EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan,...

36
eradat B EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Buton SELATAN Tuan Rumah Peringatan HANI 2019 Mecium Aroma Bawang Merah Bima Di Tanah Buton Selatan Pulau Kawi-Kawia Milik Buton Selatan BUTON SELATAN H. La Ode Arusani Komitmen Lakukan Perubahan BULETIN DINAS KOMUNIKASI & INFORMATIKA KABUPATEN BUTON SELATAN

Transcript of EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan,...

Page 1: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

1BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

eradatBEDISI II (APRIL - JUNI 2019)

Buton SELATANTuan Rumah Peringatan HANI 2019

Mecium Aroma Bawang Merah Bima Di Tanah Buton Selatan

Pulau Kawi-Kawia Milik Buton Selatan

BUTON SELATAN

H. La Ode Arusani Komitmen Lakukan Perubahan

BULETIN DINAS KOMUNIKASI & INFORMATIKA KABUPATEN BUTON SELATAN

Page 2: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

2 BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

DAFTAR ISI

BUTON SELATAN

BERADATDiterbitkan

Oleh:Dinas Komunikasidan Informatika

KabupatenButon Selatan

Jl. Gajah MadaKelurahan LaompoKecamatan Batauga

Kabupaten Buton SelatanSulawesi Tenggara

93752

Kado HUT Buton Selatan ke-4H. La Ode Arusani Komitmen 3Lakukan Perubahan

Sektor Perikanan Jadi Prioritas 9Pembangunan Buton Selatan 2020

Pulau Kawi-Kawia Milik Buton Selatan 12

Penyusunan Perencanaan Pembangunan, Buton Selatan Raih Penghargaan Harapan II 13

Buton Selatan Raih WTP Perdana 14

Dharma Wanita Persatuan Buton Selatan 16 Santuni Kaum Duafa

Rippda, Penting Dalam 17Pengembangan Pariwisata

Andi Bataralifu: Destinasi Pariwisata 18Buton Selatan Tinggal Dipoles

Kaopi’ku, Inovasi Tepung Ubi Instan 19 Asal Desa Bola

Buton Selatan Tuan Rumah 20Peringatan HANI 2019

BKKP : Predikat Sehat Guna Memotivasi 22PDAM Buton Selatan

Tiga Puskesmas di Buton Selatan Naik 24 Terakreditasi Madya

2019 Ditarget Seluruh Puskesmas 25di Buton Selatan Terakreditasi

46 Unit Rumah Khusus Nelayan 26 Desa Bola Difungsikan

Bekas Pasar Laompo Ditata Jadi RTH 28

Mecium Aroma Bawang Merah Bima 29 Di tanah Buton Selatan

Page 3: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

3BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Kado HUT Buton Selatan ke-4H. La Ode Arusani Komitmen Lakukan Perubahan

Page 4: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

4 BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Kabupaten Busel mekar atau ditetapkan sebagai DOB tanggal 23 Juli 2014 tentang pembentukan UU DOB Kabupaten Busel.

10 Oktober pelantikan PJ Bupati pertama Drs La Ode Mustari oleh Gubernur Sultra Nur Alam. Drs La Ode Mustari hanya setahun menjalankan tugas sebagai Pj Buton Selatan yang kemudian diganti Pj H Muhammad Faisal. Setahun kemudian ia juga mengundurkan diri setelah memutuskan untuk bertarung pada Pilkada perdana Busel 2017 lalu.

PJ ketiga pun dilantik Dr Ilah Ladamay. Ia menjabat kurang lebih enam bulan. Pilkada Busel perdana Busel bersama 101 daerah di Indonesia tanggal 15 Februari 2017. Di Busel diikuti empat pasangan kontestan, yang dimenangkan Pasangan Agus Feisal Hidayat--H La Ode Arusani, disusul suara terbanyak kedua pasangan H Muh Faizal-

Hasniwati, kemudian H Sattar-Yasin Welson dan pasangan independen Agus-La Ode Agus.

Tanggal 22 Mei 2017 Agus Feisal Hidayat-H La Ode Arusani hasil Pilkada dilantik. Pasangan Agusani ini membawa visi dan misi Busel Beradat (Berdikari, Religius, Aman, Cerdas dan Transparan). Setahun satu hari atau tanggal 23 Mei 2018 memimpin Bupati Agus Feisal diamankan KPK atas dugaan kasus suap. Tanggal 25 Mei Wabu H La Ode Arusani dilantik menjadi Plt Bupati.

Berdasarkan laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Busel jauh berbeda dengan Daerah Otonomi Baru (DOB) kembarnya Buton Tengah dan Muna Barat. Jika Mubar sudah dua kali meraih predikat WTP dari BKP, Buteng baru satu kali. Berbeda dengan Busel yang masih mempertahankan predikat Wajar dengan Pengecualian (WDP) dari BPK RI, Senin (16/7) lalu.

Inspektur Busel Drs La Ganefo MH mengatakan, dari hasil LKPD Busel tahun Anggaran 2017 Kabupaten Busel mendapatkan predikat opini Wajar dengan Pengecualian (WDP) dari BPK yang diterima awal pekan ini.

Opini WDP itu masih tetap dipertahankan dari DOB Busel pasca mekar 23 Juli 2014 lalu. Capaian Kabupaten Busel hanya bertengger pada predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP) yakni LKPD 2015 dan 2016. Begitupun tahun Anggaran 2017.

Dari hasil penilaian LKPD tahun 2017 dan ditindaklanjuti dengan hasil perbaikan. Busel hanya memiliki poin nilai 79 saja. Sedangkan untuk opini WTP harus mencapai nilai 85.

Dari rekomendasi BPK, Pemkab Busel disarankan agar kedepan antara eksekutif dan Pemkab harus dipacu untuk menyelesaikan segala temuan di

Page 5: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

5BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

SKPD. Sehingga dapat mencapai nilai maskimal atau nilai wajar untuk WTP.

"Standar nilai WTP 85 keatas, sedangkan Busel baru mencapai nilai 79 sehingga mendapatkan predikat WDP," katanya dikonfirmasi media ini.

Untuk di Busel setelah dilakukan perbaikan hasil laporan pertanggung jawaban keuangan baru sampai pada tahap 79 nilainya. Meskipun ada beberapa item sudah dilakukan perbaikan tapi nilainya masih belum memuaskan. Karena ada hal internal lain yang masih dilakukan komitmen untuk dilakukan perbaikan.

"Mudah-mudahan tahun 2018 kedepan bisa kita lakukan perbaikan, dan melaksanakan keterlambatan yang terjadi hari ini," katanya.

Ia berharap menjadi catatan bersama kedepan. Seluruh SKPD yang memiliki temuan laporan hasil keuangan yang tidak sesuai pengelolaan perundang-undangan agar lebih agresif dan proaktif memperbaiki catatan kepatuhan dan tindaklanjuti dari BPK.

Intinya kata dia, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus agresif semua agar supaya pimpinan daerah Busel atau dalam hal ini inspektorat dapat merangkum secepatnya apa-apa yang menjadi tindaklanjut temuan tersebut.

Disamping komitment dan keterlambatan penyelesaian perbaikan catatan temuan BPK. Inventarisasi kendaraan juga menjadi salah satu catatan kendala sehingga Busel belum bisa mendapatkan predikat WTP dari BPK.

"Kita belum tertib

administrasi dalam pengelolaan aset daerah," ujarnya.

Selain itu juga penataan keuangan daerah secara akuntansi juga belum secara maskimal dilaksanakan di OPD. "Tapi yang kita sukai, kita masih mampu juga mempertahankan predikat WDP. Karena mempertahankan bukan hal yang mudah," harapnya.

Karena itu kedepan kata dia, target WTP sudah harus dicapai. Karena itu seluruh OPD harus solid dan berkomitmen mewujudkan target tersebut."Insya Allah tahun depan kita dapat meraih WTP," harapnya

Di Sultra nasib daerah kembar Busel tak sama. Buteng dan Mubar sudah meraih predikat WTP dua kali.

Nasib laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Busel jauh berbeda dengan

Daerah Otonomi Baru (DOB) kembarnya Buton Tengah dan Muna Barat. Jika Mubar sudah dua kali meraih predikat WTP dari BKP, Buteng baru satu kali. Berbeda dengan Busel yang masih mempertahankan predikat Wajar dengan Pengecualian (WDP) dari BPK RI.

Sementara itu berdasarkan hasil evaluasi penyelenggaran pemerintahan Kementrian Dalam Negeri terhadap 18 Daerah Otonom Baru (DOB) menempatkan Kabupaten Buton Selatan urutan kedua dari terakhir.

Kabupaten Busel kurang beruntung atas hasil evaluasi penyelenggaraan pemerintahan tim Kemendagri tersebut. Dibandingkan dengan Buteng dan Muna Barat yang sama-sama mekar 23 Juli 2014 lalu. Buteng lebih maju dibandingkan Busel atau urutan 17. Urutan terakhir atau 18 hasil evaluasi DOB itu adalah Kabupaten Arfak di Papua.

Evaluasi ini telah dilakukan setiap tahunnya sejak 2015 lalu hingga 2019 nanti, selama lima tahun. Jika nilainya memuaskan, maka akan dilepas menjadi daerah otonom penuh yang statusnya sama seperti 539 kabupaten/kota lainnya di Indonesia.

Jika hasil pemekarannya sebagai DOB tidak memberikan dampak apa-apa, maka diberi kesempatan lagi selama dua tahun. Bila masa perpanjangan dua tahun tersebut tetap tidak mampu, terpaksa akan digabungkan kembali ke kabupaten induknya.

Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik sesuai peraturan perundangan-undangan. Terkait pekerjaan rumah tim evaluasi DOB pihaknya berkomitmen untuk melakukan perbaikan dan evaluasi

Ia berkomitmen kedepan Busel akan

lebih baik lagi. Ia berharap kepada SKPD

untuk bekerja agresif lebih baik lagi dari tahun sebelumnya.

Page 6: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

6 BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

pembenahan diinternal Pemkab Busel.

