(Pencernaan) Dr. Dion

22
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Blok 10 Pencernaan Kode Mata Kuliah : SKS : 6 SKS Metode Belaja : Kuliah Waktu Pertemuan : 1 x 120 menit A. Tujuan Belajar Tujuan Belajar Umum (TBU) : Setelah menyelesaikan matakuliah ini, mahasiswa akan dapat memiliki pengetahuan, sikap, dan pemahaman yang benar terhadap traktus gastrointestinal. Tujuan Belajar Khusus (TBK) : 1) Mahasiswa mampu memahami intestinum bagian depan 2) Mahasiswa mampu memahami intestinum bagian tengah 3) Mahasiswa mampu memahami intestinum bagian belakang B. Pokok Bahasan : Sistem pencernaan manusia C. Sub Pokok Bahasan : 1) Gastrointestinum bagian depan 2) Gastrointestinum bagian tengah 3) Gastrointestinum bagian belakang D. Kegiatan Belajar Mengajar : Tahap Kegiatanh Belajar Kegiatan Mahasiswa Media & Alat Belajar Pendahulu an Membuka pertemuan Mengenalkan diri Memperhatik an Buku Modul LCD Proyekto r Speaker Penyajian Menyajikan Memperhatik Buku 1

description

anatomi sistem pencernaan

Transcript of (Pencernaan) Dr. Dion

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

(SAP)

Mata Kuliah

: Blok 10 PencernaanKode Mata Kuliah :

SKS

: 6 SKS

Metode Belaja

: Kuliah

Waktu Pertemuan: 1 x 120 menit

A. Tujuan Belajar

Tujuan Belajar Umum (TBU) :

Setelah menyelesaikan matakuliah ini, mahasiswa akan dapat memiliki pengetahuan, sikap, dan pemahaman yang benar terhadap traktus gastrointestinal.

Tujuan Belajar Khusus (TBK) :

1) Mahasiswa mampu memahami intestinum bagian depan2) Mahasiswa mampu memahami intestinum bagian tengah3) Mahasiswa mampu memahami intestinum bagian belakangB. Pokok Bahasan : Sistem pencernaan manusiaC. Sub Pokok Bahasan :

1) Gastrointestinum bagian depan2) Gastrointestinum bagian tengah3) Gastrointestinum bagian belakangD. Kegiatan Belajar Mengajar :

TahapKegiatanh BelajarKegiatan MahasiswaMedia &

Alat Belajar

Pendahuluan Membuka pertemuan

Mengenalkan diriMemperhatikan

Buku Modul

LCD Proyektor

Speaker

Penyajian Menyajikan materi

Menjaga topik bahasan

Mengupayakan diskusi

Menilai pemahaman mahasiswa terhadap materiMemperhatikan BerdiskusiBuku Modul

LCD Proyektor

Speaker

Penutup Memberi umpan balik

Menarik Kesimpulan

Menutup pertemuanMemperhatikanBuku Modul

LCD Proyektor

Speaker

E. Penilaian

Instrumen yang digunakan: format penilaian kuliahF. ReferensiApril Ernest W. 2012. Quick ReviewAnatomi Klinik Edisi 1. Tanggerang: BINARUPA AKSARA Publishing.TRAKTUS GASTROINTESTINALOleh : dr. Dion Krismashogi D.I. PENDAHULUANPertimbangan perkembangan. Pembagian, lokasi dan tempat lekat mesenterium bagian traktus GI dapat dijelaskan, terbaik dengan rujukan kepada perkembangan embrionalnya.1. Pembagian. Traktus GI dapat dibagi dengan dua metode.a. Kesatuan umum adalah berdasarkan organ yang berbeda secara morfologik, yakni, esofagus, gaster, intestinum tenue, intestinum crasum dan kelenjar tambahan.

b. Kesatuan fungsional bagian abdominopelvis traktus GI mengelompokkan organ berdasarkan persamaan umum pada pendarahan, persarafan dan fungsi utama embrional, yakni intestinum bagian depan, intestinum bagian tengah dan intestinum bagian belakang.

