Penelitian Eko Produksi
-
Upload
sukma-mageng-bussyuu -
Category
Documents
-
view
81 -
download
2
Transcript of Penelitian Eko Produksi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, factor manusia
merupakan masalah utama di setiap kegiatan yang ada didalamnya. Organisasi
merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah
batasan yang reaktif dapat di identifikasikan, bekerja secara terus-menerus untuk
mencapai tujuan (Robbins, 2006).
Semua tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan diprakarsai dan
ditentukan oleh manusia yang menjadi anggota perusahaan. Perusahaan
membutuhkan adanya faktor sumber daya manusia yang potensial baik pemimpin
maupun karyawan pada pola tugas dan pengawasan yang merupakan penentu
tercapainya tujuan perusahaan.
Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi maupun
perusahaan. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, perusahaan harus
memiliki karyawan yang berpengetahuan dan berketrampilan tinggi serta usaha
untuk mengelola perusahaan seoptimal mungkin sehingga kinerja karyawan
meningkat. Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) kinerja karyawan
merupakan hasil atau prestasi kerja karyawan yang dinilai dari segi kualitas
maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang ditentukan oleh pihak
organisasi.
Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai
standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi. Organisasi yang
baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya
manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan
kinerja karyawan.
Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi perusahaan
untuk dapat bertahan dalam suatu persaingan lingkungan bisnis yang tidak stabil.
Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan merupakan
tantangan manajemen yang paling serius karena keberhasilan untuk mencapai
tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kualitas kinerja
sumberdaya manusia yang ada didalamnya.
1
PT. Asuransi Purna Artanugraha merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang jasa. Penelitian ini memfokuskan pada karyawan PT. Asuransi Purna
Artanugraha yang berlokasi di Medan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah
diharapkan oleh perusahaan terserbut. Semakin banyak karyawan yang
mempunyai kinerja tinggi, maka produktivitas perusahaan secara keseluruhanakan
meningkat sehingga perusahaanakan dapat bertahan dalam persaingangan global.
Karyawan dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya
secara efektif dan efisien. Keberhasilan karyawan dapat diukur melalui kepuasan
konsumen, berkurangnya jumlah keluhan dan tercapainya target yang optimal.
Kinerja karyawan PT. Asuransi purna Artanugraha juga dapat diukur
melalui penyelesaian tugasnya secara efektif dan efsien serta melakukan peran
dan fungsinya dan itu semua berhubungan linear dan berhubungan positif bagi
keberhasilan suatu perusahaan.
Terdapat faktor negatif yang dapat menurunkan kinerja karyawan,
diantaranya adalah menurunnya keinginan karyawan untuk mencapai prestasi
kerja , kurangnya ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan sehingga kurang
menaati peraturan, pengaruh yang berasal dari lingkungannya, teman sekerja
yang juga menurun semangatnya dan tidak adanya contoh yang harus dijadikan
acuan dalam pencapaian prestasi kerja yang baik. Semua itu merupakan sebab
menurunya kinerja karyawan dalam bekerja.
Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja
diantaranya adalah gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja. Gaya
kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada
saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain (Suranta, 2002).
Gaya kepemimpinan cocok apabila tujuan perusahaan telah dikomunikasikan dan
bawahan telah menerimanya. Seorang pemimpin harus menerapkan gaya
kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan
sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya
(Waridin dan Bambang Guritno, 2005).
Perusahaan menggunakan penghargaan atau hadiah dan ketertiban sebagai
alat untuk memotivasi karyawan. Pemimpin mendengar ide-ide dari para bawahan
sebelum mengambil keputusan. Gaya kepemimpinan yang tepat akan
2
menimbulkan motivasi seseorang untuk berprestasi. Sukses tidaknya karyawan
dalam prestasi kerja dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan atasannya
(Hardini, 2001 dalam Suranta, 2002).
Suranta (2002) dan Tampubolon (2007) telah meneliti pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja, menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan sebagai keadaan
ideal dalam mendukung pelaksanaan tugas sesuai aturan dalam rangka
mendukung optimalisasi kerja.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian dengan
judul:“Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan”.
1.2 Rumusan Masalah
Penelitian Manusia merupakan sumber daya yang paling menentukan
dalam mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Permasalahan dari
perusahaan ini adalah tinggi rendahnya kinerja karyawan ,untuk suatu upaya yang
dapat meningkatkan kinerja karyawan, dengan permasalahan tersebut diduga
faktor gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja mempunyai pengaruh
terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dirumuskan
suatu pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apa itu gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan?
2. bagaimana gaya kepemimpinan dalam lingkungan kerja PT.ASPAN ?
3. Apakah gaya kepemimpinan PT.ASPAN berpengaruh terhadap kinerja
karyawaan di PT. ASPAN ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang
mendalam dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan latar belakang dan
rumusan masalah yang ada,maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1. Mengetahui apa itu yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan dan
kinerja karyawan.
2. Mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan di PT. ASPAN.
3
3. Mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat-manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi penulis Dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam
menerapkan ilmu yang telah di peroleh di bangku kuliah dalam dunia
kerja yang sesungguhnya.
2. Bagi perusahaan Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
informasi yang berharga bagi perusahaan dalam pengelolaan SDM
besert segala kebijakan yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek
SDM secara lebih baik.
3. Bagi pembaca hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah
informasi dan referensi bacaan bagi semua pihak yang
membutuhkannya.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 kerangka teoritis
2.1.1 gaya kepemimpinan
2.1.1.1 pengertian gaya kepemimpinan
Istilah gaya secara umum adalah sama dengan cara yang digunakan
pemimpin dalam mempengaruhi pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan
norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mempengaruhi
perilaku orang lain. Menurut tambubolon (2007 : 106-115) “gaya kepemimpinan
adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan,
sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba
mempengaruhi kinerja bawahannya.
Menurut hersy dan Blanchard (2004 : 114) “gaya kepemimpinan terdiri
dari kombinasi perilaku tugas dan perilaku hubungan. Perilaku tugas dimaksudkan
sebagai kadar upaya pemimpin mengorganisasi dan menetapkan peranan anggota
kelompok (pengikut), menjelaskan aktivitas setiap anggota serta kapan, dimana,
dan bagaimana cara penyelesaiannya, dicirikan dengan upaya menetapkan pola
organisasi, saluran komunikasi dan cara penyelesaian pekerjaan secara rinci dan
jelas. Sedangkan perilaku hubungan merupakan kadar upaya pemimpin membina
hubungan pribadi diantara mereka sendiri dan dengan para anggota kelompok
mereka (pengikut) dengan membuka lebar saluran komunikasi dan menyediakan
dukungan sosio-emosional, phisikologis, dan permudahan perilaku.
Menurut thoha (2003 : 303) “gaya kepemimpinan adalah suatu norma
perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain yang ia lihat.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan
seseorang adalah perilaku yang dilakukan dan ditujukan oleh seorang pemimpin
didalam memberikan pengarahan terhadap bawahannya dengan rasa mempercayai
bawahannya dalam mengambil keputusan, pembagian tugas dan wewenang,
bagaimana cara berkomunikasi dan bagaimana hubungan diantara pemimpin dan
bawahannya tersebut.
5
2.1.1.2 jenis-jenis gaya kepemimpinan
Kepemimpinan memegang peran yang signifikan terhadap kesuksesan dan
kegagalan sebuah organisasi. Sukses tidaknya karyawan dalam prestasi kerja
dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan atasannya.
Wahjosumidjo (2001 : 25) mengatakan bahwa perilaku pemimpin dalam
proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah sesuai dengan gaya
kepemimpinan seseorang. Gaya tersebut adalah sebagai berikut :
1. Gaya kepemimpinan Direktif, pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan dilakukan oleh pemimpin.
2. Gaya kepemimpinan konsultatif, pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah dilakukan oleh pemimpin setelah
mendengarkan masukan/saran dari bawahan.
3. Gaya kepemimpinan partisipatif, pemimpin dan bawahan sama-
sama terlibat dalam pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah.
4. Gaya kepemimpinan delegatif, pemimpin mendelegasikan
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah kepada bawahan.
Secara relatif ada tiga macam gaya kepemimpinan yang berbeda, yaitu
otokratis, demokratis, bebas terkendali. Kebanyakan manajer menggunakan
ketiganya pada suatu waktu, tetapi gaya yang paling sering digunakan akan dapat
dipakai untuk membedakan seorang manajer sebagai pemimpin yang demokratis
atau bebas terkendali.
Menurut Nawawi (2001 : 84), mengemukakan tiga tipe kepemimpinan
yaitu :
1.Otokratis
Gaya kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang
memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri.
Kepemimpinan menata situasi kerja yang rumit bagi karyawan dan karyawan
harus mematuhi segala yang diperintahkan. Kepemimpinan otokratik umumnya
negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Akan tetapi gaya
kepemimpinan ini sering memuaskan pemimpin, memungkinkan pengambilan
6
keputusan dengan cepat, memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang
kurang kompeten, dan menyediakan rasa aman bagi para pegawai. Akan tetapi
para pegawai tidak menyukai gaya kepemimpinan ini apabila mencapai suatu titik
yang menimbulkan rasa takut dan keputusasaan.
Menurut siagian (2004 : 31-33) pemimpin yang otokratik adalah pemimpin
yang sangat egois. Egoisme yang sangat besar akan mendorongnya untuk
memutarbalikkan yang sebenarnya sehingga sesuai dengan apa yang subjektif di
interprestasikannya sebagai kenyataan. Disiplin adalah faktor yang paling penting
dalam kepemimpinan otokratik. Namun disiplin kerja yang terwujud hanya karena
bawahan selalu dibayang-bayangi ancaman seperti penurunan pangkat, pemecatan
tanpa kesempatan untuk membela diri. Adapun yang menjadi indikator dari gaya
kepemimpinan otokratis adalah kekuasaan hanya ada pada pemimpin saja.
