PENGADILAN TINGGI MEDAN filemenikah dan berkeluarga dengan Tergugat, hal tersebut diabaikan saja dan...

24
P U T U S A N NOMOR : 18/ PDT/2016/ PT.MDN. “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan seperti tersebut dibawah ini dalam perkara antara : XXXXXXXXX, Laki-laki, Warga Negara Indonesia, lahir di Sihabong-habong, tanggal 28 Januari 1979, Agama Kristen, Karyawan Swasta, beralamat di Jl. Kenari 3 Blok 1.2 No. 4. RT/RW: 003/013, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Kota Depok-Propinsi Jawa Barat, dalam hal ini memberikan kuasa kepada KARLISTON HORAS SITOMPUL, SH, MARTIN ONRUSO SIMANJUNTAK, SH dan SOLAIMAN SIRINGORINGO, SH, Advokat-Konsultan Hukum pada Law Office KARLISTON HORAS SITOMPUL & Associates beralamat di Jl. Ir. H. Juanda Baru No. 65, Medan selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING sdemula sebagai PENGGUGT ; M E L A W A N : XXXXXXXXXX, Perempuan, Warga Negara Indonesia, lahir di Pematang Siantar, tanggal 31 Januari 1978, Agama Kristen, Pekerjaan Notaris, terakhir diketahui berlamat di Jl. Asahan Km. IV Nomor 527, Kecamatan Dolok Marlawan, Kabupaten Simalungun-Propinsi Sumatera Utara, dalam hal ini memberikan Kuasa kepada YUNUS TIMOTHEUS, SH dan YUDIARTO SIMANJUNTAK, SH, Advokat/Penasihat Hukum pada Kantor Hukum IDAMAN yang beralamat di Jl. Peta 125 Lantai II Kota Bandung, selanjutnya disebut sebagai TERBANDING semula sebagai TERGUGAT ; PENGADILAN TINGGI TERSEBUT ; PENGADILAN TINGGI MEDAN

Transcript of PENGADILAN TINGGI MEDAN filemenikah dan berkeluarga dengan Tergugat, hal tersebut diabaikan saja dan...

P U T U S A N NOMOR : 18/ PDT/2016/ PT.MDN.

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara

perdata dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan seperti

tersebut dibawah ini dalam perkara antara :

XXXXXXXXX, Laki-laki, Warga Negara Indonesia, lahir di Sihabong-habong,

tanggal 28 Januari 1979, Agama Kristen, Karyawan

Swasta, beralamat di Jl. Kenari 3 Blok 1.2 No. 4. RT/RW:

003/013, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos,

Kota Depok-Propinsi Jawa Barat, dalam hal ini memberikan

kuasa kepada KARLISTON HORAS SITOMPUL, SH,

MARTIN ONRUSO SIMANJUNTAK, SH dan SOLAIMAN

SIRINGORINGO, SH, Advokat-Konsultan Hukum pada Law

Office KARLISTON HORAS SITOMPUL & Associates

beralamat di Jl. Ir. H. Juanda Baru No. 65, Medan selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING sdemula

sebagai PENGGUGT ;

M E L A W A N : XXXXXXXXXX, Perempuan, Warga Negara Indonesia, lahir di Pematang

Siantar, tanggal 31 Januari 1978, Agama Kristen,

Pekerjaan Notaris, terakhir diketahui berlamat di Jl. Asahan

Km. IV Nomor 527, Kecamatan Dolok Marlawan,

Kabupaten Simalungun-Propinsi Sumatera Utara, dalam

hal ini memberikan Kuasa kepada YUNUS TIMOTHEUS,

SH dan YUDIARTO SIMANJUNTAK, SH,

Advokat/Penasihat Hukum pada Kantor Hukum IDAMAN

yang beralamat di Jl. Peta 125 Lantai II Kota Bandung, selanjutnya disebut sebagai TERBANDING semula

sebagai TERGUGAT ;

PENGADILAN TINGGI TERSEBUT ;

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

2

Halaman 2 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

Telah membaca : 1. Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 20 Januari 2016 No.

18/Pdt/2016/PT-Mdn tentang Penunjukan Majelis Hakim untuk memeriksa

dan mengadili perkara tersebut ditingkat banding ;

2. Berkas perkara tanggal 4 Agustus 2015 No. 05/Pdt.G/2015/PN-Sim dan

surat-surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut ;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA ;

Menimbang bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 04

Pebruari 2015 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

Simalungun pada hari dan tanggal itu juga, telah mengajukan gugatan

sebagai berikut :

- Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang sah dan telah

melangsungkan pernikahan menurut Agama Kristen dan upacara adat Batak

pada tanggal 4 Januari 2013;

- Bahwa pemberkatan dilaksanakan di GKLI Sihabong-habong, Kecamatan

Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan, yang kemudian pada hari yang

sama dilanjutkan dengan acara adat Batak yang lebih dikenal dengan istilah

“Mangadati”;

- Bahwa perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat tersebut, telah

dicatatkan secara sah menurut hukum Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam Kutipan Akta Perkawinan No. 189/DKC/III/2013 bertangggal 27 Maret

2013, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Dinas Kependudukan Kabupaten

Humbang Hasundutan;

- Bahwa sebelum dalil berikutnya, karena dirasa perlu dan nantinya akan

berkaitan dengan dalil-dalil posita dan petitum berikutnya, maka dengan ini

Penggugat lebih dahulu mendalilkan fakta sebagai berikut:

- Bahwa Penggugat bekerja sebagai seorang karyawan swasta yang lokasi

pekerjaannya ada di Nabire-Papua, sedangkan Tergugat bekerja sebagai

seorang Notaris yang berkedudukan di Kabupaten Simalungun;

- Bahwa hingga gugatan a quo didaftarkan, Penggugat dengan Tergugat

belum atau tidak dikaruniai anak;

- Bahwa selanjutnya, pada awalnya setelah pernikahan Penggugat dengan

Tergugat berjalan layaknya suami-istri;

- Bahwa setelah acara pemberkatan pernikahan dan acara “mangadati” (acara

Perkawinan secara adat Batak) di kampung Penggugat di Parlilitan,

Penggugat bersama dengan Tergugat berangkat ke rumah orangtua

Tergugat dimana Tergugat tinggal;

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

3

Halaman 3 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

- Bahwa ternyata selama beberapa lama tinggal rumah orang tua Tergugat,

sudah mulai kelihatan kebiasaan dari Tergugat, yang mencerminkan sebagai

Isteri yang diidam-idamkan selama ini, dimana selama di rumah tersebut,

Tergugat tidak pernah mengejakan pekerjaan rumah yang malah dikerjakan

oleh Mertua Perempuan Penggugat (ic. Ibu Kandung Tergugat) dan atau Lae

Penggugat (ic. Adik Laki-laki Tergugat) termasuk pekerjaan memasak;

- Bahwa perlu didalilkan dalam gugatan a quo, kalau Ibu Tergugat dan Adik

Laki-laki Tergugat secara adat Batak masuk dalam kategori Hula-hula (pihak

yang harus dihormati) yang tidak mungkin memasak bagi Penggugat dan

Tergugat;

- Bahwa selama tinggal sementara di rumah Tergugat, Tergugat sangat sering

keluar hingga malam hari dengan alasan pekerjaan, sehingga Penggugat

yang masih orang baru di rumah tersebut menjadi merasa tidak nyaman;

- Bahwa namun demikian, karena Penggugat telah membuat keputusan untuk

menikah dan berkeluarga dengan Tergugat, hal tersebut diabaikan saja dan

tetap berusaha untuk mencipatakan hubungan baik dimana sekitar bulan

Juni 2013, Penggugat dan Tergugat berbulan madu ke Bali selama lebih

kurang 2 minggu yang kemudian melanjutkan perjalanan ke rumah Kakak

perempuan Penggugat di Jakarta;

