Pendahuluan Refrat RM
-
Upload
nurulwahdaaulia -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
description
Transcript of Pendahuluan Refrat RM
Pendahuluan
Hemofilia adalah gangguan produksi faktor pembekuan yang diturunkan
secara genetik. Hemofilia diturunkan melalui x-linked resesif berdasarkan hukum
Mendel dari orang tua kepada anak-anaknya. Penyakit ini terjadi akibat kelainan
sintesis salah satu faktor pembekuan, dimana pada hemofilia A terjadi kekurangan
F VIII (Antihemophilic factor), sedangkan pada hemofilia B terjadi kekurangan F
IX (Christmas factor). Hemofilia A mencakup 80-85% dari keseluruhan penderita
hemofilia (Gatot,2010).
Hemofilia tersebar di seluruh ras di dunia dengan prevalensi sekitar 1
dalam 10 000 penduduk untuk hemofilia A dan 1 dalam 50 000 penduduk untuk
hemofilia B. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Federation of
Hemophilia (WFH) pada tahun 2010, terdapat 257.182 penderita kelainan
perdarahan di seluruh dunia, di antaranya dijumpai 125.049 penderita hemofilia A
dan 25.160 penderita hemofilia B. Penderita hemofilia mencakup 63% seluruh
penderita dengan kelainan perdarahan. Di Indonesia, berdasarkan survei tersebut,
terdapat 334 orang penderita hemofilia A, 48 orang penderita hemofilia B dan
1006 orang penderita hemofilia yang belum ditentukan jenisnya (Smith J, 2006).
Secara klinis hemofilia dapat dibagi menjadi hemofilia ringan,
hemofilia sedang dan hemofilia berat berdasarkan derajat kekurangan faktor
pembekuan yang bersangkutan. Pada penderita hemofilia dimana terjadi defisit F
VIII atau F IX maka pembentukan bekuan darah terlambat dan tidak stabil
sehingga perdarahan sulit berhenti. Pada perdarahan dalam ruang tertutup seperti
dalam sendi, proses perdarahan terhenti akibat efek tamponade. Namun pada luka
yang terbuka dimana efek tamponade tidak ada, perdarahan masif dapat terjadi
(Biere, 2001).
Pada penderita hemofilia sering ditemukan adanya perdarahan sendi atau
hemarthrosis, perdarahan intra kranial dan perdarahan otot. Perdarahan sendi
membuat darah dan deposit besi dalam sendi mengiritasi sinovium dan
merangsang reaksi inflamasi dalam sendi yang menyebabkan sinovitis kronis
Hasil akhirnya adalah suatu arthropati hemofilik dimana sendi menjadi kaku,
terjadi deformitas permanen, misalignment, perbedaan panjang anggota gerak
serta hipotrofi otot yang berdekatan. Cacat sendi ini merupakan salah satu
morbiditas penderita hemofilia yang utama (Zaiden, 2011).
Kerusakan sendi dan kecacatan muskuloskeletal pada penderita hemofilia
hampir selalu terjadi. Persentase kecacatan ini meningkat sejalan dengan
meningkatnya usia penderita dimana semua penderita dewasa menderita
kecacatan. Penilaian tentang kualitas hidup dan kemandirian hidup sehari-hari
penderita hemofilia harus menjadi bagian dari tatalaksana penderita hemofilia
sehingga penanganan dapat dioptimalisasi (Kar, 2007).
Menurut studi di Inggris, harapan hidup penderita hemofilia berat pada
usia 35, 55 dan 75 tahun adalah 89%, 68% dan 23%, dengan median usia harapan
hidup 63 tahun. Untuk penderita hemofilia sedang harapan hidup untuk kategori
usia yang sama adalah 96%, 88% dan 49% dengan median usia harapan hidup 75
tahun. Sebagai perbandingan harapan hidup rerata pria di Inggris adalah 97%,
92% dan 59% dengan median usia harapan hidup 78 tahun (Darby, 2007)
Daftar pustaka
1. Darby SC, Sau WK, Spooner RJ, Giangrande PLF, Hill FG, Hay CRM, et
al. Mortality rates, life expectancy and causes of death in people with
hemophilia A or B in the United Kingdom who were not infected with
HIV. Blood. 2007; 110:815-25.
2. Gatot D, Moeslichan S. Gangguan pembekuan darah yang diturunkan
Hemofilia. Dalam: Permono B, Sutaryo, Ugrasena IDG, Windiastuti E,
Abdulsalam M, penyunting. Buku ajar hematologi-onkologi anak. Cetakan
ke-3. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2010. h.174-7.
3. Smith J, Smith OP. Hemophilia A and B. Dalam: Arceci RJ, Hann IM,
Smith OP, penyunting. Pediatric Hematology. Edisi ke-3. Massachusetts:
Blackwell Publishing; 2006. h.585-97.
4. Zaiden RA, Jardine LF, Lorenzana A. Hemophilia A. Medscape Reference
2011. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/779322.
5. Kar A, Mirkazemi R, Singh P, Potnis-Lele M, Lohade S, Lalwani A, et al.
Disability in Indian patients with haemophilia. Haemophilia. 2007;13:398-
404.
6. Biere-Rafi S, Haak BW, Peters M, Gerdes VEA, Buller HR, Kamphuisen
PW. The impairment in daily life of obese haemophiliacs. Haemophilia.
2011; 17:204-8