Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana...

35
152 BAB V PEMBAHASAN A. Rekapitulasi Hasil Temuan Penelitian Berdasarkan paparan data pada bab sebelumnya (bab IV) tentang Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen manajemen sarana dan prasarana pendidikan tersebut. Untuk mempermudah pembahasan terlebih dahulu disusun dalam bentuk rekapitulasi sebagai berikut: Tabel 5.1. Rekapitulasi Hasil Penelitian No Variabel yang diteliti A Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan 1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan - Dilakukan Rapat Tim Perencanaan - Dilakukan Rapat Tim Perencanaan - Dilakukan Rapat Tim Perencanaan - Rapat Hanya Melibatkan Pihak- Pihak Terkait, Tenaga Pendidik dan Kependidikan Cukup Diwakilkan oleh Wakamad Sarpras - Rapat Pengadaan Melibatkan Semua Pihak Termasuk Tenaga Pendidik dan Kependidikan - Rapat Pengadaan Melibatkan Semua Pihak Termasuk Tenaga Pendidik dan Kependidikan - Menggunakan Skala Prioritas - Menggunakan Skala Prioritas - Menggunakan Skala Prioritas - PPK dijabat oleh Kepala Madrasah - PPK dijabat oleh Kepala Madrasah - PPK dijabat oleh Kepala Madrasah - Kepala Madrasah sebagai PPK Tidak Memiliki Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah - Kepala Madrasah sebagai PPK Tidak Memiliki Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah - Kepala Madrasah sebagai PPK Memiliki Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah MIN Model Martapura MIN Model Tambak Sirang Gambut MTsN Model Martapura

Transcript of Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana...

Page 1: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

152

BAB V

PEMBAHASAN

A. Rekapitulasi Hasil Temuan Penelitian

Berdasarkan paparan data pada bab sebelumnya (bab IV) tentang

Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di

Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen manajemen sarana dan

prasarana pendidikan tersebut. Untuk mempermudah pembahasan terlebih dahulu

disusun dalam bentuk rekapitulasi sebagai berikut:

Tabel 5.1. Rekapitulasi Hasil Penelitian

No Variabel yang diteliti

A Manajemen Sarana

dan Prasarana

Pendidikan

1 Pengadaan Sarana

dan Prasarana

Pendidikan

- Dilakukan Rapat

Tim Perencanaan

- Dilakukan Rapat

Tim Perencanaan

- Dilakukan Rapat

Tim Perencanaan

- Rapat Hanya

Melibatkan Pihak-

Pihak Terkait,

Tenaga Pendidik dan

Kependidikan Cukup

Diwakilkan oleh

Wakamad Sarpras

- Rapat Pengadaan

Melibatkan Semua

Pihak Termasuk

Tenaga Pendidik

dan Kependidikan

- Rapat Pengadaan

Melibatkan Semua

Pihak Termasuk

Tenaga Pendidik

dan Kependidikan

- Menggunakan Skala

Prioritas

- Menggunakan Skala

Prioritas

- Menggunakan

Skala Prioritas

- PPK dijabat oleh

Kepala Madrasah

- PPK dijabat oleh

Kepala Madrasah

- PPK dijabat oleh

Kepala Madrasah

- Kepala Madrasah

sebagai PPK Tidak

Memiliki Sertifikasi

Keahlian Pengadaan

Barang dan Jasa

Pemerintah

- Kepala Madrasah

sebagai PPK Tidak

Memiliki Sertifikasi

Keahlian

Pengadaan Barang

dan Jasa

Pemerintah

- Kepala Madrasah

sebagai PPK

Memiliki

Sertifikasi Keahlian

Pengadaan Barang

dan Jasa

Pemerintah

MIN Model

Martapura

MIN Model Tambak

Sirang Gambut

MTsN Model

Martapura

Page 2: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

153

Lanjutan Tabel 5.1. Rekapitulasi Hasil Penelitian

No Variabel yang diteliti

- Pejabat Pengadaan

dari Luar Madrasah

- Pejabat Pengadaan

dari luar madrasah

- Memiliki pejabat

pengadaan

- Pejabat Pengadaan

Memiliki Sertifikat

Keahlian

Pengadaan Barang

dan Jasa

Pemerintah

- Anggaran untuk

Pengadaan Sarana

dan Prasarana

Pendidikan

Dialokasikan pada

Dana BOS Sebesar

23% (DIPA 72%

Belanja Pegawai)

- Anggaran untuk

Pengadaan Sarana

dan Prasarana

Pendidikan

dialokasikan pada

dana DIPA sebesar

11% (DIPA 60%

Belanja Pegawai)

- Anggaran untuk

Pengadaan Sarana

dan Prasarana

Pendidikan

dialokasikan pada

dana BOS sebesar

15,4% (DIPA 70%

Belanja Pegawai)

Permasalahan yang

Dihadapi Adalah

Keterbatasan Dana

yang Dimiliki untuk

Pengadaan Sarana

dan Prasarana

Pendidikan

- Permasalahan yang

Dihadapi Adalah

Keterbatasan Dana

yang Dimiliki untuk

Pengadaan Sarana

dan Prasarana

Pendidikan

- Permasalahan yang

Dihadapi Adalah

Keterbatasan Dana

yang Dimiliki

untuk Pengadaan

Sarana dan

Prasarana

Pendidikan

2 Pendistribusian

Sarana dan Prasarana

Pendidikan

- Pendistribusian

Barang Inventaris

Dilakukan Setelah

Proses

Pengadministrasian

Selesai

- Pendistribusian

Barang Inventaris

Dilakukan Setelah

Proses

Pengadministrasian

Selesai

- Pendistribusian

Barang Inventaris

Dilakukan Setelah

Proses

Pengadministrasian

Selesai- Barang Pakai Habis

Didistribusikan

Sesuai Keperluan

dan Sisanya

Disimpan Sebagai

Stok Persediaan

- Barang Pakai Habis

Didistribusikan

Sesuai Keperluan

dan Sisanya

Disimpan Sebagai

Stok Persediaan

- Barang Pakai Habis

Didistribusikan

Sesuai Keperluan

dan Sisanya

Disimpan Sebagai

Stok Persediaan

- Sudah Menggunakan

Aplikasi Sistem

Persediaan

- Sudah

Menggunakan

Aplikasi Sistem

Persediaan

- Sudah

Menggunakan

Aplikasi Sistem

Persediaan- Tidak Ada Kendala

yang Berarti

- Kurangnya Tenaga

Tata Usaha untuk

Mengoperasikan

Aplikasi Sistem

Persediaan

- Tidak Ada Kendala

yang Berarti

MIN Model

Martapura

MIN Model Tambak

Sirang Gambut

MTsN Model

Martapura

Page 3: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

154

Lanjutan Tabel 5.1. Rekapitulasi Hasil Penelitian

No Variabel yang diteliti

3 Penggunaan dan

Pemeliharaan Sarana

dan Prasarana

Pendidikan

- Melaksanakan

Pemeliharaan yang

Bersifat Pengecekan,

Pencegahan,Pemelih

araan Ringan dan

Pemeliharaan Berat

- Melaksanakan

Pemeliharaan yang

Bersifat

Pengecekan,

Pencegahan,Pemeli

haraan Ringan dan

Pemeliharaan Berat

- Melaksanakan

Pemeliharaan yang

Bersifat

Pengecekan,

Pencegahan,Pemeli

haraan Ringan dan

Pemeliharaan Berat

- Anggaran untuk

Pemeliharaan Sarana

dan Prasarana

Pendidikan Bersal

dari Dana BOS

Sebesar 16,5%

- Anggaran untuk

Pemeliharaan

Sarana dan

Prasarana

Pendidikan Bersal

dari Dana BOS

Sebesar 20%

- Anggaran untuk

Pemeliharaan

Sarana dan

Prasarana

Pendidikan Bersal

dari Dana BOS

Sebesar 12,6%- Yang

Bertanggungjawab

Terhadap Barang

Inventaris Bila

Terjadi Kerusakan

Adalah Pihak

Madrasah

- Yang

Bertanggungjawab

Terhadap Barang

Inventaris Bila

Terjadi Kerusakan

Adalah Pihak

Madrasah

- Yang

Bertanggungjawab

Terhadap Barang

Inventaris Bila

Terjadi Kerusakan

Adalah Pihak

Madrasah

- Guru

Memaksimalkan

Penggunaan Sarana

dan Prasarana yang

Ada

- Guru

Memaksimalkan

Penggunaan Sarana

dan Prasarana yang

Ada

- Sebagian Guru

Memaksimalkan

Penggunaan Sarana

dan Prasarana yang

Ada

- Pemeliharaan

Dilakukan Bersama-

Sama oleh Siswa

untuk Ruang Belajar

dan Sekitarnya,

Sedangkan untuk

Ruangan Lainnya

Dipelihara oleh

Petugas Khusus

- Pemeliharaan

Dilakukan Bersama-

Sama oleh Siswa

untuk Ruang

Belajar dan

Sekitarnya,

Sedangkan untuk

Ruangan Lainnya

Dipelihara oleh

Petugas Khusus

- Pemeliharaan

Dilakukan Bersama-

Sama oleh Siswa

untuk Ruang

Belajar dan

Sekitarnya,

Sedangkan untuk

Ruangan Lainnya

Dipelihara oleh

Petugas Khusus

- Kendala dalam

Penggunaan:

