Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

44
TINUS PATALLE TINUS PATALLE DEPARTEMENT OF MEDICAL SURGICAL NURSING

Transcript of Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Page 1: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

TINUS PATALLETINUS PATALLE

DEPARTEMENT OF MEDICAL SURGICAL NURSING

Page 2: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa Sem.V diharapkan:

1. Melakukan anamnesa pada klien ggn. Sist.kardiovaskuler

2. Melakukan pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi & (inspeksi, palpasi, perkusi & auskulatasi) klien ggn sist. Kardiovaskuler

3. Melakukan interpretasi dari hasil anamnesa & pemeriksaan fisik pada klien ggn. Sist. kardiovaskuler

Page 3: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Anamnesa merupakan bagian Anamnesa merupakan bagian yang paling penting pada proses pemeriksaan pasien.

Page 4: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Sesak NapasNyeri DadaNyeri DadaPalpitasiClaudication

Page 5: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Peningkatan tekanan atrium kiri menyebabkan peningkatan tekanan kapiler paru shg terjadi redistribusi cairan pada perifer redistribusi cairan pada perifer paru ke alveoli paru

Penurunan kadar oksigen pada darah di arteri

Page 6: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Sebelumnya pernah sesak nafas

Saat melakukan aktivitas (Exertional dyspnoea), jenis aktifitas yg menimbulkan sesak

Tanyakan, Apakah?

sesak

Saat Berbaring (positional dyspnoea atau orthopnoea), berapa bantal yg digunakan saat berbaring

Saat tertidur tiba-tiba terbangun karena sesak nafas (paroxysmal nocturnal dyspnoea)

Disertai batuk & Wheezing (Mengi)?

Page 7: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Sesak Nafas Bisa terjadi pada penyakit:

Payah jantung

Bedakan Sesak karena gangguan Pulmonal & Kardiovaskuler

Payah jantung

Penyakit jantung iskemi

Emboli paru

Penyakit paru

Anemia berat

Page 8: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

KLASIFIKASI PAYAH JANTUNG

1. Grade I :

Tidak ada keluhan pada waktu istirahat. Timbul dyspnoea pada aktifitas fisik berat.

2. Grade II :

Tidak ada keluhan pada waktu istirahat. Timbul dyspnoea pada aktifitas fisik sedang.dyspnoea pada aktifitas fisik sedang.

3. Grade III :

Ada keluhan ringan pada waktu istirahat. Timbul dyspnoea ringan pada aktifitas fisik ringan, dyspnoea berat pada aktifitas sedang.

4. Grade IV :

Dyspnoea pada waktu istirahat, dyspnoea berat pada aktifitas fisik sangat ringan. Pasien harus tirah baring.

Page 9: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

• 50% pasien yg datang ke klinik Jantung dengan keluhan nyeri Dada

• Nyeri dada yang timbul krn aktivitas berat, emosional yg dpt meningkatkan metabolisme jantung dan akan hilang metabolisme jantung dan akan hilang setelah istirahat disebut angina pectoris

• Nyeri dada yg tidak hilang krn istirahat setelah lebih 15 menit, terus menerus nyeri dpt diakibatkan oleh Unstable angina, atau Infark Myokard

Page 10: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Count....

• Sifat Nyeri Dada: terbakar, tertusuk, terhimpit atau tercekik.

• Distribusi Nyeri dada

Page 11: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Count....

Yg perlu ditanyakan terkaitnyeri dada Apakah nyeri timbul pada waktu beraktifitas fisik ?

(misalnya naik tangga)

Nyeri di dada sebelah mana ?

Apakah nyeri bertambah bila udara dingin? Apakah nyeri bertambah bila udara dingin?

Apakah nyeri bertambah pada waktu beraktifitas fisik setelah makan ?

Apakah nyeri berkurang setelah beristirahat ?

Apakah nyeri terjadi bila merasa terlalu gembira atau terlalu sedih ?

