7/30/2019 Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik
1/9
PEMERIKSAAN SEBELUM BEDAH PREPROSTETIK
Evaluasi pasien
Evaluasi pasien sangat penting sebelum memulai pembedahan untuk menerima protesa.
Riwayat lengkap harus diambil dan pemeriksaan fisik harus dilakukan :
- Keluhan utama pasien
- Tujuan estetik dan fungsional didata
- Kemampuan adaptasi psikologis
- Evaluasi pengalaman terdahulu dengan gigi tiruannya, untuk membantu mendata
kemampuan pasien untuk beradaptasi dengan perawatan protesa.
- Status kesehatan umum
Pemeriksaan jaringan lunak intraoral
- Pemeriksaan lengkap pada palatum
- Jaringan lunak dan patologi tulang bila terdapat harus diperhatikan
- Perlekatan otot dan perlekatan frenulum
- Kuantitas dan kualitas jaringan di atasnya harus ditentukan.
Pemeriksaan struktur tulang intraoral
Semua daerah maksila dan mandibula harus diperksa, dipalpasi dan diperiksa secara
rdiografik dan model, harus dilakukan. Ridge tulang maksila dan mandibula harus dievaluasi
untuk keberadaan penyimpangan kasar seperti eksotosis, undercut, torus, ridge mylohyd yang
tajam, bony prominence (tonjolan tulang), harus dievaluasi. Perlekatan frenulum dan ototpada alveolar crest harus dievaluasi. Ridge harus memiliki kontur, tinggi, lebar, dan bentuk
7/30/2019 Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik
2/9
yang baik. Hubungan antar rahang maksila dan mandibula pada tiga bidang/plane harus
ditentukan. Jarak antar rahang terutama pada region tuberositas maksila harus diperiksa untuk
adanya kelebihan vertical dari tuberositas.
Evaluasi radiografi
Pemeriksaan radiografi membantu untuk mendeteksi adanya apeks akar yang
tertanam dan impaksi gigi. Keberadaan kista dan tumor harus dievaluasi. Posisi foramen
mental dan ketebalan/densitas tulang maksila dan mandibula harus diperiksa.
Persiapan tindakan bedah, seperti pencabutan gigi, pembedahan gigi impaksi, tulang
atau jaringan hendaknya dilakukan secepat mungkin. Memang ada pula kekecualian dalam
hal ini, umpamanya ekstraksi perlu ditangguhkan sampai dapat dilakukan pembuatan geligi
tiruan imidiat. Dengan cara ini, protesa dimanfaatkan sebagai perlindungan luka sampai
sembuh, sehingga membantu mencegah resoprsi tulang berlebihan.
Prosedur bedah ini harus diselesaikan jauh sebelum pembuatan protesa dilakukan,
supaya penyembuhan optimal bisa tercapai. Pembentukan kembali jaringan bekas ekstraksi
biasanya berlangsung cepat untuk periode 4-5 bulan pertama dan kemudian berlangsung lebih
lambat. Setelah jangka waktu 10-12 bulan, residual ridge umumnya dianggap sudah stabil.
Makin lama jarak antara pembedahan dan prosedur pencetakan, penyembuhan uka makin
mantap, sehingga jaringan pendukung protesa jadi semakin stabil pula.
Setiap gigi yang masih tinggal hendaknya dievaluasi secara cermat dan diteliti apakah
mungkin dipakai sebagai gigi penahan. Sedapat mungkin gigi tetap dipertahankan supaya
tulang alveolar bisa lebih awet. Gigi yang rusak, tinggal sisa akar atau impaksi dicabut jauh
sebelum geligi tiruan dibuat, kecuali bila tindakan bedah ini akan menimbulkan keadaan
patologik. Kista, tumor dan keadaan patologik lain yang ditemukan pada foto Rontgen harus
diperiksa, didiagnosis, dan dirawat.
Exostosis dan tori yang mengganggu desain geligi tiruan, harus dibuang secara bedah,
bila tidak dapat lagi diatasi dengan cara non-bedah. Pembuangan bagian ini tergantung pada
ukuran, lokasi dalam kaitan dengan protesa yang akan dibuat serta kualitas dukungan tulang
alveolar. Bila dukungan berasal dari gigi (tooth borne support), pembedahan jarang dilakukan
7/30/2019 Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik
3/9
karena gaya yang menggerakkan protesa pada saat fungsi terbatas. Tetapi pada geligi tiruan
dukungan jaringan, tori yang terletak pada bagian distal harus dibuang, khususnya bila
residual ridge memberikan dukungan minim. Pada kasus seperti ini, pergerakan fungsional
bagian posterior geligi tiruan akan menyebabkan trauma pada mukosa yang menutupi tori.
