Penelitian Anemia Ibu Hamil Menggunakan Kasus Control

download Penelitian Anemia Ibu Hamil Menggunakan Kasus Control

of 22

description

yes

Transcript of Penelitian Anemia Ibu Hamil Menggunakan Kasus Control

Penelitian Anemia Ibu Hamil Menggunakan kasus Control

Mangara Wahyu Charros

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk, Jakarta 11510

I. Penelitian sebagai proses ilmiahProses penelitian ilmiah bersifat empiris, terkendali, analitis, dan sistematis. Penelitian ilmiah sebagai proses bertanya-menjawab memperhatikan peristiwa-peristiwa empiris dalam kerangka berpikir teoritis tertentu. Ada tiga pertanyaan dasar yang ian secara menentukan tipe penelitian secara empiris, yaitu (1) apa, (2) bagaimana, dan (3) mengapa.a. Penelitian EksploratifTipe penelitian ini berhubungan dengan pertanyaan dasar yang pertama, yaitu apa. Pertanyaan ini ingin mengetahui suatu gejala atau peristiwa dengan melakukan penjajakan terhadap gejala tersebut.1b. Penelitian DeskriptifTipe penelitian ini didasarkan pada pertanyan dasar yang kedua, yaitu bagaimana. Kita tidak puas bila hanya mengetahi apa masalah secara eksploratif, tetapi ingin mengetahui juga bagaimana peristiwa tersebut terjadi. Dengan demikian, temuan-temuan dari penelitian deskriptif lebih luas dan lebih terperinci daripada penelitan eksploratif.Dikatakan lebih luas karena kita meneliti tidak hanya masalahnya sendiri, tetapi juga variabel-variabel lain yang berhubungan dengan masalh itu. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, penelitian dilakukan dengan menarik sampel.1c. Penelitian EksplanatifTipe penelitian ini bertitik tolak pada pertanyaan dasar mengapa. Dengan kata lain, kita ingin menjelaskan terjadinya suatu peristiwa. Penelitian seperti ini didasarkan pada hipotesis-hipotesis yang datanya dikumpulkan dengn metode sampling.1d. Penelitian EksperimenKetiga penelitian yang disebut di atas disebut juga expost fact research.Disebut demikian karena peristiwa yang diteliti sudah terjadi sehingga data-datanya dapat dilacak kembali melalui kuesioner atau dokumen-dokumen yang relevan.Tetapi, ada juga penelitian dimana datanya belum pernah ada, sehingga harus diciptakan terlebih dahulu.Tipe penelitian seperti ini disebut penelitian eksperimen. Tipe penelitian ini sangat berguna untuk mengembangkan inovasi-inovasi yang berguna dalam meningkatkan kualitas hidup manusia.1Penelitian sebagai suatu proses deduksi dan induksi dilakukan secara sistematis, ketat, analitis, dan terkendali. Tahap-tahap dalam proses itu teratur sistematis. Di bawah ini dikemukakan 10 tahap yang harus dilalui secara sistematis dalam suatu penelitian.1Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari kejadian dan distribusi masalah khususnya penyakit beserta determinannya.Epidemiologi deskriptif mempelajari kejadian dan distribusi penyakit. Epidemiologi analitik mempelajari faktor-faktor yang berhubungan atau mempengaruhi kejadian dan distribusi masalah khususnya penyakit.2

II. Konseptualisasi MasalahKonseptualisasi adalah proses pembentukan konsep dengan bertitik tolak pada gejala-gejala pengamatan. Proses ini berjalan secara induktif, dengan mengamati sejumlah gejala secara individual, kemudian merumuskannya dalam bentuk konsep. Konsep bersifat abstrak, sedangkan gejala bersifat kongkret. Proses ini diawali dengan mengungkapkan permasalahan penelitian, latar belakangnya, perumusannya, dan signifikansinya.

III. Langkah-langkah penelitian

A. Desain PenelitianDesain penelitian merupakan cetak biru yang menentukkan pelaksanaan selanjutnya. Penyusunan desain ini dilakukan setelah kita menetpkan topic (judul) penelitian yang akan dilaksanakn.Desain penelitian memaparkan apa, mengapa, dan bagaimana masalah tersebut diteliti dengan menggunakan prinsip-prinsip metodologis.1. Studi deskriptifStudi ini memberikan pengetahuan, data, dan informasi tentang perjalanan atau pola penyakit, kondisi, cidera, ketidakmampuan, dan kematian dalam kelompok populasi. Informasi biasanya didapat dari data yang dikumpulkan secara rutin berdasarkan karakteristik demografi yang biasa seperti usia, jenis kelamin, ras, status perkawinan, pendidikan, kelas sosial ekonomi, pekerjaan, wilayah geografis, dan periode waktu.3Bentuk pelaksanaan deskriptif ada beberapa jenis, antara lain sebagai berikut:1.1. Studi kasusMenggambarkan pengalaman kasus/pasien, sehingga studi kasus ini disebut rancangan kuno dan jarang digunakan lagi.Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal disini dapat berarti satu orang, sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah.Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau pemaparan tertentu.Meskipun di dalam studi kasus ini yang diteliti hanya berbentuk unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam, meliputi berbagai aspek yang cukup luas, serta penggunaan berbagai aspek yang cukup luas, serta penggunaan berbagai teknik secara integratif.4Kegunaan Penelitian Studi Kasus:

Dapat sebagai petunjuk pertama dalam mengidentifikasi suatu penyakit.

