Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

32
PENERAPAN GOOD GOVERNANCE PADA PEMERINTAH KABUPATEN HALMAHERA UTARA 1. Visi Pemerintah Daerah Tidak Jelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 Sangat Jelas Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana Kabupaten Halmahera Utara harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Dengan bertitik tolak dari fakta sejarah, potensi dan kondisi faktual yang digali dari nilai-nilai luhur yang dianut oleh seluruh komponen stakeholders yang ada di Kabupaten Halmahera Utara, maka pernyataan Visi untuk membangun Kabupaten Halmahera Utara menuju perubahan yang lebih baik adalah : “Halmahera Utara yang Aman, Adil, Damai dan Sejahtera dalam suasana kekeluargaan sejati, Maju dan mampu bersaing dan tetap dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara telah dirumuskan dengan sangat jelas. Makna yang terkandung dalam Visi ini adalah : Aman, artinya masyarakatnya membangun dan bekerja dengan tidak ada rasa takut atau was-was. Adil, artinya seimbang dan selaras secara proporsional kadar dan takar masing-masing komponen. 1

description

Pemda Halmahera Utara

Transcript of Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

Page 1: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE

PADA PEMERINTAH KABUPATEN HALMAHERA UTARA

1. Visi Pemerintah Daerah

Tidak Jelas1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat Jelas

Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana

Kabupaten Halmahera Utara harus dibawa dan berkarya agar konsisten

dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Dengan bertitik tolak

dari fakta sejarah, potensi dan kondisi faktual yang digali dari nilai-nilai

luhur yang dianut oleh seluruh komponen stakeholders yang ada di

Kabupaten Halmahera Utara, maka pernyataan Visi untuk membangun

Kabupaten Halmahera Utara menuju perubahan yang lebih baik adalah :

“Halmahera Utara yang Aman, Adil, Damai dan Sejahtera

dalam suasana kekeluargaan sejati, Maju dan mampu

bersaing dan tetap dalam bingkai Negara Kesatuan

Republik Indonesia.”

Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara telah

dirumuskan dengan sangat jelas. Makna yang terkandung dalam Visi ini

adalah :

Aman, artinya masyarakatnya membangun dan bekerja dengan tidak

ada rasa takut atau was-was.

Adil, artinya seimbang dan selaras secara proporsional kadar dan

takar masing-masing komponen.

Damai dan Sejahtera, artinya ada rasa percaya satu dengan yang lain

dalam suasana kekeluargaan, persaudaraan dan cinta lingkungan

serta pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan taraf hidup.

Maju, artinya berjuang tanpa pamrih untuk meraih sesuatu yang lebih

baik dan mampu bersaing baik lokal, regional, nasional maupun

global. Semua itu tetap dalam bingkai Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

1

Page 2: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

2. Misi Pemerintah Daerah

Tidak Jelas1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat Jelas

Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu

gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen

penyelenggara pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang

diberikannya.

Tujuan dari pernyataan misi adalah mengkomunikasikan kepada

stakeholder, di dalam maupun luar organisasi, tentang alasan pendirian

organisasi dan ke arah mana organisasi kan menuju. Oleh karena itu,

rangkaian kalimat dalam misi sebaiknya dinyatakan dalam satu bahasa

dan komitmen yang dapat dimengerti dan dirasakan relevansinya oleh

semua pihak yang terkait. Adapun Misi Pemerintah Kabupaten Halmahera

Utara adalah sebagai berikut :

1. Memantapkan ketertiban dan keamanan yang telah dicapai selama

ini untuk lebih memberikan rasa aman dan nyaman kepada penduduk

yang mendiami Halmahera Utara

2. Membangun sarana dan prasarana wilayah yang seimbang secara

proposional baik jalan dan jembatan, pendidikan, kesehatan,

telekomunikasi, air bersih, pasar, pelabuhan udara, dermaga laut dan

lainnya

3. Mengupayakan dan mendorong saling percaya, dan saling melindungi

baik antar sesama manusia maupun manusia dengan alam sekitar

dan yang paling utama adalah tercipta hubungan yang sungguh-

sungguh antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa

4. Menciptakan iklim yang sehat untuk berkompetisi secara sportif

menuju kemajuan yang kompetitif dalam segala hal

5. Menjaga dan melestarikan rasa kebangsaaan dan nasionalisme yang

tinggi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2

Page 3: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

Pernyataan Misi yang dirumuskan oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten Halmahera Utara sangat jelas, dan merupakan penjabaran

Visi secara lebih kongkrit.

3. Tujuan Pemerintah Daerah

Tidak Jelas1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat Jelas

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Pemerintah Daerah

sebagaimana yang diuraikan diatas maka visi dan misi tersebut

dirumuskan kedalam bentuk yang lebih terarah dan operasional, berupa

penetapan tujuan yang akan dilaksanakan oleh masing-masing organisasi

perangkat daerah. Kegiatan perumusan tujuan setidak-tidaknya adalah

suatu pernyataan yang bersifat kualitatif berkenaan dengan pencapaian

yang diinginkan dari hasil kebijakan atau keputusan, yang dapat menjadi

pedoman dalam menentukan tindakan yang sesuai.

Penetapan Tujuan Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Halmahera Utara Tahun 2011-2015 sebanyak 9 (sembilan)

tujuan yang juga merupakan 9 (sembilan) Prioritas Pembangunan

Daerah, berisi pernyataan-pernyataan kualitatif antara lain: penegakan

supremasi hukum, penataan tata kelola pemerintahan yang baik,

penataan infrastruktur dalam rangka peningkatan aksesbilitas untuk

menerobos keterisolasian wilayah, penataan ruang wilayah, mendorong

investasi dan optimalisasi pengelolaan sumber daya, memperkokoh dan

mempererat hubungan saling menghargai, penguatan pilar-pilar

ekonomi, membangun sinerjitas antara sumber daya aparatur dengan

masyarakat, peningkatan layanan kesehatan, mendorong pengembangan

budaya lokal.

