Pendampingan Keluarga Kkn Ppm Unud Endy Fix

download Pendampingan Keluarga Kkn Ppm Unud Endy Fix

of 16

Transcript of Pendampingan Keluarga Kkn Ppm Unud Endy Fix

1

14

BAB IGAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1 Profil Keluarga DampinganSalah satu yang menjadi fakous dari Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat Periode VIII adalah Program Pendampingan Keluarga. Program ini menugaskan mahasiswa untuk mendampingi keluarga miskin ataupun pra-sejahtera. Keluarga keluarga yang tergolong dalam kelompok Rumah Tangga Miskin (RTM) dan Pra Sejahtera di Banjar Timbul Desa Pupuan berjumlah 25 Kepala Keluarga, sejalan dengan pelaksanaan program pemberdayaan keluarga maka LPPM Universitas Udayana merancang program pendampingan keluarga yang merupakan rangkaian dari Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat. Program Pendampingan Keluarga ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempelajari permasalahan yang dihadapi oleh keluarga pra-sejahtera dan kemudian memberikan solusi berkaitan dengan permasalahan yang dihadapinya. Banjar Timbul yang menjadi pusat konsentrasi KKN PPM Universitas Udayana di Desa Pupuan Tegallalang telah menetapkan 25 KK yang keadaannya paling memenuhi syarat untuk program pendampingan keluarga. Dengan jumlah mahasiswa peserta KKN yang mencapai 25 orang maka setiap keluarga pra sejahtera yang terpilih akan didampingi oleh satu orang mahasiswa yang berasal dari jurusan yang berbeda sehingga mampu mengobservasi masalah dari sudut pandang yang berbeda.Keluarga yang didampingi penulis dalam kesempatan ini adalah keluarga pra-sejahtera dengan kepala keluarga bernama I Ketut Pinda. Beliau bertempat tinggal di daerah Banjar Timbul tepatnya bagian timur dekat dengan perkebunan jeruk.lokasinya yang tergolong dekat ini mempermudah akses mahasiswa pendamping untuk melakukan pendampingan dan pelaksanaan program pendampingan keluarga. Bapak Ketut Pinda saat ini sudah almarhum yang dimana sekarang yang menjadi kepala keluarganya adalah anaknya yang bernama bapak komang.Bapak komang lahir di Timbul pada tanggal 20 juli 1987,saat ini beliau berusia 27 tahun. Kediaman beliau tergolong sederhana dengan 2 buah bangunan utama yakni dapur merangkap tempat kerja serta kamar tidur. Kendati demikian, keadaan dari masing masing bangunan ini masih cukup memprihatinkan.Beliau tinggal bersama istrinya yakni Ibu Ni Luh Widya dan anak kandungnya yakni I Komang Wira. Sejak Bapak I Ketut Pinda meninggal, Bapak Komang Sutira hanya tinggal bertiga dengan istri serta seorang anaknya.Keluarga ini termasuk dalam golongan keluarga Pra-Sejahtera yang ada di Banjar Timbul, ini dilihat dari tingkat penghasilannya dan taraf kehidupannya yang masih kurang. Berikut adalah data lengkap anggota keluarga Bapak Komang;

