PENGADILAN TINGGI MEDAN - pt-medan.go.id · TERGUGAT I dan TERGUGAT II adalah Perbuatan Melawan...

167
PENGADILAN TINGGI MEDAN Hal. 1 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN P U T U S A N NOMOR: 273/PDT/2017/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara Perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara: 1. PT.PUPUK SUBUR MAKMUR, dalam hal ini diwakili oleh EDDY WIJAYA selaku Direktur Utama berdasarkan Akta Notaris Nomor 10 tanggal 9 November 2004 yang dibuat dikantor Notaris H. Marwansyah Nasution, SH Notaris di Medan. Warga Negara Indonesia, Pekerjaan Direktur Utama PT PUPUK SUBUR MAKMUR yang beralamat di Gading Riviera I Blok PF 22 No. 7 Rt/Rw 001/024, Kel. Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dalam hal ini bertindak melalui/diwakili oleh Kuasa Hukumnya sebagaimana tersebut dalam Surat Kuasa Khusus tertanggal 3 Juni 2015, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, masing-masing : 1). DR. H. NUDIRMAN MUNIR, SH.MA.MH., 2). NUR ASYIAH, S.Sos, MH., 3). KEMALA DEWI NUDIRMAN, SH.MH., dan 4). ANTONI SUDARMA, S.H.,C.L.A., Para Advokat/Pengacara dan Penasehat Hukum di Kantor NUDIRMAN MUNIR & ASSOCIATES, berkantor di WIDJOYO CENTER Lt. 10 Jalan Jend. Sudirman Kav. 71 Jakarta, dan berdasarkan Surat Kuasa Penggugat tertanggal 7 Juli 2015 dan tanggal 21 Agustus 2015 maka alamat Kantor Kuasa Hukum Penggugat berubah menjadi Taman Meruya Ilir Blok G 8, No.16 Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan Jakarta Barat, untuk selanjutnya memilih domisili hukum di kantor kuasa hukumnya tersebut diatas. Selanjutnya disebut sebagai: pembanding semula sebagai Penggugat M E L A W A N 1. PT. ASURANSI WAHANA TATA CABANG MEDAN, yang beralamat di jalan Pemuda No. 9 Medan, Sumatera Utara. Selanjutnya disebut sebagai ....TERBANDING......DAHULU..................................... TERGUGAT - I ;

Transcript of PENGADILAN TINGGI MEDAN - pt-medan.go.id · TERGUGAT I dan TERGUGAT II adalah Perbuatan Melawan...

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 1 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

P U T U S A N NOMOR: 273/PDT/2017/PT MDN

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara

Perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut

dalam perkara antara:

1. PT.PUPUK SUBUR MAKMUR, dalam hal ini diwakili oleh EDDY WIJAYA

selaku Direktur Utama berdasarkan Akta Notaris Nomor 10 tanggal

9 November 2004 yang dibuat dikantor Notaris H. Marwansyah

Nasution, SH Notaris di Medan. Warga Negara Indonesia,

Pekerjaan Direktur Utama PT PUPUK SUBUR MAKMUR yang

beralamat di Gading Riviera I Blok PF 22 No. 7 Rt/Rw 001/024,

Kel. Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dalam hal ini

bertindak melalui/diwakili oleh Kuasa Hukumnya sebagaimana

tersebut dalam Surat Kuasa Khusus tertanggal 3 Juni 2015, baik

secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, masing-masing : 1).

DR. H. NUDIRMAN MUNIR, SH.MA.MH., 2). NUR ASYIAH, S.Sos,

MH., 3). KEMALA DEWI NUDIRMAN, SH.MH., dan 4). ANTONI

SUDARMA, S.H.,C.L.A., Para Advokat/Pengacara dan Penasehat

Hukum di Kantor NUDIRMAN MUNIR & ASSOCIATES, berkantor

di WIDJOYO CENTER Lt. 10 Jalan Jend. Sudirman Kav. 71

Jakarta, dan berdasarkan Surat Kuasa Penggugat tertanggal 7 Juli

2015 dan tanggal 21 Agustus 2015 maka alamat Kantor Kuasa

Hukum Penggugat berubah menjadi Taman Meruya Ilir Blok G 8,

No.16 Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan Jakarta

Barat, untuk selanjutnya memilih domisili hukum di kantor kuasa

hukumnya tersebut diatas. Selanjutnya disebut sebagai:

pembanding semula sebagai Penggugat

M E L A W A N

1. PT. ASURANSI WAHANA TATA CABANG MEDAN, yang beralamat di jalan

Pemuda No. 9 Medan, Sumatera Utara.

Selanjutnya disebut sebagai

....TERBANDING......DAHULU..................................... TERGUGAT - I ;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 2 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

2. PT. SATRIA DHARMA PUSAKA CRAWFORD THG, yang beralamat di

Prince Centre Building 7th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 3-4 Jakarta,

Selanjutnya disebut sebagai .TERBANDING ii dahulu TERGUGAT ii

3. PT. BANK MANDIRI CABANG MEDAN, yang beralamat di Jl. Imam Bonjol

No.7 Medan, Sumatera Utara.

Selanjutnya disebut sebagai …Turut terbanding dahulu Turut Tergugat

Pengadilan Tinggi tersebut :

Telah Membaca :

1. Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 273/PDT/

2017/PT.MDN. tanggal 8 September 2017 tentang Penunjukan

Majelis Hakim untuk memeriksa dan mengadili perkara

tersebut ditingkat banding ;

2. Berkas perkara Nomor : 341/Pdt.G/2015/PN.Mdn tanggal 6 April

2016 dan surat - surat yang bersangkutan dengan perkara

tersebut ;

TENTANG DUDUK PERKARA

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan gugatannya

tertanggal 25 Juni 2015 dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan

Negeri Medan tanggal 25 Juni 2015 dengan nomor : 341/Pdt.G/2015/PN.Mdn,

yang pada pokoknya berbunyi sebagai berikut:

1. Bahwasanya berdasarkan Perjanjian Kredit Modal Kerja No. 97 tanggal

30 April 2003, Addendum Perjanjian Kredit Modal Kerja No 23 tanggal

2 Oktober 2003 dan Perjanjian Kredit investasi No. 24 tanggal 2 Oktober

2003 antara PENGGUGAT dan TURUT TERGUGAT (Bukti P-20, P-21, P-

22), maka TURUT TERGUGAT telah menunjuk TERGUGAT I (PT

ASURANSI WAHANA TATA) dengan Surat No. 1.Hb.MIB/Corn/266/2003

tanggal 29 April 2003 (BUkti P-16), sebagai asuransi rekanan TURUT

TERGUGAT untuk melakukan penutupan pertanggungan asuransi jaminan

utama dan jaminan tambahan secara sepihak. Terhadap perjanjian kredit

tersebut PENGGUGAT telah menjaminkan harta benda yang telah

dipertanggungkan berupa :

1.1 Bangunan komplek pabrik pupuk, senilai Rp. 3.890.000.000,-

1.2 Mesin-mesin peralatan senilai Rp. 28.789.115.000,-

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 3 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

1.3 Stok bahan baku, bahan pembantu, setengah jadi, dan barang jadi

pupuk, senilai Rp. 13.500.000.000,-

Sehingga total nilai dari pertanggungan seluruhnya adalah sebesar

Rp.46.179.115.000 (Bukti-P1, s/d Bukti P-6).

2. Bahwa untuk pertanggungan nilai sebesar Rp.46.179.115.000 tersebut

diatas (Bukti P-6), maka PENGGUGAT mempunya kewajiban untuk

membayar premi sebesar Rp. 53.537.355 (lima puluh tiga juta lima ratus tiga

puluh tujuh ribu tiga ratus lima puluh lima rupiah pertahun) dimana

PENGGUGAT telah membayar premi tahun pertama tersebut (Bukti-P7).

3. Bahwa pada tanggal 01 April 2004, sekitar pukul 01.30 WIB, sebelum masa

asuransi berakhir, telah terjadi kebakaran dipabrik PENGGUGAT Ruangan

Sablon PT Pupuk Subur Makmur di Jl. Tanggul No. 8 Medan, atas sebagian

bangunan, mesin sablon, sebagian bahan baku dan electronic control

system dari mesin granulator yang memproduksi pupuk NPK (Bukti P-9).

4. Bahwa kebakaran yang terjadi pada tanggal 01 April 2004 tersebut, telah

dilaporkan ke kantor polisi dan diperiksa oleh Laboratorium Forensik

(Labfor) Polri Cabang Medan untuk menyelidiki penyebab dari kebakaran

dan untuk mengetahui apakah ada unsur kesengajaan/rekayasa atau

memang terjadi sebagaimana adanya menurut ketentuan perasuransian.

Selanjutnya setelah penyelidikan selesai dilakukan, maka dibuatlah Berita

Acara Pemeriksaan Teknis Laboratoris Forensik No. LAB. :675/FKF/IV/2004

Tertanggal 12 April 2004 (Bukti P-8) yang menyatakan bahwa “Kebakaran

terjadi karena tersulutnya barang-barang yang mudah terbakar, bertemunya

uap tinner dengan panas yang ditimbulkan oleh reaksi eksoterm tersebut

menimbulkan kebakaran”.

5. Bahwa atas musibah kebakaran yang terjadi di pabrik PENGGUGAT

tersebut telah diajukan klaim pada TERGUGAT I (PT ASURANSI WAHANA

TATA) untuk mendapatkan pembayaran ganti kerugian sesuai dengan

barang-barang yang rusak akibat terjadinya kebakaran dipabrik

PENGGUGAT yang menghabiskan sebagian bangunan, mesin sablon,

sebagian bahan baku dan electronic control system dari mesin granulator

yang memperoduksi pupuk NPK. (Bukti P-9).

6. Bahwa untuk keperluan penilaian kerugian atas kebakaran pabrik

PENGGUGAT kemudian TERGUGAT I (PT ASURANSI WAHA TATA)

menunjuk TERGUGAT II (PT SATRIA DHARMA PUSAKA CRAWFORD

THG.) sebagai Perusahaan Penilai Kerugian (Loss Adjuster) dengan surat

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 4 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

TERGUGAT I (PT ASURANSI WAHANA TATA) No : Ref. No.

017/CLF/IV/2004 Tanggal 6 April 2004. (Bukti P-10B). Bukti ini dapat juga

dilihat seperti yang tertulis pada halaman 52 Putusan PN Medan No.

58/Pdt.G/2006/PN.Mdn. (Bukti P-10A).

7. Bahwa selanjutnya PENGGUGAT menemukan bukti adanya Kepemilikan

Saham dan Susunan Komisaris & Direksi yang ternyata di dalamnya

terdapat orang-orang yang sama pada kedua perusahaan tersebut

(TERGUGAT I dan TERGUGAT II) atau disebut TERAFILIASI antara

TERGUGAT I (PT ASURANSI WAHANA TATA) dengan TERGUGAT II (PT

SATRIA DHARMA PUSAKA CRAWFORD THG), yaitu atas nama SOFJAN

WANANDI dan JUSUF WANANDI (Bukti P-24 dan P-25).

8. Berikut dibawah ini PENGGUGAT sampaikan nama pemegang

saham/pemilik perusahaan dan susunan Komisaris & Direksi dari kedua

perusahaan TERGUGAT I (PT ASURANSI WAHANA TATA) dengan

TERGUGAT II (PT SATRIA DHARMA PUSAKA CRAWFORD THG) yang

terafiliasi tersebut, yaitu sebagai berikut :

A. TERGUGAT I (PT ASURANSI WAHANA TATA).

(Berdasarkan Laporan Keuangan Per 31 Des 2005 Dan 2004 yang dimuat di

Harian KOMPAS halaman 26, tanggal 26 Mei 2006) (Bukti P-24)

Pemilik perusahaan :

- PT Pakarti Yoga

- Rudy Wanandi

- Ahli Waris Ny. S. Hartini

- Koperasi-Koperasi

Komisaris & Direksi :

Dewan komisaris :

- Komisaris Utama : Rudy Wanandi

- Wkl Komisaris Utama : Sofjan Wanandi

- Komisaris : A.R. Ramly

Jusuf Wanandi

S. Sudjaliah Soegiarso

Evi Elka Pangestu

Dewan Direksi

- Direktur Utama : Robert Jeremia

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 5 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

- Direktur : Eddy Chandra

Albert Wanandi

Wiryanto Suwignyo

M.Th. Ratnawati

B. TERGUGAT II (PT SATRIA DHARMA PUSAKA CRAWFORD THG).

(Berdasarkan Salinan Berita Negara RI No. 2869/2000 halaman 17) (Bukti

P-25).

Pemilik perusahaan : Total berjumlah 4.000 saham

- Ina Sutioso ................................................ 640 Lembar Saham.

- Sofjan Wanandi ....................................... 320 Lembar Saham

- Jusuf Wanandi ........................................ 320 Lembar Saham

- DR. Biantoro Wanandi ............................. 120 Lembar Saham

- Leony Setiawati ........................................ 120 Lembar Saham

- Melati Mokoagow ..................................... 160 Lembar Saham

- Mary Elka Pangestu ................................. 320 Lem bar Saham

- John Philips Robert Baxster ..................... 2000 lembar saham

(Direktur Thomas Howell group International Limited, Inggris)

Komisaris & Direksi

Dewan Komisaris

- Komisaris Utama : Richard Solomon (Inggris)

- Komisaris : Ronald Sharp Elder (Inggris)

Ina Sutioso.

Dewan direksi :

- Direktur Utama : Guntoro Hendranata

- Direktur Teknik : John Edwin Seddon

- Direktur : Frans Nur Himawan

9. Bahwa Bukti P-24 dan P-25 sangat PENTING untuk membuktikan adanya

AFILIASI antara TERGUGAT I (PT ASURANSI WAHANA TATA) dengan

TERGUGAT II (PT SATRIA DHARMA CRAWFORD THG). Permasalahan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 6 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

AFILIASI ini akan PENGGUGAT uraikan secara terperinci dengan jelas

dalam uraian tersebut dibawah ini. Selain itu permasalahan AFILIASI antara

TERGUGAT I dan TERGUGAT II adalah Perbuatan Melawan Hukum yaitu

melanggar Pasal 13 ayat 2 UU No 2/1992, sehingga berdasarkan pasal

1365 KUH Perdata yaitu akibat Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan

TERGUGAT I dan TERGUGAT II telah mengakibatkan kerugian baik materiil

maupun immateriil kepada PENGGUGAT.

Hal ini disebabkan karena penunjukkan yang berbau keberpihakan

sebagaimana Bukti P-10B, maupun seperti yang terdapat pada halaman 42

Putusan PN Medan No. 58/Pdt.G/2006/PN.Mdn tanggal 14 Agustus 2004

(Bukti P-10A) yang mengakibatkan terjadinya selain keberpihakan juga

kongkalikong serta main mata diantara kedua perusahaan yang terafiliasi

tersebut. Undang-undang perasuransian melarang dengan tegas cara-cara

kongkalikong ini karena dikhawatirkan terjadinya keberpihakan (seperti

kasus gugatan ini), sehingga melarang dengan tegas sebagaimana

disebutkan dalam Pasal 13 ayat 2 Undang-Undang tentang Usaha

Perasuransian.

Tetapi kenyataannya materi tentang adanya AFILIASI di antara TERGUGAT

I (PT ASURANSI WAHANA TATA) dan TERGUGAT II (PT SATRIA

DHARMA CRAWFORD THG) tersebut sengaja dikaburkan dan diabaikan

oleh berbagai pihak.

10. Bahwa TURUT TERGUGAT (PT BANK MANDIRI) pasti sudah mengetahui

prinsip dasar dan aturan UNDANG-UNDANG No. 2 Tahun 1992 tentang

USAHA PERASURANSIAN. Untuk menghindari Conflict of interest

seharusnya TURUT TERGUGAT (PT BANK MANDIRI) mencegah praktek

AFILIASI yang dilakukan TERGUGAT I (PT ASURANSI WAHANA TATA)

dengan TERGUGAT II (PT SATRIA DHARMA CRAWFORD THG) sebagai

penilai kerugian asuransi atas musibah kebakaran yang terjadi di pabrik

PENGGUGAT. Namun kenyataannya TURUT TERGUGAT (PT BANK

MANDIRI) tidak melakukan pencegahan dan sengaja membiarkan terjadinya

afiliasi tersebut.

11. Bahwa PENGGUGAT merasa dirugikan dengan ditunjuknya TERGUGAT II

sebagai perusahaan penilai, karena jelas, terang, dan terbukti secara hukum

bahwa TERGUGAT II (karena adanya keberpihakan/conflict of interst)

sebagaimana pasal 13 ayat 2 UU No 2/1992 hanya akan memberikan ganti

kerugian sebesar Rp. 324.271.095,- (SGD 75.000) tidak dapat

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 7 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

PENGGUGAT terima (Bukti P-14).

Hal ini terbukti dengan adanya konflik kepentingan antara TERGUGAT I dan

TERGUGAT II, sehingga terjadilah penilaian yang tidak masuk akal (berat

sebelah), kongkalikong, dan hengkipengki antara TERGUGAT I dan

TERGUGAT II. Keberpihakan yang terjadi diantara TERGUGAT I dan

TERGUGAT II sangat merugikan PENGGUGAT. Seharusnya TERGUGAT I

menunjuk perusahaan penilai yang lain (yang bukan afiliasi) sebagaimana

perintah undang-undang, sehingga tidak terjadi keberpihakan, main mata,

atau hengkipengki yang mengakibatkan kerugian yang luar biasa besarnya

kepada PENGGUGAT.

Jumlah ganti kerugian yang disampaikan TERGUGAT I dan TERGUGAT II

tersebut tidak dapat PENGGUGAT terima karena tidak sesuai dengan hasil

penilaian UBM INTERNATIONAL PTE.LTD Singapore sebesar

Rp.8.801.679.000,00 (SGD 1.692.630.00) yang merupakan pihak yang

mendesign dan membuat mesin granulator tersebut (Bukti P-18). Selain itu

ada perusahaan penilai lainnya yang lebih netral (dan juga merupakan

rekanan pada TURUT TERGUGAT/Bank Mandiri) yaitu PT GANDA MEGA

SERASI, Jakarta yang menilai sebesar Rp. 14.762.540.000,- (Bukti P-11).

12. Bahwasanya jumlah ganti rugi yang disampaikan TERGUGAT I dan

TERGUGAT II sebesar Rp. 324.271.095,- (SGD 75.000) tidak dapat

PENGGUGAT terima, karena perbaikan secara parsial tidak akan

menyelesaikan permasalahan mesin granulator tersebut (Bukti P-14). Hal ini

disebabkan perbaikan secara parsial tidak akan menyelesaikan masalah

dan akan terjadi berulang-ulang serta membutuhkan waktu yang lama.

Sedangkan rekomendasi dari PT. Ganda Mega Serasi dan UBM

INTERNATIONAL PTE.LTD sebagai pihak yang mendesign dan membuat

mesin granulator tersebut yang tentunya lebih ahli, profesional dan kridibel

serta sangat paham tentang permasalahan mesinnya (Bukti P-11 dan P-18)

menyatakan bahwa :

Electrical control system telah didesign dan diprogram sebagai suatu sistem

yang tidak dapat dipisahkan (Bukti P-18).

Artinya harus dilakukan pergantian electrical control system tersebut secara

keseluruhan sebagai satu kesatuan dan tidak boleh secara parsial sebagian-

sebagian agar mesin granulator yang rusak akibat kebakaran tersebut dapat

beroperasi dengan normal seperti sebelum kebakaran.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 8 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

TERGUGAT I dan TERGUGAT II mengakui telah terjadi kerusakan akibat

kebakaran pada mesin granulator (Bukti P-10), tetapi sayangnya

TERGUGAT I dan TERGUGAT II tidak mau mendengarkan pendapat dari

PT. Ganda Mega Serasi dan UBM INTERNATIONAL PTE.LTD yang jelas

menyatakan perbaikan secara parsial tidak akan menyelesaikan

permasalahan.

13. Bahwa resiko kerusakan mesin setelah dilakukan perbaikan parsial oleh

TERGUGAT I tersebut dapat terjadi kapan saja dan berulang-ulang dan

perbaikan kembali tentunya akan membutuhkan waktu lama. Hal ini

disebabkan harus menunggu kedatangan teknisi yang dikirim oleh

TERGUGAT I untuk mengecek dan menganalisa kerusakan, setelah itu

dipesan komponen mesin yang rusak tersebut yang belum tahu berapa lama

akan datang barangnya, belum lagi waktu yang dibutuhkan untuk

pemasangan dan uji coba untuk melihat apakah hasil perbaikan sudah

dapat beroperasi dengan baik atau tidak. Sehingga PENGGUGAT pasti

akan menderita kerugian yang sangat besar akibat tidak adanya produksi

pupuk (lost of production).

Tentu PENGGUGAT tidak bisa terima perbaikan secara parsial dari

TERGUGAT I yang sangat merugikan PENGGUGAT tersebut.

(Bukti P-10 Berita Acara Rapat Butir 6)

Bahwa semakin lama waktu yang dihabiskan untuk melakukan perbaikan

mesin oleh TERGUGAT I maka akan semakin besar pula kerugian

PENGGUGAT.

14. Selain itu menurut pihak dari UBM INTERNATIONAL PTE.LTD bahwa

hanya menjual electrical control system dari mesin granulator yang

memproduksi pupuk NPK merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak

dipecah-pecah sebagai bagian yang parsial (Bukti-P10).

Selanjutnya PENGGUGAT sebagaimana uraian sebelumnya menolak

perbaikan secara parsial selain adanya penolakan dari pabrik pembuat

mesin (UBM INTERNATIONAL PTE.LTD), tetapi juga dengan lamanya

waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan mesin tentu lama juga tidak ada

produksi pupuk. Hal ini akan mengakibatkan pelanggan PENGGUGAT lari

dan tidak mau berhubungan bisnis dengan PENGGUGAT lagi karena

PENGGUGAT tidak dapat mensuplai pupuk kepada pelanggan tepat pada

waktunya.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 9 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Pelanggan juga akan klaim denda karena pengiriman pupuk menjadi

terlambat kepada pelanggan karena dengan terjadinya keterlambatan jadwal

pemupukan akan mengakibatkan tanaman jadi rusak dan menurunkan

kualitas hasil panen serta kuantitas panen juga menurun dan pelanggan

pasti akan mengalami kerugian. Sehingga PENGGUGAT akan mengalami

kerugian besar dan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan

keuntungan.

15. Bahwa ganti rugi yang tidak masuk akal yang diajukan oleh TERGUGAT I

berdasarkan penilaian TERGUGAT II (yang dicurigai adanya konflik

kepentingan atau keberpihakan/conflict of interst), telah mengakibatkan

PENGGUGAT tidak dapat menjalankan operasional dari perusahaan karena

peristiwa kebakaran tersebut dan tidak dibayarnya klaim asuransi

PENGGUGAT. Akibatnya perusahaan/pabrik PENGGUGAT tidak beroperasi

karena Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan TERGUGAT I dan

TERGUGAT II mengakibatkan kerugian yang secara terus menerus terjadi

sampai waktu yang akan datang.

Kerugian ini disebabkan mesin tidak bisa beroperasi lagi sehingga tidak akan

ada pupuk yang dapat diproduksi (lost of production), maka PENGGUGAT

menderita kerugian yang sangat besar karena tidak dapat melakukan

penjualan pupuk. Atas dasar itu terpenuhilah unsur Perbuatan Melawan

Hukum sebagai mana pasal 1365 KUH Perdata yaitu :

a. Unsur melawan hukum (bertentangan dengan pasal 13 ayat 2 UU No

2/1992)

b. Membawa kerugian kepada orang lain (PENGGUGAT) yang diakibatkan

penilaian dari TERGUGAT II, yaitu kerugian yang sangat besar

sebagaimana telah PENGGUGAT uraikan tersebut diatas.

Berdasarkan Pasal 1365 KUH Perdata tersebut, mewajibkan TERGUGAT I

dan TERGUGAT II serta TURUT TERGUGAT mengganti kerugian

PENGGUGAT.

16. Untuk lebih jelasnya bersama ini kami uraikan Perbuatan Melawan Hukum

yang dilakukan TERGUGAT I dan TERGUGAT II yaitu perbuatan yang

melanggar Pasal 13 ayat 2 UNDANG-UNDANG No 2 Tahun 1992 Tentang

USAHA PERASURANSIAN yang berbunyi sebagai berikut :

“Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi DILARANG melakukan penilaian

kerugian atas obyek asuransi yang diasuransikan kepada Perusahaan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 10 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Asuransi Kerugian yang merupakan AFILIASI dari Perusahaan Penilai

Kerugian Asuransi yang bersangkutan.”

(terlampir fotokopy).

Selanjutnya berdasarkan Pasal 1365 KUH Perdata yang mengatakan :

“Tiap perbuatan melawan hukum, yang membawa kerugian kepada orang

lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,

mengganti kerugian tersebut”.

Atas dasar bunyi pasal 1365 KUH Perdata tersebut, maka terang , jelas dan

terbukti secara hukum bahwa TERGUGAT I dan TERGUGAT II telah

melakukan Perbuatan Melanggar Hukum yang membawa kerugian kepada

PENGGUGAT, karena itu mewajibkan TERGUGAT I dan TERGUGAT II

yang karena salahnya mengakibatkan kerugian bagi PENGGUGAT,

mengantikan kerugian PENGGUGAT tersebut.

17. Jelas, terang dan terbukti secara hukum bahwa TERGUGAT I dan

TERGUGAT II serta TURUT TERGUGAT telah melakukan perbuatan

melawan hukum yaitu melanggar pasal 13 ayat (2) Undang-Undang No

2/1992 tentang USAHA PERASURANSIAN. Atas dasar perbuatan melawan

hukum tersebut PENGGUGAT sebagaimana pasal 1365 KUHPerdata

menuntut ganti kerugian baik materiil maupun immateriil, karena akibat

Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan TERGUGAT I bersama-sama

TERGUGAT II dan TURUT TERGUGAT tersebut membawa kerugian

kepada PENGGUGAT.

18. Kerugian yang terjadi adalah dalam bentuk kerugian materiil dan kerugian

imateriil. Kerugian materiil dan immateriil adalah sebagai berikut :

KERUGIAN MATERIIL :

a. Harga eletronic contorol system mesin Granulator

Rp. 8.801.679.000,00 (delapan milyar delapan ratus satu juta enam

ratus tujuh puluh sembilan ribu rupiah). Jumlah ini adalah equivalensi

dari SGD SGD 1.692.630.00 (one million nintety two thousand six

hundred and thirty Singapore dollars only) pada waktu itu (Bukti P-18).

b. Kerugian yang timbul akibat kerusakan mesin, berdasarkan

audit/penelitian/perhitungan oleh Akuntan Publik Drs. Syahelmi

(merupakan rekanan Bank Mandiri) (Bukti P-19A dan P-19B):

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 11 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Tahun 2004 : Rp. 7.358.550.499.00 (BUkti P-19B)

Tahun 2005 : Rp. 19.819.752.612.00 (Bukti P-19A)

(terlampir).

c. Keuntungan yang seharusnya diterima Penggugat Pertahun (tahun 2004

dan tahun 2005) :

Keuntungan pabrik tahun 2003 berdasarkan audit/penelitian/perhitungan

oleh akuntan publik Drs. Syahelmi (merupakan rekanan Bank Mandiri),

dengan menggunakan 1 line mesin untuk 3 shift produksi

Rp.11.909.190.313,- (Bukti P-19C). Sedangkan pada tahun 2004 dan

seterusnya, pabrik menggunakan 2 line mesin masing-masing 2 shift

produksi.

Secara matematis untuk menghitung keuntungan pertahun yang

seharusnya diperoleh dengan menggunakan 2 line mesin dengan 2 shift

produksi (Bukti P-19A) adalah :

33,417.920.878.15.23

2313.190.909.11. RpxxRp

Maka, keuntungan yang seharusnya diperoleh pada :

Tahun 2004 = Rp. 15.878.920.417,33 (Bukti P-19D)

Tahun 2005 = Rp. 15.878.920.417,33 (Bukti P-19D)

Total kerugian Materiil yang dihitung sampai dengan tahun 2005 adalah:

Rp. 8.801.679.000.00 + Rp. 7.358.550.499 + Rp. 19.819.752.612 +

Rp.15.878.920.417,33 + Rp.15.878.920.417,33 = RP 67.737.822.945,66

Sehingga total kerugian materiil tahun 2006 s/d tahun 2015 (10 tahun)

adalah :

Rp.158.789.204.173,30 (10 th x Rp.15.878.920.417.,33) +

Rp.67.737.822.945,66

= Rp. 226.527.727.118,96

Dibulatkan menjadi = Rp. 226.527.727.119

KERUGIAN IMMATERIIL :

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 12 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Bahwa kerugian immaterial yang dialami oleh PENGGUGAT adalah, bahwa

karena kejadian itu telah mengakibatkan seluruh relasi bisnis PENGGUGAT

tidak mau lagi menjalankan bisnis dengan PENGGUGAT, karena mereka

menggangap bahwa PENGGUGAT tidak mampu lagi memenuhi komitmen-

komitmen bisnisnya, antara lain penyerahan pupuk tepat pada waktunya,

pembayaran bahan baku tepat pada waktunya, pembayaran biaya

operasional tepat pada waktunya, dan sebagainya. Hancurnya reputasi

PENGGUGAT tersebut sangat sulit untuk memperkirakan nilai tepatnya,

dimana bahkan hal itu telah merusakkan masa depan bisnis dari

PENGGUGAT, akan tetapi dengan menggunakan patokan kerugian materiil

sebagaimana disampaikan di atas, maka adalah adil jika kerugian

immaterial itu dihitung sebanyak 2 (dua) kali kerugian materiil yang sebesar

Rp. 226.527.727.119 (dua ratus dua puluh enam milyar lima ratus dua

puluh tujuh juta tujuh ratus dua puluh tujuh ribu seratus sembilan belas

rupiah), atau sama dengan :

Rp. 453.055.454.238 (empat ratus lima puluh tiga milyar lima puluh lima juta

empat ratus lima puluh empat ribu dua ratus tiga puluh delapan rupiah)

Dengan demikian, total kerugian material dan immaterial yang dialami oleh

PENGGUGAT adalah : Rp. 226.527.727.119 + Rp. 453.055.454.238

Rp. 679.583.181.357 (enam ratus tujuh puluh sembilan milyar lima ratus

delapan puluh tiga juta seratus delapan puluh satu ribu tiga ratus lima puluh

tujuh rupiah)

19. Bahwa perhitungan kerugian yang dialami oleh PENGGUGAT tersebut

adalah sampai pada tahun 2015 saja, dan seandainya perkara ini belum

terselesaikan setelah tahun 2015, maka PENGGUGAT mohon agar

Pengadilan menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT

TERGUGAT untuk tetap membayar kerugian-kerugian yang dialami oleh

PENGGUGAT sejak tahun 2015 sampai seterusnya hingga TERGUGAT I

dan TERGUGAT II serta TURUT TERGUGAT memenuhi kewajibannya

pada PENGGUGAT.

20. Bahwa karena gugatan ini berdasarkan bukti-bukti yang sah dan otentik,

yaitu dapat membuktikan mengenai Perbuatan Melawan Hukum yang

dilakukan oleh TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT TERGUGAT,

maka PENGGUGAT mohon agar Majelis Hakim menyatakan TERGUGAT I

dan TERGUGAT II serta TURUT TERGUGAT telah melakukan Perbuatan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 13 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Melawan Hukum. Bahwa akibat Perbutan Melawan Hukum yang dilakukan

TERGUGAT I dan TERGUGAT II proses produksi pupuk menjadi tidak

berjalan. Hal ini dikarenakan TERGUGAT I dan TERGUGAT II melakukan

tidak mau mengganti mesin yang sangat menentukan dalam proses

produksi yaitu MESIN GRANULATOR, sehingga produksi pupuk menjadi

terhenti.

a. Bahwasannya UBM International Singapore sebagai pihak yang

mendesain dan membuat mesin granulator telah menyampaikan bahwa

mesin granulator tidak dapat diperbaiki secara parsial.Tetapi amat

disayangkan TERGUGAT I tidak perduli dan bersama-sama dengan

TERGUGAT II bersikeras ingin melakukan perbaikan secara parsial yang

akan berakibat terhentinya proses produksi. Dilain pihak UBM

International Singapore telah menegaskan “tidak dapat memberikan

rinciannya dan hanya menjual electrical control system tersebut dalam

satu kesatuan/one fully assembly unit. Juga alasannya karena hal

tersebut merupakan rahasia perusahaan atas design mesin dan

teknologi, dan dikhawatirkan akan terjadi penjiplakan/copy oleh pihak

lain” (Bukti P-10).

b. Bahwasanya yang disampaikan pihak UBM International Singapore

sesuai dengan pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No 31/2000 Tentang

Desain Industri dimana pihak UBM International Singapore secara hukum

mempunyai hak untuk menolak keinginan TERGUGAT I dan TERGUGAT

II karena merupakan rahasia perusahaan.

c. Bahwa dengan bersikerasnya TERGUGAT I dan TERGUGAT II yang

hanya ingin memperbaiki secara parsial, dimana kemungkinan hal

tersebut tidak akan terjadi, maka PENGGUGAT menduga telah terjadi

conflic of intrest (keberpihakan atau kongkalikong atau hengkipengki)

karena antara TERGUGAT I dan TERGUGAT II ternyata berafiliasi, hal

mana secara tegas dilarang oleh pasal 13 ayat 2 Undang-Undang

Perasuransian.

d. Bahwa akibat Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan TERGUGAT I

dan TERGUGAT II, maka proses produksi menjadi terhenti sehingga

PENGGUGAT tidak mungkin dapat membayar pinjaman atau kredit

sebagaimana yang ditetapkan didalam Perjanjian Kredit Modal Kerja No.

97 tanggal 30 April 2003, Addendum Perjanjian Kredit Modal Kerja No 23

tanggal 2 Oktober 2003 dan Perjanjian Kredit Investasi No. 24 tanggal 2

Oktober 2003, dimana PENGGUGAT telah menjaminkan harta benda

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 14 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

PENGGUGAT sebagaimana perjanjian kredit tersebut diatas. (Bukti P-20,

P-21, P-22)

e. Selanjutnya TURUT TERGUGAT telah mengajukan permohonan sita

eksekusi tertanggal 28 Oktober 2009 dan dilanjutkan dengan keluarnya

Surat Penetapan Pengadilan Negeri Medan No 64/Eks/HT/2009/PN.Mdn

tanggal 15 Desember 2009 tentang eksekusi sita hak tanggungan. (Bukti

P-25A)

21. Bahwasanya akibat terhentinya proses produksi sejak 1 April 2004, karena

terjadinya kebakaran, sedangkan dilain pihak TERGUGAT I dan

TERGUGAT II tidak mau melaksanakan kewajibannya karena diduga

adanya pelanggaran pasal 13 ayat 2 Undang-Undang Perasuransian. Atas

dasar itu terang, jelas dan terbukti secara hukum bahwa TERGUGAT I dan

TERGUGAT II telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum yaitu dengan

melanggar pasal 1365 KUHPerdata.

Akibat terafiliasi tersebut sehingga terjadilah kongkalikong atau

hengkipengki antara TERGUGAT I dan TERGUGAT II dengan cara

melanggar pasal 13 ayat 2 Undang-Undang Perasuransian jo pasal 1365

KUHPerdata, maka PENGGUGAT telah mengalami kerugian sejak 1 April

2004 sampai dengan tahun 2015. Kerugian tersebut dikarenakan

terhentinya proses produksi yang mengakibatkan kerugian sejumlah

Rp.226.527.727.119 (BUkti - P19A, P-19B dan P-19C).

Atas dasar perbuatan melawan hukum yang dilakukan TERGUGAT I dan

TERGUGAT II serta TURUT TERGUGAT, maka PENGGUGAT menuntut

ganti kerugian baik materiil maupun imateriil sebagaimana uraian

PENGGUGAT tersebut diatas.

22. Bahwa untuk menjamin pelaksanaan putusan kelak, dan karena ada

kekhawatiran bahwa TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT

TERGUGAT akan mengasingkan harta bendanya karena tuntutan ganti rugi

sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1365 KUHPerdata, maka

PENGGUGAT mohon agar kiranya Majelis Hakim Yang Terhormat dapat

meletakkan Sita Jaminan (Conservatoire Beslag) atas barang-barang tetap

dan barang-barang tidak tetap milik TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta

TURUT TERGUGAT yang terdiri dari :

a. Tanah dan bangunan yang berdiri diatasnya yang terletak di Jalan

Pemuda Nomor 9 Medan, Sumatera Utara.

b. Tanah dan bangunan yang terletak di Jl. H. R. Rasuna Said. C-4, Jakarta

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 15 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

c. Tanah dan bangunan yang terletak di Prince Centre Building 7th Floor Jl.

Jend. Sudirman Kav. 3-4 Jakarta

d. Seluruh peralatan/inventaris kantor yang terdapat di dalam kantor/gedung

milik TERGUGAT I dan TERGUGAT II tersebut di atas.

e. Seluruh saham TERGUGAT I dan TERGUGAT II

23. Bahwa karena gugatan ini didasarkan pada bukti-bukti yang otentik dan sah,

maka mohon kiranya agar Majelis Hakim menyatakan putusan dapat

dijalankan secara serta merta, meskipun ada Bantahan, Banding atau

Kasasi (Uitvoerbaar Bij Voorrad).

24. Bahwa biaya-biaya yang timbul dari Gugatan ini agar dibebankan secara

tanggung renteng pada para TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT

TERGUGAT;

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas, maka jelas, terang dan terbukti

secara hukum bahwa TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT

TERGUGAT telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum sehingga merugikan

PENGGUGAT. Atas dasar itu PENGGUGAT mohon agar Pengadilan Negeri

Medan memberikan Putusan sebagai berikut :

1) Menerima dan mengabulkan seluruh isi Gugatan;

2) Menyatakan bahwa TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT

TERGUGAT telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum;

3) Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang diletakkan atas harta

benda milik Para TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT

TERGUGAT, yaitu ;

- Tanah dan bangunan yang berdiri di atasnya yang terletak di Jalan

Pemuda Nomor 9 Medan, Sumatera Utara

- Tanah dan bangunan yang terletak di Jl. H. R. Rasuna Said. C-4, Jakarta

- Tanah dan bangunan yang terleta Prince Centre Building 7th Floor Jl.

Jend. Sudirman Kav. 3-4 Jakarta

- Seluruh peralatan/inventaris kantor yang terdapat di dalam kantor/gedung

milik TERGUGAT I dan TERGUGAT II tersebut di atas

- Seluruh saham milik TERGUGAT I dan TERGUGAT II

4) Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT TERGUGAT

secara tanggung-renteng untuk membayar kerugian PENGGUGAT baik

secara materiil maupun immaterial, dengan perincian sebagai berikut :

Kerugian Materiil sebesar :

Pembulatan menjadi : Rp. 226.527.727.119,- (dua ratus dua puluh enam

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 16 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

milyar lima ratus dua puluh tujuh juta tujuh ratus dua puluh tujuh ribu seratus

sembilan belas rupiah)

Kerugian Immateriil sebesar :

Pembulatan menjadi Rp. 453.055.454.238 (empat ratus lima puluh tiga

milyar lima puluh lima juta empat ratus lima puluh empat ribu dua ratus tiga

puluh delapan rupiah)

Total Kerugian sebesar :

Pembulatan menjadi Rp. 679.583.181.357,- (enam ratus tujuh puluh

sembilan milyar lima ratus delapan puluh tiga juta seratus delapan puluh

satu ribu tiga ratus lima puluh tujuh rupiah)

5) Memutuskan bahwa perhitungan kerugian materiil dan immaterial yang

harus dibayar oleh TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT

TERGUGAT bukan saja kerugian yang terjadi sampai dengan tahun 2005

saja, juga menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT

TERGUGAT untuk tetap membayar kerugian-kerugian yang dialami oleh

PENGGUGAT dari tahun 2006 dan seterusnya sampai TERGUGAT I dan

TERGUGAT II serta TURUT TERGUGAT melaksanakan isi putusan ini;

6) Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT TERGUGAT

secara tanggung renteng membayar biaya-biaya perkara.

Bahwa berdasarkan uraian-uraian hukum yang kami kemukakan di atas, maka

PENGGUGAT mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan berkenan

memberikan putusan sebagai berikut :

DALAM PROVISI ;

Mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan untuk segera memerintahkan

Juru Sita Pengadilan Negeri Medan untuk menghentikan proses sita jaminan

dan eksekusi sesuai dengan surat penetapan Pengadilan Negeri Medan No

64/Eks/HT/2009/PN.Mdn tanggal 15 Desember 2009 tentang eksekusi sita hak

tanggungan kepada PENGGUGAT hingga perkara a quo mempunyai kekuatan

hukum yang tetap (Inkracht Van Gewisjde).

DALAM POKOK PERKARA :

1. Mengabulkan gugatan yang diajukan PENGGUGAT untuk seluruhnya.

2. Menyatakan sah dan berharga surat bukti yang diajukan.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 17 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

3. Menyatakan peletakan Sita REVINDIKATOIR BESLAG atas :

- Tanah dan bangunan yang berdiri di atasnya yang terletak di Jalan

Pemuda Nomor 9 Medan, Sumatera Utara

- Tanah dan bangunan yang terletak di Jl. H. R. Rasuna Said. C-4, Jakarta

- Tanah dan bangunan yang terleta Prince Centre Building 7th Floor Jl.

Jend. Sudirman Kav. 3-4 Jakarta

- Seluruh peralatan/inventaris kantor yang terdapat di dalam kantor/gedung

milik TERGUGAT I dan TERGUGAT II tersebut di atas

- Seluruh saham milik TERGUGAT I dan TERGUGAT II

Adalah sah dan berharga.

4. Menyatakan Perbuatan TERGUGAT I yang menunjuk perusahaan

TERGUGAT II sebagai perusahaan penilai adalah Perbuatan Melawan

Hukum.

5. Memerintahkan Juru Sita Pengadilan Negeri Medan, supaya TURUT

TERGUGAT untuk menghentikan proses sita jaminan dan eksekusi kepada

PENGGUGAT sebagaimana penetapan Pengadilan Negeri Medan atas sita

eksekusi No. 64/Eks/HT/2009/PN.Mdn tanggal 15 Desember 2009, sampai

dengan perkara a quo mempunyai kekuatan hukum yang tetap (Inkracht

Van Gewisjde).

6. Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT TERGUGAT

untuk membayar kerugian materiil sebesar Rp 226.527.727.119,- dan

kerugian imateriil sebesar Rp 453.055.454.238,- jadi total yang harus

dibayar oleh TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT TERGUGAT

adalah Rp. 679.583.181.357,- sekaligus dan tunai seketika setelah putusan

mempunyai kekuatan hukum yang tetap (Inkracht Van Gewisjde).

7. Menyatakan putusan dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun ada

banding dan verzet (Uit Voobar bij vooraad)

8. Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT TERGUGAT

membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini,

Apabila Ketua Pengadilan Negeri Medan berpendapat lain mohon putusan yang

seadil–adilnya (Ex aequo et bono).

Menimbang bahwa Terhadap Gugatan Pengugat para Tergugat telah

memberikan Jawaban sebagai berikut:

1. Bahwa perbuatan Tergugat I yang melakukan penunjukan terhadap

Tergugat II selaku Perusahaan Penilai Kerugian (Loss Adjuster) telah masuk

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 18 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

dalam kualifikasi perbuatan melawan hukum oleh karena adanya hubungan

afiliasi antara Tergugat I dan Tergugat II sehingga telah mengakibatkan

kerugian bagi Penggugat baik materiil maupun immateriil sebagaimana

diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata;

2. Bahwa selain itu, penilaian nilai klaim untuk mesin granulator oleh Tergugat I

melalui Tergugat II dianggap keliru oleh Penggugat sehingga telah

mengakibatkan pula kerugian bagi Penggugat baik materiil maupun

immateriil sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata;

3. Bahwa perbuatan Turut Tergugat yang tidak melakukan pencegahan dan

sengaja membiarkan terjadinya afiliasi tersebut juga telah memenuhi

kualifikasi Pasal 1365 KUH Perdata;

Bahwa terhadap Gugatan Penggugat, dengan ini Tergugat I akan

mengajukan terlebih dahulu uraian tentang Asuransi sebagai suatu perjanjian

dan oleh karenanya mengikat bagi para pihak yang menjadi pihak dalam

perjanjian tersebut dan selanjutnya menguraikan tentang Eksepsi baru

kemudian akan dilanjutkan dengan pembahasan Jawaban atas Pokok Perkara,

dan Gugatan Rekonvensi. Adapun uraian-uraian tersebut sebagaimana

disampaikan di bawah ini:

1. Sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 Butir 1 UU No. 2 Tahun 1992

tentang Usaha Perasuransian (undang-undang yang berlaku pada saat

Penggugat selaku Tertanggung dan Tergugat I selaku Penanggung

bersama Para Penanggung lainnya mengikatkan diri dalam Perjanjian

Asuransi yang disebut dengan ”Polis”) maupun Pasal 1 butir 1 UU No.40

Tahun 2014 tentang Perasuransian (undang-undang yang berlaku saat ini),

pada pokoknya Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua

pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

tertanggung.

2. Selanjutnya, Pasal 255 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (”KUHD”)

telah mengharuskan pembuatan perjanjian pertanggungan asuransi itu

secara tertulis dalam suatu akta yang disebut ”Polis”.

3. Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas, Polis merupakan suatu perjanjian

khusus dimana oleh karena kedudukannya sebagai perjanjian, maka

ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata yang pada pokoknya menyatakan

bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-

undang bagi para pihak yang membuatnya, berlaku juga bagi Polis

Asuransi. Secara khusus, Pasal 257 KUHD telah menyatakan bahwa

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 19 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

“Perjanjian pertanggungan ada seketika setelah hal itu diadakan; hak mulai

saat itu, malahan sebelum Polis ditandatangani. dan kewajiban kedua belah

pihak dari penanggung dan dari tertanggung berjalan...”

4. Dalam perkara a-quo, ketidakpatuhan Penggugat selaku Tertanggung dalam

memenuhi hal-hal yang menjadi hak-hak maupun kewajiban-kewajibannya

sebagaimana tertuang dalam Polis Asuransi, telah mengakibatkan Tergugat

I selaku Penanggung menolak klaim pembayaran yang diajukan oleh

Penggugat dimana Penggugat selaku Tertanggung terbukti memiliki tujuan

untuk memperoleh keuntungan dari jaminan Polis Asuransi dengan cara

memperbesar jumlah kerugian yang diklaim secara sepihak oleh Penggugat

dan tanpa dasar.

Oleh karena itu, Perbuatan Penggugat selaku Tertanggung tersebut jelas

dan nyata bertentangan dengan Polis Asuransi yang turut disepakati oleh

Penggugat dan pada saat yang sama, bertentangan pula dengan ketentuan

perundang-undangan di bidang perasuransian.

Selanjutnya, Tergugat I dengan ini akan menyampaikan Eksepsi,

Jawaban dalam Pokok Perkara serta Gugatan Rekonvensi terhadap Penggugat

dalam konvensi, yang akan diuraikan sebagai berikut:

I. DALAM EKSEPSI

1. Eksepsi Kompetensi Absolut; Pengadilan Negeri Medan Tidak

Berwenang Secara Absolut Memeriksa dan Mengadili Perkara A-quo

1.1. Bahwa dalam Gugatannya butir 1 halaman 1, Penggugat menyatakan

sebagai berikut :

“1. Bahwasanya berdasarkan Perjanjian Kredit Modal Kerja No. 97

tanggal 30 April 2003, Addendum Perjanjian Kredit Modal Kerja

No. 23 tanggal 2 Oktober 2003 dan Perjanjian Kredit Investasi

No. 24 tanggal 2 Oktober 2003 antara PENGGUGAT dan TURUT

TERGUGAT (BUKTI P-20, P-21, P-22), maka TURUT

TERGUGAT telah menunjuk TERGUGAT I (PT Asuransi Wahana

Tata) dengan Surat No.1 Hb.MIB/Corn/266/2003 tanggal 29 April

2003 (Bukti P-16), sebagai asuransi rekanan Turut Tergugat

untuk melakukan penutupan pertanggungan asuransi jaminan

utama dan jaminan tambahan secara sepihak. Terhadap

perjanjian kredit tersebut, PENGGUGAT telah menjaminkan harta

benda yang dipertanggungkan berupa :....”

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 20 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

1.2. Bahwa pertama-tama, Tergugat I perlu menyampaikan bahwa dalam

melakukan pertanggungan asuransi tersebut, Penggugat secara

nyata-nyata telah sepakat dan bahkan turut menandatangani

Perjanjian Pertanggungan No.02-23-06003228 beserta lampiran-

lampirannya (“Polis Asuransi”) yang merupakan dasar perikatan

pertanggungan antara Penggugat dan Tergugat I sekaligus menjadi

dasar penujukan Tergugat II selaku Perusahaan Penilai Kerugian

(Loss Adjuster) oleh Tergugat I yang menjadi pokok gugatan

Penggugat dimana Penggugat menganggap bahwa penunjukkan

tersebut telah masuk dalam kualifikasi perbuatan melawan hukum

oleh karena adanya hubungan afiliasi antara Tergugat I dan Tergugat

II. Oleh karena itu, adalah tidak benar dan berdasar apabila

Penggugat menyatakan bahwa penutupan pertanggungan asuransi

jaminan utama dan jaminan tambahan pada Turut Tergugat dilakukan

secara sepihak;

1.3. Bahwa selanjutnya, oleh karena yang menjadi dasar penujukan

Tergugat II selaku Perusahaan Penilai Kerugian (Loss Adjuster) oleh

Tergugat I yang menjadi pokok gugatan Penggugat adalah Perjanjian

Pertanggungan (in casu Polis Asuransi), maka penyelesaian

sengketa in casu gugatan a-quo haruslah merujuk pada klausul

penyelesaian sengketa yang diatur dalam Polis Asuransi tersebut.

1.4. Bahwa Pasal 21 Sub Bagian “Klausul Penyelesaian Sengketa

(ARBITRASE)” dan Sub Bagian “KLAUSUL PENEYELESAIAN

SENGKETA (PENGADILAN)” Polis Asuransi, telah jelas menentukan

bahwa Penggugat diberikan kebebasan untuk memilih salah satu dari

klausul penyelesaian sengketa tersebut di atas, yaitu apakah melalui

forum arbitrase ataupun pengadilan;

1.5. Bahwa namun demikian, Lampiran Polis Asuransi sebagai Perjanjian

Ikutan (accesoir) dari Polis Asuransi (perjanjian Pokok), telah pula

menyatakan bahwa jangka waktu pertanggungan berdasarkan Polis

Asuransi adalah mulai dari tanggal 1 Mei 2003 sampai dengan 1 Mei

2004. Dengan demikian, klausul penyelesaian sengketa melalui

pengadilan in casu Pengadilan Negeri Medan, demi hukum harus

dinyatakan telah berakhir pula sejak tanggal 1 Mei 2004 dengan

berakhirnya Polis Asuransi sebagai perjanjian pokok;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 21 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

1.6. Bahwa meskipun klausul penyelesaian sengketa melalui pengadilan

telah berakhir dengan berakhirnya Polis Asuransi tersebut, namun

klausul penyelesaian sengketa melalui arbitrase berdasarkan

Perjanjian Arbitrase haruslah dinyatakan tetap berlaku berdasarkan

Pasal 10 UU No.30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif

Penyelesaian Sengketa (“UU Arbitrase”) yang selengkapnya

menyatakan:

Pasal 10 UU Arbitrase

“Suatu perjanjian arbitrase tidak menjadi batal disebabkan oleh

berakhirnya atau batalnya perjanjian pokok.”