Dapat untuk memformulasikan suatu hipotesa.4Kelemahan Penelitian Studi Kasus :

Tidak dapat digunakan untuk mengetes hipotesa karena tidak ada kelompok pembanding.

Terdiri dari satu kasus dan tidak ada kelompok pembanding sehingga tidak dapat untuk mengetes suatu hubungan asosiasi secara statistik.41.2. Studi korelasiMerupakan penelaahan hubungan dua variabel suatu situasi atau sekelompok subjek.Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala satu dengan gejala lainnya. Untuk mengetahui korelasi antara suatu variabel dengan variabel yang lain tersebut diusahakan dengan mengidentifikasi variabel yang ada pada suatu objek, kemudian diidentifikasi pula variabel lain yang ada pada objek yang sama dan dilihat apakah ada hubungan antara keduanya.4Dalam uji statistik biasanya dengan menggunakan analisis korelasi yang secara sederhana dapat dilakukan dengan cara melihat skor atau nilai rata-rata dari variabel yang satu dengan skor rata-rata dari variabel yang lain.4Koefisien korelasi yang diperoleh selanjutnnya dapat dijadikan dasar untuk menguji hipotesis penelitian yang dikemukakan terhadap masalah tersebut. Dengan membuktikan apakah ada hubungan kedua variabel tersebut, dan sejauhmana hubungan antara keduanya.41.3. Studi cross-sectionalPenelitian cross-sectional adalah suatu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek, diobservasisekaligus pada waktu yang sama. Hal ini tidak berarti semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama.4Pengertian-pengertian yang perlu dipahami dalam penelitian cross sectional, di antaranya ialah: (1) Penyakit atau efek, (2) Faktor resiko untuk terjadinya penyakit tersebut, (3) Agen penyakit (penyebab penyakit).4Faktor resiko ialah faktor-faktor atau keadaan-keadaan yang mempengaruhi perkembangan suatu penyakit atau status kesehatan tertentu, kondisi yang memungkinkan adanya mekanisme hubungan antara agen penyakit dengan host dan penjamu (manusia), sehingga terjadi efek (sakit).4Agen penyakit adalah mikroorganisme atau kondisi lingkungan yang bereaksi secara langsung pada individu sehingga individu tersebut menjadi sakit (faktor yang harus ada untuk terjadinya penyakit).4Keuntungan penelitian Cross Sectional :

Mudah dilaksanakan, sederhana, ekonomis dalam hal waktu, dan hasil dapat diperoleh dengan cepat dan dalam waktu bersamaan dapat dikumpulkan variabel yang banyak, baik variabel resiko maupun variabel efek.4Keterbatasan penelitian Cross Sectional :

Diperlukan subjek penelitian yang besar.

Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat

Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan

Kesimpulan korelasi faktor resiko dengan faktor efek paling lemah bila dibandingkan dengan dua rancangan epidemiologi yang lain.42. Studi analitikStudi ini digunakan untuk menguji hubungan sebab akibat dan berpegang pada pengembanugan data baru.Kunci dari studi analtitik ini adalah untuk menjamin bahwa studi didesain dengan tepat sehingga temuannya dapat dipercaya (reliabel) dan valid.Jika desaini dilakukan dengan tepat, kesimpulan yang lebih pasti tentang sebab akibat dapat ditarik dari temuannya. Perencenaan analitik yang kurang terencana kurang lebih sama dengan uji klinis dan desain eksperimental.3Jenis-jenis studi analitik:2.1. Kasus KontrolKasus kontrol adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan menggunakan pandekatan retrospektif.Dengan kata lain, efek (penyakit atau status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor resiko diidentifikasi adanya atau terjadinya pada waktu yang lalu.4Kelebihan Penelitian Kasus Kontrol:

Adanya kesamaan ukuran waktu antara kelompok kasus dengan kelompok control

Adanya pembatasan atau pengendalian faktor resiko sehingga hasil penelitian lebih tajam dibanding hasil rancangan cross sectional

Tidak menghadapi kendala etik seperti pada penelitian eksperimen (kohort)

Tidak memerlukan waktu lama (lebih ekonomis).4Kekurangan Penelitian Kasus Kontrol:

Pengukuran variabel yang retrospektif, objektivitas, dan reabilitasnya kurang karena subjek penelitian harus mengingatkan kembali faktor-faktor resikonya.

Tidak dapat diketahui efek variabel luar karena secara teknis tidakdapat dikendalikan.