2.Demokratis
Kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan
terpenting dalam setiap kelompok atau organisasi. Kepemimpinan demokratis
adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan terarah. Kegiatan-kegiatan
pengendalian dilaksanakan secara tertib dan bertanggung jawab. Pembagian
tugas-tugas yang disertai dengan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang
jelas, memungkinkan setiap anggota berpartisipasi secara aktif. Dalam model ini
disiplin yang tercipta bukan karena adanya ancaman, sanksi, atau hukuman,
melainkan karena kesadaran masing-masing yang secara positif menunjang pada
peningkatan kualitas dalam bekerja dan melaksanakan kegiatan. Adapun yang
menjadi indikator dari gaya kepemimpinan demokratis ini adalah penuh
kebijaksanaan, prosedur kerja lebih alternatif, bekerja dengan bebas.
3.Bebas terkendali
Kepemimpinan ini juga dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh
pada orang yang dipimpin dalam mengambil mengambil keputusan dan
melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-masing, baik
secara perorangan maupun berupa kelompok-kelompok kecil. Pemimpin hanya
memfungsikan dirinya sebagai penasihat yang dilakukan dengan memberi
7
kesempatan untuk berkompromi atau bertanya bagi anggota kelompok yang
memerlukan. Hal ini sesuai dengan pandangan Siagian (2006 : 38-39) yang
menyatakan bahwa pada umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan
sendirinya karena para anggota organisasi yang sudah dewasa yang mengetahui
apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas
apa yang ingin ditunaikan oleh masing-masing anggota dan seorang pemimpin
tidak perlu terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
Kepemimpinan ini cenderung menghindari kuasa dan tanggung jawabnya
sebagai pemimpin. Mereka sebagian besar bergantung pada kelompok untuk
menetapkan tujuan dan menanggulangi masalah sendiri. Pemimpin hanya
memainkan peran kecil. Kepemimpinan bebas terkendali mengabaikan kontribusi
pemimpin dengan cara yang kurang lebih sama dengan cara kepemimpinan
otokratis yang mengabaikan kelompok. Kepemimpinan ini cenderung
memungkinkan berbagi unit organisasi yang berbeda untuk bergerak main dengan
tujuan yang bertentang satu sama lain, dan ini dapat menimbulkan kekacauan.
Karena alasan inilah gaya bebas terkendali tidak digunakan sebagai gaya yang
dominan, tetapi bermanfaat dalam situasi dimana pemimpin dapat memberikan
peluang sepenuhnya kepada kelompok untuk melakukan pilihan mereka sendiri.
Yang menjadi indikator dari gaya kepemimpinan bebas terkendali ini adalah
kebebasan penuh, tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas,
komentar spontan.
2.1.1.2 indikator gaya kepemimpinan
Untuk melihat gaya kepemimpinan seorang pemimpin dapat dilihat
melalui indikator-indikator. Menurut Masrukhin dan Waridin (2004 : 197-209)
indikator-indikator yang dapat dilihat adalah sebagai berikut :
1.Pengambilan keputusan
Merupakan suatu kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan
pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain
dikesampingkan. Pengambilan keputusan dapat diambil sendiri oleh pemimpin,
diambil bersama-sama antara pemimpin dan karyawan.
8
2.Perilaku pemimpin
Perilaku kepemimpinan adalah perilaku khusus/pribadi para pemimpin
terkait denga tugas dan perannya sebagai seorang pemimpin. Perilaku
kepemimpinan dipahami sebagai suatu kepribadian seorang pemimpin yang
diwujudkan dalam aktivitas kepemimpinannya dalam kaitannya dengan
memberikan pengarahan kepada karyawan, perhatian yang sungguh-sungguh
terhadap karyawan, memberikan saran dan kejelasan tujuan peerusahaan,
memberikan imbalan yang sesuai dengan prestasi kerja karyawan.
3.Orientasi kepemimpinan
Orientasi kepemimpinan ada dua. Pertama, orientasi tugas/pekerjaan yaitu
kepemimpinan yang ditunjukkan dengan fokus kepada pekerjaan dan
tanggungjawab. Kedua, erientasi hubungan manusia yaitu kepemimpinan yang
ditunjukkan seseorang dengan memperhatikan kinerja serta hubungan diantara
para bawahan.
2.2 kinerja
2.2.1 pengertian kinerja
Setiap organisasi baik berbentuk perusahaan maupun lain, swasta maupun
pemerintah, akan selalu berupaya meningkatkan kinerjanya agar tujuan dari
perusahaan dapat tercapai. Secara umum kinerja diartikan sebagai hasil kerja atau
prestasi yang dicapai oleh seseorang, kelompok atau perusahaan.
