PENCEGAHAN KORUPSI

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korupsi di Indonesia tampaknya sudah menjangkiti semua tingkatan masyarakat dan jajaran birokrasi. Tanpa disadari, korupsi muncul dari kebiasaan yang dianggap lumrah dan wajar oleh masyarakat umum, seperti memberi hadiah kepada pejabat/pegawai negeri atau keluarganya imbal jasa dari pelayanan yang sebenarnya menjadi bagian dari tugas aparatur sipil negaranya. Tindakan penangkapan pelaku korupsi yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terbukti masih belum mengurangi secara signifikan angka korupsi di jajaran birokrasi. Mengingat korupsi di Indonesia sudah berkembang sangat canggih dan pembangunan karakter bangsa secara keseluruhan, peran serta mahasiswa dan unsur generasi muda lainnya sangatlah penting dan mendesak dalam upaya-upaya pencegahan korupsi di indonesia. 1.2 Tujuan Makalah 1.Menjelaskan pengertian, beragam bentuk, dan faktor penyebab tindakan korupsi dan akibat dari korupsi. 2.Membedakan bentuk tindak pidana korupsi dan perilaku koruptif. 3.Menganalisis perbuatan korupsi dan perilaku koruptif di masyarakat. 1

description

pencegahan korupsi

Transcript of PENCEGAHAN KORUPSI

Page 1: PENCEGAHAN KORUPSI

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korupsi di Indonesia tampaknya sudah menjangkiti semua tingkatan masyarakat

dan jajaran birokrasi. Tanpa disadari, korupsi muncul dari kebiasaan yang dianggap

lumrah dan wajar oleh masyarakat umum, seperti memberi hadiah kepada

pejabat/pegawai negeri atau keluarganya imbal jasa dari pelayanan yang sebenarnya

menjadi bagian dari tugas aparatur sipil negaranya.

Tindakan penangkapan pelaku korupsi yang dilakukan oleh Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) terbukti masih belum mengurangi secara signifikan

angka korupsi di jajaran birokrasi. Mengingat korupsi di Indonesia sudah

berkembang sangat canggih dan pembangunan karakter bangsa secara keseluruhan,

peran serta mahasiswa dan unsur generasi muda lainnya sangatlah penting dan

mendesak dalam upaya-upaya pencegahan korupsi di indonesia.

1.2 Tujuan Makalah

1. Menjelaskan pengertian, beragam bentuk, dan faktor penyebab tindakan

korupsi dan akibat dari korupsi.

2. Membedakan bentuk tindak pidana korupsi dan perilaku koruptif.

3. Menganalisis perbuatan korupsi dan perilaku koruptif di masyarakat.

4. Menjelaskan gerakan pemberantasan dan pencegahan korupsi di Indonesia.

5. Menjabarkan efek korupsi bagi perkembangan demokrasi Indonesia.

6. Menjelaskan peran penting pemerintah, lembaga pendidikan dan masyarakat

sipil dalam gerakan pencegahan korupsi di Indonesia.

1

Page 2: PENCEGAHAN KORUPSI

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Secara harfiah kata “korupsi” mengandung banyak pengertian yang negatif,

yakni kebusukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,

penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang meghina atau menfitnah.

Menurut Nicolas Tarling (2005) dalam Corrupstion and Goverment in Asia

“korupsi mengandung pengertian kejahatan atau penyimpangan integritas akibat

tindakan penyuapan; dan perilaku menyimpang dari kesucian.

Defenisi yang diberikan Organization for Economic Cooperation and

Development (OECD), mendefenisikan korupsi sebagai penyalahgunaan fungsi

lembaga atau sumber publik untuk kepentingan pribadi, baik materi maupun non-

materi. Seperti dikatakan wijayanto (2009), pengertian korupsi yang banyak dipacu

adalah defenisi yang diberikan oleh bank dunia dan UNDP terhadap korupsi, yakni

“the abuse of public office for private gain” (penyalahgunan lembaga publik untuk

kepentingan pribadi).

