Laporan Sterilisasi

21
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini, dengan berkembangannya ilmu pengetahuan, maka semakin tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam sampai pada mikroorganisme yang tidak dapat di lihat dengan mata telanjang. Dari hal inilah muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mikroorganisme tersebut yang disebut dengan mikrobiologi. Mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti studi tentang organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikrobiologi mencakup studi tentang bakteri (bakteriologi), virus (virologi), khamir dan jamur (mikologi), protozoa (protozoologi), beberapa ganggang, dan beberapa bentuk kehidupan yang tidak sesuai untuk dimasukkan ke dalam kelompok tersebut di atas. Sebelum melakukan percobaan dengan mikroorganisme atau mikroba, diperlukan proses dekontaminasi (proses menghilangkan atau membunuh mikroorganisme sehingga objek aman untuk ditangani) terlebih dahulu untuk meminimalisir organisme yang aktif dari suatu sistem bakteri atau virus. Ada beberapa metode dekontaminasi yaitu: Sterilisasi,

description

ok

Transcript of Laporan Sterilisasi

Page 1: Laporan Sterilisasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekarang ini, dengan berkembangannya ilmu pengetahuan, maka semakin tinggi pula

rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam sampai pada

mikroorganisme yang tidak dapat di lihat dengan mata telanjang. Dari hal inilah

muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mikroorganisme tersebut yang

disebut dengan mikrobiologi. Mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti

studi tentang organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata

telanjang. Mikrobiologi mencakup studi tentang bakteri (bakteriologi), virus (virologi),

khamir dan jamur (mikologi), protozoa (protozoologi), beberapa ganggang, dan

beberapa bentuk kehidupan yang tidak sesuai untuk dimasukkan ke dalam kelompok

tersebut di atas.

Sebelum melakukan percobaan dengan mikroorganisme atau mikroba, diperlukan

proses dekontaminasi (proses menghilangkan atau membunuh mikroorganisme

sehingga objek aman untuk ditangani) terlebih dahulu untuk meminimalisir organisme

yang aktif dari suatu sistem bakteri atau virus. Ada beberapa metode dekontaminasi

yaitu: Sterilisasi, Desinfeksi, dan Sanitasi. Mikroba adalah organisme yang berukuran

sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan

Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara-

cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk

meneliti mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, dan diperlukan pula

pengenalan akan alat-alat laboratorium mikrobiologi serta teknik atau cara penggunaan

alat-alat yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Alat-alat yang digunakan dalam

praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan steril. Sterilisasi dalam mikrobiologi

adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di

dalam suatu benda.

Page 2: Laporan Sterilisasi

2

Sterilisasi merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam laboratorium

mikrobiologi. Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi

dapat dilakukan secara sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang 

mengkontaminasi media. Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat terbebas

dari segala bentuk kehidupan. Seperti yang telah disebutkan bahwa tujuan sterilisasi

untuk mematikan mikroorganisme yang tidak diinginkan agar tidak ikut tumbuh, atau

suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan

di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak.

Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora

bakteri atau pemusnahan atau eliminasi semua mikroorganisme, termasuk spora

bakteri, yang sangat resisten

Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik,

sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran.

Metode sterilisasi yang umum dilakukan di laboratorium biologi ialah menggunakan

panas. Sterilisasi basah biasanya dilakukan di autoklaf dengan menggunakan uap air

jenuh pada suhu 121oC. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai

di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia

berbagai metode lain yang efektif. Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam

sterilisasi yaitu penggunaan panas, bahan kimia, dan penyaringan atau filtrasi.

Oleh karena itu, diadakanlah praktikum tentang sterilisasi ini dengan maksud agar

praktikan memahami dan melaksanakan proses sterilisasi yang tepat dan sesuai untuk

alat dan bahan yang digunakan pada praktikum mikrobiologi serta diharapkan juga

praktikan dapat mengamati hasil dari proses sterilisasi alat dan bahan pada praktikum

mikrobiologi kali ini.