1.7. Bahwa oleh karena klausul penyelesaian sengketa melalui

pengadilan telah berakhir dan klausul penyelesaian sengketa yang

berlaku adalah melalui forum arbitrase, maka Pasal 3 dan Pasal 11

UU Arbitrase telah menentukan:

Pasal 3 UU Arbitrase

“Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa para

pihak yang telah terikat dalam perjanjian arbitrase.”

Pasal 11 UU Arbitrase

(1) Adanya suatu perjanjian arbitrase tertulis meniadakan hak para

pihak untuk mengajukan penyelesaian sengketa atau beda

pendapat yang termuat dalam perjanjiannya ke Pengadilan

Negeri.

(2) Pengadilan Negeri wajib menolak dan tidak akan campur tangan

di dalam suatu penyelesaian sengketa yang telah ditetapkan

melalui arbitase, kecuali dalam hal-hal tertentu yang ditetapkan

dalam Undang-undang ini.

1.8. Berdasarkan hal-hal tersebut, sudah seharusnyalah Pengadilan

Negeri Medan berdasarkan ketentuan UU Arbitrase dan berdasarkan

kewajiban hukumnya yang diatur dalam Pasal 134 HIR jo. Pasal 160

RBg, menyatakan bahwa secara absolut tidak berwenang untuk

memeriksa, mengadili dan memutuskan permasalahan a-quo.

Bahwa oleh karena itu berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas

sesuai dengan Pasal 134 HIR jo. Pasal 160 RBg, Para Tergugat mohon

agar Majelis Hakim memutuskan terlebih dahulu Eksepsi Kompetensi

Absolut ini dalam satu putusan sela, dengan amar putusan:

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 22 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

MENGADILI

Menerima Eksepsi Kompetensi Absolut yang diajukan oleh Tergugat I;

Menyatakan Pengadilan Negeri Medan tidak berwenang memeriksa dan

mengadili gugatan dalam perkara a-quo;

Menghukum Penggugat membayar biaya perkara;

Apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan berpendapat lain, Tergugat I

dengan ini menyampaikan eksepsi lainnya di luar Eksepsi Komptensi Absolut di

atas dengan uraian sebagai berikut:

2. Ekspesi Kompetensi Relatif

2.1. Bahwa Pengadilan Negeri Medan tidak berwenang secara relatif untuk

memeriksa dan mengadili perkara a-quo oleh karena tempat

kedudukan Tergugat I dan Tergugat II tidak termasuk di dalam wilayah

hukum Pengadilan Negeri Medan;

2.2. Dalam perkara a-quo, Penggugat mengajukan Gugatan Perbuatan

Melawan Hukum terhadap Tergugat I dan Tergugat II melalui

Pengadilan Negeri Medan padahal Tergugat I dan Tergugat II tidak

berkedudukan hukum di wilayah hukum Pengadilan Negeri Medan;

2.3. Bahwa sebagaimana dapat dilihat pada Anggaran Dasar Tergugat I,

Tergugat I tidak berkedudukan hukum di wilayah hukum Pengadilan

Negeri Medan. Pada Anggaran Dasar Tergugat I sebagaimana

tertuang dalam Akta Berita Acara Nomor 5 tahun 2008 yang telah

disetujui melalui Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Repubik Indonesia Nomor: AHU-65597.AH.01.02.Tahun 2008 tentang

Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dalam Pasal

1 ditegaskan bahwa:

1. Perseroan terbatas ini bernama: “PT. ASURANSI WAHANA TATA

(selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup disingkat dengan

“Perseroan”), berkedudukan di dalam Propinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta, Kotamadya Jakarta Selatan, Kecamatan

Setiabudi, Kelurahan Kuningan, setempat dikenal sebagai Gedung

Asuransi Wahana Tata, Jalan Hajjah Rangkayo Rasuna Said

Kaveling C4.

2. Perseroan dapat membuka cabang-cabang atau perwakilan di

tempat-tempat lain, baik di dalam maupun di luar Wilayah Republik

Indonesia sebagaimana yang ditetapkan oleh Direksi.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 23 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

2.4. Tempat kediaman atau kedudukan perseroan terbatas diatur dalam

Pasal 17 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas (selanjutnya disebut “UU Perseroan Terbatas“), yang

berbunyi sebagai berikut:

(1) Perseroan mempunyai tempat kedudukan di daerah kota atau

kabupaten dalam wilayah Republik Indonesia yang ditentukan

dalam anggaran dasar.

(2) Tempat kedudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

sekaligus merupakan kantor pusat Perseroan.

Berdasarkan Pasal 17 UU Perseroan Terbatas, tempat kedudukan

perseroan adalah sesuai yang ditentukan dalam anggaran dasar, yang

sekaligus merupakan kantor pusat Perseroan.

Dengan fakta bahwa anggaran dasar Tergugat menyebutkan bahwa

Tergugat I berkedudukan di Jakarta Selatan, maka TERBUKTI bahwa

secara hukum kedudukan Tergugat I adalah di Jakarta Selatan;

2.5. Bahwa selain itu, sebagaimana dinyatakan dan diakui pula oleh

Penggugat dalam Gugatan halaman 1 bahwa Tergugat II

berkedudukan di Prince Centre Building 7th Floor Jl.Jend. Sudirman

Kav.3-4, Jakarta Pusat, maka TERBUKTI pula bahwa secara hukum

kedudukan Tergugat II adalah di Jakarta Pusat;

2.6. Bahkan lebih jauh, berdasarkan Anggaran Dasar Turut Tergugat

melalui Akta Perubahan Terakhir Atas Dasar Keputusan Pada Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa Tanggal 29 September 2003

dalam website Turut Tergugat, yaitu http://www.bankmandiri.co.id/

corporate01/ad-20030929r.pdf,Turut Tergugat pun tidak berkedudukan

di Medan dimana pada Pasal 1 Anggaran Dasar Turut Tergugat

tersebut menyatakan :

1. Perseroan terbatas ini bernama: “PERUSAHAAN PERSEROAN

(PERSERO) PT. BANK MANDIRI Tbk.“ disingkat “ PT. BANK

MANDIRI Tbk.“. (selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup

disingkat dengan “Perseroan”), berkedudukan dan berkantor pusat

di Jakarta.

2. Perseroan dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat-

tempat lain, baik di dalam maupun di luar Wilayah Republik

Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi dengan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 24 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

persetujuan dari Komisaris serta dengan mengindahkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2.7. Bahwa Pasal 118 ayat (2) H.I.R. jo. Pasal 142 ayat (2) RBg mengatur

bahwa “ Jika yang digugat lebih dari seorang, sedang mereka tidak

tinggal di daerah hukum pengadilan negeri yang sama, maka tuntutan

itu diajukan kepada ketua pengadilan negeri ditempat salah seorang

tergugat yang dipilih oleh penggugat. Jika yang digugat itu adalah

seorang debitur utama dan seorang penanggungnya maka tanpa

mengurangi ketentuan pasal 6 ayat (2) "Reglemen Susunan

Kehakiman dan Kebijaksanaan mengadili di Indonesia", tuntutan

itu diajukan kepada ketua pengadilan negeri di tempat tinggal debitur

utama atau salah Seorang debitur utama..” (Pasal 118 ayat (2))

”Dalam hal ada beberapa tergugat yang tempat tinggalnya tidak

terletak di dalam wilayah satu pengadilan negeri, maka gugatan

diajukan kepada ketua pengadilan negeri yang berada di wilayah satu

di antara para tergugat, menurut pilihan penggugat. Dalam hal para

tergugat berkedudukan sebagai debitur dan penanggungnya, maka

sepanjang tidak tunduk kepada ketentuan –ketentuan termuat dalam

ayat (2) pasal 6 Reglemen susunan kehakiman dan kebijaksanaan

mengadili di Indonesia. Gugatan diajukan kepada ketua pengadilan

negeri tempat tinggal orang yang berutang pokok (debitur pokok) atau

seorang diantara para debitur pokok” (Pasal 142 ayat (2) RBg)

2.8. Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 118 HI.R. jo.142 ayat (2) RBg,

Retnowulan dalam bukunya “Hukum Acara Perdata dalam Teori dan

Praktek” menerangkan bahwa gugatan harus diajukan secara tepat

kepada badan peradilan yang benar-benar berwenang untuk mengadili

perkara tersebut. Dalam perkara pada tingkat pertama yang termasuk

lingkup wewenang pengadilan negeri, gugatan harus diajukan kepada

ketua pengadilan negeri yang berwenang untuk mengadili perkara

tersebut (wewenang/kompetensi relatif) sebagaimana diatur dalam

Pasal 118 H.I.R. (vide Retnowulan Sutantio dan Iskandar

Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek,

cetakan kesebelas, (Bandung: Mandar Maju, 2009), hlm. 11);

Dengan demikian, berdasarkan Pasal 118 H.I.R jo. Pasal 142 RBg.,

gugatan harus diajukan ke ketua pengadilan negeri di tempat

kediaman Tergugat I atau Tergugat II.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 25 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

2.9. Bahwa oleh karena berdasarkan Anggaran Dasar Tergugat I maupun

Tergugat II, kedudukan hukum Tergugat I dan Tergugat II adalah di

Jakarta Selatan dan di Jakarta Pusat, bukan di Medan, maka

berdasarkan Pasal 118 ayat (1) dan (2) H.I.R. jo. Pasal 142 ayat (1)

dan (2) RBg., Pengadilan Negeri Medan tidak berwenang secara relatif

untuk mengadili perkara a-quo. Dengan demikian Eksepsi Kompetensi

Relatif sangat beralasan untuk dikabulkan;

2.10. Bahwa ketentuan Pasal 125 ayat (2) HIR jo. Pasal 149 ayat (2) RBg

menyatakan: “ akan tetapi jika tergugat, di dalam surat jawabannya

yang tersebut pada pasal 121, mengemukakan perlawanan (exeptie)

bahwa pengadilan negeri tidak berkuasa mengadili perkaranya, maka

meskipun ia sendiri atau wakilnya tidak hadir, ketua pengadilan negeri

wajib memberi keputusan tentang perlawanan itu, sesudah

didengarnya penggugat dan hanya jika perlawanan itu tidak diterima,

maka ketua pengadilan negeri memutuskan tentang perkara itu;”

(Pasal 125 ayat (2) HIR)

“Bila Tergugat dalam surat jawabannya seperti yang dimaksud dalam

Pasal 145 mengajukan sanggahan tentang kewenangan pengadilan

negeri itu, maka pengadilan negeri, meskipun tergugat tidak hadir, dan

setelah mendengar penggugat harus mengambil keputusan tentang

sanggahan itu dan hanya jika sanggahan itu tidak dibenarkan,

mengambil putusan tentang pokok perkaranya” (Pasal 149 ayat (2)

RBg)

2.11. Dengan demikian, sudah seharusnyalah Pengadilan Negeri Medan

berdasarkan ketentuan Pasal 125 ayat (2) jo. Pasal 133 H.I.R. jo. Pasal

149 ayat (2) RBg jo. Pasal 159 RBg dalam satu putusan sela sebelum

memeriksa pokok perkara memutuskan menyatakan secara relatif tidak

berwenang untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan perkara a-

quo dan menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.

Bahwa oleh karena itu berdasarkan alasan tersebut di atas, sesuai dengan

Pasal 125 ayat (2) jo. Pasal 133 H.I.R., jo. Pasal 149 ayat (2) RBg jo. Pasal

159 RBg Tergugat I mohon agar Majelis Hakim memutuskan terlebih dahulu

Eksepsi Kompetensi Relatif ini dalam satu putusan sela yang sekaligus

sebagai putusan akhir dengan amar putusan:

MENGADILI

Menerima Eksepsi Kompetensi Relatif yang diajukan oleh Tergugat I;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 26 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Menyatakan Pengadilan Negeri Medan tidak berwenang memeriksa dan

mengadili gugatan a-quo;

Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima karena Pengadilan

Negeri Medan tidak berwenang;

Menghukum Penggugat membayar biaya perkara;

Apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan berpendapat lain, Tergugat I

dengan ini menyampaikan dalil-dalil eksepsi lainnya di luar Eksepsi Kompetensi

Relatif di atas dengan uraian sebagai berikut:

EKSEPSI-EKSEPSI LAINNYA

Bahwa segala sesuatu yang telah diuraikan dalam bagian Eksepsi Kompetensi

Absolut dan Eksepsi Kompetensi Relatif menjadi satu kesatuan yang tidak

terpisah (mutatis mutandis) dengan bagian Eksepsi-Eksepsi lainnya di bawah

ini;

3. Eksepsi Gugatan Penggugat Kurang Pihak Tergugat (Exceptio Plurium Litis

Consortium); Penanggung dalam Perjanjian Asuransi BUKAN hanya

Tergugat I. Perusahaan Asuransi Lainnya sebagai Pihak yang Bersama-

sama dengan Tergugat I Menanggung Asuransi Sudah Seharusnya

Disertakan dalam Gugatan A-Quo

3.1. Bahwa apabila Majelis Hakim berpendapat bahwa Majelis Hakim

berwenang mengadili perkara a-quo, maka setidak-tidaknya gugatan

Penggugat harus dinyatakan kurang pihak karena perusahaan

asuransi lainnya sebagai pihak yang bersama-sama menanggung

asuransi sudah seharusnya disertakan dalam gugatan a-quo;

3.2. Bahwa sebagaimana diuraikan sebelumnya, permasalahan dalam

perkara a-quo adalah Penggugat menganggap bahwa perbuatan

Tergugat I yang melakukan penunjukan terhadap terhadap Tergugat II

selaku Perusahaan Penilai Kerugian (Loss Adjuster) telah masuk

dalam kualifikasi perbuatan melawan hukum oleh karena adanya

hubungan afiliasi antara Tergugat I dan Tergugat II sehingga telah

mengakibatkan kerugian bagi Penggugat baik materiil maupun

immateriil sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata.

Adapun dasar penunjukan Tergugat II selaku Perusahaan Penilai

Kerugian (Loss Adjuster) oleh Tergugat I yang menjadi pokok gugatan

Penggugat adalah Polis Asuransi;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 27 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

3.3. Bahwa dalam Lampiran Polis Asuransi, yaitu Klausula Ko-Asuransi,

telah dinyatakan bahwa :

“1. Polis ini merupakan polis Ko-Asuransi dengan para peserta Ko-

Asuransi serta sahamnya di bawah ini.

2. Peserta Ko-Asuransi, masing-masing untuk diri sendiri dan tidak

satu untuk lainnya, bertanggung jawab secara terpisah dan sendiri-

sendiri, hanya untuk jumlah atau bagian kerugian yang terjamin

oleh polis ini yang sebanding dengan kepesertaan masing-masing

peserta terhadap seluruh jumlah kewajiban peserta Ko-Asuransi

yang lainnya.

3. Setiap perjanjian atau keputusan yang dibuat antara Tertanggung

dengan PT Asuransi Wahana Tata yang berhubungan dengan

polis ini akan bersifat tetap dan mengikat terhadap peserta Ko-

Asuransi lainnya.

Polis Nomor : 02-23-06003228/01

1. PT Asuransi Wahana Tata (55 %)

2. PT Asuransi Staco Jasapratama (15%)

3. PT Asuransi Dharma Bangsa (15%)

4. PT Asuransi Ramayana (15%)”

3.4. Bahwa oleh karena itu, apabila Penggugat hendak

mempermasalahkan keputusan Tergugat I yang melakukan

penunjukan terhadap Tergugat II selaku Perusahaan Penilai Kerugian

(Loss Adjuster), maka PT Asuransi Staco Jasapratama, PT Asuransi

Dharma Bangsa dan PT Asuransi Ramayana seharusnya turut pula

diikutsertakan sebagai Tergugat dalam perkara a-quo oleh karena PT

Asuransi Staco Jasapratama, PT Asuransi Dharma Bangsa dan PT

Asuransi Ramayana juga bertanggung jawab sesuai dengan

prosentase penanggungannya sebagaimana butir 2 Klausula Ko-

Asuransi tersebut di atas ;

3.5. Walaupun dalam satu Putusan MA RI dinyatakan bahwa siapa-siapa

yang dicantumkan namanya dalam gugatan merupakan hak dari

Penggugat, namun demikian, apabila ditelaah lebih dalam, gugatan a-

quo - tidak bisa tidak - harus mengikutsertakan PT Asuransi Staco

Jasapratama, PT Asuransi Dharma Bangsa dan PT Asuransi

Ramayana tersebut karena pihak-pihak ini akan terikat secara hukum

terhadap segala konsekuensi yuridis dikeluarkannya suatu keputusan

terkait polis tersebut oleh Tergugat I. Ketiadaan pihak-pihak ini,

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 28 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

sengaja tidak digugat oleh Penggugat untuk membuat kabur duduk

permasalahan yang sebenarnya dan justru menunjukkan bahwa

Penggugat menggugat Tergugat I dengan alasan yang mengada-ada

dan tanpa dasar hukum;

3.6. Bahwa lebih jauh, terkait perkara a-quo, sesungguhnya Mahkamah

Agung melalui Putusan MA No.664 PK/Pdt/2011 tanggal 23 April 2012

jo. Putusan MA No.911 K/Pdt/2009 tanggal 19 Agustus 2009 jo.

Putusan Pengadilan Tinggi Medan No.214/Pdt/2007/PT.Mdn tanggal

11 September 2007 jo. Putusan PN Medan No.58/Pdt.G/2006 tanggal

14 Agustus 2006, dalam perkara dengan objek permasalahan yang

persis sama dengan perkara ini telah memberikan pertimbangan

diantaranya sebagai berikut :

Alinea Ketiga Halaman 63 Putusan PN Medan No.58/Pdt.G/2006

tanggal 14 Agustus 2006 yang telah dikuatkan melalui Putusan MA

No.664 PK/Pdt/2011 tanggal 23 April 2012 jo. Putusan MA No.911

K/Pdt/2009 tanggal 19 Agustus 2009 jo. Putusan Pengadilan Tinggi

Medan No.214/Pdt/2007/PT.Mdn tanggal 11 September 2007 :

“Menimbang, bahwa berdasarkan uraian dan pertimbangan kami

tersebut di atas, maka Pengadilan Negeri berpendapat : oleh karena

tiga perusahaan asuransi lainnya yang bertindak sebagai penanggung

di dalam perkara ini tidak turut digugat, maka gugatan penggugat

dipandang kurang pihak dan oleh karenanya pula gugatan Penggugat

haruslah dinyatakan tidak dapat diterima;”

Namun demikian, Penggugat dalam perkara a-quo juga tetap tidak

turut menggugat tiga perusahaan asuransi lainnya yaitu PT Asuransi

Staco Jasapratama, PT Asuransi Dharma Bangsa dan PT Asuransi

Ramayana yang bertindak sebagai penanggung tersebut, meskipun

secara nyata-nyata menurut formalitas hukum acara perdata dan

berdasarkan putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan

hukum tetap dan mengikat bagi Penggugat, telah dinyatakan secara

tegas Penggugat dalam gugatannya harus mengikutsertakan tiga

perusahaan asuransi lainnya sebagai tergugat;

3.7. Bahwa sesuai dengan Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung RI, yaitu

Putusan Mahkamah Agung Nomor 186/R/Pdt/1984 maupun Putusan

Mahkamah Agung Nomor 2438 K/Sip/1980 tanggal 22 Maret 1982

yang kaedahnya pada intinya menyatakan bahwa oleh karena pihak-

pihak yang seharusnya turut digugat tidak dijadikan Tergugat dalam

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 29 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

gugatan, maka gugatan menjadi cacat error in persona dalam bentuk

plurium litis consortium.

3.8. Bahwa berdasarkan uraian di atas, maka gugatan Penggugat yang

tidak mengikutsertakan 3 (tiga) perusahaan asuransi lainnya sebagai

Tergugat dalam perkara a-quo mengakibatkan gugatan a-quo menjadi

gugatan kurang pihak dan oleh karena itu sudah seharusnya

dinyatakan tidak dapat diterima.

4. Eksepsi Ne Bis In Idem atau Res Judicata (Exceptie van Gewijsde Zaak)

4.1. Bahwa sebagaimana diuraikan dalam dalil Penggugat pada Gugatan

butir 11 s/d 14 halaman 4 dan 5, dalil-dalil yang dikemukakan persis

sama dengan materi pokok dari Putusan Yang telah berkekuatan

hukum tetap. Dalam Butir 8 s/d 10 halam 4 s/d 6 Putusan PN Medan

No.58/Pdt.G/2006 (selanjutnya telah dikuatkan melalui Putusan MA

No.664 PK/Pdt/2011 tanggal 23 April 2012 jo. Putusan MA No.911

K/Pdt/2009 tanggal 19 Agustus 2009 jo. Putusan Pengadilan Tinggi

Medan No.214/Pdt/2007/PT.Mdn tanggal 11 September 2007) jelas

menunjukkan bahwa pokok permasalah yang dipersoalkan oleh

penggugat adalah penilaian nilai klaim untuk mesin granulator oleh

Tergugat I melalui Tergugat II yang dianggap keliru oleh Penggugat.

4.2. Bahkan, apabila Majelis Hakim yang terhormat memperhatikan nilai

kerugian materiil berdasarkan Harga Electronic Control System Mesin

Granulator dalam gugatan penggugat maupun pada gugatan

sebelumnya yang telah diputusan dalam Putusan MA di atas, maka

dapat diketahui bahwa nilainya pun persis sama, yaitu sejumlah Rp

8.801.679.000.00 (Delapan milyar delapan ratus satu juta enam ratus

tujuh puluh sembilan ribu Rupiah) atau setara SGD 1.692.630.00 (One

million ninety two thousand six hundred and thirty Singapore dollars).

4.3. Bahwa Penggugat dalam uraian gugatannya yaitu angka 7 s/d 9

memberikan uraian terkait afiliasi dengan menunjuk pada Bukti P-24

dan Bukti P-25. lebih lanjut dijelaskan bahwa:

Penggugat dalam gugatannya halaman 2 menyatakan bahwa Bukti P-

24 adalah sebagai berikut:

“A. TERGUGAT I (PT ASURANSI WAHANA TATA)

(Berdasarkan Laporan Keuangan Per 31 Des 2005 dan 2004 yang

dimuat di Harian KOMPAS halaman 26, tanggal 26 Mei 2006)

(Bukti P-24)”

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 30 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Kemudian Penggugat kembali menjelaskan dalam halaman 3

gugatannya bahwa Bukti P-25 adalah sebagai berikut:

“B. TERGUGAT II (PT SATRIA DHARMA PUSAKA CRAWFORD

THG)

(berdasarkan Salinan Berita Negara RI No. 2869/2000 halaman

17) (Bukti P-25)”;

Bahwa bukti P-24 dan bukti P-25 yang diuraikan Pengugat dalam

gugatannya tersebut adalah bukti-bukti yang persis sama dengan bukti

P-24 dan Bukti P-25 yang disebutkan dalam Putusan MA No.664

PK/Pdt/2011 tanggal 23 April 2012, halaman 42 yang menyatakan:

“P – 24 : Foto Copy Laporan Keuangan Asuransi Wahana Tata per

31 Desember 2005 dan 2004 yang berisi susunan

organisasi perusahaan dimuat dalam harian Kompas,

halaman 26, tanggal 8 Mei 2006 (Ada Asli)”

“P-25 : Foto Copy Tambahan Berita Negara RI tanggal

17/12/1991No. 101 (Pernyataan Keputusan Rapat PT

Satria Dharma Pusaka nomor 1), dan Tambahan berita

Negara RI tanggal 6/6/2000 No. 45 (Keputusan Menteri

Kehakiman RI Nomor: C2-27338 HT.01.04.Th.98) (Copy,

Asli pada instansi berwenang)

Bahwa berdasarkan hal tersebut bukti-bukti yang diajukan oleh

Penggugat untuk gugatan a-quo ini adalah bukti-bukti yang sama

dengan bukti-bukti perkara yang telah diputuskan dalam Putusan MA

No.664 PK/Pdt/2011.

4.4. Bahwa adapun amar Putusan MA No.664 PK/Pdt/2011 tanggal 23

April 2012 yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut adalah :

MENGADILI

Mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari Pemohon

Peninjauan Kembali : PT. ASURANSI WAHANA TATA tersebut.

Membatalkan putusan Mahkamah Agung No.911 K/Pdt/2009

tanggal 19 Agustus 2009.

MENGADILI KEMBALI

DALAM EKSEPSI

– Menerima Eksepsi dari Tergugat I dan Tergugat II di atas;

DALAM POKOK PERKARA

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 31 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

– Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet

Onvankelijke Verklaard)

_ Menghukum Penggugat untuk membayar ongkos perkara yang

hingga saat ini dihitung sebesar Rp.199.000,- (seratus sembilan

puluh sembilan ribu rupiah).

4.5. Bahwa memang M. Yahya Harahap S.H. dalam bukunya “Hukum

Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian

dan Putusan Pengadilan” Cetakan Kedua, Juni 2005 yang diterbitkan

oleh Sinar Grafika, pada halaman 443 menyatakan bahwa terdapat

jenis putusan negatif yang tidak melekat padanya unsur ne bis in idem,

antara lain gugatan mengandung cacat formil mengenai pihak. Namun

demikian, mohon perhatian Majelis Hakim yang terhormat dimana

dalam Putusan MA yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut,

Penggugat mengajukan Gugatan Wanprestasi. Sementara dalam

perkara a-quo, Penggugat mengajukan Gugatan Perbuatan Melawan

Hukum sehingga hal-hal sebagaimana diuraikan di atas tidaklah

berlaku dalam perkara a-quo.

4.6. Oleh karena itu, apabila Penggugat hendak mengajukan gugatan

kepada Tergugat I berdasarkan Putusan MA yang telah berkekuatan

hukum tersebut, maka sesuai ketentuan hukum acara perdata,

Penggugat seharusnya kembali mengajukan gugatan wanprestasi

kepada Tergugat I dan mengikutsertakan pihak-pihak yang diharuskan

untuk turut digugat, yaitu PT Asuransi Staco Jasapratama, PT Asuransi

Dharma Bangsa dan PT Asuransi Ramayana;

4.7. Bahwa tindakan Penggugat yang menguraikan kembali dalil-dalil

materi pokok putusan yang telah berkekuatan hukum tetap dalam

gugatan ini telah melanggar asas ne bis in idem sebagaimana diatur

dalam :

1. Putusan MA RI No. 1149 K/Sip/1982 tertanggal 21 April 1983 yang

kaedah hukumnya menyatakan:

Terhadap suatu perkara, dihubungkan dengan perkara terdahulu,

yang telah diputuskan oleh Mahkamah Agung, berlaku asas ne bis

in idem, mengingat sasaran kedua perkara itu pada hakikatnya

adalah sama, yaitu pernyataan tidak sah jual beli tanah; pihak

pokoknya juga sama;

2. Putusan MA RI No. 1226 K/PDT/2001 tertanggal 20 Mei 2002 yang

kaedah hukumnya menyatakan:

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 32 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Meskipun kedudukan subjeknya berbeda, objeknya sama dengan

perkara yang telah diputus terdahulu dan sudah berkekuatan hukum

tetap, sehingga gugatan dinyatakan ne bis in idem.

4.8. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Gugatan Penggugat yang

membahas kembali materi atas putusan yang sudah berkekuatan

hukum tetap, telah melanggar asas ne bis in idem dan harus

dinyatakan tidak dapat diterima.

5. Eksepsi Gugatan Penggugat Prematur; Penggugat selaku Tertanggung

Belum Pernah Memberitahukan Pilihan Penyelesaian Sengketa kepada

Tergugat I selaku Penanggung

5.1. Bahwa sebagaimana diuraikan Tergugat I dalam bagian 1.1. di atas,

Penggugat secara nyata-nyata telah sepakat dan bahkan turut

menandatangani PolisAsuransi yang merupakan dasar perikatan

pertanggungan antara Penggugat dan Tergugat I sekaligus menjadi

dasar penujukan Tergugat II selaku Perusahaan Penilai Kerugian (Loss

Adjuster) oleh Tergugat I yang menjadi pokok gugatan Penggugat

dimana Penggugat menganggap bahwa penunjukkan tersebut telah

masuk dalam kualifikasi perbuatan melawan hukum oleh karena adanya

hubungan afiliasi antara Tergugat I dan Tergugat II;

5.2. Bahwa dalam Pasal 21 tentang Perselisihan pada Polis Asuransi

tersebut dinyatakan sebagai berikut :

“Apabila Timbul sengketa antara Penanggung dan Tertanggung sebagai

akibat penafsiran atau pelaksanaan dari Polis ini akan diselesaikan

melalui perdamaian atau musyawarah dalam waktu paling lama 60

(enam puluh) hari sejak terjadi sengketa. Sengketa terjadi sejak

Tertanggung dan Penanggung menyatakan secara tertulis ketidak

sepakatan atas hal yang dipersengketakan. Apabila penyelesaian

sengketa melalui perdamaian atau musyawarah tidak dapat dicapai,

Penanggung memberikan kebebasan kepada Tertanggung untuk

memilih salah satu dari klausul penyelesaian sengketa sebagaimana

diatur berikut ini untuk menyelesaikan persengketaan tersebut dan

pilihan cara penyelesaian sengketa tersebut selanjutnya tidak dapat

dicabut atau dibatalkan. Tertanggung wajib untuk memberitahukan

pilihannya tersebut kepada Penanggung dengan surat tercatat,

telegram, telex, facsimile, E-mail atau dengan buku ekspedisi.”

5.3. Bahwa selanjutnya, Pasal 5 ayat (2.2) Polis Asuransi telah pula

mengatur landasan penujukan Tergugat II selaku Perusahaan Penilai

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 33 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Kerugian (Loss Adjuster) oleh Tergugat I yang menjadi pokok gugatan

Penggugat, dimana dinyatakan sebagai berikut :

“Pada waktu terjadi kerugian atau kerusakan, Tertanggung wajib :

...

(2.2) memberikan bantuan sepenuhnya kepada Penanggung atau

wakilnya atau pihak lain yang ditunjuknya untuk melakukan

penelitian atas kerugian atau kerusakan yang terjadi;”

5.4. Bahwa oleh karena gugatan a-quo timbul sebagai akibat pelaksanaan

Polis Asuransi in casu penunjukan Tergugat II selaku Perusahaan

Penilai Kerugian (Loss Adjuster) oleh Tergugat I sebagaimana dimaksud

Pasal 5 ayat (2.2) Polis Asuransi di atas, maka Penggugat seharusnya

terlebih dahulu memberitahukan pilihan penyelesaian sengketa tersebut

kepada Penanggung melalui surat tercatat, telegram, telex, facsimile, E-

mail atau dengan buku ekspedisi sebagaimana ditentukan Pasal 21

Perjanjian Asuransi;

5.5. Bahwa oleh karena Penggugat tidak pernah memberitahukan pilihan

penyelesaian sengketa tersebut kepada Tergugat I selaku Penanggung,

maka Gugatan Penggugat merupakan suatu Gugatan yang Prematur

sehingga Gugatan tersebut haruslah dinyatakan tidak dapat diterima.

6. Eksepsi Gugatan Penggugat kabur (Obscuur Libel)

6.1. Penggugat Mengajukan 2 (Dua) Petitum yang Berbeda dalam 1 (Satu)

Gugatan

1) Bahwa apabila Majelis Hakim yang terhormat mencermati Gugatan

Penggugat secara keseluruhan, maka secara terang dan nyata

dapat ditemukan bahwa Penggugat mengajukan 2 (dua) petitum

yang berbeda dalam 1(satu) gugatan;

2) Adapun petitum pertama diuraikan oleh Penggugat pada halaman 9

dan 10 dengan mencantumkan 6 butir tuntutan. Namun demikian,

Penggugat kemudian mencantumkan kembali petitum kedua yang

berbeda dengan petitum pertama, yaitu pada halaman 10 dan 11

dimana petitum kedua tersebut terbagi dalam 2(dua) bagian, yaitu

bagian “Dalam Provisi” dan “Dalam Pokok Perkara”. Selanjutnya

Penggugat pada bagian “Dalam Pokok Perkara” menguraikan 8 butir

tuntutan yang juga berbeda dengan petitum pertama gugatan;

3) Bahwa perbuatan Penggugat yang mengajukan 2 (dua) petitum

yang berbeda menunjukkan bahwa gugatan a-quo merupakan suatu

gugatan yang dbuat dengan cara asal-asalan serta tanpa mengikuti

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 34 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

kaedah-kaedah pembuatan suatu gugatan berdasarkan hukum

acara perdata. Hal ini tentunya menyebabkan kerugian bagi

Tergugat I oleh karena Tergugat I mengalami kebingungan dalam

mengajukan bantahan maupun tanggapan atas dalih-dalih

Penggugat dalam gugatannya, utamanya tentang petitum

Penggugat dalam gugatannya;

4) Padahal menurut Pasal 8 Rv, pokok-pokok gugatan harus disertai

kesimpulan yang jelas dan tertentu (een duidelijk en bepaalde

conclusie). Lebih jauh, (i) Putusan MA No.492 K/Sip/1970 telah

menentukan bahwa petitum dinyatakan tidak jelas karena tidak

menyebut secara tegas apa yang dituntut; dan (ii) Putusan MA

No.582 K/Sip/1973 juga menentukan bahwa oleh karena petitum

gugatan tidak jelas, gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima.

Dengan demikian, gugatan a-quo merupakan gugatan yang kabur

oleh karena petitum tidak jelas dan selanjutnya Gugatan dinyatakan

tidak dapat diterima.

6.2. Antara Posita Dan Petitum Gugatan Tidak Logis, Tidak Konsisten Dan

Saling Bertentangan

1) Bahwa selanjutnya, dalam uraian petitum gugatan butir 3 halaman

10, Penggugat memohon Majelis Hakim yang terhormat sebagai

berikut :

“Menyatakan peletakan Sita REVINDIKATOR BESLAG atas :....”

2) Bahwa namun demikian, dalam uraian positanya pada Butir 22

halaman 9 Gugatan, Penggugat menguraikan sebagai berikut :

“Bahwa untuk menjamin pelaksanaan putusan kelak, dan karena

ada kekhawatiran bahwa TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta

TURUT TERGUGAT akan mengasingkan harta bendanya karena

tuntutan ganti rugi sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1365

KUHPerdata, maka PENGGUGAT mohon kiranya Majelis Hakim

Yang Terhormat dapat meletakkan Sita Jaminan (Conservatoire

Beslag) atas barang-barang tetap.....”

3) Bahwa berdasarkan hal di atas, maka jelas bahwa Penggugat telah

menguraikan petitum yang nyata-nyata berbeda dengan posita

gugatannya dimana REVINDIKATOR BESLAG jelas berbeda

dengan Conservatoire Beslag;

4) Bahwa selain itu, Penggugat dengan itikad tidak baik telah pula

memohon kepada Majelis Hakim yang terhormat dalam petitumnya

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 35 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

halaman 9 pada bagian “Dalam Provisi” dan “Dalam Pokok Perkara”

butir 5 yang pada pokoknya agar Majelis Hakim yang terhormat

segera menghentikan proses sita jaminan dan eksekusi sesuai

dengan Surat Penetapan Pengadilan Negeri Medan

No.64/Eks/HT/2009/PN.Mdn tanggal 15 Desember 2009 tentang

Eksekusi sita Hak Tanggungan kepada Penggugat hingga perkara

a-quo mempunyai kekuatan hukum yang tetap;

5) Bahwa permohonan tersebut muncul dalam petitum gugatan tanpa

adanya uraian sama sekali pada posita gugatan tentang bagaimana

Surat Penetapan tersebut keluar dan apakah ada hubungannya

dengan perkara a-quo. Tanpa bermaksud untuk berpraduga

terhadap Penggugat, Tergugat I dengan ini memohon kepada

Majelis Hakim yang Terhormat untuk mencermati adanya itikad

Penggugat untuk mengaitkan gugatan ini dengan Perjanjian Kredit

antara Penggugat dan Turut Tergugat sehingga pada akhirnya Turut

Tergugat tidak dapat menegakkan hak-hak keperdataannya

berdasarkan perjanjian kredit tersebut;

6) Bahwa berdasarkan Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung RI yaitu

Putusan Mahkamah Agung No. 28 K/Sip/1973 terdapat kaidahnya

yang intinya menyatakan bahwa petitum yang bertentangan dengan

posita gugatan haruslah dinyatakan tidak dapat diterima, sehingga

gugatan a-quo haruslah dinyatakan tidak dapat diterima.

6.3. Penggugat Menuntut Penggabungan Tanggung Jawab Tergugat I,

Tergugat II Dan Turut Tergugat Dengan Cara Membayar Secara

Tanggung Renteng, Meskipun Ketiganya Memiliki Hubungan Hukum

Yang Berbeda Dengan Penggugat

1) Bahwa Penggugat dalam Butir 4 petitum pertama gugatannya

menyatakan sebagai berikut :

“Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT

TERGUGAT secara tanggung renteng untuk membayar kerugian

PENGGUGAT...”

Sementara itu, dalam Butir 6 petitum kedua gugatannya, Penggugat

menyatakan sebagai berikut :

“Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT

TERGUGAT untuk membayar ...”

2) Bahwa pada kenyataannya, Penggugat memiliki hubungan hukum

yang berbeda-beda dengan Tergugat I, Tergugat II dan Turut

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 36 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Tergugat. Penggugat memiliki hubungan hukum dengan Tergugat I

berdasarkan Polis Asuransi. Sementara itu, hubungan hukum antara

Penggugat dan Turut Tergugat timbul setelah adanya Perjanjian

Kredit antara Penggugat dan Turut Tergugat. Di sisi lain, Penggugat

justru tidak memiliki hubungan hukum dengan Tergugat II;

3) Bahwa sesuai dengan Pasal 8 ayat (3) Rv, dinyatakan bahwa:

“pemberitahuan gugatan harus memuat upaya-upaya dan pokok

gugatan disertai kesimpulan yang jelas dan tertentu” atau dengan

kata lain surat gugat itu harus disusun secara sistematis dengan

unsur-unsur identitas para pihak, dalil-dalil konkrit tentang adanya

hubungan hukum yang merupakan dasar diajukannya suatu

gugatan dan petitum;

4) Bahwa sejalan dengan Pasal 8 ayat (3) Rv tersebut, asas dasar

utama yang penting dalam hukum acara perdata yang harus

dipenuhi dalam mengajukan gugatan adalah asas tiada gugatan

tanpa kepentingan hukum, point d’ interest point d’ action. Asas ini

menurut Prof Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. mengandung arti:

“bahwa suatu tuntutan hak harus mempunyai kepentingan hukum

yang cukup, merupakan syarat utama untuk dapat diterimanya

tuntutan hak itu oleh pengadilan guna diperiksa: point d’ interest

point d’ action”. (Hukum Acara Perdata Indonesia; Prof. Dr. Sudikno

Mertokusumo, S.H. halaman 49);

5) Bahwa namun demikian, Penggugat ternyata melakukan kekeliruan

dengan menggabungkan hubungan hukum yang berbeda ke dalam

satu gugatan. Bahkan Penggugat sendiri tidak memiliki hubungan

hukum dengan Tergugat II;

6) Bahwa dengan demikian, perbuatan Penggugat yang menuntut

penggabungan tanggung Jawab Tergugat I, Tergugat II Dan Turut

Tergugat dengan cara membayar secara tanggung renteng,

meskipun ketiganya memiliki hubungan hukum yang berbeda

dengan Penggugat merupakan hal yang keliru dan oleh karenanya

gugatan a-quo merupakan suatu gugatan yang kabur dan harus

dinyatakan tidak dapat diterima.

Berdasarkan uraian eksepsi-eksepsi di atas, Tergugat I mohon agar

Majelis Hakim perkara a-quo menyatakan dalam amar putusannya:

1. Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 37 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara;

Selanjutnya, Tergugat I sekaligus dengan ini menyampaikan jawaban dalam

pokok perkara sebagaimana diuraikan di bawah ini.

II. DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa Tergugat I menolak seluruh dalil-dalil gugatan yang diajukan oleh

Penggugat baik dalam Gugatan, kecuali yang dengan tegas dan tertulis

dinyatakan sebaliknya oleh Tergugat I;

2. Bahwa seluruh dalil-dalil yang telah diuraikan dalam bagian Eksepsi

secara mutatis mutandis menjadi satu kesatuan yang tidak terpisah

dengan pokok perkara;

3. Bahwa Tergugat I menolak dalil-dalil gugatan Penggugat dengan alasan

sebagai berikut:

KRONOLOGIS PERKARA

Bahwa sebelum Tergugat I menguraikan dengan rinci penolakan atas

dalil-dalil Gugatan Penggugat, terlebih dahulu Tergugat akan menguraikan

kronologis perkara yang sebenarnya terjadi guna memberikan gambaran

sebenarnya jalannya perkara ini sehingga Majelis Hakim dapat memahami

duduk permasalahannya secara obyektif sebagai berikut;

1. Bahwa Penggugat sebagai Tertanggung telah mengadakan Perjanjian

Asuransi dengan para Penanggung, sebagaimana dituangkan dalam Polis

Asuransi, sebagai berikut :

Ikhtisar Pertanggungan – Polis Standar Kebakaran Indonesia, Nomor Polis :

02-23-06003228, nama Tertanggung : PT Pupuk Subur Makmur, jangka

waktu pertanggungan : dari tanggal 01 Mei 2003 sampai dengan 01 Mei

2004, dengan harga pertanggungan :

1.1.1. Bangunan Komplek Pabrik sebesar Rp.1.700.000.000,-;

1.1.2. Mesin-mesin/Peralatan, sebesar Rp.13.000.000.000,-;

1.1.3.Stock Bahan Baku, Bahan Pembantu, Setengah Jadi dan Barang Jadi

Pupuk, sebesar 8.700.000.000,-;

Total pertanggungan sebesar Rp.23.400.000.000,- (dua puluh tiga milyar

empat ratus juta Rupiah)

Kemudian, atas permintaan Penggugat, Polis tersebut telah diubah

beberapa kali, berturut-turut sebagaimana terlihat dalam:

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 38 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

1.1. Lampiran No.01 tanggal 09 Mei 2003, terlekat pada polis 02-23-

06003228, Tanggal Akhir Jangka Waktu : 01 Mei 2004, dengan harga

pertanggungan :

1.2.1. Bangunan Komplek Pabrik sebesar Rp.1.690.000.000,-;

1.2.2. Mesin-mesin/Peralatan, sebesar Rp.12.985.000.000,-;

1.2.3. Stock Bahan Baku, Bahan Pembantu, Setengah Jadi dan Barang

Jadi Pupuk, sebesar 8.500.000.000,-;

Total pertanggungan sebesar Rp.23.175.000.000,- (dua puluh tiga

milyar seratus tujuh puluh lima juta Rupiah)

1.2. Lampiran No.02 tanggal 28 Oktober 2003, terlekat pada polis 02-23-

06003228, Tanggal Akhir Jangka Waktu : 01 Mei 2004, dengan harga

pertanggungan :

1.3.1. Bangunan Komplek Pabrik sebesar Rp.3.890.000.000,-;

1.3.2. Mesin-mesin/Peralatan, sebesar Rp.12.985.000.000,-;

1.3.3. Stock Bahan Baku, Bahan Pembantu, Setengah Jadi dan Barang

Jadi Pupuk, sebesar 13.500.000.000,-;

Total pertanggungan sebesar Rp.30.375.000.000,- (tiga puluh milyar

tiga ratus tujuh puluh lima juta Rupiah)

1.3. Lampiran No.03 tanggal 09 Desember 2003, terlekat pada polis 02-23-

06003228, Tanggal Akhir Jangka Waktu : 01 Mei 2004, dengan harga

pertanggungan :

1.4.1. Bangunan Komplek Pabrik sebesar Rp.3.890.000.000,-;

1.4.2. Mesin-mesin/Peralatan, sebesar Rp.28.789.115.000,-;

1.4.3. Stock Bahan Baku, Bahan Pembantu, Setengah Jadi dan Barang

Jadi Pupuk, sebesar 13.500.000.000,-;

Total pertanggungan sebesar Rp.46.179.115.000,- (empat puluh enam

milyar seratus tujuh puluh sembilan juta seratus lima belas ribu Rupiah)

2. Bahwa dalam Polis Asuransi tersebut di atas, Para Penanggung terdiri dari:

1. Tergugat I sebagai Leader dengan porsi pertanggungan sebesar 55 %;

2. PT Asuransi Staco Jasapratama sebagai Member/Anggota dengan porsi

pertanggungan sebesar 15%;

3. PT Asuransi Dharma Bangsa sebagai Member/Anggota dengan porsi

pertanggungan sebesar 15%; dan

4. PT Asuransi Ramayana sebagai Member/Anggota dengan porsi

pertanggungan sebesar 15%;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 39 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

3. Bahwa pada tanggal 1 April 2004, yaitu 1 (satu) bulan sebelum habisnya

jangka waktu pertanggungan, telah terjadi kebakaran di Pabrik milik

Penggugat yang berlokasi di Jl.Tengkul/Jl.Seruai No.8, Medan Labuhan,

Sumatera Utara dimana sebab kebakaran tersebut adalah tersulutnya

barang-barang yang mudah terbakar (combustible material), bertemunya

uap tinner dengan panas yang ditimbulkan oleh reaksi eksoterm,

sebagaimana disebutkan pada butir VI.2. Berita Acara Pemeriksaan Teknis-

Laboratoris Forensik oleh Laboratorium Forensik POLRI Cabang Medan

tanggal 12 April 2004. Kebakaran tersebut menimbulkan kerusakan harta

benda dan kerugian bagi Penggugat, yaitu kerugian atau kerusakan

bangunan, mesin printing/sablon di ruang cetak, hydraulic hand forklift,

peralatan mesin/panel listrik untuk mesin granulator dan stock barang;

4. Bahwa dalam Pasal 5 ayat (2.2) Perjanjian Asuransi dinyatakan :

“Pada waktu terjadi kerugian atau kerusakan, Tertanggung wajib :..

(2.2) memberikan bantuan sepenuhnya kepada Penanggung atau wakilnya

atau pihak lain yang ditunjuknya untuk melakukan penelitian atas kerugian

atau kerusakan yang terjadi;”

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka Para Penanggung

menunjuk suatu Perusahaan Penilai Kerugian (Loss Adjuster), yaitu PT

Satria Dharma Pusaka Crawford THG (Tergugat II). Selanjutnya, pada

tanggal 6 April 2004, Tergugat II telah melakukan penelitian atas kerugian

atau kerusakan yang terjadi di lokasi kebakaran.

5. Bahwa mengenai ganti rugi untuk pertanggungan Bangunan, Mesin

sablon/Cetak, Forklift dan Barang-Barang Stock telah tercapai kesepakatan

antara Para Penanggung dengan Penggugat sebagai Tertanggung, antara

lain sesuai dengan kesepakatan rapat tanggal 28 Mei 2004. Untuk itu, uang

ganti-ruginya telah dibayar oleh Tergugat I, PT Asuransi Staco Jasapratama,

PT Asuransi Dharma Bangsa dan PT Asuransi Ramayana kepada Turut

Tergugat oleh karena dalam Polis Asuransi terdapat klausula bank (Banker’s

Clause), dimana pihak yang menerima ganti rugi dari Para Penanggung

adalah Turut Tergugat.

6. Bahwa permasalahan yang tersisa adalah ganti rugi kerusakan 2 (dua)

panel-panel listrik untuk mesin granulator. Mesin granulator tersebut

mempunyai 5 (lima) panel listrik dan 3 (tiga) panel listrik tidak rusak. Oleh

karena menyangkut 2 (dua) panel listrik tersebut adalah masalah teknis

mesin, maka Tergugat II sebagai Loss Adjuster yang ditunjuk berdasarkan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 40 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Polis Asuransi kemudian menunjuk BELFOR (Asia) Pte Ltd (“BELFOR”)

sebagai Technical Advisor untuk melakukan pemeriksaan dan meneliti

kerusakan 2 (dua) panel listrik tersebut di Pabrik Penggugat;

7. Bahwa setelah ditunjuk oleh Tergugat II dengan persetujuan para

Penanggung, maka pada tanggal 28 April 2004, BELFOR melakukan

penelitian di di lokasi pabrik Penggugat dimana BELFOR sebagai Technical

Advisor telah menyampaikan laporannya tertanggal 3 Mei 2004 kepada

Tergugat II dan laporan tersebut yang dijadikan dasar oleh Tergugat II untuk

menghitung kerugian/kerusakan 2 (dua) panel listrik untuk mesin granulator

tersebut. Menurut laporan Tergugat II berdasarkan penelitian BELFOR

tanggal 3 Mei 2004, panel listrik tersebut dapat direkondisi ke keadaan

seperti sebelum kebakaran tanpa mengurangi fungsi, kehandalan dan umur

panel-panel listrik tersebut. Adapun untuk biaya perbaikan tersebut telah

dihitung Tergugat II berdasarkan penelitian BELFOR, yaitu sebesar SGD

44,234 + 5% GST yang kemudian dibulatkan menjadi SGD 55,000 (lima

puluh lima ribu dollar Singapore) dengan garansi atau jaminan selama 1

(satu) tahun;

8. Bahwa namun demikian, setelah melalui beberapa pertemuan, Penggugat

tidak dapat menerima hal tersebut dimana uraian tentang sikap maupun

alasan Penggugat dan Tergugat I terkait penolakan Penggugat tersebut

akan diuraikan lebih jauh dalam sanggahan Tergugat I atas dalil-dali

Penggugat di bawah ini.

9. Bahwa sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya, Penggugat

sesungguhnya telah mengajukan gugatan wanprestasi kepada Tergugat I

dimana Mahkamah Agung melalui Putusan MA No. 664 PK/Pdt/2011

tanggal 23 April 2012 jo. Putusan MA No.911 K/Pdt/2009 tanggal

19 Agustus 2009 jo. Putusan Pengadilan Tinggi Medan

No.214/Pdt/2007/PT.Mdn tanggal 11 September 2007 jo. Putusan PN

Medan No.58/Pdt.G/2006 tanggal 14 Agustus 2006, dalam perkara dengan

objek permasalahan yang persis sama dengan perkara ini telah memberikan

pertimbangan diantaranya sebagai berikut :

Alinea Ketiga Halaman 63 Putusan PN Medan No.58/Pdt.G/2006 tanggal 14

Agustus 2006 yang telah dikuatkan melalui Putusan MA No.664

PK/Pdt/2011 tanggal 23 April 2012 jo. Putusan MA No.911 K/Pdt/2009

tanggal 19 Agustus 2009 jo. Putusan Pengadilan Tinggi Medan

No.214/Pdt/2007/PT.Mdn tanggal 11 September 2007 :

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 41 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

“Menimbang, bahwa berdasarkan uraian dan pertimbangan kami tersebut di

atas, maka Pengadilan Negeri berpendapat : oleh karena tiga perusahaan

asuransi lainnya yang bertindak sebagai penanggung di dalam perkara ini

tidak turut digugat, maka gugatan penggugat dipandang kurang pihak dan

oleh karenanya pula gugatan Penggugat haruslah dinyatakan tidak dapat

diterima;”

10. Bahwa meskipun berdasarkan Putusan MA tersebut, Penggugat seharusnya

kembali mengajukan gugatan wanprestasi kepada Tergugat I dan

mengikutsertakan pihak-pihak yang diharuskan untuk turut digugat, yaitu PT

Asuransi Staco Jasapratama, PT Asuransi Dharma Bangsa dan PT Asuransi

Ramayana, namun dalam perkara a-quo Penggugat justru mengajukan

gugatan perbuatan melawan hukum terhadap Tergugat I tanpa

mengikutsertakan para penanggung lainnya tersebut.

