KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3....

152

Transcript of KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3....

Page 1: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN
Page 2: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN BARTOLOMEUS

BABARSARI PAROKI BACIRO YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

i

Oleh:

Eufrasia Keke

NIM : 031124010

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2007

Page 3: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN
Page 4: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN
Page 5: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

• Para Suster SSpS Provinsi Flores Timur.

• Para Suster SSpS Provinsi Jawa.

• Komunitas Biara SSpS Roh Suci Yogyakarta.

• Para Keluarga Katolik di lingkungan Bartolomeus Babarsari

BaciroYogyakarta.

• Keluarga besar kampus IPPAK Universitas Sanata Dharma.

• Teman-teman angkatan 2003.

Page 6: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

v

MOTTO

“Harta yang paling berharga dan mutiara yang paling indah adalah

keluarga.”

(Arswendo Atmowiloto).

“Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama, janganlah kamu

memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada

perkara-perkara yang sederhana.”

(Rom 12:16).

Page 7: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN
Page 8: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

vii

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah ”KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI

ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN BARTOLOMEUS BABARSARI PAROKI BACIRO YOGYAKARTA”. Penulisan Skripsi ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan penulis akan situasi kehidupan keluarga yang ada di Lingkungan Babarsari pada saat ini, di mana komunikasi antarpribadi atau komunikasi tatap muka dalam keluarga sudah hampir luntur. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan alat-alat komunikasi yang semakin canggih misalnya HP, internet, E-mail, sehingga betapa jarang orang melakukan komunikasi antarpribadi atau komunikasi tatap muka. Padahal komunikasi antarpribadi dalam hidup kita, merupakan sesuatu yang sangat penting, karena pada saat itulah kita dapat berhubungan dan bertukar pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain.

Menanggapi situasi tersebut di atas, penulis melihat pentingnya komunikasi antarpribadi di dalam kehidupan berkeluarga. Oleh karena itu, penulis mengadakan studi pustaka tentang komunikasi antarpribadi dalam keluarga Katolik. Penulis melakukan suatu penelitian wawancara yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keluarga-keluarga Katolik menciptakan komunikasi antarpribadi yang menghidupkan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil wawancara menunjukkan bahwa setiap responden mengungkapkan betapa pentingnya komunikasi antarpribadi dalam keluarga. Dengan komunikasi antarpribadi, mereka dapat mengungkapkan perasaan atau menjalin relasi yang hidup dari hati ke hati. Walaupun banyak kesibukan-kesibukan keluarga dalam bekerja, setiap responden selalu mempunyai waktu dan kesempatan untuk berkomunikasi dari hati ke hati. Maka, dapat dikatakan bahwa keluarga Katolik yang ada di lingkungan Bartolomeus Babarsari sudah memahami arti sebuah komunikasi antarpribadi dalam kehidupan berkeluarga. Mereka menemukan bahwa komunikasi antarpribadi dari hati ke hati, dapat memupuk relasi yang menghidupkan antara satu dengan yang lain dan segala permasalahan akan segera teratasi di dalam kehidupan berkeluarga.

Untuk menindaklanjuti hasil penelitian tersebut, penulis mengusulkan program katekese sebagai salah satu usaha dalam meningkatkan kesadaran keluarga akan pentingnya komunikasi antarpribadi, dengan model pengalaman hidup dan model Biblis. Melalui program yang ditawarkan ini, diharapkan para keluarga Katolik semakin menyadari betapa pentingnya komunikasi antarpribadi dalam keluarga, sehingga dapat terciptanya suatu keluarga yang bahagia dan harmonis.

Page 9: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

viii

ABSTRACT

Thesis is entitled: “Catechism for Communication among Family members

in the Community of Bartolomeus Babarsari of Baciro Parish Yogyakarta”. The

Writing of the thesis was based on the writer’s concern with family life in the

community and communication among members of the which seems declining.

This happens because of the rapid achievements of the means of communication

like Hp’s, internet, and others. That is why face to face communication among

members of family seems rare. Where of personal or face to face communication is

important as by doing such we can exchange ideas, feelings, and others to others.

To answers the problem, the writer has done desk study and interviews to

some members of the community to guide out how far Catholik families have

developed personal communation among members. The results of the interview

showed that personal communation among members of each family is important.

By personal communication, they are able to ekspress their feelings, ideas heart to

heart. Inspire their limited time because of their jobs, their save some times to

communicate each other. This it can be said that the Catholic families in the

Bartolomeus Babarsari community know the importance of personal

communication. They have realized that personal or face to face communication

can enrich their founding, relationship which in turn can solve the problems they

have had in their family life.

As the follows up of the research, the conter proposes catecheses program

as to become an effort of making the family members realize how important face to

face communication is by means of daily life experience and Biblical models

catecheses. Hopefully each Catholic family gain its benefit from it and realizes that

face to face communication is important to build a happy family living in harmony.

Page 10: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Tritunggal Maha Kudus

atas segala cinta dan berkat, serta kesetiaan-Nya yang senantiasa membimbing dan

menyertai penulis, sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Meskipun dalam proses, banyak kesulitan dan hambatan yang penulis alami

dan rasakan, tetapi semuanya dapat dilalui dengan sikap yang sabar dan tenang.

Skripsi berjudul “KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN BARTOLOMEUS

BABARSARI PAROKI BACIRO YOGYAKARTA”. Penulis mencoba

mengetengahkan permasalahan yang masih berkaitan dengan pentingnya

komunikasi antarpribadi dalam keluarga, sehingga dapat menciptakan suatu

keluarga yang bahagia dan sejahtera karena ada relasi komunikasi yang baik dalam

keluarga.

Dalam skripsi ini, penulis bermaksud untuk memberi sumbangan pemikiran

bagi keluarga Katolik dalam meningkatkan pentingnya komunikasi antarpribadi

melalui katekese. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari banyak dukungan dan

perhatian dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu, dari hati yang ikhlas penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada:

1. Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed., selaku kaprodi yang telah memberi ijin

dan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

Page 11: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

x

2. Dra. J. Sri Murtini, M.Si., selaku dosen pembimbing utama dan sebagai

pembimbing akademik, yang dengan sabar telah meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran dalam membimbing penulis dari awal penyusunan sampai dengan

pertanggungjawaban skripsi ini.

3. Dr. CB. Putranto, S.J., yang dengan terbuka hati telah menyumbangkan

gagasan kepada penulis dalam proses penulisan skripsi ini.

4. Drs. L. Bambang Hendarto, M.Hum., selaku dosen penguji kedua yang dengan

sabar telah menuntun dan membimbing penulis selama masa studi sampai

pertanggungjawaban skripsi ini.

5. F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd. , selaku dosen penguji ketiga yang telah

merelakan waktu, pikiran, dan tenaga dalam membimbing dan mengoreksi

tulisan ini.

6. Keluarga besar IPPAK yang telah membekali penulis dengan berbagai

pengetahuan dan pengalaman serta penyediaan semua fasilitas pendukung demi

memperlancar studi penulis.

7. Para suster Provinsi SSpS Flores Timur, khususnya Tim Pimpinan Propinsi dan

setiap suster yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memilih

studi dalam bidang Kateketik dan dengan caranya masing-masing telah

mendukung selama studi berlangsung, hingga penyelesaian penyulisan skripsi

ini.

8. Para suster SSpS Provinsi Maria Bunda Allah Jawa, khususnya para suster

komunitas Biara Roh Suci Yogyakarta, yang dengan caranya masing-masing

telah mendukung penulis dari awal sampai dengan penyelesaian skripsi ini.

Page 12: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

xi

9. Para Keluarga Katolik di Lingkungan St. Bartolomeus Babarsari yang bersedia

menerima penulis untuk melakukan wawancara dan keterbukaan hati dalam

mengungkapkan pengalaman hidupnya yang konkrit sehingga dapat membantu

penulis dalam proses penyusunan tulisan ini.

10. Ketua lingkungan yang memberi kesempatan kepada penulis untuk

melaksanakan katekese bersama keluarga Katolik di lingkungan Bartolomeus

Babarsari.

11. Teman-teman angkatan 2003 yang dengan caranya masing-masing telah

mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, di mana telah

berperan dalam proses studi, khususnya dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa, dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

segala macam kekurangan. Oleh karena itu, dengan rendah hati dan terbuka,

penulis menerima kritik maupun saran yang membangun demi penyempurnaan

skripsi ini. Penulis berharap kiranya skripsi ini dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi pembaca, khususnya bagi para keluarga Katolik dalam menciptakan

komunikasi antarpribadi.

Yogyakarta, 12 September

2007

Penulis

Eufrasia Keke

Page 13: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

ABSTRACT..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI.................................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvi

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Permasalahan.................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 5

D. Manfaat Penulisan............................................................................. 5

E. Metode Penulisan .............................................................................. 6

F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 6

BAB II. KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KELUARGA............ 8

A. Komunikasi Secara Umum................................................................. 8

1. Pengertian Komunikasi .................................................................. 8

Page 14: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

xiii

2. Pengertian Komunikasi Antarpribadi............................................. 10

3. Peranan Komunikasi Antarpribadi................................................. 14

4. Segi-Segi Komunikasi.................................................................... 15

a. Keterampilan dasar Komunikasi ................................................. 15

b. Kiat-kiat mempelajari komunikasi.............................................. 16

5. Pelancar dan Penghalang Komunikasi ........................................... 17

6. Peranan Komunikasi Melalui Media.............................................. 19

B. Keluarga Kristiani .............................................................................. 21

1. Pengertian Keluarga ........................................................................ 22

2. Pengertian Keluarga Kristiani ......................................................... 23

3. Tantangan-Tantangan aktual dari lingkungan keluarga.................. 25

a. Tantangan Keluarga Besar ......................................................... 26

b. Tantangan Keluarga Inti............................................................. 26

4. Peranan Keluarga Katolik .............................................................. 31

5. Komunikasi Antarpribadi Dalam Keluarga ................................... 35

C. Fokus Penelitian .................................................................................. 40

D. Pertanyaan Penelitian .......................................................................... 40

BAB III. GAMBARAN SITUASI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN BARTOLOMEUS BABARSARI PAROKI BACIRO YOGYAKARTA ............................................................................ 41

A. Persiapan Penelitian .............................................................................. 41

1. Permasalahan Penelitian ................................................................... 41

2. Tujuan Penelitian .............................................................................. 42

3. Manfaat Penelitian ............................................................................ 42

B. Metodologi Penelitian ........................................................................... 42

1. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 43

2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 43

3. Responden Penelitian.......................................................................... 43

4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian......................... 43

5. Teknik Analisa Data............................................................................ 44

6. Keabsahan Data................................................................................... 44

C. Laporan Hasil Penelitian ...................................................................... 45

1. Temuan Umum: Gambaran Umum Gereja Maria Asumpta Babarsari

Page 15: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

xiv

Paroki Baciro Yogyakarta .................................................................. 45

a. Pembagian Lingkungan.................................................................... 46

b. Jumlah Umat .................................................................................... 47

c. Mata Pencaharian Umat ................................................................... 47

d. Macam-macam Kegiatan ................................................................. 47

1). Kegiatan Rutin ............................................................................. 47

2). Kegiatan Insidental ...................................................................... 49

3). Kegiatan Sosial ............................................................................ 49

2.Temuan Khusus: Hasil Wawancara ...................................................... 50

a. Pemahaman Keluarga tentang Komunikasi .................................... 51

1) Pemahaman Keluarga tentang komunikasi antarpribadi.......... 51

2) Manfaat Komunikasi Antarpribadi Dalam Keluarga ............... 51

b. Pengalaman Komunikasi Antarpribadi Dalam Keluarga ............... 52

c. Faktor-faktor pendukung dan penghalang dalam berkomunikasi ... 57

d. Komunikasi melalui media atau Sarana.......................................... 58

1) Hal-hal positip dari media....................................................... 58

2) Hal-hal negatip dari media ...................................................... 59

D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 61

1. Pemahaman Keluarga tentang Komunikasi ..................................... 61

2. Pengalaman Komunikasi Antarpribadi Dalam Keluarga ................ 62

3. Faktor-faktor pendukung dan penghalang dalam berkomunikasi.... 63

4. Komunikasi melalui media atau Sarana........................................... 65

E. Kesimpulan Penelitian ........................................................................... 66

BAB IV. SUMBANGAN KATEKESE DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KELUARGA DI LINGKUNGAN BARTOLOMEUS BABARSARI YOGYAKARTA .............................................................................. 68

A. Pokok-pokok Katekese....................................................................... 68

1. Pengertian Katekese ...................................................................... 68

2. Isi Katekese ................................................................................... 70

3. Tujuan Katekese............................................................................ 71

4. Katekese Umat .............................................................................. 73

Page 16: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

xv

5. Model-model Katekese ................................................................. 75

a. Model Pengalaman Hidup......................................................... 76

b. Model Biblis.............................................................................. 78

B. Program Katekese .............................................................................. 80

1. Pengertian Program....................................................................... 80

2. Pemikiran Dasar Program Katekese.............................................. 81

3. Usulan Tema Katekese.................................................................. 82

4. Penjabaran Program ...................................................................... 84

5. Contoh Persiapan Katekese I : Model Biblis................................. 89

6. Contoh Persiapan Katekese II: Model Pengalaman Hidup........... 100

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 109

A. Kesimpulan ........................................................................................ 109

B. Saran................................................................................................... 112

DAFTAR PUSTAKA…………………........................................................... 114

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil wawancara..................................................................... (1)

Lampiran 2 : Teks cerita: ” Kesaksian Hidup Keluarga mengenai situasi

Komunikasi” ......................................................................... (17)

Lampiran 3 : Teks Cerita “Kesetiaan” ........................................................ (18)

Page 17: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

xvi

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan dari Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia ditambah

dengan Kitab-Kitab Deuterokanonika yang diselenggarakan oleh Lembaga Biblika

Indonesia (Konferensi Wali Gereja Indonesia,1993).

B. Singkatan Dokumen Gereja

CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Aspostolik Sri Paus Yohanes Paulus II

kepada para Uskup, Klerus dan segenap umat beriman tentang katekese

masa kini, 16 oktober 1979.

FC : Familiaris Consortio, Amanat Apostolik Paus Yohanes Paulus Ke II

tentang Keluarga Kristiani Dalam Dunia Modern, 22 November 1981.

GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja

di

Dunia Dewasa Ini, 7 Desember 1965.

Page 18: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

xvii

C. Singkatan Lain

Art : Artikel.

HP : Handphone.

IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik.

KAS : Keuskupan Agung Semarang.

KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia.

KK : Kepala Keluarga.

LBI : Lembaga Biblika Indonesia.

MAWI : Majelis Agung Wali Gereja Indonesia.

NTT : Nusa Tenggara Timur.

NO : Nomor.

PPL : Program Pengalaman Lapangan.

PIA : Pendampingan Iman Anak

PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia.

PRODI : Program Studi

PNS : Pegawai Negeri Sipil.

RT : Rukun Tetangga.

RW : Rukun Warga.

SD : Sekolah Dasar.

SMS : Short Messsage Service.

SSpS : Servarum Spiritus Sancte (Konggregasi Misi Abdi Roh Kudus).

Sr : Suster.

St : Santo.

TK : Taman Kanak-kanak.

USD : Universitas Sanata Dharma.

Page 19: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. latar Belakang Penulisan

Komunikasi antar pribadi dalam keluarga pada zaman ini sudah hampir hilang.

Banyak keluarga dalam berkomunikasi hanya menggunakan alat komunikasi,

sehingga banyak keluarga kurang terbuka antara satu dengan yang lain, seperti

komunikasi antarpribadi antara orang tua maupun komunikasi antar pribadi dengan

anak-anak, dan sering komunikasi yang dilakukan hanya sekedar saja. Padahal

komunikasi antar pribadi dalam hidup kita merupakan suatu hal yang sangat penting,

karena pada saat itulah kita dapat berhubungan dengan satu sama lain dan saling

bertukar pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain. Komunikasi yang

dimaksudkan penulis adalah komunikasi antar pribadi atau komunikasi tatap muka,

karena disana dapat terjadi suatu perjumpaan dari hati ke hati.

Di zaman ini kita melihat betapa sering manusia ingin hidup enak dan serba

instan demi kebahagiaan pribadi atau keluarga. Hal ini dipengaruhi oleh

perkembangan teknologi yang semakin canggih, yang benar-benar sangat

mempengaruhi gaya hidup manusia. Salah satu perkembangan teknologi ini dapat kita

lihat pada perkembangan alat-alat komunikasi. Sebelum zaman era globalisasi,

manusia hanya memakai alat komunikasi yang sangat sederhana seperti melalui surat

menyurat saja, dibandingkan dengan alat-alat komunikasi zaman ini yang semakin

canggih.

Perkembangan teknologi komunikasi mempunyai makna positif yakni orang

semakin mudah, cepat, dan murah untuk berkomunikasi. ”Teknologi adalah alat yang

bersifat netral, tergantung pada siapa yang menggunakan dan apa tujuannya.

Page 20: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

2

Teknologi komunikasi seperti HP atau SMS merupakan terobosan yang murah dan

cepat membuat berita dari belahan dunia lain sampai ke tangan kita dalam hitungan

detik” (Santoso, 2005: 6). Tetapi teknologi yang sama juga dapat digunakan untuk

melakukan apa saja, termasuk mengganggu hubungan pribadi antara dua orang

terdekat, termasuk pasangan yang terikat dalam perkawinan.

Perkembangan alat-alat komunikasi pada zaman ini sangat berpengaruh dalam

kehidupan keluarga. Dalam kehidupan keluarga, komunikasi langsung atau

komunikasi antar pribadi semakin jarang ditemukan, sehingga orangtua sering merasa

kurang dekat dengan anak-anak mereka, demikian juga sebaliknya. Orangtua sering

hanya memperhatikan kebutuhan jasmani saja, misalnya kebutuhan sehari-hari, uang

sekolah, dan tidak kalah pentingnya alat-alat komunikasi yang dapat memperlancar

atau mempermudah relasi dan komunikasi antar anggota keluarga yang berjauhan

karena jarak. Sekalipun demikian, ”kecanggihan berbagai hal tersebut hanyalah

sebagai sarana dan tidak dapat menggantikan bahkan sekadar merepresentasikan relasi

dan komunikasi sejati antar anggota keluarga yakni relasi langsung dan personal yang

tulus dan eksistensial”(Teluma, 2006: 8). Maka, kecenderungan relasi antar anggota

keluarga zaman ini yang tergantung pada media komunikasi, sebenarnya telah

mereduksi ciri komunikasi sejati dalam keluarga. Orang tua kadang sering mengeluh

tentang sikap anak-anak mereka yang tidak mau mendengarkan mereka lagi karena

selalu sibuk dengan Hpnya.

Demikian juga sebaliknya, orangtua selalu sibuk dengan pekerjaannya di

kantor maupun di sekolah, sehingga tidak punya waktu untuk memperhatikan anak-

anaknya secara langsung karena menganggap bahwa perhatian lewat alat-alat

komunikasi kepada anak-anak cukup membahagiakan mereka. Seringkali orangtua

kurang memperhatikan kebutuhan rohani anak, padahal kebutuhan rohani merupakan

Page 21: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

3

suatu hal yang sangat penting demi perkembangan iman anak kearah kedewasaan.

Mereka kurang menyadari bahwa anak sangat membutuhkan perhatian dan kasih

sayang dari orangtua yang merupakan pemenuhan kebutuhan rohani anak yang dapat

memperkembangkan iman dalam pribadi anak. Jadi boleh dikatakan bahwa dalam

keluarga-keluarga pada zaman sekarang, sering kurang adanya komunikasi antar

pribadi dan komunikasi hanya sekedar basa-basi saja, karena tidak mempunyai waktu

untuk duduk tenang dan berkomunikasi secara langsung dengan anak-anak maupun

komunikasi antarpribadi antara suami-istri

Dengan melihat situasi perkembangan zaman yang ada, penulis merasa

prihatin dengan situasi keluarga pada saat ini, khususnya bagi kaum keluarga yang ada

di Babarsari, yang boleh dikatakan banyak keluarga selalu sibuk dengan pekerjaannya,

sehingga kurang ada kesempatan untuk hadir dan berada di rumah dalam keseharian.

Kesibukan kerja membuat seseorang atau anggota keluarga menjadi jarang untuk

bertatap muka atau komunikasi antarpribadi dalam keluarga, jarang adanya

perjumpaan antarpribadi dari hati ke hati.

Sebenarnya dalam keluarga perlu dan harus ada komunikasi dari hati ke hati,

agar keluarga dapat berkembang dan bertumbuh dalam iman, karena dalam

keluargalah, anak mempunyai kesempatan untuk mengekspresikan dirinya dan

merupakan tempat bagi mereka untuk berbagi atau mensharingkan pengalamannya di

dalam keseharian, dan untuk mengungkapkan isi hatinya. Selain itu juga antara suami

dan isteri, diperlukan juga sikap terbuka dan rileks untuk mensharingkan dan

membagikan pengalamannya masing-masing, baik di tempat kerja maupun situasi

yang terjadi dalam kehidupan berkeluarga, sehingga dengan dan melalui komunikasi

antarpribadi dapat terciptanya suatu keharmonisan di dalam hidup berkeluarga. Perlu

disadari bahwa komunikasi yang mendalam dalam keluarga, sangat membantu

Page 22: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

4

keluarga untuk hidup bahagia, dan mendukung pada pertumbuhan dan perkembangan

iman anak baik dari segi sosial, mental, maupun iman.

Salah satu wadah yang dapat digunakan untuk meningkatkan komunikasi antar

pribadi dalam hidup berkeluarga ialah program katekese umat. Sebab isi katekese

umat bertolak dari situasi persoalan-persoalan yang direfleksikan dalam terang Sabda

Allah. Karya katekese merupakan wadah pewartaan Gereja untuk menyampaikan

kabar gembira Kerajaan Allah yang menyelamatkan.

Menurut penulis, program katekese sangat efektif untuk memotifasi umat

umumnya, agar semakin memahami pentingnya komunikasi antar pribadi di dalam

hidup berkeluarga.

Dengan melihat kenyataan di atas, maka penulis memilih judul skripsi: “KATEKESE

TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP

BERKELUARGA DI LINGKUNGAN BARTOLOMEUS BABARSARI-

YOGYAKARTA.”

Penulis berharap melalui pemaparan skripsi ini umat semakin menyadari

pentingnya komunikasi antar pribadi dalam hidup berkeluarga demi mencapai suatu

kebahagiaan dan keharmonisan dalam hidup berkeluarga.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pemahaman keluarga di lingkungan Bartolomeus Babarsari tentang

komunikasi antar pribadi?

2. Bagaimana anggota keluarga di lingkungan Bartolomeus Babarsari menciptakan

suasana kekeluargaan dengan menggunakan komunikasi antar pribadi pada zaman

ini?

Page 23: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

5

3. Katekese model apakah yang dapat membantu para anggota keluarga di

lingkungan Babarsari untuk meningkatkan komunikasi antar pribadi demi

tercapainya suatu kebahagiaan bersama?

C. Tujuan Penulisan

1. Membantu para anggota keluarga di lingkungan Bartolomeus Babarsari untuk

memahami, menghayati, dan melaksanakan komunikasi antar pribadi di dalam

hidup berkeluarga.

2. Memberi sumbangan permenungan bagi keluarga di lingkungan Bartolomeus

Babarsari tentang pentingnya komunikasi antar pribadi dalam hidup berkeluarga

demi tercapainya kebahagiaan dan kesejahteraan dalam keluarga.

3. Mengetahui pengembangan katekese yang dapat membantu keluarga di

lingkungan Babarsari dalam meningkatkan komunikasi antar pribadi demi

tercapainya kesejahteraan dalam hidup berkeluarga.

4. Penulisan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan kelulusan Sarjana Strata 1 (S1)

Program Studi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma.

D. Manfaat Penulisan

1. Memberi masukan kepada umat, khususnya bagi kaum keluarga di lingkungan

Babarsari untuk semakin menyadari pentingnya komunikasi antar pribadi di dalam

hidup berkeluarga.

2. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dalam menciptakan

komunikasi antar pribadi dalam kehidupan berkomunitas.

Page 24: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

6

E. Metode Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif, analitis

dan interpretatif. Melalui metode deskriptif, penulis mencoba memaparkan gambaran

umum tentang komunikasi antar pribadi dalam hidup berkeluarga di lingkungan

Babarsari. Realitas tersebut coba dipahami dan dimengerti penulis melalui analisis.

Pemahaman yang mendalam dari realitas umum komunikasi antar pribadi dalam hidup

berkeluarga tersebut dipahami melalui metode interpretasi.

Oleh karena mempelajari bidang katekese, selama studi di Prodi IPPAK

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, maka penulis

mencoba mencari bentuk katekese yang dapat membantu kaum keluarga di dalam

meningkatkan komunikasi antar pribadi demi terwujudnya kebahagiaan dan

kesejahteraan di dalam hidup berkeluarga.

F. Sistematika Penulisan

Judul Skripsi yang dipilih penulis adalah “Katekese tentang Komunikasi Antar pribadi

dalam Hidup Berkeluarga di Lingkungan Bartolomeus Babarsari Paroki Baciro

Yogyakarta”. Judul ini, penulis bahas dalam lima bab, yang akan diuraikan sebagai

berikut:

Bab I, Menguraikan pendahuluan yang menguraikan latar belakang, rumusan

permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, sistematika

penulisan.

Bab II, Berbicara tentang komunikasi antar pribadi dalam kehidupan keluarga, yang

terdiri dari: komunikasi secara umum dan komunikasi antar pribadi, pengertian

komunikasi, peranan komunikasi, segi-segi komunikasi orangtua dan anak, halangan

dan pelancar komunikasi antar pribadi, peranan media komunikasi, Pengertian

Page 25: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

7

Keluarga Kristiani, Tantangan-tantangan aktual dalam lingkungan keluarga, keluarga

dalam pandangan Katolik, komunikasi antar pribadi dalam keluarga, fokous

Penelitian, pertanyaan penuntun.

Bab III, Berbicara mengenai Gambaran situasi komunikasi antar pribadi dalam hidup

berkeluarga di lingkungan Bartolomeus Babarsari Paroki Baciro Yogyakarta, yang

terdiri dari dua bagian yakni: Pertama, Persiapan Penelitian yang meliputi:

Permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian. Kedua, mengenai

metodologi penelitian yang meliputi: pendekatan penelitian, tempat dan waktu

penelitian, responden, teknik dan pengumpulan data, teknik analisis data, keabsahan

data, hasil penelitian, pembahasan penelitian, kesimpulan penelitian..

Bab IV, Berbicara tentang sumbangan katekese dalam usaha meningkatkan

komunikasi antar pribadi dalam hidup berkeluarga yang meliputi: Latar Belakang

Katekese dan program katekese.

Bab V, Pada bab ini adalah bagian penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

Page 26: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

8

BAB II

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM KELUARGA

Dalam Bab II ini berupa Kajian Pustaka yang akan penulis uraikan dalam dua

bagian. Pertama, tentang Komunikasi secara umum yang meliputi: Pengertian

komunikasi, pengertian komunikasi antar pribadi, peranan komunikasi, segi-segi

komunikasi, pelancar dan penghalang dalam berkomunikasi.

Kedua, tentang Keluarga Kristiani yang meliputi: Pengertian Keluarga,

pengertian keluarga Kristiani, Tantangan-tantangan aktual dalam lingkungan keluarga,

baik tantangan yang berasal dari keluarga besar maupun tantangan yang berasal dari

keluarga inti itu sendiri, peranan keluarga Katolik, Komunikasi antar pribadi dalam

keluarga.

A. Komunikasi secara umum

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa Latin, yakni “Communicare”, yang berarti

“membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian kepada seseorang, tukar-

menukar, membicarakan sesuatu dengan seseorang, memberitahukan sesuatu kepada

seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman” (Hardjana,

2003: 10). Komunikasi berawal dari sebuah gagasan yang ada pada seseorang.

Gagasan itu diolahnya menjadi pesan dan dikirimkan melalui media tertentu kepada

orang lain sebagai penerima. Penerima menerima pesan, kemudian menanggapi dan

menyampaikan tanggapannya kepada pengirim pesan.

Menurut Simons (1976: 25), komunikasi selalu berhubungan dengan adanya

satu pesan atau satu informasi yang dikirim oleh sumber tertentu atau komunikator

Page 27: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

9

melalui media tertentu kepada penerima dalam konteks dan situasi tertentu untuk

mencapai kebersamaan makna. Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia (1990),

dijelaskan bahwa Komunikasi adalah “pengiriman dan penerimaan pesan atau berita

antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud

dapat dipahami”.

Menurut Gilarso (1996: 44), Komunikasi adalah “suatu proses timbal balik

antara dua orang atau lebih, di mana yang seorang memberi informasi dan yang lain

terbuka untuk menerima informasi”. Syarat mutlak dalam berkomunikasi adalah yang

satu mau bicara, membuka hati, dan yang secara jujur berani mengungkapkan

keinginan-keinginan dan isi hatinya, sedangkan yang lain mau mendengarkan, mau

menerima dan mau mengerti.

Selain itu Devito (1997: 23), mengemukakan bahwa “komunikasi mengacu

pada tindakan oleh satu orang atau lebih, yang mengirim atau menerima pesan yang

terdistorsi oleh gangguan, yang terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai

pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik”.

Lunandi (1989: 47), mengatakan bahwa “komunikasi adalah usaha manusia

dalam hidup pergaulan untuk menyampaikan isi hati dan pikirannya, dan untuk

memahami isi pikiran dan isi hati orang lain”.

Dari semua pengertian komunikasi di atas mempunyai suatu kesamaan makna

yakni komunikasi merupakan suatu hal yang berhubungan dengan pesan atau

informasi yang dikirim oleh seseorang melalui media tertentu dan merupakan suatu

bentuk relasi timbal balik antara dua orang atau lebih. Relasi antar manusia dibangun

hanya melalui komunikasi. Dengan kata lain, komunikasi menjadi sarana yang paling

ampuh untuk membangun sebuah relasi antara kita dengan orang lain. Melalui

komunikasi, kita bisa mengenal orang lain dan sebaliknya kita juga dikenal oleh orang

Page 28: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

10

lain. Dengan berkomunikasi, kita dapat mengungkapkan pikiran, isihati, ide atau

pendapat, dan keinginan kita kepada orang lain.

Adapun fungsi dari sebuah komunikasi yakni: Pertama, dalam hidup pribadi:

melalui komunikasi, kita dapat mengungkapkan perasaan dan gagasan kita,

menjelaskan perasaan, isi pikiran dan perilaku kita sendiri, dan semakin mengenal diri

sendiri. Kedua, dalam hubungan dengan orang lain: melalui komunikasi, kita dapat

mengenal orang lain, menjalin perkenalan, persahabatan dengan orang lain, kita dapat

bertukar pikiran, dan membuat rencana kegiatan bersama orang lain, dapat saling

membantu dan mengubah sikap serta perilaku hidup bersama dengan orang lain

(Hardjana, 2003: 21).

2. Pengertian Komunikasi Antar pribadi

Komunikasi antarpribadi merupakan suatu interaksi tatap muka antar dua

orang atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara

langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula

(Hardjana, 2003: 85).

Komunikasi antar pribadi dapat diartikan dengan berkomunikasi dari hati ke

hati. Komunikasi dari hati ke hati merupakan suatu komunikasi, di mana seseorang

saling berhubungan dan saling mengungkapkan perasaan masing-masing, dalam hal

ini komunikasi, tidak hanya saling berbicara tentang hal urusan perkara dan masalah,

tetapi juga mengenai keprihatinan, kekhawatiran, atau kegembiraan, harapan, dan cita-

cita. Bentuk komunikasi “dari hati ke hati” dengan mengutarakan hati dan perasaan-

perasaan disebut juga dialog. Dalam dialog, kita saling tukar perasaan dan isi hati,

bukan adu pendapat atau pikiran. Maka, atas dasar saling percaya dan saling

menerima, kita berani untuk mengungkapkan isi hati dan perasaan kita sendiri,

Page 29: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

11

sehingga dengan demikian kita dapat saling mengerti dengan hati dan saling mengerti

isi hati kita masing-masing (Gilarso, 1996: 48).

Komunikasi antar pribadi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi

kebahagiaan hidup kita. Sadar atau tidak, ada sejumlah kebutuhan di dalam diri

manusia yang hanya dipuaskan lewat komunikasi dengan sesamanya. Salah satu segi

yang paling membahagiakan dalam berkomunikasi dengan orang lain adalah

kesempatan untuk saling berbagi perasaan atau pengalaman yang dialaminya dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan mengalami dan saling berbagi perasaan, kita dapat

menciptakan dan mempertahankan suatu relasi yang baik dengan sesama.

Dalam berkomunikasi antar pribadi, diperlukan suatu sikap terbuka, karena

dengan keterbukaan hati, seseorang dapat mengerti dan memahami situasi yang

dialami oleh sesama atau yang menjadi lawan bicara kita. Bagi kebanyakan orang, hal

ini memang sulit atau tidak mudah untuk dilakukan, apalagi berhadapan dengan orang

yang belum dikenalnya. Namun, ada juga yang dengan mudah untuk berkomunikasi,

walaupun baru pertama kali mengenal seseorang. Hal ini tergantung dari kekuatan

pribadi seseorang atau keterbukaan hati seseorang dalam berkomunikasi dengan

orang lain. Keterbukaan hati, bukan hanya mengenai ungkapan perasaan atau

pengalaman pribadi, tetapi juga keterbukaan hati untuk memulai menyapa atau

berkomunikasi dengan orang lain.

Lunandi (1989: 38), mengemukakan bahwa “orang yang mau senantiasa

tumbuh sesuai dengan zaman adalah orang yang mampu terbuka untuk menerima

masukan dari orang lain, merenungkannya dengan serius dan mengubah diri bila

perubahan dianggapnya sebagai pertumbuhan kearah kemajuan”. Dalam hal ini

keterbukaan hati dalam menyatakan atau dalam mengungkapkan dirinya sendiri secara

jujur dan terbuka dalam mendengarkan dan menerima orang lain sebagaimana adanya.