"Mulai saat ini Pemkab Busel mulai melakukan evaluasi. Kita akan perbaiki semua masukan dan catatan dari tim evaluasi DOB tersebut," katanya dikonfirmasi usia paripurna istimewa HUT Busel, Jumat (20/7).

Ia berkomitmen kedepan Busel akan lebih baik lagi. Ia berharap kepada SKPD untuk bekerja agresif lebih baik lagi dari tahun sebelumnya.

"Supaya kita mencapai target. Sebenarnya Kabupaten DOB sama statusnya semua hanya rapor penilaian kinerja dari pemerintah pusat saja yang berbeda-beda penilaiannya yang kurang maskimal," katanya.

Pemkab Busel masih kekurangan pada inventarisir persoalan aset dan persoalan penyelenggaraan pemerintahan. "Semua masih bisa dilakukan perbaikan. Kita komitmen untuk membenahi dan merubah yang masih kurang," katanya.

Soal beberapa kantor SKPD masih kontrak rumah warga dan kantor bupati dan DPRD. Untuk tahun 2019 akan dibangun beberapa SKPD. Akan menjadi skala prioritas tahun 2019 kantor SKPD yang dianggap urgen. Begitupun kantor Bupati dan DPRD.

Ketua DPRD Busel La Usman mengatakan, penilaian tim evaluasi DOB Kemendagri menempatkan raport nilai Busel berada diurutan kedua terakhir dari 18 DOB se-Indonesia setelah Kabupaten Arfak Papua.

"Kita harus sadari dan akui baik itu penyelenggara pemerintahan maupun pembangunan umum seperti Infrastruktur jalan dan perkantoran. Dan penataan SKPD

masih kurang maksimal," akunya.

Menurutnya, ini berangkat dari latar belakang terbentuknya Busel mengambil perbandingan secara politis ke tiga daerah yang sama-sama mekar di Sultra Buteng, Busel dan Mubar.

Lanjut dia, secara politis diketahui bahwa mindset berfikir dari PJ pertama sampai terakhir berbeda-beda. Dibandingkan dengan Buteng PJ Mansur Amila dan Muna Rajiun dia mesti merepresentasikan karena berfikir untuk maju berkompetisi pada Pilkada di DOB yang dipimpinya.

Berbeda dengan Pj di Kabupaten Busel yang seharusnya sebagai peletak dasar pembangunan, penataan pemerintahan. Jauh berbeda dengan DOB Busel dinamika politiknya sangat tinggi sekali saat itu.

"Mindset berfikir Pjnya saat itu sangat lain. Mindset membawa gerbong kepentingan untuk maju di Pilwali meskipun gagal pintu, ini sangat berpengaruh dengan psikologi SKPD, " katanya.

Setahun berikutnya ada pergantian Pj. Faisal juga memiliki mindset berfikirnya untuk kepentingan politik bertarung di Pilkada Busel. Begitupun juga dengan Pj ketiga Ilah. Membawa kepentingan untuk Pilwali Baubau yang juga gagal pintu.

"Dinamika politik di Busel selama tiga tahun terakhir sangat tinggi sekali, hal ini berpengaruh dengan psikologi SKPD," tambahnya.

Karena itu DPRD Busel berkomitmen akan mengawal pemerintahan sebagai mitra Pemkab Busel untuk mempercepat penyelesaian kendala sehingga Busel memiliki raport evaluasi DOB Kemendagri dapat diperbaiki.

"Apa yang menjadi catatan-catatan tim evaluasi DOB Busel akan kami kawal akan menjadi kerja keras kita semua sehingga dapat dirubah," katanya.

Kata dia menambahkan untuk persiapan pembangunan kantor Bupati dan DPRD serta beberapa kepala SKPD sudah direncanakan tahun 2019. Tahun 2018 ini sudah dilakukan pematangan lahan.

"Memang kita sadari kantor-kantor SKPD sebagian besar masih kontrak rumah warga, itu juga yang akan dievaluasi untuk ditingkatkan lonjakan-lonjakan perubahannya skala prioritas," katanya.

Sementara itu, sesepuh tokoh masyarakat Busel La Ode Alirman mengatakan, hasil evaluasi raport DOB yang menempatkan Busel urutan ke dua dari terakhir di 18 DOB sebagai Indonesia.

Menurutnya, penilaian DOB Buteng yang lebih maju dari Busel padahal daerah kembar mekar ini merupakan sebuah alat bukti. Hal ini merupakan sebuah cambuk atau sebuah sugesti untuk Pemkab Busel. Agar supaya yang berada disini apakah legislatif (DPRD) dan eksekutif (Pemkab) harus sejalan bagaimana berbuat untuk mendongkrak diri, semangat jiwa dan segala apa yang dimiliki buat untuk meningkatkan sumber daya manusia, sumber daya alam dan pengolahannya serta SDM lainya agar supaya kehidupan dan evaluasi DOB itu bisa berubah dan Kabupaten Busel lebih maju.

Kata dia mestinya, Pemkab itu bagaimana menilai, mengkaji mengevaluasi memperbaiki diri mencari apa kekurangan dan kendala sehingga Busel lebih maju dari DOB Buteng atau memiliki nilai urutan kedua hasil evaluasi di DOB sebagai Indonesia.

Page 7: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

7BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Apa kelebihan daerah lain yang sudah maju dan meniru kelebihan itu untuk disesuaikan dengan potensi keadaan DOB Busel. "Harusnya itu yang dilakukan," katanya.

Jika Busel tak dapat merubah raport hasil evaluasi itu maka Busel terancam kembali bergabung ke daerah Induk. " Itulah yang menjadi keyakinan dan optimisme kita bisa berbuat dan merubah diri. Tidak menjadi anak yang lahir lagi prematur. Mati sebelum ia bisa menunjukan dirinya bahwa ia juga mampu," harap Alirman.

Sebelumnya, Ketua Tim Evaluasi DOB Jonggi Tambunan SE MSi, dalam sambutannya pada acara tatap muka hasil evaluasi DOB di Buteng mengatakan, ada 18 DOB yang dievaluasi pihaknya hasil pemekaran 2012-2014. Lima diantaranya dari Provinsi Sultra, yakni Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Kabupaten

Muna Barat (Mubar), Kabupaten Buteng, dan Kabupaten Buton Selatan (Busel).

“Dari lima kabupaten tersebut, tiga diantaranya (Mubar, Buteng, Busel) dilahirkan bersamaan,” terangnya.

Dalam melakukan evaluasi, ada 10 aspek yang menjadi penilaian pihaknya untuk dilaporkan pada sidang Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD). DPOD tersebut diketuai Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Sekretaris Mendagri, dan anggotanya menteri-menteri terkait.

Kesepuluh aspek yang dinilai yakni, pembentukan organisasi perangkat daerah (OPD), pengisian personil OPD, pengisian keanggotaan DPRD, penyelenggaraan urusan wajib dan pilihan, pembatasan jumlah kualitas dan kuantitas Aparatur Sipil Negara (ASN), penyediaan sarana dan prasarana pemerintahan, pembiayaan

dari struktur APBD, pengalihan aset, peralatan dan dokumen, pelaksanaan penetapan batas wilayah, dan Rancangan Tata Ruang Wilayah (RTRW).

“Hasil evaluasi dari 2015 sampai 2017 sudah kita buatkan skor. Paling tinggi adalah penyelenggaraan urusan wajib dan pilihan dengan skor 35, disusul penyediaan sarana dan prasarana pemerintahan dengan skor 15, pengisian personil skor 6, dan pengisian keanggotaan DPRD skor 7,” bebernya.

Kasubdit Penataan Daerah Wilayah I Kemendagri ini menambahkan, dari hasil penilaian hingga 2017 Kabupaten Buteng sudah masuk kategori sedang. Hasil penilaian setiap tahunnya selalu ada progres kenaikan. Tahun 2015 dengan skor 57, 2016 skornya naik 64, dan 2017 skornya sudah mencapai 70.

Jonggi berharap, 2018 ini dengan dokumen-dokumen yang sudah disiapkan Pemkab Buteng,

Page 8: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

8 BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

skornya bisa ditarget sampai 80. Itu pun kalau beberapa yang masih menjadi kendala dan persoalan bisa diselesaikan dan 2019 nanti nilai evaluasinya sudah bisa mencapai progres dengan skor 100.

“Dari 18 DOB yang sementara dievaluasi, rangking Kabupaten Buteng menempati urutan 16. Dibawahnya hanya ada dua, yakni Kabupaten Buton Selatan dan Kabupaten Pegunungan Alpak. Sementara DOB yang teringgi nilaianya adalah Kabupaten Pangandaran, disusul Kabupaten Padi, dan Misirawas Utara,” ungkapnya.

Menurut Jonggi, capaian Kabupaten Buteng ditahun 2017 dengan skor 70 sebenarnya sudah bagus. Hanya saja ada empat persoalan yang sampai sekarang belum terselesaikan dengan baik. ìPertama itu, sarana dan prasarana pemerintahan belum memadai. Tapi ini tidak terlalu menjadi persoalan bagi kita, karena anggaran diawal-awal lima tahun pertamanya ini bupati mengeksplore APBD-nya kepada kepentingan masyarakat dan terhadap ASN masih ditahan,î jelasnya.

Kedua, penegasan batas wilayah masih menyisakan satu segmen yaitu Kecamatan Gu Kabupaten Buteng dengan Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Barat. Ini harus ada penyelesaian dari pemerintah provinsi dengan mengacu Permendagri Nomor 75 Tahun 2015 tentang penegasan batas daerah.

Ketiga, Pembatasan jumlah kuantitas dan kualitas ASN dan keempat tentang penyusunan Ranperda RTRW masih tahap pembahasan. 2017 sudah dibahas di Kementerian ATR. Ini harus mengacu pada UU Nomor 15 Tahun 2014 tentang pembentukan Kabupaten Buteng dan UU Nomor

26 Tahun 2007 tentang penataan ruang supaya berkoordinasi dengan Kementerian ATR dan BPN.

“Kami harapkan 2018 ini empat persolan itu sudah bisa diselelsaikan, paling tidak 75 persen terselesaikan. Kalau kita konversi 75 persen itu dengan angka 40, berarti sekitar 25 skornya. Ditambah dengan skor 75 di 2017, harusnya di 2018 ini sudah 95 skornya,” tukasnya.