Kadang-kadang sulit memilih kontrol yang benar-benar sesui dengan kelompok kasus karena banyaknya faktor resiko yang harus dikendalikan.42.2. KohortMerupakan suatu penelitian survei (non eksperimen) yang paling baik dalam menghubungkan antara faktor resiko dengan efek (penyakit). Penelitian kohort digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dengan efek melalui pendekatanlongitudinal ke depan atau prospektif. Artinya faktor resiko yang akan dipelajari diidentifikasi dulu kemudian diikuti ke depan secara prospektif timbulnya efek, yaitu: penyakit atau salah satu indikator status kesehatan.4Penelitian Kohort membandingkan proporsi subjek yang menjadi sakit (efek positif) antara kelompok subjek yang diteliti dengan faktor positif dengan kelompok subjek dengan faktor resiko negatif (kelompok kontrol).4Keunggulan Penelitian Kohort:

Dapat mengatur komparabilitas antara dua kelompok (kelompok subjek dan kelompok kontrol) sejak awal penelitian.

Dapat secara langsung menetapkan besarnya angka resiko dari suatu waktu ke waktu yang lain.

Ada keseragaman observasi, baik terhadap faktor resiko maupun efek dari waktu ke waktu.4Keterbatasan Penelitian Kohort:

Memerlukan waktu yang cukup lama.

Memerlukan sarana dan pengelolaan yang rumit.

Kemungkinan adanya subjek penelitian yang drop out dan akan mengganggu analisis hasil.

Ada faktor resiko yang ada pada subjek akan diamati sampai terjadinya efek (mungkin penyakit) maka hal ini berarti kurang atau tidak etis.43. Studi observasiStudi observasi yang paling menonjol adalah studi retrospektif dan studi kasus kontrol. 3.1. Studi retrospektifMerupakan metodologi penelitian yang digunakan untuk mempelajari dan menguji hipotesis yang berhubungan dengan pajanan atau pengalaman di masa lalu melalui etiologi penyakit, kondisi atau gangguan, sehingga informasi mengenai sebab akibat dapat diperoleh berdasarkan karakteristik populasi atau kelompok yang diteliti di masa lalu. Studi ini juga dikenal dengan studi ex post facto. Dalam studi ini, ahli epidemiologi tidak memanipulasi data, tetapi mengukur suatu pengaruh peristiwa setelah peristiwa tersebut terjadi. Studi retrospektif dilakukan secara ex post facto. Karakteristik dan pengalaman orang yang tidak terpengaruh (orang sehat/control atau kasus control) dibandingkan orang yang terjangkit (sakit). Derajat keparahan penyakit, cara pemaparan, dan perbedaan pada individu dan populasi dikaji.33.2. Studi kasus kontrol Merupakan studi retrospektif karena dilakukan setelah awitankejadian luar biasa (KLB) dan ditelusuri kembali untuk menemukan kemungkinan penyebab KLB teersebut. Studi status kontrol diawali dengan pengkajian terhadap satu atau sekelompok orang yang mengalami suatu penyakit, kondisi, atau gangguan, dan pengidentifikasian terhadap kelompok kontrol terpisah yang belum terkena penyakit atau kondisi tersebut. Kasus kontrol mengacu pada cara penghimpunan kelompok studi. Studi kasus kontrol juga sering disebut sebagai studi perbandingan kasus, studi rujukan kasus. Studi ini digunakan untuk menentukan apakah kelompok yang sehat dan kelompok yang sakit memiliki proporsi berbeda terhadap mereka yang telah terpajan agen khusus, faktor resiko atau patogen.3

3.3. Studi cross-sectionalMerupakan suatu gambaran penyakit, kesehatan, medis, dan fenomena psikososial yang terjadi pada suatu kurun waktu tertentu. Kerangka waktu pada kurun waktu didasarkan pada kecepatan dan efisiensi pengumpulan data. Studi ini terbatas pada data yang dikumpulkan dalam satu kurun waktu tertentu. Studi cross-sectional dapat mengkaji satu atau beberapa variabel sekaligus pada waktu yang sama.3B. Latar Belakang PenelitianBagian ini merupakan fontadasi dari seluruh proses penelitian karena semua konsep dasar dijelaskan di sini. Karena pentingnya bagian ini, maka paling sedikit ada 3 bagian yang diungkapkan di sini.Pertama adalah dasar-dasar pemikiran tentang pentingnya masalah yang akan diteliti. Bagian kedua adalah perumusan masalah. Bagian terakhir dalam latar belakang adalah mengungkapkan pentingnya penelitian yang akan dilakukan.1C. Tujuan dan Hipotesis PenelitianTujuan penelitian yang dimaksud adalah jawaban terhadap pertanyaan dasar penelitian yang telah diungkapkan dalam latar belakang desain penelitian. Tujuan penelitian tersebut akan dipertajam dengan menyusunnya dalam bentuk hipotesis.1Hipotesis adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan, atau pengamatan dengan teori. Hipotesis mengemukakan pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel di dalam persoalan. Fungsi hipotesis menurut Ary Donald adalah:

Memberi penjelasan tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.

