Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

28
Makalah anemia pada ibu hamil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka anemia pada kehamilan di Indonesia cukup tinggi sekitar 67% dari semua ibu hamil dengan variasi tergantung pada daerah masing-masing. Sekitar 10-15% tergolong anemia berat yang sudah tentu akan mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam rahim (Manuaba, I.B.G, 2002 hal 90). Anemia dalam kehamilan merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami dan cukup tinggi yang berkisar antara 10-20% (Sarwono Prawiharjo, 2005 hal 450 ). Menurut WHO kejadian anemia saat hamil berkisar antara 20% sampai 89% dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. (Manuaba.I.B.G, hal 29 ). Menurut sistem kesehatan nasional (SKN ) tahun 2001 angka anemia pada ibu hamil sebesar 40%, kondisi ini mengatakan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia bila di perkirakan pada tahun 2003-2010 prevalensi anemia masih tetap di atas 40% maka angka

description

anemia bisa terjadi pada ibu hamil

Transcript of Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

Page 1: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

Makalah anemia pada ibu hamil

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

Angka anemia pada kehamilan di Indonesia cukup tinggi sekitar 67% dari semua

ibu hamil dengan variasi tergantung pada daerah masing-masing. Sekitar 10-15%

tergolong anemia berat yang sudah tentu akan mempengaruhi tumbuh kembang janin

dalam rahim (Manuaba, I.B.G, 2002 hal 90).

Anemia dalam kehamilan merupakan salah satu masalah kesehatan yang

banyak dialami dan cukup tinggi yang berkisar antara 10-20% (Sarwono Prawiharjo,

2005 hal 450 ).

Menurut WHO kejadian anemia saat hamil berkisar antara 20% sampai 89%

dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di

Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. (Manuaba.I.B.G, hal 29 ).

Menurut sistem kesehatan nasional (SKN ) tahun 2001 angka anemia pada ibu

hamil sebesar 40%, kondisi ini mengatakan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia

bila di perkirakan pada tahun 2003-2010 prevalensi anemia masih tetap di atas 40%

maka angka kematian ibu sebanyak 18.000 pertahun yang disebabkan perdarahan

setelah melahirkan. Hal ini terlihat dari tingginya angka kematian ibu (AKI) di Asia

Tenggara pada tahun 2005 yaitu berkisar 290,8 per 100.000 kelahiran hidup. (anonim,

2010).

Dari hasil survey di Indonesia maka di ketahui angka kematian ibu (AKI) di

Indonesia saat ini berkisar antara 300-400 kematian ibu per 100.000kelahiran hidup.

Page 2: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

Angka kematian ibu di Indonesia menunjukkan masih buruknya tingkat kesehatan ibu

dan bayi baru lahir. (anonym,2010).

Berdasarkan dari data yang di peroleh di dinas propinsi Sulawesi tahun 2005,

anemia pada ibu hamil didapatkan 45.410 dari 104.271 ibu hamil yang memeriksakan

dirinya, yang terbagi atas ; anemia ringan sebanyak 42.043 orang (40,32%). Anemia

berat dengan sebanyak 3.467 orang (3,32%) dan tidak mengalami anemia sebanyak

58.761 orang (56,35%). Sedangkan data anemia dari hasil pencatatan rekam medik

tahun 2009 sekitar 1201 orang yang melakukan pemeriksaan ibu hamil di KIA RSU.

Haji Makassar yang terbagi atas ; Anemia ringan 31 orang (56,6%), Anemia sedang 22

orang (36,6%),Anemia berat 36 orang (10%) dan yang tidak mengalami anemia 1170

orang (93,36%).

Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian anemia ini adalah ; kurang gizi,

selain itu anemia pada ibu hamil disebabkan karena kehamilan berulang dalam waktu

singkat, cadangan zat besi ibu sebenarnya belum pulih, terkuras oleh keperluan janin

yang di kandung berikutnya.

Tingginya anemia yang menimpa ibu hamil memberikan dampak negative

terhadap janin yang di kandung dari ibu dalam kehamilan, persalinan maupun nifas

yang di antaranya akan lahir janin dengan berat badan lahir rendah (BBLR), partus

premature, abortus, pendarahan post partum, partus lama dan syok. Hal ini tersebut

berkaitan dengan banyak factor antara lain ; status gizi, umur, pendidikan, dan

pekerjaan ( Sarwono Prawirohardjo, 2005 hal. 450 ).