Mahzar (2003) mengutip dari philip (1987), defenisi korupsi yang pertama

adalah pengertian korupsi yang berpusat pada kantor publik (public office-centered

corrruption), yang didefenisikan sebagai tingkah laku dan tindakan seseorang pejabat

publik yang menyimpang dari tugas-tugas publik formal untuk mendapatkan

keuntungan pribadi, atau keuntungan dari orang-orang tertentu yang terkait

dengannya seperti keluarga, kerabat karib, dan teman. Defenisi korupsi kedua dalah

pengertian korupsi yang berpusat pada dampak korupsi terhadap kepentingan umum

(public interest-centered). Menurut defenisi ini korupsi dapat terjadi, jika seorang

penguasa atau fungsionaris dalam kedudukan publik melakukan tindakan tertentu

dari orang-orang yang memberikan imbalan, sehingga merusak kedudukannya dan

kepentingan publik. Adapun defenisi ketiga adalah pngertian korupsi yang

menggunakan teori pilihan publik dan sosial, serta pendekatan ekonomi yang

digunakan dalam kerangka analisi politik.

2

Page 3: PENCEGAHAN KORUPSI

2.2 Bentuk-Bentuk Korupsi

Menurut UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah:

a. Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum

b. Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri

c. Menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi

d. Menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada

padanya karena ada jabatan.

e. Merugikan kepentingan umum dan masyarakat luas

f. Suap menyuap

g. Penggelapan dalam jabatan

h. Pemerasan

i. Kecurangan

j. Benturan kepentingan dalam pengadaan barang dan jasa

Secara umum korupsi dapat dikategorikan dalam dua menjadi dua jenis:

1. Korupsi Besar (grand corruption), adalah tindakan korupsi yang dilakukan

oleh pejabat publik tingkat tinggi terkait dengan kebijakan publik yang

berhubungan dengan berbagai bidang termasuk ekonomi.

2. Korupsi Kecil (petty corruption), adalah bentuk korupsi yang dilakukan oleh

pegawai pmerintah untuk memenuhi hidup sehari-hari karena pendapatannya

tidak memadai.

2.3 Modus Korupsi

Modus korupsi disimpulkan oleh Bank Dunia terjadi dalam bentuk penyuapan

kepada:

a. Anggota DPR untuk memengaruhi perundangan.

b. Pejabat negara untuk memengaruhi kebijakan publik.

c. Penegak hukum untuk memengaruhi putusan kasus-kasus korupsi berskala

besar.

d. Penjabat bank sentral untuk memengaruhi kebijakan moneter.

e. Partai politik dalam bentuk sumbangan kampanye ilegal.

3

Page 4: PENCEGAHAN KORUPSI

Menurut konsultan antikorupsi Bank Dunia Susan Rose-ackerman (2010),

beberapa alasan mengapa pengusaha melakukan suap terhadap pejabat:

a. Diikut sertakan dalam daftar perusahaan pra kualifikasi dan untuk membatasi

peserta tender.

b. Mendapat informasi dari dalam instansi pemerintah seputar proyek yang

akan ditender.

c. Mendorong pejabat yang bertanggung jawab dengan proyek agar mengatur

spesifikasi tender dengan maksud perusahaannya menjadi satu-satunya yang

lolos dalam proses tender proyek.

d. Menjadi pemenang tender kemudian ia akan menaikkan harga (mark up)

kebutuhan proyek atau menurunkan kwalitas proyek.

2.4 Pemicu Korupsi

Ada enam faktor utama penyebab muncul dan berkembangnya korupsi di

Indonesia:

a. Faktor politik, melibatkan persoalan kemauan atau iktikad baik rezim dan

elite politik dalam menyelesaikan kasus korupsi.

b. Faktor yudiris, persoalan masih lemahnya perundang-undangan dan sanksi

hukum yang terkait dengan persoalan korupsi.

c. Faktor budaya, berkembangnya pandangan feodalistik dan sikap ingin

dilayani serta hidup mewah.

d. Faktor struktur administrasi pemerintahan yang membuka peluang terjadinya

praktik korupsi.

e. Faktor insentif ekonomi yang tidak berimbang sehingga cukup memancing

aparat birokrasi untuk mencari tambahan dengan cara menyalahgunakan

wewenang.

f. Faktor historis warisan kolonialisme, hadirnya aparatur negara bermental

korup dan strukur pemerintahan yang berorientasi menjadi pelayan atasan

ketimbang pelayan masyarakat.