Memberikan pernyataan tentang hubungan dua konsep yang secara langsung dapat diuji dalam penelitian.

Memberi arah pada penelitian.

Memberi kerangka pada penyusunan kesimpulan penelitian.1Supaya fungsi-fungsi tersebut dapat berjalan secara efektif, maka ada faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada penyusunan hipotesis:

Hipotesis disusun dalam kalimat deklaratif. Kalimat tersebut bersifat positif dan tidak normatif.

Variabel yang dinyatakan dalam hipotesis adalah variabel yang operasional, dalam arti dapat diamati dan diukur.

Hipotesis menunjukkan hubungan tertentu diantara variabel-variabel.1Hipotesis dapat disusun dengan dua pendekatan, yang pertama secara deduktif dan yang kedua secara induktif. Penyusunan hipotesis secara deduktif ditarik dari teori. Penyusunan hipotesis secara induktif bertolak dari pengamatan empiris.1D. Kerangka Dasar PenelitianMasalah-masalah yang dihadapi oleh peneliti memerlukan suatu penjelasan yang disusun dalam kerangka teoretis tertentu. Konsep-konsep yang disusun dalam kerangka dasar penelitian itu adalah konsep-konsep yang tercakup dalam hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Dengan dirumuskannya secara operasional konsep-konsep dalam kerangka hipotesis itu, maka diperoleh kejelasan tentang data apa yang akan dikumpulkan untuk membuktikan hipotesis penelitian.1E. Penulisan Laporan PenelitianLaporan lengkap suatu penellitian ilmiah ditulis setelah seluruh kegiatan penelitian termasuk pembahasan hasil kegiatan penelitian termasuk pembahasan hasil-hasilnya telah selesai dilakukan. Dengan demikian bahan-bahan dari laporan itu adalah pekerjaan-pekerjaan penelitian yang telah dilakukan serta laporan-laporannya. Laporan tersebut ditulis dengan maksud supaya peneliti dapat mengkomunikasikan pikiran tentang penemuan0penemuannya melalui penelitian secara sistematik. Di pihak lain, laporan itu ditulis supaya orang lain dapat mengikuti, memahami, dan memberikan kritik-kritik yang konstruktif tentang pokok masalah dalam penelitian.1Laporan tersebut menjelaskan masalah yang diteliti, mengapa hal itu diteliti, bagaimana proses penelitian dilakukan, dan apa kesimpulannya. Dengan pemaparan yang obyektif dan terperinci, maka masyarakat ilmiah dapat member makna pada data, menentukan validitas, serta menghayati makna dari keseluruhan penelitian itu. Oleh sebab itu, laporan penelitian disusun dengan cara-cara yang sudah lazim.

Kerlinger menyusun kerangka laporan sebagai berikut:

I. Masalah

a.1. Teori

a.2. Penelitian sebelumnya, kepustakaan

II. Metodologi Pengumpulan Data

1. Sampel dan metode sampling

2. Cara pengujian hipotesis

3. Pengukuran variabel

4. Metode analisis statistic

5. Pengujian dan kajian percontohan/ pilot study

III. Hasil: Tafsir dan Kesimpulan

Menurut Donald Ary, kerangka laporan disusun sebagai berikut:

I. Halaman Permulaan

5.A. Halaman judul

5.B. Halaman pengesahan

5.C. Prakata

5.D. Daftar isi

5.E. Daftar table

5.F. Daftar gambar

II. Batang Tubuh

A. Pendahuluan

1. Pernyataan masalah dan dasar pemikiran penyelidikan

2. Tujuan

3. Batas masalah

4. Tinjauan kepustakaan yang berkaitan

B. Bagian Metode dan Hasil Penelitian

1. Subyek

2. Prosedur

3. Instrument alat ukur

4. Penyajian dan analisis data

C. Bagian dan Pembahasan Hasil Penelitian

1. Penafsiran hasil penyelidikan

2. Implikasi

3. Penerapan

D. Kesimpulan dan Ringkasan

III. Halaman Lampiran

A. Daftar Kepustakaan

B. Apendiks

C. Riwayat Hidup (kalau diminta)

D. AbstrakF. Penarikan SampelBagian selanjutnya yang perlu diungkapkan dalam desain penelitian ini adalah perencanaan tentang bagaimana sampel ditarik. Untuk maksud inilah terlebih dahulu perlu digambarkan besar, batas-batas, dan ciri-ciri populasi penelitian. Apakah populasi penelitian tersebar dalam wilayah yang luas, atau terbatas dalam wilayah setempat. Besarnya populasi digambarkan dalam jumlah anggota yang tercakup dalam populasi itu (target population). Kemudian digambarkan juga seberapa besar variasi di antara anggota-anggota populasi. Setelah itu barulah ditentukan seberapa besar sampel yang akan ditarik, dan bagaimana cara menariknya.Teknik pengambilan sampel dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:2. Sampling random (probability sampling)

