Kti la ode ali anugrah jufri

117
ASUHAN KEPERA BRONCHO KEMU PU Diajukan Seba Program Di P AWATAN ANAK G USIAINFANT (2 BUL OPNEUMONIA DI RUANG KENANGA G UNING LANTAI I RUMAH SAKIT UMU USAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG KARYA TULIS ILMIAH agai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan iploma III Keperawatan pada Akademi Kepe Pemerintah Kabupaten Muna DISUSUN OLEH : LA ODE ALI ANUGRAH JUFRI NIM : 13.13 1068 PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN RAHA 2016 LAN)DENGAN GEDUNG UM Pendidikan erawatan

Transcript of Kti la ode ali anugrah jufri

Page 1: Kti la ode ali anugrah jufri

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIAINFANT (2 BULAN)DENGANBRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA GEDUNG

KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKIT UMUMPUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Muna

DISUSUN OLEH :

LA ODE ALI ANUGRAH JUFRINIM : 13.13 1068

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

RAHA2016

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIAINFANT (2 BULAN)DENGANBRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA GEDUNG

KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKIT UMUMPUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Muna

DISUSUN OLEH :

LA ODE ALI ANUGRAH JUFRINIM : 13.13 1068

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

RAHA2016

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIAINFANT (2 BULAN)DENGANBRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA GEDUNG

KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKIT UMUMPUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Muna

DISUSUN OLEH :

LA ODE ALI ANUGRAH JUFRINIM : 13.13 1068

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

RAHA2016

Page 2: Kti la ode ali anugrah jufri

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul :

“Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan

Bronkopneumonia di Ruang Kenanga Gedung Kemuning Lantai I Rumah

Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.

Telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di hadapan dewan

penguji.

Raha, 10 Juni 2016

Pembimbing

SANTHY, S.Kep.,Ns., M.KepNIP : 19800212 200312 2 006

Mengetahui,

Direktur Akper Pemkab Muna

SANTHY, S.Kep.,Ns., M.KepNIP : 19800212 200312 2 006

Page 3: Kti la ode ali anugrah jufri

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Motewe Tlp. 0403-22954

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji

Pada Tanggal Juni 2016

DEWAN PENGUJI

1. Asmalia, s.kep, Ns, M.kes (....................)

2. Waode Fitri Ningsih, S.kep, Ns, M.kes (....................)

3. Santhy, S.kep, Ns, M.kep (....................)

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi

Keperawatan Pemkab Muna

Raha, Juni 2016

Direktur Akper Pemkab Muna

SANTHY, S.Kep, Ns M.KepNIP : 19800212 200312 2 006

Page 4: Kti la ode ali anugrah jufri

iv

ABSTRAK

La Ode Ali Anugrah. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIA INFANT (2BULAN) DENGAN BONCHOPNEUMONIA.Di bimbing Oleh Santhy.

LatarBelakang,berdasarkan data Medical Record RumahSakitUmumPusat dr.HasanSadikin Bandung RuangKenangaLantai I, bahwaanakpenderita bronchopneumoniaberadapadaurutan ke-2 denganjumlahpasien 190 orang denganpentase 14,001%,melihatdampak yang dapatditimbulkanpadaanak yang berakibat fatal,makapenulistertarikuntukmenulisKaryaTulisIlmiah yangberjudulAsuhanKeperawatanpadaanak G usia infant (2 bulan) dengan Bronchopneumoniadi RuangKenangalantai I RumahSakitUmumPusatdr. HasanSadikin Bandung.Tujuan,KaryaTulisIlmiahini agar dapatmemperolehgambaran yangjelasmengenaiasuhankeperawatanpadaanakdenganbroncopneumoniadanjugadapatmelaksanakanasuhankeperawatansecarakomperensifmencakuppengkajian, diagnose kepawatan,perencanaan, pelaksanaandanevaluasi.Metode,denganmenggunakanmetodeanalisisdeskriptifberupastudikasusdanstudikepustakaandalambentukKaryaTulisilmiah yang dititikberatkanpadaanakdengan bronchopneumonia.Hasil,dalamstudikasusditemukan 6diagnosakeperawatanpadaklienanak G usia Infantterdapat 3masalah yang teratasiyaitudiagnosaperubahansuhutubuh (hipertermi),Defisitperawatandiridanansietas/kecemasan orang tua. Sedangakan3diagnosatidakteratasiyaitubersihanjalannafastidakefektif, Perubahanpolanutrisi,Gangguanistrahatdantidur.KesimpulandanRekomendasi, sehinggadapat disimpulkanbahwapelaksanaanstudikasusinidenganmenggunakanmetodependekatan proseskeperawatan yang mulaidaritahappengkajian, diagnosakeperawatan, intervensi,implementasi ,danevaluasisecarasistematisdanberkesinambungansampaidenganpemenuhankebutuhankliendantercapainyatujuanperawatansertapenyembuhan.

Kata Kunci : AsuhanKeperawatanPadaAnakUsia Infant,DenganBronchopneumonia.

SumberLiteratur : 15 Kepustakaan (2000-2015)

Page 5: Kti la ode ali anugrah jufri

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

berkah, rahmat innayah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Asuhan Keperawatan pada Anak G

Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia di Ruang Kenanga 1 Lantai

1 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung” disusun sebagai

salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III

Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.

Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan

bantuan dan bimbingan baik dalam moril maupun materil dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih yang setulusnya kepada terhormat:

1. Ibu dr. Hj. Ayi Djembar Sari, M.ARS, selaku Direktur Utama Rumah

Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.

2. Ibu Santhy, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Direktur Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Muna yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis dalam melaksanakan ujian akhir Program Diploma III

Keperawatan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.

3. Ibu Rustilah, AMK, selaku penguji CI lahan dan penguji praktik di

Ruang Kenanga 1 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin

Bandung.

4. Ibu Santhy, S.Kep, Ns, M.Kep selaku penguji praktik dan pembimbing

dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang telah meluangkan banyak

Page 6: Kti la ode ali anugrah jufri

vi

waktu dalam memberi petunjuk dan mengarahkan penulis sehingga

Karya Tulis Ilmiah ini terselesaikan tepat pada waktunya.

5. Klien anak G dan orang tua klien terkhusus pada ibunda klien yang

dengan senang hati menerima penulis dalam pemberian/pelaksanaan

asuhan keperawatan.

6. Bapak Ibu dosen pengajar beserta staf Akper Pemkab Muna yang telah

memberikan bekal ilmu pada penulis selama mengikuti pendidikan di

Akper Pemkab Muna .

7. Teristimewa kedua Orang tuaku yang tercinta Bapak La Ode Jufri, Sp

dan Wa Ode Isifu atas doa yang selalu di berikan, serta dorongan

motifasi, dan dukungan secara moril maupun materil selama menempuh

pendidikan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna dan

khususnya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Saudara-saudaraku yang tersayang La Ode Ramat Gunawan, serta

istrinya Ayu Ditya Paramita, Waode Nur Afiah S.pd, serta suaminya La

Ode Hasdin Abidin, SE dan Waode Muliawan ST, dan Sepupuku Siti

Haisa atas sumbangan materil dan fikiran serta motivasi yang diberikan

sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada

waktunya.

9. Teman-temanku tersayang Ganirudin, Tika, Asma, Irham, Syarif, Eko,

Erwin, Kaidah, Alfy serta Ulfa terima kasih atas bantuan dan

motivasinya dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 7: Kti la ode ali anugrah jufri

vii

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun isinya.

Olehnya itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat

memberikan manfaat bagi penulis, profesi keperawatan dan pembaca pada

umumnya, kiranya Allah SWT meridhoi segala aktifitas kita untuk kebaikan

. Amin.

Raha, 9 Juni 2016

Penulis

Page 8: Kti la ode ali anugrah jufri

viii

Page 9: Kti la ode ali anugrah jufri

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

ABSTRAK.......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

DAFTAR ISI....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ......................................................................................... 1

B. RuangLingkupPembahasan..................................................................... 4

C. Tujuan ..................................................................................................... 4

D. MetodeTelahaan...................................................................................... 5

E. Manfaat ................................................................................................... 6

F. WaktuPelaksanaan .................................................................................. 7

G. TempatPelaksanaan................................................................................. 7

H. SistematikaTelahaan ............................................................................... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM

PERNAFASAN : BRONCHOEUMONIA

A. KonsepDasar

1. Pengetian ............................................................................................... 9

2. AnatomiFisiologisSistemPernapasan .................................................... 10

3. Etiologi .................................................................................................. 17

4. Patofisiologi........................................................................................... 18

5. Manifenstasi Klinis................................................................................ 18

6. Komplikasi ............................................................................................ 19

7. PemeriksaanPenunjang.......................................................................... 19

Page 10: Kti la ode ali anugrah jufri

ix

8. Penatalaksanaan..................................................................................... 19

9. Pengobatan ............................................................................................ 20

B. TinjauanTeoritisAsuhanKeperawatan

1. Pengkajian......................................................................................... 20

2. DiagnosaKeperawatan ...................................................................... 36

3. Perencanaan ...................................................................................... 37

4. Implementasi..................................................................................... 45

5. Evaluasi............................................................................................. 45

6. Dokumentasi ..................................................................................... 46

BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. LaporanKasus

1. Pengkajian............................................................................................... 49

2. DiagnosaKeperawatan ............................................................................ 65

3. Perencanaan ............................................................................................ 68

4. ImplementasidanEvaluasi ....................................................................... 72

5. CatatanPerkembangan............................................................................. 77

B. Pembahasan

1. Pengkajian............................................................................................... 80

2. DiagnosaKeperawatan ............................................................................ 81

3. Perencanaan ............................................................................................ 84

4. Implementasi........................................................................................... 86

5. Evaluasi................................................................................................... 87

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ............................................................................................. 87

B. Rekomendasi........................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 11: Kti la ode ali anugrah jufri

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel1.Daftar10 PenyakitDiruangKenangaLantai I RumahSakit

UmumPusatDrHasan Sadikin Bandung ................................................ 3

Tabel 2.RiwayatImunisasi................................................................................... 25

Table 3.PerkembanganAnakUsia 0-2bulan......................................................... 26

Table 4.BeratBadan Ideal (BBI) ......................................................................... 31

Tabel 5.IntervensiDan RasionalBersihanJalanNafasTidakEfektif..................... 38

Table 6.Intervensi Dan RasionalKerusakanPertukaran Gas ............................... 39

Tabel 7. Intervensi Dan Rasional Resiko tinggi Terhadap Penyebaran Infeksi.. 40

Tabel8.Intervensidanrasionalintoleransiaktivitas................................................ 41

Tabel 9.Intervensi danRasionalNyeri dada ......................................................... 42

Table 10.Intervensi Dan RasionalNutrisiKurangdarikebutuhan......................... 43

Table 11.Intervensi danrasionalKekurangan volume cairan............................... 44

Table 12.Intervensi Dan RasionalKurangpengetahuan....................................... 44

Table 13.PolaAktivitassehari-hari....................................................................... 53

Table 14.PemeriksaaanLaboratorium ................................................................. 59

Table 15.Analisa data.......................................................................................... 62

Table 16.RencanaKeperawatan........................................................................... 68

Table 17.Implementasi........................................................................................ 72

Table 18.CatatanPerkembangan ......................................................................... 77

Page 12: Kti la ode ali anugrah jufri

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman.

Gambar1.Anatomi sistem pernafasan ................................................................. 10

Page 13: Kti la ode ali anugrah jufri

xii

DAFTAR BAGAN

Halaman.

Bagan 1.Grafik Genogaram Keluarga 3 Generasi .............................................. 50

Page 14: Kti la ode ali anugrah jufri

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : SatuanAcaraPenyuluhan

Lampiran 2 : MateriPenyuluhan

Lampiran 3 : Leaflet

Lampiran 4 : LembarBimbingan

Lampiran 5 : DaftarRiwayathidup

Page 15: Kti la ode ali anugrah jufri

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional

yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berlandaskan

ilmu dan kiat keperawatan berbentuk lanyanan bio, psiko, sosial, dan spiritual

yang komperensif ditujukan untuk individu, keluarga, dan masyarakat dalam

keadaan sehat ataupun sakit serta mencakup seluruh proses kehidupan,

layanan keperawatan kepada klien dilakukan dengan menggunakan metode

proses kperawatan (Asmadi, 2008).

Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapakan

dalam praktik keperawatan, hali ini dapat disebut sebagai suatu pendekatan

untuk memecahkan masalah (problem-solving) yang memerlukan ilmu,

teknik, dan keterampilan interpersonal yang bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat (Nursalam, 2013).

Sistem layanan kesehatan juga sangat berpengaruh terhadap derajat

kesehatan individu dan masyarakat. Layanan kesehatan terdepan bukan

semata berfokus pada pengobatan, tetapi juga pada pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan. Dalam sistem ini, kita tidak lagi menekankan upaya

kuratif, melainkan upaya promotif dan perventif. Di Indonesia sendiri

kecenderungan perkembangan penyakit yang ditandai dengan meningkatnya

penyakit degeneratif seperti penyakit saluran pernapasan salah satunya adalah

bronopneumonia (Asmadi, 2008).

Page 16: Kti la ode ali anugrah jufri

2

Bronkopneumonia adalah penyakit infeksi saluran nafas bagian

bawah. Bronkopneumonia. Bronkopneumonia merupakan salah satu bagian

dari penyakit pneumonia. juga tetap merupakan penyebab tingginya angka

kesakitan dan kematian pada anak, terutama pada negara-negara yang sedang

berkembang terutama Indonesia. Kesulitan-kesulitan tersebut menyebabkan

angka mortalitas anak-anak dengan bronkopneumonia di Indonesia tetap

tinggi karena kurang menjaga kebersihan baik fisik maupun lingkungan dan

kebersihan lain-lain (Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009) di kutip dalam

Adriana, 2015).

Laporan World Health Organzation WHO tahun 2013, diperkirakan 70%

kematian anak balita akibat pneumonia di seluruh dunia terjadi di Negara

berkembang, terutama Afrika dan Asia tenggara, dengan angka kematian balita di

atas 49 per 1000 kelahiran hidup (15-20 %), distribusi penyebab kematian pada

anak balita sebesar 22% diantaranya disebabkan 0leh pneumonia ( WHO, 2011)

yang dikutip dalam Zumeliza Rasyid, 2013)

Di Indonesia, bronkopneumonia merupakan penyebab kematian

nomor tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan TBC, dengan terdapatnya

penderita bronkopneumonia pada tahun 2011 sebanyak 779 kasus tahun 2012

terdapat 791 kasus dan pada tahun 2013 terdapat 802 kasus, sehingga tahun ke

tahun penderita bronkopneumonia terus meningkat (Simpson dan Flenley

2011) yang dikutip dalam UN, 2015).

Kasus bronchopneumonia pada anak menempati urutan kedua dan

selalu ada setiap tahunya meski dengan jumlah dan presentase yang berbeda-

beda. Berdasarkan data medical record diruang kenanga lantai 1 Rumah Sakit

Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung selama 12 bulan terakhir yaitu periode

Page 17: Kti la ode ali anugrah jufri

3

bulan 01 januari s/d 31 desember 2015. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

table 1 berikut :

Tabel 1. Jumlah 10 Penyakit terbesar di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusatdr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari - Desember Tahun 2015.

Sumber : Hasil Rekam medis Rumah Sakit Umum Pusat dr.Hasan Sadikin Bandung bulan Januari–Desemberi 2015.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa penyakit bronchopneumonia

menduduki peringkat kedua dari sepuluh penyakit terbesar di Ruang Kenanga

Lantai 1 periode Januari-Desember 2015 dengan jumlah penderita 190 orang

dan presentase (14,001%) hal tersebut menunjukan bahwa penyakit

bronchopneumonia memiliki angka kejadian tertinggi kedua setelah penyakit

Chemoterapy Session For Neoplasma. Jika tidak ditangani dengan baik maka

tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan yang buruk bagi system

yang lain.

Oleh sebab itu diharapkan asuhan keperawatan yang optimal dan

professional yang dilakukan secara komperensif meliputi aspek bio, psiko,

sosial, spiritual dengan pendekatan proses keperawatan.

Berdasarkan data-data di atas tersebut maka penulis tertarik untuk di

tuangkan dalam Karya Tulis Ilmiah dengan judul :

NO PENYAKIT JUMLAH PRESENTASE %1.2.3.4.5.6.7.

8.9.10.

Chemoterapy Session For NeoplasmaBronchopneumonia,Un SpecifiedOther Prophylactic ChemoterapyBachterial Sepsis Of Newborn,UnspecifiedAplastic Anemia,UnspecifiedAcute Cymphoploastic LeukemiaThypoid Lever Cinfection Due ToSalmonella ThyphiPatent Ductus ArteriosusDongue Haemorhagis FeverVery Low Birth Weight (VEBW)

67119011062615955

545342

49,4514,0018,114,564,5

4,354,05

3,973,913,09

JUMLAH 1357 100

Page 18: Kti la ode ali anugrah jufri

4

Asuhan Keperawatan Bayi G Usia Infant (2 Bulan) Dengan

Bronchopneumonia Di Ruang Kenanga Lantai 1 Rumah Sakit Umum

Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.

B. Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penulisan Karya Tulis ini penulis membatasi permasalahan

asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem pernapasan

bronchopneumonia di Ruang Kenanga lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr.

Hasan Sadikin Bandung.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah penulis

mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan asuhan keperawatan

pada klien dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia,

secara langsung pada situasi nyata dan komperhensif meliputi aspek bio,

psiko, sosial, dan spiritual yang didasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini meliputi

sebagai berikut :

a. Mampu melaksanakan pengkajian secara komperhensif pada klien

Bayi dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia.

Page 19: Kti la ode ali anugrah jufri

5

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas

masalah pada klien Bayi dengan gangguan sistem pernapasan :

bronchopneumonia.

c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien Bayi

dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia.

d. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan pada klien Bayi dengan gangguan

sistem pernapasan : bronchopneumonia.

e. Mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada klien

Bayi dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia.

f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien Bayi

dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia.

D. Metode Telaahan

Metode yang digunakan penulis dalam menyusun Karya Tulis

Ilmiah ini yaitu metode deskriptif melalui studi kasus.