1.1. Bahwa dalam Gugatannya butir 1 halaman 1, Penggugat menyatakan

sebagai berikut :

“1. Bahwasanya berdasarkan Perjanjian Kredit Modal Kerja No. 97

tanggal 30 April April 2003, Addendum Perjanjian Kredit Modal Kerja

No. 23 tanggal 2 Oktober 2003 dan Perjanjian Kredit Investasi No.

24 tanggal 2 Oktober Oktober 2003 antara PENGGUGAT dan

TURUT TERGUGAT (BUKTI P-20, P-21, P-22), maka TURUT

TERGUGAT telah menunjuk TERGUGAT I (PT Asuransi Wahana

Tata) dengan Surat No.1 Hb.MIB/Corn/266/2003 tanggal 29 April

2003 (Bukti P-16), sebagai asuransi rekanan Turut Tergugat untuk

melakukan penutupan pertanggungan asuransi jaminan utama dan

jaminan tambahan secara sepihak. Terhadap perjanjian kredit

tersebut, PENGGUGAT telah menjaminkan harta benda yang

dipertanggungkan berupa :....”

1.2. Bahwa pertama-tama, Tergugat I perlu menyampaikan bahwa dalam

melakukan pertanggungan asuransi tersebut, Penggugat secara nyata-

nyata telah sepakat dan bahkan turut menandatangani Polis No.02-23-

06003228 beserta lampiran-lampirannya (“Polis Asuransi”) yang

merupakan dasar perikatan pertanggungan antara Penggugat dan

Tergugat I sekaligus menjadi dasar penujukan Tergugat II selaku

Perusahaan Penilai Kerugian (Loss Adjuster) oleh Tergugat I yang

menjadi pokok gugatan Penggugat dimana Penggugat menganggap

bahwa penunjukkan tersebut telah masuk dalam kualifikasi perbuatan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 42 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

melawan hukum oleh karena adanya hubungan afiliasi antara Tergugat I

dan Tergugat II . Oleh karena itu, adalah tidak benar dan berdasar

apabila Penggugat menyatakan bahwa penutupan pertanggungan

asuransi jaminan utama dan jaminan tambahan pada Turut Tergugat

dilakukan secara sepihak;

Bantahan atas dalil-dalil Gugatan Penggugat

1. PENUNJUKAN TERGUGAT I SELAKU PENANGGUNG OLEH TURUT

TERGUGAT TELAH DISETUJUI OLEH PENGGUGAT

1. Bahwa dalam Gugatannya angka 1 halaman 1, Penggugat menyatakan

sebagai berikut :

“1. Bahwasanya berdasarkan Perjanjian Kredit Modal Kerja No. 97

tanggal 30 April April 2003, Addendum Perjanjian Kredit Modal Kerja

No. 23 tanggal 2 Oktober 2003 dan Perjanjian Kredit Investasi No.

24 tanggal 2 Oktober Oktober 2003 antara PENGGUGAT dan

TURUT TERGUGAT (BUKTI P-20, P-21, P-22), maka TURUT

TERGUGAT telah menunjuk TERGUGAT I (PT Asuransi Wahana

Tata) dengan Surat No.1 Hb.MIB/Corn/266/2003 tanggal 29 April

2003 (Bukti P-16), sebagai asuransi rekanan Turut Tergugat untuk

melakukan penutupan pertanggungan asuransi jaminan utama dan

jaminan tambahan secara sepihak. Terhadap perjanjian kredit

tersebut, PENGGUGAT telah menjaminkan harta benda yang

dipertanggungkan berupa :....”

2. Bahwa Tergugat I perlu menyampaikan bahwa dalam melakukan

pertanggungan asuransi tersebut, Penggugat secara nyata-nyata telah

sepakat dan bahkan turut menandatangani Polis No.02-23-06003228

beserta lampiran-lampirannya (“Polis Asuransi”) yang merupakan tindak

lanjut dari Surat Turut Tergugat kepada Tergugat I tanggal 7 Mei 2003

No.1.Hb.MIB/Com/282/2003 perihal . Oleh karena itu, adalah tidak

benar dan berdasar apabila Penggugat menyatakan bahwa penutupan

pertanggungan asuransi jaminan utama dan jaminan tambahan pada

Turut Tergugat dilakukan secara sepihak. Oleh karena itu sudah

seharusnya dalil Gugatan angka 1 halaman 1 ditolak;

2. TERGUGAT I TIDAK MEMILIKI HUBUNGAN AFILIASI DENGAN

TERGUGAT II DAN OLEH KARENANYA TIDAK MELANGGAR PASAL 13

AYAT (2) JO. PASAL 1 BUTIR 13 UU NO.2 TAHUN 1992 TENTANG

USAHA PERASURANSIAN

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 43 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

3. Bahwa Penggugat dalam dalih gugatannya pada butir 7, 8, 9, 10 dan 11

halaman 2 s/d 4 yang pada pokoknya menyatakan bahwa Tergugat I

memiliki hubungan afiliasi dengan Tergugat II. Secara khusus, untuk

mendukung dalihnya, Tergugat I menyatakan sebagai berikut:

Butir 7 Halaman 2 Gugatan yang berbunyi sebagai berikut:

“…Bahwa selanjutnya, Penggugat menemukan bukti adanya

Kepemilikan Saham dan Susunan Komisaris & Direksi yang ternyata di

dalamnya terdapat orang-orang yang sama pada kedua perusahaan

tersebut (TERGUGAT I dan TERGUGAT II) atau disebut TERAFILIASI

antara TERGUGAT I (PT ASURANSI WAHANA TATA) dengan

TERGUGAT II (PT SATRIA SHARMA PUSAKA CRAWFORD THG),

yaitu atas nama SOFJAN WANANDI dan JUSUF WANANDI ( Bukti P-24

dan P-25).

Butir 8 Halaman 2 dan 3 Gugatan yang berbunyi sebagai berikut:

“…Berikut di bawah ini PENGGUGAT sampaikan nama pemegang

saham/pemilik perusahaan dan susunan Komisaris & Direksi dari kedua

perusahaan TERGUGAT I (PT ASURANSI WAHANA TATA) dengan

TERGUGAT II (PT SATRIA DHARMA PUSAKA CRAWFORD THG)

yang terafiliasi tersebut, yaitu sebagai berikut:

A. TERGUGAT I

(Berdasarkan Laporan Keuangan Per 31 Desemebr 2005 dan 2004

yang dimuat di Harian KOMPAS halaman 26, tanggal 26 Mei 2006)

(Bukti P-24)

Pemilik perusahaan:

PT Pakarti Yoga

Rudy Wanandi

Ahli Waris Ny. S. Hartini

Koperasi-Koperasi

Komisaris & Direksi:

Dewan komisaris:

Komisaris Utama : Rudy Wanandi

Wkl Komisaris Utama : Sofjan Wanandi

Komisaris : A.R. Ramly

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 44 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Jusuf Wanandi

S. Sudjalilah Soegiarso

Evi Elka Pangestu

Dewan direksi

Direktur Utama : Robert Jeremia

Direktur : Eddy Chandra

Albert Wanandi

Wiryanto Suwignyo

M. Th. Ratnawati

B. TERGUGAT II

Pemilik perusahaan: Total berjumlah 4000 saham

Ina Sutioso……………………………………….. 640 lembar saham

Sofjan Wanand...…………………….…………… 320 lembar saham

Jusuf Wanandi…………………………………… 320 lembar saham

DR. Biantoro Wanandi………..………………… 120 lembar saham

Leony Setiawati………..……..………………….. 120 lembar saham

Melati Mokoagow……..……..………………….... 160 lembar saham

Mary Elka Pangestu….……..……………………. 320 lembar saham

John Philips Robert Baxter……………………… 2000 lembar saham

(Direktur Thomas Howell Group International Limited, Inggris)

Komisaris & Direksi:

Dewan Komisaris:

Komisaris Utama : Richard Solomon (Inggris)

Komisaris : Ronald Sharp Elder (Inggris)

Ina Sutioso

Dewan Direksi

Direktur Utama : Guntoro Hendranata

Direktur Teknik : John Edwin Seddon

Direktur : Frans Nur Himawan.”

4. Bahwa pada kenyataannya, data dan fakta yang digunakan oleh

Penggugat adalah keliru dan tidak sesuai dengan fakta yang

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 45 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

sesungguhnya. Untuk memudahkan Majelis Hakim, bersama ini kami

sampaikan bagan perbandingan pemegang saham, direksi dan

komisaris Tergugat I dan Tergugat II. Adapun susunan pemegang

saham, direksi dan komisaris Tergugat I pada saat dilakukannya

penunjukan Tergugat II selaku Perusahaan Penilai Kerugian (Loss

Adjuster) didasarkan pada Akta tentang Berita Acara Rapat Umum

Pemegang Saham Luar Biasa PT Asuransi Wahana Tata Nomor 38

tahun 2003 tanggal 24 Juli 2003 yang telah disampaikan kepada Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Repubik Indonesia sebagaimana Surat

Dirjen Administrasi Hukum Umum Kemenhukham No.C-UM.02.01.2276

perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Pemegang Saham &

Direksi /Komisaris PT Asuransi Wahana Tata. Sementara itu, susunan

pemegang saham, direksi dan komisaris Tergugat II didasarkan pada

Akta No. 1 tanggal 5 Desember 2003 tentang Pernyataan Keputusan

Rapat PT Satria Dharma Pusaka Crawford THG jo. Akta No. 12 tanggal

13 September 2002 tentang Pernyataan Keputusan Rapat PT Satria

Dharma Pusaka Crawford THG.

TERGUGAT I TERGUGAT II

PEMEGANG

SAHAM

1. PT Pakarti Yoga,

Sejumlah 72.812.000

saham (72,812 %)

2. Rudy Wanandi

Sejumlah 25.000.000

saham (25%)

3. Para Ahli Waris Ny.

Saroyini Hartini,

Sejumlah 1.188.000

saham (1.188 %)

4. Koperasi Karyawan

Asuransi Wahana

Tata.

Sejumlah 400.000

saham (0,4 %)

5. Koperasi Supir Taxi

1. Crawford THG Ltd.,

Sejumlah 2000 saham

(50%)

2. Sofjan Wanandi

Sejumlah 320 saham

(8%)

3. PT Ekamulia

Catrapratama.

Sejumlah 640 saham

(16%)

4. PT Pangestu Investa

Sejumlah 320 saham

(8%),

5. Jusuf Wanandi

Sejumlah 320 saham

(8%)

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 46 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Jakarta Raya (Kosti

Jaya)

Sejumlah 133.333

saham (0,133%)

6. Koperasi Pegawai

Departemen

Pertanian.

Sejumlah 133.333

saham (0,133%)

7. Koperasi Pedagang

Pasar Rawa Badak

(Kopas Rawa Badak)

Sejumlah 333.334

saham (0,333 %)

6. Ny. Leoni Setiawati

Sejumlah 120 saham

(3%)

7. Ny. Melati Mokoagow

Sejumlah 280 saham

(7%)

DIREKSI 1. Rudy Wanandi

2. Robert Jeremia

3. Eddy Chandra

4. Albertus Haryono

Wanandi

5. Ignatius Wiyanto

Suwignjo

6. Ratnawati

Pranandjaja

1. Guntoro Hendranata

2. Frans Nur Himawan.

KOMISARIS 1. Abdul Rachman

Ramly

2. Riantini Sutedja

3. Shinta Subekti

4. Siti Sudjaliah

Soegiarso

5. Evi Elka Pangestu

1. Richard Solomon

2. Ina Sutioso

7. Bahwa sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada saat kejadian, definisi

Afiliasi dalam Pasal 1 Butir 13 UU No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha

Perasuransian (”UU Asuransi”) adalah sebagai berikut:

Pasal 1 butir 13

Afiliasi adalah hubungan antara seseorang atau badan hukum dengan satu

orang atau lebih, atau badan hukum lain, sedemikian rupa sehingga salah

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 47 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

satu dari mereka dapat mempengaruhi pengelolaan atau kebijaksanaan

orang yang lain atau badan hukum yang lain, atau sebaliknya dengan

memanfaatkan adanya kebersamaan kepemilikan saham atau kebersamaan

pengelolaan perusahaan.

8. Bahwa pertama-tama, Tergugat I perlu menyampaikan bahwa berdasarkan

bagan di atas, terbukti bahwa dalih Penggugat Butir 7 Halaman 2 Gugatan

yang menyatakan bahwa “terdapat orang-orang yang sama pada kedua

perusahaan tersebut (TERGUGAT I dan TERGUGAT II) atau disebut

TERAFILIASI antara TERGUGAT I (PT ASURANSI WAHANA TATA)

dengan TERGUGAT II (PT SATRIA SHARMA PUSAKA CRAWFORD THG),

yaitu atas nama SOFJAN WANANDI dan JUSUF WANANDI” adalah dalih

yang mengada-ada dan keliru. Sofjan Wanandi dan Yusuf Wanandi

bukanlah pemegang saham, anggota dewan direksi atau anggota dewan

komisaris pada Tergugat I dan hanyalah merupakan pemegang saham pada

Tergugat II pada saat dilakukannya penunjukan Tergugat II selaku

Perusahaan Penilai Kerugian (Loss Adjuster). Adapun dalih-dalih Penggugat

tersebut di atas hanyalah didasarkan pada kedudukan Sofjan Wanandi dan

Yusuf Wanandi pada Dewan Komisaris Tergugat I. Dengan demikian,

Sofyan Wanandi dan Yusuf Wanandi tidaklah mungkin melakukan

perbuatan mempengaruhi pengelolaan atau kebijaksanaan Tergugat I.

9. Bahwa lebih jauh, apabila Majelis Hakim yang terhormat mencermati

ketentuan Pasal 1 butir 13 UU Asuransi, maka dapat disimpulkan beberapa

hal yang menjadi tolak ukur adanya hubungan afiliasi antara Perusahaan

Asuransi Kerugian dengan Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi, yaitu (i)

salah satu dari mereka dapat mempengaruhi pengelolaan atau

kebijaksanaan orang yang lain atau badan hukum yang lain, atau (ii) dengan

memanfaatkan adanya kebersamaan kepemilikan saham atau kebersamaan

pengelolaan perusahaan;

10. Bahwa terkait tolak ukur yang pertama, yaitu mempengaruhi pengelolaan

atau kebijaksanaan orang yang lain atau badan hukum yang lain, maka

berdasarkan bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa Tergugat I tidaklah

mungkin mempengaruhi pengelolaan kebijaksanaan Tergugat II oleh karena

(i) Tergugat I bukanlah pemegang saham pada Tergugat II dan demikian

pula sebaliknya, Tergugat II bukanlah pemegang saham pada Tergugat I; (ii)

Bahkan, seandainyapun Penggugat berprasangka buruk dengan

mengaitkan adanya hubungan antara Sofjan Wanandi, Jusuf Wanandi dan

Rudy Wanandi, maka hal tersebutpun tidaklah serta menunjukkan adanya

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 48 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

ruang mempengaruhi pengelolaan atau kebijaksanaan perseroan oleh

karena kedudukan Sofjan Wanandi dan Yusuf Wanandi yang hanya memiliki

total 16 % (termasuk pada pemegang saham minoritas) dari total saham

keseluruhan pada Tergugat II; (iii) Lebih jauh, keduanya pun TIDAK

menjabat sebagai anggota dewan direksi yang berfungsi selaku pengurus

atau pengelola perseroan maupun dewan komisaris yang berfungsi sebagai

pengawas kebijakan direksi. Sebagai catatan, berdasarkan Pasal 100 ayat

(2) UU No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas telah ditentukan

bahwa Komisaris tidak dapat melakukan pengurusan perseroan terkecuali

jika ada keadaan tertentu yang mana hal tersebut harus berdasarkan

Anggaran Dasar atau keputusan RUPS dan hanya berlaku untuk jangka

waktu tertentu. Kutipan dari ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:

“Berdasarkan Anggaran Dasar atau keputusan RUPS, Komisaris dapat

melakukan tindakan pengurusan perseroan dalam keadaan tertentu untuk

jangka waktu tertentu”;

11. Bahwa terkait tolak ukur yang kedua, yaitu adanya kebersamaan

kepemilikan saham atau kebersamaan pengelolaan perusahaan, maka

berdasarkan bagan di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada

kebersamaan kepemilikan saham atau kebersamaan pengelolaan Tergugat

I dan Tergugat II oleh karena pihak-pihak baik perseroan maupun pribadi

kodrati yang merupakan pemegang saham maupun anggota dewan direksi

keduanya adalah perseroan maupun pribadi kodrati yang berbeda;

12. Bahwa oleh karena itu, dengan bertitik tolak pada Pasal 13 ayat (2) jo. Pasal

1 Butir 13 UU Asuransi, maka dapat disimpulkan bahwa Tergugat I TIDAK

memiliki hubungan afiliasi dengan Tergugat II;

13. Bahwa sebagai tambahan, sebagaimana diuraikan dalam bagian kronologis

perkara, oleh karena hal terkait 2 (dua) panel listrik tersebut adalah masalah

teknis mesin, maka Tergugat II sebagai Loss Adjuster tidak serta merta

bertindak sebagai pihak yang melakukan penilaian dari segi teknis mesin,

tetapi justru menunjuk BELFOR sebagai Technical Advisor dan pihak ketiga

yang benar-benar independen untuk melakukan pemeriksaan dan meneliti

kerusakan 2 (dua) panel listrik tersebut di Pabrik Penggugat;

14. Adapun BELFOR (Asia) Pte Ltd merupakan suatu anak perusahaan dari

BELFOR, Duisburg-Jerman, yang bergerak di bidang perbajaan, farmasi,

produk-produk bangunan, tekstil dan peralatan kamar cuci dan

pemulihan/perbaikan kerusakan-kerusakan. BELFOR selama hamper 30

(tiga puluh) tahun telah mempelopori pekerjaan pemulihan peralatan teknik

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 49 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

secara internasional dan telah mengerjakan dengan baik dan berhasil dalam

pemulihan/perbaikan 3.000.000 (tiga juta) printed circuit boards dan lebih

dari 100.000 (seratus ribu) panel listrik dan pemindah aliran listrik. Khusus

untuk BELFOR (Asia) Pte Ltd reputasinya adalah telah berhasil dengan baik

menangani lebih dari 1.000 kerusakan peralatan-peralatan, termasuk

peralatan semikonduktor untuk pabrik, peralatan telekomunikasi, mesin

produksi, generator listrik dan peralatan pembagian arus listrik dan mesin

pembuatan makanan, termasuk panel listrik untuk mesin pabrik.

11. Bahwa di samping itu, selain permasalahan ganti rugi kerusakan 2 (dua)

panel-panel listrik untuk mesin granulator yang tidak disetujui oleh

Penggugat, Penggugat justru telah menerima ganti rugi untuk

pertanggungan Bangunan, Mesin sablon/Cetak, Forklift dan Barang-Barang

Stock sesuai dengan kesepakatan rapat tanggal 28 Mei 2004. Selanjutnya,

uang ganti-ruginya telah dibayar oleh Tergugat I, PT Asuransi Staco

Jasapratama, PT Asuransi Dharma Bangsa dan PT Asuransi Ramayana

kepada Turut Tergugat oleh karena dalam Perjanjian Asuransi terdapat

klausula bank (Banker’s Clause), dimana pihak yang menerima ganti rugi

dari Para Penanggung adala Turut Tergugat.

Padahal Perusahaan Penilai Kerugian yang melakukan penilaian terhadap

(i) panel-panel listrik untuk mesin granulator yang tidak disetujui oleh

Penggugat dan terhadap (ii) Bangunan, Mesin sablon/Cetak, Forklift dan

Barang-Barang Stock, yang tidak disetujui Penggugat, adalah PIHAK YANG

SAMA, yaitu Tergugat II. Pertanyaannya, apabila Penggugat sejak awal

menganggap bahwa penunjukkan Tergugat II oleh Tergugat I adalah suatu

perbuatan melawan hukum, mengapa Penggugat sepakat dengan ganti rugi

untuk pertanggungan Bangunan, Mesin sablon/Cetak, Forklift dan Barang-

Barang Stock? Bahkan, Penggugat justru telah menerima pembayaran atas

pertanggungan tersebut.

12. Bahwa dengan demikian, perbuatan Penggugat yang sepakat dengan ganti

rugi untuk pertanggungan Bangunan, Mesin sablon/Cetak, Forklift dan

Barang-Barang Stock dan telah menerima pembayaran atas pertanggungan

tersebut, menunjukkan bahwa Penggugat secara diam-diam (stilzwijjen,

implied) mengakui bahwa tidak ada perbuatan melawan hukum oleh karena

adanya hubungan afiliasi antara Tergugat I dan Tergugat II.

Berdasarkan keseluruhan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

Tergugat I tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Tergugat II oleh karena

(1) Unsur-unsur adanya hubungan afiliasi sesuai Pasal 13 ayat (2) jo. Pasal

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 50 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

1 Butir 13 UU Asuransi tidak terpenuhi, (2) Penilaian dari segi teknis mesin

tidak dilakukan oleh Tergugat II, tetapi pihak ketiga yang benar-benar

independen untuk melakukan pemeriksaan dan meneliti kerusakan 2 (dua)

panel listrik tersebut di Pabrik Penggugat, yaitu BELFOR dan (3) Penggugat

sendiri sesungguhnya secara diam-diam (stilzwijjen, implied) mengakui

bahwa tidak ada perbuatan melawan hukum oleh karena adanya hubungan

afiliasi antara Tergugat I dan Tergugat II.

3. TERGUGAT I TELAH MELAKSANAKAN ISI PERJANJIAN ASURANSI

SESUAI YANG DIPERJANJIKAN; KERUGIAN YANG MUNCUL ADALAH

AKIBAT PERBUATAN PENGGUGAT SENDIRI DAN TIDAK ADA

HUBUNGANNYA DENGAN TERGUGAT I

13. Bahwa terkait dalih Penggugat pada butir 12 gugatan, Tergugat I

dengan ini kembali menegaskan bahwa BELFOR sebagai Technical

Adviser telah menyampaikan laporannya kepada Tergugat II dimana

laporan tersebutlah yang dijadikan dasar dan dimuat dalam Laporan

Tergugat II untuk menghitung kerugian atas kerusakan mesin

granulator;

14. Bahwa menurut penelitian teknik BELFOR yang disebutkan dalam

Laporan Tergugat II tanggal 3 Mei 2004, yang rusak adalah 2 (dua)

panel listrik mesin granulator (panel leleh pada bagian yang bisa leleh)

karena berada pada suhu tinggi pada udara yang berjarak beberapa

meter dari api kebakaran (tidak terbakar oleh api secara langsung).

Panel-panel tersebut DAPAT DIPERBAIKI/DIREKONDISIKAN KE

KEADAAN SEPERTI SEBELUM KEBAKARAN TANPA MENGURANGI

FUNGSI, KEANDALAN DAN UMUR PANEL-PANEL LISTRIK

TERSEBUT. Menyangkut kerusakan 2 (dua) panel listrik mesin

granulator tersebut, hasil penelitian yang tepat adalah hasil penelitian

teknik oleh BELFOR, bukan hasil audit dari PT Ganda Mega Serasi

sebagaimana didalilkan oleh Penggugat oleh karena bidang usaha PT

Ganda Mega Serasi hanya menghitung nilai saja, tidak mencakup

bidang teknik panel listrik untuk mesin produksi. Di samping itu, PT

Ganda Mega Serasi bukan merupakan Perusahaan Penilai Kerugian

(Loss Adjuster) di bidang asuransi dan penunjukannya dilakukan tanpa

dasar hukum;

15. Bahwa selanjutnya, terkait penentuan nilai klaim untuk mesin granulator

dimana menurut Penggugat didasarkan pada surat yang telah dikirimkan

oleh UBM International Pte Ltd (“UBM”)kepada Penggugat, maka hal

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 51 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

tersebut adalah tidak tepat, tidak berdasar dan sepatutnya

dikesampingkan, karena :

1) UBM bukanlah suatu Perusahaan Penilai Kerugian (Loss Adjuster).

2) UBM adalah vendor atau supplier yang menjual mesin tersebut,

bukan pembuat design mesin tersebut yang tentunya berkeinginan

besar agar mesin-mesin yang dijualnya dibeli oleh Penggugat.

3) Penunjukan UBM tidak sesuai dengan ketentuan Polis Asuransi.

4) Terdapat konflik kepentingan (conflict of interests) apabila UBM

memberikan penilaian atas kerugian panel-panel listrik yang dapat

diklaim oleh Penggugat oleh karena UBM adalah suatu perusahaan

yang kegiatan bisnisnya menjual mesin granulator dan panel-panel

listrik tersebut sehingga mengginginkan barang dagangnya dibeli.

5) Lebih dari itu, UBM setelah mengadakan pemeriksaan di lokasi

kebakaran tanggal 9 April 2004, kemudian lantas mengajukan

penawaran harga (quotation) sebesar SGD 1,692.630.00 (satu juta

enam ratus sembilan puluh dua ribu enam ratus tiga puluh Dollar

Singapore) atau ekuivalen dengan Rp 8.801.676.000,- (delapan

milyar delapan ratus satu juta enam ratus tujuh puluh enam Rupiah)

kepada Penggugat dengan tujuan Penggugat membeli 1 (satu) set

electronic control system of granulator machine for NPK compound

fertilizer (complete set) ditambah 1 (satu) lot electrical & wiring

system installation yang baru dari UBM. Padahal yang rusak hanya

2 (dua) panel listrik dari 5 (lima) panel listrik mesin granulator. Hal

yang aneh lagi adalah bahwa UBM tidak bersedia terus terang untuk

menjelaskan secara tertulis perincian dari penawarannya tersebut.

6) Dengan tidak bersedianya UBM untuk menjelaskan perincian

penawaran harga yang telah dikirimkan kepada Penggugat tersebut,

maka Penggugat tidak pernah menyerahkan laporan rinci dan atau

segala keterangan dan bukti lain yang wajar dan patut kepada

Tergugat I. Padahal Pasal 6 ayat (3) dan (4) Polis Asuransi telah

menentukan :

Pasal 6 Polis Asuransi

“Dalam hal Tertanggung menuntut ganti rugi berdasarkan Polis ini,

Tertanggung harus :

...

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 52 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

(3) menyerahkan laporan rinci dan selengkap mungkin tentang hal

ikhwal yang menurut pengetahuannya menyebabkan kerugian

atau kerusakan itu;

(4) memberikan segala keterangan dan bukti lain yang wajar dan

patut, yang diminta oleh Penanggung.”

Dengan demikian, dalih gugatan Penggugat pada butir 12 adalah tidak

benar, tidak tepat dan tidak berdasar sehingga harus dikesampingkan

atau ditolak;

16. Bahwa terhadap dalih Penggugat pada butir 13, 14 dan 15 gugatannya,

Tergugat I perlu menyampaikan bahwa dalam rapat tanggal 28 Mei yang

dihadiri Penggugat, Tergugat I bersama Penanggung lainnya serta Turut

Tergugat, Tergugat I bersama-sama dengan penanggung lainnya

menyatakan kesediannya untuk memberikan ganti rugi biaya

perbaikan/pemulihan/rekondisi panel-panel listrik menjadi SGD 44,243 +

5% GST yang kemudian dibulatkan menjadi SGD 55,000 (lima puluh

lima ribu Dollar Singapore) yang didasarkan pada perhitungan

Perusahaan Penilai Kerugian Tergugat II dan didukung hasil penelitian

teknik BELFOR. Terhadap hal tersebut, Penggugat pada mulanya

memberikan persetujuan. Akan tetapi, Penggugat menambahkan

permintaannya agar Tergugat I dan Para Penanggung lainnya menjamin

atas loss production dari Penggugat apabila mesin-mesin tersebut

mendadak rusak atau macet setelah perbaikan yang dimaksudkan.

17. Bahwa atas permintaan Penggugat tersebut, Tergugat I bersama Para

Penanggung lainnya menyatakan tidak setuju karena tidak ada produk

asuransi yang menjamin loss of production. Dengan itikad baik,

Tergugat I dan Para Penanggung lainnya menawarkan pemberian

garansi selama 1 (satu) tahun atas perbaikan yang akan dilakukan.

Tawaran tersebut adalah patut dan wajar oleh karena produsen panel

listrik tersebut sendiri juga tidak memberikan garansi atas produknya

untuk selamanya. Waktu garansi selama 1 (satu) tahun adalah lazim

untuk produk-produk yang dijual oleh produsen.

18. Bahwa secara khusus, terkait dengan dalih Penggugat pada butir 14

Gugatan, Tergugat I perlu memberikan tanggapan terkait dalih dimana

tidak dapat berproduksinya pabrik Penggugat yang menyebabkan

pelanggan Penggugat lari, secara tegas Tergugat I menolak dalih ini.

Tidak berproduksinya Penggugat disebabkan oleh peristiwa kebakaran

dan sikap Penggugat sendiri yang berlarut-larut mendiamkan serta tidak

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 53 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

bersedia agar 2 (dua) panel listrik tersebut diperbaiki dengan segera

atas dasar asumsi Penggugat yang tidak riil dan atau penyebab lainnya

dalam diri Penggugat sendiri sehingga menyebabkan berlarut-larutnya

penyelesaian klaim tersebut;

Oleh karena itu, dalih gugatan Penggugat pada butir 13, 14 dan 15

haruslah dikesampingkan atau ditolak;

19. Bahwa terkait dalih Perbuatan Melawan Hukum yang didalilkan

Penggugat pada butir 15, 16 dan 17, maka hal tersebut adalah tidak

terbukti sebagaimana Tergugat I telah uraikan sebelumnya sehingga

dalih tersebut juga sepatutnya diyatakan ditolak;

4. Penolakan atas Permohonan Ganti Kerugian

20. Bahwa terkait dalih Penggugat perihal kerugian materil pada Butir 18

Gugatan, maka Tergugat I menolak dalih tersebut atas dasar (i)

Tergugat I tidak melakukan perbuatan melawan hukum dan telah

melaksanakan segala kewajibannya berdasarkan Polis Asuransi, (ii)

Hubungan hukum antara Tergugat I dan Penggugat hanya sebatas Polis

Asuransi dimana pertanggungannya tidak mencakup kerugian materiil

tersebut, terlebih Penggugat tidak dapat membuktikan secara sah

bahwa ia mengalami kerugian/kerusakan sebagaimana Penggugat

dalilkan; (iii) Adanya kesalahan Penggugat sendiri sebagaimana

diuraikan pada bagian sebelumnya; (iv) Penggugat mempunyai tujuan

untuk memperoleh keuntungan dari jaminan Polis Asuransi dengan cara

memperbesar jumlah kerugian yang diklaim secara sepihak oleh

Penggugat dan tanpa dasar;

21. Bahwa selanjutnya, terkait dengan kerugian immateriil sebagaimana

didalilkan Penggugat pada Butir 18 dan 19 Gugatan, maka

penghitungan tersebut adalah penghitungan yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan, apalagi dengan mempertimbangkan bahwa

Tergugat I tidak melakukan perbuatan melawan hukum dan Penggugat

sendirilah yang melakukan kesalahan dalam meminta pembayaran

klaim kepada Tergugat I;

22. Bahwa lebih jauh, sehubungan dengan nilai kerugian materiil dan

immateril yang disampaikan oleh Penggugat pada butir 18 dan 19

tersebut, Tergugat I dengan ini akan merujuk pada prinsip asuransi yang

terkait penggantian klaim yang menyatakan bahwa penggantian klaim

adalah untuk mengembalikan kondisi objek pertanggungan kepada

keadaan sesaat sebelum terjadinya kerugian atau kerusakan, sepanjang

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 54 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

klaim tersebut terjamin dalam polis, atau dengan kata lain nilai

penggantian atas kerugian atau kerusakan adalah sesuai dengan nilai

benda/objek asuransi yang rusak sesuai dengan harga sesaat sebelum

terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian, bukan mengganti

senilai harga pembelian atau pembuatan barang atau objek

pertanggungan. Hal ini sangat adil mengingat kerusakan barang/objek

pertanggungan yang ditutup oleh asuransi tidak selalu rusak total atau

hanya mengalami kerusakan sebagian dan juga barang/objek

pertanggungan tidak selalu dalam kondisi baru. Dalam hukum positif hal

tersebut kemudian diatur dalam Pasal 253 KUHD yang berbunyi:

“Suatu pertanggungan yang melebihi jumlah harga atau kepentingan

yang sesungguhnya, hanyalah sah sampai jumlah tersebut.

Apabila harga penuh sesuatu barang tidak dipergunakan, maka apabila

timbul kerugian, si penanggung hanyalah diwajibkan menggantinya

menurut imbangan dari pada bagian yang dipertanggungkan terhadap

bagian yang tidak dipertanggungkan.

23. Dengan demikian jelaslah bahwa penggantian klaim asuransi dilakukan

terhadap barang/objek asuransi yang secara riil mengalami kerusakan,

sehingga oleh karenanya tertanggung/Penggugat tidak dapat menuntut

lebih dari itu atau bahkan mengambil keuntungan dari klaim asuransi.

Pasal 12 Polis Asuransi secara tegas menyatakan bahwa taksiran

penggantian harga barang/objek pertanggungan tidak boleh ada unsur

laba/keuntungan sedikit pun, sedangkan Pasal 11 ayat Polis Asuransi

secara tegas menyatakan bahwa tertanggung yang bertujuan

memperoleh keuntungan dengan cara memperbesar jumlah kerugian

yang diderita tidak berhak memperoleh ganti rugi. Kutipan dari

ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:

Pasal 12 ayat (1) Perjanjian Asuransi

“Taksiran harga didasarkan atas harga sebenarnya dari harta benda

yang dipertanggungkan pada saat terjadinya kerugian atau kerusakan,

tanpa ditambah unsur laba sedikitpun”

Pasal 11 Perjanjian Asuransi

“Tertanggung yang bertujuan memperoleh keuntungan dari jaminan

Polis ini yang dengan sengaja :

(1) memperbesar jumlah kerugian yang diderita;

tidak berhak memperoleh ganti rugi.”

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 55 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Dengan demikian, tindakan Tergugat I yang melakukan penolakan atas

klaim Penggugat dimana klaim tersebut bertujuan untuk memperoleh

keuntungan dari jaminan Polis Asuransi adalah tindakan yang sejalan

dengan ketentuan perundang-undangan dan Polis Asuransi antara

Penggugat dengan Tergugat I.

24. Bahwa kemudian, sehubungan dengan dalih Penggugat pada butir 20

huruf a dan b, Tergugat I dalam kesempatan ini kembali menyampaikan

bahwa dalih tersebut tidak berdasar oleh karena (i) UBM adalah vendor

atau supplier yang menjual mesin tersebut, bukan pembuat design

mesin dan bukan pula pihak yang ahli dalam memperbaiki mesin

tersebut. (ii) Penunjukan UBM tidak sesuai dengan ketentuan Perjanjian

Asuransi, (iii) Tergugat I tidak memiliki hubungan hukum dengan UBM;

dan (iv) Berdasarkan Pasal 6 ayat (3) dan (4) Polis Asuransi, Penggugat

wajib menyerahkan laporan rinci dan atau segala keterangan dan bukti

lain yang wajar dan patut kepada Tergugat I. Dengan demikian, dalih

tersebut adalah tidak berdasar dan harus ditolak;

25. Bahwa terkait dalih Perbuatan Melawan Hukum yang mengakibatkan

ketidakmampuan Penggugat melakukan pembayaran kepada Turut

Tergugat sebagaimana didalilkan Penggugat pada butir 20 huruf c, d

dan e, maka hal tersebut tidak ada kaitannya dengan Tergugat I oleh

karena Tergugat I tidak terbukti melakukan perbuatan melawan hukum

sebagaimana Tergugat I telah uraikan sebelumnya sehingga dalih

tersebut juga sepatutnya diyatakan ditolak;

5. Penolakan terhadap Sita Jaminan

26. Bahwa dalam butir 22 halaman 9 Gugatannya, Penggugat memohon

kepada Majelis Hakim untuk meletakkan sita jaminan, meskipun

tuntutan tersebut tidak jelas dan tidak berdasar;

27. Sita jaminan terhadap barang milik debitur atau sita conservatoir dalam

hukum acara perdata merupakan tindakan yang dimintakan Penggugat

untuk menjamin dapat dilaksanakannya putusan perdata. Dengan

diletakkan penyitaan pada suatu barang berarti bahwa barang itu

dibekukan dan tidak dapat dialihkan atau dijual.

28. Terhadap permohonan sita jaminan tersebut, maka Pertama, tidak ada

perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat I, Penggugat

tidak dapat menjelaskan uraian adanya unsur-unsur perbuatan melawan

hukum yang dilakukan oleh Tergugat I. Baik unsur kesalahan dan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 56 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

kerugian dan hubungan antara kedua unsur tersebut tidak terbukti ada

dalam diri Tergugat I. Oleh karena itu peletakan sita jaminan atas harta

kekayaan milik Tergugat I adalah tidak berdasar dan oleh karena itu

segala permohonan sita jaminan yang diajukan oleh Penggugat baik

saat ini maupun yang akan datang adalah tidak berdasar dan sudah

seharusnya ditolak;

29. Kedua, tanah dan bangunan milik Tergugat I tersebut adalah tempat

Tergugat I untuk menjalankan usaha atau mencari mata pencaharian

Tergugat I sehingga tidak dapat dikenakan penyitaan. Pasal 197 ayat (8)

H.I.R. menyatakan: “Penyitaan barang yang tidak tetap kepunyaan

orang yang berutang, termasuk juga dalam bilangan itu uang tunai dan

surat-surat yang berharga uang dapat juga dilakukan atas barang

berwujud, yang ada ditangan orang lain, akan tetapi tidak dapat

dijalankan atas hewan dan perkakas yang sungguh-sungguh

dipergunakan menjalankan pencaharian orang yang terhukum itu”.

Berdasarkan pasal tersebut, tanah dan bangunan, beserta seluruh

peralatan atau inventaris yang berada di dalamnya yang dipergunakan

Tergugat I untuk menjalankan pencahariannya, tidak dapat dikenakan

penyitaan;

30. Ketiga, tidak ada alasan bagi Penggugat untuk merasa khawatir bahwa

Tergugat I akan menggelapkan atau mengalihkan tanah dan bangunan

yang dimaksud sehingga tidak ada alasan untuk meletakkan sita

jaminan atas tanah dan bangunan tersebut. Berdasarkan Pasal 227

ayat (1) H.I.R., untuk mengajukan sita jaminan ini haruslah ada dugaan

yang beralasan bahwa seorang yang berhutang selama belum

dijatuhkan putusan oleh hakim atau selama putusan belum dijalankan

mencari akal untuk menggelapkan atau melarikan barangnya. Apabila

penggugat tidak mempunyai bukti kuat bahwa ada kekhawatiran bahwa

tergugat akan mengasingkan barang-barangnya, maka sita jaminan

tidak dilakukan. Syarat adanya dugaan ini tidak hanya sekedar

dicantumkan saja, akan tetapi merupakan suatu usaha untuk mencegah

penyalahgunaan agar tidak diadakan penyitaan secara serampangan,

yang akhirnya hanya merupakan tindakan yang sia-sia saja yang tidak

mengenai sasaran atau vexatoir (vide, Putusan Mahkamah Agung No.

121 K/Sip/1971 sebagaimana dikutip Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo,

ibid., halaman 93).

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 57 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

31. Dengan demikian, oleh karena tidak ada perbuatan melawan hukum

yang dilakukan oleh Tergugat I, kemudian tanah dan bangunan yang

dimaksud merupakan tempat mata pencaharian Tergugat I, serta tidak

ada bukti kuat bahwa Tergugat I akan menggelapkan atau mengalihkan

tanah dan bangunan tersebut, , maka permohonan untuk meletakkan

sita jaminan tersebut adalah keliru dan tidak berdasar sehingga sudah

seharusnya Pengadilan Negeri Medan menolak atau setidak-tidaknya

menyatakan permohonan dan gugatan a-quo tidak dapat diterima;

6. Penolakan terhadap Putusan Serta Merta

32. Bahwa Tuntutan dalam butir 23 halaman 9 Gugatan yang meminta agar

putusan dapat dijalankan lebih dahulu (Uitvoerbaar bij Voorraad)

tersebut haruslah ditolak dengan alasan:

(1) Tidak berdasar dan tidak memenuhi syarat yang ditentukan oleh

Pasal 180 HIR dan Surat Edaran Mahkamah Agung Republik

Indonesia No.3 tahun 2000 tanggal 21 Juli 2000, tentang Putusan

Serta Merta (Uitvoerbaar bij Voorraad) dan Provisionil, karena:

a. Gugatan tidak didasarkan pada bukti surat autentik;

b. Gugatan bukan mengenai hutang piutang ;

c. Gugatan bukan tentang sewa menyewa tanah, rumah, gudang

dan lain-lain dimana hubungan sewa menyewa sudah

habis/lampau, atau penyewa terbukti melalaikan kewajibannya

sebagai penyewa yang beritikad baik;

d. Pokok gugatan bukan mengenai tuntutan pembagian harta

perkawinan (gono-gini);

e. Gugatan bukan merupakan tuntutan dasar putusan yang

berkekuatan tetap (in kracht ven gewijsde); dan

f. Pokok sengketa bukan mengenai hak kepemilikan (bezitsrecht).

(2) Adanya instruksi Ketua Mahkamah Agung tanggal 27 Maret 2007

yang disampaikan dalam acara pelantikan 5 Hakim Tinggi di

Mahkamah Agung dimana Ketua Mahkamah Agung melarang

pengadilan di Indonesia untuk mengabulkan putusan provisi

(www.komisiyudisial.go.id).

6. Penolakan terhadap Pembebanan Secara Tanggung Renteng

33. Bahwa terkait tuntutan Penggugat pada butir 24 gugatan, pada

kenyataannya, Penggugat memiliki hubungan hukum yang berbeda-

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 58 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

beda dengan Tergugat I, Tergugat II dan Turut Tergugat. Penggugat

memiliki hubungan hukum dengan Tergugat I berdasarkan Perjanjian

Asuransi. Sementara itu, hubungan hukum antara Penggugat dan Turut

Tergugat timbul setelah adanya Perjanjian Kredit antara Penggugat dan

Turut Tergugat. Di sisi lain, Penggugat justru tidak memiliki hubungan

hukum dengan Tergugat II;

34. Bahwa dengan demikian, tuntutan Penggugat dengan cara

penggabungan tanggung Jawab Tergugat I, Tergugat II Dan Turut

Tergugat yaitu membayar secara tanggung renteng, meskipun ketiganya

memiliki hubungan hukum yang berbeda dengan Penggugat merupakan

tuntutan yang keliru dan tidak berdasar sehingga harus dikesampingkan;

DALAM REKONVENSI

Bahwa sesuai dengan Pasal 132 (a) jo. Pasal 132 (b) HIR jo. Pasal 157 jo.

Pasal 158 RBg, dinyatakan bahwa Tergugat berhak untuk mengajukan gugat

balik (gugatan Rekonvensi) bersama-sama dengan Jawabannya. Oleh karena

itu dalam kesempatan ini, Tergugat I selaku Penggugat Rekonvensi selanjutnya

disebut “Penggugat Rekonvensi” akan menggunakan haknya untuk mengajukan

Gugatan Rekonvensi terhadap Penggugat dalam Konvensi (selanjutnya disebut

sebagai “Tergugat Rekonvensi”);

Bahwa konkritnya Gugatan Rekonvensi ini diajukan oleh Penggugat

Rekonvensi oleh karena pengajuan Gugatan dalam konvensi oleh Tergugat

Rekonvensi adalah tidak berdasar dan Tergugat Rekonvensi secara nyata-nyata

telah melakukan suatu perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan

kerugian bagi Penggugat Rekonvensi. Adapun alasan-alasan Gugatan

Rekonvensi lebih lengkap adalah sebagaimana disebutkan di bawah ini:

I. Bahwa segala sesuatu yang telah diuraikan dalam bagian Konvensi adalah

satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (mutatis mutandis) dengan

Gugatan Rekonvensi ini

II. Tentang Perbuatan Melawan Hukum oleh Tergugat Rekonvensi

1. Bahwa Tergugat Rekonvensi sebagai Tertanggung telah mengadakan

Perjanjian Asuransi dengan para Penanggung, sebagaimana dituangkan

dalam Polis Asuransi, sebagai berikut :

Ikhtisar Pertanggungan – Polis Standar Kebakaran Indonesia, Nomor

Polis : 02-23-06003228, nama Tertanggung : PT Pupuk Subur Makmur,

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 59 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

jangka waktu pertanggungan : dari tanggal 01 Mei 2003 sampai dengan

01 Mei 2004, dengan harga pertanggungan :

1.1.1. Bangunan Komplek Pabrik sebesar Rp.1.700.000.000,-;

1.1.2. Mesin-mesin/Peralatan, sebesar Rp.13.000.000.000,-;

1.1.3. Stock Bahan Baku, Bahan Pembantu, Setengah Jadi dan Barang

Jadi Pupuk, sebesar 8.700.000.000,-;

Total pertanggungan sebesar Rp.23.400.000.000,- (dua puluh tiga milyar

empat ratus juta Rupiah)

Kemudian, atas permintaan Penggugat, Polis tersebut telah diubah

beberapa kali, berturut-turut sebagaimana terlihat dalam:

1.1. Lampiran No.01 tanggal 09 Mei 2003, terlekat pada polis 02-23-

06003228, Tanggal Akhir Jangka Waktu : 01 Mei 2004, dengan

harga pertanggungan :

1.2.1. Bangunan Komplek Pabrik sebesar Rp.1.690.000.000,-;

1.2.2. Mesin-mesin/Peralatan, sebesar Rp.12.985.000.000,-;

1.2.3. Stock Bahan Baku, Bahan Pembantu, Setengah Jadi dan

Barang Jadi Pupuk, sebesar 8.500.000.000,-;

Total pertanggungan sebesar Rp.23.175.000.000,- (dua puluh tiga milyar

seratus tujuh puluh lima juta Rupiah)

1.2. Lampiran No.02 tanggal 28 Oktober 2003, terlekat pada polis 02-23-

06003228, Tanggal Akhir Jangka Waktu : 01 Mei 2004, dengan

harga pertanggungan :

1.3.1. Bangunan Komplek Pabrik sebesar Rp.3.890.000.000,-;

1.3.2. Mesin-mesin/Peralatan, sebesar Rp.12.985.000.000,-;

1.3.3. Stock Bahan Baku, Bahan Pembantu, Setengah Jadi dan

Barang Jadi Pupuk, sebesar 13.500.000.000,-;

Total pertanggungan sebesar Rp.30.375.000.000,- (tiga puluh milyar tiga

ratus tujuh puluh lima juta Rupiah)

1.3. Lampiran No.03 tanggal 09 Desember 2003, terlekat pada polis 02-

23-06003228, Tanggal Akhir Jangka Waktu : 01 Mei 2004, dengan

harga pertanggungan :

1.4.1. Bangunan Komplek Pabrik sebesar Rp.3.890.000.000,-;

1.4.2. Mesin-mesin/Peralatan, sebesar Rp.28.789.115.000,-;

1.4.3. Stock Bahan Baku, Bahan Pembantu, Setengah Jadi dan

Barang Jadi Pupuk, sebesar 13.500.000.000,-;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 60 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Total pertanggungan sebesar Rp.46.179.115.000,- (empat puluh

enam milyar seratus tujuh puluh sembilan juta seratus lima belas

ribu Rupiah)

2. Bahwa dalam Polis Asuransi tersebut di atas, Para Penanggung terdiri

dari :

1) Penggugat Rekonvensi sebagai Leader dengan porsi pertanggungan

sebesar 55 %;

2) PT Asuransi Staco Jasapratama sebagai Member/Anggota dengan

porsi pertanggungan sebesar 15%;

3) PT Asuransi Dharma Bangsa sebagai Member/Anggota dengan porsi

pertanggungan sebesar 15%; dan

4) PT Asuransi Ramayana sebagai Member/Anggota dengan porsi

pertanggungan sebesar 15%;

3. Bahwa pada tanggal 1 April 2004, yaitu 1 (satu) bulan sebelum habisnya

jangka waktu pertanggungan, telah terjadi kebakaran di Pabrik milik

Tergugat Rekonvensi yang berlokasi di Jl.Tengkul/Jl.Seruai No.8, Medan

Labuhan, Sumatera Utara dimana sebab kebakaran tersebut adalah

tersulutnya barang-barang yang mudah terbakar (combustible material),

bertemunya uap tinner dengan panas yang ditimbulkan oleh reaksi

eksoterm, sebagaimana disebutkan pada butir VI.2. Berita Acara

Pemeriksaan Teknis-Laboratoris Forensik oleh Laboratorium Forensik

POLRI Cabang Medan tanggal 12 April 2004. Kebakaran tersebut

menimbulkan kerusakan harta benda dan kerugian bagi Tergugat

Rekonvensi, yaitu kerugian atau kerusakan bangunan, mesin

printing/sablon di ruang cetak, hydraulic hand forklift, peralatan

mesin/panel listrik untuk mesin granulator dan stock barang;

4. Bahwa dalam Pasal 5 ayat (2.2) Polis Asuransi dinyatakan :

“Pada waktu terjadi kerugian atau kerusakan, Tertanggung wajib :...

(2.2) memberikan bantuan sepenuhnya kepada Penanggung atau

wakilnya atau pihak lain yang ditunjuknya untuk melakukan penelitian

atas kerugian atau kerusakan yang terjadi;”

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka Para Penanggung

menunjuk suatu Perusahaan Penilai Kerugian (Loss Adjuster), yaitu PT

Satria Dharma Pusaka Crawford THG (”PT SDP”). Selanjutnya, pada

tanggal 6 April 2004, PT SDP telah melakukan penelitian atas kerugian

atau kerusakan yang terjadi di lokasi kebakaran.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 61 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

5. Bahwa mengenai ganti rugi untuk pertanggungan Bangunan, Mesin

sablon/Cetak, Forklift dan Barang-Barang Stock telah tercapai

kesepakatan antara Para Penanggung dengan Tergugat Rekonvensi

sebagai Tertanggung, antara lain sesuai dengan kesepakatan rapat

tanggal 28 Mei 2004. Untuk itu, uang ganti-ruginya telah dibayar oleh

Penggugat Rekonvensi, PT Asuransi Staco Jasapratama, PT Asuransi

Dharma Bangsa dan PT Asuransi Ramayana kepada Bank Mandiri oleh

karena dalam Perjanjian Asuransi terdapat klausula bank (Banker’s

Clause), dimana pihak yang menerima ganti rugi dari Para Penanggung

adalah Bank Mandiri.