Jonggi mengingatkan, kesempatan Kabupaten Buteng tinggal tahun ini dan tahun depan (2019). Keempat kekurangan yang disebutkannya tersebut sudah harus dituntaskan. Sebab, Kalau tidak selesai hanya ada dua pilihan pemerintah pusat memberikan keputusan, yakni memberikan kesempatan perpanjangan selama dua tahun atau menggabungkan kembali ke induknya di Kabupaten Buton.

“Kita tidak menginginkan seperti itu, hanya saja undang-undang menyebutkan demikian. Saya yakin Kabupaten Buteng tidak akan seperti itu, karena dalam sejarah pemekaran di Indonesia belum ada DOB yang dikembalikan ke induknya. Tinggal kerja keras dari kita, terutama SKPD terkait untuk menyelesaikan keempat persoalan yang belum dituntaskan tersebut,” pungkasnya.

Sementara itu disektor infrastruktur jalan juga sementara digenjot merincikan untuk alokasi dana DAU pengaspalan jalan status provinsi yakni peningkatan jalan poros 77 Lawela-Bosoa 2.039 meter, poros 77 Majapahit-Lampanairi 1525 meter, jalan poros 77 Burukene-Masiri 2.522 meter. Total panjang jalan 6.086 meter dengan anggaran Rp 9,73 miliar.

Sedangkan untuk jalan poros kecamatan Sampolawa

peningkatan poros Batauga Sampolawa STA (4+400)-(6+750) dengan panjang jalan 2.350 meter, peningkatan jalan STA (6+750)-(0-100) panjang 2.350 total panjang yang diperbaiki di Sampolawa 4,7 kilometer dengan anggaran Rp 7,05 miliar.

Dengan demikian jalan status provinsi yang dikerjakan dari Lawela hingga Rujab Camat Sampolawa sepanjang 10.786 meter dengan total secara keseluruhan menguras dana Rp 16,78 miliar dari DAU.

Kata dia, batas kontrak pengerjaan jalan empat bulan artinya Agustus sudah harus selesai. Jika tidak selesai pihak ketiga yang mendapat resiko mendapat denda keterlambatan.

Idris menegaskan percepatan sesuai kontrak kerja dengan kontraktor tapi juga skala prioritas memperimbangkan skala prioritas terutama bestek jalan.

"Jangan sampai salah ambil bestek yang tidak sesuai. Itu berisiko, makanya saya sudah warning mulai dari PPK, direksi, pengawas. Saya sudah sampaikan kepada pengawas kalian dbayar mahal ketika ada temuan dan kualitas jalan tidak bagus nanti maka yang saya salahkan pengawas. Dibayar mahal baru tidak maksimal bekerja," tegasnya.

Untuk bestek pengaspalan jalan menggunakan aspal RMA. Bestek jalanya ada dua yang direkomendasikan di Babagere dan Lapandewa khusus untuk daratan sesuai uji laboratorium. Diluar itu bukan rekomendasi PU.

Begitupun layanan air bersih tahun 2019 ditargetkan Busel bebas air bersih. Tahun 2018 sudah mencapai layanan 7800-an pelanggan, begitupun sektor pelayanan pendidikan dan kesehatan terus digenjot

Page 9: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

9BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Selatan (Busel) menetapkan sektor perikanan sebagai skala prioritas untuk pembangunan tahun 2020. Hal tersebut mengemuka dalam Musrenbang Kabupaten Busel yang diselenggarakan di gedung Lamaindo, Kamis, (22/03).

Musrenbang ini dibuka langsung Plt Bupati Busel, H La Ode Arusani. Musrenbang tahun 2019 ini mengambil tema Peningkatan Produktivitas Ekonomi Menuju Buton Selatan yang Berdaya Saing. Sebagai pembicara adalah Dr. Sumbangan Baja, Wakil Rektor II Unhas. Makassar, Suharyanto MSi, Direktur Pengelolaan Ruang Laut, KKP, Robert, Plt Kepala Bappeda Sultra dan Moh Abdi Suhufan, pengamat kelautan.

Plt Bupati Busel, H La Ode Arusani mengatakan, Kabupaten Busel selama ini fokus menyelesaikan pembangunan infrastruktur dan pemerintahan umum. Maka pada tahun 2020

Busel akan kembangkan sektor produktif untuk menggenjot ekonomi daerah.

“Tahun depan, sektor perikanan akan menjadi leading sektor dan prioritas pembangunan. Fokus kita pada pengembangan perikanan tangkap dengan lokus pada lokasi sentra perikanan di Sampolawa,” katanya.

Ia mengaku untuk dukung hal tersebut, Pemkab berencana menyediakan kapal penangkap ikan ukuran 10-20 GT sebanyak 20 unit untuk dioperasikan oleh kelompok nelayan dan koperasi.

“Kami mohon dukungan KKP dan Pemerintah Provinsi untuk mendukung pembangunan infrastruktur dermaga di PPI Sampolawa sebesar Rp 15 miliar,” kata Arusani.

Sementara itu, Direktur Pengelolaan Ruang Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan yang mewakili Dirjen PRL, Suharyanto MSi mengatakan,

Busel telah ditetapkan sebagai SPKT melalui Kepmen KP No 51/2016 dan menjadi perhatian KKP untuk mulai diintervensi.

“Rencana intervensi SKPT tahap 2, setelah 12 lokasi 2 tahun lalu, akan menjadikan Buton Selatan menjadi daerah yang akan disasar oleh KKP, “ kata Suharyanto.

Rencana pembangunan SKPT Busel diharapkan akan meningkatkan produksi tangkap yang selama ini hanya mencapai 39.400 ton/tahun. ìSKPT merupakan salah satu pendekatan pembangunan dalam pemanfaatan ruang laut agar berfungsi secara optimal,î kata Suharyanto.

Musrenbang ini dihadiri sejumlah kepala OPD, camat, ASN lingkup Busel, tokoh masyarakat, Kades, lurah. Secara bergantian sejumlah narasumber mengemukakan pokok pikiran untuk pembangunan Busel.

Sektor Perikanan Jadi Prioritas Pembangunan Buton Selatan 2020

Page 10: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

10 BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

PANTAI LAGUNCI, DESA BAHARI

Page 11: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

11BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Page 12: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

12 BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Sidang sengketa pulau kawi-kawia antara pemerintah Buton Selatan dan Kepulauan Selayar telah final sesuai dengan putusan MK bernomor 24/PUU-XVI/2018. Pulau Kawi-kawia legal merupakan milik Kabupaten Bu-ton Selatan (Busel)

Dalam sidang pleno Mahkamah Konstitusi terbuka untuk umum pada hari Rabu, (13/3/2019) selesai diucapkan pukul 14.11 WIB, oleh sembilan Hakim Konstitusi. Amar putu-san sidang tersebut menyata-kan permohonan pemohon I dan pemohon II tidak dapat diterima. Diketahui pemohon I yakni Muh. Basri Ali selaku Bupati Kabupaten Kepulauan Selayat dan pemohon II yakni Mappatunru sebagai Ket-ua DPRD Kabupaten Kepulauan

Selayar

Kata Imam Ridho Angga Yuwono, SH selaku kuasa hukum Pemda Busel, ia mendapat infor-masi keputusan MK tersebut ter-kait sengketa pengujian lampiran Undang-Undang nomor 16 tahun 2014 tentang pembentukan Ka-bupaten Buton Selatan pada hari Rabu (13/3) sekitar pukul 23.30 wita

"Dalam perkara tersebut pemohon I dan pemohon II mem-permasalahkan letak Pulau Kawi Kawia dalam Peta Lampiran UU No 16 Tahun 2014," ucap Angga sapaan akrab Imam Ridho Ang-ga Yuwono via whatsapp, Kamis (14/3)

Lanjutnya, dalam Kepu-tusan MK bernomor 24/PUU-

XVI/2018 tersebut pada pokok-nya menyatakan pemohon I dan pemohon II tidak memiliki legal standing karena penentuan batas wilayah dan wilayah cakupan daer-ah adalah kewenangan pembentuk Undang-Undang, sehingga untuk menyelesaikan proses perselisi-han batas daerah harus melalui prosedur sebagaimana amanat Permendagri nomor 141 Tahun 2017 tentang penegasan batas.

Dasar MK menolak guga-tan pemohon, kata Angga dari yurisprudensi : Putusan MK no-mor 32/PUU-X/2012 dan Per-mendagri nomor 141 Tahun 2017.

Lanjutnya, ia tidak sempat menghadiri jalan sidang MK terse-but karena undangan dari MK dit-erima hari selasa sore tanggal 12 Maret 2019.

"Walau tidak dapat mengi-kuti sidang langsung di MK, na-mun kami pantau melalui website MK," katanya

Selaku kuasa hukum Pem-da Busel, ia sangat berimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, antara lain

Bupati Buton Selatan non aktif Agus Feisal Hidayat, Plt Bu-pati La Ode H Arusani, saksi fak-ta Hasmin Ilimi, saksi ahli Prof. La Niampe, dan ahli Muhammad Ruliyandi, SH. MH. serta kepa-da seluruh pihak yang membantu terutama pegawai Pemda Busel.

"Terkait persoalan batas wilayah Busel akan ditegaskan da-lam waktu dekat ini sehingga kita akan menyiapkan data-data seja-rah Pulau Kawi Kawia untuk dila-mpirkan dalam proses penegasan batas tersebut," tutupnya

Pulau Kawi-Kawia Milik Buton Selatan

Page 13: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

13BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Penyusunan perencanaan pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Selatan (Busel) mendapat apresiasi di tingkat Provinsi Sultra. Sebagai daerah otonom baru, Busel sudah mampu bersaing dengan 15 kabupaten di Sultra.