Jaringan hiperplastik yang mengganggu desain dan stabilitas, termasuk pembesaran
tuberositas, mukosa kendur, papillomatoses palatal atau epulis fissuratum. Frenulum labialis
atas dan lingualis bawah mungkin paling sering menimbulkan gangguan pada desain geligi
tiruan, karena itu mungkin pula membutuhkan tindakan bedah.
Semualesi jaringan lunak perlu dieksisi dan dievaluasi secara histologik sebelum
pembuatan protesa. Stimulasi pada lesi oleh karena protesa disamping menyebabkan rasatidak nyaman atau sakit, juga dapat menyebabkan perubahan selular. Pada kasus dimana
dijumpai pembesaran tuberositas dan mengganggu ruang
PREPARASI JARINGAN KERAS
I Pengambilan Torus
Torus pada rahang atas dan bawah (eksostosis) akan menyebabkan gangguan pada
pembuatan dan pemakaian protesa. Torus biasanya diambil melalui prosedur tersendiri,
terpisah dari pencabutan atau alveoplasti.
III.I.I Torus palatinus
Torus palatinus mempunyai ukuran dan bentuk sangat bervariasi, bisa berupa
tonjolan kecil tunggal atau berupa tonjolan multilobuler yang luas. Pembedahan untuk
menghilangkan torus ini pada dasarnya sama tanpa memperhatikan bentuknya. Dibuat insisi
sagital tunggal pada pertengahan palatal dimulai 1cm di depan garis vibrasi dan dilanjutkan
ke depan tepat di belakang papila insisiva, dilanjutkan ke anterior sebagai dua insisi yang
serong, sehingga keduanya membentuk huruf V
Apabila diperlukan jalan masuk tambahan, insisi pembebas yang serupa dibuat
pada bagian posterior, perlu diperhatikan jangan sampai memotong a. palatina mayor.
Kemudian flap mukoperiosteal tersebut disingkapkan ke arah bukal (lateral). Untuk
memungkinkan retraksi dan jalan masuk yang aman, flap ini dijahit sememtara pada puncak
lingir residual. Tulang kemudian diukur ketingggiannya dengan menggunakan bur fisur
disertai irigasi salin steril. Kemudian potongan-potongan torus diambil dengan osteotom,
7/30/2019 Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik
4/9
dengan menggunakan malletatau ditekan dengan tangan Penghalusan akhir dilakukan dengan
bur besar bulat atau bur akrilik yang berbentuk buah pir dan kikir tulang. Pertimbangan
utama dalam pengambilan torus palatum adalah menghindari terjadinya lubang pada dasar
rongga hidung.
Sesudah irigasi dan inspeksi, dilakukan penjajagan penutupan flap. Apabila
ada jaringan lunak yang berlebihan maka dilakukan pemotongan seperlunya. Penutupan
dimulai dari posterior dan dengan beberapa jahitan matres horizontal terputus. Penempatan
jahitan dimungkinkan jika jahitan tidak disimpul (namun hanya ditahan dengan hemostat)
sampai semua jahitan sudah terpasang. Hematom yang terjadi dibawah flap palatal
merupakan hal yang biasa terjadi. Kejadian ini bisa dihindari atau diperkecil dengan
menggunakan stent bedah akrilik atau dengan pengikatan sponge pada palatum sehingga
membantu menekan flap ke arah palatum
II Torus mandibula
Torus mandibula terlatak di atas perlekatan otot milohioid, dan biasanya
bilateral. Pengambilan dilakukan dengan membuat flap envelope yang relatif panjang di
lingual tanpa insisi tambahan . Suatu insisi dengan ketebalan penuh (menyertakan mukosa
dan periosteum) dibuat di atas puncak lingir residual atau pada kreviks gingival bagian
lingual, apabila giginya masih ada. Flap mukoperiosteal tersebut kemudian disingkapkan dari
permukaan superior dan permukaan lingual dari lingir dan torus dengan hati-hati untuk
menghindari sobeknya flap. Dengan menggunakan bur bulat atau fisur dilakukan pengeburan
dengan kedalaman 3-4 mm sepanjang garis pertemuan antara torus dengan permukaan
kortikal mandibula dari posterior ke anterior. Pengeboran ini dibuat sejajar atau sedikit
miring terhadap permukaan medial mandibula. Sekali lagi pengambilan torus bisa dilakukan
dengan menggunakan osteotom.
