Proposal Eko

44
 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Se bag ai se bua h Negar a ya ng sedang berkemban g, Indon esia senant iasa melakukan pembangunan di berbagai sektor kehidupan, khususnya sektor perekonomian. Perkembangan perekonomian Indonesia yang semakin pesat membutuhkan suatu sumber  pembiayaan investasi yang memadai, yang berasal dari suatu lembaga keuangan yang mampu mengat ur , menghi mpun, dan me nyal ur kan dana ya ng di perc ayakan ol eh masyar akat dal am bent uk si mpana n. Hal ini la h ya ng dapat me ndo rong semaki n  berkembang pesat nya pereko nomian suatu negara . Sehin gga bank menjalankan peran intermediasi keuangan yang berkaitan dengan penyaluran dan penghimpunan dana dari masyarakat (Abdullah, 2005 : 11). Sumber utama pembiayaan investasi di negara berkembang, termasuk Indonesia, umumnya adalah bersumber dari penyaluran kredit perbankan. Sehingga wajar bila masih  ban yak pih ak yan g menganggap bahwa sal ah sat u penyebab lambat nya pemuli han  perekonomian Indonesia setelah krisis ekonomi 1997 adalah lambatnya penyaluran kredit  perbankan di Indonesia dibandingkan Negara Asia lainnya yang terkena krisis (Harmanta dan Ekananda, 2005 : 52). Membaiknya kondi si ma kr oekonomi dalam beber apa ta hun terakhir ya ng tercermin dari terkendalinya laju inflasi, stabilnya nilai tukar, dan turunnya tingkat suku  bunga, namun kredit perbankan yang disalurkan perbankan belum mampu menjadi mesin  pen dor ong per tumbuhan ekon omi unt uk kembal i pada level sebelum kri sis. Krisis

Transcript of Proposal Eko

Page 1: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 1/44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sebagai sebuah Negara yang sedang berkembang, Indonesia senantiasa

melakukan pembangunan di berbagai sektor kehidupan, khususnya sektor perekonomian.

Perkembangan perekonomian Indonesia yang semakin pesat membutuhkan suatu sumber 

 pembiayaan investasi yang memadai, yang berasal dari suatu lembaga keuangan yang

mampu mengatur, menghimpun, dan menyalurkan dana yang dipercayakan oleh

masyarakat dalam bentuk simpanan. Hal ini lah yang dapat mendorong semakin

 berkembang pesatnya perekonomian suatu negara. Sehingga bank menjalankan peran

intermediasi keuangan yang berkaitan dengan penyaluran dan penghimpunan dana dari

masyarakat (Abdullah, 2005 : 11).

Sumber utama pembiayaan investasi di negara berkembang, termasuk Indonesia,

umumnya adalah bersumber dari penyaluran kredit perbankan. Sehingga wajar bila masih

  banyak pihak yang menganggap bahwa salah satu penyebab lambatnya pemulihan

 perekonomian Indonesia setelah krisis ekonomi 1997 adalah lambatnya penyaluran kredit

 perbankan di Indonesia dibandingkan Negara Asia lainnya yang terkena krisis (Harmanta

dan Ekananda, 2005 : 52).

Membaiknya kondisi makroekonomi dalam beberapa tahun terakhir yang

tercermin dari terkendalinya laju inflasi, stabilnya nilai tukar, dan turunnya tingkat suku

 bunga, namun kredit perbankan yang disalurkan perbankan belum mampu menjadi mesin

  pendorong pertumbuhan ekonomi untuk kembali pada level sebelum krisis. Krisis

Page 2: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 2/44

ekonomi di Indonesia pada tahun 1997 telah mengakibatkan gangguan secara global.

Sebagian sektor riil mengalami proses pertumbuhan yang cenderung negatif, bahkan

mendekati kebangkrutan. Krisis tersebut telah mengakibatkan kepercayaan masyarakat

terhadap perbankan semakin menurun, karena masyarakat tidak lagi percaya untuk 

menanamkan modalnya pada sektor perbankan, sehingga bank sulit untuk menghimpun

dana dari masyarakat. Tidak terlepas pada sektor perbankan sebagai pemberi kredit,

tetapi para nasabah juga mengalami kesulitan dalam mengembalikan kredit yang

diterimanya. Hal ini lah yang menyebabkan meningkatnya jumlah kredit bermasalah

(non performing loan) serta menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat.

Dari sisi perbankan, krisis tersebut mengakibatkan melambatnya pertumbuhan

Dana Pihak Ketiga, dan berdampak pada menurunnya kapasitas pinjaman (lending 

capacity)  perbankan, sehingga mengurangi kemampuan bank dalam menyalurkan kredit.

Selain itu, kondisi perbankan itu sendiri seperti masih tingginya kredit macet yang

dialami perbankan dan timbulnya masalah penurunan permodalan berakibat pada

turunnya kemampuan bank dalam menyalurkan kredit (Harmanta dan Ekananda, 2005 :

71).

Menurut Perry Warjiyo (2004), bahwa dalam kenyataannya perilaku penawaran

kredit perbankan tidak hanya dipengaruhi oleh dana yang tersedia yang bersumber dari

Dana Pihak Ketiga, tetapi juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha

debitur dan kondisi perbankan itu sendiri seperti permodalan atau CAR (Capital 

 Adequacy Ratio), jumlah kredit macet atau NPLs ( Non Performing Loans), dan LDR 

( Loan to Deposit Ratio). Suseno dan Piter A. (2003), menambahkan bahwa Indikator lain

yang juga berpengaruh terhadap keputusan bank untuk menyalurkan kredit terhadap

Page 3: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 3/44

debitur adalah faktor rentabilitas atau tingkat keuntungan yang tercermin dalam ROA

( Return On Asset ).

Beberapa tahun terakhir setelah krisis, kinerja sektor perbankan terus

menunjukkan trend yang membaik, tercermin dengan pulihnya kepercayaan masyarakat

terhadap perbankan dengan adanya program penjaminan pemerintah yang telah

mendorong kenaikan Dana Pihak Ketiga. Selain itu, program rekapitalisasi perbankan

telah memulihkan permodalan bank, berkurangnya non performing loan dan

meningkatnya profitabilitas bank. Kemajuan itu semua berkat usaha keras perbankan

Indonesia yang telah menyelesaikan tahap restrukturisasi dan konsolidasi, dimana telah

dilakukan penyehatan bank yang bermasalah oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional

(BPPN) serta kegiatan konsolidasi, melakukan berbagai efisiensi dalam hal operasional,

 jaringan, kantor cabang, serta efisiensi biaya modal dengan membuang beban akibat dari

krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 silam. Kondisi ini juga didukung dengan

adanya program dari Arsitektur Perbankan Nasional (API) dalam pilar Program

Penguatan Struktur Perbankan Nasional yang dirancang untuk meningkatkan akses

kredit.

Sampai akhir semester II 2009, perbankan Indonesia masih mengandalkan Dana

Pihak Ketiga (DPK) sebagai sumber pendanaan. Apabila dilihat dari rentan waktu yang

lebih panjang, sejak tahun 2000 dominasi DPK sebagai sumber dana bank rata-rata

mencapai 86,04%. Sedangkan sumber lainnya seperti Surat Berharga yang diterbitkan,

Pinjaman yang diterima, dan Modal, masing-masing hanya dengan pangsa pasar rata-rata

sebesar 0,95%, 1,24%, dan 11,77% (sumber : Bank Indonesia).