(1) Intestinum bagian depan terdiri atas esofagus, gaster dan duodenum dengan hepar dan pankreas yang terkait.

(a) Sebagian besar intestinum bagian depan diperdarahi oleh A . seliaka.(b) Intestinum bagian depan menerima persarafan parasimpatis dari N. vagus (N. X) dan persarafan simpatis dari N. splanknikus mayor (T5-T9).(c) Intestinum bagian depan berfungsi sebagai pipa penyalur (esofagus), sebagai sebuah tandon (gaster), dan pencernaan (gaster, duodenum, hepar dan pankreas).

(2) Intestinum bagian tengah terdiri atas yeyunum, ileum, kolon asenden (termasuk sekum dan apendiks), dan kolon transversum.(a) Pada dasarnya intestinum bagian tengah diperdarahi oleh A. mesenterika superior.(b) Intestinum bagian tengah menerima persarafan parasimpatis dari N . vagus (N. X) dan persarafan simpatis dari N . splanknikus minor (T10-T11).(c) Pada dasarnya intestinum bagian tengah berfungsi penyerapan nutrien (yeyunum dan ileum) dan air (kolon asenden dan kolon transversum).(3) Intestinum bagian belakang terdiri atas kolon desenden, kolon sigmoideum dan rektum.(a) Pada dasarnya intestinum bagian belakang diperdarahi oleh A. mesenterika inferior.(b) Intestinum bagian belakang menerima persarafan parasimpatis dari saraf splanknikus pelvikus (Sa2-Sa4) dan persarafan simpatis dari saraf splanknikus lumbalis (L1-L2).(c) Pada dasarnya intestinum bagian belakang berfungsi transportasi tinja (kolon desenden), gudang (kolon sigmoideum) dan evakuasi (rektum).