Kurangnya Media

Pembelajaran yang

Dimiliki Madrasah

- Kendala dalam

Penggunaan:

Kurangnya Media

Pembelajaran yang

Dimiliki Madrasah

- Kendala dalam

Penggunaan: Hanya

Sebagian Guru

yang

Memaksimalkan

Penggunaan Media

Pembelajaran

MIN Model

Martapura

MIN Model Tambak

Sirang Gambut

MTsN Model

Martapura

Page 4: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

155

Lanjutan Tabel 5.1. Rekapitulasi Hasil Penelitian

No Variabel yang diteliti

- Kendala dalam

Pemeliharaan:

Kurangnya

Pemahaman Tenaga

Pendidik dan

Kependidikan

tentang Perannya

dalam Pemeliharaan

Sarana dan

Prasarana

Pendidikan di

Madrasah

- Kendala dalam

Pemeliharaan:

Anggaran

Pemeliharaan Tidak

Sebanding dengan

Jumlah Sarana dan

Prasarana yang

Akan Dipelihara

- Kendala dalam

Pemeliharaan:

Anggaran

Pemeliharaan

Tidak Terbatas,

Bila Mendesak

Melibatkan

Orangtua Siswa

Melalui Komite

Madrasah

4 Penginventarisasian

Sarana dan Prasarana

Pendidikan

- Menggunakan

Aplikasi SIMAK-

BMN

- Menggunakan

Aplikasi SIMAK-

BMN

- Menggunakan

Aplikasi SIMAK-

BMN

- Pihak yang

Dilibatkan Dalam

Inventarisasi Barang

adalah Kepala

Madrasah, Wakamad

Sarpras, Kepala

TU,Operator

SIMAK-BMN, Wali

Kelas dan Pengelola

Ruangan

- Pihak yang

Dilibatkan Dalam

Inventarisasi

Barang adalah

Kepala Madrasah,

Kepala TU,

Bendahara,

Operator SIMAK-

BMN, Wali Kelas

dan Pengelola

Ruangan

- Pihak yang

Dilibatkan Dalam

Inventarisasi

Barang adalah

Kepala Madrasah,

Wakamad Sarpras,

Kepala

TU,Operator

SIMAK-BMN,

Wali Kelas dan

Pengelola Ruangan

- Dokumen Inventaris

Lengkap dan Sesuai

dengan Prosedur

- Dokumen Inventaris

Lengkap dan Sesuai

dengan Prosedur

- Dokumen

Inventaris Lengkap

dan Sesuai dengan

Prosedur

- Memenuhi Standar

Kelengkapan Sarana

dan Prasarana

Berdasarkan

Permendiknas RI

No. 24 Tahun 2007

- Memenuhi Standar

Kelengkapan

Sarana dan

Prasarana

Berdasarkan

Permendiknas RI

No. 24 Tahun 2007

- Memenuhi Standar

Kelengkapan

Sarana dan

Prasarana

Berdasarkan

Permendiknas RI

No. 24 Tahun 2007

- Hasil Observasi:

MIN Model

Martapura Memiliki

DIR pada Tiap

Ruangan, DIR di

MIN Model

Martapura Unit

Indrasari Memiliki

Bingkai, DIR di

MIN Model

Martapura Unit

Tanjung Rema

dengan Laminating

- Hasil Observasi:

Mempunyai DIR

pada Tiap Ruangan

- Hasil Observasi:

Tiap Ruangan

Terdapat KIR dan

Diberikan Pigura

MIN Model

Martapura

MIN Model Tambak

Sirang Gambut

MTsN Model

Martapura

Page 5: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

156

Lanjutan Tabel 5.1. Rekapitulasi Hasil Penelitian

No Variabel yang diteliti

- Hasil Observasi:

Pemberian Kode

Barang dengan Cat

Filok dan Stiker

- Hasil Observasi;

Tidak Sesuai antara

Jumlah Barang

yang Ada di

Ruangan dengan

yang Ada di DIR

- Hasil Observasi:

Ada Beberapa

Barang di Ruangan

yang Tidak

Terdaftar pada DIR

dengan Alasan

akan Dilakukan

Penghapusan

- Beberapa Kode

Barang Rusak

- Hasil Observasi:

Kode Inventaris

Barang Tertukar

- Kendala: Terdapat

Beberapa Barang

Inventaris Milik

Madrasah yang

Dibawa oleh Tenaga

Pendidik dan Tenaga

Kependidikan yang

Sudah Pindah Tugas

- Kendala:

Kurangnya

Pengetahuan

Mengenai Prosedur

Inventarisasi

Barang

- Kendala: Kode

Inventaris Barang

Rusak

- Kendala: Banyaknya

Stiker Kode

Inventaris Barang

yang Rusak ataupun

Hilang

- Kendala: Tidak Ada

Wakamad Sarpras

Sehingga

Tanggungjawab

Dilimpahkan

Kepada Bagian

Tata Usaha

- Kendala: Wali

Kelas dan Kepala

Ruangan Tidak

Melaporkan Bila

Terjadi Perubahan

DIR

- Kendala:

Kekurangan Tenaga

di Bagian Tata

Usaha

- Kendala: Barang

Inventaris untuk

Keperluan Pribadi

- Kendala: Belum

Terpasangnya

Koneksi Internet

5 Penghapusan Sarana

dan Prasarana

Pendidikan

- Tidak Pernah

Melakukan

Penghapusan Resmi

- Tidak Pernah

Melakukan

Penghapusan Resmi

- Tidak Pernah

Melakukan

Penghapusan

ResmiB Peran Kepala

Madrasah dalam

Manajemen Sarana

dan Prasarana

Pendidikan

1 Peran Kepala

Madrasah

- Peran: Innovator,

Motivator, Arbitrator

and Mediator dan

Controller of Internal

Relationship

- Peran: Ideologist

(Pencipta)

- Peran: Idiologist,

Planner dan

Executive

MIN Model

Martapura

MIN Model Tambak

Sirang Gambut

MTsN Model

Martapura

Page 6: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

157

Lanjutan Tabel 5.1. Rekapitulasi Hasil Penelitian

No Variabel yang diteliti

- Evalusi: Observasi

Secara Langsung

- Evaluasi: Supervisi

Kelas dan

Mempelajari Forto

Folio

- Evaluasi:

Pengamatan

Langsung, Rapat

Rutin,

Mempersentasi-kan

Kontrak Kerja

MIN Model

Martapura

MIN Model Tambak

Sirang Gambut

MTsN Model

Martapura

Berikut hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelima aspek manajemen

sarana dan prasarana pendidikan yang terdiri dari pengadaan, pendistribusian,

penggunaan dan pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan, termasuk

didalamnya peran Kepala Madrasah dalam pelaksanaan manajemen sarana dan

prasarana pendidikan tersebut.

B. Analisis Temuan Penelitian

1. Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri

Model di Kabupaten Banjar

a. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan pada ketiga Madrasah yang

dijadikan objek pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan teori yang ada, kalau

pada teori langkah pertama dalam proses pengadaan adalah melakukan

perencanaan untuk memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan atau program-

program yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk mencapai

tujuan tertentu, demikian juga yang dilakukan ketiga madrasah pada objek

penelitian ini.

Sebagaimana disebutkan MIN Model Martapura dalam menentukan

pengadaan kebutuhan terlebih dahulu mengadakan rapat dengan unsur yang

terkait langsung sebagai pelaksana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan,

Page 7: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

158

seperti Kepala Madrasah, Wakil Kepala Madrasah Bidang Sarana dan Prasarana,

Kepala Tata Usaha dan Bendahara, sekaligus membentuk panitia pengadaan,

dalam rapat dibicarakan pengadaan sarana dan prasarana pada tahun berjalan dan

rencana pengadaan untuk tahun yang akan datang. Dalam pelaksanaan rapat ini

Kepala Madrasah tidak melibatkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

lainnya, namun mereka dilibatkan secara tidak langsung dengan menyampaikan

masukan melalui Wakil Kepala Madrasah Bidang sarana dan Prasarana karena

beliau juga merupakan bagian dari dewan guru. Ini merupakan strategi dari

Kepala Madrasah agar pelaksanaan rapat tidak mengganggu proses belajar-

mengajar di MIN Model Martapura dikarenakan MIN Model Martapura memiliki

dua unit madrasah yang letaknya cukup berjauhan, dan bila diadakan rapat pada

satu tempat dengan melibatkan semua tenaga pendidik dan kependidikan akan

mengganggu proses belajar-mengajar di madrasah itu sendiri. Rapat juga

dilakukan secara rutin pada tiap triwulan untuk melakukan evaluasi kegiatan (lihat

w.1).