1.2 Tujuan Praktikum

a. Mengetahui cara sterilisasi dengan menggunakan metode pemanasan.

b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi.

c. Mengetahui fungsi dari sterilisasi.

Page 3: Laporan Sterilisasi

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sterilisasi

Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substasni dari

semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha

mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat (in situ) oleh

panas (kalor), gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh

bermacam-macam larutan kimia, oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma.

Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugal kecepatan

tinggi atau oleh filtrasi (Koes, 2006).

Sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

1. Sterilisasi pemanasan basah dengan menggunakan uap atau air panas.

2. Sterilisasi kering dalam tanur.

3. Pembakaran total (incineration).

(Koes, 2006)

Berdasarkan pada ketiga cara tersebut, sterilisasi dapat dibagi dalam:

1. Sterilisasi basah

2. Sterilisasi kering

(Koes, 2006)

2.2 Sterilisasi Kering

Sterilisasi kering dapat dilakukan dengan ara sebagai berikut:

a. Pemijaran

Pemijaran diterapkan pada ose ujung-ujung pinset, dan sudip (spatula) logam.

b. Jilatan api (Flaming)

Jilatan api diterapkan terhadap skalpep, jarum, mulut tabung biakan, kaca objek,

Page 4: Laporan Sterilisasi

4

dan kaca penutup. Benda-benda ini dijilatkan pada api bunsen tanpa

membiarkannya memijar. Dapat juga dilakukan dengan mencelupkannya ke dalam

spiritus bakar, kemudian dibakar, tetapi cara ini tidak menghasilkan suhu yang

tinggi untuk sterilisasi. Cara ini sering diterapkan pada permukaan baskom dan

mortir.

c. Tanur uap panas (Hot air Oven)

Sebagian besar sterilisasi kering dilakukan dengan alat ini. Biasanya digunakan

suhu 160-165oC selama 1 jam. Cara ini baik dilakukan terhadap alat-alat kering

terbuat dari kaca, seperti tabung reaksi, pinggan petri, labu, pipet, pinset, skalpep,

gunting, kapas hapus tenggorok, alat suntik dari kaca. Juga diterapkan pada bahan-

bahan kering tempat-tempat tertutup, bahan serbuk (talk, dermatol), lemak,

minyak. Penyusupan panas ke dalam bahan-bahan ini berjalan lambat sekali,

karena itu harus disterilkan dalam jumlah sedikit dan dalam lapisan-lapisan tipis

tidak lebih dari 0,5 cm dalam pinggan petri. Kadang-kadang dilakukan sterilisasi

pada suhu 170oC selam 2 jam.

(Koes, 2006)

2.3 Sterilisasi Basah

Sterilisasi basah dapat dilakukan dengan cara berikut:

a. Penggodongan dalam air

Cara ini hanya untuk mematikan mikroorganisme tidak berspora. Memang ada

spora yang tidak tahan penggadangan, tetapi endospora dan famili Bacillaca ada

yang tahan penggodongan selama 1-2 jam. Untuk keperluan desinfeksi dalam

rumah tangga (bukan sterilisasi) penggodongan selama 5 menit biasanya cukup,

asal dijaga bahwa air panas itu benar-benar berkontak langsung dengan

mikroorganisme tersebut bukan hanya bagian luarnya atau bungkusnya saja.

Penggodongan dalam air tidak menjamin sterilitas, tetapi dianggap cukup

memuaskan untuk tujuan tertentu, dimana sterilitas mutlak tidak esensial dan cara-

cara lain tidak mungkin dilakukan. Penggodongan pada daerah tinggi di atas

permukaan air laut tidak dapat diharapkan menghasilkan steril, karena suhu didih

air lebih rendah dari 100oC. Jika digunakan air sadah untuk menggodong, maka

Page 5: Laporan Sterilisasi

5

alat-alat akan rusak karena terlapis oleh garam-garam kalsium. Sebaiknya untuk

keperluan ini digunakan air suling. Efek pensterilan dengan penggodongan dapat

diperbaiki dengan penambahan 2% natrium karbonat.

