersebut dapat memberikan sifat-
sifat fungsional yang dikehendaki. Protein dalam tepung kacang-kacangan dapat
memberikan sifat pengemulsi minyak yang baik, membentuk busa, membentuk
gel, menangkap atau menahan air dan mempunyai warna dan bau yang dapat
diterima.
Bubur atau hancuran kacang-kacangan, susu kacang, gumpalan atau “curd”
(seperti tahu), pasta kacang-kacangan dan kecap dari kacang-kacangan dapat
digunakan sebagai campuran bagi bahan pangan yang lain. Kacang-kacangan
dapat pula diolah sebagai bahan baku pembuatan snack atau makanan ekstrusi.
Bagi kelompok masyarakat yang tergolong bergizi lebih dan cenderung
berpotensi tinggi untuk terkena penyakit degeneratif seperti penyakit jantung
koroner, stroke, darah tinggi, diabetes dan lain-lain, dianjurkan untuk
mengkonsumsi makanan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Makan makanan yang bervariasi setiap harinya.
2. Pelihara dan pertahankan berat badan ideal.
3. Hindari terlalu banyak mengkonsumsi lemak jenuh dan kolesterol.
4. Makanlah makanan dengan kandungan karbohidrat kompleks, seperti pati
danserat yang cukup.
5. Hindari terlalu banyak gula.
6. Hindari terlalu banyak garam.
Kehilangan vitamin dapat terjadi selama penyimpanan. Jadi gandum
menunjukkan kehilangan thiamin yang berarti, tetapi penyimpanan beras hanya
menunjukkan sedikit perubahan dalam kandungan vitamin ini. Jagung kuning
sangat unik di antara serealia karena mempunyai kegiatan vitamin A yang besar.
Nama : Tedy Tarudin
NIM : 1000684
PEMBAHASAN
A. Pengamatan struktur dan sifat fisik
1. Warna dan Bentuk
Berdasarkan hasil pengamatan sifat fisik dan struktur pada kacang merah
diperoleh, warna kacang merah yaitu merah pudar, terdapat bercak putih dan
bentuknya lonjong serta bagian yang terlihat adalah bagian kulit ari. Pada beras
merah di dapat warna yaitu merah kecoklatan dan bentuknya seperti beras merah
pada umumnya. Pada ketan hitam di dapat warna yaitu warna hitam dan bentuk
ketan pada umumnya. Pada ketan putih di dapat warna yaitu putih gading serta
bentuknya yang lonjong. Pada jagung di dapat warna kuning dan bentuknya yang
oval agak segitiga. Pada beras putih di dapat warna putih bening dan bentuk yang
lembaga.
2. Ukuran
Berdasarkan hasil pengamatan yang di dapat dari enam sampel (kacang
merah, beras merah, ketan hitam, ketan putih, jagung, dan beras putih) dimana
dari setiap sampel tersebut diambil sekitar 10 – 20 butir yang di amati panjang
dan lebarnya di dapat kacang merah memiliki rata-rata panjang 1,989 cm dan
lebar 1,254 cm. Pada beras merah panjangnya memiliki rata-rata 1,320 cm dan
lebar 0,580 cm. Pada ketan hitam di dapat rata-rata panjang 0,590 cm dan lebar
0,250 cm. Pada ketan putih di dapat rata-rata panjang 0,638 cm dan lebar 0,183
cm. Pada jagung di dapat rata-rata panjang 0,909 cm dan lebar 0,612 cm. Dan
pada beras putih rata-rata panjang 0,659 cm dan lebar 0,2 cm.
Berdasarkan hasil tersebut yang di dapat bahwa beras putih yang diamati
termasuk bermutu baik karena sesuai dengan SNI yaitu panjang beras / gabah 5-
10 mm, dan lebar 1,5-5 mm. Dan dari hasil tersebut di dapat bahwa dalam segi
panjang dan lebar ukuran kacang merah yang paling besar dibandingkan beras
merah, ketan hitam, ketan putih, jagung, dan beras putih.
