Pencegahan Infeksi Dan Sepsis

29
INFEKSI & KEHAMILAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan RSIA Mutiara Bunda, Martapura

description

nutrisi pasien bedah

Transcript of Pencegahan Infeksi Dan Sepsis

  • INFEKSI & KEHAMILANPusat Pendidikan dan Pelatihan RSIA Mutiara Bunda, Martapura

  • PENCEGAHAN INFEKSIKewaspadaan Universal Cuci Tangan & Aseptik/AntiseptikBarier ProtektifProses PI Peralatan & ProsedurPenanganan Benda TajamPengelolaan Limbah

  • Proses PeralatanKeringkan,dinginkan, simpan atau siap pakaiSterilisasi Kimiawi Uap panas tekanan tinggi Panas kering DTTMerebus Mengukus Kimiawi Cuci dan Bilas Dekontaminasi

  • Instrumen harus dicuci bersih sebelumnya Sterilkan dengan autoclave atau ovenMembunuh semua jenis mikroorganisme termasuk yang memiliki endospora

    Sterilisasi

  • Rebus dalam air mendidih atau kukus selama 20 menit, rendam secara sempurnaKlorin 0,1% selama 20 menit (klorin korosif terhadap metal)Membunuh semua mikroorganisme kecuali yang memiliki endospora

    Disinfeksi Tingkat Tinggi

  • Bakterisid/bakteriostatik kulit & mukosaDapat dicampurkan dengan sabun cuci tangan rutin/bedah atau pembasuh luka Penyiapan daerah operasi Contoh larutan antiseptik: isopropyl alcohol chlorhexidine gluconate iodine/iodophorAntiseptik

  • Infeksi

  • Sepsis PuerpuralisPenyebab kematian Ibu yang dapat dicegah sejak sebelum hamil hingga masa nifas

  • Masalah ENMMS 2000 : sepsis berkontribusi untuk 10% penyebab kematian langsung obstetri dan 8% dari semua kematian ibu. MMR akibat sepsis adalah 7/100.000 dan 93% kasus diperiksa oleh tenaga kesehatan sebelum meninggal.Pelayanan sub-standar oleh dokter spesialis obstetri dan bidan memberikan kontribusi 38% dari kematian karena sepsis dan 90% kasus terkait dengan periksa dalam yang berlebihan dan membuka serviks oleh paraji.

  • DefinisiSepsis puerperium adalah gejala septikemia sebagai manisfestasi infeksi saluran reproduksi yang terjadi setelah pecah ketuban, intrapartum, nifas hingga 42 hari setelah persalinan atau 2 minggu pascakeguguran. Selain demam, dapat terjadi satu atau beberapa tanda sbb:Nyeri panggul atau nyeri tekan uterusLokia serosanguinea atau purulerntaCairan berbau atau busuk Sub-involusi uterusDemam didefinisikan sebagai suhu oral > 38C yang diukur pada dua waktu di luar 24 jam pasca persalinan, atau suhu 38,5C pada saat apapun.

  • TujuanTujuan UmumSetelah menyelesaikan bab ini, peserta akan mampu melakukan stabilisasi kondisi gawatdarurat dan menatalaksana sepsis puerperalisTujuan KhususMenjelaskan beberapa penyebab infeksi nifasMenjelaskan rencana terapi sepsis akibat metritisMelakukan praktik pemberian infus dan antibiotik pada sepsis karena metritis

  • Faktor PredisposisiAntenatalAnemia, uremia, hiperglikemia tidak terkendaliObat imunosupresi dan/atau imunokompromi Infeksi traktus genitalis sebelum persalinan dimulai IntranatalPenatalaksanaan persalinan yang tidak higienis Ketuban pecah dini Pemeriksaan dalam berulang kaliPersalinan dengan operasiPengeluaran plasenta secara manualRobekan pada vagina

  • DiagnosisAnamnesis Riwayat faktor risikoTatalaksana persalinan Kondisi awal dan lamanya demamJumlah, warna dan bau dari lokiaRespirasi: batuk dan ekspektorasi Miksi: frekuensi meningkat dan disuria

