Sarana Dan Prasarana UIN.ps
date post
03-Jan-2016Category
Documents
view
128download
0
Embed Size (px)
Transcript of Sarana Dan Prasarana UIN.ps
134
BAB V
DISKUSI HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan pembahasan dalam paparan data, selanjutnya penulis
akan melakukan diskusi hasil penelitian proses manajemen sarana dan
prasarana pada sekolah yang menerapkan manajemen berbasis sekolah
(MBS) di lembaga MAN Kraton Pasuruan. Adapun pemaparan diskusi hasil
penelitian sebagai berikut:
A. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana pada Sekolah yang
Menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Manajemen sarana dan prasarana pada hakekatnya merupakan suatu
proses yang terdiri dari langkah-langkah tertentu secara sistematik. Menurut
A.Tafsir peralatan sekolah harus dirancang secara menyeluruh dan teliti. Alat-alat
yang setiap hari digunakan harus didahulukan kemudian alat-alat yang sering
digunakan baru alat-alat yang jarang digunakan.1
Adapun secara sederhana proses manajemen sarana dan prasarana
mencakup kegiatan-kegiatan pada pengadaan, pendistribusian, pemeliharaan,
inventarisasi dan penghapusan sarana dan prasarana pendidikan. Sebagaimana
pada gambar proses manajemen perlengkapan sekolah berikut ini:
1 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Prespektif Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2002)
hlm. 93
134
135
Gambar. Proses Manajemen Perlengkapan Sekolah2
1. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengadaan terhadap kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan di
MAN Kraton Pasuruan telah berusaha diupayakan dengan perencanaan sebaik
dan sematang mungkin. Hal ini dilakukan guna menghindari suatu kesalahan
dan kegagalan dalam melaksanakan pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan.
Perencanaan atas kebutuhan tersebut telah dituangkan dal am
bentuk rencana program kerja 5 tahun MAN Kraton Pasuruan dan juga
Rencana Anggaran & Pendapatan Belanja Madrasah (RAPBM) MAN Kraton
Pasuruan yang dilakukan setiap satu semester sekali.
Berdasarkan hasil temuan yang peneliti peroleh dari analisa data
bahwa kegiatan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di MAN Kraton
Pasuruan didasarkan atas rencana program kerja 5 tahun atas daftar kebutuhan
2 brahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan Aplikasinya, seri Manajemen
Peningkatana Mutu Pendididkan Berbasis Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004),
hal. 7
1 Pengadaan:
- Analisis kebutuhan - Analisis anggaran - Seleksi - Keputusan
- Pemerolehan 2 Pendistribusian:
- Pengalokasian
- Pengiriman
3
Penggunaan dan Pemeliharaan 4
Inventarisasi
5
Penghapusan
136
yang telah disusun sebelumnya dengan waktu yang telah ditetapkan. Namun
dengan perencanaan tersebut adakalanya kegiatan pengadaan sarana dan
prasarana di MAN Kraton Pasuruan tersebut terlaksana ada yang belum
terlaksana, hal ini tidak terlepas dari adanya bantuan insidental dari Negara,
komite madrasah dan juga pihak lain yang peduli dengan pengembangan
pendidikan di MAN Kraton Pasuruan.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan, menggantikan barang
yang rusak, hilang, dihapuskan, atau sebab lain yang dapat dipertanggung
jawabkan. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah oleh
Bafadal dijelaskan bahwa pada hakekatnya merupakan upaya merealisasikan
rencana pengadaan yang telah disusun sebelumnya.3
Proses prencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan bukanlah
sekedar sebagai upaya pencarian ilham, melainkan upaya memikirkan
perlengkapan yang dibutuhkan di masa yang akan datang dan bagaimana
pengadaannya secara sistematis, rinci, dan teliti berdasarkan informasi yang
realistis tentang kondisi madrasah.