Hasilnya, Busel mendapatkan penghargaan perencanaan pembangunan daerah 2019 dengan predikat harapan II dalam penyusunan rencana kerja Pemda tahun 2019 tingkat kabupaten di Sultra.

Menurut Kepala Bappeda Busel, LM Sufi Hisanuddin, penyusunan perencanaan pembangunan Busel sudah tersusun secara tersistematis. Melakukan perencanaan, pengganggaran, dokumen perencanaan, RKPD, KUA-PPAS hingga APBD semua disusun tepat waktu.

Kesesuaian antara dokumen mulai dari perencanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang hingga pada APBD sudah membaik. Melakukan inovasi-inovasi perencanaan. Misalnya sudah melakukan e-planning (perencanaan secara elektronik) .

Tantangannya ke depan agar perencanaan dan penganggaran secara elektronik bisa tersistematis. Tantangan berikutnya adalah bagimana mengkonekan perencanaan dan penganggaran ini.

“Dalam waktu dekat kami melakukan pembelajaran lagi. Sesuai juga petunjuk dari KPK agar supaya kita dapat mensingkronkan antara perencanaan dengan penganggaran. Atau mensatusistemkan perencanaan dan penganggaran ini, “ ujarnya saat ditemui beberapa waktu lalu.

Dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan pelatihan agar tantangan itu bisa direalisasikan. Antara perencanaan dan penganggaran ini bisa disingkronkan. ìInovasi seperti ini mendapatkan perhatian khusus Pemerintah Provinsi Sultra. Makanya kita dapat mendapatkan penghargaan harapan II bersaing 15 kabupaten di Sultra,î ujarnya.

Sebenarnya, jika beberapa dokumen semua dilengkapi, Busel bisa masuk prestasi level nasional pada perencanaan. ìSaat ini kita masih prestasi level provinsi,î ujarnya.

Catatan kedepan yang perlu digenjot yakni dokumen data harus dilengkapi, inovasi-inovasi dalam perencanaan daerah harus terus dilahirkan. “Di tingkat daerah kita sudah membentuk forum perencanaan secara rutin dikumpulkan memberikan masukan, pelatihan agar kapasitasnya meningkat,” katanya.

Ketika inovasi banyak, perencanaan semakin lengkap, semakin tepat waktu, jika pretasi seperti pengelolaan anggaran dan pertanggungjawaban keuangan daerah dengan predikat WTP dan semakin tepat waktu ini mendorong daerah dapat penghargaan pada perencaan daerah.

Laporan akuntan kinerja juga sudah semakin membaik. Jika nilai lakip sudah sampai B. ìMaka saya optimis kita sampai penghargaan perencanaan pada level nasional. Kita targetkan tahun 2020 sudah bisa bersaing di level nasional,î tukasnya.

Penyusunan Perencanaan Pembangunan, Buton Selatan Raih Penghargaan Harapan II

Page 14: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

14 BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Pertama kalinya sejak mekar 2014 lalu, Pemerintah Kabupaten Buton Selatan mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan pengelolaan keuangan daerah tahun 2018 dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK) Sulawesi Tenggara (Sultra).

Ada empat Kabupaten di Sultra WTP untuk tahap ini yaitu, Kabupaten Muna Barat, Buton Selatan, Kolaka Timur dan Konawe menerima penyerahan dokumen Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) laporan keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2018.

Dokumen LHP dari BPK itu diserahkan langsung Kepala BPK Sultra, Hermanto kepada masing-masing kepala daerah dan

Ketua DPRD, di Aula Kantor BPK Sultra, Senin (1/7). Dokumen LHP Busel diterima Plt Bupati Busel H La Ode Arusani didampingi Ketua DPRD La Usman.

Sesuai LHP BPK Sultra peringkat pertama diraih Kabupaten Mubar, dengan capaian nilai 87,59 persen, peringkat ke dua Kabupaten Busel dengan raihan nilai 84,37 persen, posisi ke tiga Kabupaten Kolaka Timur dengan capaian nilai 73,66 persen. Peringkat ke empat diraih Kabupaten Konawe dengan balai LHP 71,48 persen.

Dalam sambutannya, Kepala BPK Sultra Hermanto mengatakan, meski mendapatkan penilaian terbaik dari BPK. Ada beberapa catatan penting

yang masih harus diperhatikan pemerintah daerah yang harus ditingkatkan kepatuhannya.

Dikatakan, meski mendapatkan nilai sesuai WTP ada beberapa catatan yang patuh ditingkatkan yakni mulai dari peningkatan tertibnya pengelolaan aset tetap, belum tertibnya pengelolaan barang persediaan daerah, belum tertibnya pengelolaan barang penyertaan modal dan belanja hibah, kesalahan penganggaran pada belanja daerah, serta belum tertibnya pengelolaan pendapatan dan belanja terkait alokasi swakelolah.

Terpisah, Kepala Badan Keuangan Busel LM Syafir mengatakan ini tahun pertama

Buton Selatan Raih WTP Perdana

Page 15: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

15BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

kalinya Kabupaten Busel mendapatkan opini Wajar tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan hasil pengelolaan keuangan daerah tahun 2018.

Kata dia, sejak mekar 2014 lalu menjadi daerah Otonomi baru di Sultra. Pertama kalinya Busel meraih predikat WTP dari BPK. Prestasi ini tak lepas dari arahan, petunjuk serta komitmen Plt Bupati Busel H La Ode Arusani dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.

"Ini pertama kalinya Busel mendapatkan LHP dengan opini WTP dari BPK, sebelumnya kita berturut-turut mendapatkan Wajar Dengan Pengecualian (WDP), ini sebenarnya tak lepas dari komitmen, arahan dan petunjuk Bupati, " kata Kepala Badan Keuangan Busel LM Syafir melalui telepon selulernya.

Poin LHP Busel kata dia nilainya Pemkab Busel nilai

84,37 persen. Busel mendapatkan urutan kedua setelah Kabupaten Muna Barat. "Yang diserahkan LHP Senin 1 Juni ada empat kabupaten WTP yakni peringkat pertama Muna Barat, kedua Busel, ketiga Kolaka Timur dan Konawe," katanya.

Menurutnya capaian LHP Busel dari BPK sudah menunjukkan kemajuan yang signifikan dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. Dari dokumen penyajian laporan keuangan Busel sudah bagus, dari sisi kepatuhan Pemkab Busel sudah bagus. "Secara umum kita mengalami peningkatan yang cukup signifikan," katanya.

Ia melanjutkan, ditahun-tahun berikutnya predikat WTP dari BPK ini akan dipertahankan dan ditingkatkan lagi. "Kita akan upayakan dipertahankan jangan lagi turun. Kita upayakan akan semakin lebih meningkat lagi nilainya," ujarnya.

Syafir menjelaskan, laporan keuangan diseluruh OPD di Busel kedepan tetap harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi ditahun-tahun berikutnya. Sehingga capaian saat ini menjadi pemicu semangat untuk pengelolaan pelaporan keuangan daerah semakin berkualitas dan baik lagi. Ini menjadi semangat Pemda dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Lebih jauh ia menambahkan, yang menjadi syarat utama diantaranya yang dipertahankan, pembenahan dan peningkatan lagi yakni soal pengolahan aset daerah yang kian membaik dan tertib. Progres penyelesaian LHP. Poin pentingnya adalah diwajibkan Pemda mengambil langkah pembenahan, perbaikan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah, seperti yang telah diarahkan sesuai rencana aksi, tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan

Page 16: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

16 BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Momentum bulan ramadan kali ini, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Buton Selatan (Busel) menyalurkan santunan kepada masyarakat yang tergolong kurang mampu secara ekonomi.

Sedikitnya 72 orang warga kurang beruntung secara ekonomi diberikan Sembako, yang penyerahannya dipusatkan di Desa Lapandewa Jaya, Kecamatan Lapandewa, akhir pekan lalu dalam kegiatan yang bertajuk DWP Buton Selatan berbagi

dengan Kaum Dhuafa. Para warga kurang mampu itu mendapatkan masing-masing 10 Kg beras, minyak, gula serta terigu.

Menurut Ketua DWP Busel, Wa Ode Hildawati Siambo, pemberiaan bantuan ini sebagai bentuk kepedulian yang diwujudkan dengan kegiatan berbagi rezeki dalam momentum bulan ramadan. Ini juga bagian dari perhatian dan rasa saling berbagi.

Dharma Wanita Persatuan Buton Selatan Santuni Kaum Duafa

Hildawati berharap agar bantuan yang tidak seberapa ini dapat membantu meringankan beban kaum duafa menjelang hari kemenangan Idul Fitri tahun 2019 ini nanti.

“Semoga kegiatan penyaluran bantuan seperti ini bisa terus dilakukan di tahun-tahun berikutnya, terutama pada bulan Ramadan untuk berbagi menikmati keberkahan bulan suci,” harapnya.

Hildawati menambahkan, intinya dari santunan ini adalah menjalin tali silaturahmi dan memperkokoh ukhuwah islamiah antar sesama warga dan bersyukur bisa berbagi. Dan semoga apa yang dilakukan ini bermanfaat dan mendapatkan balasan lebih dari Allah SWT.

Hadir dalam kegiatan sosial itu Ketua Dewan Penasehat DWP Busel, Hj Ruhania Arusani, Ketua DWP Busel Wa Ode Hildawati Siambo, anggota DWP se-Busel serta masyarakat setempat

Page 17: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

17BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Terbentuknya Rencana Induk Pembangunan Pariwisata (Rippda) sangat penting dalam pengembangan pariwisata. Tanpa itu, upaya dalam menggenjot pengembangan potensi pariwisata dengan dukungan sarana dan prasarana infrastrukturnya akan menuai masalah atau bekerja tanpa arah

Diketahui, potensi pariwisata cukup besar jika dikelola dengan baik. Mulai dari Destinasi wista maritim, kuliner, margasatwa, sejarah, goa, ekosistem serta adat dan istiadat masyarakat yang masih memegang teguh adat lama. Keragaman ini mesti dipetakan sedetail mungkin kemudian dikembangkan dan diekspos.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Drs Zamaluddin MPd, mengatakan untuk menggenjot potensi pengembangan pariwisata terlebih dahulu mengupayakan terbentuknya Rippda Buton Selatan, usai itu disusul penyusunan master plan

"Tanpa itu kita tidak bisa berbuat banyak, ini yang menjadi fokus perhatian Pariwisata saat ini terbentuknya Rippda," ucap Zamaluddin saat ditemui belum lama ini

Namun hal itu pihaknya tidak bekerja sendiri, perlu didukung oleh stakholder yang berkompeten, DPRD, masyarakat dan pemerintah daerah.