Page 4: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 4/44

Dengan kondisi perekonomian yang semakin kondusif, industri perbankan terus

menunjukkan kinerja yang cukup baik. Pada akhir Desember 2009, rasio permodalan

(CAR) tercatat melampaui angka 17%, sedangkan kualitas aktiva produktif tetap

terkendali, tercermin dari rasio NPL  gross dan net  masing-masing sebesar 3,3% dan

0,3%. Dengan terjaganya kualitas aktiva produktif tersebut, usaha perbankan tetap

mendatangkan laba yang relatif tinggi dengan ROA sekitar 2,6%, serta kondisi likuiditas

yang secara umum tetap terkendali.

Pada dasarnya Dana Pihak Ketiga merupakan sumber dana bank yang berasal dari

masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Dana yang dihimpun

dari masyarakat ini akan digunakan untuk pendanaan sektor riil melalui penyaluran

kredit. Dana Pihak Ketiga dihimpun oleh bank melalui beragai macam produk dana yang

ditawarkan kepada masyarakat luas, yang menaruh kepercayaan terhadap bank yang

 bersangkutan untuk menyimpan uangnya, kemudian ditarik kembali pada saat jatuh

tempo dengan imbalan bunga maupun capital gain dari bank tersebut. Sehingga Dana

Pihak Ketiga mendukung tingkat Penyaluran Kredit perbankan.

Untuk dapat menyalurkan kredit kepada masyarakat, bank wajib memenuhi

tingkat kecukupan modal yang harus dimilikinya. Berdasarkan peraturan dari Bank 

Indonesia, setiap bank wajib memenuhi kecukupan modal 8%. Tingkat kecukupan modal

  pada perbankan diwakilkan denagan Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR 

memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko

yang dibiayai dengan modal sendiri. Kecukupan modal yang tinggi dan memadai akan

meningkatkan volume kredit perbankan (Warjiyo, 2005 : 435).

Page 5: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 5/44

Tujuan lain dari pemberian kredit oleh bank adalah untuk memperoleh laba, yang

diperoleh melalui pendapatan bunga. Dimana pendapatan bunga ini akan menjadi salah

satu sumber pemasukan terbesar bagi bank, sehingga memungkinkan pengembangan

usahanya apabila kredit berjalan lancar. Kemampuan bank dalam meningkatkan laba

tercermin dengan profitabilitas bank tersebut. Tingkat profitabilitas dapat diukur 

menggunakan   Return On Asset  (ROA), yang merupakan rasio untuk mengukur 

kemampuan manajemen dalam mengelola aktiva untuk menghasilkan laba. Apabila ROA

meningkat, maka ini akan menunjukkan bahwa aktiva bank telah digunakan dengan

optimal untuk memperoleh pendapatan, sehingga diperkirakan ROA dan kredit memiliki

hubungan yang positif. Dalam kegiatan usaha bank yang mendorong perekonomian, rasio

ROA yang tinggi menunjukkan bahwa bank telah menyalurkan kredit dan memperoleh

 pendapatan.

Penelitian terdahulu yang terkait dengan penyaluran kredit perbankan antara lain

adalah Harmanta dan Ekananda (2005), menyimpulkan bahwa penyaluran kredit

merupakan formula dari dana pihak ketiga, kapasitas kredit, suku bunga sertifikat bank 

indonesia, suku bunga kredit rata-rata bank umum, kredit bermasalah dan variabel

dummy periode 1997-2003 pada bank umum di Indonesia. Kemudian Meydianawathi

(2006), meneliti pengaruh dana pihak ketiga, capital adequacy ratio dan non performing 

loan terhadap penyaluran kredit kepada sektor UMKM periode 2002-2005 pada bank 

umum di Indonesia, analisis dilakukan secara agregat terhadap total kredit yang

disalurkan.

Penelitian lain yang terbaru adalah oleh Adelya dan Jafar (2009), yang meneliti

  pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Penyaluran Kredit pada perusahaan perbankan

Page 6: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 6/44

yang terdaftar di BEI, periode 2005-2007. Hasilnya menyimpulkan bahwa Dana Pihak 

Ketiga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Penelitian

tersebut hanya mengggunakan variabel Dana Pihak Ketiga, sehingga menyarankan agar 

 penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain agar diperoleh hasil yang lebih

akurat. Sehingga penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian tersebut dengan tidak 

hanya menggunakan variabel Dana Pihak Ketiga, tetapi menambah dua variabel lain

 berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Asset (ROA), dengan periode yang

digunakan adalah 2007-2009.

Alasan peneliti menambahkan variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) dan

  Return On Asset  (ROA) adalah karena CAR merupakan rasio kinerja bank yang

digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank dalam menunjang

aktiva yang mengandung risiko, misalnya kredit yang disalurkan. Sehingga untuk dapat

menyalurkan kredit kepada masyarakat, bank harus mencukupi tingkat modal yang wajib

dimilikinya. Sedangkan ROA merupakan rasio kinerja bank yang digunakan untuk 

mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan.

Keuntungan dapat diperoleh jika aktiva yang dimiliki bank telah dimanfaatkan secara

optimal. Sehingga ketika ROA tinggi akan menunjukkan bahwa bank telah menyalurkan

kredit dan memperoleh keuntungan. Oleh karena itu, CAR dan ROA diperkirakan

memiliki hubungan yang positif dengan kredit yang disalurkan oleh pihak bank.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk menyusun skripsi dengan

mengambil judul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, dan Return

On Asset  Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perusahaan Perbankan Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

Page 7: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 7/44

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam

 penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Apakah Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, dan  Return On Asset 

 berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia”?

1.3. Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, maka penelitian ini dibatasi hanya pada

 perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode

2007-2009.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh

yang terjadi antara Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy, dan Return On Asset terhadap

Penyaluran Kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

 pada periode 2007-2009.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain :

Page 8: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 8/44

1. Bagi para akademisi dan peneliti : Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

 bahan informasi dan bahan pengembangan penelitian selanjutnya.

2. Bagi manajemen bank : Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran tentang pentingnya memperhatikan Dana Pihak Ketiga,

Capital Adequacy Ratio, dan   Return On Asset , serta sebagai pertimbangan dalam

membuat kebijakan dalam Penyaluran Kredit bank.

3. Bagi masyarakat : Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada

masyarakat mengenai hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi besarnya

Penyaluran Kredit bank dan akan memberikan stimulus secara proaktif sebagai

 pengontrol atas kebijakan-kebijakan perbankan.