Page 12: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

• Palpitasi adalah denyut jantung yang abnormal. Jantung berdenyut sangat cepat atau tidak teratur (aritmia)

Anamnesa palpitasi Coba tirukan bunyi denyut jantung anda pada waktu terjadi

palpitasipalpitasi Apakah denyut jantung teratur atau tidak teratur ? Apakah ada hal-hal tertentu yang dapat meredakan gejala

palpitasi ? Apa yang anda lakukan pada waktu timbul gejala palpitasi

? Apakah ada makanan tertentu yang menimbulkan palpitasi

? Obat-obat apa yang sekarang digunakan ?

Page 13: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

• Syncope adalah hilangnya kesadaran sementara karena berkurangnya suplai darah ke otak

Anamnesa syncopeApabila memungkinkan, anamnesa diambil dari keluarga atau orang sekitar yang tahuorang sekitar yang tahukejadiannya. Situasi apakah yang menyebabkan syncope ? Apakah sebelumnya ada gejala-gejala tertentu ? Berapa lama pasien sadar kembali ? Apakah wajah terlihat pucat saat syncope dan setelah

sadar? Obat-obat apa yang sekarang diminum ?

Page 14: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

• Claudication adalah kata Latin yang berarti berjalan pincang. Intermittent claudication merupakan suatu keadaan dimana pasien merasa nyeri pada satu atau kedua tungkai pada waktu berjalan dan nyeri berkurang bila pasien istirahat

Intermittent claudication biasanya merupakan Intermittent claudication biasanya merupakan gejala awal penyempitan arteri yang mensuplai tungkai. Nyeri berapa rasa sakit pada betis, paha atau pantat. Intermittent claudication lebih banyak mengenai laki-laki dan perokok dari pada bukan perokok

Page 15: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Riwayat Keperawatan Masa Lalu dan Keluarga

• Tanyakan Apakah Pernah menderita penyakit jantung

• Pernahkah dirawat di RS

• Apakah ada keturunan penyakit jantung ?

• Apakah kedua orang tua masih hidup ?• Apakah kedua orang tua masih hidup ?

• Berapa usia kedua orang tua ? Apakah sehat atau sedang menderita suatu penyakit?

• Apa penyebab kematian kedua orang tua ?

• Apakah saudara ada yang menderita penyakit jantung ?

• Jangan lupa menanyakan kebiasaan merokok, minum alkohol dan obat-obat yang sekarang dikonsumsi.

Page 16: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler
Page 17: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

1.Pada waktu anamnesa,perhatikan wajah pasien,apakah terlihat cemas,tertekan, sesak nafas atautanda khas penyakittertentu.

Page 18: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

2. Periksa tangan pasien, apakah terasa hangat, berkeringat atau sianosis perifer, periksalah adanya clubbing atau splinter haemorrhages pada kuku.

Count....

Splinter HaemorrhagesSplinter Haemorrhages

Clubbing Finger

Page 19: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Count....

3. Palpasi areteri radialis, hitung frekuensidenyut dan tentukan iramanya

Heart Rate:

Irama Sinus Normal: 60-100bpmSinus Bradikardi: <60 bpm

Sinus Takikardi: >100 bpmSinus Takikardi: >100 bpm

Reguler

Irreguler: Sinus Disritmia

Lakukan Allen Test

Page 20: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Cara Melakukan Allen Test

Indikasi: Tes Kolateral Aliran darah arteri radialis

dan Ulnaris

Untuk pengambilan/Funksi arteri Radialis (pem. AGD)

Langkah Melakukan Allen Test

Page 21: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Count....

4. Tentukan lokasi dan palpasi arteri brachialis, tentukan sifatnya. Bila ada kecurigaan ada masalah pada arcus aorta, maka bandingkan denyutnya pada kedua lengan

Page 22: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Count....

