Kti la ode ali anugrah jufri
-
Upload
operator-warnet-vast-raha -
Category
Design
-
view
109 -
download
1
Transcript of Kti la ode ali anugrah jufri
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIAINFANT (2 BULAN)DENGANBRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA GEDUNG
KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKIT UMUMPUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
DISUSUN OLEH :
LA ODE ALI ANUGRAH JUFRINIM : 13.13 1068
PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN
RAHA2016
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIAINFANT (2 BULAN)DENGANBRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA GEDUNG
KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKIT UMUMPUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
DISUSUN OLEH :
LA ODE ALI ANUGRAH JUFRINIM : 13.13 1068
PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN
RAHA2016
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIAINFANT (2 BULAN)DENGANBRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA GEDUNG
KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKIT UMUMPUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
DISUSUN OLEH :
LA ODE ALI ANUGRAH JUFRINIM : 13.13 1068
PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN
RAHA2016
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul :
“Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan
Bronkopneumonia di Ruang Kenanga Gedung Kemuning Lantai I Rumah
Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.
Telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di hadapan dewan
penguji.
Raha, 10 Juni 2016
Pembimbing
SANTHY, S.Kep.,Ns., M.KepNIP : 19800212 200312 2 006
Mengetahui,
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S.Kep.,Ns., M.KepNIP : 19800212 200312 2 006
PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Motewe Tlp. 0403-22954
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal Juni 2016
DEWAN PENGUJI
1. Asmalia, s.kep, Ns, M.kes (....................)
2. Waode Fitri Ningsih, S.kep, Ns, M.kes (....................)
3. Santhy, S.kep, Ns, M.kep (....................)
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi
Keperawatan Pemkab Muna
Raha, Juni 2016
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S.Kep, Ns M.KepNIP : 19800212 200312 2 006
iv
ABSTRAK
La Ode Ali Anugrah. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIA INFANT (2BULAN) DENGAN BONCHOPNEUMONIA.Di bimbing Oleh Santhy.
LatarBelakang,berdasarkan data Medical Record RumahSakitUmumPusat dr.HasanSadikin Bandung RuangKenangaLantai I, bahwaanakpenderita bronchopneumoniaberadapadaurutan ke-2 denganjumlahpasien 190 orang denganpentase 14,001%,melihatdampak yang dapatditimbulkanpadaanak yang berakibat fatal,makapenulistertarikuntukmenulisKaryaTulisIlmiah yangberjudulAsuhanKeperawatanpadaanak G usia infant (2 bulan) dengan Bronchopneumoniadi RuangKenangalantai I RumahSakitUmumPusatdr. HasanSadikin Bandung.Tujuan,KaryaTulisIlmiahini agar dapatmemperolehgambaran yangjelasmengenaiasuhankeperawatanpadaanakdenganbroncopneumoniadanjugadapatmelaksanakanasuhankeperawatansecarakomperensifmencakuppengkajian, diagnose kepawatan,perencanaan, pelaksanaandanevaluasi.Metode,denganmenggunakanmetodeanalisisdeskriptifberupastudikasusdanstudikepustakaandalambentukKaryaTulisilmiah yang dititikberatkanpadaanakdengan bronchopneumonia.Hasil,dalamstudikasusditemukan 6diagnosakeperawatanpadaklienanak G usia Infantterdapat 3masalah yang teratasiyaitudiagnosaperubahansuhutubuh (hipertermi),Defisitperawatandiridanansietas/kecemasan orang tua. Sedangakan3diagnosatidakteratasiyaitubersihanjalannafastidakefektif, Perubahanpolanutrisi,Gangguanistrahatdantidur.KesimpulandanRekomendasi, sehinggadapat disimpulkanbahwapelaksanaanstudikasusinidenganmenggunakanmetodependekatan proseskeperawatan yang mulaidaritahappengkajian, diagnosakeperawatan, intervensi,implementasi ,danevaluasisecarasistematisdanberkesinambungansampaidenganpemenuhankebutuhankliendantercapainyatujuanperawatansertapenyembuhan.
Kata Kunci : AsuhanKeperawatanPadaAnakUsia Infant,DenganBronchopneumonia.
SumberLiteratur : 15 Kepustakaan (2000-2015)
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
berkah, rahmat innayah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Asuhan Keperawatan pada Anak G
Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia di Ruang Kenanga 1 Lantai
1 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung” disusun sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III
Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.
Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan baik dalam moril maupun materil dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang setulusnya kepada terhormat:
1. Ibu dr. Hj. Ayi Djembar Sari, M.ARS, selaku Direktur Utama Rumah
Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
2. Ibu Santhy, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Direktur Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis dalam melaksanakan ujian akhir Program Diploma III
Keperawatan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.
3. Ibu Rustilah, AMK, selaku penguji CI lahan dan penguji praktik di
Ruang Kenanga 1 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin
Bandung.
4. Ibu Santhy, S.Kep, Ns, M.Kep selaku penguji praktik dan pembimbing
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang telah meluangkan banyak
vi
waktu dalam memberi petunjuk dan mengarahkan penulis sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini terselesaikan tepat pada waktunya.
5. Klien anak G dan orang tua klien terkhusus pada ibunda klien yang
dengan senang hati menerima penulis dalam pemberian/pelaksanaan
asuhan keperawatan.
6. Bapak Ibu dosen pengajar beserta staf Akper Pemkab Muna yang telah
memberikan bekal ilmu pada penulis selama mengikuti pendidikan di
Akper Pemkab Muna .
7. Teristimewa kedua Orang tuaku yang tercinta Bapak La Ode Jufri, Sp
dan Wa Ode Isifu atas doa yang selalu di berikan, serta dorongan
motifasi, dan dukungan secara moril maupun materil selama menempuh
pendidikan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna dan
khususnya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Saudara-saudaraku yang tersayang La Ode Ramat Gunawan, serta
istrinya Ayu Ditya Paramita, Waode Nur Afiah S.pd, serta suaminya La
Ode Hasdin Abidin, SE dan Waode Muliawan ST, dan Sepupuku Siti
Haisa atas sumbangan materil dan fikiran serta motivasi yang diberikan
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
9. Teman-temanku tersayang Ganirudin, Tika, Asma, Irham, Syarif, Eko,
Erwin, Kaidah, Alfy serta Ulfa terima kasih atas bantuan dan
motivasinya dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
vii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun isinya.
Olehnya itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis, profesi keperawatan dan pembaca pada
umumnya, kiranya Allah SWT meridhoi segala aktifitas kita untuk kebaikan
. Amin.
Raha, 9 Juni 2016
Penulis
viii
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
ABSTRAK.......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ......................................................................................... 1
B. RuangLingkupPembahasan..................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................................... 4
D. MetodeTelahaan...................................................................................... 5
E. Manfaat ................................................................................................... 6
F. WaktuPelaksanaan .................................................................................. 7
G. TempatPelaksanaan................................................................................. 7
H. SistematikaTelahaan ............................................................................... 7
BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM
PERNAFASAN : BRONCHOEUMONIA
A. KonsepDasar
1. Pengetian ............................................................................................... 9
2. AnatomiFisiologisSistemPernapasan .................................................... 10
3. Etiologi .................................................................................................. 17
4. Patofisiologi........................................................................................... 18
5. Manifenstasi Klinis................................................................................ 18
6. Komplikasi ............................................................................................ 19
7. PemeriksaanPenunjang.......................................................................... 19
ix
8. Penatalaksanaan..................................................................................... 19
9. Pengobatan ............................................................................................ 20
B. TinjauanTeoritisAsuhanKeperawatan
1. Pengkajian......................................................................................... 20
2. DiagnosaKeperawatan ...................................................................... 36
3. Perencanaan ...................................................................................... 37
4. Implementasi..................................................................................... 45
5. Evaluasi............................................................................................. 45
6. Dokumentasi ..................................................................................... 46
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. LaporanKasus
1. Pengkajian............................................................................................... 49
2. DiagnosaKeperawatan ............................................................................ 65
3. Perencanaan ............................................................................................ 68
4. ImplementasidanEvaluasi ....................................................................... 72
5. CatatanPerkembangan............................................................................. 77
B. Pembahasan
1. Pengkajian............................................................................................... 80
2. DiagnosaKeperawatan ............................................................................ 81
3. Perencanaan ............................................................................................ 84
4. Implementasi........................................................................................... 86
5. Evaluasi................................................................................................... 87
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ............................................................................................. 87
B. Rekomendasi........................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel1.Daftar10 PenyakitDiruangKenangaLantai I RumahSakit
UmumPusatDrHasan Sadikin Bandung ................................................ 3
Tabel 2.RiwayatImunisasi................................................................................... 25
Table 3.PerkembanganAnakUsia 0-2bulan......................................................... 26
Table 4.BeratBadan Ideal (BBI) ......................................................................... 31
Tabel 5.IntervensiDan RasionalBersihanJalanNafasTidakEfektif..................... 38
Table 6.Intervensi Dan RasionalKerusakanPertukaran Gas ............................... 39
Tabel 7. Intervensi Dan Rasional Resiko tinggi Terhadap Penyebaran Infeksi.. 40
Tabel8.Intervensidanrasionalintoleransiaktivitas................................................ 41
Tabel 9.Intervensi danRasionalNyeri dada ......................................................... 42
Table 10.Intervensi Dan RasionalNutrisiKurangdarikebutuhan......................... 43
Table 11.Intervensi danrasionalKekurangan volume cairan............................... 44
Table 12.Intervensi Dan RasionalKurangpengetahuan....................................... 44
Table 13.PolaAktivitassehari-hari....................................................................... 53
Table 14.PemeriksaaanLaboratorium ................................................................. 59
Table 15.Analisa data.......................................................................................... 62
Table 16.RencanaKeperawatan........................................................................... 68
Table 17.Implementasi........................................................................................ 72
Table 18.CatatanPerkembangan ......................................................................... 77
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman.
Gambar1.Anatomi sistem pernafasan ................................................................. 10
xii
DAFTAR BAGAN
Halaman.
Bagan 1.Grafik Genogaram Keluarga 3 Generasi .............................................. 50
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : SatuanAcaraPenyuluhan
Lampiran 2 : MateriPenyuluhan
Lampiran 3 : Leaflet
Lampiran 4 : LembarBimbingan
Lampiran 5 : DaftarRiwayathidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional
yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berlandaskan
ilmu dan kiat keperawatan berbentuk lanyanan bio, psiko, sosial, dan spiritual
yang komperensif ditujukan untuk individu, keluarga, dan masyarakat dalam
keadaan sehat ataupun sakit serta mencakup seluruh proses kehidupan,
layanan keperawatan kepada klien dilakukan dengan menggunakan metode
proses kperawatan (Asmadi, 2008).
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapakan
dalam praktik keperawatan, hali ini dapat disebut sebagai suatu pendekatan
untuk memecahkan masalah (problem-solving) yang memerlukan ilmu,
teknik, dan keterampilan interpersonal yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat (Nursalam, 2013).
Sistem layanan kesehatan juga sangat berpengaruh terhadap derajat
kesehatan individu dan masyarakat. Layanan kesehatan terdepan bukan
semata berfokus pada pengobatan, tetapi juga pada pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan. Dalam sistem ini, kita tidak lagi menekankan upaya
kuratif, melainkan upaya promotif dan perventif. Di Indonesia sendiri
kecenderungan perkembangan penyakit yang ditandai dengan meningkatnya
penyakit degeneratif seperti penyakit saluran pernapasan salah satunya adalah
bronopneumonia (Asmadi, 2008).
2
Bronkopneumonia adalah penyakit infeksi saluran nafas bagian
bawah. Bronkopneumonia. Bronkopneumonia merupakan salah satu bagian
dari penyakit pneumonia. juga tetap merupakan penyebab tingginya angka
kesakitan dan kematian pada anak, terutama pada negara-negara yang sedang
berkembang terutama Indonesia. Kesulitan-kesulitan tersebut menyebabkan
angka mortalitas anak-anak dengan bronkopneumonia di Indonesia tetap
tinggi karena kurang menjaga kebersihan baik fisik maupun lingkungan dan
kebersihan lain-lain (Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009) di kutip dalam
Adriana, 2015).
Laporan World Health Organzation WHO tahun 2013, diperkirakan 70%
kematian anak balita akibat pneumonia di seluruh dunia terjadi di Negara
berkembang, terutama Afrika dan Asia tenggara, dengan angka kematian balita di
atas 49 per 1000 kelahiran hidup (15-20 %), distribusi penyebab kematian pada
anak balita sebesar 22% diantaranya disebabkan 0leh pneumonia ( WHO, 2011)
yang dikutip dalam Zumeliza Rasyid, 2013)
Di Indonesia, bronkopneumonia merupakan penyebab kematian
nomor tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan TBC, dengan terdapatnya
penderita bronkopneumonia pada tahun 2011 sebanyak 779 kasus tahun 2012
terdapat 791 kasus dan pada tahun 2013 terdapat 802 kasus, sehingga tahun ke
tahun penderita bronkopneumonia terus meningkat (Simpson dan Flenley
2011) yang dikutip dalam UN, 2015).
Kasus bronchopneumonia pada anak menempati urutan kedua dan
selalu ada setiap tahunya meski dengan jumlah dan presentase yang berbeda-
beda. Berdasarkan data medical record diruang kenanga lantai 1 Rumah Sakit
Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung selama 12 bulan terakhir yaitu periode
3
bulan 01 januari s/d 31 desember 2015. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
table 1 berikut :
Tabel 1. Jumlah 10 Penyakit terbesar di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusatdr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari - Desember Tahun 2015.
Sumber : Hasil Rekam medis Rumah Sakit Umum Pusat dr.Hasan Sadikin Bandung bulan Januari–Desemberi 2015.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa penyakit bronchopneumonia
menduduki peringkat kedua dari sepuluh penyakit terbesar di Ruang Kenanga
Lantai 1 periode Januari-Desember 2015 dengan jumlah penderita 190 orang
dan presentase (14,001%) hal tersebut menunjukan bahwa penyakit
bronchopneumonia memiliki angka kejadian tertinggi kedua setelah penyakit
Chemoterapy Session For Neoplasma. Jika tidak ditangani dengan baik maka
tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan yang buruk bagi system
yang lain.
Oleh sebab itu diharapkan asuhan keperawatan yang optimal dan
professional yang dilakukan secara komperensif meliputi aspek bio, psiko,
sosial, spiritual dengan pendekatan proses keperawatan.
Berdasarkan data-data di atas tersebut maka penulis tertarik untuk di
tuangkan dalam Karya Tulis Ilmiah dengan judul :
NO PENYAKIT JUMLAH PRESENTASE %1.2.3.4.5.6.7.
8.9.10.
Chemoterapy Session For NeoplasmaBronchopneumonia,Un SpecifiedOther Prophylactic ChemoterapyBachterial Sepsis Of Newborn,UnspecifiedAplastic Anemia,UnspecifiedAcute Cymphoploastic LeukemiaThypoid Lever Cinfection Due ToSalmonella ThyphiPatent Ductus ArteriosusDongue Haemorhagis FeverVery Low Birth Weight (VEBW)
67119011062615955
545342
49,4514,0018,114,564,5
4,354,05
3,973,913,09
JUMLAH 1357 100
4
Asuhan Keperawatan Bayi G Usia Infant (2 Bulan) Dengan
Bronchopneumonia Di Ruang Kenanga Lantai 1 Rumah Sakit Umum
Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penulisan Karya Tulis ini penulis membatasi permasalahan
asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem pernapasan
bronchopneumonia di Ruang Kenanga lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr.
Hasan Sadikin Bandung.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah penulis
mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia,
secara langsung pada situasi nyata dan komperhensif meliputi aspek bio,
psiko, sosial, dan spiritual yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini meliputi
sebagai berikut :
a. Mampu melaksanakan pengkajian secara komperhensif pada klien
Bayi dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia.
5
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas
masalah pada klien Bayi dengan gangguan sistem pernapasan :
bronchopneumonia.
c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien Bayi
dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia.
d. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan sesuai dengan
rencana asuhan keperawatan pada klien Bayi dengan gangguan
sistem pernapasan : bronchopneumonia.
e. Mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada klien
Bayi dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien Bayi
dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia.
D. Metode Telaahan
Metode yang digunakan penulis dalam menyusun Karya Tulis
Ilmiah ini yaitu metode deskriptif melalui studi kasus.
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam
menyusun karya tulis ini adalah :
1. Observasi
Mengamati keadaan klien yang meliputi bio, psiko, social, cultural,
dan spiritual.
2. Wawancara
Mengumpulkan data dengan melakukan komunikasi lisan yang
diperoleh baik secara langsung dari klien maupun melalui keluarga yang di
jadikan data subjektif yang mendukung terhadap adanya masalah klien.
6
3. Pemeriksaan Fisik
Yaitu pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik pada
klien dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. Dan
didokumentasikan secara persistem.
4. Studi Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan mempelajari data dan status klien
melalui rekam medis.
5. Studi Kepustakaan
Yang disesuaikan dengan teori kasus yang diperoleh di lahan
praktek.
E. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat di peroleh dari penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini adalah :
1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi rekan-rekan dalam menentukan kebijakan
dan penyusunan perancangan program dalam rangka peningkatan
pelayanan keperawatan.
2. Bagi Instituti Pendidikan
Sebagai bacaan ilmiah atau bahan perbandingan dalam
mengembangkan ilmu keperawatan di Akper Pemkab Muna dalam
melakukan penulisan Karya Tulis Ilmiah lebih lanjut dengan gangguan
dengan gangguan system pernapasan : bronchopneumonia.
7
3. Bagi Profesi
Sebagi bahan perbandingan bagi studi kasus selanjutnya dalam
memberikan asuhan keperawatan anak dengan bronchopneumonia.
4. Bagi Penulis
Merupakan pengalaman berharga bagi penulis dalam
meningkatakan wawasan dan dapat memberi dorongan semangat sebagai
calon tenaga keperawatan di masa yang akan datang.
F. Waktu Pelaksanaan
Studi kasus dilaksanakan pada tanggal 01 Maret sampai dengan 03
Maret 2016.
G. Tempat Pelaksanaan
Studi kasus dilaksanakan di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
H. Sistematika Telahaan
Karya tulis ini disusun dengan sistematika yang dijabarkan dalam 4
BAB yaitu :
BAB I : Pendahuluan
Yang terdiri dari Latar Belakang, Ruang Lingkup
Pembahasan, Tujuan Penulisan, Metode Telaahan, Manfaat
Penulisan, Waktu Pelaksanaan, Tempat Pelaksanaan dan
Sistematika Telaahan.
BAB II : Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Pada Anak
8
Dengan Bronchopneumonia.
Meliputi konsep dasar mencakup Defenisi, Anatomi Fisiologi
Sistem Pernafasan, Etiologi, Patofisiologi Manifestasi Klinis,
Pemeriksaan Penunjang, Penatalaksanaan Medis, Komplikasi,
Dampak bronchopneumonia terhadap system tubuh lainya
serta Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan yang
mencakup Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Perencanaan,
Implementasi dan Evaluasi.
BAB III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan
Yang terdiri dari laporan kasus pada Anak G dengan
bronchopneumonia di ruang kenanga Lantai I Rumah Sakit
Umum Pusat dr.Hasan Sadikin Bandung yang terdiri dari
pengumpulan data, klasifikasi data, diagnosa keperawatan,
rencana tindakan keperawatan, implementasi dan evaluasi
serta catatan perkembangan dan Pembahasan yang berisikan
perbandingan sistematis antara teori dan fakta yang ada pada
tinjauan studi kasus, dibahas secara sistematis mulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi.
BAB IV : Kesimpulan dan Rekomendasi
Berisikan kesimpulan dari pelaksanaan asuhan keperawatan
dan formulasi saran atau rekomendasi yang operasional
terhadap masalah yang ditemukan.
9
BAB II
TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN
BRONCHOPNEUMONIA
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Menurut Smetzler& Bare, 2002.Bronchopneumonia adalah salah
satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbecak, teratur
dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke
parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Nurarif & Kusuma, 2015).
Menurut Sudigdiodo dan Imam Supardi,1998
Bronchopneumoniaadalah suatu peradangan pada paru yang biasanya
menyerang di bronkeoli terminal.Bronkeoli terminal tersumbat oleh
eksudat mokopurulen yang membentuk bercak-bercak konsolidasi di
lobuli yang berdekatan.Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai
infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang spesifik dan penyakit
yang melemahkan daya tahan tubuh(Nurarif & Kusuma, 2015).
Dari kedua defenisi diatas, dapat di simpulkan bahwa
Bronchopneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang di
sebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai
dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispenia, napas cepat dan
dangkal, muntah,diare, serta batukkering dan produktif.
10
2. Anatomi dan fisiologi Sistem Pernapasan
a. Anatomi sistem pernapasan
Gambar I Anatomi sistem pernapasan(Sumber : Syaifuddin, 2006)
Pernapasan atau respirasi adalah suatu peristiwa tubuh
kekurangan oksigen(02) kemudian oksigen yang berada di luar
tubuh dihirup (inspirasi) melalui organ-organ pernapasan, dan pada
keadaan tertentu bila tubuh kelebihan karbondioksida (CO2) maka
tubuh berusaha unuk mengeluarkanya dari dalam tubuh dengan cara
menghebuskan napas (ekspirasi) sehingga terjadi suatu
keseimbangan antara oksigen dan karbondioksida dalam tubuh.
Sistem respirsasi berperan untuk menukar udara dari luar ke
permukaan dalam paru-paru.Setelah udara masuk ke dalam system
pernapasan, akan dilakukan penyaringan,penghangatan,dan
pelembapan pada udara tersebut di trakhea agar tidak merusak
permukaan yang lembut pada system pernapasan.
10
2. Anatomi dan fisiologi Sistem Pernapasan
a. Anatomi sistem pernapasan
Gambar I Anatomi sistem pernapasan(Sumber : Syaifuddin, 2006)
Pernapasan atau respirasi adalah suatu peristiwa tubuh
kekurangan oksigen(02) kemudian oksigen yang berada di luar
tubuh dihirup (inspirasi) melalui organ-organ pernapasan, dan pada
keadaan tertentu bila tubuh kelebihan karbondioksida (CO2) maka
tubuh berusaha unuk mengeluarkanya dari dalam tubuh dengan cara
menghebuskan napas (ekspirasi) sehingga terjadi suatu
keseimbangan antara oksigen dan karbondioksida dalam tubuh.
Sistem respirsasi berperan untuk menukar udara dari luar ke
permukaan dalam paru-paru.Setelah udara masuk ke dalam system
pernapasan, akan dilakukan penyaringan,penghangatan,dan
pelembapan pada udara tersebut di trakhea agar tidak merusak
permukaan yang lembut pada system pernapasan.
10
2. Anatomi dan fisiologi Sistem Pernapasan
a. Anatomi sistem pernapasan
Gambar I Anatomi sistem pernapasan(Sumber : Syaifuddin, 2006)
Pernapasan atau respirasi adalah suatu peristiwa tubuh
kekurangan oksigen(02) kemudian oksigen yang berada di luar
tubuh dihirup (inspirasi) melalui organ-organ pernapasan, dan pada
keadaan tertentu bila tubuh kelebihan karbondioksida (CO2) maka
tubuh berusaha unuk mengeluarkanya dari dalam tubuh dengan cara
menghebuskan napas (ekspirasi) sehingga terjadi suatu
keseimbangan antara oksigen dan karbondioksida dalam tubuh.
Sistem respirsasi berperan untuk menukar udara dari luar ke
permukaan dalam paru-paru.Setelah udara masuk ke dalam system
pernapasan, akan dilakukan penyaringan,penghangatan,dan
pelembapan pada udara tersebut di trakhea agar tidak merusak
permukaan yang lembut pada system pernapasan.
11
Perbedaan tekanan membuat udara masuk ke paru-paru
melalui saluran pernapasan tekanan ini bertujuan
menyaring,mengatur udara ,dan mengubah permukaan saluran napas
bawah pada tahap persiapan pembukaan system pernapasan sampai
tahap istirahat(Syaifuddin,2009).
1) Saluran Pernapasan Atas
a) Hidung
Hidung merupakan organ tubuh yang berfungsi
sebagai alat pernapasan dan indra penciuman. Bentuk dan
struktur hidung mempuyai pyramid atau kerucut dengan
alasnya pada prosesus palatines os maksilaris dan pars
horizontal os platum
Dalam keadaan normal udara yang masuk dalam
system pernapasan berhubungan dengan rongga
hidung.Vestibulum rongga hidung yang berisi serabut-
serabut halus epitel berfungsi untuk mencegah masuknya
benda-benda asing yang mengganggu proses pernapasan.
Bagian –bagian hidung adalah :
(1) Kavum nasalis adalah suatu lubang besar yang
dipisahkan oleh septum.
(2) Nares anterior adalah bagian terbuka yang masuk
kedalam dari sebelah luar dan posterior nares terbuka
yang masuk kedalam dari sebelah luar dan nares
12
anteriorterbuka dengan cara yang sama pada bagian
belakang, masuk kedalam faring.
(3) Langit-langit dibentuk oleh tulang ethomoidalis pada
bagian dasar tengkorak dan lantai yang keras serta
palatum lunak pada bagian langit-langit mulut.
(4) Dinding lateral rongga dibentuk oleh maksila, konka
nasalis tengah dan sebelah luar tulang ethomoidalisyang
tegak lurus dan vomer.
(5) Bagian anterior dibentuk oleh tulang rawan
Fungsi hidung adalah :
(1) Menghangatkan udara: oleh permukaan konka dan
septum nasalis. Setelah melewati faring suhu udara
±36ºC.
(2) Sejumlah udara dilembabkan sebelum melewati hidung
dan saat mencapai faring kelembapan udara menjadi
±75%.
(3) Udara di saring lebih banyak oleh bulu-bulu hidung dan
partikel di atas rongga oleh rambut disaring oleh rambut
vestibular,lapisan mukosiliar, dan lisozum (protein dalam
air mata). Fungsi ini airconditioning jalan pernafasan
atas kenaikan suhu tidak melebihi 2-3% dari suhu tubuh
dengan uap air mencapai trakea bagian bawah. Bila
seorang bernapas melalui tabung udara langsung masuk
trakea. Pendinginan dan pengeringan berpengaruh pada
13
bagian bawah paru-paru sehingga mudah terjadi infeksi
paru.
(4) Pada pernapasan biasa, udara yang masuk melalui celah
olfaktori sebesar 5-10% sedangkan ketika menghirup
udara dengan keras udara pernapasan yang masuk
sebesar 20%(Syaifuddin, 2009).
b) Faring
Bagian sebelah atas faring dibentuk oleh badan tulang
sfenoidalis dan sebelah dalamnya berhubungan langsung
dengan esofagus. Pada bagian belakang, faring dipisahkan
dari vertebra servikalis oleh jaringan penghubung, sementara
dinding depannya tidak sempurna dan berhubungan dengan
hidung, mulut dan laring.
Faring dibagi dalam tiga bagian :
(1) Nasofaring adalah bagian faring yang terletak dibelakang
hidung diatas palatum yang lembut.
(2) Orofaring adalah terletak dibelakang mulut dibawah
palatum lunak, dimana dinding lateralnya saling
berhubungan.
(3) Bagian bawah sekali dinamakan laringofaring.
c) Laring
Laring atau pangkal tenggorok merupakan jalinan
tulang rawan yang di lengkapi dengan otot,membran jaringan
ikat dan ligamentum. Bagian atas laring membentuk tepi
14
epiglotis.Lipatan dari epiglotis aritenoid dan dari sebelah
bawah tepi kartalogi krikoid. Tepi tulang dari pita suara asli
kiri dan kanan membatasi daerah epiglotis disebut
supraglotis dan bagian bawah disebut subglotis.
Rangka laring terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut :
(1) Kartilago tiroidea : terdiri atas dua lamina yang
membuat sudut tepi dorsal.Tiap lamina sebagai kornu ke
kranial kornu superior dan kornu inferior ke kaudal.
(2) Kartilago krikoidea : berbentuk cincin, memiliki
bagian ventral yang sempit disebut arkus, sedangkan
bagian yang lebar disebut lamina.
(3) Kartilago artinodea : sepasang tulang rawan
berbentuk segitiga dengan apeks di kranial.
(4) Kartilago epiglotika : berbentuk sebagi kaudal
memancing di sebut peptiolus.
(5) Os hioid dan kartilagines : Laring (tulang) lidah
bentuknya seperti tapak kuda (Syaifuddin,2009).
2) Saluran Pernapasan Bawah
a) Trachea
Trakea atau batang tenggorok merupakan lanjutan
dari laring yang di bentuk oleh 16 samapai 20 cincin yang
terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku
kuda (huruf C).Sebelah dalam diliputi oleh selaput lender yang
berbulu getar yang di sebut sel bersilia, hanya bergerak ke arah
15
luar.Panjang trakea 9-11 cm dan di belakang terdiri dari
jaringan ikat yang di lapisi oleh otot polos.
Sel-sel bersi gunanya untuk mengeluarkan benda-
benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara
pernapasan.Yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan
kanan disebut karina.
b) Bronkus
Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan
dari trakea, ada dua buah yang terdapat pada ketinggian
vertebra torakalis IV dan V, mempunyai struktur serupa
dengan trakea dan di lapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus
itu berjalan ke bawah dan ke samping kearah tumpuk paru-
paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada
bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang.
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan
terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang.Bronkus
bercabang-cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus
(bronkioli).Pada bronkioli tidak terdapat cincin lagi, dan pada
ujung bronkioli terdapat gelembung paru/gelembung hawa atau
alveoli (Syaifuddin,2006).
c) Paru-Paru
Paru-paru adalah salah satu organ system pernapasan
yang berada di dalam kantong yang dibentuk oleh pleura
parietalis dan pleura viseralis. Kedua paru-paru sangat lunak,
16
elastic, sifatnya ringan terapung di dalam air, dan berada dalam
rongga torak (Syaifuddin, 2009).
b. Fisiologis Sistem Pernapasan
Proses terjadinya pernapasan terbagi dalam 2 bagian yaitu
inspirasi (menarik napas) dan ekspirasi (menghembuskan napas).
Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekspirasi secara
bergantian, teratur, berirama dan terus menerus. Bernapas
merupakan gerak refleks yang terjadi pada otot-otot pernapasan
refleks bernapas ini di atur olehpusat pernapasan yang terletak di
dalam sum-sum tulang penyambung (medula oblongata). Oleh
karena seseorang dapat menahan, memperlambat atau mempercepat
napasnya, ini berarti bahwa refleks bernapas dapat juga dibawah
pengaruh korteks serebri. Pusat pernapasan sangat peka terhadap
kelebihan kadar CO2 dalam darah dan kekurangan dalam darah.
Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah mendapat rangsangan
dari nervus frenukus lalu mengerut datar.
Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah
mendapat rangsangan kemudian mengerut dan tulang iga (kosta)
menjadi datar. Dengan demikian jarak antara sternum (tulang dada)
dan vertebra semakin luas dan melebar. Rongga dada membesar
maka pleura akan tertarik, yang menarik paru-paru sehingga tekanan
udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar.
Ekspirasi pada suatu saat otot-otot akan kendur lagi
(diafragma akan menjadi cekung, muskulus interkostalis miring lagi)
17
dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka
udara di dorong keluar. Jadi proses respirasi atau pernapasan ini
terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan
paru-paru.
Pernapasan dada. Pada waktu seseorang bernapas,rangka
dada terbesar bergerak, pernapasan ini dinamakan pernapasan dada.
Ini terdapat pada rangkadada yang lunak, yaitu pada orang-orang
muda dan pada perempuan.
Pernapasan perut. Jika pada wktu seseorang bernapas
diafragma turun naik, maka ini dinamakan pernapasan perut.
Kebanyakan pada orang tua, karena tulang rawanya tidak begitu
lembek dan bingkas lagi yang disebabkan oleh banyak zat kapur
mengendap di dalamnaya dan ini banyak di temukan pada pria
(Syaifuddin, 2006).
3. Etiologi
Secara umum bronchopneumonia diakibatkan penurunan
mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme pathogen.
Orang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh
terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glottis dan batuk,
adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakan kuman keluar
dari organ, dan sekresi humoral setempat.Timbulnya bronchopneumonia
disebakan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma,
dan riketsia (Sandra M. Nettiria) antara lain :
a. Bakteri : Sreptococcus, Stapphylococcus, H.Influenzae
18
b. Virus :Legionella Pneumoniae
c. Jamur :Aspergilus Spesies, Candida Albicans (Nurrarif & Kusuma,
2015).
4. Patofisiologi
Infeksi diawali karena seseorang menghirupbasil streptococcusba
kteri menyebar melalui jalan nafas menuju alveoli lalu berkembang biak
dan terlihat bertumpuk. Perkembangan streptococcus juga dapat
menjangkau sampai ke area lain dari paru-paru (lobus atas). Basil juga
melalui sisitem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain (ginjal,
tulang, dan korteks serebri) diarea lain dari paru-paru (lobus atas).
Selanjutnya, system kekebalan tubuh memberikan respon dengan
melakukan reaksi inflamasi.Neutrofil dan makrofag melakukan aksi
fagositosis (menelan bakteri), sementara limfosit spesifik bakteri
menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan normal.Reaksi jaringan
ini mengakibatkan terakumulasinya eksudat dalam alveoli yang
menyebabkan bronkopneumonia.Infeksi awal biasanya timbul dalam
waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri (Somantri, 2007).
5. Manifestasi Klinis
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi
disaluran pernafasan bagian atas selama beberapa hari.Pada tahap awal,
penderita bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas
seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung
kemerahan, saat bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul
sianosis.Terdengar adanya krekels diatas paru yang sakit dan terdengar
19
ketika terjadi konsalidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat)(Nurarif
& Kusuma, 2015).
6. Komplikasi
a. Gagal nafas dan sirkulasi
b. Efusi pleura, empyema dan abces (Rangki & Susen, 2014).