Yaitu pengambilan sampel secara acak (random) yang dilakukan dengan cara undian, ordinal atau tabel bilangan random atau dengan komputer.Terdiri atas 4 macam:I.1. Teknik SamplingSederhana (Simple random sampling)Setiap unsur dalam seluruh populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih; dengan menggunakan undian, ordinal atau tabel bilangan random atau dengan komputer. Anggota sampel mudah dan cepat diperoleh, namun kadang tidak mendapatkan data populasi yang lengkap.1I.2. Teknik SamplingBertingkat (Stratified Sampling)Disebut juga teknik sampling berlapis, berjenjang dan petala. Digunakan apabila populasinya heterogen atau terdiri atas kelompok yang bertingkat. Dengan cara ini anggota sampel dapat lebih representatif, namun perlu usaha mengenali karakteristiknya.1I.3. Teknik SamplingKluster (Cluster Sampling)Disebut juga teknik sampling daerah, conditional sampling atau restricted sampling. Digunakan bila populasi tersebar dalam beberapa dearah, propinsi, kabupaten kecamatan dst. Pada setiap daerah diberi petak dan setiap petak diberi nomor. Nomor-nomor itu ditarik secara acak untuk menjadi sampelnya.1I.4. Teknik SamplingSistematis (Systematical Sampling)Sebenarnya merupakan treknik sampling sederhana yang dilakukan secara ordinal. Artinya, anggotas sampel dipilih berdasarkan urutan tertentu. Misalnya setiap kelipatan 5 atau 10 dari daftar poegawai suatu kantor. Keuntungannya dapat digunakan dengan mudah dan cepat namun kadang kurang mewakili populasi.13. Sampling non random (non probability sampling)Yaitu pengambilan sampel secara tidak acak. Terdiri atas 3 macam:1.1. Teknik SamplingKebetulan (Accidental Sampling)Teknik sampling kebetulan dilakukan apabila pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orang atau benda yang kebetulan ada atau dijumpai. Misalnya kita ingin meneliti pendapat masyarakat tentang kenaikan harga dan BBM, maka pertanyaan yang diajukan kepada mereka yang kebetulan dijumpai di pasar atau di tempat-tempat lainnya.

Keuntungan menggunakan teknik ini ialah murah, cepat dan mudah. Sedangkan kelemahannya ialah kurang representatif.11.2. Teknik SamplingBertujuan (Purposive Sampling)Teknik ini digunakan apabila anggota sampel yang dipilih khusus berdasarkan tujuan penelitiannya. Sebagai contoh: untuk meneliti tentang peraturan lalu lintas, maka hanya mereka yang memiliki SIM atau yang tidak memiliki SIM saja yang dijadikan anggota sampel.Keuntungan menggunakan teknik ini ialah murah, cepat mudah dan relevan dengan tujuan penelitiannya. Sedangkan kerugiannya ialah tidak representatif untuk mengambil kesimpulan secara umum (generalisasi).11.3. Teknik SamplingKuota (Quota Sampling)Teknik ini digunakan apabila anggota sampel pada suatu tingkat dipilih dengan jumlah tertentu (kuota) dengan ciri-ciri tertentu. Teknik sampling kuota sering dikacaukan dengan teknik sampling bertujuan.Keuntungan dan kelemahan menggunakan teknik ini adalah seperti halnya teknik sampling bertujuan tadi.1G. Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Harus disadari bahwa kita menghadapi obyek yang berbeda-beda yang mengakibatkan adanya variasi dalam pengukuran. Sumber variasi pada pengukuran, yaitu:

Perbedaan yang terdapat dalam obyek-obyek yang diukur.

Perbedaan situasi pada saat pengukuran dilakukan.

Perbedaan alat pengukuran yang digunakan.

Perbedaan penyelenggaraan atau administarsinya.

Perbedaan pembacaan dan atau penilaian hasil pengukurannya.1Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dalam melakukan pengumpulan data. Masalah validitas dan reliabilitas merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam masalah pengukuran ini. Alat ukur dikatakan valid apabila alat itu mengukur yang diukurnya dengan teliti.1Proses pengumpulan data pada umumnya terdiri atas 8 tahap sebagai berikut:

Mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah-masalah penelitian. Informasi-informasi tersebut dapat diperoleh melalui peninjauan literature yang relevan dan konsultasi dengan para ahli.

Mempelajari dan melakukan pendekatan terhadap kelompk masyarakat dimana data akan dikumpulkan.

Membina dan memanfaatkan hubungan yang baik dengan responden dan lingkungannya.

Uji coba atau pilot study. Pengumpulan data didahului dengan uji coba instrument penelitian pada sekelompok masyarakat yang merupakan bagian dari populasi yang bukan sampel.

Setelah hasil uji coba itu dipelajari, disusunlah instumen penelitian dalam bentuk yang terakhir berupa pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian.