6. Bahwa permasalahan yang tersisa adalah ganti rugi kerusakan 2 (dua)

panel-panel listrik untuk mesin granulator. Mesin granulator tersebut

mempunyai 5 (lima) panel listrik dan 3 (tiga) panel listrik tidak rusak. Oleh

karena menyangkut 2 (dua) panel listrik tersebut adalah masalah teknis

mesin, maka PT SDP sebagai Loss Adjuster yang ditunjuk berdasarkan

Polis Asuransi kemudian menunjuk BELFOR (Asia) Pte Ltd (“BELFOR”)

sebagai Technical Advisor untuk melakukan pemeriksaan dan meneliti

kerusakan 2 (dua) panel listrik tersebut di Pabrik Tergugat Rekonvensi;

7. Bahwa setelah ditunjuk oleh PT SDP dengan persetujuan para

Penanggung, maka pada tanggal 28 April 2004, BELFOR melakukan

penelitian di di lokasi pabrik Tergugat Rekonvensi dimana BELFOR

sebagai Technical Advisor telah menyampaikan laporannya tertanggal 3

Mei 2004 kepada PT SDP dan laporan tersebut yang dijadikan dasar

oleh PT SDP untuk menghitung kerugian/kerusakan 2 (dua) panel listrik

untuk mesin granulator tersebut. Menurut laporan PT SDP berdasarkan

penelitian BELFOR tanggal 3 Mei 2004, panel listrik tersebut dapat

direkondisi ke keadaan seperti sebelum kebakaran tanpa mengurangi

fungsi, kehandalan dan umur panel-panel listrik tersebut. Adapaun untuk

biaya perbaikan tersebut telah dihitung PT SDP berdasarkan penelitian

BELFOR, yaitu sebesar SGD 44,234 + 5% GST yang kemudian

dibulatkan menjadi SGD 55,000 (lima puluh lima ribu dollar Singapore)

dengan garansi atau jaminan selama 1 (satu) tahun;

8. Bahwa biaya perbaikan sebagaimana telah dihitung PT SDP

berdasarkan penelitian BELFOR tersebut ternyata sangat jauh berbeda

dengan klaim yang diajukan Tergugat Rekonvensi kepada Penggugat

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 62 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Rekonvensi. Tergugat Rekonvensi melalui suratnya kepada Penggugat

Rekonvensi tanggal 22 April 2004 telah mengajukan klaim diantaranya

kerugian kerusakan Mesin Granulator sebesar Rp.8.801.676.000,-

(delapan milyar delapan ratus satu juta enam ratus tujuh puluh enam

Rupiah) atau setara SGD 1.692.630.00 (One million ninety two thousand

six hundred and thirty Singapore dollars);

9. Bahwa meskipun dalam pertemuan pada tanggal 28 Mei 2004,

Penggugat Rekonvensi telah menyatakan bahwa klaim pembayaran

tersebut tidak dapat diterima oleh karena tidak sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan di bidang asuransi maupun perjanjian asuransi,

namun Tergugat Rekonvensi tidak menerima dan tetap bersikukuh

untuk mengajukan klaim pembayaran dengan tujuan memperoleh

keuntungan dari jaminan Polis Asuransi;

10. Bahwa padahal tindakan Tergugat Rekonvensi tersebut adalah melawan

hukum, yaitu prinsip asuransi yang terkait penggantian klaim

sebagaimana diatur dalam Pasal 253 KUHD jo. Pasal 12 dan 11 Polis

Asuransi yang menyatakan bahwa penggantian klaim adalah untuk

mengembalikan kondisi objek pertanggungan kepada keadaan sesaat

sebelum terjadinya kerugian atau kerusakan, sepanjang klaim tersebut

terjamin dalam polis, atau dengan kata lain nilai penggantian atas

kerugian atau kerusakan adalah sesuai dengan nilai benda/objek

asuransi yang rusak sesuai dengan harga sesaat sebelum terjadinya

peristiwa yang menimbulkan kerugian, bukan mengganti senilai harga

pembelian atau pembuatan barang atau objek pertanggungan.

Pasal 253 KUHD:

“Suatu pertanggungan yang melebihi jumlah harga atau kepentingan

yang sesungguhnya, hanyalah sah sampai jumlah tersebut.

Apabila harga penuh sesuatu barang tidak dipergunakan, maka apabila

timbul kerugian, si penanggung hanyalah diwajibkan menggantinya

menurut imbangan dari pada bagian yang dipertanggungkan terhadap

bagian yang tidak dipertanggungkan.

…”

Pasal 12 ayat (1) Polis Asuransi

“Taksiran harga didasarkan atas harga sebenarnya dari harta benda

yang dipertanggungkan pada saat terjadinya kerugian atau kerusakan,

tanpa ditambah unsur laba sedikitpun”

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 63 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Pasal 11 Polis Asuransi

“Tertanggung yang bertujuan memperoleh keuntungan dari jaminan

Polis ini yang dengan sengaja :

(1) memperbesar jumlah kerugian yang diderita;

tidak berhak memperoleh ganti rugi.”

Dengan demikian, Tergugat Rekonvensi seharusnya hanya mengajukan

klaim pembayaran atas kerugian kerusakan yang riil dan bukan

bertujuan mencari laba atau keuntungan dari pertanggungan asuransi

tersebut.

11. Bahwa sebagaimana telah diuraikan pada bagian konpensi, Tergugat

Rekonvensi justru mengajukan gugatan wanprestasi kepada Tergugat I

dimana Mahkamah Agung melalui Putusan MA No.664 PK/Pdt/2011

tanggal 23 April 2012 jo. Putusan MA No.911 K/Pdt/2009 tanggal 19

Agustus 2009 jo. Putusan Pengadilan Tinggi Medan

No.214/Pdt/2007/PT.Mdn tanggal 11 September 2007 jo. Putusan PN

Medan No.58/Pdt.G/2006 tanggal 14 Agustus 2006, telah memberikan

pertimbangan diantaranya sebagai berikut :

Alinea Ketiga Halaman 63 Putusan PN Medan No.58/Pdt.G/2006

tanggal 14 Agustus 2006 yang telah dikuatkan melalui Putusan MA

No.664 PK/Pdt/2011 tanggal 23 April 2012 jo. Putusan MA No.911

K/Pdt/2009 tanggal 19 Agustus 2009 jo. Putusan Pengadilan Tinggi

Medan No.214/Pdt/2007/PT.Mdn tanggal 11 September 2007 :

“Menimbang, bahwa berdasarkan uraian dan pertimbangan kami

tersebut di atas, maka Pengadilan Negeri berpendapat : oleh karena tiga

perusahaan asuransi lainnya yang bertindak sebagai penanggung di

dalam perkara ini tidak turut digugat, maka gugatan penggugat

dipandang kurang pihak dan oleh karenanya pula gugatan Penggugat

haruslah dinyatakan tidak dapat diterima;”

12. Bahwa meskipun berdasarkan Putusan MA tersebut, Tergugat

Rekonvensi seharusnya kembali mengajukan gugatan wanprestasi

kepada Penggugat Rekonvensi dan mengikutsertakan pihak-pihak yang

diharuskan untuk turut digugat, yaitu PT Asuransi Staco Jasapratama,

PT Asuransi Dharma Bangsa dan PT Asuransi Ramayana, namun

Tergugat Rekonvensi kembali melanjutkan usaha atau perbuatannya

untuk memperoleh laba atau keuntungan atau pertanggungan asuransi

tersebut dengan mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum yang

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 64 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

tanpa dasar dan penuh spekulasi dengan cara melakukan

penyalahgunaan hukum acara perdata;

13. Bahwa gugatan yang menyesatkan dan tanpa dasar yang jelas dari

Tergugat Rekonvensi telah berdampak pada reputasi dan citra baik

Penggugat Rekonvensi sebagai perusahaan asuransi. Dengan adanya

gugatan tersebut Penggugat Rekonvensi dituduh melakukan suatu

perbuatan melawan hukum yakni seolah-olah Penggugat telah

melakukan perbuatan melawan hukum dengan cara bekerja sama

dengan Perusahaan Penilai Kerugian, padahal Tergugat Rekonvensi

sesungguhnya menimpakan kesalahan dirinya sendiri secara

sewenang-wenang guna memperoleh ganti rugi atas perbuatan

Tergugat Rekonvensi sendiri. Padahal Tergugat Rekonvensi menyadari

dan pasti juga mengetahui bahwa hal itu tidak benar oleh karena

tindakan Penggugat Rekonvensi telah bersesuaian dengan ketentuan

perundang-undangan di bidang asuransi serta Perjanjian itu sendiri;.

14. Bahwa perbuatan Tergugat Rekonvensi merupakan suatu bentuk

perbuatan melawan hukum oleh karena telah memenuhi unsur-unsur

perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang-undangan dan asas-asas hukum yang berlaku;

a. Pasal 1365 KUHPerdata menyebutkan sebagai berikut:

“tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada

seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan

kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”

b. Menurut uraian dalam bukunya yang berjudul “Perbuatan Melawan

Hukum”, Prof. Dr. Rosa Agustina, S.H., M.H. menyebutkan unsur-

unsur perbuatan melawan hukum berdasarkan Pasal 1365

KUHPerdata sebagai berikut:

harus ada perbuatan

perbuatan itu harus melawan hukum

ada kerugian

ada hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum itu

dengan kerugian

ada kesalahan

c. Perbuatan Tergugat Rekonvensi sebagaimana diuraikan di atas,

jelas telah memenuhi unsur-unsur perbuatan melawan hukum, yaitu:

– Harus ada perbuatan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 65 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Unsur ini terbukti dengan adanya perbuatan Tergugat

Rekonvensi, yaitu (i) mengajukan klaim pembayaran atas

kerugian kerusakan yang tidak riil dan bertujuan mencari laba

atau keuntungan dari pertanggungan asuransi, (ii) gugatan yang

menyesatkan dan tanpa dasar yang jelas dari Tergugat

Rekonvensi tersebut padahal diketahuinya hal itu tidak benar;

– Perbuatan itu harus melawan hukum

Unsur ini juga telah terbukti oleh karena (i) Tergugat Rekonvensi

mengajukan klaim pembayaran atas kerugian kerusakan yang

tidak riil dan bertujuan mencari laba atau keuntungan dari

pertanggungan asuransi Tergugat Rekonvensi, padahal hal

tersebut bertentangan dengan Pasal 253 KUHD jo. Pasal 11 dan

Pasal 12 Polis Asuransi dan (ii) Tergugat Rekonvensi telah

dengan sengaja dan itikad buruk mendalilkan bahwa seolah-

olah Penggugat Rekonvensi telah melakukan perbuatan

melawan hukum dan menimpakan kesalahan dirinya sendiri

secara sewenang-wenang guna memperoleh ganti rugi atas

perbuatan yang dilakukan Tergugat Rekonvensi. Padahal

Tergugat Rekonvensi menyadari dan pasti juga mengetahui

bahwa hal itu tidak benar oleh karena tindakan Penggugat

Rekonvensi telah bersesuaian dengan ketentuan perundang-

undangan di bidang asuransi serta Polis Asuransi itu sendiri;

– Adanya kerugian

Unsur ini jelas terbukti dengan adanya kerugian materil dan

immateril yang diderita Penggugat Rekonvensi, yaitu:

Kerugian Materiil sebesar Rp. 1.432.390.392,- (satu milyar

empat ratus tiga puluh dua juta tiga ratus sembilan puluh ribu

tiga ratus sembilan puluh dua Rupiah);

serta Kerugian Immateriil sebesar Rp. 5.655.055.775,- (lima

milyar enam ratus lima puluh lima juta lima puluh lima ribu tujuh

ratus tujuh puluh lima Rupiah) yang rinciannya akan kami

uraikan di bawah;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 66 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

– Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum

itu dengan kerugian

Unsur ini terbukti oleh karena kerugian-kerugian yang diderita

oleh Penggugat Rekonvensi sebagaimana disebutkan di atas

adalah diakibatkan oleh rangkaian perbuatan melawan hukum

yang dilakukan Tergugat Rekonvensi terhadap Penggugat

Rekonvensi terkait (i) perbuatan mengajukan klaim pembayaran

atas kerugian kerusakan yang tidak riil dan bertujuan mencari

laba atau keuntungan dari pertanggungan asuransi dan (ii)

gugatan yang menyesatkan dan tanpa dasar yang jelas dari

Tergugat Rekonvensi dan berdampak pada reputasi dan citra

buruk Penggugat Rekonvensi sebagai Perusahaan Asuransi;

– Adanya kesalahan

Perbuatan Tergugat Rekonvensi yang melawan hukum

didasarkan atas adanya kesalahan yang dilakukan Tergugat

Rekonvensi, oleh karena Tergugat Rekonvensi mengetahui

persis bahwa tindakan yang dilakukannya adalah melawan

hukum, yang menimpakan kesalahan dirinya sendiri secara

sewenang-wenang guna memperoleh ganti rugi atas perbuatan

Tergugat Rekonvensi sendiri. Meskipun Tergugat Rekonvensi

menyadari dan pasti juga mengetahui bahwa hal itu tidak benar

oleh karena tindakan Penggugat Rekonvensi telah bersesuaian

dengan ketentuan perundang-undangan di bidang asuransi

serta Perjanjian Asuransi itu sendiri, Tergugat Rekonvensi tetap

melakukan gugatan yang menyesatkan dan tanpa dasar yang

jelas dari Tergugat Rekonvensi dan berdampak pada reputasi

dan citra baik Penggugat Rekonvensi selaku Perusahaan

Asuransi;

15. Bahwa oleh karenanya terbukti, tindakan dan perbuatan yang dilakukan

secara sadar oleh Tergugat Rekonvensi, yang telah dengan sengaja

dan itikad buruk (i) mengajukan klaim pembayaran atas kerugian

kerusakan yang tidak riil dan bertujuan mencari laba atau keuntungan

dari pertanggungan asuransi, (ii) gugatan yang menyesatkan dan tanpa

dasar yang jelas dari Tergugat Rekonvensi tersebut padahal

diketahuinya hal itu tidak benar, merupakan Perbuatan Melawan Hukum

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 67 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

(vide, Pasal 1365 KUHPerdata), yang telah mengakibatkan kerugian

bagi Penggugat, baik secara materiil maupun immateriil.

16. Bahwa lebih lanjut, gugatan yang diajukan oleh Tergugat Rekonvensi

terhadap Penggugat Rekonvensi jelas merupakan tindakan

penyalahgunaan Hukum Acara Perdata sebagai yang disebut P.A. Stein

dalam halaman 53 dari bukunya yang berjudul "Compendium van het

Burgerlijk Procesrecht”. cetakan ke-6, 1965, sebagai berikut:

“In het burgerlijk recht is het leerstuk van misbruik van recht bekend.

Misbruik van recht levert een tot schadevergoeding verplichtende

onrechtmatige daad op. Zoals men van een materieele bevoegdheid

(bijvoorbeeld eigenaarsbevoegdheid) misbruik kan maken, zo is ook

misbruik van een processuele bevoegdheid denkbaar, bijv. wanneer de

eiser een rechtsmiddel aanwendt dat niet de strekking heeft de rechter

over de zaak zelf te doen beslissen, doch alleen op gericht is de

wederpactij in de procedure nadeel toe te brengen":

Terjemahannya:

Dalam hukum perdata dikenal teori penyalahgunaan hak.

Penyalahgunaan hak menimbulkan perbuatan melawan hukum, yang

mewajibkan pembayaran ganti rugi. Sebagaimana kita dapat

menyalahgunakan suatu kewenangan materiil (misalnya kewenangan

seorang pemilik), demikian juga penyalahgunaan kewenangan beracara

mungkin dengan cara jika seorang penggugat menggunakan suatu

sarana hukum yang tidak dimaksudkan agar hakim memutuskan sendiri

perkara itu namun hanya dimaksudkan untuk merugikan pihak lawan

dalam prosedur itu";

17. Bahwa Gugatan Tergugat Rekonvensi terhadap Penggugat Rekonvensi

hanyalah sebatas gugatan coba-coba belaka yang tidak memiliki dasar

hukum apapun, karena Penggugat Konvensi mengetahui dengan jelas

bahwa tindakan Penggugat Rekonvensi telah bersesuaian dengan

ketentuan perundang-undangan di bidang asuransi serta Polis Asuransi

itu sendiri;

I. Kerugian Penggugat Rekonvensi Akibat Tindakan Tergugat Rekonvensi

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 68 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

18. Bahwa Tergugat Rekonvensi secara sadar telah melakukan gugatan

yang menyesatkan dan tanpa dasar yang jelas dan berdampak pada

reputasi dan citra Penggugat Rekonvensi sebagai pemberi jasa

asuransi, yang seketika itu mengundang pandangan buruk dari

masyarakat khususnya pengguna jasa asuransi terhadap Penggugat

Rekonvensi, dalam lingkup bidang pemberian jasa asuransi;

19. Bahwa selain itu, perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi

telah menimbulkan dampak negatif bagi Penggugat Rekonvensi dan

disaat yang sama juga menderita kerugian baik materiil dan immateril.

Adapun rincian dari kerugian materiil dan imateriil adalah sebagai

berikut:

Kerugian Materiil

1. Kerugian karena harus mengeluarkan biaya untuk jasa hukum yang

disewa untuk mewakili Penggugat Rekonvensi dalam perkara di PN

Medan dengan nomor perkara No.58/Pdt.G/2006 sampai dengan

tingkat Peninjauan Kembali di MA dengan nomor perkara No.664

PK/Pdt/2011 sebesar Rp. 1.317.930.392,- (satu milyar tiga ratus

tujuh belas juta sembilan ratus tiga puluh ribu tiga ratus sembilan

puluh dua Rupiah) dan SGD 4.894 (empat ribu delapan ratus

sembilan puluh empat Dollar Singapura) yang akan kami buktikan

pada tahap pembuktian;

2. Kerugian karena harus mengeluarkan biaya untuk akomodasi dan

transportasi kuasa hukum Penggugat Rekonvensi untuk mewakili

Penggugat Rekonvensi dalam perkara a-quo sebesar:

a. Biaya akomodasi penginapan kuasa Pengugat Rekonvensi guna

mengikuti persidangan di Pengadilan Negeri Medan:

Kuasa Penggugat Rekonvensi yang menghadiri persidangan 2

(dua) orang. Penginapan disewa untuk 1 (satu) malam,

persidangan yang sudah berjalan sebanyak 4 (empat) kali

sampai dengan diajukannya jawaban ini. Harga hotel per malam

untuk 1 (satu) orang Rp. 800.000,-. Sehingga biaya akomodasi

adalah= 2 x 4 x Rp. 800.000 = Rp. 6.400.000,- (enam juta empat

ratus ribu Rupiah)

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 69 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

b. Biaya Transportasi (pesawat, taksi dan kereta api) kuasa

Penggugat Rekonvensi guna mengikuti persidangan di

Pengadilan Negeri Medan:

Kuasa Penggugat Rekonvensi yang menghadiri persidangan 2

(dua) orang. Tiket pesawat Garuda Indonesia (PP) Jakarta-

Medan-Jakarta @ Rp. 4.323.000,-. Ongkos taksi (PP) rumah-

Bandara Soekarno Hatta, Jakarta-rumah @ Rp.400.000,-.

Ongkos kereta api Bandara Kuala Namu-Kota Medan-Bandara

Kuala Namu @ Rp. 200.000,-. Persidangan yang sudah berjalan

sebanyak 4 (empat) kali sampai dengan diajukannya jawaban

ini. Sehingga biaya transportasi yang telah dikeluarkan = 2 x

(Rp. 4.323.000 + Rp 400.000,- + Rp 200.000,-) x 4 = Rp.

39.384.000 (tiga puluh sembilan juta tiga ratus delapan puluh

empat ribu Rupiah);

c. Biaya Akomodasi dan Transportasi untuk persidangan selanjutnya

yang sudah dapat dipastikan akan berlangsung adalah

diperkirakan paling sedikit 6 (enam) kali persidangan lagi,

sehingga biaya yang sudah dapat diperhitungkan akan

dikeluarkan adalah sebagai berikut:

c.1. biaya akomodasi adalah = 2 x 6 x Rp 800.000 =

Rp.9.600.000

c.2. biaya transportasi adalah = 2 x (Rp 4.323.000 +

Rp.400.000,- + Rp.200.000,-) x 6 = Rp. 59.076.000

Total (c.1 + c.2) Rp.68.676.000,- (enam puluh delapan juta

enam ratus tujuh puluh enam ribu Rupiah)

Total biaya-biaya yang dikeluarkan untuk akomodasi dan

transportasi kuasa Pemohon Rekonvensi (a + b + c) adalah

Rp.6.400.000,- + Rp.39.384.000 + Rp.68.676.000,- =

Rp.114.460.000,- (seratus empat belas juta empat ratus enam

puluh ribu Rupiah)

Total Kerugian materiil adalah sebesar Rp. 1.317.930.392,- +

Rp.114.460.000,- = Rp. 1.432.390.392,- (satu milyar empat ratus

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 70 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

tiga puluh dua juta tiga ratus sembilan puluh ribu tiga ratus sembilan

puluh dua Rupiah).

Kerugian Immateriil

Bahwa terkait gugatan yang diajukan oleh Tergugat Rekonvensi yang

tanpa dasar tersebut Penggugat Rekonvensi telah dirugikan secara

immateriil yaitu:

1) Menimbulkan ketidaknyamanan dan mengurangi potensi jasa

asuransi Penggugat Rekonvensi khususnya pada beberapa

karyawan yang pada akhirnya harus menghabiskan waktu

produktifnya untuk mengumpulkan bukti perbuatan melawan hukum

yang telah dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi, menghadapi

pertanyaan-pertanyaan dan kesan yang ditimbulkan akibat dari

tindakan Tergugat Rekonvensi tersebut. Seluruh hal tersebut telah

menimbulkan kerugian waktu dan tenaga yang diderita Penggugat

Rekonvensi;

Dengan asumsi karyawan yang diperbantukan untuk menangani

perkara ini adalah 10 (sepuluh) orang, maka sampai dengan perkara

ini selesai (berkekuatan hukum tetap) sesuai dengan SEMA

Mahkamah Agung No. 2 tahun 2014 perkara selesai di tingkat

Pengadilan Negeri (5 bulan) di tingkat Pengadilan Tinggi (3 bulan)

dan di Mahkamah Agung (3 bulan) maka diperkirakan jumlah

kerugian imateriil:

10 xUMR x 11 bulan = 10 x Rp. 2.037.000 (UMR Medan) x 11 bulan

= Rp.224.070.000,-(dua ratus dua puluh empat

juta tujuh puluh ribu Rupiah)

2) Bahwa akibat Perbuatan Tergugat Rekonvensi, Penggugat

Rekonvensi telah mengalami kerugian imateriil oleh karena harus

mengeluarkan biaya-biaya, tenaga, dan waktu yang signifikan untuk

mengajukan upaya hukum berupa jawaban maupun gugatan

Rekonvensi ini, dimana seharusnya biaya-biaya tersebut tidak perlu

diderita Para Penggugat Rekonvensi apabila Tergugat Rekonvensi

tidak mengajukan gugatan yang menyesatkan dan tanpa dasar yang

jelas dan berdampak pada reputasi dan citra baik Penggugat

Rekonvensi, menimbulkan preseden buruk bagi reputasi Penggugat

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 71 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Rekonvensi, dan mengusik keberlangsungan usaha pemberian jasa

asuransi Penggugat Rekonvensi serta menimbulkan resiko/ potensi

kehilangan klien yang menimbulkan kerugian yang tentunya untuk

mengembalikan kepercayaan klien tersebut membutuhkan upaya-

upaya promosi yang setidaknya dilakukan melalui iklan dan

pembuatan materi-materi penjualan (marketing materials) yang

memerlukan biaya Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar Rupiah);

3) Bahwa kerugian yang diderita Penggugat Rekonvensi apabila

digunakan untuk membiayai investasi dalam bidang lain maka boleh

jadi akan memberikan keuntungan finansial maupun kebaikan yang

tidak ternilai harganya;.Dengan asumsi rate deposito tertinggi di

tahun 2015 adalah 9%

maka nilai kerugian sebesar Rp. 5.224.070.000,- jika dikalikan

dengan rate deposito pertahun sebesar 9% maka selama proses ini

(11 bulan), Penggugat Rekonvensi dirugikan sebesar

Rp.5.224.070.000 x 11/12 x 9% = Rp. 430.985.775 (empat ratus

tiga puluh juta sembilan ratus delapan puluh lima ribu tujuh ratus

tujuh puluh lima Rupiah).

Total kerugian butir 1, 2 dan 3 ini keseluruhannya apabila dinilai

dengan uang setara dengan Rp. 5.655.055.775,- (lima milyar enam

ratus lima puluh lima juta lima puluh lima ribu tujuh ratus tujuh puluh

lima Rupiah);

20. Bahwa dikarenakan Tergugat Rekonvensi telah mengajukan gugatan

tanpa dasar dan telah mengakibatkan kerugian terhadap Penggugat

Rekonvensi, maka sangat beralasan hukum apabila Tergugat

Rekonvensi juga dihukum untuk membuat iklan permohonan maaf

kepada Penggugat Rekonvensi melalui media massa skala nasional

yaitu di (i) harian Investor Daily, (ii) harian Kompas, (iii) harian Media

Indonesia, (iv) harian Bisnis Indonesia, dan (v) harian Jakarta Post serta

(vi) harian Indonesia Today, selama 3 (tiga) hari berturut-turut dengan

ukuran pemberitahuan setidak-tidaknya ½ (setengah) halaman;

I. Tentang Sita Jaminan

21. Bahwa agar Gugatan Rekonvensi ini tidak sia-sia dan karena

dikhawatirkan Tergugat Konvensi akan menghindar dari kewajibannya

menjalankan putusan dalam perkara ini atau mengalihkan harta

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 72 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

kekayaannya, mohon Pengadilan meletakkan Sita Jaminan atas harta

benda milik Tergugat Rekonvensi yang tepatnya akan disusulkan

dengan surat terpisah.

Maka, berdasarkan uraian di atas terbukti bahwa Gugatan Perbuatan

Melawan Hukum yang diajukan oleh Penggugat Konpensi dalam perkara No.

341/Pdt.G/2015/PN.MDN adalah tidak berdasar dan harus ditolak untuk

seluruhnya. Dan pada kesempatan ini juga Tergugat I sekaligus Penggugat

Rekonvensi memohon agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan

mengabulkan gugatan Rekonvensi yang diajukan oleh Penggugat Rekonvensi.

Oleh karena itu, Tergugat I dalam Konpensi dan Penggugat dalam Rekonvensi

memohon agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan, yang memeriksa

perkara a-quo memberikan putusan dengan amar sebagai berikut:

DALAM KONVENSI

DALAM EKSEPSI

1. Menerima Eksepsi yang diajukan oleh Tergugat I untuk seluruhnya;

2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara;

Atau;

DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menghukum Penggugat membayar biaya perkara;

DALAM REKONVENSI

1. Menerima gugatan Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya;

2. Menyatakan Tergugat Rekonvensi telah melakukan Perbuatan Melawan

Hukum terhadap Penggugat Rekonvensi;

3. Menghukum Tergugat Rekonvensi mengganti kerugian materiil sebesar

Rp. 1.432.390.392,- (satu milyar empat ratus tiga puluh dua juta tiga ratus

sembilan puluh ribu tiga ratus sembilan puluh dua Rupiah) serta kerugian

immateriil Rp. 5.655.055.775,- (lima milyar enam ratus lima puluh lima juta

lima puluh lima ribu tujuh ratus tujuh puluh lima Rupiah);

4. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membuat iklan permohonan maaf

kepada Penggugat Rekonvensi melalui media massa skala nasional yaitu di

(i) harian Investor Daily, (ii) harian Kompas, (iii) harian Media Indonesia, (iv)

harian Bisnis Indonesia, dan (v) harian Jakarta Post serta (vi) harian

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 73 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Indonesia Today, selama 3 (tiga) hari berturut-turut dengan ukuran

pemberitahuan setidak-tidaknya ½ (setengah) halaman;

5. Meletakkan sita jaminan atas harta benda milik Tergugat Rekonvensi;

6. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara;

Atau, apabila Pengadilan Negeri Medan berpendapat lain mohon putusan yang

sesuai dengan ketentuan hukumnya.

Menimbang bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat-II, telah

menyampaikan jawaban tertanggal 07 Oktober 2015 yang pada pokoknya

berbunyi sebagai berikut :

1) Bahwasanya akibat peristiwa kebakaran, proses produksi Penggugat terhenti

sejak 1 April 2004, sedangkan di lain pihak menurut Penggugat, Tergugat I

dan Tergugat II tidak mau melaksanakan kewajibannya karena adanya

pelanggaran Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang

Usaha Perasuransian (“Undang-Undang Perasuransian”). Penggugat

mendalilkan Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan

hukum yaitu dengan melanggar Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (“KUHPer”)

2) Penggugat mendalilkan, akibat terafiliasi tersebut terjadilah kongkalikong

atau hengkipengki antara Tergugat I dan Tergugat II dengan cara melanggar

Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang Perasuransian jo. Pasal 1365

KUHPerdata, sehingga Penggugat telah mengalami kerugian sejak 1 April

2004 sampai dengan tahun 2015. Kerugian tersebut dikarenakan terhentinya

proses produksi;

3) Penggugat mendalilkan Tergugat I dan Tergugat II serta Turut Tergugat telah

melakukan perbuatan melawan hukum dan Penggugat menuntut ganti

kerugian baik materiil maupun immateriil

Atas pokok gugatan sebagaimana disampaikan di atas, maka dapat diberikan

tanggapan-tanggapan atas gugatan tersebut, baik dalam Eksepsi maupun

dalam Pokok Perkara (menyangkut materi surat gugatan) sebagai berikut :

DALAM KONPENSI

II. DALAM EKSEPSI

1. Eksepsi Kompetensi Relatif

1. Bahwa Pengadilan Negeri Medan tidak berwenang secara relatif untuk

memeriksa dan mengadili perkara a-quo oleh karena tempat

kedudukan Tergugat I, Tergugat II dan Turut Tergugat tidak termasuk

di dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Medan.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 74 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

2. Bahwa tempat kediaman atau kedudukan perseroan terbatas sesuai

ketentuan hukumnya diatur dalam Pasal 17 Undang-Undang Nomor

40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut “UU

Perseroan Terbatas“), yang berbunyi sebagai berikut:

(3) Perseroan mempunyai tempat kedudukan di daerah kota atau

kabupaten dalam wilayah Republik Indonesia yang ditentukan

dalam anggaran dasar.

(4) Tempat kedudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

sekaligus merupakan kantor pusat Perseroan.

Oleh karena itu, maka berdasarkan Pasal 17 UU Perseroan Terbatas,

tempat kedudukan perseroan yang sekaligus merupakan kantor pusat

Perseroan adalah sesuai yang ditentukan dalam anggaran dasar

perseroan tersebut.

3. Bahwa berdasarkan website Tergugat I yang beralamat di

http://www.aswata.co.id/ secara jelas dicantumkan bahwa alamat

Kantor Pusat Tergugat I adalah di Gedung Asuransi Wahana Tata,

Jalan H. R. Rasuna Said, Kavling C-4, Jakarta, secara tepatnya

Jakarta Selatan, sehingga dengan demikian maka telah terbukti

bahwa secara hukum kedudukan Tergugat I adalah di Jakarta

Selatan.

4. Bahwa sesuai dengan Anggaran Dasar Tergugat II yaitu Akta No. 04

tanggal 21 Desember 2007 tentang ”Pernyataan Keputusan Rapat PT

Satria Dharma Pusaka Crawford THG”, dalam Pasal 1 dinyatakan:

”1. Perseroan terbatas ini bernama ”PT SATRIA DHARMA PUSAKA

CRAWFORD THG”, (selanjutnya disebut ”Perseroan”), berkedudukan

di Kotamadya Jakarta Pusat.”

Bahwa berdasarkan Anggaran Dasar Tergugat II tersebut telah jelas

terbukti bahwa Tergugat II berkedudukan sekaligus berkantor Pusat di

Kotamadya Jakarta Pusat, dengan demikian Tergugat II masuk dalam

wilayah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat bukan di Pengadilan

Negeri Medan.

5. Bahwa Penggugat dalam Gugatan a quo halaman 1 juga telah

mengakui bahwa Tergugat II berkedudukan di Prince Centre Building

7th Floor Jl.Jend. Sudirman Kav.3-4, Jakarta Pusat, maka telah

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 75 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

terbukti pula bahwa secara hukum kedudukan Tergugat II adalah di

Jakarta Pusat.

6. Bahwa Pasal 142 ayat (2) RBg. yang isinya tidak jauh berbeda

dengan Pasal 118 HIR telah mengatur bahwa:

”Dalam hal ada beberapa tergugat yang tempat tinggalnya tidak

terletak di dalam wilayah satu pengadilan negeri, maka gugatan

diajukan kepada ketua pengadilan negeri yang berada di wilayah satu

di antara para tergugat, menurut pilihan penggugat. Dalam hal para

tergugat berkedudukan sebagai debitur dan penanggungnya, maka

sepanjang tidak tunduk kepada ketentuan–ketentuan termuat dalam

ayat (2) pasal 6 Reglemen susunan kehakiman dan kebijaksanaan

mengadili di Indonesia. Gugatan diajukan kepada ketua pengadilan

negeri tempat tinggal orang yang berutang pokok (debitur pokok) atau

seorang diantara para debitur pokok” .

7. Bahwa Pasal 149 ayat (2) RBg menyatakan:

“Bila Tergugat dalam surat jawabannya seperti yang dimaksud dalam

Pasal 145 mengajukan sanggahan tentang kewenangan pengadilan

negeri itu, maka pengadilan negeri, meskipun tergugat tidak hadir, dan

setelah mendengar penggugat harus mengambil keputusan tentang

sanggahan itu dan hanya jika sanggahan itu tidak dibenarkan,

mengambil putusan tentang pokok perkaranya”

8. Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas, telah jelas bahwa

kedudukan hukum dan kantor pusat Tergugat I dan Tergugat II adalah

di DKI Jakarta, dimana masing- masing berada di Kotamadya Jakarta

Selatan dan Kotamadya Jakarta Pusat, bukan di Medan, dan oleh

karena itu berdasarkan Pasal 142 ayat (2) jo. 149 ayat (2) RBg.,

Pengadilan Negeri Medan tidak berwenang secara relatif untuk

mengadili perkara a quo. Dengan demikian Eksepsi Kompetensi

Relatif sangat beralasan untuk dikabulkan.

9. Bahwa berdasarkan alasan tersebut di atas, sesuai dengan Pasal 142

ayat (2) RBg jo. Pasal 149 ayat (2) RBg Tergugat II mohon agar

Majelis Hakim menerima Eksepsi Kompetensi Relatif yang diajukan

oleh Tergugat II dan menyatakan Gugatan a quo tidak dapat diterima

karena Pengadilan Negeri Medan tidak berwenang mengadili perkara

a quo.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 76 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

2. Gugatan Penggugat Tidak Memiliki Kepentingan Hukum (Point D’interet

Point D’action)

1. Bahwa Pasal 8 ayat (3) RV, pada pokoknya menyatakan bahwa:

“pemberitahuan gugatan harus memuat upaya-upaya dan pokok

gugatan disertai kesimpulan yang jelas dan tertentu” atau dengan kata

lain surat gugat itu harus disusun secara sistematis dengan unsur-

unsur identitas para pihak, dalil-dalil konkrit tentang adanya hubungan

hukum yang merupakan dasar diajukannya suatu gugatan dan

petitum.

2. Bahwa terkait dengan pihak-pihak yang diajukan dalam gugatan,

hukum acara perdata mengenal asas tiada gugatan tanpa

kepentingan hukum, point d’ interet point d’ action. Asas ini menurut

Prof Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. mengandung arti: “bahwa suatu

tuntutan hak harus mempunyai kepentingan hukum yang cukup,

merupakan syarat utama untuk dapat diterimanya tuntutan hak itu

oleh pengadilan guna diperiksa: point d’ interet point d’ action”.

3. Bahwa Penggugat dalam gugatannya sama sekali tidak menguraikan

“kepentingan hukum” apa yang dimilikinya dalam perkara a quo

sehingga berhak mengajukan gugatan kepada Tergugat II;

4. Bahwa Penggugat dalam dalilnya pada Butir 6 halaman 2 Gugatan

menyatakan sebagai berikut:

”...untuk keperluan penilaian kerugian atas kebakaran pabrik

PENGGUGAT kemudian TERGUGAT I (PT ASURANSI WAHA TATA)

menunjuk TERGUGAT II (PT SATRIA DHARMA PUSAKA

CRAWFORD THG.) sebagai Perusahaan Penilai Kerugian (Loss

Adjuster) ...”

5. Bahwa Penggugat dalam kutipan di atas telah dengan sendirinya

menyatakan dengan jelas bahwa kedudukan Tergugat II sebagai

Perusahaan Penilai Kerugian/Loss Adjuster berdasarkan Undang-

Undang Perasuransian, yang mana dalam Pasal 1 angka 11 Undang-

Undang Perasuransian, telah dinyatakan bahwa Perusahaan Penilai

Kerugian Asuransi adalah perusahaan yang memberikan jasa

penilaian terhadap kerugian pada obyek asuransi yang

dipertanggungkan.

6. Bahwa dalam perkara a quo Penggugat dengan tanpa dasar yang

jelas menyatakan bahwa Tergugat I berafiliasi dengan Tergugat II.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 77 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Dalil ini diajukannya tanpa didasarkan bukti dan uraian dasar hukum

yang jelas dan hanya bersifat tuduhan semata.

7. Bahwa oleh karena itu, maka gugatan Penggugat dalam perkara a

quo tidak memiliki kepentingan hukum untuk menggugat Tergugat II.

8. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka gugatan

Penggugat yang tidak memiliki kepentingan hukum untuk menggugat

(point d’ interet point d’ action) harus dinyatakan tidak dapat diterima

(Niet Ontvankelijke Verklaard).

3. Gugatan Penggugat Kurang Pihak

1. Bahwa dalam Gugatan a quo para pihak yang dijadikan sebagai Para

Tergugat adalah PT Asuransi Wahana Tata cabang Medan sebagai

Tergugat I, PT Satria Dharma Pusaka Crawford THG sebagai

Tergugat II, dan PT Bank Mandiri cabang Medan sebagai Turut

Tergugat.

2. Bahwa dalam perkara a quo, sebenarnya tidak dapat dipungkiri bahwa

duduk permasalahan adalah berkaitan langsung dengan Polis No. 02-

23-06003228 dimana Penggugat sebagai Tertanggung dan pihak

Penanggung terdiri dari Tergugat I, PT Asuransi Staco Jasapratama,

PT Asuransi Dharma Bangsa, PT Asuransi Ramayana Tbk., dengan

porsi pertanggungan masing-masing sebagai berikut:

Tergugat I sebesar 55%;

PT Asuransi Staco Jasapratama sebesar 15%;

PT Asuransi Dharma Bangsa sebesar 15%; dan

PT Asuransi Ramayana Tbk. sebesar 15%.

3. Bahwa dalam melaksanakan tugasnya sebagai penilai kerugian/Loss

Adjuster sebenarnya Tergugat II tidak terkait dengan permasalahan

polis tersebut. Pertanggungan Polis Asuransi adalah antara

Penggugat selaku Tertanggung dengan Penanggung yang terdiri dari

Tergugat I, PT Asuransi Staco Jasapratama, PT Asuransi Dharma

Bangsa, dan PT Asuransi Ramayana Tbk. Tergugat II sebagai penilai

kerugian telah menyusun Preliminary Report tertanggal 19 Mei 2004

dan Interim Report tertanggal 22 Juni 2004. Dalam melaksanakan

tugasnya selaku penilai kerugian/Loss Adjuster Tergugat II juga

menggunakan jasa dari Belfor (Asia) Pte. Ltd., selaku Technical

Advisor yang melakukan pemeriksaan terhadap mesin granulator

yang didalilkan oleh Penggugat telah rusak akibat kebakaran yang

terjadi pada 1 April 2004 di pabrik milik Penggugat di Jl. Tengkul/Jl.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 78 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Seruai No. 8, Medan, Labuan, Sumatera Utara dan pihak Belfor (Asia)

Pte. Ltd., juga-lah yang membuat quotation biaya yang dibutuhkan

untuk memperbaiki mesih granulator tersebut.

4. Bahwa oleh karena dalam perkara a quo PT Asuransi Staco

Jasapratama, PT Asuransi Dharma Bangsa, PT Asuransi Ramayana

Tbk., dan Belfor (Asia) Pte. Ltd., sama sekali tidak diikutsertakan

dalam Gugatan a quo, maka secara nyata Gugatan a quo telah

kurang pihak karena dengan tidak diikutsertakannya para pihak

tersebut dapat membuat kabur duduk permasalahan yang

sebenarnya.

5. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka gugatan

Penggugat yang mengandung cacat formil berupa kurangnya pihak

yang digugat harus dinyatakan tidak dapat diterima (Niet

Ontvankelijke Verklaard).

4. Gugatan Penggugat Kabur atau Tidak Jelas (Obscurum Libellum)

4.1. Gugatan Penggugat Kabur karena Dasar Hukum Penggugat dalam

Mengajukan Gugatan Tidak Berdasarkan Hukum

1. Bahwa Penggugat mendalilkan Gugatan a quo sebagai Gugatan

Perbuatan Melawan Hukum karena menurut Penggugat,

Tergugat II telah melanggar ketentuan Pasal 13 ayat (2) Undang-

Undang Perasuransian mengenai larangan melakukan penilaian

kerugian atas obyek asuransi yang diasuransikan kepada

perusahaan asuransi kerugian yang merupakan afiliasi dari

perusahaan penilai kerugian asuransi. Atas dasar perbuatan

melawan hukum tersebut Penggugat sebagaimana Pasal 1365

KUHPerdata menuntut ganti kerugian baik materil maupun

immaterial, sebagaimana berdasarkan dalil-dalil Penggugat

dalam Butir 9 Halaman 3 Gugatan, Butir 15 Halaman 5 Gugatan,

Butir 16 Halaman 6 Gugatan, Butir 17 Halaman 6 Gugatan, dan

Butir 21 Halaman 8 Gugatan.

2. Bahwa berdasarkan dalil-dalil Penggugat tersebut di atas,

Penggugat sama sekali tidak memberikan definisi dari “Afiliasi”

berdasarkan Undang-Undang Perasuransian, namun Penggugat

dengan sesuka hatinya menafsirkan afiliasi menurut

pemahamannya sendiri semata-mata berdasarkan adanya nama

yang sama.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 79 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

3. Bahwa Gugatan Penggugat yang didasarkan pada penafsiran

Penggugat sendiri terkait definisi “Afiliasi” dan tidak mengacu

pada definisi afiliasi yang diatur dalam UU Perasuransian adalah

suatu gugatan yang tidak berdasar hukum Dan sudah

seharusnya dinyatakan tidak dapat diterima.

4. Bahwa sesuai dengan Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung RI

Reg. No.: 239/Sip/1968 dinyatakan bahwa:

“suatu gugatan yang tidak berdasarkan hukum harus dinyatakan

tidak dapat diterima”

5. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka

Gugatan a quo adalah kabur karena dasar hukum Penggugat

dalam mengajukan Gugatan tidak berdasarkan hukum sehingga

Gugatan a quo harus tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke

Verklaard).

4.2. Gugatan Penggugat Kabur karena Dalil dan Petitum Gugatan Tidak

Beralasan Hukum dan Tidak Konsisten

1. Bahwa dalil-dalil yang disampaikan oleh Penggugat dalam

Gugatan a quo memuat uraian yang tidak beralasan hukum yaitu

sebagai berikut:

Butir 21 halaman 8

“…di lain pihak TERGUGAT I dan TERGUGAT II tidak mau

melaksanakan kewajibannya karena adanya pelanggaran Pasal

13 ayat (2) Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha

Perasuransian (“Undang-Undang Perasuransian”)…”

2. Bahwa Penggugat mendalilkan dalam Butir 21 halaman 8

Gugatannya bahwa Tergugat II “tidak mau melaksanakan

kewajibannya”, padahal Tergugat II dalam perkara a quo jelas-

jelas telah melaksanakan segala kewajibannya, yakni menilai

kerugian yang timbul dalam musibah kebakaran yang ditutup

oleh Polis Asuransi No. 02-23-06003228 dan menyusun

Preliminary Report tertanggal 19 Mei 2004 dan Interim Report

tertanggal 22 Juni 2004 terhadap kerugian yang timbul, bahkan

dalam penyusunan laporan-laporan tersebut, Tergugat II juga

telah meminta bantuan Belfor (Asia) Pte. Ltd., sebagai Technical

Advisor dalam melakukan pemeriksaan terhadap mesin

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 80 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

granulator milik Penggugat, dengan demikian, maka dalil gugatan

yang disampaikan oleh Penggugat adalah tidak beralasan

hukum.

3. Bahwa dalam dalil-dalil yang disampaikan oleh Penggugat dalam

Gugatan a quo memuat uraian yang tidak konsisten yaitu

sebagai berikut:

Butir 13 Halaman 5 Gugatan

“…Sehingga PENGGUGAT pasti akan menderita kerugian yang

sangat besar akibat tidak adanya produksi pupuk (lost of

production) … bahwa semakin lama waktu yang dihabiskan

untuk melakukan perbaikian mesin oleh TERGUGAT I maka

akan semakin besar pula kerugian PENGGUGAT.”

Butir 14 Halaman 5 Gugatan

“…Pelanggan juga akan klaim denda karena pengiriman pupuk

menjadi terlambat kepada pelanggan karena dengan terjadinya

keterlambatan jadwal pemupukan akan mengakibatkan tanaman

jadi rusak dan menurunkan kualitas hasil panen serta kuantitas

panen juga menurun dan pelanggan pasti akan mengalami

kerugian. Sehingga PENGGUGAT akan mengalami kerugian

besar dan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan

keuntungan.”

Butir 15 Halaman 5 Gugatan

“…Akibatnya perusahaan/pabrik PENGGUGAT tidak beroperasi

karena Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan TERGUGAT I

dan TERGUGAT II mengakibatkan kerugian yang secara terus

menerus terjadi sampai waktu yang akan datang. Kerugian ini

disebabkan mesin tidak bisa beroperasi lagi sehingga tidak akan

ada pupuk yang dapat diproduksi (lost of production), maka

PENGGUGAT menderita kerugian yang sangat besar karena

tidak dapat melakukan penjualan pupuk…”

4. Bahwa Penggugat dalam Gugatan a quo sebagaimana yang

terlihat dalam kutipan atas dalil-dalil Penggugat sendiri di atas,

telah mendalilkan “kerugian” yang menurut Penggugat telah

terjadi secara tidak konsisten, dalam Butir 13 Halaman 5

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 81 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Gugatan, Penggugat mendalilkan bahwa “Penggugat pasti akan

menderita kerugian yang sangat besar”, dalam Butir 14 Halaman

5 Gugatan, Penggugat mendalilkan bahwa “ Penggugat akan

mengalami kerugian besar dan kehilangan kesempatan untuk

mendapatkan keuntungan”, sedangkan dalam Butir 16 Halaman

5 Gugatan, Penggugat mendalilkan bahwa “Penggugat

menderita kerugian yang sangat besar karena tidak dapat

melakukan penjualan pupuk”. Dalil-dalil yang dikemukakan oleh

Penggugat sedemikian, jelas-jelas merupakan dalil yang tidak

konsisten, karena “kerugian” yang didalilkan oleh Penggugat

menjadi tidak jelas, apakah Penggugat baru akan menderita

kerugian atau kerugian telah terjadi.

5. Bahwa dalam Gugatan a quo terdapat inkonsistensi dan

kelalaian yang luar biasa, karena Penggugat telah memasukkan

2 (dua) versi Petitum masing masing di halaman 9 – 10 Gugatan

yang terdiri dari 6 butir dan Petitum di halaman 10 – 11 Gugatan

yang terdiri dari 8 butir. Untuk memudahkan Majelis Hakim yang

memeriksa perkara, kami mengutipkan 2 (dua) versi Petitum

berbeda yang diajukan Penggugat dalam Gugatan a quo sebagai

berikut:

Petitum Halaman 9-10 Gugatan Petitum Halaman 10-11 Gugatan

“…Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di

atas, maka jelas, terang, dan terbukti

secara hukum bahwa TERGUGAT I dan

TERGUGAT II serta TURUT

TERGUGAT telah melakukan Perbuatan

Melawan Hukum sehingga merugikan

PENGGUGAT. Atas dasar itu Pengggat

mohon agar Pengadilan Negeri Medan

memberikan Putusan sebagai berikut:

1) Menerima dan mengabulkan

seluruh isi Gugatan;

“…Bahwa berdasarkan uraian-

uraian hukum yang kami

kemukakan di atas, maka

PENGGUGAT mohon kepada

Ketua Pengadilan Negeri Medan

berkenan memberikan putusan

sebagai berikut:

Dalam Provisi:

Mohon kepada Ketua Pengadilan

Negeri Medan untuk segera

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 82 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

2) Menyatakan bahwa TERGUGAT I

dan TERGUGAT II serta TURUT

TERGUGAT telah melakukan

Perbuatan Melawan Hukum;

3) Menyatakan sah dan berharga sita

jaminan yang diletakkan atas harta

benda milik TERGUGAT I dan

TERGUGAT II serta TURUT

TERGUGAT, yaitu:

– Tanah dan bangunan yang

berdiri di atasnya yang terletak

di Jalan Pemuda Nomor 9

Medan, Sumatera Utara;

– Tanah dan bangunan yang

terletak di Jl. H.R. Rasuna Said,

C-4, Jakarta;

– Tanah dan bangunan yang

terletak di Prince centre Building

7th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav.

3-4 Jakarta;

– Seluruh peralatan/inventaris

kantor yang terdapat di dalam

kantor/gedung milik TERGUGAT

I dan TERGUGAT II tersebut di

atas;

– Seluruh saham milik

TERGUGAT I dan TERGUGAT

II.

4) Menghukum TERGUGAT I dan

TERGUGAT II serta TURUT

TERGUGAT secara tanggung

renteng untuk membayar kerugian

PENGGUGAT baik secara materiil

maupun immaterial, dengan

perincian sebagai berikut:

Kerugian Materiil sebesar:

memerintahkan Juru Sita

Pengadilan Negeri Medan untuk

menghentikan proses sita jaminan

dan eksekusi sesuai dengan surat

penetapan Pengadilan Negeri

Medan No.

64/Eks/HT/2009/PN.Mdn tanggal

15 Desember 2009 tentang

eksekusi sita hak tanggungan

kepada PENGGUGAT hingga

perkara a quo mempunyai kekuatan

hukum yang tetap (inkracht van

gewijsde).

Dalam Pokok Perkara:

1) Mengabulkan Gugatan yang

diajukan PENGGUGAT untuk

seluruhnya;

2) Menyatakan sah dan berharga

surat bukti yang diajukan.

3) Menyatakan peletakan Sita

Revindikatoir Beslag atas:

– Tanah dan bangunan yang

berdiri di atasnya yang

terletak di Jalan Pemuda

Nomor 9 Medan, Sumatera

Utara;

– Tanah dan bangunan yang

terletak di Jl. H.R. Rasuna

Said, C-4, Jakarta;

– Tanah dan bangunan yang

terletak di Prince centre

Building 7th Floor Jl. Jend.

Sudirman Kav. 3-4 Jakarta;

– Seluruh

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 83 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Pembulatan menjadi

Rp.226.527.727.119,-

Kerugian Immaterial sebesar:

Pembulatan menjadi

Rp.453.055.454.238

Total Kerugian sebesar:

Pembulatan menjadi

Rp.679.583.181.357,-

5) Memutuskan bahwa perhitungan

kerugian materiil dan immaterial

yang harus dibayar oleh

TERGUGAT I dan TERGUGAT II

serta TURUT TERGUGAT bukan

saja kerugian yang terjadi sampai

dengan tahun 2005 saja, juga

menghukum TERGUGAT I dan

TERGUGAT II serta TURUT

TERGUGAT untuk tetap membayar

kerugian-kerugian yang dialami

oleh PENGGUGAT dari tahun 2006

dan seterusnya sampai

TERGUGAT I dan TERGUGAT II

serta TURUT TERGUGAT

melaksanakan isi Putusan ini;

6) Menghukum TERGUGAT I dan

TERGUGAT II serta TURUT

TERGUGAT secara tanggung

renteng membayar biaya-biaya

perkara.”

peralatan/inventaris kantor

yang terdapat di dalam

kantor/gedung milik

TERGUGAT I dan

TERGUGAT II tersebut di

atas;

– Seluruh saham milik

TERGUGAT I dan

TERGUGAT II.

Adalah sah dan berharga.

4) Menyatakan perbuatan

TERGUGAT I yang menunjuk

perusahaan TERGUGAT II

sebagai perusahaan penilai

adalah Perbuatan Melawan

Hukum.

5) Memerintahkan Juru Sita

Pengadilan Negeri Medan,

supaya TURUT TERGUGAT

untuk menghentikan proses

sita jaminan dan eksekusi

kepada PENGGUGAT

sebagaimana penetapan

Pengadilan Negeri Medan atas

sita eksekusi No.