- Bahwa ketika di rumah Kakak Perempuan Penggugat tersebut, sempat

terjadi pembicaraan tentang rencana Penggugat dan Tergugat tinggal di

mana ke depannya mengingat lokasi pekerjaan Penggugat dengan Tergugat

yang bebeda, namun dengan tegas Tergugat menyatakan tidak akan pindah

dari Pematang Siantar;

- Bahwa Penggugat mencoba mempersiapkan diri untuk mengikuti kemauan

dari Tergugat untuk tinggal bersama di Pematang Siantar, dimana

Penggugat menghubungi rekan-rekan yang ada di Medan untuk mencari

informasi pekerjaan dan informasi itupun dapat namun dengan gaji yang

cukup kecil;

- Bahwa untuk memutuskan apakah harus bekerja di Medan atau tetap di

Papua, tentunya Penggugat harus membuat pehitungan secara ekonomis

kemampuan kedua belah pihak baik Penggugat maupun Tergugat untuk

hidup bersama;

- Bahwa sebagai salah satu variabel yang akan dipertimbangkan dalam

mengambil keputusan tersebut, Penggugat menanyakan penghasilan yang

diperoleh Tergugat rata-rata per bulannya, namun Tergugat menolak

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

4

Halaman 4 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

memberitahukan dan bahkan menyatakan kalau itu bukan urusan

Penggugat;

- Bahwa hal tersebut meyebabkan Penggugat menjadi dilematis dalam usaha

mengikuti kemauan Tergugat untuk tinggal bersama di Pematang Siantar;

- Bahwa sekitar Oktober 2013, atas kesepakatan bersama Penggugat dan

Tergugat berkeinginan mengganti mobil Suzuki Escudo milik Tergugat

dengan mobil tahun pembuatan yang lebih baru dengan kesepakatan mobil

yang akan dibeli secara kredit lebih dahulu sambil menunggu Mobil Susuki

Escudo milik Tergugat laku terjual dan hasil penjualan digunakan melunasi

pembelian mobil tersebut, atas kesepakatan tersebut akhirnya pada tanggal

28 Desember 2013 Mobil Toyota Rush dibeli dengan cara kredit seharga Rp.

230.000.000,- (dua ratus tiga puluh juta rupiah);

- Bahwa DP pembelian mobil tersebut adalah Rp. 130.000.000,- (seratus tiga

puluh juta rupiah) dimana Penggugat membayar Rp. 100.000.000,- (seratus

juta rupiah) untuk sebagian besar DP dengan cara ditransfer ke rekening

Tergugat di Bank Mandiri 107-00-0669883-3 an Lenny Mutiara Ambarita (ic.

Tergugat) dan cicilan setiap bulannya dibayar oleh Penggugat sebesar Rp.

3.000.000,- (tiga juta rupiah) setiap bulannya ke rekening Tergugat tersebut;

- Bahwa meskipun demikian permasalahan mobil bukanlah substansi dari

gugatan a quo, dimana Penggugat sudah mengikhlaskan apa-apa yang

sudah dikeluarkannya untuk pembelian mobil tersebut;

- Bahwa oleh karena pada dasarnya komunikasi antara Penggugat dengan

Tergugat sudah sensitif, maka sekitar akhir bulan Pebruari 2014, terjadi

komunikasi berkenaan dengan penjualan mobil Suzuki Escudo milik

Tergugat tersebut yang akhirnya merembet kemana-mana dan menjadi

momentum putusnya komunikasi antara Penggugat dan Tergugat dan

momentum pertengkaran dan cekcok terus-menerus yang tiada henti yang

akhirnya menyangkut hal-hal prinsipil dalam perkawinan;

- Bahwa sebagaimana kesepakatan pada bulan Oktober 2013 tersebut,

Penggugat dan Tergugat telah bersepakat untuk menjual mobil Suzuki

Escudo tersebut, namun hingga akhir Pebruari 2014 mobil tersebut belum

juga dijual oleh Tergugat;

- Bahwa ketika hal tersebut ditanyakan kepada Tergugat, Tergugat menjawab

dengan ketus dengan menjawab “Masalah mobil bukan urusanmu!”;

- Bahwa sebagaimana dalil terdahulu masalah mobil tersebut menjadi

momentum petengkaran selanjutnya temasuk masalah pekerjaan Penggugat

yang selalu diributkan oleh Tergugat, dimana ketika Penggugat menjawab

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

5

Halaman 5 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

belum bisa pindah dari Papua ke Pematang Siantar karena belum mendapat

pekerjaan baru di Pematang Siantar, namun dengan ketus dan nada keras

Tergugat merespon dengan mengucapkan “Kalau kau tidak pulang ke

Siantar, Aku akan menceraikanmu”;

- Bahwa ucapan Tergugat tersebut sangat mengejutkan bagi Penggugat,

namun Penggugat mencoba memperjelas dengan mempetanyakan apakah

ucapan Tergugat diucapkan dengan sadar, dan dijawab oleh Tergugat kalau

ucapannya diucapkan dalam keadaan sadar;

- Bahwa pada dasarnya ucapan Tergugat tersebut sangat menyakitkan bagi

Penggugat, dimana sebagai seorang suami sama sekali tidak dihargai dan

bahkan diancam untuk diceraikan;

- Bahwa sejak kejadian tersebut, komunikasi antara Penggugat dengan

Tergugat semakin memburuk dan justru setiap komunikasi selalu disertai

dengan amarah dan emosi dari masing-masing pihak;

- Bahwa situasi yang makin parah tesebut semakin menjadi-jadi dimana

sekitar bulan April 2014, ketika terjadi komunikasi antara Penggugat dan

Tergugat yang disertai emosi dan pertengkaran, Tergugat kembali

mengucapkan kata-kata cerai dengan mengucapkan “aku menyesal menikah

sama kau, kau ceraikan saja aku!”;

- Bahwa meskipun demikian, Penggugat tetap berusaha mencoba

mempebaiki hubungan yang telah rusak tersebut, dimana Penggugat

memfasilitasi pertemuan antara Penggugat dengan Tergugat dengan cara

membeli tiket Tergugat dan paket tour di Lombok mulai tanggal 6 s/d 9 Juni

2014 dengan maksud menyelesaikan semua permasalahan antara

Penggugat dengan Tergugat secara dewasa tanpa campur tangan dari pihak

manapun;

- Bahwa sangat disayangkan, tenyata di Lombok justru pertengkaran yang

terjadi dan terungkap fakta baru dimana pada waktu itu Tergugat

mengungkapkan kalau dianya sama sekali tidak mencintai Penggugat;

- Bahwa perlu didalilkan dalam gugatan a quo pada waktu di Lombok

meskipun hanya berdua, namun hanya pertengkaran yang terjadi dan sama

sekali tidak ada romantisme layaknya suami isteri, masing-masing jalan

sendiri-sendiri tanpa komunikasi yang berarti;

- Bahwa tanggal 09 s/d 11 Juni 2014, selama 3 (tiga) hari perjalanan dari

Lombok dilanjutkan ke Jakarta dengan harapan hubungan antara Penggugat

dengan Tergugat makin membaik namun tetap saja pada kondisii semula,

alalu setelahnya masing-masing pulang ke Papua dan ke Pematang Siantar;

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

6

Halaman 6 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

- Bahwa sejak bulan Juni s/d Agustus 2014 komunikasi antara Penggugat

dengan Tergugat sama sekali terputus, dan selanjutnya Penggugat sudah

tidak mempunyai cara lagi memperbaiki hubungan tersebut dan setelah

usaha akhir tersebut, Penggugat pun sudah mengaminkan keinginan

Tergugat untuk bercerai;

