Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

22
LA JU TUGAS PENDAHULUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR DESTILASI MAKALAH Oleh : Nama : Firni Rismawati NRP : 113020021 Kelompok :A No. Meja : 11 (sebelas) Tanggal Percobaan : 24 November 2011 Assisten : Rika Ayustika ABORATORIUM KIMIA DASAR URUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2011

Transcript of Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

Page 1: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

TUGAS PENDAHULUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR

DESTILASI

MAKALAH

Oleh :

Nama : Firni RismawatiNRP : 113020021Kelompok : ANo. Meja : 11 (sebelas)Tanggal Percobaan : 24 November 2011Assisten : Rika Ayustika

LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2011

TUGAS PENDAHULUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR

DESTILASI

MAKALAH

Oleh :

Nama : Firni RismawatiNRP : 113020021Kelompok : ANo. Meja : 11 (sebelas)Tanggal Percobaan : 24 November 2011Assisten : Rika Ayustika

LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2011

TUGAS PENDAHULUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR

DESTILASI

MAKALAH

Oleh :

Nama : Firni RismawatiNRP : 113020021Kelompok : ANo. Meja : 11 (sebelas)Tanggal Percobaan : 24 November 2011Assisten : Rika Ayustika

LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2011

Page 2: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang: (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan

Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.

1.1. Latar Belakang Percobaan

Destilasi adalah pemisahan zat cair atau padat yang terdapat dalam dua atau

lebih campuran, berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi dan retrifikasi

sangat berhubungan, dimana pengertian destilasi dan retrifikasi adalah proses

pemisahan ternal yang digunakan secara luas dibidang teknik untuk memisahkan

campuran ( larutan ) dalam jumlah yang besar. Pada destilasi produk antara

produk ahkir yang di peroleh pada reaksi kimia, serta pada rektrifikasi pelarut

organikyang telah tercemar agar diperoleh cairan murni yang dapat dipakai

kembali.

1.2. Tujuan Percobaan

Untuk memisahkan suatu campuran sehingga dapat mengetahui zat murni

campuran tersebut, agar praktikan dapat mengetahui bagaimana cara melakukan

proses destilasi, dan agar praktikan dapat memisahkan zat cair dari campurannya

ataupun untuk memisahkan suatu larutan dari larutan lain.

1.3. Prinsip Percobaan

Berdasarkan tekanan uap dari atas cairan pada kesetimbangan (kecepatan

penguapan = kecepatan pengembunan), bersifat khas dan naik dengan kenaikan

suhu.

Page 3: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan mengenai (1) Destilasi, (2) Destilasi Sederhana,

(3) Destilasi Fraksionasi (bertingkat), (4) Destilasi Azeotrop, (5) Destilasi Kering,

dan (6) Destilasi Vakum.

2.1. Destilasi

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia

berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.

Proses yang terjadi pada destilasi ialah perubahan fasa cair menjadi fasa uap atau

gas dengan pendidihan kemudian gas tersebut mengembun. Dalam penyulingan,

campuran zat dididihkan sehingga menguap, uap ini kemudian didinginkan ke

dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap

lebih dulu.

Metode ini termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan

proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing

komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi didasarkan

pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.

Hukum Raoult : “tekanan uap larutan ideal dipengaruhi oleh tekanan uap pelarut

dan fraksi mol zat terlarut yang terkandung dalam larutan tersebut”.

Hukum Dalton : "Bila dua buah unsur dapat membentuk dua atau lebih senyawa

untuk massa salah satu unsur yang sama banyaknya maka perbandingan massa

unsur kedua akan berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana".

Page 4: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

2.2. Destilasi Sederhana

Prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen cairan berdasarkan

perbedaan titik didih yang jauh berbeda.

2.3. Destilasi Fraksionasi (Bertingkat)

Memiliki prinsip yang sama dengan destilasi sederhana, hanya

destilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik,

sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih

yang berdekatan. Untuk memisahkan dua jenis cairan yang sama-sama mudah

menguap dapat dilakukan dengan destilasi bertingkat. Destilasi bertingkat

sebenarnya adalah suatu proses destilasi berulang.

Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksional. Kolom fraksional

terdiri atas beberapa plat dimana pada setiap plat terjadi pengembunan. Uap yang

naik plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang lebih atsiri

(mudah menguap) sedangkan cairan yang yang kurang atsiri lebih banyak dalam

kondensat. Contoh destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air,

titik didih alkohol adalah 780C dan titik didih air adalah 1000C. Campuran

tersebut dicampurkan dalam labu didih. Pada suhu sekitar 780C alkohol mulai

mendidih tetapi sebagian air juga ikut menguap.