    George AdriaanszGeorge AdriaanszGeorge Adriaansz

  • PemeriksaanPemeriksaan umumMelakukan pemeriksaan klinis untuk menilai kondisi umum pasien dan stabilitasi hemodinamiknya termasuk nadi, tekanan darah, suhu dan diuresis.Lihat adanya pucat atau ikterus.Pemeriksaan AbdomenDistensi dan nyeri regio uterusMassa pelvio-abdominalTanda peritonitis: nyeri saat meregang dan nyeri tekan

  • Pemeriksaan setempat

    Inspeksi genitalia eksterna dan perineum untuk mengetahui adanya robekan , episiotomi, lokia dan pus per vaginam.Menilai ukuran uterus dan nyeri uterus (palpasi atau pemeriksaan bimanual).

  • Penyebab sepsis pascapersalinan umumnya bakteri gram-negatif (mis. E. Coli) atau gram-positif (staphylococci, anaerobic streptococci, clostridium)endotoksin dinding sel bakteri menimbulkan lesi pada pembuluh darah dan reaksi vasodilatasiterjadi hipotensi / hipoperfusi

  • Pemeriksaan laboratorium/studi diagnostikLekositApusan cairan serviks/vagina atas untuk kultur dan sensitivitas Analisis urin (plus kultur jika terlihat ada sel darah putih atau bakteri pada saat analisis)USG untuk mendeteksi abses intrauterine atau panggul terutama jika demam menetap setelah 48 jam pemberian antibiotikaJika ditemukan massa pelvio-abdominal, rujuk ke fasilitas tersier Pemeriksaan laboratorium lainnya (C - reactive protein, analisis gas darah, radiologi, dsb)

  • PenatalaksanaanPasang dua kanula IV besar. Dan infus kristaloid IV.Dopamine drips, titrasi dan dosis betingkatAntibiotika terapetik (triple drugs) sebelum uji sensitivitas dan lanjutkan antibiotika yang sesuai. Lanjutkan antibiotik hingga pasien tidak mengalami demam selama 2448 jam dan tidak merasa nyeriEvakuasi massa intrauterin atau abses pelvik disertai drainase. Pantau lekosit setiap 48 jam/menurut kondisi klinik X-ray dada untuk membantu menentukan adanya emboli pulmoner septik atau pneumonia.

  • Gejala dan tanda yang selalu didapatGejala lain yang mungkin didapatKemungkinan diagnosisNyeri perut bawah, Lokhia purulenta, Uterus tegang dan subinvolusiPerdarahan pervaginam, Syok, Leukositosis, terutama polimorfonuklearMetritis , (Endometritis / Endomiometritis)Nyeri & distensi perut bawah, Demam terus menerusDengan antibiotik tidak membaik, Massa adneksa atau kavum DouglasAbses pelvikNyeri perut bagian bawahBising usus tidak adaPerut yang tegang (rebound tenderness)Anoreksia/muntahPeritonitisNyeri payudara dan tegangPayudara bengkak dan nyeri(kedua payudara) Biasanya terjadinya antara hari 3-5 pascapersalinanBendungan pada payudaraNyeri payudara dan tegang/bengkakRadang, bengkak, kemerahan dgn batas yang jelas, hanya satu payudara, 3 4 minggu pascapersalinanMastitisPayudara yang tegang dan padat kemerahanPembengkakan dengan adanya fluktuasi Mengalir nanahAbses payudaraNyeri pada luka / irisan dan tegang/indurasiLuka/irisan pada perut dan perineal yang mengeras atau indurasi, keluar pus dan KemerahanSelulitis pada luka (perineal / Abdominal)Luka insisi yang terinfeksicairan serous atau kemerahan dari luka; tidak ada / sedikit erithema dekat luka insisiAbses atau hematoma pada luka insisiDisuriaNyeri lumbal, nyeri suprapublik tanpa nyeri tekan uterus dan menggigilInfeksi pada traktus urinariusDemam yang tinggi walau mendapat antibiotikaMenggigil, Ketegangan pada otot kaki , Komplikasi pada paru, ginjal, persendian, mata dan jaringan subkutanThromboflebitis:pelviotrombo-flebitisFemoralisSesak napas, Batuk dan DemamDispenea, sakit berat dan nyeri dadaPneumoniaMengigil dan DemamPembesaran hati, limpa dan ikterus, nyeri epigastriumMalaria, Tifoid, Hepatitis