NoNamaStatusUmurPendidikanPekerjaanKet

1I Ketut PindaMenikahalmarhum---

2.Ni Wayan TingenMenikah almarhum---

3.I Komang SutiraMenikah27SLTP/ sederajatPengerajinKepala Keluarga

4.I Luh WidyaMenikah27SLTP/ sederajatPetaniIstri

5.I Komang WiraBelum menikah3--Anak

Keluarga pra-sejahtera ini hidup seadanya dengan pekerjaan Bapak Komang Sutira sebagai pengrajin patung kayu dan istrinya yang bekerja sebagai petani. Sebagai keluarga pra-sejahtera keluarga ini mengalami beberapa permasalahan terutamanya dalam hal perekonomian keluarga. Meski demikian Bapak Komang Sutira mampu menghidupi keluarganya dalam kehidupan sehari hari.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga Pendapatan keluarga Bapak Komang Sutira bersumber dari kepala keluarga dan istri. Bapak Komang yang berprofesi sebagai pengrajin patung kayu penghasilannya tidak menentu bergantung dari banyaknya tidaknya order yang mampu dikerjakan. Adapun kisaran pendapatannya yakni dari Rp 20.000,00 hingga Rp 70.000,00, sedangkan untuk Ibu Widya setiap harinya mampu memperoleh penghasilan sejumlah Rp 30.000,00 dari hasil bekerja sebagai buruh tani. Selain dari pendapatan di atas keluarga ini tidak memiliki sumber pendapatan alternatif atau tambahan pendapatan. Pendapatan ini kemudian dikelola masing masing tanpa ada transparansi dana ataupun pembagian penghasilan. Bapak Komang sutira menyampaikan bahwa pendapatannya pribadi rata rata berada pada kisaran Rp 70.000,00 setiap harinya, sehingga dalam satu bulan beliau mampu memperoleh Rp 2.100.000,00; ini dimanfaatkan untuk kebutuhan pribadi dan sebagiannya disisihkan untuk anaknya.Pendapatan istrinya yang juga tidak tentu seringkali dimanfaatkan untuk keperluan dapur dan pembelian kebutuhan pribadi lainnya.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga 1.2.2.1 Kebutuhan Sehari Hari Pengeluaran Bapak Komang Sutira untuk kebutuhan sehari hari tidaklah menentu. Masalah pengeluaran tidak pernah dirundingkan bersama. Bapak Komang biasanya memberikan sebagian upahnya kepada istrinya dan menggunakan sisanya untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, begitu pula dengan istrinya yang menggunakan penghasilan pribadi untuk keperluan rumah dan pribadinya tanpa menawarkan kepada suaminya. Setiap harinya diperkirakan keluarga ini menghabiskan dana sejumlah Rp 40.000,00 untuk biaya makan dan dana tambahan sebesar Rp 100.000,00 tiap bulan untuk keperluan lain sehingga total dalam satu bulan diperlukan biaya sejumlah Rp 1.300.000,00 untuk kebutuhan sehari hari. Tidak ada alokasi dana khusus untuk membeli kebutuhan MCK maupun kebutuhan kecil lainnya.Suami dan istri membeli kebutuhannya sendiri, dengan uang diperolehnya masing masing. Begitupula dengan memberikan biaya hidup pada kedua orang anaknya, tidak ada sistem yang jelas dalam mengorganisir keuangannya. Terkadang terdapat kekurangan dana dalam memenuhi kebutuhan sehari hari, masalah seperti ini diselesaikan dengan meminjam uang kepada Lembaga Perkreditan Desa ataupun Koperasi Banjar Timbul.Biaya sehari hari lainnya yakni pengeluaran untuk biaya air dan biaya listrik, biasanya dibayarkan bergiliran dengan KK lain yang berada dalam satu pekarangan. Pengeluaran untuk membayar tagihan berkisar antara Rp 50.000,00 hingga Rp 100.000,00 untuk jangka waktu 2 bulan. Beliau mengakui bahwa pembayaran listrik mengalami penambahan semenjak adanya penaikkan daya listrik di kediamannya.

1.2.2.2 Pendidikan Untuk bagian pendidikan,keluarga bapak Komang hanya memiliki satu anak yang baru berumur 3 tahun bernama komang Wira,yang dimana pada saat ini dia belum bersekolah jadi belum memerlukan biaya pendidikan.untuk masa nanti Bapak Komang juga belum mempersiapkan biaya pendidikan,yang dimana persiapan untuk pendidikan nanti belum ada ancang ancang karena Komang Wira akan bersekolah taman kanak kanak pada usia 5 Tahun jadi masih ada 2 tahun.

1.2.2.3 Kesehatan Bapak Komang maupun istrinya tidak pernah mengalokasikan pendapatannya untuk dana kesehatan. Kesadaran akan menjaga kesehatan juga masih sangat rendah. Mereka hanya berobat ke puskesmas di kala sakit saja. Layanan JKBM juga tidak dimanfaatkan oleh Bapak Likub dikarenakan proses yang berbelit belit dan rumit. Bapak Komang lebih memilih untuk mengeluarkan lebih banyak uang pribadi daripada menggunakan layanan JKBM.