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam

menyusun karya tulis ini adalah :

1. Observasi

Mengamati keadaan klien yang meliputi bio, psiko, social, cultural,

dan spiritual.

2. Wawancara

Mengumpulkan data dengan melakukan komunikasi lisan yang

diperoleh baik secara langsung dari klien maupun melalui keluarga yang di

jadikan data subjektif yang mendukung terhadap adanya masalah klien.

Page 20: Kti la ode ali anugrah jufri

6

3. Pemeriksaan Fisik

Yaitu pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik pada

klien dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. Dan

didokumentasikan secara persistem.

4. Studi Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan mempelajari data dan status klien

melalui rekam medis.

5. Studi Kepustakaan

Yang disesuaikan dengan teori kasus yang diperoleh di lahan

praktek.

E. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat di peroleh dari penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini adalah :

1. Bagi Rumah Sakit

Sebagai masukan bagi rekan-rekan dalam menentukan kebijakan

dan penyusunan perancangan program dalam rangka peningkatan

pelayanan keperawatan.

2. Bagi Instituti Pendidikan

Sebagai bacaan ilmiah atau bahan perbandingan dalam

mengembangkan ilmu keperawatan di Akper Pemkab Muna dalam

melakukan penulisan Karya Tulis Ilmiah lebih lanjut dengan gangguan

dengan gangguan system pernapasan : bronchopneumonia.

Page 21: Kti la ode ali anugrah jufri

7

3. Bagi Profesi

Sebagi bahan perbandingan bagi studi kasus selanjutnya dalam

memberikan asuhan keperawatan anak dengan bronchopneumonia.

4. Bagi Penulis

Merupakan pengalaman berharga bagi penulis dalam

meningkatakan wawasan dan dapat memberi dorongan semangat sebagai

calon tenaga keperawatan di masa yang akan datang.

F. Waktu Pelaksanaan

Studi kasus dilaksanakan pada tanggal 01 Maret sampai dengan 03

Maret 2016.

G. Tempat Pelaksanaan

Studi kasus dilaksanakan di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit

Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.

H. Sistematika Telahaan

Karya tulis ini disusun dengan sistematika yang dijabarkan dalam 4

BAB yaitu :

BAB I : Pendahuluan

Yang terdiri dari Latar Belakang, Ruang Lingkup

Pembahasan, Tujuan Penulisan, Metode Telaahan, Manfaat

Penulisan, Waktu Pelaksanaan, Tempat Pelaksanaan dan

Sistematika Telaahan.

BAB II : Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Pada Anak

Page 22: Kti la ode ali anugrah jufri

8

Dengan Bronchopneumonia.

Meliputi konsep dasar mencakup Defenisi, Anatomi Fisiologi

Sistem Pernafasan, Etiologi, Patofisiologi Manifestasi Klinis,

Pemeriksaan Penunjang, Penatalaksanaan Medis, Komplikasi,

Dampak bronchopneumonia terhadap system tubuh lainya

serta Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan yang

mencakup Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Perencanaan,

Implementasi dan Evaluasi.

BAB III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan

Yang terdiri dari laporan kasus pada Anak G dengan

bronchopneumonia di ruang kenanga Lantai I Rumah Sakit

Umum Pusat dr.Hasan Sadikin Bandung yang terdiri dari

pengumpulan data, klasifikasi data, diagnosa keperawatan,

rencana tindakan keperawatan, implementasi dan evaluasi

serta catatan perkembangan dan Pembahasan yang berisikan

perbandingan sistematis antara teori dan fakta yang ada pada

tinjauan studi kasus, dibahas secara sistematis mulai dari

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi.

BAB IV : Kesimpulan dan Rekomendasi

Berisikan kesimpulan dari pelaksanaan asuhan keperawatan

dan formulasi saran atau rekomendasi yang operasional

terhadap masalah yang ditemukan.

Page 23: Kti la ode ali anugrah jufri

9

BAB II

TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN

BRONCHOPNEUMONIA

A. Konsep Dasar

1. Pengertian

Menurut Smetzler& Bare, 2002.Bronchopneumonia adalah salah

satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbecak, teratur

dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke

parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Nurarif & Kusuma, 2015).

Menurut Sudigdiodo dan Imam Supardi,1998

Bronchopneumoniaadalah suatu peradangan pada paru yang biasanya

menyerang di bronkeoli terminal.Bronkeoli terminal tersumbat oleh

eksudat mokopurulen yang membentuk bercak-bercak konsolidasi di

lobuli yang berdekatan.Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai

infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang spesifik dan penyakit

yang melemahkan daya tahan tubuh(Nurarif & Kusuma, 2015).

Dari kedua defenisi diatas, dapat di simpulkan bahwa

Bronchopneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang di

sebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai

dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispenia, napas cepat dan

dangkal, muntah,diare, serta batukkering dan produktif.

Page 24: Kti la ode ali anugrah jufri

10

2. Anatomi dan fisiologi Sistem Pernapasan

a. Anatomi sistem pernapasan

Gambar I Anatomi sistem pernapasan(Sumber : Syaifuddin, 2006)

Pernapasan atau respirasi adalah suatu peristiwa tubuh

kekurangan oksigen(02) kemudian oksigen yang berada di luar

tubuh dihirup (inspirasi) melalui organ-organ pernapasan, dan pada

keadaan tertentu bila tubuh kelebihan karbondioksida (CO2) maka

tubuh berusaha unuk mengeluarkanya dari dalam tubuh dengan cara

menghebuskan napas (ekspirasi) sehingga terjadi suatu

keseimbangan antara oksigen dan karbondioksida dalam tubuh.

Sistem respirsasi berperan untuk menukar udara dari luar ke

permukaan dalam paru-paru.Setelah udara masuk ke dalam system

pernapasan, akan dilakukan penyaringan,penghangatan,dan

pelembapan pada udara tersebut di trakhea agar tidak merusak

permukaan yang lembut pada system pernapasan.

10

2. Anatomi dan fisiologi Sistem Pernapasan

a. Anatomi sistem pernapasan

Gambar I Anatomi sistem pernapasan(Sumber : Syaifuddin, 2006)

Pernapasan atau respirasi adalah suatu peristiwa tubuh

kekurangan oksigen(02) kemudian oksigen yang berada di luar

tubuh dihirup (inspirasi) melalui organ-organ pernapasan, dan pada

keadaan tertentu bila tubuh kelebihan karbondioksida (CO2) maka

tubuh berusaha unuk mengeluarkanya dari dalam tubuh dengan cara

menghebuskan napas (ekspirasi) sehingga terjadi suatu

keseimbangan antara oksigen dan karbondioksida dalam tubuh.

Sistem respirsasi berperan untuk menukar udara dari luar ke

permukaan dalam paru-paru.Setelah udara masuk ke dalam system

pernapasan, akan dilakukan penyaringan,penghangatan,dan

pelembapan pada udara tersebut di trakhea agar tidak merusak

permukaan yang lembut pada system pernapasan.

10

2. Anatomi dan fisiologi Sistem Pernapasan

a. Anatomi sistem pernapasan

Gambar I Anatomi sistem pernapasan(Sumber : Syaifuddin, 2006)

Pernapasan atau respirasi adalah suatu peristiwa tubuh

kekurangan oksigen(02) kemudian oksigen yang berada di luar

tubuh dihirup (inspirasi) melalui organ-organ pernapasan, dan pada

keadaan tertentu bila tubuh kelebihan karbondioksida (CO2) maka

tubuh berusaha unuk mengeluarkanya dari dalam tubuh dengan cara

menghebuskan napas (ekspirasi) sehingga terjadi suatu

keseimbangan antara oksigen dan karbondioksida dalam tubuh.

Sistem respirsasi berperan untuk menukar udara dari luar ke

permukaan dalam paru-paru.Setelah udara masuk ke dalam system

pernapasan, akan dilakukan penyaringan,penghangatan,dan

pelembapan pada udara tersebut di trakhea agar tidak merusak

permukaan yang lembut pada system pernapasan.

Page 25: Kti la ode ali anugrah jufri

11

Perbedaan tekanan membuat udara masuk ke paru-paru

melalui saluran pernapasan tekanan ini bertujuan

menyaring,mengatur udara ,dan mengubah permukaan saluran napas

bawah pada tahap persiapan pembukaan system pernapasan sampai

tahap istirahat(Syaifuddin,2009).

1) Saluran Pernapasan Atas

a) Hidung

Hidung merupakan organ tubuh yang berfungsi

sebagai alat pernapasan dan indra penciuman. Bentuk dan

struktur hidung mempuyai pyramid atau kerucut dengan

alasnya pada prosesus palatines os maksilaris dan pars

horizontal os platum

Dalam keadaan normal udara yang masuk dalam

system pernapasan berhubungan dengan rongga

hidung.Vestibulum rongga hidung yang berisi serabut-

serabut halus epitel berfungsi untuk mencegah masuknya

benda-benda asing yang mengganggu proses pernapasan.

Bagian –bagian hidung adalah :

(1) Kavum nasalis adalah suatu lubang besar yang

dipisahkan oleh septum.

(2) Nares anterior adalah bagian terbuka yang masuk

kedalam dari sebelah luar dan posterior nares terbuka

yang masuk kedalam dari sebelah luar dan nares

Page 26: Kti la ode ali anugrah jufri

12

anteriorterbuka dengan cara yang sama pada bagian

belakang, masuk kedalam faring.

(3) Langit-langit dibentuk oleh tulang ethomoidalis pada

bagian dasar tengkorak dan lantai yang keras serta

palatum lunak pada bagian langit-langit mulut.

(4) Dinding lateral rongga dibentuk oleh maksila, konka

nasalis tengah dan sebelah luar tulang ethomoidalisyang

tegak lurus dan vomer.

(5) Bagian anterior dibentuk oleh tulang rawan

Fungsi hidung adalah :

(1) Menghangatkan udara: oleh permukaan konka dan

septum nasalis. Setelah melewati faring suhu udara

±36ºC.

(2) Sejumlah udara dilembabkan sebelum melewati hidung

dan saat mencapai faring kelembapan udara menjadi

±75%.

(3) Udara di saring lebih banyak oleh bulu-bulu hidung dan

partikel di atas rongga oleh rambut disaring oleh rambut

vestibular,lapisan mukosiliar, dan lisozum (protein dalam

air mata). Fungsi ini airconditioning jalan pernafasan

atas kenaikan suhu tidak melebihi 2-3% dari suhu tubuh

dengan uap air mencapai trakea bagian bawah. Bila

seorang bernapas melalui tabung udara langsung masuk

trakea. Pendinginan dan pengeringan berpengaruh pada

Page 27: Kti la ode ali anugrah jufri

13

bagian bawah paru-paru sehingga mudah terjadi infeksi

paru.

(4) Pada pernapasan biasa, udara yang masuk melalui celah

olfaktori sebesar 5-10% sedangkan ketika menghirup

udara dengan keras udara pernapasan yang masuk

sebesar 20%(Syaifuddin, 2009).

b) Faring

Bagian sebelah atas faring dibentuk oleh badan tulang

sfenoidalis dan sebelah dalamnya berhubungan langsung

dengan esofagus. Pada bagian belakang, faring dipisahkan

dari vertebra servikalis oleh jaringan penghubung, sementara

dinding depannya tidak sempurna dan berhubungan dengan

hidung, mulut dan laring.

Faring dibagi dalam tiga bagian :

(1) Nasofaring adalah bagian faring yang terletak dibelakang

hidung diatas palatum yang lembut.

(2) Orofaring adalah terletak dibelakang mulut dibawah

palatum lunak, dimana dinding lateralnya saling

berhubungan.

(3) Bagian bawah sekali dinamakan laringofaring.

c) Laring

Laring atau pangkal tenggorok merupakan jalinan

tulang rawan yang di lengkapi dengan otot,membran jaringan

ikat dan ligamentum. Bagian atas laring membentuk tepi

Page 28: Kti la ode ali anugrah jufri

14

epiglotis.Lipatan dari epiglotis aritenoid dan dari sebelah

bawah tepi kartalogi krikoid. Tepi tulang dari pita suara asli

kiri dan kanan membatasi daerah epiglotis disebut

supraglotis dan bagian bawah disebut subglotis.

Rangka laring terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut :

(1) Kartilago tiroidea : terdiri atas dua lamina yang

membuat sudut tepi dorsal.Tiap lamina sebagai kornu ke

kranial kornu superior dan kornu inferior ke kaudal.

(2) Kartilago krikoidea : berbentuk cincin, memiliki

bagian ventral yang sempit disebut arkus, sedangkan

bagian yang lebar disebut lamina.

(3) Kartilago artinodea : sepasang tulang rawan

berbentuk segitiga dengan apeks di kranial.

(4) Kartilago epiglotika : berbentuk sebagi kaudal

memancing di sebut peptiolus.

(5) Os hioid dan kartilagines : Laring (tulang) lidah

bentuknya seperti tapak kuda (Syaifuddin,2009).

2) Saluran Pernapasan Bawah

a) Trachea

Trakea atau batang tenggorok merupakan lanjutan

dari laring yang di bentuk oleh 16 samapai 20 cincin yang

terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku

kuda (huruf C).Sebelah dalam diliputi oleh selaput lender yang

berbulu getar yang di sebut sel bersilia, hanya bergerak ke arah

Page 29: Kti la ode ali anugrah jufri

15

luar.Panjang trakea 9-11 cm dan di belakang terdiri dari

jaringan ikat yang di lapisi oleh otot polos.

Sel-sel bersi gunanya untuk mengeluarkan benda-

benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara

pernapasan.Yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan

kanan disebut karina.

b) Bronkus

Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan

dari trakea, ada dua buah yang terdapat pada ketinggian

vertebra torakalis IV dan V, mempunyai struktur serupa

dengan trakea dan di lapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus

itu berjalan ke bawah dan ke samping kearah tumpuk paru-

paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada

bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang.

Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan

terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang.Bronkus

bercabang-cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus

(bronkioli).Pada bronkioli tidak terdapat cincin lagi, dan pada

ujung bronkioli terdapat gelembung paru/gelembung hawa atau

alveoli (Syaifuddin,2006).

c) Paru-Paru

Paru-paru adalah salah satu organ system pernapasan

yang berada di dalam kantong yang dibentuk oleh pleura

parietalis dan pleura viseralis. Kedua paru-paru sangat lunak,

Page 30: Kti la ode ali anugrah jufri

16

elastic, sifatnya ringan terapung di dalam air, dan berada dalam

rongga torak (Syaifuddin, 2009).

b. Fisiologis Sistem Pernapasan

Proses terjadinya pernapasan terbagi dalam 2 bagian yaitu

inspirasi (menarik napas) dan ekspirasi (menghembuskan napas).

Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekspirasi secara

bergantian, teratur, berirama dan terus menerus. Bernapas

merupakan gerak refleks yang terjadi pada otot-otot pernapasan

refleks bernapas ini di atur olehpusat pernapasan yang terletak di

dalam sum-sum tulang penyambung (medula oblongata). Oleh

karena seseorang dapat menahan, memperlambat atau mempercepat

napasnya, ini berarti bahwa refleks bernapas dapat juga dibawah

pengaruh korteks serebri. Pusat pernapasan sangat peka terhadap

kelebihan kadar CO2 dalam darah dan kekurangan dalam darah.

Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah mendapat rangsangan

dari nervus frenukus lalu mengerut datar.

Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah

mendapat rangsangan kemudian mengerut dan tulang iga (kosta)

menjadi datar. Dengan demikian jarak antara sternum (tulang dada)

dan vertebra semakin luas dan melebar. Rongga dada membesar

maka pleura akan tertarik, yang menarik paru-paru sehingga tekanan

udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar.

Ekspirasi pada suatu saat otot-otot akan kendur lagi

(diafragma akan menjadi cekung, muskulus interkostalis miring lagi)

Page 31: Kti la ode ali anugrah jufri

17

dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka

udara di dorong keluar. Jadi proses respirasi atau pernapasan ini

terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan

paru-paru.

Pernapasan dada. Pada waktu seseorang bernapas,rangka

dada terbesar bergerak, pernapasan ini dinamakan pernapasan dada.

Ini terdapat pada rangkadada yang lunak, yaitu pada orang-orang

muda dan pada perempuan.

Pernapasan perut. Jika pada wktu seseorang bernapas

diafragma turun naik, maka ini dinamakan pernapasan perut.

Kebanyakan pada orang tua, karena tulang rawanya tidak begitu

lembek dan bingkas lagi yang disebabkan oleh banyak zat kapur

mengendap di dalamnaya dan ini banyak di temukan pada pria

(Syaifuddin, 2006).

3. Etiologi

Secara umum bronchopneumonia diakibatkan penurunan

mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme pathogen.

Orang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh

terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glottis dan batuk,

adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakan kuman keluar

dari organ, dan sekresi humoral setempat.Timbulnya bronchopneumonia

disebakan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma,

dan riketsia (Sandra M. Nettiria) antara lain :

a. Bakteri : Sreptococcus, Stapphylococcus, H.Influenzae

Page 32: Kti la ode ali anugrah jufri

18

b. Virus :Legionella Pneumoniae

c. Jamur :Aspergilus Spesies, Candida Albicans (Nurrarif & Kusuma,

2015).

4. Patofisiologi

Infeksi diawali karena seseorang menghirupbasil streptococcusba

kteri menyebar melalui jalan nafas menuju alveoli lalu berkembang biak

dan terlihat bertumpuk. Perkembangan streptococcus juga dapat

menjangkau sampai ke area lain dari paru-paru (lobus atas). Basil juga

melalui sisitem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain (ginjal,

tulang, dan korteks serebri) diarea lain dari paru-paru (lobus atas).

Selanjutnya, system kekebalan tubuh memberikan respon dengan

melakukan reaksi inflamasi.Neutrofil dan makrofag melakukan aksi

fagositosis (menelan bakteri), sementara limfosit spesifik bakteri

menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan normal.Reaksi jaringan

ini mengakibatkan terakumulasinya eksudat dalam alveoli yang

menyebabkan bronkopneumonia.Infeksi awal biasanya timbul dalam

waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri (Somantri, 2007).