1.6. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

 berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

 penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi landasan teori yang digunakan untuk membahas masalah yang

diangkat dalam penelitian. Mencakup teori-teori dan konsep-konsep yang relevan, serta

Page 9: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 9/44

  penelitian-penelitian terdahulu yang dapat mendukung analisis pemecahan masalah

dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang variabel yang digunakan dalam penelitian, pemilihan

sampel, data yang diperlukan, sumber pengumpulan data, metoda analisis, pengolahan

data dan pengujian hipotesis. Bab ini merupakan landasan dalam menganalisis data.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas tentang deskripsi penelitian berdasarkan data-data yang

telah dikumpulkan dan pembahasan hasil penelitian, serta pengujian dan analisis

hipotesis.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menjelaskan kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan dan

saran-saran yang mungkin dapat diajukan dan dilaksanakan untuk penelitian selanjutnya.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Bank  

2.1.1. Pengertian Bank 

Secara sederhana, pengertian bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan

utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana

tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa lainnya. Sedangkan lembaga

keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan dimana

Page 10: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 10/44

kegiatannya baik hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana, atau hanya

kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana (Kasmir, 2004).

Menurut PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan (1999), “Bank 

adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak 

 yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai

lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran”.

Dalam UU No.10 Tahun 1998, dikatakan bahwa “Bank adalah badan usaha yang 

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka

meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bank merupakan suatu bagian dari

lembaga keuangan yang mempunyai fungsi perantara atau intermediasi, dengan

menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana untuk disalurkan kepada

masyarakat yang kekurangan dana dalam bentuk kredit.

2.1.2. Sumber Dana Bank 

Yang dimaksud dengan sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun

dana untuk membiayai operasinya (Kasmir, 2004 : 61). Hal ini sesuai dengan fungsinya

 bahwa bank adalah lembaga keuangan dimana kegiatan sehari-harinya adalah dalam

 bidang jual beli uang. Tentu saja sebelum menjual uang (memberi pinjaman) bank harus

lebih dulu membeli uang (menghimpun dana) sehingga dari selisih bunga tersebut bank 

akan mendapatkan keuntungan.

Page 11: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 11/44

Sebagai suatu lembaga keuangan, khususnya bank, dana merupakan darah dalam

tubuh badan usaha dan persoalan paling utama. Tanpa adanya dana, bank tidak dapat

 berfungsi sama sekali. Menurut Siamat (1993 : 84) dalam Dendawijaya (2005 : 46), dana

 bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan

setiap waktu dapat diuangkan.

Uang tunai yang dimiliki bank tidak hanya berasal dari modal bank itu sendiri,

tetapi juga berasal dari pihak lain yang dititipkan atau dipercayakan pada bank yang

sewaktu-waktu akan diambil kembali, baik sekaligus maupun secara berangsur-angsur 

(Dendawijaya, 2005 : 46).

Menurut Sinungan (1993), dana-dana bank yang digunakan sebagai alat bagi

operasional suatu bank bersumber dari dana-dana sebagai berikut :

1. Dana pihak kesatu

Dana pihak kesatu adalah dana dari modal sendiri yang berasal dari para pemegang

saham, agio saham, cadangan-cadangan bank, dan laba bank ditahan.

2. Dana pihak kedua

Dana pihak kedua adalah dana pinjaman dari pihak luar (Kredit Likuiditas dari Bank 

Indonesia, Pinjaman antar bank, Call money, Pinjaman-pinjaman dari bank-bank luar 

negeri, dan Surat Berharga Pasar Uang).

3. Dana pihak ketiga

Dana pihak ketiga adalah dana berupa simpanan dari pihak masyarakat dalam bentuk 

Simpanan Giro, Simpanan Tabungan, dan Simpanan Deposito.

Page 12: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 12/44

2.2. Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga adalah seluruh dana yang berhasil dihimpun oleh bank yang

  berasal dari masyarakat luas. Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata

merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank, bisa mencapai 80%-

90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank (Dendawijaya, 2005 : 49). Sumber dana

ini merupakan dana terpenting bagi kegiatan operasional bank dan merupakan ukuran

keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Dalam UU

Perbankan No. 10 Tahun 1998, dana yang dihimpun bank umum dari masyarakat tersebut

  biasanya berbentuk simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan ( saving 

deposit), dan simpanan deposito (time deposit).

Setiap bentuk simpanan memiliki syarat-syarat tertentu bagi pemegangnya dan

 persyaratan masing-masing bank berbeda satu sama lainnya. Disamping persyaratan yang

 berbeda, tujuan nasabah menyimpan uangnya di bank juga berbeda. Sehingga sasaran

 bank dalam memasarkan produknya juga berbeda.

Setiap bentuk simpanan yang berhasil dihimpun oleh bank dari masyarakat

melalui berbagai penawaran produknya, tentu akan berpengaruh terhadap jumlah dana

yang dimiliki bank, khususnya Dana Pihak Ketiga. Ini akan berpengaruh terhadap

kelanjutan dari pemanfaatan dana tersebut oleh bank dalam rangka menjalankan kegiatan

operasionalnya. Sesuai dengan amanat UU No. 10 Tahun 1998, melalui dana tersebut

  bank dapat menjalankan fungsinya sebagai perantara atau intermediasi, dimana bank 

menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dalam bentuk 

kredit atau bentuk lainnya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup

Page 13: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 13/44

masyarakat banyak. Sehingga dapat dikatakan bahwa Dana Pihak Ketiga merupakan inti

dari sumber dana bank dalam menjalankan kegiatan operasinya.

Dari seluruh dana yang berhasil dihimpun oleh bank, merupakan ukuran

keberhasilan bank jika mampu membiayai kegiatan operasinya dari sumber dana ini.

Semakin besar dana yang berhasil dihimpun oleh bank, maka seharusnya akan semakin

 besar pula dana yang akan disalurkan kepada masyarakat. Karena umumnya dana yang

dihimpun oleh perbankan dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas

sektor riil melalui penyaluran kredit (Warjiyo, 2005 : 432).

2.2.1.Simpanan Giro ( Demand Deposit)

Menurut Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, yang dimaksud dengan

“Giro adalah Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara

 pemindahbukuan”.

Sedangkan pengertian Simpanan adalah dana yang dapat dipercayakan oleh

masyarakat kepada bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposito,

tabungan atau yang dapat dipersamakan dengan itu (Kasmir, 2002 : 65).

Pengertian dapat ditarik setiap saat, maksudnya bahwa uang yang sudah disimpan

di rekening giro tersebut dapat ditarik berkali-kali dalam sehari, dengan catatan dana

yang tersedia masih mencukupi dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank.

Penarikan dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan alat pembayaran

lainnya.

Page 14: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 14/44

2.2.2.Simpanan Tabungan ( Saving Deposit)

Pengertian Tabungan menurut Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998

adalah “Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat 

tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat 

lainnya yang dipersamakan dengan itu”.

Syarat-syarat penarikan tertentu disini maksudnya adalah bahwa penarikan harus

sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat antara pihak bank dengan pihak penabung,

misalnya dalam hal frekuensi, sarana, atau alat penarikan. Beberapa alat penarikan

tabungan antara lain : buku tabungan, slip penarikan, kuitansi, dan kartu yang terbuat

dari plastik.

2.2.3.Simpanan Deposito (Time Deposit)

Simpanan Deposito merupakan simpanan jenis ketiga yang dikeluarkan oleh

 bank. Simpanan jenis ini mengandung unsur yang berbeda dengan Simpanan Tabungan

dan Simpanan Giro, yaitu jangka waktu (jatuh tempo) yang lebih panjang dan tidak dapat

ditarik setiap saat atau setiap hari.

Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998, yang dimaksud dengan “ Deposito

adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank”.

Artinya bahwa jika nasabah menyimpan uang dalam bentuk simpanan deposito

untuk jangka waktu 3 bulan, maka uang tersebut baru dapat dicairkan setelah jangka

waktu tersebut berakhir (tanggal jatuh tempo). Jenis-jenis deposito antara lain : deposito

 berjangka, sertifikat deposito, dan deposito on call .

Page 15: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 15/44

2.3. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Menurut Kasmir (2004), CAR merupakan perbandingan antara  Equity Capital 

dengan Total Loans dan Securities :

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/73./INTERN DPNP tanggal 24

Desember 2004, CAR merupakan perbandingan antara Modal dengan Aktiva Tertimbang

Menurut Risiko (ATMR) :

Sedangkan menurut Muljono (1995), CAR merupakan perbandingan antara

 Equity Capital dikurangi Fixed Assets dengan Total Loans dan Securities :

Tingkat kecukupan modal pada perbankan diwakilkan dengan rasio capital 

adequacy ratio (CAR). CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal

 bank dalam menunjang aktiva yang mengandung risiko, misalnya kredit yang diberikan.

CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan

aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang

 berisiko.

CAR menurut BIS (Bank For Internasional Settlements) minimum sebesar 8%,

  jika kurang maka akan dikenakan sanksi oleh Bank Sentral (Hasibuan, 2004 : 65).

Berdasarkan peraturan dari Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008, juga diatur bahwa setiap

  bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% (delapan persen) dari Asset

Page 16: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 16/44

Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Dalam menghitung ATMR, terhadap masing-

masing aktiva diberikan bobot resiko yang besarnya didasarkan pada kadar resiko yang

terkandung pada aktiva.  Jika rasio CAR sebuah bank berada dibawah 8% berarti bank 

tersebut tidak mampu menyerap kerugian yang mungkin timbul dari kegiatan usaha bank,

kemudian jika rasio CAR diatas 8% menunjukkan bahwa bank tersebut semakin solvable.

Menurut Kasmir (2004 : 257), modal bank terdiri dari modal inti dan modal

 pelengkap :

a. Modal Inti,

Modal inti terdiri atas modal disetor dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba

setelah pajak dan laba yang diperoleh setelah diperhitungkan laba. Secara rinci modal

inti dapat berupa :

1) Modal disetor, yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya.

2) Agio saham, yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima bank sebagai akibat

saham yang melebihi nilai nominalnya.

3) Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham,

termasuk selisih antara nilai yang tercatat dengan harga jual saham apabila saham

tersebut dijual.

4) Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penghasilan laba yang

ditahan atau dari laba bersih setelah pajak dan mendapat persetujuan rapat umum

 pemegang saham/rapat anggota sesuai dengan ketentuan pendirian/anggaran dasar 

masing-masing bank.

5) Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk 

tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan RUPS atau Rapat Anggota.

Page 17: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 17/44

6) Laba yang ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh

RUPS atau Rapat Anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.

7) Laba tahun lalu, yaitu seluruh laba bersih tahun-tahun yang lalu setelah

diperhitungkan pajak dan belum ditetapkan penggunaannya oleh RUPS atau

Rapat Anggota.

8) Laba tahun berjalan, yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah

dikurangi taksiran hutang pajak. Jumlah laba tahun berjalan itu diperhitungkan

sebagai modal inti hanya sebesar 50%.

 b. Modal Pelengkap,

Yaitu modal yang terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak berasal dari

laba, modal pinjaman serta pinjaman subordinasi. Secara rinci sebagai berikut :

1) Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih

 penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan dari Dirjen

Pajak.

2) Cadangan penghapusan aktiva produktif, yaitu cadangan yang dibentuk 

dengan membebani laba rugi tahun berjalan dengan maksud untuk 

menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak 

diterimanya kembali sebagian dari keseluruhan aktiva produktif.

3) Modal pinjaman, yaitu hutang yang didukung oleh instrument atau warkat

yang memiliki sifat seperti modal.

4) Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman yang memenuhi syarat-syarat sebagai

 berikut :

a) Ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman,

Page 18: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 18/44

 b) Mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia,

c) Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor penuh,

d) Minimal berjangka waktu 5 tahun,

e) Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari Bank 

Indonesia dan dengan pelunasan tersebut permodalan bank tetap sehat,

f) Hak tagihnya jika terjadi likuidasi berlaku paling akhir dari segala

 pinjaman yang ada (kedudukannya sama dengan modal).

Menurut Muljono (1999), ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan

CAR, antara lain :

1. Tingkat kualitas manajemen bank yang bersangkutan.

2. Tingkat likuiditas yang dimilikinya.

3. Tingkat kualitas dari assets.

4. Struktur dari depositonya.

5. Tingkat kualitas dari sistem dan operating prosedurnya.

6. Tingkat kualitas dan karakter para pemilik sahamnya.

7. Kapasitas untuk memenuhi kebutuhan keuangan jangka pendek dan jangka

 panjang.

8. Riwayat pemupukan modal dan peraturan pembagian laba yang diperolehnya.

Secara umum, CAR lebih menunjukkan seberapa jauh kemampuan dari modal

yang dimiliki bank dapat menutup setiap kemungkinan kerugian dari seluruh aktiva bank 

yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain),

selain memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank (dana masyarakat,

 pinjaman, dan lainnya). Dengan kata lain bahwa CAR akan memperlihatkan seberapa

Page 19: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 19/44

 besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko mampu dibiayai dari modal

sendiri.

2.4.  Return On Asset (ROA)

Menurut Hasibuan (2001 : 100), ROA adalah perbandingan (rasio) laba sebelum

 pajak ( Earning Before Tax/EBT ) selama 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume

usaha dalam periode yang sama atau dihitung dengan rumus :

Menurut Kasmir (2004 : 281), ROA merupakan perbandingan antara Operating 

 Income dengan Total Assets :

Sedangkan menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/73./INTERN DPNP

tanggal 24 Desember 2004, ROA merupakan perbandingan antara Laba Bersih Setelah

Pajak dengan rata-rata Total   Assets :

Laba bersih setelah pajak adalah laba bersih yang dihasilkan oleh bank setelah

dikurangi pajak, yang tercantum di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh

 bank. Sedangkan Total assets merupakan komponen yang terdiri dari kas, giro pada Bank 

Indonesia, penempatan pada bank lain, surat-surat berharga, kredit yang diberikan,

 pendapatan yang masih akan diterima, biaya dibayar dimuka, uang muka pajak, aktiva

tetap dan penyusutan aktiva tetap lain-lain.

Page 20: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 20/44

ROA diartikan sebagai perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dengan

total assets dalam menjalankan usaha selama kurun waktu yang telah ditentukan. Dalam

hal ini, ada tiga unsur pokok yaitu keuntungan, kekayaan dan waktu yang digunakan

dalam satu tahun. Sehingga, ROA adalah salah satu alat yang penting dalam menilai

kinerja keuangan dari suatu lembaga keuangan. Rasio ini digunakan untuk mengukur 

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.

Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai

 bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset

(Dendawijaya, 2005 : 118).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan/kenaikan - penurunan ROA

(Muljono, 1999), antara lain :

1. Lebih banyak assets yang digunakan hingga menambah operating  income dalam

skala yang lebih besar.

2. Adanya kemampuan manajemen untuk mengalihkan  port   folio-nya/surat-surat

 berharga ke jenis yang menghasilkan income ( yield ).

3. Adanya kenaikan tingkat suku bunga secara umum.

4. Adanya pemanfaatan asset s yang semula tidak produktif menjadi assets yang

 produktif.

Menurut Muliaman Hadad (2004 : 22), ROA adalah indikator yang akan

menunjukkan bahwa apabila rasio ini meningkat maka aktiva bank telah digunakan

dengan optimal untuk memperoleh pendapatan. Oleh karena itu, ROA merupakan rasio

yang penting bagi bank karena lebih menunjukkan keberhasilan dari manajemen bank itu

sendiri yang diukur melalui keuntungan (laba) yang diperolehnya secara keseluruhan.

Page 21: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 21/44

Selain itu, dalam rangka mengukur tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia sebagai

otoritas moneter menetapkan angka ROA ≥ 2%, sehingga bank umum dapat dikatakan

dalam kondisi sehat.

2.5. Kredit Bank 

2.5.1. Pengertian Kredit

Menurut pasal 1 ayat 11 UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, tentang Perubahan

UU No. 7 Tahun 1992 :

“Kredit  adalah  penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

 pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga”.

Menurut PSAK No. 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan (Revisi per 1 Oktober 

2004) :

“Kredit adalah peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak 

lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. Hal yang 

termasuk dalam pengertian kredit yang diberikan adalah kredit dalam rangka

  pembiayaan bersama, kredit dalam restrukturisasi, dan pembelian surat berharga

nasabah yang dilengkapi dengan Note Purchase Agreement (NPA)”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa kredit dapat berupa uang

atau tagihan yang nilainya dapat diukur dengan uang. Kemudian dalam pemberian kredit

tersebut ada kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit

Page 22: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 22/44

(debitur), bahwa mereka sepakat atas perjanjian yang telah dibuat. Dalam perjanjian akan

mencakup mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak, jangka waktu dan bunga

yang ditetapkan bersama, serta sanksi apabila debitur tidak patuh terhadap perjanjian

kredit.

Menurut Kasmir (2002 : 93), dalam artian luas kredit diartikan sebagai

kepercayaan. Begitu pula dalam bahasa latin kredit berarti “Credere” artinya percaya.

Bagi pemberi kredit, percaya berarti ia percaya kepada penerima kredit bahwa kredit

yang disalurkan akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi penerima kredit

merupakan penerima kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar 

sesuai jangka waktu.

2.5.2. Tujuan Kredit

Menurut Abdullah (2005 : 84), “tujuan pemberian kredit guna mendapatkan suatu

nilai tambah baik bagi nasabah (debitur) maupun bagi bank sebagai kreditur”.

Secara umum, tujuan utama pemberian kredit antara lain :

1. Mencari keuntungan

Kredit bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil

tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan

 biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2. Membantu usaha nasabah

Kredit juga bertujuan untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik 

dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Sehingga dengan dana tersebut, maka

 pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

Page 23: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 23/44

3. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak bank, maka

semakin baik. Karena semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan

 pembangunan di berbagai sektor.

Keuntungan lain bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit antara lain:

• Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank.

• Membuka kesempatan kerja, melalui pemberian kredit untuk pembangunan

usaha baru atau perluasan usaha.

• Meningkatkan jumlah barang dan jasa.

• Menghemat Devisa Negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya

diimpor dan dengan adanya pemberian kredit produk-produk tersebut dapat

diproduksi sendiri di dalam negeri.

• Meningkatkan Devisa Negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk 

keperluan ekspor.

2.5.3. Unsur-unsur Kredit

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit

adalah sebagai berikut :

1.  Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (uang, barang atau

 jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa yang akan datang.

2.  Kesepakatan

Page 24: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 24/44

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak 

menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

3.  Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, mencakup masa

 pengembalian kredit yang telah disepakati (jangka pendek, jangka menengah, atau

 jangka panjang).

4.  Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak 

tertagih/macetnya pemberian kredit. Semakin panjang umur suatu kredit semakin

 besar pula risikonya, demikian pula sebaliknya.

5.  Balas jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang disebut

dengan bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini

merupakan keuntungan bank.

2.5.4. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Dalam menyalurkan kreditnya, bank tidak dengan serta merta memberikan kredit

kepada siapa saja yang meminta pinjaman kredit. Akan tetapi ada beberapa kriteria

  penilaian yang harus menjadi perhatian bank dalam menyalurkan kreditnya untuk 

mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan, dilakukan dengan analisis 5 C

dan 7 P.

Analisis dengan 5 C adalah sebagai berikut :

Page 25: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 25/44

1. Character 

Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang yang akan diberikan kredit benar-

 benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang nasabah baik dalam hal

 pekerjaan maupun yang bersifat pribadi (gaya hidup, keadaan keluarga, hobby, social 

 standing -nya). Ini merupakan ukuran “kemauan” membayar.

2. Capacity

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya berbisnis yang dihubungkan dengan

 pendidikan dan pengetahuannya tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Selain itu

  juga pengalamannya menjalankan usaha selama ini. Sehingga akan terlihat

“kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.

3. Capital  

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat dari laporan keuangan

(neraca dan laba rugi) dengan melakukan pengukuran dari segi likuiditas,

 solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya.

4. Collateral 

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun

non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan dan juga harus

diteliti keabsahannya.

5. Condition

Merupakan penilaian kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan

datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia jalankan.

Page 26: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 26/44

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah sebagai berikut:

1. Personality

Menilai nasabah dari segi kepribadiannya sehari-hari maupun masa lalunya,

mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu

masalah.

2. Party

Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu berdasarkan modal,

loyalitas serta karakternya, sehingga digolongkan sesuai golongannya untuk 

mendapatkan fasilitas berbeda dari bank.

3. Perpose

Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit

yang diinginkan nasabah.

4. Prospect  

Untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan atau tidak,

dengan kata lain apakah mempunyai prospek atau sebaliknya.

5. Payment 

Ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari

sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.

6. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

 Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap atau meningkat apabila

dengan tambahan kredit yang diperoleh.

7. Protection

Page 27: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 27/44

Bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan, dapat

 berupa barang, orang, atau jaminan asuransi.

2.5.5. Perkembangan Kredit

Perkembangan tingkat pertumbuhan kredit untuk tahun-tahun terakhir masih

 belum menggembirakan. Hal ini berlawanan dengan pertumbuhan DPK yang masih

cukup tinggi. Berdasarkan data Bank Indonesia, pada tahun 2009, penyaluran kredit yang

cukup besar baru terjadi pada dua bulan terakhir, yaitu sekitar Rp 60 triliun. Akibatnya

selama tahun 2009 kredit hanya tumbuh 10% atau jauh dibawah target sesuai Rencana

Bisnis Bank (RBB) sekitar 15%. Rendahnya penyaluran kredit ini disebabkan oleh

 beberapa faktor, terutama sebagai imbas krisis global yang tercermin pada rendahnya

 pertumbuhan kredit untuk modal kerja, industri pengolahan dan kredit untuk korporasi,

serta pertumbuhan negatif kredit valas.