- Bahwa ironisnya, ketika Penggugat telah mengambil keputusan untuk

mengaminkan keinginan Tergugat bercerai, tanpa sepengetahuan

Penggugat pada tanggal 23 Agustus 2014, Tergugat ada datang ke Nabire-

Papua, namun memang “rasa” itu sudah tidak ada lagi dan kedatangan

Tergugat di Papua tersebut sama sekali tidak mempebaiki hubungan apapun

bahkan saat Tergugat di Papua, pertengkaran sempat terjadi hingga

Tergugat dengan emosi memukul dinding Hotel;

- Bahwa sebagai upaya terakhir, pada tanggal 16 Januari 2015, Penggugat

dengan Tergugat bertemu di rumah Tulang Penggugat bermarga XXXXXX

(ic. Paman Penggugat) di Tarutung guna mencoba menyelesaikan masalah

antara Penggugat dengan Tergugat namun tetap tidak ada hasil karena

sudah tidak ada kecocokan lagi;

- Bahwa besoknya tanggal 17 Januari 2015, telah pula dilaksanakan

pertemuan adat untuk menyelesaikan masalah Penggugat dengan Tergugat

dengan dihadiri oleh:

- Hula-hula (mewakili keluarga Tergugat) marga Malau, pihak mana waktu

pesta adat permikahan Penggugat dan Tergugat masuk pihak keluarga

Tergugat,

- Kepala Desa Sihabonghabong,

- Keluarga Sihotang,

- Dongan Sahuta (Tokoh Desa) dan

- XXXXXX (Paman Penggugat dari XXXXXX)

- Bahwa pada pertemuan adat tersebut, terungkap fakta yang dibenarkan oleh

Tergugat dihadapan Keluarga dan Para Tokoh Adat sebagai berikut:

- Bahwa Tergugat mengakui pernah mengatakan dan mengancam

menceraikan Penggugat;

- Bahwa Tergugat mengakui pernah mengatakan kalau tidak cinta kepada

Penggugat;

- Bahwa Tergugat mengakui pernah mengatakan menyesal menikah

dengan Penggugat;

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

7

Halaman 7 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

- Bahwa Penggugat akhirnya memutuskan tidak dapat mempertahankan

perkawinan antara Penggugat dan Tergugat tersebut lagi karena tidak

akan mungkin bersatu lagi;

- Bahwa pada tanggal 18 Januari 2015, Pihak Keluarga Penggugat bermarga

Sihotang akhirnya telah mengantarkan Tergugat pulang ke rumah

Orangtuanya dan setelahnya tidak pernah bertemu lagi;

- Bahwa sangat jelas dan nyata fakta-fakta diatas telah membuktikan kalau

antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi pertengkaran secara terus-

menerus yang tidak dapat didamaikan lagi;

- Bahwa sebagai fakta penguat dari dalil tersebut, adalah antara Penggugat

dan Tergugat sudah tidak pernah berhubungan layaknya suami isteri

semenjak Januari 2014 yang lalu atau lebih kurang 1 tahun;

- Bahwa apabila dihitung kebersama Penggugat dengan Tergugat, maka 2

(dua) tahun perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat melewati waktu

bersama layaknya suami isteri hanya kurang dari 3 (tiga) bulan saja, dengan

rincian sebagai berikut:

- Maret 2013, selama ± 1 (satu) bulan setelah tanggal menikah;

- Juni 2013, selama ± 2 (dua) minggu sewaktu bulan madu di Bali –

Jakarta;

- Oktober 2013, selama 4 (empat) hari di Medan;

- 27 Desember 2013 – 20 Januari 2014 atau ± 1 (satu) bulan, Liburan

Natal/Tahun Baru di Parlilitan dan Siantar;

- Selebihnya petemuan untuk menyelesaikan masalah Penggugat dengan

Tergugat yang sudah tidak layaknya suami isteri karena sudah terjadi

pertengkaran dan cekcok yang terus menerus;

- Bahwa berdasarkan fakta tersebut diatas, maka dapat disimpulkan telah

terjadi pertengkaran atau cekcok yang terus menerus atau ketidakcocokan

antara Penggugat dan Tergugat yang didukung fakta pendukung telah

selama kurang lebih 1 (satu) tahun tidak melakukan hubungan suami isteri

dan dari 2 (dua) tahun masa perkawinan hanya kurang dari 3 (tiga) bulan

hidup bersama layaknya suami isteri, fakta mana telah bersesuaian dan

memenuhi unsur Pasal 39 ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan jo. Pasal 19 huruf f PP Nomor 9 Tahun 1975 tentang

Perkawinan;

- Bahwa dengan demikian adalah fakta tidak ada harapan akan hidup rukun

lagi dalam rumah tangga dimana telah terjadi percekcokan dan pertengkaran

yang terus-menerus ditambah komunikasi antara Penggugat dengan

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

8

Halaman 8 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

Tergugat sudah tidak berjalan dengan baik serta tidak ada lagi keinginan

untuk bersama lagi;

- Bahwa atas dasar fakta tersebut maka cukup alasan menyatakan

Perkawinan antara Penggugat dan Tergugat Putus karena peceraian;

- Bahwa atas dasar fakta tersebut beralasan bagi Ketua Pengadilan Negeri

Simalungun c/q. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Simalungun yang

memeriksa dan mengadili perkara a quo, kiranya berkenan menentukan

suatu hari persidangan guna memeriksa dan mengadili perkara ini dan

memanggil pihak-pihak yang berperkara supaya hadir pada hari persidangan

yang telah ditentukan untuk itu dan mengambil keputusan sebagai berikut:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan Perkawinan antara Penggugat dan Tergugat yang telah

dilangsungkan pada tanggal 4 Januari 2013 secara Agama Kristen di

GKLI Sihabong-habong, Perkawinan mana telah dicatatkan sesuai

hukum sebagaimana Kutipan Akta Perkawinan No. XXXXXX- bertanggal

27 Maret 2013, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Dinas

Kependudukan Kabupaten Humbang Hasundutan putus karena

perceraian dengan segala akibat hukumnya;

3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri Simalungun atau Pejabat

yang dihunjuk untuk itu, mengirimkan Salinan Putusan yang telah

berkekuatan hukum dalam perkara ini kepada Kepala Dinas

Kependudukan Kabupaten Simalungun untuk dicatatkan dalam buku

register yang disiapkan untuk itu;

4. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya-biaya yang timbul

didalam perkara ini;

Atau, apabila Ketua Pengadilan Negeri Simalungun c/q. Majelis Hakim yang

memeriksa dan mengadili perkara a quo berpendapat lain, mohon Putusan

dalam perkara ini yang adil sesuai dengan hukum yang berlaku (Ex aequo Et

Bono);

Menimbang, bahwa terhadap surat gugatan Penggugat tersebut di

atas, selanjutnya Pihak Tergugat melalui Kuasa Hukumnya telah mengajukan

Jawaban secara tertulis tertanggal 5 Mei 2015 yang pada pokoknya adalah

sebagai berikut :

- Bahwa Tergugat menolak dalil-dalil Penggugat seluruhnya, kecuali yang

secara tegas diakui;

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

9

Halaman 9 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

- Bahwa benar, Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang sah, yamg

menikah menurut agama Kristen di GKLI Sihabong-habong, Kecamatan

Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan, yang kemudian dilanjutkan

dengan acara adat Batak;

- Bahwa benar perkawinan antara Penggugat dan Tergugat telah dicatatkan

secara sah menurut hukum Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Kutipan Akta Perkawinan No. 189/DKC/III/2013 tertanggal 27 Maret 2013,

yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Dinas Kependudukan Kabupaten

Humbang Hasundutan;

- Bahwa benar, Tergugat dan Penggugat telah hidup rukum sebagai suami

istri dan belum memiliki keturunan;

- Bahwa tidak benar, Tergugat mengabaikan tugasnya sebagai istri kepada

suaminya dan tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah;