Menurut Rivai (2005 : 14) “kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu disalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan berbagi kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau
sasaran atau kkriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati
bersama”.
Menurut Mangkunegara (2000 : 67) “kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya “.
Menurut Bambang Guritno dan Waridin (2000 : 63-74) kinerja merupakan
perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah
ditentukan. Sedangkan menurut Hakim ( 2006 : 165-180 ) mendefinisikan kinerja
9
sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau
tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu,
yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari perusahaan
dimana individu tersebut bekerja. Kinerja merupakan perbandingan hasil kerja
yang dicapai oleh pegawai dengan standar yang telah ditentukan (Masrukhin dan
Waridin, 2004 : 197-209).
Berdasarkan uraian di atas, mengungkapkan bahwa dengan hasil kerja
yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan dapat
dievaluasi tingkat kinerja pegawainya, maka kinerja karyawan harus dapat
ditentukan dengan pencapaian target selama periode waktu yang dicapai
organisasi.
Pengertian kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil
tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering
tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba
salah. Terlalu sering menejer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah
merosot sehingga perusahaan atau instansi mengahadapi krisis yang serius. Kesan
kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda-tanda
peringatan adanya kinerja yang merosot.
2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Amstrong dan Baron yang dikutip Wibowo (2007 : 74 ), faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain :
1.Faktor pribadi
Ditujukan oleh tingkat keterampilan kompensasi yang dimiliki, motivasi dan
komitmen individu.
2.Faktor kepemimpinan
Dilakukan oleh kualitas dorongan, bimbingan dan dukungan yang dilakukan
menejer dan pimpinan.
3.Faktor team
Ditujukan oleh kualitas yang diberikan oleh rekan kerja.
4.Faktor sistem kerja
Ditujukan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi
10
5.Faktor situasi
Ditujukan oleh tinggi tingkat tekanan dan perubahan lingkungan internal
dan eksternal
Menurut Gibson (2000 : 7) ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap
kinerja yaitu :
1. Faktor individu : kemampuan, keterampilan, latar belakang, keluarga,
pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.
2. Faktor psikologi : presepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan
kepuasan kerja.
3. Faktor organisasi : struktur organisasi, desai pekerjaan, kepemimpinan,
sistem penghargaan.
Menurut Devis yang dikutip oleh Mangkunegara (2000 : 67) yang
merumuskan bahwa :
Kinerja = kemampuan + motivasi
Motivasi = sikap + situasi
Kemampuan = pengetahuan + kemampuan
a. Faktor kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan
reality (knowledge + skill) artinya pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ
110-120) dengan penyelidikan yang memadai untuk jabatannya terampil dalam
mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja
yang diharapkan. Oleh karena itu pegawai perlu ditetapkan pada pekerjaan yang
sesuai dengan keahlian.
b.Faktor motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seseorang pegawai dalam
menghadapi situasi (situation) kerja, sikap mental seorang pegawai harus sikap
mental yang siap secara psikologis artinya seorang pegawai harus siap mental,
maupun secara fisik, memahami tujuan utama, dan target kerja yang akan dicapai,
maupun memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.
11
Dari kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor kinerja
saling mempengaruhi satu sama lain dan sebagai tolak ukur bagi menejer untuk
mengevaluasi seberapa kinerja karyawan bekerja dalam suatu perusahaan.
2.2.3 Indikator Kinerja Karyawan
Menurut Soejono (2001 : 42), kinerja yang baik sebaiknya memiliki empat
indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja karyawan yaitu :
1.Kualitas
Hasil pekerjaan yang dilakukan mendekati sempurna atau memenuhi tujuan
yang diharapkan dari pekerjaan tersebut.
2.Kuantitas
Jumlah yang dihasilkan atau jumlah aktivitas yang dapat diselesaikan.
3.Ketepatan waktu
Ketepatan waktu yang ditetapkan serta memaksimalkan waktu yang tersedia
untuk aktivitas yang lain. Untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi
kerugian.
4.Kemandirian
Dapat melaksanakan kerja tanpa bantuan guna menghindari hasil yang
merugikan.
2.2.4 Penilaian Kerja
Penilaian kerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna
mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efesien, karena adanya
kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada
dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika
pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat
diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.
Menurut Wahyudi (2002 : 101) “penilaian kinerja adalah suatu evaluasi
yang dilakukan secara periode dan sistematis tentang prestasi kerja/jabatan
seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya.
Dengan demikian penilaian kerja mengacu pada suatu sistem formal dan
terstruktur yang mengukur, menilai dan mempengaruhi karyawan yang berkaitan
12
dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Fokusnya
adalah untuk mengetahui seberapa produktif seorang karyawan dan apakah ia bisa
berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang sehingga
karyawan, organisasi dan masyarakat semuanya memperoleh manfaat.