Page 30: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

12

Kalau kita merasa enak berbicara dengan orang yang bersifat terbuka, orang lain pun

akan merasa enak berbicara dengan kita, kalau kita bersikap terbuka. Keterbukaan

tidak hanya menyangkut keyakinan dan pendirian mengenai suatu gagasan, namun

keterlibatan dalam berkomunikasi untuk menuju pertumbuhan melibatkan juga

perasaan, seperti kecemasan, harapan, kebanggaan, kekecewaan.

Selain itu juga dalam berkomunikasi antar pribadi diperlukan suatu sikap

saling percaya dan saling mendukung. Ketika ada kepercayaan, seseorang akan

dengan bebas untuk mengungkapkan diri apa adanya. Menaruh kepercayaan, tidak

hanya terhadap kekuatan kata-kata seseorang, tetapi juga pada sikap menerima dengan

penuh kepercayaan terhadap sesama. Dengan kepercayaan yang ada, dapat menambah

suatu keyakinan dan mempererat persahabatan kita dengan sesama. Kepercayaan

mengikat hati untuk bersama-sama berpegang pada kebaikan yang mengecualikan

mencari kepentingan diri sendiri (Harjana, 2001: 31).

Kepercayaan merupakan kunci dari sebuah persahabatan. Seseorang mampu

membuka diri dalam berkomunikasi, kalau ada rasa saling percaya antara satu dengan

yang lain. Pada situasi sekarang ini, ditemukan betapa banyak orang sulit untuk

menaruh kepercayaan kepada orang lain, sehingga orang selalu berhati-hati untuk

berkomunikasi atau membuka diri di dalam mengungkapkan perasaan maupun

pengalaman suka duka yang dialaminya. Apalagi berhubungan dengan hal yang

bersifat sangat pribadi, karena takut rahasianya diketahui oleh banyak orang.

Powell (1985: 15 ), membedakan komunikasi itu dalam lima taraf mulai dari

taraf tertinggi sampai taraf terendah yaitu:

Taraf Kelima, adalah basa basi yaitu taraf komunikasi yang paling dangkal, biasanya terjadi antara dua orang yang bertamu secara kebetulan. Taraf Keempat yakni membicarakan orang lain artinya di sini orang sudah mulai saling menanggapi, namun tetap masih dalam taraf dangkal, khususnya belum mau bicara tentang diri masing-masing. Taraf Ketiga adalah menyatakan gagasan dan pendapat artinya orang sudah mau saling membuka diri, saling

Page 31: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

13

mengungkapkan diri tapi pengungkapan diri tersebut masih sebatas pada taraf pikiran. Taraf Kedua adalah taraf hati atau perasaan artinya orang mulai berani saling mengungkapkan perasaan dalam komunikasi maka hubungan kita itu terasa unik, berkesan, dan memberikan manfaat bagi perkembangan pribadi kita masing-masing. Taraf Pertama yakni hubungan puncak artinya komunikasi pada taraf ini ditandai dengan kejujuran, keterbukaan, dan saling percaya yang mutlak di antara kedua belah pihak. Dalam hal ini tidak ada lagi ganjalan-ganjalan berupa rasa takut maupun rasa kuatir.

Dedy Mulyana (2005: 70), mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi

adalah “Komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan

setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal

maupun non verbal”. Secara verbal dalam hal ini dengan menggunakan kata-kata, baik

lisan maupun tertulis. Melalui kata-kata kita dapat mengungkapkan perasaan, emosi,

pemikiran, gagasan atau maksud, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta

menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran. Sedangkan secara non

verbal yakni dengan isyarat lain yakni melalui bahasa tubuh, gerakan, ekspresi mata.

Dalam kehidupan sehari-hari antara verbal dan non verbal, selalu berjalan bersama-

sama dan sulit untuk dipisahkan. Ketika seseorang membisikkan kata-kata cinta,

biasanya disertai dengan suara yang lembut, mata berbinar, wajah berseri, belaian

tangan yang halus, dan lain sebagainya. Selain itu juga bentuk khusus dari komunikasi

antarpribadi adalah komunikasi “diadik”, yang melibatkan hanya dua orang seperti

suami-isteri, dua sejawat, dua sahabat dekat (Dedy Mulyana, 2005: 73).

Lunandi (1987: 34), mengemukakan bahwa ada faktor-faktor yang

mempengaruhi komunikasi antara lain:

a. Citra diri: bagaimana manusia melihat dirinya sendiri dalam hubungan dengan

manusia lain dalam situasi tertentu.

b. Citra pihak lain: bagaimana manusia melihat pihak yang diajaknya

berkomunikasi.

c. Lingkungan fisik: tempat manusia berada ketika berkomunikasi dengan pihak lain.

Page 32: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

14

d. Lingkungan sosial: keberadaan manusia-manusia lain sebagai penerima

komunikasi maupun hanya hadir di sana. Lingkungan sosial yang saling

mempengaruhi.

e. Kondisi: fisik, mental, emosi, kecerdasan.

f. Bahasa badan: gerakan-gerakan tubuh yang “berbicara tanpa kata-kata”.

Pengetahuan tentang komunikasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,

yang telah dipaparkan di atas, sebetulnya merupakan suatu penegasan dari apa yang

kita lihat, kita rasakan, dan kita lakukan dalam kehidupan nyata setiap hari.

3. Peranan Komunikasi Antar pribadi

Komunikasi antarpribadi mempunyai peranan penting dalam kehidupan

manusia, karena dengan berkomunikasi yang baik, kita dapat mengetahui maksud dan

tujuan dari lawan bicara yang kita hadapi. Jonhson, dalam Supratiknya (1981: 9),

mengemukakan beberapa peranan komunikasi antarpribadi dalam menciptakan

kebahagiaan bersama yakni:

a. Komunikasi antarpribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial manusia.

Perkembangan seseorang sejak masa bayi sampai pada masa dewasa mengikuti

pola semakin meluasnya ketergantungan kita pada orang lain. Hal ini diawali

dengan ketergantungan atau komunikasi yang intensif dengan ibu pada masa bayi,

lingkaran ketergantungan atau komunikasi itu semakin luas dengan bertambahnya

usia.

b. Identitas atau jati diri manusia terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan

orang lain. Di dalam berkomunikasi dengan orang lain, secara sadar maupun tidak

sadar kita mengamati, memperhatikan, dan mencatat dalam hati semua tanggapan

yang diberikan oleh orang lain terhadap diri kita. Dengan pertolongan

Page 33: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

15

berkomunikasi dengan orang lain, kita dapat menemukan diri sendiri dengan

segala keunikannya.

c. Perbandingan sosial dapat dilakukan lewat komunikasi dengan orang lain. Dalam

rangka memahami realitas di sekeliling kita serta menguji kebenaran dan

pengertian yang kita miliki tentang dunia yang ada di sekitar kita, kita perlu

membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain tentang realitas

yang ada.

d. Kesehatan mental kita juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan

kita dengan orang lain.

Melalui komunikasi antarpribadi, kita dapat berbicara dengan diri sendiri,

mengevaluasi diri sendiri, meyakinkan diri sendiri, mempertimbangkan keputusan-

keputusan yang akan diambil. Dengan komunikasi antarpribadi, kita dapat mengenal,

membina, memelihara, dan memperbaiki hubungan pribadi dengan orang lain (Devito,

1997: 23).

4. Segi-Segi Komunikasi

a. Ketrampilan Dasar Komunikasi

Menurut Supratiknya (1981: 11), agar mampu memulai, mengembangkan, dan

memelihara komunikasi yang akrab, hangat, dan produktif dengan orang lain kita

perlu memiliki sejumlah ketrampilan yang menjadi dasar bagi kita dalam

berkomunikasi dengan orang lain, yakni:

1) Kita harus mampu saling memahami. Agar dapat saling memahami satu sama lain,

perlu ada sikap saling percaya. Sesudah saling percaya, kita harus saling membuka

diri yakni dengan mengungkapkan tanggapan kita terhadap situasi yang sedang

Page 34: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

16

kita hadapi, termasuk kata-kata yang diucapkan atau perbuatan yang dilakukan

oleh lawan bicara kita.

2) Kita harus mampu mengkomunikasikan perasaan kita secara tepat dan jelas.

Dengan saling mengungkapkan pikiran-perasaan dan saling mendengarkan dengan

penuh perhatian, kita memulai mengembangkan dan memelihara komunikasi yang

baik dengan orang lain.

3) Kita harus mampu saling menerima dan saling memberi dukungan atau saling

menolong. Dalam hal ini, kita harus mampu menanggapi keluhan orang lain

dengan cara-cara yang bersifat menolong yakni dengan menunjukkan sikap

memahami dan bersedia menolong sesama dengan memberi dukungan agar orang

tersebut mampu memecahkan masalah yang dihadapinya.

4) Kita harus mampu memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah antarpribadi

yang mungkin muncul dalam komunikasi kita dengan orang lain secara

konstruktif, artinya dengan cara-cara yang semakin mendekatkan kita dengan

lawan bicara kita dan menjadikan komunikasi kita semakin bertumbuh dan

berkembang.

b. Kiat-kiat Mempelajari Ketrampilan Komunikasi

Trampil dalam berkomunikasi bukan merupakan kemampuan yang dibawa

sejak lahir dan juga tidak akan muncul secara tiba-tiba saat kita memerlukannya.

Ketrampilan berkomunikasi ini dapat kita pelajari dengan mengikuti kiat-kiat menurut

Supratiknya (1981:12) yakni:

1) Kita harus menyadari mengapa ketrampilan berkomunikasi ini penting untuk kita

kuasai dan apa manfaatnya.

Page 35: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

17

2) Kita memahami arti ketrampilan berkomunikasi dan bentuk-bentuk perilaku

komponennya untuk mewujudkan ketrampilan itu.

3) Kita harus rajin mencari atau menemukan situasi-situasi untuk dapat

mempraktekkannya.

4) Kita Tidak boleh segan atau malu meminta bantuan dari orang lain untuk

memantau usaha kita serta memberikan penilaian tentang kemajuan yang sudah

kita capai maupun kekurangan yang masih kita miliki.

5) Kita tidak boleh bosan belajar atau berlatih. Dalam hal ini ketrampilan di dalam

berkomunikasi harus kita praktikkan terus-menerus.

6) Ketrampilan berkomunikasi dengan seluruh komponen, harus terus-menerus kita

latih dan praktikkan, sampai pada akhirnya menjadi bagian dari diri kita sendiri.

Dengan mempelajari kiat-kiat ketrampilan dalam berkomunikasi tersebut

mengajak kita sebagai pribadi untuk terus-menerus berlatih dan mempraktekkannya

dalam kehidupan kita sehari-hari untuk dapat membangun sikap saling percaya,

mengungkapkan pikiran secara jelas, mendengarkan, serta mampu memahami sesama

yang menjadi lawan bicara kita. Memang, untuk mempelajari kiat-kiat keterampilan

dalam berkomunikasi tidak selamanya dengan mudah untuk dilakukan, namun

membutuhkan waktu dan kesadaran dari setiap orang untuk terus-menerus berlatih dan

mempraktekkannya dalam hidup. Hal ini tentu terlebih dahulu harus dimulai dari

dalam diri sendiri.

5. Pelancar dan Penghalang Komunikasi

Supratiknya (1995: 17 ), mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang

menjadi pelancar dan penghalang di dalam berkomunikasi antara lain:

Page 36: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

18

a. Pelancar Komunikasi

Suatu komunikasi yang baik akan membantu kita untuk lebih memahami dan

mengerti sesama yang menjadi lawan bicara kita. Segala komunikasi dalam bentuk

apapun akan menjadi baik dan lancar apabila:

1) Mendengarkan pasif/diam; dengan diam, sipemilik masalah diajak untuk

mengungkapkan masalahnya, diberi kesempatan untuk mengalami proses katarsis

dan meluapkan/mengungkapkan perasaan/emosinya, didorong untuk menggali

perasaan-perasaannya lebih dalam ditunjukkan bahwa dia diterima.

2) Tanggapan pengakuan-penerimaan; isyarat-isyarat verbal dan non verbal yang

menunjukkan bahwa sungguh-sungguh mendengarkan dengan penuh perhatian.

3) Ajakan untuk melanjutkan: membuka pintu atau mengundang/mengajak untuk

berbicara lebih banyak.

4) Mendengarkan aktif. Manfaat mendengarkan aktif mendorong terjadinya katarsis;

menolong orang untuk tidak takut terhadap perasaan-perasaan negatif,

mengembangkan hubungan yang hangat/intim, memudahkan pemecahan masalah,

mempengaruhi orang untuk mau mendengarkan pendapat orang lain.

b. Penghalang Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan kita,

namun di dalam kehidupan sehari-hari sering adanya sikap yang menjadi penghalang

untuk berkomunikasi atau berelasi dengan sesama antara lain:

1) Memerintah atau mengarahkan, mengatakan kepada penerima / lawan bicara untuk

mengerjakan sesuatu, memberikan perintah.

2) Mengancam, memperingatkan, mengatakan akibat-akibat yang akan terjadi bila

penerima melakukan sesuatu.

Page 37: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

19

3) Mendesak, memberi kotbah, mengatakan harus atau boleh dilakukan.

4) Menasehati, memberi penyelesaian, atau saran-saran, mengatakan bagaimana

menyelesaikan suatu masalah, memberi nasehat atau saran-saran, menyediakan

jawaban atau penyelesaian-penyelesaian bagi masalah penerima.

5) Memberi kuliah, mengajari, memberi alasan-alasan logis, berusaha mempengaruhi

penerima dengan fakta-fakta kontra argumen, logika, informasi atau pendapat-

pendapat pribadi.

6) Menilai, mengeritik, tidak setuju, menyalahkan, membuat penilaian negatif atau

memberi pendapat negatif.

7) Menghindar, mengalihkan perhatian, menertawakan, membelokkan, berusaha

menjauhkan penerima dari masalahnya, menarik diri dari persoalan, mengalihkan

perhatian, mengolok-olokkan, mengesampingkan masalah.

Sebagai manusia yang normal, perlu berkomunikasi dengan orang lain.

Komunikasi antar pribadi menjadi suatu hal yang penting, kalau kita terbuka untuk

mengungkapkan diri kita kepada sesama, sehingga sesama dapat mengetahui situasi

dan keadaan yang sedang kita hadapi. Dalam menjalin komunikasi, tentu tidak

selamanya lancar-lancar saja sesuai dengan apa yang diinginkan oleh masing-masing

pribadi, tetapi ada juga hal-hal yang menghambat ketika kita berkomunikasi dengan

orang lain misalnya: kurang mendengarkan sesama, cenderung untuk menasehati atau

mengarahkan, ketika sesama mensharingkan pengalaman hidupnya.

6. Peranan komunikasi melalui media

Konsili Vatikan II, mengingatkan kita: “untuk menggunakan media dengan

tepat, sungguh perlulah bahwa siapa saja yang memakainya mengetahui norma moral,

dan di bidang itu mempraktekannya dengan setia”(Inter Mirifica, art. 4). Norma moral

Page 38: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

20

yang dasar adalah : “pribadi manusia dan komunitas umat manusia adalah tujuan dan

ukuran dari penggunaan dari media komunikasi sosial yakni komunikasi harus

pribadi-pribadi, ditujukan kepada pribadi-pribadi, dan demi pribadi-pribadi itu

seutuhnya”.

Media komunikasi mempunyai nilai positif bagi setiap pribadi yakni orang

semakin mudah, cepat, dan murah untuk berkomunikasi. Dengan telpon atau email,

seseorang bisa berkomunikasi dengan mudah, cepat, dan murah dengan orang lain

yang berada di belahan dunia yang lain. Namun, dibalik hal-hal yang positip terdapat

juga hal-hal yang negatip dari penggunaan media yang ada yakni: seseorang menjadi

terisolasi dengan hal-hal yang ada disekilingnya karena terlalu sibuk dengan Hpnya.

Ditengah kerumunan orang banyak, seseorang bisa menyibukan diri dengan SMS.

Yohanes Paulus II dalam pesannya pada hari komunikasi sedunia ke-39,

mengatakan demikian: ”Teknologi modern memberikan kepada kita kemungkinan dan

peluang yang tiada tara untuk perbuatan-perbuatan baik, untuk menyebarkan

kebenaran keselamatan Yesus Kristus serta untuk memelihara harmoni dan

rekonsiliasi. Namun demikian penyalahgunaan bisa membawa kerugian yang tak

terperikan, dengan menimbulkan salah pengertian, prasangka-prasangka buruk,

bahkan konflik.” Pesan Paus ini, mengajak kita untuk mampu menggunakan media

yang ada sesuai dengan tujuan dan fungsinya, yang mengarahkan kita kepada

perbuatna-perbuatan yang baik bukan sebaliknya.

Seran (1981: 25), mengemukakan bahwa ada dua hal negatif dari penggunaan

media komunikasi yang ada yakni:

a) Putusnya hidup manusia dari dunianya

Kemajuan yang luar biasa di bidang informasi di satu sisi sangat

bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Akan tetapi ditengah-tengah kemajuan

Page 39: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

21

yang positif, memudahkan manusia, ada bahaya yakni hilangnya tekstur atau karakter

manusiawi tertentu dalam hidup kita. Kita akan semakin sedikit terlibat dalam

kemanusiaan kita karena adanya lembaga, prosedur atau sistem/jaringan. Kita akan

menghabiskan waktu untuk menyesuaikan diri dengan aturan-aturan, darpada terlibat

dalam dialog. Dengan demikian kontak dalam proses komunikasi antara individu di

gantikan dengan sistem/peralatan/birokrasi. Dalam menyelesaikan suatu pekerjaan,

kreativitas manusia semakin sedikit karena orang cukup menekan tombol.

b) Manusia terisolir dengan sesamanya

Komunikasi dengan menggunakan media, pesan atau informasi yang datang

diterima dan pergi (diterima dan dikirim), mengalir kesana kemari tanpa perjumpaan

fisik antara individu-individu yang berkomunikasi. Komunikasi bukan lagi sebuah

kontak antara individu-individu secara langsung. Model komunikasi seperti ini yang

terpenting di dalamnya bukan person atau subyek yang berkomunikasi, melainkan

pertama-tama adalah pesan atau informasi yang diterima dan dikirim.

Berikut ini, akan dibicarakan mengenai keluarga Kristiani, yang di dalamnya

akan mendeskripsikan tentang pengertian keluarga pada umumnya dan pengertian

keluarga kristiani, tantangan-tantangan aktual dalam membangun keluarga kristiani

yang harmonis serta komunikasi antarpribadi dalam keluarga.

B. Keluarga Kristiani

Dalam Perkawinan dan dalam keluarga terjadilah serangkaian hubungan

antarpribadi, hidup sebagai suami-isteri, hidup sebagai ayah dan sebagai ibu, hidup

sebagai anak, dan hidup sebagai saudara. Melalui hubungan-hubungan itu setiap

pribadi manusia dibawa masuk kedalam “Keluarga Manusia”, dalam keluarga Allah

yaitu Gereja (FC, art.15).

Page 40: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

22

1. Pengertian Keluarga

Di dalam masyarakat umum telah banyak dikenal berbagai macam istilah

tentang keluarga. Menurut kamus besar bahasa Indonesia dinyatakan: “Keluarga

diartikan sanak saudara, kaum kerabat, orang seisi rumah.” Dengan kata lain keluarga

adalah siapa saja yang tinggal di dalam lingkungan rumah tangga.

Purwa Hadiwardoyo (2006: 3), membagi pengertian tentang keluarga menjadi

dua bagian yaitu: “Keluarga inti dan keluarga besar”. Keluarga inti merupakan

kelompok orang-orang yang mempunyai hubungannya yang erat sekali dan jumlahnya

sedikit yang meliputi ayah, ibu, dan anak-anak mereka. Sedangkan dalam keluarga

besar merupakan kelompok orang-orang yang mempunyai hubungan yang akrab satu

sama lain karena adanya hubungan darah atau ikatan perkawinan yang meliputi semua

sanak saudara: kakek, nenek, suami-istri, anak-anak, cucu, cicit, keponakan, bibi,

paman, dan sebagainya. Jadi, yang termasuk keluarga besar meliputi semua orang

yang bergantung pada kelompok sanak saudara di dalam satu keturunan.

Dalam Perjanjian Baru, istilah keluarga terdiri dari dua kata yakni: “Patria dan

Oikos”. Patria berarti keluarga dari sudut pandang relasi historis seperti garis

keturunan (Luk 2: 4) “Yusuf berasal dari keluarga dan keturunan Daud”. Sedangkan

Oikos dimengerti sebagai keluarga dalam arti rumah tangga. Perjanjian Baru juga

mengakui peran penting keluarga dalam memelihara iman. Gereja yang hidup itu

tumbuh dalam keluarga yakni dalam pengajaran Injil di rumah-rumah (Kis 5 : 42),

dalam baptisan ( Kis 2 : 15 ), dan dalam pemecahan roti (Kis 2: 46).

2. Pengertian Keluarga Kristiani

Kopong (2006: 23), mengatakan bahwa hidup berkeluarga yang ditandai

dengan penerimaan sakramen perkawinan pernikahan pada intinya mengarah pada

Page 41: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

23

kehidupan bersama dan pengadaan keturunan. Maka hidup berkeluarga pada

hakekatnya merupakan sebuah panggilan. Dikatakan sebagai panggilan karena

sepasang manusia, laki-laki maupun perempuan yang telah lama saling mengenal dan

mengambil keputusan untuk menikah pada saat itu mengambil sebuah sikap dengan

meninggalkan keluarga mereka untuk membentuk kehidupan baru bersama diantara

keduanya (Mat 19: 5). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan

lingkungan sosial dalam konteks yang sempit di mana dalam keluarga itu terdiri dari

beberapa anggota yang berinteraksi satu sama lain

Suatu keluarga pada umumnya terbentuk karena adanya rasa cinta kasih yang

mendalam hingga mampu mempribadi dalam keduanya. Dalam kehidupan keluarga,

dasar kesatuan hidup perlu dimiliki dan dikembangkan baik dalam masyarakat umum

maupun masyarakat Gerejani. Jika dilihat dalam lingkup gereja dikenal keluarga

Kristiani atau keluarga Katolik. Oleh sebab itu keluarga Kristiani dinyatakan dan

dibentuk oleh ikatan kasih seorang laki-laki dan perempuan yang dikasihi Tuhan dan

terikat dalam sakramen Perkawinan. Keluarga, yang didasarkan pada cinta kasih serta

dihidupkan olehnya merupakan suatu persekutuan dari pribadi-pribadi yakni suami

dan isteri, orangtua dan anak-anak, sanak-saudara. Tugasnya yakni: dengan setia

menghayati persekutuan, disertai usaha terus menerus untuk mengembangkan rukun

hidup yang otentik antara pribadi-pribadi.

Oleh karena menurut rencana Allah, keluarga dibangun sebagai persekutuan

mesra di dalam hidup dan kasih, maka keluarga mempunyai tugas perutusan sesuai

dengan hakekatnya yakni persekutuan dan kasih, dalam suatu usaha mencapai

pemenuhannya dalam Kerajaan Allah, sebagaimana segala sesuatu diciptakan dan

ditebus. Bila memandang keluarga sedemikian sampai keakar-akarnya, kita harus

mengatakan bahwa hakekat dan peranan keluarga akhirnya mempunyai kekhasan

Page 42: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

24

dalam cinta kasih. Maka keluarga memiliki perutusan untuk menjaga, menyatakan dan

menyampaikan cinta kasih, dan ini merupakan pencerminan hidup dan partisipasi

nyata dalam kasih Allah kepada bangsa manusia dan kasih Kristus kepada gereja

mempelaiNya (FC, art. 46-47).

Dalam keluarga Kristiani perlu diusahakan suatu komunikasi timbal balik, di

mana anggota keluarga memberikan atau membagikan pengalaman iman dalam

sharing serta bersama-sama membangun doa bersama, sehingga lama kelamaan akan

tercipta kehidupan yang diharapkan oleh gereja. Selain itu identitas keluarga kristiani

adalah sebagai “Persekutuan hidup dan cinta”(GS, art. 48). Ia dipersatukan karena

cinta; cinta kepada Allah dan kepada sesama anggota keluarga. Lebih dari itu karena

Allah yang selalu mencintai umat-Nya termasuk keluarga-keluarga kristiani. Oleh

karena cinta merupakan dasar dan tujuan keluarga, maka keluarga harus

memperkembangkan cinta tersebut, agar dapat bertumbuh menjadi komunitas

antarpribadi yang saling mencintai (FC, art.18).

Dengan demikian, dikatakan bahwa keluarga kristiani dibangun di atas dasar

cinta kasih antara suami istri. Maka diharapkan cinta kasih yang sudah dibangun sejak

awal dapat diwujudkan dan terus dipelihara dalam bahtera hidup berumah tangga. Kita

percaya bahwa cinta kasih yang dialami oleh suami dan istri berasal dari Allah, Sang

Sumber Cinta. Cinta kasih itu merupakan landasan dalam membangun keluarga dan

juga dalam membina anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepada orang tua. Cinta

kasih perlu diwujudkan dalam kehidupan konkrit yakni cinta kasih sang suami

terwujud dalam sikap tanggung jawab menghidupi anggota keluarga. Cinta kasih sang

istri terwujud dalam sikap mau membantu suami dalam membangun keluarga dan

mendidik anak-anak. Anak-anak dapat mewujudkan cinta kasih kepada orangtua

Page 43: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

25

dengan menghormati, taat dan bertanggungjawab atas kebebasan yang diberikan oleh

orangtua untuk mengembangkan diri.

Hidup secara Kristiani, memang tidak mudah, karena kesempurnaan Kristiani

harus dilengkapi dengan tuntutan radikal dari Injil yakni menerjemahkan ajaran

cintakasih kepada Tuhan dan sesama ke dalam perbuatan-perbuatan konkrit sehari-

hari, baik di rumah, di kantor, di sekolah atau di tempat kerja lainnya, bahkan di jalan

dan di tempat rekreasi. Di dalam dan melalui berbagai medan keterlibatan-keterlibatan

duniawi itulah, spiritualitas manusia dapat berkembang (Konseng, 1994: 97).

Segala perbuatan-perbuatan belas kasih yang dapat kita lakukan mempunyai

nilai yang tinggi dalam hidup Kristiani kita. Sesungguhnya Kristus pada kedatangan-

Nya yang kedua (pengadilan terakhir) akan mengadili dunia menurut ukuran

perbuatan kasih itu (Mat 25:31-46). Pesan Tuhan, melalui Injil Matius ini, meminta

kita untuk mempertanggungjawabkan karunia-karunia dan karisma-karisma yang telah

dianugerahkan-Nya kepada kita masing-masing sebagai pribadi. Semangat saling

mencintai satu sama lain dan membiasakan hidup dalam cinta kasih dalam keluarga

merupakan suatu langkah yang tepat bagi kita, guna membangun keluarga yang

bahagia dan sejahtera.

3. Tantangan-tantangan aktual dari Lingkungan Keluarga

Dalam kehidupan berkeluarga, tidak selamanya berjalan dengan mulus atau

dikatakan selalu baik adanya, tetapi terdapat juga tantangan-tantangan, baik tantangan

dari keluarga besar maupun tantangan dari keluarga inti, yang sangat mempengaruhi

kehidupan berumahtangga.

Page 44: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

26

a. Tantangan dari keluarga Besar

Dalam Nota Pastoral KAS (2007: 14), dikatakan bahwa keluarga besar

sebenarnya merupakan suatu sumber dukungan dan kesejahteraan bagi keluarga inti.

Seluruh keluarga besar dapat memberikan dukungan kepada salah satu anggotanya

yang sedang berada dalam keadaan yang lemah secara psikis, hal ini dirasakan untuk

memberikan penguatan dan peneguhan kepada keluarga. Seluruh keluarga besar juga

bisa memberikan bantuan berupa finansial kepada salah satu anggotanya yang sedang

dalam kesulitan, dengan memberikan pinjaman atau melalui pemberian yang tulus.

Saling memberi dan menerima merupakan suatu hal yang paling baik di dalam

kehidupan manusia khususnya di dalam hidup berkeluarga.

Namun segalanya akan menjadi suatu tantangan, karena anggota keluarga

besar terlalu mencampuri urusan rumah tangga keluarga inti atau keluarga besar

campur tangan terlalu jauh pada urusan keluarga inti, sehingga keluarga inti merasa

tidak bebas untuk mengembangkan diri atau tidak bisa mengatur rumah tangganya

sendiri, karena selalu dikontrol oleh keluarga besar dan juga membuat keluarga inti

menggantungkan diri pada keluarga besar.

b. Tantangan dalam Keluarga Inti

Berdasarkan angket Keuskupan Agung Semarang tahun 2006, terdapat beberapa

tantangan dalam keluarga inti yakni:

1) Tantangan dalam relasi antara suami dan istri:

Kurangnya transparansi antara suami dan istri.

Kurangnya komunikasi antara suami dan istri.

Kurangnya kesetiaan suami/istri bagi pasangannya.

Adanya kecemburuan dari suami/istri terhadap pasangannya.

Page 45: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

27

Adanya dominasi suami/istri atas pasangannya.

Adanya tindak kekerasan suami/istri terhadap pasangannya.

2) Tantangan dalam hal penghayatan iman

Kurang kuatnya iman semua / sebagian anggota keluarga.

Kurangnya kemampuan orang tua dalam mengembangkan iman anak-anak

mereka.

Kurangnya kemampuan keluarga menghadapi arus global yang sekularistik.

3) Tantangan dalam hal relasi antara orang tua dan anak-anaknya.

Kurangnya keakraban antara orangtua dan anak-anak mereka.

Ketidakpuasan anak-anak terhadap sikap atau kondisi orangtua mereka.

Ketidakpuasan orangtua terhadap sikap atau kondisi anak-anak mereka.

Dengan melihat tantangan-tantangan dalam keluarga tersebut di atas, dapat

dikatakan bahwa relasi antara suami dan istri merupakan unsur terpenting dalam hidup

berkeluarga. Mutu relasi itu mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap mutu

seluruh hidup dan kesejahteraan keluarga. Marcel dalam Hariyadi (1994: 74)

mengatakan bahwa: “Cinta itu datang bagaikan sebuah himbauan. Ia datang seperti

sebuah panggilan dari aku ke aku yang lain. Justru karena saya bertemu pribadi orang

itu, maka ketertarikan saya untuk mencintainya muncul bukan karena orang itu

memiliki banyak hal yang menarik saya, melainkan saya mencintainya justru karena ia

adalah ia”. Jadi, ketertarikan pada seseorang dan kemudian mencintainya itu muncul

dengan sendirinya dalam diri seseorang, karena kita telah bertemu dengan orang lain

secara pribadi. Pertemuan kita dengan orang lain telah membuahkan suatu kehadiran

bersama. Kehadiran bersama itu menumbuhkan persekutuan yang menjalin

Page 46: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

28

hubunganku dengan orang tersebut sebagai hubungan pribadi. Dan hubungan inilah

yang akhirnya membisikkan suatu panggilan dalam diri sendiri untuk semakin

mencintai orang lain.

Setiap tantangan dan pergulatan hidup dalam membangun sebuah keluarga

yang harmonis selalu menarik bagi setiap insan. Dikatakan menarik, karena dengan

melalui tantangan-tantangan yang ada mengajak setiap pribadi khususnya bagi setiap

anggota keluarga untuk semakin membenah diri, menata kembali setiap kekurangan-

kekurangan dalam hidup berkeluarga kearah yang lebih baik demi membangun sebuah

keluarga yang bahagia dan sejahtera.

Sebagai keluarga Kristiani, kita harus mendasarkan cinta kita pada cinta

Kristus sendiri sebagai sang cinta sejati. Kristuslah yang menjadi pusat hidup kita dan

menjadi sumber relasi suami-isteri yang diteguhkan dalam sakramen perkawinan.

Perkawinan kristiani dipahami sebagai sesuatu yang kudus, mulia dan dibangun atas

dasar kasih yang murni dan ikhlas. Oleh karena itu, dalam kehidupan berkeluarga,

perlu memupuk sikap saling menerima satu sama lain, sikap percaya, saling setia

dalam setiap peristiwa hidup, saling mengasihi, saling melayani, saling terbuka, dan

saling meneguhkan dalam situasi krisis, saling mendukung dalam perkembangan fisik,

intelektual, serta emosional.

Dalam perjalanan hidup membangun suatu keluarga yang harmonis, suami-

istri sering ditimpa pengalaman yang pahit atau konflik dalam hidup berkeluarga

entah karena kesepian, kurang mengalami kasih sayang suami atau istri, kurang

pengertian antara suami maupun istri, kurang adanya keterbukaan hati dalam

kehidupan berkeluarga, ataupun keributan karena kekurangan kebutuhan ekonomi,

pendidikan anak-anak. Pengalaman-pengalaman demikian tak jarang dapat

Page 47: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

29

memperumit relasi atau bahkan mengakhiri keharmonisan keluarga yang berpuncak

pada perceraian.

Veerbeek (1973: 25), dalam buku yang berjudul “Dalam Kuasa Cinta;

Ringkasan Ajaran Yohanes dari Salib Tentang Cara Mencari Persatuan

DenganTuhan”, mengatakan demikian:

Masuklah ke dalam lubuk hati pasanganmu, lakukan sesuatu di hadapannya yang selalu hadir dan senantiasa mencintaimu dengan cinta yang tulus ikhlas. Dalam dirinya engkau menemukan suatu harta, sukacita, kepuasan, serta suatu kerajaan yang tak pernah akan engkau dapatkan di dunia ini. Dia adalah sosok yang sangat engkau cintai, yang selalu dicari dan diinginkan oleh jiwamu. Bergembiralah dan bersukacitalah bersamanya dalam hatimu.

Dari kutipan tersebut di atas, mau menggambarkan suatu bentuk relasi suami-

isteri yang dilandasi oleh cinta. Cinta Allah yang tak terbatas senantiasa merangkum

suami-isteri dalam setiap peristiwa hidup baik dalam suka maupun dalam duka. Inilah

suatu kebenaran yang tak dapat disangkal bahwa sejak semula Allah telah mencintai

kita. Karena itu, bersama pasangannya harus berusaha untuk masuk kekedalaman hati,

untuk berjumpa dengan Tuhan dan merubah cinta yang dimiliki dengan cinta yang tak

terbatas, seperti Cinta Allah sendiri. Dengan demikian, keharmonisan yang dibangun

merupakan perwujudan suatu ekspresi penuh makna dari sebuah cinta sejati.

