Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik

download Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik

of 9

Transcript of Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik

  • 7/30/2019 Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik

    1/9

    PEMERIKSAAN SEBELUM BEDAH PREPROSTETIK

    Evaluasi pasien

    Evaluasi pasien sangat penting sebelum memulai pembedahan untuk menerima protesa.

    Riwayat lengkap harus diambil dan pemeriksaan fisik harus dilakukan :

    - Keluhan utama pasien

    - Tujuan estetik dan fungsional didata

    - Kemampuan adaptasi psikologis

    - Evaluasi pengalaman terdahulu dengan gigi tiruannya, untuk membantu mendata

    kemampuan pasien untuk beradaptasi dengan perawatan protesa.

    - Status kesehatan umum

    Pemeriksaan jaringan lunak intraoral

    - Pemeriksaan lengkap pada palatum

    - Jaringan lunak dan patologi tulang bila terdapat harus diperhatikan

    - Perlekatan otot dan perlekatan frenulum

    - Kuantitas dan kualitas jaringan di atasnya harus ditentukan.

    Pemeriksaan struktur tulang intraoral

    Semua daerah maksila dan mandibula harus diperksa, dipalpasi dan diperiksa secara

    rdiografik dan model, harus dilakukan. Ridge tulang maksila dan mandibula harus dievaluasi

    untuk keberadaan penyimpangan kasar seperti eksotosis, undercut, torus, ridge mylohyd yang

    tajam, bony prominence (tonjolan tulang), harus dievaluasi. Perlekatan frenulum dan ototpada alveolar crest harus dievaluasi. Ridge harus memiliki kontur, tinggi, lebar, dan bentuk

  • 7/30/2019 Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik

    2/9

    yang baik. Hubungan antar rahang maksila dan mandibula pada tiga bidang/plane harus

    ditentukan. Jarak antar rahang terutama pada region tuberositas maksila harus diperiksa untuk

    adanya kelebihan vertical dari tuberositas.

    Evaluasi radiografi

    Pemeriksaan radiografi membantu untuk mendeteksi adanya apeks akar yang

    tertanam dan impaksi gigi. Keberadaan kista dan tumor harus dievaluasi. Posisi foramen

    mental dan ketebalan/densitas tulang maksila dan mandibula harus diperiksa.

    Persiapan tindakan bedah, seperti pencabutan gigi, pembedahan gigi impaksi, tulang

    atau jaringan hendaknya dilakukan secepat mungkin. Memang ada pula kekecualian dalam

    hal ini, umpamanya ekstraksi perlu ditangguhkan sampai dapat dilakukan pembuatan geligi

    tiruan imidiat. Dengan cara ini, protesa dimanfaatkan sebagai perlindungan luka sampai

    sembuh, sehingga membantu mencegah resoprsi tulang berlebihan.

    Prosedur bedah ini harus diselesaikan jauh sebelum pembuatan protesa dilakukan,

    supaya penyembuhan optimal bisa tercapai. Pembentukan kembali jaringan bekas ekstraksi

    biasanya berlangsung cepat untuk periode 4-5 bulan pertama dan kemudian berlangsung lebih

    lambat. Setelah jangka waktu 10-12 bulan, residual ridge umumnya dianggap sudah stabil.

    Makin lama jarak antara pembedahan dan prosedur pencetakan, penyembuhan uka makin

    mantap, sehingga jaringan pendukung protesa jadi semakin stabil pula.

    Setiap gigi yang masih tinggal hendaknya dievaluasi secara cermat dan diteliti apakah

    mungkin dipakai sebagai gigi penahan. Sedapat mungkin gigi tetap dipertahankan supaya

    tulang alveolar bisa lebih awet. Gigi yang rusak, tinggal sisa akar atau impaksi dicabut jauh

    sebelum geligi tiruan dibuat, kecuali bila tindakan bedah ini akan menimbulkan keadaan

    patologik. Kista, tumor dan keadaan patologik lain yang ditemukan pada foto Rontgen harus

    diperiksa, didiagnosis, dan dirawat.