- Bahwa tidak benar, Tergugat tidak bersedia pindah dari Pematang Siantar

dan mengikuti tinggal bersama dengan suaminya;

- Bahwa masalah pekerjaan dan penghasilan tidak pernah mejadi masalah

buat Tergugat untuk dijadikan alasan untuk tidak bersedia pindah mengikuti

suaminya yaitu Penggugat. Bahkan Tergugat selalu bertanya kapan

Tergugat bisa berangkat dan tinggal bersama dengan Penggugat di Nabire

karena Tergugat siap meninggalkan pekerjaannya dan kota Pematang

Siantar demi untuk bisa hidup bersama dengan Penggugat tetapi

Penggugatlah yang selalu mengatakan nanti, nanti dan nanti;

- Bahwa Tergugat selaku Notaris bukan karyawan yang bergaji tetap sehingga

tidak bisa membeitahukan kepada Penggugat berapa penghasilannya

sebagai seorang Notaris setiap bulannya, bukannya tidak mau

membeitahukan;

- Bahwa bila Penggugat merasa tidak nyaman berada dan tinggal di rumah

mertuanya, Tergugat sudah membangun rumah baru untuk bisa ditinggali

berdua dengan Penggugat dan Tergugat juga sudah berusaha untuk

mencarikan pekerjaan buat Penggugat di Medan maupun di Siantar;

- Bahwa benar, masalah pembelian mobil bukan masalah buat Penggugat

dengan Tergugat dan pembelian mobil tersebut adalah bukti bahwa

sesuangguhnya hubungan antara Penggugat dan Tergugat baik-baik saja;

- Bahwa perbedaan pendapat mengenai penjualan mobil adalah merupakan

sesuatu hal yang biasa saja dan wajar dalam kehidupan rumah tangga tetapi

Penggugat terlalu membesar-besarkan masalah kecil ini;

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

10

Halaman 10 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

- Bahwa masalah ucapan perpisahan yang diucapkan oleh Tergugat adalah

semata-mata karena didorong oleh kekesalan saja karena Penggugat tidak

memberikan kepastian kepada Tergugat apakah Penggugat akan tinggal di

Pematang Siantar atau Tegugat yang akan ikut Penggugat di Nabire;

- Bahwa untuk ucapannya tersebut Tegugat sudah meralat dan meminta maaf

kepada Penggugat dan antara Penggugat dan Tergugat telah kembali

berbaikan di Lombok. Tergugat merasa heran kalau Penggugat menyatakan

kalau selama di Lombok tidak ada romantisme layaknya suami istri, karena

bukankah hal tersebut seharusnya sudah menjadi tugas dan kewajiban

seorang suami istri untuk bisa mencipatakan suasana romantis? Tergugat

sendiri merasakan sukacita selama berada di Lombok karena telah terjadi

rekonsiliasi antara keduanya;

- Bahwa benar, untuk bisa selalu menjaga hubungan yang baik antara

Tergugat dan Penggugat meskipun ada jarak antara tempat tinggal

keduanya, Tergugat mengunjungi Penggugat di Nabire;

- Bahwa tidak benar, Tergugat memukul dinding hotel dengan emosi. Yang

terjadi adalah Penggugat lagi-lagi tidak memberikan kepastian

apakahTergugat diizinkan untuk tinggal di Nabire bersama Penggugat atau

Penggugat yang pindah ke Pematang Siantar untuk tinggal bersama-sama

Tergugat. Ketiadaan keputusan Penggugat ini yang membuat Tergugat

menjadi sangat sedih sekaligus kecewa;

- Bahwa benar telah terjadi upaya perdamaian dan penyelesaian masalah

antara Penggugat dan Tergugat di rumah Tulang Penggugat dimana Tulang

Penggugat berusaha mendamaikan kedua belah pihak dan tidak meyetujui

upaya berpisah dari Penggugat;

- Bahwa benar Tergugat pernah mengucapkan beberapa kalimat yang

berkonotasi negatif tetapi Tergugat sudah menjelaskan alasan mengapa

Tergugat menyampaikan hal tersebut dan yang paling utama adalah

Tergugat sudah meralat ucapannya tersebut dan menarik kembali kata-

katanya tersebut;

- Bahwa tidak terjadinya hubungan suami istri antara Penggugat dan Tergugat

adalah semata-mata karena terpisah jarak. Tergugat sendiri selalu berusaha

untuk bertemu dan memenuhi kewajibannya sebagai istri dengan bukti telah

mengunjungi Penggugat di Nabire yaitu pada tanggal 23 Agustus 2014 dan

Maret 2015;

- Bahwa hubungan suami istri tidak hanya sekedar ditunjukkan dengan

berhubungan badan, melainkan dengan adanya niat suci untuk membangun

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

11

Halaman 11 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

rumah tangga yang baik sesuai dengan sumpah/janji yang telah dilakukan di

gereja saat sakramen pernikahan dilangsungkan yaitu janji kepada Tuhan

dan jemaat yang hadir. Tujuan sebuah perkawinan yang bahagia tentang

Perkawinan;

- Bahwa harapan akan hidup rukun kembali antara Penggugat dan Tergugat

selama Tuhan berkehendak dan Penggugat dan Tergugat masih beriman

dan takut akan Tuhan;

Berdasarkan segala yang kami paparkan diatas, dengan ini Tergugat memohon

dengan hormat sudi kiranya Pengadilan Negeri Simalungun cq. Ketua Majelis

Hakim memutuskan:

1. Menolak semua gugatan Penggugat, atau setidak-tidaknya menyatakan

gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

2. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara ini;

Atau jika Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-

adilnya (ex aequo et bono).

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Pengadilan Negeri

Simalungun telah menjatuhkan putusan tanggal 04 Agustus 2015 Nomor :

05/Pdt.G/ 2015/PN-Sim yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

----- Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

---- Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam

perkara ini sebesar Rp. 311.000,- (tiga ratus sebelas ribu rupiah);

Menimbang, bahwa kuasa hukum Pembanding semula sebagai

Penggugat telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan

Pengadilan Negeri Simalungun tanggal 04 Agustus 2015 No. 05/Pdt.G/

2015/PN-Sim berdasarkan Risalah Pernyataan Permohonan Banding No.

05/Pdt.G/2015/PN-Sim tanggal 18 Agustus 2015, dan permohonan banding

tersebut telah diberitahukan kepada Terbanding pada tanggal 24 Agustus

2015;

Menimbang, bahwa sehubungan dengan permohonan banding tersebut

Pembanding semula sebagai Penggugat telah mengajukan Memori Bandingnya

tertanggal 20 Nopember 2015 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

Simalungun pada tanggal 25 Nopember 2015 dan salinannya telah diserahkan

dengan seksama kepada Terbanding pada tanggal 26 Nopember 2015 dengan

Relas Penyerahan Memori Banding No. 05/Pdt.G/2015/PN-Sim yang pada

pokoknya Memori Banding tersebut mengemukakan keberatan-keberatan

sebagai berikut

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

12

Halaman 12 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

Bahwa Pembanding secara tegas dan nyata menyatakan tidak

sependapat dengan Majelis Hakim Tingkat Pertama dengan putusannya dan

secara tegas mengajukan dalil-dalil melalui risalah Banding sebagai berikut :

- Bahwa seluruh dalil TERBANDING yang membalikkan fakta dimana seolah-

olah TERBANDING-lah yang berkeinginan untuk ikut PEMBANDING ke

Nabire Papua, menurut hemat PEMBANDING dalil tersebut semata-mata

hanya upaya sia-sia yang mencoba mengajukan retorika tanpa dasar;

- Bahwa fakta yang sebenar-benarnya adalah dari awal pernikahan

TERBANDING berkeras tidak berkeinginan sama sekali untuk ikut bersama

dengan PEMBANDING fakta mana telah disampaikan oleh TERBANDING

kepada keluarga PEMBANDING di awal pernikahan;