Melalui instrument penelitian yang telah dipersiapkan, dilakukan pencatatan terhadap data yang dibutuhkan dari setiap responden.

selanjutnya adalah cross checking terhadap data yang masih diragukan kebenarannya, serta memeriksa validitas dan reliabilitasnya.

Pengorganisasian dan kode ulang data yang telah terkumpul supaya dapat dianalisis.1Dalam melakukan pengumpulan data hendaknya dikenal hal-hal sebagai berikut: sumber data, metode, dan teknik.1. Sumber DataData epidemiologi dapat berasal dari berbagai sumber tergantung dari tujuan yang ingin dicapai dan setiap sumber mempunyai keuntungan dan kerugian.2Data yang dikumpulkan dapat berupa data primer atau data sekunder. Untuk data sekunder, pengumpulan data dapat berupa sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan); instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan, Biro Pusat Statistik); absensi (sekolah, industry, perusahaan); secara internasional, data epidemiologi didapat dari WHO (Population and Vital Statistic reports, Population bulletin, Epidemiological report). Untuk pengumpulan data primer, sumber data terletak di masyarakat yang dapat dilakukan dengan cara: survei epidemiologi, pengamatan epidemiologi, dan penyaringan.

2. MetodePengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai metode berikut:

Mengumpulkan data dari catatan medik di sarana pelayanan kesehatan atau instansi yang berhubungan dengan kesehatan. Keuntungan cara ini, yaitu: mudah dilakukan, membutuhkan waktu dan biaya relatif kecil, tetapi data yang didapat sering tidak ada atau tidak lengkap.

Pengumpulan data dengan cara survei. Dengan cara ini, data yang didapat merupakan data primer dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan kita, tetapi cara ini membutuhkan tenaga, biaya, dan waktu yang cukup besar.

3. Teknik Ada berbagai teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian. Ada berbagai metode yang telah kita kenal antara lain wawancara, pengamatan (observasi), kuesioner atau angket, dan pemeriksaan. 3.1. Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antar peneliti dan responden. Komunikasi berlangsug dalam bentuk Tanya-jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal. Karena itu, wawancara tidak hanya menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat menangkap perasaan, pengalaman, emosi, motif yang dimiliki oleh responden yang bersangkutan.1Keuntungan dari wawancara:

Wawancara dapat dilakukan pada setiap individu.

Data yang diperoleh dapat langsung diketahui obyektivitasnya.

Wawancara dapat dilaksanakan langsung kepada responden yang diduga sebagai sumber data.

Wawancara dapat dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki hasil yang diperoleh baik melalui observasi terhadap obyek manusia maupun bukan manusia.

Pelaksanaan wawancara dapat lebih fleksibel dan dinamis karena dilaksanakn dengan hubungan langsung.1Kelemahan dari wawancara:

Menghabiskan banyak waktu, tenaga, dan biaya.

Faktor bahasa, baik dari pewawancara maupun responden sangat mempengaruhi data yang diperoleh.

Wawancara menuntut penyesuaian diri baik secara emosional maupun mental-psikis antara peneliti dan responden.

Hasil wawancara sangat tergantung dari kemampuan peneliti menggali, mencatat, dan menafsirkan setiap jawaban.13.2. Kuesioner (angket)Pada angket, jawaban diisi oleh responden sesuai dengan daftar pertanyaan yang diterima. Untuk pengambilan daftar isian dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut: (1) Canvasser yaitu daftar yang telah diisi, ditunggu oleh petugas yang menyerahkan; (2) Householder yaitu jawaban responden dikirimkan pada alamat yang telah ditentukan.

Angket mempunyai keuntungan: relatif murah, tidak membutuhkan banyak tenaga, dan dapat diulang. Kerugian dari angket: jawaban tidak spontan, banyak terjadi nonrespons, pertanyaan harus jelas dan disertai petunjuk yang jelas, pengembalian lembar jawaban sering terlambat, jawaban sering tidak lengkap, sering tidak diisi oleh responden, dan tidak dapat digunakan untuk responden yang buta aksara.

3.3. Pengamatan (observasi)Pengamatan adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolabolatornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa tersebut bias dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif mungkin.1 Teknik bermanfaat untuk: (1) mengurangi jumlah pertanyaan, (2) mengukur kebenaran jawaban pada wawancara, untuk memperoleh data yang tidak dapat diperoleh dengan wawancara atau angket. Kerugian dari teknik ini adalah: (1) keterbatasan kemampuan indra penglihatan, (2) hal-hal yang sering dilihat, perhatian akan berkurang hingga adanya kelainan kecil tidak terdeteksi. Untuk mengatasi kelemahan ini dapat dilakukan pengamatan yang berulang-ulang, atau pengamatan dilakukan oleh beberapa orang.13.4. Pemeriksaan Pengumpulan data dapat dilakukan dengan pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa: pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan radiologis. Pemeriksaan dapat dilakukan hanya sekali atau berulang-ulang bergantung pada tujuaan penelitian.