    Exostosis dan tori yang mengganggu desain geligi tiruan, harus dibuang secara bedah,

    bila tidak dapat lagi diatasi dengan cara non-bedah. Pembuangan bagian ini tergantung pada

    ukuran, lokasi dalam kaitan dengan protesa yang akan dibuat serta kualitas dukungan tulang

    alveolar. Bila dukungan berasal dari gigi (tooth borne support), pembedahan jarang dilakukan

  • 7/30/2019 Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik

    3/9

    karena gaya yang menggerakkan protesa pada saat fungsi terbatas. Tetapi pada geligi tiruan

    dukungan jaringan, tori yang terletak pada bagian distal harus dibuang, khususnya bila

    residual ridge memberikan dukungan minim. Pada kasus seperti ini, pergerakan fungsional

    bagian posterior geligi tiruan akan menyebabkan trauma pada mukosa yang menutupi tori.

    Jaringan hiperplastik yang mengganggu desain dan stabilitas, termasuk pembesaran

    tuberositas, mukosa kendur, papillomatoses palatal atau epulis fissuratum. Frenulum labialis

    atas dan lingualis bawah mungkin paling sering menimbulkan gangguan pada desain geligi

    tiruan, karena itu mungkin pula membutuhkan tindakan bedah.

    Semualesi jaringan lunak perlu dieksisi dan dievaluasi secara histologik sebelum

    pembuatan protesa. Stimulasi pada lesi oleh karena protesa disamping menyebabkan rasatidak nyaman atau sakit, juga dapat menyebabkan perubahan selular. Pada kasus dimana

    dijumpai pembesaran tuberositas dan mengganggu ruang

    PREPARASI JARINGAN KERAS

    I Pengambilan Torus

    Torus pada rahang atas dan bawah (eksostosis) akan menyebabkan gangguan pada

    pembuatan dan pemakaian protesa. Torus biasanya diambil melalui prosedur tersendiri,

    terpisah dari pencabutan atau alveoplasti.

    III.I.I Torus palatinus

    Torus palatinus mempunyai ukuran dan bentuk sangat bervariasi, bisa berupa

    tonjolan kecil tunggal atau berupa tonjolan multilobuler yang luas. Pembedahan untuk

    menghilangkan torus ini pada dasarnya sama tanpa memperhatikan bentuknya. Dibuat insisi

    sagital tunggal pada pertengahan palatal dimulai 1cm di depan garis vibrasi dan dilanjutkan

    ke depan tepat di belakang papila insisiva, dilanjutkan ke anterior sebagai dua insisi yang

    serong, sehingga keduanya membentuk huruf V

    Apabila diperlukan jalan masuk tambahan, insisi pembebas yang serupa dibuat

    pada bagian posterior, perlu diperhatikan jangan sampai memotong a. palatina mayor.

    Kemudian flap mukoperiosteal tersebut disingkapkan ke arah bukal (lateral). Untuk

    memungkinkan retraksi dan jalan masuk yang aman, flap ini dijahit sememtara pada puncak

    lingir residual. Tulang kemudian diukur ketingggiannya dengan menggunakan bur fisur

    disertai irigasi salin steril. Kemudian potongan-potongan torus diambil dengan osteotom,

  • 7/30/2019 Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik

    4/9

    dengan menggunakan malletatau ditekan dengan tangan Penghalusan akhir dilakukan dengan

    bur besar bulat atau bur akrilik yang berbentuk buah pir dan kikir tulang. Pertimbangan

    utama dalam pengambilan torus palatum adalah menghindari terjadinya lubang pada dasar

    rongga hidung.

    Sesudah irigasi dan inspeksi, dilakukan penjajagan penutupan flap. Apabila

    ada jaringan lunak yang berlebihan maka dilakukan pemotongan seperlunya. Penutupan

    dimulai dari posterior dan dengan beberapa jahitan matres horizontal terputus. Penempatan

    jahitan dimungkinkan jika jahitan tidak disimpul (namun hanya ditahan dengan hemostat)

    sampai semua jahitan sudah terpasang. Hematom yang terjadi dibawah flap palatal

    merupakan hal yang biasa terjadi. Kejadian ini bisa dihindari atau diperkecil dengan

    menggunakan stent bedah akrilik atau dengan pengikatan sponge pada palatum sehingga

    membantu menekan flap ke arah palatum

    II Torus mandibula

    Torus mandibula terlatak di atas perlekatan otot milohioid, dan biasanya

    bilateral. Pengambilan dilakukan dengan membuat flap envelope yang relatif panjang di

    lingual tanpa insisi tambahan . Suatu insisi dengan ketebalan penuh (menyertakan mukosa

    dan periosteum) dibuat di atas puncak lingir residual atau pada kreviks gingival bagian

    lingual, apabila giginya masih ada. Flap mukoperiosteal tersebut kemudian disingkapkan dari

    permukaan superior dan permukaan lingual dari lingir dan torus dengan hati-hati untuk

    menghindari sobeknya flap. Dengan menggunakan bur bulat atau fisur dilakukan pengeburan

    dengan kedalaman 3-4 mm sepanjang garis pertemuan antara torus dengan permukaan

    kortikal mandibula dari posterior ke anterior. Pengeboran ini dibuat sejajar atau sedikit

    miring terhadap permukaan medial mandibula. Sekali lagi pengambilan torus bisa dilakukan

    dengan menggunakan osteotom.