Lanjutnya, jika sudah terbentuk Rippda serta master plannya yang dibangun dengan tidak mengesampingkan kultur masyarakatnya maka

pemanfaatkan potensi destinasi wisata Busel akan berdaya saing dengan daerah yang pariwisatanya lebih dulu maju.

Kata dia, pembangunan pariwisata secara terintegrasi akan memberi kompensasi multi player efek secara langsung kepada sector lainnya. Misalnya membuka lapangan pekerjaan, memberikan kesempatan berusaha baru, meningkatkan income masyarakat, mendorong sinergitas akses, mempercepat interkoneksi lintas sektor, dan lainnya yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.

"Ini yang kita harapkan bersama, namun mewujudkan itu harus diupayakan bersama-sama," ujarnya

Ditambahkannya, potensi destinasi wisata khususnya destinasi bawah laut yang eksotik terdapat dibeberapa kecamatan kepulaua. Misalnya di perairan

Desa Wambongi Kecamatan Batuatas, terdapat rumah ikan napoleon dikedalaman 30 depa dan ekosistem terumbu karang yang masih terawat.

Diperairan antara pulau Liwu Tongkidi dan pulau Siompu ada little green canyon, begitu juga di sepanjang pesisir perairan Siompu Barat Desa Lalole menuju Desa Lapara terdapat perkampungan hiu putih dan dapat dilihat diantara bulan Juni dan Juli.

Kemudian, objek wisata menarik lain yakni pemadangan pasir putih berkilo-kilometer di Kecamatan Kadatua, yang membentang dari Desa Banabungi hingga Desa Waonu. Ada Permandian Kobura-burana di Lawela Kecamatan Batauga, Masjid Tua Wawoangi dikecamatan Sampolawa dan masih banyak lagi destinasi wisata adat istiadat yang berada di masing-masing kecamatan.

Rippda, Penting Dalam Pengembangan Pariwisata

Page 18: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

18 BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Direktur Penataan Daerah, Otsus dan DPOD Dirjen Otoda Kemendagri, Andi Bataralifu mengungkapkan Buton Selatan (Busel) tidak kalah saing jika menjual potensi pariwisata sebagai ikon seperti daerah yang sudah sukses di sektor pariwisata.

“Sungguh luar biasa potensi Busel ini di sektor pariwisata. Mungkin tuhan saat menciptakan Busel lagi senyum. Tentu ini menjadi fokus kita yang perlu ditekankan, karena kesejahtraan itu bisa datang dari mana-mana. Bisa datang dari jasa dan pariwisata,” katanya.

Menurutnya, potensi pariwisata sangat menjanjikan untuk dipromosikan seperti pasir putih alam bawah lautnya. Jadi kata dia, ikon potensi pariwisata itu tinggal dikemas dan dimarketingkan. Marketing ini bisa melalui kerja sama swasta. Ini yang sangat menjanjikan jika dikemas atau bercontoh dengan daerah lain.

“Sepuluh sampai lima tahun lalu Belitung itu tidak

dikenal, terkenal setelah ada laskar pelangi. Setelah itu orang berbondong-bondong ke sana, kemasan-kemasan seperti itu bisa digunakan untuk pengembangan pariwisata di Busel,” katanya.

Secara kasat mata kata dia, Busel cukup cepat mekanisme atau perkembangannya mulai dari Kota Baubau sampai Busel. Tentu pengaruh Kota Baubau terhadap Busel cukup signifikan. Harapan ini tentu harus dijaga perkembanganya dan menjadi kewajiban bersama dalam mewujudkan tujuan adanya Kabupaten Busel.

“Semua proposal pemekaran daerah itu rata-rata tujuannya meningkatkan pelayanan, meningkatkan kesejahtraan. Nah, wujudkanlah cita-cita tujuan itu setelah menjadi DOB. Nah itu yang mesti menjadi komitmen bersama,” harapnya.

Namun demikian kata dia, hal yang penting perlu dioptimalkan bagaimana pelayanan dasar di Busel. Nah dengan anggaran yang ada

dioptimalkan distribusinya dialokasinya dalam melaksanakan urusan belanja wajib yang sifatnya dasar.

Menurutnya dengan adanya otonomi maka daerah memliki 23 urusan. Dari seluruh urusan itu ada urusan yang paling wajib atau skala prioritas. Begitupun alokasi anggaran tentu harus diporsikan pada skala prioritas untuk menunjang pelayanan kesejahtraan, pelayanan publik, dan pengembangan ekonomi.

Soal sarana dan prasarana ini, kata dia, hampir semua DOB mengalami masalah. Ia juga berpesan kepada DPRD Busel agar bagaimana cara lembaga terhormat itu mengidentifikasi Perda yang bisa mempercepat stimulan pengembangan ekonomi daerah.

“Itu yang perlu dikuatkan, sehingga bisa kompatibel antara aktifitas, regulasi, dan tujuan yang digunakan,” tegasnya

Andi Bataralifu: Destinasi Pariwisata Buton Selatan Tinggal Dipoles

Page 19: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

19BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Sebagai orang Buton pasti tidak lepas dari penganan dari olahan singkong yakni kasoami, tuli-tuli, sanggara banda dan lainnya. Panganan tradisional khas Buton tersebut dengan bahan baku Kaopi sangat digemari bagi masyarakat Buton. Namun bagaimana orang-orang Buton dirantau dapat menikmati panganan tradisional tersebut sementara bakan baku Kaopi sulit ditemukan di daerah itu

Solusinya dengan memesan Kaopi'ku langsung dari lokasi produksinya. Kaopi'ku merupakan tepung kaopi instan terobosan Kelompok Wanita Tani (KWT) Bangun Sejahtera Desa Bola, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan.

Ketua KWT Bangun Sejahtera, Mariana mengatakan pembuatan tepung kaopi instan (Kaopi'ku) sama seperti halnya membuat kaopi secara tradisional, bedanya pengolahannya sudah menggunakan alat berteknologi, misalnya memarut singkong menggunakan mesin parut, mengepresnya dengan mesin pres,

dan pengeringnya menggunakan oven berbahan baku gas. Bahan jadinya berupa tepung kaopi instan telah dikemas secara modern dengan merk dagang Kaopi'ku

Kata Mariana, Kaopi'ku tanpa bahan pengawet dan dapat bertahan hingga enam bulan. Sebagai bahan baku membuat panganan tradisional yakni kaoami, tuli-tuli dan sanggara banda serta panganan lainnya, Kaopi'ku telah dipasarkan hingga keluar daerah

"Kaopi'ku sudah sampai di Bandung, Semarang, Ambon, Sorong, Makassar, Kalimantan. memang belum banyak permintaan dari luar daerah karena ongkos kirimnya yang agak mahal," ujarnya

Sementara Bendahara KWT Bangun Sejahtera, Wa Uliyati mengatakan kelompok ini besatu bungkus Kaopi'ku seharga Rp 15.000. Estimasi harga ini setelah menghitung biaya produksi dengan mengambil keuntungan yang tidak begitu

besar. Hasil produksinya sehari maksimal hanya mencapai 10 hingga 12 bungkus

Kata dia, kapasitas oven sehari melakukan proses pengeringan cukup lama, daya tampungnya hanya sampai lima sampai enam bungkus perlima jam. Sehari hanya dua kali bahan baku masuk ke oven

"Biasanya hingga jam 11 malam baru selesai, anggota KWT ini ada 15 orang, hanya dibagi tiga kelompok kerja atau hanya lima orang yang kerja perhari," tuturnya

Uliyati berharap, bersama anggota yang tergabung dalam KWT Bangun Sejahtera, mendapat perhatian lebih, baik pemerintah daerah maupun propinsi dalam meningkatkan produksititasnya. Khususnya penambahan alat-alat modern misalnya oven dan dibantu pemasaran yang lebih baik sehingga produksi lokal ini dapat dinikmati kalangan luas.

Kaopi'ku, Inovasi Tepung Ubi Instan Asal Desa Bola

Page 20: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

20 BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Baubau menggelar puncak peringatan Hari Anti Narkotika Nasinal (HANI) di Kabupaten Buton Selatan (Busel). Upacara bendara peringatan HANI 2019 ini di gelar di lapangan Lakarada Batauga, Rabu (26/6).

Plt Bupati Busel, H La Ode Arusani didaulat menjadi inspektur upacara (Irup) sekaligus membuka peringatan HANI 2019 lingkup wilayah Kepulauan Buton (Baubau, Buton, Busel, Buteng dan Wakatobi). Peringatan HANI 2019 mengusung tema nasional Milenial Sehat tanpa Narkoba menuju Indonesia emas. Peringatan HANI merupakan wujud keprihatinan sekaligus kepedulian terhadap ancaman narkoba

La Ode Arusani dalam membacakan sambutan serentak Wakil Presiden RI HM Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia memiliki cita-cita sebagai negara dengan ekonomi terkuat kelima tahun 2045. Sehingga dipelukan SDM yang unggul dan tangguh.

Oleh karena itu, penanggulangan narkoba harus dilakukan secara konsisten, sistematis, masif berkesinambungan, dan berisinergi dengan pemangku kepentingan serta masyarakat. Narkoba sudah menjadi musuh bersama dan tidak ada orang atau siapapun menjadi berhasil karena mengkonsumsi narkoba. Dengan tidak bernarkoba, maka harus bangga merasa hidup menjadi sehat.

“Makanya para milenial dan seluruh masyarakat harus bersungguh-sungguh untuk menjauhi narkoba. Kita semua harus bangga dan bersukur apabila tidak menyentuh narkoba,” ungkapnya.