Oleh karena alkohol lebih mudah menguap, kadar

alkohol dalam uap lebih tinggi daripada kadar alkohol dalam campuran semula.

Ketika mencapai kolom fraksionasi, uap mengembun dan memanaskan kolom

tersebut. Setelah suhu kolom mencapai 780C, alkohol tak lagi mengembun

Page 5: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

sehingga uap yang mengandung lebih banyak alkohol naik ke kolom di atasnya,

sedangkan sebagian air turun ke dalam labu didih. Proses seperti itu berulang

beberapa kali (bergantung pada banyaknya plat dalam kolom), sehingga akhirnya

diperoleh alkohol yang lebih murni. Contoh lain dari destilasi bertingkat adalah

pemurnian minyak bumi, yaitu memisahkan gas, bensin,minyak tanah, dan

sebagainya dari minyak mentah.

2.4. Destilasi Azeotrop

Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen

yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang

dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan

tinggi.

2.5. Destilasi Kering

Memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya.

Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu

bata.

2.6. Destilasi Vakum

Memisahkan dua komponen yang titik didihnya sangat tinggi, metode yang

digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1

atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang

digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi.

Page 6: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

III ALAT DAN METODE PERCOBAAN

Bab ini menguraikan mengenai (1) Alat yang digunakan, (2) Bahan yang

digunakan, dan (3) Metode Percobaan.

3.1. Alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan untuk melakukan percobaan destilasi adalah labu

destilat, kondensor liebig, termometer, adafter, penampung, selang air, gelas

kimia, bunsen, kaki tiga, statif, dan klem.

3.2. Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan pada percobaan destilasi adalah cairan dan pecahan

porselin.

3.3. Metode Percobaan

3.3.1. Pasang dan susun alat

termometersaluran statif

klem pembuangan klem kondensorliebig adafter

labusaluran

kawat kasa masuk airgelas kimia

bunsen

3.3.2. masukkan cairan dan pecahan porselin kedalam labu melalui corong.

Page 7: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

3.3.3. Pasang termometer, jalankan air dan jalankan pembakar bunsen.

3.3.4. Amati selama pengerjaan, destilat mulai ditampung pada waktu termometer

menunjukkan harga tetap atau konstan.

3.3.5. Waktu temperatur mulai naik, ganti penampung dengan yang lain dan

penampungan dilanjutkan waktu temperatur mulai konstan untuk kedua kalinya

dan seterusnya sampai temperatur naik.

3.3.6. Untuk cairan yang mudah menguap hindarkan bahaya-bahaya yang

mungkin bisa terjadi.

Page 8: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

DAFTAR PUSTAKA

Dragon, S. 2011. Contoh Laporan Destilasi (Lab Kimia Dasar).http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/05/contoh-laporan-destilasi-lab-kimia.html. diakses : 9 Nopember 2011

Sutrisno, E. T, dan I. S. Nurminabari. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar.Universitas Pasundan. Bandung

Page 9: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

TUGAS PENDAHULUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR

PEMURNIAN

MAKALAH

Oleh :

Nama : Firni RismawatiNRP : 113020021Kelompok : ANo. Meja : 11 (sebelas)Tanggal Percobaan : 24 November 2011Assisten : Rika Ayustika

LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2011

TUGAS PENDAHULUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR

PEMURNIAN

MAKALAH

Oleh :

Nama : Firni RismawatiNRP : 113020021Kelompok : ANo. Meja : 11 (sebelas)Tanggal Percobaan : 24 November 2011Assisten : Rika Ayustika

LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2011

TUGAS PENDAHULUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR

PEMURNIAN

MAKALAH

Oleh :

Nama : Firni RismawatiNRP : 113020021Kelompok : ANo. Meja : 11 (sebelas)Tanggal Percobaan : 24 November 2011Assisten : Rika Ayustika

LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2011

Page 10: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang: (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan

Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.

1.1. Latar Belakang Percobaan

Pemurnian umumnya dilakukan untuk memisahkan berbagai zat yang harus

dipisahkan untuk mendapatkan zat-zat murni. Banyak contoh pemurnian yang ada

dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pemurnian pada air untuk memisahkan

berbagai macam kontaminan seperti logam berat, arsen, besi, mangan, bakteri,

virus, dan lain-lain. Pada percobaan kali ini akan dilakukan pemurnian dengan

berbagai cara, seperti filtrasi, sentrifugasi, dan rekristalisasi.