5. Manifestasi Klinis

Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi

disaluran pernafasan bagian atas selama beberapa hari.Pada tahap awal,

penderita bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas

seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung

kemerahan, saat bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul

sianosis.Terdengar adanya krekels diatas paru yang sakit dan terdengar

Page 33: Kti la ode ali anugrah jufri

19

ketika terjadi konsalidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat)(Nurarif

& Kusuma, 2015).

6. Komplikasi

a. Gagal nafas dan sirkulasi

b. Efusi pleura, empyema dan abces (Rangki & Susen, 2014).

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium :

1) Pemeriksaan darah

2) Pemeriksaan sputum

3) Analisa gas darah

4) Kultur darah

5) Sampel darah, sputum dan urin.

b. Pemeriksaan Radiologi :

1. Rontenogram Thoraks

2. Laringoskopi/bronkoskopi (Nurarif & Kusuma,2015).

8. Penatalaksanaan

a. Menjaga kelancaran pernafasan

b. Kebutuhan istrahat

c. Kebutuhan nutrisi dan cairan

d. Mengontrol suhu tubuh

e. Pengobatan seperti(pemberian terapi penisilin ditambah dengan

cloramfenikol atau diberikan antibiotic)(Nurarif & Kusuma, 2015).

Page 34: Kti la ode ali anugrah jufri

20

9. Pengobatan

Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji

resistensi.Akan tetapi, karena hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi

secepatnya maka biasanya diberikan Penilsilin di tambah dengan

Cloramfenikol atau diberikan antibiotic yang mempunyai specturum luas

seperti Ampisilin.Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5

hari. Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolic

akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi dengan

hasil analisis gas darah arteri (Nurarif & Kusuma, 2015).

B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan ilmiah yang

digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai atau

mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang

optimal, melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis keperawatan,

penentuan rencana keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan

(Asmadi, 2008).

Tujuan proses keperawatan secara umum adalah untuk menyusun

kerangka konsep berdasarkan keadaan individu (klien), keluarga, dan

masyarakat agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi (Nursalam, 2013)

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai

sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien

(Nursalam, 2013).

Page 35: Kti la ode ali anugrah jufri

21

Dalam pengkajian yang dilakukan dalam tahapannya meliputi:

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data ditujukan untuk mengidentifikasi dan

mendapatkan data yang penting dan akurat tentang klien, metode yang

dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi

dan pemeriksaan fisik serta diagnostic (Asmadi, 2008).

Adapun data yang dikumpulkan antara lain:

1) Biodata

a) Identitas Klien

Meliputi nama, agama, umur, jenis kelamin, nomor medical

record, tanggal masuk, tanggal pengkajian, ruangan dan

diagnosa medis.

b) Identitas Penanggung Jawab

Meliputi nama ayah dan ibu, umur, pendidikan, pekerjaan,

suku/bangsa, agama, alamat, hubungan dengan anak (kandung

atau adopsi).

c) Sumber Data

(1) Klien

Klien adalah sumber data yang utama (primer) dan

perawat dapat menggali informasi yang sebenarnya

mengenai masalah kesehatan klien.

Page 36: Kti la ode ali anugrah jufri

22

(2) Orang Terdekat

Pada klien yang masih anak-anak, data dapat diperoleh dari

ibu atau orang yang menjaga anak selama di rumah sakit.

(3) Catatan Klien

Catatan klien ditulis oleh anggota tim kesehatan dan dapat

dipergunakan sebagai sumber data dalam riwayat

keperawatan.

(4) Riwayat Penyakit

Pemeriksaan fisik (physical examination) dan catatan

perkembangan merupakan riwayat penyakit yang diperoleh

dari terapis.

(5) Konsultasi

Kadang-kadang terapis memerlukan konsultasi dengan

anggota tim kesehatan spesialis, khususnya dalam

menetukan diagnosis medis atau dalam merencanakan dan

melakukan tindakan medis. Informasi tersebut dapat

diambil guna membantu menegakan diagnosis medis.

(6) Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik dapat

digunakan perawat sebagai data objektif yang disesuaikan

dengan masalah kesehatan klien.

(7) Catatan Medis dan Anggota Tim Kesehatan Lainnya

Anggota tim kesehatan lain juga merupakan personil yang

berhubungan dengan klien.

Page 37: Kti la ode ali anugrah jufri

23

(8) Perawat Lain

Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lain,

maka perawat harus meminta data-data klien sebelumnya

kepada perawat yang dulu merawatnya.

(9) Kepustakaan

Untuk memperoleh data dasar klien yang komprehensif,

perawat dapat membaca literatur yang berhubungan

dengan masalah klien (Nursalam, 2013).

2)Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan Sekarang

(1) Riwayat Sebelum Masuk RS

Pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan

alasan utama individu mencari bantuan profesional

kesehatan (Wong, 2004).

(2)Keluhan Utama

Keluhan yang paling dirasakan oleh klien pada saat

dilakukan pengkajian. Pada klien bronchopneumonia

keluhan yang sering dikeluhkan pada bayi adalah batuk,

nyeri dada, kesulitan bernafas, demam.

(3) Riwayat Keluhan Utama

Pada bronchopneumonia pada anak, keluhan utama

yang dirasakan adalah batuk, nyeri dada, kesulitan

bernapas, demam.Informasi tentang keadaan dan keluhan –

keluhanklien saat timbulserangan (onset), durasi kronologis

Page 38: Kti la ode ali anugrah jufri

24

dan frekuensi serangan lokasi dan penjalaran, kualitas dan

intesitas (berat ringanya) serangan factor-faktor predisposisi

atau presipitasi, serta tindakan-tindakan yang telah

dilakukan oleh klien dan/atau keluarga untuk mengurangi

atau mengatasi keluhan. Pedoman yang digunakan adalahP,

Q, R, S, T meliputi :

P : Provokatif dan paliatif

Q:Kualitas dan kuantitas.

R : Region dan radiasi,

S : Gejala atau derajat keparahan

T : Timing (waktu) (Asmadi, 2008).

b) Riwayat Kesehatan Dahulu

(1) Riwayat Kehamilan (Ante natal care)

Selama ibu klien hamil : keluhan ibu selama hamil

seperti mengidam atau muntah-muntah, pemenuhan

nutrisi yang di konsumsi oleh ibu, kenaikan berat badan

selama hamil dan imunisasi TT berapa kali.(Wong,

2004).

(2) Riwayat Kelahiran (Intra natal care)

Yang perlu diketahui yaitu tempat persalinan, penolong

persalinan, jenis dan lamanya partus, jenis pertolongan

persalinan, berat badan lahir, dan komplikasi waktu

lahir.

Page 39: Kti la ode ali anugrah jufri

25

(3) Riwayat Post Kelahiran (post natal)

Yang perlu diketahui yaitu keadaan bayi lahir awal,

berat badan dan panjang badan, penilaian APGAR Skor

(warna, sianosis, pucat, ikhterik), demam, kelainan

kongenital, kesulitan menghisap, kesulitan pemberian

makan atau ASI (Wong, 2004).

c) Riwayat Kesehatan Keluarga

Yang perlu dikaji adalah apakah ada anggota keluarga yang

menderita malformasi anorektal, apakah ada riwayat

penyakit keturunan atau penyakit menular lainnya dalam

keluarga dengan menggunakan genogram keluarga tiga

generasi (Wong, 2004).

3) Riwayat Imunisasi

Tabel 2. Riwayat pemberian imunisasiVaksin Jumlah pemberian Interval Waktu pemberian

BCG 1 kali 0-11 bulanDPT 3 kali 4 minggu 2-11 bulanHepaitis 3 kali 4 minggu 0-11 bulanPolio 4 kali 4 minggu 0-11 bulanCampak 1 kali 9-11 bulan

( Sumber: Hidayat, 2005).

4) Riwayat Tumbuh Kembang

a) Pertumbuhan Fisik Anak

Hal yang perlu diketahui yaitu berat badan selama sakit (berat

badan selama sakit biasanya menurun disebabkan oleh

absorbsi makanan di usus tengah), panjang badan,

Page 40: Kti la ode ali anugrah jufri

26

jumlah gigi, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan lingkar

dada (Wong, 2004).

b) Perkembangan Anak

Tabel 3. Perkembangan Anak Usia 0-2 BulanNo Umur

(Bulan)Motorik Kasar Motorik Halus

1. I Dapat memutar kepala darisatu sisi kesisi lain bilatelungkup, mengangkatkepala sebentar daritempat tidur

Refleksmenggenggamkuat, tangantertutup secaraumum.

2. 2 Bila telungkup, dapatmengangkat kepala hampir45 derajat dari meja,menunjukan posisi reflesksleher tonik asimetrissecara intermiten.

Tangan seringterbuka danreleks menggenggam menghilang

Sumber : (Wong, 2004)

5) Riwayat Nutrisi

Yang perlu ditanyakan adalah riwayat pemberian

ASI, pemberian susu formula, pemberian makanan tambahan

dan pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia (Wong, 2004).

6) Riwayat Psikososial

Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien

dan keluarga (orangtua) untuk menilai respon terhadap

penyakit yang diderita dan perubahan peran dalam keluarga

dan masyarakat serta respon atau pengaruh dalam kehidupan

sehari-hari. Baik dalam keluarga maupun masyarakat, apakah

ada dampak yang timbul pada klien dan orang tua, yaitu

timbul seperti ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa

ketidakmampuanuntuk melakukan aktivitas secara optimis.

Page 41: Kti la ode ali anugrah jufri

27

7) Riwayat Spritual

Yang dikaji adalah ketaatan anak dalam beribadah

dan menjalankan kepercayaan, support dalam keluarga dan

ritual yang biasa dijalankan oleh klien dan keluarga.

8) Reaksi Hospitalisasi

Dikaji tentang pemahaman keluarga sakit dan rawat

inap, perasaan orang tua, siapa yang menjaga anak dan

bagaimana rasanya dirumah sakit.

9) Pola Aktivitas Sehari-Hari

a) Nutrisi

Yang perlu dikaji adalah bagaimana kebiasaan

makan klien apakah ada perubahan sebelum dan selama

di Rumah sakit, riwayat pemberian ASI, pemberian

makanan tambahan, nafsu makan biasanya berkurang,

kaji apakah ada mual/muntah dan keadaan umum lemah

(Wong, 2004).

b) Eliminasi

Bagaimana pola eliminasi BAB, BAK apakah ada

perubahan setelah sakit. Pada bronchopneumonia

karakteristik feses berubah sesuai dengan jenis makanan

yang ditambahkan dalam diet.

c) Istirahat dan Tidur

Pada bronchopneumonia anak akan susah tidur

karena rangsangan batuk yang terus menerus.

Page 42: Kti la ode ali anugrah jufri

28

d) Personal Hygiene

Pada bronchopneumonia yang melakukan

personal hygiene adalah orang tua karena dalam fase

akut klien dengan bronchopneumonia terdapat

kelemahan.

e) Aktivitas

Akan terjadi kelemahan otot akibat dari

penurunan suplai oksigen yang masuk dalam tubuh dan

penurunan masukan nutrisi.

10) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik (physical examination) dalam

pengkajian keperawatan dipergunakan untuk memperoleh

data objektif dari klien (Nursalam, 2013).

Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat

teknik, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi

(IPPA). Penjelasan mengenai teknik-teknik pemeriksaan fisik

tersebut adalah sebagai berikut (Nursalam, 2013).

Inspeksi : Inspeksi merupakan proses observasi yang

dilaksananakan secara sistematik.

Palpasi : Palpasi merupakan teknik pemeriksaan dengan

menggunakan indera peraba.

Perkusi : Perkusi merupakan teknik pemeriksaan dengan

mengetuk-ngetukkan jari perawat (sebagai alat

untuk menghasilkan suara) ke bagian tubuh klien

Page 43: Kti la ode ali anugrah jufri

29

yang akan dikaji untuk membandingkan bagian

yang kiri dengan yang kanan.

Auskultasi : Auskultasi merupakan teknik pemeriksaan

dengan menggunakan stetoskop untuk

mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh.

Dalam pemeriksaan fisik hal yang perlu dikaji adalah sebagai

berikut:

a) Keadaan Umum

Biasanya anak dengan bronkopneumonia akan

datang dengan adanya keluhan sesak nafas berat, dengan

keadaan umum yang buruk, kaji mengenai tingkat

kesadaran.

b) Kesadaran

Pada umumnya tingkatan kesadaran terdiri dari

enam tingkatan yaitu:

(1) Terjaga :Normal

(2) Sadar :Dapat tidur lebih dari biasanya atau sedikt

bingung saat pertama kali terjaga tetapi beriorentasi

sempurna ketika bangun.

(3) Letargi :Mengantuk tetapi dapat mengikuti perintah

sederhana ketika di rangsang.

(4) Stupor : sangat sulit untuk di bangunkan, tidak

konsisten dalam mengikuti perintah sederhan atau

berbicara satu kata atau frase pendek.

Page 44: Kti la ode ali anugrah jufri

30

(5) Semikomatosa:Gerak bertujuan ketika di rangsang

tidak mengikuti perintah.

(6) Koma : Dapat berespons dengan postur secara reflex

ketika distimulasi atau dapat tidak berespons pada

setiap stimulus(Muttaqin, 2008).

c) Tanda-Tanda Vital

Pada umumnya penderita bronchopneumonia, suhu

terkadang meningkat di ats 37,5 ᵒc, dan pernapasan yang

meningkat diatas 60x/menit. (Nurarif & Kusuma, 2015).

d) Pengkajian Antropometri

Pada pemeriksaan antopometri didapatkan tinggi badan,

berat badan, lengan atas, lingkar perut, lingkar dada.

Untuk berat badan biasanya di nilai dengan melihat angka

dari berat badan ideal ( BBI ) (Wong, 2004).

Pemeriksaan Antropometri :

(1) Berat Badan :

berat badan bayi lahir normalnya mencapai 2500 -

3000 gram. Dan BBI normal dengan umur 0-2 bulan =

5,0-5,5 kg.

(2) Panjang Badan/Tinggi Badan :

Tinggi anak kurang dari 2 tahun disebut dengan

panjang badan. Pada bayi baru lahir panjang badan

rata-rata sebesar ± 50 cm.

Page 45: Kti la ode ali anugrah jufri

31

(3) Lingkar Kepala :

Ukuran lingkar kepala secara normalnya adalah 34 –

35 cm.

(4) Lingkar Lengan Atas

Saat lahir lingkar lengan atas sekitar 9,5-13,5 cm.

(5) Lingkar Dada :

pada anak yang lebih besar dan berbaring pada bayi,

normalnya lingkar dada pada bayi baru lahir adalah

30,5 – 33 cm (Djitowiyono, 2010).

Menurut Djitiwiyono (2010), untuk menentukan BB

normal 1-2 bulan, dapat digunakan rumus Berat

Badan Ideal (BBI) = umur 2 bulan + 9 : 2.

Tabel 3 . Berat Badan Ideal (BBI) dalam Kategori

No. Umur (Bulan)Kategori

Normal KurusSangatKurus

1. 1 3,0 - 4,3 2,6 – 2,9 < 2,52. 2 3,5 – 5,0 2,9 – 3,4 < 2,9

Sumber : (Djitowiyono, 2010)

e) Pemeriksaan Fisik Secara Persistem

(1) Sistem Pernapasan

Kemungkinan besar didapatkanretraksi

interkosta dan adanya penggunaan otot-otot

pernapasan saat bernafas. Adanya nyeri dada saat

bernapas diperlihatkan dengan kondisi bayi yang

gelisah, sering menangis dan terlihat meringis.

Adanya lendir pada saat batuk. Kaji kesimetrisan

Page 46: Kti la ode ali anugrah jufri

32

ekspansi paru, suara nafas ronchi atau wheezing. Pada

umumnya frekuensi pernapasan meningkat. Frekuensi

pernapasansecara normal pada bayi yaitu:

(a) Neonatus: 40-60x/menit

(b) Infant : 30-60x/menit

(c) Toddler : 24-40x/menit(Nurarif & Kusuma,

2015).

(2) Sistem Kardivaskuler

Kaji adanya takikardi, irtabilita. Kaji kesimetrisan

ekspansi paru, suara nafas ronchi atau wheezing serta

irama jantung.

(3) Sistem Pencernaan

Kajikebiasaanbayi : malas minum atau makan,

muntah, berat badan menurun, lemah. Pada orang tua

yang dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin

belum memahami tentang tujuan dan cara pemberian

makanan/cairan personde.

(4) Sistem Muskuloskeletal

Kaji tonus otot, lemah secara umum.

(5) Sistem Indera

Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu kesimetrisan,

ketajaman penglihatan, lapang pandang, konjungtiva

anemis atau tidak, sklera icterus, bentuk hidung,

Page 47: Kti la ode ali anugrah jufri

33

adanya sekret pada hidung atau tidak, bentuk telinga,

adanya nyeri tekan atau tidak(Engel. J, 2009).

(6) Sistem Endokrin

Pada awal penyakit umumnya tidak ada kelainan,

adanya kaku kuduk apabila sudah mencapai stadium

lanjut dan penurunan kesadaran akibat bakterinemia

dan meningitis, pembesaran kelenjar getah bening

sebagai reaksi imunologi terhadap infeksi.

(7) SistemSaraf

Nervus yang perlu dikaji pada anak adalah:

(a) Nervus III, IV, dan VI (Okulomotorius,

Troklearis, Abdusen) yaitu kontriksi pupil,

gerakan mata ke bawah dan ke dalam, deviasi

mata ke lateral..

(b) Nervus V (Trigeminus) yaitu refleks kornea atau

refleks mengedip.

(c) Nervus VII (Fasialis) yaitu otot-otot ekspresi

wajah termasuk otot dahi, sekeliling mata serta

mulut.

(d) Nervus VIII (Auditorius) yaitu pendengaran.

(e) Nervus IX dan X (Glosofaringeus dan Vagus)

yaitu reflex menelan.

(f) Nervus XI (Asesorius) yaitu pergerakan kepala

dan bahu.

Page 48: Kti la ode ali anugrah jufri

34

(g) Nervus XII (Hipoglasus) pergerakan lidah

(Muttaqin, 2008).