Maka, untuk dapat menciptakan keluarga yang harmonis dan bahagia, perlu

adanya komunikasi antar pribadi-pribadi dalam keluarga, baik antara suami dan istri,

maupun antara orang tua dan anak-anak. Relasi komunikasi yang baik membuat

keluarga menjadi sangat bahagia dan menjadikan sebuah keluarga yang harmonis.

Oleh karena itu, Purwa Hadiwardoyo (2006: 9), merumuskan beberapa segi

yang berhubungan dengan relasi komunikasi antara orang tua dan anak-anak yakni:

Segi Pertama adalah relasi pada tingkat perasaan. Dalam hal ini tidaklah cukup bahwa anak-anak diberi makanan, minuman, dan pakaian yang memadai. Mereka ingin merasa dekat dengan orangtua. Mereka ingin dilindungi, disayangi oleh orangtua. Sebaliknya, orang tua ingin dihargai dan dipercayai oleh anak-anak mereka. Segi kedua adalah relasi pada tingkat pikiran. Dalam

Page 48: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

30

hal ini penting bagi anak-anak yang sudah mulai mampu berpikir. Mereka sering diajak untuk bertukar pikiran dengan orangtua. Janganlah mereka diperlakukan seolah-olah mereka tidak mampu berpikir. Segi ketiga adalah relasi pada tingkat kehendak atau kemauan. Tidak jarang terjadi bahwa orangtua memaksakan kehendak kepada anak-anak mereka, karena merasa lebih tua dan lebih berpengalaman. Hal ini terjadi karena orangtua kurang memahami kebutuhan dan keinginan anak-anak mereka. Padahal, sebagai pribadi yang berkehendak bebas, setiap anak mempunyai kehendak dan kemauan sendiri, dan anak akan merasa tidak bahagia, bila orang lain memaksakan kehendak atas dirinya.

Dari uraian di atas, mau menegaskan bahwa betapa pentingnya komunikasi

antarpribadi dalam keluarga. Segala tantangan dan kesulitan dalam keluarga pasti bisa

diatasi kalau ada relasi komunikasi yang baik dalam keluarga, baik antara suami dan

istri, maupun orangtua dan anak-anak. Komunikasi dalam hal ini bukan terjadi hanya

satu arah saja, tetapi lebih ditekankan pada komunikasi dua arah atau lebih atau

komunikasi timbal balik yang melibatkan semua anggota keluarga. Selain itu juga

dalam kehidupan berkeluarga, diperlukan suatu sikap keterbukaan dari orangtua untuk

mendengarkan pendapat atau pemikiran dari anak-anak, sehingga dengan demikian

anak-anak merasa bahwa mereka dihargai dan dilibatkan dalam setiap pergulatan

hidup berkeluarga.

Namun dalam kenyataan hidup dunia sekarang ini, kebanyakan orangtua

kurang melibatkan anak-anak dalam pembicaraan keluarga, orangtua kebanyakan

menyelesaikan sendiri setiap permasalahan dalam keluarga tanpa ada komunikasi

dengan anak-anak, sehingga anak-anak tidak mengetahui situasi yang sedang terjadi

dalam keluarga, selain itu juga anak-anak tidak mengatahui bagaimana cara

menghadapi setiap kesulitan atau suka dan duka dalam kehidupan berkeluarga.

Dengan melihat situasi yang demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan

anak-anak merasa tidak betah untuk tinggal dan berada di rumah bersama dengan

orangtua. Maka, untuk mengatasi situasi demikian orang tua perlu bersikap terbuka

dengan anak-anak di dalam menyelesaikan persoalan dalam keluarga.

Page 49: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

31

4. Peranan Keluarga Kristiani.

Keluarga merupakan persekutuan hidup dan kasih yang mesra antara suami-

istri, yang diadakan oleh sang pencipta dan dikukuhkan dengan hukum-hukumnya,

dibangun oleh janji pernikahan atau persekutuan pribadi yang tak dapat ditarik

kembali. Bertolak dari cinta kasih yang ada, maka Sinode terakhir menekankan

bahwa, ada empat tugas umum bagi keluarga yakni:

a. Membentuk persekutuan pribadi-pribadi

Keluarga yang didasarkan pada cintakasih serta dihidupkan olehnya

merupakan persekutuan pribadi-pribadi: suami dan isteri, orangtua dan anak-anak,

sanak-saudara. Tugas utamanya adalah: dengan setia menghayati kenyataan

persekutuan, disertai usaha terus-menerus untuk mengembangkan hidup rukun yang

otentik antara pribadi-pribadi (FC, art. 18). Di dalam kehidupan berkeluarga, kalau

tanpa ada rasa cintakasih, keluarga bukanlah rukun hidup antar pribadi dan tanpa

cintakasih pula, keluarga tidak dapat hidup, berkembang atau menyempurnakan diri

sebagai persekutuan pribadi-pribadi.

b. Mengabdi kepada kehidupan

Dengan menciptakan pria dan wanita menurut citra-Nya sendiri, Allah

memahkotai serta menyempurnakan karya tangan-Nya. Ia memanggil mereka untuk

berperan serta dalam cintakasih dan kekuasaan-Nya sebagai Pencipta dan Bapa,

melalui kerja sama mereka secara bebas dan bertanggung jawab dalam menyalurkan

kurnia kehidupan manusiawi: “Allah memberkati mereka, dan Allah bersabda kepada

mereka: Jadilah subur dan berkembang-biaklah, dan penuhi serta kuasailah bumi”(Kej

1: 28). Dengan demikian, tugas asasi keluarga adalah mengabdi kepada kehidupan,

Page 50: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

32

mewujudkan secara konkrit dalam sejarah berkat Sang Pencipta pada awal mula,

yakni: melalui prokreasi (pengadaan keturunan) menyalurkan gambar ilahi dari

pribadi ke pribadi (Kej 5: 1-3).

c. Ikut serta dalam pengembangan masyarakat

Oleh karena Pencipta alam semesta telah menetapkan persekutuan suami-isteri

menjadi asal mula dan dasar masyarakat manusia, maka keluarga merupakan “sel

pertama dan sangat penting bagi masyarakat”(FC, art. 42). Pada dasarnya, keluarga

mempunyai ikatan vital dan organis dengan masyarakat dan berusaha untuk terus-

menerus mengembangkannya melalui peranan pengabdian kepada kehidupan konkrit

sehari-hari.

d. Berperan serta dalam kehidupan dan misi Gereja.

Keluarga dipanggil untuk secara aktif dan bertanggung jawab untuk ikut serta

dalam menjalankan perutusan Gereja dengan cara yang asli dan istimewa, yakni

dengan membawakan diri dalam kenyataan maupun kegiatannya sebagai “persekutuan

mesra kehidupan dan cintakasih”, dalam pengabdian kepada Gereja dan masyarakat

(FC, art. 50). Keluarga Kristen itu harus rukun hidup, tempat hubungan-hubungan

diperbaharui oleh Kristus melalui iman dan Sakramen-sakramen. Maka, peran serta

keluarga dalam misi Gereja harus mengikuti pola persekutuan. Jadi, hendaklah suami-

istri serentak sebagai pasangan, orangtua beserta anak-anak selaku keluarga,

menghayati pengabdian mereka kepada Gereja dan dunia melalui kesaksian hidup

nyata sehari-hari.

Selain tugas-tugas keluarga tersebut di atas, masih ada yang mendukung usaha

perkembangan kehidupan keluarga yaitu kewajiban orangtua melaksanakan

Page 51: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

33

pendidikan bagi anak-anak mereka. Kewajiban untuk memberikan pendidikan kepada

anak selalu berakar pada panggilan utama orangtua yang karena perkawinan,

mengambil bagian dalam karya penciptaan Allah.

Dalam Nota Pastoral KAS 2007, dikatakan bahwa Gereja mempunyai harapan-

harapan terhadap keluarga-keluarga Katolik antara lain:

1) Keluarga Menjadi Gereja Kecil

Dalam hal ini Gereja berharap agar semua anggota keluarga Katolik berusaha

sekuat tenaga untuk menjadikan keluarga mereka sebuah Gereja kecil, sebuah

paguyuban umat beriman. Harapan Gereja tersebut antara lain diungkapkan secara

jelas oleh Paus Yohanes Paulus II, dalam seruan Apostolik Familiaris Consortio art.

49- 64 yakni:

a) Keluarga yang guyub; suatu keluarga hidup rukun dan selalu hidup bersatu.

Keluarga Katolik dikatakan layak disebut Gereja kecil, apabila keluarga itu

diwarnai oleh suasana hidup rukun, sehingga dapat mewujudkan sebuah

comumunio yakni komunitas yang rukun dan akrab berdasarkan sikap hormat dan

kasih, bukan dalam suasana emosional yang tak terkendali.

b) Keluarga yang dijiwai oleh iman; sebuah keluarga Katolik dapat dikatakan Gereja

kecil, apabila kehidupan semua anggota keluarganya dijiwai dengan iman yang

mendalam, yang terutama ditandai oleh sikap hormat dan kasih kepada Kristus dan

GerejaNya. Iman hendaknya diyakini, dipahami, diungkapkan, dirayakan,

diwartakan, dan diamalkan secara terus-menerus di dalam kehidupan nyata sehari-

hari (FC, art. 49-64).

Page 52: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

34

2) Keluarga Menjadi Komunitas Hidup dan Kasih

Gereja mengharapkan bahwa keluarga menjadi komunitas kehidupan dan

Kasih, yang ditandai oleh sikap hormat dan syukur terhadap anugerah kehidupan serta

kasih timbal balik dari semua anggota keluarganya. Harapan Gereja ini terungkap

dalam Gaudium et Spes dan seruan Apostolik Familiaris Consortio yakni:

a) Keluarga dijadikan Komunitas Kehidupan; dalam hal ini diharapkan bahwa umat

beriman hendaklah memandang dan menghayati kehidupan sebagai anugerah

Allah, yang pantas dihormati dan disyukuri di dalam kehidupan sehari-hari (GS,

art. 48).

b) Keluarga dijadikan Komunitas Kasih; dalam hal ini setiap orang beriman,

dipanggil dan diutus untuk mengasihi segala sesuatu dan mengasihi sesama seperti

dirinya sendiri. Selain itu juga semua anggota keluarga dipanggil untuk saling

mengasihi dengan kemesraan, dan diutus untuk mengasihi semua orang terutama

mereka yang kecil, lemah, miskin, dan tersingkir/terlantar (FC, art. 17-41).

3) Keluarga menjadi “komunitas mistik”

Setiap keluarga Katolik, sebaiknya dijadikan sebuah “komunitas mistik”,

artinya selalu akrab dengan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena iman

yang mendalam akan Allah, semua anggota keluarga Katolik dipanggil dan diutus

untuk mengusahakan, memelihara, dan meningkatkan persahabatan mereka atau

relasi yang menghidupkan dengan Bapa, dengan perantaraan Kristus, dan dengan

bantuan Roh Kudus. Relasi yang menghidupkan dengan Bapa dalam kehidupan nyata

sehari-hari, menjadi cermin bagi relasi komunikasi antarpribadi dalam kehidupan

berkeluarga.

Page 53: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

35

Segala harapan-harapan Gereja akan terwujud, kalau masing-masing keluarga

mampu untuk bersikap terbuka terhadap satu sama lain, terutama di dalam anggota

keluarga sendiri. Selain itu juga perlu adanya komunikasi antara pribadi-pribadi dalam

keluarga, sehingga dapat saling mengerti dan saling memahami satu sama lain di

dalam kehidupan berkeluarga.

5. Komunikasi Antar pribadi Dalam Keluarga

Komunikasi antarpribadi dalam keluarga merupakan suatu hal yang penting,

yang perlu dilakukan dan dihidupkan oleh kaum keluarga. Komunikasi yang

dimaksudkan di sini adalah komunikasi tatap muka, karena dengan komunikasi tatap

muka, kita dapat mengetahui sikap dan tingkah laku seseorang, merasakan dan

menangkap pesan yang diungkapkan oleh seseorang.

Pada abad modern seperti sekarang ini, kita mengalami begitu pesatnya

kemajuan yang dicapai dengan alat-alat komunikasi. Kita begitu mudah dan cepat bisa

berkomunikasi dengan orang lain kapan saja, betapapun jauhnya jarak yang

memisahkan kita satu sama lain. Alat komunikasi yang serba canggih tersedia bagi

kita misalnya: telpon, fax, handphone, internet, dan lain sebagainya. Namun,

kemajuan teknologi komunikasi dewasa ini tidak selalu diikutsertakan dengan

kelancaran komunikasi antarmanusia sebagai pribadi-pribadi dalam keluarga.

Kecanggihan alat komunikasi terkadang justru mengasingkan kita dari keakraban

berkomunikasi, merenggangkan hubungan antarpribadi, menggeser pentingnya

komunikasi tatap muka yang sangat efektif. Di dalam kehidupan berkeluarga, masih

sering terjadi kesalahpahaman, percekcokan, pertengkaran, yang terkadang

berkembang menjadi konflik berat yang tak teratasi, yaitu datangnya bencana

Page 54: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

36

kehancuran keluarga yang berupa perceraian. Semuanya ini terjadi antara lain akibat

dari kurang terjalinnya komunikasi antarpribadi dalam hidup berkeluarga.

Ada begitu banyak pola komunikasi yang membatasi kemungkinan terjalinnya

keterbukaan dan keintiman di dalam kehidupan berkeluarga, yang mana antara suami-

istri tidak benar-benar membicarakan banyak hal. Semuanya ini terjadi karena salah

satu dari keduanya tidak pernah belajar bagaimana cara berbicara, atau mungkin ia

tidak pernah belajar memberi kesempatan kepada pasangannya untuk berbicara dan

cenderung untuk menguasai pembicaraan. Sikap yang demikian dapat menjadi suatu

penghalang di dalam berkomunikasi dengan sesama (Norman Wright, 2004: 25).

Ia juga mengatakan bahwa di dalam kehidupan berkeluarga terdapat beberapa

hal yang menjadi penghalang komunikasi antarpribadi antara lain:

a. Menghindari topik pembicaraan; sikap ini sering dipakai di dalam kehidupan

manusia, di mana secara terus terang dan terbuka, kita menolak untuk

membicrakan topik pembicaraan yang disodorkan dan dengan cepat kita beralih

ketika melihat tanda-tanda yang akan mengarah ke topik itu, atau kita hanya

menanggapi topik dengan sikap dingin sampai pembicaraan terhenti.

b. Menanggapi seadanya; di mana pertanyaan-pertanyaan yang diajukan hanya

dijawab dengan singkat.

c. Memutarbalikkan pembicaraan, yakni mengemukakan atau memperdebatkan hal-

hal yang sebenarnya tidak relevan.

d. Mematikan topik pembicaraan, hal ini terjadi jika seseorang membicarakannya

secara berlebihan.

e. Menanggapi secara berlebihan; hal ini terjadi jika seseorang terlalu menanggapi

suatu topik, padahal lawan bicaranya tidak memerlukannya.

Page 55: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

37

f. Mengalihkan pembicaraan; yakni mengubah arah pembicaraan sebelum masalah

yang tak ingin dibicarakan itu dikemukakan.

Orang yang mengalihkan pembicaraan merupakan orang yang sedang berusaha

untuk menghindari tanggung jawabnya. Ia ingin menghindari suatu pertentangan di

dalam kehidupan bersama, khususnya di dalam kehidupan berkeluarga. Mengalihkan

topik pembicaraan, bukanlah sikap yang sehat, namun dapat menghancurkan proses

komunikasi yang sehat di dalam kehidupan berumahtangga. Berikut ini ada 3 (tiga)

cara untuk mengatasi kesulitan ini:

1) Tetaplah pada topik yang dibicarakan dan tunjukkan sikap bahwa Anda bersedia

membicarakan topik tersebut pada kesempatan lain. “Baiklah, akan kita bahas

masalah itu nanti, sekarang mari kita teruskan pembicaraan yang tadi” (Norman

Wright, 2004: 127).

2) Jangan menanggapi usahanya untuk mengalihkan pembicaraan, mintalah ia

mencari jalan keluar yang membangun untuk situasi yang sedang Anda

diskusikan.

3) Tanggapilah topik pembicaraan yang dimunculkan, tetapi setelah itu kembalilah

ke topik semula. Hal ini menunjukkan Anda memperhatikan dan mengerti

perasaannya, tetapi Anda juga tidak mengabaikan hal yang memang perlu

dibicarakan.

Gilarso, (1996: 44) mengatakan bahwa agar komunikasi dapat berlangsung

dengan baik dalam hidup berkeluarga, maka diperlukan suatu suasana yang

mendukung antara lain:

a) Relasi dengan suami dan istri dinomorsatukan di atas segala-galanya. Hal ini

terutama soal sikap mau mendengarkan, memperhatikan, menerima,

mendengarkan, menyediakan waktu untuk pasangannya.

Page 56: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

38

b) Masalah-masalah yang menyangkut kepentingan keluarga mesti dirundingkan

bersama, sampai tercapai mufakat atau paling tidak saling pengertian. Misalnya

tentang ekonomi keluarga, hubungan dengan orang tua atau famili, pekerjaan,

pendidikan anak, kegiatan dalam masyarakat.

c) Kunci dan syarat mutlak komunikasi adalah kerelaan dan kemampuan untuk

mendengarkan. Mendengarkan berarti tidak hanya membuka telinga untuk apa

yang dikatakan, tetapi lebih dari itu yakni membuka hati untuk siapa yang bicara.

Komunikasi antarpribadi antara suami-istri, harus dilakukan demi relasi,

bukan untuk memenangkan. Dalam komunikasi suami-istri, yang bisa dibuat dan bisa

dilaksanakan dengan baik, hanya melalui membuka diri, sehingga pasangan dapat

mengenal siapa aku, harapan-harapan, keinginan-keinginan, kecemasan-kecemasan,

dan kebutuhan-kebutuhanku (Subianto, 2003: 83).

Menurut Norman Wright ( 2004: 146), agar dapat terciptanya suatu relasi

komunikasi antarpribadi yang baik dalam keluarga, diperlukan beberapa pedoman

dalam berkomunikasi antara lain:

(1) Sapalah pasangan Anda setelah berpisah (meski beberapa jam) dengan senyuman,

kata-kata yang menyenangkan, kata-kata pujian, humor, menceritakan pengalaman

yang menarik atau keberhasilan yang dicapai dalam sehari itu.

(2) Sisihkan waktu untuk transisi, setelah lelah bekerja atau setelah mengadakan

kegiatan yang menimbulkan stres.

(3) Jangan sekali-kali mendiskusikan masalah penting atau serius yang bisa

menimbulkan ketidaksetujuan saat Anda atau pasangan Anda dalam keadaan

sangat lelah, emosi, tertekan, terluka, atau sakit.

Page 57: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

39

(4) Sisihkan waktu khusus yang disepakati bersama setiap hari untuk mengetengahkan

hal-hal yang berkenaan dengan pengambilan keputusan, urusan keluarga,

perbedaan pendapat, dan beberapa masalah.

(5) Dalam pengambilan keputusan, berusahalah untuk mencapai pemecahan yang

spesifik.

(6) Sisikan waktu sedapat mungkin setiap hari untuk mengadakan percakapan ringan,

misalnya membagikan pengalaman masing-masing dalam keseharian, baik antara

suami-istri maupun terhadap anak-anak.

(7) Jangan menyalahkan pasangan Anda atau anggota keluarga Anda.

(8) Hindari pembicaraan tentang sesuatu hal yang terjadi masa lalu.

(9) Jangan berdebat hanya karena hal-hal yang sepele.

Segala pedoman komunikasi di atas, hanya sebagai patokan untuk

menciptakan suatu komunikasi atau relasi yang baik dalam kehidupan berkeluarga.

Kehidupan Keluarga akan menjadi baik dan harmonis, kalau ada sikap saling terbuka

di antara anggota keluarga. Dengan adanya sikap ini, diharapkan setiap anggota

keluarga bersedia saling mendengarkan dan menghargai.

Dalam kehidupan masyarakat sekarang ini, betapa banyak dijumpai masalah

yang timbul dalam keluarga, mulai kekerasan dalam rumah tangga sampai dengan

perceraian. Setiap permasalahan bisa diatasi dengan baik, kalau ada komunikasi yang

baik dan sikap saling terbuka antar keluarga. Suami terbuka terhadap istri dan istripun

demikian. Anak-anak juga berusaha terbuka dan jujur terhadap orang tua kalau

mendapat masalah. Dengan demikian, setiap anggota keluarga berjalan bersama dalam

mengarungi samudera kehidupan.

Page 58: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

40

C. Fokus Penelitian

Komunikasi antarpribadi atau komunikasi tatap muka merupakan suatu hal

yang sangat penting dalam kehidupan manusia khususnya dalam kehidupan

berkeluarga. Dengan komunikasi antarpribadi, seseorang dapat mengungkapkan

pengalamannya atau mengungkapkan perasaannya dari hati ke hati dan disana terjadi

suatu perjumpaan dari hati ke hati. Pada zaman sekarang, ada begitu banyak alat

komunikasi seperti HP, internet, e-mail, untuk mempermudah seseorang berhubungan

dengan orang lain baik jarak dekat maupun dalam jarak yang jauh. Dalam penelitian

ini, penulis memfokuskan pada pentingnya komunikasi antarpribadi atau komunikasi

secara langsung dalam kehidupan berkeluarga bagi para keluarga di lingkungan

Bartolomeus Babarsari Yogyakarta.

D. Pertanyaan Penuntun

a. Menurut pemahaman anda, apa itu komunikasi antarpribadi?

b. Apa manfaat dari sebuah komunikasi dalam kehidupan berkeluarga?

c. Menurut pengalaman anda, bagaimana cara mengatasi konflik atau permasalahan

di dalam kehidupan berkeluarga?

d. Menurut pengalaman anda, adakah faktor-faktor pendukung pelaksanaan

komunikasi antarpribadi dalam keluarga?

e. Menurut pengalaman anda, adakah faktor-faktor penghalang pelaksanaan

komunikasi antarpribadi dalam keluarga?

f. Menurut pengalaman anda, manakah hal-hal positif dari media komunikasi?

g. Menurut pengalaman anda, manakah hal-hal negatif dari media (telpon/SMS)

komunikasi?

Page 59: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

41

BAB III

GAMBARAN SITUASI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM

KEHIDUPAN BERKELUARGA DI LINGKUNGAN BARTOLOMEUS

BABARSARI PAROKI BACIRO YOGYAKARTA

Komunikasi antar pribadi dalam keluarga merupakan suatu hal yang sangat

penting demi terwujudnya keluarga yang bahagia dan harmonis. Dengan komunikasi

antar pribadi dalam keluarga, baik antara suami-isteri, maupun antara orang tua dan

anak-anak, dapat menjadikan sebuah keluarga yang sejahtera.

Melihat bahwa komunikasi antar pribadi dalam keluarga sangat penting, maka

dalam bab III ini penulis akan menguraikan tentang situasi keluarga dalam

menciptakan komunikasi antar pribadi, dalam hal ini komunikasi tatap-muka dalam

keluarga. Uraian ini dibagi dalam tiga bagian. Pertama akan mengenai persiapan

penelitian, yang meliputi permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian. Kedua, mengenai metodologi penelitian yang meliputi pendekatan

penelitian, tempat dan waktu penelitian, responden penelitian, teknik pengumpulan

data dan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan keabsahan data. Ketiga,

mengenai hasil penelitian, pembahasan penelitian, dan kesimpulan penelitian.

A. Persiapan Penelitian

1. Permasalahan Penelitian

a. Sejauhmana pemahaman keluarga tentang arti komunikasi antar pribadi dan

manfaat dari komunikasi antarpribadi?

b. Bagaimana pengalaman komunikasi antar pribadi dalam kehidupan

berkeluarga?

Page 60: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

42

c. Adakah faktor-faktor pendukung dan penghalang dalam menjalin komunikasi

antarpribadi dalam keluarga?

d. Adakah hal-hal positif dan hal-hal negatif dari komunikasi melalui media?

2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pemahaman keluarga tentang komunikasi antar pribadi dan

manfaat komunikasi antarpribadi dalam kehidupan berkeluarga?

b. Untuk mengetahui situasi komunikasi antar pribadi dalam kehidupan

berkeluarga.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam menjalin

komunikasi dalam keluarga.

d. Untuk mengetahui hal-hal positif dan negatif dari komunikasi melalui media.

3. Manfaat penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu keluarga untuk

meningkatkan komunikasi antar pribadi. Ditengah perkembangan jaman dengan alat

komunikasi yang semakin canggih, diharapkan keluarga mampu memaknainya dalam

hidup. Komunikasi yang dimaksud penulis adalah antarpribadi atau komunikasi tatap

muka, sehingga ada perjumpaan dari hati ke hati dalam kehidupan berkeluarga.

B. Metodologi Penelitian

Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai metode penelitian yang

meliputi: pendekatan penelitian, tempat dan waktu penelitian, responden penelitian,

Page 61: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

43

teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian, teknik analisa data, dan keabsahan

data .

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati

(Moleong, 1988:3).

2. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Bulan Mei-Juni 2007. Penelitian diadakan di

Gereja Maria Asumpta, lingkungan Bartolomeus Babarsari-Yogyakarta.

3. Responden Penelitian

Responden penelitian adalah keluarga muda yang masih produktif di

lingkungan Bartolomeus Babarsari Yogyakarta yang berjumlah 10 keluarga.

4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti, yang dibantu

dengan pendekatan wawancara, observasi, dan dokumen. Teknik pengumpulan data

yang digunakan penulis adalah wawancara. Wawancara dapat dipandang sebagai

bentuk percakapan dan dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan yang terdapat dalam

lingkungan kebudayaan tertentu (Nasution, 1988:74). Pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan penulis disiapkan terlebih dahulu dan diarahkan kepada informasi-informasi

untuk topik yang digarap. Kelebihan teknik wawancara sebagai berikut:

Page 62: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

44

”Sifatnya yang luwes. ”Rapport” atau hubungan baik dengan orang yang diwawancarai dapat memberikan suasana kerjasama, sehingga memungkinkan diperolehnya info yang benar. Pewawancara dapat menguraikan pertanyaan atau menjelaskan maksud pertanyaan itu sekiranya pertanyaan itu kurang jelas bagi subyek” (Arief Furchan, 1982: 248). Wawancara berstruktur menurut Arief Furchan, bersifat informal dan luwes,

sehingga yang diwawancarai mendapat kebebasan untuk mendeskripsikan jawabannya

dan mengungkapkan pandangannya sesuka hati. Keraf (1979: 161), juga menguraikan

keuntungan dari wawancara antara lain:

”Hasil wawancara secara kualitatif dapat dipertanggungjawabkan dan mempunyai nilai yang tinggi. Semua kesalahpahaman dapat dihindari, pertanyaan-pertanyaan yang disiapkan dapat dijawab oleh informan dengan penjelasan-penjelasan tambahan dan setiap pertanyaan dapat dikembangkan lebih lanjut dalam wawancara. Kelemahan wawancara adalah data atau informasi yang dikumpulkan sangat terbatas dan bila dilakukan dalam suatu wilayah yang luas dan akan memakan biaya dan waktu yang banyak”.

5. Teknik Analisa Data

Selama pengumpulan data dilakukan reduksi data atau pengelompokan data

yaitu menemukan arti dari data dengan menarik hubungan-hubungan sesuai dengan

permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini. Selanjutnya ditarik kesimpulan

dan verifikasi (Nasution, 1988: 129). Analisis data merupakan upaya mencari dan

menata secara sistematis catatan hasil wawancara, untuk meningkatkan pemahaman

peneliti tentang kasus yang diteliti.

6. Keabsahan Data

Keabsahan data diusahakan dengan validitas (cross chek), atau obyektifitas

yaitu mengusahakan agar data yang diperoleh tidak dipengaruhi oleh pihak lain.

Adapun reliabilitas data yang dilakukan dengan menggunakan member check,

memberikan laporan tertulis mengenai wawancara yang telah penulis lakukan. Tujuan

Page 63: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

45

member check adalah informasi yang diperoleh dan digunakan dalam penulisan sesuai

dengan apa yang dimaksud oleh informan.

C. Laporan Hasil Penelitian

1. Temuan Umum: Gambaran Gereja Maria Asumpta Babarsari Paroki Baciro-

Yogyakarta

Berdasarkan data yang diperoleh dari sekretariat Gereja Maria Asumpta

Babarsari dan berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh peneliti, dikatakan bahwa

Gereja Maria Asumpta Babarsari berada di bawah Paroki Kristus Raja Baciro

Yogyakarta, Keuskupan Agung Semarang. Gereja Maria Asumpta Babarsari terletak

di pinggir kota Yogyakarta, di daerah selokan Mataram dan jauh dari tempat

keramaian. Latar belakang kehidupan umat sangat beraneka ragam. Sebagian besar

umat yang ada di Babarsari adalah pendatang yang sudah agak lama menetap di

Babarsari, yang berasal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Semarang, Kalimantan,

Sumatera, NTT, Ambon, Irian Jaya, dan hanya sedikit sekali penduduk asli

Yogyakarta. Umat yang ada di Wilayah Maria Asumpta Babarsari ini, kebanyakan

para pegawai, guru, dosen di berbagai universitas dan juga orang-orang yang sudah

pensiun yang sudah lama bekerja dan berkarya di Yogyakarta. Demikian juga terdapat

banyak mahasiswa yang datang dari berbagai daerah, dan tinggal di sekitar delapan

(8) lingkungan, di wilayah Gereja Maria Asumpta Babarsari. Oleh karena banyaknya

mahasiswa yang ada di dalam wilayah Babarsari, maka Gereja Maria Asumpta

Babarsari boleh dikatakan sebagai Gereja kaum muda karena dalam Perayaan Ekaristi

tiap Minggu selalu dipenuhi oleh kaum muda.

Pada umumnya Gereja Maria Asumpta Babarsari merupakan umat yang

mempunyai mobilitas dan solidaritas yang tinggi. Dan hal ini bisa dilihat dari suasana

Page 64: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

46

kekeluargaan dan keterlibatan umat dalam kegiatan hidup menggereja baik dilingkup

Gereja maupun keterlibatan di dalam kehidupan bermasyarakat/lingkungan. Walaupun

ditinjau dari letak geografis berada di pinggir kota Yogyakarta, umat yang ada di

Gereja Maria Asumpta Babarsari cukup berkembang dan maju dengan situasi

lingkungan sosialnya, seperti banyak pertokoan, rental, internet, foto copy, restoran,

rumah makan, kantor pos, hotel, pom bensin dan ada sekolah TKK, SD, SMP, SMA

sampai dengan Perguruan Tinggi yakni: Atma Jaya, UPN, API, STTNAS.

a. Pembagian Lingkungan

Dilihat dari organisasinya, Gereja Maria Asumpta Babarsari terdiri dari 8

lingkungan yaitu lingkungan Santo Bartolomeus Babarsari, Lingkungan Santa Maria

Bantulan, Lingkungan Sang Timur Janti, Lingkungan Santo Yusuf Tambakbayan,

Lingkungan Menara Gading Mundusaren, Lingkungan Maria Imaculata Kledokan,

Lingkungan Santo Stefanus Polodadi, Lingkungan Santa Elisabeth Seturan. Dari

kedelapan lingkungan ini, tidak semuanya berdekatan antara lingkungan yang satu

dengan lingkungan yang lain. Ada beberapa lingkungan yang jaraknya sangat dekat

antara lingkungan yang satu dengan yang lain yakni: lingkungan Santo Bartolomeus

Babarsari, Lingkungan Menara Gading Mundusaren, Lingkungan Maria Imaculata

Kledokan, Lingkungan Santa Elisabeth Seturan, sehingga bisa ditempuh dengan jalan

kaki, dan ada empat lingkungan yang sedikit jauh dari lingkungan yang satu dengan

lingkungan yang lain, seperti Lingkungan santo Stefanus Polodadi, Lingkungan Sang

Timur Janti, Lingkungan Santo Yusuf Tambak Bayan dan Lingkungan santa Maria

Bantulan.

Page 65: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

47

b. Jumlah umat

Sesuai dengan data yang diperoleh dari stasi bahwa umat Gereja Maria

Asumpta Babarsari berjumlah 350 KK dengan pembagiannya sebagai berikut:

Lingkungan Maria Imaculata Kledokan 48 KK, lingkungan Santo Stefanus Polodadi

45 KK, lingkungan Santa Maria Bantulan 47 KK, lingkungan Elisabeth Seturan 45

KK, lingkungan Bartolomeus Babarsari 28 KK, lingkungan Menara Gading 46 KK,

lingkungan Sang Timur Janti 45 KK, lingkungan Santo Yusuf TambakBayan 46 KK.

c. Mata Pencaharian Umat.

Latar belakang kehidupan umat dan mata pencaharian umat di Gereja Maria

Asumpta Babarsari sangat bervariasi. Ada yang mata pencahariannya sebagai

wiraswasta, pegawai negeri, wirausaha, pensiunan, sehingga untuk biaya kehidupan

dalam keluarga sangat terjamin dan serba kecukupan. Mereka yang berpenghasilan

rendah selalu ada pekerjaan tambahan seperti dagang kecil-kecilan, membuat rumah

kos-kosan, rumah makan, rental dan mengolah tanah.

d. Macam-macam kegiatan.

Kehidupan umat di Gereja Maria Asumpta Babarsari sama sekali tidak terlepas

dari kegiatan rohani, jasmani dan kegiatan sosial yang mendukung hidup imannya

baik secara pribadi maupun bersama. Di sini penulis akan membagi kegiatan-kegiatan

tersebut dalam tiga bagian seperti kegiatan rutin, kegiatan insidental dan kegiatan

sosial sebagai berikut:

1) Kegiatan Rutin:

a) Sarasehan Prapaskah, Adven, dan Bulan Kitab suci; kegiatan ini biasanya

dipandu oleh tim liturgi atau seksi pewartaan wilayah.