64/Eks/HT/2009/PN.Mdn

tanggal 15 Desember 2009,

sampai perkara a quo

mempunyai kekuatan hukum

yang tetap (inkracht van

gewijsde)

6) Menghukum TERGUGAT I

dan TERGUGAT II serta

TURUT TERGUGAT untuk

membayar Kerugian Materiil

sebesar Rp. 226.527.727.119,-

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 84 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

dan Kerugian Immaterial

sebesar Rp. 453.055.454.238,-

jadi total yang harus dibayar

oleh TERGUGAT I dan

TERGUGAT II serta TURUT

TERGUGAT adalah

Rp.679.583.181.357,-

sekaligus dan tunai seketika

setelah putusan mempunyai

kekuatan hukum tetap.

7) Menyatakan putusan dapat

dijalankan terlebih dahulu

meskipun ada banding dan

verzet (Uit Voobar Bij

Vooraad);

8) Menghukum TERGUGAT I

dan TERGUGAT II serta

TURUT TERGUGAT

membayar biaya perkara yang

timbul dalam perkara ini.”

6. Bahwa Penggugat juga keliru dalam merumuskan Petitumnya,

sebagaimana Butir 3 Petitum di Halaman 10 Gugatan a quo yang

memohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan untuk

meletakan sita “Revindikatoir Beslag” terhadap:

– Tanah dan bangunan yang berdiri di atasnya yang terletak

di Jalan Pemuda Nomor 9 Medan, Sumatera Utara;

– Tanah dan bangunan yang terletak di Jl. H.R. Rasuna Said,

C-4, Jakarta;

– Tanah dan bangunan yang terletak di Prince centre Building

7th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 3-4 Jakarta;

– Seluruh peralatan/inventaris kantor yang terdapat di dalam

kantor/gedung milik Tergugat I dan Tergugat II tersebut di

atas;

– Seluruh saham milik Tergugat I dan Tergugat II.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 85 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

7. Bahwa Revindicatoir Beslag berdasarkan Pasal 226 HIR / Pasal

260 RBG dan Pasal 714 RV berarti sebagai penyitaan yang

ditujukan kepada barang bergerak milik seseorang yang

mengajukan Gugatan itu sendiri, yang mana ia memiliki hak

menuntut kembali atau hak reklame atas barang tersebut.

Sementara itu, barang-barang yang dimintakan Penggugat dalam

perkara a quo untuk dikenakan Revindicatoir Beslag jelas-jelas

seluruhnya bukan merupakan barang Penggugat, dan juga tidak

seluruhnya merupakan barang bergerak, sehingga Petitum yang

dimohonkan oleh Penggugat terkait Revindikatoir Beslag adalah

petitum yang tidak beralasan hukum.

8. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka

Gugatan a quo adalah kabur karena dalil dan petitum Gugatan a

quo tidak beralasan hukum dan tidak konsisten sehingga

Gugatan a quo harus dinyatakan tidak dapat diterima (Niet

Ontvankelijke Verklaard).

4.3. Gugatan Penggugat Kabur karena Ganti Kerugian Materil maupun

Immateril yang Dimohonkan Penggugat Tidak Beralasan Hukum

1. Bahwa Penggugat dalam point b mengenai “Kerugian Materil”

butir 19 Halaman 6 Gugatan a quo mendalilkan sebagai berikut:

“…Kerugian yang timbul akibat kerusakan mesin, berdasarkan

audit/penelitian/perhitungan oleh Akuntan Publik Drs. Syahelmi

(merupakan rekanan bank Mandiri) (Bukti P-19A dan P-19B):

Tahun 2004 : Rp. 7.358.550.499.00 (Bukti P-19B)

Tahun 2005 : Rp. 19.819.752.612.00 (Bukti P-19A)…”

2. Penggugat dalam point c mengenai “Kerugian Materil” butir 19

Halaman 6 Gugatan a quo mendalilkan sebagai berikut:

“…Keuntungan yang seharusnya diterima PENGGUGAT

Pertahun (tahun 2004 dan tahun 2005):

Keuntungan pabrik tahun 2003 berdasarkan

audit/penelitian/perhitungan oleh akuntan publik Drs. Syahelmi

(merupakan rekanan Bank Mandiri), dengan menggunakan 1 line

mesin untuk 3 shift produksi Rp. 11.909.190.313,- (Bukti P-19C).

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 86 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

sedangkan pada tahun 2004 dan seterusnya, pabrik

menggunakan 2 line mesin masing-masing 2 shift produksi.

Secara matematis untuk menghitung keuntungan pertahun yang

seharusnya diperoleh dengan menggunakan 2 line mesin dengan

2 shift produksi (Bukti P-19A) adalah: Rp. 11.909.190.313 x 2/ 3

x 2= Rp. 15. 878.920.417,33.

Maka, keuntungan yang seharusnya diperoleh pada:

Tahun 2004 = Rp. 15.878.920.417,33 (Bukti P-19D)

Tahun 2005 = Rp. 15.878.920.417,33 (Bukti P-19D)

Total kerugian Materil yang dihitung sampai dengan tahun 2005

adalah : Rp. 8.801.679.000.00 + Rp. 7.358.550.499 +

Rp. 19.819.752.612 + Rp. 15.878.920.417,33 +

Rp.15.878.920.417,33 = Rp. 67.737.822.945,66

Sehingga total kerugian materiil tahun 2006 s/d tahun 2015 (10

tahun) adalah: Rp. 158.789.204.173,30 (10 tahun x Rp.

15.878.920.417,33) + Rp. 67.737.822.945,66 = Rp.

226.527.727.118,96 dibulatkan menjadi = Rp.

226.527.727.119.”

3. Bahwa dalil yang dikemukakan Penggugat sebagai “Kerugian

Materil” sebenarnya adalah perkiraan ”keuntungan yang

seharusnya diperoleh”. Perkiraan keuntungan yang seharusnya

diperoleh tidaklah sama dengan kerugian materiil sebagaimana

diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata. Pasal 1365 KUHPerdata

mensyaratkan adanya kerugian yang benar-benar terjadi/dialami,

bukan yang diharapkan terjadi. Dengan demikian dalil kerugian

tersebut sama sekali tidak berdasar karena selain tidak merinci,

Penggugat juga tidak mampu membuktikan adanya kerugian

nyata/riil yang dideritanya. “Kerugian Materiil” yang didalilkan

Penggugat adalah perhitungan “secara matematis” oleh Akuntan

Publik Drs. Syahelmi mengenai Perkiraan Kerugian dan

Keuntungan Penggugat untuk tahun 2004 dan 2005 bukan

kerugian nyata/kerugian riil. Perhitungan “secara matematis”

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 87 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

mengenai perkiraan kerugian dan keuntungan jelas-jelas tidak

dapat ditafsirkan sebagai perhitungan “Kerugian Materiil”.

4. Bahwa Penggugat dalam dalil mengenai “Kerugian Immateril”

butir 19 Halaman 7 Gugatan a quo mendalilkan sebagai berikut:

“…Bahwa kerugian immaterial yang dialami oleh PENGGUGAT

adalah, bahwa karena kejadian itu telah mengakibatkan seluruh

relasi bisnis PENGGUGAT tidak mau lagi menjalankan bisnis

dengan PENGGUGAT, karena mereka menganggap bahwa

PENGGUGAT tidak mampu lagi memenuhi komitmen bisnisnya,

antara lain penyerahan pupuk tepat pada waktunya, pembayaran

bahan baku tepat pada waktunya, dan sebagainya. Hancurnya

reputasi PENGGUGAT tersebut sangat sulit untuk

memperkirakan nilai tepatnya, dimana bahkan hal itu telah

merusakkan masa depan bisnis dari PENGGUGAT, akan tetapi

dengan menggunakan patokan kerugian materiil sebagaimana

disampaikan di atas, maka adalah adil jika kerugian immaterial

itu dihitung sebanyak 2 kali kerugian materiil yang sebesar Rp.

226.527.727.119 (dua ratus dua puluh enam milyar lima ratus

dua puluh tujuh juta tujuh ratus dua puluh tujuh ribu seratus

sembilan belas rupiah), atau sama dengan:

Rp. 453.055.454.238 (empat ratus lima puluh tiga milyar lima

puluh lima juta empat ratus lima puluh empat ribu dua ratus tiga

puluh delapan rupiah)…”

5. Bahwa nilai ganti “Kerugian Immaterial” yang didalilkan oleh

Penggugat dalam Gugatan a quo dengan mendasarkan kepada

2 kali “Kerugian Material” yang sebenarnya bukan kerugian nyata

yang dideritanya melainkan hanya perhitungan “secara

matematis” oleh Akuntan Publik Drs. Syahelmi sebagaimana

telah kami uraikan di atas. Dengan demikian kerugian immaterial

ini juga tidak berdasar dan sudah seharusnya ditolak .

6. Bahwa Putusan Mahkamah Agung No 492 K/SIP/1970 memuat

kaidah hukum sebagai berikut:

“… Tuntutan berupa ganti kerugian sejumlah uang tertentu tanpa

perincian kerugian dalam bentuk apa yang menjadi dasar

tuntutan itu, harus dinyatakan tidak dapat diterima, karena

tuntutan tersebut tidak jelas tidak sempurna”

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 88 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

7. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka

Gugatan a quo adalah kabur karena ganti kerugian Materil

maupun Immateril yang dimohonkan oleh Penggugat tidak

beralasan hukum sehingga Gugatan a quo harus dinyatakan

tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard).

5. Gugatan Penggugat Diduga Telah Diajukan dengan Itikad Buruk (Kwader

Trouw)

1. Bahwa Gugatan a quo diduga telah diajukan dengan itikad buruk

(Kwader Trouw) karena kegiatan penilaian kerugian asuransi oleh

Tergugat II telah selesai dilakukan pada tahun 2004, sebagaimana yang

dapat dibuktikan berdasarkan Preliminary Report tanggal 19 Mei 2004

dan Interim Report tanggal 22 Juni 2004. Akan tetapi Gugatan a quo

baru diajukan ke Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 25 Juni tahun

2015, yang mana hal tersebut berarti bahwa setelah lewat jangka waktu

10 tahun pasca pekerjaan penilaian kerugian asuransi oleh Tergugat II

selesai dilakukan, barulah Gugatan mengenai dugaan adanya “Afiliasi”

antara Tergugat I sebagai Penanggung Asuransi dengan Tergugat II

sebagai Penilai Kerugian diajukan oleh Penggugat ke Pengadilan. Hal

sedemikian jelas menimbulkan dugaan adanya itikad buruk pada diri

Penggugat karena sebenarnya Gugatan dengan pokok permasalahan

Klaim terhadap Polis Asuransi No.02-23-06003228 telah pernah

diajukan oleh Penggugat dan bahkan telah diputuskan di tingkat

Peninjauan Kembali melalui Putusan Mahkamah Agung No. 664

PK/Pdt/2011. Dengan demikian, maka patut diduga bahwa Penggugat

dalam mengajukan Gugatan ini memiliki itikad buruk.

2. Bahwa Penggugat juga “menyisipkan” Permohonan Provisi dan Petitum

yang tidak relevan dengan Pokok Gugatan a quo, sebagaimana terlihat

dalam Provisi dan Butir 5 Petitum Gugatan a quo yang memohon

kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan sebagai berikut:

Dalam Provisi Gugatan

“Mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan untuk segera

memerintahkan Juru Sita Pengadilan Negeri Medan untuk

menghentikan proses sita jaminan dan eksekusi sesuai dengan surat

penetapan Pengadilan Negeri Medan No. 64/Eks/HT/2009/PN.Mdn

tanggal 15 Desember 2009 tentang eksekusi sita hak tanggungan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 89 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

kepada PENGGUGAT hingga perkara a quo mempunyai kekuatan

hukum yang tetap (inkracht van gewijsde)”

Butir 5 Petitum Gugatan

“Memerintahkan Juru Sita Pengadilan Negeri Medan, supaya TURUT

TERGUGAT untuk menghentikan proses sita jaminan dan eksekusi

kepada PENGGUGAT sebagaimana penetapan Pengadilan Negeri

Medan atas sita eksekusi No. 64/Eks/HT/2009/PN.Mdn tanggal 15

Desember 2009, sampai perkara a quo mempunyai kekuatan hukum

yang tetap (inkracht van gewijsde).

3. Bahwa dalil yang diajukan oleh Penggugat dalam Permohonan Provisi

dan Butir 5 Petitum Gugatan a quo patut diduga merupakan bentuk dari

itikad buruk Penggugat, karena Penggugat dalam perkara a quo jelas-

jelas mendasarkan gugatannya pada Perbuatan Melawan Hukum pada

Tergugat I dan Tergugat II. Akan tetapi dalam Permohonan Provisi dan

Butir 5 Petitum Gugatan a quo, Penggugat “menyisipkan” permohonan

mengenai penangguhan Penetapan Pengadilan Negeri Medan atas sita

eksekusi No. 64/Eks/HT/2009/PN.Mdn tanggal 15 Desember 2009,

walaupun sudah jelas bahwa Penunjukan Penilai Kerugian Asuransi

dalam perkara a quo dan perkara Eksekusi terhadap jaminan dalam

Penetapan Pengadilan Negeri Medan atas sita eksekusi No.

64/Eks/HT/2009/PN.Mdn tanggal 15 Desember 2009 merupakan 2

pokok permasalahan yang berbeda. Oleh karena itu, Permohonan

Provisi dan Butir 5 Petitum Gugatan a quo adalah tidak relevan dengan

pokok Gugatan a quo.

4. Bahwa Permohonan Provisi dan Butir 5 Petitum Gugatan a quo yang

tidak relevan dengan pokok Gugatan a quo yang notabene didalilkan

oleh Penggugat sebagai Perbuatan Melawan Hukum telah

menimbulkan dugaan adanya itikad buruk Penggugat dalam Gugatan a

quo.

5. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka Gugatan a

quo diduga telah diajukan dengan Itikad buruk (Kwader Trouw)

sehingga Gugatan a quo harus dinyatakan tidak dapat diterima (Niet

Ontvankelijke Verklaard).

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 90 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Tergugat II mohon agar Majelis

Hakim perkara a-quo menyatakan dalam amar putusannya:

1. Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara;

Namun, apabila Majelis Hakim yang Terhormat berpendapat lain dan

menetapkan akan meneruskan memeriksa seluruh keberatan (eksepsi)

bersama-sama dengan pokok perkara, Tergugat II sekaligus dengan ini

menyampaikan bantahan atas pokok perkara sebagaimana diuraikan dibawah

ini.

II. DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa Tergugat II menolak seluruh dalil-dalil gugatan yang diajukan oleh

Penggugat dalam gugatannya, kecuali yang dengan tegas dan tertulis

dinyatakan diakui oleh Tergugat II;

2. Bahwa seluruh dalil yang telah diuraikan dalam bagian Eksepsi haruslah

dianggap menjadi satu kesatuan yang tidak terpisah dengan pokok

perkara;

3. Bahwa Tergugat II menolak seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat dengan

alasan sebagai berikut:

1. KRONOLOGI PERKARA

1.1. Bahwa pada tanggal 6 April 2004, Tergugat II mendapatkan Surat

No. 017/CLF/IV/2004 dari Tergugat I yang memberitahukan bahwa

pada 1 April 2004 telah terjadi kebakaran di pabrik milik Penggugat

di Jl. Tengkul/Jl. Seruai No. 8, Medan, Labuan, Sumatera Utara

yang menjadi objek pertanggungan yang ditutup oleh Polis No. 02-

23-06003228 antara Penggugat selaku Tertanggung dan Tergugat I

selaku Penanggung, Oleh karena itu pihak Tergugat I dalam

suratnya meminta kepada Tergugat II sebagai penilai kerugian/loss

adjuster.

1.2. Bahwa berdasarkan Surat No. 017/CLF/IV/2004 tertanggal 6 April

2004, Tergugat II kemudian melakukan koordinasi dengan Kantor

Cabang Tergugat I di Medan dan pada hari Rabu tanggal 7 April

2004, Tergugat II mengutus personelnya untuk melakukan

pemeriksaan lapangan (site survey) dalam rangka penilaian

kerugian asuransi di lokasi pabrik Penggugat yang mengalami

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 91 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

kebakaran di di Jl. Tengkul/Jl. Seruai No. 8, Medan, Labuan,

Sumatera Utara.

1.3. Bahwa Tergugat II telah melakukan pemeriksaan lapangan (site

survey) yang pada tanggal 7 April 2004,

1.4. Bahwa berdasarkan pemeriksaan lapangan (site survey) yang

dilakukan pada tanggal 7 April 2004 oleh personel Tergugat II,

ditemukan skala kerusakan sebagai berikut pada pabrik Penggugat:

Bangunan

Ruang cetak pada bangunan pabrik rusak akibat kebakaran,

kolom beton dan panel dinding rusak dan retak, langit-langit

kayu hancur, kolom besi bangunan pabrik yang berada di dekat

ruang cetak menjadi bengkok, serta rangka baja atap dan panel

atap dari seng juga rusak. Perlengkapan dan fitting ruang cetak

keseluruhannya rusak sehingga ruang cetak harus dibangun

ulang, sementara bagian bangunan pabrik yang lain dapat

diperbaiki.

Mesin

Mesin cetak dalam ruang cetak dan forklift tangan hidrolik rusak

karena panas dari kebakaran telah mempengaruhi 2 panel listrik

dari mesin granulator yang dipasang 20 Meter dari ruang cetak.

Selama pemeriksaan lapangan (site survey), personel Tergugat

II menemukan kerusakan akibat panas pada control

temperature, kabel tray plastik, dan bagian plastik dan

komponen elektronik seperti kontaktor, relays, timers, dan

sekring.

Stock / Barang Persediaan

Kerusakan pada stock/barang persediaan Penggugat dalam

bentuk kemasan plastik, pupuk, asam fosfat, cat, dan pelarut

sangat luas. Keseluruhan stock yang disimpan di ruang cetak

dan bersebelahan dengan ruang cetak terbakar dan telah

mencair atau hancur.

1.5. Bahwa pada tanggal 9 April 2004, pihak UBM International Pte Ltd.,

Singapore selaku vendor mesin granulator milik Penggugat

melakukan pemeriksaan lapangan dan selanjutnya mengeluarkan

quotation kepada Tertanggung untk dilakukan penggantian

keseluruhan sistem control elektronik dari mesin granulator dan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 92 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

instalasi kabel senilai SGD 1,692,630, yang mana menurut Tergugat

II quotation yang sedemikian adalah berlebihan (overstated).

1.6. Bahwa dalam rangka untuk menilai kerusakan terhadap mesin

granulator Penggugat, pada tanggal 23 April 2004 Tergugat II

menghubungi Belfor (Asia) Pte Ltd., untuk melakukan pemeriksaan

terhadap mesin granulator Penggugat. Belfor (Asia) Pte Ltd.,

bertindak selaku Technical Advisor Tergugat II dalam penilaian

kerugian yang timbul akibat kerusakan mesin granulator Penggugat.

Adapun Belfor (Asia) Pte Ltd., adalah perusahaan internasional

yang bergerak di bidang perbajaan, farmasi, produk bangunan,

tekstil, dan pemulihan/perbaikan kerusakan serta merupakan

pelopor di bidang pemulihan peralatan teknik secara internasional.

Bisnis inti dari Belfor adalah di bidang disaster recovery atau

pemulihan pasca bencana yang termasuk dekontaminasi, pemulihan

seluruh jenis mesin, peralatan, dan restorasi serta rekonstruksi

fasilitas. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, Belfor adalah

perusahaan penyedia jasa disaster recovery yang paling kapabel di

dunia.

1.7. Bahwa pada 28 April 2004, Bapak Guido Gavio, personel dari Belfor

(Asia) Pte Ltd., melakukan pemeriksaan di pabrik Penggugat, dan

berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, pihak Belfor (Asia) Pte

Ltd., menyusun Laporan No. 23-000277 tertanggal 3 Mei 2004 yang

pada intinya menyatakan bahwa 2 panel listrik dari mesin granulator

milik Penggugat dapat dipulihkan ke keadaan pra-insiden tanpa

kehilangan fungsi, raliabilitas, atau jangka usia operasional. Belfor

(Asia) Pte Ltd., kemudian membuat quotation yang menyatakan

bahwa biaya pemlihan berjumlah SGD 44,243 + 5% Government

Service Tax (“GST”).

1.8. Bahwa pada 19 Mei 2004, Tergugat II menyampaikan Preliminary

Report dengan No. Referensi JK00404003/39F (”Preliminary

Report”) kepada Tergugat I selaku Penanggung;

1.9. Bahwa pada 22 Juni 2004, Tergugat II menyampaikan Interim

Report No. 1 dengan No. Referensi JK00404003/39F (”Interim

Report”) kepada Tergugat I selaku Penanggung berdasarkan

faksimili permintaan Interim Report dari Tergugat I pada tanggal 17

Juni 2004, yang pada intinya menyatakan bahwa Tergugat II telah

melakukan loss adjustment / penilaian kerugian, dalam proses

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 93 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

penyusunan Interim Report, Tergugat II juga telah berusaha

mengakomodir keberatan Penggugat yang diajukan khusus

terhadap komponen pertanggungan terhadap mesin, yaitu dengan

memberikan usulan kepada Tergugat I agar didapatkan Pendapat

Kedua / Second Opinion mengenai kerusakan panel listrik mesin

granulator dari perusahaan pembuat panel listrik local yang

terkemuka.

1.10. Bahwa Interim Report tertanggal 22 Juni 2004 memberikan

rekomendasi berupa pembayaran pertanggungan Polis No. 02-23-

06003228 sebesar Rp. 1.930.389.564 dengan perincian sebagai

berikut:

Payment on Account No. 1

Building / Bangunan Rp. 182.691.154

Machinery / Mesin 143.640.000

Stock / Barang Persediaan 1.604.058.410

Total Rp. 1.930.389.564

1.11. Bahwa pekerjaan Tergugat II dalam melakukan penilaian kerugian

terhadap objek pertanggungan dalam klaim Polis Asuransi No. 02-23-

06003228 telah selesai sejak diselesaikannya Preliminary Report

tertanggal 19 Mei 2004 dan Interim Report tertanggal 22 Juni 2004.

Setelah pekerjaan tersebut, selesai, Tergugat II tidak lagi melakukan

penilaian kerugian dalam rangka klaim Polis Asuransi No. 02-23-

06003228;

1.12. Bahwa tiba-tiba pada 25 Juni 2015, Penggugat mengajukan Gugatan

Perbuatan Melawan Hukum dengan dasar dugaan adanya “afiliasi”

terhadap Tergugat I, Tergugat II, dan Turut Tergugat setelah 10 tahun

sejak selesai dilaksanakannya pekerjaan penilaian kerugian asuransi

terhadap Klaim Penggugat berdasarkan Polis Asuransi No. 02-23-

06003228 oleh Tergugat II pada tahun 2004 dengan mendaftarkan

Gugatan a quo di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 94 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Bahwa berdasarkan seluruh uraian di atas terlihat dengan jelas bahwa dalam

perkara a quo Tergugat II telah menjalankan kewajibannya sebagai penilai

kerugian Asuransi/Loss Adjuster dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan

ketentuan norma dan hukum yang berlaku. Tidak ada satupun perbuatan

melawan hukum yang dilakukan Tergugat II dalam pelaksanaan pekerjaan

tersebut, dalam hal ini Tergugat II menduga bahwa Penggugat memiliki itikad

tidak baik/buruk karena baru mengajukan gugatan setelah 10 tahun sejak

pekerjaan penilaian kerugian asuransi oleh Tergugat II selesai dilaksanakan.

2. BANTAHAN ATAS DALIL-DALIL GUGATAN PENGGUGAT

1. Bahwa setelah menguraikan Kronologi Perkara, sekarang Tergugat II

akan menyampaikan bantahan atas dalil-dalil Penggugat yang telah

menuduh Tergugat II telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum.

2. Bahwa Tergugat II menolak dalil Angka 1 sampai Angka 24 Gugatan

Penggugat karena dalil-dalil tersebut tidak menjelaskan fakta yang

sebenarnya sehingga Majelis Hakim yang terhormat akan mendapatkan

informasi yang keliru (misleading) tentang duduk permasalahan yang

sebenarnya. Bahwa informasi yang benar adalah sebagaimana telah

diuraikan dalam Kronologi Perkara Jawaban Tergugat II yang telah

dikemukakan di atas. Oleh karena itu, Tergugat II mohon agar Majelis

Hakim mengesampingkan dan menolak dalil Angka 1 sampai Angka 24

Gugatan Penggugat.

Tentang Tergugat II Tidak Terafiliasi dengan Tergugat I

3. Bahwa Tergugat II secara tegas menolak dalil Penggugat butir 6 – 11,

butir 15 – 17, dan butir 20 – 21 yang pada intinya menyatakan bahwa

Tergugat II sebagai “terafiliasi” dengan Tergugat I karena berdasarkan

Laporan Keuangan Tergugat I Periode 31 Desember 2005 dan 2004

serta Salinan Berita Negara RI No. 2869/2000, terdapat nama yang sama

dalam susunan Anggota Dewan Komisaris Tergugat I dengan Pemegang

Saham Tergugat II pada periode Klaim Polis Asuransi No. 02-23-

06003228 dengan jangka waktu Penanggungan dari 1 Mei 2003 hingga 1

Mei 2004 oleh Penggugat, yakni Bapak Sofjan Wanandi yang duduk

sebagai Wakil Komisaris Utama di susunan Dewan Komisaris Tergugat I

dan merupakan pemegang saham sebesar 320 lembar saham dari 4000

saham Tergugat II serta Bapak Jusuf Wanandi yang duduk sebagai

Anggota Dewan Komisaris Tergugat I dan merupakan pemegang saham

sebesar 320 lembar saham dari 4000 saham Tergugat II, oleh karena itu

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 95 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

menurut Penggugat, Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan

Perbuatan Melawan Hukum karena melanggar Pasal 13 ayat (2) Undang-

Undang Perasuransian jo. Pasal 1365 KUHPerdata

4. Bahwa Tergugat II secara khusus menolak dalil Penggugat dalam Butir 7

Gugatan a quo yang berbunyi sebagai berikut:

“…Bahwa selanjutnya, Penggugat menemukan bukti adanya

Kepemilikan Saham dan Susunan Komisaris & Direksi yang ternyata di

dalamnya terdapat orang-orang yang sama padakedua perusahaan

tersebut (TERGUGAT I dan TERGUGAT II) atau disebut TERAFILIASI

antara TERGUGAT I (PT ASURANSI WAHANA TATA) dengan

TERGUGAT II (PT SATRIA SHARMA PUSAKA CRAWFORD THG),

yaitu atas nama SOFJAN WANANDI dan JUSUF WANANDI ( Bukti P-24

dan P-25).”

5. Bahwa dalam Gugatan a quo , Penggugat sama sekali tidak

mencantumkan definisi dari “Afiliasi” berdasarkan Undang-Undang

Perasuransian, padahal Gugatan a quo didalilkan oleh Penggugat

sebagai Gugatan Perbuatan Melawan Hukum terkait “Afiliasi” dalam

usaha perasuransian dan Undang-Undang Perasuransian dalam Pasal 1

angka 13 telah dengan jelas mendefinisikan “Afiliasi” dalam usaha

perasuransian. Tentu saja hal demikian sangat janggal dan tidak dapat

diterima akal sehat, karena hal tersebut berarti bahwa Gugatan a quo

telah diajukan tanpa menggunakan dasar hukum melainkan dengan

menggunakan dasar interpretasi/tafsiran sendiri terhadap hukum sesuai

kepentingan Penggugat.

6. Bahwa Undang-Undang Perasuransian dalam Pasal 1 angka 13 telah

mendefinisikan Afiliasi sebagai berikut:

”Afiliasi adalah hubungan antara seseorang atau badan hukum dengan

satu orang atau lebih, atau badan hukum lain, sedemikian rupa, sehingga

salah satu dari mereka dapat mempengaruhi pengelolaan atau

kebijaksanaan dari orang lain atau badan hukum yang lain, atau

sebaliknya, dengan memanfaatkan adanya kebersamaan kepemilikan

saham atau kebersamaan pengelolaan perusahaan.”

7. Bahwa berdasarkan definisi terhadap afiliasi berdasarkan Undang-

Undang Perasuransian tersebut, dipahami bahwa “Afiliasi” dalam usaha

perasuransian terjadi tatkala terdapat hubungan sedemikian rupa antara

suatu pihak dan pihak lainnya sehingga salah satu dari mereka dapat

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 96 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

mempengaruhi pengelolaan atau kebijaksanaan dari orang lain atau

badan hukum yang lain, atau sebaliknya dengan memanfaatkan adanya

kebersamaan kepemilikan saham ataupun kebersamaan pengelolaan

perusahaan.

8. Bahwa Penggugat dalam Butir 8 Gugatan a quo mendalilkan mengenai

susunan pemilik perusahaan serta Komisaris dan Direksi Tergugat I dan

Tergugat II berdasarkan susunan pemilik perusahaan serta Komisaris

dan Direksi berdasarkan Laporan Keuangan Tergugat I per 31 Desember

2005 dan 2004 dan Salinan Berita Negara RI No. 2869/2000 sebagai

berikut:

A. TERGUGAT I

(Berdasarkan Laporan Keuangan Per 31 Desember 2005 dan 2004

yang dimuat di Harian KOMPAS halaman 26, tanggal 26 Mei 2006)

(Bukti P-24)

Pemilik perusahaan:

PT Pakarti Yoga

Rudy Wanandi

Ahli Waris Ny. S. Hartini

Koperasi-Koperasi

Komisaris & Direksi:

Dewan komisaris:

Komisaris Utama : Rudy Wanandi

Wkl Komisaris Utama : Sofjan Wanandi

Komisaris : A.R. Ramly

Jusuf Wanandi

S. Sudjalilah Soegiarso

Evi Elka Pangestu

Dewan direksi

Direktur Utama : Robert Jeremia

Direktur : Eddy Chandra

Albert Wanandi

Wiryanto Suwignyo

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 97 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

M. Th. Ratnawati

B. TERGUGAT II

(Berdasarkan Salinan Berita Negara RI No. 2869/2000 halaman 17)

(Bukti P-25)

Pemilik perusahaan: Total berjumlah 4000 saham

Ina Sutioso…………………………….. 640 lembar saham

Sofjan Wanandi………………………. 320 lembar saham

Jusuf Wanandi………………………... 320 lembar saham

DR. Biantoro Wanandi………………. 120 lembar saham

Leony Setiawati………..…………….. 120 lembar saham

Melati Mokoagow……..……………… 160 lembar saham

Mary Elka Pangestu….………………. 320 lembar saham

John Philips Robert Baxter………….. 2000 lembar saham

(Direktur Thomas Howell Group International Limited,

Inggris)

Komisaris & Direksi:

Dewan Komisaris:

Komisaris Utama : Richard Solomon (Inggris)

Komisaris : Ronald Sharp Elder (Inggris)

Ina Sutioso

Dewan Direksi

Direktur Utama : Guntoro Hendranata

Direktur Teknik : John Edwin Seddon

Direktur : Frans Nur Himawan.”

9. Bahwa Tergugat II mensomir Penggugat untuk membuktikan dalilnya

terkait adanya hubungan afiliasi antara Tergugat I dan Tergugat II

berdasarkan ketentuan mengenai afiliasi yang disebutkan dalam UU

Perasuransian (UU No. 2 Tahun 1992) sebagaimana diwajibkan oleh

Pasal 1865 KUHPerdata.

10. Bahwa dalil Penggugat dalam Butir 8 Gugatan a quo sepanjang

mengenai Susunan Pemegang Saham Tergugat II adalah tidak benar,

karena berdasarkan Akta No. 1 tanggal 5 Desember 2003 tentang

Pernyataan Keputusan Rapat PT Satria Dharma Pusaka Crawford THG

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 98 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

jo. Akta No. 12 tanggal 13 September 2002 tentang Pernyataan

Keputusan Rapat PT Satria Dharma Pusaka Crawford THG, susunan

pemegang saham Tergugat II adalah:

Crawford THG Ltd., sebanyak 2000 saham, Bapak Sofjan Wanandi

sebanyak 320 saham, PT Ekamulia Catrapratama sebanyak 640 saham,

PT Pangestu Investa sebanyak 320 saham, Bapak Jusuf Wanandi

sebanyak 320 saham, Nyonya Leoni Setiawati sebanyak 120 saham, dan

Nyonya Melati Mokoagow sebanyak 280 saham.

11. Bahwa Akta tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar

Biasa PT Asuransi Wahana Tata Nomor 38 tahun 2003 tanggal 24 Juli

2003 dan Akta No. 1 tanggal 5 Desember 2003 tentang Pernyataan

Keputusan Rapat PT Satria Dharma Pusaka Crawford THG serta Akta

No. 12 tanggal 13 September 2002 tentang Pernyataan Keputusan Rapat

PT Satria Dharma Pusaka Crawford THG mencantumkan bahwa pada

saat penunjukan Tergugat II sebagai Loss Adjuster, susunan pemegang

saham, direksi dan komisaris Tergugat I dan Tergugat II adalah sebagai

berikut:

Pemegang Saham : A. Tergugat I : 1. PT Pakarti Yoga, Sejumlah

72.812.000 saham (72,812 %), 2. Rudy

Wanandi, Sejumlah 25.000.000 saham

(25%), 3. Para Ahli Waris Ny. Saroyini

Hartini,Sejumlah 1.188.000 saham

(1.188 %), 4.Koperasi Karyawan

Asuransi Wahana Tata, Sejumlah

400.000 saham (0,4 %), 5. Koperasi

Supir Taxi Jakarta Raya (Kosti Jaya),

Sejumlah 133.333 saham (0,133%),

6.Koperasi Pegawai Departemen

Pertanian Sejumlah 133.333 saham

(0,133%), 7.Koperasi Pedagang Pasar

Rawa Badak (Kopas Rawa Badak)

Sejumlah 333.334 saham (0,333 %)

B. Tergugat II : 1. Crawford THG Ltd., Sejumlah 2000

saham (50%), 2. Sofjan Wanandi

Sejumlah 320 saham (8%), 3. PT

Ekamulia Catrapratama Sejumlah 640

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 99 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

saham (16%), 4. PT Pangestu Investa

Sejumlah 320 saham (8%), 5. Jusuf

Wanandi Sejumlah 320 saham (8%), 6.

Ny. Leoni Setiawati Sejumlah 120 saham

(3%), 7. Ny. Melati Mokoagow Sejumlah

280 saham (7%)

Direksi : A. Tergugat I : 1. Rudy Wanandi, 2. Robert Jeremia, 3.

Eddy Chandra, 4. Albertus Haryono

Wanandi, 5. Ignatius Wiyanto Suwignjo,

6. Ratnawati Pranandjaja

B. Tergugat II : 1. Guntoro Hendranata, 2. Frans Nur

Himawan

Komisaris : A. Tergugat I : 1. Abdul Rachman Ramly, 2. Riantini

Sutedja, 3. Shinta Subekti, 4. Siti

Sudjaliah Soegiarso, 5. Evi Elka

Pangestu.

B. Tergugat II : 1. Richard John Martin, 2. Ina Sutioso

12. Bahwa dalil Penggugat yang menyatakan bahwa terdapat nama Bapak

Sofjan Wanandi dan Bapak Jusuf Wanandi selaku komisaris Tergugat I

saat penunjukan Tergugat II selaku Loss Adjuster adalah tidak benar.

Kalaupun benar –quod-non- terdapat nama Bapak Sofjan Wanandi atau

Bapak Jusuf Wanandi selaku komisaris di Tergugat I, berdasarkan

Undang-Undang Perasuransian, hal tersebut tidak serta merta berarti

bahwa Tergugat II dan Tergugat I adalah terafiliasi, karena Undang-

Undang Perasuransian dalam Pasal 1 angka 13 telah mendefinisikan

“Afiliasi” dan oleh karena itu untuk menentukan apakah suatu pihak

dalam Perasuransian terafiliasi dengan pihak lainnya, dasar hukum yang

harus digunakan adalah definisi “Afiliasi” dalam Pasal 1 angka 13

Undang-Undang Perasuransian tersebut.

Mengenai Unsur Hubungan Sedemikian Rupa antara Suatu Pihak dan

Pihak Lainnya sehingga Salah Satu dari Mereka Dapat Mempengaruhi

Pengelolaan atau Kebijaksanaan dari Orang Lain atau Badan Hukum yang

Lain, atau Sebaliknya

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 100 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

13. Bahwa kalaupun benar –quod-non- kedudukan Bapak Sofjan Wanandi

dan Bapak Jusuf Wanandi dalam susunan Dewan Komisaris Tergugat I

dimana pada kenyataannya kedudukan keduanya pada saat penunjukan

Tergugat II sebagai Loss Adjuster adalah hanya sebagai pemegang

saham Tergugat II, bukan sebagai anggota Dewan Komisaris Tergugat I,

maka hal tersebut tidak dapat serta merta ditafsirkan bahwa Tergugat II

adalah “Terafiliasi” dengan Tergugat I, karena kedudukan tersebut tidak

memenuhi unsur “hubungan sedemikian rupa antara suatu pihak dan

pihak lainnya sehingga salah satu dari mereka dapat mempengaruhi

pengelolaan atau kebijaksanaan dari orang lain atau badan hukum yang

lain, atau sebaliknya”, secara jelas masing-masing Tergugat II dan

Tergugat I tidak akan dapat saling mempengaruhi pengelolaan dan

kebijaksanaan satu sama lain, karena pada saat penunjukan Tergugat II

sebagai loss adjuster Tergugat I dan Tergugat II memiliki Susunan

Dewan Komisaris dan Dewan Direksi masing-masing yang berbeda dan

bertanggung-jawab terhadap pengelolaan perusahaan masing-masing.

Berdasarkan UU Perseroan Terbatas kedudukan Komisaris bukanlah

selaku pengurus yang menjalankan/mengelola perusahaan.

14. Bahwa Dalil Penggugat yang disampaikan dalam Butir 8 Halaman 2 – 3 di

Gugatan a quo juga menyesatkan dengan menyertakan susunan

kepemilikan perusahaan serta Dewan Komisaris dan Dewan Direksi

Tergugat I, periode 31 Desember 2005 dan 31 Desember 2004, yang

mana pokok perkara dalam Gugatan a quo menurut Penggugat sendiri

terjadi pada tahun 2004, seharusnya Penggugat menggunakan akta

notaris yang berisi susunan pemegang saham, direksi dan komisaris

Tergugat pada saat penunjukan Tergugat II sebagai Loss Adjuster.

Mengenai Unsur Kebersamaan Kepemilikan Saham Ataupun Kebersamaan

Pengelolaan Perusahaan

15. Bahwa kalaupun benar –quod non- kedudukan Bapak Sofjan Wanandi

dan Bapak Jusuf Wanandi dalam susunan Dewan Komisaris Tergugat I

dan pemegang saham Tergugat II tidak dapat serta merta ditafsirkan

bahwa Tergugat II adalah “Terafiliasi” dengan Tergugat I, karena

kedudukan tersebut tidak memenuhi unsur “kebersamaan kepemilikan

saham ataupun kebersamaan pengelolaan perusahaan” dalam definisi

“Afiliasi” menurut Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Perasuransian.

Apalagi, faktanya, pada saat penunjukan Tergugat II selaku Loss

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 101 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Adjuster, kedua pribadi tersebut tidak memiliki saham di Tergugat II dan

Tergugat I sekaligus, melainkan hanya di Tergugat II saja dengan

kepemilikan minoritas, dimana berdasarkan Akta No. 1 tanggal 5

Desember 2003 tentang Pernyataan Keputusan Rapat PT Satria Dharma

Pusaka Crawford THG masih ada pemegang saham lainnya dalam

susunan Pemegang Saham Tergugat II, yaitu Crawford THG Ltd.,

sebanyak 2000 saham, PT Ekamulia Catrapratama sebanyak 640 saham,

PT Pangestu Investa sebanyak 320 saham, Nyonya Leoni Setiawati

sebanyak 120 saham, dan Nyonya Melati Mokoagow sebanyak 280

saham;

16. Bahwa kedua pribadi tersebut juga tidak duduk sebagai Pengelola

Perusahaan baik pada Tergugat II dan Tergugat I. Bapak Sofyan

Wanandi dan Bapak Jusuf Wanandi tidak duduk dalam Dewan Direksi

Tergugat I maupun Tergugat II. Dengan demikian unsur Kebersamaan

Kepemilikan Saham Ataupun Kebersamaan Pengelolaan Perusahaan

juga tidak terpenuhi.

17. Bahwa dengan demikian, maka dalil Penggugat bahwa Tergugat II dan

Tergugat I telah melanggar Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang

Perasuransian tidak terbukti dan sama sekali tidak berdasar hukum, dan

oleh karenanya sudah seharusnya dalil-dalil yang dikemukakan

Penggugat dalam Butir 7 dan 8 Gugatan a quo ditolak;

Tentang Tergugat II Telah Melaksanakan Kewajibannya sebagai Penilai

Kerugian Asuransi dalam Klaim Penggugat terhadap Polis Asuransi No. 02-

23-06003228 dengan Jangka Waktu Penanggungan dari 1 Mei 2003 hingga

1 Mei 2004 dengan Independen, Itikad Baik, dan Bertanggung Jawab hingga

Pekerjaan Penilaian Kerugian Selesai Dilaksanakan

18. Bahwa Tergugat II dengan tegas menolak Dalil Penggugat dalam

Gugatan a quo yang telah menyatakan bahwa Tergugat II telah membuat

penilaian kerugian yang tidak masuk akal (berat sebelah) serta

keberpihakan, kongkalikong, dan hengkipengki dengan Tergugat I dalam

melakukan penilaian kerugian terhadap Klaim Penggugat dalam Polis

Asuransi No. 02-23-06003228 dengan jangka waktu Penanggungan dari

1 Mei 2003 hingga 1 Mei 2004, yakni sebagai berikut:

Butir 9 Halaman 4 Gugatan

“…Hal ini disebabkan karena penunjukan yang berbau

keberpihakan…Tetapi kenyataannya materi tentang adanya AFILIASI di

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 102 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

antara TERGuGAT I (PT ASURANSI WAHANA TATA) dan TERGUGAT

II ( PT SATRIA DHARMA CRAWFORD THG) tersebut sengaja

dikaburkan dan diabaikan oleh berbagai pihak.”

Butir 11 Halaman 4 Gugatan

“…Bahwa PENGGUGAT merasa dirugikan dengan ditunjuknya

TERGUGAT II sebagai perusahaan penilai, karena jelas, terang, dan

terbukti secara hukum bahwa TERGUGAT II (karena adanya

keberpihakan/conflict of interest) sebagaimana pasal 13 ayat (2) UU No.

2/1992 hanya akan memberikan ganti kerugian sebesar Rp.

324.271.095,- (SGD 75.000) tidak dapat PENGGUGAT terima (Bukti P-

14).

Hal ini terbukti dengan adanya konflik kepentingan antara TERGUGAT I

dan TERGUGAT II, sehingga terjadilah penilaian yang tidak masuk akal

(berat sebelah), kongkalikong, dan hengkipengki antara TERGUGAT I

dan TERGUGAT II. Keberpihakan yang terjadi diantara TERGUGAT I dan

TERGUGAT II sangat merugikan PENGGUGAT...”

Butir 15 Halaman 5 Gugatan

“…Bahwa ganti rugi yang tidak masuk akal yang diajukan oleh

TERGUGAT I berdasarkan penilaian TERGUGAT II (yang dicurigai

adanya konflik kepentingan atau keberpihakan/conflict of interest), telah

mengakibatkan PENGGUGAT tidak dapat menjalankan operasional dari

perusahaan karena peristiwa kebakaran tersebut dan tidak dibayarnya

klaim asuransi Penggugat…”

19. Bahwa sebagaimana yang telah dikemukakan dalam Kronologi Perkara di

atas, Tergugat II telah melaksanakan kewajibannya sebagai Penilai

Kerugian Asuransi dalam Klaim Penggugat terhadap Polis Asuransi No.

02-23-06003228 dengan Independen, Itikad Baik, dan Bertanggung-

jawab. Pelaksanaan penilaian kerugian oleh Tergugat II dalam objek

pertanggungan Polis Asuransi No. 02-23-06003228

pasca terjadinya kebakaran di pabrik Penggugat pada 1 April 2004,

adalah karena Tergugat I selaku Penanggung menunjuk Tergugat II

melalui Surat No. 017/CLF/IV/2004 tanggal 6 April 2004.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 103 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

20. Bahwa berdasarkan Surat No. 017/CLF/IV/2004 tertanggal 6 April 2004,

Tergugat II mengutus personelnya untuk melakukan pemeriksaan

lapangan (site survey) dalam rangka penilaian kerugian di lokasi pabrik

Penggugat yang mengalami kebakaran pada tanggal 7 April 2004.

21. Terkait penilaian kerugian mesin, Tergugat II kemudian menunjuk Belfor

(Asia) Pte Ltd., sebagai Technical Advisor untuk melakukan pemeriksaan

dan meneliti kerusakan mesin granulator karena Tergugat II berpendapat

bahwa pemeriksaan terhadap mesin granulator adalah permasalahan

teknis mesin sehingga akan lebih baik apabila diserahkan

pemeriksaannya kepada pihak yang lebih kompeten.

22. Bahwa personel dari Belfor (Asia) Pte Ltd., Bapak Guido Gavio kemudian

melakukan pemeriksaan terhadap mesin granulator di pabrik Penggugat

pada tanggal 28 April 2004 yang dituangkan ke dalam Laporan No. 23-

000277 tertanggal 3 Mei 2004 dengan hasil bahwa kerusakan pada

sistem kontrol elektronik mesin granulator milik Penggugat adalah dapat

diperbaiki dan direkondisi ke keadaan seperti semua sebelum kebakaran

tanpa mengurangi fungsi, kehandalan, dan umur panel-panel listrik

tersebut dengan biaya perbaikian sebesar SGD 44,243 + 5% GST.

Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh personel Tergugat II di lokasi

kebakaran di pabrik Penggugat dan juga hasil pemeriksaan terhadap

mesin granulator oleh personel dari Belfor (Asia) Pte Ltd.;

23. Tergugat II menyusun Preliminary Report tertanggal 19 Mei 2004 yang

merupakan penilaian awal terhadap kerugian atas Bangunan, Mesin, dan

Stock/Barang Persediaan milik Penggugat yang terbakar;

24. Tergugat II dalam kedudukannya sebagai Penilai Kerugian Asuransi

membuat Interim Report tertanggal 22 Juni 2004. Tergugat II mengetahui

bahwa Penggugat selaku Tertanggung belakangan tidak setuju dengan

Hasil Pemeriksaan oleh personel Belfor (Asia) Pte Ltd., dan bersikeras

agar keseluruhan sistem kontrol mesin granulator diganti. Permasalahan

ini berusaha diakomodir oleh Tergugat II selaku Penilai Kerugian

Asuransi dengan mengusulkan agar didapatkan Pendapat Kedua /

Second Opinion mengenai kerusakan panel listrik mesin granulator dari

perusahaan pembuat panel listrik lokal yang terkemuka.

25. Bahwa dalam melakukan penilaian kerugian asuransi dalam Polis

Asuransi No. 02-23-06003228, Tergugat II telah mematuhi keseluruhan

ketentuan yang terdapat dalam Kode Etik, Kode Perilaku, dan Pedoman

Kerja Asosiasi Adjuster Asuransi Indonesia tertanggal 23 Desember 1996

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 104 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

dan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab,

independensi dan professional serta bertindak dengan penuh itikad baik.

Hal ini terbukti dari tindakan Tergugat II yang menunjuk pihak Belfor

(Asia) Pte Ltd., sebagai Technical Advisor dengan pertimbangan bahwa

Belfor (Asia) Pte Ltd., adalah perusahaan yang netral dan memiliki rekam

jejak yang baik dalam bidang pemulihan/perbaikan kerusakan dan

merupakan pelopor di bidangnya. Penunjukan Belfor (Asia) Pte Ltd., oleh

Tergugat II juga merupakan bentuk itikad baik guna memperoleh

penilaian yang obyektif dan terpercaya.atas kerusakan mesin granulator

Penggugat;

26. Bahwa terhadap penolakan dari Penggugat akan hasil pemeriksaan dan

quotation biaya perbaikian dari Belfor (Asia) Pte Ltd., sebagai Technical

Advisor yang ditunjuk oleh Tergugat II dalam memeriksa dan menilai

kerusakan mesin granulator yang hanya sebesar SGD 44,243 + 5% GST

, Tergugat II bahkan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab

mengusulkan dalam Interim Report tertanggal 22 Juni 2004 agar

didapatkan Pendapat Kedua / Second Opinion mengenai kerusakan

panel listrik mesin granulator dari perusahaan pembuat panel listrik lokal

yang terkemuka.

27. Bahwa sebagaimana yang telah diuraikan dalam dalil-dalil di atas, maka

secara jelas dan nyata Tergugat II telah melaksanakan kewajibannya

Tergugat II telah mematuhi keseluruhan ketentuan yang terdapat dalam

Kode Etik, Kode Perilaku, dan Pedoman Kerja Asosiasi Adjuster Asuransi

Indonesia tertanggal 23 Desember 1996 dan senantiasa menjunjung

tinggi nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, independensi dan professional

serta bertindak dengan penuh itikad baik karena Tergugat II telah

mematuhi seluruh ketentuan Kode Etik, Kode Perilaku, dan Pedoman

Kerja Asosiasi Adjuster Asuransi Indonesia tertanggal 23 Desember 1996

dan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab,

independensi dan profesional dalam melaksanakan pekerjaannya

sebagai penilai kerugian asuransi hingga pekerjaan tersebut selesai

dilaksanakan.

Tentang Itikad Buruk Penggugat dalam Gugatan A Quo yang Berusaha

Mengaburkan Fakta mengenai Pertanggungan Polis Asuransi No. 02-23-

06003228

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 105 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

28. Bahwa Tergugat II secara tegas membantah dalil Penggugat dalam Butir

11 Halaman 4 dan Butir 12 Halaman 4 Gugatan a quo yang menyatakan

bahwa Tergugat II hanya akan memberikan ganti rugi sebesar Rp.

324.271.095,- terhadap kerugian Penggugat dalam kebakaran 1 April

2004, sebagai berikut:

Butir 11 Halaman 4 Gugatan

“…Bahwa PENGGUGAT merasa dirugikan dengan ditunjuknya

TERGUGAT II sebagai perusahaan penilai, karena jelas, terang, dan

terbukti secara hukum bahwa TERGUGAT II (karena adanya

keberpihakan/conflict of interest) sebagaimana pasal 13 ayat (2) UU No.

2/1992 hanya akan memberikan ganti kerugian sebesar Rp.324.271.095,-

(SGD 75.000) tidak dapat PENGGUGAT terima (Bukti P-14).