Lebih lanjut MIN Model Martapura dalam pengadaan menitik beratkan

pada skal prioritas, adapun pertimbangan yang digunakan adalah manfaat

penyediaan sarana dan prasarana serta cara pengadaan. Skala prioritas yaitu

derajat kepentingan dari pengadaan sarana tersebut, dimulai dari yang paling

penting sampai yang kurang penting.dan juga sumber dana dan besar dana yang

dibutuhkan untuk memenuhi sarana dan prasarana pendidikan tersebut. (lihat

w.2).

MIN Model Tambak Sirang Gambut dalam menentuakan rencana

pengadaan sarana dan prasarana pendidikan juga melakukan rapat dengan unsur

Page 8: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

159

yang terkait dengan sarana dan prasarana, yaitu Kepala Madrasah, Kepala Tata

Usaha, Bendahara, tenaga pendidik dan kependidikan. MIN Model Tambak

Sirang Gambut tidak memiliki Wakil Kepala Madrasah Bidang Sarana dan

Prasarana Pendidikan, oleh karena itu tugas dan wewenang diserahkan pada

Kepala Tata Usaha. Dalam rapat dibahas mengenai sarana dan prasarana yang

diperlukan dalam tahun berjalan dan untuk tahun yang akan datang. Pada MIN

Model Tambak Sirang Gambut pengadaan diutamakan pada keperluan yang

memang benar-benar diprioritaskan/diutamakan karena MIN Model Tambak

Sirang Gambut memiliki keterbatasan dana. (lihat w.25).

Begitu juga dengan MTsN Model Martapura dalam menentukan

pengadaan kebutuhan terlebih dahulu diadakan rapat dengan unsur yang terkait,

rapat dilakukan bertahap, tahap pertama dilakukan oleh pihak yang terkait

langsung sebagai pelaksana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan seperti

Kepala Madrasah, Wakil Kepala Madrasah Bidang Sarana dan Prasarana, Kepala

Tata Usaha dan bendahara pengeluaran. Kemudian pada rapat lanjutan selain

pihak yang disebutkan tadi juga dilibatkan para wali kelas dan dewan guru yang

kemudian membahas mengenai rumusan hasil rapat pendahuluan yang dilakukan

sebelumnya yang sekaligus juga meminta masukan dari wali kelas dan para dewan

guru untuk mengajukan usulan pengadaan karena mereka merupakan ujung

tombak pelaksanaan belajar-mengajar yang mengerti bagaimana situasi pada saat

proses belajar-mengajar berlangsung. (lihat w. 46).

Lebih lanjut di MTsN Model Martapura dalam menentukan skala prioritas

pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan dengan cara menanyakan

kepada guru yang mengajukan usul, bagaimana kondisi sarana yang lama, apakah

Page 9: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

160

sarana yang diusulkan tersebut bisa digantikan dengan sarana lain yang sudah ada,

ataukah sarana dan prasarana tersebut benar-benar mendesak, penting bagi proses

belajar-mengajar dan tidak bisa digantikan dengan sarana lain yang sudah ada.

Bila diketahui sarana lama benar-benar sudah tidak bisa dipakai lagi, dan

kegunaannya sangat penting guna menunjang proses belajar-mengajar barulah

usulan tersebut diterima. (lihat w.47).

Melihat hasil penelitian dimana dalam menentukan pengadaan dilakukan

dengan mengadakan rapat terlebih dahulu, maka hal ini sesuai dengan teori yang

menyebutkan bahwa pengadaan sarana dan prasarana harus melalui perencanaan

yang hati-hati, sehingga semua pengadaan sesuai dengan kebutuhan sarana dan

prasarana madrasah. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

merupakan suatu proses pemikiran, dimana hasilnya akan menetapkan program

pengadaan fasilitas madrasah baik yang berbentuk sarana maupun prasarana

pendidikan dimasa yanga akan datang guna mencapai tujuan pendidikan.

Lebih lanjut dalam teori disebutkan langkah-langkah perencanaan

pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah sebagai berikut:

1) Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang

diajukan oleh setiap unit kerja dan menginventarisir kekurangan perlengkapan sekolah.

2) Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk priode

tertentu, misalnya untuk satu triwulan atau satu tahun ajaran. 3) Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan

perlengkapan yang tersedia sebelumnya. 4) Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah

yang tersedia. Aapabila dana yang tersedia tidak mencukupi untuk

pengadaan semua kebutuhan itu, amak perlu ddilakukan seleksi terhadap semua kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan

dengan melihat urgensi setiap perlengkapan yang dibutuhkan. Semua perlengkapan yang urgen segera didaftar.

5) Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan yang urgen

dengan dana atau anggaran yang tersedia, apabila ternyata masih

Page 10: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

161

melebihi dari anggaran yang tersedia maka perlu dilakukan seleksi

lagi dengan cara membuat skala prioritas. 6) Penetapan rencana pengadaan akhir.79

Melihat dari teori yang ada dengan praktek pengadaan sarana dan

prasarana pendidikan yang dilaksanakan pada Madrasah Negeri di Kabupaten

Banjar, maka pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan teori yang ada.

Dalam hal penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa milik pemerintah

yang dananya bersumber dari dana pemerintah, maka berdasarkan Peraturan

Presiden Nomor 45 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden

Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, maka

setiap instansi pemerintah harus memiliki Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan

Pejabat Pengadaan untuk menunjang proses pengadaan barang dan jasa di

instansinya. PPK merupakan pejabat yang ditetapkan oleh Pengguna

Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk melaksanakan pengadaan barang dan

jasa di instansinya.80 Sedangkan pejabat pengadaan adalah personil yang memiliki

sertifikat keahlian pengadaan barang dan jasa yang melaksanakan pengadaan

barang dan jasa.81 Adapun untuk menjadi PPK harus memenuhi beberapa

persyaratan sebagai berikut:

1) Memiliki integritas. 2) Memiliki disiplin tinggi.

3) Memiliki tanggungjawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk melaksanakan tugas.

4) Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak pernah terlibat KKN.

5) Menandatangani fakta integritas.

79

Tim Pakar Manajemen Universitas Negeri Malang, Op. Cit, h.89.

80 Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010, tentang Pengadaan Barang dan Jasa,

Pasal 12, h. 13.

81 Ibid, h. 3.

Page 11: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

162

6) Tidak menjabat sebagai Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah

Membayar (PPSPM) atau bendahara. 7) Memiliki sertifikasi keahlian pengadaan barang dan jasa82

Sedangkan pejabat pengadaan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Memiliki integritas, disiplin dan bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas.

2) Memahami pekerjaan yang akan diadakan. 3) Memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas pejabat

pengadaan yang bersangkutan.

4) Memahami isi dokumen, metode dan prosedur pengadaan. 5) Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang dan jasa sesuai dengan

kompetensi yang dipersyaratkan. 6) Menandatangani fakta integritas.83

Kementerian Agama sebagai salah satu instansi vertikal menerbitkan

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2012 tentang

perubahan ketiga atas peraturan menteri agama nomor 2 tahun 2006 tentang

mekanisme pelayanan pembayaran atas beban anggaran pendapatan dan belanja

daerah di lingkungan depertemen agama yang menyatakan bahwa PPK di

lingkungan MAN, MTsN dan MIN dijabat oleh Kepala Tata Usaha atau Guru

Negeri dan pejabat atau staf yang ditunjuk sebagai PPK harus memiliki sertifikat

keahlian pengadaan barang dan jasa.

Pada ketiga madrasah yang menjadi objek penelitian diketahui bahwa

MTsN Model Martapura memiliki PPK dan Pejabat Pengadaan, yang menjabat

sebagai PPK adalah Kepala madrasah sendiri sedangkan yang menjabat sebagai

pejabat pengadaan adalah salah satu pegawai di madrasah itu. Baik PPK maupun

pejabat pengadaan memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang dan jasa

pemerintah. MIN Model Martapura dan MIN Model Tambak Sirang Gambut juga

82

Lembaga Pengembangan dan Konsultasi Nasional, Konsilidasi Peraturan Presiden

Nomor 54 Tahun 2010, (Jakarta: LPKN, 2012), h. 13.