Semua elemen harus bersungguh-sungguh menyatakan perang terhadap narkoba. Dan ini tidak bisa hanya tugas pemerintah. Tapi ini menjadi tugas bersama kepolisian, BNN, kemudian juga seluruh elemen masyarakat dan terutama keluarga.

Menurutnya, keluarga

harus menjadi tiang utama untuk menjaga anak-anak tidak terlibat dengan narkoba. Dengan begitu, untuk kerja sama antara masyarakat, keluarga, pemerintah dan juga dunia internasional untuk memerangi narkoba sudah waktunya. Karena narkoba kalau dibiarkan seperti gunung es.

Seluruh masyarakat diharapkan peduli terhadap lingkungan serta menjauhkan diri dari penyalahgunaan narkoba. Dan mampu melindungi keluarga dari maraknya penyalagunaan dan peredaran gelap narkoba.

Arusani juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada BNNK Baubau telah memusatkan peringatan HANI 2019 menjadikan Busel sebagai tuan rumah. Apalagi belakangan ini kasus penyalahgunaan narkoba mencoreng nama baik Kabupaten Busel yang melibatkan oknum ASN dan pejabat daerah.

“Saya berterimahkasih sudah menjadikan Kabupaten Busel sebagai puncak peringatan

Buton Selatan Tuan Rumah Peringatan HANI 2019

Page 21: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

21BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

upacara HANI di sini. Apalagi kejadian penyalahgunaan narkoba di Busel ini sudah beberapa kali terjadi. Sehingga kedepanya kami harap bisa lebih baik lagi,” harapnya.

Ia juga berpesan kepada generasi penerus bangsa di Busel agar berhati-hati dalam pergaulan untuk tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba.

Sementara itu, Kepala BNNK Baubau Alamsyah Djufri mengatakan, peringatan hari anti narkotika setiap 26 Juni sebagai upaya mememerangi penyalahgunaan dan peredaran gelar narkotika. Salah satu langkah gerakan peduli yang masih dari segala unsur masyarakat agar tidak merusak generasi bangsa.

Alasanya peringatan HANI 2019 di gelar di Kabupaten Busel kata dia, karena kurang lebih lima kasus penyalahgunaan narkotika terjadi di Busel yang melibatkan oknum ASN hingga pejabat daerah. ìKurang lebih lima kasus di Busel, makanya kami pertimbangkan Kabupaten Busel dijadikan tuan

rumah perintahan HANI 2019. Artinya untuk mengembalikan nama baik Kabupaten Buton Selatan,î katanya.

Momentum ini ia mengajak generasi milenial agar menggelorakan semangat membara untuk menyadarkan seluruh komponen bangsa dalam membangun solidaritas guna menghindari dan memberantas peredaran bebas narkotika.

Menurutnya, saat ini kejahatan narkotika bukan hanya dilakukan perorangan tapi juga sudah melibatkan banyak orang dengan jaringan yang disebar nasional dan internasional. ìMakanya untuk memerangi peredaran narkotika ini tidak dapat dilakukan setengah-setengah tapi dengan komitmen yang tinggi secara komprehensif seluruh elemen masyarakat dan bangsa.

Kata dia, saat ini Indonesia memacu diri meningkatkan prestasi pembangunan komptensi bangsa. Olehnya itu diperlukan sumber daya manusia khususnya

generasi muda yang sehat, cerdas dan berintelektual.

Pencegahan dan penindakan kedepan kata dia, di Kabupaten Buton Selatan akan digelar penindakan tegas maupun pencegahan dengan melakukan sidak tes urine kepada ASN dengan waktu yang tidak ditentukan.

Usai membacakan sambutanya, Plt Bupati juga mengukuhkan perwakilan penyuluh anti narkoba tiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Dilanjutkan dengan pembacaan ikrar serta deklarasi pemuda pelajar, ASN Busel anti narkoba serta Busel bersih dari narkoba yang diikuti seluruh peserta upacara.

Peringatan HANI 2019 di Busel ini juga dihadiri perwakilan beberapa daerah diantaranya, Wakil Bupati Buton, Iis Eliyanti, Wakil Bupati Buteng, La Ntau, perwakilan Pemkot Baubau dan unsur Forkompinda di wilayah Kepulauan Buton.

Page 22: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

22 BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Sultra memberikan sertifikat Sehat kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Buton Selatan (Busel), atas capian kinerjanya dengan skor 2,84, juga untuk memotivasi PDAM Busel guna mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governonce)

Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Propinsi Selawesi Tenggara Yan Setiyadi menjelaskan PDAM Busel didirikan tahun 2016 telah mampu menunjukan kinerja yang baik. Setelah mendapatkan

kategori "kurang sehat" dengan skor 2,48 ditahun 2017 lalu, pada tahun 2018 PDAM Busel mampu meningkatkan kinerjanya sehingga mencapai predikat "Sehat" dengan skor 2,84

Kata Yan Setiyadi, pencapian itu tidak lepas dari kerja dan kolaborasi yang apik antara managemen PDAM, karyawan, masyarakat, pemerintah daerah dan DPRD Busel. Dukungan PDAM dalam bentuk infrastruktur dan peningkatan kapabilitas yang diberikan oleh BPPSPAM kementerian PUPR, Balai Prasarana dan Pemukimanan wilayah Prov. Sultra, Balia Wilayah Sungai Sulawesi IV Prov Sultra

dan peran BPKP pusat maupun perwakilan Prov Sultra dalam menerapkan aplikasi akutansi dan billing system serta konsultasi pemnerian rekomendasi dalam berbagai hal

"Pemda Busel dan DPRD merupakan pihak yang patut diapresiasi karena perhatiannya kepada PDAM, terlihat pada dukungannya dalam bentuk lahirnya Perda tentang penyertaan modal dan hibah kepada PDAM dengan nilai Rp 25 miliar hingga tahun 2018," tuturnya

Namun penyertaan modallah merupakan faktor kesuksesan PDAM dalam

BKKP : Predikat Sehat Guna Memotivasi PDAM Buton Selatan

Page 23: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

23BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

melaksanakan program-program APBN hibah air minum sehingga PDAM mengalami pertumbuhan pelanggan yang pesat. Upaya itu sinkron dalam upaya target nasional air bersih dan peningkatan indeks pembangunan manusia di Busel

"PDAM Busel berhasil menambah jumlah sambungan perumahan baru secara siginifikan dengan memanfaatkan program APBN hibah air minum perkotaan di tahun 2017 dan 2018," ucapnya

Dampak manfaatnya, masyarakat yang bermukim di wilayah kepulauan yakni Kadatua, Lapandewa, Sampolawa, Siompu, dan Batuatas yang sebelumnya belum mendapat akses air bersih, kini telah menikmatinya

Sukses pelaksanaan program APBN hibah air minum ini sedikit banyak berdampak pada capian nilai untuk variabel penilai kinerja BPPSPAM pada aspek keuangan, pelayan, operasi, SDM sehingga dapat mencapain kinerja sehat ditahun 2018, misalnya pada capaian sub cash rasio aspek keuangan dari 44,41

persen ditahun 2017 meningkat menjadi 87,41 persen ditahun 2018.

"Pada aspek pelayanan, sub kualitas air pelanggan meningkat setelah dilakukan pengujian air pada laboratorium terakreditasi ditahun 2018. Pada aspek operasioanl, terjadi peningkatan ditahun 2017 hanya beroperasi 16,45 jam, ditahun 2018 naik menjadi 20 jam perhari," katanya

itambahkannya, untuk mempertahankan predikat sehat, PDAM Busel masih harus terus bekerja keras karena masih terdaoat beberapa sub aspek yang belum optimal, antara lain efisiensi biaya operasi, efisiensi produksi, pengedalian non revenue water (NRW), peningkatan konsumsi air domestik, rasio jumlah pegawai terhadap pelanggan dan peningkatan kapabilitas pegawai," tutupnya

Page 24: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

24 BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Dari sembilan pusat kesa-hatan masyarakat (Puskesmas) di Kabupaten Buton Selatan (Busel), lima sudah terakreditasi madya. Tiga diantaranya baru terakredi-tasi madya 2018 lalu.

Proses penilaian akreditasi dari Komisi Akreditasi Nasional Kementerian Kesehatan (KAN Ke-menkes), tiga puskesmas itu baru pertama kali dilakukan akreditasi.

Adalah Puskemas Kada-tua, Siompu dan Siompu Barat yang resmi terakreditasi madya. Sebelumnya dua yakni Puskemas Sampolawa dan Batauga mendap-atkan akreditasi madya.

Total Puskesmas di Busel ada sembilan yang tersebar di tu-juh kecamatan yakni Puskemas Batauga, Sampolawa, Bahari, Lap-andewa, Puskesmas Gerak Mak-mur Sampolawa (Lande), Pusk-esmas Batuatas, Siompu, Siompu Barat dan Kadatua.

“Alhamdullah untuk ta-hun 2018 lalu dari tiga puskesmas yang diakreditasi semua mendap-atkan bintang dua atau akreditasi madya. Puskesmas Siompu, Siom-pu dan Kadatua,” kata Plt Kadis Kesehatan Busel, La Ode Bu-

diman, kepada wartawan, Senin (25/2).

Kata Budiman, di Busel sudah ada lima puskesmas yang sudah diakreditasi hingga 2018 lalu. Tahun ini ada empat puskes-mas lagi yang akan dipersiapkan akrediatasi. Yakni Puskemas Ger-ak Makmur, Lapandewa, Batuatas dan Bahari.

Akreditasi ini untuk pros-es menilai Puskesmas apakah layak diberikan sertifikat akredi-tasi sesuai dengan tingkatan has-il yang sudah dicapai. Penilaian akreditasi ini mengikuti penilaian akreditasi sesuai Permenkes no. 75 tahun 2014 dan Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang akreditasi Puskesmas.

Penilaian ini sangat pent-ing bagi seluruh Puskesmas, ka-rena bukan sekadar mengejar sertifikat akreditasi saja, tapi leb-ih pada upaya pembinaan sistem pelayanan dan manajemen Pusk-esmas.