5. Ukur Tekanan Darah

Hal yg perlu diperhatikan pada pengukuran TD:Lepaskan pakaian pada lenganLetakkan lengan sejajar dengan jantungGunakan ukuran cuff yang sesuai : gunakan Gunakan ukuran cuff yang sesuai : gunakan

cuff yang lebar pada pasien obesitas.Untuk anak-anak gunakan cuff khusus anakPeriksa tekanan sistolik dengan palpitasiLepaskan tekanan, tidak lebih dari

1mmHg/detikUntuk tekanan diastolik, gunakan fase 5

(pada saat suara menghilang)Cek manometer aneroid secara teratur

dengan standard manometer mercuryBila menggunakan manometer mercury,

letakknya harus tegak

Page 23: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Ukuran Cuff (Manset) Tensi (cm)

Page 24: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Count....

Memeriksa konjunctiva:

“Anemia”

6. Perhatikan wajah pasien

a. Periksa konjunctiva, dan adanya Xantholesma disekitar mata

Xanthelesma:“Kecurigaan Hiperlipidemia”

Page 25: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Count....

b. Periksa Adanya Sianosis dan Periksa rongga Mulut Pasien

Adanya Infeksi pada Mulut dan Gigi (Caries) merupakan Faktor Resiko Endokarditis

Page 26: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Count....7. Pasien Berbaring 450, Lakukan Pemeriksaan Leher

a. Ukur Jugular Venous Pressure (JVP)

Nilai normal: kurang dari 3 atau 4 cm diatas sudut sternum, padaposisi tempet tidur bagian kepaladitinggikan 30°-45°ditinggikan 30°-45° (Luckman & Sorensen, 1993, p. 1113)

Page 27: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Count....

b. Palpasi Arteri/Denyut Carotis, dan tentukan sifatnya

Page 28: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Venous

Perbedaan antara denyut vena jugularis dengan arteri carotis

Arterial

Berdenyut ke dalam

Dua puncak dalam satu siklus (pada irama sinus)

Dipengaruhi oleh kompresi abdomen

Dapat menggeser earlobes (bila tekanan vena meningkat)

Berdenyut keluar Satu puncak dalam satu

siklus Tidak dipengaruhi oleh

kompresi abdomen Tidak menggeser earlobes

Page 29: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Count....

8. Inpeksi Prekordium

Tentukan Jenis Pernapasan, Pernapasan, Perhatikan apakah ada pulsasi yg Abnormal

Page 30: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Count....

9. Palpasi Prekordium

Tentukan lokasi denyut apex/Ictus Cordis (Line Midclavicula, Midclavicula, Intercostalis ke 5 dan 6.

Apakah ada Vibrilasi atau Trill yg abnormal, tentukan lokasinya

Page 31: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Count....

10. Auskultasi Bunyi Jantung

Bagian Diafragma:

Alat Yang digunakan:STETOSCOPE

Bagian Diafragma:Mendengarkan Bunyi Frekuensi Tinggi sprti: BJ 1, BJ 2, murmuraorta regurgitasi, bunyi nafas

Bagian Bell:Mendengarkan Bunyi Frekuensi Rendah sprt: BJ 3, BJ 4, murmur mitral stenosis

Page 32: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Count....

a. Bunyi Jantung 1 (BJ 1=S1) danBunyi Jantung 2 (BJ 2=S2)

Merupakan Bunyi yang ditimbulkan oleh karena menutupnya katup atrioventrikuler (BJ1) dan menutupnya atrioventrikuler (BJ1) dan menutupnya katup Semilunaris (BJ2), yaitu:

1) BJ1: Menutupnya Katup Tricuspid dan Mitral

2) BJ2: Menutupnya Katup S.Aorta dan S. Pulmonal

Page 33: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Count....

Lokasi Mendengarkan BJ1 dan BJ2

Bunyi Jantung 1 (BJ 1) dan Bunyi Jantung 2 (BJ 2)

Page 34: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Count....