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium :
1) Pemeriksaan darah
2) Pemeriksaan sputum
3) Analisa gas darah
4) Kultur darah
5) Sampel darah, sputum dan urin.
b. Pemeriksaan Radiologi :
1. Rontenogram Thoraks
2. Laringoskopi/bronkoskopi (Nurarif & Kusuma,2015).
8. Penatalaksanaan
a. Menjaga kelancaran pernafasan
b. Kebutuhan istrahat
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan
d. Mengontrol suhu tubuh
e. Pengobatan seperti(pemberian terapi penisilin ditambah dengan
cloramfenikol atau diberikan antibiotic)(Nurarif & Kusuma, 2015).
20
9. Pengobatan
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji
resistensi.Akan tetapi, karena hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi
secepatnya maka biasanya diberikan Penilsilin di tambah dengan
Cloramfenikol atau diberikan antibiotic yang mempunyai specturum luas
seperti Ampisilin.Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5
hari. Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolic
akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi dengan
hasil analisis gas darah arteri (Nurarif & Kusuma, 2015).
B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan ilmiah yang
digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai atau
mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang
optimal, melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis keperawatan,
penentuan rencana keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan
(Asmadi, 2008).
Tujuan proses keperawatan secara umum adalah untuk menyusun
kerangka konsep berdasarkan keadaan individu (klien), keluarga, dan
masyarakat agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi (Nursalam, 2013)
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai
sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Nursalam, 2013).
21
Dalam pengkajian yang dilakukan dalam tahapannya meliputi:
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data ditujukan untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan data yang penting dan akurat tentang klien, metode yang
dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi
dan pemeriksaan fisik serta diagnostic (Asmadi, 2008).
Adapun data yang dikumpulkan antara lain:
1) Biodata
a) Identitas Klien
Meliputi nama, agama, umur, jenis kelamin, nomor medical
record, tanggal masuk, tanggal pengkajian, ruangan dan
diagnosa medis.
b) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi nama ayah dan ibu, umur, pendidikan, pekerjaan,
suku/bangsa, agama, alamat, hubungan dengan anak (kandung
atau adopsi).
c) Sumber Data
(1) Klien
Klien adalah sumber data yang utama (primer) dan
perawat dapat menggali informasi yang sebenarnya
mengenai masalah kesehatan klien.
22
(2) Orang Terdekat
Pada klien yang masih anak-anak, data dapat diperoleh dari
ibu atau orang yang menjaga anak selama di rumah sakit.
(3) Catatan Klien
Catatan klien ditulis oleh anggota tim kesehatan dan dapat
dipergunakan sebagai sumber data dalam riwayat
keperawatan.
(4) Riwayat Penyakit
Pemeriksaan fisik (physical examination) dan catatan
perkembangan merupakan riwayat penyakit yang diperoleh
dari terapis.
(5) Konsultasi
Kadang-kadang terapis memerlukan konsultasi dengan
anggota tim kesehatan spesialis, khususnya dalam
menetukan diagnosis medis atau dalam merencanakan dan
melakukan tindakan medis. Informasi tersebut dapat
diambil guna membantu menegakan diagnosis medis.
(6) Hasil Pemeriksaan Diagnostik
Hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik dapat
digunakan perawat sebagai data objektif yang disesuaikan
dengan masalah kesehatan klien.
(7) Catatan Medis dan Anggota Tim Kesehatan Lainnya
Anggota tim kesehatan lain juga merupakan personil yang
berhubungan dengan klien.
23
(8) Perawat Lain
Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lain,
maka perawat harus meminta data-data klien sebelumnya
kepada perawat yang dulu merawatnya.
(9) Kepustakaan
Untuk memperoleh data dasar klien yang komprehensif,
perawat dapat membaca literatur yang berhubungan
dengan masalah klien (Nursalam, 2013).
2)Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
(1) Riwayat Sebelum Masuk RS
Pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan
alasan utama individu mencari bantuan profesional
kesehatan (Wong, 2004).
(2)Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien pada saat
dilakukan pengkajian. Pada klien bronchopneumonia
keluhan yang sering dikeluhkan pada bayi adalah batuk,
nyeri dada, kesulitan bernafas, demam.
(3) Riwayat Keluhan Utama
Pada bronchopneumonia pada anak, keluhan utama
yang dirasakan adalah batuk, nyeri dada, kesulitan
bernapas, demam.Informasi tentang keadaan dan keluhan –
keluhanklien saat timbulserangan (onset), durasi kronologis
24
dan frekuensi serangan lokasi dan penjalaran, kualitas dan
intesitas (berat ringanya) serangan factor-faktor predisposisi
atau presipitasi, serta tindakan-tindakan yang telah
dilakukan oleh klien dan/atau keluarga untuk mengurangi
atau mengatasi keluhan. Pedoman yang digunakan adalahP,
Q, R, S, T meliputi :
P : Provokatif dan paliatif
Q:Kualitas dan kuantitas.
R : Region dan radiasi,
S : Gejala atau derajat keparahan
T : Timing (waktu) (Asmadi, 2008).
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
(1) Riwayat Kehamilan (Ante natal care)
Selama ibu klien hamil : keluhan ibu selama hamil
seperti mengidam atau muntah-muntah, pemenuhan
nutrisi yang di konsumsi oleh ibu, kenaikan berat badan
selama hamil dan imunisasi TT berapa kali.(Wong,
2004).
(2) Riwayat Kelahiran (Intra natal care)
Yang perlu diketahui yaitu tempat persalinan, penolong
persalinan, jenis dan lamanya partus, jenis pertolongan
persalinan, berat badan lahir, dan komplikasi waktu
lahir.
25
(3) Riwayat Post Kelahiran (post natal)
Yang perlu diketahui yaitu keadaan bayi lahir awal,
berat badan dan panjang badan, penilaian APGAR Skor
(warna, sianosis, pucat, ikhterik), demam, kelainan
kongenital, kesulitan menghisap, kesulitan pemberian
makan atau ASI (Wong, 2004).
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Yang perlu dikaji adalah apakah ada anggota keluarga yang
menderita malformasi anorektal, apakah ada riwayat
penyakit keturunan atau penyakit menular lainnya dalam
keluarga dengan menggunakan genogram keluarga tiga
generasi (Wong, 2004).
3) Riwayat Imunisasi
Tabel 2. Riwayat pemberian imunisasiVaksin Jumlah pemberian Interval Waktu pemberian
BCG 1 kali 0-11 bulanDPT 3 kali 4 minggu 2-11 bulanHepaitis 3 kali 4 minggu 0-11 bulanPolio 4 kali 4 minggu 0-11 bulanCampak 1 kali 9-11 bulan
( Sumber: Hidayat, 2005).
4) Riwayat Tumbuh Kembang
a) Pertumbuhan Fisik Anak
Hal yang perlu diketahui yaitu berat badan selama sakit (berat
badan selama sakit biasanya menurun disebabkan oleh
absorbsi makanan di usus tengah), panjang badan,
26
jumlah gigi, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan lingkar
dada (Wong, 2004).
b) Perkembangan Anak
Tabel 3. Perkembangan Anak Usia 0-2 BulanNo Umur
(Bulan)Motorik Kasar Motorik Halus
1. I Dapat memutar kepala darisatu sisi kesisi lain bilatelungkup, mengangkatkepala sebentar daritempat tidur
Refleksmenggenggamkuat, tangantertutup secaraumum.
2. 2 Bila telungkup, dapatmengangkat kepala hampir45 derajat dari meja,menunjukan posisi reflesksleher tonik asimetrissecara intermiten.
Tangan seringterbuka danreleks menggenggam menghilang
Sumber : (Wong, 2004)
5) Riwayat Nutrisi
Yang perlu ditanyakan adalah riwayat pemberian
ASI, pemberian susu formula, pemberian makanan tambahan
dan pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia (Wong, 2004).
6) Riwayat Psikososial
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien
dan keluarga (orangtua) untuk menilai respon terhadap
penyakit yang diderita dan perubahan peran dalam keluarga
dan masyarakat serta respon atau pengaruh dalam kehidupan
sehari-hari. Baik dalam keluarga maupun masyarakat, apakah
ada dampak yang timbul pada klien dan orang tua, yaitu
timbul seperti ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa
ketidakmampuanuntuk melakukan aktivitas secara optimis.
27
7) Riwayat Spritual
Yang dikaji adalah ketaatan anak dalam beribadah
dan menjalankan kepercayaan, support dalam keluarga dan
ritual yang biasa dijalankan oleh klien dan keluarga.
8) Reaksi Hospitalisasi
Dikaji tentang pemahaman keluarga sakit dan rawat
inap, perasaan orang tua, siapa yang menjaga anak dan
bagaimana rasanya dirumah sakit.
9) Pola Aktivitas Sehari-Hari
a) Nutrisi
Yang perlu dikaji adalah bagaimana kebiasaan
makan klien apakah ada perubahan sebelum dan selama
di Rumah sakit, riwayat pemberian ASI, pemberian
makanan tambahan, nafsu makan biasanya berkurang,
kaji apakah ada mual/muntah dan keadaan umum lemah
(Wong, 2004).
b) Eliminasi
Bagaimana pola eliminasi BAB, BAK apakah ada
perubahan setelah sakit. Pada bronchopneumonia
karakteristik feses berubah sesuai dengan jenis makanan
yang ditambahkan dalam diet.
c) Istirahat dan Tidur
Pada bronchopneumonia anak akan susah tidur
karena rangsangan batuk yang terus menerus.
28
d) Personal Hygiene
Pada bronchopneumonia yang melakukan
personal hygiene adalah orang tua karena dalam fase
akut klien dengan bronchopneumonia terdapat
kelemahan.
e) Aktivitas
Akan terjadi kelemahan otot akibat dari
penurunan suplai oksigen yang masuk dalam tubuh dan
penurunan masukan nutrisi.
10) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik (physical examination) dalam
pengkajian keperawatan dipergunakan untuk memperoleh
data objektif dari klien (Nursalam, 2013).
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat
teknik, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
(IPPA). Penjelasan mengenai teknik-teknik pemeriksaan fisik
tersebut adalah sebagai berikut (Nursalam, 2013).
Inspeksi : Inspeksi merupakan proses observasi yang
dilaksananakan secara sistematik.
Palpasi : Palpasi merupakan teknik pemeriksaan dengan
menggunakan indera peraba.
Perkusi : Perkusi merupakan teknik pemeriksaan dengan
mengetuk-ngetukkan jari perawat (sebagai alat
untuk menghasilkan suara) ke bagian tubuh klien
29
yang akan dikaji untuk membandingkan bagian
yang kiri dengan yang kanan.
Auskultasi : Auskultasi merupakan teknik pemeriksaan
dengan menggunakan stetoskop untuk
mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh.
Dalam pemeriksaan fisik hal yang perlu dikaji adalah sebagai
berikut:
a) Keadaan Umum
Biasanya anak dengan bronkopneumonia akan
datang dengan adanya keluhan sesak nafas berat, dengan
keadaan umum yang buruk, kaji mengenai tingkat
kesadaran.
b) Kesadaran
Pada umumnya tingkatan kesadaran terdiri dari
enam tingkatan yaitu:
(1) Terjaga :Normal
(2) Sadar :Dapat tidur lebih dari biasanya atau sedikt
bingung saat pertama kali terjaga tetapi beriorentasi
sempurna ketika bangun.
(3) Letargi :Mengantuk tetapi dapat mengikuti perintah
sederhana ketika di rangsang.
(4) Stupor : sangat sulit untuk di bangunkan, tidak
konsisten dalam mengikuti perintah sederhan atau
berbicara satu kata atau frase pendek.
30
(5) Semikomatosa:Gerak bertujuan ketika di rangsang
tidak mengikuti perintah.
(6) Koma : Dapat berespons dengan postur secara reflex
ketika distimulasi atau dapat tidak berespons pada
setiap stimulus(Muttaqin, 2008).
c) Tanda-Tanda Vital
Pada umumnya penderita bronchopneumonia, suhu
terkadang meningkat di ats 37,5 ᵒc, dan pernapasan yang
meningkat diatas 60x/menit. (Nurarif & Kusuma, 2015).
d) Pengkajian Antropometri
Pada pemeriksaan antopometri didapatkan tinggi badan,
berat badan, lengan atas, lingkar perut, lingkar dada.
Untuk berat badan biasanya di nilai dengan melihat angka
dari berat badan ideal ( BBI ) (Wong, 2004).
Pemeriksaan Antropometri :
(1) Berat Badan :
berat badan bayi lahir normalnya mencapai 2500 -
3000 gram. Dan BBI normal dengan umur 0-2 bulan =
5,0-5,5 kg.
(2) Panjang Badan/Tinggi Badan :
Tinggi anak kurang dari 2 tahun disebut dengan
panjang badan. Pada bayi baru lahir panjang badan
rata-rata sebesar ± 50 cm.
31
(3) Lingkar Kepala :
Ukuran lingkar kepala secara normalnya adalah 34 –
35 cm.
(4) Lingkar Lengan Atas
Saat lahir lingkar lengan atas sekitar 9,5-13,5 cm.
(5) Lingkar Dada :
pada anak yang lebih besar dan berbaring pada bayi,
normalnya lingkar dada pada bayi baru lahir adalah
30,5 – 33 cm (Djitowiyono, 2010).
Menurut Djitiwiyono (2010), untuk menentukan BB
normal 1-2 bulan, dapat digunakan rumus Berat
Badan Ideal (BBI) = umur 2 bulan + 9 : 2.
Tabel 3 . Berat Badan Ideal (BBI) dalam Kategori
No. Umur (Bulan)Kategori
Normal KurusSangatKurus
1. 1 3,0 - 4,3 2,6 – 2,9 < 2,52. 2 3,5 – 5,0 2,9 – 3,4 < 2,9
Sumber : (Djitowiyono, 2010)
e) Pemeriksaan Fisik Secara Persistem
(1) Sistem Pernapasan
Kemungkinan besar didapatkanretraksi
interkosta dan adanya penggunaan otot-otot
pernapasan saat bernafas. Adanya nyeri dada saat
bernapas diperlihatkan dengan kondisi bayi yang
gelisah, sering menangis dan terlihat meringis.
Adanya lendir pada saat batuk. Kaji kesimetrisan
32
ekspansi paru, suara nafas ronchi atau wheezing. Pada
umumnya frekuensi pernapasan meningkat. Frekuensi
pernapasansecara normal pada bayi yaitu:
(a) Neonatus: 40-60x/menit
(b) Infant : 30-60x/menit
(c) Toddler : 24-40x/menit(Nurarif & Kusuma,
2015).
(2) Sistem Kardivaskuler
Kaji adanya takikardi, irtabilita. Kaji kesimetrisan
ekspansi paru, suara nafas ronchi atau wheezing serta
irama jantung.
(3) Sistem Pencernaan
Kajikebiasaanbayi : malas minum atau makan,
muntah, berat badan menurun, lemah. Pada orang tua
yang dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin
belum memahami tentang tujuan dan cara pemberian
makanan/cairan personde.
(4) Sistem Muskuloskeletal
Kaji tonus otot, lemah secara umum.
(5) Sistem Indera
Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu kesimetrisan,
ketajaman penglihatan, lapang pandang, konjungtiva
anemis atau tidak, sklera icterus, bentuk hidung,
33
adanya sekret pada hidung atau tidak, bentuk telinga,
adanya nyeri tekan atau tidak(Engel. J, 2009).
(6) Sistem Endokrin
Pada awal penyakit umumnya tidak ada kelainan,
adanya kaku kuduk apabila sudah mencapai stadium
lanjut dan penurunan kesadaran akibat bakterinemia
dan meningitis, pembesaran kelenjar getah bening
sebagai reaksi imunologi terhadap infeksi.
(7) SistemSaraf
Nervus yang perlu dikaji pada anak adalah:
(a) Nervus III, IV, dan VI (Okulomotorius,
Troklearis, Abdusen) yaitu kontriksi pupil,
gerakan mata ke bawah dan ke dalam, deviasi
mata ke lateral..
(b) Nervus V (Trigeminus) yaitu refleks kornea atau
refleks mengedip.
(c) Nervus VII (Fasialis) yaitu otot-otot ekspresi
wajah termasuk otot dahi, sekeliling mata serta
mulut.
(d) Nervus VIII (Auditorius) yaitu pendengaran.
(e) Nervus IX dan X (Glosofaringeus dan Vagus)
yaitu reflex menelan.
(f) Nervus XI (Asesorius) yaitu pergerakan kepala
dan bahu.
34
(g) Nervus XII (Hipoglasus) pergerakan lidah
(Muttaqin, 2008).
(8) Sistem Perkemihan
Kaji kebersihan genitalia.
(9) Sistem Imun
Kaji adanya pembesaran dan nyeri tekan pada
kelenjar limfe.
(10)Sistem Integument
Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu warna kulit
dan distribusi rambut, adanya pembengkakan atau
tidak, suhu dan turgor kulit (Engel. J, 2009).
f) Data Penunjang
Pada bronchopneumonia biasanya ditemukan peningkatan
leukositakibat adanya proses infeksi.
g) Terapi
Diberikan yaitu antibiotik, bronchodilator, seperti
Ambroxsol syrup dan bedrest ditempat tidur.
b. Pengelompokan Data
Pengelompokkan data adalah pengelompokkan data-data klien
atau keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan
kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya.