    Karena biasanya terdapat celah alami di antara torus dengan lamina

    mandibularis lingual, maka untuk melepas torus hanya memerlukan kekuatan tarikan yang

    sedikit saja. Sesudah dilakukan penghalusan akhir dengan menggunakan bur dan kikir tulang,

    bagian tersebut diirigasi dengan salin steril dan diinspeksi. Penutupan dilakukan dengan

    jahitan kontinyu dari posterior ke anterior. Pembentukan hematom lebih jarang terjadi

    dibanding dengan pengambilan torus palatinus.

  • 7/30/2019 Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik

    5/9

    III Prosedur yang lainnya

    Eksostosis atau Gangguan Penulangan

    Prosedur korektif yang lain meliputi pengambilan eksostosis dan reduksi atau

    pengambilan puncak milohioid atau tuberkulum genial. Eksostosis mudah diambil apabila

    jalan masuk sudah didapatkan. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan flap envelopeatau

    semilunar asalkan ukurannya memadai. Baik tuberkulum genial maupun puncak milohioid

    mempunyai bagian tertentu yang merupakan tempat perlekatan otot, yang cenderung

    membentuk tonjolan dan mempengaruhi proses atropi pada mandibula. Melalui insisi lingual

    berbentuk lengkungan maka m. genioglossus dan tuberkulum superior dengan mudah bisa

    dilihat. Ototnya dipisahkan dengan pisau atau gunting dan tuberkulum dipotong dengan bur.

    Apabila reduksi yang telah dilakukan itu tidak menghilangkan gangguan yang ada, bisa

    dilakukan penataan kembali melalui insisi yang serupa, yang dapat mempertahankan

    perlakatan otot atau tulang, tetapi memisahkan dan mereposisi tuberkulum genial superior

    dan inferior lebih ke inferior.

    Lingir Milohioid

    Pendekatan terhadap lingir milohioid serupa dengan pengambilan torus

    mandibula yaitu dengan pembuatan flap envelope lingual yang luas dan disingkapkan dari

    puncak lingir residual. M. mylohyoideus dipisahkan dari origonya dengan menggunakan

    skalpel (#5) dan kemudian lingir dibentuk kembali atau diambil dengan menggunakan bur

    tulang. Tidak dilakukan usaha untuk mencekatkan kembali m. mylohyoideus. Pengambilan

    tuberkulum genial bersamaan dengan milohioid harus dihindarkan, karena kontrol lingual

    secara nyata mengalami gangguan apabila hal tersebut dilakukan.

    Spina Nasalis

    Apabila resorpsi lingir maxila sangat ekstrem, spina nasalis anterior bisa

    menjadi sangat menonjol sehingga mengganggu pinggiran protesa gigi. Spina nasalis bisa

    dengan mudah diambil dengan menggunakan rongeur atau bur tulang melalui flap semilunar

    yang ditempatkan di sebelah bawahnya.

  • 7/30/2019 Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik

    6/9

    Alveolektomi

    Suatu tindakan bedah untuk mereduksi/mengambil sebagian processus alveolaris.

    Alveoplasti adalah tindakan bedah untuk membentuk linger agar permukaan tulang dapat

    dibebani protesa dengan baik.

    PREPARASI JARINGAN LUNAK

    Koreksi jaringan lunak yang berupa bermacam-macam frenektomi dan tuberoplasti

    dapat meningkatkan kenyamanan dan kestabilan protesa, hanya dengan usaha pembedahan

    yang relatif sederhana dan tidak menyakitkan.