2.2.5 Tujuan Penilaian Kinerja
Tujuan dilakukannya penilaian kinerja, berdasarkan periode waktunya
adalah sebagai berikut : (Soelaiman , 2007 : 285)
Untuk memberikan dasar bagi rencana dan pelaksanaan pemberian
penghargaan bagi karyawan atas kinerja pada periode waktu sebelumnya (to
reward past performance)
Untuk memotivasi agar pada periode waktu yang akan datang kinerja
seorang karyawan dapat ditingkatkan (to motivate future performance
improvement)
Manfaat penilaian kinerja antara lain adalah :
1. Sebagai dasar informasi dan data untuk pengambilan keputusan menaikkan
atau menurunkan gaji
2. Sebagai dasar informasi dan dasar untuk pengambilan keputusan mengenai
status karyawan, pemutusan hubungan kerja (PHK), demosi dan lain
sebagainya
3. Sebagai dasar informasi dan data untuk kebijakan promosi
4. Sebagai dasar informasi dan data untuk penempatan-penempatan
(possitioning) karyawan pada tugas-tugas tertentu
5. Sebagai dasar informasi dan data untuk menilai efektivitas setiap kegiatan
yang ada dalam perusahaan
6. Sebagai dasar informasi dan data untuk memperkirakan kebutuhan akan
pelatihan bagi karyawan dalam organisasi
7. Sebagai dasar informasi dan data untuk mengevaluasi program latihan,
efektivitas jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, mekanisme
pengawasan dan monitoring, kondisi kerja, peralatan-peralatan kerja, dan
kemampuan kerja karyawan
13
8. Sebagai dasar informasi dan data untuk mengetahui aspek-aspek kompetensi
yang masih perlu ditingkatkan oleh karyawan
9. Sebagai dasar informasi dan data untuk memperbaikan dan
mengembangkan deskripsi pekerjaan (job description) maupun desain
pekerjaan (job design)
10. Hasil penilaian kinerja (performance appraisal) karyawan dapat
memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik
kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka
Manfaat penilaian kinerja kontribusi bagi perencanaan kebijakan organisasi
adalah:
1. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
2. Perbaikan kinerja
3. Kebutuhan latihan dan pengembangan
4. Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan,
pemberhentian, dan perencanaan tenaga kerja
5. Untuk kepentingan penelitian karyawan
6. Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai
2.3 kerangka berfikir
Kepemimpinan itu adalah usaha suatu program pada saat terjadinya
interaksi melalui komunikasi dengan gaya tertentu yang memotivasi seseorang
atau kelompok dengan pengaruh yang tidak memaksa untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Kepemimpinan itu ditetapkan dengan gaya kepemimpinan yang
diberikan baik dan dapat memberikan arahan kepada bawahan dengan baik maka
kinerja pegawai akan meningkat sesuai dengan gaya kepemimpinan yang
diberikan. Selain itu untuk meningkatkan kinerja, disiplin kerja harus dimiliki
setiap karyawan dan harus dibudidayakan dikalangan karyawan agar bisa
mendukung tercapainya tujuan organisasi karena merupakan wujud dari
kepatuhan terhadap peraturan kerja dan juga sebagai tanggung jawab diri terhadap
perusahaan. Pelaksanaan disiplin dengan dilandasi kesadaran dan keinsafan akan
terciptanya suatu kondisi yang harmonis antara keinginan dan kenyataan. Untuk
14
menciptakan kondisi yang harmonis tersebut terlebih dahulu harus diwujudkan
keselarasan antara kewajiban dan hak karyawan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa disiplin merupakan sikap kesetiaan dan ketaatan seseorang atau kelompok
orang yang terhadap peraturan-peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis, yang
tercermin dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan. Hal demikian membuktikan
bila kedisiplinan karyawan memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.
Dengan adanya gaya kepemimpinan dan disiplin kerja menyebabkan
karyawan bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang ada sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi dan mendapatkan hasil yang optimal dengan kata lain gaya
kepemimpinan dan disiplin kerja yang baik dapat meningkatkan kinerja.
15
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PROFIL PERUSAHAAN
PT. Asuransi Purna Artanugraha
Kantor pusat : Gedung Pelni Lt.9 & 10
Jl.Angkasa No. 18 Kemayoran Jakarta 10610
Telepon : 021 421 6890 (Hunting)
Fax : 021 421 1952
Email : www.asuransiaspan.com
Kantor cab. Medan : Jl. Sultan Iskandar Muda No 20 B Medan
Telepon : (061) 4150999
Email : [email protected]
Adapun visi dan misi yang dimiliki oleh PT. ASPAN ini adalah :
Visi :
menjadi Perusahaan Asuransi umum Pilihan Utama masyarakat dan
memliki jaringan internasional.
Misi :
1. Menjadi market leader dalam marine insurance yang mampu
mempertahankan surplus underwriting.
2. Prima dalam pengembangan produk, prima dalam layanan dan prima dalam
pengelolaan sumber daya.
3. Menjadi perusahaan yang mampu tumbuh secara berkesinambungan
(sustainable growth).