II. INTESTINUM BAGIAN DEPANA. EsofagusHubungan esofagus. Esofagus pria panjangnya kira-kira 25-30 cm (pada posisi berdiri tegak) dan beberapa sentimeter lebih pendek pada wanita.a. Pada toraks, esofagus membentang dari bagian bawah laringofaring dan melewati hiatus esofagus diafragma bagian muskulotendinosa b. Pada abdomen, dari hiatus esofagus diafragma, esofagus membuat belokan tajam ke arah kiri dan memasuki lubang kardia gaster B. Gaster1. Posisi gaster dan hubungannya. Gaster terletak pada daerah hipokondrium kiri dan daerah epigastrikus abdomen..2. Struktur eksternal gaster. Gaster terdiri atas dua sisi, dua kurvatura, dan dualubang.a. Kurvatura mayor mewakili permukaan dorsal sederhana. Kurvatura mayor ini mendapat ikat penyangga dari mesenterium dorsal sederhana .Omentum mayus adalah bagian mesogastrium dorsal yang berkelebihan.b. Kurvatura minor mewakili permukaan ventral sederhana. Kurvatura minor mendapat ikat penyangga dari turunan mesenterium ventral sederhana, yang menjadi lig. gastrohepatik (hepatogastrikum) omentum minus .c. Sfingter kardia dan sfingter pilorus masing-masing menunjukkan bagian ujung yang lebih-dekat lubang mulut dan ujung yang menjauhi lubang mulut.d. Bagian. Gaster dibagi menjadi empat daerah .(1) Kardia adalah daerah yang terletak tepat di dekat esofagus.Gaster menerima esofagus pada lubang kardia, yang terletak pada batas superior kurvatura mayor dan kurvatura minor ventrikuli.(2) Fundus terletak di sebelah kranial terhadap tingkat pertemuannya dengan esofagus. Biasanya fundus berisi udara.(a) Udara di dalam fundus, terbukti pada foto sinar-X, merupakan petanda radiografi yang sangat berguna.(b) Bunyi timpani dapat diperkusi dari gelembung udara fundus.(3) Korpus (badan) menyusun bagian utama gaster.(4) Pilorus, letak di sebelah distal, terbagi menjadi tiga bagian.(a) Antrum pilorikum berawal sebagai sedikrt pelebaran, yang membentuk insisura angularis pada kurvatura minor.(b) Kanal pilorik, panjangnya 2-3 cm.(c) M. sfingter pilori adalah otot yang tidak hanya dari otot lingkar daerah berdekatan dan juga tidak terlihat ada perbedaan fisiologis.C. Duodenum1. Struktur eksternal duodenum. Meskipun tanpa ketentuan pasti, intestinum tenue dibagi menjadi tiga bagian; perbedaan morfologi dan fisiologi antara duodenum dan yeyunum, serta antara yeyunum dan ileum, adalah sedikit. Perbedaan ini dapat terjadi dengan peralihan yang lambat setelah melalui jarak yang cukup jauh.a. Panjang dan posisi. Duodenum adalah bagian intestinum tenue yang terpendek. Panjangnya selebar 12 jari (duodenum, Latin, duabelas) atau 25 cm (10 inci), dari sfingter pilorus sampai fleksura duodenoyeyunalis. Sementra posisi dan ukurannya bervariasi, duodenum melengkung berbentuk huruf-C ke arah kanan b. Bagian. Duodenum dibagi menjadi:.(1) Bagian superior duodenum, yakni bagian pertama, panjangnya 3-5 cm (1,5-2 inci).Bagian ini terletak intraperitoneal, disangga oleh lig. hepatoduodenal, yang merupakan bagian mesenterium ventral dan omentum minus.(2) Bagian desenden duodenum, bagian ke dua, panjangnya 8-10 cm (3,5-4 inci).(a) Bagian ini terletak retroperitoneal sekunder. Kolon transversum terletak di sebelah anterior, ginjal kanan di sebelah posterior, dan lobus kanan hepar di sebelah superior.(b) Pada sisi internal, lipat sirkular mukosa (plika sirkular) mewarnai penampilannya, meningkat ukuran dan kerumitannya sampai yeyunum.(c) Segmen ini menerima ampula hepatopankreatik dan duktus pankreatikus asesorius (dari Santorini), jika ada.(i) Biasanya duktus koledokus dan duktus pankreatikus mayor bergabung membentuk ampula hepatopankreatik. Namun, umumnya ada sejumlah variasi.(ii) Pada tempat ampula hepatopankreatik memasuki duodenum, terjadi sebuah tonjolan kecil, yakni papila duodeni mayor .(iii) Sfingter hepatopankreatik (dari Oddi) mengelilingi papila duodeni mayor.(d) Aktivitas bagian desenden duodenum serupa aksi memutar atau menggiling; aktivitas peristaltik sebenarnya menjadi jelas hanya pada bagian distal duodenum.(3) Bagian inferior duodenum meliputi bagian ke tiga dan ke empat duodenum.(a) Bagian lintang, yakni bagian ke tiga, panjangnya 2,5-5 cm (1-2 inci).(i) Segmen datar ini terletak retroperitoneal sekunder.(b) Bagian yang asenden, yakni bagian ke empat, panjangnya 2,5-5 cm.(i) Segmen ini, juga terletak retroperitoneal sekunder, berakhir pada fleksura duodenoyeyunalis.(ii) Lig. suspensorium (dari Treitz), sebuah petanda pembedahan, menahan bagian asenden pada tempatnya. Ikat ini membentang dari segmen keempat duodenum menuju krus diafragma kanan. Ikat ini disusun dari tendo yang disusupi berkas otot polos dari lapis muskular eksterna duodenum dan berkas otot lurik dari krus diafragma.(iii) Pada fleksura duodenoyeyunalis, intestinum tenue yeyunum menjadi terletak peritoneal, ditopang oleh mesenterium sebenarnya.