Karena masalah anemia pada anemia pada ibu hamil merupakan masalah

penting yang erat hubungannya dengan masalah mortalitas maternal, maka dianggap

Page 3: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

penting untuk dilakukannya suatu identifikasi mengenai gambaran karakteristik anemia

pada ibu hamil yang dibatasi pada masalah paritas dan status gizi.

B.   Rumusan Masalah

1.    Bagaimana gambaran Anemia pada ibu hamil menurut umur ibu hamil di Rumah Sakit

Umum Haji Makassar pada tahun 2009.

2.    Bagaimana gambaran Anemia pada ibu hamil menurut Paritas di Rumah Sakit Umum

Haji Makassar tahun 2009.

C.   Tujuan Penelitian

1.    Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran Anemia pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Haji

Makassar Tahun 2009.

2.    Tujuan Khusus

a.    Untuk memperoleh gambaran anemia pada ibu hamil menurut umur.

b.    Untuk memperoleh gambaran anemia pada ibu hamil menurut paritas.

D.   Manfaat Penelitian

1.    Manfaat Praktis

Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan

program bagi Instansi Depertemen khususnya Rumah Sakit (RSU) Haji Makassar

dalam menyusun program perencanaan berkaitan dengan upaya pencegahan anemia

pada ibu hamil.

2.    Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan memperkaya khasanah

ilmu pengetahuan dan bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.

3.    Manfaat bagi Peneliti

Page 4: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

Hasil penelitian ini merupakan pengalaman ilmiah yang dapat meningkatkan

pengetahuan dan menambah wawasan tentang anemia pada ibu hamil.

4.    Manfaat bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimamfaatkan sebagai informasi berharga

tentang anemia ibu hamil terutama dalam mengembangkan ilmu kebidanan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.   Tinjauan Tentang Anemia Pada Ibu Hamil

1.    Pengertian Anemia Menurut Para Ahli

a.    Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin di bawah 11 gr % pada

trismester I dan II atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr % pada trimester II

( Saifuddin. A. B. 2001 hal 281 ).

b.    Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana kadar hemoglobin kurang dari 10 gr /

100 ml ( Wiknjaksatro, 2002. Hal 405 ).

c.    Anemia adalah Kondisi dimana berkurangnya sel darah merah(eritrosit) dalam sirkulasi

darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai

pembawa oksigen keseluruh jaringan.(Wasnidar, 2007.hal 20).

d.    Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin atau sel darah merah < 11 gr % atau

suatu keadaan dengan junlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin

menurun (Maimunah 2005 ).

e.    Anemia adalah turunnya kadar hemoglobin < dari 12,0 g/100 ml darah pada wanita

yang tidak hamil dan kurang dari 10,0 g/100 ml darah pada wanita hamil (varney Helen,

2002 hal 152)

Page 5: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

2.    Patofisiologi

Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia).

Hypervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel darah

merah) yang berada dalam tubuh tetapi peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume

plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga member efek yaitu konsentrasi

hemoglobin berkurang dari 12 g/100 ml. (Sarwono,2002 hal 450-451).

Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan

peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah 18%-30% dan

hemoglobin 19%. Secara fisiologis hemodilusi untuk membantu meringankan kerja

jantung.

Hemodulusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada

kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil berkisar 11 gr% maka

dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu

akan menjadi 9,5-10 gr%.

3.    Klasifikasi Anemia dalam kehamilan

Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi

menjadi 4 kategori yaitu : (Manuaba I.B.G,1998.HAL 30)

Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal)

Hb 9-10 gr% Anemia ringan

Hb 7-8 gr% Anemia sedang

Hb <7 gr% Anemia berat

4.    Macam-macam anemia (Sarwono,2006.hal 451)

a.    Anemia Defisiensi Besi

Page 6: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia yang paling sering di jumpai yang di sebabkan karena kekurangan unsur zat

besi dalam makanan, karena gangguan absorpsi, kehilangan zat besi yang keluar dari

badan yang menyebabkan perdarahan.

b.    Anemia megaloblastik

Anemia karena defisiensi asam folik, jarang sekali karena defisiensi vitamin B Hal ini

erat hubungannya dengan defisiensi makanan.

c.    Anemia Hipoplastik

Disebabkan oleh karena sum-sum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru.

Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini diketahui dengan pasti,

kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar roentgen, racun dan obat-obatan.

d.    Anemia hemolotik

Disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari

pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil

maka anemianya biasa menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula pada kehamilan

menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita

anemia.menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita

anemia.

5.    Tanda dan Gejala Anemia ( Varney Helen, 2002, Hal. 152 )

Berkurangnya konsentrasi hemoglobin selama masa kehamilan mengakibatkan

suplay oksigen keseluruh jaringan tubuh berkurang sehingga menimbulkan tanda dan

gejala anemia secara umum, sebagai berikut :Lemah, mengantuk, pusing, lelah,

malaise, sakit kepala, nafsu makan turun, mual dan muntah, konsentrasi hilang dan

nafas pendek ( pada anemia yng parah ).

Page 7: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

Pada pemerikasaan tanda-tanda dan gejala anemia dapat meliputi : kulit pucat,

mukosa, gusi, dan kuku-kuku jari pucat, takikardi/murmut lambat ( pada anemia yang

parah ), rambut dan kuku rapuh ( pada anemia yang parah ) dan juga lidah licin ( pada

anemia yang parah ).

6.    Pengaruh Anemia pada Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Janin ( Manuaba, 1998. Hal.

31-32 ).

a.    Bahaya Anemia dalam Kehamilan

1.    Resiko terjadi abortus

2.    Persalinan permaturus

3.    Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim

4.    Mudah menjadi infeksi

5.    Ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr %)

6.    Mengancam jiwa dan kehidupan ibu

7.    Mola hidatidosa

8.    Hiperemesis gravidarum

9.    Perdarahan anterpartum

10. Ketuban pecah dini(KPD)

b.    Bahaya Anemia dalam Persalinan

1.      Gangguan kekuatan his

2.      Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar

3.      Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan

tindakan operasi kebidanan.

Page 8: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

4.      Kala tiga dapat di ikuti retensio placenta dan perdarahan post partum karena atonia

uteri.

5.      Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.

c.    Bahaya anemia dalam masa nifas

1.   Perdarahan post partum karena atonia uteri dan involusio uteri memudahkan infeksi

puerperium

2.   Pengeluaran ASI berkurang

3.   Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan

4.   Mudah terjadi infeksi mammae

d.      Bahaya anemia terhadap janin

Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai keutuhan dari ibunya, tetapi

dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolism tubuh sehingga menggangu

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi

gangguan dan bentuk :

1.   Abortus

2.   Terjadi kematian intra uteri

3.   Persalinan prematuritas tinggi

4.   Berat badan lahir rendah (BBLR)

5.   Kelahiran dengan anemia

6.   Dapat terjadi cacat bawaan

7.   Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal

8.   Intelengensi rendah, oleh karena kekurangan oksigen dan nutrisi yang menghambat

pertumbuhan janin

Page 9: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

6.      Diagnosa anemia

Diagnosa anemia dalam kehamilan dapat di tegakkan dengan :

a.  Anamnese

Pada anemnese akan didapatkan keluhan lelah, sering pusing, mata berkunang -

kunang dan keluhan mual, muntah lebih berat pada hamil muda. ( Manuaba, I.B.G,

1998,hal.30). Bila terdapat keluhan lemah, Nampak pucat, mudah pingsan,sementara

masih dalam batas normal, maka perlu dicurigai anemia defesiensi zat besi ( Saifuddin

A.B, 2002 hal.282 ).

b.  Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah Hb dan darah tepi akan memberikan kesan pertama. Pemeriksaan

Hb dengan Spektofotometri merupakan standar, kesulitan adalah alat ini hanya tersedia

di kota. Di Indonesia penyakit kronik seperti : malaria dan tuberculosis (TBC) masih

relatife sering dijumpai sehingga pemeriksaan khusus darah tepi dan sputum perlu

dilakukan. Dengan pemeriksaan khusus untuk membedakan dengan defisiensi asam

folat dan thalassemia. Pemeriksaan Mean Corpuscular Volume (MCV) penting untuk

menyingkirkan thalassemia. Bila terdapat batas MCV < 80 uL dan kadar ROW (red cell

distribution width) > 14% mencurigai akan penyakit ini kadar Hemoglobin Fetal (HbF)

>2% dan HbA2 yang abnormal akan menentukan jenis thalassemia.