83 Ibid, h. 15.

Page 12: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

163

memiliki PPK yang dijabat oleh Kepala Madrasah sendiri, namun PPK di kedua

madrasah ini tidak memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang dan jasa

pemerintah. Dan yang menjabat sebagai pejabat pengadaan bersal dari instansi di

luar madrasah. (lihat w. 4, w 26 dan w. 48).

Jika melihat pada peraturan yang disebutkan sebelumnya dikatakan bahwa

PPK dan Pejabat Pengadaan harus memiliki sertifikat keahlian pengadaan

barang/jasa dan PPK di lingkungan MAN, MTsN dan MIN dijabat oleh Kepala

Tata Usaha atau Guru Negeri dan pejabat atau staf. Maka terjadi ketidak sesuaian

antara peraturan dengan pelaksanaan di lapangan. Mengenai hal ini dalam

Konsolidasi Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dan Perubahannya yang

dibuat oleh Lembaga Pengembangan dan Konsultasi Nasional (LPKN) disebutkan

bahwa bila tidak ada personil yang tidak memenuhi persyaratan tersebut maka

PPK boleh dijabat oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran,

dalam hal ini Kepala Madrasah walaupun tanpa memiliki sertifikat keahlian

pengadaan barang dan jasa. Dengan ini jelaslah bahwa tiga madrasah yang

menjadi objek penelitian ini tidak melanggar peraturan tentang pengadaan barang

dan jasa walaupun alangkah lebih baik jika seharusnya PA/KPA tidak merangkap

sebagai PPK dan PPK sendiri memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa.

Ketiga madrasah yang dijadikan objek dalam penelitian ini dalam hal

pengadaan sarana dan prasarana pendidikan memiliki dana yang bersumber dari

pemerintah maupun yang bersumber dari upaya madrasah sendiri, dana yang

bersumber dari pemerintah terdiri dari dana DIPA dan BOS, sedangkan dana yang

berasal dari upaya madrasah terdiri dari sumbangan orangtua siswa atau bantuan

dari pemerintah daerah/provinsi. (lihat w.5, w.27. w.48).

Page 13: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

164

Dana DIPA madrasah lebih banyak dialokasikan untuk gaji dan tunjangan

tenaga pendidik dan kependidikan. Pada MIN Model Martapura 72% dana DIPA

digunakan untuk gaji dan tunjangan sedangkan alokasi anggaran untuk pengadaan

sarana dan prasarana pendidikan tidak ada, hanya dianggarkan pada dana BOS,

yaitu sebesar 23% yang terdiri dari belanja modal dan pengadaan alat tulis kantor.

Pada MIN Model Tambak Sirang Gambut 60% lebih dari dana DIPA madrasah

dibayarkan untuk gaji pegawai baik yang berstatus PNS maupun honorer, untuk

dana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan sebesar hanya 11%, sedangkan

pada BOS tidak dianggarkan dana untuk pengadaan, hanya dianggarkan untuk

pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan. Dan pada MTsN Model

Martapura 70% dana DIPA untuk belanja pegawai, sedangkan untuk anggaran

pengadaan sarana dan prasarana pendidikan tidak ada, hanya dibebankan pada

dana BOS yang terdiri dari belanja modal peralatan/mesin dan belanja modal fisik

lainnya sebesar 15,4%. (lihat d.1, d.3 dan w.49).

Kurangnya dana yang dimiliki mengakibatkan pihak madrasah terkadang

mengupayakan sendiri pengadaan dana dengan mengajukan proposal ke

pemerintah daerah atau pemerintah provinsi dengan difasilitasi oleh komite

madrasah ataupun meminta bantuan kepada orangtua siswa melalui komite

madrasah. dari hasil sumbangan orangtua siswa ini sangat besar manfaatnya

dalam mendukung perkembangan dan melengkapi sarana dan prasarana

pendidikan yang tidak dianggarkan pada dana pemerintah (DIPA dan BOS).

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tahap pengadaan sarana dan

prasarana pendidikan merupakan tahap yang paling berat dan penuh perjuangan

dari pihak madrasah, khususnya mengenai pengadaan dana. Hal ini disebabkan

Page 14: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

165

terbatasnya dana DIPA dan BOS untuk pengembangan sarana dan prasarana

pendidikan di madrasah, baik pada tahun berjalan maupun pada tahun yang aka n

datang. Padahal pengadaan sarana dan prasarana pendidikan sangat penting untuk

menunjang proses belajar-mengajad di madrasah. permasalahan dana ini terjadi

pada ketiga madrasah yang dijadikan objek penelitian ini, sehingga pihak

madrasah mengupayakan sendiri bantuan dana, salah satunya adalah dengan

melibatkan orangtua siswa.

Hal ini seharusnya tidak boleh terjadi karena tugas tenaga pendidik dan

kependidikan sudah cukup berat untuk menyelenggarakan proses belajar-

mengajar, namun masih harus ditambah lagi bebannya dengan mengupayakan

pencarian dana untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan.

Demikian juga dengan orangtua siswa, walaupun mereka mau memberikan

bantuan jika diminta oleh pihak madrasah. akan tetapi hal ini tidak boleh dijadikan

sebagai kebiasaan, karena orangtua siswa juga memiliki keterbatasan kemampuan.

Apalagi sekarang anggaran pendidikan sudah mencapai 20%, seharusnya orangtua

siswa tidak perlu direpotkan lagi dengan pemberian sumbangan untuk pengadaan

sarana dan prasarana pendidikan.

Dalam pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana sendiri tentu tidak

lepas dari kendala-kendala yang dihadapi. Adapun inti permasalahan yang

dihadapi oleh ketiga madrasah ini tidak terlepas dari kurangnya anggaran yang

dimiliki untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di madrasahnya.

Upaya yang dilakukan adalah dengan penggunaan skala prioritas pada saat

penentuan alokasi anggaran untuk pengadaan dan menempatkan mengusulkan

pengadaan pada tahun anggaran berikutnya. (lihat w. 6, w. 28 dan w. 67)

Page 15: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

166

b. Pendistribusian Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan

pemindahan barang dan tanggungjawab dari seseorang yang bertanggungjawab

penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang

tersebut.

Dalam proses ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu ketepan barang

yang disampaikan, baik jumlah maupun jenisnya, ketepam sasaran penyampaian,

dan ketepatan kondisi barang yang disalurkan.

Sebagaimana disebutkan, dalam hal pendistribusian ini tiga madrasah yang

dijadikan objek dalam penelitian ini tidak terjadi masalah yang berarti, karena

untuk pendistribusian barang yang tidak habis (inventaris) setelah selesai

administrasinya langsung didistribusikan kepengguna seperti keruang-ruang kelas,

laboratorium IPA dan laboratorium PTD sesuai dengan peruntukannya. (lihat w.7,

w.29 dan w.52).

Lebih lanjut disebut untuk barang yang habis pakai ada yang

didistribusikan ke pengguna dan ada yang disimpan di tempat tertentu sebagai

stok persediaan dan digunakan sesuai dengan waktu dan kebutuhan pengguna.

(lihat w. 7, w.30, w.54).

Untuk aplikasi sistem persediaan dari tiga madrasah yang menjadi objek

penelitian, ada dua madrasah yang sudah memakainya yaitu pada MIN Model

Martapura dan MTsN Model Martapura, sedangkan MIN Model Tambak Sirang

Gambut masih belum menggunakan sistem ini dikarenakan kurangnya tenaga tata

usaha untuk mengoperasikannya, untuk mengoperasikan aplikasi-aplikasi yang

lainpun seperti SIMAK-BMN pihak tata usaha meminta bantuan kepada tenaga

Page 16: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

167

guru. Sementara ini barang habis pakai di MIN Model Tambak Sirang Gambut

hanya didata secara manual, hal ini terkadang mengakibatkan pencatatan barang

habis pakai tersebut tidak tertib dalam administrasinya dan terkesan digunakan

semaunya. (lihat w. 9, w. 29 dan w. 53).

Mengeni kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan distribusi barang

selain masalah kurangnya tenaga tata usaha untuk mengoperasikan aplikasi sistem

persediaan pada MIN Model Tambak Sirang Gambut pada dua madrasah lainnya

tidak ada kendala yang berarti yang dihadapi.

c. Penggunaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Untuk penggunaan dan pemeliharaan sarana prasarana pendidikan, dari

ketiga objek ini tidak jauh berbeda, ketiga Madrasah ini sudah melaksanakan

penggunaan dan pemeliharaan yang sesuai dengan teori yang ada, untuk

pemeliharaan pada masing-masing madrasah sudah melaksanakan pemeliharaan

yang bersifat pengecekan, pencegahan, perbaikan ringan dan perbaikan berat.