Selanjutnya, untuk menggunakan cara yang telah ditentukan dibutuhkan alat mengumpulkan data. Alat tersebut disebut dengan instrument penelitian. Supaya instrument tersebut dapat berfungsi secara efektif, maka syarat validitas dan reliabilitas harus diperhatikan sunguh-sungguh. Instrument penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar pertanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden.1H. Pengolahan DataBahan-bahan yang menjadi obyek dalam pengolahan data adalah lembar-lembar instrument yang sudah diisi oleh pengumpul data. Proses pengolahan data ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: (1) editing, (2) coding, dan (3) master sheet.

1. Editing (Penyuntingan)Dalam proses edting, pertama-tama dihitung jumlah semua instrument yang sudah terkumpul, yang seharusnya sama dengan besarnya sampel. Setelah itu setiap lembar instrument yang sudah diisi diteliti apakah seluruh item sudah diisi (dijawab). Lembar-lembar instrument yang tidak diisi lengkap atau diisi lengkap tapi tidak valid, dipisahkan dari yang lainnya untuuk sedapat mungkin dapat dibetulkan kembali dengan menghubungi responden yang bersangkutan.1Proses editing berakhir jika sudah dipastikan bahwa semua lembar instrument telah terkumpul dan diisi secara valid.12. Coding (Pemberian kode)Tahap selanjutnya setelah editing adalah pemberian kode (sandi) pada variabel dan data yang telah terkumpul melalui lembar instrument. Biasanya untuk setiap variabel diberi kode dengan huruf, dan data diberi kode dengan angka. Indikator untuk setiap variabel diberi indeks sesuai dengan variabel yang bersangkutan. Kegunaan coding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan mempercepat pada saat memasukan data.13. ProccesingSetelah seluruh kuesioner terisi penuh dan benar, dan sudah melewati pengkodingan, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis. Pemprosesan data dilakukan dengan cara mengentri data kuesioner ke paket komputer. Ada beberapa paket yang dapat digunakan untuk pemprosesan data denagn masing-masing kelebihan dan kekurangannya. Salah satu paket program yang sering digunaka untuk entri data adalah paket program SPSS for Window. (Statistical Program for Sosial Science).14. Cleaning Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut kemungkinan terjadi pada saat kita mengentri data ke komputer.1I. Analisis DataSetelah selesai melakukan pengolahan data, maka langkah selanjutnya adalah data dianalis. Data mentah (raw data) yang sudah susah payah kita kumpulkan tidak akan ada artinya jika tidak dianalisis. Analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena dengan analis data lah data dapat mempunyai arti/makna yang dapat berguna untuk memecahkan masalah penelitian.

Pada umumnya analisis data bertujuan untuk:

Memperoleh gambaran/deskripsi masing-masing variabel.

Membandingkan dan menguji teori atau konsep dengan informasi yang ditemukan.

Menemukan adanya konsep baru dari data yang dikumpulkan

Mencari penjelasan apakah konsep baru yang diuji berlaku umum atau hanya berlaku pada kondisi tertentu.1Analisis data mempunyai posisi strategis dalam suatu penelitian. Namun perlu dimengerti bahwa dengan melakukan analisis tidak dengan sendirinya dapat langsung menginterpretasikan hasil analisis tersebut. Menginterpretasikan berarti kita menggunakan hasil analisis guna memperoleh arti/makna.1Interpretasi mempunyai dua bentuk, yaitu: arti sempit dan arti luas. Interpretasi dalam arti sempit (deskriptif) yaitu interpretasi data yang dilakukan hanya sebatas pada masalah penelitian yang diteliti berdasarkan data yang dikumpulkan dan diolah untuk keperluan penelitian tersebut. Sedang interpretasi dalam arti luas (analik) yaitu interpretasi guna mencari makna dan hasil penelitian dengan jalan tidak hanya menjelaskan/menganalisis data hasil penelitian tersebut, tetapi juga melakukan intervensi (generalisasi) dari data yang diperoleh dengan teori-teori yang relevan denagn hasil-hasil penelitian tersebut.1Langkah-langkah analisis yang digunakan untuk pendekatan kuantitatif antara lain sebagai berikut: 2. Analisis Deskriptif (Univariat)Tujuan dari analisis ini adalah untuk menjelaskan/mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Bentuknya tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai rata-rata (mean), median, standar deviasi dan inter kuartil range, minimal dan maksimal.12. Analisis Analitik 1.1. Analisis BivariatSetelah diketahui karakteristik masing-masing variabel dapat diteruskan analisis yang lebih lanjut. Apabila analisis hubungan antara dua variabel, maka analisis dilanjutkan pada tingkat bivariat. Misalnya ingin diketahui hubungan antara berat badan denagn tekanan darah. Untuk mengetahui hubungan dua variabel tersebut biasanya digunakan pengujian statistik. Jenis uji statistik yang digunakan sangat tergantung pada jenis data/variabel yang dihubungkan.11.2. Analisis MultivariatMerupakan analisis yang menghubungkan antara beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen.11. Latar Belakang Penelitian

Selama kehamilan, tubuh memproduksi lebih banyak darah untuk menopang pertumbuhan bayi. Jika tidak mendapatkan cukup zat besi atau zat gizi lain tertentu, tubuh mungkin tidak mampu menghasilkan jumlah sel darah merah yang dibutuhkan untuk membuat tambahan darah.