Butir 12 Halaman 4 Gugatan

“…Bahwasanya jumlah rugi yang disampaikan TERGUGAT I dan

TERGUGAT II sebesar Rp. 324.271.095,- (SGD 75.000) tidak dapat

PENGGUGAT terima, karena perbaikian secara parsial tidak akan

menyelesaikan permasalahan mesin granulator tersebut…”

29. Bahwa dalil-dalil yang dikemukakan Penggugat dalam Butir 11 Halaman

4 dan Butir 12 Halaman 4 Gugatan a quo tersebut di atas adalah dalil

yang menyesatkan, tidak benar, dan diajukan dengan itikad buruk karena

secara jelas berdasarkan Interim Report / Laporan Sementara tertanggal

22 Juni 2004 Tergugat II telah merekomendasikan pembayaran terhadap

Klaim Polis Asuransi No. 02-23-06003228 adalah sebesar

Rp.1.930.389.564 dengan ketentuan sebagai berikut:

Payment on Account No. 1

Building / Bangunan Rp. 182.691.154

Machinery / Mesin 143.640.000

Stock / Barang Persediaan 1.604.058.410

Total Rp. 1.930.389.564

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 106 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

30. Bahwa dalil-dalil yang dikemukakan Penggugat dalam Gugatan a quo

mengesankan seolah-olah terhadap musibah kebakaran yang diderita

oleh Penggugat, Tergugat II selaku Perusahaan Penilaian Kerugian

Asuransi hanya merekomendasikan pembayaran sebesar

Rp.324.271.095,- (SGD 75.000) terhadap keseluruhan Klaim dari

Penggugat, hal tersebut jelas-jelas sangat menyesatkan karena faktanya

Tergugat II merekomendasikan pertanggungan sebesar

Rp.1.930.389.564 terhadap Klaim Penggugat atas Polis Asuransi No. 02-

23-06003228 .

31. Bahwa apabila benar -quod-non- Tergugat II terafiliasi dengan Tergugat I

dan membuat penilaian yang berpihak, kongkalikong, main mata, atau

hengkipengki, maka sudah tentu hasil penilaian Tergugat II tidak akan

seobyektif yang telah diberikan selama ini. Tergugat II tidak perlu

menunjuk ahli yang independen untuk memberikan penilaian terkait

mesin dan tentunya tidak akan perlu mengusulkan agar ditunjuk second

opinion dari perusahaan yang lain.

32. Bahwa dengan adanya upaya dari Penggugat dalam Gugatan a quo yang

mendalilkan bahwa Tergugat II hanya merekomendasikan pertanggungan

sebesar Rp. 324.271.095,- (SGD 75.000) terhadap keseluruhan Klaim

dari Penggugat adalah wujud nyata dari itikad buruk Penggugat yang

jelas-jelas hendak mengaburkan fakta mengenai Pertanggungan Polis

Asuransi No. 02-23-06003228 yang berdasarkan penilaian oleh Tergugat

II dalam Interim Report tertanggal 22 Juni 2004 adalah sebesar Rp.

1.930.389.564.

Penolakan terhadap Sita Jaminan dan Putusan Serta Merta

33. Bahwa dalam Butir 20 Halaman 8 Gugatannya, Penggugat mendalilkan

bahwa gugatan ini didasarkan pada bukti-bukti yang otentik dan sah,

maka sehingga didalilkan bahwa Putusan atas Gugatan a quo dapat

dijalankan secara serta merta, meskipun ada bantahan, banding, atau

Kasasi (Uitvoerbaar Bij Vooraad). Dalil ini amat sangat menyesatkan

Majelis Hakim perkara a-quo, karena dalam perkara ini tidak ada bukti-

bukti yang otentik dan sah yang dapat membuktikan bahwa Tergugat II

telah melakukan perbuatan melawan hukum, karena dalil-dalil yang

dikemukakan oleh Penggugat seluruhnya tidak berdasar hukum dan

mengada-ada serta dengan itikad tidak baik menuduh Tergugat II telah

memberikan penilaian kerugian asuransi yang berat sebelah terhadap

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 107 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Klaim Penggugat karena Tergugat II sebenarnya ”terafiliasi” dengan

Tergugat I, walaupun pada kenyataannya Tergugat II telah melaksanakan

kewajibannya dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan ketentuan

norma dan hukum yang berlaku.

34. Bahwa dalam Butir 23 dan Butir 7 Petitum Gugatan a quo yang meminta

agar putusan dapat dijalankan lebih dahulu (Uitvoerbaar bij Voorraad)

tersebut haruslah ditolak dengan alasan tidak berdasar dan tidak

memenuhi syarat yang ditentukan oleh Pasal 180 HIR dan Surat Edaran

Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 3 tahun 2000 tanggal 21 Juli

2000, tentang Putusan Serta Merta (Uitvoerbaar bij Voorraad) dan

Provisionil, karena:

a. Gugatan tidak didasarkan pada bukti surat autentik;

b. Gugatan bukan mengenai hutang piutang;

c. Gugatan bukan tentang sewa menyewa tanah, rumah, gudang dan

lain-lain dimana hubungan sewa menyewa sudah habis/lampau, atau

penyewa terbukti melalaikan kewajibannya sebagai penyewa yang

beritikad baik;

d. Pokok gugatan bukan mengenai tuntutan pembagian harta

perkawinan (gono-gini);

e. Gugatan bukan merupakan tuntutan dasar putusan yang berkekuatan

tetap (in kracht ven gewijsde); dan

f. Pokok sengketa bukan mengenai hak kepemilikan (bezitsrecht).

35. Bahwa oleh karena tuntutan putusan serta merta tersebut tidak berdasar

dan tidak memenuhi syarat-syarat sebagaimana diatur peraturan

perundang-undangan yang berlaku maka sudah seharusnya apabila

Majelis Hakim yang terhormat menolak tuntutan putusan serta merta

yang diajukan oleh Penggugat..,

DALAM REKONPENSI

Bahwa sesuai dengan Pasal 132 (a) jo. Pasal 132 (b) HIR jo. Pasal 157 RBg,

dinyatakan bahwa Tergugat berhak untuk mengajukan gugat balik (gugatan

rekonpensi) bersama-sama dengan Jawabannya. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini, Tergugat II dalam Konpensi, yaitu PT. Satria Dharma Pusaka

Crawford THG (selanjutnya disebut sebagai “Penggugat Rekonpensi”) akan

menggunakan haknya untuk mengajukan Gugatan Rekonpensi terhadap

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 108 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Penggugat dalam Konpensi (selanjutnya disebut sebagai “Tergugat

Rekonpensi”);

Bahwa Gugatan Rekonpensi ini diajukan oleh Penggugat Rekonpensi oleh

karena pengajuan Gugatan dalam konpensi oleh Tergugat Rekonpensi adalah

tidak berdasar dan mengakibatkan kerugian bagi Penggugat Rekonpensi.

Adapun alasan-alasan Gugatan Rekonpensi lebih lengkap adalah sebagiamana

disebutkan di bawah ini:

I. Bahwa hal-hal yang diuraikan dalam Konpensi adalah satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan dengan Gugatan Rekonpensi ini.

II. Perbuatan Melawan Hukum Tergugat Rekonpensi.

1. Bahwa pada 25 Juni 2015, Tergugat Rekonpensi mengajukan Gugatan

Perbuatan Melawan Hukum dengan Nomor Register

341/Pdt.G/2015/PN.Mdn ke Pengadilan Negeri Medan, dimana dalam

Gugatan tersebut, Penggugat Rekonpensi didudukkan sebagai Tergugat

II dan dituduh “Terafiliasi” dengan Tergugat I dalam Konpensi.

2. Bahwa Gugatan Perbuatan Melawan Hukum dalam perkara a quo

diajukan karena menurut Tergugat Rekonpensi, Penggugat Rekonpensi

dan Tergugat I dalam Konpensi telah melanggar ketentuan Pasal 13 ayat

(2) Undang-Undang Perasuransian mengenai larangan melakukan

penilaian kerugian atas obyek asuransi yang diasuransikan kepada

perusahaan asuransi kerugian yang merupakan afiliasi dari perusahaan

penilai kerugian asuransi. Atas dasar perbuatan melawan hukum tersebut

Tergugat Rekonpensi sebagaimana Pasal 1365 KUHPerdata menuntut

ganti kerugian baik materil maupun immaterial.

3. Bahwa Gugatan Perbuatan Melawan Hukum dalam perkara a quo yang

diajukan oleh Tergugat Rekonpensi pada 25 Juni 2015 ternyata diajukan

dengan pokok permasalahan berupa hasil penilaian kerugian asuransi

yang dilaksanakan oleh Penggugat Rekonpensi terhadap objek

pertanggungan dalam Klaim Tergugat Rekonpensi atas Polis Asuransi

No. 02-23-06003228 pada tahun 2004. Dengan kata lain, Gugatan

Perbuatan Melawan Hukum dalam perkara a quo diajukan oleh Tergugat

Rekonpensi 10 tahun setelah selesainya pekerjaan penilaian kerugian

asuransi atas objek pertanggungan asuransi oleh Penggugat

Rekonpensi.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 109 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

4. Bahwa Tergugat Rekonpensi dalam Gugatannya berkali-kali menyatakan

(menuduh) bahwa Penggugat Rekonpensi adalah “Terafiliasi” dengan

Tergugat I dalam Konpensi dengan tanpa dasar hukum yang jelas karena

dalil-dalil yang disampaikan oleh Tergugat Rekonpensi dalam

Gugatannya sama sekali tidak memasukkan definisi dari “Afiliasi” menurut

pasal 1 angka 13 Undang-Undang Perasuransian yang telah

mendefinisikan “Afiliasi” dengan jelas. Dalil-dalil tidak berdasar yang

bersifat menuduh tersebut dapat dicermati dalam Butir 7, 8, 9, 10, 11, 15,

16, 17, dan 21 Gugatan Perbuatan Melawan Hukum tanggal 25 Juni 2015

oleh Tergugat Rekonpensi.

5. Bahwa selain menyatakan (menuduh) bahwa Penggugat Rekonpensi

adalah “Terafiliasi” dengan Tergugat I dalam Konpensi dengan tanpa

dasar hukum yang jelas dalam gugatannya, Tergugat Rekonpensi juga

berulang-kali merendahkan Penggugat Rekonpensi selaku Penilai

Kerugian Asuransi dengan menyatakan bahwa Penggugat Rekonpensi

telah melakukan keberpihakan, kongkalikong, main-mata, dan

hengkipengki dalam pelaksanaan pekerjaan penilaian kerugian asuransi /

Loss Adjustment terhadap objek asuransi dalam Polis Asuransi No. 02-

23-06003228, sebagaimana dapat dicermati dalam Butir 9, 11, 20, dan 21

Gugatan Perbuatan Melawan Hukum tanggal 25 Juni 2015 oleh Tergugat

Rekonpensi.

6. Bahwa Tuduhan Tergugat Rekonpensi bahwa Penggugat Rekonpensi

“Terafiliasi” dengan Tergugat I dalam Konpensi dan melakukan

keberpihakan, kongkalikong, main-mata, dan hengkipengki dalam

pelaksanaan pekerjaan penilaian kerugian asuransi / Loss Adjustment

terhadap objek asuransi dalam Polis Asuransi No. 02-23-06003228

dalam Gugatan Perbuatan Melawan Hukum tanggal 25 Juni 2015 telah

merusak reputasi Penggugat Rekonpensi dan amat sangat mengganggu

aktivitas Penggugat Rekonpensi sebagai perusahaan penilai kerugian

asuransi yang independen, profesional, dan kredibel di bidangnya.

7. Bahwa Gugatan Perbuatan Melawan Hukum tanggal 25 Juni 2015 adalah

gugatan yang tidak berdasar dan tidak berkepentingan hukum karena

selain alasan yang telah diuraikan di atas, penilaian kerugian asuransi /

Loss Adjustment terhadap objek asuransi dalam Polis Asuransi No. 02-

23-06003228 yang telah selesai dilaksanakan oleh Penggugat

Rekonpensi pada tahun 2004 sama sekali tidak ada hubungannya

dengan “kerugian” yang didalilkan Tergugat Rekonpensi, karena

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 110 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Penggugat Rekonpensi telah melaksanakan kewajibannya sebagai

Penilai Kerugian Asuransi / Loss Adjuster dengan independen,

professional, dan penuh tanggung jawab dan pekerjaan penilaian

kerugian asuransi telah selesai dilaksanakan oleh Penggugat Rekonpensi

dengan baik.

8. Bahwa Tergugat Rekonpensi ternyata “menyisipkan” permohonan

mengenai penangguhan Penetapan Pengadilan Negeri Medan atas sita

eksekusi No. 64/Eks/HT/2009/PN.Mdn tanggal 15 Desember 2009 dalam

Permohonan Provisi dan Butir 5 Petitum Gugatan Perbuatan Melawan

Hukum tanggal 25 Juni 2015 walaupun sudah jelas bahwa Penilaian

Kerugian Asuransi oleh “Afiliasi” yang didalilkan oleh Tergugat

Rekonpensi sebagai pokok perkara Gugatan Perbuatan Melawan Hukum

tanggal 25 Juni 2015 dan Eksekusi terhadap barang jaminan dalam

Penetapan Pengadilan Negeri Medan atas sita eksekusi No.

64/Eks/HT/2009/PN.Mdn tanggal 15 Desember 2009 merupakan 2 hal

yang berbeda.

9. Bahwa perbuatan Tergugat Rekonpensi “menyisipkan” permohonan

mengenai penangguhan Penetapan Pengadilan Negeri Medan atas sita

eksekusi No. 64/Eks/HT/2009/PN.Mdn tanggal 15 Desember 2009 dalam

Permohonan Provisi dan Butir 5 Petitum Gugatan Perbuatan Melawan

Hukum tanggal 25 Juni 2015 adalah bentuk nyata dari itikad buruk dari

Tergugat Rekonpensi yang hendak menghindar dari kewajibannya

sebagai tereksekusi dalam Penetapan Pengadilan Negeri Medan atas

sita eksekusi No. 64/Eks/HT/2009/PN.Mdn tanggal 15 Desember 2009.

Perbuatan Tergugat Rekonpensi adalah perbuatan yang sangat beritikad

buruk, tidak patut, dan tidak pantas.

10. Bahwa perbuatan Tergugat Rekonpensi yang diuraikan di atas

merupakan bentuk perbuatan melawan hukum oleh karena perbuatan

tersebut telah memenuhi unsur-unsur perbuatan melawan hukum

sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata yang telah mengatur

sebagai berikut:

“tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada

seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan

kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”

11. Bahwa oleh karenanya terbukti, tindakan dan perbuatan yang dilakukan

oleh Tergugat Rekonpensi yang telah dengan sengaja dan beritikad

buruk mengajukan gugatan yang menyesatkan dan tanpa dasar telah

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 111 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

merusak reputasi dan citra baik Penggugat Rekonpensi dan mengganggu

aktivitas Penggugat Rekonpensi sebagai Perusahaan Penilai Kerugian

Asuransi yang Independen, Profesional, dan Kredibel sehingga perbuatan

Tergugat Rekonpensi tersebut adalah Perbuatan Melawan Hukum karena

telah mengakibatkan kerugian materiil maupun immaterial terhadap

Penggugat Rekonpensi.

III. Kerugian Penggugat Rekonpensi Akibat Tindakan Tergugat Rekonpensi

1. Bahwa Tergugat Rekonpensi telah mengajukan gugatan yang

menyesatkan dan tanpa dasar yang jelas dan berdampak pada reputasi

dan citra Penggugat Rekonpensi serta mengganggu kelancaran aktivitas

Penggugat Rekonpensi sebagai penilai kerugian asuransi yang

independen, profesional, dan kredibel.

2. Bahwa selain itu, perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat Rekonpensi

telah menimbulkan dampak negatif bagi Penggugat Rekonpensi dan di

saat yang sama juga menderita kerugian baik materiil dan immateril.

Adapun rincian dari kerugian materiil dan imateriil adalah sebagai berikut:

1. Kerugian Materiil

Kerugian terkait dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan

Penggugat Rekonpensi bagi kuasa hukumnya untuk mendampingi

Penggugat Rekonpensi dalam proses pemeriksaan perkara No.

341/Pdt.G/2015/PN.Mdn di Pengadilan Negeri Medan, yaitu berupa:

Kerugian karena harus mengeluarkan biaya penginapan dan biaya

perjalanan kuasa hukum Penggugat Rekonvensi yang berdomisili di

Medan untuk mewakili Penggugat Rekonvensi dalam perkara a-quo

guna berkoordinasi dengan kantor pusat di Jakarta dalam

mempersiapkan dokumen-dokumen persidangan dalam perkara a-

quo sbb:

a. Biaya/Ongkos penginapan/hotel kuasa Pengugat Rekonvensi guna

Rapat persiapan persidangan, mengumpulkan dokumen-dokumen

guna membuat jawaban dan gugatan rekonpensi di Jakarta:

Kuasa Penggugat Rekonvensi yang hadir ke Jakarta 1 (satu)

orang. Penginapan disewa untuk 1 (satu) malam. Rapat-rapat di

Jakarta sudah berjalan sebanyak 4 (empat) kali sampai dengan

diajukannya jawaban ini. Harga hotel permalam untuk 1 (satu)

orang Rp. 900.000,-. Sehingga biaya penginapan/hotel adalah = 1

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 112 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

x 4 x Rp 900.000 = Rp 3.600.000,- (tiga juta enam ratus ribu

Rupiah)

b. Biaya/ongkos Perjalanan (pesawat, taksi, kereta api) kuasa

Penggugat Rekonvensi guna menghadiri rapat-rapat di Jakarta :

Kuasa Penggugat Rekonvensi yang hadir 1 (satu) orang. Tiket

pesawat Garuda Indonesia (PP) Rp 4.323.000,-. Ongkos taksi (pp)

bandara Jakarta-lokasi rapat Rp 500.000,-. Tiket kereta api (pp)

kualanamu-medan Rp. 200.000,-. Rapat yang sudah

diselenggarakan sebanyak 4 (empat) kali sampai dengan

diajukannya jawaban ini. Sehingga biaya/ongkos perjalanan yang

telah dikeluarkan = (Rp 4.323.000 + Rp 500.000,- + Rp 200.000,)

x 4 = Rp 20.092.000 (Dua puluh juta sembilan puluh dua ribu

Rupiah);

c. Biaya penginapan dan biaya perjalanan untuk rapat-rapat

persiapan selanjutnya yang sudah dapat dipastikan akan

berlangsung adalah diperkirakan paling sedikit 5 (lima) kali rapat

lagi, sehingga biaya yang sudah dapat diperhitungkan akan

dikeluarkan adalah sebagai berikut:

c.1 . biaya penginapan adalah = 5 x Rp 900.000 = Rp 4.500.000,-

c.2 biaya perjalanan adalah = (Rp 4.323.000 + Rp 500.000,- +

Rp.200.000,-) x 5 = Rp 25.115.000

Total (c.1 + c.2) Rp 29.615.000,- (dua puluh sembilan juta

enam ratus lima belas ribu Rupiah)

Total biaya-biaya yang dikeluarkan untuk biaya penginapan dan biaya

perjalanan kuasa Pemohon Rekonvensi (a+b+c) adalah

Rp.3.600.000,- + Rp.20.092.000,- + Rp.29.615.000,- =

Rp.53.307.000,- (lima puluh tiga juta tiga ratus tujuh ribu Rupiah)

Total Kerugian materiil yang diderita oleh Penggugat Rekonpensi

adalah sebesar Rp 53.307.000,- (lima puluh tiga juta tiga ratus tujuh

ribu Rupiah)

2. Kerugian Imateriil

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 113 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Bahwa terkait gugatan yang diajukan oleh Penggugat

Konpensi/Tergugat Rekonpensi yang tanpa dasar tersebut Penggugat

Rekonpensi telah dirugikan secara imateriil yaitu:

a. Menimbulkan terganggunya kegiatan operasional perusahaan

karena Gugatan mengada-ada yang telah diajukan Penggugat

Konpensi telah menimbulkan kerugian reputasi, waktu, dan

tenaga serta sumber daya manusia dan financial Penggugat

Rekonpensi.

b. Bahwa akibat Perbuatan Tergugat Rekonpensi, Penggugat

Rekonpensi telah dan akan mengalami kerugian materiil dan

imateriil oleh karena harus mengeluarkan biaya-biaya, tenaga,

dan waktu yang signifikan untuk mengajukan upaya hukum.

c. Bahwa Penggugat Rekonpensi telah mengalami rusaknya

reputasi dan citra perusahaan sebagai penilai kerugian asuransi

yang independen, professional, dan kredibel;

Bahwa untuk menentukan total kerugian immaterial Penggugat

Rekonpensi dalam perkara a quo yang tidak dapat dinilai secara

matematis, maka adalah pantas apabila kerugian immaterial

Penggugat Rekonpensi sebesar Rp 2.000.000.000 (dua milyar

rupiah),-

IV. Tentang Sita Jaminan

Bahwa agar Gugatan Rekonpensi ini tidak sia-sia dan karena dikhawatirkan

Tergugat Konpensi akan menghindar dari kewajibannya menjalankan

putusan dalam perkara ini atau mengalihkan harta kekayaannya, mohon

Pengadilan meletakkan Sita Jaminan (Conservatoire beslag) atas harta

benda milik Tergugat Rekonpensi yang terdiri dari;

1. Tanah dan bangunan yang berdiri di atasnya yang terletak di Jalan Dr.

F. L. Tobing No. 20 B, Medan, Sumatera Utara.

2. Seluruh mesin/peralatan, dan inventaris yang terdapat di tanah dan

bangunan milik Tergugat Rekonpensi.

3. Seluruh aset dan saham milik Tergugat Rekonpensi.

Maka, berdasarkan uraian di atas terbukti bahwa Gugatan Perbuatan Melawan

Hukum yang diajukan oleh Penggugat Konpensi dalam perkara No.

341/Pdt.G/2015/PN.Mdn adalah tidak berdasar dan harus ditolak untuk

seluruhnya. Dan pada kesempatan ini juga Tergugat II memohon agar Majelis

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 114 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Hakim Pengadilan Negeri Medan mengabulkan Gugatan Rekonpensi yang

diajukan oleh Penggugat Rekonpensi. Oleh karena itu Tergugat II dalam

Konpensi dan Penggugat dalam Rekonpensi memohon agar Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa perkara a-quo memberikan putusan

sebagai berikut:

DALAM KONPENSI

DALAM EKSEPSI

1. Menerima Eksepsi yang diajukan oleh Tergugat II untuk seluruhnya;

2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara;

Atau;

DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara;

DALAM REKONPENSI

1. Menerima gugatan Para Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya;

2. Menyatakan Tergugat Rekonpensi telah melakukan Perbuatan Melawan

Hukum terhadap Penggugat Rekonpensi;

3. Menghukum Tergugat Rekonpensi mengganti kerugian materil sebesar Rp

53.307.000,- (lima puluh tiga juta tiga ratus tujuh ribu Rupiah) serta kerugian

immaterial sebesar Rp 2.000.000.000,-(dua milyar Rupiah); sehingga total

tuntutan ganti kerugian materil dan immaterial yang diajukan oleh

Penggugat Rekonpensi terhadap Tergugat Rekonpensi adalah sebesar Rp

2.053.307.000,- (dua milyar lima puluh tiga juta tiga ratus tujuh ribu Rupiah);

4. Meletakkan sita jaminan atas harta benda milik Tergugat Rekonpensi yang

terdiri dari;

1. Tanah dan bangunan yang berdiri di atasnya yang terletak di Jalan Dr.

F. L. Tobing No. 20 B, Medan, Sumatera Utara.

2. Seluruh mesin/peralatan, dan inventaris yang terdapat di tanah dan

bangunan milik Tergugat Rekonpensi.

3. Seluruh aset dan saham milik Tergugat Rekonpensi.

5. Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar biaya perkara.

Atau, apabila Pengadilan Negeri berpendapat lain mohon putusan yang seadil-

adilnya (ex aequo et bono).

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 115 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Menimbang bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Turut Tergugat,

telah menyampaikan jawaban tertanggal 07 Oktober 2015 yang pada pokoknya

berbunyi sebagai berikut:

I. JAWABAN TERHADAP MATERI GUGATAN DARI PENGGUGAT

A. DALAM PROVISI

Bahwa Penggugat Telah Melakukan Cidera Janji Atas Perjanjian Kredit

Yang Telah Disepakati Sehingga Permintaan Penangguhan Lelang

Eksekusi Sama Sekali Tidak Beralasan Hukum.

B. DALAM EKSEPSI

1. Bahwa Gugatan yang Diajukan Penggugat Kurang Pihak.

2. Bahwa Dasar Hukum yang Digunakan oleh Penggugat Dalam

Mendalilkan Para Tergugat dan Turut Tergugat Melawan Hukum

Adalah Salah dan Keliru.

3. Bahwa Gugatan Penggugat Error in Persona Karena Penggugat Keliru

Untuk Menjadikan Turut Tergugat Sebagai Pihak Dalam Perkara Aquo.

4. Bahwa Petitum Butir 5 Gugatan Penggugat Tidak Didukung Dengan

Posita Yang Jelas Sehingga Sudah Seharusnya Untuk Ditolak.

C. DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa Penggugat Telah Menyepakati dan Menyetujui Untuk Menunjuk

Tergugat I Sebagai Perusahaan Penutupan Pertanggungan Asuransi.

2. Bahwa Hubungan Afiliasi Antara Tergugat I Dengan Tergugat II Tidak

Memenuhi Unsur “Afiliasi” Dalam UU No. 2 Tahun 1992 Sehingga

Tidak Melanggar Ketentuan Yang Berlaku.

3. Tuntutan Ganti Rugi Yang Diajukan Oleh Penggugat Tidak Berdasar

Secara Hukum Sehingga Harus Ditolak.

II. PETITUM

Adapun Jawaban Turut Tergugat terkait dengan gugatan yang diajukan oleh

Penggugat, dapat kami uraikan sebagai berikut :

I. JAWABAN TERHADAP MATERI GUGATAN DARI PENGGUGAT

A. DALAM PROVISI

Bahwa Penggugat Telah Melakukan Cidera Janji Atas Perjanjian Kredit

Yang Telah Disepakati Sehingga Permintaan Penangguhan Lelang

Eksekusi Sama Sekali Tidak Beralasan Hukum

1. Bahwa permohonan Penggugat yang menuntut penghentian proses

sita jaminan dan eksekusi agunan harus ditolak karena Turut

Tergugat selaku pemegang Hak Tanggungan berhak untuk menjual

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 116 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

agunan yang diserahkan oleh Penggugat dan mengambil hasilnya

untuk pelunasan fasilitas kredit Penggugat. Mengingat agunan telah

diikat sempurna dengan hak tanggungan, maka pelaksanaan lelang

agunan oleh Turut Tergugat memiliki dasar hukum yang jelas dan

tegas sebagaimana diatur dalam Pasal 6 UU No. 4 Tahun 1996

tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda – Benda Yang

Berkaitan Dengan Tanah sebagai berikut :

“Apabila debitur cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama

mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas

kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil

pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut.”

2. Bahwa Penggugat selaku debitur telah jelas melakukan cidera janji

terhadap Perjanjian Kredit dan Addendum Perjanjian Kredit yang

telah disepakati dengan tidak melakukan pembayaran angsuran

kredit, sehingga tindakan untuk mengeksekusi agunan adalah dapat

dibenarkan, dan tuntutan penangguhan lelang tersebut sama sekali

tidak beralasan hukum, hal ini sesuai dengan ketentuan Buku II

Mahkamah Agung tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas

Administrasi Pengadilan halaman 149 yang dengan tegas

menyatakan “bahwa suatu pelelangan yang telah dilaksanakan

sesuai peraturan yang berlaku tidak dapat dibatalkan.”

B. DALAM EKSEPSI

B.1. Bahwa Gugatan Yang Diajukan Penggugat Kurang Pihak

1. Bahwa sesuai dengan polis asuransi Nomor 02-23-06003228,

yang bertindak selaku penanggung/asuradur atas barang –

barang agunan (termasuk mesin granulator) adalah sindikasi

dari beberapa perusahaan asuransi dengan perincian sebagai

berikut :

a. PT Asuransi Wahana Tata sebagai Leader sebesar 55%;

b. PT Asuransi Staco Jasapratama sebagai anggota sebesar

15%;

c. PT Asuransi Dharma Bangsa sebagai anggota sebesar 15%;

d. PT Asuransi Ramayana sebagai anggota sebesar 15%.

2. Bahwa setiap perusahaan asuransi yang merupakan anggota

dari sindikasi tersebut memiliki kewajiban – kewajiban untuk

membayar klaim (tuntutan ganti rugi) dari setiap resiko yang

muncul (termasuk resiko kebakaran) atas barang yang

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 117 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

diasuransikan (termasuk mesin granulator) sesuai dengan

besarnya “share” yang dimiliki.

3. Bahwa seharusnya Penggugat juga mengajukan gugatan dalam

pekara a quo kepada perusahaan asuransi yang menjadi

anggota sindikasi yang juga berkewajiban untuk membayar

setiap klaim ganti rugi kepada Penggugat selaku tertanggung.

4. Bahwa apabila Penggugat tidak memasukkan anggota sindikasi

perusahaan asuransi lainnya dalam gugatan dimaksud, maka

seolah – olah yang menjadi penanggung hanyalah Tergugat I

padahal fakta hukumnya masih terdapat beberapa perusahaan

asuransi lainnya yang sejak awal terlibat dalam penerimaan

premi asuransi pertanggungan barang – barang agunan

Penggugat sampai dengan proses negosiasi pembayaran klaim

asuransi kepada Penggugat.

5. Bahwa dengan demikian mengingat Penggugat tidak

memasukkan anggota sindikasi lainnya dalam gugatan perkara

aquo, maka sangatlah beralasan apabila Turut Tergugat mohon

agar Yang Terhormat Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan

yang memeriksa perkara aquo, menyatakan gugatan Penggugat

tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard) karena

gugatan telah kurang pihak.

B.2. Bahwa Dasar Hukum Yang Digunakan Oleh Penggugat Dalam

Mendalikan Para Tergugat Dan Turut Tergugat Melawan Hukum

Adalah Salah Dan Keliru.

1. Bahwa dalam perkara aquo, Penggugat mendalilkan adanya

afiliasi antara Tergugat I (perusahaan asuransi) dengan

Tergugat II (perusahaan penilai kerugian/loss adjuster) sehingga

melanggar Pasal 13 ayat (2) UU No. 2 Tahun 1992 tentang

Usaha Perasuransian (“UU No. 2 Tahun 1992”), yang pada

intinya melarang adanya lembaga afiliasi antara perusahaan

asuransi dengan perusahaan penilai kerugian/loss adjuster.

2. Bahwa pada saat gugatan aquo didaftarkan di Pengadilan

Negeri Medan, terdapat fakta UU No. 2 Tahun 1992 yang

digunakan oleh Penggugat sebagai dasar hukum dalam

gugatannya telah dicabut dan diganti dengan UU No. 40 Tahun

2014 tentang Perasuransian (“UU No. 40 Tahun 2014”).

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 118 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

3. Bahwa ketentuan mengenai larangan afiliasi antara perusahaan

asuransi dengan perusahaan penilai kerugian, sebagaimana

yang didalilkan oleh Penggugat tersebut, sudah dihapus dan

diatur kembali dalam Pasal 30 UU No. 40 Tahun 2014 yang

pada intinya hanya mengatur perusahaan pialang

asuransi/reasuransi tidak diperbolehkan untuk menempatkan

penutupan asuransi kepada perusahaan asuransi yang

terafiliasi, dan tidak mengatur lagi larangan afiliasi antara

perusahaan asuransi dengan perusahaan penilai kerugian/loss

adjuster, sehingga dengan demikian telah jelas bahwa

Penggugat telah keliru menggunakan dasar hukum dalam

gugatannya. Oleh karena itu sangat beralasan hukum apabila

Turut Tergugat mohon kepada Yang Terhormat Majelis Hakim

agar gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk

Verklaard).

B.3. Bahwa Gugatan Penggugat Error in Persona Karena Penggugat

Keliru Untuk Menjadikan Turut Tergugat Sebagai Pihak Dalam

Perkara Aquo

1. Bahwa perkara aquo merupakan perkara antara Penggugat

dengan Tergugat I mengenai permasalahan pembayaran klaim

asuransi, yang diatur dalam perjanjian pertanggungan (asuransi)

antara Penggugat dengan Tergugat I.

2. Dalam hal ini, Turut Tergugat bukan merupakan pihak dalam

perjanjian asuransi dan hubungan hukum antara Turut Tergugat

dan Penggugat adalah sebagai kreditur dan debitur terkait

dengan pemberian fasilitas kredit berdasarkan Perjanjian Kredit

yang telah disepakati oleh Penggugat dan Turut Tergugat, yang

merupakan hubungan hukum yang tersendiri dan terpisah

dengan permasalahan yang terjadi, sehingga Turut Tergugat

sama sekali tidak mempunyai hubungan/keterkaitan dengan

perkara aquo, sehingga keberadaan Turut Tergugat dalam

perkara aquo tidak relevan.

3. Bahwa berdasarkan uraian di atas, maka jelas Penggugat tidak

mempunyai kapasitas dan tidak relevan untuk menggugat dan

menuntut ganti rugi kepada Turut Tergugat, karena Turut

Tergugat tidak memiliki hubungan hukum dan keterkaitan

apapun dalam perkara aquo. Oleh karena itu sangat beralasan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 119 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

hukum apabila Turut Tergugat mohon kepada Yang Terhormat

Majelis Hakim agar gugatan Penggugat tidak dapat diterima

(Niet Ontvankelijk Verklaard).

B.4. Bahwa Petitum Butir 5 Gugatan Penggugat Tidak Didukung

Dengan Posita Yang Jelas Sehingga Sudah Seharusnya Untuk

Ditolak.

1. Dalam petitum butir 5, Penggugat meminta agar Juru Sita

Pengadilan Negeri Medan untuk menghentikan proses sita

jaminan dan eksekusi agunan atas dasar penetapan Pengadilan

Negeri Medan atas sita eksekusi No. 64/Eks/HT/2009/PN.Mdn.

tanggal 15 Desember 2009. Akan tetapi, Penggugat tidak

memberikan penjelasan yang cukup dalam posita terkait dengan

petitum aquo mengenai apa relevansi permasalahan klaim

asuransi dengan proses sita jaminan dan eksekusi agunan,

sehingga telah jelas bahwa petitum yang tidak didukung dengan

posita yang jelas harus ditolak. Hal ini sesuai dengan

Yurisprudensi Putusan Mahkamah yang tercantum dalam buku

M. Ali Boediarto, SH., Kompilasi Kaidah Hukum Putusan

Mahkamah Agung (Hukum Acara Perdata Masa Setengah

Abad), Jakarta, Swara Justitia, 2005, halaman 48-49, sebagai

berikut :

Putusan Mahkamah Agung No. 1854 K/Pdt/1984 tanggal 30 Juli

1987, sebagai berikut :�

– ”Dalam putusan kasasi, Mahkamah Agung telah

membatalkan putusan judex facti yang dinilainya telah salah

menerapkan hukum. Selanjutnya memeriksa dan mengadili

sendiri kasus ini dengan memberi putusan dengan diktum :

menolak gugatan Penggugat seluruhnya.

– Putusan Mahkamah Agung ini didasari pertimbangan hukum

yang intinya :

Bahwa putusan judex facti yang menyatakan bahwa tanah

sengketa adalah kepunyaan Penggugat, ternyata putusan

tersebut tidak dilandasi oleh pertimbangan hukum yang

sempurna (onvoldoende gemotiveerd).

Bahwa disamping itu, dalam petitum gugatan butir ke-2

yang mohon pada hakim agar tanah sengketa dinyatakan

sebagai kepunyaan Penggugat,...ternyata petitum tidak

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 120 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

didukung oleh,...baik alasan berdasar keadaan fakta,

maupun oleh alasan berdasar hukum yang diuraikan dalam

fundamentum petendinya gugatan.

Bahwa berdasar atas pertimbangan ini, Mahkamah Agung

memberikan putusan seperti diterangkan diatas tadi.”

2. Berdasarkan uraian di atas, maka telah jelas bahwa petitum

butir 5 aquo harus ditolak karena tidak didukung dengan posita

yang jelas. Oleh karena itu sangat beralasan hukum apabila

Turut Tergugat mohon kepada Yang Terhormat Majelis Hakim

agar gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk

Verklaard).

C. DALAM POKOK PERKARA

Bahwa setiap dan segala dalil yang telah disampaikan oleh Turut

Tergugat dalam bagian eksepsi tersebut di atas, maka Turut Tergugat

mohon kepada Yang Terhormat Majelis Hakim agar dapat termasuk

pula sebagai dalil dalam pokok perkara ini.

C.1. Bahwa Penggugat Telah Menyepakati Dan Menyetujui Untuk

Menunjuk Tergugat I Sebagai Perusahaan Penutupan

Pertanggungan Asuransi.

1. Bahwa Turut Tergugat menolak dengan tegas dalil-dalil dari

Penggugat yang menyatakan bahwa Turut Tergugat mempunyai

kewajiban hukum karena Turut Tergugat telah

merekomendasikan Tergugat I sebagai pihak penanggung

dalam perjanjian tersebut.

2. Bahwa pemberian rekomendasi secara tertulis mengenai

penunjukan Tergugat I sebagai penanggung dalam penutupan

asuransi barang agunan Penggugat sepenuhnya merupakan

persetujuan dari Penggugat sendiri yang telah disepakati

sebelumnya, sehingga penunjukan Tergugat I sebagai

perusahaan asuransi dalam pemberian fasilitas kredit dimaksud

merupakan tindak lanjut dari kesepakatan dimaksud.

3. Bahwa sebelum dibuatnya surat penunjukkan Tergugat I selaku

asuradur dalam menutup asuransi atas barang agunan milik

Penggugat, terlebih dahulu Turut Tergugat telah membicarakan

mengenai penutupan asuransi dengan Penggugat dimana saat

itu Penggugat menyepakati untuk menunjuk Tergugat I selaku

asuradur dalam menutup asuransi barang agunan Penggugat.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 121 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

4. Bahwa atas permintaan Penggugat, selanjutnya Turut Tergugat

membuat surat penunjukan penutupan asuransi barang agunan

milik Penggugat termasuk mesin granulator dimana dalam

penutupan tersebut Tergugat I bertindak selaku asuradur.

5. Bahwa dengan demikian penunjukan Tergugat I selaku asuradur

telah disetujui sepenuhnya oleh Penggugat karena terbukti pada

saat penerbitan polis asuransi Nomor 02-23-06003228,

Penggugat tidak pernah mengajukan keberatan mengenai

penunjukan Tergugat I selaku asuradur kepada Turut Tergugat.

6. Bahwa Penggugat tidak memiliki itikad baik dalam perkara aquo

karena penunjukkan Tergugat I selaku asuradur baru

dipermasalahkan setelah Penggugat menghadapi masalah klaim

pembayaran asuransi, padahal masalah pembayaran asuransi

tersebut penyebabnya tidak bersumber dari penunjukan

Tergugat I sebagai asuradur, melainkan sepenuhnya merupakan

masalah internal antara Penggugat dengan Tergugat I

khususnya mengenai masalah besarnya jumlah klaim

pembayaran asuransi yang berbeda jumlahnya, sehingga tidak

dapat dikait-kaitkan dengan penunjukan Tergugat I aquo.

7. Bahwa Tergugat I adalah termasuk salah satu rekanan Turut

Tergugat dalam menutup asuransi, sehingga penunjukan

Tergugat I sebagai asuradur dalam perjanjian asuransi

dimaksud telah sesuai dengan persyaratan banker’s clause

sebagaimana diatur dalam syarat – syarat umum perjanjian

kredit, akta perjanjian kredit investasi dan kredit modal kerja,

surat pemberitahuan persetujuan kredit investasi dan kredit

modal kerja yang telah ditandatangani oleh Penggugat dengan

Turut Tergugat.

8. Bahwa meskipun Tergugat I merupakan rekanan Turut

Tergugat, namun hal demikian bukan berarti Turut Tergugat

memberikan jaminan pembayaran klaim asuransi oleh Tergugat

I karena hal tersebut merupakan kewajiban dan business

authority sepenuhnya dari Tergugat I, di luar kontrol Turut

Tergugat sehingga dalam hal ini Turut Tergugat tidak dapat

dimintakan pertanggungjawaban apabila Tergugat I tidak dapat

membayar klaim asuransi sebagaimana yang dituntut oleh

Penggugat.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 122 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

9. Bahwa demikian halnya dalil Penggugat yang menyatakan agar

Turut Tergugat ikut bertanggung jawab atas penunjukkan

Tergugat II selaku penilai kerugian/loss adjuster merupakan dalil

yang keliru dan mengada-ada, karena pada dasarnya Turut

Tergugat tidak mengetahui dan tidak ikut campur dalam

perusahaan asuransi terkait dengan penunjukan pihak yang

menjadi penilai kerugian (loss adjuster). Untuk proses

penunjukan perusahaan penilai kerugian (Tergugat II)

merupakan hak dan kewenangan sepenuhnya dari Tergugat I.

10. Berdasarkan uraian di atas, maka telah jelas bahwa penunjukan

Tergugat I sebagai penanggung penutupan asuransi didasarkan

pada persetujuan sepenuhnya dari Penggugat, sehingga sangat

tidak tepat dan keliru bila Penggugat menyampaikan keberatan

setelah mendapatkan masalah pembayaran klaim, dimana hal

tersebut bukan merupakan kewajiban dan tanggungjawab dari

Turut Tergugat. Oleh karena itu tidak dapat dibantah lagi bahwa

seluruh dalil dan posita Penggugat tidak beralasan hukum

sehingga konsekuensi yuridisnya adalah petitum gugatan dalam

perkara aquo harus ditolak untuk seluruhnya.

C.2. Bahwa Hubungan Afiliasi Antara Tergugat I Dengan Tergugat II

Tidak Memenuhi Unsur “Afiliasi” Dalam UU No. 2 Tahun 1992

Sehingga Tidak Melanggar Ketentuan Yang Berlaku.

1. Bahwa Turut Tergugat menolak dengan tegas dalil-dalil

Penggugat yang menyatakan bahwa adanya afiliasi antara

Tergugat I dengan Tergugat II adalah perbuatan melawan

hukum yaitu melanggar Pasal 13 ayat (2) UU No. 2 Tahun 1992,

sebagaimana diuraikan dalam butir 9 Gugatan Penggugat

halaman 3-4.

2. Definisi Afiliasi diuraikan dalam Pasal 1 angka 13 UU No. 2

Tahun 1992, sebagai berikut :

“Afiliasi adalah hubungan antara seseorang atau badan hukum

dengan satu orang atau lebih, atau badan hukum lain,

sedemikian rupa sehingga salah satu dari mereka dapat

mempengaruhi pengelolaan atau kebijaksanaan orang yang lain

atau badan hukum yang lain, atau sebaliknya memanfaatkan

adanya kebersamaan kepemilikan saham atau kebersamaan

pengelolaan perusahaan.”

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 123 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

3. Berdasarkan ketentuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

hubungan antara para pihak dapat dikatakan sebagai “Afiliasi”

bila terdapat kemampuan untuk saling mempengaruhi kebijakan

pengelolaan perusahaan. Dalam gugatannya, Penggugat

mendalilkan bahwa terdapat afiliasi antara Tergugat I dengan

Tergugat II melalui kepemilikan saham dan Dewan Komisaris,

yaitu atas nama Sofjan Wanandi dan Jusuf Wanandi, sebagai

berikut :

a. Tergugat I

Dewan Komisaris:

– Komisaris Utama : Rudy Wanandi

– Wakil Komisaris Utama : Sofjan Wanandi

– Komisaris : A.R. Ramly

Jusuf Wanandi

S. Sudjaliah Soegiarso

Evi Elka Pangestu

b. Tergugat II

Pemegang Saham :

– Ina Sutioso : 640 saham

– Sofjan Wanandi : 320 saham

– Jusuf Wanandi : 320 saham

– Dr. Biantoro Wanandi : 120 saham

– Leony Setiawati : 120 saham

– Melati Mokoagow : 160 saham

– Mary Elka Pangestu : 320 saham

– John Philips Robert Baxster : 2000 saham

(Direktur Thomas Howell Group International Limited, Inggris)

4. Apabila dilihat dalam susunan di atas, maka meskipun Sofjan

Wanandi dan Jusuf Wanandi mempunyai kedudukan rangkap

dalam Tergugat I dan Tergugat II, namun posisi tersebut bukan

merupakan posisi yang dapat menentukan kebijakan

pengelolaan perusahaan. Kedudukannya sebagai Anggota

Dewan Komisaris hanya berfungsi sebagai pengawas

perusahaan (vide Pasal 108 UU No. 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas), sedangkan dalam kepemilikan saham

Sofjan Wanandi dan Jusuf Wanandi hanya sebagai pemegang

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 124 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

saham Tergugat II sebesar 16% (bukan sebagai pemegang

saham mayoritas), yang notabene sangat sulit untuk

menentukan pengambilan keputusan dalam Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS). Oleh karena itu, adanya pihak yang

sama pada Tergugat I dan Tergugat II tidak memenuhi unsur

”Afiliasi” yang disyaratkan dalam UU No. 2 Tahun 1992, karena

pihak yang bersangkutan tidak dapat saling mempengaruhi

kebijakan pengelolaan Tergugat I dan Tergugat II.

5. Selain itu, pada saat gugatan aquo didaftarkan di Pengadilan

Negeri Medan, terdapat fakta bahwa UU No. 2 Tahun 1992 yang

digunakan oleh Penggugat sebagai dasar hukum dalam

gugatannya telah dicabut dan diganti dengan UU No. 40 Tahun

2014, sehingga dalil Penggugat tersebut menjadi keliru dan tidak

berdasar hukum.

6. Bahwa ketentuan mengenai larangan afiliasi antara Tergugat I

dengan Tergugat II, sebagaimana yang didalilkan oleh

Penggugat tersebut, sudah dihapus dan diatur lagi dalam Pasal

30 UU No. 40 Tahun 2014 dengan ketentuan dimana

perusahaan pialang asuransi/reasuransi tidak diperbolehkan

untuk menempatkan penutupan asuransi kepada perusahaan

asuransi yang terafiliasi, sehingga telah jelas bahwa adanya

afiliasi antara Tergugat I dengan Tergugat II menjadi tidak

melanggar ketentuan hukum yang berlaku.

7. Bahwa bunyi Pasal 30 UU No. 40 Tahun 2014 adalah sebagai

berikut :

“(1) Perusahaan pialang asuransi dilarang menempatkan

penutupan asuransi atau penutupan asuransi syariah pada

Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Asuransi Syariah

yang merupakan Afiliasi dari Pialang Ausuransi atau

perusahaan pialang asuransi yang bersangkutan.

(2) Perusahaan pialang reasuransi dilarang menempatkan

penutupan asuransi atau penutupan reasuransi syariah

pada perusahaan reasuransi atau perusahaan reasuransi

syariah yang merupakan Afiliasi dari Pialang Reasuransi

atau perusahaan pialang reasuransi yang bersangkutan.

(3) Perusahaan pialang asuransi dan perusahaan pialang

asuransi bertanggung jawab atas tindakan Pialang Asuransi

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 125 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

dan Pialang Reasuransi yang memberikan rekomendasi

kepada Pemegang Polis terkait penutupan asuransi atau

penutup.

8. Bahwa berdasarkan uraian di atas, maka telah jelas bahwa

hubungan afiliasi antara Tergugat I dengan Tergugat II tidak

memenuhi unsur “Afiliasi” dalam UU No. 2 Tahun 1992, karena

para pihak yang bersangkutan tidak dapat saling mempengaruhi

kebijakan pengelolaan pada Tergugat I dan Tergugat II. Selain

itu, ketentuan dalam UU No. 2 Tahun 1992 yang digunakan oleh

Penggugat sebagai dasar hukum dalam gugatannya sudah

dicabut dan diganti dengan UU No. 40 Tahun 2014, sehingga

menjadi sangat tidak relevan dan tidak berdasar hukum bila

Penggugat mengajukan gugatannya pada saat ini. Oleh karena

itu tidak dapat dibantah lagi bahwa seluruh dalil dan posita

Penggugat tidak beralasan hukum sehingga konsekuensi

yuridisnya adalah petitum gugatan dalam perkara aquo harus

ditolak untuk seluruhnya.

C.3. Tuntutan Ganti Rugi Yang Diajukan Oleh Penggugat Tidak

Berdasar Secara Hukum Sehingga Harus Ditolak.

1. Bahwa Turut Tergugat menolak dengan tegas dalil-dalil dari

Penggugat yang menuntut ganti rugi kepada Para Tergugat dan

Turut Tergugat secara materiil dan immateriil, yaitu masing-

masing sebesar Rp.226.527.727.119,- dan

Rp.453.055.454.238,- dengan alasan adanya perbuatan

melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat I dan Tergugat II,

sebagaimana yang diuraikan dalam butir 18 Gugatan Penggugat

halaman 6-7.

2. Bahwa tuntutan Penggugat yang meminta agar Turut Tergugat

ikut bertanggung jawab atas penunjukkan Tergugat II adalah

tuntutan yang keliru, karena pada dasarnya Turut Tergugat tidak

mengetahui dan tidak ikut campur dalam penunjukkan

perusahaan penilai kerugian (loss adjuster). Untuk proses

penunjukkan loss adjuster (Tergugat II) merupakan hak dan

kewenangan sepenuhnya dari Tergugat I, sehingga sangat tidak

tepat bila tuntutan ganti rugi aquo juga ditujukan kepada Turut

Tergugat.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 126 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

3. Selain itu besaran nilai ganti rugi yang dimintakan oleh

Penggugat tersebut terlalu mengada-ada dan tidak jelas.

Penggugat mendalilkan telah mengalami kerugian materiil dan

immateriil, masing-masing sebesar Rp. 226.527.727.119,- dan

Rp. 453.055.454.238,- karena akibat penunjukkan Tergugat II

oleh Tergugat I yang melanggar ketentuan UU No. 2 Tahun

1992. Hal ini sangat tidak masuk akal karena Turut Tergugat

tidak pernah mengetahui dan tidak ikut campur dalam

penunjukkan perusahaan penilai kerugian (loss adjuster),

sehingga nilai ganti rugi tersebut tidak jelas dasarnya dan

metodologi perhitungannya. Tuntutan ganti rugi yang tidak

dijelaskan dan dibuktikan secara terperinci oleh Penggugat telah

ditolak oleh Mahkamah Agung, sebagaimana tercantum dalam

buku M. Ali Boediarto, SH., Kompilasi Kaidah Hukum Putusan

Mahkamah Agung (Hukum Acara Perdata Masa Setengah

Abad), Jakarta, Swara Justitia, 2005, halaman 29, 38 dan 155,

sebagai berikut :

a. Putusan Mahkamah Agung No. 598 K/Sip/1971 tanggal 18

Desember 1971, sebagai berikut :

”Penggugat mengajukan gugatan perdata yang menuntut

agar Tergugat dihukum membayar ganti kerugian kepada

Penggugat. Dalam persidangan Pengadilan ternyata

Penggugat tidak dapat membuktikan secara rinci adanya dan

besarnya kerugian yang diderita oleh Penggugat. Karena

tidak berhasil membuktikannya, maka Hakim menolak

tuntutan pembayaran ganti rugi yang diajukan oleh

Penggugat tersebut.”

b. Putusan Mahkamah Agung No. 459 K/Sip/1975 tanggal 18

September 1975, sebagai berikut :

”Hakim baru dapat mengabulkan tuntutan ganti rugi tersebut,

bilamana Penggugat dapat membuktikan secara terperinci

adanya kerugian dan berapa besarnya kerugian tersebut.

Pertimbangan Judex Facti ini dibenarkan oleh Putusan

Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi.”

c. Putusan Mahkamah Agung No. 011 K/N/HaKI/2002 tanggal

30 September 2002, sebagai berikut :

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 127 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

”Petitum/Tuntutan ”ganti rugi uang” yang diajukan Penggugat

dalam Surat gugatannya, sesuai dengan ”Jurisprudensi

tetap”, bahwa Penggugat tersebut wajib memberikan bukti-

bukti yang konkrit dan terperinci tentang adanya kerugian

materiil yang dideritanya tersebut. Tidak boleh hanya

berdasar perkiraan saja. Tanpa pembuktian tersebut, maka

Hakim harus menolak tuntutan ganti rugi materiil tersebut.”