Dengan demikian, perumusan Tujuan Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kabupaten Halmahera Utara sangat jelas merupakan

perwujudan Visi dan Misi Pemerintah Daerah yang dapat dicapai dalam

jangka waktu 5 (lima) tahun, dan disusun dalam bentuk pernyataan

kualitatif.

3

Page 4: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

4. Sasaran Pemerintah Daerah

Tidak Jelas1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat Jelas

Sasaran adalah penjabaran daerah tujuan, yaitu sesuatu yang akan

dicapai atau dihasilkan oleh instansi pemerintah dalam jangka waktu

tahunan, semesteran, triwulanan atau bulanan. Sasaran diusahakan

dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur. Sasaran adalah batasan

masalah yang akan dirinci lebih lanjut. Dalam sasaran tercermin kondisi

stakeholder yang paling diinginkan. Dalam hal ini, apa yang ingin dicapai

perlu dilakukan dengan mempertimbangkan proses atau bentuk

kegiatannya (dinamis). Beda sasaran dengan tujuan adalah kalau tujuan

tak mempertimbangkan proses; jadi lebih berupa potret peristiwa.

Adapun sasaran yang ditetapkan untuk dicapai pada tahun 2011

antara lain sebagai berikut :

1. Penegakan dan Kepastian Hukum dan Regulasi Serta Penataan Tata

Kelola Pemerintahan Melalui Sumber Daya Aparatur yang

Profesional, Kreatif, Inovatif yang Mampu Meningkatkan Pelayanan

Publik. (diukur dengan 39 indikator capaian)

2. Peningkatan aksesibilitas untuk menerobos keterisolasian wilayah

sebagai wujud kesetaraan Pembangunan Daerah. (Kelistrikan, jalan

dan Jembatan, Drainase dan Air Bersih, Telekomunikasi dan

Transportasi baik Darat, laut dan Udara, Perumahan). (diukur

dengan 14 indikator capaian)

3. Pengembangan dan pemanfaatan ruang secara seimbang antara

kebutuhan dan daya dukung lahan dalam rangka mewujudkan Kota

Marahai yang berciri budaya dan berwawasan lingkungan. (diukur

dengan 3 indikator capaian)

4. Pengembangan investasi berbasis kearifan lokal dengan keunggulan

komparatif serta mempertahankan kualitas lingkungan. (diukur

dengan 16 indikator capaian)

4

Page 5: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

5. Penciptaan kerukunan antar dan inter umat beragama. (diukur

dengan 3 indikator capaian)

6. Pengembangan sentra Ekonomi yang tersentuh dengan

pemanfaatan teknologi dan terimplementasi dengan Program

Pemberdayaan Masyarakat serta memungkinkan terciptanya

lapangan pekerjaan sebagai bagian dari iplementasi Track Triple

Strategy yakni Pro Growth, Pro Jobs dan Pro Poor. (diukur dengan 31

indikator capaian)

7. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dan Peningkatan

Kualitas Pendidikan Masyarakat. (diukur dengan 26 indikator

capaian)

8. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat, yakni pemenuhan

pelayanan dasar kesehatan. (diukur dengan 14 indikator capaian)

9. Penyadaran dan penumbuhan nilai-nilai budaya yang bersinergis

dengan keragaman budaya lain serta dapat mengimbangi arus

perkembangan modernisasi. (diukur dengan 6 indikator capaian)

Baik sasaran maupun indikator capaian yang dirumuskan di atas,

terlihat bahwa telah sangat jelas tersusun dan terumuskan namun belum

mengandung pernyataan kuantitatif. Indikator capaian belum

mengandung unsur jumlah dan waktu, sehingga sulit diukur.

5. Proses penetapan visi pemerintah daerah

Tidak Partisipatif1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat

Partisipatif

Visi bila diletakkan hanya pada pundak seorang pemimpin,

akibatnya menjadi terlalu berat untuk dipikul sendirian. Resikonya pun

amat besar. Oleh karena itulah diharapkan agar seorang pemimpin

bukanlah menjadi ahli sendirian dalam menciptakan arah tujuan

organisasi, tetapi dia mampu menularkan semangat dan kemampuannya

sehingga ibarat pembuatan gedung dengan pendekatan arsitektur

5

Page 6: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

terpadu, sehingga mampu terciptalah rancang bangunan organisasi yang

visioner, tidak sekedar pimpinan saja yang visioner.

Dari pengalaman ber-Kabupaten sejak tahun 2003, dalam

perumusan Visi Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara, mengacu pada

Visi Pimpinan Daerah terpilih. Visi pimpinan daerah tersebut kemudian

dituangkan dalam rencana stratejik daerah tanpa melibatkan partisipasi

pihak lain.

Perumusan Visi yang tidak partisipatif ini dapat dimaklumi karena

dalam perumusan rencana stratejik, Bappeda sebagai Institusi yang

banyak berperan untuk tugas ini cenderung menggunakan apa yang

sudah jadi dan tersedia. Visi Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara

juga belum pernah dibawa dalam suatu diskusi publik/ilmiah untuk

diperkaya atau dipertajam lagi.