D. Hepar1. Hubungan hepar. Hampir keselurahan hepar terletak di balik dinding rangka iga Sebagian besar daerah hipokondrium dan daerah epigastrikus ditempati oleh hepar. 2. Struktur hepar. Secara morfologis hepar tampak sebagai salah satu organ yang tersederhana; secara fungsional hepar merupakan organ yang terkompleks.a. Pembagian lobus(1) Pembagian lobus secara anatomi. Disamping lobus kanan yang sangat besar dan lobus kiri yang jauh lebih kecil, hepar memiliki juga dua lobus yang tidak berkembang, yakni lobus kuadratus atau yang disebut segmen medial lobus kanan dan lobus kaudatus .(2) Pembagian lobus secara fungsional. Secara fungsional hepar hampir terbagi rata.(a) Lobus kanan dan lobus kiri memiliki aliran empedu dan pendarahan yang terpisah .(b) Lobus kuadratus merupakan bagian fungsional lobus kiri, karena lobus kuadratus menerima darah dari A. hepatika kiri dan mengaliri duktus hepatikus. Ini bertentangan dengan nama dan lokasi alternatifnya di sebelah kanan fisur segmental, yang ditandai dengan Lig. falsiform hepar.(c) Lobus kaudatus, yang menerima darah- dari arteri hepatika kanan dan, kiri dan mensekresikan empedu ke dalam kedua salurannya, duktus hepatikus kiri dan kanan, adalah bagian fungsional lobus kiri dan lobus kanan.3. Tempat lekat mesenterium hepara. Mesogastrium ventral, yang di dalamnya berkembang hepar, dibagi oleh hepar menjadi dua ikat utama .(1) Omentum minus melintas antara hepar dan kurvatura minor ventrikuli serta bagian pertama duodenum. Dengan demikian, omentum minus dibagi lagi menjadi lig. hepatoduodenal dan lig. gastrohepatik (hepatogastrikum).(2) Lig. falsiform hepar adalah lanjutan sisa mesenterium ventral dari permukaan anterior hepar menuju dinding ventral tubuh sampai sejauh umbilikus di sebelah inferior .Lig. rotundum (lig. teres) hepatis, merupakan sisa V. umbilikalis yang obliterasi, berada pada tepi bebas inferior ikat ini.b. Ligamen koronarium hepar dibentuk oleh refleksi mesenterium ventral di antara permukaan superior hepar dan permukaan inferior diafragma; yakni, ikat ini memberikan jalur kesinambungan antara omentum minus dan lig. falsiform hepar di atas permukaan superior hepar ).(1) Ketika hepar membesar, hepar mendorong dua lembar mesogastrium ventral berpisah di sebelah superior, meninggalkan bare area; pada daerah ini baik diafragma, maupun hepar, tidak tertutup peritoneum.(2) Batas bare area pada sisi kiri adalah Lig. falsiform hepar; sisi kiri lembar anterior Lig. koronarium hepar; Lig. triangular kiri hepar, yang mana sisi kiri lembar anterior dan posterior Lig. koronarium menyatu; sisi kiri lembar posterior Lig. koronarium hepar; dan bagian gastrohepatik omentum minus. Batas ini melengkapi batas sisi kanannya .(3) Vena hepatika memasuki V. kava inferior, ketika vena kava inferior melewati bare area.E. Pohon hepatik dan vesika felea1. Pohon hepatic

a. Struktur internal pohon hepatik. Sel hepatosit mensekresikan empedu ke dalam kanalikulus biliar.(1) Kanikulus biliar, yang melintasi lembar hepatosit, menyatu untuk membentuk saluran biliar intrahepatic Ini terletak pada tiga serangkai portal, yakni bersama cabang V. porta hepatis dan A. hepatika.(2) Duktul biliar menyatu untuk membentuk duktus hepatikus kiri dan duktus hepatikus kanan. Pola ini menunjukkan segmen fungsional hepar.b. Struktur eksternal pohon Hepatik. Pohon hepatik terdiri atas duktus hepatikus kiri dan kanan, duktus sistikus, duktus hepatikus komunis, duktus koledokus dan vesika felea .2. Vesika feleaStruktur eksternal vesika felea. Vesika felea dibagi mejadi tiga bagian: fundus, korpus dan kolum. Mungkin kolum berisi kantong yang bergelantung (kantong dari Hartmann).F. Pankreas1. Struktur eksternal pankreas