Sumber data Bank Indonesia menyebutkan, bahwa sepanjang tahun 2009, kredit

 perbankan lebih banyak disalurkan untuk hal-hal yang sifatnya konsumtif (sekitar 54%).

Sementara sumbangan Kredit Modal Kerja (KMK), yang merupakan kredit produktif,

hanya sebesar 14%. Selama 2009 KMK hanya tumbuh 2,7%, padahal selama dua tahun

sebelumnya, KMK mampu tumbuh sekitar 28%.

 Namun Kredit Investasi (KI) masih tumbuh dengan cukup baik. Selama 2009, KI

tumbuh sebesar 16,4%. Mengingat KI merupakan kredit jangka menengah/panjang untuk 

 pembelian barang-barang modal, adanya pertumbuhan yang cukup besar menunjukkan

 bahwa prospek ekonomi ke depan masih dipandang positif oleh industri perbankan.

Page 28: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 28/44

Sementara itu, perlambatan aktivitas ekonomi juga berdampak pada menurunnya

 penyaluran kredit untuk sektor Industri Pengolahan. Selama 2009, kredit untuk sektor ini

hanya bertumbuh sebesar 8,8%, padahal pada tahun 2008 mampu bertumbuh sebesar 

32%.

Sepanjang 2009 kredit valas bertumbuh negatif 17,4%. Hal ini dikarenakan

aktivitas ekspor/impor yang mengalami penurunan sejalan dengan memburuknya kondisi

 perekonomian beberapa negara mitra dagang utama Indonesia. Meskipun demikian,

kredit dalam rupiah masih bertumbuh cukup tinggi mencapai 16,5%.

Selain itu selama tahun 2009, kredit Kecil, Mikro, dan Menengah (MKM) juga

 berhasil tumbuh sebesar 16,3%, sedangkan kredit Non MKM atau kredit korporasi (kredit

dengan nominal diatas Rp 5 miliar) hanya tumbuh sebesar 4%. Penyaluran kredit MKM

didominasi oleh kredit kecil yaitu kredit dengan nilai nominal antara Rp 50 juta s/d Rp

500 juta. Selain karena imbas krisis global, lambatnya pertumbuhan kredit korporasi

diperkirakan juga karena adanya alternatif yang lebih luas bagi perusahaan besar dalam

memperoleh sumber pembiayaan (penerbitan obligasi atau saham). Ini lebih murah

mengingat suku bunga kredit perbankan masih relatif tinggi (rata-rata 13%).

Perlambatan pertumbuhan kredit juga dipengaruhi oleh kebijakan internal

 perbankan. Beberapa bank, terutama yang memiliki keterkaitan dengan bank-bank luar 

negeri, dalam rangka mengantisipasi dampak krisis global memilih untuk melakukan

konsolidasi dan pembenahan internal, antara lain restrukturisasi kredit.

2.6. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Page 29: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 29/44

1. Harmanta dan Ekananda (2005), menyimpulkan bahwa penyaluran kredit

merupakan formula dari dana pihak ketiga, kapasitas kredit, suku bunga sertifikat

  bank indonesia, suku bunga kredit rata-rata bank umum, kredit bermasalah dan

variabel dummy periode 1997-2003 pada bank umum di Indonesia.

2. Zaino dan Indah Lestari (2006), meneliti pengaruh Capital    Adequacy  Ratio

(CAR) dan  Non Performing Loan (NPL) terhadap tingkat penyaluran kredit pada

 bank-bank umum di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR 

dan NPL secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap jumlah kredit yang

disalurkan oleh bank-bank umum di Indonesia.

3. Meydianawati (2006), meneliti perilaku penawaran kredit perbankan terhadap

sektor UMKM di Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa secara serempak variabel-

variabel DPK, ROA, CAR, dan NPLs berpengaruh nyata dan signifikan terhadap

 penawaran kredit investasi dan kredit modal kerja bank umum kepada sektor UMKM

di Indonesia. Namun secara parsial variabel DPK, ROA, dan CAR berpengaruh

 positif dan signifikan terhadap penawaran kredit investasi dan modal kerja bank 

umum kepada sektor UMKM di Indonesia. Sebaliknya, NPLs berpengaruh negatif 

dan signifikan terhadap penawaran kredit investasi dan modal kerja bank umum

kepada sektor ini.

4. Johnshyn (2009), meneliti pengaruh prinsip prudential banking terhadap proporsi

 penyaluran kredit pada bank mandiri (persero) Tbk. Dalam penelitian tersebut, prinsip

 prudential banking diwakilkan oleh rasio CAR, RR, NPL, ROA, dan NPM. Hasil

  penelitian menyimpulkan bahwa prinsip prudential banking berpengaruh secara

Page 30: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 30/44

simultan terhadap proporsi penyaluran kredit. Sedangkan secara parsial CAR dan

 NPL berpengaruh signifikan terhadap proporsi penyaluran kredit.

5. Adelya dan Jafar (2009), meneliti pengaruh dana pihak ketiga terhadap

 penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Berdasarkan

hasil analisis data yang dilakukan telah menyimpulkan bahwa dana pihak ketiga

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit.

2.7. Kerangka Konseptual

Dana dari masyarakat sering disebut sebagai Dana Pihak Ketiga. Dana Pihak 

Ketiga adalah dana yang berhasil dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat luas

dalam bentuk Simpanan Giro ( Demand Deposit ), Simpanan Tabungan (Saving Deposit ),

dan Simpanan Deposito (Time Deposit ). Umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan

dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui penyaluran

kredit (Warjiyo, 2005 : 432).

Berdasarkan UU No. 10 tahun 1998, dapat dikatakan bahwa besarnya penyaluran

kredit bergantung pada besarnya Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun oleh

 perbankan. Menurut Dendawijaya (2005), ada hubungan yang positif antara Dana Pihak 

Ketiga yang dihimpun dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito

terhadap Penyaluran Kredit. Ini disebabkan karena Dana Pihak Ketiga merupakan sumber 

dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank, bisa mencapai 80%-90% dari total dana

yang dikelola bank, dan dana ini lah yang kemudian akan disalurkan kepada masyarakat

dalam bentuk kredit. Dengan demikian Dana Pihak Ketiga akan mendorong volume

Page 31: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 31/44

Penyaluran Kredit perbankan, sehingga bila terjadi peningkatan dalam penghimpunan

Dana Pihak Ketiga tentunya akan diikuti dengan peningkatan Penyaluran Kredit bank.

Tingkat permodalan bank yang cukup (banyak) sangat penting karena modal bank 

dimaksudkan untuk memperlancar kegiatan operasional bank. Capital Adequacy Ratio

(CAR) adalah rasio kinerja bank yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal bank 

dalam menunjang aktiva yang mengandung risiko, misalnya kredit yang diberikan.