- Bahwa dengan demikian pula maka seluruh dalil yang “seolah-olah”

TERBANDING telah berusaha keras untuk tinggal bersama dengan

PEMBANDING justru bertentangan dengan Jawabannya yang mendalilkan

telah membangun rumah baru di Pematang Siantar (rumah mana tanpa

setahu dan tanpa keinginan dari PEMBANDING) serta mencari pekerjaan

bagi PEMBANDING;

- Bahwa PEMBANDING tidak sependapat dengan pertimbangan Majelis

Hakim judex factie dalam pertimbangannya pada halaman 16 alinea ke-5

Tentang hukumnya, mengenai “ ….bahwa saksi-saksi Penggugat seluruhnya

tidak menguraikan dengan jelas keadaan rumah tanggga PEnggugat dan

Tergugat sebagaimana didalilkan Penggugat terus-menerus terjadi

percekcokan yang tidak dapat dipersatukan lagi.”,; sehingga pertimbangan

tersebut perlu PEMBANDING uraikan persesuaian fakta hukum antara

Gugatan PEMBANDING dengan saksi-saksi yang diajukan oleh

PEMBANDING sebagai berikut :

- Bahwa Pihak keluarga telah berupaya untuk melakukan mediasi/perdamaian

secara kekeluargaan, yaitu dengan mengumpul para keluarga Para Pihak

untuk menyelesaikan perselisihan yang terus-menerus antara

PEMBANDING dengan TERBANDING;

- Bahwa pada bulan Januari 2015 telah dilakukan upaya perdamaian terkait

perselisihan rumah tangga PENGGUGAT dengan TERGUGAT di rumah

orang tua PENGGUGAT di Parlilitan dengan tujuan menyatukan

PENGGUGAT dengan TERGUGAT dengan dihadiri saksi, orang tua

PENGGUGAT, 2 (dua) orang abang PENGGUGAT, Bapak Uda (adik

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

13

Halaman 13 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

kandung dari Ayah PENGGUGAT) dan isterinya serta dari Pihak

TERGUGAT dihadiri oleh Marga Malau.

Dengan adanya upaya perdamaian tersebut tentunya jauh hari

perselisihan/pertengkaran panjang antara PEMBANDING dengan

TERBANDING telah pula diketahui oleh keluarga baik dari keluarga

PEMBANDING maupun keluarga TERBANDING, akan tetapi tidak

mendapatkan kepastian dalam menyatukan hubungan suami-isteri antara PEMBANDING dengan TERBANDING;

- Bahwa PENGGUGAT telah meminta TERGUGAT selaku istrinya mengikuti

suaminya ke wilayah tempat kerja PENGUGAT Ke Nabire.

Namun permintaan PEMBANDING tersebut berujung sia-sia

dikarenakan TERBANDING selalu menolak, bahkan TERBANDING

mengirimkan pesan kepada PEMBANDING melalui sms dengan mengatakan

“AKU LEBIH BAIK CERAI DARI KAMU’ sehingga tentunya perkataan

tersebut sangat menyakitkan dan membuat PEMBANDING tidak pantas lagi

sebagai layaknya SUAMI yang harus dihormati dan sebagai Imam dalam

keluarga;

- Bahwa PEMBANDING tidaklah sependapat dengan pertimbangan Majelis

Hakim judex factie dalam pertimbangannya pada halaman 17 Tentang

hukumnya, mengenai “ ….bahwa kedua belah pihak yang berperkara baik

Penggugat maupun Tergugat beragama kristen sehingga berdasar bagi

majelis hakim untuk menggunakan pula ayat-ayat dalam Alkitab tentang

Perkawinan Kristen yang diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi

suatu perkara perceraian. Ayat-ayat tersebut yaitu ..

1. Matius 19 ayat 3b-6…dst”

2. Matius 19 ayat 9……dst”

3. I Korintus 7 (nats tentang perkawinan) ayat 5……dst”

4. I Korintus 7 ayat 10-11….dst”

Bahwa pertimbangan - pertimbangan majelis hakim judex factie tersebut

diatas perlu untuk diuji dari segi hukum positif, dimana terdapat perbedaan

yang sangat substansial terhadap dasar-dasar hukum positif Indonesia

secara tertulis, apabila dilihat dari segi hukum acara perdata dan Undang-

undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, sehingga PEMBANDING perlu menguraikan hal – hal sebagai berikut :

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

14

Halaman 14 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

- Bahwa apabila gugatan perkara a quo dalam pertimbangan majelis hakim

judex factie tersebut diatas dikaitkan dengan Ayat – ayat yang terdapat di

dalam Alkitab, maka demikian pula haruslah dipertimbangan

sebagaimana dalil PEMBANDING dalam Replik terdahulu yang tertulis

dalam Alkitab tepatnya pada Ulangan 24 : 1 berbunyi : “Apabila seorang

pria mengambil seorang wanita dan menjadikan dia miliknya, sebagai

istrinya dan jika dia tidak mendapat perkenan di matanya karena ia

menemukan sesuatu yang tidak pantas padanya, maka ia harus menulis

surat ceraibagi dia dan menaruh itu di tangannya dan menyuruh dia pergi

dari rumahnya”;

Bahwa sebagaimana yang tertulis dalam Ayat Alkitab pada Ulangan 24 :

1, PEMBANDING dalam hal ini telah pula tepat penerapannya yaitu

dengan cara mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Negeri

sebagaimana diisyaratkan oleh perundang-undangan, akan tetapi

pertimbangan tersebut telah pula menjadi timbul perbedaan yang sangat

substansial terhadap hukum positif dengan tidak adanya kepastian

hukum, dimana dalil religius tidak dapat dijadikan dasar pertimbangan

untuk mempengaruhi putusan perkara a quo, sebab perkara a quo layak

dan patut dipertimbangan dari segi hukum positif agar tercipta kepastian

hukum yang mengikat;

- Bahwa pertimbangan yang sedemikian juga apabila dikaji dari segi

hukum tertulis, tidaklah dapat ditemukan fakta-fakta hukum dan dasar

yang mengikat apabila dikaitkan dengan pertimbangan Alkitab, akan

tetapi yang utamanya dalam pertimbangan haruslah dari segi yuridis

hukum, sehingga ditemukan kepastian hukum yang mengikat

sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan jo PP nomor 9 Tahun 1975 tentang Perkawinan;

- Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap dipersidangan

yang telah menguatkan dalil-dalil gugatan PEMBANDING, maka telah

ditemukan fakta yuridis bahwa PEMBANDING dan TERBANDING telah

terjadi perselisihan/pertengkaran yang secara terus menerus, yang mana

telah bersesuaian dengan dasar hukum sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 39 ayat (2) Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

jo Pasal 19 huruf (f) PP Nomor 9 Tahun 1975 tentang Perkawinan.

Dengan demikian layak dan patut apabila dasar pertimbangan dari

Alkitab majelis hakim judex factie haruslah ditolak dan dikesampingkan;

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

15

Halaman 15 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

Bahwa berdasarkan seluruh rangkaian dalil dalam risalah banding a quo,

dengan demikian sangat berdasar bagi yth, Ketua Pengadilan Tinggi Medan c/q.