Pemeliharaan yang bersifat pengecekan dilakukan pada saat pembelian

barang, barang yang dibeli dicoba pada saat melakukan pembelian di toko

maupun pada saat barang sampai ke madrasah, pengecekan ini biasanya dilakukan

pada barang-barang elektronik seperti komputer, printer, televisi, VCD

pembelajaran dan sebagainya. Pemeliharaan yang bersifat pencegahan dilakukan

untuk memberdayakan sarana dan prasarana yang ada dengan tetap menjaganya

agar tidak cepat rusak, diantaranya dengan melakukan pengecatan pada kursi dan

meja, pembersihan tower untuk bak air secara berkala, melakukan service printer,

mesin tik, mesin genset dan sebagainya, hal ini dilakukan untuk menekan

anggaran pengadaan di madrasah dikarenakan terbatasnya dana yang dimiliki oleh

Page 17: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

168

pihak madrasah. Pemeliharaan ringan dilakukan pada saat terjadi kerusakan kecil

pada sarana dan prasarana pendidikan di madrasah seperti rehab ringan gedung

madrasah, pengecetan gedung madrasah, perbaikan instalasi listrik dan lain

sebagainya. Sedangkan untuk pemeliharaan berat biasanya dilakukan setelah

diterimanya bantuan dari proposal permohonan bantuan dana maupun ada proyek

dari Kementerian Agama. (lihat w. 10, w. 31 dan w. 55).

Sementa itu sumber dana yang digunakan untuk melakukan pemeliharaan

sarana dan prasrana pendidikan pada ketiga madrasah negeri model ini berasal

dari dana BOS, pada MIN Model Martapura dana BOS yang digunakan untuk

pemeliharaan sebesar 16,5 %, pada MIN Model Tambak Sirang Gambut dana

BOS yang digunakan untuk pemeliharaan mencapai 20% dan pada MTsN Model

Martapura dana BOS yang digunakan untuk pemeliharaan sebesar 12,6% dari

total jumlah dana BOS. Anggaran ini masih dirasakan kurang karena sarana dan

prasarana yang ada membutuhkan dana yang lebih besar dalam pemeliharaannya.

(lihat w. 10, w. 32 dan w. 55).

Lebih lanjut disebut yang bertanggungjawab apabila barang inventaris

madrasah mengalami kerusakan, maka yang bertanggungjawab untuk

memperbaiki kerusakan tersebut adalah pihak madrasah sendiri, baik diperbaiki

sendiri dengan peralatan seadanya, maupun dengan mendatangkan ahlinya. (lihat

w.11, w.32 dan w. 56).

Sudah sewajarnya sarana prasarana pendidikan yang dipakai untuk

kepentingan madrasah apabila terjadi kerusakan menjadi tanggungjawab

madrasah, namun semua personil madrasah dari tenaga pendidik, tenaga

kependidikan dan siswa tetap harus menjalankan kewajibannya untuk memelihara

Page 18: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

169

semua sarana dan prasarana pendidkan yang dimiliki madrasah, minimal dengan

menggunakan sarana pendidikan tersebut dengan hati-hati.

Dalam hal penggunaan sarana dan prasarana pendidikan di MIN Model

Martapura para dewan guru memaksimalkan penggunaan sarana pembelajaran

yang ada dan mereka sangat berantusias menggunakan beberapa media

pembelajaran yang dimiliki madrasah, hanya saja media pembelajaran yang

dimiliki madrasah mempunyai jumlah yang terbatas sehingga guru

menggunakannya secara bergantian. Begitu pula pada MIN Model Tambak Sirang

Gambut, media pembelajaran seperti LCD proyektor hanya ada satu buah yang

bisa digunakan sehingga guru bergantian dalam menggunakannya. Sedangkan

pada MTsN Model Martapura pada umumnya guru juga memaksimalkan

penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran yang dimiliki, terutama media

pembelajaran yang membantu guru untuk menyampaikan materi pembelajaran

kepada siswa, hanya saja guru yang menggunakan media pembelajaran elektronik

kebanyakan adalah guru-guru muda yang menguasai informasi teknologi,

sedangkan guru-guru senior sebagian masih menggunakan media pembelajaran

klasik seperti white board dan buku pelajaran. Dari penelitian ini diketahui bahwa

sebagaian besar guru pada MIN Model di Kabupaten Banjar memaksimalkan

penggunaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di madrasahnya guna

menunjang proses belajar-,mengajar. (lihat w.12, w. 33 dan w. 57)

Dan pada prinsipnya pemeliharaan sehari-hari ketiga madrasah ini sama,

yaitu bila diruang kelas dilakukan oleh siswa secara bergantian dengan jadwal

yang telah ditentukan, untuk halaman, ruang kelas kepala sekolah, ruang kantor,

ruang guru dan ruang laboratorium, dilakukan oleh petugas khusus, demikian juga

Page 19: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

170

untuk pengecekan pemakaian aliran listrik, membuka dan penutup ruang kantor

dan kelas. (lihat w.13, w. 34 dan w. 58).

Pemeliharaan sehari-hari ini hendaknya lebih ditingkatkan guna tercipta

madrasah yang bersih, rapi dan indah.

Sedangkan kendala yang dihadapi dalam penggunaan dan pemeliharaan

sarana dan prasarana pendidikan pada ketiga madrasah ini diantaranya dari segi

penggunaan, pada MIN Model Martapura dan MIN Model Tambak Sirang

Gambut kurangnya sarana seperti media pembelajaran mengakibatkan tidak

semua guru bisa menggunakan beberapa media pembelajaran yang ada sehingga

digunakan secara bergantian, terbatasnya media pembelajaran ini sedikit

banyaknya menghambat kinerja guru dalam proses belajar-mengajar. Oleh karena

itu hendaknya pihak madrasah lebih melengkapi fasilitas pembelajaran guna

meningkatkan kualitas belajar-mnegajar di madrasahnya Sedangkan pada MTsN

Model Martapura penggunaan sarana pendidikan berupa media pembelajaran

didominasi oleh guru-guru muda, namun bukan berarti guru senior tidak

menggunakannya, hanya sebagian guru senior yang menggunakannya

dikarenakan beberapa orang guru senior masih belum menguasai penggunaannya.

Namun tidak ada salahnya bila diadakan pelatihan atau kursus untuk guru-guru

yang belum mahir menggunakan peralatan pembelajaran yang bersifat elektronik

dikarenakan kemajuan teknologi menuntut guru untu mengikuti

perkembangannya. Dari segi pemeliharaan kendala yang dihadapi pada MIN

Model Martapura adalah kurangnya pemahaman tenaga pendidik dan

kependidikan mengenai perannya dalam pemeliharaan sarana dan prasarana

pendidikan di madrasah. dalam hal ini Kepala Madrasah sebagai seorang manajer

Page 20: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

171

sangat berperan dalam menentukan budaya organisasi di madrasahnya. Pada MIN

Model Tambak Sirang Gambut anggaran pemeliharaan yang dimiliki tidak

sebanding dengan jumlah sarana dan prasarana yang akan dipelihara oleh karena

itu sangat diperlukan skala prioritas dengan melakukan pemeliharaan secara

bertahap. Dan pada MTsN Model Martapura kendala yang dihadapi juga

mengenai masalah keterbatasan anggaran untuk pemeliharaan, namun pihak

madrasah dalam hal ini melibatkan orangtua siswa dalam hal pemeliharaan bila

memang pemeliharaan tersebut bersifat mendesak.

d. Penginventarisasian Sarana dan Prasarana Pendidikan

Berdasarkan lampiran I Peraturan Menteri Keuangan Nomor

120/PMK.06/2007 disebut Penatausahaan BMN bertujuan untuk mewujudkan

tertib administrasi dan mendukung tertib pengelolaan BMN.

Dari ketiga objek dalam penelitian ini, yaitu MIN Model Martapura, MIN

Model Tambak Sirang Gambut dean MTsN Model Martapura, semua objek dalam

penelitian ini melakukan inventarisasi dengan tertib dan sudah sesuai dengan

ketentuan, yaitu dengan menggunakan SIMAK BMN dan semua barang inventaris

sudah di input ke dalamnya. (lihat w. 15, w. 36 dan w. 60).

Hal ini sudah sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan Dalam Lampiran

I Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007 tanggal 27 September

2007 Tentang Penatausahaan Barang Milik Negara, disebutkan bahwa pengertian

dan maksud pembukuan BMN adalah kegiatan pendaftaran dan pencatatan BMN

ke dalam Daftar Barang yang ada pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang

dengan maksud adalah agar semua BMN yang berada dalam penguasaan

Page 21: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

172

Pengguna Barang dan yang berada dalam Pengelolaan Barang tercatat dengan

baik. Sedangkan tujuan pembukuan adalah:

1) Agar semua BMN dapat terdata dengan baik dalam upaya mewujudkan

tertib administrasi.