Secara umum, rasio ini lebih menunjukkan seberapa jauh kemampuan dari modal yang

dimiliki bank dapat menutup setiap kemungkinan kerugian dari seluruh aktiva bank yang

mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain), selain

memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank (dana masyarakat, pinjaman, dan

lainnya). Modal yang cukup mengisyaratkan bahwa bank akan mampu menutup kerugian

yang timbul dari setiap aktiva berisikonya. Sehingga diperkirakan CAR memiliki

 pengaruh positif terhadap penyaluran kredit bank. Karena kecukupan modal yang tinggi

dan memadai akan meningkatkan volume kredit perbankan (Warjiyo, 2005:435).

  Return On Asset  (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk menilai kinerja

keuangan dari suatu bank. Rasio ini lebih menunjukkan kemampuan dari manajemen

 bank itu sendiri dalam mengelola aktiva untuk memperoleh keuntungan (laba) secara

keseluruhan. Menurut Muliaman Hadad (2004 : 22), ROA adalah indikator yang akan

menunjukkan bahwa apabila rasio ini meningkat maka aktiva bank telah digunakan

dengan optimal untuk memperoleh pendapatan, sehingga diperkirakan ROA dan kredit

memiliki hubungan yang positif. Dalam kegiatan usaha bank yang mendorong

 perekonomian, rasio ROA yang tinggi menunjukkan bank telah menyalurkan kredit dan

Page 32: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 32/44

memperoleh pendapatan. Sehingga dalam hal ini ROA ( Return on asset ) dapat digunakan

untuk memprediksi volume penyaluran kredit.

Berdasarkan landasan teori dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah diuraikan

di atas, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambar sebagai berikut :

Gambar 2.1

Model Kerangka Konseptual Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio,

dan Return On Asset Terhadap Penyaluran Kredit

2.8. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan penelitian-penelitian terdahulu, maka dapat

diturunkan hipotesis sebagai berikut :

CAR 

DANA PIHAK KETIGA

ROA

PENYALURAN KREDIT

Page 33: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 33/44

H1 : Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio (CAR) , dan Return On Asset (ROA)

  berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan objek yang diteliti dan terdiri atas sejumlah

individu, baik yang terbatas ( finite) maupun tidak terbatas (infinite) (Sumarni dan

Wahyuni, 2005 : 69). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bank umum yang  go

 public di Indonesia dan listing  di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007-2009.

Jumlah populasi yang ada adalah sebanyak 30 perusahaan perbankan.

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan

karakteristik populasi (Sumarni dan Wahyuni, 2005 : 70). Sampel yang digunakan dalam

 penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik   purposive sampling , yaitu teknik 

mengambil sampel dengan menyesuaikan diri berdasar kriteria atau tujuan tertentu

(disengaja). Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam menentukan sampel adalah:

Page 34: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 34/44

1. Bank-bank tersebut secara berturut-turut listing  di Bursa Efek Indonesia (BEI)

 pada periode tahun 2007-2009.

2. Bank-bank tersebut telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan

tahunan pada periode tahun 2007-2009.

2.2. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang

 bukan pengolahnya (Suliyanto, 2005 : 132). Sumber data penelitian ini diperoleh peneliti

secara tidak langsung, yaitu melalui media perantara. Dalam menguji pengaruh variabel

Dana Pihak Ketiga, CAR, dan ROA terhadap Penyaluran Kredit bank, digunakan data

sekunder yang diperoleh dari hasil publikasi bank serta kebijakan-kebijakan lain dalam

media harian, jurnal ilmiah, atau internet. Data hasil publikasi bank tersebut adalah data

yang diterbitkan oleh pihak bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), berupa

data-data keuangan pada periode 2007-2009 yang diperoleh dari   Indonesian Stock 

 Exchange (www.idx.co.id ), dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

Penelitian ini menggunakan data panel yaitu data yang dikumpulkan secara cross

 section (data yang dikumpulkan dalam satu waktu terhadap banyak individu) dan diikuti

 periode waktu tertentu (data time series). Metode pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu mengambil data sekunder dari

laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Page 35: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 35/44

2.3. Variabel Penelitian dan Pengukuran

Variabel penelitian merupakan suatu atribut, sifat, atau nilai dari individu, objek,

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk 

dipelajari serta ditarik kesimpulannya (Sumarni dan Wahyuni, 2005 : 21). Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Terikat (Dependen) :

Variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh

variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Penyaluran

Kredit (Y), yaitu merupakan jumlah atau volume kredit yang disalurkan pihak bank 

kepada masyarakat berupa peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu berdasarkan perjanjian-perjanjian tertentu diantara kedua belah pihak.

Pengukuran variabel Penyaluran Kredit dapat dilihat pada komponen laporan

keuangan (neraca) yang telah dipublikasikan oleh pihak bank. Variabel dependen

disimbolkan dengan simbol “Y”.

2. Variabel Bebas (Independen) :

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab

 berubahnya atau timbulnya variabel terikat (dependen).

a) Dana Pihak Ketiga (X1), merupakan seluruh dana yang berhasil dihimpun oleh

 pihak bank yang bersumber dari masyarakat luas. Dana yang dihimpun bank 

umum dari masyarakat tersebut biasanya berbentuk simpanan giro (demand 

deposit), simpanan tabungan (  saving deposit), dan simpanan deposito (time

deposit). Pengukuran variabel Dana Pihak Ketiga dapat dilihat pada komponen

Page 36: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 36/44

laporan keuangan (neraca) yang telah dipublikasikan oleh pihak bank. Dana Pihak 

Ketiga dalam penelitian ini sebagai variabel bebas (X1).

b) CAR (X2), CAR digunakan untuk mengukur kemampuan atau kecukupan modal

yang dimiliki bank untuk menutup kemungkinan kerugian dalam aktivitas

 perkreditan dan perdagangan surat berharga. CAR dalam penelitian ini sebagai

variabel bebas (X2), dapat dihitung dengan rumus :

(Surat Edaran BI No. 6/73./INTERN DPNP tanggal 24 Desember 2004)

c) ROA (X3), ROA merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan

dengan aspek  earning / profitabilitas. ROA digunakan untuk mengukur 

kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan berdasarkan

aktiva yang dikuasai. ROA dalam penelitian ini sebagai variabel bebas (X3).

Besarnya ROA dapat dihitung dengan rumus :

(Surat Edaran BI No. 6/73./INTERN DPNP tanggal 24 Desember 2004)

Secara garis besar definisi operasional variabel akan digambarkan pada tabel 3.1

sebagai berikut :

Page 37: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 37/44

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

 No Variabel Definisi PengukuranSkala

Pengukur 

1. Penyaluran

Kredit

Merupakan volume

kredit yang disalurkankepada masyarakat

 berupa penyediaan uang

atau tagihan yang dapatdipersamakan dengan

itu berdasarkan

  persetujuan atau

kesepakatan pinjammeminjam antara pihak 

 bank dengan pihak lain.

Laporan keuangan -

2. Dana Pihak  

Ketiga

Merupakan sumber dana

  bank yang dihimpun

dari masyarakat sebagainasabah dalam bentuk 

simpanan giro, tabungandan deposito.