4. Menyelenggarakan perusahaan dengan meneraapkan prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan yang baik (GCG).
5. Menyelenggarakan Risk Management yang prudent.
6. Memberikan kontribusi kepada Stakeholders.
PT. Asuransi Purna Artanugraha ini berdiri pada tanggal 10 juni 1991 dan
mulai beroperasi pada tanggal 23 mei 1992. PT. Asuransi Purna Artanugraha
16
(ASPAN) ini sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengelola resiko
selalu dituntut kinerja yang profesional guna meningkatkan pertumbuhan yang
mengacu kepada kepuasan pelanggan. Dalam menghadapi berbagai tantangan
baik perekonomian dunia, perubahan pola, hidup masyarakat, tingkat persaingan
yang semakin ketat maupun tingkat kepuasan pelanggan menejemen asuransi
ASPAN telah melakukan kebijakan global, strategis dan dilaksanakan secara
prudent dan berkesinambungan.
Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin tingginya tingkat kompetisi,
asuransi ASPAN senantiasa meningkatkan pelayanan yang terbaik untuk para
nasabahnya secara berkesinambungan, meningkatkan setiap lini sumber daya baik
sumber daya manusia, permodalan maupun perluasan jaringan antara lain
merekrut lebih banyak tenaga ahli serta melakukan pengembangan potensi bagi
sumber daya manusia yang ada dan menambah permodalan.
Kekuatan PT. ASPAN terletak pada sumber daya manusia yang mampu dan
handal dalam bidangnya dimana karyawan yang berusia muda secara
berkesinambungan diberikan kesempatan untuk berkembang dan maju di bawah
Supervisi dari para senior yang ada. Untuk kelanjutan dalam memfasilitasi
kemampuan para pegawai, PT. ASPAN ini membekali mereka dengan berbagai
pendidikan dan program Training seperti berikut :
1. Program in-house Training dalam berbagai disiplin ilmu
2. Training Asuransi baik di dalam maupun di luar negeri.
ASPAN sendiri memiliki arti dan makna seperti di bawah ini :
Awareness (Kewaspadaan)
Insan ASPAN menjunjung tinggi kewaspadaan akan tingkat persaingan dan
mampu mengetahui kebutuhan masyarakat dalam berasuransi.
Sincerity (Ketulusan)
Insan ASPAN menghargai semangat kebersamaan dalan memberikan
pelayanan yang tulus kepada masyarakat pengguna asuransi.
Professionalism (Profesionalisme)
Insan ASPAN wajib memiliki komitmen dalam pengelolaan perusahaan
dengan mengedepankan tat kelola perusahaan yang baik (GCG) yang
dilaksanakana secara prudent.
17
Acceptable ( Dapat diterima)
Insan ASPAN senantiasa melakukan pengelolaan perusahaan secra kreatif,
inovatif dan kompetitif agar dapat diterima oleh masyarakat pengguna
asuransi.
Number One Choice (Pilihan Utama)
Insan ASPAN senantiasa menjunjung tinggi keunggulan (Exxcellence)
dalam segala bidang, agar dapat menjadi pilihan utama masyarakat dalam
berasuransi.
Adapun susunan tim menejemen dari ASPAN ini sendiri adalah sebagai
berikut :
Dewan..komisaris :. ketua
komisaris
komisaris independen
Direksi :. Presidendirektur
direkturteknik
direktur keuangan
kepala divisi : auditor internal
divisi akuntansi
divisi penanggung jawab
kepala departemen : departemen keuangan
departemen akuntansi
departement evaluasi
departemen penanggung jawab kelautan
departement reasuransi
departement operasional
departemen penelitian dan pengembangan
departemen umum
departemen SDM
departemen teknologi informasi
departemen hukum
18
19
3.2 hasil wawancara
Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara langsung yang
dilakukan terhadap pimpinan cabang PT. ASPAN cabang Medan, Bapak Robert
Brenson Manurung. Adapun pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan-
pertanyaan terkait kepemimpinan dan kinerja karyawan.
Hasil wawancara terhadap gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan akan
digambarkan secara deskriptif pada uraian dibawah ini. Pada awal pertanyaan
ditanyakan tentang pengambilan keputusan terkait dengan paartisipasi karyawan
atau dominasi pemimpin dalam pengambilan keputusan. Dari jawaban yang
dipaparkan bahwa pengambilan keputusan untuk hal-hal tertentu dilakukan sendiri
oleh pemimpin perusahaan, namun untuk hal-hal yang dirasa menyangkut umum
perusahaan dan karyawan pada umumnya mengikutsertakan karyawan.
Pada pertanyaan berikutnya tentang tanggung jawab pengambilan keputusan
terkait dominasi tanggung jawab dapat disimpulkan bahwa tanggung
kepengambilan keputusan pada dasarnya penuh berada ditangan pemimpin
perusahaan. Namun partisipasi karyawan dalam memberikan ide-ide selalu di
tampung dan menjadi pertimbangan pemimpin.