Tiga hal yang menjadikan seseorang memiliki peluang untuk melakukan

korupsi:

4

Page 5: PENCEGAHAN KORUPSI

- Memiliki wewenang untuk melakukan kebijakan publik dan melakukan

administrasi atas kebijakan tersebut.

- Adanya manfaat ekonomi akibat kebijakan tersebut

- Sistem yang membuka kesempatan bagi pejabat publik untuk melakukan

pelanggaran.

2.5 Dampak Korupsi

Korupsi berdampak negatif, langsung maupun tidak langsung kepada sumber

daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) sekaligus.

Beberapa Akibat korupsi adalah :

1. Anggaran pembangunan pendidikan suatu negara melorot drastis. Akibat

dikorupsi pejabat publik, bangunan sekolah ambruk jauh sebelum waktunya,

sarana pembelajaran tidak berkualitas, fasilitas pendidikan kurang bermutu,

potongan tidak beralasan jelas atas gaji guru.

Budaya korupsi dapat juga dilihat pada proses awal penjaringan pegawai negeri

sipil (PNS) yang sarat dengan penyuapan. Pelaksanaan Ujian Nasional yang

tidak sepi dari manipulasi nilai dan kebocoran soal.

2. Selain berdampak pada pengikisan karakter anak bangsa, korupsi berdampak

pada kerusakan alam suatu negara. Korupsi kerap kali berlangsung pada sektor

minyak dan gas bumi, kehutanan, kelautan.

Selanjutnya, dampak korupsi pada pengolahan SDA adalah kerusakan pada

lingkungan yang disebabkan oleh mengadopsi kebijakan dan regulasi dan

pembuatan pejabat pusat dengan pengolahan SDA dan lingkungan yang lebih

mnguntungkan pejabat pusat maupun daerah.

Suap untuk mendapatkan tanah, survei-survei untuk menerima tanah atau suap

untuk mendapatkan akses air irigasi, atau suap untuk melakukan pemancingan

ilegal, pemalsuan laporan jumlah pohon yang ditebang, suap pertambangan

ilegal.

5

Page 6: PENCEGAHAN KORUPSI

2.6 Gerakan Anti Korupsi

Pendekatan terhadap korupsi tidaklah tunggal, beberapa pendekatan antara

lain :

1. Pendekatan sosiologis yang dilakukan Syed Hussein Alatas dalam karyanya

The Sosiology of Corruption, memasukkan unsur nepotisme, yakni

menempatkan kerabat atau teman pada jabatan dalam pemerintahan tanpa

kualifikiasi yang sesuai kebutuhan.

2. Secara spesifik pakar politik J. Kristiadi menjelaskan hubungan korupsi

dengan perpolitikan Indonesia, yang disebut korupsi politik. Menurutnya,

catur maruk pemerintahan dan sistem politik nasional yang belum stabil

menjadi faktor tindakan korupsi terhadap uang negara yang dilakukan oleh

pegawai pemerintah dan politisi untuk meraup keuntungan pribadi dan

kelompok.

Program-program pencegahan korupsi dapat dilakukan melalui pendidikan

dan kampanye antikorupsi dikalangan masyarakat. Hal ini dilakukan dalam rangka

mempersiapkan generasi Indonesia sekarang dan mendatang yang anti terhadap

korupsi.