1.2.2.4 Sosial dan Kehidupan BermasyarakatDari segi sosial Bapak Komang mengakui bahwa cukup banyak dana harus diluangkan untuk kehidupan sosialnya. Selayaknya orang Bali pada umumnya, memang diperlukan alokasi dana untuk upacara adat maupun acara adat lainnya. Keluarga ini memang tidak mengalokasikan dana khusus untuk bersosialisasi (menyama braya) namun tetap saja hampir tiap bulannya dibutuhkan untuk bidang ini. Beliau bahkan mengakui bahwa dalam kesempatan tertentu seperti rahinan dan piodalan maka pengeluaran untuk banten akan bertambah dan bahkan dalam satu kesempatan piodalan pengeluaran sempat membengkak sekitar Rp 4.000.000,00. Dana untuk kehidupan sosial ini nampaknya memang menghabiskan cukup banyak jumlah dana pendapatan Bapak Komang dan istrinya.

BAB IIIDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permasalahan KeluargaBerdasarkan hasil pengamatan dan diskusi dengan keluarga Bapak Komang Sutira, terdapat beberapa permasalahan yang diidentifikasi yaitu:

2.1.1 Lingkungan/Penataan BangunanRumah yang ditempati oleh keluarga Bapak Komang Sutira merupakan tanah yang dibeli seluas 2 are dan tinggal bersama anaknya atau dengan kata lain dalam satu pekarangan terdapat Satu KK sehingga lahan yang ditempati tidak begitu luas dan terbatas penggunaan fasilitas dalam keluarga. Dalam pekarangan Bapak Komang Sutira terdiri dari 2 bangunan dimana bangunan tersebut berfungsi sebagai tempat istirahat, dan bangunan sebagai dapur.Pentingnya penataan bangunan serta lingkungan rumah tampaknya kurang diperhatikan oleh keluarga Bapak Komang Sutira. Di pekarangan rumah tidak terlihat adanya tanaman bunga maupun tanaman obat karena terbatasnya luas tanah pekarangan yang tidak memungkinkan melakukan penanaman pohon/bunga atau yang lainnya..2.1.2 EkonomiPenghasilan Bapak Komang Sutira sebagai KK penerus I Ketut Pinda dari pengerajin dari kayu dapat membantu perekonomian keluarga akan tetapi hasil dari kerajinan tersebut setiap bulannya tidak menentu yang dimana penghasilannya tergantung dari orderan yang datang.jika ditaruh di pengepul maka harga jualnya akan jauh murah.penghasilan yang didapat dari pengerajin tersebut harus disisihkan untuk biaya transportasi untuk memasarkan barang dagangannya.untuk Ni Luh Widya bekerja sebagai petani yang dimana penghasilannya tidak menentu setiap harinya, sebagian besar penghasilan dari bertani digunakan untuk membeli kebutuhan dapur.2.1.3 PendidikanUntuk pendidikan saat ini belumlah menjadi masalah prioritas dikaranakan I Komang Wira selaku anak Dari Bapak Komang Sutira masih berumur 3 Tahun jadi biaya pendidikan akan ada untuk nanti di 2 tahun kedepan.

2.1.4 KesehatanKeluarga Bapak Komang Sutira sangat diberatkan jika ada anggota keluarga yang sakit karena akan menambah pengeluaran keluarga. Hal ini disebabkan oleh keluarga Bapak Komang Sutira tidak mendapatkan bantuan kesehatan seperti JKBM, Jamkesmas, maupun askes yang menyebabkan biaya berobat dikeluarkan secara pribadi.