Dalam penilaian akrediata-si ada empat kategori yaitu dasar, madya, utama dan paripurna. Da-lam proses penilaian ini tak cukup hanya kelengkapan administrasi,

harus didukung dengan sarana dan prasarana infrastruktur dari Puskemas yang memadai.

“Jadi yang dinilai da-lam akreditasi ini mulai kinerja mutu layanan puskesmas sampai pada fasilitas sarana penunjang-nya. Termaksud SDM. Jadi pe-layanan itu bagiaman menyikapi pelayanan sampai pada kepuasan pasien,” elasnya.

Dalam proses akreditasi mendapatkan sertifikat penila-ian standar Kemenkes ini setelah terbit. Maka wajib terus mening-katan kualitas pelayanan, sistem manajemen. Setelah itu kemudian akan naik lagi statusnya setingkat dari level sebelumnya jika sudah ada perubahan kualitas pelayanan dari sebelumnya.

Karena itu Pemkab Busel melalui Dinkes terus berupaya membenahi, meningkatkan kual-itas pelayanan dan manajemen sehingga mendapat pengakuan sertifikat akreditasi. Jika tidak terancam tak dapat bekerja sama dengan BPJS. Dan dampak bu-ruknya bisa saja akan turun status menjadi Puskesmas pembantu.

Tiga Puskesmas di Buton Selatan Naik Terakreditasi Madya

Page 25: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

25BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Selatan menargetkan tahun 2019 seluruh Puskesmas yang ada diwilayah kecamatan teakriditasi.

Tahun 2018 lalu ada tiga terakreditasi yakni Puskesmas Siompu Barat, Siompu dan Kadatua. Sedangkan tahun 2019 dipersiapkan ada empat puskesmas yang akan diakreditasi lagi. Yakni puskemas Gerak Makmur, Lapandewa, Bahari dan Batuatas.

Sedangkan tahun 2017 lalu yang sudah terakreditasi dengan predikat madya yakni Puskemas Batauga sementara Puskesmas Sampolawa akreditasi kategori dasar.

Plt Kadis Kesehatan Buton Selatan La Ode Budiman mengatakan, akreditasi Puskemas ini ada tiga tahapan, pertama penilaian dokumen administrasi, upaya pelayanan perorangan, upaya pelayanan masyarakat (UKP dan UKM).

Kata dia, tiga puskesmas yang diakreditasi ini sudah dipersiapkan secara matang sejak jauh hari seluruh syarat penilaian akreditasi. La Ode Budiman menargetkan untuk

tiga puskesmas ini mendapatkan akreditasi madya.

Dikatakan, tujuan utama akreditasi Puskesmas untuk pembinaan peningkatan mutu, kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi. Dijelaskan, pembangunan kesehatan merupakan aspek penting dalam kerangka pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan akan sangat mendukung peningkatan mutu dan daya saing sumberdaya manusia.

Agar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal diperlukan adanya pengelolaan organisasi puskesmas secara baik yang meliputi kinerja pelayanan, proses pelayanan, serta sumber daya

yang digunakan. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka upaya peningkatan mutu, manajemen risiko dan keselamatan pasien di puskesmas serta menjawab kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu.

Tujuan utama akreditasi puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan mutu kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen mutu, sistem penyelenggaraan pelayanan serta program dan penerapan manajemen risiko. Tentu saja akreditasi ini bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi.

Ia berharap dari sisi pelayanan baik UKM dan UKP semua puskemas yang akan mendapatkan predikat akreditasi sudah melalui tahapan itu. Semua puskemas sudah siap. Baik sarana penunjang lainya juga sudah siap.

Sehingga ia memastikan seluruh standar pelayanan itu sudah memenuhi standar. Yang belum teakreditasi tahun 2019 akan direncanakan empat puskemas lagi. Puskemas Gerak Makmur, Lapandewa, puskesmas Bahari dan Batuatas.

Jadi selama tiga tahun ini sejak 2017,2018 hingga 2019 masing-masiing ada tiga puskesmas yang akan diakreditasi tiap tahunya.

"Jadi tahun 2019 dipastikan seluruh puskesmas yang ada di Buton Selatan sudah teakreditasi. Seluruh pelayanannya pun sudah harus lebih maksimal lagi," harapnya.

2019 Ditarget Seluruh Puskesmasdi Buton Selatan Terakreditasi

Page 26: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

26 BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Sebanyak 46 unit rumah khusus nelayan yang dibangun 2018 lalu di desa Bola, Kecamatan Batauga Kabupaten Buton Selatan (Busel) diresmikan, Selasa (11/6). Peresmian secara simbolis ditandai dengan penyerahan kunci pintu oleh Plt Bupati Busel H La Ode Arusani kepada calon penerima masyarakat nelayan Desa Bola.

Peletakan batu pertama pembangunan perumahan khusus nelayan dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan SNVT Perumahan Penyediaan Provinsi Sultra yang bersumber dari APBN 2018 dimulai sejak Jumíat (9/11/2018) lalu. Pembangunannya digenjot selama 50 hari.

Plt Bupati La Ode Arusani mengapresiasi pemerintah pusat dalam mendukung pembangunan Kabupaten Busel. Ia juga bersyukur selama pemerintahannya mendapatkan bantuan perumahan untuk nelayan. Ini sudah yang kedua kalinya pembangunan perumahan nelayan di Busel.

Ia juga mengapresiasi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis terkait pembangunan perumahan nelayan ini. Arusani berharap perumahan nelayan ini dapat membantu masyarakat nelayan yang berpenghasilan rendah untuk berupaya meningkatkan kesejahteraananya. Serta dapat memiliki hunian yang lebih layak.

“Syukur Alhamdulillah kita mendapatkan bantuan ini, semoga masyarakat yang mendapat bantuan dapat memanfaatkan sebaik mungkin dan mampu semakin bersemangat meningkatkan kesejahteraan,” katanya

Arusani berjanji akan berupaya secepat mungkin merealisasikan listrik, air bersih dan syarat lainya dalam mendukung pembangunan rumah nelayan ini yang menjadi tanggung jawab pihaknya. ìKami akan usahakan soal listrik, air bersih dan soal izin lainya akan kami penuhi,î katanya.

Kepada masyarakat Bola,

dia meminta untuk mendukung dan mensukseskan pembangunan rumah khusus nelayan ini. Serta mendukung seluruh program pembangunan pemerintah Busel.

Dia menegaskan, pembangunan perumahan di daerahnya akan terus diperjuangkan untuk masyarakat. ìIni menjadi modal semangat pemerintah daerah dalam memacu memberikan bantuan pembangunan rumah layak huni kepada masyarakat khusus nelayan,î tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Busel, Dr Sunaryo Mulyo mengatakan, rumah khusus nelayan di Desa Bola ini merupakan gelombang kedua di Busel. Sebelumnya tahun 2017 lalu dibangun 50 unit di Desa Bahari, Kecamatan Sampolawa juga dibangun melalui program pemerintah pusat Kementrian PU dan Perumahan Rakyat menggunakan APBN 2017 sebesar Rp 8,2 miliar.

Tahun 2018 lalu di desa Bola, Kecamatan Batauga 46 unit. Nilai projek rumah khusus nelayan ini sebesar Rp 5,7 miliar. Dibangun 23 Kopel. Setiap Kopel terdiri dari dua unit tipe 28.

Tahun berikutnya diusulkan di desa Waindawula Kecamatan Siompu dan Kecamatan Kadatua, Desa Kaofe masing-masing 50 unit. Dua lokasi itu laganya sudah siap. Tinggal diperjuangkan lagi untuk direalisasikan. Ini menjadi target pihaknya sebagai instansi teknis untuk mewujudkan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Busel.

46 Unit Rumah Khusus Nelayan Desa Bola Difungsikan

Page 27: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

27BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Jebolan doktor teknik sipil Unhas ini mengatakan, Dinas Perumahan dan Pemukiman Busel berkontribusi terhadap mendukung program Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) itu dengan cara mendatangkan atau mengupayakan perumahan khusus nelayan di Busel. Ini wujud nyata pihaknya. ìMudah-mudahan ini dapat dimanfaatkan secara maskimal,î harapnya.

Bantuan ini dari pemerintah pusat Kementrian PU dan Perumahan Rakyat melalui Dirjen perumahan khusus Kementrian Perumahan tahun 2018. Kedepan akan terus berkelanjutan dan ditingkatkan. “Semoga perumahan khsusus nelayan ini bisa menjadi icon desa,” tukasnya.

Program perumahan ini juga untuk mencegah mengurangi pemukiman kumuh. Sebab pada biasanya rumah nelayan identik dengan kekumuhan dan padat. î Jadi bantuan ini hanya stimulan atau perangsang bagi masyarakat nelayan berpenghasilan rendah untuk meningkatkan penghasilan dan semakin semangat meningkatkan perekonomiannya,î harapnya.

Diharapkan untuk masing-masing kawasan nanti punya sentra-sentra kawasan nelayan. Sehingga kedepan yang akan dilengkapi diperjuangkan lagi bukan hanya perumahan saja tapi dengan sarana pendukung seperti tambatan perahu, dermaga dan sebagainya.

“Tahun 2019 ini dikerjakan anggaranya melalui APBD 2019. Sementara proses lelang. Karena memang itu jalan, listrik dan air bersih tanggung jawab pemerintah daerah,” katanya.

Perumahan khusus nelayan ini sudah dapat difungsikan tahun 2019 ini. Sehingga diharapkan begitu selesai pembagunan air bersih, listrik dan jalan tahun ini rumah nelayan ini bisa langsung difungsikan penerima.

Dia menuturkan, pihaknya berharap pemerintah pusat juga bisa menambah tambahan pendukung fasilitas seperti dermaga dan tambatan perahunya. Pihaknya pun bertekad mengupayakan pembangunan kawasan terintergrasi jalan masuk dan jalan lingkar di lokasi.

Tanah ini merupakan lahan hibah masyarakat. Nanti sertifikat tanah itu menjadi sertifikat tanah

pemerintah kemudian diserahkan kepada masyarakat.