35
Pengelompokkan data merupakan suatu pengaturan yang
sistematis terdiri dari :
1) Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai
suatu situasi dan kejadian.
2) Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh
perawat (Nursalam, 2013).
c. Analisa Data
Analisa data merupakan proses berfikir secara ilmiah
berdasarkan teori-teori yang dihubungkan dengan data-data yang
ditemukan saat pengkajian. Menginterprestasikan data atau
membandingkan dengan standar fisiologis setelah dianalisa, maka
akan didapat penyebab terjadinya masalah pada klien.
Analisa data terdiri dari :
1) Problem yaitu suatu masalah yang muncul dalam keperawatan
2) Etiologi yaitu penyebab dari timbulnya suatu masalah keperwatan
3) Sympton yaitu gejala yang menyebabkan timbulnya suatu
masalah.
Setelah masalah dianalisa diprioritaskan sesuai dengan kriteria
prioritas masalah untuk menetukan masalah yang harus segera diatasi
yaitu :
a) Masalah yang dapat mengancam jiwa klien
b) Masalah aktual
c) Masalah potensial atau resiko tinggi
36
Data tersebut dapat diperoleh dari keadaan klien yang tidak
sesuai dengan standar kriteria yang sudah ada. Untuk itu perawat
harus jeli dan memahami tentang standar keperawatan sebagai bahan
perbandingan, apakah keadaan kesehatan klien sesuai atau tidak
dengan standar yang ada.
d. Prioritas Masalah
Prioritas masalah dituliskan dalam urutan tertentu untuk
memudahkan pengurutan diagnosa keperawatan berkaitan yang
dipilih, yang tersaji dalam pedoman perawatan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang
menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau risiko perubahan
pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas
dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah, dan
mengubah (Nursalam, 2013).
Adapun diagnosis keperawatan yang muncul pada anak dengan
bronkopneumonia (Doenges, 2000) adalah:
a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler (efek inflamasi).
37
c. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,
perlengketan secret pernapasan).
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigenatau kelelahan yang berhubungan
dengan gangguan pola tidur.
e. Nyeri dada berhubungan dengan inflamasi parenkim paru.
f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metaboliksekunder terhadap demam dan proses infeksi.
g. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan (demam).
h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.
3. Perencanaan
Rencana intervensi keperawatan adalah desain spesifik dari
intervensi yang disusun untuk membantu klien dan mencapai kriteria hasil.
Rencana intervensi tersebut disusun berdasarkan komponen penyebab dari
diagnosis keperawatan. Oleh karena itu rencana intervensi harus
mendefinisikan suatu aktivitas yang diperlukan untuk membatasi faktor-
faktor penunjang suatu masalah (Nurasalam, 2013).
Menurut (Doenges, 2000) rencana keparawatan yang muncul
berdasarkan diagnosis yang ada adalah:
a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum.
38
Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif kembali
Kriteria hasil : Menunjukkan jalan napas paten dengan bunyi napas
bersih, tidak ada dispnea, sianosis
Tabel 5. Intervensi dan Rasional Bersihan Jalan Nafas tak EfektifIntervensi Rasional
1. Kaji frekuensi atau kedalamanpernafasan dan gerakan dada
1. Takipnea, pernafasan dangkal dangerakan dada tak simetris seringterjadi karena ketidaknyamanangerakan dinding dada dan/atau cairanparu
2. Auskultasi area paru, catat areapenurunan atau tak ada aliran udaradan bunyi napas adventisius, misalnyakrekels, mengi
2. Suara mengi mengindikasikanterdapatnya penyempitan bronkusoleh sputum. Penurunan aliran udaraterjadi pada area konsolidasi dengancairan. Bunyi napas bronkila (normalpada bronkus) dapat juga terjadi padaarea konsolidasi. Krekels, ronchi,dan mengi terdengar pada insoirasidan/atau ekspirasi pada responsterhadap pengumpulan caiaran,secret kental, dan spasme jalannapas/obstruksi.
3. Bantu pasien latihan napas sering.Tunjukan/bantu pasien mempelajarimelakukan batuk, misalnya menekandada dan batuk efektif sementaraposisi duduk tinggi.
3. Napas dalam memudahkan ekspansimaksimum paru-paru atau jalannapas lebih kecil. Batuk adalahmekanisme pembersihan jalan napasalami, membantu silia untukmempertahankan jalan napas paten.Penenkanan menurunkanketidaknyamanan dada dan posisiduduk memungkinkan upaya napaslebih dalam dan lebih kuat
4. Section sesuai indikasi 4. Merangsang batuk atau pembersihanjalan napas secara mekanik padapasien yang tak mampu melakukankarena batuk tak efektif atatupenurunan tingkat kesadaran.
5. Berikan cairan sedikitnya 2500ml/hari (kecuali kontra indikasi),tawarkan air hangat dari pada dingin
5. Cairan (khususnya yang hangat)memobilisasi dan mengeluarkansekret
6. Kolaborasi dalam pemberian obatsesuai indikasi: mukolitik,ekspektoran, bronkodilator, analgesik
6. Alat untuk menurunkan spasmebronkus dengan mobilisasi secret.Analgesik diberikan untukmemperbaiki batuk denganmenurunkan ketidaknyamanan terapiharus digunakan secara hati-hati,
39
karena dapat menurunkan upayabatuk/menekan pernapasan
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler (efek inflamasi).
Tujuan : Pertukaran gas kembali normal
Kriteria hasil : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi
jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tak
ada gejala distress pernapasan.
Tabel 6. Intervensi dan Rasional Kerusakan Pertukaran GasIntervensi Rasional
1. Kaji frekuensi, kedalaman, dankemudahan bernafas
1. Manifestasi distress pernapasantergantung pada/indikasi derajatketerlibatan paru dan statuskesehatan umum
2. Observasi warna kulit, membranmukosa, dan kuku, catat adanyasianosis perifer (kuku) atau sianosissentral (sirkumoral)
2. Sianosis kuku menunjukanvasokonstriksi atau respons tubuhterhadap demam/menggigil.Namun sianosis daun telinga,membran mukosa, dan kulit sekitarmulut (membran hangat)menunjukkan hipoksemia sistemik
3. Kaji status mental 3. Gelisah, mudah terangsang,bingung dan samnolen dapatmenunjukka hipoksemia/penurunanoksigenasi serebral
4. Awasi frekuensi jantung atau irama 4. Takikardia biasanya ada sebagaiakibat demam atau dehidrasi tetapidapat sebagai respon terhadaphipoksemia
5. Awasi suhu tubuh, sesuai indikasi 5. Demam tinggi sangatmeningkatkan kebutuhan metabolicdan kebutuhan oksigen danmengganggu oksigenasi seluler
6. Kaji tingkat ansietas 6. Ansietas adalah manifestasimasalah psikologi sesuai denganrespon fisiologi terhadap hipoksia
40
7. Kolaborasi dalam pemberian terapioksigen dengan benar
7. Tujuan terapi oksigen adalahmempertahankan PaO2 diatas 60mmHg (normal PaO2 80-100).
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.
c. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,
perlengketan secret pernapasan)
Tujuan : Mencegah terjadinya penyebaran infeksi
Kriteria hasil : Mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa
komplikasi
Tabel 7. Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi terhadap Penyebaran InfeksiIntervensi Rasional
1. Pantau tanda vital dengan ketat,khususnya selama awal terapi
1. Selama periode waktu ini, potensialkomplikasi fatal (hipotensi/syok)dapat terjadi
2. Tunjukan/dorong teknik mencucitangan yang baik
2. Efektif berarti menurunkanpenyebaran/tambahan infeksi
3. Batasi pengunjung sesuai indikasi 3. Menurunkan pemajanan terhadappathogen infeksi lain
4. Lakukan isolasi pencegahan sesuaiindividual
4. Tergantung pada tipe infeksi,respons terhadap antibiotic,kesehatan umum pasien, danterjadinya komplikasi, teknikisolasi mungkin diperlukan untukmencegah pentebaran/melindungipasien dari proses infeksi lain
5. Kolaborasi dalam pemberianantimicrobial sesuai indikasidengan hasil kultur sputum/darah,missal penisilin, eritromisin,tetrasiklin, amikain, sefalosporin,amantadin
5. Obat ini digunakan untukmembunuh kebanyakan microbialbronkopneumonia. Kombinasiantiviral dan antijamur mungkindigunakan bila bronkopneumonia.
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.
41
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen atau kelelahan berhubungan dengan gangguan
pola tidur.
Tujuan : Pasien dapat melakukan aktivitas seusai kondisi
Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas
yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea,
kelemahan berlebihan, dan tanda vital dalam rentang
normal.
Tabel 8. Intervensi dan Rasional Intoleransi AktivitasIntervensi Rasional
1. Evaluasi respon terhadap aktivitas.Catat laporan dispnea, peningkatankelemahan atau kelelahan danperubahan tanda vital selama dansesudah aktivitas
1. Menetapkan kemampuan ataukebutuhan pasien dan memudahkanpilihan intervensi
2. Berikan lingkungan tenang danbatasi pengunjung selama fase akutsesuai indiaksi
2. Menurunkan stress dan rangsanganberlebihan serta meningkatkanistirahat
3. Jelaskan pentingnya istirahatdalam rencana pengobatan danperlunya keseimbangan aktivitasdan istirahat
3. Tirah baring dipertahankan selamafase akut untuk menurunkankebutuhan metabolic, menghematenergy untuk penyembuhan.Pembatasan aktivitas ditentukandengan respons individual pasienterhadap aktivitas dan perbaikankegagalan pernapasan
4. Bantu pasien posisi nyaman untukistirahat dan tidur
4. Pasien mungkin nyaman dengankepala tinggi, tidur di kursi ataumenunduk ke depan bantal.
5. Bantu aktivitas perawatan diriyang diperlukan. Berikankemajuan peningkatan aktivitasselama fase penyembuhan
5. Meminimalkan kelelahan danmembantu keseimbangan suplaidan kebutuhan oksigen
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.
42
e. Nyeri dada berhubungan dengan kerusakan parenkim paru.
Tujuan : Nyeri dada berkurang dapat batuk efektif dan suhu
normal.
Kriteria hasil : Nyeri hilang, menunjukkan rileks, istirahat/tidur, dan
peningkatan aktivitas dengan tepat.
Tabel 9. Intervensi dan Rasional Nyeri DadaIntervensi Rasional
1. Tentukan karakteristik nyeri,misalnya tajam, konstan, ditusuk.Selidiki perubahan karakter, ataulokasi atau intensitas nyeri
1. Nyeri dada, biasanya ada dalambeberapa derajat padabronkopneumonia, juga dapattimbul komplikasibronkopneumonia sepertiperikarditis dan endokarditis
2. Pantau tanda vital 2. Perubahan frekuensi jantung atauTD menunjukkan bahwa pasienmengalami nyeri, khususnya bilaalasan lain untuk perubahan tandavital telah terlihat
3. Berikan tindakan nyaman misalnyapijat punggung, perubahan posisi,music tenang, relaksasi, ataulatihan nafas
3. Tindakan non-analgetik diberikandengan sentuhan lembut dapatmenghilangkan ketidaknyamanandan memperbesar efek terapianalgetik
4. Kolaborasi dalam pemberiananalgetik dan antitusif sesuaiindikasi
4. Obat ini dapat digunakan untukmenekan batuk non-produktif atauproksimal.
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.
f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metaboliksekunder terhadap demam dan proses infeksi.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan nafsu makan dan
mempertahankan/meningkatkan berat badan.
43
Tabel 10. Intervensi dan Rasional Nutrisi Kurang dari Kebutuhan TubuhIntervensi Rasional
1. Identifikasi factor yangmenimbulkan mual/muntah,misalnya sputum banyak, dispneaberat
1. Sputum akan merangsang nervusvagus sehingga berakibat mual,dispnea dapat merangsang pusatpengaturan di medulla oblongata
2. Berikan wadah tertutup untuksputum dan buang seseringmungkin. Berikan atau bantukebersihan mulut setelah muntah
2. Menghilangkan tanda bahaya,rasa, bau dari lingkungan pasiendan dapat menurunkan mual
3. Jadwalkan pengobatanpernapasan sedikitnya 1 jamsebelum makan
3. Menurunkan efek mual yangberhubungan dengan pengobatanini
4. Auskultasi bunyi usus. Observasiatau palpasi distensi abdomen
4. Bunyi usus mungkinmenurun/tidak ada bila prosesinfeksi berat atau memanjang.Distensi abdomen terjadi sebagaiakibat menelan udara ataumenunjukkan pengaruh toksinbakteri pada salurangastrointestinal
5. Berikan makanan porsi kecil dansering
5. Tindakan ini dapat meningkatkanmasukan meskipun nafsu makanmungkin lambat untuk kembali
6. Evaluasi status nutrisi umum,ukur berat badan dasar
6. Adanya kondisi kronis (sepertiPPOM atau alkoholisme) atauketerbatasan keuangan dapatmenimbulkan malnutrisi,rendahnya tahanan terhadapinfeksi dan atau lambatnyarespons terhadap terapi
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.
g. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan (demam).
Tujuan : Agar terjadi keseimbangan cairan
Kriteria hasil : Menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan
dengan parameter individual yang tepat, misalnya
membran mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian
kapiler cepat, tanda vital stabil.
44
Tabel 11. Intervensi dan Rasional Kekurangan Volume CairanIntervensi Rasional
1. Kaji perubahan tanda vital,contoh peningkatan suhu/demammemanjang, takikardia
1. Peningkatan suhu/memanjangnyademam meningkatkan laju metabolicdan kehilangan cairan melaluievaporasi.
2. Kaji turgor kulit, kelembabanmembran mukosa (bibir, lidah)
2. Indikator langsung keadekuatanvolume cairan, meskipun membranmukosa mulut mungkin keringkarena napas mulut dan oksigentambahan
3. Catat laporan mual/muntah 3. Adanya gejala ini menurunkanmasukan oral
4. Pantau masukan dan keluaran,catat warna, karakter urine
4. Memberikan informasi tentangkeadekuatan volume cairan dankebutuhan penggantian
5. Tekankan cairan sedikitnya 2500ml/hari atau sesuai kondisiindividual
5. Pemenuhan kebutuhan dasar cairan,menurunkan risiko dehidrasi
6. Kolaborasi dalam pemberian obatsesuai indikasi, misalnyaantipiretik atau antiemetik
6. Berguna menurunkan kehilangancairan
7. Kolaborasi dalam pemberiancairan tambahan IV sesuaikeperluan
7. Pada adanya penurunanmasukan/banyak kehilangan,penggunaan parenteral dapatmemperbaiki/mencegah kekurangan
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.
h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.
Tujuan : Meningkatkan pemahaman kondisi dan proses
penyakit
Kriteria hasil : Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi
dalam program pengobatan.
Tabel 12. Intervensi dan Rasional Kurang Pengetahuan Mengenai Kondisi danKebutuhan Tindakan
Intervensi Rasional
1. Diskusikan aspekketidakmampuan dari penyakit,lamanya penyembuhan, dan
1. Informasi dapat meningkatkankoping dan membantu menurunkanansietas dan masalah berlebihan.
45
harapan kesembuhan.2. Tekankan pentingnya
melanjutkan batuk efektif/latihanpernapasan
2. Selama awal 6-8 minggu setelahpulang, pasien berisiko besar untukkambuh dari bronkopneumonia
3. Tekankan perlunya melanjutkanterapi antibiotic selama periodeyang dianjurkan
3. Penghentian dini antibiotic dapatmengakibatkan iritasi mukosabronkus, dan menghambat makrofagalveolar, mempengaruhi pertahananalami tubuh melawan infeksi
4. Buat langkah untukmeningkatkan kesehatan umumdan kesejahteraan, misalnyaistirahat dan aktivitas seimbang,diet baik, menghindarikerumunan selama musimpilek/flu dan orang yangmengalami infeksi saluran napasatas
4. Meningkatkan pertahananalamiah/imunitas, membatasiterpajan pada patogen
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tujuan dari implementasi adalah membantu
klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan mencakup peningkatan
kesehatan (Nursalam, 2013).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan,
rencana intervensi, dan implementasinya. Tujuan evaluasi adalah untuk
melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan (Nursalam, 2013).
Sistem penulisan ini dapat menggunakan system SOAP atau model
dokumentasi lainnya (Nursalam, 2013).
S : Respon subjektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.
O : Respon objektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.
46
A : Analisa ulang atas data subjektif dan data objektif untuk
menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau ada masalah baru.
P : Perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisa pada
respon.
6. Dokumentasi
Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi sebagai petunjuk
dan arah terhadap cara penyimpanan dan teknik pendokumentasian yang
benar. Oleh karena itu standar tersebut harus dipahami oleh rekan sejawat
dan profesi kesehatan lainnya termasuk tim akreditasi (Nursalam, 2013).