6. Proses penetapan strategi pemerintah daerah

Tidak Partisipatif1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat

Partisipatif

Strategi Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara dalam Rencana

Stratejik belum pernah dibahas secara khusus. Kondisi ini sangat berbeda

dengan proses perumusan Grand Strategi Pemerintah Daerah tahun

2008, dimana proses perumusan difasilitasi oleh orang yang

berpengalaman sebagai fasilitator dan melibatkan berbagai stakeholder

pembangunan, antara lain pemerintah daerah, lembaga legislative,

masyarakat, perwakilan dari dunia pendidikan, serta perwakilan dari

dunia usaha.

Proses ini sangat dinamis dan berkualitas sehingga menghasilkan

Grand Strategi Pembangunan Kabupaten Halmahera Utara yang

berkualitas pula karena diawali dengan brainstorming guna menampung

ide-ide, masalah dan kondisi terkini, kemudian dilanjutkan dengan

analisa SWOT. Grand Strategi Pemerintah Daerah ini masih digunakan

6

Page 7: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

sebagai salah satu dokumen dalam penyusunan Rencana Kerja jangka

menengah dan rencana kerja tahunan masing-masing Satuan Kerja

Perangkat Daerah.

Proses partisipatif ini belum tergambar dalam penyusunan strategi

kerja tahun 2011 – 2015. Hal ini sangat disayangkan, mengingat melalui

proses yang partisipatif akan diperoleh hasil yang benar-benar

merupakan kebutuhan pembangunan dan dapat dilakukan oleh

pemerintah.

7. Akses informasi dalam proses perumusan kebijakan

Sangat Tertutup1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat Terbuka

Saat ini, akses informasi untuk merumuskan suatu kebijakan

tersedia cukup dan terbuka bagi siapa saja. Informasi untuk merumuskan

kebijakan dapat diperoleh dari media massa, media elektronik, maupun

dapat diperoleh dari siapa saja, baik masyarakat luas maupun

stakeholder lain. Hal ini tentunya akan mempermudah proses perumusan

kebijakan tersebut, sehingga hasil yang diharapkan bahwa kebijakan

yang dirumuskan adalah kebijakan yang berkualitas dan mampu

menjawab kebutuhan pelayanan kepada masyarakat dapat terwujud.

Jika akses dari media massa dan media elektronik cukup terbuka,

lain halnya dengan akses dari masyarakat. Masih terbatasnya

media/sarana tempat penyaluran informasi dari masyarakat ke

Pemerintah Daerah, terutama menyangkut pelayanan maupun kondisi

sarana/prasarana yang ada di masyarakat. Kondisi seperti ini tentunya

akan menjadi salah satu faktor penghambat percepatan pembangunan di

masyarakat, karena kurangnya informasi dari masyarakat. Hal ini akan

lebih kronis jika Pemerintah Daerah kurang proaktif melakukan diskusi-

diskusi dengan masyarakatnya. Terbukanya akses informasi dari

berbagai pihak untuk kebutuhan perumusan kebijakan menjadi hal yang

mutlak untuk dipenuhi agar diperoleh informasi yang seimbang dan

akurat bagi perumusan kebijakan tersebut.

7

Page 8: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

8. Media akses informasi bagi masyarakat

Sangat Terbatas1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat Luas

Informasi tentang apa yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah

kepada masyarakatnya menjadi sangat penting untuk menjamin

tanggung gugat (accountability) pemerintah atas kewenangan yang

diberikan masyarakat kepadanya. Media informasi yang dapat digunakan

sebagai saluran informasi kepada masyarakat dapat berupa media massa

(Koran) lokal, TV lokal maupun regional serta website pemerintah daerah.

Media lain yang dapat digunakan adalah pengembangan Forum

Komunikasi Publik.

Untuk kasus Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara, media-

media tersebut masih sangat terbatas. Kondisi media-media informasi di

Halmahera Utara dapat dijelaskan sebagai berikut :

Koran Tobelo Post yang diterbitkan oleh perseorangan di luar

Pemerintah Daerah belum mampu menjangkau pelosok-pelosok

desa.

Bulletin Pemda juga hanya diterbitkan sebulan sekali dalam

kapasitas yang terbatas, sehingga tidak dapat menjangkau

seluruh lapisan masyarakat. Keterbatasan alat pencetakan dan

dana menjadi salah satu faktor pembatas perluasan jangkauan

penyebaran Buletin Pemda.

TV lokal pernah dibuat oleh Pemda di awal tahun 2009, tapi

kemudian macet lagi dan belum dikembangkan lagi sampai saat

ini. TVRI Maluku Utara (Ternate) sulit dijangkau di Tobelo karena

belum ada relay station untuk seluruh TV regional maupun

nasional.

Website pemerintah daerah masih dalam tahap pengembangan,

sehingga belum banyak informasi yang dapat dimuat. Jika media

ini sudah lebih baik, masalah selanjutnya adalah terbatasnya

akses oleh masyarakat karena jaringan internet masih terbatas

8

Page 9: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

hanya di dalam kota Tobelo. Jaringan internet di kecamatan-

kecamatan sering terkendala masalah teknis sehingga menjadi

sulit diakses.

9. Peran media massa sebagai sarana penyaluran aspirasi

masyarakat

Sangat Terbatas1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat Luas

Dari pemaparan point 8 di atas sedikit memberikan gambaran

tentang kondisi media massa di Halmahera Utara. Peran media massa

termasuk cukup penting sebagai salah satu wadah penyaluran aspirasi

masyarakat tentang berbagai hal atau kondisi yang terjadi di

masyarakat. Melalui media massa ini juga masyarakat dapat

menyampaikan keluhan maupun apresiasi terhadap apa yang selama ini

dikerjakan oleh Pemerintah Daerah, sambil mengharapkan respons atau

tanggapan pemerintah terhadap apa yang terjadi dalam masyarakat.