2.1.5 SosialDalam kegiatan bermasyarakat, tiap warga dikenakan iuran untuk banjar maupun pura-pura yang ada di Desa Pupuan yang tentunya juga menambah pengeluaran dari keluarga Bapak Komang Sutira

2.1.6 Masalah TabunganKehidupan ekonomi keluarga Bapak Komang Sutira tergolong kurang karena kurangnya penghasilan yang diperoleh. Oleh sebab itu untuk uang tabungan jumlahnya tidak menentu

2.2 Masalah PrioritasBerdasarkan identifikasi permasalahan keluarga Bapak Komang Sutira di atas serta analisis KUWAT (Kesempatan, Uang, Waktu, Alat, dan Tenaga), maka diprioritaskan beberapa masalah yaitu sebagai berikut:

2.2.1Kesulitan dalam Memenuhi Kebutuhan Pangan Pokok Hal ini merupakan permasalahan yang menjadi prioritas utama dari penulis. Kurangnya penghasilan yang diperoleh oleh keluarga ini, maka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari terutama bahan pangan pokok seperti beras, minyak, dan gula dirasakan sulit.

2.2.2 Masalah Kesehatan Keluarga Untuk masalah kesehatan seperti penyakit-penyakit ringan seperti sakit kepala, maag, flu, dan demam, keluarga ini jarang berobat ke puskesmas maupun dokter dan lebih sering membiarkan penyakit tersebut sembuh dengan sendirinya dikarenakan tidak adanya bantuan asuransi kesehatan maupun biaya yang mencukupi.

2.2.3 Kesehatan LingkunganPenataan bangunan dan pekarangan keluarga Bapak Komang Sutira belum maksimal. Pekarangan yang ada sebenarnya bisa dimanfaatkan sebagai lahan untuk menanam tanaman bunga dan tanaman obat, di samping itu juga bisa ditanami tanaman untuk kebutuhan sehari-hari seperti cabe, jahe, dan kunyit agar tidak membeli ke pasar lagi.

BAB IIIUSULAN PENSOLUSIAN MASALAHUSULAN PENSOLUSIAN MASALAH3.1 Program Adapun program yang dilaksanakan untuk menangani permasalahan yang ada di keluarga Bapak Komang Sutira adalah sebagai berikut:

3.1.1 Program Solusi Masalah Ekonomi Dari uraian permasalahan ekonomi keluarga dampingan telah diketahui bahwa penghasilan keluarga ini sangatlah kurang, bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Untuk itu penulis memiliki inisiatif memberikan beberapa masukan untuk pemasaran kerajinan dari kayu tersebut jangan hanya mengunggu orderan serta memberikan ke pengepul dari kerajinan tersebut,alangkah baiknya barang kerajinan tersebut dijual sendiri ke pembeli atau dititip di art shop,selain itu juga memberikan bantuan kebutuhan sehari-hari seperti beras, minyak, dan gula untuk meringankan beban keluarga dampingan selama sebulan.

3.1.2 Program Peningkatan KesehatanUntuk menangani permasalahan ini, dilakukan program peningkatan kesehatan dengan memberikan konseling mengenai pola hidup sehat meliputi pola makan, makanan yang harus dihindari, olahraga ringan yang teratur, obat-obatan yang digunakan, serta menghindari stres. Dengan konseling ini, diharapkan keluarga almarhum Bapak Komang Sutira bisa lebih menjaga kesehatan.

3.1.3 Program Peningkatan Kebersihan dan Penataan Lingkungan Dalam program ini, dilakukan pemberian pemahaman kepada keluarga dampingan mengenai pentingnya menjaga dan menata lingkungan sekitar. Penulis menyarankan agar keluarga Bapak Komang Sutira lebih memanfaatkan pekarangan yang kosong dengan menanam tanaman bunga maupun Tanaman Obat Keluarga (TOGA) sehingga selain dapat memperindah lingkungan juga dapat dimanfaatkan sebagai obat. Selain itu pekarangan juga dapat ditanami dengan tanaman seperti cabe, jahe, dan kunyit sehingga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tidak perlu membeli lagi di pasar.