Menurut pernyataan Nawawi bahwa usaha pengadaan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan sehingga dapat digunakan secara tepat
memerlukan dan mengembangkan sejumlah dana, komunikasi yang tepat dan
cepat tentang kebutuhan peralatan dapat memungkinkan disusunnya
perencanaan yang lengkap.4
3 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), hal. 30 4 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Inti Idayu Press, 1993), hal. 63
137
Sedangkan makna pengadaan itu sendiri yaitu kegiatan untuk
menghadirkan sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka menunjang
pelaksanaan tugas-tugas sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan di
MAN Kraton Pasuruan dilakukan dengan cara: pembelian, menerima hibah
dari yayasan dan menerima bantuan dari pemerintah. Adapun masalah
perolehan dana di peroleh dengan 2 cara, yaitu: dana dari DIPA dan dana dari
Komite Madrasah. Terkait dengan pengadaan sarana dan prasarana yang
pengadaan dananya bersumber dari DIPA mengajukan laporan secara tertulis
kepada atasan dengan memasukkan daftar kebutuhan sesuai dengan
perencanaan yang direncanakan oleh madrasah. Sedangkan realisasinya ketika
pihak MAN Kraton Pasuruan hendak membelanjakan atau menggunakan dana
tersebut terdapat 2 tahapan: Pertama, ketika proses pembelian sebelum
orang/petugas membelanjakan barang kebutuhan terlebih dahulu ada
komunikasi dengan pihak pejabat pembuat komitmen (PPK), kemudian baru
belanja. Kedua, setelah pembelanjaan barang kebutuhan atau sarana tersebut
baru kemudian sarana didistribusikan kepada masing-masing pihak yang
membutuhkan, baik yang dibutuhkan oleh kelas, kantor, laboratorium maupun
pihak-pihak lain yang membutuhkan berdasarkan daftar barang yang telah
dibeli. Terkait dengan penggunaan dana yang ada pada komite madrasah
dibelanjakan sesuai dengan daftar kebutuhan yang sebelumnya dirapatkan
terlebih dahulu bersama anggota komite dan seluruh pihak pengelola sekolah.
138
Perencanaan merupakan proses melakukan sesuatu agar tidak sia-
sia dan mencapai hasil maksimal dan hal ini juga diajarkan dalam islam,
sebagaimana dalam sebuah hadits:
Artinya: Sesungguhnya Allah senang jika seseorang di antara kamu mengerjakan suatu perbuatan lalu dia mengerjakannya
secara sempurna (HR. Thabrani)
Menurut A.Tafsir peralatan sekolah harus dirancang secara
menyeluruh dan teliti. Alat-alat yang setiap hari digunakan harus didahulukan
kemudian alat-alat yang sering digunakan baru alat-alat yang jarang
digunakan.5
Artinya: Kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisir. (Maqolah Sayyidina Ali).6
Perencanaan yang baik dan teliti akan berdasarkan analisis
kebutuhan dan penentuan skala prioritas bagi kegiaan-kegiatan untuk
mendapatkan urutan pertama, kedua dan seterusnya agar dilaksanakan sesuai
dengan tersedianya dana dan tingkat kepentingannya.7
2. Pendistribusian Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pendistribusian atau penyaluran sarana dan prasarana madrasah
merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab dari seorang
5 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Prespektif Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2002)
hlm. 93 6 Muhammad Al Baqir, Mutiara Nahjul Balaghoh, Bandung: Mizan 1994)
7 H. Ary Gunawan, Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: Rineka Cipta,
1996), hal. 117
139
penanggung jawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang
membutuhkan barang itu.8
Di MAN Kraton Pasuruan pendistribusian sarana dan prasarana
yang sudah di beli didistribusikan langsung kepada masing-masing yang
membutuhkan barang tersebut dan sekaligus sebagai penanggung jawab
barang tersebut, sehingga penanggung jawabnya jelas, sebagaimana dalam
pengadaan sarana dan prasarana madrasah di MAN Kraton Pasuruan
disesuaikan dengan kebutuhan yang di ajukan oleh beberapa Waka dan
berbagai Unit yang membutuhkan.
Berkaitan dengan pendistribusian barang perlu adanya penyusunan
alokasi pendistribusian. Menurut Bafadal menyatakan ada empat hal yang
harus diperhatikan dan ditetapkan dalam penyusunan alokasi, yaitu:
a. Penerima barang yaitu orang yang menerima barang dan sekaligus mempertanggungjawabkannya sesuai dengan daftar barang yang
diterima
b. Waktu penyaluran barang c. Jenis barang yang akan disalurkan kepada pemakai d. Jumlah barang yang akan didistribusikan.9
Pada dasarnya ada dua sistem pendistribusian barang yang dapat
ditempuh oleh pengelola perlengkapan sekolah, yaitu sistem langsung dan
sistem tidak langsung. Dengan menggunakan sistem langsung berarti barang-
barang yang sudah diterima dan diinventarisasikan langsung disalurkan pada
bagian-bagian yang membutuhkan tanpa melalui proses penyimpanan terlebih
dahulu. Sedangkan dengan menggunakan sistem pendistribusian yang tidak
langsung, berarti barang-barang yang sudah diterima dan sudah
8 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2004), hal. 38 9Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2004), hal. 41
140
Recommended