a. Lokasi. Pankreas berada pada daerah epigastrikus dan daerah hipokondrium kiri. Pankreas terletak retroperitoneal sekunder, kecuali kauda pankreas.b. Pembagian. Pankreas dapat dibagi menjadi kaput, korpus dan kauda.(1) Kaput terletak di dalam lengkung duodenum .(a) Hubungan erat antara kaput pankreas dan duodenum diakibatkan berbagi mesenterium dan berbagi A. pankreatikoduodenalis superior dan inferior .(b) Prosesus unsinatus merupakan bagian kaput yang berproyeksi dari sisi kiri, di sebelah posterior terhadap pembuluh mesenterika superior.(2) Korpus terletak di sebelah posterior terhadap gaster.Sebagian pendarahan korpus berasal dari pembuluh darah pankreatikoduodenalis superior dan cabang-cabang yang beragam dari A. lienalis .(3) Kauda berproyeksi ke dalam Lig. lienorenal, menuju hilus limpa. Dengan demikian, kauda terletak peritoneal.(a) Pendarahan menuju kauda sangat beragam. Biasanya, A. lienalis terbenam pada parenkim kauda, memberikan pembuluh nadi pankreatik mayor yang beragam dan seringkali beberapa nadi pankreatik kaudal .(b) Sebagian besar kauda berisi pulau. pankreas, yang merupakan pertimbangan utama dalam reseksi pankreas.2. Struktur internal pankreas. Dua duktus pankreatikus mengalirkan sekresi pankreas.a. Duktus pankreatikus mayor (dari Wirsung) dibentuk selama perkembangan oleh penggabungan bagian distal saluran dorsal sederhana dengan bagian proksimal saluran ventral sederhana.(1) Duktus pankreatikus mayor ini melintasi ke seluruha.n panjang pankreas .(2) Biasanya duktus pankreatikus mayor bergabung dengan duktus koledokus, yang juga berkembang pada mesenterium ventral, untuk membentuk ampula hepatopankreatik (papila duodeni mayor) b. Duktus pankreatikus asesorius (sekunder) [dari Santorini] mewakili bagian proksimal saluran sederhana dorsal.(1) Duktus ini mengalirkan sekresi sebagian kecil kaput dan korpus.(2) Biasanya duktus memasuki duodenum pada papila duodeni minor, terpisah sekitar 2 cm di sebelah atas papila duodeni mayor G. Limpa1. Hubungan limpa. Limpa terletak pada daerah hipokondrium kiri (kuadran kiri atas), berdekatan dengan gaster. Limpa terletak di sebelah superior terhadap fleksura koli kiri dan anterior terhadap ginjal kiri. Biasanya separuh bagian atasnya, berada di sebelah anterior terhadap iga 11 dan 12, sedangkan kutub bawahnya meluas sampai setinggi L2.2. Struktur dan fungsi limpaa. Ukuran normal limpa beragam dalam batas yang luas, tetapi biasanya sekitar 12 cm x 7 cm x 3 cm dan beratnya 150-200 gram.b. Limpa merupakan jaringan yang sangat berpembuluh darah. Limpa merupakan jaringan hematopoietik pada janin dan kelak berfungsi penghancuran sel darah. III. INTESTINUMBAGIAN TENGAHA. Prinsip Umum1. Jangkauan. Intestinumbagian tengah terdiri