2) Mendukung pelaksanaan pengelola BMN secara efektif dan efisien,

dalam upaya membantu mewujudkan tertib pengelolaan BMN.

Adapun sasaran pembukuan BMN yaitu semua barang yang dibeli atau

diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau

berasal dari perolehan lainnya yang sah yang berada dalam penguasaan Kuasa

Pengguna Barang dan yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang. 84

Hanya ada beberapa barang yang belum diinventarisir dikarenakan barang

tersebut merupakan pengadaan baru. Setelah pengadministrasian selesai makan

barang tersebut langsung di distribusikan pada penggunanya.

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses inventarisasi barang di MIN Model

Martapura dan MTsN Model Martapura adalah Kepala Madrasah sebagai kuasa

pengguna barang inventaris, Wakil Kepala Madrasah Bidang Sarana dan

Prasarana sebagai penanggungjawab barang inventaris, Kepala Tata Usaha,

operator SIMAK-BMN, wali kelas dan pengelola ruangan sebagai

penanggungjawab atas barang-barang inventaris, apabila ada perubahan jumlah

barang maka wali kelas atau pengelola ruangan melaporkannya pada Wakil

Kepala Madrasah Bidang Sarana dan Prasarana agar bisa ditindak lanjuti dengan

perubahan DIR. Sedangkan pada MIN Model Tambak Sirang Gambut pihak yang

terlibat dalam penginventarisasian barang di madrasah adalah Kepala Madrasah,

84

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007, Op. Cit, h. 6.

Page 22: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

173

Kepala Tata Usaha, Bendahara, operator SIMAK-BMN, Wali kelas dan

penanggungjawab ruangan. Pada Struktur MIN Model Tambak Sirang Gambut

tidak ada Wakil Kepala Madrasah Bidang Sarana dan Prasarana karena menurut

Kepala Madrasah tidak ada peraturan baku mengenai struktur organisasi di MIN,

hal ini mengakibatkan semua tugas penginventarisasian barang diserahkan kepada

pihak Tata Usaha, sedangkan jumlah karyawan pada bagian tata usaha hanya

sedikit dan banyak tugas lain yang harus mereka lakukan seperti pembukuan,

pengarsipan, dan pelaporan. Untuk penggunaan beberapa ap likasi di madrasah

seperti SIMAK-BMN dan aplikasi lainnya saja pihak tata usaha masih melibatkan

tenaga guru sehingga juga mempengaruhi kinerja guru, maka hendaknya hal ini

perlu dievaluasi kembali. (lihat w. 16, w. 37 dan w. 61).

Untuk kelengkapan berkas yang digunakan dalam penginventarisasian

barang maka ketiga objek penelitian ini sudah memenihi prosedur. Diantara

dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses penginventarisasian barang

adalah Daftar Inventaris Barang (DIB), Daftar Inventaris Ruangan (DIR) dan

beberapa berita acara seperti berita acara serah terima barang, berita acara

pemeriksaan barang, berita acara penunjukan pengguna barang dan sebagainya.

(lihat d. 2, d. 4 dan d. 5).

Dari hasil observasi yang dilakukan maka semua objek penelitaian telah

memenuhi standar kelengkapan sarana dan prasarana yang sesuai dengan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun

2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

(SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Standar

Page 23: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

174

yang dimaksud antara lain, pada MI harus memnuhi standar minimal sarana dan

prasarana pendidikan yang meliputi:

1) Ruang kelas, 2) Ruang perpustakaan,

3) Laboratorium IPA, 4) Ruang pimpinan,

5) Ruang guru, 6) Tempat beribadah, 7) Ruang UKS,

8) Jamban, 9) Gudang,

10) Ruang sirkulasi, 11) Tempat bermain/berolahraga.

Standar minimal sarana dan prasarana yang harus dimiliki oleh sebuah MTsN adalah:

1) Ruang kelas, 2) Ruang perpustakaan,

3) Ruang laboratorium IPA, 4) Ruang pimpinan,

5) Ruang guru, 6) Ruang tata usaha, 7) Tempat beribadah,

8) Ruang konseling, 9) Ruang UKS,

10) Ruang organisasi kesiswaan, 11) Jamban, 12) Gudang,

13) Ruang sirkulasi, 14) Tempat bermain/berolahraga85

Pada MIN Model Martapura unit Indrasari DIR sudah terdapat pada tiap

ruangan, bahkan sudah dilengkapi dengan bingkai, dan setiap barang di ruangan

juga memiliki kode inventaris barang yang ditandai dengan cat filok ataupun

stiker, hanya saja ada beberapa barang yang stiker kode barangnya rusak sehingga

penulis sulit untuk menyesuaikannya dengan DIR yang ada di ruangan.

85

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007

tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),

Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

Page 24: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

175

Sedangkan pada MIN Model unit Tanjung Rema pemberian kode barang

inventaris juga menggunakan cat filok dan stiker, hanya saja DIR yang ada di tiap

ruangan cukup dengan laminating, berbeda dengan DIR yang ada di unit Indarsari

yang sudah menggunakan bingkai. Pada MIN Model unit Tanjung Rema penulis

juga kesulitan mengidentifikasi beberapa barang di ruangan dengan DIR karena

adanya beberapa kode barang yang rusak.

Pada MIN Model Tambak Sirang Gambut semua barang yang diinput

dalam aplikasi SIMAK-BMN sudah memiliki kode barang, hanya saja ada

beberapa barang yang memiliki kode karena proses pengadministrasiannya belum

selesai karena merupakan pengadaan baru. DIR juga terdapat pada tiap-tiap

ruangan, namun ketika dilakukan pencocokan antara jumlah barang yang ada di

DIR dengan jumlah barang yang ada di ruangan tidak sama pada beberapa

ruangan, hal ini disebabkan karena tidak terkontrolnya perpindahan barang.

Bahkan kode inventaris barang juga cendrung tertukar, kode inventaris yang

digunakan untuk meja ditempelkan pada kursi dan begitu juga sebaliknya. Hal ini

perlu segera dievaluasi untuk ketertiban administrasi di madrasah.

Pada MTsN Model Martapura DIR sudah terdapat disetiap ruangan dengan

diberikan pigura dan setelah dilakukan pengecekan antara keadaan barang

diruangan dengan DIR yang tertera sudah sesuai, hanya saja ada beberapa ruangan

yang barangnya tidak terdaftar dalam DIR dikarenakan rusak dan direncanakan

akan dilakukan penghapusan. Dalam hal ini seharusnya pihak madrasah tetap

mencantumkan barang tersebut di dalam DIR maupun DIB dikarenakan barang

tersebut hanya akan dihapuskan dan belum dihapuskan, yang berarti barang

tersebut masih terdaftar dalam daftar inventaris.

Page 25: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

176

Dalam pelaksanaannya proses inventaris barang yang dilakukan pada MIN

Model Martapura, MIN Model Tambak Sirang Gambut dan MTsN Model

Martapura menemukan beberapa kendala, diantaranya pada MIN Model

Martapura terdapat beberapa barang inventaris milik madrasah yang dibawa oleh

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, padahal orang tersebut sudah dipindah

tugaskan ke madrasah lain.dalam mengatasi masalah ini diperlukan ketegasan dari

pihak madrasah dengan memenuhi prosedur yang berlaku, yaitu dengan

mengirimkan surat pemberitahuan, bila surat pemberitahuan tersebut masih

dihiraukan pihak madrasah bisa mengambil barang tersebut secara paksa. Masalah

lainnya adalah banyaknya stiker kode inventaris barang yang rusak ataupun

hilang. Penggunaan stiker dalam pengkodean barang inventaris memang boleh

dilakukan namun alangkah lebih baik jika kode inventaris tersebut diganti dengan

media lain yang lebih tahan lama seperti cat filok ataupun flat besi yang tidak

mudah rusak, sehingga tidak perlu berkali-kali menuliskan kode inventaris pada

barang tersebut. (lihat w. 18).

Pada MIN Model Tambak Sirang Gambut kendala yang dihadapi dalam

proses inventaris barang yang ada di madrasah adalah kurangnya pengetahuan

mengenai prosedur inventarisasi barang yang ada di madrasah dikarenakan tidak

pernah mengikuti pelatihan atau penataran tentang inventaris barang, padahal

pernah ada satu orang yang pernah mengikuti pelatihan mengenai inventaris

barang, namun pihak yang bersangkutan sudah dipindah tugaskan ke madrasah

lain. Masalah berikutnya adalah dalam struktur organisasi MIN Model Tambak

Sirang Gambut tidak ada Wakil Kepala Madrasah Bidang Sarana dan Prasarana

sehingga pekerjaan inventaris barang dilimpahkan atau menjadi tanggungjawab

Page 26: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

177

pihak Tata Usaha, sedangkan pihak Tata Usaha sendiri kekurangan tenaga dalam,

melaksanakan tugas rutinnya, akibatnya pihak madrasah juga melibatkan tenaga

guru dalam proses inventarisasi baik dalam mengentry data ke aplikasi SIMAK-

BMN maupun turun ke lapangan untuk melakukan pendataan barang inventaris.