7.      Pencegahan dan penanganan Anemia

a.  Pencegahan Anemia

Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan

sebelum hamil sehingga dapat di ketahui data dasar kesehatan ibu tersebut, dalam

Page 10: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

pemeriksaan kesehatan di sertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja

sehingga di ketahui adanya infeksiparasit. (Manuaba, I. B. G. 1998, hal.30)

b.  Penanganan pada Anemia sebagai berikut :

1.      Anemia Ringan

Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10 gr% masih di anggap ringan sehingga hanya

perlu di perlukan kombinasi 60 mg/hari zat besi dan 500 mg asam folat peroral sekali

sehari. ( Arisman, 2004 Hal. 150 – 151 ).

2.      Anemia Sedang

Pengobatan dapat di mulai dengan preparat besi feros 600-1000 mg/hari seperti sulfat

ferosus atau glukonas ferosus.

( Wiknjosastro, 2005 Hal. 452 ).

3.      Anemia Berat

Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg, 6 bulan selama hamil,

dilanjutkan sampai 3 bulan setelah melahirkan. ( Arisman, 2004 hal 153 ).

B.   Tinjauan Tentang Faktor yang Berhubungan dengan Anemia

1.    Umur

Umur ibu adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan sampai ibu tersebut hamil.

Ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi pada masa

kehamilan diantaranya adalah umur ibu pada saat hamil. Jika umur ibu terlalu muda

yaitu usia kurang dari 20 tahun, secara fisik dan panggul belum berkembang optimal

sehingga dapat mengakibatkan resiko kesakitan dan kematian pada masa kehamilan,

dimana pada usia kurang dari 20 tahun ibu takut terjadi perubahan pada postur

tubuhnya atau takut gemuk. Ibu cenderung mengurangi makan sehingga asupan gizi

Page 11: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

termasuk asupan zat besi kurang yang berakibat bisa terjadi anemia. Sedangkan pada

usia di ats 35 tahun, kondisi kesehatan ibu mulai menurun, fungsi rahim mulai menurun,

serta meningkatkan komplikasi medis pada kehamilan sampai persalinan (Anonim,

2010).

2.    Paritas

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah di alami oleh ibu baik lahir

hidup maupun lahir mati. Paritas 1-3 merupakan paritas I paling aman di tinjau dari

sudut kematian maternal paritas I dan parits tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka

kematian lebih tinggi. Resiko pada paritas 1 dapat di kurangi atau di cegah dengan

keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak

direncanakan. ( Sarwono, 1999, Hal. 23 ).

Setelah kehamilan yang ketiga resiko anemia (kurang darah) meningkat. Hal di

sebabkan karena pada kehamilan yang berulang menimbulkan kerusakan pada

pembuluh darah dan dinding uterus yang biasanya mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke

janin.

3.    Status Gizi Ibu Hamil

Anemia merupakan salah satu masalah utama penyebab angka kematian

ibu di Indonesia dan sering terjadi pada ibu hamil. Biasanya Anemia di temukan pada

wania hamil yang jarang mengkonsumsi sayuran segar, khususnya jenis daun-daunan

hiaju yang mentah ataupun makanan yang kandungan protein hewani.

Status gizi dinilai berdasarkan perhitungan Antropometri WHO NCHS

( National Center Of Health Statistic ), yaitu pengukuran dan berbagai dimensi fisik

tubuh seperti barat terhadap umur (BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U) dan berat

Page 12: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

badan terhadap tinggi badan terhadap tinggi badan (BB/TB) dan di kelompokkan.

Menurut klasifikasi Departemen Kesehatan Indonesia menjadi gizi buruk (BB/U < 60 %),

gizi kurang (BB/U 60-80%) dan gizi lebih (BB/U > 110%).

Ibu hamil memerlukan jumlah zat gizi yang relative besar. Hal ini berkaitan

dengan pertumbuhan janin di dalam kandungan. Peningkatan kebutuhan zat gizi ini

terutama berupa vitamin B1, (Thiamin), Vitami E2 (Riboflapin), Vitamin A,D dan B1,

Mineral,La, dan Fe.

Kondisi gizi dan komsumsi ibu hamil yang kurang akan menyebabkan

anemia dan berpengaruh terhadap kondisi janin dan bayi yang di lahirkan. Kekurangan

gizi pada saat hamil akan menimbulkan berbagai kesulitan. Oleh karena itu, kecukupan

gizi yang dianjurkan bayi ibu hamil harus dapat terpenuhi. ( Hadju Veni, 2004 hal 11 ).