Berikut poin-poin penting dalam catatan perkembangan:
S : Respon subjektif klien terhadap tindakan
O : Respon objektif klien terhadap tindakan
A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
masalah
P : Perencanaan atau tindakan
I : Implementasi
E : Evaluasi
47
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Kasus
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Biodata
a) Identitas klien
Nama :By.G
Umur :2 bulan
Jenis kelamin :Perempuan
Agama :Islam
Pendidikan :Tidak ada
Suku / Bangsa :Sunda/Indonesia
Alamat :Jln. Paledang,Bandung
Tanggal Masuk RS :22-02-2016
Tanggal Pengkajian :01-03-2016
No . Register : 0004767975
Diagnosa Medis :Bronchopneumonia
b) Identitas penanggung jawab
(1) Ayah
Nama :Tn. A
Usia :30 Tahun
Pendidikan :S1
48
Pekerjaan :Wirausaha
Agama :Islam
Alamat : Jln. PaledangBandung
Hub. dengan klien :Ayah klien
(2) Ibu
Nama :Ny. T
Umur :28tahun
Jenis kelamin :perempuan
Pekerjaan : IRT
Alamat :Jln.Paledang,Bandung
Hub. dengan klien :Ibu klien
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
(1) Riwayat Sebelum Masuk Rumah Sakit
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 01 maret
2016, ibu klien mengatakan sebelum klien masuk Rumah
Sakit, anaknya mengalami sesak, batuk dan tidak bisa
diberi asi lewat mulut, dan suhu tubuh anaknya panas.
Klien langsung dibawah ke Rumah Sakit terdekat, klien
dirawat secara intensif diberikan terapi oksigen, anaknya
dipakaikan selang NGT dihidung sebelah kanan,setelah
beberapa hari keadaan klien membaik dan dibawah
pulang ke Rumah. Namun tepatnya pada tanggal 22-2-
2016 kondisi anaknya memburuk, klien sesak, batuk
49
produktif, suhu badan meningkat, sehingga dengan
kondisi tersebutorang tua klien langsung membawa
anaknya ke Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung
untuk mendapatkan pengobatan.
(2) Keluhan Utama:Sesak
(3) Riwayat Keluhan Utama
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 1
Maret 2016 ibu klien mengatakan anaknya sesak,yang
disebabkan oleh adanya lendir dihidung dan terdapat
pula di mulut, dengan frekuensi napas 60 x/menit, sesak
semakin parah apabila klien batuk.Keluhan yang
menyertai ibu klien mengatakan klien batuk dan panas
(suhu 38.oC ) . Ibu klien mengatakan sesak terjadi dalam
waktu yang tidak menentu.
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
( 1 ) AnteNatal Care
Usia ibu saat hamil 28 tahun, ibu klien tidak
mengetahui berat badanya sebelum hamil dan selama
hamil.Selama hamil ibu memeriksakan kandungan
trimester I, II, III, secara teratur setiap 1 bulan sekali
di bidan.Ibu klien mengatakan mendapatkan imunisasi
TT 1x yaitu usia kehamilan5 bulan. Ibu klien tidak
menggunakan obat–obatan dan merokok, ibu klien
juga tidak menderita penyakit infeksi selama hamil.
50
(2) Intra Natal Care
Ibu kilen mengatakan saat melahirkan usia
kehamilanya cukup bulan, klien melahirkan di rumah,
di bantu oleh bidan, ibu klien melahirkan secara
normal.
(3) Post Natal Care
Saat lahir kondisi anak sehat dan anak lahir dengan
berat badan 2,5 Kg. Namun klien saaat lahir bidan
menyampaikan pada ibu klien bahwa anaknya banyak
mengisap air ketuban saat dalam kandungan.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit menular pernapasan
seperti Ispa, Pneumonia, dan Bronchopneumonia.
Dapat dilihat pada genogram tiga generasi berikut :
Bagan 1. Genogram 3 generasiKeterangan :
= Meninggal
? ?
39 ?30 ? ??
3028
55
7 4 2bln
51
= Perempuan
= Laki-laki
= Tinggal serumah
? = Tidak diketahui
= Pasien
3) Riwayat Imunisasi
Ibu klien mengatakan anaknya belum diimunisasi.
4) Riwayat Tumbuh Kembang
a) Pertumbuhan
(1) Berat badan lahir 2,5 kg, dan berat badan sekarang 3,5
kg
(2) Tinggi badan 53 cm
b) Perkembangan
Umur klien 2 bulan
(1) Fisik motorik : Ibu klien mengatakan anaknya di
rumah aktif, sering menggerakan tangan dan kakinya,
memasukkan tangannya dalam mulut
(2) Bahasa:Ibu klien mengatakan anaknya belum bisa
mengeluarkan suara hanya suara tangisan bayi pada
umumnya.
(3) Kognitif : Ibu klien mengatakan bahwa anaknya
belum bisa mengenal dirinya.
(4) Sosialisasi : Klien belum bisa berinteraksi
5) Riwayat Nutrisi
52
Pertama kali diberi ASI sejak lahir sampai umur1
bulan.Namun dengan kondisi anatomi palatum bayi abnormal
atau(tinggi) terdapat celah palatum, sehingga klien tidak bisa
menelan, sehingga klien diberi susu formula sampai sekarang.
Pemberian susu formula diberikan dengan jumlah pemberian :
50 cc/ 3jam, cara pemberian melalui NGT.
6) Riwayat Psikososial
Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang di
alami oleh klien, ibu klien cemas dengan keadaan anaknya, ibu
klien sering bertanya tentang kondisi danpenyakit anaknya, ibu
klien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh dan segera
pulang ke Rumah, hubungan ibu klien dengan suami baik, bila
ada masalah selalu dibicarakan bersama-sama.Hubungan ibu
kliendengan petugas kesehatan baik, terbukti ibu klien mau
menuruti anjuran yang diberikan dan dapat melakukan kerja
sama dalam melakukan tindakan.
7) Riwayat Spritual
Klien dilahirkan dalam keluarga beragamaIslam. Orang
tua klien selalu berdoa untuk kesembuhan anaknya dan segera
pulang untuk segera berkumpul bersama keluarga dirumah.
8) Reaksi Hospitalisasi
53
Ibu klien ingin anaknya cepat sembuh dan segera pulang
dirumah, ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang
diderita anaknya, ibu klien mengatakan cemas dengan keadaan
anaknya, ibu klien nampak cemas dan sering menanyakan
tentang penyakit anaknya, serta kapan anaknya akan sembuh
dan bisa pulang kerumah.
9) Pola Aktifitas Sehari– hari
Tabel 13. Pola aktivitas sehari-hariJenis kegiatan Sebelum MRS Sesudah MRS
Nutrisi :a. Jenisb. Frekuensi
c. Keluhan
Susu formula70cc/ 3jam(5x/hari) (dot).Ibu klienmengatakan saatdiberi susu lewatoral, sering keluar
Susu formula3 jam sekali 50cc/sonde(NGT), 5x/hariIbu klien mengatakan saatdiberi susu lewat NGTterkadang klienmemuntahkanya lewatmulut.
EliminasiBABa. Frekuensib. Konsistensic. Baud. Warnae. keluhan
BAKa. Frekuensib. Bauc. Warnad. Keluhan
1-2 kali sehariLunakKhasKuningTidak ada
2-3 kali sehariKhasKuningTidak ada
1-2 kali sehariLunakKhasKuningTidak ada
2-3 kali sehariKhasKuningTidak ada
Istrahat dan tidura. Tidur siangb. Tidur malamc. Keluhan
11.00-13.0021.00- 03.00Ibu klienmengatakananaknya seringterbangun
09.00-11.0020.00-22.00Ibu klien mengatakanklien mudah terbangunkarena batuk
Personal Higienea. Mandi
b. Mencuci rambutc. Gunting kuku
d. Keluhan
2x sehari
2x seminggu1x seminggu
Tidak ada
Klien belum pernahmandi,hanya dilapmenggunakan waslap.Klien belum cuci rambutKlien belum potong kukuselama di RSa. Ibu klien mengatakan
klien belum mandi
54
hanya dilap memakaiwaslap3x/ hari
b. Ibu klien mengatakananaknya belum guntingkuku
10) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : Lemah
b) Kesadaran :Compos mentis, GCS = 15 (E4 V5
M6).
c) Tanda-Tanda Vital :
N :90X/Menit
S :38oC
P :60 X/Menit saat memakai oksigen 1 liter/nasal
d) Pemeriksaan Antropometri
(1) Tinggi badan :53 Cm
(2) Berat badan :3,5 Kg
(3) Lingkar kepala :33 Cm
(4) Lingkar dada :25 Cm
(5) Lingkar perut :35 Cm
(6) Lingkar lengan atas :12 Cm
(7) BBI = 2 + 92
= 5,5 Kg (Normal).
e) Pemeriksaan Secara Persistem :
55
(1) Sistem Pernapasan
Klien batuk, pola napas cepat dengan frekuensi 60 x /
menit saat memakai oksigen 1 liter/nasal,bentuk dada
simetris kiri dan kanan, bentuk hidung simetris, tidak
ada pernapasan cuping hidung, terdapat penumpukan
secret berlebih pada jalan napas terutama pada
hidung,tampak adanya penggunaan otot-otot bantu
pernapasan, perkusi dada resonan dan auskultasi
terdengar suara ronchi, terpasang oksigen sebanyak 1
liter/menit menggunakan nasal kanul.
(2) Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva pucat, sklera berwarna putih, tidak
terdapat peningkatan vena jugularis, CRT kurang
dari 2 detik, bunyi jantung I dan II terdengar jelas,
tidak ada bunyi jantung tambahan, tidak ada
pembesaran jantung.
(3) Sistem Pencernaan
Mukosa bibir nampak kering, belum ada
pertumbuhan gigi, tidak ada stomatitis, kemampuan
menelan tidak baik karena abnormalnya palatum,
bentuk abdomen datar, tidak teraba adanya masa,
abdomen terdengar suara timpani, peristaltik usus 10
x / menit.
(4) Sistem Muskuloskeletal
56
Tidak ada keterbatasan gerak pada persendiaan, tidak
ada kifosis, lordosis, ataupun skoliosis.
(a) Ekstremitas Atas
Bentuk simetris kiri dan kanan, terpasang IVFD
Wida D5 (mikro) ditangan kiri, kuku tangan
terlihat panjang dan bersih, refleks trisep +/+,
refleks bisep+/+, ada sensasi halus /kasar,
kekuatan otot 5/5 tidak terdapat edema.
(b) Ekstremitas Bawah
Bentuk simetris kiri dan kanan, kuku kaki terlihat
panjang dan bersih, refleks patella +/+, refleks
achiles +/+, refleks babinski +/+, kekuatan otot
5/5 tidak terdapat edema.
(5) Sistem Indra
(a) Mata : mata simetris kiri dan kanan,konjungtiva
tampak pucat, tidak ada pembengkakan pada
mata, sklera tampak ikterus, tidak ada nyeri
tekan dan tidak ada benjolan.
(b) Hidung :simetris antara kiri dan kanan,
tidakterdapat pernapasan cuping hidung,
nampakterdapat secret berlebih, tidak ada nyeri
tekan dan tidak ada masa atau benjolan, tampak
terpasang selang NGT pada hidung sebelah
kanan.
57
(c) Telinga : simetris antara kiri dan kanan,
artikula nampak bersih, lubang telinga bersih,
tidak ada nyeri tekan pada artikula, tidak ada
masaatau benjolan, tidak ada nyeri tekan pada
kelenjar mastoid.
(d) Lidah :lidah tampak bersih
(e) Kulit :warna kulit putih, tidak terlihat lesi, kulit
klien teraba lengket dan kusam, kulit teraba
panas dengan suhu tubuh 38oC, tidak ada
edema.
(6) Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid dan
parathyroid dan tidak ada tanda–tanda gangguan
hipertiroid.
(7) Sistem Perkemihan
Nampak bersih dan tidak ada kelainan pada sistem
reproduksinya.
(8) Sistem Imun
Terjadi penurunan daya tahan tubuh selama sakit
ditandai dengan anak mengalami kelemahan fisik.
(9) Sistem Saraf
(a) Nervus I (olfaktorius)
Klien belum dapat membedakan bau.
(b) Nervus II (optikus)
58
Fungsi penglihatan belum baik karena umur
masih 2 bulan.
(c) Nervus III, IV, dan VI (okulomotorius,
trokhearis, abdusen)
Klien belum bisa menggerakan matanya.
(d) Nervus V (trigeminus)
Klien belum dapat mengunyah, reflex menelan
kurangbaik, karena abnormalnya palatum
kliendan terdapat celah.
(e) Nervus VII (facialis)
Bentuk wajah oval klien belum dapat
menbedakan rasa manis, asin dan pahit karena
klien masih berumur 2 bulan.
(f) Nervus VIII (akustikus)
Klien belum bisa mendengar.
(g) Nervus IX dan X (glosoparingeus dan vagus)
Klien belum bisa berbicara hanya
mengeluarakan suara seperti tangisan mengingat
umur klien masih 2 bulan.
(h) Nevus XI (aksesorius)
59
Klien belum bisa mendengarkan arahan untuk
menoleh ke kiri dan kanan,namun nampak klien
dapat melakukanya.
(i) Nervus XII (hipoglosus)
Klien nampak dapat menggerakan lidahnya
(10) Sistem Integumen
Kulit tampak lengket dan kusam, akral teraba panas,
suhu tubuh 38oC
11) Data Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 14.pemeriksaan laboratorium tanggal 23 februari 2016No. Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan1. Darah rutin
a. Hemoglobinb. Hemotokritc. Eritrositd. Leukosite. Trombosit
10,633
3609.000
711.000
11,5-13,544-62
4,76-6,959.000-30.000
150.0000-450.000
g/dl%
Juta/dl/mmᶾ/ mmᶾ
2. Indeks eritrosita. MCVb. MCHc. MCHC
91,729,432,1
85-12328-4029-37
FlPg%
3. Hitung jenisleukosita. Basofilb. Esinofilc. Batangd. Segmene. Limfositf. Monositg. Metamielosit
061374510
0,1-11-63-5
67-8722-372-10
%%%%%%
Keterangan :
Eritrosit : Polikromasi pada populasi, hormokrom
anisotosis.
Leukosit : Jumlah cukup.
Trombosis: Jumlah meningkat tersebar.
60
b) Pemeriksaan Radiologi
(1) Foto Thoraks tanggal 22 februari 2016
Kesan :
(a) Pneumonia kanan
(b) Bronkopneumonia kanan
(c) Tidak Nampak kardiomegali
12) Pengobatan
a) IVFD wida D5 Glukosa : 4 gtt/menit
b) Cefotaxim : 1 gr/vial 3x200 mg/iv
c) Cloxalin: 1 gr/vial 4x200 mg/iv
d) Nebulizer (ventolin, 2,5mg) :8 jam sekali dengan Nacl
3%.
e) Teraphy suction: 3x/hari
b. Pengelompokan Data
1) Data Subyektif
a) Ibu klien mengatakan anaknya sesak .
b) Ibu klien mengatakan klien mengeluarkan lendir (secret)
pada hidung dan mulut klien.
c) Ibu klien mengatakan anaknyabatuk.
d) Ibu klien mengatakan anaknya panas.
e) Ibu klien mengatakan klien diberi susu memakai NGT,
karena tidak bisa melalui mulut dikarenakan abnormalnya
palatum (terdapat celah).
61
f) Ibu klien mengatakan anaknya mudah terbangun karena
batuk.
g) Ibu klien mengatakan selama di Rumah sakit klien belum
mandi hanya di lap dengan waslap.
h) Ibu klien mengatakan anaknya selama diRS belum potong
kuku.
i) Ibu klien mengatakan cemas dengan keadaan anaknya.
j) Ibu klien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh dan
segera pulang.
2) Data Objektif
a) Frekuensi napas 60 x/menit saat memakai oksigen 1
liter/nasal
b) Tampak menggunakan otot-otot bantu pernapasan
c) Tampak terpasang 02 (nasal kanul) 1 lpm
d) Tampakterdapat secret dan mengeluarkan lendir pada
hidung dan mulut.
e) Terdapat bunyi nafas tambahan yaitu bunyi ronkhi(+)
f) Akral teraba panas
g) Mukosa bibir kering
h) Suhu 38oC
i) Penurunan reflek menelan karena palatum
abnormal/terdapat celah
j) BBI : 5,5 kg (Normal)
k) Tampak terpasang selang NGT pada hidung sebelah kanan
62
l) Tampak klien mudah terbangun
m) Konjungtiva pucat
n) HB : 10,6 g/dl.
o) Kulit klien teraba lengket dan kusam
p) Tampak kuku tangan dan kaki klien panjang dan bersih
q) ibu klien tampak cemas
r) Tampak ibu klien sering bertanya mengenai kondisi anaknya
c. Analisa Data
Tabel 15. Analisa DataNo Simpton Etiologi Problem1. Data subyektif :
a. Ibu klien mengatakananaknya sesak
b. Ibu klien mengatakanklien banyakmengeluarakan lendirdi hidung dan mulut
c. Ibu klien mengatakananaknya batuk
Data obyektif :a. Terdapat secret dan
mengeluarakan lenderpada hidung danmulut
b. Frekuensi napas 60x/menit
c. Tampak menggunakanotot-otot bantupernapasan
d. Terdapat bunyi napastambahan yaituronkhi (+)
e. Tampak terpasangoksigen nasal kanul 1lpm.
Masuknya bakteri/virus kesaluranpernapasan atas
Infeksi saluran pernapasan bawah
Kuman berlebih di bronkus
Proses peradangan
Akumulasi secret di bronkus
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Bersihan jalannafas tidakefektif
2. Data subyektif :a. Ibu klien mengatakan
klien panas
Data obyektif :a. Akral teraba panasb. Mukosa bibir keringc. Suhu38oC
Infeksi saluran pernapasan bawah
Adanya Inflamasi/peradangan dibonkus
Hipertermi
Perubahan suhutubuh
63
Perubahan suhu tubuh
3. Data subyektif :a. Ibu klien mengatakan
anaknya di beri susumelalui NGT, tidakbisa melaluioral,karenaabnormalnya palatumtinggi (terdapatcelah).
Data Obyektif :a. Penurunan refleks
menelan karenaabnormalnya palatum
b. BBI : 5,5 kgc. Tampak terpasang
selang NGT padahidunh sebelah kanan
Abnormalnya palatum,tinggi, (terdapatcelah)
Nutrisi yang masuk melalui oralsedikit
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan
Perubahan pola nutrisi
Perubahan PolaNutrisi
4. Data subyektif :a. Ibu klien mengatakan
anaknya mudahterbangun karenabatuk.
Data obyektif :a. Tampak klien mudah
terbangunb. Konjungtva pucatc. HB : 10,6 g/dl
Jamur, bakteri, protozoa
Masuk alveoli
Peradangan pada bronkus dan alveoli
Batuk
Merangsang RAS
Klien terjaga/terbangun
Gangguan pola istirahat tidur
Gangguan PolaIstrahat DanTidur
5. Data subyektif :a. Ibu klien mengatakan
anaknya belummandi hanya dilapmenggunakanwaslap
Data Obyektif :a. Tampak kulit klien
lengket dan kusamb. Tampak kuku tangan
dan kaki klienpanjang
Masuknya bakteri/virus kesaluranpernapasan atas
Infeksi saluran pernapasan bawah
Kuman berlebih di bronkus
Proses peradangan
Akumulasi secret di bronkus
Ketidakmampuan orang tua merawatanaknya
Defsit perawatan diri
DefisitPerawatan Diri
64
d. Prioritas Masalah
1) Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan denagan peningkatan
produksi sputum
2) Perubahan suhu tubuh (hipertermi) berhubungaan dengan adanya
infeksi saluran pernafasan bawah
3) Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan abnormalnya palatum
(terdapat celah)
4) Gangguan pola istrahat dan tidur berhubungan dengan batuk
5) Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang
tua merawat anaknya
6) kecemasan orang tua berhubungan dengan mekanisme koping tidak
efektif.
6. Data subyektif :a. Ibu klien mengatakan
cemas dengankeadaan anaknya
b. Ibu klien mengatakaningin anaknya cepatsembuh
Data obyektif :c. Ibu klien tampak
cemas dengan kondisianaknya
d. Tampak ibu kliensering bertanyamengenai kondisianaknya.
Adanya penyakit pernapasan
Perubahan kondisi kesehatan
Kurang pengetahuan tentang penyakitdan prosedur tindakan
Koping tidak efektif
Stresor psikologis
Kecemasan orang tua
Kecemasanorang tua
65
2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum.
DS :
1) Ibu klien mengatakan anaknya sesak.
2) Ibu klien mengatakan klien mengeluarkan lendir (secret) pada
hidung dan mulut klien.
3) Ibu klien mengatakan anaknyabatuk.
DO :
1) Tampak terdapat secret dan mengeluarkan lendir pada hidung
dan mulut klien
2) Frekuensi napas 60 x/menit saat memakai oksigen 1 liter/nasal
3) Tampak menggunakan otot-otot bantu pernapasan
4) Terdapat bunyi napas tambahan yaitu ronkhi (+)
5) Tampak terpasang oksigen nasal kanul 1 lpm.
b. Perubahan suhu tubuh (hipertermi)berhubungan dengan adanya
infeksi saluran pernafasan bawah.
DS :
1) Ibu klien mengatakan anaknya panas
DO:
1) Mukosa bibir kering
2) Akral teraba panas
3) Suhu 38oC
66
c. Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan abnormalnya palatum
(terdapat celah).
DS :
1) Ibu klien mengatakan klien diberi susu melalui NGT tidak bisa
melalui oral karena abnormalnya palatum
DO :
1) Penurunan refleks menelan karena palatum abnormal/terdapat
celah
2) BBI : 5,5 Kg
3) Tampak terpasang selang NGT pada hidung sebelah kanan
d. Gangguan pola istrahat dan tidur behubungan dengan batuk
DS :
1) Ibu klien mengatakan klien mudah terbangun karena batuk
DO :
1) Tampak klien mudah terbangun
2) Konjungtiva pucat
3) HB : 10,6 g/dl
e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang
tua merawat anaknya.
DS :
1) Ibu klien mengatakan klien mandi hanya dilap menggunakan
waslap
DO :
1) Tampak kulit klien lengket dan kusam
67
2) Tampak kuku tangan dan kaki klien panjang dan bersih
f. Kecemasan orang tua berhubungan dengan mekanisme koping tidak
efektif
DS :
1) Ibu klien mengatakan cemas dengan keadaaan anaknya
2) Ibu klien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh dan segera
pulang.
DO :
1) ibu klien tampak cemas
2) Tampak ibu klien sering bertanya mengenai kondisi anaknya.
68
3. Rencana Asuhan Keperawatan
Tabel 16. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa KeperawatanRencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional1 Bersihan jalan nafas tak efektif
berhubungan denganpeningkatan produksi sputumditandai dengan:DS :a. Ibu klien mengatakan
anaknya sesak .b. Ibu klien mengatakan
klien mengeluarkanlendir (secret) padahidung dan mulut klien.
c. Ibu klien mengatakananaknya batuk.
DO :a. Tampak ada secret dan
mengeluarkan lenderpada hidung dan mulut
b. Frekuensi napas 60x/menit saat memakaioksigen 1 liter/nasal
c. Tampak menggunakanotot-otot bantupernapasan
d. Tampak terpasang 02(nasal kanul) 1 lpm
e. Terdapat bunyi nafastambahan yaitu bunyironkhi (+)
Tujuan :Setelah diberikan tindakankeperawatan selama 3 hari bersihanjalan napas efektif kembali dengankriteria :a. Menunjukan jalan napas patent
dengan bunyi napas bersih tidakada dispenea dan sianosis
b. Tidak ada secret di saluran nafasc. Frekuensi nafas kembali
normal(30-60x/menit) saat tidakmemakai oksigen
1. Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dangerakan dada.
2. Auskultasi area paru,catat area penurunan/takada aliran udara danbunyi napas adventisius,missal : krekels, mengi
3. Berikan oksigen lambatsesuai kebutuhan
4. Atur posisi semi fowler
5. Kolaborasi dalampemberian terapi
1. Takipnea, pernapasan dangkal,dan gerakan dada tak simetrissering terjadi karenaketidaknyamanan gerakandinding dada dan/atau cairanparu
2. Penurunan aliran udara terjadipada area konsolidasi dengancairan. Bunyi napas bronchial(normal pada bronkus dandapat juga pada areakonsolidasi. Krekels, ronki,dan mengi terdengar padainspirasi atau ekspirasi padarespons terhadap pengumpulancairan, secret kental, danspasme jalan nafas/obstruksi.
3. Dapat menurunkan kerja paru-paru dengan menyediakanlebih banyak oksigen untukdikirim kedalam sel
4. Posisi semi fowlermemungkinkan ekspansi parulebih penuh dengan caramenurunkan tekananabdomen pada diafragma
5. Dapat mengencerkan secretsehingga memudahkan scret
69
nebulizer.6. Kolaborasi dalam
pemberian teraphysuction
keluar dari saluaran nafas.6. Mengeluarkan secret dari
saluaran nafas.
2. Perubahan suhu tubuh(hipertermi) berhubungandengan adanya infeksisaluran pernapasan bawahditandai dengan :DS :a. Ibu klien mengatakan
anaknya panas.
DO :a. Akral teraba panasb. Mukosa bibir keringc. Suhu 38oC
Tujuan :Setelah diberikan tindakan keperaw-atan selama 3 hari suhu tubuhnormaldengan criteria :a. Tanda vital stabilb. Mukosa bibir lembabc. Suhu tubuh kembali normal (
36,5 -37,5oC )
1. Kaji perubahan tandavital, contoh peningkatansuhu/demam memanjang,takikardia, hipotensiortostatik.
2. Anjurkan kepada orangtua agar klien di beripakaian tipis yangmenyerap keringat.
3. Berikan penkes kepadaorang tua klien tentangkompres air hangat saatklien mengalami panas.
4. Kolaborasi pemberianantibiotik dan pemberiancairan IV sesuaikeperluan
1. Peningkatansuhu/memanjangnya demam meningkatakan lajumetabolic dan kehilangancairan melalui evaporasi TDortostatik berubah danpeningkatan takikardiamenujukan kekurangan cairansistemik.
2. Membantu menjaga kestabilansuhu tubuh.
3. Sebagai Tindakan mandiri danawal orang tua dan keluargasaat suhu tubuh klienpanasuntuk menurunkan panastubuh.
4. Berguna menurunkankehilangan cairan.
3. Perubahan pola nutrisiberhubungan denganabnormalnya palatum (tinggi,terdapat celah)DS :a. Ibu klien mengatakan klien
diberi susu melalui NGTtidak bisa melalui oralkarena abnormalnyapalatum
Setelah diberikan tindakankeperawatan selama 3 hari, nutrisiklien terpenuhi, dengan KriteriaHasil :a. Masukan nutrisi tercukupib. Tidak ada tanda- tanda
malnutrisic. BBI normal
1. Pantau pola makan
2. Anjurkan kepadakeluarga untuk memberimakan sedikit tapi seringmelalui selang NGT
3. Timbang BB tiap hari
4. Kolaborasikan denganahli gizi untukmenentukan jumlah
1. Untuk melihat perubahandalam masukan oral
2. Makan sedikit tapi seringmembantu memenuhi jumlahnutrisi yang dibutuhkan olehpasien.
3. Mengidentifikasi terjadinyapenurunan berat badan.
4. Dengan ahli gizi intakenutrisi klien dapat ditentukan,agar nutrisi baik bagi klien
70
DO :a. Penurunan reflek menelan
karena palatumabnormal/terdapat celah
b. BBI : 5,5 kgc. Tampak terpasang selang
NGT pada hidung sebelahkanan
kalori dan nutrisi yangdibutuhkan pasien
dapat terpenuhi.
4. Gangguan pola istrahat dantidur behubungan denganbatuk,DS :a. Ibu klien mengatakan
anaknya mudah terbangunkarena batuk.
DO :a. Tampak klien mudah
terbangunb. Konjungtiva pucatc. HB : 10,6 g/dl, (normal
13,5 g/dl)
Setelah diberikan tindakankeperawatan selama 3 hari, klienbisa tidur dengan nyenyak denganKriteria :a. Klien tidak batukb. Konjungtiva merah mudahc. HB normal (11,5-13,5 g/dl)d. Klien tidur nyenyak
1. Evaluasi respon klienterhadap aktivitas, catatlaporan dispneaperubahan TTV selamadan sesudah beraktivitas
2. Berikan lingkungantenang dan batasipengunjung selam faseakut sesuai indikasi
3. Bantu klien memilihposisi nyaman untukistrahat dan tidur
4. Kolaborasi dengan timmedis dalam pemberianantibiotik
1. Mengobservasi kemampuanatau kebutuhan pasien selamdan sesudah beraktivitas
2. Menurunkan stress berlebihan
3. Meningkatkan istrahat klienmungkin nyaman denganposisi terlentang
4. Untuk menekan ataumenghentikan perkembanganbakteri
5. Defisit perawatan diriberhubungan denganketidakmampuan orang tuamerawat anaknya, ditandaidengan :DS :a. Ibu klien mengatakan
anaknya belum mandi,hanya di lap denganmenggunakan waslap.
Setelah diberikan tindakankeperawatan selama 3 hari,perawatan diri klien dapatterpenuhi, dengan Kriteria Hasil :a. Orang tua mampu memenuhi
kebutuhan hygiene klien.b. Klien nampak bersih dan
terlihat segarc. Kuku klien pendek
1. Kaji kemampuankeluarga dalammelakukan perawatankepada klien
2. Jelaskan, motivasi dandemonstrasikan caramemandikan yang benarpada orang tua.
3. Bantu keluarga dalammelakukan personalhygiene kepada klien.
1. Kondisi dasar akanmenentukan tingkatkekurangan kebutuhanperawatan diri klien.
2. Dapat meningkatkan motivasiuntuk perawatan diri secaramandiri atau persial.
3. Dengan melakukan personalhygiene dapat memberikankenyamanan dan mencegah
71
DO :a. Kulit klien teraba lengket
dan kusam.b. Tampak kuku tangan dan
kaki klien panjang
4. Jaga kebersihan pakaiandan alat tenun
terjadi penyebaran penyakit4. Pakaian yang bersih dan alat
tenun yang kering dapatmemberikan rasa kenyamananbagi klien dan tidakmenyebabkan gatal.
6. Kecemasan orang tuaberhubungan dengankemungkinan kejang berulangdan kurang pengetahuanmengenai penyakit, ditandaidengan :DS :a. Ibu klien mengatakan
cemas dengan keadaananaknya.
b. Ibu klien mengatakan inginanaknya cepat sembuh dansegera pulang.
DO :a. Tampak ibu klien cemasb. Tampak ibu klien sering
bertanya mengenai kondisianaknya
Setelah diberikan tindakankeperawatan selama 3 hari,diharapkan kecemasan keluargaberkurang / hilang dengan kriteriahasil :a. Orang tua tampak rileksb. Orang tua mulai paham tentang
penyakit anaknya.c. Keluarga mengungkapkan
kepuasannya dengan rencanaterapi dan rencana yangrealistis.
1. Kaji tingkat kecemasankeluarga.
2. Kajitingkat pengetahuanorang tua mengenaipenyakit anaknya
3. Ajarkan kepada orangtua klien cara menanganikecemasan dengantekhnik relaksasi
4. Beri HE tentang penyakityang dialami klienkepada keluarga.
1. Sebagai data dasar untukmelakukan intervensiselanjutnya.
2. Untuk mengetahui sejauhmana pemahaman orang tuaklien terhadap penyakitanaknya.
3. Untuk mengurangi ataumenhilangkan kecemasanyang dialami keluarga klien.
4. Untuk menambahpengetahuan keluarga tentangpenyakit klien.
72
4. Implementasi Dan Evaluasi
Tabel 17.Implementasi Dan EvaluasiNo.DX
Hari/tanggal
Jam Implementasi Hari/Tanggal
Jam Evaluasi Paraf
1. Rabu/02Maret2016
09.00
09.10
09.20
0930
09.40
09.50
1. Mengkaji frekuensi/kedalaman pernapasandan gerakan dada.Hasil :Klien sesak , nampak menggunakan otot-ototbantu pernapasan dengan frekuensi 60x/menitsaat terpasang oksigen
2. Mengauskultasi area paru, catat areapenurunan/tak ada aliaran udara dan bunyinapas advensifius krekels,mengiHasil :Pada saat auskultasi terdengar suara nafastambahan yaitu : ronki (+)
3. Memberikan oksigen lambat sesuai kebutuhanHasil : terpasang oksigen 1 liter/nasal.
4. Mengatur posisi semi fowlerHasil :Klien diberi posisi semi fowler
5. Berkolaborasi dalam pemberian terapinebulizer.Hasil :Theraphy nebulizer dengan (ventolin 2,5 +Nacl 3%)
6. Berkolaborasi dalam pemberian teraphysuctionHasil :Theraphy suction 3x sehari dengankonsistensi secret masih banyak, dan warnasecret putih bening.
Rabu /02Maret2016
14.00 S :a. Ibu klien mengatakan
anaknya masih sesak saattidak memakai oksigen
O :a. Klien tampak sesakb. Ada suara nafas tambahan
Ronchi ( + )c. Klien tampak menggunakan
otot-otot bantu pernapasand. Frekuensi pernapasan 60
x/menite. Tampak terpasang oksigen
nasal kanul 1 liter / menitA :
Tujuan belum tercapai
P :Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dan
6
73
2 Rabu/02Maret2016
10.00
10.10
10.20
10.30
1. Mengkaji perubahan tanda vital, contohpeningkatan suhu/demam memanjang,takikardia, hipotensi orstatik.Hasil :N : 90x/menit S : 37 ͦ c R : 60x/menit
2. Mengannjurkan kepada orang tua agar klien diberi pakaian tipis yang menyerap keringat.Hasil :Ibu klien memakaikan baju tipis yangmenyerap keringat pada klien.
3. Memberikan penkes kepada orang tua kliententang kompres air hangat saat klienmengalami panas.Hasil :Ibu klien mengompres anaknya dengankompres air hangat.
4. Berkolaborasi dalam pemberian antibiotic.Hasil :Pemberian obat cefotaxim 3 x 200 mg/ iv
Rabu /02Maret2016
14.05 S :a. Ibu klien mengatakan suhu
tubuh anaknya sudah mulaiturun.
O :a. TTV :
N : 90x/menitS : 37 ͦ cR : 60x/menit
b. Akral teraba hangat
A:Tujuan tercapai
P :Pertahankan intervensi 1,2,3, dan4
3. Rabu/02Maret2016
10.40
10.50
10.55
1. Memantau pola makanHasil :Tampak terpasang NGT pada hidung sebelahkanan dan klien makan melalui selangNGTdengan 50cc/3 jam/sonde
2. Menganjurkan kepada keluarga untukmemberi makan sedikit tapi sering melaluiselang NGT.Hasil :Orang tua mau mengikuti instruksi dariperawat dengan memberikan susu formulasetiap 3 jam sekali.
3. Menimbang berat badan tiap hari denganmenggunakan jenis timbangan manualHasil :
Rabu /02Maret2016
14.10 S :a. Ibu klien mengatakan
anaknya masih diberi makandan minum melalui selangNGT pada lubang hidungsebelah kanan.
O :a. Tampak terpasang NGTb. Klien masih makan melalui
selang NGTc. BB = 3,5 kg, BBI = 5,5 Kg
(Normal)
A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi 1,2, 3 dan 4
74
11.00BB = 3,5 kg, BBI = 5,5 kg(Normal).
4. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi untukmenentukan jumlah nutrisi yang dibutuhkanklien.Hasil :Pemberian Susu formula = 50 cc/3 jam
4. Rabu/02Maret2016
11.10
11.20
11.30
11.40
1. Mengevaluasi respon klien terhadap aktivitas,catat laporan dispnea perubahan TTV selamadan sesudah beraktivitasHasil :N :90 X/ menitP :60 X/ menit saat memakai oksigen 1
liter/nasalS : 370CKlien tampak batukKonjuntiva pucat
2. Memberikan lingkungan tenang dan batasipengunjung selama fase akut sesuai indikasiHasil :Nampak klien masih sering terbangun saattidur
3. Membantu klien memilih posisi nyamanuntuk istrahat dan tidurHasil :Klien diberi posisi semi fowler
4. Berkolaborasi dengan tim medis dalampemberian antibiotikHasil :Pemberian obat cefotaxim 3 x 200 mg/ iv
Rabu /02Maret2016
14.15 S :a. Ibu klien mengatakan anaknya
masih sering terbangun karenabatuk
O :a. Klien tampak batukb. Nampak klien sering terbangun
saat tidurc. Konjungtiva pucatd. HB :10,6 g/dl
A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkanan intervensi 1, 2, 3, 4
75
5. Rabu/02Maret2016
11.50
12.00
12.10
12.20
1. Mengkaji kemampuan keluarga dalammelakukan perawatan kepada klienHasil :Keluarga sudah mampu memenuhikebutuhan hygiene klien
2. Menjelaskan, motivasi danmendemonstrasikan cara memandikan yangbenar pada orang tuaHasil :Orang tua mau mengikuti instruksi dariperawat
3. Membantu keluarga dalam melakukanpersonal hygiene kepada klien yaitu denganmelakukan potong kuku dan memandikanklienHasil :Klien tampak bersih, segar dan kuku pendek
4. Menjaga kebersihan pakaian dan alat tenundengan mengganti pakaian sehabis mandi,dan mengganti alat tenun jika basah dankotor.Hasil :Pakaian dan alat tenun terlihat bersih.
Rabu /02Maret2016
14.20 S :a. Ibu klien mengatakan masih
menggunakan waslap untukmemandikan anaknya.
b. Ibu klien mengatakan semuaaktivitas anaknya dibantuoleh keluarga dan perawat.
O :a. Keluarga sudah mampu
memenuhi kebutuhan hygieneklien
b. Klien nampak bersih, segar,dan kuku pedek
A : Tujuan tercapaiP : pertahankan intervensi
6. Rabu/02maret2016
12.30
12.40
12.50
1. Mengkaji tingkat kecemasan orang tuaHasil :Orang tua berada pada tingkat kecemasanringan
2. Mengkaji tingkat pengetahuan orang tuamengenai penyakit anaknyaHasil :Ibu klien belum mengetahui tentangpenyakit anaknya dan tampak seringbertanya tentang kondisi anaknya.
3. Mengajarkan kepada orang tua klien caramenangani kecemasan dengan teknik
Rabu /02Maret2016
14.30 S :a. Ibu klien mengatakan sudah
tidak cemas dengan keadaananaknya saat ini.
b. Ibu klien mengatakan sudahmengetahui tentang penyakitanaknya
O :a. Ibu klientampak tidak cemasb. Nampak ibu klien rileks
A : Tujuan tercapai
76
13.00
relaksasi dengan cara menarik napas dalamdan menghembuskannya melalui mulutsecara perlahanHasil :Orang tua klien kooperatif dan mengikutiapa yang diajarkan perawat
4. Memberi HE tentang penyakit yang dialamiklien kepada keluarga.Hasil :Orang tua memahami dan mengertipenjelasan dari perawat, tetapi masih sedikitkhawatir dengan kondisi anaknya.
P : pertahankan intervensi
77
5. Catatan Perkembangan
Tabel 18. Catatan PerkembanganHari /Tanggal
NomorDiagnosa
Jam Catatan perkembangan
Kamis03-03-2016
I 08.00
08.2008.3008.40
08.55
09.00
09.05
09.10
09.15
09.20
S :a. Ibu klien mengatakan anaknya masih sesak
jika tidak memakai oksigen dan masih jugamengeluarkan lendir.
O :a. Klien tampak sesakb. Ada suara nafas tambahan Ronchi ( + )c. Klien tampak menggunakan otot-otot bantu
pernapasand. Frekuensi pernapasan 60 x/menite. Tampak terpasang oksigen nasal kanul 1 liter /
menit
A : Tujuan belum tercapai.P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5.I :
1. Mengkaji karaktereistik sesak dan frekuensi,cepat, dan ke dalaman pernafasan.Hasil :Klien sesak , nampak menggunakan otot-ototbantu pernapasan dengan frekuensi napas60x/menit
2. Mengauskultasi area paru, catat areapenurunan/tak aliaran udara dan bunyi napasadvensifius krekels,mengiHasil :Pada saat auskultasi terdengar suara nafastambahan yaitu : ronki (+)
3. Memberikan oksigen lambat sesuai kebutuhan.Hasil :Terpasanag oksigen 1 liter/nasal
4. Memberikan posisi senyaman mungkinHasil :Kien diberi posisi semi fowler.
5. Berkolaborasi dalam pemberian terapinebulizer.Hasil :Theraphy nebulizer dengan (ventolin 2,5 + Nacl3%)
6. Berkolaborasi dalam pemberian teraphy suctionHasil :Theraphy suction 3x sehari dengan konsistensisecret masih banyak, dan warna secret putihbening.
E : Masalah belum teratasi.
78
Kamis03-03-2016
3 09.30
09.35
09.40
09.4309.4509.50
09.52
09.55
10.00
10.15
S :a. Ibu klien mengatakan anaknya masih diberi
makan dan minum melalui selang NGT.O :
a. Tampak terpasang NGTb. Klien masih makan melalui selang NGTc. BB = 3,5 kg, BBI = 5,5 Kg
A : Tujuan belum tercapai.P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4I :
1. Memantau pola makanHasil :Tampak terpasang NGT dan klien makanmelalui selang NGT
2. Menganjurkan kepada keluarga untukmemberi makan sedikit tapi sering melaluiselang NGT.Hasil :Orang tua mau mengikuti instruksi dariperawat dengan memberi makan setiap 3 jamsekali.
3. Menimbang berat badan tiap hari denganmenggunakan jenis timbangan manualHasil :BB = 3,5 kg, BBI = 5,5 kg
4. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi untukmenentukan jumlah nutrisi yang dibutuhkanklien.Hasil :Pemberian Susu formula = 50 cc/3 jam
E : Masalah belum teratasi.Kamis4-3-2016
4 10.10
10.1510.18
10.20
10.22
S :a. Ibu klien mengatakan anaknya masih sering
terbangun karena batukO :
a. Nampak klien mudah terbangunb. Konjuntiva pucatc. HB :10,6 g/dl
A : Tujuan belum tercapai.P :
1. Mengevaluasi respon klien terhadap aktivitas,catat laporan dispnea perubahan TTV selamadan sesudah beraktivitasHasil :N : 90 X/ menitP : 60 X/ menit saat memakai oksigen 1liter/nasalS : 380C
2. Memberikan lingkungan tenang dan batasipengunjung selama fase akut sesuai indikasiHasil :Perawat menganjurkan agar pasien di berilingkungan yang tenang
3. Membantu klien memilih posisi nyaman untuk
79
10.25
10.30
istrahat dan tidurHasil :Klien diberi posisi semi fowler
4. Berkolaborasi dengan tim medis dalampemberian antibiotikHasil :Pemberian obat cefotaxim 3 x 200 mg/ iv
E : Masalah belum teratasi
80
B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan akan diulas mengenai kesenjangan antara teori
yang terdapat pada BAB II dan tinjauan kasus pada BAB III . Kesenjangan
yang di temukan akan di bahas berdsasarkan tahapan asuhan keperawatan
yaitu tahap pengkajian, tahap perencanaan tahap pelaksanaan dan tahap
evaluasi dan juga dokumentasi keperawatan, sesuai dengan Asuhan
Keperawatan Pada Klien An. G Dengan Gangguan Sistem Pernapasan :
Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum
Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
1. Pengkajian
Tahap awal proses keperawatan adalah pengkajian yang
meliputi pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data yang
kemudian dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. Tehnik
pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi,
pemeriksan fisik, studi dokumentasi dan studi kepustakaan.
Secara teori di jelaskan bahwa : Pada tahap awal , penderita
bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas : klien sesak
nafas, demam, terjadi sesak napas, nafsu makan menurun, takipneu,
batuk, retraksi dinding thoraks, pernapasan cuping hidung, suara nafas
melemah,terdapat bunyi nafas tambahan yaitu ronchi, sianosis, dan
nyeri dada.
Setelah dilakukan pengkajian pada klien anak G ditemukan
data sebagai berikut : keadaan umum klien lemah, klien nampak sesak,
nampak mengeluarkan lender pada hidung dan mulut, frekuensi nafas
81
cepat 60 X/menit, nampak menggunakan otot-otot bantu pernapasan,
pada auskultasi didada terdengar suara ronhci, akral terba hangat
dengan suhu tubuh 38OC, reflek menelan kurang baik dikarenakan
abnormalnaya palatum (terdapat celah), klien mudah terbangun, kuku
klien nampak panjang, nampak terpasang NGT, ibu klien nampak
cemas dengan keadaan anaknya.
Pada tahap pengkajian ditemukan adanya kesenjangan antara
data yang ditemukan pada pengkajian di teori dan kasus. Dimana tidak
semua data yang ada pada teori muncul pada data yang di dapat pada
kasus. Hal ini dikarenakan respon individu terhadap suatu penyakit
berbeda-beda.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tinjauan teori, diagnosa yang muncul pada klien
dengan bronchopneumonia adalah sebagai brikut :
a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membran alveolar-kapiler (efek inflamasi).
c. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,
perlengketan secret pernapasan).
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen atau kelelahan yang
berhubungan dengan gangguan pola tidur.
82
e. Nyeri dada berhubungan dengan inflamasi parenkim paru.
f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan
proses infeksi.
g. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan (demam).
h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.
Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan dalam studi
kasus sebagai hasil analisa dan penetapan masalah keperawatan
ditemukan 3 diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Bersihan jalan nafas tak efektif behubungan dengan peningkatan
produksi sputum.
b. Perubahan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan adanya
infeksi disaluran pernafasan bawah.
c. Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan abnormalnya palatum
(tinggi, terdapat celah)
d. Gangguan pola istrahat dan tidur behubungan dengan batuk.
e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang
tua merawat anaknya.
f. Ansietas/kecemasan orang tua berhubungan dengan mekanisme
koping tidak ektif.
83
Dari dari diagnosa kasus diatas terdapat kesenjangan antara
diagnosa yang ada diteori namun tidak terdapat dikasus yaitu diagnosa
perubahan suhu tubuh dan ansietas orang tua.
Kesenjangan ini dapat disebabkan oleh karena diagnosa
diangkat berdasarkan sesuai kondisi yang di alami klien yang didukung
oleh data yang didapat saat pengkajian. Sehingga itu yang menjadi
alasan diagnosa teori tidak diangkat di kasus antara lain :
1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membran alveolar-kapiler (efek inflamasi), diagnosa ini tidak
diangkat dikasus karena tidak ditemukan adanya tanda distress
pernapasan, maupun sianosis kuku sebagai kriteria adanya
kerusakan pertukaran gas pada klien.
2) Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,
perlengketan secret pernapasan), diagnosa ini tidak diangkat karena
data-data yang didapat tidak menunjukan adanya penyebaran
infeksi pada system tubuh lain dan juga tidak adanya komplikasi
walaupun sebenarnya beresiko namun dengan perawatan yang di
berikan di Rumah Sakit dapat diminimalisir dan dilakukan
pencegahan.
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen atau kelelahan yang
berhubungan dengan gangguan pola tidur, diagnosa ini tidak
84
diangkat dikasus karena klien yang masih berumur 2 bulan belum
ada aktivitas berlebih hanya bisa berbaring di tempat tidur.
4) Nyeri dada berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, diagnosa
ini tidak di angkat di kasus karena klien belum bisa menjelaskan
kualitas nyerinya penulis hanya menganalisa secara obyektif apa
yang dialami klien.
5) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan
proses infeksi, diagnosa ini tidak diangkat kasus karena tidak ada
data dan kriteria yang menunjukan bahwa klien mengalami
kekurangan nutrisi seperti penurunan berat badan yang signifikan.
6) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan (demam), diagnosa ini tidak di angakat dalam kasus
dengan alasan kondisi klien menunjukan tidak ada perubahan
turgor kulit yang tidak baik, dan mukosa bibir lembab.
7) Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah, diagnosa
tidak diangkat dikasus dengan alasan klien belum mampu
mengenal kondisi kesehatanya dan belum bisa mengenal sesuatu
mengingat umur klien yang masih 2 bulan.
3. Perencanaan
Pada tahap ini penulis bersama klien dan keluarga menyusun
rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai masalah
85
yang muncul. Perencanaan ini disesuaikan dengan privasi klien, situasi
dan kondisi serta sarana dan prasarana yang ada dalam ruangan.
a. Dalam menyusun perencanaan hal-hal yang mendukung adalah:
Adanya kerjasama yang baik dengan perawat, klien dan kelaurga
sehingga memudahkan dalam perencanaan tindakan keperawatan.
b. Dukungan dan bimbingan dari perawat di ruangan yang dapat
memperlancar dan menyusun perencanaan.
Tidak semua intervensi yang ada dalam teori terdapat dalam kasus,
kesenjangan ini terjadi karena tidak semua diagnosa keperawatan yang
ada dalam teori muncul dalam kasus. Tetapi untuk diagnosa yang ada
pada teori dan muncul pada kasus pada dasarnya penulis berpatokan pada
tinjuan teoritis, sedangkan diagnosa yang tidak ada pada teori, penulis
bersama klien dan keluarga membuat intervensi berdasarkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Adapun intervensi yang ada
dalam teori tetapi tidak terdapat dalam kasus atau sebaliknya dapat dilihat
sebagai berikut :
1) Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum, pada diagnosa dan intervensi sama namun pada
intervensi 3, 4, 5, 6 intervensi tidak ada dalam teori karena penulis
menyesuaikan dengan kondisi klien.
2) Perubahan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan adanya
infeksi di saluran pernfasan bawah. Diagnosa dan intervensi ini tidak
terdapat dalam teori karena penulis mengangkat diagnosa sesuai
keluhan dan data yang dapat mendukung diagnosa tersebut dan
86
penulis menyesuaikan dengan rencana tindakan yang hanya bisa
dilakukan saat pelaksanaan dan tentunya seusai kebutuhan klien.
3) Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan abnormalnya palatum
(tinggi, terdapat celah) diagnosa ini tidak ada dalam teori karena
disesuaikan dengan kondisi klien
4) Gangguan pola istrahat dan tidur behubungan dengan batuk diagnose
ini tidak ada dalam teori karena penulis menyesuaikan kondisi saat
pengkajian dan tidak sesuai dengan konsep teori.
5) Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang
tua merawat anaknya, diagnosa ini tidak terdapat dalam teori karena
diagnosa ini diangkat berdasarka data yang dapat menunjang dan
tentunya disesuaikan dengan kondisi klien.
6) kecemasan orang tua berhubungan dengan mekanisme koping tidak
efektif diagnosa ini tidak terdapat dalam teori karena penulis
menyesuaikan dengan diagnosa apa saja yang dapat di angkat sesuai
kondisi yang di alami klien dan orang tua saat menganalisa kondisi
klien dan orang tua.
4. Implementasi
Tahap ini merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun
sehingga dalam pelaksanaan ini mengacu pada perencanaan yang
merupakan suatu pendukung berjalannya tahap pelaksanaan adalah kerja
sama yang baik antara perawat, klien dan keluarga sehingga
memudahkan dalam setiap tindakan. Selain itu adanya dukungan serta
bimbingan dari perawat pembimbing.
87
Secara teori implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari
rencana keperawatan meliputi tindakan-tindakan yang telah direncanakan,
melaksanakan anjuran-anjuran dokter dan menjalankan ketentuan rumah
sakit. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah
ditetapkan dengan harapan mengatasi masalah yang dihadapi klien. Dalam
hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena semua
perencanaan dalam kasus yang disusun berdasarkan dalam teori telah
dilaksanakan dengan baik.
5. Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana
untuk menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan
mengacu pada tercapainya tujuan yang ditetapkan.
Setelah pelaksanaan asuhan keperawatan pada anak G dengan
bronchopneumonia selama 3 hari, yang dimulai pada tanggal 2 Maret
2016 sampai 4 Maret 2016, terdapat 3 diagnosa keperawatan yang belum
dapat teratasi yaitu diagnosa bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan
dengan peningkatan produksi sputum, belum teratasi, perubahan pola
nutrisi berhubungan dengan abnormalnya palatum, Gangguan pola
istrahat dan tidur berhubunga dengan batuk, dikarenakan diperlukan
perawatan yang cukup lama agar dapat mengatasi masalah tesebut, serta
penentuan intervensi yang tepat, dan tentunya dengan kerja sama perawat,
mahasiswa, pembimbing (perawat diruangan), dokter serta orang tua klien
dalam proses penyembuhan klien.
88
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari dan melaksanakan studi kasus melalui
pendekatan proses Asuhan Keperawatan pada Anak Usia Infant (2 bulan)
dengan bronchopneumonia di Ruangan Kenanga Lantai I Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung dari tanggal 01-04 Maret 2016
dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai, maka penulis mengambil
kesimpulan:
1. Bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai
pola penyebaran berbecak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi
didalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan
disekitarnya.
2. Dalam pengkajian ditemukan data yang menyimpang diantaranya : klien
nampak sesak, dengan frekuensi napas 60 x/menit, terdapat lendir di
saluran pernapasan, bunyi napas abnormal (ronchi), nampak
menggunakan otot-otot bantu pernapasan, suhu tubuh klien 38 OC,
namapak ibu klien cemas dengan kondisi anaknya.
3. Pada tahap diagnosa, penulis menyusun diagnosa berdasarkan data-data
yang didapatkan pada klien dan di sesuaikan dengan teori yang ada.
Kemudian diprioritasakan berdasarkan kebutuhan dasar manusia menurut
Maslow dan keluhan pasien yang mengganggu seperti bersihan jalan
nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum,
perubahan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan infeksi saluaran
89
pernafasan bawah, perubahan pola nutrisi berhubungan dengan
abnormalnya palatum, perubahan pola istrahat dan tidur berhubungan
dengan batuk, defisit perawatan diri berhubungan ketidakmampuan orang
tua merawat anak, ansietas/kecemasan orang tua berhubungan dengan
mekanisme koping tidak efektif.
4. Pada tahap perencanaan, penulis membuat dan menyusun rencana
tindakan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan masalah klien untuk
mengatasi masalah gangguan system pernapasan, terutama pada penyakit
bronchopneumonia berdasarkan ilmu yang dimilki dan prosedur konsep
dasar keperawatan.
5. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien usia infant (2 an)
dengan bronchopneumonia diperlukan ilmu dan keterampilan seorang
perawat, kelengkapan sarana dan prasarana yang tersedia sehingga dapat
berjalan lancar sesuai dengan yang ingin dicapai.
6. Tercapainya penyembuhan dari penyakit diperlukan evaluasi secara
berkelanjutan dan terarah dengan adanya catatan perkembangan, juga
diperlukan pengobatan sesuai dengan program terapi yang teratur.
Adapun masalah yang teratasi yaitu perubahan suhu tubuh (hipertermi)
berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan, defisit perawatan diri
berhubungan dengan ketidakmampuan orang tua merawat anak, dan
ansietas/kecemasan orang tua berhubungan dengan mekanisme koping
tidak efektif sedangkan yang tidak teratasi adalah bersihan jalan nafas
tidak efektif berhubungan dengan peningkan produksi sputum, perubahan
90
pola nutrisi berhubungan dengan palatum yang abnormal, gangguan pola
istrahat dan tidur berhubungan dengan batuk.
B. Rekomendasi
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan
proses keperawatan pada anak G dengan bronkopneumonia, penulis
menyarankan:
1. Pihak Rumah Sakit
Rumah sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan yang
komprehensif yaitu bio, psiko, sosial, dan spiritual kepada klien dengan
menambah peralatan yang memadai untuk menunjang pelaksanaan
asuhan keperawatan.
2. Institusi Pendidikan
Institusi penyelenggara pendidikan harus dapat menyediakan referensi
yang memadai, khususnya buku-buku yang menyangkut hal-hal terbaru
tentang penatalaksanaan perawatan klien anak dengan bronkopneumonia.
3. Profesi Keperawatan
Perawat harus menerapkan proses keperawatan secara proaktif dan
meningkatkan frekuensi kontak dengan klien serta dalam melaksanakan
asuhan keperawatan diperlukan adanya pendokumentasian yang dicatat
dalam status kesehatan klien dan diperlukan adanya kerjasama yang baik
dengan tim kesehatan lainnya.
4. Penulis
Bagi penulis jadikanlah Karya Tulis Imiah ini sebagai pedoman dan
acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas dalam pemberian
91
asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia khususnya
pada klien anak dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi
jembatan penulis menuju sukses.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana UN. (2015). Studi Kasus Pada An. A Umur 10 Bulan Dengan
Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Diagnosa Medis Bronkopneumonia Di Ruang Musdalifah Rumah
Saki Muhammadiyah “Ahmad Dahlan “ Kota Kendari. Artikel
Skripsi Program Studi D-III Kperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Uneversitas Nusantara PGRI KEDIRI.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. EGC: Jakarta
Doenges, M.E., Moorhouse, M.F. & Geissler, A.C. (2000). Pedoman
untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,
Ed.3. EGC: Jakarta.
Djitowiyono, Sugeng. (2010). Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak.
Nuha Medika : Yogyakarta.
Engel J. (2009). Pengkajian Pediatrik. Ed. 4. EGC: Jakarta
Hidayat, A.A. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Salemba Medika: Jakarta
La Rangki & Susen.A. (2014). Patofisiologi Manusia Disertai
Penyimpangan Kebutuhan Dasar Manusia jilid I. Masagena Press:
Makassar-Sulawesi Selatan.
Muttaqin, A. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Persarafan. Salemba Medika: Jakarta.
Nursalam. (2013). Proses Dan Dokumentasi Keperawatan, ed.2. Salemba
Medika:Jakarta
Nurarif, A.H. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC, Jilid 1.
Mediaction: Jogjakarta.
(2015). Handbook for Health Student.
Mediaction: Jogjakarta.
Syaifuddin. (2009). Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa
Keperawatan, Ed.2. Salemba Medika: Jakarta.
(2006). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan,
Ed.3 Salemba Medika: Jakarta.
Somantri, I. (2007). Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Salemba
Medika: Jakarta
Wong, L.D. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4.
Buku Kedokteran. EGC: Jakarta.
Zulmeliza Rasyid. (2013). Faktor-Faktor Yang berhubungan Dengan
Kejadian pneumonia Anak Balita Di RSUD Bangkinang Kabupaten
Kampar. Jurnal Kesehatan Komunitas Vol. 2 No. 3
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
PENGERTIAN
Kompres air hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu
yang menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh
yang memerlukan
TUJUAN
1. Memperlancar sirkulasi darah
2. menurunkan suhu tubuh
3. mengurangi rasa sakit
4. menberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien
JENIS-JENIS KOMPRES
1. Kompres air hangat
2. kompres air dingin
CARA MELAKUKAN KOMPRES YANG TEPAT
1. Sediakan air hangat dengan suhu 38 derajat celcius dalam sebuah baskom
kecil
2. Basahi handuk dengan air hangat, peras agar handuk tidak terlalu basah
3. Buka seluruh pakaian saat mengompres, kompres jangan hanya pada
bagian dahi tetapi juga pada bagian lipatan paha dan ketiak
4. Ulangi mengompres kembali saat kompres sudah mulai berkurang
kehangatannya
5. Keringkan tubuh klien dengan menggunakan handuk kering yang lembut
dengan cara menekan-nekan perlahan-lahan sampai kering
6. Gunakan baju yang tipis atau longgar agar penguapan maksimal
A. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
1 5 Menit Pembukaan :
1. Member Salam
2. Menjelaskan Maksud
Dan Tujuan
Menjawab Salam
Memperhatikan
2 10
Menit
Penyampaian Isi Materi
1. Pengertian kompres
air hangat.
2. tujuan kompres air
hangat.
3. jenis-jenis kompres
air hangat.
4. cara kompres air
hangat.
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
3 5 Menit Penutup
Memberikan
kesempatan keluarga
bertanya
Memberikan timbal
balik
Memberikan
pertanyaan secara
lisan
Memberikan
reinforcement positif
Mengucapkan salam
penutup
Bertanya
Memperhatikan
Menjawab
Merespon
reinforcement
Menjawab salam
B. Evaluasi
Evaluasi Yang Dilakukan Yaitu Menanykan Tentang :
1. Pengertian kompres air hangat.
2. tujuan kompres air hangat.
3. jenis-jenis kompres air hangat.
4. cara kompres air hangat.
Sumber :
Smelzer,Suzzana (2001), Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah,Brunner
Sudarth,Vol.2 Edisi 8, EGC: Jakarata
KOMPRESAIRHANGAT
OLEH:
La Ode Ali Anugrah Jufri
13. 13. 1068
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMKAB MUNA
2016
JENIS-JENIS KOMPRES
1. Kompres air hangat
2. kompres air dingin
Kompres air hangat adalahmemberikan rasa hangat pada daerahtertentu yang menggunakan cairanatau alat yang menimbulkan hangatpada bagian tubuh yang memerlukan
tujuan
1. Memperlancar sirkulasidarah
2. menurunkan suhu tubuh3. mengurangi rasa sakit4. menberi rasa hangat,
nyaman dan tenang padaklien
PENGERTIAN
1. Sediakan air hangat dengansuhu 38 derajat celcius dalamsebuah baskom kecil2. Basahi handuk dengan airhangat, peras agar handuktidak terlalu basah3. Buka seluruh pakaian saatmengompres, kompresjangan hanya pada bagiandahi tetapi juga pada bagianlipatan paha dan ketiak4. Ulangi mengompres kembalisaat kompres sudah mulaiberkurang kehangatannya5. Keringkan tubuh kliendengan menggunakanhanduk kering yang lembutdengan cara menekan-nekanperlahan-lahan sampai kering6. Gunakan baju yang tipis ataulonggar agar penguapanmaksimal
7. Hindari menggunakan selimuttebal atau handuk tebal
Informasi !!!
Kompres plester yang sekarangini beredar dipasaran terbuatdari hidrogen. Kompes inibersifat dingin sama sepertidengan kompres menggunakanair dingin.
Terimakasih........
Cara MelakukanKompres Yang Tepat
PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Raha Tlp. 0403 22945
LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAHUJIAN AKHIR PROGRAM (UAP) T.A. 2015/2016
Nama Mahasiswa : Laode Ali Anugrah JufriNIM : 13.13.1068Judul : Asuhan Keperawatan Anak “G” Usia Infant (2 Bulan)
dengan Bronkopneumonia di Ruang Kenanga 1 Lantai 1Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung
Nama Pembimbing : Ns. Santhy S.Kep, M.Kep
No Hari/Tgl PokokBahasan/Sub
PokokBahasan
Uraian Perbaikan Paraf
1 Kamis5/Mei/2016
Judul
BAB I
- Perbaiki penulisan judul- Perbaiki pengetikan- Kalimat disusun dari yang
umum ke khusus- Penyajian data dari WHO,
Indonesia, RSU- Bab I di masukan dampak
terhadap tubuh2 Senin
10/Mei/2016BAB I - Menghapus satu paragraph
- Memeperbaiki tabel tertutupmenjadi terbuka
- Referensi baru3 Rabu
26/Mei/2016BAB I
BAB II
- Perbaiki pengetikan- Referensinya terbaru- Perbaiki penulisan sepert
spasi dan ukuran margins4 Jum’at
30/Mei/2016BAB I
BAB II
- ACC Bab I- Perbaikan pengetikan- Perbaikan penulisanreferensi
5 Selasa2/Juni/2016
BAB II - Perbaikan penulisanreferensi- Perbaikan pengetikan dan
spasi baris- Lanjut BAB III
PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Raha Tlp. 0403 22945
LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAHUJIAN AKHIR PROGRAM (UAP) T.A. 2015/2016
Nama Mahasiswa : Laode Ali Anugrah JufriNIM : 13.13.1068Judul : Asuhan Keperawatan Anak “G” Usia Infant (2 Bulan)
dengan Bronkopneumonia di Ruang Kenanga 1 Lantai 1Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung
Nama Pembimbing : Ns. Santhy S.Kep, M.Kep
No Hari/Tgl PokokBahasan/Sub
PokokBahasan
Uraian Perbaikan Paraf
1 Kamis5/Mei/2016
Judul
BAB I
- Perbaiki penulisan judul- Perbaiki pengetikan- Kalimat disusun dari yang
umum ke khusus- Penyajian data dari WHO,
Indonesia, RSU- Bab I di masukan dampak
terhadap tubuh2 Senin
10/Mei/2016BAB I - Menghapus satu paragraph
- Memeperbaiki tabel tertutupmenjadi terbuka
- Referensi baru3 Rabu
26/Mei/2016BAB I
BAB II
- Perbaiki pengetikan- Referensinya terbaru- Perbaiki penulisan sepert
spasi dan ukuran margins4 Jum’at
30/Mei/2016BAB I
BAB II
- ACC Bab I- Perbaikan pengetikan- Perbaikan penulisanreferensi
5 Selasa2/Juni/2016
BAB II - Perbaikan penulisanreferensi- Perbaikan pengetikan dan
spasi baris- Lanjut BAB III
PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Raha Tlp. 0403 22945
LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAHUJIAN AKHIR PROGRAM (UAP) T.A. 2015/2016
Nama Mahasiswa : Laode Ali Anugrah JufriNIM : 13.13.1068Judul : Asuhan Keperawatan Anak “G” Usia Infant (2 Bulan)
dengan Bronkopneumonia di Ruang Kenanga 1 Lantai 1Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung
Nama Pembimbing : Ns. Santhy S.Kep, M.Kep
No Hari/Tgl PokokBahasan/Sub
PokokBahasan
Uraian Perbaikan Paraf
1 Kamis5/Mei/2016
Judul
BAB I
- Perbaiki penulisan judul- Perbaiki pengetikan- Kalimat disusun dari yang
umum ke khusus- Penyajian data dari WHO,
Indonesia, RSU- Bab I di masukan dampak
terhadap tubuh2 Senin
10/Mei/2016BAB I - Menghapus satu paragraph
- Memeperbaiki tabel tertutupmenjadi terbuka
- Referensi baru3 Rabu
26/Mei/2016BAB I
BAB II
- Perbaiki pengetikan- Referensinya terbaru- Perbaiki penulisan sepert
spasi dan ukuran margins4 Jum’at
30/Mei/2016BAB I
BAB II
- ACC Bab I- Perbaikan pengetikan- Perbaikan penulisanreferensi
5 Selasa2/Juni/2016
BAB II - Perbaikan penulisanreferensi- Perbaikan pengetikan dan
spasi baris- Lanjut BAB III
6 Senin5/Juni/2016
BAB IIBAB III
- Perbaiki pengetikan- Perbaiki riwayat keluhan
utama- Perbaiki penulisan
genogram- Tambahkan tanggal dan
nilai Laboratoriumabnormal dan pemeriksaanfoto thoraks pada klasifikasidata
- Perbaiki diagnosa7 Selasa
6/Juni/2016BAB III - ACC
8 Kamis7/Juni/2016
BAB IV - Perbaikan penulisan
9 Jumat8/Juni/2016
BAB IV - ACC
10 Sabtu9/Juni/2016
KelengkaanKti
- Kata pengantar, lembarpengesahan saampai Riwayathidup
RIWAYAT HIDUP
1. Identitas Penulis
Nama : La Ode Ali Anugrah Jufri
Tempat, tanggal lahir : Raha, 12 Juli 1995
Status : Mahasiswa
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Muna / Indonesia
Alamat : Jl. Bunga Dahlia
2. Riwayat Pendidikan
a. SD Negeri 15 Katobu Tamat Pada Tahun 2007
b. SMP Negeri 2 Raha Tamat Pada Tahun 2010
c. SMA Negeri 1 Raha Tamat Pada Tahun 2013
d. Sejak Tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi
Keperawatan Pemkab Muna.