b. Uap mengalir

Uap mengalir bebas digunakan pada tempat yang tidak tertutup rapat yang dapat

menahan uap itu tanpa tekanan. Air mendidih dan uap bebas tidak pernah mencapai

suhu lebih dari 100oC (212 oF). Uap bebas ini kadang-kadang digunakan untuk

melakukan sterilisasi bertingkat atau tindalisasi. Cara ini dipelajari oleh John

Tyndall (1820-1893), adalah suatu proses sterilisasi dengan menggunakan uap pada

suhu 100oC, yang dialirkan pada benda yang akan disterilkan untuk beberapa menit

berkali-kali (tiga sampai empat kali) dengan selang waktu 24 jam. Selama waktu

selang ini simpan dalam suhu kamar. Waktu selang ini memberi kesempatan pada

spora yang resisten dan nonaktif (dorman) menjadi aktif kembali sebagai sel

vegetatif yang mudah dimatikan oleh suhu 100oC. Cara ini menghasilkan keadaan

steril yang tidak dicapai oleh penggodongan selama 1 jam, karena spora yang

resisten dengan penggodongan ini tetap berada dalam keadaan nonaktif.

Keuntungan penggunaan cara ini adalah tidak membutuhkan alat khusu.

Kerugiannya ialah memakan waktu yang lama dan dalam beberapa cairan seperti

air, spora-spora tidak akan segera mengadakan germinasi (tumbuh), selain itu

mungkin saja terbawa spora-spora anaerob yang tidak tumbuh dalam keadaan

kontak dengan oksigen atmosfer. Cara ini diterapkan antara lain untuk media

gelatin, susu dan karbohidrat. Bila dipakai suhu yang lebih tinggi atau waktu yang

lebih lama, maka bahan-bahan ini akan mengalami hidrolisis.

c. Uap dalam tekanan

Pensterilan tekanan dengan uap dalam tekanan dilakukan dalam autoclave. Dalam

autoclave ini uap pada keadaan jenuh, dan peningkatan tekanan mengakibatkan

suhu yang tercapai menjadi lebih tinggi, yaitu di bawah tekanan 15 ib (2 atmosfer).

Suhu dapat meningkat sampai 121oC. Bila uap itu dicampur dengan udara yang

sama banyak, pada tekanan yang sama, maka suhu yang tercapai hanya 110oC. Itu

sebabnya udara dalam autoclave harus dikeluarkan sampai habis untuk

memperoleh suhu yang diinginkan (121oC). Dalam suhu tersebut semua

mikroorganisme, baik vegetatif, maupun spora dapat dimusnahkan dalam waktu

Page 6: Laporan Sterilisasi

6

yang tidak lama, yaitu sekitar 15-20 menit.

(Koes, 2006)

Dalam dunia kesehatan, sterilisasi sangatlah penting dilakukan untuk memberikan efek

terapeutik yang maksimal. Steril artinya bebas dari segala mikroba baik patogen

maupun tidak. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan

tujuan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme (Sylvia, 2008).

Istilah lain yang umum dikenal adalah disinfeksi, yang merupakan proses pembunuhan

atau penghilangan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit. Agen disinfeksi

adalah disinfektan, yang biasanya merupakan zat kimiawi dan digunakan untuk objek-

objek tidak hidup. Disinfeksi tidak menjamin objek menjadi steril karena spora viabel

dan beberapa mikroorganisme tetap dapat tersisa (Sylvia, 2008).

2.4 Jenis-Jenis Sterilisasi

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik

dan kimiawi.

a. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang

dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah

atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas,

dipergunakan alat bejana atau ruang panas (oven dengan temperatur 170o – 180oC

dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas).

b. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol,

larutan formalin).

c. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat

pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah

dengan saringan atau filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah

melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah

mikroba)

(Sri, 2003)

Page 7: Laporan Sterilisasi

7

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

3.1.1 Waktu Pelaksanaan

Praktikum Biologi dan Mikrobiologi Lingkungan tentang Sterilisasi dilakukan pada

hari Rabu tangal 18 Maret 2015 pukul 15.30-18.00 WITA.

