Pembuatan Medium dan Sterilisasi

17
Hardina Septiani 240210110110 IV. PEMBAHASAN Pada praktikum mikrobiologi pangan kali ini, mahasiswa sebagai praktikan mempelajari dan mengamati bagaimana melakukan pembuatan beberapa media untuk pertumbuhan mikroorganisme, mengamati beberapa media untuk pertumbuhan mikroorganisme, serta mempelajari cara mensterilisasi peralatan-peralatan laboratorium setelah digunakan dalam praktikum kali ini. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul- molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Indra, 2008). Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Kehidupan mikroorganisme tergantung kepada nutrisi dalam substrat/medium dan faktor lingkungan yang baik (Sumanti, 2008). Jenis medium ada tiga, yang pertama medium berdasarkan sifat fisik. Medium berdasarkan sifat fisik:

Transcript of Pembuatan Medium dan Sterilisasi

Page 1: Pembuatan Medium dan Sterilisasi

Hardina Septiani240210110110

IV. PEMBAHASAN

Pada praktikum mikrobiologi pangan kali ini, mahasiswa sebagai praktikan

mempelajari dan mengamati bagaimana melakukan pembuatan beberapa media untuk

pertumbuhan mikroorganisme, mengamati beberapa media untuk pertumbuhan

mikroorganisme, serta mempelajari cara mensterilisasi peralatan-peralatan

laboratorium setelah digunakan dalam praktikum kali ini.

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari

campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk

pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-

molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media

pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga

memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Indra, 2008). Mikroorganisme

dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium.

Kehidupan mikroorganisme tergantung kepada nutrisi dalam substrat/medium dan

faktor lingkungan yang baik (Sumanti, 2008).

Jenis medium ada tiga, yang pertama medium berdasarkan sifat fisik.

Medium berdasarkan sifat fisik:

1. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah

dingin media menjadi padat. Contoh: NA (Nutrient Agar), PDA (Potato

Dextrose Agar), MRS (deMann, Rogosa and Sharpe Agar), dan EMB (Eosin

Mthylene Blue Agar).

2. Medium setengah padat (semi solid) yaitu media yang mengandung agar 0,3-

0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media

semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar

ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika

tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NFB (Nitrogen Free

Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah

permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah

hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen,

Page 2: Pembuatan Medium dan Sterilisasi

Hardina Septiani240210110110

misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen

meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh

merata diseluruh media.

3. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB

(Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).

Medium berdasarkan komposisi :

1. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan

takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar,

Sabouroud Agar, dan Czapek’s Dox Agar, dan lain-lain.

2. Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui

secara pasti, misalnya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar,

dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat

mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.

3. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak

dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan

dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar,

Pancreatic Extract, nasi, buah, air, dan lain-lain.

Medium berdasarkan fungsi :

1. Medium umum yaitu media yang dapat ditumbuhi berbagai jenis

mikroorganisme, misalnya NA (Nutrient Agar) umum untuk bakteri, PDA

(Potato Dextrose Agar) dan toge umum untuk jamur.

2. Medium selektif yaitu medium yang hanya ditumbuhi oleh jenis mikroba

tertentu, misalnya medium SSA (Shigella Salmonella Agar) untuk bakteri

Salmonella dan Shigella.

3. Medium diferensial yaitu medium yang ditumbuhi berbagai jenis mikroba,

salah satu jenis memberikan ciri yang khas sehingga dapat diketahui berbeda

dengan yang lain, misalnya Blood Agar, EMB Agar (Eosin Methylene Blue

Agar), dan lain-lain.

Page 3: Pembuatan Medium dan Sterilisasi

Hardina Septiani240210110110

4. Medium pengaya yaitu medium yang kaya akan nutrien tertentu sehingga

dapat menumbuhkan dan memperbanyak sel dengan cepat, misalnya medium

TTB (Tetrathionat Broth), dan lain-lain.