Dalam pertanyaan berikutnya tentang distribusi tanggung jawab dikatakan
bahwa pemimpin dalam perusahaan ini dalam melakukan distribusi tanggung
jawab selalu memberikan arahan kepada karyawan atau bawahan agar karyawan
lebih mengerti dan memahami dan sadar sepenuhnya akan tanggung jawab yang
didistribusikan kepadanya dan agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan
optimal.
Dalam pertanyaan tentang cara bagaimana pemimpin perusahaan
memberikan arahan kepada bawahan atau karyawan sering kali berupa arahan
langsung dan petunjuk langsung dengan dilandasi sikap kekeluargaan dan dengan
suasana yang tidak terlalu formal.
Pertanyaan berikutnya yang menyangkut tentang cara pencapaian tujuan
diketahui bahwasanya pemimpin perusahaan selalu memberikan arahan tentang
bagaimana cara pencapaian tujuan, namun tidak mengharuskan karyawan
menggunakan cara tersebut dan membebaskan karyawan menggunakan caranya
sendiri dalam usaha untuk memenuhi pencapaian tujuan.
20
Dalam perusahan sering kali pemimpin memiliki tanggung jawab untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi didalam perusahaan baik masalah
intim perusahaan ataupun karyawan. Sehubungan dengan pernyataan diatas dan
pertanyaan tentang cara seorang pemimpin perusahaan dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang terjadi dilingkungan perusahaan dan karyawan maka di
dapati jawaban bahwasanya penyelesaian masalah biasanya disesuaikan taraf
masalah yang terjadi. Bila itu masalah personal karyawan, maka dilakukan dengan
pendekatan personal, namun bila sudah terkait pada ruang lingkup perusahaan
sehingga terhambatnya pencapaian tujuan maka penyelesaian tidak hanya berada
di tangan pemimpin perusahaan namun juga pada karyawan.
Sehubungan dengan cara pemimpin menyikapi karyawan yang melakukan
kesalahan, biasanya pemimpin melakukan sedikit teguran berupa panggilan untuk
mempertanyakan latar belakang mengapa terjadi kesalahan dan disertai dengan
arahan-arahan agar memperbaiki kesalahan. Bila kesalahan tergolong agak berat
biasanya akan diberikan surat peringatan dan disertai pengarahan. Namun bila
karyawan telah melakukan kesalahan yang berat dan mengancam keselamatan
perusahaan maka dengan sangat terpaksa karyawan tersebut harus dipecat.
Dalam meningkatkan kinerja karyawan disini pemimpin perusahan
menjawab bahwa selama ini salah satu cara perusahaan untuk meningkatkan
kinerja karyawan adalah dengan cara memotivasi. Motivasi yang diberikan
perusahaan antara lain berupa promosi jabatan, bonus dan liburan.
Terkait pertanyaan tentang kedekatan pemimpin perusahaan dan karyawan
baik secara nyata ataupun melalui jawaban dapat disimpulkan bahwa pemimpin
perusahaan memiliki hubungan yang cukup dekat dengan para karyawan-
karyawannya.
Untuk pertanyaan-pertanyaan selanjutnya adalah pertanyaan-pertanyaan
dengan fokus kajian tentang kinerja karyawan dilihat dari segi pemimpin
perusahaan.
Pada pertanyaan pertama terkait kinerja karyawan dalam perusahaan
pemimpin perusahaan menyatakan bahwa kinerja karyawan perusahaan tersebut
sangat memuaskan karena umumnya karyawan masih orang-orang muda dan
memiliki motivasi yang besardalam mensukseskan pencapaian tujuan perusahaan.
21
Untuk pertanyaan kedua tentang seberapa baik ukuran pekerjaan karyawan
tentu dapat diukur dari pertanyaan pertama yang menyatakan bahwa kinerja
karyawan sudah baik.
Pada pertanyaan selanjutnya ditanyakan konsistensi karyawan terhadap
pekerjaannya maka pemimpin menjawab bahwa karyawan memiliki konsistensi
terhadap pekerjaannya masing-masing.
Melalui pertanyaan terkait dengan bagaimana hubungan pemimpin
perusahan dan para karyawan dan hubungan antara karyawan dan karyawan
pemimpin perusahaan menyatakan bahwa ia memiliki hubungan yang cukup baik
dengan para karyawan dan antar sesama karyawan pun memiliki hubungan yang
baik pula.
Ketika ditanya tentang inisiatif karyawan dalam pencapaian tujuan
pemimpin perusahaan menyatakan bahwa sering kali karyawan memberikan ide-
ide atau inisiatif yang cemerlang dan bisa diterapkan untuk pencapaian tujuan
perusahaan dan tidak jarang ide-ide meraka itulah yang diterapkan oleh
perusahaan.