3.1.2 Tempat Pelaksanaan

Praktikum Biologi dan Mikrobiologi Lingkungan tentang Sterilisasi dilaksanakan di

Ruang Praktikum Laboratorium Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas

Mulawarman Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Labu erlenmeyer

2. Cawan petri

3. Tabung reaksi

4. Pipet tetes

5. Rak tabung reaksi

6. Oven

7. Sterilizer

8. Gunting

9. Botol semprot

10. Sprayer

11. Sikat tabung reaksi

12. Spons

13. Masker

14. Sarung tangan oven

Page 8: Laporan Sterilisasi

8

15. Sarung tangan karet

3.2.2 Bahan

1. Aluminium foil

2. Sabun

3. Tissue

4. Kertas label

5. Air bersih

6. Aquadest

7. Alkohol 75%

3.3 Cara Kerja

1. Dicuci tangan dengan sabun, kemudian di bilas dengan air.

2. Dikeringkan tangan dengan tissue kemudian disemprotkan alkohol.

3. Digunakan sarung tangan karet.

4. Dicuci alat yang akan digunakan dengan sabun kemudian dibilas dengan aquadest.

5. Dikeringkan alat dengan tissue kemudian disemprot dengan alkohol 75%.

6. Dibungkus mulut labu erlenmeyer dan tabung reaksi dengan bagian mengkilap dari

aluminium foil, untuk cawan petri dan pipet tetes ditutupi seluruh permukaannya

dengan bagian mengkilap aluminium foil.

7. Diberi label pada alat-alat yang telah ditutupi aluminium foil.

8. Dimasukkan alat-alat ke dalam oven menggunakan sarung tangan oven sesuai

dengan kegunaannya pada suhu 105oC.

9. Ditunggu pemanasan selama 1 jam kemudian oven dimatikan.

10. Dibuka oven dan diambil alat-alat yang telah dipanaskan dari dalam oven

menggunakan sarung tangan oven.

11. Dipindahkan alat-alat ke dalam sterilizer.

12. Ditutup sterilizer dan ditunggu selama 15 menit.

Page 9: Laporan Sterilisasi

9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 4.1 Jenis dan Fungsi Alat

No. Nama Alat Fungsi1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

Labu erlenmeyer

Cawan petri

Tabung reaksi

Pipet tetes

Oven

Sterilizer

Gunting

Rak tabung reaksi

Sprayer

Botol semprot

Sarung tangan karet

Masker

Sarung tangan oven

Sikat tabung reaksi

Spons

Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan dan untuk meracik dan menghomogenkan bahan komposisi media, menampung aquadest.

Untuk membiakkan mikroorganisme. Medium dapat dibuang ke cawan bagian bawah dan bagian atas sebagai penutup.

Untuk Uji coba biokimia dan menumbuhkan mikroba.

Untuk memudahkan larutan namun dengan volume yang tidak diketahui.

Mensterilkan alat-alat dengan udara panas kering pada suhu tinggi dengan aliran listrik.

Mensterilkan alat-alat agar tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme lain.

Untuk memotong aluminium foil.

Tempat menaruh tabung reaksi.

Untuk menyemprotkan bahan desinfektan.

Sebagai wadah aquadest.

Untuk menjaga tangan agar tetap steril.

Untuk menghindari kontaminan alat dari mulut.

Untuk menjaga tangan dari panas oven.

Untuk mencuci tabung reaksi.

Untuk mencuci alat-alat dengan sabun.