Page 66: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

48

b) Doa Rosario pada bulan Mei dan Oktober; petugas yang memimpin doa

Rosario ini biasanya bergiliran baik orang tua maupun kaum muda.

c) Doa lingkungan; diadakan setiap hari Kamis dalam Minggu. Doa lingkungan

ini tempatnya selalu bervariasi dan biasanya bergiliran dari rumah kerumah

sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan oleh ketua lingkungan.

d) Pertemuan ibu-ibu ( Arisan Ibu-Ibu ); pertemuan ibu-ibu biasanya diadakan

setiap tanggal 9 dalam bulan. Pertemuan ini selalu diawali dengan doa,

renungan, dan sharing bersama mengenai pengalaman hidup yang dialami oleh

masing-masing pribadi.

e) Arisan Bapak-Bapak; arisan bapak-bapak ini diadakan sebulan sekali.

Mengenai waktunya ditentukan oleh ketua sesuai undangan.

f) Pertemuan lansia; pertemuan bagi para lansia diadakan setiap bulan sekali.

Dalam pertemuan ini diadakan doa bersama, dan sharing bersama membagikan

pengalaman hidup yang dialaminya oleh masing-masing pribadi.

g) PIA atau sekolah Minggu ( Setiap Minggu yakni: Minggu pagi untuk anak-

anak TK sampai SD kelas II, dan Minggu Sore untuk anak-anak SD kelas III-

kelas V ). Pendamping sekolah Minggu ini adalah seorang ibu dan beberapa

kaum muda yang mempunyai hati dan niat untuk menjadi sahabat bagi anak-

anak.

h) Pelatihan remaja (misdinar); pelatihan bagi para misdinar diadakan seminggu

sekali yakni pada hari Kamis sore. Pelatihan ini dilakukan oleh yang senior

dan didampingi oleh Pembina yakni seorang bapak keluarga.

i) Novena Roh kudus; novena ini diadakan 9 hari berturut-turut menjelang hari

Pentekosta.

Page 67: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

49

2) Kegiatan Insidental :

a) Latihan koor; latihan koor ini diadakan, kalau ada tanggungan koor di Gereja.

Walaupun dalam latihan koor, tidak banyak orangtua yang hadir namun selalu

disemangati oleh kaum muda. Orang muda menjadi penggerak dalam kegiatan

latihan koor ini sehingga suasananya menjadi hidup.

b) Pelantikan pengurus mudika; oleh karena di wilayah Babarsari banyak kaum

muda yang Mahasiswa, maka setiap tahun diadakan pelantikan pengurus

mudika yang baru. Mengenai waktunya disesuaikan dengan kesepakatan

bersama.

c) Ziarah; kegiatan ziarah ini diadakan setahun sekali yakni pada bulan Mei atau

bulan Oktober, sesuai dengan keputusan bersama dalam wilayah.

d) Kunjungan Panti Asuhan; kegiatan kunjungan ini diadakan sebulan sekali

yakni pada minggu pertama dalam bulan.

e) Doa khusus; kegiatan doa khusus ini diadakan kalau ada umat yang meninggal

atau doa arwah 7 hari, 40 hari, 100 hari sesuai permintaan keluarga yang

bersangkutan dan ujud khusus misalnya syukuran ulang tahun kelahiran, Hari

ulang tahun perkawinan, mantenan, dan lain sebagainya sesuai permintaan

keluarga.

f) Pengumpulan dana

g) Peduli umat; kegiatan ini dalam rangka mengunjungi warga yang sakit, baik di

rumah keluarga maupun di rumah sakit. Dalam kunjungan ini selalu disertai

dengan doa bersama mohon kesembuhan bagi orang yang sakit.

3). Kegiatan Sosial :

a) Pertemuan RT/RW sebulan sekali, pertemuan ini dengan maksud untuk

menjalin persaudaraan dan kerukunan beragama, dan kerja bakti serta

Page 68: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

50

merayakan hari-hari besar secara bersama seperti Natal dan Idulfitri maupun

kegiatan lain seperti ada acara mantenan atau syukuran setiap anggota

diharapkan untuk terlibat sebagai penerima tamu dan menjadi panitia untuk

memeriahkan pesta bersama.

b) Setiap hari Jumat jam 05.00 pagi umat stasi Florentinus Gereja Maria sumpta

Babarsari khususnya bagi bapak-ibu selalu ada kegiatan senam dan jalan santai

bersama, bukan hanya seiman tetapi bagi semua saudara yang bukan seiman.

c) Setiap Minggu kedua umat stasi Florentinus Babarsari selalu ada kunjungan

orang sakit, baik yang ada di lingkungan maupun yang ada di rumah sakit, hal

ini bukan hanya kunjungan yang seiman saja tetapi bagi semua orang yang

bukan seiman yang sama-sama tinggal dalam satu RT/RW. Kegiatan ini

dilaksanakan untuk mempererat hubungan kekeluargaan di dalam lingkungan

atau wilayah.

d) Adanya koperasi Sapulidi (koperasi simpan pinjam uang) bagi umat stasi

Florentinus Babarsari. Koperasi ini khusus untuk membantu umat yang

mengalami kesulitan dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Umat boleh

meminjam uang yang ada di koperasi, tetapi ada jangka waktu tertentu uang

tersebut dikembalikan, sesuai dengan kesepakatan bersama dalam kelompok.

2. Temuan Khusus: Hasil Wawancara

Pada bagian ini, penulis akan memaparkan mengenai temuan khusus hasil

wawancara empat (4) responden, dari sepuluh (10) responden yang telah

diwawancarai, yang sekiranya dapat memberikan gambaran tentang situasi

komunikasi antar pribadi dalam kehidupan berkeluarga. Hasil wawancara ini di susun

sesuai dengan permasalahan penelitian yakni: Pemahaman keluarga tentang

komunikasi antar pribadi, manfaat komunikasi antar pribadi dalam keluarga,

Page 69: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

51

pengalaman berkomunikasi antar pribadi dalam hidup berkeluarga, faktor-faktor

pendukung dan penghalang dalam berkomunikasi, komunikasi melalui media atau

sarana. Mengenai hasil wawancara selengkapnya dari setiap responden terdapat dalam

Lampiran 1, hal.( 1)-(16).

a. Pemahaman Keluarga tentang komunikasi.

Menurut pemahaman anda, apa itu komunikasi antar pribadi?

RI: “... komunikasi antar pribadi adalah suatu bentuk relasi dari hati ke hati

diantara sesama baik terhadap suami / isteri maupun terhadap anak-anak”.

R2: ”...komunikasi antar pribadi merupakan suatu hubungan timbal balik diantara

suatu kelompok, dimana disana terdapat kerjasama yang baik diantara sesama

dan ada rasa saling mendengarkan satu sama lain”.

R3: ”...komunikasi antar pribadi merupakan suatu usaha dari setiap pribadi untuk

saling terbuka, saling mengengarkan, saling memahami satu sama lain,

sehingga dapat menciptakan suatu keluarga yang sejahtera.”

R4: “...komunikasi antar pribadi merupakan suatu relasi yang hidup di dalam

kehidupan berkeluarga, sehingga dapat terciptanya suatu keluarga yang

harmonis dan sejahtera.

Apa yang diungkapkan 4 responden di atas, didukung oleh 6 responden lain

yang mengungkapkan bahwa komunikasi antapribadi merupakan suatu relasi yang

baik atau relasi yang hidup antara dua orang atau lebih, dimana setiap pribadi dapat

dengan bebas untuk mengungkapkan atau mengekspresikan diri apa adanya, terbuka

untuk mendengarkan, dan saling memahami satu sama lain.

Page 70: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

52

b. Manfaat Komunikasi antarpribadi dalam keluarga

Apakah manfaat dari komunikasi antar pribadi dalam kehidupan berkeluarga?

R1: “Dengan komunikasi antar pribadi, kita dapat memahami situasi yang

sedang di alami sesama anggota keluarga. Selain itu juga kita dapat merasakan

apa yang sedang dialami oleh pasangan kita atau apa yang sedang dialami oleh

anak-anak.”

R2: “Menurut kami komunikasi antar pribadi atau komunikasi tatap muka

merupakan suatu hal yang penting karena apabila mengalami

persoalan/kesulitan dalam kehidupan berumahtangga, kalau dengan adanya

komunikasi langsung atau tatap muka, kami merasakan bahwa semuanya

menjadi beres.”

R5: “Dengan komunikasi antar pribadi, kami merasa bebas untuk

mengekspresikan diri kami, entah kami marah, jengkel, kecewa. Dan setelah

mengekspresikan diri, kami mulai menumbuhkan sikap saling mengerti dan

saling memahami satu sama lain di antara kami dengan segala kesibukan kami

di tempat kerja.”

R6: “Komunikasi antar pribadi sangat penting bagi kami didalam memupuk relasi

yang menghidupkan dalam keluarga. Tanpa ada komunikasi membuat

keluarga menjadi keluarga yang tidak bahagia dan harmonis.”

Responden 3 dan 7, mendukung apa yang telah diungkapkan oleh oleh

responden 1 dan 2. Mereka menegaskan bahwa maanfaat dari komunikasi antar

pribadi yakni segala persoalan atau kesalahpahaman dalam keluarga akan menjadi

beres dan cepat teratasi karena adanya keterbukaan dalam berkomunikasi dari hati ke

hati. Sedangkan 2 responden lainnya mendukung apa yang telah diungkapkan oleh

responden Mereka mengungkapkan bahwa dengan komunikasi antar pribadi, terdapat

Page 71: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

53

suatu kepuasan tersendiri, segala permasalahan segera diatasi, dapat memahami setiap

situasi, dan pada akhirnya saling memaafkan, kalau terjadi kesalahpahaman dalam

kehidupan bersama.

c. Pengalaman berkomunikasi antar pribadi dalam Berkeluarga.

Menurut pengalaman anda, apakah dalam keseharian selalu ada kesempatan untuk

berkomunikasi atau berbagi pengalaman hidup?

R1: “...Pengalaman kami dalam kehidupan berumahtangga, setiap hari kami mengalami bahwa selalu ada kesempatan bagi kami untuk saling berbagi pengalaman hidup bersama, baik antara suami-isteri maupun dengan anak-anak. Kami merasa bersyukur bahwa tempat kerja kami dalam 1 (satu) kantor yang sama, sehingga kami selalu ada komunikasi di antara kami. Dan kami juga selalu membuat kesepakatan untuk pulang bersamaan dari kantor, untuk makan bersama dengan anak-anak. Disinilah kesempatan yang paling baik untuk kami sekeluarga saling berbagi pengalaman dalam keseharian. Selain itu juga kami sekeluarga selalu mengajak anak-anak untuk beryukur kepada Tuhan dalam doa malam bersama.”

R2: “Dari pengalaman yang kami alami dalam kehidupan berumahtangga, kami

menyadari bahwa komunikasi antarpribadi atau komunikasi tatap muka jarang sekali kami lakukan. Hal ini disebabkan karena tempat kerja kami berlainan dan juga berhubungan waktu yang tidak bersamaan. Dalam keseharian kami, seringkali kalau sudah capek pulang dari kantor, kami langsung istirahat. Masing-masing masuk kamar tidur, dan langsung tidur. Begitu juga anak-anak hanya di dampingi pembantunya belajar dikamar dan kalau sudah jam tidur, anak-anak langsung tidur. Memang kami merasa ada kekosongan dalam diri kami, kami ingin berbagai cerita bersama dalam keluarga tetapi kesempatan bagi kami tidak ada. Untuk menjalin relasi komunikasi di antara kami, kami sering telpon atau SMS. Yah…kesempatan yang paling baik untuk kami dalam keluarga hanya hari Minggu atau hari libur saja. Waktu inilah yang menurut kami merupakan waktu yang paling berharga bagi kami untuk berada bersama dalam keluarga.”

R3: ” Dari pengalaman kami,walaupun banyak kesibukan-kesibukan kerja di

kantor, kami selalu ada waktu untuk ada bersama keluarga. Paling tidak kalau pagi dan siang tidak ada kesempatan untuk makan bersama karena cepat-cepat mau berangkat ke sekolah atau ke tempat kerja, maka pada malam hari, kami selalu selalu menyempatkan diri untuk makan bersama keluarga. Kesempatan inilah kami gunakan untuk saling berbagi pengalaman di antara kami. Misalnya orangtua menanyakan kepada anak-anak mengenai pelajaran di sekolah, kesulitan-kesulitan yang dihadapai anak-anak, sehingga dari percakapan itu kami dapat mengetahui situasi dan perkembangan anak kami

Page 72: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

54

disekolah. Selain juga kami mengajak anggota keluarga untuk berdoa bersama-sama, untuk beryukur kepada Tuhan Sang pemberi hidup.”

R4: ” Pengalaman kami selama ini, kami merasakan bahwa untuk komunikasi

tatap muka dalam keluarga sangat kami rindukan sebagai anggota keluarga. Namun oleh karena kesibukan kami masing-masing, komunikasi antapribadi kami lakukan pada malam hari. Yah…pada saat makan bersama atau pada nonton TV bersama. Dan itupun kalau kalau tidak ada kesibukan lain dikantor misalnya ada kerja lembur dikantor, atau anak-anak ada kerja kelompok bersama teman-temannya. Jadi, masing-masing kami hanya bisa kontak melalui telpon atau SMS.”

Jawaban responden di atas didukung oleh responden lain, yang juga

mengungkapkan bahwa walaupun berhadapan dengan kesibukan kerja yang sangat

menyita waktu dan tenaga, mereka masih mempunyai kerinduan untuk berbagi

pengalaman, walaupun cuma pada malam hari dan dilanjutkan dengan doa malam

bersama dalam keluarga. Sedangkan responden lain mengungkapkan bahwa karena

sibuk dengan kerja dalam keseharian, mereka selalu kontak melalui SMS atau telpon.

Menurut pengalaman anda, komunikasi manakah yang paling efektif dalam dalam

menciptakan komunikasi antar pribadi dalam keluarga?

R1: ”Menurut kami bahwa komunikasi yang paling efektif yang sering kami gunakan

setiap hari yakni komunikasi tatap muka / komunikasi antar pribadi. Hal ini bagi

kami merupakan suatu bentuk relasi yang paling baik untuk kami sekeluarga,

dimana kami dapat berhadapan langsung dengan orang yang bersangkutan, dan

dapat mengetahui situasi yang sedang terjadi.”

R2: ”Oleh karena kesibukan kami masing-masing, yang membuat kami jarang

bertemu secara pribadi dalam keluarga, maka komunikasi yang paling efektif yang

sering kami gunakan adalah komunikasi melalui telpon atau SMS. Syukurlah ada

sarana HP, sehingga kami bisa saling kontak diantara kami.”

Page 73: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

55

Responden 3, 4, 6, 8, 10 mendukung apa yang diungkapkan oleh responden 1.

Mereka menegaskan bahwa dengan komunikasi tatap muka atau komunikasi secara

langsung, mereka dapat saling terbuka untuk mengungkapkan pengalamannya dari

hati ke hati, semakin mengerti dan memahami satu sama lain, dan adanya suatu

kepuasan tersendiri. Sedangkan responden 5, 7, 9 mendukung apa yang telah

diungkapkan oleh responden 2. Mereka mengungkapkan bahwa oleh karena kesibukan

kerja, sepanjang hari mereka tidak pernah berkomunikasi secara langsung, tetapi

mereka selalu kontak melalui telpon atau SMS untuk mengontrol satu sama lain

sebagai anggota keluarga.

Ketika ada konflik dalam keluarga, bagaimana usaha anda untuk mengatasinya?

R1: ”Dalam pengalaman kami, ketika ada konflik dalam keluarga maka masing-

masing pribadi berusaha untuk terbuka saling menyapa dan mengungkapkan

perasaan kami dari hati ke hati. Sehingga kami dapat saling mengerti dan

memahami satu sama lain.”

R2: ”Pengalaman kami dalam kehidupan berumahtangga, ketika ada konflik, kami

selalu mencari waktu untuk duduk bersama dalam keluarga. Disinilah

kesempatan bagi untuk mengungkapkan unek-unek yang ada dalam hati kami,

berhadapan dengan sikap suami/isteri, maupun sikap dan tindakan kami

orangtua terhadap anak-anak.”

R4: ”Dari pengalaman kami, ketika ada konflik atau kesalahpahaman yang terjadi

dalam keluarga, kami selalu menyelesaikan bersama/memecahkan persoalan

secara bersama-sama. Misalnya berhubungan dengan kebutuhan ekonomi

keluarga, pendidikan anak-anak, kami mencari solusi mencari jalan keluar

Page 74: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

56

bersama. Walaupun kadang-kadang ada pertahanan diri yang begitu kuat dari

antara kami, ada juga mempertahankan pendapat pribadi.”

R5: ”Pengalaman kami ketika ada konflik dalam keluarga, kami berusaha untuk

menerimanya dan tidak lari dari kenyataan yang ada. Kami berusaha untuk

mendengarkan satu sama lain baik suami-isteri maupun terhadap anak-anak

dan tidak mempersalahkan satu sama lain.”

Ungkapan 4 responden di atas, di dukung oleh 6 responden lainnya yang

mengungkapkan bahwa ketika ada konflik dalam keluarga, mereka selalu berusaha

untuk mencari waktu untuk duduk bersama dalam keluarga dan berusaha untuk

menerima kenyataan hidup keluarga.

Bagaimana usaha anda untuk meningkatkan komunikasi antar pribadi dalam

keluarga?

R1: ”Dari pengalaman kami sehari-hari, kami merasa bahwa komunikasi antar pribadi itu merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kami, maka setiap hari kami berusaha menyapa setiap pribadi, baik kami sebagai orangtua maupun terhadap anak-anak. Misalnya setiap hari, kami mengajak satu sama lain dalam keluarga untuk makan bersama, doa bersama dalam keluarga. Mengajak anak-anak untuk menyiapkan buku-buku pelajarannya, mengajak anak-anak untuk belajar. Dan hal ini merupakan suatu kesempatan baik bagi kami, untuk mengambil bagian dalam kehidupan berkeluarga dan menjalin komunikasi di antara kami.”

R2: ”Dari pengalaman kami selama ini, memang kami jarang melakukan

komunikasi antar pribadi diantara kami, semuanya hanya melalui telpon atau SMSan. Komunikasi melalui media/sarana itu baik, tetapi kami merasa ada sesuatu kepincangan dalam keluarga kami. Kami ingin untuk berkomunikasi secara langsung dengan anggota keluarga, supaya bisa bicara dari hati ke hati. Kadang kami membuat kesepakatan dan saling telpon untuk membuat perjanjian supaya bisa pulang cepat dari kantor/tempat kerja, sehingga pada saat makan malam, kami semua ada di rumah dan menikmati makan malam bersama anggota keluarga. Yah....kesempatan inilah yang dapat mengajak kami untuk bisa berkomunikasi dengan anggota keluarga.”

R3: ”Selama ini, usaha kami untuk menjalin komunikasi antar pribadi dalam

keluarga yakni kami selama selalu mengajak anggota keluarga untuk makan bersama setiap malam dan mengajak anggota keluarga untuk bersyukur kepada

Page 75: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

57

Tuhan dengan doa malam bersama. Walaupun sepanjang hari kami sibuk dengan kerja dan kegiatan di sekolah, tetapi kami dalam keluarga sudah komitmen untuk makan malam bersama setiap hari.”

R6: ”Dari pengalaman kami selama ini, karena kami sebagi seorang guru dan

mengajar di sekolah yang sama, dan anak-anak pun sekolah di sekolah yang sama membuat hubungan kami sekeluarga semakin akrab. Ketika kami kami pulang dari sekolah, kami mensharingkan pengalaman kami ketika mengajar dan berada disekolah. Begitu juga anak-anak, mereka terbuka untuk mengungkapkan pengalamannya di sekolah berhadapan dengan mata pelajaran maupun berhadapan dengan teman-temannya. Hal ini dilakukan saat kami makan bersama, nonton TV bersama, ataupun ketika kami mendampingi anak-anak saat mereka belajar. Yah...Maklumlah di rumah kami tidak ada pembantu, sehingga semuanya kami harus mengurusi sendiri.”

Responden 4, 5, 7-10 mendukung apa yang telah diungkapkan oleh 4 responden

tersebut diatas. Mereka mengungkapkan bahwa oleh karena kesibukan kerja, mereka

membuat suatu perjanjian bersama untuk ada/hadir bersama, pada saat makan malam

bersama, sehingga pada saat itulah, mereka dapat membagikan pengalamannya di

dalam keseharian.

d. Faktor-faktor pendukung dan penghalang dalam berkomunikasi

Menurut pengalaman anda, adakah faktor-faktor pendukung pelaksanaan

komunikasi antar pribadi dalam keluarga?

R1: ”Pengalaman kami selama ini bahwa faktor yang mendukung kami dalam

berkomunikasi adalah adanya sikap kami dalam mendengarkan pasangan

kami ketika dia berbicara.”

R2: ”Faktor yang mendukung kami di dalam membangun komunikasi antar prbadi

dalam keluarga yakni adanya sikap terbuka di antara kami untuk

mengungkapkan segala perasaan yang kami alami dalam keseharian kami.”

R3: ”Suatu hal yang mendukung kami adalah kami bersyukur karena tempat

mengajar kami sama dalam satu sekolah, sehingga kalau ada sesuatu yang

kurang beres, kami langsung mengkomunikasikan dan saling terbuka untuk

Page 76: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

58

mensharingkan segala sesuatu yang kami alami, sehingga tidak menunda-

nunda.”

R4: ”Sejauh kami mengalami bahwa hal yang mendukung kami dalam

berkomunikasi yakni adanya sikap saling mengerti dan saling memahami di

antara kami sekeluarga dengan segala kesibukan kami masing-masing.”

Jawaban yang diungkapkan responden 1-4, didukung oleh 6 responden

lainnya. Mereka mengungkapkan bahwa faktor yang pendukung dalam

berkomunikasi yakni adanya keterbukaan untuk mengungkapkan perasaan dan

mensharingkan pengalaman yang dialaminya, saling mengerti dan saling

memahami, saling mendengarkan satu sama lain di dalam berkomunikasi.

Menurut pengalaman anda, adakah faktor-faktor yang menjadi penghalang dalam

pelaksanaan komunikasi antar pribadi dalam keluarga?

R1: ”Dalam pengalaman kami, kadang terjadi kalau ada kesalahpahaman di antara

kami dalam keluarga, kadang kami saling diam-diaman (tidak ada mau

berkomunikasi dengan pasangan), padahal kami merasa bahwa dengan sikap

tersebut tidak akan menyelesaikan suatu permasalahan yang ada.”

R2: ”Dalam pengalaman kami sehari-hari terkadang kami memotong pembicaraannya ketika dia/pasangan sedang berbicara. Hal ini lebih banyak kami lakukan terhadap anak-anak, disaat dia bercerita pengalamannya, kami orangtua selalu memotong pembicaraannya, dan kami menganggap itu tidak penting untuk di dengarkan, sehingga anak kadang tidak mau berbicara lagi dengan kami orangtua. Kami merasa bahwa hal inilah yang menjadi penghalang bagi kami di dalam berkomunikasi antarpribadi dalam kehidupan berkeluarga.”

R3: ”Dari pengalaman kami, kadang oleh karena kesibukan kami atau apabila

sedang kelelahan, kadang kami kurang mendengarkan satu sama lain ketika

dia sedang berbicara.”

Page 77: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

59

R5: ”Pengalaman kami bahwa yang menjadi penghalang untuk menciptakan

komunikasi antarpribadi yakni kadang kami mempertahankan pendapat kami

masing-masing dan tidak mau mengalah. Dan kalau sudah terjadi demikian,

sudah pasti kami mulai mogok untuk berbicara satu sama lain.

Selain yang telah diungkapkan oleh 4 responden di atas, ada 6 responden lain

yang menemukan faktor penghalang yang lain yakni: kurang mendengarkan dengan

baik ketika sesama berbicara atau membagikan pengalamannya, memotong

pembicaraan ketika sesama berbicara, tidak mau mengalah, adanya sikap kurang

terbuka antara satu dengan yang lain di dalam kehidupan berkeluarga.

e. Komunikasi melalui media atau sarana ( telpon atau SMS ).

Menurut pengalaman anda, manakah hal-hal positif dari media komunikasi?

R1: “Kami mengalami bahwa komunikasi melalui media lebih menghemat waktu,

sehingga tidak ada waktu yang terbuang.”

R2: “Kami merasa bahwa komunikasi melalui media, informasinya cepat

ditangkap oleh setiap pribadi.”

R3: “Komunikasi melalui media, kami merasakan lebih menghemat biaya dan

mudah dijangkau oleh setiap orang.”

R4: “Pengalaman kami selama ini bahwa komunikasi melalui media memang

sangat penting bagi kami sekeluarga. Oleh karena kesibukan kami masing-

masing, kami merasa bahwa dengan media yang ada, kami dapat saling

mengontrol antara satu sama lain.”

Responden 5-10 mendukung apa yang telah diungkapkan oleh responden 1-4.

Mereka menegaskan bahwa komunikasi melalui media lebih menghemat waktu dan

tenaga, mudah dijangkau oleh setiap orang, dan dalam waktu yang singkat segala

Page 78: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

60

informasi cepat ditangkap oleh setiap orang, dapat saling mengontrol satu sama lain

dalam kehidupan berkeluarga.

Menurut pengalaman anda, manakah hal-hal negatif dari media (telpon/SMS)

komunikasi?

R1: ”Komunikasi melalui telpon atau SMS memang sangat bagus, namun yang

menjadi kelemahannya di mana kami tidak bisa bicara lebih lama.”

R2: “Relasi sosialnya tidak terlalu bagus, karena orang banyak sibuk dengan

dirinya sendiri, sibuk dengan saling SMS atau telpon, dan kurang

memperhatikan orang yang ada di sekitarnya.”

R3: “Komunikasi melalui telpon atau SMS mengajak orang untuk bermental

santai, sebab segala sesuatu bisa diperintahkan melalui SMS tanpa harus

berjalan atau bertemu dengan pribadi yang bersangkutan. Walaupun berada

dalam satu rumah, tetapi sering telpon atau SMS kalau ada perlu penting,

karena malas atau capek untuk mencari.”

R4: “Komunikasi melalui telpon atau SMS, bisa juga terjadi suatu pemborosan,

jikalau hanya di gunakan untuk pembicaraan yang tidak perlu atau cerita-cerita

yang tidak bermanfaat.”

Selain yang diungkapkan oleh 4 responden di atas, ada juga dari responden 6

lain yang mengungkapkan bahwa dengan media atau sarana komunikasi yang ada

membuat orang cenderung untuk berselingkuh dengan pasangan lain, timbulnya

kecurigaan diantara pasangan, membuat orang bermental santai, dan dalam kehidupan

berkeluarga orang tua kurang memberikan perhatian secara langsung kepada anak-

anak.

Page 79: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

61

D. Pembahasan Penelitian

Pada bagian ini disampaikan pembahasan penelitian, berdasarkan hasil

penelitian mengenai situasi komunikasi antarpribadi dalam kehidupan berkeluarga di

lingkungan Bartolomeus Babarsari-Yogyakarta. Dalam pembahasan ini penulis

memaparkan dalam 4 (empat) bagian. Pertama, mengenai pemahaman keluarga

tentang komunikasi antar pribadi. Kedua, pengalaman berkomunikasi antar pribadi

dalam kehidupan berkeluarga. Ketiga, mengenai faktor-faktor pendukung dan

penghalang dalam berkomunikasi antar pribadi. Keempat, komunikasi melalui media.

1. Pemahaman Keluarga Tentang Komunikasi Antar pribadi

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa keluarga Katolik yang ada di

lingkungan Babarsari, telah memahami arti komunikasi antar pribadi. Menurut

mereka, komunikasi antarpribadi merupakan suatu relasi dari hati ke hati, relasi yang

hidup antara dua orang atau lebih atau relasi timbal balik. Telah penulis jelaskan

dalam kajian teori bahwa komunikasi adalah proses timbal balik antara dua orang atau

lebih, dimana yang seorang memberi informasi dan yang lain terbuka untuk menerima

informasi. Syarat mutlak dalam berkomunikasi adalah yang satu mau bicara,

membuka hati, dan yang secara jujur berani mengungkapkan keinginan-keinginan dan

isi hatinya, sedangkan yang lain mau mendengarkan, mau menerima, dan mau

mengerti (Gilarso, 1996: 44).

Dari ungkapan dan ekspresi keluarga, saat ditanya pemahaman mereka tentang

komunikasi antar pribadi, penulis menangkap bahwa betapa pentingnya komunikasi

antar pribadi dalam kehidupan setiap orang. Suatu permasalahan di dalam hidup, tidak

akan selesai kalau tanpa ada komunikasi yang baik, selain itu juga dengan komunikasi

Page 80: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

62

yang baik, dapat memupuk relasi yang baik antar pribadi di dalam kehidupan bersama,

khususnya di dalam kehidupan berkeluarga.

Setelah mereka menemukan arti komunikasi antar pribadi, mereka dapat

merasakan dan menemukan manfaatnya yakni: adanya kebebasan batin dalam

mengekspresikan diri apa adanya dihadapan sesama tanpa ada rasa takut, segala

permasalahan atau segala persoalan dalam kehidupan berumahtangga dapat

diselesaikan dengan cepat tanpa menunda-nunda, semakin memahami segala situasi

yang dihadapi oleh sesamanya, adanya keterbukaan untuk saling memaafkan satu

sama lain, ketika terjadi kesalahpahaman atau kekeliruan di dalam kehidupan

berkeluarga.

2. Pengalaman berkomunikasi antar pribadi dalam Kehidupan Berkeluarga

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa komunikasi antar pribadi yang

baik, sangat mempengaruhi kehidupan berkeluarga dalam kehidupan sehari-hari.

Kesibukan kerja tidak menjadi suatu penghalang bagi mereka untuk berkomunikasi

dari hati ke hati. Walaupun banyak kesibukan, tetapi mereka selalu meluangkan waktu

untuk keluarga, berusaha untuk ada dan hadir sepenuhnya dalam keluarga. Suatu hal

yang menarik dalam keluarga bahwa mereka selalu mengajak anggota keluarga untuk

bersyukur kepada Tuhan dalam doa malam bersama.

Dari ungkapan setiap responden, ketika ditanya mengenai pengalaman

keluarga dalam menciptakan komunikasi, penulis dapat menangkap bahwa bagi

mereka, keluarga merupakan tempat untuk bersharing dan membagikan pengalaman

hidup mereka dari hati ke hati.

Dengan melihat hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada bulan Mei 2007,

ditemukan bahwa, komunikasi yang paling efektif dalam kehidupan berkeluarga yakni

Page 81: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

63

komunikasi antar pribadi atau komunikasi tatap muka Komunikasi antar pribadi atau

komunikasi tatap muka jauh lebih penting menurut mereka, karena mereka dapat

dengan bebas mengekspresikan diri apa adanya, dan dapat berbicara dengan santai di

hadapan sesamanya. Dengan komunikasi antarpribadi secara tatap muka, terdapat

suatu kepuasan tersendiri, di mana mereka bisa mengungkapkan perasaan

emosionalnya entah marah, jengkel, kecewa atau berupa pujian-pujian langsung

kepada sesama yang ada dihadapannya.

Dalam kajian teori, telah dijelaskan bahwa komunikasi antar pribadi adalah

komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta

menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun secara non

verbal. Secara verbal dalam hal ini dengan menggunakan kata-kata, baik lisan maupun

tertulis. Melalui kata-kata kita dapat mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran,

gagasan atau maksud, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya,

saling bertukar perasaan dan pemikiran. Sedangkan secara non verbal yakni dengan

isyarat lain yakni melalui bahasa tubuh, gerakan, ekspresi mata (Dedy Mulyana, 2005:

73).

3. Faktor-faktor pendukung dan penghalang dalam berkomunikasi antar

pribadi

Berdasarkan hasil penelitian, faktor yang mendukung keluarga dalam

berkomunikasi yakni adanya sikap keterbukaan dari mereka masing-masing untuk

mengungkapkan perasaan atau mensharingkan pengalaman keberadaannya di dalam

kehidupan berkeluarga. Dalam berkomunikasi antar pribadi, diperlukan suatu sikap

saling mendengarkan satu sama lain, dan saling memahami setiap anggota keluarga

dengan segala kesibukannya. Agar dapat menciptakan suatu keluarga bahagia dan

Page 82: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

64

harmonis diperlukan suatu sikap untuk selalu berpikir positip tentang sesama, dan ada

rasa saling percaya dalam kehidupan bersama.

Kehidupan berkeluarga akan sangat bahagia dan harmonis, kalau mereka

saling mendukung satu sama lain ketika dia berbicara, bukan saling mempersalahkan.

Hal ini didukung dalam kajian teori (Gilarso, 1996: 44), agar komunikasi dapat

berlangsung dengan baik dalam hidup berkeluarga, maka diperlukan suatu suasana

yang mendukung yakni:

a. Relasi dengan suami dan istri dinomorsatukan di atas segala-galanya. Hal ini

terutama soal sikap mau mendengarkan, memperhatikan, menerima,

mendengarkan, menyediakan waktu untuk pasangannya.

b. Masalah-masalah yang menyangkut kepentingan keluarga mesti dirundingkan

bersama, sampai tercapai mufakat atau paling tidak saling pengertian. Misalnya

tentang ekonomi keluarga, hubungan dengan orang tua atau famili, pekerjaan,

pendidikan anak, kegiatan dalam masyarakat.

c. Kunci dan syarat mutlak komunikasi adalah kerelaan dan kemampuan untuk

mendengarkan. Mendengarkan berarti tidak hanya membuka telinga untuk apa

yang dikatakan, tetapi lebih dari itu yakni membuka hati untuk siapa yang bicara.

Selain faktor-faktor yang mendukung dalam berkomunikasi, berdasarkan hasil

penelitian, ditemukan faktor-faktor yang menjadi penghalang dalam berkomunikasi

yakni ketika ada konflik atau kesalahpahaman di dalam kehidupan berkeluarga,

mereka sering diam-diaman dan tidak mau berkomunikasi dengan pasangannya entah

suami atau isteri. Permasalahan ini muncul karena mereka kadang kurang terbuka

untuk mengatakan sesuatu atau apa yang sedang dialaminya kepada pasangannya atau

kurang terbuka untuk mengungkapkan perasaannya kepada pasangannya.

Page 83: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

65

Dari ungkapan setiap responden ketika diwawancarai, penulis dapat

menangkap bahwa kehidupan keluarga tidak akan menjadi bahagia dan sejahtera kalau

masing-masing pribadi mempertahankan pendapatnya sendiri dan tidak mau

mengalah. Di dalam kehidupan berkeluarga, tidak dapat dipungkiri bahwa sering

terjadi kesalahpahaman atau kekeliruan, yang kadang membuat kehidupan keluarga

menjadi tegang. Namun, hal ini tidak akan meyelesaikan masalah kalau masing-

masing pribadi tidak mau membuka diri dan selalu diam-diaman dan tidak mau

berkomunikasi dengan anggota keluarga. Situasi seperti ini, membuat keluarga

menjadi kurang harmonis atau tidak mengalami suatu kebahagiaan, dan akhirnya

timbulah kecurigaan terhadap pasangannya.

4. Komunikasi Melalui Media ( telpon/SMS )

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa sarana atau media yang ada

(Telpon atau SMS ), merupakan sesuatu yang sangat berguna bagi kaum keluarga,

apalagi berhadapan dengan keluarga yang serba sibuk dengan pekerjaannya di kantor

atau di sekolah yang sungguh-sungguh menyita waktu dan tenaga. Dari sarana yang

ada, mereka menemukan hal-hal positip dari media telpon atau SMS yakni lebih

menghemat waktu dan tenaga, mudah dijangkau oleh setiap orang dan dan dalam

waktu yang singkat segala informasi cepat ditangkap oleh setiap orang.

Sarana atau media (telpon atau SMS), sangat membawa makna positip, namun

ada banyak hal negatip yang mereka temukan dalam keseharian, baik dalam

kehidupan berkeluarga maupun dalam kehidupan mereka di tempat kerja. Dalam

kehidupan sehari-hari, mereka menemukan bahwa ada hal negatip dari penggunaan

media yang ada yakni membuat seseorang menjadi egoistis, kurang memperhatikan

Page 84: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

66

atau tidak peduli dengan orang lain yang ada di sekitarnya karena terlalu sibuk dengan

baca dan balas SMS atau telpon.

Dari ungkapan responden, ketika ditanya makna positip dan negatif, penulis

dapat menangkap bahwa, sarana atau media, memudahkan seseorang untuk

berkomunikasi atau bersahabat dengan orang lain, namun sering terjadi orang salah

menggunakan sarana yang ada. Hal ini bagi mereka merupakan suatu hal yang sangat

memprihatinkan, dimana hubungan atau relasi antarpribadi dengan sesama, khususnya

dalam hidup keluarga menjadi renggang, dan kesetiaan dalam hidup berkeluarga

semakin pudar, oleh karena ketidakjujuran dalam keluarga.

E. Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyimpulkan bahwa betapa

pentingnya komunikasi dalam kehidupan berkeluarga. Keluarga Katolik yang ada di

Babarsari, telah memahami arti sebuah komunikasi antarpribadi, di mana seseorang

dapat berbicara dari hati ke hati. Mereka mampu menemukan manfaat dari

komunikasi antarpribadi dalam kehidupan sehari-hari yakni dapat memupuk relasi

yang menghidupkan serta membangun suasana yang akrab di dalam kehidupan

berkeluarga, ketika ada konflik atau ada permasalahan di dalam keluarga segera

teratasi karena ada komunikasi dari hati ke hati.

Kehidupan berkeluarga akan sangat bahagia dan harmonis, kalau masing-

masing pribadi saling mendukung satu sama lain ketika seseorang sedang berbicara

atau mengungkapkan perasaannya, bukan saling mempersalahkan. Faktor-faktor

pendukung dalam berkomunikasi yang dialami oleh keluarga di Babarsari yakni:

adanya sikap untuk saling mendengarkan satu sama lain, ketika salah satu anggota

keluarga sedang berbicara atau sedang membagikan pengalamannya, baik suka

Page 85: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

67

maupun duka yang sedang dihadapi di kantor maupun di sekolah, berhadapan dengan

rekan kerja atau teman-teman di sekolah, adanya saling pengertian dan saling

memahami satu sama lain. Situasi yang demikian, membuat suasana kekeluargaan

semakin akrab, membuat anggota keluarga semakin betah dan bertahan untuk hadir

dan berada di rumah sepenuhnya. Namun, ada juga faktor-faktor yang ditemukan oleh

keluarga yakni ketika ada kesalahpahaman dalam hidup bersama, mereka sering diam-

diaman dan tidak mau berkomunikasi dengan pasangannya, kadang memotong

pembicaraan ketika salah satu anggota keluarga berbicara.

Di dalam dunia sekarang, telah mengalami perkembangan yang begitu pesat,

terutama perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang telah berhasil

membentuk dunia global. Keluarga di Babarsari menemukan bahwa sarana atau media

komunikasi dapat mempermudah relasi dan komunikasi antar anggota keluarga, baik

keluarga yang dekat maupun yang jauh. Komunikasi melalui media, memang bagus

dan menghemat waktu dan tenaga, segala informasi mudah ditangkap atau dijangkau

oleh setiap pribadi. Sekalipun demikian, kecanggihan berbagai hal tersebut hanyalah

sebagai sarana dan tidak dapat menggantikan bahkan sekadar merepresentasikan relasi

dan komunikasi relasi dan komunikasi sejati antar anggota keluarga. Maka

kecenderungan relasi antar anggota keluarga zaman ini tergantung pada media

komunikasi, padahal media hanyalah media saja dan tidak dapat tergantikan dengan

pribadi-pribadi. Dengan sarana atau media komunikasi yang ada, membuat seseorang

menjadi egoistis dan tidak peduli dengan orang lain yang ada di sekitarnya.

Dengan melihat situasi yang ada, maka pada bab IV ini, penulis akan mencoba

memberikan sumbangan katekese, untuk meningkatkan kesadaran orang tua atau

keluarga Kristiani akan pentingnya komunikasi antarpribadi demi terciptanya suatu

keluarga yang bahagia dan harmonis.

Page 86: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

68

BAB IV

SUMBANGAN KATEKESE DALAM UPAYA MENINGKATKAN

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA

DI LINGKUNGAN BARTOLOMEUS BABARSARI YOGYAKARTA

Karya katekese merupakan wadah pewartaan Gereja untuk menyampaikan kabar

gembira Kerajaan Allah yang menyelamatkan kepada umat manusia. Katekese umat

merupakan suatu bentuk komunikasi iman atau tukar-menukar pengalaman iman antar

anggota jemaat atau kelompok. Katekese umat sebagai komunikasi iman merupakan

proses kesaksian hidup yang berpangkal pada apa yang sungguh dialami. Proses ini

yang bertitik tolak dari pengalaman hidup konkrit peserta jemaat dan dari pengalaman

konkrit tersebut direfleksikan, diolah oleh jemaat, sehingga menjadi suatu pengalaman

yang hidup yang didasari iman yang mendalam akan Yesus Kristus sebagai pusat

hidup kita.

Pada bab IV ini, penulis akan berbicara mengenai katekese yang di dalamnya

mencakup 2 (dua) bagian pokok yaitu, Pertama Pokok-Pokok katekese, yang meliputi

Pengertian Katekese, Isi Katekese, Tujuan pokok Katekese, Katekese umat, Model

Katekese. Pada bagian yang kedua akan membahas mengenai Program Katekese, yang

meliputi Pengertian program, Pemikiran Dasar Program, Usulan Tema, Penjabaran

Program, Contoh Persiapan Katekese.

A. Pokok-Pokok Katekese

1. Pengertian Katekese

Kata katekese berasal dari bahasa latin ”Catechesis” yang berarti

“Pengajaran” (Nyiolah, 2004:5). Ada bermacam-macam pengertian tentang kata

Page 87: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

69

katekese, dapat ditemukan dalam KS seperti diajarkan (Luk 1:4) mengajar (1 Kor

14:19) diajar (Rom 2:18) Pengajaran (Gal 6:6).

Dengan demikian katekese dapat dimengerti sebagai usaha Gereja untuk

membantu umat agar semakin memahami, menghayati, dan mewujudkan imannya

dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam keluarga maupun di lingkungan. Di dalam

pemahaman seperti ini terdapat unsur pewartaan, pengajaran, pendidikan,

pendalaman, pembinaan, serta pendewasaan (Telaumbanua, 1990 : 4-5)

Paus Yohanes Paulus II dalam Catechesi Tradendae, memberikan pengertian

katekese sebagai berikut:

Katekese adalah pembinaan anak-anak, kaum muda, dan orang dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen, yang pada umumnya diberikan secara organis dan sistimatis, dengan maksud menghantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristen (CT, art. 18).

Ajakan Paus tentang Berkatekese dalam dokumen di atas mendorong Gereja di

Indonesia memikirkan lebih lanjut usaha katekese yang dijalankan di Indonesia. Maka

dalam naskah kerja MAWI 1976, para uskup Indonesia merumuskan pengertian

Katekese sebagai usaha saling membantu secara terus menerus di antara umat beriman

untuk mengartikan dan mendalami hidup pribadi ataupun hidup bersama menurut pola

Kristus menuju kepada hidup Kristiani dewasa ini (Bataona, 1979 : 20).

Dari rumusan pengertian tentang katekese di atas, menjadi jelas bahwa betapa

pentingnya karya katekese dalam usaha pengembangan, pendalaman, dan penghayatan

hidup beriman Kristiani. Katekese merupakan suatu karya Gereja yang dapat

membantu umat beriman untuk semakin tumbuh dalam iman yang dewasa dan dapat

mencapai suatu kepenuhan hidup dalam Kristus.

Page 88: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

70

2. Isi Katekese

Isi pokok katekese adalah seluruh hidup Yesus Kristus, mulai dari peristiwa

inkarnasi, karya, Sabda, dan peristiwa paskahNya (CT. art. 6). Kristus diimani sebagai

kepenuhan wahyu Allah kepada manusia. Misteri hidup Yesus menjadi sumber dan

pusat katekese, maka katekese dipahami sebagai usaha bersama untuk saling

mengenal, memahami, dan percaya pada-Nya, yang merupakan jalan kebenaran dan

kehidupan (Yoh 14:6). Kristus diyakini sebagai guru sejati/pewarta utama. Sifat

katekese dalam hal ini membantu setiap orang, supaya semakin berpartisipasi dan

bersatu dalam hidup-Nya yakni hidup Kristus sendiri.

Titik tolak Katekese zaman sekarang ialah pada manusia yang hatinya terbuka

untuk menerima Khabar Gembira. Karena itu tema utama katekese adalah sejarah

keselamatan umat manusia (Bataona, 1979 : 22 ). Sejak awal penciptaan, Allah

menghendaki keselamatan manusia. Namun dosa telah menghambat karya

keselamatan Allah dalam diri manusia. Melalui orang-orang yang terpanggil, Allah

mewartakan karya keselamatan ini bagi manusia yang mencapai puncak dalam diri

Yesus Kristus. Di dalam Dia semua manusia dilahirkan kembali sebagai ciptaan baru.

Sejarah manusia adalah juga sejarah keselamatan Allah.

Maka, ciri khas pesan yang diteruskan oleh katekese terutama adalah

“Keberpusatannnya pada Kristus” (Petunjuk umum katekese, 2000: 268). Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa katekese yang disampaikan dan dilaksanakan kepada

semua orang baik yang tua, muda, maupun yang kecil harus bersumber pada Yesus

Kristus karena Dialah pusat sejarah keselamatan umat manusia.

Page 89: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

71

3. Tujuan Pokok Katekese

Secara umum dapat dikatakan tujuan katekese adalah membantu peserta untuk

semakin dekat dengan Yesus, sehingga dalam pengalaman konkret sehari-hari

imannya semakin bertumbuh dan berkembang menjadi seorang yang lebih beriman

dewasa. Beriman dewasa selalu bersifat kreatif artinya seorang yang beriman tidak

takut dan cemas terhadap situasi-situasi baru, malahan hal-hal baru itu selalu

dijadikannya sebagai sumber motivasi baru (Telaumbanua,1999: 62).

Dalam sidang PKKI II di Klender-Jakarta (1980), dinyatakan bahwa tujuan

katekese adalah membantu jemaat mendewasakan iman mereka secara personal dan

mendorong jemaat supaya ikut berpartisipasi aktif atau mengambil bagian dalam

kehidupan menggereja dan berdasarkan imannya memberikan kesaksian yang nyata di

tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Tujuan katekese tersebut sesuai dengan

gambaran Gereja Indonesia yang dicita-citakan yaitu bersifat Kristosentris dan terarah

kepada dunia. Bersifat Kristosentris dalam hal ini yakni katekese yang berpusat pada

Yesus Kristus, maka Gereja berusaha untuk semakin setia melaksanakan kehendak

Allah dan berjuang demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah baik di dalam

kehidupan berkeluarga maupun di dalam kehidupan bermasyarakat atau lingkungan

sekitarnya.

Menanggapi cinta Allah dalam kehidupan manusia yang berkembang menjadi

manusia utuh seperti yang dikehendaki Allah sendiri, maka karya katekese bertujuan

“membantu umat beriman untuk menanggapi sapaan cinta Allah dalam hidupnya dan

melibatkan diri di dalam kelanjutannya” (Setyakarjana, 1976 : 25 ). Katekese

diharapkan dapat membantu mempertemukan pengalaman hidup mereka dalam harta

kekayaan iman Gereja.

Page 90: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

72

Dalam Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang katekese jaman kini

mengatakan bahwa:

Tujuan katekese adalah menjadi tahap pengajaran dan pendewasaan, artinya masa orang Kristen sesudah dalam iman menerima pribadi Yesus Kristus sebagai satu-satunya Tuhan, dan sesudah menyerahkan diri utuh-utuh kepada-Nya melalui pertobatan hati yang jujur, berusaha makin mengenal Yesus, yang menjadi tumpuan kepercayaannya mengerti misteri-Nya, kerajaan Allah yang diwartakan oleh-Nya, tuntutan-tuntutan maupun janji-janji yang tercantum dalam amanat Injil-Nya, dan jalan yang telah digariskan-Nya bagi siapapun yang mengikuti-Nya ( CT, art. 20).

Ajakan Sri Paus di atas, mau menegaskan bahwa Tuhan telah memeteraikan

gambar DiriNya dalam diri manusia, maka jawaban kita atas anugerah cinta Allah ini

adalah menampakkan gambar Allah secara sempurna dalam hidup kita setiap hari,

baik di tengah keluarga maupun di tengah-tengah lingkungan masyarakat sekitar kita.

Di sini pentingnya karya katekese yakni membantu umat beriman agar semakin

menampakkan wajah Allah dalam dirinya secara sempurna dengan mengembangkan

dan memberdayakan segala potensi diri yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita

umat manusia.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, katekese bertujuan mendewasakan

iman seseorang dapat bertumbuh dan berkembang. Agar iman dapat bertumbuh dan

berkembang dengan baik, maka iman perlu dikomunikasikan, dipelihara, dirawat,

diteguhkan, dihayati, diperbaharui secara terus menerus dalam hidup setiap hari, baik

secara pribadi maupun bersama, baik di dalam kehidupan berkeluarga maupun di

tengah lingkungan masyarakat sekitarnya dan mampu memaknai setiap pristiwa dan

pengalaman hidup dalam terang Injil.

Page 91: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

73

4. Katekese Umat

Dalam sidang PKKI di Sidanglaya tahun 1977, dihasilkan gagasan

tentang arah katekese di Indonesia yang disetujui oleh para Uskup dalam sidang pleno

MAWI 1977, arah katekese yang dikembangkan di Indonesia yakni sebagai katekese

umat yakni: katekese dari umat, oleh umat, dan untuk umat, katekese yang menjemaat

yang berdasarkan pada situasi konkrit umat setempat menurut pola Yesus Kristus.

Dalam PKKI II (26 Juni-5 Juli 1980), gagasan katekese umat lebih didalami,

dipahami, dan dipertegas lagi yang menghasilkan rumusan pengertian sebagai

Komunikasi iman atau tukar-menukar pengalaman iman antar anggota jemaat atau

kelompok. Katekese umat sebagai komunikasi iman merupakan proses kesaksian yang

berpangkal pada apa yang sungguh dialami. Proses ini yang bertitik tolak dari

pengalaman hidup konkrit peserta jemaat dan dari pengalaman konkrit tersebut

direfleksikan, diolah oleh jemaat, sehingga menjadi suatu pengalaman yang hidup

yang didasari iman yang mendalam akan Yesus Kristus sebagai pusat hidup kita.

Adapun tujuan komunikasi iman, berdasarkan hasil PKKI II adalah:

Supaya dalam terang Injil, kita semakin meresapi arti pengalaman-pengalaman kita sehari-hari, dan kita bertobat kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-Nya dalam kenyataan hidup sehari-hari, dengan demikian kita semakin sempurna beriman, berharap, mengamalkan, dan semakin dikukuhkan hidup Kristiani kita, pula kita makin bersatu dalam Kristus, makin menjemaat, makin tegas mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta, sehingga kita sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam hidup kita di tengah masyarakat (Huber, 1981: 11).

Pengalaman hidup setiap hari menjadi suatu pengalaman iman, bila umat

menemukan maksud atau kehendak Allah dalam pengalaman hidupnya, sebab dalam

pengalaman hidup itulah, Allah menyatakan kehendak-Nya. Umat akan menemukan

kehendak Allah dalam pengalaman hidupnya, bila sabda Allah menjadi petunjuk

terhadap setiap perjuangan hidupnya sehari-hari. Dengan demikian katekese umat

Page 92: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

74

juga merupakan usaha untuk mendalami sabda Allah, sehingga dengan dan melalui

setiap usaha itulah, umat semakin dimampukan untuk mendalami kehendak Allah

dalam setiap pengalaman hidup yang dialaminya sehari-hari, baik di dalam kehidupan

berkeluarga maupun di dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam katekese umat kita bersaksi tentang iman akan Yesus Kristus

pengantara Allah yang bersabda kepada kita dan pengantara kita dalam menanggapi

sabda Allah. Yesus tampil sebagai pola hidup kita dalam Kitab Suci yang mendasari

penghayatan iman Gereja disepanjang Tradisinya (Huber, 1981 : 15).

Catechesi Tradendae (1992: art. 5), menjelaskan bahwa katekese umat adalah

“usaha membina dan mendidik umat beriman, supaya mereka semakin mampu

mengimani Yesus Kristus Putra Allah”. Pembinaan dan pendidikan iman tersebut

dimaksudkan, agar iman umat Kristen semakin dewasa, sehingga mereka mampu

menjadi saksi Kristus, baik di tengah-tengah keluarga mupun di tengah-tengah

lingkungan masyarakat sekitarnya. Katekese sebagai pembinaan untuk mendewasakan

iman umat, pada hakekatnya merupakan komunikasi iman atau kesaksian akan karya

penyelamatan Allah yang terlaksana dalam diri Yesus Kristus. Isi komunikasi iman

tersebut berupa penafsiran Kitab Suci atau Tradisi Gereja maupun pengalaman atau

kesaksian hidup umat Kristen. Kitab Suci perlu ditafsirkan, supaya mendasari sikap

dan tindakan hidup umat dalam perjuangan hidup maupun dalam merefleksikan arti

dari setiap pengalaman hidup yang dialaminya setiap hari.

Dengan demikian, umat dibantu untuk memahami dan menyadari bhwa dalam

situasi hidupnya, Allah berkarya menyelamatkan umat manusia. Pengalaman akan

karya penyelamatan Allah yang ditemukan dalam pergulatan hidupnya setiap hari

perlu dikomunikasikan, agar dapat membantu sesamanya dalam proses pendalaman

dan pendewasaan iman.

Page 93: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

75

5. Model Katekese

Ada begitu banyak model katekese yang dapat dipakai dan sering kita gunakan

dalam pengembangan proses katekese umat, seperti: model SCP, model pengalaman

hidup, model Biblis dan model campuran (Sumarno, 2006: 11). Model-model ini

merupakan alternatif dalam penyampaian proses katekese dan digunakan sesuai

dengan situasi peserta katekese dan sesuai dengan perkembangan jaman.

a. Model SCP: Model ini lebih menekankan pada proses berkatekese yang bersifat

dialogal dan partisipasi, dengan maksud mendorong peserta, berdasarkan

konfrontasi antara “tradisi”dan “visi”hidup mereka dengan “Tradisi”dan

“Visi”kristiani, agar baik secara pribadi maupun bersama mampu mengadakan

penegasan dan mengambil keputusan demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah

di dalam kehidupan manusia yang terlibat dalam dunia. Model ini juga bermula

dari pengalaman hidup peserta yang direfleksikan secara kritis dan

dikonfrontasikan dengan pengalaman iman dan visi kristiani supaya muncul sikap

dan kesadaran baru yang memberi motivasi dan keterlibatan baru ( Sumarno,

2006: 15).

b. Model pengalaman hidup; Model ini lebih bertolak pada pengalaman hidup

konkrit sehari-hari.

c. Model biblis; Model yang lebih lebih bertolak pada pengalaman kitab suci atau

Tradisi.

d. Model campuran pengalaman hidup dan model Biblis; suatu model yang lebih

bertolak pada hubungan antara kitab suci atau Tradisi dengan pengalaman hidup

konkrit sehari-hari.

Dalam program katekese yang ditawarkan dalam bab ini, penulis akan

menggunakan model pengalaman hidup dan model Biblis. Dalam model Pengalaman

Page 94: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

76

hidup dan model Biblis ini, menurut hemat penulis hal ini sangat cocok dengan

pembahasan tentang pentingnya katekese komunikasi antarpribadi dalam keluarga,

yang ditinjau dari pengalaman hidup konkrit sehari-hari berdasarkan terang Injil.

Sumarno (2006: 11) memberi ringkasan tentang langkah-langkah proses Katekese

Umat yakni:

1) Katekese Model pengalaman hidup:

a) Introduksi

Berisikan lagu dan doa pembukaan yang sesuai dengan tema yang

diambil dalam katekese yang dijalankan. Katekis mencoba mengingatkan dan

menghubungkan dengan tema yang sudah dibahas atau yang sudah

dibicarakan dalam pertemuan-pertemuan sebelumnya.

b) Penyajian suatu pengalaman hidup

Dapat diambil suatu peristiwa konkrit yang sesuai dengan tema dan

situasi peserta. Pengalaman ini bisa diambil dari surat kabar atau cerita yang

relevan sesuai dengan situasi peserta.

c) Pendalaman pengalaman hidup

Mengajak peserta untuk mengaktualisasikan pengalaman yang ada

dalam surat kabar atau cerita, dalam situasi hidup nyata atau konkrit. Hal ini

biasanya terjadi dalam kelompok kecil dengan pertanyaan-pertanyaan

pendalaman yang merangsang peserta untuk mengambil perhatian dalam

situasi normal konkrit sesuai dengan tema untuk hidup sehari-hari.

d) Rangkuman pendalaman pengalaman hidup

Menyarikan gambaran umum dari sikap-sikap yang dapat diambil oleh

peserta yang berhubungan dengan tema dalam penyajian pengalaman hidup

Page 95: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

77

dan dengan teks Kitab Suci atau Tradisi yang hendak dipakai dalam langkah

berikutnya.

e) Pembacaan Kitab Suci atau Tradisi Gereja

Pembacaan teks Kitab Suci atau Tradisi diikuti saat hening di mana

peserta diberi kesempatan untuk merefleksikan teks tersebut dengan dibantu

beberapa pertanyaan pendalaman, misalnya: kata atau kalimat mana yang

penting (kunci) menurut peserta? Apakah pesan inti dari teks tersebut? Apa

arti pesan teks tersebut bagi hidup konkrit peserta?

f) Pendalaman teks Kitab Suci atau Tradisi

Diawali dengan sharing atau menjawab pertanyaan-pertanyaan

penuntun yang telah direnungkan secara pribadi maupun bersama. Kemudian

pendamping membaca sekali lagi teks Kitab Suci atau Tradisi. Pada

kesempatan ini katekis membantu peserta untuk mencari dan mengungkapkan

pesan inti menurut mereka sendiri sehubungan dengan tema. Peranan katekis

di sini menciptakan suasana terbuka sehingga peserta tidak takut untuk

mengungkapkan tafsiran mereka sehubungan dengan tema yang dapat dipetik

dan digali dari pembacaan teks Kitab Suci atau Tradisi.

g) Rangkuman pendalaman teks Kitab Suci atau Tradisi

Pendamping merangkum jawaban peserta, terutama pesan inti teks

yang berhubungan dengan tema. Kemudian pendamping merangkum jawaban

peserta dengan hasil persiapan pribadi yang telah diperoleh berdasarkan

renungan atau pembacaan lebih mendalam dari sumber-sumber lain, terutama

yang berhubungan dengan tema sehingga peserta semakin diperkaya juga

dengan informasi atau masukan pengetahuan iman.

Page 96: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

78

h) Penerapan dalam hidup konkrit

Mengajak peserta untuk mengambil beberapa kesimpulan praktis yang

berhubungan dengan tema untuk diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, baik dalam kehidupan bermasyarakat, kehidupan menggereja, maupun di

dalam kehidupan berkeluarga. Kemudian pendamping mengajak peserta untuk

hening sejenak, untuk merenungkan serta mengumpulkan buah-buah pribadi

dari katekese umat untuk hidup sehari-hari, yang berupa niat atau tindakan apa

yang akan diambil untuk selanjutnya.

i) Penutup

Dapat dimulai dengan mengungkapkan doa-doa spontan yang

merupakan hasil buah-buah katekese dan bisa pula doa-doa umat lainnya

secara bebas. Lalu katekis dapat mengakhiri katekese dengan doa penutup

yang merangkum keseluruhan tema dan tujuan katekese. Kemudian dapat

diakhiri dengan suatu doa bersama atau nyanyian bersama yang sesuai dengan

tema.

2) Katekese model Biblis.

Yang dimaksudkan dengan katekese model biblis adalah katekese yang

prosesnya berangkat atau bertitik tolak dari Kitab suci atau Tradisi Gereja. Kitab suci

atau tradisi tersebut menjadi penerang bagi setiap peserta dan membantu peserta

dalam melihat pengalaman hidup sehari-hari sebagai pengalaman iman. Adapun

langkah-langkahnya sebagai berikut:

a) Doa dan lagu pembukaan.

Page 97: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

79

Dibuat dipilih sesuai tema Kitab Suci atau Tradisi yang digunakan dalam

pertemuan katekese yang dijalankan. Katekis mencoba menghubungkan tema

katekese dalam pertemuan tersebut dengan pertemaun-pertemuan sebelumnya.

b) Pembacaan Kitab Suci atau Tradisi

Pembacaan teks KS atau Tradisi diikuti saat hening, di mana peserta diberi

kesempatan untuk merefleksikan teks tersebut dengan dibantu pertanyaan-

pertanyaan pendalaman, misalnya; kata atau kalimat mana yang menjadi kunci

menurut peserta? Apa pesan inti dari teks tersebut? Apakah arti pesan tersebut

bagi hidup konkrit peserta?

c) Pendalaman Kitab Suci atau Tradisi

Dapat diawali dengan sharing dalam kelompok kecil dari pertanyaan-

pertanyaan penuntun yang telah direnungkan. Kemudian pendamping merangkum

jawaban peserta, terutama pesan inti teks yang berhubungan dengan tema.

Akhirnya pendamping merangkum jawaban peserta dengan hasil persiapan pribadi

yang diolah berdasarkan renungan maupun pembacaan lebih mendalam dari

sumber-sumber lain, terutama yang berhubungan dengan tema, sehingga peserta

semakin diperkaya juga dengan informasi atau masukan pengetahuan iman.

Peranan katekis di sini lebih menjadi salah satu nara sumber yang mampu

menampilkan isi dan pesan inti KS yang relevan dan mudah ditangkap oleh

peserta, tetapi yang selalu berhubungan dengan tema dan tujuan pertemuan

tersebut.

d) Pendalaman pengalaman hidup

Pendamping mengajak peserta untuk mengungkapkan inti pesan dari kitab

suci dengan pengalaman hidup yang masih berkaitan dengan tema, baik

Page 98: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

80

pengalaman masa lalu ataupun pengalaman masa sekarang dalam peristiwa yang

ada dalam hidup bermasyarakat, menggereja, berkeluarga, dan di tempat kerja.

e) Penerapan dalam hidup peserta

Pendamping mengajak dan merangsang peserta untuk merefleksikan dan

memikirkan apa yang sebaiknya bisa dilaksanakan dalam kehidupan konkrit

sehari-hari. Semangat, jiwa, dan kekuatan mana yang bisa diambil dari pesan inti

teks tersebut untuk dapat diwujudkan dalam praktek hidup sehari-hari, dalam

menghadapi permasalahan atau keprihatinan, baik berupa peristiwa atau kejadian

maupun situasi pribadi, keluarga, masyarakat, kehidupan menggereja.

f) Doa Penutup dan lagu penutup

Terdiri dari refleksi pribadi terpimpin dalam keheningan (misalnya katekis

dapat mengajak merenungkan dalam hati tentang kesulitan-kesulitan yang ada,

apabila hendak mewujudkan pesan inti dan sebagainya). Kemudian diberi

kesempatan kepada peserta untuk mengungkapkan doa spontan. Lalu katekis dapat

menutup doa dengan merangkum keseluruhan proses dengan tema dan tujuan serta

doa bersama atau nyanyian bersama yang sesuai dengan tema KS atau Tradisi

yang diambil.

B. Program Katekese

1. Pengertian Program

Menurut Kamus besar bahasa Indonesia, program dimengerti sebagai

rancangan mengenai asas-asas (hukum dasar) serta usaha-usaha (dalam

perekonomian, ketatanegaraan, dan sebagainya) yang akan dijalankan (Moeliono,

1988:702). Dengan demikian program dapat diartikan sebagai suatu usaha yang

dirumuskan untuk mencapai suatu tujuan yang jelas dan terarah.

Page 99: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

81

Program juga dapat membantu dan memudahkan seluruh proses pelaksanaan

kegiatan dapat berjalan dengan lancar, karena semua telah dipersiapkan dengan baik.

Penyusunan program selalu meliputi, tema, tujuan, sub tema, tujuan sub tema, uraian

materi, metode, sarana, sumber bahan.

2. Pemikiran Dasar Program Katekese

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa betapa banyak keluarga, sudah

berusaha menjalin komunikasi antarpribadi dalam keluarga. Mereka telah memahami

arti sebuah komunikasi antapribadi yakni komunikasi dari hati ke hati. Namun, ketika

berhadapan dengan realitas hidup sehari-hari di mana karena kesibukan-kesibukan

kerja yang sangat menyita waktu dan tenaga, sehingga jarang untuk hadir sepenuhnya

dalam rumah. Bahkan sepanjang hari tidak pernah bertemu satu sama lain, baik antara

suami-istri maupun terhadap anak-anak. Komunikasi antarpribadi dari hati ke hati

hampir tidak mempunyai waktu dan kesempatan. Padahal kita mengetahui bahwa

keluarga merupakan tempat untuk membagi kasih, tempat untuk mensharekan

pengalaman hidup di dalam keseharian.

Dalam Komunikasi yang terus-menerus, antara suami-istri maupun terhadap

anak-anak, mereka saling mengekspresikan realita yang ada dalam dirinya masing-

masing, sehingga mereka bisa saling mengetahui, mengerti, memahami, dan saling

mencintai satu sama lain sebagai anggota keluarga. Komunikasi antarpribadi

merupakan suatu hal yang sangat penting bagi keluarga, maka setiap anggota

keluarga, baik suami-istri maupun anak-anak perlu membagi waktu untuk hadir dan

berada di rumah, walaupun banyak kesibukan-kesibukan yang tidak dapat dihindari.

Di abad modern sekarang ini, kita mengalami begitu pesatnya kemajuan yang

dicapai dengan alat-alat komunikasi. Kita begitu mudah dan cepat bisa berkomunikasi

Page 100: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

82

dengan orang lain, kapan saja, betapapun jauhnya jarak yang memisahkan kita satu

sama lain. Alat komunikasi yang serba canggih banyak tersedia bagi kita yakni alat

telepon, fax, handphone, internet.. Perkembangan alat-alat komunikasi ini telah

merasuki di dalam kehidupan berkeluarga. Semua anggota keluarga diberi fasilitas

sarana komunikasi, sehingga kalau tidak bertemu atau tatap muka secara langsung

dalam keseharian, masing-masing pribadi saling telpon atau SMS, untuk menanyakan

situasi dan keberadaan anggota keluarga. Namun sayang, kecanggihan alat

komunikasi terkadang justru mengasingkan kita dari keakraban dalam berkomunikasi,

merenggangkan hubungan antarpribadi, menggeser pentingnya komunikasi tatap

muka yang sangat efektif dalam kehidupan manusia, khususnya di dalam kehidupan

berkeluarga.

Oleh karena itu perlu suatu pembinaan dan pendampingan yang tiada hentinya.

Keluarga Kristiani diharapkan dapat memelihara keutuhan, yang setiap anggotanya

mampu berkomunikasi, baik dalam keluarga sendiri maupun di luar keluarganya.

Katekese tentang komunikasi dalam hidup berkeluarga diharapkan dapat

menanggulangi kesulitan bagi keluarga dalam meningkatkan komunikasi antarpribadi

dalam keluarga.

Program katekese umat ini, bertujuan untuk membantu peserta agar dengan

tenang, santai, dan dalam suasana kekeluargaan dapat merefleksikan, menemukan

sebuah kesadaran baru untuk hidup mereka sebagai anggota keluarga dalam

meningkatkan komunikasi antarpribadi di antara mereka, sehingga dapat terciptanya

suatu keluarga bahagia dan sejahtera. Program kegiatan katekese umat ini disusun

bagi keluarga Katolik lingkungan St. Bartolomeus Babarsari Paroki Baciro.

Page 101: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

83

3. Usulan Tema Katekese

Usulan tema yang penulis sajikan dalam program katekese umat ini adalah:

Komunikasi Antarpribadi dalam kehidupan berkeluarga, dengan tujuan: membantu

peserta untuk semakin menyadari pentingnya komunikasi antarpribadi dalam

kehidupan berkeluarga, sehingga dapat terciptanya suatu keluarga yang bahagia dan

sejahtera. Tema ini akan dijabarkan dalam tiga sub tema yaitu: Pertama,

meningkatkan komunikasi antarpribadi dalam kehidupan sehari-hari. Sub tema

pertama ini, dijabarkan dalam 2 (dua) pertemuan. Kedua, membangun kesetiaan

dalam kehidupan berkeluarga. Sub tema kedua ini, dijabarkan dalam 2 (dua)

pertemuan. Ketiga, peranan keluarga Kristiani di zaman modern. Sub tema ketiga ini,

dijabarkan dalam 1 (satu) pertemuan.

Adapun penjabaran selengkapnya, bisa dilihat dalam penjabaran prorgam

katekese berikut ini:

Page 102: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

4. P

enja

bara

n Pr

ogra

m K

atek

ese

Tem

a

: Kom

unik

asi A

ntar

prib

adi D

alam

Keh

idup

an B

erke

luar

ga

Tuju

an

: Mem

bant

u pe

serta

unt

uk s

emak

in m

enya

dari

pent

ingn

ya k

omun

ikas

i ant

arpr

ibad

i dal

am k

ehid

upan

ber

kelu

arga

, seh

ingg

a da

pat

terc

ipta

nya

suat

u ke

luar

ga y

ang

baha

gia

dan

seja

hter

a.

No

Sub

Tem

a T

ujua

n su

b te

ma

Judu

l Pe

rtem

uan

Tuj

uan

Pert

emua

n U

raia

n m

ater

i M

etod

e Sa

rana

Su

mbe

r B

ahan

1

2 3

4 5

6 7

8 9

I

Men

ingk

at

kan

Kom

unik

asi

anta

rprib

adi

dala

m

kehi

dupa

n se

hari-

hari

Mem

bant

u pe

serta

aga

r se

mak

in

men

yada

ri ak

an

pent

ingn

ya

kom

unik

asi

antrp

ribad

i dal

am

kehi

dupa

n be

rkel

uarg

a.

a. K

omun

ikas

i an

tara

ora

ng

tua

dan

anak

-an

ak.

Mem

bant

u pe

serta

unt

uk

sem

akin

m

emah

ami

kom

unik

asi y

ang

baik

ant

ara

oran

g tu

a de

ngan

ana

k-an

ak d

alam

ke

hidu

pan

seha

ri-ha

ri de

mi

terc

ipta

nya

suat

u ke

luar

ga y

ang

baha

gia

dan

seja

hter

a.

• C

ara

berk

omun

i-ka

si y

ang

baik

an

tara

ora

ng tu

a da

n an

ak

• M

elih

at k

emba

li Si

tuas

i ko

mun

ikas

i an

tarp

ribad

i da

lam

Kel

uarg

a sa

at in

i. •

Perlu

nya

kom

unik

asi

anta

rprib

adi y

g M

endu

kung

pe

rkem

bang

an

anak

-ana

k.

• Sh

arin

g •

Tany

a ja

wab

Info

rmas

i •

Ref

leks

i

• Te

ks

KS

• M

adah

B

akti

• Te

ks C

erita

• Lu

k 2

: 41

– 52

Stef

an L

eks.

(200

3).

Tafs

ir In

jil

Luka

s. Y

ogya

karta

: K

anis

ius.

Peng

alam

an

Pese

rta

• Pa

ndua

n R

ekol

eksi

ke

luar

ga

(Wig

nyas

umar

ta

2000

, 78

-86)

Mem

bang

un

Kel

uarg

a K

atol

ik

Seja

ti (T

im

Publ

ikas

i

84

Page 103: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

Past

oral

R

edem

toris

t. 20

01: 2

6-40

). •

LBI.

(200

2).

Tafs

ir

Alki

tab

Perj

anjia

n Ba

ru.

Yog

yaka

rta:

Kan

isiu

s. •

Pand

uan

Rek

olek

si

kelu

arga

(W

igny

asum

arta

, 20

00,

78-8

6)

• St

efan

Lek

s. (2

003)

. Ta

fsir

Injil

M

atiu

s. Y

ogya

karta

: K

anis

ius.

Flp

2:1-

2

b.

Kom

unik

a-si

ant

ara

suam

i-ist

ri

• A

gar s

uam

i-is

tri le

bih

mem

aham

i ca

ra

berk

omun

ikas

i ya

ng b

aik

• A

gar s

uam

i-

• Pe

ntin

gnya

K

omun

ikas

i an

tarp

ribad

i bag

i su

ami d

an is

tri

• Fa

ktor

-fak

tor

kom

unik

asi

anta

rprib

adi

• Sh

arin

g •

Tany

a ja

wab

Info

rmas

i •

Dis

kusi

Perm

aina

n

• Te

ks K

S

• Pu

ji Sy

ukur

Spid

ol

• K

erta

s

Fleb

Kar

tu

• Pa

ndua

n R

ekol

eksi

ke

luar

ga

(Wig

nyas

umar

ta

2000

, 98

-103

). •

Pand

uan

85

Page 104: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

istri

dap

at

men

geta

hui

cara

m

enin

gkat

kan

kese

rasi

an

rela

si

kom

unik

asi

anta

rprib

adi d

i da

lam

ke

hidu

pan

seha

ri-ha

ri.

• M

emah

ami c

ara

berk

omun

i-kas

i K

elua

rga

Kud

us

di N

azar

et

prak

tis

kom

unik

asi

Suam

i-Ist

ri (S

ubia

nto

Paul

us,

2003

). Ja

karta

: PT

G

ram

edia

Pu

stak

a U

tam

a.

• Fl

p 2:

1-8

2

Mem

bang

un

kese

tiaan

da

lam

ke

hidu

pan

berk

elua

rga.

Mem

bant

u pe

serta

unt

uk

sem

akin

m

enya

dari

arti

kese

tiaan

di

dala

m k

ehid

upan

be

rkel

uarg

a,

sehi

ngga

mam

pu

men

elad

ani

kese

tiaan

Yes

us

kepa

da B

apa-

Nya

sa

mpa

i waf

at d

i ka

yu S

alib

.

a. K

eset

iaan

K

elua

rga

dala

m

perk

ara-

perk

ara

keci

l

Mem

bant

u pe

serta

, aga

r se

mak

in se

tia

kepa

da k

elua

rga

teru

tam

a da

lam

pe

rkar

a-pe

rkar

a ke

cil,

sehi

ngga

da

pat t

erci

ptan

ya

suat

u ke

luar

ga

yang

bah

agia

dan

ha

rmon

is.

• Pe

ngga

lian

peng

alam

an

pese

rta te

ntan

g ar

ti ke

setia

an.

• C

ara

men

gata

si

konf

lik d

alam

ke

hidu

pan

berk

elua

rga

• S

harin

g pe

ngal

aman

Ref

leks

i pr

ibad

i •

Info

rmas

i •

Tany

a ja

wab

• K

SPB

Mad

ah B

akti

• T

ape

reco

rder

dan

ka

set

inst

rum

en

• Fo

to c

opy

teks

cer

ita

Kes

etia

an.

• M

at 1

9:1-

12

• LB

I (19

81).

Tafs

ir In

jil

Mat

ius.

Yog

yaka

rta:

Kan

isiu

s •

Stef

an L

eks

(199

0).

Yesu

s K

rist

us

Men

urut

K

eem

pat

Injil

. Y

ogya

karta

: K

anis

ius

• W

harto

n,

Paul

. J.

(199

0). 1

11

Cer

ita d

an

peru

mpa

maa

n

86

Page 105: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

b. M

enel

adan

i Y

esus

dal

am

hal k

eset

iaan

Mem

bant

u pe

serta

unt

uk

sem

akin

mam

pu

men

elad

ani

kese

tiaan

Yes

us

dala

m k

ehid

upan

se

hari-

hari,

bai

k da

lam

suka

m

aupu

n da

lam

du

ka.

• To

talit

as

peng

abdi

an

Yes

us d

alam

hi

dup-

Nya

Men

elad

ani

kese

tiaan

Yes

us

mel

alui

ke

saks

ian

hidu

p se

hari-

hari

dala

m

hidu

p be

rkel

uarg

a.

• R

efle

ksi

prib

adi

• In

form

asi

• Ta

nya

jaw

ab

• K

SPB

Mad

ah B

akti

• Ta

pe re

cord

er

dan

kase

t in

stru

men

bagi

par

a Pe

ngkh

otba

h da

n G

uru.

Y

ogya

karta

: K

anis

ius.

• B

uku

Pand

uan

KB

P (2

006:

85

). Pa

roki

St

. Mar

inus

Y

ohan

es

Ken

jera

n-su

raba

ya.

• Lu

k 17

:26-

37

• LB

I (19

81).

Tafs

ir In

jil

Luka

s. Y

ogya

karta

: K

anis

ius

• St

efan

Lek

s (1

990)

. Ye

sus

Men

urut

K

eem

pat

Injil

. Y

ogya

karta

: K

anis

ius

87

Page 106: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

3 Pe

rana

n ke

luar

ga

Kris

tiani

di

za

man

m

oder

n

Men

anam

kan

jiwa

mis

sion

er

dala

m h

idup

ke

luar

ga K

atol

ik

untu

k hi

dup

men

gger

eja

dan

berm

asya

raka

t di

zam

an m

oder

n

Kel

uarg

a se

baga

i G

erej

a m

ini

yang

diu

tus

Mem

bant

u pe

serta

unt

uk

sem

akin

m

enya

dari

bahw

a ke

luar

ga

mer

upak

an

Ger

eja

keci

l, ya

ng d

ijiw

ai o

leh

iman

yan

g m

enda

lam

aka

n K

ristu

s.

• M

enya

dari

keha

dira

n A

llah

dala

m k

ehid

upn

seha

ri-ha

ri •

Usa

ha k

elua

rga

dala

m

men

ghid

up-k

an

doa

bers

ama.

Ket

erlib

atan

ke

luar

ga d

alam

ke

hidu

pan

men

gger

eja.

Kel

uarg

a K

ristia

ni se

baga

i je

maa

t dal

am

peng

abdi

an

kepa

da se

sam

a .

• D

isku

si

• Ta

nya

jaw

ab

• Sh

arin

g •

Din

amik

a •

Ref

leks

i

• K

S •

Mad

ah

Bak

ti •

cerg

am

• sp

idol

Ker

tas

Fleb

• B

uku

Pand

uan

KB

P (2

006:

60

). Pa

roki

St

. Mar

inus

Y

ohan

es

Ken

jera

n-Su

raba

ya.

• FC

, art.

59

Not

a Pa

stor

al

DK

P K

AS

(200

7).

• I K

or 1

2:4-

30

• LB

I.

(200

2).

Tafs

ir

Perj

anjia

n Ba

ru.

Yog

yaka

rta: K

anis

ius.

88

Page 107: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

89

5. Contoh Persiapan Katekese I: Model Biblis

a. Identitas Katekese

1) Judul Pertemuan : Komunikasi antara orang tua dan anak-anak.

2) Tujuan : Membantu peserta untuk semakin memahami komunikasi

yang baik antara orang tua dengan anak-anak dalam dalam

kehidupan sehari-hari demi terciptanya suatu keluarga

yang bahagia dan sejahtera.

3) Peserta : Keluarga Katolik Lingkungan St. Bartolomeus Babarsari.

4) Tempat : Rumah Umat

5) Hari/Tgl : Kamis, 19 Juli 2007

6) Waktu : Jam 19.00-21.30

7) Metode : - Sharing kelompok kecil

- Refleksi pribadi

- Informasi

- Tanya jawab

8) Sarana : - Madah Bakti

- Kitab Suci Perjanjian Baru

- Cerita “Kesaksian Hidup Sebuah Keluarga”

- Tape recorder dan kaset intsrumen

9) Sumber bahan : Luk 2 : 41-52

- Panduan Rekoleksi keluarga (Wignyasumarta, 2000: 78)

- FC, art. 36

- Stefan Leks. (2003). Tafsir Injil Lukas. Yogyakarta:

Kanisius.

Page 108: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

90

- LBI. (2002). Tafsir Kitab Suci Perjanjian Baru. Yogyakarta:

Kanisius.

b. Pemikiran Dasar

Dalam realitas kehidupan manusia, selalu membutuhkan orang lain. Kehadiran

orang lain selalui disertai dengan sebuah relasi yang menghidupkan. Setiap relasi yang

baik, selalu disertai dengan komunikasi yang baik pula antar pribadi-pribadi, baik

dalam kehidupan berkeluarga antara suami-istri dan anak-anak, maupun di dalam

kehidupan bermasyarakat.

Dalam era modern ini, banyak keluarga yang cenderung memperkuat

bahteranya dengan memanfaatkan segala hasil teknologi yang ada. Kebersamaan dan

kesatuan dalam keluarga, seakan dapat diwakili bahkan digantikan oleh keberadaan

berbagai media komunikasi yang serba cepat dan praktis. Semakin jarang terjadi

perjumpaan yang secara langsung dan personal untuk saling menyapa dan

menyampaikan gagasan, perasaan, dan cinta. Alasan kepraktisan dan mental

pragmatisme menjadi juga mental para penghuni keluarga. Apalagi kedua hal tersebut

dirasionalisalikan demi kepentingan kesejahteraan keluarga, profesi dan karir. Dengan

demikian, hasil tekonologi bukan sekedar sarana, melainkan kebudayaan, di mana

manusia itu hidup, bergerak, dan ada. Media komunikasi yang paling hakiki adalah

perjumpaan antarpribadi seluruhnya, bukan hanya suara, atau wajahnya saja, tetapi

juga menyangkut seluruh badan, perasaan, pikiran, maksud, dan hatinya. Perjumpaan

seperti ini tidak tergantikan oleh surat, SMS, atau telephone.

Komunikasi di dalam kehidupan berkeluarga merupakan suatu hal yang sangat

penting dalam kehidupan manusia. Dengan komunikasi antarpribadi atau tatap muka,

segala urusan atau permasalahan yang terjadi dalam kehidupan berkeluarga dapat

Page 109: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

91

diselesaikan dengan baik. Tanpa ada komunikasi, kita dan orang lain tidak dapat

berhubungan dan bertukar pikiran, perasaan, dan kehendak. Akibatnya, kita dan orang

lain tidak dapat menjadi rekan, teman, atau sahabat, bahkan kadang kita merasa

menjadi asing di dalam rumah sendiri, berhadapan dengan kaum keluarga.

Komunikasi yang hidup, diperlukan suatu sikap saling menyapa, saling mendengarkan

satu sama lain, saling terbuka, saling memahami, dan saling mengerti sama lain.

Kenyataan bahwa dalam kehidupan bersama, seringkali komunikasi

antarpribadi kurang terwujud, karena orang lebih suka sibuk urusannya sendiri tanpa

memperhatikan sesama yang ada di sekitarnya. Orang tua lebih suka sibuk dengan

urusannya di kantor atau di tempat kerja daripada kesibukan di rumah, dalam

mengurusi rumah tangga, mengurusi suami/istri atau anak-anak, dan beranggapan

bahwa semuanya akan berjalan dengan sendirinya. Situasi semacam ini membuat

keluarga menjadi tidak harmonis. Jadi, agar dapat terciptanya suatu keluarga yang

baik dan harmonis, diperlukan suatu komunikasi yang baik, diperlukan juga suatu

relasi antarpribadi yang menghidupkan dengan sesama, teristimewa komunikasi

antarpribadi dalam kehidupan berkeluarga.

Komunikasi yang menghidupkan antarpribadi, diwartakan secara tegas dan

jelas dalam Kitab Suci, Luk 2 : 41 – 52 kepada kita sebagai anggota keluarga. Kisah

Keluarga Nazaret yang dilukiskan dalam Injil Lukas, dapat kita petik pelajaran yang

sangat berharga bagi kehidupan berkeluarga. Dalam kehidupan mereka, kita

menemukan model hidup berkeluarga yang tiada taranya, di mana hubungan antar

anggota keluarga, begitu indah dan penuh kasih terjalin di Nazaret. Maka, sebagai

anggota keluarga, kita perlu belajar dari cara berkomunikasi dalam Keluarga Kudus

untuk kita jadikan model komunikasi bagi keluarga kita.

Page 110: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

92

c. Pelaksanaan Pertemuan Katekese

1) Kata pengantar

Bapak, ibu, saudara/i yang terkasih dalam Kristus, selamat datang dalam

pertemuan ini. Saat ini kita berkumpul bersama di tempat ini, kita ingin masuk ke

dalam pengalaman akan kasih Tuhan secara istimewa. Saat ini kita diundang untuk

masuk lebih mendalam ke dalam lubuk hati kita, dan untuk membangkitkan kembali

kesadaran kita sebagai orang tua di dalam menghayati komunikasi antarpribadi dalam

kehidupan berkeluarga, baik relasi komunikasi antara suami-istri maupun relasi

komunikasi terhadap anak-anak. Kita diajak untuk kembali menghayati peranan kita

sebagai orang tua, kita diajak untuk melihat peran kita sebagai suami-istri, sebagai

anak-anak di dalam membangun bahtera kehidupan berkeluarga yang bahagia dan

harmonis.

Pada pertemuan ini, kita akan masuk dalam suasana kehidupan Keluarga

Kudus di Nazaret. Kita akan melihat dan belajar bagaimana Yesus, Maria, dan Yosef

menghayati hidup berkeluarga sebagai anak, ibu, dan bapak. Teladan hidup

berkeluarga, khususnya dalam hal berkomunikasi antarpribadi, ingin kita angkat

menjadi contoh atau model bagi hidup keluarga kita.

Untuk itu, marilah kita menyiapkan diri mengikuti pertemuan ini dengan

melepaskan segala kepenatan, melepaskan segala kesibukan-kesibukan kita, beban-

beban hidup yang mengganggu proses pertemuan ini. Kita membiarkan Tuhan hadir di

sini berjalan bersama kita. Kita menyadari bahwa, kita hadir di sini bersama dengan

sesama yang saling meneguhkan dan saling menguatkan kita, dalam menempuh

peziarahan hidup kita.

Page 111: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

93

2) Lagu pembukaan:

“Satukan Hati Kami”

Satukanlah hati kami

‘Tuk memuji dan menyembah

O Yesus Tuhan dan Rajaku

Eratkanlah tali kasih di antara kami semua

O Yesus Tuhan dan Rajaku

Bergandengan tangan dalam satu kasih

Bergandengan tangan dalam satu iman

Saling mengasihi di antara kami

Keluarga Kerajaan Allah.

3) Doa pembukaan

Allah Bapa Yang Maha Kasih, kami menghadap-Mu secara bersama-sama

dalam satu hati membangun sebuah keluarga. Ajarilah hati kami untuk selalu terbuka

dan menyediakan waktu untuk keluarga kami, sehingga dalam relasi dengan anggota

keluarga, kami makin akrab dan dekat satu sama lain, baik antara suami-istri maupun

terhadap anak-anak. Semoga Roh-Mu sendiri yang menggerakkan hidup kami dalam

membina dan mengembangkan sikap saling mengasihi antar-anggota keluarga, seturut

hati-Mu yang begitu luas bagi semua orang yang dijumpai dalam hidup kami, demi

Kristus Tuhan dan pengantara kami Amin.

4) Pembacaan teks Kitab Suci, Luk 2 : 41-52.

Setelah teks dibacakan, diberikan kesempatan kepada peserta untuk hening

sejenak (5 menit), agar peserta meresapkan bacaan tersebut. Lalu peserta dibagi dalam

kelompok kecil untuk mensharingkan pemahaman teks tersebut, dengan bantuan

pertanyaan penuntun:

Page 112: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

94

a) Apa yang dilakukan oleh Maria dan Yosef, ketika Yesus tetap tinggal di

Yerusalem dan tidak pulang bersama-sama dengan mereka, setelah perayaan hari

Raya itu?

b) Apa yang dilakukan oleh Maria dan Yosef, ketika menemukan kembali Kanak-

Kanak Yesus?

c) Apa reaksi Maria dan Yosef, ketika Yesus menjawab pertanyaan Maria dengan

menyampaikan alasannya, mengapa tertinggal di Bait Allah?

d) Komunikasi yang dilakukan Maria dan Yosef dengan Yesus dapat dikatakan

komunikasi mengena. Mengapa?

e) Apa makna teks tersebut bagi kita sebagai orang tua?

(Foto copy pertanyaan dibagikan kepada masing-masing peserta).

Setelah sharing dalam kelompok kecil, hasilnya diplenokan dalam kelompok besar,

yang dibawakan oleh salah satu wakil kelompok.

5) Rangkuman pendalaman Kitab Suci

Kisah hidup Keluarga Kudus di Nazaret yang dilukiskan oleh penginjil Lukas,

membawa pelajaran yang sangat berharga bagi keluarga. Ketika Kanak-kanak Yesus

berusia 12 tahun, pergilah Ia bersama dengan Maria dan Yosef ke Bait Allah di

Yerusalem. Ketika perayaan selesai, semuanya pada pulang, tetapi Yesus tanpa

diketahui oleh orang tuanya tertinggal di Yerusalem.

Sesampainya di rumah, ternyata Yesus tidak ada bersama teman

seperjalanannya. Maria dan Yosef menjadi bingung dan cemas, lalu mencari Yesus

kembali ke Yerusalem. Selama 3 hari, mereka baru menemukan-Nya di Bait Allah

sedang duduk di tengah-tengah para alim ulama. Kemudian terjadilah suatu dialog

antara Maria dan Yesus,”Nak, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami.

Page 113: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

95

Bapa-Mu dan aku cemas mencari Engkau.” Jawab Yesus,”Mengapa kamu mencari

Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di rumah Bapa-Ku? Mereka

tidak mengerti dan tidak menangkap apa yang dikatakan Yesus, Bunda Maria

menyimpan semua perkara itu dalam hatinya.

Percakapan antara Maria dan Yesus, terjadi suatu dialog yang sungguh-

sungguh hidup, di mana terjadi komunikasi antar pribadi yang membawa makna dan

memiliki arti yang mendalam. Tidak seperti banyak orang tua, kalau mendapati

anaknya pulang sampai kemalaman, apalagi kalau tidak pulang selama 3 hari,

biasanya bersikap emosional, tanpa tanya dahulu apa sebabnya, anak langsung

didamprat, disiksa, atau marah-marah kepada anaknya. Namun Maria dan Yosef tidak

berbuat demikian. Maria terlebih dahulu menanyakan alasannya, “Nak, mengapa

Engkau berbuat demikian, kami begitu cemas mencari-Mu?” Jawab Yesus pun tidak

seperti kebanyakan anak-anak lain, kalau ditanyai oleh orang tuanya, mereka sering

lalu marah, merasa dicurigai, dan menjawab dengan kasar. Tetapi Yesus dengan sopan

menjawab dan menyampaikan alasannya bahwa Ia harus berada di rumah Bapa.

Ketika Maria dan Yosef tidak paham akan maksud Yesus, mereka pun tidak

memarahi-Nya. Maria mendengarkan dengan baik dan menyimpan semua perkara itu

di dalam hatinya.

Kenyataan bahwa banyak orang tua tidak mengerti maksud dan kemauan

anaknya, perkembangan pribadinya, masalah-masalah dan kesulitan anaknya. Mereka

kurang sabar untuk memahami masalah anaknya dan seringkali langsung

memarahinya. Untuk mempraktekkan cara berkomunikasi antarpribadi yang baik,

kiranya cara hidup Keluarga Kudus, patut kita jadikan sebagai model atau contoh

teladan hidup bagi keluarga-keluarga Kristen di dalam membangun bahtera kehidupan

berkeluarga.

Page 114: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

96

6) Pendalaman pengalaman hidup

Pendamping mengajak peserta untuk bersama-sama mendalami kisah cerita

mengenai “Kesaksian dari sebuah keluarga” (teks cerita terlampir). Setelah membaca

dan merenungkan secara pribadi cerita tersebut, peserta diajak untuk mendalami

secara bersama-sama dengan bantuan beberapa pertanyaan penuntun:

a) Apa tanggapan bapak-ibu, saudara/i, tentang kisah cerita tadi?

b) Menurut Anda, apakah Pak Benny dan Bu Sari sebagai orang tua, sudah

melakukan komunikasi yang baik dengan anak-anak mereka? Mengapa?

c) Untuk bisa berkomunikasi yang baik dengan anak-anak, apa saja yang seharusnya

dilakukan orang tua?

d) Apa saran Anda untuk Pak Benny dan Bu Sari, untuk memperbaiki komunikasi

dalam keluarganya?

7) Peneguhan pendamping

Komunikasi yang dilukiskan dalam kisah cerita tersebut, menggambarkan

tentang komunikasi yang hanya satu arah saja, komunikasi yang hanya dilakukan

sepihak saja. Orang tua, oleh karena kesibukannya di kantor atau di tempat kerja

(restoran), kurang memperhatikan kehidupan berkeluarga, kurang memperhatikan

kehidupan anak-anak. Memang, secara material kebutuhan anak-anak selalu dipenuhi,

namun dalam hal perjumpaan dan komunikasi antarpribadi jarang dilakukan karena

masing-masing selalu sibuk dengan urusannya sendiri. Kehidupan anak-anak,

dilengkapi dengan berbagai peraturan-peraturan yang membuat anak-anak tidak ada

kebebasan untuk mengekspresikan diri dan tidak ada kebebasan untuk memilih arah

dan masa depannya, karena semuanya diatur oleh orang tua khususnya Pak Benny. Di

sini, peranan orang tua hanya sebagai pemenuhan kebutuhan, tanpa memperhatikan

Page 115: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

97

perkembangan pendidikan dan situasi anak-anak yang sedang bertumbuh dan

berkembang.

Menurut FC, art. 36, peran orang tua dalam pendidikan itu “tidak tergantikan

dan dan tidak dapat diambil alih”, dan karena itu tidak dapat diserahkan sepenuhnya

kepada orang lain. Orang tua tidak dapat lepas tangan dari tanggung jawab ini,

betapapun sibuknya bekerja dan betapapun beraneka macam kegiatan di masyarakat

maupun di Gereja. Dalam Amsal 22: 6, dilukiskan bahwa “Didiklah orang muda

menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan

menyimpang dari jalan itu”. Namun, dalam prakteknya, ternyata ada begitu banyak

cara atau model dalam mendidik anak yakni di mana orang tua yang terlalu

menekankan kedisiplinan, dengan membuat berbagai macam peraturan dalam rumah,

dan tidak ada dialog atau komunikasi dengan anggota keluarga, sehingga membuat

anak-anak menjadi tidak bebas untuk memperkembangkan diri. Sikap seperti inilah

yang mematikan kreativitas anak, menimbulkan kesenjangan antara orang tua anak-

anak, dan membuat kehidupan keluarga menjadi tidak harmonis dan tidak mengalami

suatu kebahagiaan.

Dalam Keluarga Kudus Nazaret, kita dapat menimba semangat cinta dan

kesetiaan yang menjadi warna dasar kehidupan Yesus, Maria, dan Yosef. Cinta dalam

Keluarga Kudus, juga menjadi inspirasi keluarga Kristiani dewasa ini, menandakan

pertumbuhan nilai-nilai kesatuan hati dan kesiapsediaan serta kesetiaan untuk mencari

kehendak Allah. Kesetiaan Keluarga Kudus bentuk kasih sejati yang memberikan

semangat dan dukungan bagi keluarga Kristiani dewasa ini, dalam menghadapi aneka

permasalahan. Sebagaimana Keluarga Kudus menjadi alat kepenuhan kasih Allah

karena kesetiaan mereka satu sama lain, maka keluarga-keluarga kristianipun diajak

Page 116: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

98

untuk menjadi alat kepenuhan kasih-Nya dalam semangat kesetiaan satu sama lain

dalam kehidupan berkeluarga.

Suasana kehidupan Keluarga Kudus di Nazaret yang begitu akrab dalam

kehidupan sehari-hari, mengajak kita untuk semakin akrab satu sama lain dalam

kehidupan berkeluarga. Kita perlu belajar bagaimana Yesus, Maria, dan Yosef

menghayati hidup berkeluarga sebagai anak, ibu, dan bapak. Teladan hidup

berkeluarga, khususnya dalam hal berkomunikasi antarpribadi, ingin kita angkat

menjadi contoh atau model bagi hidup keluarga kita.

8) Penerapan dalam hidup konkrit

Komunikasi antarpribadi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

kehidupan bersama, khususnya dalam kehidupan berkeluarga baik komunikasi

antarpribadi antarara suami-istri maupun komunikasi antarpribadi dengan anak-anak.

Dengan berkomunikasi dari hati kehati, kita dapat memahami satu sama lain dalam

kehidupan bersama.

Kisah hidup Keluarga Kudus di Nazaret, yang dikisahkan oleh Injil Lukas

menjadi sebuah pengalaman berharga bagi kehidupan kita. Dalam kehidupan mereka,

kita menemukan model hidup berkeluarga yang tiada taranya, dimana hubungan antar

anggota keluarga begitu indah dan dengan penuh kasih terjalin di Nazaret. Maka,

sebagai anggota keluarga kita perlu belajar dari cara berkomunikasi dalam Keluarga

Kudus, untuk kita jadikan model komunikasi bagi keluarga kita dalam kehidupan

sehari-hari. Komunikasi yang hidup antar pribadi-pribadi, dapat menumbuhkan

kebahagiaan dan keharmonisan dalam hidup berkeluarga. Sebagai anggota keluarga

Kristiani, sejauh manakah kita menjalin komunikasi antarpribadi yang hidup dalam

kehidupan kita sehari-hari?

Page 117: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

99

9) Doa penutup

Sebagai doa penutup, pendamping mengajak peserta untuk berdoa bersama-

sama dari teks yang sudah disiapkan yakni:

“Doa Untuk Keluarga”

Bapa di Surga,

Engkau telah menciptakan dan menyatukan pria dan wanita,

agar keduanya menjadi pasangan tak terpisahkan,

dan bersama-sama membentuk satu keluarga.

Bapa, sumber hidup dan kasih sejati, melalui Putra-Mu Yesus Kristus,

yang lahir dan bertumbuh dalam Keluarga Kudus Nazaret,

berikanlah bantuan-Mu kepada setiap keluarga di bumi ini,

agar ia dapat menjadi kenisah hidup dan kasih sejati,

bagi generasi saat ini dan generasi yang akan datang.

Semoga rahmat-Mu membimbing semua pasangan para suami-istri,

agar mereka saling menyayangi dengan kasih yang penuh dan setia,

mampu mengatasi segala godaan dan cobaan,

dan dengan demikian mampu membangun keluarga yang sejahtera.

Bantulah pula semua orang muda,

supaya mereka menemukan dalam keluarga mereka,

dukungan yang kuat bagi pertumbuhan mereka sebagai manusia,

sehingga mereka berkembang dalam keutamaan manusiawi dan kristiani. Amin.

10). Lagu penutup: “Bahasa Cinta”

Andaikan aku lakukan yang luhur mulia

Jika tanpa kasih cinta hampa tak berguna

Reff: Ajarilah kami bahasa cinta-Mu

Agar kami dekat pada-Mu ya Tuhanku

Ajarilah kami bahasa cinta-Mu

Agar kami dekat pada-Mu

Andaikan aku pahami bahasa semua

Hanyalah bahasa cinta, kunci tiap hati... Reff

Page 118: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

100

6. Contoh Persiapan Katekese II: Model Pengalaman Hidup

a. Identitas Katekese

1) Judul Pertemuan :Membangun kesetiaan dalam kehidupan berkeluarga

2) Tujuan : Membantu peserta untuk semakin menyadari arti

kesetiaan di dalam kehidupan berkeluarga,

sehingga mampu meneladani kesetiaan Yesus

kepada Bapa-Nya sampai wafat di kayu Salib.

3) Peserta : Keluarga Katolik

4) Tempat : Lingkungan St. Bartolomeus Babarsari

5) Hari/Tgl : Disesuaikan dengan jadual doa lingkungan

6) Waktu : Jam 19.00-21.30

7) Metode : - Sharing Pengalaman

- Refleksi

- Informasi

- Tanya jawab

8) Sarana : - Madah Bakti

- Kitab Suci Perjanjian Baru

- Cerita “Kesetiaan”

9) Sumber bahan : - Luk 17:26-37

- LBI (1981). Tafsir Injil Lukas. Kanisius:

Yogyakarta.

- Stefan Leks (1990). Yesus Menurut Keempat Injil.

Yogyakarta: Kanisius.

Page 119: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

101

- Wharton, Paul. J. (1990). 111 Cerita dan

perumpamaan bagi para Pengkhotbah dan Guru.

Yogyakarta: Kanisius.

b. Pemikiran Dasar

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar atau bahan kita sering

mengucapkan kata-kata ini “apapun terjadi, saya akan tetap setia pada suami atau istri

sampai mati”. Kata-kata ini merupakan ungkapan kegembiraan dan tekad untuk tetap

setia, sehidup semati antara suami-istri dan anak-anak dalam hidup berkeluarga.

Kenyataan dalam kehidupan manusia, di mana semakin maraknya arus

globalisasi, salah satu nilai atau keutamaan keluarga semakin pudar yang bahkan

menjadi tragedi dalam keluarga adalah masalah kesetiaan suami istri maupun

kesetiaan kepada anak-anak. Ketika kesetiaan luntur bahkan hilang dalam kehidupan

berkeluarga, maka pada saat yang bersamaan keharmonisan keluarga secara perlahan-

lahan juga mulai retak dan hancur. Kenyataan perceraian dan broken home nenjadi

gambaran yang jelas, pudarnya kesetiaan yang menjadi salah satu keutamaan dalam

membangun bahtera keluarga, sebagaimana yang telah diikrarkan dalam sakramen

perkawinan. Maka, ketika kesetiaan mulai hilang dalam kehidupan berkeluarga, kita

dapat bertanya pada diri kita masing-masing, “Dimanakah setiaku, setiamu, dan setia

kita?” Mengapa aku tidak mampu untuk setia? Selain itu juga, kesetiaan dalam

kehidupan berkeluarga akan menjadi luntur, karena orang dihadapkan dengan banyak

peristiwa yang menantang dan juga berbagai macam tawaran dunia yang menggiurkan

hati, sehingga membuat orang rela meninggalkan suami-istri maupun meninggalkan

anak-anak dan keluarga lainnya, demi sesuatu hal yang sangat menyenangkan hati.

Page 120: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

102

Dalam Injil Lukas 17 : 26 – 37, Yesus dengan tegas mengatakan bahwa

“Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya”.

Kehilangan nyawa merupakan suatu pengorbanan yang tulus dan menuntut suatu

kesetiaan dari setiap pribadi dalam mengikuti Yesus Kristus. Mengikuti Dia, bukan

hanya dalam saat-saat suka saja, tetapi justru dituntut juga dalam saat-saat kita

mengalami duka. Sabda Yesus ini mengingatkan kita pada kesetiaan-Nya di kayu

Salib. Ia mengundang kita untuk mewujudkan semangat kesetiaan yang ada dalam diri

kita masing-masing. Kesetiaan perlu dibangun dari hari ke hari dalam terang Kristus

sendiri yang telah dicurahkan kepada kita yakni setia sampai selama-lamanya.

Oleh karena itu, dalam pertemuan ini, kita diajak untuk menggali dan

mengambil sikap dalam menghadapi berbagai macam tantangan dan kesulitan hidup,

dalam terang Kristus sendiri dengan membangun kesetiaan kita dalam kehidupan

sehari-hari. Jika kita setia dalam hidup sehari-hari, maka kitapun semakin setia kepada

Yesus Kristus sendiri. Kesetiaan dalam kehidupan berkeluarga merupakan suatu

ungkapan dan perwujudan kesetiaan kita kepada Yesus Kristus. Jadi, jika kita selalu

setia di dalam hidup, maka kita akan memperoleh suatu kebahagiaan dan kedamaian

dalam kehidupan berkeluarga.

c. Pelaksanaan Pertemuan

1. Pembukaan

a. Kata Pengantar

Bapak, ibu, dan saudara/i yang terkasih dalam Yesus Kristus, hidup dalam

suatu tantangan, sudah melanda hampir setiap orang dan kitapun tidak dapat lari dari

padanya. Yesus bahkan menggambarkan situasi hidup manusia dalam kehidupan

berkeluarga. Yesus juga mengatakan bahwa “Barangsiapa berusaha memelihara

Page 121: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

103

nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya,ia

akan menyelamatkannya. Kata-kata Yesus ini, menuntut suatu pengorbanan dari kita

dalam membangun kesetiaan di dalam kehidupan berkeluarga.

Dalam kenyataan hidup sekarang ini, kita boleh bertanya diri: apakah kita

berani kehilangan nyawa, demi kesetiaan kita terhadap keluarga, atau oleh karena

harga diri, keluarga menjadi sasaran pelampiasan? Lalu, bagaimana kita akan

membangun kesetiaan, yang membuat kita semakin tenang dan percaya bahwa kalau

kita setia, Yesus akan lebih setia kepada kita. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

kita diajak untuk menggali dan mengambil sikap dalam menghadapi tantangan dan

kesulitan hidup dalam terang Kristus sendiri, dengan tetap membangun kesetiaan kita

dalam hidup berkeluarga.

b. Lagu Pembukaan: Hidup Sejahtera ( Madah Bakti No. 527 ).

c. Doa Pembukaan:

Ya Bapa Yang Maha Baik, kami bersyukur dan berterima kasih kepada-Mu,

atas Rahmat yang telah Engkau berikan kepada kami sampai saat ini. Secara khusus,

kami mengucapkan terima kasih karena pada kesempatan ini, kami boleh berkumpul

dalam satu ikatan kekeluargaan dalam Yesus Putra-Mu. Saat ini, kami ingin menggali,

menghayati, dan merefleksikan sejauh mana kami menanggapi undangan dan

meneladan sikap Yesus yang setia sampai wafat-Nya di kayu Salib. Bimbinglah dan

terangilah hati kami dengan Roh Kudus-Mu, agar kami mampu untuk tetap setia di

dalam hidup berkeluarga, bik dalam suka maupun dalam duka. Kami serahkan seluruh

kegiatan pertemuan kami di hadirat-Mu, hadirlah di tengah-tengah kami, agar kami

mampu mendengarkan Engkau melalui sharing-sharing sesama kami dan terbuka

untuk mendalami Sabda-Mu, sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami, kini dan

sepanjang masa. Amin.

Page 122: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

104

2. Penyajian Pengalaman Hidup

Marilah bapak-ibu, saudara/i, pada kesempatan ini, kita mencoba membaca

dan merenungkan percikan pengalaman melalui kisah cerita tentang “Kesetiaan”.

Pendamping membagikan teks cerita tersebut dan memberikan kesempatan kepada

peserta untuk membaca dan mempelajari secara pribadi. Kemudian pendamping

meminta salah satu peserta untuk mencoba menceritakan kembali dengan singkat

tentang isi pokok dari cerita tersebut.

3. Pendalaman Pengalaman Hidup

Setelah membaca dan merenungkan kisah cerita tersebut, pendamping

mengajak peserta untuk bersama-sama mendalami kisah cerita tersebut dengan

beberapa pertanyaan penuntun:

a. Apa tanggapan bapak-ibu, saudara/i, tentang kisah cerita tadi?

b. Mengapa gadis tersebut tetap setia kepada sang raja?

c. Pernahkan bapak-ibu, saudara/i, mengalami kesulitan-kesulitan dalam

mewujudkan kesetiaan di dalam hidup berkeluarga?

d. Cara manakah yang dilakukan bapak-ibu, saudara/i, dalam menghadapi kesulitan-

kesulitan untuk membangun kesetiaan di dalam hidup berkeluarga?

4. Rangkuman dari pengalaman hidup

Dalam cerita tadi, gadis tersebut tetap setia kepada sang raja, walaupun telah

bertahun-tahun raja meninggalkan dia sendirian, karena dia percaya bahwa raja itu

suatu saat akan kembali kepadanya. Dia ingat akan janji raja yang tertera dalam

suratnya. Kesetiaan itu itu diuji selama bertahun-tahun, dan kalau ada rasa saling

percaya, maka ia akan menemukan kebahagiaan dan kedamaian.

Page 123: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

105

Dalam cerita tadi menjadi jelas bahwa betapa pentingnya kesetiaan dalam

hidup yang menjadi pilihannya. Gadis itu sangat setia kepada sang raja selama

beberapa tahun. Namun dalam menanti kedatangan sang raja, ia dihadapkan dengan

berbagai tantangan, di mana ia diejek oleh teman-temannya. Kisah ini juga sering kita

almi dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita ingin setia pada keputusan yang sudah

dipilih, tetapi ketika kita dihadapkan pada tantangan atau peristiwa yang sulit, maka

kesetiaan kita akan menjadi luntur dan pada akhirnya kita memilih untuk tidak setia.

Betapa sering, kita terlau cepat percaya pada pembicaraan orang, yang kadang

mengacaukan pikiran kita, sehingga bisa jadi kita mulai merubah pikiran kita dan

mengambil keputusan untuk tidak setia kepada pasangan kita.

Kesetiaan dapat terwujud, kalau kita mampu untuk saling percaya pada

pasangan kita, keterbukaan untuk saling berkomunikasi dan tidak cepat percaya pada

pembicaraan orang yang menjelek-jelekkan keluarga kita, serta selalu berpikir positip

terhadap pasangan kita. Hendaklah kitapun belajar pada Yesus, yang tetap setia

kepada Bapa-Nya, walaupun mengalami banyak cobaan-cobaan dan penderitaan

sampai wafat-Nya di kayu Salib.

5. Pembacaan teks Kitab Suci, Luk 17:26-37

Peserta diminta untuk membacakan teks KS secara bergantian antara putra dan

putri, kemudian diberi kesempatan untuk membaca teks tersebut secara pribadi.

6. Pendalaman teks Kitab Suci, Luk 17:26-37

Setelah teks Kitab Suci dibacakan, peserta diajak untuk hening beberapa

menit (5 menit), untuk merenungkan dan meresapkan bacaan tersebut. Kemudian

Page 124: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

106

peserta diajak untuk merefleksikan bacaan tersebut dengan bantuan beberapa

pertanyaan penuntun:

a. Ayat manakah yang menunjukkan ciri-ciri kesetiaan dalam teks tersebut?

Mengapa?

b. Sikap apa yang mau dikehendaki oleh Yesus dalam membangun kesetiaan di

dalam hidup berkeluarga?

7. Rangkuman teks Kitab Suci

Dalam ayat 26-31, Yesus mau mengatakan kepada para pengikut-Nya bahwa

kedatangan Kerajaan Allah adalah tanpa tanda-tanda lahiriah. Oleh karena itu,

manusia dituntut untuk senantiasa waspada dan tidak hanya memikirkan keinginan

duniawinya. Namun pada dasarnya manusia hidup menurut gerakan pikirannya

sendiri, ia dituntun untuk bertindak seturut apa yang dikehendakinya, namun

terkadang tanpa sadar ia hidup menurut apa yang kebanyakan orang lakukan di

lingkungan sekitarnya: mengejar kekayaan, sering berpesta pora, berlomba dalam

mencari posisi dan kehormatan, takut kehilangan nama, mencari hidup enak dan

nyaman. Hari-hari Anak Manusia, dipenuhi suatu masa penuh kegelapan, suatu masa

keputusan untuk tetap setia beriman kepada Tuhan yang tak kelihatan. Masa itu

memang sulit bagi semua orang, juga bagi para pengikut Kristus.

Ayat 32, Yesus memperingatkan kepada murid-Nya bahwa “Ingatlah akan istri

Lot”! Di mana dia berubah menjadi tiang garam (Kej 19:26), sebab dia menoleh ke

belakang. Dia tidak setia dengan keputusan yang telah dibuatnya. Maka, Yesus

mengingatkan lagi bahwa untuk menjadi pengikut-Nya, jangan seperti istri Lot. Justru,

karena “Hari” itu tidak akan didahului dengan tanda-tanda, maka dibutuhkan suatu

Page 125: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

107

iman yang murni, kesetiaan terhadap ajaran-Nya, dan yang mendua hatinya akan

mengalami suatu kerugian dan akan mengalami suatu kebinasaan.

Sebagai pengikut Kristus, kita dituntut untuk mengambil sikap, tinggal, dan

tetap setia berpegang pada ajaran Yesus Kristus atau meninggalkan berbagai tawaran-

tawaran lain. Sebagai manusia, kita tidak luput dari rasa tertarik untuk masuk dalam

arena perlombaan itu. Namun, dari tawaran-tawaran yang menggiurkan hati, di sana

kita semakin dituntut untuk semakin setia pada komitmen kita bersama dalam hidup

berkeluarga. Maka, kitapun perlu meneladan sikap Yesus yang selalu setia kepada

Bapa-Nya, walaupun melewati cobaan-cobaan , penganiayaan, penderitaan, dan

bahkan setia sampai wafat-Nya di kayu Salib.

8. Penerapan dalam hidup secara konkrit

Kesetiaan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap orang, khususnya

bagi kaum keluarga. Seseorang dikatakan setia, kalau ia berani menghadapi dan

menerima setiap tantangan dalam hidupnya. Kesetiaan itu selalu diuji dalam setiap

peristiwa hidup kita. Kesetiaan dapat terwujud, kalau kita mampu saling percaya

kepada pasangan kita, keterbukaan untuk saling berkomunikasi dari hati ke hati, dan

tidak mudah percaya pada apa yang dikatakan orang lain mengenai keluarga kita, serta

berpikir positip terhadap pasangan kita.

Yesus tidak pernah merasa jenuh untuk mengingatkan kita dan mengundang

kita, agar hidup lebih baik dan mewujudkan kesetiaan dan kasih kita kepada Tuhan

dan sesama di dalam hidup berkeluarga. Hendaknya sebagai orang Kristen sejati, kita

perlu belajar dan berguru pada Yesus, yang tetap setia kepada Bapa-Nya, walaupun

mengalami dan dihadapkan dengan banyak cobaan-cobaan dan mengalami

penderitaan sampai wafat-Nya di kayu Salib. Sebagai anggota keluarga, sikap-sikap

Page 126: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

108

manakah yang perlu diperjuangkan, agar dapat semakin menghayati kesetiaan kita

dalam hidup berkeluarga? Apa yang hendak kita lakukan untuk mewujudkan sikap

kesetiaan kita dalam hidup berkeluarga? (Peserta diberi kesempatan untuk hening

beberapa menit untuk merefleksikan harapan dan niat-niatnya )

9. Penutup:

a. Doa spontan

Bapak-ibu, saudara/i, marilah kita mempersembahkan doa-doa kita, segala niat

dan ujud-ujud hati kita kepada Tuhan yang telah menunjukkan teladan kesetiaan

kepada kita dengan doa spontan.

b. Doa Bapa Kami.....

c. Doa Penutup

Ya Bapa Yang Maha setia, kami mengucapkan syukur dan terima kasih

kepada-Mu, atas anugerah dan kasih-Mu yang berlimpah kepada kami. Engkau telah

mengajarkan kepada kami, agar bersedia dan dengan rendah hati belajar dari Yesus

yang setia sampai wafat-Nya di kayu Salib. Sinarilah dan kuatkanlah kami, agar

mampu meneladani sikap Yesus di dalam hidup harian kami, terutama kesetiaan

dalam hidup berkeluarga, mulai hari ini, esok dan sepanjang hidup kami. Sebab

Engkaulah tumpuan dan harapan hidup kami, kini dan sepanjang masa. Amin

d. Lagu penutup: Madah Bakti No. 533 “ Tingkatkan karsa serta karsa”.

Page 127: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

109

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab V yang merupakan bagian terakhir skripsi ini, penulis akan

mengemukakan pokok-pokok gagasan yang perlu ditegaskan kembali berkaitan

dengan Katekese tentang komunikasi antarpribadi dalam hidup berkeluarga, sehingga

dengan relasi komunikasi dari hati ke hati antar anggota keluarga, dapat terciptanya

suatu keluarga yang bahagia dan harmonis. Pokok-pokok tersebut merupakan

kesimpulan yang dirumuskan oleh penulis dan menjadi inti dari keseluruhan skripsi

ini. Dalam bab ini penulis juga mengemukakan beberapa saran yang ditujukan kepada

umat beriman Kristiani, khususnya para keluarga yang menjadi subyek penulisan

skripsi ini. Saran-saran tersebut diharapkan dapat menjadi masukan bagi keluarga

Katolik dalam usaha meningkatkan komunikasi antarpribadi dalam keluarga.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dikatakan bahwa betapa

pentingnya komunikasi antarpribadi dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam

kehidupan berkeluarga, baik komunikasi antara suami-istri maupun komunikasi

antarpribadi dengan anak-anak. Komunikasi yang dimaksudkan di sini adalah

komunikasi tatap muka, karena dengan komunikasi antarpribadi segala permasalahan

yang dialami atau dirasakan dalam kehidupan berkeluarga, akan lebih mudah dan

cepat diselesaikan dengan baik.

Komunikasi antarpribadi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi

kebahagiaan hidup kita. Sadar atau tidak, ada sejumlah kebutuhan di dalam diri

manusia yang hanya dipuaskan lewat komunikasi dengan sesamanya, baik dalam

kehidupan berkeluarga, di sekolah maupun di tempat di mana seseorang bekerja.

Page 128: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

110

Salah satu segi yang paling membahagiakan dalam berkomunikasi antarpribadi

dengan orang lain adalah kesempatan untuk saling berbagi perasaan atau pengalaman

yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengalami dan saling berbagi

perasaan, kita dapat menciptakan dan mempertahankan suatu relasi yang baik atau

relasi yang menghidupkan dengan sesama, sehingga dapat terciptanya suatu keluarga

yang bahagia dan harmonis.

Untuk dapat menjalin relasi yang baik dan sungguh-sungguh hidup, diperlukan

suatu kesadaran setiap orang bahwa, betapa pentingnya komunikasi antarpribadi atau

komunikasi tatap muka. Di dalam komunikasi antarpribadi membantu seseorang untuk

mengungkapkan perasaannya dari hati ke hati, dengan demikian membuat seseorang

semakin bebas untuk mengekspresikan diri serta mengungkapkan perasaannya, tanpa

ada rasa takut atau malu terhadap sesamanya, baik antara suami-istri maupun terhadap

anak-anak. Selain itu juga, supaya relasi dengan sesama anggota keluarga tetap baik

adanya, diperlukan suatu sikap keterbukaan hati untuk mendengarkan sesama, ada

rasa saling mengerti dan memahami satu sama lain.

Dalam hal ini, umat di lingkungan Bartolomeus Babarsari, khususnya para

keluarga sudah menjalin relasi yang menghidupkan dengan menjalin komunikasi

antarpribadi dalam keluarga. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa ada hal-hal positip

dalam diri para keluarga yang sudah menyadari bahwa, betapa pentingnya komunikasi

antarpribadi dalam keluarga. Keluarga merupakan tempat untuk berbagi kasih dan

mensharingkan pengalaman hidup di dalam keseharian.

Meskipun masih ada kelemahan-kelemahan bagi keluarga dalam menciptakan

komunikasi antarpribadi atau komunikasi tatap muka, mereka masih berusaha untuk

mencari waktu dan kesempatan untuk menjalin relasi di antara mereka dengan saling

telpon atau SMS. Hal ini disebabkan karena kesibukan-kesibukan mereka di tempat

Page 129: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

111

kerja yang sangat menyita waktu dan tenaga, sehingga kurang ada waktu untuk hadir

dan ada dalam keluarga. Namun dari hasil penelitian ditemukan bahwa, setiap

keluarga selalu mempunyai kerinduan untuk hadir sepenuhnya dan memiliki

kerinduan untuk berada di rumah, sehingga mereka bisa berbagi dan mensharingkan

pengalamannya di dalam keseharian. Kerinduan tersebut dinyatakan lewat komitmen

mereka untuk mencari waktu dan kesempatan untuk hadir sepenuhnya dalam

keluarga.

Dalam membangun bahtera kehidupan keluarga, tidak selamanya mudah dan

selalu baik adanya. Walaupun memiliki komitmen bersama, namun oleh karena

kelemahan manusiawinya, segala niat atau komitmen tidak terlaksana. Bagi

kebanyakan orang, sering mendewakan kerja dan beranggapan bahwa kerja berada di

atas segala-galanya, sehingga hampir tidak ada waktu berada di rumah dan menjadi

lupa bahwa mereka merupakan bagian dari keluarga.

Katekese merupakan salah satu karya Gereja yang dapat digunakan untuk

membantu dan mendidik umat menuju kepenuhan hidup Kristiani. Melihat kenyataan

yang terjadi dalam keluarga Katolik di lingkungan Bartolomeus Babarsari, maka

penulis mencoba untuk memberi usulan program katekese dengan model pengalaman

hidup dan model biblis sebagai salah satu bentuk pendampingan untuk membantu para

keluarga Katolik, dalam meningkatkan komunikasi antarpribadi dalam kehidupan

berkeluarga. Kedua model ini bertitik tolak dari setiap pengalaman yang dialami oleh

keluarga dalam kehidupan nyata sehari-hari. Hal ini sangat cocok bagi keluarga dalam

meningkatkan komunikasi antarpribadi, sehingga dapat terciptanya suatu keluarga

yang bahagia dan harmonis.

Page 130: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

112

B. Saran

Bertitik tolak dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan dalam setiap

bab, akhirnya penulis mencoba mengungkapkan saran-saran, yang dapat digunakan

untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dalam kehidupan berkeluarga, demi

terciptanya suatu keluarga yang bahagia dan harmonis. Agar dapat terciptanya suatu

keluarga harmonis diperlukan suatu usaha:

1. Menjalin komunikasi antarpribadi yang hangat dalam kehidupan berkeluarga,

karena dengan berkomunikasi antarpribadi, setiap permasalahan yang sedang

dihadapi dapat diselesaikan dengan baik.

2. Mengolah emosi, karena dengan mengolah emosi seseorang akan berpikir jernih,

lebih tenang dalam menghadapi setiap persoalan dalam hidup.

3. Saling memberikan perhatian, rasa cinta kasih yang mendalam dalam keluarga,

memperhatikan kebutuhan-kebutuhan suami/istri dan anak-anak, agar tercapainya

kebahagiaan bersama dalam keluarga.

4. Saling percaya antara suami/istri maupun terhadap anak-anak, sehingga membuat

anggota keluarga lebih tenang dalam menjalankan aktivitasnya masing-masing,

dan pada akhirnya dapat terciptanya suatu hubungan yang nyaman dan mesra di

dalam kehidupan berkeluarga.

Program katekese yang ada, dapat dipakai dalam usaha untuk meningkatkan

komunikasi antarpribadi dalam keluarga, sehingga dapat terciptanya suatu keluarga

yang bahagia dan harmonis. Agar program tersebut lebih efektif prosesnya,

membutuhkan kreatifitas dan pengetahuan mendalam pendamping tentang realitas

kehidupan keluarga pada jaman sekarang dan pemahaman tentang pentingnya

komunikasi antarpribadi. Program tersebut, selain dijalankan dalam bentuk pertemuan

katekese umat, dapat juga dikemas dalam bentuk rekoleksi.

Page 131: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

113

Penulis berharap, agar melalui katekese yang telah diselenggarakan bersama

umat khususnya para keluarga di lingkungan St. Bartolomeus Babarsari dapat

membantu meningkatkan komunikasi antarpribadi dalam keluarga, sehingga dapat

terciptanya suatu keluarga yang rukun, damai, bahagia, dan sejahtera.

Page 132: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

114

DAFTAR PUSTAKA

Arief Furchan. (1982). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Bambang Hendarto, L. (Editor). (2006). Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma.

Budi, Santoso E. (2005). Media Komunikasi. Dalam Mansuete, edisi 28 Juni 2005. Yogyakarta: Wisma CMM.

Devito, Joseph A. (1997). Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books. Gilarso, T. (1996). Membangun Keluarga Kristiani. Yogyakarta: Kanisius. Huber, Th. (1981). Katekese Umat. Komkat KWI. Yogyakarta: Kanisius. ________. (1995). Katekese Umat dan Evangelisasi Baru. Komisi Kateketik KWI.

Yogyakarta: Kanisius. Hariyadi, Mathias. (1994). Membina Hubungan Antarpribadi Berdasarkan Prinsip

Partisipasi, Persekutuan, dan Cinta Menurut Gabriel Marcel. Yogyakarta: Kanisius.

Harjana, Agus M. (2003). Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius.

Komisi Kateketik KWI. (1993). Arah Katekese Gereja Indonesia. Malang : Dioma. Konsili Vatikan II. (1991). Gaudium Et Spes. (Konstitusi Dogmatis tentang Gereja,

diterjemahkan oleh J. Riberu). Jakarta: Obor). Kopong, MSF. (2006). Kesetiaan: Sebuah Pilihan Habitus Baru Dalam Keluarga.

Dalam KOMKEL., edisi 35 Tahun XVI Oktober-Desember 2006. Yogyakarta: Wisma Nazaret.

Lalu, Yosef. (2005). Katekese Umat. Jakarta: Komisi Kateketik KWI. Lunandi, A.G. (1989). Komunikasi Mengena Meningkatkan Efektivitas Komunikasi

Antarpribadi. Yogyakarta: Kanisius. Martasujita, E., Pr. (2001). Komunikasi Transformatif. Yoygakarta: Kanisius. Moleong, Lexy J. (1988). Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. Nasution, S. (1988). Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito. Norman, Wright H. (2004). Komunikasi Kunci Pernikahan Harmonis. Yogyakarta: PT

Gloria Usaha Mulia. Nota Pastoral Keuskupan Agung Semarang. (2007). Menjadikan Keluarga Basis

Hidup Beriman. Paus Yohanes Paulus II. (1979). Catechesi Tradendae. (R. Hardawiryana, SJ,

penerjemah). Jakarta: Dokpen KWI. ________. (2004). Familiaris Consortio. (R. Hardawirjana, Penerjemah). Jakarta:

Dokpen KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1981). Papo, Yakob. (1998). Memahami Katekese. Ende: Nusa Indah. Purwa, Hadiwardoyo. (2006). Habitus Baru Dalam Keluarga. Dalam KOMKEL, edisi

35 Tahun XVI Oktober-Desember 2006. Yogyakarta: Wisma Nazaret. Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia II. (1981). Rumus Katekese Umat

yang Dihasilkan PKKI II. Dalam Th. Huber (Ed.). Katekese Umat: Hasil Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia II (hh.15-23). Yogyakarta: Kanisius.

Page 133: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

115

Powel, John. (1978). Rahasia Cinta Ilahi. Jakarta: Cipta Loka Cakara. Seran, Alfons. (2005). Telpon Seluler dan Internet. Dalam Mansuete, edisi 28 Juni

2005. Yogyakarta: Wisma CMM. Setyakarjana, J. (1997). Arah Katekese di Indonesia. Yogyakarta : Pusat Kateketik. Stefan Leks. (2003). Tafsir Inijl Lukas. Tafsir Inijl Lukas. Yogyakarta: Kanisius. Subianto, Paulus. (2003). Panduan Praktis Komunikasi Suami-Istri. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama. Sumarno DS., M. (2006). Diktat Mata Kuliah Program Pengalaman Lapangan

Pendidikan Agama Katolik Paroki untuk Semester VI, Program Studi IPPAK, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Kanisius. Tangyong, Agus F. (1999). Komunikasi Yang Efektif Dalam Berorganisasi. Jakarta:

Majelis Pusat Pendidikan Kristen. Telaumbanua, Marinus. (1999). Ilmu Kateketik. Hakekat, Metode dan Peserta

Katekese Gerejawi. Jakarta: Obor. Teluma, Aurelius. (2006). Keluarga Kristiani Sebagai Komunitas Hidup dan Cinta

Dalam Tantangan Zaman. Dalam KOMKEL., edisi 35 Tahun XVI Oktober-Desember 2006. Yogyakarta: Wisma Nazaret.

Tim Publikasi Pastoral Redemptorist. (2001). Menjadi Keluarga Katolik Sejati. Yogyakarta: Kanisius.

Verbeek, Cyprianus. (1973). Dalam Kuasa Cinta; Ringkasan Ajaran Yohanes A Cruce Tentang Cara Mencari Persatuan Dengan Tuhan. Ende: Nusa Indah.

Page 134: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

LAMPIRAN

Page 135: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

(1)

Lampiran I : Hasil Wawancara Dari Setiap Responden

1. Pemahaman Keluarga tentang komunikasi a. Arti komunikasi antarpribadi.

Responden I: Menurut kami, komunikasi antarpribadi adalah suatu bentuk relasi dari hati ke hati diantara sesama baik terhadap suami / isteri maupun terhadap anak-anak. Responden II: Kalau menurut kami ya…. komunikasi antarpribadi merupakan suatu hubungan timbal balik diantara suatu kelompok, dimana disana terdapat kerjasama yang baik diantara sesama dan ada rasa saling mendengarkan satu sama lain. Responden III: Menurut kami, komunikasi antarpribadi merupakan usaha dari setiap pribadi untuk saling terbuka, saling mendengarkan, saling memahami satu sama lain, sehingga dapat menciptakan suatu keluarga yang sejahtera. Responden IV: Menurut kami komunikasi antarpribadi merupakan suatu relasi yang hidup didalam kehidupan berkeluarga, sehingga dapat terciptanya suatu keluarga yang harmonis dan sejahtera. Respopnden V: Menurut kami komunikasi antarpribadi dalam keluarga merupakan suatu bentuk relasi dari hati ke hati, baik relasi antara suami-isteri maupun terhadap anak-anak. Responden VI: Kalau menurut kami ya…. komunikasi antarpribadi merupakan suatu hubungan timbal balik di antara suatu kelompok khususnya dalam kehidupan berkeluarga, sehingga dapat tercipta suatu keluarga yang damai dalam hidup. Responden VII: Menurut kami komunikasi antarpribadi dalam keluarga merupakan suatu bentuk relasi dari hati ke hati, di mana setiap orang boleh dengan terbuka untuk mengungkapkan atau mensaharingkan pengalamannya dengan hati yang bebas. Responden VIII: Kalau menurut kami ya….komunikasi antarpribadi itu merupakan suatu relasi timbal balik, di mana seseorang boleh dengan mengungkapkan diri apa adanya di hadapan sesamanya. Responden IX: Komunikasi antarpribadi merupakan suatu bentuk komunikasi dari hati ke hati, di mana seseorang dengan bebas mengekspresikan dirinya di hadapan sesama, sehingga dapat menciptakan suasana yang menghidupkan dan membahagiakan.

Page 136: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

(2)

Responden X: Pemahaman kami mengenai komunikasi antarpribadi adalah suatu bentuk relasi antara dua orang atau lebih, di sana mereka boleh dengan bebas mengungkapkan diri apa adanya terhadap sesama.

b. Manfaat komunikasi antarpribadi dalam keluarga

Responden I: Dengan komunikasi antarpribadi, kita dapat memahami situasi yang sedang di alami sesama anggota keluarga. Selain itu juga kita dapat merasakan apa yang sedang dialami oleh pasangan kita atau apa yang sedang dialami oleh anak-anak. Responden II: Menurut kami komunikasi antarpribadi atau komunikasi tatap muka merupakan suatu hal yang penting karena apabila mengalami persoalan/kesulitan dalam kehidupan berumahtangga, kalau dengan adanya komunikasi langsung atau tatap muka, kami merasakan bahwa semuanya menjadi beres. Responden III: Dengan komunikasi antarpribadi, kami merasakan semua permasalahan yang sedang dihadapi, pasti akan diselesaikan dengan baik karena berkat keterbukaan hati di antara kami dalam mengungkapkan atau mensheringkan apa yang kami alami dalam keluarga maupun di tempat kerja kami masing-masing. Responden IV: Selama ini, kami merasakan bahwa dengan komuniksi antarpribadi, kami merasakan ada suatu kepuasan tersendiri, karena kami boleh dengan bebas mengungkapkan pengalaman hidup kami. Responden V: Dengan komunikasi antarpribadi, kami merasa bebas untuk mengekspresikan diri kami, entah kami marah, jengkel, kecewa. Dan setelah mengekspresikan diri, kami mulai menumbuhkan sikap saling mengerti dan saling memahami satu sama lain di antara kami dengan segala kesibukan kami di tempat kerja. Responden VI: Komunikasi antarpribadi sangat penting bagi kami didalam memupuk relasi yang menghidupkan dalam keluarga. Tanpa ada komunikasi membuat keluarga menjadi keluarga yang tidak bahagia dan harmonis. Responden VII: Selama ini kami dalam keluarga segala atau persoalan dalam keluarga pasti akan sukses, kalau ada komunikasi diantara kami. Dengan keterbukaan dari setiap suami-isteri maupun anak-anak membuat keluarga kami menjadi sebuah keluarga yang bahagia karena berkat relasi yang baik di antara kami.

Page 137: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

(3)

Responden VIII: Kami merasakan dan mengalami bahwa dengn adanya komunikasi, membuat suasana kekeluargaan semakin akrab, baik antara suami-isteri maupun terhadap anak-anak. Responden IX: Selama ini kami merasakan bahwa komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan kami, khususnya dalam hidup berkeluarga. Ketika kami mengalami permasalahan dikantor/tempat kerja atau kesalahpahaman dengan pasangan kami, kami mulai untuk membuka diri dengan menjalin relasi komunikasi antarpribadi, walaupun disertai perasaan emosional, marah, jengkel, kecewa. Tetapi kami merasa puas, dengan itu kami bisa saling mengerti dan saling memahami dan pada akhirnya ada rasa saling memaafkan di antara kami. Responden X: Komunikasi antarpribadi menurut kami, ya... amat sangat penting karena dengan relasi yang baik antarpribadi membuat suasana kekeluargaan semakin damai.

2. Pengalaman dalam kehidupan berkeluarga a. Situasi komunikasi dalam keluarga

Responden I: Pengalaman kami dalam kehidupan berumahtangga, setiap hari kami mengalami bahwa selalu ada kesempatan bagi kami untuk saling berbagi pengalaman hidup bersama, baik antara suami-isteri maupun dengan anak-anak. Kami merasa bersyukur bahwa tempat kerja kami dalam 1 (satu) kantor yang sama, sehingga kami selalu ada komunikasi di antara kami. Dan kami juga selalu membuat kesepakatan untuk pulang bersamaan dari kantor, untuk makan bersama dengan anak-anak. Disinilah kesempatan yang paling baik untuk kami sekeluarga saling berbagi pengalaman dalam keseharian. Selain itu juga kami sekeluarga selalu mengajak anak-anak untuk beryukur kepada Tuhan dalam doa malam bersama. Responden II: Dari pengalaman yang kami alami dalam kehidupan berumahtangga, kami menyadari bahwa komunikasi antarpribadi atau komunikasi tatap muka jarang sekali kami lakukan. Hal ini disebabkan karena tempat kerja kami berlainan dan juga berhubungan waktu yang tidak bersamaan. Dalam keseharian kami, seringkali kalau sudah capek pulang dari kantor, kami langsung istirahat. Masing-masing masuk kamar tidur, dan langsung tidur. Begitu juga anak-anak hanya di dampingi pembantunya belajar dikamar dan kalau sudah jam tidur, anak-anak langsung tidur. Memang kami merasa ada kekosongan dalam diri kami, kami ingin berbagai cerita bersama dalam keluarga tetapi kesempatan bagi kami tidak ada. Untuk menjalin relasi komunikasi di antara kami, kami sering telpon atau SMS. Yah…kesempatan yang paling baik untuk kami dalam keluarga hanya hari Minggu atau hari libur saja. Waktu inilah yang menurut

Page 138: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

(4)

kami merupakan waktu yang paling berharga bagi kami untuk berada bersama dalam keluarga. Responden III: Dari pengalaman kami,walaupun banyak kesibukan-kesibukan kerja di kantor, kami selalu ada waktu untuk ada bersama keluarga. Paling tidak kalau pagi dan siang tidak ada kesempatan untuk makan bersama karena cepat-cepat mau berangkat ke sekolah atau ke tempat kerja, maka pada malam hari, kami selalu selalu menyempatkan diri untuk makan bersama keluarga. Kesempatan inilah kami gunakan untuk saling berbagi pengalaman di antara kami. Misalnya orangtua menanyakan kepada anak-anak mengenai pelajaran di sekolah, kesulitan-kesulitan yang dihadapai anak-anak, sehingga dari percakapan itu kami dapat mengetahui situasi dan perkembangan anak kami disekolah. Selain juga kami mengajak anggota keluarga untuk berdoa bersama-sama, untuk beryukur kepada Tuhan Sang pemberi hidup. Responden IV: Pengalaman kami selama ini, kami merasakan bahwa untuk komunikasi tatap muka dalam keluarga sangat kami rindukan sebagai anggota keluarga. Namun oleh karena kesibukan kami masing-masing, komunikasi antapribadi kami lakukan pada malam hari. Yah…pada saat makan bersama atau pada nonton TV bersama. Dan itupun kalau kalau tidak ada kesibukan lain dikantor misalnya ada kerja lembur dikantor, atau anak-anak ada kerja kelompok bersama teman-temannya. Jadi, masing-masing kami hanya bisa kontak melalui telpon atau SMS. Responden V: Dari pengalaman kami hidup berumahtangga selama ini, walaupun banyak kesibukan, kami sebagai orangtua selalu menyempatkan diri untuk hadir dan ada bersama keluarga. Oleh karena kami tidak mempunyai pembantu dalam rumah, maka saya sebagai seorang ibu rumah tangga mulai bangun pagi-pagi menyiapkan sarapan untuk keluarga, menyiapkan anak-anak untuk pergi ke sekolah. Dan saya sebagai bapak keluarga menghantar anak-anak ke sekolah serta ibu ke kantor. Disinilah kami merasakan adanya suatu komunikasi yang baik di antara kami. Dan suatu hal yang menyenangkan keluarga kami, dimana setiap malam, kami selalu mengadakan doa malam bersama. Responden VI: Pengalaman kami selama ini, kami merasakan diantara kami sekeluarga selalu ada komunikasi yang baik di antara kami. Kami merasa bersyukur Tuhan bahwa kami diberi kepercayaan untuk mengajar di sekolah yang sama, dan anak-anakpun disekolahkan pada sekolah yang sama. Kesempatan inilah merupakan kesempatan yang paling berharga bagi kami untuk saling kontrol di antara kami. Responden VII: Dari pengalaman kami dalam kehidupan berkeluarga, kami merasakan bahwa selalu ada kesempatan untuk kami saling berbagi pengalaman dalam keseharian kami. Kalau ada konflik di kantor atau di tempat kerja, kami selalu sharing

Page 139: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

(5)

bersama dalam keluarga, kalau ada permasalahan yang berhubungan dengan pendidikan anak, kami selalu selalu mencari jalan keluar bersama, tanpa membebankan satu orang entah suami saja atau istri saja, karena kami merasa bahwa hal inilah yang merupakan tanggung jawab kami bersama sebagai orangtua. Responden VIII: Pengalaman dalam keluarga selama ini, oleh kesibukan kerja, kami jarang untuk berkomunikasi secara langsung, namun kami hanya kontak melalui SMS atau telpon saja.