3. Berat
Berdasarkan hasil pengamataan dari sampel kacang merah, beras merah,
ketan hitam, ketan putih, jagung, dan beras putih di dapat berat secara berrturut-
turut adalah 82 gr / 100 butir, 2,1 gr / 100 butir, 2,5 gr / 100 butir, 1,5 gr / 100
butir, 15,9 gr / 100 butir dan 2 gr / 100 butir. Berdasarkan hasil tersebut di dapat
kacang merah yang memiliki berat paling besar diantara bahan yang lainnya.
B. Pengamatan Mutu
1. Densitas Kamba
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada enam sampel di dapat
data densitas kamba kacang merah, beras merah, ketan hitam, ketan putih, jagung,
dan beras putih berturut-turut sebesar 0,632 gr/ml, 1,083 gr/ml, 0,839 gr/ml, 0,894
gr/ml, 0,878 gr/ml, dan 0,849 gr/ml. Dari data tersebut di dapat bahwa dalam 100
ml, beras merah lebih berat dibandingkan sampel yang lainnya yaitu 108,3 gr
dalam praktikum ini.
Densitas kamba merupakan berat bahan dalam volume 100mL. Densitas
kamba pada bahan pangan di setiap jumlah per 100 ml bahan yang digunakan
berbeda-beda dikarenakan ukuran berat dari suatu bahan berbeda-beda. Densitas
kamba berfungsi untuk mengetahui sudut curah sehingga dapat diaplikasikan
untuk pengemasan bahan pangan segar (Ilham, 2010).
2. Daya Serap Air pada suhu 80°C
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di dapat data sebagai
berikut:
a. Kacang merah
Kacang merah yang berat awalnya 2 gr setelah dimasak beratnya
menjadi 2,1 gr, artinya memiliki pertambahan 1 gr sehingga memiliki
daya serap sebesar 5 %.
b. Beras merah
Beras merah yang berat awalnya 2,1 gr setelah dimasak menjadi 3 gr,
artinya memiliki pertambahan 0,9 gr sehingga memiliki daya serap
sebesar 43 %.
c. Ketan hitam
Ketan hitam yang berat awalnya 2 gr setelah dimasak menjadi 3,9 gr,
artinya memiliki pertambahan 1,9 gr sehingga memiliki daya serap
sebesar 95 %.
d. Ketan putih
Ketan putih yang berat awalnya 2 gr setelah dimasak menjadi 5,2 gr
artinya memiliki pertambahan 3,2 gr sehingga memiliki daya serap
sebesar 160 %.
e. Jagung
Jagung yang berat awalnya 2 gr setelah dimasak menjadi 2,9 gr artinya
memiliki pertambahan 0,9 gr sehingga memiliki daya serap sebesar 45
%.
f. Beras putih
Beras putih berat awalnya 2 gr setelah dimasak menjadi 4 gr artinya
memiliki pertambahan 2 gr sehingga artinya memiliki daya serap
sebesar 100 %.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa ketan putih memiliki daya serap yang
paling besar diantara bahan yang lain. Semakin besar daya serap semakin baik
mutu suatu bahan pangan. Pemanasan yang dilakukan pada suhu 80° C
dimaksudkan agar mencegah kerusakan pada struktur bahan pangan.
Pati mempunyai bentuk ganula yangberbeda-beda. Granula berfungsi untuk
menyerap air pada pati. Peningkatan volume granula pati dalam air suhu berkisar
55°C – 60°C. Kisaran suhu yang menyebabkan 90% butir pati dalam air panas
membengkak sedemikian rupa sehingga tidak lagi kembali ke bentuk semula
disebut Birefringet End Point Temperature. Beras-beras yang ada dipasaran
mempunyai nilai BEPT yang berbeda-beda (Winarno,1992).
3. Rasio Pengembangan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di dapat rasio pengembangan
kacang merah, beras merah, ketan hitam, ketan putih, jagung, dan beras putih
berturut-turut adalah 0,814, 1,34, 1,08, 1,57, 0,924 dan 0,235.