Majelis Hakim Tinggi yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk

Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor: 05/Pdt.G

/2015/PN.Sim tertanggal 04 Agustus 2015 dan oleh karenanya Mengadili

sendiri dan dengan ini mohon diberi putusan, dengan “ Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya “ ;

Menimbang, bahwa terhadap Memori Banding yang diajukan

Pembanding semula Penggugat tersebut, Terbanding semula sebagai Tergugat

melalui Kuasa hukumnya telah mengajukan Kontra Memori Banding tanggal 12

Januari 2016 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Simalungun

pada hari dan tanggal itu juga, dan salinannya telah diserahkan kepada

Pembanding semula sebagai Penggugat dengan Akta Tanda Terima Kontra

Memori Banding No. 05/Pdt.G/2015/PN-Sim tanggal 12 Januari 2016, yang

pada pokoknya Kontra Memori Banding tersebut mengemukakan hal-hal

sebagai berikut : 1. Bahwa TERBANDING/TERGUGAT sependapat atas pertimbangan hukum

Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam perkara aquo dan sudah tepat dalam

menerapkan pertimbangan hukumnya serta berdasarkan fakta-fakta hukum

yang ada sebagaimana tertuang pada halaman 16 alinea ke-5 yang berbunyi

sebagai berikut :

“Menimbang bahwa saksi-saksi Penggugat seluruhnya tidak menguraikan dengan jelas keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat sebagaimana didalilkan Penggugat terus menerus terjadi percekcokan yang tidak dapat dipersatukan lagi.” ;

2. Bahwa keberatan PEMBANDING/PENGGUGAT pada halaman 8 garis ke-

satu memori banding Pembanding menurut kami tidaklah berdasar hukum,

karena Majelis Hakim Judex Factie Pengadilan Negeri Simalungun

No.05/Pdt.G/2015/PN.Sim tanggal 04 Agustus 2015 telah benar dalam

menerapkan hukum pembuktian dalam memeriksa bukti-bukti yang

digunakan oleh para pihak sebagaimana dimuat pada halaman 17 alinea ke-

1 : “ Menimbang bahwa bukti surat Tergugat bertanda T.4 s/d T.8 merupakan foto-foto selama di Lombok yang menunjukkan bahwa tidak benar hubungan para pihak selama di Lombok hanya gaduh saja seperti diuraikan dalam gugatan Penggugat” ;

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

16

Halaman 16 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

3. Bahwa atas keberatan PEMBANDING/PENGGUGAT pada halaman 8 garis

terakhir sampai halaman 10 garis ke-dua memori banding PEMBANDING

menurut kami tidaklah berdasarkan hukum, karena Majelis Hakim dalam

perkara aquo sudah tepat dan benar dalam pertimbangan hukumnya

sebagaimana dimuat pada halaman 17 dan halaman 18 yang berbunyi

sebagai berikut :

“Menimbang bahwa kedua belah pihak yang berperkara baik Penggugat maupun Tergugat beragama Kristen sehingga berdasar bagi Majelis Hakim untuk menggunakan pula ayat-ayat dalam Alkitab tentang Perkawinan Kristen yang diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi suatu perkara perceraian. Ayat-ayat tersebut yaitu matius 19 ayat 3b-6, matius 19 ayat 9, I Korintus 7 (Nats tentang Perkawinan) ayat 5, I Korintus 7 ayat 10-11 ;

“Menimbang bahwa oleh karena itu menurut Majelis Hakim, perceraian bagi penganut agama kristen (dalam hal ini Penggugat dan Tergugat) seharusnya didasarkan oleh suatu keadaan yang sangat memaksa oleh karena tidak dapat lagi ditempuh upaya apapun untuk mencari jalan damai bagi kedua belah pihak.”

Bahwa oleh karena pertimbangan hukum judex factie tersebut di atas sudah benar sehingga alasan banding PEMBANDING sangatlah tidak tepat, maka sudah sepatutnya Majelis Hakim Tingkat Banding menyatakan menolak permohonan banding PEMBANDING karena alasan Majelis Hakim aquo sudah tepat dan benar dalam pertimbangan hukumnya ;

Menimbang, bahwa kepada kedua belah pihak telah diberi kesempatan

untuk membaca dan memeriksa berkas perkara sebelum dikirim ke Pengadilan

Tinggi sesuai dengan Relas Pemberitahuan Memeriksa Berkas (Inzage) No.

05/Pdt.G /2015/PN-Sim kepada Terbanding pada tanggal 22 September 2015

dan kepada Pembanding pada tanggal 30 Nopember 2015, di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri Simalungun dalam tenggang waktu 14 (empat) belas hari

terhitung sejak hari berikutnya dari pemberitahuan ini sebelum berkas dikirim

ke Pengadilan Tinggi Medan.

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

17

Halaman 17 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA ;

Menimbang, bahwa permohonan banding dari Pembanding semula

sebagai Penggugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata

cara serta memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Undang-undang, oleh

karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima ;

Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari dengan teliti

dan seksama berkas perkara No. 05/Pdt.G/2015/PN-Sim beserta surat-surat

yang berhubungan dengan perkara tersebut, serta salinan resmi putusan

Pengadilan Negeri Simalungun tanggal 4 Agustus 2015 No.

05/Pdt.G/2015/PN-Sim dan Memori Banding dari Pembanding semula

Penggugat serta Kontra Memori Banding dari Terbanding semula Tergugat

berpendapat sebagai berikut :

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama telah menolak

gugatan Penggugat untuk seluruhnya dengan pertimbangan yang pada

pokoknya bahwa pembuktian yang diajukan oleh Penggugat tidak membuktikan

bahwa telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang sangat hebat dalam

jangka waktu perkawinan yang cukup panjang dan tidak dapat dicari jalan

keluarnya ;

Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi tidak sependapat dengan

pertimbangan dan putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama tersebut dengan

pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

Menimbang, bahwa Pasal 19 huruf f PP. No. 9 Tahun 1975 Tentang

Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

menyebutkan : “ antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan dan

tidak ada harapan akan hidup rukun kembali dalam rumah tangga ;

Menimbang, bahwa dari bunyi Pasal 19 huruf f PP. No. 9 Tahun 1975

Tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahuhn 1974Tentang Perkawinan

tersebut, maka yang harus dibuktikan adalah apakah benar antara Penggugat

dan Tergugat sebagai suami isteri terus menerus telah terjadi perselisihan

dan tidak ada harapan akan hidup rukun kembali dalam rumah tangga bukan

adanya pertengkaran yang sangat hebat dalam jangka waktu perkawinan

yang cukup panjang ;

Menimbang, bahwa dari gugatan Penggugat dihubungkan dengan

jawaban Tergugat serta keterangan saksi-saksi dan surat-surat bukti dari

kedua belah pihak yang berperkara, telah diperoleh fakta-fakta sebagai berikut :

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

18

Halaman 18 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

Bahwa Penggugat dan Tergugat menikah menurut Agama Kristen pada

tanggal 4 Januari 2013 dan telah dicatat di Kantor Dinas Kependudukan

Kabupaten Humbang Hasundutan tanggal 27 Maret 2013 No. 189/DKC/III/

2013, dan dari perkawinan tersebut mereka belum mempunyai anak ;

Bahwa Tergugat sebagai isteri tidak mengerjakan pekerjaan rumah tangga

yang mengerjakan adalah mertua Penggugat (ic. Ibu kandung Tergugat)

dan yang memasak adalah Lae Penggugat (ic. Adik laki-laki Tergugat)

sehingga tidak mencerminkan sebagai isteri yang diidam-idamkan ;

Bahwa Penggugat bekerja di Papua, sedangkan Tergugat tinggal di

Pematangsiantar dan bekerja sebagai Notaris ;

Bahwa Tergugat tidak mau memberitahukan berapa penghasilannya setiap

bulan sebagai Notaris pada waktu Penggugat mencoba untuk mencari kerja

di Medan atau Pematangsiantar sebagai pertimbangan Penggugat dalam

menentukan sikap, Tergugat mengatakan itu bukan urusanmu ;

Bahwa Tergugat telah mengucapkan kata-kata yang tidak sepantas terhadap

Penggugat pada saat menanyakan tentang mobil Suzuki Eskudo yang

belum dijual sehubungan dengan pembelian mobil yang saat ini ada pada

Tergugat yaitu dengan jawaban masalah mobil bukan urusanmu, sehingga

menjadi putusnya komunikasi antar Penggugat dan Tergugat ;