Page 10: Laporan Sterilisasi

10

4.2 Pembahasan

Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari

segala macam bentuk kehidupan tentang mikroba. Ada tiga jenis sterilisasi, yaitu

sterilisasi secara fisika, sterilisasi secara kimia dan sterilisasi secara mekanik. Sterilisasi

secara fisika misalnya dengan penggunaan saringan atau filter. Sterilisasi secara kimia

misalnya dengan menggunakan desinfektan, alkohol dan sebagainya. Sterilisasi secara

mekanik misalnya dengan pemanasan, radiasi sinar ultra violet, sinar X, sinar gamma

dan sebagainya. Prinsip kerja sterilisasi yaitu setiap alat yang digunakan dan prosesnya

dapat dilakukan secara pemanasan dan uap air bertekanan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi yaitu sebagai berikut:

1. Materi penyusun alat/bahan yang disterilkan.

Materi penyusun suatu alat akan mempengaruhi daya tahan alat tersebut.

Ketahanan alat/bahan inilah mempengaruhi keefektifan suatu proses sterilisasi,

apabila materi penyusun alat/bahan tersebut tidak tahan panas maka sterilisasi tidak

akan efektif karena suhu sterilisasi tidak bisa tinggi.

2. Kondisi alat/bahan

Apabila suatu alat/bahan digunakan untuk interaksi langsung dengan

mikroorganisme pengotor, maka diperlukan waktu sterilisasi ekstra agar semua

jasad-jasad renik yang ada pada alat/bahan mati.

3. Ukuran wadah pensterilan

Semakin besar wadah pensterilan maka akan semakin sulit menjamin semua

permukaan terkena panas, sehingga kesterilan pun tidak bisa di jamin.

4. Ketahanan tubuh mikroba

Semakin tahan tubuh mikroba maka diperlukan perlakuan tambahan untuk

mensterilkannya, misalnya peningkatan suhu, pengendalian pH dan lain

sebagainya.

5. Suhu

Suhu yang digunakan disesuaikan dengan bahan yang akan disterilkan dan alat

yang digunakan untuk sterilisasi. Hal ini dikarenakan perbedaan jenis bahan alat

yang digunakan.

Page 11: Laporan Sterilisasi

11

6. Waktu

Alat atau bahan yang akan disterilkan tidak semua sama untuk perlakuan waktu

yang digunakan. Alat cenderung memerlukan waktu yang lebih lama daripada

bahan pada proses sterilisasi.

7. Kelembaban

Bahan yang akan disterilisasikan mempunyai tingkat kelembaban yang berbeda,

oleh sebab itu kelembaban harus disesuaikan dengan jenis bahan yang akan

disterilisasikan.

Pada praktikum sterilisasi alat metode pertama yang harus dilakukan yaitu mencuci

bersih kedua tangan dengan sabun dan air, kemudian disemprot dengan alkohol.

Sebelum mencuci tangan segala aksesoris yang berada di tangan harus dilepas, agar

tidak terjadi kontaminan saat proses sterilisasi. Setelah tangan kering digunakan sarung

tangan karet, ini dilakukan agar tidak terjadi kontak langsung antara tangan dengan alat

yang disterilkan. Lalu disiapkan alat dan dipisahkan sesuai kegunaannya dan

kondisinya, seperti tabung reaksi dan cawan petri. Dibersihkan alat dengan sabun,

dibilas dengan air dan aquadest. Lalu dikeringkan dengan menggunakan tissue,

disemprot dengan alkohol. Dibungkus dengan aluminium foil sesuai diameter alat. Sisi

mengkilap di letakkan di dalam, agar lebih banyak menghantarkan panas di dalam

tabung reaksi maupun cawan petri. Setiap alat yang telah terbungkus aluminium foil

diberi kertas label sesuai nama kelompok agar tidak tertukar dengan kelompok lain.

Kemudian dimasukkan ke dalam oven yang telah dipanaskan dengan suhu 105oC

selama 1 jam untuk sterilisasi. Dikeluarkan alat dari oven setelah 1 jam, kemudian

dimasukkan ke dalam sterilizer selama 15 menit.

Fungsi aluminium foil yaitu membungkus cawan petri dan tabung reaksi untuk isolasi

termal (penghalang dan reflektifitas), jadi panasnya tidak akan keluar dari alat-alat

yang akan disterilkan. Adapun tujuan dari membungkus bagian yang mengkilap agar

lebih cepat menghantarkan panas.

