Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes

11
MAKALAH MULOK Pemerintahan Bupati La Ode Abdul Koedoes dan Bupati Lettu Inf M.Thalib Disusun oleh Kelompok 1 : 1.Widdia Wati 2. Wulan Fitriani 3. Sitti Nur Hastia Wati 4. Indar Swining 5.Azhar SMA NEGERI 1 RAHA

Transcript of Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes

Page 1: Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes

MAKALAH MULOK

Pemerintahan Bupati La Ode Abdul Koedoes dan

Bupati Lettu Inf M.Thalib

Disusun oleh Kelompok 1 :

1. Widdia Wati2. Wulan Fitriani3. Sitti Nur Hastia Wati4. Indar Swining5. Azhar

SMA NEGERI 1 RAHA

KATA PENGANTAR

Page 2: Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat allah swt karena kita masih diberi kesempatan untuk menyelesaiakan

makalah yang berjudul “ Pemerintahan Bupati La Ode Abdul Koedoes dan Bupati Lettu Inf M.Thalib”.Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang.Dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan oleh sebab itu kami meminta kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Penyusun

Kelompok 1

Page 3: Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes

DAFTAR ISI

Kata pengantar ....................................................................................................

................(2)

Daftar isi .............................................................................................................................(3)

Bab 1 Pendahuluan ..............................................................................................................(4)

1.1.Latar belakang ..............................................................................................................(4)

1.2.Rumusan Masalah ........................................................................................................(5)

1.3.Tujuan..............................................................................................................................(5)

Bab 2 Pembahasan ..............................................................................................................(6)

2.1 Pemerintahan Laode Abdul Kudus........................................................................(6-7)

2.2 Pemerintahan Lettu Inf M.Thalib.......................................................................(7-8)

Bab 3 Penutup .....................................................................................................................(9)

3.1Kesimpulan .....................................................................................................................(9)

3.2Saran ..............................................................................................................................(9)

DaftarPustaka ...................................................................................................................(10)

Page 4: Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes
Page 5: Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perjuangan panjang oleh para tokoh pejuang muna dilakukan tanpa pamrih dalam menghadapi berbagai tantangan. Berdasarkan berbagai pertimbangan yang logis dan pertimbangan strategis oleh pemerintah pusat menindaklanjuti yang ditandai dengan lahirnya Undang-undang Nomor 29 tahun 1959 tentang pembentukan daerah-daerah tingkat II disulawesi termaksud didalamnya Kabupaten Muna dengan ibukota raha.

Pada awal pengusulan Kabupaten Muna terdiri dari empat distrik yaitu distrik katobu, distrik lawa,distrik kabawo dan distrik tongkuno. Dari empat distrik itu belum memenuhi kriteria untuk membentuk suatu kabupaten maka diadakan pendekatan dengan beberapa tokoh pada saat itu yaitu tokoh masyarakat kulisusu,tokoh masyarakat wakorumba dan tokoh masyarakat tiworo kepulauan yang pada saat itu ketiga distrik tersebut adalah distrik kulisusu diwakili oleh Laode Ganiru dan Laode Ago, distrik wakorumba diwakili oleh laode hami dan laode haju ,distrik tiworo diwakili oleh la baranti.

Berdasrkan kesepakatan yang utuh dan bulat dari tokoh-tokoh tersebut untuk bergabung dalam pemerintahan kabupaten muna maka doktrin untuk terbentuknya kabupaten muna sudah tidak ada masalah lagi.

Dengan terbentuknya kabupaten muna,secara administratif dan yuridis pada tanggal 2 maret 1960 maka ditetapkan La Ode Abdul Koedoes sebagai bupati pertama dan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 1961 ditetapkan bupati kedua Lettu Inf M.Thalib dan terus berlanjut sampai saat ini bupati ke-12 Dr.LM Baharuddin,M.kes.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemerintahan yang dijalankan oleh La Ode Abdul Koedoes sebagai bupati pertama?

Page 6: Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes

2. bagiman pemerintahan yang dijalankan oleh Lettu Inf M.Thalib?

1.3 Tujuan

- untuk mengetahui pola pemerintahan oleh La Ode Abdul Kudus

-untuk mengetahui pola pemerintahan oleh Lettu Inf M.Thalib

Page 7: Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemerintahan Bupati La Ode Abdul Kodoes (1960-1961)

Pada awal terbentuknya kabupaten Muna berdasarkan UU No 29 tahun 1959, maka secara administrasi terjadi perubahan dari pemerintahan kewedanan menjadi pemerintahan daerah TkII (kabupaten).

Dengan terbentuknya Muna sebagai daerah Tk II (Kabupaten Muna) yang dilegitimasi pada tanggal 2 maret 1960, dengan bupati I (pertama) adalan La Ode Abdul kodoes.