4. Bahwa berdasarkan uraian di atas, maka telah jelas bahwa

tuntutan ganti rugi materiil dan immaterill yang diajukan oleh

Penggugat kepada Turut Tergugat, yaitu masing-masing

sebesar Rp. 226.527.727.119,- (satu miliar lima ratus tujuh

puluh dua juta rupiah) dan Rp. 453.055.454.238,- tidak

beralasan hukum dan mengada-ada karena tidak didasarkan

pada perhitungan yang jelas. Oleh karena itu tidak dapat

dibantah lagi bahwa seluruh dalil dan posita Penggugat tidak

beralasan hukum sehingga konsekuensi yuridisnya adalah

petitum gugatan dalam perkara aquo harus ditolak untuk

seluruhnya.

II. PETITUM

Berdasarkan uraian penjelasan sebagaimana tersebut di atas, maka dengan

ini Turut Tergugat mohon kepada Yang Terhormat Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Medan yang mengadili perkara aquo agar memutuskan :

DALAM PROVISI

– Menolak tuntutan provisi Penggugat.

DALAM EKSEPSI

1. Menyatakan menerima Eksepsi Turut Tergugat untuk seluruhnya.

2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk

Verklaard).

DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya.

2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara.

Namun apabila Yang Terhormat Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan

berpendapat lain, maka kami mohon agar dapat memutuskan Perkara a quo

dengan seadil-adilnya (ex aequo et bono).

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 128 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan Repliknya tertanggal

28 Oktober 2015, sedang Tergugat I, Tergugat II dan Turut Tergugat telah

mengajukan Dupliknya, masing-masing tertanggal 11 November 2015;

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya, Penggugat

mengajukan bukti surat berupa :

1. Fotocopy Polis Standar Kebakaran Indonesia, sesuai dengan aslinya, diberi

tanda ……….…………..…………...………………………………...……. P - 1 ;

2. Fotocopy Polis No.02-23-06003228 yang diterbitkan oleh PT. Asuransi

Wahana Tata Cabang Medan, sesuai dengan aslinya, diberi tanda … P - 2 ;

3. Fotocopy terlekat : Klausula Ko-Asuransi oleh PT. Asuransi Wahana Tata di

Medan tanggal 09 Mei 2003, sesuai dengan aslinya, diberi tanda …... P - 3 ;

4. Fotocopy Ikhtisar pertanggungan Polis Standar Kebakaran Indonesia No

Polis : 02-23-06003228, sesuai dengan aslinya, diberi tanda ………. P - 4 ;

5. Fotocopy Polis No. 02-23-06002328, dibuat oleh PT. Asuransi Wahana Tata

di Medan tanggal 7 Mei 2003, sesuai dengan aslinya, diberi tanda …. P - 5;

6. Fotocopy Kalusula Ko-Asuransi Polis 02-23-06003228/01, sesuai dengan

aslinya, diberi tanda ………………………………………………………. P - 6 ;

7. Fotocopy dari fotocopy Bukti pembayaran premi Asuransi dari Penggugat,

Tidak ada aslinya, diberi tanda ……..………...……….………………… P - 7 ;

8. Fotocopy dari fotocoy Berita Acara Pemeriksaan Teknis Laboratoris

Forensik No. Lab. 675/FKF/IV/2004, Tidak ada aslinya, diberi tanda .. P - 8 ;

9. Fotocopy dari fotocoy Surat laporan kerugian / klaim asuransi atas

kebakaran pabrik Penggugat kepada PT.Asuransi Wahana Tata, Tidak ada

aslinya, diberi tanda …………………………………………...………….. P - 9 ;

10. Fotocopy dari fotocoy Berita Acara Rapat tertanggal 28 Mei 2004

membahas klaim asuransi, Tidak ada aslinya, diberi tanda ………… P - 10 ;

11. Fotocopy dari fotocoy Surat PT.Asuransi Wahana Tata tertanggal 6 April

2004, Tidak ada aslinya, diberi tanda ……………………...………. P – 10-A ;

12. Fotocopy Surat PT.Asuransi Wahana Tata tertanggal 2 April 2004, sesuai

dengan aslinya, diberi tanda ………………………...……………… P – 10-B ;

13. Fotocopy Laporan penilaian aset dan mesin PT. Pupuk Subur Makmur,

sesuai dengan aslinya, diberi tanda ………………………..………… P – 11 ;

14. Fotocopy Invoice pembelian mesin granulator dan perlengkapan dari UBM

Internasional, sesuai dengan aslinya, diberi tanda ………………..… P – 12 ;

15. Fotocopy Pembayaran sebagian atas klaim kebakaran dari PT. Asuransi

Wahana Tata, sesuai dengan aslinya, diberi tanda …………...……. P – 13 ;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 129 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

16. Fotocopy Surat PT.Asuransi Wahana Tata untuk memberikan ganti rugi

tambahan, sesuai dengan aslinya, diberi tanda …………..………… P – 14 ;

17. Fotocopy Surat peringatan Bank Mandiri No.TRI.CRT/DEP-II.661G/2005

tertanggal 13 Oktober 2005, sesuai dengan aslinya, diberi tanda … P – 15 ;

18. Fotocopy Surat Bank Mandiri No.1.Hb.MIB/Com/266/2003 tertanggal

29 April 2003, sesuai dengan aslinya, diberi tanda ………...……….. P – 16 ;

19. Fotocopy Rekening Koran bukti pembayaran bunga dan denda kepada Bank

Mandiri sekama 5 (lima) bulan berturut-turut setelah terjadinya kebakaran

pabrik, sesuai dengan aslinya, diberi tanda ……………. P – 17 ;

20. Fotocopy Surat UBM Internasional No.0928-9/04 tertanggal 27 September

2004, sesuai dengan aslinya, diberi tanda …………………………… P – 18 ;

21. Fotocopy Kerugian yang dialami Penggugat berdasarkan Laporan Laba

Rugi Per 31 Desember 2005, sesuai dengan aslinya, diberi tanda P – 19-A ;

22. Fotocopy Laba Tahun Berjalan Per 31 Desember 2014, sesuai dengan

aslinya, diberi tanda ……………………….…………………....……. P – 19-B ;

23. Fotocopy Laporan Laba Ditahun Per 31 Desember 2004 dengan hanya

menggunakan 1 line mesin untuk 3 shift produksi, sesuai dengan aslinya,

diberi tanda ………………………...…………………………………. P – 19-C ;

24. Fotocopy Penjelasan rincian perhitungan keuntungan yang seharusnya

Penggugat terima dengan menggunakan 2 line mesin dengan 2 shift

produksi sehingga keuntungan yang seharusnya diperoleh pada tahun 2004,

sesuai dengan aslinya, diberi tanda ………………………… P – 19-D ;

25. Fotocopy Salinan Akta No. 97 dibuat di Notaris Alina Hanum, SH Notaris di

Medan tertanggal 30 April 2003 tentang perjanjian Kredit Modal Kerja,

sesuai dengan aslinya, diberi tanda …………………….……………. P – 20 ;

26. Fotocopy Salinan akta No.23 dibuat di Notaris Alina Hanum, SH Notaris di

Medan tertanggal 2 Oktober 2003, sesuai dengan aslinya, diberi tanda

………………………………………………………………………………. P – 21;

27. Fotocopy Salinan Akta No. 24 dibuat di Notaris alina Hanum, SH, Notaris di

Medan tertanggal 2 Oktober 2003, sesuai dengan aslinya, diberi tanda

……………………………………………………………………..… Bukti P – 22 ;

28. Fotocopy dari fotocopy Undang-undang RI No.2 tahun 1992 tentang Usaha

Perasuransian, Tidak ada aslinya, diberi tanda …….……………...... P – 23 ;

29. Fotocopy Kompas 8 Mei 2006, Laporan Keuangan 1 Januari 2004 s/d 31

Desember 2004 dan 1 Januari 2005 s/d 31 Desember 2005 PT. Asuransi

Wahana Tata, sesuai dengan aslinya, diberi tanda ………….......…. P – 24 ;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 130 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

30. Fotocopy Kompas 7 Mei 2009, Laporan Keuangan 1 Januari 2007 s/d 31

Desember 2007 dan 1 Januari 2008 s/d 31 Desember 2008 PT. Asuransi

Wahana Tata, sesuai dengan aslinya, diberi tanda …………........ P – 24-A ;

31. Fotocopy dari fotocopy Berita Acara No.5 tertanggal 8 Mei 2008 dibuat di

Notaris Ny. Rukmasanti Hardjasatya,SH, Tidak ada aslinya, diberi tanda

………………………………………………………………………….... P – 24-B ;

32. Fotocopy dari fotocopy Berita Negara RI No.2869 Tahun 2000 PT. Satria

Dharma Pusaka Crawford Thg, Tidak ada aslinya, diberi tanda ….... P – 25 ;

33. Fotocopy Penetapan Pengadilan Negeri Medan,

No.64/Eks/HT/2009/PN.Mdn, tentang Eksepsi Sita Hak Tanggungan tanggal

15 Desember 2009, sesuai dengan aslinya, diberi tanda …….….. P – 25-A ;

34. Fotocopy dari fotocopy Tanda Terima dari Pemohon Kasasi (Eddy Wijaya)

No.018/19.Eks.09/TS&P tertanggal 19 Oktober 2009, Tidak ada aslinya,

diberi tanda ……………………………………….………….…...….. P – 25-B ;

35. Fotocopy Penetapan Lelang dari Pengadilan Lubuk Pakam

No.01/Eks/2010/64/Eks/HT/2009/PN.Mdn/PN.LP tertanggal 23 Juni 2010,

sesuai dengan aslinya, diberi tanda ……………………..……...….. P – 25-C ;

36. Fotocopy dari fotocopy Risalah Lelang No.484/2010, tanggal 20 Agustus

2010, Tidak ada aslinya, diberi tanda ……………..…….……...….. P – 25-D ;

37. Fotocopy Tanda Terima Surat Penundaan Pelelangan Tanggal 13

Nopember 2013, sesuai dengan aslinya, diberi tanda ....…..…..P – 25-E ;

38. Fotocopy dari fotocopy Tanda terima dan Surat Nudirman Munir &

Associates No.25/NMA/VIII/2015, Tidak ada aslinya, diberi tanda P – 25-F ;

39. Fotocopy dari fotocopy Surat Penetapan Lelang Eksekusi Pengadilan Negeri

Medan No.64/Eks/HT/2009/PN.Mdn tanggal 29 April 2010, Tidak ada

aslinya, diberi tanda …………………….………………………..….. P – 25-G ;

40. Fotocopy dari fotocopy Surat Bank Mandiri 2011, tertanggal 01 Agustus

2011 No.RCR.MDN/216/2011, Tidak ada aslinya, diberi tanda …..P – 25-H ;

41. Fotocopy Surat PT. Gandamega Serasi No.016/GDS/SK-Dir/PSM/II/06

tertanggal 9 Februari 2006, sesuai dengan aslinya, diberi tanda ….. P – 26 ;

42. Fotocopy dari fotocopy Jawaban Tergugat I pada Perkara

No.58/Pdt.G/2006/PN.Mdn, tertanggal 11 Mei 2006, Tidak ada aslinya,

diberi tanda ……………………………………………………………. P – 27 ;

43. Fotocopy dari fotocopy Duplik Tergugat I pada Perkara

No.58/Pdt.G/2006/PN.Mdn, tertanggal 22 Juni 2006, Tidak ada aslinya,

diberi tanda ………………….... ……………………………………….P – 28 ;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 131 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

44. Fotocopy dari fotocopy Akta Bukti Tergugat I pada Pekara

No.58/Pdt.G/2006/PN.Mdn, tertanggal 13 Juli 2006, Tidak ada aslinya, diberi

tanda …………….…………………..…………………………….. P – 29 ;

45. Fotocopy dari fotocopy Anggaran Dasar PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk,

Tidak ada aslinya, diberi tanda …………………………………..…….. P – 30 ;

46. Fotocopy dari fotocopy Putusan Mahkamah Agung No.911K/Pdt/2009,

tanggal 19 Agustus 2009, Tidak ada aslinya, diberi tanda ………….. P – 31 ;

47. Fotocopy Putusan PK Mahkamah Agung No.664 Pk/pdt/2011 tanggal

23 April 2012, sesuai dengan aslinya, diberi tanda ………………….. P – 32 ;

48. Fotocopy Surat Pengadilan Negeri Medan

No.W2.U1/6340/Pdt.04.10/IV/2013 (PK) tertanggal 03 April 2013, sesuai

dengan aslinya, diberi tanda …………………………………...…...….. P – 33 ;

49. Fotocopy Surat Pengadilan Negeri Medan

No.W2.U1/1602/Pdt.04/10/II/2014, tertanggal 03 Februari 2014, sesuai

dengan aslinya, diberi tanda ………………………………………….... P – 34 ;

50. Fotocopy Akta Pendirian Perseroan Terbatas No.30 tertanggal 10 April 2002

dibuat di Notaris Alina Hanum, SH Notaris di Medan, sesuai dengan aslinya,

diberi tanda ………………………............................…………..………. P – 35 ;

51. Fotocopy Berita Acara Rapat No.10 tertanggal 9 Nopember 2004 yang

dibuat di Notaris H. Marwansyah Nasution, SH Notaris di Medan, sesuai

dengan aslinya, diberi tanda ………………………...………………… P – 36 ;

Menimbang, bahwa bukti bukti surat tersebut telah diberi meterai

secukupnya dan telah dilegalisir serta telah dicocokkan dengan aslinya

dipersidangan, ternyata sesuai dengan aslinya, kecuali bukti P – 7, 8, 9, 10, 10-

A, 23, 24-B, 25, 25-B, 25-D, 25-F, 25-G, 25-H, 27, 28, 29, 30 dan 31, tidak dapat

memperlihatkan aslinya dipersidangan;

Menimbang, bahwa selain bukti-bukti surat tersebut diatas Penggugat juga

telah menghadapkan 1 (satu) orang saksi Ahli, dibawah sumpah memberikan

keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :

1. Saksi ahli : Prof. Dr. SUNARMI.

– Bahwa saksi ahli tidak kenal pada Penggugat dan Tergugat I, Tergugat II

serta Turut Tergugat.

– Bahwa saksi pada saat ini adalah guru besar pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 132 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

– Bahwa perbedaan Perbuatan Melawan Hukum dengan Wanprestasi yaitu

Perbuatan Melawan Hukum bertentangan dengan hak dan kewajiban

hukum menurut Undang-undang sedangkan Wanprestasi bersumber dari

perjanjian;

– Bahwa Wanprestasi adalah pelanggaran terhadap suatu kewajiban yang

oleh para pihak disepakati secara sukarela.

– Bahwa Perbuatan Melawan Hukum adalah mencakup tindakan

melanggar kewajiban yang ditentukan oleh hukum dan dalam hal ini

Perbuatan Melawan Hukum ini sangat luas pengertiannya dan tidak sama

dengan Wanprestasi.

– Bahwa Perusahaan Afiliasi adalah suatu perusahaan yang secara efektif

dalam perusahaan lain atau tergabung dengan beberapa perusahaan

yang lain karena kepemilikan atau pengurus yang sama.

– Bahwa Menurut Undang-undang No. 2 Tahun 1992 tentang Afiliasi

adalah hubungan antara seseorang atau badan hukum dengan satu

orang atau lebih merupakan salah satu dari mereka yang dapat

mempengaruhi pengelolaan atau kebijakan orang lain atau sebaliknya

dengan memanfaatkan adanya kebersamaan kepemilikan saham atau

kebersamaan pengelolaan perusahaan.

– Bahwa Afiliasi adalah hubungan keluarga perkawinan dan keturunan,

adanya hubungan antara pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

dan hubungan antara 2 (dua) perusahaan, hubungan antara perusahaan

dengan pihak langsung maupun tidak langsung, dan hubungan antara

pemegang saham dengan perusahaan.

– Bahwa pemegang saham kecil (bukan pengurus) dapat menentukan

kebijakan perusahaan tetapi tergantung personalianya atau orangnya.

– Bahwa pasal 1365 KUHPerdata ada mempunyai syarat-syarat untuk

menentukan Perbuatan Melawan Hukum yaitu : 1.Adanya perbuatan

yang dimaksud bersifat positif maupun yang bersifat Negatif, yang artinya

setiap tingkah laku berbuat atau tidak berbuat, 2. Perbuatan itu harus

melawan hukum, 3. Ada kerugian, 4. Ada hubungan sebab akibat antara

Perbuatan Melawan Hukum dengan kerugian, 5. Ada kesalahan.

– Bahwa Perbuatan Melawan Hukum ada mengenai tanggung gugatan

dalam Pasal 1367 KHUperdata dalam hal ini setahu saksi setiap orang

tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan karena

perbuatannya sendiri, tetapi kerugian disebabkan karena perbuatan

orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 133 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

– Bahwa dalam Wanprestasi, Kreditor dapat menuntut pembatalan

perjanjian atau pemenuhan perjanjian tanpa ganti rugi.

– Bahwa ada 4 (empat) alasan pembenar dalam Perbuatan Melawan

Hukum yaitu Keadaan memaksa, pembelaan darurat atau terpaksa,

melaksanakan ketentuan Undang-undang dan melaksanakan perintah

atasan yang berwenang.

– Bahwa pengertian Asuransi adalah adanya suatu Perjanjian yang dibuat

antara satu perusahaan dengan yang ditanggung.

– Bahwa jika terjadi klaim dan salah satu member mengalami defaul, hal ini

bisa merugikan tertanggung karena tertanggung hanya mempunyai

hubungan kontrak dengan satu penanggung saja, maka tertanggung tidak

bisa melakukan tuntutan kepada member yang default.

– Bahwa adanya kesepakatan konsensus diantara dua belah pihak maka

melahirkan kontrak pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata dan menentukan

perjanjian yang dibuat secara sah menurut Undang-undang yaitu janji

yang mengikat para pihak, dengan demikian apabila salah satu debitur

tidak dapat melaksanakan kewajibannya atau wanprestasi maka gugatan

hanya terhadap pihak yang tidak memenuhi kewajibannya.

– Bahwa dalam Wanprestasi, kreditor tidak hanya dapat menuntut ganti

rugi semata, sedangkan Perbutan Melawan Hukum tuntutan ganti rugi

merupakan suatu hal yang utama.

– Bahwa Koasuransi adalah untuk asuransi bersama sedangkan

Reasuransi adalah asuransi kembali/ulang.

– Bahwa munculnya koasuransi adalah karena Perusahaan Asuransi tidak

bisa menanggung resiko dengan sendirinya, karena resiko ini demikian

besar sehingga tidak dapat ditanggung sendiri oleh satu perusahaan

asuransi saja, sehingga perusahaan asuransi memerlukan dukungan dari

perusahaan Asuransi lainnya.

– Bahwa Koasuransi ada 2 (dua) macam yaitu Koasuransi yang dilakukan

oleh beberapa perusahaan asuransi dengan menggunakan 1 polis dan

koasuransi yang dilakukan dengan menggunakan polisnya masing-

masing untuk sebesar bagian yang ditutupnya, dalam hal ini dikenal

dengan penutupan koasuransi secara polis jalan bersama

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Pengadilan

Negeri Medan telah menjatuhkan putusan tanggal 6 April 2016 Nomor

341/PDT.G/2015/PN.Mdn yang amarnya sebagai berikut ;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 134 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

DALAM KONVENSI

DALAM PROVISI

- Menolak tuntutan provisi Penggugat.

DALAM EKSEPSI

- Menolak seluruh eksepsi Tergugat I, Tergugat II dan Turut Tergugat.

DALAM POKOK PERKARA

- Menolak seluruh gugatan Penggugat.

DALAM REKONVENSI

- Menolak seluruh gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat I Konvensi.

- Menolak seluruh gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat II Konvensi.

DALAM KONVENSI DALAM REKONVENSI

- Menghukum Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya

perkara sebesar Rp.1.449.000,- (satu juta empat ratus empat puluh sembilan ribu

rupiah),-;

Menimbang, bahwa berdasarkan Akta Permohonan Banding Nomor

60/2016 tanggal 19 April 2016 yang dibuat SUGENG WAHYUDI,SH.MM

Panitera Pengadilan Negeri Medan yang menerangkan bahwa Kuasa Hukum

Penggugat telah menyatakan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri

Medan Nomor 341/Pdt.G/2015/PN.Mdn tanggal 6 April 2016 dan telah

diberitahukan kepada Terbanding I semula Tergugat I pada tanggal 26 April

2016 dan Kepada Terbanbanding II semula Terguggat II pada tanggal 26 April

2016 sekarang Turut Terbanding semula turut terguggat pada tanggal 25 April

2016

Menimbang,bahwa Pembanding semula Penggugat telah mengajukan

Memori Banding tanggal 27 Desember 2017 dan diterima di Pengadilan Tinggi

Medan tanggal 27 Desember 2017 telah diberitahu kepada terbanding I semula

Tergugat I pada tanggal 5 Januari 2017 Kepada Terbanding II semula Tergugat

II tanggal 6 Januari 2017 dan Kepada turut Terbanding semula Turut Tergugat

pada tanggal 5 Januari 2017

Menimbang,bahwa terhadap memori banding tersebut Terbanding

semula Penggugat telah mengajukan Kontra Memori Banding pada tanggal 10

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 135 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Agustus 2016 dan diterima di Pengadilan Tinggi Medan tangga 10 Agustus

2016

Menimbang, bahwa Membaca Relaas pemberitahuan untuk melihat,

membaca, memeriksa dan mempelajari berkas perkara banding, yang dibuat

dan ditanda tangani oleh Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri medan yang

menerangkan bahwa dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari telah

diberi kesempatan kepada kedua belah pihak berperkara untuk mempelajari

berkas perkara perdata Nomor : 341/Pdt.G/2016/PN.Mdn pada tanggal 2 Mei

2016 dan 27 April 2016 kepada kedua belah pihak yang berperkara sebelum

berkas perkara tersebut dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan ;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh Kuasa

Hukum PEMBANDING / PENGGUGAT tersebut telah diajukan dalam

tenggang waktu dan dengan cara serta syarat - syarat yang ditentukan dalam

Undang - Undang, oleh karena itu permohonan banding tersebut secara

Formal dapat diterima ;

Menimbang, bahwa terhadap memori banding dari Kuasa Hukum

Pembanding semula penggugat tertanggal 27 Desember 2016 pada pokoknya

agar Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan membatalkan putusan Pengadilan

tingkat pertama seraya mengadili sendiri dengan amar putusan mengabulkan

gugatan semula para Tergugat untuk seluruhnya dengan alasan –alasan pada

pokoknya sebagai berikut :

Dalam Konvensi

Dalam Provisi:

- Menolak tuntutan provisi Penggugat;

Dalam Eksepsi:

- Menolak seluruh eksepsi Tergugat I, Tergugat II dan Turut Tergugat;

Dalam Pokok Perkara:

- Menolak seluruh gugatan Penggugat;

Dalam Rekonvensi:

- Menolak seluruh gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat I Konvensi;

- Menolak seluruh gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat II Konvensi;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 136 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Dalam Konvensi dan Rekonvensi:

- Menghukum Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar

biaya perkara sebesar Rp.1.449.000,-.(Satu juta empat ratus empat puluh

Sembilan rupiah)

- Bahwa atas putusan Pengadilan Negri Medan No.341/Pdt.G/2015/PN.Mdn

tanggal 06 April 2016 tersebut Penggugat /Pembanding keberatan dan untuk

itu pada hari selasa tanggal 19 April 2017 , Penggugat menyatakan banding,

dengan nomor akta banding 60/2016

- Bahwa oleh karena Permohanan Banding beserta Memori Banding ini

diajukna masih dalam tenggang waktu dan sesuai dengan ketentuan Undang-

Undang yang berlaku, mkaka memori badning ini formal dapat diterima untuk

dipertimbangkan pada tingkat banding.

- Bahwa Pembanding merasa sangat keberatan terhadap putusan Pengadilan

Negeri Medan no.341/Pdt.G/2016/PN.Mdn tanggal 06 April 2016 yang

dimohon banding ini sebenarnya adalah putusan yang dipertimbangan

hukumnya sangat dangkal,tidak mencerminkan rasa keadilan,karena dari

fakta yang terungkap dipersidangan ternyata putusan yang disbanding ini

sangat menarik dan berat sebelah oleh karena itu putusan yang dimohonkan

banding ini tidak dapat dipertimbangkan nlagi pada tingkat banding harus

dibatalkan

- Bahwa karena Judes factie Pengadilan Negeri Medan dalam Pertimbangan

hukum putusannya telah salah dan keliru membuat pertimbanagan hukum

dan bertentangan dengan fakta yang terungkap dipersidangan dan untuk itu

Tergugat I Pembanding mengemukakakan alas an-alasan sebagai berikut:

DALAM POKOK PERKARA

Bahwa Pembanding sangat keberatan terhadap putusan hukum

Pengadilan Negeri Medan Nomor 341/Pdt.G/2015/PN.Mdn tanggal 06 APRIL

2016 yang mana dalam pertimbangannya pada halaman 202 paragraf

pertama menyatakan bahwa “Menimbang atas permohoanan sita jaminan

(concervatoir beslag) dari Penggugat Tersebut, Majelis Hakim tidak

mengeluarkan penetapan Sita Jaminan dengan dasar bahwa setelah Majelis

Hakim membaca dan mencermati permohan sita jaminan dari Penggugat

dibuat tidak memenuhi seluruh syarat-syarat penyitaan”,Bahwa Majelis Hakim

telah keliru dalam pertimbangannya, dikarenakan Penggugat/Pembanding

telah benar dan telah memenuhi syarat-syarat dimaksud;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 137 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Bahwa Penggugat/Pembanding dalam Gugatannya jelas meminta sita

jaminan berupa:

a. Tanah dan bangunan yang berdiri diatasnya yang terletak di Jalan

Pemuda No. 9 Medan, Sumatera Utara;

b. Tanah dan bangunan yang terletak di H.R. Rasuna Said C-4, Jakarta;

c. Tanah dan bangunan yang terletak di Prince Centre Buliding 7th Floor Jl.

Jend. Sudirman Kav. 3-4 Jakarta

- Sehingga tidak ada alas an bagi Majelis Hakim pada tingkat pertama untuk

menolak permohanan sita jaminan Penggugat/Pembanding yang dimohonkan

pada Petitum angka 3 (tiga) gugatan Penggugat/Pembanding, maka sudah

sepantasnyalah Majelis Hakim Tingkat Banding untuk menerima Gugatan

Penggugat/Pembanding pada petitum angka 3 (tiga)

- Bahwa Penggugat/Pembanding merasa keberatan dan merasa tidak adanya

keadilan yang diberikan Majelis Hakim dalam Tingkat Pertama, yang mana

Majelis Hakim pada Tingkat Pertama telah mengambil suatu Pertimbanagan

yang salah dan keliru dan serta salah pula putusannya.Bahwa Pembanding

sangat keberatan atas menimbang Majelis

Hakim pada tingkat pertama pada halaman 219 yang menyatakan

“Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas,

maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa petitum angka 4 (empat) dari

gugatan II/Terbanding II (PT Satria Dharma Pusaka Crowford

Thg).Keseluruhan bukti ini diperkuat bukti P-24 dan P24A yamg menyakan

secara jelas dan terang dan terbukti secara hukum bahwa telah terjadiafiliasi

antara Tergugat I/Terbanding I dan Terguagt II/Terbanding II .Bahwasanya

oleh karena Majelis Hakim pada tingkat pertama yang menjadi alas an utama

untuk menolak gugatan Penggugat/Pembanding adalah tidak adanya bukti

hukum tealh Pengugat/Pembanding atasi dengan pengesahan pembuktian

dari Kementerian Hukum dan HAM Cq Direktorat Jenderal Administrasi

Hukum Umum;

- Bahwa dengan penjelsan tersebut diatas telah terbukti diantara Tergugat

I/Terbanding I dengan Tergugat II/Terbanding II terjadi afiliasi (Bukti P-24,P-

24 A,P-24 B dan P-25) yang secara terang jelas dan nata telah terbukti

terjadunya afiliasi antara Tergugat I dengan Tergugat II yang nerupakan

Perbuatan Melawan hukum, dimana Tergugat I membuktikan bahwa Sofyan

Wanandi dan Yusuf bertindak sebagai Wakil Komisaris Umum dan Komisaris

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 138 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

sedangkan Rudi Wanandi sebagai Komisaris Utama, sedangkan dilain pihak

Tergugat II juga terbukti Sofyan Wanandi dan Yusuf Wanandi adalah

Pemegang 640 lembar saham Tergugat II, dan Bintaro Wanandi 120 lembar

saham.Terang, jelas dan terbukti secara hukum Sofyan Wanndi dan Yusuf

Wanandi terafisiali baik sebagai Tergugat I maupun Tergugat II;

- Bahwa bukti P-25 yang diajukan Penggugat/Pembanding terang jelas dan

terbukti secara hukum telah terjadi afiliasi yang dilarang berdasarkan Pasal 13

ayat 2 undang-undang RI nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian;

- Bahwa dalam hal ini.Bukti Pengguat/Pembanding sampaikan kepada Yang

Mulia Majelis HAKIM Tinggi yang akan menyidangkan perkara ini, kiranya

dapat benar benar memberikan keadilan kepada Penggugat/Pembanding

yang jelas-jelas telah menderita kerugian yang cukup besar,bukannya

mendapatkan keadilan,justru Penggugat merasa di zolimi atas puitusan judex

factie;

- Bahwa Penggugat/Pembanding sangat keberatan, dan dalam hal ini Majelis

Hakim Tingkat Pertama telah salah dan keliru dalam hal mangambil

pertimbanagan yang mana menyatakan pada halaman 219 putusan judex

factie paragraph kedua ;Menimbang bahwa berdasarkan uraian tersebut

diatsas Majelis Hakim berpendapat bahwa bukti-bukti surat yang diajukan

oleh Tergugat II yang duihubungkan dengan pendapat saksi ahli beranama

BUDI SETIA MAHARESI (Ketua Asosiasi Penilai Kerugian Asuransi

Idonesia), telah dapat membuktikan bantahannya yaitu tidak ada hubungan

afiliasi antara Tergugat I dengan Tergugat II’’.

- Bahwa pertimbanagn tersebut diatas jelas salah besar, jelas keliru, jelas

sangat tidak adil,jelas sanagat memihak, dan sangat terang dan jelas tidak

mencerminkan nilai-nilai keadilan, karena alat bukti yang diajuakan oleh

Tergugat I/Terbanding I dengan Tergugat II,Terbanding II,namun suatu

keanehan yang luar biasa saat Majelis Hakim Tingkat Pertama menyatakan

tidak ada hubungan afiliasi antara Tergugat I/Terbanding I dengan Tergugat

II/Terbanding II.Bukannkah Majelis Hakim Tingkat Pertama sendiri yang

menyatakan bahwa benar Gugatan di ajukanj Penggugat/PembaNDING

ADALAH Gugatan perbuatan Melawan Hukum , dan benar tentang melanggar

Undang-undang RI nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha pengasuransian,

berdasarkan ketentuan pasal 13 ayat 2 undang-undang nomor 2 tahun 1992,

namun mengapa alat bukti Penggugat/Pembanding yakni P-23, P-24, P-24 A,

P-24 B, P-25 sama sekali tidak dipertimbangkan oleh Majelis hakim , yang

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 139 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

mana seharusnya Majelis Hakim tingkat Pertama dapat melihat adanya afiliasi

pada lat bukti yang dimaksud;.

- Bahwa Majelis Hakim tinkat pertama tidak meneliti dengan seksama seluruh

alat alat bukti yang diajukan oleh Penggugat/Pembanding, karena afiliasi

dimaksud jelas terlihat pada lat bukti P-24, P24A, P-24 B, P-25;

- Bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama telah memutusakn perkara aqua telah

keliru dan tidak tepat, dikarenakan telah terliat dengan terang dan jelas bahwa

Tergugat II telah menerangkan dalam jawabannya pada poin 11 yang mana

Tergugat II juga telah menerangakan dengan jelas sebagaimana Bukti TII-2

dean Bukti TII-3 dan telah menuliskan dengan jelas susunan kepengurusan

dan Terbanding I Terbanding II, yang mana dapat dengan jelas dilihat adanya

hubungan afiliasi antara Terbanding I dengan Terbanding II sudah tidak bisa

dipungkiri lagi, karena jelas nama Sofyan Wanandi dan Jusuf Wanandi ada

pada dua perusahaan dimaksud yaitu perusahaan Pertanggungan Asuransi

dan Perusahaan Penilai Asuransi, yaitu antara Terbanding –I dengan

Terbanding II.Jadi jelas adanya afiliasi,sehingga atas putusan Judex Factie

Pembanding sangat keberatan dan untuk itu Majelis Hakim yang akan

memeriksa perkara ini nantinya dapat membatalkan Putusan Pengadilan

Tingkat Pertama dimaksud;

- Bahwa oleh karena telah jelas dan terang Putusan Judex Factie tidak bisa

diterima oleh Pembanding/Penggugat, karna telah jelas dan tegas bahwa

gugatan Penggugat/Pembanding telah berdasarkan bukti yang cukup dan

menyakinkan serta gugatannya dapat dipertanggungjawabkan, maka sangat

adil dan layak menurut hukum apabila Majelis Hakim Yang Mulia untuk

menerima Gugatan Penggugat/Pembanding untuk seluruhnya;

Bahwa berdasarkan dalih-dalih dan alsan-alasan serta argumentasi hukum dan

fakta juridis yeng telah Pembanding sampaikan, Mohon kiranya Ketua

Pengadilan Tinggi Medan berkenan menerima permohonan banding dari

Pembanding dan selanjutnya menjatuhkan putusan hukum atas perkara

dimohonkan banding sebagai berikut:

MENGADILI

1. Menerima Banding dan Mengabulkan permohonan banding dari

Pembanding untuk seluruhnya;

2. Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor

341/Pdt.G/2015/PN.Mdn tanggal 06 April 2016;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 140 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

3. Membabankan Biaya Perkara yang timbul baik dalam tingkat pertama

maupun tingkat banding kepada Terbanding I,Terbanding II dan Turut

Terbanding;

MENGADILI SENDIRI

1. Mengabulkan gugatan yang diajukan PENGGUGAT untuk seluruhnya;

2. Menyatakan sah dan berharga surat bukti yang diajukan;

3. Menyatakan peletakan sita KONSERVATOIR BESLAG atas;

- Tanah dan bangunan yang berdiri diatasnya yang terletak di Jalan

Pemuda No. 9 Medan, Sumatera Utara;

- Tanah dan bangunan yang terletak di H.R. Rasuna Said C-4, Jakarta;

- Tanah dan bangunan yang terletak di Prince Centre Buliding 7th Floor Jl.

Jend. Sudirman Kav. 3-4 Jakarta

- Seluruh peralatan/inventaris kantor yang terdapat didalam kantor/gedung

milik TERGUGAT I dan TERGUGAT II tersebut diatas;

- Seluruh saham milik TERGUGAT I dan TERGUGAT II adalah sah adan

Berharga

4. Menyatakan perbuata TERGUGAT I yang menunjuk perusahaan

TERGUGAT II sebagai perusahaan penilai adalah Perbuatan Melawan

Hukum

5. Memerintahkan Juru Sita Pengadilan Negeri Medan, supaya TURUT

TERGUGAT untuk menghentikan proses sita jaminan dan eksekusi

kepada PENGGUGAT sebgaimana penetapan Pengadilan Negeri Medan

atas sita eksjusi No.64/Eks/HT/2009/PN.Mdn tanggal 15 Desember 2009,

sampai dengan perkara a qua mempunyai kekuatan hokum yang tetap (

Inkcraht Van Gewisjde )

6. Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT TERGUGAT

untuk membayar kerugian materil sebesar Rp. 226.527.727.119,- dan

kerugian immaterial sebesar Rp. 453.055.454.238,- jadi total yang harus

dibayar oleh TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT TERGUGAT

adalah Rp. 679.583.181.357,- sekaligus dan tunai seketika setelah

mempunyai kekuatan hokum tetap ( Inkracht Van Gewisjde )

7. Menyatakan putusan dapat dijalankan meskipun adanaya (verzat Uit

Voorbar Bij Voorat)

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 141 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

8. Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta TURUT TERGUGAT

membayar biaya perkra yang timbul dalam perkara ini;

Menimbang,bahwa terhadap memori banding dan kontra memori banding

yang diajukan kedua belah pihak tersebut Pengadilan Tinggi berpendapat

sebagai berikut; Konta memori terbanding I/tergugat I yaitu:

DALAM KONVENSI

DALAM PROVISI

- Menolak tuntutan provisi Penggugat;

DALAM EKSEPSI

- Menolak seluruh eksepsi Tergugat I, Tergugat II, dan Turut Tergugat;

DALAM POKOK PERKARA

- Menolak seluruh gugatan Penggugat;

DALAM REKONVENSI

- Menolak seluruh gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat I Konvensi;

- Menolak seluruh gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat II Konvensi;

Dalam Konvensi dan Rekonvensi

- Menghukum Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi membayar

biaya perkara sebesar Rp. 1.449.000,- (Satu Juta Empat Ratus Empat

Puluh Sembilan Ribu Rupiah).

Bahwa sebelum memberikan tanggapan atas dalil-dalil Pembanding,

Terbanding I dengan ini tetap pada dalil-dalilnya sebagaimana telah dinyatakan

dalam persidangan tingkat pertama, yaitu dalam Eksepsi dan Jawaban, Duplik,

maupun Kesimpulan yang semua itu didukung oleh fakta yang tidak dapat

dibantah lagi berdasarkan bukti surat maupun keterangan saksi dan ahli di

bawah sumpah yang diajukan Terbanding I. Oleh karena itu melalui Kontra

Memori Banding ini, Terbanding I menyatakan bahwa seluruh dokumen

persidangan yang diajukan beserta bukti surat dan keterangan saksi maupun

ahli tersumpah yang diajukan di persidangan tingkat pertama adalah merupakan

satu kesatuan dan tidak terpisahkan dari Kontra Memori Banding ini.

Bahwa selain itu, Terbanding I juga tetap pada dalil-dalil dalam Kontra

Banding Terbanding I sebagaimana telah disampaikan kepada Majelis Hakim

yang Terhormat melalui Kepaniteraan PN Medan tertanggal 30 Agustus 2016,

dan bahwa dalil-dalil dalam Kontra Banding Terbanding I tersebut adalah

menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Kontra Memori Banding

Terbanding I ini.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 142 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Selanjutnya, Terbanding I dengan ini memberikan tanggapan-

tanggapan satu per-satu terhadap dalil-dalil yang dikemukakan oleh

Pembanding dalam Memori Bandingnya sebagai berikut:

1. MAJELIS HAKIM PENGADILAN NEGERI MEDAN TELAH TEPAT

MENYATAKAN BAHWA PERMOHONAN SITA JAMINAN (CONSERVATOIR

BESLAG) YANG DIAJUKAN PEMBANDING PATUT DAN LAYAK DITOLAK

OLEH KARENA (I) PEMBANDING TIDAK PERNAH MENYEBUTKAN

URAIAN SECARA LENGKAP TENTANG IDENTITAS BENDA ATAU

BARANG YANG DIMOHONKAN UNTUK DISITA, (II) TIDAK ADA

PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH

TERBANDING I, (III) TANAH DAN BANGUNAN YANG DIMAKSUD

MERUPAKAN TEMPAT MATA PENCAHARIAN TERBANDING I, SERTA

(IV) TIDAK ADA BUKTI KUAT BAHWA TERBANDING I AKAN

MENGGELAPKAN ATAU MENGALIHKAN TANAH DAN BANGUNAN

TERSEBUT

1.1. Dalam Memori Banding hal. 4, Pembanding menyatakan keberatan

dengan pertimbangan Majelis Hakim Tingkat pertama yang menolak

permohonan sita jaminan (conservatoir beslag) yang diajukan oleh

Pembanding dengan menyatakan hal-hal sebagai berikut:

“…Bahwa Penggugat/Pembanding dalam Gugatannya jelas telah

meminta sita jaminan berupa:

a. Tanah dan bangunan yang berdiri di atasnya yang terletak di

Jalan Pemuda Nomor Medan;Sumatera Utara;

b. Tanah dan bangunan yang terletak di Jl. H.R. Rasuna Said C-

4 jakarta;

c. Tanah dan bangunan yang terletak di Prince Center Building

7th Jl. Jend. Sudirman Jakarta

…Sehingga tidak ada alasan bagi Majelis Hakim pada tingkat pertama

untuk menolak permohonan sita jaminan Penggugat/Pembanding…”

1.2. Bahwa adapun pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama terkait hal

tersebut adalah sebagai berikut :

“…Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim membaca dan

mencermati permohonan sita jaminan (Conservatoir Beslag) dari

penggugat dibuat tidak memenuhi seluruh syarat-syarat penyitaan yaitu:

- Tidak dibenarkan menyebut secara umum.

Artinya Permintaan Sita dengan menyebut secara umum tanpa

menyebut satu per satu barang apa yang hendak disita adalah

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 143 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

permohonan sita yang tidak terang, sebab tidak diketahui persis apa

saja harta kekayaan tergugat, sehingga tidak jelas barang apa dan

barang mana yang hendak disita.

- Permohonan Sita menyebut Rinci Identitas yang melekat pada

barang.

Selain dirinci dan disebut satu per satu barang milik tergugat yang

hendak disita, rincian itu harus dibarengi dengan penyebutan

identitas barang secara lengkap meliputi:

a. jenis atau bentuk barang.

b. Letak dan batas-batasnya serta ukurannya dnegan ketentuan,

jika tanah yang bersertifikat, cukup menyebut nomor sertifikat

hak yang tercantum di dalamnyha.

c. nama pemiliknya.

d. Taksiran harga.

e. jika mengenai rekening, disebut nomor rekeningnya,

pemiliknya, dan bank tempat rekening berada maupun

jumlahnya,

f. jika saham, disebut nama pemegangnya, jumlahnya, dan

tempatnya terdaftar.

Permintaan sita yang tidak menyebut secara jelas identitasnya,

dianggap merupakan permintaan yang kabur obyeknya, sehingga

tidak mungkin diletakkan sita.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,

maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa petitum angka 3 (tiga)

gugatan Penggugat patut dan layak ditolak…”

(vide, Alinea 1, 2, dan 3 Halaman 202 dan Alinea 1 Halaman 203

Putusan No. 341/PDT.G/2015/PN.MDN tertanggal 6 April 2016)

1.3. Bahwa pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama di atas adalah

tepat oleh karena sejak permohonan sita jaminan diajukan sampai

dengan pengajuan Memori Banding, Pembanding tidak pernah

menyebutkan uraian secara lengkap tentang identitas benda atau

barang yang dimohonkan untuk disita;

1.4. Bahwa selain itu, permohonan sita jaminan tersebut sangat beralasan

untuk ditolak dengan alasan sebagaimana diuraikan di bawah ini;

1.5. Pertama, tidak ada perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh

Terbanding I, dimana Pembanding tidak dapat menjelaskan uraian

adanya unsur-unsur perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 144 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Terbanding I. Baik unsur kesalahan dan kerugian dan hubungan antara

kedua unsur tersebut tidak terbukti ada dalam diri Terbanding I. Oleh

karena itu, peletakan sita jaminan atas harta kekayaan milik Terbanding

I adalah tidak berdasar dan oleh karena itu segala permohonan sita

jaminan yang diajukan oleh Pembanding, baik saat ini maupun yang

akan datang adalah tidak berdasar dan sudah seharusnya ditolak;

1.6. Kedua, tanah dan bangunan milik Terbanding I tersebut adalah tempat

Terbanding I untuk menjalankan usaha atau mencari mata pencaharian

Terbanding I sehingga tidak dapat dikenakan penyitaan. Terkait hal

tersebut, Mahkamah Agung dalam Putusan Mahkamah Agung No. 206

K/Sip/1955 tanggal 19 Januari 1957 telah menentukan bahwa “…

penyitaan conservatoir tidak diperkenankan atas alat-alat yang

diperlukan oleh tersita untuk melakukan perusahaannya (i.c. telah disita

sebuah truk yang diperlukan untuk menjalankan usaha perdagangan).

Orang yang mohon dan mendapatkan izin sita conservatoir yang

membiarkan disitanya alat yang diperlukan untuk menjalankan

perusahaan, dapat dianggap telah berbuat melawan hukum.”

Berdasarkan hal tersebut tersebut, tanah dan bangunan, beserta

seluruh peralatan atau inventaris yang berada di dalamnya yang

dipergunakan Terbanding I untuk menjalankan pencahariannya, tidak

dapat dikenakan penyitaan;

1.7. Ketiga, tidak ada alasan bagi Pembanding untuk merasa khawatir

bahwa Terbanding I akan menggelapkan atau mengalihkan tanah dan

bangunan yang dimaksud oleh karena tanah dan bangunan tersebut

adalah tempat Terbanding I untuk menjalankan usaha atau mencari

mata pencaharian Terbanding I sehingga memang tidak ada alasan

untuk meletakkan sita jaminan atas tanah dan bangunan tersebut.

Berdasarkan Pasal 261 ayat (1) RBg, terdapat beberapa persyaratan

yang harus terpenuhi untuk dilakukan penyitaan, yaitu adanya dugaan

yang berdasar bahwa seorang debitur berusaha untuk menggelapkan

atau memindahkan barang- barang bergeraknya atau yang tetap, agar

dapat dihindarkan jatuh ke tangan kreditur. Syarat adanya dugaan ini

tidak hanya sekedar dicantumkan saja, akan tetapi merupakan suatu

usaha untuk mencegah penyalahgunaan agar tidak diadakan penyitaan

secara serampangan, yang akhirnya hanya merupakan tindakan yang

sia-sia saja yang tidak mengenai sasaran atau vexatoir (vide, Putusan

Mahkamah Agung No. 121 K/Sip/1971 sebagaimana dikutip Prof. Dr.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 145 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Sudikno Mertokusumo dalam buku “Hukum Acara Perdata Indonesia” ,

halaman 93).

1.8. Dengan demikian, oleh karena (i) Pembanding tidak pernah

menyebutkan uraian secara lengkap tentang identitas benda atau

barang yang dimohonkan untuk disita, (ii) tidak ada perbuatan melawan

hukum yang dilakukan oleh Terbanding I, kemudian (iii) tanah dan

bangunan yang dimaksud merupakan tempat mata pencaharian

Terbanding I, serta (iv) tidak ada bukti kuat bahwa Terbanding I akan

menggelapkan atau mengalihkan tanah dan bangunan tersebut, maka

permohonan untuk meletakkan sita jaminan tersebut adalah keliru dan

tidak berdasar sehingga sudah seharusnya Majelis Hakim Tingkat

Banding menolak atau setidak-tidaknya menyatakan permohonan a-quo

tidak dapat diterima;

2. PUTUSAN PENGADILAN NEGERI MEDAN TELAH TEPAT

MEMPERTIMBANGKAN BAHWA TERBANDING I TERBUKTI TIDAK

MEMILIKI HUBUNGAN AFILIASI DENGAN TERBANDING II DAN OLEH

KARENANYA TIDAK MELANGGAR PASAL 13 AYAT (2) JO. PASAL 1

BUTIR 13 UU NO.2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN

2.1. Bahwa selanjutnya, Pembanding dalam Memori Banding hal 4 s/d 7

pada pokoknya menyatakan keberatan dengan pertimbangan Majelis

Hakim Tingkat Pertama dengan menyatakan adanya hubungan afiliasi

antara Terbanding I dan Terbanding II. Lebih jauh, Pembanding bahkan

menyatakan bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama tidak

mempertimbangkan Bukti P-24 dan Bukti P-25;

2.2. Bahwa pertama-tama, apabila Pembanding memiliki waktu dan

keinginan untuk membaca Putusan No. 341/PDT.G/2015/PN.MDN

tertanggal 6 April 2016, maka Pembanding pasti akan menemukan

bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama sesungguhnya telah

mempertimbangkan Bukti P-24 dan Bukti P-25. Dalam putusan

tersebut, Majelis Hakim Tingkat Pertama justru telah

mempertimbangkan bukti-bukti Pembanding tersebut secara seksama

dimana bukti-bukti tersebut memang jelas dan nyata tidak dapat

membuktikan adanya hubungan afiliasi antara Terbanding I dan

Terbanding II, yaitu sebagai berikut :

Alinea 6 Halaman 213 Putusan No. 341/PDT.G/2015/PN.MDN

tertanggal 6 April 2016

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 146 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

“…Bukti surat bertanda P-23 (T I – 27/TII – 17) … tidak dapat

membuktikan adanya hubungan afiliasi antara Tergugat I dengan

Tergugat, bukti dimaksud hanya sekedar menguraikan definisi dari

afiliasi menurut Undang-Undang.”

Alinea 7 Halaman 213 Putusan No. 341/PDT.G/2015/PN.MDN

tertanggal 6 April 2016

“…Bukti surat bertanda P-24 dan P-24A…tidak dapat membuktikan

adanya hubungan afiliasi antara Tergugat I dengan Tergugat, bukti

dimaksud hanya sekedar berita Koran tentang Pemilik Perusahaan dan

susunan Komisaris & Direksi. Sebagai bukti bahwa Sofyan Wanandi

dan Jusuf Wanandi bertindak sebagai Wakil Komisaris Utama dan

Komisaris, sedangkan Rudy Wanandi sebagai Komisaris Utama pada

tahun 2004 dan 2005, pada tahun 2007 dan 2008. Bukti surat mana

tidak menyebut adanya hubungan afiliasi antara Tergugat I dan

Tergugat II.”

Alinea 1 Halaman 214 Putusan No. 341/PDT.G/2015/PN.MDN

tertanggal 6 April 2016

“…Bukti surat bertanda P-24B … tidak dapat membuktikan adanya

hubungan afiliasi antara Tergugat I dan Tergugat II, bukti dimaksud

hanya menyangkut perubahan Anggaran Dasar PT Asuransi Wahana

Tata. Bukti surat mana tidak menyebut adanya hubungan afiliasi antara

Tergugat I dan Tergugat II.”