1.2. Tujuan Percobaan

Untuk memisahkan campuran zat agar mendapatkan zat-zat murni dengan

membandingkan filtrat dan sentrat, juga dapat memisahkan kembali suatu zat dari

campuran cair dan padat agar diperoleh suatu keadaan yang murni.

1.3. Prinsip Percobaan

Berdasarkan ukuran partikel dari campuran zat cair dengan zat padat dengan

berbagai cara, seperti :

Filtrasi : proses pemurnian senyawa berdasarkan ukuran partikel.

Sentrifugasi : proses pemurnian senyawa berdasarkan berat jenis.

Rekristalisasi : proses pengkristalan kembali dengan cara pemanasan dan

pendinginan.

Page 11: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan mengenai (1) Filtrasi, (2) Rekristalisasi, (3) Sublimasi,

(4) Dekantasi, dan (5) Sentrifugasi.

2.1. Filtrasi

Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan

melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan

akan terendapkan. Range filtrasi pada industri mulai dari penyaringan sederhana

hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau

gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya.

Suatu saat justru limbah padatnyalah yang harus dipisahkan dari limbah cair

sebelum dibuang.

2.2. Rekristalisasi

Rekristalisasi adalah pemisahan bahan padat berbentuk kristalin. Seringkali

senyawa yang diperoleh dari hasil suatu sintesis kimia memiliki kemurnian

yang tidak terlalu tinggi. Untuk memurnikan senyawa tersebut perlu dilakukan

rekristalisasi. Untuk merekristalisasi suatu senyawa kita harus memilih pelarut

yang cocok dengan senyawa tersebut karena salah satu faktor penentu

keberhasilan proses kristalisasi dan rekristalisasi adalah pemilihan zat pelarut.

2.3. Sublimasi

Sublimasi adalah proses perubahan zat dari fasa padat menjadi uap, dan uap

dikondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fasa cair.

Page 12: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

Pada proses sublimasi, senyawa padat bila dipanaskan akan menyublim, langsung

terjadi perubahan dari padat menjadi uap tanpa melalui fasa cair dahulu.

Kemudian uap senyawa tersebut, bila didinginkan akan langsung berubah menjadi

fasa padat kembali. Senyawa padat yang dihasilkan akan lebih murni dari pada

senyawa padat semula, karena pada waktu dipanaskan hanya senyawa tersebut

yang menyublim sedangkan pengotornya tetap tertinggal dalam cawan/gelas piala.

2.4. Dekantasi

Dekantasi adalah pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan

cara dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan

campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling

campur (suspensi).

Contoh: Pemisahan campuran air dan pasir.

2.5. Sentrifugasi

Sentrifugasi adalah metode yang digunakan dalam untuk mempercepat proses

pengendapan dengan memberikan gaya sentrifugasi pada partikel-partikelnya.

Pemisahan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar secara

horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau

silinder yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat

bergerak menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya

yang berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya

tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan partikel-partikel

menuju dinding tanbung dan terakumulasi membentuk endapan.

Page 13: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

III ALAT DAN METODE PERCOBAAN

Bab ini menguraikan mengenai (1) Alat yang digunakan, (2) Bahan yang

digunakan, dan (3) Metode Percobaan.

3.1. Alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan untuk melakukan percobaan ini adalah gelas kimia,

cawan penguap, kaca arloji, batang pengaduk, resin penukar ion, kondensor, klem

dan statif, tabung sentrifugasi, corong gelas, parutan, botol semprot, bunsen, kaki

tiga, dan alat sentrifuge.

3.2. Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah naphtalen, tanah, alkohol,

larutan garam, kapur, singkong, larutan CuCl, larutan Mg(OH)2, dan kapas.

3.3. Metode Percobaan

3.3.1. Masukkan 2 atau 3 sendok bubur kapur kedalam gelas kimia yang berisi air

25 ml, lalu aduk, sebagian air (5ml) dituangkan kedalam tabung sentrifuge atau

tabung reaksi lalu disentrifuge. Pisahkan sentrat dari endapan dengan cara

dekantasi bagian isi lainnya dalam gelas kimia, lalu saring dan filtratnya

ditampung. Bandingkan filtrat dengan sentrat.

5 ml disaring

Bubur kapur

→ → →

Page 14: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

3.3.2. Larutkan garam dapur yang yang kotor 1 sendok, tambahkan air 10 ml lalu

disaring filtratnya, diuapkan dalam cawan penguap sampai hampir kering.

Singkirkan pembakar dan biarkan semua air habis menguap.