Korupsi tidak lagi menjadi persoalan lokal. Seiring dengan saling

ketergantungan antara negara-negara di dunia utamanya anatara negara donor dan

negara berkembang, wacana pemberantasan korupsi tidak bisa dipisahkan dari isu-

isu global. Keterlibatan mereka akibat temuan banyaknya dana pinjaman asing, baik

melaluhi organisasi keuangan internasional maupun negara donor yang disalah

gunakan oleh pejabat negara penerimaan donor, tak terkecuali indonesia. Hal ini

mendorong intervensi asing melaluhi isu-isu pemberantaan korupsi bahkan tekanan

asing terhadap negara penerima donor untuk melakukan transparansi dan

pengelolahan pemerintahan yang baik.

Pengalaman serupa dialami oleh indonesia. Sejak kurun 1990-an,misalnya,

korupsi banyak terjadi dilingkaran pemerintahan pusat. Hal ini tidak lepas dari

mekanisme pemerintahan yang terpusat di tangan presiden yang menjadian korupsi

terpusat di kalangan elite birokrasi. Kontrol pemerintahan terhadap media massa dan

politik menjadikan kasus-kasus korupsi di lingkaran birokrasi tidak terungkap.

6

Page 7: PENCEGAHAN KORUPSI

Untuk mengurangi tindakan korupsi dukungan bebagai pihak sangat

dibutuhkan. Tidak hanya pemerintahan, tapi juga kelompok masyarakat sipil,

organisasi masyarakat profesional dan politik, dan dunia usaha harus bekerja sama

dalam pemberantasan korupsi,. Dan politik, dan dunia usaha harus bekerja sama

dalam pemberantasan korupsi. Keberadaan komisi pemberantasan korupsi (KPK)

sebagai lembaga independen pemberantasan korupsi belumlah memadai dengan

tingginya kasus korupsi di indonesia. Kekurangan ini semakin diperparah dengan

masih minimnya dukungan dari lembaga-lembaga negara. Bukti kuat kurangnya

dukungan lembaga negara terhadap keberadaan KPK dapat ditunjukkan dengan

sejumlah pertentangan antara KPK dan DPR maupun kepolisian. Sikap kritis DPR

dan kepolisian terhadap peran dan tindakan KPK tak jarang karena berkaitan dengan

banyaknya anggota legislatif dan polisi tersanggut masalah hukum yang ditangani

KPK.

Di tengah belum maksimalnya fungsi kontrol ( check and balance ) diantara

tiga lembaga negara (eksekutif, legislatif, dan yudikatif) dalam koridor trias politika,

peran KPK masih sangat dibutuhkan. Peran tersebut semakin penting manakala

prinsip-prinsip trias politik berjalan jauh dari yang seharusnya. Bahkan banyak

kalangan menilai prinsip trias politika telah berubah menjadi “trias koruptika” di

mana masing-masing lembaga negara tersebut sarat dengan praktik korpsi.

KPK telah membuktikan dirinya sebagai benteng terakhir bagi

pemberantasan korupsi diindonesia. Namun demikian, hal yang jauh lebih penting

dari program pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh KPK, program pencegahan

korupsi melaluhi jalur pendidikan bagi generasi muda mendesak untuk terus

digalakkan di segala tingkatan jenjang pendidikan. Untuk menghentikan tradisi

korupsi, program-program pencegahan korupsi melaluhi pendidikan formal,

informal, dan nonformal ( keluarga ) diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tentang bahaya korupsi bagi diri dan lingkungan seseorang serta dampak negatif

terhadap masa depan bangsa. Korupsi tidak kalah berbahayanya dengan narkoba dan

tindakan terorisme. Pemberantasan dan pendidikan tentang bahaya ketiga jenis

ancaman bangsa dan negara ini harus berlangsung secara bersamaan, sistematis,

berkesinambungan, dan menjadi priorits pemerintahan.