Bahwa ketika Penggugat belum bisa pindah dari Papua ke

Pematangsiantar Tergugat mengucapkan : “ kalau kau tidak pulang ke

Siantar aku akan menceraikanmu ;

Bahwa selain itu pada saat terjadi pertengkaran antara Penggugat dan

Tergugat, kembali Tergugat mengucapkan : “ aku menyesal menikah sama

kau, kau ceraikan saja aku “ ;

Bahwa ucapan-ucapan Tergugat tersebut, membuat Penggugat sebagai

suami tidak dihargai dan memicu adanya pertengkaran-pertengkaran dan

Penggugat sakit hati atas ucapan-ucapan Tergugat ;

Bahwa meskipun Penggugat dan Tergugat sering bertengkar tetapi

Penggugat berusaha memperbaiki hubungan yang telah rusak dengan

mengajak Tergugat Tour ke Lombok sejak tanggal 6 sampai dengan 9 Juni

2014,dilanjutkan ke Jakarta tanggal 9 sampai dengan 11 Juni 2014 akan

tetapi hubungan Penggugat dan Tergugat tetap tidak membaik, sehingga

sejak Juni sampai dengan Agustus 2014 tidak ada komunikasi lagi ;

Bahwa tanggal 23 Agustus 2014 Tergugat ke Nabire tetapi tidak dapat

memperbaiki hubungan Penggugat dan Tergugat yang ada hanya

pertengkaran-pertengkaran ;

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

19

Halaman 19 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

Bahwa tanggal 17 Juni 2015 telah dilaksanakan pertemuan Adat untuk

menyelesaikan masalah Penggugat dengan Tergugat dengan dihadiri :

--- Hula-hula / mewakili keluarga Tergugat ;

--- Kepala Desa Sibahong-habong ;

--- Keluarga Sihotang ;

--- Dongan Sahuta (Tokoh Desa dan

--- Tulang Nainggolan/ ( Paman Penggugat marga Nainggolan), dimana

Tergugat mengakui pernah mengatakan akan menceraikan Penggugat,

tidak cinta pada Penggugat dan menyesal menikah dengan Penggugat

--- Bahwa karena perdamaian tidak tercapai maka pada tanggal 18 Januari

pihak keluarga Penggugat bermarga Sihotang telah mengantarkan

Tergugat pulang kerumah orang tuanya ;

--- Bahwa jarak antara Papua dan Pematangsiantar yang cukup jauh

sehingga perkawinan Penggugat dan Tergugat + 2 (dua) Tahun, hanya

dapat melakukan pertemuan yang dihitung Penggugat + 3 (tiga) bulan;

Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi akan mempertimbangkan lebih

dahulu apakah perkawinan Penggugat dengan Tergugat sah menurut hukum ;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-1 dan P-2, serta keterangan

saksi-saksi dari Penggugat dan Tergugat, terbukti bahwa perkawinan

Penggugat dan Tergugat dilakukan menurut tata cara Agama Kristen dan

perkawinan tersebut telah dicatatkan di Kantor Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kabupaten Humbang Hasundutan (bukti P-2), maka perkawinan

Penggugat dan Tergugat telah memenuhi ketentuan Pasal 2 ayat (1) dan (2)

Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, sehingga Pengadilan

Tinggi berpendapat bahwa perkawinan Penggugat dengan Tergugat adalah

sah menurut hukum ;

Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan apakah terdapat

alasan yang sah menurut hukum alasan perceraian yang diajukan oleh

Penggugat berdasarkan Pasal 19 huruf f PP. No. 9 Tahun 1975 Tentang

Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, yaitu

antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan dan tidak ada harapan

untuk hidup rukum kembali dalam rumah tangga ;

Menimbang, bahwa dari fakta-fakta sebagaimana tersebut diatas,

Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat

sebagai suami isteri telah terjadi pertengkaran-pertengkaran / perselisihan-

perselisihan yang terus menerus, sehingga pihak keluarga Penggugat dan

Tergugat pada bulan juni 2015 di rumah orang tua Penggugat telah

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

20

Halaman 20 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

mengadakan pertemuan secara adat terkait perselisihan antara Penggugat

dan Tergugat, oleh karena perdamaian tidak tercapai maka Tergugat telah

dikembalikan kepada orang tuanya ;

Menimbang, bahwa oleh karena telah dilakukan pertemuan secara

adat terkait perselisihan /pertengkaran Penggugat dan Tergugat dan tidak

tercapai perdamaian menurut Pengadilan Tinggi tidak ada harapan antara

Penggugat dan Tergugat untuk dapat hidup rukun kembali dalam rumah

tangga ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut

diatas, Penggugat telah dapat membuktikan adanya pertengkaran terus

menerus antara Penggugat dan Tergugat sebagai suami isteri dan tidak ada

harapan Penggugat dan Tergugat hidup rukun kembali dalam rumah tangga,

sebagaimana disebutkan dalam Pasal 19 huruf f P.P. Nomor 9 Tahun 1975

Tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan ;

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat tentang perceraian

beralasan secara hukum, oleh karena itu petitum gugatan Penggugat No. 2

beralasan hukum untuk dikabulkan ;

Menimbang, bahwa petitum gugatan No. 3 memerintahkan Panitera

Pengadilan Negeri Simalungun atau pejabat yang ditunjuk untuk itu,

mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum dalam perkara

ini kepada Dinas Kependudukan Kabupaten Sumalungun untuk dicatat dalam

buku Register yang disiapkan untuk itu, Pengadilan Tinggi akan

mempertimbangkan sebagai berikut :

Menimbang, bahwa persyaratan Administrasi pasca perceraian

Penggugat dan Tergugat meliputi tentang kewajiban salinan putusan perceraian

yang telah berkekuatan hukum tetap oleh pihak yang berwenang ke Kantor

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan kewajiban pelaporan perceraian

oleh Penggugat dan Tergugat sebagai penduduk warga Negara Indonesia yang

bertempat tinggal di Indonesia ;

Menimbang, bahwa perceraian bagi Penggugat dan Tergugat yang

merupakan warga Negara Indonesia non Muslim dianggap terjadi beserta

segala akibat-akibatnya terhitung sejak saat pendaftarannya pada daftar

pencatatan kantor catatan sipil sebagaimana diatur dai dalam ketentuan

Pasal 32 ayat (2) PP. No. 9 Tahun 1975 ;

Menimbang, bahwa Pasal 35 ayat (1) dan (2) PP. No. 9 Tahun 1975

Tentang pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan,

menyatakan :

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

21

Halaman 21 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

(1) Panitera Pengadilan atau pejabat yang ditunjuk berkewajiban

mengirimkan satu helai salinan putusan Pengadilan sebagaimana

dimaksud pasal 32 ayat (1) yang telah mempunyai kekuatan hukum yang

tetap/yang telah dikukuhkan tanpa bermeterai kepada Pegawai Pencatat

di tempat perceraian itu trerjadi dan pegawai Pencatat mendaftar putusan

perceraian dalam sebuah daftar yang diperuntukkan untuk itu ;

(2) Apabila perceraian dilakukan pada daerah hukum yang berbeda dengan

daerah hukum Pegawai Pencatat dimana perkawinan dilangsungkan,

maka satu helai salinan putusan dimaksud ayat (1) yang telah

mempunya kekuatan hukum yang tetap/ telah diberlakukan tanpa

bermaterai dikirimkan pula kepada Pegawai Pencatat tempat perkawinan

dilangsungkan oleh Pegawai Pencatat tersebut dicatat pada bagian

pinggir dari daftar Perkawinan, dan bagi perkawinan yang dilangsungkan

di luar negeri salinan di sampaikan kepada Pegawai Pencatatan di

Jakarta ;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta yang telah terungkap di

persidangan, diketahui bahwa Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan

perkawinan secara agama Kristen di Kabupaten Humbang Hasundutan,

kemudian mencatatkan perkawinannya tersebut di Kantor Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kabupaten Humbang Hasundutan, sementara