Yang terjadi selama ini, kurangnya ruang bagi masyarakat untuk

menyampaikan aspirasinya melalui media massa. Informasi tentang apa

yang terjadi di masyarakat kurang mendapat porsi yang cukup dalam

pemberitaan sehingga pemerintah kurang memperoleh informasi yang

konkrit, up to date dan akurat tentang apa yang terjadi di masyarakat.

Informasi yang sering muncul adalah berita-berita tentang kekerasan,

kejahatan dan lain-lain kriminalitas di masyarakat, sedangkan berita

tentang kebutuhan maupun aspirasi masyarakat kurang disentuh.

Bulletin Pemda yang diterbitkan juga lebih banyak berisi apa yang

dilakukan Pemerintah Daerah, sehingga ruang untuk masyarakat menjadi

sangat terbatas. Disamping itu, karena terbitnya sebulan sekali, maka

informasi yang didapat dari masyarakat tidak dapat digolongkan sebagai

informasi kekinian (up to date), sementara dinamika yang berkembang di

masyarakat sangat cepat dan juga membutuhkan respons/tanggapan

yang cepat pula.

9

Page 10: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

10. Pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan di Daerah

Sangat Terbatas1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat Luas

Pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan di daerah Halmahera Utara dapat terjadi melalui beberapa

kegiatan/program, diantaranya:

Musyawarah perencanaan pembangunan (Musrembang) mulai

dari tingkat desa, kecamatan sampai tingkat kabupaten. Dalam

kesempatan ini masyarakat berpartisipasi aktif dalam

merencanakan kegiatan-kegiatan pembangunan yang akan

dilaksanakan oleh pemerintah baik di tingkat desa, kecamatan

dan kabupaten.

Dalam setiap kegiatan reses anggota DPRD, aspirasi masyarakat

dikumpulkan dan dibahas bersama anggota DPRD, untuk

selanjutnya dibahas antara DPRD dan Pemerintah Daerah.

Kegiatan langsung di masyarakat. Contohnya pembangunan dan

renovasi rumah layak huni oleh Pemerintah Kabupaten

Halmahera Utara, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

dilakukan bersama dengan masyarakat. Keterlibatan

masyarakat dalam kegiatan ini lebih besar dibanding

keterlibatan pemerintah daerah.

11. Akses terhadap informasi laporan penyelenggaraan

pemerintahan

10

Page 11: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

Sangat Tertutup1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat Terbuka

Informasi laporan penyelenggaraan pemerintahan telah tertuang

dalam berbagai dokumen resmi pemerintah daerah yaitu LAKIP, LKPJ,

LPPD, EKPOD. Akses terhadap dokumen-dokumen yang merupakan

informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah ini masih tertutup. Bagi

kalangan penyelenggara pemerintahan saja, untuk mendapatkan laporan

ini harus mendatangi langsung instansi penyusun laporan tersebut.

Urusan untuk mendapatkan laporan itupun dipastikan akan berbelit-belit.

Apalagi bagi masyarakat, akses terhadap laporan penyelenggaraan

pemerintahan ini pastilah tidak akan mudah.

Sebagai perwujudan tanggung gugat pemerintah terhadap

masyarakat, seyogyanya semua bentuk laporan penyelenggaraan

pemerintah terbuka untuk diakses oleh siapa saja. Akses itu dapat dibuka

dengan cara menampilkan dokumen-dokumen tersebut dalam website

pemerintah ataupun dalam bentuk-bentuk lain yang akan dimuat dalam

media massa. Jika akses masyarakat terhadap website maupun media

masa masih terbatas, maka pemerintah daerah haus mencari bentuk lain

seperti sosialisasi langsung ataupun menampilkannya pada majalah

dinding yang ada di desa-desa. Dengan demikian, masyarakat tahu dan

paham tentang apa yang dilakukan oleh pemerintah daerah, berapa

sumber daya yang digunakan oleh pemerintah daerah untuk

melaksanakan pelayanan kepada masyarakat serta apa saja keuntungan

dan kerugian yang telah masyarakat terima dalam proses pembangunan

di daerah.

Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara, akses

terhadap informasi penyelenggaraan pemerintahan harus dibuka seluas-

luasnya kepada masyarakat. Melalui keterbukaan pemerintah,

kepercayaan masyarakat akan semakin kuat terhadap penyelenggara

Negara, terutama bagi pemerintah daerah.

11

Page 12: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

12. Lembaga pengawasan dalam meningkatkan kinerja pemerintah

daerah

Tidak Berperan1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat Berperan

Lembaga pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan

daerah khususnya terdiri dari lembaga pengawasan internal yaitu

Inspektorat Daerah dan DPRD, serta dari external yaitu BPK, BPKP,

maupun lembaga-lembaga swadaya masyarakat.

Peran lembaga-lembaga tersebut dalam pengelolaan keuangan

daerah dapat dikatakan sangat besar, khususnya dirasakan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara, dimana secara

perlahan-lahan pengelolaan laporan pertanggung jawaban keuangan

semakin baik dan tertata rapih. Pelanggaran-pelanggaran terhadap

penggunaan keuangan daerah maupun pelaporannya makin berkurang

dari tahun ke tahun. Peningkatan pengelolaan keuangan ini ternyata

tidak berjalan seiring dengan peningkatan kinerja pemerintah daerah.

Peranan lembaga pengawasan dalam meningkatkan kinerja pemerintah

daerah belum sepenuhnya berjalan baik.