Adalah normal bagi ibu hamil menderita anemia ringan dalam kehamilannya. Tapi beberapa orang mungkin mengalami anemia yang lebih serius akibat dari rendahnya kadar zat besi atau vitamin atau dari alasan lainnya. Anemia dapat membuat sang ibu merasa lelah dan lemah. Jika anemia terjadi secara signifikan dan tidak diobati, ia dapat meningkatkan risiko komplikasi serius, seperti kelahiran prematur.Jenis Anemia Selama KehamilanBeberapajenis anemiadapat terjadi selama kehamilan, diantaranya adalah:

Anemia defisiensi zat besi

Anemia defisiensi folat

Anemia defisiensi Vitamin B12Anemia defisiensi zat besi.Anemia jenis ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk menghasilkan hemoglobin dalam jumlah yang cukup. Hemoglobin merupakan salahsatu protein dalam sel darah merah, dan ia membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Dalam anemia defisiensi zat besi, darah tidak dapat membawa oksigen yang cukup untuk seluruh jaringan tubuh. Kekurangan zat besi adalah penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan.5Anemia defisiensi folat.Folat, biasa juga disebut asam folat, termasuk dalam kelompok vitamin B. Tubuh membutuhkan folat untuk menghasilkan sel-sel baru, termasuk sel darah merah yang sehat. Selama kehamilan, wanita membutuhkan folat tambahan. Tapi kadang-kadang mereka tidak mendapatkan cukup dari makanannya. Ketika itu terjadi, tubuh tidak dapat membuat sel-sel darah merah yang normal yang cukup untuk mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Kekurangan folat bisa langsung berkontribusi terhadap beberapa jenis cacat lahir.5Anemia defisiensivitamin B12.Tubuh membutuhkan vitamin B12 untuk membentuk sel darah merah yang sehat. Ketika seorang wanita hamil tidak mendapatkan cukup vitamin B12 dari makanan, tubuhnya tidak dapat memproduksi cukup sel darah merah yang sehat. Wanita yang tidak mengkonsumsi daging, unggas, produk susu, dan telur memiliki risiko lebih besar terkena kekurangan vitamin B12, yang dapat berkontribusi untuk cacat lahir. Kehilangan darah selama dan setelah melahirkan juga dapat menyebabkan anemia.5Faktor Risiko Anemia pada Kehamilan

Semua wanita hamil beresiko untuk menderita anemia, karena mereka memerlukan lebih banyak asam folat dan zat besi dari biasanya. Tapi risiko akan lebih tinggi dalam situasi berikut:

Hamil dengan lebih dari satu anak (kembar)

Dua kehamilan berdekatan

Muntah banyak karena morning sickness

Kehamilan remaja

Tidak makan cukup makanan yang kaya zat besi

Mengalami masa berat sebelum hamil (fisik dan psikis)

Gejala yang paling umum dari anemia selama kehamilan adalah:

Kulit, bibir, dan kuku pucat

Merasa lelah atau lemah

Pusing

Sesak napas

Detak jantung yang cepat

Sulit berkonsentrasi2. Tujuan PenelitianBerdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Tingginya angka anemia pada Ibu haml.

Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, disusun hipotesis kerja sebagai berikut:

Hipotesis 1:Rendahnya pengetahuan ibu hamil mengenai perawatan kehamilan.

Hipotesis 2:Jarak kehamilan ibu terlalu dekat

Hipotesis 3:Penghasilan keluarga yang minimHipotesis 4Usia ibu pada saat hamil masih terlalu muda3. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang masalah, maka didapat suatu rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu : Apakah yang menjadi faktor tingginya angka anemia di wilayah kerja puskesmas tersebut?

4. Ruang Lingkup Penelitian Desain Penelitian: Analitik (case control)

Subjek Penelitian: Seluruh Ibu hamil baik yang terdaftar pada pemeriksaan ANC maupun yang tidak terdaftar pada pemeriksaan ANC

Obyek Penelitian: Faktor-faktor resikoanemia pada ibu hamil

Lokasi Penelitian: di wilayah kerja Puskesmas

Waktu Penelitian: Juli 2014Daftar Pustaka1. Gulo W. Metodologi Penelitian. Jakarta: Penerbit PT Grasindo, 2007.

2. Lapau Buchari. Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta: FKUI, 2009.

3. Timmreck Thomas C. Epidemiologi Suatu pengantar Edisi 2. Jakarta: EGC, 2004.

4. Budiarto Eko, Dewi Anggraeni. Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta: EGC, 2001.5. Anemia Saat Hamil Diunduh dari: http://nutriclub.co.id/pregnancy/common_health_worries/article/anemia_saat_hamil. Pada tanggal: 1 Juli 2014