  • Sepsis dan Syok Sepsis

  • Tentang SyokSyok adalah suatu kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan segera dan intensif untuk menyelamatkan jiwa pasien. Syok mengakibatkan gangguan aliran darah dan perfusi jaringan akibat kegagalan sistem sirkulasi, umumnya disebabkan oleh perdarahan, infeksi/sepsis atau trauma.Pasien dengan syok harus ditangani segera dan diobservasi secara ketat karena dapat memburuk secara mendadak.

  • Infeksi merupakan komplikasi yang sering terjadi. Infeksi tersebut umumnya terjadi akibat prosedur pencegahan infeksi yang tidak dilakukan dgn benar.Infeksi lokal pelvik akan cepat berkembang menjadi infeksi sistemik (sepsis) bila tidak ditangani dgn segera dan memadai.

  • Tanda dan gejala Syok SeptikNadi cepat dan halus (> 100 x/menit)Demam (> 38C)Menurunnya tekanan darah (diastolik < 60 mmHg)Nafas cepat (RR > 32 x/menit)PucatBerkeringat, gelisah, apatis/bingung atau pingsan/tidak sadarSekret pervaginam yang berbauRiwayat persalinan traumatikNyeri perut bawahPerdarahan pervaginam yang lamaProduksi urine minimal (< 30 ml/jam)

  • Penilaian kemungkinan sepsisUsia kehamilanPenyebab perdarahanAdanya trauma atau manipulasi yang berlebihanDemam sangat tinggi atau dibawah normalAdanya trauma intra abdomen

  • PenangananPeriksa tanda vitalBebaskan jalan nafasBerikan oksigen 6-8 lt/menitTinggikan tungkaiPerbaiki cairan tubuh, dengan cairan NaCl atau RL, 1000 ml pada 20 menit pertama, 500 ml pd 20 menit kedua, selanjutnya rumatan 30-40 tetes/menit. Umumnya diperlukan cairan 1500-3000 ml untuk stabilisasiTransfusi darah, bila Hb
  • Bila setelah restorasi cairan tidak terjadi perbaikan tanda vital, tambahkan obat vasoaktif (dopamin) dgn dosis awal 2,5 gr/kgBB dlm 500 ml infus NaCl, naikkan perlahan dgn dosis maksimal 15-20 gr/menit, observasi ketat hingga terdapat perbaikan tanda vital. Hentikan dopamin bila tanda vital dlm batas normal dan produksi urine dalam batas normal.

  • Pemberian antibiotika :Kombinasi 3 golongan : ampicillin 1 gr/8jam, gentamisin 80 mg/8 jam dan klindamisin 600 mg/8 jam atauSefalosporin (cefotaxime atau ceftriaxone) 1 gr/8 jam, gentamisin 80 mg/8 jam dan metronidazole 1 gr/8 jamObservasi terus keadaan pasien secara ketat.

  • Rangkuman

    Infeksi dan pencegahannya dalam kehamilan merupakan masalah utama kualitas pelayananDiperlukan ketepatan diagnosisLakukan pengobatan dini dan agresif Pencegahan lebih baik dari pengobatan

  • ***Childbirth Education Slide encourage the use of prenatal classed as a means of reducing the need for analgesia and improving satisfaction with delivery.*.Continuous Support Slide Continuous support to provide direct care and comfort for a labouring woman reduces the length of labour, the need for epidural analgesia and the caesarean section rate. Just having someone in the room, observing but not interacting with the patient, has a similar although less profound effect.