1. Auskultasi Bunyi Jantung dilakukan bersamaan dengan Palpasi Arteri Carotis atau Arteri Radialis.

Bunyi Jantung 1 (BJ 1) dan Bunyi Jantung 2 (BJ 2)

Cara Melakukan Auskultasi Bunyi Jantung

Radialis.

2. BJ1 didengarkan pada awal Sistole (Bersamaan dgn nadi berdenyut/terangkat)

3. BJ2 didengarkan pada akhir Diastole (Bersamaan dgn nadi tdk teraba/turun)

Page 35: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Count....

1. Auskultasi Bunyi Jantung dilakukan bersamaan dengan Palpasi Arteri Carotis atau Arteri Radialis.

Bunyi Jantung 1 (BJ 1) dan Bunyi Jantung 2 (BJ 2)

Hasil Pemeriksaan BJ1 & BJ2

Radialis.

2. BJ1 didengarkan pada awal Sistole (Bersamaan dgn nadi berdenyut/terangkat)

3. BJ2 didengarkan pada akhir Diastole (Bersamaan dgn nadi tdk teraba/turun)

Page 36: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Suara jantung pertama yang keras Sirkulasi hiperdinamik (demam, olah raga) Mitral stenosis Atrial myxoma (jarang)

Suara jantung pertama yang pelan

Count....Bunyi Jantung 1 (BJ 1) dan Bunyi Jantung 2 (BJ 2)

Hasil Pemeriksaan BJ1 & BJ2

Suara jantung pertama yang pelanCardiac output rendah (istirahat, payah

jantung) Takikardi Mitral reflux yang berat (disebabkan karena

destruksi katub)

Page 37: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Suara jantung pertama yang bervariasi Atrial fibrillation Complete heart block

Komponen aortic suara jantung kedua yang keras Hipertensi sistemik

Count....Bunyi Jantung 1 (BJ 1) dan Bunyi Jantung 2 (BJ 2)

Hasil Pemeriksaan BJ1 & BJ2

Hipertensi sistemik Dilated aortic root

Komponen aortic suara jantung kedua yang lambat Calcific aortic stenosis

Komponen pulmonary suara jantung kedua yang keras Pulmonary hypertension

Page 38: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Count....b. Bunyi Jantung 3 (BJ 3=S3) dan

Bunyi Jantung 4 (BJ 4=S4)

BJ3 dpt timbul pd keadaan Fisiologis, hal ini disebabkan krn

Cardiac output yg meningkat (Atlit, demam, wanita hamil) dan (Atlit, demam, wanita hamil) dan

Patologis, dpt terdengar pd keadaan kerusakan ventrikel kiri yg berat, cardiomiopati dilatasi, atau emboli paru masif dari ventrikel kanan

Page 39: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Count....b. Bunyi Jantung 3 (BJ 3=S3) dan

Bunyi Jantung 4 (BJ 4=S4)

Pada pasien dengan suara jantung ketiga yang patologis, selalu terjadi takikardi dan suara jantung pertama dan kedua lebih jantung pertama dan kedua lebih pelan. Irama suara jantung pertama, kedua dan ketiga

disebut dengan irama gallop.

Page 40: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

Count....b. Bunyi Jantung 3 (BJ 3=S3) dan

Bunyi Jantung 4 (BJ 4=S4)

BJ4 dpt timbul pd keadaan• Suara jantung ke-4 merupakan

suara jantung ekstra yang bersamaan dengan kontraksi bersamaan dengan kontraksi atrium. Terdengar dengan jelas pada pasien dengan hipertrofi atrium kiri (mis, adanya hipertensi sistemik atau hypertrophic cardiomyopathy). Tidak terdengar pada mitral stenosis

Page 41: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler
Page 42: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

11. Periksa Abdomen adanya, pembesaran Liver & Dilatasi Aorta Abdomen

Page 43: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler

11. Periksa Denyut Arteri Femoralis, Poplitea, Doraslis Pedis, Tibialis Posterior, serta Adanya Edema

Page 44: Pemeriksaan Fisik Sist.kardiovaskuler