3.2 Jadwal Kegiatan Adapun jadwal kegiatan yang dilakukan selama melaksanakan program KK dampingan dapat dilihat pada tabel berikut:NoHari, TanggalWaktu (Wita)MasalahPemecahan MasalahJKEM

1.kamis,20 Februari 201413.00-15.00 Belum didapatkan data KK dampingan Briefing mengenai KK dampingan1x2 jam= 2jam

15.00-16.00Belum didapatkan data KK dampingan Berkoordinasi dengan kelian banjar timbul mengenai KK dampingan 1x1 jam = 1 jam

2.Jumat,21 Februari 201415.00-18.00Belum diketahui lokasi KK dampingan Survei lokasi dan berkenalan dengan KK dampingan 1x3 jam= 3 jam

3Sabtu,22 Februari 201413.00-18.00 Belum diketahui profil KK dampinganRamah tamah dengan KK dampingan sekaligus menanyakan informasi

1x3 jam = 3 jam

4.Senin,24 Februari 201415.00-17.00 Belum diketahui masalah perekonomian KK dampinganDiskusi dengan keluarga Bapak Komang Sutira terkait masalah perekonomian keluarga

1x2 jam= 2 jam

5.Rabu,26 februari 201416.00-18.00Belum diketahui masalah kesehatan KK dampinganDiskusi dengan keluarga Bapak Komang Sutira terkait masalah kesehatan KK dampingan1x4, jam= 4 jam

6.Senin,3 Maret 201414.00-18.00 Belum mendapat data yang cukup mengenai lingkungan rumah KK dampinganDiskusi dan observasi langsung lingkungan rumah KK dampingan1x4 jam= 4 jam

7.Selasa,4 Maret 201411.00-17.00 Data mengenai anak-anak KK dampingan belum mencukupi Diskusi dengan keluarga Bapak Komang Sutira mengenai anak-anak KK dampingan1x6 jam = 6 jam

8.Rabu,5 Maret 201412.00-17.00Data mengenai pekerjaan keluarga Bapak Komang SutiraBerdialog dengan keluarga Bapak Komang Sutira mengenai pekerjaan anggota keluarga1x5 jam= 5 jam

9.Kamis,6 Maret 201416.00-19.00 -Melihat proses pembuatan kerajinan kayu berbentuk jerapah oleh Bapak Komang Sutira1x4 jam= 4 jam

10.Jumat,7 Maret 201415.00-18.00-Memberikan konseling mengenai kesehatan

1x3 jam = 3 jam

11.Sabtu,8 Maret 201413.00-18.00Memberikan opsi atau jalan keluar untuk memasarkan produk kerajinan

1x5 jam = 5 jam

12.Minggu,9 Maret 201413.00-17.00 Memberikan pengetahuan tentang tanaman TOGA1x4 jam = 4 jam

13.Senin,10 Maret 201414.00-18.00 -Membantu membersihkan lahan pekarangan KK dampingan 1x4 jam = 4 jam

14.Selasa,11 Maret 201413.00-18.00 -Memberikan konseling mengenai kesehatan

1x5 jam = 5jam

15. Kamis, 13 Maret 201411.00-17.00 -Ramah tamah dan berdialog mengenai kehidupan sehari-hari KK dampingan1x6 jam = 6 jam

16.Jumat, 14 Maret 201409.00-15.00 -Ramah tamah dan berdialog mengenai kehidupan sehari-hari KK dampingan1x6 jam = 6 jam

17.Sabtu, 15 Maret 201410.00-16.00 -Ramah tamah ,memberikan bingkisan dan perpisahan dengan KK dampingan1x6 jam = 6 jam

BAB IVPELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGAPELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KE4.1 PelaksanaanProgram pendampingan keluarga ini dilakukan sebanyak 17 kali kunjungan dalam kurun waktu satu bulan dan dilakukan sesuai dengan program yang telah dijabarkan sebelumnya. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain dengan memberikan masukan atau saran mengenai pemasaran hasil kerajinan kayu yaitu dengan memperluas penjualan serta berani menjual sendiri ke pelanggan tanpa melalui pengepul agar keuntungan lebih banyak didapat. Sedangkan untuk meningkatkan kesehatan keluarga ini, dilakukan konseling mengenai pola hidup sehat bagi keluarga. Dengan pemberian konseling ini diharapkan kesehatan keluarga dari Bapak Komang Sutira dapat meningkat. Untuk program peningkatan kebersihan dan penataan lingkungan, dilakukan pemberian pemahaman mengenai pentingnya menjaga dan menata lingkungan sekitar serta memberikan saran agar keluarga KK dampingan memanfaatkan pekarangan yang kosong dengan menanam tanaman bunga maupun TOGA.