Media yang dibuat pada praktikum kali ini, ada empat macam yaitu Medium

NaCl fisiologis 0,85%, Medium NA (Nutrient Agar), Medium PDA (Potato Dextrose

Agar) dan yang terakhir adalah Medium Plate Count Agar (PCA). Selain melakukan

praktikum pembuatan media, praktikan pun mengamati beberapa jenis media tumbuh

mikroorganisme, diantaranya adalah Medium MRS Agar (deMan, Rogosa, and

Sharpe Agar), Medium deMan, Rogosa, and Sharpe Broth (MRS Broth), dan dan

Medium EMB (Eosin Methylene Blue).

Sebelum melakukan pembuatan medium, praktikan harus menggunakan jas

lab, sarung tangan serta masker sebelum memasuki laboratorium Mirobiologi Pangan

dengan tujuan untuk meminimalisir kontaminasi dari mikroorganisme yang tidak

inginkan terhadap medium yang praktikan buat. Sebelum praktikan membuat

medium, praktikan harus melakukan penimbangan bahan medium dengan neraca

analitik untuk menentuka berapa banyak massa yang dibutuhkan untuk membuat satu

medium dengan volume yang sudah ditentukan oleh asisten laboratorium

Mikrobiologi Pangan. Komposisi pemakaian media dapat dihitung dengan

menggunakan rumus, m1

v1

=m2

v2 dimana m1 adalah massa yang terdapat di kemasan, v1

adalah volume yang ada di kemasan, m2 adalah massa medium yang akan dibuat, dan

v2adalah volume medium yang akan dibuat.

Medium NaCl fisiologis 0,85% yang dibuat dalam praktikum kali ini,

merupakan contoh dari larutan pengencer atau larutan fisiologis. Larutan fisiologis

merupakan larutan yang digunakan untuk mengencerkan contoh atau sampel pada

analisis mikrobiologi. Pengenceran dilakukan untuk memperoloeh contoh dengan

jumlah mikroba terbaik untuk dapat dihitung, yaitu antara 30 sampai 300 sel mikroba

per ml. Bentuk dari medium NaCl fisiologis 0,85% instan ini adalah serbuk berwarna

putih. Dalam aturan pemakaian NaCl fisiologis 0,85% instan, digunakan sebanyak

0,85 gram untuk 100 ml akuades. Pada praktikum kali ini, NaCl fisiologis 0,85%

Page 4: Pembuatan Medium dan Sterilisasi

Hardina Septiani240210110110

instan yang digunakan sebanyak 0,85 gram yang dilarutkan dalam 100 ml akuades,

hal itu didapatkan dari perhitungan:

0,85100

x 100 ml=0,85 gram

jadi NaCl fisiologis 0,85% yang digunakan untuk 100 ml aquades dalam

praktikum kali ini adalah 0,85 gram. Kondisi medium NaCl fisiologis 0,85% sebelum

pemanasan adalah berbentuk larutan berwarna bening dan sedikit keruh. Namun,

setelah pemanasan didapatkan warna dari medium NaCl fisiologis 0,85% lebih jernih

bila dibandingkan dengan sebelum pemanasan. Selanjutnya, masukkan medium

tersebut ke dalam labu erlenmeyer. Kemudian, sumbat tabung dengan kapas dan tutup

dengan kertas aluminium foil. Penggunaan kertas dimaksudkan apabila Erlenmeyer

terkena air atau uap air di dalam autoklaf, tidak langsung membasahi sumbat dan air

tidak langsung mengenai medium. Setelah itu, masukkan medium ke dalam autoklaf

dengan suhu 1210C, tekanan 1 atm selama 15 menit. Kemudian didapatkan hasil akhir

dari medium NaCl fisiologis 0,85% adalah warnanya yang lebih bening dibandingkan

setelah pemanasan dan tidak keruh.

Medium NA (Nutrient Agar) adalah medium serbaguna untuk pertumbuhan

bakteri. Selain itu, medium NA merupakan medium umum untuk uji air dan produk

dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang

tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini, merupakan media

sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu

media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air,

sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel

pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.