Karena biasanya terdapat celah alami di antara torus dengan lamina
mandibularis lingual, maka untuk melepas torus hanya memerlukan kekuatan tarikan yang
sedikit saja. Sesudah dilakukan penghalusan akhir dengan menggunakan bur dan kikir tulang,
bagian tersebut diirigasi dengan salin steril dan diinspeksi. Penutupan dilakukan dengan
jahitan kontinyu dari posterior ke anterior. Pembentukan hematom lebih jarang terjadi
dibanding dengan pengambilan torus palatinus.
7/30/2019 Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik
5/9
III Prosedur yang lainnya
Eksostosis atau Gangguan Penulangan
Prosedur korektif yang lain meliputi pengambilan eksostosis dan reduksi atau
pengambilan puncak milohioid atau tuberkulum genial. Eksostosis mudah diambil apabila
jalan masuk sudah didapatkan. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan flap envelopeatau
semilunar asalkan ukurannya memadai. Baik tuberkulum genial maupun puncak milohioid
mempunyai bagian tertentu yang merupakan tempat perlekatan otot, yang cenderung
membentuk tonjolan dan mempengaruhi proses atropi pada mandibula. Melalui insisi lingual
berbentuk lengkungan maka m. genioglossus dan tuberkulum superior dengan mudah bisa
dilihat. Ototnya dipisahkan dengan pisau atau gunting dan tuberkulum dipotong dengan bur.
Apabila reduksi yang telah dilakukan itu tidak menghilangkan gangguan yang ada, bisa
dilakukan penataan kembali melalui insisi yang serupa, yang dapat mempertahankan
perlakatan otot atau tulang, tetapi memisahkan dan mereposisi tuberkulum genial superior
dan inferior lebih ke inferior.
Lingir Milohioid
Pendekatan terhadap lingir milohioid serupa dengan pengambilan torus
mandibula yaitu dengan pembuatan flap envelope lingual yang luas dan disingkapkan dari
puncak lingir residual. M. mylohyoideus dipisahkan dari origonya dengan menggunakan
skalpel (#5) dan kemudian lingir dibentuk kembali atau diambil dengan menggunakan bur
tulang. Tidak dilakukan usaha untuk mencekatkan kembali m. mylohyoideus. Pengambilan
tuberkulum genial bersamaan dengan milohioid harus dihindarkan, karena kontrol lingual
secara nyata mengalami gangguan apabila hal tersebut dilakukan.
Spina Nasalis
Apabila resorpsi lingir maxila sangat ekstrem, spina nasalis anterior bisa
menjadi sangat menonjol sehingga mengganggu pinggiran protesa gigi. Spina nasalis bisa
dengan mudah diambil dengan menggunakan rongeur atau bur tulang melalui flap semilunar
yang ditempatkan di sebelah bawahnya.
7/30/2019 Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik
6/9
Alveolektomi
Suatu tindakan bedah untuk mereduksi/mengambil sebagian processus alveolaris.
Alveoplasti adalah tindakan bedah untuk membentuk linger agar permukaan tulang dapat
dibebani protesa dengan baik.
PREPARASI JARINGAN LUNAK
Koreksi jaringan lunak yang berupa bermacam-macam frenektomi dan tuberoplasti
dapat meningkatkan kenyamanan dan kestabilan protesa, hanya dengan usaha pembedahan
yang relatif sederhana dan tidak menyakitkan.