Dan masalah lainnya adalah sampai saat ini sambungan internet dan telepon pada

MIN Model Tambak Sirang Gambut masih putus, akibatnya untuk menginput

data secdara online menggunakan modem yang pengisian kuotanya terkadang

menggunakan uang pribadi milik tenaga pendidik atau kependidikan, hal ini

berdampak pada terlambatnya proses pengentryan data ke aplikasi. Untuk

mengatasi masalah kurangnya pengetahuan tenaga pendidik maupun tenaga

kependidikan mengenai prosedur inventarisasi barang ,maka perlu dilakukan

koordinasi dengan beberapa pihak studi dengan madrasah lain yang pelaksanaan

inventarisnya cukup baik, tidak harus menunggu pelatihan. Sedangkan untuk

mengatasi kekurangan tenaga pada pihak tata usaha alangkah lebih baiknya bila

pihak madrasah menambah tenaga seperti mengangkat tenaga honorer untuk

membantu pihak tata usaha dan tidak melibatkan tenaga pendidik karena

dikhawatirkan akan menganggu kinerjanya dalam proses belajar-mengajar di

kelas. Pengangkatan Wakil Kepala Madrasah Bidang Sarana dan Prasarana juga

perlu dipertimbangkan untuk mengurangi penumpukan tugas pada bagian Tata

Usaha. Menganai masalah sambungan internet yang terputus sebaiknya dilakukan

penyambungan kembali sesegera mungkin, tentunya dengan mempertimbangkan

anggaran yang dimiliki madrasah. (lihat w. 39).

Pada MTsN Model Martapura kendala yang dihadapi dalam proses

inventarisasi barang di madrasahnya sering hilangnya label kode inventaris

Page 27: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

178

barang. Kedua, terkadang wali kelas atau kepala ruangan tidak melaporkan

apabila ada perubahan KIR. Kemudian barang yang dibawa pulang ke rumah

dipakai untuk keperluan pribadi dan tidak dipergunakan di sekolah seperti

notebook. Dan masih ada barang yang digunakan dan dibawa pulang tanpa ada

berita acara pemakaian. Untuk mengatasi hal tersebut perlu segera dilakukan

penertiban barang inventaris dengan melengkapi berkas administras i seperti

memperbaharui kode inventaris yang rusak pada beberapa barang, membuat berita

acara pemakaian dan memberikan peringatan kapada tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan yang membawa pulang barang inventaris ke rumahnya untuk

keperluan pribadi. (lihat w. 63).

e. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Prosedur penghapusan sarana dan prasarana pendidikan harus mengikuti

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Barang-barang yang memenuhi

syarat untuk dihapus adalah:

1) Barang-barang dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi.

2) Barang-barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

3) Barang-barang kuno yang penggunaannya tidak efisien lagi. 4) Barang-barang yang terkena larangan.

5) Barang-barang yang mengalami penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang.

6) Barang-barang yang pemeliharaannya tidak sesuai dengan

kegunaannya. 7) Barang-barang yang berlebihan dan tidak digunakan lagi.

8) Barang-Barang yang dicuri. 9) Barang-barang yang diselewengkan. 10) Barang-barang yang dibakar atau musnah akibat adanya bencana

alam.86

Untuk penghapusan barang inventaris yang tidak pernah dilakukan secara

resmi, hal ini disebabkan karena tidak tahu prosedur penghapusan dan proses

86

Tim Pakar Manajemen Pendid ikan Universitas Negeri Malang, Op. Cit, h.93.

Page 28: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

179

penghapusan ini dianggap sangat rumit. Sehingga barang-barang yang rusak

dihapus sendiri oleh pihak madrasah dengan cara dibakar atau disimpan di dalam

gudang, hal ini dilakukan karena biaya pemeliharaan/perbaikan untuk sarana dan

prasarana pendidikan lebih mahal dan sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi,

apabila disimpan di dalam gudang akan mengganggu barang lain yang ada di

dalam gudang. Hal ini terjadi pada ketiga madrasah yang dijadikan objek dalam

penelitian ini. (lihat w.19, w.40, w.64).

Seharusnya penghapusan saraana dan prasarana ini mengikuti peraturan

perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan syarat-syarat penghapusan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas dapat diketahui

bahwa dari ketiga madrasah negeri model di Kabupaten Banjar yang menjadi

objek penelitian belum ada satupun yang menerapkan manajemen sarana dan

prasarana pendidikan sesuai dengan teori manajemen sarana dan prasarana

pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa semua objek

penelitian belum maksimal dalam pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana

pendidikan pada semua aspek, yaitu aspek pengadaan, pendistribusian,

penggunaan dan pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan.

Apapun alasan pelanggaran manajemen sarana dan prasarana pendidikan

tersebut, hal ini seharusnya tidak boleh terjadi, karena sarana dan prasarana

pendidikan merupakan elemen yang sangat penting dalam menunjang prestasi

belajar siswa. Jika kegiatan belajar-mengajar tidak didukung oleh saranag

pendidikan yang memadai, maka akan menghambat prestasi belajar siswa.

Page 29: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

180

Untuk menunjang prestasi belajar siswa seperti yang diharapkan, sarana

dan prasarana pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Walaupun

siswa dapat membaca buku dan mendengarkan penjelasan dari guru, hal ini belum

cukup unyuk mengantarkan siswa mencapai prestasi belajar yang optimal. Oleh

karena itu sangat penting bagi madrasah untuk menjaga sarana pendidikan agar

selalu tersedia pada saat dibutuhkan dalam kegiatan belajar-mengajar. Cara untuk

memenuhinya adalah dengan melaksanakan dengan baik manajemen sarana dan

prasarana pendidikan yang terdiri dari pengadaan, pendistribusian, penggunaan

dan pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan. Kelima aspek ini harus

dilaksanakan tanpa kecuali, karena masing-masing aspek memiliki perana yang

penting dalam menunjang ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan bagi

siswa.

Melalui proses pengadaan akan dilakukan pemenuhansarana da prasarana

pendiudikan yang sudah ditentukan dalam tahap rapat penentuan pengadaan.

Melalui kegiatan pemakaian akan dimanfaatkan sarana pendidikan dalam kegiatan

belajar-mengajar sesuai dengan peruntukannya. Melalui kegiatan inventarisasi

akan dilakukan pencatatan/pengurusan, yaitu kegiatan pencatatan semua barang

inventaris yang ada, dan melalui penghapusan akan dipertanggungjawabkan

semua hal yang terkait dengan sarana dan prasarana kepada pihak atasan, antara

lain jumlah, jenis dan keadaan terakhir sarana pendidikan.

Kelima aspek tersebut memiliki peranan masing-masing yang tidak boleh

diabaikan satu sama lain. Jika kelima aspek tersebut terlaksana dengan baik, maka

diharapkan prestasi belajar siswa akan meningkat karena ditunjang oleh

ketresediaan sarana dan prasarana belajar yang memadai.

Page 30: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

181

2. Peran Kepala Madrasah dalam Manajemen Sarana dan Prasarana

Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar

Peran Kepala Madrasah dalam suatu madrasah memang sangat krusial,

terlebih lagi dengan adanya otonomi madrasah, maka peran seorang pimpinan

dalam suatu organisasi akan semakin dominan, sehingga seorang pemimoin

dituntut untuk dapat menggerakkan bawahannya agar mau dan mampu bekerja

keras dalam mewujudkan tujuan organisasi, salah satunya dengan komunikasi

yang efektif dan efesien. Untuk mendukung tercapainya kualitas Kepala Madrasah

yang baik maka ada beberapa standar yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang

Kepala Madrasah, adapun Standar Kepala Madrasah berdasarkan

PERMENDIKNAS Nomor 13 Tahun 2007 tanggal 17 April 2007 adalah:

a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) dan diploma empat (D-IV) kependidikan atau nonakademik pada perguruan tinggi yang terakreditasi.

b. Pada waktu diangkat sebagai Kepala Madrasah berusia setinggi-tingginya 56 tahun.

c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya lima (lima) tahun

menurut jenjang madrasah masing-masing kecuali di Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar

sekurang-kurangnya tiga (tiga) tahun di TK/RA, dan d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi Pegawai Neegeri Sipil

(PNS) dan bagi non-PNS disertakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan

oleh yayasan atau lembagayang berwenang.