Dalam aturan pemakaian medium NA instan, digunakan NA sebanyak 39

gram untuk 1 L akuades. Pada praktikum kali ini, NA instan yang digunakan

sebanyak 1 gram yang dilarutkan dalam 50 ml akuades. Medium NA instan berbentuk

kristal berwana kekuningan. Kondisi medium NA sebelum pemanasan adalah

berbentuk larutan berwarna kuning. Namun, setelah pemanasan didapatkan warna

dari medium NA lebih jernih bila dibandingkan dengan sebelum pemanasan.

Page 5: Pembuatan Medium dan Sterilisasi

Hardina Septiani240210110110

Selanjutnya, masukkan medium tersebut ke dalam labu erlenmeyer. Kemudian,

sumbat tabung dengan kapas dan tutup dengan kertas aluminium foil. Setelah itu,

masukkan medium ke dalam autoklaf dengan suhu 1210C, tekanan 1 atm selama 15

menit. Kemudian didapatkan hasil akhir dari medium NA adalah warnanya yang

lebih bening dibandingkan setelah pemanasan dan tidak keruh.

Medium PDA (Potato Dextrose Agar) berfungsi sebagai media untuk

menumbuhkan khamir dan kapang. Selain itu, PDA dapat juga digunakan untuk

enumerasi (perhitungan jumlah) kapang dan khamir dalam suatu sampel atau

makanan. Komposisinya berupa kentang, dektrose dan agar. PDA mengandung

sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan

2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik

untuk pertumbuhan bakteri. Dalam aturan pemakaian PDA instan, digunakan PDA

sebanyak 39 gram untuk 1 L akuades. Pada praktikum kali ini, PDA instan yang

digunakan sebanyak 1,95 gram yang dilarutkan dalam 50 ml akuades, hal itu

didapatkan dari perhitungan:

m1

v1

=m2

v2

391000

= x50

x=1,95 gram

jadi PDA yang digunakan untuk 50 ml aquades dalam praktikum kali ini adalah 1,95

gram.

Medium PDA instan berbentuk serbuk dan berwarna putih tulang. Kondisi

medium PDA sebelum pemanasan adalah berbentuk larutan berwarna kuning dan

sangat keruh. Namun, setelah pemanasan didapatkan warna dari medium PDA lebih

jernih bila dibandingkan dengan sebelum pemanasan. Selanjutnya, medium tersebut

dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. Kemudian, sumbat tabung dengan kapas dan

tutup dengan kertas aluminium foil. Setelah itu, masukkan medium ke dalam

autoklaf dengan suhu 1210C, tekanan 1 atm selama 15 menit. Kemudian didapatkan

hasil akhir dari medium PDA adalah warnanya yang lebih bening dibandingkan

Page 6: Pembuatan Medium dan Sterilisasi

Hardina Septiani240210110110

setelah pemanasan dan tingkat kekeruhannya berkurang bila dibandingkan dengan

sebelum dan sesudah pemanasan.

Medium PCA (Plate Count Agar) digunakan sebagai medium untuk

menumbuhkan berbagai macam mikroorganisme baik bakteri maupun jamur. Media

PCA ini pun, baik untuk pertumbuhan bakteri khamir dan kapang, karena di

dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan

asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast yang

mensuplai vitamin B kompleks.

Dalam aturan pemakaian medium PCA instan, digunakan PCA sebanyak 17,5

gram untuk 1 L akuades. Pada praktikum kali ini, PCA instan yang digunakan

sebanyak 0,875 gram yang dilarutkan dalam 50 ml akuades. Medium PCA instan

berbentuk kristal berwana kekuningan. Kondisi medium PCA sebelum pemanasan

adalah berbentuk larutan berwarna kuning. Namun, setelah pemanasan didapatkan

warna dari medium PCA lebih jernih bila dibandingkan dengan sebelum pemanasan.