BAB III

KERANGKA KONSEPSIAL

A.       Dasar Pola Pikir Variabel Penelitian

Anemia pada ibu hamil di samping di sebabkan karena kemiskinan di mana

asupan gizi sangat kurang, juga dapat di sebabkan karena ketimpangan gender dan

adanya ketidaktahuan tentang pola makan yang benar. Ibu hamil memerlukan banyak

zat gizi untuk memenuhi kebutuhan tubuh pada diri dan janinnya.

Kekurangan zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb), di mana zat

besi sebagai salah satu unsur pembentuknya. Hemoglobin berfungsi sebagai pengikat

oksigen yang sangat di butuhkan untuk metabolisme sel.

Page 13: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

Kekurangan hemoglobin dapat menyebabkan metabolisme tubuh dan sel saraf

tidak bekerja secara optimal, menyebabkan pula penurunan percepatan infuls saraf,

mengacaukan system reseptordopamine. (Wasnidar, 2007. Hal 2).

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yang membatasi pada kejadian anemia

berdasarkan umur dan paritas ibu untuk memudahkan pemahaman maka di uraikan

sebagai berikut:

1.    Umur Ibu

Umur ibu adalah lama waktu hidup atau sejak di lahirkan sampai ibu tersebut hamil.

Ada banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi di antaranya

adalah umur ibu pada saat hamil. Jika ibu terlalu muda yaitu usia kurang dari 20 tahun,

secara fisik dan panggul belum berkembang optimal sehingga dapat mengakibatkan

risiko kesakitan dan kematian pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Secara

mental ibu belum siap menghadapi segala perubahan pada kehamilan, dimana dalam

usia kurang dari 20 tahun ibu takut terjadi perubahan pada postur tubuhnya atau takut

gemuk, sehingga cenderung mengurangi makan sehingga asupan gizi termasuk

asupan zat besi kurang yang berakibat biasa terjadi anemia. Sedangkan pada usia

diatas 35 tahun, kondisi kesehatan ibu mulai menurun serta meningkatkan komplikasi

medis pada kehamilan termasuk anemia, (Anonim,2010)

2.    Paritas

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami wanita tanpa memperhatikan

hasil konsepsi tersebut hidyup atau mati. Paritas 2 sampai 3 merupakan paritas yang

paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan lebih dari 3 memiliki

Page 14: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

angka kematian lebih tinggi. Propil ibu yang meninggal saat atau sesaat setelah

melahirkan antara lain disebabkan oleh tingginya paritas yaitu telah mempunyai anak

sebanyak 4 orang atau lebih. (Winkjosastro,2007.hal 23).

B.   Pola Pikir Variabel Penelitian

Umur Ibu

Berdasarkan kerangka konsep tersebut maka di susunlah pola pikir variabel yang di teliti :ParitasStatus GiziJarak kehamilanAnemia pada ibu hamil

Keterangan :Variabel indevenden

Variabel yang tidak diteliti Variabel dependen

A.   Defenisi Operasional

1.    Anemia ibu hamil

Anemia keadaan yang menunjukkan kadar hemoglobin ibu hamil yang di periksa di

puskesmas Bara-barayya kurang dari 11 gr % berdasarkan hasil pemeriksaan Hb yang

menggunakan alat asli atau berdasarkan diagnosis oleh dokter dari bidan yang tercatat

dalam buku register KIA, yang dikategorikan kedalam anemia ringan, anemia sedang

anemia berat

2.    Umur

Umur ibu dalam penelitian ini adalah lama waktu hidup atau sejak di lahirkan sampai

pada saat ibu tersebut hamil tercatat dalam laporan rekam medik Rumah Sakit Umum

Haji Makassar.

Page 15: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

Kriteria Objektif.

Resiko Tinggi : jika umur ibu < 20 tahun dan 35 tahun

Resiko rendah : jika umur ibu 20 – 35 tahun

3.    Paritas

Paritas adalah frekuensi kehamilan dan persalinan yang pernah di alami ibu dengan

umur kehamilan lebih dari 28 minggu dengan berat janin mencapai 1000gram,

termasuk kehamilan sekarang dengan criteria :

a.    Resiko tinggi, bila frekuensi kehamilan dan melahirkan >3 kali

b.    Resiko rendah, bila frekuensi kehamilan dan melahirkan 1 – 3 kali.