(8) Sistem Perkemihan

Kaji kebersihan genitalia.

(9) Sistem Imun

Kaji adanya pembesaran dan nyeri tekan pada

kelenjar limfe.

(10)Sistem Integument

Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu warna kulit

dan distribusi rambut, adanya pembengkakan atau

tidak, suhu dan turgor kulit (Engel. J, 2009).

f) Data Penunjang

Pada bronchopneumonia biasanya ditemukan peningkatan

leukositakibat adanya proses infeksi.

g) Terapi

Diberikan yaitu antibiotik, bronchodilator, seperti

Ambroxsol syrup dan bedrest ditempat tidur.

b. Pengelompokan Data

Pengelompokkan data adalah pengelompokkan data-data klien

atau keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan

kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya.

Page 49: Kti la ode ali anugrah jufri

35

Pengelompokkan data merupakan suatu pengaturan yang

sistematis terdiri dari :

1) Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai

suatu situasi dan kejadian.

2) Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh

perawat (Nursalam, 2013).

c. Analisa Data

Analisa data merupakan proses berfikir secara ilmiah

berdasarkan teori-teori yang dihubungkan dengan data-data yang

ditemukan saat pengkajian. Menginterprestasikan data atau

membandingkan dengan standar fisiologis setelah dianalisa, maka

akan didapat penyebab terjadinya masalah pada klien.

Analisa data terdiri dari :

1) Problem yaitu suatu masalah yang muncul dalam keperawatan

2) Etiologi yaitu penyebab dari timbulnya suatu masalah keperwatan

3) Sympton yaitu gejala yang menyebabkan timbulnya suatu

masalah.

Setelah masalah dianalisa diprioritaskan sesuai dengan kriteria

prioritas masalah untuk menetukan masalah yang harus segera diatasi

yaitu :

a) Masalah yang dapat mengancam jiwa klien

b) Masalah aktual

c) Masalah potensial atau resiko tinggi

Page 50: Kti la ode ali anugrah jufri

36

Data tersebut dapat diperoleh dari keadaan klien yang tidak

sesuai dengan standar kriteria yang sudah ada. Untuk itu perawat

harus jeli dan memahami tentang standar keperawatan sebagai bahan

perbandingan, apakah keadaan kesehatan klien sesuai atau tidak

dengan standar yang ada.

d. Prioritas Masalah

Prioritas masalah dituliskan dalam urutan tertentu untuk

memudahkan pengurutan diagnosa keperawatan berkaitan yang

dipilih, yang tersaji dalam pedoman perawatan.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang

menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau risiko perubahan

pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas

dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk

menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah, dan

mengubah (Nursalam, 2013).

Adapun diagnosis keperawatan yang muncul pada anak dengan

bronkopneumonia (Doenges, 2000) adalah:

a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi sputum.

b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran

alveolar-kapiler (efek inflamasi).

Page 51: Kti la ode ali anugrah jufri

37

c. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan

ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,

perlengketan secret pernapasan).

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan oksigenatau kelelahan yang berhubungan

dengan gangguan pola tidur.

e. Nyeri dada berhubungan dengan inflamasi parenkim paru.

f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan

kebutuhan metaboliksekunder terhadap demam dan proses infeksi.

g. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

berlebihan (demam).

h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan

berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.

3. Perencanaan

Rencana intervensi keperawatan adalah desain spesifik dari

intervensi yang disusun untuk membantu klien dan mencapai kriteria hasil.

Rencana intervensi tersebut disusun berdasarkan komponen penyebab dari

diagnosis keperawatan. Oleh karena itu rencana intervensi harus

mendefinisikan suatu aktivitas yang diperlukan untuk membatasi faktor-

faktor penunjang suatu masalah (Nurasalam, 2013).

Menurut (Doenges, 2000) rencana keparawatan yang muncul

berdasarkan diagnosis yang ada adalah:

a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi sputum.

Page 52: Kti la ode ali anugrah jufri

38

Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif kembali

Kriteria hasil : Menunjukkan jalan napas paten dengan bunyi napas

bersih, tidak ada dispnea, sianosis

Tabel 5. Intervensi dan Rasional Bersihan Jalan Nafas tak EfektifIntervensi Rasional

1. Kaji frekuensi atau kedalamanpernafasan dan gerakan dada

1. Takipnea, pernafasan dangkal dangerakan dada tak simetris seringterjadi karena ketidaknyamanangerakan dinding dada dan/atau cairanparu

2. Auskultasi area paru, catat areapenurunan atau tak ada aliran udaradan bunyi napas adventisius, misalnyakrekels, mengi

2. Suara mengi mengindikasikanterdapatnya penyempitan bronkusoleh sputum. Penurunan aliran udaraterjadi pada area konsolidasi dengancairan. Bunyi napas bronkila (normalpada bronkus) dapat juga terjadi padaarea konsolidasi. Krekels, ronchi,dan mengi terdengar pada insoirasidan/atau ekspirasi pada responsterhadap pengumpulan caiaran,secret kental, dan spasme jalannapas/obstruksi.

3. Bantu pasien latihan napas sering.Tunjukan/bantu pasien mempelajarimelakukan batuk, misalnya menekandada dan batuk efektif sementaraposisi duduk tinggi.

3. Napas dalam memudahkan ekspansimaksimum paru-paru atau jalannapas lebih kecil. Batuk adalahmekanisme pembersihan jalan napasalami, membantu silia untukmempertahankan jalan napas paten.Penenkanan menurunkanketidaknyamanan dada dan posisiduduk memungkinkan upaya napaslebih dalam dan lebih kuat

4. Section sesuai indikasi 4. Merangsang batuk atau pembersihanjalan napas secara mekanik padapasien yang tak mampu melakukankarena batuk tak efektif atatupenurunan tingkat kesadaran.

5. Berikan cairan sedikitnya 2500ml/hari (kecuali kontra indikasi),tawarkan air hangat dari pada dingin

5. Cairan (khususnya yang hangat)memobilisasi dan mengeluarkansekret

6. Kolaborasi dalam pemberian obatsesuai indikasi: mukolitik,ekspektoran, bronkodilator, analgesik

6. Alat untuk menurunkan spasmebronkus dengan mobilisasi secret.Analgesik diberikan untukmemperbaiki batuk denganmenurunkan ketidaknyamanan terapiharus digunakan secara hati-hati,

Page 53: Kti la ode ali anugrah jufri

39

karena dapat menurunkan upayabatuk/menekan pernapasan

Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.

b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran

alveolar-kapiler (efek inflamasi).

Tujuan : Pertukaran gas kembali normal

Kriteria hasil : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi

jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tak

ada gejala distress pernapasan.

Tabel 6. Intervensi dan Rasional Kerusakan Pertukaran GasIntervensi Rasional

1. Kaji frekuensi, kedalaman, dankemudahan bernafas

1. Manifestasi distress pernapasantergantung pada/indikasi derajatketerlibatan paru dan statuskesehatan umum

2. Observasi warna kulit, membranmukosa, dan kuku, catat adanyasianosis perifer (kuku) atau sianosissentral (sirkumoral)

2. Sianosis kuku menunjukanvasokonstriksi atau respons tubuhterhadap demam/menggigil.Namun sianosis daun telinga,membran mukosa, dan kulit sekitarmulut (membran hangat)menunjukkan hipoksemia sistemik

3. Kaji status mental 3. Gelisah, mudah terangsang,bingung dan samnolen dapatmenunjukka hipoksemia/penurunanoksigenasi serebral

4. Awasi frekuensi jantung atau irama 4. Takikardia biasanya ada sebagaiakibat demam atau dehidrasi tetapidapat sebagai respon terhadaphipoksemia

5. Awasi suhu tubuh, sesuai indikasi 5. Demam tinggi sangatmeningkatkan kebutuhan metabolicdan kebutuhan oksigen danmengganggu oksigenasi seluler

6. Kaji tingkat ansietas 6. Ansietas adalah manifestasimasalah psikologi sesuai denganrespon fisiologi terhadap hipoksia

Page 54: Kti la ode ali anugrah jufri

40

7. Kolaborasi dalam pemberian terapioksigen dengan benar

7. Tujuan terapi oksigen adalahmempertahankan PaO2 diatas 60mmHg (normal PaO2 80-100).

Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.

c. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan

ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,

perlengketan secret pernapasan)

Tujuan : Mencegah terjadinya penyebaran infeksi

Kriteria hasil : Mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa

komplikasi

Tabel 7. Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi terhadap Penyebaran InfeksiIntervensi Rasional

1. Pantau tanda vital dengan ketat,khususnya selama awal terapi

1. Selama periode waktu ini, potensialkomplikasi fatal (hipotensi/syok)dapat terjadi

2. Tunjukan/dorong teknik mencucitangan yang baik

2. Efektif berarti menurunkanpenyebaran/tambahan infeksi

3. Batasi pengunjung sesuai indikasi 3. Menurunkan pemajanan terhadappathogen infeksi lain

4. Lakukan isolasi pencegahan sesuaiindividual

4. Tergantung pada tipe infeksi,respons terhadap antibiotic,kesehatan umum pasien, danterjadinya komplikasi, teknikisolasi mungkin diperlukan untukmencegah pentebaran/melindungipasien dari proses infeksi lain

5. Kolaborasi dalam pemberianantimicrobial sesuai indikasidengan hasil kultur sputum/darah,missal penisilin, eritromisin,tetrasiklin, amikain, sefalosporin,amantadin

5. Obat ini digunakan untukmembunuh kebanyakan microbialbronkopneumonia. Kombinasiantiviral dan antijamur mungkindigunakan bila bronkopneumonia.

Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.

Page 55: Kti la ode ali anugrah jufri

41

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai

dan kebutuhan oksigen atau kelelahan berhubungan dengan gangguan

pola tidur.

Tujuan : Pasien dapat melakukan aktivitas seusai kondisi

Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas

yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea,

kelemahan berlebihan, dan tanda vital dalam rentang

normal.

Tabel 8. Intervensi dan Rasional Intoleransi AktivitasIntervensi Rasional

1. Evaluasi respon terhadap aktivitas.Catat laporan dispnea, peningkatankelemahan atau kelelahan danperubahan tanda vital selama dansesudah aktivitas

1. Menetapkan kemampuan ataukebutuhan pasien dan memudahkanpilihan intervensi

2. Berikan lingkungan tenang danbatasi pengunjung selama fase akutsesuai indiaksi

2. Menurunkan stress dan rangsanganberlebihan serta meningkatkanistirahat

3. Jelaskan pentingnya istirahatdalam rencana pengobatan danperlunya keseimbangan aktivitasdan istirahat

3. Tirah baring dipertahankan selamafase akut untuk menurunkankebutuhan metabolic, menghematenergy untuk penyembuhan.Pembatasan aktivitas ditentukandengan respons individual pasienterhadap aktivitas dan perbaikankegagalan pernapasan

4. Bantu pasien posisi nyaman untukistirahat dan tidur

4. Pasien mungkin nyaman dengankepala tinggi, tidur di kursi ataumenunduk ke depan bantal.

5. Bantu aktivitas perawatan diriyang diperlukan. Berikankemajuan peningkatan aktivitasselama fase penyembuhan

5. Meminimalkan kelelahan danmembantu keseimbangan suplaidan kebutuhan oksigen

Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.

Page 56: Kti la ode ali anugrah jufri

42

e. Nyeri dada berhubungan dengan kerusakan parenkim paru.

Tujuan : Nyeri dada berkurang dapat batuk efektif dan suhu

normal.

Kriteria hasil : Nyeri hilang, menunjukkan rileks, istirahat/tidur, dan

peningkatan aktivitas dengan tepat.

Tabel 9. Intervensi dan Rasional Nyeri DadaIntervensi Rasional

1. Tentukan karakteristik nyeri,misalnya tajam, konstan, ditusuk.Selidiki perubahan karakter, ataulokasi atau intensitas nyeri

1. Nyeri dada, biasanya ada dalambeberapa derajat padabronkopneumonia, juga dapattimbul komplikasibronkopneumonia sepertiperikarditis dan endokarditis

2. Pantau tanda vital 2. Perubahan frekuensi jantung atauTD menunjukkan bahwa pasienmengalami nyeri, khususnya bilaalasan lain untuk perubahan tandavital telah terlihat

3. Berikan tindakan nyaman misalnyapijat punggung, perubahan posisi,music tenang, relaksasi, ataulatihan nafas

3. Tindakan non-analgetik diberikandengan sentuhan lembut dapatmenghilangkan ketidaknyamanandan memperbesar efek terapianalgetik

4. Kolaborasi dalam pemberiananalgetik dan antitusif sesuaiindikasi

4. Obat ini dapat digunakan untukmenekan batuk non-produktif atauproksimal.

Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.

f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan

kebutuhan metaboliksekunder terhadap demam dan proses infeksi.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan nafsu makan dan

mempertahankan/meningkatkan berat badan.

Page 57: Kti la ode ali anugrah jufri

43

Tabel 10. Intervensi dan Rasional Nutrisi Kurang dari Kebutuhan TubuhIntervensi Rasional

1. Identifikasi factor yangmenimbulkan mual/muntah,misalnya sputum banyak, dispneaberat

1. Sputum akan merangsang nervusvagus sehingga berakibat mual,dispnea dapat merangsang pusatpengaturan di medulla oblongata

2. Berikan wadah tertutup untuksputum dan buang seseringmungkin. Berikan atau bantukebersihan mulut setelah muntah

2. Menghilangkan tanda bahaya,rasa, bau dari lingkungan pasiendan dapat menurunkan mual

3. Jadwalkan pengobatanpernapasan sedikitnya 1 jamsebelum makan

3. Menurunkan efek mual yangberhubungan dengan pengobatanini

4. Auskultasi bunyi usus. Observasiatau palpasi distensi abdomen

4. Bunyi usus mungkinmenurun/tidak ada bila prosesinfeksi berat atau memanjang.Distensi abdomen terjadi sebagaiakibat menelan udara ataumenunjukkan pengaruh toksinbakteri pada salurangastrointestinal

5. Berikan makanan porsi kecil dansering

5. Tindakan ini dapat meningkatkanmasukan meskipun nafsu makanmungkin lambat untuk kembali

6. Evaluasi status nutrisi umum,ukur berat badan dasar

6. Adanya kondisi kronis (sepertiPPOM atau alkoholisme) atauketerbatasan keuangan dapatmenimbulkan malnutrisi,rendahnya tahanan terhadapinfeksi dan atau lambatnyarespons terhadap terapi

Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.

g. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

berlebihan (demam).

Tujuan : Agar terjadi keseimbangan cairan

Kriteria hasil : Menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan

dengan parameter individual yang tepat, misalnya

membran mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian

kapiler cepat, tanda vital stabil.

Page 58: Kti la ode ali anugrah jufri

44

Tabel 11. Intervensi dan Rasional Kekurangan Volume CairanIntervensi Rasional

1. Kaji perubahan tanda vital,contoh peningkatan suhu/demammemanjang, takikardia

1. Peningkatan suhu/memanjangnyademam meningkatkan laju metabolicdan kehilangan cairan melaluievaporasi.

2. Kaji turgor kulit, kelembabanmembran mukosa (bibir, lidah)

2. Indikator langsung keadekuatanvolume cairan, meskipun membranmukosa mulut mungkin keringkarena napas mulut dan oksigentambahan

3. Catat laporan mual/muntah 3. Adanya gejala ini menurunkanmasukan oral

4. Pantau masukan dan keluaran,catat warna, karakter urine

4. Memberikan informasi tentangkeadekuatan volume cairan dankebutuhan penggantian

5. Tekankan cairan sedikitnya 2500ml/hari atau sesuai kondisiindividual

5. Pemenuhan kebutuhan dasar cairan,menurunkan risiko dehidrasi

6. Kolaborasi dalam pemberian obatsesuai indikasi, misalnyaantipiretik atau antiemetik

6. Berguna menurunkan kehilangancairan

7. Kolaborasi dalam pemberiancairan tambahan IV sesuaikeperluan

7. Pada adanya penurunanmasukan/banyak kehilangan,penggunaan parenteral dapatmemperbaiki/mencegah kekurangan

Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.

h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan

berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.

Tujuan : Meningkatkan pemahaman kondisi dan proses

penyakit

Kriteria hasil : Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi

dalam program pengobatan.

Tabel 12. Intervensi dan Rasional Kurang Pengetahuan Mengenai Kondisi danKebutuhan Tindakan

Intervensi Rasional

1. Diskusikan aspekketidakmampuan dari penyakit,lamanya penyembuhan, dan

1. Informasi dapat meningkatkankoping dan membantu menurunkanansietas dan masalah berlebihan.

Page 59: Kti la ode ali anugrah jufri

45

harapan kesembuhan.2. Tekankan pentingnya

melanjutkan batuk efektif/latihanpernapasan

2. Selama awal 6-8 minggu setelahpulang, pasien berisiko besar untukkambuh dari bronkopneumonia

3. Tekankan perlunya melanjutkanterapi antibiotic selama periodeyang dianjurkan

3. Penghentian dini antibiotic dapatmengakibatkan iritasi mukosabronkus, dan menghambat makrofagalveolar, mempengaruhi pertahananalami tubuh melawan infeksi

4. Buat langkah untukmeningkatkan kesehatan umumdan kesejahteraan, misalnyaistirahat dan aktivitas seimbang,diet baik, menghindarikerumunan selama musimpilek/flu dan orang yangmengalami infeksi saluran napasatas

4. Meningkatkan pertahananalamiah/imunitas, membatasiterpajan pada patogen

Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.

4. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk

mencapai tujuan yang spesifik. Tujuan dari implementasi adalah membantu

klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan mencakup peningkatan

kesehatan (Nursalam, 2013).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan,

rencana intervensi, dan implementasinya. Tujuan evaluasi adalah untuk

melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan (Nursalam, 2013).

Sistem penulisan ini dapat menggunakan system SOAP atau model

dokumentasi lainnya (Nursalam, 2013).

S : Respon subjektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.

O : Respon objektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.

Page 60: Kti la ode ali anugrah jufri

46

A : Analisa ulang atas data subjektif dan data objektif untuk

menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau ada masalah baru.

P : Perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisa pada

respon.

6. Dokumentasi

Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi sebagai petunjuk

dan arah terhadap cara penyimpanan dan teknik pendokumentasian yang

benar. Oleh karena itu standar tersebut harus dipahami oleh rekan sejawat

dan profesi kesehatan lainnya termasuk tim akreditasi (Nursalam, 2013).

Berikut poin-poin penting dalam catatan perkembangan:

S : Respon subjektif klien terhadap tindakan

O : Respon objektif klien terhadap tindakan

A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan

masalah

P : Perencanaan atau tindakan

I : Implementasi

E : Evaluasi

Page 61: Kti la ode ali anugrah jufri

47

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Laporan Kasus

1. Pengkajian

a. Pengumpulan data

1) Biodata

a) Identitas klien

Nama :By.G

Umur :2 bulan

Jenis kelamin :Perempuan

Agama :Islam

Pendidikan :Tidak ada

Suku / Bangsa :Sunda/Indonesia

Alamat :Jln. Paledang,Bandung

Tanggal Masuk RS :22-02-2016

Tanggal Pengkajian :01-03-2016

No . Register : 0004767975

Diagnosa Medis :Bronchopneumonia

b) Identitas penanggung jawab

(1) Ayah

Nama :Tn. A

Usia :30 Tahun

Pendidikan :S1

Page 62: Kti la ode ali anugrah jufri

48

Pekerjaan :Wirausaha

Agama :Islam

Alamat : Jln. PaledangBandung

Hub. dengan klien :Ayah klien

(2) Ibu

Nama :Ny. T

Umur :28tahun

Jenis kelamin :perempuan

Pekerjaan : IRT

Alamat :Jln.Paledang,Bandung

Hub. dengan klien :Ibu klien

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan Sekarang

(1) Riwayat Sebelum Masuk Rumah Sakit

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 01 maret

2016, ibu klien mengatakan sebelum klien masuk Rumah

Sakit, anaknya mengalami sesak, batuk dan tidak bisa

diberi asi lewat mulut, dan suhu tubuh anaknya panas.

Klien langsung dibawah ke Rumah Sakit terdekat, klien

dirawat secara intensif diberikan terapi oksigen, anaknya

dipakaikan selang NGT dihidung sebelah kanan,setelah

beberapa hari keadaan klien membaik dan dibawah

pulang ke Rumah. Namun tepatnya pada tanggal 22-2-

2016 kondisi anaknya memburuk, klien sesak, batuk

Page 63: Kti la ode ali anugrah jufri

49

produktif, suhu badan meningkat, sehingga dengan

kondisi tersebutorang tua klien langsung membawa

anaknya ke Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung

untuk mendapatkan pengobatan.

(2) Keluhan Utama:Sesak

(3) Riwayat Keluhan Utama

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 1

Maret 2016 ibu klien mengatakan anaknya sesak,yang

disebabkan oleh adanya lendir dihidung dan terdapat

pula di mulut, dengan frekuensi napas 60 x/menit, sesak

semakin parah apabila klien batuk.Keluhan yang

menyertai ibu klien mengatakan klien batuk dan panas

(suhu 38.oC ) . Ibu klien mengatakan sesak terjadi dalam

waktu yang tidak menentu.

b) Riwayat Kesehatan Dahulu

( 1 ) AnteNatal Care

Usia ibu saat hamil 28 tahun, ibu klien tidak

mengetahui berat badanya sebelum hamil dan selama

hamil.Selama hamil ibu memeriksakan kandungan

trimester I, II, III, secara teratur setiap 1 bulan sekali

di bidan.Ibu klien mengatakan mendapatkan imunisasi

TT 1x yaitu usia kehamilan5 bulan. Ibu klien tidak

menggunakan obat–obatan dan merokok, ibu klien

juga tidak menderita penyakit infeksi selama hamil.

Page 64: Kti la ode ali anugrah jufri

50

(2) Intra Natal Care

Ibu kilen mengatakan saat melahirkan usia

kehamilanya cukup bulan, klien melahirkan di rumah,

di bantu oleh bidan, ibu klien melahirkan secara

normal.

(3) Post Natal Care

Saat lahir kondisi anak sehat dan anak lahir dengan

berat badan 2,5 Kg. Namun klien saaat lahir bidan

menyampaikan pada ibu klien bahwa anaknya banyak

mengisap air ketuban saat dalam kandungan.

c) Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang

mempunyai riwayat penyakit menular pernapasan

seperti Ispa, Pneumonia, dan Bronchopneumonia.

Dapat dilihat pada genogram tiga generasi berikut :

Bagan 1. Genogram 3 generasiKeterangan :

= Meninggal

? ?

39 ?30 ? ??

3028

55

7 4 2bln

Page 65: Kti la ode ali anugrah jufri

51

= Perempuan

= Laki-laki

= Tinggal serumah

? = Tidak diketahui

= Pasien

3) Riwayat Imunisasi

Ibu klien mengatakan anaknya belum diimunisasi.

4) Riwayat Tumbuh Kembang

a) Pertumbuhan

(1) Berat badan lahir 2,5 kg, dan berat badan sekarang 3,5

kg

(2) Tinggi badan 53 cm

b) Perkembangan

Umur klien 2 bulan

(1) Fisik motorik : Ibu klien mengatakan anaknya di

rumah aktif, sering menggerakan tangan dan kakinya,

memasukkan tangannya dalam mulut

(2) Bahasa:Ibu klien mengatakan anaknya belum bisa

mengeluarkan suara hanya suara tangisan bayi pada

umumnya.

(3) Kognitif : Ibu klien mengatakan bahwa anaknya

belum bisa mengenal dirinya.

(4) Sosialisasi : Klien belum bisa berinteraksi

5) Riwayat Nutrisi

Page 66: Kti la ode ali anugrah jufri

52

Pertama kali diberi ASI sejak lahir sampai umur1

bulan.Namun dengan kondisi anatomi palatum bayi abnormal

atau(tinggi) terdapat celah palatum, sehingga klien tidak bisa

menelan, sehingga klien diberi susu formula sampai sekarang.

Pemberian susu formula diberikan dengan jumlah pemberian :

50 cc/ 3jam, cara pemberian melalui NGT.

6) Riwayat Psikososial

Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang di

alami oleh klien, ibu klien cemas dengan keadaan anaknya, ibu

klien sering bertanya tentang kondisi danpenyakit anaknya, ibu

klien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh dan segera

pulang ke Rumah, hubungan ibu klien dengan suami baik, bila

ada masalah selalu dibicarakan bersama-sama.Hubungan ibu

kliendengan petugas kesehatan baik, terbukti ibu klien mau

menuruti anjuran yang diberikan dan dapat melakukan kerja

sama dalam melakukan tindakan.

7) Riwayat Spritual

Klien dilahirkan dalam keluarga beragamaIslam. Orang

tua klien selalu berdoa untuk kesembuhan anaknya dan segera

pulang untuk segera berkumpul bersama keluarga dirumah.

8) Reaksi Hospitalisasi

Page 67: Kti la ode ali anugrah jufri

53

Ibu klien ingin anaknya cepat sembuh dan segera pulang

dirumah, ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang

diderita anaknya, ibu klien mengatakan cemas dengan keadaan

anaknya, ibu klien nampak cemas dan sering menanyakan

tentang penyakit anaknya, serta kapan anaknya akan sembuh

dan bisa pulang kerumah.

9) Pola Aktifitas Sehari– hari

Tabel 13. Pola aktivitas sehari-hariJenis kegiatan Sebelum MRS Sesudah MRS

Nutrisi :a. Jenisb. Frekuensi

c. Keluhan

Susu formula70cc/ 3jam(5x/hari) (dot).Ibu klienmengatakan saatdiberi susu lewatoral, sering keluar

Susu formula3 jam sekali 50cc/sonde(NGT), 5x/hariIbu klien mengatakan saatdiberi susu lewat NGTterkadang klienmemuntahkanya lewatmulut.

EliminasiBABa. Frekuensib. Konsistensic. Baud. Warnae. keluhan

BAKa. Frekuensib. Bauc. Warnad. Keluhan

1-2 kali sehariLunakKhasKuningTidak ada

2-3 kali sehariKhasKuningTidak ada

1-2 kali sehariLunakKhasKuningTidak ada

2-3 kali sehariKhasKuningTidak ada

Istrahat dan tidura. Tidur siangb. Tidur malamc. Keluhan

11.00-13.0021.00- 03.00Ibu klienmengatakananaknya seringterbangun

09.00-11.0020.00-22.00Ibu klien mengatakanklien mudah terbangunkarena batuk

Personal Higienea. Mandi

b. Mencuci rambutc. Gunting kuku

d. Keluhan

2x sehari

2x seminggu1x seminggu

Tidak ada

Klien belum pernahmandi,hanya dilapmenggunakan waslap.Klien belum cuci rambutKlien belum potong kukuselama di RSa. Ibu klien mengatakan

klien belum mandi

Page 68: Kti la ode ali anugrah jufri

54

hanya dilap memakaiwaslap3x/ hari

b. Ibu klien mengatakananaknya belum guntingkuku

10) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum : Lemah

b) Kesadaran :Compos mentis, GCS = 15 (E4 V5

M6).

c) Tanda-Tanda Vital :

N :90X/Menit

S :38oC

P :60 X/Menit saat memakai oksigen 1 liter/nasal

d) Pemeriksaan Antropometri

(1) Tinggi badan :53 Cm

(2) Berat badan :3,5 Kg

(3) Lingkar kepala :33 Cm

(4) Lingkar dada :25 Cm

(5) Lingkar perut :35 Cm

(6) Lingkar lengan atas :12 Cm

(7) BBI = 2 + 92

= 5,5 Kg (Normal).

e) Pemeriksaan Secara Persistem :

Page 69: Kti la ode ali anugrah jufri

55

(1) Sistem Pernapasan

Klien batuk, pola napas cepat dengan frekuensi 60 x /

menit saat memakai oksigen 1 liter/nasal,bentuk dada

simetris kiri dan kanan, bentuk hidung simetris, tidak

ada pernapasan cuping hidung, terdapat penumpukan

secret berlebih pada jalan napas terutama pada

hidung,tampak adanya penggunaan otot-otot bantu

pernapasan, perkusi dada resonan dan auskultasi

terdengar suara ronchi, terpasang oksigen sebanyak 1

liter/menit menggunakan nasal kanul.

(2) Sistem Kardiovaskuler

Konjungtiva pucat, sklera berwarna putih, tidak

terdapat peningkatan vena jugularis, CRT kurang

dari 2 detik, bunyi jantung I dan II terdengar jelas,

tidak ada bunyi jantung tambahan, tidak ada

pembesaran jantung.

(3) Sistem Pencernaan

Mukosa bibir nampak kering, belum ada

pertumbuhan gigi, tidak ada stomatitis, kemampuan

menelan tidak baik karena abnormalnya palatum,

bentuk abdomen datar, tidak teraba adanya masa,

abdomen terdengar suara timpani, peristaltik usus 10

x / menit.

(4) Sistem Muskuloskeletal

Page 70: Kti la ode ali anugrah jufri

56

Tidak ada keterbatasan gerak pada persendiaan, tidak

ada kifosis, lordosis, ataupun skoliosis.

(a) Ekstremitas Atas

Bentuk simetris kiri dan kanan, terpasang IVFD

Wida D5 (mikro) ditangan kiri, kuku tangan

terlihat panjang dan bersih, refleks trisep +/+,

refleks bisep+/+, ada sensasi halus /kasar,

kekuatan otot 5/5 tidak terdapat edema.

(b) Ekstremitas Bawah

Bentuk simetris kiri dan kanan, kuku kaki terlihat

panjang dan bersih, refleks patella +/+, refleks

achiles +/+, refleks babinski +/+, kekuatan otot

5/5 tidak terdapat edema.

(5) Sistem Indra

(a) Mata : mata simetris kiri dan kanan,konjungtiva

tampak pucat, tidak ada pembengkakan pada

mata, sklera tampak ikterus, tidak ada nyeri

tekan dan tidak ada benjolan.

(b) Hidung :simetris antara kiri dan kanan,

tidakterdapat pernapasan cuping hidung,

nampakterdapat secret berlebih, tidak ada nyeri

tekan dan tidak ada masa atau benjolan, tampak

terpasang selang NGT pada hidung sebelah

kanan.

Page 71: Kti la ode ali anugrah jufri

57

(c) Telinga : simetris antara kiri dan kanan,

artikula nampak bersih, lubang telinga bersih,

tidak ada nyeri tekan pada artikula, tidak ada

masaatau benjolan, tidak ada nyeri tekan pada

kelenjar mastoid.

(d) Lidah :lidah tampak bersih

(e) Kulit :warna kulit putih, tidak terlihat lesi, kulit

klien teraba lengket dan kusam, kulit teraba

panas dengan suhu tubuh 38oC, tidak ada

edema.

(6) Sistem Endokrin

Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid dan

parathyroid dan tidak ada tanda–tanda gangguan

hipertiroid.

(7) Sistem Perkemihan

Nampak bersih dan tidak ada kelainan pada sistem

reproduksinya.

(8) Sistem Imun

Terjadi penurunan daya tahan tubuh selama sakit

ditandai dengan anak mengalami kelemahan fisik.

(9) Sistem Saraf

(a) Nervus I (olfaktorius)

Klien belum dapat membedakan bau.

(b) Nervus II (optikus)

Page 72: Kti la ode ali anugrah jufri

58

Fungsi penglihatan belum baik karena umur

masih 2 bulan.

(c) Nervus III, IV, dan VI (okulomotorius,

trokhearis, abdusen)

Klien belum bisa menggerakan matanya.

(d) Nervus V (trigeminus)

Klien belum dapat mengunyah, reflex menelan

kurangbaik, karena abnormalnya palatum

kliendan terdapat celah.

(e) Nervus VII (facialis)

Bentuk wajah oval klien belum dapat

menbedakan rasa manis, asin dan pahit karena

klien masih berumur 2 bulan.

(f) Nervus VIII (akustikus)

Klien belum bisa mendengar.

(g) Nervus IX dan X (glosoparingeus dan vagus)

Klien belum bisa berbicara hanya

mengeluarakan suara seperti tangisan mengingat

umur klien masih 2 bulan.

(h) Nevus XI (aksesorius)

Page 73: Kti la ode ali anugrah jufri

59

Klien belum bisa mendengarkan arahan untuk

menoleh ke kiri dan kanan,namun nampak klien

dapat melakukanya.

(i) Nervus XII (hipoglosus)

Klien nampak dapat menggerakan lidahnya

(10) Sistem Integumen

Kulit tampak lengket dan kusam, akral teraba panas,

suhu tubuh 38oC

11) Data Penunjang

a) Pemeriksaan Laboratorium

Tabel 14.pemeriksaan laboratorium tanggal 23 februari 2016No. Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan1. Darah rutin

a. Hemoglobinb. Hemotokritc. Eritrositd. Leukosite. Trombosit

10,633

3609.000

711.000

11,5-13,544-62

4,76-6,959.000-30.000

150.0000-450.000

g/dl%

Juta/dl/mmᶾ/ mmᶾ

2. Indeks eritrosita. MCVb. MCHc. MCHC

91,729,432,1

85-12328-4029-37

FlPg%

3. Hitung jenisleukosita. Basofilb. Esinofilc. Batangd. Segmene. Limfositf. Monositg. Metamielosit

061374510

0,1-11-63-5

67-8722-372-10

%%%%%%

Keterangan :

Eritrosit : Polikromasi pada populasi, hormokrom

anisotosis.

Leukosit : Jumlah cukup.

Trombosis: Jumlah meningkat tersebar.

Page 74: Kti la ode ali anugrah jufri

60

b) Pemeriksaan Radiologi

(1) Foto Thoraks tanggal 22 februari 2016

Kesan :

(a) Pneumonia kanan

(b) Bronkopneumonia kanan

(c) Tidak Nampak kardiomegali

12) Pengobatan

a) IVFD wida D5 Glukosa : 4 gtt/menit

b) Cefotaxim : 1 gr/vial 3x200 mg/iv

c) Cloxalin: 1 gr/vial 4x200 mg/iv

d) Nebulizer (ventolin, 2,5mg) :8 jam sekali dengan Nacl

3%.

e) Teraphy suction: 3x/hari

b. Pengelompokan Data

1) Data Subyektif

a) Ibu klien mengatakan anaknya sesak .

b) Ibu klien mengatakan klien mengeluarkan lendir (secret)

pada hidung dan mulut klien.

c) Ibu klien mengatakan anaknyabatuk.

d) Ibu klien mengatakan anaknya panas.

e) Ibu klien mengatakan klien diberi susu memakai NGT,

karena tidak bisa melalui mulut dikarenakan abnormalnya

palatum (terdapat celah).

Page 75: Kti la ode ali anugrah jufri

61

f) Ibu klien mengatakan anaknya mudah terbangun karena

batuk.

g) Ibu klien mengatakan selama di Rumah sakit klien belum

mandi hanya di lap dengan waslap.

h) Ibu klien mengatakan anaknya selama diRS belum potong

kuku.

i) Ibu klien mengatakan cemas dengan keadaan anaknya.

j) Ibu klien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh dan

segera pulang.

2) Data Objektif

a) Frekuensi napas 60 x/menit saat memakai oksigen 1

liter/nasal

b) Tampak menggunakan otot-otot bantu pernapasan

c) Tampak terpasang 02 (nasal kanul) 1 lpm

d) Tampakterdapat secret dan mengeluarkan lendir pada

hidung dan mulut.

e) Terdapat bunyi nafas tambahan yaitu bunyi ronkhi(+)

f) Akral teraba panas

g) Mukosa bibir kering

h) Suhu 38oC

i) Penurunan reflek menelan karena palatum

abnormal/terdapat celah

j) BBI : 5,5 kg (Normal)

k) Tampak terpasang selang NGT pada hidung sebelah kanan

Page 76: Kti la ode ali anugrah jufri

62

l) Tampak klien mudah terbangun

m) Konjungtiva pucat

n) HB : 10,6 g/dl.

o) Kulit klien teraba lengket dan kusam

p) Tampak kuku tangan dan kaki klien panjang dan bersih

q) ibu klien tampak cemas

r) Tampak ibu klien sering bertanya mengenai kondisi anaknya

c. Analisa Data

Tabel 15. Analisa DataNo Simpton Etiologi Problem1. Data subyektif :

a. Ibu klien mengatakananaknya sesak

b. Ibu klien mengatakanklien banyakmengeluarakan lendirdi hidung dan mulut

c. Ibu klien mengatakananaknya batuk

Data obyektif :a. Terdapat secret dan

mengeluarakan lenderpada hidung danmulut

b. Frekuensi napas 60x/menit

c. Tampak menggunakanotot-otot bantupernapasan

d. Terdapat bunyi napastambahan yaituronkhi (+)

e. Tampak terpasangoksigen nasal kanul 1lpm.