Kontraktor proyek pembangunan rumah khusus nelayan Desa Bola, Ikhsan Ismail berharap pendirian rumah ini dapat bermanfaat khususnya nelayan setempat. ìMudah-mudahan perumahan ini bisa lebih meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan disini,î singkatnya.

Kades Bola La Ode Hamirun berharap bantuan perumahan nelayan di desanya itu dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para nelayan desa Bola. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan. Proses mendapatkan bantuan ini kata dia tidak mudah, berbagai upaya mulai proses administrasi pembuatan sertifikat lahan dan penyerahan hibah tanah dilakukan perjuangan cukup panjang.

“Makanya kami bersyukur masyarakat memiliki kesadaran bersama dalam membangun sehingga mau menyergap laganya untuk dibangunkan BTN nelayan ini,” harapnya.

Terpisah penerima bantuan La Muli (54) berharap bantuan pembangunan rumah khusus nelayan ini berkelanjutan tidak berhenti sampai pemberian rumah layak huni. Namun Pemkab dapat juga memberikan bantuan seperti alat tangkap fasilitas nelayan.

“Kami sangat bersyukur sekali dengan bantuan perumahan nelayan ini. Namun kita juga berharap bantuan seperti ini tidak berhenti sampai disini, tapi berlanjut kedepan dengan pemberian fasilitas alat tangkap seperti modal usaha, jaring atau katinting, kepada kami khususnya nelayan,” harapnya warga Rano Desa Bola ini

Page 28: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

28 BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Buton Selatan (Busel) akan membangun kawasan ruang terbuka hijau (RTH) di lokasi bekas pasar Laompo. Lokasi itu juga bagal dipoles menjadi tempat wisata baru di wilayah Kecamatan Batauga.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Busel, Dr Sunaryo Mulyo mengatakan, langkah awal penataan kawasan perkotaan Batauga sebagai Ibu Kota Busel adalah dengan memindahkan pasar dan merelokasi para pedagang dari pasar Laompu ke pasar modern Bandar Batauga.

Selain itu, upaya pemindahan ini juga dilakukan agar para pedagang dan pembeli bisa merasa nyaman dalam melakukan transaksi jual beli, dengan lokasi yang layak dan bangunan yang permanen.

Untuk itu, Pemkab Busel memiliki komitmen untuk menata kawasan pasar lama dengan membangun ruang terbuka

hijau. Penataan itu untuk bisa menjaminkan Batauga sebagai kawasan dan bagian dari pada wajah ibu kota Busel.

Kata Sunaryo, bekas pasar lama ini nanti akan ditata dan diatur kembali menjadi ruang publik sehingga nantinya menjadi tempat interaksi bagi warga khususnya dan warga luar Busel umumnya. ìKita sadar bahwa Busel ini memiliki kelebihan punya ikon potensi wisata pantai yang sangat luar biasa,î katanya.

Menurutnya, pasar lama itu akan ditata lebih lanjut sehingga dengan dibuatnya ruang publik di tepi pantai itu diharapkan wajah ibu kota Busel lebih bagus. Sehingga kawasan itu bisa hidup siang maupun malam. Ini menjadi peluang bagi pedagang dan penjual gorengan, kopi, teh dan saraba. Untuk meramaikan kawasan tersebut. Itu juga bisa nanti tempat berinteraksi bagi masyarakat.

Dan hal itu diyakini akan berimbas pada sektor-sektor lainnya yang berdampak

pada perputaran perekonomian masyarakat.

Ke depan jalan di bibir pantai akan dilakukan penataan kawasan jalan. Rumah bisa menghadap ke pantai, pantai menjadi halaman depan rumah. Sehingga tidak terlihat kumuh dan bibir pantai menjadi halaman depan rumah warga.

“Kita akan buat jalan setapak sehingga menjadi kawasan yang bisa berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya. Jadi bukan hanya kawasan Laompo, tapi seluruh kawasan di Busel,” ujarnya.

Sementara pasar modern Bandar Batauga nantinya menjadi pusat perekonomian yang lebih luas lagi. Ke depan ditarget menjadi pasar grosir. Hal itu sangat memungkinkan karena Busel memiliki potensi pertanian sehingga bisa berintegrasi dengan Kota Baubau.

Terminal dalam kota, kuliner yang berbasis wisata dan sebagianya. Masyarakat luar bisa berinteraksi bisa memanfaatkan bekas galian pasir menjadi pasar wisata kuliner. Dan hal itu sudah ada master planya. Plening ini diharapkan lima tahun ke depan bisa terealisasi.

Sunaryo juga mengaku program tersebut sudah masuk RPJMD Busel penataan kawasan pantai Bandar Batauga menjadi kawasan pertumbuhan baru. Seperti Bandar Batauga, Laompo, Masiri menjadi kawasan perkantoran, Katilombu Kecamatan Sampolawa ada TPI. Sehingga ke depan Busel menjadi pertumbuhan ekonomi baru.

Bekas Pasar Laompo Ditata Jadi RTH

Page 29: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

29BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Amirudin warga lingkungan Kolowu Kecamatan Masiri Kecamatan Batauga berhasil mengembangkan bawang merah asli Bima diwilayahnya. Hasil panen bawang yang ditanam bulan April lalu dan panen Juni. Nilai ekonominya bawang merah ini cukup mengiurkan

Lahan yang digunakan hanya 0.2 hektar ditanami benih bawang merah 200 kilogram dapat menghasilkan 1,5 ton bawang merah segar berwarna merah cerah dengan umbi yang cukup besar

"Baru sekali panen, dari tanam benih hingga panen dibutuh waktu 60 hari," ucap Amirudin saat ditemui lahan pertaniannya, Senin (8/7)

Amirudin kelahiran Bima ini menuturkan, panen bawang merah perdana diumur 60 hari itu dianggap terlalu muda, karena bawang merah dipanen diumur 60 hari tidak dapat dijadikah benih untuk ditanami kembali. Terkecuali dipanen diumur 70 hari.

"Tanam berikutnya saya harus mengambil benih baru di Bima, Tetapi kedepan untuk membudidayakan bawang merah ini tanpa mengambil bibit ke Bima lagi maka panen berikutnya harus diumur 70 hari," jelasnya

Saat ini Amirudin bersama keluarganya telah menyiapkan lahan baru tidak jauh dari lahan perdana menanam bawang merah, seluas 1,5 hektar. Hasil surveinya, tanah dilahan baru lebih baik. Dia mentaksir, setengah hektar dapat menghasilkan 3 ton lebih bawang

merah

Sejauh ini, Amirudin telah membentuk kelompok tani bernama Ngaha Aina Ngoho, yang terdiri dari petani asal Bima yang ahli menanam bawang merah dan warga lingkungan Kolowu, Kelurahan Masiri.

"Kami sudah buat kelompok yang terdiri dari kakak dan adik saya serta beberapa orang diambil dari sini satu lingkungan, kita sudah menganggap saudara kami. Rencananya mereka dapat belajar dan mengikuti jejek saya menanam bawang merah," tuturnya

Dikatakannya, kesulitan dalam membudidayakan bawang merah adalah alat dan mesin pertanian, seperti traktor serta kutivator. Untuk benih, kata Amirudin akan diusahakan sendiri.

"Kami berharap ada bantuan fasiltas alat dan mesin pertanian dari pemerintah daerah khususnya Dinas Pertanian Buton Selatan, sehingga bawang merah asli Bima yang dibudidayakan di Masiri dapat berkembang dengan baik," ujarnya

Ditambahkannya, kedepan bawang merah di Buton Selatan bisa surplus dan menopang kebutuhan pasar akan bawang merah, misalnya Kota Baubau dan sekitarnya

Terpisah, Koordinator PPL Balai Pertanian Batauga Muhammad Syarief mengatakan kegiatan Amirudin merupakan usaha mandiri, tenaga teknisnya adalah kerabatnya yang

didatangakan dari Bima. Amirudin hanya menyiapkan sarana produksi (saprodi), misalnya bibit, lahan dan alat lainnya.

Kata Syarief, secara teknis budidaya bawang merah yang diterapkan di Bima dicoba diterapkan di Buton Selatan, hasilnya cukup menjanjikan, bahkan hasil panen bawang merahnya lebih bagus dari hasil panen di Bima

"Mungkin karena faktor kesuburan tanahnya masih asli, jadi belum banyak menggunakan pupuk, hasil panennya lebih bagus dibanding jika di tanam di Bima," kata Syarief

Tidak bisa dipungkiri, kesulitan terbesar Amirudin bersama kelompok taninya dalam membudidaya bawang merah di Kelurahan Masiri adalah alat dan mesin pertanian, karena pengolahan lahannya masih menggunakan alat manual

"Jadi kita fasilitasi dengan alat dan mesin, ada kultivator, bahkan kita siapkan traktor," ucapnya

Menurut Syarief, apa yang dilakukan oleh Amirudin dan kelompok taninya harus diapresiasi. Bisa jadi, kedepan langkah yang dilakukan Amirudin dapat menular ke kelompok tani lainnya.

"Jika ada kelompok baru dan cenderung kerarah itu, Dinas Pertanian melalui BPT pasti akan bantu menfasilitasi dari segi teknis maupun pembinaan kelompok," tukasnya

Mecium Aroma Bawang Merah Bima Ditanah Buton Selatan

Page 30: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

30 BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

PUNCAK RONGI, SAMPOLAWA

Page 31: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

31BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Page 32: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

32 BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

RUMAH TRADISIONAL, RONGI

Page 33: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

33BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Page 34: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

34 BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

BENTENG WAWOANGI

Page 35: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

35BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

Page 36: EDISI II (APRIL - JUNI 2019) Beradat BUTON SELATAN · Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengatakan, pihaknya siap berkomitmen untuk melakukan penyelenggara pemerintahan yang baik

36 BUSEL BERADAT Edisi II (April - Juni)

BUTON SELATAN BERADAT

Diterbitkan Oleh:Dinas Komunikasi dan InformatikaKabupaten Buton Selatan