atas yeyunum, ileum, kolon asenden (termasuk sekum dan apendiks) dan kolon transversum.2. Vaskularisasi. Pada dasarnya intestinumbagian tengah diperdarahi oleh A. mesenterika superior.3. Persarafan. Intestinumbagian tengah menerima persarafan parasimpatis dari N. vagus (N. X) dan persarafan simpatis dari N . splanknikus minor (T10-T11).4. Fungsi. Bagian intestinum tenue dari intestinumtengah berfungsi:a. Penyerapan nutrien dan air dari kimus yang telah dicerna.b. Penyimpanan cairan, suatu proses yang mengubah kimus menjadi feses yang setengah padat.B. Yeyunum dan ileum1. Struktur eksternal yeyunum dan ileum. Panjang bagian peritoneal intestinum tenue ini kira-kira 7 m (22 kaki), bervariasi dari 5-11 m (15-34 kaki). Karena yeyunum dan ileum berbagi pendarahan, persarafan, penyangga mesenterium, dan fungsi yang bersama, dan karena tidak ada batas yang jelas antara keduanya, terbaik yeyunum dan ileum didiskusikan sebagai satu unit.a. Pembagian. Yeyunum merupakan tiga perlima bagian proksifhal intestinum tenue bagian peritoneal; ileum merupakan dua perlima bagian distalnya. Karena secara bertahap ciri-ciri yang khas yeyunum berubah menjadi ciri-ciri yang khas ileum, seperlima bagian bersamanya tidak dapat dianggap berasal dari salah satu segmen.b. Ciri-ciri yang membedakan. Meskipun perbedaan antara yeyunum dan ileum tidak kentara, hal ini relatif mudah untuk membedakan antara bagian proksimal yeyunum dengan bagian distal ileum,. Diferensiasi adalah penting, bilamana memotong bagian intestinum tenue; kekurangan perhatian rincian ini dapat berakibat fatal.(1) Ukuran dan jumlah arkade arteri dan arteri rekta, serta jumlah relatif lemak mesenterium antar pembuluh ini, adalah karakteristik pembeda yang lebih jelas untuk pembedahan. Yeyunum memiliki arkade yang lebih besar dengan jerat yang lebih sedikit, vasa rekta lebih panjang, dan sedikit lemak mesenterium .(2) Pencitraan radiografi dengan kontras barium, perbedaan diameter dan penampilan plika sirkular tampak nyata. Yeyunum memiliki lumen yang lebih lebar dengan penampilan berbulu karena plika sirkular yang berlimpah, tinggi, dan bercabang (lihat Tabel 17-1).2. Struktur internal yeyunum dan ileum. Fungsi intestinum tenue adalah absorpsi, dicapai melalui modifikasi struktur yang meningkatkan luas permukaan.a. Panjang. Intestinum tenue yang panjangriya 5-8 m dengan diameter 2-4 cm menyediakan luas permukaan yang penting untuk absorpsi.b. Plika sirkular, yakni lipat lingkar, pada dasarnya meningkatkan luas permukaan mukosa.c. Vilus intestinal, yakni proyeksi permukaan pada plika sirkular, sangat meningkatkan luas permukaan yang terlipat.d. Mikrovilus, modifikasi sitologik permukaan lumen sel mukosa, meningkatkan luas permukaan penyerapan.