Pada setiap awal tahun program dan anggaran, semua Pimpinan

SKPD merumuskan dan menyepakati bersama pimpinan daerah

Dokumen Penetapan Kinerja (TAPKIN). Dokumen tersebut menjadi bagian

yang tidak terpisahkan dari dokumen AKIP. Untuk itu, pengawasan

harusnya telah berjalan sejak penetapan dokumen tersebut maupun

sejak perencanaan kegiatan pembangunan sampai tahap pelaksanaan

kegiatan-kegiatan tersebut, sehingga fungsi pengawasan menjadi lebih

efektif dan dapat dipastikan bahwa dokumen TAPKIN bukan hanya

menjadi sebuah dokumen belaka, tetapi benar-benar diikuti sejak

ditetapkan sampai pelaksanaannya.

Jika pengawasan telah dilakukan sejak tahap perencanaan, maka

secara perlahan pula kinerja pemerintah daerah dapat ditingkatkan.

12

Page 13: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

Dengan perencanaan yang baik, akan menghasilkan rencana yang baik

pula dan akan diikuti dengan pelaksanaan yang baik.

13. Pelanggaran hukum

Tidak Ditindak1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Ditindak Tegas

Bentuk-bentuk pelanggaran hukum dewasa ini sudah sangat

beragam, baik yang dapat dikategorikan pelanggaran hukum tingkat

ringan, sedang maupun tingkat berat. Sanksi terhadap pelanggaran

hukum tersebut juga beragam dan bertingkat mengikuti tingkatan

pelanggaran hukumnya.

Kenyataan penindakan terhadap pelanggaran hukum baik di

tingkat nasional maupun di tingkat daerah selama ini masih jauh dari

harapan. Hukum masih memandang siapa orangnya dan pada

kedudukan apa orang tersebut berada, sehingga penindakan terhadap

pelanggaran hukum di satu sisi telah demikian tegasnya, tetapi di sisi lain

masih belum tegas.

14. Sistem lembaga peradilan yang objektif, independen, dan mudah

diakses masyarakat

Tidak Dibangun1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Dibangun dg

Baik

Membangun sistem lembaga peradilan yang objektif, independen,

dan mudah diakses masyarakat adalah jaminan bahwa masyarakat akan

memiliki kedudukan dan hak yang sama di mata hukum. Sistem

peradilan yang tidak memandang siapa dan kedudukan apa orangnya,

maupun tidak dapat dintervensi oleh pihak manapun, akan mampu

13

Page 14: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

menghasilkan keputusan yang memberikan rasa keadilan bagi semua

pihak yang mendambakan keadilan. Dengan sistem peradilan yang

objektif dan independen, maka akan berkurang sistem peradilan jalanan

yang akhir-akhir ini marak terjadi di negeri ini.

Sistem lembaga peradilan yang objektif, independen, dan mudah

diakses masyarakat sejauh ini tidak dibangun dengan baik. Sampai

sejauh ini masih sulit ditemukan lembaga peradilan yang objektif.

Beberapa bukti hasil peradilan yang ditampilkan akhir-akhir ini dapat

menjadi bukti bahwa peradilan masih jauh dari objektif. Subjektivitas

hasil peradilan ini juga tidak lepas dari kesan bahwa lembaga peradilan

kita belum independen. Masih saja ditemukan bahwa keputusan

pengadilan mampu diintervensi oleh berbagai pihak dan terutama

diintervensi dengan uang. Akses masyarakat terhadap sistem peradilan

kita pun masih belum terbuka.

15. Laporan masyarakat atas pelanggaran hukum

Tidak1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Ditindaklanjuti

Ditindaklanjuti dg Baik

Pelanggaran hukum dapat dilakukan oleh siapa saja, baik oleh

masyarakat, aparat pemerintah maupun aparat hukum. Laporan

terhadap pelanggaran hukum juga dapat dilakukan masyarakat ke

berbagai pihak, yaitu ke pemerintah, ke kepolisian maupun ke kejaksaan,

tergantung jenis pelanggarannya. Masing-masing institusi juga memiliki

prosedur tersendiri dalam penanganan laporan masyarakat tersebut.

Laporan yang biasanya dialamatkan ke Pemerintah Daerah lebih

banyak menyangkut sengketa tanah, ataupun pelanggaran yang

melibatkan aparat pemerintahan. Instansi tempat masyarakat

melaporkan hal-hal tersebut biasanya ada 2 (yang berlaku di Pemerintah

Kabupaten Halmahera Utara) yaitu, Badan Pemberdayaan Masyarakat

dan Pemerintahan Daerah, atau Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat

14

Page 15: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

Daerah. Setiap laporan masyarakat akan langsung ditindaklanjuti melalui

berbagai cara dan metode tergantung kadar pelanggaran hukumnya.

Pada prinsipnya, setiap lembaga yang menerima pengaduan

masyarakat terhadap pelanggaran hukum telah memiliki prosedur tetap

tentang penanganan pengaduan tersebut. Mengingat Halmahera Utara

merupakan wilayah yang cukup luas, sehingga penanganannya sangat

tergantung kesiapan sumber daya manusia dan sarana pada instansi

masing-masing.

16. Pembangunan kesadaran hukum masyarakat

Tidak1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Dilaksanakan

Dilaksanakan dg Baik

Setiap hari pasti kita dapat melihat dan membaca bahwa terjadi

pelanggaran hukum di mana-mana. Dengan makin banyaknya

pelanggaran hukum makin berkurangnya toleransi dan sikap berhati-hati

di dalam masyarakat, penyalahgunaan hak dan sebagainya dapatlah

dikatakan bahwa kesadaran hukum masyarakat dewasa ini menurun,

yang mau tidak mau mengakibatkan merosotnya kewibawaan

pemerintah juga. Menurunnya kesadaran hukum dalam hal ini berarti

belum cukup tinggi. Kesadaran hukum yang rendah cenderung pada

pelanggaran hukum, sedangkan makin tinggi kesadaran hukum

seseorang makin tinggi ketaatan hukumnya.