    I FRENEKTOMI LABIAL

    Frenulum labial bukanlah tali muscular tetapi terdiri dari mukosa dan jaringan ikat

    fibrosa. Keduanya tidak memberikan peranan fungsional kecuali pasif untuk membatasi

    gerak bibir. Frenulum labial superior adalah yang paling sering menimbulkan masalah. Ini

    dengan mudah di eksisi dengan insisi elips di sekitarnya. Setelah mukosa diambil, dilakukan

    penyesetan dari lateral paa bidang supraperiosteal utuk membebaskan tali=tali fibrosa dari

    tempat perlekatan. Penempatan jaringanpertama sangat penting karena cenderung

    menentukan kedalaman vestibular. Jahitan ini melalui tiga lapisan, periostreum kemudian

    mukosa lagi. Penutupan disempurnakan dengan jaringan terputus tambahan atau dengan

    teknik kontinu. Edema labial bisa dikontrol dengan baik dengan aplikasi es, pembalut

    eksternal dengan penekanan, atau keduanya. Eksisi spinanasalis anterior yang menonjol dan

    frenulum labialis di dekatnya, kadang dilakukan bersamaan.

    II FRENEKTOMI LINGUAL

    Frenektomi/frenetomi lingual kadang-kadang dilakukan pada anak-anak atas anjuran

    ortodontis, dokter gigi anak, atau orang tua. Baik pada anak-anak atau pada orang dewasa

    yang tak bergigi bisa digunakan teknik yang sama, walaupun untuk bayi kadang-kadang

    frenotomi sederhana sudah mencukupi. Lidah diimobilisi dengan jahitan pada bagian

    ujungnya. Garis besar ditentukan dengan insisi mucosal. Kemudian frenulum dieksisi dengan

    menggunakan gunting atau tang fiksasi jaringan dimana tempat diksesi lebih dekat kea rah

    lidah, bukan kedasar mulut. Penutupan bisa dilakukan dengan baik dngan menggunakan

    gut/bahan yang bisa diabsorbsi yang lain karena pembukaan jahitan sering sulit dan

  • 7/30/2019 Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik

    7/9

    menyakitkan.mungkin terjadi edema lingual sesudah dilakukan frenektomi, maka dianjurkan

    pada pasien untuk menempelkan atau menggulum es sesering mungkin. Eksisi yang

    berbentuk elips dapat digunakan pada sebagian besar kasus penganmbilan flenulum. Prosedur

    yang lama misalnya Z-plasti relatif sulit untuk mukosa mulut dan ileh karena itu jarang

    diindikasikan.

    III REDUKSI TUBEROSITAS

    Reduksi tuberositas terutama melibatkan eksisi jaringan lunak, tetapi apabila terjadi

    hipertrofi yang ekstrem dan celah antar linger kurang memadai, maka diperlukan pemotongan

    tulang. Tuberositas direduksi melalui dua arah, yaitu vertikal untuk mendapatkan celah antar-

    lingir, dan horizontal untuk mereduksi/menghilangkan undercut bagian bukal. Umumnya

    diperlukan reduksi pada kedua arah tersebut. Inisiasi awal awal biasanya berupa elips, mulai

    dari distal tuberositasmenuju arah premolar. Eksisi pada bagian bukal dan platinal serong,

    dan bertemu pada supraperiosteal (diatas lingir), sehingga eksisinya berbentuk huruf V.

    sesudah dieksisi berbentuk elips V, tepi-tepi insisi segitiga dibagian bukaldan lingual,

    segitiga sagital dieksisi. Flap kemudian dijahit sementara untuk mendapatkan celah antar-

    lingir. Apabila diperlukan celah yang lebih lebar lagi, maka tulang dieksisi dengan

    menggunakan Rongeur, dan harus diperhatikan jangan sampai masuk kedalam antrum. Hal

    yang sangat perlu dipertimbangkan adalah bahwa reduksi yang berlebihan dari tuberositas

    dalam arah vertikal akan sangat mengurangi atau menghilangkan notch hamular tuberositas

    posterior. Kelebihan mukosa dieksisi, dan penutupan dilakukan dengan jahitan terputus atau

    kontinu. Apabila protesa telah tersedia, lapisilah dengan bahan kondisioner jaringan sehingga

    bisa berfungsi seperti biasa dan memacu/mempercepat proses penyembuhan.

    IV PROSEDUR LAIN

    Hyperplasia papilla

    Hyperplasia papilla merupakan suatu kondisi yang terjadi pada daerah palatal yang

    tertutup oleh protesa. Daerah ini biasanya tampak merah misalnya eritemaus/mengalami

    keradangan. Dengan tonjolan-tonjolan pada mukosa yang berupa papilla kecil multipel.