7

Page 8: PENCEGAHAN KORUPSI

Jeremy pop menawarkan strategi untuk memberantas korupsi yang

menggedepankan kontrol kepada dua unsur paling berperan di dalam tindakan

korupsi,

1. Peluang korupsi

2. Keinginan korupsi

Menurutnya korupsi terjadi jika peluang dan keinginan muncul dalam

waktu bersamaan . peluang dapat dikurangi dengan cara mengadahkan

perubahan secara sistematis, sedangkan keinginan dapat dikurangi dengan

cara mengembalikkan siasat: laba tinggi, resiko rendah” menjadi “ laba

rendah resiko tinggi” dengan cara meneggakkan hukum dan menakuti

secara efektif, dan menegakkan mekanisme akuntabilitas.

Penanggulangan korupsi harus dilakukan dengan pendekatan komprehensif, sistemis,

dan terus-menerus. Penanggulangan tindakan korupsi dapat dilakukan, antara lain

dengan :

1. Adanya political will dan political action dari pejabat negara dan

pimpinan lembaga pemerintah pada setiap satuan kerja organisasi unruk

melakukan langkah proaktif pencegahan dan pemberantasan perilaku dan

tindakan pidana korusi. Tanpa kemauan kuat pemerintah unuk

memberantas korupsi di segala line pemerintahan, kampanye

pemberantasan korupsi hanya slogan kosong belaka.

2. Penegakan hukum secara tegas dan berat. Proses eksekusi mati bagi

koruptor di Cina, misalnya telah membuat sejumlah pejabat tinggi dan

pengusaha di negeri ini menjadi jera untuk melakukan tindakan korupsi.

Hal ini yang sama terjadi pila dinegara-negara maju di asia, seperti Korea

selatan, Singapura, dan Jepang termaksud di antara negara yang dikenal

kompromi dengan pelaku korupsi. Tindakan ini merupakan shock therapy

untuk mengghilangkan tindakan korupsi di jajaran apatur pemerintah.

3. Membangun lembaga-lembaga yang mendukung upaya pencegahan

korupsi, misalnya komisi Ombudsman sebagai lembaga yang memeriksa

pengaduan pelayanan administrasi publik yang buruk.

8

Page 9: PENCEGAHAN KORUPSI

4. Membangun mekanisme penyelenggaraan pemerintahan menjamin

terlaksananya praktik good and clean governance, baik di sektor

pemerintahan swasta, atau organisasi kemsyaraatan.

5. Memberikan pendidikan antikorupsi, baik melalui pendidikan formal

maupun nonformal. Dalam pendidikan formal, sejak pendidikan dasar

sampai perguruaan tinggi diajarkan bahwa nilai korupsi adalah bentuk

lain dari kejahatan.

6. Gerakan umat beragama tentang antikorupsi, yaitu gerakan membawa

kesadaran keagamaan dan mengembangkan spiritualitas anti korupsi.

2.7 Korupsi Penghambat Utama Tata Kelola Pemerintah Baik dan Bersih

Kasus-kasus korupsi Indonesia tidaklah berdiri sendiri. Tindakan korupsi

banyak melibatkan kalangan eksekutif dan anggota legislatif di saat mereka

melakukan dan menentukan anggaran pembangunan. Dapat dibayangkan beberapa

kerugian negara jika korupsi sudah dilakukan oleh penyelenggara negara sejak dari

hulu hingga kehilir pembangunan. Praktik penyelewengan uang dan aset negara ini

masih diramaikan oleh praktik politik uang (money politics) dalam pemilihan kepala

daerah dan pimpinan partai politik maupun suap menyuap yang dilakukan oleh

masyarakat terhadap pejabat publik dan aparat penegak hukum.

Kondisi korupsi Indonesia semakin buruk karena tindakan korupsi dilakukan

oleh aktor-aktor politik, baik dilembaga parlemen maupun lembaga-lembaga negara

lainnya. Dalam perspektif negara modern, sistem politik demokrasi dengan check

and balance nya diharapkan mampu menekan semaksimal mungkin godaan politik

dikalangan penyelenggara negara dan para politisi, baik melaluhi modus dalam

proses penyusutan perunang-undangan maupun pada tahap pelaksanaan peraturan

yang dibuat bersama antara pemerintah dan anggota legislati

Hal-hal terkait dengan korupsi politik yang mendesak dilakukan adalah,

demikian Kristiadi menekankan, pengawasan terhadap tata kelola keuangan parpol.