Apakah hal ini berarti bahwa pembangunan kesadaran hukum

tidak dilaksanakan? Korelasinya harus dilihat secara hati-hati. Penyebab

pelanggaran hukum dapat terjadi karena banyak faktor, dan bukan hanya

tergantung pada pembangunan kesadaran hukum masyarakat. Pada

kenyataannya, pembangunan kesadaran hukum telah banyak dilakukan,

baik itu oleh Instansi Pemerintah, Instansi Kepolisian maupun Instansi

15

Page 16: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

Kejaksaan, dan instansi lain yang berwewenang. Tetapi tentu saja,

pembangunan kesadaran hukum masyarakat haruslah diikuti oleh

keteladanan yang ditunjukkan oleh pejabat ataupun orang-orang yang

membangun kesadaran tersebut, karena masyarakat cenderung

mengikuti contoh apa yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya.

17. Kebebasan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi

Tidak dijamin1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Dijamin hukum

hukum

Kebebasan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dijamin

secara hukum. Ada beberapa dasar hukum yang melandasi kebebasan

masyarakat dalam menyampaikan aspirasi ini, antara lain:

Pasal 28F UUD 1945: Setiap orang berhak untuk berkomunikasi

dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan

lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh,

memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi

dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

UU RI Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan

Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

UU RI Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers

UU RI Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran

18. Perkembangan organisasi kemasyarakatan

Tidak kondusif1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat kondusif

Organisasi kemasyarakatan dapat dibentuk melalui berbagai

macam jalur, antara lain:

Jalur keagamaan (misalnya: MUI, KWI, PGI)

16

Page 17: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

Jalur profesi (misalnya : IDI, PWI)

Jalur kepemudaan (misalnya : KNPI, AMPI)

Jalur kemahasiswaan (misalnya : HMI, PMKRI)

Jalur kepartaian dan kekaryaan

Jalur kesenian, dsb

Ruang untuk pembentukkan organisasi kemasyarakatan juga

sangat terbuka dan diatur dengan Undang-undang, yaitu Undang Undang

Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan.

Perkembangan organisasi kemsyarakatan yang cukup tinggi di

Indonesia menunjukkan keinginan yang kuat dari masyarakat untuk turut

berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa ini. Terlepas dari adanya

1 atau 2 organisasi masyarakat yang sempat membuat resah

masyarakat, tetapi secara keseluruhan dapat dipandang bahwa

tumbuhnya organisasi kemasyarakatan akibat lingkungan dan kepastian

hukum yang kondusif dan memberi jaminan untuk kebebasan berserikat.

Kehadiran organisasi kemasyarakatan ini turut membantu mempercepat

proses pembangunan dan menjadi kontrol terhadap pelaksanaan

kegiatan pembangunan.

19. Kekhasan/keunikan daerah, dalam pembangunan daerah

Tidak1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat

diperhatikan diperhatikan

Setiap daerah memiliki kekhasan/keunikannya masing-masing.

Kekhasan atau keunikan itu dapat berupa lokasi daerah tersebut, kondisi

alamnya, keadaan masyarakatnya maupun nilai atau budaya yang

dianut/terkandung dalam masyarakatnya.

Dalam pembangunan daerah Halmahera Utara, Pemerintah

Kabupaten sangat memperhatikan nilai-nilai budaya yang dianut

dipercayai mampu menjadi perekat seluruh masyarakatnya. Hal ini telah

dibuktikan pasca konflik horizontal yang terjadi di wilayah tersebut,

17

Page 18: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

dimana melalui ikatan budaya, konflik dapat dihentikan dan masyarakat

dapat disatukan kembali. Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, dalam

pembangunan daerah Halmahera Utara, budaya merupakan unsur yang

turut menjiwai perencanaan maupun pelaksanaan setiap program

pembangunan.

20. Bidang tugas dan tanggungjawab aparat pemerintah daerah

Tidak sesuai1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat sesuai

dng kemampuan dng

kemampuan

Kinerja aparatur pemerintahan akan baik jika didukung oleh

sumberdaya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang

tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk itu peningkatan

kemampuan sumberdaya aparatur sesuai bidang tugas masing-masing

menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sehingga prinsip “the right

person in the right place” benar-benar dapat terwujud.

Harus diakui bahwa masih banyak pemerintahan daerah di

Indonesia, termasuk Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara

belum menempatkan orang yang tepat untuk melaksanakan suatu

bidang tugas dan tanggung jawab. Hal ini dapat terjadi karena beberapa

faktor, antara lain:

Keterbatasan sumberdaya manusia yang dibutuhkan pada

bidang-bidang tugas tertentu.

Terbatasnya anggaran peningkatan kompetensi sumberdaya

aparatur, ditengah tuntutan anggaran pembangunan

infrastruktur pada daerah yang baru berkembang.

Masih saja ada semangat primordial, yang cenderung

mempengaruhi pengambilan keputusan penempatan aparatur

pada bidang-bidang tugas dan tanggung jawab.

Struktur organisasi yang besar, dan membutuhkan sumberdaya

aparatur yang besar pula.

18

Page 19: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

21. Kode etik PNS daerah

Tidak berfungsi1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Berfungsi

dng Baik

Kode Etik PNS adalah suatu pedoman bagaimana seorang PNS

harus bersikap dan berperilaku sebagai seorang aparatur Negara dalam

menjalankan tugas dan perannya.

Selama 10 tahun Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara

berpemerintahan, fungsi Kode Etik PNS masih sering dilanggar oleh PNS

itu sendiri. Contoh-contoh pelanggaran terhadap kode etik dapat

ditemukan antara lain:

Tidak bekerja dengan jujur. Masih banyak PNS yang melakukan

korupsi, baik itu korupsi uang Negara maupun korupsi waktu

kerja.