Faktor kesalahan pada praktikum kali ini yaitu tidak melepas aksesoris tangan saat

mencuci tangan, sehingga kemungkinan kecil masih terdapat bakteri pada aksesoris

Page 12: Laporan Sterilisasi

12

yang digunakan. Tidak bersih saat mencuci tangan sehingga masih ada mikroorganisme

pada tangan yang dapat menyebabkan gagalnya sterilisasi. Pada saat mengeringkan

tabung reaksi masih ada sobekan kecil tissue yang menempel pada alat tersebut. Pada

saat membungkus pipet tetes menggunakan aluminium foil masih ada permukaan pipet

tetes yang terlihat. Masih ada air yang belum kering pada alat-alat tersebut, yang

kemudian langung dibungkus dengan aluminium foil. Hal ini dapat menyebabkan

berkembangnya mikroba sehingga dapat menggagalkan proses sterilisasi.

Page 13: Laporan Sterilisasi

13

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Praktikum sterilisasi kali ini dilakukan dengan cara mensterilkan terlebih dahulu

tangan dengan cara dibilas dengan aquadest setelah dicuci tangan dengan sabun.

Kemudian disemprot tangan dengan alkohol 75% dan di keringkan, setelah itu

menggunakan sarung tangan karet untuk mensterilkan alat dengan alkohol. Setelah

kering ditutupi dengan aluminium foil dan diberi label. Setelah itu alat-alat di

masukkan ke dalam oven dan ditunggu selama 1 jam. Setelah itu dikeluarkan dan

dimasukkan ke dalam sterilizer selama 15 menit.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi yaitu sebagai berikut:

1. Materi penyusun alat/bahan yang disterilkan.

Materi penyusun suatu alat akan mempengaruhi daya tahan alat tersebut.

Ketahanan alat/bahan inilah mempengaruhi keefektifan suatu proses sterilisasi,

apabila materi penyusun alat/bahan tersebut tidak tahan panas maka sterilisasi tidak

akan efektif karena suhu sterilisasi tidak bisa tinggi.

2. Kondisi alat/bahan

Apabila suatu alat/bahan digunakan untuk interaksi langsung dengan

mikroorganisme pengotor, maka diperlukan waktu sterilisasi ekstra agar semua

jasad-jasad renik yang ada pada alat/bahan mati.

3. Ukuran wadah pensterilan

Semakin besar wadah pensterilan maka akan semakin sulit menjamin semua

permukaan terkena panas, sehingga kesterilan pun tidak bisa di jamin.

4. Ketahanan tubuh mikroba

Semakin tahan tubuh mikroba maka diperlukan perlakuan tambahan untuk

mensterilkannya, misalnya peningkatan suhu, pengendalian pH dan lain

sebagainya.

5. Suhu

Suhu yang digunakan disesuaikan dengan bahan yang akan disterilkan dan alat

Page 14: Laporan Sterilisasi

14

yang digunakan untuk sterilisasi. Hal ini dikarenakan perbedaan jenis bahan alat

yang digunakan.

6. Waktu

Alat atau bahan yang akan disterilkan tidak semua sama untuk perlakuan waktu

yang digunakan. Alat cenderung memerlukan waktu yang lebih lama daripada

bahan pada proses sterilisasi.

7. Kelembaban

Bahan yang akan disterilisasikan mempunyai tingkat kelembaban yang berbeda,

oleh sebab itu kelembaban harus disesuaikan dengan jenis bahan yang akan

disterilisasikan.

c. Sterilisasi berfungsi untuk menghilangkan seluruh mikroorganisme yang ada pada

atau dalam suatu benda, agar benda itu lebih aman untuk digunakan khususnya

pada dunia kesehatan maupun pada percobaan-percobaan mikrobiologi.

5.2 Saran

Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya mengenai metode sterilisasi, dapat lebih

bervariasi dan dalam melakukan sterilisasi ini digunakan teknik-teknik sterilisasi yang

bermacam-macam agar praktikan mampu membandingkan dan mengetahui kelebihan

dan kekurangan dari teknik-teknik yang digunakan tersebut.