C. Kolon asenden. Bagian intestinum crasum ini terdiri atas tiga bagian: sekum, apendiks dan kolon asenden sesungguhnya.a. Struktur kolon(1) Intestinum crasum memiliki panjang kira-kira 2 m (5 kaki), beragam antara 1 dan 3 m (3-7 kaki).(2) Jumbai berisi lemak (apendiks epiploika) tersebar di seluruh permukaan kolon .(3) Lapis memanjang sebelah luar, yakni muskular eksterna, merupakan lapis yang tidak sempurna, menjadi terbatas pada tiga pita panjang, yakni taenia koli .(a) Taenia koli, lebarnya sekitar 1 cm, paling nyata pada sekum dan kolon asenden.(b) Posisinya agak beragam sepanjang kolon transversum, menjadi merata sepanjang kolon desenden, semakin tidak nyata sepanjang kolon sigmoideum, dan menyatu membentuk lapis luar yang sempurna pada apendiks dan rektum, keduanya.(4) Tonus otot taenia koli mengakibatkan pembentukan kantong (haustra) sepanjang intestinum crasum ini.b. Pembagian. Berdasarkan ada atau tidaknya tempat lekat mesenterium, intestinum besar dibagi menjadi kolon asenden, kolon transversum, kolon desenden, kolon sigmoideum dan rektum. Kolon asenden dan kolon transversum merupakan bagian intestinumtengah; kolon desenden, kolon sigmoideum dan rektum merupakan bagian intestinumbelakang .1. Sekum, suatu kantong yang melebar bergelantung di sebelah inferior terhadap batas ileosekal, merupakan bagian pertama kolon asenden .a. Batas ileosekal. Ileum bermuara pada sisi posteromedialsekum dengan beberapa variasi.(1) Papil ilei merupakan proyeksi berbentuk kerucut pada tempat masuknya.(2) Katup ileosekal dibentuk oleh dua lipatan yang membatasi lubang ileosekal.(a) Meskipun katup ileosekal menghalangi aliran balik isi sekum ke dalam ileum, namun katup ini tidak mampu banyak dan mempunyai kepentingan mekanik yang kecil. Pada dasarnya, aliran balik kimus dicegah dengan arah peristalsis.(b) Dengan sempurna barium enema yang mengisi kolon juga menembus bagian terminal ileum sampai kejauhan yang beragam.b. Mesenterium penyangga sekum(1) Plika ileosekal superior (vaskular), sebuah perluasan mesenterium sebenarnya, menyangga posisi sekum yang bergelantung, dengan demikian membuat sekum sebuah struktur peritoneal . Luasnya mesenterium ini sangat beragam, tetapi selalu berisi A. sekal anterior.(2) Fosa sekal. Bagian sekum yang lebih superior, bersama dengan kolon asenden selebihnya, terletak retroperitoneal. Pada garis penyatuan antara mesokolon asenden sederhana dengan peritoneum parietal, lipat peritoneum membatasi tiga fosa sekal .(a) Fosa ileosekal superior terletak antara meseterium sebenarnya dan plika ileosekal superior .(b) Fosa ileosekal inferior terletak antara mesoapendiks dan plika ileosekal inferior (tak ada pembuluh darah) .(c) Fosa retrosekal dibentuk oleh penyatuan yang tidak sempurna peritoneum viseral sekum dan peritoneum parietal dinding posterior abdomen. Seringkali apendiks ditemukan terbelit di dalam fosa ini.(3) Pergeseran sekum. Sekum dapat digeser bersama pembuluh yang mensuplainya lewat sayatan sepanjang batas lateral sekum dengan peritoneum parietal.c. Taenia koli sekum berkumpul ke arah apendiks dan memberikan petanda yang berguna untuk mencari lokasi apendiks selama pembedahan, yang terkadang dapat menjadi sangat mempersulit.2. Apendiks vermiformis. Sebuah alat dalaman berlubang sempit, berotot yang muncul dari aspek. posteromedial sekum, sekitar 2-3 cm di bawah lubang. ileosekal; apendiks ini mewakili ujung sekum, yang gagal membesar .a. Struktur apendiks. Panjang apendiks rata-rata 9 cm (3,5 inci), tetapi dapat bervariasi antara 0,5 cm dan 25 cm (0,15 dan 10 inci).b. Penyangga dan pendarahan. Mesoapendiks menggantung apendiks dari dinding dorsal tubuh, yang membuat organ ini terletak peritoneal.Mesoapendiks berisi A. apendikularis, cabang akhir A. ileokolika.3. Kolon asenden sebenarnya terletak sepanjang sisi kanan kavum abdominis . Panjangnya 15-20 cm (sekitar 8 inci).Struktur dan hubungan sekitar kolon asendenPenyangga. Kolon asenden sebenarnya disatukan dengan dinding posterior abdomen, yang membuatnya terletak retroperitoneal sekunder.D. Kolon transversum. Segmen kedua dan terpanjang intestinum crasum ini bermula pada fleksura hepatika dan melintang pada kavum peritonei hingga fleksura lienalis . Panjangnya 45-50 cm (18-20 inci) dan digantungkan oleh mesenterium (mesokolon transversum), yang membuat segmen intestinum ini peritoneal.1. Struktur dan hubungan sekitar kolon transversum. Posisi kolon transversum beragam dan tergantung pada derajat kepenuhannya.a. Fleksura hepatika (koli kanan), yang terletak di sebelah anterior terhadap kutub bawah ginjal dan bagian inferior duodenum, menambatkan ujung proksimal kolon transversum pada kolon asenden yang letaknya retroperitoneal sekunder.b. Fleksura lienalis (koli kiri), yang terletak di sebelah anterior terhadap kutub ginjal dan inferior terhadap limpa, menambatkan ujuhg distalnya pada kolon desenden yang letaknya retroperitoneal sekunder.c. Lig. gastrokolikum dibentuk oleh penyatuan mesokolon transversum dengan permukaan inferior omentum mayus. Ikat ini menggantungkan kolon transversum di antara dua fleksura. Ikat ini membagi kavum peritonei menjadi kompartemen-kompartemen suprakolik dan infrakolik.IV. INTESTINUMBAGIAN BELAKANG