Masuknya bakteri/virus kesaluranpernapasan atas

Infeksi saluran pernapasan bawah

Kuman berlebih di bronkus

Proses peradangan

Akumulasi secret di bronkus

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Bersihan jalannafas tidakefektif

2. Data subyektif :a. Ibu klien mengatakan

klien panas

Data obyektif :a. Akral teraba panasb. Mukosa bibir keringc. Suhu38oC

Infeksi saluran pernapasan bawah

Adanya Inflamasi/peradangan dibonkus

Hipertermi

Perubahan suhutubuh

Page 77: Kti la ode ali anugrah jufri

63

Perubahan suhu tubuh

3. Data subyektif :a. Ibu klien mengatakan

anaknya di beri susumelalui NGT, tidakbisa melaluioral,karenaabnormalnya palatumtinggi (terdapatcelah).

Data Obyektif :a. Penurunan refleks

menelan karenaabnormalnya palatum

b. BBI : 5,5 kgc. Tampak terpasang

selang NGT padahidunh sebelah kanan

Abnormalnya palatum,tinggi, (terdapatcelah)

Nutrisi yang masuk melalui oralsedikit

Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan

Perubahan pola nutrisi

Perubahan PolaNutrisi

4. Data subyektif :a. Ibu klien mengatakan

anaknya mudahterbangun karenabatuk.

Data obyektif :a. Tampak klien mudah

terbangunb. Konjungtva pucatc. HB : 10,6 g/dl

Jamur, bakteri, protozoa

Masuk alveoli

Peradangan pada bronkus dan alveoli

Batuk

Merangsang RAS

Klien terjaga/terbangun

Gangguan pola istirahat tidur

Gangguan PolaIstrahat DanTidur

5. Data subyektif :a. Ibu klien mengatakan

anaknya belummandi hanya dilapmenggunakanwaslap

Data Obyektif :a. Tampak kulit klien

lengket dan kusamb. Tampak kuku tangan

dan kaki klienpanjang

Masuknya bakteri/virus kesaluranpernapasan atas

Infeksi saluran pernapasan bawah

Kuman berlebih di bronkus

Proses peradangan

Akumulasi secret di bronkus

Ketidakmampuan orang tua merawatanaknya

Defsit perawatan diri

DefisitPerawatan Diri

Page 78: Kti la ode ali anugrah jufri

64

d. Prioritas Masalah

1) Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan denagan peningkatan

produksi sputum

2) Perubahan suhu tubuh (hipertermi) berhubungaan dengan adanya

infeksi saluran pernafasan bawah

3) Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan abnormalnya palatum

(terdapat celah)

4) Gangguan pola istrahat dan tidur berhubungan dengan batuk

5) Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang

tua merawat anaknya

6) kecemasan orang tua berhubungan dengan mekanisme koping tidak

efektif.

6. Data subyektif :a. Ibu klien mengatakan

cemas dengankeadaan anaknya

b. Ibu klien mengatakaningin anaknya cepatsembuh

Data obyektif :c. Ibu klien tampak

cemas dengan kondisianaknya

d. Tampak ibu kliensering bertanyamengenai kondisianaknya.

Adanya penyakit pernapasan

Perubahan kondisi kesehatan

Kurang pengetahuan tentang penyakitdan prosedur tindakan

Koping tidak efektif

Stresor psikologis

Kecemasan orang tua

Kecemasanorang tua

Page 79: Kti la ode ali anugrah jufri

65

2. Diagnosa Keperawatan

a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi sputum.

DS :

1) Ibu klien mengatakan anaknya sesak.

2) Ibu klien mengatakan klien mengeluarkan lendir (secret) pada

hidung dan mulut klien.

3) Ibu klien mengatakan anaknyabatuk.

DO :

1) Tampak terdapat secret dan mengeluarkan lendir pada hidung

dan mulut klien

2) Frekuensi napas 60 x/menit saat memakai oksigen 1 liter/nasal

3) Tampak menggunakan otot-otot bantu pernapasan

4) Terdapat bunyi napas tambahan yaitu ronkhi (+)

5) Tampak terpasang oksigen nasal kanul 1 lpm.

b. Perubahan suhu tubuh (hipertermi)berhubungan dengan adanya

infeksi saluran pernafasan bawah.

DS :

1) Ibu klien mengatakan anaknya panas

DO:

1) Mukosa bibir kering

2) Akral teraba panas

3) Suhu 38oC

Page 80: Kti la ode ali anugrah jufri

66

c. Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan abnormalnya palatum

(terdapat celah).

DS :

1) Ibu klien mengatakan klien diberi susu melalui NGT tidak bisa

melalui oral karena abnormalnya palatum

DO :

1) Penurunan refleks menelan karena palatum abnormal/terdapat

celah

2) BBI : 5,5 Kg

3) Tampak terpasang selang NGT pada hidung sebelah kanan

d. Gangguan pola istrahat dan tidur behubungan dengan batuk

DS :

1) Ibu klien mengatakan klien mudah terbangun karena batuk

DO :

1) Tampak klien mudah terbangun

2) Konjungtiva pucat

3) HB : 10,6 g/dl

e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang

tua merawat anaknya.

DS :

1) Ibu klien mengatakan klien mandi hanya dilap menggunakan

waslap

DO :

1) Tampak kulit klien lengket dan kusam

Page 81: Kti la ode ali anugrah jufri

67

2) Tampak kuku tangan dan kaki klien panjang dan bersih

f. Kecemasan orang tua berhubungan dengan mekanisme koping tidak

efektif

DS :

1) Ibu klien mengatakan cemas dengan keadaaan anaknya

2) Ibu klien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh dan segera

pulang.

DO :

1) ibu klien tampak cemas

2) Tampak ibu klien sering bertanya mengenai kondisi anaknya.

Page 82: Kti la ode ali anugrah jufri

68

3. Rencana Asuhan Keperawatan

Tabel 16. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa KeperawatanRencana Tindakan Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional1 Bersihan jalan nafas tak efektif

berhubungan denganpeningkatan produksi sputumditandai dengan:DS :a. Ibu klien mengatakan

anaknya sesak .b. Ibu klien mengatakan

klien mengeluarkanlendir (secret) padahidung dan mulut klien.

c. Ibu klien mengatakananaknya batuk.

DO :a. Tampak ada secret dan

mengeluarkan lenderpada hidung dan mulut

b. Frekuensi napas 60x/menit saat memakaioksigen 1 liter/nasal

c. Tampak menggunakanotot-otot bantupernapasan

d. Tampak terpasang 02(nasal kanul) 1 lpm

e. Terdapat bunyi nafastambahan yaitu bunyironkhi (+)

Tujuan :Setelah diberikan tindakankeperawatan selama 3 hari bersihanjalan napas efektif kembali dengankriteria :a. Menunjukan jalan napas patent

dengan bunyi napas bersih tidakada dispenea dan sianosis

b. Tidak ada secret di saluran nafasc. Frekuensi nafas kembali

normal(30-60x/menit) saat tidakmemakai oksigen

1. Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dangerakan dada.

2. Auskultasi area paru,catat area penurunan/takada aliran udara danbunyi napas adventisius,missal : krekels, mengi

3. Berikan oksigen lambatsesuai kebutuhan

4. Atur posisi semi fowler

5. Kolaborasi dalampemberian terapi

1. Takipnea, pernapasan dangkal,dan gerakan dada tak simetrissering terjadi karenaketidaknyamanan gerakandinding dada dan/atau cairanparu

2. Penurunan aliran udara terjadipada area konsolidasi dengancairan. Bunyi napas bronchial(normal pada bronkus dandapat juga pada areakonsolidasi. Krekels, ronki,dan mengi terdengar padainspirasi atau ekspirasi padarespons terhadap pengumpulancairan, secret kental, danspasme jalan nafas/obstruksi.

3. Dapat menurunkan kerja paru-paru dengan menyediakanlebih banyak oksigen untukdikirim kedalam sel

4. Posisi semi fowlermemungkinkan ekspansi parulebih penuh dengan caramenurunkan tekananabdomen pada diafragma

5. Dapat mengencerkan secretsehingga memudahkan scret

Page 83: Kti la ode ali anugrah jufri

69

nebulizer.6. Kolaborasi dalam

pemberian teraphysuction

keluar dari saluaran nafas.6. Mengeluarkan secret dari

saluaran nafas.

2. Perubahan suhu tubuh(hipertermi) berhubungandengan adanya infeksisaluran pernapasan bawahditandai dengan :DS :a. Ibu klien mengatakan

anaknya panas.

DO :a. Akral teraba panasb. Mukosa bibir keringc. Suhu 38oC

Tujuan :Setelah diberikan tindakan keperaw-atan selama 3 hari suhu tubuhnormaldengan criteria :a. Tanda vital stabilb. Mukosa bibir lembabc. Suhu tubuh kembali normal (

36,5 -37,5oC )

1. Kaji perubahan tandavital, contoh peningkatansuhu/demam memanjang,takikardia, hipotensiortostatik.

2. Anjurkan kepada orangtua agar klien di beripakaian tipis yangmenyerap keringat.

3. Berikan penkes kepadaorang tua klien tentangkompres air hangat saatklien mengalami panas.

4. Kolaborasi pemberianantibiotik dan pemberiancairan IV sesuaikeperluan

1. Peningkatansuhu/memanjangnya demam meningkatakan lajumetabolic dan kehilangancairan melalui evaporasi TDortostatik berubah danpeningkatan takikardiamenujukan kekurangan cairansistemik.

2. Membantu menjaga kestabilansuhu tubuh.

3. Sebagai Tindakan mandiri danawal orang tua dan keluargasaat suhu tubuh klienpanasuntuk menurunkan panastubuh.

4. Berguna menurunkankehilangan cairan.

3. Perubahan pola nutrisiberhubungan denganabnormalnya palatum (tinggi,terdapat celah)DS :a. Ibu klien mengatakan klien

diberi susu melalui NGTtidak bisa melalui oralkarena abnormalnyapalatum

Setelah diberikan tindakankeperawatan selama 3 hari, nutrisiklien terpenuhi, dengan KriteriaHasil :a. Masukan nutrisi tercukupib. Tidak ada tanda- tanda

malnutrisic. BBI normal

1. Pantau pola makan

2. Anjurkan kepadakeluarga untuk memberimakan sedikit tapi seringmelalui selang NGT

3. Timbang BB tiap hari

4. Kolaborasikan denganahli gizi untukmenentukan jumlah

1. Untuk melihat perubahandalam masukan oral

2. Makan sedikit tapi seringmembantu memenuhi jumlahnutrisi yang dibutuhkan olehpasien.

3. Mengidentifikasi terjadinyapenurunan berat badan.

4. Dengan ahli gizi intakenutrisi klien dapat ditentukan,agar nutrisi baik bagi klien

Page 84: Kti la ode ali anugrah jufri

70

DO :a. Penurunan reflek menelan

karena palatumabnormal/terdapat celah

b. BBI : 5,5 kgc. Tampak terpasang selang

NGT pada hidung sebelahkanan

kalori dan nutrisi yangdibutuhkan pasien

dapat terpenuhi.

4. Gangguan pola istrahat dantidur behubungan denganbatuk,DS :a. Ibu klien mengatakan

anaknya mudah terbangunkarena batuk.

DO :a. Tampak klien mudah

terbangunb. Konjungtiva pucatc. HB : 10,6 g/dl, (normal

13,5 g/dl)

Setelah diberikan tindakankeperawatan selama 3 hari, klienbisa tidur dengan nyenyak denganKriteria :a. Klien tidak batukb. Konjungtiva merah mudahc. HB normal (11,5-13,5 g/dl)d. Klien tidur nyenyak

1. Evaluasi respon klienterhadap aktivitas, catatlaporan dispneaperubahan TTV selamadan sesudah beraktivitas

2. Berikan lingkungantenang dan batasipengunjung selam faseakut sesuai indikasi

3. Bantu klien memilihposisi nyaman untukistrahat dan tidur

4. Kolaborasi dengan timmedis dalam pemberianantibiotik

1. Mengobservasi kemampuanatau kebutuhan pasien selamdan sesudah beraktivitas

2. Menurunkan stress berlebihan

3. Meningkatkan istrahat klienmungkin nyaman denganposisi terlentang

4. Untuk menekan ataumenghentikan perkembanganbakteri

5. Defisit perawatan diriberhubungan denganketidakmampuan orang tuamerawat anaknya, ditandaidengan :DS :a. Ibu klien mengatakan

anaknya belum mandi,hanya di lap denganmenggunakan waslap.

Setelah diberikan tindakankeperawatan selama 3 hari,perawatan diri klien dapatterpenuhi, dengan Kriteria Hasil :a. Orang tua mampu memenuhi

kebutuhan hygiene klien.b. Klien nampak bersih dan

terlihat segarc. Kuku klien pendek

1. Kaji kemampuankeluarga dalammelakukan perawatankepada klien

2. Jelaskan, motivasi dandemonstrasikan caramemandikan yang benarpada orang tua.

3. Bantu keluarga dalammelakukan personalhygiene kepada klien.

1. Kondisi dasar akanmenentukan tingkatkekurangan kebutuhanperawatan diri klien.

2. Dapat meningkatkan motivasiuntuk perawatan diri secaramandiri atau persial.

3. Dengan melakukan personalhygiene dapat memberikankenyamanan dan mencegah

Page 85: Kti la ode ali anugrah jufri

71

DO :a. Kulit klien teraba lengket

dan kusam.b. Tampak kuku tangan dan

kaki klien panjang

4. Jaga kebersihan pakaiandan alat tenun

terjadi penyebaran penyakit4. Pakaian yang bersih dan alat

tenun yang kering dapatmemberikan rasa kenyamananbagi klien dan tidakmenyebabkan gatal.

6. Kecemasan orang tuaberhubungan dengankemungkinan kejang berulangdan kurang pengetahuanmengenai penyakit, ditandaidengan :DS :a. Ibu klien mengatakan

cemas dengan keadaananaknya.

b. Ibu klien mengatakan inginanaknya cepat sembuh dansegera pulang.

DO :a. Tampak ibu klien cemasb. Tampak ibu klien sering

bertanya mengenai kondisianaknya

Setelah diberikan tindakankeperawatan selama 3 hari,diharapkan kecemasan keluargaberkurang / hilang dengan kriteriahasil :a. Orang tua tampak rileksb. Orang tua mulai paham tentang

penyakit anaknya.c. Keluarga mengungkapkan

kepuasannya dengan rencanaterapi dan rencana yangrealistis.

1. Kaji tingkat kecemasankeluarga.

2. Kajitingkat pengetahuanorang tua mengenaipenyakit anaknya

3. Ajarkan kepada orangtua klien cara menanganikecemasan dengantekhnik relaksasi

4. Beri HE tentang penyakityang dialami klienkepada keluarga.

1. Sebagai data dasar untukmelakukan intervensiselanjutnya.

2. Untuk mengetahui sejauhmana pemahaman orang tuaklien terhadap penyakitanaknya.

3. Untuk mengurangi ataumenhilangkan kecemasanyang dialami keluarga klien.

4. Untuk menambahpengetahuan keluarga tentangpenyakit klien.

Page 86: Kti la ode ali anugrah jufri

72

4. Implementasi Dan Evaluasi

Tabel 17.Implementasi Dan EvaluasiNo.DX

Hari/tanggal

Jam Implementasi Hari/Tanggal

Jam Evaluasi Paraf

1. Rabu/02Maret2016

09.00

09.10

09.20

0930

09.40

09.50

1. Mengkaji frekuensi/kedalaman pernapasandan gerakan dada.Hasil :Klien sesak , nampak menggunakan otot-ototbantu pernapasan dengan frekuensi 60x/menitsaat terpasang oksigen

2. Mengauskultasi area paru, catat areapenurunan/tak ada aliaran udara dan bunyinapas advensifius krekels,mengiHasil :Pada saat auskultasi terdengar suara nafastambahan yaitu : ronki (+)

3. Memberikan oksigen lambat sesuai kebutuhanHasil : terpasang oksigen 1 liter/nasal.

4. Mengatur posisi semi fowlerHasil :Klien diberi posisi semi fowler

5. Berkolaborasi dalam pemberian terapinebulizer.Hasil :Theraphy nebulizer dengan (ventolin 2,5 +Nacl 3%)

6. Berkolaborasi dalam pemberian teraphysuctionHasil :Theraphy suction 3x sehari dengankonsistensi secret masih banyak, dan warnasecret putih bening.

Rabu /02Maret2016

14.00 S :a. Ibu klien mengatakan

anaknya masih sesak saattidak memakai oksigen

O :a. Klien tampak sesakb. Ada suara nafas tambahan

Ronchi ( + )c. Klien tampak menggunakan

otot-otot bantu pernapasand. Frekuensi pernapasan 60

x/menite. Tampak terpasang oksigen

nasal kanul 1 liter / menitA :

Tujuan belum tercapai

P :Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dan

6

Page 87: Kti la ode ali anugrah jufri

73

2 Rabu/02Maret2016

10.00

10.10

10.20

10.30

1. Mengkaji perubahan tanda vital, contohpeningkatan suhu/demam memanjang,takikardia, hipotensi orstatik.Hasil :N : 90x/menit S : 37 ͦ c R : 60x/menit

2. Mengannjurkan kepada orang tua agar klien diberi pakaian tipis yang menyerap keringat.Hasil :Ibu klien memakaikan baju tipis yangmenyerap keringat pada klien.