Dari data diatas menunjukka bahwa ketan putih memiliki rasio
pengembangan yang paling besar dibandingkan bahan lain, hal tersebut karena
pada saat setelah pemanasan ketan putih mengalami pengambangan yang paling
tinggi karena daya serapnya paling baik.
Rasio pengembangan berfungsi untuk membedakan rasio pengembangan
pada bahan pangan yang mengandung pati misalnya ketan putih sehingga bisa
dilihat kadar amilopektin yang terdapat pada bahan pangan tersebut. Amilopektin
merupakan salah satu fraksi pati yang tidak larut dalam air.
C. Daya Serap Air Tepung Terigu
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan daya serap air pada terigu
diperoleh kadar serap air pada tepung terigu segitiga biru yang digunakan pada
kelompok satu, tiga dan enam secara berturut turut 44 %, 44 % dan 37,2 %.
Sedangkan pada tepung cakra kembar yang digunakan pada kelompok dua, empat
dan lima secara berturut-turut 53, 2 %, 42 % dan 49,2 %.
Daya serap air pada tepung terigu adalah berapa banyak kita dapat
menambahkan atau memasukkan air ke dalam adonan. Semakin tinggi protein
terigu semakin tinggi pula daya serap airnya. Air adalah salah satu bahan
pembuatan roti yang paling murah sehingga kalau kita bisa menambahkan air
secara maksimal untuk mendapatkan hasil roti yang lebih banyak berarti kita
dapat menghemat biaya produksi(Lubis, 2010).
Kualitas tepung terigu dipengaruhi juga oleh moisture (kadar air), ash (kadar
abu), dan beberapa parameter fisik lainnya, seperti water absorption, development
time, stability, dan lain-lain. Kemampuan tepung terigu menyerap air disebut
water absorption. Kemampuan daya serap air tepung terigu berkurang bila kadar
air dalam tepung (Moisture)terlalu tinggi atau tempat penyimpanan yang lembab.
Water Absorption sangat bergantung dari produk yang akan dihasilkan, dalam
pembuatan roti umumnya diperlukan water absorption yang lebih tinggi dari pada
pembuatan mie dan biscuit (Anonim, 2010).
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan pada struktur dan sifat fisik
serealia dan kacanga-kacangan untuk warna dan bentuk diperoleh warna kacang
merah pudar, bentuknya lonjong. Beras merah berwarna merah kecoklatan dan
bentuknya seperti beras merah pada umumnya. Ketan hitam berwarna warna
hitam dan bentuk ketan pada umumnya. Ketan putih berwarna putih gading dan
bentuknya yang lonjong. Jagung berwarna kuning dan bentuknya yang oval agak
segitiga. Beras putih berwarna putih bening dan bentuk yang lembaga. Untuk
pengamatan ukuran diperoleh kacang merah paling panjang dan lebarnya. Untuk
pengamatan berat diperoleh kacang merah yang paling berat.
Dari hasil praktikum mutu serealia dan kacang-kacangan di dapat dari
densitas kamba beras merah paling tinggi mutunya. Dari daya serap air pada suhu
80° C di dapat ketan putih paling baik mutunya. Dan dari rasio pengembangan di
dapat ketan putih paling baik mutunya.
Dari hasil uji daya serap air tepung terigu di dapat bahwa tepung terigu
cakra kembar memiliki mutu yang paling baik karena tepung terigu cakra kembar
memiliki protein tinggi dibandingkan tepung terigu segitiga biru.
DAFTAR PUSTAKA
Asmaniah Nashriati, Wa Ode. 2011. Laporan Praktikum Analisis Bahan
Makanan. Makalah. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Kautsar, Fatimah. 2011. Laporan Praktikum Analisis Bahan Makanan. Makalah.
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Nurnafitrisni, Aida. 2010. Laporan Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan.
Universitas Pasundan. Bandung.