Pemerintahan La Ode Abdul Kodoes sangat singkat karena hanya 1 tahun. Hal ini merupakan refleksi dari pemerintahan negara yang tidak stabil. Berakhirnya pemerintahan La ode Abdul Kodoes karena peristiwa berdarah yaitu akibat ledakan granat seorang anggota mobrig yang mengalami kelainan jiwa. Karena begitu singkatnya masa pemerintahan beliau, sehingga tidak dapat melakukan perubahan-perubahan signifikan terhadap daerah Muna. Dan juga meninggalkan catatan penting yang monumental, karena :

1. Jangka waktu 1 tahun adalah waktu singkat, sehingga suatu hal yang mustahil dapat merealisasikan programnya

2. Kondisi negara/daerah yang diwarnai berbagai tindakan separatism misalnya DI TII

3. Beliau sebagai bupati pertama dari kabupaten yang baru terbentuk, sehingga belum memiliki pola yang efektif untuk menjalankan roda pemerintahan

Sebagai penghargaan rakyat Muna kepada La Ode Abdul Koedoes yang tercatat dalam sejarah daerah sebagai bupati pertama sehingga namanya diabadikan sebagai nama salah satu jalan di kota Raha. Pengabdian jasa-jasa beliau antara lain melakukan dasar-dasar penataan kota Raha dengan program perintisan jalan dan lorong-lorong. Rintisan lain yang dianggap sebagai manufer pembangunan adalah peletakkan dasar pembangunan mesjid raya lama. Namun rencana dan program tersebut belum sempat terealisasi, beliau terkena musibah peledakan granat di kediaman bupati saat itu. Dengan demikian maka berakhirlah pemerintahan La Ode Abdul Koedoes.

2.2 Pemerintahan Lettu Inf M.Talib (11-11-1961 s/d 3-12-1965)

Page 8: Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes

Setelah terjadinya peristiwa tragis terhadap bupati pertama maka di kabupaten Muna ditetapkan sebagai daerah rawan, apalagi pada saat itu masih berkecamuknya gerakan separatisme DI TII dan PKI. Dalam kondisi itu maka pemerintah pusat mengambil sikap untuk melakukan rehabilitasi aparatur dengan menempatkan aparat TNI dan POLRI mulai dari jabatan kepala desa hingga gubernur. Pemikiran ini dengan tujuan memudahkan proses penumpasan gerakan-gerakan yang merongrong pemerintah. Oleh karena itu pasca pemerintah La Ode Abdul Koedoes, maka yang diangkat untuk menggantikan beliau adalah salah seorang anggota militer yaitu Lettu Inf M. Thalib sebagai bupati ke II. Pemerintahan beliau cukup lama yaitu hingga selesainya peristiwa G30 S PKI.

Pada masa pemerintahan M.thalib pembangunan di Muna tidak dapat berjalan dan bahkan tidak ada program untuk melakukan pembangunan karena pada masa itu setiap saat terjadi tarik menarik antara propaganda PKI dan pemerintah. Refleksi dari peristiwa maka banyak masyarakat Muna yang tercatat dalam buku agenda pemerintah sebagai golongan anggota organisasi partai terlarang baik kategori terlibat maupun dilibatkan.

Pengertian dilibatkan dalam pernyataan tersebut bahwa banyak masyarakat yang didaftar dan mendaftarkan diri untuk mendapatkan pacul, tetapi ironisnya daftar itu kemudian masuk pada agenda PKI sebagai golongan yang mendukung PKI, sedangkan golongan dan kategori Yang terlibat adalah mereka yang memahami dan mengetahui persis tujuan gerakan separatism PKI.

Kondisi daerah yang tidak menentu akibat gerakan separatism PKI membuat masyarakat dihantui peresaan takut. Masyarakat bersikap apriori, bingung dan tidak tau apa yang harus dilakukan karena simalakama antara propaganda pki dan progam-progam pemerintah. Peristiwa ini membawa masyarakat pada persoalan social karena dalam kurung waktu tahun 1961-1965 hampir seluruh masyarakat ditimpa bencana kelaparan dan dampaknya tidak hanya terjadi dalam kurung waktu itu tetapi berlanjut hingga awal orde baru.

Peran aktif pemerintah dalam menanggulangi gerakan –gerakan yang dapat mematikan aktifitas rakyat kemudian dapat ditanggulangi atas kerja sama semua komponen baik pemerintah, aBRI, dan rakyat. Sebagai refleksi dari tindakan mereka yang menyesatkan rakyat akhirnya gerakan PKI dapat teratasi dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang di bumi Indonesia yang beridiologi pancasila. Dan karena tindakan-tindakan mereka yang pemerintah memenjarakan tokoh-tokoh PKI serta

Page 9: Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes

membuat agenda wasiat untuk mewaspadai dan mengawasi anggota masyarakat baik yang terlibat maupun dilibatkan.

Page 10: Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas kita sudah dapat memahami pola pembangunan yang dilakukan oleh pemimpin daerah Kabupaten Muna di zaman orde lama. Pada masa pemerintahan La Ode Abdul Koedoes belum terjadi perubahan-perubahan berarti pada kabupaten Muna hal ini disebabkan karena singkatnya masa pemerintahan La Ode Abdul Koedoes yang hanya 1 tahun saja. Sedangkan pada masa pemerintahan Lettu Inf M. thalib pembangunan tidak berjalan dengan baik karena adanya tarik ulur antara pemerintah dan PKI.

3.2Saran

Dengan mengetahui pola pembangunan yang dilakukan oleh pemimpin daerah di kabupaten Muna sebaiknya kita bisa lebih menghargai perjuangan mereka dengan tetap melestarikan bahasa muna dan adat istiadat serta kebudayaan Muna.

Page 11: Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes

Daftar Pustaka

- https://formuna.wordpress.com/buku/mengenal-sejarah-dan-peradaban-orang-muna-upaya-pelurusan-sejarah/bab-vi-sejarah-pembentukan-kabupaten-muna/

- Muatan lokal, nilai-nilai budaya&sejarah Kabupaten Muna kelas XI, 2012

- www.google.com