Penggugat mengajukan gugatan Perceraian terhadap Tergugat pada

Pengadilan Negeri Simalungun ;

Menimbang, bahwa oleh karena terdapat perbedaan daerah hukum

antara perceraian yang dilakukan oleh Penggugat dan Tergugat dengan

daerah hukum tempat pencatatan Perkawinan Penggugat dan Tergugat, maka

berdasarkan Pasal 35 ayat (1) dan (2) PP. No. 9 Tahun 1975 tentang

Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan tersebut,

maka perlu pula diperintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Simalungun

atau pejabat yang ditunjuk untuk itu, untuk mengirimkan satu helai salinan

putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap tanpa meterai kepada

Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun

untuk di daftarkan dalam daftar yang diperuntukkan untuk itu dan kepada

Kantor Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Humbang Hasundutan untuk dicatat pada bagian pinggir dari daftar Catatan

Sipil ;

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

22

Halaman 22 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

Menimbang, bahwa selain hal tersebut diatas, berdasarkan Pasal 40

ayat (1) Undang-undang No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi

Kependudukan, yang menerangkan bahwa perceraian wajib dilaporkan oleh

yang bersangkutan kepada instansi Pelaksana paling lambat 60 (enam puluh)

hari sejak putusan Pengadilan tentang perceraian yang telah memperoleh

kekuatan hukum tetap ;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 7 Undang-undang No.

23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, yang dimaksud Instansi

pelaksana adalah perangkat pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggung

jawab dan berwenang melaksanakan dalam urusan Administrasi

Kependudukan ;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 75 ayat (1) Peraturan Presiden

No. 25 Tahun 2006 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil yang menyatakan bahwa Pencatatan Perceraian

dilakukan di Instansi Pelaksana atau UPTD Instansi Pelaksana tempat

terjadi perceraian ;

Menimbang, bahwa meskipun ketentuan Pasal 40 ayat (1) Undang-

undang No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, tentang

kewajiban kedua belah pihak untuk melaporkan perceraian ke Intansi pelaksana

paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak putusan mempunyai kekuatan hukum

tetap tidak ada dicantumkan didalam gugatan, namun mengingat putusan

merupakan suatu instrument pembelajaran hukum bagi publik yang dilandasi

prinsipmoral Yustice dan segala yuistice serta yuridis sebagaimana ditentukan

didalam ketentuan Pasal 40 ayat (1) Undang-undang No. 23 Tahun 2006

Tentang Administrasi Kependudukan, oleh karena Penggugat mohon putusan

yang seadil-adilnya, maka Pengadilan Tinggi berpendapat agar kedua belah

pihak in cassu Penggugat dan Tergugat merupakan penduduk Non Muslim

diwajibkan melaporkan perceraian dalam perkara a quo ke Kantor Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun sebagai tempat

perceraian terjadi paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak putusan perceraian

ini mempunyai kekuatan hukum tetap, harus dicantumkan dalam amar putusan;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut

diatas, maka gugatan Penggugat harus dikabulkan untuk seluruhnya dengan

tambahan redaksi sebagaimana dalam amar putusan ini ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut

diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Simalungun tanggal 4 Agustus 2015

No. 05/Pdt.G/2015/PN-Sim tidak dapat dipertahankan lagi dan harus

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

23

Halaman 23 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

dibatalkan dan Pengadilan Tinggi akan mengadili sendiri perkara ini pada

tingkat banding sebagaimana tersebut dibawah ini ;

Menimbang, bahwa oleh karena Terbanding semula Tergugat, berada

dipihak yang kalah, maka Terbanding semula Tergugat dihukum untuk

membayar ongkos perkara dalam kedua tingkat peradilan ;

Memperhatikan Pasal-pasal dari Undang-undang dan Peraturan lain

yang berkenaan dengan perkara ini ; M E N G A D I L I ----- Menerima permohonan banding dari Pembanding semula sebagai

Penggugat tersebut

----- Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Simalungun No. 05/Pdt.G/2015/ -

PN-Sim tanggal 04 Agustus 2015 dan dengan,

MENGADILI SENDIRI : --- 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;

--- 2. Menyatakan sah menurut hukum perkawinan antara Penggugat yang

telah dilangsungkan pada tanggal 4 Januari 2013 secara Agama Kristen

di GKLI Sihabong-habong, Perkawinan mana telah dicatatkan sesuai

hukum yang berlaku, sebagaimana kutipan Akta Perkawinan No.

189/DKC/III/2013 bertanggal 27 Mei 2013, yang diterbitkan oleh Kepala

Kantor Dinas Kependudukan Kabupaten Humbang Hasundutan ;

--- 3. . Menyatakan Perkawinan antara Penggugat dan Tergugat yang telah

dilangsungkan pada tanggal 4 Januari 2013 secara Agama Kristen di

GKLI Sihabong-habong, Perkawinan mana telah dicatatkan sesuai hukum

sebagaimana Kutipan Akta Perkawinan No. 189/DKC/III/2013 bertanggal

27 Maret 2013, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Dinas Kependudukan

Kabupaten Humbang Hasundutan putus karena perceraian dengan

segala akibat hukumnya;

--- 4. Memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri Simalungun atau pejabat yang

ditunjuk untuk itu untuk mengirimkan satu helai salinan putusan

Pengadilan yang telah berkekuatan tetap, tanpa meterai kepada Kantor

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun untuk

didaftarkan dalam daftar yang diperuntukkan untuk itu dan satu helai

salinan putusan tersebut dikirimkan ke Kantor Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Humbang Hasundutan untuk di catat pada

bagian pinggir dari daftar catatan Perkawinan ;

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN

24

Halaman 24 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn

--- 5. Memerintahkan kepada para pihak untuk melaporkan kepada Dinas

Kependudukan Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara untuk

mencatat perceraian dalam Buku Register yang tersedia paling lambat

60 (enam puluh) hari sejak putusan perceraian berkekuatan hukum

tetap ;

---6. Menghukum Tergugat untuk membayar ongkos perkara yang timbul

dikedua tingkat peradilan yang untuk tingkat banding ditetapkan sebesar

Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) ;

Demikian diputus dalam sidang musyawarah Majelis Hakim

Pengadilan Tinggi Medan pada hari Senin tanggal 21 Maret 2016 oleh

kami HJ. WAGIAH ASTUTI, SH Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan

selaku Hakim Ketua Majelis, YANSEN PASARIBU, SH dan ABDUL FATTAH,

SH. MH masing-masing sebagai Hakim Anggota yang ditunjuk untuk

memeriksa dan mengadili perkara ini, berdasarkan Surat Penetapan Ketua

Pengadilan Tinggi Medan tanggal 20 Januari 2016 Nomor. 18/Pdt/2016/PT-

Mdn , dan putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum

pada hari Kamis tanggal 31 Maret 2016 oleh Ketua Majelis tersebut dengan

dihadiri oleh Hakim - Hakim Anggota, serta dibantu oleh : MUSALLIM

SIREGAR, SH Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan tanpa dihadiri

oleh para pihak yang berperkara maupun kuasanya ;

HAKIM ANGGOTA, KETUA MAJELIS,

ttd ttd YANSEN PASARIBU, SH. HJ. WAGIAH ASTUTI, SH.

ttd

ABDUL FATTAH SH.MH.

PANITERA PENGGANTI,

ttd

MUSALLIM SIREGAR,SH

Perincian ongkos banding : 1. Redaksi putusan Rp. 5.000.- 2. Materai Rp. 6.000.- 3. Pemberkasan Rp. 139.000.- J u m l a h = …….. Rp. 150.000.-

PE

NG

AD

ILA

N T

ING

GI M

ED

AN