A. Prinsip umum1. Jangkauan. Intestinumbagian belakang terdiri atas kolon desenden, kolon sigmoideum dan rektum. Ciri umum intestinum crasum didiskusikan pada seksi kolon asenden (lihat III C 1).2. Pendarahan. Intestinumbagian belakang ini terutama diperdarahi oleh A. mesenterika inferior.3. Persarafan. Intestinumbagian belakang menerima persarafan parasimpatis dari saraf splanknikus pelvikus (Sa2-Sa3) dan persarafan simpatis dari saraf splanknikus lumbalis (L1-L2).4. Fungsi. Intestinum crasum bagian belakang ini berfungsi untuk menyerap cairan, suatu proses yang mengeraskan tinja, dan untuk mengangkut, menyimpan dan mengeluarkan tinja.B. Kolon desenden (kiri). Segmen awal dari intestinumbagian belakang, terletak di sepanjang sisi kiri rongga abdomen . Panjangnya sekitar 25 cm (10 inci).1. Struktur dan hubungan sekitar kolon desendenPenyangga. Kolon desenden disatukan kepada dinding posterior abdomen mulai dari fleksura lienalis sampai pinggir panggul, yang membuat segmen ini terletak retroperitoneal sekunder. Kolon desenden dapat digeser bersama pembuluh darahnya, pada mesokolon desenden sederhana, dengan menyayat garis perlekatan peritonealnya.C. Kolon sigmoideum. Segmen intestinum crasum ini mulai pada saat kolon kembali terletak peritoneal, biasanya pada pinggir panggul. Rentang panjangnya dari 25-40 cm (10-15 inci).1. Struktur dan hubungan sekitar kolon sigmoideum. Strukturnya serupa dengan intestinum crasum selebihnya, kecuali mukosanya yang terutama terdiri atas sel mukus.a. Penyangga. Kolon sigmoideum terletak peritoneal, digantungkan dari dinding posterior abdominopelvis oleh mesokolon sigmoideum.b. Hubungan. Di sebelah anterior, kolon sigmoideum berhubungan dengan vesika urinaria pada pria dan dengan permukaan posterior uterus dan bagian atas vagina pada wanita. Ke arah posterior, kolon sigmoideum berhubungan dengan pembuluh iliaka eksterna dan sakrum. Kolon sigmoideum berlanjut sebagai rektum setinggi vertebra sakral ketiga.D. Rektum. Bagian intestinum crasum antara kolon sigmoideum dan kanalis analis berisi rektum.1. Struktur eksternal rektum. Batas atas rektum adalah pada tempat mesokolon sigmoideum menghilang; batas bawahnya adalah dasar panggul.a. Penyangga. Rektum, struktur retroperitoneal, panjangnya sekitar 13 cm (5 inci).b. Ampula, terletak tepat di atas dasar panggul, merupakan bagian terlebar rectum dan cukup mampu membuncit.(1) Karena biasanya tinja disimpan dalam kolon sigmoideum, biasanya ampula kosong.(2) Gerak tinja ke dalam ampula menimbulkan sensasi rektum penuh dan mendesak untuk defekasi.c. Fungsi. Rektum menembus diafragma pelvis (M. levator ani) menjadi kanalis analis. 3