Terkait loyalitas pemimpin perusahaan menjawab bahwa umumnya seluruh
karyawan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan. Sehubungan
dengan data-data perusahaan sejauh ini para karyawan mengutamakan
kerahasiaan data-data perusahaan.
Dalam pertanyaan terakhir tentang efisiensi dan ketepatan waktu perusahaan
menyatakan bahwa karyawan menjunjung tinggi efisiensi dan ketepatan waktu
dalam melaksanakan pekerjaannya, karena selain merupakan tanggung jawab
efisiensi dan ketepatan waktu menjadi dasar utama dalam usaha pencapaian tujuan
perusahaan.
Dari hasil wawancara didapati bahwa gaya kepemimpinan dalam PT.
Asuransi Purna Artanugraha ini adalah demokratis yang berarti karyawan juga
boleh berpartisipasi dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Dan kinerja
karyawan pada perusahaan ini tergolong baik karena terjadi hubungan yang baik
antara pemimpin perusahaan dan karyawan. Hal itu berarti terdapat hubungan
antara gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan
22
KESIMPULAN
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang
pada saat orang tersebut mempengaruhi perilaku orang lain. Menurut Nawawi
(2001 : 84), mengemukakan tiga tipe kepemimpinan yaitu otoktratis, demokrasi
dan bebas terkendali. Indikator gaya kepemimpinan ada tiga, yaitu : pengambilan
keputusan, perilaku pemimpin dan orientasi kepemimpinan.
Kinerja diartikan sebagai hasil kerja atau prestasi yang dicapai oleh
seseorang, kelompok atau perusahaan. Indikator-indikator kinerja ada empat, yaitu
: kualitas, kuantitas, ketepatan waktu dan kemandirian.
Penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periode dan
sistematis tentang prestasi kerja/jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi
pengembangannya.
Dengan adanya gaya kepemimpinan dan disiplin kerja menyebabkan
karyawan bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang ada sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi dan mendapatkan hasil yang optimal dengan kata lain gaya
kepemimpinan dan disiplin kerja yang baik dapat meningkatkan kinerja.
23
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini., 1998. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
Rineka Cipta, Jakarta.
Siagian, Sondang. 2002. Manajemen SDM. Jakarta : Bumi Aksara
http://sobatbaru.blogspot.com/2010/03/pengertian-kinerja.html
http://teorionline.wordpress.com/2010/01/25/teori-kinerja/
http://ronawajah.wordpress.com/2012/04/04/kompensasi-dan-motivasi-
kerja/
http://merahitam.com/metode-penelitian-jenis-dan-data.html
bisnisukm.com/cara-meningkatkan-motivasi-kerja-karyawan.html
24
LAMPIRAN
Daftar pertanyaan
Pertanyaan gaya kepemimpinan
1. Dalam perusahaan ini dalam pengambilan keputusannya, apakah bapak
mengambil keputusan sendiri atau mengikut sertakan karyawan dalam
mengambil keputusan.
2. Dari segi tanggung jawab apakah tanggung jawab dalam pengambilan
keputusan berada sepenuhnya ditangan bapak, atau tanggung jawab
juga diserahkan kepada karyawan.
3. Dalam distribusi tanggung jawab apakah perintah yang bapak berikan
bapak sertakan dengan arahan dan bimbingan atau tidak.
4. Bagaimana cara bapak memberikan arahan dan bimbingan tersebut.
5. Dalam pencapaian tujuan apakah bapak mengkomunikasikan
bagaimana cara-cara karyawan mencapai tujuan atau bapak
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mencapai tujuannya
sendiri.
6. Dalam pelaksanaan tugas, apakah bapak memberikan arahan untuk
pelaksanaanya atau tidak.
7. Jika iya, arahan-arahan seperti apa yang bapak berikan.
8. Apabila terjadi masalah bagaimana cara bapak untuk dapat
menyelesaikan masalah tersebut.
9. Sebagai seorang pemimpin bagaimana bapak menyikapi karyawan
apabila ia melakukan kesalahan dalam bekerja.
10. Apasaja usaha yang sudah bapak lakukan untuk meningkatkian kinerja
karyawan.
Pertanyaan kinerja karyawan
1. Bagaimana kinerja karyawan di perusahaan yang bapak pimpin ini.
2. Bagaimana hasil pekerjaan dari setiap karyawan bapak. Apakah
hasilnya baik atau kurang baik.
25
3. Apakah para karyawan bapak konsisten dan berpendirian teguh dalam
bekerja.
4. Bagaimana hubungan kerja antara bapak dan karyawan, dan antar
sesama karyawan.
5. Apakah karyawan bapak memiliki inisiatif dalam mendukung
pencapaian tujuan perusahaan.
6. Bagaimana loyalitas para karyawan bapak terhadap perusahaan.
7. Bagaimana loyalitas karyawan bapak terhadap kerahasiaan data-data
perusaan.
8. Apakah karyawan bapak selalu mengutamakan efisiensi dan ketepatan
waktu dalam melesaikan pekerjaannya.
26