I FRENEKTOMI LABIAL
Frenulum labial bukanlah tali muscular tetapi terdiri dari mukosa dan jaringan ikat
fibrosa. Keduanya tidak memberikan peranan fungsional kecuali pasif untuk membatasi
gerak bibir. Frenulum labial superior adalah yang paling sering menimbulkan masalah. Ini
dengan mudah di eksisi dengan insisi elips di sekitarnya. Setelah mukosa diambil, dilakukan
penyesetan dari lateral paa bidang supraperiosteal utuk membebaskan tali=tali fibrosa dari
tempat perlekatan. Penempatan jaringanpertama sangat penting karena cenderung
menentukan kedalaman vestibular. Jahitan ini melalui tiga lapisan, periostreum kemudian
mukosa lagi. Penutupan disempurnakan dengan jaringan terputus tambahan atau dengan
teknik kontinu. Edema labial bisa dikontrol dengan baik dengan aplikasi es, pembalut
eksternal dengan penekanan, atau keduanya. Eksisi spinanasalis anterior yang menonjol dan
frenulum labialis di dekatnya, kadang dilakukan bersamaan.
II FRENEKTOMI LINGUAL
Frenektomi/frenetomi lingual kadang-kadang dilakukan pada anak-anak atas anjuran
ortodontis, dokter gigi anak, atau orang tua. Baik pada anak-anak atau pada orang dewasa
yang tak bergigi bisa digunakan teknik yang sama, walaupun untuk bayi kadang-kadang
frenotomi sederhana sudah mencukupi. Lidah diimobilisi dengan jahitan pada bagian
ujungnya. Garis besar ditentukan dengan insisi mucosal. Kemudian frenulum dieksisi dengan
menggunakan gunting atau tang fiksasi jaringan dimana tempat diksesi lebih dekat kea rah
lidah, bukan kedasar mulut. Penutupan bisa dilakukan dengan baik dngan menggunakan
gut/bahan yang bisa diabsorbsi yang lain karena pembukaan jahitan sering sulit dan
7/30/2019 Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik
7/9
menyakitkan.mungkin terjadi edema lingual sesudah dilakukan frenektomi, maka dianjurkan
pada pasien untuk menempelkan atau menggulum es sesering mungkin. Eksisi yang
berbentuk elips dapat digunakan pada sebagian besar kasus penganmbilan flenulum. Prosedur
yang lama misalnya Z-plasti relatif sulit untuk mukosa mulut dan ileh karena itu jarang
diindikasikan.
III REDUKSI TUBEROSITAS
Reduksi tuberositas terutama melibatkan eksisi jaringan lunak, tetapi apabila terjadi
hipertrofi yang ekstrem dan celah antar linger kurang memadai, maka diperlukan pemotongan
tulang. Tuberositas direduksi melalui dua arah, yaitu vertikal untuk mendapatkan celah antar-
lingir, dan horizontal untuk mereduksi/menghilangkan undercut bagian bukal. Umumnya
diperlukan reduksi pada kedua arah tersebut. Inisiasi awal awal biasanya berupa elips, mulai
dari distal tuberositasmenuju arah premolar. Eksisi pada bagian bukal dan platinal serong,
dan bertemu pada supraperiosteal (diatas lingir), sehingga eksisinya berbentuk huruf V.
sesudah dieksisi berbentuk elips V, tepi-tepi insisi segitiga dibagian bukaldan lingual,
segitiga sagital dieksisi. Flap kemudian dijahit sementara untuk mendapatkan celah antar-
lingir. Apabila diperlukan celah yang lebih lebar lagi, maka tulang dieksisi dengan
menggunakan Rongeur, dan harus diperhatikan jangan sampai masuk kedalam antrum. Hal
yang sangat perlu dipertimbangkan adalah bahwa reduksi yang berlebihan dari tuberositas
dalam arah vertikal akan sangat mengurangi atau menghilangkan notch hamular tuberositas
posterior. Kelebihan mukosa dieksisi, dan penutupan dilakukan dengan jahitan terputus atau
kontinu. Apabila protesa telah tersedia, lapisilah dengan bahan kondisioner jaringan sehingga
bisa berfungsi seperti biasa dan memacu/mempercepat proses penyembuhan.
IV PROSEDUR LAIN
Hyperplasia papilla
Hyperplasia papilla merupakan suatu kondisi yang terjadi pada daerah palatal yang
tertutup oleh protesa. Daerah ini biasanya tampak merah misalnya eritemaus/mengalami
keradangan. Dengan tonjolan-tonjolan pada mukosa yang berupa papilla kecil multipel.