Selanjutnya, masukkan medium tersebut ke dalam labu erlenmeyer. Kemudian,

sumbat tabung dengan kapas dan tutup dengan kertas aluminium foil. Setelah itu,

masukkan medium ke dalam autoklaf dengan suhu 1210C, tekanan 1 atm selama 15

menit. Kemudian didapatkan hasil akhir dari medium PCA adalah warnanya yang

lebih bening dibandingkan setelah dan sesudah pemanasan dan tidak keruh.

Hasil yang didapatkan dari keseluruhan pengamatan adalah sebelum

dilakukan pemanasan, rata-rata tingkat kekeruhan dari medium-medium tersebut

cukup tinggi. Sedangkan, sesudah pemanasan dan dimasukkan ke dalam autoklaf,

tingkat kekeruhan dari medium-medium tersebut berkurang dan lebih jernih. Hal ini,

disebabkan karena autoklaf dapat membunuh jasad renik atau mikroorganisme

terutama karena panas basah dapat menyebabkan denaturasi protein, termasuk enzim-

enzim didalam sel

Selain membuat medium-medium seperti medium NaCl fisiologis 0,85%,

medium NA, medium PCA, dan medium PDA, dilakukan pengamatan terhadap

medium MRS Broth dan MRS Agar serta medium EMB. Hasilnya didapatkan bahwa

untuk aturan pemakaian medium MRS Broth adalah penggunaan MRS Broth

Page 7: Pembuatan Medium dan Sterilisasi

Hardina Septiani240210110110

sebanyak 52 gram dalam 1 L akuades. Bentuk MRS Broth instan adalah cair,

berwarna coklat tua dan sedikit bau.

Untuk MRS Agar didapatkan bahwa untuk aturan pemakaiannya adalah

penggunaan MRS Agar sebanyak 78 gram dalam 1 L akuades. Bentuk MRS Agar

instan adalah bubuk atau serbuk, berwarna coklat muda bila dibandingkan dengan

MRS Broth instan. Baik medium MRS Broth maupun MRS Agar, keduanya

berfungsi sebagai medium pertumbuhan untuk bakteri asam laktat. Dalam pengolahan

makanan, bakteri asam laktat dapat melindungi dari pencemaran bakteri patogen,

meningkatkan nutrisi, dan berpotensi memberikan dampak positif bagi kesehatan

manusia.

Yang terakhir, untuk medium EMB Agar (Eosin Methylene Blue Agar),

didapatkan bahwa untuk aturan pemakaiannya adalah penggunaan EMB Agar (Eosin

Methylene Blue Agar) sebanyak 37,5 gram dalam 1 L akuades. Bentuk EMB Agar

(Eosin Methylene Blue Agar) instan adalah bubuk atau serbuk, berwarna ungu muda.

Medium EMB Agar merupakan contoh dari jenis medium diferensial. Medium Eosin

Methylene Blue ini, mempunyai keistimewaan yaitu mengandung laktosa dan

berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus,

P. aerugenosa, danSalmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan

koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang

dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu

mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada

tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella

sp dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk

mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli.

Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk

menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB

yang menggunakan eosin dan metilin blue sebagai indikator memberikan perbedaan

yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan yang tidak. Medium tersebut

mengandung sukrosa karena kemampuan bakteri E.coli yang lebih cepat meragikan

sukrosa daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah bakteri E.coli umumnya

Page 8: Pembuatan Medium dan Sterilisasi

Hardina Septiani240210110110

digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (most probable

number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel tersebut dapat digunakan

untuk memperkirakan jumlah bakteri coli dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh air.

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada,

sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang

dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling

tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992). Sterilisasi dibagi menjadi 2 yakni,

sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Sterilisasi basah umumnya menggunakan

autoklaf dengan suhu 121oC selama 15 menit dalam tekanan 1 atm (15 lbs). Autoklaf

berfungsi untuk mensterilkan alat-alat dari kuman ataupun bakteri dengan cara

memberikan udara panas dengan tekanan tertentu. Prinsip penggunaan autoklaf

didasarkan pada mikroorganisme, termasuk spora yang tahan panas, mudah terbunuh

dengan panas lembab pada temperatur sedikit di atas titik didih air.

Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoclave

mencapai 121 °C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer

panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan

waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C untuk

waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume

besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih

lama untuk mencapai suhu sterilisasi. Terdapat tiga jenis autoklaf, yaitu gravity

displacement, prevacuum atau high vacuum, dan steam-flush pressure-pulse.

Perbedaan ketiga jenis autoklaf ini terletak pada bagaimana udara dihilangkan dari

dalam autoklaf selama proses sterilisasi.

Sterilisasi kering digunakan untuk peralatan gelas tahan panas dan logam

dengan menggunakan oven bersuhu 70-80 oC selama 2 jam. Tetapi alat-alat yang

akan disterilisasi menggunakan oven harus dibungkus terlebih dahulu dengan

menggunakan kertas coklat.

Waterbath merupakan alat untuk menyimpan kultur mikroba. Waterbath

menpunyai kelebihan dibandingkan dengan inkubator, yakni dapat menyalurkan

panas lebih cepat dan merata ke kultur dan terjadi proses aerasi selama pengocokan

Page 9: Pembuatan Medium dan Sterilisasi

Hardina Septiani240210110110

sehingga dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme (terutama yang bersifat

aerobik). Kekurangan waterbath yaitu hanya dapat digunakan untuk menumbuhkan

organisme pada medium cair. Inkubator berfungsi sebagai mempertahankan

temperatur dan tempat menyimpan kultur. Lemari es digunakan untuk menyimpan

stock kultur selama masa subkultur, menyimpan medium steril untuk mencegahnya

dari kekeringan, dan untuk menyimpan larutan yang bersifat termolabil, antibiotik,

serum, dan reagen biokimia.

Page 10: Pembuatan Medium dan Sterilisasi

Hardina Septiani240210110110

V. KESIMPULAN

Medium terbagi dalam tiga jenis yaitu medium berdasarkan sifat fisik,

medium berdasarkan komposisi dan medium berdasarkan fungsinya.

Medium NaCl fisiologis 0,85% merupakan salah satu contoh larutan

fisiologis.

Medium Nutrient Agar (NA) dan Nutrient Broth (NB) digunakan untuk

menumbuhkan bakteri.

Medium Plate Count Agar (PCA) digunakan untuk menumbuhkan

bakteri, khamir dan kapang.

Medium Potato Dextrose Agar (PDA) digunakan untuk menumbuhkan

khamir dan juga kapang.

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada,

sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik

yang dapat berkembang biak.

Sterilisasi terbagi menjadi dua yaitu sterilisasi basah dan sterilisasi kering.

Sterilisasi basah dengan cara perebusan pada suhu 100oC selama 15 menit dan

dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit dengan

tekanan 15 atm.

Sterilisasi medium menggunakan autoklaf karena autoklaf dapat

membunuh jasad renik atau mikroorganisme terutama karena panas basah

dapat menyebabkan denaturasi protein, termasuk enzim-enzim didalam sel.

Sterilisasi kering menggunakan oven dengan suhu 170oC sampai 180oC

selama 2 jam.

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: Pembuatan Medium dan Sterilisasi

Hardina Septiani240210110110

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia: Jakarta.Volk, W.A. dan Wheeler, M.F. 1988. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga. Jakarta

Anonim. 2008.PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Available

online at : http://www.freewebs.com/mikrodas/PETUNJUK%20PRAKTIKUM.pdf.

(Diakses pada tanggal 11 Maret 2012, pukul 21.52 WIB)firebiology07. 2009. Medium dan Cara Pembuatan Medium. Available online

at: http://firebiology07.wordpress.com/2009/04/19/medium-dan-cara-

pembuatan-medium/. (Diakses pada tanggal 10 Maret 2012, pukul 09.16

WIB)Ozell C, aulia. 2008. STERILISASI ALAT DAN BAHAN. Available online at :

http://azellyaxs.blogspot.com/2008/08/sterilisasi-alat-dan-bahan.html. (Diakses pada

tanggal 12 Maret 2012, pukul 04.20 WIB )