Oleh karena itu, dalih Pembanding bahwa Majelis Hakim Tingkat

Pertama tidak mempertimbangkan Bukti P-24 dan P-25 adalah jelas

dalih yang dibuat-buat dan mengada-ada dengan tujuan untuk sekedar

mencari alasan permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding;

2.3. Bahwa terkait dalih Pembanding tentang adanya hubungan afiliasi

antara Terbanding I dan Terbanding II dengan mendasarkan pada Bukti

P-24 dan P-25, maka dengan ini Terbanding I menolak dalih tersebut

oleh karena pada kenyataannya, data dan fakta yang digunakan oleh

Pembanding adalah keliru dan tidak sesuai dengan fakta yang

sesungguhnya. Dalam kesempatan ini Terbanding I kembali

menyampaikan kepada Majelis Hakim Tingkat Banding yang terhormat

bahwa penunjukan Terbanding II selaku Perusahaan Penilai Kerugian

(Loss Adjuster) oleh Terbanding I, yang menjadi pokok gugatan

Pembanding, dilakukan pada bulan April 2004 atau dilakukan sebelum

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 147 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

atau di luar periode laporan keuangan yang dipermasalahkan (Bukti P-

24 dan Bukti P-25). Pembanding seharusnya merujuk pada susunan

pemegang saham, direksi dan komisaris Terbanding I dan Terbanding II

pada saat dilakukannya penunjukan Terbanding II selaku Perusahaan

Penilai Kerugian (Loss Adjuster), yaitu pada bulan April 2004, BUKAN

merujuk pada susunan pemegang saham, direksi dan komisaris

Terbanding I per tanggal 31 Desember 2004 dan 31 Desember 2005

sebagaimana Bukti P-24 dan P-25 yang jelas berbeda dengan susunan

pemegang saham, direksi dan komisaris Terbanding I per tanggal 2

April 2004 sebagaimana Bukti TI-23 s/d TI-26;

2.4. Bahwa apabila perkara a-quo adalah gugatan perbuatan melawan

hukum terkait perbuatan dan atau berada dalam cakupan periode

Laporan Keuangan mulai tanggal 31 Desember 2004 sampai dengan 31

Desember 2005, maka Terbanding I dapat memahami dalih

Pembanding di atas. Namun demikian, oleh karena pokok gugatan

dalam perkara a-quo adalah penujukan Terbanding II selaku

Perusahaan Penilai Kerugian (Loss Adjuster) oleh Terbanding I yang

dilakukan pada bulan April 2004 maka dalih tersebut melalui Bukti P-24

dan P-25 yang diajukan Pembanding justru tidak masuk akal dan

mengada-ada;

2.5. Bahwa berdasarkan Bukti TI-23 s/d TI-26, susunan pemegang saham,

direksi dan komisaris Terbanding I pada saat dilakukannya penunjukan

Terbanding II selaku Perusahaan Penilai Kerugian (Loss Adjuster)

adalah sebagai berikut :

TERBANDING I TERBANDING II

PEMEGANG

SAHAM

8. PT Pakarti Yoga,

Sejumlah 72.812.000

saham (72,812 %)

9. Rudy Wanandi

Sejumlah 25.000.000

saham (25%)

10. Para Ahli Waris Ny.

Saroyini Hartini,

Sejumlah 1.188.000

saham (1.188 %)

11. Koperasi Karyawan

8. Crawford THG Ltd.,

Sejumlah 2000 saham

(50%)

9. Sofjan Wanandi Sejumlah

320 saham (8%)

10. PT Ekamulia

Catrapratama Sejumlah

640 saham (16%)

11. PT Pangestu Investa

Sejumlah 320 saham (8%),

12. Jusuf Wanandi

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 148 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Asuransi Wahana Tata

Sejumlah 400.000

saham (0,4 %)

12. Koperasi Supir Taxi

Jakarta Raya (Kosti

Jaya)

Sejumlah 133.333

saham (0,133%)

13. Koperasi Pegawai

Departemen Pertanian

Sejumlah 133.333

saham (0,133%)

14. Koperasi Pedagang

Pasar Rawa Badak

(Kopas Rawa Badak)

Sejumlah 333.334

saham (0,333 %)

Sejumlah 320 saham (8%)

13. Ny. Leoni Setiawati

Sejumlah 120 saham (3%)

14. Ny. Melati Mokoagow

Sejumlah 280 saham (7%)

DIREKSI 15. Rudy Wanandi

16. Robert Jeremia

17. Eddy Chandra

18. Albertus Haryono

Wanandi

19. Ignatius Wiyanto

Suwignjo

20. Ratnawati

Pranandjaja

3. Guntoro Hendranata

4. Frans Nur Himawan.

KOMISARIS 6. Abdul Rachman Ramly

7. Riantini Sutedja

8. Shinta Subekti

9. Siti Sudjaliah Soegiarso

10. Evi Elka Pangestu

3. Richard Solomon

4. Ina Sutioso

2.6. Bahwa sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada saat kejadian,

definisi Afiliasi dalam Pasal 1 Butir 13 UU No.2 Tahun 1992 Tentang

Usaha Perasuransian (”UU Asuransi”) adalah sebagai berikut:

Pasal 1 butir 13

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 149 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Afiliasi adalah hubungan antara seseorang atau badan hukum dengan

satu orang atau lebih, atau badan hukum lain, sedemikian rupa

sehingga salah satu dari mereka dapat mempengaruhi pengelolaan

atau kebijaksanaan orang yang lain atau badan hukum yang lain, atau

sebaliknya dengan memanfaatkan adanya kebersamaan kepemilikan

saham atau kebersamaan pengelolaan perusahaan.

2.7. Bahwa pertama-tama, Terbanding I perlu menyampaikan bahwa

berdasarkan Bukti TI-23 s/d TI-26 di atas, terbukti bahwa dalih

Pembanding dalam Butir 7 Halaman 2 Gugatan maupun Memori

Banding yang menyatakan bahwa “terdapat orang-orang yang sama

pada kedua perusahaan tersebut (TERBANDING I dan TERBANDING

II) atau disebut TERAFILIASI antara TERBANDING I (PT ASURANSI

WAHANA TATA) dengan TERBANDING II (PT SATRIA SHARMA

PUSAKA CRAWFORD THG), yaitu atas nama SOFJAN WANANDI dan

JUSUF WANANDI” terbukti merupakan dalih yang mengada-ada dan

keliru. Sofjan Wanandi dan Yusuf Wanandi bukanlah pemegang saham,

anggota dewan direksi atau anggota dewan komisaris pada Terbanding

I dan hanyalah merupakan pemegang saham pada Terbanding II pada

saat dilakukannya penunjukan Terbanding II selaku Perusahaan Penilai

Kerugian (Loss Adjuster). Adapun dalih-dalih Pembanding tersebut di

atas hanyalah didasarkan pada kedudukan Sofjan Wanandi dan Yusuf

Wanandi pada Dewan Komisaris Terbanding I.Dengan demikian,

Sofyan Wanandi dan Yusuf Wanandi tidaklah mungkin melakukan

perbuatan mempengaruhi pengelolaan atau kebijaksanaan terbanding I;

2.8. Bahwa lebih jauh, berdasarkan ketentuan Pasal 1 butir 13 UU Asuransi

serta keterangan lisan maupun tertulis Ahli Prof. Dr. Mariam Darus, SH.,

FCBArb dan Ahli Hukum Asuransi Frans Lamury di depan persidangan,

maka dapat disimpulkan beberapa hal yang menjadi tolak ukur adanya

hubungan afiliasi antara Perusahaan Asuransi Kerugian dengan

Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi, yaitu (i) salah satu dari mereka

dapat mempengaruhi pengelolaan atau kebijaksanaan orang yang lain

atau badan hukum yang lain, atau (ii) dengan memanfaatkan adanya

kebersamaan kepemilikan saham atau kebersamaan pengelolaan

perusahaan;

2.9. Bahwa terkait tolak ukur yang pertama, yaitu mempengaruhi

pengelolaan atau kebijaksanaan orang yang lain atau badan hukum

yang lain, maka berdasarkan Bukti TI-23 s/d TI-26 di atas, terbukti

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 150 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

bahwa Terbanding I tidaklah mungkin mempengaruhi pengelolaan

kebijaksanaan Terbanding II oleh karena (i) Terbanding I bukanlah

pemegang saham pada Terbanding II dan demikian pula sebaliknya,

Terbanding II bukanlah pemegang saham pada Terbanding I; (ii)

Bahkan, seandainyapun Pembanding berprasangka buruk dengan

mengaitkan adanya hubungan keluarga antara Sofjan Wanandi, Jusuf

Wanandi dan Rudy Wanandi, maka hal tersebutpun tidaklah serta

menunjukkan adanya ruang mempengaruhi pengelolaan atau

kebijaksanaan perseroan oleh karena terbukti kedudukan Sofjan

Wanandi dan Yusuf Wanandi yang hanya memiliki total 16 % (termasuk

pada pemegang saham minoritas) dari total saham keseluruhan pada

Terbanding II. Terkait hal tersebut, Ahli Hukum Asuransi Frans Lamury

telah menegaskan bahwa kesamaan nama keluarga tidak cukup untuk

membuktikan adanya afiliasi oleh karena orang yang mempunyai

kepemilikan (saham) atau kepentingan yang lebih besarlah, yang dapat

mempengaruhi pihak lain; (iii) Lebih jauh, terbukti bahwa keduanya pun

TIDAK menjabat sebagai anggota dewan direksi yang berfungsi selaku

pengurus atau pengelola perseroan maupun dewan komisaris yang

berfungsi sebagai pengawas kebijakan direksi. Sebagai catatan,

berdasarkan Pasal 100 ayat (2) UU No.1 Tahun 1995 tentang

Perseroan Terbatas telah ditentukan bahwa Komisaris tidak dapat

melakukan pengurusan perseroan terkecuali jika ada keadaan tertentu

yang mana hal tersebut harus berdasarkan Anggaran Dasar atau

keputusan RUPS dan hanya berlaku untuk jangka waktu tertentu.

Kutipan dari ketentuan tersebut adalah sebagai berikut: “Berdasarkan

Anggaran Dasar atau keputusan RUPS, Komisaris dapat melakukan

tindakan pengurusan perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka

waktu tertentu”;

2.10. Bahwa terkait tolak ukur yang kedua, yaitu adanya kebersamaan

kepemilikan saham atau kebersamaan pengelolaan perusahaan, maka

berdasarkan bagan di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada

kebersamaan kepemilikan saham atau kebersamaan pengelolaan

Terbanding I dan Terbanding II oleh karena pihak-pihak baik perseroan

maupun pribadi kodrati yang merupakan pemegang saham maupun

anggota dewan direksi keduanya adalah perseroan maupun pribadi

kodrati yang berbeda;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 151 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

2.11. Bahwa oleh karena itu, dengan bertitik tolak pada Pasal 13 ayat (2) jo.

Pasal 1 Butir 13 UU Asuransi dan Bukti TI-23 s/d TI-26 serta

keterangan lisan maupun tertulis Ahli Prof. Dr. Mariam Darus, SH.,

FCBArb dan Ahli Hukum Asuransi Frans Lamury di depan persidangan,

maka dapat disimpulkan bahwa Terbanding I TIDAK memiliki hubungan

afiliasi dengan Terbanding II;

2.12. Bahwa sebagai tambahan, berdasarkan keterangan saksi Guido Gavio

dan Saksi Ferri Iriandi di depan persidangan tingkat pertama, oleh

karena hal terkait 2 (dua) panel listrik tersebut adalah masalah teknis

mesin dan listrik, maka Terbanding II sebagai Loss Adjuster tidak serta

merta bertindak sebagai pihak yang melakukan penilaian dari segi

teknis mesin dan listrik, tetapi justru menunjuk BELFOR sebagai

Technical Advisor dan pihak ketiga yang benar-benar independen untuk

melakukan pemeriksaan dan meneliti kerusakan 2 (dua) panel listrik

tersebut di Pabrik Pembanding;

2.13. Bahwa sebagaimana diterangkan oleh Saksi Guido Gavio serta Bukti

TI-28, BELFOR (Asia) Pte Ltd merupakan suatu anak perusahaan dari

BELFOR, Duisburg-Jerman, yang bergerak di bidang perbajaan,

farmasi, produk-produk bangunan, tekstil dan peralatan kamar cuci dan

pemulihan/perbaikan kerusakan-kerusakan. BELFOR selama hampir 30

(tiga puluh) tahun telah mempelopori pekerjaan pemulihan peralatan

teknik secara internasional dan telah mengerjakan dengan baik dan

berhasil dalam pemulihan/perbaikan 3.000.000 (tiga juta) printed circuit

boards dan lebih dari 100.000 (seratus ribu) panel listrik dan pemindah

aliran listrik. Khusus untuk BELFOR (Asia) Pte Ltd reputasinya adalah

telah berhasil dengan baik menangani lebih dari 1.000 kerusakan

peralatan-peralatan, termasuk peralatan semikonduktor untuk pabrik,

peralatan telekomunikasi, mesin produksi, generator listrik dan

peralatan pembagian arus listrik dan mesin pembuatan makanan,

termasuk panel listrik untuk mesin pabrik;

2.14. Bahwa apalagi, berdasarkan keterangan saksi Guido Gavio dan saksi

Ferri Iriandi, dalam membuat laporan penilaian kerugian yang disiapkan

oleh saksi Ferri Iriandi maupun laporan hasil penilaian Belfor

sebagaimana Bukti TI-31, tidak pernah ada intimidasi atau arahan

dalam membuat laporan tersebut. Belfor adalah perusahaan yang

memiliki reputasi, dan saksi Guido Gavio maupun saksi Ferri Iriandi

melaporkan apa yang saksi lihat;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 152 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

2.15. Bahwa berdasarkan Bukti TI-31 dimana di dalamnya termuat Laporan

Belfor tanggal 3 Mei 2004, dapat diketahui bahwa menurut penelitian

teknik BELFOR bagian yang mengalami kerusakan adalah 2 (dua)

panel listrik mesin granulator (panel leleh pada bagian yang bisa leleh)

karena berada pada suhu tinggi pada udara yang berjarak beberapa

meter dari api kebakaran (tidak terbakar oleh api secara langsung).

Panel-panel tersebut DAPAT DIPERBAIKI/DIREKONDISIKAN KE

KEADAAN SEPERTI SEBELUM KEBAKARAN TANPA MENGURANGI

FUNGSI, KEANDALAN DAN UMUR PANEL-PANEL LISTRIK

TERSEBUT. Dalam hal demikian, maka Terbanding I, berdasarkan

Pasal 11 jo. Pasal 12 Polis Asuransi serta keterangan ahli Prof. Dr.

Mariam Darus, SH., FCBArb dan ahli Hukum Asuransi Frans Lamury,

hanya melakukan pertanggungan atas klaim asuransi Pembanding

terhadap objek asuransi yang secara riil mengalami kerusakan, yaitu 2

(dua) panel listrik mesin granulator. Oleh karenanya, pengajuan klaim

atas objek pertanggungan asuransi oleh Pembanding selaku

Tertanggung dengan memperbesar jumlah kerugian adalah tindakan

yang sama sekali tidak dapat dibenarkan;

2.16. Bahwa di samping itu, selain permasalahan ganti rugi kerusakan 2 (dua)

panel-panel listrik untuk mesin granulator yang tidak disetujui oleh

Pembanding, Pembanding justru terbukti telah menerima ganti rugi

untuk pertanggungan Bangunan, Mesin sablon/Cetak, Forklift dan

Barang-Barang Stock sesuai dengan kesepakatan rapat tanggal 28 Mei

2004 sebagaimana Bukti TI-29 jo. Bukti TI-7 s/d TI-10. Padahal

Perusahaan Penilai Kerugian yang melakukan penilaian terhadap (i)

panel-panel listrik untuk mesin granulator yang tidak disetujui oleh

Pembanding dan terhadap (ii) Bangunan, Mesin sablon/Cetak, Forklift

dan Barang-Barang Stock, yang tidak disetujui Pembanding, terbukti

adalah PIHAK YANG SAMA, yaitu Terbanding II. Pertanyaannya,

apabila Pembanding sejak awal menganggap bahwa penunjukkan

Terbanding II oleh Terbanding I adalah suatu perbuatan melawan

hukum, mengapa Pembanding sepakat dengan ganti rugi untuk

pertanggungan Bangunan, Mesin sablon/Cetak, Forklift dan Barang-

Barang Stock? Bahkan, Pembanding justru telah menerima

pembayaran atas pertanggungan tersebut.

2.17. Bahwa dengan demikian, perbuatan Pembanding yang sepakat dengan

ganti rugi untuk pertanggungan Bangunan, Mesin sablon/Cetak, Forklift

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 153 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

dan Barang-Barang Stock dan telah menerima pembayaran atas

pertanggungan tersebut, menunjukkan bahwa Pembanding secara

diam-diam (stilzwijjen, implied) telah mengakui bahwa tidak ada

perbuatan melawan hukum oleh karena adanya hubungan afiliasi antara

Terbanding I dan Terbanding II;

2.18. Bahwa selain itu pula, berdasarkan Bukti TI-43, terbukti bahwa sejak

Terbanding I melakukan usaha asuransi sampai dengan saat ini dimana

usaha perasuransian telah berada di bawah Otoritas Jasa Keuangan

(”OJK”), Terbanding I tidak pernah melanggar ketentuan UU

Perasuransian apalagi terkait dalil-dalil gugatan yang dituduhkan oleh

Pembanding. Melalui bukti a-quo, OJK sebagai lembaga yang

independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, serta

mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan,

dan pemeriksaan terhadap usaha perasuransian sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang No. 21 tahun 2011 tentang Otoritas

Jasa Keuangan, telah menegaskan bahwa berdasarkan UU

Perasuransian, baik UU No.2 Tahun 1992 maupun UU No.40 Tahun

2014, tidak ada hubungan afiliasi antara Terbanding I dengan

Terbanding II sebagaimana didalihkan Pembanding.

Berdasarkan keseluruhan uraian di atas, maka terbukti bahwa

Terbanding I tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Terbanding II oleh

karena (i) Unsur-unsur adanya hubungan afiliasi sesuai Pasal 13 ayat (2) jo.

Pasal 1 Butir 13 UU Asuransi tidak terpenuhi, (ii) Penilaian dari segi teknis

mesin dan listrik tidak dilakukan oleh Terbanding II, tetapi pihak ketiga yang

benar-benar independen untuk melakukan pemeriksaan dan meneliti

kerusakan 2 (dua) panel listrik tersebut di Pabrik Pembanding, yaitu

BELFOR; (iii) Pembanding sendiri sesungguhnya secara diam-diam

(stilzwijjen, implied) mengakui bahwa tidak ada perbuatan melawan hukum

oleh karena adanya hubungan afiliasi antara Terbanding I dan Terbanding II,

dan (iv) OJK telah menegaskan bahwa berdasarkan UU Perasuransian, baik

UU No.2 Tahun 1992 maupun UU No.40 Tahun 2014, tidak ada hubungan

afiliasi antara Terbanding I dengan Terbanding II sebagaimana didalihkan

Pembanding;

3. PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM PENGADILAN NEGERI MEDAN YANG

MENYATAKAN KERUGIAN PEMBANDING TIDAK TERBUKTI ADALAH

TEPAT DAN BERDASARKAN FAKTA-FAKTA YANG TERBUKTI DI DEPAN

PERSIDANGAN

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 154 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

3.1. Bahwa kemudian, Pembanding dalam Memori Banding hal. 5 alinea

ketiga menguraikan dalil-dalilnya seolah-olah Pembanding telah

mederita kerugian yang cukup besar dan tidak mendapatkan keadilan

dalam perkara a-quo;

3.2. Bahwa pada Memori Banding tersebut, Pembanding sebenarnya tidak

menguraikan berapa besar kerugiannya. Namun demikian, dengan

merujuk pada Butir 18 Gugatan Pembanding pada tingkat pertama,

maka Terbanding I menolak dalih tersebut atas dasar (i) Terbanding I

tidak melakukan perbuatan melawan hukum dan telah melaksanakan

segala kewajibannya berdasarkan Polis Asuransi, (ii) Hubungan hukum

antara Terbanding I dan Pembanding hanya sebatas Polis Asuransi

dimana pertanggungannya tidak mencakup kerugian materiil tersebut,

terlebih Pembanding tidak dapat membuktikan secara sah bahwa ia

mengalami kerugian/kerusakan sebagaimana Pembanding dalilkan; (iii)

Adanya kesalahan Pembanding sendiri; (iv) Pembanding mempunyai

tujuan untuk memperoleh keuntungan dari jaminan Polis Asuransi

dengan cara memperbesar jumlah kerugian yang diklaim secara

sepihak oleh Pembanding dan tanpa dasar;

3.3. Bahwa secara khusus, terkait dalih Kerugian Materiil dalam Butir 18.a

halaman 6 Gugatan, Terbanding I menolak dalih tersebut oleh karena

berdasarkan keterangan saksi Guido Gavio dan saksi Ferri Iriandi serta

Bukti TI-31 terbukti bahwa ganti rugi biaya

perbaikan/pemulihan/rekondisi 2 (dua) panel listrik pada mesin

granulator hanyalah sebesar SGD 44,243 + 5% GST yang kemudian

dibulatkan menjadi SGD 55,000 (lima puluh lima ribu Dollar Singapore)

atau sekitar + Rp.300 Juta (kurs pada saat itu) yang didasarkan pada

perhitungan Perusahaan Penilai Kerugian Terbanding II dan didukung

hasil penelitian teknik BELFOR. Dalam hal demikian, maka Terbanding

I, berdasarkan Pasal 11 jo. Pasal 12 Polis Asuransi serta keterangan

ahli Prof. Dr. Mariam Darus, SH., FCBArb dan ahli Hukum Asuransi

Frans Lamury, hanya melakukan pertanggungan atas klaim asuransi

Pembanding terhadap objek asuransi yang secara riil mengalami

kerusakan, yaitu 2 (dua) panel listrik mesin granulator. Oleh karenanya,

pengajuan klaim atas objek pertanggungan asuransi oleh Pembanding

selaku Tertanggung dengan memperbesar jumlah kerugian adalah

tindakan yang sama sekali tidak dapat dibenarkan;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 155 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

3.4. Bahwa apalagi, dalam pemeriksaan setempat, Pembanding sendiri tidak

mau menunjukkan panel-panel listrik tersebut sehingga semakin

meneguhkan dalil Terbanding I bahwa harga 2 (dua) panel listrik

sebagaimana Kerugian Materiil dalam Butir 18.a halaman 6 Gugatan

adalah mengada-ada dan oleh karenanya harus ditolak;

3.5. Bahwa selanjutnya, terkait dalih Kerugian Materiil dalam Butir 18.b

halaman 6 Gugatan, Terbanding I menolak dalih tersebut. Pertama-

tama, Terbanding I dengan ini menyatakan bahwa tidak jelas mesin apa

yang dimaksud oleh Pembanding telah mengalami kerusakan sehingga

Pembanding mengalami kerugian. Apabila yang dimaksud oleh

Pembanding adalah mesin granulator, maka berdasarkan keterangan

saksi Guido Gavio dan Ferri Iriandi serta dihubungkan dengan TI-31,

Mesin Granulator tersebut tidak mengalami kerusakan sama sekali

sehingga Terbanding I tidak memiliki kewajiban untuk melakukan

pertanggungan atas mesin tersebut. Sementara itu, apabila yang

dimaksud oleh Pembanding adalah Mesin sablon atau mesin cetak,

maka berdasarkan Bukti T-29 jo. Bukti TI-7 s/d TI-10, Pembanding

justru telah menerima ganti rugi untuk Bangunan, Mesin sablon/Cetak,

Forklift dan Barang-Barang Stock sesuai dengan kesepakatan rapat

tanggal 28 Mei 2004 (vide, TI-34) senilai total Rp.1.930.389.564,-.;

3.6. Bahwa lebih jauh, dalam pemeriksaan setempat, Pembanding justru

tidak mau menunjukkan panel listrik maupun mesin granulator tersebut

dengan alasan pintu pabrik Pembanding telah berkarat. Padahal,

apabila Pembanding benar-benar ingin mencari kebenaran sejati atau

kebenaran materiil dalam perkara a-quo, Pembanding seharusnya

mempersiapkan pabrik tersebut dan memperlihatkan panel listrik

maupun mesin granulator ataupun mesin lainnya tersebut agar dapat

dibuktikan apakah mesin-mesin tersebut memang benar-benar rusak

atau tidak sebagaimana didalihkan Pembanding dalam gugatannya;

3.7. Bahwa oleh karena itu, terbukti bahwa Kerugian Materiil dalam Butir

18.b halaman 6 Gugatan adalah juga mengada-ada sehingga harus

ditolak;

3.8. Bahwa terkait dalih Kerugian Materiil dalam Butir 18.c halaman 7

Gugatan, Terbanding I juga menolak dalih tersebut. Sebagaimana

terbukti dalam pemeriksaan setempat, Pembanding menunjukkan

bangunan gedung pabrik yang tidak terawat akibat kebakaran beserta

pabrik Pembanding yang tidak berjalan lagi. Pada kenyataannya,

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 156 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

berdasarkan Bukti T-29 jo. Bukti TI-7 s/d TI-10, Pembanding justru telah

menerima ganti rugi untuk Bangunan, Mesin sablon/Cetak, Forklift dan

Barang-Barang Stock senilai total Rp.1.930.389.564,-. Pertanyaannya,

dengan nilai penggantian yang telah dibayarkan tersebut, mengapa

Pembanding justru tidak menggunakannya untuk memperbaiki dan

merawat gedung pabrik Pembanding? Apabila Pembanding jujur,

Pembandinglah yang menyebabkan Pabrik Pembanding tidak berjalan

lagi dan gedung pabrik tersebut tidak terawat;

3.9. Bahwa lebih jauh, tidak berproduksinya Pembanding terbukti

disebabkan oleh peristiwa kebakaran dan sikap Pembanding sendiri

yang berlarut-larut mendiamkan serta tidak bersedia agar 2 (dua) panel

listrik tersebut diperbaiki dengan segera atas dasar asumsi Pembanding

yang tidak riil dan atau penyebab lainnya dalam diri Pembanding sendiri

sehingga menyebabkan berlarut-larutnya penyelesaian klaim tersebut;

3.10. Bahwa dengan demikian, terbukti bahwa Kerugian Materiil dalam Butir

18.c halaman 7 Gugatan adalah tidak berdasar dan oleh karenya harus

ditolak;

3.11. Bahwa selanjutnya, terkait dengan kerugian immateriil sebagaimana

didalilkan Pembanding pada Butir 18 dan 19 Gugatan, maka terbukti

bahwa penghitungan tersebut adalah penghitungan yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan, apalagi dengan mempertimbangkan bahwa

Terbanding I tidak melakukan perbuatan melawan hukum dan

Pembanding sendirilah yang memiliki itikad buruk dalam meminta

pembayaran klaim kepada Terbanding I, sebagaimana telah diuraikan di

atas;

Bahwa selanjutnya, oleh karena UU No. 20 Tahun 1947 tentang

Peradilan Ulangan telah mengatur bahwa pemeriksaan di tingkat banding oleh

Pengadilan Tinggi meliputi pemeriksaan ulangan terhadap fakta maupun hukum

dari suatu perkara yang telah diperiksa dan diputus di tingkat Pengadilan Negeri.

Oleh karena itu, dalam hal Majelis Hakim Tingkat Banding yang terhormat tidak

sependapat dengan pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama dan

mengadili sendiri perkara a-quo, maka Terbanding I dalam kesempatan ini

hendak menyatakan hal-hal sebagai berikut :

1. Eksepsi-Eksepsi di luar Eksepsi Kompetensi Absolut dan Eksepsi

Kompetensi Relatif yang diajukan oleh Terbanding I seluruhnya terbukti yaitu

(1) Eksepsi Gugatan Pembanding Kurang Pihak (Exceptio Plurium Litis

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 157 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Consortium); (2) Eksepsi Ne Bis In Idem atau Res Judicata (Exceptie van

Gewijsde Zaak); (3) Eksepsi Gugatan Pembanding Prematur; dan (4)

Eksepsi Gugatan Pembanding kabur (Obscuur Libel)). Eksepsi-Eksepsi

Terbanding I seluruhnya terbukti berdasarkan yurisprudensi tetap MA dan

keterangan Ahli-ahli Prof. Mariam Darus, Bapak Frans Lamury (ahli dari

Asosiasi Asuransi Indonesia), Bapak Budi Maharesa (Ahli dari Asosiasi

Penilai Kerugian Asuransi/Loss Adjuster yang dihadirkan oleh Terbanding II),

di dalam persidangan yang pada pokoknya menyatakan:

1.1. Gugatan PMH berbeda dengan gugatan wanprestasi.

1.2. Bahwa untuk membuktikan adanya Perbuatan Melawan Hukum (PMH)

harus dibuktikan unsur-unsur PMH tersebut dan harus ada hubungan

kausalitas antara perbuatan dan kerugian. Kerugian akibat kesalahan

Pembanding sendiri tidak dapat ditimpakan pada pihak yang tidak

berbuat (Terbanding I).

1.3. Berdasarkan bukti berupa putusan yang telah berkekuatan hukum tetap

diketahui bahwa perkara ini sudah pernah diperiksa dan dinyatakan tidak

dapat diterima melalui putusan PK No. 664 PK/Pdt/2011 dimana dalam

pertimbangannya dinyatakan bahwa gugatan tersebut kurang pihak

karena tidak mengikutsertakan ko- asuransi.

1.4. Tidak diikut sertakannya ko-asuransi dalam perkara a-quo

mengakibatkan gugatan Pembanding meskipun didasarkan atas PMH

menjadi kurang pihak. Karena dalil-dalil PMH yang dikemukakannya

bermuara pada permintaan ganti kerugian pembayaran klaim asuransi

dimana ko-asuransi adalah juga berkedudukan sebagai penanggung

asuransi bersama-sama dengan Terbanding I.

1.5. Bahwa berdasarkan Pasal 15 jo. Pasal 21 Polis Asuransi diperoleh fakta

bahwa sampai saat ini perselisihan mengenai berapa nilai klaim khusus

untuk panel listrik mesin granulator yang harus dibayar belum terdapat

kesepakatan, namun Pembanding langsung mengajukan gugatan

padahal Pembanding tidak pernah memberitahukan kepada Terbanding

I pilihan penyelesaian sengketa yang ada, dengan demikian terbukti

bahwa gugatan ini prematur dan sekaligus memperlihatkan itikad buruk

dari Pembanding yang tidak mematuhi isi dari Polis Asuransi.

1.6. Gugatan Pembanding adalah gugatan yang kabur karena didalamnya

terdapat 2 (dua) petitum yang berbeda dalam 1 (satu) gugatan serta

antara posita dan petitum gugatan tidak logis, tidak konsisten dan saling

bertentangan.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 158 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Berdasarkan terbuktinya seluruh dalil-dalil Eksepsi Terbanding I, maka

gugatan perkara a-quo sudah seharusnya ditolak atau setidak-tidaknya

dinyatakan tidak dapat diterima;

2. Terkait Pokok Perkara, berdasarkan bukti-bukti surat yang diajukan dan

berdasarkan keterangan saksi fakta dan ahli-ahli yang diajukan oleh

Terbanding I/Penggugat Rekonvensi, yaitu (1) Mr. Guido saksi fakta yang

melakukan pemeriksaan mesin granulator terkait kerusakan panel listrik; (2)

Prof. Dr. Mariam Darus (3) Bapak Frans Lamury (ahli dari Asosiasi Asuransi

Indonesia) beserta saksi dan ahli yang diajukan oleh Terbanding II (Bapak

Ferry dan Bapak Budi Maharesi selaku ahli dari Asosiasi Perusahaan Penilai

Kerugian Asuransi) terbukti bahwa:

2.1. Tidak ada perbuatan PMH dalam diri Terbanding I, dikarenakan tidak

terbukti adanya dugaan ”hengky pengky” terkait afiliasi sebagaimana

yang didalilkan oleh Pembanding;

2.2. Terbukti bahwa Pembanding mengajukan klaim yang tidak berdasar

terkait kerusakan 2 (dua) panel listrik mesin granulator. Panel listrik yang

terkena dampak panas hanya 2 (dua) panel listrik dari 5 (lima) panel

listrik yang ada dan harga penggantian 2 panel listrik dengan yang baru

hanya sebesar SGD 44,234 + 5% GST yang dibulatkan menjadi SGD

55,000 (lima puluh lima ribu Dollar Singapura) jauh dari yang dimintakan

oleh Penggugat sebesar Rp 8.801.676.000,- (untuk nilai 5 panel listrik).

Ketika dimintakan konfirmasinya terkait rincian harga sehingga muncul

nilai +Rp 8 Milyar, UBM Internasional tidak bersedia memberikan

penjelasan lebih lanjut meskipun telah disepakati untuk bertemu tanggal

27 Juli 2004 di Medan (vide, Bukti T I- 21).

2.3. Terbukti dalam persidangan berdasarkan keterangan 2 (dua) saksi fakta

yang melakukan pemeriksaan atas mesin granulator tersebut yaitu

Bapak Ferry dan Mr. Guido (Belfor Asia Pte. Ltd) bahwa mesin

granulator tersebut tidak bermerek, tidak ada merek UBM Internasional

dalam mesin tersebut yang artinya mesin tersebut adalah mesin rakitan.

2.4. Terbukti dalam persidangan setempat bahwa Pembanding tidak dapat

menunjukkan mesin dan letak tempat pabrik yang terbakar, hal ini patut

diduga guna menutupi fakta yang telah terungkap di persidangan bahwa

mesin tersebut tidak bermerek UBM Internasional dan bahwa mesin

tersebut adalah mesin rakitan dan tidak mungkin berharga sebesar Rp 8

Milyar.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 159 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

2.5. Terbukti dalam persidangan bahwa Pembanding tidak mampu

menghadirkan bukti-bukti sebaliknya guna membuktikan dalilnya bahwa

mesin granulator itu adalah buatan UBM Internasional dimana

Pembanding tidak bisa menghadirkan pihak dari UBM Internasional

untuk mempertahankan dalilnya. Sebaliknya dalil Terbanding I terbukti

bahwa mesin tersebut adalah mesin rakitan. Pihak Belfor Asia Pte. Ltd

menyatakan mesin tersebut adalah mesin biasa dan mampu

melakukannya jika diminta, bahkan pihak Belfor Asia Pte. Ltd

menyatakan dalam persidangan bahwa dalam waktu + 3 (Tiga) minggu

dapat mengganti panel listrik tersebut dengan yang baru dan

mengembalikan fungsi mesin tersebut seperti sediakala jika diminta. Hal

ini dikarenakan komponen-komponen panel listrik tersebut mudah

diperoleh dimana saja bahkan di Medan maupun Jakarta.

3. Terbukti gugatan konvensi adalah semata-mata diajukan Penggugat

Konvensi tanpa dasar yang dengan menggunakan mekanisme ketentuan

hukum acara, yaitu Pengadilan tidak bisa menolak satu perkara perdata

didaftarkan di pengadilan, meskipun diketahuinya dengan pasti bahwa yang

melakukan perbuatan yang merugikan tersebut tidak lain adalah

Pembanding/Tergugat Rekonvensi sendiri yang menolak penilaian loss

adjuster bahkan tetap menolak penilaian konsultan dari Belfor Asia Pte. Ltd

yang dihadirkan untuk menilai kerugian atas panel listrik mesin granulator

tersebut. Tindakan Pembanding/Tergugat Rekonvensi tersebut terbukti telah

merugikan Terbanding I/Penggugat Rekonvensi.

4. KESIMPULAN DAN PERMOHONAN

Maka, berdasarkan uraian di atas terbukti bahwa Pembanding tidak dapat

membuktikan dalil-dalil Gugatan dan sebaliknya, Terbanding I dapat

membuktikan bahwa tidak ada Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan

oleh Terbanding I dan tidak ada pula kerugian dalam perkara a-quo.

Demikian juga halnya dengan Gugatan Rekonvensi yang diajukan oleh

Penggugat Rekonvensi, Penggugat Rekonvensi dapat membuktikan bahwa

gugatan rekonvensi ini beralasan hukum dan terbukti kebenarannya.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Terbanding I memohon agar

Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan memberikan putusan dengan amar

putusan sebagai berikut:

1. Menolak Memori Banding Pembanding yang diajukan oleh

Pembanding/Dahulu Penggugat untuk seluruhnya;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 160 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

2. Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Medan No.

341/Pdt.G/2015/PN.MDN;

3. Menghukum Pembanding untuk membayar biaya perkara;

Atau, dalam hal Majelis Hakim Tingkat Banding mengadili sendiri, mohon

untuk menjatuhkan putusan dengan amar sebagai berikut :

DALAM KONVENSI

DALAM EKSEPSI

4. Menerima Eksepsi yang diajukan oleh Terbanding I untuk seluruhnya;

5. Menyatakan gugatan Pembanding tidak dapat diterima;

6. Menghukum Pembanding untuk membayar biaya perkara;

Atau;

DALAM POKOK PERKARA

3. Menolak gugatan Pembanding untuk seluruhnya;

4. Menghukum Pembanding membayar biaya perkara;

DALAM REKONVENSI

7. Menerima gugatan Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya;

8. Menyatakan Tergugat Rekonvensi telah melakukan Perbuatan Melawan

Hukum terhadap Penggugat Rekonvensi;

9. Menghukum Tergugat Rekonvensi mengganti kerugian materiil sebesar

Rp. 333.171.600,- (tiga ratus tiga puluh tiga juta seratus tujuh puluh satu

ribu enam ratus rupiah) serta kerugian immateriil sebesar Rp.

5.655.055.775,- (lima milyar enam ratus lima puluh lima juta lima puluh

lima ribu tujuh ratus tujuh puluh lima rupiah);

10. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membuat iklan permohonan maaf

kepada Penggugat Rekonvensi melalui media massa skala nasional yaitu

di (i) harian Investor Daily, (ii) harian Kompas, (iii) harian Media Indonesia,

(iv) harian Bisnis Indonesia, dan (v) harian Jakarta Post serta (vi) harian

Indonesia Today, selama 3 (tiga) hari berturut-turut dengan ukuran

pemberitahuan setidak-tidaknya ½ (setengah) halaman;

11. Meletakkan sita jaminan atas harta benda milik Tergugat Rekonvensi;

12. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara;

Menimbang,bahwa terhadap memori banding dan kontra memori banding

yang diajukan kedua belah pihak tersebut Pengadilan Tinggi berpendapat

sebagai berikut; Konta memori Pembanding II/Penggugat II yaitu:

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 161 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Terbanding II dengan ini memohon agar Majelis Hakim Pengadilan Tinggi

Medan yang memeriksa perkara a quo memberikan putusan dengan amar

sebagai berikut:

1. Menolak Permohonan Banding yang diajukan oleh Pembanding/Dahulu

Pembanding untuk seluruhnya;

2. Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Medan dalam Perkara No.

341/Pdt.G/2015/PN.Mdn;

3. Menghukum Pembanding untuk membayar biaya perkara;

Atau, dalam hal Majelis Hakim Tingkat Banding mengadili sendiri perkara a quo,

kami mohon untuk menjatuhkan putusan dengan amar sebagai berikut :

DALAM KONPENSI

DALAM EKSEPSI

1. Menerima Eksepsi yang diajukan oleh Terbanding II untuk seluruhnya;

2. Menyatakan gugatan Pembanding tidak dapat diterima;

3. Menghukum Pembanding untuk membayar biaya perkara;

Atau;

DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak Gugatan Pembanding untuk seluruhnya;

2. Menghukum Pembanding untuk membayar biaya perkara

DALAM REKONPENSI

13. Menerima gugatan Para Pembanding Rekonpensi untuk seluruhnya;

14. Menyatakan Terbanding Rekonpensi telah melakukan Perbuatan Melawan

Hukum terhadap Pembanding Rekonpensi;

15. Menghukum Terbanding Rekonpensi mengganti kerugian materil sebesar Rp

53.307.000,- (lima puluh tiga juta tiga ratus tujuh ribu Rupiah) serta kerugian

immaterial sebesar Rp 2.000.000.000,-(dua milyar Rupiah); sehingga total

tuntutan ganti kerugian materil dan immaterial yang diajukan oleh

Pembanding Rekonpensi terhadap Terbanding Rekonpensi adalah sebesar

Rp 2.053.307.000,- (dua milyar lima puluh tiga juta tiga ratus tujuh ribu

Rupiah);

16. Meletakkan sita jaminan atas harta benda milik Terbanding Rekonpensi yang

terdiri dari;

4. Tanah dan bangunan yang berdiri di atasnya yang terletak di Jalan Dr.

F. L. Tobing No. 20 B, Medan, Sumatera Utara.

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 162 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

5. Seluruh mesin/peralatan, dan inventaris yang terdapat di tanah dan

bangunan milik Terbanding Rekonpensi.

6. Seluruh aset dan saham milik Terbanding Rekonpensi.

17. Menghukum Terbanding Rekonpensi untuk membayar biaya perkara.

Menimbang,bahwa terhadap memori banding dan kontra memori banding

yang diajukan kedua belah pihak tersebut Pengadilan Tinggi berpendapat

sebagai berikut; Kontra memori banding Turut Terbanding dahulu Turut

Tergugat Dalam Konvensi

Dalam Provisi:

- Menolak tuntutan provisi Penggugat;

Dalam Eksepsi:

- Menolak seluruh eksepsi Tergugat I, Tergugat II dan Turut Tergugat;

Dalam Pokok Perkara:

- Menolak seluruh gugatan Penggugat;

Dalam Rekonvensi:

- Menolak seluruh gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat I Konvensi;

- Menolak seluruh gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat II Konvensi;

Dalam Konvensi dan Rekonvensi:

- Menghukum Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.1.449.000,-.

Bahwa Reglemen Indonesia Yang Dibaharui S.1941 No.44 (RBg/ HIR)

tidak mengatur jangka waktu penyerahan Memori Banding dan Kontra Memori

Banding sehingga pengajuan Kontra Memori Banding ini oleh Turut Terbanding

semula Turut Tergugat telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga

Kontra Memori Banding ini menurut hukum harus diterima.

Bahwa dalil Pembanding dahulu Penggugat dalam Memori Banding hanya

bersifat pengulangan dari gugatan oleh karenanya Turut Terbanding semula

Turut Tergugat menyatakan tetap pada dalil-dalil jawaban Turut Terbanding

semula Turut Tergugat pada tingkat Pengadilan Negeri secara keseluruhan.

Dan oleh karenanya Turut Terbanding dahulu Turut Tergugat menolak dalil-dalil

Pembanding dahulu Penggugat sebagaimana tertuang dalam Memori Banding

sejauh menyangkut dan ditujukan kepada Turut Terbanding dahulu Turut

Tergugat dengan alasan-alasan sebagai berikut :

DALAM POKOK PERKARA

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 163 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Bahwa Turut Terbanding dahulu Turut Tergugat juga menolak Memori

Banding Pembanding dahulu Penggugat mengenai hal-hal sebagai berikut :

a. Dalil Pembanding dahulu Penggugat yang menyatakan bahwa Majelis

Hakim Tingkat Pertama telah mengambil suatu pertimbangan yang

salah dan keliru terkait dengan permohonan penetapan sita jaminan dari

Penggugat

1) Bahwa didalam Memori Bandingnya Pembanding dahulu Penggugat

menyatakan bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama telah salah

dalam memberikan pertimbangan hukum terkait permohonan

penetapan sita jaminan terhadap asset sebagai berikut:

- Tanah dan bangunan yang berdiri diatasnya yang terletak di Jalan

Pemuda No. 9 Medan, Sumatera Utara;

- Tanah dan bangunan yang terletak di H.R. Rasuna Said C-4,

Jakarta;

- Tanah dan bangunan yang terletak di Prince Centre Buliding 7th

Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 3-4 Jakarta

Pembanding dahulu Penggugat tidak menjelaskan dalam Memori

Banding mengenai kepemilikan masing-masing asset tersebut.

Demikian halnya dalam gugatan, asset yang dimohonkan sita

tersebut tidak dipilah mana yang milik Terbanding I dahulu Tergugat

I, Terbanding II dahulu Tergugat II maupun Turut Terbanding dahulu

Turut Tergugat.

2) Bahwa terkait permohonan tersebut, Majelis Hakim Tingkat Pertama

menyatakan menolak mengeluarkan penetapan sita jaminan

terhadap obyek yang dimaksud dengan pertimbangan permohonan

sita jaminan yang diajukan oleh Pembanding dahulu Penggugat tidak

memenuhi seluruh syarat-syarat penyitaan karena permintaan sita

tersebut hanya menyebut obyek secara umum tanpa menyebut satu

persatu barang apa yang hendak disita sehingga tidak jelas barang

apa dan barang mana yang hendak disita. Pembanding dahulu

Penggugat juga tidak menyebut secara jelas dan rinci identitas yang

melekat pada obyeknya sehingga tidak mungkin diletakkan sita.

3) Bahwa karena pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama sudah

sangat tepat, maka dalil Pembanding dahulu Penggugat dalam

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 164 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Memori Bandingnya bahwa penetapan sita jaminan terhadap objek

tersebut adalah sah haruslah ditolak.

4) Bahwa disamping itu dapat kami sampaikan bahwa Turut Terbanding

dahulu Turut Tergugat merupakan perusahaan/badan usaha milik

Negara yang asset-assetnya merupakan bagian dari kekayaan

Negara yang tidak pada tempatnya terhadap asset Turut Tergugat

dilakukan penyitaan.

b. Turut Terbanding dahulu Turut Tergugat menolak dalil Pembanding

dahulu Penggugat yang menyatakan bahwa bukti yang diberikan oleh

Pembanding dahulu Penggugat menyatakan secara jelas, terang dan

terbukti secara hukum bahwa telah terjadi afiliasi antara Terbanding I

dahulu Tergugat I dan Terbanding II dahulu Tergugat II

1) Bahwa didalam Memori Bandingnya, Pembanding dahulu

Penggugat menyatakan bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama telah

salah dalam mengambil pertimbangan karena menurut Pembanding

dahulu Penggugat berdasarkan bukti yang diserahkan ke hadapan

persidangan telah terbukti terjadinya afiliasi diantara Terbanding I

dahulu Tergugat I dan Terbanding II dahulu Tergugat II dimana

Sofyan Wanandi dan Yusuf Wanandi merupakan Komisaris

Terbanding I dahulu Tergugat I dan pemegang saham Terbanding II

dahulu Tergugat II yang mana hal tersebut merupakan perbuatan

melawan hukum.

2) Bahwa Turut Terbanding dahulu Turut Tergugat tetap dalam

pendirian dan menolak dengan tegas dalil-dalil Penggugat yang

menyatakan bahwa adanya afiliasi antara Tergugat I dengan

Tergugat II adalah perbuatan melawan hukum yaitu melanggar

Pasal 13 ayat (2) UU No. 2 Tahun 1992, sebagaimana diuraikan

dalam butir 9 Gugatan Penggugat halaman 3-4.

3) Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 13 Undang-undang No. 2

Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian dapat disimpulkan bahwa

hubungan antara para pihak dapat dikatakan sebagai “Afiliasi” bila

terdapat kemampuan untuk saling mempengaruhi kebijakan

pengelolaan perusahaan. Sehingga meskipun terdapat afiliasi antara

Terbanding I dahulu Tergugat I dengan Terbanding II dahulu

Tergugat II melalui kepemilikan saham dan Dewan Komisaris, yaitu

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 165 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

atas nama Sdr. Sofjan Wanandi dan Sdr. Jusuf Wanandi, namun

posisi tersebut bukan merupakan posisi yang dapat menentukan dan

mempengaruhi kebijakan pengelolaan perusahaan. Kedudukan Sdr.

Sofjan Wanandi dan Sdr. Jusuf Wanandi sebagai Anggota dewan

Komisaris Terbanding I dahulu Tergugat I hanya berfungsi sebagai

pengawas perusahaan (sesuai Pasal 108 Undang-undang No. 40

Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas), sedangkan sebagai

pemegang saham, Sdr. Sofjan Wanandi dan Sdr. Jusuf Wanandi

hanya sebagai pemegang saham Terbanding II dahulu Tergugat II

sebesar 16% (bukan sebagai pemegang saham mayoritas), yang

notabene sangat sulit untuk menentukan dan mempengaruhi

pengambilan keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS). Oleh karena itu, adanya pihak yang sama pada Terbanding

I dahulu Tergugat I dan Terbanding II dahulu Tergugat II tidak

memenuhi unsur ”Afiliasi” yang disyaratkan dalam UU No. 2 Tahun

1992, karena pihak yang bersangkutan tidak dapat saling

mempengaruhi kebijakan pengelolaan Terbanding I dahulu Tergugat

I dan Terbanding II dahulu Tergugat II.

4) Bahwa karena pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama sudah

sangat tepat, maka dalil Pembanding dahulu Penggugat dalam

Memori Bandingnya bahwa terdapat hubungan afiliasi antara

Terbanding I dahulu Tergugat I dan Terbanding II dahulu Tergugat II

haruslah ditolak karena tidak terbukti.

5) Karena tidak terbukti adanya hubungan afiliasi yang dapat

mempengaruhi maka dalil perbuatan melawan hukum Terbanding I

dahulu Tergugat I, Terbanding II dahulu Tergugat II dan Turut

Terbanding dahulu Turut Tergugat dengan sendirinya tidak terbukti

sehingga sudah seharusnya gugatan Pembanding dahulu

Penggugat dinyatakan ditolak untuk seluruhnya.

Maka berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan tersebut di atas Turut

Terbanding dahulu Turut Tergugat mohon kepada Majelis Hakim Pengadilan

Tinggi Sumatera Utara yang memeriksa dan mengadili perkara ini di tingkat

Banding berkenan untuk kembali memutus perkara ini sesuai kewenangannya

dan menjatuhkan Putusan sebagai berikut:

Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Medan No.341/Pdt.G/2015/ PN.

Mdn. tanggal 6 April 2016;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 166 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Menolak gugatan Pembanding dahulu Penggugat sepanjang ditujukan

kepada Turut Terbanding dahulu Turut Tergugat;

Menghukum Pembanding dahulu Penggugat untuk membayar biaya perkara.

Menimbang, bahwa setelah memeriksa dan meneliti dengan seksama

berkas perkara beserta surat – surat yang berhubungan dengan itu serta

berikut salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 06 April

2016 Nomor : 341/Pdt.G/2015/PN.Mdn. yang dimohonkan banding tersebut,

serta Memori Banding, bahwa dalil Pembanding sebagaimana dikemukan

dalam Memori Banding tidak dapat melemahkan atau membatalkan putusan

maka Memori Banding Kuasa Hukum pembanding/Penggugat harus

dikesampingkan sehingga oleh karenanya Majelis Hakim Tingkat Banding

dapat membenarkan dan menerima pertimbangan hukum Majelis Hakim

Tingkat Pertama tersebut karena telah dipertimbangkan secara tepat dan

benar, oleh karena itu pertimbangan tersebut diambil alih dan dijadikan

pertimbangan sendiri oleh Majelis Hakim Tingkat Banding didalam memutus

perkara ini ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka

Putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 06 April 2016 Nomor :

341/Pdt.G/2015/PN.Mdn. haruslah dikuatkan ;

Menimbang, bahwa oleh karena Pembanding/ Penggugat hekekatnya

berada pada pihak yang kalah, maka kepadanya patut dihukum untuk

membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan yang besarnya

sebagaimana tercantum di dalam amar putusan ini ;

Mengingat Undang-Undang dan Peraturan Perundang-undangan yang

berkaitan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I

- Menerima Permohonan Banding dari Kuasa Hukum Pembanding

semula Pengggugat

- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 06 April 2016

Nomor : 341/Pdt.G/2015/PN.Mdn yang dimohonkan banding tersebut ;

- Menghukum semula Penggugat / sekarang Pembanding untuk

membayar ongkos perkara pada kedua tingkat peradilan yang dalam

tingkat banding sebesar Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) ;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Hal. 167 dari 167 Halaman Putusan Perkara Nomor 273/PDT/2017/PT.MDN

Demikianlah , diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis

Hakim Pengadilan Tinggi Medan, pada hari Senin tanggal 12 Desember

2017 oleh Kami YANSEN PASARIBU SH. Sebagai Hakim Ketua, ADI

SUTRISNO SH.MH dan NUR HAKIM.SH.MH. masing – masing sebagai

Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara

tersebut dalam pemeriksaan tingkat banding berdasarkan Penetapan Ketua

Pengadilan Tinggi Medan tanggl 8 SEPTEMBER 2017 Putusan mana

telah diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Senin

tanggal 8 Januari 2018 oleh Hakim Ketua tersebut dengan dihadiri

oleh : Hakim - Hakim Anggota tersebut serta dibantu ILHAM PURBA,SH.MH.

Panitera Pengganti Pengadilan Tinggi Medan, tanpa dihadiri oleh kedua belah

pihak berperkara maupun Kuasanya ;

Hakim Anggota, Hakim Ketua

ttd ttd

1. ADI SUTRISNO,SH,MH YANSEN PASARIBU,SH

ttd

2. NUR HAKIM,SH,MH

Panitera Pengganti,

ttd

ILHAM PURBA,SH,MH

Ongkos - Ongkos :

1. M e t e r a i ................................................................... Rp. 6.000.-

2. R e d a k s i ...................................................................Rp. 5.000.-

3. Pemberkasan ………………………………………………Rp. 139.000,-

_____________________________________________________

J u m l a h ……………………………………… Rp. 150.000,-

(Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah)