ABDUL JABBAR

64
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga mempunyai peran yang penting dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan modern sekarang ini manusia tidak bisa dipisahkan dari kegiatan olahraga, baik untuk meningkatkan prestasi maupun kebutuhan dalam menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. Salah satu cabang olahraga yang digemari di kalangan masyarakat saat ini yaitu cabang olahraga sepaktakraw, karena olahraga ini dapat dilakukan oleh semua kalangan, baik laki-laki maupun perempuan. Dengan olahraga dapat membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani serta mempunyai watak disiplin dan pada akhirnya akan terbentuk manusia yang berkualitas. Dalam usaha pembentukan generasi muda yang mampu menjadi tulang punggung penerus perjuangan bangsa, pembinaan 1

Transcript of ABDUL JABBAR

Page 1: ABDUL JABBAR

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga mempunyai peran yang penting dalam kehidupan manusia. Dalam

kehidupan modern sekarang ini manusia tidak bisa dipisahkan dari kegiatan olahraga,

baik untuk meningkatkan prestasi maupun kebutuhan dalam menjaga kondisi tubuh

agar tetap sehat. Salah satu cabang olahraga yang digemari di kalangan masyarakat

saat ini yaitu cabang olahraga sepaktakraw, karena olahraga ini dapat dilakukan oleh

semua kalangan, baik laki-laki maupun perempuan.

Dengan olahraga dapat membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani

serta mempunyai watak disiplin dan pada akhirnya akan terbentuk manusia yang

berkualitas. Dalam usaha pembentukan generasi muda yang mampu menjadi tulang

punggung penerus perjuangan bangsa, pembinaan melalui olahraga sudah lama

dipandang sebagai sarana yang paling berdaya guna dan berhasil guna. Karena

pembangunan manusia pada hakikatnya menuju manusia Indonesia seutuhnya yang

sehat jasmani dan rohani. Kondisi manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani

ini baru dapat dicapai apabila manusia sadar dan mau melaksanakan gerakan hidup

sehat melalui pendidikan jasmani dan olahraga. Oleh karena itu gerakan

memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat perlu semakin gencar

dilaksanakan di seluruh pelosok tanah air Indonesia.

1

Page 2: ABDUL JABBAR

2

Dengan adanya gerakan tersebut, maka diharapkan akan muncul bibit-bibit

olahragawan yang bermutu yang kemudian dapat dibina lebih lanjut secara khusus

agar dapat menjadi bintang-bintang olahraga yang dapat mengharumkan nama bangsa

dan negara Indonesia.

Sepaktakraw merupakan olahraga tradisional bangsa-bangsa di Asia Tenggara

termasuk juga bangsa Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia yang terlebih dahulu

memainkan sepaktakraw adalah Sulawesi Selatan (Makasar), Sumatera Barat

(Minang Kabau), Riau, Kalimantan (Kandangan) dan Jawa Barat (Banten), semua

merupakan daerah yang berada di pesisir pantai. Daerah-daerah inilah yang terlebih

dahulu dan aktif memasalkan, mengembangkan, dan meningkatkan olahraga

sepaktakraw, sehingga sangatlah wajar kalau daerah Sulawesi Selatan dan Riau selalu

unggul dalam prestasi dan menjadi juara pada kejuaraan-kejuaraan nasional.

Dewasa ini permainan sepaktakraw tidak lagi dimainkan dengan bola terbuat

dari rotan melainkan sudah memakai bola yang terbuat dari fiber (Synthetic Fiber).

Sepaktakraw yang merupakan asli Bangsa Indonesia sudah sewajarnya dapat

dibanggakan karena olahraga ini kian populer dan menjadi salah satu cabang yang

kerap dipertandingkan pada skala regional, nasional, maupun internasional yang pada

gilirannya dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa.

Olahraga sepaktakraw telah banyak dikenal dan berkembang di seluruh

Masyarakat Indonesia yang telah terbukti dengan adanya klub-klub sepaktakraw dari

masing-masing propinsi di Indonesia seperti Sulawesi Selatan yang ikut serta dalam

kejuaraan tingkat nasional. Dalam meningkatkan prestasi optimal pada berbagai

Page 3: ABDUL JABBAR

3

kejuaraan atau pertandingan di tingkat regional, nasional, dan internasional perlu

dilakukan peningkatan kualitas dan kuantitas pelatih, atlet, dan penataan organisasi

yang baik. Khususnya pembinaan klub-klub atau pelajar yang merupakan aset paling

esensial dan potensial untuk digarap, apalagi sepaktakraw merupakan cabang

olahraga yang sedikit unik bila dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya.

Keunikan sepaktakraw yang kita ketahui dominannya unsur senam dan gerakan

akrobatik sebagai dasar keterampilan menuju kematangan prestasi dapat

digarisbawahi, bahwa tanpa pembinaan sejak usia dini akan sulit melahirkan atlet

yang berprestasi optimal (PB. PERSETASI, 1998:16).

Permainan sepaktakraw bukan lagi olahraga tradisional rekreatif yang hanya

dimainkan sebagian Masyarakat Indonesia, tetapi sepaktakraw telah menjadi olahraga

modern kompetitif yang dimainkan dan diakui keberadaannya oleh masyarakat dunia.

Permainan ini menjadi kegemaran bangsa-bangsa di Asia Tenggara sebagai kegiatan

pengisi waktu luang. Sejak abad ke-15 oleh Bangsa Indonesia olahraga ini disebut

sepak raga, Di Thailand lebih dikenal dengan takraw, di Philipina dinamakan sipa,

Di Birma disebut Ching long, Sri Lanka disebut raga, dan Negara Laos disebut kator.

Dari mana asalnya permainan sepaktakraw itu belum dapat diketahui secara pasti

yang jelas pengenalan pertama permainan sepaktakraw di Indonesia adalah ketika tim

sepaktakraw Malaysia dan Singapura berkunjung ke Jakarta pada tahun 1970

(Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa, 1992:2).

Setiap cabang olahraga mempunyai karakteristik yang berbeda-beda termasuk

dalam cabang olahraga sepaktakraw. Perbedaan ini tentunya akan memerlukan

Page 4: ABDUL JABBAR

4

penanganan yang berbeda pula, yaitu penanganan yang disesuaikan dengan

karakteristik olahraga yang dibina. Dengan kata lain bahwa pembinaan olahraga

sepaktakraw dituntut untuk bisa melakukan cara melatih yang tepat agar tujuan dari

latihan dapat berhasil dengan baik. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi

pemain sepaktakraw, diantaranya adalah unsur teknik. Teknik permainan tidak akan

terjadi dengan sendirinya tanpa adanya latihan yang teratur. Adapun untuk bermain

sepaktakraw dengan baik seorang pemain harus menguasai teknik dasar dan teknik

khusus. Teknik dasar sepaktakraw antara lain adalah sepakan, main kepala, mendada,

memaha, dan membahu.

Kemampuan teknik dasar antara satu dengan lainnya merupakan kesatuan

yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa menguasai kemampuan dasar atau teknik dasar

bermain sepaktakraw, permainan sepaktakraw tidak dapat dimainkan dengan baik.

Penguasaan teknik-teknik tersebut dapat dimainkan dengan baik jika dipelajari dan

dilatih secara kontinu di bawah pengawasan pelatih yang berkualitas. Namun tidak

berarti bahwa prestasi sepaktakraw hanya ditentukan oleh penguasaan teknik dasar

yang baik. Fakor-faktor lainnya juga banyak lagi yang menunjang peningkatan

prestasi sepaktakraw.

Untuk itu dilakukan pemanduan bakat dalam hal ini peranan guru olahraga di

Sekolah lanjutan tingkat pertama sangat besar peranannya dalam memberikan

pengarahan dan penjelasan mengenai olahraga sepaktakraw dan peranan guru pada

khususnya sangat diperlukan mengingat sifat psikologis dan sosial yang ada pada

anak sekolah lanjutan tingkat petama.

Page 5: ABDUL JABBAR

5

Olahraga sepaktakraw di SMP Negeri 1 Bissappu merupakan kegiatan ekstra

kurikuler, (1) Tersedianya sarana lapangan sepaktakraw, (2) Jarak antara sarana

lapangan sepaktakraw cukup dekat, merupakan pendukung meningkatnya minat anak/

siswa untuk mengikuti olahraga sepaktakraw tersebut, sedangkan yang menjadi

hambatan adalah keadaan ekonomi orang tua yang termasuk golongan menengah ke

bawah yang rata-rata berpekerjaan seorang petani.

Perlu diteliti lebih jauh tentang minat siswa putra dalam olahraga sepaktakraw

sehingga nantinya kesepakatan ini merupakan faktor yang bisa

dipertanggungjawabkan dan dengan penelitian tentang minat siswa putra dalam

hubungan dengan pelaksanaan proses pembinaan dan pembibitan olahraga

sepaktakraw akan membuka wawasan atau persoalan baru yang mungkin bisa

dibuktikan.

Sebagai salah satu Kabupaten di Sulawesi Selatan, Bantaeng merupakan salah

satu Kabupaten yang berpotensi dalam olahraga sepaktakraw namun Bantaeng sangat

disayangkan dengan letak yang dipandang cukup strategis karena berada dalam

wilayah yang memiliki tradisi permainan sepakraga. Kecamatan Bissappu sebagai

salah satu Kecamatan di Kabupaten Bantaeng sampai saat ini belumlah memiliki

prestasi yang baik, dan belum terlahir pemainpemain yang berkualitas didaerah ini.

dan sedikit lembaga pembinaan pembibitan pemain sepaktakraw atau klub

Page 6: ABDUL JABBAR

6

sepaktakraw yang ada di wilayah Kecamatan Bissappu dan kurangnya mengikuti

kompetisi-kompetisi baik ditingkat Kabupaten maupun Provinsi.

Sehingga perlu ada penelitian di Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng

yang fokus pada usia dini. Pembinaan usia dini dimulai dari usia 6 tahun yang

merupakan usia anak kecil sampai akan menuju remaja hingga dewasa. Kalau

direalisasikan dibidang pendidikan maka anak usia 12-15 tahun berada di bangku

sekolah lanjutan tingkat pertama, mengingat kelengkapan fasilitas di Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama di Kecamatan Bissappu berbeda-beda baik dari segi

lapangan maupun kelengkapan-kelengkapan lain serta wilayah yang sangat luas serta

letak sekolah lanjutan tingkat pertama yang mudah terjangkau oleh transportasi tapi

membutuhkan waktu yang lama karena dari sekolah satu dengan yang lain sangat

berjauhan dan di daerah terpencil maka dengan itu peneliti mengambil sekolah

lanjutan tingkat pertama SMP Negeri Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng

sebagai obyek penelitian.

Berdasarkan alasan diatas peneliti akan mengadakan penelitian tentang

analisis minat bermain sepaktakraw pada siswa SMP Negeri di Kecamatan Bissappu

Kabupaten Bantaeng.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah,

sebagai berikut

Page 7: ABDUL JABBAR

7

”Apakah ada minat bermain sepaktakraw pada SMP Negeri Kecamatan Bissappu

Kabupaten Bantaeng?”

B. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujan penelitian

ini, sebagai berikut :

”Untuk mengetahui seberapa besar minat bermain sepaktakraw siswa SMP Negeri

Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng”.

C. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang positif dalam

upaya mengembangkan dan membina prestasi khususnya sepaktakraw. Sehingga

hasil penelitian diharapkan mempunyai kegunaan, sebagai berikut :

1. Mendapat informasi tentang minat bermain sepaktakraw siswa SMP Negeri di

Kacamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng.

2. Memberikan informasi pada Pembina dan Guru Olahraga, tentang minat sebagai

faktor yang penunjang kemampuan bermain sepaktakraw.

3. Sebagai bahan referensi untuk rekan-rekan Mahasiswa pada Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Makassar

Page 8: ABDUL JABBAR

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka merupakan dasar dan landasan untuk mencari teori yang

digunakan dalam mencapai pemecahan masalah terhadap faktor-faktor yang menjadi

problema dalam penelitian ini. Oleh sebab itu, pada bab ini akan diuaraikan beberapa

teori atau pendapat para ahli yang berhubungan dengan penelitian. Dengan teori yang

dikemukakan, diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang diungkapkan pada

bab sebelumnya.

A. Minat

1. Teori-Teori Minat

Minat merupakan salah satu unsur kepribadian yang memegang peranan

penting dalam mengambil keputusan masa depan. Minat mengarahkan individu

terhadap suatu obyek atas dasar rasa senang atau rasa tidak senang. Perasaan senang

atau tidak senang merupakan dasar suatu minat. Minat seseorang dapat diketahui dari

pernyataan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek tertentu. (Dewa Ketut

Sukardi, 1994:83)

Untuk memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan minat dan prosedur

yang diperlukan maka sangatlah bermanfaat untuk mengetahui aspek-aspek

individual. Aspek-aspek individual dapat digolongkan menjadi dua ranah yaitu

kemampuan dan kepribadian. Pada umumnya tugas pengukuran ditujukan pada kedua

8

Page 9: ABDUL JABBAR

9

ranah diatur dan pada penekanannya pada lingkup yang lebih luas. Perbuatan atau

tindakan yang disenangi, disukai atau tidak disukai oleh seseorang adalah pada

lingkup kepribadian termasuk seperti faktor-faktor minat, temperamen dan sikap.

Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari campuran-campuran

perasaan, harapan, pendidikan, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain

yang menggerakan individu kepada suatu pilihan tertentu (Andi Mappier, 1982:62)

Dari pendapat di atas dijelaskan bahwa minat merupakan perangkat mental yang

menggerakan individu dalam memilih sesuatu. Selanjutnya Sumadi Suryobroto

(1988:109) mendefinisikan minat sebagai kecenderungan dalam diri individu untuk

tertarik pada suatu objek atau menyenangi suatu obyek. Timbulnya minat terhadap

suatu obyek ini ditandai dengan adanya rasa senang atau tetarik. Jadi boleh dikatakan

orang yang berminat terhadap sesuatu maka seseorang tersebut akan merasa senang

atau tertarik terhadap obyek yang diminati tersebut.

Selain itu Sumadi Suryobroto (1983:7) juga menyatakan minat adalah

pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu obyek serta banyak sedikitnya

kekuatan yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Kemudian Agus Suyanto

(1983:101) juga mendefinisikan minat sebagai suatu pemusatan perhatian yang tidak

disengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan

lingkungan. Pemusatan perhatian menurut pendapat di atas merupakan tanda

seseorang yang mempunyai minat terhadap sesuatu yang muncul dengan tidak

sengaja yang menyertai sesuatu aktivitas tertentu.

Page 10: ABDUL JABBAR

10

Dari pendapat para ahli di atas dapat diasumsikan bahwa timbulnya minat

seseorang itu disebabkan oleh beberapa faktor penting yaitu rasa tertarik atau rasa

senang, faktor perhatian dan kebutuhan. Kaitannya dengan penelitian minat siswa

terhadap permainan sepaktakraw, minat terhadap sesuatu tersebut tidak dapat

diketahui atau diukur secara langsung harus digunakan faktor-faktor yang dapat

digunakan untuk mengungkap minat seseorang terhadap sesuatu. Karena minat tidak

dapat diukur secara langsung maka unsur-unsur atau faktor yang menyebabkan

timbulnya minat di atas diangkat untuk mengungkap minat seseorang. Dalam faktor

ini disusun pertanyaan yang berguna untuk mengungkap minat seseorang terhadap

suatu kegiatan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat pada hakekatnya merupakan sebab akibat dari pengalaman. Minat

berkembang sebagai hasil daripada suatu kegiatan dan akan menjadi sebab akan

dipakai lagi dalam kegiatan yang sama (Crow and Crow, 1973:22)

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

2.1. The factor inner urge: rangsangan yang datang dari lingkungan atau

ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah

menimbulkan minat. Misalnya kecenderungan terhadap belajar, dalam hal ini

seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan.

2.2. The factor of social motive: minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu

hal. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan oleh

Page 11: ABDUL JABBAR

11

motif sosial, misal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar dapat status sosial

yang tinggi pula.

2.3 Emosianal factor: faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh

terhadap obyek misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu

kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah

semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya kegagalan yang

dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang.

Menurut Milton (1961:397) minat dibagi menjadi dua yaitu: (1) Minat

subyektif: perasaan yang menyatakan bahwa pengalaman-pengalaman tertentu yang

bersifat menyenangkan. (2) Minat obyektif: reaksi yang merangsang kegiatan-

kegiatan dalam lingkungannya. Menurut Samsudin (1961: 8) minat jika dilihat dari

segi timbulnya terdiri dari 2 macam yaitu: (1) Minat spontan: minat yang timbul

dengan sendirinya secara langsung. (2) Minat yang disengaja: minat yang dimiliki

karena dibangkitkan atau ditimbulkan.

3. Faktor-Faktor yang Menimbulkan Minat

Minat timbul bila ada pehatian dengan kata lain minat merupakan sebab dan

akibat dari perhatian. Seseorang yang mempunyai perhatian terhadap sesuatu yang

dipelajari maka ia mempunyai sikap yang positif dan merasa senang terhadap hal

tersebut, sebaliknya perasaan tidak senang akan menghambat. Minat timbul karena

adanya faktor interen dan eksteren yang menentukan minat seseorang (H.C

Wetherrington:1983:136)

Page 12: ABDUL JABBAR

12

3. Bentuk-bentuk Minat

Menurut M. Buchori (1991:136) minat dapat dibedakan menjadi dua macam

yaitu:

3.1. Minat Primitif

Minat primitif disebut minat yang bersifat biologis, seperti kebutuhan makan,

minum, bebas bergaul dan sebagainya. Jadi pada jenis minat ini meliputi kesadaran

tentang kebutuhan yang langsung dapat memuaskan dorongan untuk

mempertahankan organisme.

3.2. Minat Kultural

Minat kultural atau dapat disebut juga minat sosial yang berasal atau diperoleh

dari proses belajar. Jadi minat kultural disini lebih tinggi nilainya dari pada minat

primitif.

4. Macam- macam Minat

Menurut Dewa Ketut Sukardi yang mengutip pendapat Carl Safran,

mengemukakan bahwa ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan minat,

yaitu:

4.1. Minat yang diekspresikan/ Expressed Interest

Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata

tertentu. Misal: seseorang mungkin mengatakan bahwa dirinya tertarik dalam

mengumpulkan mata uang logam, perangko dan lain-lain.

Page 13: ABDUL JABBAR

13

4.2 Minat yang diwujudkan/ Manifest Interest

Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata melainkan

dengan tindakan atau perbuatan, yaitu ikut serta dan berperan aktif dalam suatu

kegiatan. Misal: kegiatan olahraga, pramuka dan sebagainya yang menarik perhatian.

4.3. Minat yang diinventariskan/ Inventoral Interest

Seseorang menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab terhadap

sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas

tertentu. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur minat seseorang disusun dengan

menggunakan angket.

5. Unsur-unsur Minat

Seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu itu memiliki

beberapa unsur antara lain:

5.1. Perhatian

Seseorang dikatakan berminat apabila individu disertai adanya perhatian,

yaitu kreatifitas jiwa yang tinggi yang semata-mata tertuju pada suatu obyek. Jadi

seseorang yang berminat terhadap sesuatu obyek yang pasti perhatiannya akan

memusat terhadap sesuatu obyek tersebut. Dalam hal ini perhatian ditujukan pada

obyek ekstrakurikuler olahraga sepaktakraw.

5.2. Kesenangan

Perasaan senang terhadap sesuatu obyek baik orang atau benda akan

Page 14: ABDUL JABBAR

14

menimbulkan minat pada diri seseorang, orang merasa tertarik kemudian pada

gilirannya timbul keinginan yang dikehendaki agar obyek tersebut menjadi miliknya.

Dengan demikian maka individu yang bersangkutan berusaha untuk mempertahankan

obyek tersebut.

5.3. Kemauan

Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah pada suatu tujuan

yang dikehendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan melahirkan timbulnya suatu

perhatian terhadap suatu obyek. Sehingga dengan demikian akan muncul minat

individu yang bersangkutan.

6. Ciri-ciri Minat Anak

Dorongan-dorongan yang ada pada diri anak, menggambarkan perlunya

perlakuan yang luas, sehingga ciri-ciri dan minat anak tergambar lebih terinci dan

faktual, sesuai dengan usia dan kedewasaan mereka. Dengan demikian ciri-ciri dan

minat anak akan menjadi pedoman penyelenggaraan program pendidikan jasmani

yang arahnya dapat dikategorikan ke dalam domain hasil belajar, yaitu psikomotor,

afektif, kognitif dan domain yang lain. Dengan digunakannya sebagai pedoman, maka

pedoman dan pengembangan program akan sesuai dengan ketepatan masa belajar,

urutan, kecepatan dan ragam kekuatan. Kemudian muncul dalam pikiran kita, bahwa

remaja pada umumnya memiliki ragam yang luas tentang kedewasaan jasmani dan

kedewasaan rohaniah, yang perlu juga untuk diperhatikan.

Page 15: ABDUL JABBAR

15

6.1 Psikomotor

Psikomotor ini dimaksudkn untuk menggambarkan sasaran-sasaran yang

berupa keterpaduan koordinasi antara system persarafan dan system perototan untuk

menghasilkan gerakan yang dinilai. Adapun rincian dari ranah ini adalah kemampuan

gerak perseptual yaitu kemampuan yang digunakan untuk mengenal,

menginterprestasi, dan merespon suatu stimulus (rangsangan) untuk melakukan suatu

jenis tugas atau gerakan yang di dalamnya terdiri dari bagian-bagian keseimbangan,

kenestesis, diskriminasi visual, diskriminasi auditif, dan koordinasi visual motor.

Ketrampilan-ketrampilan gerak fundamental yaitu ketrampilan-ketrampilan

manipulatif yang meliputi tubuh sendiri atau sutu obyek, termasuk dalam bagian ini

adalah ketrampilan manipulsi tubuh, ketrampilan manipulasi benda, ketrampilan-

ketrampilan olahraga.

6.2 Afektif

Ranah ini untuk menggambarkan sasaran yang berkenaan dengan

pengembangan sifat dan kepribadian anak didik untuk tetap langgeng dalam

penyesuaian diri dengan masyarakat dan budaya lingkungannya. Rincian untuk ranah

afektif ini adalah sebagai berikut: jika merespon secara sehat terhadap aktivitas

jasmani yaitu pengembangan reaksi positif terhadap keberhasilan atau kegagalan

dalam berkreatifitas, apresiasi terhadap pengalaman-pengalaman estetis yang didapat

dari aktifitas pertalian dengan pengalaman-pengalaman itu, pengenalan terhadap

potensi-potensi kegiatan sebagai jalan keluar ketegangan dan penggunaan waktu

Page 16: ABDUL JABBAR

16

senggang, kemampuan untuk bisa menikmati aktifitas olahraga, menjadi penonton

yang baik yang menghargai penampilan yang luar biasa (indah/ baik) dalam olahraga.

Perwujudan diri mecakup sasaran-sasaran yaitu menyadari akan tubuh sendiri apa

yang bisa dilakukan pada saat yang tepat, pengetahuan tentang kemampuan-

kemampuan apa yang dapat diterima orang lain sehubungan dengan kapasitas dan

potensi-potensi orang itu, kemampuan untuk meningkatkan tingkat aspirasi yang

berada dalam jangkauan dan motivasi untuk mencari tingkat ini.

6.3 Kognitif

Ranah ini dimaksudkan untuk menggambarkan sasaran yang bersifat

intelektual dalam pengembangan kemampuan-kemampuan mengingat, memproses

dan mengambil keputusan secara jitu dan tepat. Ranah ini terdiri dari pengetahuan

yaitu mencakup segala sesuatu yang dapat mengembangkan, memperluas dan

memperdalam pengetahuan seperti aturan permaian, ketika bermain dan bertanding,

istilah-istilah dalam keolahragaan, dan fungsi-fingsi tubuh. Kemampuan dan

ketrampilan intelektual yang termasuk dalam sasaran ini adalah penggunaan strategi,

kemampuan menilai dan menaksir hal-hal yang berhubungan dengan waktu, bentuk,

ruang, kecepatan, dan arah dalam pengunaan obyek, pemecahan-pemecahan yang

muncul dalam gerak, pemahaman tentang hubungan antara aktifitas olahraga dengan

fungsi struktur tubuh, dan pengetahuan tentang dampak jangka panjang dari aktifitas

olahraga.

Dalam hal ini dianjurkan untuk tidak menggunakan pendekatan yang telah

Page 17: ABDUL JABBAR

17

terbiasa, yaitu pilihan kegiatan berdasarkan anjuran guru. Pendekatan yang demikian

akan berdampak keterbatasan pandangan siswa atau kegiatan yang sekedar memenuhi

kegiatan kebutuhan guru, bukan kebutuhan siswa.

B. Permainan Sepaktakraw

Permainan sepaktakraw dimainkan di lapangan yang berukuran 13,40 m kali

6,10 m yang dibagi dua oleh garis dan net (jaring) setinggi 1,55 m dengan lebar 72

cm, dan lubang jaring sekitar 4 – 5 cm. Bola yang dimainkan terbuat dari fiber yang

dianyam dengan lingkaran antara 41 – 43 cm.

Permainan sepaktakraw dilakukan oleh dua regu yang berhadapan di depan

lapangan yang dipisahkan oleh net (jaring) yang terbentang membelah lapangan

menjadi dua bagian. Setiap regu yang berhadapan terdiri atas 3 orang pemain yang

bertugas sebagai tekong yang berdiri paling belakang, dua orang lainnya menjadi

pemain depan yang berada di sebelah kiri dan kanan yang disebut apit kiri dan apit

kanan.

Permainan sepaktakraw berlangsung tanpa menggunakan tangan untuk

memukul bola bahkan bola tidak boleh menyentuh lengan. Bola hanya boleh

menyentuh atau dimainkan oleh kaki, pada dada, bahu, dan kepala. Permainan

sepaktakraw diawali dengan sepak mula sebagai servis yang dilakukan oleh tekong.

Sepak mula dilakukan tekong atas lambungan bola oleh pelambung yang diarahkan

ke tekong. Pelambung adalah salah satu pemain depan, pada waktu dia

melambungkan bola ke arah tekong, tekong harus berada di dalam lingkaran yang

Page 18: ABDUL JABBAR

18

telah disediakan. Begitu juga tekong, pada waktu melakukan sepak mula salah satu

kakinya harus tetap berada di dalam lingkaran tempat tekong melakukan sepak mula.

Tekong mengarahkan bola ke daerah lawan melalui atas net (jaring), di lain pihak

lawan harus menerima bola itu dan mengembalikan ke daerah lawan. Dalam hal ini

mereka diberi kesempatan menyentuh bola sebanyak tiga kali (Sudrajat

Prawirasaputra, 2000:5).

Dengan demikian perlulah bahwa seseorang pemain sepaktakraw itu banyak

berlatih diri menggunakan kaki atau sepakan. Namun tidak berarti bahwa unsur lain

atau kemampuan lain tidak perlu atau tidak penting yang dapat diabaikan, faktor-

faktor lain pun banyak lagi yang menunjang peningkatan prestasi sepaktakraw.

Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, maka pemain harus

mempunyai kemampuan dengan baik. kemampuan yang baik adalah penguasaan

teknik dasar bermain sepaktakraw yang baik. Menurut Ratinus Darwis (1992;15)

kemampuan dasar bermain sepaktakraw adalah : Menyepak dengan menggunakan

bagian-bagian kaki, memainkan bola dengan kepala (main kepala), memainkan bola

dengan dada, memainkan bola dengan paha dan memainkan bola dengan bahu

(membahu). Membahasakan pengertian tentang kemampuan bermain dalam

sepaktakraw tidak mungkin secara utuh mengingat menampilkan suatu kemampuan

pola gerak merupakan rangkaian yang sangat kompleks.

Page 19: ABDUL JABBAR

19

Sesuai dengan penjelasan yang dikemukakan tersebut, maka kemampuan

bermain sepaktakraw adalah merupakan tingkat kemampuan untuk melakukan suatu

teknik dasar permainan sepaktakraw secara efisien dan efektif. Sehingga proses

kemampuan sangat membantu dalam bentuk permainan serta menjadi penunjang

untuk mencapai prestasi yang maksimal.

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam permainan sepaktakraw terbagi

beberapa teknik dasar yaitu ; sepak sila, servis dan smash. Dalam bermain

sepaktakraw penerapan kemampuan teknik dasar sangat berperan untuk dapat

bermain dengan baik, sehingga untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik harus

menguasai teknik dasar dalam permainan sepaktakraw.

Ismail Tola (1988;10-11) didalam bukunya mengungkapkan tentang teknik-

teknik dasar permainan sepaktakraw adalah sebagai berikut :

Tehnik-tehnik dasar sepaktakraw :

1. Sepakan a. Sepak sila

- Untuk mengontrol dan menimbang bola- Untuk membuat operan/umpan- Untuk menyelamatkan bola dari serangan lawan

b. Sepak kuda- Untuk memainkan bola rendah/jauh smash (rejam)- Untuk menyelamatkan bola dari serangan lawan

c. Sepak cungkil ujung kaki)- Untuk menyelamatkan bola yang jauh dan rendah

d. Telapak kaki- Untuk menahan smash dan untuk mengsmash kepihak lawan

2. Mengkop

a. Bagian dahi : untuk mengumpan/smashb. Bagian kiri dan kanan : untuk smash

Page 20: ABDUL JABBAR

20

c. Bagian belakang : untuk menipu lawan

3. Menahan dengan dada

- Untuk menyelamatkan bola dari serangan lawan

4. Menahan dengan paha

- Untuk bertahan dan menyelamatkan bola

5. Menahan dengan bahu

- Untuk keadaan darurat waktu lawan menyerang

- Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, maka tehnik-tehnik

tersebut harus dikuasai dan permahir.

Tehnik-tehnik bermain sepaktakraw di atas merupakan komponen yang

diperlukan untuk dapat bermain dengan terampil. Tiap-tiap permainan sepaktakraw

yang baik telah memiliki penguasaan tehnik-tehnik dasar secara sempurna sehingga

dapat melakukan gerakan-gerakan secara efisien dan efektif. Berbagai dimensi telah

member arti tentang keberadaan kemampuan bergerak seseorang, hal ini tentunya

telah melahirkan asumsi bahwa usaha melakukan kemampuan gerak dan kondisi fisik

sangat erat kaitannya dengan penampilan pola gerakan secara efisien dan efektif.

Page 21: ABDUL JABBAR

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan bagian yang sangat penting dan syarat

mutlak dari suatu penelitian. Berbobot atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada

pengambilan langkah-langkah dalam metodologi penelitian. Seperti yang

dikemukakan oleh (Sutrisno Hadi, 1986:1986:4) bahwa “metodologi penelitian

sebagaimana yang dikenal sekarang, memberikan garis-garis yang cermat dan

mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya adalah untuk menjaga agar

pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai harga ilmiah yang

setinggi-tingginya”.

Penggunaan metodologi penelitian harus dapat mengarah pada tujuan

penelitian, tidak berbelit-belit dan mudah untuk dipahami agar hasil penelitian yang

diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penggunaan metode penelitian juga

harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode

survey dan pengumpulan informasi atau data menggunakan kuesioner. Survey

bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar

dengan cara questionnaire atau angket pada sejumlah kecil dari populasi. Deskriptif

yang dimaksudkan adalah untuk memberikan gambaran tentang minat bermain

sepaktakraw pada siswa SMP Negeri Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng.

21

Page 22: ABDUL JABBAR

22

A. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1992;54), mengatakan bahwa : “Variabel

merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.

Sedangkan menurut Nana Sudjana (1988;48) bahwa : “Variabel secara sederhana

dapat diartikan cirri individu, obyek, gejala dan peristiwa yang dapat diukur secara

kuantitatif atau kualitatif”.

Berdasarkan pengertian di atas maka variabel yang ada dalam skripsi ini hanya

ada satu variabel yaitu variabel bebas. Variabel dalam penelitian ini adalah minat

siswa SMP Negeri Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng terhadap olahraga

sepaktakraw. Minat sebagai kecenderungan yang menetap dalam diri subyek untuk

merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung di

dalam bidang itu (Winkel, 1983:30). Lebih lanjut (Crow and Crow, 1973:153)

menjelaskan minat merupakan suatu kekuatan pendorong (motifating force) yang

menyebabkan seseorang memusatkan perhatian pada aktivitas tertentu atau obyek

tertentu. Menurut Effendi (1985:122-123) minat adalah kecenderungan yang timbul

apabila individu tertarik kepada sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau

merasa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya. Merangkum

pendapat para ahli, minat adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk merasa

tertarik yang menjadi kekuatan atau pendorong yang menyebabkan seseorang

memusatkan perhatian pada aktivitas tertentu.

Jadi perhatian ini hanya semata-mata melukiskan keadaan obyek atau peristiwa

(Sutrisno Hadi, 1990:3) Variable dalam penelitian ini merupakan variable tunggal

Page 23: ABDUL JABBAR

23

yaitu minat siswa SMP Negeri Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng terhadap

olahraga sepaktakraw. Sedang faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini meliputi

tertarik, perhatian, dan kebutuhan.

B. Definisi Operasional Variabel

Agar lebih terarah pelaksanaan latihan maupun pengumpulan data penelitian,

maka perlu diberi batasan atau definisi operasional tiap variabel yang terlibat.

1. Minat adalah kecenderungan dalam individu untuk tertarik pada obyek atau

menyenangi suatu obyek dan ditandai dengan adanya rasa senang atau tertarik.

Adapun definisi masing-masing faktor adalah sebagai berikut:

a. Tertarik

Tertarik menurut kamus besar bahasa Indonesia (W.J.S Poerwadarminto,

1996:102) berarti merasa senang, terpikat hatinya atau menaruh minat karena

perasaan seseorang akan diperkuat oleh sikap yang positif, jadi pada umumnya

berlaku urutan psikologi sebagai berikut: perasaan senang- sikap positif-minat.

Winkel adalah tertarik atau rasa senang adalah sikap yang positif terhadap belajar

atau kegiatan lain yang pasti berperan besar dalam menghubungkan ketiga hal itu,

meskipun sukar untuk untuk menunjukan fungsi dari sikap itu secara pasti,

ketertarikan anak yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi rasa senang dan

keinginan.

Page 24: ABDUL JABBAR

24

b. Perhatian

Perhatian menurut (Dakir, 1993:144) adalah keaktifan peningkatan kesadaran

seluruh fungsi yang diarahkan dalam pemusatan kepada barang, sesuatu yang baik

yang ada dalam diri individu maupun yang ada di luar individu. Kemudian (Sumadi

Suryabrata, 1984 : 16) menyatakan perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju

pada suatu obyek. Selanjutnya (Abu Ahmadi, 1993:145) berpendapat perhatian

adalah keaktifan jiwa yang di arahkan kepada suatu obyek baik di dalam maupun di

luar individu. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perhatian

merupakan aktifitas jiwa atau psikis yang tertuju pada suatu obyek baik yang ada

pada diri individu maupun dari luar individu. Jadi perhatian dalam penelitian inin

merupakan aktifitas psikis yang tertuju atau diarahkan kepada kegiatan olahraga

sepaktakraw

c. Kebutuhan

Kebutuhan adalah keadaan atau sifat pribadi yang menyebabkan

meningkatnya attention atau perhatian (Sumadi Suryabrata, 1984:23)

2. Permainan Sepaktakraw

Permainan sepaktakraw dilakukan oleh dua regu yang berhadapan di depan

lapangan yang dipisahkan oleh net (jaring) yang terbentang membelah lapangan

menjadi dua bagian. Setiap regu yang berhadapan terdiri atas 3 orang pemain yang

bertugas sebagai tekong yang berdiri paling belakang, dua orang lainnya menjadi

Page 25: ABDUL JABBAR

25

pemain depan yang berada di sebelah kiri dan kanan yang disebut apit kiri dan apit

kanan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan suatu kumpulan atau kelompok individu yangdapat

diamati oleh anggota populasi itu sendiri atau bagi orang lain yang memilki perhatian

terhadapnya. Populasi menurut Sugiyono (2000;57) mengemukakan bahwa :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas serta karkteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Setiap penelitian selalu menggunakan obyek untuk diteliti atau diistilahkan

dengan populasi. Populasi suatu penelitian harus memilki karakteristik yang sama

atau hampir sama. Olehnya itu yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah

seluruh siswa putra SMP Negeri Kecematan Bissappu Kabupaten Bantaeng.

2. Sampel

Penelitian ilmiah tidak selamanya mutlak harus meneliti jumlah keseluruhan

obyek yang ada (populasi), melainkan dapat pula mengambil sebagian dari populasi

yang ada. Dengan kata lain bahwa yang dimaksudkan yaitu sampel. Sampel secara

sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang

sebenarnya dalam suatu penelitian. Pengertian tentang sampel didasari oleh

Page 26: ABDUL JABBAR

26

pandangan Suharsimi Arikunto (1996;117) bahwa : “Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang teliti”. Alasan dari penggunaan sampel adalah keterbatasan

waktu, tenaga dan banyaknya populasi.

Berdasarkan pengertian tersebut, sampel yang diambil atau yang digunakan

dalam penelitian ini berjumlah 49 orang dari siswa putra SMP Negeri Kecematan

Bissappu Kabupaten Bantaeng dengan teknik random sampling secara acak terhadap

obyek sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian, data merupakan faktor yang penting. Karena dengan adanya

data analisis dapat dilakukan dan selanjutnya dapat ditarik suatu kesimpulan. Untuk

memperoleh dan mengumpulkan data digunakan suatu cara atau alat yang tepat agar

kesimpulan yang diambil tidak menyesatkan.

Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut metode pengumpulan

data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dengan teknik

kuesioner atau angket.

Kuesioner atau angket merupakan suatu daftar yang berisi pertanyaan-

pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh siswa yang ingin diselidiki, yang

juga disebut responden. Dengan kuesioner ini dapat diperoleh fakta-fakta ataupun

opini (opinion). Pertanyaan dalam kuesioner tergantung pada maksud serta tujuan

yang ingin dicapai. Maksud dan tujuan tersebut berpengaruh terhadap bentuk

pertanyaan yang ada dalam kuesioner (Bimo Walgito, 2004: 75).

Page 27: ABDUL JABBAR

27

Angket dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden, dapat

dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dapat dibuat anonym

sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab dan angket dapat

dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-

benar sama. Angket yang digunakan adalah angket langsung tipe pilihan, artinya

angket disampaikan langsung kepada orang yang dimintai informasi tentang dirinya

sendiri dengan cara memilih salah satu jawaban yang tersedia.

Beberapa asumsi dasar dalam kaitannya dengan teknik angket adalah sebagai

berikut. Subjek adalah orang yang tahu tentang dirinya, subjek mempunyai kejujuran

dalam menjawab, subjek mampu membaca dan menafsirkan pertanyaan yang sama

seperti yang dimaksud peneliti.

Dipilihnya angket tipe pilihan, karena angket tipe ini lebih menarik sehingga

responden segera terdorong untuk mengisi angket tersebut, lebih mudah dalam

memberikan jawaban dan waktu yang diperlukan untuk menjawab singkat jika

dibandingkan dengan tipe lain. Agar pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen

penelitian lebih sistematis dan dapat mengenai sasaran yang akan dituju, maka

sebagai langkah awal terlebih dahulu disusun kisi-kisi instrumen. Dari kisi-kisi

instrumen penelitian tersebut dijabarkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan yang siap

digunakan sebagai alat pengumpul data atau instrumen penelitian.

Metode angket atau kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah metode angket langsung tertutup dengan menggunakan tiga pilihan yaitu Ya

dan Tidak. Dalam angket yang dimaksud dilakukan rincian penilaian tabel sebagai

Page 28: ABDUL JABBAR

28

berikut: Untuk : Ya diberi nilai 2 dan Tidak diberi nilai 1

Kuesioner langsung adalah jika sesuatu kuesioner daftar pertanyaan dikirim

langsung kepada orang yang ingin dimintai pendapat, keyakinannya, atau diminta

menceritakan tentang keadaannya sendiri (Sutrisno Hadi, 2000:158)

Adapun alasan menggunakan angket langsung adalah sebagai berkut: 1).

Bahwa subyek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri, 2). Bahwa apa

yang dinyatakan benar dan dapat dipercaya, 3). Bahwa interprestasi subyek tentang

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh

peneliti.

Sedangkan alasan menggunakan item pilihan Ya dan Tidak adalah : 1). Untuk

responden lebih mudah menjawabnya, 2). Menghemat waktu, 3). Baik untuk

menyelidiki fakta-fakta subyek maupun fakta-fakta obyektif.

Untuk memperoleh data yang relevan dan akurat, maka diperlukan alat

pengukur data yang dapat dipertanggungjawabkan, yaitu alat ukur atau instrumen

penelitian yang valid dan reliabel, karena instrumen yang baik harus memenuhi dua

persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Suharsimi, 2006: 135), yang meliputi:

a. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi, 2006: 136). Sebuah instrumen dikatakan

valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Tinggi rendahnya suatu validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud. Untuk

Page 29: ABDUL JABBAR

29

memperoleh instrumen yang valid, peneliti harus bertindak hati-hati sejak awal

penyusunannya. Sebelum merancang kisi-kisi, yaitu memecahkan variabel menjadi

sub-sub variabel dan indikator baru merumuskan butir-butir pertanyaan.

Sesuai dengan pendapat para ahli, maka penelitian ini sudah memiliki

validitas logis. Dikatakan validitas logis karena validitas ini diperoleh dengan suatu

usaha hati-hati melalui cara-cara yang benar menurut logika akan dicapai suatu

tingkat validitas yang dikehendaki (Suharsimi, 2006: 136). Untuk mengetahui

validitas ini digunakan uji Rank Spearman yang dihitung dengan menggunakan

program komputer yaitu SPSS release 14.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteruskan kepada subjek yang sama.

Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil (Suharsimi,

2006: 85). Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena

instrumen tersebut baik. Instrumen akan menghasilkan data yang dapat dipercaya

juga. Secara garis besar ada dua jenis reliabilitas, yaitu reliabilitas eksternal dan

reliabilitas internal. Reliabilitas eksternal diperoleh dengan cara mengolah hasil

pengetesan yang berbeda. Baik instrumen yang berbeda maupun yang sama.

Sedangkan reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali

pengetesan.

Page 30: ABDUL JABBAR

30

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian. Sebab

dengan adanya analisis data, maka hipotesis yang ditetapkan bisa diuji kebenarannya

untuk selanjutnya dapat diambil suatu kesimpulan. Secara garis besar, pekerjaan

analisis data meliputi 3 langkah yaitu persiapan, tabulasi dan penerapan data sesuai

dengan pendekatan penelitian (Suharsimi, 2006: 238).

1. Persiapan

Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain mengecek sejauh mana atau

identitas, apa saja yang sangat diperlukan bagi pengolahan data lebih lanjut,

mengecek kelengkapan data dan mengecek macam isian data.

2. Tabulasi

Sekumpulan data dan informasi yang diperoleh perlu disusun dalam satu bentuk

pengaturan yang logis dan ringkas, dalam bentuk tabulasi. Langkah pertama dalam

tabulasi ini adalah membuat klasifikasi. Skema klasifikasi pada umumnya sudah

disusun sebelum semua data terkumpul, yang kemudian disempurnakan lagi sesudah

semua data masuk ke dalam klasifikasi ini dibuat menurut ciri-ciri dan kebutuhan dari

data itu sendiri. Sesudah dibuat skema klasifikasi, kasus-kasus individual atau item-

item dari data itu dipisah-pisahkan dan dihitung menurut macam-macam kategorinya

(Kartono, 1990: 332).

3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian

Mengingat data yang diperoleh berwujud frekuensi, maka analisis statistik

Page 31: ABDUL JABBAR

31

yang digunakan adalah “Chi Kuadrat”, dengan rumus yaitu:

χ2 = Σ (fo −fh)2 fh Keterangan: χ2 = Chi Kuadrat

fo = frekuensi yang diperoleh sampel fh = frekuensi yang diperoleh dalam sampel

sebagai pencerminan dan frekuensi yang diharapkan dalam populasi Σ = sigma

(Sutrisno Hadi, 1987: 317)

Page 32: ABDUL JABBAR

32

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 1993. Psikologi Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta

Agus Suyanto. 1992. Psikologi Umum. Aksara Baru: Jakarta

Andi Mappier. 1982. Psikologi Remaja. Usaha Nasional: Surabaya

Crow, Crow. 1973. An Out Line of General Psychology. Lithfe Field Adam and Co: New York

Dakir. 1995. Psikologi Umum. Jakarta: Aksara Basa Danim, S. 1997. Metode Penelitian Untuk Ilmu-ilmu Perilaku. Jakarta: Bumi Aksara

Darwis, Ratinus dan Basa, Dt. Penghulu. 1992. Olahraga Pilihan Sepaktakraw. Depdikbud Drjen Dikti. Jakata.

Depdikbud. 1992. Garis-Garis Besar Program Pengajaran Yang Disempurnakan Untuk SLTP. Jakarta: Balai Pustaka

Dewa Ketut Sukardi. 1994. Psikologi Remaja. Aksara Baru: Jakarta

Gramedia Effendi. 1985. Pengantar Psikologi. Bandung: Pn Tarsip

Ismail Tola 1988. Permainan Sepakraga dan Sepaktakraw. Penerbit. FPOK-IKIP Ujungpandang.

Masri Singarimbun, & Sofyan Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES

M. Buchori. 1991. Psikologi Umum. Pn Tarsip: Bandung

Prawirasaputra S. 2000. Sepaktakraw Depdiknas. Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Jakarta.

Sugiono, 2000. Statistik Untuk Penelitian, Tarsito Bandung.

Sanafiah Faisal. 1981. Metode Penelitian Survey. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sutrisno Hadi. 2000. Methodolgy Research, Book I. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM

Page 33: ABDUL JABBAR

33

Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rhineka Cipta Sumadi

W.S. Winkel. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia

Page 34: ABDUL JABBAR

34

KISI-KISI UJI COBA ANGKET MINAT SISWA TERHADAP OLAHRAGA SEPAKTAKRAW PADA PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

Variabel Indikator minat Nomor pertanyaan Jumlah Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai sesuatu dan dapat pula melalui partisipasi dalam suatu aktivitas (Slameto,1995:180)

1. Ketertarikan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12 10

2. Perhatian 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 8

3. Aktivitas 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35

15

Jumlah 35

Page 35: ABDUL JABBAR

35

Lampiran 2

ANGKET PENELITIAN

I. Identitas Responden

Nama : …………………………………..

Kelas : …………………………………..

Alamat :……………………………….

II. Petunjuk Pengisian Angket Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban :

Ya / Tidak pada kolom yang tersedia.

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

1 Saya tertarik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

2 Saya tidak tertarik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

3 Saya tertarik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani karena dapat meningkatkan kedisiplinan

4 Saya kurang tertarik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani karena membuat saya tidak disiplin

5 Ketertarikan saya mengikuti olahraga,karena ada permainannya

6 Saya tidak tertarik pendidikan jasmani, karena melelahkan.

7 Saya tidak tertarik terhadap pelajaran jasmani, karena tidak dapat menambah kekuatan tubuh.

8 Saya tertairk mengikuti pelajaran olah raga, karena dapat bermain dengan teman-teman

9 Ketertarikan saya terhadap pelajaran pendidikan jasmani, karena dapat menguatkan otot-otot

Page 36: ABDUL JABBAR

36

10

Saya kurang tertarik pelajaran pendidikan jasmani, karena menyebabkan bodoh

11 Ketertarikan saya terhadap pelajaran pendidikan jasmani, karena mengandung unsur sosial.

12 Saya selalu memperhatikan ketika guru olah raga memberikan contoh gerakan

13 Ketika guru olah raga memberikan contoh gerakan, saya dan teman-teman bersendau gurau

14 Jika guru olah raga tidak datang saya sangat kecewa, karena tidak berolah raga

15 Jika guru olah raga tidak datang, saya dengan temanteman tetap berolah raga

16 Saya mengikuti pendidikan jasmani, karena dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan gerak

17 Saya tidak mengikuti pelajaran pendidikan jasmani, karena takut cedera

18 Saya selalu memperhatikan materi pendidikan jasmani, karena mengandung unsur pendidikan mental.

19 Saya tidak memperhatikan pendidikan jasmani, karena tidak mengandung unsur pengembangan mental

20 Saya mengikuti pelajaran pendidikan jasmani, karena dapat meningkatkan kemampuan berfikir

21 Saya mengikuti praktek olah raga dengan serius

22 Saya mengikuti praktek olah raga dengan semaunya sendiri

23 Gerakan olah raga yang diberikan oleh guru saya ulangi lagi supaya cepat bisa

24 Setelah berolahraga saya lebih mengerti akan pentingnya kesehatan.

Page 37: ABDUL JABBAR

37

25 Sebelum berolah raga yang berat kita harus melakukan pemanasan

26 Jika pemanasan tidak ditunggui oleh guru, maka saya

tidak akan melakukan pemanasan dengan sungguh-sungguh

27 t Saya merasa malu jika ditunjuk memimpin pemanasan oleh guru

28 Saya selalu mengikuti olah raga supaya dapat menjadi wakil sekolah dalam lomba

29 Setiap ada lomba sekolah saya tidak pernah ikut serta

30 Agar tujuan pendidikan jasmani dapat terwujud saya selalu melakukan tugas gerak yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh.

31 Dengan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani, saya dapat menguasai pola-pola gerak dengan baik.

32 Saya melakukan gerakan lari dengan sungguh-sungguh pada saat pelajaran olah raga

33 Saya tidak melakukan gerakan lari dengan sungguh-sungguh pada saat pelajaran olah raga

34 Untuk menguasai gerak ketrampilan secara efektif, saya tidak mengulangi lagi dirumah

35 Jika ada waktu luang dirumah saya akan berolah raga

Page 38: ABDUL JABBAR

38

Page 39: ABDUL JABBAR

39

ANALISIS MINAT BERMAIN SEPAKTAKRAW SISWA SMP NEGERI 1 BISSAPPU KABUPATEN BANTAENG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Unuversitas Negeri Makassar Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

OLEH:

ABDUL JABBAR

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSASR

2010

Page 40: ABDUL JABBAR

40

HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL PENELITIAN : ANALISIS MINAT BERMAIN SEPAKTAKRAW SISWA SMP NEGERI KECAMATAN BISSAPPU KABUPATEN BANTAENG

JENIS PENELITIAN : SURVEI

NAMA : EDI SUDRAJAT

N I M : 073804039

PROGRAM STUDI : PGSD DIKJAS S1

FAKULTAS : ILMU KEOLAHRAGAAN

Makassar, November 2010

Penasehat Akademik Mahasiswa

Drs. Hasanuddin, M.Kes Abdul Jabbar

NIP. 19661004 198702 1 002 NIM. 073804039

Mengetahui :

Ketua Prodi PGSD Dikjas S1

Drs. Kasman, M.Kes

NIP. 19550320 198702 1 001

Page 41: ABDUL JABBAR

41

DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………...... i

Halaman Pengesahan ……………………………………………………… ii

Daftar Isi …………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1

B. Permasalahan .................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................

A. Minat ................................................................................................... 7

1. Teori-teor Minat ……………..................................................... 7

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat.................................. 9

3. Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Minat.................................... 10

4. Bentuk-Bentuk Minat.................................................................. 11

5. Macam-Macam Minat ................................................................ 11

6. Unsur-Unsur Minat ..................................................................... 12

7. Ciri-Ciri Minat Anak ..................................................................

13

B. Olahraga Sepaktakraw .................................................................. 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 20

Page 42: ABDUL JABBAR

42

A. Variabel Penelitian........................................................................ 21

B. Defenesi Operasional …………………………………………. 22

C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 24

D. Pengumpulan Data ....................................................................... 25

E. Analisis Data .................................................................................. 27

Daftar Pustaka ................................................................................................. 29