Perawatannya meliputi reduksi pada daerah yang mengalami keradangan; pelapisan
(relining)protesa dengan menggunakan bahan kondisioner jaringan atau mengistirahatkan
mukosa dengan jalan melepaskan protesa tersebut. Organisma kandida biasanya terlibat pada
kondisi ini, karena itu perawatan dengan antijamur misalnya salep nistatin (Mycostatin)
seringkali cocok. Merendam protesa didalam larutan nistatin juga membantu mengontrol
7/30/2019 Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik
8/9
infeksi. Komponen papilla kemudian diambil sampai supraperiosteal, dengan menggunakan
bedah elektro, dengan memotong memakai pisau, atau dengan teknik muko atau dermabrasi.
Hiperplasia fibrosa
`Hiperplasia vestibular yang mengalami keradangan dan linger yang kendur
merupakan akibat dari cedera oleh karena pemakaian protesa ditambah resorpsi tulang, baik
patologis atau fisiologis. Lesi hiperplastik berkembang di dekat pinggiran protesa dan
berbentuk sebagai mukosa yang panjang, mengandung jaringan fibrosa atau sikatrik atau
jaringan parut dan kadang-kadang mengalami ulserasi. Perawatan dilakukan dengan eksisi
sederhana tetapi ini tidak akan berarti apabila tidak dilakukan tebasing pada protesa atau
dibuatkan protesa yang baru yang baru, paling tidak sayap yang mengiritasi diperbaiki. Tidak
melakukan pemeriksaan histopatologi terhadap jaringan yang dieksisi tersebut, bisa
merupakan kesalahan yang serius karena karsinoma papila, kadang memberikan tanda-tanda
klinis yang serupa.
Jaringan Lunak yang berlebihan
Keadaan jaringan lunak yang berlebihan (flabby) terutama diagnose dengan palpasi
yang dapat menunjukkan jaringan lunak yang bergerak tanpa dukungan tulang yang
memadai. Ada beberapa alternatif penatalaksanaan jaringan lunak yang berlebihan, yaitu
eksisi yang sederhana, vestibuloplasti, penambahan lingir. Besarnya kerusakan lingir
menentukan jenis terapinya. Apabila hilangnya tulang hanya sedikit, maka eksisi yang
sederhana sudah dianggap cukup. Pada kehilangan tulang tingkat sedang, testibuloplasti
memberikan hasil yang memuaskan, sedangkanc apabila tulang yang hilang sangat luas,
mungkin memerlukan penambahan linggir.keadaan ini yang paling sering terjadi pada
seorang pemakai gigi tiruan penuh pada rahang atas sedangkan gigi anterior bawah masih
baik. Apabila tidak menggunakan gigi tiruan sebagian untuk gigi posterior bawah, biasanya
akan terjadi kehancuran yang sangat ekstrim pada linggir rahang atas. Penatalaksanaan kasus
semacam ini tanpa mengubah atau menghilangkan etiologinya, yaitu dibuatkan geligi tiruan
sebagian yang baik atau mencabut gigi-gigi bawah antagonisnya, akan memberikan hasil
kurang baik.
MEDIKASI PASCA BEDAH
7/30/2019 Pemeriksaan Sebelum Bedah Preprostetik
9/9
Analgesic
Perawatan Pasca Operasi
Rasa sakit dan tidak nyaman muncul pada waktu kembalinya sensasi (saat kerja obat anestesi
telah usai ). Oleh karena itu, analgesic diperlukan untuk mengontrol rasa sakit dan tidak
nyaman setelah operasi dilakukan. (Pedersen,1996).
1. Antibiotik
Antibiotik dapat bekerja secara primer dengan menghentikan pembelahan sel (bakteriostat),
atau dengan membunuh mikroorganisme secara langsung (bakterisida) (Brooker, 2005). Obat
antibiotik digunakan untuk menghilangkan dan mencegah infeksi pasca bedah.
2. GargarismaPenggunaan Gargarisma secara efektif dianjurkan karena hampir selalu terjadi kondisi di
mana kebersihan mulut jelek karena penyikatan gigi masih sakit.
3. Aplikasi dingin untuk mengontrol pembengkakan
Pembengkakan mencapai puncaknya kurang lebih 24 jam sesudah pembedahan.
Pembengkakan dapat bertahan 1 minggu.
Aplikasi dingin dilakukan pada daerah wajah dekat dengan daerah yang dilakukan
pembedahan (Pedersen, 1996).
Top Related