3. Memberikan penkes kepada orang tua kliententang kompres air hangat saat klienmengalami panas.Hasil :Ibu klien mengompres anaknya dengankompres air hangat.

4. Berkolaborasi dalam pemberian antibiotic.Hasil :Pemberian obat cefotaxim 3 x 200 mg/ iv

Rabu /02Maret2016

14.05 S :a. Ibu klien mengatakan suhu

tubuh anaknya sudah mulaiturun.

O :a. TTV :

N : 90x/menitS : 37 ͦ cR : 60x/menit

b. Akral teraba hangat

A:Tujuan tercapai

P :Pertahankan intervensi 1,2,3, dan4

3. Rabu/02Maret2016

10.40

10.50

10.55

1. Memantau pola makanHasil :Tampak terpasang NGT pada hidung sebelahkanan dan klien makan melalui selangNGTdengan 50cc/3 jam/sonde

2. Menganjurkan kepada keluarga untukmemberi makan sedikit tapi sering melaluiselang NGT.Hasil :Orang tua mau mengikuti instruksi dariperawat dengan memberikan susu formulasetiap 3 jam sekali.

3. Menimbang berat badan tiap hari denganmenggunakan jenis timbangan manualHasil :

Rabu /02Maret2016

14.10 S :a. Ibu klien mengatakan

anaknya masih diberi makandan minum melalui selangNGT pada lubang hidungsebelah kanan.

O :a. Tampak terpasang NGTb. Klien masih makan melalui

selang NGTc. BB = 3,5 kg, BBI = 5,5 Kg

(Normal)

A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi 1,2, 3 dan 4

Page 88: Kti la ode ali anugrah jufri

74

11.00BB = 3,5 kg, BBI = 5,5 kg(Normal).

4. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi untukmenentukan jumlah nutrisi yang dibutuhkanklien.Hasil :Pemberian Susu formula = 50 cc/3 jam

4. Rabu/02Maret2016

11.10

11.20

11.30

11.40

1. Mengevaluasi respon klien terhadap aktivitas,catat laporan dispnea perubahan TTV selamadan sesudah beraktivitasHasil :N :90 X/ menitP :60 X/ menit saat memakai oksigen 1

liter/nasalS : 370CKlien tampak batukKonjuntiva pucat

2. Memberikan lingkungan tenang dan batasipengunjung selama fase akut sesuai indikasiHasil :Nampak klien masih sering terbangun saattidur

3. Membantu klien memilih posisi nyamanuntuk istrahat dan tidurHasil :Klien diberi posisi semi fowler

4. Berkolaborasi dengan tim medis dalampemberian antibiotikHasil :Pemberian obat cefotaxim 3 x 200 mg/ iv

Rabu /02Maret2016

14.15 S :a. Ibu klien mengatakan anaknya

masih sering terbangun karenabatuk

O :a. Klien tampak batukb. Nampak klien sering terbangun

saat tidurc. Konjungtiva pucatd. HB :10,6 g/dl

A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkanan intervensi 1, 2, 3, 4

Page 89: Kti la ode ali anugrah jufri

75

5. Rabu/02Maret2016

11.50

12.00

12.10

12.20

1. Mengkaji kemampuan keluarga dalammelakukan perawatan kepada klienHasil :Keluarga sudah mampu memenuhikebutuhan hygiene klien

2. Menjelaskan, motivasi danmendemonstrasikan cara memandikan yangbenar pada orang tuaHasil :Orang tua mau mengikuti instruksi dariperawat

3. Membantu keluarga dalam melakukanpersonal hygiene kepada klien yaitu denganmelakukan potong kuku dan memandikanklienHasil :Klien tampak bersih, segar dan kuku pendek

4. Menjaga kebersihan pakaian dan alat tenundengan mengganti pakaian sehabis mandi,dan mengganti alat tenun jika basah dankotor.Hasil :Pakaian dan alat tenun terlihat bersih.

Rabu /02Maret2016

14.20 S :a. Ibu klien mengatakan masih

menggunakan waslap untukmemandikan anaknya.

b. Ibu klien mengatakan semuaaktivitas anaknya dibantuoleh keluarga dan perawat.

O :a. Keluarga sudah mampu

memenuhi kebutuhan hygieneklien

b. Klien nampak bersih, segar,dan kuku pedek

A : Tujuan tercapaiP : pertahankan intervensi

6. Rabu/02maret2016

12.30

12.40

12.50

1. Mengkaji tingkat kecemasan orang tuaHasil :Orang tua berada pada tingkat kecemasanringan

2. Mengkaji tingkat pengetahuan orang tuamengenai penyakit anaknyaHasil :Ibu klien belum mengetahui tentangpenyakit anaknya dan tampak seringbertanya tentang kondisi anaknya.

3. Mengajarkan kepada orang tua klien caramenangani kecemasan dengan teknik

Rabu /02Maret2016

14.30 S :a. Ibu klien mengatakan sudah

tidak cemas dengan keadaananaknya saat ini.

b. Ibu klien mengatakan sudahmengetahui tentang penyakitanaknya

O :a. Ibu klientampak tidak cemasb. Nampak ibu klien rileks

A : Tujuan tercapai

Page 90: Kti la ode ali anugrah jufri

76

13.00

relaksasi dengan cara menarik napas dalamdan menghembuskannya melalui mulutsecara perlahanHasil :Orang tua klien kooperatif dan mengikutiapa yang diajarkan perawat

4. Memberi HE tentang penyakit yang dialamiklien kepada keluarga.Hasil :Orang tua memahami dan mengertipenjelasan dari perawat, tetapi masih sedikitkhawatir dengan kondisi anaknya.

P : pertahankan intervensi

Page 91: Kti la ode ali anugrah jufri

77

5. Catatan Perkembangan

Tabel 18. Catatan PerkembanganHari /Tanggal

NomorDiagnosa

Jam Catatan perkembangan

Kamis03-03-2016

I 08.00

08.2008.3008.40

08.55

09.00

09.05

09.10

09.15

09.20

S :a. Ibu klien mengatakan anaknya masih sesak

jika tidak memakai oksigen dan masih jugamengeluarkan lendir.

O :a. Klien tampak sesakb. Ada suara nafas tambahan Ronchi ( + )c. Klien tampak menggunakan otot-otot bantu

pernapasand. Frekuensi pernapasan 60 x/menite. Tampak terpasang oksigen nasal kanul 1 liter /

menit

A : Tujuan belum tercapai.P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5.I :

1. Mengkaji karaktereistik sesak dan frekuensi,cepat, dan ke dalaman pernafasan.Hasil :Klien sesak , nampak menggunakan otot-ototbantu pernapasan dengan frekuensi napas60x/menit

2. Mengauskultasi area paru, catat areapenurunan/tak aliaran udara dan bunyi napasadvensifius krekels,mengiHasil :Pada saat auskultasi terdengar suara nafastambahan yaitu : ronki (+)

3. Memberikan oksigen lambat sesuai kebutuhan.Hasil :Terpasanag oksigen 1 liter/nasal

4. Memberikan posisi senyaman mungkinHasil :Kien diberi posisi semi fowler.

5. Berkolaborasi dalam pemberian terapinebulizer.Hasil :Theraphy nebulizer dengan (ventolin 2,5 + Nacl3%)

6. Berkolaborasi dalam pemberian teraphy suctionHasil :Theraphy suction 3x sehari dengan konsistensisecret masih banyak, dan warna secret putihbening.

E : Masalah belum teratasi.

Page 92: Kti la ode ali anugrah jufri

78

Kamis03-03-2016

3 09.30

09.35

09.40

09.4309.4509.50

09.52

09.55

10.00

10.15

S :a. Ibu klien mengatakan anaknya masih diberi

makan dan minum melalui selang NGT.O :

a. Tampak terpasang NGTb. Klien masih makan melalui selang NGTc. BB = 3,5 kg, BBI = 5,5 Kg

A : Tujuan belum tercapai.P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4I :

1. Memantau pola makanHasil :Tampak terpasang NGT dan klien makanmelalui selang NGT

2. Menganjurkan kepada keluarga untukmemberi makan sedikit tapi sering melaluiselang NGT.Hasil :Orang tua mau mengikuti instruksi dariperawat dengan memberi makan setiap 3 jamsekali.

3. Menimbang berat badan tiap hari denganmenggunakan jenis timbangan manualHasil :BB = 3,5 kg, BBI = 5,5 kg

4. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi untukmenentukan jumlah nutrisi yang dibutuhkanklien.Hasil :Pemberian Susu formula = 50 cc/3 jam

E : Masalah belum teratasi.Kamis4-3-2016

4 10.10

10.1510.18

10.20

10.22

S :a. Ibu klien mengatakan anaknya masih sering

terbangun karena batukO :

a. Nampak klien mudah terbangunb. Konjuntiva pucatc. HB :10,6 g/dl

A : Tujuan belum tercapai.P :

1. Mengevaluasi respon klien terhadap aktivitas,catat laporan dispnea perubahan TTV selamadan sesudah beraktivitasHasil :N : 90 X/ menitP : 60 X/ menit saat memakai oksigen 1liter/nasalS : 380C

2. Memberikan lingkungan tenang dan batasipengunjung selama fase akut sesuai indikasiHasil :Perawat menganjurkan agar pasien di berilingkungan yang tenang

3. Membantu klien memilih posisi nyaman untuk

Page 93: Kti la ode ali anugrah jufri

79

10.25

10.30

istrahat dan tidurHasil :Klien diberi posisi semi fowler

4. Berkolaborasi dengan tim medis dalampemberian antibiotikHasil :Pemberian obat cefotaxim 3 x 200 mg/ iv

E : Masalah belum teratasi

Page 94: Kti la ode ali anugrah jufri

80

B. PEMBAHASAN

Pada pembahasan akan diulas mengenai kesenjangan antara teori

yang terdapat pada BAB II dan tinjauan kasus pada BAB III . Kesenjangan

yang di temukan akan di bahas berdsasarkan tahapan asuhan keperawatan

yaitu tahap pengkajian, tahap perencanaan tahap pelaksanaan dan tahap

evaluasi dan juga dokumentasi keperawatan, sesuai dengan Asuhan

Keperawatan Pada Klien An. G Dengan Gangguan Sistem Pernapasan :

Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum

Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.

1. Pengkajian

Tahap awal proses keperawatan adalah pengkajian yang

meliputi pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data yang

kemudian dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. Tehnik

pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi,

pemeriksan fisik, studi dokumentasi dan studi kepustakaan.

Secara teori di jelaskan bahwa : Pada tahap awal , penderita

bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas : klien sesak

nafas, demam, terjadi sesak napas, nafsu makan menurun, takipneu,

batuk, retraksi dinding thoraks, pernapasan cuping hidung, suara nafas

melemah,terdapat bunyi nafas tambahan yaitu ronchi, sianosis, dan

nyeri dada.

Setelah dilakukan pengkajian pada klien anak G ditemukan

data sebagai berikut : keadaan umum klien lemah, klien nampak sesak,

nampak mengeluarkan lender pada hidung dan mulut, frekuensi nafas

Page 95: Kti la ode ali anugrah jufri

81

cepat 60 X/menit, nampak menggunakan otot-otot bantu pernapasan,

pada auskultasi didada terdengar suara ronhci, akral terba hangat

dengan suhu tubuh 38OC, reflek menelan kurang baik dikarenakan

abnormalnaya palatum (terdapat celah), klien mudah terbangun, kuku

klien nampak panjang, nampak terpasang NGT, ibu klien nampak

cemas dengan keadaan anaknya.

Pada tahap pengkajian ditemukan adanya kesenjangan antara

data yang ditemukan pada pengkajian di teori dan kasus. Dimana tidak

semua data yang ada pada teori muncul pada data yang di dapat pada

kasus. Hal ini dikarenakan respon individu terhadap suatu penyakit

berbeda-beda.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan tinjauan teori, diagnosa yang muncul pada klien

dengan bronchopneumonia adalah sebagai brikut :

a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi sputum.

b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan

membran alveolar-kapiler (efek inflamasi).

c. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan

ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,

perlengketan secret pernapasan).

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan

antara suplai dan kebutuhan oksigen atau kelelahan yang

berhubungan dengan gangguan pola tidur.

Page 96: Kti la ode ali anugrah jufri

82

e. Nyeri dada berhubungan dengan inflamasi parenkim paru.

f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan

proses infeksi.

g. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

berlebihan (demam).

h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan

berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.

Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan dalam studi

kasus sebagai hasil analisa dan penetapan masalah keperawatan

ditemukan 3 diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut :

a. Bersihan jalan nafas tak efektif behubungan dengan peningkatan

produksi sputum.

b. Perubahan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan adanya

infeksi disaluran pernafasan bawah.

c. Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan abnormalnya palatum

(tinggi, terdapat celah)

d. Gangguan pola istrahat dan tidur behubungan dengan batuk.

e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang

tua merawat anaknya.

f. Ansietas/kecemasan orang tua berhubungan dengan mekanisme

koping tidak ektif.

Page 97: Kti la ode ali anugrah jufri

83

Dari dari diagnosa kasus diatas terdapat kesenjangan antara

diagnosa yang ada diteori namun tidak terdapat dikasus yaitu diagnosa

perubahan suhu tubuh dan ansietas orang tua.

Kesenjangan ini dapat disebabkan oleh karena diagnosa

diangkat berdasarkan sesuai kondisi yang di alami klien yang didukung

oleh data yang didapat saat pengkajian. Sehingga itu yang menjadi

alasan diagnosa teori tidak diangkat di kasus antara lain :

1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan

membran alveolar-kapiler (efek inflamasi), diagnosa ini tidak

diangkat dikasus karena tidak ditemukan adanya tanda distress

pernapasan, maupun sianosis kuku sebagai kriteria adanya

kerusakan pertukaran gas pada klien.

2) Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan

ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,

perlengketan secret pernapasan), diagnosa ini tidak diangkat karena

data-data yang didapat tidak menunjukan adanya penyebaran

infeksi pada system tubuh lain dan juga tidak adanya komplikasi

walaupun sebenarnya beresiko namun dengan perawatan yang di

berikan di Rumah Sakit dapat diminimalisir dan dilakukan

pencegahan.

3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan

antara suplai dan kebutuhan oksigen atau kelelahan yang

berhubungan dengan gangguan pola tidur, diagnosa ini tidak

Page 98: Kti la ode ali anugrah jufri

84

diangkat dikasus karena klien yang masih berumur 2 bulan belum

ada aktivitas berlebih hanya bisa berbaring di tempat tidur.

4) Nyeri dada berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, diagnosa

ini tidak di angkat di kasus karena klien belum bisa menjelaskan

kualitas nyerinya penulis hanya menganalisa secara obyektif apa

yang dialami klien.

5) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan

proses infeksi, diagnosa ini tidak diangkat kasus karena tidak ada

data dan kriteria yang menunjukan bahwa klien mengalami

kekurangan nutrisi seperti penurunan berat badan yang signifikan.

6) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

berlebihan (demam), diagnosa ini tidak di angakat dalam kasus

dengan alasan kondisi klien menunjukan tidak ada perubahan

turgor kulit yang tidak baik, dan mukosa bibir lembab.

7) Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan

berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah, diagnosa

tidak diangkat dikasus dengan alasan klien belum mampu

mengenal kondisi kesehatanya dan belum bisa mengenal sesuatu

mengingat umur klien yang masih 2 bulan.

3. Perencanaan

Pada tahap ini penulis bersama klien dan keluarga menyusun

rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai masalah

Page 99: Kti la ode ali anugrah jufri

85

yang muncul. Perencanaan ini disesuaikan dengan privasi klien, situasi

dan kondisi serta sarana dan prasarana yang ada dalam ruangan.

a. Dalam menyusun perencanaan hal-hal yang mendukung adalah:

Adanya kerjasama yang baik dengan perawat, klien dan kelaurga

sehingga memudahkan dalam perencanaan tindakan keperawatan.

b. Dukungan dan bimbingan dari perawat di ruangan yang dapat

memperlancar dan menyusun perencanaan.

Tidak semua intervensi yang ada dalam teori terdapat dalam kasus,

kesenjangan ini terjadi karena tidak semua diagnosa keperawatan yang

ada dalam teori muncul dalam kasus. Tetapi untuk diagnosa yang ada

pada teori dan muncul pada kasus pada dasarnya penulis berpatokan pada

tinjuan teoritis, sedangkan diagnosa yang tidak ada pada teori, penulis

bersama klien dan keluarga membuat intervensi berdasarkan ilmu

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Adapun intervensi yang ada

dalam teori tetapi tidak terdapat dalam kasus atau sebaliknya dapat dilihat

sebagai berikut :

1) Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi sputum, pada diagnosa dan intervensi sama namun pada

intervensi 3, 4, 5, 6 intervensi tidak ada dalam teori karena penulis

menyesuaikan dengan kondisi klien.

2) Perubahan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan adanya

infeksi di saluran pernfasan bawah. Diagnosa dan intervensi ini tidak

terdapat dalam teori karena penulis mengangkat diagnosa sesuai

keluhan dan data yang dapat mendukung diagnosa tersebut dan

Page 100: Kti la ode ali anugrah jufri

86

penulis menyesuaikan dengan rencana tindakan yang hanya bisa

dilakukan saat pelaksanaan dan tentunya seusai kebutuhan klien.

3) Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan abnormalnya palatum

(tinggi, terdapat celah) diagnosa ini tidak ada dalam teori karena

disesuaikan dengan kondisi klien

4) Gangguan pola istrahat dan tidur behubungan dengan batuk diagnose

ini tidak ada dalam teori karena penulis menyesuaikan kondisi saat

pengkajian dan tidak sesuai dengan konsep teori.

5) Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang

tua merawat anaknya, diagnosa ini tidak terdapat dalam teori karena

diagnosa ini diangkat berdasarka data yang dapat menunjang dan

tentunya disesuaikan dengan kondisi klien.

6) kecemasan orang tua berhubungan dengan mekanisme koping tidak

efektif diagnosa ini tidak terdapat dalam teori karena penulis

menyesuaikan dengan diagnosa apa saja yang dapat di angkat sesuai

kondisi yang di alami klien dan orang tua saat menganalisa kondisi

klien dan orang tua.