Sedangkan kualifikasi khusus untuk Kepala Sekolah/Madrasah SD/MI, SMP/MTs adalah:

a. Berstatus sebagai guru SD/MI, SMP/MTs b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI, SMP/MTs, dan

c. Memiliki sertifikat SD/MI, SMP/MTs yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah.87

Setiap madrasah memiliki karakteristik tersendiri dari segi kekuatan

(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman

87

BSNP, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun

2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah , (Jakarta: BSNP, 2007) h. 5-6.

Page 31: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

182

(threats), permasalahan yang dihadapi juga berbeda-beda pada setiap madrasah,

hal inilah yang mempengaruhi kebijakan yang diambil setiap Kepala Madrasah,

terutama dalam hal ini mengenai peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.

Pada ketiga madrasah yang menjadi objek penelitian dalam pelaksanaan

manajemen saran dan prasarana pendidikan Kepala Madrasah melakukan

koordinasi dan konsolidasi dengan tenaga pendidik dan kependidikan dalam

menentukan semua lini dalam sektor manajemen sarana dan prasarana

pendidikan, wujud nyata dari pelaksanaan koordinasi dan konsolidasi itu adalah

dengan diadakannya rapat pengadaan, rapat rutin dan rapat evaluasi untuk

membahas permasalahan yang dihadapi madrasah dan mencari jalan keluar secara

bersama-sama, Kepala Madrasah menerima masukan dan saran dari tenaga

pendidik dan kependidikan dalam menentukan arah pelaksanaan manajemen

pendidikan terutama sarana dan prasarana. Dalam hal ini Kepala Madrasah

menjalankan perannya sebagai pelaksana (executive) dan perencana (planner).

Pada MIN Model Martapura selain menjalankan fungsinya sebagai

seorang educator, manajer, administrator, leader dan supervisor Kepala

Madrasah juga sebagai innovator dan motivator. Fungsi Kepala Madrasah sebagai

inovator dan motivator direalisasikan dalam pelaksanaan reward bagi para tenaga

pendidik dan kependidikan yang berprestasi, dengan adanya penghargaan ini

maka diharapkan para tenaga pendidik dan kependidikan di MIN Model

Martapura termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. (lihat w. 24)

Selain itu Kepala Madrasah melaksanakan perannya sebagai arbitrator

and mediator (wasit dan penengah) dan controller of internal relationship

(mengawasi hubungan antara anggota-anggota kelompok). Ketika banyak tenaga

Page 32: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

183

pendidik dan kependidikan yang tidak mengetahui peran mereka dalam hal

pemeliharaan sarana dan prasarana madrasah yang berakibat pada tidak adanya

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang terlibat dalam tim koordinasi

pemeliharaan sarana dan prasarana karena merasa hal ini merupakan bukan

tanggungjawabnya maka Kepala Madrasah membuat tugas pokok dan fungsi dari

tiap tenaga pendidik dan kependidikan sesuai dengan jabatannya secara terperinci.

Dengan adanya tugas pokok dan fungsi untuk setiap tenaga pendidik dan

kependidikan ini maka diharapkan pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancar

sesuai dengan tugasnya masing-masing tanpa ada lempar tanggungjawab antara

satu dengan yang lainnya. (lihat w. 14)

Kepala Madrasah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan manajemen

sarana dan prasarana pendidikan di madrasahnya dengan observasi secara

langsung untuk melihat keadaan arana dan prasarana pendidikan di madrasahnya,

selain itu Kepala Madrasah menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil

kinerja pada masing-masing bidang madrasah.

Kepala Madrasah juga cukup tanggap dalam melihat permasalahan yang

ada di madrasahnya seperti ketidak seimbangan antara kelengkapan sarana dan

prasarana antara MIN Model Martapura Unit Indrasari dengan MIN Model

Martapura Unit Tanjung Rema, dikhawatirkan dengan adanya ketimpangan ini

maka akan muncul persepsi masyarakat bahwa siswa yang bersekolah di MIN

Model Martapura Unit Indrasai adalah siswa unggulan sedangkan yang siswa

yang bersekolah di MIN Model Martapura Unit Tanjung Rema bukanlah siswa

unggulan. Untuk menghindari itu maka Kepala Madrasah berinisiatif untuk

menyeimbangkan fasilitas yang ada di kedua unit madrasah ini melalui pengadaan

Page 33: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

184

dan pemeliharaan yang dilakukan secara bertahap pada tiap tahun anggaran. (lihat

w. 6, w. 22 dan w. 23).

Pada MIN Model Tambak Sirang Gambut walaupun hanya menjabat

beberapa bulan sebagai Kepala Madrasah, beliau cukup tanggap terhadap

permasalahan yang ada, selain menjalankan fungsinya sebagai educator,

manajer, administrator dan leader, peran beliau yang mencolok dalam penelitian

ini adalah sebagai ideologist yaitu sebagai pencipta. Pencipta di sini dalam artian

bahwa Kepala Madrasah memberikan ide atau pemikiran baru untuk kemajuan

madrasah di bidang sarana dan prasarana. Contohnya pada MIN Model Tambak

Sirang Gambut pada saat ini tidak memiliki Wakil Kepala Madrasah Bidang

Sarana dan Prasarana, atas pemikiran Kepala Madrasah akan diusulkan perubahan

struktur madrasah dengan mengangkat salah seorang Wakil Kepala Madrasah

Bidang sarana dan Prasarana untuk mengurangi beban kerja pada bagian Tata

Usaha. (lihat w. 43 dan w. 44)

Evaluasi yang dilakukan Kepala Madrasah adalah dengan memberikan

penilaian terhadap guru-guru yang menggunakan sarana dan prasarana pendidikan

berupa melihat secara langsung proses belajar-mengajar di kelas (supervisi kelas),

mempelajari forto folio milik guru, dengan melihat media apa saja yang

digunakan oleh guru dalam melakssanakan proses belajar-mengajar di kelas, yang

terakhir dengan bertanya langsung kepada guru yang bersangkutan. (lihat w. 45).

Sedangkan pada MTsN Model Martapura peran Kepala Madrasah yang

paling mencolok dari peran lainnya adalah sebagai pencipta/memiliki cita-cita

(idiologist). perencana (planner) dan sebagai pelaksana (executive). Dalam

beberapa bulan masa jabatannya sejak dilantik Kepala MTsN Model Martapura

Page 34: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

185

bekerjasama dengan Komite Madrasah yang baru berkeinginan agar MTsN Model

Martapura memiliki bangunan yang berdiri di atas tanahnya sendiri, tidak pinjam

pakia tanah milik Yayasan Pondok Pesantren Darussalam Martapura seperti yang

terjadi sekarang ini, permasalahana ini sudah berlarut- larut hingga beberapa masa

jabatan Kepala Madrasah. Rencana pembangunan MTsN Model Martapura di atas

tanah sendiri dimulai dengan pengadaan tanah dengan pembebasan lahan seluas 1

hektar, untuk pengadaan tanah pihak ini MTsN Model Martapura meminta

bantuan kepada Pemerintah Kabupaten Banjar untuk melakukan pembebasan

tanah di daerah Indrasari Martapura, proposal sudah diajukan kepada Pemerintah

Kabupaten Banjar dan telah di setujui oleh Bupati Banjar, namun dalam

realisasinya masih dalam proses dan memiliki beberapa kendala, terutama

beberapa pertimbangan dari pihak Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(BPKAD) Kabupaten Banjar. Agar proposal pengadaan lahan untuk MTsN Model

ini berhasil dan tidak putus di tengah jalan, Kepala Madrasah dan Komite

Madrasah menemui komisi yang menangani masalah pendidikan di Dewa

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten, dengan diadakannya dengar

pendapat ini diharapkan para anggota dewan turut memperjuangkan aspirasi

madrasah pada saat membahas alokasi anggaran untuk tahun yang akan datang

maupun pada saat anggaran perubahan. Hingga saat ini proposal tersebut belum

mendapatkan putusan dan Kepala Madrasah bersama Komite Madrasah terus

memperjuangkannya demi mewujudkan cita-cita untuk mendirikan madrasah di

atas tanah sendiri. (lihat w. 66, w. 67 dan w. 68).

Dari ketiga Kepala Madrasah yang menjadi objek penelitian ini, maka

masing-masing Kepala Madrasah memiliki peran yang sama, namun ada beberapa

Page 35: Pendidikan dan Prasarana 1 Pengadaan Sarana · PDF fileManajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada Madrasah Negeri Model di Kabupaten Banjar, selanjutnya dianalisis perkomponen

186

peran Kepala Madrasah yang paling mencolok diantara peran-peran yang lain

dikarenakan permasalahan yang dihadapi pada setiap madrasah berbeda antara

satu dengan yang lainnya.