4.    Status gizi adalah keadaan individu atau kelompok yang di tentukan oleh derajat lebih

fisik akan energi dan zat gizi lainnya yang di peroleh dari pangan dan makanan dan

dampak fisiknya dapat di ukur menurut buku Nutritional Center Health Statistik (NCHS)

dengan indikator BB/TB pada bumil yang di layani di Rumah sakit (RSU) Haji Makassar.

a.    Kurang bila hasil pengukuran BB/TB (IMT) mencapai <19,8 kg/m

b.    Cukup, bila hasil pengukuran BB/TB (IMT) mencapai 19,6 kg/m sampai 26 kg/m

BAB IV

METODE PENELITIAN

A.   Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif bertujuan untuk memperoleh

informasi mengenai gambaran karakterisitik anemia pada ibu hamil yang berkunjung ke

Rumah Sakit Umum Haji Makassar Tahun 2009.

B.   Waktu dan Lokasi Penelitian

Page 16: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

a.    Waktu penelitian

Penelitian di laksanakan di Rumah Sakit Umum Haji Makassar 08 Mei s/d 30 Juni 2010.

b.    Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Haji Makassar

C.   Populasi dan sampel

        1.    Populasi

Populasi penelitian adalah semua ibu hamil yang di layani di Rumah Sakit Umum Haji

Makassar Tahun 2009.

        2.    Sampel

Sampel dalam penelitian adalah semua ibu hamil yang menderita Anemia di Rumah

Sakit Umum haji Makassar.

D.   Cara Pengambilan Sampel

Sampel yang diambil dengan cara total sampling, yaitu semua ibu hamil yang

menderita anemia yang tercantum didalam buku register.

E.   Jenis Data Dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data adalah data sekunder yang di kumpulkan dari register pasien dengan

bantuan cek list.

F.    Pengolahan dan Penyajian Data

Pengolahan dan penyajian data dengan cara menetukan presentase dengan

menggunakan kalkulator, kemudian disajikan dalam bentuk presentase dengan

menggunakan rumus :

FP = -------------------- x 100%

Page 17: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

NDimana :

P = Persentase yang dicari

F = Frekuensi

N = Jumlah Sampel

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.   Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di Rumah Sakit Umum Haji Makassar,

seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Rumah Sakit Umum Haji

Makassar berjumlah 1201 orang dan yang menjadi sampel adalah semua ibu hamil

yang menderita anemia ringan sebanyak 31 orang, selengkapnya di gambarkan pada

tabel berikut ini :

1.    Karakteristik Anemia ibu hamil

Table 1 : Karakteristik Kejadian Anemia pada ibu Hamil di Rumah Sakit Umum Haji Makassar Tahun 2009.

Sumber : Data sekunder dari Rumah Sakit Umum Haji Makassar 2009Dari data tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 1201 ibu yang hamil di periksa di

RSU. Haji Makassar di dapatkan ibu hamil yang anemia ringan 31 orang atau

2,58%,sementara ibu hamil yang tidak anemia sebanyak 1170 orang atau 97,42%.

Kejadian Frekuensi Persen(%)

Anemia ringan

Tidak anemia

31

1170

2,58%

97,42%

Jumlah 1201 100%

Page 18: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

2.    Karakteristik Anemia menurut Umur

Tabel 2 : Karakteristik kejadian anemia ringan pada ibu hamil menurut Paritas di Rumah Sakit Umum Haji Makassar Tahun 2009.

Sumber : Data sekunder dari Rumah Sakit Umum Haji Makassar 2009

Dari data tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa dari 31 ibu hamil yang anemia

ringan dan di layani di Rumah Sakit Umum Haji di dapatkan pada kelompok Resiko

tinggi <20 tahun >35 tahun sebanyak 4 ibu hamil (12,91%) dan Resiko rendah 20 – 35

tahun sebanyak 27 ibu hamil (87,09%).

3.    Karakteristik Anemia Menurut Paritas

Tabel 3: Karakteristik kejadian anemia ringan pada ibu hamil menurut Paritas di Rumah Sakit Umum Haji Makassar Tahun 2009.