Memanfaatkan fasilitas Negara untuk kepentingan pribadi

maupun kepentingan yang lain di luar kepentingan pekerjaan.

Cenderung menggunakan jabatan untuk kepentingan diri

sendiri, kepentingan golongan dan kepentingan segelintir orang

tertentu, dibanding untuk kepentingan masyarakat secara luas.

Berpakaian tidak rapih saat ke kantor dan menjalankan tugas

sebagai aparatur Negara. Dll

Dari beberapa contoh di atas dapat dikatakan bahwa kode etik PNS

selama ini hanya diucapkan (dalam bentuk sumpah dan janji) tapi tidak

dijalankan dengan benar. Kode Etik PNS masih berupa sebuah dokumen

yang belum berfungsi secara baik.

22. Standar pelayanan

Tidak berfungsi1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Benrfungsi

19

Page 20: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

dng Baik

Penyelenggaraan pelayanan publik bergandeng erat dengan

kewenangan/urusan/fungsi yang dijalankan oleh daerah. Kemampuan

daerah (propinsi, kabupaten/kota) dalam mengidentifikasi

kewenangan/fungsi daerah akan sangat mempengaruhi kemampuan

mereka menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai bidang-

bidang kewenangan pemerintahan yang diselenggarakan.

Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara dalam proses

penyusunan Standar Pelayanan Minimal bagi pelayanan publik.

Kenyataan pelayanan yang dilakukan selama ini belum memiliki standar

yang baku, baik menyangkut waktu pengurusan, maupun biaya yang

harus ditanggung. Hal ini tentu berdampak negative bagi pelayanan yang

dilakukan oleh pemerintah bagi masyarakat.

23. Pengaduan pelayanan publik

Tidak berfungsi1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Berfungsi

dng Baik

Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah, maka pelayanan

pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih dekat. Demikian halnya

dengan pengaduan masyarakat kepada pemerintah tentang pelayanan

yang diberikan oleh pemerintah, harusnya menjadi lebih mudah untuk

disampaikan dan ditanggapi.

Namun kenyataan yang terjadi di berbagai daerah, demikian juga

di Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara bahwa keluhan yang diajukan

kepada aparat pelayanan sifatnya hanya ditampung, dijanjikan untuk

diselesaikan, dan yang paling sering adalah petugas melempar tanggung

jawab kepada petugas lain. Selain itu, tidak jarang masyarakat pengadu

dimarahi atau diremehkan oleh petugas pelayanan. Rendahnya respon

instansi penyelenggara pelayanan terhadap keluhan atau pengaduan dari

masyarakat mengakibatkan munculnya sikap skeptis dari masyarakat.

20

Page 21: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

Masyarakat jera untuk mengadukan keluhannya sehingga angka

pengaduan di beberapa instansi pelayanan publik relatif rendah.

Rendahnya angka pengaduan ini sebenarnya tidak menggambarkan

kepuasan masyarakat atas pelayanan publik, sebaliknya justru karena

masyarakat merasa tidak yakin dengan hasil yang akan diperoleh dengan

melakukan pengaduan. Selain itu, warga masyarakat dari kalangan yang

tidak mampu dan kurang berpendidikan juga tidak tahu cara

mengadukan keluhannya.

24. Ketanggapan unit-unit pelayanan Publik dalam merespon

pengaduan masyarakat

Sangat Rendah1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat Tinggi

Dari point yang telah disinggung sebelumnya, ternyata respons

unit-unit pelayanan publik masih lambat dalam menangani pengaduan

masyarakat. Masing-masing unit masih bekerja secara sendiri-sendiri dan

cenderung saling melepas tanggung jawab ke unit lain dalam

penanganan pengaduan. Kecenderungan ini sangat erat kaitannya

dengan kompetensi dan ketersediaan sumber daya aparatur dalam

menangani pengaduan masyarakat.

Pentingnya membangun suatu unit pelayanan pengaduan terpadu

mungkin dapat menjadi suatu solusi penanganan pengaduan masyarakat

secara cepat. Di Kabupaten Halmahera Utara sendiri memang belum ada

unit/lembaga pelayanan pengaduan terpadu. Selama ini, masyarakat

melakukan pengaduan dengan dating langsung ke instansi yang

bersangkutan, atau melalui media-media yang ada maupun melalui

perwakilan mereka di Legislatif.

25. Pemanfaatan sumberdaya

Tidak dimanfaat1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Dimanfaatkan

21

Page 22: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

Kan secara

optimal

Secara optimal

Untuk Kesra Untuk Kesra

Setiap organisasi memiliki sumber daya tertentu, yang

ketersediaannya tergantung seberapa besar kandungan sumber

dayanya. Keterbatasan akan sumber daya tersebut menjadi masalah

utama yang menyebabkan pemanfaatan sumber daya tersebut harus

dilakukan se-efisien dan se-efektif mungkin. Pada dasar nya pemanfaaan

tersebut tidak terlepas dari pada usaha mengakumulasikan manfaat

sumber daya tersebut demi keberlangsungan organisasi tersebut.

Dalam konteks pemerintahan daerah, sumber daya tersebut harus

dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakatnya.

Namun pada prakteknya terdapat sebuah kesalahan dimana sumberdaya

tersebut tidak termanfaatkan secara efisien dan efektif dalam upaya

pembangunan.

Halmahera Utara memiliki sumberdaya hutan dan sumber daya

tambang yang besar, tapi dalam kenyataan pengelolaannya, masyarakat

hanya menerima dampak negative dari pengelolaan sumber daya

tersebut berupa pencemaran air, berkurangnya daerah resapan,

kebakaran dan kekeringan.