1. Kejelasan atau transparansi atas dana pemasukan asal usul dan jumlah dana

sumbangan yang mengalir ke partai politik dari seseorang atau lembaga harus

dilaporkan kepada piblik dan sesuai dengan perundn-undangan yang berlaku.

9

Page 10: PENCEGAHAN KORUPSI

2. Kejelasan serupa harus pula dilakukan dalam hal pengeluaran parpol maupun

kandidat anggota legislatif dan eksekutif dengan dana yang mereka gunakan

selama kegiatan pemilu maupun kegiatan kepartaian.

3. Keharusan partai politik membuat pelaporan keuangan dengan menunjukan

secara resmi seseorang dengan kualifikasi sebagai akuntan publik serta bersedia

kapan saja untuk memberikan keterangan secara transparan dan kauntabel kepada

konstituen dan masyarakat luas terkait dengan keuangan partai

4. Menggunakan pinsip-prinsip transparansi dalam penyusunan laporan keuangan

partai.

5. Memberikan sanksi yang jelas pada anggota partai yang melakukan pelanggaran

dalam hal penggunaan keuangan partai

Menurut Sugiato (2009) untuk mencegah praktik penyalagunaan dana

kampanye setidaknya ada enam cara, untuk mengontrol aliran dalam kampaye politik

(Sugiarto, 2009):

1. Melakukan pembatasan dana kampanye, sebagaimana dilakukan dibanyak negara

2. Pelanggaran sumbangan dari luar negeri, sebagai tindakan pencegahan atas

kekungkinan campur tangan asing dam kebijakan polik setelah pemilu.

3. Pembatasan penggunaan dana kampanye, dalam rangka mengurangi

ketergantungan parpol kepada lembaga donor, perusahaan maupun perorangan.

4. Pembatasaan waktu kampanye, dengan maksud mengurangi peredaan uang

sepanjang masa kampanye. Hal yang dapat menopang kualitas pemilu maupun

calon presiden, kepada daerah dan anggota legislatif

5. Transparansi publik terkait dengan para dana kandidat dan papol.

6. Memperkuat sumber dana yang berasal dari suadana masyarakat dengan tujuan

mengurangi ketergantungan papol terhadap kucuran dana sumber anggaran

pendapatan belanja negara (APBN), donator penyandang dana.

10

Page 11: PENCEGAHAN KORUPSI

2.8 Korupsi dan Nasib Demokrasi Indonesia

Korupsi identik dengan kekuasaan. Ungkapan klasik lord action,”power tends

to corrupt” (kekuasaan cenderung korupsi) menyiratkan kesimpulan yan sangat jelas

bahwa siapapun yan memiliki kekuasaan, dia memiliki peluang lebih besar untuk

melakukan orupsi atau penyalahgunaan kekuasaannya dalam berbagai macaam dan

cara. Demokrasi idealnya harus dijalankan secara bermartabat dan substansial,

sehingga ia dapat menjadi media pendidikan karakter masyarakat,

Nasib demokrasi ditentukan oleh sejauh mana budaya korupsi dapat

dihilangkan. Kedengarannya utopis, tapi jika korupsi aan mengalami kesuraman

bahkan kepolitik nasional, makan nasib demokrasi akan berlangsung tanpa etika.

Kebijakan publik akan dikorbankan untuk kepentingan pribadi dan kelompok

maupun parpol. Hal ini terjadi akibat langsung dari proses politik, baik pemilihan

anggota legislatif maupun kepada kepala daerah, tidak sepi dari politik uang (money

polic).