4.2 HasilAdapun hasil yang diperoleh dari program pendampingan keluarga ini adalah munculnya kemauan keluarga KK dampingan untuk menjual sendiri barang kerajinan kayu tersebut karena diketahui bahwa untungnya lebih besar dibandingan ke pengepul. Selain itu, dengan adanya bantuan bahan pangan pokok seperti beras, gula, dan minyak, beban keluarga ini dapat sedikit berkurang. Dengan adanya program di bidang kesehatan, kesadaran keluarga ini mengenai pola hidup sehat serta pengetahuan mengenai obat-obatan standar untuk penyakit-penyakit umum seperti nyeri, sakit kepala, demam, flu, diare, dan sebagainya menjadi meningkat. Informasi yang diberikan dapat diserap dengan cukup baik dilihat dari respon serta jawaban-jawaban yang diberikan pada saat penulis melakukan evalusi atas informasi yang diberikan.Untuk program peningkatan kebersihan dan penataan lingkungan, hasil yang diperoleh adalah munculnya kemauan KK dampingan untuk memperindah lingkungan rumahnya dengan tanaman bunga serta TOGA. Namun untuk program ini tidak dapat dilakukan monitoring karena keterbatasan waktu.Kendala dalam pelaksanaan program pendampingan keluarga ini, penulis menemukan kendala antara lain yaitu akses jalan menuju kediaman Bapak Bapak Komang Sutira yang dimana jalan yang dilalui berlubang lubang serta jika malam lampu penerangan jalan tidak ada sehingga untuk malam hari tidak bisa berkunjung ke KK dampingan.begitu juga jika ingin berkunjung ke KK dampingan , jika siang hari sering kali tidak ada orang disana karena masing masing mempunyai kesibukan tersendiri yang dimana mencari penghasilan untuk kebutuhan sehari hari.

BAB VPENUTUP

5.1 SimpulanBerdasarkan hasil analisis dan observasi yang dilakukan selama satu bulan terhadap keluarga dampingan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga Bapak Komang Sutira memiliki permasalahan yang cukup mendasar di bidang ekonomi, kesehatan, dan lingkungan. Dengan program-program yang telah dilaksanakan maka sangat diharapkan adanya peningkatan kualitas dan pemahaman keluarga dampingan di ketiga bidang tersebut. Program peningkatan ekonomi keluarga yang dilakukan dengan pemberian saran diharapkan dapat meningkatkan pendapatan keluarga terutama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.pemasaran produk kerajinan juga diperluas serta Pemberian bantuan berupa beras, gula, dan minyak juga diharapkan dapat meringankan beban keluarga ini. Program peningkatan kesehatan keluarga yang dilakukan dengan konseling diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan keluarga dampingan. Program peningkatan kebersihan serta penataan lingkungan dengan memberikan masukan mengenai pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam tanaman bunga dan TOGA diharapkan dapat membuat lingkungan rumah menjadi lebih asri dan sehat.

5.2 RekomendasiSetelah berakhirnya program pendampingan keluarga KKN-PPM Universitas Udayana Periode VII ini diharapkan keluarga Bapak Komang Sutira kedepannya tetap berusaha memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk meningkatkan taraf hidup keluarga serta bekerja dengan lebih giat. Kesehatan keluarga serta kondisi lingkungan juga harus tetap dijaga dengan baik. Selain berusaha dalam wujud nyata, keluarga Bapak Komang Sutira juga harus tetap berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar senantiasa diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menjalani kehidupan sehari-hari.Sedangkan saran untuk Pemerintah diantaranya lebih memeperjelas aturan dan pemberian bantuan untuk keluarga miskin terutama dalam pemberian bantuan kesehatan untuk keluarga yang memang membutuhkan. Pemerintah juga diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas untuk keluarga miskin sehingga taraf kehidupan masyarakat lebih terjamin.

1