26. Pelaksanaan tupoksi instansi

Tumpang Tindih1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sinergis

Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara memiliki

beberapa instansi dengan tugas pokok dan fungsi yang dapat saling

bersinergi, tapi ada pula tugas pokok dan fungsi yang dilaksanakan

secara tumpang tindih. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan beberapa

kegiatan dari instansi teknis seperti Dinas Pertanian, Badan Ketahanan

Pangan dan Dinas Kelautan. Pada dasarnya kegiatan-kegiatan dinas

tersebut bersentuhan dengan kelompok-kelompok masyarakat. Uniknya,

22

Page 23: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

setiap dinas memiliki kelompok-kelompok masyarakat, yang anggotanya

pastilah orang-orang itu saja. Pekerjaan dari dinas-dinas tersebut dapat

dipadukan atau disinerjikan sehingga kegiatannya menjadi lebih efektif

dan efisien.

Masih banyak contoh lain yang menunjukkan bahwa masih banyak

pelaksanaan tupoksi organisasi perangkat daerah yang tumpang tindih.

Hal ini tentu harus diperbaiki oleh Pemerintah Daerah dengan tujuan

pelayanan yang efektif dan efisien kepada masyarakat, dan

mengefiesienkan penggunaan anggaran.

27. Indikator kinerja untuk menilai efisiensi dan efektifitas kegiatan

Tidak Jelas1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat Jelas

Indikator kinerja (performance indicators) adalah suatu variabel

yang digunakan untuk mengekspresikan secara kuantitatif efektivitas

dan efisiensi proses atau operasi dengan berpedoman pada target-target

dan tujuan organisasi. Jadi jelas bahwa indikator kinerja merupakan

kriteria yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan

organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-ukuran tertentu. Penggunaan

indikator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah suatu aktivitas

atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif. Indikator untuk

tiap-tiap unit organisasi berbeda-beda tergantung pada tipe pelayanan

yang dihasilkan.

Perumusan indikator kinerja yang disusun untuk menilai efisiensi

dan efektfitas kegiatan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera

Utara sudah sangat spesifik dan jelas, dapat diukur secara objektif,

relevan, cukup fleksiben dan sensitive terhadap perubahan serta efektif,

dimana ukuran-ukuran waktu dan angka tertuang jelas sehingga mudah

diukur.

23

Page 24: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

28. Kemiteraan pemerintah daerah dan dunia usaha

Tidak1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat

dikembangkan dikembangkan

Kemiteraan pemerintah daerah dengan dunia usaha sangat

dibutuhkan untuk mempercepat proses pembangunan daerah. Hal ini

juga terjadi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara.

Kemiteraan pemerintah dengan dunia usaha sangat dikembangkan

karena sama-sama berperan dalam pembangunan daerah. Kemiteraan

ini ditunjukkan melalui berbagai forum pertemuan bersama untuk

membahas berbagai hal tentang kegiatan-kegiatan pembangunan yang

akan dilakukan ataupun telah dilakukan di daerah. Kemiteraan ini juga

dapat terjadi karena pemerintah daerah sadar akan keterbatasan sumber

daya dan sumber dana yang dimiliki.

29. Pemberdayaan institusi ekonomi lokal, usaha mikro, kecil dan

menengah

Tidak1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat

dikembangkan dikembangkan

Permasalahan yang umum dihadapi oleh usaha mikro, kecil dan

menengah adalah :

Kurangnya permodalan

Sumber daya manusia yang terbatas

Lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar

Terbatasnya sarana dan prasarana usaha

24

Page 25: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

Iklim usaha yang kurang kondusif, dimana terjadi persaingan

tidak sehat antara pengusaha kecil dengan pengusaha besar,

dll.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, maka

kemiteraan institusi lokal, usaha mikro, kecil dan menengah perlu

dibangun. Salah satu bentuk kemiteraan pemerintah daerah dengan

dunia usaha adalah dalam bentuk pengembangan institusi ekonomi lokal,

usaha mikro, kecil dan menengah. Melalui Dinas-dinas terkait,

Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara berupaya agar sektor rill

dapat berkembang lebih cepat. Upaya tersebut dilakukan pemerintah

daerah Halmahera Utara dengan menggandeng lembaga keuangan milik

daerah dan yang bekerjasama dengan daerah seperti Bank Maluku dan

Credit Union. Melalui modal yang disertakan pada Credit Union,

diharapkan modal tersebut dapat digulirkan untuk pengembangan

institusi ekonomi lokal, usaha mikro, kecil dan menengah.

30. Peranserta dunia usaha dalam penyediaan pelayanan publik

Tidak1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

Sangat

dikembangkan dikembangkan

Peran serta dunia usaha dalam penyediaan pelayanan publik selalu

atas dasar pertimbangan ekonomi. Beberapa contoh pelayanan publik

yang diberikan dunia usaha kepada masyarakat yang terjadi di

Halmahera Utara antara lain:

Warung Internet (warnet) dengan kapasitas yang baik dan

pelayanan yang berkualitas.

Penyewaan mobil jenazah yang siap 1 x 24 jam

Penyediaan sarana perumahan layak huni bagi masyarakat

Dll

25

Page 26: Penerapan Good Governance Pada Pemda Halmahera Utara

Kemiteraan pemerintah dengan dunia usaha telah dilakukan dalam

usaha-usaha yang disebutkan di atas, karena pemerintah juga terbatas

dalam sumber daya manusia dan dana, serta juga dibatasi oleh undang

undang untuk pelaksanaan langsung kegiatan-kegiatan pembangunan.

26