4. Implementasi

Tahap ini merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun

sehingga dalam pelaksanaan ini mengacu pada perencanaan yang

merupakan suatu pendukung berjalannya tahap pelaksanaan adalah kerja

sama yang baik antara perawat, klien dan keluarga sehingga

memudahkan dalam setiap tindakan. Selain itu adanya dukungan serta

bimbingan dari perawat pembimbing.

Page 101: Kti la ode ali anugrah jufri

87

Secara teori implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari

rencana keperawatan meliputi tindakan-tindakan yang telah direncanakan,

melaksanakan anjuran-anjuran dokter dan menjalankan ketentuan rumah

sakit. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah

ditetapkan dengan harapan mengatasi masalah yang dihadapi klien. Dalam

hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena semua

perencanaan dalam kasus yang disusun berdasarkan dalam teori telah

dilaksanakan dengan baik.

5. Evaluasi

Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana

untuk menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan

mengacu pada tercapainya tujuan yang ditetapkan.

Setelah pelaksanaan asuhan keperawatan pada anak G dengan

bronchopneumonia selama 3 hari, yang dimulai pada tanggal 2 Maret

2016 sampai 4 Maret 2016, terdapat 3 diagnosa keperawatan yang belum

dapat teratasi yaitu diagnosa bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan

dengan peningkatan produksi sputum, belum teratasi, perubahan pola

nutrisi berhubungan dengan abnormalnya palatum, Gangguan pola

istrahat dan tidur berhubunga dengan batuk, dikarenakan diperlukan

perawatan yang cukup lama agar dapat mengatasi masalah tesebut, serta

penentuan intervensi yang tepat, dan tentunya dengan kerja sama perawat,

mahasiswa, pembimbing (perawat diruangan), dokter serta orang tua klien

dalam proses penyembuhan klien.

Page 102: Kti la ode ali anugrah jufri

88

BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Setelah penulis mempelajari dan melaksanakan studi kasus melalui

pendekatan proses Asuhan Keperawatan pada Anak Usia Infant (2 bulan)

dengan bronchopneumonia di Ruangan Kenanga Lantai I Rumah Sakit

Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung dari tanggal 01-04 Maret 2016

dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai, maka penulis mengambil

kesimpulan:

1. Bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai

pola penyebaran berbecak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi

didalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan

disekitarnya.

2. Dalam pengkajian ditemukan data yang menyimpang diantaranya : klien

nampak sesak, dengan frekuensi napas 60 x/menit, terdapat lendir di

saluran pernapasan, bunyi napas abnormal (ronchi), nampak

menggunakan otot-otot bantu pernapasan, suhu tubuh klien 38 OC,

namapak ibu klien cemas dengan kondisi anaknya.

3. Pada tahap diagnosa, penulis menyusun diagnosa berdasarkan data-data

yang didapatkan pada klien dan di sesuaikan dengan teori yang ada.

Kemudian diprioritasakan berdasarkan kebutuhan dasar manusia menurut

Maslow dan keluhan pasien yang mengganggu seperti bersihan jalan

nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum,

perubahan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan infeksi saluaran

Page 103: Kti la ode ali anugrah jufri

89

pernafasan bawah, perubahan pola nutrisi berhubungan dengan

abnormalnya palatum, perubahan pola istrahat dan tidur berhubungan

dengan batuk, defisit perawatan diri berhubungan ketidakmampuan orang

tua merawat anak, ansietas/kecemasan orang tua berhubungan dengan

mekanisme koping tidak efektif.

4. Pada tahap perencanaan, penulis membuat dan menyusun rencana

tindakan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan masalah klien untuk

mengatasi masalah gangguan system pernapasan, terutama pada penyakit

bronchopneumonia berdasarkan ilmu yang dimilki dan prosedur konsep

dasar keperawatan.

5. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien usia infant (2 an)

dengan bronchopneumonia diperlukan ilmu dan keterampilan seorang

perawat, kelengkapan sarana dan prasarana yang tersedia sehingga dapat

berjalan lancar sesuai dengan yang ingin dicapai.

6. Tercapainya penyembuhan dari penyakit diperlukan evaluasi secara

berkelanjutan dan terarah dengan adanya catatan perkembangan, juga

diperlukan pengobatan sesuai dengan program terapi yang teratur.

Adapun masalah yang teratasi yaitu perubahan suhu tubuh (hipertermi)

berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan, defisit perawatan diri

berhubungan dengan ketidakmampuan orang tua merawat anak, dan

ansietas/kecemasan orang tua berhubungan dengan mekanisme koping

tidak efektif sedangkan yang tidak teratasi adalah bersihan jalan nafas

tidak efektif berhubungan dengan peningkan produksi sputum, perubahan

Page 104: Kti la ode ali anugrah jufri

90

pola nutrisi berhubungan dengan palatum yang abnormal, gangguan pola

istrahat dan tidur berhubungan dengan batuk.

B. Rekomendasi

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan

proses keperawatan pada anak G dengan bronkopneumonia, penulis

menyarankan:

1. Pihak Rumah Sakit

Rumah sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan yang

komprehensif yaitu bio, psiko, sosial, dan spiritual kepada klien dengan

menambah peralatan yang memadai untuk menunjang pelaksanaan

asuhan keperawatan.

2. Institusi Pendidikan

Institusi penyelenggara pendidikan harus dapat menyediakan referensi

yang memadai, khususnya buku-buku yang menyangkut hal-hal terbaru

tentang penatalaksanaan perawatan klien anak dengan bronkopneumonia.

3. Profesi Keperawatan

Perawat harus menerapkan proses keperawatan secara proaktif dan

meningkatkan frekuensi kontak dengan klien serta dalam melaksanakan

asuhan keperawatan diperlukan adanya pendokumentasian yang dicatat

dalam status kesehatan klien dan diperlukan adanya kerjasama yang baik

dengan tim kesehatan lainnya.

4. Penulis

Bagi penulis jadikanlah Karya Tulis Imiah ini sebagai pedoman dan

acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas dalam pemberian

Page 105: Kti la ode ali anugrah jufri

91

asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia khususnya

pada klien anak dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi

jembatan penulis menuju sukses.

Page 106: Kti la ode ali anugrah jufri

DAFTAR PUSTAKA

Adriana UN. (2015). Studi Kasus Pada An. A Umur 10 Bulan Dengan

Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas

Diagnosa Medis Bronkopneumonia Di Ruang Musdalifah Rumah

Saki Muhammadiyah “Ahmad Dahlan “ Kota Kendari. Artikel

Skripsi Program Studi D-III Kperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Uneversitas Nusantara PGRI KEDIRI.

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. EGC: Jakarta

Doenges, M.E., Moorhouse, M.F. & Geissler, A.C. (2000). Pedoman

untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,

Ed.3. EGC: Jakarta.

Djitowiyono, Sugeng. (2010). Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak.

Nuha Medika : Yogyakarta.

Engel J. (2009). Pengkajian Pediatrik. Ed. 4. EGC: Jakarta

Hidayat, A.A. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan

Kebidanan. Salemba Medika: Jakarta

La Rangki & Susen.A. (2014). Patofisiologi Manusia Disertai

Penyimpangan Kebutuhan Dasar Manusia jilid I. Masagena Press:

Makassar-Sulawesi Selatan.

Muttaqin, A. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan

Gangguan Sistem Persarafan. Salemba Medika: Jakarta.

Nursalam. (2013). Proses Dan Dokumentasi Keperawatan, ed.2. Salemba

Medika:Jakarta

Nurarif, A.H. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC, Jilid 1.

Mediaction: Jogjakarta.

Page 107: Kti la ode ali anugrah jufri

(2015). Handbook for Health Student.

Mediaction: Jogjakarta.

Syaifuddin. (2009). Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa

Keperawatan, Ed.2. Salemba Medika: Jakarta.

(2006). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan,

Ed.3 Salemba Medika: Jakarta.

Somantri, I. (2007). Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan

Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Salemba

Medika: Jakarta

Wong, L.D. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4.

Buku Kedokteran. EGC: Jakarta.

Zulmeliza Rasyid. (2013). Faktor-Faktor Yang berhubungan Dengan

Kejadian pneumonia Anak Balita Di RSUD Bangkinang Kabupaten

Kampar. Jurnal Kesehatan Komunitas Vol. 2 No. 3

Page 108: Kti la ode ali anugrah jufri

LAMPIRAN

MATERI PENYULUHAN

PENGERTIAN

Kompres air hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu

yang menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh

yang memerlukan

TUJUAN

1. Memperlancar sirkulasi darah

2. menurunkan suhu tubuh

3. mengurangi rasa sakit

4. menberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien

JENIS-JENIS KOMPRES

1. Kompres air hangat

2. kompres air dingin

CARA MELAKUKAN KOMPRES YANG TEPAT

1. Sediakan air hangat dengan suhu 38 derajat celcius dalam sebuah baskom

kecil

2. Basahi handuk dengan air hangat, peras agar handuk tidak terlalu basah

3. Buka seluruh pakaian saat mengompres, kompres jangan hanya pada

bagian dahi tetapi juga pada bagian lipatan paha dan ketiak

4. Ulangi mengompres kembali saat kompres sudah mulai berkurang

kehangatannya

5. Keringkan tubuh klien dengan menggunakan handuk kering yang lembut

dengan cara menekan-nekan perlahan-lahan sampai kering

6. Gunakan baju yang tipis atau longgar agar penguapan maksimal

Page 109: Kti la ode ali anugrah jufri

A. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran

1 5 Menit Pembukaan :

1. Member Salam

2. Menjelaskan Maksud

Dan Tujuan

Menjawab Salam

Memperhatikan

2 10

Menit

Penyampaian Isi Materi

1. Pengertian kompres

air hangat.

2. tujuan kompres air

hangat.

3. jenis-jenis kompres

air hangat.

4. cara kompres air

hangat.

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

3 5 Menit Penutup

Memberikan

kesempatan keluarga

bertanya

Memberikan timbal

balik

Memberikan

pertanyaan secara

lisan

Memberikan

reinforcement positif

Mengucapkan salam

penutup

Bertanya

Memperhatikan

Menjawab

Merespon

reinforcement

Menjawab salam

Page 110: Kti la ode ali anugrah jufri

B. Evaluasi

Evaluasi Yang Dilakukan Yaitu Menanykan Tentang :

1. Pengertian kompres air hangat.

2. tujuan kompres air hangat.

3. jenis-jenis kompres air hangat.

4. cara kompres air hangat.

Page 111: Kti la ode ali anugrah jufri

Sumber :

Smelzer,Suzzana (2001), Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah,Brunner

Sudarth,Vol.2 Edisi 8, EGC: Jakarata

Page 112: Kti la ode ali anugrah jufri
Page 113: Kti la ode ali anugrah jufri

KOMPRESAIRHANGAT

OLEH:

La Ode Ali Anugrah Jufri

13. 13. 1068

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMKAB MUNA

2016

JENIS-JENIS KOMPRES

1. Kompres air hangat

2. kompres air dingin

Kompres air hangat adalahmemberikan rasa hangat pada daerahtertentu yang menggunakan cairanatau alat yang menimbulkan hangatpada bagian tubuh yang memerlukan

tujuan

1. Memperlancar sirkulasidarah

2. menurunkan suhu tubuh3. mengurangi rasa sakit4. menberi rasa hangat,

nyaman dan tenang padaklien

PENGERTIAN

Page 114: Kti la ode ali anugrah jufri

1. Sediakan air hangat dengansuhu 38 derajat celcius dalamsebuah baskom kecil2. Basahi handuk dengan airhangat, peras agar handuktidak terlalu basah3. Buka seluruh pakaian saatmengompres, kompresjangan hanya pada bagiandahi tetapi juga pada bagianlipatan paha dan ketiak4. Ulangi mengompres kembalisaat kompres sudah mulaiberkurang kehangatannya5. Keringkan tubuh kliendengan menggunakanhanduk kering yang lembutdengan cara menekan-nekanperlahan-lahan sampai kering6. Gunakan baju yang tipis ataulonggar agar penguapanmaksimal

7. Hindari menggunakan selimuttebal atau handuk tebal

Informasi !!!

Kompres plester yang sekarangini beredar dipasaran terbuatdari hidrogen. Kompes inibersifat dingin sama sepertidengan kompres menggunakanair dingin.

Terimakasih........

Cara MelakukanKompres Yang Tepat

Page 115: Kti la ode ali anugrah jufri

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Raha Tlp. 0403 22945

LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAHUJIAN AKHIR PROGRAM (UAP) T.A. 2015/2016

Nama Mahasiswa : Laode Ali Anugrah JufriNIM : 13.13.1068Judul : Asuhan Keperawatan Anak “G” Usia Infant (2 Bulan)

dengan Bronkopneumonia di Ruang Kenanga 1 Lantai 1Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung

Nama Pembimbing : Ns. Santhy S.Kep, M.Kep

No Hari/Tgl PokokBahasan/Sub

PokokBahasan

Uraian Perbaikan Paraf

1 Kamis5/Mei/2016

Judul

BAB I

- Perbaiki penulisan judul- Perbaiki pengetikan- Kalimat disusun dari yang

umum ke khusus- Penyajian data dari WHO,

Indonesia, RSU- Bab I di masukan dampak

terhadap tubuh2 Senin

10/Mei/2016BAB I - Menghapus satu paragraph

- Memeperbaiki tabel tertutupmenjadi terbuka

- Referensi baru3 Rabu

26/Mei/2016BAB I

BAB II

- Perbaiki pengetikan- Referensinya terbaru- Perbaiki penulisan sepert

spasi dan ukuran margins4 Jum’at

30/Mei/2016BAB I

BAB II

- ACC Bab I- Perbaikan pengetikan- Perbaikan penulisanreferensi

5 Selasa2/Juni/2016

BAB II - Perbaikan penulisanreferensi- Perbaikan pengetikan dan

spasi baris- Lanjut BAB III

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Raha Tlp. 0403 22945

LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAHUJIAN AKHIR PROGRAM (UAP) T.A. 2015/2016

Nama Mahasiswa : Laode Ali Anugrah JufriNIM : 13.13.1068Judul : Asuhan Keperawatan Anak “G” Usia Infant (2 Bulan)

dengan Bronkopneumonia di Ruang Kenanga 1 Lantai 1Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung

Nama Pembimbing : Ns. Santhy S.Kep, M.Kep

No Hari/Tgl PokokBahasan/Sub

PokokBahasan

Uraian Perbaikan Paraf

1 Kamis5/Mei/2016

Judul

BAB I

- Perbaiki penulisan judul- Perbaiki pengetikan- Kalimat disusun dari yang

umum ke khusus- Penyajian data dari WHO,

Indonesia, RSU- Bab I di masukan dampak

terhadap tubuh2 Senin

10/Mei/2016BAB I - Menghapus satu paragraph

- Memeperbaiki tabel tertutupmenjadi terbuka

- Referensi baru3 Rabu

26/Mei/2016BAB I

BAB II

- Perbaiki pengetikan- Referensinya terbaru- Perbaiki penulisan sepert

spasi dan ukuran margins4 Jum’at

30/Mei/2016BAB I

BAB II

- ACC Bab I- Perbaikan pengetikan- Perbaikan penulisanreferensi

5 Selasa2/Juni/2016

BAB II - Perbaikan penulisanreferensi- Perbaikan pengetikan dan

spasi baris- Lanjut BAB III

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Raha Tlp. 0403 22945

LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAHUJIAN AKHIR PROGRAM (UAP) T.A. 2015/2016

Nama Mahasiswa : Laode Ali Anugrah JufriNIM : 13.13.1068Judul : Asuhan Keperawatan Anak “G” Usia Infant (2 Bulan)

dengan Bronkopneumonia di Ruang Kenanga 1 Lantai 1Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung

Nama Pembimbing : Ns. Santhy S.Kep, M.Kep

No Hari/Tgl PokokBahasan/Sub

PokokBahasan

Uraian Perbaikan Paraf

1 Kamis5/Mei/2016

Judul

BAB I

- Perbaiki penulisan judul- Perbaiki pengetikan- Kalimat disusun dari yang

umum ke khusus- Penyajian data dari WHO,

Indonesia, RSU- Bab I di masukan dampak

terhadap tubuh2 Senin

10/Mei/2016BAB I - Menghapus satu paragraph

- Memeperbaiki tabel tertutupmenjadi terbuka

- Referensi baru3 Rabu

26/Mei/2016BAB I

BAB II

- Perbaiki pengetikan- Referensinya terbaru- Perbaiki penulisan sepert

spasi dan ukuran margins4 Jum’at

30/Mei/2016BAB I

BAB II

- ACC Bab I- Perbaikan pengetikan- Perbaikan penulisanreferensi

5 Selasa2/Juni/2016

BAB II - Perbaikan penulisanreferensi- Perbaikan pengetikan dan

spasi baris- Lanjut BAB III

Page 116: Kti la ode ali anugrah jufri

6 Senin5/Juni/2016

BAB IIBAB III

- Perbaiki pengetikan- Perbaiki riwayat keluhan

utama- Perbaiki penulisan

genogram- Tambahkan tanggal dan

nilai Laboratoriumabnormal dan pemeriksaanfoto thoraks pada klasifikasidata

- Perbaiki diagnosa7 Selasa

6/Juni/2016BAB III - ACC

8 Kamis7/Juni/2016

BAB IV - Perbaikan penulisan

9 Jumat8/Juni/2016

BAB IV - ACC

10 Sabtu9/Juni/2016

KelengkaanKti

- Kata pengantar, lembarpengesahan saampai Riwayathidup

Page 117: Kti la ode ali anugrah jufri

RIWAYAT HIDUP

1. Identitas Penulis

Nama : La Ode Ali Anugrah Jufri

Tempat, tanggal lahir : Raha, 12 Juli 1995

Status : Mahasiswa

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Muna / Indonesia

Alamat : Jl. Bunga Dahlia

2. Riwayat Pendidikan

a. SD Negeri 15 Katobu Tamat Pada Tahun 2007

b. SMP Negeri 2 Raha Tamat Pada Tahun 2010

c. SMA Negeri 1 Raha Tamat Pada Tahun 2013

d. Sejak Tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi

Keperawatan Pemkab Muna.