Garam dapur disaring

diuapkan

→ →

3.3.3. Larutkan 5 gram tembaga sulfat kedalam 25 ml air, saring bila perlu

tambahkan batu didih lalu uapkan hingga volume dari kedua larutan tersebut 10

ml. Singkirkan api dan biarkan sampai dingin tanpa digoyang.

Tembaga saring batu didih

diuapkan

→ → →

3.3.4. Masukkan sebutir Yod kedalam tabung reaksi yang berisi 5 ml air, kocok.

Perhatikan warna larutan. Ambil 1 ml CCl4 atau CHCl3, perhatikan warnanya, lalu

masukkan kedalam larutan Yod. Amati, kocok dengan cara menepuk-nepukkan

dasar tabung pada telapak tangan anda. Bandingkan dengnan soxhlet.

Yod CCl4 atau CHCl3 Yod + CCl4 atau CHCl3 kocok

→ → →

Page 15: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

3.3.5. Tuangkan hati-hati 5 ml larutan NaCl kedalam kolom resin penukar ion,

elusi dengan air 30 ml dan tampung 30 ml larutan dengan mengatur kran gas,

kecepatan pengaliran 1 tetes tiap detik (1 ml tiap 20 detik). Jaga jangan sampai

kolom kering, bandingkan ketiga sifat cairan tersebut, yakni larutan NaCl sebelum

dimasukkan kedalam kolom, larutan yang telah melalui kolom dan aquadest (air

yang digunakan untuk megelusi) dengan cara :

Masukkan 1 ml larutan kedalam tabung reaksi

Tambahkan setetes HNO3 dan setetes larutan AgNO3

3.3.6. Pasang set alat destilasi seperti dalam gambar dibawah ini. Destilasiah

larutan yang telah ditentukan asisten hingga volume destilasi 5 ml.

→ Kondensor

Batas ekstraksi

→ wadah ekstraksi

Labu dasar bundar

Page 16: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Filtrasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Filtrasi. diakses : 16Nopember 2011.

Anonim. 2008. Modul Kimia. http://abynoel.wordpress.com/2008/08/08/modul-kimia/. diakses : 16 Nopember 2011

Atmojo, T. S. 2011. Proses rekristalisasi.http://chemistry35.blogspot.com/2011/08/proses-rekristalisasi.html. diakses: 16 Nopember 2011

Danielyn. 2010. Teknologi Pemurnian Air.http://danielyn.blogspot.com/2010/03/teknologi-pemurnian-air.html. diakses: 16 Nopember 2011

Magic, K. 2010. Sublimasi.http://kimiamagic.blogspot.com/2010/02/sublimasi.html. diakses : 16Nopember 2011

Wibowo, F. 2011. Sentrifugasi. http://fredi-36-a1.blogspot.com/2011/01/sentrifugasi-adalah.html. diakses : 16 Nopember2011

Rahayu, S. S. 2009. Mengoperasikan Alat Penukar Ion. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/utilitas-pabrik/mengoperasikan-alat-penukar-ion/. diakses : 17 Nopember 2011

Sutrisno, E. T, dan I. S. Nurminabari. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar.Universitas Pasundan. Bandung

Page 17: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

TUGAS PENDAHULUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR

RESIN PENUKAR ION

MAKALAH

Oleh :

Nama : Firni RismawatiNRP : 113020021Kelompok : ANo. Meja : 11 (sebelas)Tanggal Percobaan : 24 November 2011Assisten : Rika Ayustika

LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2011

TUGAS PENDAHULUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR

RESIN PENUKAR ION

MAKALAH

Oleh :

Nama : Firni RismawatiNRP : 113020021Kelompok : ANo. Meja : 11 (sebelas)Tanggal Percobaan : 24 November 2011Assisten : Rika Ayustika

LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2011

TUGAS PENDAHULUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR

RESIN PENUKAR ION

MAKALAH

Oleh :

Nama : Firni RismawatiNRP : 113020021Kelompok : ANo. Meja : 11 (sebelas)Tanggal Percobaan : 24 November 2011Assisten : Rika Ayustika

LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2011

Page 18: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang: (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan

Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.

1.1. Latar Belakang Percobaan

Resin penukar ion merupakan salah satu metoda pemisahan menurut

perubahan kimia. Resin penukar ion ada dua macam yaitu resin penukar kation

dan resin penukar anion. Jika disebut resin penukar kation maka kation yang

terikat pada resin akan digantikan oleh kation pada larutan yang dilewatkan.

Begitupun pada resin penukar anion maka anion yang terikat pada resin akan

digantikan oleh anion pada larutan yang dilewatkan.