Status Frekuensi Persen(%)

Resiko tinggi paritas 1 dan >3

Resiko rendah 2 -3 paritas

15

16

48,39%

51,61%

Jumlah 31 100

Sumber : Data sekunder dari Rumah Sakit Umum Haji Makassar 2009Dari tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa 1201 ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan antenatal di Rumah Sakit umum Haji Makassar di dapatkan pada

kelompok paritas 1 dan >3 sebanyak 15 ibu hamil ( 48,39%) sementara dari ibu hamil

anemia dengan paritas

2 – 3 kali sebanyak 16 (51,61%)

B.   Pembahasan

Umur Frekuensi Persen(%)

Resiko tinggi < 20 tahun > 35 tahun

Resiko rendah 20 – 35 tahun

4

27

12,91%87,09%

Jumlah 31 100

Page 19: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

Setelah melakukan penelitian gambaran karakteristik anemia ringan pada ibu

hamil di Rumah Sakit Umum Haji Makassar, maka hasil penelitian menunjukkan bahwa

1201 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal dipoli KIA Rumah Sakit Umum

Haji Makassar terdapat 31 ibu hamil (2,58%) menderita anemia Ringan.

Hasil analisa pada table di atas selanjutnya dapat di gambarkan karakteristik

anemia pada ibu hamil berdasarkan dua faktor yang menjadi variable independen

melalui pembahasan berikut:

1.    Umur ibu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian anemia ternyata paling tinggi pada

kelompok umur 20 -35 tahun yaitu 27 ibu hamil (87,09%), dan terendah pada kelompok

pada kelompok umur <20 tahun dan >35 tahun sebanyak 31 ibu hamil (2,58%). Pada

table 2.

Secara umum kemungkinan terjadi anemia kemungkinan terjadi anemia bisa pada

usia berapa pun ibu tersebut hamil. Usia reproduksi yang sehat bagi seorang wanita

untuk hamil dan melahirkan yaitu 20 -35 tahun, karena pada usia ini alat-alat reproduksi

sudah cukup matang dan siap untuk proses kehamilan dan persalinan.pada umur ibu

yang kurang dari 20 tahun merupakan resiko tinggi karena selain alat reproduksi belum

siap untuk menerima hasil konsepsi, secara psikologis belum cukup dewasa untuk

menjadi seorang ibu, sedangkan pada umur di atas 35 tahun merupakan umur resiko

tinggi karena alat-alat reproduksi telah mengalami kemunduran fungsinyaberupa

elastisitas otot-otot panggul dan sekitar organ-organ reproduksi lainnya.

2.    Paritas

Page 20: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 31 ibu hamil anemia ringan yang

Mi9oelakukan pemeriksaan antenatal di poli KIA di Rumah Sakit Umum Haji Makassar,

lebih banyak di dapatkan ibu hamil anemia paritas 1 dan >3 sebanyak 15 (48,39).

Sedangkan paritas 2 – 3 sebanyak 16 (51,61%). Pada table 3.

Hasil penelitian sesuai dengan teori bahwa pada ibu hamil dengan paritas 1 dan >3

resiko anemia lebih tinggi bila di banding pada paritas 2-3. Paritas 1 dan paritas >3

mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. (Prawirohardjo,2007. Hal 23).

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A.   Kesimpulan

Dari hasil penelitian distribusi Anemia Ringan pada ibu hamil terhadap Umur ibu dan

Paritas di Rumah Sakit Umum Haji Makassar, setelah data di olah dan di bahas maka

penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1.    Gambaran kejadian Anemia pada ibu hamil terbanyak pada resiko rendah.

2.    Gambaran kejadian Anemia pada ibu hamil terbanyak pada Paritas rendah.

B.    Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diatas, maka disarankan :

1.    Melakukan penyuluhan tentang pentingnya pendewasaan kehamilan karena telah benar

didapatkan pada ibu dengan usia <20 dan >35 tahun cukup beresiko untuk terjadinya

Anemia yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kehamilan.

2.    Pada ibu hamil trimester 2 dan 3 perlu perhatikan khusus dalam pemberian Fe untuk

mengimbangi terjadinya hemodilusi.

Page 21: Makalah Anemia Pada Ibu Hamil

3.    Khusus pada ibu hamil dengan paritas >4 sebaiknya mengikuti program Keluarga

berencana untuk meningkatkan kesehatan reproduksi pada ibu, guna mencegah

terjadinya anemia yang secara tidak langsung dapat menimbulkan berbagai komplikasi.

4.    Pada petugas kesehatan, perlu penyampaian khusus pada ibu hamil bagaimana cara

pengolahan makanan yang baik agar zat gizi yang terkandung dalam makanan tetap

terjaga. anemiapadaibuhamil.blogspot.com