Responden IX: Kami mengalami bahwa situasi komunikasi yang kami alami setiap hari, semuanya baik-baik saja. Karena selama ini kalau ada sesuatu ketidakberesan dalam keluarga, kami selalu terbuka dan menyelesaikannya secara bersama-sama. Walaupun terkadang ada perasaan jengkel, marah, kecewa, tetapi kami tetap merasa puas karena ada keterbukaan di antara kami untuk mengungkapkan diri kami apa adanya, entah suami-isteri maupun anak-anak. Responden X: Kesibukan kerja bagi kami, tidak menjadi penghalang bagi untuk saling berkomunikasi. Memang kami jarang untuk bertemu antarpribadi karena beda tempat kerja atau sekolah, dan waktu yang tidak bersamaan pada saat jam masuk kerja/sekolah dan jam kantor selesai, tetapi kami selalu sering kontak lewat telpon atau SMS.

b. Komunikasi yang paling efektif dalam keluarga Responden I: Menurut kami bahwa komunikasi yang paling efektif yang sering kami gunakan setiap hari yakni komunikasi tatap muka / komunikasi antarpribadi. Hal ini bagi kami merupakan suatu bentuk relasi yang paling baik untuk kami sekeluarga, dimana kami dapat berhadapan langsung dengan orang yang bersangkutan, dan dapat mengetahui situasi yang sedang terjadi. Responden II: Oleh karena kesibukan kami masing-masing, yang membuat kami jarang bertemu secara pribadi dalam keluarga, maka komunikasi yang paling efektif yang sering kami gunakan adalah komunikasi melalui telpon atau SMS. Syukurlah ada sarana HP, sehingga kami bisa saling kontak diantara kami. Responden III: Dari pengalaman kami, komunikasi yang paling baik untuk kami adalah komunikasi langsung atau tatap muka, karena dengan itu kami dapat saling terbuka mengungkapkan pengalaman kami dari hati ke hati. Responden IV: Kami mengalami bahwa selama ini, komunikasi yang paling efektif yang jalani dalam keluarga adalah komunikasi secara langsung. Karena ketika kami mengalami kesalahpahaman atau konflik dalam keluarga, kalau kami saling

Page 140: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

(6)

komunikasi secara langsung, rasanya ada kepuasan tersendiri. Walaupun disertai perasaan emosional yang muncul yakni marah, jengkel, kecewa. Sehingga dari situasi tersebut membuat kami semakin mengerti dan semakin memahami di antara kami dengan segala kesibukan-kesibukan yang kami hadapi dalam hidup harian kami. Responden V: Selama ini, kami mengalami bahwa komunikasi tatap muka begitu jarang untuk kami lakukan, maka komunikasi yang paling efektif untuk kami lakukan adalah komunikasi melalui telpon atau SMS. Hal ini dilakukan untuk mengecek satu sama lain sebagai anggota keluarga. Yah, kadang kami ingin untuk komunikasi secara langsung, tetapi tidak ada kesempatan karena masing-masing pribadi selalu sibuk dengan urusannya. Palingkan hanya hari Minggu yang bisa kami gunakan untuk saling berbagi pengalaman atau sharing dalam keluarga. Itupun tidak tentu semua ada di rumah. Responden VI: Menurut pengalaman kami selama ini, komunikasi yang paling baik kami gunakan adalah komunikasi langsung atau tatap muka. Kami merasa bahwa komunikasi ini suatu hal yang penting dan baik untuk kami lakukan, tidak sekedar telpon atau SMSan. Didalam komunikasi langsung, kami dengan terbuka untuk mengungkapkan atau mendeskripsikan pengalaman atau perasaan kami, jika kami merasa marah, jengkel, atau kecewa. Dengan komunikasi secara langsung, kami dapat mengungkapkan dengan bebas segala perasaan emosional, apa yang sedang kami alami, misalnya terjadi kesalahpahaman atau konflik di antara kami dalam keluarga. Dan pada akhirnya kami saling memahami dan saling mengerti. Responden VII: Selama ini dari pengalaman yang kami alami bahwa komunikasi yang sering kami gunakan yakni komunikasi melalui telpon atau SMSan. Kami merasa bahwa komunikasi melalui media ini lebih irit waktu, apalagi melihat kesibukan-kesibukan harian kami dikantor. Dan juga dengan melihat tempat kerja yang berbeda yang membuat kami jarang untuk bertemu dan bershering bersama dalam keluarga. Kesempatan bagi kami sekeluarga untuk bertemu dan bercanda ria bersama, ya..cuma hari Minggu saja. Responden VIII: Kalau dari pengalaman kami, komunikasi yang paling efektif yang kami gunakan adalah komunikasi langsung atau tatap muka. Kami merasa hal ini penting, apalagi berhubungan dengan pendidikan anak dalam rumahtangga. Ketika kami pulang dari tempat kerja atau dari kantor, kalau ada sapaan-sapaan dari kami sebagai orangtua maupun sapaan dari anak-anak menyambut kedatangan kami, kami merasa ada kepuasan tersendiri, segala kesibukan dan kejenuhan di kantor hilang seketika, karena perhatian kami terfokus pada keluarga. Hal inilah yang membuat keluarga kami menjadi keluarga yang bahagia sampai saat ini.

Page 141: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

(7)

Responden IX: Dari pengalaman yang kami alami sehari-hari, komunikasi yang sering kami gunakan adalah komunikasi melalui telpon/SMSan, baik terhadap suami-isteri maupun terhadap anak-anak. Oleh karena perjumpaan kami dalam keluarga hanya bisa pada malam hari, maka sepanjang hari ya...kami hanya kontak melalui telpon saja untuk menanyakan situasi dan keberadaan anggota keluarga. Responden X: Selama pengalaman kami dalam keluarga, komunikasi yang paling efektif kami jalani adalah komunikasi secara langsung, walaupun sepanjang hari di kantor kami sering kontak melalui telpon atau SMS, tetapi pada malam harinya kami selalu ada kesempatan untuk berkomunikasi dari hati kehati mengenai segala sesuatu yang lalui sepanjang hari. Pengalaman saya sebagai seorang ibu rumahtangga bahwa dalam keseharian saya merasa belum cukup kalau belum komunikasi langsung dengan anak-anak. Misalnya menanyakan pelajaran hari ini, bagaimana keadaannya hari ini, makanan kesukaannya apa, kalau saya (ibu) hendak memasak di dapur. Dari komunikasi langsung semacam ini membuat suasana kekeluargaan semakin akrab dan harmonis.

c. Usaha-usaha keluarga untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi Responden I: Dari pengalaman kami sehari-hari, kami merasa bahwa komunikasi antarpribadi itu merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kami, maka setiap hari kami berusaha menyapa setiap pribadi, baik kami sebagai orangtua maupun terhadap anak-anak. Misalnya setiap hari, kami mengajak satu sama lain dalam keluarga untuk makan bersama, doa bersama dalam keluarga. Mengajak anak-anak untuk menyiapkan buku-buku pelajarannya, mengajak anak-anak untuk belajar. Dan hal ini merupakan suatu kesempatan baik bagi kami, untuk mengambil bagian dalam kehidupan berkeluarga dan menjalin komunikasi di antara kami. Responden II: Dari pengalaman kami selama ini, memang kami jarang melakukan komunikasi antarpribadi diantara kami, semuanya hanya melalui telpon atau SMSan. Komunikasi melalui media/sarana itu baik, tetapi kami merasa ada sesuatu kepincangan dalam keluarga kami. Kami ingin untuk berkomunikasi secara langsung dengan anggota keluarga, supaya bisa bicara dari hati ke hati. Kadang kami membuat kesepakatan dan saling telpon untuk membuat perjanjian supaya bisa pulang cepat dari kantor/tempat kerja, sehingga pada saat makan malam, kami semua ada di rumah dan menikmati makan malam bersama anggota keluarga. Yah....kesempatan inilah yang dapat mengajak kami untuk bisa berkomunikasi dengan anggota keluarga. Responden III: Selama ini, usaha kami untuk menjalin komunikasi antarpribadi dalam keluarga yakni kami selama selalu mengajak anggota keluarga untuk makan bersama setiap malam dan mengajak anggota keluarga untuk bersyukur kepada Tuhan

Page 142: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

(8)

dengan doa malam bersama. Walaupun sepanjang hari kami sibuk dengan kerja dan kegiatan di sekolah, tetapi kami dalam keluarga sudah komitmen untuk makan malam bersama setiap hari. Responden IV: Kalau menurut kami sekeluarga, yah…walaupun sibuk dengan pekerjaan kami, kami berusaha untuk hadir dirumah saat makan malam bersama, karena kalau pagi dan siang tidak ada kesempatan bagi kami untuk berbicara atau ngobrol lama-lama dengan anggota keluarga karena selalu dikejar oleh waktu. Kadang kami merasa tidak enak kalau anak-anak lebih mengenal pembantunya dari pada kami orangtuanya sendiri. Kesadaran inilah yang membuat kami untuk berusaha lebih dekat dengan anak-anak. Misalnya kami mengajak anggota keluarga untuk jalan-jalan ketempat wisata bersama. Hal ini dilakukan untuk mempererat hubungan kami dalam keluarga. Responden V: Pengalaman kami selama ini dalam keluarga, usaha kami untuk menjalin komunikasi antarpribadi yakni terbuka saling menyapa satu sama lain, saling mengingatkan kalau sudah jam mau berangkat ke sekolah atau jam ke kantor. Terhadap anak-anak, kami berusaha membangunkan mereka kalau mereka terlambat bangun pagi. Mengajak anggota keluarga untuk makan pagi bersama-sama sebelum ke sekolah atau ke tempat kerja. Dengan ajakan-ajakan atau sapaan-sapaan itu membuat suasana kekeluargaan diantara kami semakin akrab. Responden VI: Dari pengalaman kami selama ini, karena kami sebagi seorang guru dan mengajar di sekolah yang sama, dan anak-anak pun sekolah di sekolah yang sama membuat hubungan kami sekeluarga semakin akrab. Ketika kami kami pulang dari sekolah, kami mensharingkan pengalaman kami ketika mengajar dan berada disekolah. Begitu juga anak-anak, mereka terbuka untuk mengungkapkan pengalamannya di sekolah berhadapan dengan mata pelajaran maupun berhadapan dengan teman-temannya. Hal ini dilakukan saat kmi makan bersama, nonton TV bersama, ataupun ketika kami mendampingi anak-anak saat mereka belajar. Maklumlah di rumah kami tidak ada pembantu, sehingga semuanya kami harus mengurusi sendiri. Responden VII: Oleh karena kesibukan-kesibukan kami masing-masing pribadi, maka usaha kami untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi, ya.....dengan saling telpon atau SMSan satu sama lain. Hal ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan keadaan dari masing-masing kami. Responden VIII: Dari pengalaman kami selama ini dalam kehidupan berkeluarga, usaha kami untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dalam keluarga yakni dengan saling menyapa satu sama lain, adanya rekreasi bersama anggota keluarga,..yah..... paling tidak dua minggu sekali kami mengajak anggota keluarga untuk jalan-jalan, piknik bersama ke tempat-tempat wisata.

Page 143: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

(9)

Responden IX: Dengan kesibukan-kesibukan kami sehari-hari, maka usaha kami untuk menghidupkan komunikasi di antara kami sekeluarga, kami sering telpon satu sama lain. Dan walaupun sibuk sepanjang hari, kami berusaha supaya pada jam makan malam, kami ada di rumah, supaya bisa makan malam bersama. Dan kalau ada doa bersama di lingkungan, kami selalu mengajak anggota keluarga untuk hadir bersama di lingkungan. Hal ini merupakan suatu kesempatan bagi kami untuk bersyukur bersama kepada Tuhan dengan hadir doa bersama tersebut. Yah…walaupun sibuk kami berusaha untuk membagi waktu untuk dirumah dan di lingkungan. Responden X: Usaha kami untuk menjalin komunikasi antarpribadi dalam keluarga yakni kami berusaha untuk saling terbuka di dalam mensharingkan pengalaman kami dalam keseharian di tempat kerja masing-masing maupun di sekolah. Kami masing-masing berusaha untuk menanyakan segala pengalaman yang terjadi sepanjang hari. Dengan itu mengajak kami untuk terbuka mengungkapkan pengalaman yang kami alami. Misalnya ketika malam, anak-anak tidak belajar, kami sebagai orangtua mengajak anak-anak untuk belajar.

d. Cara mengatasi konflik dalam kehidupan berkeluarga Responden I: Dalam pengalaman kami, ketika ada konflik dalam keluarga maka masing-masing pribadi berusaha untuk terbuka saling menyapa dan mengungkapkan perasaan kami dari hati ke hati. Sehingga kami dapat saling mengerti dan memahami satu sama lain.

Responden II: Pengalaman kami dalam kehidupan berumahtangga, ketika ada konflik, kami selalu mencari waktu untuk duduk bersama dalam keluarga. Disinilah kesempatan bagi untuk mengungkapkan unek-unek yang ada dalam hati kami, berhadapan dengan sikap suami/isteri, maupun sikap dan tindakan kami orangtua terhadap anak-anak. Responden III: Selama ini, kalau terjadi konflik dalam keluarga sering kali terjadi kami mogok makan untuk makan bersama. Ketika saat makan, suami pergi mencari makan di luar kemudian isteri dan anak-anak makan sendiri di rumah. Situasi seperti paling bertahan 2-3 hari, setelah itu kami balik lagi dan makan bersama di rumah. Pada saat makan inilah, kami mulai terbuka untuk mengungkapkan perasaan kami, mengapa kami lari menghindar ketika hendak mau makan bersama. Tentu dimulai dengan pertanyaan umpan balik, misalnya pak/ibu….mengapa setiap kali jam makan, selalu mencari makan diluar atau selalu ada acara mendadak diluar, atau mungkin masakanku kurang enak ya. Dengan sentilan pertanyaan seperti itu mengajak kami untuk saling terbuka mengungkapkan perasaan kami dalam keluarga, sehingga kami semakin memahami dan mengerti situasi yang terjadi.

Page 144: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

(10)

Responden IV: Dari pengalaman kami, ketika ada konflik atau kesalahpahaman yang terjadi dalam keluarga, kami selalu menyelesaikan bersama/memecahkan persoalan secara bersama-sama. Misalnya berhubungan dengan kebutuhan ekonomi keluarga, pendidikan anak-anak, kami sebagai orangtua selalu duduk bersama mencari solusi mencari jalan keluar bersama. Walaupun kadang-kadang ada pertahanan diri yang begitu kuat dari antara kami, ada juga mempertahankan pendapat pribadi. Responden V: Pengalaman kami ketika ada konflik dalam keluarga, kami berusaha untuk menerimanya dan tidak lari dari kenyataan yang ada. Kami berusaha untuk mendengarkan satu sama lain baik suami-isteri maupun terhadap anak-anak dan tidak mempersalahkan satu sama lain. Responden VI: Kami menyadari bahwa dalam membangun kehidupan berumahtangga selalu ada resikonya atau harus menanggung konsekuensinya. Maka ketika ada kesalahpahaman dalam keluarga, kami merasa bahwa itu merupakan suatu hal yang biasa. Supaya konflik tidak berkepanjangan, maka kami dalam keluarga berusaha untuk menyelesaikannya secara bersama-sama. Responden VII: Pengalaman kami selama ini, kalau ada konflik atau ketidakberesan di tempat kerja atau di rumah, seringkali kami marah-marah dan melempiaskan pada anak-anak yang sebenarnya tidak ada kesalahan apa-apa. Setelah kami marah-marah dan saling diam-diaman selama beberapa hari, kami mersa tidak aman, maka kami berusaha untuk kembali menyapa satu sama lain, dan berusaha untuk saling memaafkan satu sama lain. Responden VIII: Ketika ada konflik dalam keluarga, kami berusaha untuk mencari waktu, untuk memecahkan persoalan secara bersama-bersama dan menyelesaikan bersama-sama. Responden IX: Dalam membangun suatu kehidupan berumahtangga, pasti tidak terlepas dari konflik atau kesalahpahaman yang ada. Maka cara kami untuk mengatasi konflik yang sedang terjadi yakni dengan berusaha mendengarkan satu sama lain ketika dia mengungkapkan apa yang terjadi dengan dirinya dengan tidak mempersalahkan dia. Dengan sikap ini mengajak kami untuk bisa menyelesaikan persoalan atau permasalahan ini dengan baik. Responden X: Ketika ada konflik dalam keluarga, membuat pikiran kami tidak aman dalam bekerja. Maka supaya pikiran kami tenang, kami berusaha untuk memecahkan persoalan yang kami hadapi secara bersama-sama.

Page 145: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

(11)

3. Faktor-faktor pendukung dan penghalang dalam berkomunikasi a. Faktor-faktor Pendukung dalam berkomunikasi:

Responden I: Pengalaman kami selama ini bahwa faktor yang mendukung kami dalam berkomunikasi adalah adanya sikap kami dalam mendengarkan pasangan kami ketika dia berbicara. Responden II: Faktor yang mendukung kami di dalam membangun komunikasi antarprbadi dalam keluarga yakni adanya sikap terbuka di antara kami untuk mengungkapkan segala perasaan yang kami alami dalam keseharian kami. Responden III: Suatu hal yang mendukung kami adalah kami bersyukur karena tempat mengajar kami sama dalam satu sekolah, sehingga kalau ada sesuatu yang kurang beres, kami langsung mengkomunikasikan dan saling terbuka untuk mensharingkan segala sesuatu yang kami alami, sehingga tidak menunda-nunda. Responden IV: Sejauh kami mengalami bahwa hal yang mendukung kami dalam berkomunikasi yakni adanya sikap saling mengerti dan saling memahami di antara kami sekeluarga dengan segala kesibukan kami masing-masing. Responden V: Pengalaman kami selama ini, ada hal yang sangat mendukung kami dalam kehidupan berkeluarga yakni karena adanya saling percaya di antara kami. Misalnya kalau salah satu di antara kami pulang terlambat dari tempat kerja, kami percaya bahwa dia sedang lembur atau ada pertemuan di kantor. Sikap inilah yang membuat kami merasa aman dalam kehidupan berkeluarga karena diantara selalu berpikir positip tentang pasangan kami. Responden V: Pengalaman kami selama ini, yah…oleh karena kesibukan kami di kantor dan di tempat kerja, yang kesempatan untuk komunikasi dari hati ke hati jarang sekali kami lakukan, maka suatu hal yang mendukung untuk mempererat hubungan kami, kami selalu saling telpon / SMS. Inilah salah satu sarana yang mendukung kami sekeluarga. Responden VI: Dari pengalaman yang kami alami dalam hidup harian kami, suatu hal yang mendukung kami dalam berkomunikasi antarpribadi yakni adanya sikap saling terbuka diantara kami di dalam mensharingkan pengalaman hidup kami dari hati ke hati, mengenai situasi yang kami alami dalam hidup kami.

Page 146: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

(12)

Responden VII: Suatu hal yang mendukung kami selama ini yakni kalau ada kesalahpahaman di antara kami, maka kami selalu berusaha untuk selesaikan bersama dalam keluarga. Dengan itu kami bisa saling memahami dan mengerti pasangan kami. Responden VIII: Salah faktor yang mendukung kami sekeluarga agar bisa berkomunikasi dari hati ke hati yakni kami bersyukur adanya sarana HP, sehingga kalau sepanjang hari kami tidak bertemu, kami bisa saling telpon atau SMS. Hal ini menurut kami sangat bagus karena untuk mengetahui dan mengecek anggota keluarga kami. Responden IX: Faktor yang mendukung kami sekeluarga untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi diantara kami yakni keterbukaan kami dalam keluarga untuk mendengarkan satu sama lain ketika dia berbicara, dengan tidak mempersalahkan dia. Misalnya ketika salah satu anggota keluarga mengalami sesuatu yang tidak beres dengan dirinya, baik disekolah maupun di tempat kerja. Saat pulang dia mensharingkan pengalamannya, kami dengan sepenuh hati mendengarkan dia dan membiarkan dia berbicara. Walaupun kadang ada guyonan-guyonan dari kami ketika dia berbicara. Responden X: Faktor yang mendukung kami dalam berkomunikasi yakni adanya sikap saling terbuka di dalam mengungkapkan apa yang kami alami dalam keseharian kami.

b. Faktor-Faktor Penghalang dalam berkomunikasi Responden I: Dalam pengalaman kami, kadang terjadi kalau ada kesalahpahaman di antara kami dalam keluarga, kadang kami saling diam-diaman (tidak ada mau berkomunikasi dengan pasangan), padahal kami merasa bahwa dengan sikap tersebut tidak akan menyelesaikan suatu permasalahan yang ada. Responden II: Dalam pengalaman kami sehari-hari terkadang kami memotong pembicaraannya ketika dia/pasangan sedang berbicara. Hal ini lebih banyak kami lakukan terhadap anak-anak, disaat dia bercerita pengalamannya, kami orangtua selalu memotong pembicaraannya, dan kami menganggap itu tidak penting untuk di dengarkan, sehingga anak kadang tidak mau berbicara lagi dengan kami orangtua. Kami merasa bahwa hal inilah yang menjadi penghalang bagi kami di dalam berkomunikasi antarpribadi dalam kehidupan berkeluarga. Responden III: Dari pengalaman kami, kadang oleh karena kesibukan kami atau apabila sedang kelelahan, kadang kami kurang mendengarkan satu sama lain ketika dia sedang berbicara.

Page 147: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

(13)

Responden IV: Dalam pengalaman kami sehari-hari, yang menjadi penghalang bagi kami dalam berkomunikasi antarpribadi yakni kalau ada kekeliruan atau kesalahpahaman kadang kami saling diam-diaman, mencari kesibukan lain diluar rumah, untuk menghindari perjumpaan diantara kami. Memang hal ini tidak berlangsung lama, tetapi kami sering buat. Padahal kami merasakan bahwa dengan berbuat demikian, tidak akan menyelesaikan suatu permasalahan. Responden V: Pengalaman kami bahwa yang menjadi penghalang untuk menciptakan komunikasi antarpribadi yakni kadang kami mempertahankan pendapat kami masing-masing dan tidak mau mengalah. Dan kalau sudah terjadi demikian, sudah pasti kami mulai mogok untuk berbicara satu sama lain. Responden VI: Yang menjadi penghalang bagi kami untuk menciptakan komunikasi antarpribadi, dari pengalaman kami sekeluarga seringkali di dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau konflik, kami kadang cepat emosi dan mau menang sendiri. Kadang melempiaskan kepada anak-anak yang tidak bersalah dengan marah-marah pada mereka. Responden VII: Pengalaman kami selama ini dalam kehidupan berkeluarga, yang membuat penghalang bagi kami dalam membangun komunikasi antarpribadi dalam keluarga yakni adanya rasa saling curiga di antara kami. Misalnya kalau salah satu pulang terlambat dari tempat kerja. Kami selalu memikirkan yang bukan-bukan, sehingga timbulah kesalahpahaman atau konflik dan pada akhirnya saling diam-diaman. Responden VIII: Yang menjadi penghalang bagi kami dalam keluarga yakni: adanya sikap ketertutupan hati diantara kami (kurang terbuka). Misalnya ada permasalahan di kantor atau di tempat kerja, kami kurang terbuka untuk membagikan atau mensharingkan apa yang kami alami, hanya menunjukkan sikap marah-marah tanpa sebab. Responden IX: Dari pengalaman yang kami alami dalam kehidupan berkeluarga selama ini, yang menjadi penghalang bagi kami yakni apabila terjadi kesalahpahaman di antara kami dalam keluarga, kami jarang untuk berbicara dari hati ke hati untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang ada. Kadang juga kami hanya saling SMS untuk menyampaikan permohonan maaf. Setelah itu kami baik kembali. Responden X : Pengalaman kami dalam keluarga, yang membuat komunikasi diantara kami menjadi renggang disebabkan karena dengan kesibukan kami sehari-hari, kadang kami kurang mendengarkan satu sama lain ketika dia berbicara atau mengungkapkan pengalamannya. Hal ini kami lakukan lebih banyak pada anak-

Page 148: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

(14)

anak, sehingga membuat anak-anak menjadi takut dengan kami sebagai orangtua, karena kami sering marah-marah dengan mereka.

4. Komunikasi melalui Media a. Hal-hal positif dari media komunikasi ( Telpon / SMS )

Responden I : Kami mengalami bahwa komunikasi melalui media lebih menghemat waktu, sehingga tidak ada waktu yang terbuang. Responden II : Kami merasa bahwa komunikasi melalui media, informasinya cepat ditangkap oleh setiap pribadi. Responden III: Komunikasi melalui media, kami merasakan lebih menghemat biaya dan mudah dijangkau oleh setiap orang. Responden IV : Pengalaman kami selama ini bahwa komunikasi melalui media memang sangat penting bagi kami sekeluarga. Oleh karena kesibukan kami masing-masing, kami merasa bahwa dengan media yang ada, kami dapat saling mengontrol antara satu sama lain. Responden V: Kami mengalami bahwa komunikasi melalui media lebih menghemat waktu, apalagi melihat kesibukan kami sehari-hari. Responden VI: Kami mengalami bahwa komunikasi melalui media lebih memudahkan kami untuk menghubungi satu sama lain, baik keluarga maupun teman-teman walaupun tempatnya jauh. Responden VII: Kami merasa bahwa komunikasi melalui telpon atau SMS, sangatlah penting bagi kami sekeluarga. Misalnya kalau kami pulang terlambat dari kantor atau dari tempat kerja, kami saling menginformasikannya melalui telpon atau SMS. Hal ini lebih irit waktu bagi kami. Responden VIII: Kami mengalami bahwa komunikasi melalui telpon atau SMS, lebih menghemat waktu dan tenaga. Respongen IX: Dengan komunikasi melalui media, kami merasakan bahwa lebih mudah di jangkau oleh siapa saja dan lebih menghemat waktu dan tenaga, dimana kalau kami membutuhkan jawaban yang cepat, tinggal kami telpon saja atau SMS.

Page 149: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

(15)

Responden X : Kami merasa bahwa komunikasi melalui telpon atau SMS, lebih mudah untuk kami lakukan karena informasinya cepat ditangkap oleh setiap pribadi.

b. Hal-hal negatif dari media komunikasi ( Telpon / SMS ) Responden I: Komunikasi melalui telpon atau SMS memang sangat bagus, namun yang menjadi kelemahannya di mana kami tidak bisa bicara lebih lama. Responden II: Relasi sosialnya tidak terlalu bagus, karena orang banyak sibuk dengan dirinya sendiri, sibuk dengan saling SMS atau telpon, dan kurang memperhatikan orang yang ada di sekitarnya. Respnden III: Komunikasi melalui telpon atau SMS mengajak orang untuk bermental santai, sebab segala sesuatu bisa diperintahkan melalui SMS tanpa harus berjalan atau bertemu dengan pribadi yang bersangkutan. Walaupun berada dalam satu rumah, tetapi sering telpon atau SMS kalau ada perlu penting, karena malas atau capek untuk mencari. Responden IV: Komunikasi melalui telpon atau SMS, bisa juga terjadi suatu pemborosan, jikalau hanya di gunakan untuk pembicaraan yang tidak perlu atau cerita-cerita yang tidak bermanfaat. Responden V: Telpon atau SMS dalam dunia sekarang ini sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya ada kecenderungan untuk berselingkuh bagi suami-isteri, apalagi situasi dalam kehidupan berkeluarga tidak aman. Responden VI: Komunikasi melalui media/sarana memang bagus, namun kadang setiap orang tidak akan mempedulikan pribadi yang ada bersamanya, sebab dia terlalu sibuk dengan baca dan balas SMS atau telpon, sehingga boleh di katakan orang terlalu egois dengan dirinya sendiri. Responden VII: Komunikasi melalui sarana yang ada, sering menimbulkan kecurigaan antara suami-isteri maupun anak-anak. Responden VIII: Dengan komunikasi melalui media kita dapat mengontrol setiap anggota keluarga baik antara suami atau isteri maupun anak-anak, namun semakin banyak anak dalam keluarga kurang merasakan sentuhan atau belaian kasih sayang dari orang tua, karena hanya SMS atau telpon saja.

Page 150: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

(16)

Responden IX: Kalau semuanya hanya menggunakan SMS atau telpon saja, kepribadian anak tidak terbina karena orang tua kurang mengetahui perkembangan anak secara langsung. Kurang adanya relasi pribadi atau kedekatan antara orangtua dan anak. Responden X: Pengaruh media / sarana yang ada, mendorong seseorang sering menipu / tidak jujur pada pasangannya. Misalnya ia menipu bahwa ada lembur di kantor sehingga terlambat pulang kerumah, padahal sudah ada janjian dengan orang lain untuk bertemu atau bersenang-senang.

Page 151: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

(17)

Lampiran 2 : Cerita “Kesaksian Sebuah Keluarga Mengenai Situasi

Komunikasi”.

Bapak Benny dan Bu Sari adalah pasangan suami-istri Katolik yang dianugerahi dua orang anak putra dan seorang anak putri. Pak Benny adalah direktur utama sebuah perusahaan swasta di kota Surabaya. Sedangkan Bu Sari mengelola sebuah restoran. Kesibukan Pak Benny dan Bu Sari telah menyita waktu dan tenaga sepanjang hari. Karena itu, putra-putrinya yang sudah mulai remaja dituntut untuk bersikap mandiri: mengatur waktu untuk belajar, sekolah, bekerja di rumah, dsbnya. Kebutuhan hidup dan kebutuhan sekolah mereka selalu dipenuhi. Selain itu, Pak Benny menuntut agar anak-anaknya disiplin menjalankan tugas-tugasnya dan dengan penuh kuasa akan menghukum anaknya yng melanggar tata tertib peraturan yang ia ciptakan. Bila sudah bicara dan membuat keputusan, Pak Benny tak boleh dibantah atau dijawab “tidak”. Kedua anaknya yang putra merasa terkungkung di penjara rumahnya. Pada suatu hari, mereka nonton film dan pulangnya sudah tengah malam, mereka dihukum kurung di kamar dan seharian tak diberi makan. Anaknya yang sulung adalah seorang gadis, diharuskan kuliah di fakultas kedokteran, meskipun tidak punya minat dan tidak berbakat untuk menjadi dokter. Ibu Sari tidak berdaya melawan kemauan suaminya. Tetapi, oleh karena kesibukannya dalam mengurusi restoran, ia pun tak cukup banyak waktu untuk memperhatikan putra-putrinya. Akibatnya, anak-anak yang tampak saat itu, ternyata sudah berakrab-akrab dengan obat bius, pil koplo, morfin, dan sejenisnya. Sekarang Pak Benny dan Bu Sari menjadi bingung mau memperbaiki kehidupan keluarga dan anak-anaknya.

Page 152: KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ... · 2018. 3. 26. · KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

(18)

Lampiran 3: Cerita “Kesetiaan”.

Seorang raja yang hendak menikah, harus membuat suatu perjalanan yang lama dan panjang. Hari-hari, bulan-bulan, dan tahun-tahun berlalu tanpa suatu beritapun dari sang raja. Tunangannya menanti dengan sedih hati tetapi tanpa kehilangan harapan bahwa sang raja akan kembali. Beberapa sahabat dari gadis itu berkata dengan rasa belaskasihan yang berpura-pura dan kegembiraan palsu,”Teman yang malang, nampaknya kekasihmu sudah melupakan engkau dan tidak pernah akan kembali, sebaiknya lupakan saja dia, sebab masih begitu banyak orang yang sangat mencintaimu”. Mendengar perkataan itu, gadis tersebut sangat sedih dan sakit hati dan mengurung dirinya serta menangis sejadinya, ketika dia tertinggal sendirian. Kemudian gadis itu mengambil surat terakhir dari sang raja, di mana raja bersumpah bahwa dia tetap setia dan sungguh dalam cintanya. Ketika membaca surat itu, hatinya merasakan adanya kedamaian, semangatnya mulai pulih kembali dan terus menanti dengan sabar sampai sang raja pulang. Sesudah bertahun-tahun, sang raja itu akhirnya pulang. Dengan keheranan, dia bertanya kepada calon istrinya,”Bagaimana mungkin engkau tetap tinggal setia kepadaku dalam waktu sekian lama?” Gadis itu menjawab,”Rajaku, saya masih tetap menyimpan suratmu dan saya sangat percaya kepadamu”.