1.2. Tujuan Percobaan

Untuk mmengetahui ion-ion yang dapat dipertukarkan dari senyawa

hidrokarbon terpolimerisasi serta untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan

dari zat pebukar ion tersebut.

1.3. Prinsip Percobaan

Berdasarkan pengikatan ion-ion, baik ion positif maupun ion negatif oleh

resin dengan reaksi :

Resin Kation : MX(aq) + Res-H → HX(aq) + Res-M

Resin Anion : HX(aq) + Res-OH → H2O(aq) + Res-X

Page 19: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan mengenai (1) Resin Penukar Anion dan (2) Resin

Penukar Kation.

2.1. Resin Penukar Anion

Suatu penukar anion, adalah suatu kation polimerik dengan anion-anion aktif.

Penukar-penukar anion merupakan polimer-polimer terangkai silang, berbobot

molekul tinggi. Sifat basanya disebabkan oleh adanya gugus-gugus amino, amino

tersubstitusi, memiliki sifat-sifat basa lemah. Suatu resin penukar anion yang

dipakai luas, dibuat dengan mengkopolimerisasi (pemasukan gugus-gugus –

CH2Cl, katakanlah dalam keadaan para bebas), dan menginteraksinya dengan

suatu basa seperti trimetilamina.

2.2. Resin Penukar Kation

Resin penukar kation dapat dibagi menjadi dua yaitu asam kuat dan asam

lemah. Resin penukar kation asam kuat misalnya yang mengandung gugus

sulfanoat sehingga atom H dapat diganti oleh atom Na dari NaCl. Resin penukar

kation asam lemah mengandung gugus karboksilat yang memerlukan larutan

dengan pH>7 untuk dapat mengganti atom H. Resin penukar kation mengandung

gugus karboksilat, sufanoat, fenolat atau gugus lain dan sejumlah kation ekivalen.

Resin penukar kation mengandung kation bebas yang dapat dipertukarkan dengan

kation dalam suatu larutan. resin penukar kation dapat dipertukarkan dengan

kation lain, seperti reaksi:

Page 20: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

2(Res.SO3-)H+ + Na+(lar) → 2(Res.SO3

-)Na+ + H+(lar)

Dalam reaksi diatas, kation H dapat ditukar dengan kation Na secara ekivalen.

Pertukaran ion terjadi secara stoikiometri dimana setiap satu ion H diganti oleh

satu ion Na. Sedangkan dua atom H diganti dengan satu ion Ca(II) dan seterusnya.

Ion yang dapat ditukar merupakan ion lawan yang tidak terikat dengan kuat pada

matrik polimer. Apabila larutan NaCl dialirkan melalui kolom resin penukar

kation, maka dapat terjadi peristiwa :

NaCl + H-Res → Na-Res + HCl

Page 21: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

III ALAT DAN METODE PERCOBAAN

Bab ini menguraikan mengenai (1) Alat yang digunakan, (2) Bahan yang

digunakan, dan (3) Metode Percobaan.

3.1. Alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah kolom resin, gelas ukur,

labu takar 250 ml, pipet volume 10ml, erlenmeyer, pipet tetes dan buret.

3.2. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan HCl 6 M,

aquades, NaOH, NaCl jenuh.

3.3. Metode Percobaan

3.3.1. Diameter dan tinggi kolom resin diukur dengan menggunakan penggaris.

3.3.2. Ditambahkan 2 mL NaCl lalu didiamkan.

3.3.3. Larutan dikeluarkan lalu dielusikan dengan menggunakan 100 mL aquades

dan dicek sampai netral.

3.3.4.Larutan diencerkan sampai volumenya 250 mL. Diambil 10 mL larutan.

3.3.5. Dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH

Page 22: Pendahuluan Praktik 5 (Makalah Destilasi, Pemurnian, Resin)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Resin Penukar Kation. http://www.anehnie.com/2009/12/resin-penukar-kation.html. diakses : 16 Nopember 2011

Andriyani, Y. 2011. Resin Penukar Ion.http://www.scribd.com/doc/21113137/Artikel-Resin-Penukar-Ion. diakses :16 Nopember 2011

Hadyana, A, dan L. Setiono. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. BukuKedokteran EGC. Jakarta

Rahayu, S. S. 2009. Mengoperasikan Alat Penukar Ion. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/utilitas-pabrik/mengoperasikan-alat-penukar-ion/. diakses : 17 Nopember 2011

Sutrisno, E. T, dan I. S. Nurminabari. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar.Universitas Pasundan. Bandung

Syabatini, A. 2009. Resin Penukar Ion.http://annisanfushie.wordpress.com/2009/07/17/resin-penukar-ion/.diakses : 17 Nopember 2011