    Perawatannya meliputi reduksi pada daerah yang mengalami keradangan; pelapisan

    (relining)protesa dengan menggunakan bahan kondisioner jaringan atau mengistirahatkan

    mukosa dengan jalan melepaskan protesa tersebut. Organisma kandida biasanya terlibat pada

    kondisi ini, karena itu perawatan dengan antijamur misalnya salep nistatin (Mycostatin)

    seringkali cocok. Merendam protesa didalam larutan nistatin juga membantu mengontrol

  • 7/30/2019 Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik

    8/9

    infeksi. Komponen papilla kemudian diambil sampai supraperiosteal, dengan menggunakan

    bedah elektro, dengan memotong memakai pisau, atau dengan teknik muko atau dermabrasi.

    Hiperplasia fibrosa

    `Hiperplasia vestibular yang mengalami keradangan dan linger yang kendur

    merupakan akibat dari cedera oleh karena pemakaian protesa ditambah resorpsi tulang, baik

    patologis atau fisiologis. Lesi hiperplastik berkembang di dekat pinggiran protesa dan

    berbentuk sebagai mukosa yang panjang, mengandung jaringan fibrosa atau sikatrik atau

    jaringan parut dan kadang-kadang mengalami ulserasi. Perawatan dilakukan dengan eksisi

    sederhana tetapi ini tidak akan berarti apabila tidak dilakukan tebasing pada protesa atau

    dibuatkan protesa yang baru yang baru, paling tidak sayap yang mengiritasi diperbaiki. Tidak

    melakukan pemeriksaan histopatologi terhadap jaringan yang dieksisi tersebut, bisa

    merupakan kesalahan yang serius karena karsinoma papila, kadang memberikan tanda-tanda

    klinis yang serupa.

    Jaringan Lunak yang berlebihan

    Keadaan jaringan lunak yang berlebihan (flabby) terutama diagnose dengan palpasi

    yang dapat menunjukkan jaringan lunak yang bergerak tanpa dukungan tulang yang

    memadai. Ada beberapa alternatif penatalaksanaan jaringan lunak yang berlebihan, yaitu

    eksisi yang sederhana, vestibuloplasti, penambahan lingir. Besarnya kerusakan lingir

    menentukan jenis terapinya. Apabila hilangnya tulang hanya sedikit, maka eksisi yang

    sederhana sudah dianggap cukup. Pada kehilangan tulang tingkat sedang, testibuloplasti

    memberikan hasil yang memuaskan, sedangkanc apabila tulang yang hilang sangat luas,

    mungkin memerlukan penambahan linggir.keadaan ini yang paling sering terjadi pada

    seorang pemakai gigi tiruan penuh pada rahang atas sedangkan gigi anterior bawah masih

    baik. Apabila tidak menggunakan gigi tiruan sebagian untuk gigi posterior bawah, biasanya

    akan terjadi kehancuran yang sangat ekstrim pada linggir rahang atas. Penatalaksanaan kasus

    semacam ini tanpa mengubah atau menghilangkan etiologinya, yaitu dibuatkan geligi tiruan

    sebagian yang baik atau mencabut gigi-gigi bawah antagonisnya, akan memberikan hasil

    kurang baik.

    MEDIKASI PASCA BEDAH

  • 7/30/2019 Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik

    9/9

    Analgesic

    Perawatan Pasca Operasi

    Rasa sakit dan tidak nyaman muncul pada waktu kembalinya sensasi (saat kerja obat anestesi

    telah usai ). Oleh karena itu, analgesic diperlukan untuk mengontrol rasa sakit dan tidak

    nyaman setelah operasi dilakukan. (Pedersen,1996).

    1. Antibiotik

    Antibiotik dapat bekerja secara primer dengan menghentikan pembelahan sel (bakteriostat),

    atau dengan membunuh mikroorganisme secara langsung (bakterisida) (Brooker, 2005). Obat

    antibiotik digunakan untuk menghilangkan dan mencegah infeksi pasca bedah.

    2. GargarismaPenggunaan Gargarisma secara efektif dianjurkan karena hampir selalu terjadi kondisi di

    mana kebersihan mulut jelek karena penyikatan gigi masih sakit.

    3. Aplikasi dingin untuk mengontrol pembengkakan

    Pembengkakan mencapai puncaknya kurang lebih 24 jam sesudah pembedahan.

    Pembengkakan dapat bertahan 1 minggu.

    Aplikasi dingin dilakukan pada daerah wajah dekat dengan daerah yang dilakukan

    pembedahan (Pedersen, 1996).