Akibat langsung dari oligarki politik yang menyelip dalam sistem demokrasi

ini peran pers sebagai salah satu pilar utama demokrasi menjadi hilang. Hal ini

terjadi kerena pers akan lebih mewakili kepentingan pemilik modal dari pada

menyuarahkan aspirasi raktyat, Alih-ahlih mejadi pilar demokrasi, pers tidak

independen sangat berpotensi sebagai ancaman bagi demokrasi itu sendiri. Jika

kondisi ini terjadi, pers akan diam terhadap kasus-kasus korupsi, apalagi jika korupsi

melihatkan sang pemilik modal.

Partai politik merupakan pilar penting demokrasi. Meskipun partai politik dianggap

banyak kalangan sebagai biang keladi korupsi politik, peranannya dam penguatan

demokrasi tidak bisa disepelekan. Peran partai politik, apa pun keadaannya adalah

penting bagi berjalannya sistem demokrasi. Lahirnya ide mengurangi jumlah partai

politik sah-sah saja sepanjang bukan untuk memberangus partai politik dengan

alasan sebagai sumber korupsi politik.

Usaha pencegahan korupsi dapat pula dilakukan oleh lembaga pendidikan.

Khususnya perguruaan tinggi, yang memiliki peran strategis bagi penguatan

demokrasi dan kampanye antikorupsi. Mahasiswa dan dosen dapat menjadi agen

intelegtual yang tetap kritis dan solutif terhadap semua kebijakan pemerintah yang

dianggap memilik potensiai untuk disalahgunakan. Hal yang tak kalah pentingnya

11

Page 12: PENCEGAHAN KORUPSI

dari posisi stategis hasiswa sebagai agen perubahan di indonesia , mereka tidak boleh

lengah dari kemungkinan pembelokan sistem demokrasi dari tujuan dan

prosesdurnya yang ideal.

Dari sekian jumlah pilar demokrasi di atas, kelompok mahasiswa dan

cendekiawan dianggap sebagai komponen masyarakat sipil yang siharapkan selalu

hadir menjadi kekuatan pengimbang negara atau kekuasaan yang sesuai dengan

karaternya cenderung bertindakak korup. Untuk memutuskan akar budaya korupsi di

Indonesia mahasiswa dapat berperan menjadi penggingat antikorupsi di lingkungan

kampus, melaluhi sikap berani bertanya dan mengawasi pelaksanaan semua

kebijakan yang dijalankan birokrasi kampus. Selain ikut menentukan masa depan

bangsa kepedulian generasi muda terhadap masaa depan demokrsi dapat ditunjukkan

melalui sikap kritis terhadap segala kemungkinan lahirnya tindakan korupsi di

lingkungan terdekat maupun di tengah masyarakat luas.

12

Page 13: PENCEGAHAN KORUPSI

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KesimpulanAdapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :

1. Secara harfiah kata “korupsi” mengandung banyak pengertian yang negatif,

yakni kebusukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,

penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang meghina atau

menfitnah.

2. Faktor utama penyebab muncul dan berkembangnya korupsi di Indonesia :

politik, yudiris, budaya, struktur administrasi pemerintahan yang membuka

peluang terjadinya praktik korupsi, insentif ekonomi dan historis warisan

kolonialisme

3. Korupsi berdampak negatif, langsung maupun tidak langsung kepada sumber

daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) sekaligus.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Tindakan korupsi di Indonesia sudah menjangkiti semua lapisan masyarakat,

sebagai mahasiswa kita dapat mencegah hal itu semakin berlanjut dengan

cara mengontrol diri sendiri, memperkuat iman dengan beribadah agar tidak

gampang terpengaruh terhadapa segala tindakan korupsi

2. Sebagai mahasiswa ita juga dapat melakukan gerakan anti korupsi dengan

banyak berkampanye dan mengajak masyarakat untuk menydari korupsi

adalah tindakan yang sangat jahat dan menyakiti masyarakat.

3. Sebagai mahasiswa kita juga dapat mengajari adik-adik generasi bangsa

untuk tidak melakukan korupsi dalam segala hal apapun dengan cara

memberi contoh di kehidupan sehari-hari.

13

Page 14: PENCEGAHAN KORUPSI

DAFTAR PUSTAKA

14