Laporan keuangan -

3. CAR Rasio keuangan yang

mengindikasikan apakah

  permodalan yang adatelah memadai

(adequate) untuk  

menutup risiko kerugianatas aktiva produktif 

karena setiap kerugian

akan mengurangi modal.

Rasio

4. ROA Rasio keuangan untuk  mengukur kemampuanmanajemen bank dalam

memperoleh keuntungan

(laba) secara

keseluruhan.

Rasio

Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2010.

Page 38: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 38/44

2.4. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

statistik dengan menggunakan  software SPSS for Wondows. Penelitian ini menggunakan

teknik analisis regresi berganda untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Pengujian yang dapat dilakukan meliputi uji

asumsi klasik dan uji hipotesis. Besarnya alpha yang digunakan adalah 5%.

2.4.1. Pengujian Asumsi Klasik 

Pada penggunaan data sekunder, agar model regresi yang diajukan menunjukkan

 persamaan yang mempunyai hubungan yang valid, model tersebut harus memenuhi

asumsi-asumsi dasar klasik untuk menentukan ketepatan model yang digunakan. Uji

asumsi klasik yang harus dilakukan terhadap sampel diantaranya uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedatisitas.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang

 baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Seperti diketahui bahwa uji t

dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi

ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Pengujian

normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik maupun analisis statistik.

Page 39: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 39/44

Analisis grafik adalah salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual,

yaitu dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi

dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian, hanya dengan melihat

histogram, hal ini dapat membingungkan jika tidak hati-hati, khususnya untuk jumlah

sampel yang kecil. Secara visual kelihatan normal, pada hal secara statistik bisa

sebaliknya (Ghozali, 2005 : 112).

Analisis statistik adalah cara lain yang dapat digunakan dalam uji normalitas,

yaitu dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan

dengan membuat hipotesis :

Ho = Data residual terdistribusi normal

Ha = Data residual tidak terdistribusi normal

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:

1. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik (<

0.05) maka Ho tidak dapat diterima, yang berarti data terdistibusi tidak normal.

2. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara statistik 

(> 0,05) maka Ho tidak dapat ditolak, yang berarti data terdistibusi normal.

Uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S) banyak dipilih karena uji ini dapat secara

langsung menyimpulkan apakah data yang ada terdistribusi normal secara statistik atau

tidak. Sementara uji normalitas data yang lain seperti dari statistika deskriptif dirasa tidak 

efisien karena memerlukan kesimpulan tambahan.

b. Uji Multikolinearitas

Page 40: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 40/44

Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terdapat hubungan yang kuat

atau sempurna antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi. Uji

ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar 

variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di

antara variabel independen (Ghozali, 2005 : 91).

Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah ada korelasi yang sangat

kuat antar variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat

dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF). Dasar acuannya adalah :

1.Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak 

ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

2.Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada

multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah gejala terdapatnya korelasi diantara kesalahan pengganggu

dari suatu observasi lainnya. Menurut Ghozali (2005 : 95), Uji ini bertujuan untuk 

menguji apakah dalam model regresi linier ada kolerasi antara kesalahan pengganggu

 pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem auto korelasi. Auto korelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu dengan yang lainnya. Untuk 

menguji ada tidaknya autokorelasi, diukur dengan menggunakan statistik Durbin-Watson

(DW-test). Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai

 berikut:

Page 41: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 41/44

1) Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4–du) maka

koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada autokorelasi.

2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound  (dl) maka

koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif.

3) Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada

autokorelasi negatif.

4) Bila nilai DW terletak antara dl dan du atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl),

maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

d. Uji Heteroskedatisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance antar variabel independen dari residual satu pengamatan ke

 pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas

(Ghozali, 2005 : 105).

Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat

ada tidaknya pola tertentu pada grafik  scatter plot . Jika ada pola tertentu seperti titik-titik 

membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, menyempit) maka terjadi

heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di

 bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi

ini.

Page 42: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 42/44

2.4.2. Analisis Regresi Berganda

Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda, berguna

untuk menganalisis hubungan antara dua variabel independen atau lebih dengan satu

variabel dependen. Persamaan regresinya dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e

Dimana:

Y = (jumlah/volume) Penyaluran Kredit

a = konstanta

 b1, b2, b3 = koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan

variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.

X1 = Dana Pihak Ketiga

X2 = CAR (capital adequacy ratio)

X3 = ROA (return on asset )

e = tingkat kesalahan penganggu

Dari persamaan regresi tersebut, maka dapat dijabarkan bahwa jika koefisien b

  bernilai positif (+), maka ada kenaikan nilai variabel independen yang akan

mengakibatkan kenaikan nilai variabel dependen. Ini yang dikatakan dengan pengaruh

searah antara variabel independen dengan variabel dependen Sebaliknya, jika koefisien

nilai b bernilai negatif (-) maka akan ada pengaruh negatif dimana setiap kenaikan nilai

variabel independen akan mengakibatkan penurunan nilai variabel dependen.

2.4.3. Pengujian Hipotesis

Page 43: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 43/44

Secara statistik, pengujian hipotesis dapat diukur dengan menggunakan uji

statistik koefisien determinasi ( ), uji statistik F, dan uji statistik t. Perhitungan statistik 

disebut signifikan secara statistik, apabila uji nilai statistiknya berada dalam daerah kritis

(daerah dimana Ha tidak dapat ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji nilai

statistiknya berada dalam daerah dimana Ha tidak dapat diterima.

Untuk menguji hipotesis, dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi.

Analisis regresi ini digunakan dengan tujuan untuk memprediksi kekuatan pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen.

a. Uji Koefisien Determinasi ( )

Koefisien determinasi ( )  pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005 : 83).

b. Uji Statistik F

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen atau

 bebas yang dimasukkan dalam model berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen dengan melihat model regresi tersebut fit atau tidak. Hipotesis yang akan diuji

yaitu:

Ho : β1 = β2 = β3

Artinya semua variabel independen dalam model regresi tidak fit.

Page 44: Proposal Eko

5/12/2018 Proposal Eko - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eko-55a3690fd8754 44/44

Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3

Artinya semua variabel independen dalam model regresi fit.

Untuk menguji hipotesis ini, digunakan statistik F dengan membandingkan F

hitung dengan F tabel dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha tidak dapat ditolak (α = 5%)

Jika Fhitung < Ftabel, maka Ha tidak dapat diterima (α = 5%)

c. Uji Statistik t

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

secara parsial digunakan uji t. Uji ini pada dasarnya dilakukan untuk menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis yang akan diuji yaitu :

Ho : βi = 0

Artinya suatu variabel independen yang sedang diuji bukan merupakan penjelas

signifikan terhadap variabel dependen.

Ha : βi ≠ 0

Artinya variabel independen tersebut merupakan penjelas signifikan terhadap variabel

dependen.

Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan

kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

Jika thitung > ttabel dan -thitung < -ttabel, maka Ha tidak dapat ditolak (α = 5%)

Jika -ttabel < -thitung dan thitung < ttabel, maka Ha tidak dapat diterima (α =5%)